Click here to load reader
Upload
voxuyen
View
274
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OPEN
INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1 Depok)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh :
LUCYANA
1110017000044
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ABSTRAK
Lucyana (1110017000044), Penerapan Strategi Pembelajaran Open Inquiry untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk menganalis peningkatan kemampuan
berpikir kreatif matematik dengan menggunakan strategi pembelajaran open
inquiry, 2) untuk menganalisis respon siswa terhadap strategi pembelajaran open
inquiry. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Depok tahun ajaran
2014/2015 pada bulan Oktober-November 2014.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah tes kemampuan berpikir kreatif matematik, lembar observasi aktivitas
siswa, dan jurnal harian siswa.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan strategi pembelajaran
open inquiry dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa.
Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif
matematik siswa dari 73,68 pada siklus I menjadi 78,00 pada siklus II. Kemudian
kenaikan persentase indikator kemampuan berpikir kreatif matematik siswa
mencapai lebih dari 75% atau dalam kategori baik. Indikator kemampuan berpikir
kreatif matematik antara lain Kelancaran (Fluency), Keluwesan (Flexibility), dan
Originalitas (Originality). Selain itu, hasil penelitian juga menunjukan bahwa
pada umumnya siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran open
inquiry. Hal ini dapat dilihat melalui hasil jurnal harian yang menunjukan
persentase respon positif siswa meningkat dari 60,23% pada siklus I menjadi
79,55% pada siklus II. Hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi aktivitas
siswa dan guru selama penerapan pembelajaran open inquiry yang tergolong
dalam kategori “baik”.
Kata kunci: Strategi Pembelajaran Open Inquiry, berpikir kreatif matematik.
i
ABSTRACT
Lucyana (1110017000044), Application of Open Inquiry Learning Strategies for Improving Mathematics Creative Thinking Ability of Students.
The purpose of this research are: 1) To analyze the increase in the ability to
think creatively mathematical using open inquiry learning strategy, 2) to analilyze
the students' response to learning strategies open inquiry. The research was conducted in SMP Negeri 1 Depok 2014/2015 school year in October-November 2014.
The method used in this research is the Classroom Action Research (CAR), which consists of two cycles. The research instrument used is a test of the ability
to think creatively mathematics, observation sheets, and a daily journal of students.
Results of the study revealed that the application of learning strategies open
inquiry can Improve students' ability to think creatively mathematical. This is evident from the increase in the average score of the ability to think creatively
mathematical students from 73.68 to 78,00 in the first cycle to the second cycle. Then look of the increase in the percentage of indicators of students' ability to
think creatively mathematical reached more than 75%, or in both categories. Indicators of creative mathematical thinking skills among others Smoothness (Fluency), Dexterity (Flexibility), and Originality (Originality). In addition, the
results also showed that in general students responded positively to the learning
of open inquiry. It can be seen through the results of a daily journal that shows the percentage of positive responses of students has increased from 60.23% in the
first cycle to 79.55% in the second cycle. It is also strengthened by the
observation of the activities of students and teachers during the application of open inquiry learning classified in the category of "good".
Keywords: Learning Strategies Open Inquiry, Creative thinking mathematically.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas
segala rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Salawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusunan skripsi ini bermaksud untuk memenuhi syarat mencapai gelar
sarjana pendidikan. Selanjutnya dalam proses penulisan skripsi ini penulis banyak
mendapat perhatian dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen
Pembimbing I yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan,
motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis selama ini. Terlepas
dari segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan, semoga Bapak dan Ibu
selalu berada dalam kemuliaanNya.
3. Bapak Abdul Muin, S.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Gusni Satriawati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan
kebaikan yang diberikan, semoga Bapak dan Ibu selalu berada dalam
kemuliaanNya.
5. Ibu Khairunnisa, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan dan motivasi dalam membimbing
penulis selama ini.
iii
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah diberikan
oleh Bapak dan Ibu Dosen mendapat keberkahan dari Allah SWT.
7. Pimpinan Staff Perpustakaan Umum dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta Staff Jurusan
Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Kepala SMPN 1 Depok beserta seluruh guru dan karyawan yang telah
membantu pelaksanaan penelitian dalam tahap penulisan skripsi ini.
10. Siswa dan siswi SMPN 1 Depok khususnya kelas 9H
11. Teristimewa untuk Ayahanda dan Ibunda yang sangat saya cintai dan
sayangi, walau disaat terakhir ini ayah dan ibu sudah tidak lagi bersamaku,
semua ini ku persembahkan untuk kalian, semoga ayah dan ibu bahagia
mendapat tempat terindah dan bahagia disisi Allah SWT.
12. kakak-kakakku, beserta keluarga besar, terimakasih banyak atas dukungan,
motivasi dan semangatnya buat toci baik secara moril dan materil.
13. Para Sahabat Dozen yang selalu memberikan motivasi dan mencurahkan
banyak waktu untuk penulis yakni Ricis, Pelaci, Mamake, Donsekay,
Kicuy, Elen, Ai, Mamayo, cimuni, inderoy, Acem,.
14. Sahabat-sahabat PMTK 2010, washabee, sparta, dan cuspid.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis memiliki
banyak kekurangan dan melakukan kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu,
penulis memohon maaf atas kekurangan tersebut dan kami memohon kritik serta
saran yang membangun guna keterbaikan skripsi ini.
Jakarta, 30 Desember 2014
Penulis
Lucyana
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................i
ABSTRACT .......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR DIAGRAM.............................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ....................................... 4
C. Pembatasan Fokus Penelitian ..................................................... 4
D. Perumusan Masalah Penelitia ..................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II: KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang diteliti
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik .............................. 7
a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik........ 7
b. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik.......... 11
2. Strategi Pembelajaran Open Inquiry ....................................... 13
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Open Inquiry................. 13
b. Langkah Strategi Pembelajaran Open Inquiry ................... 17
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 19
C. Kerangka Konseptual ................................................................. 20
D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 21
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 22
v
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................. 22
C. Subjek Penelitian ........................................................................ 25
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................ 25
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................... 25
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan............................... 27
G. Data dan Sumber Data ................................................................ 28
H. Instrumen Pengumpul Data........................................................ 29
I. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 29
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ......................................... 29
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis............................. 32
L. Pengembangan perencanaan tindakan........................................ 34
BAB IV: DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................ 35
1. Pelaksanaan Penelitian Pendahuluan ................................... 35
2. Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I ............................ 36
3. Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II ........................... 54
B. Analisis Data ............................................................................... 67
C. Pembahasan................................................................................ 71
D. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 74
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 75
B. Saran........................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77
LAMPIRAN........................................................................................................ 80
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................ 22
Tabel 3.2 Kategori Perolehan Nilai Instrumen Tes....................................... 28
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Siklus 1............................................................. 46
Tabel 4.2 Persentase Skor Masing-masing Indikator Kemampuan Berpikir
Kreatif Siklus 1............................................................................. 46
Tabel 4.3 Persentase Respon Siswa terhadap Pembelajaran Siklus 1..... 50
Tabel 4.4 Persentase Aktivitas Pembelajaran Matematika Siswa Siklus 1.... 51
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Siklus 2 .............................................................. 60
Tabel 4.6 Persentase Masing-masing Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Siklus 2.......................................................................................... 61
Tabel 4.7 Persentase Respon Siswa terhadap Pembelajaran Siklus 2.......... 65
Tabel 4.8 Persentase Aktivitas Pembelajaran Matematika Siswa Siklus 2 ... 65
Tabel 4.9 Perbandingan Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Matemati Siswa............................................................................ 67
Tabel 4.10 Perbandingan Persentase Respon Siswa Siklus 1 dan Siklus 2..... 69
Tabel 4.11 Perbandingan Persentase Rata-rata Aktivitas Pembelajaran
Matematika Siswa Siklus 1 dan Siklus 2....................................... 70
vii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1: Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematik Siklus 1.......................................................... 46
Diagram 4.2: Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematik Siklus 2.......................................................... 61
Diagram 4.3: Perbandingan Masing-masing Indikator Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematik Siswa.............................................................. 68
Diagram 4.4: Perbandingan Respon Siswa Siklus 1 dan Siklus 2.................... 69
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 21
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas......................................... 24
Gambar 4.1 Variasi Jawaban Siswa pada Tahap Merumuskan Hipotesis ....... 38
Gambar 4.2 Jawaban Siswa pada tahap menguji Hipotesis ............................. 41
Gambar 4.3 Jawaban Siswa pada Tahap Membuat Kesimpulan ...................... 43
Gambar 4.4 Perbandingan Jawaban Siswa Indikator Kelancaran (fluency) ..... 47
Gambar 4.5 Perbandingan Jawaban Siswa Indikator Keluwesan (flexibility) . 48
Gambar 4.6 Perbandingan Jawaban Siswa Indikator Keluwesan (Originality) 49
Gambar 4.7 Kondisi Kelas pada Saat Tes Siklus 2 Berlangsung ....................... 59
Gambar 4.8 Perbandingan Jawaban Siswa Indikator Kelancaran (fluency) ..... 62
Gambar 4.9 Perbandingan Jawaban Siswa Indikator Keluwesan (flexibility) .. 63
Gambar 4.10 Perbandingan Jawaban Siswa Indikator Keluwesan (Originality) 64
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...............................................80
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa .......................................................................99
Lampiran 3 Pedoman Penskoran Siklus 1 .........................................................135
Lampiran 4 Pedoman Penskoran Siklus ............................................................136
Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Siklus 1.......................................................... 137
Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Siklus 2.......................................................... 138
Lampiran 7 Instrumen Tes Siklus 1.................................................................. 139
Lampiran 8 Instrumen Tes Siklus 2.................................................................. 142
Lampiran 9 Kunci Jawaban Siklus 1 .................................................................145
Lampiran 10 Kunci Jawaban Siklus 2............................................................... 150
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas ........................................................................155
Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................157
Lampiran 13 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ........................................................159
Lampiran 14 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................. 161
Lampiran 15 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siklus 1....... 163
Lampiran 16 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siklus 2........ 166
Lampiran 17 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Siklus 1................... 169
Lampiran 18 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Siklus 2................... 17 1
Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivitas Siswa............................................... 173
Lampiran 20 Jurnal Harian Siswa ....................................................................... 175
Lampiran 21 Hasil Respon Siswa Siklus 1 dan 2 ............................................... 176
Lampiran 22 Lembar Uji Referensi .................................................................... 177
Lampiran 23 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 175
x
KOMPAS, Skor PISA: Posisi Indonesia Nyaris Jadi Juru Kunci, 2013, diakses dari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berpikir kreatif merupakan kemampuan mendasar yang penting dimiliki
oleh setiap peserta didik dalam menghadapi era informasi dan teknologi yang
berkembang pesat pada saat ini. Pendidikan di sekolah merupakan salah satu
sarana untuk mendidik siswa menjadi manusia yang kreatif. Oleh karena itu
hendaknya sistem pendidikan di sekolah dapat merangsang dan melatih
pemikiran, sikap, dan perilaku kreatif untuk setiap mata pelajaran yang ada di
sekolah, termasuk mata pelajaran matematika.
Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran
matematika adalah pembentukan sifat dengan berpikir kritis dan kreatif1. Namun
pada kenyataannya kemampuan berpikir kreatif siswa di Indonesia masih
tergolong dalam level rendah. Kondisi ini ditunjukkan oleh Programmme for
International Student Assessment (PISA) di bawah Organization Economic
Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2012 yang mengeluarkan
hasil tes bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang
berpartisipasi dalam tes.2
Menanggapi hasil PISA 2012, Guru Besar Matematika Institut Teknologi
Bandung Iwan Pranoto menilai, dari soal-soal yang diajukan dalam tes, dapat
diketahui kecakapan berpikir seperti apa yang dimiliki anak-anak Indonesia dan
kelemahannya. Sebaiknya tidak melihat ranking Indonesia karena memang sudah
diketahui hasilnya akan lemah, lebih baik melakukan analisis setiap pertanyaan
yang diajukan.3 Iwan menilai soal-soal yang diajukan di website resmi
(www.oecd.org ) melalui tes PISA itu berbeda dengan yang diajarkan di sekolah
dan yang diujikan dalam ujian nasional. Ini tidak berarti matematika di Indonesia
1 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia, 2001), h.60
2
(http://www.kopertis12.or.id), pada 5Desember 2014 3 ibid
1
2
lebih mudah daripada di negara lain yang meraih ranking lebih tinggi dalam
PISA. Namun, sekolah Indonesia masih terlalu fokus mengajarkan kecakapan
yang sudah kedaluwarsa, seperti menghafal dan berhitung rumit
Bukti lain yang menunjukkan rendahnya kemampuan berpikir matematis
siswa adalah hasil survey internasional Trend Third International Mathematics
and Science Study (TIMSS). Pencapaian prestasi belajar siswa Indonesia di bidang
sains dan matematika menurun, kemampuan siswa masih dominan dalam level
rendah, atau lebih pada kemampuan menghafal dalam pembelajaran sains dan
matematika. Penilaian yang dilakukan International Association for the
Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College tersebut,
diikuti 600.000 siswa dari 63 negara.
Untuk bidang matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor
386 dari 42 negara4. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007.
Pada TIMSS matematika kelas VIII tersebut, peringkat pertama diraih siswa
Korea (613), selanjutnya diikuti Singapura. Nilai rata-rata yang dipatok 500 poin.
Rendahnya kemampuan matematika siswa Indonesia tentunya menjadi suatu
keprihatinan terhadap sistem pembelajaran di Indonesia.
Pembelajaran Konvensional sering dijumpai pada mata pelajaran
matematika. Dari data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada sekolah
menengah, sebagian besar siswa hanya duduk pasif, mereka tidak terlibat aktif
dalam pembelajaran. Sehingga proses yang terjadi selama pembelajaran hanya
transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa (teacher center). Kurang
diberikannya kesempatan berpikir kepada siswa membuat ide-ide atau gagasan-
gagasan baru dari siswa terkesan terabaikan. Sejalan dengan itu Danik Eka R.
(Ketua umum PP. IPM), mengatakan Institusi pendidikan seharusnya menjadi
ruang yang nyaman. Tidak memenjarakan kreativitas dan tidak memosisikan
siswa sebagai objek dari monarki sistem pendidikan yang mendikte, bahkan
membunuh perkembangan dan kecerdasan anak.5 Perlu disadari bahwa guru kini
4 TIMSS & PIRLS International Study Center, Lynch School of Education, Boston Colleqe, diakses dari (http://timssandpirls.bc.edu/timss2011/index.html ) pada Juli 2012
5 Anas Salahudin, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h.170
3
bukan satu-satunya sumber pengetahuan di kelas. Sudah seharusnya guru
merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang menyenangkan yang
mendorong peserta didik melakukan observasi, bertanya, bernalar dan
membangun pengetahuannya sendiri untuk melatih kemampuan berpikir kreatif
siswa.
Sementara itu, hasil wawancara dengan Lidya Septiana, S.Pd, guru
matematika SMP Negeri 1 Depok mengatakan, pada kenyataannya kemampuan
berpikir kreatif siswa masih tergolong rendah, hal ini terlihat ketika siswa
dihadapkan pada persoalan matematika non rutin. sekitar 50% siswa di kelas
mengalami kesulitan menyelesaikan soal-soal tersebut. Siswa juga mengalami
kesulitan menyusun konjektur sendiri dalam menyelesaikan persoalan
matematika, kebanyakan siswa menggunakan metode yang persis sama dengan
yang telah diajarkan gurunya.6
Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi siswa selama peneliti melakukan
Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), dilaporkan bahwa kemampuan
berpikir kreatif siswa tergolong rendah dilihat dari cara siswa mengemukakan ide/
gagasan dalam pembelajaran matematika. Sejalan dengan hasil observasi pada
saat PPKT, hasil observasi yang dilakukan peneliti pada penelitian pendahuluan di
SMPN 1 Depok juga menunjukkan kurangnya kemampuan berpikir kreatif
matematik yang dimiliki siswa yakni kebanyakan siswa tidak percaya diri
mengemukakan ide atau gagasan dalam pembelajaran matematika, siswa
cenderung menghafal rumus-rumus matematika bukan memahami konsep
pembelajaran dan siswa kebingungan ketika mengerjakan soal yang berbeda dari
contoh yang diajarkan oleh gurunya. Metode pembelajaran konvensional yang
digunakan masih berpusat pada guru sehingga siswa sulit menemukan ide-ide atau
gagasan-gagasan baru dalam pembelajaran matematika.
Oleh karena itu, keberadaan strategi pembelajaran diharapkan dapat
memotivasi pembelajaran matematika yang berorientasi pada peningkatan
kemampuan berpikir kreatif. Salah satu strategi pembelajaran yang mungkin
adalah strategi pembelajaran open inquiry, yaitu sebuah strategi pembelajaran
6 Lidya Septiana, Hasil Wawancara, Depok: 2014
4
berbasis inkuiri yang mencakup proses mengajukan masalah, memperoleh
informasi, berpikir kreatif tentang penyelesaian masalah, membuat keputusan, dan
membuat kesimpulan dari permasalahan yang disajikan oleh guru.
Strategi pembelajaran open inquiry menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Proses open inquiry merupakan proses investigasi sebuah
permasalahan. Inkuiri dilakukan dengan mencari kebenaran atau pengetahuan
yang memerlukan pikiran kritis, kreatif, dan menggunakan intuisi7. Pada strategi
pembelajaran ini materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa
dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri sebuah pengetahuan,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam belajar.
Strategi pembelajaran open inquiry ini diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Dengan demikian peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul ”Penerapan Strategi Pembelajaran Open
Inquiry untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika
Siswa”
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa tergolong dalam level rendah
2. Pembelajaran matematika masih berpusat pada guru (teacher center)
3. Siswa sulit menemukan ide-ide atau gagasan-gagasan baru dalam
pembelajaran matematika.
Penelitian ini difokuskan pada:
1. Kemampuan berpikir kreatif matematik siswa yang didasarkan pada indikator
kemampuan kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian
(originality)
2. Strategi pembelajaran open inquiry dengan menggunakan LKS yang memuat
materi bangun ruang sisi lengkung
7 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.113
5
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya maka
diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Strategi pembelajaran pada penelitian ini adalah strategi Open Inquiry dalam
pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa. melalui strategi ini siswa mampu merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan
2. Berpikir kreatif matematik, siswa dikatakan berpikir kreatif apabila
memenuhi aspek kelancaran dalam menjawab permasalahan yaitu
mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau
pertanyaan. Aspek keluwesan (fleksibel) yaitu menghasilkan gagasan,
jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. Dan aspek orisinalitas yang
menghasilkan gagasan baru yg belum pernah ada.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas, maka
permasalahan umum yang dicari jawabannya melalui penelitian dirumuskan:
1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematik siswa dengan penerapan
strategi pembelajaran open inquiry?
2. Bagaimana respon siswa terhadap strategi pembelajaran open inquiry?
3. Bagaimana aktivitas siswa dalam strategi pembelajaran open inquiry?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemapuan berpikir kreatif
matematis siswa, adapun tujuan khususnya adalah untuk mengetahui:
1. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis dengan menggunakan
strategi pembelajaran open inquiry
2. Respon siswa terhadap strategi pembelajaran open inquiry
3. Aktivitas siswa dalam strategi pembelajaran Open inquiry
6
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah, dalam upaya menghasilkan peserta didik yang memiliki
kreativitas tinggi sehingga mampu bersaing dalam dunia pendidikan.
2. Bagi guru, dalam upaya menentukan strategi belajar mengajar yang tepat
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran
matematika
3. Bagi peserta didik, untuk dapat menyelesaikan permasalahan matematika
dengan strategi open inquiry. Dengan mengikuti langkah-langkah strategi
open inquiry siswa dapat mengembangkan pengetahuannya dengan
merumuskan pertanyaan dan mencetuskan gagasan-gagasan atau ide baru
dalam pemecahan masalah matematika.
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah
satu sumber informasi dan bahan rujukan untuk mengadakan penelitian yang
lebih lanjut.
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori
Berikut akan dibahas beberapa kajian literatur terkait kemampuan berpikir
kreatif matematik dan strategi pembelajaran Open Inquiry
1. Kemampuan berpikir kreatif matematik
a. Pengertian kemampuan berpikir kreatif matematik
Menurut Anas, kata “berpikir” berarti menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam
tindakan.1 Adapun kata ”pikir” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu fikr yang
artinya menggunakan akal untuk sesuatu yang diketahui, untuk mengungkapkan
perkara yang tidak diketahui.2
Allah menyerukan kepada seluruh umat manusia untuk berpikir. Manusia
diharapkan dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian dan menyerap informasi
serta mengelolanya sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan sebuah
permasalahan. Firman Allah:
Artinya: ”ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Q.S. Sad: 29)
Secara umum berpikir didefinisikan sebagai suatu kegiatan mental untuk
memperoleh pengetahuan. Dalam proses belajar mengajar kemampuan berpikir
dapat dikembangkan dengan memperkaya pengalaman yang bermakna melalui
persoalan pemecahan masalah.3
1 Anas Salahudin, Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis Agama & Budaya Bangsa), (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 337
2 ibid 3 Mayadina Suwarma, Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematika,(Jakarta: Cakrawala Maha Karya), h.3
7
8
Menurut John, berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan
mentransformasi informasi dalam memori. Hal ini sering dilakukan untuk
membentuk konsep, bernalar, dan berpikir secara kritis, membuat keputusan,
berpikir kreatif dan memecahkan masalah4
Menurut Suryabrata (1990), ”berpikir merupakan proses yang dinamis
yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya”.5 Adapun proses berpikir
pokoknya terdiri dari 3 langkah, yaitu pembentukan pengertian, pembentukan
pendapat, dan penarikan kesimpulan. Pendapat ini menunjukkan bahwa berpikir
merupakan suatu kegiatan yang dialami seseorang untuk memecahkan suatu
permasalahan. Dalam segi proses berpikir seseorang menyadari adanya suatu
masalah, menyusun bagian-bagian informasi yang direkam sebagai pengertian-
pengertian, kemudian akan membentuk pendapat-pendapat yang sesuai dengan
pengetahuannya hingga akhirnya dapat menarik kesimpulan yang digunakan
untuk membahas atau mencari solusi dari situasi tersebut. Hal ini berarti bahwa
ketika seseorang merumuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun
ingin mengetahui sesuatu, maka pada saat itulah ia melakukan suatu aktivitas
berpikir, sebagaimana yang dikatakan Ruggiero (1998) bahwa berpikir sebagai
suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan
suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan
(fulfill a desire to understand)6, dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan
bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan yang melibatkan proses atau aktivitas
untuk menarik suatu kesimpulan dari sebuah permasalahan dengan tujuan
mencari solusi atau hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu seseorang.
Berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan berpikir yang dimulai karena
adanya kesadaran terhadap suatu masalah yang menuntut seseorang untuk
secepatnya menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga diperlukan tindakan cepat
dan tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini didasari oleh pendapat
4 Jhon W.Santrock,Psikologi pendidikan, (Jakarta:Kencana,2008), h.357 5 Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Semarang: Unesa University Press, 2008), h. 12
6 ibid., h.13
9
Sabandar (2008), bahwa berpikir kreatif sesungguhnya adalah suatu kemampuan
berpikir yang berawal dari adanya kepekaan terhadap situasi yang sedang
dihadapi, bahwa situasi ini terlihat atau teridentifikasi adanya masalah yang
harus cepat diselesaikan. Selanjutnya ada unsur originalitas gagasan yang
muncul terkait dengan apa yang teridentifikasi.7
Berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan
ketika seseorang individu memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut
merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan.
Pengertian berpikir kreatif ini ditandai dengan adanya ide baru yang dimunculkan
sebagai hasil dari proses berfikir tersebut. hal ini sejalan dengan pendapat The
(2003) yang memberi batasan bahwa berpikir kreatif (pemikiran kreatif) adalah
suatu rangkaian tindakan yang dilakukan orang dengan menggunakan akal
budinya untuk menciptakan buah pikiran baru dari kumpulan ingatan yang berisi
berbagai ide, keterangan, konsep, pengalaman, dan pengetahuan.
Serupa dengan itu, Musbikin (2006) mendefinisikan kreativitas sebagai
kemampuan menyusun idea, mencari hubungan baru, menciptakan jawaban baru
atau yang tak terduga, merumuskan konsep yang tidak mudah diingat,
menghasilkan jawaban baru dari masalah asal, dan mengajukan pertanyaan baru.8
Sementara itu, Amien (1980) mengatakan bahwa kreativitas merupakan pola pikir
atau ide yang spontan atau imajinatif yang mencirikan hasil artistik, penemuan-
penemuan ilmiah, dan penciptaan secara mekanik. Lebih lanjut, Amien
menjelaskan bahwa kreativitas meliputi hasil sesuatu yang baru atau sama sekali
baru bagi dunia ilmiah atau relatif baru bagi individunya9
Berpikir kreatif sering disebut berpikir divergen, karena pengertian berpikir
disini yaitu berpikir yang dituntut untuk memperluas pengetahuan yang dimiliki
dalam mencari ide-ide baru. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam
7La Moma, Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis melalui Pembelajaran Generatif Siswa SMP, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dengan Tema Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa. 10 November. Yogyakarta: FMIPA UNY,2012
8 Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi matematik serta Pembelajarannya (Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia), h.245
9 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK, (Bandung: CV.Yrama Widya, 2008). h.35
10
suatu praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide
yang akan berguna dalam memecahkan masalah yang diberikan. Hal ini diperkuat
oleh pendapat Pehkonen yaitu berpikir kreatif adalah suatu kombinasi dari
berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih
dalam kesadaran.10
Dalam pembelajaran matematika dikenal sebuah istilah yaitu berpikir
matematik. Secara umum berpikir matematik atau bermatematika diartikan
sebagai melaksanakan kegiatan atau proses matematika (doing math) atau tugas
matematik (mathematical task) baik yang sederhana maupun kompleks.11 berpikir
matematik dapat digolongkan menjadi dua level, yaitu tingkat rendah dan tingkat
tinggi. Berpikir kritis dan berpikir kreatif merupakan golongan high order
thinking. Berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir untuk meraih hasil-hasil
yang variatif baru, serta memungkinkan untuk diaplikasikan, baik dalam bidang
keilmuan, kesenian, kesusastraan maupun bidang kehidupan yang lain.12
Balka (Mann, 2005) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif
matematik meliputi kemampuan berpikir konvergen dan berpikir divergen, yang
dirinci meliputi:
1) Kemampuan memformulasi hipotesis matematika yang berkaitan dengan
sebab dan akibat dari suatu situasi masalah matematis
2) Kemampuan menentukan pola-pola dalam situasi masalah matematis
3) Kemampuan memecahkan kebuntuan pikiran dengan mengajukan solusi baru
dari masalah matematis.
4) Kemampuan mengemukakan ide matematika yang tidak biasa dan dapat
mengevaluasi konsekuensi yang ditimbulkannya.
5) Kemampuan mengidentifikasi informasi yang hilang dari masalah yang
diberikan
10 Tatag Yuli. E, “Konstruksi Teoritik Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika”, Jurnal Universitas Adibuana, 2008, h.1
11Sumarmo, op. cit., h. 343 12 Anas, op.cit., h. 340
11
6) Kemampuan merinci masalah umum kedalam sub-sub masalah yang
spesifik13
Kreativitas matematika menurut Krutetskii (1976) ditunjukkan sebagai
berikut:
....Creative school abilities related to an independent creative mastery of
mathematics under the condition of school instruction, to the independent
formulation of uncomplicated mathematical problems, to finding ways and
means of solving these problems, to invention of proofs of theores, to
independent deduction of formulas, and to finding original methods of
solving nonstandard problems. All of this undoubtedly is also a
manifestation of mathematical creativity14
Penjelasan krutetskii menunjukkan bahwa kreativitas matematika sekolah
merupakan bagian dari kreativitas matematika yang meliputi formulasi masalah
matematis, pemecahan masalah, penemuan bukti-bukti teorema, atau deduksi
struktur matematis. Kreativitas matematika sekolah dapat berupa formulasi
(pengajuan) masalah matematis yang tidak rumit, penemuan cara-cara
penyelesaian suatu masalah, pembuktian teorema, atau penuruan rumus-rumus.
b. Indikator kemampuan berpikir kreatif matematik
Kemampuan berpikir kreatif matematik setiap orang bervariasi. Oleh karena
itu diperlukan suatu indikator untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif.
beberapa ahli mengungkapkan aspek-aspek untuk mengidentifikasi kemampuan
berpikir kreatif. Williams (Al-khalili, 2005) mengemukakan beberapa indikator
kemampuan berpikir kreatif, diantaranya:15
1. Kefasihan: kemampuan menghasilkan pemikiran atau pertanyaan dalam
jumlah yang banyak
2. Fleksibilitas: kemampuan untuk menghasilkan banyak macam pemikiran, dan
mudah berpindah dari jenis pemikiran tertentu ke jenis pemikiran lainnya
13 Sumarmo, op. cit., h. 379 14 Tatag, op.cit., h.11 15 ibid, h.18
12
3. Orisinalitas: kemampuan untuk berpikir dengan cara baru dan kemampuan
menghasilkan pemikiran-pemikiran yang tidak lazim daripada pemikiran
yang jelas diketahui
4. Elaborasi: kemampuan untuk menambah atau memerinci hal-hal yang detil
dari suatu objek, gagasan, atau situasi
Beberapa ahli juga mengungkapkan aspek-aspek untuk mengidentifikasi
kemampuan berpikir kreatif yang sama dengan Williams, Munandar (1977)
merefleksikan keterampilan dalam berpikir kreatif yang meliputi
kemahiran/kelancaran (fluency), fleksibilitas (flexibility), Originalitas (originality)
dan elaborasi (elaboration).16 Serupa dengan itu, Guilford menyebutkan bahawa
terdapat empat komponen utama dalam berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility,
novelty/originality, dan elaboration
Indikator yang lebih sederhana dikemukakan oleh Silver (1997), bahwa
untuk menilai kemampuan berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering
digunakan ”The Torrance Test of Creative thinking (TTCT), tiga komponen kunci
yang dinilai dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency),
fleksibilitas (flexibility) dan kebaruan (novelty)17
1. Kefasihan : mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon
sebuah perintah
2. Fleksibilitas : tampak pada perubahan-perubahan pendekatan ketika dalam
merespon sebuah perintah.
3. Kebaruan : keaslian ide yang dibuat dalam merespons perintah
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli terlihat bahwa semua
ahli menggunakan indikator yang berbeda-beda dalam mengidentifikasi
kemampuan berpikir kreatif, namun kebanyakan ahli memasukan indikator
kelancaran, keluwesan, dan originalitas sebagai aspek utama. Berdasarkan proses
pengkajian teori yang dilakukan peneliti, dapat didefinisikan bahwa kemampuan
16 Utari Sumarmo, Mengembangkan Instrumen untuk Mengukur High Order
Mathematical Thinking Skills dan Affective Behavior,Makalah disajikan dalam Workshop Pendidikan Matematika, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Jakarta, 22 Oktober 2014)
17 Tatag, op. cit., h.23
13
berpikir kreatif matematik adalah kemampuan memberikan gagasan atau ide
untuk menyelesaikan suatu masalah matematika berdasarkan indikator:
1. Kefasihan/kelancaran (fluency), yaitu kemampuan siswa mencetuskan banyak
ide/gagasan-gagasan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan
2. Keluwesan/fleksibilitas (flexibility), yaitu kemampuan siswa memberikan
pandangan yang berbeda terhadap cara penyelesaian dalam menjawab
persoalan matematika
3. Kebaruan (originality), yaitu kemampuan siswa untuk menguraikan sendiri
solusi atas masalah yang diberikan dengan mengemukakan jawaban yang
tidak lazim/original
2. Strategi Pembelajaran Open Inquiry
a. Pengertian Strategi pembelajaran strategi pembelajaran Open Inquiry
Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem
pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk
mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah
atau teori belajar tertentu.18 Dalam hal ini, strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan menyeluruh seperti
menggunakan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sedangkan
Moedjiono (1993) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan guru
untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek
dari komponen pembentuk sistem pembelajaran, dimana untuk itu guru
menggunakan siasat tertentu.19 Dari pengertian diatas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah rangkaian rencana kegiatan
yang disusun oleh guru berupa penggunaan metode dan sumber daya belajar yang
dirancang berdasarkan teori-teori belajar dalam mentrasfer ilmu kepada peserta
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelas.
18 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h.7 19 ibid., h.8
14
Inkuiri merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan
lebih mendalam), artinya inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi
tingkatannya, misalkan merumuskan problema, merancang eksperimen,
melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisi data, membuat
kesimpulan, dan sebagainya.20sejalan dengan itu Gulo (2002), menyatakan
strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri21
Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry berarti pertanyaan, atau
pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan
manusia untuk mencari atau memahami informasi.22 Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat
fakta-fakta tetapi dari hasil menemukan sendiri. siswa terlibat langsung dalam
pembelajaran sehingga memberikan kekuatan ingatan yang lebih tinggi
dikarenakan siswa mengalami sendiri langkah-langkah membangun
pengetahuannya. Artinya inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Hal
ini sejalan dengan pembelajaran inkuiri menurut Suchman (1996) adalah suatu
pola pembelajaran untuk membantu peserta didik belajar merumuskan dan
menguji pendapatnya sendiri serta memiliki kesadaran akan kemampuannya.23
Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal namun mereka juga mengambil
peran untuk menemukan inti dari materi pelajaran itu sendiri. Selanjutnya,
menurut Ridwan (2013), pembelajaran berbasis inkuiri mencakup proses
pengajuan masalah, memperoleh informasi, berpikir kreatif tentang kemungkinan
penyelesaian masalah, membuat keputusan, dan membuat kesimpulan24 Gulo
20 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011) h.185 21 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013) cet ke-6, h.166
22 ibid 23 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2013. h.113 24 ibid, h.214
15
(2002) menyatakan bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan
intelektual tapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan
keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan. Gulo menyatakan bahwa kemampuan yang diperlukan
untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:25
Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan.
Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut
dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan
hipotesis
Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi
permasalahan yang dapat diuji dengan data. untuk memudahkan proses ini,
guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang
mungkin. Dari semua gagasan yang ada dipilih salah satu hipotesis yang
relevan dengan permasalahan yang diberikan.
Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. data yang
dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik
Analisis data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dengan menganalisis data yang telah diperoleh.
Membuat kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan
sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.
Pengertian strategi pembelajaran inkuiri tebuka (Open Inquiry) mengacu
pada pengertian strategi pembelajaran inkuiri, dimana inkuiri terbuka merupakan
sebuah tingkatan dari pembelajaran inkuiri. Menurut Kimberly Lott (2011),26
25 Trianto, op. cit, h.168 26 K.Lott,Fire Up the Inquiry, Science and Children, March, 2011.
16
kegiatan belajar secara inquiry yang dilakukan secara eksperimen dapat dibedakan
dalam empat kategori, yakni sebagai berikut:
1. Konfirmasi (Confirmation Inquiry): siswa mengonfimasi materi ajar yang
telah dipelajari sebelumnya. Kegiatan eksperimen pada tingkatan ini mirip
dengan kegiatan buku resep (cook book)
2. Inkuiri terstruktur (Stuctured Inquiry): siswa diberikan pertanyaan dan
prosedur, kemudian membuat kesimpulan sendiri berdasarkan data yang
mereka peroleh
3. Inkuiri terbimbing (Guide Inquiry): siswa diberikan pertanyaan, mereka
membuat rancangan percobaan/ investigasi, dan membuat kesimpulan
berdasarkan hasil eksperimen.
4. Inkuiri terbuka (Open Inquiry): siswa mengajukan pertanyaan, membuat
rencana investigasi, mengumpulkan dan mengolah data, dan membuat
kesimpulan berdasarkan hasil investigasi.
Irit Sadeh dan Michal Zion mengemukakan bahwa dalam pembelajaran
open inquiry guru mendefinisikan kerangka pengetahuan dimana penyelidikan
akan dilakukan, tetapi membiarkan siswa dengan berbagai pertanyaan yang
dirumuskan melalui rancangan/ prosedur yang dipilih.27 pembelajaran open
inquiry memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan dengan
membuat prosedur sendiri untuk menemukan pengetahuan yang baru, terlepas dari
itu guru hanyalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Prosedur yang akan
dirancang siswa berupa langkah-langkah penelitian di dalam kelas seperti:
mengumpulkan dan mengolah data informasi yang ada, dan membuat kesimpulan
berdasarkan hasil penyelidikan.
Pembelajaran open inquiry ini mencerminkan jenis penelitian dan karya
eksperimental yang dilakukan oleh para ilmuwan. Serupa dengan itu, Sumiati
(2008) menyatakan bahwa dalam open inquiry siswa melakukan penelitian bebas
sebagaimana seorang scientist, masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan
27 Irit Sadeh dan Michal Zion, Wich Type of Inquiry Project Do High School Biology Students Prefer : Open or Guide?, 42, 2011, pp. 832
17
dilakukan sendiri dan kesimpulan konsep-konsep diperoleh sendiri.28 Open
inquiry menuntut pemikiran tingkat tinggi, dan kunci utama penyelidikan tersebut
adalah kemampuan guru untuk memotivasi siswa mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang akan membimbing mereka dalam melakukan penyelidikan.29
b. Langkah Pembelajaran Open Inquiry
Tahapan pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui pembelajaran
Open Inquiry pada umumnya meliputi hal-hal sebagai berikut:30
1. Membuat rumusan masalah
Peserta didik merumuskan masalah dari suatu permasalahan yang mungkin
untuk diselidiki. Kemampuan yang diharapkan muncul dari peserta didik adalah:
menyadari adanya masalah, mampu mengidentifikasi masalah, melihat pentingnya
masalah, dan merumuskan masalah
2. Mengembangkan dan merumuskan hipotesis
Peserta didik membuat hipotesis atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diselidiki. Kemampuan yang diharapkan muncul dari peserta
didik adalah: menentukan variabel atau menggolongkan data yang dapat
diperoleh, mengidentifikasi dan merumuskan hubungan variabel yang ada secara
logis, dan merumuskan hipotesis
3. Merancang dan melakukan kegiatan untuk menguji hipotesis
Peserta didik melakukan kegiatan penyelidikan untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan. Kemampuan yang diharapkan muncul dari peserta didik adalah:
Mengidentifikasi peristiwa yang perlu diamati, mengevaluasi, menyusun data,
mengolah data, mengolah dan menganalisi data
4. Menarik kesimpulan
Peserta didik diminta menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data
yang telah dilakukan. Kemampuan yang diharapkan muncul dari peserta didik
adalah: mencari pola dan makna hubungan data atau peristiwa merumuskan
kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh
28 Sumiati, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008), cet ke-2, h.103 29 Irit Sadeh, op.cit 30 Ridwan, op.cit., h.218
18
Selain itu, Dennis Jarret (1997) mengemukakan 8 tahapan proses open
inquiry, antara lain:31
1. Learning in a rich environment
2. Thingking of a question, and shaping it into something they can investigate
(merumuskan masalah)
3. Hypothesizing (merumuskan hipotesis)
4. Planning an investigation (membuat rencana investigasi)
5. Collecting data (mengumpulkan data)
6. Analyzing that data (menganalisis data)
7. Forming a conclusion (menarik kesimpulan)
8. Communicating their findings (mengomunikasikan temuan)
Berdasarkan proses pengkajian teori yang dilakukan peneliti, dapat
didefinisikan bahwa strategi pembelajaran open inquiry adalah suatu rangkaian
kegiatan pembelajaran yang memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan
penyelidikan terhadap suatu permasalahan matematika melalui langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
1. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah melibatkan siswa pada suatu
persoalan matematika. Masalah yang diberikan dapat mendorong siswa berpikir
untuk menemukan jawaban dan membangun pengetahuan yang baru.
2. Merumuskan hipotesis
Merupakan langkah menentukan jawaban sementara dari suatu
permasalahan matematika. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Perumusan hipotesis harus memiliki landasan berpikir yang kokoh
sehingga hipotesis bersifat rasional dan logis.
3. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan
31 Denise Jarret, Inquiry Strategies for Science and Mathematics Learning, Notrhwest Regional Educational Laboratory, Published Online, 2000 h.4
19
berpikir rasiomal. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Menarik kesimpulan
Merupakan proses akhir dari pembelajaran open inquiry. Siswa menemukan
jawaban persoalan matematika berdasarkan data yang telah didapat dan telah diuji
hipotesisnya. Pengetahuan yang telah dibangun didiskusikan dengan guru dan
teman sekelas untuk mengkonfirmasi kebenarannya.
B. Hasil Penelitan yang Relevan
Irit Sadeh dan Michal Zion (2012) melaporkan bahwa Pembelajaran Open
Inquiry memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi lebih terlibat dalam
penyelidikan suatu masalah dibandingkan dengan guide inquiry32
Temuan serupa dilaporkan oleh Sri Wardani, Utari Soemarmo, dan Izumi
Nishitani (2011) bahwa kreativitas matematik siswa kelas silver group inquiry
lebih baik dibanding kelas konvensional. Jika dilihat dari hasil belajar, siswa yang
diberikan perlakuan melakukan inkuiri tergolong kedalam kriteria baik,
sedangkan siswa yang diajar dengan metode konvensional tergolong dalam
kriteria sedang.33
Selanjutnya Tatag (2005) melaporkan bahwa pembelajaran dengan
pengajuan masalah dapat meningkatkan aspek pemahaman terhadap informasi
masalah, kebaruan dan kefasihan dalam menjawab soal mengalami peningkatan.34
Beberapa hasil penelitian yang terdahulu ini menunjukkan bahwa
pembelajaran inquiry dan pengajuan masalah mendukung upaya peningkatan
kualitas berpikir tingkat tinggi siswa.
32 Irit Sadeh dan Michal Zion, Wich Type of Inquiry Project Do High School Biology Students Prefer : Open or Guide?, 42, 2011, pp. 831-848
33 Sri Wardani, Utari Soemarmo, dan Izumi Nishitani, Mathematical Creativity and Disposition (Experiment with grade 10 Student using Silver Inquiry Approach,Journal of Science and Mathematics Teaching, 59, 2011, pp. 1-16
34 Tatag Yuli Eko Siswono, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, ISSN 1410-1866, 2005, h.1-9
20
C. Kerangka Konseptual
Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang berkembang dari waktu ke
waktu. Pada era modern ini matematika merupakan sebuah ilmu pengetahuan
yang menjadi modal utama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dibutuhkan sumber daya manusia yang kreatif, yang mampu mengembangkan
inovasi dan penemuan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk
mencetak sumber daya manusia yang kreatif tentunya membutuhkan sistem
pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi kemampuan kreatif yang
dimiliki siswa di sekolah.
Kelemahan siswa indonesia dalam menyelesaikan persoalan matematika
tidak lepas dari lemahnya kemampuan berpikir kreatif matematik yang mereka
miliki. Siswa akan mengalami banyak kesulitan ketika dihadapkan pada persoalan
matematika yang lebih kompleks jika dalam pembelajaran matematika masih
diterapkan kebiasaan menghafal rumus. Kemampuan berpikir kreatif matematik
siswa perlu dilatih sejak dini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir secara logis, analitis, sistematis dan kreatif dalam proses belajar
mengajar.
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat mendukung kemampuan
berpikir kreatif siswa. Terdapat sebuah strategi pembelajaran yang berorientasi
pada penemuan yaitu strategi pembelajaran open inquiry. Pada pembelajaran ini
siswa menemukan pengetahuan baru melalui proses merumuskan masalah
matematika, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan.
Ketika siswa dihadapkan pada permasalahan matematika yang baru,
munscul beberapa pertanyaan dari siswa, secara tidak langsung mereka memiliki
kesadaran bahwa adanya masalah, hal ini merupakan faktor yang memotivasi
siswa untuk melanjutkan dengan merumuskan masalah dan membuat rencana
investigasi. Pada tahap ini siswa merumuskan masalah matematika dengan
mendaftarkan informasi yang mereka dapat dari permasalahan yang diberikan.
Kemudian dari rumusan masalah yang ada siswa dapat menduga jawaban
sementara dari masalah yang diberikan, pada tahap ini muncul berbagai
pandangan dalam menyelesaikan masalah. Kemudian pada tahap menguji
21
hipotesis siswa dapat membuat kombinasi-kombinasi yang menarik dari bagian-
bagian atau unsur-unsur pengetahuan sebelumnya untuk menemukan jawaban
yang paling tepat. Proses akhir dari pembelajaran open inquiry adalah membuat
kesimpulan yang membuat siswa mampu memperkaya dan mengembangkan suatu
gagasan atau ide sehingga lebih menarik dalam pembelajaran matematika.
Proses pembelajaran open inquiry tidak hanya berpusat kepada guru, tetapi
kepada siswa. Dari langkah-langkah penyelesaian masalah yang terdapat didalam
strategi pembelajaran open inquiry siswa mampu mencetuskan ide atau gagasan
baru, mengemukakan jawaban yang bervariasi dalam penyelesaian masalah, serta
mampu menciptakan sesuatu yang baru dari kombinasi unsur-unsur yang telah ada
sebelumnya. Secara visual, kerangka berpikir disajikan sebagai berikut:
Kemampuan
Strategi Pembelajaran
Berpikir Kreatif
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Rendah
Open Inquiry 1. Fluency
2. Flexibility
3. Originality
1. Merumuskan Masalah
2. Merumuskan Hipotesis
3. Menguji Hipotesis
4. Menarik Kesimpulan
Meningkatkan
Gambar 2.1: Kerangka Konseptual
D. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis penelitian ini adalah “Penerapan Strategi Pembelajaran
Open inquiry dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa”
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Depok yang beralamat di Jl.
Pemuda No. 53, Kota Depok. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas 9H
pada Tahun pelajaran 2014/2015 semester ganjil. Jadwal penelitian yang
dilaksanakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.1 Tujuan utama
dari penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan
professional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar. Pelaksanaan
PTK dilakukan dalam bentuk siklus atau putaran. Siklus atau putaran dalam PTK
adalah satu kali proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah
1Zainal Aqib, siti Jaiyaroh, eko diniati, khusnul khotimah, Penelitian Tindakan Kelas
Untuk Guru MP, SMA, SMK”, (Bandung: CV.Yrama Widya, 2008). h. 3
22
Kegiatan Juli Agst Sept Okt Nov Des
Persiapan dan perencanaan √ √
Observasi √ √
Kegiatan Penelitian √ √
Analisis Data √ √
Laporan Penelitian √ √
23
disusun.2 Penelitian diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa siklus
(cylical). Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Kemudian
diulang kembali dalam siklus selanjutnya. Berikut ini deskripsi dari empat
tahapan kegiatan PTK.
1) Perencanaan (Planning)
Dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan
pembelajaran. Perencanaan bukan hanya berisi tentang tujuan atau kompetensi
yang harus dicapai, akan tetapi juga harus lebih ditonjolkan perlakuan khususnya
oleh guru dalam proses pembelajaran, ini berarti perencanaan yang disusun harus
dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran.3 Pada tahap
perencanaan peneliti melakukan observasi terhadap pembelajaran matematika dan
melakukan wawancara dengan guru bidang studi untuk mengetahui berbagai
kendala yang dihadapi selama pembelajaran dikelas. Kegiatan dalam tahap
perencanaan antara lain mengembangkan perangkat pembelajaran, merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan merancang instrumen penelitian.
2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ini merupakan kegiatan inti pada penelitian. Peneliti melaksanakan
tindakan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran open inquiry
pada setiap pertemuan. Peneliti juga menyebarkan jurnal harian untuk diisi siswa,
mengamati aktivitas belajar siswa dengan bantuan observer (guru kolaborator),
melaksanakan tes pada setiap akhir siklus.
3) Pengamatan (Observing)
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses
pembelajaran yang dilakukan pemeliti sesuai dengan tindakan yang telah disusun
melalui pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan dan
kekuatan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan tindakan, sehingga
hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk
penyusunan rencana ulang memasuki putaran atau siklus berikutnya.
2 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009). h.77 3 Ibid. h. 78
24
4) Refleksi (Reflecting)
Tahap terakhir ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis bersama
peneliti dan observer sehingga dapat diketahui apakah sudah mencapai indikator
keberhasilan yang diharapkan atau masih perlu dilakukan perbaikan.
Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa
siklus-siklus. Diawali dengan merasakan adanya masalah, melakukan tindakan
pertama, apabila tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan maka ditindaklanjuti dengan
melakukan tindakan selanjutnya (siklus 2) sebagai rencana perbaikan
pembelajaran. Begitu seterusnya hingga mendapatkan hasil yang diinginkan.
Rancangan penelitian yang dimaksud yaitu sebagai berikut :
Observasi
Awal
Refleksi Siklus 1
Perencanaan Siklus 1
Pengamatan Siklus 1
Perencanaan Siklus 2
Pelaksanaan Siklus 1
Refleksi Siklus 2
Pelaksanaan Siklus 2
Pengamatan Siklus 2
Jika tindakan belum berhasil, maka tindakan
dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar. 3.1
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
25
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 9H SMPN 1 Depok. Jumlah
siswa di kelas ini terdiri dari 44 orang siswa. Guru kelas terlibat dalam penelitian
ini sebagai pengamat jalannya penelitian (observer) dan kolaborator.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti adalah perencana, pelaksana tindakan dan pengamat. Peneliti
membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan, mengamati, mengumpulkan data,
menganalisis dan melaporkan hasil penelitian. Dalam melakukan pengamatan,
peneliti dibantu oleh guru kelas sebagai observer dalam proses pembelajaran yang
sedang berlangsung.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk melihat kemampuan berpikir
kreatif matematika siswa. Penelitian ini berawal dari adanya suatu permasalahan
yang dirasakan oleh peneliti, kemudian melakukan tindakan pertama, tindakan
kedua dan seterusnya untuk menacapai target indikator kemampuan berpikir
kreatif yang diharapkan. Berikut adalah tahapan tindakan yang akan dilakukan
peneliti:
1. Penelitian Pendahuluan
Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu terhadap target penelitian.
Peneliti akan melakukan observasi ke SMP Negeri 1 Depok untuk melihat
bagaimana proses belajar-mengajar di kelas. Kemudian peneliti juga melakukan
wawancara dengan guru mata pelajaran matematika mengenai kemampuan siswa
mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi guru dalam pembelajaran matematika di kelas 9H.
2. Siklus Pertama
Pada siklus pertama, peneliti akan melaksanakan beberapa tahap,
diantaranya:
26
a. Perencanaan
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat lembar
observasi untuk siswa dan observer, membuat LKS, dan lembar soal tes akhir
siklus.
b. Pelaksanaan
1) guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa mengenai
kompetensi dasar yang akan dibahas
2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3) guru menyajikan masalah dalam pelajaran matematika yang tertulis pada
lembar kerja siswa
4) guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga muncul pertanyaan dari
siswa
5) guru meminta siswa memecahkan masalah matematika tersebut dengan
mengenalkan langkah-langkah strategi pembelajaran open inquiry
6) guru melakukan konfirmasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan
7) membagikan jurnal harian siswa sebagai bahan refleksi
8) memberikan tes pada akhir siklus
c. Observasi
Pada tahap ini guru (observer) melakukan pengamatan tentang pelaksanaan
pembelajaran open inquiry dan kemampuan kreativitas matematis siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
1) Menuliskan masalah-masalah pada siklus 1 kemudian menentukan tingkat
keberhasilan.
2) Menentukan langkah untuk siklus berikutnya berdasarkan hasil pembelajaran
pada siklus 1
3. Siklus Kedua
Sama halnya dengan siklus 1, kegiatan yang dilaksanakan adalah
Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi namun tahapan-tahapan yang
disusun pada siklus kedua dibuat berdasarkan analisis dan refleksi dari siklus
pertama.
27
a. Perencanaan
Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat
lembar observasi untuk siswa dan observer, membuat LKS, dan lembar soal tes
akhir siklus.
b. Pelaksanaan
1) guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa mengenai
kompetensi dasar yang akan dibahas
2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3) guru menyajikan masalah dalam pelajaran matematika yang tertulis pada
lembar kerja siswa
4) guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga muncul pertanyaan dari
siswa
5) guru meminta siswa memecahkan masalah matematika tersebut dengan
mengenalkan langkah-langkah strategi pembelajaran open inquiry
6) guru melakukan konfirmasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan
7) membagikan jurnal harian siswa sebagai bahan refleksi
8) memberikan tes pada akhir siklus
c. Observasi
Pada tahap ini guru kelas (observer) melakukan pengamatan tentang
pelaksanaan pembelajaran open inquiry dan kemampuan kreativitas matematis
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Menuliskan masalah-masalah pada siklus 2 kemudian menentukan tingkat
keberhasilan. Jika penelitian berhasil pada siklus 2, maka penelitian tindakan
kelas ini dapat dihentikan.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini,
mendeskripsikan bagaimana upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematik siswa dengan strategi pembelajaran open inquiry. Hasil tindakan yang
diharapkan yaitu:
28
1. Rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif matematik siswa dalam
pembelajaran matematika pada tiap siklus sudah mencapai 75.
Kriteria keberhasilan/ketuntasan belajar siswa dikelompokkan ke dalam 4
kategori, dengan kriteria sebagai berikut:4
Tabel 3.2
Kategori Perolehan Nilai Instrumen Tes
2. Aktivitas belajar dan respon siswa terhadap strategi pembelajaran open inquiry
tergolong dalam kategori ”baik” yaitu dengan persentase mencapai 75%.
Jika kedua indikator kinerja tersebut telah terpenuhi maka penelitian
tindakan ini berhasil dan tindakan penelitian dihentikan. Sebaliknya, jika salah satu
atau kedua indikator keberhasilan kinerja belum terpenuhi, maka tindakan
penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya, dan disertai dengan adanya
perbaikan-perbaikan yang menjadi kekurangan dari siklus sebelumnya.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan
kuantitatif.
1. Data kualitatif: hasil lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa,
hasil wawancara prapenelitian, jurnal harian siswa dan hasil dokumentasi
berupa foto.
2. Data kuantitatif : nilai hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik siswa
pada setiap siklus
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas.
4 Zainal Aqib, op.cit., h. 269
Nilai Kategori Keterangan
Sangat tinggi Tuntas
Tinggi Tuntas
Sedang Tuntas
Rendah Belum tuntas
29
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari Instrumen tes dan non tes, adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Instrumen Tes
Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap
akhir siklus, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa.
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen Lembar observasi
aktivitas belajar matematika siswa, dan jurnal harian yang diisi oleh siswa.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Observasi, observasi dilakukan sebelum dan pada saat penelitian. Observasi
sebelum penelitian digunakan sebagai bahan rujukan awal untuk mengetahui
kemampuan berpikir kreatif matematik siswa. Observasi aktivitas belajar
matematika siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa yang diisi
oleh observer pada setiap pertemuan.
2. Tes evaluasi akhir yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus.
3. Jurnal Harian, jurnal harian diperoleh sebagai respon siswa terhadap
penerapan strategi pembelajaran open inquiry.
4. Dokumentasi, dokumentasi diperoleh dari hasil foto-foto pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Sebelum soal-soal tes digunakan, dilakukan uji coba instrumen. Soal-soal
tes diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tersebut
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas, selain itu juga untuk mengetahui
tingkat kesuaran dan daya pembeda soal.
N X X N Y 2 Y 2
1 r11 Si 2
St 2
30
a. Validitas
Pengukuran validitas soal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
korelasi product moment sebagai berikut5 :
rxy N XY X Y
2 2
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan.
N : Jumlah responden.
X : Skor Item
Y : Skor Total
Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan
rxy dengan rtabel pada taraf signifikan 5% dengan terlebih dahulu menetapkan
degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Dalam perhitungan rxy
dikorelasikan dengan rtabel, jika rxy ≥ rtabel, maka butir soal dikatakan valid,
sebaliknya jika rxy < rtabel maka butir soal dikatakan tidak valid.6 Berdasarkan uji
validitas yang dilakukan pada 10 butir soal didapatkan hasil rxy ≥ rtabel yang
menerangkan bahwa 10 butir soal yang diujikan valid.
b. Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu
tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tepat. Adapun rumus yang digunakan untuk
mengukur reliabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah menggunakan rumus
alpha, yaitu7 :
k
k 1
5 Suharsimi Arikuntoro, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012). h. 87
6Ali Hamzah,, Evaluasi Pembelajaran Matematika, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014) cet.1 h.222
7 Suharsimi, loc.cit, h.122
31
Keterangan :
r11 : reliabilitas yang dicari
k : banyak butir soal valid
St : varians skor total
Si2 : jumlah varians skor item skor total
Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:
0,80 < ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat baik
0,60 < ≤ 0,80 Derajat reliabilitas baik 0,40 < ≤ 0,60 Derajat reliabilitas cukup 0,20 < ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,00 < ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
Berdasarkan kriteria koefisian reliabilitas, nilai r11 = 0,78 berada diantara
kisaran 0,60 < r11 < 0,80 yang menerangkan bahwa dari 10 soal yang valid,
memiliki derajat reliabilitas baik.
c. Indeks Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu dengan langkah-langkah sebagai berikut :8
a. Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus :
Rata-rata =
b. Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus :
Tingkat kesukaran (P) =
Menurut ketentuannya indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai
berikut :
Soal dengan P 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 – 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 – 1,00 adalah soal mudah
8 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2012), cet ke-2, h. 147
32
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil 1 butir soal dinyatakan memiliki
indeks kesukaran sukar, dan 9 butir soal memiliki indeks kesukaran sedang. Pada
penelitian ini tidak menggunakan soal yang mudah karena kemampuan matematik
yang diteliti adalah kemampuan berpikir kreatif matematik siswa.
d. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda, mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu
(tinggi) dengan siswa yang tergolong kurang (lemah prestasinya).
Untuk mengetahui daya pembeda butir soal bentuk uraian adalah sebagai
berikut9:
DP XKA XKB
Skor Maks
Keterangan :
DP : Indeks daya pembeda butir soal
XKA XKB
: Nilai rata-rata kelompok atas : Nilai rata-rata kelompok bawah
Skor Maks : Skor Maksimum
Adapun kriteria daya pembeda sebagai berikut:
≥ 0.40 = Sangat Baik
0,30 – 0,39 = Baik
0,20 – 0,29 = Cukup, soal perlu perbaikan
≤ 0,19 = Kurang baik, soal harus dibuang
Berdasarkan kriteria daya pembeda, dari 10 butir soal yang diujicobakan
terdapat 3 soal kurang baik namun masih digunakan pada penelitian karena soal
tersebut valid dan indeks kesukaran tergolong sedang, dan kekurangan soal
terdapat pada pengecoh yang kurang baik.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran dari tiap butir soal, dapat dibuat rekapitulasi analisis butir sebagai
berikut:
9 Ibid, h.146
33
Tabel 3.3
Rekapitulasi Uji Validitas, Indeks Kesukaran, Daya Beda
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Setelah data-data penelitian terkumpul, peneliti memeriksa kembali
kelengkapan dan keabsahan data-data. Tahap selanjutnya adalah menganalisis
data tersebut. Data yang dianalisis meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Perubahan yang terjadi pada siswa saat pembelajaran maupun sesudah
pembelajaran. Analisis yang digunakan adalah deskripsi, memaparkan data
hasil pengamatan/observasi aktivitas belajar siswa selama pembelajaran
dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus. Data hasil observasi
disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis menggunakan nilai
persentase. Rumus persentase yang digunakan adalah :
Keterangan :
Selain observasi juga dilakukan pengamatan pada respon siswa tehadap
pembelajaran matematika. Analisis yang digunakan adalah deskripsi,
memaparkan data hasil pengumpulan dan rangkuman jurnal harian yang diisi
oleh siswa setiap kali pertemuan. Peneliti mengelompokannya kedalam tiga
No.
Soal
Validitas Indeks Kesukaran Daya Beda
rhitung Keterangan Indeks Keterangan DB Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0,43
0,48
0,69
0,38
0,57
0,71
0,64
0,74
0,49
0,67
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,48
0,64
0,48
0,36
0,64
0,53
0,62
0,47
0,26
0,57
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
0,07
0,13
0,38
0,13
0,22
0,36
0,27
0,27
0,20
0,24
Jelek
Jelek
Baik
Jelek
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
34
kategori yaitu kategori positif, netral dan negatif. Respon positif diartikan
sebagai sikap menyukai strategi pembelajaran open inquiry. Sedangkan sikap
negatif dapat diartikan sebaliknya, dan respon netral berada diantara
keduanya. Persentase tiap respon dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :
2. Peningkatan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik setiap siklus
Data hasil tes akhir tiap siklus dianalisis oleh peneliti. Kemampuan berpikir
kreatif matematik siswa dapat dilihat dari skor nilai rata-rata tes akhir siklus.
Kemudian kemampuan berpikir kreatif matematik dianalisis perindikator
yaitu (1) memberikan banyak jawaban, (2) memberikan cara penyelesaian
yang bervariasi, (3) memberikan jawaban yang tidak biasa. Persentase tiap
indikator dapat dihitung dengan rumus :
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah siklus I selesai dan ternyata hasil yang diharapkan belum memenuhi
krteria seperti yang diharapkan, yaitu peningkatan kemampuan berpikir kreatif
matematik siswa, maka akan ditindaklanjuti untuk melakukan tindakan berikutnya
sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Kegiatan penelitian ini akan berakhir
jika peneliti mampu menunjukan peningkatan kemampuan berpikir kreatif
matematik siswa.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di kelas 9H, SMP Negeri 1 Depok tahun pelajaran 2014/2015 yang
berjumlah 44 orang siswa. Data-data hasil penelitian dikumpulkan dan dianalisis.
Temuan-temuan diinterpretasikan untuk mengetahui perkembangan penelitian
yang dilaksanakan.
1. Pelaksanaan Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan merupakan kegiatan awal yang dilakukan peneliti
sebagai tahap perkenalan peneliti dengan guru yang mengajar dan lingkungan
sekolah agar tidak terasa asing ketika melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Penelitian pendahuluan ini dimulai pada tanggal 29 September 2014 sampai
dengan 2 Oktober 2014. Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata
pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Depok. Hasil wawancara dan observasi
pada beberapa kelas menunjukkan bahwa kelas 9H memiliki kemampuan berpikir
kreatif matematik dibawah rata-rata. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
selama penelitian pendahuluan diperoleh informasi sebagai berikut :
a. Guru berbakat dalam hal mengondisikan kelas sehingga suasana kelas
tenang dan tidak berisik.
b. Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode konvensional
ekspositori dan latihan/penugasan
c. Kegiatan pembelajaran sebagian besar masih didominasi oleh guru
d. Beberapa siswa bertanya pada saat pembelajaran berlangsung, namun
siswa yang mengemukakan pertanyaan relatif adalah orang yang sama.
e. Kebanyakan siswa tidak percaya diri mengemukakan ide-ide atau
gagasan-gagasan matematika selama pembelajaran.
f. Siswa cendrung menghafal rumus-rumus matematika, bukan memahami
konsepnya
35
36
g. Siswa kebingungan mengerjakan latihan soal yang berbeda dari contoh
yang diberikan guru
2. Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I
Pembelajaran siklus 1 terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan tahap refleksi. Tahapan penelitian pada
siklus 1 dideskripsikan sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti membuat berbagai persiapan untuk
menunjang pembelajaran di kelas. Peneliti Terlebih dahulu melakukan analisis
terhadap kurikulum untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan indikator yang akan disampaikan kepada siswa. Peneliti menyiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam pembelajaran open
inquiry, menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dengan tahapan strategi
pembelajaran open inquiry beserta latihan soal yang terdapat didalamnya, lembar
observasi aktivitas siswa, jurnal harian siswa, instrumen tes siklus 1 berupa soal
kemampuan berpikir kreatif matematik yang sudah terlebih dahulu diuji cobakan
pada siswa kelas 9A, dan alat dokumentasi untuk mengambil bukti berupa foto
selama tindakan berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak lima kali tatap muka
dimulai dari tanggal 13 Oktober 2014 sampai 27 Oktober 2014. Pembelajaran
dilaksanakan menggunakan strategi pembelajaran open inquiry. Tindakan yang
dilakukan pada strategi pembelajaran open inquiry adalah dengan memberikan
LKS yang memiliki tahapan pembelajaran open inquiry didalamnya. Peneliti
memberikan petunjuk kepada siswa tentang bagaimana belajar dengan
menggunakan LKS open inquiry. Peneliti memberikan suatu masalah kepada
siswa, siswa harus membaca terlebih dahulu masalah tersebut untuk dapat
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, dan menarik
kesimpulan sendiri berdasarkan masalah yang disajikan oleh guru. Adapun
deskripsi pembelajaran pada siklus 1 yaitu sebagai berikut:
37
1. Pertemuan ke-1 (Senin, 13 Oktober 2014)
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 40
menit (dua jam pelajaran) di kelas 9H. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
membaca do’a bersama. Peneliti mengabsen seluruh siswa, dan menyiapkan siswa
untuk memulai pembelajaran. Pada pertemuan pertama ini seluruh siswa hadir.
Materi yang akan dipelajari pada pertemuan pertama adalah mengenal unsur dan
luas permukaan tabung. Pembelajaran diawali dengan menggali pengetahuan
siswa tentang bangun ruang sisi lengkung khususnya bangun tabung, peneliti
meminta siswa menyebutkan benda-benda berbentuk tabung yang pernah
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menyamakan persepsi tentang
bangun tabung, peneliti membagikan LKS 1 kepada masing-masing siswa.
Peneliti memberitahu petunjuk belajar menggunakan LKS 1 yang didalamnya
terdapat tahapan strategi pembelajaran open inquiry. Peneliti menyajikan sebuah
masalah dalam LKS 1 untuk menentukan luas permukaan sebuah tas yang
berbentuk tabung.
Peneliti meminta siswa membaca masalah dengan seksama kemudian
merumuskan masalah tersebut. pada tahap ini siswa menemukan informasi-
informasi yang ada pada masalah 1. Seluruh siswa mampu mendaftarkan
informasi yang terdapat dalam masalah 1, namun pada tahap selanjutnya yaitu
merumuskan hipotesis banyak siswa yang kebingungan karena tidak mengerti
bagaimana cara merumuskan hipotesis (dugaan). Siswa bertanya kepada peneliti
”ibu, hipotesis itu apa sih? Kita ga boleh ngitung dulu? Kayak tebak-tebakan gitu
yaa bu?” peneliti menjawab ”perhatikan gambar tas yang ada pada masalah 1,
untuk mengetahui jumlah ukuran bahan kain tas yang dibutuhkan, tulis cara apa
yang dapat kalian gunakan dalam masalah ini” kemudian mereka mulai menulis
kembali dengan bahasa mereka masing-masing. Berikut adalah variasi jawaban
siswa pada tahap merumuskan hipotesis
38
Gambar 4.1
Variasi Jawaban Siswa pada Tahap Merumuskan Hipotesis
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa siswa sudah mampu merumuskan
hipotesis dengan baik dan terarah, siswa membuat jaring-jaring tas sama dengan
jaring-jaring tabung untuk mencari luas permukaan seluruh tas kemudian dikali
dengan 12 untuk mendapatkan jawaban akhir. siswa lainnya mampu merumuskan
hipotesis dengan ide luas tabung sama dengan luas permukaan tabung meskipun
siswa belum tahu rumus luas permukaan tabung secara garis besar siswa sudah
membuat dugaan yang benar.
Pada saat menguji hipotesis, peneliti menyediakan 3 buah replika tabung
dengan ukuran yang berbeda. Siswa diminta memperhatikan tabung-tabung
tersebut dan mengisi tabel uji hipotesis yang ada pada LKS 1. sebagian siswa
mengisi kolom tabel dengan jawaban lengkap dan benar, sedangkan siswa lainnya
menjawab dengan hitungan yang salah. Tindakan yang peneliti lakukan setelah
siswa menguji hipotesis adalah mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan
dari tahap uji hipotesis yang mereka lakukan.
Membuat kesimpulan adalah tahap terakhir yang dilakukan pada strategi
pembelajaran open inquiry. Sebagian besar siswa mampu menyimpulkan bahwa
rumus luas permukaan bisa didapat dengan menggunakan cara menjumlahkan
luas seluruh sisi-sisinya (alas, tutup, selimut tabung), ada juga beberapa siswa
yang sudah mampu menyimpulkan rumus luas permukaan tabung kedalam bentuk
rumus matematika, kemudian setelah siswa menemukan rumus luas permukaan
39
tabung peneliti meminta siswa mengerjakan latihan soal yang ada pada LKS 1.
Siswa mengerjakan latihan soal dengan antusias. Aktifitas belajar siswa dalam
pembelajaran didominasi oleh interaksi dengan siswa lain terutama teman
sebangku, beberapa siswa langsung bertanya tentang materi yang sedang
dipelajari kepada peneliti, sangat sedikit siswa yang fokus mengerjakan LKS
sendiri, dan ada siswa yang bercanda dengan teman lainnya hingga tidak
mengerjakan latihan dengan baik.
Hal yang selanjutnya peneliti lakukan adalah memeriksa dan membahas
bersama-sama jawaban siswa didepan kelas dan dilanjutkan dengan
menyimpulkan apa saja unsur-unsur dari bangun tabung, apa rumus luas
permukaan tabung, bagaimana mengaplikasikan rumus pada latihan soal. Peneliti
menutup pembelajaran dengan memberitahukan materi yang akan dipelajari
selanjutnya, yaitu unsur dan luas permukaan kerucut, kemudian peneliti
mengucapkan Alhamdulillah, dan salam untuk mengakhiri pembelajaran.
2. Pertemuan ke-2 (16 Oktober 2014)
Pertemuan ke-2 ini diawali dengan membaca do’a dan mengabsen seluruh
siswa. Siswa yang hadir pada pertemuan ini 43 orang, satu orang siswa tidak hadir
dengan alasan sakit. Kegiatan berlangsung selama 2 x 40 menit (dua jam
pelajaran). Materi yang dipelajari pada pertemuan kedua ini adalah unsur-unsur
dan luas permukaan kerucut. Tujuan pembelajaran kali ini adalah siswa dapat
menentukan unsur-unsur kerucut, jaring-jaring kerucut dan menemukan rumus
luas permukaan kerucut serta mengaplikasikannya pada soal matematika. Peneliti
membawa topi ulang tahun berbentuk kerucut untuk mengeksplor pengetahuan
siswa tentang kerucut. Siswa diminta menyebutkan benda-benda berbentuk
kerucut yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari.
Peneliti juga memberitahu apa tujuan pembelajaran hari ini, dan
memberikan motivasi belajar kepada siswa. Peneliti membagikan LKS 2 kepada
masing-masing siswa, kemudian memberitahu siswa bahwa langkah pembelajaran
yang digunakan pada pertemuan kedua ini sama dengan langkah pembelajaran
pada pertemuan pertama yakni mulai dari merumuskan masalah hingga menarik
kesimpulan. Proses pembelajaran kali ini seperti pada pertemuan pertama, siswa
40
membaca masalah yang disajikan secara seksama, merumuskan masalah dengan
mendaftarkan informasi-informasi yang tedapat dalam masalah. Masalah yang
disajikan pada pertemuan ini adalah berkenaan dengan kemasan es krim yang
berbentuk kerucut. siswa diminta menemukan cara untuk menentukan ukuran
kertas yang dibutuhkan untuk membungkus es krim tersebut. selama proses
pembelajaran berlangsung peneliti berkeliling untuk melihat siswa mengerjakan
LKSnya. Kebanyakan siswa mengosongkan bagian tahapan merumuskan
hipotesis. Siswa cenderung takut mengemukakan ide atau gagasan terhadap
masalah yang terdapat pada LKS 2. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah
meminta siswa melengkapi kotak jawaban merumuskan hipotesis dan mengatakan
bahwa jawaban benar atau salah itu tidak masalah, kemudian siswa tidak lagi
mengosongkan kotak jawabannya.
Pada materi luas permukaan kerucut ini siswa sulit menemukan luas selimut
kerucut, muncul pertanyaan dari seorang siswa ”bu, apa hubungannya selimut
kerucut dengan lingkaran?” peneliti menjawab ”coba kamu perhatikan bentuk
selimut kerucut, selimut kerucut memiliki bentuk seperti busur lingkaran, karna
busur lingkaran merupakan bagian dari sebuah lingkaran utuh, buatlah sebuah
perbandingan antara busur dan lingkaran yang utuh sesuai dengan gambar yang
ada pada LKS 2” siswa kembali mengamati gambar yang ada pada LKS dan
berhasil menemukan luas selimut kerucut.
Siswa banyak melakukan diskusi dengan teman sebangkunya saat
mengerjakan LKS. Pada tahap menguji hipotesis, ada siswa yang langsung
mencantumkan hasil akhir, peneliti bertanya darimana hasil akhir ini diperoleh
dan siswa tidak mampu menjelaskannya. Hal ini disebabkan karena siswa malas
menghitung dan hanya menyalin jawaban teman sebangkunya. Peneliti meminta
siswa tersebut kembali mengisi tabel uji hipotesis dengan langkah
penyelesaiannya. Peneliti mengecek tabel uji hipotesis siswa lainnya selama
berkeliling, peneliti melihat sebagian besar siswa sudah mengisi tabel uji hipotesis
dengan jawaban yang benar disertai langkah penyelesaian yang lengkap. Berikut
contoh jawaban siswa pada tahapan menguji hipotesis.
41
Gambar 4.2
Jawaban Siswa pada Tahap Menguji Hipotesis
Langkah selanjutnya berdasarkan data yang didapat dari hasil uji hipotesis
siswa menemukan rumus luas permukaan kerucut dan mengaplikasikannya pada
latihan soal yang ada didalam LKS 2. Tahapan terakhir pada pertemuan ini yaitu
refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan siswa bersama-sama, kemudian peneliti
memberitahukan materi pelajaran selanjutnya kepada siswa yaitu luas permukaan
bola. Peneliti meminta siswa mengisi jurnal harian. Pelajaran diakhiri dengan
membaca hamdalah dan salam.
3. Pertemuan ke-3 (20 Oktober 2014)
Pertemuan ke-3 ini diawali dengan membaca do’a dan mengabsen seluruh
siswa. Pada hari ini seluruh siswa hadir berjumlah 44 orang. Kegiatan
berlangsung selama 2 x 40 menit (dua jam pelajaran). Materi yang dipelajari pada
pertemuan ke-3 ini adalah unsur-unsur dan luas permukaan bola. Tujuan
pembelajaran kali ini adalah siswa dapat menentukan unsur-unsur kerucut,
menemukan rumus luas permukaan bola dan mengaplikasikannya pada soal
matematika.
42
Siswa diminta menyebutkan benda-benda berbentuk bola yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti memberitahukan apa tujuan
pembelajaran hari ini, dan memberikan motivasi belajar kepada siswa. Peneliti
membagikan LKS 3 kepada masing-masing siswa dan memberitahu siswa bahwa
langkah pembelajaran yang digunakan pada pertemuan ke-3 ini sama dengan
langkah pembelajaran pada pertemuan sebelumnya yakni mulai dari merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, hingga menarik kesimpulan.
Pada pertemuan kali ini peneliti mengajak siswa melakukan percobaan
terhadap sebuah bola untuk mengetahui rumus luas permukaanya. Bahan-bahan
yang dibutuhkan untuk percobaan disiapkan oleh peneliti, siswa diminta
mengamati dan menulis laporan hasil percobaan yang ada di LKS 3, karena sudah
terbiasa dengan langkah pembelajaran yang diterapkan, siswa menjadi lebih
mudah diarahkan. Selama siswa membaca dan memahami kasus peneliti
berkeliling mengamati aktivitas belajar siswa. Siswa mengerjakan LKS dengan
tenang dan antusias, tidak banyak pertanyaan seperti pertemuan yang sebelumnya.
Pada pertemuan ke-3 ini sebagian besar siswa fokus mengerjakan LKS 3,
meskipun ada beberapa diantara mereka yang masih bersifat acuh dan mengobrol
dan menggangu konsentrasi temannya. Siswa dan peneliti membahas latihan soal
yang dikerjakan oleh siswa.
Pada tahap akhir pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi,
mengumpulkan laporan hasil percobaan luas permukaan bola dan meminta siswa
mengisi jurnal harian. Peneliti menutup pembelajaran dengan mengucapkan
hamdalah dan salam untuk mengakhiri pembelajaran.
4. Pertemuan ke-4 (23 Oktober 2014)
Pertemuan ke-4 ini diawali dengan membaca do’a dan mengabsen seluruh
siswa. Pada hari ini seluruh siswa hadir berjumlah 44 orang. Kegiatan
berlangsung selama 2 x 40 menit (dua jam pelajaran). Materi yang dipelajari pada
pertemuan ke-4 ini adalah volume bangun ruang sisi lengkung (BRSL) yaitu
tabung, kerucut, dan bola. Tujuan pembelajaran kali ini adalah siswa dapat
menemukan rumus volume BRSL dan mengaplikasikannya dalam persoalan
matematika.
43
Peneliti memberitahukan apa tujuan pembelajaran hari ini, dan memberikan
motivasi belajar kepada siswa, kemudian peneliti membagikan LKS 4 kepada
masing-masing siswa dan memberitahu siswa bahwa langkah pembelajaran yang
digunakan pada pertemuan ke-4 ini sama dengan langkah pembelajaran pada
pertemuan sebelumnya yakni mulai dari merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, menguji hipotesis, hingga menarik kesimpulan. Pada pertemuan kali ini
peneliti mengajak siswa melakukan percobaan terhadap bangun tabung, kerucut
dan bola yang memiliki jari-jari dan tinggi yang sama. Alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk melakukan percobaan kali ini disediakan dari sekolah. Peneliti
mendemonstrasikan percobaan didepan kelas, siswa diminta mengamati dan
menulis hasil pengamatannya. Berikut kesimpulan yang dibuat oleh siswa:
Gambar 4.3
Jawaban Siswa pada Tahap membuat Kesimpulan
Sebagian besar siswa mampu menyimpulkan bahwa volume kerucut sama
dengan 1/3 volume tabung, dan volume bola sama dengan 4 kali volume kerucut.
Tindakan yang peneliti lakukan setelah siswa memperoleh kesimpulan adalah
mengarahkan siswa untuk mengaplikasikan apa yang sudah mereka temukan
kedalam situasi yang baru, yaitu dengan mengerjakan soal latihan yang disediakan
pada LKS 4. Siswa fokus mengerjakan LKS 4, Peneliti berkeliling selama proses
44
pembelajaran dan berhenti sejenak untuk membimbing siswa yang tidak
mengerjakan latihan soal. Sehingga tidak ada lagi siswa yang acuh pada
pembelajaran kali ini. Peneliti bersama siswa membahas jawaban soal latihan dan
mengajak siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari hari ini. peneliti menutup
pembelajaran dengan memberikan tugas untuk mempelajari materi yang sudah
dipelajari dari pertemuan ke-1 sampai pertemuan ke-4 karena pada pertemuan
berikutnya akan diadakan tes siklus 1. Peneliti juga meminta siswa untuk mengisi
jurnal harian. Peneliti mengucapkan Alhamdulillah, dan salam untuk mengakhiri
pembelajaran.
5. Pertemuan ke-5 (27 Oktober 2014)
Pada pertemuan kelima ini akan dilakukan tes siklus 1 yaitu tes kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa bahasan luas permukaan dan volume bangun
ruang sisi lengkung yang terdiri dari 5 butir soal yang sudah didiskusikan dengan
dosen pembimbing dan sudah diuji cobakan terlebih dahulu di kelas 9A. Tes
berlangsung selama 2 jam pelajaran. Tes ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam memerikan banyak jawaban berupa ide dan gagasan
dalam soal matematika, memberikan cara penyelesaian yang bervariasi, dan
memberikan jawaban yang baru atau tidak lazim dari sebuah persoalan
matematika yang disajikan.
Pada saat peneliti memasuki kelas, siswa sudah terlihat siap untuk
mengikuti tes yang akan diberikan. Peneliti mengabsen siswa terlebih dahulu,
seluruh siswa hadir berjumlah 44 orang. Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan
lancar. meskipun masih banyak siswa yang bertanya untuk memastikan jawaban
mereka kepada peneliti saat tes berlangsung, peneliti selalu meminta siswa fokus
mengerjakan soal tes sendiri tanpa bantuan dari teman atau peneliti.
Setelah pelaksanaan tes siklus I, peneliti meminta pendapat siswa tentang
pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran open
inquiry selama tindakan siklus 1 dilaksanakan, serta mengumpulkan dan
mendiskusikan hasil lembar observasi yang telah diisi oleh observer (guru kelas)
yang berisi catatan proses pembelajaran.
ditetapkan peneliti yaitu sebesar ≥ 75, hal ini menyebabkan proses penelitian
45
c. Tahap Observasi
Tahap Observasi dilakukan untuk mengamati peningkatan kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa dengan menggunakan instrumen penelitian.
Instrumen penelitian kemampuan berpikir kreatif yang digunakan berupa tes
kemampuan berpikir kreatif matematik yang diberikan pada akhir siklus 1,
sedangkan instrumen lain yang digunakan sebagai alat observasi proses
pembelajaran adalah jurnal harian dan lembar observasi aktivitas siswa yang
dilakukan pada saat yang bersamaan dengan waktu pelaksanaan tindakan siklus 1.
Berikut uraian observasi yang dilakukan peneliti pada pembelajaran siklus 1:
Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik yang
dilakukan pada tanggal 27 oktober 2014, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1: Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa Siklus 1
Berdasarkan perhitungan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik,
diperoleh skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa siklus 1
sebesar 73,68. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 sebesar 93, dan
nilai terendah sebesar 40. Perolehan nilai tes kemampuan berpikir kreatif
matematik siswa pada siklus 1 ini belum memenuhi intervensi tindakan yang
akan dilanjutkan ke siklus berikutnya sebagai proses perbaikan penelitian yang
telah dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan mencapai intervensi
tindakan yang ditentukan sebelumnya oleh peneliti.
Interval kelas fabsolut fkumulatif fk(%)
40-47 2 2 4,55
48-55 3 5 11,36
56-63 2 7 15,91
64-71 10 17 38,64
72-79 9 26 59,09
80-87 15 41 93,18
88-95 3 44 100,00
Total 44
Frek
uen
si
46
Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kreatif matematis siklus
1 disajikan dalam histogram dan poligon frekuensi berikut ini:
16 14 12 10
8 6 4 2 0
40-47 48-55 56-63 64-71 72-79 80-87 88-95
Nilai Siswa
Diagram 4.1: Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematik Siklus 1
Berdasarkan diagram 4.1 dapat dilihat kemampuan berpikir kreatif
matematik siswa pada siklus 1 menunjukkan masih banyak siswa yang
memperoleh nilai dibawah rata-rata yaitu 26 dari 44 orang siswa. Berdasarkan
hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada siklus 1, diperoleh
persentase masing-masing indikator tes kemampuan berpikir kreatif matematik
yaitu fluency, flexibility dan originality sebagai berikut:
Tabel 4.2: Persentase Skor Masing-masing Indikator Kemampuan Berpikir
Kreatif Siklus 1
Berdasarkan Tabel 4.2 analisis kemampuan berpikir kreatif matematik siswa
dapat diuraikan sebagai berikut:
No. Indikator Kemampuan Persentase (%)
1. Memberikan banyak jawaban (fluency) 74,24
2. Menghasilkan beragam cara penyelesaian (flexibility) 71,21
3. Mengungkap cara yang tidak biasa/baku (originality) 74,24
belum mencapai indikator ketercapaian yakni ≥ 75%. Sebagian besar siswa
47
1. Memberikan banyak jawaban (Fluency)
Kemampuan siswa memberikan banyak jawaban memperoleh persentase
skor rata-rata sebesar 74,24%. Perolehan ini masih perlu ditingkatkan lagi karena
mampu memahami soal dengan baik, hal ini terlihat dari proses menjawab siswa
yang diawali dengan menentukan rumus dengan benar, melakukan perhitungan
dengan benar, dan jumlah jawaban sesuai dengan permintaan soal, namun
beberapa siswa menjawab dengan jumlah yang sedikit atau tidak sesuai dengan
jumlah yang diperintahkan oleh peneliti. Hal ini perlu diperhatikan oleh siswa,
karena pada indikator kemampuan memberikan banyak jawaban (fluency), skor
penilaian ditentukan oleh benar dan banyaknya jawaban yang diberikan siswa.
Berikut adalah perbandingan jawaban siswa pada tes kemampuan berpikir kreatif
siklus 1 indikator fluency:
Gambar 4.4
Perbandingan Jawaban Siswa Indikator Kelancaran (fluency)
Soal Model kerucut dibuat dari selembar aluminium seperti pada gambar 2
disamping. Jika luas permukaan model kerucut itu 75,36 cm dan
, tentukan minimal 3 pasang ukuran jari-jari, panjang garis
pelukis,= 3,14dan tinggi kerucut yang mungkin!
Jawaban benar, namun hanya memberikan
2 jawaban
Jawaban salah karena siswa salah
menggunakan konsep pythagoras pada
saat menghitung tinggi kerucut
48
2. Menghasilkan beragam cara penyelesaian (flexibility)
Kemampuan siswa menghasilkan beragam cara penyelesaian memperoleh
persentase skor rata-rata sebesar 71,21%. Kemampuan flexibility mendapat
peringkat indikator kemampuan berpikir kreatif matematik terendah pada siklus 1.
Sebagian besar siswa mampu memberikan jawaban berbeda namun tidak
dilengkapi dengan konsep volume tabung yang tepat, siswa juga sering tidak teliti
pada saat melakukan proses perhitungan, hal ini yang menyebabkan hasil akhir
tidak tercapai dan skor menjadi berkurang. Berikut adalah perbandingan jawaban
siswa pada tes kemampuan berpikir kreatif matematik siklus 1 indikator
flexibility:
Gambar 4.5
Perbandingan jawaban siswa indikator keluwesan (flexibility)
Mula-mula posisi drum seperti terlihat pada posisi 1. Tinggi air pada
drum 1 sama dengan jari-jarinya yang berukuran 35 cm, panjang AC= 60
cm. berapa banyak air yang ada dalam tabung tersebut? dengan volume
yang sama, ubahlah posisi drum dan tentukan tinggi airnya!
tingkat keberhasilan yang telah ditetapkan yakni sebesar ≥ 75%. Berikut adalah
49
3. Mengungkap cara yang tidak biasa/baku (originality)
Kemampuan siswa mengungkap cara yang tidak biasa atau baku
memperoleh persentase skor rata-rata sebesar 74,24%. Pada indikator ini
sebagian besar siswa masih menjawab soal dengan cara yang biasa, namun
perhitungan yang dilakukan siswa pada umumnya tepat, sehingga kebanyakan
siswa mendapatkan skor 2 dan membuat persentase skor rata-rata menjadi cukup
baik. Peneliti perlu meningkatkan kemampuan originality siswa untuk mencapai
perbandingan jawaban siswa pada tes kemampuan berpikir kreatif matematik
siklus 1 indikator originality:
Gambar 4.6
Perbandingan jawaban siswa indikator originality
Perhatikan gambar berikut ini!
Pada gambar disamping, selinder bagian tengahnya berongga. Diameter
bagian luarnya = 42 cm, sedangkan diameter bagian dalam = 14 cm.
Bagaimana cara kamu menentukan volume benda ini?
Siswa menggunakan cara biasa dengan
menggunakan konsep volume bangun
tabung
Siswa menggunakan konsep bangun
ruang sisi datar untuk menghitung
volume tabung berongga
50
Penilaian pembelajaran tidak hanya didasarkan pada tes kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa, namun juga pada respon siswa terhadap
pembelajaran strategi open inquiry. Peneliti meminta siswa untuk mengisi jurnal
harian. Penyebaran jurnal harian dilakukan setiap kali pertemuan. Data hasil
jurnal harian dianalisis dengan cara merangkum pendapat siswa pada setiap kali
tindakan pembelajaran dilaksanakan, kemudian rangkuman pendapat siswa
tersebut dikategorikan menjadi respon positif, netral, dan negatif. Sikap positif
bisa diartikan menyukai pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran
open inquiry, sikap negatif dapat diartikan sebaliknya, dan sikap netral diartikan
diantara keduanya. Respon siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 4.3
sebagai berikut :
Tabel 4.3
Persentase Respon Siswa terhadap Pembelajaran Siklus 1
Berdasarkan hasil analisis jurnal harian siswa didapat bahwa skor rata-rata
persentase respon positif siswa sebesar 60,23%. Siswa yang memberikan
tanggapan positif mengungkapkan bahwa penerapan strategi open inquiry
menyenangkan dan aktif, seru dalam memecahkan masalah matematika, serta
membuat siswa lebih berpartisipasi dalam menemukan pengetahuan baru. Respon
positif siswa paling rendah terdapat pada pertemuan ke-2. Hal ini disebabkan
karena hasil cetakan LKS yang diterima siswa tidak bagus, gambar yang ada pada
LKS tidak jelas sehingga menyulitkan siswa memahami penemuan rumus luas
selimut kerucut, sehingga ada beberapa siswa yang menyatakan belum memahami
luas permukaan kerucut.
Respon positif paling tinggi terdapat pada pertemuan ke 4, siswa
menyatakan pembelajaran menyenangkan karena demonstrasi yang dilakukan
peneliti didepan kelas, siswa juga boleh membuktikan volume bangun ruang sisi
Respon Pertemuan ke
Rata-rata 1 2 3 4
Positif (%) 59,09 50 63,64 68,18 60,23
Netral (%) 20,45 22,73 20,45 20,45 21,02
Negatif (%) 20,45 27,27 15,91 11,36 18,75
51
lengkung melalui percobaan dan melaporkan hasil pengamatan yang mereka
peroleh. Respon siswa meningkat dari pertemuan ke-3 hingga pertemuan ke-4
dengan rata-rata 60,23%, Hal ini menunjukan bahwa lebih dari sebagian siswa
menyukai pembelajaran menggunakan strategi open inquiry.
Skor rata-rata persentase respon negatif sebesar 18,75. Sebagian besar siswa
yang menunjukkan respon negatif mengungkapkan bingung mengerjakan soal
jika belum diajarkan guru, pelajarannya membosankan. Respon negatif siswa
paling tinggi juga terdapat pada pertemuan kedua. Respon netral sebesar 21,02%
berisi pendapat siswa yang menyukai strategi pembelajaran open inquiry namun
masih bingung dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Pembelajaran
dengan menerapkan strategi pembelajaran open inquiry masih perlu ditingkatkan,
karena masih ada siswa yang merespon negatif dan merespon netral.
Selain lembar jurnal harian yang diisi siswa, peneliti dan observer
mengamati aktivitas siswa dengan mengisi lembar observasi aktivitas belajar
siswa pada saat penerapan strategi pembelajaran open inquiry. Hasil pengamatan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4:
Tabel 4.4
Persentase Aktivitas Pembelajaran Matematika Siswa Siklus 1
No. Aspek yang diamati Pertemuan Minggu ke- Rata- rata
(%) 1(%) 2(%) 3(%) 4(%)
1. Siswa melakukan
penyelidikan melalui LKS
68,18 72,72 79,54 84,09 76,13
2. Siswa menjawab/
menanggapi LKS
68,18 75 77,27 81,81 75,57
3. Siswa mengemukakan
pendapat/gagasan terkait
pembelajaran
65,90 68,18 72,72 79,54 71,59
4. Siswa menarik kesimpulan
berdasarkan langkah-
langkah yang ada pada
LKS
61,13 75 77,27 72,72 71,53
5. Siswa mengaplikasikan
kesimpulan yang diperoleh
pada soal latihan
65,90 72,72 72,72 79,54 72,72
Rata-rata (%) 65,86 72,72 75,90 79,54 73,51
52
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa pada
proses pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran open
inquiry sebesar 73,51%. Aspek yang mendapatkan persentase terendah pada
siklus 1 ini adalah menarik kesimpulan. Aktivitas menarik kesimpulan ini perlu
ditingkatkan karena saat proses pembelajaran berlangsung terlihat kebanyakan
siswa mengosongkan bagian kesimpulan dengan alasan bingung membuat kata-
katanya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa harus dilatih lagi untuk menarik
kesimpulan berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan. Aktivitas menarik
kesimpulan paling rendah terdapat pada pertemuan satu dan dua.
Aspek mengemukakan pendapat atau gagasan juga menjadi salah satu aspek
aktivitas yang mendapat skor rata-rata presentase yang rendah. Siswa yang
mengemukakan pendapat terlihat hanya siswa yang aktif saja, sedangkan siswa
yang pasif hanya diam dan tidak mengkritisi pendapat dari temannya. Sebagian
siswa masih terlihat malu-malu dalam menyampaikan gagasannya dihadapan
teman-temanya. Skor terendah dari aktivitas ini terdapat pada pertemuan pertama,
karena dalam pertemuan ini masih terlihat kebiasaan siswa yang hanya menerima
penjelasan langsung dari guru, takut salah dan khawatir memiliki jawaban yang
berbeda dengan guru.
Perolehan rata-rata persentase tertinggi adalah aktivitas melakukan
penyelidikan melalui lembar kerja siswa. Masing-masing siswa terlihat berusaha
dalam menyelesaikannya. Skor terendah dari aktivitas ini terdapat pada pertemuan
pertama. Hal ini terjadi karena siswa baru pertama kali menggunakan LKS open
inquiry sehingga masih bingung terhadap langkah-langkah pembelajaran yang
terdapat pada LKS. Beberapa siswa awalnya mengeluh diberikan sebuah masalah,
namun peneliti tetap meminta siswa untuk membaca dan aktif menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam LKS. Aktivitas ini terus meningkat
hingga pertemuan ke-4, sebagian besar siswa membaca dan memahami masalah
dengan baik meskipun masih ada beberapa anak yang masih acuh terhadap
masalah yang diberikan. Pada saat melakukan penyelidikan dengan menggunakan
LKS terjadi interaksi antara siswa dengan peneliti dan siswa dengan teman
sebangkunya.
ketuntasan yang ditetapkan peneliti yaitu ≥ 75. Berdasarkan pengamatan
53
Data-data yang diperoleh peneliti dari hasil pengamatan ini akan digunakan
sebagai bahan refleksi dan perbaikan proses pembelajaran pada siklus 2 agar dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa.
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi ini dilakukan oleh peneliti setelah melakukan analisis pada
siklus 1. Berdasarkan hasil analisis pada observasi aktivitas belajar siswa,
observasi respon siswa, dan tes akhir siklus 1 diperoleh beberapa kekurangan pada
proses pembelajaran siklus 1, diantaranya sebagai berikut :
1. Kemampuan berpikir kreatif matematik siswa belum mencapai kriteria
pada hasil tes kemampuan berpikir kreatif siklus 1, kebanyakan siswa
memperoleh skor rendah disebabkan karena tidak teliti melakukan
perhitungan, peneliti mengingatkan siswa untuk lebih teliti dalam
mengerjakan soal agar tidak terjadi kesalahan perhitungan, kemudian peneliti
juga akan memberikan kuis pada tindakan siklus 2 untuk melatih kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa.
2. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap respon siswa, terlihat masih banyak
siswa yang merespon netral, dan negatif. Oleh karena itu perlu adanya
tindakan perbaikan untuk meningkatkan respon positif siswa terhadap
pembelajaran seperti memperbaiki LKS siklus 2 menjadi lebih menarik dari
segi bahasa maupun tampilan, serta menciptakan suasana pembelajaran yang
lebih menyenangkan
3. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa, peneliti dan guru kolaborator
mencermati serta mendiskusikan hal-hal yang menyebabkan aktivitas belajar
matematika siswa belum mencapai indikator ketercapaian sebagai perbaikan
untuk pelaksanaan siklus 2. Aspek aktivitas belajar siswa menarik kesimpulan
berdasarkan langkah-langkah pembelajaran mendapat peringkat paling
rendah, siswa kesulitan membuat kesimpulan, peneliti akan lebih
memperjelas tahap-tahap pembelajaran open inquiry dan mengarahkan siswa
membuat kesimpulan berdasarkan tahap pembelajaran yang dilakukan. Aspek
bertanya dan menanggapi pembelajaran juga tergolong rendah, Pada siklus 2
54
peneliti akan lebih mengutamakan konstribusi dari siswa yang pasif dalam
mengajukan pertanyaan atau gagasan yaitu saat menjawab, menanggapi,
maupun menjelaskan materi terkait pembelajaran
4. Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus 2
Tindakan pembelajaran pada siklus 2 merupakan hasil dari refleksi tindakan
pada siklus 1. Pembelajaran siklus 2 dilakukan selama 4 kali pertemuan dengan
alokasi waktu tiap pertemuan sebanyak dua jam pelajaran (2 x 40 menit) dan 1
kali pertemuan untuk tes kemampuan berpikir kreatif siklus 2. Tindakan pada
siklus 2 ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Berikut adalah tahapan-tahapan tindakan pada pembelajaran siklus 2 :
a. Tahap Perencanaan
Tahapan ini dimulai dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
siklus 2 setelah adanya refleksi tindakan siklus 1, menyiapkan lembar kerja siswa,
tes kemampuan berpikir kreatif siklus 2 yang telah diujicobakan, lembar observasi
aktivitas siswa, jurnal harian, dan alat dokumentasi.
Berdasarkan hasil refleksi siklus 1, ada beberapa perbaikan yang perlu
dilakukan oleh peneliti seperti lebih membimbing atau mengarahkan siswa untuk
membuat kesimpulan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran LKS,
memberikan motivasi lebih pada siswa yang pasif dalam belajar, dan pemberian
kuis untuk melatih kemampuan berpikir kreatif matematik siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak lima kali tatap muka
dimulai dari tanggal 30 Oktober 2014 sampai dengan 13 November 2014.
Pembahasan yang akan peneliti berikan adalah menghitung ukuran unsur-unsur
bangun ruang sisi lengkung (BRSL) yang volumenya diketahui, perbandingan
volume BRSL, perubahan volume BRSL, dan menggunakan rumus luas
permukaan dan volume BRSL dalam kehidupan sehari-hari. Adapun proses
pembelajaran pada siklus 2 sebagai berikut:
1. Pertemuan ke-6 (Kamis, 30 Oktober 2014)
Pembelajaran diawali dengan berdoa bersama, dilanjutkan dengan peneliti
mengabsen siswa, tercatat jumlah siswa yang hadir sebanyak 43 orang, seorang
55
siswa tidak hadir dengan alasan sakit. Peneliti membagikan hasil tes kemampuan
berpikir kreatif matematik siklus 1 sebagai motivasi agar siswa belajar lebih giat
lagi. Peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu menghitung ukuran
unsur-unsur bangun ruang sisi lengkung (BRSL) yang volumenya diketahui,
sebelumnya peneliti mereview kembali pembahasan tentang volume bangun ruang
sisi lengkung. Peneliti juga menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari, memberikan motivasi belajar yang lebih pada
pertemuan kali ini agar siswa lebih antusias dan giat belajar, peneliti menampilkan
salah satu manfaat dari materi yang akan dipelajari hari ini dengan menggunakan
power point. Peneliti juga memberitahu pentingnya belajar pada siswa.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah membagikan LKS
5 kepada siswa, peneliti memberitahu siswa petunjuk belajar menggunakan bahan
LKS dengan tahapan strategi open inquiry yang ada didalamnya, kemudian
peneliti meminta siswa untuk mulai membaca dan memahami masalah yang
terdapat pada LKS 5. Peneliti berkeliling mengamati aktivitas belajar secara
langsung. Pada tahap menguji hipotesis, peneliti meminta siswa berkemampuan
rendah untuk mengisi tabel uji hipotesis, siswa tersebut mengisi dengan benar
namun masih terbata-bata membuat kesimpulan, dengan sedikit bantuan dari
temannya akhirnya siswa mampu membuat kesimpulan tentang bagaimanan cara
mencari ukuran unsur-unsur dari bangun ruang jika volumenya diketahui.
Suasana pembelajaran kali ini sangat kondusif, karena sebagian besar siswa
sudah memahami konsep volume BRSL, sehingga tidak begitu sulit menentukan
ukuran unsur-unsur BRSL yang volumenya diketahui. Kegiatan dilanjutkan
dengan mengerjakan soal latihan yang terdapat pada LKS, pada siklus 1
kebanyakan siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk mengerjakan
LKS, pada siklus 2 ini peneliti lebih menekankan kepada siswa untuk
mengerjakan LKS secara mandiri.
Peneliti meminta siswa mengisi jurnal harian sebelum pembelajaran
berakhir, kemudian jurnal harian dan LKS dikumpulkan pada akhir pembelajaran.
Pembelajaran pada pertemuan ke-6 ini diakhiri dengan membaca hamdalah dan
salam
56
2. Pertemuan ke-7 (Senin, 3 November 2014)
Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa bersama, dilanjutkan dengan
peneliti mengabsen siswa, tercatat seluruh siswa hadir yaitu 44 orang. Pada awal
kegiatan pembelajaran peneliti mereview sekilas pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya dan memberikan kuis berkaitan dengan materi sebelumnya yaitu
menentukan unsur-unsur bangun ruang jika volumenya diketahui, selanjutnya
peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan ke-7 ini yaitu
perubahan volume BRSL. Peneliti juga menyampaikan tujuan pembelajaran dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah membagikan LKS
6 kepada siswa, kemudian peneliti meminta siswa untuk mulai membaca dan
memahami masalah yang terdapat pada LKS 6. Peneliti memberitahu siswa
bahwa langkah pembelajaran yang akan dilakukan sama dengan pembelajaran
pada pertemuan sebelumnya. Siswa mulai membaca dan mengamati kasus yang
disediakan. Pereliti berkeliling mengamati aktivitas belajar siswa. Peneliti
membimbing siswa untuk menemukan kesimpulan/konsep perubahan volume
bangun ruang sisi lengkung. Seluruh siswa membuat kesimpulan, dan memahami
konsep perubahan volume pada tabung, kerucut dan bola. Peneliti meminta siswa
untuk mengerjakan latihan soal yang disediakan pada LKS sebagai aplikasi dari
kesimpulan yang telah mereka buat.
Pada saat mengerjakan soal latihan salah seorang siswa bertanya keapada
peneliti ”ibu, jika tinggi volume di dua kalikan, apakah volume tabung akan
berubah jadi dua kali lebih banyak?” peneliti menjawab ”coba diuji pada soal
latihan nomor 2, ubah ukuran tingginya menjadi 2 kali lebih besar, apa yang
akan terjadi setelah ukuran tinggi diduakalikan, kamu akan menemukan
jawabannya” siswa faham akan penjelasan yang diberikan peneliti, dan siswa
tersebut menemukan pengetahuan baru setelah melakukan setelah melakukan uji
coba pada soal yang terdapat pada LKS. Peneliti bersama siswa membahas
jawaban soal latihan dan mengajak siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari
hari ini. Peneliti juga meminta siswa untuk mengisi jurnal harian. Peneliti
mengucapkan Alhamdulillah, dan salam untuk mengakhiri pembelajaran.
57
3. Pertemuan ke-8 (Kamis, 6 November 2014)
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-8 berlangsung selama 2 x 40
menit (2 jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membaca do’a
bersama. Peneliti mengabsen seluruh siswa, dan menyiapkan siswa untuk
memulai pembelajaran, tercatat seluruh siswa hadir yaitu sebanyak 44 siswa. Pada
pertemuan sebelumnya, peneliti memberikan kuis pada siswa di awal
pembelajaran, begitu pula pertemuan kali ini diawali dengan pemberian kuis
terkait pembelajara pada pertemuan sebelumnya.
Peneliti menyampaikan materi yang dipelajari hari ini yaitu perbandingan
volume bangun ruang sisi lengkung. Sebelum masuk pada materi yang akan
dipelajari, peneliti memberikan motivasi belajar kepada siswa.Langkah
selanjutnya peneliti memberikan LKS 7 kepada masing-masing siswa. Peneliti
memberitahu siswa bahwa langkah pembelajaran yang akan dilakukan sama
dengan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Siswa mulai membaca dan
mengamati kasus yang disediakan.
Peneliti berkeliling mengamati aktivitas belajar siswa. Peneliti membimbing
siswa untuk menemukan kesimpulan/konsep perbandingan volume bangun ruang
sisi lengkung. Seluruh siswa membuat kesimpulan, dan memahami nilai
perbandingan volume antara tabung, kerucut dan bola. Peneliti meminta siswa
untuk mengerjakan latihan soal yang disediakan pada LKS sebagai aplikasi dari
kesimpulan yang telah mereka buat. Sebelum menutup pembelajaran, peneliti
bersama siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari pada hari ini, meminta
siswa untuk mengisi jurnal harian siswa, dan meminta siswa untuk mempelajari
materi pada pertemuan berikutnya, dan menutup pembelajaran dengan
mengucapkan Alhamdulillah, dan salam.
4. Pertemuan ke-9 (Senin, 10 November 2014)
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-9 berlangsung selama 2 x 40
menit (2 jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membaca do’a
yang dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian peneliti mengabsen seluruh siswa, dan
menyiapkan siswa untuk memulai pembelajaran. Pada pertemuan ini siswa yang
hadir adalah 44 siswa.
58
Pertemuan kali ini dimulai dengan pemberian kuis kepada siswa. Kuis yang
diberikan terkait pembelajaran matematika pada pertemuan sebelumnya. Setelah
siswa selesai mengerjakan kuis, peneliti menyampaikan materi yang dipelajari
hari ini adalah penggunaan rumus luas permukaan dan volume untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola. Tujuan pembelajaran hari ini
adalah siswa diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari
yang berhubungan dengan bangun sisi lengkung. Sebelum masuk pada materi yang
akan dipelajari, peneliti mengajak siswa mengingat tentang materi luas permukaan
dan volume tabung, kerucut, dan bola, selain itu, peneliti juga memberikan
motivasi belajar kepada siswa.
Langkah selanjutnya peneliti memberikan LKS open inquiry kepada
masing-masing siswa. Siswa mulai membaca dan mengamati masalah yang
disediakan. Peneliti berkeliling mengamati aktivitas belajar siswa. Pada saat
menjawab pertanyaan nomor 3 pada LKS, beberapa siswa terlihat kebingungan.
Seorang siswa mengatakan “Ibu, nomor 2 gak ngerti” keadaan kelas mulai berisik
karena siswa saling bertanya satu sama lain, kemudian peneliti meminta siswa
untuk kembali ke tempat duduk masing-masing, dan meminta siswa untuk
memperhatikan peneliti di depan kelas. Peneliti bertanya kepada seluruh siswa
“Sudah ada yang memahami instruksi dari soal nomor 2? apa sudah ada yang
memperoleh jawaban?”. Seorang siswa mengatakan “Ibu, begini bukan bu
jawabannya”. Peneliti menghampiri siswa tersebut dan melihat hasil jawaban,
ternyata jawaban siswa itu benar, kemudian peneliti meminta siswa tersebut
menjelaskan kepada teman-teman yang lain di depan kelas.
Peneliti meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal yang disediakan
pada bahan ajar sebagai aplikasi dari kesimpulan yang telah mereka buat. Peniliti
bersama siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari pada hari ini, peneliti
meminta siswa mengisi jurnal harian, dan meminta siswa untuk mempelajari
semua materi yang dipelajari pada siklus 2 karena minggu depan akan
dilaksanakan tes siklus 2, dan menutup pembelajaran dengan mengucapkan
Alhamdulillah, dan salam.
59
5. Pertemuan ke-10 (Kamis, 13 November 2014)
Pada pertemuan ke-10 ini akan dilakukan tes siklus 2 yaitu tes kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa. Siswa diminta untuk mengerjakan 5 butir soal
tes kemampuan berpikir kreatif matematik yang sudah didiskusikan dengan dosen
pembimbing dan sudah diuji cobakan terlebih dahulu di kelas 9A. Tes
berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Tes ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa memberikan banyak jawaban berupa ide dan
gagasan dalam soal matematika, memberikan cara penyelesaian yang bervariasi,
dan memberikan jawaban yang baru atau tidak lazim dari sebuah persoalan
matematika yang disajikan.
Peneliti menyiapkan siswa terlebih dahulu, mengisi absen, tercatat seluruh
siswa hadir dalam tes akhir siklus 2 ini, peneliti mulai membagikan soal tes
kepada seluruh siswa, kemudian mengajak siswa berdoa bersama sebelum siswa
mengerjakan soa-soal tes. Pada saat pelaksanaan tes berlangsung, peneliti
berkeliling megawasi siswa dalam mengerjakan tes akhir siklus 2. Terlihat siswa
serius dalam mengerjakan tes. Setelah pelaksanaan tes akhir siklus 2, peneliti
mendiskusikan hasil lembar observasi yang telah diisi oleh observer (guru kelas)
selama pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran open inquiry.
Gambar 4.7
Kondisi Kelas pada saat Tes Siklus 2 Berlangsung
yakni ≥ 75, dengan begitu pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan
60
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan untuk mengamati peningkatan kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa dengan menggunakan instrumen penelitian.
Instrumen penelitian kemampuan berpikir kreatif yang digunakan berupa tes
kemampuan berpikir kreatif matematik yang diberikan pada akhir siklus 2,
sedangkan instrumen lain yang digunakan sebagai alat observasi proses
pembelajaran adalah jurnal harian dan lembar observasi aktivitas siswa yang
dilakukan pada saat yang bersamaan dengan waktu pelaksanaan tindakan siklus
2. Berikut uraian observasi yang dilakukan peneliti pada pembelajaran siklus 2:
Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik yang dilakukan
pada tanggal 13 November 2014, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5: Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa Siklus 2
Berdasarkan perhitungan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik,
diperoleh skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik siswa siklus 2
sebesar 78,00. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 adalah 100, dan
nilai terendahnya adalah 47. Skor rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif
matematik pada siklus 2 berhasil mencapai target yang ditentukan oleh peneliti
strategi pembelajaran open inquiry berakhir pada siklus 2. Secara visual
penyebaran data kemampuan berpikir kreatif matematis siklus 1 disajikan dalam
histogram dan poligon frekuensi berikut ini:
Interval kelas fabsolut fkumulatif fk(%)
47-55 1 1 2,27
56-64 3 4 9,09
65-73 16 20 45,45
74-82 8 28 63,64
83-91 7 35 79,55
92-100 9 44 100,00
frek
uen
si
61
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
47-55 56-64 65-73 74-82 83-91 92-100
Nilai Siswa
Diagram 4.2: Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematik Siklus 2
Berdasarkan Diagram 4.2 dapat dilihat kemampuan berpikir kreatif
matematik siswa pada siklus 1 menunjukkan sebagian besar siswa memperoleh
nilai diatas rata-rata yaitu sebanyak 27 orang. Berdasarkan hasil tes kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa pada siklus 2, diperoleh persentase masing-
masing indikator tes kemampuan berpikir kreatif matematik yaitu fluency,
flexibility dan originality sebagai berikut:
Tabel 4.6
Persentase Masing-masing Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus 2
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa tiap indikator kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa umumnya mengalami peningkatan dibandingkan
pada siklus 1. Persentase masing-masing indikator mengalami peningkatan
dibandingkan siklus 1. Hal ini dikarenakan siswa lebih banyak mendapatkan
latihan soal pada siklus 2, peneliti juga lebih mengingatkan siswa agar lebih teliliti
dalam melakukan perhitungan pada tes kemampuan berpikir kreatif matematik
No. Indikator Kemampuan Persentase (%)
1. Memberikan banyak jawaban (fluency) 84,46
2. Menghasilkan beragam cara penyelesaian (flexibility) 75,00
3. Mengungkap cara yang tidak biasa/baku (originality) 75,75
62
siklus 2 ini. Analisis kemampuan berpikir kreatif matematik siswa dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Memberikan banyak jawaban (Fluency)
Indikator fluency memperoleh skor tertinggi pada siklus 2, hal ini
dikarenakan siswa sudah mengetahui cara penilaian pada soal indikator
kelancaran, dimana siswa harus menjawab pertanyaan dengan benar dan sesuai
dengan jumlah yang telah ditentukan pada soal. kemampuan siswa Indikator
fluency mengalami peningkatan sebesar 12,5% dari siklus 1 yang memiliki
persentase sebesar 74,24% menjadi 84,46% pada siklus 2. Perolehan tersebut
tergolong sangat baik, hanya saja dalam penyelesaian masih ada siswa yang tidak
teliti dalam menghitung sehingga terjadi kesalahan. Berikut adalah perbandingan
jawaban siswa pada tes kemampuan berpikir kreatif siklus 2 indikator fluency:
Gambar 4.8
Perbandingan Jawaban siswa indikator kelancaran (fluency)
Soal Samsuni cake berencana membuat kotak kemasan kue. Jika dalam setiap kemasan akan diisi tepat 6 buah kue berbentuk bola yang berukuran sama dan setiap kue memiliki luas
2 permukaan 616 cm dengan , gambarlah minimal 2 buah bentuk kotak yang mungkin!
Kemudian hitunglah luas permukaan masing-masing kotak!
Jawaban benar Jawaban tidak tepat
63
2. Menghasilkan beragam cara penyelesaian (flexibility)
Kemampuan siswa menghasilkan beragam cara penyelesaian memperoleh
persentase skor rata-rata sebesar 75%. Kemampuan flexibility mendapat peringkat
indikator kemampuan berpikir kreatif matematik terendah pada siklus 2. Pada tes
kemampuan berpikir kreatif matematik siklus 2, kebanyakan siswa telah
memberikan jawaban dengan cara penyelesaian yang berbeda-beda. Berikut
adalah perbandingan jawaban siswa pada tes kemampuan berpikir kreatif
matematik siklus 1 indikator fleksibility:
Gambar 4.9
Perbandingan Jawaban siswa indikator keluwesan (flexibility)
Sebuah kaleng memiliki jari-jari 7 cm dan tinggi 80 cm. Seseorang diminta untuk
memindahkan cat kedalam kaleng tersebut sampai terisi tepat setengahnya. Akan
tetapi ia hanya mempunyai 2 tabung berukuran 3,08 liter dan 9,24 liter.
Bagaimana orang tersebut menggunakan tabung-tabung itu untuk dapat mengisi
cat tepat setengah kaleng?
Siswa memberikan 2 jawaban dengan
cara penyelesaian yang berbeda
Siswa hanya menjawab dengan 1
jawaban
64
3. Mengungkap cara yang tidak biasa/baku (originality)
Kemampuan siswa mengungkap cara yang tidak biasa atau baku
memperoleh persentase skor rata-rata sebesar 75.75%. Perolehan skor ini
mengalami peningkatan dari siklus 1 yang memiliki skor sebesar 74,24%. Berikut
adalah perbandingan jawaban siswa pada tes kemampuan berpikir kreatif
matematik siklus 2 indikator originality:
Gambar 4.10
Perbandingan Jawaban siswa indikator originality
Pada pembelajaran siklus 2 peneliti juga meminta siswa mengisi jurnal
harian untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan
strategi pembelajaran open inquiry. Data hasil jurnal harian dianalisis dengan cara
merangkum pendapat siswa pada setiap pertemuan. Respon siswa terhadap
pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran open inquiry pada siklus 2 ini
Sebuah tangki air berbentuk tabung diberi tangga melingkar dari
bawah sampai ke atas seperti gambar disamping ini. Jika jari-jari
alas 7 m dan tinggi tabung 33 m, berapa meterkah panjang
lintasan tangga? Kemudian jika tangki dibawah lintasan tangga
akan dicat, konsep apa yang kamu gunakan untuk menghitung
luas permukaan tangki yang dicat? Selesaikanlah!
Siswa menggunakan konsep segitiga
pythagoras untuk menentukan luas
permukaan dibawah tangga
Siswa menggunakan konsep luas
selimut tabung untuk menentukan luas
permukaan dibawah tangga
65
mengalami peningkatan dari respon siswa pada Siklus 1. Respon siswa pada
siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7
Persentase Respon Siswa terhadap Pembelajaran Siklus 2
Berdasarkan tabel 4.7 persentase skor jurnal harian siswa pada siklus 2
didapat bahwa skor rata-rata persentase respon positif siswa sebesar 79,55%.
Persentase respon positif terus meningkat dari pertemuan ke-6 sampai pertemuan
ke-9, sebaliknya persentase respon negatif menurun setiap pertemuan. Persentase
ini menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa menyukai pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran open inquiry. Selain jurnal harian yang diisi
siswa, peneliti dan observer mengamati aktivitas siswa dengan mengisi lembar
observasi aktivitas belajar siswa. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.8
sebagai berikut :
Tabel 4.8
Persentase Aktivitas Pembelajaran Matematika Siswa Siklus 2
No Aspek yang diamati Pertemuan Minggu ke- Rata- rata
(%) 6(%) 7(%) 8(%) 9(%)
1. Siswa melakukan
penyelidikan melalui LKS
81,82 86,36 95,45 86,36 87,50
2. Siswa menjawab/
menanggapi LKS
79,55 86,36 88,64 90,91 86,36
3. Siswa mengemukakan
pendapat/gagasan terkait
pembelajaran
79,55 79,55 86,36 84,09 82,39
4. Siswa menarik kesimpulan
berdasarkan langkah-
langkah yang ada pada LKS
77,27 81,82 86,36 81,82 81,82
5. Siswa mengaplikasikan
kesimpulan yang diperoleh
pada soal latihan
84,09 90,91 88,64 90,91 88,64
Rata-rata (%) 80,45 85,00 89,09 86,82 85,34
Respon Pertemuan ke
Rata-rata 6 7 8 9
Positif 72,73 77,27 81,82 86,36 79,55
Netral 15,91 15,91 13,64 9,09 13,64
Negatif 11,36 6,82 4,55 4,55 6,82
ketercapaian yakni ≥ 75%. Pada siklus 2 ini aktivitas belajar siswa didominasi
ketercapaian yakni ≥ 75. Sedangkan untuk masing-masing indikator kemamuan
66
Berdasarkan tabel 4.8 aktivitas belajar siswa pada tindakan siklus 2
mengalami peningkatan pada seluruh aspek dengan skor rata-rata persentase
sebesar 85,34% Pada siklus 1 aspek menarik kesimpulan memiliki skor rata-rata
terendah dibanding aktivitas lainnya, pada siklus 2 apek menarik kesimpulan juga
menjadi skor terendah dibanding aktivitas lainnya, namun aspek ini mengalami
peningkatan sebesar 9,1% pada siklus 2 dan sudah mencapai indikator
oleh mengaplikasikan kesimpulan yang diperoleh pada soal latihan yaitu sebesar
88,64%, hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah faham mengenai kesimpulan
pembelajaran sehingga mampu mengaplikasikannya pada soal-soal latihan dengan
baik. Secara umum siswa lebih antusias dalam menjawab/menanggapi LKS
karena sudah terbiasa dan faham akan langkah pembelajaran strategi open inquiry.
Hal ini menunjukan bahwa aktivitas siswa saat pembelajaran matematika
menggunakan strategi pembelajaran open inquiry dengan pokok bahasan bangun
ruang sisi lengkung mengalami peningkatan dan dapat dikatakan baik
d. Tahap Refleksi
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal berpikir kreatif
matematik sudah baik, pengontorolan peneliti yang lebih ekstra terhadap siswa
yang tidak memperhatikan pelajaran, memberi kuis diawal pembelajaran,
menambah latihan soal pada LKS, membuat pembelajaran berjalan lebih baik
dibanding siklus 1.
Hasil akhir tes kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada siklus 2
menunjukan rata-rata sebesar 78,00 hasil ini meningkat dari hasil tes sebelumnya
pada siklus 1 dengan rata-rata sebesar 73,68. Hasil skor rata-rata tes kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa pada siklus 2 telah mencapai indikator
berpikir kreatif matematik siswa secara umum meningkat dibandingkan dengan
hasil tes pada siklus 1.
Respon positif siswa meningkat sebesar 19,32%, hasil persentase respon
positif siswa pada siklus 2 menunjukkan hampir seluruh siswa menyukai
pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran open inquiry. Berdasarkan
11,83% dan telah mencapai indikator ketercapaian yang diharapkan yaitu ≥ 75%.
67
pengamatan melalui lembar observasi aktivitas siswa, siswa sudah terbiasa
melakukan penyelidikan melalui LKS yang menggunakan tahapan pembelajaran
open inquiry. Aktivitas siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar
Hal ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan
refleksi siklus 1.
B. Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah data dikumpulkan dari hasil penelitian
pada siklus 1 dan siklus 2. Data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan
tindakan dianalisis dan diolah. Data-data tersebut terdiri dari data kualitatif berupa
lembar observasi aktivitas siswa dan jurnal harian, serta data kuantitatif berupa tes
kemampuan berpikir kreatif matematik. Data dianalisis untuk mengetahui
perkembangan penelitian setelah dilakukan pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran open inquiry.
Kemampuan berpikir kreatif siswa dihitung berdasarkan soal uraian yang
diperiksa mengikuti pedoman penskoran meliputi indikator memberikan banyak
jawaban (fluency), memberikan beragam jawaban {flexibility) dan Memberikan
jawaban yang tidak lazim (originality). Berikut adalah perbandingan persentase
masing-masing indikator kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada siklus
1 dan siklus 2:
Tabel 4.9: Perbandingan Persentase Indikator Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematik Siswa
Berdasarkan Tabel 4.9 masing-masing indikator kemampuan berpikir kreatif
matematik siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Secara visual
No Indikator Kemampuan Siklus 1
(%) Siklus 2
(%)
1 Kelancaran (Fluency) 74,24 84,46
2 Keluwesan (Flexibility) 71,21 75,00
3 Original (Originality) 74,24 75,75
68
perbandingan persentase indikator kemampuan berpikir kreatif matematik siklus 1
dan siklus 2 disajikan pada diagram 4.3:
Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif matematik
siswa Siklus 1 dan Siklus 2
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Fluency Flexibility Originality
siklus 1
siklus 2
Diagram 4.3: Perbandingan Masing-masing Indikator Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematik Siswa
Berdasarkan diagram 4.3 kemampuan berpikir kreatif matematik siswa
meningkat dari siklus I ke siklus II pada semua indikator berpikir kreatif. Hal ini
menunjukan keberhasilan tindakan yang diberikan pada siklus II. Sejalan dengan
meningkatnya masing-masing indikator kemampuan berpikir kreatif, skor rata-
rata tes kemampuan bepikir kreatif juga mengalami peningkatan. Skor rata-rata
kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada siklus I sebesar 73,68
meningkat menjadi 78,00 pada siklus II.
Meningkatnya hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik siswa juga
didukung dengan banyaknya pernyataan siswa yang menyukai strategi
pembelajaran open inquiry pada pembelajaran siklus 2. Pernyataan tersebut ditulis
oleh siswa dalam jurnal harian yang diberikan peneliti pada setiap kali pertemuan.
Respon siswa terhadap strategi pembelajaran open inquiry juga mengalami
peningkatan pada siklus 2.
69
Perbandingan persentase respon siswa terhadap pembelajaran open inquiry
berdasarkan jurnal harian pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.10:
Tabel 4.10
Perbandingan Persentase Respon Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
Tabel 4.10 Disajikan berdasarkan hasil analisis jurnal harian siswa. Pada
tabel tersebut dapat dilihat bahwa respon positif siswa meningkat sebesar 19,32%,
hal ini menunjukkan sebagian besar siswa menyukai pembelajaran menggunakan
strategi open inquiry. Hal ini didukung dengan menurunnya respon netral dan
negatif siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Persentase respon negatif siswa menurun
sebesar 11,93%. Berikut diagram perbandingan respon siswa terhadap
pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran open inquiry pada
siklus 1 dan siklus 2 :
Persentase Respon Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Positif Netral Negatif
Diagram 4.4
Perbandingan Respon Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus 1
Siklus 2
No. Kategori Rata-rata (%) Siklus 1
Rata-rata (%) Siklus 2
1. Positif 60,23 79,55
2. Netral 21,02 13,64
3. Negatif 18,75 6,82
70
Respon positif siswa saat diterapkan strategi pembelajaran open inquiry
mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Respon siswa baik positif, netral
maupun negatif yang ditulis siswa pada jurnal harian sebagian besar dipengaruhi
oleh mudah atau sulitnya materi yang dipelajari setiap pertemuan. Jika materi
dirasakan mudah dan siswa faham dengan materi yang diajarkan maka tanggapan
positiflah yang banyak diungkapkan oleh siswa, begitu pula sebaliknya jika materi
dirasakan sulit oleh siswa maka respon negatiflah yang banyak diungkapkan
siswa.
Selama proses pelaksanan tindakan siklus 1 dan siklus 2 diperoleh data
presentase aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan strategi
pembelajaran open inquiry. Tabel aktivitas siswa siklus 1 dan 2 dapat dilihat dari
tabel berikut ini :
Tabel 4.11: Perbandingan Persentase Rata-rata Aktivitas Pembelajaran
Matematika Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
Dari Tabel 4.11 terlihat bahwa aktivitas pembelajaran matematika siswa
siklus 1 dan siklus 2 dengan menggunakan strategi pembelajaran open inquiry
meningkat dari rata-rata 73,51% pada siklus 1 menjadi 85,34% pada siklus 2. Hal
ini terjadi karena proses pembelajaran matematika siswa dengan strategi
pembelajaran open inquiry berjalan dengan baik, diikuti dengan perbaikan yang
dilakukan peneliti dari refleksi siklus 1 sehingga siswa lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan yang dilakukan
peneliti pada sikus 2 memberikan hasil yang baik terhadap aktivitas belajar siswa.
No
. Aspek yang diamati Siklus 1
(%) Siklus
2(%)
1. Siswa melakukan penyelidikan melalui LKS 76,13 87,50
2. Siswa menjawab/menanggapi LKS 75,57 86,36
3. Siswa mengemukakan pendapat/gagasan
terkait pembelajaran
71,59 82,39
4. Siswa menarik kesimpulan berdasarkan
langkah-langkah yang ada pada LKS
71,53 81,82
5. Siswa mengaplikasikan kesimpulan yang
diperoleh pada soal latihan
72,72 88,64
Rata-rata (%) 73,51 85,34
71
Aktivitas siswa meningkat pada setiap aspek yang diamati. Pada siklus 1 masih
banyak siswa yang acuh terhadap pembelajaran menggunakan strategi open
inquiry, bahkan ada beberapa siswa yang enggan mengisi LKS, peneliti
memberikan pemahaman kepada siswa tentang cara menemukan dan membangun
pengetahuan sendiri, setelah melakukan perbaikan pada siklus 2, sebagian besar
siswa terlihat antusias melakukan penyelidikan melalui LKS open inquiry. Siswa
juga lebih antusias dalam mengemukakan gagasan/pendapat selama proses
pembelajaran berlangsung, terlihat dari bertambahnya jumlah siswa yang aktif
pada pembelajaran siklus 2. Aspek menarik kesimpulan mendapat perolehan skor
terendah pada siklus 1 maupun siklus 2, namun aspek ini meningkat sebesar
10,29%.
C. Pembahasan
Pembahasan ini berdasarkan atas hasil wawancara dengan guru matematika,
pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar siswa, respon siswa dengan
menggunakan jurnal harian dan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa.
Hasil wawancara dengan guru matematika pada kegiatan observasi awal
diketahui bahwa pembelajaran matematika dikelas 9H masih berpusat pada guru,
siswa kelas 9H mengalami kesulitan menjawab soal-soal yang tidak lazim, dan
masih bingung jika dihadapkan pada soal yang berbeda dari contoh yang
diberikan guru.
Berdasarkan observasi awal tersebut peneliti menyimpulkan kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa masih tergolong rendah. Sehingga peneliti
mencoba memperbaiki pembelajaran dikelas tersebut dengan menerapkan strategi
pembelajaran open inquiry. Pembelajaran matematika dengan strategi
pembelajaran open inquiry dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematik siswa karena pada pembelajaran ini siswa dituntun untuk
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Masalah yang disajikan dalam LKS
open inquiry dipecahkan dengan 4 tahapan yakni merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan, sehingga
siswa dilatih untuk berpikir secara matematik.
indikator ketercapaian yakni≥ 75, kebanyakan siswa mampu menghitung luas
72
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus 1 kemampuan berpikir kreatif
matematik memperoleh skor rata-rata sebesar 73,68 namun belum mencapai
permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung, beberapa siswa lainnya
membuat kesalahan dalam melakukan perhitungan yang menyebabkan skor
berkurang, kemudian masih ada siswa yang menghafal rumus sehingga memiliki
resiko besar untuk menggunakan rumus yang salah pada saat menjawab soal.
Sebagian siswa menguasai kemampuan kelancaran (fuency), karena
masalah yang disajikan merupakan sebuah permasalahan yang tidak begitu rumit
misalnya siswa dapat menemukan ukuran unsur-unsur yang cocok untuk
memenuhi ukuran volume BRSL yang diketahui. Siswa yang memiliki skor
terendah adalah siswa yang tidak memahami konsep bangun ruang sisi lengkung.
Sebagian besar siswa menjawab benar namun tidak sesuai dengan banyaknya
jawaban yang diperintahkan soal. Siswa juga menguasai kemampuan originality
dengan cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil skor rata-rata yang
sama antara originality dan fulency. Pada siklus 1 beberapa siswa menjawab soal
dengan cara yang tidak lazim, namun masih banyak siswa yang menjawab dengan
cara yang baku dan didukung dengan perhitungan yang benar, hal ini membuat
skor kemampuan originality menjadi cukup baik. Kemampuan siswa dalam
menyelesaikan persoalan dengan cara yang bervariasi (flexibility) memperoleh
skor rata-rata paling rendah diantara 3 indikator kemampuan berpikir kreatif
matematik, Sebagian besar siswa mampu meberikan jawaban berbeda namun
tidak dilengkapi dengan konsep BRSL yang tepat, hal ini yang menyebabkan skor
yang diperoleh tidak maksimal.
Pada siklus 2 rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif matematik siswa
mengalami peningkatan pada setiap indikator kemampuan berpikir kreatif
matematik. Hal ini tak lepas dari perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi
siklus 1. Siswa sudah dapat mengemukakan banyak gagasan dalam menjawab
persoalan BRSL, hal ini ditunjukkan oleh kelancaran siswa memberikan jawaban
yang lebih banyak dari jumlah yang diminta pada soal. Siswa juga mampu
memberikan jawaban yang bervariasi dan unik dan menyertakan proses solusi
73
secara sistematis, sebagian besar siswa lebih teliti dalam mengerjakan soal dan
memerhatikan proses perhitungan yang pada siklus 1 banyak terjadi kekeliruan.
Strategi pembelajaran open inquiry memotivasi siswa untuk belajar
mandiri, menemukan dan membangun pengetahuan sendiri, pada saat proses
penemuan pengetahuan berlangsung kemampuan berpikir kreatif siswa dilatih
agar siswa tidak terpaku dengan pembelajaran yang diberikan guru saja, siswa
diberikan kesempatan untuk mengemukakan ide-ide atau gagasan-gagasan baru
dalam pembelajaran matematika. Kemampuan berpikir kreatif matematik siswa
yang baik membuat siswa lebih memahami materi yang dipelajarinya, siswa tidak
akan bingung lagi menghadapi soal yang tidak sesuai dengan contoh yang
diberikan guru, dengan pemahaman yang baik diharapkan siswa dapat
menyelesaikan soal atau permasalahan yang disajikan dengan baik pula.
Pada umumnya siswa merespon positif terhadap pembelajaran matematika
dengan strategi open inquiry. Hal ini terlihat dari pendapat siswa melalui jurnal
harian. Persentase respon positif siswa pada siklus II meningkat dari siklus I.
Siswa menyukai dan mendukung pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran open inquiry, karena dalam pembelajaran ini siswa diarahkan untuk
berpikir dan mengungkapkan ide-ide matematik melalui masalah-masalah yang
disajikan pada LKS dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang
telah dimiliki sebelumnya. Sebagian besar siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan teori Gulo (2002) yang menyatakan strategi
inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri
Hasil penelitian yang ditemukan pada penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sri Wardani, Utari Soemarmo, dan Izumi Nishitani
dengan judul penelitian ” Mathematical Creativity and Disposition (Experiment
with grade 10 Student using Silver Inquiry Approach)” penelitian ini
menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis Inkuiri lebih efektif digunakan pada
proses pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil
74
penelitian yang sama juga ditemukan pada penelitian Michal Zion and Irit Sadeh
yang berjudul ” Wich Type of Inquiry Project Do High School Biology Students
Prefer : Open or Guide?”, yang melaporkan bahwa kegiatan pembelajaran open
inquiry yang dilakukan didalam kelas memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjadi lebih terlibat dalam penyelidikan suatu masalah dalam
pembelajaran.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya
telah dilakukan agar hasil yang diperoleh maksimal, namun demikian masih
terdapat hal-hal yang diluar kendali peneliti sehingga hasil penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Strategi open inquiry yang diterapkan belum mampu memberikan
peningkatan yang besar terhadap indikator kemampuan originality, Hal ini
disebabkan karena masalah yang disajikan pada LKS cenderung belum
termasuk kategori open ended. Sehingga jawaban siswa pada tahap
merumuskan hipotesis kurang bervariasi dan unik. jawaban siswa masih
terbatas terhadap masalah yang disajikan pada LKS.
2. Pada siklus 1 dan siklus 2 peneliti menyajikan masalah dalam LKS open
inquiry, seharusnya peneliti memberikan kasus berupa investigasi pada siklus
2 sebagai perbaikan terhadap siklus 1 untuk lebih meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa
3. Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan bangun ruang sisi
lengkung, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
4. Pengamatan pada penelitian ini dilakukan sepenuhnya oleh observer, peneliti
ikut mengontrol aktivitas siswa namun tidak mengisi lembar observasi.
Peneliti sebaiknya mengisi lembar observasi untuk dibandingkan dengan
pengamatan yang dilakukan oleh observer.
kemampuan berpikir kreatif matematik siswa mencapai ≥ 75
ketercapaian sebesar ≥ 75% dan tergolong dalam kategori ”baik”, hal ini
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Kemampuan berpikir kreatif matematik dengan penerapan strategi
pembelajaran open inquiry mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2.
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik terlihat dari peningkatan
indikator kemampuan berpikir kreatif matematik yang meliputi kelancaran
(fluency) pada siklus 1 sebesar 74,24% menjadi 84,46% pada siklus 2,
keluwesan (flexibility) pada siklus 1 sebesar 71,21% meningkat menjadi
75,00%, serta indikator keaslian (originality) pada siklus 1 sebesar 74,24%
meningkat menjadi 75,75% pada siklus 2. Perolehan skor rata-rata tes
kemampuan berpikir kreatif matematik siswa juga meningkat dari siklus 1
sebesar 73,68 menjadi 78,00 pada siklus 2. Hasil yang dicapai pada siklus 2
telah mencapai indikator ketercapaian yang diharapkan yaitu rata-rata
2. Siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran matematika
dengan menggunakan strategi pembelajaran open inquiry. Respon positif
siswa meningkat dari 60,23% pada siklus 1 menjadi 79,55% pada siklus 2,
perolehan skor persentase respon positif siswa telah mencapai indikator
menunjukkan sebagian besar siswa menyukai pembelajaran menggunakan
strategi open inquiry. Hal ini didukung dengan menurunnya respon netral dan
negatif siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Persentase respon negatif siswa
menurun dari 18,75% pada siklus 1 menjadi 6,82% pada siklus 2.
3. Persentase aktivitas siswa pada siklus 1 sebesar 73,51% meningkat menjadi
85,34% pada siklus 2. Aspek aktivitas yang diamati meliputi melakukan
penyelidikan memalui LKS, menjawab dan menanggapi LKS,
mengemukakan pendapat/gagasan terkait pembelajaran, serta menarik
75
sebesar ≥ 75% dan tergolong dalam kategori ”baik”
76
kesimpulan yang diperoleh pada soal latihan. Secara keseluruhan aspek yang
diamati mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Perolehan skor
persentase ktivitas belajar siswa telah mencapai indikator ketercapaian
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Pihak sekolah dapat memberikan dukungan dalam bentuk workshop
ataupun seminar bagi guru, mengenai pengembangan strategi
pembelajaran open inquiry sebagai alternatif dalam proses pembelajaran
matematika.
2. Guru mata pelajaran dapat menerapkan strategi pembelajaran open
inquiry sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika,
serta tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan strategi belajar
lainnya.
3. Guru harus selalu memberikan umpan balik kepada siswa, baik dalam
bentuk pertanyaan maupun bimbingan, yang dapat membangun
pengetahuan siswa agar siswa dapat memahami pelajaran dengan baik.
4. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengukur kemampuan matematik atau
variabel lainnya bahkan mata pelajaran lainnya sebagai pengembangan
dari penerapan strategi pembelajaran open inquiry
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, zaenal. Evaluasi Pembelajaran, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2011
Arikuntoro, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara,
2012
Aqib, Zainal, dkk. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru MP, SMA, SMK”,
Bandung: CV.Yrama Widya, 2008
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014
Irit Sadeh, which type of inquiry project do high school biology students prefer:
Open or guided, Published Online: 10 may 2011
Jarret, Denise. Inquiry Strategies for Science and Mathematics Learning,
Notrhwest Regional Educational Laboratory, Published Online: 2000
KOMPAS, Skor PISA: Posisi Indonesia Nyaris Jadi Juru Kunci, 2013, diakses
dari (http://www.kopertis12.or.id), pada 5 Desember 2014
K.Lott,Fire Up the Inquiry, Science and Children, March, 2011.
La Moma, Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis melalui
Pembelajaran Generatif Siswa SMP, Prosiding, FKIP Univ Pattimura Ambon
Lidya Septiana. Hasil Wawancara, Depok, 10 Agustus 2014
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013
PISA (Programmme for International Student Assessment) 2012 Result, diakses
dari (www.oecd.org), pada Desember 2014
Salahudin, Anas. Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya Bangsa.
Bandung: Pustaka Setia, 2013
Sani, Ridwan Abdullah. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2013
77
78
Sanjaya, Wina Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009
Santrock., Jhon W. Psikologi pendidikan. Jakarta:Kencana,2008
Siswono, Tatag Yuli Eko. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan
dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.
Semarang: Unesa University Press, 2008
------------ . “Konstruksi Teoritik Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam
Matematika”, Jurnal Universits Adibuana, 2008
Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
JICA Universitas Pendidikan Indonesia, 2001
Sumarmo, Utari. Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi matematik serta
Pembelajarannya Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia, 2013
--------------, Mengembangkan Instrumen untuk Mengukur High Order
Mathematical Thinking Skills dan Affective Behavior,Makalah disajikan dalam
Workshop Pendidikan Matematika, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Jakarta,
22 Oktober 2014
Suwarma, Mayadina. Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala Maha Karya,
2009
TIMSS & PIRLS International Study Center, Lynch School of Education, Boston
Colleqe, diakses dari (http://timssandpirls.bc.edu/timss2011/index.html) pada
Juli 2012
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif Konsep, Landasan,
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013
79
Zion, Michal. Curiousity and open inquiry learning, Journal of research in science
teaching,VOL. 46, NO. 10, PP. 1137 – 1160 (2009)
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Depok
Kelas/Semester : IX/H
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 16 x 40 menit (8 pertemuan)
A. Standar Kompetensi
2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya
B. Kompetensi Dasar
2.1 Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola 2.2 Menghitung luas permukaan dan volume tabung, kerucut dan bola 2.3 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola
C. Indikator
2.2.1 Menghitung luas permukaan tabung, kerucut dan bola 2.2.2 Menghitung volume tabung, kerucut dan bola 2.2.3 Menghitung ukuran unsur-unsur tabung, kerucut dan bola jika volumenya
diketahui
2.3.1 Memecahkan masalah tabung, kerucut dan bola dengan menggunakan
rumus luas permukaan bangun ruang sisi lengkung
2.3.2 Memecahkan masalah tabung, kerucut dan bola dengan menggunakan
rumus volume bangun ruang sisi lengkung
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur jari-jari, diameter, tinggi, alas
tabung, kerucut dan bola
2. Siswa dapat melukis jaring-jaring tabung dan jaring-jaring kerucut 3. Siswa dapat menghitung luas permukaan tabung, kerucut, dan bola
80
4. Siswa dapat menghitung volume tabung, kerucut, dan bola
5. Siswa dapat menentukan ukuran unsur-unsur bangun ruang sisi lengkung
jika volumenya diketahui
6. Siswa dapat menghitung perbandingan volume tabung, kerucut dan bola
karena perubahan jari-jari yang dimiliki
7. Siswa dapat menghitung besar perubahan volume tabung, kerucut dan bola 8. Siswa dapat menghitung ukuran unsur-unsur tabung, kerucut dan bola jika
volumenya diketahui
9. Siswa dapat menggunakan konsep luas permukaan dan volume tabung,
kerucut dan bola dalam kehidupan sehari-hari
D. Materi Pembelajaran (Terlampir)
E. Metode dan Strategi Pembelajaran
Metode : Tanya jawab, penugasan
Strategi : Strategi Open Inquiry
G.Skenario Pembelajaran
Pertemuan pertama
81
No Kegiatan Deskripsi Waktu
1 PENDAHULUAN
Pembuka
Apersepsi
Motivasi
Membuka pembelajaran dengan salam
dan berdoa.
Dengan menggunakan metode tanya
jawab, guru mengingatkan kembali
tentang materi bangun ruang sisi datar
yakni prisma
Guru mengomunikasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
Guru memberikan motivasi kepada
siswa dengan cara menyampaikan
kegunaan mempelajari materi unsur-
unsur dan luas permukaan tabung
10 menit
82
2 KEGIATAN INTI
Merumuskan
Masalah
Merumuskan
Hipotesis
Menguji
Hipotesis
Menarik
Kesimpulan
Konfirmasi
Guru membagikan LKS 1 kepada setiap
siswa, kemudian menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran dengan strategi
pembelajaran Open Inquiry.
Guru meminta siswa memahami
sebuah masalah yang ada pada LKS 1.
Setelah memahami masalah yang
diberikan, siswa mendaftarkan
informasi yang ada dan
mengidentifikasi masalah apa saja yang
terdapat didalamnya
Siswa membuat hipotesis atau jawaban
sementara dengan menggunakan
konsep pengetahuan sebelumnya yaitu
rumus luas bangun datar.
Siswa menguji hipotesis untuk
menemukan jawaban yang paling tepat.
Kebenaran jawaban ini didukung oleh
data atau informasi yang telah didapat.
Siswa membuat kesimpulan mengenai
unsur-unsur dan rumus luas permukaan
tabung.
Guru menggarisbawahi konsep rumus
luas permukaan tabung
Agar lebih paham tehadap unsur-unsur
dan luas permukaan Tabung, guru
meminta siswa mengerjakan latihan
soal yang ada di LKS 1.
60 menit
Pertemuan Kedua
83
No Kegiatan Deskripsi Waktu
1 PENDAHULUAN
Pembuka
Apersepsi
Motivasi
Membuka pembelajaran dengan salam
dan berdoa.
Dengan menggunakan metode tanya
jawab, guru mengingatkan kembali
tentang materi bangun ruang sisi datar
yakni limas
Guru mengomunikasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
Guru memberikan motivasi kepada
siswa dengan cara menyampaikan
kegunaan mempelajari materi unsur-
unsur dan luas permukaan kerucut
10 menit
2 KEGIATAN INTI
Guru membagikan LKS 2 kepada
setiap siswa, kemudian menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran dengan
60 menit
3 PENUTUP
Guru bersama siswa membuat
kesimpulan terkait materi luas
permukaan bangun ruang (tabung).
Guru memberi informasi materi
pembelajaran berikutnya yaitu unsur-
unsur dan luas permukaan kerucut
Siswa diberikan pekerjaan rumah jika
terdapat soal dalam LKS 1 yang belum
diselesaikan.
10 menit
strategi pembelajaran Open Inquiry.
Guru meminta siswa memahami
sebuah masalah yang ada pada LKS 2.
Merumuskan
Masalah
Merumuskan
Hipotesis
Menguji
Hipotesis
Menarik
Kesimpulan
Konfirmasi
Setelah memahami masalah yang
diberikan, siswa mendaftarkan
informasi yang ada dan
mengidentifikasi masalah apa saja
yang terdapat didalamnya
Siswa membuat hipotesis atau
jawaban sementara dengan
menggunakan konsep pengetahuan
sebelumnya yaitu rumus luas bangun
datar
Siswa menguji hipotesis untuk
menemukan jawaban yang paling
tepat. Kebenaran jawaban ini
didukung oleh data atau informasi
yang telah didapat.
Siswa membuat kesimpulan mengenai
unsur-unsur dan rumus luas
permukaan kerucut.
Guru menggarisbawahi konsep rumus
luas permukaan kerucut
Agar lebih paham tehadap unsur-unsur
dan luas permukaan kerucut, guru
meminta siswa mengerjakan latihan
soal yang ada di LKS 2.
84
Pertemuan Ketiga
85
No Kegiatan Deskripsi Waktu
1 PENDAHULUAN
Pembuka
Apersepsi
Motivasi
Membuka pembelajaran dengan salam
dan berdoa.
Dengan menggunakan metode tanya
jawab, guru mengingatkan kembali
tentang materi luas lingkaran
Guru mengomunikasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
Guru memberikan motivasi kepada
siswa dengan cara menyampaikan
kegunaan mempelajari luas
permukaan bola.
10 menit
3 PENUTUP
Guru bersama siswa membuat
kesimpulan terkait materi luas
permukaan bangun ruang sisi lengkung
(kerucut)
Guru memberi informasi materi
pembelajaran berikutnya yaitu unsur-
unsur dan luas permukaan bola
Siswa diberikan pekerjaan rumah jika
terdapat soal dalam LKS 2 yang belum
diselesaikan.
10 menit
86
2 KEGIATAN INTI
Merumuskan
Masalah
Merumuskan
Hipotesis
Menguji
Hipotesis
Menarik
Kesimpulan
Konfirmasi
Guru membagikan LKS 3 kepada
setiap siswa, kemudian menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran dengan
strategi pembelajaran Open Inquiry.
Guru meminta siswa memahami
sebuah masalah yang ada pada LKS 3.
Setelah memahami masalah yang
diberikan, siswa mendaftarkan
informasi yang ada dan
mengidentifikasi masalah apa saja
yang terdapat didalamnya
Siswa membuat hipotesis atau
jawaban sementara dengan
menggunakan konsep pengetahuan
sebelumnya yaitu rumus luas bangun
datar
Siswa menguji hipotesis untuk
menemukan jawaban yang paling
tepat. Kebenaran jawaban ini
didukung oleh data atau informasi
yang telah didapat.
Siswa membuat kesimpulan mengenai
unsur-unsur dan rumus luas
permukaan bola
Guru menggarisbawahi konsep rumus
luas permukaan bola
Agar lebih paham tehadap unsur-unsur
dan luas permukaan bola, guru
60 menit
Pertemuan ke-empat
87
meminta siswa mengerjakan latihan
soal yang ada di LKS 3.
3 PENUTUP
Guru bersama siswa membuat
kesimpulan terkait materi luas
permukaan bangun ruang sisi lengkung
(bola)
Guru memberi informasi materi
pembelajaran berikutnya yaitu
menghitung volume tabung, kerucut,
dan bola.
Siswa diberikan pekerjaan rumah jika
terdapat soal dalam LKS 3 yang belum
diselesaikan.
10 menit
No Kegiatan Deskripsi Waktu
1 PENDAHULUAN
Pembuka
Apersepsi
Motivasi
Membuka pembelajaran dengan salam
dan berdoa.
Dengan menggunakan metode tanya
jawab, guru mengingatkan kembali
tentang materi volume bangun ruang
sisi datar.
Guru mengomunikasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
Guru memberikan motivasi kepada
siswa dengan cara menyampaikan
kegunaan mempelajari volume tabung,
kerucut dan bola.
10 menit
88
2 KEGIATAN INTI
Merumuskan
Masalah
Merumuskan
Hipotesis
Menguji
Hipotesis
Menarik
Kesimpulan
Konfirmasi
Guru membagikan LKS 4 kepada
setiap siswa, kemudian menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran dengan
strategi pembelajaran Open Inquiry.
Guru meminta siswa memahami
sebuah masalah yang ada pada LKS 4.
Setelah memahami masalah yang
diberikan, siswa mendaftarkan
informasi yang ada dan
mengidentifikasi masalah apa saja
yang terdapat didalamnya
Siswa membuat hipotesis atau
jawaban sementara dengan
menggunakan konsep pengetahuan
sebelumnya yaitu rumus volume
bangun ruang sisi datar yakni prisma,
dan limas.
Siswa menguji hipotesis untuk
menemukan jawaban yang paling
tepat. Kebenaran jawaban ini
didukung oleh data atau informasi
yang telah didapat.
Siswa membuat kesimpulan mengenai
volume bangun tabung, kerucut, dan
bola.
Guru menggarisbawahi konsep rumus
volume tabung, kerucut, dan bola
Agar lebih paham tehadap rumus
60 menit
Pertemuan Ke-5
89
volume tabung, kerucut, dan bola,
guru meminta siswa mengerjakan
latihan soal yang ada di LKS 4.
3 PENUTUP
Guru bersama siswa membuat
kesimpulan terkait volume tabung,
kerucut, dan bola
Guru memberi informasi materi
pembelajaran berikutnya yaitu
menghitung ukuran unsur-unsur tabung,
kerucut, dan bola jika volumenya
diketahui.
Siswa diberikan pekerjaan rumah jika
terdapat soal dalam LKS 4 yang belum
diselesaikan.
10 menit
No Kegiatan Deskripsi Waktu
1 PENDAHULUAN
Pembuka
Apersepsi
Motivasi
Membuka pembelajaran dengan salam
dan berdoa.
Dengan menggunakan metode tanya
jawab, guru mengingatkan kembali
tentang materi volume tabung,
kerucut, dan bola
Guru mengomunikasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
Guru memberikan motivasi kepada
siswa dengan cara menyampaikan
10 menit
90
kegunaan mempelajari menghitung
ukuran unsur-unsur tabung, kerucut,
dan bola jika volumenya diketahui.
2 KEGIATAN INTI
Eksplorasi
Merumuskan
Masalah
Merumuskan
Hipotesis
Menguji
Hipotesis
Menarik
Kesimpulan
Guru membagikan LKS 5 kepada
setiap siswa, kemudian menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran dengan
strategi pembelajaran Open Inquiry.
Guru meminta siswa memahami
sebuah masalah yang ada pada LKS 5.
Setelah memahami masalah yang
diberikan, siswa mendaftarkan
informasi yang ada dan
mengidentifikasi masalah apa saja
yang terdapat didalamnya
Siswa membuat hipotesis atau
jawaban sementara dengan
menggunakan konsep pengetahuan
sebelumnya yaitu rumus volume
bangun tabung, kerucut dan bola.
Siswa menguji hipotesis untuk
menemukan jawaban yang paling
tepat. Kebenaran jawaban ini
didukung oleh data atau informasi
yang telah didapat.
Siswa membuat kesimpulan mengenai
cara menghitung ukuran unsur-unsur
tabung, kerucut, dan bola jika
volumenya diketahui.
Guru menggarisbawahi konsep
60 menit
Pertemuan Ke-6
91
Konfirmasi pembelajaran terkait
Agar lebih paham tehadap cara
menghitung ukuran unsur-unsur tabung,
kerucut, dan bola jika volumenya
diketahui., guru meminta siswa
mengerjakan latihan soal yang ada di
LKS 5.
3 PENUTUP
Guru bersama siswa membuat
kesimpulan terkait pembelajaran
Guru memberi informasi materi
pembelajaran berikutnya yaitu
menghitung perubahan volume tabung,
kerucut, dan bola
Siswa diberikan pekerjaan rumah jika
terdapat soal dalam LKS 5 yang belum
diselesaikan.
10 menit
No Kegiatan Deskripsi Waktu
1 PENDAHULUAN
Pembuka
Apersepsi
Motivasi
Membuka pembelajaran dengan salam
dan berdoa.
Dengan menggunakan metode tanya
jawab, guru mengingatkan kembali
tentang materi volume tabung,
kerucut, dan bola
Guru mengomunikasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
Guru memberikan motivasi kepada
10 menit
92
siswa dengan cara menyampaikan
kegunaan mempelajari besar
perubahan volume tabung, kerucut dan
bola.
2 KEGIATAN INTI
Merumuskan
Masalah
Merumuskan
Hipotesis
Menguji
Hipotesis
Menarik
Kesimpulan
Guru membagikan LKS 6 kepada
setiap siswa, kemudian menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran dengan
strategi pembelajaran Open Inquiry.
Guru meminta siswa memahami
sebuah masalah yang ada pada LKS 6.
Setelah memahami masalah yang
diberikan, siswa mendaftarkan
informasi yang ada dan
mengidentifikasi masalah apa saja
yang terdapat didalamnya
Siswa membuat hipotesis atau
jawaban sementara dengan
menggunakan konsep pengetahuan
sebelumnya yaitu rumus volume
bangun tabung, kerucut dan bola.
Siswa menguji hipotesis untuk
menemukan jawaban yang paling
tepat. Kebenaran jawaban ini
didukung oleh data atau informasi
yang telah didapat.
Siswa membuat kesimpulan mengenai
60 menit
Pertemuan Ke-7
93
Konfirmasi
besar perubahan volume bangun
tabung, kerucut, dan bola.
Guru menggarisbawahi konsep besar
perubahan volume tabung, kerucut,
dan bola
Agar lebih paham tehadap konsep
besar perubahan volume tabung,
kerucut, dan bola, guru meminta siswa
mengerjakan latihan soal yang ada di
LKS 6.
3 PENUTUP
Guru bersama siswa membuat
kesimpulan terkait besar perubahan
volume tabung, kerucut, dan bola
Guru memberi informasi materi
pembelajaran berikutnya yaitu
menghitung perbandingan volume
BRSL
Siswa diberikan pekerjaan rumah jika
terdapat soal dalam LKS 6 yang belum
diselesaikan.
10 menit
No Kegiatan Deskripsi Waktu
1 PENDAHULUAN
94
Pembuka
Apersepsi
Motivasi
Membuka pembelajaran dengan salam
dan berdoa.
Dengan menggunakan metode tanya
jawab, guru mengingatkan kembali
tentang materi volume tabung,
kerucut, dan bola
Guru mengomunikasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
Guru memberikan motivasi kepada
siswa dengan cara menyampaikan
kegunaan mempelajari perbandingan
volume tabung, kerucut dan bola.
10 menit
2 KEGIATAN INTI
Merumuskan
Masalah
Merumuskan
Hipotesis
Guru membagikan LKS 7 kepada
setiap siswa, kemudian menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran dengan
strategi pembelajaran Open Inquiry.
Guru meminta siswa memahami
sebuah masalah yang ada pada LKS 7.
Setelah memahami masalah yang
diberikan, siswa mendaftarkan
informasi yang ada dan
mengidentifikasi masalah apa saja
yang terdapat didalamnya
Siswa membuat hipotesis atau
jawaban sementara dengan
menggunakan konsep pengetahuan
sebelumnya yaitu rumus volume
bangun tabung, kerucut dan bola.
Siswa menguji hipotesis untuk
60 menit
95
Menguji
Hipotesis
Menarik
Kesimpulan
Konfirmasi
menemukan jawaban yang paling
tepat. Kebenaran jawaban ini
didukung oleh data atau informasi
yang telah didapat.
Siswa membuat kesimpulan mengenai
perbandingan volume bangun tabung,
kerucut, dan bola.
Guru menggarisbawahi konsep
perbandingan volume tabung, kerucut,
dan bola
Agar lebih paham tehadap
perbandingan volume tabung, kerucut,
dan bola, guru meminta siswa
mengerjakan latihan soal yang ada di
LKS 7.
3 PENUTUP
Guru bersama siswa membuat
kesimpulan terkait perubahan volume
tabung, kerucut, dan bola
Guru memberi informasi materi
pembelajaran berikutnya yaitu
menggunakan rumus luas permukaan
dan volume untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan tabung,
kerucut dan bola
Siswa diberikan pekerjaan rumah jika
terdapat soal dalam LKS 7 yang belum
diselesaikan.
10 menit
Pertemuan Kedelapan
96
No Kegiatan Deskripsi Waktu
1 PENDAHULUAN
Pembuka
Apersepsi
Motivasi
Membuka pembelajaran dengan salam
dan berdoa.
Dengan menggunakan metode tanya
jawab, guru mengingatkan kembali
tentang materi volume tabung,
kerucut, dan bola
Guru mengomunikasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
Guru memberikan motivasi kepada
siswa dengan cara menyampaikan
kegunaan mempelajari penggunaan
rumus luas permukaan dan volume
untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan tabung, kerucut dan
bola
10 menit
2 KEGIATAN INTI
Merumuskan
Masalah
Guru membagikan LKS 8 kepada
setiap siswa, kemudian menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran dengan
strategi pembelajaran Open Inquiry.
Guru meminta siswa memahami
sebuah masalah yang ada pada LKS 8.
Setelah memahami masalah yang
diberikan, siswa mendaftarkan
informasi yang ada dan
mengidentifikasi masalah apa saja
yang terdapat didalamnya
60 menit
97
Merumuskan
Hipotesis
Menguji
Hipotesis
Menarik
Kesimpulan
Konfirmasi
Siswa membuat hipotesis atau
jawaban sementara dengan
menggunakan konsep pengetahuan
sebelumnya yaitu rumus volume
bangun tabung, kerucut dan bola.
Siswa menguji hipotesis untuk
menemukan jawaban yang paling
tepat. Kebenaran jawaban ini
didukung oleh data atau informasi
yang telah didapat.
Siswa membuat kesimpulan mengenai
penggunaan rumus luas permukaan
dan volume untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan
tabung, kerucut dan bola
Guru menggarisbawahi konsep
pembelajaran terkait
Agar lebih paham tehadap penggunaan
rumus luas permukaan dan volume
untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan tabung, kerucut dan
bola, guru meminta siswa mengerjakan
latihan soal yang ada di LKS 8.
3 PENUTUP
Guru bersama siswa membuat
10 menit
kesimpulan terkait pembelajaran
Siswa diberikan pekerjaan rumah jika
terdapat soal dalam LKS 8 yang belum
diselesaikan.
Guru memberitahukan jadwal ulangan
harian materi bangun ruang sisi
lengkung
H. Media dan Alat Pembelajaran
Lembar Kerjs Siswa 1-8
I. Penilaian (Terlampir)
Teknik Instrumen: Tertulis
Bentuk Instrumen: Uraian
Instrumen : Terlampir
J. Sumber Belajar
Nuharini, Dewi., dan Wahyuni, Tri. Matematika Konsep dan Aplikasinya.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Rahman, Abdur., dkk., Matematika. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2014.
98
Lampiran 2
Tujuan Pembelajaran :
Nama :
Kelas :
Setelah mempelajari LKS 1 ini
kamu dapat menghitung luas
permukaam tabung
Masalah 1
Produsen tas berencana membuat
sebuah tas tangan berbentuk tabung
dengan jari-jari alas 7 cm dan tinggi
30 cm. Berapakah luas kain yang
dibutuhkan untuk memproduksi 1 lusin
tas yang sama?
Merumuskan Masalah
Tulis informasi apa saja yang kamu ketahui dari masalah diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Merumuskan Hipotesis
a. Tanpa melakukan perhitungan, kemukakan dugaan atau jawaban
sementara kamu mengenai permasalahan diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
............................................................................................................................................
99
b. Jika tas yang akan dibuat berbentuk tabung, lukislah pola atau
jaring-jaring tas tersebut
c. Sebutkan unsur-unsur yang terdapat pada tabung atau tas
tersebut!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Menguji Hipotesis
a. Untuk menguji dugaan sementara kamu, guru memberikan 3 buah
replika tabung dengan ukuran yang berbeda, untuk itu lengkapilah
tabel dibawah ini!
Tabung Jari-jari
alas
Keliling alas
(lingkaran)
Tinggi
tabung
Luas
selimut
Luas
alas/tutup
2 x luas
alas + luas
tabung selimut
1 7 .............. 4 .............. ............................................
2 14 .............. 12 .............. ............................................
3 r .............. t .............. ............................................
100
b. Setelah mengisi tabel diatas, kamu dapat menemukan rumus luas
selimut tabung. yaitu....
c. Berdasarkan tabel diatas, sudahkah kamu menemukan rumus luas
permukaan tabung? Jadi rumus luas permukaan tabung adalah.......
d. Berdasarkan masalah, gunakanlah rumus luas permukaan tabung
untuk menghitung luas kain yang dibutuhkan dalam pembuatan 1
buah tas!
e. Jadi, berapakah luas kain yang dibutuhkan untuk satu lusin tas yang
berukuran sama?
101
Menarik Kesimpulan
Buatlah kesimpulan mengenai masalah yang telah kamu temukan
solusinya!
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
Untuk menguji pemahamanmu, coba kerjakan soal latihan dibawah ini!
1. Perhatikan gambar belahan tabung pejal berikut ini!
Luas permukaan tabung tersebut adalah.....
102
2. Sebuah tabung pejal dibelah menjadi 8 bagian sama besar. Salah satu
hasilnya seperti gambar berikut.
Jika jari-jari dan tinggi tabung mula-mula 20
cm dan 35 cm, luas permukaan tabung
disamping adalah....
103
Nama :................................
Kelas:.......
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari LKS 1 ini
kamu dapat menghitung luas
permukaan kerucut
Masalah 2
Perhatikan gambar disamping ini! Sebuah es
krim berbentuk kerucut memiliki jari-jari alas
3 cm dan tinggi 10 cm. Berapakah ukuran
kertas label kemasan es krim tersebut?
Merumuskan Masalah
Tulis informasi apa saja yang kamu ketahui dari masalah diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Merumuskan Hipotesis
a. Tanpa melakukan perhitungan, kemukakan dugaan atau jawaban
sementara kamu mengenai permasalahan diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
............................................................................................................................................
104
b. Bukalah kemasan es krim tersebut dengan rapi, lukislah jaring-
jaring kemasannya.
c. Sebutkan unsur-unsur yang terdapat pada kerucut atau es krim
tersebut!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Menguji Hipotesis
Ketika sebuah bangun kerucut dibuka, terdapat unsur alas berbentuk
lingkaran dan sebuah sisi tegak berbentuk juring lingkaran. Perhatikan
gambar berikut ini!
s
r
s
Selimut
kerucut
s
Alas
kerucut
105
Panjang busur = 2 ( )
=
… = ……
= =
Karena selimut kerucut berbentuk juring dari sebuah lingkaran, maka:
Panjang jari-jari = s (garis pelukis)
a. Untuk mnemukan luas selimut kerucut, lengkapilah langkah-
langkah berikut ini!
Luas selimut kerucut ………
b. Untuk menguji dugaan sementara kamu, lengkapi tabel dibawah
ini!
Kerucut Jari-
jari
Luas alas
kerucut
Garis
Pelukis
Tinggi
Kerucut
Luas
selimut
Luas
(alas+sel)
alas
1 7 .............. .............. 24 ................................
2 ........... .............. 5 3 ................................
3 5 .............. .............. ................204,12................
c. Berdasarkan tabel diatas, sudah bisakah kamu menemukan rumus
luas permukaan kerucut? Jadi rumus luas permukaan kerucut
adalah.......
106
d. Berdasarkan masalah, gunakanlah rumus luas permukaan kerucut
untuk menghitung luas label yang dibutuhkan kemasan es krim
tersebut!
Menarik Kesimpulan
Buatlah kesimpulan mengenai masalah yang telah kamu temukan
solusinya!
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
107
Untuk menguji pemahamanmu, coba kerjakan soal latihan dibawah ini!
1. Gambar berikut menunjukkan kap lampu dengan panjang jari-jari
lingkaran atas 5 cm dan jari-jari lingkaran bawah 10 cm. Hitunglah luas
bahan yang dibutuhkan untuk membuat kap tersebut!
2. Sebuah tenda berbentuk kerucut dengan panjang diameter alas 4 m dan
tingginya 3 m. Hitunglah luas bahan yang diperlukan untuk membuat
tenda tersebut
108
Tujuan Pembelajaran :
Nama :........................................
Kelas:....
Setelah mempelajari LKS 3 ini
kamu dapat menghitung luas
permukaan bola
Masalah 1
Balon udara yang berbentuk bola diisi
dengan gas helium dapat membawa
penumpangnya pelan-pelan dan tenang
ke udara. Hitunglah luas bahan balon
jika diameternya 10 m!
Merumuskan Masalah
Tulis informasi apa saja yang kamu ketahui dari masalah diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Merumuskan Hipotesis
a. Tanpa melakukan perhitungan, kemukakan dugaan atau jawaban
sementara kamu mengenai permasalahan diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
............................................................................................................................................
109
Menguji Hipotesis
a. Untuk menguji dugaan sementara kamu, guru meminta kamu
melakukan sebuah percobaan. Perhatikan dan lakukanlah langkah-
langkah berikut ini!
1. Sediakan bola plastik dan benang
2. Belahlah bola tepat menjadi dua sama besar.
3. Lilitkan benang pada permukaan setengah bola tersebut mulai dari
puncaknya sampai seluruh permukaan setengah bola tertupi
benang (tanpa celah dan bertumpuk)
4. Sediakan lingkaran dengan jari-jari sama dengan jari-jari bola
5. Bukalah benang yang digunakan untuk menutupi permukaan
setengah bola
6. Gunakan benang tersebut untuk menutupi lingkaran yang sudah
disediakan
Dari kegiatan A dan B, dapatkah kalian menemukan rumus luas
permukaan bola? Bagaimana rumus luas seluruh permukaan bola?
Selanjutnya, lengkapilah tabel berikut!
Bola Jari-jari alas Luas permukaan bola
1 4,2 ..........................................
2 ...............................1256
3 r ..........................................
110
b. Berdasarkan masalah, gunakanlah rumus luas permukaan bola
untuk menghitung luas bahan balon yang dibutuhkan dalam
pembuatan balon udara!
Menarik Kesimpulan
Buatlah kesimpulan mengenai masalah yang telah kamu temukan
solusinya!
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
Untuk menguji pemahamanmu, coba kerjakan soal latihan dibawah ini!
1. Sebuah bola pejal dibelah sehingga berbentuk bangun ruang setengah bola.
Jika diameter bola 28 cm, luas seluruh permukaan setengah bola diatas
adalah...
111
2. Sebuah bola padat dibelah menjadi 4 bagian sama besar. Setiap belahan
bola tersebut mempunyai dua permukaan berbentuk setengah lingkaran.
Jika jari-jari bola 10 cm, hitunglah luas permukaan ¼ bola tersebut!
112
Nama :
Kelas :
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari LKS 4
ini, kamu dapat menghitung
volume tabung, kerucut, dan
bola
Masalah 4
Empat buah kaleng berbentuk tabung
telah dikemas kedalam sebuah kardus
berbentuk balok. Keempat kaleng tersebut
berukuran sama besar. Selimut luar
kaleng menyentuh kardus. Jika diameter
salah satu kaleng 7 cm dan tingginya 12
cm, tentukan:
a. Volume seluruh kaleng
b. Volume kardus diluar kaleng
Merumuskan Masalah
1. Tulis informasi apa saja yang kamu ketahui dari masalah diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
113
Merumuskan Hipotesis
1. Tanpa melakukan perhitungan kemukakan jawaban sementara dari
masalah diatas.
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
2. Sebelum menghitung volume seluruh kaleng, apa yang harus kamu
hitung terlebih dahulu?
...............................................................................................................................................
3. Apakah tinggi kaleng sama dengan tinggi kardus? Berikan
alasanmu!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
4. Bagaimana cara mengetahui ukuran rusuk kardus?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
5. Berdasarkan ilustrasi diatas, apa yang dimaksud dengan volume
kardus diluar kaleng?
...............................................................................................................................................
Menguji Hipotesis
Untuk menguji dugaan sementara kamu, ikuti langkah berikut ini!
a. Ingat! Bahwa tabung adalah bangun prisma dengan alas yang
berbentuk lingkaran. Karena volume tabung = volume prisma,
Jadi...
Volume Prisma = Volume tabung
Luas alas x tinggi prisma = Luas lingkaran x tinggi tabung
b. Selanjutnya lengkapilah tabel dibawah ini!
114
tabung Jari-jari alas Luas alas tinggi Volume tabung
1 3,5 ...................... 10 .............................................
....
2 R ...................... t .............................................
....
3 14 .......................................3080
4 .......................... ...................... 200 1570
c. Berdasarkan tabel percobaan diatas, rumus volume tabung
adalah....
d. Berdasarkan masalah, hitunglah volume tabung yang ada didalam
kardus dengan menggunakan rumus volume tabung yang telah
kamu temukan!
115
a. Berdasarkan masalah juga diketahui bahwa 4 kaleng berukuran
sama, dengan diameter 7 cm dan tinggi 12 cm menyentuh sisi
kardus.
Maka,
t Panjang kardus (p)=............................................
Lebar kardus (l)=...................................................
Tinggi kardus (t)=.................................................
Volume kardus (Vk)= Luas alas x tinggi
p
l = .................. x ...............
=......................................
Jadi, Volume kardus diluar kaleng adalah=
Membuat Kesimpulan
Berikan kesimpulanmu setelah melalui beberapa langkah dalam
ilustrasi ini
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
116
Setelah menemukan rumus volume tabung, tugas kamu adalah
menemukan rumus volume kerucut dan bola dengan melakukan sebuah
percobaan yaitu mengisi sebuah tabung dengan tepung hingga penuh
menggunakan kerucut atau bola yang jari-jari dan tingginya sama.
Amatilah berapa kali kalian harus menuang kerucut atau bola yang berisi
tepung agar dapat mengisi tabung sampai penuh. Jika kalian sudah
melakukan percobaan, buatlah kesimpulan tentang volume kerucut dan
volume bola.
Rumus volume kerucut =
Rumus volume bola =
Untuk menguji pemahamanmu, coba kerjakan soal latihan dibawah ini!
1. Sebuah benda terbuat dari serat kaca (fiberglass),
Benda ini mempunyai lubang berbentuk
kerucut. Tinggi kerucut setengah dari tinggi 24 cm tabung. Volume serat kaca yang digunakan
untuk membuat benda tersebut adalah....
117
2. Gambar disamping ini menunjukkan sebuah
bandul yang terdiri dari belahan bola dan
kerucut. Jika berat setiap 1 cm3 adalah 12,5
gram, maka berat bandul tersebut adalah... 15 cm
6 cm
118
Tujuan Pembelajaran :
Nama :
Kelas :
Setelah mempelajari LKS 4
ini kamu dapat menghitung
unsur-unsur bangun ruang
sisi lengkung jika volumenya
diketahui
Masalah 1
Tabung reaksi disamping berisi air sebanyak
2.258 cm3. Jika jari-jari tabung 7 cm,
berapa ketinggian air didalamnya?
Merumuskan Masalah
Tulis informasi apa saja yang kamu ketahui dari masalah diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Merumuskan Hipotesis
1. Tanpa melakukan perhitungan kemukakan jawaban sementara dari
masalah diatas.
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
127
2. Tabung reaksi diatas terdiri dari gabungan bangun ruang sisi
lengkung apa saja?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Menguji Hipotesis
a. Untuk menguji dugaan sementara kamu, lengkapilah tabel dibawah
ini!
Jenis bangun
ruang
Jari-jari Garis pelukis
(kerucut)
tinggi Volume tabung
tabung 7
...
Kerucut ....
6
3,5
bola ...
...
-
-
...
10
...
-
-
....
10
9
...
15
-
-
770
385
462
301,44
192,5
1437
14.130
b. Berdasarkan tabel percobaan diatas, apa kamu bisa menyelesaikan
masalah 7? Dengan menggunakan rumus volume bangun ruang sisi
lengkung temukan tinggi air di dalam tabung reaksi tersebut!
128
Membuat Kesimpulan
Berikan kesimpulanmu setelah melalui beberapa langkah dalam
ilustrasi ini
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Untuk menguji pemahamanmu, coba kerjakan soal latihan dibawah ini!
1. Sebuah wadah air berbentuk gabungan tabung dan kerucut. Jari-
jari wadah tersebut 10 cm. Jika volume air dalam wadah tersebut
6.908 cm3, ketinggian air didalam wadah tersebut adalah...
129
2. Ali mempunyai dua bola yang berjari-jari sama panjang. Jika
volume seluruh bola 77.616 cm3, diameter salah satu bola adalah....
130
Tujuan Pembelajaran :
Nama :
Kelas :
Setelah mempelajari LKS 5 ini
kamu dapat menghitung
perubahan volume bangun
ruang sisi lengkung
Masalah 5
Perhatikan gambar berikut! Tinggi
kerucut 1 dikurangi sehingga
perbandingan tinggi kedua kerucut
menjadi 4 : 3. Besar perubahan volume
kerucut tersebut adalah....
Merumuskan Masalah
Tulis informasi apa saja yang kamu ketahui dari masalah diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Merumuskan Hipotesis
a. Tanpa melakukan perhitungan, kemukakan dugaan atau jawaban
sementara kamu mengenai permasalahan diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
............................................................................................................................................
123
Menguji Hipotesis
a. Untuk menguji dugaan sementara kamu, lengkapilah tabel dibawah
ini!
r T Volume
Kerucut
mula-mula
Kerucut
... 5 12 ...
... 10 ... ...
sekarang
Perubahan volume
b. Setelah mengisi tabel diatas, kamu dapat menentukan perubahan
volume kerucut untuk menyelesaikan masalah 6. Jadi, perbandingan
volumenya adalah........
124
Menarik Kesimpulan
Buatlah kesimpulan mengenai masalah yang telah kamu temukan
solusinya!
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
Untuk menguji pemahamanmu, coba kerjakan soal latihan dibawah ini!
1. Panjang jari-jari alas sebuah tabung 7 cm dan tingginya 15 cm. Jika
panjang jari-jari alasnya diperpanjang menjadi 14 cm, tentukan
perubahan volume kedua tabung adalah..
125
2. sebuah bola volumenya V. Jika jari-jarinya diperbesar menjadi 3/2 dari
ukuran semula, tentukan perubahan volumenya!
126
Tujuan Pembelajaran :
Nama :
Kelas :
Setelah mempelajari LKS 7 ini
kamu dapat menghitung
perbandingan volume bangun
ruang sisi lengkung
Masalah 7
Diketahui tinggi tabung sama dengan tinggi
kerucut, jika jari-jari alas tabung sama
dengan 2x jari-jari alas kerucut, tentukan
perbandingan volume tabung dengan volume
kerucut tersebut!
Merumuskan Masalah
Tulis informasi apa saja yang kamu ketahui dari masalah diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Merumuskan Hipotesis
a. Tanpa melakukan perhitungan, kemukakan dugaan atau jawaban
sementara kamu mengenai permasalahan diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
............................................................................................................................................
119
b. Bagaimana cara membuat perbandingan antara volume tabung
dan kerucut?
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
..................................................................................................................................
Menguji Hipotesis
a. Untuk menguji dugaan sementara kamu, lengkapilah tabel dibawah
ini!
r t s volume
Tabung 3,14 12 8 - ...
Kerucut ... 6 ...10...
Perbandingan 3,14 :... 12 : 6 8 : ... - ... : ...
b. Setelah mengisi tabel diatas, kamu dapat menentukan perbandingan
volume kerucut dan tabung untuk menyelesaikan masalah 5. Jadi,
perbandingan volumenya adalah........
120
Menarik Kesimpulan
Buatlah kesimpulan mengenai masalah yang telah kamu temukan
solusinya!
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
Untuk menguji pemahamanmu, coba kerjakan soal latihan dibawah ini!
1. panjang jari-jari alas sebuah tabung 7 cm dan tingginya 15 cm. Jika
panjang jari-jari alasnya diperpanjang menjadi 14 cm, tentukan
perbandingan volume kedua tabung tersebut!
121
2. Diketahui tinggi tabung sama dengan 2x jari-jari bola dan jari-jari alas
tabung sama dengan jari bola. Hitunglah perbandingan volume bola dan
3. tabung!
122
Tujuan Pembelajaran :
Nama :
Kelas :
Setelah mempelajari LKS 8
ini kamu dapat mempelajari
aplikasi rumus bangun ruang
sisi lengkung dalam kehidupan
sehari-hari
Masalah 8
Roda mesin giling yang digunakan
untuk mengeraskan aspal jalan
berbentuk tabung dengan panjang
1,5 m dan diameter 1,2 m. Untuk
mengeraskan aspal jalan sepanjang
100m dengan lebar 3,5 m, berapa
kali roda mesin giling itu harus
berputar?
Merumuskan Masalah
Tulis informasi apa saja yang kamu ketahui dari masalah diatas!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
131
Merumuskan Hipotesis
1. Tanpa melakukan perhitungan kemukakan jawaban sementara dari
masalah diatas.
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Menguji Hipotesis
a. Untuk menguji dugaan sementara kamu, lengkapilah tabel dibawah
ini!
Tabung Jari-jari
alas
Keliling alas
(lingkaran)
Tinggi
tabung
Luas
selimut
Luas
alas/tutup
2 x luas
alas + luas
tabung selimut
1 7 .............. 4 .............. ............................................
2 14 .............. 12 .............. ............................................
3 r .............. t .............. ............................................
b. Berdasarkan tabel percobaan diatas, apa kamu bisa menyelesaikan
masalah 8? Temukan solusi dari masalah tersebut
132
= 22/7,
Membuat Kesimpulan
Berikan kesimpulanmu setelah melalui beberapa langkah dalam
masalah ini
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Untuk menguji pemahamanmu, coba kerjakan soal latihan dibawah ini!
1. Topi petani berbentuk kerucut dengan keliling alas 110cm dan
panjang garis pelukisnya 25 cm. Dengan menggunakan
hitunglah:
a. Panjang jari-jari alasnya
b. Luas karton untuk membuat topi tersebut
133
2. sebuah teko dan cangkir berbentuk tabung dengan diameter
masing-masing 17cm dan 8 cm, dan tingginya masing-masing 12
cm dan 6 cm. Berapa buah cangkir dapat diisi penuh air minum
dari teko tersebut jika teko berisi penuh air?
134
Lampiran 3
PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
MATEMATIK MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG (BRSL) SIKLUS 1
”Rubrik Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Nancy Bosch”
135
Nomor
soal
Aspek Skor Kriteria
1 kelancaran 0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan kurang dari 3 jawaban dan hitungan salah
2 Memberikan 3 jawaban dengan menggunakan konsep luas
permukaan BRSL, namun hitungan salah
3 Memberikan 3 jawaban atau lebih dan menggunakan konsep
luas permukaan BRSL yang tepat.
2 kelancaran 0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban dalam jumlah sedikit tanpa menggunakan
konsep volume BRSL
2 Memberikan jawaban dalam jumlah sedikit dengan
menggunakan konsep volume BRSL
3 Memberikan jawaban yang banyak atau sesuai dengan
permintaan soal dan menggunakan konsep volume BRSL yang
tepat.
3 keluwesan 0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban yang berbeda namun salah dan tanpa
menggunakan konsep BRSL.
2 Memberikan jawaban berbeda menggunakan konsep BRSL,
namun jawaban belum tepat
3 Memberikan jawaban yang berbeda dengan menggunakan
konsep BRSL dengan tepat
4 keluwesan 0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban yang berbeda tanpa menggunakan konsep
BRSL
2 Memberikan jawaban berbeda menggunakan konsep BRSL,
namun jawaban belum tepat
3 Memberikan jawaban yang berbeda dengan menggunakan
konsep BRSL dengan tepat
5 keaslian 0 Tidak memberikan jawaban
1 Menjawab dengan penafsirannya sendiri namun langkah
pengerjaannya belum terarah
2 Memberikan jawaban yang unik namun hasil masih belum tepat
3 Memberikan jawaban yang tidak lazim atau berbeda dengan
konsep BRSL, dan jawaban benar
132
Lampiran 4
PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
MATEMATIK MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG (BRSL) SIKLUS 2
”Rubrik Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Nancy Bosch”
Nomor
soal
Aspek Skor Kriteria
1 kelancaran 0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan kurang dari 2 jawaban dan hitungan salah
2 Memberikan 2 jawaban dengan menggunakan konsep luas
permukaan BRSL, namun hitungan salah
3 Memberikan 2 atau lebih jawaban dan menggunakan konsep
luas permukaan BRSL yang tepat.
2 kelancaran 0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban dalam jumlah sedikit tanpa menggunakan
konsep volume BRSL
2 Memberikan jawaban dalam jumlah sedikit dengan
menggunakan konsep volume BRSL
3 Memberikan jawaban yang banyak atau sesuai dengan
permintaan soal dan menggunakan konsep luas permukaan
BRSL yang tepat.
3 keluwesan 0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban yang berbeda namun salah dan tanpa
menggunakan konsep BRSL.
2 Memberikan jawaban berbeda menggunakan konsep BRSL,
namun jawaban belum tepat
3 Memberikan jawaban yang berbeda dengan menggunakan
konsep BRSL dengan tepat
4 keluwesan 0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan jawaban yang berbeda tanpa menggunakan konsep
BRSL
2 Memberikan jawaban berbeda menggunakan konsep BRSL,
namun jawaban belum tepat
3 Memberikan jawaban yang berbeda dengan menggunakan
konsep BRSL dengan tepat
5 keaslian 0 Tidak memberikan jawaban
1 Menjawab dengan penafsirannya sendiri namun langkah
pengerjaannya belum terarah
2 Memberikan jawaban yang unik namun hasil masih belum tepat
3 Memberikan jawaban yang tidak lazim atau berbeda dengan
konsep BRSL, dan jawaban benar
Lampiran 5
KISI-KISI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA
SIKLUS 1
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : 9H/1 Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Lengkung Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan
ukurannya.
137
No Indikator Pembelajaran Indikator Kemampuan No. Butir Soal Fluency Flexibility originality
1 Menghitung luas permukaan tabung, kerucut dan bola √ 1
2 Menghitung volume tabung, kerucut dan bola
√ 3
√ 4
√ 5
3 Menghitung ukuran unsur- unsur tabung, kerucut dan bola jika volumenya diketahui
√ 2
Lampiran 6
KISI-KISI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA
SIKLUS 2
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : 9H/1 Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Lengkung Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan
ukurannya.
138
No Indikator Pembelajaran Indikator Kemampuan No. Butir Soal Fluency Flexibility originality
1 Memecahkan masalah
tabung, kerucut dan bola dengan menggunakan rumus luas permukaan bangun ruang sisi lengkung
√ 1
√ 5
2 Memecahkan masalah tabung, kerucut dan bola dengan menggunakan rumus volume bangun ruang sisi lengkung
√ 2
√ 3
√
4
= 3,14, tentukan minimal 3
Lampiran 7
TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA SIKLUS 1
Nama :...........................................................
Kelas :............................................................
Score
.................
1.
t
r
s
...
Model kerucut dibuat dari selembar aluminium seperti
pada gambar disamping. Jika luas permukaan model
kerucut itu 75,36 cm2 dan
pasang ukuran jari-jari, panjang garis pelukis, dan tinggi
kerucut yang mungkin!
2. Jika volume kerucut adalah 64 cm3, tentukan minimal 3 macam
ukuran kerucut yang memenuhi volume tersebut!
139
3. Mula-mula posisi drum seperti terlihat pada posisi 1. Tinggi air pada
drum 1 sama dengan jari-jarinya yang berukuran 35 cm, panjang AC=
60 cm. Ubah dan gambarlah posisi tabung tersebut, kemudian tentukan
tinggi tabung pada posisi yang baru
?
Gambar Drum Posisi 1 Gambar Drum Posisi 2
4. Perhatikan gambar! Berapa volume maksimal bangun yang diarsir? Cara
apa yang dapat kamu gunakan untuk memecahkan permasalahan ini?
140
5. Perhatikan gambar berikut ini!
Pada gambar disamping, selinder bagian tengahnya
berongga. Diameter bagian luarnya = 42 cm, sedangkan
diameter bagian dalam = 14 cm. Bagaimana cara kamu
menentukan volume benda ini?
141
=
142
Lampiran 8
TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA SIKLUS 2
Nama :...........................................................
Score
Kelas :............................................................
1. Samsuni cake berencana membuat kotak kemasan kue. Jika dalam setiap
kemasan akan diisi tepat 6 buah kue berbentuk bola yang berukuran
sama dan setiap kue memiliki luas permukaan 616 cm2 dengan ,
gambarlah minimal 2 buah bentuk kotak yang mungkin! Kemudian
hitunglah luas permukaan masing-masing kotak!
2. Semangkuk es krim memiliki volume 150,72 cm3, ibu ingin
memindahkan es krim tersebut kedalam wadah berbentuk tabung.
buatlah minimal 2 macam ukuran tabung yang dapat menampung es
krim sepenuhnya.
142
143
3. Adik membeli kacang goreng dengan wadah berbentuk kerucut.
Perbandingan jari-jari alas dan tinggi wadah adalah 7:12, jika volume
kacang goreng 77 cm3, bagaimana caramu menentukan ukuran jari-jari
dan tinggi wadah tersebut?
4. Sebuah kaleng memiliki jari-jari 7 cm dan tinggi 80 cm. Seseorang
diminta untuk memindahkan cat kedalam kaleng tersebut sampai terisi
tepat setengahnya. Akan tetapi ia hanya mempunyai 2 tabung berukuran
3,08 liter dan 9,24 liter. Bagaimana orang tersebut menggunakan
tabung-tabung itu untuk dapat mengisi cat tepat setengah kaleng?
143
144
5. Sebuah tangki air berbentuk tabung diberi tangga
melingkar dari bawah sampai ke atas seperti gambar
disamping ini. Jika jari-jari alas 7 m dan tinggi
tabung 33 m, berapa meterkah panjang lintasan
tangga? Kemudian jika tangki dibawah lintasan
tangga akan dicat, konsep apa yang kamu gunakan
untuk menghitung luas permukaan tangki yang dicat?
Selesaikanlah!
144
24 = ( + )
kerucut berturut-turut adalah 23 cm dan √528
kerucut berturut-turut adalah 10 cm dan 4√6
kerucut berturut-turut adalah 5 cm dan 4
= 64
= 75,36 ; = 3,14
= ( + )
Untuk r=1, maka 1(1 + ) = 24; 1 + = 24; = 24 − 1 = 23
= − = 23 − 1 = √528
Untuk r=2, maka 2(2 + ) = 24; 4 + 2 = 24; = = 10
Untuk r=3, maka 3(3 + ) = 24; 9 + 3 = 24; = =5
= − = 5 − 3 = √16 = 4
= jika = 10 − 2 = √96 =
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS 1
1. Diketahui :
Ditanya: Panjang jari-jari, panjang garis pelukis, dan tinggi kerucut yang
mungkin, Minimal 3 ukuran!
Jawab:
75,36 = 3,14 ( + )
Kemungkinan 1:
Jadi, jika jari-jari model kerucut 1 cm, maka panjang garis pelukis dan tinggi
Kemungkinan 2:
Jadi, −jari-jari model kerucut 2 cm,4√6maka panjang garis pelukis dan tinggi
Kemungkinan 3:
Jadi, jika jari-jari model kerucut 3 cm, maka panjang garis pelukis dan tinggi
2. Diketahui :
Ditanya: Ukuran kerucut yang memenuhi volume tersebut
Jawab:
145
=
=
64π = 1 3 πr t
Kemungkinan 2: untuk r=2, maka 192 = 2 t; 4t = 192; t = = 48
= 35 35 60 = 115.500
=>> 115.500 = 35 35
=>> = . = 30 cm3
3
3. Diketahui: r = 35 cm, maka 192 = 3 9t = 192; t = 21,33
v= 1
πr t
192 = r t
Kemungkinan 1: untuk r=1, maka t=192
Kemungkinan
3:
untuk
r=3,
(karena tinggi airt;sama dengan=jari-jari tabung, maka
volume drum = ½ volume tabung; AC= 60 cm
Ditanya: ubah posisi tabung dan tentukan tingginya
Jawab:
Kemungkinan 1 Kemungkinan 2
Untuk kemungkinan 1,
Cara 1:
Posisi 1 =>>
=>>
Posisi 2 =>>
=>>115.500 = 3850
Jadi tinggi drum pada posisi berdiri adalah= 30 cm3
146
2
= √40 − 24 = √1600 − 576 = √1024
= 1 2
Cara 2:
Volume drum 1= ½ volume tabung
Karena volume 1= volume 2, maka tinggi air pada drum 2 adalah
Jadi tinggi drum pada posisi 2 adalah
= 1 60 = 30
4. Jawab:
Cara 1: dari gambar diatas kita dapat menghitung t yang merupakan tinggi benda
yang diarsir. t dapat dihitung dengan menggunakan rumus pythagoras.
=32; selanjutnya dengan
kesebangunan diperoleh:
147
= 27720 − 3080 = 24640 cm
21 21 20 − 7 7 20
Selanjutnya, volume maksimum benda yang diarsir=
Cara 2:
5. Diketahui: tabung berongga, db= 42 cm, dk= 14 cm
Ditanya : volume tabung berongga
Jawab:
rb = 21 ; rk = 7
cara biasa:
V= Volume tabung besar – Volume tabung kecil
=
3
148
=2
=2 =2 22
= ( + )
= (132 + 44) 14 2
7
Cara original:
Jika tabung dibuka, terbentuk sebuah bangun ruang sisi datar prisma trapesium
sama kaki,
14
Volume prisma trapesium= luas alas x tinggi
Luas alas =
14
=2
V= luas alas x tinggi
=2 =2 22
21 = 132
7 7 = 44
2
= 1232
=1232 x 20 =24640
Jadi, volume tabung berongga tsb adalah 24640 cm3
149
616 = 4
616 = 4 22
= 49; = 7 ; = 14
= 7;
=6 14 = 84
=2 ( + )=2 22 7 (7 + 84) = 4004
=3 14=42
= 14
= 2( + + ) = 2(588 + 1176 + 392) = 3528
= 84; = 7; = 7
= 2( + + ) = 2(588 + 583 + 49) = 2450
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN SIKLUS 2
1. Diketahui: luas permukaan kue= 616,
Ditanya: Luas permukaan kemasan
Jawab:
=
Kotak kemasan
berbentuk tabung
(kemungkinan 1)
Kotak kemasan
berbentuk balok 1
Balok 2 (kemungkinan 3)
(kemungkinan 2)
=4
4312 = 88
a. Luas permukaan tabung
b. Luas permukaan balok 1
=2 14 = 28
c. Luas permukaan balok 2
150
= 150,72
v = πr t
150,72
1
3,14 = r t
Kemungkinan 2: untuk r=2, maka 48 = 2 t; 4t = 48; t = = 12
= =>> = … … … … (∗)
3 = 77
3 227 127 = 77
3 7 7 =7 11
3. Diketahui:3:alas : r=3, maka = 7 3
2. Diketahui :
Ditanya: Ukuran tabung yang dapat menampung es krim sepenuhnya
Jawab:
150,72 = 3,14 r t
48 =
r t
Kemungkinan 1: untuk r=1, maka t= 48
Kemungkinan
untuk
tinggi kerucut48 =: 12t; 9t = 48; t = = 5,33
V kacang : 77 cm3
Ditanya: r dan t kerucut
Jawab:
Cara 1:
= 77
1
22 12
151
=
= 7 ...... (1)
= 12 .....(2)
= ke persamaan (1) dan (2)
3 7 7 11 =7
3 7 7 11 =7
7 =7
= 7
= 12 = 12 7 =6
= 1
3 . 7 . 7 . 7 . 12 = 77
22 . 28 = 77
= 77 616 = 18 = 12
= 1 = 1
=7 =7 1 2 = 72
2
2
2 11 3 2 2
2 11 3 2 2
2
=7 7
= 7
2
Substitusi ke persamaan (*)
Jadi, jari-jari dan tinggi kerucut berturut-turut adalah cm dan 6 cm Cara 2:
1 22
616 = 77
Substitusikan
152
9,24
= √1936 + 1089
= √3025
½ luas selimut tabung= 2
= 7 ; = 80; = 7; 1 = 3,08 ; 2=
= 1 = 1 22 7 80 = 6160 = 6,16
2= 1+ 2 2 = 3,08 + 9,242 = 12,322
= 6,16
= ( ) +( )
2= 12 =
12 =6
Jadi, jari-jari dan1tinggi kerucut berturut-turut adalah cm dan 6 cm
4. Diketahui:
Ditanya: bagaimana orang tersebut menggunakan tabung yang disediakan untuk
mengisi cat tepat setengah kaleng?
Jawab:
Volume ½ tabung cat yang akan diisi:
1: 2 3,08 = 2 3,08 = 6,16
5. Diketahui: r=7; t=33
Ditanya: Panjang lintasan tangga A ke B, dan luas permukaan tangki dibawah
tangga yang akan dicat.
Jawab:
Cara biasa:
Misalkan tangki air adalah tabung, jika selimut tabung dibuka, maka garis lintasan
tangga digambarkan seperti berikut:
B
A’ A
Panjang lintasan tangga dapat dihitung dengan menggunakan konsep pythagoras.
= 44 + 33
= 55
luas permukaan tangki dibawah tangga yang akan dicat = ½ luas selimut tabung.
153
= √1936 + 1089
= √3025
= ( ) +( )
. = 44 33 = 726
7
Cara original:33 = 726
Misalkan tangki air adalah tabung, jika selimut tabung dibuka, maka garis lintasan
tangga digambarkan seperti berikut:
B
A’ A
Panjang lintasan tangga dapat dihitung dengan menggunakan konsep pythagoras.
= 44 + 33
= 55
luas permukaan tangki dibawah tangga yang akan dicat = luas segitiga siku-siku.
Luas segitiga=
154
Lampiran 11
HASIL UJI VALIDITAS TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA
155
NO NAMA BUTIR SOAL Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 S1 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 25
2 S2 1 3 3 1 2 2 3 2 1 2 20
3 S3 1 2 3 0 2 2 3 2 2 3 20
4 S4 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 12
5 S5 1 1 2 1 3 2 2 1 1 1 15
6 S6 1 3 1 1 2 3 2 2 1 2 18
7 S7 0 2 0 2 2 2 2 2 1 3 16
8 S8 1 2 3 1 2 2 2 2 1 2 18
9 S9 2 3 2 1 3 1 3 1 0 1 17
10 S10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 2 9
11 S11 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 16
12 S12 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 18
13 S13 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1 11
14 S14 2 3 1 0 3 2 2 1 0 1 15
15 S15 1 2 1 0 2 1 1 1 1 1 11
16 S16 1 1 1 3 1 1 2 2 0 2 14
17 S17 2 2 2 0 2 1 3 0 0 2 14
18 S18 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 10
19 S19 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 22
20 S20 1 3 1 1 3 1 1 1 0 2 14
21 S21 2 1 1 2 1 1 2 1 0 1 12
22 S22 1 2 0 0 1 1 0 1 0 1 7
23 S23 2 1 0 2 1 2 2 2 1 2 15
24 S24 1 0 2 1 1 1 2 1 1 1 11
25 S25 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7
26 S26 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 25
27 S27 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 16
28 S28 2 1 0 0 3 2 3 2 1 2 16
29 S29 1 1 2 2 1 3 2 2 0 2 16
30 S30 1 3 1 0 3 1 2 1 1 1 14
∑ 43 58 43 32 58 48 56 42 23 51 454
r hitung 0,43 0,48 0,69 0,38 0,57 0,71 0,64 0,74 0,49 0,67
r tabel 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36
Kriteria VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
156
Lampiran 12
HASIL UJI RELIABILITAS TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA
157
NO NAMA NOMOR SOAL
y y^2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 S1 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 25 625
2 S2 1 3 3 1 2 2 3 2 1 2 20 400
3 S3 1 2 3 0 2 2 3 2 2 3 20 400
4 S4 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 12 144
5 S5 1 1 2 1 3 2 2 1 1 1 15 225
6 S6 1 3 1 1 2 3 2 2 1 2 18 324
7 S7 0 2 0 2 2 2 2 2 1 3 16 256
8 S8 1 2 3 1 2 2 2 2 1 2 18 324
9 S9 2 3 2 1 3 1 3 1 0 1 17 289
10 S10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 2 9 81
11 S11 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 16 256
12 S12 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 18 324
13 S13 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1 11 121
14 S14 2 3 1 0 3 2 2 1 0 1 15 225
15 S15 1 2 1 0 2 1 1 1 1 1 11 121
16 S16 1 1 1 3 1 1 2 2 0 2 14 196
17 S17 2 2 2 0 2 1 3 0 0 2 14 196
18 S18 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 10 100
19 S19 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 22 484
20 S20 1 3 1 1 3 1 1 1 0 2 14 196
21 S21 2 1 1 2 1 1 2 1 0 1 12 144
22 S22 1 2 0 0 1 1 0 1 0 1 7 49
23 S23 2 1 0 2 1 2 2 2 1 2 15 225
24 S24 1 0 2 1 1 1 2 1 1 1 11 121
25 S25 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7 49
26 S26 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 25 625
27 S27 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 16 256
28 S28 2 1 0 0 3 2 3 2 1 2 16 256
29 S29 1 1 2 2 1 3 2 2 0 2 16 256
30 S30 1 3 1 0 3 1 2 1 1 1 14 196
∑ 43 58 43 32 58 48 56 42 23 51 454 7464
simp.baku 0,63 0,87 1,01 0,83 0,78 0,72 0,78 0,72 0,68 0,75
varian 0,39 0,75 1,01 0,69 0,62 0,52 0,60 0,52 0,46 0,56
jumlah varian skor item 6,13
varian skor total (y) 20,46
reliabilitas 0,78
158
Lampiran 13
HASIL UJI KESUKARAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA
159
NO NAMA NOMOR SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 S1 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3
2 S2 1 3 3 1 2 2 3 2 1 2
3 S3 1 2 3 0 2 2 3 2 2 3
4 S4 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1
5 S5 1 1 2 1 3 2 2 1 1 1
6 S6 1 3 1 1 2 3 2 2 1 2
7 S7 0 2 0 2 2 2 2 2 1 3
8 S8 1 2 3 1 2 2 2 2 1 2
9 S9 2 3 2 1 3 1 3 1 0 1
10 S10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 2
11 S11 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1
12 S12 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3
13 S13 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1
14 S14 2 3 1 0 3 2 2 1 0 1
15 S15 1 2 1 0 2 1 1 1 1 1
16 S16 1 1 1 3 1 1 2 2 0 2
17 S17 2 2 2 0 2 1 3 0 0 2
18 S18 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1
19 S19 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2
20 S20 1 3 1 1 3 1 1 1 0 2
21 S21 2 1 1 2 1 1 2 1 0 1
22 S22 1 2 0 0 1 1 0 1 0 1
23 S23 2 1 0 2 1 2 2 2 1 2
24 S24 1 0 2 1 1 1 2 1 1 1
25 S25 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1
26 S26 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3
27 S27 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1
28 S28 2 1 0 0 3 2 3 2 1 2
29 S29 1 1 2 2 1 3 2 2 0 2
30 S30 1 3 1 0 3 1 2 1 1 1
∑ 43,00 58,00 43,00 32,00 58,00 48,00 56,00 42,00 23,00 51,00
rata-rata 1,43 1,93 1,43 1,07 1,93 1,60 1,87 1,40 0,77 1,70
tingkat kesukaran 0,48 0,64 0,48 0,36 0,64 0,53 0,62 0,47 0,26 0,57
kriteria sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sukar Sedang
160
Lampiran 14
HASIL UJI DAYA BEDA TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA
Nilai siswa kelompok atas
NAMA BUTIR SOAL Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
S1 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 25
S26 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 25
S19 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 22
S2 1 3 3 1 2 2 3 2 1 2 20
S3 1 2 3 0 2 2 3 2 2 3 20
S6 1 3 1 1 2 3 2 2 1 2 18
S8 1 2 3 1 2 2 2 2 1 2 18
S12 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 18
S9 2 3 2 1 3 1 3 1 0 1 17
S7 0 2 0 2 2 2 2 2 1 3 16
S11 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 16
S27 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 16
S28 2 1 0 0 3 2 3 2 1 2 16
S29 1 1 2 2 1 3 2 2 0 2 16
S5 1 1 2 1 3 2 2 1 1 1 15
jumlah 23,00 32,00 30,00 19,00 34,00 32,00 34,00 27,00 16,00 31,00 278,00
average 1,53 2,13 2,00 1,27 2,27 2,13 2,27 1,80 1,07 2,07
Nilai siswa kelompok bawah
161
S14 2 3 1 0 3 2 2 1 0 1 15
S23 2 1 0 2 1 2 2 2 1 2 15
S16 1 1 1 3 1 1 2 2 0 2 14
S17 2 2 2 0 2 1 3 0 0 2 14
S20 1 3 1 1 3 1 1 1 0 2 14
S30 1 3 1 0 3 1 2 1 1 1 14
S4 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 12
S21 2 1 1 2 1 1 2 1 0 1 12
S13 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1 11
S15 1 2 1 0 2 1 1 1 1 1 11
S24 1 0 2 1 1 1 2 1 1 1 11
S18 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 10
S10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 2 9
S22 1 2 0 0 1 1 0 1 0 1 7
S25 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7
jumlah 20,00 26,00 13,00 13,00 24,00 16,00 22,00 15,00 7,00 20,00 176,00
average 1,33 1,73 0,87 0,87 1,60 1,07 1,47 1,00 0,47 1,33
Db 0,07 0,13 0,38 0,13 0,22 0,36 0,27 0,27 0,20 0,24
kurang kurang baik kurang cukup baik cukup cukup cukup cukup
baik baik baik Baik baik baik baik baik
162
Lampiran 15 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus 1
163
Nama Butir Soal
Nilai 1 2 3 4 5
s1 1 2 2 2 3 67
s2 3 3 1 2 3 80
s3 3 3 3 1 3 87
s4 2 2 3 2 2 73
s5 2 3 1 1 1 53
s6 2 2 3 2 2 73
s7 1 2 2 2 3 67
s8 1 3 3 3 2 80
s9 2 2 3 2 2 73
s10 3 3 2 2 2 80
s11 3 2 2 1 2 67
s12 3 3 3 2 3 93
s13 2 3 2 2 1 67
s14 2 2 2 2 2 67
s15 3 3 3 2 3 93
s16 2 2 3 3 3 87
s17 1 2 1 1 1 40
s18 3 3 3 2 3 93
s19 1 2 2 2 3 67
s20 2 3 1 1 1 53
s21 3 3 3 1 3 87
s22 2 2 3 2 2 73
s23 3 2 3 3 2 87
s24 2 2 3 2 2 73
s25 1 2 2 2 3 67
s26 1 3 3 3 2 80
s27 2 2 3 2 2 73
s28 2 3 2 1 2 67
s29 1 3 2 2 1 60
s30 3 3 3 1 3 87
s31 2 2 3 2 2 73
s32 1 2 2 2 3 67
s33 3 3 1 2 3 80
s34 3 3 3 1 3 87
s35 2 2 3 2 2 73
s36 2 2 3 3 2 80
s37 2 3 3 2 2 80
s38 1 2 2 2 3 67
s39 1 3 3 3 2 80
s40 2 2 3 2 2 73
s41 3 3 2 2 2 80
s42 1 2 3 1 2 60
s43 2 3 1 1 1 53
s44 1 1 2 1 2 47
B. Persentase tiap indikator kemampuan berpikir kreatif pada Siklus I
164
Nama Indikator Kemampuan Fluency flexibility originality
s1 3 4 3 s2 6 3 3
s3 6 4 3
s4 4 5 2 s5 5 2 1 s6 4 5 2 s7 3 4 3
s8 4 6 2 s9 4 5 2
s10 6 4 2
s11 5 3 2 s12 6 5 3
s13 5 4 1 s14 4 4 2
s15 6 5 3 s16 4 6 3 s17 3 2 1
s18 6 5 3 s19 3 4 3
s20 5 2 1 s21 6 4 3
s22 4 5 2 s23 5 6 2
s24 4 5 2
s25 3 4 3 s26 4 6 2
s27 4 5 2 s28 5 3 2
s29 4 4 1 s30 6 4 3
s31 4 5 2
s32 3 4 3 s33 6 3 3 s34 6 4 3 s35 4 5 2
s36 4 6 2 s37 5 5 2
s38 3 4 3
s39 4 6 2 s40 4 5 2
s41 6 4 2 s42 3 4 2
s43 5 2 1 s44 2 3 2
jumlah 196 188 98
skor max 264 264 132
× 100% = 74,24% (cukup)
× 100% = 71,21% (Cukup)
× 100% = 74,24% (Cukup)
Berdasarkan tabel nilai tes pemahaman konsep tiap Indikator maka dapat diperoleh
persentase data sebagai berikut:
Fluency
Flexibility
Originality
165
Lampiran 16 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus 2
166
Nama Butir Soal Nilai
1 2 3 4 5
s1 2 3 3 1 2 73
s2 3 3 3 2 3 93
s3 2 3 3 3 2 87
s4 2 2 3 2 2 73
s5 2 3 1 1 2 60
s6 2 3 2 1 2 67
s7 2 3 2 2 3 80
s8 3 3 3 3 2 93
s9 3 3 2 1 1 67
s10 3 3 2 2 3 87
s11 2 3 2 1 3 73
s12 3 3 3 3 3 100
s13 2 3 3 3 2 87
s14 2 2 2 2 2 67
s15 3 3 3 3 3 100
s16 3 3 2 1 2 73
s17 2 2 2 2 1 60
s18 3 3 3 3 3 100
s19 2 3 2 2 3 80
s20 2 2 3 2 2 73
s21 3 3 3 2 3 93
s22 2 3 2 2 0 60
s23 2 3 2 2 3 80
s24 2 3 3 2 3 87
s25 2 2 2 2 3 73
s26 2 3 3 2 2 80
s27 2 2 3 2 2 73
s28 2 3 2 1 2 67
s29 2 3 2 2 1 67
s30 3 3 3 3 3 100
s31 2 2 3 2 3 80
s32 2 3 3 2 3 87
s33 3 3 1 2 3 80
s34 3 3 3 3 3 100
s35 2 3 3 2 2 80
s36 3 2 3 3 3 93
s37 3 3 3 1 3 87
s38 2 3 2 2 3 80
s39 2 3 3 3 2 87
s40 2 3 2 1 2 67
s41 2 2 3 2 2 73
s42 2 2 3 2 2 73
s43 2 3 2 2 1 67
s44 2 2 2 1 0 47
Persentase tiap indikator kemampuan berpikir kreatif pada Siklus I
167
Nama Indikator Kemampuan
Fluency Flexibility Originality
s1 5 4 2
s2 6 5 3
s3 6 3 1
s4 4 5 2
s5 5 2 2
s6 5 3 2
s7 5 4 3
s8 6 6 2
s9 5 6 2
s10 6 4 3
s11 5 3 3
s12 6 6 3
s13 5 6 2
s14 4 4 2
s15 6 6 3
s16 6 3 2
s17 4 4 1
s18 6 6 3
s19 5 4 3
s20 4 5 2
s21 6 5 3 s22 5 4 0
s23 5 4 3
s24 5 5 3
s25 4 4 3
s26 5 5 2
s27 4 5 2
s28 5 3 2
s29 5 4 1
s30 6 6 3
s31 4 5 3
s32 5 5 3
s33 6 3 3
s34 6 6 3
s35 5 5 2
s36 5 6 3
s37 6 4 3
s38 5 4 3
s39 5 6 2
s40 5 3 2
s41 4 5 2
s42 4 5 2
s43 5 4 1
s44 4 3 0
jumlah 223 198 100
skor max 264 264 132
× 100% = 84,46% (sangat baik)
× 100% = 75% (baik)
× 100% = 75,75% (baik)
Berdasarkan tabel nilai tes pemahaman konsep tiap Indikator maka dapat diperoleh
persentase data sebagai berikut:
Fluency
Flexibility
Originality
168
= 7.62 = 8 (pembulatan ke atas)
ii Xf
f
1
= = 73,68
= + 2 − .
= 71,5 + 2 (44) − 26 9 . 8 = 75,94
Lampiran 17
Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siklus I
A. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif 1. Distribusi Frekuensi
67 80 87 73 53 73 67 80 73 80
67 93 67 67 93 87 40 93 67 53
87 73 87 73 67 80 73 67 60 87
73 67 80 87 73 80 80 67 80 73
80 60 53 47
Jangkauan = data terbesar – data terkecil
= 93 – 40 = 53
Banyak kelas = 1 + 3.3 log 44
= 6.42 = 7 (pembulatan ke atas)
Panjang kelas interval =
Daftar Distribusi Frekuensi Siklus I
2. Mean/Nilai Rata-rata (Me)
Mean ( X ) = i
3. Median
1
169
Interval
kelas
frekuensi
(fi) Fk fk(%) Nilai Tengah
(xi) fi*xi
40-47 2 2 4,55 43,5 87
48-55 3 5 11,36 51,5 154,5
56-63 2 7 15,91 59,5 119
64-71 10 17 38,64 67,5 675
72-79 9 26 59,09 75,5 679,5
80-87 15 41 93,18 83,5 1252,5
88-95 3 44 100,00 91,5 274,5
Jumlah 3242
= + + .
= ∑ (∑ )
= . ( )
. = 12,30
6 6
4. Modus
= 79,5 + + 12 . 8 = 82,16
5. Standar Deviasi
( )
170
= 8,30 = 9 (pembulatan keatas)
ii Xf
f
1
= = 78,00
= + 2 − .
= 73,5 + 2 (44) − 20 8 . 9 = 75,75
Lampiran 18
Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siklus 2
A. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif 1. Distribusi Frekuensi
73 93 87 73 60 67 80 93 67 87
73 100 87 67 100 73 60 100 80 73
93 60 80 87 73 80 73 67 67 100
80 87 80 100 80 93 87 80 87 67
73 73 67 47
Jangkauan = data terbesar – data terkecil
= 100 – 47 = 53
Banyak kelas = 1 + 3.3 log 44
= 6.42 = 6 (pembulatan kebawah)
Panjang kelas interval =
Daftar Distribusi Frekuensi Siklus I
2. Mean/Nilai Rata-rata (Me)
Mean ( X ) = i
3. Median
1
171
Interval
kelas frekuensi (fi) Fk fk(%)
Nilai Tengah (xi)
fi*xi
47-55 1 1 2,27 51 51 56-64 3 4 9,09 60 180
65-73 16 20 45,45 69 1104 74-82 8 28 63,64 78 624 83-91 7 35 79,55 87 609
92-100 9 44 100,00 96 864
Jumlah 3432
= + + .
= ∑ (∑ )
= . ( )
. = 12,27
13 +
4. Modus
= 64,5 + 13
8 . 9 = 70,07
5. Standar Deviasi
( )
172
Lampiran 19
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Berilah tanda (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai pengamatan anda
n
o
Aspek yang diamati 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Siswa melakukan interaksi dengan siswa lain, dan guru terkait materi yang dipelajari.
2 Siswa bertanya/ mencari informasi terkait materi yang dipelajari
3 Siswa menjawab/ menanggapi LKS
4 Siswa menarik kesimpulan berdasarkan langkah-langkah yang ada pada LKS
5 Siswa mengaplikasikan kesimpulan yang diperoleh pada situasi yang baru (mengerjakan soal latihan).
n
o
Aspek yang diamati 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
1 Siswa melakukan interaksi dengan siswa lain, dan guru terkait materi yang dipelajari.
2 Siswa bertanya/ mencari informasi terkait materi yang dipelajari
3 Siswa menjawab/ menanggapi LKS
4 Siswa menarik kesimpulan berdasarkan langkah-langkah yang ada pada LKS
5 Siswa mengaplikasikan kesimpulan yang diperoleh pada situasi yang baru (mengerjakan soal latihan).
Lampiran 20
Jurnal Harian
Nama Siswa :
Sub Kompetensi :
Hari/Tanggal :
Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kegiatan yang kamu alami. Kejujuran kamu dalam
menjawab pertanyaan akan membantu kamu memahami perkembangan yang telah kamu capai.
1. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran ini?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana kesanmu terhadap pembelajaran hari ini?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Apa saranmu untuk pembelajaran berikutnya?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………..............................................................................................................................................
Jurnal Harian
Nama Siswa :
Sub Kompetensi :
Hari/Tanggal :
Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kegiatan yang kamu alami. Kejujuran kamu dalam
menjawab pertanyaan akan membantu kamu memahami perkembangan yang telah kamu capai.
1. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran ini?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana kesanmu terhadap pembelajaran hari ini?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Apa saranmu untuk pembelajaran berikutnya?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………...............................................................................................................................................
175
Lampiran 21
Hasil Respon Siswa Tehadap Strategi Pembelajaran Open Inquiry
Berdasarkan analisis jurnal harian siswa, didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Respon siswa pada pembelajaran matematika siklus 1
b. Respon siswa pada pembelajaran matematika siklus 1
176
No. Kategori Respon Siswa
1. Positif LKSnya menarik
Pelajaran yang ada di LKS udah jelas langkah-
langkahnya, jadi gak kebingungan
Jadi latihan untuk mengemukakan pendapat
Bisa belajar mandiri dipandu LKSnya
Konsep materi lebih mudah dipahami
Belajar menjadi tidak membosankan, karna ada kegiatan
melakukan percobaan.
2. Netral Biasa-biasa saja
Kadang mudah, kadang susah
3. Negatif Bingung mengerjakan LKS
Sulit dalam menjawab soal latihan
Males pake LKS, mending ibu yang ngejelasin langsung
No. Kategori Respon Siswa
1. Positif Pembelajarannya menarik, beda dari yang biasanya
Aku ngerti belajarnya kalo pake LKS
Udah biasa pake LKS jadi masalah-masalah yang ada jadi
gampang diselesaikan
Belajarnya asyik dan menyenangkan
2. Netral Menarik tapi masih bingung ngerjain soal yang baru
Masalah yang ada pada LKS susah-susah gampang
3. Negatif Soal-soalnya bikin bingung
Suka ga faham sama bahasa yg ada di LKSnya
Males pake LKS, mending ibu yang ngejelasin langsung