59
PENDAHULUAN A. TINJAUAN UMUM Geologi merupakan suatu disiplin ilmu yang menyelidiki lapisan-lapisan batun yang ada dalam kerak bumi. Sebagai salah satu ilmu kebumian, geologi mempelajari segala sesuatu yang mencakup berbagai aspek gejala, proses, dan mekanisme ataupun sifat-sifat yang ada di permukaan bumi dengan hubungan sebab-akibat dalam lapisan kulit bumi. Untuk itu diperlukan pengetahuan deskriptis dan logika penalaran yang benar. Dalam suatu proses perkembangan bumi selalu dikontrol oleh dua kekuatan besar yang terus-menerus berlangsung dengan tiada berkeputusan, yaitu kekuatan asal luar (tenaga eksogen) dan tenagga asal dalam (tenaga endogen). Kedua kekuatan itulah yang menyebabkan bentuk roman muka bumi mampu berubah-ubah sepanjang sejarah geologi. B. MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTIKUM Maksud praktikum geologi fisik adalah merupakan salah satu syarat kurikulum semester II di Jurusan Teklnik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi “AKPRIND” Yogyakarta. BAB 1

Penda Hulu An

  • Upload
    oknis

  • View
    26

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendahuluan

Citation preview

Page 1: Penda Hulu An

PENDAHULUAN

A. TINJAUAN UMUM

Geologi merupakan suatu disiplin ilmu yang menyelidiki lapisan-lapisan batun yang ada

dalam kerak bumi.

Sebagai salah satu ilmu kebumian, geologi mempelajari segala sesuatu yang mencakup

berbagai aspek gejala, proses, dan mekanisme ataupun sifat-sifat yang ada di permukaan

bumi dengan hubungan sebab-akibat dalam lapisan kulit bumi. Untuk itu diperlukan

pengetahuan deskriptis dan logika penalaran yang benar.

Dalam suatu proses perkembangan bumi selalu dikontrol oleh dua kekuatan besar yang

terus-menerus berlangsung dengan tiada berkeputusan, yaitu kekuatan asal luar (tenaga

eksogen) dan tenagga asal dalam (tenaga endogen). Kedua kekuatan itulah yang

menyebabkan bentuk roman muka bumi mampu berubah-ubah sepanjang sejarah geologi.

B. MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTIKUM

Maksud praktikum geologi fisik adalah merupakan salah satu syarat kurikulum semester

II di Jurusan Teklnik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi

“AKPRIND” Yogyakarta.

Tujuan praktikum geologi fisik adalah agar dapat memahami berbagai aspek dasar kajian

ilmu kebumian (ilmu geologi khususnya).

C. MATERI PRAKTIKUM

Materi praktikum yang diharapkan dapat terpenuhi secara komprehensif, antara lain

meliputi :

1. Pengenalan Mineral

2. Pengenalan Batuan Beku

3. Pengenalan Batuan Sedimen

4. Pengenalan Batuan Metamorf

5. Pengenalan Fosil

BAB1

Page 2: Penda Hulu An

6. Peralatan Geologi Lapangan

7. Pengenalan Peta Topografi

8. Aplikasi Peta Topografi Terhadap Morfologi & Struktur

(Pengantar Geomorfologi & Geologi Foto + Geologi Struktur)

Page 3: Penda Hulu An

DASAR-DASAR MINERALOGI

A. Pengertian

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral,

atau benda padat homogen, yang mempunyai rumus kimia tertentu dan biasanya

terbentuk oleh proses alam secara anorganik.

Mineral ada yang merupakan unsur bebas dan ada yang meerupakan bentuk

persenyawaan (Leet & Judson, 1969)

Mineral sebagai unsur bebas (elemen), contoh:

Cu Cumprum Coper Tembaga

Au Aurum Gold Emas

Fe Ferrum Iron Besi

Ag Argentum Silver Perak

S Sulfur Sulfur Belerang

C Carbon Diamond Intan

C carbon Graphite Grafit

Sebagai catatan bahwa intan dan grafit merupakan mineral allotropi yaitu mineral

yang mempunyai rumus kimia dan sifat-sifat kimia yang sama, tetapi mempunyai

sifat fisis yang berbeda. Mineral sebagai bentuk persenyawaan (compounds) dapat

digolongkan sebagai berikut:

1. Persenyawaan Oksida :

SnO2 = Casiterite H2O = Air

Al2O3 = Corundum Fe3O4 = Magnetite

Fe2O3 = Hematite

2. Persenyawaan Silfida :

Cu2S = Calcosite Fe S2 = Pyrite

PbS = Galena ZnS = Spalerite

BAB

2

Page 4: Penda Hulu An

3. Persenyawaan Karbonat :

CaCO3 = Calsite

Ca,Mg ( CO3 ) = Dolomit

Mg CO3 = Magnesite

4. Persenyawaan Sulfat :

CaSO4 = Anhydrite

CaSO4 2H2 = Gypsum

5. Persenyawaan Non Ferro Magnesian Silika :

SiO2 = Quarts

K Al Si3 O4 = Orthoklase

Ca (Al2 Si2 O8) = Anorthite

Na (Al Si3 O8) = Albite

K AlSi3O10 (OHF) = Muscovite (mika putih)

6. Persenyawaan Feromagnesian Silika :

K2 ( Mg Fe )2 (OH)2 (Al Si3 O10 ) = Biotit

(Mg Fe)2 SiO4 = Olivin

Ca2 (MgFeAl)5(OH)2(Si Al)4 O11) = Hornblende

Ca(MgFe)(SiO3)2((Al Fe)2O3) =Augite

B. Sifat-sifat Fisik Mineral

Mineral-mineral pembentuk batuan biasanya dapat dikenal atau dibedakan dengan

sifat-sifat fisiknya yang meliputi :

1. Belahan (Clevage)

Kecendrungan mineral membelah diri satu arah atau lebih.

Contoh : Muscovite dan biotit, belahan satu arah dan dapat terbelah menjadi

lempeng-lempeng tipis.

Page 5: Penda Hulu An

Augit, belahan dua arah yang tegak lurus.

Hornblende, belahan dua arah yang tidak tegak lurus.

Calcite, belahan tiga arah yang tidak saling tegak lurus.

2. Pecahan (Fracture)

Mineral dapat berubah melalui arah bidang belahan dan ada juga yang terbelah

secara tidak teratur. Macam-macam pecahan ersebut adalah:

Concoidal : Pecahan yang permukaan bidang pecahannya melengkung seperti

kulit kerang.

Contoh : Kuarsa, opsidian

Even : Pecahan yang permukaan bidangnya rata.

Contoh : Batugamping litografi

Uneven : Pecahan yang permukaan pecahannya tidak rata.

Contoh : Garnet, Hematit

Hackly : permukaan bidang pecahan yang pecah tajam-tajam dan tidak

teratur.

Contoh : Copper

Splintery : Pecahan seperti berserat atau berserabut.

Contoh : Pektolit

Earthy : Pecahan tidak teratur dan seperti tanah.

Contoh : Kaolin

3. Warna (Color)

Idiokromatik : Warna yang konstan (tetap)

Contoh : Olivin (hijau); Almandin (merah); Azurite (biru);

Rhodonite (merah).

Allochomatic : warna yang bermacam-macam akibat pengotoran

Contoh : Orthoclase (kuning); Tourmalin (hijau).

4. Bentuk (Form)

Benuk mineral ada dua:

1. Regular=Isometrik=kubus: mempunyai 3 sumbu simetri a,b dan c; di mana

a=b=c dan saling tegak lurus. Contoh: Galena (PbS), Halite (NaCl), Pyrite

(FeS).

Page 6: Penda Hulu An

2. Tetragonal=Balok: mempunayi 3 sumbu simetri a, b dan c; a=b≠c atau a≠b=c

serta semua sumbu saling tegak lurus. Contoh: Zircon (Zr SiO4).

3. Hexagonal: mempunyai 4 sumbu simetris a,b,c dan d; dimana a=b=c

membentuk sudut 60o; a,b,c terletak pada bidang datar, sedang d tegak lurus

bidang datar tersebut yang menembus pada titik potong sumbu a,b,c;

d≠a=b=c. Contoh: Quartz (SiO2), dan calcite (CaCO2).

4. Orthorombic=Rombis: mempunyain 3 sumbu a,b dan c; dimana a≠b≠c serta

semua sumbu saling tegak lurus. Contoh: Topas (Al2SiO4(FOH)2), enstatite

(Mg2(Si2O6)), hypersthene ((Mg,Fe)2(Si2O6)).

5. Monoclinic=Monoclin: mempunyai 3 sumbu a,b dan c; di mana a≠b≠c; a

tegak lurus b dan kedunya terletak dalam satu bidang datar, sedangkan sumbu

c tidak tegak lurus bidang tersebut. Contoh: Augite (Ca(Mg,Fe) (SiO3)2

((Al,Fe)2 O3)x).

6. Triclinic=Triklin: mempunyai 3 sumbu a,b dan c; di mana a≠b≠c; a,b dan c

saling tidak tegak lurus. Contih: Albite (Na(AL Si3O8)), anorthite

(Ca(Al2Si2O8).

5. Cerat (Streak)

Cerat (streak) adalah warna mineral dalam bentuk bubuk, ini dapat didapatkan

dengan cara menggoreskan mineral pada keping porselin atau ditumbuk. Cerat

yang mempunyai warna yang tetap walaupun warna mineral berubah-ubah.

Contoh: Cerat hematit merah kecoklatan, cerat augite abu-abu hijau, cerat

orthoklas putih.

6. Kilap/Kilat (Luster)

Kilap adalah kenampakan mineral yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya yang

diterimanya. Dibagi dua kelompok:

a. Kilap logam (metallic luster)

Contoh: Galena, pyrite, magnetite, chalcopyrite.

b. Kilap bukan logam (nonmetallic luster)

Contoh: Kilap intan (adamatic luster): Intan. Kilap kaca (vitreous luster):

Quartz, Calcite. Kilap sutera (silky luster): Asbestos. Kilap damar (resinous

Page 7: Penda Hulu An

luster): Sphalerite. Kilap mutiara (pearly luster): Dolomite. Kilap lemak

(greasy luster): Talc

7. Kekerasan (Hardness)

Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap goresan. Biasnya mineral yang

diuji dibandingkan dengan mineral yang sudah menjadi standar kekerasan (skala

kekerasan) yaitu skala kekerasan dari mosh.

Skala kekrasan menurut mosh:

Skala

Kekerasan

Mineral Rumus

hapalan

1 Talc (H2Mg3(Si O3)4) Tal

2 Gypsum (Ca SO4 2H2O) Gip

3 Calcite (Ca CO3) Cal

4 Fluorite (Ca F2) Flu

5 Apatite (Ca F2 Ca2(PO4)2) Ap

6 Orthoclase (K Al Si3O8) Or

7 Quartz (SiO2) Kuar

8 Topas (Al2SiO2(FOH)2) Top

9 Corundum (Al2O3) Cor

10 Diamond (C) Dia

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka dibawah ini akan disajikan

beberapa standar kekerasan sebagai berikut; kuku jari = 2,5 uang logam tembaga

= 3; pisau baja = 5,5 – 6; pecahan kaca jendela = 5,5 – 6.

8. Berat Jenis (Spesific Garvite)

Cara pengukuran berat jenis suatu mineral ada beberapa macam cara anata lain:

dengan Piknometer, gelas ukur, atau neraca air.

Secara umum pengukuran berat jenis adalah:

1. Mineral ditimbang, misal x gram

2. Mineral di dalam air ditimbang, misal y gram

Berat mineral – berat volume air = vol butir mineral tsb.

Page 8: Penda Hulu An

Berat x

BJ=

Berat x – Berat y

PENGENALAN

BATUAN BEKU

Batuan adalah bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat/kumpulan

mineral yang telah mengeras. Batuan di alam ada 3 macam yaitu batun beku, batuan sedimen,

dan batuan metamorf. Untuk bab 3 khusus dibahas batuan beku.

A. Pendahuluan

Batuan beku adalah penyusun bumi terbesar, terjadi karena pembekuan/pendinginan

magma jauh dibawah permukaan bumi, dekat permukaan atau di peermukaan bumi.

Batuan beku yang terbentuk jauh dari permukaan bumi disebut batuan beku plutonik,

yang dekat dengan permukaan bumi disebut batuan beku hypabisal, sedang batuan beku

yang terbentuk di permukaan bumi disebut batuan beku volkanik.

B. Cara Pemerian Batuan Beku

Diskripsi batuan beku meliputi:

1. Tekstur

2. Struktur

3. Komposisi

BAB

3

Page 9: Penda Hulu An

1. Tekstur : dapat ditunjukkan oleh derajat kristalisasi, granuralitas, fabrik dan

hubungan kristal.

a. Drajat Kristalisasi terbagi menjadi 3 macam :

1) Holokristalin : Batuan yang terdiri dari masa kristal seluruhnya.

2) Hipokristalin : Batuan yang terdiri dari sebagian masa kristal dan sebagian

lagi masa gelas.

3) Holohialin : Batuan yang terdiri dari masa seluruhnya.

b. Granularitas (Grain size) terbagi 2 macam :

1) Fanerik (Fanerokristalin): Kristal-kristalnya jelas, hingga dapat dibedakan

dengan mata biasa.

< 1mm Fine

1 – 5 mm Medium

6– 30 mm Coarse

>30 mm Very Coarse

2) Afanitik (Aphanitic): Kristal-kristalnya sangat halus, sehingga tidak dapat

dibedakan dengan mata biasa.

c. Bentuk kristal (Fabric) terbagi 3 macam:

1) Euhedral: Batas kristal-kristalnya terlihat jelas oleh bidang mineralnya.

2) Subhedral: Batas kristal sebagian tidak tampak

3) Anhedral: Batas kristalnya tidak tampak

d. Hubungan Kristal (Relasi) atau tekstur khusus: merupakan hubungan kristal

satu dengan kristal yang lain, dan dubagi 2 macam:

1) Ekuigranural: ukuran kristalnya relatif sama besar.

Yang termasuk dalam ekuigranural:

a) Panidiomorphic granural: bila mineralnya euhedral

b) Hipidiomorphic granural: bila mineralnya subhedral

c) Allotriomorphic granural: bila mineralnya anhedral

2) Inekuigranural: ukuran mineralnya tidak sama besar

Yang termasuk dalam inekuigranural:

Page 10: Penda Hulu An

a) Porfiritik: Fenokris dalan masa desar/matrik kristal-kristal kecil

(faneroporfiritik)

b) Vitroferik (Vitrophyric): Fenokris (mineral sulung) dalam masa

dasar/matrik gelas

c) Poilikitik: Fenokris diinklusi oleh mineral lain yang lebih kecil.

d) Glomeroporphyritic: Fenokris mengumpul.

2. Struktur, terlihat jelas dilapangan, sedangkan yang dilihat di laboratorium adalah:

a. Masif: tidak berlobang atau ada struktur aliran

b. Vasikuler: berlubang oleh pelepasan gas, lubang tertur

c. Skoria: berlubang besar tidak teratur

d. Amigdalodial: lubang gas terisi mineral

e. Xenolitis: batuan beku diinklusi pecahan batuan lain.

3. Komposisi mineral, didasarkan pada 3 macam:

a. Berdasarkan terbentuknya terdiri dari :

1) Mineral utama (Essential mineral): mineral penentu penamaan batuan.

Contoh: Kuarsa, felsfar, mika, amphibol, piroksin, atau olivin.

2) Mineral sekunder (Secondary mineral): mineral yang terbentuk dari mineral

primer yang mengalami proses pelapukan, hidrotermal atau metamorfisme.

Contoh: Kalsit, serpentin, klorit, serosit atau koalin.

3) Mineral tambahan (Accessorys mineral): mineral yang terbentuk oleh

kristalisasi magma (kehadiran mineral ini ± 5%). Contoh: hematit, magmatit,

kromit, apatit, zikron, rutil, atau ilmenit

b. Berdasarkan terang-gelap warna dibagi menjadi asam dan basa

1) Mineral asam (Felsic): Kaya akan silika dan alumina,warna cerah, mineral

cerah: kuarsa, feldspar (ortoklas), feldspar (plagioklas), atau muscovit (mika

putih)

2) Mineral basa (Mafic): Kaya akan basi, magnesium dan kalsium, warna

gelap, contoh: biotit (mika hitam), piroksin (augit), amphibol (hornblende)

atau olovin.

Page 11: Penda Hulu An

Perkacualian : Dunit (batu beku basa; warna terang) dan Obsidian (batu beku

asam; warna gelap)

c. Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan silika

No Jenis batu

beku

Kandungan

silika

1. Asam (acid) >66 %

2. Itermediate 52 – 66 %

3. Basa (basic) 45 – 52 %

4. Ultrabasa <45 %

Mineral-mineral yang menyusun batuan beku menurut Bowen tersusun dalam urutan kristalisasi

yang terkenal dengan nama Seri Reaksi Bowen.

Anortit

Olivin

Bitownit

1200oC

Piroksen Labradorit

Plagioklas

Andesin

Amfhibol

Oligoklas

Biotit

900o C Albit

Diskontinu Kontinu

Ultra Basa

Page 12: Penda Hulu An

Alkali Feldsfar

500oC Muskovit

Kuarsa

Kelompok batuan berdasarkan mineralnya :

Batuan Ultra Basa: (Olivin-Piroksin); Batuan Basa: (Olivin-Piroksin-Plag, Olivin-Plag, atau

Piroksen-Plag); Batuan Intermediet: (Piroksen-Hornblende-Plag, Hornblende-Plag,

Hornblende-Biotit-Plag.-<< Kuarsa.); Batuan asam: (Hornblende-Biotit-Muskovit-Kuarsa,

Biotit-Muskovit-K.Felspar-Kuarsa, atau Biotit-Muskovit-kuarsa).

Ciri-ciri Mineral Seri Bowen: Olivin (Hijau transparan, hijau tua, berbantuk butiran); Piroksin

(Hijau tua-hitam, dimensi besar, agak buram, berbentuk prismatik pendek/panjang); Hornblende

(Hitam, dimensi kecil, agak terang, prismatik, menyudut, berbutir kacil, jaraknya renggang);

Biotit (Hitam, mengkilap, terang, berlembar, mudah dicongkel); Muskovit (Putih, mengkilap,

terang, berlembar, mudah dicongkel); K.Felspar (Kemerahan-putih, keruh); Kuarsa (Trasparan-

bening, bentuk tak beraturan, berbutir).

Asam

Page 13: Penda Hulu An

PENGENALAN

BATUAN SEDIMEN

Batuan sedimen adalah batuan terbesar nomor dua setelah batuan beku. Kebanyakan tersingkap

di permukaan bumi. Sehingga seakan-akan batuan sedimen lebih banyak dari batuan beku.

A. Pendahuluan

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat litifikasi hancuran batuan lain

(dentritus) atau karena hasil proses kimiawi maupun biokimiawi.

Dibagi menjadi 2 macam berdasarkan atas asalnya:

1. Batuan sedimen klastik (testur klastik): batuan sedimen yang tersusun oleh hasil

hancuran (fragmen) bauan lain yang sudah ada terlebih dahulu (bauan asal) baik dari

batuan beku, sedimen, maupun metamorf. Umumnya telah mengalami transportasi

atau perpindahan.

2. Batuan sedimen nonklastik (testur nonklastik): bauan sedimen yang tersusun oleh

hasil reaksi tertentu, baik bersifat anorganis, biokimiawi, atau biologis. Umumnya

merupakan hasil litifikasi dari kolid, maka akan merupakan massa batuan yang

kristalin dan berbutir seragam, dan belum mengalami transportasi atau perpindahan.

B. Cara Penerian Batuan Sedimen Klastik

Pemerian batuan sedimen klastik didasarkan pada:

1. Tekstur

2. Komposisi mineral

3. Struktur

1. Tekstur meliputi:

a. Ukuran butir (grain size) dalam pemerian ukuran butir memakai skala yang

dibuat oleh Wentworth (1922).

BAB

4

Page 14: Penda Hulu An

Besar butir

(mm)

Nama fragmen Nama batuan

256

128 256

64 128

32 64

16 32

8 16

4 8

2 4

Boulder/bongkah

Large couble/brangkal

Small couble

Very large pebble

Lerga pebble/kerikil

Medium pebble

Small pebble

Granule

Breksi/

Konglomerat

1 2

1/2 1

1/4 1/2

1/8 1/4

1/16 1/8

Very coarse sand

Coarse sand

Medium sand

Fine sand

Very fine sand

Pasir/

Batupasir

1/32 1/16

1/64 1/32

1/128 1/64

1/256 1/128

Coarse silt

Medium silt

Fine silt

Very fine silt

Lanau/

Batulanu

1/512 1/256

1/1024 1/512

1/1024

Clay

Medium clay

Fine clay

Clay/lempung/

Batulempung

b. Drajat pemilahan (sortasi): keseragaman besar butir dalam batuan sedimen,

untuk pemilahan dipakai istilah:

1) Pemilahan baik (well sorted)

2) Pemilahan sedang (moderately sorted) dan

3) Pemilahan jelek (poorly sorted).

Page 15: Penda Hulu An

c. Kebundaran (rounding): nilai dari membulat atau meruncingnya butiran, untuk

kebundaran dipakai istilah:

1) Menyudut (angular)

2) Menyudut tanggung (subangular)

3) Membulat tanggung (subrounded)

4) Membulat (rounded)

5) Sangat membulat (well rounded)

d. Kemas: hubungan antara butir dalam mineral batuan sedimen, ada 2 macam:

1) Kemas terbuka, hubungan antar butiran materialnya tidak saling

bersinggungan.

2) Kemas tertutup, hubungan antar butiran materialnya saling bersinggungan

2. Komposisi mineral : dibedakan menjadi :

a. Fragmen: butiran yang besar, dapat sebagai butiran mineral, bautan atau fosil.

b. Matrik: butiran yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dan biasanya terletak

diantara fragmen.

c. Semen: bahan pengikat matrik dan fragmen. Ada 3 macam semen yaitu semen

karbonat (kalsit, dolomit), semen silika (kuarsa), dan semen oksida besi (siderit).

3. Struktur: merupakan tekstur dalam dimensi yang lebih besar, dimana umunya

berhubungan dengan unsur-unsur luar. Macam-macam struktur batuan sedimen:

a. Masif: apabila tidak terlihat struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm.

b. Perlapisan: terjadi karena adanya variasi warna, perbedaan besar butir, perbedaan

komposisi mineral ataupun perubahan macam batuan, terdiri atas:

1) Perlapisan sejajar: bidang perlaisan sejajar.

2) Perlapisan pilah (graded bedding): bergradasi halus ke kasar.

3) Perlapisan silang siur (current bedding): perlapisan yang saling

berpotongan.

4) Laminasi (lamination): perlapisan yang berukuran lebuh kacil dari 1cm.

5) Gelembur gelombang (ripple mark): struktur dimana pada permikaan bidang

perlapisan nampak bergelombang.

Page 16: Penda Hulu An

c. Berfosil: apabila tercirikan oleh kandungan fosil yang memperlihatkan orientasi

tertentu.

C. Cara Pemerian Batuan Sedimen Non Klastik: pemerian sama dengan di atas,

didasarkan pada:

1. Tekstur

2. Komposisi mineral

3. Struktur

1. Tekstur, meliputi:

a. Amorf (tidak kristalin)

b. Kristalin, didasarkan pada skala Wentworrth (1922)

Ukuran butir (mm) Nama butiran

>2 mm Kasar

1/16 – 2 Sedang

1/256 – 1/16 Halus

<1/1256 Sangat halus

2. Komposisi mineral: komposisis mineral sederhana, karena hasil kristalisasi dari

larutan kimia. Contoh: batu gamping (kalsit, dolomit), gypsum (mineral gypsum),

chert (kalsedon) dsb.

3. Struktur, karena terbentuk dari proses kimia ataupun organik, maka strukturnya ada

3 macam:

a. Berfosil (fosilliferous): terdiri dari fosil-fosil yang relatif masih utuh.

b. Oolitis: fragmen-fragmen klastik diselibungi oleh mineral non klastik (biasanya

mineral karbonat), dengan ukuran lebih kecil dari 2 mm dan bersifat konsentris.

c. Pisolitis: seperti oolitis, tapi ukurannya lebih besar dari 2 mm.

Page 17: Penda Hulu An

PENGENALAN

BATUAN METAMORF

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh perubahan tekanan dan temperatur yang

tinggi dalam kulit bumi dari batuan yang sudah ada, perubahan ini akan menimbulkan perubahan

tekstur, strukrtur, dan komposisi mineral. Faktor-faktor penyebab terjadinya metamorfosisime

adalah panas/temperatur/suhu, tekanan (pressure), tegangan (stress), shear, dan akivitas pelarutan

secara kimia.

Jenis-jenis metamorfose:

1. Metamorfose kontak/thermal/sentuh, ditemukan pada tepi-tepi tubuh batuan beku intrusi,

seperti batholit. Contoh:marmer, hornfles.

2. Metamorfose dislokasi, /kinematik, terjadi dekat zona deformasi yang intensif dan

dislokasi dditemuakan di sepanjang zona sesar.

3. Metamorfose regional, terjadi pada daerah yang sengant luas/ribuan kilometer pada

pegunungan lipatan. Terbentuk jauh di kedalaman kerak bumi. Muncul di permukaan

akibat pengangkatan dan erosi. Contoh: Sekis

A. Tekstur batuan metamorf

Terbagi menjadi:

1. Lepidoblastik, tekstur dimana mineral-mineral penyusun berbentuk pipih. Contoh:

sekis mika.

2. Nematoblastik, tekstur dimana mineral-mineral penyusun berbentuk prismatik

(piroksen, hornblende), contoh: sekis horblende.

3. Granoblastik, tekstur dimana mineral-mineral penyusun membutir/granuler (kuarsa,

felspar, kalsit). Contoh : kuarsit

4. Hornfelsik, tekstur yang tidak menunjukkan penjajaran, tetapi mineral-mineral

penyusun membutir/granuler. Contoh: hornfels.

BAB

5

Page 18: Penda Hulu An

B. Struktur batuan metamorf

Terjjadi sebagai penyesuaian dengan kondisis baru akibat tekanan dan temperatur. Ada 2

jenis struktur:

1. Struktur non foliasi, struktur yang tidak menunjaukkan adanya penjajaran mineral

dan batuan masif. Ini terjadi akibat batuan kontak dengan tubuh intrusi batuan beku,

batuana yang terbentuk biasanya berbutir halus. Dan batuan berasal dari batuan asal

yang mempunyai mineral tunggal seperti gamping, hingga tidak terbentuk mineral

baru tetapi kristal-krisatal yang kecil tumbuh lebih besar dalam tekstur interlocking

menjadi batuan baru. Contoh batu gamping jadi marmer

2. Struktur foliasi, menunjukkan penjajaran mineral. Ada 3 macam:

a. Slaty cleavage: struktur yang diekspresikan oleh kecendrunngan batuan metamorf

yang berbutir halus untuk membelah sepanjang bidangsub peralel yang

diakibatkan oleh orientsi penjajaran dari mineral-mineral pipih yang kecil seperti

mika, talk atau klorit. Contoh: slate/batusabak.

b. Schistosity: struktur sifatnya mirip dengan di atas, tetapi mineral-mineral pipih

kebanyakan lebih besar dan secara keseluruhan batuan metamorf ini tampak

menjadi lebih kasar/medium. Contoh: sekis.

c. Gneissic: struktur yang dibentuk oleh perselingan lapisan yang komposisinya

berbeda dan berbutir kasar (feldspar, kuarsa). Contoh: gneiss

C. Komposisi mkineral

Pada umumnya mineral yang terbentuk adalah kuarsa, mineral mika, feldspar, klorit,

amphibol, dan piroksin.

CONTOH URUTAN METAMORFOSE

Batuan Metamorfose Metamorfose Metamrfose

Sedimen Tingkat rendah Tingkat sedang Tingkat tinggi

Serpih Slate/Batusabak Sekis Gneiss

Batuan Asal Batuan metamorf yang

Page 19: Penda Hulu An

terbentuk

Berbutir keras:

Granit, Konglomerat, dan Gneiss Gnaiss

Berbutir sedang:

Tuff, Basal, Batupasir, Serpih, Sekis,

Slate

Sekis

Berbutir halus:

Felsit, Serpih, Tuff, Lanau Slate

Batugamping dan Dolomit Marmer

Batupasir kuarsa Kuarsit

Page 20: Penda Hulu An

PENGENALAN FOSIL

A. Pendahuluan

Definisi fosil adalah sisa/jejak/bekas hewan/tumbuhan yang hidup pada masa geologi

yang lampau yang terawetkan/tertimbun/tersimpan secara alamiah. Batas antara masa

lampau dan masa kini adalah pada awal holosen, atau kira-kira 11.000 tahun yang lalu.

Bagian ilmu geologi yang menguraikan penyelidikan dan interpretasi fosil adalh

paleontologi.

Penggunaan fosil yang sangat penting yaitu:

Untuk menentukan umur relatif suatu batuan dan menentukan keadaan lingkungan dan

ekologi batuan pada waktu terbentuknya.

Suatu makhluk hidup potensial menjadi fosil karena 2 faktor, yaitu: bahwa makhluk

hidup itu mempunyai bagian yang sangat keras dan terawetkan/tersimpan dalam batuan

sedimen atau material yang berbutir halus.

B. Jenis-jenis fosil

Berdasarkan tipe pengawetannya, fosil dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Fosil tidak terubah, semuua bagian organisme atau hewan yang terawetkan, baik

yang linak maupoun yang keras. Contoh: mammoth yang terawetkan di dalam es di

Siberia.

2. Fosil yang mengalami perubahan, dapat berupa:

a. Permineralisasi, fosil yang dimana pori-porinya terisi oleh mineral sekunder.

b. Replacement (penggantian), mineral sekunder mengganti semua material fosil.

Hasilnya hampir sempurna seperti jiplakan fosil asli.

c. Rekristalisasi, fosil yang sebagian atau keseluruhan material mengalami

rekristalisasi.

3. Fosil berupa fragmen, berupa fragmen dalam batuan sedimen yang dapat berubah

dan tidak berubah.

BAB

6

Page 21: Penda Hulu An

4. Fosil berupa jejak/bekas, fosil tidak hanya sisa kehidupan, tetapi juga jejak dari

kehidupan, sebagai tanda adanya kehidupan antara lain:

a. “Mold”, “Cast”, dan “Imprint”

“Mold” adalah cetakan dari fosil, cetakan luar diseb ut “external mold”, cetakan

dalam disebut “internal mold”.

“Cats” adalah mold yang terisi oleh mineral sekunder membentuk jiplakan fosil

aslinya secara kasar, bagian luar disebut “external cats”, bagian dalam disebut

“internal cats”.

“Imprint” adalah jejak di mana organisme terjebak dalam sedimen halus dan

dapat meloloskan diri.

b. “Track”, “Trail”, dan “Burrow”

“Track” dan “Trill” jejak pada permukaan organisme pada batuan sedimen lunak

yang berupa tapak dan seratan.

“Burrow” Jejak pemggalian lubang oleh organisme.

c. “Coprolite”. Kotoran hewan yang terdosilkan dan dapat dipakai untuk

mengetahui tempat/lingkungan hidupnya.

d. “Fosil kimia” jejak asam organik yang tersimpan dalam batuan prakambrium.

C. Cara Pengamatan Fosil

Fosil yang terdapat di alam mempunyai ukuran yang beragam, dari yang besar hingga

kecil, sehingga perlu alat untuk melihatnya.

Cara pengamatan dibagi 2 cara:

1. Makropaleontologi, pengamatan tidak perlu alat bantu(mikroskop)

2. Mikro paleontologi, pengamatan perlu menggunakan mikroskap.

Pada dunia organik kahidupan di alam dibagi menjadi 2 kelompok besar (kingdom) yaitu

animal/binatang dan plant/tumbuhan.Kerajaan besar ini dibagi lagi menjadi bagian-

bagian yang lebih kecil dengan urutan:

Kingdom

Phylum

Class

Page 22: Penda Hulu An

Order

Family

Genus

Spesies

Semakin ke bawah semakin banyak pembagiannya.

Page 23: Penda Hulu An

PENGENALAN PERALATAN

GEOLOGI LAPANGAN

Dalam melakukan pekerjaan lapangan seorang geologiawan harus mengeahui alat-alat geologi

lapangan. Yang paling utama adalah palu dan kompas. Palu digunakan untuk memecahkan

sempel batuan. Palu geologi ada dua jenis, palu batuan sedimen beratnya 0,7 – 1,2 kg, dan palu

batuan beku beratnya 1,8 kg. Peralatan lain adalah tas, peta, pita ukur, lensa pembesar, buku

catatn lapangan, penggaris, busur derajat,dab botol untuk larutan HCL. Peraltan lain yang

kadang-kadang diperlukan seperti altimeter, pedometer, dan stereoskop saku, dan tidak lupa

bekal makanan.

A. Kompas geologi

Ada beberapa model antara lain kompas Brunton (amerika), kompas Meridian (swiss),

kompas Chaix Universelle (prancis), dan kompas Silva (swedia).

Dipakai untuk menentukan arah, kemiringan lereng, kedudukan struktur perlapisan,

bidang sesar, bidang kekar, foliasi dan masih banyak lagi. Bagian kompas yang selalu ada

pada kompas geologi yang baik adalah lingkaran derajat, jarum kompas, dan klinometer.

Kompas yang sering dipakai oleh kita adalah kompas brunton yang lingkaran derajatnya

dibagi 0o – 360o anka 0o pada north (n), angka 90o pada east (e), angka 180o pada south

(s), angka 270o pada west (w) tipe ini disebut tipe azimuth.

1. Mengatur deklinasi, deklinasi adalah sudut yang terbentuk oleh Utara magnetik

(Magnetic North) dan Utara sebenarnya (True North), untuk itu kompas harus di

koreksi. Koreksinya adalah putar lingkaran derajat sebesar deklinasi yang ada pada

peta tempatkan pada indek pin. Yang mula-mulanya pada angka mungkin 0o.

TN N

MN

E W

S

BAB

7

Page 24: Penda Hulu An

2. Menentukan bearing, adalah arah kompas dari satu titik ke titik yang lainnya. Kompas

brunton, bearing ditunjukkan oleh arah sighting arm dan besarnya dapat dibaca pada

jarum Uutara kompas. Untuk membaca bearing dengan teliti, ada tiga hal yang harus

diperhatikan: (1) kompas harus dalam keadaan paras (level); (2) titik pandang harus

terpusat tepat pada objeknya; (3) jarum kompas harus terletak mendatar. Prosedur

pengukuran: (1) kompas dibuka hingga cermin, terbuka dan keluarkan sighting arm;

(2) pegang kompas sepinggang dan arahkan pada ojek; (3)masukkan objek pada

sighting arm yang berimpitan dengan axial line; (4) usahakan kompas dalam keadaan

level (masukkan gelembung air ke bull’s eye); (5) baca jarum Utaranya.

3. Menentukan jurus dan kemiringan bidang, jurus adalah garis yang dibentuk oleh

perpotongan bidang mendatar dan permukaan bidang yang diukur, sedangkan

kemiringan adalah kecondongan permukaan bidang yang tegak lurus jurus.

Pengukuran jurus dan kemiringan bidang pada bidang miring curam dan landai

berbeda. Pada bidang miring curam carany: (1) letakkan kompas yang bersisi East (E)

pada permukaan bidang dan dibaca; (2) gunakan kompas sebagai klinometer untuk

mengukur besarnya kemiringan bidang itu. Tepatkan tepi kompas pada bagian West

(W) dengan arah tegak lurus jurus dan putar tuas klinometer sampai keadaan level

dan dibaca. Pada bidang miring landai (kurang dari 10o) caranya; (1) carilah jurus

bidang yang diukur (garis mendatar pada bidang itu) dengan menggunakan kompas

sebagai klinometer, yaitu dengan meletakkan arah kemiringan nol pada bidang itu.

Beri tanda dengan garis pada permukaan bidang itu ditepi kompas dengan pensil.

Garis itu adalah bidang yang diukur; (2) selanjutnya tempelkan sisi kompas yang

tertulis East (E) tepat pada garis itu, baca dan catat angka yang ditunjukkan oleh

jarum Utara kompas; (3) gunakan kompas sebagai klinometer, letakkan tepi kompas

dengan arah tegak lurus jurus, kemudian putar tuas klinometer sampai keadaan level.

4. Menentukan kedudukan struktur garis, cara pengukurannya sebagai barikut; (1)

tempatkan tepi bunu catatan lapangan atau mapboard sepanjang struktur garis yang

diukur, pegang buku secara tegak, kemidian tempelkan sisi East (E) kompas pada

buku, baca angka yang ditunjukkan jarum utara dan dicatat, ini adalah trend struktur

Page 25: Penda Hulu An

garis; (2) gunakan kompas sebagai klinometer, dengan tempatkan kompas sepanjang

struktur, putar tuas klinometer sampai level dan dibaca angka kemiringannya.

5. Mengukur kemiringan lereng, pengukuran besar sudut lereng dapat dilakukan dengan

cara; (1) buka kompas dengan cermin membuka lebih kurang 45o terhadap kompas,

keluarkan sighting arm dan peep sight ditegakkan; (2) pegang kompas dalam suatu

bidang vertikal, dengan sighting arm ke arah mata; (3) lihat lewat jendela pembidik

(sighting window) dan temukan objek yang dicari. Apabila ditemukan, putar tuas

klinometer sampai level. Baca dan tulis yang ditunjukkan oleh klinometer, angka

tersebut adalah sudut lereng yang diukur.

B. Palu Geologi

Palu geologi secara kegunaannya dan jenisnya ada 2 macam palu. Palu pertama untuk

batuan yang keras yang disebut palu beku dengan berat 1,8 kg. Palu untuk batuan beku

mempunyai dua mata palu, yang salah satunya tumpul dan yang lainnya runcing, ini

digunakan untuk memecah batuan yang keras. Palu yang kedua untuk batuan lunak yang

disebut palu sedimen dengan berat 0,7 – 1,2 kg. Mempunyai kenampakan hampir sama

tetapi pada salah satu mata palunya mempunyai ujung yang pipih, ini digunakan untuk

mencongkel batuan yang lunak.

C. Peta Lapangan

Peralatan yang sangat perlu setelah kedua alat di atas adalah peta lapangan. Peta yang

yang digunakan biasanya adalah peta topografi yang mempunyai skala peta 1:25.000 atau

1:50.000.

D. Peralatan Lain

Adalah tas untuk tempat bekal dan catatan lapangan, lensa pembesar denagn pembesaran

5x dan 35x, larutan HCl 0,1 mol, dan alat lain yang diperlukan.

Page 26: Penda Hulu An

PENGENALAN

PETA TOPOGRAFI

Peta topograpi adalah suatu peta yang memperlihatkan kedaan bentuk, penyebaran roman

muka bumi dan demensinya.

A. Roman muka bumi ( earth features), meliputi:

1. Relief: perbedaan tingi rendah suatu tempat dengan tempat yang lain pada

suatu daerah dan juga curam atau landainya kemiringan lereng ( slope) yang

ada. Contoh; gunung ,bukit, lembah, tebing-tebing, punggungungan,atau

gawir-gawir.

2. Pola aliran / pola penyaluran/ drainage/ drainage pattrern:

Pola didepinisikan sebagai suatu keragaman didalam bentuk (shape), ukuran

(size) dan penyebaranya (distribution). Pola aliran emliputi jalan jalan air

yaitu kenampakan sungai, danau, rawa atau laut.

a. Dentritik( biasanya terdapat didaerah bebatuannya seragam denga

lampiran batuan yang horizontal)

b. Pararel

c. Trellis ( pada daerah lipatan)

d. Rectanggular( pada daerah kekar)

e. Radier ( pada daerah gunung api muda)

f. Annular

g. Contorted

3. Culture: semua hasil karya/ budaya manusia yabg terganbar dalam peta.

Meliputi desa, kota, jalan raya/ kereta api, perkebunan, atau persawaha.

B. Bagian peta topografi

Peta topografi yang baik dan yang lengkap didpatkan bagian bagian sebagai berikut:

BAB

8

Page 27: Penda Hulu An

1. Judul peta, umumnya memakai nama daerah atau pulau yang digambarkan oleh

peta tersebut dan diruliskan pada bagian tengah atas dari bagian peta yang

bersangkutan.

2. Nomor lembar peta/ indeks peta, ditilis pada bagian atas peta.

Contoh:

Peta topografi sekala 1:25.000; nomor lembar peta 43/XLI-a

Peta topografi sekala 1:50.000; nomor lembar peta 43/XLI-B

Peta topografi sekala 1:100.000; nomor lembar peta 43/XLI

3. Sekala peta, yaitu angka yang menunukkkan perbandingan antara jarak pada peta

dengan jarak sebenarnay dilapangan. Jarak yang dukur pada peta adalah merupakan

jarak horizontal, sehingga untuk mengetahui jarak yang sebenarnya harus dilihat

kemiringan lerengnya.sekala peta biasanya ditulis di bagian bawah peta.

a. Sekala fraksional ( refresentative praction skale) (RF): yaitu sekala yang

ditinjukkan dalam perbandingan bilangan pecahan. Kejelekkannya bila peta

diperbesar/ diperkecil aka menjadi tidak sesuai. Contoh; sekala 1:25.000,

sekala 1:50.000.

b. Sekala grafis (graphika scale): yaitu sekla yang ditunjukkan denag sebuah

garis yang dibagi dalam sebuah segmen-segmen. Kebaikannya bila peta

diperkecil, maka sekalanya ikut menggecil.

c. Sekala verbal ( verbal scale) yaitu sekala yang dinyatakan dengan satuan

jarak. Contoh: 1cm=10 km atau 1 inci=1mile

4. Arah utara, petunjuk arah utara dapat dilihat pada sisis kiri bawah bagian bawah

peta. Dalam hal ini dikenal 3 macam arah Utara yaitu;

a. Arah Utara sebenarnya ( true nort/TN): adalah arah yang sesuai denag arah

utara geografis 9 sumbu bumi0.

b. Arah Utara magnetik( magnetik north/MN) adalah arah yang sesuai dengan

arah utara kutub magnet bumi dan biasanya ditunjukkan denagn arah Utara

jarum kompas.

c. Arah Utara kotak (grid north (GN): arah yang sesuai dengan arah Utara

tepi peta.

Page 28: Penda Hulu An

Sudut ayang dibentuk antara TN dengan MN disebut diklinasi magnetik.

Sedangkan sudut antara TN dengan GN desebut diklinasi grid.

Diklinasi ini penting dalam penyusaian kompas geologi yang kan dipergunakan

untuk pengamatan lapangan didaerah yang bersangkutan. Pada umumnya arah

utara sebenarnya (TN) disejajarkan deangn pinggir peta(GN)

5. Kedudukan lembar peta terhadao lembar peta disekitaranya ( index to

edjoining sheets). Nomor peta penting untuk mengetahui peta daerah yang

bersangkutan dengan daerah sekitaranya. Contoh: pada tofografi sekala 1:25.000

dengan nomor lembar peta 45/XXLII-f,

6. Convarage diagram, adalh diagram ayng menunjukkan darimana dan bagaimana

peta di buata. Misalnya peta tersebut berasak dari poto udara, pengukuran

lapangan dari hasil sketsa, keteranagan ini sangat penting untuk memperkirakan

ketelitia peta tersebut.

7. Legenda, yaitu menernagkan tanda-tanda atau simbol-simbol yang ada pada peta

topografi.

8. Edisi peta. Ini diperlukan untuk mengetahui kapan ( tahun/ bulan) pembuatan

peta yang bersangkutan

9. Index administrasi , digunakan untuk mengetahui pembagian administrasi

didalam peta tersebut. Contoh peta propinsi DIY,A. Kabupaten Sleman dan B.

Kabupaten bantul

C. Cara Pengambaran Relief, ada 4 cara dala peta topografi:

1. Garis kontur, garis yang menghubngkan titik-titik pada permukaan bumi yang

mempunyai tinggi sama dengan garis pembanding pada permukaan bumi.

2. Garis hechures, garis lurus yang ditarik dari titik tinggi, kearah titik yang lebih

rendah di sekitarnya. Makin curam suatu pereng, makin rapat garis garaisnya. Ini

digunakan pada peta yang tidak memerlukan ketelititan tinggi, terutama pada peta

yang bersekala kecil.

3. Pewarnaan(tinting), yaitu memberi warna tertentu pada kisaran harga ketinggian

tertentu. Ini biasa digunakan pada peta bersekala kecil ( yang melingkupi daerah

luas)

Page 29: Penda Hulu An

4. Bayangan ( shading), yaitu dengan cara membuat bayangan dari tempat byangan

dari tempat yang lebih tinggi, dimana arah cahaya dari barat laut (North West).

Pengambaran relief yang paling baik adalah dengan garis kontur, karena cara

tersebut dapat menentukan/ mengetahui:

1. Ketinggian suatu tempat

2. Jarak sesungguhnya

3. Kemiringan lereng

D. Beberapa penggertian pada peta kontur

Garis lurus pada peta topografi adalah peroyeksi suaatu obyek(betagalam) yang dilihat

adari atas.

1. Garis kontur, garis yang menghubungkan titik yang mempunyai ketinggian

sama, diukur dari permukaan laut.

2. Interval kontur, jarak partikel antara dua garis kontur yang berurutan, besar

interval kuntur, jika ada keterangan pada peta potografi adalah 1/2000 X sekala

peta.

3. Index kontur, garis kontur pada peta topografi yang dicetak tebal. Umumnya

antara dua inde kontur terdapat 4 atau 9 garis kontur.

E. Sipat-sipat Garis Kontur

Merupakan gari lengkung yang tertutup dan berakhir pada tepi peta, tidak saling

berpotongan/bercabang, tidak akan bertemu atau menyambung dengan garis kontur yang

bernilai lain, akan rapat pada lereng yang curam/merenggang pada lereng yang landai,

akan meruncing kearah hulu bila melaluiilembah/ sungai, dan pada daerah depresi/

cekungan mempunyai garis kontur diberikan tanda sisir.

F. Pembuatan Propil Topografi

Terdapat: section linr ( garis yang menunjukkan arah perofil pada peta), end line ( garis

partikel yang membatasi bagian kiri dan kanan suatu perifil), dan base line ( batas bawah

dari suatu suatu profil/ garis horizontal). Berdsarkan berbandingan antara sekala vartikel

denga sekala horizontal terbagi 2 macam yaitu: (1) profil normal( profil yang bersekala

Page 30: Penda Hulu An

vartikel=sekla hirizontal) dan (2) profil eksagrasi/exsaggratid profile( perofil dengn sekla

pertikel> sekala horizontal).

G. Cara Pembuatan Perofil

1. Membuata arah / section line pada peta topografi,

2. Buat end line dan base line pada kertas lain, panjang base line sesuai sengan

panjang sayatan yang kan dibuat, panjang end line disesuaikan dengan ketinggian

relief pada peta.

3. Letakkan sepotong kertas sepanjang section line dan tandai kertas tersebut pada

tempat-tempat yang berpotongan dengan garis kontur.

4. Proyeksikan titik tersebut sesuai dengan harga ketinggian garis konturnya.

5. Hubngkan titik-titik hasil proyeksi tersebut.

6. Berikan keterangan bila profil melewatii puncak bukit,sungai atau nama daerah.

H. Menentukan Besarnya Lereng Tipografi

Dinyatakan dengan drajat atau persen(%). Besarnya lereng diketahui dari jarak 2 titik

beda ringginya . contaoh: dala suatu peta bersekala 1:25.000, jarak antara 2 titik A dan B

adalah 6 km, bila tinggi titik A adalah 2000 m dan tinggi titik B adalah 1000 m dari muka

air laut, maka

1000 m

Besar lereng=___________=tg α=.......

2000

α= .............

1000 m

besar lereng = ___________ X 100 %= .............%

2000 m

Page 31: Penda Hulu An

PENGENALAN

GEOLOGI STRUKTUR

Geologi struktur adalah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari tentang ilmu arsitektur

batuan, terutama yang diakibatkan oleh depormasi. Deformasi disebabkan oleh adanya gaya

yang bekerja pada tubuh suatu batuan. Gaya yang bekerja dapat dibagi menjadi 4 macam:

1. Tansion, gaya yang cendrung menarik pada arah yang berlawanan pada suatu garis.

2. Compression, gaya yang cendrung menekan pada arah yang berlawanan pada suatu garis.

3. Ouple, terdiri dari 2 gaya yang sama, dan bekerja pada arah berlawan dalam bidang yang

sama. Tetapi tidak sepanjang satu garis

4. Tarsion, gaya yang bekerja pada dua ujung benda dan berputar pda arah yanga

berlawanan atau memuntir.

Fault line( fault trace or fault outcrop), berpotongan sesar dengan permukaan bumi, berupa

garis lurus atau lengkung. Bidang sesar, bidang yang terbentuk karena akibat adanya rekahaan

yang mengalami pergeseran.

Klasifikasi sesar didsarkan pada geometri dan scara genetik.ada lima jenis klasidikasi bedasarkan

geometri yaitu:

1. Klasifikasi bedsarkan rake of net slip ( rake dari ner slip)

2. Klasifikasi bedasarkan attitude of fault relative to ttitude of adjecent beds ( kedudukan

relatif sesar terhadap kedudukan lapisan yang berdekatan).

3. Klasifikasi bedasarkan fault pattern (pola sesaar)’

4. Klasifikasi berdsarkan engel of dip of fault ( sudut kemiringan sesar)

5. Klasifikasi berdasarkan the apparent movement on the fault (gerakan relatif sesar).

Gaya yang bekerja pada batuan disebut “Stress” dan menyebabkan “Strain”. Strain biasa

“dilation” (volume berubah tetapi bentuk tetap), atau “distortion” (voluma dan bentuk

berubah). Deformasi melaui tiga tahap. Tahap pertama, deformasi “elastic”, materi kembali pada

semula bila stress hilang. Tetapi bila melebihi “elastik limit” maka benda tidak dapat kembali

BAB9

Page 32: Penda Hulu An

seperti semula, dan berlanjut dengan “plastic” dan timbulkan retakan yang akan berkembang

hingga patah (“rupture”).

Deformasi Elastic Plastic Rupture

Elastic limit

Fracture

3 TAHAP DEPORMASI

Struktur Geologi yang ada di alam ada 3 bentuk :

1. Kekar (Joint)

2. Sesar (Fault) dan

3. Lipatan (Folt)

A. Kekar (Joint)

Adalah retakan dalam batuan yang terjadi karena tekanan atau tarikan yang disebabkan

oleh gaya yang bekerja dalam kerak bumi, atau pengurangan/hilang tekanan, dan tidak

ada pergeseran. Kekar merupakan struktur batuan yang paling banyak dijumpai karena

pembentukannya tidak mengenal waktu. Kekar dikelompokkan pada 2 kelompok yaitu:

1. Kekar sistematik adalah kekar yang terbentuk oleh arah tertentu dan biasanya

berpasangan.

2. Kekar tak sistematik adalah kekar yang terbentuk oleh segala arah/acak dan tidak

berpasangan.

Kekar sistematik biasanya mempunyai dimensi ruang atau ukuran. Berdasarkan ukuran

kekar dibagi menjadi:

1. Micro joint ukuran 1 inci.

2. Mayor joint, dapat dilihat contoh setangan.

3. Master joint, ukurannya ± 100 feet.

Berdasarkan cara terjadinya kekar dapat dipisahkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Tension joint, kekar yang terbentuk akibat tarikan

2. Shear joint, kekar yang terbentuk akibat tekanan

3. Release joint, kekar yang terbentuk akibat pengurangan/hilangnya tekanan.

B. Sesar (Fault)

Page 33: Penda Hulu An

Adalah rekahan yang telah mengalami pergeseran. Ciri utama sesar adalah arah gerakan

yang berbeda sejajar dengan permukaan retakan. Pergeserannya dari beberapa cm sampai

kilometer. Kedudukan sesar ditentukan oleh strike dan dip yang diukur pada bidang sesar,

sama seperti pada waktu mengukur strike dan dip perlapisan dan kekar. Bagian-bagian

dari sesar adalah:

Strike, adalah garis horisontal yang merupakan perpotongan bidang horisontal dengan

bidang vertikal yang tegak lurus strike.

Dip, adalah sudut antara permukaan horisontal dengan bidang sesar diukur dalam bidang

vertikal yang tegak lurus strike.

Hade, sudut antara bidang sesar dan bidang vertikal.

Hanging Wall, blok yang terletek di atas bidang sesar.

Footwall, blok yang terletak di bawah bidang sesar.

Fault line (Fault trace or fault outcrop), perpotongan sesar dengan permukaan bumi,

berupa garis lurus atau melengkung.

Bidang sesar, bidang yang terbentuk akibat adanya rekahan yang menglami pergeseran.

Klasifikasi sesar didasarkan pada geometri dan secara genetic. Ada 5 jenis klasifikasi

berdasarkan geometri yaitu:

1. Klasifikasi berdasarkan rake of net slif (rake dari net slip).

2. Klasifikasi berdasarkan attitude of fault relative to attitude of adjacent beds

(kedudukan relatif sesar terhadap kedudukan lapisan yang berdekatan).

3. Klasifikasi berdasarkan fault pattern (pola sesar).

4. Klasifikasi berdasarkan angle of dip of fault (sudut kemiringan sesar).

5. Klasifikasi berdasarkan the apparent mavoment on the fault (gerakan relatif sesar).

Berdasarkan genetic klasifikasi dibagi 3 macam:

1. Sesasr naik (thrust fault or thrust), sesar dimana hangging wal ber gerak relatif

leatas terhadap footwall. Ada 3 katagori yang biasanya dikenal:

a. Reverce fault, thrust yangdip-nya lebih dari 45o

Page 34: Penda Hulu An

b. Thrust, dip kurang dari 45o

c. Overthrust, dip-nya kurang dari 10o

2. Sesar normal/turun (normal fault), sesar yang hangging awalnya bergerak retif

kebawah terhadap footwall.

3. Sesar mendatar/horizontal (strike slip fault/wrench fault),Sesar dengan

pergerakan sejajar strike sesar , komponen dip slipe lebih kecil dibanding dengan

komponen strike slipe

Ciri utama sesar, khususnya sesar normal yang mempunyai dip besar adalah adanya

serap. Pada peta topograpi, scrap yang diakibatkan sesar terlihat garis kontur yang lurus

dan rapat,dan dibawahnya mata air, atau danau kecil didasar fault scarp, terutama pada

blok-blok sesar miring ( sesar bongkah).

C. LIPATAN (Fold)

Adalah salah satu jenis yang paling umum dari deformasistruktur yang ditemukan dalam

rangkain pegunungan komplik dan sedikit terdefoemasi pada dataran rendah dan plateau’

struktur lipatan ( kompresi), atau dapat disebabkan oleh gaya yang arah nya vartikel.

Antiklin.adalah lipatan yang cembung keatas dengan sayap sayap yang miring

menjauhi sumbu. Antiklin dicirikan oleh batuan paling tua dalam inti atau pusat.

Sinklin. Adaalh lipatan yang cekung , menghadap keatas denagan sayap-sayapnya yang

miring kearah sumbu dan dicirikan oleh batuan paling muda di pusat.

Secara ideal subu lipatan horizontal,tapi biasanya miring condong yang disebut plunge

( penunjaman). Lipatan menunjam yang tererosi membentik pola singkatan zig-zag yang

khas atau pola singkapan berbentuk huruf “V”.

Page 35: Penda Hulu An

PENGANTAR GEOMORPOLOGI DAN

CITRAPENGINDRAAN JAUH (FOTO UDARA)

PENGANTARA GEOMORFOLOGI

A. Pendahuluan, geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentagalan atau bentuk

ruman muka bumi yang terjadi karena adanya kekuatan kekuatan yang bekerja dari luar

dan dalam bumi. Uraian bentagalan dalam suatu daerah biasanya berupa asal usul

bentagalam, faktor faktora yang mempengaruhi perkembangannnya, pengaruh iklim

terhadap perkembagan tersebut, proses oksogen yan bekrja dan tingkat

perkembangannya.

B. Proses Geomorfik, semua peribahan pisika dan kimia yang memberikan efek yang

berpariasi pada bentuk roma muka bumi. Proses geomorfik dibedakan menjadi:

1. Proses eksogenik. Proses yang bekerja pada dalam bumi dan mempengaruhi bentuk

bentegalam yang terjadi. Proses ini debedakan menjadi dua , yaitu:

a. Agradasi, proses pembentkkan bentuk-bentuk positif atau pengendapan.

b. Degradasi, proses pembentukkan bentuk negatif atau perendahan permukaan

tanah. Proses ini degradasi terdiri dari 3 proses utama, yait: pelapukan, erosi,

gerakan tanah.

Proses eksogenik yang bekerja dipermukaan buni dikerjakan oleh agen geomorfik,

yaitu media alam yang mengerjakan dan mengangkut material pada permukaan

bumi, agen geomorfik terdiri dari : angin, air, es.

2. Proses endogenik, peroses dari dalam bumi terdiri dari:

a. Diastropisme, proses deformasi besar-besararan dari dlam bumi. Proses ini

dibedakan menjadi:

1. Efirogenetik, yaitu pengangkatan dan penurunan kontinen atau subkontinen.

2. Orogenik, yaitu peroses pembentukan pegununggan

b. Volkanisme, yaitu peroses naik dan muncul magma di permukaan bumi.

Bentanggalam yang dapat terbentuk oleh proses-proses endogenik antara lain:

1. Pengunubgan lipatan (Folded montain), yaitu pegunungan yang terbentuk karena

struktur lipatan.

BAB

10

Page 36: Penda Hulu An

2. Pengunungan blok atau patahan (Block montain), yaitu pengunungan yang

terbentuk karena sesar turun yan banyak.

3. Gunung api, merupakan gunung yang terbentuk karena aktivitas volkanisme.

4. Proses ekstraterestial, proses yag berasal dari angkasa luar, misalnya: jatuhnya

mateorid di muka bumi. Bentengalam yang trbentuk oleh peroses dari

ekstraterestrial adalah kawah meteorit, yang terbentuk karena meteorit jauh di

prmukaan bumi.

C. Pelapukan, adalah proses yang menyebabkan bebatuan pecah dan mengalami

perubahan komposisi oleh kegiatan agen-agen asal luar seperti anggin, hujan, perubahan

suhu,tumbuhan dan bakteri, pelapkan secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis

yaitu:

1. Pelapukan fisik atau mekanik atau disintegrasi, yaitu perubahan pada batuan

yang menyebabkan prubahan volume atau ukuran tanpa meruba komposisinya.

2. Pelapukan kimia atau dekomposisi, yaitu perubahan pada bebatuan yang

menyebabkan perubahan komposisi kimia bebatuan , penyebab yang utama adalah

air hujan.

Hasil pelapukan bebatuan adalah tanah atau soil. Bentuk- bentuk hasil pelapukan

misalnya exfoliation dome ( kubah pengelupasan), yaitu bentuk kubah yang terjadi

karena pelapukan pisik yang mengelupas. Pelapuka membola adalahsalah satu bentuk

pelapukan mengelupas dengan bentuk seperti bola. Bejalan bertahap membentuk

lapisan tipis ( mengulit bawang) dengan inti yang bulat .

D. Gerakan tanah, adalah pergerakan masa batuan. Termasuk didalamnya tanah atau soil

dan rempah-rempah bebatuan , enuruni lereng, pergerakan tersebut semata-mata karena

gaya berat. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya gerakan tanah adalah :

1. Lerweng terlalu terjal

2. Beban terlalau berat

3. Bebatuan tidak kompak atau licin

4. Bebatuan retak karena kekar. Sesar, atau foliasi.

5. Curah huja yang besar

6. Gempa bumi.

Page 37: Penda Hulu An

Macam-macam gerakan tanah antara lain:

1. Creep atau rayapan, yaitu tanah yang bergerak sangat pelan. Cirinya antara lain

adalah pelengkuangn pohon, miringnya tiang tiang.

2. Solifluction yaitu campuran material kasar sampai halus yang bergerak karena

jenuh air

3. Fall( jatuhan), yaitu meluncurnya masa batua karena grafitasi tanfa bidang

peluncur ( jatuh bebas0

4. Slide, yaitu pergerakan massa dengan cepat melewati bidang peluncur.

5. Subsidence (amblesan), yaitu gerakan kebawah tanpa permukaan bebas.

E. Jenis-jenis bentegalam, berdsarka proses proses yang bekerja dipermkaan bumi baik

berasal dari luar maupun dari dalam bumi, maka terdpat bebrapa jenis bentagalam, antara

lain;

1. Bentangalam Fluviatil, bentangalam yang terbentuk karena aktivitas sunga.

2. Bentangalam Vulkanik, bentangalam yang trjadi akibat aktivitas gunung api.

3. Bentangalam Struktural, bentangalam diakibatkan karena terjadinya tektonik.

4. Bentangalam Karst, bentangalam yang terbentuk akibat proses pelarutan air.

5. Bentangalam Eolian, bentang alam yang terjadi karena aktifitas anggin.

6. Bentangalam Glasiasi, bentang lam yang terbentuk di daerah bersalju atau es.

7. Bentang Alam Pantai, bentang lam yang trdapat didaerah pantai

8. Bentangalam Denudasional, bentanglam yang disebabkan oelh proses kimiawi dan

fisika. Menyebabkan penelanjangan batuan/penggiksan bebatuan.

PENGENALAN POTO UDARA

A. Pendahuluan, poto udara merupakan poto permukaan bui(termasuk subyek benda

yang berada didalamnya), yang diperoleh dari pesawat udar , termsuk diseni peswat

terbang . balon dan stelit. Geologi citra pengindraan jauh ( Remote sensing geology )

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari geologi mengunakan citra (imege) hasil dari

pengindraan jarak jauh (remote sensing). Termasuk dalam pengertian ini adalah

mempelajari geolog dengan mengunakan poto udara.

Keuntungan mengunakan citra pengindraaan jauh dalam bidang pekerjaan geologi antara

lain:

Page 38: Penda Hulu An

1. Menghemat biaya

2. Pengunaan waktu lebih efesien.

3. Oto udra memberikan pandanagn tiga dimensi secara langsung dari permukaan bumi,

sehingga memberikan kenampakan yang lebih baik mengenai kondisi geologi, yaitu

mengenai struktur geologi, penyebaran batuan , gemorfologi serta tata guna lahan

darisuatu daerah penilitian.

B. Macam- macam Citra Pengindraaan Jauh, dibagi menjadi 2 yaitu citra poto dan non

foto.

1. Citra foto, yaitu citra yang diperoleh dengan meggunakan a;at pengindraaan berupa

kamera. Citra poto dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan: spectrum

elektromagnetik, kedudukan sumbu kamera, sudut medan pandang kamera dan

jumlah lensa atau jumlah kameranya.

2. Citra nonfoto. Adalah citra yang diperoleh dengan mengunakan lat pengindraan

bukan kamera dan umumnya mengunakan spektrum radar, bagian bagian spektrum

tanpak mata dan merah infra thernal. Dalam bidang geologi, citra pengindraan jauh

nonfoto yang umumnya dipergunakan misal: Citra SLAR, Citra LANDSAT, Citra

merah infra thermal, citra SIR-A dan SIR-B.

C. Pencitraan Foto Udara, pencitraan suatu daerah yang dilakukan dari dua kedudukan

pesawat yang brlainan akan menghasilkan dua poto yang brtampalan (overlap). Apbila

sepasang poto yang bertampalan ( poto pair) tersebut dilihat dengan streskop, maka akan

nampak citra daerah yang bersangkutan dalam bentuk dimensi, kenampakan 3 dimensi ini

dikenal dengan istilah stereomodel. Stereomodel sangat penting untuk tujuan pemetaan

geologi maupun penelitian lainnay yang mempergunakan poto udara . pertampalan

depan biasanya dibuat sebesar ±60%.bila tanpalan kurang dari 50% maka terdapat

daerah yang tidak terpoto dua kali. Sehingga tidak dapat terlihat meruang atau tiga

dimensi. Bila pertampalan depan lebih dari 60 % maka terlalu banyak poto yang

dihasilkan untuk suatu daerah tretentu, sehingga terlalu boros dalam pembiayaan

pencitraaan. Pertampalan samping umumnya dibuat ± 20 – 30% sehingga tidak ada

daerah yang tidak terekam serta berfungsi untuk perbuatan mosaik.

D. Faktor-faktor Interpretasi Foto Udara, ada dua faktor interpretasi yaitu:

Page 39: Penda Hulu An

1. Unsur dasar pengenlan citra, adalah tanda tanda yang karaktristik untuk benda-

benda tertentu, sehingga memungkinkan pengamat mengenal benda tersebut, yang

meliput:

a. Rona

b. Tekstur

c. Pola

d. Hubungan dengan keadaan sekitarnya

e. Bentuk

f. Ukuran

g. Bayangan

2. Unsur dasar penafsiran geologi, adalah gejala alam yang terlihat pada foto udara,

yang memberikan kemungkinan kepada orang untuk mengetahui keadaan geologi

suatu daerah. Gejala alam ini akan memberikan keterangan geologi yang berlainan

pada setiap orang, dan penafsiran ini bersifat subyektif. Maka banyak orang lihat

makin banyak keterangan yang diungkapkan, dan keterangan geologi akan makin

obyektif. Unsur ini dibagi menjadi:

1. Relief.

2. Pola penyaluran.

3. Tumbuhan penutup.

4. Kebudayaan.

E. Peralatan Interpretasi Foto Udara, yang diperlikan antara lain:

1. Foto udara, ukuran foto bermacam-macam. Foto udara pankromatik biasanya

berukuran 9 X 9 inchi (22,9 X 22,9 cm).

2. Stereoskop, adalah alat untuk melihat foto yang bertampalan, supaya nampak

meruang atau tiga dimensi. Ada beberapa macam stereoskop yaitu:

a. Stereoskop saku.

b. Stereoskop cermin.

c. Stereoskop kembar.

d. Interpretoskop.

e. Stereoskop prisma kembar.

Page 40: Penda Hulu An

3. Alat tulis menulis, dalam pekerjaan interpretasi foto udara, diperlukan beberapa alat

tulis menulis, yaitu:

a. Kertas kalkir yang tipis atau plastik transparan dengan ukuran 33 X 33 cm

b. Kertas HVS dan buku catatan

c. Penggaris

d. pensil

e. Penghapus

f. Isolasi atau selotape

g. Pensil warna atau spidol

Untuk acara pengenalan foto udara, mahasiswa diberi tugas antara lain:

1. Membuat sketsa foto udara dan stereoskop cermin dan menyebutkan bagian-bagiannya.

2. Menentukan pandangan tiga dimensi dua lembar foto udara.

3. Menentukan arah utara pada foto udara.