Pendahulun

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perbedaan preparasi black dan minimal

Citation preview

PENDAHULUANPreparasi gigi adalah pembuangan jaringan karies dan jaringan yang telah lemah dari gigi dan membentuk gigi yang masih sehat sedemikian rupa sehingga dapat menerima restorasi permanen atau sementara. Perawatan dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi perjalanan karies. Prinsip preparasi itu, mengilangkan penyebab dan mencegah timbulnya reinfeksi. Tujuan dari preparasi adalah menghilangkan semua kerusakan, dan melindungi pulpa, membentuk preparasi gigi sehingga dibawah tekanan mastikasi, gigi atau restorasi ataupun keduanya tidak akan patah, dan restorasi tidak akan berpindah tempat, memungkinkan penempatan dari bahan - bahan restorasi.1Keberhasilan suatu restorasi untuk dapat bertahan cukup lama di dalam rongga mulut sangat ditentukan oleh desain preparasi kavitas. Untuk memenuhi syarat syarat hasil preparasi yang ideal, maka operator harus mengetahui dan memahami prinsip prinsip yang benar. Sejak era tahun 1890-an, konsep preparasi kavitas (pengambilan bagian gigi yang berlubang dengan bur gigi) yang dikembangkan oleh GV.Black mulai digunakan luas di dunia kedokteran gigi, konsepnya yang terkenal dengan prinsip extention for prevention alias dengan membuat kavitas yang besar untuk bahan tumpat amalgam sangat sesuai dengan pemahaman untuk mencegah terjadinya karies sekunder (karies yang dapat terjadi/terbentuk lagi setelah preparasi ataupun penumpatan gigi).2Namun, fakta yang muncul belakangan bahwa struktur dan jaringan gigi yang sehat yang tersisa akibat pengambilan yang banyak tersebut dapat membuat jaringan gigi yang tersisa tersebut menjadi rapuh dan tidak kuat menahan beban akibat proses pengunyahan dan ikatan bahan tumpatan gigi dengan struktur gigi, akibatnya resiko fraktur gigi menjadi lebih besar. Filosofi dari perawatan profesional pada konsep Minimal Intervention in Dentistry (MID) memberikan perhatian utama pada gejala awal, deteksi dini dan perawatan segera pada tingkat mikro (tahap yang paling kecil), diikuti dengan invasi yang paling minimal dan patient friendly sebagai pilihan untuk memperbaiki kerusakan ireversibel yang disebabkan oleh penyakit. 2

PERBEDAAN PRINSIP PREPARASI BLACK DAN MINIMALPrinsip preparasi kavitas dari Black yang menekankan perluasan untuk pencegahan (extention for prevention) telah dipraktekkan oleh para dokter gigi selama lebih dari 100 tahun. Banyak dokter gigi masih berpendapat bahwa karies gigi dapat dirawat dengan upaya restorasi gigi yang terkena. Pada kenyataan pengeboran dan selanjutnya penambalan gigi hanya menghilangkan gejala, tanpa menghentikan penyakit tersebut secara menyeluruh. 2,3Dewasa ini, pemeliharaan struktur gigi yang sehat harus menjadi tujuan utama pada setiap perawatan gigi karena proses terjadinya karies gigi dan mekanisme kerja fluorida sebagai agen pencegah karies semakin dipahami. Oleh karena itu pencegahan untuk perluasan merupakan motto baru yang lebih tepat untuk menggantikan perluasan untuk pencegahan. Minimum Intervention Dentistry (MID) merupakan pendekatan baru penanganan karies gigi yang diawali dengan proses identifikasi dan perawatan pencegahan dan selanjutnya upaya restorasi yang seminimal mungkin. Berpatokan pada konsep MID maka perawatan karies gigi telah mengalami pergeseran dari intervensi restorasi menjadi intervensi pencegahan, sehingga di masa mendatang intervensi restorasi mungkin tidak akan digunakan lagi.3Filosofi dari perawatan profesional pada konsep Minimal Intervention in Dentistry (MID) memberikan perhatian utama pada gejala awal, deteksi dini dan perawatan segera pada tingkat mikro (tahap yang paling kecil), diikuti dengan invasi yang paling minimal dan patient friendly sebagai pilihan untuk memperbaiki kerusakan ireversibel yang disebabkan oleh penyakit. Pembuangan jaringan gigi pada saat perparasi dilakukan seminimal mungkin. Restorasi atau bahan tumpatan yang diberikan setelah gigi selesai dipreparasi harus menjamin pencegahan atau eliminasi penyakit.2,3Olehnya itu, The World Dental Federation (FDI) membuat lima prinsip Minimal Intervention dalam penanganan karies, yaitu: 21. Mengurangi bakteri kariogenik. Dental caries adalah penyakit infeksi, maka fokus utama adalah mengontrol infeksi, kontrol plak, dan mengurangi makanan karbohidrat2. Pendidikan kepada pasien, memberitahukan penyebab karies. Sehingga ada tindakan pencegahan yang lebih dini dari pasien3. Remineralisasi dari lesi non-cavitated pada enamel dan dentin4. Minimum surgical intervention dan tindakan bedah dilakukan bila perlu, misalnya lesi cavitas tidak dapat dipertahankan dan keperluan untuk fungsi dan estetik5. Memperbaiki restorasi yang rusak berfungsi untuk mencegah perluasan karies, memperbaiki fungsi dan estetik.Minimal intervention pada akhirnya mempunyai keuntungan biaya lebih murah, trauma yang kecil pada pasien dan konsep ini merupakan pendekatan biologik, bukan mekanis.

PREPARASI G.V.BLACKSetiap mengerjakan suatu preparasi kavitas selalu harus mengikuti pedoman dasar yang merupakan tahapan prinsip preparasi kavitas sehingga hasil preparasi akan baik dan sempurna. Prinsip preparasi kavitas tesebut terdiri atas : 41. Out line form (benyuk perluasan)Merupakan bentuk dan batas kavitas pada permukaan gigi. Hal-hal yang perlu diingat dalam pembuatan outline form ini adalah : Membuang semua jaringan karies dan fisur yang dalam Membuang semua jaringan email yang tidak didukung dentin yang sehat Perluasan kavitas sampai ke self clensing area dan jaringan gigi yang sehat.2. Resistance form (bentuk resistensi)Membentuk kavitas agar restorasi maupun ginguva sendiri tidak pecah atau tahan terhadap tekanan pengunyahan. Untuk mencapai tersebut dinding pulpa dibuat rata dan tegak lurus pada bidang as gigi, dinding lateral harus tegak lurus pada dinding pulpa. Dinding gingival juga harus rata dan tegak lurus pada dinding as gigi. 3. Retension form (bentuk retensi)Membentuk kavitas agar restorasi tidak bergerak dan tidak mudah lepas. MAcam-macam retensi anatara lain :a. Under cutb. Paralelisme dinding-dingding kavitasc. Dove taild. Groove (alur)e. Pin holef. Micropit4. Confenience formBentuk kavitas yang memudahkan pemasukan atau insersi atau pemasangan bahan restorasi.5. Menghilangkan jaringan karies yang tertinggal6. Finishing email wall and margin (penyelesaian dinding dan tepi email)Menghaluskan dan membentuk sudut pada email. Tahap ini penting untuk memperoleh restorasi yang betul-betul baik. Jaringan email yang tidak didukung kuat oleh dentin harus dibuat agar restorasi di tempat tersebut tidak pecah atau rusak.7. Toilet of cavity (melakukan pembersihan kavitas)Tindakan yang perlu dilakukan pada tahap ini :a. Membuang semua jaringan karies yang masih tertinggal.b. Memeriksa dan menghaluskan kembali dinding-dinding kavitas dengan alat steril. Mengeringkan kavitas dengan kapas yang dipegang dengan pinset. Termasuk tahap akhir ini adalah tindakan sterilisasi dan disinfeksi kavitas.PREPARASI MINIMALAtraumatic Restorative Treatment (ART) adalah bagian dari perawatan minimal intervensi merupakan metode tata cara perawatan gigi yang berusaha untuk mengontrol perkembangan lesi karies. Pada dasarnya terdiri dari penyingkiran jaringan karies dan pengisian kavitas dengan bahan adhesif yang tepat berkaitan dengan prinsip preventif dan edukasional. Prinsip restorasi pada minimal intervention (MID) : 2 Hanya degraded enamel dan infected dentin yang dibuang, sedangkan affected dentin ditinggalkan. Bentuk kavitas dibuat sesuai dengan bentuk karies Dasar enamel didukung oleh bahan adhesif restoratifBAHAN YANG DIGUNAKANBahan restorasi Semen Ionomer Kaca ( Glass Ionomer Cement) diindikasikan untuk ART (Atraumatic Restorative Treatment) dikarenakan kemampuan adhesinya dan sifat melepas fluoride sama baiknya seperti mekanisme setting kimiawinya sehingga perawatan ini dianjurkan untuk daerah-daerah yang kurang memadaiin frastrukturnya. Bahan restorasi SIK ini dapat di gunakan untuk kelas I dan II.2Namun pada dasarnya, amalgam merupakan bahan restorative yang baik untuk tumpatan gigi posterior. Pada uraian ini aka dijelaskan preparasi amalagam kelas I dan II.

Preparasi Tumapatan Amalgam Klas I Kavitas pada Klas I meliputi bagian pit dan fissure permukaan oklusal gigi. Tambalan amalgam Klas I yang besar bisa merestorasi permukaan okluasan email atau dentin yang hilang atau rusak pada proses karies. Tambalan amalgam akan sangat efektif , dan email di dekatnya bisa dipertahankan jika prinsip prinsip tertentuk diikuti dalam desain kavitas. Kedalaman kavitas dijaga keseragamannya dalam setiap gigi. Kedalamannya biasanya terdapat di bawah tautan dentin-email (enamel-dentin-junction)

5Kavitas dibuat dengan menggunakan round bur diamond sampai kedalaman kira kira 2 mm. Lalu kavitas diperluas ke luar ke semua alur (outline form) yang terjadi kerusakan. Outline Form dibuat dengan cara dibulatkan pada ujungnya, sbukan dibuat seperti ada sudut yang tajam. 1,4,5

Selanjutnya pulpa wall diratakan dengan bur konus terbalik. Axial wall pada lingual dari molar atas dan bagian fasial molar bawah juga diratakan, Dalam melakukan pengeburan dilakukan dengan hati hati untuk tidak mengambil bagian bawah dinding secara berlebihan selama preparasi. Namun apabila karies telah meluas di bawah batas optimal dari kedalaman dasar, pengangkatan karies dentin ditunda sampai kavitas disiapkan. Karies dentin dibuang dengan eskavator atau bur bulat. 1,4,5Kedalaman pembuatan kavitas dapat dengan mudah ditentukan bagi beberapa klinisi yang berpengalaman, namun bagi klinisi yang baru praktik, cara mengukur penembusan secara visual dapat dilakukan dengan cara menggunakan alat pengukur, yaitu menandai tangkai bur dengan menggunakan tinta pena 2 atau 3 mm dari ujungnya. Axial wall dibuat sejajar sumbu gigi, pulpa wallnya juga datar serta halus. Berikut ini beberapa variasi outline form dan desain kavitas klas 1 untuk molar atas dan molar bawah.1,4,5

Gambar 1 Molar Pertama Atas; variasi dalam desain preparasi. A.Desain konservatif hanya meliputi fissure sentral dan distal. B.Karies di bawah lingir oblik. C.Karies hanya mengenai fissure distal dan lingual. D.Preparasi untuk kerusakan di samping tonjol carabelli. E.Penampang melintang preparasi. F. Penyudutan bur untuk preparasi lingual

Selanjutnya pulpa wall diratakan dengan bur konus terbalik. Axial wall pada lingual dari molar atas dan bagian fasial molar bawah juga diratakan, Dalam melakukan pengeburan dilakukan dengan hati hati untuk tidak mengambil bagian bawah dinding secara berlebihan selama preparasi. Namun apabila karies telah meluas di bawah batas optimal dari kedalaman dasar, pengangkatan karies dentin ditunda sampai kavitas disiapkan. Karies dentin dibuang dengan eskavator atau bur bulat.1,4,5Preparasi Tumpatan Amalgam Klas IIDefinisi restorasi Klas II adalah bila jaringan karies telah mengenai permukaan mesial atau distal (proksimal) gigi posterior. Walaupun lesi Klas II terjadi pada permukaan proksimal, umumnya dianggap sebagai kavitas campuran, yaitu suatu kavitas yang mengenai dua permukaan, salah satunya adalah permukaan oklusal. Begitu sering terjadi sehingga dalam praktik kavitas Klas II dibagi menjadi mesial-oklusal (MO), disto-oklusal (DO), atau mesial-oklusal-distal (MOD). Karena gigi-gigi biasanya saling berkontak, akses ke kavitas tertutup dan harus dibuat dengan memotong substansi gigi dari lingual, fasial, atau oklusal. Cara yang biasa tentunya adalah membuat akses dari oklusal; meskipun begitu, bila lesi dekat garis servikal, kadang-kadang preparasi dari fasial atau lingual menjadi pilihan. 1,4,5Amalgam adalah suatu bahan yang rapuh, sehingga dibutuhkan dinding kavitas yang tegak lurus terhadap permukaan email. Bila amalgam dimampatkan ke dinding ini, interfase antara email dan amalgam akan berakhir sebagai butt join. Karakteristik amalgam yang buruk ini sering disebut kekuatan tepi. Kekuatan dan keutuhan bagian tepi adalah dua kriteria penting untuk memutuskan apakah tonjolan yang lemah akan dipertahankan atau dikorbankan. Jika dikorbankan, seluruh tonjol dipotong, dibuang kira-kira sepertiga dari panjang total mahkota sehingga cukup banyak ruang untuk logam agar bisa menahan fraktur selama pengunyahan.Empat tipe perlekatan dapat dipakai untuk retensi restorasi: (1) undercut pada daerah oklusal atau gingival, (2) interlock aksial (alur fasial dan lingual), (3) parit, dan (4) dowel atau pin. Suatu parit adalah lubang yang dibuat, tempat ke dalamnya amalgam akan dimampatkan. Setelah mengeras amalgam menjadi kuat dengan retensi yang besar. Panjangnya bervariasi dari 2-4 mm dan lebarnya kira-kira 1 mm. Parit tidak ditempatkan terlalu jauh ke arah pulpa, tetapi juga tidak terlalu dekat ke permukaan agar bagian tepi gigi tidak patah. Lubang parit harus cukup besar untuk tempat pemampat yang kecil dan dalamnya 1-2 mm. 1,4,5

KESIMPULANPrinsip minimal intervensi dapat diartikan sebagai perawatan terhadap karies dengan mengambil jaringan gigi yang terdemineralisasi saja dan mengarah kepada pemeliharaan struktur gigi yang sehat sebanyak mungkin. Selama ini pendekatan yang di ajarkan oleh GV Black digunakan sebagai standar perawatan namun diakui besifat merusak karena tidak memelihara struktur gigi dimana ketika restorasi yang besar diberikan suatu beban berat maka gigi akan lebih lemah. Pada enamel dapat terjadi remineralisasi melalui penggunaan flourida selama permukaan enamel halus dan tidak terakumulasi oleh plak. sedangkan pada demineralisasi dentin masih terdapat beberapa mineral yang melekat pada matriks kolagen dan cukup untuk mengisolasi lesi dari aktivitas bakteri dengan menggunakan bahan restoratif bioaktif sehingga akan terjadi remeneralisasi. Ini berarti bahwa prinsip GV black extention for prevention sudah tidak dipakai lagi dimana struktur gigi harus dipertahankan sebanyak mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Baum, Philips, Lund. Buku ajar ilmu konservasi gigi (textbook of operative dentistry). Ed: 3. Jakarta: EGC. 1997;30.

2. Effendy A. Intervensi minimal di kedokteran gigi. 2 Maret 2010. http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/03/02/intervensi-minimal-di-kedokteran-gigi-84545.html. 09 September 2014.

3. Leman M. Moving from operative to preventive treatment in dental caries management. Biomedik J. 2009; 1 (3): 1.

4. Andlaw RJ, RockW.P. Perawatan gigi anak (a manual of paedodontics).Ed: 2. Ed. 2. Alih bahasa Agus Djaya. Jakarta :Widya Medika, 1992.

5. Donald Mc, Dean A. Dentistry for the child and adolescent. Ed: 8, Mosby.2004

8