14
PENERAPAN RISET EVALUASIDALAM BIDANG PENDIDIKAN: SEBUAH PEDOMAN PRAKTIS Oleh: Muhammad Akhyar ABSTRACT Evaluation Research is an appKed soda/ sdence that devehping so fast non>dajs. It devehps due to increasing society needs. The rcsults ofthis research an usedfor making pubKc dedsions. The model ofevaluation that altered by reseanhers depend on the objective ofevaIuation that they design. ClPPO model - one ofseveral existing evaluatian models- can be altered, because it can provide some informations more comprehensive and accurate. Therefore this modelsuitson evaluating cducationprogram. The appKcation ofthis research in education is not only based on the mmpnhensive model but aiso based on the compkte methods. Key wotds: Ristt cvaluasi, model CIPPO, bidangpendidikan. L Pendahuluan Di negara-negara yang sedang betkembang tetmasuk Indonesia kuaUtas pelayanan sosial sepetti pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, dan pebyanan pubtik bunnya masih belum memadai. Akibatnya di tnana-mana bet- munculanlah organisasi non pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyatakat QLSM) yang mencoba mengambil fungsi sebagai penggetak dalam upaya mempeioleh kuaUtas pelayanan tersebut Untuk meningkatkan kuaUtas pehyanan tethadap masyatakat petanan riset evaluasi menjadi penting. Belum banyak riset evaluasi yang betkuaUtas muncul kepetmukaan. Riset evaluasi yang ada kebanyakan betupa sutvei awal yang tidak menyentuh substansi permasatahan. Bahkan banyak riset evaluasi duakukan hanya untuk memenuhi pesanan pemerintah atau sponsor. Padahal temuan- temuanrisetevaluasidapat dijadikan masukan bethatga bagipemerintahatau bagi pemuik ptogram untuk mengambil keputusan penting teiutama yang beikaitan dengan perbaikan kuaUtas pekyanan pendidikan. ManakaU kebijakan yang dihasUkan tidak tepat bahkan salah tnaka risiko sosial dan poUtisnya sangat tinggi, karena ia menyentuh kepenringan masyarakat banyak. Penerapan Riset Evaluasi dalam Ndang Pendidikan: Sebuah Pedoman Praktis 61

PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

PENERAPAN RISET EVALUASIDALAM BIDANGPENDIDIKAN: SEBUAH PEDOMAN PRAKTIS

Oleh: Muhammad Akhyar

ABSTRACTEvaluation Research is an appKed soda/ sdence that devehping so fast non>dajs. It

devehps due to increasing society needs. The rcsults ofthis research an usedfor making

pubKc dedsions. The model ofevaluation that altered by reseanhers depend on the objective

ofevaIuation that they design. ClPPO model - one ofseveral existing evaluatian models-

can be altered, because it can provide some informations more comprehensive and accurate.

Therefore this modelsuitson evaluating cducationprogram. The appKcation ofthis research

in education is not only based on the mmpnhensive model but aiso based on the compkte

methods.

Key wotds: Ristt cvaluasi, model CIPPO, bidangpendidikan.

L Pendahuluan

Di negara-negara yang sedang betkembang tetmasuk Indonesia kuaUtaspelayanan sosial sepetti pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, danpebyanan pubtik bunnya masih belum memadai. Akibatnya di tnana-mana bet-munculanlah organisasi non pemerintah atau Lembaga Swadaya MasyatakatQLSM) yang mencoba mengambil fungsi sebagai penggetak dalam upayamempeioleh kuaUtas pelayanan tersebut

Untuk meningkatkan kuaUtas pehyanan tethadap masyatakat petanan risetevaluasi menjadi penting. Belum banyak riset evaluasi yang betkuaUtas munculkepetmukaan. Riset evaluasi yang ada kebanyakan betupa sutvei awal yangtidak menyentuh substansi permasatahan. Bahkan banyak riset evaluasi duakukanhanya untuk memenuhi pesanan pemerintah atau sponsor. Padahal temuan-temuanrisetevaluasidapat dijadikan masukan bethatga bagipemerintahataubagi pemuik ptogram untuk mengambil keputusan penting teiutama yangbeikaitan dengan perbaikan kuaUtas pekyanan pendidikan. ManakaU kebijakanyang dihasUkan tidak tepat bahkan salah tnaka risiko sosial dan poUtisnya sangattinggi, karena ia menyentuh kepenringan masyarakat banyak.

Penerapan Riset Evaluasi dalam Ndang Pendidikan: Sebuah Pedoman Praktis 61

Page 2: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Riset evaluasi sebagai kegiatan ilmiah memerlukan perencanaan yangmatang, desain yang tepat, instrumen pengumpuhn data yang akurat, dan tekmkanahsis yang benar sebagaimana peneUtian pada umumnya. Hanya saja kalauriset pada umumnya (non evaluasi) kegiatannya hanya sampai kepada mengujihipotesis atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, sementata risetevaluasi dirancang untuk mengambiI sebuah keputusan. Keputusan yang diambilberdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

Perspektif periset tentang makna atau definisi evaluasi sangat mewarnaidesain riset yang akan digunakan. Berbagai macam definisi evaluasi dikemukakanoleh para pakar evaluasi seperti Scriven, Tyler, Kaufrnan, Stufflebeam dan lain-lain. Tetapi dari sekian banyak definisi evaluasi yang ditawarkan oleh para pakartersebut semuanya bermuara kepada empat definisi utama. Keempat definisiutama itu adalah pertama, proses menentukan seberapa jauh sasaran sebuahprogram telah tercapai; kedua, proses menyajJsan informasi guna mengambilkeputusan; ketiga, proses penUaian terhadap nUai atau manfaat sebuah program;dan keempat, proses membandingkan pelaksanaan program dengan standarukuran yang tetah ditentukan.

Berdasarkan konteks persoalan di atas betapa penting melakukan risetevaluasi secara tepat dan akurat agar temuan-temuannya dapat di)adikan dasarperbaikan program pendidikan. Arnkel ini mencoba memaparkan penerapanriset evaluasi dalam konteks dunia pendidikan.

II. Ptosedur Riset Evaluasi

Ketika periset menerima tawaran pekerjaan untuk mengevaluasi piogrampendidikan, periset tidak serta merta menerima tawaran pekerjaan tersebut. Iaterlebih dahulu menetapkan evaIuabiUtas program yang hendak dievaluasi. Bibitekh terjadi kesepakatan antara periset dan pemesan evaluasi, maka banJah iamenerima tawaran tersebut. Kesepakatan tersebut mencakup beberapa hal yaknimengapa program terkait perlu dievaluasi, apakah ada pesan pihak-pihak tertentuyang bersifat poUtis sehingga mengakibatkan biasnya hasil evaluasi dan apakahpengambibn data akan mengakibatkan risiko karena responden metasa terusikmasa depannya.

Temuan-temuan riset evaluasi tak seperti temuan riset pada umumnya.Temuan riset evaluasi memerlukan konfirmasi atau penguatan dari responden.Hal uu penting dikkukan untuk mcndapatkan temuan yang akurat sehingga takada pihak-pihak yang dirugikan. Besar kemungkinan temuan tiset evaluasimeskipun telah dianaUsis atas dasar data yang diberikan responden mendapat

Jurnal Pendldckan Agama lslam Vol. IV, No. 1. 2007

Page 3: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

penolakan daii responden itu senditi. Dalam konteks persoalan tersebut perisetpetlu melakukan langkah-langkah riset yang tepat dan akurat. Posavac dan Carey(1980) mengusuikan langkah-langkah petencanaan nset evaluasi berikut ini.

Langkah pertama adalah mengkaji Uteratur. Langkah ini sama harnya denganpenelitran pada umumnya. Mengkaji Uteratur sebelum mendesam riset atausebelum mengembangkan instrumen adalah penting. Melalui artikel atau jurnalpeneUtian misalnya periset dapat mempelajari keberhasikn atau kegagalan perisetlain, di antaranya mengenai metode riset yang tepat atau mempelajari kesuUtanapa yang dihadapi periset ketika berada di lapangan. Selain itu periset dapatmengetahui apakah riset terhadap program sejenis telah pernah dilakukan, desainapa yang digunakannya, apakah teknik pengukuran baru telah dikembangkan,dan jenis anaUsis apa yang telah digunakan. Informasi ini menjadi sangat berhargabagi periset untuk melaksanakan sebuah riset evaluasi.

Langkah kedua adalah menentukan metode riset. Setelah mempelajariUteratur periset siap untuk mengambil keputusan metodologis berkenaan denganstrategi dan desain, teknik pengumpulan data dan anaUsis data.

Langkah ketiga adalah menyajikan proposal tertuUs untuk dinegosiasikankepada pemiUk program. Seteiah masing-masing pihak yakni periset dan pemiUkprogram atau pemesan evaluasi menyetujui proposal tersebut barulah perisetmulai melakukan riset. Ketiga langkah riset yang ditawarkan Posavac dan Careybukan saja harus dilakukan oleh periset evaluasi tapi juga oleh periset padaumumnya. Hanya saja dalam praktiknya, riset evaluasi memerlukan negosiasidan kesepakatan tentang proposal secara lebih informal dibandingkan denganriset pada umumnya (non evaluasi). Secara lebih spesifik lmproving the EfficiencyofEducationalSj5tems (1986) menawarkan sebelas langkah pelaksanaan risetevaluasi.

Pertama adalah merumuskan titik pandang fformalate apoint of mev). Daiamtahap ini periset mencoba mempertimbangkan beberapa macam model evaluasi.Model-model evaluasi ini diwarnai oleh perbedaan pemahaman peneUri tentangmakna mengevaluasi. Perbedaan umumnya terletak pada perspekuf filosofi danideologi tentang evaluasi. Tidak ada titik pandang yang terbaik. Periset dapatmenggunakan model evaluasi yang berbeda pada waktu yang berbeda atau dapatmenggunakan kombinasi dari model yang ada. Bahkan periset dapat mengguna-kan model evaluasi yang ia kembangkan sendiri. Tentu saja pengembangantefSebut dldaSaO oleh pemikkafl-pemikuan yang metnpunyai alasan flmiah yangcukup kuat. Titik pandang periset tentang makna evaluasi akan menentukandesain evaluasinya.

PenerapanR!setEvoluosldakimBldar̂ PendidUain:SebuahPedomanPrakns g3

Page 4: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Kedua adalah mengidentifikasi tujuan evaluasi (identijypurpose) yang durantapemesan evaluasi. Bcrbagai macam alasan mengapa evaluasi dilakukan. Tetkaitdengan alasan tersebut, pada umumnya ada tiga jenis evaluasi yakni anaUsiskebutuhan (needs assessment), evaluasi fotmatif tji>rmatiw evaluation) dan evaluasisumatif (sumative evaluation). AnaUsis kebutuhan dilakukan terhadap programyang belum berjakn. Evaluasi formatif dikkukan terhadap program yang sudahberjalan dengan tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan program. Evaluasisumatif dilakukan untuk menjustifikasiapakah sebuah program perlu diteruskanatau dihentikan. Yang perlu diperhatikan bahwa jenis evaluasi apapun yangdilakukan, periset hanya bertugas memberikan informasi bekka dan tidak berhakmelakukan pemaksaan untuk harus melaksanakan hasil-hasil riset evaluasi.Kebijakan yang dikeluarkan sebagai aplikasi dari temuan riset evaluasi hanyawewenang pemihk, pengelola program atau pemesan evaluasi.

Ketiga adalah mengenal kk'en (identijy cKent). Pertanyaan-pertanyaan sepertisiapa yang meminta evaluasi dikkukan, siapa yang mendanai evaluasi, dan kepadasiapa hasil evaluasi dilaporkan adakh pertanyaan-pertanyaan penting dalani risetevaluasi. Di awal sebuah kegiatan evaluasi periset peilu mengenal secara jekssponsor, kUen, atau orang-orang yang berkepentingan terhadap program yangdievaluasi (stakeholders). Sponsor adakh kelompok yang mendanai riset. KUenadakh orang yang memesan riset. Dalam beberapa hal sponsor dan kUen adakhsama. Audien kunci atau stakeholders adakh kelompok yang memiHki perhatiankhusus dalam evaluasi tersebut. Mereka adalah orang atau kelompok yangberkepentingan terhadap program yang di evaluasi dan merasakan dampakevaluasi.

Keempat adakh mengenal audien dan sponsor (identify audiences and sponsor).Pertanyaan-pertanyaan yang penting dari langkah ini adalah siapa yangmembutuhkan hasil evaluasi dan siapa penyandang dananya. Periset dalam halini harus mewaspadai bahwa tidak menutup kemungkinan periset mendapattekanan-tekanan untuk mengarahkan temuan evaluasinya menurut kemauanpemesan. Bksanya hal ini terkait dengan kebijakan poUtis.

KeUma adakh mengenal sumber-sumber dana dan kendala (identify resounesanda>nstrains). Bahan apa, siapa, waktu, kendak, dan data yang tersedia sebelum-nya adalah informasi penting bagi periset. Untuk mengidentifikasi kendak yangada Kaufman (1980) menawarkan beberapa kngkah yang harus ditempuh yaknidengan melakukan anaUsis kebutuhan (needs assessment). Langkah yang pertamaadakh menemukan kesenjangan antara apayang sudah ada dengan apayang harusada; kedua, menempatkan kesenjangan itu secara berurutan sesuai dengantingkat kepentingannya; ketiga, kesenjangan yang paUng krusial dikelompokkan

Jurnal Pendidikan Agama lslam Vol. IV. No. 1, 2007

Page 5: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nut Saidah, lahir di Kediri, 11 Februasi 1975 adalah dosen tetap Fakultas TarbiyahUIN Sunan KaUjaga dpk. pada Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan matakuhahpokok Pendidikan Agama Islam. Menyelesaikan S-1 bidang Bahasa dan Sastra ArabFakultas Adab lulus tahun 1998 dan S-2 di bidang Pemikiran Pendidikan Islam ProgramStudi Pendidikan Isfom LUN Sunan KaUjaga Yogyakarta tahun 2003. Pektihan yangpernah diikuti antara lain Pefotihan Pengembangan Program Pengajaran UPT MPK ISIYogyakarta, September 2005, Pelatihan Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi UPT MPKISI YogyakartaJanuari 2006, TOT Engtish Teaching di Pusat Bahasa UlN Sunan KaUjaga,Februari-Juni 2006, Workshop Metodologi PeneUtian InterdisipUner II di LembagaPeneUtian UIN Sunan KaHjaga 2006, Pelatihan Pengembangan Calon Dosen UiN SunanKaUjaga pCompetensi Kepribadian, November 2006 dan Kompetensi Pedagogik,Juni2007) dan Workshop PeneUtian KuaUtatif Lembaga PeneUtian UiN Sunan KaUjaga,JuU2007.

Maragustam Siregar, lahir di TapanuU Selatan, 1 Oktober 1959 adalah dosentetap Fakultas Tarbiyah UIN Sunan KaUjaga. Pendidikan jenjang S-1, S-2, dan S-3diselesaikan di UIN. Saat ini menjabat sebagai Pembantu Rektor III BidangKemahasiswaan. Aktif mengikuti berbagai kegiatan keiUnuan, workshop, seminar, danpelatihan-pelatihan baik tinkat k>cal maupun nasional.

Ichsan, bhir di BoyolaU pada 26 Februari 1963, adalah dosen Fakultas TarbiyahUIN Sunan KaUjaga Yogyakarta. Ia alumni Sarjana Muda ^BA) Jurusan Tadris IPA Fak.Tarbiyah LAHS Sunan KaUjaga tahun 1985 kemudian menyelesaikan Sarjana (S1) jurusanPAI Pada Fakultas yang sama tahun 1989 dan S2 lulus tahun 2004 dari Universitas NegeriYogyakarta ^JNY) dengan konsentrasi Pendidikan Nilai. Ia aktif dalam berbagai kegiatanpelatihan, seminar dan lokakarya dan pada tahun 2007 mengikuti short Corse PendidikanDasar di Pascasarjana UNY dalam rangka pembukaan Prodi PGMI Fak. Tarbiyah UINSunan KaUjaga Yogyakarta.

Kanvadi, lahir diJepara, 15 Maret 1971 dosen tetap Fakultas Tarbiyah UlN SunanKaUjaga Yogyakarta. Pendidikan jenjang Sarjana (S-1) di selesaikan di iAIN Jambi, S-2IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, dan sekarang sedang menyelesaikan penuUsan disertasiuntuk mnyelesaikan studi S-3 di UINSunan KaUjaga. Di samping mengajar juga aktifmengikuti kegiatan seminar, workshop dan peltaihan-pelatihan.

RiwoyatHidupPenulK 125

Page 6: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Muhammad Akhyar, Iahir di Pangkalpinang tanggal 29JuU 1961. Bekerja sebagaidosen di Program Studi Pendidikan Tekmk Mesin FKIP UNS sejak tahun 1991.Pendidikan sarjana (S1) Pendidikan Teknik McsinJurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan(1987). Pendidikan Pascasarjana PeneUtian dan Evaluasi Pendidikan diselesaikan tahun1996. Di samping mengajar, aktifjuga dalam berbagai kcgiatan ilmiah, baik lokal, nasionalmaupun internasional. Beberapa karya tuUs, baik buku, makalah dan hasil peneUtian jugatelah dihasiUtan.

Supa'at, adalah dosen tetap pada Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus, saat ini sedangmenyelesaikan studi program doktor pada Universitas Negeri Yogyakarta, Prodi PeneUtiandan Evaluasi Pendidikan

Atikah Syamsi, adakh alumniJurusan PAI, Iulus tahun 2007. Semasa kuHah aktifdalam organisasi intra kampus dan berbagai kegiatan lain di luar kampus yangberhubungan dengan keihnuan.

126 Jumal PendJdikan Agama lslam Vol. IV, No. 1, 2007

Page 7: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

sebagai prioritas kendala; keempat, mengatasi kendala tersebut. Kendala yangpaHng penting dan mendesak harus didahulukan penanganannya.

Keenam adalah menentukan pertanyaan evaluasi (specify the evaIuationquestion). Banyak isu penting yang dihadapi oleh audien. Isu tersebut bervariasidan kadangkala semuanya penting. Petiset tidak hatus mengambil semua isuuntuk tujuan evaluasi. Ia harus memitoh mana yang pating penting dan mendesak.Identifikasi isu amat penting. Banyak periset mengakmi kegagalan katena risetevaluasinya tidak mengarah kepada isu penting tersebut. Ada beberapa atasanmengapa sebuah riset evaluasi gagal mengarah kepada isu penting, yakni pertama,karena tidak ada pertanyaan evaluasi yang dirumuskan, atau gagal merumuskanpertanyaan evaluasi secara jetas sehingga kegiatan riset mereka tidak didasarioleh pertanyaan peneUtian; kedua, pertanyaan evaluasi pada awal riset masihrelevan tetapi kemudian perlahan-lahan kepeduUan periset terhadap kHennyaberubah. Pada umumnya hal tersebut ter)adi pada periset muda. Oleh sebab ituuntuk menghasUkan temuan yang akurat dibutuhkan pengakman dan komitmenyang tinggi.

Ketujuh adalah merumuskan desain evaluasi fformuk>te an evaluation design).Salah satu pertimbangan yang penting untuk menentukan desain evaluasi adalahstrategi menentukan responden dan prosedur mengumpuUcan data. Periset jugaharus selalu mengingat-ingat perbedaan antara riset evaluasi dengan riset padaumumnya kerika melakukan riset evaluasi. Tuntutan hubungan sebab akibatyang kuat seperti pada peneutian koretasional bukan menjadi bagian dari risetevaluasi. Tujuan riset evaluasi antara tain adalah untuk mendukung keputusantentang nilai program berdasarkan kriteria tertentu -tidak sekedar meneutihubungan kausaUtas. Generausasi bagi riset evaluasi bukan hal yang penting,karena riset evaluasi didesain untuk mengarah pada keputusan tertentu dalamkonteks tertentu yang relevan dengan program. Ini bukan berarti riset evaluasitidak mampu menemukan teori.

Kesesuaian desain dengan tujuan riset adalah persoalan dasar dalam memiuhdesain evaluasi. IEES (1986) menyarankan alternatif desain yang dapatdigunakan periset tergolong dalam tiga kategori yakni desain eksperimental,koreksiona^ dan desain kuaHtatif. PemiUhan desain tersebut rnehlui beberapapertimbangan yakni 1) sejauhmana riset mengikuti prosedur yang tepat dansistematis; 2) sejauhmana vahditas internal dan eksternahiya; 3) sejauhmanadesain evaluasi sesuai dengan tujuan liset dan pettanyaan evaluasi; 4)sejauhmana desain sesuai dengan konteks sosial; dan 5) sejauhmana feasibihtasriset. Ini berarti bahwa kaedah peneUtian ihniah juga harus diikuti secara ketatoleh periset evaluasi.

Penerapon Rteet Evoluasi dalam Bidang Pendidikan: Sebuah Pedoman Prakfls 65

Page 8: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Kedelapan adalah memihh prosedur pengumpukn data (select a data collectionprosedure). Riset evaluasi menggunakan banyak pihhan prosedur pengumpulandata seperti, kuesioner, tes, wawancara, observasi partisipan, dan simulasi bahkanperiset evaluasi sangat disarankan untuk menggabungkan berbagai metodcpengumpulan data agar kesimpulan yang dihasilkan lebih akurat. Periset evaluasiyang patong berhasU adalah yang memMd bermacam-macam keterampilan dalampengumpulan data.

Kesernbilan adalah mengumpuLkan data (collect data). Hal-hal yang pentingdipertanyakan adalah bagaimana periset dapat menjamin data dikumpuikan tanpabias. Seringkah data riset evaluasi yang terkutnpul sangat rendah kuahtasnya.Hal ini disebabkan oleh dua hal yakni pertama, tidak adanya instrumen yangcocok; dan kedua periset sering mengalami kegagalan dalam memahami kulturresponden sehingga gagal mendapatkan data yang tepat. Namun bila perisetmemegang komitmen yang tinggi tentang prinsip-prinsip riset yang ketat danpeka terhadap reaUtas responden maka hal tersebut tak akan terjadi.

Kesepuluh adalah menganaHsis data (analy%e data). Pertanyaan yang pahngpenting diajukan dakm tangkah ini adalah prosedur apa yang pahng sederhana,pahng jelas, dan paUng cocok untuk menganahsis data. Seringkah audien tidakmenyukai anaUsis statistik yang canggih karena urnumnya mereka sudah terbiasadengan metode kuahtatif. Akibamya mereka tidak menghargai hasil riset evaluasiyang telah dUakukan dengan susah payah oleh periset.

Kcsebelas adalah menginterpretasikan dan melaporkan hasil riset (interpretandnportresults). Pertanyaan yang penting diajukan adalah bagaimana melaporkandata yang terkumpul. Bagaimana hasil riset dilaporkan sehingga pembaca dapatmemahaminya dengan cara yang pahng mudah. Periset kadangkala tak dapatmenghindar dari anahsis yang sarat dengan angka-angka statistik. Namun bikperiset mampu melaporkan hasil temuannya dengan ramuan bahasa yang baikdan mudah dipahami, maka hal ini akan memberi peluang diterimanya temuantersebut secara baik oleh audien.

Sebelas bngkah riset di atas pada dasarnya sama dengan Ungkah riset padaumumnya (riset non evaluasi) hanya saja riset evaluasi tidak menekankan padakausahtas dan generahsasi tetapi ia lebih mengutamakan menentukan niki suatuprogram dan membantu memberikan alternatif keputusan tentang programberdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

Jurnal Pendldlkan Agama lslam Vol. N, No. 1,2007

Page 9: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

III. Kriteria Riset Evaluasi

Riset evaluasi adalah sebuah kegiatan mengukur dan menilai. Sebuahprogram tak dapat dinilai bila tidak ada kriteria sebagai tolok ukur pembanding.Periset akan kesuUtan ketika memberikan pettimbangan nilai tanpa adanyakriteria tertentu. Tanpa kriteria, pertimbangan yang diberikan adalah tanpa dasat.Dengan kata lain tak ada evaluasi tanpa kriteiia. Hasan (1988) mengatakanbahwa ada etnpat macam pendekatan dalam menemukan kriteria evaluasi.Keempat pendekatan tetsebut yakni, pendekatanpreordmate, pendekatan^afei/y,pendekatan process, dan pendekatan mutual adaptive.

Kriteria yang dikembangkan dengan pendekatan preordinate ditentukansebelum evaluasi dilaksanakan. Kriteria ini bersifat mengikat dan tak akan diubahsampai riset itu selesai. Kriteria ini dikembangkan berdasarkan pendapat teoritisatau kesepakatan para pakar. Dengan demikian kriteria ini bersifat umum.Kriteria evaluasi dengan pendekatan fidelity ditentukan sebelum evaluasidilaksanakan seperti hakiya pendekatan^ra>rrfM0fe. Tetapi kriteria ini dikembang-kan betdasarkan persepsi para pengembang program yang akan dievaIuasi. Dengandemikian kriteria ini bersifat lokal. Kriteria evaluasi dengan pendekatan processdikembangkan selama proses evaluasi berlangsung. Kriteria ini diperoleh antaralain melalui wawancara, observasi, atau studi dokumentasi. Dengan demikiankriteria yang ditetapkan sangat terikat dengan masalah yang dihadapi olehpekksana progtam. Kriteria dengan pendekatan mutual adaptive dikembangkandari gabungan ketiga pendekatan sebelumnya ynknipnorJinate,fide/ity, danprvass.Kriteria ini dikembangkan berdasarkan karakteristik program yang dievaIuasimisalnya dari pandangan teoritis para pebksana dan pemakai program.

PemUihan pendekatan kriteria yang akan digunakan periset bergantungkepada tujuan riset itu sendin. Makin universal pendekatan yang digunakanmaka makin tinggi daya apHkatif dan transferebiritasnya. Dengan kata tain makinuniversal pendekatan kriteria digunakan, maka makin luas manfaat hasil riset.Dengan demikian pendekatan kriteria yang dipihii sangat bergantung kepadatujuan evaluasi yang diinginkan dan ketersediaan dana.

IV. Penetapan dalam Bidang Pendidikan

Penerapan riset evaluasi daUm pendidikan harus dikkukan secara cermat.Kebijakan pendidikan yang salah sebagai akibat petaksanaan riset evaluasi yangsalah akan memberikan dampak yang sangat luas bagi masyarakat Oleh sebabitu data atau informasi yang dijaring oleh riset evaluasi harus ditakukan secermatmungkin sehingga dampak akibat kesalahan pengukuran dapat ditekan.

Penetapan Riset Evaluasi dalam Bidang Pendidikan: Sebuah Pedoman PraMfc 67

Page 10: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Sebuah pendekatan evaluasi yang paUng komprehensif terhadap suatuprogram adalah pendekatan )'ang ditawarkan oleh Stufflebeam. Model tersebutmencakup empat komponen yakni Context, Input, Process dan Product. KomponenContext berkaitan kelemahan dan kekuatan program. Komponen Input berkaitandengan masukan yang akan diproses. Komponen Process berkaitan denganpengotahan Input untuk mencapai tujuan. Komponen Product berkaitan denganhasil dari proses.

Untuk mengevaIuasi program pendidikan, pendekatan yang ditawarkanStufflebeam merupakan sebuah piHhan. PiUhan ini didasari oleh tuntutan untukmemperoleh kecermatan data. Makin lengkap model evaluasi makin lengkappuk data atau infbrmasi yang diperoleh. Oleh sebab itu model evaluasi tidakhanya berkaitan dengan keempat komponen model di atas tetapi juga ditinjaudari komponen Outcomes. Outcomes menunjuk pada manfaat program menurutpenilaian masyarakat luas atau pengguna tenaga lulusan. Dengan demikian,untuk mengevaIuasi peUksanaan pendidikan meUputi Uma komponen, yakniContext, Input, Process, Pnduct, dan Outcomes (model CIPPO).

Dalam hubungannya dengan penyusunan instrumen evaluasi, sebaiknyainstrumen yang digunakan untuk mengevaIuasi program pendidikanmenggunakan skala semanuk diferensial. Sofian Effendi (1989) mengatakanbahwa instrumen dengan skala semantik diferensial cukup sesuai digunakanpada peneutian evaluatif, karena skala tersebut menunjukkan unsur kuaUtasdari objek yang diteUn. Beberapa pakar evaluasi menyarankan skaU penUaiannyapaUng sedikit berjumlah 5 dan paUng banyak 9. Namun pada umumnya untukmemudahkan datam menganaUsis periset biasanya menggunakan skabi berjurrdah5. Tetapi kalau periset dituntut untuk menghasUkan data yang lebih responsifdan akurat maka ia dapat menggunakan jumlah skala 9. Berikut ini adalahpenerapan model evaluasi yang merupakan pengembangan model yangditawarkan Stufflebeam.

68 Jurnal Pendid!kanAgama lslam Vol. IV, No. 1, 2007

Page 11: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Tabel 1. Kisi-kisi Model CIPPO dalam Konteks Pendidikan

JENISEVALUASI

KOMPONEN INDIKATOR

1. Persiapan kultur

INPUT 2. Persiapan fasilitas pendu-kung belajar

3. Persiapan sumber dayamanusia

1.1. Persiapan kedisiplinan1.2. Persiapan etos kerja1.3. Persiapan budaya membaca1.4. Persiapan budaya komunikasi1.5. Persiapan iklim kerjasama1.6. Persiapan iklim saling percaya

2.1. Persiapan ruangan belajar2.2. Persiapan perpustakaan2.3. Persiapan laboratorium2.4. Persiapan gedung sekolah2.5 Persiapanadministrasi/staf

3.1. Kesempatan studi lanjut3.2. Kesempatan dalam training3.3. Akses ke lab komputer3.4. Kesempatan berkreasi

1. Pelaksanaan Kurikulum

2. Kendala pelaksanaan ku-rikulum

PROCESS 3. Keterlibatan guru

4. Keterlibatan kepala seko-lah

5. Keterlibatan siswa

1.1. Model pembelajaran1.2. Variasi metode mengajar1.3. Pemanfaatan fasilitas1.4. Iklim pembelajaran

2.1. Kendala kultur sekolah2.2. Kendala fasilitas belajar2.3. Kendala sumber daya manusia

3.1. Mengembangkan gaya belajar3.2. Mengembangkan variasi me-

tode mengajar3.3.Memberdayakan fasilitas belajar3.4. Membangun kreativitas siswa

4.1. Mengunjungi kelas4.2. Memberikan pengarahan ke-

padastaf4.3. Kepedulian terhadap PBM

5.1. Komitmen terhadap belajar5.2. Penggunaan fasilitas belajar

Pendidikan Agama lslam: Tantangan Cita ldeal Tujuar, Pendidikan lslam... 69

Page 12: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Tabel 1. Kisi-kisi Model CIPPO dafcmKonteks Pendidikan (Lanjutan)

JENISEVALUASI

KOMPONEN FVDIKATOR

PROCESS6. KeterUbatan masyarakat 6.1. Kepeduuan ortu terhadap seko-

lah6.2. Kepeduuan ortu terhadap ke-

majuan anaknya6.3. KepeduUan pengguna tenaga

kerja terhadap PBM di sekolah

PRODUCT1. Penguasaan pengetahuan

2. Kemampuan psikomotor

3. Kemampuan afektif

1.1. Pengetahuan taktual1.2. Pengetahuan konseptuaI1.3. Pengetahuan proseduraI1.4. Pengetahuan metacognitif

2.1. Keterampilan lulusan2.2. Prestasi kerja lulusan

3.1. Sikap terhadap bidangnya3.2. Minat terhadap bidangnya3.3. Nilai kerja3.4. Sikap kerja

OUTCOMES 1. Mantaat bagi masjrarakatpengguna lulusan

1.1. Kesiapan kerja lulusan1.2. Kesiapan betkariet lulusan1.3. Kemampuan menopang hidup

Tabel di atas menun)ukkan bahwa setiap jenis evaluasi mencakup bebetapakomponen dan setiap komponen dijabatkan menjadi beberapa indikatot.Indikator tersebut menjadi dasat penyusunan iiistrumen evaIuasi Apabfla petisetevaluasi secata konsisten dan utuh menggunakan modeI CIPPO di atas, makaakurasi data yang tetkumpul akan lebih tetjamin. Riset evaluasi yang hanyamenggunakan satu metode pengumpvJan data misahiya angket betapapun baikkuaUtasnya, maka temuan peneutian belum tetjamin keakutatannya. Sifat risetevaluasi adalah meUbatkan banyak metode. Makin banyak metode yangdigunakan maka makin lengkap dan akutat data yang dipetoleh. Pendekatanmodel CIPPO dalam mengevaluasi ptogtam pendidikan bukan satu-satunyamodel yang dapat digunakan. Masih banyak hgi model evaluasi rain sebagaipUihan.

70 Jurnal Pendidikan Agama lslam Vol. N, Ho. 1. 2007

Page 13: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

V. Penutup

Periset evaluasi adalah ihnuan sosial yang bekerja untuk tneningkatkankuaUtas pelayanan kepada sekelompok manusia bukan perorangan. Gerakankonsumer, keprihatinan profesional, upaya meningkatkan keefektifan manajerial,petnbatasan sumber-sumber, dan mandat pemerintah telah mendorong peminkprogram untuk membuat keputusan yang rasional guna meningkatkan kuahtaspelayanan kepada masyaiakat.

Sebelum merencanakan riset evaluasi periset perlu mengambil keputusanteitentu sebelum pengumpukn data dirmJai. Periset perlu mempelajari tujuandan mekanisme ker)a ptogram, siapa yang mensponsori program, siapa yang adadi dalamnya, dan bahkan kelompok mana yang nampaknya cenderungmenentang riset tersebut. Setelah mempelajari informasi ini, barulah perisetmemutuskan apakah evaluasi dapat dikkukan atau ridak.

Ada tiga prinsip yang dapat membimbing periset dalam metakukan prosedurpengumpulan data yakni periset harus transparan terhadap bagaimana caramengumpuikan data dan keterbatasannya, data sebaiknya dapat dikumpuUcanmelalui beberapa teknik pengumpulan data, dan peneuti harus mencari carauntuk menggunakan pengukuran ganda.

Sebelum memutuskan untuk melakukan riset evaluasi dan sebelum tnenuusproposal secara lengkap, periset perlu metakukan pertemuan awal dengan orang-orang relevan untuk memperoleh informasi tentang siapa yang ingin dievaluasi,jenis evaluasi apa yang diinginkan -needs assessment, evaluasi formatif atausumatif-, mengapa mereka minta dievaluasi, kapan program akan dievaluasi,dan sumber apa yang tersedia. Setelah menyusun pertemuan awal perisetkemudian menetapkan evaluabiHtas program. Penetapan evaluabiHtas programini dilakukan dengan metode deskriptif dan anaUtik untuk memperoleh kepastianapakah evaluasi dapat dilakukan atau tidak. Penerapan riset evaluasi dalampendidikan menggunakan prinsip bahwa riset harus mampu memberikaninformasi yang komprehensif dan akurat Sakh satu model yang dapat dipiHhadalah model CIPPO. Meskipun model ini bukan satu-satunya alternatif modeltetapi model ini mampu memberikan informasi yang komprehensif. Tingkatkeakuratan informasi dapat diperoleh dengan penerapan berbagai macam metodepengumpulan data secara terpadu. Dengan menggunakan model CIPPO danmetode pengumputan data yang kompht, temuan riset akan dapat memberikansumbangan yang bukan saja menyeluruh tetapi juga akurat. Penerapan risetevaluasi dalam pendidikan sangat dianjurkan menggunakan pendekatan ini.

Penerapan Riset Evaluasl datam Bidang PendkJlkan: Sebuah Pedoman Praktls 71

Page 14: PENERAPAN RISET EVALUASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

DAFTAR PUSTAKA

Imptoving the Efflciency of Educational Systems (IEES). (1986). The Evaluationof Efficiency in Educational Uevelopment A-Ctivities. Florida: EducationalEfficiency Cleatinghouse Learning Systems Institute.

Kaufman, Roget. (1980). Evaluation WithoutFear. New York: Library of CongressCataloging.

Posavac, E.J., and Catey, R.G. (1980). Program Evaluation: Methodu and CaseStudies. New Jetsey: Prentice HaU, Inc.

Said Hamid. Hasan. (1988). EvaluasiKurikulum.]akzatet: Ditjendikti DepdikbudSofian Effendi (1989). Metode Penelitian Sunei. Jakarta: LP3ES.

72 Jurnal PendidikonAgama lslam Vol. IV, No. 1,2007