Upload
dinhhanh
View
240
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
THINK PAIR SHARE
BELAJAR IPA PESERTA DIDIK
2 KABUPATEN PULANG PISAU TAHUN PELAJARAN
Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mendapatkan Gelar Sa
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL
PESERTA DIDIK KELAS IV DI SDN GOHONG
2 KABUPATEN PULANG PISAU TAHUN PELAJARAN
2012/2013
SKRIPSI
Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
LISDIANTO
NPM. 09.23.11065
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD
2013
1
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
UNTUK MENINGKATKAN HASIL
KELAS IV DI SDN GOHONG
2 KABUPATEN PULANG PISAU TAHUN PELAJARAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Mahasiswa : LISDIANTO
Nomor Mahasiswa : 09. 23. 11065
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Lembaga asal : Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Menerangkan dengan sesungguhnya :
a. Skripsi saya yang akan diujikan adalah benar-benar pekerjaan saya sendiri
(bukan barang jiplakan).
b. Apabila dikemudian hari terbukti/dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya akan menanggung resiko diperkarakan oleh Fakultas dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Palangka Raya, Juni 2013
Yang membuat Pernyataan,
LISDIANTO
3
ABSTRAK
Lisdianto: Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN Gohong-2
Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau. Palangka Raya: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, 2013.
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
peserta didik dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode think pair
share. (2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setelah
menggunakan metode think pair share.
Metode yang digunakan peneliti adalah menggunakan rancangan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berusaha memecahkan atau menjawab
permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang. Untuk teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi dan tes. Sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan analisis data persentase klasikal dan N-Gain.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik setelah
menggunakan metode Think Pair Share terlihat mengalami perkembangan yang
lebih baik dan aktif dalam pembelajaran IPA, dimana 40% peserta didik sangat
antusias dan semakin rajin dalam proses pembelajaran, terutama saat
pembelajaran IPA. Hasil belajar belajar peserta didik setelah menggunakan
metode Think Pair Share menunjukkan peningkatan dimana 96% dari peserta
didik tuntas dengan rata-rata hasil belajar sebesar 77,62. Artinya dengan
menggunakan metode Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik dalam pelajaran IPA.
Kata kunci: Metode Think Pair Share, hasil belajar, IPA
4
ABSTRACT
Lisdianto : The Implementation of Learning Strategy Cooperative
Think Pair Share To Improve The Result of Science Study for the
Fourth Grade Student at SDN Gohong – 2 Kecamatan Kahayan Hilir
Kabupaten Pulang Pisau. Palangka Raya : The Faculty of Teacher
Training and Education. University of Muhammadiyah Palangka
Raya.
This study was to find out : 1 ) to knowing improved the result
of the students in Sains Learning by using the method think pair
share. 2 ) to knowing improved the result of the student after using
Analysis of the data of Classical Percentage and N- Gain.
The method that was used by the researcher was using
classroom action research design that trying to solve or answered the
problems faced on the situation now. For the collecting data by was
used observation and test. As for in this research by using analysis of
the data of Classical Percentage and N-Gain
From the result of the research concluded that was activities of
the students after using the method of Think Pair Share are seen
having a better development and active in Science Learning, which
was 40% of the student very enthusiastic and more diligent in learning
process, especially when science learning. The result of the student
after using the method of Think Pair Share showed an improve which
96% of the students was completeness with average of the result of
study was 77,62, It’s means by using the method of Think Pair Share
can to improve the result of the students in Science Learning.
Keyword : The Method of Think Pair Share , The result of IPA`
5
LEMBAR PERSEMBAHAN
Salam Sejahtera bagikita Semua
Dengan penuh sukacita dan kebahagiaan saya ucapkan
terima kasih , Skripsi ini ku persembahkan kepada:
1. Ayah dan Ibu ku tercinta yang tiada duanya selalu senang
tiasa mendukung dan membimbing aku dan selalu
mendoakanku disetiap langkah kakiku.
2. Kakak-kakaku yang yang selalu mendorong aku supaya
aku lebih semangat lagi dan tidak pernah membiarkan aku
dalam kesusahan.
3. Istriku yang selalalu senang tiasa mendoakan ku dan
selalu mendukung disaat aku menjalani perkuliahan ini.
4. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya.
6
LEMBAR PERSETUJUAN
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK
PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
PESERTA DIDIK KELAS IV DI SDN GOHONG 2 KABUPATEN
PULANG PISAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013
LISDIANTO
NPM 11. 23. 11065
SKRIPSI
Ditulis Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Menyetujui :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Bulkani, M.Pd Drs. Fazakkir Noor, M.Pd
7
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV DI SDN GOHONG
2 KABUPATEN PULANG PISAU TAHUN PELAJARAN
2012/2013
LISDIANTO NPM 09.23.11065
Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Tanggal, Juli 2013
Tim Penguji
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1. Drs. Ahmad Yasluh, M.pd Ketua ……….
2. Drs. Bulkani, M.Pd Sekretaris ……….
3. Drs. Ahmad Wahyu Cahyono M.Pd
Anggota ……….
4. Drs. Fazakkir Noor, M.Pd Anggota ……….
5. Dwi Sari Usop, M.pd Anggota ……….
Palangka Raya, Juli 2013
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Palangka Raya,
Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi
NIP. 19660805 199412 1 001
8
KATA PENGANTAR
Puji sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
anugerah-nyalah peneliti dapat menyelesaikan tugas proposal ini untuk
melengkapi persyaratan dalam penyusunan skripsi dengan baik dan tepat pada
waktunya. Didalam penulisan proposal ini, peneliti sadar bahwa masih banyak
kekurangan sehingga peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan penelitian proposal ini yang berjudul
“Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Think Pair Shera Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kls IV SDN Gohong-2 Pulang Pisau”
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih, dengan proposal
ini, peneliti berharap agar bermanfaat bagi mahasiswa lainnya dalam menyun
proposal yang dibuatnya. Dalam melakukan penelitian, peneliti tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah memberikan bantuan
maupun dukungannya baik moril maupun materi.
PalangkaRaya, Maret 2013
Peneliti
LISDIANTO
9
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK …………………………………………………………………………… i
ABSTRACT …………………………………………………………………………. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………… iii
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………………. iv
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………….. v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………... viiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 3 C. Batasan Masalah ....................................................................... 4 D. Rumusan Masalah .................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoretis ......................................................................... 7 1. Pengertian Belajar ............................................................... 7 2. Pengertian IPA .................................................................... 7 3. Hasil Belajar IPA ................................................................ 8
a. Pengertian Hasil Belajar ................................................ 8 b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......... 9 c. Manfaat Hasil Belajar ................................................... 10 d. Pengertian Hasil Belajar IPA ......................................... 10
4. Pengertian Pembelajaran ..................................................... 11 5. Tujuan Hasil Belajar ........................................................... 12 6. Ciri-ciri Pembelajaran ......................................................... 13 7. Prinsip-prinsip Pembelajaran .............................................. 13 8. Pengertian Strategi .............................................................. 16 9. Pengertian Kooperatif ......................................................... 17
a. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif .............................. 18 b. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ............................ 19
10. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share 20 a. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Think Pair
Share ........................................................................... 21
b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share ........................................................... 23
10
c. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar IPA ................................. 27
B. Kerangka Berfikir ..................................................................... 29 C. Hipotesis ................................................................................. 32
BAB III METODOLOGI PENILITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 33 1. Waktu Penelitian .................................................................. 33 2. Tempat Penelitian ................................................................ 33
B. Metode Penelitian ..................................................................... 34 C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 37
1. Populasi ............................................................................... 37 2. Sampel ................................................................................. 37
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................ 38 1. Variabel Penelitian ............................................................... 38 2. Definisi Operasional ............................................................ 38
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ................ 41 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Umum Lokasi Penelitian ............................................. 51
1. Visi dan Misi ....................................................................... 51
2. Daftar Kepegawaian ............................................................ 52
3. Sarana dan Prasarana ........................................................... 55
B. Deskripsi Data .......................................................................... 55
1. Deskripsi Data Awal ........................................................... 55
2. Siklus I ............................................................................... 58
3. Siklus II ............................................................................. 69
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 82
1. Nilai Hasil Belajar ............................................................. 82
2. Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran ..................... 84
3. Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Peserta Didik dalam
KBM ................................................................................. 84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 87
B. Saran ........................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ………………… 19
Tabel 2. Jadwal Penelitian .................................................................... 33
Tabel 3. Data Jumlah Peserta Didik ..................................................... 37
Tabel 4. Kisi-kisi Observasi Terhadap Aktivitas Peneliti ...................... 41
Tabel 5. Kisi-kisi Observasi Terhadap Peserta Didik ............................ 42
Tabel 6. Kisi-kisi Tes Awal .................................................................. 43
Tabel 7. Kisi-kisi Tes Akhir ................................................................. 44
Tabel 8. Rekap Uji ............................................................................... 46
Tabel 9. Uji Reabilitas ......................................................................... 48
Tabel 10. Daftar Kepegawaian SDN Gohong-2 .................................... 52
Tabel 11. Data Sarana dan Prasarana SDN Gohong-2 .......................... 53
Tabel 12. Data Prasarana Penunjang Pembelajaran .............................. 54
Tabe 13. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar IPA Sebelum Diberikan
Perlakuan ........................................................................................ 55
Tabel 14. Prekuensi Data Kelompok Sebelum Diberikan Perlakuan ..... 57
Tabel 15. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus I .......... 59
Tabel 16. Hasil Pengamatan Aktivitas Peneliti Pada Siklus I ................ 62
Tabel 17. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajara IPA Pada Siklus I.............. 64
Tabel 18. Frekuensi Data Kelompok Siklus I ....................................... 66
Tabel 19. Klasifikasi Interprestasi N-Gain ............................................ 67
Tabel 20. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus II ......... 71
Tabel 21. Hasil Pengamatan Aktivitas Peneliti Pada Siklus II............... 74
Tabel 22. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajara IPA Pada Siklus II ............ 75
Tabel 23. Frekuensi Data Kelompok Siklus II ...................................... 78
Tabel 24. Klasifikasi Interprestasi N-Gain ............................................ 79
Tabel 25. Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Antar Siklus .............. 80
Tabel 26. Rekapitulasi Nilai Pengamatan Pengelola Pembelajaran ....... 84
Tabel 27. Rekapitulasi Nilai Pengamatan Terhadap Aktivitas
Peserta Didik ................................................................................... 84
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Format Bentuk Instrumen
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 4. Penghitungan Uji Validitas dan Reabilitas
Lampiran 5. Tabel r
Lampiran 6. Gambar Waktu Penelitian
Lampiran 7. Surat-surat Ijin Penelitian
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kunci menghadapi era globalisasi.
oleh sebab itu, salah satu sasaran pembangunan nasional dalam menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas.
Tilaar, (2004:1) Di dalam pembukaan UU 1945 dinyatakan “bahwa
tujuan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa”
Menurut Oemar Hamalik, (2007:3) mengemukakan Pengertian
penndidikan adalah:
suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagai mana yang diinginkan. Menurut Amir Daien Indra kusuma (Tanpa tahun:26) pengertian
pendidikan sebagai berikut:
a. Bahwa pendidikan itu tidak lain adalah merupakan suatu usaha daripada manusia.
b. Bahwa usaha itu dilakukan atau dilaksanakan secara sadar. c. Bahwa usaha itu dilakukan oleh orang-orang yang merasakan harus
bertanggung jawab kepada hari depan anak. d. Bahwa usaha itu dilaksanakan secara teratur dan sistematis selalu
menuju ke arah suatu tujuan tertentu. e. Bahwa usaha itu perlu.
Dalam dunia pendidikan sering kita temukan anak yang sulit
memahami materi yang diajarkan, yang menjadi salah satu faktor yaitu strategi
14
belajar mengajar yang digunakan. Agar berhasil baik, mengajar itu
memerlukan kecakapan, pemahaman, inisiatif dan kreatifitas dari seorang guru.
Untuk mengetahui dengan sukses apabila anak dapat menggunakan apa yang
dipelajarinya. Untuk itu kita harus mengupayakan strategi belajar mengajar
yang melibatkan siswa secara langsung baik lisan, fisik dan tertulis.
Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran
think pair share adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang
memberikan peserta didik waktu untuk berfikir dan merespon serta saling
bantu satu sama lain.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan peneliti terhadap peserta
didik di SDN Gohong-2 Pulang Pisau teridentifikasi bahwa hasil belajar IPA
masih sangat rendah ini terbukti sulitnya peserta didik menjawab atau
menyelesaikan tugas yang diberikan gurunya.
Hal ini dikarenakan cara mengajar gurunya yang masih menggunakan
metode konvensional. Guru tidak mencoba beberapa metode untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada saat proses belajar mengajar
guru hanya menyampaikan materi di papan tulis saja sehingga terlihat ada
beberapa peserta didik yang ribut dibelakang ,mengganggu teman
sebangkunya,bermain-main,keluar masuk kelas tanpa memperhatikan apa yang
ditulis gurunya di depan.
Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi hasil belajar mereka, tidak ada
keseriusan untuk memperhatikan gurunya bahkan ada yang terlihat bosan dan
ingin cepat-cepat keluar dari dalam kelas.
15
Berdasarkan fenomena tersebut, guru seharusnya bisa menggunakan
beberapa metode pengajaran agar peserta didik tidak merasa jenuh dalam
belajar sekaligus memotivasi mereka untuk berfikir logis, kritis dan aktif maka
dari itu peneliti akan mencoba menerapkan metode think pair share. Metode
ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu “yang menjadi
faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam merespon
pertanyaan. Pembelajaran kooperatif model think pair share ini relatif lebih
sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur tempat
duduk atau mengelompokkan peserta didik. Diharapkan dengan menggunakan
metode ini, dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Penelitian ini penting karena bermanfaat bagi sumbangan wawasan di
bidang pendididkan khususnya pada mata pelajaran IPA. Pendidikan
pembelajaran perubahan lingkungan sangat ditekankan adanya aktifitas pada
peserta didik, sehingga pelajara IPA yang dipelajarai dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian mata pelajaran IPA dapat menjadi
pembelajaran yang menyatakan bagi peserta didik dan diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, Maka diidentifikasi beberapa
masalah yaitu sebagai berikut:
1. Guru hanya menggunakan metode konvensional dan tidak mencoba
menggunakan metode yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
16
2. Guru hanya menyampaikan materi di papan tulis saja sehingga ada beberapa
peserta didik yang yang ribut dibelakang dan mengganggu teman
sebangkunya.
3. Peserta didik masih sulit menjawab atau menyelesaikan tugas yang
diberikan guru.
4. Peserta didik terlihat bermain-main didalam kelas dan kurang menyenangi
proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari luasnya masalah yang dikaji, maka peneliti
memberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Materi yang dibahas adalah pelajaran IPA Pengaruh Angin.
2. Hasil belajar peserta didik yang diamati adalah pada pembelajaran IPA
Pengaruh Angin sebelum dan setelah mengikuti model pembelajaran Think
Pair Share.
3. Penelitian ini hanya berlaku pada peserta didik kelas IV semester II di SDN
Gohong-2 Pulang Pisau.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
telah diuraikan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah peneliti ini
adalah:
1. Bagaimana aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran IPA
menggunakan think pair share?
17
2. Apakah penerapan strategi pembelajaran kooperatif think pair share dapat
meningkatkan hasil belajaran IPA peserta didik Kls IV SDN Gohong-2
Pulang Pisau?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan sebelumnya maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bagaimana aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran IPA
menggunakan think pair share.
2. Ada tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif think pair share pada mata pelajaran IPA
khususnya pada peserta didik kelas IV SDN Gohong-2 Pulang Pisau Tahun
Ajaran 2012/2013".
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoretis
a. Bagi peneliti, dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya yang
lebih mendalam.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan
meningkatkan mutu dan kualitas dalam proses pembelajaran baik
sekarang maupun akan datang.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi peserta didik
18
Untuk menumbuhkan minat dan meningkatkan prestasi belajar peserta
didik.
b. Bagi Tenaga Pendidik
1) Sebagai acuan untuk meningkatkan kemampuan guru.
2) Untuk memperbaiki kinerja guru dalam belajar dalam pembelajaran
IPA
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan sumbangan pikiran untuk memperbaiki pembelajaran
agar menjadi lebih baik.
19
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoretis
1. Pengertian belajar
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat. Pengertian belajar adalah proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Sedangkan menurut Slameto (2003:2) “Belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagian hasil pengalamanya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Oemar Hamalik, (2007:36), mengemukakan bahwa pengertian belajar
adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses serangkaian kegiatan jiwaraga untuk suatu perubahan tingkah
laku individu yang melalui praktek atau latihan.
2. Pengertian IPA
IPA merupakan suatu mata pelajaran yang dipelajarai dalam dunia
pendidikan. Dalam Depdiknas, (2005), dijelaskan bahwa :
IPA berasal dari bahasa inggris “natural science” yang merupakan pengetahuan yang telah diujikan kebenaranya melalui metode ilmiah serta pengetahuan umum yang berisi apa saja yang diketahui manusia, tersusun secara logis dan sistematis.
20
Menurut Santi Dewiki dan Sri Yuniati dalam Ahmad Rijani,
(2011:13), mengatakan bahwa,
IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara khas, yakni dengan melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan seterusnya, berkaitan cara satu dengan cara lainnya Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah
pembelajaran yang menggunakan berbagai macam cara penyampaian materi
baik menggunakan eksperimen ataupun observasi sesuai dengan yang kita
butuhkan atau yang mana baik menurut seorang pendidik tersebut.
3. Hasil Belajar IPA
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh peserta
didik dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun
dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat.
Hasil belajar yang tinggi atau rendah menujukan keberhasilan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran dalam proses pelajaran.
Slameto (2003:39) mengemukakan “Hasil belajar didasarkan pada
suatu pembelajaran setelah melakukan tes-tes tertentu atau menjalani
evaluasi tertentu.”
Menurut pendapat Oemar Hamalik, (2007:159), menyatakan
bahwa:
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah
21
ditetapkan. Hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku peserta didi. Hasil belajar adalah kemampuan ketrampilan, sikap dan
ketrampilan yang diperoleh peserta didik setelah ia menerima perilaku
yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik melalui proses
belajar mengajar baik berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
perilaku maupun cita-cita.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar
Menurut Nana Sujana (2004) hasil belajar yang dicapai peserta
didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :
1) Faktor dari dalam diri peserta didik meliputi :
a) Kemampuan
b) Motivasi belajar
c) Minat dan perhatian
d) Sikap dan kebiasaan belajar
e) Ketekunan
f) Sosial ekonomi
g) Faktor fisik dan psikis
2) Faktor dari luar diri peserta didik
22
Salah satu faktor dari luar peserta didik yang mempengaruhi hasil
belajar adalah kualitas pengajaran, yang dimaksud dengan kualitas
pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses
belajar-mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajara adalah terdiri dari dua yang pertama
fator dari dalam diri peserta didik dan dari luar diri peserta didik itu
sendiri karena kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik.
c. Manfaat Hasil Belajar
Menurut Bentos dalam Kustiani (2006:25 Pebruari 2013) hasil
belajar harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih baik,
sehingga bermanfaat untuk:
1) Menambah pengetahuan. 2) Lebih memahami yang belum dipahami sebelumnya. 3) Lebih mengembangkan ketrampilannya. 4) Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal. 5) Lebih menghargai sesuatu dari pada sebelumnya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan manfaat hasil belajar
adalah menambah pengetahuan memahami yang belum dipahami
sebelumnya dan memiliki pandangan baru atas sesuatu hal yang baru
didapatkan dan bisa menghagainya.
d. Pengertian Hasil Belajar IPA
Hasil belajar IPA adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
setelah peserta didik menerima pengalaman belajar IPA sesuai dengan
23
tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Hasil belajar didefinisikan sebagai
kemampuan kognitif, yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima
pengalaman belajar. Hasil belajar yang dicapai peserta didik sangat erat
kaitanya dengan tujuan pembelajaran yang dirancang guru sebelumnya.
Mengetahui berhasil tidaknya seorang dalam belajar khususnya
dalam mata pelajaran IPA maka perlu dilakukan evalusi. Hal ini selaras
dengan pendapat Oemar Hamalik (2006:30) bahwa “hasil belajar adalah
bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti.”
Menurut pendapat Indra Munawar, (2009:28 Pebruari 2013) Hasil
belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
peserta didik dan guru.”
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang dan kemampuan yang
dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman dari belajar.
4. Pengertian Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik, (2007:57), mengemukakan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusu meliputiunsur-unsur manusiawi,material,fasilitas,perlengkapan,dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Pasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan
24
audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan,
peyampaian pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan metode
pembelajaran dengan cara menuangkan pengetahuan kepada peserta didik.
Pembelajaran merupakan persiapan dimasa depan kehidupan anak
ditentukan oleh orang tua. Mereka yang paling dianggap mengetahui apa
dan bagai mana kehidupan itu. Itu sebabnya, orang tua berkewajiban
menentukan akan dijadikan apa peserta didik. Sekolah berpungsi
mempersiapkan mereka agar mampu hidup dalam masyarakat yang akan
datang.
5. Tujuan Pembelajaran
Tujuan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan,
pengetahuan sangat penting bagi manusia. Barang siapa menguasai
pengetahuan, maka dia dapat berkuasa. Pengetahuan bersumber dari
perangkat mata ajar yang disampaikan di sekolah.
Hamzah B. Uno, (2006), “tujuan pembelajaran adalah salah satu aspek
yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran”.
Menurut Oemar Hamalik, (2007:76), tujuan pembelajaran
Tujuan Pembelajaran adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengelaman-pengelaman belajar.
25
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, tujuan pembelajaran
adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh
siswa setelah berlangsung pembelajaran .
6. Ciri–ciri dari Pembelajaran
Menurut Sugandi dalam Nurmilasari, (2010:25) antara lain:
1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis;
2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi peserta didik dalam belajar;
3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi peserta didik ;
4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik;
5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi peserta didik ;
6. Pembelajaran dapat membuat peserta didik siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, ciri-ciri pembelajaran
adalah pembelajaran dilakukan secara sadar dan pembelajarran dapat
menumbuhkan perhatian dan motivasi peserta didik dengan menyediakan
alat bantu belajar yang menarik bagi peserta didik dan menciptakan suasana
aman yang menyenangkan sehingga membuat peserta didik siap menerima
pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
7. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Menurut Sugandi dalam Nurmilasari, (2010) antara lain,
1. Kesiapan belajar faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis
merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan
psikologis ini biasanya sudah terjadi pada diri peserta didik sebelum
ia masuk kelas. Oleh karena itu, guru tidak dapat terlalu banyak
26
berbuat. Namun, guru diharapkan dapat mengurangi akibat dari
kondisi tersebut dengan berbagai upaya pada saat membelajarkan
peserta didik .
2. Perhatian perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu
obyek. Belajar sebagai suatu aktifitas yang kompleks membutuhkan
perhatian dari peserta didik yang belajar. Oleh karena itu, guru perlu
mengetahui barbagai kiat untuk menarik perhatian peserta didik pada
saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
3. Motivasi motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang
yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk
mencapai tujuan. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat
orang melakukan aktifitas. Motivasi dapat menjadi aktif dan tidak
aktif. Jika tidak aktif, maka peserta didik tidak bersemangat belajar.
Dalam hal seperti ini, guru harus dapat memotivasi peserta didik agar
peserta didik dapat mencapai tujuan belajar dengan baik.
4. Keaktifan peserta didik kegiatan belajar dilakukan oleh peserta didik
sehingga peserta didik harus aktif. Dengan bantuan guru, peserta didik
harus mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan
yang dimilikinya.
5. Mengalami sendiri prinsip pengalaman ini sangat penting dalam
belajar dan erat kaitannya dengan prinsip keaktifan. Peserta didik yang
belajar dengan melakukan sendiri, akan memberikan hasil belajar
yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam.
27
6. Pengulangan untuk mempelajari materi sampai pada taraf insight,
peserta didik perlu membaca, berfikir, mengingat, dan latihan. Dengan
latihan berarti peserta didik mengulang-ulang materi yang dipelajari
sehingga materi tersebut mudah diingat. Guru dapat mendorong
peserta didik melakukan pengulangan, misalnya dengan memberikan
pekerjaan rumah, membuat laporan dan mengadakan ulangan harian.
7. Materi pelajaran yang menantang keberhasilan belajar sangat
dipengaruhi oleh rasa ingin tahu. Dengan sikap seperti ini motivasi
anak akan meningkat. Rasa ingin tahu timbul saat guru memberikan
pelajaran yang bersifat menantang atau problematis. Dengan
pemberian materi yang problematis, akan membuat anak aktif belajar.
8. Balikan dan penguatan balikan atau feedback adalah masukan penting
bagi peserta didik maupun bagi guru. Dengan balikan, peserta didik
dapat mengetahui sejauh mana kemmpuannya dalam suatu hal,
dimana letak kekuatan dan kelemahannya. Balikan juga berharga bagi
guru untuk menentukan perlakuan selanjutnya dalam pembelajaran.
9. Penguatan atau reinforcement adalah suatu tindakan yang
menyenangkan dari guru kepada peserta didik yang telah berhasil
melakukan suatu perbuatan belajar. Dengan penguatan diharapkan
peserta didik mengulangi perbuatan baiknya tersebut.
10. Perbedaan individual masing-masing peserta didik mempunyai
karakteristik baik dari segi fisik maupun psikis. Dengan adanya
perbedaan ini, tentu minat serta kemampuan belajar mereka tidak
28
sama. Guru harus memperhatikan peserta didik-peserta didik tertentu
secara individual dan memikirkan model pengajaran yang berbeda
bagi anak didik yang berbakat dengan yang kurang berbakat.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran
adalah Tugas guru mengelola pengajaran dengan lebih baik, efektif,
dinamis, efisien, ditandai dengan keterlibatan peserta didik secara aktif,
mengalami, serta memperoleh perubahan diri dalam pengajaran. Ada
beberapa prinsip pengajaran diantaranya adalah Kesiapan, Motivasi,
Persepsi, Tujuan, Perbedaan Individu, Transfer dan Rentensi, Belajar
Kognitif, Belajar Afektif, Belajar Psikomotor, Evaluasi.
8. Pengertian strategi
Strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkayan kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu dan strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.
Hamzah B. Uno, (2006:45), mengemukakan strategi pembelajaran
adalah:
Merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu: 1. Strategi pengorganisasian pembelajaran, 2. Strategi penyampaian pembelajaran, dan 3. Strategi pengelolaan pembelajaran.
Menurut Zaltman, Dunkan, dalam Udin Saefudin Sa’ud (2008:65)
Pendidikan juga dipakai sebagai strategi untuk mencapai tujuan perubahan sosial. Dengan menggunakan stategi pendidikan berarti untuk mengadakan perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta
29
dengan maksud orang akan menggunakan fakta atau informasi itu untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu
perencanaan atau rangkayan kegiatan yang direncanakan secara matang
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu sesuai dengan yang diharapkan.
9. Pengertian Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis menggambungkan interaksi sesama antara sesama peserta didik
sebagai latihan hidup didalam masyarakat nyata. Pembelajaran kooperatif
dirancang berdasarkan kesadaran bahwa manusia adalah mahluk sosial.
Karena satu sama lain saling membutuhkan, maka harus ada interaksi antar
sesama agar manusia yang berbeda terhindar dari kesalahpahaman antar
sesama.
Menurut Nur Asma, (2006:12) “Pembelajaran kooperatif adalah
mendasarkan pada suatu ide bahwa peserta didik bekerja sama dalam belajar
kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada aktivitas
belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat
menguasai materi pelajaran dengan baik”. Sedangkan Slavi dalam Nur
Asma, (2006:11), “pembelajaran kooperatif adalah bahwa dalam belajar
koperatif peserta didik belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan
tanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun
kelompok”.
30
Menurut Mujiono dan Dimyati dalam (Etie 2009:11 ) menyatakan
bahwa:
sistem kooperatif dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah peserta didik, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil, untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama-sama. Selain itu sistem kooperati ditandai dengan: a. Adanya tugas bersama b. Pembagian tugas kelompok c. Adanya kerja sama antar anggota kelompok dalam menyelesaikan
tugas kelompok. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kooperatif adalah
memberi peserta didik waktu untuk berfikir dan merespon serta saling bantu
satu sama lain. Melatih peserta didik untuk bekerjasama antar peserta didik,
melatih peserta didik berpikir secara kritis dan kreatif, bertanggung jawab
atas apa yang mereka kerjakan di dalam kelompok mereka.
Menurut Setiawan, (2006 : 21 April 2013) mendeskripsikan beberapa
kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
a. Kelebihan pembelajaran kooperatif antara lain:
1. Secara Pribadi
a. Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
b. Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
c. Rasa percaya diri dapat lebih meningkat
d. Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah
2. Secara Sosial / Kelompok
a. Meningkatkan belajar bekerja sama
31
b. Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun
guru
c. Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
d. Belajar menghargai pendapat orang lain
e. Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
b. Kelemahan dari pembelajaran kooperatif ini adalah:
1. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal
3. Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran group
investigation (GI) model pembelajaran GI cocok untuk
diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk
memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri
4. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
Tabel 1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
No Tahapan Tingkah Laku Guru
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi peserta
didik
Guru menyampikan semua tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik belajar
Menyajikan
informasi
Guru menyajikan informasi kepada peserta didik
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
32
Mengorganisasikan
peserta didik
kedalam kelompok
kooperatif
Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok
agarmelakukan transisi secara efisien
Membimbing
kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat mereka mengerjakan tugas
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Memberikan
penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok
10. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
Think Pair Share memiliki prosedur yang secara tepat untuk memberi
peserta didik waktu untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama
lain. Dengan demikian diharapkan peserta didik mampu bekerja sama,
saling membutuhkan, dan saling bergantung pada kelompok kecil secara
kooperatif.
Think Pair Share berasal dari kata latin yang terdiri dari atas think,
pair dan share.
33
Menurut Jhonny Andreas (Tanpa tahun:270) dalam kamus Bahasa
English mengartikan bahwa think adalah “pikiran”
Menurut Jhonny Andreas (Tanpa tahun:196) dalam kamus Bahasa
English mengartikan bahwa pair adalah “berpasangan/berkelompok”
Menurut Jhonny Andreas (Tanpa tahun:253) dalam kamus Bahasa
English mengartikan bahwa share adalah “berbagi”
Nurhadi, (2005 : 21 April 2013) mengemukakan :
think pair share merupakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran dan memberikan kesempatan untuk bekeja sama antar siswa yang mempunyai kemampuan heterogen. Lie, (2002 : 21 April 2013) mengemukakan:
think pair share adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain. Think pair share memiliki prosedur secara eksplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa think pair share
adalah suatu metode yang mengharapkan peserta didik dapat berkelompok,
berpasangan dan berbagi untuk saling bertukar pendapat atau pikiran agar
dapat menyelesaikan suatu masalah”.
a. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
Menurut Raymond, (2006 : 21 Aprol 2013) langkah-langkah
pembelajaran kooperatif think pair share adalah sebagai berikut:
1. Tahap pertama yaitu Think (Berpikir) adalah tahap dimana guru
memancing siswa untuk berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan
34
atau observation (pengamatan). Siswa berpikir sejenak tentang apa
yang ditanyakan oleh guru tadi.
2. Tahap kedua yaitu Pair (Berpasangan), pada tahap ini siswa
berdiskusi mengenai jawaban pertanyaan guru tadi secara bersama-
sama dan memikirkan jawaban terbaik dari hasil diskusi.
Pasangannya dapat teman sebangku atau siswa lain yang terdekat.
3. Tahap ketiga yaitu Share (Berbagi) adalah tahap terakhir dimana
siswa mempresentasikan jawabannya di depan kelas agas semua
siswa mengetahuinya dan seringkali guru mencatat respon siswa di
papan tulis.
Tahap utama dalam pembelajaran Think-Pair-Share (TPS)
menurut Ibrahim (2000 : 27 Maret 2013) model pembelajaran
kooperatif think pair share adalah sebagai berikut:
Tahap 1 : Thingking (berpikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan
dengan pelajaran. Kemudian peserta didik diminta untuk
memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri
untuk beberapa saat.
Tahap 2 : Pairing
Guru meminta peserta didik berpasangan dengan peserta
didik lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya
pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada
kelompok membandingkan jawaban atau hasil pemikiran
35
mereka dengan mendefinisikan jawaban yang dianggap
paling benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya
guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3 : Sharing (berbagi)
Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk
berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka
bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat
dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela
bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran
pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan
telah mendapat kesempatan untuk melaporkan. Model
Pembelajaran ini bisa menjadi pilihan bagi Guru kelas yang
memiliki jumlah murid yang sedikit karena dalam
penyusunan kelompok nantinya membentuk pasangan
berkelompok 2 orang saja.
b. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Koperatif Think Pair
Share
Fadholi (2009 : 27 Maret 2013) mengemukakan Kelebihan dan
Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan
langkah-langkah pembelajaran koperatif TPS:
1. Kelebihan TPS (Think-Pair-Share)
a) Peserta didik secara langsung dapat memecahkan masalah,
memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu
36
antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi)
serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah
evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
b) Memungkinkan peserta didik untuk merumuskan dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena
secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang
diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk
memikirkan materi yang diajarkan.
c) Peserta didik akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar
pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan
kesepakatan dalam memecahkan masalah.
d) Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada
setiap pertemuan selain untuk melibatkan peserta didik secara aktif
dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar peserta didik
dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi
peserta didik yang sekali tidak hadir maka peserta didik tersebut
tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil
belajar mereka.
e) Hasil belajar lebih mendalam. Dengan pembelajaran TPS
perkembangan hasil belajar peserta didik dapat diidentifikasi secara
bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh
peserta didik dapat lebih optimal.
37
f) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem
kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS
menuntut peserta didik untuk dapat bekerjasama dalam tim,
sehingga peserta didik dituntut untuk dapat belajar berempati, dan
mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima.
2. Sedangkan kelemahan TPS (Think-Pair-Share)
a) Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas.
b) Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas.
c) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.
d) Lebih sedikit ide yang muncul.
e) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.
f) Menggantungkan pada pasangan.
g) Jumlah peserta didik yang ganjil berdampak pada saat
pembentukan.
Langkah-langkah dalam pembelajaran Think Pair Share pada
umumnya adalah:
Pendahuluan
Fase1: Persiapan
1) Guru melakukan apersepsi
2) Guru menjelaskan tentang pembelajaran TPS
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4) Guru memberikan motivasi
Kegiatan inti
38
Fase 2: pelaksanaan pembelajaran tipe TPS
Langkah pertama :
1) Menyampaikan pertanyaan : Guru menyampaikan pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
2) Peserta didik memperhatikan/mendengarkan dengan aktif
penjelasan dan pertanyaan dari guru.
Langkah kedua :
1) Berpikir : peserta didik berpikir secara individual.
2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan
oleh guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta
peserta didik untuk menuliskan hasil pemikiran masing-
masing.
Langkah ketiga :
1) Berpasangan : setiap peserta didik mendiskusikan hasil
pemikiran masing-masing dengan pasangan.
2) Guru mengorganisasikan peserta didik untuk berpasangan
dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mendiskusikan jawaban yang menurut mereka paling benar
atau meyakinkan. Guru memotivasi peserta didik untuk aktif
dalam kerja kelompoknya. Pelaksanaan model ini dapat
dilengkapi dengan LKS sebagai lembar kerja, kumpulan soal
latihan atau pertanyaan yang dikerjakan secara kelompok.
39
Langkah keempat :
1) Berbagi : peserta didik berbagi jawaban mereka dengan
seluruh kelas.
2) Peserta didik mempresentasikan jawaban atau pemecahan
masalah secara individual atau kelompok didepan kelas.
Individu/kelompok yang lain diberi kesempatan untuk
bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi
kelompok tersebut.
3) Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi
terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka
diskusikan, dan memberikan pujian bagi kelompok yang
berhasil baik dan memberi semangat bagi kelompok yang
belum berhasil dengan baik (jika ada).
c. Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share
Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Sekolah Dasar.
Menurut Apriani, Novita ,(2012 : 28 Maret 2013) bahwa:
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Salatiga 05 dengan jumlah 38 peserta didik. Analisis perbedaan menggunakan analisis Independent U-Ttest dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows, analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor hasil belajar peserta didik pada kelompok eksperimen sebesar 77,55 lebih besar daripada rata-rata skor hasil belajar peserta didik pada kelompok kontrol sebesar 70,85 dengan besarnya nilai t adalah -3,776 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena besarnya t hitung -3,776> dari t tabel 1,993 maka hipotesis yang diajukan
40
diterima berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara nilai post test kelas kontrol dengan nilai post test kelas eksperimen yang artinya terdapat perbedaan pengaruh yang sangat signifikan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar IPA Peserta Didik SDN Salatiga 05. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan oleh guru kelas sehingga faktor yang mungkin timbul jika pengajaran dilakukan selain guru kelas dapat dihindari.
Pada proses pembelajaran model pembelajaran sangat berperan
penting demi mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam
hal penggunaan proses pembelajaran seorang guru harus jeli dalam
memili model pembelajaran apa yang cocok diterapkan dalam sebuah
pembelajaran salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif think
pair share. Menurut Ibrahim dalam Etie, (2009:17), mengemukakan
tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah
1. Meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik.
2. Penerimaan yang luas terhadap orang-orang yang berbeda menurut ras, suku, budaya, kelas sosial, maupun ketidak mampuan serta mengajar untuk saling menghargai satu sama lain.
3. Mengajar pada peserta didik ketrampilan kerjasama dan kolaborasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bagaimana
pengaruh model pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu
sangatlah penting. Begitu juga khususnya terhadap mata pelajaran IPA
dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif ini peserta didik
akan merasa termotivasi, peserta didik meras seperti sedang bermain
karena mereka bisa bertukar pikiran atau pendapat, dengan adanya
kebersamaan dalam satu kelompok suasana pembelajaran akan
41
semakin hidup dan memungkinkan peserta didik untuk mengerti serta
memahami materi pelajaran dengan baik, selain itu peserta didik tidak
merasa jenuh atau bosan dan membantu peserta didik yang kurang
berminat terhadap mata pelajaran IPA menjadi bersemangat dan
mampu menerapkan apa yang sudah dipelajarai.
B. Kerangka Berpikir
Linda Yuli Ismayanti, (2010), dengan judul “Pengaruh Aktivitas
Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Type TPS
(Think-Pair-Share ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas VIII MTS Subulul
Ikhsan Kesana Brebes Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan” Berdasarkan
hasil penelitian pada Bab III dan IV, dapat diambil kesimpulan jawaban untuk
mengetahui tujuan penelitian sebelumnya, yakni: Untuk mengetahui pengaruh
aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning type
(TPS) Think-Pair-Share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak
pada tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes
adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative learning
type Think-Pair-Share di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana
Kabupaten Brebes berada dalam kondisi yang cukup. Ini terbukti dari nilai
rata-rata yang diperoleh yaitu 61,53 yang berada dalam interval 56 – 62.
2. Hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana
Kabupaten Brebes berada pada kondisi yang cukup, terbukti dengan nilai
rata-rata 72,62 yang berada pada interval 70-77.
42
3. Dari analisis uji hipotesis dapat diketahui ada pengaruh positif antara
aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning
Type (TPS) Think-Pair-Share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok
gerak pada tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan. Hal tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis Freg sebesar = 63,020 dengan perbandingan 5%
= 3,97 sedangkan untuk perbandingan 1% = 7,00. Maka Freg signifikan
pada taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%. Hal ini berarti
menunjukkan hasil yang signifikan dan hipotesis yang diajukan dengan
bunyi “ ada pengaruh positif antara aktivitas peserta didik dengan model
Pembelajaran Cooperative Learning type (TPS) Think-Pair-Share terhadap
hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di kelas VIII MTs
Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes” adalah dapat diterima.
Muhammad Adib, (2010), “Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Dengan Metode Think Pair Share Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV SDN
Manggis I Ngancar Kabupaten Kediri” Berdasarkan uraian penelitian dapat
diketahui bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode
think-pair-share pada mata pelajaran pendidikan agama islam di kelas IV SDN
Manggis I Ngancar, Kediri, dapat meningkatakan prestasi belajar dengan
ditunjukkan meningkatnya nilai hasil belajar peserta didik. Adanya
peningkatan prestasi belajar peserta didik dapat di ketahui dengan
meningkatnya aspek afektif, kognitif dan psikomotorik masing-masing peserta
didik. Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus,
43
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisa yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan metode think-pair-share
memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Ditunjukkan dengan meningkatnya aspek kognitif masing-masing peserta
didik.
2. Penerapan Pembelajaran koperatif dengan metode think-pair-share sangat
efektif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik, hal ini
ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik serta
meningkatnya aspek afektif dan psikomotorik peserta didik pada setiap
siklus.
Bagi penelitian suatu proses belajar mengajar bukan hanya guru yang
berperan aktif dalam menyampaikan materi, akan tetapi peserta didik juga
harus berperan aktif dalam mengolah materi dan menyimpulkan materi. oleh
karena itu guru seharusnya bisa menggunakan beberapa metode pengajaran
agar peserta didik tidak merasa jenuh dalam belajar sekaligus memotivasi
mereka untuk berfikir logis, kritis dan aktif maka dari itu peneliti akan
mencoba menerapkan metode think pair share. Metode ini memperkenalkan
ide “waktu berfikir atau waktu tunggu “yang menjadi faktor kuat dalam
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam merespon pertanyaan.
Pembelajaran kooperatif model think pair share ini relatif lebih sederhana
karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur tempat duduk atau
mengelompokkan peserta didik. Diharapkan dengan menggunakan metode ini,
44
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik SDN Gohong-2 kabupaten
Pulang Pisau.
C. Hipotesis Tindakan
Menurut Burhan Bungin (2005:75), “Hipotesis adalah suatu
kesimpulan penelitian yang masih kurang atau belum sempurna, sehingga perlu
disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui
penelitian.”
Adapun hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut: Ada peningkatan
hasil belajar IPA setelah penerapan strategi pembelajaran kooperatif think pair
share untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN Gohong-2 Pulang
Pisau.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penalitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Pebruari sampai bulan Mei 2013
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2
Jadwal penelitian
No Kegiatan
Bulan
Pebruari
2013
Maret
2013
April
2013
Mei
2013
Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
a. Menyusun proposal X x X x X
b. Seminar proposal X
c. Revisi proposal X
d. Bimbingan proposal X X X X X X
a. Mengurus Surat izin X X
2. Pelaksanaan Penelitian
b. Penelitian ke lapangan X
c. Menyusun laporan X X X X
d. Ujian skripsi X
d. Revisi Skripsi X X
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan dilakukan di SDN Gohong-2 Kabupaten Pulang Pisau.
Alasan pengambilan tempat penelitian ini karena pada saat melakukan
46
observasi di SDN Gohong-2 Pulang Pisau terdapat fenomena yang peneliti
temukan.
B. Metode Penelitian
Metode atau pendekatan penelitian adalah merupakan keseluruhan teknik
atau cara yang di lakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai
dari rumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan uraian di atas dan rumusan masalah maka peneliti ini
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan
Kelas menurut Dhianasari dalam Siti Aida Rohmah, (2011 : 12) adalah
“penelitian yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mendapatkan suatu
keadaan yang lebih baik lagi dibandingkan keadaan sebelumnya”.
Dari pendapat di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa metode
adalah suatu cara yang dipergunakan dalam mengadakan suatu kegiatan
(penelitian, peninjauan, dan Iain-lain) untuk mencapai tujuan yang dimaksud
Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengajar. Dalam penelitian ini
siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Untuk jelasnya dipaparkan melalui bagan sebagai
berikut:
47
Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber : buku pedoman penulisan skripsi
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan
Refleksi SIKLUS I
Observasi
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II PelaksanaanTind
akan
Observasi
BelumBerhasil Berhasil
Siklus n Berhenti
48
1. Siklus I
a. Perencanaan pada tahap ini penelitian mengidentifikasi bagaimana
menerapkan penerapan strategi pembelajaran kooperatif think pair share
pada mata pelajaran IPA. Perencanaan yang dilakukan yaitu :
1) Menyususn Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan bahan yang akan dipakai dalam pembelajaran
3) Mengembangkan format observasi
b. Tindakan : Pada tahap ini penelitian menerapkan rencana atau strategi
pembelajaran yang telah disusun dan dibuat tersebuat pada proses
pembelajaran IPA.
c. Observasi : Pada tahap ini penelitian mengobservasi tindakan yang
dilakukan dengan menggunakan format yang telah dibuat pada
perencanaan dan memberi hasil pelaksanaan tersebut.
d. Refleksi : Pada tahap ini penelitian melakukan evaluasi tindakan dan
melakukan pertemuan untuk membahas hasil.
2. Siklus II
a. Perencanaan : Tahap ini penelitian mengidentifikasi bagaimana
penggunaan strategi pembelajara kooperatif TPS pada pembelajaran IPA.
b. Tindakan : Pada tahap ini penelitian menerapkan rencana atau strategi
pembelajaran IPA.
c. Observasi : Pada tahap ini penelitian mengobservasi tindakan II yang
dilakukan dan dibuat pada perencanaan dan memberi hasil pelaksanaan
tersebuat.
49
d. Refleksi : Tahap ini peneliti melakukan evaluasi tindakan dan melakukan
pertemuan untuk membahas hasil.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut S. Margono (2004:118) “Populasi adalah seluru data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan.” Jadi, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan
peserta didik kelas IV SDN Gohong-2 Pulang Pisau tahun ajaran 2012/2013
yang berjumlah 25 orang.
Tabel 3
Data Jumlah Peserta Didik
No Kelas Jumlah Peserta Didik Jumlah
L P
1 IV 6 19 25
Sumber : Tata Usaha SDN Gohong-2 Pulang Pisau
2. Sampel
Sampel penelitian
Menurut S. Margono (2004:121) “Sampel adalah sebagai bagian
dari populasi” sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara
tertentu. Sampel dalam penelitian ini ditetapkan untuk peserta didik Kelas
IV yang berjumlah 25 orang, karena penelitian ini mengambil sampel dari
seluruh bagian populasi maka penelitian ini disebut dengan penelitian
populasi.
50
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Menurut S. Margono (2004:133) “variabel adalah konsep yang
mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya
promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan manajer, dan sebagainyan).”
Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesi penelitian
maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah strategi
pembelajaran kooperatif think pair share merupakan variabel bebas
(variabel yang mempengaruhi) yang dilambangkan dengan X dan hasil
belajar IPA merupakan variabel terikat (variabel yang dipengaruhi) yang
dilambangkan dengan Y.
Hal ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
2. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran kurang tepat terhadap judul di atas,
penulis perlu memberikan penjelasan dan penegasan defenisi operasional
yang digunakan, yaitu:
a. Model strategi pembelajaran kooperatif think pair share adalah
pembelajaran yang memberi peserta didik waktu untuk berpikir dan
merespon serta saling bantu satu sama lain.
Langkah-langkah dalam pembelajaran Think Pair Share pada
umumnya adalah:
Hasil belajar IPA
(Y)
Strategi pembelajaran
kooperatif think pair share
(X)
51
Pendahuluan
Fase1: Persiapan
1. Guru melakukan apersepsi
2. Guru menjelaskan tentang pembelajaran TPS
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru memberikan motivasi
Kegiatan inti
Fase 2: pelaksanaan pembelajaran tipe TPS
Langkah pertama :
1. Menyampaikan pertanyaan : Guru menyampaikan pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
2. Peserta didik memperhatikan/mendengarkan dengan aktif
penjelasan dan pertanyaan dari guru.
Langkah kedua :
1. Berpikir : peserta didik berpikir secara individual.
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan
oleh guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta
peserta didik untuk menuliskan hasil pemikiran masing-
masing.
Langkah ketiga :
1. Berpasangan : setiap peserta didik mendiskusikan hasil
pemikiran masing-masing dengan pasangan.
52
2. Guru mengorganisasikan peserta didik untuk berpasangan
dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mendiskusikan jawaban yang menurut mereka paling benar
atau meyakinkan. Guru memotivasi peserta didik untuk aktif
dalam kerja kelompoknya. Pelaksanaan model ini dapat
dilengkapi dengan LKS sebagai lembar kerja, kumpulan soal
latihan atau pertanyaan yang dikerjakan secara kelompok.
Langkah keempat :
1. Berbagi : peserta didik berbagi jawaban mereka dengan
seluruh kelas.
2. Peserta didik mempresentasikan jawaban atau pemecahan
masalah secara individual atau kelompok didepan kelas.
Individu/kelompok yang lain diberi kesempatan untuk
bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi
kelompok tersebut.
3. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi
terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka
diskusikan, dan memberikan pujian bagi kelompok yang
berhasil baik dan memberi semangat bagi kelompok yang
belum berhasil dengan baik (jika ada).
b. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah
peserta didik menerima pengalaman belajar. Hasil belajar
didefinisikan sebagai kemampuan kognitif, yang dimiliki oleh
53
peserta didik sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan
intruksional yang direncanakan oleh guru sebelumnya.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
1. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Teknik pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian adalah
Alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai pengumpulan data
adalah :
a. Observasi
Observasi sering juga disebut sebagai pengamatan hasil
belajar untuk guru dan untuk peserta didik, yakni suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan terhadap objek yang akan diselidiki. Pengamatan
dilakukan untuk melihat sumber belajar.
Tabel 4 Kisis-kisi Observasi Lembar Pengamatan Aktivitas Peneliti
No. Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4 1. Merumuskan Tujuan dan Memotivasi
- Apersepsi Awal terhadap pengetahuan awal peserta didik
- Memberi semangat kepada peserta didik - Menuliskan Topik/pokok pembahasan pembelajaran - Menjelaskan Materi 2. Penggunaan Metode Think Pair Share dalam KBM
- Menggunakan Metode think pair share dalam KBM - Metode Think Pair Share dapat meningkatkan kinerja
peserta didik dalam KBM
3. Tanya Jawab Terhadap Materi Pelajaran - Mengadakan Tanya Jawab Mengenai Materi Yang
Dibahas
- Memberi Kesempatan Peserta Didik Bertanya 4. Melaksanakan Evaluasi
54
- Menilai Hasil Evaluasi Peserta Didik - Memberi Pujian Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik - Menyimpulkan Pelajaran 5. Penggunaan Waktu saat Pembelajaran 6. Kegiatan Belajar Mengajar Cenderung Berpusat Pada
Peserta Didik
7. Mendorong Peserta Didik Lebih Giat Belajar Jumlah
Rata-rata
Tabel 5 Kisi-kisi Observasi Terhadap Peserta Didik
Aspek Yang Diamati
1 2 3 4
1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
2. Membaca (buku Paket/LKS
3. Bekerja dengan menggunakan alat perlengkapan tulis lengkap
4. Menulis (yang relevan dengan KBM)
5. Berdiskusi dan bertanya pada guru
6. Berdiskusi dan bertanya antara peserta didik
7. Perilaku yang tidak relevan dengan KBM
Jumlah
Rata-rata
b. Tes
Tas awal dilaksanakan untuk memperoleh data sebelum
pelaksanaan diterapkan dan tes akhir dilakukan pada setiap tes
akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi yang disampaikan
melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif think pair
55
share dalam pembelajaran, tes akhir untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang diterapkan.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen tes hasil belajar, instrumen tes hasil belajar digunakan untuk
mengambil data hasil belajar peserta didik dengan menggunakan penerapan
strategi pembelajaran kooperatif think pair share dan tanpa menggunakan
strategi pembelajaran kooperati think pair share
Tabel 6 Kisi-kisi Tes Awal
No Standar
Kompetensi Indikator
No Butir Soal
Jumlah Soal
1. Memahami
perubahan
lingkungan fisik
dan pengaruhnya
terhadap daratan
1. Menjelaskan berbagai faktor
penyebab perubahan lingkungan
fisik.
2. Menyebutkan contoh perubahan
lingkungan fisik dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Menjelaskan pengaruh angin
yang mrnguntungkan dan
merugikan.
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7, 8, 9,
10, 11,
11
Jumlah 11
56
Tabel 7 Kisi-kisi Tes Akhir
No Standar
Kompetensi Indikator
No Butir Soal
Jumlah Soal
1. Memahami
perubahan
lingkungan fisik
dan pengaruhnya
terhadap daratan
4. Menjelaskan berbagai faktor
penyebab perubahan lingkungan
fisik.
5. Menyebutkan contoh perubahan
lingkungan fisik dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Menjelaskan pengaruh angin
yang mrnguntungkan dan
merugikan.
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7, 8, 9,
10, 11,
11
Jumlah 11
3. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan
penting, yaitu valid dan reliabel.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidtan atau kesahitan sesuatu instrumen sebagaimana
yang dikemukan oleh Suharsimin Arikonto (2006:144) bahwa
“sebelum instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang di inginkan oleh peneliti”.
57
b. Validitas Isi
Validitas isi adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat
ketepatan antara materi yang akan diukur dengan materi yang
seharusnya diukur.
Menurut S. Gono, (2004:187), “vadilitas isi menunjuk kepada
suatu instrumen yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap /
mengukur yang akan diukur”.
c. Instrumen
Instrument disebut memiliki validitas isi jika butir-butir
pertanyaan / pernyataan dalam instrument itu memiliki kesesuaian
dengan indikator variabel.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:82) “sebuah tes dikatakan
memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi atau isi pengajaran yang diberikan”.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
yang berbentuk essay sebanyak 10 butir yang disusun oleh peneliti
dengan mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP). Untuk menguji instrumen tersebut menggunakan validitas
isi, peneliti meminta bantuan dua orang validator.
Untuk meneliti vadilitas butir-butir soal digunakan rumus
korelasi produk momen dengan angka kasar sebagai berikut:
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
58
(Suharsimi Arikunto, 2006:225)
Dimana :
N = Jumlah responden / Number of case
∑X = Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y
∑XY = Jumlah hasil perkalian skor X dan skor Y
xyr = Angka indeks korelasi ‘r’ product moment.
Tabel 8
Rekap Uji
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) N
Item1
Item2
Item3
Item4
Item5
Item6
Item7
Item8
Item9
Item10
Item11
Item12
Item13
Item14
Item15
Item16
Item17
Item18
.447*
.087
.554**
.520*
.398
.507*
.507*
.666**
.181
-.445*
.461*
.507*
.405
.314
.050
.808**
.382
.461*
.037
.701
.008
.013
.067
.016
.016
.001
.420
.038
.031
.016
.062
.155
.824
.000
.079
.031
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
59
Item19
Item20
Item21
Item22
-.337
.598**
1
.125
.003
22
22
22
22
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
r hitung > r tabel, maka pertanyaan yang diajukan dinyatakan
valid.
r hitung < r tabel, maka pertanyaan yang diajukan dinyatakan tidak
valid .
Berdasarkan hasil pengujian validitas dengan menggunakan
SPSS16 for Windows, dari 20 item soal yang diujikan terdapat
beberapa item yang tidak valid karena nilai xyr < r tabel.
Terdapat 9 item soal nilai korelasinya kurang dari nilai r tabel.
Item yang tidak valid tidak digunakan dalam pengambilan data
Pree Tes maupun Pos Tes pada saat penelitian sehingga item soal
yang digunakan adalah 11.
d. Uji Reliabilitas
Untuk menentukan koefisien reliabilitas butir soal menggunakan
rumus K R.21 (Kuder dan Richharson) sebagai berikut :
tkV
MkM
k
kr 1
111
(Suharsimi Arikunto,2006:229)
Dimana :
60
11r = Reliabilitas instrumen
Vt = Varians total
k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
m = Skor rata-rata
Tabel 9 Uji Reabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 22 100.0
Excludeda 0 .0
Total 22 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.792 11
Untuk memutuskan instrumen tersebut reliabel atau tidak,
hingga dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien yang
diperoleh, maka dalam menentukan seberapa kuat hasil yang
diperoleh dapat berpedoman dengan pendapat Sugiyono (2006:216)
pada kategori sebagai berikut:
0, 000 – 0, 199
0, 200 – 0, 399
0, 400 – 0, 599
0, 600 – 0, 799
0, 800 – 1, 000
Sangat tidak reliabel
Tidak reliabel
Cukup reliabel
Reliabel
Sangat reliabel
Berdasarkan hasil pengujian Reliability dengan menggunakan
program SPSS16 for Windows diperoleh nilai reliabilitas instrumen tes
61
peserta didik yakni sebesar 0,792. Dengan berpedoman pada katagori
di atas, maka nilai reliabilitas sebesar 0,792 termasuk dalam katagori
reliabel, sehingga instrumen tersebut layak dan dapat digunakan
dalam penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab
rumusan masalah. Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan :
a) Menyusun tabel frekuensi data kelompok
b) Menghitung nilai rata-rata (Mean) dengan rumus :
i
ii
f
xfx
Keterangan : x = Nilai rata-rata hitung
ii xf = Total nilai interval kelas
if = Frekuensi interval kelas
yaitu menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara
klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 65,
ketuntasan klasikal 85% diperoleh dengan rumus
TB = ∑�
� X 100 %
Keterangan :
∑s = Jumlah peserta didik yang mendapat nilai lebih besar dari atau
sama dengan 65.
62
n = Banyak peserta didik
100% = Bilangan tetap persentase
TB = Ketuntasan belajar klasikal minimal 85%
(Sumber : Anas Sudjiono, 2000 : 40-41)
Dan perhitungan N-Gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar IPA peserta didik. Perhitungan N-Gain diperoleh dari skor pretes dan
postes. Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah
pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) dengan rumus menurut
Hake dalam Herlina Fitrihidayanti dkk (2010 : 489) adalah sebagai berikut:
g =SkorPostes�SkorPretes
Skormaks�skorPretes
Keterangan:
Spost = Skor postes
Spre = Skor pretes
Smaks = Skor maksimum
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Visi dan Misi
SDN Gohong-2 kec. Kahayan Hilir kab. Pulang Pisau memiliki
visi dan misi sebagai berikut:
a. Visi
Unggul dalam prestasi berdasarkan implak.
b. Misi
a) Unggul dalam perolehan NEM.
b) Unggul dalam perlombaan.
c) Disiplin.
d) Kebersihan.
2. Kepegawaian
SDN Gohong-2 kec. Kahayan Hilir kab. Pulang Pisau memiliki
tenaga pendidik sebagai berikut:
64
Tabel 10 Daftar Kepegawaian SDN Gohong-2
No Nama Pegawai/NIP L
/P
Tempat, Tgl Lahir
Pend Pangkat Jabatan Mengajar
1 ALISABETH, S.Pd 19600208 198402 2 001
P Kapuas, 08-02-1960
S-1 Pembina IV/a
Kepala Sekolah
I -VI
2 RUSKUMALA DEWI, S.Pd 19570318 198112 2 002
P Gohong, 18-03-1957
S-1
Pembina IV/a
Guru Kelas
V
3 PUTIR, S.Pd 19640304 198502 2 002
P Sampit, 04-03-1964
S-1
Pembina IV/a
Guru Kelas
III
4 NENENG SRI MURTI,S.Pd 19680901 198712 2 002
P Gohong, 01-09-1968
S-1
Pembina IV/a
Guru Kelas
VI
5 ARIYANI 19610830 198209 2 001
P Gohong, 30-08-1961
SPG
Pembina IV/a
Guru Kelas
IV
6 Y E N I E 19680712 199304 2 001
P Lawang Uru, 12-07-1968
SGO
Penata Tk.I III/d
Guru Kelas
I
7 TONO 19701118 199112 1 001
L Buntoi, 18-11-1971
SGO
Penata Tk.I III/d
Guru Penjaske
s
I-VI
8 EVI VALENTINA, S.PdI 19861002 200903 2 002
P Anjir P.Pisau, 12-10-1986
S-1
Penata Muda TKI III/b
Guru Agama Islam
I-VI
9 NENENG 19720802 200701 2 013
P Penda Katapi,
02-08-1972
PGAK
Penata Muda TKI III/b
Guru Agama Kristen
I-VI
10 SITI PATIMAH, S.Pd.I 19860910 201001 2 017
P Anjir Serapat,
10-09-1986
S-1
Penata Muda III/a
Guru Agama Islam
I-VI
11 HERI YANA, A.Ma 19841222 201001 2 012
P Jangkang Baru,
22-12-1984
D-II
Pengatur Muda II/c
Guru Kelas
II
12 SRI RAHAYU P Gohong, 27-03-1979
D-II
- Guru Tidak Tetap
I-VI
13 ELPIYANATIE,S.Pd.I P P.Pisau, 23-08-1978
S-1
- Honor
I-VI
14 YOTAHANSYAH.T.UNUNG L Gohong, 21-02-1974
- - Honor
-
65
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa
SDN Gohong memiliki 14 tenaga pendidik (guru) dan 1 orang staf TU.
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDN Gohong-2
Kabupaten Pulang Pisau dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11 Data Sarana dan Prasarana SDN Gohong-2
No Jenis Ruangan Jumlah
1. Ruang kelas 1 1
2. Ruang kelas 2 1
3. Ruang kelas 3 1
4. Ruang kelas 4 1
5. Ruang kelas 5 1
6. Ruang kelas 6 1
7. Ruang kepala sekolah / Ruang guru 1
8. Ruang perputakaan 1
9. WC 3
10. Rumah dinas penjaga sekolah 1
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas diketahui bahwa SDN
Gohong-2 memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah yang menjadi
satu dengan ruang guru, 1 ruang perpustakaan, dan 3 ruang WC.
Guna mendukung kegiatan pembelajaran dan operasional sekolah
maka pemerintah mengadakan bantuan paket multimedia dan media ajar
bagi sekolah-sekolah yang membutuhkan, SDN Gohong-2 termasuk
beberapa sekolah yang mendapat bantuan paket-paket tersebut di atas.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
66
Tabel 12 Data Prasarana Penunjang Pembelajaran Yang Dimiliki SDN Gohong-
2 Kabupaten Pulang Pisau
No Nama Barang Jumlah
1. Mesin ketik 1 buah
2. Papan tulis (untuk setiap kelas) 6 buah
3. Alat-alat olahraga 16 paket
4. Media praktek IPA 2 paket
5. Media praktek IPS 1 paket
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa
SDN Gohong-2 Kabupaten Pulang Pisau telah memiliki beberapa media
pembelajaran untuk bidang studi yang terkait yang digunakan pada
pembelajaran di kelas.
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Awal
Data awal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan
peserta didik terhadap materi yang dijadikan topik pembelajaran sebelum
penelitian tindakan kelas. Adapun data awal dari 25 peserta didik sebagian
besar masih mendapatkan nilai yang sangat rendah sebelum dilakukannya
perlakuan (dari hasil tes) yaitu sebagai berikut :
Tabel 13
Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar IPA
(Sebelum diberikan Perlakuan)
NO NAMA NILAI
1 Jesi Ariani 63
2 Rahamawati 45
67
3 Nolmila 63
4 Regina Tanjung Kahayani 54
5 Nuraliah 63
6 Sisda 45
7 Ahmad Ridwan 36
8 Ahmad Putra 63
9 Firta 54
10 Husnul Khatimah 54
11 Nina Rahayu AS 63
12 Vivi Rema Lestari 63
13 Putri 36
14 Henti Anceratni 54
15 Yohana Adelia 63
16 Cinta 45
17 Mayada 54
18 Apin 63
19 Diki 54
20 Anis 63
21 Bayu 36
22 Desi 54
23 Meci 36
24 Armita 63
25 Ririn Ariska 54
Untuk Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada
pendekatan yang diterapkan.
1) Menyusun tabel frekuensi data kelompok
63 45 63 54 63
45 36 63 54 54
63 63 36 54 63
45 54 63 54 63
68
36 54 36 63 54
a. Menentukan rentang skor yaitu skor tertinggi dikurangi skor
terendah. 63 – 36 = 27
b. Menentukan banyak kelas yang akan digunakan. Untuk
menghitung banyak kelas. Menggunakan aturan Sturges dengan
rumus :
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyak kelas
yang akan dibuat dan n adalah banyak data. Untuk data tersebut,
maka banyak kelas yang akan dibuat adalah :
K = 1 + 3,3 log 25
= 1 + 3,3 × 1,3979
= 5,61307 dibulatkan 6. (banyak kelas 6)
c. Hitung panjang kelas interval dengan rumus :
Panjang kelas (p) = �������
�����������
P = ��
� = 4,5 dibulatkan 5
Tabel 14
Frekuensi Data Kelompok
(Sebelum diberi perlakuan)
Nilai Tes Frekuensi
(��) �� �� . ��
36 – 40 4 38 152 41 – 45 3 43 129 46 – 50 0 48 0 51 – 55 8 53 424 56 – 60 0 58 0 61 - 65 10 63 630 Jumlah 25 1.335
2) Menghitung Nilai rata-rata mean (�)̅ :
69
i
ii
f
xfx
� ̅= ����
��
�̅= 53,4
Jadi, rata – rata mean (�)̅ adalah 53,4
3) Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal,
dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 65,
ketuntasan klasikal 40 %.
Dengan tabel diatas, dapat dengan mudah mendeskripsikan data yang
diperoleh, yakni dari data pada (table 14), dapat dengan mudah
menghitung Persentase peserta didik yang memperoleh nilai lebih
besar dari atau sama dengan 65.
TB = ��
�� x 100 % = 40 %
Jadi, Peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama
dengan 65 hanya 40 %.
2. Siklus I
a) Perencanaan (Planning)
Peneliti menelaah kurikulum untuk mengetahui standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator dari materi
pembelajaran matematika yang akan dijadikan peneliti dalam PTK dan
membuat rencana pembelajaran (RPP) menggunakan think pair share.
b) Tindakan
1. Menjelaskan materi pembelajaran tentang Pengaruh Angin.
70
2. Membagikan peserta didik menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 2 orang peserta didik tapi karena jumlah
peserta didik 25 terpaksa ada yang 3 dalam suatu kelompok.
3. Memberikan lembar LKS dan menjelaskan cara mengisinya.
4. Peserta didik mengisi LKS sambil berdiskusi dengan teman satu
kelompoknya untuk mengambil kesimpulan atau jawaban dari
pertanyaan tersebut.
c) Pengamatan (Observasi)
1. Observasi Tindakan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran
Pada tahap ini peneliti dan sekaligus observer (penilai)
mengobservasi tindakan yang dilakukan dengan menggunakan
format yang telah dikembangkan pada perencanaan dan memberi
hasil pelaksanaan (format terlampir).
Berdasarkan hasil observasi peserta didik pada siklus I
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 15
Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus I
No Aktivitas Yang Diamati Skor
1 Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran 3
2 Konsentrasi dalam proses pembelajaran 3
3 Memiliki semangat yang tinggi 3
4 Berdiskusi dan bertanya pada guru / antar peserta didik 3
5 Memiliki rasa percaya diri 2
6 Memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan
latihan
2
71
Jumlah 16
Rata-rata 2,66
Dengan kriteria sebagai berikut :
4 : Sangat Baik
3-3,9 : Baik
2-2,9 : Cukup
1-1,9 : Kurang
Berdasarkan tabel di atas terlihat skor terhadap aspek yang
diamati:
1. Pada aspek keaktifan peserta didik mendapatkan skor 3 karena
peserta didik cukup aktif dalam proses pembelajaran. Dari 25
peserta didik ada 17 orang peserta didik yang aktif dalam
pembelajaran ketika guru menyampaikan materi tentang
pengaruh angi, sedangkan 8 orang peserta didik diantaranya
kurang akttif dalam pembelajaran.
2. Pada aspek konsentrasi dalam proses pembelajaran
mendapatkan skor 3 karena 16 orang peserta didik yang
memiliki daya konsentrasi yang tinggi dan 9 orang peserta
didik diantaranya sibuk sendiri kurang memperhatikan
penjelasan guru.
3. Pada aspek memiliki semangat yang tingi mendapatkan skor 3
karena 18 orang peserta didik yang memiliki semangat dalam
mengikuti proses pembelajaran.
72
4. Pada aspek berdiskusi dan bertanya pada guru/antar peserta
didik mendapat skor 3 karena dari 25 peserta didik berkisar 19
orang peserta didik yang bertanya pada guru dan antar peserta
didik.
5. Pada aspek memiliki rasa percaya diri mendapat skor 2 karena
apresiasi dalam mengutarakan pendapatnya masih kurang
karena dari 25 peserta didik hanya ada 12 orang peserta didik
saja yang merasa percaya diri.
6. Pada aspek memiliki daya juang yang tinggi dalam
menyelesaikan tugas dan latihan mendapat skor 2 karena hanya
ada 14 orang peserta didik saja yang memiliki daya juang yang
tinggi dalam menyelesaikan tugas dan latihan diberikan oleh
guru.
Artinya penggunaan metode think pair share yang
digunakan peneliti saat proses pembelajaran IPA berlangsung pada
siklus I belum dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
mata pembelajaran IPA. Hal ini terlihat berdasarkan hasil observasi
dimana peserta didik memiliki keaktifan, konsentrasi, memiliki
semangat yang tinggi, berdiskusi, memiliki rasa percaya diri dan
memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan
latihan yang diberikan oleh peneliti masih rendah atau mendapat
kategori cukup karena mendapat nilai rata-rata 2,66.
2. Observasi Terhadap Aktivitas Pengajar
73
Aktivitas Pengajar atau peneliti diamati oleh 2 pengamat,
pengamat pertama (guru kelas) dan pengamat kedua (Mahasiswa).
Berikut adalah tabel hasil pengamatan aktivitas mengajar peneiti:
Tabel 16
Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Peneliti Pada Siklus I
No
Aspek yang diamati
P-1
P-2
1. Merumuskan Tujuan dan Memotivasi
a. Apersepsi Awal terhadap pengetahuan awal peserta didik
3 3
b. Memberi semangat kepada peserta didik 2 3
c. Menuliskan Topik/pokok pembahasan pembelajaran
3 3
d. Menjelaskan Materi 3 3
2. Penggunaan Metode Think Pair Share dalam KBM
a. Menggunakan Metode think pair share dalam KBM
3 3
b. Metode Think Pair Share dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam KBM
3 3
3. Tanya Jawab Terhadap Materi Pelajaran
a. Mengadakan Tanya Jawab Mengenai Materi Yang Dibahas
2 3
b. Memberi Kesempatan Peserta Didik Bertanya
2 2
4. Melaksanakan Evaluasi
a. Menilai Hasil Evaluasi Peserta Didik 3 3
b. Memberi Pujian Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
2 3
c. Menyimpulkan Pelajaran 3 4
5. Penggunaan Waktu saat Pembelajaran 2 2
6. Kegiatan Belajar Mengajar Cenderung Berpusat
Pada Peserta Didik
3 2
7. Mendorong Peserta Didik Lebih Giat Belajar 4 3
74
Jumlah 38 40
Rata-rata 2,7 2,9
Dengan Kriteria Sebagai Berikut:
P1 : Pengamat 1 (Guru Kelas)
P2 : Pengamat 2 (Mahasiswa)
4 : Sangat Baik
3 – 3,9 : Baik
2 – 2,9 : Cukup
1 – 1,9 : Kurang
Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti dengan menggunakan metode pembelajaran think pair
share sebagai sarana meningkatkan hasil belajar peserta didik
dalam kategori cukup karena penilaian secara keseluruhan adalah
sebesar P-1(2,7) P-2(2,9).
d) Hasil Tes Belajar IPA Setelah Siklus I
Agar hasil data yang diperoleh pada siklus I mudah dipahami
maka peneliti menggunkan teknik analisis data sebagai berikut:
Tabel 17 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar IPA
(Siklus I)
NO NAMA NILAI
1 Jesi Ariani 72
2 Rahamawati 63
3 Nolmila 81
4 Regina Tanjung Kahayani 63
5 Nuraliah 81
6 Sisda 63
7 Ahmad Ridwan 72
8 Ahmad Putra 72
75
9 Firta 63
10 Husnul Khatimah 63
11 Nina Rahayu AS 81
12 Vivi Rema Lestari 81
13 Putri 36
14 Henti Anceratni 63
15 Yohana Adelia 72
16 Cinta 63
17 Mayada 72
18 Apin 81
19 Diki 72
20 Anis 72
21 Bayu 54
22 Desi 63
23 Meci 54
24 Armita 81
25 Ririn Ariska 72
Untuk Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada
pendekatan yang diterapkan.
1) Menyusun tabel frekuensi data kelompok
72 63 81 63 81
63 72 72 63 63
81 81 36 63 72
63 72 81 72 72
54 63 54 81 72
a. Menentukan rentang skor yaitu skor tertinggi dikurangi skor
terendah. 81 – 36 = 45
76
b. Menentukan banyak kelas yang akan digunakan. Untuk
menghitung banyak kelas. Menggunakan aturan Sturges
dengan rumus:
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyak kelas
yang akan dibuat dan n adalah banyak data. Untuk data
tersebut, maka banyak kelas yang akan dibuat adalah:
K = 1 + 3,3 log 25
= 1 + 3,3 × 1,3979
= 5,61307 dibulatkan 6. (banyak kelas 6)
c. Hitung panjang kelas interval dengan rumus :
Panjang kelas (p) = �������
�����������
P = ��
� = 7,5 dibulatkan 8
Tabel 18
Frekuensi Data Kelompok
(Siklus I)
Nilai Tes Frekuensi
(��) �� �� . ��
36 – 43 1 39,5 39,5 44 – 51 0 47,5 0 52 – 59 2 55,5 111 60 – 67 8 63,5 508 68 – 75 8 71,5 572 76 – 83 6 79,5 477 Jumlah 25 1.707,5
2) Menghitung Nilai rata-rata mean (�)̅ :
� ̅= ����,�
��
� ̅= 68,3
77
Jadi, rata – rata mean (�)̅ adalah 68,3
3) Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara
klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan
yakni 65, ketuntasan klasikal 88%.
Dengan tabel diatas, dapat dengan mudah mendeskripsikan data
yang diperoleh, yakni dari data pada (tabel 18), dapat dengan
mudah menghitung Persentase peserta didik yang memperoleh
nilai lebih besar dari atau sama dengan 65.
TB = ��
�� x 100 % = 88 %
Jadi, Peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau
sama dengan 65 adalah 88 %.
4) N-Gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
IPA peserta didik.
g =SkorPostes − SkorPretes
Skormaks − skorPretes
g =68,3– 53,4
100– 53.4=
14,9
46,6= 0,31
Tabel 19 Klasifikasi Interprestasi N-Gain
Besar Persentase Interprestasi g > 0,7 Tinggi
0,3 < g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh peneliti setelah
siklus I ternyata ada peningkatan dibandingkan hasil tes yang
dilakukan peneliti (sebelum diberikan perlakuan) yaitu pada nilai rata-
78
rata mean (�)̅ adalah 53,4 sedangkan persentase peserta didik yang
memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 65 yaitu sebesar
40% setelah dilaksanakan siklus I diketahui nilai rata-rata mean (�)̅
adalah 68,3 sedangkan persentase peserta didik yang memperoleh nilai
lebih besar dari atau sama dengan 65 yaitu sebesar 88%. Dan N-Gain
pada siklus I sebesar 0,31.
e) Evaluasi dan Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan sekaligus observer penilaian
(penilai) melakukan evaluasi tindakan dan melakukan pertemuan
untuk membahas hasil. Setelah dilakukan evaluasi perlu adanya
siklus II dalam proses pembelajaran untuk melihat peningkatan
secara lebih tinggi dan lebih baik. Berbagai hambatan yang terjadi
dalam siklus I peneliti evaluasi dan diberikan refleksi. Hambatan dari
pelaksanaan siklus I adalah:
1) Dalam pengelompokan peserta didik sangat sulit karena jumlah
peserta didik 25 orang yang seharusnya dalam satu kelompok
terdiri dari 2 orang saja, sehingga terpaksa ada yang 3 orang
dalam suatu kelompok.
2) Kurang adanya kerja sama dalam kelompok yang seharusnya
kerja sama dalam menyelesaikan tugas dan saling bertukar
pendapat untuk mengambil kesimpulan tapi malah ada yang
bersantai-santai.
79
Setelah dilakukan refleksi peneliti melakukan persiapan
penerapan siklus II dengan menyusun rencana pembelajaran yang
digunakan dalam siklus II dengan menambahkan beberapa kegiatan
yang dilaksanakan yaitu:
1) Pengelompokan peserta didik untuk menjawab atau mengisi
lembar LKS dan memberikan contoh cara mengisinya. Dalam
kelompok terdiri dari 2 orang tapi karena jumlah peserta didik 25
orang terpaksa dalam suatu kelompok ada yang 3 orang.
2) Menugaskan setiap kelompok untuk maju kedepan untuk
membacakan hasil kerja kelompok mereka masing-masing.
3. Siklus II
a) Perencanaan (Planning)
Peneliti menelaah kurikulum untuk mengetahui standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator dari materi
pembelajaran IPA yang akan dijadikan peneliti dalam PTK dan
membuat rencana pembelajaran (RPP) menggunakan metode Think
Pair Shrare.
b) Tindakan
1. Menjelaskan materi pembelajaran tentang Pengaruh Angin.
2. Membagikan peserta didik menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 2 orang peserta didik tapi karena jumlah
peserta didik 25 0rang terpaksa dalam suatu kelompok ada yang 3.
3. Memberikan lembar LKS dan menjelaskan cara mengisinya.
80
4. Peserta didik mengisi LKS sambil berdiskusi dengan teman satu
kelompoknya untuk mengambil kesimpulan atau jawaban dari
pertanyaan tersebut.
5. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk maju
kedepan dan membacakan hasil dari kerja kelompoknya.
c) Pengamatan (Observasi)
1. Observasi Tindakan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran
Pada tahap ini peneliti dan sekaligus observer (penilai)
mengobservasi tindakan yang dilakukan dengan menggunakan
format yang telah dikembangkan pada perencanaan dan memberi
hasil pelaksanaan (format terlampir).
Berdasarkan hasil observasi peserta didik pada siklus I
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 20
Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus II
No Aktivitas Yang Diamati Skor
1 Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran 4
2 Konsentrasi dalam proses pembelajaran 3
3 Memiliki semangat yang tinggi 3
4 Berdiskusi dan bertanya pada guru / antar peserta didik 3
5 Memiliki rasa percaya diri 3
6 Memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan
latihan
3
Jumlah 19
Rata-rata 3,16
81
Dengan Kriteria Sebagai Berikut:
4 = Sangat Baik
3 – 3,9 = Baik
2 – 2,9 = Cukup
1 – 1,9 = Kurang
Berdasarkan tabel di atas terlihat skor terhadap aspek yang
diamati:
1. Pada aspek keaktifan peserta didik mendapatkan skor 4 karena
peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran cukup
tinggi. Dari 25 peserta didik ada 20 orang peserta didik yang
aktif dalam pembelajaran ketika guru menyampaikan materi
tentang pengaruh angin, sedangkan 5 orang peserta didik
diantaranya tidak aktif dalam pembelajaran.
2. Pada aspek konsentrasi dalam proses pembelajaran
mendapatkan skor 3 karena 18 orang peserta didik yang
memiliki daya konsentrasi yang tinggi sedangkan 7 orang
peserta didik diantaranya kurang karena tidak terlalu
memperhatikan penjelasan guru.
3. Pada aspek memiliki semangat yang tingi mendapatkan skor 3
karena 18 orang peserta didik yang memiliki semangat dalam
mengikuti proses pembelajaran.
4. Pada aspek berdiskusi dan bertanya pada guru/antar peserta
didik mendapat skor 3 karena dari 25 peserta didik berkisar 18
82
orang peserta didik yang bertanya pada guru dan antar peserta
didik.
5. Pada aspek memiliki rasa percaya diri mendapat skor 3 karena
apresiasi dalam mengutarakan pendapatnya sebanyak 18 orang
peserta didik.
6. Pada aspek memiliki daya juang yang tinggi dalam
menyelesaikan tugas dan latihan mendapat skor 3 karena ada
19 orang peserta didik memiliki daya juang yang tinggi dalam
menyelesaikan tugas dan latihan diberikan oleh guru.
Artinya penggunaan metode think pair shara yang
digunakan guru saat proses pembelajaran IPA berlangsung dalam
siklus II dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran IPA. Hal ini terlihat berdasarkan hasil observasi
dimana peserta didik memiliki keaktifan, konsentrasi, memiliki
semangat yang tinggi, berdiskusi, memiliki rasa percaya diri dan
memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan
latihan yang diberikan oleh guru dikatakan baik atau mendapat
kategori baik karena mendapat nilai rata-rata 3,16.
2. Observasi Terhadap Aktivitas Pengajar
Aktivitas Pengajar atau peneliti diamati oleh 2 pengamat,
pengamat pertama (guru kelas) dan pengamat kedua (Mahasiswa).
Berikut adalah tabel hasil pengamatan aktivitas mengajar peneiti:
83
Tabel 21
Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Peneliti Pada Siklus II
No
Aspek yang diamati
P-1
P-2
1. Merumuskan Tujuan dan Memotivasi
f. Apersepsi Awal terhadap pengetahuan awal peserta didik
3 4
g. Memberi semangat kepada peserta didik 4 4
h. Menuliskan Topik/pokok pembahasan pembelajaran
4 3
i. Menjelaskan Materi 3 3
2. Penggunaan Metode Think Pair Share dalam KBM
c. Menggunakan Metode think pair share dalam KBM
4 4
d. Metode Think Pair Share dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam KBM
4 4
3. Tanya Jawab Terhadap Materi Pelajaran
c. Mengadakan Tanya Jawab Mengenai Materi Yang Dibahas
3 3
d. Memberi Kesempatan Peserta Didik Bertanya
4 4
4. Melaksanakan Evaluasi
d. Menilai Hasil Evaluasi Peserta Didik 3 3
e. Memberi Pujian Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
3 3
f. Menyimpulkan Pelajaran 4 4
5. Penggunaan Waktu saat Pembelajaran 3 3
6. Kegiatan Belajar Mengajar Cenderung Berpusat
Pada Peserta Didik
1 2
7. Mendorong Peserta Didik Lebih Giat Belajar 4 4
Jumlah 47 48
84
Rata-rata 3,35 3,42
Dengan Kriteria Sebagai Berikut:
P1 : Pengamat 1 (Guru Kelas)
P2 : Pengamat 2 (Mahasiswa)
4 : Sangat Baik
3 – 3,9 : Baik
2 – 2,9 : Cukup
1 – 1,9 : Kurang
Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti dengan menggunakan Metode think pair share
sebagai alat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam
kategori baik karena penilaian secara keseluruhan adalah sebesar
P-1 (3,35) P-2 (3,42).
d) Hasil Tes Belajar IPA Setelah Siklus II
Agar hasil data yang diperoleh pada siklus I mudah dipahami
maka peneliti menggunkan teknik analisis data sebagai berikut:
Tabel 22 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar IPA
(Siklus II)
NO NAMA NILAI
1 Jesi Ariani 81
2 Rahamawati 72
3 Nolmila 90
4 Regina Tanjung Kahayani 72
5 Nuraliah 90
6 Sisda 72
7 Ahmad Ridwan 72
8 Ahmad Putra 81
85
9 Firta 72
10 Husnul Khatimah 72
11 Nina Rahayu AS 90
12 Vivi Rema Lestari 90
13 Putri 45
14 Henti Anceratni 72
15 Yohana Adelia 81
16 Cinta 72
17 Mayada 81
18 Apin 90
19 Diki 81
20 Anis 90
21 Bayu 63
22 Desi 72
23 Meci 72
24 Armita 90
25 Ririn Ariska 81
Untuk Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada
pendekatan yang diterapkan.
1) Menyusun tabel frekuensi data kelompok
81 72 90 72 90
72 72 81 72 72
90 90 45 72 81
72 81 90 81 90
63 72 72 90 81
a. Menentukan rentang skor yaitu skor tertinggi dikurangi skor
terendah. 90 – 45 = 45
86
b. Menentukan banyak kelas yang akan digunakan. Untuk
menghitung banyak kelas. Menggunakan aturan Sturges
dengan rumus :
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyak kelas
yang akan dibuat dan n adalah banyak data. Untuk data
tersebut, maka banyak kelas yang akan dibuat adalah :
K = 1 + 3,3 log 25
= 1 + 3,3 × 1,3979
= 5,61307 dibulatkan 6. (banyak kelas 6)
c. Hitung panjang kelas interval dengan rumus :
Panjang kelas (p) = �������
�����������
P = ��
� = 7,5 dibulatkan 8
Tabel 23
Frekuensi Data Kelompok
(Siklus II)
Nilai Tes Frekuensi
(��) �� �� . ��
45 – 52 1 48,5 48,5 53 – 60 0 56,5 0 61 – 68 1 64,5 64,5 69 – 76 10 72,5 725 77 – 84 6 80,5 483 85 – 92 7 88,5 619,5 Jumlah 25 1940,5
2) Menghitung Nilai rata-rata mean (�)̅ :
� ̅= ����,�
��
� ̅= 77,62
87
Jadi, rata – rata mean (�)̅ adalah 77,62
3) Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik se4cara
klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni
65, ketuntasan klasikal 96 %.
Dengan tabel diatas, dapat dengan mudah mendeskripsikan data
yang diperoleh, yakni dari data pada (table 23), dapat dengan
mudah menghitung Persentase peserta didik yang memperoleh
nilai lebih besar dari atau sama dengan 65.
TB = ��
�� x 100 % = 96 %
Jadi, Peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar dari atau
sama dengan 65 adalah 96%.
4) N-Gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
peserta didik.
g =SkorPostes − SkorPretes
Skormaks − skorPretes
g =77,62– 53,4
100– 53,4=
24,22
46,6= 0,51
Tabel 24 Klasifikasi Interprestasi N-Gain
Besar Persentase Interprestasi g > 0,7 Tinggi
0,3 < g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh peneliti setelah
siklus II ternyata ada peningkatan yang lebih baik dibandingkan hasil
siklus I yang dilakukan peneliti yang nilai rata-rata mean (�)̅ adalah
88
68,3 sedangkan persentase peserta didik yang memperoleh nilai lebih
besar dari atau sama dengan 65 yaitu sebesar 88% dan N-Gain
0,31setelah dilaksanakan siklus II diketahui nilai rata-rata mean (�)̅
adalah 77,62 sedangkan persentase peserta didik yang memperoleh
nilai lebih besar dari atau sama dengan 65 yaitu sebesar 96%. Dan N-
Gain pada siklus II sebesar 0,51.
Hat tersebut juga dapat dilihat dari perbandingan hasil belajar
IPA antara sebelum siklus I, setelah siklus I, dan setelah siklus II
sebagai berikut:
Tabel 25 Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Antar Siklus
NO NAMA NILAI
PENINGKATAN Sebelum Siklus I
Setelah Siklus I
Setelah Siklus II
1 Jesi Ariani 63 72 81 √
2 Rahamawati 45 63 72 √
3 Nolmila 63 81 90 √
4 Regina Tanjung Kahayani 54 63 72 √
5 Nuraliah 63 81 90 √
6 Sisda 45 63 72 √
7 Ahmad Ridwan 36 72 72 √
8 Ahmad Putra 63 72 81 √
9 Firta 54 63 72 √
10 Husnul Khayatimah 54 63 72 √
11 Nina Rahayu AS 63 81 90 √
12 Vivi Rema Lestari 63 81 90 √
13 Putri 36 36 45
14 Henti Anceratni 54 63 72 √
89
15 Yohana Adelia 63 72 81 √
16 Cinta 45 63 72 √
17 Mayada 54 72 81 √
18 Apin 63 81 90 √
19 Diki 54 72 81 √
20 Anis 63 72 90 √
21 Bayu 36 54 63 √
22 Desi 54 63 72 √
23 Meci 36 54 72 √
24 Armita 63 81 90 √
25 Ririn Ariska 54 72 81 √
Nilai rata-rata mean (��) 53,4 68,3 77,62
Persentase hasil belajar 40% 88% 96%
N-Gain 0,31 0,51
e) Evaluasi dan Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan sekaligus observer (penilai)
melakukan evaluasi tindakan dan melakukan pertemuan untuk
membahas hasil. Hasil dari tes yang dilakukan terdapat peningkatan
hasil belajar peserta didik dengan tingkat ketuntasan penerapan
metode think pair share dengan hasil belajar nilai rata-rata (�)̅
sebesar 77,62 sedangkan persentase hasil belajarnya sebesar 96%
dan N-Gain 0,51 (tabel 25) dengan tingkat hasil belajar yang baik
dari 25 peserta didik dijadikan sampel dalam penelitian. Ditinjau dari
proses dan hasil data yang diperoleh maka dapat dikatakan bahwa
pembelajaran pada tindakan siklus II telah berhasil.
90
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah semua data diolah, selanjutnya data tersebut di analisa. Dalam
menganalisa data ini didasarkan pada pertanyaan/pernyataan penelitian
berdasarkan temuan penelitian terdahulu, maka pertanyaan penelitian tersebut
dapat dijawab hasil penelitian memuat pengelolaan data tentang (1) hasil
belajar, (2) hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran, dan (3) hasil
pengamatan terhadap aktivitas peserta didik.
1. Nilai Hasil Belajar
Nilai hasil belajar peserta didik yang dimaksud adalah nilai hasil
belajar peserta didik kelas IV SDN Gohong-2 Kab. Pulang Pisau tahun
pelajaran 2012-2013 yang menggunakan metode think pair share dalam
proses pembelajaran IPA dengan materi Pengaruh Angin. Nilai hasil
belajar sebagai berikut:
a. Sebelum siklus I
Berdasarkan hasil penelitian sebelum siklus I (sebelum diberi
perlakuan) 40% yang mendapatkan nilai diatas 65, sebaliknya 60%
peserta didik masih mendapatkan nilai rendah. Hal ini belum
menunjukkan ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan yaitu
85%, dari data tersebut menunjukkan bahwa penelitian sebelum siklus
I (sebelum diberi perlakuan) belum dapat dikatakan berhasil.
b. Setelah siklus I
Berdasarkan hasil penelitian setelah diberi perlakuan atau
setelah dilaksanakannya siklus I 88% (14 orang) peserta didik
91
mendapatkan nilai diatas 65, sebaliknya 12% (11 orang) peserta didik
masih mendapatkan nilai rendak yakni dibawah 65. Hal ini sudah
menunjukkan ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan yaitu
85%, dan N-Gainnya masih rendah yaitu 0,31 dari data tersebut
menunjukkan bahwa siklus I masih belum bisa dikatakan berhasil
karena N-Gainya masih rendah.
c. Setelah siklus II
Berdasarkan hasil penelitian dilaksanakannya siklus II 96% (23
orang) peserta didik mendapatkan nilai diatas 65, sebaliknya 4% (2
orang) peserta didik masih mendapatkan nilai rendak yakni dibawah
65 dan N-Gainnya sudah sedang yaitu 0,51. Dari data tersebut
menunjukan bahwa siklus II sudah dapat dikatakan berhasil.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat adanya peningkatan
pada siklus I yakni sebesar 40% dari hasil sebelum dilakukannya siklus I
(sebelum diberi perlakuan). Sedangkan hasil penelitian pada siklus II
mengalami peningkatan yakni sebesar 96% dari hasil penelitian siklus I.
N-Gain siklus I 0,31 dan N-Gain siklus II 0,51 jadi N-Gain siklus I Ke
Siklus II mengalami peningkatan 0,2.
2. Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran
Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan penggunaan
metode think pair share dalam proses pembelajaran berlangsung yang
dicatat oleh guru kelas/guru pamong dan teman sejawat tergambar dalam
tabel sebagai berikut:
92
Tabel 26
Rekapitulasi Nilai Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran
No. Siklus Jumlah Nilai
Rata-rata Nilai
Keterangan
1. Siklus 1 Pengamat 1 38 2,7 Cukup Pengamat 2 40 2,9 Cukup
2. Siklus 2
Pengamat 1 47 3,35 Baik
Pengamat 2 48 3,42 Baik
3. Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Peserta Didik dalam KBM
Tabel 27
Rekapitulasi Nilai Pengamatan Terhadap Aktivitas
Peserta Didik
No. Aktivitas/Siklus Jumlah Nilai
Rata-rata Nilai
Keterangan
1. Aktivitas Peserta Didik (Siklus I) 16 2,66 Cukup
2. Aktivitas Peserta Didik (Siklus II) 19 3,16 Baik
Berdasarkan tabel di atas, melalui perbaikan pembelajaran
dengan penggunaan metode think pair share pada proses pembelajaran
IPA yang dilaksanakan oleh peneliti dikelas IV SDN Gohong-2 Kab.
Pulang Pisau selama aktivitas peserta didik menunjukan kemajuan dan
pengembangan dalam hasil belajar yang diperoleh peserta didik.
Aktivitas peserta didik pada siklus I hanya mencapai kategori cukup,
sedangkan pada siklus II meningkat menjadi kategori baik.
Penelitian tentang penggunaan metode think pair share untuk
meningkatkan hasil belajar masih sedikit dijumpai. Penelitian terdahulu
yang meneliti tentang penggunaan metode think pair share untuk
93
meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik antara lain Linda Yuli
Ismayati (2010) yang mengangkat judul “Pengaruh Aktivitas Peserta
Didik Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Type Think
Pair Share Terhadap Hasil Belajar Biologi”. Dan penelitian lain
dilakukan oleh Muhammad Adib (2010) yang meneliti tentang
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Think Pair Share
Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar peserta didik Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam”.
Berdasarkan penelitian terdahulu hasil penelitian ini menemukan
bukti bahwa penggunaan metode Think Pair Share dapat meningkatkan
hasil belajar IPA kelas II SDN Gohong-2 Kabupaten Pulang Pisau,
dimana terlihat pada hasil penelitian sebelum siklus I mempunyai
ketuntasan klasikal belajar IPA yakni 40%, setelah siklus I ketuntasan
klasikal belajar IPA yakni 88% dan N-Gain 0,31 dan setelah siklus II
ketuntasan klasikal meningkat menjadi 96% dan N-Gain 0,51 Hal ini
menunjukkan ketercapaian ketuntasan belajar klasikal yang telah
ditentukan yaitu 85%, dan N-Gainnya sudah menunjukkan sedang
karena memiliki besar persentase 0,51 dari data tersebut menunjukkan
bahwa siklus II dapat dikatakan berhasil, karena ketuntasan belajar
secara klasikal terpenuhi.
94
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan bahwa ada
peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperati think pair share pada SDN Gohong-2 Kecamatan Kahayan Hilir
Kabupaten Pulang Pisau. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata
peserta didik baik sebelum adanya perlakuan maupun sesudah diberikan
perlakuan. Sebelum dilakukan perlakuan yaitu nilai rata-rata yang diperoleh
adalah 53,4 sedangkan hasil persentasenya adalah 40%. Dan nilai rata-rata
yang diperoleh pada siklus I adalah 68,3 persentasenya berjumlah 88% dan N-
Gain pada siklus I 0,31. Kemudian nilai rata-rata peserta didik yang diperoleh
pada siklus II adalah sebesar 77,62 persentase hasil belajarnya adalah 96% dan
N-Gain pada siklus II 0,51. Dari nilai rata-rata peserta didik mulai dari
sebelum adanya perlakuan (pratindakan) sampai dengan siklus II terdapat
selisih nilai rata-rata yaitu 24,22. Jadi terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil tes sebelum adanya perlakuan (pratindakan) denga hasil tes pada
siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif think pair share pada peserta
didik, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
95
1. Kepada lembaga pendidikan yang bertanggung jawab atas perkembangan
pendidikan, diharapkan dapat memberikan alternative sebagai pemecahan
masalah yang sering terjadi dalam dunia pendidikan sehingga mampu
mengembangkan mutu pendidikan di Indonesia.
2. Kepalasekolah, diharapkan dapat memberikan motivasi kepada guru-guru
untuk dapat berkembang atau berinovasi dalam melakukan sebuah proses
pembelajaran supaya dapat menggali semua potensi yang ada pada diri
peserta didik yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3. Guru, diharapkan dapat berinovasi dalam proses pembelajaran di kelas,
salah satunya dengan menggunakan metode think pair share yang dapat
memicu minat, ketertarikan dan motivasi peserta didik dalam belajar.
4. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi
peneliti lain dengan melakukan langkah-langkah yang lebih tepat sehingga
kekurangan yang mungkin masih terdapat di dalam hasil penelitian ini
dapat disempurnakan lagi.
96
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rijani, (2011), Perbedaan Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Metode Inquiri. Palangka Raya: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Amir Daien Indra kusuma(Tanpa tahun). Pengantar ilmu pendidikan. Usaha
nasional Apriani, Novita (2012), (http://repository.library.uksw.edu/handle/ 123456789
/978) (28-03-2013/09:30) Burhan Bungin M, (2005), Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup. Depdiknas, (2005), Materi Pelatihan dan Terintegrasi IPA. Palangkaraya Etie, (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk meningkatkan
Hasil Belajar, Palangka Raya: Universitas Muhamadiyah Palangkaraya Fadholi, (2009), (http://dephychintia.wordpress.com/2012/12/29/ pembelajaran-
think-pair-share/) (27-03-2013 10:00) Hamzah B. Uno, (2006), Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara
Herlina Fitrihidajati, Novita Kartika Indah dan Endang Susanti, (2010), Penerapan Pembelajaran Biologi Berbasis Kooperatif Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Ketrampilan BerpikirKritis Di SMA Sederajat Surabaya. Surabaya : Universitas Negri Surabaya.
Indra Munawar (2009), Hasil-Belajar-Pengertian-dan-definisi.http://
Indramunawar.blogspot.com.htmi (28-2-2013 / 17:50). Ibrahim, (2000)(http://matheducations.blogspot.com/2012/11/model-pembelajaran
-kooperatif-think_125.html) (27-03-2013 09:30) Jhonny Andreas, (Tanpa tahun), Kamus Lengkap, Surabaya : Karya Agung
Kustiani (2006), (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_e0751_060734_ chapter2.pdf:) (25perbuari 2013 / 14:35)
Lie, (2002), (http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789
/954/T1_292008235_BAB%20II.pdf?sequence=3) (21-04-2013 / 17:00) Margono, S (2004), Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
97
Nur Asman (2006), Model pembelajaran Kooperatif, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi & Direktorat Ketenagaan.
Nurhadi, (2005), (http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/
954/T1_292008235_BAB%20II.pdf?sequence=3) (21-04-2013 / 17:00) Nana Sujana, (2004),Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar,Jakarata : Sinarbaru Nurmilasari, (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Dengan
Menggunakan Kartu Huruf. Palangka Raya : Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Oemar Hamalik, (2006), Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar
Berdasarkan CBSA, Bandung: Sinar Baru Algensindo. Oemar Hamalik, (2007), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi
Aksara. Raymond, (2006), (http://safnowandi.wordpress.Com/2012/02/27/model-
pembelajaran-kooperatif/) (21-04-2013 / 17:15) Suharsimi Arikunto, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta : PT Rineka Cipta Setiawan, (2006), (http://alaskawruh.blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-
kooperatif-group.html) (21-04-2013 / 16:30) Siti Aida Rohmah. (2012). Metodologi Penelitian [Online]. http://repository.upi.
edu/opera for/apload/s_a 0651_0810143_chapter 3x.pdf. (22-04-2013/ 19:30)
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Renika Cipta
Tim, (2012). Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya Tilaar, R.A.H. ,(2004), Paradikma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: PT.
Rineka Cipta Udin Saefudin Sa’ud, (2008), Strategi Pendidikan. Inovasi Pendidikan.