Upload
haliem
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH APBD, ANGKATAN KERJA DAN
INVESTASITERHADAP
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2006
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Bidang Keahlian Khusus
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
PENGARUH APBD, ANGKATAN KERJA DAN
TERHADAP TINGKAT PENGANGG
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2006 – 2015
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
MARTINUS PATRIA WANJATU
NIM: 121324012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PENGARUH APBD, ANGKATAN KERJA DAN
GURAN DI
2015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH APBD, ANGKATAN KERJA DAN
INVESTASITERHADAP
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2006
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Bidan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
i
PENGARUH APBD, ANGKATAN KERJA DAN
TERHADAP TINGKAT PENGANGG
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2006 – 2015
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
MARTINUS PATRIA WANJATU
NIM: 121324012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PENGARUH APBD, ANGKATAN KERJA DAN
GURAN DI
2015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYA SEDERHANA INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK:
ALLAH BAPA, YESUS KRISTUS, BUNDA MARIA YANG
SELALU MEMBERI KEKUATAN, RAHMAT YANG
BERLIMPAH.
ORANG TUA TERCINTA
ADIK-ADIKKU TERSAYANG
EKA SAFITRI
PARA SAHABAT TERKASIH
ALMAMATER SAYA, UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu aka dibukakan bagimu” (Matius 7:7)
“Everybody is a genius. But, if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will spend its whole life believing that is is stupid” (Albert Einstein)
“Apa sesungguhnya kegagalan? Kegagalan adalah ketika Anda berhenti berjuang untuk apa yang Anda inginkan” (Jack Ma)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 juni 2017
Penulis
Martinus Patria Wanjatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Martinus Patria Wanjatu
NIM : 121324012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharrma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH APBD, ANGKATAN KERJA DAN INVESTASI TERHADAP
TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2006-2015
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Satnata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya daam bentukk pangkalan
data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 14 Juni 2017
Yang menyatakan ,
Martinus Patria Wanjatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH(APBD), ANGKATAN KERJA DAN INVESTASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2006-2015
Martinus Patria Wanjatu Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis:1) pengaruh APBD terhadap pengangguran, 2) pengaruh angkatan kerja terhadap pengangguran, dan 3) pengaruh investasi terhadap pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang menguji pengaruh APBD, angkatan kerja dan investasi terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung.Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi yaitu dengan mencari data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pusat Statistik Lampung.Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.
Analisis data menunjukkan bahwa: 1) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015; 2) angkatan kerja berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015; dan 3) investasi berpengaruh positif terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.
Kata kunci: pengangguran, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), angkatan kerja, dan investasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF REGIONAL GOVERNMENT BUDGET (APBD), LABOR FORCE AND INVESTMENT
ONUNEMPLOYMENTRATE IN LAMPUNG PROVINCE IN 2006-2015
Martinus Patria Wanjatu
Sanata Dharma University 2017
This study aimed to examine and analyze: 1) the effect of Regional Government Budget(APBD) on unemployment rate, 2) the effect of labor force on unemployment rate, and 3) the effect of investment on unemployment rate in Lampung Province in 2006-2015.
This research is an explanatory study;it examines the influence ofRegional Government Budget(APBD), labor force, and investment on unemployment rate in Lampung Province. The data collection method was documentary; the data was gathered from Central Bureau of Statistics and Central Bureau of Statistics Lampung. The data analysis techniquewas Multiple Linear Regression.
The result of data analysis showedthat: 1) Regional Government Budget has a negative effected on unemployment rate; 2) the labor force negatively affected the unemployment rate; and 3) investment positively affected the unemployment rate.
Keywords: unemployment, Regional Government Budget, labor force, and investment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
“PENGARUH APBD, ANGKATAN KERJA DAN INVESTASI
TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2006-2015”.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana di Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata
Dharma.Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari mulai awal sampai pada penulisan skripsi ini selesai, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah Bapa disurga, Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria yang memberi
kekuatan dan rahmat yang berlimpah.
2. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatna, M.Sc., Ph,D. selaku rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan memperoleh
pendidikan yang terbaik di Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing, Bapak
Dr.C. Teguh Dalyono, M.S. dan Ibu Kurnia Martikasari, S.Pd.,M.Sc. selaku
penguji.
5. Segenap dosen Program Pendidikan ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Ekonomi yang telah banyak memberikan pengetahuan, mendidik
dan membimbing saya selama perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Segenap dosen Universitas Sanata Dharma.
7. Orang tua saya: Martinus Wasono dan Bibiana Stya Ningsih, yang telah
memberi dukungan, motivasi, doa dan materi.
8. Kekasih hati: Eka Safitri, yang setia mendukung dan memberi semangat.
9. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi angkatan 2012 : Agus, Sisil, Rizky,
Oliv,Cristi, Bima, Adit, Henri, Anggi, Yani, Mitri, Jefri, Putri, Vidia, Bruder
Ivan, Fiber, Tus, Postin, Harini, Aldi, Erlin, Nur, Nina, Made, Cipluk, Sarni,
Hesti, Dika, Daniel yang selalu mendukung, memberi semangat.
10. Erix Soekamti: Terimakasih karena telah menjadi inspirasi saya lewat karya
dan semangat yang ditebarkan.
11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu per satu yang telah
memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan dakn kesalahan. Untuk
itu segala kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki sekripsi ini
Yogyakarta, 12 Mei 2017
Martinus Patria Wanjatu
NIM 121324012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTO ..................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
A. Kajian Teori ........................................................................................... 11
1. Pengangguran.................................................................................. 11
a. Definisi Pengangguran ............................................................. 11
b. Penyebab Pengangguran ........................................................... 15
c. Ciri-Ciri Penggangguran ........................................................... 18
d. Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran ............................... 21
2. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) ............................... 23
a. Definisi APBD ......................................................................... 23
b. Penyusunan dan penetapan APBD ............................................ 25
c. Struktur APBD ......................................................................... 29
d. Belanja Modal .......................................................................... 32
e. Pengaruh APBD Terhadap Tingkat Pengangguran .................... 33
3. Angkatan kerja ................................................................................ 35
a. Definisi Angkatan Kerja ........................................................... 35
b. Teori Penawaran Tenaga kerja .................................................. 39
c. Pengaruh Angkatan Kerja TerhadapTingkat Pengangguran ...... 39
4. Investasi .......................................................................................... 40
a. Definisi Investasi ...................................................................... 40
b. Jenis-Jenis Investasi ................................................................. 41
c. Sumber Investasi ...................................................................... 44
d. Manfat Investasi ....................................................................... 45
e. Pengaruh Investasi Terhadap Tingkat Pengangguran ................ 46
B. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Hipotesis dan Kerangka Berpikir ............................................................ 49
1. Kerangka Berpikir .................................................................... 49
2. Hipotesis .................................................................................. 51
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 52
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 52
B. Sumber dan Jenis Data ........................................................................... 52
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 53
D. Teknik Analisis Data .............................................................................. 53
E. Uji Prasyarat .......................................................................................... 55
1. Uji Normalitas ................................................................................. 55
2. Uji Linearitas .................................................................................. 56
F. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 57
1. Uji Multikolinearitas ....................................................................... 57
2. Uji Heterokedastisitas ..................................................................... 57
3. Uji Autokorelasi .............................................................................. 57
G. Pengujian hipotesis ................................................................................ 58
1. Rumusan Hipotesis ......................................................................... 58
2. Uji F................................................................................................ 59
3. Uji T ............................................................................................... 60
4. Koefesien Determinasi .................................................................... 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.. .................................................... 63
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 63
1. Deskripsi Data ................................................................................. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Analisis Data ................................................................................... 72
a. Uji Prasyarat .............................................................................. 72
1) Uji Norrmalitas .................................................................... 72
2) Uji Linearitas ....................................................................... 73
b. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 74
1) Uji Multikoleniaritas ............................................................ 74
2) Uji Heteroskedatisitas ........................................................... 76
3) Uji Autokorelasi ................................................................... 77
c. Pengujian Hopotesis ................................................................... 79
1) Uji F ..................................................................................... 79
2) Uji T .................................................................................... 81
3) Koefesien Determinasi ......................................................... 84
B. Pembahasan ................................................................................. 85
1. Pengaruh APBD terhadap tingkat pengangguran di
Provinsi Lampung tahun 2006-2015 ...................................... 86
2. Pengaruh angkatan kerja terhadap tingkat pengangguran
di Provinsi Lampung tahun 2006-2015 .................................. 90
3. Pengaruh Investasi terhadap tingkat pengangguran di
Provinsi Lampung tahun 2006-2015 ...................................... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 95
A. Kesimpulan ................................................................................. 95
B. Saran ........................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.. ................................................................ 49
Gambar 4.1Presentase Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung
Tahun 2006-2015. ................................................................... 65
Gambar 4.2 Tingkat APBD di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015. ............ 67
Gambar 4.3 jumlah Angkatan Kerja di Provinsi lampung Tahun 2006-
2015 ......................................................................................... 69
Gambar 4.4 Tingkat Investasi di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015 .......... 71
Gambar 4.5 Uji Heterroskedatistas ................................................................ 76
Gambar 4.6 Uji Autokorelasi ........................................................................ 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................. 46
Tabel 4.1 Tingkat Pengangguran di Lampung Tahun 2006-2015 ................. 65
Table 4.2 Tingkat APBD di Lampung Tahun 2006-2015 ............................. 67
Tabel 4.3 Jumlah Angkatan Kerja di Lampung Tahun 2006-2015 ................ 69
Tabel 4.4 Tingkat Investasi di Lampung Tahun 2006-2015 .......................... 71
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Normalitas ........................................................ 72
Tabel 4.6 Hasil Uji Linearitas ..................................................................... 73
Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas ................................................................... 74
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi ......................................................................... 77
Tabel4.9 Statistik Durbin-Watson .............................................................. 78
Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Simultan (Uji F) ........................................... 81
Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji T ................................................................. 83
Tabel 4.12 R-Square ................................................................................... 84
Tabel 4.13 Coefficients ............................................................................... 85
Tabel 4.14 Tingkat pengangguran dan APBD .............................................. 88
Tabel 4.15 Tingkat Pengangguran dan Angkatan Kerja ................................ 91
Tabel 4.16 Tingkat Presentasi Pengangguran Nasional ................................ 92
Tabel 4.17 Tingkat pengangguran dan Investasi ........................................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1 Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung .............................. 104
Lampiran 2 Tingkat Pengangguran di Provinsi Sumatra Selatan .................... 104
Lampiran 3 Tingkat Pengangguran di Provinsi DKI Jakarta .......................... 105
Lampiran 4 Tingkat APBD di Provinsi Lampung .......................................... 105
Lampiran 5 Tingkat Investasi di Provinsi Lampung ...................................... 106
Lampiran 6 Jumlah Anggkatan Kerja di Provinsi Lampung .......................... 107
Lampiran 7 Tingkat Presentase Pengangguran Nasional ................................ 107
Lampiran 8 Uji Normalitas ........................................................................... 108
Lampiran 9 Uji Linearitas ............................................................................. 109
Lampiran 10 Uji Multikolinearitas ................................................................ 110
Lampiran 11 Uji Heteroskedatitas ................................................................. 111
Lampiran 12 Uji Autokorelasi ....................................................................... 112
Lampiran 13 Uji F ........................................................................................ 113
Lampiran 14 Uji T ........................................................................................ 114
Lampiran 15 R-Square .................................................................................. 115
Lmpiran 16 Regression ................................................................................. 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh
beberapa negara, khususnya negara yang sedang berkembang, tak terkecuali
Indonesia. Tingginya tingkat penganguran dalam suatu negara dapat
membawa dampak negatif terhadap perekonomian negara
tersebut.Sedangkan, angka pengagguran yang rendah merupakan salah satu
indikator yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi di suatu negara baik
serta, mengindikasikan adanya peningkatan kualitas taraf hidup penduduk
dan peningkatan pemerataan pendapatan, oleh sebab itu kesejahteraan
penduduk di suatu negara pun akan meningkat.
Provinsi Lampung merupakan daerah yang berada di ujung selatan
pulau Sumatra. Provinsi ini memiliki luas 35.288,35 Km2, dengan jumlah
pendudukpada tahun 2015 sebanyak 8.026.19 juta jiwa (Badan Pusat
Statistik, Lampung Dalam Angka:2015). Sama halnya dengan beberapa
daerah yang ada di Indonesia, pengangguran juga merupakan faktor yang
menghambat laju pertumbuhan perekonomian yang terdapat di Lampung.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung (Lampung Dalam
Angka: 2015) jumlah pengangguran yang ada di Provinsi Lampung mencapai
5,14 persen pada tahun 2015. Dalam sepuluh tahun terakhir tingkat
penganguraan yang ada di Lampung mengalami penurunan, hal ini dibuktikan
bahwa pada tahun 2006 tingkat pengangguran sebesar 9.13% turun menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
7,58% pada tahun 2007, penurunan terus terjadi hingga tahun 2015 menjadi
5,14%. Akan tetapi pada beberapa periode tingkat pengangguran di Lampung
mengalami peningkatan. Diantaranya pada tahun 2011 yakni 6,38% dari
sebelumnya 5,57% pada tahun 2010. Selain itu peningkatan juga terjadi pada
tahun 2015 sebesar 5,14% dari sebelumnya 4,79% pada tahun 2014.
Selain data tingkat pengangguran di Provinsi Lampung, penulis juga
menyajikan tingkat pengangguran di Provinsi Sumatra Selatan.Provinsi
Sumatra Selatan dipilih karena letaknya yang dekat dengan Provinsi
Lampung. Pada tahun 2006 tingkat pengangguran 9,33% naik menjadi 9,34%
pada tahun 2007, kemudian turun menjadi 8.08% pada tahun 2008 dan terus
turun hingga 4,96% pada tahun 2014. Akan tetapi tingkat pengangguran di
Provinsi Sumatra Selatan naik 6,07% pada tahun 2015.
Selanjutnya disajikan data tingkat pengangguran di DKI Jakarta,
penulis memilih DKI Jakarta karena merupakan pusat ibu kota dan cerminan
kecil dari Indonesia. Pada tahun 2006 tingkat pengangguran 11,40% naik
menjadi 12,57% pada tahun 2007. Tingkat pengangguran terus menurun
hingga pada tahun 2015 sebesar 7,23% tanpa mengalami kenaikan selama
sepuluh tahun dari tahun 2006 sampai 2015.
Dari ketiga fenomena tingkat pengangguran yang terjadi di Provinsi
Lampung, Provinsi Sumatra Selatan dan DKI Jakarta,menunjukan perubahan
tingkat pengangguran yang terjadi pada tiap daerah dalam kurun waktu 10
tahun dimulai dari 2006 sampai 2015. Dari tiga daerah tersebut Provinsi
Lampung mempunyai kondisi yang cukup mengkhawatirkan karena terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kenaikan pengangguran sebanyak dua kali.Selain itu rasio penurunan tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung mempunyai tingkat yang tidak signifikan
dibandingkan Provinsi Sumatra Selatan dan DKI Jakarta. Oleh sebab itu
Provinsi Lampung dipilih sebagai lokasi penelitian.
Menurut Mankiw, (2007:154) pengangguran merupakan masalah makro
ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan
masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangankerjaan berarti
penurunan kehidupan dan tekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika
pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan
politik dan partai politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka
tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja.
Menurut Ewards 1974 (dalam Arsyad, 2004:288), untuk
mengelompokkan masing-masing pengangguran perlu diperhatikan dimensi-
dimensi :1) Waktu banyak diantara mereka yang bekerja ingin lebih lama,
misalnya jam kerjanya per hari, per minggu, atau per tahun), 2) Intensitas
pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan), 3)
Produktivitas (kurangnya produktivitas seringkali disebabkan oleh kurangnya
sumberdaya-sumber daya komplementer untuk melakukan pekerjaan).
Menurut UU Nomor 17 tahun 2003, Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang
ditetapkan tiap tahun dengan peraturan daerah.Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran belanja dan
pembiayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan Kepmendagri Nmomor 29 Tahun 2009 Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah semua penerimaan uang melalui
kas umum daerah terdiri dari PAD (Pendapatan Asli Daerah) mencakup pajak
daerah, restribusi derah, hasil pengelolaan kekasaan daerah, Dana
perimbangan mencakup Dana Bagi Hasil (Pajak dan Sumber Daya Alam),
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan pendapatan
daerah yang sah lainnya mencakup dana hibah dan dana otonomi khusus.
Menurut Sukirno (2002: 151), jumlah pengeluaran pemerintah dalam
suatu periode tertentu tergantung banyak faktor, diantaranya adalah jumlah
penerimaan, tujuan-tujuan kegiatan ekonomi jangka pendek dan
pembangunan ekonomi jangka panjang dan pertimbangan politik dan
keamanan. Pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menjadi dua klasifikasi,
yaitu: 1) aparatur daerah yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan atau
penyelenggaraan rodapemerintah sehari-hari meliputi belanja pegawai,
belanja barang, berbagai macamsubsidi (subsidi daerah dan subsidi harga),
angsuran dan bunga utang pemerintah,serta jumlah pengeluaran lain.
Anggaran belanja rutin memegang peranan pentinguntuk menunjang
kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta upayapeningkatan efisiensi
dan produktivitas, yang pada gilirannya akan menujangtercapainya sasaran
dan tujuan setiap tahap pembangunan. Penghematan danefisiensi pengeluaran
rutin perlu dilakukan untuk menambah besarnya tabunganpemerintah yang
diperlukan untuk pembiayaan pembangunan nasional.Penghematan dan
efisiensi tersebut antara lain diupayakan melalui penajamanalokasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pengeluaranrutin, pengendalian dan koordinasi pelaksanaan pembelianbarang
dan jasa kebutuhan departemen/lembaga negara non departemen,
danpengurangan berbagai macam subsidi secara bertahap. 2) pelayanan
Publik yaitu pengeluaran yang bersifat menambah modal masyarakatdalam
bentuk pembangunan baik prasarana fisik dan non fisik. Dibedakan
ataspengeluaran pembangunan yang dibiayai dengan dana rupiah dan bantuan
proyek.Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang ditujukan
untukmembiayai program-program pembangunan sehingga anggarannya
selaludisesuaikan dengan dana yang dimobilisasi. Dana kemudian
dialokasikan padaberbagai bidang sesuai dengan prioritas yang telah
direncanakan.Berdasarkan uraian tersebut, maka pengeluaran pemerintah
berpengaruh terhadap tingkat pengangguran.
Menurut Badjeber (1982: 17), angkatan kerja merupakan orang yang
mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja
guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Angkatan kerja merupakan semua orang yang bersedia untuk sanggup
bekerja. Penduduk usia kerja umumnya berusia diatas 10 tahun keatas.
Namun di negara maju batas umur lebih tinggi yakni 15 tahun.
Menurut Sumarsono (2009: 7) angkatan kerja adalah bagian penduduk
yang mampu dan bersedia melakukan pekerjaan.Arti dari mampu adalah
mampu secara fisik dan jasmani, kemauan mental dan secara yuridis mamapu
serta tidak kehilangan kebebasan untuk memilih dan melakukan pekerjaan
serta aktif maupun pasif melakukan dan mencari pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Menurut Anggoro (2015: 2) tingginya tingkat pertumbuhan angkatan
kerja yang tidak diimbangi dengan tersedianya lapangan pekerjaan membuat
penciptaan lapangan pekerjaan di suatu daerah sangat minim. Akibatnya
serapan tenaga kerja pun tidak maksimal dan mengakibatkan terjadi
pengangguran.
Menurut Noor, (2015:41) investasi adalah kegiatan mengalokasikan atau
menanamkan sumber daya (resources) saat ini (sekarang), dengan harapan
mendapatkan manfaat dikemudian hari (masa datang). Untuk memudahkan
pengertian dan perhitungan, sumber daya (resources) ini biasanya
diterjemahkan (dikonversi) menjadi satuan moneter atau uang.Dengan
demikian, secara konsep, investasi dapat didefinisikan sebagai menanamkan
uang sekarang untuk mendapatkan manfaat (balas jasa atau keuntungan)
dikemudian hari.Investasi sebagai pengeluaran untuk membeli barang-barang
modal dan peralatan produksi bertujuan untuk mengganti dan menambah
barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa di masa depan. Pertambahan barang dan modal
ini akan menambah kapasitas produksi dimasa depan dan perkembangan
tersebut akan mendorong pertambahan produksi nasional dan kesempatan
kerja.
Menurut Noor, (2015:47) pada dasarnya, hampir semua bentuk
investasi bermanfaat bagi kepentingan publik atau umum karena investasi
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Investasi
juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.Contohnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
investasi dibidang pendidikan dan sumber daya manusia, investasi dibidang
kesehatan, investasi dibidang infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan, pasar,
dan sebagainya), dan investasi lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh APBD, Angkatan Kerja dan Investasi
Terhadap Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas dapat dikemukakan
rumusan masalah yang ingin disampaikan, yaitu :
1. Apakah nilai APBD (pengeluaran) berpengaruh terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006 – 20150?
2. Apakah tingkat angkatan kerja berpengaruh terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006 – 2015?
3. Apakah jumlah investasi berpengaruh terhadap tingkat pengangguran di
Provinsi Lampung tahun 2006 – 2015?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini disertai dengan tujuan penelitian, yaitu :
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh nilai APBD (pengeluaran)
terhadap tingkat pengangguran di provinsi Lampung tahun 2006 –
2015.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jumlah angatan kerja terhadap
tingkat pengangguran di provinsi Lampung tahun 2006 – 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh investasi terhadap tingkat
pengangguran di provinsi Lampung tahun 2006 – 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori,
minimal menguji teori-teori ekonomi yang berkaitan dengan APBD,
investasi, dan angkatan kerja terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
pengangguran khususnya yang ada di Provinsi Lampung.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis, manfaat yang diharapkan dapat diperoleh melalui
temuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pemerintah sebagai pembuat kebijakan
ekonomi.Pemerintah mendapatkan informasi yang memadai dalam
rangka mengurangi tingkat pengangguran, khususnya di provinsi
Lampung.
b. Bagi Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
penulis dan dapat mengimplementasikan pengetahuan-pengetahuan
yang telah didapat dari bangku perkuliahan.
c. Bagi Fakultas
Hasil penelitan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan
perbandingan bagi pembaca yang sedang mengadakan penelitian.
E. Variabel dan Definisi Operasional
1. Tingkat pengangguran (Y): Prosentase pengangguran yang ada di
Provinsi Lampung tahun 2006-2015 yang dinyatakan dalam satuan
persen
2. APBD (X1): Pengeluaran pemerintah daerah menurut dari angka
APBD, yang dinyatakan dalam miliyard rupiah.
3. Angkatan kerja (X2): Jumlah orang yang berusia di atas usia 15
tahun, baik sedang mencari pekerjaan maupun tidak mempunyai
pekerjaan. Indikator pengukuran yang digunakan adalah jumlah
penduduk yang merupakan angkatan kerja yang berusia di atas 15
tahun. Data diambil dari Lampung Dalam Angka (BPS) dalam
satuan juta orang.
4. Investasi (X3): Jumlah menanaman modal yang dilakukan di
Provinsi Lampung pada tahun 2006-2015. Indikatornya terdiri dari
PMA (Penanaman Modal Asing) dan nilai PMDN (Penanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Modal Dalam Negeri) yang dinyatakan dalam satuan miliyar
rupiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengangguran
a. Definisi Pengangguran
Menurut Mankiw (2006:154), pengangguran adalah masalah
makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan
merupakan masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan orang,
kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan
tekanan psikologis.Hal ini yang membuat pengangguran menjadi
topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan para
politisi seiring mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan
akan membantu menciptakan lapangan pekerjaan.
Menurut Sukirno (2004:28), pengangguran adalah seseorang
yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif
sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi
tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan.
Penganguran adalah angatan kerja yang tidak bekerja tetapi
sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan satu usaha
atau penduduk yang mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan atau yang sudah mempunyai
pekerjaan tetapi belum memulai bekerja (BPS: 2010).
Pengangguran terbuka adalah yang mencari pekerjaan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
merasa sudah tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan mereka
yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (BPS :
2015).
Menurut Ewards 1974 (dalam Arsyad 2004:288), untuk
mengelompokkan masing-masing pengangguran perlu diperhatiakn
dimensi-dimensi:1) waktu banyak diantara mereka yang bekerja
ingin lebih lama, misalnya jam kerjanya per hari, per minggu, atau
per tahun), 2) intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan
kesehatan dan gizi makanan), 3) produktivitas (kurangnya
produktivitas seringkali disebabkan oleh kurangnya sumberdaya-
sumber daya komplementer untuk melakukan pekerjaan).
Berdasarkan hal-hal tersebut Ewards membedakan 5 bentuk
pengangguran yaitu:
1) Pengangguran terbuka,baik sukarela (mereka yang tidak mau
bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik)
maupun secara terpaksa (mereka yang mau bekerja tetapi tidak
memperoleh pekerjaan).
2) Setengah menganggur (underemployment) yaitu mereka yang
bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang
mereka bisa kerjakan.
3) Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh, yaitu
mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka
atau setengah menganggur, termasuk disini adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a) Pengangguran tak kentara, misalnya para petani yang
bekerja diladang selama sehari penuh, padahal kerjaan itu
sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari penuh.
b) Pengangguran tersembunyi misalnya orang yang bekerja
tidak sesuai dengan tingkat atau jenis pendidikannya.
c) Pensiun lebih awal
Fenomena ini merupakan kenyataan yang terus berkembang
di kalangan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia
pension dipermudah sebagai alat untuk menciptakan
peluang bagi yang muda-muda untuk menduduk jabatan
diatasnya.
4) Tenaga kerja yang lemah (impaired) yaitu mereka yang
mungkin bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena
kurang gizi atau penyakitan.
5) Tenaga kerja yang tidak produktif yaitu mereka yang mampu
untuk bekerja secara produktif, tetapi karena sumberdaya-
sumberdaya penolong kurang memadai maka tidak bisa
menghasilkan sesuatu.
Menurut Todaro, 1995 (Kuncoro, 2006:226) sejarah mencatat
bahwa pembangunan ekonomi di Negara-negara Eropa Barat dan
Amerika Utara yang sering dideskripsikan sebagai transfer manusia
dan aktivitas ekonomi secara terus menerus dari daerah perdesaan
ke daerah perkotaan. Hal ini terjadi karena dua factor, yakni : 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ekspansi industri perkotaan yang menimbulkan penciptaan
kesempatan kerja baru, 2) kemajuan teknologi yang bersifat
menghemat tenaga kerja disektor pertanian sehingga mnurunkan
kebutuhan angkatan kerja di daerah perdesaan.
Jumlah orang yang mencari pekerjaan di Negara-negara
berkembang tergantung pada jumlah serta komposisi umur
penduduknya. Menurut Todaro (1989:233), diantara berbagai
proses yang berkaitan dengan kecenderungan pertumbuhan
penduduk terhadap pertumbuhan tenaga kerja, terdapat dua
masalah, yaitu: pertama, Mortalitas dan Fertilitas, tanpa
memandang tingkat pertumbuhan penduduknya. Adanya perbedaan
tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi dan rendah. Penurunan
tingkat kematian akan meningkatkan jumlah tenaga kerja
sedangkan tingkat kelahiran yang tinggi memgakibatkan
ketergantungan (depency ratio) yang tinggi serta tingginya
kenaikan angkatan kerja dimasa mendatang. Kedua, dampak
penurunan fertilitas terhadap jumlah tenaga kerja dan strukur umur
baru terasa dalam jangka waktu panjang walaupun penurunan
tersebut berlangsung cepat.
Menurut Wiguna (2013: 4), tingkat pertumbuhan penduduk
yang tinggi membutuhkan lapangan pekerjaan yang banyak
sehingga akan menyebabkan jumlah lapangan kerja menjadi sempit
atau sedikit. Hal ini dapat menyebabkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pengangguran.Tingkat pengangguran yang tinggi di suatu daerah
menunjukkan kurang berhasilnya pembangunan dan menyebabkan
kemiskinan.
b. Penyebab Pengangguran
Menurut Sukirno (2006:328), berdasarkan penyebabnya
pengangguran dapat dibagi menjadi empat kelompok, antara lain:
1) Pengangguran normal atau friksional
Apabila dalam satu ekonomi terdapat pengangguran dua
atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja, maka ekonomi itu
sudah dipandang sebagai kesempatan kerja
penuh.Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut
dinamakan pengangguran normal atau pengangguran friksional.
Para pengangguran ini tidak ada kerjaan bukan karena tidak
dapat memperoleh kerja, tetapi sedang mencari pekerjaan lain
yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat,
pengangguran rendah dan pekerjaan mudah diperoleh.
Sebaliknya pengusaha susah memperoleh pekerja, akibatnya
pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal ini akan
mendorong pekerja untuk meninggalkan pekerjaan lama dan
mencari pekerjaan yang baru yang lebih tinggi gajinya atau
sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari kerja baru
ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
penganggur dan mereka inilah yang digolongkan sebagai
pengangguran normal.
2) Pengangguran siklikal
Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh,
ada kalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan ini mendorong
pengusaha menaikan produksi.Lebih banyak pekerjaan baru
berkembang dan pengangguran berkurang.Akn tetapi pada
masa lainnya permintaan agregat menurun dengan
banyaknya.Misalnya, di Negara-negara produsen bahan mentah
pertanian, penurunan ini kemungkinan disebabkan kemerosotan
harga-harga komoditas.Kemudian ini menimbulkan efek
kepada pengusaha-pengusaha lain yang berhubunan, yang uga
akan mengalami kemerosotan dalam permintaan terhadap
produksinya.
Kemnerosotan permintaan agregat ini mengakibatkan
perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja dan menutup
perusahaannya, saehingga pengangguran akan bertambah.
Pengangguran dengan wujud tersebut dinamakan
pengangguran siklikal.
3) Pengangguran struktural
Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian
akan terus berkembang maju, sebagian dari mereka akan
mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
salah satu atau beberapa factor berikut: wujud barang baru
yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan
ke atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi
dan tidak mampu bersaing, dan ekspor peoduksi itu sudah
sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius di
negara-negara lain.
Kemerosotan ini akan menyebabkan kegiatan produksi
dalam industi tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa
diberhentikan dan menjadi penganggur.Pengangguran yang
terjadi digolongkan sebagai penganguran struktural.Dinamakan
denikian karena disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan
ekonomi.
4) Pengangguran teknologi
Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya
penggantian tenaga manusia dengan mesin-msin dan bahan
kimia. Racun lalang dan rumput, misalnya telah mengurangi
pengangguran tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan,
sawah dan lahan pertanian lain. Begitu juga mesin telah
mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang,
memotong tumput, membersihkan kawasan, dan memungut
hasil, dan lain-lain.
Sedangkan di pabrik-pabrik, robot telah menggantikan
kerja-kerja manusia.Pengangguran yang ditimbulkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya dinamakan
pengangguran teknologi.
c. Ciri-ciri Pengangguran
Menurut Sukirno (2006:330) berdasarkan cirinya,
pengangguran dibagi dalam empat kelompok, antara lain:
1) Pengangguran terbuka
Pengangguran ini terjadi sebagai akibat adanya
pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari
pertambahan tenaga kerja.Akibaynya dalam perekonomian
semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat
memperoleh pekerjaan.Dampak dari keadan ini di dalam
jangka masa yang cukup panjang, mereka tidak melakukan satu
pekerjaan.Jadi mereka menganggur secara nyata dan separuh
waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran
terbuka.Pengangguran terbuka dapay pula terjadi sebagai akibat
dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi
yang mengurangi pengangguran tenaga kerja, atau sebagai
akibat dari kemunduran perkembangan suatu industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2) Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran ini terutama terjadi di sector pertanian
atau jasa.Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja,
dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung pada
banyak faktor. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar
kecilnya perusahaan., jenis kegiataan perusahaan, mesin yang
digunakan (apakah intensif buruh atau intensif mdodal) dan
tingkat produksi yang dicapai.
Banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa
jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak
dari yang diperlukan sebenarnya supaya mereka dapat
menjalankan kegiatan dengan efesien.Kelebihan tenaga kerja
yang digunakan digolongkan dalam pengangguran
tersembunyi.Contoh-contohnya adalah pelayan restoran yang
lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan
anggota keluarga yang besar mengerjakan luas tanah yang
sangat kecil.
3) Pengangguran Musiman
Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian
dan perikanan.Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan
tidak dapat melakukan pekerjaan dan mereka terpaksa
menganggur.Pada musim kemarau para petani tidak dapat
mengerjakan tanahnya.Di samping itu pada umumnya para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
petani tidak begitu aktif di antara waktu sesudah menanam dan
sesudah panen. Apabila dalam masa tersebut para penyadap
karet, nelayan dan petani tidak melakukan pekerjaan lain maka
mereka terpaksa menganggur. Pengangguran seperti ini
digolongkan sebagai pengangguran musiman.
4) Setengah Menganggur
Pada negara-negara berkembang migrasi atau
penghijrahan dari desa ke kota sangat pesat. Sebagai akibatnya
tidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh
pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa menjadi
penganggur sepenuh waktu.Di samping itu ada pula yang tidak
menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam
kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang
normal.Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari
seminggu, atau satu hingga empat jam sehari.Pekerja-pekerja
yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan
sebelumnya digolongkan sebagai setengah menganggur
(underemployed).Dan jenis pengangguran tersebut dinamakan
underemployment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengangguran
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran di
provinsi Lampung, yaitu:
1) Anggaran Pendapatan Blanja Daerah (APBD)
Menurut sukirno (2002: 151), jumlah pengeluaran
pemerintah dalam suatu periode tertentu tergantung banyak
faktor, diantaranya adalah jumlah penerimaan, tujuan-tujuan
kegiatan ekonomi jangka pendek dan pembangunan ekonomi
jangka panjang dan pertimbangan politik dan
keamanan.Pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menjadi
dua klasifikasi, yaitu: 1) aparatur daerah yaitu pengeluaran
untuk pemeliharaan atau penyelenggaraan rodapemerintah
sehari-hari meliputi belanja pegawai, belanja barang, berbagai
macamsubsidi (subsidi daerah dan subsidi harga), angsuran dan
bunga utang pemerintah,serta jumlah pengeluaran lain.
Anggaran belanja rutin memegang peranan pentinguntuk
menunjang kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta
upayapeningkatan efisiensi dan produktivitas, yang pada
gilirannya akan menujangtercapainya sasaran dan tujuan setiap
tahap pembangunan. Penghematan danefisiensi pengeluaran
rutin perlu dilakukan untuk menambah besarnya
tabunganpemerintah yang diperlukan untuk pembiayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pembangunan nasional.Penghematan dan efisiensi tersebut
antara laindiupayakan melalui penajamanalokasi
pengeluaranrutin, pengendalian dan koordinasi pelaksanaan
pembelianbarang dan jasa kebutuhan departemen/lembaga
negara non departemen, danpengurangan berbagai macam
subsidi secara bertahap. 2) pelayanan Publik yaitu pengeluaran
yang bersifat menambah modal masyarakatdalam bentuk
pembangunan baik prasarana fisik dan non fisik. Dibedakan
ataspengeluaran pembangunan yang dibiayai dengan dana
rupiah dan bantuan proyek.Pengeluaran pembangunan
merupakan pengeluaran yang ditujukan untukmembiayai
program-program pembangunan sehingga anggarannya
selaludisesuaikan dengan dana yang dimobilisasi.
Dana kemudian dialokasikan padaberbagai bidang sesuai
dengan prioritas yang telah direncanakan.Berdasarkan uraian
tersebut, maka pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap
tingkat pengangguran.
2) Angkatan kerja
Menurut Anggoro (2015:2) tingginya tingkat
pertumbuhan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan
tersedianya lapangan pekerjaan membuat penciptaan lapangan
pekerjaan di suatu daerah minim.Akibatnya serapan tenaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kerja pun tidak maksimal dan mengakibatkan terjadinya
pengangguran.
3) Investasi
Menurut Syahnur (2013: 17) investasi memiliki peran
penting sebagai pembentuk lapangan pekerjaan. Dengan
adanya investasi akan menambah persediaan barang modal, hal
itu akan berpengaruh pada meningkatnya kapasitas produksi.
Kapasitas produksi yang semakin tinggi pasti membutuhkan
tenaga kerja baru.Investasi merupakan alat untuk mempercepat
pertumbuhan tingkat produksi di Negara yang sedang
berkembang, dengan demikian investasi berperan sebagai
sarana untuk menciptakan kesempatan kerja dan menyerap
pengangguran.
Dana kemudian dialokasikan padaberbagai bidang sesuai
dengan prioritas yang telah direncanakan.Berdasarkan uraian
tersebut, maka pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap
tingkat pengangguran.
2. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
a. Definisi APBD
Menurut UU Nomor 17 tahun 2003, APBD merupakan wujud
pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan tiap tahun dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
peraturan daerah.APBD terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran
belanja dan pembiayaan.
Berdasarkan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2009 APBD
adalah semua penerimaan uang melalui kas umum daerah terdiri
dari PAD (Pendapatan Asli Daerah) mencakup pajak daerah,
restribusi derah, hasil pengelolaan kekasaan daerah, Dana
perimbangan mencakup Dana Bagi Hasil (Pajak dan Sumber Daya
Alam), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus
(DAK), dan pendapatan daerah yang sah lainnya mencakup dana
hibah dan dana otonomi khusus.
Menurut Halim (2004: 15): Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu anggaran daerah yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut: rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci; adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya-biaya yang sehubungan dengan aktivitas-aktivitas tersebut, dan adanya biaya-biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran-pengeluaran yang akan dilaksanakan; jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka; periode anggaran, yaitu biasanya 1 (satu) tahun.
Menurut Iswanto (2009: 27), Anggaran Pendapatan Blanja
Daerah (APBD) adalah suatu rencana kerja pemerintah daerah
yang mencakup seluruh penerimaan dan belanja (pengeluaran)
pemerintah daerah, baik provinsi ataupun kabupaten dalam rangka
mencapai sasaran pembangunan dalam kurun waktu satu tahun
yang dinyatakan dalam satuan uang dan disetujui oleh DPRD. Pada
dasarnya fungsi dan tujuan penyusunan APBD sama dengan fungsi
dan tujuan APBN, hanya dalam APBD rung lingkupnya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
berbeda, APBN bersekala nasional sedangkan APBD terbatas pada
wilayah daerah dan pelaksanaannya diserahkan pada kepala daerah
atau gubernur dan bupati/walikota, serta sesuai dengan kebijakan
otonomi derah. Sementara itu, APBD disusun oleh pemerintah
daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) daerah untuk
menjalankan pemerintahan daerahnya masing-masing.
b. Penyusunan dan Penetapan APBD
Menurut UUN No 17 Tahun 2003 BAB IV pasal 16,
penyusunan dan penetapan APBD sebagai berikut:
1) APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah
yang ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Daerah.
2) APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran
belanja, dan anggaran pembiayaan.
3) Pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah,
dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.
4) Belanja daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan
jenis belanja.
Menurut UUN No 17 Tahun 2003 BAB IV pasal 17,
penyusunan dan penetapan APBD sebagai berikut:
1) APBD disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan
pendapatan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2) Penyusunan Rancangan APBD sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) berpedoman kepada rencana kerja
Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan
tercapainya tujuan bernegara.
3) Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan
sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit
tersebut dalam Peraturan Daerah tentang APBD.
4) Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, ditetapkan
penggunaan surplus tersebut dalam Peraturan Daerah
tentang APBD.
Menurut UUN No 17 Tahun 2003 BAB IV pasal 18,
penyusunan dan penetapan APBD sebagai berikut:
1) Pemerintah Daerah menyampaikan kebijakan umum
APBD tahun anggaran berikutnya sejalan dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, sebagai landasan
penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya
pertengahan Juni tahun berjalan.
2) DPRD membahas kebijakan umum APBD yang
diajukan olehPemerintah Daerah dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.
3) Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah
disepakati dengan DPRD, Pemerintah Daerah bersama
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah membahas prioritas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dan plafon anggaran sementara untuk dijadikan acuan
bagisetiap Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Menurut UUN No 17 Tahun 2003 BAB IV pasal 19,
penyusunan dan penetapan APBD sebagai berikut:
1) Dalam rangka penyusunan RAPBD, Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna anggaran
menyusun rencana kerja dan anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah tahun berikutnya.
2) Rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun
dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan
dicapai.
3) Rencana kerja dan anggaran dimaksud dalam ayat (1)
disertai dengan prakiraan belanja untuk tahun
berikutnya setelah tahun anggaran yang sudah disusun.
4) Rencana kerja dan anggaran dimaksud dalam ayat (1)
dan (2) disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam
pembicaraan pendahuluan RAPBD.
5) Hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran
disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan daerah
sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD tahun berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana
kerja dan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
diatur dengan Peraturan Daerah.
Menurut UUN No 17 Tahun 2003 BAB IV pasal 20,
penyusunan dan penetapan APBD sebagai berikut:
1) Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD, disertai penjelasan dan
dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD pada
minggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya.
2) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD dilakukan sesuai dengan undang-undang yang
mengatur susunan dan kedudukan DPRD.
3) DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan
perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.
4) Pengambilan keputusan oleh DPRD mengenai
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukan
selambat-lambatnya satu bulansebelum tahun anggaran
yang bersangkutan dilaksanakan.
5) APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan
unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis
belanja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
6) Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan Peraturan
Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), untuk
membiayai keperluan setiap bulan Pemerintah Daerah
dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya
sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya.
c. Struktur APBD
Laporan APBD yang memakai format Keputusan Menteri
Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002, terdiri atas 3 bagian, yaitu:
“pendapatan, belanja, dan pembiyaan.” Menurut halim (2004: 18)
pendapatan dibagi menjadi 3 kategori yaitu Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan
daerah yang sah. Belanja digolongkan menjadi 4 yakni belanja
aparatur daerah, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan
bantuan keuangan, dan belanja tak tersangka. Belanja aparatur
daerah diklasifikasi menjadi 3 kategori yaitu belanja administrasi
umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal/
pembangunan.Belanja pelayanan publik dikelompokkan menjadi 3
yakni belanja administrasi umum, belanja operasi dan
pemeliharaan, dan belanja modal.Pembiayaan dikelompokkan
menurut sumber-sumber pembiayaan yaitu sumber penerimaan
daerah dan sumber pengeluaran daerah. Sumber pembiayaan
berupa penerimaan daerah adalah sisa lebih anggaran tahun lalu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
penerimaan pinjaman dan obligasi hasil penjualan aset daerah yang
dipisahkan dan transfer dari dana cadangan. Sumber pembiayaan
berupa pengeluaran daerah terdiri atas pembayaran utang pokok
yang telah jatuh tempo, penyertaan modal, transfer ke dana
cadangan, dan sisa lebih anggaran tahun sekarang.
Struktur APBD yang terbaru adalah berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah. Bentuk dan susunan APBD yang
didasarkan pada Permendagri No. 13 Tahun 2006 pasal 22 ayat (1)
terdiri atas 3 bagian, yaitu : “pendapatan daerah, belanja daerah,
dan pembiayaan daerah.”
Menurut Permrndagri No. 13 Tahun 2006, Pendapatan dibagi
menjadi 3 kategori yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Belanja
daerah dklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu: klasifikasi
belanja menurut urusan pemerintahan terdiri dari belanja urusan
wajib dan belanja urusan pilihan. Klasifikasi belanja menurut
urusan wajib mencakup: pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum;
perumahan rakyat; penataan ruang; perencanaan pembangunan;
perhubungan; lingkungan hidup; pertanahan; kependudukan dan
catatan sipil; pemberdayaan perempuan; keluarga berencana dan
keluarga sejahtera; sosial; tenaga kerja; koperasi dan usaha kecil
dan menengah; penanaman modal; kebudayaan; pemuda dan olah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
raga; kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; pemerintahan
umum; kepegawaian; pemberdayaan masyarakat dan desa;
statistik; arsip; dan komunikasi dan informatika.
Sedangkan klasifikasi belanja menurut urusan pilihan
mencakup: pertanian; kehutananl energi dan sumber daya mineral;
pariwisata; kelautan dan perikanan; perdagangan; perindustrian;
dan transmigrasi. Klasifikasi belanja menurut fungsi yang
digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan
keuangan negara terdiri dari: pelayanan umum; ketertiban dan
ketentraman; ekonomi; lingkungan hidup; perumahan dan fasilitas
umum; kesehatan; pariwisata dan budaya; pendidikan; dan
perlindungan sosial.
Belanja menurut kelompok belanja digolongkan menjadi 2
yakni belanja tidak langsung dan belanja langsung.Kelompok
belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri
dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja
bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.Sedangkan
belanja langsung yang dikelompokkan menurut jenis belanja terdiri
dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja
modal.Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan daerah dan
pengeluaran pembiayaan.Penerimaan daerah mencakup sisa lebih
perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA),
pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali
pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang daerah. Sedangkan,
pengeluaran pembiayaan terdiri dari pembentukan dana cadangan,
penanaman modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran
pokok utang, dan pemberian pinjaman daerah.
d. Belanja Modal
Menurut Halim (2004: 73), “Belanja Modal merupakan
belanja pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun
anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan
selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti
biaya pemeliharaan pada Kelompok Belanja Administrasi Umum.”
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun
2002, belanja modal dibagi menjadi: 1) Belanja Pelayanan Publik,
yaitu belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung
oleh masyarakat umum. 2) Belanja Aparatur Daerah, yaitu belanja
yang manfaatnya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat,
tetapi dirasakan secara langsung oleh aparatur.
Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006, belanja
menurut kelompok belanja terdiri dari: 1) belanja tidak langsung.
Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja
yang terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsudi, hibah, bantuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak
terduga. 2) belanja langsung. Belanja langsung merupakan belanja
yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan Kelompok belanja langsung dibagi menurut
jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai yang dimaksudkan
untuk pengeluaran honorarium/ upah dalam melaksanakan program
dan kegiatan pemerintah daerah; belanja barang dan jasa; dan
belanja modal.
Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006, “Belanja modal
digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembelian/ pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang
mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan, dan aset tetap lainnya.”
e. Pengaruh APBD Terhadap Tingkat Pengangguran
Menurut Sukirno (2002: 151), jumlah pengeluaran
pemerintah dalam suatu periode tertentu tergantung banyak faktor,
diantaranya adalah jumlah penerimaan, tujuan-tujuan kegiatan
ekonomi jangka pendek dan pembangunan ekonomi jangka
panjang dan pertimbangan politik dan keamanan. Pengeluaran
pemerintah dapat dibedakan menjadi dua klasifikasi, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1) Aparatur daerah yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan atau
penyelenggaraan rodapemerintah sehari-hari meliputi belanja
pegawai, belanja barang, berbagai macamsubsidi (subsidi
daerah dan subsidi harga), angsuran dan bunga utang
pemerintah,serta jumlah pengeluaran lain. Anggaran belanja
rutin memegang peranan pentinguntuk menunjang kelancaran
mekanisme sistem pemerintahan serta upayapeningkatan
efisiensi dan produktivitas, yang pada gilirannya akan
menujangtercapainya sasaran dan tujuan setiap tahap
pembangunan. Penghematan danefisiensi pengeluaran rutin
perlu dilakukan untuk menambah besarnya
tabunganpemerintah yang diperlukan untuk pembiayaan
pembangunan nasional.Penghematan dan efisiensi tersebut
antara lain diupayakan melalui penajamanalokasi
pengeluaranrutin, pengendalian dan koordinasi pelaksanaan
pembelianbarang dan jasa kebutuhan departemen/lembaga
negara non departemen, danpengurangan berbagai macam
subsidi secara bertahap.
2) Pelayanan Publik yaitu pengeluaran yang bersifat menambah
modal masyarakatdalam bentuk pembangunan baik prasarana
fsiik dan non fisik. Dibedakan ataspengeluaran pembangunan
yang dibiayai dengan dana rupiah dan bantuan
proyek.Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang ditujukan untukmembiayai program-program
pembangunan sehingga anggarannya selaludisesuaikan dengan
dana yang dimobilisasi. Dana kemudian dialokasikan
padaberbagai bidang sesuai dengan prioritas yang telah
direncanakan. Berdasarkan uraian tersebut, maka pengeluaran
pemerintah berpengaruh terhadap tingkat pengangguran.
3. Angkatan Kerja
a. Definisi Angkatan Kerja
Menurut Badjeber, dkk (1982:17) angkatan kerja merupakan
orang yang mamapu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Angkatan kerja merupakan
semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja. Penduduk usia
kerja umumnya berusia diatas 10 tahun keatas. Namun di negara
maju batas umur lebih tinggi yakni 15 tahun.
Menurut Sumarsono (2009:7) angkatan kerja(labor force)
adalah bagian penduduk yang mampu dan bersedia melakukan
pekerjaan. Arti dari mampu adalah mampu secara fisik dan
jasmani, kemauan mental dan secara yuridis mamapu serta tidak
kehilangan kebebasan untuk memilih dan melakukan pekerjaan
serta aktif maupun pasif melakukan dan mencari pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Angkatan kerja dapat dibedakan menjadi 2 sub kelompok,
yaitu:
1) Bekerja terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Bekerja penuh, yaitu orang yang memanfaatkan jam
kerja secara penuh dalam pekerjaannya kurang lebih
8-10 jam per hari. Angkatan kerja yang digolongkan
bekerja adalah mereka yang seminggu melakukan
pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh
penghasilan atas keuntungan dan lamanya mereka
bekerja paling sedikit 2 hari. Bagi mereka yang
selama seminggu tidak melakukan pekerjaan atau
bekerja kurang dari dua hari, tetapi mereka adalah
orang-orang yang bekerja dibidang keahliannya
seperti dokter serta pegawai pemerintahan atau swasta
yang sedang tidak masuk kerja karena sakit, cuti,
mogok dan sebagainya.
b. Setengah menganggur, yakni mereka yang kurang
dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam
kerja, produktifitas kerja dan jumlah jam kerja,
produktivitas kerja dan pendapatan dalam 2 kelompok
yaitu setengah menganggur kentara yakini mereka
yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
setengah menganggur kentara, yakni mereka yang
produktifitasnya rendah dan pendapatannya rendah.
2) Pengangguran (unemployment) adalah suatu keadaan
dimana seseorang yang tergolong angkatan kerja tetapi
tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari
pekerjaan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS: 2009) pada dasarnya
tenaga kerja dibagi kedalam kelompok angkatan kerja (labor force)
dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk dalam angkatan kerja
adalah: 1) golongan yang bekerja dan 2) golongan yang
menganggura dan mencari pekerjaan, angkatan kerja yang
digolongkan bekerja adalah:
1. Angkatan kerja yang digolongkan bekerja:
a. Mereka yang dalam seminggu sebelum pencacahan
melakuikan pekerjaan dengan maksud memperoleh
atau membantu memperoleh penghasilan atau
keuntungan yang lamanya bekerja sedikit selama
satu jam dalam seminggu yang lalu.
b. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan
tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari
satu jam tetapi mereka adalah:
Pekerja tetap, pegawai pemerintah/ swasta
yang tidak masuk kerja karena cuti, sakit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mogok, mangkir ataupun perusahaan
menghantikan kegiatan sementara.
Petani yang mengusahakan tanah pertanian
yang tidak bekerja karena menunggu hujan
untuk menggarap sawah.
Orang yang bekerja dibidang keahlian seperti
dokter dan lainnya.
2. Angkatan kerja yang digolongkan menganggur atau
sedang mencari pekerjaan, yaitu:
a. Mereka yang belum pernah bekerja tetapi saat ini
sedang mencari pekerjaan.
b. Mereka yang sudah pernah bekerja, tetapi pada saat
pencacahan menganggur dan berusaha mendapatkan
pekerjaan .
c. Mereka yang dibebas tugaskan dan sedang berusaha
mendapatkan pekerjaaan.
Sedangkan yang termasuk dalam kelompok bukan angkatan
kerja adalah tenaga kerja atau penduduk usia kerja yang tidak
bekerja dan tidak mempunyai pekerjaan, yaitu orang-orang yang
kegiatannya bersekolah (pelajar/ mahasiswa), bukan wanita karier,
serta penerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung
dari jasa kerjanya (pensiunan, penderita cacat) .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Teori Penawaran Tenaga Kerja
Menurut Sumarsono (2003), penawaran tenaga kerja
merupakan fungsi dari upah, sehingga jumlah tenaga kerja yang
ditawarkan akan dipengaruhi oleh tingkat upah. Penawaran tenaga
kerja dipengaruhi oleh keputusan seseorang apakah ia mau bekerja
atau tidak. Keputusan ini bergantung pada keputusan seseorang
apakah dia mau bekerja atau tidak. Keputusan ini tergantung pula
pada tingkah laku seseorang untuk mengunakan waktunya, apakah
digunakan untuk bekerja, atau digunakan untuk kegiatan lain yang
sifatnya tidak produktif dan konsumtif atau, merupakan kombinasi
keduanya. Apabila dikaitkan dengan tingkat upah, maka keputusan
untuk bekerja seseorang akan dipengaruhi pula dengan tinggi
rendahnya penghasilan seseorang. Maksudnya, apabila penghasilan
tenaga kerjarelatif sudah cukup tinggi, maka tenaga kerja tersebut
cenderung untuk mengurangi waktu yang dialokasikan untuk
bekerja.
c. Pengaruh Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Pengangguran
Menurut Anggoro (2015:2) tingginya tingkat pertumbuhan
angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan tersediannya
lapangan pekerjaan membuat penciptaan lapangan pekerjaan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
suatu daerah minim.Akibatnya serapan tenaga kerja pun tidak
maksimal dan mengakibatkan terjadi pengangguran.
4. Investasi
a. Definisi Investasi
Menurut Noor, (2015: 41) investasi adalah kegiatan
mengalokasikan atau menanamkan sumber daya (resources) saat
ini (sekarang), dengan harapan mendapatkan manfaat dikemudian
hari (masa datang). Untuk memudahkan pengertian dan
perhitungan, sumber daya (resources) ini biasanya diterjemahkan
(dikonversi) menjadi satuan moneter atau uang.Dengan demikian,
secara konsep, investasi dapat didefinisikan sebagai menanamkan
uang sekarang untuk mendapatkan manfaat (balas jasa atau
keuntungan) dikemudian hari. Investasi sebagai pengeluaran untuk
membeli barang-barang modal dan peralatan produksi bertujuan
untuk mengganti dan menambah barang-barang modal dalam
perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang
dan jasa di masa depan. Pertambahan barang dan modal ini akan
menambah kapasitas produksi dimasa depan dan perkembangan
tersebut akan mendorong pertambahan produksi nasional dan
kesempatan kerja.
Menurut Noor, (2015: 47) pada dasarnya, hampir semua
bentuk investasi bermanfaat bagi kepentingan publik atau umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
karena investasi menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Investasi juaga membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat.Contohnya adalah investasi dibidang pendidikan
dan sumber daya manusia, investasi dibidang kesehatan, investasi
dibidang infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan, pasar, dan
sebagainya), dan investasi lainnya yang bermanfaat bagi
masyarakat luas.
Menurut Suparmoko (2002: 86), investasi merupakan
pengeluaran perusahaan untuk penyelenggaraan kegiatannya, yaitu
menghaslikan barang dan jasa. Dalam prakteknya pengeluaran
perusahaan tersebut digunakaan untuk membeli faktor-faktor
produksi seperti tenaga kerja, tanah dan bangunan.
Menurut Rahardja & Manurung (2005: 65), mempertajam
definisi investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran yang
meningkatkan stok barang modal (capital stock). Stok barang
modal (barang modal tersedia) adalah jumlah barang modal dalam
suatu perekonomian, pada satu saat tertentu.Dari kedua pernyataan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa investasi adalah pengeluaran
yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor
produksi yang bertujuan untuk memproduksi barang maupun jasa.
b. Jenis-jenis Investasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Menurut Noor (2015: 252), menurut jenisnya investasi dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Investasi langsung (direct investment), adalah investasi pada
faktor produksi yang menghasilkan aneka barang dan jasa
untuk keperluan konsumsi masyarakat, atau dikenal juga
dengan investasi pada sektor riil.
2) Investasi tidak langsung (indirect investment), adalah
investasi yang bukan pada faktor produksi, melainkan pada
sektor keuangan (finacial investment), seperti deposito, beli
saham, obligasi, dan sejenisnya, yang mengahasilkan jasa
keuangan, seperti deposito, beli saham, beli obligasi,
reksadana, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang
Negara (SUN), dan investasi pada surat berharga lainnya.
Menurut Noor (2015: 42), pada dasarnya menurut dorongan
dan proses yang menimbulkan investasi yang lazim dilakukan oleh
masyarakat, investasi terdiri dari dua jenis, yaitu :
1) Investasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
barang dan jasa.
Jika diamati, dalam kehiduoan ini kelangsungan kehidupan
individu, kelompok atau bahkan negara memerlukan syarat
yang tidak bisa ditawar, yaitu terpenuhinya kebutuhan
minimal.Berbagai kebutuhan kehidupan yaitu kebutuhan
berbentuk barang (goods), seperti makanan dan minuman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
pakaian, perumahan, kendaraan, dan sebagainya, serta
kebutuhan berbentuk jasa, seperti perawatan kesehatan,
perlindungan keamanan, dan sebagainya.
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut, diperlukan
beranekaragam barang dan jasa, yang pengadaannya
memerlukan berbagai tahapan dan proses. Proses atau
tahapan awal dari pengadaan barang dan jasa yang
dibutuhkan untuk kelangsungan kehidupan masyarakat
dimasa datang adalah melakukan investasi saat ini. Tanpa ada
investasi saat ini, secara sukarela atau terpaksa, sulit
membayangkan kebutuhan barang dan jasa untuk
kelangsungan kehidupan di masa datang dapat terpenuhi.
Dalam ekonomi makro, investasi jenis ini dikenal dengan
investasi otomatis (autonomous investment), yaitu investasi
yang terjadi secara otomatis sesuai perkembangan kebutuhan
hidup seseorang, sekelompok orang atau suatu organisasi,
bahkan negara.
2) Investasi untuk memenuhi keinginan.
Seiring dengan perkembangan zaman, keinginan manusia
untuk selalu menigkatkan kualitas kehidupan makin banyak,
misalnya keinginan untuk rekreasi, kemudahan dalam
berbagai aktivitas kehidupan, dan sebagainya.Dorongan ini
menghasilakn tuntutan baru selain pemenuhan kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
minimal syarat kehidupan, yang disebut dengan keinginan,
yang pemenuhannya juga memerlukan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh kegiatan investasi.
Dalam ekonomi makro, jenis investasi yanag terjadi karena
dorongan keinginan dikenal dengan istilah investasi yang
disengaja (induced investment), yaitu investasi yang sengaja
diinginkan oleh seseorang, organisasi karena keinginan masa
depan, atau karena ada harapan yang menjajikan.
c. Sumber Investasi
Menurut Noor (2015: 49), berdasarkan sumber daya investasi
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1) Investasi publik atau Investasi oleh Negara (PMDN)
Investasi ini adalah investasi yang dilakukan oleh negara, atau
sumber daya investasi tersebut berasal dari milik atau kekayaan
negara.dalam pelaksanaannya, investasi oleh negara ini
dilakukan oleh atau pemerintah untuk membangun prasarana
dan sarana atau infrastruktur guna memenuhi kebutuhan
masyarakat. Investasi dengan karakteristik seperti ini bersifat
nirlama atau non-profit, misalnya pembangunan jalan, dan
jemabatan, irigasim sekolah, taman, pasar, rumah sakit,
pelabuhan, bandara, dana sarana prasarana publik lainnya.
2) Investasi asing (PMA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Investasi swasta adalah investasi yang dilakukan oleh
masyarakat, khususnya para pengusaha, dengan tujuan
mendapat manfaat berupa laba.Investasi jenis ini disebut juga
dengan istilah investasi profit motive.investasi seperti ini dapat
dilakukan oleh : a) usaha mikro atau rumah tangga, b) Usaha
Kecil Menengah (UKM), c) Usaha besar seperti PMDN
maupun PMA, dan sebagainya.
d. Manfaat Investasi
Menurut Noor (2015: 47), manfaat investasi yaitu:
1) Investasi yang bermanfaat untuk umum (publik)
Pada dasarnya, hampir semua bentuk investasi bermanfaat bagi
kepentingan publik atau umum karena investasi menghasilkan
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.Investasi juaga
mmbuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.Contohnya adalah
investasi dibidang pendidikan dan sumber daya manusia, investasi
dibidang kesehatan, investasi dibidang infrastruktur (jalan,
jembatan, pelabuhan, pasar, dan sebagainya), dan investasi
lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
2) Investasi yang bermanfaat untuk kelompok tertentu pribadi atau
rumah tangga.
Investasi yang bermanfaat untuk kelompok seperti investasi
dibidang olahraga, sedangkan investasi yang bermanfaat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
rumah tangga seperti investasi untuk usaha (mendapat
penghasilan), investasi untuk pendidikan, investasi untuk
perumahan, dan investasi lain yang bermanfaat untuk pribadi atau
keluarga.
e. Pengaruh Investasi Terhadap Tingkat Pengangguran
Menurut teori Harrod Domar (Mulyadi, 2003), dalam
teorinya berpendapat bahwa investasi tidak hanya menciptakan
permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Artinya
dengan semakin besar kapasitas produksi maka akan membutuhkan
tenaga kerja yang semakin besar pula. Dengan asumsi
fullemployment.Ini karena investasi merupakan penambahan
faktor-faktor produksi, yang mana salah satu dari faktor produksi
adalah tenaga kerja. Dengan begitu perekonomian secara
keseluruhan dapat menyerap tenaga kerja yang sebanyak-
banyaknya, sehingga partisipasi angkatan kerja akan semakin
meningkat pula.
B. Penelitian Terdahulu
Tabel2.1 : Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Metode Hasil Penelitian 1 Nirmala
Mansur, dkk (2014)
Analisis Upah Terhadap Pengangguran di Kota manado Tahun
Upah Pengangguran Tenaga kerja
Regresi/OLS
Terdapat pengaruh yang negatif antara upah terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2003-2012 pengangguran di kota Manado
Upah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengangguran di Kota Manado
2 Kristiyana (2011)
Pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka di Jawa Tengah Tahun 2004-2009.
Upah minimum kabupaten/kota (UMK)
Pertumbuhan Ekonomi
Inflasi Penganggura
n terbuka
Regresi/OLS
Secara parsial ada pengaruh positif dan signifikan antara upah minimum Kabupaten/Kota Secara parsial ada
pengaruh positif dan signifikan antara pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran terbuka Secara parsial ada
pengaruh negatif dan signifikan antara inflasi terhadap pengangguran terbuka Ada pengaruh
yang signifikan antara upah minimum Kabupaten/ Kota (UMK), pertumbuhan ekonomi dan inflasi terhadap pengangguran terbuka di Jawa Tengah tahun 2004-2009
3 Aditya Barry Kurniawa
Analisis pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah
Jumlah pengangguran
Regresi/OLS
Ketiga variabel bebas berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
n (2014)
Minimum, dan Investasi Terhadap Jumlah Pengangguran di Kabupaten Gersik
Pertumbuhan Ekonomi
Upah Minimum
investasi
signifikan secara parsial dansimultan terhadap variabel pengangguran
Pertumbuhan ekonomi dan investasi berpengaruh negatif terhadap pengangguran
Upah minimum berpengaruh positif terhadap pengangguran
4 Seri Jefry Adil Waruwu (2015)
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, belanja Pemerintah, dan Investasi Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahhun 1995-2004
Pertumbuhan Ekonomi Pengangguran Belanja
pemerintah Investasi Tingkat
kemiskinan
Regresi/OLS
Variabel pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia pada tahun 1995 sampai dengan tahun 2014
Variabel pengangguran mempunyai pengaruh positif dan signifikan mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia pada tahun 1995 sampai dengan tahun 2014
Variabel belanja pemerintah mempunyai pengaruh negative signifikan terhadap tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
C. Hipotesisi dan Kerangka Berpikir
1. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel bebas yakni, APBD,
Angkatan kerja, dan investasi yang mempengaruhi tingkat
pengangguran yang ada di Provinsi Lampung. Untuk memmudahkan
kegiatan penelitian yang akan dilakukan serta untuk memperjelas alur
pemikiran dalam penelitian yang akan dilakukan serta untuk
memperjelas alur pemikiran dalam penelitian ini, adalah:
Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran
kemiskinan di Indonesia pada tahun 1995 sampai dengan tahun 2014.
Variabel investasi tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia pada tahun 1995-2014
APBD
Angkatan Kerja
Investasi
Tingkat Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
APBD, khususnya dalam hal pengeluaran atau belanja
pemerintah daerah memiliki beberapa fungsi, salah satunya untuk
meningkatkan pembangunan di bidang infrastruktur. Dengan
demikian secara tidak langsung akan menyerap tenaga kerja yang
ada di daerah tersebut. Semakin tinggi APBD, dalam hal ini
pengeluaran atau belanja pemerintah daerah maka tingkat
pengangguran semakin menurun.
Angkatan kerja merupakan golongan masyarakat yang
sedang mencari pekerjaan maupun tidak bekerja yang berada di
usia 10 sampai 64 tahun. Semakin tinggi angkatan kerja maka
tingkat pengangguran semakin menurun, namun jika jumlah
angkatan kerja yang banyak ini tidak diimbangi dengan perluasan
laangan pekerjaan maka akan menyebabkan pengangguran karena
ketidak tersedian lapangan pekerjaan yang menampung jumlah
angkatan kerja yang kian meningkat.
Investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga
memperbesar kapasitas produksi. Artinya dengan semakin besar
kapasitas produksi maka akan membutuhkan tenaga kerja yang
semakin besar pula. semakin tinggi investasi di suatu daerah, maka
tingkat pengangguran menurun. Dengan adanya investasi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
terbukanya lowongan pekerjaan semakin luas dan menyerap
banyak tenaga kerja pada daerah tersebut.
2. Hipotesis
a) Ada pengaruh signifikan antara APBD terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung.
b) Ada pengaruh signifikan antara in angkatan kerja terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung.
c) Ada pengaruh signifikan antara investasi terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Menurut Nazir
(2014:60), penelitian ex post facto adalah penyelidikan secara empiris
yang sistematik, dimana peneliti, tidak mempunyai kontrol langsung
terhadap variabel-variabel bebas (independent variabels) karena
manifestasi fenomena telah terjadi atau karena fenomena sukar
dimanipulasikan. Inferensi tentang hubungan antarvariabel dibuat tanpa
intervensi langsung tetapi dari variasi yang seiring (concomitant variation)
dari variabel bebas dengan variabel dependen (Kerlinger, 1973 dalam
Kuncoro 2014:60).Secara explanasinya, penelitian ini termasuk penelitian
asosiatif, karena studi ini menguraikan pengaruh tingkat pertumbuhan
ekonomi, pengangguran, dan investasi terhadap tingkat kemiskinan di
Indonesia.
Menurut Arikanto (2010:17), penelitian ex post facto atau penelitian
variabel masa lalu adalah penelitian tentang variable yang kejadiannya
sudah terjadi sebelum penelitian dilaksanakan.
B. Sumber dan Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data yang tidak dihimpun secara langsung, tetapi diperoleh dari pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
kedua (Riduan:2004, dalam Barika:2013). Penelitian ini menggunakan
data sekunder dari publiksi Badan Pusat Statistik (BPS), yang
dikumpulkan adalah meliputi data investasi, APBD (pengeluaran) dan
Angkatan kerja.Rentang waktu data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 10 tahun mulai dari tahun 2006 sampai 2015.
Jenis data adalah data time series (runtun waktu). Data Time Series
merupakan data yang menggambarkan suatu perkembangan dari waktu ke
waktu atau periode secara historis.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
dari Badan Pusat Statistik (BPS), instasi, lembaga, atau sumber-sumber
lain yang relevan.Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis
secara kuantitatif regresi berganda.
D. Teknik Analisis Data
Penelitian ini mengunakan teknin analisis kuantitatif, yaikni analisis
regresi berganda (multiple regression analisys).Dimana analisis data
dilakukan dengan cara menguji secara statistic variabel-variabel dengan
mengunakan bantuan perangkat lunak. Hasil dari analisis ini kemudian
diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel yang terkait dengan variable bebas. Menurut Gujarati, 1999
(dalam Noor (2014:62), analisis regresi berkenaan dengan studi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
ketergantungan satu variable, variabel tak bebas pada satu atau lebih
variable lain, variable yang menjelaskan (explanatory variabels), dengan
maskud menaksir dan atau meramalkan nilai rata-rata hitung (mean)atau
rata-rata (populasi) variabel tak bebas, dipandang dari segi nilai yang
diketahui atau tetap.
Menurut Sugiyono (2012:275), analisis regresi ganda digunakan oleh
peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik
turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel
independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (naik turunkan nilainya).
Menurut Noor (2014), analisis regresi bertujuan untuk mengetahui
besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan nilai X terhadap
perubahan nilai Y. Dengan kata lain, nilai variabel X dapat
memperkirakan/memprediksi nilai variabel Y.
Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel
independennya minimal 2. Jadi, model regresi pada penelitian ini adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
keterangan:
a = Konstanta
Y = Tingkat Pengangguran
X1 = APBD
X2 = Angkatan Kerja
X3 = Investasi
e = Standar error
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Teknik analisis data regresi linier berganda dapat dilakukan
dengan melakukan uji prasyarat dan uji asumsi klasik, serta pengujian
hipotesis.
E. Uji Prasyarat
Dalam analisis regresi linear berganda perlu dilakukan uji prasyarat,
hal ini dilakukan untuk mengetahui persamaan regresi yang diperoleh
benar-benar dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
1. Uji Normalitas
Menurut santoso (2002:34), tujuan uji normalitas adalah ingin
mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati
distribusi normal, yaitu distribusi data bentuk lonceng (bell
shaped).Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti
distribusi normal, yakni data tersebut tidak menceng kiri atau meceng
kanan.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi, nilai residu dari regresi mepunyai distribusi
yang normal (Santoso, 2010:210).Salah Satu asumsi untuk
menganalisis statistika adalah residual yang terdistribusi
normal.Penggunaan uji normalitas bertujuan untuk melihat
kenormalan distribusi residual dalam model regresi.Pengujian
normalitasyang umum digunakan adalah uji Kolmogrov Smirnov.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui data yang digunakan
tersebut normal atau tidak, adalah: 1) apabila perhitungan klomogrov
Smirnov lebih besar dari probabilitas (0,05), maka data berdistribusi
normal. 2) apabila Klomogrov Smirnov lebih kecil dari probabilitas
(0,05), maka data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Menurut Santoso (2002:43), linearitas adalah keadaan dimana
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen
bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel independen tertentu.
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak.Uji tersebut digunakan
sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear (Kasmadi
dan Sunariah. 2013).
Kriteria penerimaan data variabel mempunyai hubungan linier
atau tidak adalah :
apabila probabilitas Fh lebih kecil dari tingkat signifikasi 0,05 maka
hubungan data linier. Sedangkan apabila nilai probabilitas Fh lebih
besar dari tingkat signifikasi 0,05 maka hubungan tidak linier.
Apabila nilai Fh > Ft maka hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat linier, sedangkan apabila nilai Fh <Ft maka
hubungan anatara variabel bebas dan variabel terikat tidak linier.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
F. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan model regresi yang dapat digunakan, maka
dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya
penyimpangan terhadap ui asumsi klasik. Adapun uji asumsi klasik
sebagai berikut:
1. Uji Multikoliniaritas
Menurut Noor (2014:63), uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam regresi ditemukan korelasi antara variable bebas
yang kuat/tinggi. Untuk menguji adanya kolinearitas ganda digunakan
uji VIF dan Tolarence.
Kriteria untuk mengetahui apakah terjadi tidaknya
multikolinearitas adalah: Jika VIF lebih besar dari 5, maka terjadi
multikolinearitas.
2. Uji Heterokedastisitas
Menurut Noor (2014:64), tujuan uji ini adalah untuk mengetahui
apakah dalam model regresi terdapat kesamaan varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedasitas adalah melihat grafik plot antara nilai
prediksi variable terikat (Zpred) dengan residualnya (SRESID).
3. Uji Autokorelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Menurut Noor (2014:63), uji Autokorelasi dilakukan untuk
menguji apakah dalam sebuah regresi linier ada korelasi pada periode
saat ini dengan periode sebelumnya. Prasyarat analisis auto korelasi
artinya prasyarat ini menginginkan model yang digunakan secara tepat
mengambarkan rata-rata variable terikat dalam setiap observasi.Uji
Auto korelasi dapat dilihat dengan nilai DW (Durbin-Watson).
G. Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang dibuat
berdasarkan teori-teori yang ada mengenai adanya hubungan antara
variabel bebas dan variabel terkait.Hipotesis yang dirumuskan merupakan
hipotesis nol (H0) dan hipotesis aliternatif (Ha).Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini mengunakan Uji F dan Uji T yang bertujuan untuk menguji
signifikasi pengaruh variabel bebas (investasi, APBD, angkatan kerja, dan
UMP) terhadap variabel terkait (tingkat pengangguran).
1. Rumusan Hipotesis
a. Pengaruh APBD terhadap tingkat pengangguran di Provinsi
Lampung tahun 2006-2015
H0: APBD tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.
Ha: APBD berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Lampunga tahun 2006-2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Pengaruh angkatan kerja terhadap tingkat pengangguran di
Provinsi Lampung tahun 2006-2015.
H0: Angkatan kerja tidak berpengaruh signifikan tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.
Ha: Angkatan kerja berpengaruh signifikan tingkat pengangguran
di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.
c. Pengaruh investasi kerja terhadap tingkat pengangguran di
Provinsi Lampung tahun 2006-2015.
H0: Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.
Ha: Investasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.
2. Uji Keterandalan Model (uji F)
Uji keterandalan modal atau uji kelayakan model (Uji F)
merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang
diestimasi layak atau tidak.Layak (andal) merupakan model yang
diestimasi laying digunakan guna menjalankan pengaruh variabel-
variabel bebas terhadap variabel terkait.Nama uji ini disebut Uji F,
dikarenakan mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti
One Way Anova. Uji F digunakan dengan membandingkan antara F
table dan F hitung, dengan taraf signifikasi 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara APBD,angkatan
kerja dan investasi, terhadap tingkat pengangguran di Provinsi
Lampung tahun 2006-2015.
Ha: terdapat pengaruh signifikan antara APBD, angkatan kerja dan
investasiterhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung
tahun 2006-2015.
Kriteria pengujian hipotesis dengan mengunakan uji F adalah:
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika Fhitung < F table, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
3. Uji Koefesien Regresi (Uji T)
Uji T dalam regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji
apakah parameter (keofesien regresi dan konstanta) yang digunakan
untuk mengestimasi persamaan/model regresi linear berganda sudah
merupakan parameter yang tepat atau belum.Makna tepat dalam hal
ini adalah apakah parameter tersebut mampu menjelaskan prilaku
variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Parameter
yang diestimasi dalam regresi linear meliputi intersep (konstanta) dan
slope (koefesien dalam persamaan linear). Pada bagian ini, uji t
dofokuskan pada parameter slope (koefesien regresi) saja.Jadi uji t
yang dimaksud adalah uji koefesien regresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antaraAPBD, angkatan kerja
dan investasiterhadap tingkat pengangguran di Provinsi
Lampung tahun 2006-2015.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara APBD, angkatan kerja
dan investasiterhadap tingkat pengangguran di Provinsi
Lampung tahun 2006-2015.
Kriteria pengujian hipotesis dengan mengunakan uji t adalah:
1. Dengan membandingakan nilai T hitung dan T table:
Jika thitung>ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Jika thitung<ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
2. Dengan membandingkan angka probabilitas signifikan:
Jika angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
Jika angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
4. Koefisien Determinasi
Menurut Algifari (2011:45), koefesien determinasi merupakan
salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui
apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien
determinasi menunjukan presentase variasi nilai variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dapat dijelaskan
oleh persamaan regresi yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Koefisien determinasi menjelaskan bagaimana variasi pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya, atau dapat
dimaksudkan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Dalam hal ini nilai koefisien determinasi
dapat diukur oleh R-Square.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV akan dibahas mengenai hasil penelitian yang meliputi
deskripsi data, pembahasan hasil penelitian, dan akan dibahas mengenai analisis
data setelah diolah menggunakan software SPSS 16.0 dengan model regresi
berganda.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Pertumbuhan penduduk di provinsi Lampung tiap tahunnya selalu
mengalami peningkatan. Jumlah penduduk Provinsi Lampung pada tahun
2015 mencapai 8.026.19 juta jiwa (BPS, Lampung Dalam Angka: 2015)
akan menjadi penghambat bagi pembangunan serta meningkatnya
pengangguran. Sehingga perlu penanganan dari berbagai pihak terutama
pemerintah untuk menanggulangi lonjakan laju pertumbuhan dan
pengentasan kemiskinan.
Data penelitian seluruhnya merupakan data sekunder yang
diperoleh melalui proses pencatatan dari instansi yang terkait dengan
penelitian ini. Data yang diperoleh publikasi data BPS (Badan Pusat
Statistik).
Untuk mendeskripsikan dan menguji data variabel bebas dan
variabel terikat digunakan data tingkat pengangguran, Anggaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pendapatan Belanja Daerah (APBD), angkatan kerja dan tingkat
investasi, di Indonesai periode tahun 2006-2015. Pada bagian ini akan
disajikan deskripsi data dari tiap- tiap variabel yang diperoleh. berikut
disajikan data secara rinci dari setiap variabel.
a. Deskripsi Pengangguran
Pengangguran dalam penelitianini dilihat dari presentase penduduk
di Provinsi Lampung tahun 2006-2015. Pada gambar 4.1, secara
umum presentase tingkat pengangguran di Indonesia cenderung
mengalami penurunan tiap tahunnya, walaupun pada beberapa tahun
tertentu mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2011, 2013 dan
2015.Peningkatan presentase jumlah pengangguran pada tahun 2011
terjadi karena beberapa pemutusan hubunan kerja oleh beberapa
perusahaan di Lampung, terbatasnya lapangan kerja, penyebaran
lapangan pekerjaan yang belum merata dan perubahan musim yang
ekstrem.Dengan keadaan tersebut banyak penduduk yang mengalami
pemutusan hubungan kerja.Sementara pada tahun 2013dan 2015
peningkatan kembali terjadi, hal inidikarenakan jumlah angkatan
kerja mengalami peningkatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 4.1: Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015
Tahun Pengangguran (%)
2006 9.13
2007 7.58
2008 7.15
2009 6.62
2010 5.57
2011 6.38
2012 5.20
2013 5.69
2014 4.79
2015 5.14
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung
Gambar 4.1: Presentase Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015
Tingkat pengangguran di Provinsi Lampung dari tahun 2006
hingga tahun 2010 terus mengalami penurunan. Penurunan paling
signifikan dari tahun 2008 sampai 2010 dan pada tahun 2011 tingkat
pengangguran meningkat kembali, setelah sebelumnya mengalami
9.137.58 7.15 6.62
5.576.38
5.2 5.694.79 5.14
0
2
4
6
8
10
12
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Presentase Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung 2006-2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
penurunan dari tahun 2006 sampai tahun 2010. Penurunan kembali
terjadi di tahun 2012, kemudian mengalami kenaikan di tahun 2013,
penurunan di tahun 2014 dan naik kembali di tahun 2015.Meskipun
demikian, hal ini tidak terlepas dari berbagai upaya dan kebijakan
pemerintah untuk meminimalisir tingkat pengangguran di Provinsi
Lampung melalui program-programnya.
b. Deskripsi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu
rencana kerja pemerintah daerah yang mencakup seluruh
penerimaan dan belanja (pengeluaran) pemerintah daerah, baik
provinsi ataupun kabupaten dalam rangka mencapai sasaran
pembangunan dalam kurun waktu satu tahun yang dinyatakan
dalam satuan uang dan disetujui oleh DPRD. Pada dasarnya fungsi
dan tujuan penyusunan APBD sama dengan fungsi dan tujuan
APBN, hanya dalam APBD rung lingkupnya yang berbeda, APBN
bersekala nasional sedangkan APBD terbatas pada wilayah daerah
dan pelaksanaannya diserahkan pada kepala daerah atau gubernur
dan bupati/walikota, serta sesuai dengan kebijakan otonomi derah.
Sementara itu, APBD disusun oleh pemerintah daerah bersama
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) daerah untuk menjalankan
pemerintahan daerahnya masing-masing (Iswanto 2009: 27).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.2: Tingkat APBD di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015
Tahun
APBD_Pengeluaran (miliar rupiah)
2006 1,294,948,833.00
2007 1,532,401,692.00
2008 1,711,015,164.00
2009 1,847,107,847.00
2010 2,004,899,187.00
2011 2,566,078,806.00
2012 3,835,996,351.00
2013 3,884,534,953.00
2014 4,454,187,317.00
2015 4,781,202,049.00
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung
Gambar 4.2: Tingkat APBD di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015
Rp1,000,000,000.00
Rp2,000,000,000.00
Rp3,000,000,000.00
Rp4,000,000,000.00
Rp5,000,000,000.00
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tingkat APBD di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015(Dalam Rp)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tingkat APBD di Provinsi Lampung dari tahun 2006-2015
cenderung mangalami peningkatan.Penurunan APBD sepanjang
tahun 2006-2016 tidak terjadi.Hal ini tidak lepas dari peran
pemerintah dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur dan
juga kebijakan yang diterapkan.
c. Deskripsi Angkatan Kerja
Angkatan kerja merupakan orang yang mamapu melakukan
pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.Angkatan kerja merupakan semua orang yang bersedia
untuk sanggup bekerja. Penduduk usia kerja umumnya berusia diatas
10 tahun keatas. Namun di negara maju batas umur lebih tinggi
yakni 15 tahun (Badjeber, dkk 1982: 17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 4.3: Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015
Tahun Jumlah Angkatan Kerja (juta orang)
2006 3,064,139
2007 3,550,483
2008 3,568,770
2009 3,627,155
2010 3,957,697
2011 3,598,090
2012 3,709,599
2013 3,681,084
2014 3,857,936
2015 3,832,108 Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung
Gambar 4.3: jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Lampung Tahun 2006-
2015
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Lampung tahun 2006-2015
cenderung mengalami peningkatan.Sedangkan penurunan terjadi pada
tahun 2011, 2013, dan 2015.Hal ini tidak lepas dari ketersediaan
2400000
2700000
3000000
3300000
3600000
3900000
4200000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015 (Dalam Juta
orang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
lapangan pekerjaan dan juga kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah.
d. Deskripsi Investasi
Investasi adalah kegiatan mengalokasikan atau menanamkan
sumber daya (resources) saat ini (sekarang), dengan harapan
mendapatkan manfaat dikemudian hari (masa datang). Untuk
memudahkan pengertian dan perhitungan, sumber daya (resources)
ini biasanya diterjemahkan (dikonversi) menjadi satuan moneter atau
uang.Dengan demikian, secara konsep, investasi dapat didefinisikan
sebagai menanamkan uang sekarang untuk mendapatkan manfaat
(balas jasa atau keuntungan) dikemudian hari. Investasi sebagai
pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan
produksi bertujuan untuk mengganti dan menambah barang-barang
modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa di masa depan. Pertambahan barang
dan modal ini akan menambah kapasitas produksi dimasa depan dan
perkembangan tersebut akan mendorong pertambahan produksi
nasional dan kesempatan kerja (Noor 2015: 41).
Investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga
memperbesar kapasitas produksi. Artinya dengan semakin besar
kapasitas produksi maka akan membutuhkan tenaga kerja yang
semakin besar pula. semakin tinggi investasi di suatu daerah, maka
tingkat pengangguran menurun. Dengan adanya investasi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
terbukanya lowongan pekerjaan semakin luas dan menyerap
banyak tenaga kerja pada daerah tersebut.
Tabel 4.4: Tingkat Investasi di Provinsi Lampung 2006-2015
Tahun Investasi Gabungan (Rp) (000,00)
2006 1,654,222,000.
2007 1,336,465,500.
2008 1,468,850,000.
2009 857,280,000.
2010 548,423,700.
2011 1,545,306,000.
2012 1,409,481,000.
2013 1,895,745,200.
2014 5,452,263,000.
2015 8,900,510,000.
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung
Gambar 4.4: Tingkat Investasi di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015
Kondisi tingkat investasi di Provinsi Lampung dari tahun
2006-2015 cenderung mengalami peningkatan.Namun pada
beberapa periode tingkat investasi mengalami penurunan, diantara
Rp-
Rp1,000,000,000,000.00
Rp2,000,000,000,000.00
Rp3,000,000,000,000.00
Rp4,000,000,000,000.00
Rp5,000,000,000,000.00
Rp6,000,000,000,000.00
Rp7,000,000,000,000.00
Rp8,000,000,000,000.00
Rp9,000,000,000,000.00
Rp10,000,000,000,000.00
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Investasi di Provinsi lampung tahun 2006-2015 (dalam Rp)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
tahun 2007, 2009, 2010 dan 2012.Kenaikan cukup signifikan
terjadi pada tahun 2014 dan 2015 dengan investasi tertinggi terjadi
pada tahun 2015.Hal ini terjadi karena meningkatnya PMDN
(Penanaman Modal Dalam Negeri) dan PMA (Penanaman Modal
Asing).
2. Analisis Data
a. Uji Presyarat
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak. Untuk menentukan data
berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat
pada output (SPSS 16.00) dibawah ini :
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 10
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .15172982
Most Extreme Differences Absolute .246
Positive .246
Negative -.155
Kolmogorov-Smirnov Z .779
Asymp. Sig. (2-tailed) .579
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan output (SPSS 16.0) diatas, diketahui bahwa
nilai Asymp Sig. (2-tailed) adalah 0,579, sehingga nilai Asymp sig
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
(2-tailed) lebih besar dari nilai signifikasi (0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa data dan residu berdistribusi normal.
2) Uji Linearitas
Uji lineartitas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel
bebas dan terikat mempunyai hubungan linear atau tidak. Hasil
pengujian linearitas dapat dilihat pada output (SPSS 16.00)
dibawah ini :
Table 4.6 Uji Linearitas
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 16.006 3 5.335 154.499 .000a
Residual .207 6 .035
Total 16.213 9 a. Predictors: (Constant), Investasi, Angkatan_Kerja, APBD
b. Dependent Variable: Pengangguran
Berdasarkan output diatas, diperoleh F hitung sebesar 154,335
dengan probabilitas sebesar 0,000. Hasil F hitung tersebut
kemudian dibandingkan dengan F tabel dengan mengunakan taraf
signifikasi 0,05, sehingga diperoleh F tabel sebesar 3.33. jadi, F
hitung (154,335)> F tabel (3,33) sehingga dapat disimpulkan
bahwa variable investasi, angkatan kerja, APBD, dan UMP
memiliki hubungan yang linear dengan variable tingkat
pengangguran.
Nilai prob F hitung (signifikansi) pada tabel diatas nilainya 0,000
lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (5 persen) sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
disimpulkan bahwa model regresi linear yang diestimasi layak
digunakan untuk menjelaskan investasi, Anggaran Pendapatan
Belanja daerah (APBD), anggkatan kerja dan invetasi terhadap
tingkat kemiskinan di Indoenesia tahun 1995-2014.
b. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Mulitikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan antar variabel
bebas (independen).Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada
tabel Coefficients.
Table 4.7 Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 20.206 1.062 19.031 .000
APBD -6.412E-10 .000 -.628 -7.704 .000 -.828 -.953 -.356 .320 3.122
Angkatan_Kerja
-3.394E-6 .000 -.618 -10.685 .000 -.914 -.975 -.493 .636 1.573
Investasi 1.110E-13 .000 .217 3.092 .021 -.450 .784 .143 .433 2.308
a. Dependent Variable: Pengangguran
Pengujian multikolinearitas untuk data variabel bebas adalah,
sebabai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
a. Anggaran Pendapatan Blanja Daerah (X1)
Dari hasil output di atas (collinearity Statistic) variable APBD
deperoleh Nilai VIF Variance Inflation Faktor) sebesar 3,122,
yang berarti VIF < 5. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel APBD tidak mempunyai korelasi
dengan variabel lainnya. Dengan kata lain pada variabel
investasi tidak terjadi multikoliniaritas.
b. Angkatan Kerja (X2)
Dari hasil output di atas (collinearity Statistic) variable
Angkatan kerja diperoleh Nilai VIF Variance Inflation Faktor)
sebesar 1,573 yang berarti VIF < 5. Berdasarkan hasil tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel angkatan kerja tidak
mempunyai korelasi dengan variabel lainnya. Dengan kata lain
pada variabel angkatan kerja tidak terjadi multikoliniaritas.
c. Investasi (X3)
Dari hasil output di atas (collinearity Statistic) variabel
investasi diperoleh Nilai VIF Variance Inflation Faktor)
sebesar 2,308, yang berarti VIF < 5. Berdasarkan hasil tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel investasitidak
mempunyai korelasi dengan variable lainnya. Dengan kata lain
pada variabel investasi tidak terjadi multikoliniaritas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2) Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedatistas bertujuan untuk meguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian
heteroskedastisitas dilakukan dengan membuat scatterplot (alur
sebaran) antara residual dan nilai prediksi dari variabel terikat yang
telah distandarlisasi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada
gambar scatterplot, seperti pada gambar berikut :
Gambar 4.5 Uji Hekteroskedatisitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Dari gambar di atas terlihat bahwa sebaran titik tidak
membentuk tidak membentuk suatu pola/alur tertentu, sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas atau dengan
kata lain terjadi homoskedastisitas. Asumsi klasik tentang
heteroskedastisitas dalam model ini terpenuhi, yaitu bebas dari
heteroskedastisitas.
Uji ini (scatterplot) rentan kesalahan dalam penarikan
kesimpulannya.Hal ini dikarenakan penentuan ada tidaknya
pola/alur atas titik yang ada digambar sangat bersifat subjektif.
3) Uji Autokorelasi
Data yang digunakan untuk mengistemasi model regresi linear
merupakan data time series maka diperlukan adanya uji asumsi
bebas dari autokorelasi. Hasil uji korelasi, dapat dilihat pada tabel
Model Summary kolom terakhir yaitu Durbin-Watson.
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .994a .987 .981 .18583 2.459
a. Predictors: (Constant), Investasi, Angkatan_Kerja, APBD
b. Dependent Variable: Pengangguran
Nilai durbin-Watson yang tertera pada output SPSS disebut
dengan DW Hitung. Angka ini aka dibandingkan dengan kirteria
penerimaan atau penolakan yang akan dibuat dengan nilai dL dan du
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
ditentukan berdasarkan jumlah variabel bebas dalam model regresi
(k) dan jumlah sampelnya (n). Nilai dL dan du dapat dilihat pada
tabel DW dengan tingkat signifikasi (error) 5 % (α = 0,05).
Jumlah Variabel bebas: k = 3
Jumlah sampel: n = 10
Tabel Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai dl = 0,5253
dan nilai du = 2,0163 sehingga dapat ditentukan kirteria terjadi
tidaknya autokorelasi seperti yang telihat pada gambar dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
0 4
Gambar 4.6: Uji Auto Korelasi
Nilai Dubin-Watson hitung sebesar 2,459 lebih besar dari
2,0163 dan 1,9837yang artinya berada pada daerah ragu-ragu dan
tidak ada autokorelasi. Sehingga disimpulkan bahwa dalam model
regresi tidak terjadi auto korelasi.
c. Uji Kelayakan Model
Uji Kelayakan moel atau uji statistik dalam penelitian ini meliputi Uji
Keterandalan Model (Uji F), Uji koefisien Regresi (Uji T), dan
Koefisien Determinasi (R2).
1) Uji Kelayakan Model (Uji F)
Pengujian terhadap variabel independen di dalam model dapat
dilakukan dengan uji simultan (Uji F).Uji F statistik pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen.
Autokorelasi
Postif
Ragu-
ragu
Ragu-
ragu
Tidak ada
autokorelasi
Autokorelasi
negatif
4-dl = 3,4747 4- du= 1,9837 du = 2,0163 dl= 0,5253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dari regresi investasi, APBD, angkatan kerja dan UMP terhadap
tingkat pengangguran di Provinsi lampung tahun 2006-2015 yang
mengunakan taraf keyakinan 95 persen (α = 5 persen).
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara APBD,Angkatan
kerja dan Investasi terhadap tingkat pengangguran di Provinsi
Lampung tahun 2006-2015.
Ha: Terdapat pegaruh yang signifikan antara APBD, Angkatan
kerja dan Investasi terhadap tingkat pengangguran di Provinsi
Lampung tahun 2006-2015.
Kriteria pengujian hipotesis dengan mengunakan uji F adalah:
Jika Fhitung> Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variable terikat.
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
semua variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap
variable terikat.
Hasil uji F dapat dilihat pada table ANOVA pada hasil output
SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Table 4.10 Hasil analisis Uji Simultan (uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 16.006 3 5.335 154.499 .000a
Residual .207 6 .035
Total 16.213 9 a. Predictors: (Constant), Investasi, Angkatan_Kerja, APBD
b. Dependent Variable: Pengangguran
Berdasarkan output di atas, diperoleh F hitung sebesar
154,499 dengan probibilitas sebesar 0,000. Hasil F hitung tersebut
kemudian dibandingkan dengan F tabel dengan mengunakan taraf f
signifikasi 0,05, sehingga diperoleh F table sebesar 3,33. Jadi, F
hitung lebih besar dari F tabel (154,499 > 3,33), sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel bebas (APBD, angkatan kerja
dan investasi) secara simultan memiliki hubungan yang signifikan
dengan variabel tingkat kemiskinan.
2) Uji Koefisien Regresi (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Dalam regresi APBD,
Investasi, angkatan kerja, dan UMP terhadap tingkat
Pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015, dengan α =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
0,05 (5 persen) dan degree of freedom (df) = 7 (n-k=10-3), maka
diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,895.
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara APBD, Angkatan
kerja dan Investasi terhadap tingkat pengangguran di Provinsi
Lampung tahun 2006-2015.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara APBD, Angkatan
kerja dan Investasi terhadap tingkat pengangguran di Provinsi
Lampung tahun 2006-2015.
Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t adalah :
Dengan membandingkan nilai T hitung dan T tabel :
Jika thitung>ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
variabel bebas secara individual berpengaruh siginifikan
terhadap variabel terikat.
Jika thitung<ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
variabel bebas secara individual tidak berpengaruh siginifikan
terhadap variabel terikat.
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel Coefficients.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 4.11 Hasil analisis Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.206 1.062 19.031 .000
APBD -6.412E-10 .000 -.628 -7.704 .000
Angkatan_Kerja -3.394E-6 .000 -.618 -10.685 .000
Investasi 1.110E-13 .000 .217 3.092 .021
a. Dependent Variable: Pengangguran
Berdasarkan uji T pada output SPSS (Versi 16.00) diatas, maka hasil
uji analisis uji T akan dijelaskan sebabagi berikut :
1. Variable APBD mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap
tingkat pengangguran di Provinsi Lampung pada periode 2006-
2015 dengan memiliki hubungan yang sangat negatif. Hal ini
didasarkan pada koefisien regresi variabel APBD dengan
koefesien negatif sebesar-6.412E-10 dan t hitung sebesar -7.704<
(T table) 1,895, terhadap tingkat pengangguran di Provinsi
Lampung tahun 2006-2015, yang berarti koefesien regresi
signifikan dan bernilai negatif.
2. Angkatan Kerja
Hasil analisis Uji T untuk variabel angkatan kerja diperoleh nilai t
hitung sebesar -10.685<(T table)1,895dengan signifikan sebesar
0,000 < 0,05. Maka H0 ditolak.Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa angkatan kerja berpengaruh secara signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung periode
2006-2015.
3. Investasi
Hasil analisis Uji T untuk variabel investasi diperoleh nilai t
hitung sebesar 1.110E-13<(T table) 1,895dengan signifikan
sebesar 0.021> 0,05. Maka H0 diterima.Hal ini berarti bahwa
variabelinvestasi tidak mempunyai pengaruh dantidak signifikan
terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung pada periode
2006-2015 dengan memiliki hubungan yang positif.
3) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikatnya.Atau dapat pula
dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas
terhadap variabel terikat.Nilai koefisien determinasi dapat diukur
oleh R-Square.
Table 4.12 r-square
Model Summaryb
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .994a .987 .981 .18583 2.459
a. Predictors: (Constant), Investasi, Angkatan_Kerja, APBD
b. Dependent Variable: Pengangguran
Nilai R-Squaresebesar 0,987menunjukkan bahwa proporsi
pengaruh variabel APBD, angkatan kerja dan invetasi terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
pengangguran di Provinsi Lampung periode 2006-2015 sebesar
98,7 persen. Artinya variabel APBD, angkatan kerja dan investasi
mempunyai pengaruh terhadap kemiskinan sebesar 99 persen,
sedangkan sisanya 1 persen dipengaruhi oleh variabel yang lain.
B. Pembahasan
Table Coefficients pada hasil olahan data output SPSS.
Table 4.13 Coefficients
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Correlations Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 20.206 1.062 19.031 .000
APBD -6.412E-10 .000 -.628 -7.704 .000 -.828 -.953 -.356 .320 3.122
Angkatan_Kerja
-3.394E-6 .000 -.618 -10.685 .000 -.914 -.975 -.493 .636 1.573
Investasi 1.110E-13 .000 .217 3.092 .021 -.450 .784 .143 .433 2.308
a. Dependent Variable: Pengangguran
Model regresi linear berganda:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 20,206 + (-6.412E-10) + (-3.394E-6)+1.110E-13+ e
Koefisien regresi untuk variabel APBD sebesar -6.412E-10, variabel
angkatan kerja -3.394E-6, dan variabel investasi sebesar 1.110E-13.
Interpretasi hasil regresi APBD, angkatan kerja, dan investasi terhadap
tingkat pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015 , sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
1. Pengaruh APBD Terhadap Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015
Pada hipotesis pertamamengatakan bahwa ada pengaruh signifikan
antara pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat penganggura di Provinsi
Lampung tahun 2006-2015. Dari hasil olahan data (SPSS 16.00),
koevesien regresi variable APBD berpengaruh negatif dan signifikan
dengan koefesien negatif sebesar -6.412E-10 dan t hitung sebesar -
7.704terhadap tingkat pengangguran di Provinsi lampung tahun 2006-
2015. Tanda negatif menandakan hubungan yang negatif antara APBD
dengan tingkat pengangguran di Lampung, artinya ketika APBD
mengalami peningkatan, maka penganguran akan mengalami penurunan.
Menurut Sukirno (2002: 151), jumlah pengeluaran pemerintah
dalam suatu periode tertentu tergantung banyak faktor, diantaranya adalah
jumlah penerimaan, tujuan-tujuan kegiatan ekonomi jangka pendek dan
pembangunan ekonomi jangka panjang dan pertimbangan politik dan
keamanan. Pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menjadi dua
klasifikasi, yaitu:
1) Aparatur daerah yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan atau
penyelenggaraan rodapemerintah sehari-hari meliputi belanja
pegawai, belanja barang, berbagai macamsubsidi (subsidi daerah
dan subsidi harga), angsuran dan bunga utang pemerintah,serta
jumlah pengeluaran lain. Anggaran belanja rutin memegang
peranan pentinguntuk menunjang kelancaran mekanisme sistem
pemerintahan serta upayapeningkatan efisiensi dan produktivitas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
yang pada gilirannya akan menunjangtercapainya sasaran dan
tujuan setiap tahap pembangunan. Penghematan danefisiensi
pengeluaran rutin perlu dilakukan untuk menambah besarnya
tabunganpemerintah yang diperlukan untuk pembiayaan
pembangunan nasional.Penghematan dan efisiensi tersebut antara
lain diupayakan melalui penajamanalokasi pengeluaranrutin,
pengendalian dan koordinasi pelaksanaan pembelianbarang dan
jasa kebutuhan departemen/lembaga negara non departemen,
danpengurangan berbagai macam subsidi secara bertahap.
2) Pelayanan publik yaitu pengeluaran yang bersifat menambah
modal masyarakatdalam bentuk pembangunan baik prasarana fsiik
dan non fisik. Dibedakan ataspengeluaran pembangunan yang
dibiayai dengan dana rupiah dan bantuan proyek.Pengeluaran
pembangunan merupakan pengeluaran yang ditujukan
untukmembiayai program-program pembangunan sehingga
anggarannya selaludisesuaikan dengan dana yang dimobilisasi.
Dana kemudian dialokasikan padaberbagai bidang sesuai dengan
prioritas yang telah direncanakan. Berdasarkan uraian tersebut,
maka pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap tingkat
pengangguran.
Pembangunan infrastruktur tersebut akan berdampak pada
penyerapan tenaga kerja masyarakat sekitar. Penyerapan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
akanmenimbulakan multiplier effect dimana para angkatan kerja yang
terserap lewat pembangunan infrastruktur ini akan mendapatkan upah,
upah yang mereka dapat kemudian digunakan untuk membeli kebutuhan
dari pabrik. Kenaikan daya beli ini akan berdampak pada peningkatan
produksi pabrik yang berimbas pada penambahan tenaga kerja.
Tabel 4.14: Tingkat Pengangguran dan APBD
Tahun Pengangguran
(%)
APBD Pengeluaran (dalam miliyar rupiah)
2006 9.13
1,294,948,833.00
2007 7.58
1,532,401,692.00
2008 7.15
1,711,015,164.00
2009 6.62
1,847,107,847.00
2010 5.57
2,004,899,187.00
2011 6.38
2,566,078,806.00
2012 5.20
3,835,996,351.00
2013 5.69
3,884,534,953.00
2014 4.79
4,454,187,317.00
2015 5.14
4,781,202,049.00
Sumber: BPS (data diolah)
Tingkat pengangguran di Provinsi Lampung dalam rentan 2006-
2015 mengalami pergerakan dominan naik.Tingkat pengangguran
tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 6,38%. Hal ini terjadi karena
pemutusan hubungan kerja oleh beberapa perusahaan di Lampung,
terbatasnya lapangan kerja, penyebaran lapangan pekerjaan yang belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
merata dan perubahan musim yang ekstrem.Akibatnya banyak angkatan
kerja yang susah dalam mencari kerja serta munculnya pengangguran
akibat PHK.Meski begitu APBD pada tahun tersebut mencapai
Rp2,566,078,806.00. Hal ini dikarenakan pembangunan masih terpusat
pada beberapa daerah saja.
Pada tahun 2013 tingkat pengangguran sebesar 5,69 persen dengan
APBD Rp3,884,534,953.00. Tingkat pengangguran sebesar 5,69 persen
pada tahun 2013 mengalami kenaikan dari tahun 2012 sebesar 5,20
persen. Peningkatan pengangguran juga terjadi di tahun 2015 sebesar 5,14
persen yang sebelumnya pada tahun 2014 sebesar 4,79.
Hasil dari olahan data dari penelitian ini, sesuai dengan hipotesis
penelitian yang menyatakan ada pengaruh dan siginifikan APBD terhadap
tingkat pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.Hal ini
berarti, apabila terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen
maka terjadi penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,527 persen.Hasil ini
sesuai dengan hipotesis yang ada, menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengangguran.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
mempunyai pengaruh siginifikan terhadap tingkat kemiskinan di
Indonesia.Hal ini sesuai dengan teori yang ada. Apabila pertumbuhan
ekonomi meningkat maka pendapatan masyarakat meningkat sehingga
akan berdampak pada kemiskinan yang menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
2. Pengaruh Angkatan Kerja Terhadap Pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015.
Koefisien regresi varabel angkatan kerja berniali negatif dan
signifikan dengan nilai koefesien sebesar -3.394E-6terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi lampung tahun 2006-2015.Hal ini menunjukan
bahwa apabila terjadi peningkatan angkatan kerja sebesar 1 persen maka
terjadi peningkatan pengangguran sebesar -3.394E-6 persenterhadap
tingkat pengangguran di Provinsi Lampung periode 2006-2015.Maka dari
itu dapat disimpulkan bahwa angkatan kerja berpengaruh negatif terhadap
tingkat pengangguran di Provinsi Lampung periode 2006-2015.Tanda
negatif menandakan hubungan yang negatif, artinya ketika angkatan kerja
mengalami peningkatan, maka penganguran akan mengalami penurunan.
Menurut Anggoro (2015: 2) tingginya tingkat pertumbuhan
angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan tersedianya lapangan
pekerjaan membuat penciptaan lapangan pekerjaan di suatu daerah
minim.Akibatnya serapan tenaga kerja pun tidak maksimal dan
mengakibatkan terjadi pengangguran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Table 4.15: Tingkat Pengangguran dan Angkatan Kerja
Tahun Pengangguran
(%)
Angkatan Kerja (juta orang)
2006 9.13
3,064,139
2007 7.58
3,550,483
2008 7.15
3,568,770
2009 6.62
3,627,155
2010 5.57
3,957,697
2011 6.38
3,598,090
2012 5.20
3,709,599
2013 5.69
3,681,084
2014 4.79
3,857,936
2015 5.14
3,832,108
Sumber: BPS (data diolah)
Berdasarkan hasil penelitian ini, sesuai dengan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh dan signifikan angkatan kerja terhadap
tingkat pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015, artinya
semakin tinggi jumlah angkatan kerja maka tingkat penggangguran turun.
Hal ini terjadi karena presentasi pengangguran berada dibawah prosentase
pengangguran nasional.Berikut tabel presentase pengangguran tingkat
nasional, sebagai pembanding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Table 4.16: Tingkat Presentase Pengangguran Nasional
Tahun Pengangguran (dalam %)
2006 10,93
2007 10,01
2008 9,39
2009 8,96
2010 8,32
2011 7,70
2012 7,24
2013 7,39
2014 7,45
2015 6,18
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Hal ini terjadi karena tenaga kerja Lampung memiliki daya serap
yang tinggi. Lampung sendiri banyak mensuplay tenaga kerjanya ke
beberapa daerah yang berdekatan dengan Lampung seperti Jakarta, Bekasi,
Bandung, dan Bogor. Hal ini menyebabkan ketika angkatan kerja di
Lampung naik, maka pengangguran turun.
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Lampung periode 2006-2015
cenderung mengalami kenaikan, meski pada beberapa tahun mengalami
penurunan.Penurunan ini terjadi pada tahun 2011, 2013, dan 2015.
Angkatan kerja merupakan golongan masyarakat yang sedang mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
pekerjaan maupun tidak bekerja yang berada di usia 10 sampai 64 tahun.
Semakin tinggi angkatan kerja maka tingkat pengangguran semakin
menurun, namun jika jumlah angkatan kerja yang banyak ini tidak
diimbangi dengan perluasan laangan pekerjaan maka akan menyebabkan
pengangguran karena tidak tersedia lapangan pekerjaan yang menampung
jumlah angkatan kerja yang kian meningkat.
3. Pengaruh Investasi Terhadap Tingkat Pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015.
Koefesien regresi variable investasi bernilai positif dan tidak
signifikan dengan nilai koefesien sebesar 1.110E-13terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015.Hal ini berarti
bahwa variable investasi mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap
tingkat pengangguran di Provinsi Lampung pada periode 2006-2015
dengan memiliki hubungan yang positif.Artinya ketika investasi naik,
maka tingat pengangguran akan turun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Table 4.17: Tingkat Pengangguran dan Investasi
Tahun Pengangguran
(%)
Investasi (Rp) (000,00)
2006 9.13 1,654,222,000.
2007 7.58 1,336,465,500.
2008 7.15 1,468,850,000.
2009 6.62 857,280,000.
2010 5.57 548,423,700.
2011 6.38 1,545,306,000.
2012 5.20 1,409,481,000.
2013 5.69 1,895,745,200.
2014 4.79 5,452,263,000.
2015 5.14 8,900,510,000.
Sumber: BPS (data diolah)
Menurut Harrod Domar (Mulyadi, 2003), dalam teorinya
berpendapat bahwa investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi
juga memperbesar kapasitas produksi. Artinya dengan semakin besar
kapasitas produksi maka akan membutuhkan tenaga kerja yang semakin
besar pula. Dengan asumsi fullemployment.Ini karena investasi
merupakan penambahan faktor-faktor produksi, yang mana salah satu dari
faktor produksi adalah tenaga kerja. Dengan begitu perekonomian secara
keseluruhan dapat menyerap tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya,
sehingga partisipasi angkatan kerja akan semakin meningkat pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Dari hasil yang diperoleh, investasi yang ada di lampung lebih
condong pada investasi padat modal.Artinya investasi yang terjadi tidak
banyak menyerap tenaga kerja. Hal ini terjadi pada beberapa pabrik, salah
satunya pabrik gula yang pemotongan tebu atau saat panen tebu
mengunakan tenaga mesin.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variable APBD,
angkatan kerja, UMP dan investasi terhadap tingkat pengangguran di
Provinsi Lampung tahun 2006-2015.Berdasarkan hasil analisis data
yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Variabel APBD mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung pada periode
2006-2015. Hal ini didasarkan pada koefesien regresi variable
APBD dengan koefesien negatif sebesar-6.412E-10dant hitung
sebesar -7.704< (T table) 1,895terhadap tingkat pengangguran di
Provinsi Lampung tahun 2006-2015, yang berarti koefisien regresi
signifikan dan bernilai negatif.
2. Variabel angkatan kerja mempunyai pengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung
periode 2006-2015. Hal ini didasarkan pada koefesien regresi
variable angkatan kerja dengan koefesien negatif sebesar -3.394E-
6dan t hitung sebesar -10.685< (T table) 1,895terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Lampung tahun 2006-2015, yang berarti
koefisien regresi signifikan dan bernilai negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
3. Variable investasi mempunyai pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Lampung
pada periode 2006-2015. Hal ini didasaran pada koefesien regresi
variabel investasi dengan koefesien negatif sebesar 1.110E-13dan t
hitung sebesar 3.092< (T table) 1,943 943 terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi lampung tahun 2006-2015, yang berarti
koefisien regresi tidak signifikan dan bernilai positif.
B. Saran
Tingkat pengangguran di Provinsi Lampung memerlukan kebijakan
yang tepat khususnya kebijakan mengenai ekonomi makro, sehingga
tingkat pngangguran di Provinsi Lampung bisa berkurang. Maka dari itu
pemerintah beserta lembaga –lembaga daerah lainnya harus bisa membuat
kebijakan yang tepat sehingga kebijakan tersebut dapat dirasakan oleh
masyarakat usia kerja. Dengan demikian ada beberapa saran dari penulis,
yaitu:
1. Pemerintah secara berkala perlu untuk meningkatkan APBD,
tujuannya adalah meningkatkan daya serap angkatan kerja yang
ada di Provinsi Lampung. Sehingga pengangguran yang ada di
Provinsi Lampung dapat ditekan.
2. Sebaiknya pemerintah Lampung memprioritaskan kepada para
penanam saham untuk melakukan investasi yang condong pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
investasi padat karya. Sehingga penyerapan tenaga kerja yang
ada dapat terjadi.
3. Pemerintah perlu meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini
penting dan harus dilaukan karena angkatan kerja yang ada di
Provinsi Lampung besar, sehigga terjadi persaingan. Dengan
meningkatnya pendidikan tersebut maka kualitas angkatan kerja
ini akan membaik sehingga menjadi lebih layak untuk
disalurkan ke daerah sekitar.
4. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu memasukkan
variabellain, seperti tingkat pendidikan, inflasi, pertumbuhan
penduduk, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
DAFTAR PUSTAKA Alghofari. 2010. “AnalisisTtingkat Pengangguran di IindonesiaTtahun
1980-2007”. Skripsi. Algifari. 2011. Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi Dua.
Yogyakarta: BPFE. Anggoro. 2015. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan
Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Pengangguran di Kota Surabaya”. Skripsi.
Arsyad L. 2004. Ekonomi Pembangunan Edisi Ke-4. Yogyakrta: Aditya
Media. Asyhadie, Zaeni. 2007. Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang
Hubungan Kerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Badan Pusat Statistik Lampung. 2015: Lampung Dalam Angka _________________________. 2006. Lampung Dalam Angka _________________________. 2007. Lampung Dalam Angka _________________________. 2008. Lampung Dalam Angka _________________________. 2009. Lampung Dalam Angka _________________________. 2010. Lampung Dalam Angka _________________________. 2011. Lampung Dalam Angka _________________________. 2012. Lampung Dalam Angka _________________________. 2013. Lampung Dalam Angka _________________________. 2014. Lampung Dalam Angka _________________________. 2015. Lampung Dalam Angka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba
Empat. Ismawanto. (2009). Ekonomi 3: Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Kristyana. 2011. “Pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota (Umk),
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka di Jawa Tengah Tahun 2004-2009”.Skripsi.
Kurniawan. 2014. “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah
Minimum, dan Investasi Terhadap Pengangguran di Kabupaten Gersik”. Skripsi.
Larengkum, dkk.“Pengaruh Anggaran Pendapatan Belanja Derah
Terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten Kepulauan Talud”.Skripsi
Mankiw G. 2007. Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Mulyadi. 2003.“Ekonomi Sumber Daya Manusa Dalam Perspektif
Pembangunan”. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mustika. 2010. “Analisis Tingkakat Pengangguran dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya di Kota Sematrang”. Skripsi. Nazir, M. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Noor, Juliansyah. 2014. Analisis Data Penelitian Ekonomi & Manajemen.
Jakarta: PT. Grasindo. Noor, H.F. 2015.Ekonomi Publik: Ekonomi untuk Kesejahteraan Rakyat.
Jakarta: PT. Indeks. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan.
Diakses dari: http://peraturan.go.id/pp/nomor-78-tahun-2010-
11e44c4f57f56cd093f0313232303338.html. Tanggal 9 November
2016.
Rudiningtyas. 2010. “Pengaruh Pendapatan Blanja Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran”.Skripsi. Santoso, Singgih. 2002. StatistikMultivariant :Buku Latiahn SPSS. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik:Konsep Dan Aplikasi Dengan
SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo. Siregar, dkk. 2012. “Analisis Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Derah Aceh Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Kemiskinan”.Skripsi.
Sugiyono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Persada.
Jakarta. Sukirno, Sadono. 1981. Ekonomi Pembangunan : Proses Masalah dan
Dasar Kebijakan. Medan: Borta Gorat. Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas.
Jakarta: Rajawali Press. Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Raja
Garifindo. Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi manajemen Sumber Daya Manusia
dan Ketenagakerjaan. Jakarta:FE UI. Tirta. 2013. “Analisis Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan
Investasi Terhadap Pengangguran di Provinsi Jawa Tengah”.Skripsi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2013 Tentang
Ketenagakerjaan. Diakses dari: http://www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf. Tanggal 12 Oktober 2016.
Undang-Undang No 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Diakses
dari: http://www.bpk.go.id/assets/files/storage/2013/12/file_storage_1386152419.pdf. Tanggal 12 Oktober
Yanti. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengangguran di Jawa Tengah Tahun 1991 Sampai 2011”. Skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Yeny D. 2011. “Analisis Pengaruh PDRB, Upah dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1991-2009”. Skripsi.
Website:
https://www.bps.go.id/
https://jakarta.bps.go.id/
http://lampung.bps.go.id/
https://sumsel.bps.go.id/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 1: Tingkat pengangguran di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015.
Tahun Pengangguran (%)
2006 9.13
2007 7.58
2008 7.15
2009 6.62
2010 5.57
2011 6.38
2012 5.20
2013 5.69
2014 4.79
2015 5.14
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung
Lampiran 2: Tingkat pengangguran di Provinsi Sumatra Selatan Tahun 2006-2015.
Tahun Pengangguran(%)
2006 11.40
2007 12.57
2008 12.16
2009 12.15
2010 11.05
2011 11.69
2012 9.67
2013 8.63
2014 8.47
2015 7.23 Sumber: Statistik Indonesia, BPS Sumatra Selatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 3: Tingkat pengangguran di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2006-2015.
Tahun Pengangguran(%)
2006 11.40
2007 12.57
2008 12.16
2009 12.15
2010 11.05
2011 11.69
2012 9.67
2013 8.63
2014 8.47
2015 7.23 Sumber: Statistik Indonesia, BPS DKI Jakarta
Lampiran 4: Tingkat APBD di Provinsi Lampung Tahun 2006-2015
Tahun APBD_Pengeluaran (miliar rupiah)
2006 1,294,948,833.00
2007 1,532,401,692.00
2008 1,711,015,164.00
2009 1,847,107,847.00
2010 2,004,899,187.00
2011 2,566,078,806.00
2012 3,835,996,351.00
2013 3,884,534,953.00
2014 4,454,187,317.00
2015 4,781,202,049.00
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 5: Tingkat Investasi di Provinsi Lampung 2006-2015
Tahun Investasi Gabungan
(Rp) (000,00)
2006 1,654,222,000.
2007 1,336,465,500.
2008 1,468,850,000.
2009 857,280,000.
2010 548,423,700.
2011 1,545,306,000.
2012 1,409,481,000.
2013 1,895,745,200.
2014 5,452,263,000.
2015 8,900,510,000.
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 6: Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Lampung Tahun
2006-2015
Tahun
Jumlah Angkatan Kerja (juta
orang)
2006 3,064,139
2007 3,550,483
2008 3,568,770
2009 3,627,155
2010 3,957,697
2011 3,598,090
2012 3,709,599
2013 3,681,084
2014 3,857,936
2015 3,832,108
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Lampung
Lampiran 7: Tingkat Presentase Pengangguran Nasional
Tahun
Pengangguran
(dalam %)
2006 10,93
2007 10,01
2008 9,39
2009 8,96
2010 8,32
2011 7,70
2012 7,24
2013 7,39
2014 7,45
2015 6,18
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 8: Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 10
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .15172982
Most Extreme Differences
Absolute .246
Positive .246
Negative -.155
Kolmogorov-Smirnov Z .779
Asymp. Sig. (2-tailed) .579
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 9: Uji Linearitas
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 16.006 3 5.335
154.499
.000a
Residual .207 6 .035
Total 16.213 9
a. Predictors: (Constant), Investasi, Angkatan_Kerja, APBD
b. Dependent Variable: Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 10: Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 20.206 1.062 19.031 .000
APBD -6.412E-10 .000 -.628 -7.704 .000 -.828 -.953 -.356 .320 3.122
Angkatan_Kerja
-3.394E-6 .000 -.618 -10.685 .000 -.914 -.975 -.493 .636 1.573
Investasi 1.110E-13 .000 .217 3.092 .021 -.450 .784 .143 .433 2.308
a. Dependent Variable: Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 11: Uji Heteroskedatisitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran12: Uji Autukorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .994a .987 .981 .18583 2.459
a. Predictors: (Constant), Investasi, Angkatan_Kerja,
APBD
b. Dependent Variable: Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 13: Hasil Analisis Uji Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 16.006 3 5.335 154.499 .000a
Residual .207 6 .035
Total 16.213 9
a. Predictors: (Constant), Investasi, Angkatan_Kerja, APBD
b. Dependent Variable: Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 14 : Hasil Analisis Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std.
Error Beta
1 (Constant) 20.206 1.062 19.031 .000
APBD -6.412E-10 .000 -.628 -7.704 .000
Angkatan_Kerja
-3.394E-6 .000 -.618 -10.685 .000
Investasi 1.110E-13 .000 .217 3.092 .021
a. Dependent Variable:
Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 15 : R-Square
Model Summaryb
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .994a .987 .981 .18583 2.459
a. Predictors: (Constant), Investasi,
Angkatan_Kerja, APBD
b. Dependent Variable: Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 16 : Regression
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Correlations Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 20.206 1.062 19.031 .000
APBD -6.412E-10 .000 -.628 -7.704 .000 -.828 -.953 -.356 .320 3.122
Angkatan_Kerja
-3.394E-6 .000 -.618 -10.685 .000 -.914 -.975 -.493 .636 1.573
Investasi 1.110E-13 .000 .217 3.092 .021 -.450 .784 .143 .433 2.308
a. Dependent Variable: Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI