Upload
nguyenhanh
View
220
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan
Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas
Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode 2011‐2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
Melinda Sulistyo Rini
NIM : 1112085000019
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULAH JAKARTA
1437H/2016M
i
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Melinda Sulistyorini NIM : 1112085000019 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Perbankan Syariah Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. Tidal melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 22 September 2016
MELINDA SULISTYORINI NIM. 1112085000019
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (Curriculum Vitae)
Data Pribadi
Nama : Melinda Sulistyorini
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Mei 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Raya PKP Gg. Bhakti, Rt 4/9 No. 17A, Kelurahan: Kelapa dua wetan, Kecamatan: Ciracas, Kodya: Jakarta, Kode Pos: 13730
No. Telepon : 085811211385
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
1998 – 1999 : TK. ROSE
2000 – 2006 : SDN PEKAYON 01 Pagi
2006 – 2009 : SMPN147
2009 – 2012 : SMAN 105 Jakarta
2012 – 2016 : Program Sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah
FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
1. Anggota Divisi Informasi dan Komunikasi Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) Perbankan Syariah 2012.
vi
Pengalaman Kerja
1. USHER PT. Allura Imaji
2. Data entry BTPN Syariah
3. Call Center Kominfo DPP PPP
Keahlian
1. Komputer : Microsoft Office (Word, Excel, Power Point),
Internet, dan Corel Draw
2. Bahasa : Indonesia dan Inggris
vii
ABSTRACT
The aim of this research was to analyze the influence of Capital Adequacy Ration (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), and Non Performing Financing (NPF) on The Return of Asset as the financial performance of Islamic Banks in Indonesia during the period of 2011 to 2015. The data used in the research was obtained from the Financial Monthly Report Commercial Bank Syariah in Indonesia recorded from 2011 to 2015 that published by Financial Fervices Authority. The populations of this research were 12 Islamic Banks in Indonesia. Statistical test in this research is multiple linear regression.
The results of this research simultaneously Variable Capital adequacy ratio (CAR) and variable Financing to Deposit Ratio (FDR), and Non Performing Financing (NPF) has a significant effect on profitability (ROA) at the Islamic Banks in Indonesia. While partially Non Performing Financing has a partial effect on the profitability of variable RetturnOn Asset (ROA) at the Islamic Banks in Indonesia. Adjusted R Square value was 68.3% which means that, the variable Retturn On Asset (ROA) can be explained by the independent variable (CAR, FDR, and NPF).
Keywords: capital adequacy ratio (CAR), financing to deposit ratio(FDR),non-performing financing (NPF), return on asset (ROA)
viii
ABSTRAK
Penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Capital Adequancy Ration (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset sebagai kinerja keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2011 hingga 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Bank Umum Syariah di Indonesia yang tercatat dari tahun 2011 hingga 2015 yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Populasi dalam penelitian ini adalah 12 Bank Umum Syariah di Indonesia. Uji statistik dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini secara simultan Variabel Capital adequancy Ratio (CAR) dan variabel Financing to Deposit Ratio (FDR). Dan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Sedangkan secara parsial Non Performing Financing berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas variabel Retturn On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Nilai Adjusted R Square adalah 68,3% yang berarti variabel Retturn On Asset (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel independen (CAR, FDR, dan NPF).
Kata kunci: Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), return on asset (ROA).
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mellimpahkan rahmat, hidayah dan kasih saying-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini memiliki judul “Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indoneesia periode 2011-2015”. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua, Papa dan Mamayang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa kasih sayang.
2. Adik tersayang M. Daffa N.R dan keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan semangat selama ini.
3. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB selaku dosen pembimbing I dan Ibu Aini Masruroh,SE.I.,MM selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengaruh dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Bapak Dr Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah dan Ibu Fitri Damayant, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah.
6. Bapak Ade Suherlan, SE., MM., MBA selaku Pembimbing Akademik.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada kami.
x
8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
9. Sahabat SMA, Deani Puspa, Devilia, Irnawati, Afiful, Novi, Dewi, dan Safira yang selalu menghibur.
10. Sahabatku tersayang Desi Iftalia, Khaerunissa, Dwi Rakamunah, dan Devi Yuliana yang sudah mendukung dan atas kebersamaanya selama ini.
11. Sahabat-sahabatku “CHILSYAR” Perbankan Syariah angkatan 2012, yaitu Fivi Fariha, Garin Shasy Novista, Asma Karimah, Rara Sekar Arum, Yanida Siti Hanifah, Diah Maya Sari, Okto Arinda Putri, Hafizah Oktavia dan Enny Susilowati yang selalu mendukung dan atas kebersamaanya selama ini.
12. Terimakasih teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2012 atas pertemanan dan kerja samanya selama ini, semoga tetep bisa kumpul terus.
Jakarta, 28 Agustus 2016
Penulis
(Melinda Sulistyorini)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xi
DAFTARTABEL ............................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xviii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 10
C. Rumusan Masalah ................................................................................................. 10
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 10
E. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 11
BAB II ............................................................................................................................... 12
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 12
A. Landasan Teori ...................................................................................................... 12
1. Pengertian Bank ........................................................................................ 12
xii
1.1 Bank Konvensional ................................................................................... 12
1.2 Bank Syariah ............................................................................................. 13
B. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ................................................ 15
C. Prinsip Bank Syariah ............................................................................................. 15
D. Tujuan Bank Syariah ............................................................................................. 18
E. Produk Bank Syariah ............................................................................................ 19
1. Produk Penyaluran Dana ........................................................................... 19
2. Produk Penghimpun Dana ......................................................................... 20
F. Sumber Dana Bank Syariah .................................................................................. 22
G. Definisi Profitabilitas ............................................................................................ 22
H. Return on Asset (ROA) ......................................................................................... 24
I. Laporan Keuangan ................................................................................................ 25
J. Variabel Teoritis ................................................................................................... 25
1. Capital Adequancy Ratio (CAR) ............................................................... 26
2. Non Performing Financing (NPF) ............................................................ 27
3. Financing to Deposit Ratio (FDR) ........................................................... 28
K. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 30
L. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................................. 32
M. Keterkaitan antar Variabel ........................................................................ 34
BAB III ............................................................................................................................. 36
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 36
A. Ruanglingkup Penelitian ....................................................................................... 36
B. Metode Pengumpulan Sampel .............................................................................. 36
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 37
D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 38
xiii
1. Pengujian asumsi klasik ............................................................................ 38
1.1 Uji autokorelasi ......................................................................................... 38
2.1. Uji normalitas ............................................................................................ 39
2.2. Analisis grafik ........................................................................................... 39
2.3. Analisis statistik ........................................................................................ 40
3. Uji multikolonieritas ................................................................................. 40
4. Uji Heteroskodastisitas .............................................................................. 41
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................................ 44
BAB IV ............................................................................................................................. 48
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 48
A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................................... 48
B. Data Penelitian ...................................................................................................... 48
a. Sejarah Perkembangan Bank Syariah di Dunia ......................................... 49
b. Sejarah Bank Syariah di Indonesia ............................................................ 50
C. Hasil Analisis ........................................................................................................ 54
a. ROA (Return On Asset) ............................................................................ 54
b. CAR (Capital Adequancy Ratio) ............................................................... 55
c. FDR (Financing to Deposit Ratio) ............................................................ 57
d. NPF (Non Performing Financing) ............................................................. 58
1. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 59
2.1. Uji Normalitas ........................................................................................... 60
2.2. Uji Auto korelasi ....................................................................................... 61
2.3. Uji Multikolinearitas ................................................................................. 62
2.4. Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 63
3. Analisis Model Regresi Berganda ............................................................. 64
xiv
4. Koefisien Determinasi ............................................................................... 65
4.1. Pengaruh CAR, FDR, NPF terhadap ROA secara Parsial......................... 66
4.2. Pengaruh CAR, FDR, dan NPF terhadap ROA secara Simultan .............. 67
D. Interpretasi Hasil Penelitian .................................................................................. 68
BAB V .............................................................................................................................. 71
PENUTUP ........................................................................................................................ 71
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 71
B. Implikasi ............................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 73
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 76
xv
DAFTARTABEL
Halaman
Tabel 1. 1. CAR, FDR, NPF, ROA ......................................................................... 8
Tabel 2. 1. Perbedaan Bunga dengan Bagi Hasil .................................................. 15
Tabel 2. 2. Perbedaan Mendasar Bank Konvensional dengan Bank Syariah ....... 15
Tabel 2. 3. Klasifikasi Tingkat Penilaian ROA (Return On Asset) ...................... 24
Tabel 2. 4. Kriteria Penilaian Rasio NPF (Non Performing Financing) ............... 28
Tabel 2. 5.PenelitianTerdahulu ............................................................................. 30
Tabel 2. 6.Kerangka Pemikiran ............................................................................. 33
Tabel 3. 1. Sampel Penelitian ................................................................................ 37
Tabel 3. 2. Data Bank Umum Syariah .................................................................. 37
Tabel 4. 1. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia ................................. 50
Tabel 4. 2. Nilai ROA Bank Umum Syariah ........................................................ 54
Tabel 4. 3. CAR Bank Umum Syariah .................................................................. 55
Tabel 4. 4. FDR Bank Umum Syariah .................................................................. 57
Tabel 4. 5. NPF Bank Umum Syariah................................................................... 58
Tabel 4. 6. Uji NormalitasKolmogorov-Smirnov ................................................. 61
Tabel 4. 7. Uji Autokorelasi .................................................................................. 62
Tabel 4. 8. Uji Multikolinearitas ........................................................................... 62
Tabel 4. 9. Hasil RegresiNilai coefficient, t dan sig ............................................. 64
xvi
Tabel 4. 10. Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 65
Tabel 4. 11. Uji statistik t Coefficientsa ................................................................ 66
Tabel 4. 12. Uji Statistik F (Simultan) .................................................................. 68
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar Grafik 1. 1. ................................................................................................ 5
Gambar Grafik 1. 2. ................................................................................................ 7
Gambar Grafik 4. 1. Histogram ............................................................................ 60
Gambar Grafik 4. 2. Scatterplot ............................................................................ 63
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Data Variabel Penelitian ................................................................................ 76
Lampiran 2.Hasil Data Statistik ........................................................................................ 78
Lampiran 3.Titik Presentase distribusi t (df = 1-60) ........................................................ 84
Lampiran 4.Tabel Distribusi F .......................................................................................... 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bagi masyarakat yang hidup di negara-negaramaju, seperti negara-negara
di Eropa, Amerika dan Jepang, mendengar kata bank sudah bukan merupakan
barang yang asing. Bank sudah merupakan mitra dalam rangka memenuhi
kebutuhan keuangan mereka. Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan
berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti, tempat
mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan
pembayaran atau penagihan. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya
perekonomian suatu negara. (Kasmir:2012)
Perbankan di Indonesia mengalami perkembangan dari tahun ke tahun,
terutama setelah adanya krisis ekonomi yang melanda pada tahun 1997. Krisis
yang melanda tersebut juga berdampak pada bidang perbankan sehingga jumlah
bank yang ada mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan tingginya kredit macet
yang ditanggung oleh bank, sehingga bank tidak mampu mengembalikan dana
kepada masyarakat pada saat krisis tersebut terjadi. Kebanyakan bank yang tidak
mampu bertahan adalah bank konvensional.Bank syariah yang sebelumnya
dianggap remeh malah relatif lebih mampu bertahan menghadapi krisis
tersebut.Bank syariah menunjukkan perkembangan yang menjanjikan dari tahun
ke tahunnya. Perkembangan ini dapat dilihat dari naiknya aset, pembiayaan, dan
dana pihak ketiga. Pembiayaan Hal ini menunjukkan bank syariah mempunyai
prospek yang menjanjikan. Bank syariah di tengah-tengah krisis global menjdi
2
harapan bagi para nasabah dan pelaku perbankan untuk mengatasi krisis, karena
sistem transaksinya yang bertumpu pada sektor riil. Berbeda dengan bank
konvensional yang transaksi sistem keuangannya dilakukan on paper, di mana
dalam sistem ini banyak spekulasi yang dilakukan, yang terbukti bisa
mengakibatkan risiko kerugian yang tinggi.sistem bunga dalam dunia perbankan.
Prinsip utama bank syariah adalah tidak mengakui adanya bunga.Bunga dianggap
sebagai suatu hal yang diharamkan, karena merupakan suatu unsur buruk yang
merusak masyarakat secara ekonomi, sosial, maupun moral.Oleh karena bunga
dianggap haram, maka bunga tidak dapat dimasukkan sebagai unsur untuk
menghitung pendapatan bank syariah. Pendapatan hanya dihitung dari hasil
operasinya yang diperoleh dari bagi hasil penyaluran dana, keuntungan atas
kontrak jual beli, hasil sewa, dan biaya administrasi atas jasa yang diberikan.
Besarnya pendapatan yang diperoleh ini akan mempengaruhi tingkat kinerja bank.
Kinerja bank yang baik akan berpengaruh pada pencapaian profitabilitas bank.
Dalam pengukuran kinerja, analisis rasio dapat digunakan untuk mengetahui
seberapa baik operasi suatu bank dan seberapa sehat bank dapat menjalankan
fungsinya untuk mencapai profitabilitas yang diinginkan.Pada umumnya, rasio
untuk menilai kinerja bank terdiri dari rasio likuiditas, rentabilitas, dan
solvabilitas.Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh
tempo.Rasio rentabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas bank.Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur seberapa mampu
bank untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau untuk mengukur
3
kemampuan bank memenuhi kewajibannyajika terjadi likuiditas (Irman
Firmansya,2012).
Dalam pengukuran kinerja, analisis rasio dapat digunakan untuk
mengetahui seberapa baik operasi suatu bank dan seberapa sehat bank dapat
menjalankan fungsinya untuk mencapai profitabilitas yang diinginkan.Pada
umumnya, rasio untuk menilai kinerja bank terdiri dari rasio likuiditas,
rentabilitas, dan solvabilitas.Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur
kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang
sudah jatuh tempo.Rasio rentabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabilitas bank.Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
seberapa mampu bank untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau untuk
mengukur kemampuan bank memenuhi kewajibannyajika terjadi likuiditas.
Financing to deposit ratio (FDR) merupakan salah satu rasio likuiditas yang
mewakili kedua aktivitas utama bank yaitu menghimpun dana dan menyalurkan
dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan (pembiayaan). Aktivitas
penyaluran dana atau pembiayaan merupakan sumber utama pendapatan bank
syariah. Besarnya pembiayaan yang disalurkan dipengaruhi oleh besarnya dana
pihak ketiga yang terkumpul. Semakin banyak dana terkumpul, semakin banyak
pula pembiayaan yang dapat disalurkan. Peningkatan penyaluran pembiayaan
akan menyebabkan peningkatan pendapatan dari bagi hasil. Pendapatan yang
meningkat akan berdampak pada peningkatan kinerja yang diikuti dengan
peningkatan laba. Dari segi solvabilitas, Capital Adequacy ratio (CAR)
membandingkan modal dengan aset tertimbang menurut risiko, di mana modal
4
adalah faktor penting dalam operasi dan perkembangan semua jenis usaha.Modal
menjadi fondasi bagi setiap usaha.Terlebih lagi bagi bank syariah yang pada
umumnya adalah lembaga yang keberhasilan operasinya tergantung pada
kepercayaan masyarakat. Modal didefinisikan seblgai kekayaan bersih, yang
didapat dari selisih an tara nilai buku dari aset dikurangi nilai buku dari kewajiban
(Muhammad 2002:210).Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang
berkaitan dengan faktor permodalan bank untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko. Untuk saat ini
minimal CAR sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), atau
ditambah dengan Resiko Pasar dan Resiko Operasional, hal ini tergantung pada
kondisi bank yang bersangkutan (Riyadi, 2006). Besarnya modal suatu bank akan
berpengaruh pada mampu atau tidaknya suatu bank secara efisien menjalankan
kegiatannya. Jika modal yang dimiliki oleh bank tersebut mampu menyerap
kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, maka bank dapat mengelola
seluruh kegiatannya secara efisien, sehingga kekayaan bank (kekayaan pemegang
saham) diharapkan akan semakin meningkat demikian juga sebaliknya. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hubungan antara CAR dengan ROA adalah positif
Pada bank syariah, modal terdiri atas modal inti dan modal
pelengkap.Modal inti terdiri dari modal disetor, agio saham, modal sumbangan,
cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, dan bagian kekayaan bersih anak
perusahaan konsolidasian.Modal pelengkap terdiri dari cadangan yang dibentuk
bukan dari laba setelah pajak serta clari pinjaman yang dipersamakan dengan
modal.Dengan adanya modal yang cukup, maka operasi bank dapat maju
5
danberkembang sekaligus mampu menjaga kepercayaan masyarakat atas
kelangsungan usaha bank yang bersangkutan pada peningkatan kinerja bank yang
akhimya berpengaruh pada laba bank syariah.(Warren, Reeve, dan Fess, 2005:25)
FDR
Sumbe
r : (www.bi.go.id) data diolah
Grafik 1. 1.
Dari data diatas salah satu fungsi pokok bank syariah adalah menyalurkan
pembiayaan kepada masyarakat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
perbankan syariah No.21 tahun 2008. Tabel diatas menggambarkan pada tahun
2011 data menunjukan angka 88,94 mengalami peningkatan pada tahun 2012 data
menunjukan angka 100 dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar
0,32% tetapi pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 13,66% mengalami
peningkatan kembali pada tahun 2015 mulai mengalami peningkatan 1,37%
Penyaluran pembiayaan tersebut merupakan salah satu bisnis utama dan oleh
karena itu menjadi sumber pendapatan utama bank syariah. Sejalan dengan
perkembangan perbankan syariah yang relatif baru di Indonesia, pembiayaan
syariah dengan sejenis akad dan karakteristiknya masih belum di pahami baik oleh
masyarakat, dan bahkan oleh pegawai dan penjabat bank syariah itusendiri.
Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah diharapkan dapat memberikan
6
kontribusi pendapatan yang berkelanjutan, dan senatiasa berada dalam kualitas
yang baik selama jangka waktunya. Kualitas pembiayaan yang kurang baik, atau
bahkan memburuk, akan berdampak secara langsung pada penurunan pendapatan
dan laba yang diperoleh bank syariah. Penurunan laba tersebut selanjutnya
menurunkan kempuan bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan lebih
lanjutdan menjalankan bisnis lainya.
Pertumbuhan pembiayaan di Indonesia relatif besar jika dibandingkan
dengan negara-negara asia lainya. Dengan melihat pertumubuhan pembiayaan
yang cukup besar tersebut, apalagi pembiayaan merupakan salah satu aktifitas
bisnis utama perbankan syariah, perlu ada pengelolaan menejemen yang baik.
Untuk dapat melakukan ekspansi pembiayaan, bank syariah tentunya harus dapat
menjual berbagai macam produk pembiyaan. Pengelolaan pembiayaan perbankan
syariah merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam mengelola bisnis
perbankan. Bank syariah yang dapat mengelola pembiayaan dengan baik dapat
menghasilkan NPF (Non Performing Financing) pada level yang rendah dengan
memberikan kontribusi laba yang tinggi. (Ikatan Banking Indonesia:2015) berikut
data NPF yang sudah olah :
7
Sumber : www.ojk.go.id (data diolah)
Grafik 1. 2. NPF
Dari data diatas pertumbuhan NPF terus meningkat dari tahun ke tahun,
hal ini dapat mempengaruhi profitabilitas suatu bank (laba). Non Performing
Financing (NPF) merupakan rasio keuangan yang bekaitan dengan risiko kredit.
Non Performing Financing adalah perbandingan antara total pembiayaan
bermasalah dengan total pembiayaan yang di berikan kepada debitur. Rasio Non
PerformingFinancing analog dengan Non Performing Loan pada bank
konvensional. Karena pada bank syariah tidak mengenal adanya pinjaman namun
menggunakan istilah pembiayaan. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin
kecil NPL semakinkecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank
(Nusantara, 2009).Namun sebaliknya, jika risiko kredit yang ditanggung bank
semakin tinggi,profitabilitas akan menurun. Sehingga dikatakan bahwa NPF
berpengaruh
8
negatif terhadap ROA. Laba adalah selisih pendapatan terladap beban, yang dapat
meningkatkan ekuitas pemilik.Laba bank syariah ditentukan dari besamya
pendapatan yang diperoleh selama periode berjalan yang kemudian dikurangi
dengan beban-beban pada tahun yang bersangkutan.Laba merupakan salah satu
indikator kesehatan kinerja bank.Indikator bank yang sehat salah satunya dapat
dilihat dari laba yang terus meningkat yang dihasilkan tiap tahunnya. Dari
penjelasan yang ada maka tujuan dari penelitian adalah untuk menguji pengaruh
Capital adequacy ratio dan Financing to deposit ratio terhadap laba pada bank
umum syariah.Berdasarkan uraian diatas, menunjukan bahwa CAR, FDR, dan
NPF mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas bank syariah. Dan kondisi
CAR, FDR, NPF, dan ROA pada BUS (Bank Umum Syariah) pada tahun 2011-
2015 dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1. 1. CAR, FDR, NPF, ROA Tahun CAR FDR NPF ROA
2011 16,63 88,94 2,52 1,79
2012 14,13 100 2,22 2,14
2013 14,42 100,32 2,62 2
2014 15,74 86,66 4,95 0,41
2015 15,02 88,03 4,84 0,49
Sumber:www.ojk.go.id (data diolah)
Berdasarkan data pada table 1.1 di atas dapat dilihat bahwa CAR, FDR,
dan NPF pada Bank Umum Syariah mengalami naik dan turun tiap tahunnya.
9
Namun dalam laporan keungan tersebut ada yang perlu dicermati dimana pada
prinsipnya NPF adalah rasio yang menunjukan suatu pembiayaan yang
pembayarannya dilakukan terganggu dan tidak mencukupi minimum yang
ditetapkan sampai dengan pembiayaan yang sulit untuk diperoleh atau bahkan
tidak dapat ditagih lagi. Peningkatan NPF yang terjadi menurunnya rasio ROA.
Salah satu variable independen yang mempengaruhi profitabilitas bank umum
syariahReturn On Asset (ROA) adalah Capital adequacy Ratio (CAR). CAR
mencerminkan modal sendiri perusahaan.Semakin tinggi CAR maka semakin baik
kemampuan bank tersebut.Untuk menanggung resiko dari setiap aktiva yang
beresiko.Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan
operasionaldan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
profitabilitas(adyani,2011:3).
Berdasarkan fenomena diatas maka perlu di kaji lebih lanjut dengan
menggunakan periode pengamatanyanglebih terkini.Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan apakah CAR, FDR, dan NPF berpengaruh secara simultan dan
parsial terhadap profitabilitas dan sekaligus memprediksi kebangkrutan suatu
perusahaan tersebut. Sehingga peneliti mengambil judul “Pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing
Financing (NPF) terhadap Profitabilitas BUS (Bank Umum Syariah) Periode
2012-2015”.
10
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Uraian di atas maka dapat diidentifikasikan permasalahan
sebagai berikut:
1. Masalah pertama adanya kesenjangan teori dengan fakta (fenomena gap)
yang menggambarkan bahwa pengaruh dari variabel CAR, FDR, dan NPF
bervariasi terhadap ROA yang menggambarkan perubahan yang terjadi
tidak sesuai dengan teori.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan, maka
dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian (research question) sebagai
berikut:
1. Apakah Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit
Ratio (FDR), dan Non Perfoming Financing (NPF) berpengaruh secara
simultan terhadap Return On Asset (ROA) ?
2. Apakah Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit
Ratio (FDR), dan Non Perfoming Financing (NPF) berpengaruh secara
parsial terhadap Return On Asset (ROA) ?
3. Dari variabel-variabel tersebut manakah yang memiliki pengaruh paling
dominan terhadap Return On Asset (ROA) ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
11
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh CAR, FDR, NPF secara parsial
terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh CAR, FDR, NPF secara simultan
terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi penulis, dapat meningkatkan dan memperdalam pengetahuan serta
pemahaman penulis yang didapatkan di bangku kuliah sehingga dapat
mengintreprestasikan teori ke dalam kasus-kasus nyata yang ada.
2. Bagi akademis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pengambilan keputusan dalam bidang keungan terutama dalam rangka
memaksimumkan kinerja perusahaan.
3. Bagi Bank, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja keuangan bank
yang berkaitan dengan penaikan tingkat profitabilitas dan sebagai
pertimbangan dalam mengambil kebijakan untuk mendeteksi sejak dini
tingkat kebangkrutan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Bank
Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dalam berbagai alternative investasi. Sehubungan dengan fungsi
penghimpunan dana ini, bank bank sering pula disebut dengan lembaga kepercayaan.
Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha
yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah.Pengaturan secara ketat oleh penguasa
moneter terhadap kegiatan perbankan ini tidak terlepas dari perannya dalam melaksanakan
kebijakan moneter. Bank dapat mempengaruhi jumlah uang beredar yang merupakan salah
satu sasaran pengaturan oleh penguasa moneter dengan menggunakan berbagai piranti
kebijakan moneter.(Siamat:2005)
Menurut PSAK No.31 tentang Akuntansi Perbankan, bank adalah suatu lembaga
yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak
yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana
(deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat.
1.1 Bank Konvensional
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Bank Konvensional adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.Martono (2012) menjelaskan prinsip konvensional yang
digunakan bank konvensional menggunakan dua metode, yaitu:
13
1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti tabungan,
deposito berjangka, maupun produk pinjaman (kredit) yang diberikan berdasarkan
tingkat bunga tertentu.
2. Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank menggunakan atau menerapakan
berbagai biaya dalam nominal atau prosentase tertentu. Sistem penetapan biaya ini
disebut fee based.
1.2 Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam,
maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuansyariah
Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secaraIslam.Falsafah dasar
beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah
efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu
secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada
hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi
masukan dan keluarannya.Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan
dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal
penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional.Bank syariah
adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang
berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan
lainnya sesuai dengan hukum Islam. Selain itu, bank syariah biasa disebutIslamic
Banking atau Interest Fee Banking, yaitu suatu sistem perbankan dalam pelaksanaan
operasional tidak menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi (maisir) dan ketidakpastian
atau ketidakjelasan (gharar).Prinsip dasar yang diikuti oleh bank Islam itu adalah (Rodoni,
2009) :
14
1) Larangan riba dalam transaksi
2) Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan
yang sah
3) Memberikan zakat
Adapun keunggulan bank syariah sebagai berikut (Rodoni, 2009: 143) :
1) Dengan adanya negosiasi antara pihak nasabah dengan pihak bank, tercapai suatu hal
yang saling menguntungkan, maka dengan prinsip ini kedua belah pihak akan merasa
saling diuntungkan dari segi financial maupun hukum.
2) Dengan prinsip bagi hasil, apabila perusahaan hendak menaikkan usahanya tetapi
keuntungan modal dapat mengajukan kredit dengan baik, sehingga dapat menerima
modal dan juga risiko yang ada lebih rendah daripada dengan pinjaman kredit
biasanya.
3) Dapat mendorong para pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya dengan
baik, dengan adanya bantuan dari pihak bank.
4) Risiko kerugian lebih kecil dengan menggunakan prinsip ini, karena apabila
mengalami kerugian, maka dibagi menurut perjanjian yang dibuat.
5) Pihak bank akan mendapatkan banyak nasabah dengan menggunakan prinsip ini
karena adanya kemudahan-kemudahan (misalnya : tanpa agunan) yang diberikan
oleh bank dan juga akan menaikkan keuntungan yang besarnya sesuai dengan
perjanjian yang dilakukan.
Tujuan bank syariah didirikan yaitu untuk mempromosikan dan mengembangkan
penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya kedalam transaksi keuangan dan
perbankan serta bisnis lain yang terkait
15
B. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Dalam segi kelembagaan perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional adalah
cara dan proses melakukan kegiatan usahannya. Didalam bank syariah kegiatan usaha
menggunakan sistem bagi hasil.Dalam bank konvensional menggunakan sistem bunga.
Perbedaan sistem bunga dan bagi hasil sebagai berikut:
Tabel 2. 1. Perbedaan Bunga dengan Bagi Hasil
Bunga Bagi hasil Dihitung dari pinjaman modal (pokok) 1. Dihitung dari margin (keuntungan) Bunga berubah sesuai kondisi pasar 2. Nisbah tetap sesuai akad Nominal tetap sesuai bunga 3. Nominal berubah sesuai kondisi
usaha Diragukan oleh seluruh agama 4. Tidak ada keraguan
Sumber: antonio syafii (2011)
Adapun perbedaan mendasar tentang perbankan syariah dan perbankan
konvensional sebagai berikut :
Tabel 2. 2. Perbedaan Mendasar Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Aspek Bank Syariah Bank Konvensional Akad dan Legalitas Hukum islam dan positif Hukum positif Struktur organisasi dan pengawasan
BI, DPS, dan DSN BI
Prinsip operasional Titipan, bagi hasil, jual beli sewa jaminan, pijam
Perangkat bunga
Tujuan Profit dan Falah oriented Profit Oriented Hubungan dengan Nasabah Kemitraan Debitur-kreditur Lembaga penyelesaian sengketa
Basyarnas BANI
Sumber: antonio syafii (2011)
C. Prinsip Bank Syariah
Pada dasarnya prinsip bank syariah menghendaki semua dana yang diperoleh dalam
sistem perbankan syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati.
16
1. Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan moralitas
yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini pengelolaan
diperkenankan (halal) serta menjauhi cara-cara yang meragukan terlebih lagi yang
bersifat terlarang (haram).
2. Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi
masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa perbankan syariah. Dalam
melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya mengedepankan pemenuhan prinsip
syariah semata, tetapi juga harus mampu mengedukasi masyarakat mengenai
manfaat bagi pengguna jasa perbankan syariah.
3. Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam
mengelola dana yang di peroleh dari pemilik dana (shahibul maal) sehingga timbul
rasa saling percaya antara pemilik dana dan pihak pengelola dana investasi
(mudharib)
4. Fathanah, memastikan bahwa pengelolaan bank dilakukan secara profesional dan
kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat resiko
yang ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan yang penuh
dengan kecermatan dan kesantunan (ri’ayah) serta penuh rasa tanggung jawab
(mas’uliyah).
Menurut Pasal 1 ayat (12) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
Prinsip Syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penempatan fatwa
dibidang syariah. Lembaga yang berwenang di sini adalah Dewan Pengawas Syariah
(DPS) yang bersifat independen yang merupakan kepanjangan tangan dari Dewan Syariah
Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). DPS ditempatkan pada bank yang
17
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dengan tugas yang diatur oleh
DSN-MUI. Adapun prinsip perbankan menurut (Aziz, 2006:4) sebagai berikut:
1. Larangan riba dan bunga.
Larangan riba ini dimulai dari adanya pelarangan yang tegas terhadap riba. Tidak
diragukan lagi bahwa apa yang diharamkan oleh al-Qur’an maupun al-hadits adalah riba.
Al-Qur’an mengharamkannya dalam Qs.2:275.
Allah berfirman:
ي يتخبطه ال امك يقوم اذلاب ال يقومون ا ين يالكون الر اذل
نم قالوا ا يطان من المس ذكل باهن اب الشـ ما البيع مثل الره ب ن ر اب فمن جاءه موعظة م م الر واحل اهلل البيع وحرىل اهلل ومن عاد فاولـئك
فانهتـى فهل ما سلف وامره ا
ون اب النار مه فهيا خادل احص
Artinya :
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melaikan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa yang diambilnya dahulu (sebelum datang
18
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.
2. Keadilan Sosial, persamaan, dan hak milik.
Keadilan sosial dalam pandangan Islam menuntut pemilik dana untuk berbagi atas
keuntungan, demikian juga bila terjadi kerugian. Islam memberikan panduan bahwa proses
akumulasi kekayaan dan distribusi ekonomi terbentuk secara fair dan benar.
3. Uang sebagai modal “potensial”.
Dalam pandangan Islam uang merupakan modal “potensial”. Ia akan menjadi modal nyata
ketika uang tersebut bekerja sama dan bergabung dengan sumberdaya lain untuk
melakukan suatu aktivitas produktif. Islam mengakui nilai kontribusi uang, ketika ia
bertindak sebagai modal yang digunakan untuk aktivitas usaha.
4. Larang perilaku spekulatif.
Sistem kengan islam tidak menghendaki penimbunan (hoarding) dan melarang transaksi
yang mengandung ketidakpastian, perjudian, dan berisiko ekstrim.
5. Kesucian akad (kontrak).
Islam menegakkan kewajiban sesuai dengan akad (kontrak) dan keterbukaan informasi
sebagai tugas suci. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko dan informasi asimetrik
dan moral.
6. Aktivitas yang disetujui Syariah.
Hanya aktivitas bisnis yang tidak melanggar ketentuan-ketentuan syariah yang memenuhi
persyaratan untuk investasi.
D. Tujuan Bank Syariah
Menurut Zaenul Arrifin (2002), Bank syariah adalah bank yang aktivitasnya
meninggalkan riba. Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan
salah satu tantangan yang dihadapi dunia islam. Suatu hal yang sangat menggembirakan
19
bahwa belakangan ini para ekonom muslim telah mencurahkan perhatian besar, gunakan
menemukan cara untuk menggantikan sistem bunga dalam transaksi perbankan dan
membangun model teori.
E. Produk Bank Syariah
Produk perbankan syariah secara umum dapat dikelompokan menjadi tiga bagian
(Nadratuzzaman, 2006) yaitu sebagai berikut :
1. Produk Penyaluran Dana
a. Bagi hasil
1)Musyarakah, merupakan transaksi yang dilandasi oleh adanya keinginan para pihak yang
bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama.
Senua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola bersama-
sama. Setiap pemilik modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyrakah dan
dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan
kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.
2)Mudharabah, merupakan bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik
modal (Shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan
kontribusi 100% modal shahibul maal dan keahlian dari mudharib. Dalam mudharabah,
modal hanya berasal dari salah satu pihak, sedangkan dalam musyarakah modal berasal
dalam dua pihak atau lebih. Jika obyek yang didanai ditentukan oleh pemilik modal, maka
kontrak tersebut dinamakan mudharabah al muqayyadah.
b. Akad jual beli
1)Murabahah, yaitu kontrak jual beli dimana bank bertindak sebagai penjual, sementara
nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank ditambah keuntungan. Dalam
20
transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan pembayaran dapat
dilakukan secara cicilan maupun sekaligus.
2)Ba’ As Salam, yaitu kontrak jual beli dimana nasabah bertindak sebagai penjual,
sedangkan bank sebagai pembeli barang yang diserahkan oleh nasabah secara tangguh,
sedangkan pembayaran secara tunai oleh bank. Dalam transaksi ini kuantintas, harga, dan
waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti. Transaksi ini biasanya digunakan
untuk produk pertanian dalam jangka waktu yng singkat.
3)Bai’ Al Isthisna’, yaitu produk yang menyerupai produk salam. Sistem pembayarannya
dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran. Umumnya diaplikasikan
dalam pembiayaan manufaktur dan kontruksi.
4)Ijarah dan Ijarah wa Itigna, yaitu kontrak jual beli dimana bank bertindak sebagai
penjual jasa, sementara nasabah sebagai pembeli. Diakhir masa kontrak bank dapat
menawarkan nasabah untuk membeli barang yang disewakan. Jika sewa cicilan sudah
termasuk harga pokok barang disebut ijarah wa igtina.
3. Akad pinjaman
1. Qard Al-HasanMerupakan pinjaman dana bank terhadap pihak yang layak untuk
mendapatkannya, dan bank sama sekali dilarang untuk menerima apapun.
2. Produk Penghimpun Dana
a. Giro Wadiah
Wadiah amanah yang mempunyai prinsip harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh
yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh
memanfaatkan harta titipan tersebut.
b. Rekening Tabungan
Bank menerima simpanan dari nasabah dengan jasa penitipan dana. Bank
mendapatkan ijin dari nasabah untuk menggunakan dana tersebut selama mengendap di
21
bank. Keuntungan dari penggunaan dana akan dibagi dengan nasabah dengan pembagian
yang disepakati pada awal perjanjian. Bank juga menjamin pembayaran kembali pada
semua simpanan nasabah.
c. Rekening Investasi Umum
Produk ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dimana bank bertindak
sebagai mudharib dan nasabah sebagai baitul maal. Variasi waktu simpanan bisa 1, 3, 6, 24
bulan, dan seterusnya. Dalam hal ini kerugian ditanggung oleh nasabah dan bank akan
kehilangan keuntungan.
d. Rekening Investasi Khusus
Produk ini menggunkan prinsip mudharabah muqqayadah, dimana bank menerima
pinjaman dari pemerintah atau nasabah korporasi. Bentuk investasi dan pembagian
keuntungan dinegosiasikan kasus per kasus.
e. Produk Jasa
1) Rahn merupakan akad menggadaikan barang dari suatu pihak ke pihak lain, dengan
uang sebagai gantinya. Akad ini dapat berubah menjadi produk jika digunakan untuk
pelayanan kebutuhan konsumtif dan jasa seperti pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
2) Wakalah merupakan akad perwakilan anatara dua pihak. Umumnya digunakan untuk
penerbitan L/C (Letter of Credit), akan tetapi juga dapat digunakan untuk mentransfer
dana nasabah ke pihak lain.
3) Kafalah akad untuk penjaminan. Akad ini digunakan untuk penerbitan garansi ataupun
sebagai jaminan pembayaran lebih dulu.
4) Hawalah merupakan akad pemindahan utang piutang. Akad ini dapat digunakan
dalam penyelesaian utang impor. Pengalihan utang harus dilakukan atas dasar
kerelaan dari para pihak yang terkait.
22
5) Ju’alah merupakan akad pemberian imbalan tertentu atas pencapaian hasil yang
ditentukan dari suatu pekerjaan. Akad ini digunakan oleh bank dalam menawarkan
jasa dengan fee sebagai imbalannya.
F. Sumber Dana Bank Syariah
Adapun sumber dana bank syariah terdiri dari :
a.Modal Inti (core capital) adalah modal yang berasal dari pemilik bank, yang terdiri dari
modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan.
b.Kuasi ekuitas (mudharabah account) adalah dana dana yang tercatat dalam rekening-
rekening bagi hasil.
c.Titipan (Wadiah) adalah simpanan tanpa imbalan.
Sistem pembiayaan bank syariah
Menurut sifat penggunaanya pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 hal, yaitu (syafi’i
Antonio, 2011) :
1.Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan
produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi,
perdagangan, maupun investasi.
2.Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
G. Definisi Profitabilitas
Hadad dkk (2003) mendefinisikan profitabilitas sebagai dasar dari adanya keterkaitan
antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank.
Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performa suatu bank, dimana ia merupakan
tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang
23
saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan meminimalisir risiko yang ada
(Hasan, 2003).
Menurut Weygandt et al. (1996), rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan
dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Rasio profitabilitas dianggap sebagai
alat yang paling valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena rasio
profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternative investasi yang sesuai
dengan tingkat risiko.Semakin besar risiko investasi, diharapkan profitabilitas yang
diperoleh semakin tinggi pula. Tujuan analisis profitabilitas sebuah bank adalah untuk
mengukur tingkat effisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan (Kuncoro,2007). Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan
membandingkan kinerja profitabilitas bank adalah ROE (Return on Equity) dan ROA
(Return on Asset) (Pratiwi,2012).
ROE merupakan perbandingan laba bersih bank dengan modal sendiri.Rasio ini
digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dalam mengelola modal yang tersedia
untuk menghasilkan laba setelah pajak.Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.Sedangkan ROA menunjukan kemampuan menejemen bank
dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan asset yang dimiliki bank dengan modal
sendiri. Perlu dicatat disini dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia
lebih mementingkan penilaian besarnya Return on Asset (ROA) dan tidak memasukan
unsur Return on Equity. Hal ini dikarenakan bank Indonesia, sebagai Pembina dan
pengawas perbankan, lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur
dengan asset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat
(Dendawijaya,2003).
24
H. Return on Asset (ROA)
Return On Asset atau ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar
ROA, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
menunjukan kinerja perusahaan semakin baik (Dendawijaya,2003).
Return on Asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata total
asset. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank.
Berdasarkan ketentuan bank Indonesia, yang tercantum dalam surat edaran BI No.
9/24/Dpbs, secara matematis, ROA dirumuskan sebagai berikut (Almilia, 2005).
ROA =
Dibawah ini merupakan klasifikasi tingkat ROA (Return On Asset) menurut Peraturan
Bank Indonesia (PBI) No. 14/18/PBI/2012:
Tabel 2. 3. Klasifikasi Tingkat Penilaian ROA (Return On Asset)
Tingkat ROA Predikat Diatas 1,22% Sangat Baik
0,99% s/d 1,22% Cukup Baik 0,77% s/d 0,99% Kurang Baik Dibawah 0,77% Tidak Baik
Sumber: www.bi.go.id
Berdasarkan Tabel diatas, dijelaskan bahwa semakin besar nilai ROA maka semakin
baik pula keadaan ataupun kesehatan bank tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa semakin besar nilai ROA (Return On Asset) dapat menunjukkan seberapa besar
tingkat keuntungan laba yang dicapai oleh bank tersebut, sehingga kemungkinan bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil rasio ini,
25
mengidentifikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva
untuk meningkatkan keuntungan dan atau menekan biaya.
I. Laporan Keuangan
Laporan keuangan bank syariah
Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti sektor lainnya adalah
untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan aktifitas operasi bank yang bermanfaat dalam mengambil keputusan.
Semua lembaga keuangan yang melaksanakan kegiatan usaha menyelenggarakan sistem
akuntansi yang juga disebut dengan sistem pembukuan untuk mencatat semua transaksi
ekonomi yang dilakukan oleh lembaga keuangan yang bersangkutan minimal setahun
sekali yaitu pada akhir tahun akuntansi.Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar
penelitian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan.Oleh karena itu, kegiatan
usaha suatu bank menurut ketentuan pemerintah harus dinyatakan dalam laporan keuangan
yang diterbitkan dan dilaporkan kepada masyarakat dan otoritas moneter sebagai
pengawas perbankan nasional.Laporan keuangan yang dihasilkan bank tersebut diharapkan
dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan dan pertanggungjawaban
manajemen bank kepada seluruh stakeholder bank.Adapun pihak-pihak yang memiliki
kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah pemegang saham, manajemen,
karyawan, masyarakat luas. (Kasmir : 2004)
J. Variabel Teoritis
Adapun variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur profitabilitas ROA (Return
on Assets) suatu bank adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing
Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio).
26
1. Capital Adequancy Ratio (CAR)
Capital Adequancy Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan bank
dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul
dan dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono
: 2002).
Menurut ketentuan Bank Indonesia, CAR mempunyai nilai minimal sebesar
8%.Modal bank terdiri dari dua konponen yaitu modal inti dan modal pelengkap.Modal
inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari dari modal yang
disetor oleh para pemegang saham, cadangan, dan laba ditahan.Sedangkan modal
pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva
produktif, modal pinjaman, dan pinjaman sunbordinasi.Kebutuhan modal minimum bank
dihitung berdasarkan ATMR (aktiva terimbang menurut risiko) yang merupakan
penjumlahan ATMR aktiva neraca dan ATMR aktiva administratif. ATMR aktiva neraca
diperoleh dengan cara mengalikajn nilai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot
risiko masing-masing aktiva. ATMR aktiva administratif diperoleh dengan cara
mengalikan nilai nominal rekening administrative yang bersangkutan dengan risiko.
Semakin tinggi CAR maka semakin baik kondisi sebuah bank (Tarmidzi Achmad, 2003).
Jika nilai CAR tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang
menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
profitabilitas (Mudjarat Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Besarnya nilai CAR suatu bank
dapat dihitung dengan rumus :
Tersedianya modal bank yang melebihi kecukupan yang telah ditentukan akan menjaga
tingkat profitabilitas bank. Karena modal ini juga berfungsi sebagai penutup kerugian
27
usaha akibat salah satu atau kombinasi usaha perbankan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hassan dan Bashir (2003) yang menyatakan CAR berfungsi mengurangi biaya dari segi
pendanaan dan risiko.
Pengaruh CAR terhadap ROA
CAR dapat berpengaruh terhadap ROA karena semakin tinggi CAR maka bank
tersebut mampu membiayai operasionalnya sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat untuk dapat menabungkan dananya pada bank tersebut, dan pada akhirnya
dapat meningkatkan ROA.
Jika nilai CAR tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai operasional bank,
keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi profitabilitas (Mudjarat Kuncoro dan Suhardjono, 2002).
2. Non Performing Financing (NPF)
Salah satu resiko yang dihindari oleh bank adalah k tidak terbayarnya pembiayaan
yang telah diberikan atau sering disibut resiko pembiayan. NPF (Non Performing
Financing) merupakan indikator pembiayaan bermasalah yang perlu diperhatikan karna
sifatnya fluktuatif dan tidak pasti sehingga penting untuk diamati secara khusus.
Berdasarkan surat edaran BI Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 rasio NPF
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
NPF : Non Performing Financing PMB : Pembiayaan bermasalah (KL, D, M) TPM : Total Pembiayaan Berdasarkan peraturan Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP Tanggal 31 Maret
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Semakin tinggi nilai NPF
28
(diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat.Jadi apabila nilai NPF di bawah 5% maka bank
masih dianggap sehat.
Tabel 2. 4. Kriteria Penilaian Rasio NPF (Non Performing Financing)
Nilai NPF Predikat
NPF < 2% Sangat Baik 2% NPF 5% Baik
5% Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Sumber: www.bi.go.id
Penilaian diatas dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank syariah. Semakin
tinggi NPF (Non Performing Financing) maka menunjukan semakin banyak terjadi
pembiayaan bermasalah seperti resiko gagalnya pembayaran dari suatu pembiayaan yang
diberikan kepada nasabah.
Pengaruh NPF terhadap ROA
Muhammad (2004:127)menjelaskan bahwa kegiatanpenanaman dana dapat
menimbulkanrisiko kerugian. Risiko kerugian ini dapatberasal dari adanya
pembiayaanbermasalah yang dihadapi bank. NonPerforming Financing (NPF)
merupakanrasio yang digunakan untuk mengetahuiberapa besar pembiayaan yangdihadapi
bank. Purbaningsih (2014)menyatakan NPF yang semakin besarakan menyebabkan
pendapatan yangditerima bank semakin berkurang,sehingga apabila pendapatan
yangditerima semakin berkurang maka akanmenurunkan profitabilitas (ROA).
3. Financing to Deposit Ratio (FDR)
FDR adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang
diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang
diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan
29
berjangka (deposito), dan tabungan. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin besar kredit
maka pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba juga
akan mengalami kenaikan.
Secara regulasi, dilihat dari surat edaran nomor 10/40/DPM tanggal 17 November
2008 perihal tata cara penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah melaluli lelang
besarnya, menetapkan Bank Umum Syariah yang dapat mengikuti lelang SBIS jika
memiliki FDR > 80%.
Selain itu menurut Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo), idealnya
bank syariah memiliki FDR 80%-90%.Batas likuiditas Bank Syariah tetap terjaga. FDR
perbankan syariah yang tinggi (diatas 100%) akan menjadi ancaman bagi likuiditas bank
syariah itu sendiri. Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia Nomor 13/27/DPM 1
Desember 2011, rumus menghitung FDR adalah sebagai berikut:
Keterangan : FDR : Financing to Deposit Ratio TP : Total Pembiayaan TDPK : Total Dana Pihak Ketiga Sumber :Sukarno dan Syaichu (2006) Pengaruh FDR terhadap ROA
Salah satu fungsi perusahaan perbankan sebagai lembaga intermediasi adalah
menyalurkan pembiayaan kepada nasabah/masyarakat yang membutuhkan dana tambahan
untuk melakukan ekspansi usaha. Untuk mengetahui berapa besar pembiayaan yang
disalurkan dengan memanfaatkan dana yang dihimpun dapat menggunakan rasio FDR.
FDR dalam bank konvensional lebih dikenal dengan sebutan LDR. Sukarno dan Syaichu
(2006) menjelaskan bahwa semakin tinggi LDR laba perusahaan mempunyai kemungkinan
30
untuk meningkat dengan catatan bahwa bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya
secara optimal, maka disimpulkan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap laba. Sama
halnya pada FDR, apabila FDR naik maka laba yang diperoleh bank juga naik dengan
asumsi bahwa bank mampu menyalurkan pembiayaan secaraoptimal.
K. Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 5.PenelitianTerdahulu
No Nama Judul penelitian Metode Penelitian Hasil
Perbedaan Persamaan
1. Edhi Satrio (2013) Jurnal
Analisis Pengaruh Suku Bunga, INFLASI, CAR, BOPO, NPF
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Suku bunga, Inflasi,dan
BOPO
Capital adequancy Ratio, NPF
terhadap ROA
Hasilnya menunjukan bahwa BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Sedangkan CAR,NPF, dan Inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA
2. Linda dan
Dina (2015) Jurnal
Pengaruh CAR, NPF, FDR, dan OER Terhadap ROA Pada BPRS Di Indonesia Periode Januari 2009 hingga Mei 2014
OER, BPRS dan Tahun penelitian
CAR, NPF, FDR dan ROA
Hasil menjukan bahwa CAR, FDR Berpengaruh tidak Signifikan Terhadap ROA BPRS. Sedangkan NPF berpengaruh negatif
31
No Nama Judul penelitian Metode Penelitian Hasil
Perbedaan Persamaan
terhadap ROA
3. Abidin Fajrin (2012) Skripsi
Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Cash Ratio (CR), Non Performing Financing (NPF), dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2008-2011)”.
CR, tahun penelitian 2008-2011
CAR, NPF, FDR
Hasil menunjukan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia
4. Dwi Ismawati (2009) Skripsi
Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Cash Ratio (CR), Capital Adequacy Ratio(CAR), dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Tingkat Profitabilitas PT. Bank Mandiri Syariah, TBK Periode 2006-2008
Cash Ratio (CR), Dana Pihak Ketiga Terhadap Tingkat Profitabilitas PT. Bank Mandiri Syariah, TBK Periode 2006-2008
Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Terhadap Tingkat Profitabilitas
Hasil Penelitian ini Menjukan FDR tidak berpengaruh terhadap ROA, sedangkan CAR berpengaruh Positif terhadap ROA
5. DEWI (2010 Skripsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di
REO CAR, NPF,FDR, ROA
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa CAR dan FDR
32
No Nama Judul penelitian Metode Penelitian Hasil
Perbedaan Persamaan
Indonesia tidak berpengaruh terhadap ROA. Sedangkan NPF dan ROE berpengaruh negati terhadap ROA.
Sumber: diolah dari berbagai referensi
Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya, terhadap beberapa
perbedaan-perbedaan dan kesamaan. Diantara kesamaannya dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah mempunyai kesamaan sampel yaitu CAR, NPF, dan FDR terhadap ROA.
Selain itu peneliti ini sama-sama menganalisis tingkat kinerja perusahaan perbankan.
L. Kerangka Pemikiran Penelitian
Variabel independen dilihat dari faktor – faktor yang mempengaruhi ROA
diantaranya: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan
Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai variabel independen dan profitabilitas yang
diproksikan dengan Return On Asset (ROA)sebagai variabel dependen. Penelitian ini
menggunakan sempel Bank Umum Syariah periode 2011-2015
33
Tabel 2. 6.Kerangka Pemikiran
Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015
Basis Teori : Kinerja Keuangan
CAR (X1) FDR (X2) NPF (X3)
ROA
Metode Analisis data : 1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas b. Uji Multikolonieritas c. Uji Heterokedastisitas d. Uji Autokorelasi
2. Uji Hipotesis a. Uji t (Parsial) b. Uji F (Simultan) c. Uji Adjusted R Square
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Implikasi
34
M. Keterkaitan antar Variabel
1. Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR) terhadap ROA
Arifin 2009 menyatakan bahwa modal memiliki tiga fungsi dan salah satu fungsi
modal sebagai penyangga untuk menyarap kerugian operasionalk dan kerugian lainnya.
Terserapnya kerugian-kerugian bank, maka dapat dikatakan kesempatan bank untuk
memperoleh keuntungan juga akan bertambah, sehingga apabila modal bertambah maka
keuntungan yang diperoleh bank juga meningkat. Arifin 2009 menyatakan bahwa CAR
adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecukupan modal, sehingga
peningkatan pada CAR menyebabkan peningkatan pada ROA.
2. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap ROA
Salah satu fungsi perusahaan perbankan sebagai lembaga intermediasi adalah
menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana tambahan untuk
melakukan ekspansi usaha. Untuk mengetahui berapa besar pembiayaan yang disalurkan
dengan memanfaatkan dana yang dihimpun dapat menggunakan rasio FDR. FDR dalam
bank konvensional lebih dikenal dengan sebutan LDR. Sukarno dan Syaichu (2006)
menjelaskan bahwa semakin tinggi LDR laba perusahaan mempunyai kemungkinan untuk
meningkat dengan catatan bahwa bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya. FDR naik
maka ROA juga naik dengan asumsi bahwa bank mampu menyalurkan pembiayaan secara
optimal.
3. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap ROA
Muhammad (2004) menjelaskan bahwa kegiatan penanaman dan dana dapat
menimbulkan resiko kerugian. Resaiko kerugian ini dapat berasal dari adanya pembiayaan
bermasalah yang dihadapi bank. Non Performing financing (NPF) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengetahui berapa besar pembiayaan yangdihadapi bank. Purbaningsih
35
(2014) menyatakan NPF yang semakin besar akan menyebabkan pendapatan yang diterima
bank semakin berkurang, sehingga apabila pendapatan yang diterima semakin berkurang
maka akan menurunkan profitabilitas (ROA).
Berdasarkan dari pengaruh antar variabel maka peneliatian dapat dibuat hipotesis.
Hipotesis adalah suatu konklusi yang sifatnya masih sementara atau pernyataan
berdasarkan pada pengetahuan tertentu yang masih lemah dan harus dibuktikan
kebenarannya. Dengan demikian hipotesa merupakan dugaan sementara yang nantinya
akan diuji dan dibuktikan kebenarannya melalui analisa data (Suharsimi Arikunto,
2002:68). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ho: Variabel CAR, FDR, NPF tidak berpengaruh secara parsial dan signifikanterhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah.
Ha :Variabel CAR, FDR, NPF berpangaruh secaraparsial dan signifikan terhadap
profitabilitas Bank Umum Syariah.
2. Ho :Variabel CAR, FDR, NPF tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah.
Ha :Variabel CAR, FDR, NPF berpangaruh secarasimultan dan signifikan terhadap
profitabilitas Bank Umum Syariah.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruanglingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequancy Ratio
(CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Financing to Deposit Ratio (FDR)
terhadap Return on Asset (ROA).
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal maupun
orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorag
peneliti karna itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand,2007).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di
Indonesia.Periode pengamatan 2011-2015, jumlah Bank Umum Syariah (BUS) Yang
beroperasi di Indonesia sebanyak dua belas bank.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif (data berupa angka) dengan
menggunakan sumber data dari laporan bulanan Statistik Perbankan Syariah yang
dipublikasi oleh Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sedangkan jenis
data yang digunakan ole penulis pada penelitian ini adalah data sekunder berbentuk
runtun waktu (time series)
B. Metode Pengumpulan Sampel
Sampel penelitian diambil secara purposive sampling, karena perusahaan perbankan
yang menjadi sampel disini mampu memberikan informasi yang falid. Menurut Abdul
Hamid (2012), metode ini merupakan metode penentuan sampel dimana pengumpulan
data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. Penggunaan metode
ini adalah untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang
37
telah ditentukannya.Kriteria penulis dalam pengambil sampel yaitu, Bank Umum Syariah
yang terdata di Bank Indonesia pada tahun 2015 dan memiliki laporan tiap tahunnya.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh dua belas unit Bank Umum Syariah.
Karena semua bank yang terdaftar sebagai Bank Umum Syariah mengungkapkan laporan
Islamic Social Reporting (ISR) dalam Annnual report perusahaan.
Tabel 3. 1. Sampel Penelitian
s
Berdasarkan proses pemilihan sampel, maka bank umum syariah yang menjadi sampel adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 2. Data Bank Umum Syariah
NO. Nama Perusahaan Kode 1 PT. Bank Muamalad Indonesia BMI 2 PT. Bank Victoria Syariah BVS 3 Bank BRIsyariah BRIS 4 B.P.D. Jawa Barat Banten Syariah BJBS 5 Bank BNI Syariah BNIS 6 Bank Syariah Mandiri BSM 7 Bank Syariah Mega Indonesia SMI 8 Bank Panin Syariah BPS 9 PT. Bank Bukopin Syariah BBS 10 PT. BCA Syariah BCAS 11 PT. Maybank Syariah Indonesia MIS 12 PT. Bank Tabungan Nasional Syariah BTNS Sumber data : Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2015.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan penelitian ini merupakan sekunder, data tersebut diperoleh
langsung dari Laporan situs resmi Bank Indonesia, Seperti Laporan Bulanan Bank
Indonesia tentang Statistik Perbankan Syariah. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Jumlah Bank Umum Syariah di Indonesia 12 Bank Umum Syariah yang memenuhi kriteria 12
Total sampel (Jumlah bank x 5 tahun) 60
38
Field Research
Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time series)
dengan skala bulanan (monthly) yang diambil dari data bulanan Statistik Perbankan
Syariah dengan rentang waktu dari bulan Januari 2011 – Desember 2015 dan data
bulanan Return On Asset (ROA), Capital Adequancy Ratio (CAR), Non Perfoming
financing (NPF), dan Financing to Deposit Ratio yang diperoleh dari situs resmi Bank
Indonesia.
Library Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
membaca literature, buku, artikel, jurnal dan sejenisnya yang berhubungan dengan aspek
yang diteliti sebagai upaya memperoleh data yang valid.
Internet Research
Terkadang buku referensi atau literature yang kita miliki atau pinjam di
perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa, karena ilmu selalu
berkembang seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal
tersebut penulis melakukan penelitian dengan menggunakan teknologi yang juga
berkembang yaitu
38
internet. Sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan
perkembangan zaman.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka yang dalam
perhitungannya menggunakan metode statistic yang dibantu dengan program
pengolah data statistic yang dikenal dengan SPSS versi 20. Metode-metode yang
digunakan yaitu analisis deskriptif, uji asumsi klasik, uji signifikansi simultan ( uji
statitik F), koefisien determinasi R2, dan uji signifikansi parameter individual (uji
statistic f)
1. Pengujian asumsi klasik
1.1 Uji autokorelasi
Uji auto korelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji
Dublin Watson.Suatu model regresi tidak terjadi autokorelasi jika nilai Dublin
Watson terletak pada kisaran -2 sampai dengan +2.
39
2.1. Uji normalitas
Uji normalitas dalam model regresi bertujuan untuk mengetahui
dependensi variable dan independen variable mempunyai distribusi normal atau
tidak.Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal.
Cara mendeteksinya adalah dengan menggunakan dua cara, yaitu:
2.2. Analisis grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat
histogram, namun hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel
yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal
probability plot adalah sebagai berikut :
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
40
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2.3. Analisis statistik
Uji statistik lain dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
uji statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). uji K-S dilakukan
dengan membuat hipotesis :
Ho = Data residual terdistribusi normal
Ha = Data residual tidak terdistribisu normal
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut :
Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistic maka Ho ditolak,
yang berarti data terdistribusi tidak normal.
Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistic maka Ho
diterima, yang berarti data terdistribusi normal
3. Uji multikolonieritas
Menurut Imam Ghozali (2011:105) uji ini bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independen.Pada
model regresi yang baik seharusnya antar variable independen tidak terjadi
korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dalam model regresi
adalah sebagai berikut :
41
Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variable-variabel bebas banyak yang tidak
signifikan mempengaruhi variable terikat.
Menganalisa matrik korelasi antar variabel bebas yang cukup tinggi (>0,9)
hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.Dilihat dari nilai VIF dan
tolerance. Sebagai dasar acuan dapat disimpulkan:
Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
4. Uji Heteroskodastisitas
Menurut Ghozali (2011) uji heteroskodastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas itu dengan menggunakan uji Glejser.
Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji glejser
dilakukan sebagai berikut :
a) Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan
statistik, yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat
heteroskedastisitas.
b) Apabila probabilitas nilai tes tidak signifikan statistik, maka berarti data
empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.
42
1. Analisa Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang
persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+e……………………….(3,9)
Dimana: Y = Return on Asset (ROA) Bank Umum Syariah a = Konstanta X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR) X2 = Financing to Deposit Ratio (FDR) X3 = Non Performing Financing (NPF) b1,.b4 = Koefisien regresi e = error term
Nilai koefesien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisi,
mengingat penelitian ini sebagai fundamental method. Hal ini berarti jika
koefisien b berniali positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah
anatar variabel independen dengan variabel dependen, setiap kenaikan nilai
variabelindependen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen. demikian
juga sebaliknya bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukan
adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel independen akan
mengakibatkan penurunan nilai variabel dependen.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan, perlu
dilakukan analisi regresi melalui uji t maupun uji f. Tujuan digunakan analisis
regresi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap
variabel dependen, baik secara parsial maupun secara simultan, serta mengetahui
besarnya dominasi variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
43
Metode pengujian terhadap hipotesa yang diajukan dilakukan dengan pengujian
secara parsial dan secara simultan.
a. Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh CAR (Capital Adequacy
Ratio), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF)
terhadap Return on Asset (ROA) secara simultan.
b. Koefisien Determinasi (Uji R²)
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi dapat
dicari dengan rumus:
R² = 1-
Koefesien determinasi (R²) dinyatakan dalam persentase yang dinilainya besar
antara 0<R²<1, Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas
(Ghazali,2011). Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-varibel independen
memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
C. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi independen (Ghozali,2011). Oleh
karena itu uji t ini digunakan untuk menguji hipotesis Ha1, Ha2, Ha3, Ha4,.
Langkah-langkah pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Merumuskan hipotesis (Ha)
44
Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel dependen
dengan variabel independen.
Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,005
Membandingkan t hitung dengan t tabel. Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka
Ha diterima. Berarti bahwa variabel independen secara independen berpengaruh
terhadap variabel dependen. Nilai t hitung dapat di cari dengan rumus:
T hitung =
Berdasarkan Probabilitas
Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang dari 0,005 (α)
Menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh paling
dominan terhadap variabel dependen. Hubungan ini dapat dilihat dari koefesien
regresinya.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
jenis variabel yaitu:
Variabel dependen (variabel y) yaitu variabel yang bila dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah aspek
profitabilitas yang diukur dengan ROA.
Variabel independen (variabel x) yaitu variabel yang terjadi sebab
terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah CAR, FDR, NPF.
45
Definisi operasional dari masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Variabel Dependen
1. Return on Asset (ROA)
Return on Asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata
total asset. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank. Berdasarkan ketentuan bank Indonesia, yang tercantum dalam surat
edaran BI No. 9/24/Dpbs, secara matematis, ROA dirumuskan sebagai berikut
(Almilia, 2005).
ROA =
b. Variabel Independen
Capital Adequancy Ratio (CAR)
Capital Adenquancy Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan
kemampuan bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan
mengontrol risiko-risiko yang timbul dan dapat berpengaruh terhadap besarnya
modal bank (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono : 2002). Besarnya nilai CAR
suatu bank dapat dihitung dengan rumus :
Non Performing Financing (NPF)
Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing loan (NPL) atau Non
Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit
46
yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Termin NPL
diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah. NPF dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan:
NPF : Non Performing Financing PMB : Pembiayaan bermasalah (KL, D, M) TPM : Total Pembiayaan Financing to Deposit Ratio (FDR)
FDR adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana
yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh perbandingan antara jumlah
pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup
giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan.FDR tersebut menyatakan
seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Semakin besar kredit maka pendapatan yang diperoleh naik, karena
pendapatan naik secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan
(Muhammad:2005).
Secara regulasi, dilihat dari surat edaran nomor 10/40/DPM tanggal 17 November
2008 perihal tata cara penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah melaluli
lelang besarnya, menetapkan Bank Umum Syariah yang dapat mengikuti lelang
SBIS jika memiliki FDR > 80%.
Selain itu menurut Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo),
idealnya bank syariah memiliki FDR 80%-90%.Batas likuiditas Bank Syariah
47
tetap terjaga. FDR perbankan syariah yang tinggi (diatas 100%) akan menjadi
ancaman bagi likuiditas bank syariah itu sendiri. Berdasarkan surat edaran Bank
Indonesia Nomor 13/27/DPM 1 Desember 2011, rumus menghitung FDR adalah
sebagai berikut:
Keterangan : FDR : Financing to Deposit Ratio TP : Total Pembiayaan TDPK :Total dana pihak ketiga
48
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data
yang berhasil dikumpulkan, hasil dari pengolahan data dan pembahasan dari hasil
pengolahan tersebut. Adapun urutan pembahasan secara sistematis adalah sebagai
berikut: deskripsi umum hasil penelitian, pengujian asumsi klasik, analisis data
yang berupa hasil analisis regresi, pengujian variabel independen secara parsial
dan simultan dengan model regresi, pembahasan tentang pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
Jumlah Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia menurut data Bank
Indonesia ada sebanyak 12 Bank Umum Syariah. Selama periode 2011-2015 bank
yang menyediakan data laporan keungan bulanan ada sebanyak 12 bank.
Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 12 Bank Umum
Syariah.
B. Data Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.
Tujuan di lakukan metode purposive sampling untuk menghindari adanya
ambiguitas yang disampaikan oleh informasi-informasi tersebut. Artinya
pemilihan sampel berdasarakan kriteria-kriteria tertentu, antara lain kualifikasi
sampel yang digunakan sebagai berikut:
49
1. Merupakan Bank Umum Syariah di Indonesia
2. Bank yang diteliti masih beroperasi pada periode tahun di penelitian
3. Bank yang diteliti sudah menjadi Bank Umum Syariah pada kurun waktu
periode penelitian.
Didapatlah sampel dari 12 bank umum syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan dan menyediakan laporan keuangan yang dibutuhkan pada periode
penelitian 2012-2015. Dibawah ini sekilas gambaran umum objek penelitian:
a. Sejarah Perkembangan Bank Syariah di Dunia
Gagasan mengenai bank syariah telah muncul sejak lama, ditandai
dengan banyaknya pemikir muslim yang menulis tentang keberadaan bank
Islam, misalnya Anwar Qureshi (1946), Naeim Siddiqi (1948), dan
Mahmud Ahmad (1952). Awal abad ke-20 merupakan masa kebangkitan
dunia Islam dari “ketertidurannya” ditengah pergolakan dunia. Kondisi ini
membawa kesadaran baru untuk menerapkan prinsip dan nilai-nilai syariah
dalam kehidupan. Salah satu upaya adalah dalam penerapan lembaga
keuangan syariah yang didasarkan atas prinsip-prinsip Islam. Perintisan
penerapan sistem profit and loss sharing sebagai inti bisnis lembaga
keuangan syariah tercatat telah ada sejak tahun 1940-an, yaitu upaya
mengelola jamaah haji secara non-konvensional di Pakistan dan Malaysia.
Rintisan berikutnya yang merupakan tonggak sejarah perkembangan
perbankan syariah adalah Islamic Rulal Bank di daerah Mit Ghamr yang
didirikan oleh Dr. Ahmed el-Najar yang permodalannya dibantu oleh Raja
Faisal pada tahun 1963 hingga 1967 di Kairo, Mesir, walaupun pada
50
akhirnya operasionalnya diambil alih oleh National Bank of Egypt dan
Central Bank of Egypt (Dewi, 2007:53).
Kesuksesan Mit Ghamr mengelola bank dengan sistem bagi hasil,
menginspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia untuk membentuk bank
Islam dengan sistem bagi hasil. Beberapa negara Islam seperti Pakistan,
Sudan dan Iran mengubah seluruh sistem keuangan yang ada di negara
tersebut menjadi bebas bunga. Adapun di negara Malaysia dan Indonesia,
bank tanpa bunga beroperasi berdampingan dengan bank-bank
konvensional (Manan, 2012:205).
b. Sejarah Bank Syariah di Indonesia
Bank syariah merupakan bank yang beroperasi dengan prinsipprinsip
syariah Islam. Di dalam operasinya bank syariah mengikuti aturan Al-
Qur’an-Hadis dan regulasi dari pemerintah (Martono, 2010:94).
Bank syariah di Indonesia secara konsisten telah menunjukkan
perkembangannya dari waktu ke waktu, berikut ini adalah Tabel
perkembangan bank syariah dari awal terbentuknya di Indonesia:
Tabel 4. 1.Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
Tahun Keterangan 1980 Muncul ide dan gagasan konsep lembaga keuangan
syariah, uji coba BMT Salman di bandung dan koperasi Ridho Gusti.
1990 Loka karya MUI dimana para peserta sepakat mendirikan bank syariah di Indonesia.
1992 Pada tanggal 1 mei 1992 bank syariah pertama bernana bank muamalat indonesia mulai beroperasi Kemunculan BMI ini kemudian diikuti dengan lahirnya
51
Tahun Keterangan UU No. 7 Thn 1992 tentang perbankan yang mengakomodasi perbankan dengan prinsip bagi hasil baik bank umum maupun BPRS
1999 Keluar UU No. 23 Thn 1999 tentang Bank Indonesia yang mengakomodasi kebijakan moneter berdasarkan prinsip syariah dimana BI bertanggung jawab terhadap pengaturan dan pengawasan bank komersial termasuk bank syariah. BI dapat menetapkan kebijakan moneter dengan menggunakan prinsip syariah. Pada tahun ini dibuka kantor cabang bank syariah untuk pertama kali.
2000 BI mengeluarkan regulasi operasional dan kelembagaan bank syariah dimana BI menetapkan peraturan
kelembagaan perbankan syariah. Pengembangan pasar uang antar bank syariah (PUAS) dan sertifikat wadiah
Indonesia (SWBI) sebagai instrumen pasar uang syariah 2001 Pendirian unit biro perbankan syariah di bank indonesia
untuk menangani perbankan syariah. 2002 Peraturan BI No.4/1/2002 mengenai pengenalan
pembuktian bersih cabang syariah yang merupakan penyempurnaan jaringan kantor cabang syariah.
2004 Keluar UU No.3 Thn 2004 tentang perubahan UU No. 23 Thn 1999 tentang Bank Indonesia yang makin
mempertegas penetapan kebijakan moneter dengan yang dilakukan oleh BI dapat dilakukan dengan prinsip syariah. Belakangan UU No.23 Thn 1999 diubah dengan peraturan pemerintah pengganti UU No.2 Thn 2008. Disamping itu, BI juga menyiapkan peraturan standarisasi akad, tingkat kesehatan, dan lembaga penjamin simpanan. Ditahun ini juga terjadi perubahan biro perbankan syariah menjadi
direktorat perbankan syariah di bank syariah. 2005 Di era UU No.10 Thn 1998 secara teknis mengenai produk
mengacu pada PBI No.7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana bagi bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yang kemudian sudah diganti dengan PBI
No.9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana
serta pelayanan jasa bank syariah. 2006 Pemberian layanan syariah juga semakin dipermudah
dengan diperkenalkannnya konsep office chaneling, yakni semacam konter layanan syariah yang terdapat di kantor cabang/kantor cabang pembantu bank konvensional yang sudah memiliki UUS. Hal demikian ditemukan dalam PBI No.8/3/PBI/2006 tentang perubahan kegiatan usaha bank
umum konvensional menjadi bank umum yang
52
Tahun Keterangan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
oleh bank umum konvensional. Produk bank syariah terdiri dari produk penghimpunan dana (funding)¸ penyaluran
dana (landing), jasa (services), dan produk dibidang sosial 2008 16 Juli 2008 UU No. 21 Thn 2008 tentang perbankan
syariah disahkan yang memberikan landasan hukum industri perbankan syariah nasional yang diharapkan
mendorong perkembangan bank syariah yang selama 5 tahun terakhir assetnya tumbuh lebih dari 65% pertahun
namun pasarnya secara nasional masih dibawah 5%. Beberapa lembaga hukum baru diperkenalkan dalam UU No.21 Thn 2008 tentang perbankan syariah antara lain
yakni menyangkut pemisahan (spin off) UUS dan komite perbankan syariah. Terdapat beberpa PBI yang
diamanahkan oleh UU No.21 Thn 2008 tentang perbankan syariah. Adapun PBI yang secara khusus merupakan
peraturan pelaksanaan dari UU No.21 Thn 2008 tentang perbankan syariah dan telah di Undangkan hingga saat ini
antara lain: 1. PBI No.10/16/PBI/2008 (Perubahan atas PBI
No.9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana
serta pelayan jasa bank syariah) 2. PBI No.10 /17/PBI/2008 (Produk bank syariah dan
UUS) 3. PBI No.10/18/PBI/2008 (Restrukturisasi pembiayaan
bagi bank syariah). 4. PBI No.10/23/PBI/2008 (Perubahan kedua atas PBI No.6/21/PBI/2004 tentang giro wajib minimum dalam
rupiah dan valuta asing bagi bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
5. PBI No.10/24/PBI/2008 (Perubahan PBI No.8/21/PBI/2006 tentang penilaian kualitas aktiva bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah. 6. PBI No.10/32/PBI/2008 (Komite perbankan syariah)
7. PBI No.11/3/PBI/2009 (Tentang Bank Umum Syariah) Sumber: sadi (2015:34)
Pada Tabel 4.1 di atas, peran perbankan syariah dalam konteks
modernisasi saat ini tidak hanya berfokus kepada nasabah muslim.
53
Masyarakat Indonesia yang multikultural dengan berbagai macam
ragam budaya, bahasa dan agama menjadi market yang sangat penting
dalam pengembangan perbankan syariah. Nasabah, dalam hal
perbankan sejatinya melihat kepada aspek pelayanan, program,
maupun jaminan keamanan. Sehingga peningkatan perkembangan
bank syariah terus berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Perkembangan bank-bank syariah di Indonesia sejak tahun 1991
hingga beberapa tahun terakhir ini secara kuantitatif belum
menggembirakan, namun secara kualitatif khususnya ketika Indonesia
menghadapi krisis moneter antara pertengahan tahun 1997 hingga
sekarang, terbukti telah menunjukkan ketangguhannya
(Perwataatmadja, 2007 : 88).
Terbitnya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 memiliki hikmah
tersendiri bagi dunia perbankan nasional di mana pemeritah membuka
lebar kegiatan usaha perbankan dengan berdasarkan pada prinsip
syariah. Hal ini guna menampung aspirasi dan kebutuhan yang
berkembang di masyarakat. Masyarakat diberikan kesempatan seluas-
luasnya untuk mendirikan bank berdasarkan prinsip bank syariah ini,
termasuk juga kesempatan konversi dari bank umum yang kegiatan
usahanya berdasarkan pada pola konvensional menjadi pola syariah.
Selain itu dibolehkan pula bagi pengelola bank umum konvensional
untuk membuka kantor cabang atau mengganti kantor cabang yang
54
sudah ada menjadi kantor cabang khusus syariah dengan persyaratan
yang tentunya melarang pada percampuran modal kerja dan
akuntansinya (Syafi’i, 2004 : 22).
C. Hasil Analisis
a. ROA (Return On Asset)
Return On Assetadalah salah satu bentuk rasio profitabilitas untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya
yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis
(Dendiwijaya,2003:120). Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi pula
tingkat laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan.
Tabel 4. 2. Nilai ROA Bank Umum Syariah Bulan 2011 2012 2013 2014 2015 Januari 2,26 1,36 2,52 0,08 0,88
Febuari 1,81 1,79 2,29 0,13 0,78
Maret 1,97 1,83 2,39 1,16 0,69
April 1,9 1,79 2,29 1,09 0,62
Mei 1,84 1,99 2,07 1,13 0,63
Juni 1,84 2,05 2,1 1,12 0,5
Juli 1,86 2,05 2,02 1,05 0,5
Agustus 1,81 2,04 2,01 0,93 0,46
September 1,8 2,07 2,04 0,97 0,49
Oktober 1,75 2,11 1,94 0,56 0,51
November 1,78 2,09 1,96 0,49 0,52
Desember 1,79 2,14 2 0,41 0,49
Sumber : data diolah
Berdasarkan data ROA yang di peroleh dari data diatas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
55
Pada tahun 2011 ROA sebesar 1,79 meningkat pada tahun 2012
data ROA Bank Umum Syariah di Indonesia cukup tinggi yaitu
sebesar 2,14% namun pada tahun 2013 mengalami penurun sebesar
0,14% menjadi 2%.
Pada Tahun 2014 data ROA Bank Umum Syariah di Indonesia
kembali mengalami penurun yang lumayan jauh dari sebelumnya
tahun 2013 sebesar 2% menjadi 0,41%.
Pada Tahun 2015 data ROA Bank Umum Syariah di Indonesia
mengalami peningkatan sebesar 0,4% dari tahun sebelumnya
sebesar 0,41% menjadi 0,49%.
Semakin besar ROA maka menjukan semakin besar kemampuan bank untuk
menghasilkan laba. Dengan begitu maka akan semakin baik bank jika mempunyai
tingkat rasio ROA yang semakin tinggi. ROA didapat dari perbandingan antara
laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset.
b. CAR (Capital Adequancy Ratio)
Capital Adequancy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki baik untuk menunjang aktiva
yang mengandung ataupun yang menghasilkan resiko (Dendawijaya:
2009,122)
Tabel 4. 3. CAR Bank Umum Syariah Bulan 2011 2012 2013 2014 2015 Januari 20,23 16,27 15,29 16,76 14,16
Febuari 15,17 15,91 15,2 16,71 14,38
56
Maret 16,57 15,33 14,3 16,2 14,43
April 19,86 14,97 14,72 16,68 14,5
Mei 19,58 13,4 14,28 16,85 14,37
Juni 15,92 16,12 14,3 16,21 14,09
Juli 15,92 16,12 15,28 15,62 14,47
Agustus 15,83 15,63 14,71 14,73 15,05
September 16,18 14,98 14,19 14,54 15,15
Oktober 15,3 14,54 14,19 15,25 14,96
November 14,88 14,82 12,23 15,66 15,31
Desember 16,63 14,13 14,42 15,74 15,02
Sumber : data diolah
Berdasarkan data diatas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Pada tahun 2011 CAR sebesar 16,63 mengalami penurunan pada
tahun 2012 CAR Bank Umum Syariah di Indonesia sebesar
14,13% mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar
14,42%
Pada tahun 2014 CAR Bank Umum Syariah Mengalami
peningkatan yang tinggi sebesar 15,74% tetapi pada tahun 2015
CAR Bank Umum Syariah di Indonesia mengalami penurunan
sebesar 0,72% menjadi 15,02%.
Semakin tinggi CAR semakin bagus manajemen bank dalam
memiliki modal. CAR minimum untuk sebuah bank adalah 8%. Jadi jika
CAR suatu bank sudah lebih dari 8%, maka bisa dikatakan bank tersebut
sudah memeuhi syarat minimal kepemilikan modal bank yang telah
ditetapkan dan diatur oleh Bank Indonesia.
57
c. FDR (Financing to Deposit Ratio)
Financing to Deposit Ratioadalah rasio antara jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan
oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana
masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka
(deposito), dan tabungan. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya.
Tabel 4. 4.FDR Bank Umum Syariah
Bulan 2011 2012 2013 2014 2015 Januari 91,97 87,27 100,63 100,07 88,85
Febuary 95,16 90,49 102,17 102,03 89,37
Maret 93,22 87,13 102,62 102,22 89,15
April 95,17 95,39 103,08 95,9 89,57
Mei 94,88 97,95 102,08 99,43 90,05
Juni 94,93 98,59 104,43 100,8 92,56
Juli 94,18 99,91 104,83 99,89 90,13
Agustus 98,39 101,03 102,53 98,99 90,72
September 94,97 102,1 103,27 99,71 90,82
Oktober 95,24 100,84 103,03 93,9 90,67
November 94,4 101,19 102,58 89,91 90,26
Desember 88,94 100 100,32 86,66 88,03
Sumber: data diolah
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pada tahun 2011 FDR sebesar 88,94% mengalami peningkatan
pada tahun 2012 FDR Bank Umum Syariah di Indonesia sebesar
100% mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 100,32%
58
Pada tahun 2014 FDR Bank Umum Syariah Mengalami penurunan
yang tinggi sebesar 86,66% tetapi pada tahun 2015 FDR Bank
Umum Syariah di Indonesia mengalami peningkatan sebesar
88,03%.
Semakin tinggi FDR maka semakin laba bank semakin meningkat
(dengan asumsi bank tersebut dapat menyalurkan pembiayaannya dengan
efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga
meningkat (Mahardian:2008). Dengan demikian besar kecilnya rasio FDR
suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut.
d. NPF (Non Performing Financing)
Non Performing Financing (NPF) adalah perbandingan antara total
pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepda
debitur (Pratiwi:2012)
Tabel 4. 5. NPF Bank Umum Syariah
Bulan 2011 2012 2013 2014 2015 Januari 3,28 2,68 2,49 3,22 5,56
Febuary 3,66 2,82 2,72 3,48 5,83
Maret 3,6 2,76 2,75 4,02 5,49
April 3,79 2,85 2,85 3,9 5,2
Mei 3,76 2,93 2,92 4,31 5,44
Juni 3,55 2,88 2,64 4,58 5,09
Juli 3,75 2,92 2,75 4,67 5,3
Agustus 3,53 2,78 3,01 4,58 5,3
September 3,5 2,74 2,8 4,86 5,14
Oktober 3,11 2,58 2,96 5,34 5,16
November 2,74 2,5 3,08 5,55 5,13
Desember 2,52 2,22 2,62 4,95 4,84
Sumber: data diolah
59
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pada tahun 2011 NPF sebesar 2,52% mengalami penurunan pada
tahun 2012 NPF Bank Umum Syariah di Indonesia sebesar 2,22%
mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 2,62%
Pada tahun 2014 NPF Bank Umum Syariah Mengalami
peningkatan yang tinggi sebesar 4,95% tetapi pada tahun 2015
NPF Bank Umum Syariah di Indonesia mengalami penurunan
sebesar 4,84%.
Semakin tinggi tingkat NPF yang diperoleh oleh suatu bank maka menunjukan
semakin tidak baik bagi bank tersebut, dikarenakan semakin tinggi NPF
semakin tinggi pula tingkat pembiayaan yang tidak lancar.
1. Uji Asumsi Klasik
Keseluruhan data variabel dalam penelitian ini diolah atau
ditransformasikan kedalam bentuk Ln(logaritma Natural). Menurut Algifari
(2013:78), untuk menstandarkan data yang dikarenakan data memiliki satuan yang
berbeda agar menjadi sama maka model kemudian ditransformasikan kedalam
bentuk persamaan logaritma natural (Ln) pada prinsipnya model unu merupakan
hasil transformasi dari suatu model tidak linier menjadi model linier, dengan jalan
membuat model dalam bentuk logarima.
Suatu model dikatakan baik apabila model tersebut telah lolos dari
serangkaian uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik digunakan untuk
mendukung kebenaran hasil analisis dengan model regresi. Pengujian asumsi
60
klasik meliputi uji normalitas data, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji
heterokedastisitas.
2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Data berdistribusi normal jika data akan mengikuti arah
garis diagonal. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai
residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-
ratanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan
analisis grafik dan uji Kolmogrov-Smirnov. Berikut adalah hasil dari uji
normalitas :
1) Analisis Grafik Histogram
Grafik 4. 1. Histogram
61
Berdasarkan gamabar 4.1 di atas, histogarm Regression Residual
membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut dinyatakan normal
atau data berdistribusi normal.
2) Uji Kolmogrov-Smirnov
Tabel 4. 6. Uji NormalitasKolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,38049916
Most Extreme Differences
Absolute ,172
Positive ,095
Negative -,172
Kolmogorov-Smirnov Z 1,336
Asymp. Sig. (2-tailed) ,056
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : data diolah
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.6 , diketahui nilai Asymp.
Sig .> 5% tidak ada yang signifikan dengan nilai 0,056, maka dapat disimpulkan
data yang dipakai dalam penelitian ini normal.
2.2. Uji Auto korelasi
Pengujian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya (t-1) dalam suatu model regresi
linier. Berikut hasil dari pengolahan SPSS :
62
Tabel 4. 7. Uji Autokorelasi
Model Change Statistics Durbin-Watson
df1 df2 Sig. F Change
1 3a 56 ,000 ,772 a. Predictors: (Constant), NPF, CAR, FDR b. Dependent Variable: ROA
Sumber: data diolah spss 20.
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.2 diketahui nilai Durbin-
Watson sebesar 0,772 yang berada diantara -2 dan +2, maka dapat
disimpulkan data dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.
2.3. Uji Multikolinearitas
Dari hasil pengolahan data, informasi yang diperoleh dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4. 8. Uji Multikolinearitas
Model Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1
(Constant)
CAR ,038 ,020 ,011 ,946 1,057
FDR ,525 ,101 ,056 ,633 1,579
NPF -,834 -,758 -,639 ,648 1,543
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Hasil Output Regresi
Dari tabel di atas, nilai tolerance masing-masing variabel mendekati 1 dan
nilai VIF masing-masing variabel kurang dari 10, hal ini membuktikan bahwa
masing-masing variabel yang terdapat dalam model tidak memiliki
63
hubunganyang sempurna atau mendekati sempurna, artinya tidak ada masalah
multikolinearitas dalam penelitian ini.
2.4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi
yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model
regresi memiliki nilai yang sama atau kosntan maka disebut dengan
homoskedatisitas. Berikut adalah hasil dari uji heteroskedasitas :
1) Analisis Grafik dengan Scatterplot
Grafik 4. 2. Scatterplot
Sumber : data diolah
Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa plot menyebar secara acak
diatas maupun di bawah angka nol pada sumbu Regression Studentized
64
Residual. Oleh karna itu maka berdasarkan uji ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Analisis Model Regresi Berganda
Tabel 4. 9. Hasil RegresiNilai coefficient, t dan sig
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardize
d
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2,412 1,530 1,577 ,120
CAR ,006 ,038 ,011 ,150 ,881
FDR ,009 ,012 ,070 ,760 ,451
NPF -,511 ,059 -,793 -8,708 ,000
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : data diolah (Hasil Output Regresi)
Hubungan masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = 2,412 + 0,006X1 + 0,009X2 – 0,511X3
Keterangan :
Y = Retturn On Asset (ROA)
X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
X2 = Financing to Deposit Ratio (FDR)
X3 = Non Performing Financing (NPF)
65
Adapun interpretasi statistik penulis pada model persamaan regresi di atas
adalah sebagai berikut :
1) Apabila X1, X2, danX3 bernilai 0, maka nilai Y adalah 2,412
maksudnya adalah jika Retturn On Asset tidak melakukan
kegiatan operasional dapat dikatakan bahwa dalam periode januari
2012 sampai 2015 jumlah Retturn On Asset sebesar 24,12%.
2) X1 = 0,006 maksudnya adalah jika kenaikan 1% X1 akan
menyebabkan meningkatnya Y sebesar 0,6% dengan catatan
variabel lain dianggap konstan.
3) X2 = 0,09 maksudnya jika setiap kenaikan 1% X2 akan
menyebabkan menaiknya Y sebesar 0,9% dengan catatan variabel
lain dianggap konstan.
4) X3 = -0,511 maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1% X3 akan
menyebabkan menurunya Y sebesar 5,11% dengan catatan
variabel lain dianggap konstan.
4. Koefisien Determinasi
Tabel 4. 10. Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
1 ,836a ,699 ,683 ,39056 ,699 43,324
a. Predictors: (Constant), NPF, CAR, FDR
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : data regresi
66
Pada Tabel 4.10 menunjukan nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini
adalah 0,683 yang berarti 68,3% variabel Return On Asset dapat dijelaskan oleh
variabel independen (CAR, FDR, NPF) dan sisahnya 31,7% kemungkinan
dijelaskan dengan fakor lain diluar model misalnya BOPO, tingkat ekonomi dan
sebagainya.
4.1. Pengaruh CAR, FDR, NPF terhadap ROA secara Parsial
Uji T dihgunakan untuk menguji apakah secara parsial variabel CAR,
FDR, dan NPF memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap
nilai ROA. Untuk mengetahuinya dilakukan uji t yaitu dengan melihat nilai
signifikansi level.
Tabel 4. 11. Uji statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2,412 1,530 1,577 ,120
CAR ,006 ,038 ,011 ,150 ,881
FDR ,009 ,012 ,070 ,760 ,451
NPF -,511 ,059 -,793 -8,708 ,000
a. Dependent Variable: ROA
1) Pengujian hipotesis I untuk variabel X1 (CAR)
Berdasarkan hasil output SPSS diatas nilai signifikansi CAR adalah 0,881.
Jadi kesimpulannya adalah (0,881 > 0,05) tidak sigignifikan. Sedangkan nilai t
hitung X1 0,150 dan pada tabel t sebesar 1,67252 (df (n-k) 60 - 4 = 56 , α = 0,05),
sehingga t hitung < t tabel (0,150 < 1,67252) tidak berpengaruhmaka Ho diterima,
67
sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara CAR dengan
ROA diterima.
2) Pengujian hipotesis variabel X2 (FDR)
Berdasarkan hasil output SPSS diatas nilai signifikansi FDR adalah 0,011.
Jadi kesimpulannya adalah (0,451 > 0,05) tidak signifikan. Sedangkan nilai t
hitung X2 0,760 dan pada tabel t sebesar 1,67252(df (n-k) 60 - 4 = 56 , α = 0,05),
sehingga t hitung < t tabel (0,760 < 1,67252) tidakberpengaruh maka Ho diterima,
sehingga Ho yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara FDR dengan ROA
diterima.
3) Pengujian hipotesis variabel X3 (NPF)
Berdasarkan hasil output SPSS diatas nilai signifikansi adalah 0,000. Jadi
kesimpulannya adalah (0,000 < 0,05) signifikan. Sedangkan nilai t hitung X3
8,708 dan pada tabel t sebesar 1,67252(df (n-k) 60 - 4 = 56 , α = 0,05), sehingga t
hitung > t tabel (8,708 > 1,67252) maka H0 ditolak, sehingga H0 yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara NPF dengan ROA ditolak. Ha
diterima, dengan demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh antara NPF dengan
ROA.
4.2. Pengaruh CAR, FDR, dan NPF terhadap ROA secara Simultan
Uji F digunakan untuk menguji hipotesis II yaitu apakah secara
simultan variabel CAR, FDR, dan NPF memberikan pengaruh yang
signifikan atau tidak terhadap Return On Asset (ROA). Untuk mengetahui uji
F yaitu dengan melihat nilai signifikan level (sig), jika nilai sig. < 0,05 maka
Ho ditolak.
68
Tabel 4. 12. Uji Statistik F (Simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 19,826 3 6,609 43,324 ,000b
Residual 8,542 56 ,153
Total 28,368 59
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), NPF, CAR, FDR
Berdasarkan tabel 4.12 nilai signofikansi 0,00. Jadi kesimpulannya adalah
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,05) signifikan. Sedangkan f hitung
43,324 nilai F tabel df:α, (k‐1), (n‐k) atau 0,05, (4‐1), (60‐4) = 2,77. F hitung > f tabel
(43,324 > 2,77) maka Ho ditolak maka Ha diterima, sehingga hipotesis yang
menyatakan tidak ada pengaruh antara CAR, FDR, dan NPF (secara bersama-
sama) terhadap ROA ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh
antara CAR, FDR, dan NPF (secara bersama-sama) terhadap ROA.
D. Interpretasi Hasil Penelitian
Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh CAR (Capital Adequancy Ratio) terhadap ROA (Return On
Asset)
Berdasarkan tabel 4.11 nilai signifikansi CAR adalah 0,881. Jadi
kesimpulannya adalah (0,881 > 0,05) tidak sigignifikan. Sedangkan nilai t hitung
X1 0,150 dan pada tabel t sebesar 1,67252 (df (n-k) 60 - 4 = 56 , α = 0,05),
sehingga t hitung < t tabel (0,150 < 1,67252) maka Ha diterima, sehingga Ho yang
menyatakan bahwa ada pengaruh antara CAR dengan ROA ditolak. CAR tidak
berpengaruh secara parsial terhadap ROA. Hasil penelitian ini mendukung
69
penelitian Dewi 2010 menyatakan bahwa CAR secara parsial tidak signifikan
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah.
CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dapat disebabkan karena
Bank Umum Syariah tidak mengoptimalkan modal yang dimiliki. Dan selalu
menjaga modal mininum sesuai yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
2. Pegaruh FDR (Financing to Deposit Ratio) terhadap ROA
Berdasarkan tabel 4.11 nilai signifikansi FDR adalah 0,011. Jadi
kesimpulannya adalah (0,451 > 0,05) tidak signifikan. Sedangkan nilai t hitung
X2 0,760 dan pada tabel t sebesar 1,67252 (df (n-k) 60 - 4 = 56 , α = 0,05),
sehingga t hitung < t tabel (0,760 < 1,67252) maka Ha diterima, sehingga Ha yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara FDR dengan ROA diterima.
Penelitian ini mendukung penelitian dari jurnal JESTT Vol. 2 No. 12 Desember
2015 menyatakan FDR tidak signifikan terhadap ROA pada BPRS.
FDR tidak berpengaruh secara parsial terhadap ROA disebakan karena
pendapatan bank syariah tidak langsung dari besarnya jumlah pembiayaan yang
diberikan kepada nasabah tetapi perolehannya berdasarkan nisbah yang belum
diketahui secara pasti nilainya.
3. Pengaruh NPF (Non Performing Financing) terhadap ROA
Berdasarkan tabel 4.11 nilai signifikansi adalah 0,000. Jadi kesimpulannya
adalah (0,000 < 0,05) signifikan. Sedangkan nilai t hitung X3 8,708 dan pada tabel
t sebesar 1,67252(df (n-k) 60 - 4 = 56 , α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel (
8,708 > 1,67252) maka H0 ditolak, sehingga H0 yang menyatakan bahwa tidak ada
pengaruh antara NPF dengan ROA ditolak. Ha diterima, dengan demikian terbukti
70
bahwa terdapat pengaruh antara NPF dengan ROA. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian DEWI (2010) yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh
secara negatif terhadap ROA.
NPF berpengaruh negatif terhadap ROA karena setiap 1% kenaikan NPF akan
menurunkan 5,11% ROA karena NPF adalah pembiayaan macet.
Dari hasil penelitian ini, variabel NPF memiliki koefisien regresi bertanda
negative -0,511. Hasil penelitian ini menunjukan semakin kecil pula resiko kredit
yang ditanggung pihak bank. Dengan demikian apabila suatu bank mempunyai
Non Performing Financing (NPF) yang tinggi, menunjukan bahwa bank tersebut
tidak profesional dalam pengelolaan kreditmya, sekaligus memberikan indikasi
bahwa tingkat resiko atas pemberian pembiayaan pada bank tersebut cukup tinggi.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Riyadi (2006)
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan :
1. Variabel Capital adequancy Ratio (CAR), variabel Financing to Deposit
Ratio (FDR), dan variabel Non Performing Financing (NPF) secara
simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan senilai
(0.00<0,005) dan f hitung > f tabel ( 43,324 > 2,77) terhadap profitabilitas
(ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
2. Variabel Capital adequancy Ratio (CAR) dan variabel Financing to
Deposit Ratio (FDR) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap profitabilitas variabel Retturn On Asset (ROA) Bank Umum
Syariah di Indonesia. Sedangkan Variabel Non Performing Financing
berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas variabel Retturn On
Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Nilai Adjusted R
Square adalah 68,3% yang berarti variabel Retturn On Asset (ROA) dapat
dijelaskan oleh variabel independen (CAR, FDR, dan NPF).
3. Variabel NPF nilai signifikan (0,00 < 0,05) dan nilai t hitung -8,708t
hitung > t tabel (8,708 > 1,67252) paling berpengaruh negatif terhadap
ROA, dikarenakan apabila NPF naik maka ROA akan turun.
72
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah diuraikan, maka penulis
mencoba mengemukakan implikasi yang mungkin bermanfaat diantaranya:
1. Bagi Nasabah
Penelitian ini dapat digunakan oleh nasabah sebagai acuan dalam
menyimpan dananya pada perbankan syariah agar memperhatikan dahulu
tingkat CAR, FDR, dan NPF sebelum menyimpan dananya pada
perbankan syariah, karena CAR, FDR, dan NPF berpengaruh terhadap
profitabilitas ROA Bank Umum Syariah.
2. Bagi Akademisi
Untuk tambahan referensi penelitian selanjutnya, penilitian ini
menggunakan sampel Bank Umum Syariah di Indonesia. Selanjutnya
diharapkan dapat melakukan pengujian pada bank lain, dan menggunakan
variabel lain.
3. Bagi Perusahaan
untuk Bank Umum Syariah agar selalu menjaga profitabilitasnya yang
dapat dilihat dari sisi Non Performing Financing (NPF) sehingga nasabah
merasa aman menaruh dananya pada bank. Selain itu, perbankan syariah
juga harus meningkatkan Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital
Adequacy Ratio (CAR) sehingga tidak mengganggu kegiatan Bank Umum
Syariah.
73
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2011. “Bank Syariah dari Teori ke Praktik”. Jakarta:
Gema Insani.
Aulia, Ridha. “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, dan
Rasio Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia”. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya, Malang, 2011.
Fajrin, Abdi,”Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Cash Ratio (CR), Non
Performing Financing (NPF), dan Financing to Deposit Ratio (FDR)
terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia (Studi Kasus
Pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2008-2011)”.Jakarta 2012
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman
Penulisan Skripsi. www.feb-uinjkt.net diakses november 2015
Firmansyah, Irman.”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalad
Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri”. Jurnal Akuntasi vol 7, nomor 1, Januari
– Juni, 2012
Ghozali, Imam. Aplikasi analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19,
Edisi 5. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponogoro. 2011.
Hamid, Abdul. 2007. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Jakarta: Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah.
74
--------, 2010. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Ikatan Banking Indonesia, “Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah”, Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama” Jakarta, 2015.
Ismawati, Dwi, “Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Cash Ratio (CR),
Capital Adequacy Ratio(CAR), dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Tingkat
Profitabilitas PT. Bank Mandiri Syariah, TBK Periode 2006-2008”.
Yogyakarta, 2009.
Kasmir.”Dasar-dasar Perbankan”. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012.
Kasmir, “ Manajemen Bank”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
Lukman, Dendawijaya. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Lukman, Dendawijaya. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
Martono, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Yogyakarta: Ekonosia, 2002.
Muhamad.”Manajemen Bank Syariah”.Manajemen Bank Syariah”. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2005.
Pratiwi, Dhian Dayinta. “ Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR, Terhdap Return
On Asset (ROA) Bank Umum Syariah (BUS)”. Skripsi Universitas
Diponogoro, Semarang, 2012.
Rahmat, Muhammad,”Pengaruh CAR, FDR, NPF terhadap Profitabilitas Pada
Bank Mandiri Syariah”, Skripsi Universitas hasanudin, Makasar, 2012.
75
Rodoni, Ahmad, Abdul Hamid. 2008. “Lembaga Keuangan Syariah”.
Jakarta: Zikrul Hakim.
Satrio, Edhi. “Analisis Pengaruh Suku Bunga, INFLASI, CAR, BOPO, NPF
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah”. Semarang, 2013.
Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”. Jakarta : Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta 2005
Warren, Reeve, dan Fess,”Pengantar Akuntasi”. Jakarta: Salemba Empat, Jakarta
2005.
Widyaningrum, Linda, dan Dina, “Pengaruh CAR, NPF, FDR, dan OER Terhadap
ROA Pada BPRS Di Indonesia Periode Januari 2009 hingga Mei 2014,
Surabaya, 2015)
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, Ahim Abdurahim. 2014. Akuntansi
Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta: Salemba
Empat.
Zaenul, Arifin. “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”, Jakarta: Alvabet, 2002.
Laporan Keuangan Bulanan Bank
1. Laporan Bank Indonesia Statistika Perbankan Syariah
Website
1. www.bi.go.id
2. www.ojk.go.id
3. www.google.com
76
LAMPIRAN
Lampiran 1Data Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
A. CAR (Capital Adequacy Ratio)
Sumber: Bank Indonesia (data diolah)
B. FDR (Financing to Deposit Ratio)
Bulan 2011 2012 2013 2014 2015Januari 91,97 87,27 100,63 100,07 88,85Febuari 95,16 90,49 102,17 102,03 89,37Maret 93,22 87,13 102,62 102,22 89,15April 95,17 95,39 103,08 95,9 89,57Mei 94,88 97,95 102,08 99,43 90,05Juni 94,93 98,59 104,43 100,8 92,56Juli 94,18 99,91 104,83 99,89 90,13Agustus 98,39 101,03 102,53 98,99 90,72September 94,97 102,1 103,27 99,71 90,82Oktober 95,24 100,84 103,03 93,9 90,67November 94,4 101,19 102,58 89,91 90,26Desember 88,94 100 100,32 86,66 88,03Sumber: Bank Indonesia (data diolah)
Bulan 2011 2012 2013 2014 2015 Januari 20,23 16,27 15,29 16,76 14,16 Febuari 15,17 15,91 15,2 16,71 14,38 Maret 16,57 15,33 14,3 16,2 14,43 April 19,86 14,97 14,72 16,68 14,5 Mei 19,58 13,4 14,28 16,85 14,37 Juni 15,92 16,12 14,3 16,21 14,09 Juli 15,92 16,12 15,28 15,62 14,47 Agustus 15,83 15,63 14,71 14,73 15,05 September 16,18 14,98 14,19 14,54 15,15 Oktober 15,3 14,54 14,19 15,25 14,96 November 14,88 14,82 12,23 15,66 15,31 Desember 16,63 14,13 14,42 15,74 15,02
77
C. NPF (Non Performing Financing)
Bulan 2011 2012 2013 2014 2015 Januari 3,28 2,68 2,49 3,22 5,56 Febuari 3,66 2,82 2,72 3,48 5,83 Maret 3,6 2,76 2,75 4,02 5,49 April 3,79 2,85 2,85 3,9 5,2 Mei 3,76 2,93 2,92 4,31 5,44 Juni 3,55 2,88 2,64 4,58 5,09 Juli 3,75 2,92 2,75 4,67 5,3 Agustus 3,53 2,78 3,01 4,58 5,3 September 3,5 2,74 2,8 4,86 5,14 Oktober 3,11 2,58 2,96 5,34 5,16 November 2,74 2,5 3,08 5,55 5,13 Desember 2,52 2,22 2,62 4,95 4,84 Sumber: Bank Indonesia (data diolah)
2. Variabel dependen
a. ROA (Return On Asset)
Bulan 2011 2012 2013 2014 2015 Januari 2,26 1,36 2,52 0,08 0,88 Febuari 1,81 1,79 2,29 0,13 0,78 Maret 1,97 1,83 2,39 1,16 0,69 April 1,9 1,79 2,29 1,09 0,62 Mei 1,84 1,99 2,07 1,13 0,63 Juni 1,84 2,05 2,1 1,12 0,5 Juli 1,86 2,05 2,02 1,05 0,5 Agustus 1,81 2,04 2,01 0,93 0,46 September 1,8 2,07 2,04 0,97 0,49 Oktober 1,75 2,11 1,94 0,56 0,51 November 1,78 2,09 1,96 0,49 0,52 Desember 1,79 2,14 2 0,41 0,49 Sumber: Bank Indonesia (data diolah)
78
Lampiran 2.Hasil Data Statistik
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F Change
1 ,836a ,699 ,683 ,39056 ,699 43,324
Model Summaryb
Model Change Statistics Durbin‐Watson
df1 df2 Sig. F Change
1 3a 56 ,000 ,772
a. Predictors: (Constant), NPF, CAR, FDR
b. Dependent Variable: ROA
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 19,826 3 6,609 43,324 ,000b
Residual 8,542 56 ,153
Total 28,368 59
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), NPF, CAR, FDR
79
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2,412 1,530 1,577 ,120
CAR ,006 ,038 ,011 ,150 ,881
FDR ,009 ,012 ,070 ,760 ,451
NPF ‐,511 ,059 ‐,793 ‐8,708 ,000
Coefficientsa
Model Correlations Collinearity
Statistics
Zero‐order Partial Part Tolerance VIF
1
(Constant)
CAR ,038 ,020 ,011 ,946 1,057
FDR ,525 ,101 ,056 ,633 1,579
NPF ‐,834 ‐,758 ‐,639 ,648 1,543
a. Dependent Variable: ROA
80
81
82
NPAR TESTS
/K‐S(NORMAL)=RES_1
/MISSING ANALYSIS.
83
One‐Sample Kolmogorov‐Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean 0E‐7
Std. Deviation ,38049916
Most Extreme Differences
Absolute ,172
Positive ,095
Negative ‐,172
Kolmogorov‐Smirnov Z 1,336
Asymp. Sig. (2‐tailed) ,056
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
84
Lampiran 3Titik Presentase distribusi t (df = 1-60)
Titik Persentase Distribusi t (dk = 1 – 40)
Pr
df
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
85
Pr
df
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688
86
Titik Persentase Distribusi t (dk = 41 – 60)
Pr
df
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607
45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148
46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710
47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291
48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891
49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508
50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789
52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451
53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127
54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815
55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515
56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226
57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948
58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680
59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421
60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3
87
Lampiran 4.Tabel Distribusi F
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05 df
untuk penyeb
ut (N2)
df untuk pembilang (N1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 2462 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.433 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.704 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.865 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.626 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.947 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.518 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.229 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.8511 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.7212 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.6213 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.5314 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.4615 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.4016 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.3517 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.3118 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.2719 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.2320 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.2021 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.1822 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.1523 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.1324 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.1125 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.0926 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.0727 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.0628 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.0429 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.0330 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.0131 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.0032 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.9933 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.9834 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.9735 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.9636 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.9537 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.9538 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.9439 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.9340 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.9241 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.9242 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.9143 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.9144 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.9045 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89
88
df untuk penye
but (N2)
df untuk pembilang (N1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42 2.30 2.22 2.15 2.09 2.04 2.00 1.97 1.94 1.91 1.8947 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41 2.30 2.21 2.14 2.09 2.04 2.00 1.96 1.93 1.91 1.8848 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41 2.29 2.21 2.14 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.8849 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.8850 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03 1.99 1.95 1.92 1.89 1.8751 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2.28 2.20 2.13 2.07 2.02 1.98 1.95 1.92 1.89 1.8752 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.07 2.02 1.98 1.94 1.91 1.89 1.8653 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.8654 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39 2.27 2.18 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.8655 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.06 2.01 1.97 1.93 1.90 1.88 1.8556 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.8557 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38 2.26 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.8558 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.05 2.00 1.96 1.92 1.89 1.87 1.8459 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.04 2.00 1.96 1.92 1.89 1.86 1.8460 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 1.95 1.92 1.89 1.86 1.8461 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37 2.25 2.16 2.09 2.04 1.99 1.95 1.91 1.88 1.86 1.8362 4.00 3.15 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.99 1.95 1.91 1.88 1.85 1.8363 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.8364 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.24 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.8365 3.99 3.14 2.75 2.51 2.36 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.85 1.8266 3.99 3.14 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.84 1.8267 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.98 1.93 1.90 1.87 1.84 1.8268 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.87 1.84 1.8269 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.86 1.84 1.8170 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07 2.02 1.97 1.93 1.89 1.86 1.84 1.8171 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.97 1.93 1.89 1.86 1.83 1.8172 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.8173 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.8174 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.22 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.85 1.83 1.8075 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.83 1.8076 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.8077 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.8078 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.8079 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.7980 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.21 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.84 1.82 1.7981 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95 1.91 1.87 1.84 1.82 1.7982 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95 1.91 1.87 1.84 1.81 1.7983 3.96 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95 1.91 1.87 1.84 1.81 1.7984 3.95 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95 1.90 1.87 1.84 1.81 1.7985 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.84 1.81 1.7986 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.84 1.81 1.7887 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.83 1.81 1.7888 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.81 1.7889 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 2.20 2.11 2.04 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.80 1.7890 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 2.20 2.11 2.04 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.80 1.78