85
PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH BERBASIS SAK EMKM (studi Kasus UMKM Galery Stand Fasya) SKRIPSI Oleh ISNAYANTI R NIM 105730537915 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA

MIKRO KECIL DAN MENENGAH BERBASIS SAK EMKM

(studi Kasus UMKM Galery Stand Fasya)

SKRIPSI

Oleh

ISNAYANTI R

NIM 105730537915

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 2: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

ii

PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA

MIKRO KECIL DAN MENENGAH BERBASIS SAK EMKM

(studi Kasus UMKM Galery Stand Fasya)

Oleh

ISNAYANTI R

NIM 105730537915

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Program Studi Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

iii

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk orang tercinta terutama

kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku yang selalu mendukung

dan memberikan motivasi selama saya menuntut ilmu hingga

sampai sekarang, saya mengucapakan banyak terima kasih

kepada pembimbing yang senantiasa selalu memberikan saya

arahan dan masukan serta saran sehingga memudahkan saya

dalam penyusunan skripsi dan seluruh dosen yang dengan

sabarnya tidak pernah berhenti memberikan ilmunya dan tidak lupa

juga sahabat seperjuangan kelas Ak 15 F yang selalu memberikan

dorongan dan motivasi kepada saya.

MOTTO

Mimpi hanya akan tetap menjadi sebuah mimpi jika kita cuma tidur,

tetapi mimpi akan menjadi sebuah kenyataan jika kita bangun,

kerja keras dan fokus pada mimpi kita

Page 4: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

iv

Page 5: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tanga dibawah ini:

Nama : Isnayanti R

Stambuk : 105730537915

Program Studi : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 Menara Iqra Lt. 7 Makassar 90221

Page 6: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

vi

Page 7: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti deiberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para

keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada tara ternilai

manakala penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Penyusunan Laporan

Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Berbasis SAK EMKM (Studi Kasus

Pada UMKM Galery Stand Fasya)”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis bapak Ruddiah dan Ibu Nurbia yang senantiasa memberi

harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-

saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga

akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan

doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menintut ilmu.

Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya

penerangan kehidupan di dunia dan di akhirat.

Page 8: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

viii

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang

setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CSP., selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Agus Salim HR, SE.,MM, selaku pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CSP, selaku pembimbing II yang

telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian

skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

Page 9: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

ix

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat

jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para

pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya

demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Billahi fi Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 10 Agustus 2019

Isnayanti R

Page 10: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

x

ABSTRAK

ISNAYANTI R, Tahun 2019. Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Berbasis SAK EMKM (Studi Kasus Pada UMKM Galery Stand Fasya), Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Dibimbing oleh Pembimbing I Agus Salim dan Pembimbing II Ismail Badollahi.

Penelitian ini dilakukan pada Galery Stand Fasya yang merupakan salah satu UMKM yang ada di kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan penyusunan laporan keuangan yang berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) pada Gallery Stand Fasya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan pemahaman pemilik usaha Galery Stand Fasya mengenai SAK EMKM masih rendah, serta pencatatan dan penyusunan laporan keuangan masih sederhana dengan berdasarkan pemahaman pemilik usaha. Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis SAK EMKM pada Galery Stand Fasya memberikan dampak positif terhadap perusahaan, dimana dengan adanya Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan berbasis SAK EMKM sehingga pemilik usaha memahami dan mengetahui bahwa terdapat standar yang dijadikan pedoman dalam melakukan pencatatan laporan keuangan untuk perkembangan usaha.

Kata Kunci : Laporan Keuangan dan SAK EMKM.

Page 11: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

xi

ABSTRACT

ISNAYANTI R, 2019. The Implementation of SAK EMKM-Based Micro Small and Medium Enterprises Financial Report Financial Reporting (Case Study at MSME Gallery Stand Fasya), Thesis of Accounting Study Program Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University, Makassar, Supervised by Supervisor Agus Salim and Supervisor II Ismail Badollahi.

This research was conducted at the Gallery Stand Fasya which is one of the MSMEs in the city of Makassar. This study aims to determine the application of the preparation of financial statements based on the Financial Accounting Standards for Micro, Small and Medium Enterprises (SAK EMKM) at the Gallery Stand Fasya. This type of research used in research is a qualitative descriptive approach. The results of this study indicate the understanding of the Gallery Stand Fasya business owners regarding SAK EMKM is still low, and the recording and preparation of financial statements is still simple based on the understanding of business owners. The Implementation of SAK EMKM Based Financial Reports on the Gallery Stand Fasya has a positive impact on the company, where with the application of SAK EMKM-based Financial Report Preparation so that business owners understand and know that there are standards used as guidelines in recording financial statements for business development. Keywords: Financial Statements and SAK EMKM.

Page 12: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ........................................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

A. Laporan Keuangan ................................................................ 5

1. Pengertian Laporan Keuangan ....................................... 5

2. Tujuan Laporan Keuangan ............................................... 6

3. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan .................................. 8

4. Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan ................. 12

B. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) ........................... 13

Page 13: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

xiii

C. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil

dan Menengah( SAK EMKM) ................................................. 20

D. Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan (SAK EMKM) . 24

E. Penelitian Terdahulu .............................................................. 27

F. Kerangka Pikir ....................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 37

A. Jenis Penelitian ..................................................................... 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 37

C. Sumber Data ........................................................................ 37

D. Metode Pengumpulan Data ................................................... 38

E. Metode Analisis .................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 40

A. Gambaran umum tempat Penelitian ...................................... 40

1. Sejarah Tempat Penelitian .............................................. 40

2. Visi dan Misi .................................................................... 41

3. Struktur Organisasi ......................................................... 42

4. Kepegawaian ................................................................. 42

5. Job Description ............................................................... 43

B. Hasil Penelitian ...................................................................... 44

C. Pembahasan ......................................................................... 53

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 59

A. Kesimpulan ............................................................................ 59

B. Saran ..................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 61

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

Page 14: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 30

Tabel 4.1 Persediaan Galery Stand Fasya ......................................................... 46

Tabel 4.2 Laporan Laba Rugi Galery Stand Fasya .......................................... 48

Tabel 4.3 Laporan Perubahan Ekuitas Galery Stand Fasya ............................. 49

Tabel 4.4 Laporan Posisi Keuangan Galery Stand Fasya ................................ 50

Page 15: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................ 36

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Galery Stand fasya ...................................... 42

Page 16: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu penggerak

perekonomian masyarakat yang memiliki perang penting dalam

pembangunan dan pertumbuhan perekonomi di Indonesia. Hal ini

dikarenakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat

menyesuaikan diri terhadap keadaan pasar yang kadang berubah begitu

cepat dibanding dengan perusahaan berskala besar. Keberadaan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah harus tetap didukung agar terus berkembang

sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan juga memperluas

lapangan pekerjaan.

Menurut Judianto (2018) Usaha Mikro Kecil dan Menengah mampu

menopang ekonomi masyarakat yang berdaya tumbuh pada tingkat Nasional

dalam bentuk mewujudkan Indonesia yang mandiri secara ekonomi oleh

sebab itu UMKM harus dapat bersaing dan mampu menangkap setiap

potensial yang ada agar tetap memberikan kontribusi dalam perekonomian

nasional.

Akan tetapi, Usha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering

mengalami kendala di dalam pengembangan usahanya. Menurut Muchid

(2015) bahwa UMKM dalam pengembangannya menghadapi berbagai

macam kendala atau permasalahan yang disebabkan oleh 1) rendahnya

pendidikan 2) kurangnya pemahaman teknologi informasi 3) kendala dalam

penyusunan laporan keuangan. Agar perkembangan UMKM terus

meningkat serta dapat mengatasi permasalahan atau kendala yang dihadapi

Page 17: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

2

oleh UMKM didalam penyusunan laporan keuangan, maka Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI) telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro

Kecil dan Menengah (SAK EMKM).

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Dan Menengah (SAK

EMKM) telah berlaku secara efektif sejak tanggal 1 januari 2018. SAK

EMKM disusun secara sederhana agar mempermudah pelaku UMKM dalam

menggunakannya. Komponen yang terdapat dalam laporan keuangan SAK

EMKM hanya terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi dan catatan atas

laporan keuangan. Walaupun cukup ringkas, tidak banyak merubah prinsip-

prinsip yang umumnya telah dilaksanakan saat ini.

Penerapan Standar akuntansi ini diharapkan dapat memberikan

gambaran kinerja manajemen UMKM di masa lalu dan prospek dimasa

depan, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan baik pemilik UMKM

maupun anggota UMKM lainnya serta pihak eksternal yang memiliki

kepentingan lain yang berhubungan dengan UMKM. Namun pada

kenyataannya tingkat kebutuhan SAK EMKM bagi UMKM masih sangat

rendah dan juga SAK EMKM dianggap memberatkan bagi usaha kecil dan

menengah. Hal ini karena para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan

akuntansi dan banyak diantara mereka belum memahami pentingnya

pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha mereka.

Menurut Nurlaila (2018) dengan judul penerapan standar akuntansi

keuangan entitas mikro kecil dan menengah (SAK EMKM) pada sukma cipta

ceramic dinoyo malang ia mengatakan bahwa UMKM yang ia teliti belum

menerapkan SAK EMKM pada pencatatan laporan keuangannya begitun

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari Nurul Fatimah (2017) dengan

Page 18: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

3

judul Analisis penerapan lima usaha kecil dalam implementasi SAK EMKM di

kabupaten purworejo, ia mengatakan bahwa dari kelima usaha yang dia teliti

hanya ada sebagian usaha yang siap untuk menerapkan SAK EMKM dalam

pencatatan laporan keuangannya.

Usaha Galery Stand Fasya adalah salah satu UMKM di kota Makassar

yang memproduksi baju pengantin, menjual dan penyedia sewa baju

pengantin. Usaha ini terus berkembang dari tahun ketahun, akan tetapi pada

perkembangannya itu tidak memperhatikan sistem akuntansi yang lazim,

dimana pada proses pencatatan yang dilakukan ialah hanya sebatas

pengetahuan pemilik usaha seperti pemasukan kas dan pengeluaran kas

saja. Hal inilah yang menyebabkan manajemen pada Galery Stand Fasya

tidak akurat didalam membuat laba dan pengendalian biaya serta

manajemen tidak dapat membuat laporan keuangan secara tepat yang

sesuai dengan pedoman atau standar yang telah ditentukan. Dari latar

belakang permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan Usaha Mikro

Kecil Dan Menengah Berbasis SAK EMKM (Studi Kasus Pada UMKM

Galery Stand Fasya)”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka

rumusan masalah pada penenlitian ini adalah “ Bagaimana penerapan

penyusunan laporan keuangan yang berbasis SAK EMKM pada UMKM

Galery Stand Fasya”?

Page 19: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

4

C. Tujuan Penelitian

Apa yang telah dirumuskan pada rumusan masalah yang ada, maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan penyusunan

laporan keuangan yang berbasis SAK EMKM pada UMKM Galery Stand

Fasya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu akuntansi,

terkhusus untuk ilmu akuntansi keuangan. Serta dapat menjadi ruang

belajar yang bernilai positif dan sangat membantu di dalam peningkatan

kapasitas dan juga pengalaman yang berkaitan dengan kondisi sosial

yang ada di masyarakat, terutama yang berkaitan langsung dengan ilmu

akuntansi.

2. Manfaat Praktis

Dari hsil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

berguna kepada para pengusaha agar kedepannya pemilik usaha secara

mandiri dapat menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan dan juga diharapkan dapat menjadi saran

pembangun bagi pemilik usaha dalam pengambilan keputusan ekonomi

Page 20: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan keuangan

Sebelum lebih jauh membahas tentang laporan keuangan, maka

terlebih dahulu harus diketahui apa sebenarnya laporan keuangan itu. Hal

ini dimaksud agar dapat lebih menjelaskan laporan keuangan secara

umum.

Secara sederhana laporan keuangan dapat diartikan sebagai catatan

informasi keuangan pada suatu perusahaan dalam periode akuntansi

untuk menjelaskan kinerja perusahaan tersebut.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N0.1

bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi

keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas

Isnawan (2012) laporan keuangan merupakan hasil dari proses

akuntansi yang memberikan informasi keuangan pada suatu perusahaan

yang berguna bagi pihak yang berkepentingan untuk pengambilan

keputusan ekonomi.

Menurut Walter (2012) dalam bukunya laporan keuangan

mengemukakan bahwa :

“ Laporan keuangan ( Financial Statements) adalah dokumen bisnis yang digunakan perusahaan untuk melaporkan hasil aktivitasnya kepada berbagai kelompok pemakai, yang dapat meliputi Manajer, Investor, Kreditor dan agen regulator. Sebaliknya pihak-pihak tersebut menggunakan informasi yang dilaporkan untuk membuat berbagai keputusan seperti apakah akan melakukan investasi dalam atau meminjamkan uang kepada perusahaan”

Page 21: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

6

Sementara itu menurut Wardiyah (2016) di dalam bukunya Akuntansi

Keuangan Menengah bahwa:

“Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi untuk menjelaskan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah informasi keuangan mengenai suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.”

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

merupakan suatu dokumen yang sangat penting di dalam pengambilan

keputusan pada suatu perusahaan dan akan memberikan informasi

kepada pihak internal dan pihak eksternal terhadap kinerja perusahaan

selama satu periode akuntansi.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut SAK EMKM adalah memberikan

informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang

bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan

ekonomi.

Menurut Sofyan (2012) menyatakan bahwa laporan keuangan

bertujuan untuk memberikan informasi yang mengenai kinerja keuangan

dalam suatu perusahaan yang digunakan di dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

Menurut Harahap (2013) tujuan laporan keuangan merupakan dasar

awal dari struktur teori akuntansi. Sedangkan menurut Diana dan

setiawati (2017) di dalam bukunya yaitu Akuntansi Keuangan Menengah

mengemukakan bahwa:

Page 22: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

7

“ Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pengguna untuk mengambil keputusan ekonomi. Laporan

keuangan yang disusun tersebut memenuhi kebutuhan

bersama sebagian besar pengguna, namun laporan keuangan

tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan

pengguna untuk mengambil keputusan ekonomi karena

laporan keuangan secara umum hanya menggambarkan

dampak keuangan dari kejadian lampau dan tidak perlu

menyajikan informasi non keuangan.”

Menurut Harapan, tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai

berikut:

a) Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan laporan

posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan

lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.

b) Tujuan Umum

Tujuan umum dari laporan keuangan adalah memberikan

informasi tentang hal-hal berikut:

1) Sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan

2) Sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha

dalam mencari laba

3) Informasi keuangan yang digunakan untuk menaksirkan

potensi perusahaan dalam menghasilkan laba

4) Perubahan harta dan kewajiban

c) Tujuan kualitatif

Tujuan kualitatif laporan keuangan yang dirumuskan APB

statements No. 4 adalah sebagai berikut:

Page 23: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

8

1) Relevance, yaitu membantu pemakai laporan dalam proses

pengambilan keputusan

2) Understandability, yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan

tidak hanya yang penting, tetapi juga yang dimengerti para

pemakaiannya

3) Verifiability, yaitu dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan

menghasilkan pendapat yang sama. Dengan kata lain,

ukurannya harus ada.

4) Neutrality, yaitu netral terhadap pihak-pihak yang

berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum

bukan hanya pihak-pihak tertentu.

5) Timeliness, yaitu diserahkan pada saat yang tepat

6) Comparability, yaitu dapat saling dibandingkan. Artinya,

akuntansi harus memiliki prinsip yang sama, baik untuk suatu

perusahaan maupun perusahaan lain.

7) Completeness, yaitu mencakup semua kebutuhan yang layak

dari para pemakai.

Dari beberpa tujuan laporan keuangan yang telah dijabarkan diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari laporan keuangan yaitu

bertujuan memberikan informasi mengenai kinerja keuangan dan kondisi

keuangan suatu perusahan sehingga menjadi bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan bagi pihak pengguna laporan keuangan.

3. Bentuk-Bentuk Laporan keuangan

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1

bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri atas:

Page 24: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

9

a) Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan adalah laporan yang sistematis

tentang aktiva, utang dan modal dari suatu perusahaan pada suatu

saat tertentu. Dalam laporan keuangan posisi keuangan disajikan

berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di

laporan posisi keuangan. Menurut Kasmir dalam tulisan Mia Lasmi

(2016), secara lengkap informasi yang disajikan dalam posisi

keuangan meliputi:

1) Jenis-jenis asset atau harta yang dimiliki

2) Jumlah rupiah masing-masing jenis asset atau harta (assets)

3) Jenis-jenis kewajiban atau utang (liability)

4) Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban atau utang (liability)

5) Jenis-jenis modal (equity)

6) Jumlah rupiah masing-masing jenis modal

Komponen dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai

berikut:

1) Asset, asset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas

sebagai akibat peristiwa masa lalu. Asset lancar adalah uang kas

dan asset lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau

ditukar menjadi uang tunai, dijual, atau dikonsumer dalam

periode berikutnya paling lama satu tahun atau dalam perputaran

kegiatan perusahaan yang normal

2) Liabilitas, liabilitas adalah semua liabilitas keuangan perusahaan

kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dan utang ini

Page 25: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

10

merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal

dari kreditor.

3) Ekuitas, ekuitas yaitu hak residu atas asset perusahaan setelah

dikurangi semua liabilitas

b) Laporan Laba Rugi

Menurut Dwi Martina (2012) laporan laba rugi adalah laporan

yang mengatur keberhasilan kinerja perusahaan selama periode

tertentu. Ada dua unsur dalam laporan laba rugi, yaitu penghasilan

sebagai kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau

peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban perusahaan selama

periode tertentu. Penghasilan dapat diklasifikasikan menjadi berikut

ini:

1) Pendapatan (revenue), yaitu penghasilan yang timbul dalam

pelaksanaan aktivitas, seperti penjualan barang dagang,

penghasilan jasa (fees), pendapatan bunga, pendapatan

deviden, royalty, dan sewa.

2) Beban (expense) dapat diartikan sebagai penurunan manfaat

ekonomi dalam bentuk arus keluar, penurunan aktiva, atau

kewajban yang menyebabkan penurunan ekonomi ( yang tidak

menyangkut pembagian kepada pemilik) perusahaan selama

periode tertentu.

c) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan posisi keuangan adalah yang memuat

seluruh kegiatan penanaman modal dan pembiayaannya. Laporan

Page 26: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

11

perubahan ekuitas menunjukkan aliran modal kerja selama periode

bersangkutan.

d) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyediakan informasi kas dan operasional,

mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya,

memenuhi kewajiban, keuanganny, dan membayar dividen.

Menurut Kieso dkk (2011) dalam tulisan Mia Lasmi (2016), kegiatan

laporan keuangan arus kas melalui tiga jenis aktivitas berikut:

1. Arus kas dari aktivitas operasional, yaitu arus kas dari

transaksi yang memengaruhi laba bersih

2. Arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari

transaksiyang mempengaruhi investasi dalam aktiva tidak

lancar

3. Arus kas dari pendanaan, yaitu arus kas dari transaksi yang

mempengaruhi ekuitas dan utang perusahaan

e) Catatan Atas Laporan Keuangan

Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1

dinyatakan bahwa catatan atas laporan keuangan meliputi

penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca,

laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas

serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijen dan komitmen.

Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang

diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam pernyataan

akuntansi keuangan yang wajar.

Catatan laporan keuangan mengungkap:

Page 27: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

12

1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap

peristiwa dan transaksi yang penting.

2) Informasi yang mewajibkan dalam PSAK, tetapi tidak disajikan

pada neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan

perubahan ekuitas

3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan

keuangan, tetapi diperlukan dalam rangkap penyajian secara

wajar.

4. Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan

entitas untuk mengukur asset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam

laporan keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran

tertentu. Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai

wajar.

1) Biaya historis asset adalah jumlah kas atau setara kas yang

dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk

memperoleh asset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat

sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar

dari asset non kas yang diterima sebagai penukar dari kewajiban

pada saat terjadinya kewajiban.

2) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan

suatu asset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara

pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan

memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.

Page 28: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

13

B. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)

1. Pengertian UMKM

Usaha Mkiro, Kecil, dan Menengah memiliki defenisi masing-masing

seperti yang dijelaskan dalam undang-undang No. 20 tahun 2008 yaitu

sebagai berikut:

a. Usaha Mikro adalah usaha Produktif milik orang perorangan dan/

atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriterita usaha

mikro

b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perushaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha

menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.

c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaanatau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.

Secara umum ciri-ciri UMKM adalah manajemennya yang berdiri

sendiri, modal disediakan sendiri oleh pemilik UMKM, daerah

pemasarannya masih pada daerah lokal, aset perusahaannya kecil serta

jumlah karyawan yang dipekerjakannya terbatas.

Asas pelaksanaan UMKM adalah kebersamaan, ekonomi yang

demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan, berkelanjutan

Page 29: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

14

efesiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional. Usaha Mikro Kecil

dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan

usahanya dalam rangka pembangunan perekonomian nasional

berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadila.

2. Kriteria UMKM

Berdasarkan kekayaan dari hasil penjuala, menurut Undang-Undang

Nomor 20 tahun 2008 pasal 6 kriteria Usaha Mikro dan Menengah

(UMKM) yaitu:

a. Kriteria Usaha Mikro

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000

(tiga ratus juta rupiah)

b. Kriteria Usaha Kecil

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 sampai

dengan paling banyak Rp. 500.000.000 tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000

sampai yang paling banyak Rp. 2.500.000.000

c. Kriterian Usaha Menengah

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000 sampai

dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000

sampai dengan Rp. 50.000.000.000

Page 30: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

15

Jumlah tenaga kerja UMKM kurang dari 100 orang, dengan rincian

sebagai berikut: usaha rumah tangga dan mikro terdiri dari 1-4 orang

tenaga kerja, usaha kecil terdiri dari 5-9 tenaga kerja, usaha menengah

20-99 tenaga kerja dan usaha besar memiliki tenaga kerja sebanyak 100

tenaga kerja atau lebih.

3. Klasifikasi UKM ( Usaha Kecil Menengah)

Berdasarkan perkembangannya, UKM di Indonesia dapat dibedakan

menjadi 4 kriteria, diantaranya:

1) Livelihood Activities, yaitu UKM yang dimanfaatkan sebagai

kesempatan kerja untuk mencari nafka, yang lebih umum dikenal

sebagai sektor informal. Misalnya adalah pedagang kaki lima

2) Micro Enterprise, yaitu UKM yang punya sifat pengrajin namun

belum punya sifat kewirausahaan

3) Small Dynamic Enterprise, yaitu UKM yang telah memiliki jiwa

entrepreneurship dan mampu menerima pekerjaan subkontrak

dan ekspor

4) Fas Moving Enterprise, yaitu UKM yang punya jiwa

kewirausahaan dan akan bertransformasi menjadi sebuah usaha

besar (UB)

4. Kebutuhan Arah Pengembangan UMKM

Sektor UMKM memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Beberapa

potensi besar sektor UMKM adalah :

1) Tidak banyak memiliki ketergantungan pada faktor eksternal semisal

gejolak perekonomian dunia, seperti utang dalam valuta asing dan

bahan baku impor dalam melakukan kegiatannya.

Page 31: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

16

2) Selang waktu produksi (time lag) UMKM relatif singkat

3) Keperluan modal UMKM, khususnya UMKM relative singkat

4) Sebagian besar usaha UMKM merupakan kegiatan padat karya dan

mampu mendaya gunakan skill dan semi skill workers,

5) Penciptaan lapangan kerja pada tingkat biaya modal yang rendah

6) Kemampuan dalam forward dan backward lingkage antara berbagai

sektor

7) Memiliki peluang besar didalamnya bagi pengembangan dan

adaptasi berbagai teknologi

8) Mengisi berbagai ceruk pasar yang tidak efisien bagi perusahaan

besar dan

9) Sebagai penopang eksistensi perusahaan skala besar

Tinjauan historis perkembangan kebijakan UMKM dari era

prakolonial hingga sekarang menunjukkan bahwa sektor UMKM ini

sering kali sekedar menjadi objek yang dimanfaatkan untuk mendukung

kepentingan penguasa. Pasca runtuhnya rezim orde baru, sebenarnya

ada upaya untuk memberikan prioritas pengembangan UMKM. Namun

sayangnya, pemerintah terkesan kurang serius untuk mewujudkan hal

tersebut. Inkonsistensi dan sikronisasi kebijakan masih menjadi kendala

dalam pengembangan UMKM.

Persoalan ini tidak sekedar terjadi pada kementrian di level

pemerintah pusat, tetapi antara kebijakan pengembangan UMKM yang

dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah sering kali tidak

sejalan. Selain itu di Era demokrasi yang dilaksanakan dengan pemilihan

langsung, sektor UMKM sering kali hanya di jadikan komoditas politik

Page 32: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

17

para politisi dan elite politik untuk merengkuh dan melegitimasi

kekuasaan mereka. Banyak muncul asosiasi bisnis, tetapi tidak

mencerminkan wadah perjuangan sosial dan ekonomi pelaku UMKM.

Menurut Tara dalam tulisan Budiarto dkk, (2015) bahwa kebijakan

dasar pengembangan UMKM sekurang-kurangnya harus memuat

beberapa aspek berikut ini :

1) Pemberian preferensi kepada usaha kecil dan menengah dalam

mengikuti semua tender-tender pemerintah, ikut serta dalam

semua bidang usaha dan pemilikan usaha besar serta

perusahaan-perusahaan publik dan akses yang mudah kepada

sumber-sumber pembiayaan dan perizinan usaha.

2) Pemerintah perlu mendirikan lebih banyak lembaga-lembaga

pembiayaan usaha kecil dan menengah untuk memperluas

pelayanan dan dukungan pembiayaan kepada sektor UMKM

3) Usaha kecil dan menengah dibina oleh Negara dengan

pembinaan yang proaktif dan edukatif melalui badan otonom yang

khusus ditugaskan untuk itu.

4) Kebijakan pemberian suku bunga rendah dilindungi oleh undang-

undang semacam pembaruan terhadap worker ordonatine 1926

yang pernah diterapkan dizaman penjajahan Belanda, dimana

ditetapkannya suku bunga tertinggi yang dapat dibebankan

kepada usaha kecil, menengah dan besar adalah 6%

5) Keterkaitan usaha kecil, menengah dan besar dalam rangka

persaingan yang sehat dan jujur diatur dengan undang-undang

agar tercipta sinergi nasional dan efisiensi serta keterbukaan

Page 33: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

18

dalam ekonomi nasional yang menghasilkan perusahaan-

perusahaan yang tangguh bersaing.

5. UKM dan Informasi Keuangan

Informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan merupakan

kebutuhan bagi setiap kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

keuntungan. Namun, apakah UKM membutuhkan atau tidak? Sementara

itu, banyak UKm yang berhasil tanpa harus memiliki informasi keuangan

yang modern. Apakah itu berarti laporan keuangan tidak dibutuhkan oleh

UKM? Sebenarnya, dengan informasi keuangan dapat diperkirakan

perkembangan usaha ke depan. Beberapa kemungkinan muncul

berdasarkan informasi keuangan yang ada.

Pertama, usaha memang sudah tidak memiliki harapan lagi.

Informasi keuangan memperlihatkan bahwa kerugian selalu terjadi,

termasuk deficit kas. Ini berarti usaha selalu rugi dan pemilik harus

senantiasa menambahkan dana.

Kedua, usaha kemungkinan mandek. Dari informasi keuangan jelas

terlihat bahwa tidak ada keuntungan yang di peroleh dan hanya cukup

untuk memenuhi kebutuhan usaha saja. Usaha memang dapat terus

berjalan, namun tidak akan terjadi pengembalian modal investasi. UKM

perlu memperhitungkan jika investasi di alihkan ke tempat lain untuk

mencari kemungkinan usaha tersebut dapat memberikan keuantungan

yang lebih besar.

Ketiga, usaha memang berjalan sesuai dengan yang di harapkan.

Keuantungan cukup di peroleh, namun tidak dalam bentuk kas. Dengan

kata lain, masih banyak tagihan yang perlu dipercepat pengembaliannya

Page 34: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

19

sehingga keuntungan diatas kertas dapat direalisasi menjadi keuntungan

kas.

Keempat, bisa saja terjadi usaha yang rugi, namun uang kas tetap

melimpah. Dalam hal ini perlu diwaspadai adanya tagihan utang yang

jatuh tempo dalam waktu yang bersamaan. Cepat atau lambat kerugian

akan berpengaruh pad akas.

Kelima, keuntungan diperoleh dan dapat dikumpulkan dalam wujud

kas. Ini merupakan kondisi ideal yang harus dicapai. Umumnya

pengusaha UKM fokus pada kegiatan produksi dan pemasaran saja.

Masih lekat anggapan bahwa sepanjang produksi masih dapat dilakukan

dan penjualan masih terjadi maka UKM akan berjalan. Produksi informasi

keuangan masih dianggap terlalu mewah dan tidak sebanding dengan

kegunaannya.

Anggapan ini semakin sulit diubah karena memang tidak ada upaya

yang signifikan untuk memberikan perhatian khusus tentang informasi

keuangan yang dibutuhkan dan dapat diproduksi oleh UKM. Kebutuhan,

seperti apa dan bagaimana memproduksinya, masih disamaratakan

dengan usaha komersial lainnya. Padahal UKM jenis memiliki

karakteristik yang unik dan spesifik.

Informasi keuangan yang akan dihasilkan untuk kegiatan operasi

tidak terbatas hanya pada laporan keuangan. Informasi keuangan untuk

UKm secara garis besar akan dimulai dari penilaian kekayaan investasi,

berbagai metode yang di gunakan untuk menilai layak tidaknya suatu

investasi diambil akan merupakan pengetahuan dasar bagi UKM.

Page 35: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

20

C. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK

EMKM)

Standar Akuntansi Keuangan atau SAK adalah pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan

(ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntansi Indonesia

(DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAS

IAI) serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada

dibawah pengawasannya dilansir. Menurut Jurnal.id, Indonesia memiliki 4

(empat) tipe SAK yang berlaku di Indonesia, yaitu :

a. SAK (Standar Akuntansi Keuangan)

b. SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik)

c. PSAK-Syariah (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah)

d. SAP (Standar Akuntansi Pemerintah)

IAI selanjutnya menyusun SAK yang lebih sederhana dari SAK ETAP

yaitu SAK EMKM pada pertengahan 2015 menurut welojo.id. Hal ini

dikarenakan masih banyaknya UMKM di Indonesia yang belum mampu untuk

membuat serta menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK yang

berlaku.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam SAK EMKM (2016) Entitas

Mikro Kecil, dan Menengah (EMKM) adalah entitas tanpa akuntabilitas publik

yang memenuhi defenisi serta kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah

seperti yang telah diatur di dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku di Indonesia.

Page 36: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

21

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) 2016, menyusun SAK EMKM sebagai

standar laporan keuangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

pelaporan keuangan entitas mikro, kecil dan menengah yang tidak atau belum

mampu memenuhi persyaratan akuntansi yang di atur dalam SAK ETAP.

Laporan keuangan yang tersaji menurut SAK EMKM memiliki tujuan yang

sama dengan laporan keuangan yang berlaku umum. SAK EMKM memiliki

Karakteristik yaitu:

a. Standar akuntansi yang berdiri sendiri ( tidak mengacu pada SAK

umum)

b. Mayoritas menggunakan konsep biaya historis

c. Hanya mengatur transaksi umum di lakukan usaha kecil dan

menengah

d. Pengaturan lebih sederhana dibandingkan SAK Umum

Dalam penyusunan Laporan Keuangan ada beberapa karakteristik dari segi

kualitatif yaitu:

a. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

ialah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh para pengguna.

Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemampuan untuk

mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar.

b. Relevan

Agar dapat bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan

pengguna untuk proses pengambilan keputusan. Informasi dapat

dikatakan relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi

Page 37: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

22

pengguna dengan cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa

masa lalu, masa kini, atau masa depan, menengaskan atau

mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

c. Materialitas

Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau

kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan

keuangan

d. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

harus andal. informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari

kesalahan material dan bias, dan penyajian secara jujur apa apa yang

seharusnya disajikan.

e. Substansi mengungguli bentuk

Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai

dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk

hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan.

f. Pertimbangan sehat

Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa

dan keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat serta

penjelasan peristiwa dan melalui penggunaan pertimbangan sehat

mengandung unsur kehati- hatian pada saat melakukan pertimbangan

yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga asset atau

penghasilan tidak tersajikan lebih rendah.

g. Kelengkapan

Page 38: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

23

Agar dapat diandalkan, laporan keuangan harus lengkap dalam

batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak

mengungkapkan dan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar

oleh karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau

dari segi relevansi.

h. Dapat Dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas

antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi serta

kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan

laporan keuangan antara entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan,

kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif oleh karena itu,

pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan

peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk

suatu entitas, antar periode untuk entitas tersebut dan untuk entitas

yang berbeda.

i. Tepat Waktu

Agar relevan, informasi pada laporan keuangan harus dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi oleh para penggunanya. Tepat

waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka

waktu pengembilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak

semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan

kehilangan relevansinya.

j. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya. Namun

demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses

Page 39: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

24

pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu

ditanggung oleh pengguna yang menikmati manfaat. Dalam evaluasi

manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat informasi

mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal. SAK

EMKM (2016)

D. Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM

Informasi posisi keuangan entitas terdiri dari informasi yang mengenai

asset, liabilitas dan ekuitas pada tanggal tertentu, dan disajikan dalam

laporan posisi keuangan. Unsur-unsur didefenisikan di dalam posisi

keuangan sebagai berikut:

a. Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari

manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh entitas

b. Liabilitas adalah kewajiban dini entitas yang timbul dari peristiwa masa

lalu yang penyelesainnya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya

entitas yang mengandung manfaat ekonomi

c. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi seluruh

liabilitasnya

Informasi kinerja entitas terdiri dari informasi mengenai penghasilan dan

beban selama periode pelaporan, dan disajikan dalam laporan laba rugi.

a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus kas masuk atau kenaikan asset, atau

penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan asset, atau penurunan

liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

Page 40: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

25

b. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus kas keluar atau penurunan asset atau

kenaikan liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

berasal atau disebabkan oleh distribusi kepada penanaman modal.

Dasar pengukuran unsur laporan keuangan dalam SAK EMKM adalah

biaya Historis. Biaya historis suatu asset adalah seberapa besar jumlah kas

atau setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh asset tersebut pada saat

perolehan. Biaya historis suatu liabilitas adalah sejumlah kas atau setara kas

yang diterima atau jumlah kas yang diperkirakan akan dibayarkan untuk

memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.

Pengukuran unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan

suatu pos dalam laporan keuangan atau laporan laba rugi yang memenuhi

kriteria :

1) Manfaat ekonomi yang terkait dengan pos-pos asset ,liabilitas,

penghasilan, dan beban dapat dipastikan akan mengalir ke dalam atau

keluar dari entitas

2) Pos-pos tersebut memiliki biaya yang dapat diukur dan andal

pengungkapan diperlukan ketika kepatuhan atas persyaratan tertentu

dalam SAK EMKM tidak memadai bagi pemakai untuk memahami

pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain atas posisi dan kinerja

keuangan entitas.

Penyajian yang wajar laporan keuangan mensyaratkan entitas untuk

menyajikan informasi yang relevan, representative, tepat, keterbandingan,

dan keterpahaman. Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan

pada akhir setiap periode laporan. Laporan keuangan minimal terdiri dari:

Page 41: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

26

1) Laporan posisi keuangan akhir periode

Laporan posisi keuangan entitas mencakup pos-pos berikut:

a. Kas dan setara kas

b. Piutang

c. Persediaan

d. Asset tetap

e. Utang usaha

f. Ekuitas

2) Laporan laba rugi selama periode

Laporan laba rugi entitas mencakup pos-pos berikut:

a. Pendapatan

b. Beban keuangan

c. Beban pajak

3) Catatan atas laporan keuangan yang berisi tambahan dari rincian pos-

pos tertentu yang relevan

Catatan atas laporan keuangan memuat :

a. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun

sesuai SAK EMKM

b. Ikhtisar kebijakan akuntansi

c. Informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan

transaksi penting dan material sehingga bermanfaat bagi

pengguna untuk memahami laporan keuangan.

Page 42: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

27

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dibuat berdasarkan acuan serta keterkaitan teori dari

peneliti-peneliti terdahulu. Berikut adalah uraian dari penelitian terdahulu yang

dijadikan dasar didalam penelitian ini. peneliti-peneliti tersebut adalah sebagai

berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2017) dengan mengangkat judul

“Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Berdasarkan Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK-EMKM) (study kasus di

UMKM Bintang Malam Pekalongan)” penenlitian ini bertujuan untuk menyusun

laporan keuangan UMKM Bintang Malam Berdasarkan SAK-EMKM dengan

hasil penenlitian yaitu telah disusunnya laporan keuangan yang telah

berdasarkan SAK EMKM yang berupa laporan posisi keuangan, laporan laba

rugi dan catatan atas laporan keuangan.

Penenlitian yang dilakukan ismadewi dkk (2017) dengan judul

“Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai Dengan Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan Menengah (SAK EMKM) pada

usahaTernak Boiler” dimana tujuan penenlitian ini untuk mengetahui proses

penyusunan laporan keuangan usaha ternak rasa yam, adapun kendala yang

dihadapi dalam penyusunan laporan keuangan dan bagaimana seharusnya

laporan keuangan sesuai format dalam SAK EMKM. Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa proses penyusunan laporan keuangan secara,

sederhana, kendala yang dihadapi kurangnnya SDM serta lingkungan

organisasi yang kecil dan pelaporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM.

Penelitian yang dilakukan Tatik (2018) dengan judul “Implementasi SAK

EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro dan Menengah) pada

Page 43: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

28

Laporan Keuangan UMKM (studi kasus pada UMKM XYZ Yogyakarta)”

Tujuan dari penelitian yang dilakukan Tatik untuk mengimplementasikan SAK

EMKM dalam penyususnan laporan keuangan UMKM XYZ Yogyakarta.

Dengan memperoleh hasil laporan keuangan UMKM XYZ sesuai dengan SAK

EMKM yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan catatan atas

laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Salmiah dkk (2018) berjudul “Pemahaman

Pelaku UMKM Terhadap SAK UMKM : survey pada UMKM yang terdaftar Di

dinas Koperasi Dan UMKM Kota Pekanbaru” penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tentang tanggapan pelaku UMKM yang terdaftar pada Dinas

koperasi dan UKM Kota Pekanbaru Terhadap SAK EMKM. Dan hasil

penelitian menunjukkan bahwa pelaku UMKM masih pada tingkat cukup yaitu

pemahaman tentang konsep asumsi dasar dan pemahaman tentang konsep

pengukuran biaya historis pelaku UMKM memiliki pemahaman yang tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh judianto dkk (2018) dengan judul

penenlitian “Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan UMKM

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas MIkro Kecil Dan Menengah

(SAK EMKM) pada UKM Davin Décor Surakarta” dengan tujuan penelian

untuk mengetahui usaha penyususnan laporan keuangan UKM Davin Décor &

Interior dalam menerapkan SAK EMKM. Dengan memperoleh hasil penelitian

yaitu bahwa keuangan pada UKM masih sangat sederhana belum sesuai

dengan SAK EMKM.

Penelitian yang dilakukan Putra (2018) yang berjudul “ Pemetaan

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan EMKM pada UMKM Di kota

Tangeran Selatan” penelitian ini bertujuan untuk pemetaan UMKM yang telah

Page 44: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

29

membuat laporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM dan pembuktian

efektifitas SAK EMKM tersebut. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

persepsi pemilik ataupun pengelola UMKM menganngap pentingnya

pemahaman tentang SAK EMKM.

Penelitian yang dilakukan Viola (2018) berjudul “ Analisis Persepsi pelaku

UMKM dan Sosialisasi SAK EMKM Terhadap Diberlakukannya laporan

Keuangan Yang Berbasis SAK EMKM” Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui persepsi pelaku UMKM terhadap diberlakukannya laporan

keuangan yang berbasis SAK EMKM serta mensosialisasikan SAK EMKM

terhadap pelaku UMKM yang belum mengetahui SAK EMKM. Dan hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pelaku usaha mikro kecil dan

menengah tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan SAK EMKM

dan Sosialisasi SAK EMKM berpengaruh signifikan terhadap penggunaan

SAK EMKM.

Penelitian yang dilakukan Hetika dan Nurul (2018) yang mengangkat

judul “Penerapan Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil Dan Menengah (SAK-

EMKM) Dalam menyusun Laporan Keuangan” dan tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menganalisis apakah pemahaman dan penerapan konsep dasar

akuntansi dapat memfasilitasi pelaku UMKM di Kota Tegal untuk mengikuti

laporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penerapan konsep dasar akuntansi melalui persamaan dasar

akuntansi dapat mempermudah pelaku UMKM di Kota Tegal Untuk

menyususn Laporan Keuangan sesuai dengan SAK EMKM.

Penelitian Rachmanti dkk (2019) dengan mengankat judul “ Analisis

Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Batik Jumput Dahlia Berdasarkan

Page 45: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

30

SAK-EMKM” dengan tujuan untuk mengetahui seperti apa laporan keuangan

pada UMKM Batik JUmput Dahlia. Dari hasil penelitian menunjukkan laporan

keuangan UMKM Batik Jumput Dahlia Menyajikan laporan keuangan

menggunakan SAK EMKM sebagai dasar penyusunan yang digunakan, serta

kebijakan akuntansi yang diterapkan dan disajikan dalam laporan keuangan.

Pada penelitian Windayani dkk (2019) dengan judul “ Analisis Penerapan

Aplikasi Akuntansi Berbasis Android Lamikro untuk membantu Usaha Mikro

Menyusun Laporan Keuangan Sesuai SAK EMKM (Studi pada Toko Bali

Bagus)” tujuan Penelitian ini untuk mengetahui laporan keuangan yang

seharusnya dibuat Toko Bali Bagus Sesuai SAK EMKM menggunakan

aplikasi Lamikro dan kendala yang dihadapi dalam penyusunan laporan

keuangan sesuai dengan SAK EMKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

dalam penyusunan laporan keuangan masih kurangnya pengetahuan

akuntansi yang dimiliki oleh pemilik usaha.

Table 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama

penelitian

Judul penelitian Metode

penelitian

Hasil penelitian

1 Jima Dewi Ayu

Ningtyas

(2017)

Penyusunan

Laporan Keuangan

UMKM

Berdasarkan

Standar Akuntansi

Entitas Mikro, Kecil

dan Menengah (

SAK EMKM ) (

Study Kasus Di

UMKM Bintang

Kualitatif Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa laporan

keuangan yang

disusun telah

sesuai dengan

SAK EMKM

Page 46: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

31

Malam

Pekalongan)

2 Ni Komang

Ismadewi, dkk

(2017)

Penyusunan

Laporan Keuangan

Sesuai Dengan

Standar Akuntansi

Keuangan Entitas

Mikro, Kecil, dan

Menengah (SAK

EMKM) Pada

Usaha Ternak

Ayam Boilder

Deskriptif

Kualitatif

Hasil Penelitian

Menunjukkan

Proses

Penyusunan

Laporan

Keuangan

Secara

Sederhana,

Kendala yang

Dihadapi yaitu

kurangnnya

SDM serta

LIngkungan

organisasi yang

kecil dan dalam

pelaporan

keuangannya

telah sesuai

dengan SAK

EMKM

3 Tatik (2018) Implementasi SAK

EMKM (Standar

Akuntansi

Keuangan Entitas

Mikro Kecil dan

Menengah) pada

Laporan Keuangan

UMM ( Studi Kasus

pada UMKM XYZ

Yogyakarta)

Kualitatif Penelitian

menghasilkan

Laporan

Keuangan

UMKM XYZ

Sesuai dengan

Standar SAK

EMKM yaitu

Laporan Posisi

Keuangan,

Laporan Laba,

Page 47: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

32

Rugi dan

Catatan atas

laporan

keuangan.

4 Neneng

Salmiah,

Satria Tri

Nanda dan

Intan Adino

(2018)

Pemahaman

Pelaku UMKM

Terhadap SAK

EMKM Pada

UMKM Yang

Terdaftar Di Dinas

Koperasi dan UKM

Kota Pekanbaru

Kuantitatif Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa

pemahaman

tentang konsep

dasar pelaku

UMKM berada

pada tingkat

cukup

sedangkan

konsep

pengukuran

biaya historis

dan laporan

keuangan

berada pada

pemahaman

tinggi oleh

pemilik UMKM

5 Rochmad

Judianto,

Ismunawan,

dan Arief

Nugroho

Rahman

(2018)

Implementasi

Penyusunan

Keuangan UMKM

Berdasarkan

Standar Akuntansi

Keuangan Entitas

Mikro Kecil

Menengah (SAK

EMKM) Pada UKM

Davin Décor

Kualitatif Hasil penelitian

Mengungkapkan

bahwa

pelaporan

keuangan pada

UKM masih

sangat

sederhana

belum sesuai

dengan SAK

Page 48: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

33

Sukarta

EMKM

6 Yananto Pemetaan

Penerapan Standar

Akuntansi

Keuangan EMKM

Pada UMKM Di

Kota Tangeran

Selatan

Deskriptif

Kualitatif

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa persepsi

pemilik ataupun

Pengelola

UMKM

menganggap

pentingnya

pemahaman

tentang SAK

EMKM

7 Viola Syukrina

E J anrosl

(2018)

Analisis Persepsi

Pelaku UMKM

Terhadap

Diberlakukannya

Laporan Keuangan

Yang Berbasis

SAK EMKM

Eksploratif dan

Deskriptif

Persepsi pelaku

usaha mikro

kecil dan

menengah tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

penggunaan

SAK EMKM dan

sosialisasi SAK

EMKM

berpengaruh

signifikan

terhadap

penggunaan

SAK EMKM

8 Hetika dan

Nurul

Mahmudah

(2018)

Penerapan Standar

Akuntansi Entitas

Mikro Kecil Dan

Menengah (SAK

Analisis

Deskriptif

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa

penerapan

Page 49: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

34

EMKM) Dalam

Menyusun Laporan

Keuangan

konsep dasar

akuntansi dapat

mempermudah

pelaku UMKM di

Kota Tegal

Untuk

Menyusun

laporan

keuangan

sesuai dengan

SAK EMKM

9 D.A. Azizah

Rachmanti,

Misrin, Dan

Adrianto

(2019)

Analisis

Penyusunan

LAporan Keuangan

UMKM Batik

Jumput Dahlia

Berdasarkan SAK-

EMKM

Kualitatif

Deskriptif

Hasil penelitian

menunjukkan

laporan

keuangan

UMKM Batik

Jumput Dahlia

Menyajikan

Laporan

Keuangan

Menggunakan

SAK EMKM

sebagai dasar

penyusunan

yang digunakan,

serta kebijakan

akuntansi yang

yang ditetapkan

dan disajikan

dalam laporan

keuangan

10 Luh Putu

Windayani,

Analisis Penerapan

Aplikasi Akuntansi

Kualitatif Hasil penelitian

menunjukkan

Page 50: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

35

dkk (2019) Berbasis Android

Lamikro Untuk

Membantu Usaha

Mikro Menyusun

Laporan Keuangan

Sesuai SAK EMKM

bahwa dalam

penyusunan

laporan

keuangan masih

kurangnya

pengetahuan

akuntansi yang

dimiliki pemilik

usaha

F. Kerangka Pikir

Laporan keuangan merupakan proses akhir dari sistem akuntansi dan

juga merupakan ringkasan atas suatu proses pencatatan transaksi-transaksi

keuangan yang terjadi selama periode pelaporan. Penerapan akuntansi pada

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah penerapan akuntansi yang

dilakukan oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam

mengelola keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro

Kecil dan Menegah (SAK EMKM) agar dapat menyajikan laporan keuangan

yang baik sehingga akan membantu pelaku UMKM untuk mengetahui

informasi keuangan dari usaha yang dijalankan. Berikut bagan kerangka

pemikiran peneliti

Page 51: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

36

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

UMKM GALERI STAND FASYA

SISTEM AKUNTANSI

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ENTINTITAS MIKRO KECIL

MENENGAH (SAK EMKM)

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BERBASIS SAK EMKM

Page 52: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian Deskriptif-Kualitatif, yang merupakan metode penelitian yang

menggambarkan kondisi dari objek penelitian. Menurut Sugiyono (2014)

penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti objek yang alamiah yang

dikumpulkan dari data yang berbentuk kata-kata, kalimat, dokumen,

maupun arsip yang menyangkut judul penelitian. Penelitian ini

menggunakan Deskriptif-Kualitatif karena penelitian ini ingin

menggambarkan keadaan yang sebenarnya, dan hasilnya diharapkan

mampu memberikan gambaran obyektif terhadap obyek yang diteliti.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu tempat dimana kegiatan penelitian tersebut

dilakukan ialah pada UMKM Galeri Stand Fasya yang beralamatkan di

jalan Pelita Raya No. 40, kecamatan Rappocini, Kelurahan Ballaparang,

Kota Makassar. Penelitian ini akan berlangsung selama 2 bulan lamanya..

C. Sumber Data

Sumber data bersumber dari UMKM Galeri Stand Fasya. Dimana

jenis data pada penelitian ini ialah menggunakan data :

1. Data Primer, ialah data yang diperoleh dari hasil wawancara bersama

pemilik usaha dan karyawan. Dan data lainnya yang merupakan data

yang ditemukan oleh peneliti di lokasi peneliti

2. Data Sekuder, ialah data yang diperoleh peneliti yang telah tersedia,

berupa dokumen yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan

Page 53: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

38

D. Metode Pengumpulan Data

Tujuan dari pengumpulan data untuk mendapatkan bahan penelitian.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah:

1. Observasi, ialah melibatkan diri untuk mengamati apa saja yang

terkait pada UMKM Galeri Stand Fasya, mulai dari lokasi kegiatan

usaha, pelaku yang menjalankan operasional kegiatan usaha serta

sampai pada dimana transaksi keuangan dilakukan

2. Wawancara, ialah dimana proses Tanya jawab yang dilakukan mulai

tatap muka secara langsung bersama dengan pemilik usaha.

E. Metode Analisis

Menurut Sugiyono (2013) Analisis data adalah mengembangkan teori

yang telah dibangung dari data yang sudah didapatkan di lapangan. Pada

tahap awalnya peneliti melakukan penjelajahan, kemudian dilakukan

pengumpulan data sampai mendalam, mulai dari observasi hingga

penyusunan laporan.

Dari defenisi tersebut memberikan gambaran bahwa betapa

pentingnya kedudukan analisis data di lihat dari segi tujuan penelitian.

Prinsip utama dari penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif, dengan lebih banyak

bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi serta

melakukan perbandingan teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan.

Data yang telah di dapatkan akan dianalisis secara kualitatif serta

diuraikan dalam bentuk deskriptif.

Data diolah memakai motede analisis data dengan tahapan sebagai

berikut:

Page 54: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

39

1) Data Reduction (Reduksi data)

Reduksi data berarti merangkum hal-hal pokok dan penting serta

mencari tema dan polanya dengan demikian data yang direduksi

akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti

untuk mencari dan mengumpulkan data yang dicari ( Sugiyono,

2014). Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data-data

hasil wawancara kemudian merangkum hal-hal pokok dan penting

dan hasil wawancara itu digabungkan dengan data dokumentasi.

2) Data Display (Penyajian Data)

Menurut Sugiyono (2014) dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,bagan, hubungan antar

kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teks yang bersifat naratif, dimana peneliti menjelaskan

bagaimana pelaporan akuntasi yang dilakukan UMKM Galery Stand

Fasya

3) Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)

Menurut Sugiyono (2014) langkah ketiga dalam analisis data ialah

penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menarik

kesimpulan berdasarkan data-data yang telah diperoleh baik dari

data primer maupun data sekunder

Page 55: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Sejarah Tempat Penelitian

Nama perusahaan adalah Galeri Stand Fasya. Galeri Stand Fasya

merupakan salah satu UMKM yang ada di kota Makassar yang beralokasikan

di jalan Pelita Raya No. 40 keluran Ballaparang, Kecamatan Rappocini kota

Makassar. Saat ini Galeri Stand Fasya telah memiliki cabang di pasar sentral

yang merupakan salah satu pasar tradisonal yang ada di kota Makassar.

Galeri Stand Fasya yang didirikan oleh sepasangan suami istri yaitu

bapak Faisal Salman & ibu Fatmawati. Usaha sepasang suami istri ini dimulai

dari tahun 2003 sampai sekarang. Awalnya di tahun 2003 usaha yang mereka

jalankan ialah usaha jasa menjahit (Modeste). Jasa jahit yang mereka berikan

hanya jahitan baju seragam sekolah, baju pesta dan penerimaan jahitan dari

rumah kerumah dengan bermodalkan mesin jahit dan keahlian yang dimiliki.

Dari tahun ketahun usaha mereka semakin berkembang. Mereka mulai

merambah membuat baju pengantin dan menjualnya. Adapun usaha

pembuatan baju pengantin dijalankan mulai tahun 2011 sampai dengan

sekarang. Usaha ini semakin berkembang dengan adanya sistem pemasaran

melalui media sosial, dari system penjualan dengan media sosial pasangan

suami istri ini bisa melayani juga pesanan-pesanan baik dari luar kota maupun

luar provinsi.

Di awal 2017 produk yang dihasilkan bukan hanya baju pengantin saja

tetapi sudah merambah pada aksesoris, baju adat dan perlengkapan

pengantin. Konsumen yang mereka targetkan ialah konsumen khusus yaitu

Page 56: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

41

konsumen perias pengantin. Produk yang dihasilkan bukan hanya konsumen

setempat tetapi sudah merambah pada konsumen luar daerah bahkan sudah

sampai keluar negeri seperti Belanda, Malaysa, Singapura dan Autralia.

Galery Stand Fasya sudah membuka lapangan pekerjaan bagi para ibu-

ibu rumah tangga yang ada di sekitar tempat usaha. Saat ini jumlah karywan

tetap Galery Stand Fasya ada 11 orang karyawan, selain karyawan tetap

Galery Stand Fasya juga memiliki beberapa pkelompok pengrajin yaitu

kelompok payet jas yang terdiri dari 22 orang, kelompok jelujur yang terdiri

dari 3 kelompok yang masing masing kelompok beranggotakan 4-5 orang,

dan kelompok payet baju pengantin yang terdiri dari 6 kelompok, yang

masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadikan Galery Stand Fasya menjadi nomor satu dengan pelayanan

prima

b. Misi

a) Melakukan inovasi desain produk dengan mengikuti

perkembangan yang ada dimasyaraka.

b) Mampu mendistribusikan dan menjual produk ke seluruh

Indonesia serta keseluruh Negara- negara yang ada di dunia

c) Memiliki cabang yang tersebar di Indonesia

Page 57: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

42

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur organisasi Galeri Stand Fasya

4. Kepegawaian

a) Pimpinan : Faisal Salman & Fatmawati

b) Bagian Keuangan : Fatmawati

c) Bagian penjualan : Fitri Ramadhani

: Eva Fajriyah Abi Putri

: Zainab

d) Bagian Produksi : Nur Syam

: Nur Alam

: Sri Wahyuni

: Aco Latamin

PIMPINAN

BAGIAN KEUANGAN BAGIAN PENJUALAN

BAGIAN PRODUKSI

Page 58: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

43

5. Job Description

1) Pimpinan, sekaligus pemilik perusahaan mempunyai wewenang sebagi

berikut:

a. Memberikan kebijakan dalam mengatur persoalan perusahaan

b. Mengawasi berjalannya usaha secara keseluruhan

c. Bertanggung jawab atas jalannya usaha

d. Membuat berbagai macam bentuk pola dengan inovasi baru dan fariasi

baru

e. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada kosumen sehingga

merasa puas dan menjadi pelanggan Galery Stand Fasya

f. Mengatur pembayaran Gaji karyawan

2) Bagian Penjualan

a. Memasarkan produk baik secara langsung maupun melalui media

sosial

b. Menangani permintaan pelanggan baik di kota Makassar maupun di

luar kota Makassar

c. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen sehingga

merasa puas dan menjadi pelanggan tetap

3) Bagian produksi

a. merancang kegiatan produksi yang akan dikerjakan dengan

menentukan macam-macam produk yang diproduksi

b. Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi dari awal sampai

akhir

4) Bagian Keuangan

a. membukukan semua biaya pemasukan dan pengeluaran

Page 59: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

44

b. bertanggung jawab memberikan laporan atas pemasukan dan

pengeluaran

c. mengatur pembayaran gaji karyawan

B. Hasil penelitian

1. Sistem Pencatatan Laporan Keuangan Pada Galery Stand Fasya

Galery Stand Fasya memiliki sistem pencatatan keuangan yang begitu

sederhana, dimana usaha ini hanya membuat laporan harian atas

penjualan yang dilakukan setiap harinya. Seperti yang disampaikan ibu

Fatmawati bahwa:

“Pencatatan keuangan itu masih manual masih menggunakan aalaat tulis, dan model pencatatannya masih sederhana karena hanya mencatat pemasukan dan pengeluaran setiap harinya belum dibuat seperti laporan keuangan yang seharusnya, jadi kalau Bukti TF (Transfer) ditulis TF siapa punya nama, namanya siapa, kisarannya berapa, tapi kalau untuk bukti fisiknya ada yang bukti fisik langsung ada yang dari HP yang hanya foto saja jadi dicek karyawan bahwa ada transfer masuk sebesar ini lalu saya cek pada pemberitahuan saya, kalau telah sesuai dengan bukti Ttransferan itu berarti si pelanggan itu yang punya pesanan. Nah.. Seperti itulah pencatatannya”. (pada tanggal 29 july 2019)

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya laporan

keuangan seperti yang harusnya dibuat oleh sebuah UMKM. Galery Stand

Fasya hanya menggunakan bukti transfer dari pelanggan kemudian akan

disampaikan kepada pempinan, setelah itu para karywan melakukan

pencatatan yang secara manual dengan menuliskan nama dari pelanggan

dan jumlah yang telah di terima dari transferan pelanggan.

Pada catatan pelaporan yang dibuat hanya dapat dipahami oleh

pemilik usaha dan karyawan dari Galery Stand Fasya. Pemilik mengaku

selama usahanya berdiri dia tidak pernah melakukan pencatatan

penyusunan laporan keuangan pada usahanya itu, disebabkan karenan ia

Page 60: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

45

tidak mengetahui penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan ilmu

akuntansi dan tidak aadanya sumber daya manusia untuk melakukan

penyusunan laporan keuangan itu. Ibu Fatmawati mengungkapkan

bahwa:

“Kami tidak begitu mengerti mengenai laporan keuangan yang sesuai ilmu akuntansi dan kami pun juga kekurangan orang untuk itu makanya sampai detik ini masih secara manual.” ( wawancara Pada tanggal 30 july 2019)

Tidak adanya pengetahuan pemilik mengenai laporan keuangan dan

tidak ada satupun dari karyawannya yang mengetahui jelas mengenai

laporan keuangan sehingga sampai saat ini Galery Stand fasya masih

melakukan pencatatan secara manual.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pencatatan yang diterapkan pada

Usaha Galery Stand Fasya masih jauh dari Standar Akuntansi keuangan

seperti yang diperuntukan bagi usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Sehingga informasi yang diperoleh dari catatan yang dibuat belum

sepenuhnya mendukung serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan

yang lebih menyuluruh dari kegiatan operasional perusahaan itu sendiri.

2. Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai Dengan SAK EMKM (Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Dan Menengah)

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah

merupakan standar akuntansi yang diperuntukan bagi usaha mikro kecil

dan menengah dimana dengan adanya SAK EMKM diharapkan UMKM

lebih mandiri dan lebih maju seperti UMKM dapat menyelenggarakan

pencatatan atas laporan keuangan usahanya, meningkatkan informasi

akuntansi yang memiliki peran penting didalam mencapai keberhasilan

usaha bagi UMKM.

Page 61: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

46

Penelitian ini memberikan format rancangan laporan keuangan yang

sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas mikro kecil dan

menengah (SAK EMKM) sehingga dapat digunakan oleh UMKM Galery

Stand Fasya untuk membuat laporan keuangannya sendiri.

a. Persediaan pada Galery Stand Fasya

Laporan persediaan adalah suatu laporan yang menyajikan data atau

informasi mengenai kondisi persediaan barang, baik barang yang masuk,

barang yang keluar maupun barang yang tersedia atau tersisa (Stok

Barang) Berikut ini adalah laporan persediaan pada Galery Stand fasya.

Tabel 4.1

Persediaan Galery Stand Fasya

No Nama Barang Harga Jumlah

Unit Jumlah

1 Baju Pengantin

perempuan Rp. 2.000.000 5 Rp 10.000.000

2 1 Set Baju pengantin modifikasi/ baju ibu

suri Rp. 11.000.000 5 Rp. 55.000.000

3 Rok Pengantin RP. 2.000.000 8 Rp. 16.000.000

4 Jas Pengantin Rp. 800.000 12 Rp. 9.600.000

5 Jas Tutup Rp. 220.000 24 Rp. 5.280.000

6 Selendang dan

Sigara Rp. 1.000.000 5 Rp. 5.000.000

7 Perhiasan jenis

Sissi’ Rp. 4.500.000 4 Rp. 18.000.000

8 Perhiasan jenis

Padongko Rp. 7.500.000 4 Rp. 30.000.000

9 Perhiasan Jenis

Swaroski Rp. 8.500.000 3 Rp. 25.500.000

10 Perhiasan Jenis

Kewdari Rp. 15.000.000 3 Rp. 45.000.000

11 Kembang Sanggul Rp. 200.000 5 Rp. 1.000.000

12 Sanggul Totong

Kampu Rp. 100.000 5 Rp. 500.000

Total Rp 220.880.000.

Sumber : Data diolah dari Galery Stand Fasya

Page 62: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

47

Berdasarkan laporan persediaan diatas dimana menunjukkan informasi

mengenai persediaan barang yang ada pada Galery Stand Fasya selama

bulan Desember. Dengan adanya laporan tersebut memperlihatkan dengan

jelas jumlah persediaan barang yang masih ada pada Galery Stand Fasya.

b. Laporan laba rugi

laporan laba rugi merupakan laporan yang memberikan informasi

kinerja terhadap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya

dalam jangka waktu tertentu (sirait, 2014) pada laporan laba rugi entitas

dapat mencakup akun-akun sebagai berikut:

1. Pendapatan

2. Beban

3. Beban Pajak

Dalam pembuatan laporan keuangan laba rugi adapun data yang

dibutuhkan antara lain:

a) Data seluruh pendapatan pada UMKM Galery Stand Fasya mulai

dari penjualan dan pendapatan

b) Data semua beban yang dikeluarkan untuk kepentingan usaha

Galery Stand Fasya seperti beban perlengkapan, beban listrik dan

air, serta beban-beban yang bersangkutan dengan kegiatan usaha.

Laporan Laba Rugi dapat dilihat pada uraian berikut:

Page 63: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

48

Tabel 4.2

Laporan Laba Rugi Galery Stand Fasya Desember 2018

Perkiraan Jumlah

Penjualan Rp. 278.645.000

Pendapatan sewa Rp. 35.500.000

Total Pendapatan Rp. 314.145.000

Harga Pokok penjualan Rp. (198.765.500)

Laba Kotor Rp. 115.379.500

Beban operasional :

Beban gaji Rp. 13.200.000

Beban administrasi dan umum Rp. 437.000

Beban listrik dan air Rp. 629.000

Beban perlengkapan Rp. 1.685.000

Beban penyusutan peralatan Rp. 355.100

Beban penyusutan Bangunan Rp. 550.000

Beban penyusutan Kendaraan Rp. 325.000

Total Beban Operasional Rp. 17.181.100

Laba Bersih Sebelum Pajak Rp. 98.198.400

Sumber : data dioleh dari Galery Stand Fasya

Berdasarkan pada pencatatan penyusunan laporan laba rugi yang

digunakan oleh Galery Stand Fasya dengan pencatatan penyusunan

mengikuti SAK EMKM diperoleh bahwa terdapat perbedaan dimana bahwa

pencatatan yang selama ini yang dijalankan menguraikan laba secara

langsung sehingga dapat membuat pemilik usaha Galery Stand Fasya

mengatakan bahwa jumlah yang ada pada kolom laba adalah laba bersih.

Sedangkan pada pencatatan yang mengikuti SAK EMKM memperlihatkan

Page 64: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

49

jika laba tersebut merupakan laba bersih yang belum dikurangi pajak.

Sehigga pemilik usaha akan mengetahui lebih jelas laba bersih yang

diperoleh setelah dikurangi pajak. Dengan demikian untuk pencatatan

yang sederhan dan lebih jelas sebaiknya menggunakan pencatatan

dengan mengikuti SAK EMKM.

c. Laporan perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas dibuat untuk mengetahui keadaan modal

yang sebenarnya dan berisikan modal awal ditambah laba usaha sehingga

menghasilkan modal akhir

Tabel 4.3

Laporan Perubahan Ekuitas Galery Stand Fasya Desember 2018

Modal Awal Rp. 489.238.750

Laba Rp. 98.198.400

Modal Akhir Rp. 560.937.150

Sumber : data diolah dari Galery Stand fasya

Laporan Perubahan ekuitas dapat menunjukkan perubahan yang

terjadi pada modal pemilik usaha selama menjalankan usahanya. Laporan

ini diperuntukkan kepada Galery Stand fasya agar supaya dapat

mengetahui perubahan modal yang terjadi di dalam usanya tersebut.

d. Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan atau biasa dikenal dengan nama neraca

adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi keuangan, yaitu komposisi

dan jumlah asset, liabilitas dan ekuitas dari suatu entitas tertentu pada

suatu tanggal tertentu.

Page 65: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

50

Pada laporan posisi keuangan akan disajikan informasi mengenai total

asset dan total passiva yang dimiliki oleh Galery Stand Fasya. Laporan

Posisi Keuangan dapat dilihat pada tabel berikut. :

Tabel 4.4

Laporan Posisi Keuangan Galery Stand Fasya desember 2018

Aset Debet Kredit

Kas di Bank Rp. 134.435.750

Piutang usaha Rp. 55.896.000

Persediaan Rp. 220.880.500

Perlengkapan Rp. 6.700.000

Asset Tetap Rp. 250.140.400

Akumulasi Penyusutan Rp. 1.230.100

Total Aset Rp. 669.282.150

Liabilitas

utang Usaha Rp. 108.345.000

jumlah Liabilitas Rp. 108.345.000

Ekuitas

Modal Pemilik Rp. 489.238.750

Laba Rp. 98.198.400

Total Ekuitas Rp. 560.937.150

Total Liabilitas dan Ekuitas Rp. 669.282.150

Sumber : data diolah dari Galery Stand Fasya

Berdasarkan pada pencatatan penyusunan laporan posisi keuangan

yang dilakukan oleh Galery Stand Fasya yaitu menguraikan variable-

variabel aktiva tetap dan aktiva lancar sedangkan pencatatan yang

Page 66: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

51

mengikuti Standar Akuntansi keuangan Entitas Mikro Kecil dan

Menengah (SAK EMKM) menyatukan Variabel tersebut. Sehingga lebih

sederhana dan mudah dipahami. Dan disarankan menggunakan SAK

EMKM dalam pencatatan laporan posisi keuangan sehingga

penyusunannya lebih sederhana.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan laporan keuangan yang berisi tambahan dan rincian akun-

akun tertentu yang relevan. Laporan Keuangan tidak Memberikan seluruh

informasi yang dibutuhkan pihak yang berkepentingan atau pemakai

laporan tersebut. Maka dari itu perlu adanya catatan atas laporan

keuangan untuk menambahkan informasi yang dibutuhkan dalam bentuk

deskriptif dan dilaporkan dalam bentuk narasi, selain itu juga dapat

menginterprestasikan angka-angka yang terkandung didalam laporan

keuangan, maka dari itu pemakai juga perlu melihat catatan atas laporan

keuangan agar dapat memahami asumsi-asumsi yang dipakai dalam

keseluruhan laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan pada Galery Stand Fasya untuk

periode yang berakhir 31 Desember 2018 yaitu :

1. Peralatan yang tersedian pada Galery Stand Fasya adalah 5 mesin jahit

dimana untuk harga satu mesin jahitnya yaitu : Rp. 4.500.000 karna

mesin jahitnya ada 5 maka total harganya Rp. 22.500.000 dan untuk

menghitung beban penyusutan peralatan menggunakan metode garis

lurus dengan perhitungan sebagai berikut:

(Harga beli – Nilai Sisa) Umur Ekonomis

Page 67: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

52

Mesin jahit 1 = (Rp. 4.500.000 – Rp. 0) : 5 = Rp. 900.000

Mesin jahit 2 = (Rp. 4.500.000 – Rp. 0) : 5 = Rp. 900.000

Mesin jahit 3 = (Rp. 4.500.000 – Rp. 0) : 5 = Rp. 900.000

Mesin jahit 4 = (Rp. 4.500.000 – Rp. 0) : 5 = Rp. 900.000

Mesin jahit 5 = (Rp. 4.500.000 – Rp. 0) : 5 = Rp. 900.000

2. Untuk menghitung beban perlengkapan diperhitungkan dari

perlengkapan awal dikurangi sisa perlengkapan yang masih ada dengan

perhitungan :

(Persediaan awal – sisa perlengkapan)

Rp. 1.850.000 – Rp. 165.000 = Rp. 1.685.000

3. Untuk menghitung beban penyusutan gedung digunakan metode garis

lurus dengan perhitungan sebagai berikut:

( Harga Beli – Nilai Sisa ) : Umur Ekonomis

(Rp. 80.250.000 – 74.750.000) : 10 = Rp. 550.000

Berdasarkan hasil yang diperoleh mengenai penyusunan laporan

keuangan pada UMKM Galery Stand Fasya ditinjau dari Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah ( SAK EMKM ) bahwa Galery

Stand Fasya hanya menyusun laporan pembayaran piutang saja, karena

ketidak mampuan pemilik dalam melakukan pencatatan yang benar

disebabkan kurangnya pengetahuan pemilik tentang bagaimana

seharusnya penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan usaha

pemilik. Maka dari itu peneliti membantu dalam menerapkan penyusunan

laporan keuangan dan menilai kinerja usahanya yang sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menenngah (SAK

Page 68: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

53

EMKM). Sehingga nantinya dapat digunakan oleh UMKM Galery Stand

Fasya dalam Menyusun Laporan Keuangannya sendiri.

C. Pembahsan

Galery Stand Fasya adalah usaha di bidang pembuatan baju penganting

yang berada di kota Makassar, usaha yang berjalan dengan bantuan

keluarga sendiri dan beberapa karyawan dari kalangan remaja dan ibu rumah

tangga. Tata cara pengelolaan masih dilakukan oleh pemilik sendiri yaitu

dalam hal pembelian stock bahan mentah, dan laporan keuangan.

Pemilik usaha mengetahui bahwa pencatatan keuangan bagi suatu

usaha sangatlah penting dilakukan, karena dengan melakukan pencatatan

keuangan dapat diketahui besar pemasukan dan besarnya pengeluaran

sehingga dapat menghitung laba yang diperoleh serta baik sebelum

pembayaran pajak dan laba setelah dikurangi pajak sehingga dapat

mengetahui bagaimana kinerja usahanya seperti yang disampaikan pada saat

melakukan wawancara dengan ibu Fatmawati selaku dari pemilik usaha

Galery Stand Fasya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan

bahwa pencatatan laporan keuangan yang dilakukan oleh UMKM Galery

Stand Fasya masih belum terta dengan rapi dan belum sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM)

dikarenakan pencatatan laporan keuangan yang dilakukan dengan cara

manual dengan menggunakan alat tulis dan jauh berbeda dari laporan

keuangan yang diterapkan pada SAK EMKM Serta tidak memiliki satupun

laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Page 69: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

54

Sama seperti dengan penelitian judianto (2018) yang mengunkapkan bahwa

pelaporan keuangan UKM David Décor Sukarta sangat sederhana dan belum

sesuai SAK EMKM sehingga sulit menilai kinerja keuangannya. Dan juga

penelitian juniardi (2017), bahwa konveksi astra tidak menerapkan SAK

EMKM pada penyusunan laporan keuangannya sehingga menunjukkan

bahwa perusahaan belum dapat mengukur tingkat kinerja keuangan serta

belum belum dapat mengetahui perkembangan perusahaannya.

Alasan pemilik UMKM Galery Stand Fasya melakukan pencatatn

keuangan semata-mata untuk menentukan besarnya pendapatan usahanya

dan kemudian dari pendapatannya itulah yang nantinya akan disisikan untuk

keperluan produksi dan untuk pembayaran gaji karyawannya.

Dengan adanya Standar keuangan yang diperuntukan bagi UMKM yaitu

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM)

dapat mempermudah UMKM dalam hal penyusunan laporan keuangan.

Seperti hasil penelitian oleh Hetika dan Nurul (2018) yang mengungkapkan

bahwa penerapan konsep dasar akuntansi dapat mempermudah pelaku

UMKM di kota tegal untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK

EMKM).

Penerapan SAK EMKM pada Usaha kecil dan menengah khususnya

pada Galery Stand Fasya berpengaruh positif terhadap perusahaan, dimana

pemilik perusahaan telah memahami dan mengetahui bahwa terdapat

standar akuntansi yang dijadikan pedoman dalam melakukan pencatatan

penyusunan laporan keuangan untuk perkembangan kelangsungan

Page 70: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

55

usahanya. Laporan keuangan yang dibuat dapat bermanfaat bagi

perusahaan dan pihak lain.

Manfaat dan keputusan usaha yang dapat dijalankan berdasarkan atas

penelitian yang dilakukan oleh Ediraras (2010) antara lain:

a. Penilaian kinerja usaha dan sebagai bahan evaluasi untuk yang masa

yang akan dating

b. Berguna sebagai dasar pertimbangan pembelian bahan baku untuk

produksi dan alat-alat produksi

c. Keputusan mengenai harga, misalnya penentuan harga jual, banting

harga, kenaikan harga, barang atau jasa dan lain-lain

d. Mengajukan permohonan pembiayaan kepada Bank

e. Untuk mengembangkan usaha, keputusan untuk membuka atau

menutup cabang

f. Penambahan dan pengembangan sumber daya manusia,

meningkatkan penghasilan karyawan, pemberian bonus pada

karyawan

g. Penyusunan anggaran untuk periode berikutnya penambahan asset

usaha

h. Promosi usaha

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh musmini (2012)

menyatakan bahwa usaha sangat penting memerlukan informasi tentang

kinerja usaha dan informasi tentang posisi keuangannya. Penyajian laporan

keuangan yang continue pada usaha kecil harus memperhatikan prinsip

konsistensi sehingga laporan dari periode sebelumnya dapat dibandingkan

dengan periode berikutnya. Prinsip daya banding dapat memberikan informasi

Page 71: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

56

perkembangan usaha yang dilakukan selama ini. Apakah usaha tersebut

menguntungkan ataukah hanya asal berjalan saja tanpa memperoleh

keuntungan atau bahkan merugi.

Faktor- faktor yang menyebabkan tidak terlaksananya pencatatan

keuangan berbasis SAK EMKM antara lain dipengaruhi oleh faktor internal

dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal Penyebab Gagalnya Penerapan SAK EMKM

Faktor internal merupakan faktor dari dalam yang mempengaruhi

implementasi/ penerapan dari pencatatan keuangan berbasis SAK

EMKM, faktor internal yang menyebabkan gagalnya penerapan SAK

EMKM ini yakni,

a. Pertama, Kurangnya pengetahuan pemilik Usaha Galery Stand

Fasya mengenai Standar akuntansi di dalam penyusunan laporan

keuangan. Selama ini yang bentuk pemahaman pencatatan

keuangan yang dilakukan sesuai dengan pengetahuan dan

pemahan dari pemilik usaha. Sehingga pengetahuan memiliki

pengaruh yang besar terhadap bentuk penyusunan pencatatan

laporan keuangan yang dilakukan oleh usaha Galery Stand Fasya

b. Kedua, pemilik usaha Galery Stand Fasya merasa belum

professional dan tidak memahami dan juga menurut pemilik sangat

susah jika melakukan pencatatan sesuai dengan standar akuntansi

yang berlaku di Indonesia. Pemilik kurang disiplin dan rajin dalam

pelaksanan pembukuan akuntansi usahanya ini disebabkan karena

waktu yang ada tersita untuk pekerjaan. Pemilik lebih

mengutamakan bagaimmana sistem pemasaran yang baik

Page 72: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

57

sehingga produk bisa cepat laku, dan bagaimana agar setiap

harinya dapat memasok produk ke konsumen.

2. Faktor Eksternal Penyebab Gagalnya Penenrapan SAK EMKM

Salah satu penyebab dari pemilik usaha Galery Stand Fasya tidak

melakukan pencatatan akuntansi berbasis SAK EMKM dikarenakan

tidak adanya pengawasan dari pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap laporan keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

terutama dari pihak pemerinta, lembaga-lembaga terkait dan regulator.

Padahal kepedulian terhadap pengembangan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) sudah semestinya menjadi tanggung jawab semua

pihak sesuai dengan bidang yang digulutinya. Sejalan dengan hal

tersebut, Auliyah (2012) menyatakan tidak adanya regulasi yang

mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi usaha mikro kecil

menengah mengakibatkan rendahnya penyusunan laporan keuangan.

Jadi perhatian dari pihak regulator terkait dengan peraturan yang

mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UMKM sangan

diperlukan.

Pihak perbankan merupakan salah satu pihak ketiga yang

berhubungan terkait dengan permodalan UMKM. Dalam memberikan

pinjaman kepada UMKM pihak perbankan selalu memperhatikan

aspek kelayakan suatu kegiatan usaha, aspek legalitas, serta adanya

jaminan baik fisik maupun non fisik sebagai faktor pengaman untuk

mengetahui kondisi keuangan calon debitur, maka pihak perbankan

memerlukan laporan keuangan selain untuk mengetahui kondisi

kesehatan perusahaan utamanya mencakup kondisi likuiditas,

Page 73: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

58

kecukupan modal, porsi utang, profitabilitas. Pihak perbankan

memerlukan adanya laporan keuangan untuk memperkirakan volume

usaha calon debitur dengan ditunjukkan besar asset dan penjualan.

Serata dengan adanya laporan keuangan pihak perbankan dapat

mengistemsi jumlah beban pinjaman yang dapat di tanggung oleh

calon debitur.

Selama ini permasalahan yang dihadapi dalam memberikan

fasilitasi kreditur kepada calon debitur UMKM yakni tidak tersedianya

laporan keuangan usaha yang memadai untuk dianalisa oleh pihak

perbankan meskipun sebagian besar pengusaha mengalami kesulitan

dalam menyediakan laporan keuangan untuk memenuhi persyratan

kredit bank. Usaha yang tidak bankable dipandang mengandung

resiko kredit macet oleh bank. Untuk membantu pelaku UMKM dalam

memenuhi syarat kelayakan usaha dengan mebuatkan performat

laporan keuangan.

Page 74: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Galery Stand Fasya tidak melakukan pencatatan akuntansi yang

berbasis SAK EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil

Menengah) karena pemilik usaha tidak paham sehingga Pencatatan dan

penyusunan laporan keuangan yang dilakukan masih sederhana dan

secara manual dengan berdasarkan pemahaman pemilik usaha.

2. Penerapan Penyusunan Laporan keuangan Bebasis SAK EMKM pada

Galery Stand Fasya memberikan dampak positif terhadap perusahaan,

dimana pemilik perusahaan telah memahami dan mengetahui bahwa

terdapat standar akuntansi yang dijadikan pedoman dalam melakukan

pencatatan penyusunan laporan keuangan untuk perkembangan

kelangsungan usahanya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis mengajukan

saran bagi Galery Stand Fasya sebagai berikut :

1. Galery Stand Fasya hendaknya melakukan pencatatan atau pembukuan

keuangan sesuai dengan SAK EMKM untuk mengelola keuangan

perusahaan supaya dapat mengetahui kinerja dari posisi keuangan

perusahaan dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi

perusahaan.

Page 75: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

60

2. Galery Stand Fasya dalam melakukan pencatatan sebaiknya lebih

memperhatikan asset- asset perusahaan, bukan hanya berfokus pada

pendapatan dan beban saja. Selain mencatat secara manual sebaiknya

juga melakukan pencatatan laporan pembukuannya di computer karena

hasilnya lebih akurat dan dapat dipahami. Semoga kedepannya laporan

keuangannya lebih baik lagi dengan menerapkan SAK EMKM

3. Galeri Stand Fasya sebaiknya menggunakan orang akuntan ( menyewa

jasa akuntan) yang berpengalaman membuat laporan keuangan dalam

sebuah perusahaan agar, lebih membantu kelangsungan usahanya dan

juga dapat memenuhi SAK EMKM.

Page 76: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

61

DAFTAR PUSTAKA

Anrosl, V. S. (2018). Analisis Persepsi Pelaku UMKM dan Sosialisasi SAK EMKM terhadap Diberlakukannya Laporan Keuangan Yang Berbasis SAK EMKM . Jurnal Akuntansi Keuangan Dan Bisnis, Vol.11, No.1 .

Budiarto,R,dkk. (2015). Pengembangan UMKM : Antara Konseptual dan Pengalaman Praktis. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Anggota IKAPI.

Diana, A. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Hetika dan Mahmudah, N. (2018). Penerapan Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) Dalam Menyususn Laporan Keuangan. Jurnal Bisnis Terapan, Volume.02 , No.01 .

Ismadewi, N. (2017). Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,Kecil, dan Menengah(SAK EMKM) Pada Usaha Ternak Ayam Boiler (Studi Kasus Pada Usaha I Wayan Sudiarsa Desa Pajahan Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1, Vol.8, No.2 .

Judianto, R. d. (2018). Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro dan Menengah (SAK EMKM) Pada UKM Davin Decor Surakarta. JAB Vol.4, No.02 .

Muchid, A. (2015). Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Berdasarkan Standar Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) (Kasus Pada UD Mobel Novel I di Banyuwangi). Artikel Ilmiah Mahasiswa .

Ningtyas, J. (2017). Penyususnan Laporan Keuagan UMKM Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan Menengah (SAK-EMKM) (Studi Kasus di UMKM Bintang Malam Pekalongan). Riset dan Jurnal Akuntansi, Volume.2, No.1 .

Putra, Y. (2018). Pemetaan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan EMKM Pada UMKM Di Kota Tangerang Selatan . Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan Vol.11 No. 2 .

Rachmanti, D. A. (2019). Analisis Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Batik Jumput Dahlia Berdasarkan SAK-EMKM . Jurnal Balance, Vol.XVI, No.1 .

Salmiah, N. A. (2018). Pemahaman Pelaku UMKM Terhadap SAK EMKM : Survey Pada UMKM Yang Terdaftar Di Dinas Koperasi Dan UKM Kota Pekanbaru. Akuntansi Dewantara Vol.2, No.2 .

Page 77: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

62

Sugiyono. 2014.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tatik. (2018). Implementasi SAK EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah) Pada Laporan Keuangan UMKM (Studi Kasus Pada UMKM XYZ Yogyakarta). Jurnal Relasi, Volume.XIV, No. 02 .

Undang-Undang Nomor.20 Tahun 2008. Tentang Usaha Mikro Kecil, Menengah

Walter,T,dkk.(2012).Akuntansi Keuangan Edisi 8 Jilid :Erlangga.

Wardiyah, M. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah. Bandung: CV Pustaka setia.

Windayani, L. H. (2019). Analisis Penerapan Aplikasi Akuntansi Berbasis Android Lamikro Untuk Membantu Usaha Mikro menyusun Laporan Keuangan Sesuai SAK EMKM (Studi Pada Toko Bali Bagus) . e-journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha jurnal Akuntansi Program S1, Vol :10, No. 1 .

Page 78: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

Lampiran

Page 79: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

Gambar tampak Depan Galery Stand Fasya

Page 80: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

Salah satu contoh pakaian pengantin modifikasi/ baju ibu su

Page 81: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

Gambar Koleksi Galery Stand Fasya

r

Page 82: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

Gambar perhiasan Galery Stand Fasya

Gambar Sanggul Bunga Galery Stand Fasya

Page 83: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

Gambar diambil dari cabang pasar sentral

Melayani Pelanggang pasar sentral

Page 84: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

Gambar wawancara

Page 85: PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN USAHA …

BIOGRAFI PENULIS

Isnayanti R, lahir di Makassar pada tanggal 08

juni 1996 dari pasangan suami istri Bapak

Ruddiah dan Ibu Nurbia. Peneliti adalah anak

kedua dari 3 bersaudara. Peneliti sekarang

bertempat tinggal di Jln. Sungai Saddang Baru lr.

6 no. 3E kota Makassar.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SDI Banta-bantaeng 1 lulus

pada tahun 2009, SMP Negeri 13 Makassar lulus tahun 2012, SMK Negeri 4

Makassar lulus tahun 2015, dan mulai tahun 2015 mengikuti program S1

Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan sekarang.

Sampai dengan penulisan Skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai Mahasiswi

Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.