Upload
vuongque
View
234
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH AVAILABILITY OF MONEY AND TIME, HEDONIC
SHOPPING VALUE, DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP
PERILAKU IMPULSE BUYING PELANGGAN TRANSMART
CARREFOUR CILANDAK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhammad Iqbal Fattrah
NIM: 1113081000019
JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
ii
PENGARUH AVAILABILITY OF MONEY AND TIME, HEDONIC
SHOPPING VALUE, DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP
PERILAKU IMPULSE BUYING PELANGGAN TRANSMART
CARREFOUR CILANDAK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhammad Iqbal Fattrah
NIM: 1113081000019
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Leiz Suzanawaty, SE., M.Si.
NIP: 19720809 200501 2 004
JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Kamis, 13 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Iqbal Fattrah
2. NIM : 1113081000019
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Availability of Money and Time, Hedonic Shopping
Value, dan Store Atmosphere Terhadap Perilaku Impulse Buying
Pelanggan Transmart Cilandak”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 April 2017
1. Ela Patriana, Ir., MM (______________________)
NIP: 19690528 200801 2 010 Penguji I
2. Drs. Slamet Riyadi, MM (______________________)
NIP: 150 039 085 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Pada hari Selasa, 22 Agustus 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Iqbal Fattrah
2. NIM : 1113081000019
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Availability of Money and Time, Hedonic Shopping
Value, dan Store Atmosphere Terhadap Perilaku Impulse Buying
Pelanggan Transmart Cilandak”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Agustus 2017
3. Ela Patriana, Ir., MM (______________________)
NIP: 19690528 200801 2 010 Ketua
4. Leiz Suzanawaty, SE., M.Si (______________________)
NIP: 19720809 200501 2 004 Sekretaris
5. Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM (______________________)
NIP: 19780307 2001 01 2 003 Penguji Ahli
6. Leiz Suzanawaty, SE., M.Si (______________________)
NIP: 19720809 200501 2 004 Pembimbing I
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Iqbal Fattrah
NIM : 1113081000019
Jurusan : Manajemen (Pemasaran)
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan hukum yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 1 Agustus 2017
Yang Menyatakan
Muhammad Iqbal Fattrah
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Muhammad Iqbal Fattrah
2. Tempat Tanggal Lahir : Medan, 18 Maret 1995
3. Alamat : Jalan Tunas Jaya Perum Tunas Jaya Residence
Blok D No. 8, Tangkerang Timur, Tenayan Raya,
Pekanbaru, Riau.
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Yudi Praptoyo
6. Nama Ibu : Sri Hayati
7. Nomor Telepon : 0812-8313-8626
8. Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. 2001-2007 : SDN 107415 Batang Kuis
2. 2007-2010 : MTS Darul Ilmi Batang Kuis
3. 2010-2013 : MAN 1 Pekanbaru
4. 2013-2017 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
C. Pengalaman Organisasi
1. 2007-2009 : Ketua OSIS MTS Darul Ilmi
2. 2010-2011 : Anggota PMR MAN 1 Pekanbaru
3. 2011-2012 : Ketua PMR MAN 1 Pekanbaru
4. 2011-2012 : Anggota OSIS MAN 1 Pekanbaru
vii
5. 2013-2015 : Divisi Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Manajemen Universitas Islam
Negeri Syarih Hidayatullah Jakarta
6. 2013-2015 : Kepala Bidang III Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) Manajemen Universitas Islam Negeri
Syarih Hidayatullah Jakarta
viii
ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of availability of money and time,
hedonic shopping value, and store atmosphere towards impulse buying behavior of
customer Transmart Carrefour Cilandak. Data source is the research primary data
from the customer Transmart Carrefour Cilandak. The data collection in this study
uses insidental sampling with 60 respondents customer Transmart Carrefour
Cilandak. Data was analyzed using multiple linier regression. The result of this
research showed that: (1) availability of money and time has significantly influence
to impulse buying behavior of customer Transmart Carrefour Cilandak. (2) hedonic
shopping value has significantly influence to impulse buying behavior of customer
Transmart Carrefour Cilandak. (3) store atmosphere has significantly influence to
impulse buying behavior of customer Transmart Carrefour Cilandak. (4)
availability of money and time, hedonic shopping value, and store atmosphere has
significantly influence to impulse buying behavior of customer Transmart
Carrefour Cilandak.
Keywords: availability of money and time, hedonic shopping value, store
atmosphere, impulse buying
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh availability of money
and time, hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap perilaku impulse
buying pelanggan Transmart Carrefour Cilandak. Sumber data penelitian ini
merupakan data primer yang berasal dari sampel yaitu pelanggan Transmart
Carrefour Cilandak. Pengumpulan data dilakukan menggunakan insidental
sampling dengan menyebarkan kepada 60 responden pelanggan Transmart
Carrefour Cilandak. Data telah diolah menggunakan uji regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) availability of money and time
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku impulse buying pelanggan
Transmart Carrefour Cilandak. (2) hedonic shopping value berpengaruh secara
signifikan terhadap perilaku impulse buying pelanggan Transmart Carrefour
Cilandak. (3) store atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku
impulse buying pelanggan Transmart Carrefour Cilandak. (4) availability of money
and time, hedonic shopping value, dan store atmosphere berpengaruh secara
signifikan terhadap perilaku impulse buying pelanggan Transmart Carrefour
Cilandak.
Kata kunci: availability of money and time, hedonic shopping value, store
atmosphere, impulse buying
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, dan serta karunia-Nya sehingga Skripsi dengan judul “Pengaruh
Availability of Money and Time, Hedonic Shopping Value, dan Store Atmosphere
Terhadap Perilaku Impulse Buying Pelanggan Transmart Carrefour Cilandak” dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, petunjuk, serta saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak dan ibu saya yang tercinta Yudi Praptoyo dan Sri Hayati yang telah
membesarkan, mendidik, dan menyayangi saya sepenuh hati. Yang tak lelah
berjuang memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Yang selau
mendoakan saya tanpa henti, dan tak pernah lelah memotivasi, mengingatkan
serta mendukung saya baik secara moril maupun materil. Yang selalu ada tanpa
kenal waktu, yang selalu menegur jika saya mulai lupa maupun lalai, yang
selalu meluruskan jalan saya dikala saya mulai kehilangan arah. Karena kerja
keras dan usaha mereka sehingga saya bisa mengecap pendidikan hingga
sarjana.
xi
2. Adik saya Ajeng Prasyuri yang selalu memberikan motivasi tanpa lelah kepada
saya untuk selalu rajin mengerjakan skripsi dan menegur saya ketika saya mulai
malas mengerjakannya.
3. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ela Patriana, Ir., MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Leiz Susanawaty, SE., M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi, terima
kasih telah berkenan meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing saya,
yang telah bersedia memberikan motivasi, tambahan ilmu, arahan dan solusi
dari setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak Taridi Kasbi Ridho, MBA, selaku dosen Pembimbing Akademik yang
telah bersedia memberikan motivasi, banyak ilmu dan solusi selama masa
perkuliahan.
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan dan membantu
penulis.
9. Teman-teman seperjuangan Manajemen 2013, yang telah memberikan
semangat kepada penulis di kampus. Terutama; Ari, Alman, Ali, Burhan,
Danang, Deni, Dicky, Dimas, Dzul, Elvan, Ero, Faiz, Gifari, Hafiz, Ilham, Irfan,
xii
Ikhlas, Kate, Kemal, Kevin, Lutfhi, Pandi, Ralenta, Rizki, Rofiq, Sandi, Debby,
Dewi, Cucu, Firly, Farah, Gita, Indi, Irma, Kumi, Merry, Maya, Melani, Laras,
Lian, Lita, Shintya, Tiara, Tika, Winda. Dan juga kepada Konsentrasi
Pemasaran yang telah membantu, mendukung, saling bertukar ilmu dan
senantiasa berjuang bersama.
10. Teman-teman MAN 1 Pekanbaru Angkatan 33 yang selalu memotivasi penulis,
terima kasih untuk selalu mengingatkan dan memotivasi penulis agar selalu
rajin untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terutama; Askana, Ayu,
Khaidarsyah, Memed, Raziq, Reza, Sanny, Trio.
11. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis, suatu kebahagian
telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih
banyak.
Akhir kata, penulis memahami bahwasanya tak ada satupun di dunia ini yang
sempurna, tak terkecuali skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kepada
pembaca berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan koreksi
pada skripsi ini dan diadakan perbaikan untuk penulis berikutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 1 Agustus 2017
Yang Menyatakan
Muhammad Iqbal Fattrah
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................. 10
1. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 10
2. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 12
A. Landasan Teori ........................................................................................... 12
1. Pemasaran Ritel ............................................................................................... 12
a. Definisi Ritel ............................................................................................... 12
b. Jenis Ritel .................................................................................................... 13
2. Availability of Money and Time .................................................................... 18
a. Availability of Money ................................................................................. 19
b. Availability of Time .................................................................................... 19
3. Hedonic Shopping Value................................................................................ 20
a. Definisi Hedonic Shopping Value ............................................................ 20
xiv
b. Dimensi Hedonic Shopping Value ........................................................... 21
4. Store Atmosphere ............................................................................................ 22
a. Definisi Store Atmosphere ........................................................................ 22
b. Elemen Store Atmosphere ......................................................................... 23
5. Impulse Buying ................................................................................................ 25
a. Definisi Impulse Buying ............................................................................ 25
b. Tipe-Tipe Impulse Buying ......................................................................... 27
c. Karakteristik Impulse Buying .................................................................... 28
6. Hubungan Antar Variabel .............................................................................. 29
a. Hubungan antara Availability of Money and Time dengan Impulse
Buying .......................................................................................................... 29
b. Hubungan antara Hedonic Shopping Value dengan Impulse Buying .. 30
c. Hubungan antara Store Atmosphere dengan Impulse Buying ............... 30
B. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 31
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 35
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 38
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 38
1. Wilayah dan Waktu Penelitian ...................................................................... 38
2. Variabel Penelitian .......................................................................................... 38
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 38
1. Populasi ............................................................................................................ 38
2. Sampel .............................................................................................................. 39
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 40
1. Data Primer ...................................................................................................... 40
2. Data Sekunder ................................................................................................. 41
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 42
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................................................. 42
a. Uji Validitas ................................................................................................ 42
b. Uji Reliabilitas ............................................................................................ 43
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 43
a. Uji Normalitas ............................................................................................. 44
xv
b. Uji Multikolonieritas .................................................................................. 45
c. Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 46
3. Uji Hipotesis .................................................................................................... 47
a. Uji t (Uji Koefisien Regresi Secara Parsial)............................................ 47
b. Uji F (Uji Koefisien Regresi Secara Simultan) ...................................... 48
4. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................................. 48
5. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 49
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 49
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 52
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 52
B. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden .................................................. 53
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................... 53
2. Responden Berdasarkan Usia ........................................................................ 54
3. Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................................................... 54
4. Responden Berdasarkan Pendidikan ............................................................ 55
5. Responden Berdasarkan Pendapatan ............................................................ 56
C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 56
1. Hasil Uji Validitas .......................................................................................... 57
2. Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................................... 59
D. Pembahasan Analisis Deskriptif ................................................................ 60
1. Availability of Money and Time (X1) ........................................................... 60
2. Hedonic Shopping Value (X2) ...................................................................... 61
3. Store Atmosphere (X3) ................................................................................... 63
4. Impulse Buying (Y) ......................................................................................... 64
E. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 65
1. Hasil Uji Normalitas ....................................................................................... 65
2. Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................................ 67
3. Hasil Uji Heterokedastisitas .......................................................................... 69
F. Hasil Uji Hipotesis ..................................................................................... 71
1. Hasil Uji t ......................................................................................................... 71
2. Hasil Uji F ........................................................................................................ 75
G. Analisis Regresi Linier Berganda .............................................................. 77
xvi
H. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 80
A. Kesimpulan ................................................................................................ 80
1. Pengaruh variabel availability of money and time terhadap perilaku
impulse buying ................................................................................................. 80
2. Pengaruh variabel hedonic shopping value terhadap perilaku impulse
buying. .............................................................................................................. 80
3. Pengaruh variabel store atmosphere terhadap perilaku impulse buying. 81
4. Pengaruh secara simultan antara variabel availability of money and time,
hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap perilaku impulse
buying. .............................................................................................................. 81
B. Saran ........................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86
LAMPIRAN ......................................................................................................... 90
xvii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
Tabel 1.1 Lima Negara Dengan Pertumbuhan Ritel Terbesar Di Dunia ................ 2
Tabel 1.2 Perilaku Impulse Buying Secara Nasional .............................................. 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 32
Tabel 3.1 Skala Likert ........................................................................................... 41
Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel Penelitian ................................................. 50
Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................................... 53
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ................................................... 54
Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan........................................... 54
Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan ........................................ 55
Tabel 4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan ........................................ 56
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ................................................................................. 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 59
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Availability of Money and
Time ...................................................................................................... 60
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hedonic Shopping Value ... 62
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Store Atmosphere ............. 63
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Impulse Buying ................ 64
Tabel 4.12 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov .......................................................... 67
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................. 68
Tabel 4.14 Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Statistik ...................................... 70
Tabel 4.15 Hasil Uji t ............................................................................................ 71
Tabel 4.16 Tabel t statistika .................................................................................. 72
Tabel 4.17 Hasil Uji F ........................................................................................... 76
Tabel 4.18 Tabel F statistika ................................................................................. 76
Tabel 4.19 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................... 77
Tabel 4.20 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 79
xviii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
Gambar 1.1 Perilaku Belanja Konsumen di Toko Ritel Modern ............................ 5
Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................. 35
Gambar 4.1 Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas ...................................... 66
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Grafik Scatterplot..................... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, kegiatan belanja sebagai salah satu bentuk konsumsi telah
mengalami pergeseran fungsi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh
Rasimin (2008) bahwa dulu berbelanja hanya dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup, tetapi saat ini belanja juga sudah menjadi gaya hidup. Selain itu,
orang membutuhkan hal tersebut untuk memuaskan emosionalnya. Perilaku untuk
memuaskan emosional inilah yang menjadikan pergeseran perilaku pada
konsumen. Pola belanja di Indonesia saat ini berubah dan berkembang sebagai
sebuah cerminan gaya hidup yang lebih modern dan lebih berorientasi rekreasi yang
mementingkan aspek kesenangan, kenikmatan, dan hiburan saat berbelanja.
Dengan adanya fenomena ini, masyarakat yang awalnya dapat memenuhi
semua kebutuhannya di pasar tradisional kini mulai beralih ke pasar modern dengan
alasan untuk memenuhi serta memuaskan seluruh kebutuhan emosionalnya (Putri
dan Edwar, 2015). Hal ini ditandai dengan keberadaan pasar tradisional yang mulai
tergeser oleh perkembangan bisnis ritel yang semakin pesat. Ritel adalah satu
perangkat unit aktivitas yang menambahkan nilai tambah pada suatu produk dan
layanan yang dijual kepada konsumen untuk penggunaan pribadi maupun keluarga
(Levy, et al., 2015).
Dengan keluarnya Keputusan Presiden No. 118/2000 yang telah
mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi Penanaman Modal Asing (PMA)
di Indonesia, pertumbuhan gerai ritel terjadi begitu pesat dalam kurun waktu empat
2
tahun terakhir (2012-2015). Pada akhir tahun 2015 tercatat sebanyak 24.659 jumlah
gerai minimarket, 395 gerai supermarket, dan 262 gerai hypermarket tersebar di
seluruh Indonesia. Angka ini menggambarkan terjadinya persaingan pada gerai ritel
modern (Prasetya dan Rahardjo, 2016). Presiden Director PT Aeon Credit Service
Indonesia, Hisao Sakano, kepada Tribunnews, Minggu (15/6/2012), mengatakan
Indonesia menjadi surga bagi para pelaku industri ritel, tak terkecuali pemain ritel
dunia. Apalagi dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai 256 juta jiwa dengan
capaian gross domestic product (GDP) mencapai Rp 4.000 triliun juga merupakan
alasannya. Terbukti dari pencapaian Indonesia pada tahun 2016 menempati
peringkat kelima pertumbuhan ritel paling besar di dunia. Perusahaan Konsultan
Global, A.T. Kearney, kepada BeritaSatu, Selasa (7/6/2016), mengatakan bahwa
Indonesia dengan populasi 256 juta jiwa memiliki total penjualan ritel US$ 324
miliar dengan rata-rata pertumbuhan (2013-2015) sebesar 2,3 persen. Yang
menempatkan Indonesia peringkat kelima ritel paling potensial di dunia.
Tabel 1.1
Lima Negara Dengan Pertumbuhan Ritel Terbesar Di Dunia
Negara Skor GDRI Total Penjualan Ritel
China 72,5 US$ 3.046 miliar
India 71 US$ 1.009 miliar
Malaysia 59,6 US$ 930 miliar
Kazakhstan 56,5 US$ 480 miliar
Indonesia 55,6 US$ 324 miliar
Sumber: Perusahaan Konsultan Global, A. T. Kearney (2016)
Perkembangan usaha ritel modern yang semakin maju ini ditangkap oleh PT.
Trans Retail Indonesia yang sebelumnya PT. Carrefour Indonesia dengan
mendirikan Transmart Carrefour sebagai destinasi baru kebutuhan berbelanja yang
3
hadir dengan konsep baru dan lebih modern dalam berbelanja dengan
menggabungkan hypermarket, entertaintment serta food & fashion dalam satu
kawasan terintegrasi. Kenyamanan area seluas 13.000 m2 menyediakan produk
berkualitas tinggi serta area yang didesain sedemikian menarik diantaranya Fresh
Market, Mom & Baby, Health & Beauty, All Sport & Electronic Pro. Konsumen
akan mendapatkan pengalaman berbelanja yang nyaman, mudah, dan lengkap.
Dilengkapi pula dengan arena permainan dan hiburan sebagai sarana tambahan
yang disediakan oleh Transmart Carrefour. (http://www.carrefour.co.id/)
Perkembangan ritel di Indonesia yang tinggi menjadikannya target pasar yang
sangat potensial dalam mengembangkan berbagai jenis produk untuk dipasarkan,
baik dari perusahaan lokal maupun internasional. Agar dapat mencapai kesuksesan,
perusahaan ritel harus mempelajari perilaku konsumen Indonesia. Menurut
Dahmiri, et al., (2015) sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter
unplanned/tidak terencana. Mereka biasanya bertindak last minute. Jika berbelanja,
mereka sering menjadi impulse buyer. Irawan kepada Marketing.co.id, Jumat,
(13/10/2016), mengatakan bahwa konsumen Indonesia memiliki dua belas karakter
unik, yaitu religius, suka bersosialisasi, memiliki pikiran jangka pendek, tidak
terencana, adaktif dengan teknologi, suka ikut-ikutan, kurang peduli lingkungan,
suka pamer, gengsi, menyukai produk luar negeri, kuatnya budaya lokal, dan
mementingkan konteks dibandingkan konten.
Salah satu dari ciri dari konsumen Indonesia yang sangat umum adalah
unplanned purchase. Unplanned purchase atau biasa disebut dengan impulse
buying adalah perilaku keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen pada
4
saat itu juga setelah melihat suatu produk di dalam toko (Levy, et al., 2015).
Konsumen sering kali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih dahulu.
Keinginan untuk membeli sering kali muncul secara tiba-tiba ketika berada di toko.
Perusahaan Frontier Consulting Group, kepada Marketing.co.id, Jumat
(14/2/2012), mengatakan bahwa proses pembelian secara impulse buying atau
pembelian yang tidak direncanakan di Indonesia relatif sangat tinggi. Dibandingkan
dengan konsumen di Amerika, konsumen Indonesia memiliki proses pembelian
impulsif sekitar 15 persen hingga 20 persen lebih tinggi.
Tabel 1.2
Perilaku Impulse Buying Secara Nasional
No. Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1 Membeli dengan rencana 15% 13% 11% 9% 7% 5%
2 Membeli tanpa rencana 10% 12% 14% 17% 18% 21%
Sumber: The Nielsen Company Indonesia, 2011
Associate Director Retailer Service Nielsen, Febby Ramaun kepada
Tempo.co, Selasa (21/6/2011), menyatakan bahwa saat ini pembelanja di Indonesia
menjadi semakin impulsif. Pada tahun 2006 (tabel 1.2), 15% dari pembelanja
mengatakan bahwa mereka merencanakan apa yang akan mereka beli dan tidak
pernah membeli barang tambahan, tapi pada tahun 2011 hanya 5% yang
mengatakan merencanakan apa yang akan dibeli. Pembelanja pada tahun 2011
menjadi lebih impulsif dengan data 21% mengatakan bahwa mereka tidak pernah
merencanakan apa yang mereka ingin beli, naik 11% dari data tahun 2006.
5
Konsumen saat ini menjadi lebih impulsif karena adanya berbagai faktor.
Salah satunya yaitu meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menurut Ma’ruf (2006)
dengan ditopang oleh basis konsumen dan daya beli yang kuat membuat konsep
pola belanja di Indonesia saat ini berubah dan berkembang sebagai sebuah cerminan
gaya hidup yang lebih modern dan lebih berorientasi rekreasi yang mementingkan
aspek kesenangan, kenikmatan, dan hiburan saat berbelanja. Asosiasi Pengusaha
Ritel Indonesia (Aprindo), kepada Kompas, Rabu (28/12/2016) mengatakan bahwa
pada tahun 2016, terjadi peningkatan penjualan sekitar 10 persen pada industri ritel
nasional. Peningkatan ini terjadi sejalan dengan perbaikan perekonomian Indonesia
pada tahun ini.
Gambar 1.1
Perilaku Belanja Konsumen di Toko Ritel Modern
Sumber: The Nielsen Company Indonesia, 2009
15 15 17 15
61 59
6867
13 16
89
10 11 7 9
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Total Jakarta Bandung Surabaya
saya biasanya tak pernahmerencanakan apa yang inginsaya beli sebelum berbelanja
saya biasanya merencanakan apayang ingin saya beli tetapi selalumembeli item tambahan
saya biasanya merencanakan apayang ingin saya beli tapiterkadang membeli itemtambahan
saya biasanya merencanakan apayang ingin saya beli dan takpernah membeli item tambahan
6
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen (2009) di beberapa kota
besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, ternyata perilaku
konsumen Indonesia biasanya lebih menyukai merencanakan apa yang ingin dibeli
tetapi terkadang membeli item tambahan. Terlihat dari total 61% konsumen
biasanya memang merencanakan membeli tapi terkadang membeli item tambahan
sehingga mereka datang ke ritel. Dan jumlah konsumen yang melakukan pembelian
sesuai dengan rencana dan tidak terdorong untuk membeli produk tambahan hanya
15%. (Impulse buying: tantangan baru pemilik merek, 2009).
Adanya fenomena impulse buying ini nantinya tentu akan memberikan
dampak positif bagi para pelaku ritel. Dampak positifnya adalah pelaku ritel akan
mendapatkan keuntungan yang tinggi dari peningkatan jumlah volume penjualan
yang meningkat pada setiap toko ritel di setiap bulannya. Oleh karena itu, sangat
penting bagi pelaku ritel untuk mendapatkan serta mengumpulkan informasi dalam
menentukan strategi bersaing yang harus dilakukan terhadap perilaku pembelian
impulsif.
Ünsalan (2016) menyatakan dalam jurnal nya yang berjudul “Stimulating
Factors of Impulse Buying Behavior: A Literature Review”, bahwa banyak faktor
yang menyebabkan impulse buying terjadi, impulse buying dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain, faktor eksternal yang meliputi store environment,
product characteristics, dan promotional activities, lalu terdapat faktor internal
yang meliputi consumer characteristics dan culture, dan terdapat juga faktor
situasional yang meliputi time, money, the presence of others, dan in-store
browsing.
7
Salah satu faktor yang dikatakan menjadi pemicu terjadinya impulse buying
adalah availability of money and time, penelitian yang dilakukan oleh Beatty dan
Ferrel (1998) yang berjudul “Impulse Buying: Modeling Its Percusors”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa availability of money and time secara signifikan
mempengaruhi impulse buying. Availability of money and time memiliki peran
penting dalam terjadinya proses impulse buying dikarenakan availability of money
and time mampu mempengaruhi perasaan positif dan berpengaruh langsung
terhadap impulse buying. Hal ini juga dikuatkan pada penelitian lainnya yang
dilakukan oleh Sherilou, et al., (2012) yang mengatakan availability of money and
time mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kekuatan impulse buying.
Jika konsumen tidak memiliki uang dan waktu, mereka tentu akan menghindari
kegiatan berbelanja. Hal senada juga disampaikan dalam penelitian yang dilakukan
oleh Dholakia (2000) dalam Prasetya dan Rahardjo (2016) yang berjudul
“Temptation and Resistance: An Integrated Model of Consumption Impulse
Information and Enactment” menyatakan bahwa konsumen dengan keuangan yang
bagus dan dengan waktu senggang akan lebih memungkinkan membeli secara
impulsif, oleh karena itu availability of money and time memiliki pengaruh yang
signifikan dalam impulse buying.
Faktor pendorong lain terjadinya impulse buying berasal dari diri konsumen
sendiri, salah satunya adalah hedonic shopping value. Menurut Semuel (2005)
dalam Prasetya dan Rahardjo (2016) hedonic shopping value adalah suatu
instrumen yang menyajikan secara langsung manfaat dari suatu pengalaman dalam
melakukan kegiatan belanja yang dilakukan oleh konsumen, seperti kesenangan
8
dan hal-hal baru. Penelitian yang dilakukan oleh Yu dan Bastin (2010) yang
berjudul “Hedonic Shopping Value And Impulse Buying Behavior In Transitional
Economies: A Symbiosis In The Mainland China Marketplace” menyatakan bahwa
hedonic shopping value memainkan peran penting untuk menuntun konsumen
melakukan perilaku impulse buying terlebih terhadap pembelanja hedonis yang
lebih mengutamakan pengalaman dan kesenangan saat berbelanja. Menurut Park et
al., (2006) dalam Darma dan Japarianto (2014), menyatakan hedonic shopping
value memainkan peranan penting dalam impulse buying. Oleh karena itu, sering
kali konsumen melakukan perilaku impulse buying ketika didorong oleh keinginan
hedonis atau sebab lain di luar alasan ekonomi, seperti karena rasa senang, fantasi,
sosial, atau pengaruh emosional.
Faktor dari dalam perusahaan juga tak kalah penting dalam menciptakan
impulse buying pada konsumen. Sulek dan Hensley (2004) dalam Kurniawan dan
Kunto (2013) menyatakan bahwa store atmosphere dari sebuah tempat atau lokasi
merupakan faktor yang berpengaruh penting terhadap keseluruhan pengalaman
yang didapatkan dari lokasi yang bersangkutan. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh oleh Katelijn et al., (2008) dalam Prasetya dan Rahardjo (2016) yang berjudul
“Retail Design: Exploring Lighting for Creating Experiences that Influences
Consumers Mood and Behaviour in Retail Space” dinyatakan bahwa elemen-lemen
store atmosphere memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku impulse
buying konsumen. Rasheed, et al., (2016) juga mengatakan bahwa store
atmosphere dan impulse buying memiliki keterkaitan dalam mempengaruhi
perilaku pembelian konsumen dan menyakinkan konsumen untuk melakukan
9
pembelian. Store atmosphere bahkan lebih penting dalam pengambilan keputusan
pembelian dibandingkan produk yang dijual itu sendiri.
Mengingat perilaku impulse buying sangat memberikan manfaat bagi pelaku
ritel, penelitian ini berusaha untuk mengkaji faktor-faktor situasional, internal serta
eksternal yang meliputi availability of money and time, hedonic shopping value,
serta store atmosphere pelanggan Hypermarket Transmart Carrefour Cilandak.
Ketiga jenis variabel itulah yang menjadi objek peneliti dalam melakukan
penelitian.
Berdasarkan argumentasi yang disajikan di atas, maka judul penelitian ini
adalah “Pengaruh Availability of Money and Time, Hedonic Shopping Value, Serta
Store Atmosphere Terhadap Perilaku Impulse Buying Pelanggan Transmart
Carrefour Cilandak”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan informasi mengenai latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara availability of money and time terhadap
impulse buying?
2. Apakah terdapat pengaruh antara hedonic shopping value terhadap impulse
buying?
3. Apakah terdapat pengaruh antara store atmosphere terhadap impulse
buying?
10
4. Apakah terdapat pengaruh antara availability of money and time, hedonic
shopping value, serta store atmosphere terhadap impulse buying?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas,
maka ada beberapa tujuan penelitian ini dilakukan, antara lain:
a. Untuk mengetahui pengaruh availability of money and time terhadap
impulse buying.
b. Untuk mengetahui pengaruh hedonic shopping value terhadap impulse
buying.
c. Untuk mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap impulse buying.
d. Untuk mengetahui pengaruh availability of money and time, hedonic
shopping value, dan store atmosphere terhadap impulse buying.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari dilakukannya
penelitian ini adalah:
a. Bagi Penulis
Sebagai alat untuk mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh
selama menempuh perkuliahan dan juga untuk menambah pengetahuan
serta wawasan secara praktis tentang dunia kerja dalam bidang ritel dan
perilaku konsumen, serta melatih keterampilan teknis penulis dalam
menganalisa suatu masalah.
11
b. Bagi Perusahaan
1) Membantu perusahaan dalam mengetahui hal-hal yang
mempengaruhi impulse buying.
2) Membuat kebijakan untuk menstimuli konsumen agar dapat
melakukan impulse buying.
c. Bagi Akademisi
Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan, sebagai referensi
dan sebagai bahan pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa apabila
terdapat pelajaran yang berkaitan dengan availability of money and time,
hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap impulse buying.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pemasaran Ritel
a. Definisi Ritel
Ritel didefinisikan sebagai semua kegiatan yang terkait dengan
aktivitas penjualan ataupun distribusi barang dan jasa secara langsung
kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan
penggunaan bisnis (Utami, 2008). Hal senada juga diungkapkan oleh
Kotler dan Keller (2012) yang menyatakan ritel adalah seluruh aktivitas
menjual produk dan jasa langsung kepada konsumen akhir, untuk
keperluan pribadi bukan bisnis.
Adapun ritel dalam arti lain disebutkan sebagai “A set of business
activities that adds value to the products and services sold to consumers
for their personal or family use” (Levy, et al., 2015). Pengertian tersebut
dapat diartikan, satu perangkat unit aktivitas yang menambahkan nilai
tambah pada suatu produk dan layanan yang dijual kepada konsumen
untuk penggunaan pribadi maupun penggunaan keluarga.
Melihat dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa ritel adalah suatu kegiatan bisnis dalam bentuk perdagangan atau
jual beli barang dan/atau jasa kepada konsumen akhir.
13
b. Jenis Ritel
Menurut Utami (2008) jenis ritel dikelompokkan ke dalam empat
bagian besar yaitu:
1) Conventional supermarket
Conventional supermarket melayani penjualan makanan, daging,
serta produk-produk makanan yang lainnya, serta melakukan
pembatasan penjualan terhadap produk-produk non-makanan,
seperti produk kesehatan, kecantikan, dan produk-produk umum
lainnya. Sedangkan supermarket konvensional dengan kondisi
layanan deliver, bakery, seafood, dan bagian non-makanan yang
lebih luas disebut superstores.
2) Big-box retailler
Lebih dari 25 tahun berikutnya, supermarket mulai berkembang
dengan semakin memperluas ukuran dan mulai menjual berbagai
produk luar negeri yang bervariasi. Pada format big-box retailer,
terdapat berbagai jenis, yaitu supercenter, hypermart, dan
warehouse.
a) Supercenter
Supercenter adalah supermarket yang mempunyai luas lantai
3.000 hingga 10.000 meter persegi dengan memiliki variasi
produk yang dijual yaitu makanan 30-40% dan produk-produk
non-makanan sebanyak 60-70%. Persediaan yang dimiliki antara
12.000 hingga 20.000 item, memiliki kelebihan sebagai one stop
14
shopping, sehingga banyak pengunjung datang dari tempat yang
jauh.
b) Hypermarket
Hypermarket memiliki luas lebih dari 18.000 meter persegi
dengan kombinasi produk makanan 60-70% dan produk-produk
general umum 30-40%. Hypermarket memiliki persediaan lebih
besar dibanding supercenter, yaitu lebih dari 25.000 item yang
meliputi produk makanan, hardware, dan peralatan olahraga,
hingga pada furniture, perlengkapan rumah tangga, komputer,
dan elektronik.
c) Warehouse
Warehouse merupakan ritel yang menjual produk makanan yang
macamnya terbatas dan produk-produk umum dengan layanan
yang minim, pada tingkat harga yang rendah untuk konsumen
akhir dan bisnis kecil. Lokasi warehouse biasanya berada pada
daerah-daerah kecil.
3) Convinience Store
Convinience store memiliki variasi dan jenis produk yang terbatas.
Luas bangunan ritel jenis ini berukuran kurang dari 2.000-3.000
meter persegi dan biasanya didefinisikan sebagai pasar swalayan
mini yang menjual berbagai produk kebutuhan sehari-hari yang
perputarannya relatif tinggi. Convinience store ditujukan kepada
konsumen yang mempunyai waktu singkat untuk berbelanja tanpa
15
harus mengeluarkan upaya yang besar dalam mencari produk-
produk yang diinginkan, produk-produk yang dijual bisanya
bermerek terkenal dan harga yang ditawarkan lebih tinggi dari pada
di supermarket.
4) General Merchandise Retaill
Ritel jenis ini meliputi discount store, specialty store, category
specialist, department store, off-price retailling dan value retailling.
a) Discount store
Toko diskon merupakan jenis ritel yang menjual berbagai variasi
produk seperti pakaian, sepatu, dan sebagainya, dengan
pelayanan yang terbatas, dan harga yang murah. Toko diskon
menjual produk dengan merek milik toko itu sendiri maupun
merek-merek lain yang sudah dikenal luas. Tetapi, merek-merek
tersebut kebanyakan bukan merek yang terkenal dan produk
yang dijual tidak up-date.
b) Specialty store
Toko khusus memiliki kategori produk terbatas yang
berkonsentrasi pada produk-produk komplementer. Toko khusus
memiliki tingkat pelanyanan yang tinggi dengan luas toko sekitar
800 meter persegi. Barang yang dijual pada toko khusus ini di
targetkan untuk pasar yang lebih spesifik, misalnya toko
furniture, toko pakaian anak, dan toko buku.
16
c) Category specialist
Toko kategori adalah toko diskon dengan variasi produk yang
dijual lebih khusus tetapi memiliki jenis produk yang lebih
banyak. Ritel ini merupakan salah satu toko diskon yang paling
dasar. Beberapa toko kategori menggunakan pendekatan
pelayanan seperti menggunakan asisten untuk melayani
konsumen.
d) Department store
Department store merupakan jenis ritel yang menjual variasi
produk yang luas dengan menggunakan beberapa staf, seperti
layanan pelanggan dan beberapa tenaga sales counter. Area
belanja pada department store biasanya dibagi menjadi beberapa
bagian diantaranya, area pembelian, area promosi, pelayanan,
dan pengawasan. Masing-masing area belanja diawasi oleh
buyer. Buyer adalah kepala department store yang
bertanggungjawab terhadap masalah personel dan promosi.
e) Off-price retailling
Ritel jenis ini menyedikan beberapa produk dengan merek yang
berganti-ganti dan fashion yang up-date dengan tingkat harga
produk yang murah. Ritel off-price dapat menjual merek dan
lebel produk terkenal dengan harga yang lebih rendah dari
umumnya.
17
f) Value retailling
Value retailling merupakan toko yang menjual sejumlah jenis
produk dengan tingkat harga rendah dan biasanya berlokasi di
daerah-daerah yang padat penduduknya. Ritel jenis ini biasanya
berukuran lebih kecil dari toko diskon tradisional.
Namun, menurut Kotler dan Keller (2012) jenis ritel
dikelompokan ke dalam delapan bagian, yaitu:
1) Toko barang khusus (specialty store)
Toko retail dengan penjualan lini produk yang sempit.
2) Toko serba ada (department store)
Toko retail dengan penjualan beberapa lini produk.
3) Pasar swalayan (supermarket)
Toko yang relatif besar, berbiaya rendah, bermarjin rendah,
bervolume tinggi, yang dirancang untuk melayani semua kebutuhan
untuk makanan dan produk-produk keluarga.
4) Toko konvenien (convenience store)
Toko yang relatif kecil dan terletak di daerah dekat dengan daerah
pemukiman, dibuka berjam-jam, tujuh hari dalam seminggu, dan
menjual lini terbatas dari produk sehari-hari dengan tingkat
perputaran yang tinggi dan harga yang sedikit lebih tinggi, ditambah
makanan dan minuman yang dapat dibawa pulang.
18
5) Toko obat (drug store)
Toko obat, yang mencakup kebutuhan kesehatan dan kecantikan,
perawatan pribadi, memiliki produk-produk yang tahan lama, dan
item-item lainnya.
6) Toko diskon (discount store)
Barang dagangan standar yang dijual dengan harga yang lebih
murah, dengan marjin yang lebih rendah dan volume yang lebih
tinggi.
7) Pengecer potongan harga (off-price retailer)
Barang dagangan yang dibeli di bawah harga pedagang besar biasa
dan dijual di bawah harga eceran, sering merupakan barang sisa,
berlebihan, dan tidak biasa.
8) Toko besar (superstore)
Ruang penjualan besar yang ditujukan untuk memenuhi seluruh
kebutuhan konsumen untuk jenis produk makanan dan barang-
barang rumah tangga yang dibeli rutin, ditambah dengan layanan.
2. Availability of Money and Time
Beatty dalam Pattipeilohy et al., (2013) mengatakan ketersediaan
uang dan waktu adalah variabel-variabel situasional yang dapat
meningkatkan kecenderungan konsumen untuk melakukan impulse buying.
Konsumen cenderung membatasi keinginannya untuk membeli suatu
barang apabila tidak memiliki anggaran dan waktu belanja yang berlebih
dan sebaliknya, konsumen dengan ketersediaan anggaran dan waktu belanja
19
yang berlebih akan terdorong untuk melakukan impulse buying pada saat itu
juga (Gunadhi, 2012).
Beatty dan Ferrel (1998) menyatakan terdapat dua faktor situasional
yang penting dalam skenario perilaku implse buying, yaitu:
a. Availability of Money
Menurut Beatty dan Ferrel (1998) availability of money adalah
jumlah anggaran atau uang ekstra yang dimiliki untuk dapat dihabiskan
pada saat ataupun hari itu. Availability of money menjadi peranan
penting sebagai faktor pendorong peningkatan keinginan membeli pada
konsumen. Availability of money menjadi fasilitator yang penting dalam
mengukur seberapa besar kemampuan yang dimiliki oleh konsumen
untuk membeli suatu produk, karena dapat meningkatkan daya beli
individu, jika individu tidak memiliki banyak uang, ia akan menghindari
lingkungan belanja. Ketersediaan uang yang berlebih juga membuat
konsumen tidak terlalu memikirkan kemungkinan yang terjadi setelah
melakukan impulse buying, misalnya perasaan menyesal karena
persediaan uang akhir bulan yang semakin menipis akibat impulse
buying yang dilakukannya (Sherilou, et al., 2012). Individu yang
memiliki ketersediaan uang yang berlebih akan mempengaruhi atau
meningkatkan terjadinya perilaku impulse buying.
b. Availability of Time
Menurut Beatty dan Ferrel (1998) availability of time adalah
jumlah waktu yang dirasa tersedia pada saat itu dan dapat mempengaruhi
20
waktu yang dihabiskan oleh konsumen untuk mencari produk di toko.
Ketersediaan waktu mengacu pada jumlah waktu yang dirasakan
tersedia dalam membuat pertimbangan dalam keputusan pembelian.
Menurut Betty dan Smith di dalam Pattipeilohy (2013) ketersediaan
waktu konsumen untuk berbelanja akan mempengaruhi strategi yang
digunakan konsumen untuk melakukan pembelian, ketersediaan waktu
lebih yang dimiliki oleh konsumen akan mempengaruhi atau
meningkatkan keputusan pembelian untuk membeli produk yang tidak
direncanakan ketika konsumen berada dalam suatu toko. Availability of
time memiliki kesan yang positif terhadap aktivitas mencari suatu
produk di dalam sebuah toko ritel, konsumen yang memiliki waktu yang
cukup panjang tentu akan lebih lama dalam mencari dan melihat-lihat
produk di dalam toko.
3. Hedonic Shopping Value
a. Definisi Hedonic Shopping Value
Menurut Babin dan Darden (1994) hedonic shopping value
mencerminkan nilai yang ditemukan dalam kegiatan berbelanja yang
berhubungan dengan tugas dan pengalaman belanja konsumen. Lebih
jauh lagi hedonic shopping value adalah instrumen yang menyajikan
secara langsung manfaat dari suatu pengalaman dalam melakukan
kegiatan belanja, seperti kesenangan dan hal-hal baru (Semuel, 2005
dalam Prasetya dan Rahardjo, 2016). Menurut Yu dan Bastin (2010)
hedonic shopping value mencerminkan nilai hiburan dari kegiatan
21
berbelanja serta hubungan simbiosis dan/atau sinergis antara konsumen
dengan kelompok referensi belanja mereka. Hedonic shopping value
memainkan peran penting untuk menuntun konsumen melakukan
perilaku impulse buying.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa hedonic shopping value adalah suatu hiburan dan emosional
bernilai yang dirasakan dan/atau didapatkan oleh konsumen melalui
kegiatan berbelanja yang dia lakukan.
Seseorang yang memiliki hedonic shopping value yang tinggi
cenderung menggunakan pendapatan surplus mereka untuk membeli
keinginan-keinginan baru mereka yang terus tumbuh. Mereka
menganggap kesenangan dan kepuasan lebih dari nilai manfaat suatu
produk material itu sendiri selama proses dalam budaya pembelian
konsumen (Caprara, et al., 2006 dalam Eren, e, al., 2012). Hedonic
shopping value memainkan peran penting dalam impulse buying ketika
didorong oleh keinginan hedonis atau sebab lain di luar alasan ekonomi,
seperti karena rasa suka terhadap suatu produk, senang, sosial dan
pengaruh emosional (Park, et al., 2006 dalam Darma dan Japarianto,
2014).
b. Dimensi Hedonic Shopping Value
Menurut Yu dan Bastin (2010) dimensi hedonic shopping value
terbagi atas empat bagian, yaitu:
22
1) Novelty (Hal baru)
Kegiatan berbelanja menjadi sebuah cara dalam memberikan
pengalaman baru seperti menjelajahi dunia baru.
2) Fun (Kesenangan)
Kegiatan berbelanja menjadi sebuah cara untuk memenuhi
kebutuhan untuk bersenang-senang, suka cita dan memberikan
positive emotion secara langsung.
3) Escape (Pelarian)
Kegiatan berbelanja memungkinkan konsumen untuk melarikan diri
dari kenyataan, melupakan kekhawatiran mereka dan melupakan
masalah-masalah yang sedang dihadapi.
4) Social Interaction (Interaksi sosial)
Kegiatan berbelanja adalah cara untuk berkomunikasi dan
meningkatkan rasa kekeluargaan ataupun tali persahabatan.
4. Store Atmosphere
a. Definisi Store Atmosphere
Menurut Levy, et al., (2015) store atmosphere mengacu pada
desain lingkungan toko untuk menimbulkan rangsangan stimuli pada
konsumen. Banyak ritel telah menemukan cara cerdik dalam
mengembangkan store atmosphere agar berdampak pada konsumen
secara langsung. Store atmosphere adalah unsur lain dalam daftar
senjata toko ritel, setiap toko ritel mempunyai tata letak fisik yang
memudahkan atau malah mempersulit pembelian yang dilakukan oleh
23
konsumen. Toko ritel harus mempunyai atmosfer terencana yang sesuai
dengan pasar sasarannya dan memikat konsumen untuk membeli (Kotler
dan Keller, 2012).
Toko ritel ingin konsumen memasuki tokonya dan tinggal lebih
lama, dengan lebih lamanya konsumen berada di dalam toko,
kemungkinan terjadinya pembelian akan semakin besar. Solomon
(2011) mengatakan store atmosphere dan elemen-elemennya mampu
membangkitkan efek tertentu dari diri konsumen. Santosa (2014) dalam
Gumilang dan Nurcahya (2016) menyatakan bahwa store atmosphere
dapat menimbulkan beberapa manfaat seperti membantu mengarahkan
perhatian konsumen (dalam hal ini erat kaitannya dengan memperbesar
ketertarikan mereka), menggerakkan reaksi dan emosi konsumen, dan
memerhatikan konsumen seperti apa yang di sasar agar bisa menentukan
positioning sebuah toko.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
store atmosphere adalah rancangan toko yang memiliki efek estetika
dan emosional yang sengaja diciptakan untuk mempengaruhi emosi
konsumen untuk melakukan pembelian.
b. Elemen Store Atmosphere
Menurut Levy, et al., (2015) elemen store atmosphere terbagi atas
empat bagian, yaitu:
24
1) Lightning (Pencahayaan)
Pencahayaan yang baik di dalam toko dapat melibatkan lebih dari
hanya menerangi ruangan. Lightning dapat menyoroti produk dan
menangkap emosi atau perasaaan dan menambah store image.
2) Color (Warna)
Penggunaan warna yang kreatif dapat menambah image ritel dan
membantu menciptakan emosi konsumen. Warna hangat seperti
merah, emas, dan kuning menimbulkan perasaan emosional,
semangat, dan respon aktif. Warna dingin seperti biru, putih dan
hijau menimbulkan perasaan damai, nyaman, menenangkan serta
menimbulkan pikiran abstrak, memandu konsumen untuk melihat
produk lebih lama.
3) Music (Musik)
Musik dapat digunakan dalam elemen store atmosphere.
Kebanyakan konsumen memperhatikan musik yang sedang
dimainkan, dan setengah dari mereka mengatakan akan
meninggalkan toko jika tidak suka dengan pilihan musik yang
dimainkan. Ritel dapat menggunakan pilihan musik yang cocok
untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Musik yang lambat
dengan perpaduan klasik dikatakan dapat mendorong konsumen
untuk bergerak lambat, santai dan melihat produk dengan lebih
nyaman.
25
4) Scent (Aroma)
Aroma mempunyai dampak yang besar pada perasaan dan emosi
konsumen. Aroma dapat meningkatkan kegembiraan dan kepuasaan
di dalam pengalaman berbelanja. Konsumen mengatakan mereka
menghabiskan waktu lebih lama berada di toko yang memiliki aroma
yang menyenangkan daripada toko yang tidak memiliki aroma sama
sekali. Aroma juga dapat meningkatkan subjektifitas pengalaman
berbelanja dengan membuat konsumen merasa bahwa mereka
menghabiskan waktu yang sedikit dalam memilih produk,
menunggu bantuan sales, atau hanya sekedar memeriksa sekeliling.
5. Impulse Buying
a. Definisi Impulse Buying
Menurut Levy, et al., (2015) “Impulse buying is a buying decision
made by customers on the spot after seeing the merchandise”.
Pengertian tersebut dapat diartikan sebagai keputusan pembelian yang
dibuat oleh konsumen pada saat itu juga setelah ia melihat suatu barang.
Sedangkan menurut Mowen & Minor (2010) definisi pembelian
impulsif (impulse buying) adalah tindakan membeli yang dilakukan
tanpa memiliki masalah sebelumnya atau maksud/niat membeli yang
terbentuk sebelum memasuki toko. Hal senada juga diungkapkan oleh
Schiffman & Kanuk (2007) yang menyatakan bahwa impulse buying
merupakan keputusan yang emosional atau menurut desakan hati
26
(emosi). Emosi ini berkaitan dengan pemecahan masalah pembelian
yang terbatas atau spontan.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
impulse buying adalah perilaku dimana konsumen melakukan
pembelian tanpa adanya perencanaan, terjadi dengan tiba-tiba, dan
keinginan yang kuat untuk membeli sesuatu dengan segera tanpa adanya
suatu pertimbangan untuk memikirkan akibat yang akan dihadapi.
Sehingga konsumen tidak lagi berpikir rasional dalam perilaku
pembelian.
Impulse buying merupakan bentuk lain dari pola pembelian
konsumen. Sesuai dengan istilahnya, pembelian tersebut terjadi secara
spesifik tidak terencana. Terjadi ketika konsumen tiba-tiba mengalami
keinginan yang kuat untuk membeli sesuatu pada saat itu juga.
Verplanken dan Herabadi (2001) mengatakan bahwa terdapat dua
aspek penting dalam impulse buying, yaitu:
1) Kognitif (Cognitive)
Aspek ini fokus pada konflik yang terjadi pada kognitif individu
yang meliputi:
a) Kegiatan pembelian yang dilakukan tanpa pertimbangan harga
suatu produk.
b) Kegiatan pembelian tanpa mempertimbangkan kegunaan suatu
produk.
c) Individu tidak melakukan perbandingan produk.
27
2) Emosional (Affective)
Aspek ini fokus pada kondisi emosional konsumen yang meliputi:
a) Adanya dorongan perasaan untuk segera melakukan pembelian.
b) Adanya perasaan kecewa yang muncul setelah melakukan
pembelian.
c) Adanya proses pembelian yang dilakukan tanpa perencanaan.
b. Tipe-Tipe Impulse Buying
Menurut Japarianto (2009) dalam Kwan (2016) terdapat empat
tipe impulse buying yang dapat dilakukan oleh konsumen ketika
melakukan pembelian impulsif, empat tipe tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Pure impulse buying
Impulse buying yang dilakukan karena adanya luapan emosi dari
konsumen sehinga melakukan pembelian di luar kebiasaan.
2) Suggestion impulse buying
Impulse buying yang terjadi pada saat konsumen melihat produk,
melihat tata cara pemakaian atau kegunaannya, dan memutuskan
untuk melakukan pembelian.
3) Reminder impulse buying
Impulse buying yang terjadi karena konsumen tiba-tiba teringat
untuk melakukan pembelian produk tersebut. Dengan demikian
konsumen telah pernah melakukan pembelian sebelumnya atau telah
pernah melihat produk tersebut dalam iklan.
28
4) Planned impulse buying
Impulse buying yang terjadi ketika konsumen membeli produk
berdasarkan harga spesial, kupon dan produk-produk tertentu.
Dengan demikian planned impulse buying merupakan pembelian
yang dilakukan padahal tidak tengah memerlukannya dengan segera.
c. Karakteristik Impulse Buying
Menurut Rook dalam Cahyorini dan Rusfian (2011), impulse
buying terdiri dari berbagai karakteristik. Adapaun karakteristik-
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Spontanity (Spontanitas)
Impulse buying terjadi secara tidak terduga, tidak diharapkan dan
memotivasi konsumen untuk membeli saat itu juga, seringkali
karena respon terhadap stimuli visual point-of-sale di tempat
penjualan.
2) Power of compulsion (Kekuatan kompulsif)
Impulse buying yang terjadi akibat adanya motivasi dari dalam diri
konsumen dan bertindak seketika.
3) Excitement and simulation (Kegairahan dan stimuli)
Impulse buying yang terjadi akibat keinginan membeli secara tiba-
tiba yang seringkali diikuti oleh emosi seperti perasaan bergairah
dan tidak terkendali.
29
4) Disregard for consequences (Ketidakpedulian akan akibat)
Impulse buying yang terjadi akibat keinginan untuk membeli yang
tidak dapat ditolak sampai konsekuensi negatif yang mungkin
dan/atau terjadi diabaikan.
6. Hubungan Antar Variabel
a. Hubungan antara Availability of Money and Time dengan Impulse
Buying
Beatty dalam Pattipeilohy et al., (2013) mengatakan availability
of money and time adalah variabel-variabel situasional yang dapat
meningkatkan kecenderungan konsumen untuk melakukan impulse
buying.
Pada jurnal penelitian yang dilakukan oleh Beatty dan Ferrel
(1998) yang berjudul “Impulse Buying: Modeling Its Precursors” telah
membuktikan bahwa availability of money and time secara signifikan
mempengaruhi pembelian impulse buying. Dholakia (2000) dalam
Prasetya dan Rahardjo (2016) juga menyatakan bahwa konsumen
dengan keuangan yang bagus dengan waktu senggang akan lebih
memungkinkan melakukan impulse buying, maka dari itu availability of
money and time memiliki pengaruh yang signifikan dalam pembelian
tak terencana. Penelitian yang dilakukan Sherilou, et al, (2012) juga
mengatakan availability of money and time mempunyai peranan penting
dalam meningkatkan kekuatan impulse buying.
30
b. Hubungan antara Hedonic Shopping Value dengan Impulse Buying
Hedonic shopping value menurut Semuel (2005) dalam Prasetya
dan Rahardjo (2016) adalah instrumen yang menyajikan secara langsung
manfaat dari suatu pengalaman dalam melakukan kegiatan belanja,
seperti kesenangan dan hal-hal baru.
Penelitian yang dilakukan oleh Yu dan Bastin (2010) yang
berjudul “Hedonic Shopping Value and Impulse Buying Behavior in
Transitional Economies: A Symbiosis in The Mainland China
Marketplace” menyatakan bahwa hedonic shopping value memainkan
peran penting untuk menuntun konsumen melakukan perilaku impulse
buying terlebih terhadap pembelanja hedonis yang lebih mengutamakan
pengalaman dan kesenangan saat berbelanja. Eren, et al., (2012)
menyatakan bahwa hedonic shopping value berpengaruh secara positif
terhadap impulse buying. Kemudian Park et al., (2006) dalam Darma
dan Japarianto (2014) juga menyatakan hedonic shopping value
memiliki peranan penting dalam impulse buying, dan berpengaruh
secara positif terhadap impulse buying.
c. Hubungan antara Store Atmosphere dengan Impulse Buying
Levy, et al., (2015) mendefinisikan store atmosphere sebagai
desain lingkungan toko untuk menimbulkan rangsangan stimuli pada
konsumen. Toko ritel harus mempunyai atmosfer terencana yang sesuai
dengan pasar sasarannya dan memikat konsumen untuk membeli.
Solomon (2011) mengatakan store atmosphere dan elemen-elemennya
31
mampu membangkitkan efek tertentu dari diri konsumen yang
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Katelijn et al., (2008) dalam
Prasetya dan Rahardjo (2016) yang berjudul “Retail Design: Exploring
Lighting for Creating Experiences that Influences Consumers Mood and
Behaviour in Retail Space” menyatakan bahwa elemen-elemen store
atmosphere memiliki pengaruh secara positif terhadap perilaku impulse
buying konsumen. Rasheed, et al., (2016) mengatakan bahwa store
atmosphere memiliki keterkaitan dalam mempengaruhi perilaku
konsumen dan meyakinkan konsumen untuk melakukan impulse
buying. Kurniawan dan Kunto (2012) menyatakan bahwa store
atmosphere berpengaruh secara positif terhadap impulse buying.
Kemudian, Gumilang dan Nurcahya (2016) juga menyatakan bahwa
store atmosphere berpengaruh secara positif terhadap impulse buying.
B. Penelitian Terdahulu
Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian maka
perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai acuan dalam
membandingkan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu sehingga akan
menghasilkan suatu analisa yang sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu.
Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan availability of money
and time, hedonic shopping value, dan store atmosphere yang telah dilakukan
sebelumnya, antara lain:
32
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Penelitian/
Judul/Sumber
Persamaan dan
Perbedaan Penelitian Hasil Penelitian
1. Prasetya dan
Rahardjo (2016)
Analisis Pengaruh
Ketersediaan Uang
dan Waktu,
Lingkungan Toko,
Nilai Belanja
Hedonis, dan Emosi
Positif Terhadap
Pembelian Tak
Terencana
(Studi Kasus pada
Pelanggan Lottemart
di Kota Jakarta).
Diponegoro Journal
Of Management.
Vol. 5, No. 3, 2016,
Hal. 1-11, ISSN:
2337-3792.
Persamaan
a. Menggunakan
variabel availability
of money and time,
hedonic shopping
value dan impulse
buying.
b. Menggunakan
analisis regresi
linier berganda.
Perbedaan
a. Penelitian ini tidak
menggunakan
variabel store
atmosphere.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa availability
of money and time,
hedonic shopping
value dan store
atmosphere
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap impulse
buying.
2. Beatty dan Ferrell
(1998) Impulse
Buying: Modeling Its
Precursors. Journal
of Retailing, Volume
74(2), pp. 169-191,
ISSN: 0022-4359
Persamaan
a. Menggunakan
variabel availability
of money and time
dan impulse buying.
Perbedaan
a. Penelitian ini tidak
menggunakan
variabel hedonic
shopping value dan
store atmosphere
dan tidak metode
analisis regresi
linier berganda.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa faktor
situasional
availability of
money and time,
shopping
enjoyment dan
impulse buying
tendency
mempengaruhi
secara positif
terhadap impulse
buying.
33
No. Penelitian/
Judul/Sumber
Persamaan dan
Perbedaan Penelitian Hasil Penelitian
3. Sherilou, et al.
(2012) Exploring
The Influence of
Situational Factors
(Money & Time
Available) on
Impulse Buying
Behaviour Among
Different Ethics.
IJFPSS, Vol. 2, No.
2, pp. 41-44 , Juni,
2012. ISSN: 2229-
712X
Persamaan
a. Menggunakan
variabel availability
of money and time
dan impulse buying.
Perbedaan
a. Penelitian ini tidak
menggunakan
variabel hedonic
shopping value dan
store atmosphere.
b. Penelitian ini tidak
menggunakan
metode analisis
regresi linier
berganda.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa faktor
situasional
availability of
money and time
mempengaruhi
secara positif
terhadap impulse
buying.
4. Yu dan Bastin
(2010) Hedonic
Shopping Value and
Impulse Buying
Behavior in
Transitional
Economies: A
Symbiosis in The
Mainland China
Marketplace. Vol.
18, 2, 105–114,
Agustus, 2010.
Persamaan
a. Menggunakan
variabel hedonic
shopping value dan
impulse buying
Perbedaan
a. Penelitian ini tidak
menggunakan
variabel availability
of money and time
dan store
atmosphere
b. Penelitian ini tidak
menggunakan
metode analisis
regresi linier
berganda
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa hedonic
shopping value
mempengaruhi
secara positif
terhadap impulse
buying.
34
No. Penelitian/
Judul/Sumber
Persamaan dan
Perbedaan Penelitian Hasil Penelitian
5. Darma dan
Japarianto (2014)
Analisa Pengaruh
Hedonic Shopping
Value Terhadap
Impulse Buying
Dengan Shopping
Lifestyle Dan
Positive Emotion
Sebagai Variabel
Intervening Pada
Mall Ciputra World
Surabaya. Jurnal
Manajemen
Pemasaran, Vol. 8,
No. 2, Oktober 2014
ISSN 1907-235X.
Persamaan
a. Menggunakan
variabel hedonic
shopping value dan
impulse buying
Perbedaan
a. Penelitian ini tidak
menggunakan
variabel availability
of money and time
dan store
atmosphere
b. Penelitian ini tidak
menggunakan
metode analisis
regresi linier
berganda
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa hedonic
shopping value
mempengaruhi
secara positif
terhadap impulse
buying.
6. Gumilang dan
Nurcahya (2016)
Pengaruh Price
Discount dan Store
Atmosphere
Terhadap Emotional
Shopping dan
Impulse Buying. E-
Jurnal Manajemen
Unud, Vol. 15, No.
3, 2016: 1859-1888
ISSN: 2302-8912.
Persamaan
a. Menggunakan
variabel store
atmosphere dan
impulse buying
Perbedaan
a. Penelitian ini tidak
menggunakan
variabel availability
of money and time
dan hedonic
shopping value.
b. Penelitian ini tidak
menggunakan
metode analisis
regresi linier
berganda
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa store
atmosphere
mempengaruhi
secara positif
terhadap impulse
buying.
35
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Model Kerangka Pemikiran Penelitian
Availability of
Money and Time
(X1)
Hedonic Shopping
Value (X2)
Store Atmosphere
(X3)
Impulse Buying
(Y)
Analisis Regresi Linier Berganda
Uji Asumsi Klasik:
Uji Normalitas
Uji Multikolonieritas
Uji Heteroskedastisitas
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Uji Hipotesis:
Uji t
Uji F
Kesimpulan dan Saran
Koefisien Determinasi
36
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Sugiyono, 2010). Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan
penelitian, landasan teori dan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
1. Pengaruh variabel availability of money and time terhadap impulse buying
Ho1 : β1 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh availability of money and time
terhadap impulse buying.
Ha1 : β1 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh availability of money and time terhadap
impulse buying.
2. Pengaruh variabel hedonic shopping value terhadap impulse buying
Ho2 : β2 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh hedonic shopping value terhadap
impulse buying.
Ha2 : β2 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh hedonic shopping value terhadap impulse
buying.
3. Pengaruh variabel store atmosphere terhadap impulse buying
Ho3 : β3 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh store atmosphere terhadap impulse
buying.
Ha3 : β3 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh store atmosphere terhadap impulse
buying.
37
4. Pengaruh variabel availability of money and time, hedonic shopping value,
dan store atmosphere terhadap impulse buying
Ho4 : β123 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh availability of money and time,
hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap
impulse buying.
Ha4 : β123 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh availability of money and time, hedonic
shopping value, dan store atmosphere terhadap impulse
buying.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Wilayah dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis membatasi wilayah dan tempat
penelitian dikarenakan penulis fokus meneliti perilaku konsumen yang
melakukan impulse buying pada Transmart Carrefour Cilandak. Waktu
penelitian dilakukan dari bulan April hingga bulan Mei 2017.
2. Variabel Penelitian
Berdasarkan pokok masalah dan hipotesis, maka variabel yang akan
diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu
variabel independen yang diberi simbol “X” dan variabel dependen yang
diberi simbol “Y”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
availability of money and time, hedonic shopping value, dan store
atmosphere. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah
impulse buying.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni,
2015). Populasi bukan hanya orang saja, tetapi juga objek dan benda-benda
39
alam yang lain dan yang meliputi seluruh sifat yang dimiliki oleh objek atau
subjek tersebut (Sugiyono, 2015).
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah para konsumen
Transmart Carrefour Cilandak yang jumlahnya tidak diketahui dengan jelas,
dikarenakan pembeli atau pengunjung Transmart Carrefour Cilandak tidak
dapat ditentukan jumlahnya secara pasti pada setiap periode waktu.
2. Sampel
Menurut Sujarweni (2015) sampel adalah bagian dari sejumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian.
Adapun teknik sampel yang digunakan penulis dalam melakukan
penelitian ini adalah non-probability sampling yaitu, teknik pengambilan
sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2015).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan metode
insidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2015).
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori
Roscoe dalam buku Research Methods for Business (Sugiyono, 2015)
menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak untuk penelitian adalah
antara 30 sampai 500. Bila dalam penelitian melakukan analisis multivariat
maka jumlah sampel minimal 10 kali dari jumlah keseluruhan variabel yang
40
diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 60
responden pelanggan Transmart Carrefour Cilandak.
C. Metode Pengumpulan Data
Menurut Sujarweni (2015), jenis-jenis sumber data menurut cara
memperolehnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui responden melalui
kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data wawancara peneliti
dengan narasumber. Data yang diperoleh dari data primer harus diolah
(Sujarweni, 2015). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data primer berupa:
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015). Tipe kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan-
pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup akan membantu responden
menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam
melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pendekatan skala
Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
(Sugiyono, 2015)
41
Dalam skala Likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak
ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan
ataupun pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan
skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,
misalnya:
Tabel 3.1
Skala Likert
Kategori Skor
Sangat Penting (SP), Sangat Setuju (SS), Sangat Baik (SB) 5
Penting (P), Setuju (S), Baik (B) 4
Ragu-Ragu (RR), Ragu-Ragu (RR), Ragu-Ragu (R) 3
Tidak Penting (TP), Tidak Setuju (TS), Tidak Baik (TB) 2
Sangat Tidak Penting (STP), Sangat Tidak Setuju (STS),
Sangat Tidak Baik (STB)
1
Sumber: Sugiyono, 2015
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, dan
majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, dan lain sebagainya
(Sujarweni, 2015). Data sekunder yang digunakan peneliti dalam penelitian
42
ini bersumber dari buku-buku, jurnal, dan penggunaan media internet untuk
memperoleh informasi, serta data-data yang diperlukan.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
dengan menggunakan data hasil proses penyebaran kuesioner kepada responden.
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pendekatan skala Likert, yaitu skala
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial. (Sugiyono, 2015). Data yang terkumpul
dari hasil penyebaran kuesioner akan diolah dan dianalisis dengan tujuan data yang
diolah tersebut dapat menjadi sebuah informasi, sehingga karakteristik dapat lebih
mudah dipahami untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Pengelolaan dan
analisis data dilakukan dengan bantuan software Statistical Product and Service
Solutions (SPSS) versi 22.
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu data dalam penelitian. Menurut Ghozali (2016) uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan sah atau valid jika pertanyaan pada kuesioner
tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut.
43
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung (nilai
Corrected Item-Total Correlation pada output Cronbach Alpha) dengan
nilai rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dengan alpha = 0,05.
Jika rhitung > rtabel dan berkorelasi positif maka butir atau
pertanyaan tersebut valid. Atau dengan kata lain item pertanyaan
dikatakan valid apabila skor item pertanyaan memiliki korelasi yang
positif dan signifikan dengan skor total variabel.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang
dinyatakan valid. Menurut Ghozali (2016) uji reliabilitas digunakan
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu.
Dalam penelitian ini, cara yang digunakan untuk menguji
reliabilitas kuesioner adalah dengan mengukur reliabilitas dengan uji
statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memiliki Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali 2016).
2. Uji Asumsi Klasik
Tujuan dari uji asumsi klasik regresi linier berganda adalah untuk
melihat asumsi tertentu tentang pola perilaku variabel yang dikenal dengan
asumsi dasar regresi, yaitu:
44
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016) uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen
memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak dalam penelitian
adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
1) Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Namun demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang
lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot untuk
menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak. Pada
prinsipnya, normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan uji
normalitas adalah:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
45
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
2) Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-
hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan di samping uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2016). Selain dengan
melihat kurva probability plot, uji normalitas juga dapat dilakukan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam uji ini, apabila nilai
sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi dengan normal. Namun jika
nilai sig. > 0,05 maka data berdistribusi dengan normal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,
2016). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai
tolerance dan lawannya variance inflation faktor (VIF). Kedua ukuran
ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
46
oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana, setiap
variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang
tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤
0,1 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, jadi jika nilai VIF < 10 dan nilai
tolerance > 0,1, maka model regresi bebas dari multikolonieritas.
(Ghozali, 2016).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2016). Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:
1) Uji Scatterplot
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
47
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2016)
2) Uji Glejser
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji
glejser yaitu dengan tujuan menguji apakah dalam model regresi
linier terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Apabila koefisien korelasi dari masing-
masing variabel bebas ada signifikan pada tingkat kekeliruan di
bawah 5%, mengindikasikan adanya gejala heteroskedastisitas dan
jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan diatas 5%,
mengindifikasikan tidak adanya gejala heterosedastisitas.
3. Uji Hipotesis
a. Uji t (Uji Koefisien Regresi Secara Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2016). Priyatno (2016) mengatakan bahwa
salah satu kriteria pengujian adalah dengan membandingkan nilai thitung
dengan nilai ttabel. Ho diterima jika nilai thitung berada diantara nilai ttabel
(-) dan (+). Dengan demikian, bila nilai thitung lebih kecil atau sama
dengan (≤) ttabel maka Ho diterima dan Ha di tolak. Dan Ho akan ditolak
jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel.
48
b. Uji F (Uji Koefisien Regresi Secara Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen (Ghozali, 2016). Priyatno (2016) mengatakan bahwa salah
satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil
perhitungan (Fhitung) dengan nilai F menurut tabel (Ftabel). Ho diterima
jika Fhitung ≤ Ftabel dan Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel
dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi (Priyatno,
2016). Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan
untuk mengetahui pengaruh availability of money and time, hedonic
shopping value, dan store atmosphere terhadap impulse buying.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Y = impulse buying
a = konstanta
X1 = availability of money and time
X2 = hedonic shopping value
X3 = store atmosphere
b1 = koefisien availability of money and time
49
b2 = koefisien hedonic shopping value
b3 = koefisien store atmosphere
e = standar kesalahan
5. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Priyatno, 2016). Menurut Santoso (2001)
dalam Priyatno (2016) menyatakan bahwa untuk regresi dengan lebih dari
dua variabel independen digunakan adjusted R2 sebagai koefisien
determinasi. Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah
disesuaikan.
Nilai R2 berkisar dari 0 sampai dengan 1. Jika mendekati 1 berarti
semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Sebaliknya, jika nilai mendekati angka 0 berarti semakin lemah
kemampuan variabel independen untuk dapat menjelaskan fluktuasi
variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015).
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel independen,
yaitu: availability of money and time, hedonic shopping value, dan store
atmosphere, dan 1 variabel dependen yaitu impulse buying.
50
Tabel 3.2
Tabel Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Availability Of
Money And Time
(Beatty dan Ferrel
(1998), Sherilou et
al., (2012),
Pattipeilohy et al.,
(2013))
Availability of
money
1. Saya memiliki
kemampuan
finansial untuk
berbelanja.
2. Saya memiliki uang
yang lebih untuk
berbelanja.
Likert
Availability of
time
3. Saya memiliki
waktu yang lebih
untuk berbelanja.
4. Saya tidak terburu-
buru dalam
berbelanja.
Likert
Hedonic Shopping
Value
(Yu dan Bastin, 2010) Novelty
1. Saya merasa seperti
menjelajahi dunia
baru ketika
berbelanja.
Likert
Fun
2. Saya merasa senang
dan gembira ketika
berbelanja.
Likert
Escape
3. Saya melupakan
masalah yang
sedang saya hadapi
ketika berbelanja.
Likert
Social Interaction
4. Saya merasa
meningkatkan rasa
kekeluargaan
dengan keluarga
ataupun tali
persahabatan
dengan teman
ketika berbelanja.
Likert
51
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Store Atmosphere
(Levy, et al., 2015) Lightning
1. Pencahayaan yang
menyoroti produk. Likert
Color
2. Warna yang
mempengaruhi
emosi konsumen.
Likert
Music
3. Musik yang
mempengaruhi
perilaku konsumen.
Likert
Scent
4. Aroma yang
mempengaruhi
perasaan dan emosi
konsumen.
Likert
Impulse Buying
(Rook dalam
Cahyorini dan
Rusfian, 2011)
Spontanity
1. Saya tidak
merencanakan
membeli namun
membeli secara
spontan.
Likert
Power of
compulsion
2. Saya membeli
akibat dorongan
motivasi internal.
Likert
Excitement and
simulation
3. Saya membeli
akibat emosi. Likert
Disregard for
consequences
4. Saya membeli tanpa
memikirkan akibat
yang ditimbulkan.
Likert
52
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Carrefour hadir menjadi sahabat berbelanja keluarga di Indonesia sejak 1998.
Sejak tanggal 19 November 2012, Carrefour di Indonesia sudah dimiliki 100%
sahamnya oleh CT Corp. Seiring dengan pergantian pemegang saham tersebut,
nama perusahaan berubah menjadi PT. Trans Retail Indonesia dari sebelumnya PT.
Carrefour Indonesia.
Hingga saat ini, sebanyak 87 gerai Carrefour tersebar di seluruh Indonesia,
Carrefour Express pada 28 Kabupaten/Kota di Indonesia. Carrefour bermitra
dengan lebih dari 4.000 pemasok dari seluruh Indonesia yang 70% dari jumlah
tersebut termasuk dalam kategori Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Melalui
Carrefour, para pemasok ini dapat memberikan akses kepada pelanggan ke puluhan
ribu jenis produk yang 90% nya merupakan produk lokal. Carrefour juga
memberikan kemudahan dan kenyamanan berbelanja melalui program Home
Delivery. Sehingga belanja murah dan semakin mudah.
Seiring perkembangan zaman, Carrefour melakukan transformasi ke arah
yang lebih baik, dengan menghadirkan Transmart Carrefour. Transmart Carrefour
hadir dengan konsep baru dan modern dalam berbelanja dengan pembagian koridor
belanja lebih rapi dan suasana belanja yang lebih nyaman, lebih luang dan lapang.
Juga terdapat lounge pada area informasi yang dilengkapi dengan sofa sehingga
membuat nyaman saat menunggu antrian untuk dilayani. Transmart Carrefour hadir
53
dengan menggabungkan hypermarket, entertainment serta food & fashion dalam
satu kawasan terintegrasi. Kenyamanan area seluas 13.000 m menyediakan produk
berkualitas tinggi serta area yang didesain sedemikian menarik diantaranya Mom &
Baby, Health & Beauty, All Sport & Electronic Pro. Saat ini sudah ada 4 Transmart
Carrefour yang tersebar di Indonesia. Yaitu di Tangerang Center, Cempaka Putih,
Cilandak, dan Daun Village Balikpapan. (http://www.carrefour.co.id/)
B. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan Transmart Carrefour
Cilandak. Jumlah konsumen yang dipilih sebagai responden sebanyak 60 orang
dengan kuesioner yang disebar secara langsung pada responden. Berikut ini adalah
deskripsi mengenai jumlah data responden dan identitas responden penelitian.
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase %
Pria 21 35%
Wanita 39 65%
Total 60 100%
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa sebanyak 21 orang atau
35% responden berjenis kelamin pria, dan sisanya sebesar 39 orang atau
65% responden berjenis kelamin wanita. Hal ini menjelaskan bahwa
mayoritas responden adalah wanita.
54
2. Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase %
> 17 s/d 25 tahun 29 48,3%
> 25 s/d 32 tahun 14 23,3%
> 32 s/d 45 tahun 15 25%
> 45 tahun 2 3,4%
Total 60 100%
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa 60 responden yang
pernah berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak terdiri dari 29 orang
atau 48,3% responden berusia lebih dari 17 sampai 25 tahun, 14 orang atau
23,3% responden berusia lebih dari 25 sampai 32 tahun, 15 orang atau 25%
responden berusia lebih dari 32 sampai 45 tahun, dan 2 orang atau 3,4%
responden berusia lebih dari 45 tahun. Mayoritas responden yang berbelanja
di Transmart Carrefour Cilandak adalah berkisar lebih dari 17 sampai 25
tahun.
3. Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3
Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase %
Mahasiswa/Pelajar 27 45%
Karyawan Swasta 19 31,6%
PNS 4 6,7%
55
Pekerjaan Jumlah Persentase %
Wirausaha 4 6,7%
Lain-lain 6 10%
Total 60 100%
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa 60 responden yang
pernah berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak terdiri dari 27 orang
atau 45% responden berprofesi sebagai mahasiswa atau pelajar, 19 orang
atau 31,6% responden berprofesi sebagai karyawan swasta, 4 orang atau
6,7% responden berprofesi sebagai PNS, 4 orang atau 6,7% responden
berprofesi sebagai wirausaha, dan 6 orang atau 10% responden memiliki
profesi yang beragam.
4. Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.4
Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase %
SMA/SMK 27 45%
Akademi/D1/D2/D3 11 18,3%
S1 17 28,3%
S2 5 8,4%
S3 0 0%
Total 60 100%
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa 60 responden yang
pernah berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak terdiri dari 27 orang
56
atau 45% responden berpendidikan SMA/SMK, 11 orang atau 18,3%
responden berpendidikan akademi/D1/D2/D3, 17 orang atau 28,3%
responden berpendidikan S1, dan 5 orang atau 8,4% responden
berpendidikan S2.
5. Responden Berdasarkan Pendapatan
Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Jumlah Persentase %
> 0 s/d Rp 2.000.000 25 41,7%
> Rp 2.000.000 s/d 4.000.000 12 20%
> Rp 4.000.000 s/d 6.000.000 13 21,7%
> Rp 6.000.000 10 16,6%
Total 60 100%
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa 60 responden yang
pernah berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak terdiri dari 25 orang
atau 41,7% responden berpendapatan Rp 0 s/d Rp 2.000.000, 12 orang atau
20% responden berpendapatan lebih dari Rp 2.000.000 s/d Rp 4.000.000,
13 orang atau 21,7% responden berpendapatan lebih dari Rp 4.000.000 s/d
Rp 6.000.000, 10 orang atau 16,6% responden berpendapatan lebih dari Rp
6.000.000.
C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum kuesioner disebarkan kepada 60 responden, peneliti melakukan pra-
survei kepada 30 orang responden dengan memberikan 16 butir pernyataan yang
57
dibagi menjadi 4 bagian variabel utama, yaitu: availability of money and time,
hedonic shopping value, store atmosphere, dan impulse buying untuk menguji
validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan yang diajukan.
1. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali, 2016). Untuk mendapatkan data primer penelitian
dilakukan penyebaran kuesioner kepada konsumen yang pernah berbelanja
di Transmart Carrefour Cilandak. Uji validitas dilakukan dengan cara
membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n –
2, dalam hal ini jumlah sampel yang digunakan adalah 30 responden. Maka
(df) = 30 – 2 = 28, pada rtabel dengan α = 5% atau 0,05 dan (df) = 28, didapati
rtabel sebesar 0,361. Maka suatu pernyataan atau indikator dinyatakan valid
apabila rhitung > 0,361 dan nilai positif, begitu sebaliknya. Untuk uji validitas
didapati hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas
Butir Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Availability of Money and Time (X1)
Availability of money and time 1 0,514 0,361 VALID
Availability of money and time 2 0,519 0,361 VALID
Availability of money and time 3 0,576 0,361 VALID
Availability of money and time 4 0,629 0,361 VALID
58
Butir Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Hedonic Shopping Value (X2)
Hedonic shopping value 1 0,577 0,361 VALID
Hedonic shopping value 2 0,707 0,361 VALID
Hedonic shopping value 3 0,639 0,361 VALID
Hedonic shopping value 4 0,519 0,361 VALID
Store Atmosphere (X3)
Store atmosphere 1 0,523 0,361 VALID
Store atmosphere 2 0,517 0,361 VALID
Store atmosphere 3 0,601 0,361 VALID
Store atmosphere 4 0,447 0,361 VALID
Impulse Buying (Y)
Impulse buying 1 0,387 0,361 VALID
Impulse buying 2 0,524 0,361 VALID
Impulse buying 3 0,769 0,361 VALID
Impulse buying 4 0,502 0,361 VALID
Sumber: data primer yang telah diolah, 2017
Hasil uji validitas pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 16 item
pernyataan yang diberikan kepada 30 responden, keseluruhan item
pernyataan memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari rtabel = 0,361 yang
berarti bahwa semua item pernyataan dinyatakan valid.
59
2. Hasil Uji Reliabilitas
Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Adapun cara yang
digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah
dengan melakukan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali,
2016). Untuk uji reliabilitas didapati hasil sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach
Alpha
N of
Item
Keterangan
Availability of Money and
Time (X1)
0,755 4 Reliabel
Hedonic Shopping Value (X2) 0,795 4 Reliabel
Store Atmosphere (X3) 0,721 4 Reliabel
Impulse Buying (Y) 0,733 4 Reliabel
Sumber: data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, semua variabel yaitu availability of
money and time, hedonic shopping value, store atmosphere, dan impulse
buying memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70 maka semua
variabel dinyatakan reliabel dan penelitian ini dapat dilanjutkan.
60
D. Pembahasan Analisis Deskriptif
Agar dapat mengetahui pendapat yang diberikan oleh 60 responden pada
masing-masing variabel availability of money and time, hedonic shopping value,
store atmosphere dan impulse buying maka dianalisis deskripsi persentase terhadap
hasil tanggapan responden terhadap 16 pernyataan yang telah disediakan. Berikut
ini adalah hasil analisis deskriptif persentase tanggapan responden terhadap
pernyataan-pernyataan yang telah disediakan.
1. Availability of Money and Time (X1)
Variabel X1 pada penelitian ini diukur melalui 4 pernyataan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempersentasekan indikator-indikator dari
variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap availability of money and time
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Availability of Money and
Time
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Saya memiliki
kemampuan
finansial untuk
berbelanja di
Transmart
Carrefour
Cilandak.
0% 3,3% 13,4% 60% 23,3%
61
No. Pernyataan STS TS R S SS
2. Saya memiliki
uang yang lebih
untuk berbelanja
di Transmart
Carrefour
Cilandak.
3,3% 1,7% 23,3% 51,7% 20%
3. Saya memiliki
waktu yang lebih
untuk berbelanja
di Transmart
Carrefour
Cilandak.
0% 3,3% 35% 55% 6,7%
4. Saya tidak
terburu-buru
ketika berbelanja
di Transmart
Carrefour
Cilandak.
0% 0% 10% 65% 25%
Rata-rata 0,825% 2,075% 20,425% 57,925% 18,75%
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada variabel availability of money
and time mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 57,925%. Dan
dari 4 butir pernyataan yang paling mendapatkan respon positif adalah
pernyataan nomor 4, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden
menjawab “setuju” sebesar 65% pada pernyataan nomor 4.
2. Hedonic Shopping Value (X2)
Variabel X2 pada penelitian ini diukur melalui 4 pernyataan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempersentasekan indikator-indikator dari
variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap hedonic shopping value
dijelaskan pada tabel berikut:
62
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hedonic Shopping Value
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Berbelanja di
Transmart
Carrefour
Cilandak dapat
membuat saya
merasa
menjelajahi dunia
baru.
0% 0% 30% 51,7% 18,3%
2. Berbelanja di
Transmart
Carrefour
Cilandak dapat
membuat saya
gembira dan
senang.
0% 0% 6,7% 76,7% 16,6%
3. Berbelanja di
Transmart
Carrefour
Cilandak dapat
membuat saya
melupakan
masalah yang
sedang saya
hadapi.
0% 0% 33,3% 51,7 15%
4. Berbelanja di
Transmart
Carrefour
Cilandak dapat
meningkatkan
rasa kekeluargaan
dengan keluarga
ataupun tali
persahabatan
dengan teman
ketika berbelanja.
0% 1,7% 3,3% 66,7% 28,3%
Rata-rata 0% 0,425% 18,325% 61,7% 19,55%
63
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada variabel hedonic shopping value
mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 61,7%. Dan dari 4 butir
pernyataan yang paling mendapatkan respon positif adalah pernyataan
nomor 2, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden menjawab
“setuju” sebesar 76,7% pada pernyataan nomor 2.
3. Store Atmosphere (X3)
Variabel X3 pada penelitian ini diukur melalui 4 pernyataan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempersentasekan indikator-indikator dari
variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap store atmosphere dijelaskan
pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Store Atmosphere
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Pencahayaan di
Transmart
Carrefour Cilandak
menyoroti produk
dengan baik.
0% 0% 15% 48,3% 36,7%
2. Warna di
Transmart
Carrefour Cilandak
mempengaruhi
emosi saya ketika
saya berbelanja.
0% 1,7% 18,3% 63,3% 16,7%
3. Musik di Transmart
Carrefour Cilandak
mempengaruhi
perilaku saya
ketika saya
berbelanja.
0% 0% 15% 73,3% 11,7%
64
No. Pernyataan STS TS R S SS
4. Aroma di
Transmart
Carrefour Cilandak
mempengaruhi
perasaan dan emosi
saya.
0% 0% 13,3% 61,7% 25%
Rata-rata 0 0,425% 15,4% 61,65% 22,525%
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pada variabel store atmosphere
mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 61,65%. Dan dari 4 butir
pernyataan yang paling mendapatkan respon positif adalah pernyataan
nomor 3, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden menjawab
“setuju” sebesar 73,3% pada pernyataan nomor 3.
4. Impulse Buying (Y)
Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 4 pernyataan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempersentasekan indikator-indikator dari
variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap impulse buying dijelaskan pada
tabel berikut:
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Impulse Buying
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Ketika saya
berbelanja, saya
tidak merencakan
yang ingin dibeli,
namun saya
membeli secara
spontan.
0% 6,7% 23,3% 41,7% 28,3%
65
No. Pernyataan STS TS R S SS
2. Ketika saya
berbelanja, saya
membeli akibat
dorongan motivasi
dari dalam diri
saya.
0% 0% 11,7% 75% 13,3%
3. Ketika saya
berbelanja, saya
membeli karena
dorongan emosi.
0% 1,7% 26,7% 63,3% 8,3%
4. Ketika saya
berbelanja, saya
membeli tanpa
memikirkan akibat
yang akan
ditimbulkan.
0% 3,3% 28,3% 46,7% 21,7%
Rata-rata 0% 2,925% 22,5% 56,675% 17,9%
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada variabel impulse buying
mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 56,67%. Dan dari 4 butir
pernyataan yang paling mendapatkan respon positif adalah pernyataan
nomor 2, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden menjawab
“setuju” sebesar 75% pada pernyataan nomor 2.
E. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang
baik dan layak dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal (Ghozali, 2016). Dalam uji normalitas terdapat dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
66
dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas data dengan analisis
grafik menggunakan pengelolahan SPSS versi 22 menghasilkan grafik
sebagai berikut:
Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017
Gambar 4.1
Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan pada gambar kurva p-plot di atas, dapat disimpulkan
bahwa dalam kurva normal p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis
diagonal dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Berarti dari
kurva ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas dan
layak untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel independen.
Selain uji grafik, peneliti juga melengkapi pengujian normalitas
dengan uji statistik untuk menegaskan hasil uji normalitas grafik di atas.
67
Salah satu uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dalam uji
ini, apabila nilai sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi dengan normal.
Namun jika nilai sig. > 0,05 maka data berdistribusi dengan normal. Hasil
uji statistik menghasilkan tabel sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Unstandardized
Residual ,067 60 ,200* ,988 60 ,800
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.12, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah
0,200, dapat diketahui bahwa nilai unstandardized residual memiliki nilai
Sig > 0,05 dan ini mengartikan bahwa data berdistribusi dengan normal.
2. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF),
68
jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1, maka model regresi bebas dari
multikolonieritas. (Ghozali, 2016). Hasil pengujian VIF dari model regresi
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2,180 3,318 ,657 ,514
Availability of
Money and
Time
,220 ,104 ,256 2,115 ,039 ,929 1,077
Hedonic
Shopping
Value
,310 ,152 ,248 2,035 ,047 ,918 1,089
Store
Atmosphere ,306 ,145 ,247 2,104 ,040 ,988 1,012
a. Dependent Variable: Impulse Buying
Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017
Berdasarkan hasil tabel 4.13 di atas, uji hasil Variance Inflation
Factor (VIF) masing-masing variabel independen memiliki VIF < 10 dan
tolerance > 0,10 yaitu untuk variabel availability of money and time (X1)
1,077 dan 0,929, hedonic shopping value (X2) 1,089 dan 0,918, dan store
atmosphere (X3) 1,012 dan 0,988. Maka dapat dinyatakan model regresi
linier berganda tidak terdapat multikolonieritas antara variabel dependen
dengan variabel independen yang lain sehingga dapat digunakan dalam
penelitian ini.
69
3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2016). Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah, yaitu secara grafik dan
secara statistik, berdasarkan hasil pengolahan data maka hasil uji scatterplot
dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa distribusi data tidak teratur
dan tidak membentuk pola tertentu, serta menyebar di atas maupun di bawah
70
angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi. Selain itu, untuk menegaskan hasil
uji heteroskedastisitas, peneliti juga melakukan uji statistik dengan
menggunakan uji glejser. Jika nilai signifikansi di bawah 5% atau 0,05 maka
terdapat gejala heteroskedastisitas sedangkan Jika nilai signifikansi di atas
5% atau 0,05 maka tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan
hasil pengolahan data hasil uji glesjer dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Statistik
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 1,538 2,082 ,739 ,463
Availability of
Money and Time ,021 ,065 ,045 ,327 ,745
Hedonic Shopping
Value ,000 ,096 ,000 -,003 ,997
Store Atmosphere -,048 ,091 -,070 -,525 ,602
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas tidak adanya variabel bebas yang memiliki
signifikansi di bawah 0,05. Variabel availability of money and time
memiliki signifikansi 0,745, variabel hedonic shopping value memiliki
signifikansi 0,997, dan variabel store atmosphere memiliki signifikansi
0,602. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak
ada masalah heterokedastisitas atau bebas dari heterokedastisitas.
71
F. Hasil Uji Hipotesis
1. Hasil Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2016). Priyatno (2016) mengatakan bahwa salah satu
kriteria pengujian adalah dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai
ttabel. Ho diterima jika nilai thitung berada diantara nilai ttabel (-) dan (+).
Dengan demikian, bila nilai thitung lebih kecil atau sama dengan (≤) ttabel maka
Ho diterima dan Ha di tolak. Dan Ho akan ditolak jika -thitung < -ttabel atau
thitung > ttabel. Berikut adalah hasil uji t dalam penelitian ini:
Tabel 4.15
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,180 3,318 ,657 ,514
Availability of
Money and Time ,220 ,104 ,256 2,115 ,039
Hedonic Shopping
Value ,310 ,152 ,248 2,035 ,047
Store Atmosphere ,306 ,145 ,247 2,104 ,040
a. Dependent Variable: Impulse Buying
Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, diperoleh thitung untuk X1 sebesar
2,115, X2 sebesar 2,035, dan X3 sebesar 2,104. Untuk menentukan ttabel
digunakan lampiran statistika tabel t, dengan menggunakan α = 5% : 2 =
72
2,5% (uji 2 sisi) dengan (df) n-k-1 atau 60-3-1 = 56. Maka diperoleh ttabel
sebesar 2,003.
Tabel 4.16
Tabel t statistika
df Signifikansi
0,025 0,05
55 2,004 1,673
56 2,003 1,673
57 2,002 1,672
Sumber: Priyatno (2016)
a. Pengaruh availability of money and time dan impulse buying.
Terlihat bahwa thitung untuk variabel availability of money and
time adalah 2,115. Hal ini mengartikan bahwa nilai thitung 2,115 >
ttabel 2,003. Maka dapat disimpulkan bahwa availability of money
and time berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku impulse
buying sehingga dengan hal ini Ho ditolak dan Ha diterima.
Availability of money and time merupakan salah satu faktor
situasional yang mempengaruhi terjadinya impulse buying. Menurut
Beatty and Ferrell (1998) availability of money and time menjadi
fasilitator terhadap proses impulse buying karena uang akan
meningkatkan kekuatan untuk melakukan pembelian dan waktu
menjadi tolak ukur terhadap perilaku belanja konsumen karena
semakin banyak waktu yang dimiliki, maka semakin lama ia akan
menghabiskan waktu di lingkungan toko yang memungkinkan
terjadinya proses impulse buying semakin besar.
73
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Prasetya dan Rahardjo (2016) yang berjudul
“Analisis Pengaruh Ketersediaan Uang dan Waktu, Lingkungan
Toko, Nilai Belanja Hedonis, dan Emosi Positif Terhadap
Pembelian Tak Terencana (Studi Kasus pada Pelanggan Lottemart
di Kota Jakarta).” yang menyatakan bahwa konsumen dengan
keuangan yang bagus dengan waktu senggang akan lebih
memungkinkan melakukan impulse buying, oleh karena itu
availability of money and time memiliki pengaruh yang signifikan
dalam pembelian tak terencana. Dan juga sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sherilou, et al, (2012) yang mengatakan
availability of money and time mempunyai peranan penting serta
pengaruh positif dalam meningkatkan kekuatan impulse buying pada
konsumen..
b. Pengaruh hedonic shopping value dan impulse buying.
Terlihat bahwa thitung untuk variabel hedonic shopping value
adalah 2,035. Hal ini mengartikan bahwa nilai thitung 2,035 > ttabel
2,003. Maka dapat disimpulkan bahwa hedonic shopping value
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku impulse buying
sehingga dengan hal ini Ho ditolak dan Ha diterima.
Babin et al. (1994) menyatakan bahwa hedonic shopping
value mencerminkan nilai belanja yang lebih berfokus langsung
terhadap pengalaman dan emosi yang dirasakan selama belanja.
74
Menurut Park, et al. (2006), hedonic shopping value memainkan
peran penting dalam proses impulse buying karena sering kali
konsumen mengalami impulse buying ketika didorong oleh
keinginan hedonis atau sebab lain di luar alasan ekonomi, seperti
karena rasa senang, fantasi, sosial, atau pengaruh emosional.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Yu dan Bastin (2010) yang berjudul “Hedonic
Shopping Value and Impulse Buying Behavior in Transitional
Economies: A Symbiosis in The Mainland China Marketplace” yang
menyatakan bahwa hedonic shopping value memainkan peran
penting untuk menuntun konsumen melakukan perilaku impulse
buying terlebih terhadap pembelanja hedonis yang lebih
mengutamakan pengalaman dan kesenangan saat berbelanja. Dan
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eren, et al.,
(2012) yang menyatakan bahwa hedonic shopping value
berpengaruh secara positif terhadap impulse buying.
c. Pengaruh store atmosphere dan impulse buying.
Terlihat bahwa thitung untuk variabel store atmosphere adalah
2,104. Hal ini mengartikan bahwa nilai thitung 2,104 > ttabel 2,003.
Maka dapat disimpulkan bahwa store atmosphere berpengaruh
secara signifikan terhadap perilaku impulse buying sehingga dengan
hal ini Ho ditolak dan Ha diterima.
75
Store atmosphere mampu membangkitkan efek tertentu dari
diri konsumen yang memungkinkan konsumen untuk tinggal lebih
lama di dalam sebuah toko ritel. Menurut Levy, et al., (2015) store
atmosphere mengacu pada desain lingkungan toko untuk
menimbulkan rangsangan stimuli pada konsumen. Banyak ritel telah
menemukan cara cerdik dalam mengembangkan store atmosphere
agar berdampak pada konsumen secara langsung.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Katelijn et al., (2008) dalam Prasetya dan Rahardjo
(2016) yang berjudul “Retail Design: Exploring Lighting for
Creating Experiences that Influences Consumers Mood and
Behaviour in Retail Space” yang menyatakan bahwa elemen-elemen
store atmosphere memiliki pengaruh secara positif terhadap
perilaku impulse buying konsumen. Hal ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rasheed, et al., (2016) mengatakan
bahwa store atmosphere memiliki keterkaitan dalam mempengaruhi
perilaku konsumen dan meyakinkan konsumen untuk melakukan
impulse buying. Serta sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gumilang dan Nurcahya (2016) yang menyatakan bahwa store
atmosphere berpengaruh secara positif terhadap impulse buying.
2. Hasil Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
76
dependen (Ghozali, 2016). Priyatno (2016) mengatakan bahwa salah satu
cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil
perhitungan (Fhitung) dengan nilai F menurut tabel (Ftabel). Ho diterima jika
Fhitung ≤ Ftabel dan Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel. Berikut adalah hasil uji F
pada penelitian ini:
Tabel 4.17
Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 36,562 3 12,187 5,775 ,002b
Residual 118,171 56 2,110
Total 154,733 59
a. Dependent Variable: Impulse Buying
b. Predictors: (Constant), Store Atmosphere, Availability of Money and Time, Hedonic
Shopping Value
Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, diperoleh Fhitung sebesar 5,775. Untuk
menentukan Ftabel digunakan lampiran statistika tabel F, dengan
menggunakan tingkat signifikansi 0,05, dengan df 1 (jumlah variabel – 1)
atau 4-1 = 3 dan df 2 (n-k-1) atau 60-3-1 = 56. Maka diperoleh Ftabel sebesar
2,769.
Tabel 4.18
Tabel F statistika
df 2 df 1
2 3 4
55 3,165 2,773 2,540
56 3,162 2,769 2,537
57 3,159 2,766 2,534
Sumber: Priyatno (2016)
77
Hal ini mengartikan bahwasannya nilai Fhitung > Ftabel yaitu 5,775 >
2,769 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulanya, terdapat hubungan
yang linier antara variabel independen dengan variabel dependen.
G. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis
regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu
variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi (Priyatno,
2016).
Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh availability of money and time,
hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap perilaku impulse buying
pelanggan Transmart Carrefour Cilandak adalah sebagai berikut:
Tabel 4.19
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,180 3,318 ,657 ,514
Availability of Money
and Time (X1) ,220 ,104 ,256 2,115 ,039
Hedonic Shopping
Value (X2) ,310 ,152 ,248 2,035 ,047
Store Atmosphere (X3) ,306 ,145 ,247 2,104 ,040
a. Dependent Variable: Impulse Buying
Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017
78
Dari tabel 4.19 di atas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk
mengetahui pengaruh availability of money and time, hedonic shopping value, dan
store atmosphere terhadap perilaku impulse buying, adapun persamaan regresinya
adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 2,180 + 0,220X1 + 0,310X2 + 0,306X3 + e
Keterangan:
Y = impulse buying
a = konstanta
X1 = availability of money and time
X2 = hedonic shopping value
X3 = store atmosphere
b1 = koefisien availability of money and time
b2 = koefisien hedonic shopping value
b3 = koefisien store atmosphere
e = standar kesalahan
Berdasarkan tabel 4.19 ditemukan bahwa variabel yang paling mempengaruhi
perilaku impulse buying adalah hedonic shopping value karena memiliki nilai B
Unstandardized Coefficient lebih besar dari variabel lainnya yaitu sebesar 0,310.
H. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase
sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
79
dependen (Priyatno, 2016). Analisis ini dapat dilakukan melalui pengujian nilai R2.
Adapun hasil analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.20
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,486a ,236 ,195 1,453
a. Predictors: (Constant), Store Atmosphere, Availability of Money and Time, Hedonic Shopping
Value
Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017
Berdasarkan data hasil pada tabel 4.20 di atas, dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwasannya penelitian ini memiliki nilai R2 sebesar 0,195. Nilai
tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel availability of
money and time, hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap perilaku
impulse buying pelanggan Transmart Carrefour Cilandak.
Koefisien determinasi tersebut memiliki maksud bahwa pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 19,5%. Sisanya sebesar
80,5% dipengaruhi faktor lain selain variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh availability of money and
time, hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap perilaku impulse
buying. Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang pelanggan Transmart
Carrefour Cilandak.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah
dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi linier
berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh variabel availability of money and time terhadap perilaku
impulse buying
Availability of money and time berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku impulse buying pelanggan Transmart Carrefour Cilandak, hal ini
dapat dilihat dari thitung availability of money and time sebesar 2,115 > ttabel
2,003.
2. Pengaruh variabel hedonic shopping value terhadap perilaku impulse
buying.
Hedonic shopping value berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku
impulse buying pelanggan Transmart Carrefour Cilandak, hal ini dapat
dilihat dari thitung hedonic shopping value sebesar 2,035 > ttabel 2,00
81
3. Pengaruh variabel store atmosphere terhadap perilaku impulse buying.
Store atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku impulse
buying pelanggan Transmart Carrefour Cilandak, hal ini dapat dilihat dari
thitung store atmosphere sebesar 2,035 > ttabel 2,003.
4. Pengaruh secara simultan antara variabel availability of money and
time, hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap perilaku
impulse buying.
Dalam hasil uji F nilai Fhitung sebesar 5,775 > Ftabel 2,769. Hal ini
mengartikan bahwasannya terdapat hubungan yang linier antara variabel
independen dengan variabel dependen secara keseluruhan. Kemudian, dari
hasil analisis koefisien determinasi didapati nilai R2 sebesar 0,195.
Koefisien determinasi tersebut memiliki maksud bahwa pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 19,5%. Sisanya
sebesar 80,5% dipengaruhi faktor lain selain variabel yang diteliti dalam
penelitian ini.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, peneliti ingin memberikan beberapa saran yang dapat
disampaikan, yaitu:
1. Dari hasil data uji t menunjukkan bahwa availability of money and time
terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku impulse
buying. Namun berdasarkan hasil pembahasan analisis deskripstif,
pernyataan nomor tiga pada variabel availability of money and time yang
paling mendapatkan respon negatif, hal ini menjadi dasar diambilnya saran
82
untuk menjadi solusi pada variabel availability of money and time pada
penelitian ini. Untuk mengatasi hal tersebut Transmart Carrefour Cilandak
harus berusaha memberikan sales service dalam bentuk sales person dengan
target sasaran yang tepat kepada konsumen Transmart Carrefour Cilandak
dengan tujuan untuk memunculkan stimuli dan bisa menarik perhatian
konsumen sehingga dapat menimbulkan minat konsumen untuk melakukan
impulse buying. Menurut Gilbert (2003) tujuan dari sales person yaitu;
untuk mendapatkan penjualan, menstimulasi impulse buying dengan
memberikan perhatian ekstra kepada konsumen, membuat konsumen puas
serta mengetahui produk, membuat hubungan baik antar konsumen-
produsen. Sales person dianggap ampuh untuk menjadi solusi bagi
konsumen yang kritis dengan masalah waktu mereka. Sales person mampu
menjadi strategi untuk menarik konsumen melakukan impulse buying
namun memiliki waktu yang terbatas, karena dengan diciptakannya
hubungan antar produsen-konsumen akan membuat meraka lupa dengan
ketersediaan waktu mereka dan bergerak spontan melakukan impulse
buying setelah dipengaruhi oleh sales person yang tepat. Lebih lanjut lagi,
Beatty dan Ferrel (1998) menyatakan bahwa konsumen yang memiliki uang
dan waktu terbatas akan membuat mereka frustasi ketika berbelanja, maka
dari itu menghindari lingkungan belanja.
2. Dari hasil data uji t menunjukkan bahwa hedonic shopping value terbukti
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku impulse buying.
Namun berdasarkan hasil pembahasan analisis deskripstif, pernyataan
83
nomor tiga pada variabel hedonic shopping value yang paling mendapatkan
respon negatif, hal ini menjadi dasar diambilnya saran untuk menjadi solusi
pada variabel hedonic shopping value pada penelitian ini. Untuk mengatasi
hal tersebut Transmart Carrefour Cilandak harus berusaha menciptakan
suasana yang lebih nyaman dan inovatif untuk mendapatkan dan
mempertahankan pelanggan dengan memberikan value yang lebih superior
ketimbang pesaingnya dengan menggunakan model layout flower of
service. Menurut Wirtz dan Lovelock (2016) flower of service dibagi
menjadi 2 bagian yaitu core product yang merupakan hal paling dasar yang
harus dimiliki dalam produk maupun servis perusahaan dan supplementary
services yang merupakan servis-servis tambahan untuk membedakan core
product yang dimiliki dengan para pesaing. Sesuai dengan konsep flower of
service, Transmart Carrefour Cilandak hanya fokus terhadap produk inti
mereka yaitu konsep hypermarket yang terintegrasi namun
mengesampingkan servis-servis tambahan yang dapat menambah
kenyamanan konsumen seperti kurangnya toilet dan tidak terdapatnya ruang
ibadah di dalam Transmart Carrefour Cilandak. Maka dari itu diharapkan
kedepannya Transmart Carrefour Cilandak meningkatkan supplementary
services dengan maksud untuk menciptakan suasana lebih nyaman bagi
seluruh konsumen Transmart Carrefour Cilandak agar mereka lebih betah
untuk berlama-lama di dalam Transmart Carrefour Cilandak.
3. Dari hasil data uji t menunjukkan bahwa store atmosphere terbukti
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku impulse buying.
84
Namun berdasarkan hasil pembahasan analisis deskripstif, pernyataan
nomor dua pada variabel store atmosphere yang paling mendapatkan respon
negatif, hal ini menjadi dasar diambilnya saran untuk menjadi solusi pada
variabel store atmosphere pada penelitian ini. Untuk itu Transmart
Carrefour Cilandak sebaiknya mempertahankan dan meningkatkan
kenyamanan serta service environment Transmart Carrefour Cilandak
dengan cara memperkaya desain kondisi sekitar gerai-gerai yang ada di
Transmart Carrefour Cilandak agar tidak terlihat monoton melalui unsur-
unsur pewarnaan yang mengeluarkan sisi ciri khas Transmart. Menurut
Wirtz dan Lovelock (2016) tujuan dari penciptakan desain service
environment adalah untuk membentuk pengalaman dan perilaku konsumen
ketika berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak, menciptakan sinyal
kualitas yang diberikan oleh Transmart Carrefour Cilandak, memfasilitasi
kualitas dan produktivitas yang diberikan oleh Transmart Carrefour
Cilandak. Keseluruhan service environment yang dibangun diharapkan
dapat menambah menciptakan sensasi serta perasaan tertentu dalam benak
konsumen dan menimbulkan perilaku impulse buying.
Penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian yang akan dilakukan
selanjutnya. Bagi pihak yang ingin meneliti lebih lanjut, dapat menggunakan
ataupun menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku
impulse buying, seperti store environment,, product type, product price, packaging,
price discount, bonus pack, point-of-sales, perceived risk, materialism, shopping
enjoyment, culture, positive emotion, time, money, the presence of others, dan in-
85
store browsing sebagai variabel yang mampu meningkatkan penjualan produk guna
mempengaruhi perilaku impulse buying (Unsalan, 2015). Selain itu dapat juga
memperluas jangkauan wilayah penelitian seperti mengambil objek-objek ritel
modern lainnya yang terdapat di daerah lain sehingga penelitian dapat digeneralisir
dan juga mampu mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mampu mempengaruhi
perilaku impulse buying. Karena dalam penelitian ini diketahui terdapat 80,5%
faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku impulse buying.
86
DAFTAR PUSTAKA
A.C. Nielsen. “Survey of Consumer Behaviour and Perceptions toward Modern and
Traditional Trade Channels”. Departemen Perdagangan Republik
Indonesia, Jakarta, 2009.
Babin, B.J. dan Darden, W.R. “Work and/or Fun: Measuring Hedonic and
Utilitarian Shopping Value”. Journal of Consumer Reasearch, Vol. 20,
1994.
Baskoro, F.M. “Indonesia Masuk Lima Besar Sektor Ritel Paling Potensial di
Dunia” artikel diakses tanggal 16 Oktober 2016, dari
http://www.beritasatu.com/ekonomi/368786-indonesia-masuk-lima-besar-
sektor-ritel-paling-potensial-di-dunia.html
Beatty, S.E. dan Ferrel, M.E. “Impulse Buying: Modeling Its Precursors”. Journal
of Retailing, Volume 74(2), pp. 169-191, 1998.
Cahyorini, Astri dan Rusfian, E.Z. “The Effect of Packaging Design on Impulsive
Buying”. Journal of Administrative Science & Organization, 11-21, 2011.
Dahmiri, et al. “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying Pada
Informa Furnishing Jambi Town Square Kota Jambi”. Jurnal Manajemen
Terapan dan Keuangan, Vol. 4, No. 3, 2015.
Darma, L.A., dan Japarianto, Edwin. “Analisa Pengaruh Hedonic Shopping Value
Terhadap Impulse Buying Dengan Shopping Lifestyle dan Positive Emotion
Sebagai Variabel Intervening Pada Mall Ciputra World Surabaya”. Jurnal
Manajemen Pemasaran, Vol. 8, No. 2, 80-89, 2014.
Decilya, Sutji. “Pembelanja Indonesia Makin Impulsif” artikel diakses tanggal 12
Maret 2017, dari https://m.tempo.co/read/news/2011/06/21/090342265/
pembelanja-indonesia-makin-impulsif
Eren, S.S., et al. “Compulsive Buying Tendencies through Materialistic and
Hedonic Values among College Students in Turkey”. Procedia - Social and
Behavioral Sciences 58. 1370 – 1377, 2012.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23”.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2016.
Gilbert, David. “Retail Marketing Management”. Second Edition, England:
Prentice Hall. 2003
87
Gumilang, W.A. dan Nurcahya, I.K. “Pengaruh Price Discount dan Store
Atmosphere Terhadap Emotional Shopping dan Impulse Buying”. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 15, No. 3, 1859-1888, 2016.
Irawan, Handi. “Maybe Yes! Maybe No!” artikel diakses tanggal 12 Maret 2017,
dari http://www.marketing.co.id/maybe-yes-maybe-no
Julianto, P.A. “Aprindo: Industri Ritel Tumbuh Sekitar 10 Persen pada 2016”
artikel diakses tanggal 5 Maret 2017, dari http://bisniskeuangan.kompas.
com/read/2016/12/28/172204826/aprindo.industri.ritel.tumbuh.sekitar.10.p
ersen.pada.2016
Kotler, Philip. “Marketing Management Internasional”. New Jersey: Prentice Hall.
2003.
Kotler, Philip dan Keller, K.L. “Marketing Management”. 14th edition, Global
Edition, Pearson Prentice Hall, 2012.
Kurniawan, Denny dan Kunto, Y.S. “Pengaruh Promosi dan Store Atmosphere
Terhadap Impulse Buying dengan Shopping Emotion Sebagai Variabel
Intervening Studi Kasus Di Matahari Department Store Cabang Supermall
Surabaya”. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, Vol. 1, No. 2, 1-8, 2013.
Kwan, O.G. “Pengaruh Sales Promotion dan Store Atmosphere Terhadap Impulse
Buying dengan Positive Emotion Sebagai Variabel Intervening pada Planet
Sports Tunjungan”. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 10, No. 1, 27-34,
2016.
Levy, et al. “Retailing Management”. 9th edition, McGraw Hill Education, New
York, 2015.
Ma’ruf, Hendri. “Pemasaran Ritel”. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006.
Mazwahid. “12 Karakter Unik Konsumen Indonesia” artikel diakses tanggal 12
Maret 2017, dari http://www.marketing.co.id/12-karakter-unik-konsumen-
indonesia
Mowen, J.C. dan Minor, Michael. “Perilaku Konsumen”. Alih Bahasa Lina Salim,
Edisi Kelima, PT. Erlangga, Jakarta, 2002.
Park, E.J., et al. “A Struc-tural Model of Fashion-Oriented Impulse Buying
Behavior”. Journal of Fashion Marketing and Management. 10(4), pp. 433-
446. 2006
Pattipeilohy, V.R., et al. “The Influence of the Availability of Money and Time,
Fashion Involvement, Hedonic Consumption Tendency and Positive
88
Emotion towards Impulse Buying Behavior in Ambon City (Study on
Purchasing Products Fashion Apparel)”. International Journal of Business
and Behavioral Sciences, Vol. 3, No. 8, 2013.
Prasetya, Aries dan Rahardjo, S.T. “Analisis Pengaruh Ketersediaan Uang dan
Waktu, Lingkungan Toko, Nilai Belanja Hedonis, dan Emosi Positif
Terhadap Pembelian Tak Terencana (Studi Kasus Pada Pelanggan
Lottemart Di Kota Jakarta)”. Diponegoro Journal of Management, Volume
5, Nomor 3 Tahun 2016, Halaman 1-11, 2016.
Prasetyo, Budi. “Perusahaan Retail Jepang Aeon Bakal Masuk Indonesia” artikel
diakses tanggal 4 Maret 2017, dari http://www.tribunnews.com/bisnis/
2012/07/15/perusahaan-retail-jepang-aeon-bakal-masuk-indonesia
Priyatno, Duwi. “SPSS Handbook Analisis Data, Olah Data, & Penyelesaian
Kasus-Kasus Statistik”. Mediakom, Jogyakarta, 2016.
Putri, Y.T.A. dan Edwar, Muahmmad. “Pengaruh Bonus Pack dan Price Discount
Terhadap Impulse Buying pada Konsumen Giant Hypermarket Diponegoro
Surabaya”. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN), Vol 3, No 2, 2015.
Rasheed, Shahid et al. “Impact of Store Atmosphere on Impulse Buying Behaviour:
Moderating Effect of Demographic Variables”. International Journal of u-
and e- Service, Science and Technology, Vol.9, No. 7, pp.43-60, 2016.
Rasimin, B.S. dan Atamimi, Nuryati. “Hubungan Self Monitoring dengan
Impulsive Buying Terhadap Produk Fashion Pada Remaja”. Jurnal
Psikologi, 35 (2), pp.181-193, 2008.
Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. “Consumer Behavior”. 9th edition, Pearson
Prentice Hall, New Jersey, 2007.
Semuel, Hatane. “Respons Lingkungan Berbelanja Sebagai Stimulus Pembelian
Tidak Terencana pada Toko Serba Ada (Toserba)”. Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, September: pp 152-170, 2005.
Sherilou, Mehrdokht, et al. “Exploring the Influnce of Situational Factors (Money
& Time Available) on Impulse Buying Behaviour among Different Etthics”.
Elixir Marketing Mgmt. 46. 8577-8580. 2012.
Solomon, M.R. “Consumer Behavior: Buying, Having, and Being”. Pearson
Prentice Hall, New Jersey, 2011.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2010.
89
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Alfabeta,
Bandung, 2015.
Sujarweni, V.W. “Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi”. Pustaka Baru Press,
Jogyakarta, 2015.
Ünsalan, Mustafa. “Stimulating Factors of Impulse Buying Behavior: A Literature
Review”. 2016.
Utami, C.W. “Strategi Pemasaran Ritel”. Indeks, Jakarta, 2008.
Verplanken, Bas dan Herabadi, Astrid. “Individual differences in impulse buying
tendency: Feeling and no thinking”. European Journal of personality, 15
(S1), pp.S71-S83, 2001.
Wirtz, Jochen dan Lovelock, Christoper. “Service Marketing, People-Technology-
Strategy”. World Scientific, Singapore, 2016
Yu, Chunling dan Bastin, Mike. “Hedonic shopping value and impulse buying
behavior in transitional economies: A symbiosis in the Mainland China
Marketplace”. Journal of Brand Management 18, 105 – 114, 2010.
91
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/I Responden Penelitian
Di tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Muhammad Iqbal Fattrah
NIM : 1113081000019
Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Manajemen Pemasaran
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan
judul “PENGARUH AVAILABILITY OF MONEY AND TIME, HEDONIC
SHOPPING VALUE, DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP PERILAKU
IMPULSE BUYING PELANGGAN TRANSMART CARREFOUR CILANDAK”.
Maka untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan penelitian ini, saya memohon
ketersediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk mengisi daftar pernyataan yang saya ajukan.
Kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I merupakan bantuan yang sangat bernilai bagi saya.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pernyataan dalam kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Muhammad Iqbal Fattrah
92
IDENTITAS RESPODEN
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada
Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menceklis (√) pernyataan berikut ini:
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
Usia berkisar antara : ( ) > 17 s/d 25 tahun ( ) > 25 s/d 32 tahun
( ) > 32 s/d 45 tahun ( ) > 45 tahun
Pekerjaan : ( ) Mahasiswa/Pelajar ( ) Karyawan Swasta
( ) PNS ( ) Wirausaha
( ) Lain-lain
Pendidikan terakhir : ( ) SMA/SMK ( ) Akademi/D1/D2/D3
( ) S1 ( ) S2 ( ) S3
Pendapatan perbulan : ( ) > 0 s/d 2 Juta ( ) > 2 s/d 4 Juta
( ) > 4 s/d 6 Juta ( ) > 6 Juta
SCREENING QUESTION
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada
Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menceklis (√) pernyataan berikut ini:
1. Apakah anda pernah melakukan pembelian di TRANSMART CARREFOUR
CILANDAK*:
( ) Pernah ( ) Tidak Pernah
*) Jika “pernah” anda dapat melanjutkan kuesioner, jika “tidak pernah’ anda
tidak perlu melanjutkan kuesioner, terima kasih.
93
CARA PENGISIAN KUESIONER
Setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban, pilihlah salah satu
jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Sdr/I paling tepat, dengan memberikan tanda
ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan dengan pilihan jawaban sebagai
berikut:
1. (STS) : Sangat Tidak Setuju = 1
2. (TS) : Tidak Setuju = 2
3. (R) : Ragu-ragu = 3
4. (S) : Setuju = 4
5. (SS) : Sangat Setuju = 5
DAFTAR PERNYATAAN
Availability of money and time
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Saya memiliki kemampuan finansial untuk
berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak.
2. Saya memiliki uang yang lebih untuk
berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak.
3. Saya memiliki waktu yang lebih untuk
berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak.
4. Saya tidak terburu-buru ketika berbelanja di
Transmart Carrefour Cilandak.
94
Hedonic shopping value
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak
dapat membuat saya merasa menjelajahi
dunia baru.
2. Berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak
dapat membuat saya gembira dan senang.
3. Berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak
dapat membuat saya melupakan masalah
yang sedang saya hadapi.
4. Berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak
dapat meningkatkan rasa kekeluargaan
dengan keluarga ataupun tali persahabatan
dengan teman ketika berbelanja.
Store atmosphere
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Pencahayaan di Transmart Carrefour
Cilandak menyoroti produk dengan baik.
2. Warna di Transmart Carrefour Cilandak
mempengaruhi emosi saya ketika saya
berbelanja.
95
Store atmosphere
No. Pernyataan STS TS R S SS
3. Musik di Transmart Carrefour Cilandak
mempengaruhi perilaku saya ketika saya
berbelanja.
4. Aroma di Transmart Carrefour Cilandak
mempengaruhi perasaan dan emosi saya.
Impulse buying
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Ketika saya berbelanja, saya tidak
merencanakan yang ingin dibeli, namun saya
membeli secara spontan.
2. Ketika saya berbelanja, saya membeli akibat
dorongan motivasi dari dalam diri saya.
3. Ketika saya berbelanja, saya membeli karena
dorongan emosi.
4. Ketika saya berbelanja, saya membeli tanpa
memikirkan akibat yang akan ditimbulkan.
96
DATA VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Variabel Availability of Money and Time
No. X1
Total Q1 Q2 Q3 Q4
1. 4 4 3 5 16
2. 4 4 3 4 15
3. 4 4 3 4 15
4. 4 4 3 4 15
5. 4 4 2 4 14
6. 4 3 3 4 14
7. 4 3 3 4 14
8. 4 4 3 3 14
9. 4 4 4 4 16
10. 5 5 5 5 20
11. 4 4 4 4 16
12. 4 2 2 2 10
13. 4 3 5 5 17
14. 4 4 4 4 16
15. 3 3 4 2 12
16. 5 4 4 5 18
17. 4 3 3 3 13
18. 4 4 4 4 16
19. 5 5 4 5 19
20. 5 4 4 4 17
21. 4 4 4 5 17
22. 5 5 4 4 18
23. 4 4 4 5 17
24. 4 4 4 5 17
25. 2 4 2 3 11
26. 4 3 4 5 16
27. 4 4 4 5 17
28. 4 4 4 4 16
29. 4 5 4 5 18
30. 4 5 5 4 18
97
Variabel Hedonic Shopping Value
No. X2
Total Q1 Q2 Q3 Q4
1. 3 4 5 4 16
2. 4 4 3 5 16
3. 3 3 2 2 10
4. 5 4 3 5 17
5. 3 3 2 4 12
6. 4 4 3 4 15
7. 2 3 2 4 11
8. 4 4 2 4 14
9. 3 4 3 4 14
10. 3 3 2 2 10
11. 4 4 3 3 14
12. 2 2 2 2 8
13. 2 4 2 5 13
14. 3 2 3 4 12
15. 4 3 4 4 15
16. 4 3 3 4 14
17. 2 2 1 3 8
18. 3 3 3 3 12
19. 4 3 4 4 15
20. 3 4 4 4 15
21. 4 5 3 4 16
22. 3 4 3 4 14
23. 4 4 4 5 17
24. 4 4 4 4 16
25. 2 3 3 5 13
26. 4 4 3 4 15
27. 4 5 5 4 18
28. 4 4 4 4 16
29. 4 5 4 5 18
30. 4 5 5 5 19
98
Variabel Store Atmosphere
No. X3
Total Q1 Q2 Q3 Q4
1. 4 3 3 3 13
2. 4 2 4 4 14
3. 4 3 3 3 13
4. 4 4 3 3 14
5. 4 3 3 3 13
6. 3 4 4 4 15
7. 4 2 4 4 14
8. 3 3 4 4 14
9. 4 3 4 3 14
10. 3 3 3 3 12
11. 5 5 5 4 19
12. 4 4 4 4 16
13. 5 5 4 4 18
14. 4 4 4 4 16
15. 4 4 3 4 15
16. 4 4 4 3 15
17. 5 4 4 4 17
18. 5 5 5 4 19
19. 5 4 3 4 16
20. 4 4 4 3 15
21. 5 5 4 4 18
22. 4 3 3 4 14
23. 5 4 5 5 19
24. 4 3 4 4 15
25. 4 2 2 2 10
26. 4 3 4 4 15
27. 4 2 4 4 14
28. 4 4 4 2 14
29. 5 4 4 4 17
30. 4 4 4 5 17
99
Variabel Impulse Buying
No. Y
Total Q1 Q2 Q3 Q4
1. 4 5 5 5 19
2. 4 4 4 4 16
3. 2 4 3 1 10
4. 5 4 4 3 16
5. 4 4 2 2 12
6. 3 4 4 4 15
7. 4 4 4 3 15
8. 4 4 4 3 15
9. 3 2 2 4 11
10. 4 4 4 2 14
11. 4 4 4 4 16
12. 5 5 4 5 19
13. 4 5 4 3 16
14. 4 4 4 3 15
15. 4 5 5 5 19
16. 4 5 4 5 18
17. 3 4 4 5 16
18. 5 4 4 5 18
19. 4 5 4 4 17
20. 4 4 3 2 13
21. 3 4 3 2 12
22. 4 3 3 3 13
23. 5 4 4 3 16
24. 3 4 4 4 15
25. 2 3 3 4 12
26. 3 4 4 3 14
27. 2 4 2 2 10
28. 4 2 2 2 10
29. 4 4 4 4 16
30. 5 4 4 4 17
100
DATA PENELITIAN
Variabel Availability of Money and Time
No. X1
Total Q1 Q2 Q3 Q4
1. 4 4 2 4 14
2. 5 5 4 4 18
3. 4 2 4 4 14
4. 4 4 3 3 14
5. 3 4 4 4 15
6. 5 4 3 4 16
7. 4 3 4 4 15
8. 3 3 3 3 12
9. 4 4 3 3 14
10. 4 4 4 4 16
11. 3 4 3 5 15
12. 4 3 4 4 15
13. 3 3 4 4 14
14. 4 4 4 4 16
15. 5 5 5 5 20
16. 5 5 4 4 18
17. 4 4 4 5 17
18. 4 4 5 5 18
19. 3 3 4 4 14
20. 4 3 3 4 14
21. 4 4 3 4 15
22. 4 4 4 5 17
23. 4 4 4 4 16
24. 4 4 4 4 16
25. 3 5 4 5 17
26. 4 4 3 5 16
27. 4 4 3 4 15
28. 4 3 3 4 14
29. 4 3 3 4 14
30. 4 4 4 4 16
31. 4 4 4 4 16
32. 4 4 4 4 16
101
No. X1
Total Q1 Q2 Q3 Q4
33. 4 4 4 5 17
34. 4 4 3 4 15
35. 2 1 4 5 12
36. 2 1 4 5 12
37. 4 3 3 4 14
38. 5 5 5 5 20
39. 3 3 3 4 13
40. 4 5 5 4 18
41. 5 5 4 5 19
42. 4 4 3 5 16
43. 4 4 2 3 13
44. 5 5 4 3 17
45. 4 4 4 4 16
46. 5 4 4 5 18
47. 4 3 3 4 14
48. 4 4 3 4 15
49. 4 4 4 4 16
50. 5 3 3 4 15
51. 5 5 4 4 18
52. 4 4 4 4 16
53. 4 3 3 3 13
54. 3 4 3 4 14
55. 5 5 4 4 18
56. 4 4 4 4 16
57. 4 5 4 4 17
58. 5 5 4 4 18
59. 5 3 3 4 15
60. 5 4 4 5 18
Variabel Hedonic Shopping Value
No. X2
Total Q1 Q2 Q3 Q4
1. 4 4 4 4 16
2. 4 4 4 4 16
3. 3 4 4 4 15
102
No. X2
Total Q1 Q2 Q3 Q4
4. 5 5 4 4 18
5. 4 5 3 4 16
6. 4 4 4 4 16
7. 4 4 3 4 15
8. 3 4 4 4 15
9. 5 5 3 4 17
10. 4 4 3 3 14
11. 3 4 3 5 15
12. 3 4 4 4 15
13. 5 4 4 4 17
14. 4 4 4 4 16
15. 5 3 3 4 15
16. 4 5 4 5 18
17. 5 4 3 4 16
18. 4 4 3 4 15
19. 4 4 4 4 16
20. 4 4 4 3 15
21. 3 4 4 5 16
22. 3 4 4 5 16
23. 4 4 4 4 16
24. 5 5 3 4 17
25. 4 4 3 4 15
26. 3 4 5 4 16
27. 4 4 3 5 16
28. 4 4 3 4 15
29. 4 4 5 5 18
30. 4 4 4 4 16
31. 3 5 5 5 18
32. 4 4 3 4 15
33. 3 4 4 2 13
34. 3 4 3 4 14
35. 4 4 4 4 16
36. 3 4 4 4 15
37. 4 4 4 4 16
38. 4 4 4 4 16
39. 3 4 3 4 14
40. 3 4 4 5 16
103
No. X2
Total Q1 Q2 Q3 Q4
41. 4 4 5 5 18
42. 3 4 4 4 15
43. 4 4 3 4 15
44. 4 4 4 4 16
45. 4 5 3 4 16
46. 5 4 4 5 18
47. 4 3 3 4 14
48. 5 3 3 4 15
49. 3 5 5 5 18
50. 4 4 4 5 17
51. 5 5 4 4 18
52. 3 4 3 5 15
53. 4 4 4 4 16
54. 3 4 4 4 15
55. 3 4 5 5 17
56. 4 4 4 4 16
57. 4 3 5 5 17
58. 4 4 4 5 17
59. 5 5 5 4 19
60. 5 4 5 5 19
Variabel Store Atmosphere
No. X3
Total Q1 Q2 Q3 Q4
1. 4 4 4 3 15
2. 4 2 4 4 14
3. 4 4 4 4 16
4. 3 3 4 4 14
5. 3 3 4 5 15
6. 4 3 3 4 14
7. 4 3 3 5 15
8. 4 3 4 4 15
9. 4 4 3 4 15
10. 5 4 4 4 17
11. 5 4 3 3 15
104
No. X3
Total Q1 Q2 Q3 Q4
12. 4 4 4 3 15
13. 5 5 5 5 20
14. 3 4 4 4 15
15. 5 3 4 3 15
16. 5 4 4 4 17
17. 5 4 4 4 17
18. 4 4 4 4 16
19. 4 4 4 4 16
20. 5 5 5 4 19
21. 4 4 4 4 16
22. 4 3 4 4 15
23. 5 3 4 4 16
24. 4 4 4 4 16
25. 3 5 5 5 18
26. 5 5 5 3 18
27. 4 4 4 4 16
28. 3 4 4 4 15
29. 5 4 4 4 17
30. 5 4 3 3 15
31. 5 4 4 4 17
32. 4 4 4 4 16
33. 5 4 4 4 17
34. 4 4 4 4 16
35. 4 4 4 4 16
36. 4 4 4 5 17
37. 4 4 3 5 16
38. 3 5 3 5 16
39. 4 4 4 4 16
40. 5 4 4 4 17
41. 5 3 3 5 16
42. 5 3 5 5 18
43. 4 5 3 5 17
44. 5 4 4 4 17
45. 4 4 4 4 16
46. 4 3 4 4 15
47. 4 4 4 4 16
48. 5 4 4 4 17
105
No. X3
Total Q1 Q2 Q3 Q4
49. 5 5 5 5 20
50. 4 5 4 5 18
51. 4 4 4 4 16
52. 3 4 4 3 14
53. 4 4 4 4 16
54. 5 5 4 3 17
55. 3 5 5 5 18
56. 4 4 4 5 17
57. 4 4 4 4 16
58. 5 4 4 4 17
59. 3 4 4 5 16
60. 5 4 4 4 17
Variabel Impulse Buying
No. Y
Total Q1 Q2 Q3 Q4
1. 4 4 3 3 14
2. 2 4 4 2 12
3. 2 4 4 4 14
4. 3 4 3 5 15
5. 5 4 4 5 18
6. 4 4 5 4 17
7. 2 5 2 3 12
8. 3 3 4 4 14
9. 3 4 3 3 13
10. 2 4 4 4 14
11. 3 3 3 4 13
12. 5 5 4 3 17
13. 4 4 4 3 15
14. 4 4 3 4 15
15. 4 4 4 4 16
16. 4 4 3 5 16
17. 3 4 3 4 14
18. 4 5 4 3 16
19. 4 4 4 4 16
106
No. Y
Total Q1 Q2 Q3 Q4
20. 5 3 3 5 16
21. 4 4 4 4 16
22. 5 4 4 3 16
23. 3 4 3 5 15
24. 3 5 4 5 17
25. 4 5 4 5 18
26. 4 5 5 5 19
27. 4 4 4 4 16
28. 3 4 4 4 15
29. 5 4 4 3 16
30. 4 4 4 4 16
31. 5 5 5 4 19
32. 3 3 3 4 13
33. 3 4 5 3 15
34. 5 4 4 3 15
35. 3 4 3 2 12
36. 4 4 4 3 15
37. 4 4 4 4 16
38. 5 4 3 3 15
39. 4 4 4 4 16
40. 5 4 4 5 18
41. 5 4 3 5 17
42. 3 4 4 4 15
43. 4 4 4 3 15
44. 4 4 4 4 16
45. 5 4 4 5 18
46. 5 4 4 4 17
47. 4 4 3 3 14
48. 3 4 4 4 15
49. 5 3 4 4 16
50. 5 3 4 5 17
51. 4 4 4 4 16
52. 3 4 3 4 14
53. 4 4 3 4 15
54. 4 3 4 3 14
55. 4 4 4 5 17
56. 5 4 4 4 17
108
HASIL UJI VALIDITAS
(X1) availability of money and time
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
item1 11,67 3,678 ,514 ,725
item2 11,83 3,316 ,519 ,715
item3 12,10 2,921 ,576 ,685
item4 11,60 2,662 ,629 ,654
(X2) hedonic shopping value
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
item1 10,70 5,045 ,577 ,759
item2 10,47 4,533 ,707 ,695
item3 10,97 4,171 ,639 ,731
item4 10,17 5,040 ,519 ,785
(X3) store atmosphere
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
item1 11,00 3,172 ,523 ,662
item2 11,60 2,386 ,517 ,672
item3 11,40 2,800 ,601 ,610
item4 11,50 3,017 ,447 ,696
(Y) impulse buying
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
item1 11,07 4,961 ,387 ,746
item2 10,83 4,902 ,524 ,680
item3 11,20 4,028 ,769 ,540
item4 11,40 3,697 ,502 ,712
109
HASIL UJI RELIABILITAS
X1
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,755 4
X3
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,721 4
X2
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,795 4
Y
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,733 4
110
HASIL UJI NORMALITAS
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Unstandardized Residual 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Unstandardized Residual ,067 60 ,200* ,988 60 ,800
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
111
HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Variables Entered/Removeda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2,180 3,318 ,657 ,514
Availability of
Money and Time ,220 ,104 ,256 2,115 ,039 ,929 1,077
Hedonic Shopping
Value ,310 ,152 ,248 2,035 ,047 ,918 1,089
Store Atmosphere ,306 ,145 ,247 2,104 ,040 ,988 1,012
a. Dependent Variable: Impulse Buying
112
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,538 2,082 ,739 ,463
Availability of Money
and Time ,021 ,065 ,045 ,327 ,745
Hedonic Shopping
Value ,000 ,096 ,000 -,003 ,997
Store Atmosphere -,048 ,091 -,070 -,525 ,602
a. Dependent Variable: ABS_RES
113
HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Availability of Money
and Time, Hedonic
Shopping Value,
Store Atmosphereb
. Enter
a. Dependent Variable: Impulse Buying
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,486a ,236 ,195 1,453
a. Predictors: (Constant), Store Atmosphere, Availability of Money and Time, Hedonic Shopping
Value
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 36,562 3 12,187 5,775 ,002b
Residual 118,171 56 2,110
Total 154,733 59
a. Dependent Variable: Impulse Buying
b. Predictors: (Constant), Store Atmosphere, Availability of Money and Time, Hedonic Shopping
Value
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,180 3,318 ,657 ,514
Availability of Money and
Time ,220 ,104 ,256 2,115 ,039
Hedonic Shopping Value ,310 ,152 ,248 2,035 ,047
Store Atmosphere ,306 ,145 ,247 2,104 ,040
a. Dependent Variable: Impulse Buying