Pengaruh Hiperlipidemia Terhadap Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung Koroner

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SKRIPSI

Citation preview

PENGARUH HIPERLIPIDEMIA TERHADAP ANGKA KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT JANTUNG KORONER

SKRIPSI

Disusun Oleh:Adipta Kurniawan1161050262

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAJAKARTA2014

PENGARUH HIPERLIPIDEMIA TERHADAP ANGKA KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT JANTUNG KORONER

SKRIPSISTUDI LITERATUR

Diajukan Ke Fakultas Kedokteran UKISebagai Pemenuhan Salah Satu SyaratMendapatkan Gelar Sarjana Kedokteran

Disusun Oleh :Adipta Kurniawan1161050262

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAJAKARTA2014

PENGARUH HIPERLIPIDEMIA TERHADAP ANGKA KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT JANTUNG KORONER

Diajukan Ke Fakultas Kedokteran UKISebagai Pemenuhan Salah Satu SyaratMendapatkan Gelar Sarjana Kedokteran

Disusun Oleh :Adipta Kurniawan1161050262

Telah disetujui oleh Pembimbing18 Maret 2015

( Dr. dr. Sahala Panggabean, SpPD-KGH)NIP: 721007

Mengetahui,

(Prof. Rondang Soegianto, PhD)Ketua Tim Skripsi

PERNYATAAN ORISINALITAS

Nama Mahasiswa: Adipta KurniawanNIM: 116150262

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Skripsi berjudul PENGARUH HIPERLIPIDEMIA TERHADAP ANGKA KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT JANTUNG KORONER adalah betul betul buatan sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam Skrpsi tersebut telah diberi tanda citation dan ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik.

Jakarta, 18 Maret 2015Yang membuat pernyataan,

( Adipta Kurniawan ) NIM : 1161050262

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Kristen Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama: Adipta Kurniawan

NIM: 1161050262

Program studi: S1

Fakultas: Kedokteran

Jenis Karya: Studi literatur

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Indonesia bebas royalty noneksklusif (Non Exclusive royalty free right) atas karya ilmiah yang berjudul: PENGARUH HIPERLIPIDEMIA TERHADAP ANGKA KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT JANTUNG KORONER beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalty non-eksklusif ini, Universitas Kristen Indonesia berhak menyimpan, mengalih tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/cipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Jakarta Pada tanggal 18 Maret 2015

Yang menyatakan

(.) Adipta Kurniawan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah skripsi berjudul Pengaruh hiperlipidemia terhadap angka kematian akibat penyakit jantung koroner ini dapat terselesaikan. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana kedokteran dan untuk menambah wawasan mengenai hubungan antara hiperlipidemia dengan resiko penyakit jantung koroner. Karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik bukan tanpa bantuan dari pihak lain, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:1. Prof. Rondang Soegianto, Ph.D, selaku pembimbing teknis.1. Dr. dr. Sahala Panggabean, SpPD-KGH, selaku pembimbing materi.1. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan bantuan baik secara moral maupun spiritual.1. Teman-teman penulis yang telah memberikan inspirasi kepada penulis.1. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah berkontribusi dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat kepada yang membacanya.

Jakarta, 18 Maret 2015 PenulisDAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................iPERNYATAAN MAHASISWA ......................................................................iiKATA PENGANTAR.......................................................................................iiiDAFTAR ISI ....................................................................................................ivDAFTAR TABEL.............................................................................................viDAFTAR GAMBAR.........viiDAFTAR SINGKATAN/ISTILAH.....viiiABSTRAKSI.....................................................................................................ixBAB IPENDAHULUANA. Latar belakang......................................................................................1B. Tujuan penulisan..................................................................................2C. Manfaat penulisan................................................................................3BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Anatomi jantung.................................................................................5B. Anatomi sistem pembuluh darah........................................................7C. Sirkulasi koroner...............................................................................,12D. Definisi hiperlipidemia......................................................................13E. Faktor-faktor risiko hiperlipidemia.....15F. Gejala klinis penyakit jantung koroner...17G. Gejala klinis hiperlipidemia18H. Metabolisme Kolesterol...18I. Metabolisme Trigliserida20J. Mekanisme Aterosklerosis..21K. Pengobatan farmakologis & non farmakologis..23

BAB IIIPEMBAHASANA. Ada hubungan hiperlipidemia dengan proses terjadinya aterosklerosis27B. Ada pengaruh hiperlipidemia dengan tingginya angka kematian penyakit jantung koroner...............................................................................................28C. Perubahan arteri koronaria saat meningkatnya kadar LDL...............29D. Ada pengaruh faktor-faktor resiko hiperlipidemia yang bisa menyebabkan tingginya angka kematian penyakit jantung koroner30BAB IVPENUTUPA. Kesimpulan .......................................................................................32B. Saran .................................................................................................33DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................34

DAFTAR TABEL

halTabel 2.1. Panduan tingkatan kolesterol dan trigliserida pada orang dewasa menurut American Heart Association...................... 14 Tabel 2.2. Rangkuman hasil analisis multivariate yang bermakna Pada faktor-faktor resiko hyperlipidemia secara statistic 16

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 2.1. Anatomi Jantung.. 5

Gambar 2.2. Katup Jantung.. 6

Gambar 2.3. Struktur dinding pembuluh darah 11

Gambar 2.4. Sirkulasi koroner. 12

Gambar 2.5. Struktur dasar kolesterol.. 19

Gambar 2.6. Membran sel 19

Gambar 2.7. Metabolisme trigliserida. 20 Gambar 2.8. Proses aterosklerosis... 21

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

PJK:Penyakit Jantung Koroner

WHO:World Health Organization

SKRT:Survei Kesehatan Rumah Tangga

SSD:Sistem Sirkulasi Darah

TC:Total Cholesterol

TG:Total Trigliserida

LDL:Low Density Lipoprotein

VLDL:Very Low Density Lipoprotein

HDL:High Density Lipoprotein

NCEP:National Cholesterol Education Program

SKA:Sindrom Koroner Akut

ABSTRAK

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan yang terjadi pada seluruh dunia dan penyebab kematian nomor satu di dunia dari berbagai penyakit jantung lainnya. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 terdapat 7,2 juta kematian (3,8 juta pada pria dan 3,4 juta pada wanita). Proporsi kematian semakin meningkat dengan bertambahnya umur dan meningkat nyata pada usia 35 tahun ke atas. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding dalam pembuluh darah (tunika intima) disertai adanya aterosklerosis yang akan menyebabkan penyempitan lumen arteri koroner. Hal tersebut terjadi pada hiperlipidemia yang meningkatkan kadar lipoprotein densitas rendah (LDL), kolesterol dan penurunan kadar lipoprotein densitas tinggi (HDL) dalam darah sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi suplai nutrisi dan oksigen ke jantung, sehingga ketika arteri koronaria tersebut mengalami gangguan, maka hal ini dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular atau disebut penyakit jantung koroner (PJK). Dengan meningkatnya kadar lipoprotein densitas rendah (LDL), kolesterol dan penurunan kadar lipoprotein densitas tinggi (HDL) di dalam darah, pola hidup sehat seperti olahraga teratur dan diet rendah lemak merupakan salah satu cara pencegahan penyakit jantung koroner.

Kata kunci : PJK , hiperlipidemia , LDL

ABSTRACT

Coronary Heart Disease (CHD) is a health problem that occurs in the whole world and the number one cause of death in the world of various other heart diseases. According to the World Health Organization (WHO) in 2004 there were 7.2 million deaths (3.8 million in men and 3.4 million women). The proportion of deaths increased with age and increased markedly at the age of 35 years and over. Coronary Heart Disease (CHD) is a disorder in one or more coronary arteries where there is a thickening of the blood vessel wall (tunica intima) in the presence of atherosclerosis which will lead to narrowing of the coronary artery lumen. This happens on hyperlipidemia which increases levels of low density lipoprotein (LDL) cholesterol and decreased levels of high density lipoprotein (HDL) in the blood circulation, resulting in disruption of supply of nutrients and oxygen to the heart, so that when a coronary artery is impaired, resulting in cardiovascular disorders or known coronary heart disease (CHD). With increased levels of low density lipoprotein (LDL) cholesterol and decreased levels of high density lipoprotein (HDL) in the blood, a healthy lifestyle such as regular exercise and a low fat diet is one way of preventing coronary heart disease.

Keyword : CHD , hyperlipidemia , LDL

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Jantung Koroner atau PJK merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh adanya penyempitan dan hambatan arteri koroner yang mengalirkan darah ke otot jantung. PJK merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dari berbagai penyakit jantung lainnya. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 terdapat 7,2 juta kematian (3,8 juta pada pria dan 3,4 juta pada wanita). Di Amerika Serikat prevalensi PJK dengan umur 60-79 tahun, ditemukan 21,1% kematian pada laki-laki dan 10,6 % kematian pada perempuan.4 Hal ini berkaitan dengan diabetes, tekanan darah yang tinggi, dan kolesterol yang lebih dari normal dan merokok. Begitu juga di Indonesia menurut World Health Organization (WHO) angka kematian pada PJK diperkirakan sekitar 100.000-499.0000 orang. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 prevalensi pada PJK terdapat 26,3% kematian dan populasi pada semua umur lebih tinggi terjadi pada perempuan daripada laki-laki (4,9% perempuan dan 3,4% laki-laki). Proporsi kematian semakin meningkat dengan bertambahnya umur dan meningkat nyata pada usia 35 tahun ke atas. Penyakit Sistem Sirkulasi Darah (SSD) termasuk PJK sebagai penyebab kematian lebih tinggi di perkotaan dibandingkan dari pedesaan (31% perkotaan dan 27,3% pedesaan).112Meskipun penyebab dasar terjadinya PJK belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi telah diketahui beberapa faktor yang dapat mempermudah terjadinya PJK, diantaranya adalah hiperlipidemia sebagai faktor resiko utama PJK menurut American Heart Association (AHA) serta hal-hal yang berkaitan dengan life style, perilaku, genetik, demografi, dan lingkungan. Hiperlipidemia merupakan faktor resiko yang diyakini secara langsung menigkatkan resiko PJK yang dapat bermanifestasi di dalam tubuh sehingga menimbulkan kelainan pembuluh darah karena adanya trombus dan plak di pembuluh darah atau disebut juga dengan ateroskelerosis.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan UmumTujuan penulisan adalah mengetahui faktor-faktor resiko hiperlipidemia terhadap angka kematian Penyakit Jantung Koroner

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui faktor-faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya Penyakit

Jantung Koroner terhadap hiperlipidemia

b. Mengetahui terjadinya hiperlipidemia pada Penyakit Jantung Koroner

c. Mengetahui Pengaruh hiperlipidemia terhadap angka kematian akibat PJK

3

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Ilmu PengetahuanSebagai sumber informasi berkaitan dengan hiperlipidemia yang merupakan salah satu resiko terhadap terjadinya gangguan jantung dan pembuluh darah, salah satunya adalah penyakit jantung koroner, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap penyakit jantung koroner yang disebabkan karena hiperlipidemia.

2. Bagi Institusi Universitas Kristen IndonesiaSebagai bahan informasi berkaitan dengan hiperlipidemia yang merupakan salah satu resiko penyakit jantung koroner, sehingga dapat digunakan untuk merangsang penelitian lebih lanjut di Universitas Kristen Indonesia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit jantung koroner yang salah satu faktor resikonya adalah hiperlipidemia.

3. Bagi MasyarakatMemberikan informasi kepada masyarakat mengenai hiperlipidemia yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan sehingga tidak menyebabkan timbulnya hiperlipidemia yang merupakan salah satu faktor resiko gangguan jantung dan pembuluh darah.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Jantung adalah organ utama dalam sistem kardiovaskular. Jantung dibentuk oleh organ muskular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm dan tebal 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau sekitar 200 sampai 450 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan.2Posisi jantung terletak diantara kedua paru-paru, bertumpu pada diafragma thoracis dan berada sekitar 5 cm diatas processus xiphoideus. Pada tepi cranialis pars cartilago costa III dextra, 1cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilago costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilago costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis V, sekitar 9 cm di kiri linea medioclavicularis.5Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hiperlipidemia dengan resiko penyakit jantung koroner, sebaiknya kita memahami terlebih dulu bagian jantung dan pembuluh darah, faktor-faktor resiko, bagaimana metabolisme dari kolesterol itu sendiri dan mekanisme ateroskelrosis serta angka kematian pengaruh hiperlipidemia terhadap penyakit jantung koroner4

5A. ANATOMI JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHA.Anatomi Jantung Jantung terdiri atas tiga otot jantung yang utama yaitu: otot atrium, otot ventrikel, dan serabut otot eksitatorik dan konduksi khusus. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka, hanya saja durasi kontraksi otot-otot tersebut lebih lama.5 Sebaliknya, serabut-serabut khusus eksitatorik dan konduksi berkotraksi dengan lemah sekali sebab serabut-serabut ini hanya mengandung sedikit serabut kontraktil, justru mereka memperlihatkan pelepasan muatan listrik berirama yang otomatis dalam bentuk potensial aksi atau konduksi potensial aksi yang melalui jantung, yang bekerja sebagai suatu sistem eksitatorik yang mengatur denyut jantung yang berirama.5

Gambar 1. Anatomi jantung Jantung terletak di pusat rongga thoraks yang dibungkus oleh suatu kantong membran perikardium, terdiri atas 4 ruangan, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung juga terdiri dari 2 katup atrioventrikuler dan 2 katup semilunar.6Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup yang menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.5 Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid. Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan aorta asenden yaitu katup aorta.5 Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut muskulus papilaris.5

Gambar 2. Katup jantung 7 Jantung adalah organ berotot yang berkontraksi secara ritmik, yang memompa darah melalui sistem sirkulasi. Jantung juga berfungsi menghasilkan sebuah hormon yang disebut faktor natriuretik atrium.53. Anatomi Sistem Pembuluh darah1. Sistem Pembuluh DarahDi antara berbagai organ tubuh, pembuluh darah mungkin merupakan salah satu organ yang mempunyai peranan penting dan sistemnya sangat kompleks. Dikenal dua sistem sirkulasi di mana pembuluh darah memegang peranan utama yaitu: sistem sirkulasi sistemik dan sistem sirkulasi paru-paru.2Di setiap sistem, masing-masing dikelompokkan menjadi 3 sistem yaitu sistem arterial, sistem kapiler dan sistem venosa. Aorta adalah pembuluh darah besar bagian dari sistem sirkulasi sistemik, yang keluar dari jantung dan berfungsi untuk membawa darah jantung yang berisi oksigen ke pembuluh arteri. Dari pembuluh aorta yang besar kemudian bercabang menjadi beberapa pembuluh darah arteri yang ukurannya lebih kecil dan membawa darah dari percabangan aorta keseluruh tubuh, kecuali arteri paru-paru yang berfungsi sebaliknya.5Di target organ, pembuluh darah arteri bercabang-cabang dan berakhir menjadi pembuluh darah yang lebih kecil yang disebut dengan arteriol. Arteriol bekerja sebagai katup pengatur di mana darah dilepaskan ke dalam kapiler. Kapiler adalah pembuluh darah terkecil yang berfungsi untuk menukar cairan dan zat gizi di antara darah dan ruang interstisial.58Venula mengumpulkan darah dari kapiler-kapiler. Secara berangsur-angsur mereka bergabung menjadi vena-vena yang makin lama makin besar. Vena adalah pembuluh darah yang berfungsi sebagai penyalur yang membawa darah dari jaringan kembali ke jantung.5Secara histoanatomik, ketebalan dinding ketiga sistem ini berbeda, sesuai dengan fungsi utamanya masing-masing. Aorta dan pembuluh darah arteri, karena fungsinya untuk menyalurkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, mengalami tekanan yang tinggi. Sehingga pembuluh darah arteri memiliki dinding vaskuler yang kuat dan darah mengalir dengan cepat ke jaringan-jaringan.2Arteriol yang berfungsi sebagai katup pengatur dari sistem arteri, memiliki dinding otot yang kuat yang dapat menutup sama sekali arteriol tersebut sehingga memungkinkannya untuk berdilatasi beberapa kali, dengan demikian dapat mengubah aliran darah ke kapiler.2Kapiler yang karena fungsinya sebagai penukar cairan dan zat gizi, memiliki dinding yang sangat tipis dan permeabel terhadap zat yang bermolekul kecil. Selanjutnya dari kapiler darah kemudian berlanjut menuju venula-venula yang kemudian bergabung menjadi pembuluh darah vena.2Vena yang karena fungsinya mengalirkan darah kembali ke jantung, memiliki tekanan dinding yang sangat rendah dan sebagai akibatnya dinding vena tipis. Tetapi walaupun begitu, dinding vena memiliki otot yang memungkinkan untuk mengecil dan

9membesar, sehingga vena mampu menyimpan darah dalam jumlah kecil atau besar tergantung kepada kebutuhan badan.22. Struktur Dinding Pembuluh DarahDinding pembuluh darah terdiri dari 3 (tiga) lapisan, yaitu: lapisan terdalam yang disebut sebagai tunika intima, yang ditengah disebut sebagai tunika media dan yang terluar disebut sebagai tunika adventisia.2Tunika intima terdiri dari dua lapisan, lapisan yang lebih dalam adalah lapisan endotel dan yang lebih luar adalah lapisan subendotel. Lapisan endotel terdiri dari sel endothelial yang duduk pada lamina basalis. Sedangkan lapisan subendotel terdiri dari kolagen, sel otot polos dan fibroblas. Lapisan yang lebih luar dari tunika intima adalah tunika media.6Tunika media terdiri dari sel-sel otot polos, jaringan elastin, proteoglikan, glikoprotein dan jaringan kolagen. Dalam keadaan biasa, jumlah jaringan elastin yang membentuk tunika media aorta dan pembuluh darah besar lainnya, lebih menonjol dibandingkan dengan otot polosnya. Sebaliknya pembuluh darah arteri lebih banyak dijumpai sel otot polos yang membentuk tunika medianya. Perbedaan sel dalam tunika media menjadi tidak jelas (tidak bisa dibedakan) bila sudah memasuki arteriol, bahkan tampaknya, dapat dikatakan bahwa di dalam arteriol jaringan ikat dari tunika adventisia menjadi lebih dominan.6

10Dalam dinding kapiler pembuluh darah, tidak didapatkan lagi lapisan tunika media dan yang ada adalah lapisan sel endotel. Pada sistem venosa, komponen tunika media jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sistem arterial. Tunika media tidak begitu berkembang dan hanya terdapat pada vena kava dan pembuluh darah vena besar lainnya. Pada vena-vena kecil dan venol, hanya jaringan ikat tunika adventisia yang lebih dominan.5Elastin yang bersifat hydrofobik berperan dalam mempertahankan elastisitas dinding pembuluh darah, sedangkan jaringan kolagen berperan dalam mempertahankan struktur dan bentuk pembuluh darah. Jaringan kolagen pada tunika media yang terdiri dari tiga-tipe yaitu, tipe I dan tipe II mengandung sel-sel fibril dengan diameter 20-90 nm, dan tipe III yang bersifat lebih elastik. Jaringan ikat kolagen yang ada dalam tunika intima adalah jaringan kolagen tipe IV, sedangkan yang tipe V ada di membran basal. Kolagen tipe III adalah tipe kolangen yang dominan pada tunika media.2Tunika adventisia terdiri dari kolagen dan elastin, merupakan lapisan terluar bertindak sebagai pelindung dan terdiri dari banyak jaringan ikat, saraf otonom, pembuluh darah limfe dan vasa vasorum. Berbeda dari kolagen pada tunika media yang merupakan kolagen tipe III, kolagen pada tunika adventisia merupakan kolagen tipe I. Tunika adventisia kemudian akan bersatu dengan jaringan ikat yang membungkus organ yang dilalui oleh pembuluh darah tersebut.2

11

Gambar 3. Struktur dinding pembuluh darah Pada arteri, terdapat lamina elastika interna di antara tunika intima dan media. Lamina elastika interna tersusun dari elastin yang berfenestra (berjendela) sehingga memungkinkan senyawa-senyawa untuk berdifusi dan memberi makan sel yang letaknya lebih dalam pada pembuluh darah. Pada arteri yang lebih besar, selain terdapat lamina elastika interna juga terdapat lamina elastika eksterna di antara tunika media dan tunika adventisia. Lamina elastika eksterna lebih tipis bila dibandingkan dengan lamina elastika interna..6Pada pembuluh darah yang besar terdapat struktur yang dinamakan vasa vasorum (pembuluh dari pembuluh). Vasa vasorum ini banyak terdapat pada tunika adventisia dan tunika media bagian luar karena lapisan pada kedua begian tersebut lebih tebal sehingga difusi saja tidak cukup untuk menyalurkan metabolit dan nutrien ke dalamnya.Vasa vasorum lebih banyak ditemukan pada vena dibandingkan pada arteri. Hal ini terkait 12dengan kurangnya oksigen dan nutrien pada darah yang mengalir dalam pembuluh darah vena.64. SIRKULASI KORONEREfisiensi jantung sebagai pompa bergantung pada nutrisi dan oksigenesi otot jantung melalui sirkulasi koroner. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan epikardium jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-cabang intermiokardial yang kecil-kecil. Jantung menerima O2 melalui arteri koronaria.5Dua cabang utama arteri koronaria:1. Arteri koronaria kiri Arteri desending aterior Arteri sirkumfleksa

2. Arteri koronaria kanan Arteri interventrikuler posterior Arteri desending posterior

13

Gambar 4. Sirkulasi koroner

5. DEFINISI HIPERLIPIDEMIA

Hiperlipidemia adalah menigkatnya kadar salah satu lipid atau semua lipid dalam plasma, yang terdiri dari hipertrigliseridemia dan hiperkolesterolemia. Dan hiperlipidemia disebut juga hiperlipemia, lipemia, dan lipidemia.7 Hiperlipidemia mengacu pada peningkatan kadar lipid dan kolesterol dalam darah. Hiperlipidemia memicu peningkatan kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) dapat digambarkan sebagai peningkatan total kolesterol (TC) atau trigliserida (TG), atau rendahnya tingkat high density lipoprotein kolesterol (HDL).8 Hipertrigliseridemia adalah suatu keadaan ditandai peningkatan kadar trigliserida >150 mg/dL, Hipertrigliseridemia sering timbul akibat Diabetes mellitus yang tidak terkontrol, obesitas, dan sedentary life style. Berdasarkan NCEP (National Cholesterol 14Education Program Guidelines) tahun 2001, seseorang dikatakan memiliki kondisi hipertrigliseridemia apabila memiliki kadar trigliserida >150 mg/dl.9Hiperkolesterolemia merupakan peningkatan kadar kolesterol LDL puasa tanpa disertai peningkatan kadar trigliserida & memiliki kadar nilai kolesterol >LDL 130 mg/dl. Penyebab hiperkolesterolemia antara lain diet tinggi kolesterol pertambahan berat badan, proses penuaan, faktor genetik, dan penurunan kadar estrogen pada wanita yang telah menopause. Menurut Stephen et al ada nilai kadar pada kolesterol dan trigliserida pada orang dewasa:10,11

Stapleton et al. Journal of Inflammation: 2010

156. FAKTOR-FAKTOR RESIKO HIPERLIPIDEMIA Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang multifaktorial. Faktor risiko PJK terdiri dari faktor yang tidak dapat dimodifikasi, misalnya usia, gender, riwayat keluarga, riwayat penyakit vaskuler lainnya dan lain-lain, faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti hiperlipidemia, diabetes mellitus, hipertensi, merokok, dan obesitas. Keberadaan faktor risiko serta beratnya derajat risiko tersebut memberikan dasar yang kuat untuk upaya pencegahan serta menjadi dasar untuk menetapkan sasaran dan strategi dalam mengendalikan hiperlipidemia. Faktor resiko utama yang terkait dengan risiko dari PJK Meliputi:8 Riwayat Keluarga

Umur

Jenis Kelamin

Hipertensi (Tekanan darah 140/90 mmHg)

Diabetes mellitus

Merokok

Rendahnya HDL kolesterol ( 150 mg/dl) mempunyai risiko 2,7 kali, kebiasaan merokok mempunyai risiko 2,3 kali, DM mempunyai risiko 5,7 kali, riwayat penyakit DM keluarga mempunyai risiko 3,0 kali lebih besar untuk terkena PJK.20 Austin et al melaporkan PJK meningkat 3 kali lipat pada orang dengan pola B yang

mempunyai LDL padat kecil yang dominan dibandingkan pada orang dengan pola A yang mempunyai ukuran LDL normal.13 Pembentukan LDL padat kecil berhubungan sangat erat dengan peningkatan trigliserida. Peningkatan kadar serum trigliserida saat ini dianggap sebagai salah satu faktor risik PJK. Aterogenisitas trigliserida mungkin hanya bersifat tak langsung melalui pembentukan LDL padat kecil. LDL padat kecil menjadi faktor risiko penting untuk PJK.16

177. GEJALA KLINIS PENYAKIT JANTUNG KORONER Diagnosa adanya PJK harus ditegakkan secara cepat dan tepat dan didasarkan pada Nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada merupakan keluhan dari sebagian besar pasien dengan SKA. Seorang dokter harus mampu mengenal nyeri dada angina dan mampu membedakan dengan nyeri dada lainnya karena gejala ini merupakan petanda awal dalam gejala awal pada PJK.21Sifat nyeri dada yang spesifik angina sebagai berikut : Lokasi : substermal, retrostermal, dan prekordial Sifat nyeri : rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir. Penjalaran ke leher, lengan kiri, mandibula, gigi, punggung/interskapula, dan dapat juga ke lengan kanan. Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau obat nitrat Faktor pencetus : latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah makan Gejala yang menyertai : mual, muntah, sulit bernafas, keringat dingin, dan lemas.

Gejala yang tidak tipikal seperti rasa lelah yang tidak jelas, nafas pendek, rasatidak nyaman di epigastrium atau mual dan muntah dapat terjadi, terutama pada wanita,

18penderita diabetes dan pasien lanjut usia. Kecurigaan harus lebih besarpada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular multipel dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan diagnosis.21

8. GEJALA KLINIS HIPERLIPIDEMIA Hiperlipidemia sering disertai dengan keadaan lain yang tergabung dalam sindroma metabolik. Keadaan-keadaan tersebut antara lain21 : Obesitas sentral Resistensi Insulin atau intoleransi glukosa Peningkatan tekanan darah (130/85 mmHg atau lebih) Keadaan proinflamasi (seperti peningkatan high-sensitivity C-reactiveprotein di dalam darah)

Penyebab dasar dari keadaan ini adalah overweight/obesitas, inaktivitas fisik, dan faktor genetic. Orang dengan sindroma metabolik berada dalam keadaan risiko tinggi terhadap penyakit jantung koroner, diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit lain yang terkait dengan penimbunan plak dalam dinding arteri (seperti stroke dan penyakit vaskular perifer).21 9. METABOLISME KOLESTEROL Kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma. Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon. Kolesterol berhubungan dengan pengerasan 19arteri. Dalam hal ini timbul plak (plaque) pada dinding arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit, penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan infark miokard dan stroke.14

Gambar.5. Struktur dasar kolesterol

Gambar 6. Membran sel Sumber asam lemak rantai panjang adalah lipid makanan atau melalui sintesis de novo dari asetil Ko-A yang berasal dari karbohidrat atau asam amino. Asam lemak dapat di oksidasi menjadi asetil Ko-A (oksidasi ) atau di esterifikasi dengan gliserol, yang membentuk triasilgliserol (lemak) sebagai cadangan bahan bakar utama tubuh.14 Asetil Ko-A yang dibentuk oleh oksidasi- dapat mengalami beberapa proses, yaitu :

201. Asetil Ko-A yang berasal dari glikolisis, dan senyawa ini di oksidasi menjadi CO2 + H2O melalui siklus asam sitrat.2. Menjadi prekursor untuk membentuk kolesterol dan steroid lain.3. Dihati, senyawa ini digunakan untuk membentuk badan keton (asetoasetat dan 3-hidroksibutirat yang merupakan bahan bakar penting pada keadaan puasa lama.14

METABOLISME TRIGLISERIDA Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis. Trigliserida kemudian masuk ke dalam plasma dalam 2 bentuk yaitu sebagai kilomikron berasal dari penyerapan usus setelah makan lemak, dan sebagai VLDL ( Very Low Density Lipoprotein ) yang dibentuk oleh hepar dengan bantuan insulin. Dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase, Sisa hidrolisis kemudian oleh hepar dimetabolisasikan menjadi LDL. Kolesterol yang terdapat pada LDL ini kemudian ditangkap oleh suatu reseptor khusus di jaringan perifer itu, sehingga LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat.19

Gambar 7. Metabolisme Trigliserida & Kolesterol

2110. MEKANISME ATEROSKLEROSISPembuluh atherosklerosis mengalami pengurangan tekanan sistolik dan kecepatan penyebaran gelombang secara tidak normal. Atherosklerosis pembuluh arteri pada penderita hipertensi juga mengalami pengurangan elastisitas, yang mana pengurangan akan berlanjut ketika atherosklerosis berlangsung.9

Gambar 8. Proses AterosklerosisLDL plasma merupakan hasil menembusnya LDL dalam dinding arteri sehingga memicu penambahan lemak di dalam sel otot polos dan makrofak (sel busa). LDL juga memperbesar sel otot sebagai respon terhadap growth factor. LDL di modifikasi dan di oksidasi di dalam lingkungan dan mengakibatkan lebih atherogenik. Partikel kolesterol LDL lebih rentan untuk dimodifikasi dan dioksidasi. LDL dimodifikasi atau dioksidasi mengalami kemotaksis menuju monosit, sebagai pemacu migrasi monosit kedalam intima, pemunculan awal pada lapisan lemak dan selanjutnya mengalami transformasi dan mempertahankannya di bagian subintima sebagai makrofag.[12] Reseptor scavenger di atas permukaan makrofag memfasilitasi masuknya LDL teroksidasi kedalam semua sel 22dan mentransfer ke dalam lemak yang di muati makrophage dan sel busa. LDL teroksidasi melalui proses sitotoksik menuju ke sel endothelial dan bertanggung jawab terhadap disfungsi pada endothel.18Proliferasi dari sel otot polos juga menyebabkan penambahan jumlah lemak. Ketika lapisan lemak dan fibrous plak membesar dan membengkak/menonjol ke dalam lumen, subendothelium menjadi terekspos ke darah pada lokasi endothel yang terluka, sehingga terdapat kumpulan platelet dan bentukan dinding trombus. Pelepasan growth factor dari yang dikumpulkan platelet dapat meningkatkan proliferasi otot polos di dalam lapisan intima.18Pecahan atheroma juga dapat menumpahkan kandungan lemaknya dan mencetuskan pembentukan suatu gumpalan darah (thrombus). Thrombus dapat menambah penyempitan atau bahkan menghambat arteri, atau mungkin lepas dan mengapung ke arah muara yang akan menyebabkan sumbatan (embolism).18 Selain itu endotelium menghalangi penetrasi molekul-molekul besar seperti lipoprotein dengan densitas rendah dan sangat rendah (LDL, VLDL) ke dalam intima, sedangkan lipoprotein dengan densitas yang lebih tinggi dengan molekul yang lebih kecil dapat bergerak bebas ke dalam dan keluar tunika intima. Sel-sel endotelium juga menghasilkan prostasiklin (PGI2) dan oksida nitrit yang dapat mencegah penumpukan platelet.18

2311. PENGOBATAN FARMAKOLOGIS & NON FARMAKOLOGISA. TATALAKSANA SECARA UMUMPrinsip penatalaksanaan PJK adalah mengembalikan aliran darah coroner dengan trombolitik/ PTCA primer untuk menyelamatkan jantung dari infark miokard, membatasi luasnya infark miokard, dan mempertahankan fungsi jantung. Penderita PJK perlu penanganan segera mulai sejak di luar rumah sakit sampai di rumah sakit. Pengenalan PJK dalam keadaan dini merupakan kemampuan yang harus dimiliki dokter/tenaga medis karena akan memperbaiki prognosis pasien. Tenggang waktu antara mulai keluhan-diagnosis dini sampai dengan mulai terapi reperfusi akan sangat mempengaruhi prognosis. Terapi IMA harus dimulai sedini mungkin, reperfusi/rekanalisasi sudah harus terlaksana sebelum 4-6 jam. Pasien yang telah ditetapkan harus istirahat di ICCU dengan pemantauan EKG untuk mendeteksi iskemia dan aritmia. Oksigen diberikan pada pasien dengan sianosis atau distres pernapasan. Perludilakukan pemasangan oksimetri jari (finger pulse oximetry) atau evaluasi gas darah berkala untuk menetapkan apakah oksigenisasi kurang (SaO2