Upload
others
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA
MIKRO KECIL DAN MENENGAH BERBASIS SAK EMKM
(studi Kasus UMKM Galery Stand Fasya)
SKRIPSI
Oleh
ISNAYANTI R
NIM 105730537915
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
ii
PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA
MIKRO KECIL DAN MENENGAH BERBASIS SAK EMKM
(studi Kasus UMKM Galery Stand Fasya)
Oleh
ISNAYANTI R
NIM 105730537915
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Program Studi Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk orang tercinta terutama
kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku yang selalu mendukung
dan memberikan motivasi selama saya menuntut ilmu hingga
sampai sekarang, saya mengucapakan banyak terima kasih
kepada pembimbing yang senantiasa selalu memberikan saya
arahan dan masukan serta saran sehingga memudahkan saya
dalam penyusunan skripsi dan seluruh dosen yang dengan
sabarnya tidak pernah berhenti memberikan ilmunya dan tidak lupa
juga sahabat seperjuangan kelas Ak 15 F yang selalu memberikan
dorongan dan motivasi kepada saya.
MOTTO
Mimpi hanya akan tetap menjadi sebuah mimpi jika kita cuma tidur,
tetapi mimpi akan menjadi sebuah kenyataan jika kita bangun,
kerja keras dan fokus pada mimpi kita
iv
v
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tanga dibawah ini:
Nama : Isnayanti R
Stambuk : 105730537915
Program Studi : Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Menara Iqra Lt. 7 Makassar 90221
vi
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti deiberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada tara ternilai
manakala penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Penyusunan Laporan
Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Berbasis SAK EMKM (Studi Kasus
Pada UMKM Galery Stand Fasya)”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua penulis bapak Ruddiah dan Ibu Nurbia yang senantiasa memberi
harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-
saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga
akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan
doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menintut ilmu.
Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya
penerangan kehidupan di dunia dan di akhirat.
viii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang
setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CSP., selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Agus Salim HR, SE.,MM, selaku pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
Skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CSP, selaku pembimbing II yang
telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian
skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
ix
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya
demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Billahi fi Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, 10 Agustus 2019
Isnayanti R
x
ABSTRAK
ISNAYANTI R, Tahun 2019. Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Berbasis SAK EMKM (Studi Kasus Pada UMKM Galery Stand Fasya), Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Dibimbing oleh Pembimbing I Agus Salim dan Pembimbing II Ismail Badollahi.
Penelitian ini dilakukan pada Galery Stand Fasya yang merupakan salah satu UMKM yang ada di kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan penyusunan laporan keuangan yang berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) pada Gallery Stand Fasya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan pemahaman pemilik usaha Galery Stand Fasya mengenai SAK EMKM masih rendah, serta pencatatan dan penyusunan laporan keuangan masih sederhana dengan berdasarkan pemahaman pemilik usaha. Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis SAK EMKM pada Galery Stand Fasya memberikan dampak positif terhadap perusahaan, dimana dengan adanya Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan berbasis SAK EMKM sehingga pemilik usaha memahami dan mengetahui bahwa terdapat standar yang dijadikan pedoman dalam melakukan pencatatan laporan keuangan untuk perkembangan usaha.
Kata Kunci : Laporan Keuangan dan SAK EMKM.
xi
ABSTRACT
ISNAYANTI R, 2019. The Implementation of SAK EMKM-Based Micro Small and Medium Enterprises Financial Report Financial Reporting (Case Study at MSME Gallery Stand Fasya), Thesis of Accounting Study Program Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University, Makassar, Supervised by Supervisor Agus Salim and Supervisor II Ismail Badollahi.
This research was conducted at the Gallery Stand Fasya which is one of the MSMEs in the city of Makassar. This study aims to determine the application of the preparation of financial statements based on the Financial Accounting Standards for Micro, Small and Medium Enterprises (SAK EMKM) at the Gallery Stand Fasya. This type of research used in research is a qualitative descriptive approach. The results of this study indicate the understanding of the Gallery Stand Fasya business owners regarding SAK EMKM is still low, and the recording and preparation of financial statements is still simple based on the understanding of business owners. The Implementation of SAK EMKM Based Financial Reports on the Gallery Stand Fasya has a positive impact on the company, where with the application of SAK EMKM-based Financial Report Preparation so that business owners understand and know that there are standards used as guidelines in recording financial statements for business development. Keywords: Financial Statements and SAK EMKM.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
A. Laporan Keuangan ................................................................ 5
1. Pengertian Laporan Keuangan ....................................... 5
2. Tujuan Laporan Keuangan ............................................... 6
3. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan .................................. 8
4. Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan ................. 12
B. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) ........................... 13
xiii
C. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil
dan Menengah( SAK EMKM) ................................................. 20
D. Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan (SAK EMKM) . 24
E. Penelitian Terdahulu .............................................................. 27
F. Kerangka Pikir ....................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 37
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 37
C. Sumber Data ........................................................................ 37
D. Metode Pengumpulan Data ................................................... 38
E. Metode Analisis .................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 40
A. Gambaran umum tempat Penelitian ...................................... 40
1. Sejarah Tempat Penelitian .............................................. 40
2. Visi dan Misi .................................................................... 41
3. Struktur Organisasi ......................................................... 42
4. Kepegawaian ................................................................. 42
5. Job Description ............................................................... 43
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 44
C. Pembahasan ......................................................................... 53
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 59
A. Kesimpulan ............................................................................ 59
B. Saran ..................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 61
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 30
Tabel 4.1 Persediaan Galery Stand Fasya ......................................................... 46
Tabel 4.2 Laporan Laba Rugi Galery Stand Fasya .......................................... 48
Tabel 4.3 Laporan Perubahan Ekuitas Galery Stand Fasya ............................. 49
Tabel 4.4 Laporan Posisi Keuangan Galery Stand Fasya ................................ 50
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................ 36
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Galery Stand fasya ...................................... 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu penggerak
perekonomian masyarakat yang memiliki perang penting dalam
pembangunan dan pertumbuhan perekonomi di Indonesia. Hal ini
dikarenakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat
menyesuaikan diri terhadap keadaan pasar yang kadang berubah begitu
cepat dibanding dengan perusahaan berskala besar. Keberadaan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah harus tetap didukung agar terus berkembang
sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan juga memperluas
lapangan pekerjaan.
Menurut Judianto (2018) Usaha Mikro Kecil dan Menengah mampu
menopang ekonomi masyarakat yang berdaya tumbuh pada tingkat Nasional
dalam bentuk mewujudkan Indonesia yang mandiri secara ekonomi oleh
sebab itu UMKM harus dapat bersaing dan mampu menangkap setiap
potensial yang ada agar tetap memberikan kontribusi dalam perekonomian
nasional.
Akan tetapi, Usha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering
mengalami kendala di dalam pengembangan usahanya. Menurut Muchid
(2015) bahwa UMKM dalam pengembangannya menghadapi berbagai
macam kendala atau permasalahan yang disebabkan oleh 1) rendahnya
pendidikan 2) kurangnya pemahaman teknologi informasi 3) kendala dalam
penyusunan laporan keuangan. Agar perkembangan UMKM terus
meningkat serta dapat mengatasi permasalahan atau kendala yang dihadapi
2
oleh UMKM didalam penyusunan laporan keuangan, maka Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro
Kecil dan Menengah (SAK EMKM).
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Dan Menengah (SAK
EMKM) telah berlaku secara efektif sejak tanggal 1 januari 2018. SAK
EMKM disusun secara sederhana agar mempermudah pelaku UMKM dalam
menggunakannya. Komponen yang terdapat dalam laporan keuangan SAK
EMKM hanya terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi dan catatan atas
laporan keuangan. Walaupun cukup ringkas, tidak banyak merubah prinsip-
prinsip yang umumnya telah dilaksanakan saat ini.
Penerapan Standar akuntansi ini diharapkan dapat memberikan
gambaran kinerja manajemen UMKM di masa lalu dan prospek dimasa
depan, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan baik pemilik UMKM
maupun anggota UMKM lainnya serta pihak eksternal yang memiliki
kepentingan lain yang berhubungan dengan UMKM. Namun pada
kenyataannya tingkat kebutuhan SAK EMKM bagi UMKM masih sangat
rendah dan juga SAK EMKM dianggap memberatkan bagi usaha kecil dan
menengah. Hal ini karena para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan
akuntansi dan banyak diantara mereka belum memahami pentingnya
pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha mereka.
Menurut Nurlaila (2018) dengan judul penerapan standar akuntansi
keuangan entitas mikro kecil dan menengah (SAK EMKM) pada sukma cipta
ceramic dinoyo malang ia mengatakan bahwa UMKM yang ia teliti belum
menerapkan SAK EMKM pada pencatatan laporan keuangannya begitun
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari Nurul Fatimah (2017) dengan
3
judul Analisis penerapan lima usaha kecil dalam implementasi SAK EMKM di
kabupaten purworejo, ia mengatakan bahwa dari kelima usaha yang dia teliti
hanya ada sebagian usaha yang siap untuk menerapkan SAK EMKM dalam
pencatatan laporan keuangannya.
Usaha Galery Stand Fasya adalah salah satu UMKM di kota Makassar
yang memproduksi baju pengantin, menjual dan penyedia sewa baju
pengantin. Usaha ini terus berkembang dari tahun ketahun, akan tetapi pada
perkembangannya itu tidak memperhatikan sistem akuntansi yang lazim,
dimana pada proses pencatatan yang dilakukan ialah hanya sebatas
pengetahuan pemilik usaha seperti pemasukan kas dan pengeluaran kas
saja. Hal inilah yang menyebabkan manajemen pada Galery Stand Fasya
tidak akurat didalam membuat laba dan pengendalian biaya serta
manajemen tidak dapat membuat laporan keuangan secara tepat yang
sesuai dengan pedoman atau standar yang telah ditentukan. Dari latar
belakang permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “ Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah Berbasis SAK EMKM (Studi Kasus Pada UMKM
Galery Stand Fasya)”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka
rumusan masalah pada penenlitian ini adalah “ Bagaimana penerapan
penyusunan laporan keuangan yang berbasis SAK EMKM pada UMKM
Galery Stand Fasya”?
4
C. Tujuan Penelitian
Apa yang telah dirumuskan pada rumusan masalah yang ada, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan penyusunan
laporan keuangan yang berbasis SAK EMKM pada UMKM Galery Stand
Fasya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu akuntansi,
terkhusus untuk ilmu akuntansi keuangan. Serta dapat menjadi ruang
belajar yang bernilai positif dan sangat membantu di dalam peningkatan
kapasitas dan juga pengalaman yang berkaitan dengan kondisi sosial
yang ada di masyarakat, terutama yang berkaitan langsung dengan ilmu
akuntansi.
2. Manfaat Praktis
Dari hsil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
berguna kepada para pengusaha agar kedepannya pemilik usaha secara
mandiri dapat menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dan juga diharapkan dapat menjadi saran
pembangun bagi pemilik usaha dalam pengambilan keputusan ekonomi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan keuangan
Sebelum lebih jauh membahas tentang laporan keuangan, maka
terlebih dahulu harus diketahui apa sebenarnya laporan keuangan itu. Hal
ini dimaksud agar dapat lebih menjelaskan laporan keuangan secara
umum.
Secara sederhana laporan keuangan dapat diartikan sebagai catatan
informasi keuangan pada suatu perusahaan dalam periode akuntansi
untuk menjelaskan kinerja perusahaan tersebut.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N0.1
bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas
Isnawan (2012) laporan keuangan merupakan hasil dari proses
akuntansi yang memberikan informasi keuangan pada suatu perusahaan
yang berguna bagi pihak yang berkepentingan untuk pengambilan
keputusan ekonomi.
Menurut Walter (2012) dalam bukunya laporan keuangan
mengemukakan bahwa :
“ Laporan keuangan ( Financial Statements) adalah dokumen bisnis yang digunakan perusahaan untuk melaporkan hasil aktivitasnya kepada berbagai kelompok pemakai, yang dapat meliputi Manajer, Investor, Kreditor dan agen regulator. Sebaliknya pihak-pihak tersebut menggunakan informasi yang dilaporkan untuk membuat berbagai keputusan seperti apakah akan melakukan investasi dalam atau meminjamkan uang kepada perusahaan”
6
Sementara itu menurut Wardiyah (2016) di dalam bukunya Akuntansi
Keuangan Menengah bahwa:
“Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi untuk menjelaskan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah informasi keuangan mengenai suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.”
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
merupakan suatu dokumen yang sangat penting di dalam pengambilan
keputusan pada suatu perusahaan dan akan memberikan informasi
kepada pihak internal dan pihak eksternal terhadap kinerja perusahaan
selama satu periode akuntansi.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut SAK EMKM adalah memberikan
informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Menurut Sofyan (2012) menyatakan bahwa laporan keuangan
bertujuan untuk memberikan informasi yang mengenai kinerja keuangan
dalam suatu perusahaan yang digunakan di dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Menurut Harahap (2013) tujuan laporan keuangan merupakan dasar
awal dari struktur teori akuntansi. Sedangkan menurut Diana dan
setiawati (2017) di dalam bukunya yaitu Akuntansi Keuangan Menengah
mengemukakan bahwa:
7
“ Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna untuk mengambil keputusan ekonomi. Laporan
keuangan yang disusun tersebut memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pengguna, namun laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan
pengguna untuk mengambil keputusan ekonomi karena
laporan keuangan secara umum hanya menggambarkan
dampak keuangan dari kejadian lampau dan tidak perlu
menyajikan informasi non keuangan.”
Menurut Harapan, tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai
berikut:
a) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan laporan
posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan
lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.
b) Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan keuangan adalah memberikan
informasi tentang hal-hal berikut:
1) Sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan
2) Sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha
dalam mencari laba
3) Informasi keuangan yang digunakan untuk menaksirkan
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
4) Perubahan harta dan kewajiban
c) Tujuan kualitatif
Tujuan kualitatif laporan keuangan yang dirumuskan APB
statements No. 4 adalah sebagai berikut:
8
1) Relevance, yaitu membantu pemakai laporan dalam proses
pengambilan keputusan
2) Understandability, yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan
tidak hanya yang penting, tetapi juga yang dimengerti para
pemakaiannya
3) Verifiability, yaitu dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan
menghasilkan pendapat yang sama. Dengan kata lain,
ukurannya harus ada.
4) Neutrality, yaitu netral terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum
bukan hanya pihak-pihak tertentu.
5) Timeliness, yaitu diserahkan pada saat yang tepat
6) Comparability, yaitu dapat saling dibandingkan. Artinya,
akuntansi harus memiliki prinsip yang sama, baik untuk suatu
perusahaan maupun perusahaan lain.
7) Completeness, yaitu mencakup semua kebutuhan yang layak
dari para pemakai.
Dari beberpa tujuan laporan keuangan yang telah dijabarkan diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari laporan keuangan yaitu
bertujuan memberikan informasi mengenai kinerja keuangan dan kondisi
keuangan suatu perusahan sehingga menjadi bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan bagi pihak pengguna laporan keuangan.
3. Bentuk-Bentuk Laporan keuangan
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1
bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri atas:
9
a) Laporan Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuangan adalah laporan yang sistematis
tentang aktiva, utang dan modal dari suatu perusahaan pada suatu
saat tertentu. Dalam laporan keuangan posisi keuangan disajikan
berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di
laporan posisi keuangan. Menurut Kasmir dalam tulisan Mia Lasmi
(2016), secara lengkap informasi yang disajikan dalam posisi
keuangan meliputi:
1) Jenis-jenis asset atau harta yang dimiliki
2) Jumlah rupiah masing-masing jenis asset atau harta (assets)
3) Jenis-jenis kewajiban atau utang (liability)
4) Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban atau utang (liability)
5) Jenis-jenis modal (equity)
6) Jumlah rupiah masing-masing jenis modal
Komponen dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1) Asset, asset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas
sebagai akibat peristiwa masa lalu. Asset lancar adalah uang kas
dan asset lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
ditukar menjadi uang tunai, dijual, atau dikonsumer dalam
periode berikutnya paling lama satu tahun atau dalam perputaran
kegiatan perusahaan yang normal
2) Liabilitas, liabilitas adalah semua liabilitas keuangan perusahaan
kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dan utang ini
10
merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal
dari kreditor.
3) Ekuitas, ekuitas yaitu hak residu atas asset perusahaan setelah
dikurangi semua liabilitas
b) Laporan Laba Rugi
Menurut Dwi Martina (2012) laporan laba rugi adalah laporan
yang mengatur keberhasilan kinerja perusahaan selama periode
tertentu. Ada dua unsur dalam laporan laba rugi, yaitu penghasilan
sebagai kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau
peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban perusahaan selama
periode tertentu. Penghasilan dapat diklasifikasikan menjadi berikut
ini:
1) Pendapatan (revenue), yaitu penghasilan yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas, seperti penjualan barang dagang,
penghasilan jasa (fees), pendapatan bunga, pendapatan
deviden, royalty, dan sewa.
2) Beban (expense) dapat diartikan sebagai penurunan manfaat
ekonomi dalam bentuk arus keluar, penurunan aktiva, atau
kewajban yang menyebabkan penurunan ekonomi ( yang tidak
menyangkut pembagian kepada pemilik) perusahaan selama
periode tertentu.
c) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan posisi keuangan adalah yang memuat
seluruh kegiatan penanaman modal dan pembiayaannya. Laporan
11
perubahan ekuitas menunjukkan aliran modal kerja selama periode
bersangkutan.
d) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyediakan informasi kas dan operasional,
mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya,
memenuhi kewajiban, keuanganny, dan membayar dividen.
Menurut Kieso dkk (2011) dalam tulisan Mia Lasmi (2016), kegiatan
laporan keuangan arus kas melalui tiga jenis aktivitas berikut:
1. Arus kas dari aktivitas operasional, yaitu arus kas dari
transaksi yang memengaruhi laba bersih
2. Arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari
transaksiyang mempengaruhi investasi dalam aktiva tidak
lancar
3. Arus kas dari pendanaan, yaitu arus kas dari transaksi yang
mempengaruhi ekuitas dan utang perusahaan
e) Catatan Atas Laporan Keuangan
Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1
dinyatakan bahwa catatan atas laporan keuangan meliputi
penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas
serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijen dan komitmen.
Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang
diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam pernyataan
akuntansi keuangan yang wajar.
Catatan laporan keuangan mengungkap:
12
1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap
peristiwa dan transaksi yang penting.
2) Informasi yang mewajibkan dalam PSAK, tetapi tidak disajikan
pada neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan
perubahan ekuitas
3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan, tetapi diperlukan dalam rangkap penyajian secara
wajar.
4. Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan
entitas untuk mengukur asset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam
laporan keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran
tertentu. Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai
wajar.
1) Biaya historis asset adalah jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk
memperoleh asset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat
sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar
dari asset non kas yang diterima sebagai penukar dari kewajiban
pada saat terjadinya kewajiban.
2) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan
suatu asset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara
pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan
memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.
13
B. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)
1. Pengertian UMKM
Usaha Mkiro, Kecil, dan Menengah memiliki defenisi masing-masing
seperti yang dijelaskan dalam undang-undang No. 20 tahun 2008 yaitu
sebagai berikut:
a. Usaha Mikro adalah usaha Produktif milik orang perorangan dan/
atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriterita usaha
mikro
b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perushaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.
c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaanatau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.
Secara umum ciri-ciri UMKM adalah manajemennya yang berdiri
sendiri, modal disediakan sendiri oleh pemilik UMKM, daerah
pemasarannya masih pada daerah lokal, aset perusahaannya kecil serta
jumlah karyawan yang dipekerjakannya terbatas.
Asas pelaksanaan UMKM adalah kebersamaan, ekonomi yang
demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan, berkelanjutan
14
efesiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional. Usaha Mikro Kecil
dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan
usahanya dalam rangka pembangunan perekonomian nasional
berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadila.
2. Kriteria UMKM
Berdasarkan kekayaan dari hasil penjuala, menurut Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2008 pasal 6 kriteria Usaha Mikro dan Menengah
(UMKM) yaitu:
a. Kriteria Usaha Mikro
a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha
b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah)
b. Kriteria Usaha Kecil
a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 sampai
dengan paling banyak Rp. 500.000.000 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000
sampai yang paling banyak Rp. 2.500.000.000
c. Kriterian Usaha Menengah
a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000 sampai
dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000
sampai dengan Rp. 50.000.000.000
15
Jumlah tenaga kerja UMKM kurang dari 100 orang, dengan rincian
sebagai berikut: usaha rumah tangga dan mikro terdiri dari 1-4 orang
tenaga kerja, usaha kecil terdiri dari 5-9 tenaga kerja, usaha menengah
20-99 tenaga kerja dan usaha besar memiliki tenaga kerja sebanyak 100
tenaga kerja atau lebih.
3. Klasifikasi UKM ( Usaha Kecil Menengah)
Berdasarkan perkembangannya, UKM di Indonesia dapat dibedakan
menjadi 4 kriteria, diantaranya:
1) Livelihood Activities, yaitu UKM yang dimanfaatkan sebagai
kesempatan kerja untuk mencari nafka, yang lebih umum dikenal
sebagai sektor informal. Misalnya adalah pedagang kaki lima
2) Micro Enterprise, yaitu UKM yang punya sifat pengrajin namun
belum punya sifat kewirausahaan
3) Small Dynamic Enterprise, yaitu UKM yang telah memiliki jiwa
entrepreneurship dan mampu menerima pekerjaan subkontrak
dan ekspor
4) Fas Moving Enterprise, yaitu UKM yang punya jiwa
kewirausahaan dan akan bertransformasi menjadi sebuah usaha
besar (UB)
4. Kebutuhan Arah Pengembangan UMKM
Sektor UMKM memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Beberapa
potensi besar sektor UMKM adalah :
1) Tidak banyak memiliki ketergantungan pada faktor eksternal semisal
gejolak perekonomian dunia, seperti utang dalam valuta asing dan
bahan baku impor dalam melakukan kegiatannya.
16
2) Selang waktu produksi (time lag) UMKM relatif singkat
3) Keperluan modal UMKM, khususnya UMKM relative singkat
4) Sebagian besar usaha UMKM merupakan kegiatan padat karya dan
mampu mendaya gunakan skill dan semi skill workers,
5) Penciptaan lapangan kerja pada tingkat biaya modal yang rendah
6) Kemampuan dalam forward dan backward lingkage antara berbagai
sektor
7) Memiliki peluang besar didalamnya bagi pengembangan dan
adaptasi berbagai teknologi
8) Mengisi berbagai ceruk pasar yang tidak efisien bagi perusahaan
besar dan
9) Sebagai penopang eksistensi perusahaan skala besar
Tinjauan historis perkembangan kebijakan UMKM dari era
prakolonial hingga sekarang menunjukkan bahwa sektor UMKM ini
sering kali sekedar menjadi objek yang dimanfaatkan untuk mendukung
kepentingan penguasa. Pasca runtuhnya rezim orde baru, sebenarnya
ada upaya untuk memberikan prioritas pengembangan UMKM. Namun
sayangnya, pemerintah terkesan kurang serius untuk mewujudkan hal
tersebut. Inkonsistensi dan sikronisasi kebijakan masih menjadi kendala
dalam pengembangan UMKM.
Persoalan ini tidak sekedar terjadi pada kementrian di level
pemerintah pusat, tetapi antara kebijakan pengembangan UMKM yang
dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah sering kali tidak
sejalan. Selain itu di Era demokrasi yang dilaksanakan dengan pemilihan
langsung, sektor UMKM sering kali hanya di jadikan komoditas politik
17
para politisi dan elite politik untuk merengkuh dan melegitimasi
kekuasaan mereka. Banyak muncul asosiasi bisnis, tetapi tidak
mencerminkan wadah perjuangan sosial dan ekonomi pelaku UMKM.
Menurut Tara dalam tulisan Budiarto dkk, (2015) bahwa kebijakan
dasar pengembangan UMKM sekurang-kurangnya harus memuat
beberapa aspek berikut ini :
1) Pemberian preferensi kepada usaha kecil dan menengah dalam
mengikuti semua tender-tender pemerintah, ikut serta dalam
semua bidang usaha dan pemilikan usaha besar serta
perusahaan-perusahaan publik dan akses yang mudah kepada
sumber-sumber pembiayaan dan perizinan usaha.
2) Pemerintah perlu mendirikan lebih banyak lembaga-lembaga
pembiayaan usaha kecil dan menengah untuk memperluas
pelayanan dan dukungan pembiayaan kepada sektor UMKM
3) Usaha kecil dan menengah dibina oleh Negara dengan
pembinaan yang proaktif dan edukatif melalui badan otonom yang
khusus ditugaskan untuk itu.
4) Kebijakan pemberian suku bunga rendah dilindungi oleh undang-
undang semacam pembaruan terhadap worker ordonatine 1926
yang pernah diterapkan dizaman penjajahan Belanda, dimana
ditetapkannya suku bunga tertinggi yang dapat dibebankan
kepada usaha kecil, menengah dan besar adalah 6%
5) Keterkaitan usaha kecil, menengah dan besar dalam rangka
persaingan yang sehat dan jujur diatur dengan undang-undang
agar tercipta sinergi nasional dan efisiensi serta keterbukaan
18
dalam ekonomi nasional yang menghasilkan perusahaan-
perusahaan yang tangguh bersaing.
5. UKM dan Informasi Keuangan
Informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan merupakan
kebutuhan bagi setiap kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan
keuntungan. Namun, apakah UKM membutuhkan atau tidak? Sementara
itu, banyak UKm yang berhasil tanpa harus memiliki informasi keuangan
yang modern. Apakah itu berarti laporan keuangan tidak dibutuhkan oleh
UKM? Sebenarnya, dengan informasi keuangan dapat diperkirakan
perkembangan usaha ke depan. Beberapa kemungkinan muncul
berdasarkan informasi keuangan yang ada.
Pertama, usaha memang sudah tidak memiliki harapan lagi.
Informasi keuangan memperlihatkan bahwa kerugian selalu terjadi,
termasuk deficit kas. Ini berarti usaha selalu rugi dan pemilik harus
senantiasa menambahkan dana.
Kedua, usaha kemungkinan mandek. Dari informasi keuangan jelas
terlihat bahwa tidak ada keuntungan yang di peroleh dan hanya cukup
untuk memenuhi kebutuhan usaha saja. Usaha memang dapat terus
berjalan, namun tidak akan terjadi pengembalian modal investasi. UKM
perlu memperhitungkan jika investasi di alihkan ke tempat lain untuk
mencari kemungkinan usaha tersebut dapat memberikan keuantungan
yang lebih besar.
Ketiga, usaha memang berjalan sesuai dengan yang di harapkan.
Keuantungan cukup di peroleh, namun tidak dalam bentuk kas. Dengan
kata lain, masih banyak tagihan yang perlu dipercepat pengembaliannya
19
sehingga keuntungan diatas kertas dapat direalisasi menjadi keuntungan
kas.
Keempat, bisa saja terjadi usaha yang rugi, namun uang kas tetap
melimpah. Dalam hal ini perlu diwaspadai adanya tagihan utang yang
jatuh tempo dalam waktu yang bersamaan. Cepat atau lambat kerugian
akan berpengaruh pad akas.
Kelima, keuntungan diperoleh dan dapat dikumpulkan dalam wujud
kas. Ini merupakan kondisi ideal yang harus dicapai. Umumnya
pengusaha UKM fokus pada kegiatan produksi dan pemasaran saja.
Masih lekat anggapan bahwa sepanjang produksi masih dapat dilakukan
dan penjualan masih terjadi maka UKM akan berjalan. Produksi informasi
keuangan masih dianggap terlalu mewah dan tidak sebanding dengan
kegunaannya.
Anggapan ini semakin sulit diubah karena memang tidak ada upaya
yang signifikan untuk memberikan perhatian khusus tentang informasi
keuangan yang dibutuhkan dan dapat diproduksi oleh UKM. Kebutuhan,
seperti apa dan bagaimana memproduksinya, masih disamaratakan
dengan usaha komersial lainnya. Padahal UKM jenis memiliki
karakteristik yang unik dan spesifik.
Informasi keuangan yang akan dihasilkan untuk kegiatan operasi
tidak terbatas hanya pada laporan keuangan. Informasi keuangan untuk
UKm secara garis besar akan dimulai dari penilaian kekayaan investasi,
berbagai metode yang di gunakan untuk menilai layak tidaknya suatu
investasi diambil akan merupakan pengetahuan dasar bagi UKM.
20
C. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK
EMKM)
Standar Akuntansi Keuangan atau SAK adalah pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntansi Indonesia
(DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAS
IAI) serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada
dibawah pengawasannya dilansir. Menurut Jurnal.id, Indonesia memiliki 4
(empat) tipe SAK yang berlaku di Indonesia, yaitu :
a. SAK (Standar Akuntansi Keuangan)
b. SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik)
c. PSAK-Syariah (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah)
d. SAP (Standar Akuntansi Pemerintah)
IAI selanjutnya menyusun SAK yang lebih sederhana dari SAK ETAP
yaitu SAK EMKM pada pertengahan 2015 menurut welojo.id. Hal ini
dikarenakan masih banyaknya UMKM di Indonesia yang belum mampu untuk
membuat serta menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK yang
berlaku.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam SAK EMKM (2016) Entitas
Mikro Kecil, dan Menengah (EMKM) adalah entitas tanpa akuntabilitas publik
yang memenuhi defenisi serta kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah
seperti yang telah diatur di dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
21
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) 2016, menyusun SAK EMKM sebagai
standar laporan keuangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pelaporan keuangan entitas mikro, kecil dan menengah yang tidak atau belum
mampu memenuhi persyaratan akuntansi yang di atur dalam SAK ETAP.
Laporan keuangan yang tersaji menurut SAK EMKM memiliki tujuan yang
sama dengan laporan keuangan yang berlaku umum. SAK EMKM memiliki
Karakteristik yaitu:
a. Standar akuntansi yang berdiri sendiri ( tidak mengacu pada SAK
umum)
b. Mayoritas menggunakan konsep biaya historis
c. Hanya mengatur transaksi umum di lakukan usaha kecil dan
menengah
d. Pengaturan lebih sederhana dibandingkan SAK Umum
Dalam penyusunan Laporan Keuangan ada beberapa karakteristik dari segi
kualitatif yaitu:
a. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
ialah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh para pengguna.
Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemampuan untuk
mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar.
b. Relevan
Agar dapat bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan
pengguna untuk proses pengambilan keputusan. Informasi dapat
dikatakan relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
22
pengguna dengan cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini, atau masa depan, menengaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Materialitas
Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan
keuangan
d. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
harus andal. informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari
kesalahan material dan bias, dan penyajian secara jujur apa apa yang
seharusnya disajikan.
e. Substansi mengungguli bentuk
Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai
dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan.
f. Pertimbangan sehat
Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa
dan keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat serta
penjelasan peristiwa dan melalui penggunaan pertimbangan sehat
mengandung unsur kehati- hatian pada saat melakukan pertimbangan
yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga asset atau
penghasilan tidak tersajikan lebih rendah.
g. Kelengkapan
23
Agar dapat diandalkan, laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan dan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar
oleh karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau
dari segi relevansi.
h. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi serta
kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan
laporan keuangan antara entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif oleh karena itu,
pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk
suatu entitas, antar periode untuk entitas tersebut dan untuk entitas
yang berbeda.
i. Tepat Waktu
Agar relevan, informasi pada laporan keuangan harus dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi oleh para penggunanya. Tepat
waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka
waktu pengembilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak
semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan
kehilangan relevansinya.
j. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya. Namun
demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses
24
pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu
ditanggung oleh pengguna yang menikmati manfaat. Dalam evaluasi
manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat informasi
mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal. SAK
EMKM (2016)
D. Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM
Informasi posisi keuangan entitas terdiri dari informasi yang mengenai
asset, liabilitas dan ekuitas pada tanggal tertentu, dan disajikan dalam
laporan posisi keuangan. Unsur-unsur didefenisikan di dalam posisi
keuangan sebagai berikut:
a. Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh entitas
b. Liabilitas adalah kewajiban dini entitas yang timbul dari peristiwa masa
lalu yang penyelesainnya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
entitas yang mengandung manfaat ekonomi
c. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi seluruh
liabilitasnya
Informasi kinerja entitas terdiri dari informasi mengenai penghasilan dan
beban selama periode pelaporan, dan disajikan dalam laporan laba rugi.
a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus kas masuk atau kenaikan asset, atau
penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan asset, atau penurunan
liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
25
b. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus kas keluar atau penurunan asset atau
kenaikan liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
berasal atau disebabkan oleh distribusi kepada penanaman modal.
Dasar pengukuran unsur laporan keuangan dalam SAK EMKM adalah
biaya Historis. Biaya historis suatu asset adalah seberapa besar jumlah kas
atau setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh asset tersebut pada saat
perolehan. Biaya historis suatu liabilitas adalah sejumlah kas atau setara kas
yang diterima atau jumlah kas yang diperkirakan akan dibayarkan untuk
memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
Pengukuran unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan
suatu pos dalam laporan keuangan atau laporan laba rugi yang memenuhi
kriteria :
1) Manfaat ekonomi yang terkait dengan pos-pos asset ,liabilitas,
penghasilan, dan beban dapat dipastikan akan mengalir ke dalam atau
keluar dari entitas
2) Pos-pos tersebut memiliki biaya yang dapat diukur dan andal
pengungkapan diperlukan ketika kepatuhan atas persyaratan tertentu
dalam SAK EMKM tidak memadai bagi pemakai untuk memahami
pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain atas posisi dan kinerja
keuangan entitas.
Penyajian yang wajar laporan keuangan mensyaratkan entitas untuk
menyajikan informasi yang relevan, representative, tepat, keterbandingan,
dan keterpahaman. Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan
pada akhir setiap periode laporan. Laporan keuangan minimal terdiri dari:
26
1) Laporan posisi keuangan akhir periode
Laporan posisi keuangan entitas mencakup pos-pos berikut:
a. Kas dan setara kas
b. Piutang
c. Persediaan
d. Asset tetap
e. Utang usaha
f. Ekuitas
2) Laporan laba rugi selama periode
Laporan laba rugi entitas mencakup pos-pos berikut:
a. Pendapatan
b. Beban keuangan
c. Beban pajak
3) Catatan atas laporan keuangan yang berisi tambahan dari rincian pos-
pos tertentu yang relevan
Catatan atas laporan keuangan memuat :
a. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun
sesuai SAK EMKM
b. Ikhtisar kebijakan akuntansi
c. Informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan
transaksi penting dan material sehingga bermanfaat bagi
pengguna untuk memahami laporan keuangan.
27
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dibuat berdasarkan acuan serta keterkaitan teori dari
peneliti-peneliti terdahulu. Berikut adalah uraian dari penelitian terdahulu yang
dijadikan dasar didalam penelitian ini. peneliti-peneliti tersebut adalah sebagai
berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2017) dengan mengangkat judul
“Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK-EMKM) (study kasus di
UMKM Bintang Malam Pekalongan)” penenlitian ini bertujuan untuk menyusun
laporan keuangan UMKM Bintang Malam Berdasarkan SAK-EMKM dengan
hasil penenlitian yaitu telah disusunnya laporan keuangan yang telah
berdasarkan SAK EMKM yang berupa laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi dan catatan atas laporan keuangan.
Penenlitian yang dilakukan ismadewi dkk (2017) dengan judul
“Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai Dengan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan Menengah (SAK EMKM) pada
usahaTernak Boiler” dimana tujuan penenlitian ini untuk mengetahui proses
penyusunan laporan keuangan usaha ternak rasa yam, adapun kendala yang
dihadapi dalam penyusunan laporan keuangan dan bagaimana seharusnya
laporan keuangan sesuai format dalam SAK EMKM. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses penyusunan laporan keuangan secara,
sederhana, kendala yang dihadapi kurangnnya SDM serta lingkungan
organisasi yang kecil dan pelaporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM.
Penelitian yang dilakukan Tatik (2018) dengan judul “Implementasi SAK
EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro dan Menengah) pada
28
Laporan Keuangan UMKM (studi kasus pada UMKM XYZ Yogyakarta)”
Tujuan dari penelitian yang dilakukan Tatik untuk mengimplementasikan SAK
EMKM dalam penyususnan laporan keuangan UMKM XYZ Yogyakarta.
Dengan memperoleh hasil laporan keuangan UMKM XYZ sesuai dengan SAK
EMKM yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan catatan atas
laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Salmiah dkk (2018) berjudul “Pemahaman
Pelaku UMKM Terhadap SAK UMKM : survey pada UMKM yang terdaftar Di
dinas Koperasi Dan UMKM Kota Pekanbaru” penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tentang tanggapan pelaku UMKM yang terdaftar pada Dinas
koperasi dan UKM Kota Pekanbaru Terhadap SAK EMKM. Dan hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelaku UMKM masih pada tingkat cukup yaitu
pemahaman tentang konsep asumsi dasar dan pemahaman tentang konsep
pengukuran biaya historis pelaku UMKM memiliki pemahaman yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh judianto dkk (2018) dengan judul
penenlitian “Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan UMKM
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas MIkro Kecil Dan Menengah
(SAK EMKM) pada UKM Davin Décor Surakarta” dengan tujuan penelian
untuk mengetahui usaha penyususnan laporan keuangan UKM Davin Décor &
Interior dalam menerapkan SAK EMKM. Dengan memperoleh hasil penelitian
yaitu bahwa keuangan pada UKM masih sangat sederhana belum sesuai
dengan SAK EMKM.
Penelitian yang dilakukan Putra (2018) yang berjudul “ Pemetaan
Penerapan Standar Akuntansi Keuangan EMKM pada UMKM Di kota
Tangeran Selatan” penelitian ini bertujuan untuk pemetaan UMKM yang telah
29
membuat laporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM dan pembuktian
efektifitas SAK EMKM tersebut. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
persepsi pemilik ataupun pengelola UMKM menganngap pentingnya
pemahaman tentang SAK EMKM.
Penelitian yang dilakukan Viola (2018) berjudul “ Analisis Persepsi pelaku
UMKM dan Sosialisasi SAK EMKM Terhadap Diberlakukannya laporan
Keuangan Yang Berbasis SAK EMKM” Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui persepsi pelaku UMKM terhadap diberlakukannya laporan
keuangan yang berbasis SAK EMKM serta mensosialisasikan SAK EMKM
terhadap pelaku UMKM yang belum mengetahui SAK EMKM. Dan hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pelaku usaha mikro kecil dan
menengah tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan SAK EMKM
dan Sosialisasi SAK EMKM berpengaruh signifikan terhadap penggunaan
SAK EMKM.
Penelitian yang dilakukan Hetika dan Nurul (2018) yang mengangkat
judul “Penerapan Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil Dan Menengah (SAK-
EMKM) Dalam menyusun Laporan Keuangan” dan tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis apakah pemahaman dan penerapan konsep dasar
akuntansi dapat memfasilitasi pelaku UMKM di Kota Tegal untuk mengikuti
laporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan konsep dasar akuntansi melalui persamaan dasar
akuntansi dapat mempermudah pelaku UMKM di Kota Tegal Untuk
menyususn Laporan Keuangan sesuai dengan SAK EMKM.
Penelitian Rachmanti dkk (2019) dengan mengankat judul “ Analisis
Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Batik Jumput Dahlia Berdasarkan
30
SAK-EMKM” dengan tujuan untuk mengetahui seperti apa laporan keuangan
pada UMKM Batik JUmput Dahlia. Dari hasil penelitian menunjukkan laporan
keuangan UMKM Batik Jumput Dahlia Menyajikan laporan keuangan
menggunakan SAK EMKM sebagai dasar penyusunan yang digunakan, serta
kebijakan akuntansi yang diterapkan dan disajikan dalam laporan keuangan.
Pada penelitian Windayani dkk (2019) dengan judul “ Analisis Penerapan
Aplikasi Akuntansi Berbasis Android Lamikro untuk membantu Usaha Mikro
Menyusun Laporan Keuangan Sesuai SAK EMKM (Studi pada Toko Bali
Bagus)” tujuan Penelitian ini untuk mengetahui laporan keuangan yang
seharusnya dibuat Toko Bali Bagus Sesuai SAK EMKM menggunakan
aplikasi Lamikro dan kendala yang dihadapi dalam penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan SAK EMKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam penyusunan laporan keuangan masih kurangnya pengetahuan
akuntansi yang dimiliki oleh pemilik usaha.
Table 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama
penelitian
Judul penelitian Metode
penelitian
Hasil penelitian
1 Jima Dewi Ayu
Ningtyas
(2017)
Penyusunan
Laporan Keuangan
UMKM
Berdasarkan
Standar Akuntansi
Entitas Mikro, Kecil
dan Menengah (
SAK EMKM ) (
Study Kasus Di
UMKM Bintang
Kualitatif Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa laporan
keuangan yang
disusun telah
sesuai dengan
SAK EMKM
31
Malam
Pekalongan)
2 Ni Komang
Ismadewi, dkk
(2017)
Penyusunan
Laporan Keuangan
Sesuai Dengan
Standar Akuntansi
Keuangan Entitas
Mikro, Kecil, dan
Menengah (SAK
EMKM) Pada
Usaha Ternak
Ayam Boilder
Deskriptif
Kualitatif
Hasil Penelitian
Menunjukkan
Proses
Penyusunan
Laporan
Keuangan
Secara
Sederhana,
Kendala yang
Dihadapi yaitu
kurangnnya
SDM serta
LIngkungan
organisasi yang
kecil dan dalam
pelaporan
keuangannya
telah sesuai
dengan SAK
EMKM
3 Tatik (2018) Implementasi SAK
EMKM (Standar
Akuntansi
Keuangan Entitas
Mikro Kecil dan
Menengah) pada
Laporan Keuangan
UMM ( Studi Kasus
pada UMKM XYZ
Yogyakarta)
Kualitatif Penelitian
menghasilkan
Laporan
Keuangan
UMKM XYZ
Sesuai dengan
Standar SAK
EMKM yaitu
Laporan Posisi
Keuangan,
Laporan Laba,
32
Rugi dan
Catatan atas
laporan
keuangan.
4 Neneng
Salmiah,
Satria Tri
Nanda dan
Intan Adino
(2018)
Pemahaman
Pelaku UMKM
Terhadap SAK
EMKM Pada
UMKM Yang
Terdaftar Di Dinas
Koperasi dan UKM
Kota Pekanbaru
Kuantitatif Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
pemahaman
tentang konsep
dasar pelaku
UMKM berada
pada tingkat
cukup
sedangkan
konsep
pengukuran
biaya historis
dan laporan
keuangan
berada pada
pemahaman
tinggi oleh
pemilik UMKM
5 Rochmad
Judianto,
Ismunawan,
dan Arief
Nugroho
Rahman
(2018)
Implementasi
Penyusunan
Keuangan UMKM
Berdasarkan
Standar Akuntansi
Keuangan Entitas
Mikro Kecil
Menengah (SAK
EMKM) Pada UKM
Davin Décor
Kualitatif Hasil penelitian
Mengungkapkan
bahwa
pelaporan
keuangan pada
UKM masih
sangat
sederhana
belum sesuai
dengan SAK
33
Sukarta
EMKM
6 Yananto Pemetaan
Penerapan Standar
Akuntansi
Keuangan EMKM
Pada UMKM Di
Kota Tangeran
Selatan
Deskriptif
Kualitatif
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa persepsi
pemilik ataupun
Pengelola
UMKM
menganggap
pentingnya
pemahaman
tentang SAK
EMKM
7 Viola Syukrina
E J anrosl
(2018)
Analisis Persepsi
Pelaku UMKM
Terhadap
Diberlakukannya
Laporan Keuangan
Yang Berbasis
SAK EMKM
Eksploratif dan
Deskriptif
Persepsi pelaku
usaha mikro
kecil dan
menengah tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
penggunaan
SAK EMKM dan
sosialisasi SAK
EMKM
berpengaruh
signifikan
terhadap
penggunaan
SAK EMKM
8 Hetika dan
Nurul
Mahmudah
(2018)
Penerapan Standar
Akuntansi Entitas
Mikro Kecil Dan
Menengah (SAK
Analisis
Deskriptif
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
penerapan
34
EMKM) Dalam
Menyusun Laporan
Keuangan
konsep dasar
akuntansi dapat
mempermudah
pelaku UMKM di
Kota Tegal
Untuk
Menyusun
laporan
keuangan
sesuai dengan
SAK EMKM
9 D.A. Azizah
Rachmanti,
Misrin, Dan
Adrianto
(2019)
Analisis
Penyusunan
LAporan Keuangan
UMKM Batik
Jumput Dahlia
Berdasarkan SAK-
EMKM
Kualitatif
Deskriptif
Hasil penelitian
menunjukkan
laporan
keuangan
UMKM Batik
Jumput Dahlia
Menyajikan
Laporan
Keuangan
Menggunakan
SAK EMKM
sebagai dasar
penyusunan
yang digunakan,
serta kebijakan
akuntansi yang
yang ditetapkan
dan disajikan
dalam laporan
keuangan
10 Luh Putu
Windayani,
Analisis Penerapan
Aplikasi Akuntansi
Kualitatif Hasil penelitian
menunjukkan
35
dkk (2019) Berbasis Android
Lamikro Untuk
Membantu Usaha
Mikro Menyusun
Laporan Keuangan
Sesuai SAK EMKM
bahwa dalam
penyusunan
laporan
keuangan masih
kurangnya
pengetahuan
akuntansi yang
dimiliki pemilik
usaha
F. Kerangka Pikir
Laporan keuangan merupakan proses akhir dari sistem akuntansi dan
juga merupakan ringkasan atas suatu proses pencatatan transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama periode pelaporan. Penerapan akuntansi pada
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah penerapan akuntansi yang
dilakukan oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam
mengelola keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro
Kecil dan Menegah (SAK EMKM) agar dapat menyajikan laporan keuangan
yang baik sehingga akan membantu pelaku UMKM untuk mengetahui
informasi keuangan dari usaha yang dijalankan. Berikut bagan kerangka
pemikiran peneliti
36
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
UMKM GALERI STAND FASYA
SISTEM AKUNTANSI
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTINTITAS MIKRO KECIL
MENENGAH (SAK EMKM)
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
BERBASIS SAK EMKM
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian Deskriptif-Kualitatif, yang merupakan metode penelitian yang
menggambarkan kondisi dari objek penelitian. Menurut Sugiyono (2014)
penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti objek yang alamiah yang
dikumpulkan dari data yang berbentuk kata-kata, kalimat, dokumen,
maupun arsip yang menyangkut judul penelitian. Penelitian ini
menggunakan Deskriptif-Kualitatif karena penelitian ini ingin
menggambarkan keadaan yang sebenarnya, dan hasilnya diharapkan
mampu memberikan gambaran obyektif terhadap obyek yang diteliti.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu tempat dimana kegiatan penelitian tersebut
dilakukan ialah pada UMKM Galeri Stand Fasya yang beralamatkan di
jalan Pelita Raya No. 40, kecamatan Rappocini, Kelurahan Ballaparang,
Kota Makassar. Penelitian ini akan berlangsung selama 2 bulan lamanya..
C. Sumber Data
Sumber data bersumber dari UMKM Galeri Stand Fasya. Dimana
jenis data pada penelitian ini ialah menggunakan data :
1. Data Primer, ialah data yang diperoleh dari hasil wawancara bersama
pemilik usaha dan karyawan. Dan data lainnya yang merupakan data
yang ditemukan oleh peneliti di lokasi peneliti
2. Data Sekuder, ialah data yang diperoleh peneliti yang telah tersedia,
berupa dokumen yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan
38
D. Metode Pengumpulan Data
Tujuan dari pengumpulan data untuk mendapatkan bahan penelitian.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah:
1. Observasi, ialah melibatkan diri untuk mengamati apa saja yang
terkait pada UMKM Galeri Stand Fasya, mulai dari lokasi kegiatan
usaha, pelaku yang menjalankan operasional kegiatan usaha serta
sampai pada dimana transaksi keuangan dilakukan
2. Wawancara, ialah dimana proses Tanya jawab yang dilakukan mulai
tatap muka secara langsung bersama dengan pemilik usaha.
E. Metode Analisis
Menurut Sugiyono (2013) Analisis data adalah mengembangkan teori
yang telah dibangung dari data yang sudah didapatkan di lapangan. Pada
tahap awalnya peneliti melakukan penjelajahan, kemudian dilakukan
pengumpulan data sampai mendalam, mulai dari observasi hingga
penyusunan laporan.
Dari defenisi tersebut memberikan gambaran bahwa betapa
pentingnya kedudukan analisis data di lihat dari segi tujuan penelitian.
Prinsip utama dari penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif, dengan lebih banyak
bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi serta
melakukan perbandingan teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Data yang telah di dapatkan akan dianalisis secara kualitatif serta
diuraikan dalam bentuk deskriptif.
Data diolah memakai motede analisis data dengan tahapan sebagai
berikut:
39
1) Data Reduction (Reduksi data)
Reduksi data berarti merangkum hal-hal pokok dan penting serta
mencari tema dan polanya dengan demikian data yang direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti
untuk mencari dan mengumpulkan data yang dicari ( Sugiyono,
2014). Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data-data
hasil wawancara kemudian merangkum hal-hal pokok dan penting
dan hasil wawancara itu digabungkan dengan data dokumentasi.
2) Data Display (Penyajian Data)
Menurut Sugiyono (2014) dalam penelitian kualitatif, penyajian data
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,bagan, hubungan antar
kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teks yang bersifat naratif, dimana peneliti menjelaskan
bagaimana pelaporan akuntasi yang dilakukan UMKM Galery Stand
Fasya
3) Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)
Menurut Sugiyono (2014) langkah ketiga dalam analisis data ialah
penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menarik
kesimpulan berdasarkan data-data yang telah diperoleh baik dari
data primer maupun data sekunder
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
1. Sejarah Tempat Penelitian
Nama perusahaan adalah Galeri Stand Fasya. Galeri Stand Fasya
merupakan salah satu UMKM yang ada di kota Makassar yang beralokasikan
di jalan Pelita Raya No. 40 keluran Ballaparang, Kecamatan Rappocini kota
Makassar. Saat ini Galeri Stand Fasya telah memiliki cabang di pasar sentral
yang merupakan salah satu pasar tradisonal yang ada di kota Makassar.
Galeri Stand Fasya yang didirikan oleh sepasangan suami istri yaitu
bapak Faisal Salman & ibu Fatmawati. Usaha sepasang suami istri ini dimulai
dari tahun 2003 sampai sekarang. Awalnya di tahun 2003 usaha yang mereka
jalankan ialah usaha jasa menjahit (Modeste). Jasa jahit yang mereka berikan
hanya jahitan baju seragam sekolah, baju pesta dan penerimaan jahitan dari
rumah kerumah dengan bermodalkan mesin jahit dan keahlian yang dimiliki.
Dari tahun ketahun usaha mereka semakin berkembang. Mereka mulai
merambah membuat baju pengantin dan menjualnya. Adapun usaha
pembuatan baju pengantin dijalankan mulai tahun 2011 sampai dengan
sekarang. Usaha ini semakin berkembang dengan adanya sistem pemasaran
melalui media sosial, dari system penjualan dengan media sosial pasangan
suami istri ini bisa melayani juga pesanan-pesanan baik dari luar kota maupun
luar provinsi.
Di awal 2017 produk yang dihasilkan bukan hanya baju pengantin saja
tetapi sudah merambah pada aksesoris, baju adat dan perlengkapan
pengantin. Konsumen yang mereka targetkan ialah konsumen khusus yaitu
41
konsumen perias pengantin. Produk yang dihasilkan bukan hanya konsumen
setempat tetapi sudah merambah pada konsumen luar daerah bahkan sudah
sampai keluar negeri seperti Belanda, Malaysa, Singapura dan Autralia.
Galery Stand Fasya sudah membuka lapangan pekerjaan bagi para ibu-
ibu rumah tangga yang ada di sekitar tempat usaha. Saat ini jumlah karywan
tetap Galery Stand Fasya ada 11 orang karyawan, selain karyawan tetap
Galery Stand Fasya juga memiliki beberapa pkelompok pengrajin yaitu
kelompok payet jas yang terdiri dari 22 orang, kelompok jelujur yang terdiri
dari 3 kelompok yang masing masing kelompok beranggotakan 4-5 orang,
dan kelompok payet baju pengantin yang terdiri dari 6 kelompok, yang
masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadikan Galery Stand Fasya menjadi nomor satu dengan pelayanan
prima
b. Misi
a) Melakukan inovasi desain produk dengan mengikuti
perkembangan yang ada dimasyaraka.
b) Mampu mendistribusikan dan menjual produk ke seluruh
Indonesia serta keseluruh Negara- negara yang ada di dunia
c) Memiliki cabang yang tersebar di Indonesia
42
3. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur organisasi Galeri Stand Fasya
4. Kepegawaian
a) Pimpinan : Faisal Salman & Fatmawati
b) Bagian Keuangan : Fatmawati
c) Bagian penjualan : Fitri Ramadhani
: Eva Fajriyah Abi Putri
: Zainab
d) Bagian Produksi : Nur Syam
: Nur Alam
: Sri Wahyuni
: Aco Latamin
PIMPINAN
BAGIAN KEUANGAN BAGIAN PENJUALAN
BAGIAN PRODUKSI
43
5. Job Description
1) Pimpinan, sekaligus pemilik perusahaan mempunyai wewenang sebagi
berikut:
a. Memberikan kebijakan dalam mengatur persoalan perusahaan
b. Mengawasi berjalannya usaha secara keseluruhan
c. Bertanggung jawab atas jalannya usaha
d. Membuat berbagai macam bentuk pola dengan inovasi baru dan fariasi
baru
e. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada kosumen sehingga
merasa puas dan menjadi pelanggan Galery Stand Fasya
f. Mengatur pembayaran Gaji karyawan
2) Bagian Penjualan
a. Memasarkan produk baik secara langsung maupun melalui media
sosial
b. Menangani permintaan pelanggan baik di kota Makassar maupun di
luar kota Makassar
c. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen sehingga
merasa puas dan menjadi pelanggan tetap
3) Bagian produksi
a. merancang kegiatan produksi yang akan dikerjakan dengan
menentukan macam-macam produk yang diproduksi
b. Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi dari awal sampai
akhir
4) Bagian Keuangan
a. membukukan semua biaya pemasukan dan pengeluaran
44
b. bertanggung jawab memberikan laporan atas pemasukan dan
pengeluaran
c. mengatur pembayaran gaji karyawan
B. Hasil penelitian
1. Sistem Pencatatan Laporan Keuangan Pada Galery Stand Fasya
Galery Stand Fasya memiliki sistem pencatatan keuangan yang begitu
sederhana, dimana usaha ini hanya membuat laporan harian atas
penjualan yang dilakukan setiap harinya. Seperti yang disampaikan ibu
Fatmawati bahwa:
“Pencatatan keuangan itu masih manual masih menggunakan aalaat tulis, dan model pencatatannya masih sederhana karena hanya mencatat pemasukan dan pengeluaran setiap harinya belum dibuat seperti laporan keuangan yang seharusnya, jadi kalau Bukti TF (Transfer) ditulis TF siapa punya nama, namanya siapa, kisarannya berapa, tapi kalau untuk bukti fisiknya ada yang bukti fisik langsung ada yang dari HP yang hanya foto saja jadi dicek karyawan bahwa ada transfer masuk sebesar ini lalu saya cek pada pemberitahuan saya, kalau telah sesuai dengan bukti Ttransferan itu berarti si pelanggan itu yang punya pesanan. Nah.. Seperti itulah pencatatannya”. (pada tanggal 29 july 2019)
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya laporan
keuangan seperti yang harusnya dibuat oleh sebuah UMKM. Galery Stand
Fasya hanya menggunakan bukti transfer dari pelanggan kemudian akan
disampaikan kepada pempinan, setelah itu para karywan melakukan
pencatatan yang secara manual dengan menuliskan nama dari pelanggan
dan jumlah yang telah di terima dari transferan pelanggan.
Pada catatan pelaporan yang dibuat hanya dapat dipahami oleh
pemilik usaha dan karyawan dari Galery Stand Fasya. Pemilik mengaku
selama usahanya berdiri dia tidak pernah melakukan pencatatan
penyusunan laporan keuangan pada usahanya itu, disebabkan karenan ia
45
tidak mengetahui penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan ilmu
akuntansi dan tidak aadanya sumber daya manusia untuk melakukan
penyusunan laporan keuangan itu. Ibu Fatmawati mengungkapkan
bahwa:
“Kami tidak begitu mengerti mengenai laporan keuangan yang sesuai ilmu akuntansi dan kami pun juga kekurangan orang untuk itu makanya sampai detik ini masih secara manual.” ( wawancara Pada tanggal 30 july 2019)
Tidak adanya pengetahuan pemilik mengenai laporan keuangan dan
tidak ada satupun dari karyawannya yang mengetahui jelas mengenai
laporan keuangan sehingga sampai saat ini Galery Stand fasya masih
melakukan pencatatan secara manual.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pencatatan yang diterapkan pada
Usaha Galery Stand Fasya masih jauh dari Standar Akuntansi keuangan
seperti yang diperuntukan bagi usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sehingga informasi yang diperoleh dari catatan yang dibuat belum
sepenuhnya mendukung serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan
yang lebih menyuluruh dari kegiatan operasional perusahaan itu sendiri.
2. Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai Dengan SAK EMKM (Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Dan Menengah)
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah
merupakan standar akuntansi yang diperuntukan bagi usaha mikro kecil
dan menengah dimana dengan adanya SAK EMKM diharapkan UMKM
lebih mandiri dan lebih maju seperti UMKM dapat menyelenggarakan
pencatatan atas laporan keuangan usahanya, meningkatkan informasi
akuntansi yang memiliki peran penting didalam mencapai keberhasilan
usaha bagi UMKM.
46
Penelitian ini memberikan format rancangan laporan keuangan yang
sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas mikro kecil dan
menengah (SAK EMKM) sehingga dapat digunakan oleh UMKM Galery
Stand Fasya untuk membuat laporan keuangannya sendiri.
a. Persediaan pada Galery Stand Fasya
Laporan persediaan adalah suatu laporan yang menyajikan data atau
informasi mengenai kondisi persediaan barang, baik barang yang masuk,
barang yang keluar maupun barang yang tersedia atau tersisa (Stok
Barang) Berikut ini adalah laporan persediaan pada Galery Stand fasya.
Tabel 4.1
Persediaan Galery Stand Fasya
No Nama Barang Harga Jumlah
Unit Jumlah
1 Baju Pengantin
perempuan Rp. 2.000.000 5 Rp 10.000.000
2 1 Set Baju pengantin modifikasi/ baju ibu
suri Rp. 11.000.000 5 Rp. 55.000.000
3 Rok Pengantin RP. 2.000.000 8 Rp. 16.000.000
4 Jas Pengantin Rp. 800.000 12 Rp. 9.600.000
5 Jas Tutup Rp. 220.000 24 Rp. 5.280.000
6 Selendang dan
Sigara Rp. 1.000.000 5 Rp. 5.000.000
7 Perhiasan jenis
Sissi’ Rp. 4.500.000 4 Rp. 18.000.000
8 Perhiasan jenis
Padongko Rp. 7.500.000 4 Rp. 30.000.000
9 Perhiasan Jenis
Swaroski Rp. 8.500.000 3 Rp. 25.500.000
10 Perhiasan Jenis
Kewdari Rp. 15.000.000 3 Rp. 45.000.000
11 Kembang Sanggul Rp. 200.000 5 Rp. 1.000.000
12 Sanggul Totong
Kampu Rp. 100.000 5 Rp. 500.000
Total Rp 220.880.000.
Sumber : Data diolah dari Galery Stand Fasya
47
Berdasarkan laporan persediaan diatas dimana menunjukkan informasi
mengenai persediaan barang yang ada pada Galery Stand Fasya selama
bulan Desember. Dengan adanya laporan tersebut memperlihatkan dengan
jelas jumlah persediaan barang yang masih ada pada Galery Stand Fasya.
b. Laporan laba rugi
laporan laba rugi merupakan laporan yang memberikan informasi
kinerja terhadap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya
dalam jangka waktu tertentu (sirait, 2014) pada laporan laba rugi entitas
dapat mencakup akun-akun sebagai berikut:
1. Pendapatan
2. Beban
3. Beban Pajak
Dalam pembuatan laporan keuangan laba rugi adapun data yang
dibutuhkan antara lain:
a) Data seluruh pendapatan pada UMKM Galery Stand Fasya mulai
dari penjualan dan pendapatan
b) Data semua beban yang dikeluarkan untuk kepentingan usaha
Galery Stand Fasya seperti beban perlengkapan, beban listrik dan
air, serta beban-beban yang bersangkutan dengan kegiatan usaha.
Laporan Laba Rugi dapat dilihat pada uraian berikut:
48
Tabel 4.2
Laporan Laba Rugi Galery Stand Fasya Desember 2018
Perkiraan Jumlah
Penjualan Rp. 278.645.000
Pendapatan sewa Rp. 35.500.000
Total Pendapatan Rp. 314.145.000
Harga Pokok penjualan Rp. (198.765.500)
Laba Kotor Rp. 115.379.500
Beban operasional :
Beban gaji Rp. 13.200.000
Beban administrasi dan umum Rp. 437.000
Beban listrik dan air Rp. 629.000
Beban perlengkapan Rp. 1.685.000
Beban penyusutan peralatan Rp. 355.100
Beban penyusutan Bangunan Rp. 550.000
Beban penyusutan Kendaraan Rp. 325.000
Total Beban Operasional Rp. 17.181.100
Laba Bersih Sebelum Pajak Rp. 98.198.400
Sumber : data dioleh dari Galery Stand Fasya
Berdasarkan pada pencatatan penyusunan laporan laba rugi yang
digunakan oleh Galery Stand Fasya dengan pencatatan penyusunan
mengikuti SAK EMKM diperoleh bahwa terdapat perbedaan dimana bahwa
pencatatan yang selama ini yang dijalankan menguraikan laba secara
langsung sehingga dapat membuat pemilik usaha Galery Stand Fasya
mengatakan bahwa jumlah yang ada pada kolom laba adalah laba bersih.
Sedangkan pada pencatatan yang mengikuti SAK EMKM memperlihatkan
49
jika laba tersebut merupakan laba bersih yang belum dikurangi pajak.
Sehigga pemilik usaha akan mengetahui lebih jelas laba bersih yang
diperoleh setelah dikurangi pajak. Dengan demikian untuk pencatatan
yang sederhan dan lebih jelas sebaiknya menggunakan pencatatan
dengan mengikuti SAK EMKM.
c. Laporan perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas dibuat untuk mengetahui keadaan modal
yang sebenarnya dan berisikan modal awal ditambah laba usaha sehingga
menghasilkan modal akhir
Tabel 4.3
Laporan Perubahan Ekuitas Galery Stand Fasya Desember 2018
Modal Awal Rp. 489.238.750
Laba Rp. 98.198.400
Modal Akhir Rp. 560.937.150
Sumber : data diolah dari Galery Stand fasya
Laporan Perubahan ekuitas dapat menunjukkan perubahan yang
terjadi pada modal pemilik usaha selama menjalankan usahanya. Laporan
ini diperuntukkan kepada Galery Stand fasya agar supaya dapat
mengetahui perubahan modal yang terjadi di dalam usanya tersebut.
d. Laporan Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuangan atau biasa dikenal dengan nama neraca
adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi keuangan, yaitu komposisi
dan jumlah asset, liabilitas dan ekuitas dari suatu entitas tertentu pada
suatu tanggal tertentu.
50
Pada laporan posisi keuangan akan disajikan informasi mengenai total
asset dan total passiva yang dimiliki oleh Galery Stand Fasya. Laporan
Posisi Keuangan dapat dilihat pada tabel berikut. :
Tabel 4.4
Laporan Posisi Keuangan Galery Stand Fasya desember 2018
Aset Debet Kredit
Kas di Bank Rp. 134.435.750
Piutang usaha Rp. 55.896.000
Persediaan Rp. 220.880.500
Perlengkapan Rp. 6.700.000
Asset Tetap Rp. 250.140.400
Akumulasi Penyusutan Rp. 1.230.100
Total Aset Rp. 669.282.150
Liabilitas
utang Usaha Rp. 108.345.000
jumlah Liabilitas Rp. 108.345.000
Ekuitas
Modal Pemilik Rp. 489.238.750
Laba Rp. 98.198.400
Total Ekuitas Rp. 560.937.150
Total Liabilitas dan Ekuitas Rp. 669.282.150
Sumber : data diolah dari Galery Stand Fasya
Berdasarkan pada pencatatan penyusunan laporan posisi keuangan
yang dilakukan oleh Galery Stand Fasya yaitu menguraikan variable-
variabel aktiva tetap dan aktiva lancar sedangkan pencatatan yang
51
mengikuti Standar Akuntansi keuangan Entitas Mikro Kecil dan
Menengah (SAK EMKM) menyatukan Variabel tersebut. Sehingga lebih
sederhana dan mudah dipahami. Dan disarankan menggunakan SAK
EMKM dalam pencatatan laporan posisi keuangan sehingga
penyusunannya lebih sederhana.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan laporan keuangan yang berisi tambahan dan rincian akun-
akun tertentu yang relevan. Laporan Keuangan tidak Memberikan seluruh
informasi yang dibutuhkan pihak yang berkepentingan atau pemakai
laporan tersebut. Maka dari itu perlu adanya catatan atas laporan
keuangan untuk menambahkan informasi yang dibutuhkan dalam bentuk
deskriptif dan dilaporkan dalam bentuk narasi, selain itu juga dapat
menginterprestasikan angka-angka yang terkandung didalam laporan
keuangan, maka dari itu pemakai juga perlu melihat catatan atas laporan
keuangan agar dapat memahami asumsi-asumsi yang dipakai dalam
keseluruhan laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan pada Galery Stand Fasya untuk
periode yang berakhir 31 Desember 2018 yaitu :
1. Peralatan yang tersedian pada Galery Stand Fasya adalah 5 mesin jahit
dimana untuk harga satu mesin jahitnya yaitu : Rp. 4.500.000 karna
mesin jahitnya ada 5 maka total harganya Rp. 22.500.000 dan untuk
menghitung beban penyusutan peralatan menggunakan metode garis
lurus dengan perhitungan sebagai berikut:
(Harga beli – Nilai Sisa) Umur Ekonomis
52
Mesin jahit 1 = (Rp. 4.500.000 – Rp. 0) : 5 = Rp. 900.000
Mesin jahit 2 = (Rp. 4.500.000 – Rp. 0) : 5 = Rp. 900.000
Mesin jahit 3 = (Rp. 4.500.000 – Rp. 0) : 5 = Rp. 900.000
Mesin jahit 4 = (Rp. 4.500.000 – Rp. 0) : 5 = Rp. 900.000
Mesin jahit 5 = (Rp. 4.500.000 – Rp. 0) : 5 = Rp. 900.000
2. Untuk menghitung beban perlengkapan diperhitungkan dari
perlengkapan awal dikurangi sisa perlengkapan yang masih ada dengan
perhitungan :
(Persediaan awal – sisa perlengkapan)
Rp. 1.850.000 – Rp. 165.000 = Rp. 1.685.000
3. Untuk menghitung beban penyusutan gedung digunakan metode garis
lurus dengan perhitungan sebagai berikut:
( Harga Beli – Nilai Sisa ) : Umur Ekonomis
(Rp. 80.250.000 – 74.750.000) : 10 = Rp. 550.000
Berdasarkan hasil yang diperoleh mengenai penyusunan laporan
keuangan pada UMKM Galery Stand Fasya ditinjau dari Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah ( SAK EMKM ) bahwa Galery
Stand Fasya hanya menyusun laporan pembayaran piutang saja, karena
ketidak mampuan pemilik dalam melakukan pencatatan yang benar
disebabkan kurangnya pengetahuan pemilik tentang bagaimana
seharusnya penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan usaha
pemilik. Maka dari itu peneliti membantu dalam menerapkan penyusunan
laporan keuangan dan menilai kinerja usahanya yang sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menenngah (SAK
53
EMKM). Sehingga nantinya dapat digunakan oleh UMKM Galery Stand
Fasya dalam Menyusun Laporan Keuangannya sendiri.
C. Pembahsan
Galery Stand Fasya adalah usaha di bidang pembuatan baju penganting
yang berada di kota Makassar, usaha yang berjalan dengan bantuan
keluarga sendiri dan beberapa karyawan dari kalangan remaja dan ibu rumah
tangga. Tata cara pengelolaan masih dilakukan oleh pemilik sendiri yaitu
dalam hal pembelian stock bahan mentah, dan laporan keuangan.
Pemilik usaha mengetahui bahwa pencatatan keuangan bagi suatu
usaha sangatlah penting dilakukan, karena dengan melakukan pencatatan
keuangan dapat diketahui besar pemasukan dan besarnya pengeluaran
sehingga dapat menghitung laba yang diperoleh serta baik sebelum
pembayaran pajak dan laba setelah dikurangi pajak sehingga dapat
mengetahui bagaimana kinerja usahanya seperti yang disampaikan pada saat
melakukan wawancara dengan ibu Fatmawati selaku dari pemilik usaha
Galery Stand Fasya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan
bahwa pencatatan laporan keuangan yang dilakukan oleh UMKM Galery
Stand Fasya masih belum terta dengan rapi dan belum sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM)
dikarenakan pencatatan laporan keuangan yang dilakukan dengan cara
manual dengan menggunakan alat tulis dan jauh berbeda dari laporan
keuangan yang diterapkan pada SAK EMKM Serta tidak memiliki satupun
laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
54
Sama seperti dengan penelitian judianto (2018) yang mengunkapkan bahwa
pelaporan keuangan UKM David Décor Sukarta sangat sederhana dan belum
sesuai SAK EMKM sehingga sulit menilai kinerja keuangannya. Dan juga
penelitian juniardi (2017), bahwa konveksi astra tidak menerapkan SAK
EMKM pada penyusunan laporan keuangannya sehingga menunjukkan
bahwa perusahaan belum dapat mengukur tingkat kinerja keuangan serta
belum belum dapat mengetahui perkembangan perusahaannya.
Alasan pemilik UMKM Galery Stand Fasya melakukan pencatatn
keuangan semata-mata untuk menentukan besarnya pendapatan usahanya
dan kemudian dari pendapatannya itulah yang nantinya akan disisikan untuk
keperluan produksi dan untuk pembayaran gaji karyawannya.
Dengan adanya Standar keuangan yang diperuntukan bagi UMKM yaitu
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM)
dapat mempermudah UMKM dalam hal penyusunan laporan keuangan.
Seperti hasil penelitian oleh Hetika dan Nurul (2018) yang mengungkapkan
bahwa penerapan konsep dasar akuntansi dapat mempermudah pelaku
UMKM di kota tegal untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK
EMKM).
Penerapan SAK EMKM pada Usaha kecil dan menengah khususnya
pada Galery Stand Fasya berpengaruh positif terhadap perusahaan, dimana
pemilik perusahaan telah memahami dan mengetahui bahwa terdapat
standar akuntansi yang dijadikan pedoman dalam melakukan pencatatan
penyusunan laporan keuangan untuk perkembangan kelangsungan
55
usahanya. Laporan keuangan yang dibuat dapat bermanfaat bagi
perusahaan dan pihak lain.
Manfaat dan keputusan usaha yang dapat dijalankan berdasarkan atas
penelitian yang dilakukan oleh Ediraras (2010) antara lain:
a. Penilaian kinerja usaha dan sebagai bahan evaluasi untuk yang masa
yang akan dating
b. Berguna sebagai dasar pertimbangan pembelian bahan baku untuk
produksi dan alat-alat produksi
c. Keputusan mengenai harga, misalnya penentuan harga jual, banting
harga, kenaikan harga, barang atau jasa dan lain-lain
d. Mengajukan permohonan pembiayaan kepada Bank
e. Untuk mengembangkan usaha, keputusan untuk membuka atau
menutup cabang
f. Penambahan dan pengembangan sumber daya manusia,
meningkatkan penghasilan karyawan, pemberian bonus pada
karyawan
g. Penyusunan anggaran untuk periode berikutnya penambahan asset
usaha
h. Promosi usaha
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh musmini (2012)
menyatakan bahwa usaha sangat penting memerlukan informasi tentang
kinerja usaha dan informasi tentang posisi keuangannya. Penyajian laporan
keuangan yang continue pada usaha kecil harus memperhatikan prinsip
konsistensi sehingga laporan dari periode sebelumnya dapat dibandingkan
dengan periode berikutnya. Prinsip daya banding dapat memberikan informasi
56
perkembangan usaha yang dilakukan selama ini. Apakah usaha tersebut
menguntungkan ataukah hanya asal berjalan saja tanpa memperoleh
keuntungan atau bahkan merugi.
Faktor- faktor yang menyebabkan tidak terlaksananya pencatatan
keuangan berbasis SAK EMKM antara lain dipengaruhi oleh faktor internal
dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal Penyebab Gagalnya Penerapan SAK EMKM
Faktor internal merupakan faktor dari dalam yang mempengaruhi
implementasi/ penerapan dari pencatatan keuangan berbasis SAK
EMKM, faktor internal yang menyebabkan gagalnya penerapan SAK
EMKM ini yakni,
a. Pertama, Kurangnya pengetahuan pemilik Usaha Galery Stand
Fasya mengenai Standar akuntansi di dalam penyusunan laporan
keuangan. Selama ini yang bentuk pemahaman pencatatan
keuangan yang dilakukan sesuai dengan pengetahuan dan
pemahan dari pemilik usaha. Sehingga pengetahuan memiliki
pengaruh yang besar terhadap bentuk penyusunan pencatatan
laporan keuangan yang dilakukan oleh usaha Galery Stand Fasya
b. Kedua, pemilik usaha Galery Stand Fasya merasa belum
professional dan tidak memahami dan juga menurut pemilik sangat
susah jika melakukan pencatatan sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku di Indonesia. Pemilik kurang disiplin dan rajin dalam
pelaksanan pembukuan akuntansi usahanya ini disebabkan karena
waktu yang ada tersita untuk pekerjaan. Pemilik lebih
mengutamakan bagaimmana sistem pemasaran yang baik
57
sehingga produk bisa cepat laku, dan bagaimana agar setiap
harinya dapat memasok produk ke konsumen.
2. Faktor Eksternal Penyebab Gagalnya Penenrapan SAK EMKM
Salah satu penyebab dari pemilik usaha Galery Stand Fasya tidak
melakukan pencatatan akuntansi berbasis SAK EMKM dikarenakan
tidak adanya pengawasan dari pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
terutama dari pihak pemerinta, lembaga-lembaga terkait dan regulator.
Padahal kepedulian terhadap pengembangan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) sudah semestinya menjadi tanggung jawab semua
pihak sesuai dengan bidang yang digulutinya. Sejalan dengan hal
tersebut, Auliyah (2012) menyatakan tidak adanya regulasi yang
mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi usaha mikro kecil
menengah mengakibatkan rendahnya penyusunan laporan keuangan.
Jadi perhatian dari pihak regulator terkait dengan peraturan yang
mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UMKM sangan
diperlukan.
Pihak perbankan merupakan salah satu pihak ketiga yang
berhubungan terkait dengan permodalan UMKM. Dalam memberikan
pinjaman kepada UMKM pihak perbankan selalu memperhatikan
aspek kelayakan suatu kegiatan usaha, aspek legalitas, serta adanya
jaminan baik fisik maupun non fisik sebagai faktor pengaman untuk
mengetahui kondisi keuangan calon debitur, maka pihak perbankan
memerlukan laporan keuangan selain untuk mengetahui kondisi
kesehatan perusahaan utamanya mencakup kondisi likuiditas,
58
kecukupan modal, porsi utang, profitabilitas. Pihak perbankan
memerlukan adanya laporan keuangan untuk memperkirakan volume
usaha calon debitur dengan ditunjukkan besar asset dan penjualan.
Serata dengan adanya laporan keuangan pihak perbankan dapat
mengistemsi jumlah beban pinjaman yang dapat di tanggung oleh
calon debitur.
Selama ini permasalahan yang dihadapi dalam memberikan
fasilitasi kreditur kepada calon debitur UMKM yakni tidak tersedianya
laporan keuangan usaha yang memadai untuk dianalisa oleh pihak
perbankan meskipun sebagian besar pengusaha mengalami kesulitan
dalam menyediakan laporan keuangan untuk memenuhi persyratan
kredit bank. Usaha yang tidak bankable dipandang mengandung
resiko kredit macet oleh bank. Untuk membantu pelaku UMKM dalam
memenuhi syarat kelayakan usaha dengan mebuatkan performat
laporan keuangan.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Galery Stand Fasya tidak melakukan pencatatan akuntansi yang
berbasis SAK EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil
Menengah) karena pemilik usaha tidak paham sehingga Pencatatan dan
penyusunan laporan keuangan yang dilakukan masih sederhana dan
secara manual dengan berdasarkan pemahaman pemilik usaha.
2. Penerapan Penyusunan Laporan keuangan Bebasis SAK EMKM pada
Galery Stand Fasya memberikan dampak positif terhadap perusahaan,
dimana pemilik perusahaan telah memahami dan mengetahui bahwa
terdapat standar akuntansi yang dijadikan pedoman dalam melakukan
pencatatan penyusunan laporan keuangan untuk perkembangan
kelangsungan usahanya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis mengajukan
saran bagi Galery Stand Fasya sebagai berikut :
1. Galery Stand Fasya hendaknya melakukan pencatatan atau pembukuan
keuangan sesuai dengan SAK EMKM untuk mengelola keuangan
perusahaan supaya dapat mengetahui kinerja dari posisi keuangan
perusahaan dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi
perusahaan.
60
2. Galery Stand Fasya dalam melakukan pencatatan sebaiknya lebih
memperhatikan asset- asset perusahaan, bukan hanya berfokus pada
pendapatan dan beban saja. Selain mencatat secara manual sebaiknya
juga melakukan pencatatan laporan pembukuannya di computer karena
hasilnya lebih akurat dan dapat dipahami. Semoga kedepannya laporan
keuangannya lebih baik lagi dengan menerapkan SAK EMKM
3. Galeri Stand Fasya sebaiknya menggunakan orang akuntan ( menyewa
jasa akuntan) yang berpengalaman membuat laporan keuangan dalam
sebuah perusahaan agar, lebih membantu kelangsungan usahanya dan
juga dapat memenuhi SAK EMKM.
61
DAFTAR PUSTAKA
Anrosl, V. S. (2018). Analisis Persepsi Pelaku UMKM dan Sosialisasi SAK EMKM terhadap Diberlakukannya Laporan Keuangan Yang Berbasis SAK EMKM . Jurnal Akuntansi Keuangan Dan Bisnis, Vol.11, No.1 .
Budiarto,R,dkk. (2015). Pengembangan UMKM : Antara Konseptual dan Pengalaman Praktis. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Anggota IKAPI.
Diana, A. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Hetika dan Mahmudah, N. (2018). Penerapan Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) Dalam Menyususn Laporan Keuangan. Jurnal Bisnis Terapan, Volume.02 , No.01 .
Ismadewi, N. (2017). Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,Kecil, dan Menengah(SAK EMKM) Pada Usaha Ternak Ayam Boiler (Studi Kasus Pada Usaha I Wayan Sudiarsa Desa Pajahan Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1, Vol.8, No.2 .
Judianto, R. d. (2018). Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro dan Menengah (SAK EMKM) Pada UKM Davin Decor Surakarta. JAB Vol.4, No.02 .
Muchid, A. (2015). Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Berdasarkan Standar Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) (Kasus Pada UD Mobel Novel I di Banyuwangi). Artikel Ilmiah Mahasiswa .
Ningtyas, J. (2017). Penyususnan Laporan Keuagan UMKM Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan Menengah (SAK-EMKM) (Studi Kasus di UMKM Bintang Malam Pekalongan). Riset dan Jurnal Akuntansi, Volume.2, No.1 .
Putra, Y. (2018). Pemetaan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan EMKM Pada UMKM Di Kota Tangerang Selatan . Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan Vol.11 No. 2 .
Rachmanti, D. A. (2019). Analisis Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Batik Jumput Dahlia Berdasarkan SAK-EMKM . Jurnal Balance, Vol.XVI, No.1 .
Salmiah, N. A. (2018). Pemahaman Pelaku UMKM Terhadap SAK EMKM : Survey Pada UMKM Yang Terdaftar Di Dinas Koperasi Dan UKM Kota Pekanbaru. Akuntansi Dewantara Vol.2, No.2 .
62
Sugiyono. 2014.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tatik. (2018). Implementasi SAK EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah) Pada Laporan Keuangan UMKM (Studi Kasus Pada UMKM XYZ Yogyakarta). Jurnal Relasi, Volume.XIV, No. 02 .
Undang-Undang Nomor.20 Tahun 2008. Tentang Usaha Mikro Kecil, Menengah
Walter,T,dkk.(2012).Akuntansi Keuangan Edisi 8 Jilid :Erlangga.
Wardiyah, M. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah. Bandung: CV Pustaka setia.
Windayani, L. H. (2019). Analisis Penerapan Aplikasi Akuntansi Berbasis Android Lamikro Untuk Membantu Usaha Mikro menyusun Laporan Keuangan Sesuai SAK EMKM (Studi Pada Toko Bali Bagus) . e-journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha jurnal Akuntansi Program S1, Vol :10, No. 1 .
Lampiran
Gambar tampak Depan Galery Stand Fasya
Salah satu contoh pakaian pengantin modifikasi/ baju ibu su
Gambar Koleksi Galery Stand Fasya
r
Gambar perhiasan Galery Stand Fasya
Gambar Sanggul Bunga Galery Stand Fasya
Gambar diambil dari cabang pasar sentral
Melayani Pelanggang pasar sentral
Gambar wawancara
BIOGRAFI PENULIS
Isnayanti R, lahir di Makassar pada tanggal 08
juni 1996 dari pasangan suami istri Bapak
Ruddiah dan Ibu Nurbia. Peneliti adalah anak
kedua dari 3 bersaudara. Peneliti sekarang
bertempat tinggal di Jln. Sungai Saddang Baru lr.
6 no. 3E kota Makassar.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SDI Banta-bantaeng 1 lulus
pada tahun 2009, SMP Negeri 13 Makassar lulus tahun 2012, SMK Negeri 4
Makassar lulus tahun 2015, dan mulai tahun 2015 mengikuti program S1
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan sekarang.
Sampai dengan penulisan Skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai Mahasiswi
Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.