Upload
lydung
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA PENGARUH SIKLON TROPIS CEMPAKA
TERHADAP KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR
DIKABUPATEN WONOGIRI PROPINSI JAWA TENGAH ( 28 NOVEMBER 2017 )
Zauyik Nana Ruslana1 Sulistyowati2
Prakirawan dan Analis Data Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang
[email protected], [email protected]
1. PENDAHULUAN
Sebagai pendahuluan dalam analisis ini disampaikan beberapa sumber dari media massa
eletronik tentang kejadian banjir dan longsor di Kabupaten Wonogiri sebagai berikut :
KOMPAS.com - Sebanyak 40 rumah dilaporkan terendambanjir menyusul hujan selama 14
jam yang melanda KabupatenWonogiri, Jawa Tengah, Selasa (28/11/2017). Kendati demikian
dilaporkan tidak ada korban jiwa atau orang hilang dalam bencana banjir tersebut.
"Bencana alam akibat hujan selama 14 jam lebih mengakibatkan 15 rumah di Kecamatan
Nguntoronadi terendam. Selain itu, dilaporkan sekitar 25 rumah di Kecamatan Pracimantoro
terendam banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonogiri,
Bambang Haryanto kepada Kompas.com, Selasa ( 28/11/2017) siang.
Tak hanya banjir merendam rumah warga, Bambang menyebutkan, banjir menyebabkan jalan
antar-provinsi dan kecamatan terputus di Nguntoronadi. Selain itu, dilaporkan dua rumah rusak
di Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan Tirtomoyo akibat longsor pasca-hujan yang
mengguyur belasan jam di Wonogiri.
Menurut Bambang, pihaknya mendapatkan laporan beberapa pohon tumbang yang menimpa
rumah warga dan melintang jalan. Pohon tumbang mengakibatkan rumah dapur milik Surip,
warga Desa Pare, Kecamatan Selogiri rusak.
"Selain itu, dilaporkan talud tebing jalan di lingkungan Kerdu Kepik, Kelurahan Giripurwo,
Kecamatan Wonogiri longsor mengakibatkan ruas jalan tertimpa longsoran," ungkap Bambang.
Bambang menambahkan, Sungai Pakem di Desa Watuagung meluap mengakibatkan air mulai
merambah pemukiman di Dusun Jatirogo, Desa Balepanjang, Kecamatan Baturetno.
BPBD Wonogiri melakukan upaya assesment maupun penanganan dampak kejadian bencana.
Sementara untuk pengungsian sementara hanya yang berdampak banjir. Saat ini, kondisi di
lokasi banjir untuk sementara masih hujan dengan intensitas sedang.
Sumber:http://regional.kompas.com/read/2017/11/28/16311881/hujan-14-jam-di-wonogiri-40-
rumah-terendam-banjir-jalan-terputus
KOMPAS.com — Empat orang dilaporkan meninggal menyusul
bencana longsor dan banjir yang melanda KabupatenWonogiri, Jawa Tengah, Rabu
(29/11/2017).
Ketua Divisi Operasi Tim SAR Wonogiri Ashari Mursito Wisnu yang
dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (29/11/2017), membenarkan meninggalnya empat orang
dalam bencana longsor dan banjir.Dia menyebutkan, dua orang ditemukan di Tirtomoyo dan
dua lainnya di Manyaran.
"Saat ini tim sementara mengevakuasi empat jenazah di dua lokasi berbeda. Dua jenazah di
Tirtomoyo dan dua sisanya di Manyaran," kata Ashari.
Ashari mengungkapkan, dua korban meninggal di Tirtomoyo karena tertimpa tanah longsor.
Sementara dua warga lainnya ditemukan tak bernyawa lantaran hanyut terbawa banjir yang
terjadi di Dusun Batusari, Manyaran.
"Untuk identitas dua orang yang meninggal di Manyaran sudah diketahui, yaitu Painem (56)
dan Aditya (15)," ucap Ashari.
Sementara itu, identitas dua jasad yang tertimpa longsoran belum diketahui. Saat ini tim SAR
masih mengevakuasi dua jenazah dari lokasi tanah longsor.
Sumber : http://regional.kompas.com/read/2017/11/29/10462551/banjir-dan-longsor-di-
wonogiri-empat-orang-meninggal
REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Bencana banjir dan longsor terjadi di Kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah, pada Selasa (28/11). Bencana terjadi menyusul hujan deras yang terus
mengguyur Kabupaten Wonogiri sejak Senin (27/11) malam.
Petugas Sekretariat Palang Merah Indonesia (PMI) Wonogiri Haris Afandi mengatakan,
bencana banjir terjadi di dua titik lokasi, yakni di Desa Karangturi, Kecamatan Tirtomoyo dan
Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi.
Menurut Haris, banjir terjadi lantaran meluapnya Sungai Wiroko. Belasan rumah di dua desa
itu pun terendam air.
"Banjir dari tadi pagi, ini kami masih evakuasi belum ada pendataan. Rumah-rumah tergenang
semua ketinggian air sekarang sudah mencapai sepinggang orang dewasa," ujar Haris kepada
Republika.co.id pada Selasa (28/11).
PMI pun telah menyiagakan posko banjir di wilayah yang tak terdampak di Tirtomoyo.
Sebanyak lima personel dan satu unit mobil ambulans disiagakan untuk warga terdampak
banjir luapan Sungai Wiroko.
Sementara itu di saat yang sama, bencana longsor juga terjadi di Kecamatan Karangtengah dan
Kecamatan Selogiri. Meski tak menelan korban jiwa, namun longsor menyebabkan satu rumah
di Selogiri mengalami rusak. "Longsor juga pagi tadi, sudah dibantu warga merapikan,
pemiliknya juga sudah dievakuasi," kata Haris.
Saat ini, lanjut Haris, PMI bersama BPBD Kabupaten Wonogiri terus melakukan
penanggulangan bencana banjir yang melanda dua kecamatan di Wonogiri.
Sumber :http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/11/28/p045vf438-banjir-dan-
longsor-landa-wonogiri
WONOGIRI - Hujan yang turun sejak Senin (27/11) sore hingga Selasa (28/11) pagi membuat
sungai Tirtomoyo meluap. Dari pantauan Jawa Pos Radar Wonogirisetidaknya dua dusun di
Desa Kulurejo, Kecamatan Tirtomoyo terendam banjir.
Wahyudi, relawan gerakan pengurangan resiko bencana mengatakan ada dua dusun yakni
Dusun Sambeng dan Dusun Pencil, Desa Kulurejo, Kecamatan Tirtomoyo tergenang air. "Ada
belasan rumah terendam, ketinggian air beragam dari setinggi betis hingga setinggi paha orang
dewasa," ungkap Wahyudi kepadaJawa Pos Radar Wonogiri, Selasa (28/11).
Banjir juga menggenangi ruas jalan di wilayah Karangturi arah Tirtomoyo. Ketinggian air
diatas ban mobil membuat jalan tidak bisa dilalui.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri
Bambang Hariyanto mengatakan, bencana banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa lokasi.
Saat ini personel BPBD diterjunkan ke lokasi bencana.
"Kita masih melakukan pendataan dan menerjunkan tim untuk evakuasi dan distribusi
bantuan," katanya.
Sumber : https://www.jawapos.com/radarsolo/read/2017/11/28/30018/diguyur-hujan-dua-hari-
2-dusun-di-wonogiri-terendam-banjir
2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Satelit Cuaca dan Dinamika Atmosfer
Berdasarkan gambar satelit Himawari8 IR(gambar 1) tanggal 27 – 28 November
2017mulaijam00.00 UTC - 23.00 UTC memperlihatkan kejadian banyaknya awan-awan konvektif
(awan hujan) disekitar wilayah Jawa Tengah bagian tengah dan selatan.Adanya Wilayah tekanan
rendah di sebelah Selatan dari Propinsi Jawa Tengah atau Pulau Jawa (samudera Hindia) yang
berkembang intensif menjadi Siklon Tropis “Cempaka” sejak tanggal 26 November 2017 hingga
tanggal 28 November 2017 yang memiliki pengaruh besar terhadap pumpunan/konvergensi angin
yang membawa banyak uap air dari samudera hindia dan laut sekitar pulau jawa untuk proses
terjadinya awan tunggal(singgle cell cumolonimbus) hingga banyak awan (multi cell
cumolonimbus) awan hujan.
(a) (b)
Gambar 1.Citra satelit Himawari 8 IR(a)27November 2017, (b) 28 November 2017
Jam 00.00 UTC – 23.00 UTC Sumber :http://satelit.bmkg.go.id/IMAGE/HIMA/H08_EH_Jateng.png
Kemudian berdasar pada gambar satelit Himawari 8 Potensi Curah Hujan (gambar 2),Begitu besar
pengaruhnya dari Siklon Tropis Cempaka dengan posisi yang sangat dekat dengan daratan sebelah
selatan Propinsi Jawa Tengahsejak tanggal 27 November 2017 jam 00.00 -23.00 UTCpotensi curah
hujan bervariasi dari hujan lebat – sangat lebat di wilayah Kabupaten Wonogiri dimulai sejak jam
09.00 UTC (16.00 WIB) hingga tanggal 28 November 2017 jam 14.00 UTC (21.00 WIB).
(a) (b)
Gambar 2.Citra satelit Himawari 8 Potensi Hujan (a) 27 November 2017, (b) 28 November 2017
Jam 00.00 UTC – 23.00 UTC
Sumber :http://satelit.bmkg.go.id
B. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Nilai anomaly OLR (gambar 3) di sekitar wilayah Jawa Tengah sama antara dasarian 3 November
2017 dan pentad mulai tanggal 26 – 30 November 2017 yaitu -40 s.d >-60 W/m2. Nilai ini
menunjukkan tebal dan tutupan awan di wilayah Jawa Tengahpada dasarian umumnya terjadi pada
lebih besar dari pada rata-rata klimatologisnya. Nilai anomali negatif meliputi sebagian besar pulau
jawa dan Samudera Hindia Sebelah Selatan dari Pulau Jawa.
(a) (b)
Gambar 3.Anomali OLR (a) pentad tanggal 26 - 30 November 2017dan (b)dasarian tanggal 21 - 30
November 2017 Sumber :http://www.esrl.noaa.gov
C. Suhu Muka Laut (SST)
Nilai anomali rata-rata suhu muka laut(gambar 4) pentad pada 26–30November 2017 di sekitar
perairan samudera Hindia sekitar sebelah Selatan Jawa hingga Barat Laut Australia terdapat
semacam kolam panas bernilai positif 0.5 – 1.5 (hangat), sedangkan untuk rata-rata suhu muka laut
dasarian 3 November 2017 di sekitar perairan samudera Hindia sekitar sebelah Selatan Jawa hingga
Barat Laut Australia juga bernilai positif 0.3 – 1.5 (hangat).Nilai anomalypositif ini menunjukkan
kondisi laut hangat dan menambah peluang terbentuknya awan di sekitar wilayah Jawa Tengah
pada khususnya.
(a) (b)
Gambar 4.Anomali Suhu Muka Laut (a) pentad tanggal 26–30November 2017, (b) dasarian tanggal 21 –30
November 2017 Sumber :http://extreme.kishou.go.jp/itacs5/
D. Tekanan Udara Permukaan (MSLP/Mean Sea Level Pressure) dan MJO
.Nilai anomali Tekanan Udara Permukaan di sekitar wilayah Jawa Tengah dan sebagian besar
wilayah Indonesiapentad (26 – 30 November 2017 )umumnya bernilai Negatif sebesar -2 s.d>- 3
mb, dan untuk dasarian 3 November 2017 juga bernilai negatif yaitu > - 2 mb.Nilai Negatif ini
menunjukkan kondisi Tekanan lebih rendah dibandingkan nilai klimatologisnya dan sangat
berpengaruh terhadap penambahan pembentukan awan di sekitar wilayah Jawa Tengah (Gambar 5).
Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) pada tanggal 26 – 28 November 2017 pada fase 4
(kuadran 4) berada di benua maritim (maritime continent) yaitu wilayah Indonesia secara dinamika
atmosfer akan menambah potensi pembentukan uap air untuk proses terjadinya awan hujan di
wilayah Indonesia Barat termasuk Jawa Tengah pada khususnya (gambar 6).
(a) (b)
Gambar 5.Anomali Tekanan Udara Permukaan (a) pentad tanggal 25 - 30 November 2017dan
(b)dasarian tanggal 21 - 30 November 2017 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
Gambar6. MJO Phase Diagram tanggal 20 Oktober 2017–28 November 2017 Sumber :http://reg.bom.gov.au/climate/mjo/
E. Komponen Angin
Dari komponen angin pentad mulai tanggal 26– 30 November 2017(gambar 7) terpantau Daerah
Tekanan Rendah di sebelah Selatan Jawa yang tumbuh menjadi Siklon Tropis Cempaka, maka hal
ini sangat berpengaruh pada konvergensi pada wilayah Jawa tengah, sehingga menambah potensi
pertubuhan awan konvektif yang sangat intensif hingga berpotensi membentu awan-awan supercell
dan multicell. Demikian juga untuk komponen angin secara dasarian 3 November 2017 pusat
tekanan rendah terbentuk di Selatan Jawa, namun ada keunikan tersendiri dari komponen angin
secara pentad dan dasarian terdapat vorteks di Pulau Kalimantan yang berpengaruh pada
tertahannya angin dari utara untuk melintas ke ekuator menunju Selatan. Dan pembentukan awan-
awan konvektif di Jawa Tengah secara khusus dikarenakan oleh transport massa udara basah dari
sekitar Samudera Hindia.
(a) (b)
Gambar 7.(a) Anomali streamline pentad tanggal 26 – 30 November 2017, (b)Anomali
streamlinedasarian tanggal 21 – 30 November 2017
Sumber : http://extreme.kishou.go.jp/itacs5/
E.1 Siklon Tropis Cempaka
Sikon tropis cempaka (gambar 8) tumbuh sejak tanggal 26 November 2017 dan bergerak zig zag di
Samudera Hindia sepanjang Selatan Pulau Jawa, dampak besar untuk Jawa Tengah adalah curah
hujan Sangat Lebat hingga Ekstrim dan dibeberapa wilayah disertai dengan angin kencang terjadi di
Jawa Tengah Bagian Tengah dan Selatan, yang berakibat banjir dan longsor di beberapa kabupaten
di Jawa Tengah dengan banyak kerugian materi dan jiwa.
(a) (b)
Gambar 8.(a) Jalur pergerakan Siklon Tropis Cempaka, (b) streamline tanggal 28 November 2017 jam
12.00 UTC
Sumber :http://www.bmkg.go.id
E.2 Zonal (Timur-Barat)
Nilai anomali Komponen Angin Zonal(gambar 9) lapaisan 850 mb pentad (26 – 30 November
2017) dan dasarian 3 November 2017 di sekitar wilayah Jawa Tengah bernilai positif 6 s.d 10,
Kondisi ini menunjukkan Komponen angin lebih banyak didominasi dari arah barat dibanding
klimatologisnya.
(a) (b)
Gambar 9. Anomali Komponen Angin Zonal (a)pentad tanggal 26 – 30November 2017 dan (b) dasarian
tanggal 21 – 30 November 2017
Sumber :http://www.esrl.noaa.gov
E.3 . Komponen Angin Meridional (Utara-selatan)
Nilai anomali Komponen Angin Meridional (gambar 10) Lapisan 850 mb pentad (26 – 30
November 2017) dan dasarian 3 November 2017 di sekitar wilayah Jawa Tengah berkisar
antara-0.5 s.d 0.5. Nilai anomali Komponen Angin Meridional sama dengan
klimatologisnya.Berdasarkan pada gambar 9 dan 10 dapat dianalisis angin zonal (angin dari
arah barat) menunjukan anomali yang lebih dominan daripada komponen angin meridional.
(a) (b)
Gambar 10. Anomali Komponen Angin Meridional (a)pentad tanggal 26 – 30 November 2017 dan (b)
dasarian tanggal 21 – 30 November 2017
Sumber :http://www.esrl.noaa.gov
F. Data, Grafik dan Distribusi Curah Hujan (GIS dan GsMAP)
Berdasarkan pengukuran curah hujan (diukur dalam mm) menggunakan penakar hujan obs di
sebagian Pos Pengamat Curah Hujandi Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengahberupa pos hujan
kerjasama dapat terlihat dalam Tabel 1, dapat dijelaskan bahwa curah hujan di beberapa pos hujan
pengamatan terukur dengan intensitas curah hujan Hujan Sangat Lebat (> 100 mm/hari) sampai
ekstrim (> 150 mm/hari) pengukuran curah hujan tanggal 28 – 29 November 2017 (kejadian hujan
tanggal 27 – 28 November 2017) bertepatan dengan aktifnya Siklon Tropis Cempaka di Selatan
Jawa Tengah (Samudera Hindia Selatan). Kejadian curah hujan tertinggi pada pengukuran curah
hujan tanggal 29 November 2017 (kejadian hujan tanggal 28 November 2017) dengan curah
hujanekstrim >150 mm/hari di 6 titik pos hujan, curah hujan sangat lebat > 100 mm di 5 titik pos
hujan dan curahhujan ekstrim tertinggidasarian 3 November 2017 di 1 titik pos hujan yaitu
Giritontro Kabupaten Wonogiri sebesar 320 mm/hari.Sedangkan pengukuran curah hujan tanggal
28 November 2017 (kejadian hujan tanggal 27 November 2017) dengan curah hujan ekstrim >150
mm/hari di 1 titik pos hujan, curah hujan sangat lebat > 100 mm di 3 titik pos hujan dan curah
hujan lebat >50 mm di 2 titik pos hujan.
Tabel 1. Pengukuran Curah Hujan di Pos Pengamat Curah Hujan
Grafik 1. Perbandingan jumlah curah hujan Dasarian 3 November 2017 dengan normal dasariannya
Grafik 2.Perbandingan anomali curah hujan Dasarian 3 November 2017 dengan normal dasariannya
Dari grafik 1 dan 2perbandingan jumlah curah hujan dasarian III November 2017 dengan
normalnya di beberapa pos hujan di Kabupaten Wonogiri Sangat tinggidibandingkan dengan
normalnya (normal hujan umumnya dibawah 100 mm/dasarian), dengah jumlah curah hujan
tertinggi dalam dasarian III November 2017 di Giritontro yaitu 650 mm/dasarian. Dari
perbandingan anomali dan normal curah hujan dasarian III November 2017 secara umum positif
lebih tinggi dari normalnya, di beberapa pos hujan anomali curah hujannya > 100 mm/dasarian
kecuali Girimarto 140 mm/dasarian lebih rendah dibanding normalnya namun tetap anomali
positif.
Grafik 3. Perbandingan jumlah curah hujan pentad tanggal 26 – 30 November 2017 dengan normal pentad
Grafik 4. Perbandingan anomali jumlah curah hujan pentad tanggal 26 – 30 November 2017 dengan normal pentad
Pada grafik 3 dan 4perbandingan jumlah curah hujan pentad tanggal 26 - 30 November 2017
dengan normal pentadnya di beberapa pos hujan di Kabupaten Wonogiri lebih tinggi bahkan
lebih ekstrim dibandingkan dengan normalnya (normal hujan umumnya dibawah 50
mm/dasarian), dengah jumlah curah hujan tertinggi pentad 26 - 30 November 2017 di Giritontro
yaitu 446 mm/pentad. Dari perbandingan anomali dan normal curah hujan pentad 26 - 30
November 2017 secara umum positif lebih tinggi dari normalnya.
Grafik 5. Perbandingan jumlah curah hujan pentad tanggal 21 – 25 November 2017 dengan normal pentad
Grafik 6. Perbandingan anomali jumlah curah hujan pentad tanggal 26 – 30 November 2017 dengan normal pentad
Pada grafik 5 dan 6perbandingan jumlah curah hujan pentad tanggal 21 - 25 November 2017
dengan normal pentadnya di beberapa pos hujan di Kabupaten Wonogiri secara umum cukup
bervariasi, 7 pos hujan lebih tinggi dibanding normal pentadnya (Pracimantoro, Wuryantoro,
Batuwarno, Ngadirojo, Jatiroto, Baturetno dan Giritontro) dan 4 pos hujan lebih rendah
dibanding normal pentadnya (Purwantoro, Kismantoro, Selogiri dan Girimarto)dengah jumlah
curah hujan tertinggi pentad 21 - 25 November 2017 di Pracimantoro yaitu 189 mm/pentad. Dari
perbandingan anomali dan normal curah hujan pentad 21 - 25 November 2017 secara umum juga
bervariasi dengan norma pentadnya, yaitu 7 pos hujan dengan anomali positif terhadap normal
pentadnya (Pracimantoro, Wuryantoro, Batuwarno, Jatiroto, Ngadirojo, Baturetno dan
Giritontro)dan 4 pos hujan dengan anomali negatif terhadap normal pentadnya (Purwantoro,
Kismantoro, Selogiri dan Girimarto).
(a) (b)
Gambar 11.(a) wilayah terdampak banjir dan longsor, (b) distribusi curah hujan dasarian 3 November
2017 di wilayah Kabupaten Wonogiri
Dari peta distribusi curah hujan (gambar 11) di wilayah Kabupaten Wonogiri untuk dasarian III
November 2017 disimpulkan bahwa curah hujan Tinggi (151 – 300 mm/dasarian) – Sangat Tinggi (>
300 mm/dasarian). Dengan curah hujan yang sangat tinggi tersebut mengakibatkan dampak yang begitu
tinggi hingga terjadi banjir dan longsor hampir diseluruh wilayah Kabupaten Wonogiri.
3. KESIMPULAN DAN PENUTUP
Kejadian banjir dan longsor di Kabupaten WonogiriPropinsi Jawa TengahBerdasarkan gambar
satelit Himawari8 IR(gambar 1) tanggal 27 – 28 November 2017mulaijam 00.00 UTC - 23.00 UTC
memperlihatkan kejadian banyaknya awan-awan konvektif (awan hujan) disekitar wilayah Jawa
Tengah bagian tengah dan selatan.
.Adanya Wilayah tekanan rendah di sebelah Selatan dari Pulau Jawa (samudera Hindia) yang
berkembang menjadi Siklon Tropis“CEMPAKA” sejak tanggal 26 – 1 Desember 2017 yang
memiliki pengaruh besar terhadap pumpunan/konvergensi angin yang membawa banyak uap air
dari samudera hindia dan laut sekitar pulau jawa untuk proses terjadinya awan tunggal(singgle cell
cumolonimbus) hingga banyak awan (multi cell cumolonimbus) awan hujan .
Begitu besar pengaruhnya dari Siklon Tropis Cempaka dengan posisi yang sangat dekat dengan
daratan sebelah selatan Propinsi Jawa Tengahsejak tanggal 27 November 2017 jam 00.00 - 23.00
UTC potensi curah hujan bervariasi dari hujan lebat – sangat lebat di wilayah Kabupaten Wonogiri
dimulai sejak jam 09.00 UTC (16.00 WIB) hingga tanggal 28 November 2017 jam 14.00 UTC
(21.00 WIB).
Sehingga menyebabkan terjadinya hujan sangat lebat sampai hujan ekstrim merata di wilayah-
wilayah yang mengalami banjir dan longsor.Nilai anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR)
negatif menunjukkan adanya daerah tutupan awan dengan ketebalan yang sangat signifikan,
sementara nilai Sea Surface Temperature (SST) memperlihatkan wilayah sebelah selatan jawa yaitu
Samudera Hindia lebih hangat dibandingkan nilai klimatologisnya sehingga menyediakan jumlah
uap air yang banyak untuk memberi peluang terbentuknya awan-awan konvektif.Angin pada
lapisan 850 mb rata – rata bertiup dari arah Barat Daya – Barat.Sehingga ada 3 (tiga) pemicu
terjadinya Hujan sangat lebat sampai ekstrim Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengahpada akhir
dasarian III November 2017yaitu :
Aktifitas Siklon Tropis Cempaka yang berada persis disebelah Selatan Jawa Tengah
/ Pulau Jawa ikut berperan dalam meningkatkan curah hujan yang sangat tinggi bagi
wilayah yang terdampak.
MJO yang aktif di wilayah Indonesia(maritim kontinent)pada kuadran / fase 4 pada
tanggal 26 – 28 November 2017 akan mempengaruhi penguatan konveksi pada
wilayah yang dilewatinya.
Suhu Muka Air laut yang hangat di wilayah Selatan Pulau Jawa dan Barat Laut
Australia (Samudera Hindia).
Demikianlah laporan analisis kejadian banjir dan longsor di beberapa wilayah Kabupaten Wonogiri
Provinsi Jawa Tengah.Analisis ini kami buat berdasarkan data-data sebaran curah hujan dan
dinamika atmosfer yang terjadi pada tanggal tersebut.
Team forecaster dan analisa
1. Zauyik Nana Ruslana, ST
NIP. 19770628 200012 1 002
2. Sulistyowati, SP
NIP. 19700128 199202 2 001