10
PENDAHULUAN Latar Belakang Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang perorang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota masyarakat. Adapun yang dimaksudkan dengan sehat di sini ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak upaya yang harus dilaksanakan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Jika pelayanan kesehatan tidak tersedia (available), tidak tercapai (accesible), tidak terjangkau (affordable), tidak berkesinambungan (continue), tidak menyeluruh (comprehensive), tidak terpadu (integrated), dan atau tidak bermutu (quality) tentu sulit dharapkan terwujudnya keadaan sehat tersebut. Pengertian pelayanan kesehatan yang dimaksudkan di sini mencakup bidang yang amat luas sekali. Secara umum dapat diartikan sebagai setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisaasi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat. Keluarga memiliki asosiasi kuat dengan kesehatan dan penyakit seseorang melalui hubungan dan dinamika kehidupannya. Dalam fungsi yang sempurna, keluarga mampu meringankan stres akibat penyakit anggotanya tanpa kesulitan serius karena memiliki daya dukungan emosional, fisik, dan sosial yang solid. Kenyataan tersebut dapat dijadikan sumber daya berharga bagi dokter dalam perawatan pasien. Berbagai studi menunjukkan bahwa keluarga mempengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan. Misalnya pada penderita strok sedang hingga berat, dengan dukungan keluarga

Pendahuluan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

PENDAHULUANLatar Belakang

Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang perorang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota masyarakat. Adapun yang dimaksudkan dengan sehat di sini ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak upaya yang harus dilaksanakan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Jika pelayanan kesehatan tidak tersedia (available), tidak tercapai (accesible), tidak terjangkau (affordable), tidak berkesinambungan (continue), tidak menyeluruh (comprehensive), tidak terpadu (integrated), dan atau tidak bermutu (quality) tentu sulit dharapkan terwujudnya keadaan sehat tersebut.

Pengertian pelayanan kesehatan yang dimaksudkan di sini mencakup bidang yang amat luas sekali. Secara umum dapat diartikan sebagai setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisaasi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.

Keluarga memiliki asosiasi kuat dengan kesehatan dan penyakit seseorang melalui hubungan dan dinamika kehidupannya. Dalam fungsi yang sempurna, keluarga mampu meringankan stres akibat penyakit anggotanya tanpa kesulitan serius karena memiliki daya dukungan emosional, fisik, dan sosial yang solid. Kenyataan tersebut dapat dijadikan sumber daya berharga bagi dokter dalam perawatan pasien.

Berbagai studi menunjukkan bahwa keluarga mempengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan. Misalnya pada penderita strok sedang hingga berat, dengan dukungan keluarga secara fisik dan emosional terjadi pemulihan progresif yang lebih cepat secara fisik dan psikososial daripada yang tidak mendapatkan dukungan serupa dari keluarganya.

Dengan demikian sebelum memberikan rekomendasi kesehatan, seorang dokter harus melihat berbagai potensi dan hambatan yang akan dihadapi oleh pasien dan keluarganya. Melalui pelayanan komprehensif tersebut maka dokter penyedia jasa kesehatan telah dapat disebut sebagai dokter keluarga.

Kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan merupakan salah satu faktor yang meningkatkan timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Tidak jarang ada warga yang sakit tapi tidak berobat ke pusat pelayanan kesehatan terdekat, melainkan mereka hanya berobat di rumah sendiri menggunakan obat-obatan yang dijual bebas di warung. Dikhawatirkan pengobatan yang demikian tidak dapat menyembuhkan penyakit warga yang diderita.

Selain itu, tanpa adanya kesadaran dari masyarakat dalam hal kesehatan, pusat pelayanan kesehatan juga belum tentu dapat menjangkau seluruh masyarakat di ruang lingkupnya. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan sekitar dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka akan dilakukan kunjungan ke rumah salah satu warga di daerah depok sebagai salah satu upaya menunjukkan keunggulan pelayanan kedokteran dengan pendekatan keluarga khususnya dari segi pendalaman kondisi pasien dan keluarga secara komprehensif.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apakah upaya kedokteran keluarga dapat meningkatkan kesehatan pasien secara lebih efektif?

2. Apakah upaya kedokteran keluarga dapat meningkatkan kesehatan pasien secara lebih efisien?

3. Apakah upaya kedokteran keluarga dapat meningkatkan kesehatan keluarga pasien secara lebih efektif?

4. Apakah upaya kedokteran keluarga dapat meningkatkan kesehatan keluarga pasien secara lebih efisien?

5. Apakah upaya kedokteran keluarga dapat meningkatkan kesadaran pasien untuk lebih sering berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan?

6. Apakah upaya kedokteran keluarga dapat meningkatkan kesadaran keluarga pasien untuk lebih sering berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan?

7. Apakah upaya kedokteran keluarga dapat meningkatkan kesadaran keluarga agar dapat memberikan dukungan moral dan materil apabila didapat adanya yang sakit pada salah satu anggota keluarganya?

8. Apakah upaya kedokteran keluarga dapat meningkatkan kemandirian seluruh keluarga dalam penanganan anggota keluarga yang sakit?

Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kesehatan pasien dan keluarga dengan cara pendekatan keluarga secara komprehensif

2. Tujuan Khusus

a. Terpenuhinya kebutuhan pasien dan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektifb. Terpenuhinya kebutuhan pasien dan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien

c. Meningkatkan kesadaran pasien untuk lebih sering berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan

d. Meningkatkan kesadaran keluarga agar dapat memberikan dukungan moral dan materil apabila didapat adanya yang sakit pada salah satu anggota keluarganya.

e. Meningkatkan kemandirian seluruh keluarga dalam penanganan anggota keluarga yang sakit

Manfaat

1. Bagi Pasien

Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan oleh dokter keluarga

2. Bagi Profesi Dokter Keluarga

Semakin bertambahnya wawasan ilmu dan tekonologi dokter keluarga, sehingga pelayanan dokter keluarga akan dapat lebih dikembangkan

3. Bagi Masyarakat

a. Memberikan gambaran pada masyarakat tentang peran keluarga dalam upaya preventif sebuah penyakit.

b. Mengoptimalkan peran anggota keluarga sebagai pelaku rawat anggota keluarga lain yang sakit.

c. Memberikan gambaran berbagai faktor resiko yang berpengaruh terhada kesehatan keluarga.

4. Bagi Penulis

a. Menambah wawasan penulis mengenai masalah kesehatan masyarakat serta hubungan interaksi keluarga dalam menghadapinya.

b. Menambah pengetahuan penulis tentang karakter dokter keluarga yang baik dan mampu meningkatkan perilaku kesehatan keluarga.

c. Menambah pengalaman tentang penanganan secara langsung terhadap pasien dan keluarganya.Penilaian Kemampuan Mengatasi MasalahTabel 1. Fungsi-fungsi dalam keluarga

Fungsi KeluargaPenilaianKesimpulan Pembina untuk fungsi keluarga yang bersangkutan

Biologis

(Sikap-perilaku keluarga dalam menghadapi risiko masalah biologis, pencegahan, cara mengatasi & beradaptasi dengan masalah biologis (masalah fisik jasmaniah))Pada pasien a.n Ny.Rohani, 61 tahun ini mengalami sakit DM & TBC. Pasien lebih dulu mengalami DM, lalu mengalami TBC dengan riwayat keluarga yaitu menantu lebih dahulu terkena TBC. Riwayat pengobatan DM maupun TBC sudah teratur.

Berdasarkan penilaian pembina maka fungsi biologis keluarga pasien berjalan dengan baik. Pasien sudah sabar akan penyakitnya dan sadar untuk berobat agar memiliki tubuh yang sehat dan tidak menulari lingkungan sekitar.

Psikologis

(Sikap-perilaku keluarga selama ini dalam membangun hubungan psikologis internal antar anggota keluarga, termasuk dalam hal memelihara kepuasan psikologis seluruh anggota dan manajemen dalam menghadapi masalah psikologis)Pasien tinggal bersama dengan 1 anak, menantu dan cucu. kemudian mereka pisah beberpa meter dari rumah tersebut. Komunikasi selalu dilakukan oleh pasien dan keluarganya sehingga walaupun pasien sakit DM dan TBC pasien tetap merasa diperhatikan. Hal tersebut membantu proses penyembuhan TBC nya yang saat ini sudah teratur dalam waktu 2 bulan.

Berdasarkan penilaian pembina maka fungsi psikologis pasien adalah baik, karena pasien tidak merasa stress, tidak merasa tidak dipedulikan keluarga.

Sosial

(Sikap-perilaku keluarga selama ini dalam mempersiapkan anggota keluarga untuk terjun ke tengah masyarakat. Termasuk didalamnya pendidikan formal dan informal untuk dapat mandiri)

Ekonomi & Pemenuhan Kebutuhan

(Sikap-perilaku keluarga selama ini dalam usaha pemenuhan kebutuhan primer, sekunder, tersier)

Jenjang pendidikan yang diikuti pasien yaitu sampai kelas 2 SD, hubungan dengan tetangga sekitar cukup baik, pasien selalu mengikuti pengajian, karya wisata dengan karang taruna. Pekerjaan pasien adalah pedagang nasi di pasar sampai dengan tahun 2003.

Pemenuhan kebutuhan pada pasien dan keluarga yaitu tidak terlalu mewah dan tidak terlalu kurang. Melainkan cukup untuk sandang, pangan, papan standar. Pasien tidak suka makan yang aneh-aneh, pasien tidak suka ikan kecuali ikan asin, pasien juga memakan nasi hanya 1/4 liter untuk 1 minggu. Hal tersebut bukan untuk menghemat pengeluaran, tetapi pasien yang kurang bernafsu makan.Berdasarkan penilaian pembina maka fungsi sosial pasien adalah baik, walaupun pasien sakit DM dan TBC namun warga sekitar tidak mendiskriminasikan. Pasien justru lebih semangat sembuh agar dapat mengikuti kegiatan di lingkungan rumah.

Berdasarkan penilaian pembina maka didapatkan ekonomi & pemebuhan keluarga pasien cukup baik. Di rumah juga terdapat elektronik sepert televisi untuk hiburan. Makan-makanan yang standar dan tidak suka sesuatu yang terlalu mewah. Sehingga pasien tidak stress dengan keuangan dan pemenuhan kebutuhan.

Tabel 2. Data Risiko Internal Keluarga

PerilakuSikap & Perilaku keluarga yang menggambarkan perilaku tersebutKesimpulan pembina untuk perilaku yang bersangkutan

Kebersihan Pribadi & Lingkungan

(Termasuk tampilan individual&lingkungan bersih, terawat, bagaimana kebiasaan perawatan kebersihannya)

Tampilan pasien sendiri adalah standar, rumah yang ditempati kurang ventilasi dan pencahayaan. Lingkungan rumah sedang banyak bangunan yang dibangun disekitar tempat tinggal, sehingga banyak debu di lingkungan pasien.Memang lebih baik rumah dengan pencahayaan & ventilasi untuk keadaan pasien karena menderita TBC namun pembina hanya bisa menyarankan agar pintu dibuka sehingga sirkulasi udara tetap teratur dan pencahayaan bisa masuk.

Pencegahan Spesifik

(Termasuk perilaku imunisasi, ANC, Gerakan pencegahan penyakit lainnya (Penyakit menular atau tidak menular))Pasien dan keluarganya tidak terlalu memperhatikan perilaku pencegahan penyakit. Hanya ada kegiatan penggunaan masker karena disekitar rumah banyak debu.Karena keluarga pasien tidak terlalu memprehatikan hal detail tentang pencegahan penyakit. Pembina menyarankan agar cucu pasien juga diperiksa Test Mantoux dan Rontgen untuk deteksi dini penyakit TBC

Gizi Keluarga

(Pengaturan makan keluarga, mulai cara pengadaan, kuantitas dan kualitas makanan serta perilaku terhadap diet yang dianjurkan bagi penyakit tertentu pada anggota keluarga)Keluarga tidak memiliki pantangan apapun karena hanya pasien yang memiliki masalah kesehatan. Pasien mengikuti anjuran dokter untuk penyakit DM nya. Hanya saja Pasien tidak menyukai ikan laut kecuali ikan asin yang terkadang membuat tekanan darahnya naik, namun sekarang pasien sudah tidak mengkonsumsi ikan asin kembali.Pasien mudah untuk diedukasi untuk tidak memakan ikan asin karena dapat meperburuk keadaannya. sehingga ikan asin tidak dikonsumsu kembali.

Asah asih asuh

(Perilaku keluarga dalam memelihara & mengoptimalkan pertumbuhan & perkembangan jasmani & rohani anak-anak)Saat kunjungan, diketahui hanya pasien yang selalu mengikuti kegiatan keagamaan sehingga walaupun sakit tapi pasien tetap ikhlas, tawakal dan bahagia.Keluarga mendukung kegiatan positif pasien. Keluarganya tidak se-rajin pasien dikarenakan kesibukan kegiatan mereka.

Kesehatan Reproduksi

(Termasuk usia pernikahan, perilaku seks sehat & keluarga berencana)

Latihan Jasmani/Aktivitas fisik

(Kegiatan keseharian untuk menggambarkan apakah cukup teratur latihan jasmaninya)Setiap pagi hari pasien selalu berjalan kaki di sekeliling rumahnya bersama tetangga sekitar.Perilaku tersebut sangat postif untuk jiwa dan raga pasien. Dan kami selaku pembina selalu mendukung kegiatan tersebut.

Penggunaaan Yankes

(Perilaku keluarga apakah datang ke posyandu, puskesmas, untuk preventif maupun kuratif)Pasien selalu berobat ke Puskesmas Sukmajaya untuk mengobati DM dan TBC nya. Pasien berkata bahwa Dokter disana ramah kepadanya.Perilaku tersebut baik, karena pasien sadar pengobatan di Puskesmas gratis sehingga pasien juga tidak sungkan untuk berobat di Puskesmas.

Kebiasaan/Perilaku Buruk lainnyaPasien tidak suka memakan ikan lautSelaku pembina hanya dapat mengedukasi mengenai gizi yang baik dari ikan.

Penutup

Kesimpulan Dokter keluarga merupakan profesi dokter yang dapat mencegah terjadinya pembengkakkan biaya dengan cara memperhatikan riwayat daripada suatu keluarga. Dengan tindakan seperti itulah dokter keluarga dapat mencegah penyakit yang akan timbul. Dokter keluarga juga dapat berperan menjadi communicator, care provider, decision maker, community leader dan manager. Keberhasilan dalam program dokter keluarga bukan semata-mata hanya di pengaruhi oleh kemampuan dokternya saja, peran keluarga juga sangat penting. Adanya kerjasama dengan anggota keluarga dapat meningkatkan kemandirian seluruh anggota keluarga dalam penanganan anggota keluarga yang sakit. Pasien pun juga ikut berperan disini. Dengan semakin seringnya pasien melakukan checkup ke pusat pelayanan kesehatan terdekat, kesembuhan pasien tersebut juga otomatis akan semakin meningkat.

Saran

Lebih memperdalam lagi cakupan materi yang disampaikan ke pasien agar pasien lebih mengerti mengenai penyakit yang dideritanya. Kemudian usahakan untuk lebih berkomunikasi dengan keluarga pasien.