44
I. PENGAMATAN UNSUR – UNSUR CUACA SECARA MANUAL A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Iklim merupakan keadaan rata-rata udara pada tempat yang luas dalam waktu lama, panjang atau tahunan dan juga merupakan faktor yang dinamis yang sangat berpengaruh dalam proses kehidupan. Untuk menentukan iklim dari suatu daerah yang tepat adalah sukar sekali, sebab iklim itu dipengaruhi oleh banyak sekali keadaan alam. Menentukan iklim suatu daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi klimatologi. Instrumentasi klimatologi penting untuk dipelajari karena hal ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui iklim pada suatu daerah hingga kita bisa mengetahui kapan hujan, waktu tanam yang tepat dan lain sebagainya. Instrumentasi tak jauh beda bahkan kadang sama dengan instrumentasi meteorologi. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, yaitu sampai 10-30 tahun.

Pengamatan Unsur Cuaca Manual

Embed Size (px)

DESCRIPTION

acra 1

Citation preview

Page 1: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

I. PENGAMATAN UNSUR – UNSUR CUACA SECARA MANUAL

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Iklim merupakan keadaan rata-rata udara pada tempat yang luas dalam

waktu lama, panjang atau tahunan dan juga merupakan faktor yang dinamis

yang sangat berpengaruh dalam proses kehidupan. Untuk menentukan iklim

dari suatu daerah yang tepat adalah sukar sekali, sebab iklim itu dipengaruhi

oleh banyak sekali keadaan alam. Menentukan iklim suatu daerah diperlukan

data yang telah terkumpul lama, hasil dari pengukuran alat ukur khusus yang

disebut instrumentasi klimatologi. Instrumentasi klimatologi penting untuk

dipelajari karena hal ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui iklim pada suatu

daerah hingga kita bisa mengetahui kapan hujan, waktu tanam yang tepat dan

lain sebagainya. Instrumentasi tak jauh beda bahkan kadang sama dengan

instrumentasi meteorologi. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap

pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat

akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya.

Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, yaitu sampai

10-30 tahun.

Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu

tertentu agar tak salah ukur misalnya dipikirkan tentang halangan berupa

bangunan-bangunan dekat alat ataupun pepohonan. Alat-alat pengukur

memerlukan penetapan waktu tertentu mengikuti prosedur tertentu yang sama

di semua tempat. Maksudnya agar data dapat dibandingkan sehingga perbedaan

data bukanlah akibat kesalahan prosedur tapi betul-betul karena iklimnya

berbeda. Jadi perlu keseragaman dalam: peralatan, pemasangan alat, waktu

pengamatan dan pengumpulan data. Alat-alat yang umum digunakan di stasiun

klimatologi data cuaca menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua

golongan, manual dan otomatis. Unsur-unsur iklim yang diukur adalah: radiasi

Page 2: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembaban udara, curah hujan, evaporasi

dan angin.

Cuaca mengambarkan apapun yang terjadi di alam pada suatu waktu

tertentu di suatu tempat tertentu. Cuaca adalah sesuatu gejala alam yang terjadi

dari menit ke menit. Cuaca adalah yang kita dengar di berita televisi setiap

malam. Yang termasuk cuaca adalah perubahan harian dalam kelembaban,

tekanan barometrik, temperatur, dan kondisi angin di suatu lokasi tertentu.

Sedangkan iklim menggambarkan total cuaca yang terjadi selama satu periode

tertentu dalam setahun di suatu tempat tertentu, yang termasuk di dalamnya

adalah kondisi cuaca rata-rata, musim (dingin, panas, semi, gugur, hujan, dan

kemarau), dan gejala alam khusus (seperti tornado dan banjir).

2. Tujuan Praktikum

Acara pengamatan unsur cuaca ini dilaksanakan dengan tujuan :

a. Mengetahui unsur cuaca dan iklim menggunakan alat manual

b. Mengetahui macam alat pengukur tiap unsur tersebut dan cara

penggunaannya.

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Agroklimatologi acara Pengamatan Unsur – Unsur Cuaca dan

Alatnya ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 22 April 2012. Bertempat

di Stasiun Klimatologi di kebun percobaan Fakultas Pertanian UNS, Desa

Sukosari, Kecamatan Jumantono, Karanganyar.

B. Tinjauan Pustaka

1. Radiasi Surya

Radiasi yang ditangkap klorofil pada tanaman berhijau daun merupakan

energy dalam proses fotosintesis. Proses yang menjadikan sumber dari semua

bahan organik. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan utama dalam pertumbuhan

tanaman dan produksinya. Pada sebagian besar tanaman, laju fotosintesis pada

intensitas cahaya rendah berbanding lurus dengan intensitas cahaya, sampai

sekitar 20 % cahaya penuh. Selain meningkatkan laju fotositesis, peningkatan

Page 3: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

cahaya biasanya mempercepat pembungaan dan pembuahan. Cahaya sendiri

didefinisikan sebagai radiasi elektromagnetik yang dapat ditangkap mata

manusia, tetapi pada buku ini yang dimaksud dengan cahaya akan pula

mencakup radiasi elektromagnetik pada kisaran panjang gelombang yang tidak

dapat ditangkap mata manunsia, yakni mencakup cahaya inframerah dan

ultraviolet (Lakitan, 1994).

Intensitas radiasi matahari akan berkurang oleh penyerapan dan

pemantulan oleh atmosfer saat sebelum mencapai permukaan bumi. Ozon di

atmosfer menyerap radiasi dengan panjang gelombang pendek sedangkan

karbondioksida dan uap air menyerap  sebagian  radiasi  dengan panjang

gelombang yang lebih panjang ( infra merah ). Selain pengurangan radiasi bumi

langsung oleh penyerapan tersebut, masih ada radiasi yang dipancarkan oleh

molekul - molekul gas, debu dan uap air dalam atmosfer (Soenarmo, 2002).

Pada waktu radiasi surya memasuki sistem atmosfer menuju permukaan

bumi (darat dan laut), radiasi tersebut akan dipengaruhi oleh gas-gas aerosol,

serta awan yang ada diatmosfer. Sebagian radiasi akan dipantulkan kembali

keangkasa luar, sebagian akan diserap dan sisanya diteruskan kepermukaan

bumi berupa radiasi langsung (dircet) maupun radiasi baur (diffuse). Jumlah

kedua bentuk radiasi ini dikenal dengan “Radiasi Global”. Alat pengukur

radiasi surya yang terpasang pada station. Station klimatologi (Solarimeter atau

Radiometer) untuk mengukur radiasi global. (Monteith, 1975)

Penerimaan radiasi surya dipermukaan Bumi sangat berfariasi menurut

tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak

lintang serta keadaan atmosfir terutama awan. Pada skala mikro arah lereng

sangat menentukan jumlah radiasi yang diterima. Menurut waktu perbedaan

radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore hari) maupun secara

musiman (dari hari ke hari), karena sebaran energi radiasi menurut panjang

gelombang sekitar λm, maka secara umum dapat dikatakan bahwa panjang

Page 4: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

gelombang semakin pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi

tersebut lebih tinggi. (Handoko, 1993)

2. Tekanan Udara

Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan

massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Di ukur dengan menggunakan

barometer. Garis-garis yang menghubungkan tempat yang sama tekanan

udaranya disebut isobar. Daerah yang memiliki tekanan atmosfer terbesar

adalah di permukaan laut yaitu sekitar 1.013,2 mb. Tekanan atmosfer akan

berkurang terhadap ketinggian. Sehingga tekanan atmosfer di pantai akan lebih

besar dibandingka dengan di daerah pegunugan (Heri, 2009).

Tekanan udara antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain dan pada

lokasi tertentu dapat berubah secara dinamis dari waktu ke waktu. Perbedaan

atau perubahan tekanan uadara ini terutama disebabkan oleh pergeseran garis

edar matahari, keberadaan bentang laut dan ketinggian tempat

(Kartasapoetra, 1987).

Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan

luas tertentu, misalnya 1 cm2. Satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm),

millimeter kolom air raksa (mmHg) atau milibar (mbar). Tekanan udara

patokan (sering juga disebut) tekanan udara normal) adalah tekanan kolom

udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 450 dan suhu 0oC.

besarnya tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai 1 atm. Tekanan sebesar 1

atm ini setara dengan tekanan yang diberikan oleh kolom air raksa setinggi 760

mm. Satuan tekanan selain dengan atm atau mmHg juga dapat dan sering

dinyatakan dalam satuan kg/m2 (Lakitan, 1994)

Tekanan udara biasanya diukur dalam satuan inchi air raksa oleh sebuah

barometer air raksa. Barometer ini mengukur ketinggian dari kolom air raksa

yang ada di dalam sebuah tabung kaca. Jika tekanan di luar bertambah, maka

akan menekan air raksa yang ada di dalam tabung untuk bergerak ke atas begitu

juga sebaliknya (Kandar, 2011).

Page 5: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

3. Suhu Tanah dan Suhu Udara

Suhu merupakan karakteristik inherent, yang dimiliki oleh suatu benda

yang berhubungan dengan panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suatu

benda, maka suhu benda tersebut akan meningkat; sebaliknya suhu benda akan

turun jika benda yang bersangkutan kehilangan panas. Akan tetapi hubungan

antara satuan panas (energi) dengan satuan suhu bukan merupakan suatu

konstanta, karena besarnya peningkatan suhu akibat penerimaan panas dalam

jumlah tertentu akan dipengaruhi oleh daya tampung panas (heat capacity) yang

dimiliki oleh benda penerima tersebut (Lakitan, 1994).

Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala

tertentu dengan menggunakan termometer. Satuan suhu yang biasa digunakan

adalah derajat celcius (oC). Sedangkan di Inggris dan beberapa Negara lainnya

dinyatakan dalam derajat Fahrenheit (oF). Suhu juga bisa diartikan sebagai

suatu sifat fisika dari suatu benda yang menggambarkan energi kinetik rata –

rata dari pergerakan molekul-molekul. pada gas (Mariyana, 2010)

Suhu maksimum di atmosfir terjadi pada sekitar jam 13.00, sedangkan

suhu maksimum di dalam tanah akan terjadi setelah waktu suhu maksimum

udara. Suhu maksimum tanah unyuk kedalaman 5 cm terjadi pada jam 14.00,

untuk kedalaman 10 cm terjadi pada jam 15.30 dan untuk kedalaman tanah 20

cm terjadi pada jam 18.00 atau lewat. Suhu minimum di atmosfir terjadi setelah

matahari terbit yaitu sekitar jam 06.00 pagi hari sedangkan suhu minimum

didalam tanah akan mengalami keterlambatan. Untuk kedalaman 5 cm suhu

minimum terjadi pada jam 08.00, untuk kedalaman 10 cm terjadi pada jam

09.00 dan untuk kedalaman 20 cm terjadi pada jam 11.00 (Tjasyono, 2004).

Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan

kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah

juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat celcius, derajat

farenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. Suhu tanah berpengaruh terhadap

penyerapan air. Makin rendah suhu, makin sedikit air yang di serap oleh akar,

Page 6: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

karena itulah penurunan suhu tanah mendadak dapat menyebabkan kelayuan

tanaman (Lubis, 2007).

4. Kelembaban Tanah dan Udara

Kelembaban adalah jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Istilah

kelembaban biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari berupa

kelembaban relatif (Buck et. al, 1970). Data klimatologi untuk kelembaban

udara yang umum dilaporkan adalah kelembaban relatif (relative humidity,

disingkat RH). Kelembaban relatif adalah perbandingan antara tekanan uap air

aktual (yang terukur) dengan tekanan uap air pada kondisi jenuh. Rumus untuk

menentukan relative humidity (RH) adalah sbb (Buck et. al, 1970).

Data dari lebih dari 3.550 stasiun cuaca telah digunakan untuk peta.

Kelembaban udara lapisan defisit bitmapped diciptakan oleh teknik simulasi

iklim dengan beberapa elemen dari interpolasi sisanya (Kriging). Pemetaan ini

memungkinkan untuk mempengaruhi defisit kelembaban udara nilai-nilai yang

diberikan oleh laut besar lainnya dan badan-badan air. Oleh karena itu,

diperlakukan secara terpisah cuaca pantai dan daratan-stasiun. Semua cuaca-

stasiun yang terletak kurang 30 km jauhnya dari pantai dianggap pesisir. Fitur

utama dipertimbangkan untuk pemetaan itu ketinggian stasiun di atas

permukaan laut, garis lintang dan bujur, jumlah curah hujan, dan suhu udara

rata-rata di situs stasiun. Ketergantungan defisit kelembaban udara pada

ketinggian stasiun di atas permukaan laut, garis lintang dan bujur, jumlah curah

(Hart, et.al, 1996).

Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang

berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam. Kelembaban merupakan

jumlah uap air di udara, sedangkan kelembaban mutlak adalah sejumlah uap air

dalam udara yang dinyatakan sebagai berat air per satuan udara. Jumlah uap air

yang tersimpan di udara dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan, sehingga

lelembaban nisbi adalah persentase uap air yang sebenarnya ada dibandingkan

dengan kejenuhan dibawah temperatur dan tekanan tertentu. Tinggi rendahnya

Page 7: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada beberapa faktor

seperti ketersediaan air di suatu tempat, kuantitas dan kualitas penyinaran, suhu,

tekanan udara, pergerakan angin, dan vegetasi. Kelembaban nisbi biasanya

diukur dengan menggunakan termometer basah atau kering (Umar, 2012). 

Kelembaban adalah jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Istilah

kelembaban biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari berupa

kelembaban relative. Data klimatologi untuk kelembaban udara yang umum

dilaporkan adalah kelembaban relatif (relative humidity, disingkat RH).

Kelembaban relatif adalah perbandingan antara tekanan uap air aktual (yang

terukur) dengan tekanan uap air pada kondisi jenuh. Rumus untuk menentukan

relative humidity (RH) adalah sbb (Lakitan, 1994):

5. Curah Hujan

Hujan adalah peristiwa jatuhnya cairan (air) dari atmosfer ke permukaan

bumi. Hujan merupakan salah satu komponen input dalam suatu proses dan

menjadi faktor pengontrol yang mudah diamati dalam siklus hidrologi pada

suatu kawasan (DAS). Peran hujan sangat menentukan proses yang akan terjadi

dalam suatu kawasan dalam kerangka satu sistem hidrologi dan mempengaruhi

proses yang terjadi didalamnya (Tjasyono, 2004).

Curah hujan dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh di atas

permukaan tanah rata seandainya tidak ada infiltrasi dan evaporasi. Satuannya

adalah mm. (Nasir dan Maman, 1980). Curah hujan di Indonesia tidak terlepas

dipengaruhi oleh angin muson barat dan angin muson timur. Angin muson barat

pada bulan Januari tekanan udara tinggi berada di atas Asia sedangkan tekanan

rendah berada di atas Australia, angin ini berhembus di atas Lautan Pasifik

banyak membawa uap air dan akhirnya menurunkan hujan di wilayah Indonesia

bagian barat dan berlangsung antara bulan Oktober - April (musim hujan ).

Angin muson timur berhembus dari arah timur pada bula Juli. Tekan udara

tinggi berada di atas Australia dan tekanan rendah berada di wilayah Asia,

angin ini berhembus melalui banyak daratan daerah laut yang dilaluinya sedikit

Page 8: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

sekali sehingga udara yang berhembus tidak terlalu banyak mengandung uap air

oleh sebab itu hujanya sedikit dan berhembus pada bulan April – Oktober, dan

terjadilah di Indonesia musim kemarau (BMKG, 2009).

Pola curah hujan di Indonesia Secara Astronomis Indonesia terletak

diatara 6º Lu dan 11º Ls dan sebagian besar berada di sekitar khatulistiwa dan

memiliki curah hujan yang cukup besar terutama di Indonesia bagian barat,

dengan rata curah hujannya 2.000 – 3.000.m/tahun dan semakin ke arah timur

curah hujannya semakin kecil kecuali Maluku dan Papua. Curah hujan di

Indonesia tidak terlepas dipengaruhi oleh angin muson barat dan angin muson

timur. Angin muson barat pada bulan Januari tekanan udara tinggi berada di

atas Asia sedangkan tekanan rendah berada di atas Australia, angin ini

berhembus di atas Lautan Pasifik banyak membawa uap air dan akhirnya

menurunkan hujan di wilayah Indonesia bagian barat dan berlangsung antara

bulan Oktober – April (musim hujan ) (Kosasih, 2010).

Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah

selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan

horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran

dan peresapan. Dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh diatas

permukaan tanah rata seandaiya tidak ada infiltrasi dan evaporasi. Satuannya

adalah mm. curah hujan 1mm berarti banyaknya hujan yang jatuh diatas

sebidang tanah seluas 1m2 = 1mm x 1m2 = 0,01dm x 100dm2 = 1dm3 = 1liter.

Hari hujan adalah suatu hari dimana terkumpul curah hujan 0,5mm atau lebih

(Buckman, 1982).

6. Angin

Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan anemometer dan

penunjuk arah angin. Anemometer yang lazim adalah anemometer cawan yang

terbentuk dari lingkaran kecil sebanyak tiga (kadang-kadang empat) cawan

yang berputar mengitari sumbu tegak. Kecepatan putaran mengukur kecepatan

angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu itu memberi ukuran

Page 9: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

berapa jangkau angin, jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang

ditetapkan (Foth, 1991).

Angin yang besar kekuatannya makin sulit berbelok arah. Rotasi bumi,

dengan bentuk bumi yang bulat, menyebabkan pembelokan arah angin.

Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol). Makin ke arah kutub

pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 90o sehingga

sejajar dengan garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di

daerah beriklim sedang di atas samudra. Kekuatan yang menahan dapat

membelokan arah angin (Usman, 2004).

Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara

bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin

diberi nama sesuai dengan arah mana angin datang, misalnya angin laut adalah

angin yang bertiup dari laut ke darat (Tyasyono, 2004).

Pada malam hari,  daratan tinggi (puncak gunung / di atas lereng gunung)

menjadi dingin secara cepat akibat kehilangan radiasi. Oleh sebab itu, di puncak

gunung bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan di lembah. Udara yang

lebih dingin memiliki densitas (kerapatan udara) yang lebih besar kemudian

akan mengalirkan udara ke lembah. Disebut juga arus Katabatik (catabatic

flows) (BMKG, 2009).

7. Evaporasi

Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap air. Yang merupakan suatu

proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam pada siang

hari dan sering juga selama malam hari. Air akan menguap dari permukaan baik

tanah gundul maupun tanah yang ditumbuhi tanaman, dan juga dari pepohonan

permukaan kedap air atap dan jalan raya air, air terbuka dan sungai yang

mengalir (Wilson, 1993).

Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air (liqui/solid) dipermukaan

menjadi molekul uap air (gas) diatmosfir melalui kekuatan panas.Evaporasi

dapat terjadi pada sungai, danau, laut, reservoir (permukaan air bebas), serta

Page 10: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

permukaan tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya evaporasi yakni

Radiasi matahari, Angin , kelembaban, suhu (temperatur) (Nasrudin, 2009)

Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh-tumbuhan.

Peristiwa ini disebut evapotranspirasi. Banyaknya berbeda-beda tergantung dari

kadar kelembaban tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan. Umumnya banyaknya

transpirasi yang diperlukan untuk menghasilkan satu gram bahan kering disebut

laju transpirasi (Sosrodarsono, 1997).

Pengukuran langsung evapotranspirasi dengan penginderaan jauh masih

belum masih belum dimungkinkan. Pendekatan penginderaan jauh terhadap

penentuan evapotranspirasi terletak pada pengukuran jumlah dan lamanya

gerakan air dari tanah ke atmosfer. Untuk peliputan kawasan yang luas alat

yang paling tepat bagi penelitian evaporasi adalah radiometer inframerah dan

pancatat citra dari udara (Ersin, 1990).

8. Awan

Sebuah tetes kecil di dalam arus udara vertical yang kuat akan di bawa ke

atas ke luar melalui puncak awan sebelum tetes tumbuh menjadi besar.

Sebaliknya tetes besar dekat dasar awan di dalam arus udara vertical yang

lemah akan jatuh ke bawah (Rosinki, 1969). Pembenihan yang tidak tepat akan

menyebabkan awan menjadi lenyap. Sebaliknya pembenihan yang tepat dapat

meningkatkan daya apung melalui panas laten karena terjadinya perubahan lasa

(Mason, 1971).

Awan adalah merupakan titik-titik air yang melayang-layang tinggi

diangkasa. Terjadinya awan ini dapat disebabkan oleh : (1)Adanya inti-inti

kondensasi yang banyak sekali pada ruang yang basah. (2) Adanya kenaikan

tingkatan kelembaban relatif dengan disertai banyak inti - inti kondensasi atau

sublimasi. (3) Adanya pendinginan (Soepardi, 1979).

Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi

semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan

daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-

Page 11: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. Jika titik-titik air

tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan

menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah

bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan

mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak

membawa hujan. (Wikipedia, 2012).

Awan tidak sama jenisnya dan selalu berubah bentuk. Awan bergantung

pada ketinggian dan suhunya. Awan dibedakan menurut bentuk dan tingginya.

Ada 4 kumpulan yang utama,yaitu awan rendah, awan sederhana tinggi, awan

tinggi dan awan yang tinggi keatas. Pertama awan rendah, kedua awan

sederhana tinggi, ketiga awan tinggi, keempat awan yang tinggi ke atas

(Wulan, 2007)

C. Alat dan Cara Kerja

1. Radiasi Surya

a. Alat

1) Sunshine recorder tipe Campbell Stokes.

2) Kertas Pias

b. Cara Kerja

1) Memasang kertas pias yang telah disediakan (kertas pias akan terbakar

jika terkena sinar matahari yang jatuh ke bola kaca, fungsi bola kaca

adalah memfokuskan sinar yang jatuh diatasnya sehingga dapat

membakar kertas yang berada dibawahnya).

2) Menghitung presentasi kertas pias yang terbakar

3) Menggambar kertas pias yang telah digunakan

4) Menentukan lama penyinaran matahari dalam satu hari

2. Tekanan Udara

a. Alat

Barometer

Page 12: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

b. Cara Kerja

1) Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah angka

yang berada di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna

merah)

2) Melakukan pengamatan tiap 20 menit sekali dan merekap untuk satu hari

tersebut

3. Suhu (Suhu Tanah dan Suhu Udara)

a. Alat

1) Termometer maximum dan minimum tipe six

2) Termohigrograf (alat untuk mengetahui suhu dan kelembaban)

b. Cara Kerja

1) Suhu udara terendah dalam suatu periode tertentu (Termometer

Minimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang

bertepatan dengan ujung kanan penunjuk.

2) Suhu udara tertinggi dalam suatu periode tertentu (Termometer

Maksimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang

bertepatan dengan air raksa.

3) Untuk mengetahui suhu tanah (term. tanah bengkok) dapat dilakukan

dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa

pada setiap kedalaman.

4. Kelembaban Udara

a. Alat

Termohigrograf

b. Cara Kerja

Membaca skala pada termohigrograf, skala bagian atas untuk suhu udara dan

skala bagian bawah untuk kelembaban udara.

5. Curah Hujan

a. Alat

1) Ombrometer

Page 13: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

2) Ombrograf

b. Cara Kerja

Cara kerjanya adalah curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke

tabung penampungan sehingga permukaan air naik dan mendorong

pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena. Tangkai pena

bertinta akan ikut naik dan memberi berkas garis pada kertas berskala,

bergeraknya kertas searah dengan perputaran jarum jam dan sesuai dengan

waktu yang ada.

6. Angin

a. Alat

1) Anemometer (mengukur kecepatan angina)

2) Wind Vane (mengukur arah angina)

b. Cara Kerja

1) Melihat dan mencatat arah panah yang ditunjukkan oleh Wind Vane yang

menunjuk ke salah satu arah mata angin

2) Membaca skala yang tertera pada anemometer

7. Evaporasi

a. Alat

Evaporimeter

b. Cara kerja

1) Pengukuran dilakukan dengan memasukkan ujung jarum atau batang

pancing pengukur micrometer ke dalam panci yang telah berisi air sampai

rata pada mata pancingnya.

2) Memasukkan mata pancing yang teah basah kedalam tabung peredam riak

(Still Well Cylinder). Pengukur ini terletak menggantung di tabung periak.

3) Membaca skala yang tertera pada alat tersebut.

8. Awan

Page 14: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

a. Alat

Alat yang digunakan untuk melihat awan adalah mata sebagai indra

pengelihatan.

b. Cara kerja :

1) Mengamati awan beserta ciri-cirinya kemudian memberikan nama sesuai

dengan famili awan tersebut dang ketinggiannya.

2) Menggambar bentuk awan yang ada setiap 1 jam sekali

D. Hasil Pengamatan

1. Radiasi Surya

Gambar 1.1.1 Sushine Recorder tipe Cambell Stokes

a. Bagian – bagian utama

1) Bola Kristal

2) Kertas Pias

b.Prinsip kerja

Kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola kaca,

fungsi bola kaca adalah memfokuskan dan meneruskan sinar yang jatuh di

atasnya sehingga dapat membakar kertas yang berada di bawahnya.

Page 15: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

2. Barometer

Gambar 1.2.1 Barometer

a. Bagian – bagian utama

1) Skala

2) Jarum penunjuk

b.Prinsip kerja

Jarum akan menunjukkan angka yang mengindikasikan tekanan udara di

daerah tersebut. Angka yang dibaca adalah angka yang berada di baris kedua

dari pinggir, yang paling dalam.

3. Suhu (Tanah dan Udara)

Gambar 1.3.1 Termometer Maksimum Minimum

a. Bagian – bagian utama

1) Termometer bola basah

Page 16: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

2) Termometer bola kering

3) Termometer maksimum

4) Termometer minimum

b.Prinsip kerja

Skala termometer minimum menunjukkan suhu udara terendah dan skala

yang bertepatan dengan air raksa menunjukkan suhu udara tertinggi.

Gambar 1.3.2 Termometer Tanah Bengkok

c. Bagian – bagian utama

1) Termometer tanah 0 cm

2) Termometer tanah 2 cm

3) Termometer tanah 5 cm

4) Termometer tanah 10 cm

5) Termometer tanah 20 cm

6) Termometer tanah 0,5 m

7) Termometer tanah 1 m

d.Prinsip kerja

Angka dalam skala termometer tanah bengkok akan menunjukkan suhu

sesuai kedalaman termometer tanah bengkok tersebut.

Page 17: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

4. Kelembaban Udara

Gambar 1.4.1 Termohigrograf

a. Bagian – bagian utama

1) Tabung termohigrograf

2) Tangkai penunjuk kelembaban udara

3) Skala termohigrograf

4) Kawat higroskopis

5) Tangkai penunjuk suhu udara

6) Skala kelembaban udara

7) Skala suhu

b.Prinsip kerja

Termohigrograf dapat digunakan untuk mengukur suhu udara sekaligus

kelembaban udara. Dua jarum akan bergerak bersamaan memberi tanda pada

kertas, jarum di bagian atas akan menunjukkan suhu udara sedangkan bagian

bawah menunjukkan kelembaban.

Page 18: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

5. Curah Hujan

Gambar 1.5.1 Ombrograf Gambar 1.5.2 Ombrometer

a. Bagian – bagian utama

1) Skala penunjuk intensitas curah hujan

2) Tabung penampung air hujan

3) Pena penunjuk skala

4) Keran

5) Gelas ukur

b.Prinsip kerja

Prinsip kerja alat ini adalah curah hujan yang jatuh pada corong mengalir

ke tabung penampung sehingga permukaan air naik dan mendorong

pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena. Tangkai pena

bertinta akan ikut naik dan memberi berkas garis pada kertas berskala,

bergeraknya kertas searah denagn putaran jarum jam dan sesuai dengan

waktu yang ada

Page 19: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

6. Angin

Gambara 1.6.1 Anemometer

a. Bagian – bagian utama

1) Mangkok penangkap angin

2) Skala anemometer

b.Prinsip kerja

Pada anemometer terdapat tiga mangkok yang menghadap ke satu jurusan

dan akan berputar bila tertiup angin. Pada poros putaran dipasang alat

pengukur kecepatan yang dapat menunjukkan angka.

Gambar 1.6.2 Wind Vane

c. Bagian – bagian utama

1) Baling-baling

2) Penangkap angin

Page 20: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

3) Batang penunjuk arah mata angin

4) Panah arah mata angin

d.Prinsip kerja

Angin tertangkap oleh penangkap angin kemudian arah angin ditunjukkan

oleh batang penunjuk arah mata angin.

7. Evaporasi

Gambar 1.7.1 Panci Evaporimeter

a. Bagian – bagian utama

1) Panci evaporimeter

2) Batang pancing

3) Tabung peredam riak

4) Kayu penyangga

b.Prinsip Kerja

Batang pancing berskala dalam tabung peredam riak menunjukkan tinggi

permukaan air. Nilai evaporasi adalah selisih tinggi permukaan dari dua kali

pengukuran.

E. Pembahasan

1. Radiasi Surya

Pada praktikum kali ini, pngukuran intensitas radiasi matahari / radiasi

surya menggunakan alat berupa Sunshine Recorder tipe Cambell Stokes. Dalam

sunshine recorder tersebut dipasangi kertas pias dengan skala 12 jam sehingga

Page 21: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

setiap hari harus diganti. Dengan mengetahui panjang kertas yang terbakar,

maka dapat diketahui lama penyinaran / radiasi matahari.

Peranan intensitas radiasi terhadap tanaman sangat penting terutama pada

proses fotosintesis. Proses fotosintesis sangat dipengaruhi oleh intensitas radiasi

yang diterima. Semakin tinggi radiasi yang diterima, maka fotosintesis akan

meningkat hingga kejenuhan tertentu. Sebaliknya, jika intensitas radiasi

matahari menurun maka prosesfotosintesis akan menurun. Selain proses

fotosintesis, intensitas radiasi juga berpengaruh terhadap proses fotostimulus

yang berupa rangsangan.

Intensitas radiasi sangat erat kaitannya dengan kelembaban dan suhu.

Suhu tanah akan meningkat seiring intensitas radiasi yang diterima, tetapi

kelembaban akan berkurang karena terjadi proses evaporasi. Selain itu

intensitas radiasi / lama penyinaran juga berpengaruh langsung terhadap

tanaman sehingga tanaman dibagi menjadi tanaman hari panjang, hari pendek

dan tanaman normal. Faktor yang membengaruhi intensitas radiasi adalah jarak

matahari dengan bumi, panjang hari, dan pengaruh atmosfer. Dengan adanya

faktor – faktor tersebut, besarnya intensitas radiasi sangat bervariasi dari satu

tempet ke tempat lain.

2. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, karena

geraknya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas

atmosfir. Satuannya adalah 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg. Tekanan 1 atm

disebut sebagai tekanan normal. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan

udara adalah barometer.

Pengaruh tekanan udara terhadap tanaman mungkin tidak bersifat

langsung. Tekanan udara mempengaruhi terhadap proses penyediaan lengas

tanah (cadangan air pada permukaan atas tanah) melalui proses pengembunan

uap air diudara. Jika tanah mempunyai lengas tanah yang tinggi, maka akan

membantu proses perkecambahan benih tanaman yang ditanam di atas

Page 22: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

permukaan tanah. Penurunan cadangan lengas tanah bisa dihindari dengan

memasang mulsa, dan tanaman peneduh agar suhu udara dan suhu tanah tidak

meningkat yang dapat memacu peningkatan penguapan air pada permukaan

tanah (evaporasi).

Faktor yang mempengaruhi variasi dari tekanan udara adalah

a. Altitude

Semakin tinggi suatu tempat maka semakin rendah tekanan udaranya.

b. Lattitut

Tekanan udara di sekitar katulistiwa  lebih tinggi lebih tinggi daripada di

kutub karena perbedaan gravitasi.

c. Suhu

Daerah yang suhunya tinggi mempunyai tekanan udara rendah sedangkan

daerah yang suhunya rendah mempunyai tekanan udara tinggi.

d. Komponen penyusun gas

Penambahan uap air ke udara menyebabkan tekanan udara meningkat karena

komponen penyusun udara adalah uap air.

3. Suhu (Suhu Tanah dan Suhu Udara)

a. Suhu Tanah

Suhu tanah adalah salah satu sifat fisika tanah yang terutama berpengaruh

kepada proses-proses yang terjadi di dalam tanah seperti pelapukan

penguraian bahan induk. Keseimbangan panas terdiri dari peristiwa berganti-

ganti dari peningkatan dan penurunan energi panas. Alat yang digunakan

untuk mengukur suhu tanah ini adalah thermometer tanah bengkok.

Suhu tanah berpengaruh terhadap aktifitas di dalam tanah. Semakin tinggi

suhu tanah maka kandungan air akan menurun karena terjadi evaporasi.

Dengan demikian tanah bisa kekurangan air dan pertumbuhannya akan

terganggu. Selain itu, suhu tanah yang terlalu tinggi akan mengakibatkan sel

– sel akar muda mengalami kerusakan.

Page 23: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

Faktor – faktor yang mempengaruhi suhu tanah adalah faktor iklim /

cuaca berupa radiasi surya, keawanan, hujan, suhu udara, angin, kelembaban

udara. Kemudian sifat tanah yang meliputi tekstur tanah, kadar air tanah,

kandungan bahan organik, warna tanah, struktur tanah dan faktor yang

terakhir adalah kondisi topografi.

b. Suhu Udara

Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu udara diukur dengan

menggunakan alat berupa temometer maksimum dan minimum. Suhu udara

sangat berpengaruh dalam bidang pertanian.

Pengaruh suhu terhadap tanaman terutama pada proses fisiologi tanaman

seperti : membukanya stomata, laju transpirasi, laju penyerapan unsur hara

dan air, fotosintesis serta respirasi. Peningkatan suhu sampai titik optimum

akan diikuti oleh proses diatas. Jika melewati titik optimum maka proses

tersebut mulai  dihambat baik secara fisik maupun kimia, dan menurunnya

aktivitas enzim. Faktor – faktor yang mempengaruhi suhu udara adalah

ketinggian tempat, keadaan atmosfer, hujan / presipitasi serta radiasi

matahari.

4. Kelembaban

Kelembaban udara adalah jumlah uap air yang terkandung di dalam

atmosfer. Kelembaban biasa dinyatakan sebagai kelembaban nisbi udara

(Relatif Humidity/RH). Kelembaban relatif (RH) dapat diukur dengan alat

higrometer yang sensornya berupa benda higroskopis. Suhu udara dan

kelembaban dapat dibaca langsung pada kertas grafik yang dipasang pada alat

tersebut. Pengamatan kelembaban yang dilakukan adalah kelembaban udara,

menggunakan alat termohigrograf.

Tanaman memerlukan keseimbangan antara kelembabann dengan suhu,

karena apabila kelembaban tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam

tubuh tanaman akan terganggu. Kelembaban tinggi disertai intensitas cahaya

Page 24: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

tinggi maka proses fotosistesis akan mengalami peningkatan. Sedangkan

kelembaban udara rendah menyebabkan cekaman (stress) air pada tanaman

terutama bila terjadi pada siang hari dan suhu udara tinggi. Faktor yang

menpengaruhi kelembaban antara lain tajuk tanaman, sinar matahari, curah

hujan, suhu udara dan tanah dan kandungan air.

5. Curah Hujan

Curah hujan merupakan jumlah hujan yang jatuh ke permukaan bumi

dalam pediode tertentu. Curah hujan dinyatakan dalam mm. Pengukuran curah

hujan dilakukan dengan alat berupa ombrometer atau ombrograf. Ombroameter

merupakan alat manual dan curah hujan diketahui dengan melihat pada gelas

ukur sedangkan ombrograf merupakan alat pengukur curah hujan semi

otomatis.

Curah hujan mempengaruhi tanaman melalui  proses evaporasi (proses

kesediaan air pada pori-pori tanah yang menguap karena peningkatan suhu dan

radiasi surya). Jika curah hujan tinggi maka cadangan air yang ada di

permukaan tanah (pori-pori tanah) lebih besar dibandingkan dengan penguapan

air akibat proses evaporasi. Tetapi, jika curah hujan terlalu tinggi hingga

mengakibatkan genangan maka genangan akan menimbulkan penurunan difusi

O2 masuk ke pori dan juga akan menghambat difusi gas lainnya. Dampak lain

dari genangan penurunan pertumbuhan, klorosis, pemacuan penuaan, epinasti,

pengguguran daun, pembentukan lentisel, penurunan akumulasi bahan kering,

pembentukan aerenkim di batang. Genangan pada fase perkecambahan

menurunkan jumlah biji yang berkecambah. Genangan yang terjadi pada fase

pembungaan dan pengisian menyebabkan banyak bunga dan buah muda gugur.

Apabila tingkat curah hujan sedikit sedangkan kebutuhan tanaman akan air

tinggi maka terjadi kekeringan pada tanaman. Faktor – faktor yang

mempengaruhi curah hujan adalah adanya uap air di atmosfer, faktor – faktor

meteorologis, lokasi daerah, dan adanya rintangan misal adanya gunung

Page 25: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

6. Angin

Angin adalah pergerakan udara pada arah horizontal, mempunyai

kecepatan dan arah. Penyebab adanya angin adalah perbedaan kerapatan

atmosfer yang menimbulkan beda tekanan udara. Laju aliran (kecepatan) angin

ditentukan oleh ketajaman gradien tekanan atau laju perubahan tekanan.

Sedangkan arah gerakan udara adalah angin yang bertiup dari tempat yang

mempunyai kerapatn udara lebih tinggi bertiup ke tempat yang kerapatan

udaranya lebih rendah ( dari tekanan tinggi ke tekanan rendah). Kecepatan

angin diukur dengan alat berupa anemometer. Sedangkan arah angin dapat

diketahui dengan alat berupa wind vane.

Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti

merobohkan tanaman. Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat

komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan

adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan

pembenihan alamiah. Namun  kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan

silang dan penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin

merupakan salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi

serangan hama dan penyakit yang akan sangat merugikan.

7. Evaporasi

Evaporasi merupakan penguapan yang terjadi pada permukaan tanah dan

benda – benda lainnya yang mengandung air. Tingkat evaporasi dapat diukur

dengan menggunakan alat berupa evaporimeter. Evaporasi mempunyai

hubungan yang sangat erat dengan dunia pertanian. Evaporasi berperan dalam

mengurangi kelebihan air pada tanah sehingga akar tidak mengalami

pembusukan. Dengan adanya evaporasi, maka siklus hidrologi akan

berlangsung sehingga tanaman akan air dapat terpenuhi.

Faktor yang mempengaruhi evaporasi:

a. Suhu, meningkatnya suhu menyebabkan energi kinetik molekul air

bertambah, sehingga lepas dari permukaan air.

Page 26: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

b. Angin, kecepatan angin bertambah mengakibatkan laju evaporasi bertambah

sampai batas tertentu.

c. Tekanan uap air atmosfer, bila rendah maka evaporasi akan cepat.

d. Kualitas air. Laju evaporasi air laut 2-8 % lebih kecil dari air tawar.

e. Sifat dan bentuk permukaan, permukaan tanah, tanah bervegetasi.

8. Awan

Awan merupakan gambaran nyata proses – proses fisika yang terjadi di

atmosfer, menjadi indikator kondisi cuaca, yaitu sebagai sumber presipitasi/

hujan dan sebagai pengendali neraca panas (suhu udara), yaitu dengan

memantulkan dan mengabsorbsi radiasi surya dan radiasi balik dari bumi.

Awan terbentuk sebagai naiknya udara lembab di atmosfer, yang mengalami

proses kondensasi, sehingga menjadi butir-butir air yang melayang dan nampak

sebagai awan. Klasifikasi awan, terdiri dari famili awan tinggi, sedang,

rendah,yang tumbuh vertikal. Bentuk awan disebabkan oleh tinggi letak awan,

kecepatan gerak awan dan sifat awan.

F. Kesimpulan

1. Kesimpulan

a. Unsur-unsur cuaca dan iklim adalah komponen komponen yang berpengaruh

terhadap cuaca dan iklim antara lain radiasi surya, tekanan udara, suhu yang

meliputi suhu udara dan suhu tanah, kelembaban, curah hujan, angin,

evaporasi dan awan.

b. Alat alat yang digunakan untuk mengukur komponen cuaca bermacam

macam mulai dari Sunshine Recorder tipe Cambell Stokes untuk mengukur

lamanya radiasi matahari, termometer maksimum dan minimum untuk

mengukur suhu udara, termometer tanah bengkok untuk mengukur suhu

tanah, ombrometer dan ombrograf untuk mengukur curah hujan, barometer

mengukur tekanan udara, anemometer dan wind vane mengukur kecepatan

angin dan arah angin, termohigrograf untuk mengukur suhu dan kelembaban

udara serta evaporimeter untuk mengukur evaporasi.

Page 27: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

c. Komponen-komponen cuaca sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.

d. Unsur-unsur pembentuk cuaca saling terkait dan saling mempengaruhi satu

sama lain.

2. Saran

a. Pentingnya faktor cuaca dan iklim terhadap perkenbanganan tanaman maka

bersifat penting untuk dipelajari.

b. Pengamatan terhadap unsur-unsur cuaca juga sangat penting untuk

menentukan varietas yang cocok untuk daerah yang emiliki iklim tertentu.

c. Pengamatan terhadap perubahan cuaca harus diperhatikan untuk

mempelajari pola iklim.

Page 28: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

DAFTAR PUSTAKA

BMKG. 2009. http://www.bmkgjateng.com. Diakses pada 7 Mei 2012 pada pukul 22.15

Buck et. al. 1970. Suhu. Pustaka Jaya. Jakarta

Buckman. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Ersin, Seyhan. 1990 Pengertian Evapotranspirasi. Jakarta: Erlangga.

Foth, Henry D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah edisi ke-7. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Handoko. 1993. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya, Bogor

Hart et. al. 1996. Perbedaan Kelembaban Udara pada Tempat yang Berbeda. Litbang Pertanian Vol 6(91).Hal 65-71

Heri, S. 2009. Memodifikasi Iklim Mikro. Pustaka Jaya. Jakarta

Kandar. Adhyzal. 2011. Pengertian Tekanan Udara. http://id.shvoong.com/exact-sciences/2136452-pengertian-tekanan-udara/#ixzz1uDzvBLv0. Diakses pada 7 Mei 2012 pukul 21.10

Kartasapoetra. 1987. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Universitas Padjadjaran. Bandung.

Kosasih, Nanang. 2010. Iklim dan Curah Hujan. http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Geografi/Iklim/materi2.html. Diakses pada 7 Mei 2012 pukul 21.45

Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar – dasar Klimatologi. Rajawali Pers. Jakarta.

Lubis, Kamala.2007.Aplikasi Suhu dan Aliran PanasTanah. USU. Medan

Mariyana, Ana. 2011. Suhu Udara dan Suhu Tanah, Klimatologi. http://anamariyanabrsinaga.blogspot.com/2011/03/suhu-udara-dan-suhu-tanah-klimatologi.html. Diakses pada 7 Mei 2012 pukul 21.15

Mason, B.J. 1971. The Phisics of Clouds. Clarendon. Oxford

Monteith, J. L. 1975. Vegetation and The Atmosphere. Academic Press. London.

Nasrudin. 2009. Evapotranspirasi. http://teknologibenih.blogspot.com/2009/10/evapot ranspirasi-adalah-peristiwa.html. Diakses pada 8 Mei 2012 pukul 13.00

Soenarmo. 2002. Diklat Meteorologi tropis. Departemen Meteorologi dan Geofisika. ITB. Bandung

Soepardi. 1979. Sifat Dan Ciri Cuaca. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah Fakultas

Sosrodarsono, Suyono. 1977. Hidrologi untuk Pengairan. Pradyna Paramita. Jakarta.

Tjasyono, Bayong, 2004. Klimatologi. Bandung: ITB

Page 29: Pengamatan Unsur Cuaca Manual

Tyasyono. 2004. Pola Angin. Kediri: Harta Sanjaya.

Umar, M. Ruslan. 2012. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Usman. 2004. Analisis Kepekaan Beberapa Metode Pendugaan Evapotranspirasi Potensial terhadap Perubahan Iklim. Jurnal Natur Indonesia. Pekanbaru: Laboratorium Daerah Penangkapan Ikan Vol. 6 No. 2, Faperika, Universitas Riau.

Wikipedia. 2012. Awan. http://id.wikipedia.org/wiki/awan. Diakses pada 7 Mei 2012 pukul 22.00 WIB.

Wilson, E.M. 1993. Hidrologi Teknik. ITB. Bandung.

Wulan, 2007. Jenis – Jenis Awan. http://oeank.multiply.com/journal/item/12. DIakses pada 8 Mei 2012 pukul 13.15