138
PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN RELIGIUSITAS TERHADAP PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU PERANTAU UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : Nadyah Pramestari NIM : 11150700000006 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL,

DAN RELIGIUSITAS TERHADAP PENYESUAIAN DIRI

MAHASISWA BARU PERANTAU UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Nadyah Pramestari

NIM : 11150700000006

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan
Page 3: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

iii

Page 4: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

iv

Page 5: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

v

MOTTO

“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah

pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-

orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu

beriman”.

(Q.S Al-Imran :139)

BERTINDAK DALAM SEMANGAT

DI ATAS SEMUA KELEMAHAN DIRI,

MENGUBAH ORANG BIASA MENJADI PEMENANG

(Mario Teguh)

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua dan sahabat-sahabt yang

selalu mendukung dan selalu menjadi motivasi agar saya dapat menjadi insan

yang lebih baik dalam hal dunia maupun akhirat. Semoga kami termasuk orang-

orang yang selalu diberkahi oleh Allah SWT.

Page 6: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

B) Oktober 2019

C) Nadyah Pramestari

D) Pengaruh Adversity Quotient, Dukungan Sosial, dan Religiusitas terhadap

Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Perantau UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

E) xiv + 94 halaman + lampiran

F) Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh adversity quotient

(control, origin& ownership, reach, endurance), dukungan sosial

(emotional or esteem support, tangible or instrumental support,

informational support, companionship support), dan religiusitas (daily

spiritual experience, value, belief, religious/spiritual coping) terhadap

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa baru perantau UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang merupakan mahasiswa perantau yang berdomisili

di asrama, kontrakan atau kost. Pengambilan sampel menggunakan teknik

non-probability sampling terhadap 264 orang. Pengukuran variable

menggunakan alat ukur, yaitu Skala penyesuaian diri yang dikembangkan

oleh Schneider (1960), Adversity Response Profile (ARP) yang

dikembangkan oleh Stoltz (2000), Skala dukungan sosial yang

dikembangkan oleh Sarafino (2011), dan Multidimensional Measurement of

Religiousness/Spirituality for Use in Health Research yang dikembangkan

oleh Fetzer (2000).

Setelah dilakukan analisis, ditemukan pengaruh yang signifikan dari

variabel adversity quotient, dukungan sosial, dan religiusitas dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000 atau p<0,05 terhadap penyesuaian diri mahasiswa

baru perantau. Jadi, pada hipotesis mayor dalam penelitian ini diterima. Dari

koefisen regresi terdapat tiga aspek yang berpengaruh secara signifikan,

yaitu control, origin & ownership, reach, dan endurance. Berdasarkan hasil

penelitian ini, maka disarankan agar penelitian selanjutnya menganalisis

pengaruh dari IV atau variabel lain diluar variabel dalam penelitian ini

sehingga proporsi varians yang lebih tinggi bias didapatkan.

G) Bahan bacaan: 54; 7 Buku + 36 Jurnal + 9 Skripsi + 2 Artikel

Page 7: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) Oktober 2019

C) Nadyah Pramestari

D) The Effect of Adversity Quotient, Social Support, and Religiosity on the

Adjustment of Overseas Students

E) Xiv + 94 pages + appendix

F) This study aims to measure the influence of adversity quotient (control,

origin & ownership, reach, endurance), social support (emotional or esteem

support, tangible or instrumental support, informational support,

companionship support), and religiosity (daily spiritual experience, value,

belief, religious / spiritual coping) to the adjustment of new student

immigrants of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta migrants. The population of

this research is the new student immigrants of UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, who are overseas students who live in dormitories, rented houses or

boarding houses. Sampling using non probability sampling techniques of

264 people. The measurement of variables uses measurement tools, namely

the adjustment scale developed by Schneider (1960), the Adversity

Response Profile (ARP) developed by Stoltz (2000), the social support scale

developed by Sarafino (2011), and the Multidemnsional Measurement of

Religiousness / Spirituality for Use in Health Research developed by Fetzer

(2000).

After analyzing, found a significant effect of the variable adversity

quotient, social support, and religiosity with a significance value of 0,000

or p <0.05 on the adjustment of new students migrants. So, the major

hypothesis in this study was accepted. From the regression coefficient, there

are three aspects that significantly influence, namely control, origin &

ownership, reach, and endurance. Based on the results of this study, it is

recommended that future studies analyze the effect of external variables so

that a higher proportion of variance can be obtained.

G) References: 54; 7 Books + 36 Journals + 9 Thesis + 2 Articles

Page 8: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

skripsi berjudul “Pengaruh Adversity Quotient, Dukungan Sosial, dan Religiusitas

Terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Perantau UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW, beserta para sahabat, keluarga dan para pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak diperoleh dengan mudah

tanpa perjuangan yang panjang. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis

dibantu oleh berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Zahratun Nihayah, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta seluruh jajarannya.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dari awal hingga

akhir, memberikan ilmu, mengarahkan, memberi saran serta ide-ide kepada

penulis agar mampu menghasilkan skripsi yang bermutu dan berkualitas.

3. Ibu Desi Yustari Muchtar, M.Psi, selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang

telah membimbing sejak awal perkuliahan, dan selalu memberikan semangat dan

motivasi untuk menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

mengajar dan memberi ilmu kepada penulis selama perkuliahan, merupakan

jasa-jasa yang sangat besar, dan juga Staff Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

5. Seluruh responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuisioner

penelitian. Terima kasih banyak penulis ucapkan, semoga ketulusan dan

kejujuran kalian dalam mengisi kuesioner dibalas oleh Allah SWT dengan

kebaikan yang lebih.

Page 9: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

ix

6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Bani Machtum dan Ibunda Meta Azriani

yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil, serta doa-doa yang

selalu dipanjatkan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Kepada saudara-saudara tersayang, terutama Adek Anugrah Pramesta, terima

kasih atas perhatian dan semangat yang selalu kalian berikan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktunya.

7. Terima kasih kepada teman-teman kosanku (Kak Ulfa, Kak Nunuy, Kak Novi)

yang telah memberikan semangat, motivasi dan doa kepada penulis. Terima

kasih atas kebersamaanya yang telah memberikan warna di masa-masa kuliah

8. Terima kasih juga kepada teman-teman seperbimbinganku (Rana, Ridha, Lita,

dan Tiwi) yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi. Suka dan

duka telah kita rasakan bersama, saling membantu, saling menguatkan, saling

memotivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman angkatan 2015 yang telah membantu memberikan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya. Semoga Allah SWT

membalas kebaikan yang telah diberikan. Tidak ada hal yang sempurna di dunia

ini, begitu pun dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga penulis menerima

adanya saran dan kritik atas penelitian yang dilakukan. Penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat untuk seluruh pihak.

Jakarta, Oktober 2019

Penulis

Page 10: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….. ii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQOSYAH……………….. iii

LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………... v

ABSTRAK…………………………………………………………………. vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………. x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………… 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………. 14

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian………………………………………… 18

1.3.2 Manfaat Penelitian……………………………………….. 18

BAB 2 LANDASAN TEORI 19

2.1 Penyesuaian Diri…………………………………………………. 19

2.1.1 Definisi Penyesuaian Diri………………………………… 19

2.1.2 Aspek-Aspek Penyesuaian Diri…………………………... 21

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri…… 22

2.1.4 Pengukuran Penyesuaian Diri……………………………. 24

2.2 Adversity Quotient………………………………………………... 26

2.2.1 Pengertian Adversity Quotient……………………………. 26

2.2.2 Aspek-Aspek Adversity Quotient………………………… 27

2.2.3 Pengukuran Adversity Quotient………………………….. 29

2.3 Dukungan Sosial………………………………………………….. 30

2.3.1 Pengertian Dukungan Sosial……………………………… 30

2.3.2 Aspek-Aspek Dukungan Sosial…………………………… 31

2.3.3 Pengukuran Dukungan Sosial…………………………….. 32

2.4 Religiusitas………………………………………………………... 33

2.4.1 Pengertian Religiusitas……………………………………. 33

2.4.2 Aspek-Aspek Religiusitas………………………………… 34

2.4.3 Pengukuran Religiusitas…………………………………... 36

2.5 Kerangka Berpikir………………………………………………… 37

Page 11: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

xi

2.6 Hipotesis Penelitian………………………………………………. 42

BAB 3 METODE PENELITIAN 44

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel……………... 44

3.2 Variabel Penelitian………………………………………………... 44

3.3 Instrumen Pengumpulan Data…………………………………….. 49

3.3.1 Teknik Penulisan Data……………………………………. 49

3.3.2 Instrumen Penelitian………………………………………. 50

3.4 Pengujian Validitas Konstruk…………………………………….. 54

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Penyesuaian Diri…………………. 56

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Adversity Quotient……………….. 57

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial…………………. 60

3.4.4 Uji Validitas Konstruk Religiusitas………………………. 62

3.5 Teknik Analisis Data……………………………………………… 64

BAB 4 HASIL PENELITIAN 67

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian…………………………………… 67

4.2 Hasil Analisis Deskriptif………………………………………….. 68

4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian…………………….. 71

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian…………………………………….. 73

4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian……………………… 73

4.3.2 Pengujian Hipotesis Minor………………………………... 75

4.3.3 Pengujian Proporsi Varians……………………………….. 80

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 83

5.1 Kesimpulan………………………………………………………. 83

5.2 Diskusi……………………………………………………………. 83

5.3 Saran……………………………………………………………… 87

5.3.1 Saran Teoritis…………………………………………….. 87

5.3.2 Saran Praktis……………………………………………… 87

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 90

LAMPIRAN………………………………………………………………… 95

Page 12: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor untuk Pernyataan Positif dan Negatif Skala Likert………… 50

Tabel 3.2 Blue Print Skala Penyesuaian Diri……………………………….. 51

Tabel 3.3 Blue Print Skala Adversity Quotient…………………………….. 52

Tabel 3.4 Blue Print Skala Dukungan Sosial………………………………. 53

Tabel 3.5 Blue Print Skala Religiusitas…………………………………….. 54

Tabel 3.6 Muatan Faktor Skala Penyesuaian Diri………………………….. 57

Tabel 3.7 Muatan Faktor Dimensi Control…………………………………. 58

Tabel 3.8 Muatan Faktor Dimensi Origin & Ownership…………………… 58

Tabel 3.9 Muatan Faktor Dimensi Reach…………………………………… 59

Tabel 3.10 Muatan Faktor Dimensi Endurance……………………………... 59

Tabel 3.11 Muatan Faktor Dimensi Emotional or Esteem Support…………. 60

Tabel 3.12 Muatan Faktor Dimensi Tangible or Instrumental Support…….. 61

Tabel 3.13 Muatan Faktor Dimensi Informational Support………………… 61

Tabel 3.14 Muatan Faktor Dimensi Companionship Support………………. 62

Tabel 3.15 Muatan Faktor Dimensi Daily Spiritual Experience..................... 62

Tabel 3.16 Muatan Faktor Dimensi Value…………………………………... 63

Tabel 3.17 Muatan Faktor Dimensi Belief…………………………………… 63

Tabel 3.18 Muatan Faktor Dimensi Religious/Spiritual Coping…………….. 64

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian…………………………………… 67

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif………………………………………………… 69

Tabel 4.3 Norma Kategorisasi………………………………………………. 71

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ……………….................... 72

Tabel 4.5 Tabel R-Square……………………………………………………. 73

Tabel 4.6 Tabel ANOVA…………………………………………………….. 74

Tabel 4.7 Tabel Koefisien Regresi Independent Variabel…………………… 75

Tabel 4.8 Tabel Proporsi Varians Setiap Independent Varibel……………… 80

Page 13: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Kerangka Berpikir…………………………………… 37

Page 14: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

xiv

LAMPIRAN

LAMPIRAN………………………………………………………………… 95

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian…………………………………………… 96

Lampiran 2 Syntax LISREL………………………………………………… 102

Lampiran 3 Path Diagram LISREL………………………………………… 107

Lampiran 4 Tabel SPSS……………………………………………………… 114

Page 15: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan pendidikan yang lebih baik setelah menyelesaikan

pendidikan sebelumnya. Hal ini yang membuat setiap individu pergi ke daerah lain

atau biasa disebut merantau untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan

berkualitas. Santrock (2003), mengungkapkan bahwa masa transisi dari sekolah

menengah atas menuju ke perguruan tinggi melibatkan hal-hal yang positif

sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan individu pada

perubahan-perubahan dan tuntutan-tuntutan sehingga diperlukan adanya

penyesuaian diri.

Setiap manusia mempunyai kebutuhan penyesuaian diri, baik dengan dirinya

sendiri yang berupa pemuas kebutuhan fisiologik dan psikologik maupun terhadap

tuntutan sosial. Tuntutan ini ditanggapi secara bervariasi oleh mahasiswa. Tidak

semua mahasiswa siap dengan tantangan itu. Mahasiswa yang memiliki

kemampuan penyesuaian diri yang baik menunjukkan perilaku yang sesuai dengan

tuntutan akademik dan norma-norma yang berlaku di lingkungannya. Banyak

perubahan yang dialami mahasiswa perantau, seperti pola hidup, interaksi sosial,

tuntutan untuk hidup secara mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap

tindakan-tindakan yang dilakukannya, sehingga mahasiswa perantau harus mampu

menyesuaikan diri.

Mahasiswa yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang

baru, akan menyebabkan banyak konflik dan fokus yang dihadapi bukan hanya

Page 16: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

2

masalah akademik saja, tetapi juga masalah lain diluar akademik.

Ketidakmampuan seseorang untuk mengubah diri sesuai dengan norma atau

tuntutan lingkungan dimana dia hidup akan berdampak seperti kesulitan bergaul,

minder, dan tertutup. Kegagalan mahasiswa dalam melakukan penyesuaian diri di

lingkungan perguruan tinggi banyak dialami oleh mahasiswa baru, adapun akibat

dari kegagalan dalam menyesuaikan diri di perguruan tinggi yaitu dalam sebuah

penelitian yang dilakukan oleh Wintre dan Bowers (2007) bahwa pada sebuah

universitas di Kanada menemukan bahwa dari 944 mahasiswa, 57,9% diantaranya

berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga mendapatkan gelar, 9% tetap

terdaftar sebagai mahasiswa, dan 33.1% tidak berhasil menyelesaikan

pendidikannya hingga selesai. Kemudian berita yang dilansir vivanews.com pada

tahun 2010, jumlah mahasiswa yang mengalami putus studi di Institut Teknologi

Bandung (ITB) mencapai 5-10% tiap tahunnya dan sebagian besar mahasiswa ITB

dikeluarkan akibat gagal bersosialisasi serta beradaptasi dengan lingkungan. Selain

itu dalam sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah Universitas Publik di

Malaysia, Ahmad, Noran Fauziah, Azemi, Mohd. Zailani tahun 2002 menemukan

bahwa masalah penyesuaian yang dihadapi oleh mahasiswa tahun pertama

termasuk kesulitan dalam pendaftaran, kesulitan dalam memahami buku yang

ditulis dalam bahasa inggris dan masalah dalam menghadiri kuliah di pagi hari

(Abdullah, Elias, Uli, Mahyuddin, 2010).

Hal ini, akan membuat individu mengalami depresi dan stress dalam bertahan

hidup, karena mahasiswa kurang berhasil dalam menyesuaikan diri dengan dirinya

sendiri maupun dengan lingkungannya. Jackson dan Finey (2002), mengatakan

Page 17: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

3

bahwa masa transisi ke perguruan tinggi dapat menjadi pengalaman yang sangat

menekan dan periode transisi tersebut mengakibatkan mahasiswa tahun pertama

lebih rentan untuk mengalami gejala psychological distress. Hal serupa juga

dikemukakan oleh Gall, Evans, dan Bellerose (2002) bahwa masa transisi ke

perguruan tinggi dapat menjadi sebuah sumber stress dan ketegangan bagi

mahasiswa. Dengan kata lain kesulitan dalam beradaptasi dan mengatasi masalah-

masalah pada mahasiswa tahun pertama dapat berdampak pada kesehatan mental

mereka. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh UCLA terhadap lebih dari

300.000 mahasiswa tingkat pertama di lebih dari 500 kampus dan Universitas

ditemukan bahwa saat ini terdapat lebih banyak mahasiswa tingkat pertama yang

mengalami stress dan depresi karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan baik,

(Santrock, 2003).

Setiap individu mempunyai keinginan untuk mengubah diri menjadi lebih baik.

Hal ini disebabkan oleh bermacam faktor misalkan lingkungan tempat tinggalnya

kurang baik, ingin mencari pengalaman hidup serta ingin menuntut ilmu yang lebih

tinggi di perguruan tinggi. Santrock (Lingga & Tuapattinaja, 2012), menyatakan

fenomena ini juga dianggap sebagai usaha pembuktian kualitas diri sebagai orang

dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab dalam membuat keputusan. Untuk

menempuh pendidikan tersebut, tidak sedikit mahasiswa yang rela meninggalkan

kampung halamannya untuk menempuh pendidikan diperguruan tinggi diluar kota,

seperti halnya mahasiswa yang berasal dari Pulau Sumatera yang berkuliah di Pulau

Jawa. Pulau Jawa menjadi salah satu tempat tujuan utama para mahasiswa yang

berasal dari daerah untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi.

Page 18: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

4

Haber & Runyon (dalam Fitri dan Kustanti, 2018) menyebutkan bahwa

gambaran diri yang positif merupakan salah satu aspek penyesuaian diri individu.

Penyesuaian diri dikatakan efektif apabila ditandai dengan seberapa baik individu

mampu menghadapi situasi dan kondisi yang yang selalu berganti. Mahasiswa

perantau yang belajar di Perguruan tinggi telah berada pada lingkungan yang

setahap lebih luas dibandingkan saat duduk di bangku sekolah menengah. Bertemu

dengan banyak orang yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda-beda

di lingkungan tempat merantau, mereka akan berhadapan dengan harapan dan

tuntutan tertentu dari lingkungan yang harus dipenuhinya. Seseorang yang memiliki

penyesuaian diri yang efektif, mampu untuk mencapai tingkat keakraban yang

cocok dalam membina hubungan sosialnya. Mereka biasanya mampu dan selalu

merasa nyaman ketika berinteraksi dengan orang lain, sekaligus mampu mengelola

serta membangun hubungan dengan orang lain, sehingga mereka dapat

memperlihatkan sikap serta tingkah laku yang menyenangkan dan dapat diterima

oleh kelompok atau lingkungannya.

Dalam penelitian yang dilakukan Fitriyani (2008) menyatakan bahwa

penyesuaian diri sosial sangat diperlukan oleh mahasiswa perantauan, karena

mahasiswa perantauan menghadapi perubahan dilingkungan baru yang berbeda

adat, norma, dan kebudayaan, sehingga penyesuaian diri yang baik dibutuhkan

agara diterima oleh kelompok serta masyarakat di sekitarnya.

Mahasiswa perantau juga memiliki kebutuhan, harapan dan tuntutan didalam

dirinya yang harus diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan. Hal-hal yang

tidak biasa dilakukan dirumah akan dilakukan ditempat merantau, karena harus

Page 19: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

5

memenuhi tuntutan perubahan yang berada di sekelilingnya. Mahasiswa perantau

perlu bersosialisasi dengan teman yang berasal dari berbagai daerah tentunya

berbeda bahasa, adat istiadat, dan cara berkomunikasi baik lingkungan tempat

tinggal maupun lingkungan kampus. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan

permasalahan penyesuaian diri pada mahasiswa perantau.

Wu, Garza dan Guzman (2015) mengemukakan banyak penelitian

mengeksplorasi tantangan dan rintangan yang dialami oleh siswa internasional yang

menghadiri institusi pendidikan tinggi di AS. Kesulitan-kesulitan ini termasuk;

kesulitan bahasa, kesulitan menyesuaikan diri dengan budaya akademik,

kesalahpahaman, dan komplikasi dalam komunikasi dengan fakultas dan teman

sebaya; stres, kecemasan, perasaan terisolasi, pengalaman sosial, kejutan budaya,

kesulitan keuangan, kurangnya akomodasi yang tepat, isolasi dan kesepian, dan

adaptasi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Banyak orang yang tidak dapat

mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidakmampuannya dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Lee, Koeske, Sales (2004), menemukan bahwa banyak penelitian menyatakan

bahwa menyesuaikan diri dengan kebudayaan “tuan rumah” sangat sulit dan

membuat stres. Mahasiswa yang berasal dari luar daerah harus menyesuaikan diri

dengan kebudayaan baru, pendidikan yang baru, dan lingkungan sosial yang baru.

Penelitian yang dilakukan oleh Lin dan Yi (dalam Lee, Koeske, Sales, 2004)

melaporkan mahasiswa yang berasal dari luar daerah mengalami masalah yang

unik, yaitu stres yang disebabkan tidak familiar dengan gaya dan norma sosial yang

Page 20: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

6

baru, perubahan pada sistem dukungan, dan masalah intrapersonal dan

interpersonal yang disebabkan oleh proses penyesuaian diri.

Seperti halnya masalah yang dikemukakan oleh seorang mahasiswi Fakultas

Psikologi UIN Jakarta perantau asal Padang dalam hasil wawancara singkat yang

dilakukan pada tanggal 02 Oktober 2018, mengatakan bahwa masalah yang

dikeluhkan adalah kesulitan dalam proses adaptasi, harus dapat mengatur waktu

dan uang sendiri, serta ada perasaan rindu akan suasana rumah. Hal yang sama juga

diutarakan oleh mahasiswi perantau asal Belitung yang mengatakan bahwa harus

hidup mandiri, misalnya pagi-pagi harus menyiapkan sarapan sendiri, terus harus

dapat mengatur waktu dan keuangan, tidak jarang juga timbul perasaan homesick.

Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah : 1) Faktor fisiologis,

seperti fisik dan tempramen; 2) Faktor Psikologis, yaitu berdasarkan pengalaman,

cara belajar, determinasi diri, dan konflik; 3) Faktor perkembangan dan kematangan

yang mempengaruhi setiap aspek kepribadian individu, seperti emosional, sosial,

moral, keagamaan, dan intelektual; 4) Faktor lingkungan, yang mencakup keluarga,

hubungan dengan orang tua, hubungan dengan saudara, hubungan dengan

lingkungan masyarakat sekitar; 5) Faktor budaya dan agama.

Soeparwoto dkk (dalam Setyaningsih, 2014), menjelaskan bahwa terdapat

faktor yang mempengaruhi penyesuain diri, yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi motif, konsep diri, persepsi, sikap, inteligensi dan minat,

dan kepribadian. Faktor eksternal meliputi keluarga, kondisi sekolah, teman sebaya,

prasangka sosial, hukum dan normasosial.

Page 21: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

7

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri dan kemampuan

menyesuaikan diri setiap orang berbeda, salah satunya adalah adalah faktor internal

yaitu intelegensi atau kecerdasan. Secara umum terdapat tiga kecerdasan dalam diri

manusia, yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan

spiritual (SQ). Selain bentuk kecerdasan IQ, EQ, SQ, ada satu kecerdasan untuk

mengatasi dan memperbaiki kesulitan dan masalah yang dihadapi yaitu kecerdasan

AQ. Stoltz (dalam Canviel, 2010 ) memberikan teori tentang adversity quotient

(AQ) dari seseorang tentang bagaimana menyelesaikan tantangan tersebut dan

berusaha untuk mengatasinya sehingga tidak mempengaruhi secara mendalam apa

yang akan dia capai dalam pekerjaannya dan menuju kehidupan. Dia

mendefinisikan AQ sebagai ukuran ketahanan dan kemampuan seseorang untuk

bertahan dalam menghadapi perubahan, stres, dan kesulitan yang konstan atau AQ

hanyalah ukuran bagaimana Anda merespons kesulitan.

Menurut Stoltz (2000), ada kerangka berpikir yang disebutnya dengan

Adversity Quotient (kecerdasan menghadapi rintangan atau daya juang). Adversity

Quotient memprediksi seberapa baik seseorang menahan kesulitan, mengatasinya,

dan meramalkan siapa yang akan dihancurkan; siapa yang akan melebihi dan tidak

memenuhi harapan mereka dalam kinerja dan potensi; dan siapa yang menyerah

dan menang (Canviel, 2010). Dalam penelitian Fitriany (2008), menunjukkan

bahwa mahasiswa perantauan yang memiliki daya juang (Adversity Quotient) tinggi

dapat melakukan penyesuaian sosial yang baik, sama halnya dengan penelitian yang

dilakukan oleh Faizatussholihah (2017), mengungkapkan adanya hubungan yang

Page 22: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

8

signifikan antara adversity quotient terhadap penyesuaian sosial mahasiswa

perantau asal sumatera angkatan 2013-2016.

Stoltz (2000), mengungkapkan orang yang memiliki adversity quotient tinggi

tidak akan takut dalam menghadapi berbagai tantangan dalam proses meraih

kesuksesan. Bahkan dia akan mampu untuk mengubah tantangan yang dihadapi dan

menjadikannya sebagai peluang. Sedangkan, orang yang memiliki adversity

quotient rendah adalah orang yang sangat sulit untuk menyelesaikan persoalan dan

menganggap semuanya sia-sia, dan sulit untuk berhubungan dengan orang lain.

Dengan demikian dapat diduga bahwa mahasiswa perantau tahun pertama yang

mempunyai adversity quotient yang tinggi dapat mengembangkan potensi yang

dimiliki untuk mengatasi tantangan-tantangan ada dalam penyesuaian diri pada

lingkungan yang baru yaitu perguruan tinggi.

Selain faktor adversity quotient (AQ), terdapat faktor lain yang mempengaruhi

penyesuaian diri yaitu dukungan sosial. Dukungan yang dimaksud adalah dukungan

dari keluarga, dan teman dari lingkungan perguruan tinggi. Rosenthal (dalam

Jackson & Finney, 2002), mengemukakan bahwa remaja yang baru saja memasuki

lingkungan baru di perguruan tinggi pada umumnya sangat membutuhkan

dukungan sosial. Hal ini dikarenakan pada masa itu remaja membutuhkan sense of

belonging yang kuat sehingga peer group diyakini mampu membantu mengahadapi

respon stress tingkat tinggi.

Mahasiswa sebagai individu dan makhluk sosial membutuhkan kerjasama dan

bantuan orang lain, dalam hal ini mahasiswa membutuhkan bantuan dalam

penyesuaian dirinya di lingkungan perguruan tinggi. Bentuk bantuan yang

Page 23: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

9

diberikan dapat berupa dukungan sosial. Ketika berhadapan dengan lingkungan

baru, mahasiswa membutuhkan dukungan sosial yang tinggi agar dapat

menyesuaiakan diri dengan lingkungan perguruan tinggi, baik secara akademik

maupun sosial. Cutrona (dalam Estiane, 2015), dukungan sosial yang baik dari

lingkungan dapat membantu mahasiwa baru dalam mengatasi permasalahan-

permasalahan dan menghadapi masa transisinya dengan baik.

Kondisi lingkungan sosial yang berkaitan dengan dukungan sosial juga

berpengaruh dalam proses penyesuaian setiap individu. Keadaan lingkungan yang

damai, tentram, penuh penerimaan, pengertian dan mampu memberi perlindungan

kepada setiap orang merupakan lingkungan yang akan memperlancar proses

penyesuaian diri individu. Brissette, Scheier, & Carver (2002), menyatakan bahwa

perbedaan kualitas lingkungan sosial berdampak secara kritis terhadap tingkat

penyesuaian diri yang lebih baik.

Banyaknya perubahan dan situasi yang dialami bisa menimbulkan masalah.

Dennis, Phinney, dan Chuateco (2005), menunjukkan bahwa kurangnya dukungan

sosial dari teman sebaya merupakan predictor negative untuk penyesuaian kuliah

pada mahasiswa minoritas. Bagi mahaiswa perantau, rasa rindu terhadap rumah

(Homesickness) merupakan masalah umum yang sering dirasakan. Selain itu,

mahasiwa perantau juga sering mengalami masalah keterbatasan keuangan saat

mereka kehabisan uang saat masih pertengahan bulan dan akan menunggu lama

sampai awal bulan. Keadaan yang seperti ini yang dirasakan mahasiwa akan

menjadi stressor bagi mahasiwa.

Page 24: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

10

Ketika dihadapkan dengan stress, dukungan sosial menjadi faktor utama yang

membantu mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam

mengahadapi stressor yang ada di lingkungannya. Mahasiwa terus dituntut unuk

menyelesaikan permasalahannya. Sesuai yang diungkapkan dalam penelitian

Handono & Bashori (2013), bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara

penyesuaian diri dan dukungan sosial dengan stres lingkungan pada santri baru.

Semakin tinggi tingkat penyesuaian diri dan dukungan sosial yang dimiliki santri,

maka semakin rendah stres lingkungannya. Begitu juga sebaliknya semakin rendah

tingkat penyesuaian diri dan dukungan sosial maka semakin tinggi stres lingkungan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasan & Handayani (2014),

menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan

teman sebaya dengan penyesuaian diri siswa tunarungu di sekolah inklusi .Apabila

siswa tunarungu di sekolah inklusi mendapatkan dukungan sosial dari lingkungan

mereka, maka akan membuat siswa mampu mengembangkan kepribadiannya yang

sehat dan memiliki pandangan yang positif, sehingga mereka memiliki kemampuan

untuk melakukan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri

maupun lingkungan.

Sejalan dengan penelitian sebelumnya, menurut penelitian yang dilakukan oleh

Rufaida & Kustanti (2017), menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan

antara dukungan sosial teman sebaya dengan penyesuaian diri pada mahasiswa

rantau dari Sumatera di UNDIP. Kesimpulan penelitiannya, menyatakan

mahasiswa rantau UNDIP memiliki dukungan sosial teman sebaya yang tinggi,

sehingga penyesuaian diri yang dimiliki oleh mahasiswa rantau juga postif.

Page 25: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

11

Sebaliknya, jika mahasiswa rantau UNDIP memiliki dukungan sosial teman sebaya

rendah, maka penyesuaian diri yang dimiliki oleh mahasiswa rantau negatif.

Selain dukungan sosial, faktor lain yang mempengaruhi penyesuaian diri

adalah religiusitas. Religiusitas dianggap sebagai sebuat aturan yang mutlak dengan

sebuah pegangan hidup dalam mencapai kebahagian hidup, dimana religiusitas

merupakan faktor yang mempengaruhi setiap individu dalam menjalanakan

aktivitas di kehidupan sehari-hari terutama dalam beragama. Kehidupan beragama

merupakan kehidupan kerohanian yang tercermin dalam kehidupan

keagamaan.Seseorang yang memiliki religiusitas tinggi biasanya menggunakan

agama sebagai referensi semua perilakunya, termasuk juga dalam penyesuaian

dirinya.

Jalaluddin (dalam Nadzir dan Wulandari, 2013)), religiusitas adalah suatu

keadaan yang ada dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertingkah laku

dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama atau

religi. Nilai religi merupakan sistem nilai yang terbentuk dan dianggap bermakna

bagi manusia. Menurut Fetzer (2003), religiusitas adalah sesuatu yang

menitikberatkan pada masalah perilaku, sosial, dan doktrinal dari suatu agama yang

melibatkan sistem keyakinan dan ajaran-ajaran yang harus ditaati oleh setiap

pengikutnya.

Ketidakmampuan penyesuaian diri sebagai gangguan emosional atau

kepribadian, dikarenakan keinginan kuat manusia untuk lari dari kenyataan hidup

yang ada. Penyesuaian diri berarti mengubah diri sesuai dengan keadaan

lingkungan dan mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan diri. Akibatnya

Page 26: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

12

timbulah stress, rasa cemas, kecewa, frustasi, hal ini disebabkan karena aturan yang

telah ditetapkan oleh Allah SWT banyak yang dilanggar oleh manusia. Banyak

manusia yang bersifat sombong, merasa dirinya mempunyai segalanya dan bisa

melakukan apa saja sehingga tidak mampu lagi mengontrol dan mengendalikan

dirinya sendiri.Akibat perbuatan-perbuatan negatif yang dilakukan oleh manusia,

mereka selalu merasa tidak nyaman, tidak tentram dan tidak bersahabat dengan

lingkungan mereka.

Dalam penelitian Nadzir & Wulandari (2013), menyatakan bahwa adanya

hubungan religiusitas dengan penyesuaian diri siswa pondok pesantren Rasyidiyah

Khalidiyah. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa fenomena ketidakmampuan

penyesuaian diri di temukan di pondok pesantren Rsaydiyah Khalidiyah seperti

belum bisa memanfaatkan waktu luang, masih ikut-ikutan dengan teman

sekelompoknya dalam hal yang negatif, sering berkelahi dengan teman sekelasnya

atau asramanya, mencuri barang teman lainnya, memalak teman sekalas maupun

teman asrama. Hal ini dikarenakan tingkat religiusitas siswa pada pondok pesantren

sangat rendah sehingga mereka berani melakukan hal-hal negatif dan merugikan

orang lain. Tapi, tidak semuanya menpunyai religiusitas negatif banyak juga santri

yang mempunyai tingkat religiusitas yang positif.

Krauz (2006), menjelaskan bahwa spiritualitas dan religiusitas merupakan

bagian penting dari tahap perkembangan masa dewasa, khususnya dalam lembaga

pendidikan tinggi. Penelitiannya terhadap anggota militer dan siswa sekolah

angkatan laut menemukan bahwa religiusitas sangat berperan terhadap penyesuaian

Page 27: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

13

mereka. Hutapea (2014) mengatakan bahwa religiusitas memiliki hubungan yang

signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa Indonesia di luar negeri.

Agama mempunyai peran penting bagi mahasiswa, melalui keyakinan terhadap

agamanya akan membuat setiap orang bisa lebih ikhlas dan sabar dalam

menghadapai peristiwa yang terjadi dalam hidupnya baik peristiwa sedih maupun

senang. Mahasiswa yang merantau harus bisa menerima keadaan dirinya sehingga

mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, individu yang

memiliki penyesuaian diri yang baik akan lebih menerima kondisi kelebihan dan

kekurangan yang ada pada dirinya dan lingkungannya, sehingga lebih merasa

bahagia.

Religiusitas merupakan dasar paling kuat yang dihubungkan dengan

kebahagiaan dan kesejahteraan. Individu yang memiliki komitmen tinggi dengan

agamanya akan lebih bahagia, lebih sehat, selalu memandang masalah yang terjadi

sebagai suatu yang positif dan melakukan penyesuaian diri dengan baik. Ketika

mahasiswa mengalami tekanan dari lingkungannya, mereka akan lebih dekat

dengan Tuhan mereka, dengan cara beribadah, berdoa, untuk menentramkan

perasaan mereka. Jika penyesuaian diri mereka buruk maka mereka akan

kehilangan kepercayaan diri, harga diri, sulit melakukan hubungan sosial dan

melakukan sesuatu yang negatif untuk menghilangkan tekanan yang mereka

rasakan tanpa mereka mendekatkan diri kepada Sang Pencipta-Nya.

UIN Syarif Hidayatullah merupakan lembaga pendidikan yang bebasis Islami.

Banyak mahasiswa dari berbagai lulusan seperti MAN, SMA, SMK, bahkan ada

yang berasal dari Pesantren.Latar belakang ekonomi juga berbeda-beda, dari

Page 28: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

14

menengah kebawah sampai menegah ke atas. Dari paparan diatas tampak jelas,

bahwa mahasiswa UIN Jakarta berasal dari komunitas yang beragam yang artinya

juga memiliki implikasi beragama yang beragam pula terhadap kadar religiusitas

mereka dan pengaruhnya terhadap penyesuaian diri.

Dengan demikian, dapat di duga bahwa mahasiwa baru yang merantau

memasuki perguruan tinggi, semakin tinggi tingkat religiusitasnya, maka semakin

mudah untuk menyesuaikan dirinya dengan tekanan dan peraturan yang ada di

lingkungan baru, mereka percaya bahwa Tuhan akan membantu mereka dalam

setiap masalah, dan kegundahan yang dirasakan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Adversity Quotient, Dukungan Sosial, dan Religiusitas

terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Perantau UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembatasan dan perumusan masalah bertujuan agar peneliti tidak menyimpang dari

topik dan sasaran. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti membatasi

masalah pada pengaruh variabel independen, yaitu adversity quotient, dukungan

sosial dan religiusitas terhadap variabel depende, yaitu penyesuaian diri.

Adapun pembatasan mengenai definisi konstruk dari variabel penyesuaian diri,

adversity quotient, dukungan sosial, dan religiusitas yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Penyesuaian diri adalah suatu proses dan bukan keadaan yang statis sehingga

efektivitas dari penyesuaian diri itu sendiri ditandai dengan seberapa baik

Page 29: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

15

individu mampu menghadapi situasi serta kondisi yang selalu berubah, dimana

individu merasa susai dengan lingkungan dan merasa mendapatkan kepuasan

dalam pemenuhan kebutuhannya.

2. Adversity quotient adalah suatu ukuran untuk mengetahui daya juang individu

dalam menghadapi kesulitan, kepercayaan diri dalam menguasai hidup dan

kemampuan untuk mengatasi tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam

memperoleh kesuksesan. Dalam penelitain ini aspek adversity quotient yang

dikemukakan oleh Stoltz (2000), adalah Kontrol (Control), Asal usul dan

Pengakuan (Origin and Ownership), Jangkauan (Reach), dan Daya Tahan

(Endurance).

3. Dukungan sosial adalah dukungan sebagai kenyamanan, perhatian, penghargaan

ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain, dimana orang lain disini

dapat diartikan sebagai individu perorangan atau kelompok. Dalam penelitian

ini aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh Sarafino dan Timothy (2011),

yang terdiri dari lima aspek, yaitu dukungan emosional (emotional or esteem

support), dukungan instrumental (tangible or instrumental support), dukungan

informasi (informational support), dan dukungan persahabatan (companionship

support).

4. Religiusitas adalah religiusitas adalah sesuatu yang lebih menitikberatkan pada

masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah doktrin dari setaip agama atau

golongan. Karena doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib diikuti oleh

setiap pengikutnya. Dalam penelitian ini aspek religusitas yang diambil menurut

teori Fetzer (2003) yang terdiri dari 12 aspek, tetapi peneliti hanya mengambil 4

Page 30: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

16

aspek religiusitas, yaitu daily spiritual experience, value, belief,

religious/spiritual coping.

5. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun pertama pada UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel adversity quotient, dukungan

sosial dan religiusitas terhadap variabel penyesuaian diri mahasiswa baru

perantau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi Kontrol (control) terhadap

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah Jakarta?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi Asal usul dan Pengakuan

(Origin and Ownership) terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi Jangkauan (Reach) terhadap

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah Jakarta?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi Daya Tahan (Endurance)

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah

Jakarta?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi emotional or esteem support

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah

Jakarta?

Page 31: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

17

7. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi tangible or instrumental

support terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif

Hidyatullah Jakarta?

8. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi informational support

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah

Jakarta?

9. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi companionship support

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah

Jakarta?

10. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi daily spiritual experience

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah

Jakarta?

11. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi value terhadap penyesuaian

diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah Jakarta?

12. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi belief terhadap penyesuaian

diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah Jakarta?

13. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi religious/spiritual coping

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah

Jakarta?

14. Berapa jumlah kontribusi masing-masing variabel adversity quotient,

religiusitas, dan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru

perantau?

Page 32: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

18

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh adversity quotient, dukungan

sosial, dan religiusitas terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan jumlah kontribusi dari variabel adversity quotient,

dukungan sosial, dan religiusitas terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru

perantau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan khususnya

dibidang pengetahuan ilmu psikologi serta memperkaya hasil penelitian yang telah

ada dan sapat meberikan gambaran tentang faktor apa saja yang berperan sebagai

presictor penyesuaian diri.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi terkait

penyesuaian diri yang efektif bagi mahasiswa baru perantau khususnya mahasiswa,

masyarakat, dosen, dan orang tua.Penelitian ini juga memberikan pemahaman

tentang keterkaitan variabel adversity quotient, dukungan sosial, dan religiusitas

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau.

Page 33: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Penyesuaian diri

2.1.1 Definisi Penyesuaian Diri

Penyesuaian dirumuskan sebagai proses perilaku manusia untuk mempertahankan

keseimbangan antara berbagai kebutuhan dan tantangan lingkungan dan

keadaannya (Al-khatib et al., 2012). Artinya penyesuaian adalah elemen penting

dari kehidupan sosial. Mudasir & Gannaie (dalam Costa et al., 2018), penyesuaian

adalah ekspresi dan proses dari sikap individu dalam hubungannya dengan diri dan

lingkungannya untuk menciptakan keseimbangan dan harmonis. Penyesuaian

didefinisikan sebagai proses mengubah perilaku individu untuk mendapatkan

hubungan yang harmonis dengan lingkungannya. Tanggapan ini membawa

beberapa jenis perubahan yang terjadi. Perubahan ini dapat membangkitkan

perasaan tidak bahagia karena seseorang mencoba melakukan jenis keseimbangan

dan homeostasis baru antara individu dan lingkungannya.

Mehdizadeh dan Scott (2005) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai suatu

proses yang mengaitkan interaksi antara karakteristik pribadi mahasiswa dengan

struktur komunitas tuan rumah. Menurut Schneider (1960), penyesuaian diri adalah

usaha yang mencakup respon mental dan tingkah laku individu, yaitu individu

berusaha keras agar mampu mengatasi konflik dan frustasi karena terhambatnya

kebutuhan dalam dirinya, sehingga tercapai keselarasan dan keharmonisan dengan

diri atau lingkungannya. Mereka terus menerus mengubah tujuannya sesuai dengan

keadaan lingkungannya. Individu mengubah tujuan dalam hidupnya seiring dengan

Page 34: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

20

perubahan yang terjadi di lingkungannya. Usaha individu tersebut bertujuan untuk

memperoleh keselarasan dan keharmonisan antara tuntutan dalam diri dengan

lingkungan.

Haber dan Runyon (1994), penyesuaian diri adalah suatu proses dan bukan

keadaan yang statis sehingga efektivitas dari penyesuaian diri itu sendiri ditandai

dengan seberapa baik individu mampu menghadapi situasi serta kondisi yang selalu

berubah, dimana individu merasa susai dengan lingkungan dan merasa

mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhannya. Menurut Costa et al.,

(2018), penyesuaian dipahami sebagai pertemuan tuntutan psikologis dan perilaku

seseorang dan menerima diri sendiri. Ini berarti penyesuaian sebagai ekspresi dari

kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan perilaku dalam

hal penerimaan diri serta inklusivitas dalam keadaan kehidupan, menawan

penerimaan sosial dan partisipasi dalam kegiatan masyarakat dengan keseimbangan

dan harmoni.

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menggunakan pengertian yang

merujuk pada Haber dan Runyon (1994), penyesuaian diri adalah suatu proses dan

bukan keadaan yang statis sehingga efektivitas dari penyesuaian diri itu sendiri

ditandai dengan seberapa baik individu mampu menghadapi situasi serta kondisi

yang selalu berubah, dimana individu merasa susai dengan lingkungan dan merasa

mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhannya.

Page 35: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

21

2.1.2 Aspek-Aspek Penyesuaian Diri

Menurut Schneiders (1960), menyatakan bahwa penyesuaian diri memiliki empat

aspek, yaitu:

1. Adaptation, artinya penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan seseorang

dalam beradaptasi. Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik, berarti

memiliki hubungan yang memuaskan dengan lingkungannya. Penyesuaian diri

dalam hal ini diartikan dalam konotasi fisik.

2. Comformity, artinya seseorang dikatakan mempunyai penyesuaian diri baik bila

memenuhi kriteria sosial dalam hati nuraninya.

3. Mastery, artinya orang yang mempunyai penyesuian diri baik memiliki

kemampuan membuat rencana dan mengorganisasikan suatu respons diri

sehingga dapat menysusun dan menanggapi segala masalah dengan efisien.

4. Individual variation, artinya ada perbedaan individual pada perilaku dan

responnya dalam menanggapi masalah.

Menurut Albert dan Emmons (dalam Kumalasari dan Ahyani, 2012), ada empat

aspek dalam penyesuaian diri, yaitu:

1. Aspek self knowledge dan self insight, yaitu kemampuan mengenal kelebihan

dan kekurangan diri. kemampuan ini harus ditunjukkan dengan emosional

insight, yaitu kesadaran diri dan kelemahan yang didukung oleh sikap yang sehat

terhadap kelemahan tersebut.

2. Aspek self objectivity dan self acceptance, yaitu apabila individu telah mengenal

dirinya, maka ia bersikap realistis yang kemudian mengarah pada penerimaan

diri.

Page 36: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

22

3. Aspek self development dan self control, yaitu kendali diri berarti mengarahkan

diri, regulasi pada impuls-impuls, pemikiran-pemikiran, kebiasaan, emosi,

sikap, dan tingkah laku yang sesuai. Kendali diri bisa mengembangkan

kepribadian kearah kematangan, sehingga kegagalan dapat diatasi dengan

matang.

4. Aspek satisfaction, yaitu adanya rasa puas terhadap segala sesuatu yang telah

dilakukan, menganggap segala sesuatu merupakan suatu pengalaman dan bila

keinginan terpenuhi maka ia akan merasakan suatu keputusan dalam dirinya.

Menurut Haber dan Runyon (1994), penyesuaian diri terdapat lima aspek, yaitu:

1. Ketepatan persepsi terhadap realitas

Individu seringkali berhati-hati dalam mengatur tujuannya, sehingga individu

mampu menentukan tujuan yang sesuai dengan kemampuannya. Serta

mengharapkan individu dapat membuat penilaian terhadap konsekuensi pada

masing-masing tindakan dan yang paling penting adalah kemampuan untuk

mengenal konsekuensi atas tindakannya dan untuk menuntun perilaku individu

yang sesuai.

2. Kemampuan untuk mengatasi stress dan kecemasan

Individu mempunyai pengalaman dan kemampuan untuk mengatasi stress dan

kecemasan. Untuk mengukur penyesuaian diri adalah bagaimana individu

mengatasinya dengan mengatur kembali persoalan, dan konflik.

Page 37: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

23

3. Gambaran diri yang positif

Gambaran diri yang positif berkaitan dengan penilaian individu tentang dirinya

sendiri. Individu mempunyai gambaran diri yang positif dapat dilihat melalui

penilaian pribadi maupun penilaian orang lain.

4. Kemampuan untuk mengekspresikan perasaan

Jika individu dapat mengekspresikan perasaannya, individu dapat memiliki

ekspresi emosi dan kontrol emosi yang baik.

5. Hubungan interpersonal yang baik

Sebagai makhluk sosial, individu memiliki hubungan interpersonal yang baik.

Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik dapat membentuk hubungan

sosial dengan cara yang berkualitas dan bermanfaat.

Aspek-aspek penyesuaian diri dalam penelitian ini mengacu pada apa yang

dipaparkan oleh Haber dan Runyon (1994), karena menurut peneliti aspek-aspek

tersebut lebih mewakili aspek penyesuaian diri pada mahasiswa baru perantau UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

Menurut Schneider (1960), faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri

yaitu:

1. Keadaan fisik

Kondisi fisik individu merupakan faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri,

sebab keadaan sistem-sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi terciptanya

penyesuaian diri yang baik. Adanya cacat fisik dan penyakit kronis akan

Page 38: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

24

melatarbelakangi adanya hambatan pada individu dalam melaksanakan

penyesuaian diri.

2. Perkembangan dan kematangan

Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

perkembangan. Sejalan dengan perkembangannya, individu meninggalkan

tingkah laku infantil dalam merespon lingkungan. Hal tersebut bukan karena

proses pembelajaran semata, melainkan karena individu menjadi lebih matang.

Kematangan individu dalam segi intelektual, sosial, moral, dan emosi

mempengaruhi bagaimana individu melakukan penyesuaian diri.

3. Keadaan psikologis

Keadaan mental yang sehat merupakan syarat bagi tercapainya penyesuaian diri

yang baik, sehingga dapat dikatakan bahwa adanya frustrasi, kecemasan dan

cacat mental akan dapat melatarbelakangi adanya hambatan dalam penyesuaian

diri. Maka, dalam hal ini dibutuhkan daya juang pada setiap individu untuk

mencapai keselarasan atau terciptanya keharmonisan antara dirinya dengan

lingkungannya, sehingga tercapainya kesehatan mental yang baik. Keadaan

mental yang baik akan mendorong individu untuk memberikan respon yang

selaras dengan dorongan internal maupun tuntutan lingkungannya. Variabel

yang termasuk dalam keadaan psikologis di antaranya adalah pengalaman,

pendidikan, konsep diri, dan keyakinan diri, dan daya juang.

4. Keadaan lingkungan

Keadaan lingkungan yang baik, damai, tentram, aman, penuh penerimaan dan

pengertian, serta mampu memberikan perlindungan kepada anggota-anggotanya

Page 39: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

25

merupakan lingkungan yang akan memperlancar proses penyesuaian diri.

Sebaliknya apabila individu tinggal di lingkungan yang tidak tentram, tidak

damai, dan tidak aman, maka individu tersebut akan mengalami gangguan dalam

melakukan proses penyesuaian diri. Keadaan lingkungan yang dimaksud

meliputi sekolah, rumah, dan keluarga. Sekolah bukan hanya memberikan

pendidikan bagi individu dalam segi intelektual, tetapi juga dalam aspek sosial

dan moral yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah juga

berpengaruh dalam pembentukan minat, keyakinan, sikap dan nilai-nilai yang

menjadi dasar penyesuaian diri yang baik (Schneiders, 1960).

5. Tingkat religiusitas dan kebudayaan

Religiusitas merupakan faktor yang memberikan suasana psikologis yang dapat

digunakan untuk mengurangi konflik, frustrasi dan ketegangan psikis lain.

Religiusitas memberi nilai dan keyakinan sehingga individu memiliki arti,

tujuan, dan stabilitas hidup yang diperlukan untuk menghadapi tuntutan dan

perubahan yang terjadi dalam hidupnya (Schneiders, 1960). Kebudayaan pada

suatu masyarakat merupakan suatu faktor yang membentuk watak dan tingkah

laku individu untuk menyesuaikan diri dengan baik atau justru membentuk

individu yang sulit menyesuaikan diri.

6. Dukungan Sosial

Dukungan sosial sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan individu,

mengingat individu adalah makhluk sosial yang saling berhubungan satu dengan

lainnya. Dukungan sosial dapat berasal dari berbagai sumber, salah satunya

adalah peer group atau kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya

Page 40: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

26

memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan remaja baik secara

emosional maupun secara sosial.

2.1.4 Pengukuran Penyesuaian Diri

Banyak pengukuran penyesuaian diri yang telah dikembangkan oleh beberapa

peneliti. Salah satunya yaitu alat ukur penyesuaian diri ATCS disusun oleh Baker

dan Siryk (dalam Al-khatib, Awamleh, & Samawi, 2012). Selain itu, penyesuaian

diri diukur dengan menggunakan Psychological Adjustment Scale (PAS) yang

dikembangkan oleh Haber dan Runyon (dalam Mahmood, Ijaz, & Khan, 2015).

Aspek-aspeknya penyesuaian diri yaitu, persepsi yang akurat terhadap realitas,

kemampuan mengatasi stress dan kecemasan, gambaran diri yang positif,

kemampuan mengekspresikan perasaan dengan baik, dan hubungan interpersonal

yang baik.

Alat ukur lain yang digunakan adalah University Life Scale (ULS),

dikembangkan oleh Aladağ et al, (dalam Kagnici, 2012) untuk memastikan

seberapa baik siswa menyesuaikan diri dengan universitas, skala ULS terdiri dari

alat pengukuran tipe Likert 7-point dengan item mulai dari 1 (tidak cocok untuk

saya) dan 7 (cocok untuk saya dengan baik). Skor yang lebih tinggi menunjukkan

tingkat penyesuaian yang semakin sukses sedangkan skor yang lebih rendah

menunjukkan sebaliknya. Skala ini terdiri dari enam sub-dimensi secara total. Sub-

dimensi ini adalah sebagai berikut: (1) penyesuaian lingkungan universitas, (2)

penyesuaian emosional, (3) penyesuaian pribadi, (4) hubungan dengan lawan jenis,

(5) penyesuaian akademik, (6) penyesuaian sosial.

Page 41: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

27

Berdasarkan berbagai uraian pengukuran mengenai penyesuain diri, peneliti

menggunakan skala penyesuaian diri yang akan diukur berdasarkan indikator

perilaku dan aspek-aspek penyesuaian diri yang dikemukakan oleh Haber dan

Runyon (1994).

2.2 Adversity Quotient

2.2.1 Pengertian Adversity Quotient

Amparo & Maureen (2015), adversity quotient adalah sains, teori, dan pendekatan

yang baik untuk menjadi lebih tangguh secara terukur. Pengukuran ini melihat

bagaimana seseorang berusaha untuk mengatasi kesulitan atau bagaimana

seseorang menanggapi tantangan dan menyelesaikannya. Stoltz (2001),

mendefinisikan adversity quotient yaitu suatu ukuran untuk mengetahui daya juang

individu dalam menghadapi kesulitan, kepercayaan diri dalam menguasai hidup dan

kemampuan untuk mengatasi tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam

memperoleh kesuksesan.

Parvathy & Praseeda (2014), adversity quotient adalah kapasitas untuk

menghadapi kesulitan dalam hidupnya. Karena itulah ilmu ketahanan manusia. Ini

menunjukkan seberapa baik seseorang bertahan dari kesulitan dan kemampuannya

untuk menang. Dengan memahami konsep ini, kita dapat lebih memahami

bagaimana kita dan orang lain bereaksi terhadap tantangan dan kesulitan dalam

semua aspek kehidupan kita. Adversity Quotient mengukur kemampuan kita untuk

menghadapi kesulitan. Pengukuran ini mencakup berbagai komponen seperti

kinerja, motivasi, pemberdayaan, kreativitas, produktivitas, pembelajaran, dll..

Huijuan (2009), mengartikan adversity quotient mengacu pada angka numerik yang

Page 42: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

28

mewakili seberapa baik individu menghadapi dan mencoba mengatasi kesulitan dan

kapasitasnya untuk bertahan hidup dan bahkan menaklukkan tantangan.

Stoltz (dalam Fitriany, 2008) lebih lanjut mendefinisikan adversity quotient dalam

tiga bentuk :

a. Adversity quotient adalah kerangka kerja konseptual baru untuk memahami dan

meningkatkan semua segi kesuksesan dilandaskan pada penelitian yang

berbobot dan penting. Dengan menggabungkan pengetahuan praktis dan baru,

yang merumuskan kembali apa yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.

b. Adversity quotient adalah suatu ukuran untuk mengetahui respon seseorang

terhadap kesulitan.

c. Adversity quotient adalah serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah

untuk memperbaiki respon seseorang terhadap kesulitan.

Berdasarkan pengertian diatas, peneliti menggunakan pengertian adversity quotient

yang dikemukakan oleh Stoltz (2001), mendefinisikan adversity quotient yaitu

suatu ukuran untuk mengetahui daya juang individu dalam menghadapi kesulitan,

kepercayaan diri dalam menguasai hidup dan kemampuan untuk mengatasi

tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam memperoleh kesuksesan

2.2.2 Aspek-Aspek Adversity Quotient

Menurut Stoltz (2001), adversity quotient memiliki empat dimensi dasar yaitu

control, origin & ownership, reach, dan endurance yang kemudian disingkat

menjadi CO2RE, berikut penjelasannya :

Page 43: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

29

1. Control (C) atau kendali

Dimensi ini mengungkapkan berapa banyak kendali yang seseorang rasakan

terhadap sebuah peristiwa sulit. Perbedaan antara respon adversity quotient yang

rendah dan adversity quotient yang tinggi adalah individu yang memiliki AQ

tinggi akan merasakan kendali (control) yang lebih besar atas peristiwa dalam

hidupnya, sehingga mereka cenderung lebih semangat dan tetap berjuang sampai

ketitik puncak, daripada yang memiliki AQ rendah, individu akan merasakan

kendali yang lebih rendah atas peristiwa dalam hidup dan cenderung merespon

peristiwa dengan pesimis dan pasrah, menganggap mereka tidak dapat

melakukan apapun atau tidak mempunyai kendali apapun.

2. Origin & Ownership (O2) atau asal usul dan pangkuan

Dimensi ini mengungkapkan siapa atau apa yang menjadi asal-usul kesulitan dan

menjelaskan bagaimana seseorang memandang sumber masalah yang ada.

Apakah ia cenderung memandang masalah yang terjadi bersumber dari dirinya

atau ada faktor-faktor lain diluar dirinya. Individu yang memiliki adversity

quotient rendah cenderung melihat dirinya sendiri sebagai penyebab atau sumber

dari masalah yang terjadi.

Ownership menyatakan individu tidak terlalu menyalahkan diri sendiri, tetapi

tetap merasa bertanggung jawab untuk mengatasi kesulitan dan masalah yang

dialami.

3. Reach (R) atau jangkauan

Dimensi ini mempertanyakan sejauh mana kesulitan akan menjangkau bagian-

bagian lain dari kehidupan individu? Respon-respon dengan adversity quotient

Page 44: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

30

rendah akan membuat kesulitan memasuki segi-segi lain dari kehidupan

seseorang. Semakin rendah skor R, semakin besar kemungkinan individu

menganggap peristiwa-peristiwa buruk sebagai bencana.Semakin tinggi skor R,

maka semakin besar kemungkinan individu membatasi jangkauan masalahnya

pada peristiwa yang dihadapi.

4. Endurance (E) atau daya tahan

Dimensi ini mempertanyakan dua hal yang berkaitan, yaitu berapa lamakah

kesulitan akan berlangsung? Dan berapa lamakah penyebab kesulitan itu akan

berlangsung? Semakin rendah skor E, semakin besar kemungkinan individu

menganggap kesulitan dan penyebab-penyebabnya akan berlangsung lama.

Individu yang melihat kemampuannya sebagai penyebab kegagalan cenderung

kurang bertahan dibandingkan dengan orang yang mengaitkan kegagalan dengan

usaha yang mereka lakukan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aspek adversity quotient yang

dikemukan oleh Stoltz (2000), untuk mengukur sebarapa besar AQ dapat dihitung

melalui uji ARP (Adversity Response Profile). Terdapat sejumlah pertanyaan yang

kemudian akan dikelompokkan kedalam unsur control, origin & ownership, reach,

endurance, atau dengan akronim CO2RE, barulah kemudian akan didapatkan skor

AQ kita, dimana bila skor (0-59) adalah AQ rendah, (95-134) adalah AQ sedang,

(166-200) adalah AQ tinggi. Skor (60-94) adalah kisaran untuk peralihan dari AQ

rendah ke AQ sedang, dan kisaran (135-165) adalah peralihan dari AQ sedang ke

AQ tinggi.

Page 45: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

31

2.2.3 Pengukuran Adversity Quotient

Dalam beberapa penelitian terdahulu ada beberapa alat ukur yang digunakan untuk

mengukur adversity quotient termasuk LEAD. Stoltz (2000), LEAD biasanya

digunakan dalam sebuah pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan

AQ individu. LEAD merupakan singkatan dari listen, explore, analyze, dan do yang

berisi pertanyaan yang dapat melatih kemampuan seseorang untuk membangun

kesadaran, melihat yang bereaksi terhadap permasalahan (Stoltz, 2000).

LEAD merupakan sebuah model perilaku rasional-emotif yang diadaptasi dari

penelitian-penelitian kognitif tentang kesadaran, bahwa seseorang individu tidak

perlu merasakan lagi semua rasa sakit di masa lalu agar dapat mengalami perbaikan-

perbaikan yang dramatis dalam kesehatan psikologis dan sifat tahan banting dengan

cara melatih diri untuk menantang dan mempertanyakan keyakinan-keyakinan

negatif terhadap diri sendiri, situasi saat ini dan situasi masa depan (Stoltz, 2000).

Selain itu, adversity quotient diukur menggunakan skala CO2RE yang

dikembangkan oleh Stoltz (2001), dalam bukunya.Skala adversity quotient yang

digunakan terdiri dari 25 item yang terdiri dari dimensi-dimensi AQ, yaitu control,

origin and ownership, reach dan endurance.

Dalam penelitian ini, untuk mengukur adversity quotient peneliti menggunakan

skala CO2RE yang dikembangkan oleh Stoltz (2001), dengan dimensi-dimensi

yaitu, control, origin and ownership, reach dan endurance.

Page 46: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

32

2.3 Dukungan Sosial

2.3.1 Pengertian Dukungan Sosial

Gottlieb dan Bergen (2010), menyatakan bahwa dukungan sosial adalah sumber

daya sosial yang orang anggap tersedia atau yang sebenarnya diberikan kepada

mereka oleh nonprofesional dalam konteks kelompok pendukung formal dan

hubungan bantuan informal. Uchino (2006) menjelaskan bahwa dukungan sosial

merupakan paduan antara struktur kehidupan sosial individu dan fungsi-fungsi yang

lebih eksplisit di dalamnya. Selain itu, Thoits (dalam Kort-Butler, 2017) dukungan

sosial juga umumnya dikonseptualisasikan sebagai sumber daya sosial yang dapat

diandalkan individu ketika berhadapan dengan masalah-masalah kehidupan dan

stressor.

House dan Khan, (dalam Cohen, 2004) menjelaskan bahwa dukungan sosial

adalah pemberian sumber psikologis dan materi dari lingkungan untuk

meningkatkan kemampuan individu dalam mengatasi tekanan atau kesulitan.

Bernal et al. (2003), menurutnya dukungan sosial merupakan interaksi manusia di

mana adanya sumber daya sosial, emosional, instrumental, dan rekreasional yang

timbal balik

Letvak (2002), dukungan sosial dianggap sebagai konstruksi multidimensi.

Konsep dukungan sosial dioperasionalkan dalam berbagai cara: berdasarkan siapa

yang memberikan dukungan; kuantitas dan kualitas dukungan; ketersediaan

dukungan; dan kepuasan dengan dukungan. Sarafino & Timothy (2011)

mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan, perhatian, penghargaan

Page 47: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

33

ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain, dimana orang lain disini

dapat diartikan sebagai individu perorangan atau kelompok.

Dari beberapa pengertian dukungan sosial diatas, peneliti merujuk pengertian

dukungan sosial menurut Sarafino & Timothy (2011), dukungan sosial sebagai

kenyamanan, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari

orang lain, dimana orang lain disini dapat diartikan sebagai individu perorangan

atau kelompok.

2.3.2 Aspek-Aspek Dukungan Sosial

Cotruna dan Russell (1987), mengembangkan alat ukur Weiss, The Provisions

Scale untuk mengukur ketersediaan dukungan sosial yang diperoleh dari hubungan

individu dengan orang lain. Adapun aspek-aspek tersebut antara lain:

1. Emotional Attachment (kelekatan emosional), yaitu dukungan yang berupa

pengekspresian dari kasih sayang dan cinta yang diterima individu yang dapat

memberikan rasa aman kepada individu yang menerima.

2. Social Integration (integrasi sosial), yaitu dukungan yang memungkinkan

memiliki perasaan suatu kelompok untuk berbagi minta, perhatian, serta

melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama. Hal ini dapat

memberikan rasa nyaman, aman dan senang.

3. Reassurance of Worth (penghargaan atau pengakuan), dukungan sosial ini

berbentuk pengakuan atau penghargaan terhadap kemampuan dan kualitas

individu. Dukungan ini akan membuat individu merasa dirinya diterima dan

dihargai.

Page 48: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

34

4. Reliable Alliance (ikatan atau hubungan yang dapat diandalkan), yaitu dukungan

dimana individu mendapatkan jaminan bahwa ada individu lain yang dapat

diandalkan bantuannya ketika individu membutuhkan bantuan yang nyata dan

langsung. Individu yang menerima bantuan akan merasa tenang karena ia

menyadari ada orang yang dapat diandalkan.

5. Guidance (saran atau informasi), yaitu dukungan sosial ini berupa informasi,

saran, atau nasihat yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi

permasalahan yang dihadapi. Dukungan ini juga dapat berupa pemberian

feedback.

6. Opportunity to Provide Nurturance (perasaan dibutuhkan orang lain), yaitu

dukungan yang berupa perasaan individu bahwa ia dibutuhkan oleh orang lain.

Jenis dukungan sosial ini memungkinkan seseorang untuk memperoleh perasaan

bahwa orang lain tergantung padanya untuk memperoleh kesejahteraan.

Menurut Sarafino & Timothy (2011) dukungan sosial terdiri atas lima aspek,

yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan

dukungan persahabatan.

1. Dukungan emosional (emotional or esteem support), mengacu pada bantuan

berbentuk empati, kepedulian, dan perhatian terhadap individu. Dukungan ini

meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia

mendengarkan keluh kesah orang lain.

2. Dukungan instrumental (tangible or instrumental support), mengacu pada

bantuan secara langsung dan nyata berupa materi atau jasa yang dapat digunakan

Page 49: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

35

untuk memecahkan masalah-masalah praktis, seperti memberi atau

meminjamkan uang kepada orang lain.

3. Dukungan informasi (informational support), mengacu pada pemberian

informasi baik berupa nasihat, saran, atau cara-cara yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan masalah.

4. Dukungan persahabatan (companionship support), dukungan yang mencakup

pada kesediaan waktu sekelompok untuk menghabiskan waktu bersama, dengan

demikian dapat memberikan rasa kebersamaan dalam suatu kelompok untuk

melakukan aktivitas sosial bersama.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aspek dukungan sosial yang

dikemukakan oleh Sarafino dan Timothy (2011), karena menurut peneliti aspek-

aspek tersebut sesuai untuk mengukur dukungan sosial pada penelitian ini.

2.3.3 Pengukuran Dukungan Sosial

Pengukuran dukungan sosial sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti

terdahulu, salah satunya yang dikembangkan oleh Sarason I, Levine, Basham,

Sarason B (1983), yaitu The Social Support Questionnaire (SSQ) yang berisikan 27

item yang dibuat untuk mengukur persepsi terhadap dukungan sosial dan keputusan

terhadap dukungan sosial yang didapatkan tersebut.

Selain itu, pengukuran dukungan sosial juga di kembangkan oleh Cohen et.al

(1985), yaitu skala Interpersonal Support Evaluation List (ISEL). Skala tersebut

mengukur dukungan yang diterima individu dari hubungan sosial sebagai

pencegahan stress dan skala ini terdiri dari 40 item. Menurut Sarafino & Timothy

(2011), pengukuran dukungan sosial terdiri dari empat dimensi, yaitu dukungan

Page 50: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

36

emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan

persahabatan.

Selanjutnya, pengukuran dukungan sosial lain yang digunakan adalah alat ukur

Weiss yang dikembangkan oleh Cutrona dan Russel (1987), yaitu The Social

Provision Scale (SPS) untuk mengukur dukungan sosial yang diterima dalam

konteks hubungan interpersonal.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat ukur yang

dikonstruksikan dengan menggunakan tiga dimensi sesuai dengan teori Sarafino

(2011), yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi,

dan dukungan persahabatan.

2.4 Religiusitas

2.4.1 Pengertian Religiusitas

Iddagoda dan Opatha (2017) religiusitas didefinisikan sebagai sejauh mana individu

tertentu percaya dan memuliakan pendiri, dewa atau dewi agama yang relevan,

mempraktikkan pengajaran yang relevan dan berpartisipasi dalam kegiatan yang

relevan. Huber dan Huber (2012), religiusitas adalah suatu kehidupan religius yang

di bentuk dan dilakukan secara keseluruhan melalui lima inti dimensi intellectual,

ideology, public practice, private practice, dan experience. Bergan dan McConatha

( dalam Iddagoda & Opatha, 2017) religiusitas mengacu pada berbagai dimensi

yang terkait dengan keyakinan dan keterlibatan agama. Diidentifikasi dua dimensi

yang terkait dengan religiositas, yaitu, keyakinan dan keterlibatan atau partisipasi

keagamaan.

Page 51: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

37

King and Williamson (2005) menyatakan bahwa religiusitas juga dikenal

sebagai agama. Mereka mendefinisikan religiusitas sebagai kekuatan koneksi

seseorang atau keyakinan untuk agama mereka. "Koneksi seseorang" seperti ikatan

dengan agama. "Keyakinan untuk agama mereka" berarti keyakinan pada agama

mereka. Menurut Fetzer (2003), religiusitas adalah sesuatu yang lebih

menitikberatkan pada masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah doktrin dari

setaip agama atau golongan. Karena doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib

diikuti oleh setiap pengikutnya.

Dari pengertian para ahli diatas, peneliti menggunakan pengertian yang

merujuk pada Fetzer (2003), religiusitas adalah sesuatu yang lebih menitikberatkan

pada masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah doktrin dari setaip agama atau

golongan. Karena doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib diikuti oleh setiap

pengikutnya.

2.4.2 Aspek-Aspek Religiusitas

Fetzer (2003), dalam laporan penelitiannya yang berjudul “Multidimensional

Measurement of Religiousness/Spirituality for Use in Health Research”

menjelaskan terdapat 12 aspek religiusitas. Dalam penelitian ini, peneliti hanya

menggunakan empat dimensi religiusitas saja yaitu :

1. Daily spiritual experience

Fetzer (2003), merupakan dimensi yang memandang dampak agama dan

spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini daily spiritual experience

merupakan persepsi individu terhadap sesuatu yang berkaitan dengan transendon

dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi terhadap interaksinya pada kehidupan

Page 52: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

38

tersebut, sehingga daily spiritual experiences lebih kepada pengalaman

dibandingkan kognitif.

2. Value

Konsep value ini didasarkan pada pendekatan Merton (1968), yang

menggambarkan nilai sebagai tujuan, dan norma sebagai sarana untuk mencapai

tujuan tersebut. Konsep ini berupaya menilai sejauh mana perilaku seseorang

mencerminkan ekspresi normatif dari keyakinan atau agamanya sebagai nilai

akhir.

3. Belief

Idler (dalam Fetzer, 2003), konsep belief merupakan sentral dari religiusitas.

Religiusitas merupakan keyakinan akan konsep yang dibawa oleh suatu agama.

4. Religious/spiritual coping

Menurut Pragment (dalam Fetzer, 2003), merupakan coping stress dengan

menggunakan pola dan metode religius. Seperti dengan berdoa, beribadah untuk

menghilangkan stress, dan sebagainya. Menurut Pragment (dalam Fetzer, 2003),

bahwa religious/spiritual coping memiliki dua pola. Pola pertama yaitu positive

religious/spiritual coping yaitu metode berbuat baik menurut agama dalam

memahami dan menghadapi stressor dan pola negative religious/spiritual coping

yaitu coping yang merefleksikan kesungguhan beragama dalam rangka

melakukan coping.

Page 53: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

39

2.4.3 Pengukuran Religiusitas

Ada beberapa alat ukur religiusitas yang dikembangkan oleh para ahli, yaitu:

1. King dan Hunt (1972), alat ukur yang dikembangkan terdiri dari 10 dimensi,

yaitu pengakuan dan komitmen, partisipasi berkenaan dengan jemaah,

pengalaman agama, hubungan pribadi dalam jemaah, komitmen mencari

pengetahuan agama, terbuka terhadap perkembangan agama, kedogmatisan,

orientasi ekstrinsik, perilaku dan sikap.

2. Huber dan Huber (2012), alat ukur yang dikembangkan yaitu the centrality of

religiosity scale (CRS) yang terdiri dari 5 dimensi.

3. Glock (1962), alat ukur yang dikembangkan terdiri dari 5 dimensi, yaitu

keyakinan, praktik agama, pengalaman, pengetahuan agama, dan konsekuensi.

4. Fetzer (2000), alat ukur yang dikembangkan adalah multidimensional

measurement of religiousness/spirituality for use in health research, terdiri dari

12 dimensi, yaitu daily spiritual experience, meaning, value, belief, forgiveness,

private religious practice, religious/spiritual coping, religious support, religious

spiritual history, commitment, organizational religiousness, religious

preference.

Dari beberapa pengukuran yang dikemukakan diatas, dalam penelitian ini peneliti

menggubakan alat ukur multidimensional measurement of religiousness/spirituality

for use in health researchyang dikemukakan oleh Fetzer (2000) yang tediri dari 12

dimensi. Namun, disini peneliti hanya menggunakan empat dimensi saja, yaitu

daily spiritual experience, value, belief, dan religious/spiritual coping, dikarenakan

peneliti ingin melihat peran agama dalam mempengaruhi tingkah laku individu dan

Page 54: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

40

bagaimana cara individu bersosialisasi dengan lingkungannya dalam proses

penyesuaian diri.

2.5 Kerangka Berpikir

Penyesuaian dipahami sebagai pertemuan tuntutan psikologis dan perilaku

seseorang dan menerima diri sendiri. Ini berarti kemampuan individu untuk

memberikan respon mental atau tingkah laku yang baik sehingga dapat

menyelaraskan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan dari lingkungan

barunya. Individu harus berusaha untuk dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan agar dapat berinteraksi dengan baik dan dapat diterima di lingkungan

barunya.

Kehidupan sebagai mahasiswa perantau menghadapkan individu pada

perubahan dan tuntutan sehingga diperlukan adanya penyesuaian diri. Banyak

perubahan yang dialami mahasiswa perantau, seperti pola hidup, interaksi sosial,

tuntutan untuk hidup mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap

tindakan-tindakan yang dilakukannya. Sehingga mereka harus bisa menyesuaikan

diri untuk dapat bertahan agar mereka mampu menunjukkan perilaku yang sesuai

dengan tuntutan akademik dan norma-norma yang berlaku di lingkungannya.

Sebagaimana yang telah disampaikan diatas bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi penyesuaian diri mahasiswa baru perantau, yaitu keadaan fisik,

perkembangan dan kematangan terutama kematangan dalam segi intelektual,

moral, sosial, dan emosi, faktor selanjutnya keadaan psikologis, kondisi lingkungan

sekitar, dan tingkat religiusitas dan kebudayaan. Dari keempat faktor diatas peneliti

ingin meneliti tiga dari empat faktor diatas, yang pertama adalah dari faktor internal

Page 55: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

41

individu yaitu adversity quotient, dimana disini individu harus memiliki keadaan

psikologis yang baik. Kedua, adalah faktor kondisi lingkungan sekitar yang

didalamnya terdapat dukungan sosial. Ketiga, adalah faktor tingkat religiusitas.

Faktor internal yang mampu membantu individu dalam menghadapi tantangan

atau hambatan dalam meraih proses kesuksesan dalam penyesuaian diri adalah

adversity quotient. Ketika seseorang dihadapkan pada tantangan atau hambatan

didalam hidupnya, maka dia harus memiliki adversity quotient yang tinggi. Karena,

seseorang yang memiliki AQ yang tinggi, tidak akan takut dalam menghadapi

berbagai tantangan dalam proses meraih kesuksesan. Orang tersebut mampu

mengubah tatangan yang dihadapinya dan menjadikannya sebuah peluang agar

dapat mencapai kesuksesan dalam hidup. Mahasiswa baru perantu yang memiliki

daya juangnya (AQ) tinggi, mampu untuk mengatasi kesulitan, menguasai hidup

dan menjadikan kesulitan tersebut menjadi peluang, maka individu tersebut

dikatakan mempunyai penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya, jika daya juangnya

(AQ) rendah, maka penyesuaian dirinya tidak baik karena rendahnya daya tahan

hidup, tidak mampu untuk mengatasi masalah dan kesulitan yang dihadapinya.

Didalam konsep adversity quotient, Stoltz (2000), untuk mengatasi tantangan,

hambatan, dan memperoleh kesuksesan, maka dibutuhkan dimensi-dimensi dari

adversity quotient, terdapat empat dimensi dasar, yaitu control (pengendalian),

origin & ownership (asal usul dan pengakuan), reach (jangkauan), dan endurance

(daya tahan) yang disingkat menjadi CO2RE.

Selanjutnya, selain faktor internal terdapat faktor eksternal yang dapat

memberikan kesejahteraan dalam diri seseorang yang juga mempengaruhi

Page 56: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

42

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau adalah religiusitas. Fetzer (2000),

religiusitas adalah sesuatu yang lebih menitikberatkan pada masalah perilaku,

sosial, dan merupakan sebuah doktrin dari setaip agama atau golongan. Karena

doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib diikuti oleh setiap pengikutnya.

Ketika seseorang dalam kehidupan sehari-harinya selalu melakukan interaksi

dengan Tuhannya, maka dia akan menyadari bahwa keterlibatan Tuhannya sangat

penting dalam kehidupannya. Oleh karena itu, seseorang melakukan kewajiban

yang telah ditentukan dalam agama, secara tidak langsung akan meningkatkan

kesejahteraan hidup seseorang.

Religiusitas merupakan faktor yang memberikan suasana psikologis yang

dapat digunakan untuk mengatasi ketegangan psikis, mampu membantu mahasiswa

baru perantau dalam mengatasi tegangan psikis, seperti banyaknya tekanan dan

peraturan, kurangnya waktu istirahat, tekanan yang menuntut mahasiswa untuk

dapat mengerjakan kebutuhan kesehariannya sendiri. Faktor religiusitas juga dapat

membantu mahasiswa memiliki tujuan hidup yang terarah dan baik untuk dapat

menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi dan dapat menyesuaikan diri dengan

kondisi dan situasi di lingkungannya. Semakin tinggi tingkat religiusitas mahasiswa

baru perantau, maka semakin mudah bagi mahasiswa untuk menghadapi tuntutan

dan perubahan yang terjadi didalam hidupnya.

Berdasarkan teori Fetzer (2000) mengenai religiusitas, terdapat 12 dimensi,

namun dalam penelitian ini peneliti hanya menggunaka empat dimensi yaitu, daily

spiritual experience, value, belief, dan religious/spiritual coping, karena peneliti

ingin melihat konsep religiusitas subjek dari sudut pandang bagaimana mahasiswa

Page 57: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

43

baru perantau dalam proses sosialisasi di lingkungannya dan bagaimana subjek

dalam menghadapi tuntutan dan perubahan lingkungan baru untuk mampu

menyesuaikan diri secara efektif.

Daily spiritual experience merupakan dimensi yang memandang dampak

agama dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Bagi mahasiswa baru perantau

kesabaran yang dapat membantunya untuk dapat menyesuaikan diri dalam

lingkungan baru tuntutan dan perubahan baru dalam hidupnya. Ketika mereka

merasa tidak mampu untuk mengatasi masalah atau tekanan yang ada dalam

lingkungan, mereka akan meyakini bahwa mereka bertawakal kepada Tuhannya,

mereka akan percaya bahwa setiap masalah yang dihadapi dalam kehidupan pasti

ada jalan keluar dengan bantuan dari Tuhannya. Timbulnya kepercayaan diri dan

harga diri seseorang akan berpengaruh terhadap penyesuaian dirinya.

Value sebagai dimensi dari religiusitas mengenai keimanan yang menanamkan

nilai hidup dalam diri seseorang, sehingga tertanam nilai saling tolong menolong

saling sayang menyayangi, saling mencintai. Dimensi ini dapat membantu

mahasiswa baru perantau dalam mengambil keputusan dan cara yang tepat untuk

mengatasi konflik atau tekanan yang ada. Ketika mahasiswa baru perantau memiliki

nilai hidup dengan pengaruh keimanan dalam memandang hidup yang dijalaninya,

mahasiswa baru perantau akan memandang positif dari setiap situasi dan kondisi

yang akan membantu mereka untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik di

lingkungannya.

Belief sebagai dimensi dari religiusitas merupakan keyakinan atau konsep yang

dibawa agama dengan keyakinan maka akan tertanam dalam diri mahasiswa baru

Page 58: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

44

perantau rasa bahagia dan kepercayaan diri, bahwa dengan keyakinannya

mahasiswa baru perantau memandang positif tentang dirinya, memandang bahwa

dapat menyesuaikan dan menyelaraskan antara tuntutan perubahan lingkungan

dengan kondisi dirinya. Dengan keyakinan dapat menambah rasa percaya diri

bahwa semua yang dialaminya telah ditetapkan Tuhan dan semua konflik dan

tekanan akan dapat diatasi.

Religious/Spiritual Coping, dimensi yang merupakan coping stress yang

menggunakan pola metode religiusitas. Dengan coping ini dapat membantu

mahasiswa baru perantau mengurangi gejala-gejala stress yang ada. Ketika

mengalami kegundahan hati, ketidaknyamanan dalam lingkungan, mereka akan

mengembalikannya kepada Tuhan, meminta kepada Tuhan dengan cara berdoa,

menjalankan shalat malam ataupun memperbanyak membaca Al-Quran. Hal

tersebut menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi konflik

psikis yang dialami. Dalam hal ini, mahasiswa baru perantau tidak hanya

melakukan coping dengan hanya meminta kepada Tuhan tetapi dilengkapi dengan

usaha dari dirinya sendiri untuk mengatasi konfliknya sendiri. Coping ini akan

membantu mahasiswa baru perantau untuk memperoleh ketenangan dan

kenyamanan agar dapat menyesuaikan dirinya dalam mengatasi tekanan yang ada

dilingkungannya.

Selanjutnya, faktor eksternal yang juga diduga dapat mempengaruhi

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau adalah dukungan sosial, karena

dukungan sosial merupakan penerimaan, perhatian, kasih sayang yang didapat

mahasiswa baru perantau dari lingkungan sekitarnya. Berdasarkan penelitian

Page 59: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

45

Sarafino (2011) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan, perhatian,

penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain, dimana orang

lain disini dapat diartikan sebagai individu perorangan atau kelompok.

Didalam konsep dukungan sosial Sarafino (2011), terdapat empat aspek

dukungan sosial, yaitu dukungan emosional (emotional or esteem support),

dukungan instrumental (tangible or instrumental support), dukungan informasi

(informational support), dukungan persahabatan (companionship support).

Pada dimensi dukungan emosional (emotional or esteem support), peneliti

berasumsi bahwa dimensi ini memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri

mahasiswa baru perantau, karena semakin banyak individu mendapatkan rasa kasih

sayang, perhatian dan kepedulian, maka hal tersebut akan membuat individu

merasakan rasa aman, dapat berinteraksi dengan baik dan menunjang kepercayaan

diri mahasiswa baru perantau untuk dapat menyesuaikan diri di lingkungannya.

Selain itu, dimensi dukungan instrumental (tangible or instrumental support),

peneliti berasumsi bahwa dengan adanya pertolongan dan bantuan nyata dari orang-

orang disekitarnya, dan teman-temannya tersebut dapat diandalkan ketika individu

merasa kesusahan, baik berupa pemberian makanan, tindakan atau materi, maka

mahasiswa baru perantau akan merasakan ketenangan karena menyadari ada orang

yang dapat diandalkan untuk menolongnya apabila menghadapi masalah dan

kesulitan. Hal tersebut membantu mahasiswa baru perantau untuk menyesuaikan

diri dengan baik.

Dimensi dukungan informasi (informational support), juga memiliki pengaruh

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau, karena ketika individu

Page 60: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

46

mendapatkan nasihat, informasi, dan saran, mereka dapat memenuhi kebutuhan dan

mengatasi masalahnya dan mengambil keputusan yang paling tepat menurutnya.

Dengan demikian, individu akan merasa tenang untuk tinggal di lingkungannya.

Selanjutnya, dimensi dukungan persahabatan (companionship support), juga

memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau. Mereka

yang memiliki kesamaan minat, rasa memiliki dalam suatu kelompok tertentu, dan

melakukan kegiatan secara bersama-sama, akan muncul didalam dirinya rasa

nyaman, perasaan senasib yang dapat membantu mereka untuk menyesuaikan diri

dengan baik di lingkungan baru.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diduga bahwa penyesuaian diri mahasiswa

baru perantau dipengaruhi oleh adversity quotient, religiusitas dan dukungan sosial,

seperti bagan berikut ini :

Page 61: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

47

p

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Adversity Quotient

Control

Origin & Ownership

Reach

Endurance

Religiusitas

Dukungan Sosial

Value

Belief

Religious/Spiritual

Coping

Daily Spiritual

Experience Penyesuaian Diri

Mahasiswa Baru

Perantau

Emotional or esteem

support

Tangible or

instrumental support

Informational support

Companionship support

Page 62: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

48

2.6 Hipotesis Peneltian

Hipotesis Mayor

Ha: Ada pengaruh yang signifikan adversity quotient (control, origin & ownership,

reach, dan endurance), dukungan sosial (emotional or esteem support, tangible or

instrumental support, informational support, companionship support), dan

religiusitas (daily spiritual experience, value, belief, dan religious/spiritual coping)

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Hipotesis Minor

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi Kontrol (control) terhadap

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Ha2: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi Asal usul dan Pengakuan

(Origin and Ownership) terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Ha3: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi Jangkauan (Reach) terhadap

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Ha4: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi Daya Tahan (Endurance) terhadap

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Ha5: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi dukungan emosional (emotional

or esteem support) terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN

Syarif Hidyatullah Jakarta.

Page 63: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

49

Ha6: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi dukungan instrumental (tangible

or instrumental support) terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Ha7: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi dukungan informasi

(informational support) terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Ha8: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi dukungan persahabatan

(companionship support) terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Ha9: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi daily spiritual experience terhadap

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Ha10: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi value terhadap penyesuaian

diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Ha11: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi belief terhadap penyesuaian diri

mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Ha12: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi religious/spiritual coping

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidyatullah

Jakarta.

Page 64: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru perantau yang sedang

menjalani pendidikan Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Mahasiswa yang menjadi sampel pada penelitian ini memiliki karakteristik

sebagai berikut :

a. Mahasiswa baru perantau Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Mahasiswa perantau adalah mereka yang secara geografis berada diluar

Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dimana mahasiswa

perantau tidak pulang kerumah dalam waktu singkat dikarenakan jarak yang jauh

dan harus menjalani proses perkuliahan.

c. Mahasiswa perantau yang tinggal di kos, kontrakan atau asrama

Tidak seluruh populasi penelitian yang ada di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan sampel berjumlah 264 orang. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik pengambilan sampel non probability sampling, yaitu

purposive sampling. Sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan kesediaan

mereka untuk merespon.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel dibagi menjadi 2, yaitu independen variabel (variabel bebas) dan dependen

variabel (variabel terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah adversity

quotient (control, origin & ownership, reach, dan endurance), dukungan sosial

Page 65: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

45

(emotional or esteem support, tangible or instrumental support, informational

support, companionship support), dan religiusitas (daily spiritual experience,

value, belief, dan religious/spiritual coping). Sedangkan variabel terikat dalam

penelitian ini yaitu penyesuaian diri.

Setelah menentukan variabel yang menjadi variabel independen dan variabel

dependen, maka selanjutnya peneliti menentukan definisi operasional dari variabel-

variabel penelitian yang kemudian akan digunakan dalam penelitian ini.

Penjelasan definisi operasional adalah sebagai berikut:

1. Penyesuaian diri

Penyesuaian diri adalah kemampuan seseorang dalam mengatasi dan menguasai

kebutuhan diri, ketegangan, frustasi, dan konflik untuk mencapai kebahagiaan,

keharmonisan, dan keselarasan pribadi dengan lingkungannya. Aspek-aspek

penyesuaian diri terdiri dari :

a. Persepsi terhadap realitas didefinisikan sebagai penilaian terhadap

konsekuensi pada tindakan yang dilakukan.

b. Kemampuan mengatasi stress dan kecemasan diartikan sebagai pengalaman

dan kemampuan dalam mengatasi kecemasan dan stress.

c. Gambaran diri yang positif didefinisikan sebagai penilaian individu tentang

dirinya sendiri.

d. Kemampuan mengekspresikan perasaan dengan baik dapat diartikan

memiliki ekspresi dan dapat mengontrol emosi dengan baik.

e. Hubungan interpersonal yang baik didefinisikan dapat membangun hubungan

sosial yang baik dengan cara yang berkualitas dan bermanfaat.

Page 66: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

46

2. Adversity Quotient

Adversity quotient adalah suatu ukuran untuk mengetahui daya juang individu

dalam menghadapi kesulitan, kepercayaan diri dalam menguasai hidup dan

kemampuan untuk mengatasi tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam

memperoleh kesuksesan. Dalam penelitian ini adversity quotient akan diukur

yang memiliki empat dimensi, yaitu :

a. Control (C) atau kendali

Dimensi ini mengungkapkan berapa banyak kendali atau kontrol yang

seseorang rasakan terhadap sebuah peristiwa sulit.

b. Origin & Ownership (O2) atau asal usul dan pangkuan

Dimensi ini mengungkapkan siapa atau apa yang menjadi asal-usul kesulitan

dan menjelaskan bagaimana seseorang memandang sumber masalah yang

ada. Ownership menyatakan individu tidak terlalu menyalahkan diri sendiri,

tetapi tetap merasa bertanggung jawab untuk mengatasi kesulitan dan

masalah yang dialami.

c. Reach (R) atau jangkauan

Dimensi ini mempertanyakan sejauh mana kesulitan akan menjangkau

bagian-bagian lain dari kehidupan individu. Respon-respon dengan adversity

quotient rendah akan membuat kesulitan memasuki segi-segi lain dari

kehidupan seseorang.

Page 67: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

47

d. Endurance (E) atau daya tahan

Dimensi ini mempertanyakan dua hal yang berkaitan, yaitu berapa lamakah

kesulitan akan berlangsung? Dan berapa lamakah penyebab kesulitan itu akan

berlangsung?.

3. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah persepsi individu terhadap dukungan yang diterimanya

saat ia menghadapi tekanan, masalah dan cobaan dalam hidup. Diukur melalui 4

dimensi, yaitu:

a. Dukungan emosional (emotional or esteem support), mengacu pada bantuan

berbentuk empati, kepedulian, dan perhatian terhadap individu.

b. Dukungan instrumental (tangible or instrumental support), mengacu pada

bantuan secara langsung dan nyata berupa materi atau jasa yang dapat

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah praktis.

c. Dukungan informasi (informational support), mengacu pada pemberian

informasi baik berupa nasihat, saran, atau cara-cara yang dapat digunakan

untuk menyelesaikan masalah.

d. Dukungan persahabatan (companionship support), dukungan yang mencakup

pada kesediaan waktu sekelompok untuk menghabiskan waktu bersama,

dengan demikian dapat memberikan rasa kebersamaan dalam suatu kelompok

untuk melakukan aktivitas sosial bersama.

Page 68: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

48

4. Religiusitas

Religiusitas adalah keadaan seseorang dalam memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran agama yang dianut kedalam kehidupannya. Terdiri dari

empat dimensi religiusitas, yaitu:

a. Daily spiritual experience adalah persepsi individu terhadap sesuatu yang

berkaitan dengan transcendental dalam kehidupan sehari-hari.

b. Value adalah pengaruh keimanan terhadap nilai-nilai hidup, seperti

mengajarkan tentang nilai cinta, saling menolong, saling melindungi, dan

sebagainya yang digunakan untuk mengambil suatu keputusan dan cara

hidup.

c. Belief adalah keyakinan dan kepercayaan terhadap ajaran agama.

d. Religious/spiritual coping adalah coping stress dengan menggunakan pola

metode religius, seperti berdoa, beribadah untuk menghilangkan stress.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Penulisan Data

Instrument pengumpulan data yang digunakan berupa kuisioner. Dalam bentuk

skala Likert, yaitu dengan pilihan jawaban sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak

sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Subjek diminta untuk memilih salah satu

dari pilihan jawaban yang masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian

pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang dirasakan oleh subjek. Model

skala Likert ini terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif

(unfavorable). Perhitungan skor tiap-tiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

Page 69: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

49

Tabel 3.1

Skor untuk Pernyataan Positif dan Negatif Skala Likert

Kategori Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

3.3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan empat skala, yaitu:

1. Skala Penyesuaian Diri

Pengukuran penyesuaian diri pada penelitian ini menggunakan alat ukur skala

penyesuaian diri yang dikembangkan oleh Schneider (1960), yang memiliki

tujuh dimensi, yaitu mampu mengontrol emosionalitas yang berlebihan,

mengatasi mekanisme psikologis, mengatasi frustasi pribadi, pertimbangan

rasional dan kemampuan mengarahkan diri (self-direction), kemampuan untuk

belajar, kemampuan menggunakan pengalaman masa lalu, dan sikap realistik

dan objektif. Adapun blue print dari skala penyesuaian diri sebagai berikut

Page 70: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

50

Tabel 3.2

Blue Print Skala Penyesuaian Diri

No Aspek Indikator No.Item

Jumlah Fav Unfav

1 Ketepatan

persepsi terhadap

realitas

Menentukan tujuan

secara realistis sesuai

kemampuan

Mengenali konsekuensi

dan mengarahkan

tingkah laku sesuai

dengan konsekuensinya

3, 2

1, 4

4

2 Kemampuan

mengatasi stress

dan kecemasan

Mampu mengatasi

masalah yang dihadapi

Mampu bertahan dan

menerima kegagalan

yang dialami

6, 7, 17

5, 8

5

3 Gambaran diri

yang positif

Persepsi tentang diri

positif

Menyadari dan

mengakui kekurangan

diri

Menyadari dan

mengakui kelebihan diri

9

11 16

10, 19

5

4 Kemampuan

mengekspresikan

perasaan

Mengidentifikasi emosi

Mengekspresikan emosi

dengan baik dan

memperhatikan

keadaan lingkungan

12, 15

13, 14 22

5

5 Hubungan

interpersonal yang

baik

Mampu berinteraksi

dengan orang lain

Merasa nyaman

berinteraksi dengan

orang lain

Mampu mencapai

kecocokan dan

keakraban dalam

hubungan sosial

21

18 23, 25

20 24

6

Total 25

2. Skala Adversity Quotient

Pengukuran adversity quotient pada penelitian ini menggunakan alat ukur

Adversity Response Profile (ARP), yang dikembangkan oleh Stoltz (2000),

memiliki empat dimensi yaitu control, origin & ownership, reach, dan

endurance (CO2RE), yang konteks penggunaanya dalam bidang industri dan

Page 71: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

51

organisasi. Untuk mengukur adversity quotient mahasiswa perantauan

diperlukan alat ukur yang sesuai dengan konteks tersebut. Oleh karena itu,

peneliti berusaha memodifikasi ARP untuk mahasiswa perantau, tanpa

mengubah kontruks, bentuk dan jumlah soal, tata cara/administrasi maupun

skoring agar semua dimensi skala memiliki karakteristik yang sama dan sesuai

dengan karakteristik yang diperlukan untuk mahasiswa baru perantau.

Tabel 3.3

Blue Print Skala Adversity Quotient

No Aspek Indikator Nomor Item Jumlah

item Fav Unfav

1 Control Mengendalikan peristiwa sulit 2, 3, 4 1, 8

5

2 Origin

&

Ownership

Mengungkapkan akar masalah

yang terjadi

Melihat sumber masalah yang

terjadi

6, 10

7 9

4

3 Reach Jangkauan dalam melihat suatu

masalah

Jangkauan dalam membatasi

masalah

11,

12, 5

13, 14

5

4 Endurance Daya tahan dalam menghadapi

kesulitan

Kekuatan dalam menghadapi

penyebab kesulitan yang

terjadi

15, 16

17

18 4

Total

18

3. Skala Dukungan Sosial

Skala dukungan sosial dalam penelitian ini, dikembangkan sendiri oleh peneliti

dengan mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Sarafino (2011),

yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan

dukungan persahabatan. Skala dukungan sosial berjumlah 18 item, masing-

masing terdiri atas 4 item mengukur dimensi dukungan emosional, 4 item

Page 72: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

52

mengukur dimensi dukungan instrumental, 4 item mengukur dimensi dukungan

informasi, dan 4 item mengukur dimensi dukungan persahabatan.

Tabel 3.4

Blue Print Skala Dukungan Sosial

No Aspek Indikator Nomor Item

Jumlah Fav Unfav

1 Dukungan

Emosional

Dukungan yang berasal

dari empati

Dukungan yang berasal

dari kepedulian

3, 4

1, 2,

5

5

2 Dukungan

Instrumental

Bantuan yang diberikan

berupa materi

Bantuan yang diberikan

berupa tindakan

8

6, 7

9, 10 5

3 Dukungan

Informasi

Dukungan dengan

memberi nasihat

Dukungan dengan

memberi petunjuk

14

11,

13

12

4

4 Dukungan

Persahabatan

Dorongan teman

sekelompok

Aktivitas sosial bersama

15,

19

16

17, 18

5

Total 19

4. Skala Religiusitas

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan adaptasi dari skala yang

dikembangkan oleh Fetzer (2000), “Multidimensional Measurement of

Religiousness/Spirituality for Use in Health Research”, yang mengungkapkan

12 dimensi dari religiusitas. Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti memilih

empat dimensi yang dianggap terkait, yaitu daily spiritual experience, value,

belief, religious/spiritual coping, dan terdiri dari 32 item. Setiap dimensi

memiliki karakteristik skala yang berbeda. Untuk kepentingan penelitian ini,

peneliti melakukan modifikasi agar semua dimensi skala memiliki karakteristik

yang sama. Adapun blue print skala religiusitas sebagai berikut :

Page 73: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

53

Tabel 3.5

Blue Print Skala Religiusitas

No Aspek Indikator No.

Item Jumlah

1 Daily spiritual

experience

Merasakan adanya Tuhan

Persepsi inividu terhadap

sesuatu yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari

1, 2, 3 4, 5 5

2 Value Meyakini pentingnya agama

untuk dijadikan tujuan hidup

Mengerjakan sesuatu

berdasarkan ajaran agama

7*, 8 9. 10*, 11

5

3 Belief Percaya akan kebenaran Allah

Percaya akan pertolongan

Allah

12, 13,

6 14, 15*, 16, 22*

7

4 Religious

spiritual

coping

Beribadah ataupun berdoa

dalam menghadapi stress atau

tekanan

17, 18,

19, 20,

21*

5

Total 22

Ket: (*) Unfavorable

3.4 Pengujian Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap validitas

konstruk dari keempat instrument yang digunakan, yaitu 1) penyesuaian diri; 2)

adversity quotient; 3) dukungan sosial; 4) religiusitas. Untuk menguji validitas

konstruk alat ukur pada penelitian ini, peneliti menggunakan Confirmatory Factor

Analysis (CFA) dengan bantuan software Lisrel 8.70 (Joreskog dan Sorbom, 1999).

Adapun logika dari CFA (Umar, 2012):

1. Dilakukan uji CFA dengan nilai Chie-Square tidak signifikan (p>0.05) berarti

semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun jika nilai Chi-Square

signifikan (p<0.05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model

pengukuran yang diuji sesuai dengan langkah kedua.

Page 74: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

54

2. Jika nilai Chi-Square signifikan (p<0.05) maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan

pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item mengukur selain konstruk yang ingin

diukur atau item tersebut juga mengukur hal lain (mengukur lebih dari satu

konstruk atau multidimensional). Setelah beberapa kesalahan pengukuran

dibebaskan untuk saling berkorelasi, maka akan diperoleh model yang fit, model

terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.

3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan melihat

apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai koefisien positif.

4. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data untuk

mendapatkan faktor skornya. Selanjutnya melakukan pengolahan data dengan

tidak mengikutsertakan skor mentah dari item yang dieliminasi.

Terdapat kriteria item yang baik pada CFA (Umar, 2012) yaitu:

1. Menguji apakah item signifikan atau tidak mengukur apa yang hendak diukur

dengan menggunakan T-test. Melihat signifikan tidaknya item tersebut,

mengukur faktornya dengan melihat nilai t bagi koefisien muatan faktor item.

Pebandingannya adalah jika t>1.96 maka item tersebut tidak akan di drop dan

sebaliknya.

2. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah diskoring

dengan favourable, maka nilai koefisien muatan faktor harus bermuatan positif

atau sebaliknya. Apabila item favourable terdapat muatan faktor item bernilai

negatif maka item tersebut akan di drop dan sebaliknya.

Page 75: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

55

3. Apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi maka item

tersebut akan di drop. Sebab, item yang demikian selain mengukur yang hendak

diukur, ia juga mengukur hal yang lain (multidimensi).

3.4.1 Uji Validitas konstruk skala penyesuaian diri

Uji validitas konstruk skala penyesuaian diri dilakukan menggunakan software

Lisrel untuk menguji 25 item yang bersifat unidimensional, artinya hanya

mengukur penyesuaian diri. Berdasarkan pengujian dan proses modifikasi sebanyak

163 kali diperoleh diperoleh nilai chi-square sebesar 133,73; degree of freedom (df)

sebanyak 112; p-value sebesar 0,07909; dan RMSEA sebesar 0,027.

Nilai p-value>0,05 dan nilai RMSEA<0,05 sudah sesuai dengan kriteria

model fit, artinya model dengan satu faktor (unidimensional) seluruh item hanya

mengukur satu faktor yaitu penyesuaian diri. Selanjutnya, peneliti ingin melihat

item mana yang memang mengukur apa yang hendak diukur atau valid dan mana

yang tidak valid dengan kriteria item valid yaitu memiliki nilai t-value>1,96.

Adapun factor loading, standard error, dan t-value dari masing-masing item tertera

pada tabel berikut:

Page 76: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

56

Tabel 3.6

Muatan faktor skala penyesuaian diri

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.63 0.05 11.73 Valid

2 0.48 0.06 8.62 Valid

3 0.56 0.06 10.08 Valid

4 0.25 0.06 4.16 Valid

5 0.78 0.05 14.93 Valid

6 0.62 0.06 11.11 Valid

7 0.83 0.05 16.64 Valid

8 0.52 0.06 8.68 Valid

9 0.76 0.05 14.79 Valid

10 -0.14 0.06 -2.38 Tidak Valid

11 -0.17 0.06 -2.88 Tidak Valid

12 0.36 0.06 6.13 Valid

13 0.58 0.06 10.00 Valid

14 0.66 0.06 11.88 Valid

15 0.69 0.05 12.76 Valid

16 0.75 0.06 14.52 Valid

17 0.84 0.05 17.12 Valid

18 0.73 0.05 13.80 Valid

19 0.10 0.06 1.52 Tidak Valid

20 0.11 0.06 1.75 Tidak Valid

21 0.50 0.06 8.47 Valid

22 0.50 0.06 9.09 Valid

23 0.42 0.06 6.99 Valid

24 0.14 0.06 2.26 Valid

25 0.53 0.06 9.31 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

Berdasarkan tabel 3.5 nilai muatan faktor item nomor 1 sampai 20, ada empat item

yang tidak memenuhi kriteria yaitu item 10, 11, 19, dan 20 tidak memenuhi kriteria

nilai t-value>1,96 maka akan di drop.

3.4.2 Uji validitas kosntruk skala adversity quotient

3.4.2.1 Dimensi control

Dimensi control memerlukan 3 kali modifikasi hingga dapat memperoleh model

fit. Model yang sudah fit memiliki nilai chi-square sebesar 1,02; degree of freedom

(df) sebanyak 2; p-value sebesar 0,59907; dan RMSEA sebesar 0,00. Dari total 5

Page 77: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

57

item terdapat dua item yang kriteria nilai t-value<1,96 yaitu item 1, dan item 4,

maka item tersebut harus di eliminasi. Adapun factor loading, standard error, dan

t-value dari masing-masing item tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Muatan faktor dimensi control

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.02 0.06 0.32 Tidak Valid

2 0.99 0.17 5.73 Valid

3 0.56 0.10 5.79 Valid

4 -0.33 0.10 -3.19 Tidak Valid

5 0.38 0.07 5.80 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

3.4.2.2 Dimensi origin & ownership

Pada dimensi origin & ownership, diperlukan modifikasi model sebanyak datu kali

untuk memperoleh model yang fit. Adapun model yang sudah fit memiliki nilai chi-

square sebesar 0,00; degree of freedom (df) sebanyak 1; p-value sebesar 0,95661;

dan RMSEA sebesar 0,000. Dari total 4 item terdapat satu item yang kriteria nilai

t-value<1,96 yaitu item 4, maka item tersebut harus di eliminasi. Adapun factor

loading, standard error, dan t-value dari masing-masing item tertera pada tabel

berikut:

Tabel 3.8

Muatan faktor skala dimensi origin & ownership

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.51 0.12 4.39 Valid

2 0.32 0.07 4.35 Valid

3 0.56 0.20 4.35 Valid

4 -0.01 0.06 -0.16 Tidak Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

3.4.2.3 Dimensi reach

Untuk dimensi reach, diperlukan tiga kali modifikasi agar dapat memperoleh model

fit. Model yang telah fit memiliki nilai chi-square sebesar 2,82; degree of freedom

Page 78: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

58

(df) sebanyak 1; p-value sebesar 0,24392; dan RMSEA sebesar 0,040. Dari total 5

item terdapat satu item yang kriteria nilai t-value<1,96 yaitu item 5, maka item

tersebut harus di eliminasi. Adapun factor loading, standard error, dan t-value dari

masing-masing item tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.9

Muatan faktor dimensi reach

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.64 0.07 8.95 Valid

2 0.86 0.10 8.22 Valid

3 0.18 0.07 2.43 Valid

4 0.56 0.06 9.03 Valid

5 -0.12 0.07 -1.62 Tidak Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Eliminasi = T-Value<1,96

3.4.2.4 Dimensi endurance

Pada dimensi endurance, diperlukan modifikasi model sebanyak satu kali untuk

memperoleh model yang fit. Adapun model yang sudah fit memiliki nilai chi-

square sebesar 0,82; degree of freedom (df) sebanyak 1; p-value sebesar 0,36476;

dan RMSEA sebesar 0,000. Dari total 4 item terdapat satu item yang kriteria nilai

t-value<1,96 yaitu item 4, maka item tersebut harus di eliminasi. Adapun factor

loading, standard error, dan t-value dari masing-masing item tertera pada tabel

berikut:

Tabel 3.10

Muatan faktor skala dimensi endurance

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.80 0.08 10.43 Valid

2 0.58 0.07 8.25 Valid

3 0.61 0.07 8.54 Valid

4 -0.26 0.07 -3.60 Tidak Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

Page 79: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

59

3.4.3 Uji validitas konstruk skala dukungan sosial

3.4.3.1 Dimensi emotional or esteem support

Dimensi emotional or esteem support memerlukan 1 kali modifikasi hingga dapat

memperoleh model fit. Model yang sudah fit memiliki nilai chi-square sebesar

5,89; degree of freedom (df) sebanyak 4; p-value sebesar 0,20753; dan RMSEA

sebesar 0,42. Adapun factor loading, standard error, dan t-value dari masing-

masing item tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.11

Muatan faktor dimensi emotional or esteem support

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.62 0.06 11.04 Valid

2 0.94 0.05 20.18 Valid

3 0.92 0.05 19.32 Valid

4 0.72 0.05 13.32 Valid

5 0.86 0.05 17.16 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

3.4.3.2 Dimensi tangible or instrumental support

Pada Untuk dimensi tangible or instrumental support, diperlukan dua kali

modifikasi agar dapat memperoleh model fit. Model yang telah fit memiliki nilai

chi-square sebesar 3,47; degree of freedom (df) sebanyak 3; p-value sebesar

0,32465; dan RMSEA sebesar 0,024. Dari total 5 item terdapat satu item yang

kriteria nilai t-value<1,96 yaitu item 5, maka item tersebut harus di eliminasi.

Adapun factor loading, standard error, dan t-value dari masing-masing item tertera

pada tabel berikut:

Page 80: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

60

Tabel 3.12

Muatan faktor dimensi tangible or instrumental support

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.97 0.05 20.33 Valid

2 0.79 0.05 14.88 Valid

3 0.84 0.05 16.32 Valid

4 0.14 0.07 2.14 Valid

5 -0.34 0.06 -5.55 Tidak Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Eliminasi = T-Value<1,96

3.4.3.3 Dimensi informational support

Untuk dimensi informational support, diperlukan dua kali modifikasi agar dapat

memperoleh model fit. Model yang telah fit memiliki nilai chi-square sebesar 0,00;

degree of freedom (df) sebanyak 0; p-value sebesar 1,00; dan RMSEA sebesar

0,000. Dari total 5 item terdapat satu item yang kriteria nilai t-value<1,96 yaitu item

2, maka item tersebut harus di eliminasi. Adapun factor loading, standard error,

dan t-value dari masing-masing item tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.13

Muatan faktor dimensi informational support

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.34 0.08 4.08 Valid

2 -0.41 0.09 -4.43 Tidak Valid

3 0.89 0.16 5.67 Valid

4 1.34 0.23 5.76 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Eliminasi = T-Value<1,96

3.4.3.4 Dimensi companionship support

Pada dimensi companionship support, diperlukan modifikasi model sebanyak tiga

kali untuk memperoleh model yang fit. Adapun model yang sudah fit memiliki nilai

chi-square sebesar 1,50; degree of freedom (df) sebanyak 2; p-value sebesar

0,47288; dan RMSEA sebesar 0,000. Dari total 5 item terdapat dua item yang

kriteria nilai t-value<1,96 yaitu item 3 dan 4, maka item tersebut harus di eliminasi.

Page 81: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

61

Adapun factor loading, standard error, dan t-value dari masing-masing item tertera

pada tabel berikut:

Tabel 3.14

Muatan faktor skala dimensi companionship support

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.70 0.09 8.16 Valid

2 0.82 0.10 8.33 Valid

3 0.01 0.06 0.10 Tidak Valid

4 -0.07 0.06 -1.23 Tidak Valid

5 0.53 0.06 8.27 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

3.4.4 Uji validitas konstruk skala religiusitas

3.4.4.1 Dimensi daily spiritual experience

Dimensi daily spiritual experience memerlukan 1 kali modifikasi hingga dapat

memperoleh model fit. Model yang sudah fit memiliki nilai chi-square sebesar

6,15; degree of freedom (df) sebanyak 4; p-value sebesar 0,18808; dan RMSEA

sebesar 0,45. Adapun factor loading, standard error, dan t-value dari masing-

masing item tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.15

Muatan faktor dimensi daily experience

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.93 0.05 19.59 Valid

2 0.90 0.05 19.00 Valid

3 0.97 0.05 21.23 Valid

4 0.91 0.05 19.09 Valid

5 0.90 0.05 18.66 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

3.4.4.2 Dimensi value

Pada Untuk dimensi value, diperlukan satu kali modifikasi agar dapat memperoleh

model fit. Model yang telah fit memiliki nilai chi-square sebesar 6,48; degree of

freedom (df) sebanyak 4; p-value sebesar 0,16633; dan RMSEA sebesar 0,049. Dari

Page 82: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

62

total 5 item terdapat satu item yang kriteria nilai t-value<1,96 yaitu item 4, maka

item tersebut harus di eliminasi. Adapun factor loading, standard error, dan t-value

dari masing-masing item tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.16

Muatan faktor dimensi value

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.44 0.06 6.90 Valid

2 0.83 0.06 14.78 Valid

3 0.74 0.06 12.76 Valid

4 0.08 0.07 1.22 Tidak Valid

5 0.76 0.06 13.19 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Eliminasi = T-Value<1,96

3.4.4.3 Dimensi belief

Untuk dimensi belief, diperlukan empat kali modifikasi agar dapat memperoleh

model fit. Model yang telah fit memiliki nilai chi-square sebesar 10,74; degree of

freedom (df) sebanyak 9; p-value sebesar 0.29374; dan RMSEA sebesar 0,027. Dari

total 7 item terdapat dua item yang kriteria nilai t-value<1,96 yaitu item 5 dan 7,

maka item tersebut harus di eliminasi. Adapun factor loading, standard error, dan

t-value dari masing-masing item tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.17

Muatan faktor dimensi belief

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.94 0.05 20.21 Valid

2 0.99 0.05 21.93 Valid

3 0.86 0.05 17.39 Valid

4 0.93 0.05 19.90 Valid

5 -0.60 0.06 -10.71 Tidak Valid

6 0.96 0.05 21.00 Valid

7 -0.50 0.06 -8.77 Tidak Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Eliminasi = T-Value<1,96

Page 83: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

63

3.4.4.4 Dimensi religious/spiritual coping

Pada dimensi religious/spiritual coping, diperlukan modifikasi model sebanyak dua

kali untuk memperoleh model yang fit. Adapun model yang sudah fit memiliki nilai

chi-square sebesar 2,27; degree of freedom (df) sebanyak 2; p-value sebesar

0,51850; dan RMSEA sebesar 0,000. Dari total 5 item terdapat satu item yang

kriteria nilai t-value<1,96 yaitu item 5, maka item tersebut harus di eliminasi.

Adapun factor loading, standard error, dan t-value dari masing-masing item tertera

pada tabel berikut:

Tabel 3.18

Muatan faktor skala dimensi religious/spiritual coping

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0.67 0.06 11.26 Valid

2 0.68 0.06 11.81 Valid

3 0.89 0.05 17.24 Valid

4 0.83 0.05 15.46 Valid

5 -0.61 0.06 -10.38 Tidak Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh

adversity quotient, dukungan sosial, dan religiusitas terhadap penyesuaian diri

mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Teknik analisis data

yang digunakan peneliti dalam mengolah data adalah multiple regression analysis

atau analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda merupakan analisis regresi

dengan satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independent. Rumus

regresi berganda pada penelitian ini adalah:

Page 84: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

64

Y = a + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4 + 𝑏5𝑋5 + 𝑏6𝑋6 + 𝑏7𝑋7 + 𝑏8𝑋8 + 𝑏9𝑋9+

𝑏10𝑋10+ 𝑏11𝑋11+ 𝑏12𝑋12

Keterangan:

Y = Nilai prediksi Y (Religiusitas)

a = Intercept (kostan)

b = Koefisien regresi

𝑋1= Control

𝑋2= Origin & Ownership

𝑋3= Reach

𝑋4= Endurance

𝑋5= Dukungan emosional

𝑋6= Dukungan instrumental

𝑋7= Dukungan informasi

𝑋8= Dukungan persahabatan

𝑋9= Daily spiritual experience

𝑋10= value

𝑋11= Belief

𝑋12= Religious/spiritual coping

Penilaian terhadap model regresi yang dihasilkan ditinjau pada beberapa

pengujian berikut:

1. 𝑅2 (Koefisien Determinasi)

Nilai menunjukkan besarnya proporsi pengaruh independent variable

terhadap dependent variable. Dalam melihat proporsi, dikalikan dengan

100% sehingga didapatkan nilai proporsi pegaruh dalam bentuk persen. Sisa

dari persentasi merupakan faktor lain yang mempengaruhi dependent

variable yang tidak diuji dalam penelitian ini. Table modal summary dalam

SPSS juga menunjukkan nilai Standart Error of Estimate dimana semakin

kecil nilai SEE, maka model regresi semakin tepat dalam memprediksi

dependent variable. Nilai diperoleh dari rumus berikut:

𝑅2 = 𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔

𝑆𝑆𝑦

Page 85: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

65

2. Uji F

Pada tabel ANOVA akan diperoleh nilai F dan nilai signifikasi (sig.).

Nilai Sig & lt; 0.05 menunjukkan bahwa keseluruhan independent variable

secara simultan memiliki pengaruh terhadap dependent variable. Nilai Sig

& lt; 0.05 juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (signifikan.

Rumus dalam perhitungan nilai F sebagai berikut:

F = 𝑅2/𝑘

(1−𝑅2)/(𝑁−𝑘−1)

K merupakan jumlah IV dan N merupakan jumlah sampel.

3. Uji t

Interpretasi koefisen parameter independent variable dapat dilakukan

dengan menggunakan unstandardized coefficients maupun standardized

coeffiecients. Nilai koefisien yang didapatkan dari masing-masing dimensi

pada variabel menunjukka arah hubungan serta besaran koefisien masing-

masing dimensi pada model regresi. Adapun terdapat nilai signifikansi

untuk mengetahui apakah masing-masing dimensi berpengaruh secara

signifikan terhadap dependent variable. Uji t dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

t = 𝑏

𝑆𝑏

Nilai b pada rumus tersebut adalah koefisien regresi dan Sb adalah standard

error dari b.

Page 86: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini terdiri dari 264 responden dengan jenis kelamin laki-

laki berjumlah 112 orang dan perempuan sebanyak 152 orang. Subyek dalam

penelitian ini merupakan mahasiswa baru perantau. Data yang disajikan peneliti

menggunakan tabel yang mengkategorikan beberapa demografi dari responden

yaitu jenis kelamin, usia, tempat tinggal dan uang saku. Informasi mengenai

presentase dari karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Karakteristik subjek penelitian

No Karakteristik Subjek Jumlah Persentase (%)

1 Jenis Kelamin

Laki-laki 112 42.42%

Perempuan 152 57.58%

2 Usia

17 – 18 Tahun 195 73.86%

19 – 20 Tahun 69 26.13%

3 Tempat Tinggal

Kontrakan 49 18.56%

Kost 206 78.03%

Pesantren/Asrama 9 3.40%

4 Uang Saku

< Rp 2.000.000,00 197 74,62%

Rp 2.000.000,00 – Rp 3.000.000,00 67 25,37%

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan responden laki-laki sebesar 42,42% dan

responden perempuan sebesar 57,58%. Jumlah laki-laki yang berpartisipasi dalam

penelitian ini adalah 112 orang dan jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam

penelitian ini adalah 152 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden

dalam penelitian ini didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan.

Page 87: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

68

Responden yang dipilih dalam penelitian ini merupakan mahasiswa baru

perantau yang memiliki rentan usia 17-20 tahun, dimana jumlah responden yang

berumur 17-18 tahun adalah 195 orang dengan persentase 73,86%, dan jumlah

responden yang berumur 19-20 tahun adalah 69 orang dengan persentase 26,13%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden pada penelitian ini berusia

17-18 tahun.

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden pada penelitian ini berdomisili

di kontrakan, kostan, dan pesantren/asrama. Responden yang berdomisili di

kontrakan berjumlah 49 orang dengan persentase 18,56%, responden yang

berdomisili di kost sebanyak 206 orang dengan persentase 78,03%, dan responden

yang berdomisili di pesantren/asrama berjumlah 9 orang dengan persentase 3,40%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini lebih banyak

berdomisili di kostan.

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan

uang saku < Rp 2.000.000,00/bulan berjumlah 197 orang dengan persentase sebesar

74,62%. Responden yang mendapatkan uang saku Rp 2.000.000,00/bulan – Rp

3.000.000,00/bulan berjumlah 67 orang dengan persentase sebesar 25,37%. Maka,

dapat disimpulkan bahwa responden pada penelitian ini lebih banyak mendapatkan

uang saku < Rp 2.000.000,00/bulan.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Sebelum diuraikan secara detail mengenai beberapa sub bab selanjutnya, perlu

dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor murni (t-

score) yang merupakan hasil proses konversi dari raw score. Proses ini ditujukan

Page 88: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

69

agar mudah dalam membandingkan antar skor hasil pengukuran variabel-variabel

yang diteliti. Dengan demikian semua raw score pada setiap variabel harus

diletakkan pada skala yang sama. Secara teknis komputasinya yang ditempuh

adalah dengan melakukan transformasi dari raw score menjadi z-score. Untuk

menghilangkan bilangan negatif dari z-score, semua skor ditransformasi ke skala T

yang semuanya positif dengan menetapkan harga mean = 50 dan standar deviasi =

10.

Selanjutnya untuk menjelaskan gambaran umum tentang statistik deskriptif

dari variabel-variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi patokan adalah

nilai minimal dan maksimal, mean, dan standar deviasi (SD) dari masing-masing

variabel. Nilai tersebut disajikan dalam Tabel 4.2. penelitian ini menggunakan

LISREL untuk menguji validitas menggunakan CFA (Confirmatory Factor

Analysis).

Tabel.4.2

Analisis Deskriptif

No. N Min Max Mean Std.Dev

1. Penyesuaian Diri 264 15.19 67.00 50 9.64728

2. Control 264 21.37 60.78 50 9.15385

3. Origin & Ownership 264 30.82 67.27 50 8.33601

4. Reach 264 25.73 67.10 50 8.67849

5. Endurance 264 26.32 65.95 50 8.15001

6. Emotional or esteem support 264 19.62 62.18 50 9.52318

7. Tangible or instrumentional support 264 24.38 64.38 50 9.32244

8. Informational support 264 21.10 63.15 50 8.71842

9. Companionship support 264 24.91 66.98 50 8.43868

10. Daily spiritual experience 264 30.83 60.17 50 9.71509

11. Value 264 35.90 71.62 50 8.73708

12. Belief 264 32.35 61.07 50 9.76564

13. Religious/spiritual coping 264 19.85 60.32 50 9.03880

Page 89: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

70

Pada Tabel 4.2 didapat informasi mengenai responden yang terlibat dalam

penelitian ini sebanyak 264 orang. Dependent variabel yaitu penyesuaian diri

memiliki skor terendah sebesar 15,19 dan skor tertinggi sebesar 67,00. Variabel

Control memiliki skor terendah sebesar 21,37 dan skor tertinggi sebesar 60,78.

Variabel Origin & Ownership memiliki skor terendah sebesar 30,82 dan skor

tertinggi sebesar 67,27. Variabel Reach memiliki skor terendah sebesar 25,73 dan

skor tertinggi sebesar 67,10. Variabel Endurance memiliki skor terendah sebesar

26,32 dan skor tertinggi sebesar 65,95. Variabel Emotional or esteem support

memiliki skor terendah sebesar 19,62 dan skor tertinggi sebesar 62,18. Variabel

Tangible or instrumentional support yang memiliki skor terendah 24,38 dan skor

tertinggi 64,38. Variabel Informational support memiliki skor terendah 21,10 dan

skor tertinggi 63,15. Variabel Companionship support memiliki skor terendah

sebesar 24,91 dan skor tertinggi sebesar 66,98. Variabel Daily spiritual experience

memiliki skor terendah 30,83 dan skor tertinggi 60,17. Variabel Value memiliki

skor terendah sebesar 35,90 dan skor tertinggi sebesar 71,62. Variabel Belief

memiliki skor terendah sebesar 32,35 dan skor tertinggi sebesar 61,07. Variabel

Religious/spiritual coping memiliki skor terendah 19,85 dan skor tertinggi sebesar

19,85 dan skor tertinggi sebesar 60,32. Nilai rata-rata yang diperoleh keseluruhan

variabel adalah 50,00 dan standar deviasi 10,00.

Page 90: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

71

4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok

yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang

diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi yang akan

peneliti gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian. Sebelum mengkategorisasi

skor masing-masing variabel, terlebih dahulu ditetapkan norma dari skor dengan

menggunakan mean dan standar deviasi yang berlaku untuk semua variabel seperti

pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Norma Kategorisasi

No. Kategori Rumus

1. Rendah X < Mean

2. Tinggi X > Mean

Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan, selanjutnya akan dijelaskan

perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel penyesuaian diri, control,

origin & ownership, reach, endurance, emotional or esteem support, tungible or

instrumentional support, informational support, companionship support, daily

spiritual experience, value, belief, dan religious/spiritual coping. Dengan

menggunakan norma yang telah ditetapkan, ketegorisasi skor masing-masing

variabel diperoleh hasil seperti pada tabel 4.4 berikut:

Page 91: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

72

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor VAriabel Penelitian

No. Dimensi Rendah Tinggi

Jumlah % Jumlah %

1 Penyesuaian Diri 105 39.8 159 60.2

2 Control 147 55.7 117 44.3

3 Origin & Ownership 127 48.1 137 51.9

4 Reach 85 32.2 179 67.8

5 Endurance 120 45.5 144 54.5

6 Emotional or esteem support 143 54.2 121 45.8

7 Tangible or instrumentional support 81 30.7 183 69.3

8 Informational support 156 59.1 108 40.9

9 Companionship support 102 38.6 162 61.4

10 Daily spiritual experience 128 48.5 136 51.5

11 Value 126 47.7 138 52.3

12 Belief 99 37.5 165 62.5

13 Religious/spiritual coping 139 52.7 125 47.3

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 264 responden, terlihat

bahwa 60,2% responden memiliki penyesuaian diri mahasiswa baru perantau yang

cenderung tinggi. Selanjutnya Control pada mahasiswa baru perantau cenderung

rendah dengan skor 55,7%. Original & ownership mahasiswa baru perantau dengan

skor 51,9% menunjukkan skor yang cenderung tinggi. Reach mahasiswa baru

perantau yang cenderung tinggi dengan skor 67,8%. Endurance mahasiswa baru

perantau dengan skor 54,5% yang cenderung tinggi. Emotional or esteem support

mahasiswa baru perantau yang cenderung rendah dengan skor 54,2%. Tangible or

instrumentional support mahasiswa baru perantau cenderung tinggi dengan skor

69,3%. Informational support mahasiswa baru perantau cenderung rendah dengan

skor 59,1%. Companionship support mahasiswa baru perantau cenderung tinggi

dengan skor 61,4%. Daily spiritual experience mahasiswa baru perantau cenderung

tinggi dengan skor 51,5%. Value mahasiswa baru perantau cenderung tinggi dengan

Page 92: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

73

skor 52,3%. Belief mahasiswa baru perantau cenderung tinggi dengan skor 62,5%.

Religious/spiritual coping mahasiswa baru perantau cenderung rendah dengan skor

52,7%.

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahap uji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan analisi regresi berganda

atau disebut sebagai Multiple Regression (R-Square). Dalam melakukan analisis

regresi, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 21. Seperti yang telah

disebutkan pada bab 3, terdapat tiga hal yang dapat dilihat dalam melakukan

analisis regresi. Pertama, dengan menggunakan analisis regresi, peneliti dapat

melihat seberapa besar (%) pengaruh yang diberikan independent variable terhadap

dependent variable dengan melihat nilai R-square. Kedua, melihat apakah seluruh

independent variable yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap dependent

variable melalui uji F. Ketiga, melihat signifikansi dari setiap koefisien regresi dari

masing-masing independent variable yang digunakan melalui uji t.

Langkah pertama yang peneliti lakukan ialah melihat seberapa besar

independent variable berpengaruh terhadap dependent variable dengan melihat

besaran R-Square. Adapun besarnya R-Square dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Tabel R-Square Model R R Square Adjudted R Square Std. Erros of the Estimete

1. .840 .706 .692 5.35090

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, analisis regresi menghasilkan nilai R-Square

sebesar 0,706 atau 70,6%. Dengan demikian besarnya pengaruh dari control, origin

Page 93: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

74

& ownership, reach, endurance, emotional or esteem support, tangible or

instrumentional support, informational support, companionship support, daily

spiritual experience, value, belief, dan religious/spiritual coping terhadap

penyesuaian diri ialah sebesar 70.6% sedangkan sisanya 29.4% dipengaruhi oleh

variabel lain diluar penelitian ini.

Setelah mengetahui besarnya pengaruh seluruh independent variable

terhadap dependent variable, langkah selanjutnya ialah menghitung signifikansi

model penelitian dengan seluruh independent variable melalui uji F. Adapun hasil

uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Tabel ANOVA

Model Sum f Squares DF Mean Square F Sig.

1. Regression 17290.747 12 1440.896 50.324 .000

Residual 7186.665 251 28.632

Total 24477.412 263

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, taraf signifikansi (p < 0,05), pada penelitian ini

adalah sebesar 0,000. Adapun syarat model dapat dikatakan signifikan apabila p <

0,05. Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang

signifikan dari control, origin & ownership, reach, endurance, emotional or esteem

support, tangible or instrumentional support, informational support,

companionship support, daily spiritual experience, value, belief, dan

religious/spiritual coping terhadap penyesuaian diri ditolak, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan dari control, origin & ownership, reach, endurance,

emotional or esteem support, tangible or instrumentional support, informational

support, companionship support, daily spiritual experience, value, belief, dan

Page 94: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

75

religious/spiritual coping terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.3.2 Pengujian hipotesis minor

Uji hipotesis minor yaitu dengan melihat nilai koefisien variabel menggunakan uji

t. Sama halnya dengan uji F, koefisien variabel dikatakan signifikan apabila nilai p

< 0,05. Adapun hasil perhitungan koefisien masing-masing variabel terhadap

penyesuaian diri dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Koefisien Regresi Independent Variabel

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std.Error Beta

(Constant) -4.277 8.197 -.522 .602

1. Control .253 .049 .240 5.158 .000

2. Origin & Ownership .230 .052 .199 4.423 .000

3. Reach .319 .064 .287 4.987 .000

4. Endurance .167 .054 .141 3.090 .002

5. Emotional or esteem

support -.005 .050 -.005 -.102 .918

6. Tangible or

instrumeational support -.045 .048 -.043 -.929 .354

7. Informational support .025 .059 .023 .427 .670

8. Companionship support .088 .050 .077 1.780 .076

9. Daily spiritual

experience .139 .100 .140 1.391 .166

10. Value .-.105 .080 -.096 -1.326 .186

11. Belief -.092 .100 -.093 -.923 .357

12. Religious/spiritual

coping .113 .067 .105 1.676 .095

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dipaparkan persamaan regresi sebagai berikut :

Penyesuaian Diri = 4,277 + 0,253 control* + 0,230 origin & ownership* + 0,319

reach* + 0,167 endurance* - 0,005 emotional or esteem support - 0,045 tangible

or instrumentional support + 0,025 informational support + 0,088 companionship

Page 95: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

76

support + 0,139 daily spiritual experience - 0,105 value - 0,092 belief + 0,113

religious/spiritual coping.

Keterangan: signifikan (*)

Pada tabel 4.7 terdapat 4 koefisien regresi yang signifikan, yaitu control, origin &

ownership, reach, endurance. Variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi

yang tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien yang diperoleh pada masing-

masing independent variabel adalah sebagai berikut :

1. Variabel control

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,253 dengan signifikansi sebesar 0,000

(sig < 0,05). Artinya Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

control terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau “ditolak”, maka

control memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa

baru perantau. Arah positif menunjukkan bahwa semakin tinggi control, maka

semakin tinggi pula penyesuaian diri mahasiswa baru perantau.

2. Variabel origin & ownership

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,230 dengan signifikansi sebesar 0,000

(sig < 0,05). Artinya Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

origin & ownership terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau

“ditolak”, maka origin & ownership memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau. Areah positif menunjukkan bahwa

semakin tinggi origin & ownership, maka semakin tinggi pula penyesuaian diri

mahasiswa baru perantau.

Page 96: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

77

3. Variabel reach

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,319 dengan signifikansi sebesar 0,000

(sig < 0,05). Artinya Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

reach terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau “ditolak”, maka reach

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru

perantau. Arah positif menunjukkan bahwa semakin tinggi reach, maka semakin

tinggi pula penyesuaian diri mahasiswa baru perantau.

4. Variabel endurance

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,167 dengan signifikansi sebesar 0,002

(sig < 0,05). Artinya Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

endurance terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau “ditolak”, maka

endurance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri

mahasiswa baru perantau. Arah positif menunjukkan bahwa semakin tinggi

endurance, maka semakin tinggi pula penyesuaian diri mahasiswa baru

perantau.

5. Variabel emotional or esteem support

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,005 dengan signifikansi sebesar

0,918 (sig < 0,005). Artinya, Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang

signifikan emotional or esteem support terhadap penyesuaian diri mahasiswa

baru perantau “diterima”, maka emotional or esteem support tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau.

Page 97: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

78

6. Variabel tangible or instrumentional support

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,045 dengan signifikansi sebesar

0,354 (sig < 0,005). Artinya, Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang

signifikan tangible or instrumentional support terhadap penyesuaian diri

mahasiswa baru perantau “diterima”, maka tangible or instrumentional support

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa

baru perantau.

7. Variabel informational support

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,025 dengan signifikansi sebesar 0,670

(sig < 0,005). Artinya, Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

informational support terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau

“diterima”, maka informational support tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau.

8. Variabel companionship support

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,088 dengan signifikansi sebesar 0,076

(sig < 0,005). Artinya, Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

companionship support terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau

“diterima”, maka companionship support tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau.

9. Variabel daily spiritual experience

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,139 dengan signifikansi sebesar 0,166

(sig < 0,005). Artinya, Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

daily spiritual experience terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau

Page 98: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

79

“diterima”, maka daily spiritual experience tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau.

10. Variabel value

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,105 dengan signifikansi sebesar

0,186 (sig < 0,005). Artinya, Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang

signifikan value terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau

“diterima”, maka value tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau.

11. Variabel belief

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,092 dengan signifikansi sebesar

0,357 (sig < 0,005). Artinya, Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang

signifikan belief terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau

“diterima”, maka belief tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau.

12. Variabel religious/spiritual coping

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,113 dengan signifikansi sebesar

0,095 (sig < 0,005). Artinya, Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang

signifikan religious/spiritual coping terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru

perantau “diterima”, maka religious/spiritual coping tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau.

Page 99: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

80

4.3.3 Pengujian proporsi varians

Selanjutnya, peneliti mencoba untuk mengetahui proporsi varians untuk masing-

masing IV. Untuk mengetahui proporsi varians dari masing-masing IV, peneliti

melakukan perhitungan nilai R-Square Change dengan cara melakukan analisis

regresi satu per satu menggunakan metode stepwise. Dengan melakukan cari ini,

peneliti dapat mengetahui besarnya R-Square Change setiap kali menambahkan IV

ke dalam analisis regresi, Besar R-Square Change untuk masing-masing IV pada

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Proporsi Varians Setiap Independent Variabel

Model R R Square Adjusted

R Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Chan

ge

1 ,636a ,405 ,403 7,45539 ,405 178,377 1 262 ,000*

2 ,693b ,480 ,476 6,98497 ,075 37,478 1 261 ,000*

3 ,788c ,621 ,617 5,97147 ,141 97,115 1 260 ,000*

4 ,814d ,663 ,658 5,64149 ,042 32,305 1 259 ,000*

5 ,820e ,672 ,666 5,57865 ,009 6,868 1 258 ,009*

6 ,821f ,674 ,667 5,56830 ,002 1,960 1 257 ,163

7 ,824g ,678 ,669 5,54631 ,004 3,042 1 256 ,082

8 ,825h ,681 ,671 5,53086 ,003 2,432 1 255 ,120

9 ,837b ,700 ,689 5,37840 ,019 15,663 1 254 ,000*

10 ,838c ,703 ,691 5,36455 ,003 2,313 1 253 ,130

11 ,839d ,703 ,690 5,37009 ,001 ,479 1 252 ,490

12 ,840e ,706 ,692 5,35090 ,003 2,811 1 251 ,095

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 12 independent variabel

terdapat enam variabel yang memberikan sumbangan terbesar dan signifikan.

Berikut akan dijelaskan mengenai hasil proporsi varians dari setiap variabel

penelitian, yaitu :

Page 100: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

81

1. Variabel control memberikan sumbangan sebesar 40,5% dalam varians

penyesuaian diri. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

178,377, df1 = 1, df2 = 262, dan sig. F change = 0,000.

2. Variabel origin & ownership memberikan sumbangan sebesar 7,5% dalam

varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan

F = 37,478, df1 = 1, df2 = 261, dan sig. F change = 0,000

3. Variabel reach memberikan sumbangan sebesar 14,1% dalam varians

penyesuaian diri. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

97,115, df1 = 1, df2 = 260, dan sig. F change = 0,000

4. Variabel endurance memberikan sumbangan sebesar 4,2% dalam varians

penyesuaian diri. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

32,305, df1 = 1, df2 = 259, dan sig. F change = 0,000

5. Variabel emotional or esteem support memberikan sumbangan sebesar 0,9%

dalam varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan F = 6,868, df1 = 1, df2 = 258, dan sig. F change = 0,009

6. Variabel tangible or instrumentional support memberikan sumbangan sebesar

0,2% dalam varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut tidak signifikan

secara statistik dengan F = 1,960, df1 = 1, df2 = 257, dan sig. F change = 0,163

7. Variabel informational support memberikan sumbangan sebesar 0,4% dalam

varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F = 3,042, df1 = 1, df2 = 256, dan sig. F change = 0,082

Page 101: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

82

8. Variabel companionship support memberikan sumbangan sebesar 0,3% dalam

varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F = 2,432, df1 = 1, df2 = 255, dan sig. F change = 0,120

9. Variabel daily spiritual experience memberikan sumbangan sebesar 1,9% dalam

varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan

F = 15,663, df1 = 1, df2 = 254, dan sig. F change = 0,000

10. Variabel value memberikan sumbangan sebesar 0,3% dalam varians

penyesuaian diri. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan

F = 2,313, df1 = 1, df2 = 253, dan sig. F change = 0,130

11. Variabel belief memberikan sumbangan sebesar 0,1% dalam varians

penyesuaian diri. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan

F = 0,479, df1 = 1, df2 = 252, dan sig. F change = 0,490

12. Variabel religious/spiritual coping memberikan sumbangan sebesar 0,3%

dalam varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara

statistik dengan F = 2,811, df1 = 1, df2 = 251, dan sig. F change = 0,095

Urutan independent variabel yang signifikan memberikan sumbangan dari

terbesar hingga terkecil adalah variabel control (40,5%), origin & ownership

(7,5%), reach (14,1%), endurance (4,2%), emotional or esteem support (0,9%),

daily spiritual experience (1,9%).

Page 102: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan penelitian yang telah diuraikan pada bab 4,

maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel adversity quotient (control, origin & ownership, reach,

endurance), dukungan sosial (emotional or esteem support, tangible or

instrumentional support, informational support, companionship support), dan

religiusitas (daily spiritual experience, value, belief, religious/spiritual coping)

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Adapun dari semua independent variabel dalam penelitian ini, hanya ada

empat independent variabel yang berpengaruh positif terhadap penyesuaian diri

mahasiswa baru perantau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu control, origin &

ownership, reach, endurance. Variabel penelitian yang memiliki pengaruh dan

signifikansi paling besar yaitu reach.

5.2 Diskusi

Pada bagian ini penulis akan membahas diskusi mengenai 12 independent variabel

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu control, origin & ownership, reach,

endurance, emotional or esteem support, tangible or instrumentional support,

informational support, companionship support, daily spiritual experience, value,

belief, dan religious/spiritual coping terhadap dependent variabel yaitu

Page 103: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

84

penyesuaian diri serta akan membahas penelitian dan literatur terdahulu mengenai

12 independent variabel yang dikaitkan dengan dependent variabel.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dipaparkan pada bab 4,

diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan adversity quotient

(control, origin & ownership, reach, endurance), dukungan sosial (emotional or

esteem support, tangible or instrumentional support, informational support,

companionship support), dan religiusitas (daily spiritual experience, value, belief,

religious/spiritual coping) terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau

dengan signifikansi sebesar 0,000 dan nilai kontribusi variabel independen terhadap

variabel dependen sebesar 0,706 atau 70,6%, ini menunjukkan bahwa adversity

quotient, dukungan sosial, dan religiusitas memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau sebesar 70,6% dan sisanya

29,4% dipengaruhi oleh varibel lain diluar penelitian ini.

Hasil penelitian berdasarkan koefisien regresi masing-masing independent

varibel menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari control, origin

& ownership, reach, dan endurance terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru

perantau. Adapula berdasarkan sumbangan proporsi varians masing-masing

independent variabel terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau, terdapat

enam variabel yang signifikan, yaitu control, origin & ownership, reach,

endurance, emotional or esteem support, dan daily spiritual experience.

Dalam penelitian ini, variabel adversity quotient memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penyesuaian diri. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Fitriany (2008), menunjukkan bahwa mahasiswa perantauan yang

Page 104: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

85

memiliki daya juang (adversity quotient) tinggi dapat melakukan penyesuaian yang

baik, sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Faizatussholihah (2017),

mengungkapkan adanya hubungan yang signifikan antara adversity quotient

terhadap penyesuaian mahasiswa perantau asal Sumatera angkatan 2013-2016.

Semakin tinggi adversity quotient maka semakin baik dalam melakukan

penyesuaian diri bagi mahasiswa perantau. Studi pengaruh adversity quotient

dengan penyesuaian diri menunjukkan bahwa dalam menghadapi permasalahan

saat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dipengaruhi oleh ketahanan

seseorang dalam menghadapi masalah dan kecerdasannya untuk mengatasi masalah

tersebut, individu akan gagal melakukan penyesuaian ketika tidak memiliki

ketahanan terhadap kesulitan karena mereka kan mudah menyerah saat menemui

kendala dalam melakukan proses penyesuaian diri.

Variabel dukungan sosial pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penyesuaian diri. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Mahmud (2017) yang menyatakan bahwa dukungan

sosial berpengaruh secara signifikan terhadap penyesuaian diri. Hal ini dikarenakan

menurut asumsi peneliti, responden pada penelitian ini tidak mudah memiliki rasa

kepercayaan dan kedekatan yang tinggi pada teman baru di lingkungan barunya.

Mereka cenderung lebih takut pada orang yang baru dikenal. Sehingga apapun yang

orang lain berikan mereka tidak akan dengan mudahnya percaya dan tidak merasa

aman kepada orang yang baru dikenal.

Adapun variabel religiusitas pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap penyesuaian diri. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

Page 105: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

86

penelitian yang dilakukan oleh Mahmud (2017) yang menyatakan bahwa adanya

pengaruh positif religiusitas terhadap penyesuaian diri.

Pada penelitian ini, untuk meningkatkan adversity quotient maka

mahasiswa perantauan tersebut harus mampu dan mempunyai rasa pengendalian

diri, mengetahui akan penyebab dari kesulitan dan hambatan, mempunyai rasa

tanggung jawab untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dan kesulitan yang datang

tidak mempengaruhi bidang kehidupan lainnya serta tetap bertahan dan berjuang

walaupun kesulitan dan hambatan tetap menghadang. Sedangkan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya, seseorang harus mampu terlebih dahulu

untuk menyesuaikan diri pribadinya. Hal ini dapat dilihar dari bagaimana seseorang

menerima keadaan dirinya. Seseorang harus bisa hidup bermasyarakat, mematuhi

norma dan aturan yang berlaku di masyrakat tersebut dan mempunyai hubungan

sosial yang harmonis melalui interaksi dan komunikasi dengan lingkungan sekitar.

Secara keseluruhan pada hasil penelitian ini, penulis menemukan terdapat

perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Hal tersebut mungkin terjadi karena

adanya beberapa keterbatasan dan kelemahan didalam penelitian ini. Keterbatasan

dan kelemahan dalam penelitian ini seperti, kondisi dan situasi saat pengisian skala

yang tidak dapat dikontrol oleh penulis sehingga mungkin tidak kondusif,

responden yang kurang serius dalam proses pengisian skala sehingga respon

menjadi tidak berpola, serta kemungkinan tidak semua item dapat dipahami dengan

baik oleh responden.

Page 106: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

87

5.3 Saran

Pada proses penulisan penelitian ini, penulis menyadari masih terdapat banyak

kelemahan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai

bahan pertimbangan untuk menyempurnakan hasil penelitian selanjutnya.

5.3.1 Saran teoritis

1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa proporsi varians dari penyesuaian diri yang

dijelaskan oleh semua independent variabel adalah sebesar 70,6%, sedangkan

sisanya 29,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Penulis

menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti serta menganalisis

pengaruh variabel lain, untuk menghasilkan proporsi varians yang lebih besar

lagi.

2. Pada penelitian ini ditemukan ada empat variabel yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap penyesuaian diri, yaitu control, origin & ownership, reach,

endurance, sehingga peneliti menyarankan agar variabel tersebut dapat

dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya.

3. Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel

yang bukan hanya berasal dari perguruan tinggi saja, tetapi dapat dari SMA dan

SMP, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih

luas dan diperoleh hasil yang lebih beragam dan komperhensif.

4. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri dengan

mengacu pada teori yang peneliti gunakan, sehingga alat ukur dalam penelitian

ini kurang akurat dan masih perlu diuji lagi kevalidanya. Peneliti menyarankan

Page 107: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

88

untuk peneliti selanjutnya agar menggunakan alat ukur sesuai dengan alat ukur

yang sudah ditentukan oleh para ahli sesuai dengan teori yang digunakan.

5. Pada penelitian ini masih banyak variabel yang terkait secara teoritis dengan

penyesuaian diri yang tidak ikut dianalisis sebagai IV, peneliti menyarankan

penelitian selanjutnya menggunakan banyak variabel lain yang menjadi

penyebab penyesuaian diri. Hasil yang lebih komperhensif bertujuan untuk

mendapatkan pengetahuan tentang kemampuan penyesuaian diri mahasiswa

baru, serta upaya mendorong kemampuan menyesuaikan diri yang baik

seehingga membantu pihak kampus dalam memberi solusi kepada mahasiswa

barunya.

5.3.2 Saran praktis

Terkait dengan hasil penelitian, variabel yang memiliki pengaruh terhadsap

penyesuaian diri mahasiswa baru perantau adalah control, origin & ownership,

reach, dan endurance, sehingga dapat disarankan sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa control memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau. Dalam hal ini, control

memang dibutuhkan, karena dengan adanya control yang tinggi mahasiswa baru

perantau akan mampu melakukan penyesuaian diri yang baik dengan lingkungan

dimana mereka tinggal.

2. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa origin & ownership memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau. Dalam hal

ini origin, individu dengan adversity quotient yang rendah akan lebih mampu

menempatkan rasa bersalah, dan rasa bersalah dapat membantu individu untuk

Page 108: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

89

belajar dan menyesuaikan tingkah laku dalam memperbaiki diri. Lain halnya

dengan ownership individu yang memiliki adversity quotient yang tinggi akan

mengambil tanggung jawab untuk memperbaiki keadaan, apapun penyebabnya.

3. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa reach memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau. Individu yang memiliki

skor reach yang tinggi, maka semakin besar kemungkinan individu membatasi

jangkauan masalahnya pada peristiwa yang terjadi.

4. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa endurance memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru perantau. Individu yang

memiliki skor endurance yang tinggi akan cenderung menjadi individu yang

yang kuat dan bertahan terhadap masalah yang mereka hadapi dan individu lebih

mampu menghargai usaha yang telah mereka lakukan.

Page 109: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

90

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, C.M., Elias, H., Uli, J., & Mahyuddin, R. (2010). Relationship between

Coping and University Adjustment and Academic Achievement Amongst First

Year Undergraduates in a Malaysian Public University. International Journal

of Arts and Sciences, 3(11), 379-392.

Al-Khatib, Dr.B.A., Awamleh, Dr.H.S., & Samawi, Dr.F.S. (2012). Student’s

Adjustment to College Life at Albalqa Applied University. American

International Journal of Contemporary Research, 2(11).

Amparo., & Maureen, M. (2015). The Level of Adversity Quotient and Social Skills

of Student Leaders at De La Salle Lipa. A Thesis. College of Education, Arts

and Sciences.

Aprianti, I. (2012). Hubungan antara perceived social support dan psychological

well-being pada mahasiswa perantau tahun pertama di Universitas Indonesia.

Skripsi. Universitas Indonesia, Depok.

Bernal, G., Maldonado-Molina, M.M., & Scharron del Rio, M.R. (2003).

Development of A Brief Scale for Social Support: Reliability and Validity in

Puerto Rico. International Journal of Clinical and Health Psychology, 3(2),

251-264.

Brissette, I., Scheier, M.F., Carver, C.S. (2002). The Role of Optimism in Social

Network Development, Coping, and Psychological Adjustment During a Life

Transition. Journal of Personality and Social Psychology, Vol.82(1), 102-111.

Canivel, L.D. (2010). Principals’ Adversity Quotient: Styles, Performance and

Practices. College of Education, University of The Philippines.

Cohen, S. (2004). Social Relationship and Health. American Psychologist, 59(8),

676-684.

Cohen, S., Mermelstein, R., Kamarck, T., & Hoberman, H.M. (1985). Measuring

The Functional Components of Social Support. Social Support: Theory,

Research and Applications, 73-94.

Page 110: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

91

Costa, A., Hanurawan, F., Atmoko, A., & Hitipeuw, I. (2018). The Impact of Self

Adjustment on Academic Achievement of The Students. Journal of Intensive

Studies on Languge, Literature, Art, and Culture; 2(1).

Cutrona, C.E., & Russell, D.W. (1987). The Provisions of Social Relationship and

Adaptation to Strezz. Advances in Personal Relationships, 1, 37-67.

Dennis, J.M., Phinney, J.S., & Chuateco, L.I. (2005). The Role of Motivation,

Parental Support, and Peer Support in The Academic Success of Ethnic

Minority First-Generation College Student. Journal of College Student

Development, 46(3), 223-236.

Estiane, U. (2015). Pengaruh Dukungan Sosial Sahabat terhadap Penyesuaian

Sosial Mahasiswa Baru di Lingkungan Perguruan Tinggi. Jurnal Psikologi

Klinis dan Kesehatan Mental, 4(1).

Faizatussholihah. (2017). Hubungan antara Adversity Quotient dengan

Penyesuaian Sosial Mahasiswa Perantau Asal Sumatera Angkatan 2013-2016.

Skripsi Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Fetzer, J.E. (2003). Multidimensional Measurement of Religiousness/Spirituality

for Use in Health Research. Fetzer Institute: National Institute on Aging

Working Group.

Fitri, R. & Kustanti, R. E. (2018). Hubungan antara Efikasi Diri Akademik dengan

Penyesuaian Diri Akademik pada Mahasiswa Rantau dari Indonesia Bagian

Timur di Semarang. Jurnal Empati Psikologi Universitas Diponegoro, 7(2),

66-77.

Fitriany, R. (2008). Hubungan Adversity Quotient dengan Penyesuaian Diri Sosial

pada Mahasiswa Perantauan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Gall, T.L., Evans, D.R., & Bellerose, S. (2000). Transition to First-Year University:

Patterns of Change in Adjustment Across Life Domains and Time. Journal of

Social and Clinical Psychology, 19(4), 544-567.

Glock, C.Y. (1962). On The Study of Religious Commitment. Religious Education:

The Official Journal of The Religious Education Association, 57(54), 98-110.

Page 111: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

92

Gottlieb, B.H., & Bergen, A.E. (2010). Social Support Concepts and Measures.

Journal of Psychosomatic Research, 69, 511-520.

Handono, O.T., & Bashori, K. (2013). Hubungan antara Penyesuaian Diri dan

Dukungan Sosial terhadap Stres Lingkungan pada Santri Baru. Jurnal Empathy

Fakultas Psikologi, 1(2).

Hasan, S.A., & Handayani, M.M. (2014). Hubungan antara Dukungan Sosial

Teman Sebaya dengan Penyesuaian Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Inklusi.

Jurnal Psikologi dan Perkembangan, 3(2).

Huber, S., & Huber, O.W. (2012). The Centrality of Religiosity Scale (CRS).

Journal of Religions, 3, 710-724.

Haber, A., & Runyon R.P. (1994). Psychology of adjusment. Jakarta: RajA

Grafindo Persada

Huijuan, Z. (2009). The Adversity Quotient and Academic Performance Among

College Students at ST. Josepgh’scollege, Quezon City. An undergraduate

thesis: Presented to The Faculty of The Departments of Arts and Sciences.

Hutapea, B. (2014). Stres Kehidupan, Religiusitas, dan Penyesuaian Diri Warga

Indonesia sebagai Mahasiswa Internasional. Makara Hubs-Asia, 18(1), 25-40.

Iddagoda, Y.A., & Opatha, H. (2017). Religiosity: Towards A Conceptualization

and An Operationalization. Sri Lankan Journal of Human Resource

Management, 7(1), 59-69.

Jackson, P.B. & Finney, M. (2002). Negative life events and psychological distress

among young adults. Social Psychology Quartely, 65(2), 186-201.

Kagnici, D.Y. (2012). The Role of Multicultural Personality in Predicting

University Adjustment of International Students in Turkey. International

Journal for The Advancement of Counselling.

King, J.E., & Williamson, I.O. (2005). Workplace Religious Expression,

Religiosity and Job Satisfaction: Clarifying a Relationship. Journal of

Management, Spirituality & Religion, 2(2), 173-198.

King, M., & Hunt, R. (1972). Measuring The Religious Variable: Replication.

Journal for The Scientific Study of Religion, 11(3), 240-251.

Page 112: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

93

Kort-Butler, L.A. (2017). Social support theory. The Encyclopedia of Juvenile

Delinquency and Justice, 1–4.

Krauz, M.B. (2006). The Impact of Religiosity on Midshipman Adjustment an

Feelings of Acceptance. Theses and Dissertations: Lieutenant, United States

Navy.

Lee, J.S., Koeske, G.F., & Sales, E. (2004). Social Support Buffering of

Acculturative Stress: A Study of Mental Health Symptoms Among Korean

International Students. International Journal of Intercultural Relations, 28,

399-414.

Letvak, S. (2002). The Importance of Social Support for Rural Mental Health.

Issues in Mental Health Nursing, 23, 249-261.

Lingga, Ruth. W.W.L., & Tuapattinaja, J.M.R. (2012). Gambaran Virtue

Mahasiswa Perantau. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara,

1(2).

Mahmood, Dr.K., Ijaz, A., & Khan, Dr.M.A. (2015). Social Relations &

Psychological Adjustment among Adult Children of Parents with Depression

and Anxiety. Journal of Pharmacy and Alternative Medicine, 6.

Mahmud, A.D., (2017). Pengaruh Religiusitas dan Dukungan Sosial Terhadap

Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Perantau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mehdizadeh, N., & Scott, G. (2005). Adjustment Problems of Iranian International

Student in Scotland. International Education Journal, 6(4), 484-493.

Nadzir, A.I., & Wulandari, N.W. (2013). Hubungan Religiusitas dengan

Penyesuaian Diri Siswa Pondok Pesantren. Jurnal Psikologi Tabularasa, 8(2),

698-707.

Parvathy, U., & Praseeda, M. (2014). Relationship between Adversity Quotient and

academic problem among student teachers. Journal of Humanities and Social

Science, 19(11), 23–26.

Rufaida, H., & Kustanti, E.R. (2017). Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya

dengan Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Rantau dari Sumatera di Universitas

Diponegoro. Jurnal Psikologi Empati, 7(3).

Page 113: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

94

Santrock, J.W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Edisi 6 Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Sarafino, E.N., & Timothy, W.S. (2011). Health Psychology: Biopsychosocial

Interactions. Seventh Edition. New York: John Wiley & Sons Inc.

Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, R.B., & Sarason, B.R. (1983). Assessing

Social Support: The Social Support Questionnaire. Journal of Personality and

Social Psychology, 44(1), 127-139.

Schneiders. (1960). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt

Reinhart.

Setyaningsih, H. (2014). Hubungan antara dukungan teman sebaya dengan

penyesuaian sosial pada mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Naskah Publikasi.

Stoltz, P. (2001). Adversity Quotient: Turning Your Obstaclesd into Opportunities.

Putting The Principles of AQ into Action: New York.

Stoltz, P. (2001). Adversity Quotient @ Work: Make Everday Challenges The Key

to Your Success. Putting The Principles of AQ into Action, Harper Collins:

New York.

Uchino, B.N. (2006). Social Support and Health: A Review of Physiological

Processes Potentially Underlying Links to Disease Outcomes. Journal of

Behavioral Medicine, 29(4).

Vivanews. (2010). Tiap Tahun, Ratusan Mahasiswa ITB Drop Out. Diakses tanggal

02 Juni 2010 dari https://www.viva.co.id/berita/nasional/155001-tiap-tahun-5-

10-mahasiswa-itb-drop-out.

Wintre, M. G., & Bowers, C. D. (2007). Predictors of persistence to graduation:

Extending a model and data on the transition to university model. Canadian

Journal of Behavioural Science, 39(3), 220-234.

Wu, H., Garza, E., & Guzman, N. (2015). International Student’s Challenge and

Adjustment to College. Education Research International, 1-9.

Page 114: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

95

95

LAMPIRAN

Page 115: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

96

LAMPIRAN 1

KUISIONER PENELITIAN

Assalamualaikum Wr. Wb

Saya Nadyah Pramestari mahasisiwi Program Strata-1 (S1) Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas

akhir (skripsi). Saya mengharapkan bantuan dari teman-teman mahasiswa/i aktif

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan mahasiswa baru perantau untuk

menjadi responden penelitian ini. Teman-teman dapat mengisi kuisioner ini dengan

mengikuti petunjuk pengisian yang telah diberikan. Pada pengisian kuisioner ini

tidak ada jawaban benar atau salah. Adapun data dan informasi yang teman-teman

berikan “hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja dan dijamin

kerahasiaannya”. Kesediaan teman-teman dalam mengisi kuisioner ini sangat

berarti bagi keberhasilan penelitian. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya

ucapkan terima kasih.

Saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini,

*Nama/Inisal :

*Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

*Usia :

*Fakultas :

*Domisili : a. Asrama/Pesantren b. Kontrakan

c. Kost

*Uang Saku : a. < Rp 2.000.000,00

b. Rp 2.000.000,00 – Rp 3.000.000,oo

*) lingkari pernyataan yang paling sesuai dengan diri saudara/i

………………………….

(Tanda tangan)

Page 116: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

97

PETUNJUK PENGISIAN SKALA

1. Bacalah dan pahami setiap pernyataan dengan teliti

2. Beri tanda checklist ( √ ) pada kolom di sebelah kanan anda pada setiap

pernyataan YANG PALING SESUAI dengan keadaan anda saat ini.

3. Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah. Semua jawaban

adalah baik. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:

STS = Sangat Tidak Sesuai

TS = Tidak Sesuai

S = Sesuai

SS = Sangat Sesuai

Contoh:

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya bangga dengan diri saya √

Jika pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda, maka checklist ( √ ) pada

kolom S

Page 117: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

98

SKALA 1

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya bisa menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada

2 Saya memiliki kemampuan dalam berprestasi untuk menjadi

sukses

3 Saya memahami setiap kekurangan yang saya miliki

4 Saya kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan

5 Saya bersyukur dengan kondisi diri saat ini

6 Saya tetap tenang ketika menghadapi masalah

7 Saya mampu bergaul dengan teman-teman

8 Kritikan orang lain dapat menjadi motivasi saya untuk

memperbaiki diri

9 Saya merasa nyaman dengan keadaan diri sendiri

10 Saya mengeluhkan kondisi diri saat ini

11 Saya senang menyendiri daripada bergabung bersama teman-

teman

12 Saya tetap bersikap baik terhadap orang yang berbicara buruk

tentang saya

13 Saya menanggapi kritik orang lain dengan senyuman

14 Saya menuruti saran yang diberikan orang lain

15 Saya mampu menyelesaikan masalah dengan pikiran yang

positif

16 Saya merasa puas dengan usaha yang saya lakukan

17 Saya yakin setiap masalah ada jalan keluarnya

18 Saya puas dengan komentar orang lain yang postif tentang saya

19 Saya merasa risih dengan keadaan diri saat ini

20 Saya merasa tersinggung dengan perkataan buruk orang lain

21 Saya menyapa teman-teman saa ketika bertemu

22 Jika marah, saya akan melihat situasi sekitar terlebih dahulu

23 Saat saya mengalami masalah teman-teman banyak yang

berusaha membantu

24 Saat ada waktu luang, saya lebih suka menyendiri daripada

berkumpul bersama teman-teman

25 Saya mampu berkomunikasi dengan baik dengan teman-teman

di lingkungan sekitar

Page 118: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

99

SKALA 2

No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya sulit mengendalikan diri saya

2 Dengan berusaha sungguh-sungguh hari ini, saya yakin

beberapa tahun lagi saya akan sukses

3 Seringkali saya berkeinginan untuk mencapai sesuatu

yang tidak mungkin dapat tercapai

4 Saya mampu menguasai diri jika ada masalah yang

datang

5 Kelebihan yang saya miliki membuat saya berharga

dimata orang lain

6 Saya bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah

7 Saya menyalahkan diri saya, dengan masalah yang

terjadi

8 Saya sulit untuk mengerjakan sebuah kegiatan dengan

baik dan cepat

9 Kekurangan diri saya merupakan penghambat bagi saya

untuk maju

10 Saya mampu untuk mengatasi masalah yang sulit

11 Saya dapat menyelesaikan apa yang telah saya

rencanakan untuk memecahkan masalah

12 Dengan kemampuan yang saya miliki saya dapat

menyelesaikan permasalahan yang ada

13 Saya merasa tidak dapat menyelesaikan rencana yang

sudah saya dibuat

14 Menyelesaikan tantangan adalah suatu hal yang dapat

saya capai

15 Saya tetap akan bertahan terhadap kesulitan yang saya

hadapi

16 Bagi saya masalah yang ada dapat saya terima

17 Semakin lama masalah itu ada, maka saya akan

semakin tangguh

18 Saya tidak kuat terhadap masalah yang menimpa saya

Page 119: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

100

SKALA 3

No Pernyataan SS S TS STS

1 Perhatian orang terdekat terhadap saya membuat perasaan

saya nyaman

2 Setiap kali saya merasa ragu, orang tua saya selalu memberi

dorongan yang membuat saya kembali bersemangat

3 Setiap saya mengalami kesulitan, keluarga disekitar saya

selalu berempati terhadap saya

4 Bila saya sakit, teman-teman sangat perhatian terhadap saya

5 Kasih sayang yang diberikan keluarga terdekat, membuat

saya bersemangat untuk maju

6 Teman-teman saya membantu membimbing saya, bila saya

tidak bisa memecahkan masalah

7 Saya memiliki teman-teman yang pintar dan berprestasi,

sehingga mendorong saya untuk berprestasi

8 Saya sering mendapat bantuan dari teman dan keluarga saat

saya merasa kesulitan

9 Setiap ada masalah saya berusaha untuk menyelesaikannya

sendiri tanpa bantuan siapapun

10 Teman-teman saya tidak pernah membantu saya dalam

kesusahan

11 Keluarga saya memberikan informasi yang terbaik untuk

mengatasi masalah saya

12 Jika saya mengalami kesulitan, teman saya membantu saya

memikirkan bagaimana cara mengatasi masalah yang terjadi

13 Saya tidak pernah mendengarkan nasihat yang diberikan oleh

orang tua saya

14 Saran yang diberikan keluarga terdekat, selalu saya

dengarkan

15 Orang tua saya tidak pernah menasehati ketika saya berbuat

salah

16 Saya belajar bersama teman kelompok ketika mengalami

kesulitan

17 Saya selalu mengikuti setiap kegiatan belajar kelompok

bersama teman-teman

18 Saya merasa tidak diterima didalam teman kelompok

19 Saya sulit bersosialisasi bersama teman kelompok saya

20 Bila saya berkumpul dengan kelompok semangat belajar saya

meningkat

Page 120: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

101

SKALA 4

No Pernyataan SS S TS STS

1 Merasakan kehadiran Allah membuat hati saya tenang

2 Kasih sayang Allah dapat saya rasakan

3 Saya tidak merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan saya

4 Merasakan kelekatan dengan Allah membuat saya bahagia

menjalani kehidupan

5 Tingkah laku saya terkontrol karena Allah

6 Allah mencintau orang yang bertakwa

7 Keberkahan tidak saya dapatkan dengan memberi sedekah

8 Dengan keyakinan agama, arah hidup menjadi jelas

9 Semua tindakan yang saya lakukan sesuai dengan ajaran

agama

10 Menurut saya agama membatasi banyak hal

11 Tidak melampiaskan amarah semaunya adalah hal yang sesuai

bagi saya

12 Saya ikhlas menerima cobaan dari Tuhan

13 Agama menuntun saya untuk dapat membedakan mana yang

baik atau buruk

14 Segala sesuatu yang diperintahkan Allah, semata-mata demi

kebaikan manusia

15 Ketika mendapat cobaan, saya meragukan pertolongan Allah

16 Terdapat hikmah dibalik musibah yang saya alami

17 Shalat membawa ketenangan bagi saya

18 Berdoa adalah cara terbaik dalam mengatasi stress

19 Saya ragu shalat dapat mencegah orang berbuat jahat

20 Sabar membantu saya menerima kenyataan hidup

21 Bersabar membuat saya semakin menderita

22 Sulit bagi saya memahami hikmah dari setiap cobaan yang

ada

Page 121: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

102

LAMPIRAN 2

Syntax dan Path Diagram CFA

1. Syntax Penyesuaian Diri

UJI VALIDITAS KONSTRUK PENYESUAIAN DIRI

DA NI=25 NO=264 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25

PM SY FI=PD.COR

MO NX=25 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

PENYE

FR TD 11 10 TD 19 4 TD 2 1 TD 24 11 TD 12 3 TD 25 23 TD 18 16 TD 24 22 TD 12

11 TD 12 10 TD 14 13

FR TD 13 12 TD 12 4 TD 3 2 TD 3 1 TD 19 10 TD 10 4 TD 18 11 TD 18 17 TD 21

17 TD 17 16 TD 24 7

FR TD 20 10 TD 20 16 TD 18 2 TD 21 1 TD 15 1 TD 14 9 TD 25 4 TD 19 8 TD 25

22 TD 5 1 TD 10 7

FR TD 8 4 TD 10 8 TD 8 7 TD 8 6 TD 8 5 TD 19 1 TD 19 17 TD 13 7 TD 15 14 TD

23 6 TD 20 5 TD 12 2

FR TD 4 2 TD 20 2 TD 11 4 TD 16 8 TD 19 11 TD 12 8 TD 10 2 TD 11 2 TD 10 3

TD 11 3 TD 10 1 TD 21 4

FR TD 21 19 TD 25 15 TD 19 5 TD 24 4 TD 24 19 TD 5 3 TD 18 4 TD 19 6 TD 19

16 TD 22 4 TD 6 1 TD 6 4

FR TD 15 13 TD 9 8 TD 18 15 TD 12 9 TD 20 6 TD 22 3 TD 16 3 TD 15 3 TD 20 8

TD 23 4 TD 23 13 TD 23 19

FR TD 25 19 TD 24 9 TD 11 9 TD 7 3 TD 17 3 TD 25 18 TD 23 1 TD 24 2 TD 25 1

TD 14 8 TD 13 8 TD 7 4

FR TD 5 4 TD 10 5 TD 24 10 TD 19 7 TD 24 8 TD 11 1 TD 12 1 TD 14 7 TD 17 10

TD 15 10 TD 17 12 TD 13 5

FR TD 16 11 TD 17 4 TD 24 16 TD 25 14 TD 21 15 TD 4 3 TD 21 10 TD 23 14 TD

21 5 TD 21 7 TD 16 5

FR TD 20 18 TD 10 9 TD 20 12 TD 25 24 TD 25 9 TD 25 12 TD 19 9 TD 14 4 TD 14

12 TD 19 14 TD 21 13

FR TD 19 13 TD 13 4 TD 10 6 TD 23 20 TD 20 13 TD 13 3 TD 23 8 TD 24 20 TD 20

11 TD 22 13 TD 20 7

FR TD 20 4 TD 18 14 TD 24 13 TD 13 11 TD 25 6 TD 23 5 TD 23 12 TD 12 6 TD 11

6 TD 14 11 TD 24 14

FR TD 14 3 TD 22 12 TD 24 23 TD 23 22 TD 23 9 TD 23 16 TD 15 8 TD 18 8 TD 21

20 TD 20 1 TD 21 11 TD 21 12

FR TD 22 1 TD 22 21

PD

OU SS TV MI AD=OFF

Page 122: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

103

2. Syntax Control

UJI VALIDITAS KONSTRUK CONTROL

DA NI=5 NO=264 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=CONTROL.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

CONTROL

FR TD 4 1 TD 3 1 TD 4 2

PD

OU SS TV MI AD-OFF ME=UL

3. Syntax Origin & Ownership

UJI VALIDITAS KONSTRUK ORIGIN

DA NI=4 NO=264 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4

PM SY FI=OO.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

ORIGIN

FR TD 4 2

PD

OU SS TV MI AD=OFF ME=UL

4. Syntax Reach

UJI VALIDITAS KONSTRUK REACH

DA NI=5 NO=264 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=REACH.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

REACH

FR TD 5 3 TD 5 2 TD 3 2

PD

OU SS TV MI AD=OFF ME=UL

Page 123: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

104

5. Syntax Endurance

UJI VALIDITAS KONSTRUK ENDURANCE

DA NI=4 NO=264 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4

PM SY FI=ENDURANCE.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

ENDURANCE

FR TD 4 3

PD

OU SS TV MI

6. Syntax Emotional or esteem support

UJI VALIDITAS KONSTRUK EOES

DA NI=5 NO=264 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=EOES.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

EOES

FR TD 5 4

PD

OU SS TV MI

7. Syntax Tangible or instrumental support

UJI VALIDITAS KONSTRUK TOIS

DA NI=5 NO=264 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=TOIS.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

TOIS

FR TD 5 4 TD 4 1

PD

OU SS TV MI

8. Syntax Informational support

UJI VALIDITAS KONSTRUK IS

DA NI=4 NO=264 MA=PM

Page 124: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

105

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4

PM SY FI=IS.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

IS

FR TD 3 1 TD 4 3

PD

OU SS TV MI

9. Syntax Companioship support

UJI VALIDITAS KONSTRUK CS

DA NI=5 NO=264 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=CS.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

CS

FR TD 4 3 TD 4 1 TD 5 3

PD

OU SS TV MI AD=OFF ME=UL

10. Syntax Daily spiritual experience

UJI VALIDITAS KONSTRUK DSE

DA NI=5 NO=264 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=DSE.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

DSE

FR TD 3 1

PD

OU SS TV MI

11. Syntax Value

UJI VALIDITAS KONSTRUK VALUE

DA NI=5 NO=264 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=VALUE.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

Page 125: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

106

LK

VALUE

FR TD 4 1

PD

OU SS TV MI

12. Syntax Belief

UJI VALIDITAS KONSTRUK BELIEF

DA NI=7 NO=264 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7

PM SY FI=CELIEF.COR

MO NX=7 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

BELIEF

FR TD 6 5 TD 3 2 TD 2 1 TD 7 5 TD 6 4

PD

OU SS TV MI

13. Syntax Religious/spiritual support

UJI VALIDITAS KONSTRUK RSC

DA NI=5 NO=264 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=RSC.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

RSC

FR TD 2 1 TD 4 1

PD

OU SS TV MI

Page 126: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

107

LAMPIRAN 3

PATH DIAGRAM AGRESI

1. Path Diagram Variabel Penyesuaian Diri

Page 127: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

108

1. Path Diagram Control

2. Path Diagram Origin & Ownership

Page 128: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

109

3. Path Diagram Reach

4. Path Diagram Endurance

Page 129: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

110

5. Path Diagram Emotional or esteem support

6. Path Diagram Tangible or instrumental support

Page 130: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

111

7. Path Diagram Informational support

8. Path Diagram Companionship support

Page 131: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

112

9. Path Diagram Daily spiritual experience

10. Path Diagram Value

Page 132: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

113

11. Path Diagram Belief

12. Path Diagram Religious/spiritual coping

Page 133: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

114

LAMPIRAN 4

Tabel SPSS

Tabel Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PENYESUAIAN.DIRI 264 15,19 67,00 50,0000 9,64728

CONTROL 264 21,37 60,78 50,0000 9,15385

ORIGIN_OWNERSHIP 264 30,82 67,27 50,0000 8,33601

REACH 264 25,73 67,10 50,0000 8,67849

ENDURANCE 264 26,32 65,95 50,0000 8,15001

EMOTIONAL_E_S 264 19,62 62,18 50,0000 9,52318

TANGIBLE_I_S 264 24,38 64,38 50,0000 9,32244

INFORMATIONAL_SUPPO

RT 264 21,10 63,15 50,0000 8,71842

COMPANIONSHIP_SUPPO

RT 264 24,91 66,98 50,0000 8,43868

DAILY_S_E 264 30,83 60,17 50,0000 9,71509

VALUE 264 35,90 71,62 50,0000 8,73708

BELIEF 264 32,35 61,07 50,0000 9,76564

REGIOUS_COPING 264 19,85 60,32 50,0000 9,03880

Valid N (listwise) 264

Tabel Kategorisasi Skor Varibel

C

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,00 147 55,7 55,7 55,7

2,00 117 44,3 44,3 100,0

Total 264 100,0 100,0

Page 134: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

115

OO

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,00 127 48,1 48,1 48,1

2,00 137 51,9 51,9 100,0

Total 264 100,0 100,0

R

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,00 85 32,2 32,2 32,2

2,00 179 67,8 67,8 100,0

Total 264 100,0 100,0

E

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,00 120 45,5 45,5 45,5

2,00 144 54,5 54,5 100,0

Total 264 100,0 100,0

EM

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,00 143 54,2 54,2 54,2

2,00 121 45,8 45,8 100,0

Total 264 100,0 100,0

T

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,00 81 30,7 30,7 30,7

2,00 183 69,3 69,3 100,0

Total 264 100,0 100,0

Page 135: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

116

IS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,00 156 59,1 59,1 59,1

2,00 108 40,9 40,9 100,0

Total 264 100,0 100,0

CS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,00 102 38,6 38,6 38,6

2,00 162 61,4 61,4 100,0

Total 264 100,0 100,0

D

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,00 128 48,5 48,5 48,5

2,00 136 51,5 51,5 100,0

Total 264 100,0 100,0

V

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,00 126 47,7 47,7 47,7

2,00 138 52,3 52,3 100,0

Total 264 100,0 100,0

Page 136: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

117

B

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,00 99 37,5 37,5 37,5

2,00 165 62,5 62,5 100,0

Total 264 100,0 100,0

RC

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,00 139 52,7 52,7 52,7

2,00 125 47,3 47,3 100,0

Total 264 100,0 100,0

Tabel R-Square Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig.

F

Chan

ge

1 ,822a ,675 ,661 5,61615 ,675 47,641 11 252 ,000

a. Predictors: (Constant), REGIOUS_COPING, ORIGIN_OWNERSHIP, COMPANIONSHIP_SUPPORT, ENDURANCE, EMOTIONAL_E_S,

TANGIBLE_I_S, REACH, INFORMATIONAL_SUPPORT, VALUE, DAILY_S_E, BELIEF

Tabel ANOVA

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 16529,038 11 1502,640 47,641 ,000b

Residual 7948,374 252 31,541

Total 24477,412 263

a. Dependent Variable: PENYESUAIAN.DIRI

b. Predictors: (Constant), REGIOUS_COPING, ORIGIN_OWNERSHIP,

COMPANIONSHIP_SUPPORT, ENDURANCE, EMOTIONAL_E_S, TANGIBLE_I_S, REACH,

INFORMATIONAL_SUPPORT, VALUE, DAILY_S_E, BELIEF

Page 137: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

118

Tabel Koefisen Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -5,940 8,597 -,691 ,490

ORIGIN_OWNERSHIP ,295 ,053 ,255 5,580 ,000

REACH ,443 ,062 ,399 7,133 ,000

ENDURANCE ,149 ,057 ,126 2,637 ,009

EMOTIONAL_E_S ,033 ,052 ,032 ,636 ,525

TANGIBLE_I_S -,012 ,050 -,011 -,232 ,816

INFORMATIONAL_SUPPO

RT ,017 ,062 ,016 ,276 ,783

COMPANIONSHIP_SUPPO

RT ,085 ,052 ,074 1,637 ,103

DAILY_S_E ,230 ,103 ,231 2,229 ,027

VALUE -,069 ,083 -,063 -,832 ,406

BELIEF -,144 ,104 -,145 -1,379 ,169

REGIOUS_COPING ,091 ,070 ,085 1,290 ,198

a. Dependent Variable: PENYESUAIAN.DIRI

Page 138: PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT, DUKUNGAN SOSIAL, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52404... · 2020. 9. 22. · sekaligus negatif. Transisi dalam kehidupan menghadapkan

119

Tabel Proporsi Varians