13
 lm MAKALAH PENDEKATAN DESKRIPTIF DALAM ILMU GEOLOGI Tugas Filsafat Ilmu Oleh  Nama : Muhammad Arif  NPM : 270110130065 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI 2014 UNPAD SUMEDANG

Penelitian dengan pendekatan deskriptif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Metode enelitian dengan pendekatan deskriptif

Citation preview

  • lm

    MAKALAH PENDEKATAN DESKRIPTIF DALAM ILMU

    GEOLOGI

    Tugas Filsafat Ilmu

    Oleh

    Nama : Muhammad Arif

    NPM : 270110130065

    FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

    2014

    UNPAD

    SUMEDANG

  • Kata Pengantar

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis bersyukur

    dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul Pendekatan deskriptif dalam

    bidang ilmu geologi. Tidak lupa shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan

    nabi Muhammad SAW.

    Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan dari banyak pihak, maka

    dari itu penulis ucapkan terimakasih atas segala bantuan baik yang materil maupun non

    materil. Akhir kata penulis ucapkan wasalam.

    Sumedang, 3 November 2014

    Muhammad Arif Syaripuddin

  • I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

    memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.Manfaat

    Manfaat dibuatnya makalah ini guna memberikan pemahaman tentang pendekatan secara

    deskriptif maupun analitis dalam ilmu geologi.

    1.2 Tujuan

    Mahasiswa memahami metode penelitian deskriptif

    Mahasiswa memahami kaitannya dalam bidang ilmu geologi

    1.3 Rumusan Masalah

    a. Tujuan penelitian deskriptif

    b. Ruang lingkup penelitian deskriptif

  • II. ISI PEMBAHASAN

    1. Tujuan Penelitian deksriptif

    Pada umumnya tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan

    secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam

    perkembangannya, akhir-akhir ini metode penelitian deskriptif banyak digunakan oleh

    peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar

    laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat

    berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan

    maupun tingkah laku manusia.

    Di samping kedua alasan tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya

    menarik bagi para peneliti muda, karena bentuknya sangat sederhana dengan mudah

    dipahami tanpa perlu memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya

    tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam

    bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual

    perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penenelitian

    deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penenelitian naturalistic yang menggunakan

    kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian seting alami

    fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam) atau dalam

    penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.

    Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama

    seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan

    yang teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang

    diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas,

    permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus

    ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilakukan untuk

    mendapatkan gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.

    Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak

    menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang

  • terjadi saat ini. Dengan penelitian deskriptif, memungkinkan peneliti untuk menjawab

    pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga

    mencari hubungan komparasi antar variabel.

    Keunikan yang ada pada metode penelitian deskriptif antara lain seperti berikut :

    Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh

    responden yag sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.

    Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, terkadang dalam pengumpulan

    data tidak memperoleh data yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang terlatih

    dalam observasi, dan jika perlu membuat chek list lebih dahulu tentang objek yang perlu

    dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara objektif dan reliable.

    Penelitian deskriptif juga membutuhkan permasalahan yang harus diindentifikasi dan

    dirumuskan dengan jelas, agar peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data

    ketika di lapangan.

    2. Ruang lingkup penelitian deskriptif

    Pengertian penelitian deskriptif menurut Sukmadinata, N. S, (2011), adalah suatu

    metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang

    berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Whitney (1960) berpendapat, metode

    deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat,

    (http://lubisgrafura.wordpress.com). Penelitian deskriptif dapat digunakan pendekatan

    kuantitatif berupa pengumpulan dan pengukuran data yang berbentuk angka atau pendekatan

    kualitatif berupa penggambaran keadaan secara naratif (kata-kata) apa adanya, (Sukmadinata,

    N. S, 2011).

    Metode deskriptif lebih luas dari metode survey, sehingga metode survey merupakan bagian

    dari penelitian deskriptif. Terkait dengan ini Sukmdiana, N.S, (2011), berpendapat bahwa :

    1. Deskripsi merupakan hal alamiah sesuai kenyataan kehidupan.

    2. Deskriptif mencakup makna lebih luas (kuantitaif dan kualitatif).

    3. Lebih lengkap dari metode survey dengan observasi dan studi dokumenter.

    4. Deskriptif merupakan penelitian paling dasar dari peneitian eksperimen.

  • 5. Cocok bagi peneliti pemula dalam pengembangan kemampuan penelitian.

    Pemilihan dan penentuan metode penelitian tidak dapat dipisahkan dari tujuan dan

    perumusan masalah, (Sukmadinata, N. S, 2011). Penelitian deskriptif yang dimaksudkan

    untuk menggambarkan atau mendeskripsikan satu variabel secara sistematis disebut dengan

    penelitian deskriptif. Jika penelitian bermaksud untuk mengetahui hubungan atau

    perbandingan maka metode penelitian yang digunakan adalah korelasional atau komparatif,

    karena itu kedua penelitian ini termasuk pada jenis penelitian deskriptif. Sesuai dengan nama

    jenis penelitiannya, penelitian deskriptif ditandai adanya upaya untuk mengetahui kondisi

    sesuatu, baik itu berupa situasi atau keadaan, mutu atau kualitas kinerja seseorang, atau kaitan

    antara dua kondisi yang berupa hubungan atau perbandingan, (http://id.shvoong.com).

    Ditinjau dari segi masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam

    meneliti, serta tempat dan waktu, penelitian ini dapat dibagi atas beberapa jenis. Menurut

    Sukmadinata, N. S, (2011), Ada beberapa variasi dalam penelitian deskriptif yaitu studi

    perkembangan, studi kasus, studi kemasyarakaatan, studi perbandingan, studi hubungan, studi

    waktu dan gerak, studi lanjut, studi kecendrungan, analisis kegiatan dan analisis atau

    dokumen dll.

    1. Studi Perkembangan, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga

    mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya.

    2. Studi Kasus, metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan

    sesuatu kasus.

    3. Studi Kemasyarakatan, kajian intensif yang dilakukan terhadap suatu kelomok

    masyarakat yang tinggal bersama di suatu daerah yang memiliki ikatan dan karakteristik

    tertentu.

    4. Studi Perbandingan, bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua atau lebih

    dari dua situasional.

    5. Studi Hubungan, disebut juga studi korelasional yang meneliti hubungan antara dua hal,

    dua variabel atau lebih.

    6. Studi Waktu dan Gerak, ditujukan untuk meneliti atau menguji jumlah waktu dan

    banyaknya gerak yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan.

  • 7. Studi Kecenderungan, studi ini diarahkan untuk melihat kecenderungan perkembangan.

    8. Studi Tindak Lanjut, merupakan pengumpulan data terhadap para lulusan atau orang-

    orang yang telah menyelesaikan suatu program pendidikan, latihan atau pembinaan.

    9. Analisis Kegiatan, diarahkan untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan dalam

    pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan adalam bidang industri, bisnis, pemerintahan,

    lembaga sosial dll baik dalam kegiatan produksi atau layanan jasa.

    10. Anaisis Isi atau Dokumen, ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen-

    dokumen resmi, yang valid dan keabsahannya.

    B. Pengembangan Rancangan Penelitian Deskriptif

    Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses

    pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses

    perencanaan dan pelaksanaan penelitian, (http://lubisgrafura.wordpress.com/). Dengan

    demikian maka pengembangan rancangan deskriptif menjelaskan langkah-langkah sistematis

    yang ditempuh dalam penelitian deskriptif.

    1. Mengidentifikasi dan Memilih Masalah yang Akan Diteliti

    Identifikasi masalah merupakan upaya mengelompokam, mengurutkan sekaligus

    memetakan masalah berdasarkan bidang-bidang studi, (Sukmadinata, N.S, 2011). Identifikasi

    masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul

    dan berkaitan dengan masalah atau variabel yang akan diteliti, Riduwan, (2009).

    Menurut Sukmadinata, N. S, (2011), dalam megidentifikasi masalah sebaiknya

    menggunakan sumber, baik sumber resmi pernyataan resmi, kesimpulan seminar atau

    kenyataan faktual. Melalui proses ini maka akan dapat diketahui gambaran masalah yang

    akan diteliti. Gambaran masalah yang telah teridentifikasi dihubungkan, dibandingkan satu

    sama lain, kemudian diurutkan berdasarkan rangking yang paling penting, mendesak sampai

    paling kurang. Meskipun telah diurutkan berdasarkan tingkat urgensi, masalah-masalah yang

    telah teridentifikasi perlu dipilih dengan pertimbangan minat dan kemampuan peneliti, lokasi

    dan sumber data, waktu, dana dll.

    Menurut Sukmadinata, N. S, (2011), untuk memecahkan masalah atau menentukan suatu

    tindakan diperlukan sejumlah informasi. Informasi tersebut dikumpulkan melalui proses

  • penelitian deskriptif. Masih menurut Sukmadinata, N. S, (2011), bahwa ada beberapa

    informasi yang bisa diperoleh melalui penelitian deskriptif bagi pemecahan masalah yaitu : 1)

    bagaimana keadaan sekarang, 2) informasi yang kita inginkan dan 3) bagaimana sampai ke

    sana, bagaimana mencapainya.

    2. Merumuskan dan Mengadakan Pembatasan Masalah

    Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, lalu perlu dirumuskan. Rumusan masalah

    merupakan pemetaan faktor-faktor atau variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah

    (Sukmadinata, N. S, 2011). Perumusan ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebut

    maka peneliti dapat menentukan metode penelitian, metode pengumpulan data, pengolahan

    data maupun analisis dan penyimpulan hasil penelitian.

    Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian terarah, terfokus, dan tidak melenceng ke

    mana-mana (Riduwan, 2009). Perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-

    cara pendekatan yang sesuai dan akhirnya akan menentukan rancangan penelitiannya.

    Perumusan masalah berhubungan dengan tujuan dan metode yang digunakan, (Sukmadinata,

    N. S, 2011). Kalau tujuan penelitian diarahkan untuk memperoleh gambaran dan deskripsi

    secara rinci, sistematis dan akurat suatu fenomena maka metode penelitian yang digunakan

    adalah metode deskriptif kuantitatif maupun kualitatif.

    Jika tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan atau komparasi suatu variabel maka

    metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif korelasi atau

    komparasi. Selain untuk mendeskripsikan suatu fenomena, penelitian deskriptif juga

    dirancang untuk membuat komparasi maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel

    kepada variabel lain. Suharsimi, A, (2005), menyatakan karena itu pula penelitian komparasi

    dan korelasi juga dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif, (http://infopendidikan-

    hendriyansyah. blogspot.com).

    3. Melakukan Kajian Pustaka

    Setelah masalah penelitian ditetapkan, selanjutnya pada tahapan ini peneliti mencari

    landasan teoritis dari permasalahan penelitiannya dengan cara melakukan kajian pustaka.

    Tujuan kajian pustaka adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah

    yang diteliti, memperdalam pengetahuan tentang obyek (variabel) yang diteliti, mengkaji

    teori dasar yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, mengkaji temua penelitian terdahulu,

    dan mencari informasi aspek masalah yang belum tergarap.

  • Sumber kajian pustaka dapat diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer

    merupakan karangan asli yang ditulis oleh orang lain secara langsung mengalami, melihat

    dan mengerjakan sendiri. Sumber sekunder adalah tulisan tentang penelitian orang lain.

    Bahan pustaka yang biasanya tersedia diperpustakaan adalah ensiklopedia, kamus, buku-buku

    teks dan buku referensi, buku pegangan, biografi, indeks, abstrak laporan penelitian, majalah,

    jurnal dan surat kabar, skripsi, tesis, desertasi.

    4. Membuat Asumsi atau Anggapan-Anggapan

    Asumsi dalam konteks penelitian diartikan sebagai anggapan dasar, yaitu suatu

    pernyataan atau sesuatau yang diakui kebenarannya atau dianggap benar tanpa harus

    dibuktikan lebih dahulu. Asumsi penelitian merupakan pijakan berpikir dan bertindak dalam

    melaksanakan penelitian. Menurut sifatnya ada tiga jenis asumsi, yaitu asumsi konseptual,

    asumsi situasional dan asumsi operasional. Asumsi konseptual berakar pada pengakuan akan

    kebenaran suatu konsep atau teori. Asumsi situasional diperlukan untuk mengantisipasi

    adanya kondisi lokal atau situasi yang bersifat sementara yang berpotensi mempengaruhi

    berlakunya suatu hukum atau prinsip yang dapat menggoyahkan rancangan penelitian.

    Asumsi operasional bertolak dari masalah-masalah operasional yang masih dalam jangkauan

    pengendalian peneliti, (Ibnu, Mukhadis, Dasna, 2003, dalam http://infopendidikan-

    hendriyansyah.blogspot.com).

    5. Merumuskan Hipotesis Penelitian, Bila Ada

    Hipotesis merupakan dugaan sementara atas permasalahan yang diteliti. Penelitain

    deskriptif diperlukan perumusan hipotesis atau tidak tergantung pada masalah dan tujuan

    yang telah dirumuskan, (Sukmadinata, N. S, 2011). Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk

    membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

    populasi atau daerah tertentu tanpa membandingkan atau menghungkan, tidak memerlukan

    hipotesis. Namun demikian, sebuah penelitian deskriptif yang dirancang untuk membuat

    komparasi atau hubungan perlu merumuskan hipotesis.

    6. Menentukan Populasi, Sampel, Teknik Sampling

    Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang berbeda pada sustu wilayah dan

    memenuhi sayarat-syarat tertentu berkaitan masalah yang diteliti, (Martono, N, 2011).

    Kemudian dijelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri

  • atau keaadan tertentu yang akan diteliti. Terkait dengan hal ini dalam penelitian deskriptif

    juga dilakukan penentuan sampel baik dengan teknik probability maupun non probability.

    7. Menentukan Instrumen

    Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.

    Instrumen atau alat pengumpul data harus sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Sumber

    data dan jenis data yang akan dikumpulkan harus jelas. Instrumen penelitian yang digunakan

    harus memenuhi persyaratan validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan), paling tidak

    ditinjau dari segi isinya sesuai dengan variabel yang diukur. Prosedur pengembangan

    instrumen pengumpul data perlu dijelaskan tentang proses uji coba, analisis butir tes, uji

    kesahihan dan uji keterandalan. Dalam penelitian deskriptif kuantitaif, instrumen yang sering

    digunakan adalah angket (kusioner), pedoman wawancara dan pedoman pengamatan,

    (http://infopendidikan-hendriyansyah.blogspot.com)

    8. Teknik Pengumpulan Data

    Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, observasi dan studi

    dokumenter, Sukmadinata, N. S, (2011). Terdapat perbedaan penelitian deskriptif dengan

    penelitian survey dalam hal teknik pengumpulan data. Menurut Sukmadinata, N. S, (2011),

    kajian deskriptif lebih luas dibanding survey karena mencakup penelitia observasi dan studi

    dokumenter, sedangkan survey terbatas pada penggunaan wawancara dan angket.

    Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

    percakapan dengan responden atau narasumber. Angket atau kuisioner merupakan teknik

    pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyataan atau

    penrnyataan tertulis kepada responden untuk dijawab, (Sugiyono, 2010). Observasi

    merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

    kegiatan yang sedang berlangsung, (Sukmadinata, N. S, (2011). Selanjutnya dijelaskan

    bahwa teknik studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun

    dan menganalisa dokumen-dokumen tertulis gambar maupun elektronik.

    9. Analisi Data

    Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, analisis data hasil penelitian dibedakan

    menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan

    untuk data yang dapat diklasifikasi dalam bentuk angka-angka. Analisis kualitatif digunakan

  • untuk data yang bersifat uraian kalimat (data narartif) yang tidak dapat diubah dalam bentuk

    angka-angka.

    Data yang bersifat kauntitaif pada penelitian deskriptif mutlak dianalisa dengan

    mengguakan statistis. Statistik deskriptif digunakan menganalisa data yang bersifat

    kuantitatif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data apa adanya. Statistik

    deskriptif bisa berupa rata-rata hitung (mean), median, modus, kadang-kadang persentase dll.

    Menurut Sugiono, (2010), statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan

    antar variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisi regresi dan

    membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.

    10. Menarik Kesimpulan atau Generalisasi

    Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang

    diajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan penelitian, landasan teori, data,

    analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Jika rumusan masalah dan tujuan

    dalam penelitian deskriptif hanya ingin menjelaskan suatu fenomena secara deskriptif maka

    kesimpulan yang dikemukakan hanya bersifat deskriptif. Jika peneltian deskriptif yang

    bersifat membandingkan atau mencari hubungan maka kesimpulan akhir menggambarkan

    adanya perbedaan atau hubungan terkait dengan masalah yang diteliti.

  • III. PENUTUP

    Kesimpulan

    Penelitian secara deskriptif cocok digunakan untuk bidang ilmu geologi karena dapat

    berupa gambaran umum dari suatu wilayah yang dijadikan daerah penelitian ke dalam bentuk

    yang lebih sederhana.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

    Cetakan ke 11. Bandung : CV. Alfabeta.

    Sukmadinata, N. S, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 7. Bandung : Remaja

    Rosdakarya.