Upload
others
View
23
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA BUDIDAYA IKAN KOI DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN (POKDADAN) PRANGGANG KOI FARM DESA PRANGGANG KECAMATAN
PLOSOKLATEN KABUPATEN KEDIRI
SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
OLEH : AZZA MAULAYA AINNAS R
NIM. 135080400111042
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2017
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA BUDIDAYA IKAN KOI DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN (POKDADAN) PRANGGANG KOI FARM DESA PRANGGANG KECAMATAN
PLOSOKLATEN KABUPATEN KEDIRI
SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjanan Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Uniiversitas Brawijaya
OLEH : AZZA MAULAYA AINNAS R
NIM. 135080400111042
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2017
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
Malang, 15 November 2017
Mahasiswa
Azza Maulaya Ainnas R
135080400111042
UCAPAN TERIMA KASIH
Sehubungan dengan terselesaikannya laporan skripsi ini, penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas kesabaran,
dukungan dan bantuan baik secara materiil dan moril dalam menyelesaikan
laporan skripsi sampai pada tahap akhir. Penulis menyampaikan ucapan
terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT Sang Pemilik Pengetahuan, yang selalu memberikan berkah yang
tidak ternilai dan selalu memberikan kekuatan kepada penulis dalam
menghadapi segala kesulitan selama penelitian berlangsung dan selama
proses pengerjaan laporan ini.
2. Kedua orang tua tercinta Ibu dan Ayah serta kedua adik saya yang selalu
memberikan do’a dan dukungannya.
3. Bapak Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu Tiwi
Nurjannati Utami. S.Pi, MM selaku dosen pembimbing 2 yang telah
memberikan petunjuk, informasi serta waktu dari awal hingga akhir sampai
pada penyelesaian laporan ini.
4. Bapak Mabrury, selaku Sekretaris Kelompok Budidaya Ikan Pranggang Koi
Farm Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri yang telah
mengizinkan serta menerima penulis dengan baik untuk melaksanakan
kegiatan penelitian di tempat tersebut dan yang telah banyak membantu
penulis dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan.
5. Keluarga Pancong Lumerr, Keluarga Simpang Wonogiri dan Agrobisnis
Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
angkatan 2013 yang selalu memberikan do’a dan dukungan secara penuh
selama kegiatan penelitian hingga pada penyelesaian laporan ini.
6. Serta semua pihak terkait yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
skripsi ini.
Malang, 15 November 2017
Penulis
RINGKASAN
AZZA MAULAYA AINNAS R. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap
Keberhasilan Usaha pada Usaha Budidaya Ikan Koi di Kelompok Budidaya Ikan
(Pokdadan) Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri. (dibawah bimbingan Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS dan Tiwi
Nurjannati Utami, S.Pi, MM).
Salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki di Indonesia dan patut dibanggakan adalah keragaman spesies ikan hias air tawar. Kabupaten Kediri merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang sangat potensial untuk usaha budidaya perikanan. Untuk potensi perikanan budidaya yang terdapat di Kabupaten Kediri antara lain ikan lele dan ikan koi. Sentra budidaya ikan koi, terdapat di Kecamatan Plosoklaten, Kecamatan Badas, Kecamatan Pare, Kecamatan Wates, Kecamatan Kandat, Kecamatan Ringinrejo dan Kecamatan Ngadiluwih. Desa Pranggang merupakan salah satu sentra penghasil ikan koi di Kecamatan Plosoklaten. Produksi Ikan Koi dari Desa Pranggang ini berkembang cukup baik dari tahun ke tahun. Beberapa tahun terakhir, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menempatkan sektor perikanan budidaya sebagai primadona pembangunan perikanan nasional. Pemanfaatan potensi perikanan dapat dioptimalkan dengan meningkatkan kemampuan berwirausaha masyarakat. Wirausaha merupakan seseorang yang mampu melihat adanya peluang kemudian menciptakan organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Pengembangan kewirausahaan dipandang sebagai langkah strategis dalam upaya mengatasi permasalahan ekonomi bangsa (Milla, 2013). Sebagian besar usaha perikanan di Kecamatan Plosoklaten adalah bidang usaha budidaya yang dilakukan oleh pembudidaya dari anggota masyarakat setempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis gambaran tingkat jiwa kewirausahaan yang dimiliki pembudidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, gambaran tingkat keberhasilan usaha pada usaha budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dan besarnya pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan kuisioner sedangkan jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.
Gambaran tingkat jiwa kewirausahaan pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang berada dalam kategori tinggi. Artinya para pembudidaya ikan koi di Pokdadan PKF sebagian besar telah memiliki jiwa kewirausahaan di dalam diri mereka, dilihat dengan keadaan usaha para pembudidaya yang sudah sesuai dengan apa yang mereka inginkan walaupun masih belum optimal. Berdasarkan hasil penelitian ini, presentase yang paling tinggi terdapat pada indikator Penuh Keyakinan. Sedangkan prsentase terendah terdapat pada indikator Inovatif.
Gambaran keberhasilan usaha pada usaha budidaya ikan koi di Desa Pranggang berada dalam kategori tinggi. Artinya keberhasilan usaha yang diraih oleh para pembudidaya ikan koi sudah baik, terlihat dari perputaran modal yang lancar, pendapatan yang meningkat, volume penjualan yang meningkat, jumlah
karyawan yang meningkat dari waktu ke waktu, dan output produksi yang mengalami peningkatan. Variabel Percaya Diri (X1), Berorientasi pada Hasil (X2), Keberanian Mengambil Resiko (X3), Kepemimpinan (X4), Keorisinilan (X5), dan Berorientasi ke Masa Depan (X6) berpengaruh secara simultan terhadap Keberhasilan Usaha (Y) pada usaha budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Jawa Timur. Dari hasil analisis regresi inier berganda diperoleh estimasi Y = 6,968 + 0,328 X1 - 0,137 X2
+ 0,705 X3 + 0,294 X4 - 0,028 X5 + 0,606 X6 + e. Nilai adjusted R square sebesar 0,879 yang berarti sebesar 87,9% variabel dependen (keberhasilan usaha) dipengaruhi oleh variabel independen (percaya diri, berorientasi pada hasil, keberanian mengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi pada masa depan). Sedangkan sisanya 12,1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Keberhasilan
Usaha pada Usaha Budidaya Ikan Koi di Kelompok Budidaya Ikan (Pokdadan)
Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten
Kediri”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk dapat menyempurnakan laporan ini. Penulis
berharap semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 15 November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. iv
RINGKASAN ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 6 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 6 1.3 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 8 2.1 Definisi Kewirausahaan .......................................................................... 8 2.1.1 Jiwa Kewirausahaan ...................................................................... 9 2.1.2 Karakteristik Wirausaha................................................................ 10 2.1.3 Perilaku Wirausaha ...................................................................... 16 2.2 Keberhasilan Wirausaha ...................................................................... 21
2.2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ............... 22 2.2.2 Indikator Keberasilan Usaha ......................................................... 23
2.3 Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha .. 25 2.4 Usaha Budidaya Perikanan .................................................................. 26 2.5 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 26 2.6 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 32
III. METODE PENELITIAN ................................................................................. 34 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34 3.2 Jenis Penelitian .................................................................................... 34 3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 35
3.3.1 Jenis Data .................................................................................... 35 3.3.2 Sumber Data ............................................................................... 35 3.3.3.1 Data Primer .......................................................................... 35 3.3.3.2 Data Sekunder ..................................................................... 36
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 36 3.4.1 Observasi ..................................................................................... 36 3.4.2 Wawancara dan Kuesioner ........................................................... 37
3.5 Populasi dan Sampel ........................................................................... 38 3.5.1 Populasi ....................................................................................... 38 3.5.2 Sampel ......................................................................................... 38
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................. 39 3.6.1 Analisis Deskriptif ......................................................................... 39
3.7 Definisi Oprasional ............................................................................... 39 3.8 Variabel Penelitian ............................................................................... 40
3.8.1 Variabel Independen .................................................................... 40 3.8.2 Variabel Dependen ....................................................................... 41
3.9 Variabel Indikator dan Item Indikator .................................................... 42 3.10 Skala Pengukuran ................................................................................ 43 3.11 Uji Instrumen Data ............................................................................... 47
3.11.1 Uji Validitas ................................................................................... 47 3.11.2 Uji Reliabilitas ............................................................................... 48 3.11.3 Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 48 3.11.4 Analisis Regresi Berganda Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Budidaya Ikan Koi di Desa Pranggang ......... 50 3.11.5 Uji Statistik .................................................................................... 51
IV. KONDISI UMUM PENELITIAN .................................................................... 54 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografi .............................................. 54 4.2 Keadaan Penduduk ............................................................................. 55 4.3 Keadaan Umum Usaha Perikanan ....................................................... 57 4.4 Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Usaha ........................................ 58 4.5 Visi dan Misi Usaha .............................................................................. 60 4.6 Struktur Organisasi .............................................................................. 60
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 62 5.1 Karakteristik Responden ...................................................................... 62
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ......................... 62 5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ............... 63 5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......... 63
5.2 Gambaran Tingkat Jiwa Kewirausahaan Pembudidaya Ikan Koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang ................................ 64
5.2.1 Distribusi Jawaban Responden terhadap X1 ................................. 65 5.2.2 Distribusi Jawaban Responden terhadap X2 ................................ 67 5.2.3 Distribusi Jawaban Responden terhadap X3 ................................ 70 5.2.4 Distribusi Jawaban Responden terhadap X4 ................................ 71 5.2.5 Distribusi Jawaban Responden terhadap X5 ................................ 72 5.2.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap X6 ................................ 74
5.3 Gambaran Tingkat Keberhasilan Usaha Pembudidaya Ikan Koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang ................................ 75
5.3.1 Distribusi Jawaban Responden terhadap Y ................................. 75 5.4 Uji Instrumen Data ............................................................................... 78
5.4.1 Uji Validitas ................................................................................... 79 5.4.2 Uji Reliabilitas ............................................................................... 83
5.5 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 84 5.6 Besarnya Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Keberhasilan
Usahaa ................................................................................................ 89 5.6.1 Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 89
5.7 Uji Statistik ........................................................................................... 92 5.7.1 Uji R (Koefisien Determinasi) ....................................................... 92 5.7.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .................................................... 93
5.7.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ........................................................ 95 5.8 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 101 5.9 Implikasi Hasil Penelitian.................................................................... 103
VI. KESIMPULAN DAN SARAN........... ........................................................... 104 6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 104 6.2 Saran ................................................................................................. 105
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 107
LAMPIRAN ...................................................................................................... 110
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Konsep, Variabel, Indikator Komponen ......................................................... 42 2. Pemberian Skor ............................................................................................ 44 3. Kriteria Bobot Nilai Alternatif ......................................................................... 45 4. Data Jumlah Penduduk Desa Pranggang .................................................... 55 5. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Pranggang ................. 55 6. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Pranggang ........... 56 7. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa
Pranggang ..................................................................................................... 57 8. Tugas dan Wewenang Pengurus Pranggang Koi Farm ................................. 61 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .................................................. 62 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ......................... 63 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 64 12. Distribusi Jawaban Responden terhadap X1 ................................................ 65 13. Distribusi Jawaban Responden terhadap X2 ................................................ 67 14. Distribusi Jawaban Responden terhadap X3 ................................................ 70 15. Distribusi Jawaban Responden terhadap X4 ................................................ 71 16. Distribusi Jawaban Responden terhadap X5 ................................................ 73 17. Distribusi Jawaban Responden terhadap X6 ................................................ 74 18. Penjelasan Responden terhadap Variabel Jiwa Kewirausahaan .................. 75 19. Distribusi Jawaban Responden terhadap Y ................................................. 76 20. Penjelasan Responden terhadap Variabel Keberhasilan Usaha .................. 78 21. Uji Validitas Variabel Percaya Diri (X1) ......................................................... 79 22. Uji Validitas Variabel Berorientasi pada Hasil (X2) ........................................ 80 23. Uji Validitas Variabel Keberanian Mengambil Resiko (X3) ............................ 81 24. Uji Validitas Variabel Kepemimpinan (X4)..................................................... 81 25. Uji Validitas Variabel Keorisinilan (X5) .......................................................... 82 26. Uji Validitas Variabel Berorientasi pada Masa Depan (X6) ........................... 82 27. Uji Validitas Variabel Keberhasilan Usaha (Y) .............................................. 83 28. Uji Reliabilitas .............................................................................................. 84 29. Uji Normalitas .............................................................................................. 86 30. Uji Multikolinieritas ....................................................................................... 86 31. Hail Uji Glejser ............................................................................................. 89 32. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................................ 90 33. Hasil tabel Koefisien Determinasi ................................................................. 93 34. Hasil Uji Simultan (Uji F) .............................................................................. 94 35. Hasil Uji Parsial (Uji t) .................................................................................. 95
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran....................................................................................... 33 2. Garis Kontinum Variabel X dan Y................................................................... 46 3. Struktur Organisasi Pokdadan Pranggang Koi Farm ...................................... 61 4. Kurva Histogram ............................................................................................ 85 5. Grafik Normal P-P Plot ................................................................................... 85 6. Scatterplot Uji Heterokedastisitas .................................................................. 88
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner .................................................................................................... 110 2. Uji Instrumen Data ....................................................................................... 113 3. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 117 4. Analisis Regresi Berganda ........................................................................... 120 5. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 121 6. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 122
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang beriklim tropis dimana potensi sumberdaya
ikannya sangat besar. Dari sekian banyak ikan yang ada, salah satunya adalah
ikan hias, baik ikan hias air laut maupun air tawar. Indonesia memiliki ikan hias
yang berjumlah sedikitnya 240 jenis untuk ikan hias laut, dan 226 jenis ikan hias
tawar. Untuk ikan hias air tawar, beberapa jenis diantaranya merupakan ikan
yang merupakan ikan endemik dari Indonesia dan terbilang cukup langka, salah
satu dari jenis ikan yang langka tersebut adalah Arwana (Sclerophages
formosus), Botia (Botia macarantha) dan Balashark serta Rainbow Irian.
Indonesia juga dijuluki sebagai surganya ikan hias, karena hampir sebagian
besar ikan hias yang ada di dunia berasal dari Indonesia (Utami, 2013).
Salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki di Indonesia dan patut
dibanggakan adalah keragaman spesies ikan hias air tawar. Ikan hias air tawar
berbeda dengan ikan hias air laut. Ikan hias air tawar dapat dibudidayakan
sedangkan ikan hias air laut yang didapatan dari hasil penangkapan secara
terus-menerus dapat merubah keseimbangan ekosistem laut. Walaupun ikan
hias air tawar memiliki harga yang masih dibawah dari ikan hias air laut namun
persediaan ikan hias air tawar dapat dijaga karena komoditas ini dapat
dibudidayakan (Bachtiar, et al. 2004).
Produksi perikanan budidaya dari tahun ke tahun memiliki perkembangan
yang cukup signifikan, dimana peningkatan produksi perikanan budidaya harus
diikuti dengan peningkatan daya saing dan nilai tambah produk perikanan
budidaya. Dari hal tersebut diharapkan sektor perikanan budidaya mampu
meningkatkan perekonomian nasional terutama dalam hal penyediaan lapangan
kerja, sebagai sumber pendapatan bagi pembudidaya, sebagai sumber protein
hewani, serta meningkatkan pendapatan daerah (Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya, 2014).
Propinsi Jawa Timur terbagi atas daratan dengan luas 47.130,50 km² dan
luas laut dengan luas 110.000 km². Secara geografis Jawa Timur terletak antara
111° adn 114° bujur timur dan antara 7°12’ dan 8°48’ lintang selatan. Propinsi ini
memiliki sebanyak 48 gunung, dengan Gunung Semeru yang paling tinggi,
mencapai 3.676 meter, dan memiliki iklim sub tropis dengan dua musim yaitu
musim hujan pada bulan Oktober sampai bulan Maret dan musim kemarau
antara bulan April sampai bulan September dengan temperatur dari 18,5°C
hingga 36,8°C (BKPM, 2009).
Sumberdaya perikanan dan kelautan yang terdapat di Jawa Timur sangat
beragam baik jenis maupun potensinya. Potensi sumberdaya yang dimiliki
tersebut ada yang dapat diperbaharui seperti perikanan tangkap maupun
budidaya laut, budidaya perairan darat dan pantai. Selain sumberdaya tersebut
potensi perikanan dan kelautan dapat dikembangkan untuk pembangunan
seperti wisata bahari, industri, tempat rekreasi dan lainnya. Untuk perikanan
budidaya, perairan darat memiliki perkembangan yang cukup signifikan, yang
diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Kediri merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang
sangat potensial untuk usaha budidaya perikanan. Kabupaten kediri memiliki
wilayah seluas 1.386.05 km². Secara topografis wilayah Kabupaten Kediri terbagi
kedalam beberapa jenis wilayah berdasarkan tingkat kesuburan tanah. Untuk
potensi perikanan budidaya yang terdapat di Kabupaten Kediri antara lain ikan
lele memiliki jumlah produksi benih lele sebesar 1.823.473 ekor/tahun, dan
jumlah produksi lele konsumsi sebesar 3.128.665 kg/tahun. Sedangkan ikan koi
sendiri memiliki jumlah produksi benih ikan koi sebesar 54.731.484 ekor/tahun
dan jumlah produksi budidaya ikan koi sebesar 37.3665.742 ekor/tahun. Untuk
sentra budidaya ikan koi, terdapat di Kecamatan Plosoklaten, Kecamatan Badas,
Kecamatan Pare, Kecamatan Wates, Kecamatan Kandat, Kecamatan Ringinrejo
dan Kecamatan Ngadiluwih. (Pemerintah Kabupaten Kediri, 2016)
Dari seluruh desa yang tersebar di Kabupaten Kediri, ada sekitar 124
desa yang mulai mengembangkan potensi perkanan. Mulai dari usaha
pembenihan ikan, budidaya ikan konsumsi, budidaya ikan hias, sampai
penangkapan ikan di perairan umum, yang semuanya menjanjikan keuntungan
cukup besar bagi masyarakat di Kabupaten Kediri. Contohnya saja seperti
beberapa sentra pembenihan dan budidaya ikan lele yang ada di Kecamatan
Badas, Pare, Gurah, Kepung, Kras, Ngasem dan Gampengrejo. Disamping
potensi ikan konsumsi, bisnis budidaya ikan koi juga mulai dikembangkan di
Kecamatan Plosoklaten, Kecamatan Badas, Kecamatan Pare, Kecamatan
Wates, Kecamatan Kandat, Kecamatan Ringinrejo, dan Kecamatan Ngadiluwih.
Melihat harga ikan koi di pasaran cukup bagus, banyak petani yang mulai
memilih ikan hias ini untuk dibudidayakan sebagai peluang usaha. Sebab, harga
jual ikan koi yang berhasil memenangkan kontes ikan, bisa mencapai puluhaan
hingga ratusan juta rupiah per ekornya.
Kabupaten kediri merupakan salah satu sentra penghasil ikan koi di Jawa
Timur tepatnya di Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.
Produksi Ikan Koi dari Desa Pranggang ini berkembang cukup baik dari tahun ke
tahun. Keberhasilan produksi komoditas unggulan ikan hias koi di Kabupaten
Kediri didukung oleh sumber daya alam (SDA) sangat potensial yaitu adanya
sumber-sumber air alami berkualitas tinggi yang bermunculan di wilayah lereng
Gunung Kelud, termasuk Sentra Ikan Hias Koi Desa Pranggang.
Beberapa tahun terakhir, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah
menempatkan sektor perikanan budidaya sebagai primadona pembangunan
perikanan nasional. Hal ini tidak terlepas dari besarnya potensi perikanan
budidaya yang belum digali dan dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan data
KKP, produksi perikanan budidaya menuxnjukkan grafik positif berupa kenaikan
signifikan, dari produksi sebesar 4,78 juta ton pada tahun 2010 meningkat
menjadi 6,97 juta ton pada 2011. Secara uumum komoditas perikanan budidaya
seperti rumput laut, ikan patin, lele, mas, nila dan lele dumbo. Produksinya lebih
tinggi dari 2010, total potensi produksi akuakultur Indonesia sebesar 57,7 juta
ton/tahun dan produksi 5,4 juta ton (9%). Dengan potensi produksi akuakultur
terbesar di dunia dan permintaan terhadap berbagai jenis produk akuakultur
yang terus meningkat (Trobos, 2012).
Pemanfaatan potensi perikanan dapat dioptimalkan dengan
meningkatkan kemampuan berwirausaha masyarakat. Wirausaha merupakan
seseorang yang mampu melihat adanya peluang kemudian menciptakan
organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Wirausaha lebih ditekankan
pada setiap orang yang memulai suatu bisnis yang baru. Proses kewirausahaan
meliputi seluruh kegiatan fungsi dan tindakan untuk memanfaatkan peluang
dengan menciptakan organisasi (Alma, 2010).
Pengembangan kewirausahaan dipandang sebagai langkah strategis
dalam upaya mengatasi permasalahan ekonomi bangsa (Milla, 2013).
Kewirausahaan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengukur kesehatan
ekonomi yang dibangun oleh suatu masyarakat (Poetra, 2013). Menurut
Setyorini (2010), menegaskan pentingnya enterpreneurship sebagai kendaraan
utama untuk menggerakkan perekonomian agar dapat melaju dari
keseimbangan statis melalui berbagai inovasi dan mengarahkan proses
kreativitas yang bersifat distruktif, menguji struktur yang ada dan mengubah
keseimbangan ekonomi. Menurut Mohd (2015), kewirausahaan secara luas
dikenal sebagai katalis utama pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
Perekonomian bangsa dapat maju dibutuhkan 2% wirausaha atau 4,6 juta
wirausahawan pada suatu Negara (Milla, 2013).
Menurut Krueger, Reilly dan Caasrud (2000), menyatakan bahwa
kewirausahaan adalah jenis perilaku terencana yang sangat tepat bila dijelaskan
menggunakan teori intensi. Merencanakan dan memulai sesuatu usaha baru
merupakan suatu perilaku yang sulit diobservasi dan hasil yang diperoleh akan
terlihat dalam jangka waktu yang tidak terprediksi, sehingga niat kewirausahan
sangat tepat untuk dijelaskan melalui karakteristik kewirausahaan yang dimiliki
oleh seseorang.
Sebagian besar usaha perikanan di Kecamatan Plosoklaten adalah
bidang usaha budidaya yang dilakukan oleh pembudidaya dari anggota
masyarakat setempat. Pembudidaya ikan adalah seseorang/individu yang
bermata pencaharian dengan melakukan kegiatan budidaya ikan. Tingkat
kesejahteraan pembudidaya ditentukan oleh hasil budidaya dan harga jual dari
kegiatan produksi budidaya. Kegiatan budidaya dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan sebagai efek dari pengelolaan kolam/lahan. Hasil produksi
perikanan selain digunakan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi ikan air
tawar bagi suatu wilayah dapat digunakan untuk konsumsi keluarga (KKP, 2012).
Melihat fenomena ini, perlu untuk diadakan penelitian mengenai
Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha pada usaha
budidaya ikan koi di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdadan) Pranggang Koi
Farm, dimana yang menjadi objek penelitian adalah pembudidaya ikan koi di
Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Penelitian ini
mencoba untuk meneliti pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan
usaha pada usaha budidaya ikan koi di Kelompok Pembudidaya Ikan
(Pokdadan) Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
yang lebih lengkap tentang jiwa kewirausahaan yang mempengaruhi
keberhasilan usaha budidaya ikan koi di Kelompok Pembudidaya Ikan
(Pokdadan) Pranggang Koi Farm dengan harapan akan memotivasi
pembudidaya untuk berwirausaha secara berkelanjutan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, penelitian
ini mempunyai perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh
pembudidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri?
2. Bagaimana gambaran tingkat keberhasilan usaha pada usaha budidaya
ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan
Plosoklaten Kabupaten Kediri?
3. Seberapa besar jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan
usaha budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa
Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:
1. Gambaran tingkat jiwa kewirausahaan yang dimiliki pembudidaya ikan koi
di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan
Plosoklaten Kabupaten Kediri.
2. Gambaran tingkat keberhasilan usaha pada usaha budidaya ikan koi di
Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri.
3. Besarnya pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha
budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian diharapkan
dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi Pembudidaya Ikan Koi
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembudidaya ikan koi di
Pokdadan Pranggang Koi Farm yang berada di Desa Pranggang, yaitu
sebagai masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan dan
menyempurnakan kebijakan perusahaan terutama yang berhubungan
dengan pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memperluas wawasan dan
memberikan informasi dibidang ekonomi dan manajemen, khususnya di
bidang kewirausahaan.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini bisa membantu pemerintah dalam menunjang ekonomi
masyarakat khususnya pada sektor perikanan.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai bahan informasi dan dan bahan referensi bagi
penulis lain yang hendak melakukan penelitian di bidang yang sama.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kewirausahaan
Menurut Suryana (2013) Kewirausahaan (enterpreneurship) adalah suatu
disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ahli), dan perilaku
seseorang dalam menghadapi tantangan hidup cara memperoleh peluang
dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Kewirausahaan merupakan
suatu disiplin ilmu tersendiri, memiliki proses sistematis, dan dapat diterapkan
dalam bentuk penerapan kreativitas dan keinovasian. Seperti yang dikemukakan
Zimmerer (1996) dalam Suryana (2013) yaitu Kewirausahaan merupakan hasil
dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Menurut Suherman (2008) kewirausahaan pada dasarnya merupakan
jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif
dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa
tersebut tentu saja dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi
pelaku kewirausahaan.
Kewirausahaan menurut Drucker dalam Winardi (2003) adalah
kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini
mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau
mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya.
2.1.1 Jiwa Kewirausahaan
Menurut Suparyanto (2012), jiwa kewirausahaan dapat dimiliki seseorang
sebagai bakat pembawaan sejak kelahirannya. Jiwa kewirausahaan juga dapat
dibentuk melalui proses pendidikan dan pengalaman. Sehubungan dengan itu
alangkah baiknya jika kewirausahaan di ajarkan dan dipraktikan mulai dari
bangku pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Kesuksesan misi pendidikan
kewirausahaan baik di sekolah maupun di kampus tentunya sangat ditunjang
oleh ketersediaan guru dan dosen yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan.
Selain itu kurikulum harus disusun sesuai dengan kebutuhan dunia usaha saat
ini dan masa yang akan datang.
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk bar
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Jiwa kewirausahaan
akan mendorong seseorang memanfaatkan peluang yang ada menjadi sesuatu
yang menguntungkan. Untuk mengetahui didalam diri pengusaha terbentuk jiwa
kewirausahaan atau tidak dapat dilihat melalui ciri-ciri watak didiri pengusaha
tersebut, yang disebut karakteristik kewirausahaan. (Puteri et al., 2011).
Jiwa kewirausahaan adalah faktor yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga jiwa
kewirausahaan dapat di artikan sebagai pendorong perilaku seseorang.
Berwirausaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan
keinginan pengusaha. Banyak pengusaha yang mengalami kerugian dan
akhirnya bangkrut. Tetapi banyak juga wirausahawan yang berhasil.
Kebijaksanaan dalam mengelola maupun melakukan manajemen terhadap
bisnis dapat diukur dari berbagai tolak ukur serta parameter tertentu. Jika
memiliki jiwa wirausaha yang baik, akan menghasilkan usaha yang baik juga.
2.1.2 Karakteristik Wirausaha
Ciri-ciri umum kewirausahaan dapat dilihat dari berbagai aspek
kepribadian, seperti jiwa, watak, sikap, dan perilaku seseorang. Ciri-ciri
kewirausahaan meliputi enam komponen penting, yaitu:
a. Penuh Percaya Diri
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang
dalam menghadapi tugas atau pekerjaan menurut Wijandi (1988), yang
dikutip oleh Suryana (2013). Orang yang tinggi percaya dirinya adalah
orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya. Pribadi semacam ini
adalah pribadi yang independen dan sudah mencapai maturity. Ciri-ciri
kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, dia
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, objektif dan kritis. Dia tidak
begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain tetapi dia
mempertimbangkan secara kritis. Emosionalnya boleh dikatakan sudah
stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam.
b. Berorientasi pada hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada
keberhasilan, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, energik, yang memiliki kepercayaan diri tidak mudah
menyerah terhadap kegagalan dan tidak pernah puas akan keberhasilan
yang diraihnya selama ini. Untuk memulai diperlukan adanya niat dan tekad
yang kuat serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka
sukses berikutnya akan menyusul sehingga usahanya semakin maju dan
berkembang (Suryana, 2013).
c. Pengambilan Risiko
Keberanian yang tinggi dalam menghadapi risiko dengan perhitungan
matang dan optimisme yang dimiliki harus disesuaikan dengan
kepercayaan diri. Oleh sebab itu, optimisme dan keberanian menghadapi
risiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi oleh kepercayaan
diri. Kepercayaan diri juga di tentukan oleh kemandirian dan kemampuan
sendiri. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi relatif lebih
mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu
bantuan orang lain. Kepercayaan diri muncul apabila kita memiliki
kemauan dan kemampuan. Kemampuan diisi dengan pendidikan dan
pengalaman. Pendidikan saja tanpa pengalaman bagaikan seseorang
yang belajar teori renang tanpa berenang, tentu tidak akan bisa
berenang menurut Kala (2011), yang dikutip oleh Suryana (2013)
d. Kepemimpinan
Seorang wirausahawan yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan, dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, menjadi yang
pertama, dan menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreatif dan
inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya
dengan lebih cepat, lebih dulu, dan segera berada di pasar. Ia selalu
menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga menjadi
pelopor dalam proses produksi ataupun pemasaran. Ia selalu
memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Oleh
karena itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan
merupakan sumber pembaruan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin
bergaul untuk mencari peluang dan terbuka terhadap kritik serta saran
yang kemudian dijadikan peluang. Artinya, kritik dan saran harus
dijadikan peluang, tidak dijadikan suatu ketersinggungan (Suryana,
2013).
e. Keorisinilan
Sifat orisinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Yang dimaksud
orisinil disini adalah ia tidak hanya mengekor pada orang lain tetapi
memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil, ada kemampuan untuk
melaksanakan sesuatu. Niiai inovatif, kreatif dan fleksibel merupakan unsur
keorisinilan seseorang. Pengusaha yang inovatif adalah orang yang kreatif
dan yakin dengan adanya cara baru yang lebih baik Wirasasmita
(1994), yang dikutip oleh Suryana (2013). Adapun ciri-cirinya adalah:
1. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukannya saat ini,
meskipun cara tersebut tidak cukup baik.
2. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.
3. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.
f. Berorientasi ke Masa Depan
Memiliki pandangan jauh ke depan dan bila perlu sudah tiba lebih
dahulu pada masa depan merupakan kemampuan yang biasanya ada pada
setiap pengusaha yang sukses. Oleh karena memiliki pandangan yang jauh
ke depan, maka pengusaha akan terus berupaya untuk berkarya dengan
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat
ini. Pandangan ini menjadikan pengusaha tidak cepat merasa puas
dengan hasil yang diperoleh saat ini sehingga terus mencari peluang.
Karena memiliki pandangan yang jauh ke depan, maka ia selalu berusaha
untuk berkarsa dan berkarya. (Suryana, 2013).
Menurut Bygrave (2004), menggambarkan beberapa karakteristik dari
wirausahaan yang dikenal dengan istilah 10 D yakni:
1. Dream, yaitu seorang wirausahawan mempunyai visi bagaimana
keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya dan mempunyai
kemampuan untuk mengembangkan bisnisnya itu.
2. Decesiveness, yaitu tidak bekerja secara lambat, membuat keputusan
secara cepat dengan penuh perhitungan, hal ini merupakan faktor kunci
(key factor) sukses bisnisnya.
3. Doers, yaitu menindaklanjuti keputusan, melaksanakan kegiatannya
secepat mungkin yang dia sanggup, artinya tidak mau menunda-nunda
kesempatan yang dapat dimanfaatkannya.
4. Determination, yaitu melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian,
rasa tanggung jawab tinggi dan tidak mau menyerah begitu saja
walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin
diatasi.
5. Dedication, yaitu bekerja tidak mengenal lelah 12 jam sehari 7 hari dalam
satu minggu, perhatian dan kegilaannya dipusatkan pada bisnisnya.
6. Devotion, yaitu kegemaran dan kegila-gilaan dalam mencintai bisnisnya,
ia mencintai pekerjaan dan produk yang dihasilkannya.
7. Details, yaitu sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci, tidak
mau mengabaikan hal-hal sepele,
8. Destiny, yaitu bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak
dicapai.
9. Dollars, yaitu mengutamakan mencapai kekayaan sebagai ukuran
kesuksesan bisnisnya, dengan asumsi jika sukses menjalankan bisnisnya
maka ia layak memperoleh keuntungan.
10. Distribute, yaitu bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya
terhadap orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-orang kritis dan mau
untuk diajak untuk mencapai sukses dalam bisnis yang dikelolanya.
Berdasarkan ciri-ciri wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap
seorang wirausahawan yang dapat dilihat dari kegiatannya sehari-hari sebagai
berikut:
1. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin tersebut adalah ketepatan
komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan
yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu,
kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya. Ketepatan terhadap
waktu dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat
sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan merupakan
kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih
keberhasilan. Wirausahawan harus taat asas. Hal tersebut dapat tercapai
jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja
yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausaha akan kesepakatan-
kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan kualitas
pekerjaan dan sistem kerja.
2. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausaha harus memiliki komitmen
yang jelas, terarah, dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).
Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi
cita-cita, harapan, dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama
konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang
ditawarkan, pemecahan masalah (problem solving) bagi masalah
konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh menjaga
komitmennya kepada konsumen akan memiliki nama baik di mata
konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut mendapat kepercayaan
dari konsumen, yang diindikasikan dengan dampak pembelian yang terus
meningkat sehingga tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba
yang diharapkan.
3. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh
seseorang wirausahawan. Kejujuran mengenai karakteristik produk
(barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang
dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan, dan
kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan
produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
4. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus
memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaliknya
dilandasi oleh cara berpikir yang maju dan penuh dengan gagasan-
gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat
dibatasi oleh ruang, bentuk, ataupun waktu. Justru sering kali ide-ide
brilian yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha
awalnya dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya
mustahil.
5. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan
keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pada pihak lain
dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi
kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki
sikap mandiri dalam melakukan kegiatan usahanya.
6. Realistis
Seorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan
fakta atau realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan atau perbuatannya. Banyak
calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena tidak bersikap realistis, tidak objektif,
dan tidak rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Oleh karena
itu, dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-
masukan atau sumbang saran yang ada kaitannya dengan tingkat
keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
2.1.3 Perilaku Wirausaha
Menurut Kristanto HC (2009), kewirausahaan memiliki objek studi
mencakup nilai-nilai dan kemampuan seseorang yang direalisasikan dalam
perilaku nyata. Objek kewirausahaan tersebut antara lain:
1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup dan mengelola usaha
Seseorang yang melakukan kegiatan wirausaha harus memahami untuk
apa tujuan melakukan kegiatan usaha. Kemampuan merumuskan tujuan
ditentukan oleh kondisi obyektif wirausaha yang dipengaruhi oleh kondisi internal
seperti keluarga, pendidikan, pengalaman dan kondisi eksternal seperti
lingkungan umum, ekonomi dan industri.
2. Kemampuan memotivasi diri
Kemampuan memotivasi diri mampu menumbuhkan tekat dan semangat
untuk melakukan kegiatan wirausaha. Kemampuan memotivasi diri berasal dari
diri sendiri dan berasal dari pengaruh luar lingkungan seperti melihat mereka
yang sudah berhasil, dorongan orang tua, dll.
3. Kemampuan berinisiatif
Kemampuan berinisiatif adalah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu
perintah dari orang lain yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga mampu
menumbuhkan kegiatan berinisiatif yang akan menghasilkan kreativitas dan
inovasi.
4. Kemampuan membentuk modal (capital)
Kemampuan membentuk modal sangat menentukan kelancaran memulai
usaha. Modal dapat berasal dari modal sendiri, hutang jangka pendek,
menengah, kerjasama manajemen, bantuan, dll.
5. Kemampuan mengatur waktu
Ketekunan, ketelitian, dan keseriusan yang berhubungan langsung
dengan kemampuan waktu sangat dibutuhkan untuk melakukan kegiatan usaha.
Wirausahawan yang menanggung berbagai macam resiko membutuhkan
manajemen waktu yang tepat yang sangat berpengaruh terhadap hasil kegiatan
usaha.
6. Kemampuan mental yang dilandasi agama
Perjalanan kesuksesan wirausaha mengalami siklus naik-turun, pada saat
kondisi sulit kekuatan mental yang dilandasi keyakinan agama sangat diperlukan
untuk menghadapi kesulitan.
7. Kemampuan mengambil hikmah dari pengalaman
Pengalaman wirausaha yang baik maupun menyakitkan dapat menjadi
pegalaman berharga apabila wirausaha tersebut dapat mengambil hikmah.
Karena pengalaman merupakan referensi dalam bersikap, berperilaku,
mengambil kebijakan serta menjalankan usaha dimana kini dan mendatang.
Menurut David Mc Clelland dalam Alma (2006), bahwa motivasi untuk
mencapai keberhasilan merupakan motif yang sangat penting, bukan hanya
untuk kepentingan individu namun untuk keberhasilan bangsa dalam
melaksanakan pembangunan.
Kristanto HC (2009) mengemukakan, motivasi merupakan faktor yang
mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan atau perbuatan tertentu atau
motivasi dapat diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang. Motivasi antara
satu orang dengan lainnya dalam melakukan bisnis berbeda. Keanekaragaman
ini yang menyebabkan perbedaan dengan perilaku yang berkaitan dengan
kebutuhan dan tujuan. Berbagai macam teori motivasi yang mampu menjelaskan
motivasi orang untuk melakukan usaha yaitu:
1. Motif berprestasi kewirausahaan (Teori David McClelland, 1961) :
melakukan kegiatan wirausaha karena didorong oleh kebutuhan untuk
berprestasi, berhubungan dengan orang lain, dan memperoleh
kekuasaan secara finansial maupun sosial. Wirausaha melakukan
kegiatan usaha dimotivasi oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Motif berprestasi (need for achievement)
Melakukan kegiatan wirausaha untuk mendapatkan prestasi dan
pengakuan dari keluarga atau masyarakat.
b. Motif berafiliasi (need for affiliation)
Melakukan kegiatan wirausaha untuk berhubungan dengan orang
lain secara sosial kemasyarakatan.
c. Motif kekuasaan (need for power)
Melakukan kegiatan wirausaha untuk memperoleh kekuasaan
atas sumberdaya yang ada. Peningkatan kekayaan dan
pengusahaan pasar menjadi pendorong untuk melakukan
kegiatan usaha.
2. Motif kebutuhan Maslow (Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, 1970) :
menjelaskan motif melakukan kegiatan usaha dengan membagi tingkatan
motivasi kedalam hirarki kebutuhan dari kebutuhan rendah hingga yang
berprioritas tinggi. Kebutuhan tersebut akan mempengaruhi orang untuk
memperoleh kegiatan usaha.
a. Physiological Need
Motivasi melakukan usaha didorong untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
b. Security need
Motivasi melakukan usaha untuk memenuhi rasa aman atas
sumberdaya yang dimiliki seperti, investasi perumahan, dll.
c. Social need
Motivasi melakukan usaha memenuhi kebutuhan sosial,
berhubungan dengan orang lain dalam suatu komunitas.
d. Esteem need
Motivasi melakukan usaha untuk memenuhi rasa kebanggaan,
diakuinya potensi yang dimiliki dalam melakukan usaha.
e. Self actualization need
Motivasi melakukan usaha untuk memperoleh aktualisasi diri.
Keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang diakui secara umum
bahwa hasil kerjanya dapat diterima dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Fauzul (2011), mengemukakan bahwa pelaksanaan kewirausahaan
memiliki faktor-faktor tertentu yang menjadi acuan untuk melakukan suatu usaha.
Karakter bisnis wirausaha meliputi usia, gender, tingkat pendidikan, legalitas
usaha, permodalan, tujuan pemasaran, tenaga kerja dan budaya. Faktor lain
yang mempengaruhi kewirausahaan yaitu:
1. Faktor keberhasilan
Untuk menjadi seseorang wirausaha diperlukan dukungan dari orang lain
yang berhubungan dengan bisnis yang dikelola. Wirausaha harus
menghadapi resiko yang ada. Ada 8 hal yang meliputi keberhasilan
wirausaha dalam mengembangkan profesinya, yaitu (1) kerja keras (2)
kerjasama dengan orang lain (3) penampilan yang baik (4) yakin (5)
pandai membuat keputusan (6) mau belajar (7) ambisi untuk maju (8)
pandai berkomunikasi.
2. Faktor kegagalan
Penyebab kegagalan dalam berwirausaha biasanya disebabkan oleh 4
faktor yaitu (1) kurangnya dana untuk modal (2) kurangnya pengalaman
dibidang bisnis (3) tidak ada perencanaan yang tepat dan matang (4)
tidak cocoknya minat terhadap usaha yang digeluti.
Dari perilaku tersebut tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor baik
internal maupun eksternal yang mempengaruhi minat seseorang untuk
berkembang di bidang kewirausahaan. Watak dan ciri-ciri seorang enterpreneur
sangat penting di terapkan dalam pola pikir masyarakat sehingga menimbulkan
kesadaran untuk mengembangkan perilaku enterpreneur. Hal ini bertujuan untuk
pengembangan kewirausahaan pada budidaya perikanan yang baik, mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya, serta meningkatkan
pendapatan daerah di bidang perikanan.
2.2 Keberhasilan Usaha
Menurut Noor (2007), mengungkapkan bahwa “keberhasilan usaha pada
hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya.”
Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan dimana
segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukkan untuk mencapai suatu
keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukkan suatu
keadaan yang lebih baik atau unggul dari masa sebelumnya.
Menurut Suryana (2003), keberhasilan usaha merupakan hasil
pencapaian tujuan dari bisnis yang dijalankannya. Salah satu indikator dalam
mengukur keberhasilan usahanya, antara lain modal, pendapatan, volume
penjualan, output produksi dan tenaga kerja. Menurut Dalimunthe (2002), kita
dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu
perusahaan yang dapat dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang
dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan
sumberdaya yang dimiliki.
Keberhasilan suatu usaha tidak mungkin diraih begitu saja, tetapi
keberhasilan usaha dapat dilihat dari diri wirausahawannya itu sendiri, karena
keberhasilan suatu usaha disebabkan oleh wirausahawan yang kreatif, memiliki
rasa ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkannya
secara tepat.
Dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, perusahaan
dituntut untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Michael Porter
(1991) yang terdapat pada Suryana (2013), suatu perusahaan dapat mencapai
keberhasilan bila tiga kondisi dapat terpenuhi, yaitu:
1. Tujuan perusahaan dan kebijakan fungsi-fungsi manajemen (pemasaran,
keuangan, operasi dan manajemen) harus secara kolektif menunjukan
posisi yang terkuat di pasar.
2. Tujuan dan kebijakan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan
perusahaan, serta diperbaharui terus (dinamis) sesuai dengan
perubahan peluang dan ancaman lingkungan eksternal.
3. Perusahaan harus memiliki dan menggali kompetensi khusus sebagai
pendorong untuk menjalankan perusahaan, misalnya dengan repitasi
merk (brand name) dan biaya produk yang rendah (low cost).
2.2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Menurut Tambunan (2002) ada banyak faktor yang mempengaruhi
keberhasilan usaha baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal
yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah:
1. Kekuatan modal
2. Kualitas sumber daya manusia
3. Penguasaan teknologi
4. Sistem manajemen
5. Jaringan bisnis dengan pihak luar
6. Tingkat entrepreneurship
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan usaha
adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan ekonomi
2. Sistem perekonomian
3. Sistem perburuhan dan kondisi perburuhan
4. Tingkat pendidikan masyarakat
5. Lingkungan global
Dari faktor-faktor diatas yang dinilai dominan dalam mempengaruhi
keberhasilan usaha mikro adalah faktor internal yaitu tingkat kewirausahaan
yang akan membentuk perilaku kewirausahaan dari pengusaha untuk mengelola
usahanya menggunakan cara-cara yang berbeda dan lebih efisiensi
guna menunjang keberhasilan usaha yang ingin dicapai.
2.2.2 Indikator Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha dapat diukur dari berbagai segi diantaranya laba
usaha yang berhasil dicapai oleh para pengusaha dalam kurun waktu tertentu.
Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan.
Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahan akumulasi
modal, jumlah karyawan, volume penjualan, dan lain-lain.
Dari pernyataan Porter di atas, terlihat bahwa salah satu indikator untuk
mengukur keberhasilan suatu usaha adalah dengan melihat keberhasilan
perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemennya yaitu fungsi
pemasaran, keuangan, operasi dan manajemen.
Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut
Noor (2007) adalah sebagai berikut:
1. Laba (profitability)
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih
antara pendapatan dengan biaya.
2. Produktivitas dan evisiensi
Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan sangat menentukan besar
kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya
penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan,
sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.
3. Daya saing
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk
merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dikatakan
berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa
bertahan menghadapi pesaing.
4. Kompetensi dan etika usaha
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan
pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya
sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.
5. Terbangunnya citra baik
Citra baik perusahaan terbagi dua yaitu trust internal dan trust eksternal.
Trust internal adalah amanah dari segenap orang yang ada dalam
perusahaan sedangkan trust eksternal adalah timbulnya rasa amanah
atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen,
pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas bahkan juga pesaing.
Dalam penelitian ini menggunakan indikator keberhasilan dari Suryana
(2003), antara lain:
1. Modal
Uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, harta benda
(uang, barang, dsb) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan
sesuatu yang menambah kekayaan.
2. Pendapatan
Jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya,
kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan.
3. Volume Penjualan
Jumlah penjualan yang berhasil dicapai atau yang ingin dicapai oleh
perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
4. Output Produksi
Produk (barang atau jasa) dari suatu proses.
5. Tenaga Kerja
Penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain
mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan,
mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.
2.3 Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha
Hofer dan Sandberg (dalam Hunger & Wheelen, 2003) yang terdapat
pada jurnal Wijayanto (2011) mengemukakan bahwa terdapat tiga faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja usaha kecil terutama untuk usaha baru. Sesuai
dengan tingkat pengaruhnya faktor-faktor tersebut adalah struktur industri,
strategi bisnis dan jiwa wirausaha.
Terdapat empat faktor jiwa wirausaha yang berpengaruh terhadap
kesuksesan usaha, yaitu:
a. Mampu mengidentifikasi kesempatan bisnis potensial.
b. Memiliki sense of urgency yang membuat mereka berorientasi pada
tindakan.
c. Mempunyai pengetahuan terinci atas faktor-faktor kunci yang
diperlukan untuk sukses dalam industri dan stamina fisik yang diperlukan
untuk pekerjaannya.
d. Mampu mencari bantuan dari pihak luar.
Steinhoff & Burgess (1993) yang terdapat pada Wijayanto (2011),
mengemukakan bahwa keberhasilan usaha dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain adalah memiliki visi dan tujuan bisnis, berani mengambil risiko
dan uang, mampu menyusun perencanaan usaha, mengorganisir sumber daya,
dan implementasinya, sanggup bekerja keras, mampu membangun hubungan
dengan pelanggan, tenaga kerja, pemasok, dan sebagainya, dan memiliki
tanggung jawab terhadap keberhasilan maupun kegagalan.
2.4 Usaha Budidaya Perikanan
Pembudidaya ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,
dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang
terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat,
mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau
mengawetkannya.
Menurut Reksohadiprodjo dan Pradono (1988), untuk usaha perikanan
darat usaha budidaya ikan meliputi pemeliharaan ikan atau udang baik di dalam
kolam maupun ditambak payau, pemeliharaan ikan disawah dan pemeliharaan
ikan di perairan umum.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Alfiansyah, Bambang
(2014) dengan judul Perencanaan Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Koi
di Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Didapatkan hasil
dari penelitian analisis jangka pendek selama setahun memperoleh penerimaan
sebesar Rp 82.200.000,-, nilai R/C ratio sebesar 3,11, keuntungan sebesar Rp
58.486.833,-, rentabilitas/presentase keuntungan sebesar 211%, penerimaan
sebesar Rp 1.880.555,-. Diagram analisis SWOT pada usaha pembesaran ikan
koi arah pengembangan usaha dengan mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif (growth oriented strategy) yang menggunakan strategi strength
opportunities (SO) dengan mengoptimalkan kekuatan dan memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi pengembangan pada usaha pembesaran ikan koi
yaitu memanfaatkan peluang pasar yang masih terbuka, mempertahankan
kualitas ikan koi, memanfaatkan sarana dan prasarana yang mendukung usaha
budidaya dalam pengembangan usaha, mengikuti penyuluhan yang diadakan
oleh instansi DKP. Perencanaan pada finansiil pada usaha pembesaran ikan koi
di Desa Pranggang dengan analisis finansiil jangka panjang selama sepuluh
tahun (2015-2024) pada usaha pembesaran ikan koi milik Pak Tonot melakukan
penambahan investasi sebesar Rp 73.955.600,-, dengan net present value
sebesar Rp 294.934.577,-, net benefit cost ratio sebesar 7,88, internal rate of
return sebesar 151%, payback period/waktu pengembalian modal sekitar 0,73
tahun. Beda penelitian diatas dengan penelitian ini yaitu penelitian tersebut
tentang perencanaan pengembangan usaha pembesaran ikan koi, dan dalam
penelitian ini tentang pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan
usaha.
Penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Hanik Cahyaningrum,
(2016) dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Koi Pada
“Pranggang Koi Farm” Desa Pranggang, Kabupaten Kediri, Jawa
Timur. Didapatkan hasil analisis SWOT usaha pembesaran ikan ikan koi
didapatkan strategi SO yaitu mendukung strategi agresif. Strategi SO diterapkan
dengan cara memanfaatkan peluang pasar ikan koi yang masih terbuka,
mempertahankan dan memperbaiki kualitas ikan koi, memanfatkan sarana dan
prasarana yang mendukung dan meningkatkan sumberdaya manusia.
Perencanaan Pengembangan Bisnis Usaha Pembesaran Ikan Koi di Desa
Pranggang adalah dengan meningkatkan jumlah benih dan pakan sebesar 10%.
Sehingga didapatkan perencanaan pada aspek finansiil untuk jangka pendek
modal tetap Rp. 201.390.000, modal lancar Rp. 111.320.000 dan modal kerjanya
Rp. 197.115.625. Biaya produksi yang digunakan untuk biaya tetap sebesar Rp.
85.795.625 dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 197.115.625. penerimaan yang
diperoleh sebesar Rp. 569.992.500, R/C ratio sebesar Rp. 2,89, keuntungan
sebesar Rp. 372.876.875, Rentabilitas sebesar Rp. 189,16%, BEP sales mix
total sebesar Rp. 107.244.531 sehingga didapatkan Grade A untuk BEP sales
Rp. 73.998.726 dengan unit sebesar 1.850 ekor, Grade B untuk BEP sales Rp.
25.738.687 dengan unit sebesar 2.574 ekor dan Grade C untuk BEP sales Rp.
53.622.265 dengan unit sebesar 7.661 ekor. Sedangkan pada aspek Finansiil
jangka panjang didapatkan hasil untuk Re-investasi tahun 2017 - 2026 sebesar
Rp. 298.475.000, NPV sebesar Rp. 2.280.071.701, Net B/C sebesar 12.32, IRR
sebesar 185%, PP sebesar 0,54 tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa
usaha ini layak. Pada perencanaan aspek manajemen untuk perencanaan yaitu
ditambhnya benih dan pakan sebesar 10% dan lebih menjaga kualitas ikan koi
agar lebih baik. Pada bagian pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan
tidak terjadi perubahan karena sudah berjalan dengan baik. Aspek pemasaran
pada permintaan tidak terjadi perubahan. Namun pada saluran pemasaran
dilakukan perencanaan yaitu dengan cara mengaktifkan kembali website
Pranggang Koi Farm sebagai sarana pemasaran langsung kepada konsumen.
Penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh IGAN Dananjaya, et al
(2014), Penelitian ini dilaksanakan melalui survai dalam rangka menguji hipotesis
dan menjelaskan tingkat jiwa kewirausahaan, penerapan manajemen agribisnis
dan tingkat keberhasilan Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan. Sampel
dalam penelitian ini adalah Kelompok Tani pelaksana dalam Gapoktan Simantri.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam
penelitian ini, diperoleh bahwa Jiwa Kewirausahaan berpengaruh positif sangat
signifikan terhadap keberhasilan kelompok tani pelaksana pada Gapoktan
Simantri di Kabupaten Tabanan. Indikator jiwa kewirausahaan yang paling
dominan adalah sifat keluwesan bergaul. Manajemen agribisnis berpengaruh
positif sangat signifikan terhadap keberhasilan kelompok tani pelaksana pada
Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan. Indikator manajemen agribisnis yang
paling dominan adalah pengembangan usaha agribisnis. Indikator keberhasilan
Simantri yang paling dominan adalah berkembangnya pertanian organik menuju
green economic. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan
dijalankan yaitu sama-sama mengukur pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lainnya dan perbedaannya yaitu pada penelitian ini data yang diperoleh
dari hasil distribusi kuesioner dianalisis menggunakan Partial Least Square
(PLS).
Penelitian sebelumnya dilaksanakan oleh Aprillianty (2012), Jenis
penelitian yang digunakan adalah ex post facto. Penelitian telah dilaksanakan di
SMK Rumpun Pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu SMK Negeri 1
Nanggulan Kulon Progo, SMK Negeri 1 Pandak Bantul, SMK Indonesia YIPK
Bantul, dan SMK Perkebunan MM 52 Yogyakarta. Variabel dalam penelitian ini
terdiri dari tiga variabel bebas (independent variable). Variabel tersebut diberi
simbol X1, X2, dan X3, yaitu Potensi Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan
Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga. Variabel terikat (dependent variable)
diberi simbol Y yaitu Minat Berwirausaha. Data variabel Y, X1, dan X3
dikumpulkan menggunakan instrumen kuisioner (angket). Skala yang digunakan
dalam mengukur aspek ini adalah skala Likert dengan empat alternatif jawaban.
Hasil penelitian ini potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan,
dan lingkungan keluarga secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signfikan terhadap minat berwirausaha siswa SMK Rumpun Pertanian di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan
dijalankan yaitu sama-sama mengukur pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lainnya dan sama-sama menggunakan skala likert.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nia Fidiana et al (2014),
Fokus penelitian ini hanya dengan untuk mengukur tingkat jiwa wirausaha mikro.
Penelitian ini termasuk dalam kategori kuantitatif, dengan teknik survey dengan
objek penelitian pengusaha kecil yang ada di Desa Suka Maju Kecamatan
Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis
jiwa kewirausahaan pengusaha kecil didapatkan bahwa jiwa kewirausahaann
para pengusaha kecil di desa suka maju Kecamatan Rambah Kabupaten Roka
Hulu secara umum berada dalam kategori tinggi. Kepercayaan diri, inisiatif, motif
berprestasi, jiwa kepemimpinan dan keberanian mengambil resiko sebagian
besar pengusaha kecil tinggi. TCR atau tingkat pencapaian responden dari
seluruh dimensi rata-rata diatas 80% dengan keterangan tinggi kecuali dalam
dimensi berani mengambil resiko dalam indikator inovatif dan fleksibel tingkat
pencapaian responden hanya diantara 75-80% atau dengan keterangan sedang.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chairy (2011). Penelitian ini
menganalisa variabel karakteristik entrepreneural, jenis etnis, jenis kelamin dan
profesi orang tua dapat berpengaruh terhadap intensi berwirausaha pada
mahasiswa di Jakarta. Hasil dari penelitian tersebut dengan menggunakan SPSS
didapat nilai R square sebesar 0,453 mennunjukkan bahwa keenam karakteristik
entrepeneural yang diteliti mampu menjelaskan intensi berwirausaha sebesar 45
persen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
studi ini. Nilai t yang didapat dari proses regresi, hasil menunjukkan bahwa dari
ke 6 komponen karakteristik, hanya komponen innovativeness tidak
mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa dan karakteristik entrepeneural
lainnya yaitu need for ambiguity, Internal locus of control, risk taking propensity,
tolerance for ambiguity, dan self confidence terbukti mempengaruhi intensi
berwirausaha secara signifikan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
akan dijalankan yaitu sama-sama mengukur pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lainnya, dan sama-sama menggunkan SPSS.
Penelitian sebelumnya dilaksanakan oleh Fitria Lestari (2013). Objek
dalam penelitian ini adalah jiwa kewirausahaan, Kreativitas, dan Keberhasilan
Usaha dilaksanakan pada sentra industri rajutan Binong Jati Bandung. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan
verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
didapatkan bahwa Jiwa kewirausahaan para pengusaha sentra industri rajutan di
Binongjati Bandung secara umum berada dalam kategori baik. Kepercayaan diri
dan inisiatif yang dimiliki sebagian besar pengusaha sentra industri rajutan di
Binongjati Bandung sudah tinggi. Jiwa kepemimpinan dan keberanian
mengambil risiko sebagian besar pengusaha sentra industri rajutan di Binongjati
Bandung cukup tinggi. Kreativitas sebagian besar pengusaha sentra industri
rajutan di Binongjati Bandung cukup tinggi. Keingintahuan dan kemampuan
sebagian besar pengusaha sentra industri rajutan di Binongjati Bandung dalam
mencari solusi dari masalah cukup tinggi. Imajinasi sebagian besar pengusaha
sentra industri rajutan di Binongjati Bandung juga cukup tinggi. Keberhasilan
usaha sentra industri rajutan di Binongjati Bandung secara umum berada dalam
kategori cukup. Pendapatan para pengusaha sentra industri rajutan di Binongjati
Bandung cenderung stagnan dengan penjualan yang cukup tinggi. Output
produksi sebagian besar pengusaha sentra industri rajutan di Binongjati
Bandung cukup tinggi dengan tenaga kerja yang cukup memadai. Jiwa
kewirausahaan dan kreativitas secara bersama-sama memberikan kontribusi
atau pengaruh terhadap keberhasilan usaha sentra industri rajutan di Binongjati
Bandung. Diantara variabel independen, kreativitas memberikan pengaruh yang
lebih besar terhadap keberhasilan usaha sentra industri rajutan di Binongjati
Bandung dibanding jiwa kewirausahaan.
2.6 Kerangka Pemikiran
Usaha budidaya ikan koi merupakan salah satu usaha yang menjadi
salah satu usaha terbesar di Desa Pranggang. Pada mulanya masyarakat Desa
Pranggang bermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani, akan tetapi
sekitar tahun 2008 beberapa petani Desa Pranggang berinisiatif untuk
memaksimalkan manfaat ketersediaan air bersih yang melimpah dari 2 sumber
air yang ada di Desa Pranggang tersebut. Akhirnya beberapa petani
menjatuhkan pilihannya kepada usaha di bidang perikanan. Dan salah satu
usaha budidaya ikan tersebut yaitu budidaya ikan koi. Seiring dengan
berjalannya waktu, karena prospek dan prestasi yang semakin terlihat baik maka
semakin banyak petani yang beralih menjadi pembudidaya ikan koi. Kemudian
melalui musyawarah didirikanlah suatu wadah atau kelompok khusus
pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang yang bernama Pranggang Koi Farm.
Kewirausahaan mengandung makna wirausaha yaitu cabang ilmu
ekonomi yang mengajarkan bagaimana memupuk kemandirian dalam memulai
suatu usaha dalam rangka mencapai profit serta mengembangkan seluruh
potensi ekonomi yang dimiliki. Melalui kewirausahaan bisa mendapatkan
keuntungan atau keberhasilan. Jiwa kewirausahaan akan mulai tumbuh dan
kemudian terbentuk secara psikologis dan mengarahkan individu dalam
memahami sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh individu yang
Jiwa Kewirausahaan (X)
1. Percaya Diri (X1)
2. Berorientasi pada
hasil (X2)
3. Keberanian
mengambil resiko
(X3)
4. Kepemimpinan (X4)
5. Keorisinilan (X5)
6. Berorientasi pada
masa depan (X6)
Alma (2011)
berprofesi sebagai pengusaha agar keberhasilan lebih cepat tercapai dengan
cara yang tepat. Dalam mengembangkan usaha budidaya ikan koinya sebagai
sebuah usaha yang berhasil pembudidaya tentu memerlukan karakteristik usaha
yang baik. Melalui gambar 1 dapat diungkapkan kerangka penelitian yang
menjelaskan pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada
usaha budidaya ikan koi di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdadan) Pranggang
Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.
Gambar 1. Kerangka Berfikir Penelitian
Pokdadan Pranggang Koi
Farm di Desa Pranggang
Pembudidaya Ikan Koi
di Desa Pranggang
Keberhasilan Usaha
Budidaya Ikan Koi (Y)
1. Kekuatan modal
2. Kualitas sumber
daya manusia
3. Penguasaan
teknologi
4. Sistem manajemen
5. Jaringan bisnis
dengan pihak luar
6. Tingkat
entrepreneurship
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap
Keberhasilan Usaha pada Usaha Budidaya Ikan Koi di Kelompok Pembudidaya
Ikan (Pokdadan) Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri.” ini dilaksanakan di Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri pada bulan September 2017-selesai
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif dan kausal. Dimana penelitian ini merupakan dugaan
tentang adanya sebab akibat antar variabel dalam populasi yang akan diuji
dengan menggunakan metode kuantitatif.
Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2013) merupakan metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Penelitian kausal menurut Zikmund et al (2010) adalah riset yang
dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan sebab dan akibat”. Tujuan dari
penelitian kausal adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab dan
akibat yang berdasar pada pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari
kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
Jadi, terdapat hubungan sebab akibat yang dapat diteliti antara variabel
pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha. Penelitian kausal
bertujuan untuk mencari hubungan sebab dan akibat, mengetahui variabel yang
menjadi variabel pengaruh (variabel independen) dan variabel yang menjadi
variabel terpengaruh (variabel dependen), mengetahui keterkaitan antara
variabel-variabel tersebut (Rangkuti, 2011).
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk kata
verbal bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif dalam penelitian ini yaitu
meliputi gambaran umum lokasi penelitian, meliputi: sejarah singkat usaha
budidaya ikan koi, letak geografis, dan visi & misi.
Data Kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara
langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan
bilangan atau berbentuk angka. Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan
adalah: jumlah penduduk desa pranggang, dan hasil angket kuesioner.
3.3.2 Sumber Data
Penelitian ini menggunakan 2 jenis data yaitu data primer dan data
sekunder. sedangkan data sekunder bersumber dari kantor Kepala Desa
Pranggang dan studi pustaka.
3.3.2.1 Data Primer
Menurut Zulganef (2008), data primer merupakan data yang diperoleh
oleh peneliti secara langsung melalui, wawancara atau pengisian kuisioner.
Sedangkan Menurut Sarwono (2006), menyatakan bahwa data primer adalah
data yang hanya dapat diperoleh si peneliti dari sumber asli atau pertama, yaitu
melalui nara sumber yang tepat dan yang peneliti jadikan responden dalam
penelitian.
Data primer yang didapat dari penelitian ini yaitu bersumber dari hasil
kuesioner yang disebrkan kepada responden, wawancara langsung dengan
pemilik usaha, dan observasi lapang.
3.3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder menurut Budiyanto (2012) yaitu pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti secara tidak langsung kepada objek penelitian. Data yang
diperoleh adalah data yang disajikan oleh pihak-pihak lain. Menurut Zulganef
(2008), data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber lain, artinya
data diperoleh secara tidak langsung. Data tersebut bisa diperoleh misalnya
melalui catatan atau arsip perusahaan, publikasi yang pernah dilakukan oleh
pemerintah, atau yang ada pada media massa.
Data sekunder yang digunakan yaitu keadaan geografis dan topografi
lokasi penelitian. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mencatat
data yang bersumber dari kantor kelurahan, dan berbagai sumber instansi terkait
yang berhubungan dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik dan jurnal
penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
3.4.1 Observasi
Observasi merupakan cara atau metode menghimpun keterangan atau
data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan
(Mania, 2008). Menurut Sugiyono (2014), teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Observasi yang akan dilakukan oleh peneliti foto-foto kegiatan yang
dilakukan dalam usaha budidaya ikan koi, merekam data, Kondisi tempat
penelitian, sarana prasarana pendukung tempat penelitian, berbagai fasilitas
penunjang yang ada di tempat penelitian, pengamatan bentuk kolam,
pengamatan sumber air dan saluran air yang ada di tempat penelitian.
3.4.2 Wawancara dan Kuesioner
Menurut Nawawi (2012), wawancara atau interviu adalah usaha
pengumpulan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan,
untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interviu adalah kontak langsung
dengan tatap muka antara si pencari informasi dengan sumber informasi. Interviu
secara sederhana dapat diartikan sebagai alat pengumpul data dengan
menggunakan tanya jawab sebagai medianya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti apabila variabel yang diukur dan tahu
apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok untuk
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
cukup luas (Sugiyono, 2014)
Proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka
sekaligus pembagian dan pengisian kuesioner diharapkan mampu
mengumpulkan data yang akan diteliti. Sehingga peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan mengetahui apa yang bisa diharapkan dari
responden.
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono
(2009).
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri
tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Jadi, kumpulan
elemen itu menunjukkan jumlah, sedangkan ciri-ciri tertentu menunjukkan
karekteristik dari kumpulan itu Sanusi (2011). Populasi dalam penelitian ini
adalah para pembudidaya ikan koi yang tergabung dalam Pranggang Koi Farm
di Desa Pranggang.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki
oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga,
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili) Sugiyono (2009).
Dalam penelitian ini mengambil populasi para pembudidaya yang ada di
Desa Pranggang sebanyak 20 orang . Menurut Arikunto (2006), jika sampel
populasinya kurang dari 100 orang maka jumlah sampelnya diambil keseluruhan.
Menurut Sugiyono (2010), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel. Sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah 20 anggota
pembudidaya yang tergabung dalam Pranggang Koin Farm .
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini menggunnakan analisis deskriptif untuk
mendapatkan hasil presentase mengenai variabel jiwa kewirausahaan (X) dan
keberhasilan usaha (Y) dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik
pengumpulan data.
Menurut Sugiyono (2011), statisik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Pengukuran dengan menggunakan kuesioner dilakukan untuk
mengetahui pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha para
pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang. Pada kuesioner ini terdapat empat
pilihan yang harus dipilih dan dianggap sesuai menurut responden. Dari jawaban
tersebut kemudian disusun kriteria penilaian utuk setiap item pernyataan
berdasarkan presentase.
3.7 Definisi Operasional
Menurut Nazir (2005), definisi operasional merupakan suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti,
atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak atau variable tersebut. Berdasarkan konsep
diatas, definisi operasional dalam penelitian ini dijabarkan pada tabel mengenai
konsep, variabel, indicator dan item penelitian.
3.8 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009).
Variabel yang dipakai pada penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu
variabel independen dan variabel dependen.
3.8.1 Variabel Independen
Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari 6 variabel yaitu Percaya
Diri (X1), Berorientasi pada Hasil (X2), Pengambilan Resiko (X3), Kepemimpinan
(X4), Keorisinilan (X5), dan Berorientasi ke masa depan (X6).
Variabel bebas pada penelitian ini terdiri dari:
1. Percaya Diri (X1)
Variabel ini diukur dari pertanyaan responden tentang rasa percaya diri.
Indikator antara lain penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin,
bertanggung jawab.
2. Berorientasi Pada Hasil (X2)
Variabel ini diukur dari pertanyaan responden tentang Berorientasi pada
tugas dan hasil. Indikator antara lain Berorientasi pada laba, mempunyai
dorongan yang kuat, energik, tekun dan tabah, dan kerja keras serta inisiatif.
3. Keberanian Mengambil Resiko (X3)
Variabel ini diukur dari pernyataan responden tentang rasa keberanian
mengambil resiko. Indikatornya yaitu mampu mengambil resiko yang wajar.
4. Kepemimpinan (X4)
Persepsi atau penilaian responden terhadap sifat kepemimpinan.
Indikator antara lain Berjiwa Kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang
lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.
5. Keorisinalitasan (X5)
Persepsi atau penilaian responden terhadap keorisinalitasan ide.
Indikatornya adalah inovatif, kreatif dan fleksibel.
6. Berorientasi pada Masa Depan (X6)
Persepsi atau penilaian responden terhadap pandangan jauh ke depan.
Indikatornya yaitu memiliki visi.
3.8.2 Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013).
Dalam penelitian ini penulis menetapkan Keberhasilan Usaha (Y) sebagai
variabel terikat atau dependen.
Keberhasilan usaha dapat diukur dengan beberapa indikator antara lain:
1. Modal
Uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, harta benda
(uang, barang, dsb) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan
sesuatu yang menambah kekayaan.
2. Pendapatan
Jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya,
kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan.
3. Volume Penjualan
Jumlah penjualan yang berhasil dicapai atau yang ingin dicapai oleh
perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
4. Output Produksi
Produk (barang atau jasa) dari suatu proses.
5. Tenaga Kerja
Penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain
mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan,
mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.
3.9 Variabel Indikator dan Item Indikator
Variabel indikator dan item indikator pada penelitian ini akan dijelaskan
dalam Tabel 1. Sebagai berikut :
Table 1. Konsep, Variabel dan Indikator
Konsep Variabel Indikator Item
Jiwa
Kewirau
sahaan
1. Percaya Diri (X1)
a. Penuh keyakinan
b. Optimis c. Berkomitmen d. Disiplin e. Bertanggung
jawab
a. Memiliki keyakinan terhadap usaha
b. Memiliki rasa optimis terhadap keberhasilan usaha
c. Memiliki komitmen dalam menjalankan usaha
d. Disiplin dalam menjalankan usaha
e. Memiliki tanggung jawab dalam bekerja
2. Berorentasi pada Hasil (X2)
a. Berorientasi pada Laba
b. Mempunyai dorongan yang kuat
c. Energik d. Tekun dan
tabah e. Kerja keras
dan inisiatif
a. Dalam menjalankan segala sesuatu berdasarkan laba
b. Mempunyai motivasi untuk berhasil
c. Selalu bersemangat dalam menjalankan usaha
d. Selalu tekun dan tabah dalam menjalankan usaha
e. Memiliki kerja keras dalam menjalankan usaha
3. Keberanian Mengambil Resiko (X3)
a. Mampu mengambil resiko yang wajar
a. Siap dengan resiko dari keputusan yang telah diambil
4. Kepemimpinan (X4)
a. Berjiwa kepemimpinan
a. Mampu mempengaruhi orang lain untuk bertindak
b. Mudah beradaptasi dengan orang lain
c. Terbuka terhadap kritik dan saran
sesuai dengan yang diinginkan
b. Mudah bergaul dengan orang lain
c. Menanggapi kritik dengan baik
5. Keorisinalitasan (X5)
a. Inovatif b. Kreatif c. Fleksibel
a. Selalu mencoba berbagai inovasi
b. Mempunyai ide-ide kreatif c. Mudah menyesuaikan diri
6. Berorientasi pada Masa Depan (X6)
a. Memiliki Visi a. Memiliki visi dalam menjalankan usaha
Keberh
asilan
Usaha
1. Keberhasilan Usaha (Y)
a. Modal b. Pendapatan c. Volume
Penjualan d. Output
Produksi e. Tenaga Kerja
a. Mengalami perputaran modal
b. pendapatan bertambah dari waktu ke waktu
c. Volume penjualan meningkat
d. Output produksi meningkat
e. Mampu menambah karyawan
3.10 Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bisa digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif Sugiyono (2012). Macam-macam skala
pengukuran dapat berupa: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala
ratio Sugiyono (2012). Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang
diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka,
sehingga akan lebih akurat, efisiensi dan komunikatif. Untuk skala sikap yang
digunakan yaitu skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepdi
seseorang seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial.
Dengan skala likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Penelitian ini memperoleh data yang dibutuhkan berdasarkan keterangan dan
informasi yang diberikan responden melalui angket/kuisioner yang telah
disebarkan dengan metode skor. Pemberian skor ini digunakan sistem skala
likert. Adapun pemberian skor terhadap jawaban responden dalam kuesioner
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pemberian Skor
No. Jawaban Responden Skor
1. Sangat tidak Setuju 1
2. Tidak Setuju 2
3. Netral 3
4. Setuju 4
5. Sangat Setuju 5
Pemberian skor tersebut berlaku pada setiap variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, yang terdiri dari variabel Percaya Diri (X1), Berorientasi
pada Hasil (X2), Pengambilan Resiko (X3), Kepemimpinan (X4), Keorisinilan (X5),
dan Berorientasi ke masa depan (X6).
Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan cara sebagai berikut:
1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi
oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan
pengisian angket secara menyeluruh sehingga dapat diproses lebih
lanjut.
2. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap alternative
jawaban dari setiap item berdasarkan Skala Likert. Adapun pola
pembobotan untuk coding adalah:
Tabel 3. Kriteria Bobot Nilai Alternatif
No Pilihan Jawaban Bobot
pernyataan
positif
Bobot
pernyataan
negatif
1 Sangat Positif 5 1
2 Positif 4 2
3 Netral 3 3
4 Negatif 2 4
5 Sangat Negatif 1 5
3. Tabulasi adalah menghitung hasil scoring, yang dituangkan kedalam
tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel.
4. Rancangan analisis deskritif yaitu mengolah data dari angket dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan
rumus : SK = ST X JB X JR
Keterangan :
ST = skor tertinggi
JB = Jumlah Bulir
JR = Jumlah Responden
b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor
kriterium untuk mencari jumlah skor hasil angket dengan
menggunakan rumus :
∑xi = X1 + X2 + X3 + ....... Xn
Xi = jumlah skor hasil angket variabel x
X1 – Xn = jumlah skor angket masing-masing responden
c. Membuat daerah kategori kontinum
Untuk melihat bagaimana gambaran tentang variabel secara
keseluruhan yang diharapkan responden, maka penulis
menggunakan daerah kategori sebagai berikut :
Tinggi = ST xJB x JR
Sedang = SD x JB x JR
Rendah = SR x JB x JR
Keterangan :
ST = skor tertinggi
JB = jumlah bulir
Rendah Sedang Tinggi
Gambar 2. Garis Kontinum Variabel X dan Y
Methode Succesive Internet (MSI)
Merubah data ordinal ke interval. Mengingat data vaiabel penelitian
seluruhnya diukur dalam bentuk skala ordinal sementara pengolahan data
dengan penerapan statistik parametik mensyaratkan data sekurang-kurangnya
harus diukur dalam skala interval. Dengan demikian semua data ordinal yang
terkumpul terlebih dalam skala interval dengan menggunakan method of
successive (MSI). Langkah–langkah untuk melakukan transformasi data
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perhatikan setiap butir dan menetukan banyaknya frekuensi berdasarkan
banyaknya orang yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5.
2. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya
disebut proprosisi.
3. Dengan menggunaka tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap
proporsi kumulatif yang diperoleh.
4. Tentukan nilai densitas untuk setiap nillai Z yang diperoleh.
5. Menghitung Scala Value (SV) dengan rumus :
Scale Value =
6. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus
Y = NS + k K = 1 + Nsmin
3.11 Uji Instrumen Data
Data yang baik dapat diperoleh jika instrumennya baik. Instrumen
dikatakan baik jika valid dan reliabel. Oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas.
3.11.1 Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan suatu instrumen
(Arikunto, 2006). Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungs ukurnya. Instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dalam
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji validitas ini, apabila nilai rhitung lebih besar dari rtabel dengan
tingkat signifikansi tertentu, maka angket dinyatakan valid. Sebaliknya, apabila
nilai rhitung lebih kecil dari rtabel dengan tingkat signifikansi tertentu, maka angket
dinyatakan tidak valid (Wijaya, 2013).
Nilai Pearson Correlation (rhitung) yang diperoleh dibandingkan dengan
rtabel Product Moment Pearson pada tabel dengan selang tingkat kepercayaan
95%, sehingga tingkat signifikansinya (α) = 0,05 (5%). Untuk mengetahui nilai
Pearson Correlation (rhitung), didapat dengan bantuan program SPSS (Statistical
Product and Service Solution) 16 for windows. Nilai N = 20 dan α = 0,05 maka
rtabel = 0,443 kemudian lakukan uji validitas, dengan ketentuan:
Hasil rhitung > rtabel (0,443) = valid
Hasil rhitung < rtabel (0,443) = tidak valid
3.11.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah alat untuk menunjukkan bahwa suatu instrument
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto, 2006).
Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keandalan (dapat dipercaya) dari suatu
indikator yang digunakan dalam penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang, terhadap pertanyaan adalan konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001). Konsisten atau stabil berarti
tetap adanya toleransi terhadap perbedaaan-perbedaan kecil diantara hasil
beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu
maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel.
Menurut Basri (2012), uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha
Cronbach, dimana hasil uji terdapat kriteria alpha sebagai berikut:
● Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
● Jika alpha antara 0,70 - 0,90 maka reliabilitas tinggi
●Jika alpha antara 0,50 - 0,70 maka reliabilitas moderat
● Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah
3.11.3 Uji Asumsi Klasik
Menurut Wijaya (2012) Ada beberapa macam uji asumsi klasik yaitu
Multikolineritas, Autokorelasi, Heterokedasrisitas dan Normalitas. Penelitian ini
menggunakan tiga pengujian asumsi klasik yaitu uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas.
1. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas (Ghozali, 2011). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogo nal. Variabel
ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas
sama dengan nol.
Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas didalam model regresi adalah melihat dari nilai Variance
Inflation Factor (VIF), dan nilai tolerance. Apabila nilai tolerance mendekati 1,
serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan
tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi
(Santoso,2000).
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal
(Ghozali,2011).
Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data normal. Sedangkan dasar
pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali,2001):
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-standardized. Sedangkan dasar pengambilan
keputusan untuk uji heteroskedastisitas adalah (Ghozali,2011):
Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur
(bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah.
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.11.4 Analisis Regresi Berganda Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Budidaya Ikan Koi di Desa Pranggang
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan
variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-
rata populasi atau nilai-nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui (Ghozali, 2011).
Untuk regresi yang variabel independennya terdiri atas dua atau lebih,
regresinya disebut juga regresi berganda. Oleh karena variabel independen
diatas mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi dalam penelitian ini
disebut regresi berganda.
Dalam penelitian ini variabel analisis regresi berganda digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (independent) yaitu
Percaya Diri (X1), Berorientasi pada Hasil (X2), Pengambilan Resiko (X3),
Kepemimpinan (X4), Keorisinilan (X5), dan Berorientasi ke masa depan (X6)
terhadap Keberhasilan Usaha (Y) usaha budidaya ikan koi di Pranggang Koi
Farm.
Keterangan :
Y = Keberhasilan Usaha
X1 = Percaya Diri
X2 = Berorientasi pada Hasil
X3 = Pengambilan Resiko
X4 = Kepemimpinan
X5 = Keorisinilan
X6 = Berorientasi ke Masa Depan
a = Konstanta
b1...b6 = Koefisen Regresi
e = variabel yang tidak diteliti
3.11.5 Uji Statistik
Menurut Ghozali (2011) ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir
nilai aktual dapat dilihat dengan pengujian goodness of fit-nya. Secara statistik
setidaknya dapat diukur dari nilai koefisien determinasi (R2), nilai statistik F dan
Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5 + B6x6+ e
nilai uji statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila
nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah di mana H0 ditolak),
sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam
daerah di mana H0 diterima.
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti
kemampuan variabel - variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabeldependen. Secara umum koefisien determinasi
untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang
besar antara masing – masing pengamatan, sedangkan untuk data
timeseries biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi.
Kelemahan mendasar koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu
variabel independen, maka R2
pasti meningkat tidak perduli apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh
karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2
pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2
,
adjusted R2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan kedalam model.
Sarwono (2013) mengemukakan, pengukuran varian variabel tergantung
tentang rata-ratanya yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas/prediktornya.
Jika nilai ini semakin besar (mendekati 1), maka prediksi yang dibuat semakin
akurat.
b. Uji F
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel independen yang
dimasukkan dalam model anlisis mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel depeden. Uji F ini dilakukan dengan bantuan program SPSS
16 for Windows. Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai
signifikansinya dengan taraf signifikansi 0,05. Uji F merupakan pengujian yang
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu
variabel Percaya Diri (X1), Berorientasi pada Tugas dan Hasil (X2), Keberanian
Mengambil Resiko (X3), Kepemimpinan (X4), Keorisinilan (X5), Orientasi ke
Masa Depan (X6), dan secara bersama-sama (simultan) sebagai sub variable
dari Jiwa Kewirausahaan (X) terhadap variabel terikat yaitu Keberhasilan Usaha
(Y).Kriteria untuk penerimaan dan penolakan suatu hipotesis adalah:
Nilai F-hitung ≤ F-tabel, maka Ho diterima. Nilai F-hitung > F-tabel, maka Ho
ditolak (Ghozali,2011).
c. Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2011). Uji t dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 for Windows.
Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai signifikansinya dengan taraf
signifikansi 0,05. Kriteria untuk penerimaan dan penolakan suatu hipotesis
adalah:
Nilai t-hitung ≤ t-tabel, maka Ho diterima. Nilai t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak.
IV. KONDISI UMUM PENELITIAN
4.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografi
Kabupaten Kediri yang, terletak di bagian tengah Jawa Timur, yang
secara geografis terletak antara 111o.47'- 112.o.18.'BT dan 7.o.36.'- 8.o.0' LS..
Wilayah Kabupaten Kediri terbagi ke dalam 21 wilayah kecamatan. Luas
wilayahnya secara keseluruhan adalah sekitar 138.605 ha dengan luas lahan
sawah 48.631ha dan sekitar 89.974 ha merupakan lahan tegalan dan kebun
campuran. Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri terletak di timur ibukota
kabupaten, dengan luas wilayah 88,59 km², dan terdiri dari 15 desa. Ada
beberapa desa yang letaknya di daerah perbukitan (dataran tinggi), dan ada
yang berada di dataran rendah. Batas wilayahnya sebelah barat Kecamatan
Pare dan Gurah, sebelah utara Kecamatan Puncu, sebelah timur Gunung Kelud
serta sebelah selatan Kecamatan Wates.
Desa Pranggang memiliki luas wilayah 740,51 Ha. Desa Pranggang
terletak pada Barat Laut lereng Gunung Kelud dengan ketinggian 75 m dari
permukaan laut, dengan suhu 23°C - 27°C. Desa Pranggang memiliki luas
wilayah 740,51 Hektar, dengan sawah seluas 116,510 Hektar, tegal seluas
324,160 Hektar dan Pekarangan seluas 299, 160 Hektar. Desa Pranggang
memiliki 6 Dusun yaitu Dusun Bangunrejo, Dermo Bannjarjo, Pranggang Barat,
Pranggang Timur, Mangunrejo dan Sumberejo.
Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri terletak disisi
Timur Kota Kediri yaitu antara Kota Pare dan Kota Wates, terletak ± 10 km disisi
selatan kota Pare, dari Kota Surabaya ke Desa Pranggang berjarak sekitar 100
km dengan jarak tempuh perjalanan darat sekitar 2,5 jam.
Desa Pranggang merupakan desa yang sangat menawan dengan udara
yang sejuk dan pemandangannya yang menawan dan sangat potensial untuk
dikembangkan menjadi industri wisata khususnya Wisata Ikan, hal ini karena
lokasinya di kaki Gunung Kelud dengan memiliki sumber mata air alami yang
sangat banyak dan melimpah serta potensi besar lainnya.
4.2 Keadaan Penduduk
Menurut data dari Kecamatan, Desa Pranggang memiliki jumlah
penduduk 9.175 jiwa, dengan rincian pada Tabel 4:
Tabel 4. Data Jumlah Penduduk Desa Pranggang 2016
Sumber: Kantor Kepala Desa Pranggang, 2016
Desa Pranggang dihuni oleh berbagai agama namun didominasi oleh
warga beragama islam. Data penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada
Tabel 5:
Tabel 5. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Pranggang 2016
Sumber: Kantor Kepala Desa Pranggang, 2016
Jumlah Penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Pranggang yang
paling dominan yaitu pada lulusan Sekolah Dasar dengan jumlah 675 jiwa.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan masih sangat minim di Desa Pranggang,
karena rata-rata lulusan penduduk Desa Pranggang yaitu pada tingkat SD.
Kurangnya tingkat pendidikan di Desa Pranggang menjadi salah satu alasan
No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase
1. Laki-laki 4.795 52% 2. Perempuan 4.380 48%
Total 9.175 100%
No Agama Jumlah (jiwa) Persentase
1. Islam 8.897 97% 2. 3. 4.
Kristen Hindu Budha
249 29 -
3% 0%
-
Total 9.175 100%
mengapa jiwa kewirausahaan yang dimiliki para pembudidaya tidak terlalu tinggi.
Jumlah warga yang sudah memasuki usia produktif kerja (17-55 Tahun) sebesar
50%. Jenjang pendidikan warga sekitar masih tergolong rendah karena
mayoritas masih berpendidikan SMA dan masih jarang yang meneruskan
pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
Data Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6:
Tabel 6. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Pranggang 2016
Sumber: Kantor Kepala Desa Pranggang 2016
Masyarakat Desa Pranggang menurut mata pencaharian paling dominan
yaitu yang bekerja sebagai petani dengan jumlah 1.637 jiwa pada presentase
51% dari total keseluruhan jumlah penduduk menurut mata pencaharian.
Sedangkan yang bekerja dalam usaha budidaya ikan sejumlah 19 jiwa pada
presentase 1% dan yang bekerja sebagai buruh tani/peternak/perikanan dengan
jumlah 106 jiwa pada presentase 3%. Sesuai dengan potensi daerahnya,
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Namun,
lahan sawah yang ada di desa Pranggang tidak hanya digunakan untuk lahan
pertanian saja, melainkan dijadikan kolam sawah untuk membudidaya ikan koi,
oleh karena itu tidak sedikit penduduk Desa Pranggang yang bermata
pencaharian di sektor perikanan. Dan juga didukung oleh adanya sumber mata
air di Desa Pranggang.
Data penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 7:
No Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase
1. SD/MI 675 48% 2. 3. 4.
SLTP/M.Ts SMA/MA Perguruan Tinggi
207 416 105
15% 30% 7%
Total 1.403 100%
Tabel 7. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Sumber: Kantor Kepala Desa Pranggang, 2016
4.3 Keadaan Umum Usaha Perikanan
Dari seluruh 26 kecamatan di Kabupaten Kediri semuanya memiliki
potensi pengembangan perikanan. Mulai dari usaha pembenihan ikan, budidaya
ikan konsumsi, budidaya ikan hias dan penangkapan ikan di perairan umum.
Semua usaha tersebut menjanjikan keuntungan bagi masyarakat. Misalkan
sentra pembenihan ikan nila dan lele di Kecamatan Pare, Badas dan Gurah.
Berdasarkan laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur (2016),
Pada Tahun 2016 hasil produksi perikanan budidaya di Kabupaten Kediri pada
tahun 2016 sebesar 15.331,82 ton, sedangkan perikanan tangkap di Kabupaten
Kediri mencapai 156,40 ton.
Disamping potensi ikan konsumsi, terdapat usaha budidaya ikan hias
juga mulai dikembangkan, terutama jenis ikan Koi yang dikembangkan di
Kecamatan Plosoklaten, Kecamatan Badas, Kecamatan Pare, Kecamatan Wates
dan Kecamatan Kandat. Menurut Laporan Dinas Pertenakan dan Perikanan
Kabupaten Kediri tahun (2015), jumlah produksi ikan Koi di Kabupaten Kediri
pada tahun 2015 sebesar 54.669.000 ekor dan nilai produksinya terbesar
diantara komoditas ikan hias lainnya, yaitu sebesar Rp. 218.676.000. Melihat
No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase
1. Pegawai Negeri Sipil 80 2% 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13.
ABRI Kepolisian RI Wiraswasta/Pedagang Tani Pembudidaya Ikan Pertukangan Buruh Tani/Peternak/Perikanan Jasa Peternak Sopir Swasta Pensiunan
4 5
362 1.637
19 32
106 121 16 20
681 132
0% 0%
11% 51%
1% 1% 3% 4% 1% 1%
21% 4%
Total 3.215 100%
harga ikan Koi di pasaran cukup bagus, banyak petani yang mulai memilih usaha
ikan Koi untuk dibudidayakan sebagai peluang usaha, karena harga ikan Koi
yang stabil, bisa mencapai puluhan ribu hingga puluhan juta rupiah per ekornya
tergantung corak warna dan bentuk tubuh.
Desa Pranggang merupakan sala satu desa di Kecamatan Plosoklaten
yang terdapat beberapa usaha dibidang perikanan dan wilayahnya yang sangat
cocok untuk usaha perikanan, karena kondisi air yang baik dan mudah. Ikan
yang meliputi ikan Koi, ikan Komet, ikan Bogin, ikan Koki dan jenis ikan hias
lainnya. Desa Pranggang memiliki luas persawahan seluas 116,510 Hektar
sedangkan luas kolam seluas 15 Hektar, semuanya kolam digunakan sebagai
usaha ikan hias. (Pranggang Koi Farm, 2017)
4.4 Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Usaha
Desa Pranggang yang terletak diwilayah Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri merupakan wilayah yang strategis untuk para pembudidaya
ikan, karena wilayah tersebut memiliki sumber mata air alami yang banyak,
besar dan melimpah ruah serta tidak pernah surut sepanjang tahun meskipun
dengan datangnya musim kemarau yang panjang.
Pada awalnya masyarakat Desa Pranggang merupakan petani pedesaan
yang bermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani tanaman holtikultura,
namun dikarenakan seringkali mengalami kerugian akibat biaya sarana dan
prasarana produksi yang tinggi, banyaknya hama penyakit maupun fluktuasi
harga hasil produksi yang sulit diprediksi dan tidak menguntungkan.
Akhirnya pada tahun 2008, masyarakat Desa Pranggang bersama-sama
mencoba memanfaatkan potensi sumber mata air yang melimpah untuk
berwirausaha dalam bidang perikanan terutama ikan hias Koi. Dan dalam jangka
waktu 2 tahun, hasil usaha produksi budidaya ikan Koi yang dijalankan oleh
masyarakat Desa Pranggang tekuni membuahkan hasil yang memuaskan
dibandingkan hasil produksi pertanian yang selama ini mereka jalani.
Oleh karena itu banyak sekali para petani yang mengikuti untuk beralih
menjadi pembudidaya ikan Koi, para pembudidaya ikan di Desa Pranggang lebih
cenderung memilih dan membudidayakan ikan Koi karena memiliki pangsa pasar
yang luas dari tingkat desa, kota dan Nasional bahkan International (Eksport).
Hal ini terbukti bahwa dalam waktu 2 (dua) tahun sejak tahun 2008 produksi ikan
Koi Desa Panggang telah dapat menembus pasar lokal, regional dan Nasional
yang digelar diberbagai kota di Indonesia.
Seiring dengan prospek dan prestasi yang semakin baik dari hasil usaha
budidaya ikan Koi tersebut maka semakin banyak pula petani lain yang beralih
menjadi pembudidaya ikan Koi, sehingga pada tanggal 3 April 2009, dari
beberapa pembudidaya ikan Koi berinisiatif dan bermusyawarah untuk
merencanakan mendirikan suatu wadah atau kelompok khusus untuk
pembudidaya ikan hias diwilayah Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri.
Setelah melakukan musyawarah pada tanggal 3 April 2009 maka
diputuskan pertemuan lanjutan, tepat pada tanggal 12 April 2009. Pertemuan
besar yang dihadiri oleh beberapa perwakilan pembudidaya ikan Koi dari semua
dusun di wilayah Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri,
maka terbentuklah kelompok untuk para pembudidaya ikan Koi dengan memilih
dan menetapkan nama kelompok ikan (Pokdadan) yaitu Pranggang Koi Club,
namun sekarang berubah menjadi Pranggang Koi Farm. (Pranggang Koi Farm,
2017)
4.5 Visi dan Misi Usaha
Sebagaimana dalam pembentukan suatu kelompok, maka para anggota
pembudidaya ikan Koi di desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten
Kediri memiliki suatu cita-cita mulia yang akan diwujudkan dan dituangkan dalam
suatu visi yaitu “Dengan PKF Kita Tingkatkan Kesejahteraan Perekonomian
Pembudidaya Ikan Koi/”
Selanjutnya untuk meraih visi yang telah ditetapkan diatas, segenap anggota
PKF akan melakukan kegiatan riil yang dituangkan dalam Misi/Tujuan yaitu:
1. Meningkatkan keakraban antara pembudidaya, pengusaha dan
penggemar Ikan.
2. Mengembangkan dan meningkatkan pengusaha dan pembudidaya
ikan Koi menjadi wiraswasta yang mandiri dan tangguh.
3. Membuka lapangan kerja masyarakat lokal Desa Pranggang dan
sekitarnya.
4. Mengembangkan kerjasama dalam bentuk kemitraan usaha antara
pembudidaya, pengusaha dan lembaga ekonomi yang saling
menguntungkan.
5. Sebagai wadah dalam menyalurkan masalah serta inovasi tentang
dunia perikanan, khususnya ikan Koi.
4.6 Struktur Organisasi
Sejak berdiri pada tahun 2008 sampai saat ini Pranggang Koi Farm terus
berbenah diri dengan mengadakan periode kepengurusan sebagai upaya
regenerasi dan kaderisasi meskipun pengurus dapat diangkat kembali
berdasarkan rapat anggota. Di kelompok PKF mengadakan rapat secara berkala
jika ada yang perlu di musyawarahkan.
Gambar 3. Struktur Organisasi Pokdadan Pranggang Koi Farm 2014-2017
Sumber: Pokdadan Pranggang Koi Farm 2017
Tabel 8. Tugas dan Wewenang Pengurus Pranggang Koi Farm
No Jabatan Tugas
1. Ketua Kelompok Memimpin rapat
Mengesahkan dokumen
Mewakili kelompok dalam perjanjian kerjasama dengan instansi lain
2. Sekretaris Mencatat administrasi kelompok dan hasil rapat
Menyimpan dokumen rekaman 3. Bendara Memegang admistri keuangan
kelompok
Menerima bantuan dari pemerintah
Sumber: Pokdadan Pranggang Koi Farm 2017
PELINDUNG
MASHARI
(Kepala Desa
Pranggang)
KETUA
SUNTORO
BENDAHARA
AGUS TRIYONO
SEKRETARIS
DIANA FAUZI
SIE KEAMANAN
MUHTIAR
ANGGOTA
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
Di dalam penelitian ini dikumpulkan data primer untuk mengetahui
Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada usaha
budidaya ikan koi di Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri
melalui penyebaran kuesioner kepada 20 orang para pembudidaya ikan koi yang
menjadi sampel penelitian. Pada analisis ini, data responden di jelaskan melalui
tabel. Untuk data responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan dari hasil pengisian identitas responden yang dilakukan oleh
para pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang, diperoleh data komposisi
responden menurut kelompok usia yang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat responden usia yang paling banyak
adalah kisaran usia 41-50 tahun sebanyak 10 orang dengan presentase 50%.
Sementara pada kisaran 31-40 tahun sebanyak 8 orang dengan presentase
40%. Dan terendah pada usia 20-30 tahun sebanyak 1 orang dengan presentase
10%. Hal ini berarti para pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang lebih banyak
yang berusia 41-50 tahun, namun meskipun usianya yang tergolong sudah tidak
muda lagi, para pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang masih cukup gesit
dalam melakukan pekerjaannya.
No. Usia (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase
1. 20 – 30 2 10% 2. 31 – 40 8 40% 3. 41- 50 10 50%
Jumlah 20 100%
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan dari hasil pengisian identitas responden dalam kuesioner
yang dilakukan oleh para pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang, diperoleh
data komposisi responden menurut pendidikan terakhir yang dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak
sebanyak 12 orang dengan presentase 60% pendidikan terakhir SMA,
sedangkan pendidikan terakhir SMP sebanyak 6 orang dengan presentase 30%.
Dan untuk pendidikan terakhir yang paling rendah yaitu pendidikan terakhir SD
sebanyak 2 orang dengan presentase 10%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
para pembudidaya di Desa Pranggang rata-rata memiliki pendidikan terakhir
SMA, namun hal tersebut tidak menentukan seseorang untuk menjadi
pembudidaya ikan koi. Para pembudidaya ikan koi sudah memiliki keterampilan
untuk menjalankan usahanya dan juga sudah memahami mengenai usaha
tersebut. Sehingga para pembudidaya di Desa Pranggang dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik.
5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan dari hasil pengisian identitas responden dalam kuesioner
yang dilakukan oleh para pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang, diperoleh
data komposisi responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 11.
No Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase
1. SD 2 10% 2. 3.
SMP SMA
6 12
30% 60%
Total 20 100%
Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan pada tabel 11, dapat dilihat bahwa jumlah responden
pengusaha budidaya ikan koi berdasarkan jenis kelamin berjumah 20 responden
yang terdiri dari wanita sebanyak 3 orang atau 15% dan laki-laki berjumlah 17
orang atau 85%.
Responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada
responden dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini berarti pembudidaya ikan
koi yang ada di Desa Pranggang lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki
dibanding perempuan. Banyaknya pembudidaya ikan koi yang berjenis kelamin
laki-laki di Desa Pranggang dikarenakan laki-laki lebih memiliki leadership dan
inisiatif yang tinggi, mereka juga lebih telaten dalam mengurus kolam dan
mengurus ikan koi. Dan juga laki-laki memiliki pola pikir yang lebih sistematis.
5.2 Gambaran Tingkat Jiwa Kewirausahaan Pembudidaya Ikan Koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang
Pada bagian ini akan dijelaskan gambaran tingkat jiwa kewirausahaan
pembudidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang guna
menjawab tujuan penelitian. Gambaran tingkat jiwa kewirausahaan pembudidaya
ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang dapat dilihat dari
distribusi jawaban responden. Deskripsi distribusi jawaban responden
memberikan penjelasan mengenai distribusi item-item dari variabel Percaya Diri
(X1), Berorientasi pada Tugas dan Hasil (X2), Keberanian Mengambil Resiko (X3),
Kepemimpinan (X4), Keorisinilan (X5), dan Orientasi ke Masa Depan (X6).
No Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase
1. Laki-laki 17 85% 2. Perempuan 3 15%
Total 20 100%
5.2.1 Distribusi Jawaban Responden terhadap Percaya Diri (X1)
Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari jawaban responden melalui
kuesioner yang telah disebarkan.Dari tabel dibawah ini dapat diketahui penilaian
responden terhadap variabel percaya diri (X1). Hasil pengolahan data
ditampilkan pada Tabel 12:
Tabel 12. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Percaya Diri (X1)
No Item Indikator
Skor jawaban Jumlah Skor Total 1 2 3 4 5
1 Penuh Keyakinan (X1.1)
0 0 2 7 11 20 89
0% 0% 10% 35% 55% 100% 89%
2 Optimis (X1.2) 0 1 1 11 7 20 84
0% 5% 5% 55% 35% 100% 84%
3 Berkomitmen (X1.3)
0 1 3 9 7 20 82
0% 5% 15% 45% 35% 100% 82%
4 Disiplin (X1.4) 0 1 2 11 6 20 82
0% 5% 10% 55% 30% 100% 82%
5 Bertanggung Jawab (X1.5)
0 1 1 11 7 20 84
0% 5% 5% 55% 35% 100% 84% Total Skor rata-rata 84,2
Presentase skor rata-rata 84,2%
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa distribusi jawaban
responden pada variabel percaya diri (X1) memiliki presentase sebesar 84,2%.
Rata-rata persentase tertinggi berada pada item penuh keyakiyan yang memiliki
persentase sebesar 89%. Item keyakinan memiliki presentase paling tinggi
dikarenakan para pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang tersebut yakin akan
usaha yang mereka jalankan, karena usaha tersebut menjanjikan. Banyak
orang-orang yang tertarik terhadap ikan koi, untuk di jadikan ikan hias di kolam
rumah atau untuk diikutkan kontes. Dan skor terendah terdapat pada item
berkomitmen dan disiplin. Meskipun skor item berkomitmen dan disiplin tidak
terlalu rendah dan masih masuk dalam kategori tinggi, namun rupanya masih
terdapat para pembudidaya yang komitmen dalam usahanya masih kurang, hal
tersebut menyebabkan turunnya kinerja para pembudidaya dalam menjalankan
usaha tersebut. sehingga tujuan dari perusahaan sulit dicapai. Dan masih
terdapatnya para pembudidaya yang kurang disiplin dalam menjalankan
usahanya, tidak tepat waktu dalam menjalankan usaha dapat menyebabkan
para konsumen menjadi enggan untuk membeli di tempat tersebut dan akan
memilih tempat yang lainnya.
Pada item penuh keyakinan (X1.1), sebagian besar responden menjawab
sangat setuju dengan skor total 89 atau 89%. Hal ini membuktikan bahwa
sebagian besar responden memiliki keyakinan dalam menjalankan usahanya,
dalam menjalankan suatu usaha memang dibutuhkan keyakinan yang kuat agar
usaha tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Pada item optimis (X1.2), sebagian besar responden menjawab setuju
dengan skor total 84 atau 84%. Yang memiliki arti bahwa para pembudidaya ikan
koi memiliki sifat optimis dengan usaha yang sedang dijalankannya sekarang.
Dalam kondisi sesulit apapun seorang pelaku nusaha dituntut untuk bisa selalu
optimis dalam menjalankan usahanya karena tanpa adanya optimisme dari
pengusaha tersebut, usaha tersebut tidak mampu bertahan lama dalam
menghadapi persaingan yang ada.
Pada item berkomitmen (X1.3), sebagian besar responden menjawab
setuju dengan skor 82 atau 82%. Hal ini membuktikan bahwa para pembudidaya
setuju bahwa dalam menjalankan suatu usaha dibutuhkan komitmen. Agar
dalam menjalankan suatu usaha tidak mudah terpengaruh oleh goncangan dari
luar maupun dari dalam diri, dan agar tetap fokus pada tujuan awal.
Pada item disiplin (X1.4), sebagian besar responden menjawab setuju
dengan skor 82 atau 82%. Hal ini berarti para pembudidaya ikan koi setuju
bahwa disiplin memang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha, seorang
pengusaha haruslah disiplin dalam terhadap tugas dan pekerjaannya, ketepatan
terhadap waktu, terhadap pekerjaan, terhadap sistem kerja sangatlah dibutuhkan
karena jiwa seorang pelaku usaha sering menunda pekerjaan dengan berbagai
macam alasan, hal tersebut akan menghambat pengusaha tersebut dalam
meraih keberhasilan usaha.
Pada item bertanggung jawab (X1.5), sebagian besar responden
menjawab setuju dengan skor 84 atau 84%. Hal ini membuktikan bahwa para
pembudidaya ikan koi bertanggung jawab atas usaha yang mereka jalankan.
Karena jika kurang ada rasa tanggung jawab dalam menjalankan suatu usaha,
usaha tersebut tidak akan bertahan lama.
5.2.2 Distribusi Jawaban Responden terhadap Berorientasi Pada Hasil (X2)
Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari jawaban responden melalui
kuesioner yang telah disebarkan.Dari tabel dibawah ini dapat diketahui penilaian
responden terhadap variabel Berorientasi pada Hasil (X2). Hasil pengolahan data
ditampilkan pada Tabel13:
Tabel 13. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Pada Hasil (X2)
No Item Indikator
Skor jawaban Jumlah
Skor Total 1 2 3 4 5
1 Berorientasi pada Laba (X2.1)
0 1 4 13 2 20 76
0% 5% 20% 65% 10% 100% 76%
2 Mempunyai dorongan yang kuat (X2.2)
0 0 2 9 9 20 87
0% 0% 10% 45% 45% 100% 87%
3 Energik (X2.3) 0 0 3 8 9 20 86
0% 0% 15% 40% 45% 100% 86%
4 Tekun dan Tabah (X2.4)
0 0 2 11 7 20 85
0% 0% 10% 55% 35% 100% 85%
5 Kerja keras serta inisiatif (X2.5)
0 0 2 9 9 20 87
0% 0% 10% 45% 45% 100% 87%
Total Skor rata-rata 84,2 Presentase skor rata-rata 84,2%
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa distribusi jawaban
responden pada variabel berorientasi pada hasil (X2) memiliki presentase
sebesar 84,2%. Rata-rata persentase tertinggi berada pada item mempunyai
dorongan yang kuat dan kerja keras serta inisiatif dengan persentase sebesar
87%. Hal tersebut dikarenakan para pembudidaya optimis akan usaha yang
mereka jalankan karena banyak peminat dari ikan koi itu sendiri. skor item kerja
keras dan inisiatif juga memiliki presentase yang tinggi, hal tersebut dikarenakan
para pembudidaya bekerja keras dalam menjalankan usahanya agar usaha
tersebut terus berjalan dan agar mencapai suatu keberhasilan usaha, para
pembudidaya juga memiliki inisiatif dalam memecahkan masalah-masalah yang
ada. Pada skor item terendah dari kelima item indikator terdapat pada item
berorientasi pada laba, setiap perusahaan pasti akan memilih harga yang dapat
menghasilkan laba tertinggi. Tujuannya dikenal dengan istilah maksimalisasi
labar. Meskipun skor item berorientasi pada laba mendapatkan persentase
terkecil dari lima item indikator, namun hasil persentase tersebut cukup tinggi.
Hal ini berarti terdapat para pembudidaya yang sudah dapat memaksimalkan
labanya namun ada juga yang masih kurang dalam memaksimalkan laba.
Karena saat ini persaingan sangat kompleks dan banyak yang mempengaruhi
daya saing perusahaan sehingga maksimalisasi labanya sulit tercapai.
Pada item berorientasi pada laba (X2.1), sebagian besar responden
menjawab setuju dengan skor total 76 atau 76%. Hal ini membuktikan bahwa
sebagian besar dari responden berorientasi pada laba dalam menjalankan
usaha. Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan.
Pada item mempunyai dorongan yang kuat (X2.2), sebagian besar
responden menjawab sangat setuju dan setuju dengan skor total 87 atau 87%.
Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar dari responden memang memliki
dorongan yang kuat dalam menjalankan usaha budidaya tersebut untuk berhasil.
Dengan adanya dorongan yang kuat di dalam diri seorang pengusaha,
pengusaha tersebut akan mudah menjalankan apapun karena motivasi
merupakan modal awal yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh seorang
wirausahawan. Tanpa adanya motivasi mustahil suatu usaha dapat berjalan
sendiri tanpa ada yang menggerakkannya.
Pada item energik (X2.3), sebagian besar responden menjawab sangat
setuju dengan skor total 86 atau 86%. Jawaban responden tersebut dapat
diartikan bahwa sebagian besar responden memang memiliki sikap energik
dalam menjalankan usaha budidaya tersebut. Dan pada umumnya dalam
menjalankan suatu usaha, seorang pengusaha haruslah mencurahkan segala
kemampuan yang ia miliki agar agar dapat menjalankan usaha dan mencapai
tujuan usaha secara optimal.
Pada item tekun dan tabah (X2.4), sebagian besar responden menjawab
setuju dengan skor total 85 atau 85%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian
besar pembudidaya memiliki ketekunan dan ketabahan dalam menjalankan
usaha budidaya ikan koi tersebut. Ketekunan dan ketabahan memang
dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha, karena jika seorang wirausaha
memiliki ketekunan dan ketabahan dalam menjalankan usahanya, orang tersebut
tidak akan mudah berputus asa dalam melewati berbagai ujian dalam
menjalankan usahanya.
Pada item kerja keras dan inisiatif (X2.5), sebagian besar responden
menjawab setuju dan sangat setuju dengan skor total 87 atau 87%. Jawaban
tersebut membuktikan bahwa para pembudidaya ikan koi memiliki sifat pekerja
keras dan memiliki inisiatif. karena semakin besar usaha yang dilakukan, maka
semakin besar pula hasil yang akan didapatkan. Kerja keras dan inisiatif
dibutuhkan guna mencapai suatu target dan kepuasan serta untuk mencapai
sebuah kesuksesan dalam suatu usaha.
5.2.3 Distribusi Jawaban Responden terhadap Keberanian Mengambil
Resiko (X3)
Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari jawaban responden melalui
kuesioner yang telah disebarkan.Dari tabel dibawah ini dapat diketahui penilaian
responden terhadap variabel Keberanian Mengambil Resiko (X3). Hasil
pengolahan data ditampilkan pada Tabel 14:
Tabel 14. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keberanian Mengambil Resiko (X3)
No Item Indikator Skor Jawaban Jumlah
Skor Total 1 2 3 4 5
1
Berani dalam mengambil resiko yang wajar (X3.1)
1 2 1 7 9 20 81
5% 10% 5% 35% 45% 100% 81%
Total skor rata-rata 81
Presentase skor 81%
Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa distribusi jawaban
responden pada variabel Keberanian Mengambil Resiko (X3) memiliki
presentase sebesar 81% pada item Berani dalam mengambil resiko yang wajar
(X3.1), sebagian besar responden menjawab sangat setuju dengan skor total 81
atau 81%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar pembudidaya berani
mengambil resiko dari semua keputusan yang telah ia ambil. Keberanian yang
tinggi dalam menghadapi resiko dengan perhitungan matang dan optimisme
yang dimiliki harus disesuaikan dengan kepercayaan diri. Oleh sebab itu,
optimisme dan keberanian menghadapi resiko dalam menghadapi suatu
tantangan dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Semakin besar keyakinan pada
kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam mempengaruhi
hasil dan keputusan, dan semakin siap mencoba hal-hal yang menurut orang
lain penuh dengan resiko. Karena bagi para wirausaha resiko bukanlah sebagai
hambatan untuk meraih kesuksesan melainkan dijadikan sebagai suatu
tantangan dalam menjalankan suatu usaha.
5.2.4 Distribusi Jawaban Responden terhadap Kepemimpinan (X4)
Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari jawaban responden melalui
kuesioner yang telah disebarkan.Dari tabel dibawah ini dapat diketahui penilaian
responden terhadap variabel Kepemimpinan (X4). Hasil pengolahan data
ditampilkan pada Tabel 15:
Tabel 15. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kepemimpinan (X4)
No Item Indikator Skor Jawaban Jumlah Skor Tota
l 1 2 3 4 5
1 Berjiwa Kepemimpinan (x4.1)
0 1 3 9 7 20 82 0% 5% 15% 45% 35% 100% 82%
2 Mudah Beradaptasi
dengan orang lain (X4.2)
0 0 2 11 7 20 85
0% 0% 10% 55% 35% 100% 85%
3 Terbuka terhadap kritik dan saran (X4.3)
0 1 4 9 6 20 80 0% 5% 20% 45% 30% 100% 80%
Total Skor Rata-Rata 82,3
Presentase skor 82,3%
Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa distribusi jawaban
responden pada variabel Kepemimpinan (X4) memiliki presentase sebesar
82,3%. Rata-rata persentase tertinggi berada pada item mudah beradaptasi
dengan orang lain (X4.2) yang memiliki persentase sebesar 85%. Hal tersebut
karena para pembudidaya memiliki sifat yang supel dan fleksibel dalam bergaul,
hal tersebut dapat membuat konsumen dan masyarakat sekitar nyaman dan juga
memudahkan konsumen dan para pembudidaya saat bertransaksi. Skor item
terbuka terhadap kritik dan saran mendapatkan skor yang bisa dibilang tinggi
namun dari ketiga item indikator, item terbukan terhadap kritik dan saran menjadi
item indikator dengan skor terendah, hal tersebut dikarenakan masih terdapat
pembudidaya yang kurang terbuka terhadap kritik dan saran yang diberikan oleh
bawahan, konsumen atau teman para pembudidaya yang lainnya. Hal tersebut
menyebabkan keberhasilan usaha tersebut menjadi tersendat karena kurangnya
menerima saran dari luar.
Pada item Berjiwa Kepemimpinan (X4.1), sebagian besar responden
menjawab setuju dengan skor total 82 atau 82%. Hal ini membuktikan bahwa
sebagian besar dari para pembudidaya tersebut memang memiliki jiwa
kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan dibutuhkan dalam menjalankan suatu
usaha, karena seorang wirausaha harus dapat mengarahkan pegawai-
pegawainya agar dapat mencapai tujuan perusahaan.
Pada item mudah beradaptasi dengan orang lain (X4.2), sebagian besar
responden menjawab setuju dengan skor total 85 atau 85%. Jawaban tersebut
berarti para pembudidaya ikan koi dapat beradaptasi dengan orang dengan baik.
Karena jika seorang pengusaha tidak dapat beradaptasi dengan orang lain maka
orang tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya.
Pada item terbuka terhadap kritik dan saran (X4.3), sebagian besar
responden menjawab setuju dengan skor total 80 atau 80%. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar dari para pembudidaya tersebut dapat menerima sebuah
kritik dan saran dengan baik dari orang lain dan maupun dari bawahannya.
Karena dalam situasi apapun seorang wirausaha harus bisa mengendalikan diri
terhadap kritik, saran, tekananm teguran, komplain maupun pengaruh negatif
dari lingkungan terdekatnya.
5.2.5 Distribusi Jawaban Responden terhadap Keorisinilan (X5)
Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari jawaban responden melalui
kuesioner yang telah disebarkan.Dari tabel dibawah ini dapat diketahui penilaian
responden terhadap variabel Keorisinalitasan (X5). Hasil pengolahan data
ditampilkan pada Tabel 16:
Tabel 16. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keorisinilan (X5)
No Item Indikator Skor Jawaban Jumlah Skor Tota
l 1 2 3 4 5
1 Inovatif (x5.1) 0 2 10 4 4 20 70 0% 10% 50% 20% 20% 100% 70%
2 Kreatif (X5.2) 0 2 3 13 2 20 75
0% 10% 15% 65% 10% 100% 75%
3 Fleksibel (X5.3) 0 0 3 9 8 20 85 0% 0% 15% 45% 40% 100% 85%
Total Skor Rata-Rata 76,7
Presentase skor 76,7%
Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa distribusi jawaban
responden pada variabel Keorisinalitasan (X5) memiliki presentase sebesar
76,7%. Rata-rata persentase tertinggi berada pada item Fleksibel (X5.2) yang
memiliki persentase sebesar 85%. Hal tersebut dikarenakan para pembudidaya
mampu beradaptasi dan bekerja dengan efektif dalam situasi dan kondisi yang
berbeda yang menyebabkan usaha yang dijalankan berjalan lancar karena
mudahnya adaptasi. Namun skor item inovatif mendapatkan skor terendah
dikarenakan masih terdapat para pembudidaya yang kurang inovatif dalam
menjalankan usaha mereka dan hal tersebut dapat menyebabkan kurang
kemajuan dari usaha budidaya yang dijalankan.
Pada item Inovatif (X5.1), sebagian besar responden menjawab netral
dengan skor total 70 atau 70%. Hal ini membuktikan bahwa beberapa dari para
pembudidaya tersebut selalu mencoba berbagai inovasi pada usaha yang
dikelolanya agar usahanya terus berkembang dan mampu bersaing dengan
usaha yang lainnya.
Pada item Kreatif (X5.2), sebagian besar responden menjawab setuju dengan
skor total 75 atau 75%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar dari para
pembudidaya tersebut selalu menemukann ide-ide baru didalam usaha yang
mereka kelola. Dengan adanya kreativitas suatu usaha dapat memecahkan
masalah dan dapat meraih peluang yang dihadapi setiap hari.
Pada item Fleksibel (X5.4), sebagian besar responden menjawab setuju
dengan skor total 85 atau 85%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar dari
para pembudidaya tersebut dapat menyesuaikan usaha mereka dengan situasi
dan kondisi tertentu. Dengan dapatnya menyesuaikan dengan kondisi tertentu
usaha tersebut dapat membuatnya mampu bertahan dalam persaingan usaha.
5.2.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap Berorientasi ke Masa
Depan (X6)
Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari jawaban responden melalui
kuesioner yang telah disebarkan.Dari tabel dibawah ini dapat diketahui penilaian
responden terhadap variabel terhadap Berorientasi ke Masa Depan (X6). Hasil
pengolahan data ditampilkan pada Tabel 17:
Tabel 17. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Berorientasi ke Masa Depan (X6)
No Item Indikator Skor Jawaban Jumlah
Skor Total 1 2 3 4 5
1
Memiliki Visi (X6.1) 0 0 6 3 11 20 85
0% 0% 30% 15% 55% 100 85%
Total skor rata-rata 85
Presentase skor 85%
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa distribusi jawaban
responden pada variabel Berorientasi ke Masa Depan (X6) memiliki presentase
sebesar 85% pada item Memiliki Visi (X6.1), sebagian besar responden
menjawab sangat setuju dengan skor total 85 atau 85%. Hal ini membuktikan
bahwa sebagian besar pembudidaya memiliki visi yang kuat dalam menjalankan
usahanya. Visi akan menjadi panduan seseorang pengusaha untuk tetap fokus
kepada tujuan bisnis yang diinginkan. Sehingga tujuan dari bisnis tersebut dapat
tercapai.
Berdasarkan tanggapan responden tentang variabel jiwa kewirausahaan
maka rekapitulasi jiwa kewirausahaan dapat dijelaskan dalam Tabel 18:
Tabel 18. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Jiwa Kewirausahaan (X)
No Variabel Jumlah Skor Rata- Rata
Presentasi Skor Rata-Rata
1 Percaya Diri (X1) 84,2 84,2% 2 Berorientasi pada Hasil (X2) 84,2 84,2% 3 Keberanian Mengambil Resiko (X3) 81 81% 4 Kepemimpinan (X4) 82,3 82,3% 5 Keorisinilan (X5) 76,7 76,7% 6 Berorientasi ke Masa Depan (X6) 85 85%
Rata-rata Variabel Jiwa Kewirausahaan 82,23%
Berdasarkan tabel 18 diatas dapat dilihat variabel jiwa kewirausahaan
memiliki persentase rata-rata sebesar 82,23%. Persentase tertinggi berada pada
variabel Berorientasi ke Masa Depan dengan skor total 85 atau sebesar 85%.
Dan skor terendah berada pada kategori keorisinilan dengan skor total 76,7 atau
sebesar 76,7%. Hal tersebut memperlihatkan bahwa mayoritas responden
merasa setiap pertanyaan mewakili pandangan mereka tentang variabel jiwa
kewirausahaan yang berada di Pokdadan Pranggang Koi Farm yang terdiri dari
Percaya Diri, Berorientasi pada Hasil, Keberanian Mengambil Resiko,
Kepemimpinan, Keorisinilan, dan Berorientasi pada Masa Depan. Variabel
berorientasi ke Masa Depan mendapatkan skor tertinggi karena menurut para
pembudidaya visi yang merupakan indikator dari variabel berorientasi ke masa
depan sangatlah penting dan sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu
usaha, karena dengan visi, suatu usaha dapat fokus mencapai tujuan
perusahaan.
5.3 Gambaran Tingkat Keberhasilan Usaha Pembudidaya Ikan Koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang
5.3.1 Distribusi Jawaban Responden terhadap Keberhasilan Usaha (Y)
Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha mengalami
peningkatan dari hasil sebelumnya. Hasil penelitian tentang penjelasan
responden mengenai variabel keberhasilan usaha (Y) yang diwakili oleh sebelas
pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 19:
Tabel 19. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keberhasilan Usaha (Y)
No Item Indikator
Skor jawaban Jumlah
Skor Total 1 2 3 4 5
1 Modal (Y1) 0 1 1 13 5 20 82
0% 5% 5% 65% 25% 100% 82%
2 Pendapatan (Y2)
0 1 7 10 2 20 73
0% 5% 35% 50% 10% 100% 73%
3 Volume Penjualan (Y3)
0 0 3 15 2 20 79
0% 0% 15% 75% 10% 100% 79%
4 Output Produksi (Y4)
0 0 4 14 2 20 78
0% 0% 20% 70% 10% 100% 78%
5 Tenaga Kerja (Y5)
0 1 2 10 7 20 63
0% 5% 10% 50% 35% 100% 63%
Total Skor rata-rata 75
Presentase skor rata-rata 75%
Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa distribusi jawaban
responden pada variabel Keberhasilan Usaha (Y) memiliki presentase sebesar
75%. Rata-rata persentase tertinggi berada pada item Modal yang memiliki
persentase sebesar 82%. Skor item modal mendapatkan persentase tertinggi,
dapat dikategorikan baik karena para pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang
merasa puas dengan perputaran modal yang terjadi pada usaha mereka. Dan
skor terendah terdapat pada item tenaga kerja, hal tersebut berarti pada
pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang ada yang mampu menambah tenaga
kerja persiklus namun ada juga para pembudidaya yang tidak menambah tenaga
kerja pada usaha mereka.
Pada item penuh Modal (Y1), sebagian besar responden menjawab
setuju dengan skor total 82 atau 82%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian
besar responden mengalami perputaran modal pada usaha mereka. Dapat
disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan usaha dilihat dari perputaran modal
dapat dikategorikan baik karena sebagian besar pembudidaya merasa puas
terhadap perputaran modal yang terjadi pada usaha mereka.
Pada item Pendapatan (Y2), sebagian besar responden menjawab setuju
dengan skor total 73 atau 73%. Yang memiliki arti bahwa pendapatan para
pembudidaya bertambah dari waktu ke waktu seiring dengan peningkatan
produksi. Dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan usaha yang dilihat dari
tingkat pendapatan yang yang dicapai, dapat dikategorikan baik karena
sebagian besar pembudidaya merasa puas dengan tingkat pendapatan yang
mereka capai.
Pada item Volume Penjualan (Y3), sebagian besar responden menjawab
setuju dengan skor 79 atau 79%. Hal ini membuktikan bahwa volume penjualan
dalam usaha budidaya ikan koi ini meningkat dari waktu ke waktu. Tingkat
keberhasilan usaha dilihat dari volume penjualan yang dicapai dapat
dikategorikan baik karena para pembudidaya sebagian besar merasa puas
terhadap volume penjualan yang mereka capai.
Pada item Output Produksi (Y4), sebagian besar responden menjawab
setuju dengan skor 78 atau 78%. Hal ini berarti para pembudidaya ikan koi
setuju bahwa output produksi mereka meningkat dari waktu ke waktu. Tingkat
keberhasilan usaha dilihat dari output produksi yang dicapai oleh para
pembudidaya dapat dikategorikan baik karena sebagian besar pembudidaya
merasa puas.
Pada item Tenaga Kerja (Y5), sebagian besar responden menjawab
setuju dengan skor 63 atau 63%. Tingkat keberhasilan usaha dilihat dari jumlah
tenaga kerja yang dimiliki dapat dikategorikan sedang. Hal ini membuktikan
bahwa ada beberapa para pembudidaya ikan koi yang mampu menambah
tenaga kerja persiklus namun ada juga para pembudidaya yang tidak menambah
tenaga kerja pada usaha mereka.
Berdasarkan tanggapan responden tentang variabel keberhasilan usaha
maka rekapitulasi keberhasilan usaha dapat dijelaskan dalam Tabel 20:
Tabel 20. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha (Y)
No Item Indikator Jumlah Skor Rata- Rata
Presentasi Skor Rata-Rata
1 Modal (Y1) 82 82% 2 Pendapatan (Y2) 73 73% 3 Volume Penjualan (Y3) 79 79% 4 Output Produksi (Y4) 78 78% 5 Tenaga Kerja (Y5) 63 63%
Rata-rata Variabel Jiwa Kewirausahaan 75%
Berdasarkan tabel 20 diatas dapat dilihat variabel keberhasilan usaha
memiliki persentase rata-rata sebesar 75%. Persentase tertinggi berada pada
item Modal dengan skor total atau sebesar 82%. Dan skor terendah berada
pada kategori tenaga kerja dengan skor total 63 atau sebesar 63%. Dari hasil
tersebut memperlihatkan bahwa mayoritas pembudidaya merasa setiap
pertanyaan mewakili pandangan mereka tentang variabel keberhasilan usaha
yang berada di Pokdadan Pranggang Koi Farm yang terdiri dari Modal, volume
penjualan, jumlah tenaga kerja, pendapatan, dan output produksi. Indikator
modal mendapat skor tertinggi karena menurut responden mereka telah
mengalami perputaran modal pada Pokdadan Pranggang Koi Farm.
5.4 Uji Instrumen Data
Keabsahan dan kesahihan hasil penelitian sangat ditentukan oleh data
yang dihasilkan alat ukur yang digunakan. Untuk menguji apakah instrument
yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak, agar
menghasilkan data yang seseuai dengan apa yang diukur. Sehingga sebelum
dilakukan analisis data berdasarkan hasil kuesioner yang terkumpul, sebaiknya
terlebih dahulu dilakukan pengujian data melalui uji validitas dan uji realibilitas
data
5.4.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan suatu angket. Angket
diuji valid atau tidak untuk dijadikan sebagai instrument dalam suatu penelitian.
Validitas menunjukan tingkat ketepatan dan kecermatan alat dalam melakukan
fungsi ukurnya. Sehingga dapat diketahui apakah alat ukur yang dirancang
dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Semakin
kecil varians kesalahan, semakin valid alat ukurnya. Metode yang digunakan
dalam uji validitas dalam penelitian ini adalah Product Moment Pearson. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji validitas ini, apabila nilai rhitung lebih besar dari
nilai rtabel dengan tingkat signifikansi tertentu, maka angket dinyatakan valid.
Sebaliknya, apabila nilai rhitung lebih kecil dari nilai rtabel dengan tingkat
signifikansi tertentu, maka angket dinyatakan tidak valid (Wijaya, 2013).
a. Uji Validitas pada Variabel Percaya Diri (X1)
Dengan menggunakan progam SPSS 17 dapat diketahui skor hasil uji
validitas kuesioner penelitian variabel Percaya Diri (X1). Berikut hasil uji validitas
pada variabel Percaya Diri (X1) yang dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Uji Validitas Variabel Percaya Diri (X1)
No Item r Hitung r Tabel Keterangan
1 X1.1 0,792 0,443 Valid 2 X1.2 0,887 0,443 Valid 3 X1.3 0,762 0,443 Valid 4 X1.4 0,845 0,443 Valid 5 X1.5 0,800 0,443 valid
Keterangan : X1.1 : Penuuh keyakinan X1.2 : Optimis X1.3 : Berkomitmen X1.4 : Disiplin X1.5 : Bertanggung jawab
Berdasarkan hasil uji validitas dari Tabel 21 diatas menunjukkan bahwa
semua indikator instrumen pernyataan X1.1, X1.2,, X1.3, X1.4, X1.5, adalah valid
dengan nilai korelasi yang didapatkan lebih besar dari 0,443. Dengan demikian
maka penelitian ini adalah valid atau dapat mengukur variabel yang diteliti. Hasil
uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2.
b. Uji Validitas pada Variabel Berorientasi pada Hasil (X2)
Dengan menggunakan progam SPSS 17 dapat diketahui skor hasil uji
validitas kuesioner penelitian variabel Berorientasi pada Hasil (X2). Berikut hasil
uji validitas pada variabel Berorientasi pada Hasil (X2) yang dapat dilihat pada
Tabel 22.
Tabel 22. Uji Validitas Variabel Berorientasi pada Hasil (X2)
No Item r Hitung r Tabel Keterangan
1 X2.1 0,620 0,443 Valid 2 X2.2 0,809 0,443 Valid 3 X2.3 0,825 0,443 Valid 4 X2.4 0,693 0,443 Valid 5 X2.5 0,839 0,443 Valid
Keterangan : X2.1 : Penuh keyakinan X2.2 : Optimis X2.3 : Berkomitmen X2.4 : Disiplin X2.5 : Bertanggung jawab
Berdasarkan hasil uji validitas dari Tabel 22 diatas menunjukkan bahwa
semua indikator instrumen pernyataan X2.1, X2.2,, X2.3, X2.4, X2.5, adalah valid
dengan nilai korelasi yang didapatkan lebih besar dari 0,443. Dengan demikian
maka penelitian ini adalah valid atau dapat mengukur variabel yang diteliti. Hasil
uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2.
c. Uji Validitas pada Variabel Keberanian Mengambil Resiko (X3)
Dengan menggunakan progam SPSS 17 dapat diketahui skor hasil uji
validitas kuesioner penelitian variabel Keberanian Mengambil Resiko (X3).
Berikut hasil uji validitas pada variabel Keberanian Mengambil Resiko (X3) yang
dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Uji Validitas Variabel Keberanian Mengambil Resiko (X3)
No Item r Hitung r Tabel Keterangan
1 X3.1 1 0,443 valid
Keterangan : X3.1 : Mampu mengambil resiko yang wajar
Berdasarkan hasil uji validitas dari Tabel 23 diatas menunjukkan bahwa
instrumen pernyataan X3.1 adalah valid dengan nilai korelasi yang didapatkan
lebih besar dari 0,443. Dengan demikian maka penelitian ini adalah valid atau
dapat mengukur variabel yang diteliti. Hasil uji validitas dapat dilihat pada
Lampiran 2.
d. Uji Validitas pada Variabel Kepemimpinan (X4)
Dengan menggunakan progam SPSS 17 dapat diketahui skor hasil uji
validitas kuesioner penelitian variabel Kepemimpinan (X4). Berikut hasil uji
validitas pada variabel Kepemimpinan (X4) yang dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Uji Validitas Variabel Kepemimpinan (X4)
No Item r Hitung r Tabel Keterangan
1 X4.1 0,924 0,443 Valid 2 X4.2 0,888 0,443 Valid 3 X4.3 0,937 0,443 Valid
Keterangan : X4.1 : Berjiwa kepemimpinan X4.2 : Mudah beradaptasi dengan orang lain X4.3 : Terbuka terhadap kritik dan saran
Berdasarkan hasil uji validitas dari Tabel 24 diatas menunjukkan bahwa
semua indikator instrumen pernyataan X4.1, X4.2,, X4.3 adalah valid dengan nilai
korelasi yang didapatkan lebih besar dari 0,443. Dengan demikian maka
penelitian ini adalah valid atau dapat mengukur variabel yang diteliti. Hasil uji
validitas dapat dilihat pada Lampiran 2.
e. Uji Validitas pada Variabel Keorisinilan (X5)
Dengan menggunakan progam SPSS 17 dapat diketahui skor hasil uji
validitas kuesioner penelitian variabel Keorisinilan (X5). Berikut hasil uji validitas
pada variabel Kepemimpinan (X5) yang dapat dilihat pada Tabel 25
Tabel 25. Uji Validitas Variabel Keorisinilan (X5)
No Item r Hitung r Tabel Keterangan
1 X5.1 0,835 0,443 Valid 2 X5.2 0,883 0,443 Valid 3 X5.3 0,627 0,443 Valid
Keterangan : X5.1 : Inovatif X5.2 : Kreatif X5.3 : Fleksibel
Berdasarkan hasil uji validitas dari Tabel 25 diatas menunjukkan bahwa
semua indikator instrumen pernyataan X5.1, X5.2,, X5.3 adalah valid dengan nilai
korelasi yang didapatkan lebih besar dari 0,443. Dengan demikian maka
penelitian ini adalah valid atau dapat mengukur variabel yang diteliti. Hasil uji
validitas dapat dilihat pada Lampiran 2.
f. Uji Validitas pada Variabel Berorientasi pada Masa Depan (X6)
Dengan menggunakan progam SPSS 17 dapat diketahui skor hasil uji
validitas kuesioner penelitian variabel Berorientasi pada Masa Depan (X6).
Berikut hasil uji validitas pada variabel Berorientasi pada Masa Depan (X6) yang
dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Uji Validitas Variabel Berorientasi pada Masa Depan (X6)
No Item r Hitung r Tabel Keterangan
1 X6.1 1 0,443 Valid
Keterangan : X6.1 : Memiliki Visi
Berdasarkan hasil uji validitas dari Tabel 26 diatas menunjukkan bahwa
instrumen pernyataan X6.1 adalah valid dengan nilai korelasi yang didapatkan
lebih besar dari 0,443. Dengan demikian maka penelitian ini adalah valid atau
dapat mengukur variabel yang diteliti. Hasil uji validitas dapat dilihat pada
Lampiran 2.
g. Uji Validitas pada Variabel Keberhasilan Usaha (Y)
Dengan menggunakan progam SPSS 17 dapat diketahui skor hasil uji
validitas kuesioner penelitian variabel Keberanian Usaha (Y). Berikut hasil uji
validitas pada variabel Keberhasilan Usaha (Y) yang dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Uji Validitas Variabel Keberhasilan Usaha (Y)
No Item r Hitung r Tabel Keterangan
1 Y1 0,868 0,443 Valid 2 Y2 0,716 0,443 Valid 3 Y3 0,694 0,443 Valid 4 Y4 0,670 0,443 Valid 5 Y5 0,748 0,443 Valid
Keterangan : Y1 : Modal Y2 : Pendapatan Y3 : Volume Penjualan Y4 : Output produksi Y5 : Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil uji validitas dari Tabel 27 diatas menunjukkan bahwa
semua indikator instrumen pernyataan Y1, Y2,, Y3, Y4, Y5, adalah valid dengan
nilai korelasi yang didapatkan lebih besar dari 0,443. Dengan demikian maka
penelitian ini adalah valid atau dapat mengukur variabel yang diteliti. Hasil uji
validitas dapat dilihat pada Lampiran 2.
5.4.2 Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2009). Untuk menguji reliabilitas pada kuesioner ini dilakukan dengan
menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Suatu instrumen dianggap reliabel jika
nilai koefisien Alpha Cronbach> rtabel. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat
pada tabel berikut ini dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Cronbach Keterangan
Percaya Diri 0.733 Reliabel Berorientasi pada Hasil 0.838 Reliabel Berani Mengambil Resiko
0.756 Reliabel
Kepemimpinan 0.769 Reliabel Keorisinilan 0.784 Reliabel Berorientasi pada Masa Depan
0.792 Reliabel
Keberhasilan Usaha 0.709 Reliabel
Berdasarkan data dari Tabel 28 diatas, dapat dikatakan bahwa item-item
variabel yang digunakan adalah reliabel. Dikatakan reliabel karena nilai Alpha
Cronbach pada variabel independen dan dependen yang didapatkan yaitu diatas
0,6. Sehingga dapat dikatakan seluruh item variabel Percaya Diri (X1),
Berorientasi pada Hasil (X2), Berani Mengambil Resiko (X3), Kepemimpinan (X4),
Keorisiinilan (X5), Berorientasi pada Masa Depan (X6) dan Keberhasilan Usaha
(Y) dapat diandalkan atau reliabel dan data dapat dilakukan analisis selanjutnya.
Output SPSS untuk uji Reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2.
5.5 Uji Asumsi Klasik
Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda
dengan menggunakan software SPSS 17 for Windows. Model regresi yang
dihasilkan akan meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji
heteroskedastisitas yang dilakukan menggunakan bantuan komputer program
SPSS 17 for Windows.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah
berdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data tidak mengikuti pola
sebaran distribusi normal, maka akan diperoleh taksiran yang bias. Dengan
bantuan software SPSS 17 for Windows diperoleh hasil sebagai berikut :
Gambar 4. Kurva histogram
Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot
Selain itu pengujian normalitas djuga dilakukan dengan uji Kologrov
Smirnov. Pada uji ini data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai
Asymp.Sig nya lebih besar dari 0,05 yang dapat dilihat pada Tabel 29 sebagai
berikut :
Regression Standardized Residual
2.001.501.00.500.00-.50-1.00-1.50
Histogram
Dependent Variable: Keberhasilan UsahaF
req
ue
ncy
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = .83
Mean = 0.00
N = 20.00
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Keberhasilan Usaha
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Exp
ect
ed
Cu
m P
rob
1.00
.75
.50
.25
0.00
Tabel 29. Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov- Smirnov Z
Signifikan-si
Keterangan
Percaya Diri (X1) 1,206 0,109 Normal Berorientasi pada Hasil (X2) 0,641 0,805 Normal Keberanian Mengambil Resiko (X3) 1,267 0,081 Normal Kepemimpinan (X4) 0,830 0,486 Normal Keorisinilan (X5) 0,680 0,744 Normal Berorientasi pada Masa Depan (X6) 0,673 0,756 Normal Keberhasilan Usaha (Y) 1,036 0,234 Normal
Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogrov-smirov
menunjukkan bahwa semua variabel dependen dan independen penelitian
mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 pada (sig > 0,05), sehingga
dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian (variabel dependen dan
independen) berdistribusi normal (asumsi normalitas terpenuhi).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikoleniaritas digunakan untuk mendeteksi apakah ada korelasi yang
erat diantara variable independen dalam model regresi. Dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Multikoleniaritas tidak terjadi jika nilai VIF ≤ 10 dan tolerance ≥ 0,1. Berikut ini
tabel 30 yang menunjukkan hasil uji multikolinearitas:
Tabel 30. Uji Multikolinieritas
Variabel Bebas Tolerance
VIF Keterangan
Percaya Diri (X1) 0,384 2,605 Tidak terjadi Multikolinearitas
Berorientasi pada Hasil (X2) 0,870 1,1150 Tidak terjadi Multikolinearitas
Keberanian Mengambil Resiko (X3) 0,320 3,128 Tidak terjadi Multikolinearitas
Kepemimpinan (X4) 0,606 1,650 Tidak terjadi Multikolinearitas
Keorisinilan (X5) 0,721 1,387 Tidak terjadi Multikolinearitas
Berorientasi pada Masa Depan (X6) 0,671 1,491 Tidak terjadi Multikolinearitas
Dari tabel di atas terlihat bahwa semua variabel mempunyai nilai toleransi
di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas antara variabel bebas
dalam penelitian ini.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas
dalam penelitian ini adalah metode grafik. Heteroskedastisitas di dalam model
regresi dapat dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)
dengan residualnya (SRESID), Ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat
diketahui dengan dua hal, antara lain :
a. Jika pencaran data yang berupa titik-titik membentuk pola tertentu dan
beraturan, maka terjadi masalah heteroskedastisitas,
b. Jika pencaran data yang berupa titik-titik tidak membentuk pola tertentu dan
menyebar diatas dan dibawah sumbu Y, maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas
Hasil pengujian heteroskedastisitas data dalam penelitian ini
menggunakan alat bantu SPSS dengan mengamati pola yang terjadi pada
Scatterplot, dimana hasilnya dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini.
Gambar 6. Scatterplot Uji Heterokedastisitas
Berdasarkanpada gambar 6. Uji heterokedastisitas terlihat titik-titik
menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta
tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, jadi model regresi ini
layak digunakan untuk memprediksi keberhasilan usaha berdasarkan masukan
dari variabel bebasnya.
Selain menggunakan metode grafik, pengujian asumsi
heteroskedastisitas dapat dilakukan juga dengan metode pengujian statistik uji
Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel bebas terhadap nilai
absolut residualnya. Apabila nilai sig.>0,05 maka akan terjadi homoskedastisitas
dan jika nilai sig.<0,05 maka akan terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji Glejser
dapat dilihat pada Tabel 31.
Scatterplot
Dependent Variable: Keberhasilan Usaha
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Re
gre
ssio
n S
tud
entize
d R
esid
ua
l
3
2
1
0
-1
-2
Tabel 31. Hasil Uji Glejser
Variabel Independen Sig. Keterangan
Percaya Diri (X1) 0,433 Tidak terjadi Heteroskedastisitas
Berorientasi pada Hasil (X2) 0,732 Tidak terjadi Heteroskedastisitas
Keberanian Mengambil Resiko (X3) 0,767 Tidak terjadi Heteroskedastisitas
Kepemimpinan (X4) 0,536 Tidak terjadi Heteroskedastisitas
Keorisinilan (X5) 0,148 Tidak terjadi Heteroskedastisitas
Berorientasi pada Masa Depan (X6) 0,783 Tidak terjadi Heteroskedastisitas
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada masing-masing variabel
bebas diperoleh nilai sig.>0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas. Atau dengan kata lain asumsi non-heteroskedastisitas telah
terpenuhi.
5.6 Besarnya pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri
5.6.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil perhitungan regresi linier berganda digunakan untuk memprediksi
besarnya hubungan antara variabel dependen yaitu Keberhasilan Usaha (Y)
dengan variabel independen yaitu Percaya Diri (X1), Berorientasi pada Tugas
dan Hasil (X2), Keberanian Mengambil Resiko (X3), Keberanian Mengambil
Resiko (X4) , Keorisinilan (X5), dan Berorientasi ke Masa Depan (X6). Hasil
perhitungan yang menggunakan program SPSS 17 tersebut dapat ditunjukkan
pada Tabel 32.
Tabel 32. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 6,968 2,363 0,11 X1 0,328 0,102 0,416 0,007 0,813 X2 -0,137 0,082 -0,142 0,121 0,108 X3 0,705 0,295 0,337 0,033 0,857 X4 0,294 0,118 0,255 0,027 0,644 X5 -0,028 0,121 -0,021 0,823 0,432 X6 0,606 0,267 0,222 0,041 0,679
Variabel dependen pada hasil uji regresi berganda adalah Keberhasilan
Usaha (Y) sedangkan variabel independennya adalah Percaya Diri (X1),
Berorientasi pada Tugas dan Hasil (X2), Keberanian Mengambil Resiko (X3),
Keberanian Mengambil Resiko (X4) , Keorisinilan (X5), dan Berorientasi ke Masa
Depan (X6). Model regresi berdasarkan hasil analisis adalah:
Y = 6,968 + 0,328 X1 - 0,137 X2 + 0,705 X3 + 0,294 X4 - 0,028 X5 + 0,606 X6 +
e
Interpretasi model regresi di atas adalah sebagai berikut:
β0 = 6,968 artinya jika variabel X1, X2, X3, X4,X5 dan X6 bernilai 0, maka
variabel Y akan bernilai 6,968. Dapat diartikan bahwa tanpa
adanya jiwa kewirausahaan, keberhasilan usaha hanya sebesar
6,968.
β1 = 0,328 artinya, koefisien regresi variabel bebas X1 bernilai positif,
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Percaya Diri
(X1) dengan Keberhasilan Usaha (Y). Koefisien regresi variabel X1
sebesar 0,328 mengandung arti untuk setiap pertambahan
Percaya Diri (X1) sebesar satu satuan akan menyebabkan
meningkatnya Keberhasilan Usaha (Y) sebesar 0,328 dengan
asumsi variabel lain konstan.
β2 = -0,137 artinya, koefisien regresi untuk variabel bebas X2 bernilai negatif,
menunjukkan tidak adanya hubungan yang searah antara
Berorientasi Pada Hasil (X2) dengan Keberhasilan Usaha (Y).
Koefisien regresi variabel X2 sebesar -0,137 mengandung arti
untuk setiap pertambahan Berorientasi Pada Hasil (X2) sebesar
satu satuan akan menyebabkan menurunnya Keberhasilan Usaha
(Y) sebesar -0,137 dengan asumsi variabel lain konstan.
β3 = 0,705 artinya, koefisien regresi untuk variabel bebas X3 bernilai positif,
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Keberanian
Mengambil Resiko (X3) dengan Keberhasilan Usaha (Y). Koefisien
regresi variabel X3 sebesar 0,705 mengandung arti untuk setiap
pertambahan Keberanian Mengambil Resiko (X3) sebesar satu
satuan akan menyebabkan meningkatnya Keberhasilan Usaha (Y)
sebesar 0,705 dengan asumsi variabel lain konstan.
β4 = 0,294 artinya, koefisien regresi untuk variabel bebas X4 bernilai positif,
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara
Kepemimpinan (X4) dengan Keberhasilan Usaha (Y). Koefisien
regresi variabel X4 sebesar 0,294 mengandung arti untuk setiap
pertambahan Kepemimpinan (X4) sebesar satu satuan akan
menyebabkan meningkatnya Keberhasilan Usaha (Y) sebesar
0,294 dengan asumsi variabel lain konstan.
β5 = -0,028 artinya, koefisien regresi untuk variabel bebas X5 bernilai negatif,
menunjukkan tidak adanya hubungan yang searah antara
Keorisinilan (X5) dengan Keberhasilan Usaha (Y). Koefisien
regresi variabel X5 sebesar -0,028 mengandung arti untuk setiap
pertambahan Keorisinilan (X5) sebesar satu satuan akan
menyebabkan menurunnya Keberhasilan Usaha (Y) sebesar -
0,028 dengan asumsi variabel lain konstan.
β6 = 0,606 artinya, koefisien regresi untuk variabel bebas X6 bernilai positif,
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Orientasi Ke
Masa Depan (X6) dengan Keberhasilan Usaha (Y). Koefisien
regresi variabel X6 sebesar 0,606 mengandung arti untuk setiap
pertambahan Orientasi Ke Masa Depan (X6) sebesar satu satuan
akan menyebabkan meningkatnya Keberhasilan Usaha (Y)
sebesar 0,606 dengan asumsi variabel lain konstan.
5.7 Uji Statistik
5.7.1 Uji R (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas (Suliyanto, 2011). Kelemahan menggunakan koefisien
determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel yang dimasukan kedalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, akan meningkatkan nilai R2,
tidak penduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikansi terhadap
variabel independen atau tidak. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menggunakan
Adjusted R2. Pada Adjusted R2, nilai yang dihasilkan dapat naik ataupun turun
apabila variabel independen ditambahkan ke dalam model (Firdaus, 2011).
Berdasarkan Hasil perhitungan yang menggunakan program SPSS 17 for
windows mengenai koefisien determinasi dapat ditunjukkan pada Tabel 33.
Tabel 33. Hasil tabel Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,958a ,917 ,879 ,867
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Y),
sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Penenlitian ini
menggunakan nilai adjusted R Square untuk mengevaluasi model regresi terbaik.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai adjusted R Square
sebesar 0,879 atau 87,9%, Artinya besarnya pengaruh variabel Percaya Diri (X1),
Berorientasi pada Tugas dan Hasil (X2), Keberanian Mengambil Resiko (X3),
Keberanian Mengambil Resiko (X4), Keorisinilan (X5), dan Berorientasi ke Masa
Depan (X6) terhadap Keberhasilan Usaha (Y) adalah 87,9%. Sedangkan
pengaruh sisanya yang sebesar 12,1% dijelaskan oleh variabel lain di luar
persamaan regresi atau yang tidak diteliti dalam penelitian ini contohnya
kekuatan modal, kualitas sumber daya manusia, penguasaan teknologi, sistek
manajemen, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship,
kebijakan ekonomi, sistem perekonomian, sistem perburuhan dan kondisi
perburuhan, tingkat pendidikan masyarakat serta lingkungan global.
5.7.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji ini digunakan untuk menunjukan apakah keseluruhan variabel
independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Gujarati,
2006). Ketentuan uji ini dengan membandingkan nilai Fhitung yang didapat dengan
Ftabel. Jadi apabila, Fhitung yang didapat lebih besar dari Ftabel makan seluruh
variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara simultan. Dan
sebaliknya apabila Fhitung yang didapat lebih kecil dari Ftabel makan seluruh
variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara simultan
(Suliyanto, 2011).
Tabel 34. Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 107,988 6 17,998 23,969 ,000b
Residual 9,762 13 ,751
Total 111,750 19
a. Predictors: (Constant), X6, X2, X5, X4, X1, X3 b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 34 dapat dilihat bahwa diperoleh nilai Fhitung sebesar
23,969 sedangkan Ftabel sebesar 2,85, karena Fhitung> Ftabel dan memiliki sig F <
0,05 yaitu sebesar 0,000 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa
secara simultan Percaya Diri (X1), Berorientasi pada Hasil (X2), Keberanian
Mengambil Resiko (X3), Kepemimpinan (X4), Keorisinilan (X5), dan Berorientasi
ke Masa Depan (X6) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan
usaha (Y) pada usaha budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm
Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Jawa Timur. Dari
hasil Uji F tersebut dapat disimpulkan pula bahwa estimasi regresi linier
berganda yang dihasilkan dapat digunakan untuk menduga atau meramalkan
pengaruh variabel independen yaitu Percaya Diri, Berorientasi pada Hasil,
Keberanian Mengambil Resiko, Kepemimpinan, Keorisinilan, dan Berorientasi ke
Masa Depan terhadap variabel dependen yaitu keberhasilan usaha (Y) pada
usaha budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm.
5.7.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Untuk menguji keberartian model regresi untuk masing-masing variabel
secara parsial dapat diperoleh dengan menggunakan uji signifikansi parsial (Uji
t). Sehingga uji ini digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen dengan menganggap
variabel independen lainnya konstan (Gujarati, 2006). Kriteria pengujiannya
apabila thitung lebih besar dari ttabel maka variabel independen secara parsial
memberikan pengaruh signifikansi terhadap variabel dependen, dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan. Sebaliknya, Kriteria pengujiannya apabila thitung
lebih kecil dari ttabel makan variabel independen secara parsial tidak memberikan
pengaruh signifikansi terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel lain
dianggap konstan (Suliyanto, 2011).
Tabel 35. Hasil Uji Parsial (Uji t)
Variabel bebas thitung Sig. t ttabel Keterangan
Percaya Diri (X1) 3,228 0,007 2,16 Signifikan
Berorientasi pada Hasil (X2) -1,657 0,121 2,16 Tidak
Signifikan Keberanian Mengambil Resiko
(X3) 2,387 0,033 2,16 Signifikan
Kepemimpinan (X4) 2,485 0,027 2,16 Signifikan
Keorisinilan (X5) -0,228 0,823 2,16 Tidak
Signifikan Berorientasi ke Masa Depan (X6) 2,274 0,041 2,16 Signifikan
Dapat dilihat pada Tabel 35 pengaruh variabel Percaya Diri (X1),
Berorientasi pada Hasil (X2), Keberanian Mengambil Resiko (X3), Kepemimpinan
(X4) , Keorisinilan (X5), dan Berorientasi ke Masa Depan (X6) terhadap
Keberhasilan Usaha (Y). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian dibawah
ini :
a) Variabel Percaya Diri (X1)
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa nilai thitung Variabel
Percaya Diri sebesar 3,228 > ttabel 2,16. Artinya terdapat hubungan linier antara
Percaya Diri dengan keberhasilan usaha. sedangkan nilai signifikansi sebesar
0,007 < 0,05 menunjukkan bahwa variabel Percaya Diri (X1) berpengaruh secara
signifikan terhadap keberhasilan usaha pada usaha budidaya ikan koi di
Pokdadan Pranggang Koi Farm. Hal tersebut berarti bahwa rasa penuh
keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin dan tanggung jawab yang dimiliki para
pembudidaya memang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha budiaya ikan
koi. Apabila rasa penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin dan tanggung
jawab ditambahkan akan meningkatkan keberhasilan usaha budidaya ikan koi
tersebut. Para pembudidaya percaya dengan apa yang ada dalam diri mereka
bahwa mereka dapat menjalankan usaha budidaya ini hingga dapat mencapai
suatu keberhasilan usaha. Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan
keyakinan dalam menghadapi tugas atau pekerjaan menurut Wijandi (1988) yang
dikutip oleh Suryana (2013). Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang
yang sudah matang jasmani dan rohaninya. Dapat disimpulkan bahwa para
pembudidaya ikan koi memiliki pribadi yang independen. Para pembudidaya
memiliki rasa tanggung jawab akan usahanya, bersikap objektif dan kritis.
Mereka tidak langsung menerima masukan dari orang lain melainkan
dipertimbangkan terlebih dahulu masukan tersebut. berdasarkan hasil penelitian
dan didukung dengan pendapat para ahli bahwa rasa percaya diri dapat
berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha budidaya pada
Pokdadan Pranggang Koi Farm.
b) Variabel Berorientasi pada Hasil (X2)
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa nilai thitung Variabel
Berorientasi pada Hasil sebesar -1,657 < ttabel 2,16. Artinya tidak terdapat
hubungan linier antara Berorientasi pada Hasil dengan keberhasilan usaha.
sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,121 > 0,05 menunjukkan bahwa variabel
Berorientasi Pada Hasil (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
keberhasilan usaha pada usaha budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi
Farm. Hal tersebut menunjukkan bahwa berorientasi pada laba, mempunyai
dorongan yang kuat, energik, tekun dan tabah serta kerja keras dan inisitif tidak
mempengaruhi Keberhasilan Usaha para pembudidaya di dalam penelitian ini.
Para pembudidaya terlalu fokus bagaimana cara agar mendapatkan hasil yang
diinginkan, tentu para pembudidaya akan terus bekerja keras untuk
mendapatkan hasil tersebut. bekerja keras memang baik namun jika terlalu
bekerja keras dapat berdampak buruk, semangat akan menurun dan ritme kerja
akan mulai berantakan dan hal tersebut dapat berdampak pada usaha yang
mereka jalankan. Sebenarnya penemuan dari hasil penelitian memperlihatkan
penemuan yang berbeda, pada studi kasus kali ini berorientasi pada hasil tidak
berpengaruh terhadap keberhasilan usaha, namu di luar sana terdapat penelitian
yang memperlihatkan hasil yang berbeda.
c) Veriabel Keberanian Mengambil Resiko (X3)
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa nilai thitung Variabel
Keberanian Mengambil Resiko sebesar 2,387 > ttabel 2,16. Artinya terdapat
hubungan linier antara Keberanian mengambil resiko dengan keberhasilan
usaha. sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,03 < 0,05 menunjukkan bahwa
variabel Keberanian Mengambil Resiko (X3) berpengaruh secara signifikan
terhadap keberhasilan usaha pada usaha budidaya ikan koi di Pokdadan
Pranggang Koi Farm. Hal tersebut berarti Sikap keberanian mengambil resiko
yang dimiliki para pembudidaya berpengaruh terhadap keberhasilan usaha yang
mereka capai. Keberanian mereka akan resiko dan tidak takut gagal membuat
usaha mereka terus berjalan. Keberanian yang tinggi dalam menghadapi resiko
dengan perhitungan yang matang dan optimisme yang dimiliki harus disesuaikan
dengan kepercayaan diri. Kepercayaan diri juga di tentukan oleh kemandirian
dan kemampuan sendiri. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi
relatif lebih mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa
menunggu bantuan orang lain menurut Kala (2011) yang dikutip oleh Suryana
(2013). Para pembudidaya ikan koi memiliki percaya diri yang cukup tinggi,
sehingga mereka memiliki keberanian dalam mengambil resiko. Mereka tidak
takut gagal akan usaha yang dijalankannya. Berdasarkan hasil penelitian dan
didukung dengan pendapat para ahli bahwa keberanian mengambil resiko
berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada usaha budidaya ikan
koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm.
d) Variabel Kepemimpinan (X4)
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa nilai thitung Variabel
Kepemimpinan sebesar 2,485 > ttabel 2,16. Artinya terdapat hubungan linier
antara Kepemimpinan dengan keberhasilan usaha. sedangkan nilai signifikansi
sebesar 0,027 < 0,05 menunjukkan bahwa variabel Kepemimpinan (X4)
berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha pada usaha
budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm. Hal ini berarti rasa
kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap
kritik dan saran yang dimiliki para pembudidaya mempengaruhi keberhasilan
usaha budidaya ikan koi tersebut. Dan apabila sifat kepemimpinan ditambahkan
akan meningkatkan keberhasilan usaha pada budidaya ikan koi tersebut. Para
pembudidaya mampu mempengaruhi bawahannya sehingga para pembudidaya
dan bawahannya mampu bekerja sama dalam menjalankan usaha tersebut.
seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan dan
keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda dan menonjol. Ia selalu
memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai (Suryana, 2013).
Para pembudidaya ikan koi memiliki sifat yang dapat mempengaruhi
bawahannya, para pembudidaya juga selalu ingin bergaul dengan masyarakat-
masyaraka sekitar untuk mencari kritik dan saran yang kemudian dijadikan
peluang kedepannya. Berdasarkan pendapat para ahli dan hasil penelitian,
kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap keberhasilan usaha pada
usaha budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm.
e) Variabel Keorisinilan (X5)
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa nilai thitung Variabel
Keorisinilan sebesar -0,228 < ttabel 2,16. Artinya tidak terdapat hubungan linier
antara Keorisinilan dengan keberhasilan usaha. sedangkan nilai signifikansi
sebesar 0,823 > 0,05 menunjukkan bahwa variabel Keorisinilan (X5) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha pada usaha
budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm. Hal ini berarti dalam
penelitian ini inovatif, kreaatif dan fleksibel tidak berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha. Hal tersebut dapat terjadi karena tidak semua inovasi dan
kreatifitas yang baru dapat langsung diterima oleh pasar bahkan jika inovasi dan
kreatifitas baru tersebut tidak bisa diterima oleh pasar akan merugikan seorang
pemilik usaha itu sendiri. Hasil ini menunjukkan bahwa keorisinilan tidak
mempengaruhi keberhasilan usaha. Walaupun tidak semua variabel jiwa
kewirausahaan yang diteliti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi
berwirausaha, namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya.
Dalam Farah Balqis, (2015). Yang meneliti tentang pengaruh jiwa kewirausahaan
terhadap keberhasilan usaha distro di Kota Bandung 2015, hasilnya hanya lima
variabel yaitu Percaya Diri, Berorientasi pada Hasil, Berani mengambil resiko,
Kepemimpinan dan Berorientasi ke Masa Depan yang berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha distro di kota bandung. Dengan demikian sebenarnya
berbagai hasil penelitian memperlihatkan penemuan yang berbeda.
f) Variabel Berorientasi ke Masa Depan (X6)
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa nilai thitung Variabel
Berorientasi ke Masa Depan sebesar 2,274 > ttabel 2,16. Artinya terdapat
hubungan linier antara Kepemimpinan dengan keberhasilan usaha. sedangkan
nilai signifikansi sebesar 0,041 < 0,05 menunjukkan bahwa variabel Berorientasi
ke Masa Depan (X6) berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha
pada usaha budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm. Hasil tersebut
membuktikan bahwa para pembudidaya memiliki visi dan tekat yang kuat agar
dapat mencapai tujuan dari usaha budidaya mereka. Memiliki pandangan jauh ke
depan merupakan kemampuan yang biasanya terdapat pada setiap pengusaha
yang sukses. Oleh karena memiliki pandangan yang jauh ke depan, maka
pengusaha akan terus berupaya untuk berkarya dengan menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat ini. Pandangan ini
menjadikan pengusaha tidak cepat merasa puas dengan hasil yang diperoleh
saat ini sehingga terus mencari peluang. Karena memiliki pandangan yang
jauh ke depan, maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya.
(Suryana, 2013). Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para ahli,
berorientasi ke masa depan memiliki pengaruh positif terhadap keberhasilan
usaha budidaya ikan koi pada Pokdadan Pranggang Koi Farm.
Hasil pengujian di atas menunjukan bahwa empat dari enam elemen-
elemen Jiwa Kewirausahaan yaitu Percaya Diri (X1), Keberanian mengambil
resiko (X3), Kepemimpinan (X4) dan Berorientasi pada Masa Depan (X6)
berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada usaha budidaya ikan
koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm. Terdapat dua variabel yang tidak
berpengaruh secara signifikan yaitu Berorientasi pada Hasil (X2) dan Keorisinilan
(X5). Menurut Morrissan et. al. (2010) pada dasarnya tidak ada perbedaan dalam
hal nilai suatu penelitian antara penelitian dengan hasil yang signifikan secara
statistik dengan hasil penelitian yang secara statistik tidak signifikan. Kedua hasil
penelitian tersebut memiliki nilai yang sama penting. Penulis tidak
menghilangkan dua variabel yang tidak signifikan tersebut.
5.8 Pembahasan Hasil Penelitian
Keberhasilan usaha tidak saja ditunjukkan oleh pencapaian tujuan, yang
digambarkan oleh sasaran nyata, akan tetapi sikap atau perilaku juga
menunjukkan seorang wirausaha yang memiliki kinerja tinggi sehingga mencapai
keberhasilan. Seperti yang dikemukakan oleh Michael Harris (2000) yang dikutip
Suryana (2008), “wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang
memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah
laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.”
Seorang wirausaha adalah seseorang yang mempunyai karakteristik jiwa
wirausaha seperti percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian
mengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi ke masa depan.
Hal tersebut juga dapat dijadikan tolak ukur untuk mencapai suatu keberhasilan.
Penelitian ini terdiri dari tiga perumusan masalah yang seluruhnya telah
terjawab dalam bab 5 hasil dan pembahasan. Permasalahan yang pertama
adalah, “bagaimana gambaran tingkat jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh
pembudidaya budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa
Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri ?”. Analisis deskriptif
menunjukkan hasil bahwa pembudidaya ikan koi menyetujui jiwa kewirausahaan
yang dimiliki pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang memiliki persentase
sebesar 82,23%. Hal ini terdiri dari percaya diri, berorientasi pada hasil,
pengambilan resiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi pada masa
depan.
Permasalahan yang kedua adalah “bagaimana gambaran tingkat
keberhasilan usaha pada usaha pada usaha budidaya ikan koi di Pokadan
Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten
Kediri?”. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembudidaya ikan koi di Desa
Pranggang menyetujui keberhasilan usaha, memiliki persentase sebesar 75%.
Jika dihubungkan dengan melihat variabel X yaitu jiwa kewirausahaan,
pembudidaya ikan koi setuju apabila memiliki jiwa kewirausahaan akan
menghasilkan keberhasilan usaha.
Permasalahan yang ketiga adalah “seberapa besar jiwa kewirausahaan
berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada budidaya ikan koi di Pokdadan
Pranggang Koi Farm Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten
Kediri?”. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh secara simultan dari
jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha, dapat yang diperoleh F hitung
sebesar 23,969 dengan menggunakan tingkat keyakinan 95% maka diperoleh F
tabel sebesar 2,85. Karena F hitung > Ftabel (23,969 >2,85) sehingga
disimpulkan bahwa percaya diri, berorientasi pada hasil, pengambilan resiko,
kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi pada masa depan didalam jiwa
kewirausahaan secara simultan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha
sebesar 87,9%. Sedangkan sisanya sebesar 12,1% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Sedangkan berdasarkan pengaruh secara parsial, terdapat empat
variabel yakni Percaya Diri (X1), Keberanian mengambil resiko (X3),
Kepemimpinan (X4) dan Berorientasi pada Masa Depan (X6) dinyatakan ada
pengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha. Terdapat dua variabel yakni
berorientasi pada hasil dan keorisinilan dinyatakan tidak ada pengaruh secara
signifikansi terhadap keberhasilan usaha. Dimana kedua variabel memiliki nilai
signifikansi > 0,05 dan memiliki nilai t hitung < t tabel sehingga tidak terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan usaha.
Secara parsial variabel berorientasi pada hasil memiliki nilai signifikansi
0,121 > 0,05 yang memiliki arti variabel berorientasi pada hasil memberikan
pengaruh yang tidak signifikan. Hal tersebut kemungkinan karena pembudidaya
ikan koi lebih memikirkan hal yang terlalu jauh namun mengabaikan prioritas
waktu yang dekat.
Variabel keorisinilan memiliki nilai signifikansi 0,823 > 0,05 yang memiliki
arti variabel keorisinilan memberikan pengaruh yang tidak signifikan. Hal tersebut
dapat terjadi karena tidak semua inovasi dan kreatifitas yang baru dapat
langsung diterima oleh pasar bahkan jika inovasi dan kreatifitas baru tersebut
tidak bisa diterima oleh pasar akan merugikan seorang pemilik usaha itu sendiri.
5.9 Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi dari penelitian ini yaitu para pembudidaya dapat lebih
meningkatkan keberhasilan usaha mereka dengan cara menambahkan rasa
percaya diri, keberanian mengambil resiko, kepemimpinan dan pandangan ke
masa depan dengan cara terus berlatih dan diasah agar rasa percaya diri,
keberanian mengambil resiko, kepemimpinan dan pandangan ke masa depan
terus meningkat. Para pembudidaya juga dapat mengikuti penyuluhan yang
diadakan oleh instansi DKP agar jiwa kewirausahaan yang sudah mereka miliki
dapat lebih berkembang dari sebelumnya.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap pembudidaya ikan
koi di Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri untuk
mengetahui Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha
Budidaya Ikan Koi, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran tingkat jiwa kewirausahaan pembudidaya ikan koi di Desa
Pranggang berada dalam kategori tinggi. Hal ini berarti pembudidaya
sebagai responden menilai bahwa jiwa kewirausahaan para pembudidaya
sudah cukup tinggi sesuai dengan keadaan usahanya dengan apa yang
diinginkan walaupun masih belum optimal. Berdasarkan hasil penelitian
ini, skor yang paling tinggi terdapat pada indikator Penuh Keyakinan.
Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator Inovatif.
2. Gambaran keberhasilan usaha pada usaha budidaya ikan koi di Desa
Pranggang berada dalam kategori tinggi. Hal ini berarti pembudidaya
sebagai responden menilai bahwa keberhasilan usaha yang didapat dari
hasil usahanya sudah cukup sesuai dengan apa yang diinginkan
walaupun masih belum optimal. Berdasarkan hasil penelitian ini, skor
yang paling tinggi terdapat pada indikator Modal sedangkan skor
terendah terdapat pada indikator Tenaga Kerja.
3. Diketahui bahwa jiwa kewirausahaan para pembudidaya ikan koi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan usaha pada usaha
budidaya ikan koi di Pokdadan Pranggang Koi Farm Desa Pranggang
sebesar 87,9%. Pada Variabel Percaya Diri memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap keberhasilan usaha, variabel Keberanian Mengambil
Resiko memiliki pengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha,
variabel Kepemimpinan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
keberhasilan usaha dan variabel berorientasi ke masa depan memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha, namun
Terdapat dua variabel yakni berorientasi pada hasil dan keorisinilan
dinyatakan tidak ada pengaruh secara signifikansi terhadap keberhasilan
usaha. Dimana kedua variabel memiliki nilai signifikansi > 0,05 dan
memiliki nilai t hitung < t tabel sehingga tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap keberhasilan usaha. Artinya bahwa keberhasilan
usaha sangat dipengaruhi oleh jiwa kewirausahaan para pembudidaya.
Koefisien korelasi yang diperoleh terdapat hubungan yang tinggi antara
jiwa kewirausahaan dengan keberhasilan usaha. Hal ini menunjukkan
bahwa keberhasilan usaha dapat ditingkatkan melalui jiwa kewirausahaan
para pembudidaya.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh jiwa
kewirausahaan terhadap keberhasila usaha pada usaha budidaya ikan koi di
Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, peneliti mengajukan
beberapa saran yang dapat dijadikan alternatif dari permasalahan dan dapat
dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak pengusaha yang sudah berhasil
maupun mencapai hasil yang maksimal di masa yang akan datang.
1. Diharapkan kepada para pembudidaya, peneliti menyarankan sebaiknya
para pembudidaya ikan koi di Desa Pranggang harus meningkatkan
keinovatifan mereka, indikator tersebut mendapatkan skor yang paling
rendah. Keinovatifan dalam berusaha harus selalu ditingkatkan karena
dengan adanya hal tersebut dapat membantu meningkatkan usaha. Para
pembudida juga harus mengembangkan lagi jiwa kewirausahaan yang
telah dimiliki. Pembudidaya diharapkan mampu bekerja sama dengan
karyawan dan elemen-elemen dalam berwirausaha, karena hal tersebut
merupakan hal penting yang harus dilaksanakan agar suatu syarat
keberhasilan usaha dapat tercapai dalam usaha sehingga mencapai titik
yang maksimal.
2. Pemerintah diharapkan dapat mengadakan kegiatan-kegiatan penunjang
kewirausahaan untuk para pembudidaya, seperti seminar maupun
pelatihan guna mengoptimalkan jiwa kewirausahaan para pembudidaya
ikan koi pada Pokdadan Pranggang Koi Farm.
3. Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti variabel jiwa kewirausahaan
yaitu percaya diri, berorientasi pada hasil, keberanian mengambil resiko,
kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi pada masa depan. Masih
banyak variabel lain yang secara teoritis dapat mempengaruhi
keberhasilan usaha. Hal tersebut diperlukan adanya penelitian lebih lanjut
terhadap variabel-variabel lain yang mempengaruhi keberhasiln usaha
yang tidak diteliti oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2006. Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung
Alma, Buchari. 2010. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung:
Alfabeta
Alma, Buhari. 2011. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Alfabeta:
Bandung
Aprilianty, Eka. 2012. Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan
Kewirausahaan,, Dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa
SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3.
Bachtiar, Yusuf dan Tim Lentera. 2004. Budidaya Ikan Hias Air Tawar untuk
Ekspor. Jakarta: AgroMedia Pustaka
BKPM. 2009. Badan Koordinasi Penanaman Modal: Profil potensi Investasi
Propinsi Jawa Timur. http://regional investment. bkpm.go.id/.pdf. diakses
pada tanggal 1 Mei 2017, pada pukul 21.05 WIB
Bygrave, W. D. 2004. The Portable MBA in Entrepreneurship: Third
Edition/edited by William D. Bygrave, Andrew Zacharakis. Ed. 3. New
Jersey: John Willey & Sons Inc.
Chairy, 2011. Pengaruh Karakteristik entrepreneurial, Jenis Etnis, Jenis Kelamin
Dan Profesi Orang Tua Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa.
Seminar Internasional dan Call For Papers “Towards Excellent Small
Business”: Yogyakarta.
Dalimunthe, Ritha F. 2002. “Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan
Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan
Usaha Industri Kecil Tenun dan Bordir di Sumatera Utara dan Riau”.
Disertasi S3 Program Pasca Sarjana tak dterbitkan. Universitas Airlangga
Fauzul. 2011. Faktor-faktor Yang Sering Mempengaruhi Kewirausahaan.
http://fauzulfzul.blogspot.com/2011/11/faktor-faktor-yang-
seringmempengaruhi.html. diakses pada tanggal 15 Mei 2017.
Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Pustaka Pelajar
Offset: Yogyakarta.
Handayani, Septi, Intan. 2013. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Wirausaha.
SKRIPSI. Jurusan Psikologi. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri
Semarang: Semarang.
Igan. Dananjaya, N. Suparta. 2014. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan
Manajemen Agribisnis Terhadap Keberhasilan Gapoktan Simantri di
Kabupaten Tabanan, ISSN. 2355-0750, Vol. 2, N0.2, 2014.
Kementrian Kelautan Perikanan. 2012. Segitiga Emas Budidaya Ikan Hias Jawa
Timur. Website resmi http://www.djpb.kkp.go.id/ Kementrian Kelautan dan
Perikanan. Diakses pada tanggal 5 Mei 2017, pada pukul 19.43 WIB
Koh, Chye, Hian. 1996. Testing hypotheses of entrepreneurial characteristics : A
study of Hong Kong MBA students. Journal of Managerial Psychology,
Vol. 11 No.3, 1996. Pp. 12-25.
Kristanto HC, R.Heru. 2009. Kewirausahaan entrepreneurship pendekatan
manajemen dan praktik. Graha Ilmu. Yogyakarta. 220 hllm.
Krueger, JR. Reilly, D. Carsrud, L. 2000. Competing Models Of Entrepreneurial
Intentions. Journal of Business Venturing 15, 411-432. Elsevier Science
Inc.
Mania. Siti. 2008. Observasi Sebagai Alat Evaluasi dalam Dunia Pendidikan dan
Pengajaran. Lentera Pendidikan. Vol. 11. No. 2
Maslow, A. 1970. Motivation and Personality. New York: Harper and Row.
McClelland. 1961. The Achieving Society. New York: A Division of Macmillan
Publishing Co, Inc.
Milla, Hilyati. 2013. Pendidikan Kewirausahaan: Sebuah Alternatif Mengurangi
Pengangguran Terdidik Dan Pencegahan Korupsi. Jurnal Al-Ta’lim, Jilid
1, Nomor 6 November 2013.
Mohd, N. Maat, S, M. Mat, S, C. 2015. Identifying Factors that Affecting the
Entrepreneurial Intention among Engineering Technology Students. 2nd
Global Conference on Business and Social Science-2015. Procedia-
Social and Behavioral Sciences 211.
Nasution, 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT Tarsito.
Nawawi, H. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada Universitu
Press, Yogyakarta.
Ni Wayan Purnami Rusadi et.al. 2015. Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan
dan Manajemen Agribisnis terhadap Keberhasilan Usaha Jamur Tiram di
Kota Denpasar. Jurnal Agribisnis, ISSN. 2355-0759, Vol. 3, No. 2, 2015.
Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Pemkab Kediri. 2016. Potensi Sektor Perikanan di Kabupaten Kediri. Website:
www.kedirikab.go.id Jl. Soekarno-Hatta No. 1 Kediri Telepon: 0354
689901-5. Diakses pada tanggal 2 Mei 2017, pada pukul 18.30 WIB
Poetra, Sah, Matthew. 2013. Hubungan antara Big Five Personality, Sikap dan
Entrepreneural Intention (Berwirausaha) di Kalangan Mahasiswa.
SKRIPSI. Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya: Surabaya.
Reksohadiprodjo, S, dan Pradono. 1988. Ekonomi Sumberdaya Alam dan
Energi. BPFE-Yogyakarta.
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Bandung: Graha
Ilmu
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Penerbit
Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Alfabeta: Bandung.
Suherman, Eman. 2008. Business Entrepreneur: Modal, model, Modul
Kewirausahaan. Alfabeta: Bandung.
Suparyanto. 2012. Kewirausahaan Konsep dan Realita pada Usaha Kecil.
Bandung: Alfabeta
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. 2013. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu
Penting. Jakarta: Salemba Empat
Trobos. 2012. Pengembangan Komoditas Perikanan Budidaya Unggul Menjadi
Produk-Produk Bernilai Tambah Yang Berorientasi Pasar. From:
http://trobos.com/2012/07/Pengembangan-Komoditas-Perikanan-
Budidaya-Unggul-Menjadi-Produk-Produk-Bernilai-Tambah-Yang-
Berorientasi-Pasar.html Diakses pada tanggal 4 Mei 2017
Utami, S. W. 2013. Warta Ekspor : Peluang Ekspor Ikan Hias. Jakarta:
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia
Wijayanto, Andi. 2011. “Pengaruh Karakteristik Wirausahawan Terhadap Tingkat
Keberhasilan Usaha Pada Sentra Usaha Kecil Pengasapan Ikan di
Krobokan Semarang” Skripsi Sarjana tak diterbitkan. Universitas
Diponegoro.
Winardi, J. 2003. Entrepreneur & Entrepreneurship. Jakarta: Prenada Media
Zulganef, 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Graha Ilmu. Yogyakarta