Upload
alim-sumarno
View
58
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : Ratri Seto Karyaning Utami, http://ejournal.unesa.ac.id/
Citation preview
72
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN SPT TAHUNAN PPH
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
Ratri Seto Karyaning Utami dan Eko Suprayitno Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang, Surabaya
SMK Negeri 10 Surabaya
ABSTRACT
The goal of this study are : 1) to find out the teacher activities by applying the direct learning
model in preparing the Annual Income Tax Individual Tax Payer 2) to find out the students
activities by applying the direct learning model in the basic competencies Preparing the Annual
Income Tax Individual Tax Payer 3) to find out the students’ learning outcome toward the
employment of direct learning model in the basic competencies Preparing the Annual Income
Tax Individual Tax Payer. This class action research (PTK) is done in three cycles. The data
collecting technique is done by doing the observation, documentation, test and questionnaire.
Based on the collected data and the discussion, it can be concluded that there’s an enhancement
of the teacher in managing the learning process. From the 1st, 2
nd and 3
rd cycle with the aspect
value 2,8; 3,5; and 4,2, whilst the students activities also increased with the aspect value 2,5;
3,4; and 4. The students’ learning outcome achievement in the 1st cycle is 76, and increase in
the 2nd
cycle 79,32 and 84 in the 3rd
cycle. From the students response questionnaire, it is found
that 71% of the students are agree on the application of the direct learning model in the basic
competencies Preparing the Annual Income Tax Individual Tax Payer
Key words: Direct learning, Learning outcome.
Pendidikan merupakan sarana
penting untuk meningkatkan kualitas SDM
dalam menjamin kelangsungan
pembangunan suatu bangsa. Oleh karena
itu, pemerintah berupaya untuk
meningkatkan kualitas SDM melalui
pembaharuan di bidang pendidikan, antara
lain melalui penyediaan pendidikan
keterampilan dan kewirausahaan,
pemerataan sarana dan prasarana
pendidikan, profesionalisme tenaga
pendidik, penyempurnaan manajemen
pendidikan, penyempurnaan kurikulum, dan
efektivitas model pembelajaran.
Maka, pengembangan di dunia
pendidikan terus menerus dilakukan dengan
harapan dapat meningkatkan mutu
pendidikan dan dapat menyelesaikan
berbagai macam masalah yang dihadapi
didalam dunia pendidikan, terutama di era
perdagangan bebas yang dituntut untuk
kreatif dan mempunyai keterampilan yang
dibutuhkan. Melalui perubahan kurikulum
yang dilakukan terus-menerus dapat
diharapkan akan menjadikan dunia
pendidikan akan lebih maju dan lebih baik
yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
untuk mencapai masyarakat yang
berkualitas dalam penguasaan ilmu dan
teknologi.
Dalam kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dijelaskan
bahwa tujuan Pendidikan Menengah
Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya. Agar siswa nantinya
dapat belajar secara efektif dan efisien serta
mengembangkan keahlian dan keterampilan
di bidangnya masing-masing, serta
memiliki kemampuan mengembangkan diri
kearah yang lebih baik.
73
Berdasarkan hal tersebut, maka
peran seorang guru selain membantu siswa
dalam pembelajaran juga berusaha agar
tujuan pembelajaran dapat terwujud. Maka
di dalam proses pembelajaran guru harus
memiliki strategi agar siswa dapat belajar
secara efektif dan efisien, mencapai pada
tujuan yang direncanakan semula. Selain
model mengajar yang diterapkan di kelas,
media pembelajaran yang digunakan juga
berpengaruh terhadap sukses tidaknya
kegiatan belajar mengajar di kelas.
Di SMK Negeri 10 Surabaya
khususnya di kelas XI Ak 3, materi
perpajakan merupakan materi yang di
anggap baru dan sedikit rumit karena harus
mempelajari berbagai pasal-pasal dalam
perpajakan misalnya dalam materi pajak
penghasilan. Setelah diadakan observasi
dan wawancara langsung di kelas XI Ak 3
diketahui bahwa siswa lebih cenderung
sebagai penerima informasi dan jarang
mengemukakan pendapatnya di kelas.
Maka, berdasarkan nilai ulangan sumatif
semester gasal siswa yang tuntas hanya
sebesar 65% atau 25 siswa sedangkan 13
siswa nilainya belum mencapai KKM mata
pelajaran perpajakan. Hal ini dikarenakan
metode yang digunakan kurang bervariasi.
Sehingga mengakibatkan interaksi
pembelajaran hanya terjadi pada guru
dengan siswa, bukan pada siswa dengan
guru maupun siswa dengan siswa. Hal ini
mengakibatkan siswa menjadi pasif dalam
mengemukakan pendapatnya karena jarang
mendapatkan umpan balik dari guru mata
pelajarannya. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, dapat menggunakan
model pembelajaran yang bervariasi seperti
model pembelajaran langsung, karena di
dalam model pembelajaran tersebut terdapat
berbagai metode pembelajaran yang
bervariasi.
Model pembelajaran langsung
dapat diterapkan pada mata pelajaran
perpajakan khususnya pokok bahasan pajak
penghasilan orang pribadi. Karena di dalam
model pembelajaran langsung, guru dapat
mendemonstrasikan pengetahuan awal,
dimana langkah awal dalam pokok bahasan
tersebut adalah menghitung pajak
penghasilan. Sehingga siswa harus dapat
memahami pokok bahasan tersebut untuk
melanjutkan ke siklus berikutnya seperti
menghitung pajak penghasilan badan dan
pajak penghasilan pasal 21-26, maka pokok
bahasan tersebut mengharapkan siswa
untuk melakukan demonstrasi dan praktek.
Dalam demonstrasi diharapkan setiap
langkah pembelajaran dari hal-hal yang
didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan
mudah oleh siswa melalui prosedur yang
benar dan dapat dimengerti. Sehingga
materi yang diajarkan nantinya akan dapat
diikuti atau dipraktekkan oleh siswa sesuai
kemampuannya masing-masing. Dalam hal
ini, untuk dapat melaksanakan kegiatan
penjelasan lisan dan praktek, maka
diperlukan pengetahuan prosedural dan juga
diperlukan pengetahuan prasyarat yang
berupa pengetahuan deklaratif. Setiap guru
selalu menghendaki agar siswa memperoleh
kedua macam pengetahuan tersebut, supaya
mereka dapat melakukan suatu kegiatan dan
melakukan segala sesuatu dengan berhasil.
Pengetahuan prosedural dan deklaratif ini
sangat cocok diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung (direct instructions), sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Kardi &
Nur (2005: 5) bahwa model pembelajaran
langsung diciptakan secara khusus untuk
mempermudah siswa mempelajari
pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang direncanakan dengan baik,
serta dipelajari secara bertahap. Dimana,
model pembelajaran langsung memberikan
kesempatan siswa belajar dengan
mengamati secara selektif, mengingat dan
menirukan apa yang dimodelkan gurunya.
Oleh karena itu hal penting yang harus
diperhatikan dalam menerapkan model
pengajaran langsung adalah menghindari
menyampaikan pengetahuan yang terlalu
kompleks. Selain itu, model pembelajaran
langsung mengutamakan pendekatan
deklaratif dengan titik berat pada proses
belajar konsep dan keterampilan motorik,
sehingga menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih terstruktur.
Guru yang menggunakan model
pembelajaran langsung dapat bertanggung
jawab dalam mengidentifikasi tujuan
pembelajaran, struktur materi, dan
keterampilan dasar yang akan diajarkan.
Kemudian menyampaikan pengetahuan
74
kepada siswa, memberikan pemodelan atau
demonstrasi, memberikan kesempatan pada
siswa untuk berlatih menerapkan
konsep/keterampilan yang telah dipelajari,
dan memberikan umpan balik.
Berdasarkan uraian di atas peneliti
termotivasi untuk mengadakan penelitian
dengan judul ―Penerapan Model Langsung
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Kompetensi Dasar Menyiapkan SPT
PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kelas
XI Ak 3 SMKN 10 Surabaya Tahun Ajaran
2011/2012‖.
Rumusan masalah penelitian meliputi :
(1) Bagaimana kemampuan guru (peneliti)
dalam mengelola kegiatan belajar mengajar
dengan menerapakan model pembelajaran
langsung pada kompetensi dasar
menyiapkan SPT tahunan PPh wajib pajak
orang pribadi; (2) Bagaimana aktivitas
siswa selama proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran langsung
pada kompetensi dasar menyiapkan SPT
tahunan PPh wajib pajak orang pribadi; (3)
Bagaimana hasil belajar siswa setelah
menjalani proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran langsung
pada kompetensi dasar menyiapkan SPT
tahunan PPh wajib pajak orang pribadi; (4)
Bagaimana respon siswa terhadap model
pembelajaran langsung pada kompetensi
dasar menyiapkan SPT tahunan PPh wajib
pajak orang pribadi.
Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2010 : 2), ―
belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya‖.sedangkan menurut
Gagne dalam Slameto (2010 : 13), ―belajar
adalah suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan dan tingkah laku‖. Selanjutnya
menurut Anthony Robbins (dalam Trianto,
2010:15) menyatakan bahwa belajar
sebagai proses menciptakan hubungan antar
sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami
dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.
Dari uraian beberapa pendapat di atas maka
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses untuk mencapai suatu tujuan
yaitu perubahan kearah yang lebih baik.
Perubahan tersebut antara lain mencakup
perubahan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, sikap dan tingkah laku yang
bersifat berkelanjutan ke arah yang lebih
baik
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah
siswa memperoleh pengalaman belajar
(Sudjana, 2005:22)
Kemampuan yang dipeoleh siswa
dapat berupa kemampuan yang sifatnya
kognitif, afektif dan juga psikomotor.
Pencapaian kemampuan siswa dapat dilihat
setelah adanya penilaian.
Hasil belajar adalah penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan
kemajuan siswa yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran yang
diberikan kepada siswa serta nilai-nilai
yang terdapat pada kurikulum (Djamarah,
1995:21)
Dari beberapa pendapat diatas maka
dapat disimpulkan hasil belajar adalah nilai
yang telah diperoleh siswa setelah
melibatkan diri secara aktif dalam proses
belajar mengajar, antara lain meliputi aspek
kognitif maupun psikomotorik dalam
proses belajar. Hasil belajar dapat diukur
melalui skor tes atau bukti lain tentang
kemajuan belajar siswa.
Pengertian Mengajar
Menurut Slameto (2010 : 29)
mengajar adalah penyerahan kebudayaan
berupa pengalaman dan kecakapan kepada
anak didik kita. Adapun definisi lain di
negara-negara modern yang sudah maju
mengatakan bahwa mengajar adalah
bimbingan kepada siswa dalam proses
belajar.
Menurut Slavin (dalam Slameto, 2010:32),
mengajar adalah aktivitas untuk mencoba
menolong, membimbing seseorang untuk
mendapatkan, mengubah atau
mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-
cita), appreciations (penghargaan) dan
knowledge‖.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu
proses yang disengaja dengan melakukan
75
kegiatan komunikasi dua arah antar guru
dan siswa. Jadi belajar mengajar adalah
suatu kegiatan komunikasi dua arah untuk
menghasilkan suatu perubahan tingkah laku
siswa yang menyangkut aspek kognitif,
afektif dan psikomotor.
Model Pembelajaran Langsung
Menurut Arends (dalam Trianto
2009:41), model pembelajaran langsung
adalah salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik
yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan
yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Sependapat dengan Arends, menurut Kardi
& Nur (2005) pembelajaran langsung
adalah suatu model pembelajaran yang
ditujukan untuk membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat diajarkan
selangkah demi selangkah.
Model pembelajaran langsung (direct
instruction) dilandasi oleh teori belajar
perilaku yang berpandangan bahwa belajar
bergantung pada pengalaman termasuk
pemberian umpan balik. Satu penerapan
teori perilaku dalam belajar adalah
pemberian penguatan. Umpan balik kepada
siswa dalam pembelajaran merupakan
penguatan yang merupakan penerapan teori
perilaku tersebut.
Model pembelajaran langsung
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.adanya
tujuan pembelajaran dan pengaruh model
pada hasil belajar siswa termasuk prosedur
penilaian hasil belajar, 2. sintak atau pola
keseluruhan dan alur kegiatan
pembelajaran, 3. sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar model yang diperlukan
agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat
berlangsung dengan berhasil. (Nur, 2005:3)
Dari penjelasan diatas dapat diketahui
bahwa dalam model pengajaran langsung,
guru berperan sebagai fasilitator yang
memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada para siswa sehingga siswa tersebut
memahami materi yang dipelajari. Guru
juga memberikan kemudahan kepada siswa
dalam menemukan konsep pada materi
yang dipelajari.
Dalam pembelajaran langsung
terdapat lima fase atau sintaks yang sangat
penting. Langkah-langkah pembelajaran
langsung menurut Kardi & Nur (2005:8)
sebagai berikut:
Tabel 1
Sintaks model pembelajaran langsung
Fase Peran Guru
Fase 1
Menyampaikan
tujuan dan
mempersiapkan
peserta didik
Guru menjelaskan
TPK, informasi
latar belakang,
pelajaran,pentingny
a pelajaran,
memotivasi siswa
untuk belajar.
Fase 2
Mendemonstrasika
n pengetahuan atau
keterampilan.
Guru
mendemontasikan
atau memodelkan
keterampilan
dengan benar, atau
menyajikan
informasi tahap
demi tahap.
Fase 3 :
Membimbing
pelatihan
Guru merencanakan
dan memberi
bimbingan
pelatihan awal.
Fase 4 : Mengecek
pemahaman dan
memberikan umpan
balik
Guru mengecek
apakah siswa telah
berhasil melakukan
tugas dengan baik,
memberi umpan
balik
Fase 5 :
Memberikan
kesempatan untuk
pelatihan lanjutan
dan penerapan.
Guru
mempersiapkan
kesempatan
melakukan
pelatihan lanjutan,
dengan perhatian
khusus pada
penerapan kepada
situasi lebih
kompleks dalam
kehidupan sehari-
hari.
Sumber: Kardi dan Nur (2005:8)
Materi Pembelajaran
Menyiapkan SPT tahunan PPh
wajib pajak orang pribadi adalah
pemahaman istilah-istilah dalam pajak
penghasilan dan pemahaman dalam
penghitungan pajak penghasilan orang
76
pribadi. Beberapa istilah dalam pajak
penghasilan antara lain :1. Subjek pajak
penghasialan dan pengecualiannya, 2.
Objek pajak penghasilan dan
pengecualiannya, 3. Biaya-biaya yang boleh
dikurangkan dan yang tidak boleh
dikurangkan.4. Penghasilan tidak kena
pajak, 5. Penghasilan kena pajak, 6. Tarif
PPh pasal 17.
Tabel 2
Tarif PPh Pasal 17
Penelitian Terdahulu
Menurut Anita Yushofah (2006)
dengan judul skripsi ―Penerapan Model
Pengajaran Langsung Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang di
Kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri Paciran‖
kesimpulannya dengan penerapan model
pengajaran langsung hasil belajar siswa
mengalami kenaikan. Dari pertemuan
pertama ke pertemuan kedua naik sebesar
50% dan pertemuan kedua ke pertemuan
ketiga naik 23,08%.
Menurut Rani Novitasari (2008)
yang berjudul ―Penerapan Model
Pembelajaran Langsung Mata Diklat Paket
Keahlian Penjualan pada Siswa Kelas III
Penjualan 1 di SMK Negeri 10 Surabaya‖.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
hasil belajar siswa yang dicapai pada
penerapan model pembelajaran langsung
pada mata diklat paket keahlian penjualan
sub kompetensi penerimaan dan
pemeriksaan barang yang dibeli dapat
dikatakan sudah sesuai dengan standar
ketuntasan yang telah ditetapkan oleh SMK
Negeri 10 Surabaya
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK).
(Classroom Action Research). Menurut
Arikunto (2006:3) ―Penelitian Tindakan
Kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga
siklus, dimana setiap siklus terdiri atas
rangkaian empat kegiatan yaitu,
perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi (evaluasi) dan refleksi.
Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas XI AK 3 SMK Negeri 10 Surabaya.
Obyek pada penelitian ini adalah penerapan
model pembelajaran langsung (MPL).
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 10
Surabaya yang berlokasi di Jalan Keputih
Tegal, Sukolilo, Kota Surabaya. Waktu
yang digunakan untuk penelitian ini adalah
bulan Maret sampai bulan April tahun
ajaran 2011-2012.
Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga
siklus dan setiap siklus terdiri dari empat
kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
Perencanaan tindakan
Sebelum mengadakan penelitian,
peneliti membuat secara rinci rancangan
tindakan yang akan dilaksanakan meliputi;
(a) bagian isi mata pelajaran dan bahan
belajarnya; (b) merancang strategi dan
skenario pembelajaran sesuai tindakan yang
dipilih; serta (c) menetapkan indikator
ketercapaian dan menyusun instrumen
pengumpul data.
Pelaksanaan tindakan
Pada tahapan ini, rancangan strategi
dan skenario pembelajaran diterapkan.
Skenario tindakan harus dilaksanakan
secara benar tampak berlaku wajar.
Pengamatan
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif
sampai dengan Rp50.000.000,00
di atas Rp50.000.000,00 s.d
Rp250.000.000,00
di atas Rp250.000.000,00 s.d
Rp500.000.000,00
di atas Rp500.000.000,00
5%
15%
25%
30%
77
Dalam tahap ini, peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal-hal
yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan
menggunakan format observasi/penilaian
yang telah disusun, termasuk juga
pengamatan secara cermat pelaksanaan
skenario tindakan dari waktu ke waktu dan
dampaknya terhadap proses dan hasil
belajar siswa.
Refleksi
Merupakan tahapan untuk mengkaji
secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan, berdasar data yang telah
terkumpul, dan kemudian melakukan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan
yang berikutnya.
Adapun siklus PTK tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Sumber : Arikunto (2006:97)
Dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan adalah lembar pengamatan
(observasi), tes hasil belajar, dan lembar
angket respon siswa dijelaskan sebagai
berikut :1).Lembar Pengamatan. Lembar
pengamatan ini terdiri dari lembar
pengamatan aktivitas guru dan aktivitas
siswa yang digunakan selama kegiatan
pembelajaran di kelas dengan model
pembelajaran langsung. 2). Tes. Tes ini
digunakan untuk digunakan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
mengenai materi yang telah dipelajari pada
saat penerapan model pembelajaran
langsung. Tes yang diberikan berbentuk
kuis dan post tes yang dibuat berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam
penelitian ini tes dilakukan sebanyak 1
(satu) kali, yaitu setiap akhir kegiatan
belajar mengajar berupa kuis pada saat
siklus pertama dan siklus kedua, sedangkan
pada siklus ketiga diberikan post test.
1. Angket Respon Siswa
Lembar angket respon siswa ini
berisi kumpulan dari pertanyaan yang
diajukan secara tertulis kepada siswa,
dan cara menjawab juga dilakukan
dengan tertulis. Tujuannya untuk
mengetahui dan memperoleh data
tentang tanggapan siswa terhadap
penerapan model pembelajaran
langsung pada kompetensi dasar
menyiapkan SPT tahunan PPh wajib
pajak orang pribadi.
Untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini dilakukan
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1) Pengamatan. Pengamatan penelitian ini
dilakukan untuk mengamati aktivitas guru
selama proses belajar mengajar dengan
menerapkan model pembelajaran langsung
dan mengamati aktivitas siswa untuk
menilai hasil belajar siswa. 2)
Dokumentasi. Dalam penelitian ini data
yang diperoleh adalah berupa silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
jadwal pelajaran, jumlah siswa, nilai siswa
pada penerapan model pembelajaran
langsung pada kompetensi dasar
menyiapkan SPT tahunan PPh wajib pajak
orang pribadi. 3) Tes. Tes dalam penelitian
ini akan diberikan kepada siswa pada tiap
siklus di akhir kegiatan belajar mengajar.
Siswa akan memperoleh lembar soal tes
yang berupa kuis maupun bentuk post test
mengenai kompetensi dasar menyiapkan
SPT tahunan PPh wajib pajak orang
pribadi. Hasil tes ini yang akan menjadi
hasil belajar siswa. 4) Angket. Angket ini
langsung diberikan kepada seluruh siswa
Pengamatan
Refleksi
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
78
pada akhir pelaksanaan model pembelajaran
langsung yaitu pada siklus ketiga atau pada
pertemuan ketiga. Tujuannya untuk
mendapatkan respon langsung dari siswa
mengenai kegiatan belajar menggunakan
model pembelajaran langsung.
Untuk menganalisis hasil penilaian
yang diberikan pada lembar pengamatan
aktivitas guru dan aktivitas siswa, pada
penerapan model pembelajaran langsung
yang diperoleh dari dua pengamat pada
setiap aspek dengan menggunakan rating
scale dengan rentang 1 sampai 5. Agar hasil
pengamatan dapat memberikan perbedaan
yang jelas terhadap hasilnya. Kriteria
batasan pengelolaan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup baik
4 = baik
5= sangat baik
Dari perolehan nilai yang diberikan
oleh pengamat maka hasil tersebut
dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif. Untuk menganalisis hasil
penilaian yang diberikan oleh pengamat
pada lembar pengamatan aktivitas guru dan
aktivitas siswa digunakan ketentuan sebagai
berikut :
Ketentuan untuk menilai rata-rata
aktivitas guru dan aktivitas siswa dapat
digunakan kriteria sebagai berikut :
0,50 – 1,49 = sangat kurang
1,50 – 2,49 = kurang baik
2,50 – 3,49 = cukup baik
3,50 – 4,49 = baik
4,50 – 5,00 = sangat baik
Untuk menentukan ketuntasan belajar
siswa digunakan instrumen tes hasil belajar
siswa. Penentuan ketuntasan siswa dan
ketuntasan kelas menggunakan acuan
sebagai berikut :a). Ketuntasan siswa, di
SMK Negeri 10 Surabaya, siswa dikatakan
tuntas belajar apabila mencapai nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
≥ 75 dari nilai maksimum 100.
b)Ketuntasan kelas, prosentase ketuntasan
kelas dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Untuk memperoleh respon siswa
digunakan angket dengan skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok tentang kejadian atau
gejala sosial. Setiap jawaban dihubungkan
dengan bentuk indikator diungkapkan
dengan kata-kata Sangat Tidak Setuju
(STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan
Sangat Setuju (SS) dan kemudian dianalisis
dengan rumus sebagai berikut :
%100B
A
Keterangan :
P = prosentase respon siswa
A = proporsi siswa yang memilih
B = jumlah siswa (responden)
Untuk penerapan model
pembelajaran langsung maka criteria
persentase respon siswa adalah sebagai
berikut :
0 % - 20 % : sangat tidak setuju
21 % - 40 % : tidak setuju
41 % - 60 % : netral
61 % - 80 % : setuju
81 % - 100 % : sangat setuju
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aktivitas guru dan siswa dalam
penerapan model pembelajaran langsung
Pada siklus pertama peneliti
melakukan kegiatan belajar mengajar
mengenai istilah-istilah dalam pajak
penghasilan seperti, pengertian pajak
penghasilan, pengertian subjek pajak
penghasilan dan pengecualiannya, juga
pengertian obyek pajak dan
pengecualiannya dengan model
pembelajaran langsung. Berdasarkan
pengamatan, aktivitas guru dalam
pengelolaan pembelajaran mendapat
penilaian 2,8 dengan kriteria cukup baik.
Sedangkan hasil pengamatan aktivitas siswa
selama kegiatan belajar mengajar mendapat
penilaian 2,5 dengan criteria cukup baik.
Adapun kekurangan yang dapat
dijadikan dasar perbaikan pada siklus
selanjutnya antara lain :a) Fase I pada poin
79
menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa, guru kurang
menjelaskan secara rinci tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dan
kurang dapat memotivasi siswa. b) Fase IV
pada poin menyimpulkan materi
pembelajaran guru kurang optimal dalam
menyimpulkan materi. Sehingga hanya
beberapa murid yang dapat menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah diajarkan.
C) Dalam pengelolaan kelas, guru belum
dapat mengalokasikan waktu dengan tepat
sesuai dengan RPP.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut,
maka perlu dilakukan perbaikan dalam
bentuk perencanaan tindakan untuk siklus
II. Adapun perbaikan yang perlu dilakukan
setelah refleksi pada siklus I adalah sebagai
berikut :a) Fase I pada poin menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa,
guru harus dapat menjelaskan secara rinci
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
harus dapat memotivasi siswa. b) Fase IV
pada poin menyimpulkan materi
pembelajaran guru harus dapat
menyimpulkan materi secara optimal.
Sehingga tidak hanya beberapa murid yang
dapat menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah diajarkan. c) Dalam pengelolaan
kelas, guru harus dapat mengalokasikan
waktu pembelajaran sesuai dengan RPP
yang telah dibuat.
Pada siklus kedua peneliti melakukan
seperti pada siklus pertama dengan materi
biaya-biaya yang boleh dan tidak
dibiayakan pada pajak penghasilan umum
pribadi. Serta tahap awal untuk menghitung
pajak penghasilan umum pribadi
Berdasarkan pengamatan, aktivitas guru
dalam pengelolaan pembelajaran
mengalami peningkatan dan mendapat
penilaian 3,5 dengan kriteria baik.
Sedangkan hasil pengamatan aktivitas siswa
mengalami peningkatan juga dan mendapat
penilaian 3,4 dengan kriteria baik.
Adapun beberapa kekurangan yang
masih terdapat paada siklus kedua yang
nantinya dapat dijadikan dasar perbaikan
pada siklus selanjutnya antara lain : a) Fase
IV pada poin megadakan diskusi kelas,
dimana masih terdapat beberapa siswa yang
tidak memperhatikan pertanyaan maupun
pendapat yang diberikan oleh temannya.
Sehingga suasana kelas tidak terlalu
kondusif. b) Dalam kegiatan akhir guru
lebih baik dalam memberikan kesimpulan,
sehingga siswa lebih paham dan mengerti
mengenai materi yang disampaikan. Namun
kemampuan ini tetap harus diperbaiki.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut,
maka perlu dilakukan perbaikan dalam
bentuk perencanaan tindakan untuk siklus
kedua. Adapun perbaikan yang perlu
dilakukan setelah refleksi pada siklus kedua
adalah sebagai berikut : a) Fase IV pada
poin megadakan diskusi kelas, dimana
masih terdapat beberapa siswa yang tidak
memperhatikan pertanyaan maupun
pendapat yang diberikan oleh temannya.
Sehingga suasana kelas tidak terlalu
kondusif. b) Dalam kegiatan akhir guru
lebih baik dalam memberikan kesimpulan,
sehingga siswa lebih paham dan mengerti
mengenai materi yang disampaikan. Namun
kemampuan ini tetap harus ditingkatkan
kearah yang lebih baik.
Pada siklus ketiga peneliti melakukan
seperti pada siklus pertama dan siklus
kedua dengan materi mengetahui dan
memahami tahap-tahap dan cara
perhitungan pajak penghasilan umum
pribadi. Berdasarkan pengamatan, aktivitas
guru dalam pengelolaan pembelajaran
mengalami peningkatan dan mendapat
penilaian 4,2 dengan criteria baik,
sedangkan aktivitas siswa mengalami
peningkatan juga dan mendapat penilaian 4
dengan kriteria baik.
Dari hasil pengamatan pada siklus
kedua, maka tidak perlu dilakukan revisi
karena hasil yang diperoleh sudah
dikatakan baik dilihat dari peningkatan
pengelolaan guru dan aktivita siswa.
Dari hasil pengamatan pada siklus
ketiga, maka tidak perlu dilakukan revisi
karena hasil yang diperoleh sudah
dikatakan baik dilihat dari peningkatan
aktivitas guru dan aktivita siswa.
Hasil Belajar Siswa
Dari hasil kuis siklus pertama
diketahui bahwa ketuntasan belajar secara
klasikal di kelas XI AK 3 adalah sebesar
76,32% dengan jumlah 9 orang siswa yang
belum tuntas belajar, artinya dari 38 siswa
ada 29 siswa yang telah mencapai nilai
KKM 75. Dengan demikian hasil tersebut
80
belum memenuhi kriteria ketuntasan kelas
(klasikal) yang ditetapkan yaitu sebesar
≥85%.
Hasil kuis siklus kedua dapat diketahui
bahwa ketuntasan belajar secara klasikal di
kelas XI AK 3 adalah sebesar 86,84%
dengan jumlah 5orang siswa yang belum
tuntas belajar, artinya dari 38 siswa ada 33
siswa yang telah mencapai nilai KKM 75.
Dengan demikian hasil tersebut sudah
memenuhi kriteria ketuntasan kelas
(klasikal) yang ditetapkan yaitu sebesar
≥85%
Hasil post test siklus ketiga dapat
diketahui bahwa ketuntasan belajar secara
klasikal di kelas XI AK 3 adalah sebesar
94,74% dengan jumlah 2 siswa yang belum
tuntas belajar, artinya dari 38 siswa ada 36
siswa yang telah mencapai nilai KKM 75.
Dengan demikian hasil tersebut sudah
memenuhi kriteria ketuntasan kelas
(klasikal) yang ditetapkan yaitu sebesar
≥85%.
Hasil rekapitulasi nilai kuis 1, kuis 2
dan post test dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 3
Rekapitulasi Hasil belajar Siswa
No Keterangan Kuis
1
Kuis
2
Post
Test
1 Jumlah siswa 38 38 38
2
Jumlah siswa
yang tuntas 29 33 36
3
Jumlah siswa
tidak tuntas 9 5 2
4
Ketuntasan
klasikal
76,
32
%
86,
84
%
94,
74
%
5
Rata-rata
hasil belajar 76
79,
32 84
Respon Siswa
Tabel 4
Rekapitulasi Angket Respon Siswa
No. Penilaian
STS TS RR S SS
1 1 siswa
3%
2 siswa
5%
29
siswa
76%
6 siswa
16%
2 1 siswa
3%
3 siswa
8%
30
siswa
79%
4 siswa
11%
3 1 siswa
3%
1 siswa
3%
28
siswa
74%
8 siswa
21%
4 2 siswa
5%
30
siswa
79%
6 siswa
16%
5 2 siswa
5%
27
siswa
71%
9 siswa
24%
6 2 siswa
5%
3 siswa
8%
25
siswa
66%
8 siswa
21%
7 4 siswa
11%
30
siswa
77%
8 siswa
20,5%
8 2 siswa
5%
3 siswa
8%
26
siswa
68%
7 siswa
18%
9 2 siswa
5%
2 siswa
5%
25
siswa
66%
9 siswa
24%
10 2 siswa
5%
28
siswa
74%
8 siswa
21%
11 2 siswa
5%
5 siswa
13%
7 siswa
18%
20
siswa
53%
4 siswa
11%
12 2 siswa
5%
3 siswa
8%
5 siswa
13%
21
siswa
55%
7 siswa
18%
13 2 siswa
5%
4 siswa
11%
29
siswa
76%
3 siswa
8%
14 1 siswa
3%
3 siswa
8%
31
siswa
82%
3 siswa
8%
15 2 siswa
5%
5 siswa
13%
27
siswa
71%
4 siswa
11%
Pendapat siswa dalam kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan model
langsung sebagian besar menjawab setuju.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa penerapan
model pembelajaran langsung mendapat
respon positif dari siswa.
81
024
6
1 2 3
2.8 3.5 4.2
Rat
a-ra
t A
spe
k
Siklus
Aktivitas Guru
Aktivitas Guru
-1
1
3
5
1 2 3
2.53.4
4
Rat
a-ra
ta A
spe
k
Siklus
Aktivitas Siswa
Aktivitas Siswa
0.00
50.00
100.00
1 2 3
76.3286.8494.74
Pe
rse
nta
se (
%)
Siklus
Ketuntasan Belajar Klasikal
Ketuntasan Belajar Klasikal
Pembahasan
Aktivitas guru dalam penerapan model
pembelajaran langsung
Berdasarkan lembar pengamatan
pengelolaan pembelajaran langsung,
selama 3 siklus dapat diambil
kesimpulan terjadi peningkatan dalam
pengelolaannya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 1
Peningkatan Aktivitas Guru
Berdasarkan grafik diatas dapat
dilihat bahwa pada siklus 1 guru
memperoleh nilai rata-rata 2,8 dengan
kategori cukup baik. Hasil dari siklus 1
direfleksi dan direvisi pada siklus 2. Pada
siklus 2 kegiatan guru dalam mengelola
pembelajaran langsung semakin
meningkat, hal ini dapat dilihat dari nilai
rata-rata para siklus 2 sebesar 3,5 dengan
kategori baik. Sedangkan untuk siklus 3
kemampuan guru mengelola pembelajaran
langsung mendapatkan nilai rata-rata
meningkat menjadi 4,2 dengan kategori
baik. Dari hasil analisis ini dapat
disimpulkan bahwa kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran
langsung yang dilaksanakan pada siklus
pertama, kedua dan ketiga terdapat
peningkatan. Peningkatan sebesar 25%
terjadi pada siklus 1 ke siklus 2,
sedangkan peningkatan dari siklus 2 ke
siklus 3 sebesar 20%
Aktivitas siswa dalam penerapan model
pembelajaran langsung
Grafik 2
Peningkatan Aktivitas siswa
Berdasarkan grafik diatas dapat
dilihat peningkatan aktivitas siswa yang
terjadi selama tiga siklus. Pada siklus 1
nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 2,5
pada siklus kedua sebesar 3,4 dan pada
siklus ketiga sebesar 4. Peningkatan
aktivitas guru dan siswa ini terjadi
disebabkan karena setiap putaran
terdapat refleksi dan revisi sebagai
tindakan perbaikan dalam pengelolaan
pembelajaran langsung. Dari hasil
analisis ini dapat disimpulkan bahwa
aktivitas ssiwa dalam penerapan model
pembelajaran langsung yang
dilaksanakan pada siklus pertama, kedua
dan ketiga terdapat peningkatan.
Peningkatan sebesar 36% terjadi pada
siklus 1 ke siklus 2, sedangkan
peningkatan dari siklus 2 ke siklus 3
sebesar 17,6%.
Hasil belajar siswa dalam penerapan
model pembelajaran langsung
Grafik 3
Peningkatan Hasil Belajar
Dari grafik diatas dapat dilihat
peningkatan rata-rata hasil belajar dari
ketuntasan klasikal, pada siklus 1
ketuntasan klasikalnya mencapai 76,32
% dimana standart ketuntasan klasikal ≥
85%. Pada siklus 2 ketuntasan hasil
belajar klasikal mencapai 86,84 %
dimana standart ketuntasan klasikal ≥
85%. Sehingga kelas tersebut sudah
mencapai ketuntasan klasikal walaupun
nilai ketuntasan klasikalnya minimum.
Sedangkan pada siklus 3 ketuntasan
hasil belajar klasikal mencapai 94,74 %
dimana standart ketuntasan klasikal ≥
85%. Maka kelas tersebut sudah dapat
dinyatakan lulus pada materi pajak
penghasilan umum pribadi karena
ketuntasan klasikalnya lebih besar dari
batas minimum ketuntasan.
82
Respon Siswa
Pada pernyataan pertama yang
menyatakan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung dalam mata pelajaran
perpajakan dapat meningkatkan motivasi
belajar saat menerima materi
pembelajaran di kelas sebanyak 6 siswa
atau 16% yang menjawab sangat setuju,
29 siswa atau 76% yang menjawab
setuju, 2 siwa atau 5% yang tidak
berpendapat dan 1 siswa atau 3% yang
menjawab tidak setuju.
Pada pernyataan kedua yang
menyatakan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung dalam mata pelajaran
perpajakan dapat membuat suasana
kelas menyenangkan dan tidak
membosankan saat menerima materi
pembelajaran di kelas sebanyak 4 siswa
atau 11% yang menjawab sangat setuju,
30 siswa atau 79% yang menjawab
setuju, 3 siswa atau 8% yang tidak
berpendapat dan 1 siswa atau 3% yang
menjawab tidak setuju
Pada pernyataan ketiga yang
menyatakan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung dalam mata pelajaran
perpajakan guru dapat menjelaskan
materi pembelajaran dengan jelas dan
mudah dipahami sebanyak 8 siswa atau
21% yang menjawab sangat setuju, 28
siswa atau 74% yang menjawab setuju, 1
siwa atau 3% yang tidak berpendapat
dan 1 siswa atau 3% yang menjawab
tidak setuju
Pada peryataan keempat yang
menyatakan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung dalam mata pelajaran
perpajakan guru dapat mengalokasikan
waktu dengan tepat sebanyak 6 siswa
atau 16% yang menjawab sangat setuju,
30 siswa atau 79% yang menjawab
setuju, 2 siswa atau 5% yang tidak
berpendapat
Pada peryataan kelima yang
menyatakan bahwa dengan adanya
latihan terbimbing pada mata pelajaran
perpajakan terbimbing menunjukkan
sebanyak 9 siswa atau 24% yang
menjawab sangat setuju, 27 siswa atau
71% yang menjawab setuju, 2 siwa atau
5% yang tidak
Pada peryataan keenam yang
menyatakan bahwa bahasa yang
digunakan oleh guru dalam soal evaluasi
mudah dipahami. menunjukkan
sebanyak 8 siswa atau 21% yang
menjawab sangat setuju, 25 siswa atau
66% yang menjawab setuju, 3 siswa atau
8% yang tidak berpendapat dan 2 siswa
atau 5% yang menjawab tidak setuju
Pada peryataan ketujuh yang
menyatakan bahwa guru membimbing
siswa yang mengalami kesulitan
menunjukkan sebanyak 5 siswa atau
13% yang menjawab sangat setuju, 29
siswa atau 76% yang menjawab setuju,
dan 4 siswa atau 11% yang tidak
berpendapat
Pada peryataan kedelapan yang
menyatakan bahwa pembelajaran mata
pelajaran perpajakan yang dapat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
menujukkan sebanyak 7siswa atau 18%
yang menjawab sangat setuju, 26 siswa
atau 68% yang menjawab setuju, 3 siwa
atau 8% yang tidak berpendapat dan 2
siswa atau 5% yang menjawab tidak
setuju
Pada peryataan kesembilan yang
menyatakan bahwa pemberian umpan
balik setelah kegiatan pembelajaran
untuk lebih meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi yang telah
diberikan menunjukkan sebanyak 9
siswa atau 24% yang menjawab sangat
setuju, 25 siswa atau 66% yang
menjawab setuju, 2 siswa atau 5% yang
tidak berpendapat dan 2 siswa atau 5%
yang menjawab tidak setuju
Pada peryataan kesepuluh yang
menyatakan bahwa dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan siswa, guru
memberikan jawaban yang mudah
dipahami oleh siswa menunjukkan
sebanyak 8 siswa atau 21% yang
menjawab sangat setuju, 28 siswa atau
74% yang menjawab setuju, dan 2 siswa
atau 5% yang tidak berpendapat
Pada peryataan kesebelas yang
menyatakan bahwa dengan guru untuk
mengadakan kuis setelah proses
83
pembelajaran menunjukkan sebanyak 4
siswa atau 11% yang menjawab sangat
setuju, 20 siswa atau 53% yang
menjawab setuju, 7 siwa atau 18% yang
tidak berpendapat, 5 siswa atau 13%
yang menjawab tidak setuju dan 2 siswa
atau 5% yang menjawab sangat tidak
setuju
Pada peryataan keduabelas yang
menyatakan bahwa dengan adanya
pemberian tugas mandiri oleh guru
setelah kegiatan pembelajaran.
menunjukkan sebanyak 7 siswa atau
18% yang menjawab sangat setuju, 21
siswa atau 55% yang menjawab setuju, 5
siwa atau 13% yang tidak berpendapat, 3
siswa atau 8% yang menjawab tidak
setuju dan 2 siswa atau 5% yang
menjawab sangat tidak setuju
Pada peryataan ketigabelas yang
menyatakan bahwa siswa puas dengan
nilai evaluasi yang mereka terima.
menunjukkan sebanyak 7 siswa atau
18% yang menjawab sangat setuju, 21
siswa atau 55% yang menjawab setuju, 5
siwa atau 13% yang tidak berpendapat, 3
siswa atau 8% yang menjawab tidak
setuju dan 2 siswa atau 5% yang
menjawab sangat tidak setuju
Pada peryataan keempatbelas yang
menyatakan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung siswa dapat lebih memahami
materi yang diberikan oleh guru
sehingga dapat meningngkatan hasil
belajar siswa menunjukkan sebanyak 3
siswa atau 8% yang menjawab sangat
setuju, 29 siswa atau 76% yang
menjawab setuju, 3 siswa atau 8%, yang
tidak berpendapat dan 1 siswa atau 3%
yang menjawab tidak setuju.
Pada peryataan kelimabelas yang
menyatakan bahwa siswa setuju
menggunakan model pembelajaran
langsung dalam mata pelajaran
perpajakan menunjukkan sebanyak 4
siswa atau 11% yang menjawab sangat
setuju, 27 siswa atau 71% yang
menjawab setuju, 5 siswa atau 13% yang
tidak berpendapat dan 2 siswa atau 5%
yang menjawab tidak setuju
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa aktivitas guru selama
penerapan model pembelajaran langsung
mengalami peningkatan di tiap siklusnya
Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan
proses pembelajaran langsung aktivitas
guru tersebut yang dilakukan oleh
pengamat pada tiap-tiap siklus, yaitu pada
siklus pertama rata-rata nilai penilaian 2,8
dengan kategori cukup, dan pada siklus
kedua rata-rata nilai penilaian yang
diperoleh adalah 3,5 dengan kategori baik,
dan pada siklus ketiga rata-rata skor
penilaian yang diperoleh adalah 4,2 dengan
kategori baik. Adanya peningkatan aktivitas
guru dalam pengelolaan pembelajaran
tersebut diikuti pula peningkatan nilai rata-
rata kelas dan nilai ketuntasan klasikal
siswa.
Sedangkan aktivitas siswa selama
penerapan model pembelajaran langsung
mengalami peningkatan. Pada siklus 1 nilai
rata-rata aktivitas siswa sebesar 2,5 pada
siklus kedua sebesar 3,4 dan pada siklus
ketiga sebesar 4.
Sealin itu pencapaian hasil belajar
siswa dengan menggunakan model
pembelajaran langsung pada siklus pertama
mendapat nilai rata-rata 76 dengan
ketuntasan klasikal sebesar 76,32% dan
pada siklus kedua mendapat nilai rata-rata
79,32 dengan ketuntasan klasikal sebesar
86,84% sedangkan pada siklus ketiga nilai
rata-rata yang diperoleh adalah 84 dengan
ketuntasan klasikal sebesar 94,74%. Hasil
tersebut dapat menunjukkan bahwa
pelaksanaan proses belajar mengajar
dengan penerapan model pembelajaran
langsung berpengaruh positif dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga
bisa dikatakan tuntas.
Berdasarkan hasil angket respon
siswa diketahui bahwa siswa mempunyai
respon yang positif terhadap penerapan
model pembelajaran langsung pada mata
perpajakan
Saran
Berdasarkan data simpulan diatas,
ditemukan bahwa model pembelajaran
langsung dapat meningkatkan hasil belajar
84
siswa pada kompetensi dasar menyiapkan
SPTtahunan PPh wajib pajak orang pribadi
di kelas XI Ak 3 SMKN 10 Surabaya.
Sehingga model pembelajaran langsung
dapat diterapkan dalam mata pelajaran
perpajakan kompetensi dasar menyiapkan
SPT tahunan PPh wajib pajak orang
pribadi. Selain itu model pembelajaran
langsung dapat diterapkan sebagai model
pembelajaran alternative pada mata
pelajaran selain perpajakan khususnya
dalam program keahlian akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.
1995. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara
Kardi, Soeparman dan Mohamad Nur.
2005. Pembelajaran Langsung. Surabaya:
Unesa University Press
Novitasari,Rani. 2008. Penerapan Model
Pembelajaran Langsung Mata
Diklat Paket Keahlian Penjualan
pada Siswa Kelas III Penjualan 1
di SMK Negeri 10 Surabaya.
(Skripsi tidak dipublikasikan).
Surabaya: Universita Negeri
Surabaya.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi. Jakarta : Rieneka
Cipta.
Sudjana, Nana. 2005. Belajar dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya.
Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Trianto. 2010. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta : Kencana.
Yushofah, Anita. 2006. Penerapan Model
Pengajaran Langsung Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Siklus
Akuntansi Perusahaan Dagang di
Kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri
Paciran. (Skripsi tidak
dipublikasikan). Surabaya:
Universita Negeri Surabaya.