14
PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SERTA DAMPAKNYA PADA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana (S2) Program Magister Akuntansi ENDY GRADE TAMPUBOLON 121400410 PROGRAM PASCA SARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA 2016

PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SERTA

DAMPAKNYA PADA KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana (S2)

Program Magister Akuntansi

ENDY GRADE TAMPUBOLON

121400410

PROGRAM PASCA SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA

YOGYAKARTA

2016

Page 2: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

1

PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SERTA DAMPAKNYA

PADA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Endy Tampubolon

Email: [email protected]

Pascasarjana STIE YKPN Yogyakarta

Abstract

The purpose of economic development is to improve public welfare. Many factors

influence economic growth, including sustainable development. This study is aimed to

analyze the impact of capital expenditure and private investment on economic growth

of the regency/municipal during the period of 2010-2015 as well as the impact of

economic growth on public welfare proxied by the human development index figures.

Using WarpPLS, used purposive sampling methode, testing is done for the 415

autonomous regional and 93 autonomous municipals in Indonesia using time series data

2010-015. The results of this study shows that capital expenditure positively effect

economic growth as well as private investment has positive effect on economic growth.

Furthermore, the economic growth has been proven to improve public walfare.

Keywords: capital expenditure, private investment, economic growth, public welfare.

PENDAHULUAN

Dalam perekonomian suatu negara peranan pemerintah dan swasta sangat diperlukan

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan

seberapa besar output yang dihasilkan oleh negara tersebut. Output itu dirangsang oleh

pembangunan yang berkesinambungan sehingga meningkatkan kegiatan ekonomi.

Sumber-sumber dana pembangunan itu bisa saja berasal dari pemerintah melaui

belanja modal yang dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja, maupun dari

pihak swasta dalam bentuk investasi.

Dalam perekonomian tertutup dikenal tiga sektor yang berperan memengaruhi

output nasional, yaitu sektor rumah tangga, sektor swasta atau perusahaan dan sektor

pemerintah. Ketiga sektor ini sama-sama berinteraksi dalam kegiatan ekonomi. Sektor

rumah tangga mendapatkan penghasilan dari penjualan faktor-faktor produksi yang

dimilikinya, seperti sumber daya alam, tanah, tenaga kerja dan yang lainnya di pasar

faktor-faktor produksi. Penghasilan ini akan dialokasikan sebahagian untuk membayar

pajak kepada pemerintah, sebahagian untuk ditabung di pasar keuangan dan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 3: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

2

sebahagian lagi digunakan untuk konsumsi. Sedangkan sektor swasta mendapatkan

penghasilan dari hasil produksinya yang ditawarkan di pasar barang dan jasa.

Penghasilan ini akan digunakan untuk membayar sektor rumah tangga atas penggunaan

faktor-faktor produksi dalam aktivitas produksinya.

Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah dan menggunakannya untuk

belanja pemerintah di pasar barang dan jasa. Baik sektor rumah tangga maupun sektor

swasta akan melakukan pinjaman ke pasar keuangan untuk membeli barang-barang

modal, seperti perumahan, gedung-gedung pabrik, peralatan-peralatan produksi dan

yang lainnya. Siklus ini dikenal dengan istilah diagram sirkular ekonomi tertutup seperti

yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa peningkatan output dalam suatu

perekonomian dipengaruhi oleh belanja pemerintah dan investasi. Sektor swasta akan

melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas produksinya yang bertujuan untuk

meningkatkan margin keuntungannya. Sedangkan pemerintah dapat mendorong

pertumbuhan output melalui belanja pemerintah yang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat.

Realisasi belanja modal pemerintah kabupaten/kota selama periode tahun 2010-

2015 terus menigkat. Pada tahun 2014 tercatat realisasi belanja modal sebesar

Rp145,14 milyar dan pada tahun 2015 sebesar Rp158,87 milyar. Selain itu, investasi

swasta di kabupaten/kota dari tahun 2010 sampai 2015 juga meningkat. Tercatat

Rp434,62 milyar milyar total investasi swasta pada tahun 2014 yang mencakup

penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri, meningkat menjadi

Rp511.819 milyar pada tahun 2015. Demikian juga halnya dengan PDRB yang meningkat

sebesar 5,95% pada tahun 2015 dibanding tahun 2014. Kesejahteraan masyarakat yang

diproksikan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga mengalami kenaikan dari

68,9 pada tahun 2014 menjadi 69,55 pada tahun 2015.

Gambar 1. Investasi Dalam Perekonomian

Pasar Faktor Produksi

Pasar Barang & Jasa

Pasar Keuangan

Sektor Rumah Tangga

Sektor Pemerintah

Sektor Swasta

pendapatan rumah tangga

tabungan

rumah tangga

konsumsi rumah tangga

tabungan

pemerintah

belanja

pemerintah

pendapatan swasta

Pengeluaran

faktor produksi

investa

si

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 4: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

3

TINAJUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Todaro (2015) menguraikan teori Solow bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh

tiga komponen utama, yaitu akumulasi modal, pertumbuhan populasi dan kemanjuan

teknologi. Akumulasi modal merupakan proporsi dari pendapatan yang tidak dikonsumsi

(tabungan) dan diinvestasikan sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Investasi

tersebut dapat digunakan untuk pengadaan faktor-faktor produksi baru atau untuk

peningkatan kualitas faktor-faktor produksi. Akumulasi modal meliputi investasi fisik

seperti tanah, peralatan produksi, mesin produksi. Adanya penambahan modal fisik ini

mendorong peningkatan output sampai pada pencapaian yang telah ditentukan. Namun

modal fisik ini tidak memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi, apabila tidak

didukung oleh adanya peningkatan dalam infrastruktur yang memadai, seperti jalan

raya, listrik, sanitasi, irigasi dan telekomunikasi. Menurut Halim (2008), belanja modal

adalah investasi berupa pengadaan/pembelian aset yang bermanfaat lebih dari dua

belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah yang bermanfaat secara

ekonomis, sosial sehingga dapat meningkatkan pelayanan pemerintah kepada

masyarakat. Dengan demikian belanja modal dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Banyak penelitan terdahulu membuktikan bahwa belanja modal dan investasi

swasta dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi seperti yang ditunjukkan pada

penelitian Mutuhi et.al (2013), Nurmainah (2013) menyimpulkan bahwa alokasi belanja

pemerintah untuk infrastruktur berdampak positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi dan didukung oleh penelitian Maryaningsih et.al. (2014)

mempertegas bahwa ketersediaan infrastruktur yang memadai termasuk ketersediaan

listrik, transportasi darat dan laut menjadi faktor yang paling dibutuhkan untuk

mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinmbungan. Berdasarkan uraian tersebut

di atas, maka dibentuklah hipotesis sebagai berikut:

H1: Belanja Modal berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

H2: Investasi Swasta berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang menurut kamus besar bahasa

indonesia berarti aman sentosa dan makmur dan dapat juga berarti selamat terlepas

dari gangguan. Menurut Sen dalam Pressman (2006), masyarakat itu sejahtera apabila

masyarakat dapat membaca, makan dan memberikan hak suara sehingga masyarakat

memiliki banyak pililhan dan bebas memilih dari pilihan-pilihan tersebut. Kesejahteraan

masyarakat dapat dicapai jika ada upaya pemerintah dan swasta dalam berbagai bidang

yang berkesinambungan. Segenap upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan sebagai dampak pertumbuhan ekonomi yang baik, akan

tercermin dari terciptanya kehidupan seluruh masyarakat yang berkualitas.

Pertumbuhan ekonomi bisa diukur dengan menggunakan Produk Domestik Bruto

(PDB). Namun Todaro & Smith (2015) menyebutkan, meskipun ada peningkatan

pertumbuhan ekonomi, tetapi kemungkinan hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama

sekali peningkatan dalam kesejahteraan masyarakat. Seperti yang disebutkan oleh

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 5: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

4

Arsyad (2010) bahwa pendapatan per kapita diragukan dapat mencerminkan tingkat

kesejahteraan masyarakat. Sejak tahun 1990 United Nations Development Programme

(UNDP) sudah memperkenalkan Human Development Index (HDI) atau Indeks

Pembangunan Manusia atau sebagai indikator kesejahteraan masyarakat. Metode ini

kemudian diadopsi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Menurut BPS, penggunaan IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat

mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan,

pendidikan, dan sebagainya. IPM terdiri dari tiga dimensi yaitu: (a) umur panjang dan

hidup sehat; (b) pengetahuan; dan (c) standar hidup yang layak. Sebelum menghitung

IPM, setiap komponen IPM distandarisasi dengan nilai minimum dan maksimum

Kesejahteraan masyarakat merupakan kondisi apabila terpenuhi kebutuhan dasar

hidup, seperti rumah yang layak, kebutuhan sandang dan pangan yang cukup, biaya

pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas. Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) memberikan sudut pandang yang lebih luas untuk menilai tingkat kesejahteraan

manusia. IPM menggambarkan kesejahteraan manusia dalam tiga dimensi, yaitu

pendidikan, kesehatan dan daya beli. Pertumbuhan ekonomi per kapita

mengindikasikan daya beli individu. Apabila daya beli individu meningkat maka

kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan standar hidupnya juga akan

meningkat. Sehingga cara terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

adalah dengan memaksimalkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian Algifari (2011). Berdasarkan uraian tersebut, maka dibentuklah hipotesis

sebagai berikut:

H3: Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif terhadap Kesejahteraan

Masyarakat.

Gambar 2. Model Penelitian

Kesejahteraan Masyarakat

Belanja Modal

Pertumbuhan Ekonomi

Indeks Pembangunan Manusia Investasi Swasta

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 6: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

5

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bersifat kuantitatif untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan antara

variabel belanja modal dan investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi dan

dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Data yang digunakan berupa laporan

realisasi APBD pemerintah kabupaten/kota di Indonesia tahun anggaran 2010-2015,

data realisasi investasi swasta, data PDRB dan data IPM. Data diambil dari website resmi

masing-masing daerah kabupaten dan kota di Indonesia maupun dari

www.djpk.depkeu.go.id serta data statistik Badan Pusat Statistik, www.bps.go.id.

Dalam pemilihan waktu penelitian, menggunakan data dari tahun 2010 sampai

dengan tahun 2015. Penentuan tahun 2010 mengacu pada tahun penerapan metode

baru perhitungan IPM yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Adapun

pertimbangan BPS menggunakan metode baru adalah dikarenakan indikator angka

melek huruf sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM. Angka melek

huruf tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan yang ada saat ini, sebab sebagian

besar daerah di Indonesia sudah memiliki angka melek huruf yang tinggi sehingga tidak

dapat membedakan tingkat pendidikan antardaerah dengan baik dan tidak relevan

dalam mengukur pendidikan secara utuh. Selain itu, penggunaan rumus rata-rata

aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan bahwa capaian yang rendah di

suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain. Selanjutnya

penentuan tahun 2015 sebagai tahun akhir penelitian dikarenakan ketersediaan data

pada saat penelitian dilakukan baru tersedia hingga tahun 2016.

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang menyediakan data belanja modal,

penanaman modal asing & penanaman modal dalam negeri, produk domestik regional

bruto dan indeks pembangunan manusia mulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun

2015, kecuali untuk DKI Jakarta. Pengecualian tersebut dilakukan karena wilayah kota

dan kabupaten di DKI Jakarta bukanlah daerah otonom. Sebelum melakukan

pengolahan data dengan menggunakan aplikasi statistik WarpPLS ver. 4.0, seluruh

variabel dilakukan konversi dengan logaritma natural (ln).

Pengukuran variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut. Angka realisasi

belanja modal pemerintah yang digunakan merujuk pada akun belanja modal yang

terdapat dalam laporan tahunan realisasi pengeluaran pemerintah kabupaten/kota

menurut klasifikasi jenis pengeluaran dalam satuan mata uang rupiah yang diperoleh

dari situs resmi Badan Pusat Statistik. Investasi swasta yang digunakan dalam penelitian

ini merupakan gabungan antara nilai realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

dan Penanaman Modal Asing (PMA). Angka realisasi PMDN dan PMA diperoleh dari situs

resmi Badan Kordinasi Penanaman Modal. Pertumbuhan ekonomi yang digunakan pada

penelitian ini merujuk kepada angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

harga konstan 2010 yang terdapat pada publikasi terbitan Badan Pusat Statistik dalam

satuan mata uang rupiah, karena PDB atas dasar harga berlaku, digunakan untuk melihat

pergeseran dan struktur ekonomi. Badrudin (2012:149) menyebutkan bahwa indikator

kesejahteraan masyarakat terkini adalah IPM. Oleh karena itu, kesejahteraan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 7: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

6

masyarakat yang digunakan dalam dalam penelitian ini diukur dengan Indeks

Pembanguan Manusia yang diterbitkan oleh BPS pada situs resminya

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata

(mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum dari masingmasing variabel

(Ghozali, 201 1 ).

Va r. Ma ximum Minimum Me a n Std De v.

BM 4,750,206,918 21,200,833 270,024,529 275,265,491

IS 47,591,240,900,000 1,386,400 1,062,259,142,139 2,985,750,616,749

PE 324,228,000,000,000 112,000,000,000 18,346,080,722,252 27,878,820,218,522

KM 84.56 39.68 66.95 5.59

Sumber: data sekunder diolah, 2016

B M : Belanja M odal; IS: Investasi Swasta; P E: Pertumbuhan Ekonomi; KM : Kesejahteraan M asyarakat

Tabel 2

Statistik Deskriptif

Mengukur variabel belanja modal didapatkan dari nilai realisasi pengeluaran

pemerintah pada akun belanja modal dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) setiap

tahun. Berdasarkan data yang diolah, diketahui bahwa total nilai realisasi belanja modal

selama periode 2010-2015 adalah Rp508.456.187.245. Nilai belanja modal meningkat

sebesar Rp467.255.406.965 bila dibandingkan pada tahun 2010 sebesar

Rp41.200.780.280 menjadi Rp129.046.359.725 pada tahun 2015.

Dari data didapati sebanyak 70% kabupaten/kota yang berada di bawah rata-rata

yaitu 1.326 kabupaten/kota dengan total nilai realisasi sebesar Rp202.277.691.038, dan

sisanya sebanyak 557 kabupaten/kota berada di atas nilai rata-rata dengan total nilai

realisasi belanja modal sebesar Rp 306.178.496.207.

Realisasi belanja modal tertinggi untuk periode tahun 2010 sampai dengan tahun

2015 sebesar Rp4.750.206.918 di Kabupaten Tangerang Selatan pada tahun 2014, diikuti

oleh Kabupaten Kutai Kartanegara dengan nilai realisasi belanja modal sebesar

Rp3.416.042.298 pada tahun 2013 dan Rp2.597.203.595 pada tahun 2015. Sementara

rata-rata realisasi belanja modal untuk periode tersebut adalah Rp270.024.529 dengan

besaran standar deviasi yang sedikit di atas nilai rata-rata yaitu sebesar Rp275.265.491.

Artinya nilai realisasi belanja modal agak bervariasi. Sementara untuk tiga nilai realisasi

belanja modal terendah berada pada kabupaten Blora sebesar Rp21.200.833 pada

tahun 2010, diikuti oleh kabupaten Batang sebesar Rp25.478.767 pada tahun 2010 dan

terakhir ditunjukkan oleh kabupaten Ogan Ilir sebesar Rp27.008.763 ditahun 2010.

Variabel investasi swasta diukur dengan menjumlahkan total realisasi penanaman

modal dalam negeri dan penanaman modal asing per tahun. Dari data dapat diketahui

bahwa realisasi investasi swasta selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2015

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 8: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

7

mencapai nilai Rp2.000.233.964.647.900 dengan realisasi tertinggi terdapat di

kabupaten Karawang pada tahun 2013 sebesar Rp47.591.240.900.000, kemudian diikuti

oleh kabupaten Bekasi dengan nilai pencapaian Rp36.147.487.368.000 pada tahun 2015

dan pada tahun 2014 sebesar Rp31.589.287.677.200. Realisasi terendah berada pada

kota Tual dengan nilai pencapaian sebesar Rp1.386.400 pada tahun 2015, selanjutnya

realisasi terendah kedua berada pada kabupaten Padang Lawas pada tahun 2013

sebesar Rp2.450.000 dan terendah ketiga berada di kabupaten Bima pada tahun 2014

sebesar Rp3.750.600.

Selanjutnya rata-rata nilai investasi di kabupaten/kota selama tahun 2010 sampai

dengan tahun 2015 adalah sebesar Rp1.023.581.978.752 dengan besaran standar

deviasi Rp1.124.177.504.084 yang lebih besar dari nilai rata-rata. Ini berarti bahwa data

variabel investasi swasta cukup bervariasi. Dari 1.883 data realisasi investasi swasta di

kabupaten/kota ditemukan 79% atau sebanyak 1.495 kabupaten/kota yang nilai

realisasi investasi swastanya berada di bawa rata-rata dengan total Rp603.092.806.159,

sedangkan sisanya sebesar 21% lagi yaitu 388 kabupaten/kota nilai realisasi investasi

swastanya berada di atas nilai rata-rata dengan total Rp 1.397.141.158.488.300.

Pertumbuhan ekonomi menggambarkan jumlah output yang diproduksi oleh

kabupaten/kota pada tahun tertentu. Jumlah ini tergambar dari nilai realisasi

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada penelitian ini pengukuran

pertumbuhan ekonomi menggunakan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2010. Data

yang diolah menunjukkan total PDRB kabupaten/kota di Indonesia sebesar

Rp34.545.670 milyar selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2015.

Selama periode tersebut, Kota Surabaya didapati memiliki tingkat PDRB tertinggi

yaitu Rp324.228 milyar, Rp305.957 milyar, Rp286.051 milyar, Rp265.892 milyar,

Rp247.687 milyar dan Rp231.205 milyar pada tahun 2015, 2014, 2013, 2012, 2011 dan

2010 secara berurut. Sedangkan kabupaten/kota dengan tingkat PDRB terendah adalah

kabupaten Pegunungan Arfak pada tahun 2015 sebesar Rp112 juta, kabupaten

Tambrauw pada tahun 2014 sebesar Rp113 juta dan kabupaten Tambrauw sebesar

Rp120 juta pada tahun 2015.

Rata-rata pencapain PDRB selama periode tersebut sebesar

Rp18.289.737.391.293 dengan besaran standar deviasi Rp1.482.717.879.940. Angka

standar deviasi berada di bawah angka rata-rata menunjukkan bahwa terdapat PDRB

tidak bervariasi. Dari data, didapati sebesar 73% atau sebanyak 1.377 kabupaten/kota

yang pencapaian PDRBnya di bawah rata-rata, dengan total sebesar Rp14.644.332

milyar, dan sisanya sebesar 27% atau sebanyak 506 kabupaten/kota yang pencapaian

PDRBnya lebih besar dari rata-rata dengan total keseluruhan sebesar Rp19.901.338

milyar.

Pengukuran variabel berikutnya adalah variabel kesejahteraan masyarakat yang

diukur dengan menggunakan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang

diterbitkan oleh Badan pusat Statistik (BPS). Kota Yogyakarta tercatat memiliki

pencapain IPM tertinggi selama tahun 2010 sampai tahun 2015 yaitu 84,56, 83,78,

83,61, 83,29, 82,98 dan 82,72 secara berurut.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 9: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

8

Sedangkan pencapaian IPM terendah ditunjukkan oleh kabupaten Pegunungan

Bintang pada tahun 2014 dengan angka indeks 39.68, diikuti oleh kabupaten Tolikara

pada tahun 2013 dengan angka indeks 45,68 kemudian kabupaten Mamberamo Raya

pada tahun 2011 dengan angka indeks 45,82. Rata-rata pencapain IPM adalah 66,83

dengan besaran standar deviasi lebih rendah dari rata-rata, yaitu 5.59 yang berarti

pencapaian IPM di kabupaten/kota di Indonesia tidak terlalu bervariasi.

Analisis Partial Least Square

Model fit indices merupakan ukuran yang sangat penting dalam pengolahan data

dengan WarpPLS karena fit indices menunjukkan kesesuaian model dengan data serta

menunjukkan kualitas dari model yang diteliti. Kriterianya yaitu nilai p-value APC dan

ARS <0.05 dan AVIF <5 sehingga model fit dengan data. Dari pengolahan data dengan

menggunakan variabel belanja modal, investasi swasta, pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat, diperoleh nilai APC, ARS dan AVIF seperti pada tabel berikut:

Dari tabel di atas, terlihat bahwa antara variabel eksogen dan endogen memiliki

hubungan sebab akibat baik secara langsung maupun tidak langsung yang dicerminkan

oleh P-value average path coefficient (APC) yang signifikan P<0,001 (signifikan bila

P<0,05). Nilai average R-squared (ARS) menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai

0,339, artinya bahwa pengaruh variabel eksongen terhadap variabel endogen hanya

sebesar 33,9%, sisanya sebesar 66,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model.

Hasil average varian inflation factor (AVIF) sebesar 1,339 dapat diterima karena nilai

AVIF yang ditentukan adalah AVIF<=5, yang berarti bahwa tidak terdapat

multikolinearitas antar variabel dalam model penelitian ini sehingga model penelitian

ini dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel eksogen terhadap variabel

endogen.

Pengujian Hipotesis Dan Pembahasan

Berdasarkan teori-teori, penelitian terdahulu telah disusun hipotesis pada penelitian ini

yang menguji pengaruh belanja modal dan investasi swasta terhadap pertumbuhan

ekonomi serta dampaknya pada kesejahteraan masyarakat. Dari tiga hipotesis yang

disusun, diperoleh hasil pengujian datanya seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah

ini.

Tabel 3. Model Fit and Quality Indices

APC = 0,418; P<0,001 Good if P <0,05

ARS = 0,339; P<0,001 Good if P <0,05

AVIF = 1,339 acceptable if <= 5, ideally <= 3,3 Sumber: data diolah dengan WarpPLS 4.0, 2016

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 10: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

9

Gambar 3. Hasil Output Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang terbentuk digambarkan oleh gambar di atas. Arah anak panah

menunjukkan arah pengaruh, besaran koefisien yang dilambangkan β, dan tingkat

signifikansi yang ditunjukkan oleh P. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari tiga hipotesis

yang diuji, semua hipotesis diterima.

Belanja Modal Berpengaruh Positif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Banyak pandangan yang menyebutkan bahwa keterlibatan pemerintah dalam

perekonomian adalah bersifat pro growth, yang artinya dapat merangsang

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Teori ekonomi makro juga menjelaskan bahwa

peningkatan output dalam perekonomian dipengaruhi oleh belanja pemerintah dan

investasi. Pembangunan infrastruktur yang didanai dari belanja pemerintah telah

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di beberapa daerah di Indonesia, seperti

pembangunan jalan tol di Papua, merangsang kegiatan ekonomi lebih tinggi karena

telah membuka akses yang lebih baik sehingga jalur logistik di daerah Papua yang selama

ini tersendat, perlahan-lahan mulai berkurang. Demikian juga halnya dengan

pembangunan tol Cipali, memberi dampak pada perekonomian daerah-daerah

sekitarnya. Jumlah pariwisata meningkat dikarenaka akses jalan yang sudah lebih baik,

pembangunan hotel-hotel pun meningkat. Jelaslah bahwa belanja modal memberi

kontribusi pada perekonomian untuk meningkatkan output. Banyak penelitian

terdahulu menunjukkan bahwa belanja modal berpengaruh positif terhadap

Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Prediksi Hubungan Variabel

Koefisien Jalur

P-value Hasil

H1 Positif BM PE 0,411 <0.001 Diterima

H2 Positif IS PE 0,329 <0.001 Diterima

H3 Positif PE KM 0,514 <0.001 Diterima

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 11: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

10

peningkatan output dalam perekonomian. Artinya, semakin tinggi belanja modal yang

terealisasi, maka semakin tinggi pula output yang dihasilkan.

Hasil pengujian terhadap hipotesis pertama, yaitu belanja modal berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan ekonomi menghasilkan nilai yang signifikan seperti yang

ditunjukkan oleh P-value <0,001, lebih kecil dari nilai P-value yang ditetapkan (≤0,05).

Hasil koefisien jalur 0,411 bertanda positif sehingga hipotesis pertama diterima. Artinya

apabila terjadi peningkatan pada jumlah belanja modal, maka pertumbuhan ekonomi

juga akan meningkat. Hasil pengujian ini mendukung penelitian Fawwaz (2015),

Maharani & Isnowati (2014), Muthui et.al. (2013) dan Hendarmin (2012). Pembangunan

infrastruktur yang dibiayai oleh anggaran pemerintah dalam belanja modal dapat

meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat sehingga meningkatkan output barang dan

jasa. Pembangunan infrastruktur di beberapa daerah yang saat ini masih minim seperti

kebanyakan dibagian Timur Indonesia telah berhasil meningkatkan aktivitas ekonomi

daerah tersebut.

Investasi Swasta Berpengaruh Positif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Investasi swasta juga berkontribusi pada besaran output yang dihasilkan dalam suatu

perekonomian. Todaro menguraikan teori pertumbuhan ekonomi Solow, disebutkan

bahwa akumulasi modal yang digunakan untuk pengadaan faktor-faktor produksi baru

atau untuk peningkatan kualitas faktor-faktor produksi dapat mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi. Kegiatan investasi swasta juga mempengaruhi kegiatan

ekonomi serta kesempatan kerja sehingga meningkatkan pendapatan nasional yang

pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian-penelitian terdahulu

telah membuktikan bahwa peningkatan pada investasi swasta dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Hasil pengujian statistik pada hipotesis kedua diperoleh nilai P-value <0,001 yang

berarti berpengaruh signifikan karena lebih kecil dari P-value yang ditetapkan (≤0,05),

nilai koefisien β=0,329 dengan slope positif, artinya semakin besar tingkat investasi

swasta, berbanding lurus terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di

Indonesia. Semakin besar jumlah investasi swasta, akan diikuti oleh pertumbuhan

ekonomi yang semakin meningkat.

Dengan demikian hipotesis kedua yaitu, investasi swasta berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan ekonomi dapat diterima. Hasil ini sesuai dengan penelitian

Puspitasari (2015), Sumanto (2015), Phesavsong (2012), Ramli (2011) yang

menunjukkan bahwa investasi swasta berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Peranan pihak swasta menginvestasikan modalnya di

kabupaten/kota di Indonesia telah memberikan kesempatan kerja yang luas bagi

masyarakat sehingga meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat yang berdampak

pada peningkatan nilai PDRB.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 12: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi karena menigkatkan

kegiatan ekonomi, membuka kesempatan kerja, yang berdampak pada peningkatan

pendapatan masyarakat. Apabila pendapatan masyarakat meningkat, maka masyarakat

dapat meningkatkan kualitas hidupnya dengan pemenuhan kebutuhan hidup dasar,

yaitu kebutuhan akan pendidikan dan kebutuhan akan kesehatan. Sehingga apabila

pendapatan masyarakat dapat ditingkatkan, maka tingkat kesejahteraan

masyarakatpun akan meningkat.

Hasil pengujian atas pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesejahteraan

masyarakat diperoleh nilai P-value yang signifikan (<0,001) memiliki slope positif dengan

koefisisen β = 0,514. Artinya, setiap peningkatan pertumbuhan ekonomi, akan

berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi output yang

dihasilkan yang tercermin dari nilai PDRB, maka semakin tinggi pulalah tingkat

kesejahteraan masyarakat. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan Algifari (2011)

yang menganalisis tentang hubungan pendapatan perkapita dengan indeks

pembangunan manusia dengan hasil positif signifikan. Demikian juga penelitian

Wahyuni yang menyatakan bahwa pertumbuhan eknonomi berpengaruh signifikan dan

positif terhadap kesejahteraan masyarakat.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil pengujian tentang pengaruh belanja modal dan investsi

swasta terhadap pertumbuhan ekonomi serta dampaknya pada kesejahteraan

masyarakat, dapat ditarik kesimipulan sebagai berikut:

1. Belanja modal berpengaruh signifikan dengan hubungan yang positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota di Indonesia. Hal ini berarti semakin

besar realisasi belanja modal, maka akan berdampak pada peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Dengan perolehan hasil pengujian ini, hiphotesis pertama

yang menyatakan bahwa belanja modal berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi, diterima.

2. Investasi swasta berpengaruh signifikan dengan hubungan yang positif terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi swasta

akan diikuti peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian hipotesis

kedua, yaitu investasi swasta berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi, diterima.

3. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang

positif. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi diikuti

dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian hipotesis

ketiga, yaitu pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap kesejahteraan

masyarakat, diterima.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 13: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

12

Keterbatasan

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian, antara lain:

1. Data realisasi investasi yang digunakan tidak mencakup kabupaten/kota secara

luas, karena data yang dibutuhkan tidak tersedia.

2. Penelitian ini sulut mengamati kualitas belanja modal, karena angka realisasi

belanja modal hanya menggambarkan besaran belanja modal yang terealisasi,

tetapi tidak menunjukkan kualitas belanja modal.

Saran

Berdasarkan keterbatasan tersebut di atas, maka disaranakan agar pada penelitian

berikut dapat mempertimbangkan:

1. Apabila hendak meneliti tentang investasi swasta, agara mendapatkan data

realisasi investasi yang mencakup kabupaten/kota secara menyeluruh.

2. Untuk menambahkan indikator-indikator lain seperti tingkat korupsi, total

temuan-temuan BPK per kabupaten/kota dan lain-lain, sehingga dapat

menggambarkan kualitas belanja modal lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Fawwaz, Torki M., 2015, The Impact of Government Expenditures on Economic

Growth in Jordan (1980-2013), International Business Research; Vol. 9, No. 1;

2016.

Algifari, 2011, Hubungan Antara Pendapatan Per Kapita Dan Indeks Pembangunan

Manusia, Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 5, No. 3, November 2011: 253-264.

Arsyad, Lincolin, 2010, Ekonomi Pembangunan Edisi kelima, Yogyakarta: Unit Penerbit

dan Percetakan STIM YKPN.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hendarmin, 2012, Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Swasta

terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kesempatan Kerja dan Kesejahteraan

Masyarakat di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat, JEKSOS Volume 8,

Nomor 3, Oktober 2012 hal 144 – 155.

Muthui, John Njenga, et. al., 2013, The Impact of Public Expenditure Components on

Economic Growth in Kenya 1964-2011, International Journal of Business and

Social Science Vol. 4 No. 4.

Maryaningsih, Novi, et. al. (2014), Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17,

Nomor 1, Juli 2014, Hal 61-98.

Nurmainah, Santi, 2013, Analisis Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah, Tenaga

Kerja Terserap Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 14: PENGARUH BELANJA MODAL DAN INVESTASI SWASTA …

13

Ekonomi Dan Kemiskinan (Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa

Tengah), Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September 2013, Hal. 131 – 141.

Phetsavong, Kongphet & Ichihashi, Masaru, 2012, The Impact of Public and Private

Investment on Economic Growth: Evidence from Developing Asian Countries,

IDEC Discussion paper 2012, Hiroshima University.

Pressman, Steven, 2006, Fifty Major Economists 2nd Ed., Oxon: Routledge.

Puspitasari, Dwi et. al., 2015, Pengaruh Investasi Publik, Investasi Swasta Dan Tenaga

Kerja Terhadap Pendapatan Regional Di Provinsi Jawa Timur, Artikel Ilmiah

Mahasiswa 2016 Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas

Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ).

Ramli, Anwar & Andriani, Andi Arie, 2011, The Effects of Consumption, Private

Investment, and Government Expenditures on Economic Growth in South

Sulawesi, Indonesia, Journal of Economics and Sustainable Development Vol.4,

No.14, 2013.

Sumanto, Agus & Effendie, 2015, The Effect of Government Capital Expenditure and

Private Investment on Social Welfare, Journal of Economics and Sustainable

Development Vol.6, No.14, 2015.

Todaro, Michael P., & Smith, Stephen C., 2011, Pembangunan Ekonomi Edisi Kesebelas

Jilid 2, Jakarta: Penerbit Erlangga.

__________, 2015, Economic Development 12th Edition, New York: Pearson.

United Nation Development Programme, 2015, Human Development Report 2015,

Newy York: PBM Graphics.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id