Upload
muhammad-kahfie
View
577
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH KEWARGANEGARAAN
PENERAPAN IPTEK DALAM MEMBANGUN
KETAHANAN NASIONAL
Disusun oleh :
Aji Nuryanto (055410100)
Fatkhurozaq Budi Setyawan (025410062)
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
A K A K O MYOGYAKARTA
1
2009
Daftar Isi
Daftar Isi
Kata Pengantar
Bab I. Pendahuluan
I.1. Alasan Pemilihan Judul
I.2. Rumusan Masalah
I.3. Ruang Lingkup
I.4. Maksud dan Tujuan
Bab II. Pembahasan
I.1. Pertahanan Nasional
I.2. Pertahanan Keamanan
I.3. Kemajuan IPTEK Pertahanan
I.4. Kondisi Pertahanan di Indonesia
I.5. Upaya Penguasaan dan Penerapan IPTEK dalam Pertahanan Keamanan
I.6. Pemberdayaan Sumber Daya NasionalBab III. Penutup
III.1. Kesimpulan
III.2. Saran
2
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang yang telah memberikan rahmat, kesehatan, kekuatan, semangat dan
kesabaran kepada penyusun sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Hambatan selalu kami hadapi, dalam penyusunan makalah ini. Berkat izin
Allah SWT dan berkat bimbingan, bantuan, dorongan dari berbagai pihak,
akhirnya kami dapat melalui hambatan hingga makalah ini kami selesaikan. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Rikardha M.b.s, S.H
2. Teman – teman kelas 9 Kewarganegaraan
Kami, Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu Penyusun mengharap kritik dan saran sehingga pada kegiatan
selanjutnya lebih bisa sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, November 2009
Penyusun
3
BAB.I PENDAHULUAN
I.1. Alasan Pemilihan Judul
Penerapan IPTEK dalam Membangun Ketahanan Nasional, judul
ini kami pilih karena adanya keterkaitan antara mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan dengan Disiplin Ilmu kami, yaitu dibidang IPTEK
umumnya, Teknik Informatika khususnya.
Sehingga nantinya kami, sebagai pembuat makalah dapat
memahami hubungan IPTEK dengan Ketahanan Nasional.
I.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang di definisikan dalam makalah ini dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana Pertahanan Nasional, dan Penyelenggaraan Pertahanan
Keamanan
2. Bagaimana Perkembangan IPTEK Pertahanan Di masa sekarang
3. Bagaimana Upaya pengembangan dan Penerapan IPTEK dalam
Penyelenggaraan Pertahanan Keamanan
I.3. Ruang Lingkup
Makalah ini membahas tentang Pertahanan Nasional, Pertahanan
Keamanan, Kemajuan IPTEK Pertahanan, Kondisi Pertahanan di
Indonesia, Upaya Penguasaan dan Penerapan IPTEK dalam Pertahanan
Keamanan, serta Pemberdayaan Sumber Daya Nasional.
4
I.4. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Makalah ini dimaksudkan untuk memperjelas pemahaman tentang
Pertahanan Nasional dan Upaya Penerapan IPTEK dalam Pertahanan
Keamanan.
b. Tujuan
Tujuan pembuatan Makalah ini dimaksudkan untuk menambah
wawasan tentang Pertahanan Nasional, Perkembangan IPTEK
Pertahanan bagi mahasiswa dan juga untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Kewarganegaraan.
5
BAB.II PEMBAHASAN
II.1. Pertahanan Nasional
Pertahanan nasional menurut kamus besar bahasa Indonesia
terbitan Balai Pustaka tahun 1989 adalah :
1) Segala usaha untuk mencegah dan menangkis lawan, melindungi dan
membela kepentingan nasional terhadap segala macam paksaan
dengan kekerasan dan serangan dari pihak lain.
2) Kekuatan, kemampuan, daya tahan, dan keuletan yang menjadi tujuan
suatu bangsa untuk menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan
gangguan yang datang dari luar ataupun dari dalam, yang secara
langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup
bangsa dan negara.
Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan
integrasi dari setiap aspek kehidupan bangsa dan Negara. Pada
hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan
suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidup menuju
kejayaan bangsa dan Negara. Berhasilnya pembangunan nasional akan
meningkatkan ketahanan nasional. Selanjutnya ketahanan nasional yang
tangguh akan mendorong pembangunan.
6
Skema rumusan konseptual ketahanan nasional :
Unsur ketahanan nasional model Indonesia :
a. Trigatra adalah aspek alamiah ( tangible): penduduk, sumberdaya
alam, dan wilayah
b. Pancagatra adalah aspek sosial ( intangible) yang terdiri dari
ideology, politik, ekonomi , sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Ketahanan nasional meliputi :
Ketahanan ideology : kondisi mental bangsa Indonesia yang
berlandaskan akan ideology Pancasila
Ketahanan Politik : kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia
yang berlandaskan demokrasi politik berdasarkan pancasila dan
UUD 1945 yang mampu memelihara sistem politik yang sehat dan
dinamis.
7
Ketahanan Ekonomi : kondisisi kehidupan perekonomian bangsa
yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang berlandaskan pancasila
yang mampu memelihara stabilitas ekonomi.
Ketahanan sosial budaya : kondisi sosial budaya bangsa yang
dijiwai kepribadian nasional berdasarkan pancasila yang
mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan
kehidupan sosial budaya manusia an masyarakat Indonesia.
Ketahanan pertahanan keamanan adalah kondisi daya tangkal
bangsa yang dilandasi kesadaran Bela Negara seluruh rakyat yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan
keamanan.
Sifat-sifat ketahanan nasional Indonesia :
Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada
kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan
yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu
pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini
merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global.
Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat
meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi
bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini
sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia
ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, uapaya peningkatan
8
ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan
dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan
nasional yang lebih baik
Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang
diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang,
serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang
bersifat manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang
akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya
tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara,
semakin besar pula kewibawaannya
Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa
tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak
mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih
pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan
mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa
II.2.Pertahanan Keamanan
Pengertian tentang Pertahanan Keamanan antara lain :
Sebagai salah satu gatra dalam konsep Pertahanan Nasional, terkait
dengan gatra lainnya
Sebagai Hak dan Kewajiban warga Negara dalam upaya bela Negara
9
Sebagai salah satu fungsi Negara : membangun dan mengembangkan
konsepsi Pertahanan Keamanan dengan mengerahkan dan
menggunakan segenap komponen kekuatan Pertahanan Keamanan
Berdasarkan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, pasal 2 menyatakan hakikat pertahanan negara
adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban
warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Sedangkan yang
dimaksud dengan pertahanan bersifat semesta adalah keterlibatan seluruh
warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara
total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman.
Dalam Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002, pasal 7 ayat (2) dan
(3) menyebutkan macam ancaman, yaitu ancaman militer dan ancaman
non militer. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan
kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai
kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Sedangkan ancaman non
militer pada hakikatnya adalah ancaman yg menggunakan faktor-faktor
non militer yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan
10
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman non militer ini merupakan ancaman yang sering
terlihat tidak nyata secara fisik tetapi sangat efektif untuk
menghancurkan suatu negara melalui penetrasi nilai-nilai diantaranya
kebebasan, demokrasi, HAM dan lingkungan hidup, akan terus terjadi
bahkan meningkat pada masa depan baik dari kuantitas maupun
kualitasnya.
II.3.Kemajuan IPTEK Pertahanan
Pemanfaatan kemajuan Iptek dalam bidang pertahanan, dapat
memperkuat pertahanan suatu negara dan juga menimbulkan ancaman
bagi negara lain. Pemanfaatan teknologi ini dapat meningkatkan
kemampuan alutsista dan peralatan militer lainnya, misalnya memperjauh
jarak tembak rudal, meningkatkan kemampuan anti radar, meningkatkan
kemampuan senjata kimia dan biologi (chemical/biological weapon).
Sedangkan dari aspek ancaman yang ditimbulkan dapat berupa
Electronic Warfare, Information Warfare, Cyber Warfare dan
Psychological Warfare. Pemanfaatan teknologi tersebut akan
berpengaruh besar pada kondisi pertahanan dan keamanan dunia.
Banyak negara telah mengembangkan teknologi informasi dan
komunikasi, teknologi kedirgantaraan, bioteknologi, teknologi propulsi,
teknologi pembangkit energi dan nanoteknologi untuk menggerakan
industri pertahanannya dalam rangka memproduksi alutsista yang
11
digunakan untuk memperkuat militernya dan juga untuk menyiapkan
sebagai produsen alutsista yang siap bersaing dengan negara produsen
lain. Industri pertahahan di negara maju berkembang sangat pesat karena
dukungan yang penuh dari pemerintah (baik kebijakan industri maupun
finansialnya) dan iklim ekonomi yang menunjang perkembangannya.
Di beberapa kawasan muncul negara sebagai kekuatan baru dengan
disertai peralatan militer yang canggih. India dan China merupakan
contoh negara yang memiliki kekuatan militer sekaligus kekuatan
ekonomi yang tangguh. Mereka memanfaatkan kemajuan Iptek untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menggiatkan industri
pertahanannya.
China mengembangkan kemampuan militer yang berteknologi
tinggi dengan membangun angkatan bersenjata yang terkomputerisasi,
kemampuan tempur berbasis teknologi informasi, dan didukung oleh
prajurit dengan jumlah yang besar dan berkualitas. Sedangkan India
dengan kemajuan elektroniknya berhasil mengembangkan pembuatan
pesawat, helikopter, dan rudal yang cukup disegani.
Dengan Iptek, sistem persenjataan dan alat peralatan baru dapat
diciptakan untuk mendukung keperluan militer/pertahanan yang lebih
handal, lebih akurat, dan lebih cepat dan fleksibel pengerahannya.
Teknologi dalam memproduksi persenjataan dan alat peralatan tersebut
terus berkembang sejalan dengan perkembangan Iptek.
12
II.4.Kondisi Pertahanan di Indonesia
Walaupun sejumlah keterbatasan yang dihadapi dalam
pembangunan kekuatan pertahanan dan ancaman militer akan semakin
jarang terjadi dimasa depan, Indonesia perlu terus meningkatkan
kemampuan pertahanan militer baik di darat, laut maupun udara, untuk
memberikan jaminan keamanan nasional. Pembangunan pertahanan saat
ini belum dapat mewujudkan postur pertahanan yang kuat dan disegani
dilihat dari jumlah dan kualitas peralatan militer/alutsista yang dimiliki.
Kondisi peralatan pertahanan saat ini sangat memprihatinkan baik dari
segi usia maupun kecanggihan teknologi. Alutsista yang dimiliki TNI
rata-rata berusia lebih dari 20 tahun. Untuk kesiapan operasional alutsista
dilakukan dengan repowering/retrofit dan dilakuan pembelian baru kalau
dinilai sangat mendesak/dibutuhkan.
Perkembangan teknologi pertahanan Indonesia saat ini jauh
ketinggalan bila dibandingkan dengan perkembangan teknologi militer
(Revolution in Military Affairs-RMA) dari negara-negara lain yang maju
pesat dan dapat menciptakan sistem senjata baru yang memiliki daya
rusak dan daya jangkau yang lebih besar dan lebih jauh serta lebih akurat.
Sedangkan kebutuhan pemenuhan pemeliharaan, pengoperasian, maupun
suku cadang alutsista masih bergantung pada negara-negara lain. Dari
aspek profesionalisme, kualitas sumber daya manusia dan tingkat
kesejahteraan prajurit belum memenuhi kebutuhan yang diharapkan.
13
Oleh karena itu, kondisi kekuatan pertahanan Indonesia saat ini jauh di
bawah kebutuhan pokok, bahkan di bawah kekuatan pokok minimal
(minimum essential force) sekalipun.
II.5.Upaya Penguasaan dan Penerapan IPTEK dalam Pertahanan Keamanan
Paradigma pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sedang menuju pembangunanberbasis sumber daya masyarakat
berpengetahuan (knowledge based society). Proses ini berimplikasi pada
berbagai bidang pembangunan, termasuk pembangunan teknologi
pertahanan. Sebagai bagian utama dari knowledge based society, Ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kualitas dan kebutuhan hidup manusia dengan mendayagunakan sumber
daya yang ada disekelilingnya.
Pembangunan Iptek ini selaras dengan yang digariskan Undang-
undang, yaitu :
Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (5) menyatakan bahwa
pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
pasal 23 ayat (1) menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan
14
kemampuan pertahanan negara, pemerintah melakukan penelitian
dan pengembangan industri dan teknologi di bidang pertahanan.
Pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia yang sedang
dilakukan tidak terlepas dari perkembangan Iptek. Program
pembangunan Iptek yang diarahkan untuk mendukung kepentingan
pertahanan lebih menjurus pada terpenuhinya kebutuhan alutsista yang
difokuskan pada teknologi pendukung, yaitu :
Daya Gerak, meliputi Alat transportasi Darat, Laut dan Udara
Daya Tempur, meliputi Senjata, Munisi Kaliber Besar dan dan
Bahan Peledak, Roket dan Peluru Kendali
Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer dan Informasi (K4I),
meliputi Alat Komunikasi, Surveilance, Penginderaan dan Navigasi
Peralatan/Bekal Prajurit , meliputi Perlengkapan Operasi Personel
II.6.Pemberdayaan Sumber Daya Nasional
Untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks dan
mewujudkan pemenuhan alutsista dari dalam negeri, memerlukan upaya
multidimensional dalam penyelesaiannya, serta kebijakan pertahanan
yang komprehensif (total defence). Kebijakan pertahanan tidak hanya
cukup menggunakan pendekatan militer namun perlu dintegrasikan
dengan melibatkan seluruh komponen bangsa, terutama pendekatan non
militer, seperti aspek-aspek ekonomi, sosial, budaya, politik dan
15
lingkungan hidup. Keterlibatan komponen bangsa tersebut merupakan
manisfestasi dari Sistem Pertahanan Semesta yang penyelenggaraannya
didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta
keyakinan pada kekuatan sendiri.
Untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal dalam
penguasaan dan penerapan IPTEK bidang pertahanan diperlukan
kerjasama sinergis antara pengguna teknologi, lembaga penelitian dan
pengembangan, perguruan tinggi dan industri. Kerjasama tersebut akan
mendorong percepatan menuju kemandirian nasional dalam bidang
penguasaan dan pengembangan teknologi pertahanan, karena selama ini
pemenuhan alustista dan sarana pertahanan negara lainnya sangat
tergantung dari pengadaan luar negeri. Hal ini disebabkan potensi
kemampuan industri nasional masih belum diberdayakan secara
maksimal.
a. Pengguna/pemerintah
Pemerintah/Dephan memperhatikan perkembangan industri
pertahanan dan industri nasional untuk mendukung pemenuhan
kebutuhan alutsista dan alat pertahanan lainnya dengan memfasilitasi
pertumbuhan industri pertahanan dan industri nasional yang
berkaitan dengan bidang pertahanan. Hal ini merupakan
implementasi dari pasal 20, ayat (2), UU Pertahanan Negara,
menyatakan segala sumber daya nasional yang berupa sumber daya
16
manusia, sumber daya alam dan buatan, nilai-nilai, teknologi dan
dana dapat didayagunakan untuk meningkatkan kemampuan
pertahanan Negara.
b. Lembaga Litbang
Lembaga penelitian dan pengembangan memiliki peran sangat
penting dalam mendukung penguasaan teknologi. Pada saat ini,
peran sebagian besar lembaga penelitian dan pengembangan nasional
masih belum menjadi kekuatan utama dalam pencapaian keunggulan
teknologi. Untuk itu, lembaga Litbang harus diberdayakan untuk
dapat menghasilkan yang dapat digunakan bagi pembangunan
pertahanan negara. Pemberdayaan Litbang ini dapat dilakukan
dengan metoda penguasaan teknologi yaitu Alih Teknologi, Forward
Engineering, dan Reverse Engineering.
c. Perguruan Tinggi
Dalam rangka menuju kemandirian teknologi pertahanan diperlukan
penguasaan teknologi dan aktivitas penelitian dan pengembangan
yang didukung oleh sumber daya manusia dengan kualitas dan
kuantitas yang memadai. Sedangkan untuk mencetak SDM yang
memiliki keahlian dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan
teknologi pertahanan tidak terlepas dari peran lembaga pendidikan
formal dan non formal.
17
Perguruan Tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan formal
sangat berperan dalam pembentukan SDM yang berkualitas. Untuk
itu, diperlukan perguruan tinggi dan sarana pendidikan yang dapat
mewujudkan SDM yang memiliki kompetensi dalam Iptek
Pertahanan.
d. Industri Pertahanan dan Industri Nasional
Pengembangan Iptek dalam industri pertahanan bertujuan untuk
pemenuhan kebutuhan alutsista dan mewujudkan kemandirian
industri pertahanan. Industri pertahanan merupakan bagian dari
industri nasional yang pengembangannya harus dilakukan secara
komprehensif, agar terjadi sinergi dan efesiensi secara nasional.
Sebagian industri nasional telah dapat terintegrasi dan berperan
ganda, yaitu sebagai industri penghasil peralatan pertahanan dan
keamanan, sekaligus industri penghasil peralatan sipil.
e. Kerjasama Kelembagaan
Membangun kerjasama kelembagaan dengan pihak luar dalam
berbagai bentuk kegiatan seperti pendidikan dan pelatihan, penelitian
dan pengembangan, akuisisi dan kerjasama lainuntuk meningkatkan
kemampuan dalam pemenuhan alustista.
18
BAB.III PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Pertahanan Nasional adalah Kekuatan, kemampuan, daya tahan, dan
keuletan yang menjadi tujuan suatu bangsa untuk menghadapi
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar
ataupun dari dalam, yang secara langsung atau tidak langsung
membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertahanan
dapat menimbulkan ancaman militer dan ancaman non militer
semakin luas. Untuk itu, kemajuan Iptek harus dimanfaatkan untuk
mendukung terwujudnya pertahanan negara yang kuat.
Dengan demikian, penguasaan dan penerapan Iptek dapat memperkuat
pertahanan Negara sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional selanjutnya dapat meningkatkan martabat bangsa dan
ketahanan nasional.
III.2. Saran
Dalam membangun ketahanan nasional dengan penerapan IPTEK
19
Daftar Pustaka
Handout Pendidikan Kewarganegaraan Bab III, Negara dan Upaya Pembelaan
Negara (TI/2009)
Ketahanan Nasional, Koordinator Widyaiswara Pusdiklatjemen
http://www.dephan.go.id/modules.php?
name=Sections&op=viewarticle&artid=54
Ketahanan Nasional, http://naynienay.wordpress.com/2007/12/05/ketahanan-
nasional-2/
20