Upload
ngoxuyen
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, UKURAN
PERUSAHAAN, KEBIJAKAN HUTANG DAN LEVERAGE TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013 – 2016)
Dian Novirawaty1, Fatahurrazak2, Asri Eka Ratih3
Email : [email protected]
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH), Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
ABSTRACT
This research was conducted to determine The Effect Of Investment
Opportunity Set, Firm Size, Debt Policy and Leverage On Dividend Policy in
Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange Periods 2013
– 2016.The sample determinated technique in this research using Purposive
Sampling with 18 samples that comply the criteria from 138 companies that
become observation data. Data were analyzed using multiple linear regression
analysis models. The result of this research shows that only one independent
variable is variable of firm size has influence to dividend policy. While the
investment opportunity set variable, debt policy and leverage has no influenced to
dividend policy. The result of this research also shows thatinvestment opportunity
set, firm size, debt policy and leverage simultaneously has influence on dividend
policy on manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange periods 2013-
2016.
Key words: Investment Opportunity Set, Firm Size, Debt Policy, Leverage,
Dividend Policy
PENDAHULUAN
Di era globalisasi seperti sekarang ini, kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan menyebabkan perekonomian dunia mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Hal itu mengakibatkan transaksi jual beli yang dilakukan menjadi
lebih luas, tidak hanya terjadi pada pasar domestik, tetapi juga terjadi pada pasar
internasional serta berpengaruh juga terhadap kegiatan investasi di pasar
modal.Pasar modal merupakan tempat alternatif perusahaan untuk memperoleh
dana dari investor. Ada berbagai investasi yang bisa dilakukan oleh seorang
investor. Salah satunya berinvestasi pada pasar modal, seperti berinvestasi pada
2
saham, obligasi, reksadana dan lain sebagainya. Investor berinvestasi dengan
menggunakan saham karena investor menginginkan dividen yang tinggi. Oleh
karena itu manajemen perusahaan harus bisa menghasilkan laba yang besar
sehingga laba tersebut bisa digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan
serta untuk dibagikan kepada pemegang saham (Putri, 2013). Selain laba, tingkat
kelangsungan hidup suatu perusahaan dipengaruhi adanya sumber dana
penanaman modal dari investor. Investor akan menilai dan mempertimbangkan
dengan sebaik – baiknya ke perusahaan mana modal akan ditanamkan. Investor
memerlukan laporan keuangan guna untuk melihat perkembangan dan prospek
keuntungan di masa mendatang. Oleh karena itu setiap perusahaan dituntut untuk
dapat beroperasi dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi supaya tetap
mempunyai keunggulan dan daya saing dalam upaya menghasilkan laba bersih
secara optimal (Cholifah & Priyadi, 2014).
Pembagian laba antara untuk pemegang saham atau investasi kembali ke
perusahaan ditentukan oleh kebijakan dividen. Apabila perusahaan memutuskan
untuk membagi laba yang diperoleh sebagai deviden hal tersebut tentu saja akan
mengurangi jumlah laba yang ditahan yang pada akhirnya juga akan mengurangi
sumber dana yang akan digunakan untuk investasi perusahaan. Kebijakan dividen
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya investment opportunity set, ukuran
perusahaan, kebijakan hutang dan leverage. Masing-masing dari faktor-faktor
tersebut memiliki keterkaitan dengan nilai perusahaan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang
diuraikan diatas adalah untuk mengetahui pengaruh investment opportunity set,
ukuran perusahaan, kebijakan hutang dan leverage terhadap kebijakan dividen
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013
– 2016 baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis pengaruh investment opportunity set, ukuran
perusahaan, kebijakan hutang dan leverage terhadap kebijakan dividen.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Kebijakan Dividen
Dividen merupakan pembayaran laba kepada para pemegang saham sesuai
dengan saham yang ditanamkan (Akhadiyah, 2015). Dividen yang di bagikan
kepada pemegang saham berupa dividen kas dan dividen saham. Dividen kas
adalah dividen yang di bayarkan dalam bentuk tunai dimana jenis dividen yang
umum dan banyak digunakan oleh perusahaan. Sedangkan dividen saham adalah
sejumlah saham yang dibagikan sebagaipengganti dividen tunai.
Kebijakan deviden (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden
atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa
datang (Mayasari & Tanuatmodjo, 2016). Dari penelitian – penelitian sebelumnya
tentang kebijakan dividen, dihasilkan beberapa teori – teori yang sampai saat ini
di jadikan sebagai referensi untuk penelitian – penelitian selanjutnya antara lain:
3
Dividend Irrelevance Theory, Bird in the Hand Theory, Signalling Theory dan
Clientele Effect.
𝑫𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏𝒅 𝑷𝒂𝒚𝒐𝒖𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧 𝐏𝐞𝐫 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐏𝐞𝐫 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
Investment Opportunity Set
Investment opportunity set adalah salah satu indikator bagi investor untuk
mengetahui kemungkinan tumbuh atau tidaknya suatu perusahaan. Investment
opportunity set berpengaruh bagi keputusan perusahaan dalam berinvestasi.
Semakin banyak proksi investment opportunity set yang menentukan kelompok
atau karakteristik perusahaan, semakin mengurangi kesalahan dalam penentuan
klasifikasi tingkat pertumbuhan perusahaan, oleh karena itu investment
opportunity set memerlukan proksi yang mengimplikasikan nilai aset berupa nilai
buku aset maupun ekuitas dan nilai kesempatan untuk perusahaan dimasa depan
(Sumarni, Yusniar, & Juniar, 2014). Istilah investment opportunity set (IOS)
muncul setelah dikemukakan oleh Myers (1977) memandang nilai perusahaan
sebagai sebuah kombinasi assets in place (aset yang dimiliki) dengan investment
options (pillihan investasi) di masa yang akan datang (Yudiana & Yadnyana,
2016).
𝑴𝑩𝑽𝑬 =𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐋𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫 𝐱 𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐏𝐞𝐧𝐮𝐭𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬
Ukuran Perusahaan
Ukuran suatu perusahaan menjadi salah satu faktor penentu bagi investor
untuk melakukan investasi. Perusahaan dengan ukuran yang besar, akan lebih
mudah masuk pasar modal dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran
kecil. Begitu juga dengan perusahaan yang baru didirikan, maka akan sulit untuk
memasuki pasar modal, hal ini dikarenakan umur perusahaan yang masih baru dan
banyak investor belum percaya kepada perusahaan serta nama perusahaan yang
belum banyak dikenal (Fillya et al., 2015).
𝑺𝑰𝒁𝑬 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang merupakan salah satu penentu arah pertimbangan dari
struktur modal, karena struktur modal perusahaan merupakan perimbangan dari
jumlah hutang jangka pendek (permanen), hutang jangka panjang, saham
preferen, dan juga saham biasa (Maretta, Sudjana, & Saifi, 2015). Kebijakan
utang merupakan kebijakan yang sangat penting yang diambil manajer ketika
perusahaan akan melakukan ekspansi.
4
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
Leverage
Leverage adalah alat untuk mengukur perbandingan antara dana yang disediakan
oleh pemilik dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.
Menurut (Akhadiyah, 2015) leverage adalah seberapa besar kebutuhan dana
perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Apabila perusahaan tidak menggunakan
leverage, maka total pendanaan menggunakan modal sendiri. Leverage keuangan
merupakan penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan atas
penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan per lembar saham atau
Earning Per Share (EPS).
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5
Gambar 1
Skema Kerangka Pemikiran
Ukuran Perusahaan
(Size)
X2
Kebijakan Hutang
(DAR)
X3
Leverage (DER)
X4
Kebijakan Dividen
(DPR)
Y
Investment Opportunity
Set (MBVE)
X1
5
Hipotesis
H1 : Diduga investment opportunity set berpengaruh terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur periode 2013 - 2016.
H2 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan periode 2013 - 2016.
H3 : Diduga kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen
pada perusahaan periode 2013 – 2016.
H4 : Diduga leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan
2013 - 2016.
H5 : Diduga investment opportunity set, ukuran perusahaan, kebijakan hutang
dan leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan
2013 – 2016.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
auditan perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2013 hingga 2016. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data laporan keuangan perusahaan periode audit pada tahun 2013 –
2016.Data tersebut diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia di
www.idx.co.id.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan –
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berturut – turut dari periode 2013 –
2016 yang berjumlah 138 perusahaan.Teknik pengambilan data pada penelitian ini
adalah dengan metode purposive sampling. Adapun kriteria unutk menentukan
sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut – turut periode 2013 – 2016;
Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangannya berturut – turut
periode 2013 – 2016; Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan
keuangannya dalam mata uang rupiah berturut – turut periode 2013 – 2016;
Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen berturut – turut periode 2013 –
2016; Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba berturut – turut periode
2013 – 2016.
Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi pada penelitian ini adalah 138
perusahaan, setelah dilakukan eliminasi sampel, maka diperoleh sample sebanyak
18 perusahaan dengan 72 data observasi.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
Dengan menggunakan SPSS 20.0. dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik
6
deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikoliniearitas, heterokedastisitas,
dan autokorelasi), dan uji hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi). Metode
ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan variabel
– variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan
untuk mengetahui pengaruh investment opportunity set, ukuran perusahaan,
kebijakan hutang dan leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2016.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
(Ghozali, 2016).
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 1 diketahui bahwa rasio
Dividend Payout Ratio (DPR) diperoleh mean sebesar 0,321450. Hal ini berarti
bahwa rata-rata pembagian kebijakan dividen tunai adalah sebesar 32% dari laba
yang diperoleh perusahaaan. Nilai maximum sebesar 0,7342 berarti bahwa
dividen tertinggi dimiliki oleh PT Selamat Sempurna Tbk pada tahun 2016,
sedangkan nilai minimum DPR adalah sebesar 0,0557 dimiliki oleh PT Sepatu
Bata Tbk pada tahun 2015. Sebagian perusahaan yang menjadi sampel memiliki
nilai kebijakan dividen yang positif dengan standar deviasi sebesar 0,1494836.
Variabel market to book value of equity ratio menunjukkan nilai rata-rata
sebesar 3,255511. Nilai maximum sebesar 15,0079 dimiliki oleh PT Lion Metal
Works Tbk pada tahun 2013, sedangkan nilai minimum MBVE adalah sebesar
0,3235 dimiliki oleh PT Surya Toto Indonesia Tbk pada tahun 2016. Sebagian
perusahaan yang menjadi sampel memiliki nilai investment opportunity set yang
positif dengan standar deviasi sebesar 2,7925318.
7
Variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai rata-rata sebesar
18728,28341. Nilai maximum sebesar 261855,000 dimiliki oleh PT Astra
International Tbk pada tahun 2016, sedangkan nilai minimum size adalah sebesar
301,9800 dimiliki oleh PT Sekar Laut Tbk pada tahun 2013. Sebagian perusahaan
yang menjadi sampel memiliki nilai ukuran perusahaan yang positif dengan
standar deviasi sebesar 54837,04192.
Variabel Debt To Total Asset Ratio (DAR) menunjukkan nilai rata-rata
sebesar 0,354406. Nilai maximum sebesar 0,8132 dimiliki oleh PT Astra
International Tbk pada tahun 2016, sedangkan nilai minimum DAR adalah
sebesar 0,0771 dimiliki oleh PT Semen Baturaja Tbk pada tahun 2013. Sebagian
perusahaan yang menjadi sampel memiliki nilai kebijakan hutang yang positif
dengan standar deviasi sebesar 0,1389467.
Variabel Debt To Equity Ratio (DER) menunjukkan nilai mean sebesar
0,609774. Nilai maximum sebesar 1,6776 dimiliki oleh PT Sekar Laut Tbk pada
tahun 2015, sedangkan nilai minimum DER adalah sebesar 0,0848 dimiliki oleh
PT Semen Baturaja Tbk pada tahun 2013. Sebagian perusahaan yang menjadi
sampel memiliki nilai leverage yang positif dengan standar deviasi sebesar
0,3586180.
Uji Asumsi Klasik
Pengukuran asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
uji normalitas, uji multikoleniaritas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.
Menurut Imam Ghozali (2016), LN digunakan untuk mengurangi perbedaan yang
siginfikan antara nilai variabel yang terlalu besar dengan nilai variabel yang
terlalu kecil, maka nilai variabel yang terlalu besar tersebut dibentuk menjadi
Logritma Natural dengan tujuan untuk membuat data nilai variabel yang terlalu
besar tersebut terdistribusi normal.Dalam metode analisis pada penelitian ini,
pengujian pada keempat variabel pada awalnya dilakukan dengan menggunakan
data hasil perhitungan namun data tidak normal dalam uji signifikansi simultan
dan uji regresi linier berganda. Sehingga digunakan alternatif Logaritma Natural
(LN). Tetapi data juga tetap tidak normal. Kemudian dicoba menggunakan
alternatif mengurangi jumlah tahun, data juga tetap tidak normal. Sehingga
alternatif terakhir yang dilakukan adalah dengan mengurangi salah satu variabel X
yaitu variabel kebijakan hutang yang menggunakan rasio DAR (Debt To Asset
Ratio).
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik. Uji statistik dapat dilakukan melalui uji Kolmogorov-
Smirnov, dengan menentukan hipotesis pengujian terlebih dahulu (Ghozali, 2016).
Sebagaimana ditampilkan pada tabel 2 berikut:
8
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan hasil uji nomalitas padatabel 2 di atas, menunjukkan bahwa
Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,740 dan nilai signifikansi sebesar 0,970 >
α = 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
secara normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi adanya gelaja multikoleniaritas antar variable
independen, maka digunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance.
Multikoleniaritas tidak terjadi jika VIF lebih kecil dari 10 atau nilai tolerance
lebih besar dari 0,10 (Ghozali, 2016). Uji Multikoliniaritas pada model regresi
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel 3 diatas menunjukkan
bahwa variabel investment opportunity set memiliki nilai tolerance sebesar 0,947
dan nilai VIF sebesar 1,055. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai tolerance
sebesar 0,942 dan nilai VIF sebesar 1,061. Variabel leverage memiliki nilai
9
tolerance sebesar 0,993 dan nilai VIF sebesar 1,007. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel – variabel independen memiliki nilai tolerance ≥ 0,1 dan nilai VIF ≤ 10.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar
variabel independen pada model regresi.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah Homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas pada model
regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data diolah, 2018
Dari hasil uji heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot diatas
menunjukkan bahwa tidak terdapat pola yang jelas serta titik - titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y secara acak sehingga dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1. Salah satu cara untuk menguji ada atau tidaknya
masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watsons. Uji
autokorelasi pada model regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
10
Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data diolah, 2018
Dari tabel 4 diatas didapatkan hasil Durbin Watson test sebesar 1,627 (n
= 72, k = 3 diperoleh nilai du sebesar 1,5323 dan 4-du = 2.4677). Dari hasil model
regresi tidak terdapat masalah autokorelasi, karena angka DW test berada diantara
du tabel dan 4-du tabel, maka model regresi ini dinyatakan layak untuk dipakai.
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu
atau beberapa variabel terhadap sebuah variabel. Uji regresi pada model regresi
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber: Data diolah, 2018
Persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini yaitu:
Y = -2,159 + 0,047 X1 + 0,094 X2– 0,151 X3 + e
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. a = konstanta sebesar 0,197 memiliki arti apabila semua variabel dianggap
konstan, maka nilai kebijakan dividen sebesar 0,197%.
2. Koefisien regresi investment opportunity set (X1) sebesar 0,047 bernilai
positif yang artinya apabila nilai IOS mengalami kenaikan, maka
kebijakan dividen akan mengalami kenaikan.
11
3. Koefisien regresi ukuran perusahaan (X2) sebesar 0,094 bernilai positif
yang artinya apabila nilai ukuran perusahaan mengalami kenaikan, maka
kebijakan dividen akan mengalami kenaikan.
4. Koefisien regresi leverage (X4) sebesar –0,151 bernilai negatif yang
artinya apabila nilai leverage mengalami kenaikan, maka kebijakan
dividen akan mengalami penurunan.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
Tabel 6
Hasil Uji Statistik t
Sumber: Data diolah, 2018
1. Pengaruh Investment Opportunity Set (MBVE) Terhadap Kebijakan
Dividen (DPR)
Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel diatas dapat diketahui
bahwa variabel IOS dengan menggunakan indikator market to book value of
equity ratio menunjukkan nilai thitung sebesar 0,612 < ttabel 1,66724 dan angka
probabilitas signifikansi sebesar 0,542 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara
parsialtidak terdapat pengaruh yang signifikan antara IOS terhadap kebijakan
dividen.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) Terhadap Kebijakan Dividen (DPR)
Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel diatas dapat diketahui
bahwa variabel ukuran perusahaan dengan menggunakan indikator size
menunjukkan nilai thitung sebesar 2,317 > ttabel 1,66724 dan angka probabilitas
signifikansi sebesar 0,024 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial
terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran terhadap kebijakan dividen.
3. Pengaruh Leverage (DER) Terhadap Kebijakan Dividen (DPR)
Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel diatas dapat diketahui
bahwa variabel leverage dengan menggunakan indikator debt to equity ratio
menunjukkan nilai thitung sebesar -1,477 < ttabel 1,66724 dan angka probabilitas
signifikansi sebesar 0,144 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara leverage terhadap kebijakan dividen.
12
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).
Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara simultan
antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil dari pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji f dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7
Hasil Uji Statistik f
Sumber: Data diolah, 2018
Pada tabel 7 dapat diketahui bahwa variabel independen yaitu investment
opportunity set (MBVE), ukuran perusahaan (size), dan leverage (DER) terhadap
kebijakan dividen (DPR) memiliki tingkat signifikan 0,047 < 0,05. Maka dapat
dikatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Dapat juga dilihat nilai fhitung
dibanding dengan nilai ftabel. Nilai fhitung sebesar 2,78. Pada tingkat kesalahan α =
5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1); df penyebut (n-k).
Jumlah variable penelitian (k) berjumlah 4, dan jumlah sampel (n) sebanyak 72
jadi df pembilang (4-1) = 3 dan df penyebut (72-4) = 68, sehingga nilai ftabel
sebesar 2,74. Jadi fhitung > ftabel (2,78 > 2,74) dan tingkat signifikan sebesar 0,047 <
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak sehingga
terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara investment opportunity set,
ukuran perusahaan dan leverage terhadap kebijakan dividen pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013 – 2016.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan
nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Adjusted R²
dapat naik maupun turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model (Ghozali, 2016). Hasil dari pengujian hipotesis dengan menggunakan uji
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut :
13
Tabel 8
Uji Koefisien Diterminasi (R2)
Sumber: Data diolah, 2018
Dari tabel 8 dapat di ketahui bahwa nilai Adjust R Square sebesar 0,109.
Hal ini berarti sebesar 10,9% variasi DPR bisa dijelaskan oleh variabel bebas
(investment opportunity set, ukuran perusahaan, kebijakan hutang dan leverage).
Sedangkan sisanya sebesar 100% - 10,9% = 89,1% di jelaskan oleh faktor faktor
lain selain variabel yang diteliti yang mempengaruhi kebijakan dividen.
Pembahasan Hasil Penelitian
Investment Opportunity Set Berpengaruh Negatif Terhadap Kebijakan
Dividen
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, variabel investment
opportunity set secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai thitung sebesar 0,612 < ttabel
1,66724 dan angka probabilitas signifikansi sebesar 0,542 > 0,05. Perusahaan
yang memiliki kesempatan pertumbuhan yang tinggi akan cenderung memberikan
pembagian dividen yang rendah. Pihak manajemen akan memilih investasi baru
daripada membayar dividen yang tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Purnami & Artini, 2016) yang mengatakan bahwa dana yang
seharusnya dapat dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham akan
digunakan untuk pembelian investasi yang menguntungkan, bahkan untuk
mengatasi masalah underinvestment. Sebaliknya, perusahaan yang mengalami
pertumbuhan lambat cenderung membagikan dividen lebih tinggi untuk mengatasi
masalah overinvestment.
Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putri,
2013) yang menyatakan bahwa semakin meningkat nilai IOS maka akan
menyebabkan pembayaran dividen yang juga meningkat. Kondisi perusahaan
yang bagus dengan peluang investasi yang tinggi akan membuat investor tertarik
untuk menanamkan modalnya atau membiayai peluang investasi tersebut.
Ukuran Perusahaan Berpengaruh Positif Terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan variabel ukuran
perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal
tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai thitung sebesar 2,317 > ttabel 1,66724 dan
angka probabilitas signifikansi sebesar 0,024 <0,05. Semakin besar ukuran
perusahaan tersebut, maka akan cenderung lebih banyak investor yang
berinvestasi pada perusahaan tersebut sehingga perusahaan akan mampu
membagikan dividen dalam jumlah besar.
14
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kebijakan &
Pada, 2014) yang menyatakan bahwa apabila perusahaan telah memiliki banyak
aset, laba yang dihasilkan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dana
eksternal, seperti membagi dividen atau membayar utang kepada kreditur.
Perusahaan yang sudah mapan cenderung untuk memberi tingkat pembayaran
dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil atau baru.
Leverage Berpengaruh Negatif Terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan variabel leverage
secara persial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal
tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai thitung sebesar -1,477 < ttabel 1,66724 dan
angka probabilitas signifikansi sebesar 0,144 > 0,05. Semakin tinggi rasio
leverage menunjukkan bahwa semakin besar kewajiban yang harus dipenuhi oleh
perusahaan. Tingginya kewajiban yang harus dibayarkan akan mengurangi laba
yang didapat perusahaan yang tentunya akan berdampak pada pembagian dividen.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh yang mengatakan bahwa
semakin tinggi leverage, maka semakin rendah kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen. Apabila suatu perusahaan mempunyai pinjaman hutang yang
besar, maka dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham juga akan
berkurang.
Investment Opportunity Set, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap
Kebijakan Dividen
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah investment
opportunity set, ukuran perusahaan dan leverage terhadap kebijakan dividen.
Hasil uji signifikan simultan (uji statistik f) memiliki nilai sebesar fhitung > ftabel
(2,78 > 2,74) dan tingkat signifikan sebesar 0,047 < 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak sehingga terdapat pengaruh
simultan yang signifikan antara investment opportunity set, ukuran perusahaan
dan leverage terhadap kebijakan dividen. Sedangkan berdasarkan hasil uji
koefisien diterminasi di ketahui bahwa nilai Adjust R Square sebesar 0,109 yang
artinya sebesar 10,9% variasi DPR bisa dijelaskan oleh variabel bebas (investment
opportunity set, ukuran perusahaan, kebijakan hutang dan leverage). Sedangkan
sisanya sebesar 89,1% di jelaskan oleh faktor faktor lain selain variabel yang
diteliti yang mempengaruhi kebijakan dividen.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh
investment opportunity set, ukuran perusahaan dan leverage terhadap kebijakan
dividen, maka simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji regresi linier berganda
menunjukkan bahwa secara parsial investment opportunity set tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013 – 2016.
15
2. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji regresi linier berganda
menunjukkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2013 – 2016.
3. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji regresi linier berganda
menunjukkan bahwa secara parsial leverage tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2013 – 2016.
4. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan, menunjukkan bahwa
investment opportunity set, ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2013 – 2016.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka penulis dapat memberikan saran
– saran sebagai berikut:
1. Periode pengamatan diperluas agar sampel yang diperoleh lebih banyak.
Sehingga diperoleh pengaruh dan hasil yang lebih baik.
2. Memilih objek penelitian yang dapat diterapkan pada lingkup yang lebih
luas agar dapat menambah jumlah observasi yang lebih banyak untuk
melihat pengaruh terhadap kebijakan dividen.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah beberapa variabel bebas
lain yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen, sehingga perkembangan
penelitian bermanfaat untuk kepentingan perkembangan ilmu
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L., & Andayani. (2016). Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran
Perusahaan, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen.
Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 5(10), 1–23.
Akhadiyah, W. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth Terhadap
Kebijakan Inisiasi Dividen (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia.
Andina. (2011). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan
Penjualan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Hutang, 68.
Arifin, S., & Asyik, N. F. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Growth
Potential, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal
Ilmu & Riset Akuntansi, 4(2), 1–17.
16
Bansaleng, R. D. ., Tommy, P., & Saerang, I. S. (2014). Kebijakan Hutang,
Struktur Kepemilikan dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA ISSN
2303-1174, 2(3), 817–830.
Cholifah, N., & Priyadi, M. P. (2014). Analisis Pengaruh Kebijakan Pendanaan,
Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas dan Growth Terhadap Kebijakan
Dividen. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, 3(4).
Fillya, A., Ervita, S., & Rini, A. (2015). Pengaruh Likuiditas, Leverage,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen.
Akuntansi, 1(1), 2–4.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
23 (edisi kedelapan). Semarang: Universitas Diponegoro
Kebijakan, T., & Pada, D. (2014). No Title, 1, 52–82.
Maretta, S. R., Sudjana, N., & Saifi, M. (2015). Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kebijakan Dividen Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan
Hutang ( Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEI Periode
2010-2012 ). Jurnal Administrasi Bisnis, 22(1), 1–9.
Mayasari, & Tanuatmodjo, H. (2016). Pengaruh likuiditas dan profitabilitas
terhadap kebijakan dividen. Journal of Business Management Education,
1(2), 11–16.
Purnami, K. D. A., & Artini, L. G. S. (2016). Pengaruh Investment Opportunity
Set , Total Asset Turn Over Dan Sales Growth Terhadap Kebijakan Dividen.
E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 5(2), 1309–1337.
Putri, D. A. (2013). Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Utang dan
Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal
Manajemen, 2, 1–13.
Putu, N., Devi, Y., Made, N., & Erawati, A. (2014). Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Leverage, Dan Ukuran Perusahaan Pada Kebijakan Dividen
Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 93, 2302–
8556.
Sari, R. R., & Muharam, H. (2014). ANALISIS PENGARUH INVESTMENT
OPPORTUNITIES , LEVERAGE , RISIKO PASAR DAN FIRM SIZE
TERHADAP DIVIDEND POLICY ( Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011 – 2014 ), (2011), 1–
12.
Studi, P., Manajemen, M., Pascasarjana, P., & Diponegoro, U. (2009).
OWNERSHIP , SIZE DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET
TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN ( Studi pada Industri Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2007 ).
17
Sumanti, J. C., & Mangantar, M. (2015). Analisis Kepemilikan Manajerial,
Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai
Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Jurnal
EMBA, 3(1), 1141–1151.
Sumarni, I., Yusniar, M. W., & Juniar, A. (2014). Pengaruh Investment
Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Wawasan Manajemen,
2(2), 201–212.
Ta ’dir, O. :, Prasetia, E., Tommy, P., Saerang, I. S., Ekonomi, F., Bisnis, D., …
Manado, R. (2014). Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Risiko
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei.
Ukuran… Jurnal EMBA, 8792(2), 879–889. https://doi.org/ISSN 2303-1174
Yudiana, I. G. Y., & Yadnyana, I. K. (2016). Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Leverage, Investment Opportunity Set Dan Profitabilitas Pada Kebijakan
Dividen Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi, 15(1), 112–141.