Upload
ferry-subiyanto
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
1/88
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
2/88
LEMBAR JUDUL
PENGARUH KAPITALISME GLOBAL TERHADAP PERILAKU INDIA DALAMKONFLIK INDIA – PAKISTAN TAHUN 2008 - 2014
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Ferry Subiyanto0811243023
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2015
LEMBAR PERSETUJUAN
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
3/88
Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku Konflik India Dalam Konflik India –
Pakistan Tahun 2008 – 2014
SKRIPSI
Disusun oleh :
Ferry Subiyanto
NIM : 0811243023
Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbimbing
Malang, Agustus 2015
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Aswin Ariyanto Azis, S.IP, MDevSt Karina Putri Indrisari. B.A.,MA.
NIP 197802202010121001 NIK. -
Mengetahui,
Ketua Program Studi Hubungan Internasional
Dian Mutmainah. S.IP.,M.A. NIP. 197803192005012002
LEMBAR PENGESAHAN
Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku Konflik India Dalam Konflik India –
Pakistan Tahun 2008 – 2014
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
4/88
SKRIPSI
Disusun oleh :
Ferry Subiyanto NIM : 0811243023
Telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam ujian Sarjana pada tanggal 28 Agustus 2015
Tim Penguji :
Ketua Majelis Penguji Sekertaris Majelis Penguji
Muhammad. Riza Hanafi, S.IP, M,IP Yusli Effendi. S.IP.,MA NIP. 2011018002071001 NIP. 197804232009121001
Anggota Majelis Penguji I Anggota Majelis Penguji II
Aswin Ariyanto Azis, S.IP, MDevSt Karina Putri Indrasari, B.A.,M.A NIP. 197802202010121001 NIP. -
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Prof. Dr. Ir. H. Darsono Wisadirana, MS NIP. 19561227 198312 1 001
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Nama: Ferry Subiyanto
NIM: 0811243023
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
5/88
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Pengaruh Kapitalisme
Global Terhadap Perilaku India dalam Konflik India – Pakistan Tahun 2008 - 2014 “
adalah benar-benar karya sendiri . Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi
tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka, dan apabila di kemudian hari terbukti
pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku.
Malang, Agustus 2015
Ferry Subiyanto NIM. 0811243023
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
6/88
“Extraordinary claims require extraordinary evidance”
Carl Sagan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan pada semesta alam atas setiap penyertaan dan
keharmonisannya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India dalam Konflik India – Pakistan
Tahun 2008 - 2014 “ dalam prosesnya penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan arahan
dari semua yang ada dibawah penulisan ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik.
Teruntuk:
1. Google dan Laptop HP pavilion dv3
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
7/88
2. Ibu, Bapak, Adik, Kakak dan my love atas dukungan dan kesabarannya
3. Dosen pembimbing skripsi:
Bapak. Aswin Ariyanto Aziz, S.IP, MDevSt
Ibu. Karina Putri Indrisari, B.A.,M.A
4. Dosen penguji skripsi:
Bapak. Muhammad Riza Hanafi, S.IP,M.IP
Bapak. Yusli Effendi S.IP, MA
5. Mas Dadang, Mbak Ina dan seluruh dosen di Jurusan Hubungan Internasional
Universitas Brawijaya
6. Teman-teman terutama Resimen 2008 dan seluruh pihak yang membantu
terselesaikannya penyusunan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa masih dapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
sehingga penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca, dan semoga
tulisan ini dapat memberikan manfaat.
Malang, Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL …………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN ………………………… iii
LEMBAR PERNYATAAN ………………………… iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ……………………… .. v
KATA PENGANTAR ……………………………… .. vi
DAFTAR ISI ………………………………………… vii
DAFTAR TABEL …………………………………… ix
DAFTAR GRAFIK .................................................. x
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
8/88
DAFTAR CHART …………………………………… xi
ABSTRAK …………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................... 1
1.2 Rumusan Masalah …….......................... 12
1.3 Tujuan P enelitian ………....................... 12
1.4 Manfaat Penelitian...................................... 12
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Studi Terdahulu .......................................... 14
2.1.1 Democratic vs Capitalist Peace : A Test In Developing world ............... 14
2.1.2 History As The Architect Of The
Present : What Made Kashmir The
Nucleus Of South Asia Terorism?
India – Pakistan Conflict And It’s
Impact On U.S Homeland Security ... 17
2.2 Kajian Teori ............................................. 20
2.3.1 Capitalist Peace Theory................... 20
2.3 Definisi Konseptual.................................. 23
2.3.1 Kapitalisme Global.......................... 23
2.4 Variabel ..................................................... 37
2.4.1 Variabel dependent ........................ 37
2.4.2 Variabel Independent ..................... 37
2.4.1 Oprasionalisasi ............................. 39
Tabel 1....................................................... 40
2.4.2 Alur Pemikiran ................................. 42
2.5 Argumen Utama.......................................... . 43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ........................................... 44
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
9/88
3.2 Ruang Lingkup Penelitian...................... 44
3.2.1 Batasan Kajian ............................ 44
3.2.2 Batasan Waktu .............................. 44
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................... 45
3.4 Teknik Analisa Data ............................. 45
3.5 Sistematika Penulisan ............................ 45
BAB IV Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap India 47
4.1 Kebangkitan ekonomi India ................... 51
4.2 India dan Globalisasi Ekonomi .............. 52
BAB V Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku Konflik India – Pakistan58
5.1 Konflik India Pakistan ........................ 58
5.2 Demokrasi di India ............................ 62
5.3 Pasar dan Pertumbuhan Ekonomi India.. 64
5.4 Kepentingan Ekonimi India dan Pakistan.. 67
BAB VI KESIMPULAN 72
6.1 Saran ................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Variabel, Indikator, dan Operasionalisasi Capitalist Peace Theory 41
Tabel 5.1 Ekspor – Import India Pakistan ............................ 64
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
10/88
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Indeks kemudahan Berbisnis di Pakistan ........................ 55
Grafik 4.2 Tabel Indeks daya saing bisnis Pakistan ....................... 56
Grafik 5.1 Tingkat Pengangguran India ..................................................... 60
Grafik 5.2 PDB Pakistan .................................................................. 61
Grafik 5.3 Indeks Korupsi Pakistan .......................................... 73
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
11/88
DAFTAR CHART
Chart 1.1 Perdagangan India – Pakistan ................................................ 6
Chart 5.1 Tingkat Inflasi Pakistan ................................................ 62
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
12/88
ABSTRAK
PENGARUH KAPITALISME GLOBAL TERHADAP PERILAKU INDIA DALAMKONFLIK INDIA – PAKISTAN TAHUN 2008 - 2014
Penulis : Ferry Subiyanto NIM : 0811243023Pembimbing : Aswin Ariyanto Aziz, S.IP, MdevSt dan Karina Putri Indrisari,
B.A.,M.AJumlah Halaman : XIV + 83 HalamanTahun : 2015
Konflik antara India dan Pakistan merupakan salah satu isu besar dunia umumnya dan kawasan
Asia Selatan khususnya. Konflik kedua negara yang berlangsung hampir sama dengan usia
kedua negara itu sendiri menjadi isu yang menarik untuk dibahas karena fluktuasi dan dinamika
konflik kedua negara yang unik. Masuknya India dalam pusaran arus perdagangan global telah
membawa banyak perubahan dalam berbagai kebijakan India termasuk kebijakan politik dan
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
13/88
militer India terhadap Pakistan. Kebangkitan ekonomi India telah membawa India menjadi
salah satu negara yang diperhitungkan dalam arus perdagangan global.
Dalam skripsi ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana kemajuan dalam bidang perekonomian
India yang menyebabkan India terintegrasi dalam sistim kapitalisme global mampu mengubah
perilaku konflik dengan negara tetangganya tersebut. capitalist peace theory bukanlah hal baru
dalam kajian hubungan internasional. Pemikir-pemikir Liberal klasik seperti Montesquieu,
Paine, Bastiat, Mill, Cobden, Angell dan lain-lain melihat bahwa kekuatan kapital dan pasar
adalah kekuatan yang mampu mengakhiri peperangan
Kata Kunci :
Capitalist Peace, kapitalisme Global, perilaku konflik
ABSTRACT
EFFECT OF GLOBAL CAPITALISM IN THE INDIA CONFLICTBEHAVIOR IN INDIA – PAKISTAN CONFLICT AT THE YEAR OF
2008 – 2014
Writer : Ferry SubiyantoStudent ID Number : 0811243023Lecturer : Aswin Ariyanto Aziz, S.IP, MdevSt dan Karina Putri Indrisari,
B.A.,M.A Number o Pages : XIV + 83 PagesYear : 2015
The conflict between India and Pakistan is one of the major issues of the world in general and
South Asia in particular. Conflict between the two countries which lasted nearly the same as
the age of both the state itself becomes an interesting issue to discuss because fluctuations and
dynamics of the conflict between the two countries is unique. The inclusion of India in the
vortex of global trade flows have brought many changes in the policies of India, including
India's political and military policy towards Pakistan. India's economic resurgence has brought
India into one of the country are taken into account in global trade flows.
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
14/88
In this thesis, the researcher wanted to know how Indian economic progress which led India
integrating in the global capitalist system is able to change the behavior of the conflicts with
its neighbor. capitalist peace theory is not new in the study of international relations. Classical
Liberal thinkers like Montesquieu, Paine, Bastiat, Mill, Cobden, Angell and others to see that
the power of capital and the market is a force capable of ending the war.
Key Words :
Capitalist Peace, global capitalism, conflict behaviour
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
15/88
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Konflik antara India dan Pakistan merupakan salah satu isu besar dunia umumnya
dan kawasan Asia Selatan khususnya. Konflik kedua negara yang berlangsung hampir sama
dengan usia kedua negara itu sendiri menjadi isu yang menarik untuk dibahas karena fluktuasi
dan dinamika konflik kedua negara yang unik.
Sejak kemerdekaannya dari Inggris, India telah dan Pakistan telah terlibat empat
perang besar, tidak termasuk perang yang tidak dideklarasikan seperti konflik perbatasan India
- Pakistan dan kebuntuan militer. Empat perang besar itu diantaranya adalah, Yang pertama,
perang India-Pakistan tahun 1947 ( First Kashmir War) Ketika Pakistan mengklaim dan
merebut 1/3 wilayah Pakistan, India kemudian membalas dengan mengirimkan pasukan ke
Gurdaspur. Perang ini menyebabkan terpicunya salah satu migrasi dan pembantaian manusiaterbesar dalam sejarah Asia Selatan. 1
Kedua, perang India-Pakistan tahun 1965, perang dimulai ketika Pakistan
mengadakan operasi Gibraltar, yang bertujuan masuk ke Jammu dan Kasmir dan dengan
menggunakan pasukan gerilya dengan tujuan memicu gelombang pemberontakan Kasmir
terhadap India atau paling tidak membuat isu Kasmir menjadi perhatian dunia internasional. 2
India kemudian merespon dengan meluncurkan serangan militer ke Pakistan bagian barat.
Tujuh belas hari perang menyebabkan ribuan korban dikeduabelah pihak, serta perang ini
tercatat sebagai pertempuran tank terbesar setelah perang dunia II. 3 Gencatan senjata kemudian
1 Lih. Lyon, Peter. Conflict between India and Pakistan : an encyclopedia . ABC-CLIO. Hal 97-99http://bit.ly/1Jolvnj 2
Lih. Library of Congress Country Studies The Indo-Pakistani War of 1965. Diakses tanggal 18 Februari 2015http://memory.loc.gov/cgi-bin/query/r?frd/cstdy:@field(DOCID+pk0152) 3 Op Cit. Lyon, Peter
http://bit.ly/1Jolvnjhttp://bit.ly/1Jolvnjhttp://memory.loc.gov/cgi-bin/query/r?frd/cstdy:@field(DOCID+pk0152)http://memory.loc.gov/cgi-bin/query/r?frd/cstdy:@field(DOCID+pk0152)http://memory.loc.gov/cgi-bin/query/r?frd/cstdy:@field(DOCID+pk0152)http://bit.ly/1Jolvnj
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
16/88
dideklarasikan setelah intervensi diplomatik dari Uni Soviet dan AS. Kedua belah pihak
mengklaim memenangkan peperangan namun fakta dilapangan membuktikan bahwa India
dalam posisi mengungguli Pakistan ketika gencatan senjata dideklarasikan. 4
Perang yang ketiga adalah, perang India-Pakistan 1971. Perang ini termasuk
tidak melibatkan isu Kasmir sebagai pemicunya. Ketika Bangladesh meminta dan
mendeklarasikan kemerdekaannya dari Pakistan, Pakistan meresponnya dengan melakukan
operasi Searchlight menyebabkan 10 juta penduduk Bangladesh mengungsi ke India. India
kemudian mengintervensi dengan mensuport Bangladesh Liberation Movement, Pakistan
kemudian melakukan Pre-emptive attack yang berujung pada peperangan antara kedua negara,
selama dua minggu pertempuran yang intens, tentara Pakistan kemudian menyerah yang
kemudian melahirkan Republik Rakyat Bangladesh. Perang ini merupakan perang terbesar
kedua negara, hal itu dibuktikan oleh jumlah korban, tawanan perang dan korban sipil yang
mencapai 90.000 jiwa. 5
Perang India-pakistan 1999 ( Kargil War ) adalah perang keempat antara kedua
negara. Perang ini dimulai pada awal Juli 1999 ketika pasukan Pakistan bersama pemberontak
Kasmir menyebrangi Line of Control (LoC) dan menduduki teritori India yaitu distrik Kargil.
India kemudian merespon dengan meluncurkan serangan militer berskala besar. Komunitas
Internasional yang dipimpin oleh AS melakukan tekanan diplomatik ke Pakistan dan
menyerukan Pakistan untuk segera menarik pasukannya dari wilayah India. Pada akhir Juli
pertempuran telah berhenti. Perang Kargil adalah konflik pertama kedua negara pasca
keduanya secara resmi melakukan tes senjata nuklir. 6
4
Ibid hal 1295 Ibid hal 306 Ibid hal 96-97
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
17/88
Sementara konflik bersenjata atau undeclared war termasuk konflik skala kecil
dan kebuntuan militer India - Pakistan telah delapan kali terjadi, diantaranya adalah, Konflik
Siachen. Pada tahun 1984 India meluncurkan Operasi Meghdoot, menduduki sebagian wilayah
Siachen Glacier. Pertikaian meletus pada tahun 1985, 1987 dan 1995. Pakistan gagal mengusir
India dari wilayah itu. 7
Kemudian disusul Integrasi India dengan Junagadh pada tahun 1947,
wilayah Junagadh memiliki penduduk yang mayoritas memeluk Hindu. Pemimpin Muslim
diwilayah itu menyerukan untuk bergabung dengan Pakistan pada 15 September 1947. Namun
kemudian banyak terjadi konflik komunal yang membuat India masuk kewilayah itu, Pakistan
menuding India melanggar hukum internasional, namun setelah diadakan refrendum pada 20
Februari 1948, wilayah Junagadh menjadi milik India. 8
Kemudian ada Operasi Brasstacks. Oprasi Brasstacks adalah sebuah manuver
militer yang dilakukan oleh India antara November 1986 dan Januari 1987. Pakistan merespon
manuver ini dengan memobilisasi pasukannya diperbatasan yang kemudian meningkatkan
tensi antar kedua negara. 9
Lalu pada tahun 2001-2002 terjadi kebuntuan militer, kebuntuan militer ini
diawali serangan teroris di perlemen India pada 13 Desember 2001, serangan teroris digedung
parlemen India ini menimbulkan korban yang mencapai 12 orang ditambah lima orang korban
dari pihak teroris. Sebelumnya serangan terjadi dalam sidang legislatif pada 1 Oktober 2001.
Kedua serangan itu memicu India untuk melakukan tindakan militer berupa peningkatan
kekuatan militer diperbatasan India-Pakistan pada tahun yang sama. 10
7 Ibid hal 828 Ibid hal 929
Ibid hal 12910 Peter R. Lavoy , Asymmetric Warfare in South Asia: The Causes and Consequences of the Kargil Conflict 2009 ,Cambridge University Press, Cambridge, hal 326
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
18/88
Dalam sepuluh bulan berikutnya, India dan Pakistan memobilisasi hampir satu
juta pasukan ke perbatasannya masing-masing. Banyak dari pengamat India percaya bahwa
peluang terjadinya konfrontasi nuklir adalah minimal karena, menurut pandangan mereka,
pemimpin-pemimpin India masih dalam kontrol dalam kebuntuan militer ini.
Selanjutnya pada 2008, India mengalami kebuntuan militer pasca serangan
teroris di Mumbai yang memicu upaya diplomatik kedua negara. Saat itu India merespon
serangan teroris Pakistan dengan menggerakkan pasukan bersenjatanya ke perbatasan Pakistan,
hal ini didasari pada tuduhan India bahwa Pakistan menggunakan teroris sebagai proxy untuk
menyerang India, upaya India diikuti dengan respon Pakistan yang menggerakan pasukan
bersenjatanya ke perbatasan India. Pemerintah India mengindikasikan kemungkinan serangan
ke Pakistan, namun tensi turun dan keduannya menjauhkan tentaranya satu dengan yang lain. 11
Di sisi lain, tahun 1991, menteri ekonomi India Manmohan Singh menginisiasi
liberalisasi ekonomi, ini merupakan awal India membuka ekonominya yang sebelumnya
sedikit dipengaruhi nilai-nilai sosialis dan terpusat. 12 Sejak saat itu pemerintah India
menurunkan tarif dan suku bunga, serta mengakhiri monopoli BUMN. India juga membuat
kebijakan yang melonggarkan modal asing untuk masuk, bahkan modal asing masuk secara
otomatis langsung mendapat ijin pemerintah. 13.
Era 1990-an adalah era dimana kemajuan ekonomi dan militer India memasuki fase
kenaikan yang tinggi, hal ini membuat India menjadi negara yang berpengaruh secara politik
di kawasan Asia Selatan. India menjadi salah satu dari sedikit negara dikawasan Asia Selatan
11 Stolar,Alex. To The Brink : Indian Decision-Making And The 2001-2002 Standoff , Stimson Center,Washington DC, 2008 hal 812Mahtaney, Piya. India, China and Globalization : The Emerging Superpower and the Future of Economic
Development . Palgrave Macmillan. New York. 2007 Hal 1813Ahuja, Sandeep et al. Economic Reform In India : Task Force Report . The Harris School. University of Chicago.2006. Hal 7-8
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
19/88
yang memiliki teknologi nuklir. Namun, meskipun ekonomi dan militer sebesar India, Pakistan
membuktikan bahwa mereka mampu mengimbangi India di kawasan Asia selatan.
Pada awal tahun 2000, India telah memasuki ekonomi pasar bebas, India telah
berhasil menghilangkan kontrol pemerintah terhadap ekonominya dan meningkatkan angka
harapan hidup, edukasi, dan ketahanan pangan, meskipun kelompok urban lebih banyak
diuntungkan daripada kelompok agrikultur. 14 Era awal tahun 2000 diikuti dengan peningkatan
yang sangat signifikan terhadap perdagangan kedua negara, berikut tabel perdagangan India –
Pakistan dari tahun ke tahun :
Chart 1.1 Perdagangan India dan Pakistan
Sumber: Direction of Trade Statistic IMF 15
Dari chart diatas dapat dilihat bahwa penurunan tingkat perdagangan antara
India dan Pakistan terjadi pada 1999 – 2000 waktu yang bertepatan dengan Kargil War, 2000
– 2002 bertepatan dengan 2002 military stand-off antara India dan Pakistan menjadi titik
14Ibid hal 17-2015 Acharya, Loknath dan Marwaha Ashima. Status Paper on India – Pakistan Economic Relation .Federation of Indian Chamber of Commerce and Industry. 2012 Hal. 8
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
20/88
terendah perdangangan India dan Pakistan setelah era tahun 1970-an. Perdagangan kedua
negara mulai naik dengan sangat signifikan pada tahun 2002 – 2004 sebelum akhirnya turun
satu level pada tahun 2008 bertepatan dengan krisis Mumbai. Namun, pasca tahun 2008
perdagangan kedua negara melaju dengan pesat dari angka total US$ 18 milyar menjadi lebih
dari US$ 25 milyar ditahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi antar negara
berkorelasi dengan situasi politik yang terjadi saat itu.
Menurut IMF GDP India berdasarkan purchacing power parity meningkat dari
selalu meningkat dari 2011 sampai 2015, sama sekali tidak mengalami penurunan. 16 India juga
termasuk dalam G-20 serta anggota lima besar kekuatan ekonomi baru atau BRICS (Brazil,
Russia, India, China, and South Africa).
Masuknya India dalam pusaran arus perdagangan global telah membawa banyak
perubahan dalam berbagai kebijakan India termasuk kebijakan politik dan militer India
terhadap Pakistan. Kebangkitan ekonomi India telah membawa India menjadi salah satu negara
yang diperhitungkan dalam arus perdagangan global. Dalam bukunya The World is Flat,
Thomas L. Freidman memaparkan contoh praktis masuknya India dalam kapitalisme global,
Friedman mencoba melacak proses pembuatan notebook Dell Inspiron 600m yang dia pakai
untuk menulis bukunya. Dari hasil penelitiannya mengenai alur komoditas komponen untuk
merakit 1 unit Dell Inspiron, dia menemukan bahwa 1 unit perakitan laptop ternyata melibatkan
puluhan aktor di tempat yang berbeda-beda. Dia menemukan bagaimana gangguan proses
distribusi LCD di Cina mampu mengganggu aliran suplai barang di Malaysia dan bahkan
negara-negara lainnya. 17
16
International Monetary Fund. World Economic Outlook Database, April 2014 http://bit.ly/1A0SrxV Diakses 5September 201417 Friedman, L Thomas. The World is Flat . Picador. New York, 2006 hal 581
http://c/Users/pavilion/AppData/Roaming/Microsoft/Word/World%20Economic%20Outlook%20Database,%20April%202014http://c/Users/pavilion/AppData/Roaming/Microsoft/Word/World%20Economic%20Outlook%20Database,%20April%202014http://bit.ly/1A0SrxVhttp://bit.ly/1A0SrxVhttp://bit.ly/1A0SrxVhttp://bit.ly/1A0SrxVhttp://c/Users/pavilion/AppData/Roaming/Microsoft/Word/World%20Economic%20Outlook%20Database,%20April%202014
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
21/88
Berdasarkan paparan Friedman diketahui bahwa mekanisme kapitalisme yang
masuk melalui globalisasi akan membuat ekonomi negara-negara terlihat seperti simponi yang
saling terhubung, terintegrasi dan saling bergantung satu sama lain. Satu unit laptop bisa jadi
adalah bagian dari globalisasi ekonomi yang membentuk dunia baru, dan tatanan ini tidak dapat
mentoleransi konflik yang dapat menggoyang kestabilan interdependensi ek onomi negara-
negara. 18
Mekanisme kapital membuat negara-negara terhubung melalui sistem
perdagangan dunia menjanjikan kesejahteraan dan stabilitas ekonomi di Jepang, Korea Selatan,
Taiwan membuat negara-negara lain memutuskan mengikuti jejak mereka, karena menjadi
bagian dari sistem tersebut sama dengan menjadi bagian dari sesuatu yang besar, negara
menjadi esensial dimata dunia selagi negara itu menumbuhkan ekonominya. 19
India merupakan salah satu pemain utama industri teknologi dunia. Pusat riset
terbesar General Electric diluar AS berada di Bangalore, mempekerjakan tujuh ratus insinyur,
desainer dan ilmuan. Chip utama bagi hampir semua merk Handphone didesain di Bangalore.
Avis Online, salah satu perusahaan persewaan mobil di manage di Bangalore. Delta dan British
Airways melacak barang bawaan penumpangnya melalui Bangalore, dan pusat akunting dan
perawatan IT bagi perusahaan-perusahaan global berpusat di Bangalore, Chennai, dan kota-
kota India lainnya. 20
Bagimana India masuk ke dalam arus kapitalisme global ini tentu saja tidak lahir
begitu saja. Proses peran itu tidak hanya melulu berada di ranah praktis ekonomi tapi juga
memiliki proses pergeseran yang sifatnya ideologis. Yaitu, proses pergeseran dari
merkantilisme ke liberalisme, dan dari proteksionisme ke sistim pasar bebas.
18
ibid19Ibid hal 59820Ibid hal 591
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
22/88
Pendekatan Klasik Liberal abad ke-19 telah secara terang mengakhiri era sistim
Merkantilisme dimana pemerintah mengontrol perdagangan, pembatasan ekspor dan import.
Era ini kemudian membuka level internasionalisasi sistem perburuhan. Pendekatan klasik
liberal era abad ke-19 melihat bahwa menghilangkan batasan perdagangan dan tarif antar
negara bisa secara signifikan mengurangi bahkan menghilangkan peperangan antar negara.
Keohane dan Nye (1977 dalam emiel Awad (2013)) melihat bahwa
ketergantungan ekonomi antar negara menciptakan kelemahan baru bagi negara, kelemahan itu
berupa kerentanan suatu negara ketika dia tidak menemukan/mendapat partner dalam
berdagang. 21 Ketika negara-negara telah membangun sistem ekonomi yang memungkinkan
mereka untuk saling bergantung secara ekonomi maka negara-negara itu akan cenderung
menghindari konflik, hal ini diakibatkan karena mereka akan rentan dan dengan mudah dapat
terkena hukuman dari negara-negara partnernya.
Pendekatan liberal melihat ketergantungan ekonomi dapat memunculkan
hubungan antar pemerintahan yang damai dikarenakan sifat simbiosis mutualisme dari
perdagangan itu sendiri. 22 Peperangangan atau konflik lebih mahal daripada berdagang. Perang
dan dagang tidak hanya berbeda dari sisi konsekuensi strategis yang dihasilkan, namun juga
berbeda dalam hal biaya. Ketika akan memulai perang negara harus membangun dan
meningkatkan fasilitas dan kekuatan militer, sedangkan untuk memulai berdagang paling tidak
negara harus menyiapkan transportasi. Karena alasan inilah interdependensi ekonomi lebih
mudah dipilih negara ketimbang konflik.
Negara pedagang sadar bahwa mereka dapat melakukan hal yang lebih berguna
melalui pembangunan ekonomi internal yang mampu menopang pasar dengan barang dan jasa
21
Awad, Emiel. THESIS :Economic Interdependence, Trade, And War : A Theoretical And Empirical Analysis .Erasmus University Rotterdam. 2013. Hal 822ibid hal 13
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
23/88
mereka ketimbang mencoba menaklukan wilayah baru .23Liberalis klasik percaya bahwa
perdagangan bebas mempunyai arti lebih dari sekedar banyaknya suplai barang dan jasa.
Mereka percaya bahwa dengan adanya kebebasan dalam berdagang akan ada pula perdamaian
dunia dan ketenangan internasional. 24
Dalam skripsi ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana kemajuan dalam bidang
perekonomian India yang menyebabkan India terintegrasi dalam sistim kapitalisme global
mampu mengubah perilaku konflik dengan negara tetangganya tersebut. Penulis memilih
rentang waktu pada tahun 2008 – 2014 karena tahun 2008 adalah tahun terakhir dimana India
dan Pakistan mengalami krisis militer pasca krisis Mumbai. Selama tujuh tahun India dan
Pakistan absen dari krisis militer yang selama lebih dari setengah abad menghantui kedua
negara. Penulis ingin mengetahui bagiamana liberalisasi ekonomi yang membuat ekonomi
India semakin masuk dalam arus modal global mampu memberikan kedua negara tujuh tahun
fase damai.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India dalam Konflik
India – Pakistan Tahun 2008 - 2014?”
1.3 Tujuan Penulisan
23
Ibid24Mises, Von, Ludwig dan Ebeling, M, Richard. Can Free Trade Really Prevent War?. Ludwig von Mises Institute.Alabama. 2002
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
24/88
Berangkat dari rumusan masalah di atas, tujuan penulisan skripsi ini adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku India dalam konflik India -
Pakistan tahun 2008 - 2014.
1.4 Manfaat Penulisan
A. Manfaat akademis : Skripsi ini akan membantu menghubungkan antara kajian
International development dan Security and Conflict, serta bagaimana kapitalisme dan
pertumbuhan ekonomi mampu mempengaruhi perilaku suatu negara dalam bekonflik
dengan negara lain, terutama di kawasan Asia Selatan pada umumnya, khususnya India.
B. Manfaat Praktis : skripsi ini bisa memberikan kontribusi ilmiah bagi perkembangan
disiplin Ilmu Hubungan Internasional. Semoga Skripsi ini bisa menginspirasi penulis
untuk bisa lebih peka dalam membaca setiap fenomena. Lebih dari itu, semoga karya
ini bisa menjadi inspirasi bagi pembaca dalam memahami kapitalisme terutama
bagaimana ekonomi berpengaruh terhadap perilaku negara dalam memutuskan
kebijakan yang akan diambil.
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
25/88
BAB II
Kerangka Pemikiran
2.1 Studi Terdahulu
2.1.1 Democratic VS Capitalist Peace : A Test In Developing World
Penelitian yang berjudul Democratic vs Capitalist Peace : A Test In Developing
World penah dilakukan Faruk Ekmekci pada tahun 2014, penelitian ini adalah penelitian
mengenai bagaimana mengukur pengaruh kapitalisme dalam konflik atau krisis denganmenggunakan capitalist peace theory . Ekmeci, dalam papernya mencoba mengetes
argumentasi capitalist peace theory (CPT) dan membandingkannya dengan argumentasi dan
democratic peace theory (DPT) dengan menerapkannya di negara berkembang. 25
Ekmeci mencoba menganalisa secara statistik perselisihan militer di negara-
negara berkembang dengan rentang waktu antara tahun 1951 sampai tahun 2000. Denganmenggunakan CPT sebagai pisau pembedah. Faruk Ekmeci mengatakan bahwa DPT telah
menjadi suatu fenomena dalam studi HI selama tiga puluh tahun terakhir. Proposisi utama dari
DPT adalah bahwa norma dan institusi demokrat telah membuat konflik militer antara negara
demokrasi yang pernah terjadi sebelumnya menjadi jarang, jika tidak hilang sepenuhnya.
Namun, saat ini DPT telah banyak dikritik, ada dua hal yang mencoba meruntuhkan DPT
adalah CPT dan argumen “non -universalitas”. Perdamaian antara negara demokrasi kemudian
hanya terbatas terbukti di Eropa Barat dan Amerika Utara saja. 26
Metodologi Faruk Ekmeci adalah analisa perbandingan perilaku konflik antara
dua kelompok, kelompok pertama terdiri dari dua negara berkembang, sedangkan kelompok
25
Ekmekci, Faruk. Democratic vs. Capitalist Peace : A Test in the Developing World. Ipek University Ankara. Hal8526 Ibid hal 88
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
26/88
berikutnya terdiri dari satu negara berkembang dan satu negara maju. untuk mengidentifikasi
sebuah negara dikatakan maju atau berkembang, Faruk Ekmeci menggunakan daftar negara-
negara yang tergabung dalam Organization for Economic Co-operation and Develpment
(OECD) kecuali negara-negara yaitu, Republik Ceko, Slovakia, Hungaria, Polandia, Meksiko,
Turki, Korea Selatan, Iralandia, Portugal, Spanyol dan Yunani. Faruk Ekmeci menggolongkan
negara-negara diatas sebagai negara berkembang karena relitifitas GDP pe kapita dan level
Industrialisasi mereka yang rendah sebelum era 1990an.
Untuk menentukan sebuah negara dikatakan maju, Faruk Ekmeci menerapkan
standar bahwa negara maju adalah negara GDP per kapitanya paling sedikit 50 persen dari
GDP per kapita Amerika Serikat lebih dari separuh dari rentang waktu antara tahun 1951
sampai tahun 2000. 27
Faruk Ekmeci tidak memasukan negara yang penghasilan utamanya minyak
atau negara kaya minyak sebagai negara maju. kemudian daftar yang muncul sebagai negara
maju adalah sebagai berikut, AS, Kanada, Belanda, Belgia, Luxemburg, Prancis, Swiss, Jerman
Barat, Austria, Italy, Finlandia, Swedia, Norwegia, Denmark, Islandia, Jepang, Australia,
Selandia Baru, Andora, Monaco dan Liechtenstein. 28 Faruk Ekmeci kemudian menggunakan
Variabel-variabel sebagai berikut, militerarized interstate dispute (MID) sebagai variabel
dependen, e conomic development dan democracy sebagai variabel penjelas, c apability ratio,
alliance, major power, state age (longevity), dan developed state sebagai variabel kontrol.
Hasilnya adalah, studi empiris Faruk Ekmeci memberikan suport bagi argumen
CPT dan menyerang DPT. Pembangunan ekonomi terbukti memberikan efek negatif secara
substansial, dan sevara statistik menurunkan kecenderungan perilaku negara untuk berperang.
27 ibid28 Ibid hal 89
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
27/88
Faruk Ekmeci secara kontras menyebutkan bahwa demokrasi secara statistik tidak membuat
perilaku konflik negara menurun secara signifikan, temuan ini membuktikan bahwa bukan
demokrasi, tapi pembangunan ekonomi yang bisa berujung pada perdamaian antar negara.
Hasil dari penelitian ini memberikan saran bagi negara berkembang bahwa pembangunan
ekonomi tidak melulu ada diranah ekonomi tetapi mereka juga berada di isu kemanusiaan dan
isu keamanan. Untuk mencapai perdamaian global, kebijakan harus berlandaskan
pembangunan ekonomi 29.
Penelitian ini menyerang “ law- like status” pada DPT (Levy,1994). Perbedaan
Penelitian Faruk Ekmeci dengan penelitian penulis adalah jika Faruk menggunakan multi
negara sebagai subjek penelitian maka, penulis menggunakan India dan Pakistan, persamaan
antara penelitan Faruk Ekmeci dengan penulis adalah, penulis dan Faruk sama-sama
menggunakan capitalist peace theory untuk membedah permasalahnnya, penulis bertujuan
membuktikan penelitan Faruk jika diaplikasikan ke kasus konflik India – pakistan tahun 2008-
2014.
Faruk Ekmechi cukup kemperhensif dalam menjelaskan penelitiannya, namun
yang cukup disayangkan adalah belia tidak membumikan penelitiannya sehingga mudah
dipahami peneliti HI lain, banyak data yang disajikan dengan dyad yang menurut penulis akan
sangat menyita waktu untuk dipahami terutama bagi akademisi sosial yang cenderung terbiasa
dengan penjabaran berupa kalimat.
2.1.2 History As The Architect Of The Present : What Made Kashmir The Nucleus Of
South Asia Terrorism? India –Pakistan Conflict And It’s Impact On U.S. Homeland
security
29 ibid
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
28/88
Penelitian mengenai konflik India dan Pakistan dengan menggunakan analisa
sejarah pernah dilakukan oleh Sunil Dutta pada tahun 2012, seorang letnan di Los Angles Police
Departement (LAPD). Dalam tesis pasca sarjananya di Naval Postgraduate School jurusan
Securities Studies beliau meneliti dampak konflik India dan Pakistan terhadap keamanan
negara AS. 30
Tesis ini berokus pada akar penyebab konlik di Asia selatan sejak partisi India
dan Pakistan tahun 1947. Sunil Dutta mediskripsikan keamanan AS sebagai kepentingan AS
di Aganistan. Beliau mengatakan bahwa kepentingan AS dalam menjaga keamanan negaranya
melalui oprerasi militer untuk mengeliminasi Al-Qaedah terganggu oleh militer Pakistan
khususnya Inter-Service Intelligent (ISI) yang telah membantu dan menyalurkan teroris
Taliban dan teroris yang berencana menyerang pasukan AS di Afganistan. 31
Beliau kemudian melakukan menganalisa hubungan partisi India – Pakistan
yang menghasilkan konflik kedua negara selama puluhan tahun terhadap isu keamanan AS
melalui pendekatan analisa sejarah.
Penelitian ini memaparkan bahwa dalam pembentukan India dan Pakistan,
kedua negara muncul dengan latar belakang yang kontras. Pakistan mucul sebagai negara
berbasis ideologi Islam, sedangkan India memproyeksikan identatis sekular bagi negaranya.
Dua hal ini menurut penelitian Sunil Dutta, menjadi jantung konflik kedua negara. Perebutan
atas wilayah Kasmir menjadi contoh bagaimana kedua negara mencari afirmasi dari negara lain
terhadap konsep bernegara mereka. 32
30 Dutta, Sunil. History As The Architect of The Present : What Made Kashmir The Nucleus of South AsiaTerrorism? India – Pakistan Conflict and Impact On U.S. Homeland Security. Naval Postgraduate School
California. Hal 731 Ibid hal 732 Ibid hal 28
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
29/88
India harus meng-klaim Kasmir karena Kasmir adalah satu-satunya wilayah
dengan mayoritas muslim di India. Jika Pakistan dan komunitas internasional menerima klaim
India terhadap Kasmir maka hal itu akan melegitimasi ide sekular India. Namun, disisi lain
Pakistan melihat Kasmir sebagai konsekuensi logis dari “ two-nation ” theory . Bagi Pakistan,
adanya wilayah mayoritas muslim sebagai bagian dari India menjadikan ide pembentukan dan
adanya Pakistan tidak lagi sinkron. 33
Analisa Sunil Dutta mengindikasikan bahwa keputusan yang dibuat kerajaan
Inggris pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 berkontribusi terhadap keberlangsungan
konflik di Asia Selatan khususnya konflik India dan Pakistan. Keputusan yang dibuat kerajaan
Inggris telah berujung pada perang regional, perlombaan senjata, kemunculan senjata nuklir di
wilayah Asia Selatan dan penggunaan militan muslim sebagai proxy oleh Pakistan. 34
Penelitian Sunil Dutta berkesimpulan bahwa Paksitan merepresentasikan
negara lemah yang kebijakan negaranya mendukung eksistensi kelompok teroris. Dalam
pencarian keamanan dan pendukung konsep negaranya, Pakistan berubah menjadi negara yang
disebut Sunil sebagai rentier praetorian state (sebuah kecenderungan militer sebuah negara
berafiliasi dengan organisasi-organisasi bersenjata) 35
Sejak awal pendirian Pakistan, AS telah menjadikan Pakistan sebagai proxy
melawan Uni Soviet, hal ini membuat AS berkontribusi terhadap eksistensi serta kapabilitas
kelompok militer di Pakistan yang kemudian menjadi ekstrimis. 36 Penelitian ini kemudian
menghasilkan rekomendasi untuk menstabilkan kawasan Asia Selatan. Yaitu pertama, AS
harus menggunakan pengaruhnya untuk mengakhiri sengketa Kasmir, kedua AS harus
33 Ibid hal 3034
Ibid hal 5035 Ibid hal 8136 Ibid hal 85
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
30/88
menghentikan seluruh bantuan militernya kepada Pakistan. Ketiga, Bantuan ekonomi dan
kemanusian juga harus dikontrol dan diawasi. Dan keempat, harus ada mekanisme transparan
mengenai apakah bantuan kepada pemerintah sipil akan digunakan untuk kepentingan
militer. 37
Sunil Dutta menambahkan bahwa kebijakan AS harus realistis, AS harus
mengubah pola bantuannya kepada Pakistan, karena terbukti bahwa kebijakan luar negeri AS
di Asia Selatan justru membahyakan kepentingan AS dan wilayah Asia Selatan itu sendiri. 38
Persamaan dari penelitian diatas dan peneltian peneliti adalah keduanya sama-sama meneliti konflik India dan Pakistan, namun perbedaan kedua peneliti adalah jika Sunil
mengobservasi konflik India – Pakistan melalui analisa sejarah, maka peneliti menggunakan
capitalist peace theory, Jika Sunil meneliti pengaruh konflik kedua negara terhadap keamanan
AS, peneliti lebih menitik beratkan pada pengaruh kapitalisme terhadap perilaku konfik kedua
negara.
Penulis menilai bahwa penggunaan analisa sejarah dalam menganalisis konflik
India – Pakistan cukup relevan, namun rekomendasi yang diajukan Sunil Dutta terlalu
pragmatis, sehingga sangat terlesan bahwa tulisan beliau tidak ditujukan sebagai batu loncatan
menuju perdamaian India – Pakistan, namun lebih pada “egiosme” patriotik semata, sesuatu
yang sebenarnya tidak layak ada di dalam ranah akedemis. “egoisme” yang penulis maksudkan
adalah bagaimana rekomendasi Sunil Dutta untuk menghentikan aksi terosisme dari organisasi
teroris Pakistan, namun dia lupa bahwa radikalisme di kalangan Hindu di India juga cukup
masif. Terlebih langkah penghentian bantuan militer ini justru akan melemahkan pengaruh AS
di Asia selatan yang justru kontras dengan proyeksi kebijakan luar negeri AS.
37 Ibid hal 9238 Ibid hal 99
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
31/88
2.2. Kajian Teori
2.2.1 Capitalist Peace Theory
Pembangunan ekonomi, pasar finansial dan kebijakan moneter adalah hal hal –
hal yang paling penting dalam mempromosikan perdamaian. 39 Gartzke menyebut bahwa
elemen kapitalisme global-lah yang mampu menghilangkan perang. Gartzke mengatakan,
capitalist peace theory adalah negara yang secara ekonomi terbuka kepada ekonomi global dan
menghadapi ketergantungan terhadap kebijakan moneter yang mengikat akan mengalami
konflik antar negara yang lebih sedikit.40
Capitalist peace theory bukanlah hal baru dalam kajian hubungan internasional.
Pemikir-pemikir Liberal klasik seperti Montesquieu, Paine, Bastiat, Mill, Cobden, Angell dan
lain-lain melihat bahwa kekuatan kapital dan pasar adalah kekuatan yang mampu mengakhiri
peperangan. Analoginya adalah, mengapa demonstran cenderung melakukan blokade jalan
ketika melakukan protes? Hal ini karena mereka menginginkan terganggunya arus kapitaldalam hal ini arus distribusi barang dan jasa, terganggunya arus ini membuat roda
perekonomian terancam dan pemerintah merasa harus melakukan tindakan tertentu untuk
menghentikan itu, termasuk dengan cara bernegosiasi dengan demonstran atau langkah lain
yang lebih ekstrim pembubaran paksa dengan cara kekerasan. Kenapa hal ini harus dilakukan
pemerintah? Karena arus kapital baik barang dan jasa adalah sesuatu yang esensial bagi
kesejahteraan negara, terhambatnya arus ini berarti ancaman serius bagi negara.
Postulat utama dalam Capitalist peace theory (CPT) adalah bahwa mekanisme
pasar dapat menciptakan kondisi dimana perang akan menjadi lebih mahal dan oleh karena itu
39Lih. Gartzke, Erik. The Capitalist Peace. American Journal of Political Science. Columbia University Tahun
2007 . Hal 17040 Gartzke, Erik dan Hewitt J. Joseph. International Crises and the capitalist peace . Routledge T & F. 2010. Hal177
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
32/88
perang adalah sesuatu yang tidak dapat diterima. 41 CPT melihat bahwa keterbukaan modal
atau free capital market mampu mencegah konflik antar negara terjadi serta membuat negara
menjaga stabilitas perdamaiannya. Yang paling penting adalah bagaimana negara yang
membuka dirinya terhadap modal asing menjadi tergantung terhadap investor, karena investor
mempunyai kecenderungan untuk menarik modalnya ketika sebuah negara dalam situasi
konflik atau perang.
Perdagangan bebas menciptakan situasi dimana negara lebih memilih berdagang
daripada berperang, perdagangan lebih costly effective untuk menyelesaikan perselisihan dan
memperoleh sumber daya. Perdagangan juga memberikan kesempatan bagi negara untuk
berbagi ide dan kebudayaan, hal ini membuat negara-negara mampu menjadi toleran dengan
perbedaan. 42
Negara adalah aktor yang rasional, negara memilih berdagang karena
perdagangan menciptakan surplus, dan surplus antar negara yang berdagang menciptakan
kestabilan ekonomi, membagi surplus antar negara berdagang jauh lebih baik ketimbang
mengeluarkan cost untuk perang, dan dalam situasi perang negara tidak dapat melakukan
perdangan dengan lawannya yang berarti surplus dapat menurun atau malah hilang artinya
adalah perang menjadi sangat merugikan secara ekonomi karena selain negara harus
mengeluarkan cost, dia juga harus rela kehilangan surplus.
Dalam kajian perdamaian, kajian ilmu hubungan internasional juga mempunyai
sebuah teori yang menjelasakan perdaimaian dari perspektif liberal, teori ini dikenal dengan
Democratic Peace Theory (DPT). CPT hadir untuk menyempurnakan DPT. Gartzke
41
Ibid hal 12142Lih. video kuliah Professor Pavel Yakolev tentang Capitalist Peace Theory http://www.learnliberty.org/videos/does-trade-promote-peace/
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
33/88
berpendapat bahwa DPT menjadi sebuah variabel yang tidak signifikan ketika masih ada
kontrol terhadap kapital. 43
Penjelasan mengenai CPT terlihat meniru DPT, hal ini dikarenakan pemikiran
liberal yang menempati ruang-ruang dalam dua teori ini.Wawasan yang diperoleh dari DPT
bagi penulis dapat membantu mempertajam CPT.
CPT menjadi penjelas dari DPT yang berargumen bahwa negara-negara demokrasi
cenderung menghindari perang satu dengan yang lain, CPT bisa menjadi penjelas sekaligus
tantangan bagi DPT, CPT melihat DPT bahwa sebenarnya korelasi antara demokrasi dan perdamaian memang ada tetapi mereka memerlukan adanya mekanisme kapital sebagai
penjamin stabilitas dan pertumbuhan, maka apa yang sebenarnya diajukan oleh CPT adalah
penjelasan yang tidak mampu dicapai oleh DPT. 44Erik Gartzke mempertanyakan kekuatan dari
DPT, dia kemudian mengenalkan capitalist peace sebagai sebuah teori . Gartzke melihat
kapitalisme tidak sekedar sebuah perdagangan, Gartzke memandang bahwa kapitalisme
mempunya kekuatan yang besar untuk menciptakan perdamaian, Gartzke berpendapat bahwa
ketergantungan ekonomi harus dilihat pada kebebasan arus kapital dan keterbukaan finansial. 45
Penulis akan menerapkan model penelitian Gartzke untuk membedah permasalahan bagaimana
kapitalisme mempengaruhi perilaku India dalam konflik dengan Pakistan, penulis akan
memakai konsep dan variabel yang ditawarkan Gartzke.
2.3 Definisi Konseptual
2.3.1 Kapitalisme Global
43
Op Cit Gartzke, Erik hal 17144Lih. Ekmeckci, Faruk, Democratic vs Capitalist Peace :A Test in the Developing World . PCS Spring. 2014. 8745 Gartzke, Erik. The Capitalist Peace . American Journal of Political Science 51.1 (2007) 166
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
34/88
Jika berbicara mengenai Kapitalisme global maka sebenarnya kita sedang
berbicara mengenai dua hal, yaitu, kapitalisme dan globalisasi. Kapitalisme adalah sebuah
sistem ekonomi dimana perdagangan, industri, dan proses produksi sebagian besar atau
seluruhnya dilakukan dan dimiliki oleh swasta dan dijalankan untuk tujuan keuntungan/laba.
Sedangkan globalisasi adalah proses integrasi internasional yang memungkinkan
bertambahnya volume dan kecepatan pertukaran informasi, ide, produk, budaya dan aspek-
aspek lainnya.
Kapitalisme global adalah sebuah terma yang merujuk pada terintegrasinya aspek-
aspek ekonomi liberal yaitu pasar, produksi, komoditi, organisasi bisnis, uang dan unit-unit
finansial lainya kedalam ruang lingkup transenden yaitu ruang lingkup global. Dalam
kaitannya dengan tulisan ini maka akan diuraikan secara singkat beberapa poin konseptual
yang berkaitan dengan kapitalisme global dalam konteks perilaku konflik antar Negara. Poin-
poin konseptual yang dimaksud adalah pasar, pertumbuhan ekonomi dan perilaku konflik.
Secara umum kapitalisme mengacu pada sebuah sistem ekonomi yang di dalamnya
sebagian besar alat-alat produksi dimiliki dan dioperasikan secara privat demi profit
(keuntungan). Dalam sistem ini, mekanisme pasar-lah yang menentukan investasi, distribusi,
pendapatan, produksi, juga harga barang dan jasa. 46
Sejak kemunculan Renaisans, revolusi Perancis, dan revolusi industri, sejarah
peradaban Eropa berlanjut dengan kemunculan berbagai bentuk kemajuan di bidang ekonomi.
Perkembangan ini telah mengubah wajah Eropa menjadi nampak komersil. Hal ini
mempengaruhi tatanan sosial yang sudah ada, yang sebelumnya sangat feodalistik menjadi
masyarakat yang lebih terbuka dan bergantung pada uang sebagai media pertukaran. 47 Dari
sinilah ide-ide mengenai kapitalisme berkembang yang kemudian menjadi sistem
46 Jenks, Chris. Core Sociological Dichotomiesm, 1998, New Delhi : SAGE, hal 383 47 Robert, C. Salomon &Kathleen Higgins, Sejarah Filsafat, 2002, Jogjakarta: Bentang, hlm. 396-397.
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
35/88
perekonomian yang dianut berbagai negara di kemudian hari. Istilah Kapitalisme ( capitalism )
sendiri secara umum berarti sebuah sistem perekonomian yang menjadikan modal (uang)
sebagai sentral dalam dunia perdagangan. Term kapitalisme tersebut secara etimologis erat
kaitannya dengan apa yang disebut dengan kesejahteraan. 48 Tidak begitu jelas kapan persisnya
istilah ini mulai digunakan tapi pada umumnya kapitalisme dalam pengertian klasik selalu
dikaitkan dengan seorang filsuf asal Inggris, Adam Smith. Gagasan-gagasan yang dilontarkan
Smith menjadi acuan dalam wilayah teori dan praksis ekonomi, namun sayang di kemudian
hari gagasan ini dipisahkan secara dramatis dengan wilayah moral, menyimpang dari maksud
dan obsesi Smith mengenai dunia perdagangan. Untuk mendapatkan pemahaman yang kurang
lebih utuh mengenai kapitalisme perlu kiranya kita menelesuri secara singkat genealogi
pemikiran mengenai kapitalisme.
Pada mulanya adalah mempertahankan hidup. Dan untuk mempertahankan hidup
manusia mesti mencukupi segala kebutuhan dasarnya yaitu makanan, pakaian dan tempat
tinggal. Dalam rangka upaya mencukupi kebutuhan tersebut manusia harus memproduksi
sendiri kebutuhannya agar ia dapat bertahan hidup. Dari sini muncullah alat-alat produksi yaitu
alat kerja, bahan kerja, dan tenaga kerja. Proses produksi ini dengan segala aktivitasnya
mengandaikan sebuah interaksi sosial, hingga dapat dikatakan bahwa proses produksi juga
adalah proses yang bersifat sosial. Dari sini muncul proses selanjutnya yaitu distribusi dan
pertukaran. Selanjutnya, proses distribusi dan pertukaran dalam kaitannya dengan produksi di
atas menghasilkan berbagai sistem cara produksi di dalam masyarakat seperti feodalisme,
merkantilisme dan kapitalisme 49.
48 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, 2002, Jakarta: Gramedia, hlm 391-392. Kapitalisme berasal dari bahasa Latin
caput yang artinya kepala, kata kapitalis dikaitkan dengan upaya mempertahankan kepala, kehidupan,kesejahteraan. 49 ibid
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
36/88
Setelah secara minim diuraikan asal mula kegiatan ekonomi – paling sedikit dari
sudut pandang ekonomi-politik – penjelasan mengenai genealogi kapitalisme global akan
mengarah pada landasan historis-teoritis kapitalisme itu sendiri. Pada umumnya para pemikir
sepakat bahwa seperti halnya sosialisme, kapitalisme adalah “anak kandung” dari modernitas.
Seperti diketahui modernitas membawa gerbong-gerbong besar pemikiran yang telah
mempengaruhi sejarah peradaban Barat (bahkan dunia) hingga saat ini. Tanpa bermaksud
membuat simplikasi, modernitas secara filosofis ditandai oleh tiga hal yaitu: subjektivitas,
kritik, dan progresivitas. 50 Ketiga elemen inilah yang menjadi semangat dan tema besar dalam
diskursus mengenai modernitas. Lalu apa kaitannya secara langsung antara modernitas beserta
cirinya dengan kapitalisme? Kaitannya terletak pada apa yang kita kenal dengan liberalisme.
Setiap pemikiran, ideologi, atau paham tertentu memiliki pijakan yang mendasari
atau melahirkannya baik itu secara historis maupun teoritis. Hal yang sama juga berlaku bagi
liberalisme yang kemudian melahirkan kapitalisme. Menurut seorang pemikir liberal
Indonesia, liberalisme didasari oleh tiga pemikiran dasar yaitu; pertama optimisme manusia,
kedua pandangan tentang unsur kreatifitas dari manusia, yang untuk memungkinkan hal
tersebut diperlukan kebebasan, dan yang ketiga pandangan yang mengatakan bahwa manusia
pada dasarnya memiliki kepentingan diri. Ketiga pandangan dasar ini terwakili dalam
pemikiran Immanuel Kant, John Stuart Mill, dan Adam Smith. 51
Pertama, dalam pemikiran Kant perkembangan manusia dipandang sebagai proses
pendewasaan diri. Kedewasan ini terwujud ketika ia menjadi manusia yang otonom yang tidak
bergantung pada otoritas apapun. Tentu saja manusia dapat salah dalam proses hidupnya, tapi
50 Fransisco Budi Hardiman. Filsafat Modern, Dari Machiavelli Sampai Nietzsche, 2004, Jakarta: Gramedia.Hlm. 2-5.51 Lih. Uraian Rizal Malarangeng tentang liberalisme dalam transkrip diskusi bertajuk “ Pro-Kontra Liberalismedi Indonesia ”, 1 Desember 2006, di Universitas Paramadina, www.freedominstitute.com Dalam transkrip
diskusi tersebut terjadi perdebatan sengit antara Rizal, Fajdroel Rahman, Dawam Rahardjo, Saldi Isra, dan YudiLatif. Dari diskusi tersebut nampak sangat jelas posisi Rizal sebagai seorang liberalis, bahkan cenderungneoliberalis.
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
37/88
bagi Kant apabila itu dilakukannya secara otonom proses yang salah itu akan menghantar
manusia tersebut menuju pendewasaan diri untuk menjadi lebih otonom. Kant sangat optimis
pada manusia itu sendiri. Kedua, John Stuart Mill berpendapat bahwa sebagai makhluk rasional
manusia membutuhkan ruang agar dia menjadi kreatif. Kreatifitas akan menjadikan sebuah
masyarakat menjadi lebih konstruktif dan ruang bagi kreatifitas itu adalah kebebasan seluas-
luasnya. Dan kebebasan itu hanya dibatasi oleh apa yang oleh Mill disebut “ a very simple
principle of libertry ”; bahwa manusia itu bebas selama ia tidak menggangu orang lain. Ketiga,
Adam Smith. Pemikir ini melihat bahwa setiap manusia memiliki kepentingan diri. Smith tidak
menyangkal bahwa manusia itu bersifat sosial tapi itu tidak dapat menafikkan bahwa pada
dasarnya manusia memiliki kepentingannya sendiri. Gagasan ini kemudian melahirkan
pemikiran Smith mengenai pasar bebas yang menjadi cikal bakal pendasaran sistemik bagi
kapitalisme di wilayah praktis.
Manusia yang optimis, manusia yang bebas dan manusia yang memiliki
kepentingan diri menjadi semacam fundamen lahirnya liberalisme di Barat. Singkatnya,
paham-paham diatas menjadi semakin berkembang dengan segala bentuk keragaman varian
pemikirannya. Di ranah praktis paham ini mengakibatkan hadirnya kebebasan politik yang
kemudian melahirkan paham mengenai demokrasi yang terinstitusi menjadi sebuah sistem
politik. Namun kaum liberal tidak melihat kebebasan hanya pada ranah politik karena bagi
mereka kebebasan bersifat utuh, untuk itu kebebasan tidak hanya berlaku pada wilayah politik
tapi juga agama, sosial dan tentu saja ekonomi. Dari wilayah ekonomi inilah kapitalisme global
muncul dan menjadi semakin berkembang sebagai salah satu wujud dari kebebasan dan
menjadi bagian dari peradaban barat.
Apa yang disebut dengan pasar sebagaimana yang dimaksud adalah konsep
ekonomi pasar liberal. Artinya istilah pasar menunjuk pada liberalisme ekonomi yang saat ini
telah manjadi tajuk utama perdagangan abad ini. Untuk lebih mempertajam pengertian kita
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
38/88
mengenai apa yang disebut dengan pasar itu maka tidak bisa tidak kita perlu menelusuri lebih
lanjut konsep fundamental dari ekonomi pasar liberal yaitu konsep mengenai hak milik. Hak
milik dalam pandangan liberal erat kaitannya dengan kebebasan, keduanya saling
mengandaikan. Masyarakat yang bebas adalah yang individunya memiliki kebebasan untuk
memilih dan mengatur hidupnya 52. Fondasi masyarakat liberal menurut John Locke pada abad
ke 17 adalah hak semua individu untuk memiliki dan memeanfaatkan harta benda dengan bebas
namun dibatasi oleh hukum. Artinya kebebasan ekonomi memerlukan regulator agar kompetisi
dalam pasar dapat berjalan adil dan menguntungkan semua pihak 53.
Kelompok kiri kerap kali mengkritik konsep hak milik dalam liberalisme karena
pembelaan teoritisnya terhadap kepemilikan pribadi. Kenyataan empiris menunjukan bahwa
bukanlah orang kaya yang terutama memperoleh keuntungan dari perlindungan hak milik.
Justru sebaliknya, dalam masyarakat tanpa hak-kepemilikan, yang paling dirugikan adalah
warga negara yang berada pada tingkat ekonomi bawah, karena orang-orang yang berkuasa
dan memiliki koneksi pada umumnya cenderung mampu mengendalikan sumber-sumber
daya 54.
Pakar ekonomi asal Peru, Hernando de Soto, dalam penelitiannya menunjukkan
bagaimana orang miskin dirugikan dalam ketiadaan hak kepemilikan. Dalam bukunya yang
berjudul The Mystery of Capital, De Soto membalikkan pandangan tentang penduduk
miskin dunia 55. Menurutnya masalahnya bukan karena mereka tidak berdaya atau tidak
memiliki hak milik dalam pengertian fisik, tetapi karena mereka tidak memiliki hak
kepemilikan secara formal . De Soto memperkirakan secara kasar bahwa orang miskin di Dunia
Ketiga dan di bekas negara-negara komunis memiliki rumah dan tanah senilai sekitar $9,3
52 Wolf, Martin, Globalisasi Jalan menuju Kesejahteraan, penebit obor:2007. hal 26-2953
ibid54 Norberg, Johan, Membela kapitalisme, freedom institute: 2011, hal 60-94.55 ibid
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
39/88
triliun, angka ini lebih dari nilai resmi yang terdaftar. Aset ini tentu saja bernilai besar melebihi
nilai total gabungan semua perusahaan yang terdaftar di bursa-bursa efek di 20 negara
kaya. Lalu mengapa mereka dianggap penduduk miskin? Masalahnya terletak pada rugalas.
Menurut De soto pemerintah negara di dunia ketiga umumnya hanya mengakui hak
kepemilikan, setelah melalui proses birokrasi yang teramat panjang dan “menyiksa”. Di
negara-negara berkembang saat ini praktis mustahil bagi mereka untuk mendaftarkan
kekayaan tersebut sebagai hak milik. De Soto mengilustrasikan permasalahan ini melalui
sebuah eksperimen yang ambisius. Ia dan beberapa koleganya berkeliling dunia untuk
mendaftarkan kekayaan. 56
Dan hasil usaha mereka mencengangkan. Untuk mendapatkan hak milik sah atas
rumah yang dibangun di lahan umum di Peru orang harus melalui 207 langkah administratif
di 52 kantor publik yang berbeda. Siapapun yang ingin memulai usaha sederhana secara
legal harus menunggu selama sekitar 2-6 bulan untuk melengkapi segala persyaratan. 57
Di Filipina membutuhkan waktu 13 tahun umtuk mengurus kepemilikan tanah.
Untuk mendapatkan izin usaha bagi perusahaan dengan asset dua mesin jahit di pinggiran
kota Lima, penduduk setempat memerlukan 289 x 6 jam — waktu yang diperlukan per hari
untuk menuju kantor-kantor terkait, antri menunggu petugas yang berwenang, mengisi
formulir dan menunggu jawaban. 58 Selain waktu yang panjang selama melalui proses itu,
proses perizinan ini juga membutuhkan biaya $ 1.231, atau 30 kali lebih besar dari gaji bulanan
minimum 59.
56 ibid57
ibid58 ibid59 ibid
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
40/88
Akibatnya, satu-satunya pilihan yang tersisa bagi penduduk miskin adalah
menjalankan usaha kecil di sektor informal di luar payung hukum. Konsekuensinya
penduduk miskin tidak mendapatkan perlindungan hukum dan tidak mempunyai keberanian
menanamkan modal dalam jangka panjang, sekalipun jika mereka mempunyai uang lebih
untuk itu. Properti yang mereka miliki tidak termasuk dalam sistem pencatatan kepemilikan,
yang mencatat transaksi hak milik dan siapa pemiliknya. Tanpa kejelasan tentang hal yang
penting ini maka tidak jelas bagaimana transaksi harus berlangsung. Hak milik berupa
properti tersebut tetap menjadi ”modal mati.” Aset penduduk miski n tidak dapat
dihipotekkan, sehingga melucuti para pemilik de facto dari sumber modal yang
sebenarnya dapat digunakan untuk membiayai pendidikan, menanam modal, atau
melebarkan usaha. Cara yang lazim digunakan oleh pengusaha kecil di negara maju untuk
memeroleh modal melalui penjaminan hak-milik untuk mendapatkan hipotek, tidak dapat
dilakukan di negara berkembang. Pengusaha juga tidak dapat mengembangkan usahanya
melalui penjualan saham.
Konsep kebebasan ekonomi dan hak milik mengantar kita pada konsep mengenai
pertumbuhan. Selama ini berkembang pendapat bahwa pertumbuhan hanya menguntungkan
golongan kaya, tapi tidak bagi golongan miskin. Mengapa orang miskin memperoleh
keuntungan lebih sedikit ketimbang masyarakat yang sedang bertumbuh menjadi lebih kaya?
Dua ekonom Bank Dunia, David Dollar dan Aart Kraay, mempelajari statistik pendapatan
selama 40 tahun dari 80 negara untuk menggali nilai kebenaran pandangan tersebut. Hasil
penelitian mereka menyimpulkan bahwa pertumbuhan sama menguntungkannya baik bagi
golongan miskin maupun golongan yang kaya. Dalam penelitian mereka terungkap bahwa
dari pertumbuhan sebesar 1 persen, pendapatan rata-rata rakyat miskin naik hingga 1 persen;
dengan pertumbuhan 10 persen, kenaikan rata-ratanya juga hingga10 persen . Kondisi ini
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
41/88
tidak selalu sama di semua tempat — selalu ada pengecualian dan variasi — tetapi secara umum,
keadaan tersebut sama 60.
Temuan ini sejalan dengan hasil sejumlah besar survei lain dan sulit menemukan
penelitian yang menunjukkan kesimpulan sebaliknya.
Pengakuan terhadap hak milik, persaingan di pasar yang adil dan pertumbuhan
ekeonomi hanya bisa mungki apabila didukung oleh sistim politik yang memiliki daya untuk
mengakomodasi segala hal segala kepentingan tersebut. Dan, hingga saat ini para ahli sepakat
sistim yang paling memungkinkan itu bernama demokrasi. Belum pernah terjadi dalam sejarah betapa demokrasi esert segala prinsip yang terkandung didalamnya telah begitu tersebar luas
seperti sekarang ini. Apanila kita menengok ke belakang, seratus tahun lalu, bangsa-bangsa
di manapun di dunia belum mengenal hak pilih yang universal dan kesetaraan. Ketika itu,
dunia berada di bawah kekuasaan imperial dan monarki. Pada abad ke-20 sebagian besar
dunia ditaklukkan oleh komunisme, fasisme, atau Sosialisme Nasional (ideologi-ideologi yang
membawa ke peperangan besar dan pembantaian politis terhadap lebih dari 100 juta jiwa). 61
Sepertiga penduduk dunia diperintah dan dikontrol dari jauh oleh kolonialisasi asing. Saat
ini, kerajaan kolonial telah disingkirkan dan rezim-rezim diktator berguguran terutama setelah
Negara-negara berhaluan komunisme runtuh. Berakhirnya Perang Dingin ikut pula
menghilangkankebijakan politik AS yang mendukung rezim-rezim diktator di negara
berkembang sejauh mereka tidak menentang blok Uni Soviet. 62
60 Berg dan Karlsson, h. 93-dst. Kutipan dari World BankWorld Developement Report 2000/2001, h. 85 (diakses dari : www.eldis.org/documents/DOC17765 diunduh
tanggal 12 Februari 2015)61 ibid62 ibid
http://www.eldis.org/documents/DOC17765http://www.eldis.org/documents/DOC17765http://www.eldis.org/documents/DOC17765http://www.eldis.org/documents/DOC17765
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
42/88
Menurut think tank Freedom House, pada 2002 terdapat 121 negara demokrasi
bersistem multipartai yang mengakui keseragaman dan kesetaraan hak pilih 63. Di negara-
negara demokrasi tersebut hidup 3,5 miliar manusia, atau sekitar 60 persen penduduk
dunia. Sebanyak 85 negara dengan total 2,5 miliar penduduk dianggap bangsa demokratis
yang mengakui hak sipil penduduk. Itu melebihi 40 persen penduduk bumi dan merupakan
proporsi terbesar selama ini. 64
Dengan kata lain, pada saat ini sebesar itulah jumlah manusia yang hidup di
negara-negara dengan kepastian hukum, kebebasan berpendapat, dan oposisi aktif. Pada 2002,
sebanyak 42 negara melakukan pelanggaran hak asasi. Lihat saja Negara-negara seperti
Myanmar, Kuba, Irak, Libia, Korea Utara, Sudan, Siria, dan seterusnya. Menariknya Negara-
negara ini pula yang tergolong negara-negara yang paling sedikit tersentuh oleh globalisasi dan
paling kecil minatnya pada ekonomi pasar dan liberalisme.
Pada tahun 1973 hanya 20 negara demokratis saja, dengan populasi masing-masing
melebihi satu juta. 65 Di tahun 90- an, jumlah negara ‘bebas’ di dunia bertambah 21 lagi ; di saat
yang sama, jumlah negara yang tidak bebas berkurang sebanyak 3 negara 66. Ekspansi
kebebasan ini terjadi seiring dengan terbentuknya sejumlah negara baru menyusul disintegrasi
yang terjadi di negara-negara lama semacam Uni Soviet. Mengglobalnya demokratisasi terus
berlanjut hingga kini.
Saat ini, Jumlah peperangan dalam sepuluh tahun terakhir telah berkurang hingga
separuhnya, dan saat ini kurang dari 1 persen saja penduduk dunia menjadi korban langsung
dari konflik-konflik militer 67. Satu alasannya adalah bahwa sesama negara-negara
63 Freedom House, 2000, Democracy’s Century: A Survey of Global Politic al Change in the 20th Century: (NewYork: Freedom House, 2000),http://www.freedomhouse.org/reports/century/pdf diakses 1 Mei 201564 ibid65
Op Cit Johan Norberg hal. 23-28.66 ibid67 ibid
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
43/88
demokrasi tidak saling berperang satu sama lain. Di samping itu, pertukaran internasional,
perdanga internasional dan meningkatnya perjanjian antar negara membuat konflik menjadi
kehilangan daya tariknya dan semakin tidak relevan. Melalui kebebasan berdomisili dan
perdagangan bebas, ukuran negara sama sekali tidak penting bagi penduduk. Kesejahteraan
tidak diperoleh dengan cara mencaploki wilayah milik bangsa lain, melainkan melalui
perdagangan dengan daerah tersebut beserta sumber dayanya. Jika, sebaliknya, dunia ini berisi
bangsa-bangsa yang saling berswasembada, maka wilayah milik satu bangsa menjadi tidak
akan berharga sebelum sebuah bangsa lain merebutnya. Sebagaimana ungkapan yang berasal
dari daerah perbatasan Denmark-Swedia abad ke- 16, “Sapi itu menciptakan perdamaian”.
Ungkapan ini berasal dari fakta bahwa petani-petani di sekitar perbatasan tersebut berdamai
satu sama lain, meski hal ini bertentangan para penguasa. 68 Para petani tersebut ingin saling
mempertukarkan daging dan mentega dengan ikan hering dan rempah-rempah.
Kesalingtergantungan mengurangi potensi konflik antarnegara. Kepemilikan-silang antar
negara, perusahaan multinasional, investasi asing dan sumber-daya perorangan kini
mengaburkan batas-batas negara.
Jika berabad-abad yang lalu bangsa Swedia pernah menyerbu Eropa yang
tujuannya hendak menguasai dan menjarahi sumber daya bangsa lain, maka Seandainya itu
dilakukan sekarang, maka yang akan terjadi adalah kerugian di berbagai sektor ekonomi, dan
yang menjadi korban adalah juga perusahaan-perusahaan Swedia, termasuk modal dan pasar
ekspornya sendiri. Globalisasi telah disinyalir sebagai tantangan berat bagi Negara-bangsa,
sebagai penyulut gerakan separatisme dan konflik-konflik lokal maupun etnis. Risiko
berupa aktivitas separatisme tentu saja dapat muncul sewaktu-waktu. Namun jumlah konflik
besar yang meletus di dalam konteks satu negara — yang menyebabkan melayangnya ribuan
68 ibid
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
44/88
nyawa –– terbukti telah berkurang. Dalam periode 1991-2000, jumlahnya menurun dari 20
menjadi 12 69. Sembilan dari konflik-konflik terjadi di Afrika, benua yang paling belum
begitu mengenal demokrasi, globalisasi dan kapitalisme. Di berbagai negara, sentralisasi
menghambat berlangsungnya evolusi institusi yang stabil dan demokratis dan masyarakat
madani, sehingga ketika sentralisasi hilang, kekacauan-sementara akan terjadi sampai
institusi baru terbentuk. Namun tidak ada alasan untuk menganggap hal ini sebagai tren
baru di dunia yang semakin internasional dan demokratis.
Proses demokratisasi yang terus berlanjut, meningkatnya pertumbuhan yang
berujung pada peningkatan kesejahteraan ini tidak berdiri sendiri berdasarkan tata kelola pasar
domestik tapi juga meningkatnya interaksi sebuah Negara di dunia internasional. Negara-
negara yang menerapkan demokrasi liberal beserta sistim ekonomi liberal cenderung
menghindari konflik. Menurut Martin Wolf, demokrasi liberal itu kondusif bagi hubungan
internasional oleh karena kemakmuran suatu bangsa tidak ditentukan dari ukuran wilayah atau
populasi Negara tersebut melainkan melalui kombinasi pembangunan ekonomi internasional
dengan perdagangan nasional. Lebih lanjut Wolf mengemukakan bahwa perdagangan
internasional akan meningkatkan kemakmuran dan hubungan damai antar Negara. Salah satu
bukti kongkret dari terjalinnya hubungan damai dalam perdagangan internasional adalah
meningkatnya konvensi-konvensi dan perjanjian dagang internasional. Sebelum tahun 1946
jumlah perjanjian internasional yang berlaku berjumlah 6.351, pada tahun 1946 hingga tahun
1975 angka tersebut meningkat menjadi 14.06 perjanjian 70.
“ Tetapi orang yang mengutuk sistem tersebut begitu saja harus menjawab pertanyaan ini:
Sistem politik dan ekonomi apakah yang dapat mengelola politik dan ekonomi dengan lebih
baik? Tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia peristiwa dimana
69 ibid 70 Wolf, Martin. Globalisasi Jalan menuju Kesejahteraan, penebit obor:2007. Hlm. 40-41.
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
45/88
kesejahteraan berkembang begitu pesat dan kemiskinan menurun begitu cepat. Adakah bukti,
dalam sejarah atau kehidupan di sekitar kita, yang mengindikasikan bahwa sistem lain juga
telah menghasilkan capaian serupa? ” 71
Melalui kutipan diatas, Johan Norberg menjelaskan bahwa kebebasan ekonomi,
pengakuan terhadap kepemilikan pribadi, dan terjadinya hubungan damai antar negara
berdasarkan hubungan dagang mengakibatkan perilaku konflik antar Negara menjadi ikut
berubah. Penguasa akan sangat berhati-hati dalam menyikapi konflik dengan Negara lain
mengingat dampak ekonominya yang besar. Harus diakui bahwa sistim kapitalisme global
bukanlah sistim yang sempurna orang dapat mengutuknya namun bagaimanapun kita tidak bisa
menafikan peran kapitalisme dalam peradaban manusia modern.
2.4 Variabel
Penulis menggunakan model dari Gartzke dan Hewitt dalam merumuskan variabel
CPT. CPT mempunyai lima variabel utama dan satu variable tambahan. Variabel utama dari
CPT adalah sebagai berikut :
2.4.1 Variabel Dependent
I. Interstate conflict behaviour (ICB) : Gartzke mengidentifikasikan perilaku konflik
internasional sebagai sebuah output dari kebijakan kepala pemerintahan, variabel ini
menghiraukan kekerasan yang terjadi kerena “kecelakaan” yang diinisiasi oleh tentara
garis depan tanpa otorisasi pusat. 72 Perilaku konflik internasional memainkan peran
penting dalam mengetes implikasi pendekatan liberal yang tidak dieksplor sebelumnya
di DPT. 73
71 Johan Norberg, Membela kapitalisme, freedom institute: 2011, hlm 23-28.72
Gartzke, Erik dan Hewitt J. Joseph. International Crises and the capitalist peace. Routledge T & F. 2010. Hal12573 Ibid hal 129
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
46/88
2.4.1 Variabel Independent
1. Demokrasi : Gartzke dan Hewitt menggunakan data Polity IV untuk mengukur
indikator yaitu tipe rezim. Peneliti akan mengukur tingkat demokratisasi negara dengan
metode yang sama. 74
2. Pasar : Gartzke dan Hewitt menggunakan variabel pasar untuk mengukur keterbukaan
ekonomi dengan indikator ekspor impor dari International Monetary Fund (IMF). 75
3. Pembangunan : Gartzke dan Hewitt menggunakan variabel pembangunan untuk
mengukur indikator pertumbuhan ekonomi. Menurut model Gartzke, semakin rendah pembangunan suatu negara maka konflik internasional akan lebih sering terjadi,
sementara negara yang dikembangkan lebih sedikit mengalami konflik internasional.
Perselisihan cenderung pada perselisihan teritorial dan sumber daya. 76
4. Kesamaan kepentingan : Gartzke dan Hewitt menggunakan variabel interest similarity
atau kesamaan kepentingan untuk mengukur indikator tingkat similaritas kepentingan.Model Gartzke dan Hewitt menunjukkan bahwa semakin tinggi kepentingan sebuah
negara terhadap negara lain maka semakin rendah resiko konflik yang akan terjadi. 77
5. Variabel tambahan : Gartzke dan Hewitt menggunakan variabel tambahan yang terdiri
dari , kedekatan geografis, selang data jarak capital-to-capital, variabel dummy yang
menunjukkan kehadiran kekuatan utama, variabel dikomotis status aliansi diad danvariabel rasio kemampuan anggota diad. 78 Namun dalam penelitian ini penulis hanya
74 Ibid hal 13075 ibid76
ibid77 Ibid78 ibid
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
47/88
akan mengenali variabel tambahan ini dan tidak memasukannya dalam variabel yang
digunakan untuk melakukan penelitian.
2.4.1
Operasionalisasi
Dari definisi konseptual kapitalisme global yang merupakan turunan dari
kapitalisme global, penulis akan menjelaskan definisi oprasional sebagai penarikan batasan
penelitian. Dibawah ini adalah penjelasan oprasionalisasi konsep kapitalisme global :
1. Perilaku konflik internasional (ICB). Dengan menganalisa indikator jumlah krisis
internasional.79
Oprasionalisasi penulis untuk variabel dan indikator ini adalah jumlahkonflik India dan pakistan di tahun yang diberikan.
2. Demokrasi. Dengan melihat tipe rezim peneliti akan mengukur skor demokrasi dari
negara yang diteliti untuk mengetahui level demokratisasi India. 80
3. Pasar. Dengan melihat indikator ekspor impor, data ekspor impor dapat diperoleh
melalui laporan International Monetary Found (IMF). 81 Oprasionalisai penulis untuk
variabel dan indikato ini adalah rasion total ekspor impor terhadap GDP India.
4. Pembangunan. Dengan melihat indikator tingkat pembangunan ekonomi utuk
menentukan level pertumbuhan ekonomi negara. 82 Pembagunan mempunyai efek yang
kontras terhadap krisis yang terjadi dilapangan. Oprasionalisasi penulis yaitu level
GDPPC India.
5. Kesamaan kepentingan. Dengan mengukur indikator tingkat kesamaan kepentingan.
Oprasionalisasi penulis berupa UN indeks annual votting yang didapat dari UN general
assembly annual voting record .83
79 Ibid hal 12980 Ibid81
Ibid hal 13082 ibid83 Ibid
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
48/88
Tabel 2.1 Variabel, Indikator, dan Operasionalisasi Capital ist Peace Theory
Tabel 1 Tabulasi konsep Kapitalisme Global dan Perdamaian
TEORI KONSEP INDIKATOR OPERASIONALISASI
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
49/88
Sumber : Erik Gartzke dan Joseph J. Hewitt. International Crises dan The Capitalist Peace
(2010).
VARIABEL
INDEPENDEN
Capitalist
Peace
Theory
Kapitalisme
Global
Pasar 1. Ekspor dan
Impor
1.Rasio total Ekspor dan
impor terhadap GDP India
dan Pakistan
Pembangunan 1. Tingkat
pembangunan
ekonomi
1. GDP per kapita India dan
Pakistan
Kesamaan
kepentingan
1. Tingkat
similaritas
kepentingan
1. Indeks Annual Voting
record PBB India dan
Pakistan
Demokrasi 1. Tipe Rezim 1. Level demokrasi India
dan Pakistan
VARIABEL
DEPENDENT
INDIKATOR OPERASIONALISASI
Perilku konflik
internasional
1.krisis
international
yang terjadi
pada tahun yang
diberikan
1. Aktifitas konflik India –
Pakistan dari tahun ke tahun
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
50/88
2.4.2 Alur Pemikiran
CAPITALIST PEACE THEORY
Pasar Pembangunan
Akumulasi kapital yang tinggi pada suatu negara menyebabkanpeperangan menjadi sangat mahal dan tidak dapat diterima
kapitalisme menciptkan mekanisme baru dalam berkompetisi antarnegara
Negara adalah aktor rasional, biaya tinggi dalam perangmenciptakan situasi dimana negara menginginkan surplus, karenaitu negara lebih memilih berdagang
TingkatEkspordan
ImporIndia
Indeksannualvoting
record PBBIndia -
Pakistan
FASE DAMAI ANTARA INDIA - PAKISTAN
Kesamaankepentinga
GDP PerKapitaIndia
Demokrasi
Skor
demokrasi
India
Tingkat
ICB
Kapitalisme Global
ICB
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
51/88
Melalui gambaran diatas, penulis berusahan menghubungkan antara konsep
kapitalisme global kedalam fenomena perilaku India dalam konflik India – Pakistan
mempunyai variabel yang dapat dijelaskan dengan indikator yang menjadi faktor perdamaian
antara India dan Pakistan.
2.6 Argumen Utama
Dari konsep penelitian tulisan ini bisa ditarik hipotesis terkait model inti dari konsep diatas :
Kapitalisme global berpijak pada modal kapital sebagai pencegah konflik
militer antara negara mendasari capitalist peace theory sebagai pisau pembedah yang
menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi suatu negara, pasar sebagai mekanisme
pengakumulasian kapital, pembangunan ekonomi sebagai makanisme penguatan negara dan
kesamaan kepentingan mampu menciptakan tujuan yang harus diraih bagi India yaitu
mengubah perilaku konflik dengan pakistan yang merugikan bagi ekonomi menjadi upaya
peningkatan kapabilitas ekonomi yang menguntungkan dan menyejahterakan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe/Jenis Penelitian
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
52/88
Dalam tulisan ini penelitian yang dilakukan merupakan ekplanatif yang
mencoba menjelaskan pengaruh kapitalisme global melalui variebel demokrasi, kesamaan
kepentingan, pasar, pembanguna dan hubungannya dengan perilaku konflik India – Pakistan.
Penelitian eksplanatif digunakan untuk menjelaskan adanya pengaruh kapitalisme di India
terhadap perilaku konfliknya dengan Pakistan tahun 2008 - 2014.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
3.2.1 Batasan Kajian
Penulis memberi batasan mengenai India dalam pusaran kapitalisme global
serta bagaimana perilaku konflik India dan Pakistan dari waktu ke waktu. Penulis juga akan
menganalisa bagaimana kapitalisme mempengaruhi hubungan kedua negara.
3.2.2 Batasan Waktu
Kajian mengenai tulisan ini dibataskan antara jarak waktu enam tahun yaitu
pada 2008 saat terjadinya serangan teroris di Mumbai dan terjadi military standoff antara India
dan Pakistan sampai tahu 2014. Namun tidak menutup kemungkinan penulis akan mengcover
waktu diluar batasan untuk memperkuat analisa penelitian ini.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sekunder
yang teknik pengumpulan datanya bersifat studi pustaka dimana data-data yang akan
didapatkan berasal dari literature baik berupa jurnal, buku, artikel, tesis, surat kabar,situs
internet dan lain-lain yang permasalahannya dapat dituangkan penulis kedalam penelitian ini.
3.4 Teknik Analisa Data
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
53/88
Dalam penelitian ni, teknik analisis data yang dilakukan penulis diteliti dengan
melakukan penelitian data-data yang sifatnya ekunder dan akan di elaskan dalam bentuk
kalimat non-verbal, titik berat dalam penelitian yang penulis tulisl ebih kepada pemahaman
tentang permasalahan yang akan diangkat 84. Dalam meneliti penelitian ini, penulis
menggunakan analisa penelitian kualitatif dimana permasalahan akan digambarkan dari
perbandingan, fakta-fakta yang ada dan kemudian ditarik kesimpulan.
3.5 Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini penulis akan membagi kedalam enam bab yang terdiridari :
1. Bab 1 merupakan Pendahuluan, dimana penulis akan menjelaskan lata belakang
masalah yang muncul dan rumusan masalah yang diangkat, tujuan penulisan, dan
manfaat penelitian baik itu segi akademis maupun segi praktis.
2. Bab 2 merupakan Tinjauan Pustaka yang berisikan dan akan menjelaskan tentang studi
terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang digunakan oleh penulis untuk
menjawab rumusan masalah.
3. Bab 3 dimana merupakan Metodologi, penulisa kan menjelaskan teknik pengumpulan
data dan alat yang akan dugunakan untuk melakukan kenseptualisasi permasalahan
didalam penelitian ini.
4. Bab 4 Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai gambaran umum ekonomi
India, bagaimana India telah terintragrasi dalam sistem kapitalisme dari tahun ke tahun
dan bagaimana hubungan India – Pakistan.
5. Bab 5 pembahasan dari rumusan masalah yang penulis angkat akan dibahas pada bab
ini. Bagaimana pengaruh kapitalisme terhadap perilaku konflik India – Pakistan.
84LexiMoleong. 1990. MetodePenelitianKualitatif. Bandung: Remaja Karya. Hal 108.
8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014
54/88
6. Bab 6 bab ini berisi hasil kesimpulan dari analisa penulis tentang proses pembahsan
yang penulis tulis dan saran terhadap hasil yang diperoleh penulis dalam penelitian ini.
Bab ini adalah bab penutup, sehingga penulis akan menyimpulkan hasil dari penelitian
yang akan dikemukakan, Beserta saran untuk peneliti yang ingin melanjutkan
penelitian ini.
BAB IV
Pengaruh Globalisasi Ekonomi terhadap India-Pakistan
Pasca kemerdekaan, wajah ekonomi India tidak terleapas dari pemikiran
nasionalis-sosialis Gandhi dan Nehru yang menjadi dasar kebijakan ekonomi India saat itu.
Proteksionisme dalam perekonomian India ternyata gagal dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi India. Segala bentuk regulasi dan perizinan berdampak pada timbulnya p