Pengantar Log Dan SCM Rev

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    1/53

     

    1

    PENGANTAR MANAJEMEN LOGISTIK DAN SCM

    Oleh

    Afferdhy Ariffien, ST., MT

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN LOGISTIK

    BANDUNG

    2014

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    2/53

     

    2

    Pendahuluan

    Pada dasarnya substansi matakuliah Pengantar Manajemen Logistik dan

    Supply Chain antara lain membahas tentang Peranan Pengantar Manajemen

    Logistik dan Supply Chain, Pelayanan Pelanggan dalam Kegiatan Logistik,

    Manajemen Persediaan, Pengadaan, Manajemen Transportasi dan Material

    Handling, Manajemen Pergudangan dan Packaging, Sistem Informasi Logistik,

    Organisasi dan Kinerja dalam Logistik, dan Logistik Internasional dan Global.

    Bahasan dalam matakuliah ini meliputi :

    a. Manajemen Logistik,

    b. Sistem Logistik,

    c. Operasi Logistik, 

    d. Koordinasi Logistik,

    e. Perencanaan Logistik,

    f. Administrasi Sistem Logistik, dan

    g. Organisasi Sistem Logistik. 

    h. Supply chain

    Buku ajar ini diharapkan dapat memperkaya wawasan Anda dalam

    matakuliah Pengantar Manajemen Logistik dan Supply Chain.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    3/53

     

    3

    Bab I

    Manajemen Logistik

    Manajemen menurut Parker (dalam Stoner dan Freeman, 2000) adalah

    seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang. Sedangkan logistik dapat

    didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan

    dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari para supplier

    diantara fasilitas-fasilitas organisasi dan kepada para pelanggan (Donald J.

    Bowersox, 2002). Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan

    bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan,

    dalam keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi yang dibutuhkan dan dengan

    total biaya yang terendah. Penyelenggaraan logistik memberikan kegunaan

    waktu dan tempat. Kegunaan tersebut merupakan aspek penting dari operasi

    organisasi baik organisasi privat maupun publik. Semua bentuk perilaku yang

    terorganisir membutuhkan dukungan logistik. Nilai dalam bentuk tersedianya

    barang pada waktunya merupakan hasil dari proses logistik.

    Manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai mendisain dan

    mengurus suatu sistem untuk mengawasi arus dan penyimpanan yang

    strategis bagi material, suku cadang dan barang jadi agar dapat diperoleh

    manfaat maksimum bagi organisasi ( Donald J Bowersox, 2002). Tanggung

     jawab utama manajer logistik adalah merencanakan dan mengelola suatu

    sistem operasi yang mampu mencapai sasaran yaitu manfaat maksimum bagi

    organisasi dengan total biaya serendah mungkin. Ciri utama logistik adalah

    integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap pemindahan dan

    penyimpanan yang strategis. Integrasi pemindahan (distribusi fisik) dan

    operasi manajemen material menuntut penyelenggaraan manajemen logistik

    secara terpadu. Sekurang-kurangnya terdapat lima alasan diperlukannya

    manajemen logistik terpadu, yaitu :

    a. besarnya saling ketergantungan antara distribusi fisik dan operasi

    manajemen material dalam rangka kemanfaatan organisasi;

    b. konsep distribusi fisik dan manajemen material yang sempit besar

    kemungkinan menimbulkan keadaan yang negatif atau gangguan-gangguan,

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    4/53

     

    4

    c. untuk mengintegrasikan aktivitas distribusi fisik dan manajemen material

    adalah bahwa kebutuhan pengawasan untuk masing-masing jenis operasi

    adalah sama;

    d. meningkatnya kesadaran bahwa banyak trade offs  terdapat diantara

    ekonomi manufakturing dengan kebutuhan pemasaran yang dapat

    dirujukkan oleh suatu sistem logistik yang dirancang dengan baik.

    e. Kebutuhan akan misi logistik tidak lagi dapat dipenuhi oleh penyebaran

    teknologi perangkat keras saja.

    Konsep logistik terpadu terdiri dari 2 (dua) usaha yang berkaitan, yaitu

    operasi logistik dan koordinasi logistik.

     Aspek operasional logistik berkaitan dengan manajemen pemindahan

    dan penyimpanan material dan produk jadi suatu organisasi. Jadi, operasi

    logistik dapat dipandang sebagai berawal dari pengangkutan pertama material

    atau komponen-komponen dari sumber perolehannya dan berakhir pada

    penyerahan produk yang dibuat atau diolah kepada pelanggan. Dengan

    demikian, dapat dikatakan bahwa operasi logistik meliputi manajemen

    distribusi fisik, manajemen material dan transfer persediaan barang di dalam

    organisasi. Manajemen distribusi fisik berkaitan dengan pengangkutan produk

    kepada pelanggan. Manajemen material berkaitan dengan perolehan

    (procurement) dan pengangkutan material, suku cadang dan/atau persediaan

    barang jadi dari tempat pembelian ke tempat pembuatan atau perakitan,

    gudang atau penyalur. Dengan kata lain, manajemen material berkaitan

    dengan penyediaan jenis material yang dikehendaki di tempat dan pada waktu

    dibutuhkan. Kalau distribusi fisik berkaitan dengan pengiriman ke luar, maka

    manajemen material berkaitan dengan pergerakan di dalam, yaitu pembuatan,

    penyortiran atau perakitan. Proses pemindahan inventaris internal berkaitan

    dengan pengawasan terhadap komponen-komponen setengah jadi pada

    waktu ia mengalir diantara tahap-tahap pembuatan dan pengangkutan awal

    dari produk jadi ke gudang atau penyalur. Operasi pemindahan inventaris

    terbatas pada gerakan di dalam organisasi yang dapat dikatakan sepenuhnya

    terkontrol organisasi.

    Koordinasi logistik berkaitan dengan identifikasi kebutuhan pergerakandan penetapan rencana untuk memadukan seluruh operasi logistik. Koordinasi

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    5/53

     

    5

    dibutuhkan untuk memantapkan dan mempertahankan kontinuitas operasi.

    Dengan demikian, koordinasi logistik menyangkut perencanaan dan

    pengawasan terhadap masalah-masalah operasional. Koordinasi dapat dibagi

    ke dalam 4 (empat) bidang manajerial, yaitu peramalan, pengolahan pesanan,

    perencanaan operasi dan procurement atau perencanaan kebutuhan material.

    Latihan :

    1. Apakah yang dimaksud dengan pernyataan bahwa tanggung jawab

    manajemen logistik itu ?

    2. Apakah penyelenggaraan kegiatan logistik dengan total biaya terendah itu

    berarti bahwa keseluruhan usahanya harus ditujukan untuk mendisain dan

    menata usaha (administer) suatu sistem logistik yang paling rendah

    biayanya?

    Petunjuk Jawaban Latihan :

    1. Untuk menjawab pertanyaan pertama, Anda harus mencermati definisi

    manajemen, logistik dan manajemen logistik. Di samping itu, cermati pula

    tujuan aktivitas logistik.

    2. Untuk menjawab pertanyaan kedua, Anda perlu mencermati misi dan

    penyelenggaraan kegiatan logistik serta ciri utama logistik.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    6/53

     

    6

    Bab II

    Sistem Logistik

    Untuk menyelesaikan proses logistik diperlukan fungsi penyesuaian

    (adjustment), transfer, penyimpanan, penanganan (handling), dan komunikasi.

    Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses logistik membutuhkan usaha yang

    terkoordinir . Konsep yang sangat erat kaitannya dengan segala bentuk kegiatan

    yang terorganisir dan terkoordinir adalah  pendekatan sistem. Pendekatan

    sistem adalah esensial bagi analisis yang lengkap terhadap kebutuhan logistik

    suatu organisasi.

    Secara etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani

    yaitu Systema, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan System, yang

    mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang

    saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang

    tidak terpisahkan. Menurut filsuf Stoa, sistem terdiri dari unsur-unsur yang

    bekerja sama membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur

    tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut

    tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem. Menurut Buckley, sistem adalah suatu

    kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling

    ketergantungan diantara bagian-bagiannya. Lebih lanjut, H. Kerzner

    mendefinisikan sistem sebagai sekelompok komponen yang terdiri dari

    manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur

    sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak

    sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil

    akhir. Pengertian ini, mengandung arti penting aspek pengaturan dan

    pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran

    bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi dan koordinasi yang tepat, maka

    kegiatan masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu

    organisasi akan kurang saling mendukung.

    Berdasarkan beberapa pengertian sistem tersebut, maka sistem logistik

    memiliki komponen-komponen.

    Komponen-Komponen Sistem Logistik

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    7/53

     

    7

    a. Struktur lokasi fasilitas

    Jaringan fasilitas (serangkaian lokasi ke mana dan melalui mana material

    dan produk diangkut) yang dipilih oleh suatu organisasi adalah fundamental

    bagi hasil akhir logistiknya. Jumlah, besar dan pengaturan geografis dari

    fasilitas-fasilitas yang dioperasikan atau digunakan mempunyai hubungan

    langsung dengan kemampuan pelayanan terhadap pelanggan dan biaya

    logistiknya. Untuk tujuan perencanaan, fasilitas-fasilitas tersebut meliputi

    gudang , penyalur , dan sebagainya.

    b. Transportasi

    Dalam suatu jaringan fasilitas, transportasi merupakan suatu mata rantai

    penghubung. Pada umumnya, suatu organisasi mempunyai 3 (tiga) alternatif

    untuk menetapkan kemampuan transportasinya, yaitu :

    1. armada peralatan swasta dapat dibeli atau disewa;

    2. kontrak khusus dapat diatur dengan spesialis transport untuk

    mendapatkan kontrak jasa-jasa pengangkutan;

    3. suatu organisasi dapat memperoleh jasa-jasa dari suatu organisasi

    transport berijin yang menawarkan pengangkutan dari suatu tempat ke

    tempat lain dengan biaya tertentu

    Ketiga bentuk transport ini dikenal sebagai private  (swasta), contract 

    (kontrak), dan common carriage  (angkutan umum). Dilihat dari sudut

    pandang sistem logistik, terdapat 3 (tiga) faktor yang memegang peranan

    utama dalam menentukan kemampuan pelayanan transport, yaitu biaya,

    kecepatan dan konsistensi. Biaya transport terdiri dari pembayaran

    sesungguhnya untuk pengangkutan diantara 2 (dua) tempat. Kecepatan

    pelayanan transport adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakn

    suatu pengangkutan diantara 2 (dua) lokasi. Sedangkan konsistensi

    pelayanan transport menunjukkan prestasi waktu yang teratur dari sejumlah

    pengangkutan diantara 2 (dua) lokasi. Dalam merancang suatu sistem

    logistik , hendaklah dimantapkan suatu keseimbangan yang teliti antara

    biaya transportasi dengan mutu pelayanan. Mendapatkan keseimbangan

    transportasi yang tepat merupakan salah satu tujuan utama dari analisis

    sistem logistik. Ada 3 (tiga) aspek transportasi yang harus diperhatikan

    dalam konteks sistem logistik, yaitu : pertama, seleksi fasilitas menetapkansuatu struktur atau jaringan yang membatasi ruang lingkup alternatif

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    8/53

     

    8

    transport dan menentukan sifat dari usaha pengangkutan yang hendak

    diselesaikan; kedua, biaya dari pengangkutan fisik itu menyangkut lebih

    daripada ongkos pengangkutan saja diantara dua lokasi; ketiga, seluruh

    usaha untuk mengintegrasikan kemampuan transport ke dalam suatu sistem

    yang terpadu mungkin akan sia-sia jika pelayanan tidak teratur dan tidak

    konsisten.

    c. Persediaan (Inventory)

    Kebutuhan akan transport diantara berbagai fasilitas didasarkan atas

    kebijakam persediaan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi. Secara

    teoritis, suatu organisasi dapat saja mengadakan persediaan setiap barang

    yang ada dalam persediaannya pada setiap fasilitas dalam jumlah yang

    sama. Tujuan dari integrasi persediaan ke dalam sistem logistik adalah

    untuk mempertahankan jumlah item yang serendah mungkin yang sesuai

    dengan sasaran pelayanan untuk pelanggan. Dengan kata lain, program

    logistik hendaklah diadakan dengan tujuan mengingatkan sesedikit mungkin

    aktiva pada pengadaan persediaan. Program persediaan yang sehat, terlihat

    dari penyebaran yang selektif diantara 4 (empat) faktor berikut, yaitu: mutu

    pelanggan, mutu produk, integrasi transport, dan kegiatan saingan.

    d. Komunikasi

    Komunikasi dalam sistem logistik berkaitan dengan pengolahan,

    penyampaian, dan penanganan arus informasi yang diperlukan. Kekurangan

    dalam mutu informasi dapat menimbulkan banyak masalah. Kekurangan

    tersebut dapat digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori besar, yaitu: pertama,

    informasi yang diterima mungkin tidak betul dalam hal penilaian trend dan

    peristiwa. Penilaian yang tidak akurat dapat menyebabkan kekurangan

    persediaan atau komitmen yang berlebihan. Kedua, informasi mungkin

    kurang akurat dalam hal kebutuhan suatu pelanggan tertentu.

     Ada 2 (dua) tugas manajerial yang berhubungan langsung dengan

    komunikasi logistik, yaitu

    1. Pengolahan pesanan pelanggan. Pesanan adalah suatu arus komunikasi

    yang kritis yang merupakan masukan utama bagi sistem logistik.

    2. Pengawasan pesanan : pengelolaan suatu pesanan sampai pesanan itu

    diterima dengan betul oleh pelanggan dalam keadaan utuh. Pengirimanpesanan pada waktunya dan dapat diterima baik mutunya maupun

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    9/53

     

    9

    kuantitasnya sebagaimana yang dijanjikan merupakan suatu prestasi

    logistik

    Makin efisien disain sistem logistik suatu organisasi, maka semakin peka

    terhadap gangguan dalam arus informasi. Komunikasi membuat suatu

    sistem logistik menjadi dinamis. Mutu dan informasi yang tepat waktu

    merupakan faktor penentu utama dari kestabilan sistem.

    e. Penanganan (Handling) dan Penyimpanan (Storage)

    Keempat komponen dasar dari suatu sistem logistik sebagaimana telah

    diuraikan dapat terpengaruh oleh berbagai alternatif pengaturan disain yang

    masing-masingnya mempunyai efektivitas potensial tertentu dan

    keterbatasan dalam efisiensi yang dapat dicapai. Pada dasarnya, keempat

    kegiatan tersebut memberikan suatu struktur sistem bagi arus produk yang

    terpadu. Penanganan dan penyimpanan merupakan bagian integral dari

    sistem logistik yang secara langsung berhubungan dengan semua aspek

    operasi.

    Dalam arti luas, penanganan dan penyimpanan meliputi pergerakan,

    pengepakan, dan pengemasan. Jika diintegrasikan secara efektif ke dalam

    operasi logistik suatu organisasi, maka penanganan dan penyimpanan

    dapat mengurangi masalah yang berkaitan dengan kecepatan dan

    kemudahan pengangkutan barang melalui sistem tersebut.

    Banyaknya komponen logistik membuat suatu sistem operasi menjadi

    suatu tugas yang kompleks. Untuk mendesain suatu sistem dengan

    keseimbangan prestasi dan biaya yang dapat diterima, maka manajemen

    haruslah selalu memperhatikan bahwa setiap sistem itu membutuhkan

    penyesuaian (adjustment) yang terus menerus. Jadi, fleksibilitas merupakan

    suatu bagian penting dari disain sistem. Apabila kita cermati berbagai sistem

    logistik di seluruh dunia, maka sistem tersebut mempunyai dua karakteristik,

    yaitu sistem logistik didisain untuk mendorong arus persediaan yang maksimum

    dan didisain dalam keadaan teknologi yang ada dari perkembangan komponen-

    komponen sistem logistik. Di samping itu, ada 3 (tiga) pola yang menonjol yang

    banyak dipakai untuk operasi logistik, yaitu : sistem eselon, sistem langsung

    dan sistem fleksibel.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    10/53

     

    10

    Latihan :

    1. Jelaskan hubungan antar komponen-komponen dalam sistem logistik!

    2. Jelaskan perbedaan pola operasi logistik sistem eselon, langsung dan

    fleksibel!

    Petunjuk Jawaban Latihan :

    1. Untuk menjawab pertanyaan pertama, Anda harus ingat pengertian sistem,

    kemudian Anda jelaskan kesalingtergantungan antara komponen struktur

    fasilitas, transportasi, persediaan, komunikasi, penanganan dan

    penyimpanan.

    2. Untuk menjawab pertanyaan kedua, Anda harus ingat ciri esensial dari

    sistem eselon, yaitu bahwa persediaan ditumpuk pada satu atau lebih

    tempat sebelum ia sampai di tujuan akhir. Arus produk atau material

    berlangsung melalui serangkaian lokasi yang berurutan sejak ia bergerak

    dari tempat awal sampai ke tujuan akhir. Sedangkan ciri esensial dari sistem

    langsung adalah adanya suatu persediaan sentral di mana pesanan

    pelanggan dapat dipenuhi. Sistem ini seringkali menggunakan alat transport

    berkecepatan tinggi dan alat pengolah data elektronik untuk mengatasi

     jauhnya jarak dengan pelanggan. Pada sisi lain, sistem fleksibel merupakan

    sistem yang mengkombinasikan prinsip-prinsip eselon dengan prinsip-

    prinsip sistem langsung . Sebagian produk atau material dapat ditahan di

    gudang-gudang sedangkan lainnya dapat langsung didistribusikan. Dalam

    kaitan ini, sifat, komposisi atau besarnya pesanan akan menentukan lokasi

    di mana seorang pelanggan akan dilayani.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    11/53

     

    11

    Bab III

    Operasi Logistik

    Intisari manajemen logistik adalah perpaduan yang seimbang dari

    seluruh komponen yang membentuk sistem logistik. Perpaduan yang seimbang

    itu, idealnya adalah dengan mengatur operasi logistik tercapai usaha pelayanan

    yang diinginkan dengan total biaya yang serendah mungkin. Operasi logistik

    dapat dianggap sebagai sekelompok siklus usaha. Dengan demikian, dapat kita

    peroleh suatu orientasi dasar yang dapat digunakan untuk analisis disain dan

    administrasi operasional. Suatu siklus usaha harus didukung oleh nodes (lokasi

    fasilitas dalam suatu siklus usaha), links  (aspek komunikasi dan transportasi

    dari siklus usaha), dan persediaan yang merupakan bagian integral dari sistem

    operasi. Siklus usaha harus disesuaikan dengan kebutuhan masukan/luaran

    agar ia dapat berfungsi secara dinamis. Masukan bagi suatu siklus usaha

    adalah volume pesanan produk atau pesanan material yang ditangani oleh

    sistem tersebut. Luaran sistem berkaitan dengan kemampuan struktur siklus

    usaha untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya. Frekuensi kegiatan logistik

    sangat berbeda-beda diantara berbagai siklus usaha. Ada 3 (tiga) hal penting

    dalam pendekatan siklus usaha untuk dapat memahami pengaturan logistiknya.

    Pertama, siklus usaha itu dikenal sebagai konsep dasar untuk mencapai

    integrasi fungsi logistik. Kedua, struktur siklus usaha pada dasarnya adalah

    sama, baik untuk distribusi fisik, manajemen material maupun transfer

    persediaan. Ketiga, bagaimanapun luas dan kompleksnya keseluruhan struktur

    sistem logistik itu, namun aspek kerja yang esensial dari anatominya dapat

    diketahui dan dilukiskan dari struktur siklus usaha individualnya.

    Dengan demikian, secara umum operasi logistik meliputi manajemen

    distribusi fisik, manajemen material, dan transfer persediaan (inventory

    transfer ) 

    A. Manajemen Distribusi Fisik

    Manajemen distribusi fisik adalah aspek logistik yang berkenaan dengan

    pengolahan dan pengiriman barang yang dipesan oleh pelanggan. Tujuanutama distribusi fisik  adalah mengatur penyerahan/pengantaran produk

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    12/53

     

    12

    organisasi ke para pelanggan. Cara terbaik untuk menggambarkan kebutuhan

    bagi usaha distribusi fisik yang dinamis adalah dengan siklus hidup produk.

    Konsep siklus hidup produk melukiskan keadaan-keadaan persaingan yang

    berbeda-beda yang dapat terjadi selama masa hidup suatu produk. Tahapan

    dari siklus hidup produk meliputi pendahuluan, pertumbuhan, kejenuhan-

    kematangan, kekunoan-kemerosotan.

    Tugas manajemen dalam distribusi fisik adalah mengkoordinir hubungan

    antara fasilitas-fasilitas organisasi dengan para perantara yang akan

    memberikan hasil tercapainya aspek waktu dan tempat . Hasilnya adalah

    barang-barang itu dan hak pemilikannya sampai kepada pelanggan.

    B. Manajemen Material

     Aspek logistik yang berkaitan dengan pembelian bahan mentah, suku

    cadang dan barang-barang untuk dijual kembali disebut manajemen material.

    Manajemen material ini esensial bagi manufacturing karena penyerahan yang

    ekonomis dan tepat waktu adalah penting untuk mempertahankan produksi

    yang efisien dan kontinu. Fokus dari manajemen material adalah memberikan

    kontinuitas dan stabilitas dalam procurement. Tujuan pokonya adalah

    memberikan assortment yang benar dari material, suku cadang, atau barang

    dagang untuk dijual kembali pada lokasi yang dikehendaki, pada waktu

    dibutuhkan dan dengan cara yang ekonomis. Dengan demikian, manajemen

    material meliputi transportasi, penggudangan persediaan, komunikasi,

    penanganan dan penyimpanan serupa dengan distribusi fisik dan transfer

    persediaan.

     Aktivitas manajemen material berawal dari rencana operasi. Rencana

    tersebut memberikan uraian tentang kebutuhan yang diperlukan untuk

    menunjang operasi manufacturing dan operasi pemasaran, dan memuat

    spesifikasi mengenai kapan dan untuk fasilitas apa item-item itu akan dibeli.

    Tugas manajemen material adalah untuk memenuhi secara ekonomi kebutuhan

    yang diuraikan dalam perencanaan operasi. Berdasarkan rencana operasi

    tersebut, manajemen material berusaha mencapai 6 (enam) tujuan yang saling

    berkaitan, yaitu :

    1. pembelian dengan harga terbaik2. pemeliharaan suplai yang kontinu

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    13/53

     

    13

    3. pemeliharaan waktu

    4. pemeliharaan hubungan dengan supplier

    5. bantuan riset dan pengembangan

    6. biaya pembelian logistik yang rendah

    Untuk merencanakan dan mendisain sistem manajemen material dapat

    digunakan siklus material yaitu mencari sumber, menempatkan dan

    melancarkan pesanan, transportasi, penerimaan dan inspeksi. Siklus material

    ini dalam banyak hal mirip dengan siklus pengolahan pesanan langganan

    dalam distribusi fisik, perbedaannya adalah

    1. waktu penyerahan, besar pengiriman, metode transport dan nilai dari

    produk menimbulkan banyak perubahan dalam siklus material;

    2. kurangnya orang perantara dalam siklus material dibandingkan dengan

    saluran pemasaran produk selesai;

    3. sistem manajemen material adalah menempatkan pesanan. Oleh karena

    itu, tingkat pengawasan siklus material adalah jauh lebih besar daripada

    siklus pengolahan pesanan pelanggan karena besarnya ketidakpastian

    penurunan. Ketidakpastian yang besar dalam siklus material terdapat

    dalam penilaian terhadap kemungkinan perubahan harga yang besar di

    masa depan atau terhadap terhentinya supplai.

    C. Transfer Persediaan Internal

    Transfer persediaan internal adalah pemindahan yang dibutuhkan untuk

    mengintegrasikan operasi distribusi fisik dengan operasi manajemen material

    dalam suatu organisasi. Tujuan utama dari transfer persediaan internal 

    adalah untuk menyeimbangkan operasi distribusi fisik dan manajemen material

    dengan mengatur pergerakan barang-barang setengah jadi diantara berbagai

    tahap pembuatan dan pergerakan barang jadi ke dan diantara gudang-gudang

    yang dipakai oleh organisasi itu. Pergerakan produk, material, dan suku cadang

    setengah jadi dan komponen-komponen diantara fasilitas-fasilitas organisasi

    adalah tanggung jawab operasi transfer persediaan. Kebutuhan terpenting dari

    transfer persediaan adalah usaha logistik yang terkoordinir dalam organisasi itu.

    Identifikasi terhadap transfer persediaan internal sebagai suatu bidang yang

    berdiri sendiri merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam manajemenlogistik. Alasannya adalah distribusi fisik dan manajemen material serta operasi

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    14/53

     

    14

    transfer harus didisain dalam satu rangkaian tujuan dan batas-batas tertentu.

    Oleh karena itu, untuk mencapai manfaat maksimum, maka lokasi usaha dan

    pengawasan logistik di dalam masing-masing bidang usaha akan berbeda-beda

    dalam organisasi yang sama walaupun sebaiknya menstandardisasikannya

    sepraktis mungkin.

    Bidang transfer persediaan internal mempunyai perbedaan dengan

    distribusi fisik dan manajemen material, yaitu bahwa transfer persediaan

    internal berada dalam organisasi itu sedangkan distribusi fisik dan manajemen

    material harus berhadapan dengan ketidakpastian dari sumber pembelian

    eksternal dan pelanggan. Jadi, pengawasan menyeluruh adalah mungkin untuk

    bidang transfer. Sistem transfer internal memberikan pengawasan operasional

    terhadap komponen produk setengah jadi dan produk jadi ke dan diantara

    gudang yang dipakai oleh organisasi itu. Dengan demikian, operasi transfer ini

    terbatas pada pergerakan di dalam organisasi dan di bawah kontrol struktur

    organisasi itu. Oleh karena itu, penyelenggaraan kegiatan transfer,

    memungkinkan alokasi lebih optimal.

    Latihan :

    1. Mengapa jaringan kerja logistik mempunyai banyak siklus usaha yang

    berbeda-beda?

    2. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara siklus pengolahan pesanan

    dengan siklus manajemen material dan siklus transfer persediaan!

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    15/53

     

    15

    Petunjuk Jawaban Latihan :

    1. Untuk menjawab pertanyaan pertama, Anda harus ingat bahwa frekuensi

    kegiatan logistik itu sangat berbeda-beda diantara berbagai siklus usaha

    2. Untuk menjawab pertanyaan kedua, Anda perlu mencermati kembali uraian

    tentang siklus manajemen material dan transfer persediaan.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    16/53

     

    16

    Bab IV

    Koordinasi Logistik

    Kombinasi dari kegiatan-kegiatan manajerial yang dibutuhkan untuk

    mengintegrasikan manajemen distribusi fisik, manajemen material, dan

    operasi transfer persediaan internal, disebut sebagai koordinasi logistik.

    Dengan kata lain, koordinasi logistik merupakan penentuan dan spesifikasi

    yang memadukan seluruh operasi logistik. Fungsi koordinasi logistik adalah

    untuk memastikan bahwa seluruh pergerakan dan penyimpanan itu ada

    diselesaikan seefektif dan seefisien mungkin. Apabila suatu organisasi

    melaksanakan banyak operasi distribusi fisik maupun manajemen material,

    maka tentulah diperlukan tingkat koordinasi yang tinggi.

    Kegiatan manajerial yang dapat diarahkan untuk pencapaian koordinasi

    sistem logistik adalah peramalan, pengolahan–pesanan, rencana operasional.

    Peramalan 

    Masukan utama bagi perencanaan dan pengkoordinasian operasi

    logistik adalah peramalan. Peramalan merupakan cara organisasi untuk

    mencari tahu limit ketidakpastian masa depan terhadap operasi organisasi.

    Hasil yang diharapkan dari peramalan adalah seperangkat perkiraan dari

    seluruh manajer mengenai level yang diharapkan dari kegiatan di masa depan

    dan perkiraan prestasi dari masing-masing produk. Agar berguna bagi

    koordinasi logistik, maka seluruh peramalan permintaan harus dirinci sampai

    pada tingkat masing-masing produk. Ada 2 (dua) prosedur untuk memperoleh

    permintaan tingkat produk, yaitu : pertama, seluruh peramalan permintaan itu

    dapat dibuat menurut wilayah pasarnya. Kedua, dengan memakai teknik

    peramalan langsung kepada wilayah pasar dengan tujuan untuk memperoleh

    tingkat permintaan akan produk itu. Koordinasi logistik membutuhkan taksiran

    yang seakurat mungkin mengenai masing-masing permintaan produk tersebut.

    Prosedur peramalan itu akan berbeda-beda menurut rencana

    pemakaiannya, jangka waktu yang diliputnya dan level perinciannya. Jangka

    waktu proyeksi peramalan operasi logistik biasanya adalah satu tahun ataukurang. Berdasarkan tujuan penggunaan rencana, maka peramalan yang

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    17/53

     

    17

    dibutuhkan mungkin harian, mingguan, bulanan, kwartalan, setengah tahunan

    atau tahunan. Berdasarkan tingkat perinciannya, maksud peramalan adalah

    untuk mengembangkan taksiran mengenai kebutuhan akan produk . Dalam

    merumuskan rencana perolehan dan jadwal produksinya, kombinasi

    peramalan untuk beberapa pasar akan memberikan keterangan yang

    menyeluruh mengenai kebutuhan operasional.

    Metode peramalan untuk meramalkan kebutuhan operasi logistik meliputi :

    a. Regresi  : peramalan dengan regresi terdiri dari penaksiran penjualan

    suatu produk yang didasarkan atas informasi mengenai satu atau lebih

    faktor-faktor lain. Jika produk yang diramalkan itu didasarkan atas faktor

    tunggal, maka disebut sebagai analisis regresi sederhana dan pemakaian

    lebih dari satu faktor untuk peramalan disebut sebagai multiple regression 

    b. Analisis deret waktu  : meliputi beraneka ragam teknik peramalan yang

    dapat menganalisis pola dan gerakan dari data historis untuk menentukan

    ciri-cirinya yang bersifat berulang. Berdasarkan ciri-ciri khusus tersebut,

    teknik-teknik dengan berbagai kecanggihannya dapat digunakan untuk

    meramalkan nilai-nilai masa depan dari data itu. Teknik analisis deret

    waktu antara lain meliputi rata-rata bergerak, perataan eksponen, peranan

    diulur, dan perataan disesuaikan

    Pengolahan Pesanan 

     Arus informasi yang bermutu dan cepat akan memudahkan integrasi

    dari komponen dasar sistem logistik. Pada umumnya, jaringan komunikasi itu

    sama peranannya dengan komponen-komponen lain dari sistem logistik.

    Semuanya terdapat dalam usaha terpadu untuk menyeimbangkan pelayanan

    terhadap langganan dengan total biaya logistik. Untuk mencapai tujuan

    tersebut, maka jaringan komunikasi logistik mempunyai fungsi :

    a. Penyampaian Pesanan : operasi logistik digerakkan oleh penyampaian

    suatu pesanan. Metode-metode komunikasi pesanan dapat dinilai

    menurut kecepatannya, biaya, keandalannya dan ketelitiannya. Apapun

    metode yang dipilih untuk menyampaikan pesanan, sebaiknya

    membatasi pilihan dan mendapatkan manfaat dari kesederhanaan dan

    kerutinan. Ada 3 (tiga) prinsip penyampaian pesanan. Pertama, jangkawaktu untuk penyampaian pesanan itu hendaklah sekonsisten mungkin

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    18/53

     

    18

    dengan mempertimbangkan risiko kesalahan sistem dan masalah-

    masalah kehabisan persediaan yang diakibatkannya. Kedua,

    penyampaian pesanan hendaklah selangsung mungkin dengan

    perubahan yang minimum dalam bentuk pesanan dan penyampaian

    yang segera. Ketiga, pesanan pelanggan hendaknya disampaikan

    dengan alat-alat mekanis daripada cara-cara manual untuk

    meminimumkan kesalahan manusia.

    b. Koordinasi internal : fungsi kedua dari sistem komunikasi logistik adalah

    untuk menjamin arus informasi yang akurat dan tepat waktu ke bidang-

    bidang manajemen lain di luar logistik. Informasi berguna yang diperoleh

    dari pesanan pelanggan seringkali dibutuhkan pula oleh unit-unit lain dari

    organisasi itu. Dalam sistem komunikasi logistik yang canggih, banyak

    sekali koordinasi yang diselenggarakan secara otomatis dalam

    pengolahan pesanan.

    c. Komando logistik  : sesudah suatu pesanan diolah, maka sistem

    komunikasi haruslah menyiapkan petunjuk kerja logistik. Tugas logistik

    yang serupa haruslah ditentukan dalam memenuhi pesanan manajemen

    material dan permohonan transfer persediaan. Aktivitas ini dinamakan

    fungsi perintah. Fungsi komando ini sangat penting dalam operasi logistik

    karena menggerakkan komponen sistem.

    d. Pemantauan dan Pengawasan : jika sistem komunikasi logistik dipakai

    sebagai suatu alat pemantauan, maka manajemen haruslah menetapkan

    sistem tertentu yang menjamin adanya umpan balik. Umpan balik adalah

    pengembalian informasi mengenai seluruh kegiatan logistik yang

    membutuhkan pemantauan untuk dapat ditinjau kembali oleh

    manajemen. Kegiatan ini selalu ada hubungannya dengan beberapa

    aspek dari pelayanan terhadap pelanggan atau terhadap biaya

    penyelenggaraan sistem.

    Untuk memadukan keempat mata rantai komunikasi tersebut ke dalam

    suatu sistem informasi logistik yang terkoordinir, dapat digunakan sistem

    pengolahan pesanan yang otomatis. Ada 3 (tiga) manfaat potensial yang telah

    mendorong trend ke arah pengolahan otomatis. Pertama, total waktu

    pengolahan pesanan dapat banyak dikurangi sehingga menurunkan totalbiaya logistik dan meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. Kedua,

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    19/53

     

    19

    ketelitian pengolahan dan administrasi keseluruhannya adalah jauh lebih tinggi

    dalam sistem yang otomatis. Ketiga, tingginya biaya tenaga tata usaha telah

    menyebabkan lebih besarnya keuntungan produktivitas dari pemakaian sistem

    otomatis.

    Rencana Operasional 

    Rencana operasional berhubungan langsung dengan perencanaan

    perolehan produk dan perencanaan kebutuhan material. Sifat hubungan ini

    dalam organisasi-organisasi privat berbeda antara perusahaan pembuatan

    dengan yang membeli barang untuk dijual lagi.

    Rencana operasional merupakan pernyataan berjadwal mengenai

    rencana kegiatan suatu organisasi.Jadi, rencana operasional memadukan

    tujuan pertumbuhan, peramalan dan segala bentuk informasi ke dalam

    suatu pernyataan ringkas. Jika telah dinyatakan, maka rencana operasional

    itu merupakan peralihan dari permintaan bebas menjadi permintaan tidak

    bebas. Permintaan akan suatu barang adalah bebas, apabila ia tidak

    bergantung kepada permintaan terhadap barang lain. Permintaan adalah tidak

    bebas, apabila jumlah suatu komponen tertentu langsung berdasarkan

    permintaan akan suatu produk akhir atau sub perakitan. Ciri pokok dari

    permintaan tidak bebas adalah dapat dihitung dari rencana operasional.

    Permintaan tidak bebas menunjukkan urutan tegak lurus dalam perolehan

    atau pembuatan barang-barang khusus. Sedangkan permintaan tidak bebas

    yang horizontal merupakan suatu situasi khusus di mana suatu perlengkapan,

    brosur promosi atau buku petunjuk pemakaian dimasukkan ke dalam setiap

    barang yang dikirimkan.

    Berkaitan dengan pelaksanaan rencana operasional untuk pembelian

    barang yang akan dijual lagi, ada 4 (empat) konsep yang perlu

    dipertimbangkan dalam pelaksanaan logika pembelian produk, yaitu :

    a. Kuantitas pesanan ekonomis (Economic Order Quantity) : konsep ini

    menyeimbangkan biaya pemeliharaan persediaan dengan biaya

    pemesanan. Semakin besar rata-rata pesanan, maka akan semakin besar

    pula rata-rata persediaan dan karenanya akan semakin besar pula biaya

    pemeliharaannya per tahun. Semakin besar kuantitas pesanan, maka

    semakin sedikit pesanan yang dibutuhkan per periode perencanaan dankarena itu makin rendah total biaya pemesanannya.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    20/53

     

    20

    b. Persediaan Pengamanan : jumlah tertentu persediaan yang ditempatkan

    dalam sistem logistik untuk berjaga-jaga terhadap keterlambatan

    penyerahan/pengantaran barang yang tak terduga atau terhadap volume

    penjualan yang lebih besar daripada yang diperkirakan.

    c. Pengawasan Pesanan Ulang  : kombinasi dari kebijaksanaan kuantitaspesanan ekonomis dan persediaan pengamanan menentukan standar bagi

    mekanisme pemesanan kembali. Barang yang dipesan kembali terdiri dari

    barang yang dibeli secara reguler sebagai bagian assortment produk

    pokok. Pada umumnya, sistem pemesanan kembali didasarkan atas

    metode terus menerus atau berkala. Pada metode terus menerus,

    pengawasan persediaan didasarkan pada peninjauan yang terus menerus

    yang pada dasarnya merupakan sistem titik pemesanan kembali.

    Sedangkan pada metode berkala, sistem pengawasan persediaan

    didasarkan atas pemeriksaan berkala yang menggunakan asumsi bahwa

    status barang-barang itu akan ditinjau pada waktu tertentu.d. Pembelian Mode/Promosi  : barang-barang mode dan promosi pada

    umumnya dibeli satu kali dengan antisipasi barang itu akan terjual dalam

     jangka waktu tertentu. Barang-barang tersebut bersifat musiman atau

    berorientasi pada mode. Sejauh rencana pembelian itu terdiri dari barang

    mode/promosi, maka program tradisional yang dipakai untuk memantau

    dan mengawasinya adalah program open to buy (terbuka untuk pembelian)

    Latihan :

    1. Jelaskan bahwa peramalan merupakan salah satu alat untuk koordinasi

    logistik!

    2. Jelaskan perbedaan antara permintaan bebas dengan permintaan tidak

    bebas! Berikan contohnya!

    Petunjuk Jawaban Latihan :

    1. Untuk menjawab pertanyaan pertama, Anda harus ingat pengertian

    koordinasi logistik dan peramalan.

    2. Untuk menjawab pertanyaan kedua, Anda cermati perencanaan

    operasional.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    21/53

     

    21

    Bab V 

    Perencanaan Logistik

    Perencanaan logistik dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tipe, yaitu

    strategis, operasional, dan taktis. Kriteria dasar untuk menentukan masing-

    masing sifatnya adalah komitmen aktiva, lamanya waktu perencanaan, dan

    kemungkinan pelaksanaannya.

    Perencanaan Strategis :

    Perencanaan strategis membutuhkan banyak komitmen dan sumber

    daya manajerial. Rencana strategis menentukan struktur dimana rencana

    operasional dan rencana taktis dituangkan. Jadi, rencana strategis merupakan

    seperangkat tonggak penunjuk jalan untuk tipe perencanaan lainnya.

    Perencanaan strategis  dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

    mengalokasikan sumber daya logistik selama jangka waktu yang panjang,

    konsisten dan menunjang bagi seluruh kebijaksanaan dan tujuan organisasi.

    Jangka waktu perencanaan strategis ini meliputi jangka waktu yang panjang,

    antara 5 sampai 10 tahun. Sekali suatu rencana strategis itu dikembangkan,

    biasanya diperlukan banyak modifikasi terhadap rencana semula karena sifat

    perencanaan strategis itu menyangkut banyak unsur probabilitas.

    Perencanaan strategis dimulai dengan analisis komprehensif terhadap

    situasi logistik. Perhatian yang mendesak bagi manajer adalah menentukan

    perubahan-perubahan apa, jika ada, yang perlu dilakukannya dalam sistem

    operasi logistik yang sekarang dan struktur fasilitasnya. Proses menilai

    kebutuhan dan kebaikan dari perubahan ini disebut sebagai feasibility

    assessment. Langkah-langkah yang disarankan dalam menyelesaikan

    feasibility assessment  adalah analisis situasi, pengembangan logika

    penunjang dan taksiran biaya manfaat.

     Analisis situasi adalah pengumpulan fakta tentang kebutuhan logistik yang

    dihadapi oleh suatu organisasi dan seluruh ruang lingkup operasinya yang

    sekarang. Penilaian yang lazim meliputi tinjauan internal, penilaian kompetitif,

    dan penaksiran teknologi untuk menentukan apakah cukup terdapat daerah

    yang luas untuk perbaikan biaya dan pelayanan.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    22/53

     

    22

    Langkah kedua adalah mengintegrasikan penemuan-penemuan dari

    peninjauan internal, dari analisis kompetitif, dan dari penilaian teknologi ke

    dalam suatu logika untuk menunjang modifikasi rencana strategis. Dalam

    banyak hal, pengembangan suatu logika penunjang merupakan bagian tersulit

    dari proses perencanaan strategis.

    Hasil akhir dari penilaian kemungkinan adalah taksiran pra perencanaan dari

    hasil yang diharapkan akan diperoleh jika pengkajian logistik itu telah

    diselesaikan dan dilaksanakan. Hasil-hasil itu dapat dikelompokkan ke dalam

    kategori perbaikan pelayanan, penurunan biaya, dan pencegahan biaya.

    Langkah selanjutnya dalam merumuskan strategi logistik adalah

    menetapkan rencana proyek. Ada 4 (empat) tahap yang harus diselesaikan

    pada rencana ini, yaitu pernyataan mengenai tujuan, identifikasi ruang lingkup

    proyek dan jangka waktunya, pernyataan mengenai hambatan-hambatan, dan

    pengembangan mengenai standar pengukuran.

    Langkah ketiga dalam prosedur perencanaan strategi adalah modeling.

    Tujuan pokok dari modeling ini adalah untuk mengusahakan pembuatan suatu

    ramalan yang absah mengenai bagaimana kemungkinan konfigurasi logistik

    akan dilaksanakan sebelum implementasi yang sesungguhnya. Model adalah

    sekelompok informasi dan restriksi mengenai suatu situasi yang unik

    dikumpulkan untuk tujuan analisis sistem. Model adalah pengganti untuk

    pengujian disain logistik yang sesungguhnya. Ada 2 (dua) tipe umum dari

    model, yaitu fisik (replika dari objek yang sedang dikaji) dan abstrak (memakai

    simbol). berdasarkan metode analisis yang dipilih, maka prosedur proyek

    terdiri dari 4 (empat) langkah, yaitu : penentuan kebutuhan data,

    pengumpulan data, klasifikasi georeference, pengesahan dan

    pengukuran model, dan anilisis.

    Langkah terakhir dalam prosedur perencanaan strategi yang

    menyeluruh adalah perumusan saran-saran dan pelaksanaan. Perhatian

    utama manajer pada tahap perumusan saran adalah penilaian biaya-manfaat

    dan penaksiran risiko sedangkan pada tahap implementasi, perhatian utama

    manajer adalah jadwal dan pengawasan.

    Perencanaan Operasional : 

    Perencanaan operasional dapat diartikan sebagai suatu proses untukmengembangkan kebijaksanaan dan rencana logistik untuk menangani

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    23/53

     

    23

    tindakan manajemen yang rutin atau reguler dalam suatu organisasi. Rencana

    operasional adalah alat untuk mengkoordinir usaha logistik suatu organisasi.

    Rencana ini pada umumnya meliputi jangka waktu sampai satu tahun.

    Rencana operasional yang menyeluruh sekurang-kurangnya mempunyai 3

    (tiga) tujuan yaitu modifikasi sistem, pelaksanaan, dan anggaran.

    Selama periode operasional, mungkin dibutuhkan sejumlah

    penyesuaian-penyesuaian dalam disain sistem. Modifikasi ditetapkan sebagai

    bagian dari rencana strategi yang berlaku. Apapun sifat kebutuhan itu, dapat

    diharapkan bahwa dalam organisasi yang dinamis, perubahan sistem akan

    merupakan bagian integral dari setiap rencana operasional. Tujuan

    penyelenggaraan rencana operasional adalah penyebaran modal jangka

    pendek dan penyebaran sumber daya manajerial ke arah tercapainya sasaran

    organisasi. Pada umumnya, makin stabil atau makin repetitif situasi

    operasinya, maka makin besar jangka waktu yang dicakup oleh rencana

    penyelenggaraan itu. Akan tetapi jadwal penyelenggaraan jarang melebihi

    lamanya waktu rencana operasional. Dasar utama yang digunakan untuk

    merumuskan rencana penyelenggaraan adalah peramalan. Tujuan utama

    rencana penyelenggaraan adalah mengkoordinir aktivitas berencana selama

     jangka waktu pendek dalam rencana operasional. Aspek finansial dari

    perencanaan operasional adalah anggaran logistik. Aspek anggaran dari

    perencanaan operasional ini paling kecil kemungkinannya terwujud selama

     jangka waktu tertentu.

    Rencana operasional adalah alat terpenting dari logistik terpadu. Dilihat

    dari penyebaran sumber daya, rencana operasional logistik menimbulkan

    banyak pengeluaran modal dan sumber daya manusia.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    24/53

     

    24

    Perencanaan Taktis :

    Perencanaan taktis dapat diartikan sebagai proses untuk penyesuaian

     jangka pendek dari sumber daya logistik untuk hal-hal yang tidak menentu

    atau tidak diduga, keadaan yang kompetitif atau kondisi lingkungan. Jangka

    waktu perencanaan taktis adalah pendek karena fokusnya berorientasi pada

    kejadian. Periode pelaksanaannya mungkin saja meliputi waktu yang panjang

    bergantung pada sifat dari kejadian itu. Masalah yang kritis dalam

    perencanaan taktis adalah penentuan sejauhmana manajemen bertindak

    mendahului atau bereaksi terhadap kejadian yang tak terduga. Prosedur taktis

    tindakan mendahului pengembangan rencana darurat yang memerinci

    penyesuaian – penyesuaian terhadap kejadian yang mungkin terjadi tetapi

    tidak pasti terjadi pada waktu dirumuskannya rencana operasional. Suatu

    prosedur taktis bereaksi adalah prosedur yang mengembangkan mekanisme

    untuk modifikasi rencana operasional yang didasarkan atas kejadian yang

    sesungguhnya dari peristiwa tidak diduga. Suatu prosedur perencanaan taktis

    yang ideal akan memasukkan kemampuan tindakan mendahului dan bereaksi

    untuk digunakan berdasarkan tingkat kegawatan dari kejadian itu.

    Latihan :

    1. Dalam melaksanakan suatu penilaian kemungkinan, mengapa analisis

    situasi itu sangat penting?

    2. Jelaskan fokus masing-masing tipe perencanaan logistik!

    Petunjuk Jawaban Latihan :

    1. Untuk menjawab pertanyaan pertama, Anda harus ingat bahwa analisis

    situasi adalah pengumpulan fakta tentang kebutuhan logistik yang dihadapi

    oleh suatu organisasi dan seluruh ruang lingkup operasinya yang

    sekarang. Penilaian yang lazim meliputi tinjauan internal, penilaian

    kompetitif, dan penaksiran teknologi untuk menentukan apakah cukup

    terdapat daerah yang luas untuk perbaikan biaya dan pelayanan.

    2. Untuk menjawab pertanyaan kedua, Anda perlu mencermati definisi dari

    masing-masing tipe perencanaan logistik.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    25/53

     

    25

    Bab VI

    Administrasi Sistem Logistik

    Dalam disain suatu sistem logistik, administrasi merupakan tanggung

     jawab manajemen yang penting. Administrasi logistik berkaitan dengan alokasi

    sumber daya dan kontrol operasi logistik. Administrasi logistik akan menjadi

    efektif melalui penetapan sasaran yang dirumuskan dengan jelas dan

    peninjauan yang terus menerus terhadap kemajuan yang dicapai. Berkaitan

    dengan hal tersebut, maka administrasi dalam organisasi logistik hendaklah

    berpedoman kepada Management by Objectives (MBO) yang dirancang untuk

    menghasilkan suatu statemen tujuan –tujuan yang jelas. Misi yang esensial

    dari MBO adalah penetapan sasaran dan kontrol. Aspek yang penting

    dalam MBO adalah tujuan pencapaian tugas individual yang ditetapkan untuk

    setiap periode administratif. Tujuan pekerjaan dapat diidentifikasi sebagai

    sasaran. Berdasarkan suatu atau serangkaian sasaran itu, kemudian

    administrasi logistik memfokuskan perhatian pada kontrol untuk mengukur ke

    arah sasaran tersebut. Berdasarkan pendekatan MBO, tahapan administrasi

    logistik meliputi :

    a. Pada permulaan periode perencanaan, top management menetapkan

    sasaran atau tujuan menyeluruh untuk seluruh organisasi. Tujuan yang

    menyeluruh ini kemudian dijabarkan ke dalam rencana tindakan untuk

    setiap manajer dalam organisasi itu sehingga masing-masing manajer

    mempunyai tujuan yang jelas dan tegas untuk bidang tanggung

     jawabnya (tujuan yang sesuai dengan tujuan organisasi yang

    menyeluruh).

    b. Berikutnya, membentuk suatu struktur organisasi yang sesuai

    dengan/dan dapat mencapai tujuan-tujuan itu. Organisasi merupakan

    alat untuk mencapai tujuan.

    c. Kemudian mengembangkan uraian mengenai posisi yang dengan jelas

    menentukan tanggung jawab masing-masing individu dalam struktur

    organisasi.

    d. Tahap berikutnya adalah menetapkan standar prestasi yang dapatdijadikan pedoman dan pengarah bagi masing-masing aktivitas

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    26/53

     

    26

    individu. standar prestasi ini harus menunjang dan sesuai dengan

    bidang fungsional dan tujuan organisasi secara keseluruhan.

    e. Langkah berikutnya adalah mengembangkan struktur imbalan yang adil

    dan memadai untuk masing-masing individu apabila ia telah mencapai

    standar prestasi yang ditetapkan untuk posisinya.

    f. Akhirnya, dan barangkali yang terpenting adalah masing-masing

    keberhasilan atau kegagalan individu dalam mencapai standar prestasi

    haruslah dinilai dan bila perlu diambil tindakan koreksi.

    MBO ini bergantung pada pengembangan rencana operasional yang

    sehat. Rencana yang telah disahkan menjadi basis untuk pengukuran prestasi

    selama periode operasi. Proses pengembangan rencana operasional

    memakan waktu dan menjemukan.

     Administrasi logistik terdiri dari perencanaan operasional dan

    pengawasan operasional. 

    Perencanaan dan Pengawasan Operasional

    Perencanaan operasional berkaitan dengan kegiatan sehari-hari dari

    suatu organisasi dalam kerangka rencana strateginya. Rencana operasional

    untuk administrasi logistik adalah berjangka pendek, biasanya diproyeksikan

    untuk masa tidak lebih dari satu tahun fiskal. Rencana operasional itu meliputi

    satu segmen dari seluruh rencana strategi sistem. Berdasarkan suatu rencana

    strategi (jangka panjang), rencana-rencana operasi (jangka pendek) haruslah

    dikembangkan untuk pengarahan pekerjaan sehari-hari. Strategi jangka

    panjang merupakan serangkaian tonggak penunjuk jalan untuk tercapainya

    detil-detil rencana operasional jangka pendek selama jangka waktu tertentu.

    Dengan kata lain, rencana operasi merupakan unsur jangka pendek dari

    strategi pelaksanaan sistem yang berjangka waktu lebih panjang. Oleh karena

    itu, disain dan administrasi sistem logistik itu disatukan melalui hubungan

    antara rencana operasional dengan strategi-strategi pelaksanaanya.

    Perumusan rencana operasional membutuhkan koordinasi tujuan-

    tujuan yaitu tujuan modifikasi sistem, penyelenggaraan dan anggaran ke

    dalam suatu usaha terpadu.

    a. Tujuan Modifikasi Sistem  : rencana operasional memberikanpenyesuaian-penyesuaian terjadwal dalam fasilitas sistem logistik.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    27/53

     

    27

    Rencana operasional mengalokasikan sumber daya dan mendisain

    tanggung jawab manajemen untuk mencapai penyesuaian yang

    diinginkan dan/atau ditentukan rencana strategi logistik.

    b. Tujuan Penyelenggaraan : sebagian besar rencana operasional terdiri

    dari tujuan-tujuan yang menjadi pedoman bagi operasi sehari-hari.

    Tujuan penyelenggaraan operasional biasanya terdiri dari sasaran-

    sasaran tertentu dan jadwal rencana aktivitas untuk mencapai sasaran

    yang telah ditetapkan. Aspek jadwal penyelenggaraan dari rencana

    operasi memberikan struktur untuk tercapainya tujuan logistik. Aspek ini

    menuntun alokasi dana yang telah disetujui dan menentukan rank

    aktivitas sehari-hari menurut prioritasnya. Jadi, total usaha logistik

    disinkronkan melalui perumusan sasaran penyelenggaraan dan jadwal

    aktivitas yang perlu untuk mewujudkan tercapainya sasaran

    c. Tujuan Anggaran  : berdasarkan tujuan modifikasi sistem dan tujuan

    penyelenggaraan, maka langkah selanjutnya dalam proses perencanaan

    operasi adalah membuat anggaran pengeluaran yang dibutuhkan untuk

    tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Anggaran adalah kunci untuk

    merumuskan suatu program pengawasan biaya logistik. Ada 4 (empat)

    tipe pokok anggaran yang dipakai dalam pengawasan logistik, yaitu :

    1. Anggaran Tetap : proses anggaran ini berusaha untuk memperoleh

    taksiran biaya yang paling realistis untuk penyelesaian proses logistik.

     Anggaran ini merupakan dasar untuk membandingkan antara

    penyelenggaraan yang diinginkan sebelum periode operasional

    dengan penyelenggaraan sesungguhnya slama dan sesudah periode

    tersebut.

    2. Anggaran Luwes : dimaksudkan untuk menampung fluktuasi volume

    selama periode operasi. Biasanya, didasarkan atas biaya standar

    untuk pelaksanaan fungsi logistik tertentu.

    3. Anggaran Level Nol  : dipakai dengan 2 (dua) cara dalam

    perencanaan operasional. Pada level manajemen operasional,

    prosedur anggaran yang lazim adalah dimulai dengan nol dana sah

    pada awal rencana operasional, kemudian dana disetujuidari nol ke

    atas bergantung pada pengesahan dana yang dibutuhkan untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kedua tipe ini merupakan

    usaha untuk mengkaitkan pengeluaran operasional dengan tugas

    tertentu.

    4. Anggaran Modal : mengontrol luas dan waktu dari investasi logistik.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    28/53

     

    28

     Anggaran tetap, luwes dan nol dipakai untuk mengontrol pengeluaran

    langsung bagi penyelenggaraan logistik, sedangkan anggaran modal

    digunakan apabila penyesuaian suatu komponen sistem logistik itu

    dijadwalkan selama periode operasi itu.

    Rencana Operasional memberikan basis pengukuran untuk seluruhpengawasan operasi logistik. Pengawasan suatu sistem logistik

    menggabungkan level penyelenggaraan yang diharapkan dengan

    pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan. Pengawasan logistik adalah

    management by exception (MBE). Sifat logistik yang komprehensif dan terinci

    menghendaki agar manajemen meninjau limit terhadap penyimpangan-

    penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

    Proses pengawasan memberikan ukuran mengenai prestasi. Proses

    pengawasan merupakan salah satu aspek paling kompleks dari manajemen

    logistik. Tantangan dalam pengawasan logistik adalah memformat data yang

    dibutuhkan dengan suatu cara yang menghasilkan pengukuran

    penyelenggaraan yang konsisten. Ada 2 (dua) tipe data yang dibutukan dalam

    pengawasan logistik, yaitu data pengawasan biaya dan data penyelenggaraan

    pelayanan. Pengawasan logistik haruslah memisahkan data biaya dan data

    penyelenggaraan untuk memberikan fakta-fakta operasi logistik

    keseluruhannya kepada manajemen. Seluruh level pengawasan manajemen

    membutuhkan data pada waktu yang tepat dan akurat.

    Latihan :

    1. Jelaskan hubungan antara rencana operasional dengan proses

    pengawasan logistik!

    2. Jelaskan tipe pengawasan yang lazim dalam sistem logistik!

    Petunjuk Jawaban Latihan :

    1. Untuk menjawab pertanyaan pertama, Anda harus ingat bahwa rencana

    operasional memberikan basis pengukuran untuk seluruh pengawasan

    logistik.

    2. Untuk menjawab pertanyaan kedua, Anda harus ingat bahwa rencana

    operasional membutuhkan koordinasi tujuan-tujuan (modifikasi sistem,

    penyelenggaraan dan anggaran) ke dalam suatu usaha terpadu.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    29/53

     

    29

    Bab VII

    Organisasi Sistem Logistik

    Istilah organisasi berasal dari bahasa Yunani organon dan dalam

    bahasa latin organum  yang berarti alat, bagian, anggota badan. Dalam

    berbagai literatur, definisi organisasi beraneka ragam tergantung dari sudut

    mana ahli yang bersangkutan melihatnya, misalnya James D Mooney dalam

    Husaini (2006) mendefinisikan organisasi sebagai bentuk setiap perserikatan

    manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sedangkan Max Weber

    dalam Silalahi (2002), organisasi adalah tata hubungan sosial yang

    mempunyai batasan-batasan tertentu, suatu kumpulan tata aturan, dan suatu

    kerangka hubungan yang menunjukkan wewenang, tanggung jawab, dan

    pembagian kerja untuk menjalankan fungsi tertentu. Menurut Sondang P.

    Siagian, hakikat organisasi dapat ditinjau dari dua sudut pandangan, yaitu :

    Pertama, organisasi dapat dipandang sebagai wadah, yaitu tempat kegiatan

    administrasi dan manajemen dijalankan dan sifatnya relatif statis. Organisasi

    sebagai wadah berarti organisasi merupakan

    a). penggambaran jaringan hubungan kerja dan pekerjaan yang sifatnya

    formal atas dasar kedudukan atau jabatan yang diperuntukkan bagi setiap

    anggota organisasi,

    b). susunan hirarkhi yang secara jelas menggambarkan garis wewenang dan

    tanggung jawab,

    c). alat berstruktur permanen yang fleksibel sehingga apa yang terjadi dan

    akan terjadi dalam organisasi relatif tetap sifatnya dan karenanya dapat

    diperkirakan.

    Kedua, organisasi dapat dipandang sebagai proses, yaitu interaksi antara

    orang-orang yang menjadi anggota organisasi dan sifatnya dinamis.

    Secara tradisional, tanggung jawab manajemen logistik terpecah-pecah

    di seluruh organisasi. Oleh karena itu, salah satu dalil pokok yang mendasari

    konsep logistik terpadu adalah bahwa tanggung jawab yang terpecah-pecah

    akan meningkatkan duplikasi, pemborosan, dan kadang-kadang hambatan

    total terhadap tercapainya misi organisasi. Dalam kaitan ini, penstrukturanorganisasi logistik sebagai unit manajerial tersendiri yang merupakan

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    30/53

     

    30

    penyatuan semua fungsi dan operasi logistik ke dalam suatu struktur

    manajemen tunggal. Karakteristik organisasi logistik terpadu antara lain :

    a. setiap aspek dari seluruh operasi logistik (manajemen material,

    pemindahan persediaan, distribusi fisik) distruktur sebagai suatu operasi

    garis yang berdiri sendiri.. Garis wewenang dan tanggung jawab jelas

    untuk masing-masing tugas utama yang dilaksanakan dalam usaha

    logistik. Karena bidang-bidang operasional itu dirumuskan dengan jelas,

    maka adalah memungkinkan untuk menetapkan transfer persediaan

    sebagai suatu unit operasional yang serupa dengan manajemen material

    dan distribusi fisik

    b. bidang fungsional logistik (penanganan material, pergudangan,

    persediaan, dan transportasi) ditempatkan pada level pelayanan

    penunjang sistem. Unit operasional ini memudahkan total integrasi dari

    sistem logistik. Kelompok ini terlibat dalam manajemen fungsional sehari-

    hari dengan hubungan langsung antara manajemen material, distribusi fisik

    dan operasi transfer persediaan.

    c. Pada level koordinasi (peramalan, pengolahan pesanan, perencanaan

    kebutuhan material, dan perencanaan operasional), potensi penuh dari

    sistem informasi logistik dapat disebarkan ke seluruh perencanaan dan

    operasi garis. Pengolahan pesanan memicu sistem logistik untuk

    beroperasi dan menggerakkan bank data untuk mengawasi seluruh tahap

    operasi. Kelompok koordinasi logistik mengintegrasikan peramalan,

    perencanaan operasional, penjadwalan produksi, dan pembelian untuk

    menjadi pedoman bagi operasi logistik.

    d. perencanaan dan pengawasan sistem terdapat pada tingkat tertinggi

    organisasi logistik terpadu. Kedua kelompok ini merupakan pelayanan staf.

    Kelompok perencanaan sistem mengurus perencanaan strategi jangka

    panjang dan dengan demikian bertanggung jawab untuk studi disain sistem

    logistik dan saran-saran perancangan kembali. Sedangkan pengawasan

    logistik mengukur prestasi logistik dan memberikan data untuk

    pengambilan keputusan manjerial.. Pengembangan program untuk

    pengawasan logistik merupakan bidang yang kritis dari administrasi logistik

    terpadu karena luasnya operasi logistik dan besarnya pengeluaran modal.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    31/53

     

    31

    Latihan :

     Apakah pengorganisasian semua aktivitas logistik ke dalam suatu unit

    manajemen tunggal itu esensial bagi tercapainya operasi yang efisien?

    Petunjuk Jawaban Latihan :

    Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda harus ingat bahwa penyatuan

    organisasi logistik ke dalam unit manajemen tunggal berpengaruh besar

    terhadap perbaikan posisi relatif dari manajemen logistik dalam keseluruhan

    struktur organisasi.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    32/53

     

    32

    Bab VIII

    Supply Chain Management

    Pengertian Supply Chain

    Menurut Schroeder (2007, p189) supply chain adalah sebuah

    proses bisnis dan informasi yang berulang yang menyediakan produk atau

    layanan dari pemasok melalui proses pembuatan dan pendistribusian

    kepada konsumen.

    Menurut Harrison (2008, p7) adalah sejaringan mitra yang secara

    kolektif mengubah komoditas dasar (dihulu) kedalam produk jadi (dihilir) yang

    bernilai bagi pelanggan akhir, dan yang mengelola kembali dimasing-

    masing tahap.

    Pengertian Supply Chain Management 

    Menurut Simchi-Levi dan Kaminsky (2004, p2) supply chain

    management adalah suatu pendekatan dalam mengintegrasikan berbagai

    organisasi yang menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang,

    yaitu supplier, manufacturer, warehouse dan stores sehingga barang-

    barang tersebut dapat diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang 

    tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat dan biaya yang seminimal

    mungkin.

    Menurut Schroeder (2007, p189) supply chain management adalah

    perancangan, desain, dan kontrol arus material dan informasi sepanjang

    rantai pasokan dengan tujuan kepuasan konsumen sekarang dan di masa

    depan.

    Menurut Heizer dan Render (2000, p434) manajemen rantai

    pasokan (supply chain management) adalah pengintegrasian aktivitas

    pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi

    dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan.

    Tujuan Supply Chain Management 

    Menurut Heizer dan Render (2000, p435) tujuan supply chain

    management adalah untuk membangun sebuah rantai yang terdiri dari para

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    33/53

     

    33

    pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi

    pelanggan.

    Menurut Dilworth (2000, p374) tujuan supply chain management adalah

    merencanakan dan mengkoordinasi semua kegiatan yang terdapat dalam

    supply chain, sehingga akan tercapai pelayanan kepada customer yang

    maksimal dengan biaya yang relatif rendah.

    Strategi Supply Chain 

    Strategi supply chain menurut Heizer dan Render (2000, p438) : 

    1) Banyak pemasok (many supplier ).

    Dengan strategi banyak pemasok (many supplier ), pemasokmenanggapi permintaan dan spesifikasi “permintaan dan penawaran”,

    (request for quotation), dengan pesanan yang pada umumnya akan jatuh

    ke pihak yang memberikan penawaran terendah.

    2) Sedikit pemasok (few supplier ).

    Strategi yang memiliki sedikit pemasok (few supplier )

    mengimplikasikan bahwa daripada mencari atribut jangka pendek, seperti

    biaya rendah, pembeli lebih ingin menjalin hubungan jangka panjangdengan beberapa pemasok yang setia.

    3) Integrasi vertikal (vertical integration).

    Integrasi vertikal (vertical integration) berarti mengembangkan

    kemampuan untuk memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli

    atau membeli perusahaan pemasok atau distributor.

    4) Jaringan Keiretsu (Keiretsu networks).

    Keiretsu adalah sebuah istilah bahasa Jepang untuk

    menggambarkan para pemasok yang menjadi bagian dari sebuah

    perusahaan.

    5) Perusahaan virtual (virtual company).

    Perusahaan virtual (virtual company) adalah perusahaan yang

    mengandalkan beragam hubungan pemasok untuk menyediakan jasa

    atas permintaan yang diinginkan. Juga dikenal sebagai korporasi

    berongga atau perusahaan jaringan.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    34/53

     

    34

    Supply Chain Operations Reference (SCOR) 

    Pengertian Supply Chain Operations Reference 

    Menurut Rolf G. Poluha ([Http 1]) Supply Chain Operations Reference

    (SCOR) adalah model proses referensi yang sudah dikembangkan dandidukung Supply Chain Council (SCC) sebagai standar de fakto alat diagnostik

    lintas industri bagi manajemen rantai pasokan. SCOR memungkinkan

    pemakai untuk mengerjakan, memajukan, dan memberitahukan kenyataan

    dalam manajemen rantai pasokan dan diantara semua pihak yang

    berkepentingan.

     A Process Reference Model Contains Menurut Supply Chain Council,  A Process Reference Model Contain :

     – Uraian atau deskripsi standar dari proses manajemen.

     – Satu kerangka hubungan antara proses standar.

     – Metrik standar untuk mengukur kinerja proses.

     – Manajemen mempraktekkan yang menghasilkan kinerja terbaik

    dikelasnya.

     – Menyesuaikan standar untuk mencirikan dan kemampuan.

    Boundaries of Supply Chain Operations Reference (SCOR) 

    SCOR Spans 

    Menurut Supply Chain Council ([Http 2]), SCOR spans meliputi :

     – Semua interaksi pelanggan, dari pesanan masuk sampai membayar

    melalui faktur.

     – Semua produk (materi fisik dan jasa) transaksi, dari penyalurpenyalurmu untuk pelanggan pelangganmu, meliputi alat-alat

    perlengkapan, barang persediaan, onderdil, kumpulkan produk,

    perangkat lunak, dsb.

     – Semua interaksi pasar, dari pemahaman dari permintaan agregat ke

    pemenuhan dari masing-masing pesanan. 

    SCOR does not attempt to describe every business processor activity 

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    35/53

     

    35

    Menurut Supply Chain Council ([Http 2]), SCOR tidak mencoba untuk

    mendeskripsikan tiap-tiap proses bisnis atau aktivitas, termasuk:

     – Penjualan dan pemasaran (demand generation).

     – Penelitian dan pengembangan teknologi.

     – Pengembangan produk.

     – Beberapa unsur dari post-delivery customer support. 

    Hubungan terkait dapat dibuat untuk memproses tidak termasuk pada

    model scope, seperti pengembangan produk, dan beberapa dicatat di SCOR.

    SCOR assumes but does not explicitly address 

    Menurut Supply Chain Council ([Http 2]), SCOR assumes but does not

    explicitly address : 

     – Pelatihan.

     – Kualitas.

     – Teknologi Informasi (IT).

     – Administrasi (bukan SCM). 

    SCOR Contain Schematic Level 1 of Process 

    Menurut Supply Chain Council, SCOR Contain Schematic Level 1 of

    Process. Lihat Gambar 2.1.

    Gambar 2.1 SCOR Contain Schematic Level 1 of Process 

    Sumber : ([Http 2]) Supply Chain Council, (2008)

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    36/53

     

    36

    Level 1 Process Definitions 

    Menurut Supply Chain Council ([Http 2]), Level 1 Process Definitions

    yaitu :

    1) Plan 

    Proses yang keseimbangan permintaan agregat dan persediaan

    untuk mengembangkan satu pelaksanaan rencana dimana mencari sumber

    daya yang baik, produksi dan pengiriman kebutuhan 

    2) Source 

    Proses yang memperoleh barang dan jasa sesuai perencanaan atau

    permintaan aktual.

    3) Make 

    Proses yang mentransformasikan produk sampai titk akhir sesuai

    perencanaan atau permintaan aktual.

    4) Deliver  

    Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa sesuai perencanaan

    atau permintaan aktual, secara detail meliputi manajemen permintaan,

    manajemen pengiriman, dan manajemen distribusi.

    5) Return 

    Proses berhubungan dengan pengembalian atau penerimaan

    kembali produk karena beberapa alasan. Proses ini memperluas ke post-

    delivery customer support.

    Scope of Supply Chain Operations Reference 

    (SCOR) Processes 

    Menurut Supply Chain Council ([Http 2]), Scope of SCOR Processes

    yaitu :

    1) Plan (Permintaan / perencanaan persediaan dan manajemen).

     – Keseimbangkan sumber daya dengan kebutuhan dan

    menetapkan atau mengomunikasikan rencana untuk

    Keseluruhan rantai pasokan, meliputi return dan

      proses pelaksanaan dari source, make ,dan deliver. 

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    37/53

     

    37

     – Manajemen dari ketentuan bisnis, kinerja rantai pasokan,

    pengumpulan data, persediaan, asset modal, transportasi,

    merencanakan konfigurasi, pengaturan kebutuhan dan izin, dan resiko

    rantai pasokan.

     – Menyesuaikan rencana rantai posokan dengan rencana

    keuangan.

    2) Source (Sourcing stocked, make-to-order, dan engineer-to-order

    product). 

     – Jadwal pengiriman; menerima, verifikasi, dan kirim

    produk;

    dan otorisasi pembayaran penyalur.

     – Identifikasi dan memilih sumber pasokan

    ketika tidak dipersiapkan sebelumnya, seperti untuk

    engineer-to-order product.

     – Mengatur ketentuan bisnis, kinerja akses

    pemasok, dan pemeliharaan data.

     – Mengatur persediaan, asset modal, produk

    pemasukan, jaringan pemasok, impor / ekspor

    kebutuhan, kesepakatan pemasok, dan sediakan

    risiko rantai pasokan.

    3) Make (Make-to-stock, make-to-order, dan engineer-

    to-order production execution). 

     – Jadwal aktivitas produksi, keluarkan produk,

    hasilkan dan uji, paket, tingkat produk, dan

    mengeluarkan produk untuk dikirim.

     – Penyelesaian rancang bangun untuk engineer-to-

    order product. 

     – Mengatur ketentuan, kinerja, data, in-process

    products (WIP), alat-alat perlengkapan dan fasilitas,

    transportasi, jaringan produksi, kepatuhan pengatur

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    38/53

     

    38

    untuk produksi, dan resiko rantai pasokan.

    4) Deliver (Order, warehouse, transportation, dan

    installation management for stocked, make-to-order, dan

    engineer-to-order product). 

     – Semua tahapan manajemen pemesanan dari

    memproses pemeriksaan pelanggan dan mencatat

    untuk merencanakan pengiriman dan pemilihan

    bawaan.

     – Manajemen gudang dari penerimaan dan

    pemilihan produk untuk mengisi dan pengiriman

    produk.

     – Menerima dan verifikasi produk di lokasi

    pelanggan dan menginstal, kalau perlu.

     – Invoicing pelanggan.

     – Mengatur ketentuan bisnis deliver , kinerja,

    keterangan, persediaan barang jadi, asset modal,

    transportasi, daur hidup produk, impor / mengekspor

    kebutuhan, dan resiko rantai pasokan. 

    5) Return (Return of raw materials dan receipt of returns

    of finished goods). 

     – Semua produk cacat kembali dari tahap

    source yaitu mengidentifikasi kondisi produk,

    produk disposisi, minta otorisasi produk yang

    kembali, jadwalkan pengiriman produk, dan

    kembalikan produk cacat dan deliver yaitu memberi

    otorisasi produk yang kembali, jadwalkan kuitansikembali, menerima produk, dan kirim produk cacat.

     – Semua pemeliharaan kembali, reparasi, dan

    periksa secara seksama tahapan produk dari tahap

    source yaitu mengidentifikasi kondisi produk, produk

    disposisi, minta otorisasi produk yang kembali,

     jadwalkan pengiriman produk, dan kembalikan

    produk MRO (Maintenance, Repair, Overhaul)

    dan deliver yaitu memberi otorisasi produk yang

    kembali, jadwalkan kuitansi kembali, menerimaproduk, dan kirim produk MRO (Maintenance,

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    39/53

     

    39

    Repair, Overhaul).

     – Semua kelebihan produk kembali dari tahap

    source yaitu mengidentifikasi kondisi produk, produk

    disposisi, minta otorisasi produk dikembalikan,

     jadwalkan pengiriman produk, dan kembalikankelebihan produk dan deliver yaitu memberi otorisasi

      produk yang kembali, jadwalkan kuitansi

    kembali, menerima produk, dan kirim kelebihan

    produk.

     – Mengatur ketentuan bisnis pengembalian,

    kinerja, pengumpulan data, pengembalian

    persediaan, asset modal, transpotasi, konfigurasi

     jaringan, pengaturan kebutuhan dan izin, dan resiko

    rantai pasokan.

    Performance Attributes and Level 1 Strategic Metrics 

    Menurut Supply Chain Council ([Http 2]), Level 1 Metrics are primary,

    high level measures that may cross multiple SCOR processes. Level 1 Metrics

    do not necessarily relate to a SCOR Level 1 process (PLAN, SOURCE,

    MAKE, DELIVER, RETURN). Lihat gambar 2.2 Performance Attributes

    and Level 1 Metric. 

    Gambar 2.2 Performance Attr ibutes and Level 1Metric. 

    Sumber : ([Http 2]) Supply Chain Council, (2008) 

    1) Perfect Order Fulfillment 

    Menurut Supply Chain Excellence (SCE) Limited

    ([Http 3]), Perfect Order Fulfillment adalah satu

    pengukuran terpisah mendefinisikan seperti persentase

    dari pemesanan

    1) Pengiriman "tepat waktu dan terpenuhi" untuk

    meminta tanggal dan / atau untuk persetujuan tanggal.

    2) Seperti menjumpai pelanggan 3 cara mencocokan(faktur, PO, dan kuitansi).

    3) Tidak punya issu produk berkualitas. Perfect Order

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    40/53

     

    40

    Fulfillment sering dipergunakan untuk mengukur

    kinerja pengiriman pemasok dan pencapaian jadwal

    pembuatan. Mengganti order pesanan pembelian atau

    order pembuatan untuk pesanan pelanggan berturut-

    turut.Menurut APQC( [Http 10]), Untuk penggunaan dari survei

    ini, perfect order performance referes untuk pengembilan

    dengan sempurna dan pemenuhan pesanan

    pelanggan dan termasuk pengambilan order dengan

    benar, mengalokasikan persediaan dengan seketika,

    mengirimkan produk tepat waktu, dan kirim faktur dengan

    akurat. Perkiraan nilai berada diantara 0 sampai 100. 

    Menurut Supply-Chain Council ([Http 11]),

    persentase dari pengiriman pesanan tepat waktu, secara

    penuh. Komponen termasuk semua barang dan

    kuantitas tepat waktu menggunakan ketentuan

    pelanggan dari tepat waktu dan kelengkapandokumentasi. 

    2) Order Fulfillment Cycle Time 

    Menurut Supply Chain Excellence (SCE) Limited

    ([Http 4]), Order Fulfillment Cycle Time adalah satu

    pengukuran berkepanjangan didefinisikan sebagai

    sejumlah waktu dari otorisasi pelanggan dari satu order

    penjualan ke kuitansi pelanggan dari produk. Segmen

    utama dari waktu meliputi order entry, dwell time for

    future dated orders, manufacturing, distribusi, dan

    transportasi.

    Menurut Supply Chain Council ([Http 11]), waktu

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    41/53

     

    41

    rata-rata siklus sebenarnya secara terus-menerus

    mencapai untuk mememnuhi pemesanan pelanggan.

    Menurut APQC ([Http 10]), Order fulfillment cycle

    time (dipergunakan yang dapat bertukar tempat dengan

    waktu siklus pesanan pelanggan) adalah rata-rata

    actual cycle time secara konsisten mencapai untukpenuhi pesanan pelanggan. Untuk masing- masing order

    perorangan, awal waktu siklus ini dari kuitansi order

    dan akhir dengan pelanggan menerima dari order. 

    3) Upside Supply Chain Flexibility Menurut Supply Chain Excellence (SCE) Limited

    ([Http 5]), Upside Supply Chain Flexibility adalah satu

    pengukuran terpisah didefinisikan sebagai sejumlah waktu

    ini mengambil supply chain untuk menjawab ke satu 20%

    peningkatan tidak direncanakan laku tanpa jasa atau

    biaya penalty. Tantangan dengan pengukuran adalah

    untuk membuat pengetahuan ini seilmiah mungkin.

    Dengan pengetahuan di pikiran, kemudian, kita harus

    pergi ke item master untuk data. Untuk masing-masingdata biasanya "replenishment lead time" yang

    menjumlahkan MAKE dan DELIVER planned lead times.

    Dengan ini harus menambahkan waktu proses terpanjang

    terencana dari the components pada BOM (Bill of

    Materials). 

    Idenya, di sini, adalah waktu proses terencanamu

    adalah penyajian terbaik dari fleksibilitas tanpa hukuman

    biaya atau jasa.

    Menurut Supply Chain Council ([Http 11]), jumlah dari

    hari yang diharuskan mencapai pertambahan dapat

    dipertahankan sebanyak 20% yang diluar rencana di

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    42/53

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    43/53

     

    43

    adaptability adalah yang berkelanjutan maksimum

    persentase bertambah di kuantitas pengiriman yang telah

    dilakukan bisnisnya dapat mencapai pada 30 hari. (Ketika

    menghitung metrik ini, pertimbangkan bahwa

    30 hari adalah satu angka berubah-ubah menyediakan

    untuk penggunaan penolokan. Untuk beberapa industri

    dan beberapa organisasi 30 hari mungkin dalam beberapa

    hal yang tidak dapat diperoleh atau di pihak lain juga

    konservatif. Metrik komponen (Daya Penyesuaian

    Sumber sebelah atas, Daya Penyesuaian Perbuatan

    sebelah atas, dsb.) dapat ditingkatkan pada paralel dan

    sebagai hasil, hitungan ini memerlukan hasil peningkatan

    paling sedikit di yang berkelanjutan kuantitas pada 30

    hari).

    5) Downside Supply Chain Adaptability 

    Menurut APQC ([Http 9]), Downside supply chain

    adaptability adalah persentase maksimum reduksi di

    kuantitas mengorder yang telah dilakukan dalam bisnis

    dapat mendukung pada 30 hari utama kepada pengiriman

    dengan tidak ada hukuman barang inventaris atau biaya.

    (Ketika menghitung metrik ini, pertimbangkan bahwa 30

    hari adalah satu angka berubah-ubah menyediakan untuk

    penggunaan penolokan. Untuk beberapa industri dan

    beberapa organisasi 30 hari mungkin dalam beberapa hal

    yang tidak dapat diperoleh atau di pihak lain juga

    konservatif. Hitungan dari downside menyediakan daya

    penyesuaian rangkai memerlukan hitungan

    berlandaskan pengurangan paling sedikit berkelanjutan

    ketika mempertimbangkan Source, Make, dan Deliver

    components).

    Menurut Supply Chain Council ([Http 11]), penurunan

    dapat dipertahankan dikuantitas-kuantitas yang bisa

    tercapai pada 30 hari (tanpa pemesanan kembali, biaya

    hukuman atau persediaan). 

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    44/53

     

    44

    6) Supply Chain Management Cost 

    Menurut Supply Chain Excellence (SCE) Limited

    ([Http 6]), Total Supply Chain Management Cost adalah

    satu pengukuran terpisah didefinisikan sebagai tetap

    dan biaya operasi menghubungkan dengan Plan, Source,

    Make, dan Deliver proses supply chain. Ini "activity based

    lite" pandangan dari biaya supply chain

    mempertimbangkan manajemen order (Deliver ), material

    acquisition (Source), inventory carrying (Indirect Plan),

    planning/finance (Plan), dan information technology costs

    (Indirect Enable). 

    Menurut APQC( [Http 8]), supply chain management

    costs meliputi supply chain IT ditambah finance

    dan perencanaan ditambah inventory carrying ditambah material acquisition ditambah order management

    costs ditambah returns management costs. 

    Menurut Supply Chain Council ([Http 11]), semua

    biaya langsung dan tak langsung yang berhubungan

    dengan pelaksanaan proses rantai pasokan perusahaan

    melalui rantai pasokan. 

    7) Cost of Goods Sold 

    Menurut Reimers (2007, p226) harga pokok atau

    biaya biaya dari barang dagang yang dijual selama

    periode tersebut.

    Menurut APQC( [Http 9]), cost of goods sold

    (COGS) adalah jumlah pada ikhtisar rugi laba yang

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    45/53

     

    45

    mewakili ongkos bahan baku dan pembuatan produk jadi.

    Menurut Supply Chain Council ([Http 11]), biaya

    yang berhubungan dengan pembelian bahan mentah dan

    menghasilkan barang jadi. Biaya ini termasuk biaya

    (pekerja, material) dan biaya tidak langsung.

    8) Cash-to-Cash Cycle Time 

    Menurut Supply Chain Excellence (SCE) Limited([Http 7]), Cash-to-Cash Cycle Time adalah satu ukuran

    berkepanjangan yang didefinisikan dengan

    menambahkan jumlah hari dari persediaan ke jumlah

    hari dari receivables outstanding dan kemudian

    mengurangi jumlah hari dari payables outstanding.

    Hasilnya adalah angka hari dari working capital

    organisasi telah terikat pada pengelola rantaipemasokan.

    Menurut APQC( [Http 9]), Cash-to-cash cycle time

    adalah waktu ini mengira satu investasi membuat ke aliran

    kembali ke dalam perusahaan setelah ini telah

    dibelanjakan untuk bahan baku. Untuk jasa, ini mewakili

    waktu titik darimana sekawanan upah untuk sumber

    daya yang dikonsumsi pada kinerja dari satu jasa ke waktu

    yang perusahaan yang mendapat pembayaran dari

    pelanggan untuk jasa itu. cash-to-cash cycle adalah

     jumlah hari dari persediaan ditambah jumlah hari sales

    outstanding di kurang pembayaran rata- rata periode

    untuk bahan.

    Menurut Supply Chain Council ([Http 11]), waktu

    yang diperlukan untuk investasi uang dimaterial untuk

    mengalir kembali kedalam perusahaan sesudah barang

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    46/53

     

    46

     jadi sudah dikirimkan ke pelanggan.

    9) Return on Supply Chain Fixed Assets 

    Menurut APQC( [Http 8]), Return on supply chain

    fixed assets ukuran pengembalian pendapatan organisasi

    berdasarkan modal yang diinvestasikan di supply chain

    fixed assets. Ini meliputi aktiva tetap yang dipergunakan di

    Plan, Source, Make, Deliver, dan Return.

    Menurut Supply Chain Council ([Http 11]),

    pengembalian terhadap organisasi menerima modal yang

    diinvestasikan di rantai pasokan aktiva tetap. Aktiva

    tetap ini termasuk digunakan untuk Plan, Source, Make,

    Deliver dan Return. Menurut Bized ([Http 12]), 

    10) Return on Working Capital 

    Menurut APQC( [Http 8]), Return on working

    capital adalah satu pengukuran yang mengkaji nilai dariinvestasi sehubungan dengan perusahaan posisi

    working capital membandingkan 

    pendapatan yang menghasilkan dari supply chain.

    Komponen meliputi accounts receivable, accounts

    payable, inventory, supply chain revenue, cost of goods

    sold dan supply chain management costs. 

    Menurut Supply Chain Council ([Http 11]),pengembalian dimodal kerja adalah ukuran yang menilai

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    47/53

     

    47

    besarnya investasi relatif keperusahaan posisi modal kerja

    dibandingkan pendapatan yang dihasilkan dari rantai

    pasokan. Termasuk komponen piutang, hutang,

    persediaan, pendapatan rantai pasokan, harga pokok

    penjualan, dan biaya manajemen rantai pasokan. Menurut

    Bized ([Http 12]). 

    Analisis Laporan Keuangan 

    Menurut Reimers (2007, p625) menggunakan rasio untuk

    menganalisis serta menginterpretasikan kinerja keuangan dan kondisi suatu

    perusahaan.

    Liquidity ratios. 

    Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

    memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya atau kewajiban yang telah

     jatuh tempo.

    1. Rasio lancar (Current ratio) 

    Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh

    kewajiban lancarnya dengan menggunakan seluruh aktiva lancarnya.

    2. Rasio cepat (Quick ratio) 

    Mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka

    pendek. 

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    48/53

     

    48

    3. Modal kerja (Working capital) 

    Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkankewajiban jangka pendeknya. Walaupun secara teknis bukan rasio, working

    capital sering diukur sebagian laporan keuangan. 

    Efficiency ratios. 

    Menurut Morningstar ([Http 16]), apapun jenis dari bisnis perusahaan,

    harus menanam uang dalam aset untuk melakukan pelaksanaannya. Rasio

    efisiensi mengukur bagaimana secara efektif perusahaan menggunakan aset

    ini, sebaik sebagai bagaimana baik mengelola pertanggung-jawabannya.1. Rasio perputaran persediaan (Inventory turnover ratio) 

    Untuk mengukur berapa kali persediaan telah terjual dan digantikan

    dalam setahun 

    2. Periode penagihan rata-rata ( Average collect . per iod) 

    Menurut Spireframe Software LLC ([Http 14]), periode penagihan

    rata-rata mengukur jumlah rata-rata hari yang dibutuhkan bagi perusahaan

    untuk mengumpulkan pendapatan dari penjualan kreditnya. Rata-rata

    penjualan per hari adalah penjualan bersih yang dibagi oleh 365 hari pada

    satu tahun. Perusahaan biasanya akan memberitahukan kebijakan kreditnya

    di laporan keuangannya, oleh sebab itu periode penagihan rata-rata dengan

    mudah bisa diukur sebagai ke apakah menunjukkan informasi positif atau

    negatif. 

    3. Perputaran aktiva tetap (Fixed asset turnover ) 

    Menurut Spireframe Software LLC ([Http 15]), perputaran aktiva tetap

    sama dengan perputaran jumlah aktiva, yang kedua sama-sama mengukur

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    49/53

     

    49

    keefektifan perusahaan dalam meningkatkan pendapatan penjualan bersih

    dari investasi kembali ke dalam perusahaan. Tetapi, rasio perputaran aktiva

    tetap menilai hanya aktiva tetap bersih 

    4. Perputaran jumlah aktiva (Total asset turnover ) 

    Rasio ini menunjukkan seberapa besar perbandingan antara modal

    asing (pinjaman) terhadap ekuitas yang digunakan dalam membiayai aktiva

    perusahaan.

    Leverage ratios. 

    Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

    dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, atau kemampuanperusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya jika terjadi likuidasi.

    1. Rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to equity ratio) 

    Rasio ini menunjukkan seberapa besar perbandingan antara modal

    asing (pinjaman) terhadap ekuitas yang digunakan dalam membiayai aktiva

    perusahaan. 

    2. Rasio hutang terhadap jumlah aktiva (Debt to total asset) 

    Menurut Business Dictionary ([Http 17]), pengukuran aset keuangan

    perusahaan melalui utang dan, oleh karena itu, ukuran risiko keuangannya.

    Yang lebih rendah rasio ini, secara umum yang lebih baik tidak jauh dari

    perusahaan.

  • 8/15/2019 Pengantar Log Dan SCM Rev

    50/53

     

    50

    Profitability ratios. 

    Rasio ini mengukur operasional atau kinerja penghasilan dari

    perusahaan. Mengingat tujuan dari perusahaan adalah untuk memperoleh

    keuntungan, oleh sebab itu rasio jenis ini memeriksa bagaimana perusahaanmencapai tujuan.

    1. Rasio laba kotor (Gross profit ratio) 

    Untuk memastikan perusahaan menguntungkan. Ukuran ini

    mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang lebih rinci. Juga menjelaskan

    berapa banyak yang dapat dikeluarkan untuk beban umum dan

    administrasi, iklan dan pemasaran, riset dan pengembagan, dengan tetap

    mencapai profitabilitas akhir yang memuaskan.

    2. Rasio laba operasi (Operating profi t ratio) 

    Menurut Universal Teacher Publications ([Http 18]), laba operasi artinya

    keuntungan berhasil didapat oleh perhatian dari kegiatan usahanya dan tidak

    dari sumber lain. Ketika memperhitungkan laba bersih mengenai semuapendapatan termasuk yang bukan bagian dari kegiatan usahanya seperti uang

    sewa dari pemondok, bunga pada investasi, dan lain-la