51
BAB III PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR PERANCANGAN TAPAK £.1.1. ANALISIS URBAN DESAIN Menurut Kevin Lien, identitas suatu lingkungan dapat di tandai dengan elemen-elemen yaitu : 01. Pathways, yaitu unsur sirkulasi, merupakan jalur dimana pengamat dapat bergerak di dalamnya. Pathways utama pada kawasan perencanaan adalah Jalan Raya Darmo dan Jalan Dr. Soetomo. 02. Nodes, yaitu titik kegiatan kota, pusat aktifitas yang merupan titik strategi dalam kota diman pengamat dapat masuk kedalam nya dan merupakan pusat kegiatan. Yang menjadi nodes pada kawasan perencanaan adalah sekolah St. Luis dan katedral sebagai pengumpul massa. 03. Landmark, yaitu tand kota, titik referensi, yang dapat dikenali secara fisik. Land mark yang ada pada kawasan adalah Landmark Mayor; gedung BRU Tower dan Landmark minor; St. Luis dan Katedral. 04. Distrik, yaitu suatu bagian dari kota yang dapat dikenali sebagai derah yang memiliki karakter tertentu. Pada exixting kawasan Dr. Soetomo merupakan distrik fasilitas sosial umum yang berwawasan keagamaan. 7

PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

BAB III

PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN

2.1. DASAR PERANCANGAN TAPAK

£.1.1. ANALISIS URBAN DESAIN

Menurut Kevin Lien, identitas suatu lingkungan dapat di

tandai dengan elemen-elemen yaitu :

01. Pathways, yaitu unsur sirkulasi, merupakan jalur dimana

pengamat dapat bergerak di dalamnya. Pathways utama pada kawasan

perencanaan adalah Jalan Raya Darmo dan Jalan Dr. Soetomo.

02. Nodes, yaitu titik kegiatan kota, pusat aktifitas yang

merupan titik strategi dalam kota diman pengamat dapat masuk

kedalam nya dan merupakan pusat kegiatan. Yang menjadi nodes pada

kawasan perencanaan adalah sekolah St. Luis dan katedral sebagai

pengumpul massa.

03. Landmark, yaitu tand kota, titik referensi, yang dapat

dikenali secara fisik. Land mark yang ada pada kawasan adalah

Landmark Mayor; gedung BRU Tower dan Landmark minor; St. Luis dan

Katedral.

04. Distrik, yaitu suatu bagian dari kota yang dapat

dikenali sebagai derah yang memiliki karakter tertentu. Pada

exixting kawasan Dr. Soetomo merupakan distrik fasilitas sosial

umum yang berwawasan keagamaan.

7

Page 2: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

^^m

^ M P ^ ~ ^ J

fi£iS58y^^^ ^ . -

uYi?

Page 3: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga
Page 4: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga
Page 5: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

05. Edge, yaitu batas kawasan, batas antara dua hal

(daerah-aktifitas)yang berbeda atau pemutusan suatu kontinuitas.

Dengan pemngembangan kawasan perencanaan, maka unsur batas

kawasan beridentitas sebagai edge adalah : sepanjang jalan raya

Darmo dan sepanjang jalan Dr. Soetomo, sepanjang jalur sungai

kali mas.

2.1.2 ANALISIS TAPAK

2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI

Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar

matahari juga merupakan sal ah satu faktor yang perlu

dipertimbangkan. Dalam perencanaan pusat pelayanan stres (stress

Centre) bagian utama yang perlu seoptimal mungkin tidak terkena

matahari langsung adalah ruang-ruang fungsional. Dalam hal ini

arah yang sangat baik untuk pembukaan secara keseluruhan adalah

ke arah utara-selatan. Penempatan bentuk bangunan yang ada

nantinya harus disesuaikan dengan bentuk site yang ada.

Untuk daerah-daerah yang mendapat sinar matahari secara

langsung dapat diatasi dengan memberikan pembayangan untuk

mengurangi radiasi panas matahari yang masuk kedalam bangunan.

2.1.2.2. ANALISIS ARAH ANGIN

Dalam perencaaan stress Centre ini sebagian besar ruang-

ruang yang dirancang dengan menggunakan penghawaan buatan, oleh

sebab itu pergerakan angin tidak terlalu berpengaruh pada

perencanaan site maupun bangunan, meskipun demikian terdapat

pembukaan pada beberapa tempat agar pengunjung atau tamu stress

Centre tetap dapat merasakan penghawaan pasif.

8

Page 6: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

£.1.2.3. ANALISIS KEBISINQAN

Ketenangan merupakan suatu hal yang tidak dapat dilupakan

dalam perencanaan dan perancangan hotel. Ruang konsultasi

merupakan ruang yang sangat membutuhkan ketenangan. Untuk

mengatasi kebisingan yang mungkin timbul digunakan beberapa cara

yang mungkin timbul sebagai berikut :

01. Pemakaian ruang dengan air condition sebagai peredam

bunyi pada ruangan.

02. Memberi jarak yang cukup untuk meredam bunyi terhadap

sumber kebisingan.

03. Memberikan peredam khususnya bagi ruang tidur yang

berhadapan langsung dengansumber kebisingan yang biasanya terjadi

oleh lalu lalang kendaraan di jalan raya.

04. Pemakaian kaca kedap udara untuk dapat meredam bunyi

yang masuk ke dalam bangunan.

Sumber kebisingan yang mungkin terjadi berasal dari suara

kendaraan di sepanjang jalan Dr. Soetomo, di 1ingkuangan Katedral

dan SMU St. Luis.

2.1.2.4. ANALISIS SPACE PENANGKAP

Space penangkap merupakan bagian atau ruang yang sudah dan

sering terlihat dari arah pencapaian manusia dan kendaraan

sehingga menjadi bagian yang memiliki nilai lebih sebagai pusat

dari tapak bangunan.

Space penangkap didalam tapak dapat dipakai sebagai entrance

atau plasa yang merupakan daya tarik utama dari bangunan dan

tapak secara keseluruhan. Untuk memperoleh space penangkap yang

9

Page 7: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga
Page 8: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga
Page 9: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga
Page 10: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

baik digunakan analisis sudut pandang horisontal. Pada tapak

space sangat kuat sebagai space penangkap terletak antara jalan

Dr. Soetomo dan jalan Sriwijaya.

2.1.2.5. ANALISIS PENCAPAIAN DAN ENTRANCE

Pencapaian, dalam menentukan pencapaian ke dalam tapak harus

mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

01. Pencapaian harus mudah dilihat.

02. Pencapaian harus jelas arahnya.

03. Pencapaian harus Aman bagi pejalan kaki maupun bagi

yang berkendaraan .

04. Pencapaian harus lancar, tidak menimbulkan kemacetan.

Pencapaian dapat dibagi menjadi dua yaitu pencapaian bagi pejalan

kaki dan yang berkendaraan.

Untuk pejalan kaki disediakan pedestrian sedangkan bagi

pengunjung dengan kendaraan pribadi dapat melalui jalan yang

diarahkan langsung masuk ke dalam tapak, perlu diingat bahwa

untuk pencapaian bagian servis harus dipisahkan dengan pencapaian

pengunjung.

Entrance, sebaiknya terletak di daerah yang mudah terlihat

agar dapat memberi arah bagi orang awam, serta memberi arah yang

jelas dan berkesan menerima. Untuk menentukan entrance yang baik,

perlu diperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh sebagai berikut

di bawah ini :

01. Kondisi tapak.

02. Lingkungan sekitar tapak.

03. Lalu lintas sekitar tapak.

10

Page 11: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

04. Sudut pengamat ke tapak.

05. Kemudahan pencapaian.

06. Space penangkap.

2.1.2.6. ANALISIS SIRKULASI DALAM TAPAK

Yang dimaksud dalam hal ini adalah sirkulasi di luar

bangunan yang berada dalam tapak bangunan. Dalam menentukannya

perlu pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

01. Kejelasan sirkulasi menuju bangunan dan menuju parkir.

02. Tidak terjadi crossing antara sirkulasi pejalan kaki

dan sirkulasi kendaraan bermotor.

03. Sirkulasi yang terjadi memungkinkan kendaraan bermotor

untuk memutar kembali ke dalam tapak.

04. Adanya pemisahan antara sirkulasi tamu dengan sirkulasi

staff/karyawan dan service.

£.1.2.7. ANALISIS ZONNING

Zoning (pendaerahan) diperlukan dalam tapak agar:

01. Kegiatan yang satu dengan yang lainnya tidak saling

mengganggu.

02. Dapat memenuhi fungsinya secara optimal sebagai

bangunan stress Centre dengan seluruh kegiatan di dalamnya.

03. Pencapaian dan sirkulasiyang mudah, jelas dan terarah.

04. Untuk mempermudah pengelompokan ruang pada waktu

terjadi kebakaran.

Dalam menentukan zonning hal yang perlu diperhatikan adalah

sebagai berikut :

01. Pengelompokan ruang dan sirkulasi disesuaikan dengan

fungsi dan si fat pelayanannya.

11

Page 12: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

Befbeo

Page 13: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

02. Mempermudah arah pencapaian dari sekitar tapak

03. Memperhatikan arah sumber kebisingan, karena para

konseli sangat membutuhkan ketenangan.

Dalam tapak daerah yang terletak di pinggir jalan karena

adanya pertimbangan faktor kebisingan, pencapaian dan faktor

lainnya maka lebih cocok untuk ruang-ruang yang sifatnya umum dan

tidak membutuhkan ketenangan yang tinggi. Untuk daerah service

lebih cocok diletakkan pad bagian yang berhubungan langsung

dengan side entrance.

2.1.3 DASAR PERANCANGAN BANGUNAN

2.1.3.1. PERANCANGAN RUANG LUAR

Bangunan Pusat Pelayanan stres (Stress Centre) yang

direncanakan ini hendaknya dapat menjadi daya tarik bagi

lingkungan sekitarnya atau sebagai Point Of View bagi

1ingkungannya. Selanjutnya dinarapkan nantinya bangunan ini dapat

membantu masyarakat atau para konseli untuk lebih dapat mengenal

Stress Centre serta bangunan Fasum komersial lain yang ada

disekitarnya.

Dalam perancangan ruang 1uar diharapkan bangunan ini dapat

menyatu dengan 1ingkungannya sehingga tampak keharmonisan dan

kenyamanan baik dari segi visual maupun image bagi orang yang ada

disekitarnya. Penataan ruang luar pada hotel ini direncanakan

agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai dan kualitas

ruang dalam dengan memanfaatkan potensi alam yang ada, sehingga

tatanan ruang yang terjadi dapat seimbang dan selaras dengan

12

Page 14: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

MruU£i imtee H*WAWC sr» cwnn CDCOK. VKOt-uwHftoc

Page 15: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

rencana tata kota.

Dal am perancangan ruang luar ini per1u diperhatikan adanya

nilai dan kualitas tapak untuk memperkuat kehadiran bangunan

antara lain:

01. Space penagkap maupun space perantara dengan sudut

pandang yang menarik dari .jalan utama.

02. Penciptaan hirarki arah pandang manusia agar dapat ikut

menunjang penampilan bangunan keseluruhan.

03. Beda ketinggian lantai dapat ikut menghadirkan ruang.

04. Penataan taman yang memanfaatkan lahan dan taman yang

dikembangkan menyatu dengan bangunan sehingga tercipta view

buatan yang asri.

2.. 1.3.2. PERANCANGAN RUANG DALAM

Dengan memperhatikan suasana perancangan banguan Stress

Centre, suasana yang diinginkan antara lain secara efisien

memenuhi kebutuhan dan fungsi disamping suasana megah, nyaman,

aman dan yang terpenting dapat memberikan prestige bagi para

konseli yang ada di dalammnya.

Konsep ruang dalam ini digunakan konsep ambiguity, dimana

kesan yang ingin ditimbulkan yaitu suasana natural alamiah yang

dapat dirasakan sampai ke dalam bangunan.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, raaka

banguan yang direncanakan dibuat antara lainnya :

01. Kesan megah terutama di tonjolkan dengan penekanan pada

main entrance yang diapit juga oleh sasyap bangunan yang memiliki

karakter tersendiri dari luar banguan yang ditarik ke dalam

13

Page 16: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

bangunan.

02. Kesan nyaman yang diselesaikan dengan memasukkan unsur-

unsur alam seperti tanaman alami pada setiap sudut bangunan

dengan kehadiran pot ambigu yang ada.

03. Pemberian fasilitas yang lengkap sehingga membuat para

konseli betah tinggal di Stress Centre ini walaupun dalam jangka

waktu yang rel at if lama.

2.1.3.3. PERANCANGAN BENTUK BANGUNAN

Dalam penataan dan perencanaan bangunan tentunya diperlukan

suatu konsep yang medasari suatu bentuk bangunan, dalam proyek

ini konsep yang pakai adalah konsep Ambiguity yang akan

dijabarkan lebih lanjut pada bab-bab selan.jutnya.

2,. 1.3,3. 1. ESTETIKA

Merupakan si fat dasar dalam perancangan yang mendasari suatu

bentuk yang sifatnya visual Cdapat ditangkap/dinikmati oleh

indera manusia). Nilai estetika itu sendiri dapat tercipta

melalui kaidah-kaidah:

01. Harmoni, adanya keselarasan bentuk dengan pengulangan

unsur-unsur yang ada.

02. Balance, adanya keseimbangan bentuk baik secara

simetris maupun simetris dengan memperhatikan unsur proposional

03. Contrast, adanya suatu perbedaan atau pertentangan dari

satu ataupun lebih unsur-unsurnya (gar is, bidang, warna) baik

dari segi kualitas maupun kuantitas.

04. Unity, adanya kesatuan unsur-unsur baik dari susunan

maupun bentuknya.

14

Page 17: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

jrtCMftMUJAX ©««£**

smew- uKnK-HHMutci and "> « W B H<0»K (KM *M»v h m w

^ S N * W « « « « CAM*.

FAKUXTAS TEKN1K

JURUSAN ARSITEKTUF uravEmTAS KmsicN prniA

SURABAYA • M00NE9A

IT. J . LOEKITO HARTONO. MA )r. PRAMS SUHARTONO. PhD IT. ACHMAO ARCHAJADI

Page 18: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

£.1.3.3.2. KEADAAN LINGKUNGAN

Lingkungan sekitar mempunyai peranan utama dalam

mempengaruhi bentuk suatu bangunan seperti :

01. Letak lokasi didaerah Fasum sehingga harus diperhatikan

keberadaan bangunan sekitarnya.

02. Orientasi bangubab yang menunjukkan hirarki pada

keuskupan dalam hal ini diwakili oleh kehadiran bentukan bangunan

katedral.

2.1.3.3.3. PRESTIGE/ELITE

Unsur prestige merupakan sal ah satu ciri dari masyarakat

menengah keatas, karena Stress Centre ini keberadaannya

diutamakan bagi para eksekutif muda maka unsur ini merupakan hal

utama yang patut di tonjolkan.

2.1.3.3.1V MEGAH

Kesan megah sangat dibutuhkan untuk menunjang segi prestige,

oleh sebab itu pada bagian depan bangunan ini digunakan frame-

frame raksasa yang mengarahakan para konseli masuk ke main

entrance, juga penggunaan bentukan-bentukan raksasa sangat

membantu memberi kesan megah pada bangunan ini.

2.2. PENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA BANGUNAN

Untuk menjamin originalitas desain maka di bawah ini kami

berikan keterangan penerapan konsep ambiguity pada bidang-bidang

2 dimensional maupun 3 dimensional.

2.2.1. PENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA SISTEM TATA RUANG

Dalam suatu bangunan sebagai wadah aktifitas, sangatlah

diperlukan pembagian area bangunan menjadi bagian~bagian yang

15

Page 19: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

lebih kecil sebagaimana yang diperlukan. Pembagian ini dilakukan

dengan dasar bahwa tidak semua aktifitas mempunyai bentuk, si fat,

dan karakter yang sama. Oleh sebab itu, untuk mengoptimalkan

masing-masing aktifitas yang ditampung dalam ruangan, maka

pembagian ruang (besar) menjadi ruang-ruang yang lebih kecil akan

dapat menampungaktifitas-aktifitas yang terjadi. Adapun faktor

yang dominan dalam melakukan aktifitas-aktifitas adalah tingkat

privasi yang diperlukan dalam menjalankan aktifitas tersebut.

Masing-masing aktifitas memerlukan tingkat privasi yang berbeda-

beda. Dengan demikian, tata ruang sangatlah penting dalam

menciptakan bentuk, sifat, dan karakter ruang yang berbeda-beda.

Adapun sistem tata ruang yang dijadikan pilihan :

01. Cellular system/sistem ruang tertutup.

Ciri ciri : Pr'ivasi lebih terjamin, perbedaan status lebih jelas,

fleksibelitas ruang berkurang, pencahayaan dan komunikasi

langsung kurang efektif/sulit, pencahayaan alami kurang

dimanfaatkan, hubungan antar ruang yang tidak intim, tiap unit

ruang hanya akan menampung satu aktifitas.

02. Group space system/sistem ruang group.

Ciri ciri : Ruang dibagi dalam unit-unit yang lebih besar dan

permanen, privasi tinggi terhadap tiap unit, hubungan tiap ruang

tidak intim, tiap unit ruang dapat menapung lebih dari satu jenis

akt i fitas.

03. Open plan system/sistem ruang terbuka.

Ciri ciri : Ruang tidak terbagi dalam unit-unit privasi

berkurang, hubungan antar ruang intim, luasan tiap ruang dibentuk

oleh perabot yang dibutuhkan, fleksibelitasan tinggi, pengawasan

16

Page 20: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

dan komunikasi langsung ekonomis dalam pemakaian konstruksi,

material dan ruang, pemanfaatan cahaya alami maksimal.

04. Lanscape system.

Ruang tidak terbagi dalam unit-unit, privasi kurang, hubungan

antar ruang intim, luasan tiap ruang dibentuk secara tegas oleh

tiap-tiap kelompok perabot.

Dalam penentuan sistem tata ruang yang digunakan adalah

berdasarkan jenis ruangan, sehingga tidak terpaku pada satu

sistem tata ruang dalam bangunan , malainkan terdiri dari

beberapa sistem.

Ruang ruang yang di desain : Lantai 1 :

Ruang Reseptionis Ruang Apot i k Ruang Gudang farmasi Ruang Praktek umum perorangan Ruang Praktek umum group Ruang Praktek umum anak-anak Ruang Konsultasi surat Ruang Konsultasi telepon dan PABX Ruang Hall darurat Ruang Hall utama Ruang Hall Serbaguna Ruang Hall administrasi Ruang Gawat daruray Ruang Isolasi sementara Ruang Rapat koordinasi Ruang Rekreasi santai Ruang Relaksasi anak-anak Ruang Relaksasi dewasa Ruang Kolam air hangat Ruang Kolam air ding in Ruang Ganti bilas Ruang Gudang makan Ruang Musholla Ruang Serba guna Ruang Panggung serba guna Ruang Ganti serba guna Ruang Kios serba guna Ruang Kabag Ruang Kasie

4 30 10

104 42 26 30 30 64 100 312 104 26 26 26 30 78 102 62 62 60 18 26 76< 84 148 106 234 91

m^ m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 > mi m2 m2 m2 m2 m2

(4 ruanq)

(4 ruang)

(2

(9

ruang)

ruanq)

17

Page 21: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

Ruang Makan dan kafetaria Ruang Sekretariat Ruang Toko rohani Ruang Toko buku Ruang Perpustakaan Ruang Toilet Ruang Loker Ruang Dapur Ruang Rapat Ruang Senam Ruang Instruktur Ruang Pandang dengar

Total Luasan Ruang Total Luasan Ruang Efektif

84 32 100 25 25 88 25 26 45

260 65 156

m2 m2 m2 m2 m2 m2 (4 ruang) m2 m2 m2 m2 m2 m2

4264 m2 3726 m2

lantai

Ruang Persiapan rehat Ruang Seminar kecil Ruang Seminar Utama Ruang Toilet Ruang Kontrol Ruang Pamer dalam Ruang Pamer selasar Ruang Sekretariat Ruang Hall Seminar Ruang Hall Konseling Ruang AHU Ruang Makan Ruang Pantry Ruang Gudang Ruang Konseling Ruang Pelepasan Ruang Seni Ruang Komunal

Total Luasan Ruang Total Luasan Ruanq Efektif

25 m2 250 450 50 65

220 126 48 104 52 43 104 18 18

594 30 52 165

2802 2414

m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2

m2 m2

(2 C3

(2

Ruang) ruang)

ruang)

(33 ruang) (2 (2 (4

ruang) ruang) ruang)

Lantai 3

Ruang Gudang Ruang AHU Ruang Pantry Ruang Toilet Ruang Pelepasan Ruang Okupuntur Ruang Konseling group Ruang Konseling keluarga Ruang Konseling Ruang Hall konseling Ruang Heller work Ruang Komunal Ruanq Komunal umum

18 m2 18 m2 18 m2 50 m2 75 m2 77 m2

208 m2 108 m2 792 m2 104 m2 26

235 m2 m2

104 m2

(2 ruang) (4 ruang) (3 ruang) (2 ruang) (5 ruang) (44 ruang)

(6 ruang) (2 ruang)

18

Page 22: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

Total Luasan Ruang 2470 m2

Total luasan ruang Efektif 1833 m2

Lantai 4 :

Ruang Pantry Ruang Gudang Ruang AHU Ruang Konseling Ruang Komunal Ruang Hall Konseling Ruang Hall Kapela Ruang Kapela Ruang Isol asi Ruang Pelepasan Ruang Pastoran Ruang Toilet Ruang Sangkristi Total Luasan Ruang 1300 m2

Total Luasan Ruang Efektif 987 m2

Lantai 5:

Ruang Makan Ruang Perawat Ruang Rawat tinggal Ruang Jaga Taman Terbuka Ruang liesin Lift (Open Plan) Total Luasan Ruang 1300 m2

Total Luasan Ruang Efektif 1022 m2

Lantai &:

Ruang Tandon atas dan chiller Ruang 01 ah raga Ruang Menara pengawas (Open Plan) Total Luasan ruang 572 m2 Total Luasan Ruang Efektif 422 m2

18 28 18

234 80 52 52 192 75 48

m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2

(13 ruang) (2

(3 (3

125 m2 50 25

m2 m2

(2

ruang)

ruang) ruang)

ruang)

19

Page 23: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

2.2.2. PENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA SITE PLAN BANGUNAN

01. Pada jalur sirkulasi kendaraan pada waktu memasuki

site, pengamat di hadapkan oleh dua pilihan awal untuk

menggunakan jalur sirkulasi kiri ataupun kanan. Kehadiran

bentukan bulat memberi penekanan yang sama pada kedua sisi

tersebut, namun dengan kehadiran main entrance bangunan membuat

sisi kanan lebih menonjol keberadaannya. Dengan sistem ini jalur

sirkulasi yang telah "mapan" seakan dipecahkan dan dipisah.

02. Penggunaan sistem parkir yang berbeda (45o dan 90o)

memberikan pilihan kepada para pengamat. Penempatan sistem parkir

yang berbeda ini memberikan kesan ambigu.

03. Entrance parkir semi basement yang berada di bawah site

entrance, menimbulkan kesan ambigu secara hakekat antara entrance

kendaraan dengan entrance manusia.

04. Penempatan frame raksasa pada main entrance bangunan

menimbulkan kesam ambigu bangunan pada main entrance, secara

hakekat akan dipertanyakan arti sebenarnya dari suatu "Entrance"

pada bangunan. Penyelesaian ini akan menimbulkan suatu ruang

antara yang "Tidak hitam dan tidak putih" pada bangunan, ambigu

antara halaman dengan hall bangunan.

05. Main entrance bangunan dibuat dua buah pada sisi kanan

dan kiri bangunan dengan penekanan dan pengolahan yang berbeda ,

sehingga pilihan tetap diberikan kepada pengamat . Main entrance

yang terbentuk adalah main entrance yang menjadi pilihan dari

pengamat.

06. Secara keseluruhan konsep ambigu pada bangunan secara

site plan menimbulkan kesan asimetrikal simetri seperti yang

pernah di kemukakan oleh John Sumerson , sebuah keseimbangan yang

20

Page 24: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

j TOOftHM RCN5EP MfXLCXJm FN* SUB PUW

01. Pada }alur alrkulaal kendaraan, pada waktu alba, penganat dlhadapkan oleh dua buah pilihan ovoli. untuk aanggunakan jaluc eirkulaai kirl maupun kanan.'

Jtahadiran bentukan yang bulat manberikan penekanan yang itttn pada kadua aiai taraebut, nanun dangan kehadlran w i n entimue bangunan mariauat a ia i kanan lebih nwionjol kebaradaannya. Dangan siatem ini Jolur aixkula

J"0?H9 *udah Vapan" aaakan di peoahkan dan dipiaah. ..02i Jfenggunaan elatem porfcir yang bexbada (4So dan 90o) . mentoerlXan pilihan kepada para pengnmat. Pencnpatan aia tea parkir yang barbeda i n i mniirbulkan keaan anbigu. .

j tfjjfBlgWroajEldg eend baaament yang berada di bavoh ' L£<«Vitranc«V-iianJMxilkan euqtu anbigu aecara hakekat ;

antara an&^n6a!kendaraan dengan awapanoa menuaia. ' 04. ' Bcnerrpotan" Baaaj' zakaaaa * pada main

bangunan iheniirtxilXan' kaantolguan .'pada ' main entrance. Secara hakekat akan dipertanyaterv arti'aebenarnya dari * M W « 3 * bangunan. panyalaaaian Ini -meniffbulkan auatu ruang -antara 4"yang tidak nitam* dan- tidok' putih" pada j

" IJai^unM;>nl!JdU:^j$»«i Tfala^atflpangen haj^angunan. 05. M*Ln entrance bangunan di bust dua buah pada aiai klzi dan kanan bangunan dengan penekanan dan pengolahan yang' barbada/ eehinggo pilihan tetap diberikan kepada penganat. . Main, entrance yang terbentuk adalah main entrance yang menjadi pilihan dari penganat. - - • 06. Secara keaaluruhan

i aita'p^aa. aeperti yang pa

kaaaiiirangnV-yang

Page 25: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

tidak sama komposisinya.

2.2.3. PENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA LAYOUT BANGUNAN

Pada layout lantai pertama terbagi atas 6 buah zona yang

penataannya menurut padsa konsep ambiguity, zona yang terbentuk

adalah zona UGD, zona konseling awal, zona administrasi, zona

relaksasi, zona latihan fisik, dan zona serbaguna. Secara garis

besar penerapan konsep ambigu pada Layout adalah sebagai berikut:

01. Main entrance yang terletak di kanan dan kiri bangunan

memecah (memberikan alternatif) menjadi dua buah sirkulasi menuju

pada hall zona konseling awal dan zona serbaguna.

02. Pengamat dari hall zona konseling awal akan diberi

kebebasan untuk memilih menuju ke zona administrasi yang

tersembunyi maupun ke zona yang lainnya.

03. Pembatas pada zona yang masa oprasinya berbeda yaitu

zona serba guna dan zona yang lainnya adalah ; zona relaksasi dan

zona latihan fisik, pada jalur sirkulasi yang akan terjadi

pemecah (memberikan alternatif) menuju ke zona relaksasi atau

menuju ke zona latihan fisik. Kembali lagi pengamat di "paksakan"

untuk memilih diantara keduanya dengan kehadiran pot bunga yang

didesain secara ambigu.

04. Pola pembagian dan pengelompokan ruang-ruang

berdasarkan atas primsip kombinasi dari sistem selular, sistem

pengelompokan ruang , sistem terbuka, sistem lansekap, yang

terkombinasikan secara baik dalam desain berdasarkan aktifitas

ruang, bentuk, sifat, karakter ruang, dan tingkat privasi yang

di inginkan.

21

Page 26: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

• -—. UJMU>. xoijuti. t*iL uniu c e i u a y - a t e a o Ouan tona f yang penataannya menurut pada konsep ambigui ty , xona j. yang tertientuk ada lah aona UGD, aona k o n s e l i n g e u o l . xona a d n i n i s t r a s i , cona r e l a k s a s i , aona l a t i h a n f i e i k ,

.4aj). aona serba guna. Sacara g a r l s b e s a r penerapan konsep anbigu pada l a y o u t a d a l a h c a b a g a l b e r i k u t : O lJ - jha in Entrance yang t e r l e t a k d i kanan dan k i r l oangunan wanacah (mantoerikan a l t e r n a t i f ) raenjadi dua -buah^eirfculasl atenuju pada b a l l aona k o n s e l i n g a v a l dan apnajaerbaguna. U2.J yggatfifrt d a r l h a l l aona k o n s e l i n g e w s l akan d i b e r i Jtatoafaasan 5ya#C. a e m i l i h menuju ke aona adra in i s tras i yang ttersentwnyi- wnupun :ke*ona yang l n i n n y a . 03.T \ F n t u e B S ~ p a d a t o n s yang tnasa pperas inya berbeda y a i t u xooa'serbaguna' daii l o n a ynng l l a innya a d a l a h ; aona r e l a k s a s i dan cona l a t i h a n f i s i k , pada j a l u r s i r k u l a s i yang e d a a k a n t e r j a d i pemacahan {mntoer lkan a l t e r n a t i f J menuju ke aona r e l a k s a s i ' a tau irenuju' ke aona l a t i h a n f i s i k . .'RarrbaliiOagi penganei di>pakfcakanr untuk a w n i l i h d i a n t a r a , kaduannya - dengan - kehadiran - pot bunga yang d i d e a a i n ;sacara antoigu^-;—*-j—•—r *- — —— -•• - - • tola" "pantoaglan" d a n ' 1 pen^elon^okken " ruang-ruang bardaaarkan _j ata* '- pr^tisip^ ko i t i inas i^ d a r i ~ Q-l,.ul a r sys tem, Qxup s p a a e . s y s t a m j Cpen p l a n . sy s t em, . Lenscape syatcRi yang j t erkonbinas ikaa . sacara ; baik dalam ; d e s a i n berdasarkan • t k t i f i t a a } - r \ B n g ; | " ruang. dan t lngkpt ! pt3Jy$*l ]

JALN4 PAD0A2AKAH

' g a v n i

h idran j

OOOQ&

belakang

JMJW KI.IST IsrOOOAS-SCETOK)

JMUKKLUU FAKUMAS TEKN1K

JURUSAN ARSITEKTUR H M V I M H I WSTCN K l t A

suFuawA/YcoNEsu

LAY OPT kAUJOOTON h HMMMUHMNMI «O>; k « « M D MOUJJUJI

Page 27: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

2.2.4. PENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA SISTEM PARKIR

01. Pada sistem parkir yang ada menggunakan dua buah model

parkir yaitu sistem 45o dan sistem 60o yang ditempatkan secara

bersebrangan maupun secara berdekatan pada satu arah. Senantiasa

pendisainan sistem parkir, hal ini juga berdasarkan pada karakter

mendasar dari site yang ada dan sedapat mungkin penggunaan lahan

parkir tidak mengurangi nilai estetika pada bangunan utama.

02. Untuk lahan parkir pada semi basement yang

keberadaannya tidak terlepas dari optimalisasi lahan parkir yang

ada maka konsep ambigu yang ada diterapkan pada bahan dan pola

lantai yang dibuat berwarna-warni, dan sebagai tuntutan sebuah

stress Centre yang membutuhkan penghijauan untuk "Penyegaran urat

syaraf" maka Juga didesain lahan lansekap yang cukup luas

dilengkapi saranan penunjangnya.

2.2.5. PENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA DENAH LANTAI 1

01. Jalur sirkulasi menuju bangunan di arahkan dengan

keberadaan 4 buah frame raksasa sedangkan dengan kehadiran main

entrace yang "kembar tetapi berbeda" di kanan dan kiri bidang

lengkung mempertegas keberadaan konsep ambiguity pada main

entrance.

02. Kehadiran .jalur sirkulasi bangunan yang melebar

membentuk ruang adalah suatu kriteria dari tuntutan konseli

stres, kehadiran Pot informasi sebagai pembelah koridor sehingga

jalur sirkulasi terbelah menjadi 2 bagian dengan tetap menjaga

arah tujuan yang sama.

03. Kehadiran pot tanaman di dalam ruangan fasilitas stress

ini memiliki 2 bagian yang "kembar tetapi berbeda" apabila di

22

Page 28: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

7 JO

>

7 20

>

7 20

>

>

7 20

>

120

>

720

>

720

y

7 20

ftjda aiatam parkir yang ads kami menggunakan dua buah pilihan model parkir yaitu parkir 90o dan 45o yang kami tampatkan aaoara baraabrangan maupun aacara bardakatan pada aatuarah. Sanantiaaa pandaaainan ayatam parkir juga bardaaarkan pada karaktar daaar dari aita yang ada dan sedapot mungkin panggunaan lahan untuk parkir tidak mangurangl nilai aatettk pada bangunan utama. Untuk lahan parkir aami basement yang kebaradaanya tidak tarlapaa dari optimaliaaai lahan parkir yang ada maka konaap antiigu kami tarapkan dari bahan dan pol lantai yang dibuat wrna-werni, dan aabagai tuntutan aabuah atraaa Oantra yang memerlukan panghijauan untuk "penyagaran urat ayaraf" maka kami jogs mendaaain lahan lanacapa yang cuicup luaa dangan dilangkapi aarana penunjangnya. '

8r -4) ™ cf>—^-4—^-oj) in <j>

Page 29: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

nrt'pjuft pant umu i

.OQQOQi H

01. Jelur elrkulesi ;*eriuju bongunan diarahkan dengan keberadaan 4 buah : frame rangka, eedangkan dengan kehadian »Hn Entrance fang "kentjar tetapi bada* di kenan dan kiri bidang lengkung iienpertega. keberadaan koneep ambiguity pada main entrance. • • ; : : . " 0*y Kehadiran Jalur airkulasi; ;bangunan; yang Jiailjeiiluk ruang adalah auotu kriteria dari (

3»>naeli . t ree , kehadiran •j^aHfcbrSaa'Iirtj 3r*3doryang ada menbelah )al^iUliS)iilZimiijit&&ii-•..•Uayiairdengan tetap manjaga arafrtujuW J*ngid«K.*11Trt . ^ r l i - ^ a d t o a n pot tanamen d i dalara ruang: ruang -fasi l l taa • atrea i n i maidUkl dua buah baglan yang •kenfcar, tetapi berboda", opabila d i pernatlkan dengan

--aeau>g§uhnya jraaing-troaing ruang memiliki Nariaai" 04.1TB0rttradlkallbenUjk .penataan kolom dengan "faentuk -deix*:baiigiiaa^asni4M-Jtt)ert:Venturi ««ili<toulkan 1

alapa yang-f-T-

'OEWH LWTAI 1 I

Page 30: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

perhatikan dengan sesungguhnya masing-masing ruangan memiliki

variasi yang berbeda dengan ruangan disebelahnnya.

04. Kontradiksi bentuk penataan kolom dengan bentuk denah

bangunan menurut Robert Venturi menimbulkan kesan ambigu yang

selalu mempertanyakan "siapa yang benar dan siapa yang salah".

2.2.6. PENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA DENAH LANTAI 2

01. Penyelesaian konsep ambiguity pada jalur sirkulasi

sama dengan penyelesaian pada denah lantai 1

02. Penggunaan kolom dan balok ekspose pada bangunan ini

memekai konsep ambigu yang memberikan kenenasam pada pengamat

untuk memilih diatara kolom dan balok yang "kembar tetapi tidak

sama"

03. Pemakaian jalur sirkulasi komunal umum membuat para

pengamat /pemakai bertanya hakekat dari jalur sirkulasi yang ada.

f.ambigu secara hakekat)

04. Dari bentukan denah pada seluruh bangunan sendiri

menunjukkan adanya perkawinan bentuk dasar kotak, segitiga, dan

lingkaran Perkawinan ini dapat menimbulkan kesan ambigu menurut

Robert Ventury,

2.2.7PENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA DENAH LANTAI 3

01. Penggunaan konsep ambigu pada denah ruang dalam ruang

merupakan penerapan arsitektur post mo pada desain, perhatikan

kehadiran ruang komunal sebagai pembentuk sistyem ruang dalam

ruang pada desain ini.

02. Kehadiran ruang komonal selain dikarenakan oleh

tuntutan kebutuhan konseli juga dikarenakan penerapan konsep

ambigu.

23

Page 31: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

*-»^tp^kita4pf ] £A6S fij&ftH LWEAI 2

01. PenyelttMian; konsep hnbigulty: pada jalur sirkulasi sama dengan penyelasian;konsep pacta denoh lantai 1. 02. Pencjgunaan kolan dan; balok ekspose "pada bangunan ini msnakai konsep antoiguity yang jnemberikan kebebasan kepada pengamat untuk me^li^jdiantara *isi. koyxn dan

• balfk yang "kembar tetapflbJM5ada^*4^*^-^~^'Mt-*-^j 1; 03. Famakaian jalur sirkul^il^ibegai^inuang Ikominai * inum, manfcuat para pengarnat/p^hvKaXtTtiar^wiya'̂ h^Dceklat

dari jalur sirkulasi yang ada (sstjlgui keoara hakekat). • « . dari bentukan denah pada seluruh bangunan sendiri

- menunjukan adanya perkawinan bentuk dasarkotak,; isegi - tiga#-daii •lingkaran, perkawLnan ini dapat wenlntxilknn ~ kesan • ambigu* -menurut ftobert Venturi 'dalara Qsmplejcity

<&. ^mm^^

Page 32: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

-<?>-T--3>-T-^

01. Penggunaan^kgnsep ambiguity .pada denah ruang dalam ruang merupekan »uoty.penerflpan.arsite>ctur Poet-tt) pada detain menurut Itobext ; Ventury. Perhatitan . kehadiran ruong-ruang kcmunal eefcegoi. perrbentuJt^Bistian ruang-dalam ruang pada deea in ' i i t f^ i" ; : ; ; :^^*^^^-^—~n. . -02. Kehadiran ruang karonair-gelnlYf'd^Vareiiakaniftlaft tuntutan kebutuhan koneeli '• juga dikarenakan dengan adanya penerapon konsep ambiguity.'. * * Reft. P. Leyhausen. "Qrganisaai ' : konunal terpencil"dalam environmental Psychology, hal 183-195.

Page 33: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

2.2.8PENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA DENAH LANTAI 4

01. Orientasi pintu masuk pada kapela yang frontal pada

altar mengalami pergeseran pada jalur sirkulasi masuk yang

mengarah pada tabelnakel hal ini merupakan penerapan konsep

ambigu simetrical asimetri

02. Penerapan konsep ambigu .juga menyebabkan adanya

"bentukan kembar tetapi berbeda" pada pot .jendela di depan

kapela, pergeseran peletakan kapela yang tudak simetri

menyebabkan perbedaan bentuk pot bangunan sisi kanan dan kirinya.

03. Kehadiran bentukan void yang selalu simetri beraturan

namun karena penempatrannya yang tidak simetri memberi kesan

konsep ambigu tersendiri bagi pengamat yang menikmati void dari

bawah ke atas.

04. Pembagian jalur sirkulasi akibat bentukan ruang

pastoran pada hal didepan lift membagi hall menjadi dua bagian

membagi bagian fungsi yang berbeda.

5-2.9. PENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA DENAH LANTAI 5

01. Pada denah lantai 5 terjadi pengelompokan zonning ruang

yang sangat teratur terjadi hirarki fungsi ruang antara yang

private dengan yang kurang private suatu konsep ambigu yang akan

diterapkan disini adalah bahwa terjadi ruang positif di luar

ruangan utama sebagai taman terbuka di samping bangunan,

pengolahan ruang terbuka dalam bangunan seperti ini sangat jarang

dapat di jumpai pada bentukan bangunan yang lain dari sini

terjadi.

24

Page 34: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

„__i_;r_ „____._, .jpeia yw»9; JCfontai paaa altar mengaland pargeaeran <xlah jaiur ;airkula«i mmk yang wangarati pads -tabainokel - hal • ini ; merupakan amma$m konaep artbigu aiiwBtrlcal aalmetrli •; 02. Fsnarapan konaep antoigu juga menyebabkan odanya bentukan yang "kanfcar tetapi:berbedaH peda pot j«idala ;

'capala, pcrgaaaran palatakan-topela iraanyebabkah' i bentuk pot bangunan •iajlJwi]«jftt^cffi lL lTt^' t* sdixan bentukan w i d y a ^ i l a v H U f l l

beroturan.. nanun karena penwnpotannya yang : tidak. •ImetritWDtjcrl keaan konaep antodguT "tafcttndirl: oagi: prn^irot yanglnienlkiTBti void darl b r a h ke ataa. . " : : : " McifBntoo^jn^alur sixkuUsi akibat; bentukan ruang paetoran -pada hail dl ^depan l i f t martoagl -bagian *ung«i

Page 35: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

Ada danah^lartal^^aB^^-jrurtu aoming ruang yang -aangpat jteriatiff»*^erjadi hirarkl £ungai antara yang- ^prtwU::doingah"fyang - kurang private, auatu konaep a*tolgu jybog akan dl-terripkan dlslni adalah bahm barfed!«ruang "pnaft'fTj£U 3.uar ruangan utarm aebagai tanSan'I terbuka Idll Jianplng bangunan, pengolahan aebaaar r nnT 7 fcfthgrttr^arttng 'dapat di tcmukan pada bangunan. lai^TZ darj; alni

Page 36: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

2-2.1BENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA DENAH LANTAI 6

01. Ruang oleh raga yang luas disertai dengan ruanng menara

pandang sangat1 ah nebarik untuk dinikmati dengan pengolahan yang

"sederhana" maka kita dapat memisahkan jalur sirkulasi servis

denga jalur sirkulasi para konseli yang datang untuk menikmati

fasilitas ruang menara pandang dan tempat olah raga.

3.2.1RENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA TAMPAK SELATAN

01. Penonjolan frame penyangga pembayangan sangat indah

untuk dinikmati. Karena pada waktu pagi dan siang hari dimana

sinar matahari memiliki kemiringan yang cukup maka akan terbentuk

pembayangan yang atraktif. Setelah "disuguhi" dengan pemandangan

yang atraktif maka pengamat akan diarahkan menuju ke pusat orien

tasi dan pusat dominasi di tengah bangunan.

02. Untuk pengamat yang menggunakan kendaraan mobil maka

kesan pemecahan arus yang merupakan penerapan konsep ambiguiti

ini akan semakin terasa dengan kehadiran hall kolam pancing di

tengah jalur sirkulasi.

03. Pada tampak bangunan bagian selatan ini seperti halnya

tampak bangunan sisi yang lainnya penerapan konsep ambigu sangat

terasa sekali dengan perminanan bentukan dasar yang ada hal ini

memberi kesan asimetrikal simetri yang kuat dengan pembelahan di

tengah bangunan sebagai gar is imaginal pembandingnya.

2.2.1BENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA TAMPAK BARAT DAYA

01. Konsep ambiguity post modern sangat ditonjolkan pada

tampak bangunan dengan menngunakan elemen elemen katedral.

Pengambilan elemen-elemen dan teknik penyelesaian yang ada

diambil dari teori-teori John Sumerson, yang banyak berbicara

Page 37: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga
Page 38: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

4 t

^ I -+ - 1 1 1

hrrj , | | E

L jBiyiljjiPK lb

_ ;

. ^'HSrlk

Epllni J I ISLJI . ii JfpiJliyL Ji

- } r ; ^

: ' -

slip IQBWAN KXSEP /MnGUTTY PMA TAKPAK SOJOMt

fsCBAjOUH frame panyangga pautjayangan aangat indon untuk dinUomti. karena pada pegi dan slang harl dinnna slnar mtaharl memilixi kaniringan yang cukup traka akan terbentuk panfceyangan yang atraktiff. Setelah Miauguhi* dangan psmandangan yang atxaktlf maka pangamat akan diarahkan menuju ke puaat orient**! dan pusat dcminoai di tengah bangunan. Untuk penganat yang manggunakan kandaraan mobll maka kesan pemacahan a n a yang marupakan panarapan koneep anbiguiti Inl akan •emakin teraaa dangan kehadixan hal l kolam poncing d i tengah jalur sirkulaai. Itoda tanpak bangunan baglan salatan < i n l seperti halnya dangan tarapak bangunan s l a l yang lainnya panarapan konaep anblgu aangat tacaaa sekali dangan pexminan bentukan daaar yang ada hel i n l menberl kasan aslmtrlkal aimetri yang kuat dangan pembelahan di tengah bangunan —banal garla imj lner pajijandingnnyv • TAMPAK SELATAN

Page 39: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

• PDCRAPAN KOCEP MSIGUItY PAEA TAHPAX EEUMAN BARAX

! Konsep ambiguiti poet modaren aangat ditonjolXan pada tanpak bangunan dengan renggurakan alamen-alamen yang langsung diadopaikan darl alaman-elemn kaltadral. Pengarrbilan «l«men-«laman dan teknlk panyalaaaian yang ada di anbil darl teori-taori John Sunaraon, .yang banyak berblcara menganall penetraal, e l W n a e l , tranapoelai, dan lain aebagalnya yang pada akhimyo mambentuk karakter anbigu aainwtrlkal almatrl. Penonjolan unaur xangka di aanptng kanan dan klr i bangunan aanakin manuaatkan perhatlan' pangonat pada

* puaat doninaal yaltu bantukan aagltiga yang dl adopal dori bantuk »egi tlga kaltadral. Kaberadaan xangka yang beaar nanpertanyakan pada pengamat., apakah rangka yang ada l tu atruktural ataupun hanya eatetlk, atau mjngkln bukan kadua-duanya. Konaep ant>lgu aacara hakakat, eelalu mempartanyakan dan mantoerikan kebabaaan kapada pengamat untuk bartanya dan manjawbnya dangan pilihan-pilihan yang taraadia. Jrame rakaaaa yang aamakln mangacll inengarahkan pangamBt untuk mamaauki bangunan. Calam hoi ln l frame in ! aaakan menjadi gate hall luar.

DAYA \ IAKULTAS TI

| JUSUSANASSI ^s&8^

u n miu

Mt*. n u t

•*••>•

HMITIt

lUfcABATA 3XDC

w / < J

S*i<$¥ i. t m m

• AM* I • I f •

M » l l « l II •

IrZxki ,m ^

J ' t O M

Page 40: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

mengenai penetrasi, eliminasi, transposisi, dan Iain-lain yang

pada akhirnya membentuk karakter ambigu asimetrikal simetri.

02. PenonjoIan unsur rangka di samping kanan dan kiri

bangunan semakin memusatkan perhatian pengamat pada pusat

dominasi yaitu bentukan segi tiga yang diadopsi dari bentuk

segitiga katedral.

03. Keberadaan rangka yang besar mempertanyakan kepada

pengamat, apakah rangka yang ada itu struktural ataupun hanya

estetik, atau mungkin bukan kedua-duanya.

04. Konsep ambigu secara hakekat, selalu mempertanyakan dan

memberikan kebebasan kepada pengamat untuk bertanya dan

menjawabnya dengan pilihan-pi1ihan yang tersedia.

05. Frame raksasa yang semakin mengecil mengarahkan

pengamat untuk memasuki bangunan. Dal am hal ini frame seakan

menjadi gate hall luar.

2.2.1BENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA TAMPAK BARAT

01. Penggunaan sirip sirip horizontal memberikan kesan yang

"merendahkan" dimensi bangunan yang ada selain itu kesan

penonjolan detail bangunan yang dapat dicapai.

02. Sebuah kelebihan pada bangunan ini didalam pengolahan

konsep ambiguity adalah kesan 3 dimensinya yang selalu

ditonjolkan dengan pembayangan yang ada. Dari manapun si pengamat

menikmati bangunan ini selalu ada bagian yang 3 dimensional yang

ditonjolkan. Penerapan ini sesuai dengan contoh kasus yang

dikemukakan oleh Robert Venturi dalam Comnplexity dan

Contr ad ict ion.

>6

Page 41: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

~ni 1II11III 111 I Mil I • • • • in IJ_- x i l l !

"^illlllliililiillillill ~̂ 11111II111 IJ>

FBGtKPAH KOCEP JWBiaurTY PROA TAMPAK BARAT

Pengguneen s ir ip-s ir ip horizontal mamberi keson yang "rrerendnhkan' dironei bangunan yang ada selaln i tu keaan penonjolan detail bangunan dapat di capai. Sebuah keleblhan bangunan l n l didalam pangolahon konaep

. arrtoiguity adalah keaan 3 dlmensinyo yang aelalu-ditonjoDtan dengan panfcayangan yang ada. Carl mnapun a l panganat menUamtl bangunan l n l salalu ada bad Ian yang tlga dimensional yang ditonjolfcan. Panarapan l n l ' •eauai dengan oontoh kasus yang' dl kemukakan olah fbbert Venturi dalam Complexity and Contradiction. Dsnlkian juga dengan keberadaan atop mayor dan minor yang diaejajarkan pada bangunan l n l mamberDcan psrtanyaan kepada pengnmat "bangunan l n l marupakan bangunan tunggal atau bangunan ganda" sebuah pertanyaan yang tJjrtul dorl panarapan konaep ambigu. BARAT

Page 42: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

03. Demikian Juga dengan keberadaan atap mayor dan minor

yang disejajarkan pada banguna ini memberikan pertannya pada

pengamat, bangunan ini merupakan bangunan tunggal atau bangunan

ganda ?. Sebuah pertanyaan yang timbul dari penerapan konsep

ambigu.

£.2.14. PENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA TAMPAK TIMUR

01. Pada tampak timur ini banyak diberikan bentukan-

bentukan Jendela-jendela yang menjorok kebelakang. Jendela-

jendela yanga ada sengaja dibuat tampa pembayangan, hal ini

dikarenakan sang perancang percaya dengan sudut SBV dan SBH yang

telah diketahui maka penjorokan Jendela kebelakang sebesar 60 cm

sudah cukup untuk sisi bangunan bagian timur.

02. Efek ambiguity yang ingin dicapai adalah di satu sisi

pengolahan bayangan amat ditonjolkan namun di sisi lain tidak

diperhatikan. Pembukaan yang utama banyak kita jumpai di sisi

ini, hal ini disebabkan karena pemanfaatan sinar matahari pagi

dan alokasi pembukaan agar kesan masif dapat ditonjolkan pada

sisi bangunan yang lain.

£.2.15. PENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA TANGGA UTAMA

01. Konsep ambiguity yang senantiasa memberikan "penawaran

akan pilihan dan penafsiran" menurut Robert Venturi dalam

komplexity dan contradiction memberikan suatu alternatif

penyelesaian ruang tangga yang biasanya merupakan ruang yang

kurang diperhatikan oleh pengamat. Model penggunaan tangga-tangga

bayangan di sekitar tangga utama adalah suatu penyelesaian yang

memberikan suatu "pertanyaan" pada pengamat.

27

Page 43: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

TAMPAK TIMUR

berdasarkan literatur dan studi parbandlngen Mperti dibawah ini t Literatur I J&l* .Complexity and Contradiction in Architscture fobcrt Venturi. 02; TGepustakaan dan bahan perkulihan sejarah arsitektur Universitas kristen Petra.

Studi Khasus l . . . 01, Le Corbusier, Villa Savoye, Poissy. Plan. 02. Vanbrugh, Griimthorpe, Lincolnshire. 03; Ligorla, Casino di pia IV, Vatcan, Rone. 04. Benini, Facade Palazzo di Propaganda vide tome, "Elevation. ! X ' * ' ! * . . i ! . ! ! ' , * "' 05. Lutyens, NashadW,. Taplov. • . ' . : , . j. * 1)6. toretti, Apartement building, Via'Parioli, torn.

Sistem Struktur t 01. Hornbostel, Caleb, Construction Materiali Types, Uses, and applications. New York: Wiley, 1978. 02. Msrrite, Frederick 5. Building Construction Hanbofek,' 3 r d ed.: Mew. Torki M= Craw-Hill, 1975. 03; Palmer, Alvin Ej .• end « . • Susan Lewis, Planning the Office: Landscape,' tew York! >fcGraw-Hill, 1977. .

Studi Xhasus penataan t 01. thairm Citta Stress Centre di Jakarta. 02. beberapa sorter dari I ntemet yang berhubunga n dengan stress Centre di LUST negeri.

PfiNTOAPMI KCfGEP At«IGuTTY PADA TAMPIK TTKJR

Pada tampak tinur ini banyak di beriXan bentukan-bentukan jendela-jendela yang yang menjorok kebelakang. Jendela-jendela yang ada sengaja dibuat tampa perrboyangan, hal in i dikarenokan sang perancang percaya dengan audut SBV.dan SBH yang telah diketahui make penjorokkan jendela ke belakang sebesar 60 cm sudan cukup untuk s i s i bangunan bagian timur. Efek ambuguiti yang ingin dicapal adalah di satu s i s i pengolahan beyangon amat di tonjolkan namun di s i s i lain tidak dlperhatikan. Pentxikaan yang utama banyak kita Jumpai d i s i s i i n i , hal in i disebabkan karena pemanfaaat sianr matahari pagi, dan alokaai pembukaan agar kesan irasif dopat ditonjolkan pada s i s i bangunan yang lainnyo.

Page 44: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

PDCRAPAN KOEEP AMUGUITY PAD* TANXA UTAMA

Koneep antiiguity yang aanantlaaa merrfcexikan •penawnran akan pilihan dan penofslran" menurut Robert Venturi dalam Complexity and Contradiction memberikan suatu a l temet i f penyeleaaian rueng tangga yong biasanya merupakan rueng yang kurang diperhatikan oleh pangamst. KxJel penggunaan tangga-tangga bayangan diaekitar tangga utatna adalah suatu penyelesaian yang mentoerikan suatu "pertanyaan" kepeda pengatrat. Pengolahan tangga utama yang teduh pada aval tanjaan dan pada akhlrnya mengalami klinaka pada boraes pertama terus aampai tingkat selanjutnya nantinya akan moitoerikan konfliXs pada akhirnya aampai pada daemh tenang di lantai 4 yaitu di daerah kapela dan r\c:vj pelepaaan, penyelesaian ln i akan menanbah n i la i ke

, "aakralan dan keheningon" dari lantai 4 dangan menonjolkan konaep ambiguity in i menurut perancang, keaan kejutan konflik pada "akhlr cerita" akan depot dinikmati aacara lebih baik.

Tangga ambigu in i menimbulkan konflik pada akhir cerita, dan keaan fatamargana akan terbentuk dengan bebaa aeeuol dengan paraepal pengaaat, laMJMflI ai pengenett d i buat —1X01 keaan fatamorgema dengan tetap •nctoarikan pUihan ianjinatif yong *Kaabar nanun tidak kenbar" Eebuah terocosan yang las j inat i f akan penerapan konaep antiiguity pada bentukan "ruang yang toexslsa".

Page 45: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

02. Pengolahan tangga utama yang teduh pada awal tanjakan

dan pada akhirnya mengalami klimaks pada bordes pertama terus

sampai tingkat selanjutnya nantinya akan memberikan konflik pada

akhirnya sampai pada daerah tenang, di lantai 4 yaitu didaerah

kapela dan ruang pelepasan, penyelesaian ini akan menambah nilai

ke "sakralan dan keheningan" dari lantai 4 dengan menonjolkan

konsep ambiguity ini menurut perancang kesan kejutan konflik pada

"akhir cerita" akan dinikmati secar lebih baik.

03. Tangga ambigu ini memnimbulkan konflik pada akhir

cerita, dan kesan fatamorgana akan terbentuk dengan bebas sesuai

dengan persepsi pengamat, kembali si pengamat dibuat memilih

kesan fatamorgana dengan tetap memberikan pilihan imajinatif yang

"kembar namun tidak kembar" sebuah terobosan yang imajinatif akan

penerapan konsep ambiguity pada bentukan "ruang yang tersisa".

2..2.1BENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA KOLOM BANGUNAN

01. Sistem struktur bangunan sangat erat hubungannya dengan

bentuk massa bangunan yang terbentuk, kesan terhadap bangunan,

harga bangunan, dan penggunaan material bangunan. Dari kriteria

pemilihan struktur yang berdasarkan pada : fungsi bangunan, biaya

pelaksanaan dan faktor teknis maka diambil keputusan untuk.

menggunakan sistem kolom dan balok pada proyek ini.

02. Penerapan konsep ambiguity pada sistem kolom balok

adalah dengan memberikan penyelesaian estetik khusus pada kolom

yang ada, berupa: penonjolan secara ornamental kepala kolom yang

terbentuk dari dua bentukan sayap yang "kembar tetapi berbeda".

Kesan ambigu di peroleh dari penyelaian yang cenderung sejenis

namun pengolahan dan peletakannya sengaja dibuat asimetrikal

28

Page 46: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

bangunan. bangunan.

SWSANA H W C KO*JKAL KOCEUJC Ruang tunggu d a r i sebu&h s t r e s s c e n t r a h a r u s l a h berupa ruang komunal yang menungkinkan kontak langsung a e c a r a a k t l f komunikasi a n t a r k o n s e l i , ha l i n i d lsababkan karena s e c a r a p s i k o l o g i a eaorang k o n s c l l akan injdah terbuka sacara l e b l h bebas kepada orang yang "seperjuangan dan sepander i taan" dengannya. Mal ihat kenyataan i n i maka didalam d e s a i n kami msrberikan tempat-tempat duduk yang mengeiompok s e k i t a r dua sampai empat orang dengan tujuan a g a r > ^n^nlkasl a n t a r k o n s e l i dapat t e r c i p t a .

harga bangunan, dan penggunaan m a t e r i a l Carl k r i t e r i a pami l ihan s t r u k t u r yang

i j f u n g s i bangunan, s t a y s [ * dan f a k t o r t e k n i a maka d i a m b i l keputuaan untuk menggunakan a l a t e m kolom dan ba lok pada proyek i n i . Peneropan konaep a m b i g u i t y pada a i t torn kolom balok adalah dengan mamberikan p e n y e l e a a i a n e s t e t i k huaua pada kolom yang a d a , berupa; penonjo lan aecara ornamental kepa la kolom yang t erbentuk d a r i bentukan aayap yang "kambar t e t a p i berbeda" kesan anfoigu d i p e r o l e h d a r i p e n y e l e a a i a n yang cenderung s e j e n i s nanun pengolohon dan pe le takannya s e n g a j a d i b u a t a s i m e t r i k a l dengan penguatan dan dominan pada batang kolom. H s t i f aayap kolom a i b u a t s e ' s t r u k t u r a l " mungkin aeh ingga s a n g pengamat akan dihadapkan pada pertanyaan mengenai hakekat d a r i s ebuah " s i s t e m s t r u k t u r " . Permaianan cahaya yang d i l e t a k k a n pada .-cngga aayap dan b a t a n g kolom juga t u r u t mampartegas f u n g s i aayap kolom s e b a g a i bag ian e s t e t i k yang menarik d a r i keberadaan kolom yang ambigu i n i . s e c a r a pendangan pengamat kembali dihadapkan a t a s p i l i h a n s l s i kanan atou s i s i k i r i d a r i kolom yang a d a . Keberadaan kolom juga dimanfaatkan untuk menjadi tempat pot a t a s dan baveh yang menarik, n a l i n i d i s e s u a i k a n dengan fungs i bangunan s t r e s s Centre yang memerlukan "penyegar'dalam ruangan. Sebuah p e n y e l e s a i a n yang balk dengan penggunaan bahan p e l a p i s ba tu l i m e a t o n e membuat pengamat semakin mampertanyakan kehadiran "hakekat" • s t r u c t u r a l d a r i kolom i n i .

SUKSMA RUVC BH JJCSAS1 Ruang r a l a k s a s i b a g i s t r e s c e n t r e harualah ruang yang "bebas dan l e p a s " , tampa a t u r a n dan h e n i n g , m e n g a l i r , karena i n i didalam d e s a i n kami menberikan ruang r a l a k s a s i yang memenuhi t u n t u t a n d i a t a s . . Ruang r e l a k s a s i yang d ibentuk nont inya akan dimaksutkan untuk meiberikan kebebasan ! kepada . jteogasWtj "• wniukj J fcebai

. b e r e l a k s a s i dengan gayanya -masing-maeing, ,-. .•« i t - '

Page 47: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

dengan penguatan dan dominan pada batang kolom.

03. Motif sayap kolom dibuat se"struktural" mungkin

sehingga sang pengamat akan dihadapkan pada pertannyaan mengenai

hakekat dari sebuah "sistem struktur".

04. Permainan cahaya yang diletakkan pada rongga sayap dan

batang kolom .juga turut mempertegas fungsi sayap kolom sebagai

bagian estetik yang menarik dari keberadaan kolom yang ambigu

ini.

05. Secara pandangan pengamat kembali dihadapkan atas

pilihan sisi kanan atau kiri dari kolom yang ada. Keberadaan

kolom juga dimanfaatkan untuk menjadi tempat pot atas dan bawah

yang menarik, hal ini disesuaikan dengan fungsi bangunan stress

Centre yang memerlukan "penyegar" dalam ruangan.

06. Sebuah penyelesaian yang baik dengan penggunaan bahan

pelapis bati limestone membuat pengamat semakin mempertanyakan

kehadiran "hakekat struktural" dari kolom ini.

2.2.1FENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA POT TANAMAN

01. Pot tanaman ini sangatlah istimewa, karena

keberadaannya yang turut menunjang "skenario konsep" ambigu pada

bangunan.

02. Secara desain dapat jabarkan disini bahwa pot tanaman

ini memiliki kepala pot yang sama secara vertikal dengan kepala

sayap kolom bangunan demikian pula dengan kaki pot, namun secara

horisontal akhiran kepala pot dengan ekor pot terdapat perbedaan

terutama pada sayap bagian dalam, pengamat secara sepintas akan

sulit menemukan perbedaan ini namun hal perbedaan ini sebenarnya

sudah .jelas, dalam hal inilah kembal i konsep ambiguity diterapkan

29

Page 48: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

Kepala kolcm pot PETCKMNf HQGEP AMUGUm PMA

Pat tanamn ini •angatlah istimeve, Karens keberadaannya yang turut menunjung "skenario konsep" artoigu pada bangunan. Secara desain dapat dijabarkan disini bahwa pot tenaman ini memiliki kepala pot yang asm secara vertical dengan kepala sayap tolom bangunan dsnikian pila dengan kaki pot, namun secara horisontal akniran kepala pot dengan buntut pot terdapat perbedaan teratoma pada sayap bagian dalam, pengamat secara sempintas akan su l i t menemukan perbedaan ini narrun hal perbedaan ini sebenarnya eudah jelas dalam hal inllah kembali konsep ambiguity di terapkan "kembar yang berbeda". Dentangon rremanjang pada pot ini disebut bentangan iklan karena di derah m i nantinya akan diletakkan papan penyuluhan dan informasi mengenai s tres , gejala, dan penanggulangannya. Penemapatan papan ikaln akan di aeauaiakan dengan jarak paridang nyamafi orang devesa. Karena penerapan konsep ini rraka akan tlmbul suatu komunltas yang baru di sepsnjang koridor bangunan sehingga koridor yang meruang ini tidak menekan secara psikologis bagi konseli s t re s .

Galvanized s t e l l track

20*10'

Galvanized stell C-studs Galvanized bridgir

welded to studs

Sprayed on urethar*

insulation (opt)

Limestone cladding (opt patterns)

Page 49: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

dengan penguatan dan dominan pada batang kolom.

03. Motif sayap kolom dibuat se"struktural" mungkin

sehingga sang pengamat akan dihadapkan pada pertannyaan mengenai

hakekat dari sebuah "sistem struktur".

04. Permainan cahaya yang diletakkan pada rongga sayap dan

batang kolom juga turut mempertegas fungsi sayap kolom sebagai

bagian estetik yang menarik dari keberadaan kolom yang ambigu

ini.

05. Secara pandangan pengamat kembali dihadapkan atas

pilihan sisi kanan atau kiri dari kolom yang ada. Keberadaan

kolom .juga dimanfaatkan untuk menjadi tempat pot atas dan bawah

yang menarik, hal ini disesuaikan dengan fungsi bangunan stress

Centre yang memerlukan "penyegar" dalam ruangan.

06. Sebuah penyelesaian yang baik dengan penggunaan bahan

pelapis bati limestone membuat pengamat semakin mempertanyakan

kehadiran "hakekat struktural" dari kolom ini.

2.2.1FENERAPAN KONSEP AMBIGUITY PADA POT TANAMAN

01. Pot tanaman ini sangatlah istimewa, karena

keberadaannya yang turut menunjang "skenario konsep" ambigu pada

bangunan.

02. Secara desain dapat jabarkan disini bahwa pot tanaman

ini memiliki kepala pot yang sama secara vertikal dengan kepala

sayap kolom bangunan demikian pula dengan kaki pot, namun secara

horisontal akhiran kepala pot dengan ekor pot terdapat perbedaan

terutama pada sayap bagian dalam, pengamat secara sepintas akan

sulit menemukan perbedaan ini namun hal perbedaan ini sebenarnya

sudah jelas, dalam hal inilah kembali konsep ambiguity diterapkan

29

Page 50: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

Plat lantel Kepala kolom pot

Lampu balok

I Sayap kolom I

# h ^ ̂2 Pot bmoh

2 00

Tompok kolom pot

J M . W 300

:15

75

Countlnous Plate Limestone '

SO JO -

:is

;o

170

I Sayap kolom I

Tampak kolom tunggal

T u ^ l n 9 0 n Fengait

Beton 30.50 Itolom \ mm Detail pelapla kolom

POCRAPW FOGEP WOIO/Ifr FN* PC* TAWWffN

Pot tanarin Ini sangatlah istimeva, karena kebsradaannya yang turut menunjung "skenario konsep" ambigu pada bangunan. Secara detain dapat dijabarkan diaini bah>e pot tanaman in i memiliki kepala pot yang sama secara vertikal dengan kepala sayap kolom bangunan demikian plla dengan kaki pot, namun secara horisontal akMran kepala pot dengan buntut pot terdapat perbedaan terutama psda sayap bagian dalam, pengarmt secara sempintas akan su l i t menemukan perbedaan ini nanuri hal perbedaan ini sebenamya sudah je las dalaffl hal inilan kembeli konsep ambiguity di terapkan "kembar yang berbeda". Bentangan memanjang pada pot ini disebut berttangan Ddan karena di derah ini nantinya akan diletakkan papan penyuluhan dan informal mengenai stres , gejala, dan penanggulangannya. Penemapatan papan Ikaln akan di sesuaiakan dengan jarak pahdang nyomafl orang dewdsa. Karena penerapsn konsep ini maka akan timbul suatu konunitas yang baru di sepanjang korldor bangunan sehingga koridor yang maruang ini tidak menekan secara psikologis bagl konseli s tres .

Calvanlzed s t e l l track

20*i0<

Galvanized bridgin welded to studs

Sprayed on urethane insulation (opt]

Page 51: PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN 2.1. DASAR … · 2.1.2 ANALISIS TAPAK 2.1.2.1. ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Surabaya merupakan daerah tropis, dimana arah pancaran sinar matahari juga

"Kembar yang berbeda".

03. Bentangan memanjang pada pot ini disebut bentangan

iklan karena didaerah ini nantinya akan diletakkan papan

penyuluhan dan informasi mengenai stres, gejala, dan

penanggulangannya.

04. Penempatan papan iklan akan disesuaikan dengan jarak

panjang yang nyaman pada orang dewasa. Karena penerapan konsep

ini maka akan timbul suatu komunitas yang baru di sepanjang

koridor bangunan seringga koridor yang meruang ini tidak menekan

secara psikologis bagi konseli stres.

30