Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
LAPORAN PRAKTIKUM
PENETAPAN KADAR LENGAS TANAH
Oleh :
Golongan B/Kelompok 1B
1. Eva Syazana Nadiah Shofawati (161510501130)
2. Siti Rahmatillah (161510501133)
3. Ida Fitria (161510501136)
LABORATORIUM FISIKA TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan suatu komponen tubuh alam yang terbentuk dengan cara
alamiah. Dalam tanah terdapat mikrobia yang berguna sebagai decomposer bagi
seimbangnya ekosistem alam. Dalam tanah terdapat banyak lapisan yang
menggambarkan kandungan disetiap lapisannya seperti sifat bahan, sifat kimia, serta
biologisnya. perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi tekstur, warna, dan kepadatan
tanah. Tanah merupakan suatu bahan atau media tanam bagi tumbuhan. Faktor-faktor
pembentuk tanah meliputi bahan induk, iklim, organisme, relief, dan waktu.
Tanah dan air merupakan suatu sumber daya yng sangat penting bagi
kehidupan, baik untuk manusia, tumbuhan, dan hewan. Tanah berperan penting
dalam kemampuannya menyerap air pada lahan. Air yang terkandung dalam tanah
tepatnya pada lapisan aquifer yang dapat dimanfaatkan secara langsung. Air
merupakan suatu komponen utama yang mempegaruhi petumbuhan tanaman, bahkan
hamper 90% sel pada tanman dan mikroba mengandung air.
Kandungan air dalam tanah dapat mempengaruhi tingkat kandungan
kelembaban suatu tanah. Air tanah memiliki tegangan antara 1/3 – 31 atm (antara
kapaasitas lapang hingga koefisien hidroskopis) yang disebut dengan air kapiler. Air
tersedia merupakan air yang ditahan tanah dalam kondisi kapasitas lapang hingga
koefisien layu yang tingkat ketersediaannya menjadi semakin rendah. Air yang
ditahan di atas kosefisien layu merupakan air tak tersedia, yang terdiri dari sebagian
air kapiler. Air jenuh kondisi air dengan drainase buruk, hal ini akan berdampak
buruk pada respiorasi akar, aktivitas mikrobia,dan aerasi tanah.
Ktersediaannya air dalam tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut : a) tekstur tanah, b) kadar bahan organik, c) senyawa kimiawi, dan d)
kedalaman solum. Selain faktor-faktor diatas, iklim juga termasuk dalam penentuan
kadar dan ketersediaan air tanah, seperti temperatur, curah hujan, dan kecepatan
2
angin. Kelembaban tanah atau kadar lengas tanah berada dalam ruang pori tanah yang
terikat secara adsorbtif pada permukaan butir tanah.
Sifat fisik dan kimia dalam tanah dapat diketahui dengan menggunakan
metode kadar lengas tanah. sifat fisik tanah yang dapat diketahui berupa tekstur tanah
yang terdapat tanah bertekstur kasar, halus, dan berlempung. Volume tanah,
merupakan volume bagian padat yang berupa anorganik dan organik, serta pori tanah.
Ruang pori, sebagai tempat air dan udara. Kadar air, kandungan air yang berada
dalam pori tanah. Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan praktikum “Penetapan
Kadar Lengas Tanah”
1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahamai tentang kadar lengas tanah melalui metode kadar
lengas kering dan kapasitas lapang
2. Mengetahui dan memahami hubungan kadar lengas tanah dengan sifat fisik tanah
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Penentuan kadar lengas pada setiap lapisan tanah memilki karakteristik yang
berbeda-beda. Penentuan kadar lengas pada tanah dapat dilakukan dengan beberap
cara sebagai berikut: gravimetri, tensiometri, alat tahanan listrik, membrane
bertekanan, dan neutron probe. Pengukuran kadar lengas juga dapat dilakukan dengan
menggunakan gypsum blok, dengan adanya pembentukan lorong pengatus dengan
kadar air lempung yang rendah, serta tidak memberikan pengaruh terhadap laju
penurunan lengas tanah, sedangkan pada tanah dengan kadar lempung yang tinggi
berpengaruh terhadap laju penurunan lengas tanah (Suharyatun dkk., 2013).
Faktor yang dapat mempengaruhi besarnya kadar lengas dalam tanah adalah
sebagai berikut : temperature, iklim, topografi, kandungan bahan organik dan
anorganik. Kandungan bahan organik dalam tanah ditentukan oleh posisi tanah
tersebut. Manfaat untuk mengetahui kandungan kadar lengas pada setiap lapisan tanh
berpengaruh terhadap bidang pertanian, yitu sebagai informasi untuk mengetahui
kebutuhan tenh terhadap air, Karena air bersifat sebagai pelarut yang daapat
melarutkan zat-zat kimia yang berada dalam tanah (Azadi dan Younesi, 2013).
Kandungan air didalam tanah dapat menentukan tingkat kelembaban suatu
lapisan tanah. air tanaah yang terdapat didalam pori tanah berfungsi sebagai sumber
pertumbuhan bagi tanaman. Selain itu perbedaan struktur dan tekstur pada tanah
dapat diketahui melalui kadar lengas pada tanah. faktor iklim dappat mempengaruhi
setiap lapisan tanah, seperti curah hujan dan suhu yng berubah-ubah. Kesesuaian
tanaman terhadap jenis tanah yang ditumbuhinya. Semakin banyak kandungan kimia
dalm tanah akan menurunkan ketersediaan air dalam tanah (Hanafiah, 2004).
Lengas tanah merupakan penyerapan air yang terikat oleh padatan atau cairan
yang membentuk lapisan tipis pada permukaannya (Adsorbtif) yang terletak pada pori
tanah. Lengas tanah terbentuk dari air yang difiltrasikan menuju dalam tanah dengan
aliran yang cepat dan merupakan aliran dalam, yang berpekolasi menuju lapisan
batuan yang ada di bawahnya dan reservoir air pada tanah, atau dapat juga disimpan
4
dalam beberapa waktu. Kandungan lengas tanah sangat dipengaruhi oleh iklim, bahan
organik, fraksi lempung, deplesi (proses penyusutan pada tanah yang sifatnya tidak
dapat diperbarui), potensial air, dan distribusi akar (Madubun, 2012).
Terdapat banyak metode dalam membuktikan suatu kadar lengas, salah
satunya adalah dengan metode oven microwave. Metode ini dianggap lebih akurat
karena suhu dapat terkontrol dan terbebas dari mikroorganisme yang mengganggu
dalam proses penghilangan tanah tersebut. Metode ini dilakukan dengan cara
pengovenan tanah yang sudah dimasukkan ke dalam alumunium foil, yang kemudian
diletakkan dalam oven dengan suhu tertentu yang tetap (Kramarenko, et al 2016).
Tingkat kadar lengas tanah mempengaruhi laju transpirasi secara nyata.
Pengaruh tersebut bersifat linier yaitu dengan semakin meningkatnya kadar lengas
yang tersedia, maka laju transpirasinya juga semakin meningkat. Laju transpirasi
secara nyata mulai menurun pada kadar lengas tanah 60 % kapasitas lapangan sebesar
25,55% dan tidak berbeda nyata dengan kadar lengas tanah (40 dan 20 %). Penurunan
laju transpirasi ini sesuai dengan hasil penelitian Purwanto dan Agustono (2010) yang
menyatakan bahwa laju transpirasi tanaman kedelai mulai menurun pada kadar lengas
tanah 60% kapasitas lapang dan tidak berbeda nyata dengan kadar lengas 40%
kapasitas lapang (Permanasari, 2013).
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh ruang pori tanah
dan terabsorbsi pada permukaan zarah tanah. Lengas berperan sangat penting dalam
proses genesa tanah, kelangsungan hidup tanaman dan jasad renik tanah serta siklus
hara. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi di dalam tanah hampir selalu
melibatkan air sebagai media pelarut garam-garam mineral, senyawa asam dan basa
serta ion-ion dan gugus organik maupun anorganik. Lengas dapat tetap berada dalam
pori tanah karena memiliki ketegangan potensial. Dalam keadaan tidak jenuh, lengas
tanah berupa selaput tipis yang menyelimuti zarah tanah. Semakin tipis selaput lengas
tersebut, maka gaya ikat tanah yang bekerja semakin kuat ( Bana et al,2013 ).
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Sains Tanah acara 5 tentang “Penetapan Kadar Lengas ”
dilaksanakan pada Pukul 14.20-selesai WIB di Laboratorium Fisika Tanah
Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Botol Timbang
2. Oven
3. Timbangan Analitis
4. Eksikator
5. Ring Sampel Tanah
6. Beaker Glass
1.3 Pelaksanaan Praktikum
A. Kadar Lengas Kering Angin
1. Menentukan berat botol timbang (a)g
2.Mengambil contoh tanah kering angin dan memasukkan dalam botol timbang,
timbang beratnya misal (b)g
3. Memaasukkan botol timbang yang berisi tanah (no.2) ke dalam oven dengan suhu
(100 – 105)0C selama 4 jam
4. Mengeluarkan dari oven dan memasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit,
kemudian menimbang misal (c)g
B. Kadar Lengas kapasitas lapang
1. Menimbang ring sampel berisi tanah, kemudian jenuhi selama 24 jam.
6
2. Keesokan harinya (apabila sudah jenuh )meniriskan pada alas pengatus sampai
tidak ada tetesan air selama 6 – 48 jam.
3. Mengammbil bagian tanah dalam ring dan memasukan dalam aluminium foil yang
sudah diketahui beratnya (a) g
4. Menimbang tanah dalam aluminium foil (b) g.
5. Mengoven pada suhu (100 – 105)0C selama 4 jam.
6. Mengeluarkan sampel dalam aluminium dari oven dan memasukkan ke dalam
eksikator selama 15 menit, kemudian menimbang (c) g.
1.4 Variabel Pengamatan
1. Kadar lengas kering angin
2. Kadar Lengas kapasitas lapang
3. Sifat fisik tanah yang mempengaruhi
3.5 Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada praktikum kali ini adalah analisis data statistic
deskriptif
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel kadar lengas
No Kelompok Perlakuan Berat (gr) Kadar Lengas
a b c
1 1 Lapisan 2 1,18 11,18 10,09 12,23%
2 2 Lapisan 1 1,12 11,12 10,48 6,34%
3 3 Lapisan 3 1,28 11,28 10,13 12,99%
4 4 Lapisan 4 1,59 11,59 9,98 19,6%
Penetapan kadar lengas tanah dapat diketahui melalui perhitungan kadar lengas
sebagai berikut :
%KL = (b-c) : (c-a) x 100%
1. Pada lapisan pertama berat a gr adalah 1, 12, berat b gr adalah 11,12 dan berat
c gr adalah 10,48sehingga dapat diperoleh kedar lengas 6,24%
%KL = ( 11, 12 – 10, 48 ) : ( 10, 48 – 1, 12 ) x 100 %
= 6, 34 %
2. Pada lapisan pertama berat a gr adalah 1, 18, berat b gr adalah 11,18 dan berat
c gr adalah 10,9 sehingga dapat diperoleh kedar lengas 12,23 %
%KL = ( 11,18 – 10,9 ) : ( 10, 9 – 1, 18 ) x 100 %
= 12, 23 %
3. Pada lapisan pertama berat a gr adalah 1, 28, berat b gr adalah 11,28 dan berat
c gr adalah 10,13 sehingga dapat diperoleh kedar lengas 12, 99 %
%KL = ( 11, 28 – 10, 13 ) : ( 10,13 – 1, 28 ) x 100 %
= 12, 99 %
4. Pada lapisan pertama berat a gr adalah 1, 59, berat b gr adalah 11,59 dan berat
c gr adalah 9,98 sehingga dapat diperoleh kedar lengas 19, 6 %
8
%KL = ( 11, 59 – 9, 98 ) : ( 9, 98 – 1, 59) x 100 %
= 19, 6 %
4.2 Pembahasan
Kadar lengas tanah yang kami hitung pada perlakuan ini adalah kadar lengas
yang berbeda lapisan, yaitu lapisan satu sampai lapisan empat yang memiliki warna,
tekstur, struktur, dan kandungan yang berbeda satu dengan lainnya. Kadar lengas
merupakan kandungan air yang ada di dalam tanah. Dari hasil pengamatan yang
dilakukan, kadar lengas pada lapisan 1 berjumlah 6,84%, ,lapisan 2 berjumlah
12,23%, lapisan 3 berjumlah 12,99%, lapisan 4 berjumlah 19,6%. Masing-masing
lapisan memiliki kadar lengas yang berbeda hal tersebut dikarenakan kandungan
masing-masing setiap lapisan berbeda terutama adanya clay yang pada setiap lapisan
berbeda, clay merupakan fraksi yang memiliki diameter terkecil namun memiliki
daya simpan air yang cukup baik, selain itu struktur juga merupakan faktor yang
mempengaruhu karen struktur meruakan ikatan- ikatan partikel tanah satu dengan
yang lainnya atau disebut sebagai agregat tanah, tekstur merupakan perbandingan dari
tiga fraksi yaitu fraksi debu; lempung dan pasir, usia tanah juga dapat mempengaruhi
kadar lengas suatu tanah, apabila tanah tua maka semakin sedikit kadar lengas tanah
tersebut.
Kadar lengas tanah yang rendah akan mempengaruhi penyerapan unsur K oleh
tanaman yaitu menjadikan penyerapan rendah. Unsur K adalah unsur Kalium yang
dapat ditemukan dalam tanah dan berasal dari mineral- mineral primer berupa
feldspar, sedangkan mineral sekunder berupa illit, vermikulit, khlorit, dan mineral
tipe campuran yang akan diserap oleh tanaman. Semakin tinggi kadar lengas juga
memperburuk ketersediaan udara dan dapat mengakibatkan respirasi akar menjadi
terhambat. Penyerapan unsur K mendapat bantuan dari respirasi, maka dari itu
respirasi sangat dibutuhkan dalam penyerapan unsur kalium ini (Suwarto, 2003).
Dalam dunia pertanian sangat dibutuhkan untuk mengetahui kadar lengas
tanah, yaitu dengan tujuan mengetahui kebutuhan ari yang diperlukan oleh tanaman
9
dalam melanjutnya proses kehidupannya. Air yang bersifat pelarut, air berguna untuk
melarutkan senyawa-senyawa kimia yang ada dalam tanah. Senyawa-senyawa yang
biasanya dapat terlarut dalam air adalah garam-garam mineral, apabila air dalam
tanah sedikit, maka mengakibatkan kandungan unsur hara yang ada dalam tanah juga
terganggu, dan menjadikan penyerapan air oleh akar tanaman terganggu sehingga
pertumbuhan tanaman juga terganggu.
Adapun cara dalam mengetahui tinggi rendahnya kadar lengas tanah,salah
satunya dengan cara graviti yang mengacu dalam selisih dari bobot lengas sebelum
dimasukkan oven dan sesudahnya. Dapat dilihat dari tabel hasil di atas, pada
kelompok satu dengan lapisan 2 berat sebelum dimasukkan ke dalam oven memiliki
berat 11,18 gr sedangkan sesudah dimasukkan oven bobot menyusut sebesar 10,09 gr.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ini cukuplah mudah, yang pertama
kita membuat alumunium foil menjadi kantong, kemudian menimbang dan mencatat
beratnya atau pada tabel disimbolkan dengan symbol a, kemudian menimbang tanah
yang sudah dikering anginkan sebesar 10 gr kemudian memasukkan ke dalam
kantong alumunium foil tersebut dan memasukkan ke dalam oven dengan suhu
105oC, kemudian mendiamkan dalam oven selama 24 jam, lalu menimbang tanah
yang sudah dioven tersebut untuk mengetahui kadar lengas tanah. Kelebihan metode
graviti yaitu tidak terlalu terganggu oleh faktor internal, suhu merata, hasilnya lebih
akurat, selain itu terdapat beberapa kekurangan seperti membutuhkan waktu yang
cukup lama, dan membutuhkan banyak energi listrik.
10
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kadar lengas tanah dapat diketahui dengan metode pengeringn oven yaitu dengan
membandingkan berat tanah yang belum dioven dan sudah dioven
2. Sifat fisik tanah yang mempengaruhi kadar lengas tanah adalah tekstur, kandungan
tanah struktur, warna, dan temperature tanah
3. Penetapan kadar lengas pada masing-masing lapisan memiliki tingkat kadar lengas
yang berbeda sesuai lapisan yang telah dijadikan sampel
a. Lapisan tanah pertama memiliki kadar lengas 6,34 %
b. Lapisan tanah kedua memiliki kadar lengas 11, 23 %
c. Lapisan tanah ketiga memiliki kadar lengas 12, 99 %
d. Lapisan tanah keempat memiliki kadar lengas 19, 6%
5.2 Saran
1. Sebaiknya setiap kelompok diberikan timbangan satu satu, sehingga tidak
menghambat proses praktikum karena bergantian menjadikan praktikum tidak efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Suharyatun, S., B. Purwantana, A. Rozaq, dan M. Mawardi, 2013. Sebaran Lengas
Tanah Akibat Pembuatan Lorong Pengaatus Dangkal pada Tanah Sawah.
Agritech, 33(3): 355-361.
Hanafiah, K. A. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Azadi, M. S. and Younesi, E. 2013 The Effect of Storage on Germition Characteristic
and Enzyme Activity of Sorghum Seeds, Strees Physiology & Biochemistry,
9(4): 289-299.
Madubun, E. L. 2012. Pendugaan Status Neraca Air Daerah Aliran Sungai dengan
Model Evapolimatonomi: Suatu Tinjauan. Budidaya Pertanian. 8(2): 61-67.
Suwarto. 2003. Pengaruh Lengas Tanah Terhadap Serapan K dan Ketersediaannya di
Tanah Vertisol. Sains Tanah. 3(1): 24-28.
Kramarenko, V.V., A. N. Nikitenkov., I. A. Matveenko., V. Y. Molokov., dan Y. S.
Vasilenko. 2016. Determination of Water Content in Clay and Organic Soil
Using Microwave Oven. Earth and Environmental Science. 43(1): 1- 6.
Permanasari, Indah dan Endang Sulistyaningsih. 2013. Kajian Fisiologi Perbedaan
kadar Lengas Tanah dan Konsentrasi Giberellin pada Kedelai ( Glycine max
L. ). Jurnal Agroteknologi. 4(1): 1-9
Bana, sahindomi., S. prijono., Arifin., Soemarno. 2013. The Effect of Soil
Management on the Avaibility of Soil Moiusture and Maize Production in
Dryland. International Journal of Agriculture and Forestry. 3(3): 1-9
LAMPIRAN
Flowchart dan Lembar Acc
Dokumentasi
Literatur
Hanafiah, K. A. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Azadi, M. S. and Younesi, E. 2013 The Effect of Storage on Germition Characteristic
and Enzyme Activity of Sorghum Seeds, Strees Physiology & Biochemistry,
9(4): 289-299.
Suharyatun, S., B. Purwantana, A. Rozaq, dan M. Mawardi, 2013. Sebaran Lengas
Tanah Akibat Pembuatan Lorong Pengaatus Dangkal pada Tanah Sawah.
Agritech, 33(3): 355-361.
Suwarto. 2003. Pengaruh Lengas Tanah Terhadap Serapan K dan Ketersediaannya di
Tanah Vertisol. Sains Tanah. 3(1): 24-28.
Kramarenko, V.V., A. N. Nikitenkov., I. A. Matveenko., V. Y. Molokov., dan Y. S.
Vasilenko. 2016. Determination of Water Content in Clay and Organic Soil
Using Microwave Oven. Earth and Environmental Science. 43(1): 1- 6.
Madubun, E. L. 2012. Pendugaan Status Neraca Air Daerah Aliran Sungai dengan
Model Evapolimatonomi: Suatu Tinjauan. Budidaya Pertanian. 8(2): 61-67.
Bana, Sahindomi., S. Prijono., Arifin., Soemarno. 2013. The Effect of Soil
Management on the Avaibility of Soil Moiusture and Maize Production in
Dryland. International Journal of Agriculture and Forestry. 3(3): 1-9
\\\\\\\\\\
Permanasari, Indah dan Endang Sulistyaningsih. 2013. Kajian Fisiologi Perbedaan
kadar Lengas Tanah dan Konsentrasi Giberellin pada Kedelai ( Glycine max
L. ). Jurnal Agroteknologi. 4(1): 1-9