Upload
hoanghuong
View
268
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
P U T U S A N Nomor : 334/PDT/2016/PT-MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara antara :
GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP) Cq GEREJA
HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP)
RESSORT HKBP SAMPURAN NAULI DISTRIK XXIV
TANAH JAWA, beralamat di Jalan Mandoge KM 12
Nagori Buntu Bayu Kecamatan Hatonduhan
Kabupaten Simalungun, yang diwakili oleh Pdt. W.T.P
Simarmata, M.A, Jabatan Ephorus HKBP, beralamat di
Pearaja Kelurahan Hutatoruan V Kecamatan Tarutung
Kabupaten Tapanuli Utara Propinsi Sumatera Utara,
yang bertindak untuk dan atas nama Ephorus HURIA
KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP), berdasarkan
Surat Ketetapan Pemerintah Agung tanggal 11 Juni
1931 Nomor 48, dimuat dalam Staatblad tahun 1932
Nomor 360, Pengakuan Ulang Pemerintah Republik
Indonesia tertanggal 2 April 1968, Nomor
Dd/BAK/d/135/68, dan terakhir Pengakuan Ulang
Pemerintah Republik Indonesia tertanggal 6 Pebruari
1988 Nomor 33, dalam hal ini memberikan Kuasa
kepada Luhut Sitinjak, S.H., Advokat yang berkantor di
Jalan Ade Irma Suryani No.87 Pematangsiantar,
selaku Kuasa Hukum HKBP dan Pdt. Marsangkap
Simangunsong, M.Div., selaku Pendeta Sampuran
Nauli, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor
50/L14/I/2016 tertanggal 22 Januari 2016), selanjutnya
disebut sebagai Pembanding semula Penggugat;
L a w a n
I. Alm. Gr. W. Tampubolon atau dikenal Alm. Gr. Walter Tampubolon
melalui keturunanannya:
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 2 -
1. Flora Br. Tampubolon;
2. Binsar Tampubolon;
3. Dine Br. Tampubolon;
4. Tigor Tampubolon;
5. Eduard Tampubolon;
6. Robert Tampubolon;
7. Rudol Tampubolon;
8. Asnad Br. Tampubolon;
9. Mangatas Tampubolon;
10. Netti Br. Tampubolon;
Yang diwakili oleh keturunan yang Penggugat kenal menerima ganti
kerugian dan menguasai tanah milik HKBP Sampuran Nauli adalah :
Binsar Tampubolon, Jenis Kelamin Laki-Laki, Umur ± 75 tahun, Agama
Kristen, Kewarganegaraan Indonesia, semula sebagai
Tergugat I;
II. Reni Simanjuntak, Jenis Kelamin Perempuan, Umur ± 69 tahun, Agama
Kristen, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Ibu
Rumah Tangga, semula sebagai Tergugat II;
Tergugat I dan Tergugat II dalam hal ini masing-masing memberikan
Kuasa kepada Besar Banjarnahor, S.H., Advokad atau Penasihat Hukum
dari Kantor Lembaga Bantuan Hukum Siantar-Simalungun (LBH S-S),
yang beralamat di Jalan Sangnawaluh No.38 A Pematangsiantar,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 26 Mei 2016, selanjutnya
disebut sebagai Para Terbanding semula Tergugat I dan II;
Pengadilan Tinggi tersebut;
Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
dengan perkara tersebut;
TENTANG DUDUK PERKARA;
Menimbang, bahwa Penggugat dengan Surat Gugatan tertanggal 21
Maret 2016 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Simalungun pada tanggal 21 Maret 2016 dalam Register Nomor
14/Pdt.G/2016/PN Sim, telah mengajukan Gugatannya sebagai berikut:
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 3 -
1. Bahwa Penggugat memiliki tapak tanah seluas ± 1 Ha (± 10.000 M2)
sebagai lokasi Tapak Tanah Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP
Sampuran Nauli yang berkedudukan di Jalan Mandoge Km 12 dahulu Buntu
Turunan sekarang Nagori Buntu Bayu (Pemekaran Buntu Turunan)
Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun yang didapat dari
penyerahan Keluarga Tuan Pandeman Sinaga melalui keturunannya yaitu
Roti Sinaga, Tuan Sumaruhdin Sinaga, Sarani Sinaga kepada Alm. Manase
Sinurat sekarang Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran
Nauli dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Timur : Dahulu berbatas dengan tanah Perkampungan;
Sebelah Selatan : Dahulu berbatas dengan Pasar Umum;
Sebelah Barat : Dahulu berbatas dengan Karma Sinaga
sekarang diketahui dikuasai Tumpak
Rajagukguk;
Sebelah Utara : Dahulu berbatas dengan Karma Sinaga/Johalim
Sinaga/Parit;
2. Bahwa Penggugat telah menyepakati untuk meminjamkan Tapak Tanah
Gereja kepada Jemaat Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP
Sampuran Nauli dengan ketentuan bagi yang berkeinginan untuk memakai
menjadi Pertapakan Perumahan Khusus Jemaat dengan luas ± 10 Meter x
25 Meter dengan ketentuan Jemaat Memberikan Pinjaman 15 (lima belas)
kaleng beras;
3. Bahwa Tergugat I (Alm. Gr. Walter Tampubolon) adalah salah satu Pihak
yang telah menerima syarat dan beban dari perjanjian antara Pengurus
Gereja, Pengetua Gereja dan Jemaat HKBP Sampuran Nauli untuk
mendukung penambahan modal pembangunan Gereja;
4. Bahwa Tergugat II adalah isteri Binsar Tampubolon Tergugat I yang telah
menerima penyerahan pengembalian peminjaman pemakaian tanah
sebesar 15 kaleng beras dari Penggugat dan dikuasai kembali oleh
Tergugat-Tergugat tanpa izin dan persetujuan Penggugat;
5. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat dalam pengusahaan atau
pemakaian tanah dituangkan dalam suatu Surat Perjanjian yang intinya
menyebutkan “Jemaat“ Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP
Sampuran Nauli yang telah berjanji Menerima Pertapakan Tanah dengan
memberikan pinjaman harus menuruti Peraturan yang digariskan oleh
musyawarah tanggal 12 Mei 1968 tersebut yaitu:
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 4 -
1. Harus Anggota Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran
Nauli;
2. Harus menuruti Peraturan HKBP dan tidak boleh mengerjakan pekerjaan
yang mengganggu beribadat di dalam gereja;
3. Kalau kena Ban (dipabali) atau pindah sekte atau pindah ke tempat lain,
tanah tapak perumahan tersebut di atas, kembali kepada HKBP dan
berasnya akan dibayar HKBP Sampuran Nauli;
6. Bahwa setelah dipelajari dan dipahamkan maksud dari isi Perjanjian,
Tergugat menyepakati akan tunduk pada Perjanjian dan selanjutnya
Tergugat memberikan kontribusi 15 (lima belas) kaleng beras/Kapling
kepada Gereja HKBP Sampuran Nauli dan diberikan pinjaman pemakaian
/pengusahaan tanah sesuai dengan posisi tempat yang dilakukan dengan
cara undi dan Tergugat-Tergugat telah mendapatkan tapak tanah dan
diusahai sejak tahun 1968;
7. Bahwa berdasarkan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
yang berbunyi : ”Semua Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya“;
8. Bahwa Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran Nauli
sebagai Pihak yang memberikan Hak Pemakaian Pengusahaan Tanah dan
Tergugat-Tergugat (meminjamkan 15 kaleng beras) adalah pihak yang
menerima Perjanjian atas beban atau syarat-syarat yang telah ditentukan
hasil musyawarah seluruh Jemaat ke dalam Surat Perjanjian ;
9. Bahwa pada BAB KEDUA TENTANG PERIKATAN-PERIKATAN YANG
DILAHIRKAN DARI KONTRAK ATAU PERJANJIAN pada Pasal 1314 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia alinea ketiga menyatakan:
”Suatu Perjanjian atas beban adalah suatu Perjanjian yang mewajibkan
masing-masing pihak memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak
berbuat sesuatu”;
10. Bahwa syarat-syarat yang telah ditetapkan melalui musyawarah Pengetua
dan Jemaat Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran Nauli
adalah:
a. Penerima harus anggota Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP
Sampuran Nauli;
b. Penerima tanah harus menuruti peraturan HKBP dan tidak boleh
mengerjakan pekerjaan yang mengganggu beribadat di dalam gereja;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 5 -
c. Penerima tanah kalau kena Ban (dipabali) atau pindah sekte atau pindah
ke tempat lain, tanah tapak perumahan tersebut di atas, kembali kepada
HKBP dan berasnya akan dibayar HKBP Sampuran Nauli;
11. Bahwa Tergugat-Tergugat telah dengan sengaja melakukan hal-hal yang
tidak sesuai dengan isi dan maksud diadakannya Perjanjian sehingga telah
nyata melanggar isi Perjanjian, dengan mengabaikan apa yang telah
dituangkan dalam Perjanjian, adapun hal yang nyata Tergugat-Tergugat
telah melanggar isi Perjanjian adalah:
a. Tergugat-Tergugat mengganggu jalannya peribadatan;
b. Tergugat-Tergugat kena Ban (Bahasa Indonesia : penghukuman gereja);
c. Tergugat-Tergugat telah menerima pembayaran kembali beras 15 kaleng
yang telah dipinjamkan kepada Penggugat;
12. Bahwa pada tanggal 20 Oktober 2014 melalui Tergugat II dan diketahui
Tergugat I telah menerima pengembalian pemakaian tanah Gereja HKBP
Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran Nauli dituangkan pada Surat
Perjanjian “Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran Nauli
mengembalikan sebanyak 15 kaleng beras yang telah diterima oleh
Tergugat II”;
13. Bahwa adapun tanah yang telah diserahkan kembali oleh Tergugat-
Tergugat kepada Penggugat (Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP
Sampuran Nauli) adalah tanah seluas ± 10 x 25 M2 dan sekarang dikuasai
kembali oleh Tergugat-Tergugat dengan batas-batas adalah:
- Sebelah Timur : Gr. W. Tampubolon;
- Sebelah Selatan : St. Wiliater (L. Saragih), sekarang Esti
Manurung;
- Sebelah Utara : Tanah Gereja;
- Sebelah Barat : Binsar Tampubolon/sekarang Mariam Boru
Siahaan;
14. Bahwa berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan pada Pasal 31 menyebutkan:
(1)Hak dan Kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan
suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama
dalam masyarakat;
(2)Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum;
15. Bahwa Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun 1963
No.3 yang menyatakan Pasal 108 dan 110 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata menyatakan wewenang seorang istri untuk melakukan perbuatan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 6 -
hukum dianggap tidak berlaku lagi, dengan demikian istri menjadi cakap
bertindak hukum dalam Perjanjian tanpa bantuan suaminya;
16. Bahwa setelah Tergugat II menerima pengembalian biaya yang telah
disepakati sesuai dengan Penerimaan Tapak Tanah sebesar 15 kaleng
beras dari Penggugat/Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP
Sampuran Nauli pada tanggal 20 Oktober 2014 Pihak Gereja telah
membuat peletakan batu pertama untuk pembangunan Rumah Guru Huria
HKBP Sampuran Nauli;
17. Bahwa TERNYATA TERGUGAT-TERGUGAT setelah menyerahkan tapak
tanah (sebagaimana point 13) tidak menerima dengan sukarela untuk
Meninggalkan Dengan Kosong Tapak Tanah Milik Gereja bahkan Tergugat-
Tergugat telah melakukan Penguasaan kembali Tanah Tanpa Hak Yang
Sah Milik Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran Nauli
dengan cara MELAKUKAN PERLAWANAN DAN MELAKUKAN
PEMBANGUNAN pada tanah yang telah diterima pengembalian pinjam
beras 15 kaleng beras dari Penggugat, seakan Tergugat tidak mengakui
kepemilikan tanah Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran
Nauli;
18. Bahwa perbuatan Tergugat-Tergugat yang telah melakukan Penguasaan
Kembali Tanah Tanpa Hak Yang Sah dan tanpa persetujuan Penggugat
adalah perbuatan yang tidak berdasar dan bertentangan dengan hukum
sehingga patut penguasaan Tergugat-Tergugat dinyatakan tidak sah secara
hukum;
19. Bahwa untuk menjamin kepemilikan tanah Penggugat maka kiranya Yang
Mulia Majelis Hakim dapat berkenan memerintahkan pengosongan atas
penguasaan tanah tanpa hak dari Tergugat-Tergugat atas tanah milik
Penggugat terlebih dahulu sampai ada putusan hukum yang tetap
(incracht);
20. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II juga telah kena Ban
(pabali)/penghukuman dari Penggugat sejak tanggal 22 Februari 2015
termasuk pada kwalifikasi unsur-unsur Perjanjian dengan melanggar syarat
yang telah ditentukan oleh Penggugat dan Tergugat;
21. Bahwa berdasarkan pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Indonesia: “Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian
kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 7 -
22. Bahwa perbuatan Tergugat-Tergugat patut untuk dicegah seandainya
Tergugat-Tergugat akan, sedang atau telah melakukan transaksi jual beli
secara diam-diam tanpa Persetujuan Hak dari Pemilik tanah yaitu Gereja
HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran Nauli/Penggugat yang
akan membawa kerugian sehingga Perbuatan Tergugat-Tergugat patut
dinyatakan tidak sah;
23. Bahwa oleh karena Perbuatan Tergugat-Tergugat yang telah menguasai
secara sepihak tanah milik Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP
Sampuran Nauli adalah patut kepada Tergugat-Tergugat untuk dikenakan
memberikan ganti kerugian yang patut sejak dikuasai dan di tempati
Tergugat-Tergugat pada bulan Oktober 2014 s/d Maret 2016 sekarang yang
patut dibebankan padanya sesuai harga di bawah pasaran bila disewakan
sebesar Rp.1.000.000/perbulan x 17 bulan = 17.000.000,- (tujuh belas juta
rupiah);
24. Bahwa Pasal 1366 KUH Perdata Indonesia berbunyi “Setiap orang
bertanggungjawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian
atau kurang hati-hatinya”;
25. Bahwa perbuatan Tergugat sebagaimana tersebut di atas Penggugat telah
banyak mengalami tekanan batin yang luar biasa karena gereja sebagai
pemilik yang sah tidak dapat menguasai hak miliknya dengan nyaman dan
tenteram dan menjadi bahan pengunjingan dan akibatnya merasa sangat
dipermalukan, oleh karena itu Penggugat mengalami kerugian immaterial
yang apabila diukur dengan nilai uang sebesar Rp.300.000.000.- (tiga ratus
juta rupiah), yang harus dibayar oleh Tergugat secara tunai dan sekaligus
yang dibebankan terhadap seluruh harta boedel Tergugat-Tergugat;
26. Bahwa Penggugat berprasangka oleh karena Tergugat akan leluasa
mengalihkan, memindahtangankan, mengalihkan, merombak, mengaburkan
status tanah objek sengketa kepada orang atau pihak lain dan menjaga
kerugian bagi pihak ke III, maka Penggugat memohon melalui Yang Mulia
Majelis Hakim untuk diletakkan sita terlebih dahulu guna pengamanan tanah
objek sengketa milik Penggugat/Gereja HKBP Sampuran Nauli;
27. Bahwa oleh karena Penggugat sudah cukup banyak menderita kerugian
baik materil maupun immateriil, sebagai akibat dari perbuatan Tergugat-
Tergugat serta adanya keraguan Penggugat dari iktikad buruk Tergugat-
Tergugat untuk sungguh-sungguh memenuhi kewajiban hukumnya kepada
Penggugat, maka Penggugat mohon agar Tergugat-Tergugat dihukum
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 8 -
untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.500.000.- (lima ratus
ribu rupiah) untuk setiap hari keterlambatan/kelalaian melaksanakan
putusan Pengadilan ini, terhitung sejak Putusan dalam perkara ini
berkekuatan hukum (Inkhrach Van Gewiijsde) sampai dengan Tergugat-
Tergugat memenuhi seluruh kewajibannya kepada Penggugat menurut
Putusan dalam perkara ini;
28. Bahwa mengingat Gugatan Penggugat ini didukung oleh bukti-bukti yang
kuat dan sempurna, maka sudah sepatutnya Penggugat mohon agar
terhadap Putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu
(Uitvoerbaar Bij Voorraad) meskipun ada upaya hukum Verset, Banding
maupun Kasasi dari Tergugat-Tergugat;
Bahwa berdasarkan alasan-alasan, dalil-dalil dan hal-hal yang dikemukakan
oleh Penggugat tersebut di atas, maka Penggugat mohon kepada Ketua
Pengadilan Negeri Simalungun untuk menetapkan Majelis Hakim, menentukan
waktu persidangan yang memeriksa perkara ini dan memanggil para pihak serta
berkenan memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut:
I. PRIMAIR:
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sah segala surat-surat yang dimajukan oleh Penggugat;
3. Menyatakan sah secara hukum bahwa Sita Jaminan yang akan atau telah
diletakkan adalah sah dan berharga;
4. Menyatakan sah surat kesaksian yang diperbuat keturunan Alm. Tuan
Pandeman Sinaga yaitu Roti Sinaga, Tuan Sumaruhdin Sinaga, Sarani
Sinaga atas penyerahan tanah kepada Alm. Manase Sinurat sebagai tempat
peribadatan sekarang Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP
Sampuran Nauli tanggal 10 Maret 1990 yang terletak di Jalan Mandoge KM
12, dahulu Kampung Buntu Turunan sekarang Buntu Bayu dengan luas ±
10.000 m2 (± 1 hektare) dengan batas-batas:
Sebelah Timur : Dahulu berbatas dengan Tanah Perkampungan;
Sebelah Selatan : Dahulu berbatas dengan Pasar Umum;
Sebelah Barat : Dahulu berbatas dengan Karma
Sinaga sekarang diketahui dikuasai Tumpak
Rajagukguk;
Sebelah Utara : Dahulu berbatas dengan Karma Sinaga/Johalim
Sinaga/Parit;
5. Menyatakan tapak tanah seluas ± 10.000 m2 (± 1 hektare) yang terletak di
Jalan Mandoge KM 12 dahulu Buntu Turunan sekarang Nagori Buntu Bayu
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 9 -
Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun dengan batas-batas
sebagai berikut:
Sebelah Timur : Dahulu berbatas dengan Tanah Perkampungan;
Sebelah Selatan : Dahulu berbatas dengan Pasar Umum;
Sebelah Barat : Dahulu berbatas dengan Karma Sinaga
sekarang diketahui dikuasai Tumpak
Rajagukguk;
Sebelah Utara : Dahulu berbatas dengan Karma Sinaga/Johalim
Sinaga/Parit;
Adalah sah milik Penggugat (Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP
Sampuran Nauli);
6. Menyatakan Perjanjian dengan syarat dan atas beban antara Penggugat
(Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran Nauli) dengan
Tergugat-Tergugat yang telah berjanji Menerima Pertapakan Tanah dengan
memberikan ganti kerugian 15 kaleng beras harus menuruti Peraturan yang
digariskan oleh musyawarah tanggal 12 Mei 1968 tersebut yaitu:
1. Harus anggota Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran
Nauli;
2. Harus menuruti Peraturan HKBP dan tidak boleh mengerjakan pekerjaan
yang mengganggu beribadat di dalam Gereja;
3. Kalau kena Ban (dipabali) atau pindah sekte atau pindah ke tempat lain,
tanah tapak perumahan tersebut di atas, kembali kepada HKBP dan
berasnya akan dibayar HKBP Sampurannauli;
Adalah sah dan berkekuatan mengikat;
7. Menyatakan sah Surat Penyerahan tanah milik HKBP Sampuran Nauli
tertanggal 20 Oktober 2014 tentang Pengembalian Pinjam Tanah 15 kaleng
beras yang telah diperbuat Penggugat/Gereja HKBP Sampuran Nauli dan
diterima Tergugat-Tergugat adalah sah menurut hukum dan mengikat para
pihak;
8. Menyatakan Perbuatan Tergugat-Tergugat yang menguasai tanah milik
Gereja HKBP Sampuran Nauli/Penggugat Tanpa Hak Yang Sah Dan
Persetujuan dari Penggugat (Gereja HKBP Sampuran Nauli) adalah
Perbuatan yang Melanggar Hukum;
9. Memerintahkan Tergugat-Tergugat atau siapa saja yang menguasai tanah
Penggugat (Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran Nauli)
sepanjang tanah seluas ± 10 x 25 m2 yang dikuasai Tergugat-Tergugat
dengan batas-batas:
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 10 -
- Sebelah Timur : Gr. W. Tampubolon;
- Sebelah Selatan : St. Wiliater (L. Saragih) sekarang Esti
Manurung;
- Sebelah Utara : Tanah Gereja;
- Sebelah Barat : Binsar Tampubolon/sekarang Mariam Boru
Siahaan;
Agar diserahkan dalam keadaan baik dan kosong tanpa beban apapun
kepada Penggugat;
10. Menyatakan setiap orang atau badan-badan hukum yang mendapatkan hak
atas tanah, peralihan hak, pemindahtanganan dan atau yang serupa
dengan itu tanpa persetujuan sehingga mengaburkan hak-hak kepemilikan
Penggugat sepanjang tanah pertapakan Gereja adalah tidak sah dan cacat
hukum;
11. Menghukum Tergugat-Tergugat membayar ganti rugi materil dan immaterial
yaitu:
A. Perbuatan Tergugat patut untuk dikenakan memberikan ganti kerugian
yang patut sejak ditempati yang patut dibebankan padanya sesuai
harga di bawah pasaran bila disewakan sebesar Rp.1.000.000/perbulan
x 17 bulan = Rp.17.000.000,- (tujuh belas juta rupiah); Dan
B. Immateril dengan nilai uang sebesar Rp.300.000.000.- (tiga ratus juta
rupiah) yang harus dibayar oleh Tergugat-Tergugat secara tunai dan
sekaligus;
Total yang harus dibayar Rp.317.000.000,- (tiga ratus tujuh belas juta
rupiah) secara tunai dan sekaligus;
12. Menyatakan seluruh barang bergerak dan barang tidak bergerak, berwujud
ataupun tidak berwujud milik dari Tergugat-Tergugat merupakan hak yang
melekat menjadi tanggungan guna pemenuhan pengabulan Gugatan
Penggugat dapat diletakkan sita dan dilakukan penjualannya melalui Badan
Lelang Negara yang berkenaan untuk diambilkan sesuai dengan besaran
nilai yang dikabulkan dengan hak istimewa walaupun barang tersebut ada
pada pihak ketiga dan lain orang;
13. Menghukum Tergugat-Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom)
sebesar Rp.500.000.- (lima ratus ribu rupiah) untuk setiap hari
keterlambatan/kelalaian melaksanakan Putusan Pengadilan, terhitung sejak
putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum (Inkhrach Van Gewiijsde)
sampai dengan para Tergugat memenuhi seluruh kewajibannya kepada
Penggugat menurut Putusan dalam perkara ini;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 11 -
14. Menyatakan secara hukum bahwa putusan ini dapat dilaksanakan terlebih
dahulu walaupun ada upaya hukum Verset, Banding maupun Kasasi
(Uitvoerbaar Bij Voorraad);
15. Menghukum Tergugat-Tergugat untuk tunduk dan mematuhi Putusan
perkara ini;
16. Menghukum Tergugat-Tergugat untuk membayar biaya yang timbul selama
dalam proses perkara ini;
II. SUBSIDAIR:
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon Putusan yang seadil-
adilnya menurut hukum dan perundang-undangan yang berlaku (ex aequo et
bono);
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut di atas, Para
Tergugat telah mengajukan jawabannya secara tertulis pada tanggal 02 Juni
2016 yang isinya adalah sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
- Bahwa pada prinsipnya PARA TERGUGAT menolak semua dalil-dalil yang
dikemukakan oleh PENGGUGAT Sebagaimana yang terdapat dalam surat
gugatan tertanggal 21 Maret 2016, kecuali yang secara tegas dan diakui
kebenarannya oleh PARA TERGUGAT sepanjang tidak merugikan PARA
TERGUGAT;
GUGATAN EROR IN PERSONA
- Status Hukum Para Tergugat yaitu Binsar Tampubolon, yang dalam
Gugatan Penggugat sebagai Tergugat I, dinyatakan mewakili dari
Keturunan Alm. Gr. W. Tampubolon namun Tergugat I sampai saat ini tidak
pernah menerima Surat Kuasa dari seluruh keturunan Alm. Gr. W.
Tampubolon untuk mewakili keturunan Alm. Gr. W. Tampubolon dalam
perkara ini;
Bahwa oleh karena sampai saat ini Tergugat I tidak pernah menerima Surat
Kuasa dari seluruh keturunan Alm. Gr. W. Tampubolon untuk mewakili dari
keturunan Alm. Gr. W. Tampubolon dalam perkara ini, maka sudah
selayaknya pula bahwa Gugatan Penggugat dinyatakan ditolak atau
setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
- Bahwa Binsar Tampubolon/Tergugat I tidak pernah menerima ganti
kerugian dari Penggugat (HKBP SAMPURAN NAULI) sebab sengketa a quo
dalam perkara ini hasil peninggalan yang dibeli oleh Alm. W. Gr.
Tampubolon orangtua Tergugat I pada tanggal 1 Oktober 1972 sampai saat
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 12 -
ini belum ada dibagi-bagi dan dapat dikatakan Tergugat I tidaklah Pewaris
Tunggal;
Bahwa oleh karena Tergugat tidak pernah menerima ganti kerugian dari
Penggugat seperti yang tercantum dalam Gugatan Penggugat maka dengan
demikian Gugatan Penggugat patutlah dinyatakan ditolak atau setidak-
tidaknya tidak dapat diterima;
GUGATAN OBSCURER LIBELLI
- Bahwa Gugatan PENGGUGAT telah kabur/tidak jelas atau Obscuurer libelli,
hal ini dikarenakan obyek sengketa sebagaimana yang dipersoalkan oleh
PARA PENGGUGAT dalam Surat Gugatannya ternyata tidak
ditulis/dicantumkan alas hak atas objek sengketa berupa Surat Tanahnya;
Padahal yang diperlukan dalam pembuktian sengketa atas tanah yang
harus diajukan adalah bukti formil;
- Bahwa gugatan PARA PENGGUGAT semakin kabur dengan tidak mampu
menyebutkan secara jelas dalam Surat Gugatannya atas obyek sengketa
serta letaknya secara riil serta tidak dapat dijelaskan keberadaannya secara
pasti yang menunjukkan PARA PENGGUGAT sendiri kebingungan atas
objek sengketa yang dimaksudkannya;
Bahwa dengan berdasarkan segala fakta sebagaimana telah diuraikan
tersebut di atas, maka sehubungan dengan eksepsi kami tersebut, kami
mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
untuk memberikan putusan menolak Gugatan PENGGUGAT untuk
seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak
dapat diterima (Niet OntvankelijkVerklaard);
DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa pada prinsipnya PARA TERGUGAT menolak semua dalil-dalil yang
dikemukakan oleh PARA PENGGUGAT sebagaimana yang terdapat dalam
surat gugatannya tertanggal 21 Maret 2016, kecuali yang secara tegas dan
diakui kebenarannya oleh PARA TERGUGAT sepanjang tidak merugikan
kepentingan PARA TERGUGAT;
2. Bahwa dalil-dalil yang telah kami sampaikan dalam Eksepsi mohon kiranya
dijadikan pertimbangan pula dalam pokok perkara ini;
3. Bahwa pada Point 2 dari Gugatan Penggugat “Penggugat telah
menyepakati untuk MEMINJAMKAN Tapak Tanah Gereja kepada Jemaat
Gereja HKBP Sampuran Nauli…..,dst (Halaman 3 Gugatan Penggugat)”.
Bahwa sesuai dengan Surat Perjanjian tertanggal 1 Oktober 1972
Penggugat telah memberikan Tanah Tapak Perumahan dari pekarangan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 13 -
HKBP Sampuran Nauli kepada Para Tergugat menurut undian. Tanah
Tapak Perumahan itu letaknya di tanah bekas pekarangan HKBP Sampuran
Nauli yang luasnya 10 x 25 M, dan Tergugat telah memberikan sebanyak 15
kaleng beras kepada Pengugat sebagai ganti kerugian dan uang beras itu
dipakai untuk meneruskan pembangunan Gereja HKBP Sampuran Nauli.
Maka dengan demikian Gugatan Penggugat patutlah dinyatakan ditolak
atau setidak- tidaknya tidak dapat diterima;
4. Bahwa pada Point 3 Gugatan Penggugat “Bahwa Tergugat I (Alm. Gr.
Walter Tampubolon) adalah salah satu pihak yang telah menerima syarat
dan beban dari Perjanjian antara Pengurus Gereja dan Pengetua
Gereja…,dst” (Halaman 3 Gugatan Para Penggugat). Bahwa Penggugat
ternyata telah keliru yang menyatakan bahwa Tergugat I adalah salah satu
yang telah menerima syarat dan beban dari Perjanjian dari Pengurus Gereja
dan Pengetua Gereja HKBP Sampuran Nauli atas Pembelian Tapak Tanah
Perumahan bekas pekarangan HKBP Sampuran Nauli yang lama dan telah
dibuat dalam Surat Perjanjian. Bahwa Tergugat I adalah salah satu ahliwaris
dari Alm. orangtua Tergugat I yang telah membeli Tapak Tanah Perumahan
bekas pekarangan HKBP Sampurnauli tertanggal 1 Oktober 1972. Bahwa
oleh karena Gugatan Penggugat tidak berdasar, maka patut dan wajar bila
Gugatan Para Penggugat dinyatakan ditolak atau setidak-tidaknya tidak
dapat diterima;
5. Bahwa pada Point 4 dari Gugatan Penggugat “Bahwa Tergugat II adalah
istri Binsar Tampubolon Tergugat I yang telah menerima penyerahan
pengembalian peminjaman pemakaian tanah dst……… (Halaman 3 dari
Gugatan Penggugat). Bahwa Tergugat I sama sekali tidak mengetahui serta
tidak diberitahu oleh Para Penggugat untuk menandatangani surat
penyerahan tanah yang dahulunya telah dibeli oleh almarhum orangtua
Tergugat I untuk menandatangani sebuah surat penyerahan tanah. Dan
itupun diketahui Tergugat I setelah istri Tergugat I yaitu Tergugat II
memberitahu kepada Tergugat I, bahwa Tergugat II dipaksa untuk
menandatangani surat penyerahan tanah. Sehingga Tergugat II keberatan
atas tindakan yang dilakukan oleh Para Penggugat yang memaksa
Tergugat II untuk menandatangani surat penyerahan tanah tersebut. Bahwa
oleh karena penandatanganan surat tersebut yang didasari atas pemaksaan
kehendak untuk menandatangani surat penyerahan tanah sebagaimana
yang diuraikan oleh Para Penggugat dalam gugatannya, maka
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 14 -
penandatanganan surat tersebut adalah cacat hukum, serta lagi pula
Tergugat II bukanlah ahli waris;
Bahwa lagipula tanggal 22 Febuari 2015 uang yang pernah diterima oleh
Tergugat II sejumlah Rp.1.900.000,- (satu juta sembilan ratus ribu rupiah)
sebagai kompensasi atas penandatanganan surat yang dimaksud oleh Para
Penggugat, justru telah dikembalikan kepada Pihak Pengetua, Pengurus
Gereja HKBP Sampuran Nauli dan telah diterima langsung oleh Ramses
Sihombing yang salah satu Pengurus, Pengetua Gereja HKBP Sampuran
Nauli, serta uang tersebut sudah pernah di ting-tinghon (Pengertian Bahasa
Indonesia, diwartakan dalam Gereja);
Bahwa oleh karena Gugatan Para Penggugat tidak berdasar menurut
hukum, maka patut dinyatakan Gugatan Para Penggugat ditolak atau
setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
6. Bahwa pada Point 5 Gugatan Penggugat “Bahwa Perjanjian yang
menyebutkan “Jemaat/Gereja HKBP Sampuran Nauli yang telah berjanji
menerima Pertapakan Tanah.....,dst” (Halaman 3 Gugatan Penggugat).
Bahwa dalam Surat Perjanjian atas Pembelian Tapak Tanah Perumahan
bekas pekarangan HKBP Sampuran Nauli sebagaimana yang dimaksudkan
oleh Para Penggugat dalam Gugatannya pada Point 5 ini, patut dihormati
dan dihargai. Akan tetapi yang harus dipahami dan ditegaskan kembali
bahwa dalam Surat Perjanjian tersebut telah disebutkan bahwa Tapak
Tanah Perumahan bekas pekarangan HKBP Sampuran Nauli tersebut
didasarkan atas hasil kesepakatan Jual-Beli serta dibuat ke dalam Surat
Perjanjian atas Jual beli Tapak Tanah Perumahan bekas pekarangan HKBP
Sampuran Nauli, yang memuat syarat-syarat sebagaimana yang ditetapkan
sebelumnya;
7. Bahwa pada Point 6 Gugatan Para Penggugat “Bahwa setelah dipelajari
dan dipahamkan maksud isi dari perjanjian Tergugat-Tergugat akan tunduk
pada Perjanjian dan selanjutnya Tergugat-Tergugat memberikan kontribusi
15 (lima belas) kaleng beras kepada Gereja HKBP Sampuran Nauli…,dst”
(Halaman 4 Gugatan Para Penggugat). Bahwa dalam Surat Perjanjian
tersebut nyata-nyata telah disebutkan bahwa Tapak Tanah Perumahan
bekas pekarangan HKBP Sampuran Nauli telah dituangkan dan disepakati
dalam Surat Perjanjian yang isi dalam Surat Perjanjian tersebut adalah Jual-
Beli, serta kemudian harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan
bagi Anggota-Anggota HKBP Sampuran Nauli yang telah membeli Tapak
Tanah Perumahan bekas pekarangan HKBP Sampuran Nauli. Bahwa lagi
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 15 -
pula walaupun sampai saat ini Para Tergugat hingga digugat di Pengadilan
Negeri Simalungun yang merupakan salah satu ahli waris dari orangtua
Tergugat I, masih terdaftar sebagai Anggota Jemaat HKBP Sampuran
Nauli, serta aktif dalam kegiatan peribadahan setiap hari Minggu maupun
ikut berperan aktif dalam setiap acara-acara kegiatan Gereja HKBP
Sampuran Nauli tersebut;
8. Bahwa pada Point 7 Gugatan Penggugat “Bahwa berdasarkan Pasal 1338
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi “Semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku bagi mereka yang membuatnya” (Halaman
4 Gugatan Penggugat). Bahwa dalam hal Pasal 1338 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata sebagaimana yang disebutkan oleh Para Penggugat dalam
menafsirkan bahwa azas yang termaktub pada Pasal 1338 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata tersebut tidak dipaparkan secara cermat, jelas dan
lengkap dalam penjelasannya berdasarkan ilmu hukum. Sehingga Para
Tergugat meragukan akan pemahaman Penggugat akan perihal dalam
menafsirkan subtansi isi Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
tersebut;
9. Bahwa pada Point 8 Gugatan Penggugat “Bahwa Gereja HKBP Sampuran
Nauli Resort HKBP Sampuran Nauli sebagai pihak yang memberikan Hak
Pemakaian Penguasaan Tanah….,dst (Halaman 4 Gugatan Penggugat).
Bahwa dalam Surat Perjanjian tertanggal 1 Oktober 1972 telah disebutkan
Penggugat memberikan Tanah Tapak Perumahan kepada Tergugat dari
pekarangan HKBP menurut undian. Di dalam musyawarah tersebut dijual
seluas ¼ Ha dari pekarangan huria HKBP Sampuran Nauli dan Tergugat
memberikan sebanyak 15 (lima belas) kaleng beras sebagai ganti kerugian
dan uang beras tersebut dipakai untuk meneruskan pembangunan Gereja
HKBP Sampurnauli;
Bahwa oleh karena Gugatan Penggugat tidak berdasar, maka sudah
selayaknya Gugatan dari Penggugat haruslah dinyatakan ditolak atau
setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
10. Bahwa pada Point 9 Gugatan Penggugat “Bahwa pada Bab kedua tentang
perikatan-perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian pada Pasal
1314 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan…,dst”
(Halaman 4 Gugatan Penggugat). Bahwa Perjanjian Jual-Beli antara
Pengurus Gereja dan Pengetua Gereja HKBP Sampuran Nauli sebagai
Pihak I dengan Almarhum orangtua Tergugat I yang bernama Walter T.P.
Tampubolon sebagai Pihak II dan telah ditandatangani pada tanggal 1
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 16 -
Oktober 1972 adalah Perjanjian Jual Beli sebagaimana yang ditentukan
pada Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan
“Suatu perjanjian dimana pihak penjual mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan hak miliknya atas barang jual-beli kepada pihak pembeli yang
berkewajiban untuk membayar harga pembelian”;
Bahwa oleh karena pembelian Tapak Tanah Perumahan bekas pekarangan
HKBP Sampuran Nauli oleh Almarhum orangtua Tergugat I didasarkan
untuk menambah modal dalam melanjutkan pembangunan Gereja HKBP
Sampuran Nauli, maka Perjanjian Jual-Beli antara Pihak Pengurus Gereja
dan Pengetua Gereja HKBP Sampuran Nauli sebagai Pihak I dengan
Almarhum orangtua Tergugat I sebagai Pihak II yang telah membeli suatu
barang/benda yang merupakan Tapak Tanah Perumahan bekas
pekarangan HKBP Sampuran Nuli itu tertanggal 1 Oktober 1972 adalah sah
dan mengikat;
11. Bahwa pada Point 10 Gugatan Penggugat “Bahwa syarat-syarat yang telah
ditetapkan melalui musywarah Pengetua dan Jemaat Gereja HKBP
Sampuran Nauli…,dst” (Halaman 4 Gugatan Penggugat). Bahwa Gugatan
Penggugat dalam Gugatannya pada Point 10 ini patut dihormati dan
dihargai oleh Para Tergugat;
12. Bahwa pada Point 11 Gugatan Penggugat “Bahwa Tergugat-Tergugat telah
dengan sengaja melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan isi dan
maksud diadakannya perjanjian sehingga telah nyata melanggar isi
perjanjian…,dst” (Halaman 5 Gugatan Penggugat). Bahwa Para Penggugat
ternyata telah keliru sebagaimana yang dimaksud dalam Gugatannya pada
Point 11 ini, dan perlu ditegaskan bahwa sampai saat ini Para Tergugat
tidak ada pernah melakukan sebagaimana yang diuraikan oleh Para
Penggugat dalam Gugatannya pada Point 11 huruf a, b dan c. Bahwa lagi
pula walaupun Para Tergugat sebagai salah satu ahli waris dari almarhum
orangtua Tergugat I yang telah membeli Tapak Tanah Perumahan bekas
pekarangan HKBP Sampuran Nauli sampai saat ini sedang digugat oleh
Penggugat di Pengadilan Negeri Simalungun tidak pernah kena Ban oleh
Gereja HKBP Sampuran Nauli yang lama, serta tidak pernah
melanggar/menciderai syarat-syarat yang telah disepakati oleh almarhum
orangtua Tergugat I dengan Para Pengetua Gereja, Pengurus Gereja HKBP
Sampuran Nauli yang lama. Dan bahkan justru Para Tergugatlah
mempertahankan untuk menjaga nama baik almarhum orangtua Tergugat I
sebab almarhum orangtua Tergugat I dahulunya juga pernah menjabat
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 17 -
sebagai voorganger (Pegertian Bahasa Indoneisa Pengurus Gereja,
Pengetua Gereja) HKBP Sampuran Nauli yang lama. Bahwa oleh kerena
Gugatan Para Penggugat tidak berdasar, maka patut dan wajar bila
Gugatan Para Penggugat dinyatakan ditolak atau setidak-tidaknya tidak
dapat diterima;
13. Bahwa pada Point 12 Gugatan Penggugat “Bahwa adapun tanah yang telah
diserahkan kembali kepada Penggugat (Gereja HKBP Sampuran Nauli) oleh
Tergugat II…,dst” (Halaman 5 Gugatan Para Penggugat). Bahwa oleh
karena Tergugat II didesak serta diintimidasi yang dilakukan oleh Para
Penggugat, maka Tergugat II dengan terpaksa mau menandatangani surat
tersebut, tertanggal 20 Oktober 2014, yang sebelumnya sudah
dipersiapkan atau dikonsep oleh Para Penggugat. Bahwa oleh karena
dengan keadaan terpaksa Tergugat II harus menandatangani surat tersebut
maka ketika Tergugat II selesai menandatangani surat tersebut, Tergugat II
langsung memberitahukan kepada Tergugat I bahwa Tergugat II didesak
serta diintimidasi oleh Para Penggugat untuk menandatangani surat
penyerahan tanah tersebut. Sehingga Para Tergugat tidak pernah ada untuk
diserahi kembali Tapak Tanah Perumahan pembelian Almarhum orangtua
Tergugat I kepada Penggugat;
14. Bahwa pada Point 13 Gugatan Penggugat “Bahwa pada tanggal 20 Oktober
2014 Tergugat II telah menerima pengembalian pemakaian tanah Gereja
HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran Nauli…,dst” (Halaman 5
Gugatan Penggugat). Bahwa Tergugat I sama sekali tidak mengetahui serta
tidak diberitahu oleh Para Penggugat untuk menandatangani surat
penyerahan tanah yang dahulunya telah dibeli oleh almarhum orangtua
Tergugat I untuk menandatangani sebuah surat penyerahan tanah. Dan
itupun diketahui Tergugat I setelah istri Tergugat I yaitu Tergugat II
memberitahu kepada Tergugat I, bahwa Tergugat II dipaksa untuk
menandatangani surat penyerahan tanah. Sehingga Tergugat II keberatan
atas tindakan yang dilakukan oleh Para Penggugat yang memaksa
Tergugat II untuk menandatangani surat penyerahan tanah tersebut. Bahwa
oleh karena penandatanganan surat tersebut yang didasari atas pemaksaan
kehendak untuk menandatangani surat penyerahan tanah sebagaimana
yang diuraikan oleh Para Penggugat dalam Gugatannya, maka
penandatanganan surat tersebut adalah cacat hukum, serta lagi pula
Tergugat II bukanlah ahli waris;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 18 -
Bahwa lagi pula tanggal 22 Febuari 2015 uang yang pernah diterima oleh
Tergugat II sejumlah Rp.1.900.000,- (satu juta sembilan ratus ribu rupiah)
sebagi kompensasi atas penandatanganan surat yang dimaksud oleh Para
Penggugat, justru telah dikembalikan kepada Pihak Pengetua, Pengurus
Gereja HKBP Sampuran Nauli dan telah diterima langsung oleh Ramses
Sihombing yang salah satu Pengurus, Pengetua Gereja HKBP Sampuran
Nauli, serta uang tersebut sudah pernah di ting-tinghon (Pengertian Bahasa
Indonesia, diwartakan dalam Gereja);
Bahwa oleh karena Gugatan Para Penggugat tidak berdasar menurut
hukum, maka patut dinyatakan Gugatan Para Penggugat ditolak atau
setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
15. Bahwa pada Point 14 Gugatan Penggugat “Bahwa berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan pada
Pasal 31…,dst” (Halaman 5 Gugatan Penggugat). Bahwa dalam hal Pasal
31 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan sebagaimana yang disebutkan oleh Para Penggugat dalam
menafsirkan bahwa azas yang termaktub pada Pasal 31 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan tersebut tidak
dipaparkan secara cermat, jelas dan lengkap dalam penjelasannya berdasar
ilmu hukum. Sehingga Para Tergugat meragukan pemahaman Penggugat
akan perihal dalam menafsirkan substansi isi Pasal 31 Undang-Undang
Republik Indoensia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan tersebut;
16. Bahwa pada Point 15 Gugatan Penggugat “Bahwa Surat Edaran Mahkamah
Agung Republik Indonesia tahun 1963 No.3 yang menyatakan Pasal 108
dan 110 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan wewenang
seorang istri…,dst” (Halaman 5 Gugatan Penggugat). Bahwa setelah
mencermati dan dipahamkan oleh Para Tergugat ternyata isi dari Surat
Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia tahun 1963 No.3 yang
menyatakan Pasal 108 dan Pasal 110 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata itu menyangkut tentang perbuatan hukum dalam keluarga saja,
tetapi bukan untuk melakukan perbuatan hukum terkait warisan yang belum
dibagi-bagi. Tentunya sudah berbeda penafsiran sebagaimana dipahami
oleh Para Penggugat untuk menafsirkan Surat Edaran Mahkamah Agung
yang sesungguhnya terkait tentang Pasal 108 dan Pasal 110 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata tersebut;
17. Bahwa pada Point 16 Gugatan Penggugat “Bahwa setelah Tergugat II
menerima pengembalian biaya yang telah sepekati dengan penerimaan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 19 -
Tapak Tanah sebesar 15 kaleng beras dari Penggugat/Gereja HKBP…,dst”
(Halaman 6 Gugatan Penggugat). Bahwa dalam hal ini perlu disampaikan
Para Tergugat dengan tegas, bahwa oleh dikarenakan Tergugat II dalam
keadaan terdesak serta diintimidasi yang dilakukan oleh Para Penggugat
terhadap Tergugat II, harus menandatangani surat penyerahan tanah yang
sudah dibuat atau dikonsep oleh Para Penggugat untuk ditandatangani
Tergugat II. Maka, Tergugat II dengan terpaksa mau menandatangani surat
tersebut, dan disamping itu juga bahwa Para Penggugat telah
mempersiapkan bahan material batu, pasir dan semen untuk digunakan
dalam peletakan batu pertama dalam membangun perumahan Guru Huria
HKBP Sampuran Nauli. Mengingat bahwa kesempatan itu langsung
dimanfaatkan oleh Para Penggugat, kemudian Para Penggugat
melaksanakan peletakan batu pertama guna pembangunan rumah Guru
Huria HKBP Sampuran Nauli tersebut;
18. Bahwa pada Point 17 Gugatan Penggugat “Bahwa perbuatan Tergugat-
Tergugat yang telah melakukan penguasaan kembali tanah tanpa hak yang
sah dan persetujuan Gereja HKBP Sampuran Nauli….,dst” (Halaman 6
Gugatan Para Penggugat). Bahwa Para Tergugat mempertahankan Tapak
Tanah Perumahan bekas pekarangan HKBP Sampuran Nauli berdasarkan
Surat Perjanjian atas Jual-Beli antara Pengurus Gereja, Pengetua Gereja
HKBP Sampuran Nauli dengan Almarhum orangtua Tergugat I yang
bernama Walter T.P. Tampubolon yang sampai saat ini yaitu Tapak Tanah
Perumahan bekas pekarangan HKBP Sampuran Nauli belum ada dibagi-
bagi kepada Saudara/ Saudari Tergugat I. Bahwa oleh karena Gugatan
Para Penggugat tidak berdasar maka sudah selayaknya Gugatan Para
Penggugat haruslah ditolak atau tidak dapat diterima;
19. Bahwa pada Point 18 Gugatan Penggugat “Bahwa perbuatan Tergugat-
Tergugat yang telah melakukan penguasaan kembali tanah tapak tanpa hak
yang sah….,dst (Halaman 6 dari Gugatan Penggugat). Bahwa oleh karena
Gugatan Penggugat tidak berdasar serta keliru untuk menempatkan Para
Tergugat digugat di Pengadilan Negeri Simalungun, maka patut dan wajar
apabila Gugatan Para Penggugat dinyatakan untuk ditolak atau setidak-
tidaknya tidak dapat diterima;
20. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II juga telah kena Ban
(Pabali)/penghukuman dari Penggugat sejak tanggal 22 Februari
2015.........,dst (Halaman 6 dari Gugatan Penggugat). Bahwa sesuai Surat
Perjanjian tertanggal 1 Oktober 1972, bahwa salah satu persyaratan Ban
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 20 -
(Pabali) diberikan kepada Alm. W. Tampubolon bukanlah kepada
Ahliwaris/Tergugat I dan Tergugat II;
Bahwa oleh karena Gugatan Para Penggugat tidak berdasar maka sudah
selayaknya Gugatan Para Penggugat haruslah ditolak atau tidak dapat
diterima;
Berdasarkan uraian-uraian tersebut sudilah kiranya Pengadilan Negeri
Simalungun yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan menolak
Gugatan Penggugat seraya memutus ini dengan amar sebagai berikut:
1. Menyatakan menerima Eksepsi dan Jawaban Para Tergugat dalam
konvensi;
2. Menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
Gugatan tidak dapat diterima;
3. Menghukum Penggugat dalam konvensi untuk membayar seluruh biaya
perkara yang timbul dalam perkara ini;
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon Putusan seadil-adilnya (ex
aequo et bono);
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Pengadilan
Negeri Simalungun telah menjatuhkan putusan nomor : 14/Pdt.G/2016/PN.Sim
tanggal 16 Agustus 2016, yang amarnya sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
- Menolak Eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA :
- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
- Menyatakan sah surat kesaksian yang diperbuat keturunan Alm. Tuan
Pandeman Sinaga yaitu Roti Sinaga, Tuan Sumaruhdin Sinaga, Sarani
Sinaga atas penyerahan tanah kepada Alm. Manase Sinurat sebagai tempat
peribadatan sekarang Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP
Sampuran Nauli tanggal 10 Maret 1990 yang terletak di Jalan Mandoge KM
12, dahulu Kampung Buntu Turunan sekarang Buntu Bayu dengan luas ±
10.000 m2 (± 1 hektare) dengan batas-batas:
Sebelah Timur : Dahulu berbatas dengan Tanah
Perkampungan;
Sebelah Selatan : Dahulu berbatas dengan Pasar Umum;
Sebelah Barat : Dahulu berbatas dengan Karma Sinaga
sekarang diketahui dikuasai Tumpak
Rajagukguk;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 21 -
Sebelah Utara : Dahulu berbatas dengan Karma Sinaga/
Johalim Sinaga/Parit;
- Menghukum Para Tergugat untuk membayar ongkos perkara ini sejumlah
Rp.3.778.000,- (tiga juta tujuh ratus tujuh puluh delapan ribu rupiah);
- Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya;
Membaca Akte Pernyataan Permohonan Banding yang dibuat oleh
Panitera Pengadilan Negeri Simalungun, yang menerangkan bahwa Kuasa
Hukum Pembanding semula Penggugat, pada tanggal 30 Agustus 2016, telah
mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri
Simalungun nomor : 14/Pdt.G/2016/PN.Sim tanggal 16 Agustus 2016,
permohonan banding mana telah diberitahukan kepada Kuasa Hukum Para
Terbanding semula Tergugat I dan II pada tanggal 13 September 2016;
Membaca memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum
Pembanding semula Penggugat tertanggal 18 Agustus 2016, yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal 10 Oktober 2016,
dan memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada Kuasa
Hukum Para Terbanding semula Tergugat I dan II pada tanggal 18 Oktober
2016, yang pada pokoknya mengemukakan sebagai berikut :
I. TENTANG POKOK PERMASALAHAN
1. Bahwa pokok permasalahan yang menjadi sengketa adalah tentang
menguasai kembali tanah tanpa hak yang sah yang telah diberikan ganti
kerugiannyasesuai dengan kesepakatan semula.
2. Bahwa adapun tanah yang telah diserahkan kembali oleh Terbanding
kepada Pembanding (Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP
Sampuran Nauli) adalah seluas 10 Mtr X 25 Mtr dengan batas-batas
adalah :
- Sebelah Timur : Gr.W.Tampubolon
- Sebelah Selatan : St.Wiliater (L. Saragih) Sekarang Esti Manurung
- Sebelah Utara : Tanah Gereja
- Sebelah Barat : Binsar Tampubolon /Sekarang Mariam Boru
Siahaan
Masih didalam tanah hak Gereja HKBP Sampuran Nauli yang telah
dikabulkan sah kurang lebih 10.000 M2 sesuai dengan bunyi putusan
Pengadilan Tingkat Pertama.
3. Bahwa Terbanding II adalah Isteri yang telah menerima ganti kerugian
dari Pembanding dengan Bukti Pembayaran pada BP-I, dan Bukti Foto
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 22 -
BP-2, BP-3, namun tidak menjadi pokok pertimbangan yang bersesuaian
dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun 1963
No.3 ;
4. Bahwa Pembanding sangat keberatan dengan putusan Pengadilan
Tingkat Pertama yang tidak mempertimbangkan Surat Edaran
Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun 1963 No.3 yang
menyatakan Pasal 108 dan 110 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
menyatakan wewenang seorang istri untuk melakukan perbuatan hukum
dianggap tidak berlaku lagi.dengan demikian istri menjadi cakap
bertindak hukum dalam perjanjian tanpa bantuan suaminya ;
5. Bahwa Pembanding tidak pernah memberikan tanah kepada Terbanding
untuk di hak-i dan untuk di jadikan warisan Terbanding, sebagai
Pemegang hak yang sah Pembanding melihat secara nyata penguasaan
oleh Terbanding I, Terbanding II, atas tanah yang telah diberikan kembali
OLEH TERBANDING KEPADA PEMBANDINGdan telah diletakkan batu
Pertama untuk pembangunannya tetapi Terbanding MENGUASAI
KEMBALI dengan cara membangun dengan paksa tanah yang telah
diserahkan kembali oleh Terbanding ;
6. Bahwa Pembanding telah memberikan pembayaran secara tunai atas
tanah yang telah disepakati dalam hal Penguasaan tanah milik gereja
dan secara langsung dan menerima syarat dan beban dari perjanjian
yang dibuat Pembanding ;
7. Bahwa Terbanding tidak dengan sukarela meninggalkan tanah milik
Gereja HKBP Sampuran Nauli dan menguasai kembali tanah yang telah
disepakati untuk diserahkan kepada Pemilik Semula Gereja HKBP
Sampuran Nauli ;
Keberatan Keberatan Yang Pembanding sampaikan adalah :
1. Bahwa Yang Mulia Hakim Tingkat Pertama Belum maksimal dalam
memberikan pertimbangan hukum tentang Bukti Penggugat 1 s/d
Bukti Penggugat 11 ;
2. Bahwa Keterangan saksi-saksi sangat bersesuaian dan berhubungan
dengan fakta persidangan dengan Terbanding telah menerima
pengembalian uang jasa tanah namun dikuasai kembali oleh
Terbanding sebagaimana bukti BP 1,BP 2,BP 3 ;
3. Fakta paada sidang lapangan belum menadi pertimbangan pokok
pada putusan hakim tingkat Pertama :
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 23 -
Bahwa yang menguasai secara fisik adalah Terbanding dan
Pembanding tidak pernah menyerahkan tanah untuk dimiliki untuk
diwariskan tetapi pada hakikatnya adalah:
”suatu perjanjian atas beban adalah SUATU PERJANJIAN YANG
MEWAJIBKAN MASING-MASING PIHAK MEMBERIKAN
SESUATU,BERBUAT SESUATU ATAU TIDAK BERBUAT
SESUATU”;
Bahwa pada sidang lapangan Berdasarkan pasal 153 HIR disebutkan
“...Jika dipandang perlu atau berguna,maka ketua dapat mengangkat
seorang atau dua orang komisaris dari Majelis dengan dibantu oleh
panitera untuk mengadakan peninjauan dan pemeriksaan
setempat,yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan hakim.
Sidang Komisi dilakukan setelah pembuktian hanya 2 orang
saksi dari Penggugat untuk lebih memastikan letak tanah sengketa
dengan batas-batasnya, yang turun kelokasi tanah dan bangunan
terperkara dilaksanakan dengan dihadiri Pihak Penggugat dan Pihak
Tergugat I,II,Pemerintah Setempat Sekretaris Desa,Saksi dan Batas-
batas tanah,didahului dengan pembukaan dari Yang Mulia Majelis
Hakim dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan batas-batas tanah dan
pemeriksaan bangunan dengan catatan batas-batas sebagai berikut :
Tanah seluas ± 10 x 25 M2 dan sekarang dikuasai kembali
oleh Tergugat-tergugat/Terbanding dengan batas-batas adalah :
- Sebelah Timur : Gr.W.Tampubolon
- Sebelah Selatan : St.Wiliater (L. Saragih) Sekarang Esti
Manurung
- Sebelah Utara : Tanah Gereja
- Sebelah Barat : Binsar Tampubolon /Sekarang Mariam Boru
Siahaan
Atas penunjukkan batas-batas yang dilakukan Pembanding
tertuang pendapat :
1. Dilakukan pengukuran secara langsung dilapangan dari patok
ukuran dasar luasan tanah gereja ;
2. Tergugat I,II tidak keberatan dengan batas-batas yang ditunjuk
dan menyatakan sama letak batas-batas tanah disebutkan
Penggugat;
3. Kondisi rumah ditempati Tergugat I,Tergugat II, /Terbanding dan
tidak ada lain orang
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 24 -
Tentang Kondisi Rumah adalah permanent, ada dinding batu,
kondisi baru dibangun.
Adapun didapati kondisi dilapangan kapling-kapling dari
tanah gereja telah dibangun oleh yang mengusahai tanah gereja
dimaksud. Atas kondisi temuan dilapangan Terbanding/
Pembanding tidak mengajukan keberatannya karena menurutnya
masih didalam batas-batas tanah Milik Gereja HKBP Sampuran
nauli.
Dengan kondisi dan keadaan yang telah ditemukan
dilapangan maka Penggugat dapat memberikan kesimpulan batas-
batas tanah yang dimaksudkan dalam gugatan dengan luasannya
telah sesuai dengan bukti Penggugat BP-1,BP-6,BP-7 ;
Oleh karena posita dan petitum gugatan telah bersesuaian
dengan pakta dilapangan maka Penggugat telah dapat
membuktikan dalil-dalil gugatannya dan kiranya Yang Mulia Majelis
Hakim Tinggi berkenan untuk mengabulkan seluruh gugatan
Penggugat/Pembanding.
II. TENTANG PUTUSAN DECLATOIRE
Bahwa putusan yang telah dijatuhkan oleh Yang Mulia Majelis Hakim
pada tingkat Pertama pada halaman 38 s/d 56 belum memberikan rasa keadilan
dengan menyatakan sah keseluruhan tanah milik Gereja Tanpa Memberikan
Sanksidan atau Penghukuman kepada setiap orang yang telah menguasai
tanpa hak tanah yang ada didalam luasan putusan hukum yaitu ± 1
Hektare.SEBAGAIMANA PUTUSAN YANG HANYA SEBATAS MEMBERIKAN
PENETAPAN TANPA MENGHUKUM TERBANDING YANG TELAH
MENGUASAI TANAH TANPA HAK MILIK PEMBANDING.
Ketika putusan ini diperhadapkan dengan perbuatan dan perlakuan
Terbanding yang telah menguasai tanpa hak tanah milik gereja maka
Pembanding tidak dapat menuntaskan kepemilikan dari Pembanding dan
putusan yang diberikan dengan No. 14/Pdt.G/2016/PN-SIM pada persidangan
yang terbuka untuk umum pada tanggal 16 Agustus 2016. Untuk itu
Pembanding Memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Tinggi yang
memeriksa dang mengadili Perkara ini berkenan untuk MENGABULKAN
SELURUH GUGATAN PENGGUGAT/PEMBANDING ATAU SETIDAKNYA
merubah putusan Dengan Memberikan Penghukuman Kepada Terbanding
I,Terbanding II , UNTUK MENYERAHKAN TANAH MILIK PEMBANDING
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 25 -
DALAM KEADAAN BAIK DAN KOSONG YANG TELAH DIKUASAINYA
KEMBALI SELUAS 10 X 25 tersebut diatas pada point 2 Pokok Permasalahan.
III. TENTANG PUTUSAN PENGHUKUMAN (KEPASTIANHUKUM)
Bahwa putusan hukum yang telah diterima Pembanding tidak
memberikan kepastian hukum bagi Pembanding sehingga putusan demikian
harus diperbaiki dan disempurnakan karena telah membawa dampak dan akibat
“TIDAK AKAN MENYELESAIKAN PERSOALAN HUKUM YANG TELAH
DIAJUKAN KEPERSIDANGAN”...pada Pengadilan Tingkat Pertama.
Kepastian Hukum bagi Pembanding sebagai pemilik hak masih sebagian
saja........sehingga Penguasaan yang dilakukan Terbanding I, Terbanding II
sama sekali tidak memberikan Kepastian Hukum bagi Pembanding sedangkan
menurut azas kepastian hukum, putusan hukum haruslah memberikan
kepastian hukum sehingga Pembanding sangat mengapresiasi putusan yang
telah dijjatuhkan pada tingkat pertama tetapi lebih menjamin hak dan kepastian
hukum kepada Yang Mulia Majelis Tinggi untuk memberikan KESEMPURNAAN
pada putusan dengan No. 14/Pdt.G/2016/PN-SIM agar MEMBERIKAN
KEPASTIAN HAK BAGI PEMBADING dan putusan hukum dapat Dijalankan.
Bila tanah tanah yang telah diserahkan kembali oleh Terbanding kepada
Pembanding (Gereja HKBP Sampuran Nauli Ressort HKBP Sampuran Nauli)
seluas 10 Mtr X 25 Mtr TETAPI DIKUASAI KEMBALI DENGAN MENDIRIKAN
BANGUNAN dengan batas-batas adalah :
- Sebelah Timur : Gr.W.Tampubolon
- Sebelah Selatan : St.Wiliater (L. Saragih) Sekarang Esti Manurung
- Sebelah Utara : Tanah Gereja
- Sebelah Barat : Binsar Tampubolon /Sekarang Mariam Boru
Siahaan
Masih didalam tanah hak Gereja HKBP Sampuran Nauli yang telah
dikabulkan sah kurang lebih 10.000 M2 sesuai dengan bunyi putusan
Pengadilan Tingkat Pertama.
AKAN MEMBERIKAN DAMPAK BURUK BAGI MASYARAKAT TERLEBIH
PEMBANDING, BAGI PEMBANDING HAL INI TELAH MEMBERIKAN
KERUGIAN YANG TIDAK BERNILAI LAGI MULAI DARI SEJAK
PENGUASAAN, PERLAKUAN TERBANDING YANG TIDAK PATUH PADA
PERATURAN,MENGUASAI TANPA PERTIMBANGAN DAN MENDIRIKAN
BANGUNAN DIATAS TANAH MILIK PENGGUGAT SESUKA KEINGINAN
TERBANDING.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 26 -
Bahwa Pembanding memohon agar seluruh point Petitum pada Gugatan
Pembanding dapat dikabulkan agar Putusan Tingkat Pertama BERKEPASTIAN
HUKUM DAN DAPAT DIJALANKAN KEPADA TERBANDING.
Maka berdasarkan segala apa yang telah diuraikan diatas, Pembanding mohon
dengan Hormat Sudilah Kiranya Yang Mulia Hakim Tinggi di Medan berkenan
memutuskan :
MENGADILI SENDIRI:
- Menerima Permohonan Banding dari Pembanding;
- Mengabulkan Seluruh Gugatan Penggugat ;
Membaca Relas Pemberitahuan Mempelajari Berkas Perkara Pengadilan
Negeri Simalungun, yang disampaikan kepada Kuasa Hukum Pembanding
semula Penggugat pada tanggal 13 Oktober 2016 dan kepada Kuasa Hukum
Para Terbanding semula Tergugat I dan II pada tanggal 05 Oktober 2016, yang
menerangkan bahwa dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah
tanggal pemberitahuan tersebut kepada kedua belah pihak berperkara telah
diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara tersebut
sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA;
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Kuasa Hukum
Pembanding semula Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan
menurut tata cara serta telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh
undang-undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut, secara formal
dapat diterima;
Menimbang, bahwa setelah memeriksa dan mempelajari secara seksama
memori banding dari Kuasa Hukum Pembanding semula Penggugat tersebut,
Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa semua yang dikemukakan
dalam memori banding tersebut pada dasarnya tidak mengungkapkan hal-hal
yang dapat melemahkan atau membatalkan putusan Majelis Hakim Tingkat
Pertama, melainkan hanya merupakan pengulangan tentang apa yang sudah
dipertimbangkan dalam persidangan tingkat pertama, karena itu tidak
dipertimbangkan secara khusus dalam putusan Majelis Hakim Tingkat banding;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding membaca dan
meneliti serta memeriksa secara seksama berkas perkara beserta turunan
resmi putusan Pengadilan Negeri Simalungun nomor : 14/Pdt.G/2016/PN.Sim
tanggal 16 Agustus 2016, dan memori banding dari Kuasa Hukum Pembanding
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 27 -
semula Penggugat serta surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini
maka Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa putusan Pengadilan
Tingkat Pertama telah mempertimbangkan dengan tepat dan benar menurut
hukum, sehingga pertimbangan tersebut dapat disetujui dan dijadikan dasar
pertimbangan hukum sendiri oleh Majelis Hakim tingkat banding dalam
memutus perkara ini ditingkat banding;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan
tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Simalungun nomor :
14/Pdt.G/2016/PN.Sim tanggal 16 Agustus 2016 dapat dipertahankan dan
dikuatkan;
Menimbang, bahwa karena Terbanding semula Tergugat tetap dipihak
yang kalah, maka haruslah dihukum untuk membayar semua biaya dalam
kedua tingkat peradilan;
Memperhatikan KUHPerdata dan R.B.g, serta peraturan-peraturan
hukum lainnya yang bersangkutan dalam perkara ini;
MENGADILI :
- Menerima permohonan banding dari Kuasa Hukum Pembanding semula
Penggugat tersebut;
- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun nomor :
14/Pdt.G/2016/PN.Sim tanggal 16 Agustus 2016, yang dimohonkan banding
tersebut;
- Menghukum Terbanding semula Tergugat untuk membayar biaya perkara
dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding ditetapkan
sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikian diputus dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan
Tinggi Medan pada hari Selasa tanggal 10 Januari 2017 oleh kami : BANTU
GINTING, SH. Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim
Ketua Majelis, LINTON SIRAIT, SH.MH. dan ABDUL FATTAH, SH.MH. masing-
masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan
mengadili perkara tersebut dalam peradilan tingkat banding, berdasarkan
Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan nomor : 334/PDT/2016/PT-MDN
tanggal 10 Nopember 2016, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum pada hari Senin tanggal 16 Januari 2017, oleh Hakim Ketua Majelis
dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota MUSA PENGARAPEN PURBA, SH.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
- 28 -
sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh
kedua belah pihak berperkara maupun kuasa hukumnya;
Hakim - Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis,
ttd ttd
1. LINTON SIRAIT, SH.MH. BANTU GINTING, SH.
ttd
2. ABDUL FATTAH, SH.MH.
Panitera Pengganti,
ttd
MUSA PENGARAPEN PURBA, SH.
Perincian Biaya :
1. Meterai Rp. 6.000,-
2. Redaksi Rp. 5.000,-
3. Pemberkasan Rp 139.000,-
Jumlah Rp. 150.000,-