24
1 PENDIDIKAN WARAWIRI (WIRAUSAHA UNTUK MANDIRI) SOLUSI PEMBENTUKAN GENERASI MUDA KREATIF DAN INOVATIF UNTUK ANAK JALANAN DI DESA SRI RAHAYU (KAMPUNG DAYAK), KARANGKLESEM, PURWOKERTO SELATAN Indra Afdi R, Luqman Nul Hakim, dan Siti Rahmatilah [email protected], [email protected], [email protected] Universitas Jenderal Soedirman Ringkasan Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak merupakan perkampungan yang terpinggirkan dan mayoritas masyarakatnya penyandang permasalahan sosial, diantanya PSK, waria, pengamen, pengangguran, pengemis, pencopet dan anak jalanan. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat pendidikan, ekonomi dan budaya yang kurang mendukung. Kampung Dayak juga dikenal dengan sebutan perkampungan bagi anak jalanan. Hal ini dikarenakan banyaknya anak-anak yang memiliki profesi sebagai anak jalanan, pengamen dan pengemis. Jumlah anak jalanan di perkampungan ini sebaganyak 200 anak dan hanya 20 persen saja yang bisa mengenyam pendidikan sekolah dasar sampai lulus SD, sebagian mengalami putus sekolah atau drop out sehingga tidak sampai lulus SD, dan sisanya lagi tidak bersekolah sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan anak jalanan di kampung ini masih sangat rendah. Faktor utama yang menjadi penyebab terhambatnya proses pendidikan anak jalanan ini adalah kurangnya dukungan dan motivasi dari orang tua mereka serta kurang berjalannya program-program pemerintah setempat. Orangtua beranggapan pendidikan itu tidak penting dan yang terpenting adalah mencari uang dengan jalan mengamen atau meminta-minta. Kondisi seperti ini menjadikan mental anak jalanan semakin bersifat material yang bergantung pada belas kasih orang lain. Dampak yang akan didapatkan pada anak-anak tersebut adalah tidak bisa hidup mandiri dan memiliki mental pengemis yang hanya mengandalkan belas kasih dari orang lain . Oleh karena itu diperlukan adanya upaya pendidikan untuk mengatasi krisis bagi anak-anak tersebut agar anak-anak bisa tumbuh mandiri, kreatif dan tidak tergantung kepada orang lain. Salah satu upaya metode pendidikan yang bisa ditempuh untuk mengatasi permasalahan pendidikan bagi anak jalanan tersebut adalah Pendidikan warawiri (PW) upaya untuk membentuk jiwa mandiri, kreatif dan inovatif pada anak-anak khusunya anak jalanan di Kampung Dayak. Adapun program dari PW initerdiri dari warawiri social entrepreneurship yang bertujuan untuk membentuk karakter anak jalanan dengan cara memberi edukasi tentang berwirausaha itu lebih baik daripada meminta-minta atau menjadi pengemis di jalanan. Program selanjutnya yaitu memberikan pengajaran setiap minggunya kepada anak jalanan yaitu dengan warawiri education yang bertujan untuk emberikan pengajaran kepada anak jalanan secara kontinu dengan harapan agar anak jalanan tidak terpengaruh untuk kembalimenjadi pengemis. Setelah berjalan beberapa lama akan dibentuk sebuah komunitas yaitu warawiri community yang bertujuan untuk mengikat perkumpulan anak jalanan yang belajar berwirausaha dengan harapan akan menambah anggota dari komunitas ini sehingga seluruh anak jalanan yang ada khususnya di Purwokerto bisa berkurang dan membentuk karakter anak yang humanis. Kata Kunci : Pendidikan Warawiri, Anak Jalanan, Kampung Dayak.

Pendidikan Warawiri Full

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vdsvds

Citation preview

  • 1

    PENDIDIKAN WARAWIRI (WIRAUSAHA UNTUK

    MANDIRI) SOLUSI PEMBENTUKAN GENERASI

    MUDA KREATIF DAN INOVATIF UNTUK ANAK

    JALANAN DI DESA SRI RAHAYU (KAMPUNG

    DAYAK), KARANGKLESEM, PURWOKERTO

    SELATAN Indra Afdi R, Luqman Nul Hakim, dan Siti Rahmatilah

    [email protected], [email protected], [email protected]

    Universitas Jenderal Soedirman

    Ringkasan Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak merupakan perkampungan yang terpinggirkan dan

    mayoritas masyarakatnya penyandang permasalahan sosial, diantanya PSK, waria,

    pengamen, pengangguran, pengemis, pencopet dan anak jalanan. Hal ini disebabkan

    rendahnya tingkat pendidikan, ekonomi dan budaya yang kurang mendukung. Kampung

    Dayak juga dikenal dengan sebutan perkampungan bagi anak jalanan. Hal ini dikarenakan

    banyaknya anak-anak yang memiliki profesi sebagai anak jalanan, pengamen dan

    pengemis. Jumlah anak jalanan di perkampungan ini sebaganyak 200 anak dan hanya 20

    persen saja yang bisa mengenyam pendidikan sekolah dasar sampai lulus SD, sebagian

    mengalami putus sekolah atau drop out sehingga tidak sampai lulus SD, dan sisanya lagi

    tidak bersekolah sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan anak jalanan

    di kampung ini masih sangat rendah. Faktor utama yang menjadi penyebab terhambatnya

    proses pendidikan anak jalanan ini adalah kurangnya dukungan dan motivasi dari orang tua

    mereka serta kurang berjalannya program-program pemerintah setempat. Orangtua

    beranggapan pendidikan itu tidak penting dan yang terpenting adalah mencari uang dengan

    jalan mengamen atau meminta-minta. Kondisi seperti ini menjadikan mental anak jalanan

    semakin bersifat material yang bergantung pada belas kasih orang lain. Dampak yang akan

    didapatkan pada anak-anak tersebut adalah tidak bisa hidup mandiri dan memiliki mental

    pengemis yang hanya mengandalkan belas kasih dari orang lain . Oleh karena itu

    diperlukan adanya upaya pendidikan untuk mengatasi krisis bagi anak-anak tersebut agar

    anak-anak bisa tumbuh mandiri, kreatif dan tidak tergantung kepada orang lain. Salah satu

    upaya metode pendidikan yang bisa ditempuh untuk mengatasi permasalahan pendidikan

    bagi anak jalanan tersebut adalah Pendidikan warawiri (PW) upaya untuk membentuk jiwa

    mandiri, kreatif dan inovatif pada anak-anak khusunya anak jalanan di Kampung Dayak.

    Adapun program dari PW initerdiri dari warawiri social entrepreneurship yang bertujuan

    untuk membentuk karakter anak jalanan dengan cara memberi edukasi tentang

    berwirausaha itu lebih baik daripada meminta-minta atau menjadi pengemis di jalanan.

    Program selanjutnya yaitu memberikan pengajaran setiap minggunya kepada anak jalanan

    yaitu dengan warawiri education yang bertujan untuk emberikan pengajaran kepada anak

    jalanan secara kontinu dengan harapan agar anak jalanan tidak terpengaruh untuk

    kembalimenjadi pengemis. Setelah berjalan beberapa lama akan dibentuk sebuah

    komunitas yaitu warawiri community yang bertujuan untuk mengikat perkumpulan anak

    jalanan yang belajar berwirausaha dengan harapan akan menambah anggota dari komunitas

    ini sehingga seluruh anak jalanan yang ada khususnya di Purwokerto bisa berkurang dan

    membentuk karakter anak yang humanis.

    Kata Kunci : Pendidikan Warawiri, Anak Jalanan, Kampung Dayak.

  • 2

    BAB I. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

    Pasal 3, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

    kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

    rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

    peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

    Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

    menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

    Anak jalanan di Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak), Karangklesem,

    Purwokerto Selatan memiliki permasalahan sosial yang sangat kompleks dan

    tingkat pendidikan mereka masih rendah. Anak-anak ini sebagian besar berprofesi

    mengikuti jejak orangtuanya secara turun temurun. Sejak kecil anak-anak ini sudah

    diajarkan orangtuanya untuk mencari uang sebagai anak jalanan dengan cara

    menjadi pengamen ataupun pengemis. Padahal seharusnya masa usia anak-anak

    adalah masa-masa untuk mendapatkan pendidikan dasar, bermain, bersenang-

    senang, dan mendapatkan pembelajaran yang baik dari lingkungannya. Faktor

    utama yang menjadi penyebab terhambatnya proses pendidikan anak jalanan ini

    adalah kurangnya dukungan dan motivasi dari orang tua mereka.Dari sisi keluarga,

    kesulitan yangdihadapi adalah kesadaran orang tua yang menganggapanak sebagai

    aset yang dapat membantu keluargadalam perolehan eknomi keluarga.Orangtua

    beranggapan pendidikan itu tidak penting dan yang terpenting adalah mencari uang

    dengan cara menjadipengamen atau meminta-minta. Hal ini lambat laun

    membentuk karakter anak menjadi pemalas, putus asa, sulit berfikir, minta-minta,

    nakal dan sebagainya.

    Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk dapat merubah dan membuka

    mindset orang tua pada umumnya dan anak-anak jalanan pada khususnya akan

    pentingnya pendidikan untuk kehidupan mereka. Pendidikan Warawiri (PW)

    merupakan solusi upaya pendidikan berbasis kewirausaan bagi anak-anak jalanan

    di Kampung Sri Rahayu sebagai upaya untuk menumbuhkan karakter pribadi yang

    lebih mandiri, kreatif, dan inovatif serta humanis.Pendidikan Warawiriadalah suatu

    metode pendidikan in formal bagi anak jalanan untuk dapat merubah pola sikap dan

  • 3

    pemikiran mereka agar menghilangkan budaya atau kebiasaan meminta-minta

    menjadi jiwa yang kreatif dan inovatif yang berguna bagi bangsa dan negara.

    2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, dapat dirumuskan

    permasalahan sebagai berikut :

    1. Bagaimana upaya untuk mengatasi pendidikan anak jalanan di Desa Sri

    Rahayu (Kampung Dayak), Karangklesem, Purwokerto Selatan?

    2. Bagaimana upaya pemerintah Kabupaten Banyumas menangani pendidikan

    bagi anak-anak jalanan di Desa Sri Rahayu (Kampung Dayak),

    Karangklesem, Purwokerto Selatan?

    3. Bagaimana konsep Pendidikan Warawiri dapat diterapkan sebagai

    pendidikan alternatif pengembangan karakter bagi anak jalanan di Desa Sri

    Rahayu (Kampung Dayak), Karangklesem, Purwokerto Selatan?

    3. Tujuan Penulisan

    Tujuan utama yang ingin dicapai melalui penyusunan karya tulis ini adalah

    membetuk karakter pribadi anak-anak menjadi pribadi mandiri dan kreatif sebagai

    bekal dimasa depan. Adapun tujuan lainnya adalah :

    1. Meningkatkan taraf pengetahuan dan keterampilan pada anak jalanan di

    Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak) dan memberikan solusi

    alternatifnya.

    2. Meningkatkan kepedulian orang tua terhadap pendidikan bagi anak jalanan di

    Kampung Sri Rahayu (kampung Dayak)

    3. Memaksimalkan dukungan dan peran Pemerintah, mahasiswa terhadap

    kondisi di Kampung Sri Rahayu (kampung Dayak) mengenai pentingnya

    pendidikan bagi anak jalanan.

  • 4

    4. Manfaat Penulisan

    Manfaat yang dapat diambil dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Bagi Anak Jalanan

    Memberikan keterampilan dan informasi baru yang dapat bermanfaat bagi

    kehidupan mereka dan memberikan pengarahan menjadi hidup yang kreatif

    dan inovatif.

    2. Bagi Orang Tua

    Meningkatkan kepedulian akan pentinya dukungan, kepedulian orang tua

    bagi anak-anak untuk bisa bersekolah dan mendapatkan tambahahan

    keterampilan.

    3. Bagi Masyarakat

    Membangun budaya hidup sehat, kreatif dan mandiri agar selama hidupnya

    tidak tergantung terhadap belas kasih orang lain.

    4. Bagi Pemerintan

    Memberikan informasi dan solusi cara penganggulanagn anak jalanan

    khususnya di Kampung Sri Rahyu.

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Anak Jalanan dan Karakteristiknya

    Anak jalanan merupakan anak-anak marginal yang terpaksa atau

    dipaksamencari nafkah bagi diri, keluarga atau orang lain dengan berjualan

    koran,menyemir sepatu, pemulung, tukang sapu atau lap mobil, pedagang

    asongan,pengemis dan berbagai pekerjaan yang dapat menghasilkan uang

    lainnya.Perampasan terhadap hak-hak anak ini tanpa disadari telah terjadi secara

    besarbesaranyang mengakibatkan anak-anak yang tengah menikmati pendidikan

    disekolah-sekolah formal pun mulai terancam dan bahkan tidak sedikit yangdroup

    out.(Sinaga, 2000).

    Menurut Camelia (1999) Anak jalanan umumnya berasal dari keluarga yang

    pekerjaanya berat danekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang

    dengan latarbelakang kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan,

  • 5

    penganiayaan,danhilangnya kasih sayang dari orang tua, saudara, maupun teman-

    temannya, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berprilaku negatif. Anak

    jalananada yang tinggal di kota setempat, di kota lain terdekat, atau di propinsi

    lain.Ada sebagian anak jalanan yang ibunya tinggal di kota yang berbeda

    dengantempat tinggal ayahnya, kondisi ini dikarenakan pekerjaan, adanya

    konflikdalam rumah tangga.

    Berdasarkan penyebabnya, anak turun ke jalan dapat dibagi menjadi tiga,

    yaitu menopang kehidupan ekonomi keluarga, mencari kompensasi dari kurangnya

    perhatian keluarga, dan sekedar mencari uang tambahan (Tauran, 2000 dalam

    Suhartini, 2009). Jenis pekerjaan anak jalanan dikelompokkan menjadi 4 kategori

    yaitu pertama, usaha dagang yang terdiri dari penjual koran dan majalah, menjual

    sapu dan lap kaca mobil. Kategori kedua yaitu usaha bidang jasa yang terdiri dari

    pembersih bus, pengatur lalu lintas, kuli angkut pasar, ojek payung, tukang semir

    sepatu dan kernek atau calo. Kategori ketiga yaitu peminta-minta atau pengamen,

    serta kategori keempat adalah pekerja serabutan yaitu anak jalanan yang tidak

    mempunyai pekerjaan yang tetap seperti di atas dalam arti mereka dapat berubah-

    ubah pekerjaan sekehendak mereka (Departemen Sosial, 1998).

    Banyak faktor yang menyebabkan adanya anak jalanan tetap berada di

    setiap perkotaan dan jumlahnya cenderung meningkat. Menurut Farrid (1997),

    munculnya pekerja anak di perkotaan disebabkan oleh lima faktor yaitu kemiskinan

    (faktor utama penyebab anak turut bekerja), tradisi (merupakan gagasan bahwa

    anak-anak dari keluarga miskin memang tidak punya alternatif lain dan memang

    selayaknya bekerja), perubahan proses produksi, kelangkaan pendidikan, dan

    lemahnya legislasi, yaitu tidak memadainya aturan yang melarang praktek pekerja

    anak (atau mendukung wajib belajar) atau lemahnya pelaksanaan yang ada.

    B. Perkembangan Anak Jalanan di Kabupaten Banyumas

    Jumlah anak jalanan di Kabupaten Banyumas berdasarkan SIPD Kabupaten

    Banyumas (2010) mengalami fluktuasi naik turun dari tahun 2006 sebanyak 36

    jiwa, tahun 2007 sebanyak 347 jiwa, tahun 2008 berkurang kembali sebanyak 144

    jiwa dan tahun 2009 bertambah kembali menjadi 369 jiwa. Sebagaimana tertuang

    dalam tabel di bawah ini.

  • 6

    Tabel 1. Perkembangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten

    Banyumas Tahun 2006-2009

    No Jenis Masalah Kesejahteraan

    Sosial

    Tahun

    2006 2007 2008 2009

    1 Anak Jalanan 368 347 144 369

    2 Gelandangan dan pengemis 204 398 442 454

    3 Fakir Miskin 247.535 95.123 106.445 115.597

    4 Balita Terlantar 1.185 1.215 987 844

    5 Anak Terlantar 2.238 2.350 2.450 1.762

    6 Yatim/Piatu 414 532 - 545

    7 Jumlah Pekerja Sosial (PSK) 313 350 266 316

    8 Jumlah Penderita HIV/AIDS 63/24 60/27 70/19 102/33

    Sumber : Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2009 (SIPD Kabupaten

    Banyumas Tahun, 2010).

    C. Pendidikan Kewirausahaan pada Anak

    Sistem pendidikan di Indonesia kurang memperhatikan motorik. Ilmuwan-

    ilmuwan di Indonesia kurang membentuk konsep diri sehingga cenderung pintar

    namun sedikit bertindak. Hal ini juga ditandai dengan maraknya plagiat yang turut

    diaksikan oleh para intelek. Rhenald mengingatkan bahwa manusia tidak hanya

    memiliki brain memory (otak) saja, melainkan juga myelin (memori otot) ( Kasali,

    2013).

    Salah satu cara yang memudahkan anak dalam belajar adalah mengaitkan mata

    pelajaran dengan berbagai masalah aktual yang ada di lingkungan sekitar anak.

    Cara ini akan membantu anak-anak yang tingkat kecerdasannya normal, bahkan

    yang dibawah rata-rata akan mudah pula menangkapkan berbagai konsepan yang

    akan disampaikan guru. Bagi anak yang cerdas, mereka bisa menerima konsep-

    konsep yang disampaikan guru secara abstrak. Namun tidak demikian bagi mereka

    yang kecerdasannya biasa-biasa saja atau bahkan yang dibawah normal (Poedjiati,

    2005).

  • 7

    BAB III. METODE PENULISAN

    A. Dasar Penulisan Karya Tulis

    Adapun dasar penulisan karya tulis ilmiah ini didasarkan pada:

    1. Kurangnya perhatian instansi/pemerintah terhadap kondisi anak jalanan, khususnya

    di Kampung Sri Rahayu, Karangklesem, Purwokerto Selatan.

    2. Semakin bertambahnya jumlah anak jalanan di Purwokerto.

    3. Kurangnya perhatian masyarakat Purwokerto akan kondisi anak jalanan.

    4. Semua warga negera berhak mendapatkan pendidikan termasuk anak jalanan di

    Kampung Sri Rahayu.

    B. Jenis Data

    Data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah data primer

    dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil observasi di lapangan,

    pengisian kuisioner dan wawancara dengan pihak-pihak terkait, yaitu Kecamatan

    Purwokerto Selatan, Pemerintah Banyumas, Ketua pondok tombo ati, pedagang,

    pelajar. Data sekunder bersumber dari jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku teks,

    website, data demografi warga kelurahan dan data pendukung lainnya.

    C. Metode Pengumpulan Data

    Data karya tulis ini dikumpulkan melalui observasi di lapangan, pengisian

    kuisioner, wawancara dengan pihak-pihak terkait, Ketua pondok tombo ati,

    Kecamatan Purwokerto Selatan, Pemerintah Banyumas, pedagang, pelajar, serta

    pembuatan video lokasi penelitian. Pengumpulan data juga dilakukan dengan studi

    pustaka dari jurnal ilmiah, buku teks, artikel ilmiah, website, data demografi desa

    kelurahan dan informasi lainnya. Selain itu dilakukan juga wawacara langsung,

    diskusi, pembuatan video, konsultasi kepada dosen pembimbing untuk dapat

    mengkaji permasalahan.

    D. Waktu, Tempat, dan Alur Penulisan

    Penulisan karya tulis ini dilakukan pada bulan September 2013 bertempat

    di Fakultas Pertanian, UPT Universitas Jenderal Soedirman. Lokasi penelitian

    berada di Desa Sri Rahyau (Kampug Dayak), Karang Klesem, Kecamatan

    Purwokerto Selatan, Lokasi Desa Sri Rahayu (Kampung Dayak). Pengambilan data

    sekunder dan primer dan pembuatan video, bagi masyarakat, Desa Sri Rahayu,

  • 8

    pelajar, pengujung wisata, Pondok tombo ati, pemda Banyumas dan Keluran

    setempat Kecamatan Purwokerto Selatan, Jawa Tengah. Berikut adalah beberapa

    tahapan dari program ini meliputi:

    1. Analisis Pra-Program

    Pada tahap pertama yang dilakukan adalah mematangkan kembali konsep

    yang telah dirumuskan, terutama terkait dengan materi, peserta, perizinan dan

    pembagian tugas.

    2. Survey Lapangan

    Tahap ini dilakukan untuk menambah informasi guna pembuatan materi

    pelatihan. Sehingga materi yang diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan

    peserta sasaran.

    3. Administrasi Perizinan

    Pada tahap inimengurus legitimasi kegiatan dengan kepala desa Desa Sri

    Rahayu, Pondok Tombo Ati, Pemda Banyumas, dan lain-lainnya.

    5. Pembuatan Materi

    Materi yang dibuat pada tahap ini merupakan materi yang akan diberikan

    kepada peserta berupa training yaitu tentang warawiri Social Entrepreneurship dan

    Warawiri Education. Dari perancangan materi ini diharapkan materi yang

    disampaikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

    6. Pelaksanaan Warawiri Social Entrepreneurship

    Pelaksanaan social entrepreneurship ini sejalan dengan pelatihan yang

    diberikan ke peserta sasaran. Pelaksanaan tahap ini dilakukan dengan cara

    memberikan edukasi dan pengetahuan tentang berwirausaha. Jika peserta sasaran

    sudah dirasa siap

    7. Pelaksanaan program Warawiri Education

    Jika peserta sasaran sudah dirasa siap dan paham maka akan diadakan

    pengajaran rutinan setiap minggunya agar kreativitas peserta terus berkembang dan

    meningkat.

    9. Pembentukan komunitas warawiri (Warawiri Community)

    Setelah social entrepreneurship dan warawiri educative dan creativity

    berjalan dengan stabil, selanjutnya akan membuat komunitas yang bernama

  • 9

    Warawiri Communty. Fungsi utama dari yayasan ini adalah mengatur dana

    pendidikan untuk anak-anak Bantar Gebang yang ingin melanjutkan sekolah.

    10. Evaluasi

    Evaluasi mencakup evaluasi peserta dan penyelenggara. Evaluasi pada

    peserta akan diberikan umpan balik tentang program yang telah dilaksanakan. Hal

    ini akan menjadi pertimbangan bagi kontinuitas program.

    E. Metode Penulisan

    Metode Penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode

    deskriptif analisis, yaitu:

    1. Mengidentifikasi permasalahan berdasarkan data dan fakta yang ada.

    2. Mencari alternatif berdasarkan pustaka dan data pendukung.

    3. Mencari akternatif pemecahan masalah, yaitu memberikan deskriptif mengenai

    Pendidikan Warawiri (PW) upaya pendidikan non formal untuk dapat membentuk

    karakter anak-anak khususnya anak jalanan menjadi pribadi kreatif, inovatif dan

    humanis di Desa Sri Rahayu (kampung Dayak), Karang Klesem, Purwokerto

    Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

    F. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini

    mengacu pada buku pedoman petunjuk teknis Lomba Karya Tulis Ilmiah

    Pendidikan UNYSEF 2015.

    BAB IV. PEMBAHASAN

    A. Kondisi Sosial Anak Jalanan di Kampung Sri Rahayu

    Anak jalanan di Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak), Karangklesem,

    Purwokerto Selatan memiliki permasalahan sosial yang sangat kompleks dan

    tingkat pendidikan mereka masih rendah. Anak-anak ini sebagian besar berprofesi

    mengikuti jejak orangtuanya secara turun temurun. Sejak kecil anak-anak ini sudah

    diajarkan orangtuanya untuk mencari uang sebagai anak jalanan dengan cara

    menjadi pengamen maupun pengemis. Kondisi lingkunganlah yang membentuk

  • 10

    karakter dan pemikiran anak-anak di Kampung Dayak tumbuh sebagai pemalas,

    mudah putus asa, materialistik, emosional dan egois. Keadaan ini didukung oleh

    tuntutan anak jalanan yang harus mencari nafkah untuk menutupi kebutuhan sehari-

    hari. Ditambah lagi anak jalanan ini kurang mendapatkan pengetahuan yang tepat

    mengenai baik-buruknya suatu kehidupan.

    Disini peran orang tua sangat penting bagi pertumbuhan dan pembentukan

    karakter bagi seorang anak. Masyarakat di Kampung Dayak masih memiliki fikiran

    yang sempit, hal ini dikarenakan kurangnya pendidikan dan perhatian dari

    pemerintah setempat. Kampung Dayak sendiri merupakan perkampungan khsusus

    bagi imigran, akan tetapi saat ini sudah tidak ada tempat untuk imigran dikarenakan

    semakin minimnya lahan.Kegiatan di Kampung Dayak sebenarnya sudah

    mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya mushola, pendok

    pesantren, yayasan dan sebagainya. Akan tetapi masyarakat sekitar kurang tertarik.

    Hal ini disebabkan karena masyarakat belum memahami akan pentingnya dunia

    pendidikan. Adapun dampak yang dirasakan akibatnya banyak anak-anak yang

    tumbuh kurang terkontrol, bebas dan sulit diatur. Oleh karena itu dibutuhkan suatu

    upaya untuk dapat membentuk karakter masyarakat menjadi lebih mandiri dan

    kreatif. Khusunya bagi anak-anak di Kampung Rahayu yang masih memiliki cita-

    cita dan menjadi generasi muda yang lebih mandiri dan kreatif.

    B. Model Penanganan Terhadap Persoalan Anak Jalanan yang

    Dilakukan oleh Pemerintah maupun oleh Lembaga-Lembaga Terkait

    Pemerintah telah berupaya untuk memasyarakatkan kewirausahaan, namun

    upayatersebut belum membawa pengaruh yang signifikan karena masih banyak

    pendudukyangtidak produktif setiap tahun. Hal itu memunculkan pertanyaan,

    seberapa jauhkeberhasilan pelaksanaan Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan

    MembudayakanKewirausahaan yang telah dilakukan sejak tahun 1995 dan apa

    dampak dari programitu. Integrasi pendidikan kewirausahaan yang dilakukan saat

    ini merupakanmomentum untuk revitalisasi kebijakan Gerakan Nasional

    Memasyarakatkan danMembudayakan Kewirausahaan, mengingat jumlah terbesar

    pengangguran terbukadari tamatan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan

    dasar dan menengah. Datapengangguran terbuka yang dikeluarkan oleh Badan

  • 11

    Pusat Statistik (2009) menunjukkan bukti masih banyak penduduk yang perlu

    ditingkatkan produktivitasnya.

    Di Kabupaten Banyumas, berbagai kebijakan pemerintah kota

    dalam menangani anak telah dilakukan dengan berbagai cara

    penanganan, antara lain dengan memasukkan ke rumah singgah,

    tempat-tempat pelatihan, serta dengan memberi bekal keterampilan kepada

    mereka (Suwartono, 54 tahun, Purwokerto). Upaya penanganan anak jalanan juga

    dilakukan secara preventif dengan harapan agar jumlah anak jalanan dapat

    berkurang. Namun dalam kenyataannya jumlah anak jalanan yang

    melakukan kegiatan di jalan belumlah berkurang, bahkan mereka yang telah

    ditangani akan kembali lagi ke jalan atau berpindah tempat

    menjadi anak jalanan di tempat lain. Menurut Suwartono (54 tahun, Purwokerto)

    selaku kasi rehabilitasi sosial, dalam pelaksanaannya seksirehabilitasi sosial

    melakukan pendataan terhadap anak jalanan di seluruh wilayah

    Kabupaten Banyumas untuk kemudian mengusulkan penyelenggaraan

    program pembinaan anak jalanan sesuai kebutuhan anak jalanan kepada

    Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. Pada tataran teknisnya penyelenggaraan

    program tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan pihak ketiga

    yaitu LSM ataupun yayasan pembinaan anak jalanan yang telah

    dilegalisasi oleh Dinas Sosial, tenaga kerja dan transmigrasi

    Kabupaten Banyumas. Selama ini dalam praktiknya, Dinas Sosial belum optimal

    dalam menangani masalah anak jalanan. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-

    faktor yang menjadi penghambat Dinas Sosial dalam melakukan perlindungan dan

    pembinaan terhadap anak jalanan di Kabupaten Banyumas, yakni faktor internal

    yang berasal dari dalam Dinas Sosial sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari

    anak jalanan. Faktor yang berasal dari dalam adalah adanya penyatuan instansi oleh

    Pemerintah Kabupaten Banyumas yang menyebabkan terlalu luasnya

    bidang garapan instansi tersebut dalam pembagian tugas pokok dan fungsi

    instansi. Dinas Sosial yang disatuatapkan dengan instansi lain yaitu Dinas

    Tenaga Kerja dan Transmigrasi membuat fokus kerja dinas sosial tidak

    terkonsentrasi pada satu permasalahan.

  • 12

    Ada juga penerapan lain oleh pihak Kementerian Pendidikan yang

    menerapkan pendidikan kewirausahaan di sekolah yang mulai tahun 2010 telah

    disosialisasikan di pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada

    butirbutir kebijakan nasional berikut dalam RPJMN 2010 2014.

    a. Peningkatan Akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien

    menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi

    pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan

    diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan

    antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan

    lapangan kerja atau kewirausahaan, 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga

    kerja.

    b. Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat

    nasional, daerah, dan sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan hasil didik

    yang mampu menjawab keutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan

    nasional dan daerah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan (di

    antaranya dengan mengembangkan model (link and match).

    Namun tetap saja berbagai langkah yang dilakukan pemerintah pusat

    maupun daerah tidak menunjukan perubahan yang signifikan. Kebijakan

    pemerintah setempat hanya berfokus dalam pembangunan tanpa diiringi dengan

    pendekatan secara internal sehingga banyak kebijakan pemerintah yang kurang

    berhasil dalam menanggulangi permasalahan anak jalanan. Perlu adanya

    pendekatan secara personal agar kedua elemen masyarakat bisa mengerti akan

    keinginan dan kemauannya. Penanganan pemerintah setempat hanya bisa berjalan

    beberapa waktu dan tidak menyebar kebebarapa tempat yang notabennya

    membutuhkan bantuan dan perhatian mereka.

    C. Peran Pendidikan Warawiri (PW) sebagai Upaya Penerapan Pendidikan

    Kewirausahaan

    Salah satu cara yang memudahkan anak dalam belajar adalah mengaitkan

    mata pelajaran dengan berbagai masalah aktual yang ada di lingkungan sekitar

    anak. Cara ini akan membantu anak-anak yang tingkat kecerdasannya normal,

    bahkan yang dibawah rata-rata akan mudah pula menangkapkan berbagai konsepan

  • 13

    yang akan disampaikan guru. Bagi anak yang cerdas, mereka bisa menerima

    konsep-konsep yang disampaikan guru secara abstrak. Namun tidak demikian bagi

    mereka yang kecerdasannya biasa-biasa saja atau bahkan yang dibawah normal

    (Poedjiati, 2005).

    Pendidikan Warawiri sendiri merupakan suatu metode pendidikan

    kewirausahaan dalam upaya pembentukan karakter mandiri dan kreatif untuk anak-

    anak khusunya anak jalanan. Adapun sasaran pendidikan warawiri adalah anak-

    anak khususnya anak-anak jalanan. Karena kebutuhan pendidikan bagi anak jalanan

    sangatlah diperlukan. Akan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

    membimbing dan mengarahkan anak-anak jalanan diantaranya harus bisa mengerti

    pola sikap, fikir, waktu dan psikologi, Karena pada anak jalanan lebih sering

    mengutamakan pola sikap daripada pola fikir dikarenakan kurang bisa

    mengendalikan diri dan rendahnya pendidikan. Oleh karena itu dalam penerapan

    metode belajar dalam pendidikan warawiri harus mempelajari karakteristik anak

    jalanan agar bisa mudah diterima dan dipelajarinya Pada metode ini akan

    dilaksanakan program-program khusus untuk dapat merubah dan menumbuhkan

    karakter pribadi seorang entreprenenur yakni mandiri dan kreatif. Materi yang akan

    disampaikan dalam metode pembelajaran mudah diterima untuk anak-anak, yakni

    mengkombinasikan antara materi disekolah dengan kondisi yang benar terjadi

    dilapangan. Sehingga anak-anak dapat mengetahui secara langsung fungsi dari

    materi dan belajar memecahkan permasalahan yang terjadi sehingga akan

    membentuk karakter mandiri dan kreatif pada anak. Dalam metode pembelajaran

    PW yang lebih diutamakan adalah aplikatif/praktek langsung dilapangan, sehingga

    dapat merangsang daya fikir mereka untuk dapat memecahkan suatu masalah dalam

    kehidupan sehari-hari. Dampak yang akan didapatkan pada siswa akan

    terbentuknya suatu pola sikap dan fikir yang mandiri dan kreatif dalam

    berkehidupan dimasyarakat, sehingga keberadaan mereka dapat diterima dan tidak

    mengandalkan hanya dengan belas kasih dari orang lain.

  • 14

    D. Metode Pembelajaran Pendidikan Pendidikan Warawiri

    Gambar 1. Metode pembelajaran pendidikan warawiri

    Menurut Battistich (2008) tujuan pendidikan karakter adalah mendorong

    lahirnya anak-anak yang baik. Begitu tumbuh dengan karakter yang baik, anak-

    anak akan tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai

    hal yang terbaik, melakukan segalanya dengan benar, dan cenderung memiliki

    tujuan hidup. Kids preneur adalah salah satu sekolah informal yang memiliki sistem

    pembelajaran pendidika karakter anak. Dalam metode pembelajaran KP didominasi

    pola sikap daripada pola fikir siswa terhadap suatu permasahan yang dihadapi oleh

    siswa. Sehingga siswa akan cenderung berfikir untuk dapat menyelesaikan

    permasalahn tersebut. Materi yang didapat oleh siswa akan langsung bisa

    diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya sehingga siswa bisa langsung

    mempraktikan dilapangan. Adapun program khusus dari metode belajar PW ada

    tiga yakni :

    1. Warawiri Social Entrepreneurship

    Pada program ini memiliki tujuan untuk menumbuhkan dan membentuk

    jiwa tanggung jawab dan mandiri pada siswa, sehingga siswa bisa tumbuh sebagai

    pemimpin. Program ini berisi materi motivasi, tanggung jawab dan games edukasi

    yang dapat menumbuhkan karakter asli anak-anak. Sehingga pengajar dapat

    mengetahui karakter pribadi setiap anak dan akan lebih mudah untuk dibimbing

    agar bisa menumbuhkan karakter mandiri pada anak.

    2. Warawiri Educative and Creativity

    Pada program kedua ini peserta akan diberikan materi tentang pelajaran

    seperti halnya sekolah formal secara rutin. Akan tetapi dalam program ini cara

    penyampaian yang akan diberikan kepada siswa berbeda seperti halnya sekolah

    formal. Dalam proses pembelajaran porgram ini anak-anak akan lebih santai,

  • 15

    nyaman dan berfikir. Materi yang akan disampaikan tidak terlalu banyak, tidak

    menghafal akan tetapi langsung apilkatif kehidupan mereka. Perlu media alat untuk

    dapat merangsang daya fikir mereka sehingga dapat membentuk pola fikir mereka.

    Program ini akan dilaksnakan selama beberapa minggu yang diakukan satu minggu

    satu kali pertemuan sehingga dapat terus memantau langsung perkebangan dari si

    anak.

    3. Warawiri Community

    Program terakhir dari PW ini yakni akan dibentuknya suatu

    wadah/perkumpulan bagi semua anggota PW sehingga peserta didik bisa tetap

    dimonitori pengajar. Tujuan dari program ini yakni agar program PWC bisa

    ditindak lanjuti dan dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat, khususnya di

    Kampung Sri Rahayau. Sehingga ilmu yang diberkan tidak cepat pudar dan anak-

    anak kembali ke masa lalunya. Adapun pengajar utama dari KP ini yakni

    mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman dan bisa bekerjasama

    dengan instansi misalnya GNPUAPS, Radar Banyumas, LSM, dan sebagainya.

    Menurut hasil kuisioner yang kami bagikan secara randow kepada elemen

    masyarakat di Kampung Sri Rahayu tentang perlu program Pendidikan Warawiri.

    Membutuktikan bahwa dari 10 responden yang kami berikan secara acak khusunya

    bagi anak-anak di Kampung Sri Rahayu setuju akan perlunya program pendidikan

    warawiri bagi meraka untuk memberikan solusi alternatif pendidikan non formal

    bagi anak-anak khususnya anak jalanan.

  • 16

    BAB V. PENUTUP

    A. Simpulan

    Berdasarkan data dan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut

    :

    1. Anak jalanan di Kampung Sri Rahayu memiliki permasalahan sosial yang

    kompleks dan tingkat pendidikan rendah.

    2. Hal yang diperlukan untuk membantu pembentukan karakter anak yakni adanya

    dukungan dan motivasi orang tua serta lingkungan akan pentingnya pendidikan

    saat ini.

    3. Cara yang efektif untuk memberikan pendidikan non formal bagi anak anak

    khsususnya anak jalanan adalah dengan cara pendekatan secara personal dan

    intensif agar mereka mudah untuk diatur dan dididik.

    4. Metode Pendidikan Warawiri merupakan salah satu ide/gagasan untuk dunia

    pendidikan saat ini karena metode adalah pendekatan dan aplikatif. Sehingga

    anak-anak bisa nyaman dan mudah menerapkan ilmu/materi sekolah dengan

    kondisi lingkungan sekitar.

    5. Menurut hasil survei dan 10 kuisioner yang kami berikan secara random kepada

    elemen masyarakat di Kampung Dayak semua responden memerlukan adanya

    program pendidikan warawiri.

    6. Anak jalanan yang berkarakter cerdas, bermoral, dan memiliki cita-cita tinggi

    dapat merubah kehidupannya menjadi lebih baik dan mampu meningkatkan

    kepedulian orangtua dan masyarakat sekitar akan pentingnya pendidikan bagi

    anak mereka.

    B. Saran

    Perlu adanya dukungan dan motivasi baik dari pihak orang tua, lingkunagn,

    masyarakat dan pemeritah agar anak-anak di Indonesia khsusunya anak jalanan di

    Kampug Dayak bisa memilki karakter mandiri dan kreatif. Kebijakan yang

    dikeluarkan pemerintah setempat untuk mengurangi permasalahan anak jalanan

    seharusnya langsung terjun dilapangan agar mengetahui secara langsung yang

    terjadi permasalahan dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat Kampung

  • 17

    Dayak. Perlu adanya pendekatan dengan beberapa elemen masyarakat bagai

    masyarakat d Purwokerto, mahasiswa, LSM dan pemerintah setempat agar bisa

    mewujudkan budaya mandiri dan kreatif bagi masyarakat di Kampung Dayak,

    sehingga dapat mewujudkan vsisi pendidikan Indonesia 2015 dapat melahirkan

    generasi emas.

  • 18

    DAFTAR PUSTAKA

    Battistich, V. 2007. Character Education, Prevention, and Positive Youth

    Development. Illinois: University of Missouri, St. Louis.. Muttaqien, Imam

    dari judul Basics of Qualitative Research: Grounded

    Miles, M.B. & Huberman, A. M. 2007. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber

    tentang

    Strauss, A. & Corbin, J. (2009). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah dan

    Teknik-teknik Teoritisasi Data. Terjemahan oleh Muhammad

    Shodiq dan Theory Procedures and Techniques. Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar.

    Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

    Camellia, F. 1999. Fungsi Keluarga Bagi Anak Jalanan di Perkotaan: Studi Kasus

    Anak-Anak Jalanan di Sekolah Binaan YNDN, Pasar Kebayoran Lama

    Jakarta Selatan. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas

    Pertanian IPB, Bogor (Tidak dipublikasikan)

    Farrid, M. 1997. Pekerja Anak, Upaya Implementasi Konvensi Hak Anak di

    Indonesia dan Konvensi ILO (No. 138). Akatiga, Bandung

    Suhartini, T. dan Panjaitan, N.K. 2009. Strategi Bertahan Hidup Anak Jalanan:

    Kasus Anak Jalanan di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sodality, Jurnal

    Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia. IPB, Bogor. 3

    (2): 215-230

    Thamrin, T. 1996. Dehumanisasi Anak Jalanan: Berbagai Pengalaman

    Pemberdayaan. Akatiga, Bandung.

  • 19

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    1. Ketua Kelompok

    a. Nama Lengkap : Indra Afdi Roniansyah

    b. Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agroteknologi

    c. NIM : D1E014045

    d. Tempat, tanggal lahir : Majalengka, 25 April 1995

    e. No. Telp dan Email : 085295577272 dan [email protected]

    f. Alamat Lengkap : Desa Karangasem Rt 01 Rw 08 Kecamatan

    Leuwiunding, Kab Majalengka Kode pos: 45473

    g. Prestasi yang pernah diraih (akademik dan non-akademik) : -

    TTD

    Indra Afdi Roniansyah

    2. Anggota Pelaksana I

    a. Nama Lengkap : Luqman Nul Hakim

    b. Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agroteknologi

    c. NIM : A1L113030

    d. Tempat/tanggal lahir : Majalengka, 26 April 1995

    e. No. Telp dan Email : 085353834006 dan

    [email protected]

    f. Alamat Lengkap : Kelurahan Munjul rt/rw 03 No. 32 Kec.

    Majalengka Kab. Majalengka 45417

    g. Prestasi yang pernah diraih (akademik dan non-akademik): -

    h. Karya ilmiah yang dihasilkan: - TTD

    Luqman Nul Hakim

  • 20

    3. Anggota Pelaksana II

    a. Nama Lengkap : Siti Rohmattilah Hasyim

    b. Fakultas/Jurusan : Fikes/Farmasi

    c. NIM : G1F013033

    d. Tempat, tanggal lahir : Majalengka. 11 Juli 1995

    e. No. Telp dan Email : 089611603661 [email protected]

    f. Alamat Lengkap : Jl. Pejuang 45 RT/RW O1/04 Majalengka Jawa

    Barat

    g. Prestasi yang pernadiraih (akademik dan non-akademik): -

    h. Karya ilmiah yang dihasilkan: -

    TTD

    Siti Rohmattilah Hasyim

  • 21

    BIODATA DOSEN PEMBIMBING

    a. Nama Lengkap : Ir. H. Muhammad Nuskhi, M. Si.

    b. NIP : 19620924 198702 1 003

    c. Tempat, tanggal lahir : Jombang, 24 September 1962

    d. Alamat : Perum Griya Satria 2, Jln. Jarwoto Aminoto No.

    D-12 Sumampir Purwokerto

    e. Jabatan Fungsional : Dosen tetap

    f. Perguruan Tinggi : UNSOED

    g. Bidang Keahlian : Peternakan

    TTD

  • 22

  • 23

    Lampiran 2. Lokasi Survey

    Gambar 2. Kampung Sri Rahayu Gambar 3. UPK Kampung Sri Rahayu

    Kondisi Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak)

    Gambar 4. Kampung Sri Rahayu Gambar 5. Kondisi lingkungan

  • 24

    Lampiran 3. Kondisi anak-anak di kampung Sri Rahayu

    Gambar 6. Kondisi anak-anak

    Gambar 7. Anak-anak Sri Rahayu

    Gambar 8. Wawancara dengan ibu

    Gambar 9. Aktivitas anak-anak