Upload
nguyentu
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV
MIN NGAWEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun oleh
HIDAYATI
NIM: 13485257
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
v
MOTTO
(٨ – ٦ : ح نشر لما (
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai
(dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya
kepada Tuhanmulah kamu berharap. 1(QS. Alam nasyrah : 6-8)
1 Depag RI, Al-Qur'an al-Karim dan Terjemahnya, (Bandung: syaamil Qur’an, 2012),
hal. 595.
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi Ini Kupersembahkan Kepada :
Almamater tercinta
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
vii
ABSTRAK
Hidayati, “Penerapan Metode Pembelajaran Picture and Picture Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MIN Ngawen Gunungkidul
Yogyakarta , 2013”.
Latar belakang penelitian ini adalah bahwasanya pembelajaran IPA di MIN
Ngawen Gunungkidul dalam penerapannya siswa kurang terlibat dalam
pembelajaran seperti diskusi kelompok dan bertanya. Selain itu, dari data yang
diperoleh hasil belajar IPA siswa masih rendah yaitu masih di bawah Kriteria
Ketuntatsan Minimal (KKM) yaitu 7,5. Dari maslah tersebut, penulis mencoba
mengadakan penelitian dengan menerapkan metode picture and picture dengan
harapan tujuan dari pembelajaran IPA dapat tercapai dengan baik, membuat siswa
aktif belajar dan meningkatkan hasil belajarnya.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan mengambil latar
di MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta. Data-data yang dikumpulkan berupa
hasil latihan soal, hasil observasi, dokumentasi dan hasil wawancara.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi,wawancara,
dokumentasi dan soal. Analisis data untuk prestasi belajar siswa menggunakan
tabel distribusi frekuensi relatif yaitu dengan menghitung seberapa besar
persentase hasil latihan soal yang telah diberikan pada siswa.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Penerapan metode picture and picture
diawali dengan penyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, kemudian guru
menyajikan materi sebagai pengantar dan menunjukkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi. Setelah iu guru menunjuk siswa secara bergantian untuk
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis dan ditananyakan dasar
pemikiran urutan gambar tersebut. Dari urutan gambar tersebut guru memulai
menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Kegiatan
terakhir adalah mengambil kesimpulan. (2) Faktor pendukung penerapan metode
picture and picture adalah : adanya gambar-gambar yang menarik yang bisa di
akses baik, adanya sumber belajar yang cukup lengkap dan adanya semangat yang
tinggi dari siswa untuk belajar aktif dalam pembelajaran. Faktor penghambat
adalah: Adanya beberapa anak yang kadang membuat kegaduhan dalam kelas,
Adanya beberapa siswi yang masih malu-malu bila diajak aktif dalam
pembelajaran dan Kurang lengkapnya fasilitas media yang disediakan sekolah. (3)
Metode picture and picture mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas
IV MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini
terlihat dari persentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu pada siklus I
sebesar 72,22%, meningkat pada siklus II sebesar 88,89%.
KATA KUNCI: Metode picture and picture, prestasi belajar, IPA.
viii
KATA PENGANTAR
Tiada kata selain “syukur” penulis persembahkan kepada Pemilik segala
pujian di seluruh alam, Dzat yang senantiasa mengajarkan kepada manusia
tentang apa yang tidak diketahuinya, yang selalu memberikan petunjuk dan
kekuatan menuju jalan kebenaran, dan yang telah meridhoi penelitian ini berikut
penulisan hasilnya. Shalawat dan salam sejahtera penulis limpahkan kepada
kekasih Allah, panutan dan kebanggaan umat islam , pelita di zaman kegelapan,
baginda Rasullullah SAW.
Selama penulisan skripsi ini tentunya kesulitan dan hambatan telah
dihadapi penulis. Dalam menghadapinya penulis tidak lepas dari bantuan dari
berbagai pihak. Atas bantuan yang diberikan selam penulisan skripsi ini, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta stafnya, yang telah
membantu penulis dalam menjalani studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah .
2. Dra. Nadhifah, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan selama
masa bimbingan hingga selesainya penulisan skripsi ini.
ix
3. Segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang telah memberikan bekal berbagai ilmu pengetahuan kepada
penulis selama di bangku perkuliahan.
4. Kepala Madrasah beserta dewan Guru MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta
yang telah memberikan izin untuk peneliti melaksanakan penelitian.
5. Keluargaku tercinta yang memberikan dukungan baik mental maupun materiil
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini. Semoga amal
baiknya mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini, masih banyak
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi dan penulisan. Oleh karena itu,
penulis akan sangat berbahagia apabila pembaca senantiasa memberikan kritik
dan saran demi kesempurnaan penelitian ini
Akhirnya mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis,
dunia pendidikan dan pembaca pada umumnya.
Wonosari, 25 Juni 2014
Penulis
Hidayati
NIM: 13485257
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... ii
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii
HALAMAN PEGESAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN MOTO ....................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan dan kegunaan Penelitian ................................................. 4
D. Kajian Pustaka ............................................................................ 6
E. Landasan Teori ............................................................................ 7
F. Hipotesis ..................................................................................... 17
G. Metode Penelitian ....................................................................... 17
H. Sistematika Penulisan ................................................................. 28
BAB II. GAMBARAN UMUM
A. Letak Geografis ........................................................................... 30
B. Sejarah Berdiri ............................................................................ 31
C. Visi dan Misi ............................................................................... 32
D. Struktur Organisasi ..................................................................... 34
E. Keadaan Guru dan Siswa ............................................................ 36
F. Sarana dan Prasarana .................................................................. 38
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaam Metode Picture and Picture pada pelajaran IPA di
MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta...................................... 40
B. Pendukung dan penghambat penerapan metode Picture and Picture
pada mata pelajaran IPA di MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta .. 58
xi
C. Hasil penerapan metode Picture and Picture mata pelajaran IPA di
MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta ............................................... 61
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 70
B. Saran .......................................................................................... 73
C. Penutup ...................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I Data Keadaan Guru MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta..... 35
Tabel II Keadaan siswa MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta ............ 36
Tabel III Perincian untuk masing masing gedung ...................................... 39
Tabel IV Rangkuman Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus ....................... 41
Tabel V Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Pra Siklus ........... 42
Tabel VI Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Tahap Pra Siklus .............. 43
Tabel VII Rangkuman hasil belajar Siswa Siklus I ..................................... 48
Tabel VIII Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ......................................... 49
Tabel IX Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I ............................. 50
Tabel X Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ....................................... 54
Tabel XI Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II ........................... 55
Tabel XII Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II ........................... 56
Tabel XIII Rangkuman Perkembangan Hasil Belajar Siswa ....................... 60
Tabel XIV Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa ......................................... 62
Tabel XV Peningkatan Aktivitas Guru ...................................................... 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan kreativitas berfikirnya. Tujuan
pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran adalah membelajarkan siswa agar
mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi
diri sendiri. Siswa diharapkan termotivasi dan senang melakukan kegiatan belajar
yang menarik dan bermakna. Hal ini berarti metode pembelajaran sangat penting
dalam kaitannnya dengan keberhasilan belajar.1
Berdasarkan hasil observasi awal terhadap proses pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV di MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta,
terdapat beberapa masalah yaitu Proses pembelajaran di kelas tersebut berlangsung
hanya sebatas guru menerangkan dan siswa mendengarkan kemudian mencatat
pelajaran yang diberikan. Media yang digunakan dalam pembelajaran hanya sebatas
papan tulis, tidak terdapat media tambahan lain yang mendukung proses
pembelajaran. Tidak terdapat kegiatan belajar yang menarik seperti diskusi
kelompok, sebagian besar siswa jarang terlibat dalam hal mengajukan pertanyaan
atau mengutarakan pendapat, walaupun guru telah berulang kali meminta siswa
untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas. Ketika guru bertanya, tidak ada
satu pun siswa yang menjawab. Banyak siswa yang tidak memperhatikan
1 http//www/amaliablogspot.com/definisi/pembelajaran. 1 April 2014
2
penjelasan guru, hanya beberapa saat memperhatikan kemudian ramai dan
bercanda. Pada kenyataannya banyak siswa terlihat malas, tidak percaya diri
mengerjakan soal-soal latihan dan hasil belajar yang kurang memuaskan.2
Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang terlibat dalam
proses pembelajaran seperti diskusi kelompok, bertanya, mengerjakan tugas,
memperhatikan penjelasan guru, Hal tersebut mengindikasikan bahwa hasil belajar
IPA siswa masih rendah.
Pelajaran IPA tidak hanya dikuasai dengan mendengarkan dan mencatat saja,
masih perlu lagi partisipasi siswa dalam kegiatan lain seperti bertanya, mengerjakan
latihan, mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), maju ke depan kelas, mengadakan
diskusi, serta mengeluarkan ide atau gagasan. Hal ini berkaitan dengan metode
yang digunakan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
Proses pembelajaran tersebut masih menggunakan metode ekspositori dimana
guru menerangkan materi dan siswa hanya mendengarkan serta mencatat saja,
sehingga motivasi belajar siswa belum berkembang secara maksimal. Metode yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran kurang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa untuk belajar IPA. Guru dapat memilih dan menggunakan beberapa
metode pembelajaran, dimana metode pembelajaran yang dipakai dapat menarik
perhatian siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa, ditunjukkan
dengan siswa-siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dikelas dan hasil
ulangan yang memuaskan.
2 Hasil observasi di kelas pada hari Senin, 25 Maret 2014
3
Salah satu metode pembelajaran untuk mengantisipasi kelemahan metode
pembelajaran yang sering dipakai oleh seorang guru adalah dengan menerapkan
metode pembelajaran Picture and Picture. Metode tersebut Menggunakan gambar-
gambar yang dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat memotivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran di kelas serta proses kooperatif pada metode
tersebut dapat memacu siswa dalam belajar biologi dalam suatu kelompok sehingga
hasil belajar IPA siswa dapat meningkat.
Menurut Suprijono, metode Picture and Picture adalah metode pembelajaran
yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.
Dalam hal ini guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan
materi sebagai pengantar. Setelah itu guru menunjukkan atau memperlihatkan
gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Siswa tidak hanya mendengar dan
membuat catatan, guru memanggil siswa secara bergantian memasang atau
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.3 Setelah potongan-
potongan gambar menjadi urutan yang runtut, siswa ditanyakan alasan atau dasar
pemikiran urutan gambar tersebut. Dari alasan atau urutan gambar, guru memulai
menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dengan mencermati persoalan yang dipaparkan di atas, peneliti mencoba
mengadakan penelitian dengan harapan tujuan dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dapat tercapai dengan baik dan dapat membuat siswa aktif belajar dan
meningkatkan hasil belajarnya, peneliti mencoba untuk menerapkan metode Picture
and Picture dalam sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul: “Penerapan
3 Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2009). hlm 35
4
Metode Pembelajaran Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas IV MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat merumuskan
permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaam metode Picture and Picture pada mata pelajaran
IPA di MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta?
2. Apa sajakah pendukung dan penghambat penerapan metode Picture and
Picture pada mata pelajaran IPA di MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta?
3. Bagaimanakah hasil dari penerapan metode Picture and Picture pada mata
pelajaran IPA di MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
pokok dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pelaksanaam metode Picture and Picture pada mata
pelajaran IPA di MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan metode
Picture and Picture pada mata pelajaran IPA di MIN Ngawen
Gunungkidul Yogyakarta.
c. Untuk mengetahui hasil dari penerapan metode Picture and Picture pada
mata pelajaran IPA di MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta.
5
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi siswa :
1) Memberikan pengalaman secara nyata kepada siswa melalui
pembelajaran kooperatif Picture and Picture.
2) Meningkatkan hail belajar IPA siswa
3) Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih
semangat dalam belajar
b. Bagi guru :
1) Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam pemilihan dan
penggunaan metode pembelajaran sebagai evaluasi guru dalam
meningkatkan hasil belajar IPA siswa
2) Memberikan masukan bagi guru mengenai manfaat pembelajaran
kooperatif Picture and Picture untuk meningkatkan hasil belajar IPA
siswa
3) Membangkitkan kinerja guru dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
c. Bagi Madrasah
1) Memberikan sumbangan bagi Madrasah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran.
2) Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program peningkatan
proses pembelajaran pada tahap berikutnya.
6
3) Meningkatkan mutu pembelajaran di Madrsah khususnya mata
pelajaran IPA
d. Kalangan pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide baru dalam
mengelola suasana kelas dan dijadikan model pengembangan dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang lebih meyenangkan bagi peserta
didik.
D. Tinjauan Pustaka
Pertama, Mujiyati, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
UIN Sunan Kalijaga dengan judul Penerapan Metode Picture and Picture untuk
Meningkatkan Kompetensi Menulis Karangan Sederhana Pada Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas III Semester II MIN Karangmojo Gunungkidul Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan dengan diterapkannya metode
Picture and Picture kemampuan menulis karangan sederhana menjadi meningkat,
siswa menjadi lebih aktif dalam menulis. Nilai-nilai siswa menjadi meningkat
terbukti dengan nilai rata-rata siswa pratindakan dengan pencapaian kemampuan
menulis karangan sederhana 59,22 pratindakan siklus I dengan nilai rata-rata
dengan pencapaian kemampuan menulis karangan sederhana 65,60 dan pasca
tindakan siklus II dengan nilai rata-rata dengan pencapaian kemampuan menulis
karangan sederhana 82,00.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Francisca Gitantri Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Berbasis Contextual Teaching
7
Learning Metode Picture and Picture untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa. Hasil penelitiannya Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan berpikir kritis. Tindakan perbaikan tersebut dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa karena penerapan model pembelajaran kooperatif
berbasis Contextual Teaching Learning metode Picture and Picture melibatkan
peran aktif siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri melalui kegiatan
penyusunan puzzle, pelaksanaan eksperimen, dan kegiatan diskusi kelompok
Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Dwi Apriyanti Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan kalijaga yang berjudul “Active Learning dalam
pembelajaran Aqidah Akhlaq di MAN Gandekan Bantul”.4 Skripsi ini
menitikberatkan pada pengaruh penggunaan metode Active Learning dalam
pembelajaran Aqidah Akhlaq di MAN Gandekan Bantul.
Sedangkan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
yang dilakukan sebelumnya adalah dalam skripsi ini penulis lebih memfokuskan
pada pengaruh, hasil, serta faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan strategi
Picture and Picturedalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV MIN
Ngawen Gunungkidul Yogyakarta.
E. Kerangka Teori
1. Metode Picture and Picture
a. Pengertian metode Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan
gambar dalam bentuk potongan-potongan untuk kemudian dipasangkan
4 Dwi Apriyanti, “Active Learning dalam Pembelajaran Aqidah Akhlaq di MAN Gandean
Bantul”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.
8
serta diurutkan menjadi gambar yang utuh.5 Pemasangan dan pengurutan
gambar dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok.
Pemasangan dan pengurutan gambar yang dilakukan secara kelompok akan
meningkatkan interaksi sosial siswa. Dalam kelompok, siswa akan saling
membantu dan berdiskusi satu sama lain. Gambar yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
b. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Picture and Picture
Langkah-langkah dalam metode Pembelajaran Picture and Picture adalah
sebagai berikut:6
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah
yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan.
Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana
yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan
indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM
yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting,
dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran.
Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena
guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang
selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam
5 Suprijono, Agus. Cooperative Learning. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011) hlm.125
6 http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-picture-and-picture.html. 27 April
2014
9
pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh
tentang materi yang dipelajari.
3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat
aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang
ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan picture atau gambar
kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah
memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya
sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar
dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.
4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang
atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena
penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa
terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa
memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.
Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan,
dibuat, atau dimodifikasi.
5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita,
atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah
10
sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu
sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus
memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan
meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain
dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam
pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa
siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.
7) Kesimpulan/rangkuman
Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil
kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran
c. Kelebihan metode Picture and Picture7
1) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karengan guru menunjukkan
gambar gambar seuai dengan materi yang dipelajari
2) Meningkatkan daya pikir siswa karena guru meminta untuk
menganalisis gambar yang ada
3) Pembelajaran lebih berkesan karena siswa terlibat secara langsung.
d. Kekurangan metode Picture and Picture8
1) Sulit menemukan gambar yang bagus dan berkualitas yang sesuai
dengan tema yang diajarkan
7 http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-picture-and-picture.html. 27 April
2014 8 ibid
11
2) Baik guru dan siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pembelajaran
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan
tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa
penguasaan konsep. Dalam pembelajaran perubahan perilaku yang harus
dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran.9
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Menurut Gagne dalam
hasil belajar berupa:10
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan Lambang
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
9 Anni, Catharina Tri, dkk. Psikologi Belajar, (Semarang:UPT MKK UNNES, 2004), hlm. 4-
5 10
Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Jakarta:Rineka Cipta,
2009), hlm. 5.
12
Dari pendapat di atas dapat diikhtisarkan hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para
pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara terpisah,
melainkan komprehensif.Tingkatan keberhasilan dalam belajar dibagi atas
beberapa tingkatan.11
1) Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang
diajarkan itu dikuasai oleh siswa
2) Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3) Baik/minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%
s.d. 75% saja dikuasai oleh siswa.
4) Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%
dikuasai oleh siswa.
Melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam
pelajaran dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai tingkat
tersebut, dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah
dilakukan siswa dan guru.
b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa. Proses
tersebut disengaja untuk memperoleh suatu hasil. Usaha yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh hasil tersebut setiap siswa berbeda – beda.
Ada siswa yang mempelajari mata pelajaran dengan mudah, ada yang
merasa sulit dan lama dalam mempelajari apa yang dimaksud. Dalam
belajar ada istilah cepat atau lambat, mudah atau sukar dan bisa atau tidak
11
http://blogeulum.blogspot.com/2013/02/keberhasilan-belajar-siswa_24.html. 25 April
2014
13
bisa. Dikatakan belajar apabila orang yang bersangkutan berubah memiliki
pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Di samping itu sikap dan
ketrampilannya menjadi meningkat. Sampai di mana perubahan sebagai
hasil belajar dapat tercapai atau dengan kata lain berhasil atau tidaknya
belajar itu tergantung dari bermacam – macam faktor :12
1) Faktor dalam
Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang
berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor dalam meliputi hal-hal
berikut :
a) Kondisi fisiologi
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh
terhadap belajarnya seseorang, orang yang dalam keadaan segar
jasmaninya akan berbeda belajarnya dari orang yang dalam
keadaan lelah.
b) Kondisi psikologis
Beberapa faktor psikologis yang utama antara lain sebagai berikut.
(1) Kecerdasan
Kecerdasan seseorang besar pengaruhnya dalam
keberhasilan siswa untuk mempelajari sesuatu atau
mempelajari suatu program pendidikan.
12
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rieneke
Cipta.2010), hlm. 54.
14
(2) Bakat
Bakat juga merupakan faktor internal yang banyak
mempengaruhi prestasi belajar siswa, setiap bakat inilah yang
dapat memungkinkan siswa berkembang sesuai dengan
keinginannya, setiap manusia memiliki bakat yang berbeda-
beda, untuk mengembangkan bakat yang dimiliki, seorang
harus mendapatkan bimbingan dan pengarahan yang efektif,
sebab kalau tidak, maka bakat tersebut tidak dapat
berkembang.
(3) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Suatu
minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada
hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui artisipasi
dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap
subyek tertentu cederung utnuk memberikan perhatian yang
lebih besar terhadap subjek tertentu. Kalau siswa mempelajari
sesuatu dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa
hasilnya akan lebih baik. Demikian pula sebaliknya, kalau
siswa tidak berminat untuk mempelajari sesuatu hasil yang
baik jangan diharapkan dari siswa tersebut.
15
(4) Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong
akan atau seseorang untuk melakukan sesuatu, jadi motivasi
belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk belajar.
Motivasi belajar yang besar cenderung menghasilkan
prestasi yang tinggi, sebaliknya motivasi belajar kurang akan
menghasilkan prestasi yang rendah. Dan kuat lemahnya
motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi
keberhasilannya.13
(5) Emosi
Kata emosi, akar katanya adalah movere, kata kerja
bahasa latin yang berarti menggerakkan, bergerak.14
Dalam
makna paling harfiah, emosi didefinisikan sebagai “setiap
kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap
keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”. 15
Emosi yang seperti mudah marah, tersinggung, merasa
tertekan dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajar. Perasaan aman, gembira, dan bebas merupakan aspek
yang mendukung dalam kegiatan belajar sehingga sangat
mempengaruhi prestai belajar yang dicapai oleh siswa.
13
M Dalyono, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta: 2009) .hlm.55. 14
Daniel, Goleman, Kecerdasan Emosional, Terjemahan, T. Hermaya (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2000), hal. 7. 15
Ibid, hal. 411.
16
(6) Kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif adalah kemampun yang mencakup
ranah mental (otak).16
Segala sesuatu yang menyangkut
aktivitas otak termasuk dalam ranah kognitif. Kemampuan
kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhan yaitu mengingat
sampai dengan kemampuan memecahkan masalah yang
menunntut siswa untuk menghubungkan dan menggabukan
beberapa ide gagasan, metode, atau prosedur yang dipelajari
hingga mampu memecahkan masalah.
Kemampuan kognitif merupakan mencakup mencakup
enem aspek, yaitu:17
(a) Pengetahun/hafalan/igatan (knwoladge)
(b) Pemahaman (comprehension)
(c) Penerapan (application)
(d) Analisis (analysis)
(e) Sintesis (synthesis)
(f) Penilian/evaluasi (evaluation)
Kemampuan kognitif atau kemampuan penalaran yang
tinggi akan membantu siswa dapat belajar lebih baik daripada
siswa yang memiliki kemampuan kognitif sedang.
16
Abazariat.blogpot.com. 5 Mei 2014 17
ibid.
17
2) Faktor Luar
Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa menurut Sudjana. Faktor-faktor itu adalah sebagai
berikut:
a) Faktor lingkungan
Lingkungan alami, yaitu kondisi alam yang dapat berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar, misalnya suhu udara, musim, dan
lain-lain. Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia maupun
wujud lain yang langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar.
b) Faktor instrumental
Adalah faktor-faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang
sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor itu
meliputi hal-hal sebagai berikut.
(1) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang di
berikan kepada siswa. Kegiatan ini sebagian besar adalah
menyajikan bahan pelajaran, bahan pelajaran itu mempengaruhi
belajar siswa kurikulum yang kurang baik itu berpengaruh tidak
baik terhadap belajar, kurikulum yang tidak baik itu misalnya
kurikulum yang terlalu padat diatas kemampuan siswa tidak
sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu diingat
18
bahwa sistem instruksional sekarang menghendaki proses
belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa.
(2) Program
Program yang jelas tujuannya, sasarannya, waktunya dapat
dilaksanaan dengan mudah, akan membantu proses belajar.
Termasuk di sini adalah program pengajaran.
(3) Sarana dan Fasilitas
Keadaan gedung dan tempat belajar siswa termasuk di
dalamnya penerangan, ventilasi, tempat duduk, dan ketersediaan
sarana pembelajaran dapat mempengaruhi kebersihan belajar.
Sarana yang memadai akan membuat iklim yang kondusif untuk
belajar.
(4) Guru atau Tenaga Pengajar
Kelengkapan jumlah guru, cara mengajar, kemampuan
kedisiplinan yang dimiliki oleh setiap guru akan mempengaruhi
proses dan hasil belajar anak. Keahlian guru yang profesional
mengembangkan kemampuan melalui pendekatan-pendekatan
yang mampu menciptakan suasana aktif sehingga pencapaian
tujuan yang dirancang dapat tercapai.
19
F. Hipotesis
Hipotesis adalah pemecahan sementara atas masalah penelitian. Dengan
kata lain hipotesis merupakan prediksi terhadap penelitian yang diusulkan.18
Dengan penerapan metode Picture and Picture hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam siswa kelas siswa kelas IV di MIN Ngawen Gunungkidul
Yogyakarta akan meningkat.
G. Metode
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research).
Action research adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan
manfaat praktis dengan cara melakukan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif.19
Kolaborasi adalah adanya kerjasama antara berbagai disiplin ilmu,
keahlian, dan profesi dalam memecahkan masalah. Sedang partisipatif adalah
dilibatkannya khalayak sasaran dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan,
melaksanakan kegiatan, dan melakukan penilaian akhir. Penelitian tindakan
kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi
praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.
Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran
mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.20
18
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 61. 19
Mulyasa, Menjadi Guru Professional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 152. 20
Rochiati W., Metode Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
hlm. 13.
20
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-
hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung
dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan.
2. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV MIN Ngawen Gunungkidul
Yogyakarta yang terdiri dari 18 siswa, dan guru mata pelajaran IPA di kelas
tersebut. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah keseluruan proses dan
hasil pembelajaran IPA di IV MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta melalui
metode pembelajaran Picture and Picture.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam atau sosial yang diamati.21
Instrumen diperlukan agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa: lembar observasi, pedoman wawancara, angket, dan
tes hasil belajar siswa
4. Teknik pengumpulan data.
a. Observasi.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan
suatu proses yang kompleks dan yang tersusun dari pelbagai proses biologis
dan psikologis. Teknik ini digunakan bila penelitian berkenaan dengan
21
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 119.
21
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar.22
Adapun jenis observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi
non partisipan, yaitu peneliti tidak terlibat secara langsung dan hanya
sebagai pengamat independen.
Observasi ini digunakan untuk mendapatkan data secara langsung
mengenai kondisi MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta serta pelaksanaan
strategi Picture and Picture pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di
kelas IV MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik untuk mendapatkan keterangan secara lisan
kepada seorang responden dengan bercakap dan berhadap muka dengan
orang lain.23
Adapun jenis wawancara yang digunakan penulis adalah
wawancara tidak terstruktur, artinya penulis mengajukan pertanyaan secara
bebas, namun tetap menggunakan pedoman wawancara yang memuat
pokok-pokok kerangka pertanyaan yang akan diteliti.
Teknik wawancara ini digunakan penulis untuk memperoleh data
tentang kondisi sekolah, serta untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan
strategi Picture and Picture dalam meningkatkan prestasi belajar Ilmu
Pengetahuan Alam siswa kelas IV MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta.
Penggunaan tehnik wawancara dalam penelitian ini dalam rangka
mengumpulakan data sekunder. Adapun yang diwawancarai dalam
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 145. 23
Koentjoroningrat, Metode Peneltian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm. 125.
22
pengumpulan data ini adalah guru IPA kelas IV MIN Ngawen Gunungkidul
Yogyakarta.
c. Angket.
Angket adalah sebuah teknik yang di dalamnya terdapat pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui, sedangkan
dalam hal metode angket ini, penulis menggunakan angket secara langsung
dengan tipe tertutup. Responden tinggal memilih jawaban yang tersedia
dengan membubuhkan tanda silang (x) sesuai dengan keadaan yang
diketahui.
Teknik ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon atau komentar
siswa terhadap penerapan strategi Picture and Picture dalam pembelajaran
IPA di kelas IV MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta.
d. Dokumentasi.
Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
agenda, dan sebagainya.24
Dengan penggunaan teknik ini penulis dapat
memperoleh data yang dapat dipercaya kebenarannya mengenai dokumen
yang diperlukan dalam penelitian.
Melalui teknik ini, data yang dikumpulkan berupa gambaran umum
MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta serta penerapan strategi Picture and
24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1993), hlm. 236.
23
Picturedalam pembelajaan IPA kelas IV MIN Ngawen Gunungkidul
Yogyakarta.
e. Tes hasil belajar
Yang dimaksud dengan Teknik tes hasil belajar adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar
bagi penetapan skor angka.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan
strategi Picture and Picture terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV
MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta. Data tes diperoleh dari post-test
yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode statistika.
5. Uji keabsahan data
Dalam menguji keabsahan data, penulis menggunakan teknik triangulasi
data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi ini digunakan sebagai
pemeriksaan dan pengecekan data pengamatan, hasil wawancara dan hasil yang
dicapai siswa.
Adapun triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
pengamatan dikelas dan hasil wawancara baik dengan orang tua ataupun guru.
24
Dalam metode kualitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara:
membandingkan data hasil pengamatan di kelas dengan data hasil wawancara
dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Sedangkan triangulasi dengan metode meliputi dua hal yaitu Pengecekan derajat
kevalidan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan
pengecekan derajat kevalidan beberapa sumber data dengan metode yang
sama.25
6. Analisis Data.
Tehnik analisis data adalah tehnik yang digunakan menganalisis data yang
diperoleh dari hasil penelitian. Data yang sudah terkumpul kemudian diolah,
yakni dianalisis, diinterpretasikan, dan disimpulkan. Tehnik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis data kualitatif dan
kuantitatif.
Teknik analisis data diperoleh dengan cara merefleksi hasil observasi
terhadap pembelajaran oleh guru di dalam kelas. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini berupa hasil observasi, catatan lapangan, wawancara dengan guru
dan siswa yang dilakukan pada setiap akhir tindakan dan tes hasil belajar.
a. Analisis data hasil observasi
Data observasi yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis
secara diskriptif sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas tentang
25
Maleong, Lexy, Metode Penelitin Kualitatif, (Bandung: PT Rosdakarya, 1994), hlm.190.
25
pembelajaran IPA berlangsung dengan menggunakan metode Picture and
Picture.
b. Analisis data hasil wawancara
Hasil wawancara yang telah dilakukan kemudian dianalisis secara
diskriptif kualitatif sehingga mudah dibaca dan dipahami.
c. Analisis data hasil belajar
Nilai perolehan siswa dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif dan kualitatif dengan membandingkan antar siklus termasuk pra
tindakan.
d. Analisis data lapangan
Hasil data yang telah dilakukan kemudian dianalisis secara diskriptif
kualitatif sehingga mudah dibaca dan dipahami.
e. Penarikan kesimpulan
Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus-menerus
selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti
kualitatif mulai mencari arti benda- benda, mencatat keteraturan pola-pola
(dalam catatan teori), penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang
mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan-kesimpulan ini
ditangani secara longgar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah
disediakan. Mula-mula belum jelas, namun kemudian meningkat menjadi
lebih rinci dan mengakar dengan kokoh
26
7. Rancangan penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah model
Kemmis dan Taggart, dimana dalam satu siklus terdiri dari empat komponen
yaitu planning, acting, observasi dan reflecting. Secara rinci prosedur
pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut: 26
Gambar I
Siklus PTK Menurut Kemmis dan McTaggart
Kemmis dan McTaggart mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah
suatu siklus spiral yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan (observasi), dan refleksi, yang selanjutnya mungkin diikuti dengan
siklus spiral berikutnya.
26
Rochiati W, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan
Dosen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) , hlm. 66.
27
Adapun rencana tindakan yang dilakukan untuk setiap siklus dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Merumuskan spesifikasi alternatif sementara dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa dengan menerapkan metode Picture and
Picture.
2) Menyusun rancangan pelaksanaan tindakan berdasarkan model
pembelajaran Picture and Picture mencakup pembatasan materi,
pembentukan kelompok belajar, dan menentukan skor awal
berdasarkan pre tes pada pokok kajian yang akan diamati.
3) Membuat instrumen penelitian.
4) Menyiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan.
b. Pelaksanaan
Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, perhatian/minat siswa,
sarana belajar, maka dilakukan tindakan, yaitu pembelajaran dengan
metode pembelajaran Picture and Picture.
c. Observasi
Sementara tindakan/kegiatan belajar mengajar berlangsung, dilakukan
pengamatan menggunakan lembar observasi yang telah disusun
sebelumnya.
28
d. Refleksi
Kegiatan refleksi mencakup kegiatan analisis dan interpretasi
(pemberian makna) atas informasi/hasil yang diperoleh dari pelaksanaan
tindakan. Artinya peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil
tindakan terhadap hasil belajar siswa.
Siklus 2
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus 2
ditentukan setelah refleksi siklus 1. Dalam pelaksanaan eksperimen, guru
memotivasi siswa untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
eksperimen dan membetulkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
Siklus 3
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus 2
ditentukan setelah refleksi siklus 1. Dalam pelaksanaan eksperimen, guru
memotivasi siswa untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
eksperimen dan membetulkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
H. Sistematika Pembahasan
Agar dalam penyusunan skripsi lebih sistematis dan terfokus pada satu
pemikiran, maka penulis sajikan sistematika pembahasan, sebagai gambaran
umum penulisan skripsi. Adapun sistematika pembahasan tersebut sebagai
berikut:
Pertama, adalah bagian formalitas yang terdiri atas: halaman judul,
halaman pengesahan, halaman nota dinas, halaman motto, halaman persembahan,
kata pengantar, dan daftar isi..
29
Kedua, adalah bagian isi, dimana isi skripsi ini terdiri dari empat bab,
diantaranya adalah:
Bab I, adalah pendahuluan, dimana isi dari pendahuluan itu adalah:
penegasan istilah, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, tinjauan pustaka, tinjauan teoritik, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab II, adalah gambaran umum MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta,
yang terdiri atas: sejarah berdiri dan perkembanganya, letak geografis, struktur
organisasi, keadaan guru dan siswa serta sarana dan prasarana.
Bab III adalah membahas tentang sejauh mana penerapan metode Picture
and Picture pada mata pelajaran IPA di MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta
yang meliputi:
1. Pelaksanaam metode Picture and Picture pada mata pelajaran IPA di MIN
Ngawen Gunungkidul Yogyakarta.
2. Pendukung dan penghambat penerapan metode Picture and Picture pada mata
pelajaran IPA di MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta.
3. Hasil dari penerapan metode Picture and Picture pada mata pelajaran IPA di
MIN Ngawen Gunungkidul Yogyakarta.
Bab IV, adalah penutup yang terdiri atas: kesimpulan, saran-saran, dan kata
penutup.
70
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat peneliti kemukakan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan metode picture and picture dilakukan pada tanggal 5-9 Mei
2014. Dalam menerapan metode picture and picture, langkah pertama
yang dilakukan guru adalah menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai, kemudian guru menyajikan materi sebagai pengantar dan
menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi. Setelah iu guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang
logis dan ditananyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Kegiatan
terakhir adalah guru bersama siswa mengambil kesimpulan/rangkuman.
2. Adapun faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat
dilaksanakannya pembelajaran IPA dengan menggunakan metode picture
and picture adalah
a. Faktor Pendukung
1) Adanya gambar-gambar yang menarik yang bisa di akses baik itu
dalam buku pelajaran ataupun memalui internet
71
2) Adanya sumber belajar yang cukup lengkap dalam menyediakan
buku-buku IPA sehingga memudahkan guru dan siswa dalam
mencari referensi dalam proses pembelajaran.
3) Adanya LKS atau lembar kerja siswa yang berisi materi IPA
sekaligus memuat latihan-latihan soal yang sangat penting untuk
menumbuhkan motivasi siwa untuk belajar. LKS ini dijadikan
sebagai salah satu sumber belajara siswa.
4) Adanya semangat yang tinggi dari siswa untuk belajar aktif dalam
pembelajaran sehingga guru tinggal memupuk terus semangat yang
sudah ada dalam diri sebagian siswa dalam pembelajaran
5) Bila dalam pembelajaran guru memberikan poin tersendiri atau
nilai tersendiri maka semua siswa cenderung aktif dalam
pembelajaran.
6) Bila jam pelajaran berada pada jam awal maka siswa masih
semangat untuk aktif dalam pembelajaran IPA dan bila berada pada
jam akhir dan banyak yang sudah capek, maka guru harus pintar-
pintar memberikan semangat kepada siswa dalam agar dapat
mencapai pembelajaran aktif
b. Faktor penghambat
1) Adanya beberapa anak yang kadang membuat kegaduhan dalam
kelas atau ramai sehingga mengganggu teman-temannya dan
mengganggu jalanya pembelajaran.
72
2) Adanya beberapa siswi yang masih malu-malu bila diajak aktif
dalam pembelajaran contohnya ketika diminta presentasi di depan,
suaranya terdengar lirih dan tidak semua siswa bisa mendengarnya
3) Kurang lengkapnya fasilitas media yang disediakan sekolah
sehingga menghambat keinginan untuk menggunakan media
elektronik dan menimbulkan rasa malas dari pari para guru dalam
menggunakan media elektronik.
4) Kurang tersedianya waktu yang cukup untuk penerapan metode
picture and picture dengan sempurna sesuai tuntunan buku active
learning.
5) Adanya meja dan kursi yang tertata secara klasikal sehingga bila
metode picture and picture sampai pada diskusi, bentuk diskusi
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menata kursi siswa.
6) Masih adanya siswa yang kadang punya sikap cuek ketika dibentuk
tim diskusi sehingga siswa tersebut hanya main-main sendiri
3. Metode picture and picture dalam pembelajaran IPA mampu
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV MIN Ngawen Gunungkidul
Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini terlihat dari persentase
ketuntasan belajar secara klasikal yaitu pada siklus I sebesar 72,22%,
meningkat pada siklus II sebesar 88,89%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, ada beberapa saran yang penulis
tawarkan, di antaranya adalah:
73
1. Bagi Guru
Untuk mencapai kualitas proses belajar mengajar dan kualitas hasil
belajar yang baik dalam pembelajaran dengan metode picture and picture
diperlukan persiapan perangkat pembelajaran yang cukup memadai,
misalnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, gambar- gambar, buku
siswa, dan LKS yang harus dimiliki oleh setiap siswa, serta
mempersiapkan instrumen penilaian.
2. Bagi Siswa
Kepada siswa kelas IV MIN Ngawen Gunungkidul khususnya, dan
seluruh siswa secara umum, agar dalam mempelajari IPA selalu rajin,
tekun dan sabar, jika ingin memperoleh nilai yang baik. Dengan
pengalaman pembelajaran melalui metode picture and picture, aktivitas
dan prestasi belajar siswa dapat meningkat menjadi lebih baik. Oleh
karena itu, tingkatkan praktek dan cara-cara keterampilan kooperatif dalam
pembelajaran selanjutnya.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Bagi pihak lain yang ingin menerapkan perangkat pembelajaran yang
telah dikembangkan peneliti ini, sedapat mungkin terlebih dahulu
dianalisis kembali untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal
alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media pembelajaran, dan
karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat perangkat ini akan
diterapkan.
74
4. Bagi Pihak Sekolah
Bagi pihak sekolah khususnya kepala sekolah untuk sering
memberikan pendidikan dan latihan (diklat) bagi guru-guru tentang
wawasan dunia pendidikan terutama dalam penerapan metode
pembelajaran yang lebih inovatif, agar guru dapat memilih metode
pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran yang diajarkannya sehingga
tujuan belajar mudah dicapai.
C. Penutup
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Betapapun penulis telah berusaha dengan
segenap kemampuan yang ada untuk menyajikan karya tulis yang sebaik-
baiknya tapi dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dan penulis
terima dengan tangan terbuka.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi
ini, penulis ucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya serta dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
perkembangan pendidikan di masa mendatang.
75
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri, dkk. 2004 . Psikologi Belajar. Semarang:UPT MKK UNNES.
Dwi Apriyanti, 2009. “Active Learning dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq di MAN
Gandekan Bantul”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ibnu Hadjar, 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Koentjoroningrat, 1998. Metode Peneltian Masyarakat, Jakarta: Gramedia
Mulyasa, 2005. Menjadi Guru Professional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
Bandung: Remaja Rosdakarya
Rochiati W., 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya
______. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan
Dosen, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabeta,.
Suharsimi Arikunto, 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative learning teori dan aplikasi paikem. Jakarta:Rineka Cipta
79
Catatan lapangan 1
Metode pengumpulan data observasi
Hari/tanggal : Senin 5 Mei 2014.
Jam : 07.30 – 08.05
Lokasi : Kelas IV
Sumber data : Kegiatan Belajar Mengajar di kelas
1. Deskripsi data :
Pelajaran IPA merupakan pelajaran di jam pertama. Sebelum memulai
kegiatan belajar mengjar terlebih dahulu siswa diajak untuk menghafal kan
surat-surat pendek ( surat annas ,al fiil). Setelah selesai menghafal surat-surat
pendek, pelajaran IPA dimulai. Guru menanyakan PR kepada siswa. Ada
beberapa siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah dengan alasan lupa.
Guru mengadakan pre test. Guru memberikan penjelasan tentang daur hidup
hewan, kemudian siswa dibagi menjadi bebarapa kelompok kecil dan
diberikan potongan-potongan gambar untuk disusun menjadi urutan yang
benar dan di presentasikan kedepan . Setelah diskusi selesai, guru
memberikan contoh Setelah selesai jawaban dikumpulkan dan diberikan
penilaian oleh guru. Setelah itu Guru memberikan pekerja an rumah,
kemudian pelajaran di tutup dengan membaca hamdallah dan salam.
2. Interpretasi data
a. Sebelum memulai pelajaran siswa selalu menghafalkan surat-surat
pendek.
b. Dalam pembelajaran IPA guru memberikan pre test sebelum memulai
materi atau sub bab baru
c. Guru banyak memberikan latihan soal.
d. Siswa kelihatan antusias dalam pembelajaran IPA.
80
Catatan lapangan 2
Metode pengumpulan data wawanccara
Hari/tanggal : Senin 28 April 2014
Jam : 07.30 – 08.05
Lokasi : Kelas IV
Sumber data : Guru pelajaran IPA kelas IV
1. Deskripsi data :
Informan adalah seorang guru IPA kelas IV MIN Ngawen Gunungkidul.
Wawancara merupakan yang pertama dengan informan dan dilaksanakan di
ruang guru. Pertanyaan yang disampaikan menyangkut metode pembelejaran
yang di gunakan, media yang yang digunakan, minat siswa terhadap
pelajaran matematika.
Dari hasil wawancara tersebut Metode yang digunakan, biasanya dengan
menggunakan metode diskusi, ceramah dan tanya jawab. Dengan cara ini
bisa diketahui dalam bab apa anak mengalami kesulitan belajar Metode yang
digunakan kadang tidak sesuai, kalau dirumah sudah merancang tapi
disekolah bisa beda.
Sedangakn prestasi belajar siswa pada pelajaran IPA jika dibikin rata-rata
tergolong rendah dan masih di bawah rata-rata/ Ketuntasan Minimum.
2. Interpretasi data :
a. Metode yang digunakan masik menggunakan metode ceramah sehingga
siswa kurang berminat mengikuti pelajaran karena mereka kurang
terlibat secara langsung
b. Prestasi belajar IPA siswa kelas IV MIN Ngawen Gunungkidul
tergolong rendah.
81
Catatan lapangan 3
Metode pengumpulan data wawanccara
Hari/tanggal : Senin 18 Maret 2013
Jam : 07.30 – 08.05
Lokasi : Ruang kepala sekolah
Sumber data : Kepala MIN Ngawen Gunungkidul
1. Deskripsi data :
Informan adalah Kepala MIN Ngawen Gunungkidul. Wawancara
dilaksanakan di ruang kepala sekolah. Pertanyaan yang disampaikan
menyangkut cara mengajar guru, dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV
MIN Ngawen Gunungkidul, apa yang dilakukan dalam peningkatan prestasi
belajar siswa.
Sebenarnya anak punya kemauan untuk bisa, tapi terkadang takut duluan
sehingga semangat menjadi berkurang.
Teknik atau metode yang digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa masih terus dilakukan dan dicoba.
2. Interpretasi data
a. Minat anak dalam pelajaran IPA sangat kecil
b. Pihak sekolah masih berusaha meningkatkan prestasi belajar siswa.
.
77
Pedoman Wawancara Untuk Guru
1. Sudah berapa lama Ibu mengajar?
2. Bagaimanakah minat siswa pada peajaran IPA ?
3. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam pelajaran IPA ?
4. Metode pembelajaran apa saja yang sering Ibu gunakan ?
5. Menurut Ibu metode yang digunakan sudah tepat atau belum ?
6. Bagaimana respon anak terhadap Metode yang Ibu gunakan ?
7. Apakah dalam mengajar Ibu udah menggunakan alat perga ?
8. Kendala apa saja yang Ibu alami disaat melakukan pembelajaran IPA di
kelas ?
9. Apakah yang sudah Ibu lakukan untuk mengatasi rendahnya prestasi
belajar anak tersebut ?
10. Apakah program sekolah untuk mengatasi masalah tersebut ?
78
Pedoman wawancara untuk kepala sekolah
1. Bgaimanakah pembelajaran di MIN Ngawen Gunungkidul?
2. Metode apa saja yang sering digunakan guru dalam pembelajaran?
3. Bagaimanakah minat siswa pada peajaran IPA ?
4. Apakah metode yang digunakan oleh guru sudah tepat ?
5. Apa yang telah sekolah/guru lakukan dalam rangka peningkatan prestasi
belajar siswa ?
6. Apakah program sekolah untuk mengatasi masalah tersebut ?