50
i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI TERHADAP UNDERPRICING PADA IPO PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Farandi Herditama NIM 7211410032 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

i

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE,

INFORMASI AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI

TERHADAP UNDERPRICING PADA IPO

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Farandi Herditama

NIM 7211410032

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

ii

Page 3: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

iii

Page 4: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

iv

Page 5: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“No Sweet Without Sweat”

(Anonim)

“Always give our sweet memories to our beloved people, so we wouldn’t be

forgotten”

(Anonim)

“Jangan lupa bilang terima kasih, jangan gengsi bilang maaf, jangan sombong

bilang tolong”

(Anonim)

“Semua yang ada di dunia ini hanya titipan dari Illahi, tak ada yang abadi”

(Anonim)

“Pandai-pandailah bersyukur, maka kita akan terus merasa cukup dan nikmat”

(Anonim)

PERSEMBAHAN

SKRIPSI ini Ku persembahkan untuk :

(Alm.) Ayah dan Ibuku tercinta,

Kakakku tersayang,

Keluarga Besarku,

Sahabat-sahabatku yang ku sayangi,

Saudara-saudara

serta teman-temanku yang ku banggakan,

Almamaterku.

Terima kasih atas segala doa, kesabaran, pengertian, kasih sayang, dan

dukungannya yang tidak pernah berhenti diberikan untukku. Semoga Allah SWT

senantiasa memberikan berkah dan rahmat untuk kita semua….Aamiin ya

Rabbal’alaamiin.

Page 6: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

vi

PRAKATA

Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

berkah dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh

Corporate Governance, Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Underpricing

pada IPO Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam rangka

menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Semarang. Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini

telah menerima banyak bimbingan dan dorongan serta pengarahan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dengan rasa hormat penulis sampaikan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Asrori, M.S., Dosen Wali yang telah membantu dalam kegiatan

akademis.

5. Kiswanto, S.E., M.Si., Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan,

bimbingan, masukan, saran serta motivasi sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

6. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan

dan saran sehingga skripsi ini menjadi semakin baik.

7. Hasan Mukhibad, S.E., M.Si., Dosen Penguji II yang telah memberikan

masukan dan saran sehingga skripsi ini menjadi semakin baik.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang atas

bimbingan dan bantuan dalam memberikan ilmu yang tak terhitung

jumlahnya.

9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah membantu dalam proses perkuliahan hingga skripsi ini selesai.

Page 7: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

vii

10. Ayahanda (alm.) Budi Heru Awaludin dan Ibunda Nadia Hidayati tercinta

yang telah memberikan dukungan, doa, kepercayaan, pengorbanan, dan

ketulusan cinta & kasih sayang kepada ananda.

11. Kakanda Dahniar Febriani tersayang atas segenap kasih sayang, dukungan

dan doa kepada saya.

12. Seluruh keluarga atas dukungan dan doa yang diberikan kepada saya.

13. Sahabat-sahabatku Firdian, Dedi, Faris, Tedi, Gany, Daffa, Yustian & teman-

teman kos ariloka Tanto, Ulin, Oky, Ipul, Rendy, Tata, Joko untuk

persaudaraan kita yang tak akan pernah berakhir.

14. Teman-teman Akuntansi A dan B angkatan 2010 semuanya terima kasih atas

dukungannya.

15. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Penyusun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak

yang berkepentingan.

Semarang, 23 Agustus 2017

Penyusun

Page 8: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

viii

SARI

Herditama, Farandi. 2017. “Pengaruh Corporate Governance, Informasi

Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Underpricing pada IPO Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Sarjana Ekonomi Universitas Negeri

Semarang, Pembimbing Kiswanto SE., M.Si., 99 hal.

Kata Kunci : Underpricing, Corporate Governance, Informasi Akuntansi,

Informasi Non Akuntansi, IPO

Underpricing adalah suatu fenomena dimana harga penawaran di pasar

perdana lebih rendah dibandingkan dengan harga penutupan di pasar sekunder.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh

corporate governance (board size, kualitas audit), informasi akuntansi (ROE,

financial leverage), dan informasi non akuntansi (reputasi underwriter, jenis

industri) terhadap underpricing pada Initial Public Offering (IPO) saham

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan penawaran umum

perdana (IPO) tahun 2010-2015 sebanyak 138 perusahaan dengan pengambilan

sampel menggunakan teknik purposive sampling sejumlah 54 perusahaan. Jenis

data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh dari hasil publikasi

Bursa Efek Indonesia, laporan keuangan perusahaan yang melakukan IPO yang

terdaftar di BEI selama tahun 2010-2015, Indonesian Capital Market Directory

(ICMD), IDX Statistic, website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan

www.yahoofinance.com. Analisis data yang digunakan analisis regresi linear

berganda dengan uji-t dan uji-F.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah secara simultan board size, kualitas

audit, ROE, financial leverage, dan jenis industri tidak berpengaruh signifikan

terhadap underpricing. Hanya reputasi underwriter yang berpengaruh negatif

terhadap underpricing.

Simpulan dari penelitian ini adalah reputasi underwriter terbukti mampu

mempengaruhi underpricing pada IPO perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang tidak bisa digunakan pada

perusahaan keuangan sehingga tidak dapat menggeneralisasi seluruh perusahaan

yang go public. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar dapat memasukkan

variabel interverning atau moderating.

Page 9: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

ix

ABSTRACT

Herditama, Farandi. 2017. “The Effect of Corporate Governance, Accounting

Information and Non Accounting Information toward Underpricing on The

Company’s IPO that Listing in Indonesia Stock Exchange”. Economic Bachelor of

Semarang State University, Advisor Kiswanto SE., M.Si., 99 pages.

Keywords: Underpricing, corporate governance, accounting information, non

accounting information, IPO

Underpricing is a phenomenon in which the offer price in the primary

market is lower than the closing price on the secondary market. The purpose of

this study is to examine and analyze effect of corporate governance (board size,

audit quality), accounting information (ROE, financial leverage), and non

accounting information (underwriter reputation, type of industry) toward

underpricing on the company’s IPO that listing in Indonesia Stock Exchange.

The population in this paper are all publicly traded companies listed on

the Indonesian Stock Exchange (BEI) is the initial public offering (IPO) in 2010

to 2015 as many as 138 companies with sampling using purposive sampling

number of 54 companies. Type of data used is secondary data. Data obtained

from the publication of the Indonesia Stock Exchange, the financial statements of

companies doing IPOs listed on the Stock Exchange during the years 2007-2012,

Indonesian Capital Market Directory (ICMD), IDX Statistic, Indonesia Stock

Exchange website www.idx.co.id and www.yahoofinance.com . Data analysis used

multiple linear regression analysis with t-test and F-test.

The results from this paper are simultaneous Board Size, Audit Quality,

ROE, Financial Leverage, Underwriter Reputation, and Type of Industry has no

significant effect toward Underpricing. Only Underwriter Reputation that has

negative effect toward Underpricing.

The conclusion of this paper are Underwriter Reputation proved capable

of influencing underpricing on the company’s IPO in Indonesia Stock Exchange.

This paper use some variable which can’t be used for financial company. So, it

can’t be generalize to all company that go public. Would be xpected for the next

paper in order to entering interverning and moderating variable.

Page 10: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

x

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ............................................................................................... i

Persetujuan Pembimbing ............................................................................... ii

Pengesahan Kelulusan .................................................................................... iii

Pernyataan...................................................................................................... iv

Motto dan Persembahan ................................................................................. v

Prakata ............................................................................................................ vi

Sari dan Abstrak ............................................................................................. viii

Daftar Isi......................................................................................................... x

Daftar Tabel ................................................................................................... xiii

Daftar Gambar ................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 8

1.3 Kegunaan Penelitian.................................................................... 9

BAB II TELAAH TEORI .............................................................................. 11

2.1 Landasan Teori ......................................................................... 11

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) ................................... 11

2.1.2 Teori Asimetri Informasi ................................................ 13

2.1.3 Pasar Perdana ................................................................. 14

2.1.4 Initial Public Offering (IPO)........................................... 16

2.1.5 Underpricing ................................................................... 16

2.1.6 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Underpricing ...... 17

2.1.6.1 Corporate Governance ........................................ 17

2.1.6.2 Informasi Akuntansi ........................................... 19

2.1.6.2.1 Return On Equity (ROE) ................... 20

2.1.6.2.2 Financial Leverage ........................... 20

2.1.6.3 Informasi Non Akuntansi .................................. 21

Page 11: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

xi

2.1.6.3.1 Reputasi Underwriter ........................ 21

2.1.6.3.2 Jenis Industri ..................................... 23

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................ 23

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................... 25

2.4 Pengembangan Hipotesis ......................................................... 26

2.4.1 Ukuran Dewan Komisaris terhadap Underpricing......... 26

2.4.2 Kualitas Audit terhadap Underpricing........................... 27

2.4.3 Return On Equity (ROE) terhadap Underpricing........... 27

2.4.4 Financial Leverage terhadap Underpricing................... 28

2.4.5 Reputasi Underwriter terhadap Underpricing................ 29

2.4.6 Jenis Industri terhadap Underpricing............................. 30

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 31

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ....................................................... 31

3.1.1 Jenis Penelitian .............................................................. 31

3.1.2 Desain Penelitian ........................................................... 31

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............ 32

3.2.1 Populasi ....................................................................... 32

3.2.2 Sampel ......................................................................... 32

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel........................................ 32

3.3 Variabel Penelitian ................................................................. 33

3.3.1 Variabel Bebas (Independent Variabel)....................... 33

3.3.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel)....................... 35

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................... 36

3.5 Metode Analisis ..................................................................... 36

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ........................................ 36

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ...................................................... 37

3.5.2.1 Uji Normalitas ................................................ 37

3.5.2.2 Uji Multikolinieritas ......................................... 38

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas .................................... 39

3.5.2.4 Uji Autokorelasi .............................................. 40

3.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda ............................... 41

Page 12: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

xii

3.5.4 Uji Hipotesis ............................................................... 42

3.5 4.1 Uji t ................................................................. 42

3.5.5.1 Uji F ............................................................... 43

3.5.5.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 45

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...................................................... 42

4.2 Analisis Data ............................................................................. 43

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif .......................................... 43

4.2.2 Uji Asumsi Klasik .......................................................... 49

4.2.2.1 Uji Normalitas ................................................. 49

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ........................................ 51

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas .................................... 53

4.2.2.4 Uji Autokorelasi .............................................. 54

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ................................. 55

4.2.4 Uji Hipotesis ................................................................... 57

4.2.4.1 Uji t .................................................................... 57

4.2.4.2 Uji F .................................................................... 61

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................... 63

4.3 Pembahasan............................................................................... 64

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 74

5.1 Simpulan .................................................................................. 74

5.2 Saran ........................................................................................ 74

5.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................ 75

5.4 Agenda Penelitian Yang Akan Datang .................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 77

LAMPIRAN ................................................................................................... 80

Page 13: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Fenomena Underpricing 2010-2015 ......................................... 5

Tabel 1.2 Perbedaan Hasil Penelitian ....................................................... 6

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................... 24

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Penelitian ......................................................... 45

Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ................................................... 46

Tabel 4.3 Uji Normalitas ........................................................................... 53

Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas ................................................................. 55

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi ........................................................................ 58

Tabel 4.6 Analisis Regresi Linear Berganda ............................................ 59

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................ 63

Tabel 4.8 Hasil Uji F ................................................................................ 64

Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................... 66

Page 14: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................. .... 26

Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 57

Page 15: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap perusahaan yang didirikan

pasti memiliki keinginan untuk menjaga dan mengembangkan usahanya dengan

harapan agar perusahaan tersebut tetap bertahan serta dapat bersaing untuk jangka

waktu yang panjang dengan cara memperluas jaringan usaha baik melakukan

ekspansi maupun investasi. Atau bahkan dalam kondisi tertentu ingin

menyelamatkan perusahaan yang sedang dalam kondisi krisis maupun di ambang

kebangkrutan sehingga perusahaan tersebut dapat terus berjalan.

Demi tercapainya tujuan tersebut tentunya perusahaan memerlukan modal

yang tidak sedikit. Seringkali perusahaan sendiri belum mampu untuk memenuhi

kebutuhan modal tersebut dikarenakan dana yang diambil dari dalam perusahaan

dirasa masih belum cukup. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dana tersebut

perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan. Kebutuhan dana

untuk pembiayaan ini dapat dipenuhi dari berbagai sumber, antara lain dengan

menggunakan modal sendiri, mengeluarkan surat hutang (obligasi), hutang pada

pihak ketiga, atau melalui emisi saham (Isfaatun dan Hatta, 2010). Dari berbagai

alternatif sumber pendanaan tersebut biasanya perusahaan cenderung memilih

melakukan emisi saham atau menjual saham perusahaan kepada publik atau yang

lebih sering kita kenal dengan istilah go public.

Sarana atau media yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam

memperoleh dana dan melakukan investasi tersebut adalah dengan melalui pasar

Page 16: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

2

modal. Pasar modal merupakan sarana atau media alternatif paling efektif dan

efisien bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam melakukan kegiatan jual

beli efek maupun sekuritas lainnya baik untuk keperluan pendanaan (pihak yang

membutuhkan dana) maupun investasi (pihak yang kelebihan dana). Di Indonesia

kegiatan pasar modal ini diatur dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal, dalam pasal 1 ayat 13 menyebutkan bahwa pasar modal

adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan

efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Saat perusahaan melakukan emisi saham, perusahaan emiten terlebih

dahulu melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO (Initial Public

Offering) pada pasar perdana atau pasar primer (Primary Market) yang

merupakan tempat transaksi penawaran umum penjualan saham untuk pertama

kalinya. Dalam pasal 1 ayat 15 pada Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal, mendefinisikan penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek

yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan

tata cara yang diatur dalam undang-undang tersebut dan peraturan

pelaksanaannya.

Penawaran publik mengindikasikan bahwa perusahaan sedang dalam tahap

pertumbuhan sehingga perusahaan memerlukan dana segar (fresh money) untuk

keperluan ekspansi maupun investasi. Dalam hal ini IPO menjadi salah satu

pilihan utama paling efektif dan efisien bagi perusahaan privat (otomatis menjadi

go public) untuk mendapatkan tambahan dana. Ketika perusahaan memutuskan

Page 17: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

3

untuk melakukan IPO maka perusahaan juga harus menyediakan informasi

prospektus untuk membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi

mengenai risiko dan nilai saham sesungguhnya. Prospektus adalah setiap

informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak

lain membeli efek yang memuat rincian jumlah saham yang akan diterbitkan dan

juga masalah harga. Informasi dalam prospektus tersebut menjadi sangat penting

untuk dimiliki oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

Saham dapat diperjualbelikan di Bursa Efek untuk selanjutnya, yang

disebut pasar sekunder (Secondary Market). Pasar modal biasa dijadikan sebagai

indikator perekonomian suatu negara. Pasar modal mempunyai peran yang

strategis dan penting dalam pembangunan ekonomi sebagai salah satu sumber

pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat.

Perusahaan yang menjual atau menerbitkan saham disebut emiten, sedangkan

pembeli saham disebut investor.

Penentuan harga saham pada saat IPO merupakan faktor penting, baik bagi

emiten maupun underwriter karena berkaitan dengan jumlah dana yang akan

diperoleh emiten dan risiko yang akan ditanggung oleh underwriter (Ang, 1997

dalam Handayani, 2008). Harga saham yang akan dijual perusahaan pada pasar

perdana ditentukan oleh kesepakatan antara emiten (perusahaan penerbit) dengan

underwriter (penjamin emisi), sedangkan harga saham yang dijual pada pasar

sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu permintaan dan penawaran

(Kristiantari, 2012). Meskipun emiten dan underwriter mengadakan kesepakatan

dalam menentukan harga perdana saham, namun sebenarnya mereka mempunyai

Page 18: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

4

kepentingan yang berbeda. Sebagai pihak yang membutuhkan dana, emiten

menginginkan harga perdana yang tinggi. Dilain pihak, underwriter sebagai

penjamin emisi berusaha untuk meminimalkan resiko yang ditanggungnya. Disatu

sisi sebagai penjamin emisi, underwriter lebih sering berhubungan dengan pasar

modal daripada emiten. Sedangkan emiten disisi lain tidak mengetahui keadaan

pasar yang sesungguhnya. Maka disini pihak underwriter memungkinkan untuk

mempunyai informasi yang lebih banyak mengenai pasar modal bila

dibandingkan dengan pihak emiten.

Adanya asimetri informasi inilah maka harga saham pada penawaran

perdana lebih rendah dari pada harga saham di pasar sekunder. Semakin besar

asimetri informasi yang terjadi, maka semakin besar risiko yang dihadapi oleh

investor dan semakin tinggi initial return yang diharapkan dari harga saham.

Ketidaksamaan informasi yang dimiliki oleh para pihak inilah yang dapat

mengakibatkan perbedaan harga sehingga memungkinkan terjadinya

underpricing. Oleh karena itu, underwriter sebagai pihak yang memiliki

kelebihan informasi menggunakan ketidaktahuan emiten mengenai pasar modal

untuk mengurangi resiko yang harus ditanggungnya apabila saham yang dia jamin

di pasar perdana tidak laku maka underwriter harus membeli sisa saham tersebut

sebesar harga penawaran dikalikan dengan sisa saham yamg tidak laku terjual.

Asimetri informasi selalu terjadi, baik pada pasar perdana maupun pasar sekunder.

Hal inilah yang menyebabkan sampai saat ini masih banyak perusahaan go public

yang mengalami underpricing saat melakukan initial public offering. Maka

Page 19: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

5

dengan dilakukannya penerbitan prospektus oleh perusahaan akan mengurangi

adanya asimetri informasi.

Berikut ini adalah ilustrasi fenomena underpricing pada perusahaan yang

melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 sampai 2015 :

Tabel 1.1

Fenomena Underpricing 2010-2015

Nama Perusahaan Offering

Price

Closing

Price

Initial

Return

Evergreen Invesco Tbk. (GREN) Rp. 105 Rp. 178 69,52%

Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk. (SRAJ) Rp. 120 Rp. 200 66,67%

Gading Development Tbk. (GAMA) Rp. 105 Rp. 178 69,52%

Bank Yudha Bhakti Tbk. (BBYB) Rp. 115 Rp. 195 69,56%

PP Properti Tbk. (PPRO) Rp. 185 Rp. 208 14,55%

Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) Rp. 210 Rp. 219 4,28%

Mega Manunggal Property Tbk. (MMLP) Rp. 585 Rp. 875 49,57%

Garuda Metalindo Tbk. (BOLT) Rp. 550 Rp. 825 50%

Mitra Komunikasi Nusantara Tbk. (MKNT) Rp. 200 Rp. 340 70%

Dua Putra Utama Makmur Tbk. (DPUM) Rp. 550 Rp. 825 50%

Sumber : Bursa Efek Indonesia, diolah

Tabel 1.1 dapat dilihat besarnya nilai underpricing yang terjadi pada

beberapa perusahaan yang melakukan intial public offering. Selisih harga saham

yang terjadi pada pasar perdana dan harga saham pada penutupan pasar sekunder

(closing price) menunjukkan fenomena underpricing. Banyak perusahaan

mengalami underpricing yang cukup tinggi, maka para investor juga

berkesempatan memperoleh initial return yang cukup tinggi. Hal-hal yang

menyebabkan terjadinya perbedaan harga saham yang cukup jauh ini menarik

untuk diteliti. Dimana nilai underpricing yang secara teori dapat diminimalisir,

akan tetapi kenyataannya masih banyak perusahaan yang mengalami

Page 20: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

6

underpricing. Kondisi underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang

melakukan go public karena dana yang diperoleh tidak maksimal. Sebaliknya bila

terjadi overpricing, investor kehilangan kesempatan untuk mendapatkan Initial

Return (return awal).

Tabel 1.2

Perbedaan Hasil Penelitian

Sumber : disarikan dari berbagai jurnal, diolah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini

dilakukan dengan mengambil judul “Pengaruh Corporate Governance, Informasi

Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Underpricing pada IPO Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Variabel Hasil Penelitian

Puji Irawan

(2015)

Johnson

(2010)

Lulus &

Arif (2008)

Zirman &

Edfan

(2008)

Puan Yatim

(2011)

Aminul, dkk

(2010)

Zahrotus

(2014)

Independen :

Board Size berpengaruh - - - Tidak

berpengaruh

- -

Kualitas

Audit

- - berpengaruh - - - -

ROE - Tidak

berpengaruh

- - - - berpengaruh

Financial

Leverage

- - - Tidak

berpengaruh

- - -

Reputasi

Underwriter

Tidak

berpengaruh

Tidak

berpengaruh

- berpengaruh - - berpengaruh

Jenis Industri - - - - - berpengaruh berpengaruh

Dependen :

Underpricing

Page 21: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

7

1.2 Perumusan Masalah

Beberapa perusahaan go public masih banyak yang mengalami

underpricing. Asimetri informasi antara pihak-pihak tertentu, seperti emiten

dengan underwriter merupakan salah satu pemicu underpricing sehingga mampu

dimanfaatkan investor untuk mendapatkan return awal berupa initial return.

Asimetri informasi selalu terjadi, baik pada pasar perdana maupun pasar sekunder.

Hal inilah yang menyebabkan masih banyaknya perusahaan go public yang

mengalami underpricing sampai saat ini. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya

perbedaan harga saham ini menarik untuk diteliti. Dengan adanya perbedaan

tersebut, mengindikasikan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

underpricing yaitu informasi keuangan dan non keuangan perusahaan. Dengan

demikian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing pada Initial

Public Offering (IPO) perusahaan?

Pertanyaan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Apakah Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Underpricing pada

Initial Public Offering (IPO) perusahaan?

2. Apakah Kualitas Audit berpengaruh terhadap Underpricing pada Initial

Public Offering (IPO) perusahaan?

3. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Underpricing pada

Initial Public Offering (IPO) perusahaan?

Page 22: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

8

4. Apakah Financial Leverage berpengaruh terhadap Underpricing pada Initial

Public Offering (IPO) perusahaan?

5. Apakah Reputasi Underwriter berpengaruh terhadap Underpricing pada

Initial Public Offering (IPO) perusahaan?

6. Apakah Jenis Industri berpengaruh terhadap Underpricing pada Initial Public

Offering (IPO) perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di

atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menguji dan menganalisis apakah Ukuran Dewan Komisaris mempengaruhi

Underpricing pada Initial Public Offering (IPO) perusahaan di Bursa Efek

Indonesia

2. Menguji dan menganalisis apakah Kualitas Audit mempengaruhi

Underpricing pada Initial Public Offering (IPO) perusahaan di Bursa Efek

Indonesia

3. Menguji dan menganalisis apakah Return On Equity (ROE) mempengaruhi

Underpricing pada Initial Public Offering (IPO) perusahaan di Bursa Efek

Indonesia

4. Menguji dan menganalisis apakah Financial Leverage mempengaruhi

Underpricing pada Initial Public Offering (IPO) perusahaan di Bursa Efek

Indonesia

Page 23: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

9

5. Menguji dan menganalisis apakah Reputasi Underwriter mempengaruhi

Underpricing pada Initial Public Offering (IPO) perusahaan di Bursa Efek

Indonesia

6. Menguji dan menganalisis apakah Jenis Industri mempengaruhi Underpricing

pada Initial Public Offering (IPO) perusahaan di Bursa Efek Indonesia

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu teoritis dan segi

praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi

pengembangan ilmu ekonomi sebagai sumber bacaan atau referensi yang

dapat memberikan informasi teoritis dan empiris pada pihak-pihak yang akan

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini dan menambah

khasanah pustaka bagi yang berminat mendalami pengetahuan dalam bidang

pasar modal.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna :

a. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi investor atau calon

investor di pasar modal tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

underpricing pada initial public offering saham perusahaan di Bursa Efek

Indonesia sehingga dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam

Page 24: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

10

pengambilan keputusan investasi pada saat melakukan penawaran saham

perdana.

b. Bagi Emiten

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan selaku

emiten, yang dapat dijadikan referensi dalam menentukan harga yang

tepat saat penawaran saham perdana sehingga diperoleh harga yang

optimal dan saham yang ditawarkan dapat terjual semua.

Page 25: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

11

BAB II

TELAAH TEORI

2.1 Landasan Teori

Landasan teori berisi tentang teori – teori tentang ilmu yang akan dibahas

pada penelitian ini. Teori sinyal (Signalling Theory) merupakan teori yang

digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Pembahasan dalam landasan

teori adalah penjelasan mengenai variabel terkait dalam penelitian ini yaitu

variabel terikat dan variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini.

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Sinyal (Signal) merupakan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen

suatu perusahaan memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana

manajemen menilai prospek perusahaan tersebut (Brigham dan Houston,

2011:186). Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis

karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran

baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang

bagi kelangsungan suatu perusahaan dan bagaimana efek pasarnya. Informasi

yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di

pasar modal sebagai alat analisis untuk pengambilan keputusan investasi (Enika,

2013). Signalling theory menjelaskan bagaimana seharusnya sinyal-sinyal

keberhasilan atau keberhasilan atau kegagalan manajemen (perusahaan)

disampaikan kepada pemilik (investor). Teori sinyal menjelaskan motivasi

perusahaan memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal.

Motivasi perusahaan memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi

Page 26: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

12

antara perusahaan dan pihak luar. Perusahaan (emiten) mengetahui lebih banyak

mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang dari pihak luar. Kurangnya

informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri

dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat

meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi. Manajer

memiliki informasi lebih baik mengenai kondisi perusahaan dibandingkan pihak

eksternal. Akibatnya pihak eksternal perusahaan yang tidak memiliki informasi

lengkap akan memiliki persepsi yang sama tentang nilai semua perusahaan.

Pandangan seperti ini akan merugikan (menguntungkan) perusahaan yang

memiliki proyek investasi yang lebih baik (buruk) karena pihak eksternal akan

menilai perusahaan lebih rendah (tinggi) dari yang seharusnya sehingga

menimbulkan opportunity loss (opportunity gain). Komunikasi ini dilakukan

dengan pensignalan, yaitu mempublikasikan informasi atau signal yang dapat

menggambarkan kualitas perusahaan. Supaya efektif, signal tidak mudah ditiru

oleh perusahaan lain yang memiliki kualitas yang lebih rendah.

Pasar juga memiliki peran memaksa manajer sehingga termotivasi untuk

menyampaikan informasi internal karena tindakan ini akan memaksimalkan nilai

pasar perusahaan. Manajer tidak akan memilih menginformasikan suatu informasi

internal bila mereka tidak yakin bahwa signal tersebut dapat dipercaya dan

menunjukkan prospek yang positif bagi perusahaan karena pasar akan menilai

informasi ini. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham

pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima

informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan

Page 27: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

13

menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk

(bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi

investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham, dimana harga saham

menjadi naik dan sebaliknya (Enika, 2013). Dengan demikian corporate

governance, informasi akuntansi maupun non akuntansi dapat mempengaruhi

ekspektasi investor terhadap underpricing pada Initial Public Offering saham

perusahaan.

2.1.2 Teori Asimetri Informasi

Model Baron (1982) dalam Astuti dan Syahyunan (2013) menawarkan

hipotesis asimetri informasi yang menjelaskan perbedaan informasi yang dimiliki

oleh pihak – pihak yang terlibat dalam penawaran perdana yaitu emiten, penjamin

emisi, dan masyarakat pemodal. Penjamin emisi (underwriter) memiliki informasi

tentang pasar yang lebih lengkap daripada emiten, sedangkan terhadap calon

investor, penjamin emisi memiliki informasi yang lebih lengkap tentang kondisi

emiten. Semakin besar asimetri informasi yang terjadi maka semakin besar risiko

yang dihadapi oleh investor, dan semakin tinggi initial return yang diharapkan

dari harga saham.

Model Rock (1986) dalam Astuti dan Syahyunan (2013) menyatakan

bahwa asimetri informasi terjadi pada kelompok informed investor dengan

uninformed investor. Informed investor yang memiliki informasi lebih banyak

mengenai perusahaan emiten akan membeli saham-saham IPO jika harga pasar

yang diharapkan melebihi harga perdana. Sementara kelompok uninformed karena

kurang memiliki informasi mengenai perusahaan emiten, cenderung melakukan

Page 28: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

14

penawaran secara sembarangan baik pada saham-saham IPO yang underpriced

maupun overpriced.

2.1.3 Pasar Perdana

Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk

pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Di sini

dikatakan tempat karena secara fisik masyarakat pembeli dapat bertemu dengan

penjamin emisi ataupun agen penjual untuk melakukan pesanan sekaligus

membayar uang pesanan. Dikatakan sarana karena si pembeli dapat memesan

melalui telepon dari rumah dan membayar dengan cara mentransfer uang melalui

bank ke rekening agen penjual. Dikatakan pertama kali karena sebelumnya

perusahaan ini milik perorangan atau beberapa pihak saja dalam bentuk saham

terbatas (Ltd.), dan sekarang menawarkannya kepada masyarakat umum.

Penawaran umum awal ini, yang disebut juga initial public offering (IPO), telah

mengubah status dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka (Tbk.).

terbuka disini berarti perseroan dapat dimiliki oleh masyarakat luas dan

mempunyai kewajiban untuk membuka semua informasi kepada para pemegang

saham dan masyarakat kecuali yang bersifat rahasia untuk menjaga persaingan.

Emiten menawarkan efek kepada masyarakat luas melalui penjamin

emisi, dan penjamin emisi menunjuk beberapa agen penjual untuk menjangkau

investor yang tersebar di kota-kota besar di seluruh negeri. Masyarakat luas yang

ingin membeli efek dapat melakukan pesanan beli langsung kepada penjamin

emisi atau kepada agen penjual terdekat, sekaligus dengan pembayarannya. Agen

penjual yang ditunjuk oleh penjamin emisi berasal dari perusahaan efek, koperasi,

Page 29: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

15

atau Yayasan. Penjamin emisi bertanggung jawab atas hasil emisi kepada emiten,

dan untuk itu mendapatkan komisi dari emiten.

Berikut ini adalah ciri-ciri pasar perdana:

1. Emiten menjual saham kepada masyarakat luas melalui penjamin emisi

dengan harga yang telah disepakati antara emiten dan penjamin emisi

seperti yang tertera dalam prospektus, atau ada ancer-ancer harga apabila

menggunakan sistem book-building

2. Pembeli tidak dipungut biaya transaksi

3. Pembeli belum pasti memperoleh jumlah saham sebanyak yan dipesan,

apabila terjadi oversubscribed

4. Investor membeli melalui penjamin emisi ataupun agen penjual yang

ditunjuk

5. Masa pesanan terbatas

6. Penawaran melibatkan profesi seperti akuntan publik, notaris, konsultan

hukum, dan perusahaan penilai

7. Pasar perdana disebut juga dengan istilah pasar primer (primary market)

dan pasar kesatu (first market).

Apabila jumlah saham yang diminta investor lebih besar daripada jumlah

saham yang ditawarkan, maka Penawaran Umum akan mengalami kelebihan

pesanan, yang disebut oversubscribed. Konsekuensinya, akan dilakukan

penjatahan pesanan secara proporsional dengan jumlah pesanan atau

menggunakan metode lainnya yang telah ditetapkan dalam buku prospektus.

Page 30: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

16

Apabila jumlah saham yang diminta investor lebih kecil daripada jumlah

saham yang ditawarkan, maka Penawaran Umum akan mengalami kekurangan

pesanan, yang disebut undersubscribed. Konsekuensinya, seluruh pesanan dapat

dipenuhi (Samsul, 2006:47).

2.1.4 Initial Public Offering (IPO)

Perusahaan yang pertama kali menawarkan sahamnya ke publik disebut

melakukan penawaran perdana (IPO atau go public). Sebelum perusahaan go

public, awalnya saham–saham perusahaan tersebut dimiliki oleh manajer-

manajernya, sebagian lagi oleh pegawai–pegawai kunci dan hanya sejumlah kecil

yang dimiliki oleh investor. Setelah perusahaan go public, saham-saham

perusahaan tersebut dapat dimiliki oleh masyarakat umum.

2.1.5 Underpricing

Underpricing saham adalah suatu keadaan dimana harga saham yang

diperdagangkan di pasar perdana lebih rendah dibandingkan ketika di pasar

sekunder (Sumarso, 2003 dalam Wahyuni, 2011). Menurut Brigham (2001) dalam

Wahyuni (2011), underpricing dapat dikatakan sebagai keadaan dimana saham

memberikan return positif pada transaksi pasar sekunder setelah penawaran

perdana. Selisih harga inilah yang dikenal sebagai initial return (IR) atau positif

return bagi investor yaitu nilai positif return yang diperoleh dari penawaran

pedana mulai dari saat dibeli di pasar primer sampai pertama kali didaftarkan di

pasar sekunder (Jogiyanto, 2007 dalam Wahyuni, 2011). Apabila harga saham

pada pasar perdana (IPO) lebih rendah dibandingkan dengan harga saham pada

pasar sekunder pada hari pertama, maka akan terjadi underpricing. Sebaliknya,

Page 31: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

17

apabila harga saat IPO lebih tinggi dibandingkan dengan harga saham pada pasar

sekunder pada hari pertama, maka fenomena ini disebut overpricing (Darmadji,

2001 dalam Astuti dan Syahyunan, 2013). Fenomena underpricing tidak

menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan go public, karena dana yang

diperoleh perusahaan atau emiten tidak maksimal, tetapi di lain pihak

menguntungkan para investor (Johnson, 2013). Besarnya underpricing dapat

dihitung dengan rumus (Wahyuni, 2011) :

Underpricing =

x 100%

2.1.6 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Underpricing

2.1.6.1 Corporate Governance

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) (2011),

corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan

antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,

pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal

lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata

lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance

ialah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan

(stakeholders).

Corporate governance merupakan salah satu faktor utama penunjang

kesuksesan para stakeholder dalam menerima dan mengolah informasi serta

pengambilan keputusan saat perusahaan menghadapi berbagai kendala yang

sangat vital dan krusial dalam hal ini kondisi keuangan yang mana membutuhkan

sinergitas para pihak – pihak terkait, yang meliputi serangkaian hubungan antara

Page 32: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

18

manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham serta

stakeholders lainnya.

Berdasarkan mekanismenya, corporate governance sendiri dapat

diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu mekanisme internal dan eksternal.

1) Internal

Mekanisme internal terdiri atas struktur kepemilikan dan struktur dewan.

Namun, dalam bagian ini peneliti akan berfokus pada struktur dewan. Struktur

dewan terbagi atas 2 bagian, yaitu dewan pelaksana (direksi) dan dewan

pengawas (komisaris). Dalam penelitian ini, struktur dewan diproksikan

kedalam ukuran dewan komisaris.

Ukuran Dewan Komisaris (Board Size) merupakan sinyal penting bagi

nilai perusahaan untuk perusahaan – perusahaan yang melakukan IPO.

Menurut Pedoman Good Corporate Governance Indonesia (2006), dewan

komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara

kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi

serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan Good Corporate

Governance. Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris akan

memberikan banyak masukan dan pengawasan dilakukan dengan lebih baik.

Namun, apabila jumlah dewan terlalu besar justru akan menimbulkan masalah

koordinasi dan komunikasi serta beban gaji yang tinggi. Hanya perusahaan

berskala besar dengan aset besar dan manajemen yang baik yang mempunyai

jumlah dewan komisaris yang banyak.

Page 33: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

19

2) Eksternal

Mekanisme eksternal terdiri atas aturan hukum (the rule of law) dan

pasar pengendalian korporat (the market for corporate control). Dalam pasar

pengendalian korporat biasanya dapat dilihat dari Kualitas Audit suatu

perusahaan. Kualitas Audit yaitu hasil audit dari auditor yang mempunyai

reputasi baik maupun kurang baik. Atau dengan kata lain Kualitas Audit

merupakan lanjutan dari Reputasi Auditor. Kredibilitas laporan keuangan

sangat penting dalam proses penawaran saham perdana. Emiten cenderung

memilih auditor yang reputasinya baik agar laporan keuangan yang diaudit

oleh auditor bereputasi dapat lebih dipercaya oleh investor. Laporan keuangan

yang diaudit oleh auditor bereputasi dipercaya lebih berkualitas sehingga dapat

menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya. Kualitas audit merupakan

variabel dummy. Hal ini digunakan untuk mengukur kualitas audit perusahaan

yang diaudit oleh KAP Big Four dengan yang diaudit oleh KAP Non Big Four.

Nilai 1 digunakan untuk parameter perusahaan yang diaudit oleh KAP Big

Four, sedangkan parameter yang digunakan untuk perusahaan yang diaudit

oleh KAP Non Big Four yaitu nilai 0. Oleh karena itu, kualitas audit sendiri

diduga cenderung berpengaruh terhadap underpricing pada saat IPO.

2.1.6.2 Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi adalah bentuk rincian dari hasil perhitungan yang

berasal dari data – data keuangan yang tersaji dalam bentuk deskripsi tentang

kondisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan atau organisasi ekonomi yang bersangkutan.

Page 34: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

20

Informasi tersebut berupa laporan keuangan yang meliputi rugi/laba perusahaan,

perubahan ekuitas, neraca, arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

2.1.6.2.1 Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari

penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang

saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang meraka

investasikan didalam perusahaan (Syamsudin, 2001 dalam Wahyuni, 2011).

Semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh maka semakin baik

kedudukan pemilik perusahaan. Rasio ini digunakan untuk memprediksi seberapa

besar equity atau modal sendiri mampu menciptakan laba bersih perusahaaan. Hal

ini berarti ROE merupakan tingkat hasil pengembalian investasi bagi pemegang

saham. ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam

menghasilkan laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin mampu

perusahaan memberikan keuntungan bagi pemegang saham maka akan

menyebabkan permintaan akan saham tersebut naik dan selanjutnya akan

mengakibatkan harga saham juga ikut naik. Dengan demikian ROE dapat

mempengaruhi harga saham (Jogiyanto, 2010 dalam Wahyuni, 2011). ROE dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut (Samsul, 2006:145):

ROE =

2.1.6.2.2 Financial Leverage

Financial leverage merupakan perbandingan antara total liabilitas

dengan total asset, yang menunjukan berapa bagian asset yang digunakan untuk

menjamin liabilitas. Rasio ini disebut juga rasio liabilitas (debt ratio), untuk

Page 35: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

21

mengukur persentase dana yang disediakan oleh kreditur. Secara teori leverage

menggambarkan tingkat resiko dari perusahaan yang diukur dengan

membandingkan total kewajiban dengan total asset perusahaan. Sehingga,

Financial Leverage sendiri dapat digunakan untuk mengukur tingkat resiko suatu

perusahaan yang mana cenderung berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat

underpricing saat IPO.

Financial Leverage =

2.1.6.3 Informasi Non Akuntansi

Informasi non akuntansi meliputi informasi yang diperoleh dari luar

kondisi keuangan perusahaan. Terdapat informasi pendukung lain yang bukan

berasal dari kondisi keuangan tetapi masih berhubungan dengan perusahaan

sehingga informasi dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

2.1.6.3.1 Reputasi Underwriter

Underwriter adalah lembaga penunjang pasar modal yang berperan

sebagai penjamin emisi dalam rangka penewaran umum baik saham maupun

obligasi. Penjamin emisi efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten

untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa

kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. Penjamin emisi akan

menawarkan besarnya tanggung jawab yang harus dipikulnya setelah

mempertimbangkan keadaan pasar sekarang dan estimasi keadaan pasar saat

penawaran umum dilaksanakan. Besarnya tanggung jawab yang perlu mendapat

persetujuan terlebih dahulu dari emiten mencakup (Samsul, 2006:76):

Page 36: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

22

1. Full Commitment

Penjamin emisi berkomitmen untuk membayar penuh dana pada saat

penawaran umum usai dilaksanakan, sesuai dengan yang tertera dalam

perjanjian penjaminan. Jumlah penuh yang dimaksudkan disini adalah jumlah

saham yang ditawarkan dikali harga perdana.

2. Best Effort Commitment

Penjamin emisi berkomitmen untuk membayar kepada emiten sebesar yang

didapat dalam penawaran umum atau, dengan kata lain, tidak penuh.

Komitmen ini muncul karena kondisi pasar sedang lesu (bearish) sehingga

penjamin emisi tidak berani memberi komitmen pembayaran penuh.

3. Standby Commitment

Penjamin emisi memberi komitmen siap untuk membeli sendiri atau ada

pihak lain yang bersedia membeli apabila kondisi pasar sangat lemah

sehingga sasaran yang ditargetkan dalam penawaran umum tidak tercapai.

Penjamin emisi atau pihak lain akan membeli dengan harga lebih rendah

daripada harga perdana seperti yang telah disepakati sejak awal.

Reputasi underwriter merupakan variabel dummy dengan memberikan

nilai 1 untuk underwriter yang bereputasi tinggi serta nilai 0 untuk sebaliknya.

Standar pengukuran reputasi underwriter yang bereputasi tinggi berdasarkan

perangkingan yang terdapat di IDX Fact Book berdasarkan big five total value

underwriter (Sulistio, 2005 dalam Aini, 2013).

Page 37: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

23

2.1.6.3.2 Jenis Industri

Jenis industri digunakan untuk melihat apakah underpricing terjadi

pada hampir semua jenis industri yang IPO atau hanya pada jenis industri tertentu

saja. Setiap kelompok industri mempunyai karakteristik tertentu yang berbeda dari

kelompok industri lain. Jenis industri merupakan variabel dummy. Pada

hakekatnya variabel dummy ini dimaksudkan untuk menunjukkan apakah tingkat

underpriced perusahaan industri manufaktur berbeda dengan perusahaan industri

non manufaktur, Kadangkala investor secara tidak rasional terlalu optimis

terhadap suatu industri tertentu. Dengan demikian return yang positif dan

signifikan tidak selalu disebabkan perhitungan cermat dari faktor-faktor

fundamental (Ritter, Jay R dalam Junaeni 2013).

2.2 Penelitian Terdahulu

Melakukan penelitian selanjutnya tidak lepas dari penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan tujuan untuk memperkuat hasil

penelitian dan membandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya untuk tercapainya hasil yang lebih baik. Beberapa penelitian

terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten, beberapa penelitian terdapat

hasil yang berbeda namun ada pula hasil yang mendukung antara peneliti satu

dengan yang lainnya. Beberapa ringkasan dari penelitian terdahulu disajikan

dalam tabel berikut:

Page 38: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

24

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti

dan

Tahun

Sampel

dan

Periode

Penelitian

Variabel dan Metode Analisis Hasil

1 Puji

Irawan

(2015)

Sampel:

64

perusahaan

yang

melakukan

IPO di BEI

Periode:

2006-2014

Variabel Dependen: Underpricing

Variabel Independen: Jumlah Dewan

Komisaris, Konsentrasi Kepemilikan,

Independensi Dewan, Kepemilikan

Institusional, Reputasi Underwriter,

Metode Analisis:

Analisis Regresi Linier Berganda

Jumlah dewan komisaris

berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap underpricing. Sedangkan

Konsentrasi kepemilikan

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap underpricing.

Independensi dewan, Kepemilikan

institusional, dan Reputasi

underwriter tidak berpengaruh

signifikan terhadap underpricing

2 Johnson

(2010)

Sampel:

89

perusahaan

yang

melakukan

IPO di BEI

Periode:

2003-2010

Variabel Dependen: Underpricing

Variabel Independen: Reputasi

Underwriter, Reputasi Auditor,

Fractional Holding, ROE

Metode Analisis:

Analisis Regresi Linear Berganda

Reputasi underwriter secara parsial

tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat underpricing

saham perdana. Reputasi auditor

secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap tingkat

underpricing saham perdana.

Fractional holding secara parsial

tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat underpricing

saham perdana. Return on Equity

(ROE) tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat

underpricing saham perdana

3 Lulus dan

Arif (2008) Sampel:

100

perusahaan

yang

melakukan

IPO di BEJ

Periode:

1994-2002

Variabel Dependen: Underpricing

Variabel Independen: Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional,

Kualitas Audit, Jumlah Dewan

Komisaris

Metode Analisis:

Analisis Regresi Linear Berganda

Corporate Governance tidak

berpengaruh signifikan terhadap

underpricing. Kepemilikan

manajerial berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap tingkat

underpricing. Kepemilikan

institusional berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap

tingkat underpricing. Kualitas audit

berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap underpricing.

Jumlah dewan komisaris

berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap tingkat

underpricing

4 Zirman

dan Edfan

(2008)

Sampel:

36

perusahaan

yang

melakukan

IPO di BEI

Periode:

2006-2008

Variabel Dependen: Underpricing

Variabel Independen: ROA, Financial

Leverage, Ukuran Perusahaan, Reputasi

Underwriter, Reputasi Auditor, Umur

Perusahaan

Metode Analisis:

Analisis Regresi Linear Berganda

ROA, financial leverage, Ukuran

perusahaan, reputasi auditor, dan

umur perusahaan tidak berpengaruh

terhadap underpricing. Hanya

variabel reputasi underwriter yang

merupakan informasi non

akuntansi yang berpengaruh secara

signifikan terhadap underpricing

Page 39: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

25

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

(Lanjutan) No Peneliti

dan

Tahun

Sampel

dan

Periode

Penelitian

Variabel dan Metode Analisis Hasil

5 Puan

Yatim

(2011)

Sampel: 385

perusahaan

yang

melakukan

IPO di

MESDAQ

Periode:

1999-2008

Variabel Dependen: Underpricing

Variabel Independen: Board Size,

Board Independence, Board Reputation,

Dual Leadership Structure

Metode Analisis:

Ordinary Least Square

Board size dan Board independence

tidak berpengaruh terhadap

Underpricing. Sedangkan Board

reputation dan Dual leadership

Structure berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Underpricing

6 Aminul,

dkk (2010) Sampel: 53

perusahaan

yang

melakukan

IPO di

CSE

Periode:

1995-2005

Variabel Dependen: Underpicing

Variabel Independen: Age of Firms,

Size of Offer, Timing of Offer, Size of

Firms, Industry Type)

Metode Analisis:

Multiple Regression

Age of firms dan Size of firms

berpengaruh positif terhadap

Underpricing. Sedangkan Size of

offer dan Industry type berpengaruh

negatif terhadap Underpricing.

Timing of offer tidak berpengaruh

signifikan terhadap Underpricing

7 Zahrotus

(2014) Sampel: 69

perusahaan

yang

meakukan

IPO di BEI

Periode:

2007-2012

Variabel Dependen: Underpicing

Variabel Independen: ROA, ROE,

DER, CR, Size, EPS, Age, Reputasi

Underwriter, Reputasi Auditor, dan

Jenis Industri

Metode Analisis:

Analisis Regresi Linear Berganda

ROA, Size, EPS, dan Age tidak

berpengaruh signifikan terhadap

Underpricing. Sedangkan ROE,

DER, CR, Reputasi underwriter,

Reputasi auditor, dan Jenis industri

berpengaruh negatif signifikan

terhadap Underpricing

Sumber: disarikan dari berbagai jurnal

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran ini terdiri dari enam variabel yang merupakan

pengembangan model berdasarkan variabel perbedaan hasil penelitian-penelitian

terdahulu. Kerangka pemikiran berikut menggambarkan bahwa terdapat pengaruh

antara Ukuran Dewan Komisaris, Kualitas Audit, Return On Equity (ROE),

Financial Leverage, Reputasi Underwriter, dan Jenis Industri terhadap

Underpricing.

Age

Reputasi Underwriter

Underpricing

Reputasi Auditor

ROA

DER

CR

Size

EPS

Proceeds

Persentase Saham yang

Ditawarkan

Page 40: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

26

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Sumber : berbagai jurnal dan dikembangkan

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Ukuran Dewan Komisaris terhadap Underpricing

Meskipun ukuran dewan komisaris merupakan sinyal penting bagi nilai

perusahaan yang melakukan IPO namun, manfaat dari luar tingkat jabatan

kepemimpinan perusahaan tidak dapat sama. Kemerosotan dari tingkat jabatan

kepemimpinan tertinggi dikarenakan porsi yang banyak dari dewan dapat

menyebabkan terlalu banyak pekerjaan dan kesalahan yang tidak berguna. Dalam

penelitian Puji Irawan (2015), menunjukkan bahwa jumlah dewan komisaris

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap underpricing, sedangkan Puan Yatim

(2011) menyatakan bahwa jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap

underpricing. Maka, hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

H1 : Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh negatif terhadap underpricing pada

Initial Public Offering (IPO) saham perusahaan.

Reputasi Underwriter (H5)

Underpricing

Jenis Industri (H6)

Board Size (H1)

Kualitas Audit (H2)

ROE (H3)

Financial Leverage (H4)

Page 41: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

27

2.4.2 Kualitas Audit terhadap Underpricing

Kualitas audit yaitu hasil audit dari auditor yang mempunyai reputasi

baik maupun kurang baik. Atau dengan kata lain kualitas audit merupakan

lanjutan dari reputasi auditor. Kredibilitas laporan keuangan sangat penting dalam

proses penawaran saham perdana. Emiten cenderung memilih auditor yang

reputasinya baik agar laporan keuangan yang diaudit oleh auditor bereputasi dapat

lebih dipercaya oleh investor. Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor

bereputasi dipercaya lebih berkualitas sehingga dapat menampilkan nilai

perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, kualitas audit sendiri diduga

cenderung berpengaruh terhadap underpricing pada saat IPO. Penelitian yang

dilakukan Lulus dan Arif (2008), menunjukan bahwa kualitas audit berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap underpricing. Maka, hipotesis yang diajukan

sebagai berikut :

H2 : Kualitas Audit berpengaruh negatif terhadap underpricing pada Initial Public

Offering (IPO) saham perusahaan.

2.4.3 Return On Equity (ROE) terhadap Underpricing

Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan

(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa

maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan didalam

perusahaan (Syamsuddin, 2001 dalam Wahyuni 2011). Semakin tinggi return atau

penghasilan yang diperoleh maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.

Rasio ini digunakan untuk memprediksi seberapa besar equity atau modal sendiri

mampu menciptakan laba bersih perusahaan. Hal ini berarti ROE merupakan

Page 42: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

28

tingkat hasil pengembalian investasi bagi pemegang saham. ROE yang tinggi

menunjukan bahwa perusahaan semakin efektif dalam menghasilkan laba bersih

bila diukur dari modal pemilik. Semakin mampu perusahaan memberikan

keuntungan bagi pemegang saham maka akan menyebabkan permintaan akan

saham tersebut naik dan selanjutnya akan mengakibatkan harga saham juga ikut

naik. Semakin besar ROE maka investor akan tertarik membeli saham perusahaan

IPO tersebut karena berharap dikemudian hari akan mendapatkan tingkat

pengembalian yang besar atas penyertaannya. Hal ini memungkinkan permintaan

akan saham tersebut meningkat dan investor bersedia membeli saham tersebut

dengan harga yang tinggi sehingga memperkecil tingkat underpricing saham.

Penelitian yang dilakukan Johnson (2010), menunjukkan bahwa ROE tidak

berpengaruh signifikan terhadap underpricing, sedangkan penelitian Zahrotus

(2014), menyatakan ROE berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing.

Maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

H3 : Return On Equity (ROE) berpengaruh negatif terhadap underpricing pada

Initial Public Offering (IPO) saham perusahaan.

2.4.4 Financial Leverage terhadap Underpricing

Financial leverage merupakan perbandingan antara total liabilitas dengan

total aset, yang menunjukan berapa bagian aset yang digunakan untuk menjamin

liabilitas. Rasio ini disebut juga rasio liabilitas (debt ratio), untuk mengukur

persentase dana yang disediakan oleh kreditur. Secara teori leverage

menggambarkan tingkat resiko dari perusahaan yang diukur dengan

membandingkan total kewajiban dengan total aset perusahaan. Sehingga,

Page 43: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

29

Financial Leverage sendiri dapat dijadikan parameter tingkat resiko suatu

perusahaan yang mana cenderung berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat

underpricing saat IPO. Dalam penelitian Zirman dan Edfan (2008), menunjukkan

bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap underpricing. Maka,

hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

H4 : Financial Leverage berpengaruh negatif terhadap underpricing pada Initial

Public Offering (IPO) saham perusahaan.

2.4.5 Reputasi Underwriter terhadap Underpricing

Underwriter yang bereputasi tinggi lebih berpengalaman dan profesional

dalam menangani IPO perusahaan. Aktivitas IPO tinggi dapat diikuti underpricing

tinggi karena underwriter lebih mendorong perusahaan untuk go public ketika

penilaian public ternyata lebih tinggi dari yang diharapkan dan karena penjamin

emisi mencegah perusahaan dari pengajuan atau melanjutkan dengan penawaran

ketika penilaian publik ternyata lebih rendah dari yang diharapkan (Ivo Welch dan

Jay Ritter, 2002:7 dalam Handono, 2010). Penjamin emisi (underwriter) yang

memiliki reputasi tinggi dapat mengurangi konflik yang terjadi dengan

menetapkan harga saham perdana sesuai dengan kondisi perusahaan, sehingga

akan mengurangi underpricing. Oleh karena itu, dengan reputasi yang baik dari

underwriter, tingkat underpricing akan lebih rendah. Dalam penelitian Puji

Irawan (2015), menunjukkan bahwa reputasi underwriter tidak berpengaruh

signifikan terhadap underpricing sedangkan penelitian Zirman dan Edfan (2008)

menyatakan reputasi underwriter berpengaruh signifikan terhadap underpricing.

Maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

Page 44: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

30

H5 : Reputasi Underwriter berpengaruh negatif terhadap underpricing pada Initial

Public Offering (IPO) saham perusahaan.

2.4.6 Jenis Industri terhadap Underpricing

Jenis industri digunakan untuk melihat apakah underpricing terjadi pada

hampir semua jenis industri yang IPO atau hanya pada jenis industri tertentu saja.

Variabel jenis industri mungkin saja mempengaruhi underpricing karena tiap

industri memiliki risiko dan tingkat ketidakpastian yang berbeda sehingga dapat

mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi (Yolana dan

Martani, 2005). Resiko untuk setiap sektor industri berbeda karena ada perbedaan

karakteristik. Perbedaan resiko menyebabkan tingkat keuntungan yang diharapkan

oleh investor untuk setiap sektor juga berbeda. Sehingga tingkat underpricing

saham perdana untuk setiap sektor industri akan berbeda. Penelitian yang

dilakukan oleh Aminul, dkk (2010) dan Zahrotus (2014) menunjukan bahwa jenis

industri berpengaruh negatif terhadap Underpricing. Maka hipotesis yang

diajukan sebagai berikut :

H6 : Jenis Industri berpengaruh negatif terhadap Underpricing pada Initial Public

Offering (IPO) saham perusahaan.

Page 45: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

74

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti faktor-faktor yang

mempengaruhi underpricing pada Initial Public Offering (IPO) saham perusahaan

di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan sebelumnya maka dapat diperoleh hasil bahwa :

1. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa secara simultan

diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Variabel-variabel Board Size, Kualitas Audit, ROE, Financial Leverage,

dan Jenis Industri tidak berpengaruh signifikan terhadap Underpricing

pada IPO saham perusahaan di BEI.

b. Hanya variabel Reputasi Underwriter yang berpengaruh negatif terhadap

Underpricing pada IPO saham perusahaan di BEI.

5.2 Saran

Saran yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi Investor

a. Investor yang akan menanamkan modal pada perusahaan yang melakukan

IPO hendaknya memperhatikan Financial Leverage yang sesuai dengan

hasil penelitian ini berpengaruh terhadap Underpricing pada IPO saham

perusahaan yang terdaftar di BEI. Hal ini bertujuan sebagai pertimbangan

bagi investor untuk memprediksi risiko kerugian dalam berinvestasi

sehingga memperoleh return sesuai dengan yang diharapkan.

Page 46: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

75

b. Investor yang akan menanamkan modal pada perusahaan yang melakukan

IPO hendaknya memperhatikan Reputasi Underwriter yang sesuai dengan

hasil penelitian ini berpengaruh terhadap Underpricing pada IPO saham

perusahaan yang terdaftar di BEI. Hal ini bertujuan untuk memahami

keadaan perusahaan yang akan menjadi tujuan investasi.

2. Bagi Emiten

a. Emiten sebagai pihak yang membutuhkan dana sebaiknya berusaha

memperoleh harga perdana yang tinggi, karena apabila terjadi

underpricing maka perusahaan tidak dapat memperoleh dana yang

maksimum dari pelaksanaan IPO.

b. Bagi emiten yang akan melakukan IPO diharapkan untuk

mempertimbangkan tingkat risiko kerugian (FL) karena tingkat liabilitas

perusahaan merupakan informasi penting bagi investor sebagai

perimbangan dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan.

c. Bagi emiten yang akan melakukan IPO disarankan untuk lebih selektif

dalam memilih Underwriter untuk penjaminan emisi agar saham yang

ditawarkan dapat terjual semua dan dana yang diperoleh dari IPO dapat

digunakan untuk kegiatan pendanaan perusahaan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, masih banyak keterbatasan yang dimiliki, antara lain:

1. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 33% menunjukkan bahwa variabel

yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas, karena variabel

independen dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan underpricing

Page 47: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

76

sebesar 33%, sedangkan masih banyak variabel yang mampu menjelaskan

underpricing yang belum digunakan dalam penelitian ini.

2. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang tidak bisa digunakan

pada perusahaan keuangan, sehingga tidak dapat menggeneralisasi seluruh

perusahaan yang go public.

5.4 Agenda Penelitian Yang Akan Datang

Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, maka agenda penelitian yang akan

datang yang dapat diberikan adalah :

1. Bagi peneliti selanjutnya, jika bersifat replikasi agar dapat memasukkan

variabel intervening atau moderating sehingga tidak terjadi kontradiksi

terhadap penelitian – penelitian terdahulu.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk dapat meningkatkan nilai R2

dengan menambah variabel lain di luar faktor penelitian ini. Misalnya, faktor

– faktor makro di luar perusahaan, seperti inflasi, suku bunga, kondisi pasar,

nilai tukar rupiah dan sebagainya.

Page 48: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

77

DAFTAR PUSTAKA

Aminul, dkk. 2010. “An Empirical Investigation of the Underpricing of Initial

Public Offerings in the Chittagong Stock Exchange”, International Journal of

Economics and Finance, Volume 2, Nomor 4, Hal. 36-46.

Aini, Shoviyah Nur. 2013. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing

Saham pada Perusahaan IPO di BEI Periode 2007-2011”, Jurnal Ilmiah

Manajemen, Volume 1. Nomor 1, Hal. 88-102.

Astuti, Asih Yuli dan Syahyunan. 2013. “ Pengaruh Variabel Keuangan dan Non

Keuangan Terhadap Underpricing pada Saham Perusahaan yang Melakukan

Iintial PublicOffering di Bursa Efek Indonesia”.

Brigham, Eugene F. dan Houston Joel F. 2011. Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Darlis, Edfan dan Zirman, 2008. Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non

Akuntansi terhadap Kecenderungan Underpricing : Studi pada Perusahaan

yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa efek Indonesia.

Enika, Humaira. 2013. “Pengaruh Profitabilitas, Price Earning Ratio, dan

Financial Leverage terhadap Underpricing”, Jurnal Akuntansi, Volume 1,

Nomor 2, Hal. 1-22.

Ferdinand, Augusty. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Undip Press.

Semarang.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

http://agoezzt.blogspot.co.id/2016/07/big-accounting-firms-in-indonesia/

Irawan, Puji. 2015. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Corporate Governance,

Underwriter Reputation terhadap IPO Underpricing”, Skripsi, Program

Sarjana (S1) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,

Semarang.

Isfaaatun, Eliya dan Atika Jauharia Hatta. 2010. “Analisis Informasi Penentu

Harga Saham saat Initial Public Offering”, Jurnal Ekonomi Bisnis, Volume

15. Nomor 1, Hal 66-74.

Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga. BPFE.

Yogyakarta.

Page 49: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

78

Johnson. 2013. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Harga

Saham IPO Perusahaan yang Terdaftar di BEI”, Jurnal Akuntansiku,

Volume 1. Nomor 1, Hal. 1-11.

Junaeni, Irawati dan Rendi Agustian. 2013. “Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham pada Perusahaan yang

Melakukan Initial Public Offering di BEI”, Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1.

Nomor 1, Hal. 44-51.

Lulus dan Arif. 2008. “Bukti Empiris Fenomena Underpricing dan Pengaruh

Mekanisme Corporate Governance”. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan,

Volume 8, Nomor 1, Hal. 1-15. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret,

Surakarta.

Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga.

Jakarta.

Sholekhah, Zahrotus. 2014. “Pengaruh Informasi Keuangan dan Non Keuangan

terhadap Underpricing pada Saham Perusahaan yang Melakukan Initial

Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Program Sarjana

(S1) Fakultas Ekonomi Universitas Semarang, Semarang.

Susilowati, Yeye. 2010. “Konsekuensi Signal Prospektus Perusahaaan terhadap

Initial Return Saham pada Pasar Perdana di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal

Dinamika Keuangan dan Perbankan, Volume 2, Nomor 1, Hal. 23-37.

Yatim, Puan. 2011. “Underpricing and Board Structure: An Investigation of

Malaysian Initial Public Offering (IPOs)”, AAMJAF, Volume. 7, Nomor 1, Hal.

73-93.

Wahyuni, Tri. 2011. “Pengaruh Kondisi Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Tingkat Underpricing pada Penawaran Saham Perdana (IPO) di Perusahaan

yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010”.

www.idx.co.id

www.sahamok.co.id

www.yahoofinance.com

Page 50: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, INFORMASI AKUNTANSI …lib.unnes.ac.id/29774/1/7211410032.pdf · 2018. 2. 6. · vi PRAKATA. Segala puji. syukur. bagi Allah SWT yang telah memberikan

79

Yolana, Chastina dan Dwi Martani. 2005. “Variabel – Variabel yang

Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di

BEJ Tahun 1994-2001”. SNA VIII Solo September 2005, 15-16.