Upload
ledat
View
228
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN AUDIT JUDGMENT TERHADAP
KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DENGAN
PENGALAMAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Dina Mardiana
NIM : 1112082000070
PROGRAM STUDIAKUNTASI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dina Mardiana
2. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 28 Desember 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Anak ke- dari : 13 dari 14 bersaudara
6. Alamat : Jl. Mampang Prapatan XIII No. 68c
Kec. Mampang Prapatan, Kel. Tegal
Parang, Jakarta Selatan 12790
7. Telepon : 083875837897
8. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD ( 1999-2006) : MI. Sa’adatuddarain
2. SMP (2006-2009) : MTs. Negeri 1 Jakarta
3. SMA (2009-2012) : SMK Negeri 47 Jakarta
4. S1 ( 2012-2016) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Paskibra MTs. Negeri 1 Jakarta (2006-2007)
2. Ekskul Karya Ilmiah Remaja (KIR) MTs. Negeri 1 Jakarta (2007-2008)
3. Rohis SMK Negeri 47 Jakarta (2009-2011)
4. Bendahara Komunitas Tari Tradisional (KONTRAS) Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ( 2014-2015)
IV. LATAR BELAKANG ORANG TUA
1. Ayah : Romli Abdul Hamid
2. Tempat, tangal lahir : Jakarta, 25 Oktober 1948
3. Pekerjaan : Wiraswasta
viii
4. Ibu : Sunayah
5. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 19 September 1953
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Alamat : Jl. Mampang Prapatan XIII No. 68c
Kec. Mampang Prapatan, Kel. Tegal
Parang Jakarta Selatan 12790
8. Telepon : 081995943100
ix
INFLUENCE OF AUDIT EXPERTISE AND AUDIT JUDGMENT TO THE
ACCURACY OF AUDIT OPINION BY ACCOUNTANT PUBLIC WITH
EXPERIENCE AS MODERATING VARIABLE
ABSTRACT
This study examines the influence of audit expertise and audit judgment to the
accuracy of audit opinion by accountant public with experience as moderating
variable. The data reached by distribute the quetioner to Public Accounting Firm
in DKI Jakarta. The number of auditor in this study were 63 auditors from 17
Public Accounting Firm. The sample were junior auditor, senior auditor,
supervisor, manager, and partner. The method of determining the sample using by
convenience sampling method. The data processing methods used by researcher
are the multiple regression and moderate regression analysis.
The result shows that audit expertise and audit judgment has significantly
influence for the accuracy of audit opinion by accountant public and experience
can be a moderating variable to audit expertise and audit judgment.
Keyword: Audit expertise, audit judgment, experience and the accuracy of audit
opinion
x
PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN AUDIT JUDGMENT TERHADAP
KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DENGAN
PENGALAMAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh keahlian audit dan audit judgment terhadap
ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik dengan pengalaman sebagai
variabel moderating. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada Kantor
Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah 63 auditor dari 17 Kantor Akuntan Publik. Yang
menjadi sampel adalah auditor junior, auditor senior, supervisor, manager, dan
partner. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah
convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan
peneliti adalah analisis regresi berganda dan analisis regresi moderate.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keahlian audit dan audit judgment
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik dan pengalaman dapat menjadi variabel moderating bagi keahlian
audit dan audit judgment.
Kata kunci: Keahlian audit, audit judgment, pengalaman dan ketepatan pemberian
opini
xi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalammualaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:
“Pengaruh Keahlian Audit dan Audit Judgment terhadap Ketepatan
Pemberian Opini oleh Akuntan Publik dengan Pengalaman sebagai Variabel
Moderating” dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. teladan bagi insan di muka bumi.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua (Bapak dan Mama) yang telah menjadi penyemangat
terbesar dan terbaik dalam hidup dan yang telah memberikan dukungan tiada
henti baik berupa doa maupun kasih sayang berlimpah kepada penulis.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen Pembimbing Skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
xii
8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas
bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
9. Seluruh kakak dan adik yang telah memberikan doa, motivasi, inspirasi dan
bantuan yang tiada hentinya kepada penulis.
10. Ari Wibowo yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, serta
meluangkan banyak waktu kepada penulis untuk menemani menyebarkan
kuesioner serta mendengarkan keluh kesah penulis dalam proses penulisan
skripsi dari awal hingga akhir. Terima kasih.
11. Sahabat tercinta dari SMK hingga sekarang alias Ruba (Andyn, Arra, Elis,
Febby, Pramesh dan Sifah) yang senantiasa memberikan semangat, dukungan
dan doa kepada penulis.
12. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang alias
Detoakbocor (Andyn, Aniah, Annisa, Arlia, Hani, Iha, Indah, Tanti dan
Wiwi) yang selalu bersama-sama berjuang dari semester awal hingga saat ini,
memberikan bantuan, doa, dukungan serta meluangkan waktu untuk penulis
terutama Andyn, Annisa dan Indah yang rela mengorbankan waktunya untuk
menemani penulis dalam menyebarkan kuesioner. Terima kasih dan see you
on top!
13. Teman satu bimbingan alias Perempuan Tanggung (Arlia, Desi, Hani, Inayah
dan Indah) yang berjuang bersama, membantu dan memberikan dukungan
kepada penulis.
14. Seluruh teman Akuntansi 2012 (khususnya Akuntansi C dan Kelas
Konsentrasi Audit) yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.
15. KKN Heart (Aidha, Al, Andyn, Arif, Atya, Eufrat, Juan, Nanda, Rama, Reza,
Satrio, Sohiman, Taufik, Tegar dan Zakka) yang telah memberikan dukungan
dan bantuan kepada penulis terutama Taufik dan Tegar yang telah
mengusahakan agar sertifikat KKN dapat dikeluarkan oleh PPM dengan
cepat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
xiii
karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juni 2016
Dina Mardiana
xiv
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
COVER .......................................................................................................... i
COVER DALAM .......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
ABSTRAK ..................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 13
1. Tujuan Penelitian .......................................................... 13
2. Manfaat Penelitian ........................................................ 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 16
A. Tinjauan Literatur................................................................. 16
1. Theory of Planned Behavior ......................................... 16
2. Teori Atribusi ................................................................ 17
3. Keahlian Audit .............................................................. 19
4. Audit Judgment ............................................................. 23
5. Pengalaman ................................................................... 26
6. Opini Audit ................................................................... 29
xv
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ......................................... 33
C. Kerangka Pemikiran ............................................................. 41
D. Perumusan Hipotesis ............................................................ 43
1. Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini
oleh Akuntan Publik...................................................... 43
2. Audit Judgment dengan Ketepatan Pemberian Opini
oleh Akuntan Publik...................................................... 44
3. Pengalaman dalam Memoderasi Keahlian Audit
terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh
Akuntan Publik ............................................................. 46
4. Pengalaman dalam Memoderasi Audit Judgment
terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh
Akuntan Publik ............................................................. 48
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 51
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 51
B. Metode Penentuan Sampel ................................................... 51
C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 52
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ......................... 52
2. Penelitian Lapangan (Field Research) .......................... 52
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian.................................... 53
1. Keahlian Audit (X1) ...................................................... 53
2. Audit Judgment (X2)...................................................... 53
3. Pengalaman (X3) ........................................................... 54
4. Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y).. 54
E. Metode Analisis Data ........................................................... 57
1. Statistik Deskriptif ........................................................ 57
2. Uji Kualitas Data ........................................................... 57
a. Uji Validitas ........................................................... 57
b. Uji Reliabilitas ....................................................... 57
3. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 58
a. Uji Multikolonieritas .............................................. 58
xvi
b. Uji Normalitas ........................................................ 59
c. Uji Heteroskedastisitas ........................................... 59
4. Uji Hipotesis ................................................................. 60
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda ....... 60
b. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate
(Moderate Regression Analysis-MRA) .................. 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 67
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................... 67
1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 67
2. Karakteristik Profil Responden ..................................... 68
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................. 72
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................... 72
2. Hasil Uji Kualitas Data ................................................. 73
a. Hasil Uji Validitas .................................................. 73
b. Hasil Uji Reliabilitas .............................................. 75
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................... 76
a. Hasil Uji Multikolonieritas .................................... 76
b. Hasil Uji Normalitas .............................................. 77
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................. 79
4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................ 81
a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda .................. 81
b. Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji
Interaksi .................................................................. 88
BAB V PENUTUP .................................................................................. 99
A. Kesimpulan .......................................................................... 99
B. Implikasi ............................................................................... 100
C. Keterbatasan ......................................................................... 102
D. Saran ..................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 105
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 110
xvii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Akuntan Publik yang Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin dalam Satu
Dekade Terakhir ................................................................................... 5
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 34
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................... 55
4.1 Data Sampel Penelitian ......................................................................... 68
4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 68
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................... 69
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir .............. 70
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...... 71
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ......... 71
4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 72
4.8 Hasil Uji Validitas Keahlian Audit ....................................................... 73
4.9 Hasil Uji Validitas Audit Judgment ...................................................... 73
4.10 Hasil Uji Validitas Pengalaman ............................................................ 74
4.11 Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik . 75
4.12 Hasil Uji Reliabilitas............................................................................. 75
4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................... 76
4.14 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov ................ 79
4.15 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ................................................... 81
4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X2 .............. 81
4.17 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X2 ........................................... 82
4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X3 .............. 88
4.19 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X3.......................................... 89
4.20 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X3 ........................................... 90
4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X2 dan X3 .............. 94
4.22 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2 dan X3.......................................... 94
4.23 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2 dan X3 ........................................... 95
xviii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................................. 41
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............................... 77
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ........................ 78
4.3 Grafik Scatterplot ................................................................................. 80
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Data Distribusi Sampel Penelitian ........................................................ 111
2 Surat Penelitian Skripsi......................................................................... 113
3 Surat Keterangan dari KAP .................................................................. 119
4 Kuesioner Penelitian ............................................................................. 125
5 Daftar Jawaban Responden................................................................... 133
6 Output Hasil Pengujian Data ................................................................ 148
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keahlian audit dan audit
judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik dengan
menempatkan pengalaman sebagai variabel moderating. Sebagaimana
diketahui bahwa pihak eksternal selaku pengguna laporan keuangan bisa saja
menganggap bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen
mengandung kemungkinan adanya ketidakjujuran yang dilakukan oleh
manajemen dan menguntungkan bagi pihak mereka. Oleh karena itu,
diperlukanlah jasa auditor sebagai pihak yang netral dan independen dalam
menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan para pengguna informasi
laporan keuangan.
Seorang akuntan publik dalam menjalankan profesinya harus mengacu
pada standar yang telah ditetapkan yaitu Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Pemenuhan standar
audit oleh auditor dapat berdampak pada peningkatan hasil auditnya, yaitu
dengan memberikan opini audit yang semakin akurat. Begitu pentingnya
opini yang diberikan oleh auditor bagi sebuah perusahaan, maka seorang
auditor harus mempunyai keahlian dan kompetensi yang baik untuk
mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti audit sehingga bisa memberikan
opini yang tepat (Gusti & Ali, 2008).
2
Banyaknya kasus perusahaan mengalami kegagalan dalam bisnis akibat
gagalnya auditor dalam mendeteksi dapat mengancam kredibilitas laporan
keuangan. Ancaman ini mempengaruhi persepsi masyarakat, khususnya
pemakai laporan keuangan atas opini audit yang diberikan. Pentingnya opini
yang diberikan oleh auditor, maka seorang auditor harus mempunyai
kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti audit dengan
baik, sehingga memadai untuk dapat merumuskan sebuah opini yang tepat
(Wahyudi et al., 2014).
Adiloğlu & Vuran (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
setelah terjadinya skandal akuntansi, tanggung jawab auditor untuk menilai
kesesuaian opini-opini audit telah menjadi subyek dari banyak perdebatan
dalam profesi audit dan penelitian oleh para akademisi. Kebanyakan
profesional akuntansi setuju bahwa dalam kebanyakan kasus yang terjadi,
auditor telah gagal dalam mengungkap salah saji material dan salah dalam
mengeluarkan jenis opini audit dikeluarkan.
Salah satu kasus kegagalan auditor adalah kasus Olympus Corporation
yang merupakan sebuah perusahaan Jepang yang bergerak di bidang optik
dan gambar seperti pembuatan kamera, mikroskop, termometer, kartu
memori, dan lensa kamera. Olympus didirikan pada tanggal 12 Oktober 1919
di Tokyo, Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan elit Jepang yang
mampu bertahan dan mampu bersaing dengan para kompetitornya hingga saat
ini dan memiliki banyak cabang di berbagai negara di dunia antara lain di
Amerika Serikat dan Jerman. Olympus memiliki pendapatan fantastis dengan
3
rata-rata penjualan tahunan sebesar USD10 miliar dan mempekerjakan lebih
dari 35.000 orang di seluruh dunia.
Olympus Corporation mengalami goncangan hebat pada tahun 2011
ketika skandal besar yang di lakukan Olympus terkuak ke permukaan.
Skandal yang berhasil di tutupi selama kurang lebih dua dekade akhirnya
terungkap, skandal ini terungkap akibat buntut dari pemecatan CEO Olympus
Michael Woodford pada tanggal 14 Oktober 2011 yang baru saja menduduki
jabatan tersebut tidak lebih dari 2 minggu. Alasan pemecatan Woodford
karena dia mempertanyakan pengambilan keputusan investasi yang di ambil
oleh manajemen Olympus selama kurun waktu 6 tahun dari tahun 2002
hingga tahun 2008. Salah satu keputusan investasi yang dipertanyakan adalah
akuisisi produsen peralatan medis asal Inggris, Gyrus pada tahun 2008 senilai
USD2,2 miliar atau senilai Rp 18,7 triliun. Selain itu juga terdapat biaya
penasihat dalam akuisisi Gyrus tersebut sebesar USD687 juta atau senilai Rp
5,83 triliun dan pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal sebesar
USD773 juta atau senilai Rp 6,57 triliun.
Belakangan terkuak bahwa dana yang dikeluarkan Olympus untuk biaya
penasihat dan pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal merupakan
akal-akalan. Dana itu di gunakan untuk menutupi kerugian investasi yang
dilakukan oleh Olympus di dua dekade lalu. Modus ini pun terlihat terang
benderang ketika pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal Jepang
tersebut di hapus dari pembukuan olympus. Awalnya, seperti lazimnya
skandal yang harus di tutup rapat-rapat, manajemen Olympus menyangkal
4
mati-matian. Namun, lewat jalan berliku, akhirnya produsen kamera asal
Jepang itu mengakui telah menyembunyikan kerugian investasi di perusahaan
sekuritas selama 20 tahun, sejak era 1980-an. Selama dua puluh tahun
terakhir manajemen Olympus berhasil menyembunyikan kerugian investasi
yang di alaminya dari laporan keuangan miliknya bahkan auditor eksternal
Olympus juga tidak mencium aroma kecurangan yang di lakukan oleh
manajemen Olympus. Auditor Olympus pada tahun 1990-an adalah Arthur
Andersen afiliasi Jepang, yang dulu adalah salah satu dari perusahaan akuntan
big five. Setelah Andersen runtuh pada tahun 2002, KPMG mengakuisisi unit
perusahaan ini di Jepang dan berganti nama menjadi Asasi &Co, sejak saat
itu audit olympus diambil alih oleh Asashi & Co hingga tahun 2009.
Olympus kemudian beralih ke Ernest & Young.
Financial Times bulan Oktober 2011 melaporkan ada yang janggal
dengan opini KPMG terkait pembukuan Olympus. Tidak ada perselisihan
antara KPMG dan Olympus yang diungkap ke publik, namun kemudian
terkuak dalam artikel 4 November 2011 di Daily Telegraph. Begitu pula
dengan opini Ernest & Young yang tidak mengungkap terjadi masalah.
Laporan audit terbaru yang ditandatangani pada 28 Juni 2011 menyebutkan
laporan keuangan yang sudah diaudit hanya untuk tahun fiskal 2010 dan
2011. Sementara laporan keuangan 2009 diaudit oleh auditor lain.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat dilihat bahwa tidak hanya Arthur
Andersen, melainkan KPMG dan Ernest & Young juga tidak cukup kompeten
dalam mengaudit Olympus Corp., karena kegagalan dalam mendekteksi
5
maupun mengungkapkan kecurangan laporan keuangan mereka (Aliya,
2011).
Kasus lain yang ada di Indonesia adalah dikenakannya sanksi pembekuan
akuntan publik yang disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran terhadap
Standar Auditing (SA)-Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), yang
nantinya dinilai akan berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap
Laporan Auditor Independen. Daftar akuntan publik tersebut dapat dilihat
dalam tabel 1.1 berikut ini
Tabel 1.1
Akuntan Publik yang Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin
dalam Satu Dekade Terakhir
No Akuntan
Publik Keterangan Alasan
1 Ben Ardi,
CPA
No. sanksi:
445/KM.1/2015
Tanggal sanksi:
29 Mei 2015
Lama Sanksi:
6 bulan
Belum sepenuhnya mematuhi
SA-SPAP dalam pelaksanaan
audit umum atas laporan
keuangan PT. Bumi Citra
Permai, Tbk tahun 2013
2 Drs Hans
Burhanuddin
Makarao
No. sanksi:
1124/KM.1/2009
Tanggal sanksi:
9 September 2009 Lama sanksi:
3 bulan
Belum sepenuhnya mematuhi
SA-SPAP dalam pelaksanaan
audit umum atas laporan
keuangan PTSamcon tahun
buku 2008
3 Drs
Basyiruddin
Nur
No. sanksi:
1093/KM.1/2009
Tanggal sanksi:
2 September 2009
Lama sanksi:
3 bulan
Belum sepenuhnya mematuhi
SA–SPAP dalam pelaksanaan
audit umum atas laporan
keuangan konsolidasian PT
Datascrip dan anak perusahaan
tahun buku 2007
4 Drs
Muhamad
Zen
No. sanksi:
896/KM.1/2008
Tanggal sanksi:
22 Desember 2008
Lama sanksi:
Melakukan pelanggaran
terhadap SA-SPAP dalam
pelaksanaan audit umum atas
laporan keuangan PT Pura
Binaka Mandiri tahun buku
Bersambung pada halaman berikutnya
6
Tabel 1.1 (Lanjutan)
No Akuntan
Publik Keterangan Alasan
3 bulan 2007
5 Drs Ruslan
Hidayat
No. sanksi:
866/KM.1/2008
Tanggal sanksi:
15 Desember 2008
Lama sanksi:
9 bulan
Melakukan pelanggaran
terhadap SA-SPAP dalam
pelaksanaan audit umum atas
laporan keuangan PT Serasi
Tunggal Mandiri untuk tahun
yang berakhir 31 Desember
2006
6 Dra. Suhartati
Suharso
No. sanksi:
481/KM.1/2008
Tanggal sanksi:
21 Juli 2008
Lama sanksi:
3 bulan
Melakukan pelanggaran
terhadap SA-SPAP dalam
pelaksanaan audit atas laporan
keuangan PT Batan Teknologi
(Persero) tahun buku 2004-
2008
7 Drs. Lauddin
Purba
No. sanksi:
484/KM.1/2008
Tanggal sanksi:
21 Juli 2008
Lama sanksi:
3 bulan
Melakukan pelanggaran
terhadap SA-SPAP dalam
pelaksanaan audit atas laporan
keuangan PT Batan Teknologi
(Persero) pada periode yang
berakhir 30 Juni 2007
8 Drs. Amir
Hadyi
Nasution
No. sanksi:
485/UM.1/2008
Tanggal sanksi:
21 Juli 2008
Lama sanksi:
3 bulan
Melakukan pelanggaran
terhadap SA-SPAP dalam
pelaksanaan audit atas laporan
keuangan PT Batan Teknologi
(Persero) tahun buku 2002 dan
2003
9 Drs Petrus
Mitra Winata
Tanggal sanksi:
15 Maret 2007
Lama sanksi:
2 tahun
Melakukan pelanggaran
terhadap SPAP berkaitan
dengan pelaksanaan audit atas
Laporan Keuangan PT
Muzatek Jaya tahun buku
berakhir 31 Desember 2004
10 Justinus
Aditya
Sidharta, SE.,
BAP
No. sanksi:
002/VI/SK-
BPPAP/VI/2006
Tanggal sanksi:
28 Nopember 2006
Lama sanksi:
2 tahun
Melakukan pelanggaran
terhadap SPAP berkaitan
dengan Laporan Audit atas
Laporan Keuangan Konsolidasi
PT Great River International
Tbk Tahun 2003
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
7
Berdasarkan contoh kasus tersebut, dapat dijelaskan bahwa masih adanya
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh auditor dan penyebab
terjadinya hal tersebut adalah kurangnya keahlian yang dimiliki auditor dan
kemampuan auditor dalam memberikan judgment terhadap laporan keuangan
suatu perusahaan yang sedang diaudit oleh auditor, dimana kurangnya kedua
hal tersebut akan berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik. Akan tetapi, dengan banyaknya pengalaman yang dimiliki
oleh auditor, keahlian dan kemampuan auditor dalam memberikan judgment
akan lebih meningkat, sehingga auditor dapat lebih tepat dalam memberikan
atau menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang sedang diaudit.
Penelitian yang dilakukan oleh Sukendra et al. (2015) menyatakan bahwa
ketepatan pemberian opini oleh auditor dapat dipengaruhi oleh keahlian audit.
Auditor harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam tugasnya, keahlian
ini meliputi keahlian mengenai audit yang mencakup antara lain:
merencanakan program kerja pemeriksaan, menyusun program kerja
pemeriksaan, melaksanakan program kerja pemeriksaan, menyusun kertas
kerja pemeriksaan, menyusun berita pemeriksaan, dan laporan hasil
pemeriksaan.
Wahyudi et al. (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin
auditor memiliki keahlian yang baik, maka opini yang akan diberikan
semakin tepat. Auditor harus menggunakan keahliannya dengan cermat untuk
rencanakan prosedur audit dan mengevaluasi bukti yang diperoleh. Dengan
demikian, auditor akan dapat memberikan opini yang akurat. Adrian (2013)
8
menyatakan bahwa keahlian dapat menjadikan auditor sebagai tenaga
profesional. Sifat-sifat professional adalah kondisi-kondisi kesempurnaan
teknik yang dimiliki seseorang melalui latihan dan belajar selama bertahun-
tahun yang berguna untuk mengembangkan teknik tersebut, dan keinginan
untuk mencapai kesempurnaan serta keunggulan dibandingkan rekan
sejawatnya. Jadi, professional sejati harus mempunyai sifat yang jelas dan
pengalaman yang luas. Jasa yang diberikan klien harus diperoleh dengan
cara-cara yang professional yang diperoleh dengan belajar, latihan,
pengalaman dan penyempurnaan keahlian auditing.
Oleh karena itu, keahlian dapat dijadikan sebagai salah satu faktor utama
yang harus dimiliki seorang auditor, dengan keahlian yang dimilikinya
memungkinkan tugas-tugas pemeriksaan yang dijalankan dapat diselesaikan
secara baik dengan hasil yang maksimal. Keahlian yang dimiliki auditor
dapat diperoleh dari pendidikan formal dan non formal. Salah satu sumber
peningkatan keahlian auditor dapat berasal dari pengalaman-pengalaman
dalam bidang audit dan akuntansi. Pengalaman dapat diperoleh melalui
proses yang bertahap, seperti: pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan ataupun
kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan keahlian auditor
(Wulandari et al., 2014).
Selain keahlian, ketepatan pemberian opini oleh auditor juga dipengaruhi
oleh audit judgment. Menurut Siregar (2012), audit judgment dapat
mempengaruhi pertimbangan opini audit. Audit judgment terkait dengan
pertimbangan auditor atas tingkat materialitas pada saat mengaudit akan
9
mempengaruhi opini audit yang dihasilkan. Semakin besar tingkat
materialitas semakin auditor cenderung memberikan opini tidak menyatakan
pendapat atau disclaimer. Hogarth (1992) dalam Jamilah et al. (2007)
menyatakan bahwa judgment memberikan suatu proses yang terus menerus
dalam perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya),
pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih
lanjut. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu
proses unfolds. Kedatangan informasi bukan hanya mempengaruhi pilihan,
tetapi juga mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah, di
dalam proses incremental judgment jika informasi terus menerus datang, akan
muncul pertimbangan baru dan keputusan/pilihan baru.
Keahlian dan audit judgment berkaitan erat dengan pengalaman.
Keahlian dan pengalaman merupakan suatu komponen penting bagi auditor
dalam melakukan prosedur audit. Auditor yang berpengalaman akan
membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya,
daripada auditor yang kurang berpengalaman (Butt (1988) dalam Adrian
(2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2013) menyatakan bahwa
pengalaman auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan dapat
dilihat baik dari segi lamanya waktu, maupun banyaknya penugasan yang
pernah dilakukan. Auditor dengan jam terbang lebih banyak pasti sudah lebih
berpengalaman bila dibandingkan dengan auditor yang kurang
berpengalaman. Sabrina & Januarti (2012) menyatakan bahwa pengalaman
10
audit ditunjukkan dengan jumlah penugasan audit yang pernah dilakukan.
Pengalaman seorang auditor menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
skeptisisme profesional auditor karena auditor yang lebih berpengalaman
dapat mendeteksi adanya kecurangan-kecurangan pada laporan keuangan.
Menurut Sukendra et al. (2015), pengalaman menjadi indikator penting
bagi kualifikasi profesional seorang auditor. Pengalaman audit ditunjukkan
dengan jumlah penugasan audit yang pernah dilakukan. Auditor yang telah
memiliki banyak pengalaman tidak hanya akan memiliki kemampuan untuk
menemukan kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) yang tidak lazim
yang terdapat dalam laporan keuangan tetapi juga auditor tersebut dapat
memberikan penjelasan yang lebih akurat terhadap temuannya tersebut
dibandingkan dengan auditor yang masih dengan sedikit pengalaman.
Wulandari et al. (2014) menyatakan bahwa pengalaman kerja mempengaruhi
kemampuan kerja, semakin sering seseorang bekerja dan melakukan
pekerjaan yang sama, maka akan semakin terampil orang tersebut dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
Banyaknya pengalaman kerja di bidang auditing yang dimiliki oleh
seorang auditor berupa jumlah penugasan yang pernah dilakukan dalam
waktu yang cukup lama, maka keahlian dan kemampuan auditor dalam
memberikan opini yang tepat semakin baik sehingga laporan audit yang
diterbitkan oleh auditor akan lebih dipercaya oleh pihak eksternal.
Berdasarkan uraian di atas, motivasi untuk melakukan penelitian ini
adalah pertama, ketepatan opini merupakan hal yang sangat penting bagi
11
berbagai pihak dan kesalahan auditor dalam menyatakan pendapat pada
laporan audit akan berdampak negatif bagi banyak pihak yang berkepentingan
seperti pihak manajemen, investor, publik yang memerlukan informasi atas
laporan audit tersebut serta kantor akuntan publik dimana auditor itu bekerja.
Kedua, berbagai penelitian sebelumnya mengenai keahlian audit terhadap
ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik masih menunjukkan hasil
yang tidak konsisten yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sukendra et al.
(2015), Wahyudi et al. (2014), dan Adrian (2013) menunjukkan bawa
keahlian audit mempengaruhi ketepatan pemberian opini sementara penelitian
yang dilakukan oleh Surfeliya et al. (2014), Siregar (2012), Sabrina &
Januarti (2012), serta Gusti & Ali (2008) menunjukkan bahwa keahlian audit
tidak mempengaruhi ketepatan pemberian opini. Ketiga, dari penelitian-
penelitian sebelumnya belum ada yang menggunakan variabel pengalaman
sebagai variabel moderasi dalam melakukan penelitian faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh auditor. Oleh karena itu,
penelitian ini mencoba memasukkan variabel pengalaman sebagai variabel
moderasi karena dengan adanya pengalaman diduga akan lebih meningkatkan
keahlian dan audit judgment, sehingga auditor dapat melaksanakan tugasnya
dan tepat dalam menyatakan opini atas laporan keuangan yang telah diaudit.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh
Keahlian Audit dan Audit Judgment terhadap Ketepatan Pemberian
Opini oleh Akuntan Publik dengan Pengalaman sebagai Variabel
Moderating”.
12
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya,
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sukendra et al. (2015). Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:
1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah
skeptisme professional, pengalaman auditor, keahlian audit yang diduga
mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.
Sedangkan, dalam penelitian ini menambahkan satu variabel independen
yaitu variabel audit judgment, mengurangi satu variabel dari penelitian
sebelumnya yaitu variabel skeptisme professional serta menjadikan
variabel pengalaman sebagai variabel moderating karena dengan adanya
pengalaman bagi auditor eksternal akan lebih membantu auditor dalam
melaksanakan prosedur audit. Variabel moderating inilah yang
merupakan ciri khusus dalam penelitian ini karena dalam penelitian-
penelitian sebelumnya belum ada yang menggunakan variabel
pengalaman sebagai variabel moderating.
2. Populasi dalam penelitian ini adalah staf auditor pada Kantor Akuntan
Publik yang ada di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan
Publik 2015 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI). Sedangkan, populasi penelitian sebelumnya adalah semua auditor
yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli
dan Kabupaten Karangasem.
13
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah keahlian audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini
oleh akuntan publik?
2. Apakah audit judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini
oleh akuntan publik?
3. Apakah pengalaman memoderasi pengaruh keahlian audit terhadap
ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik?
4. Apakah pengalaman memoderasi pengaruh audit judgment terhadap
ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris tentang:
a. Pengaruh keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik
b. Pengaruh audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik
c. Peran pengalaman dalam memoderasi pengaruh keahlian audit
terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
14
d. Peran pengalaman dalam memoderasi pengaruh audit judgment
terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
diantaranya:
a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
b. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang profesi akuntan publik
serta menambah pengetahuan akuntansi dan auditing dengan
memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
ketepatan pemberian opini audit.
c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
d. Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang
diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan ketepatan
pemberian opini auditnya dan auditor diharapkan melakukan
pengambilan keputusan secara profesional sesuai dengan keahlian
yang dimiliki bardasarkan Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) sehingga auditor dapat menghasilkan kinerja yang baik.
e. Pemakai Jasa Akuntansi, sebagai sumber informasi agar klien
auditor dapat mengerti hal-hal yang berhubungan dengan keahlian
audit, audit judgment dan pengalaman terhadap opini auditor. Selain
15
itu, diharapkan kepada klien auditor dapat terus mempertahankan
keberlangsungan usahanya sesuai dengan aturan dan tidak
melakukan manipulasi bisnis yang dapat merugikan pihak-pihak
lain.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Theory of Planned Behavior
Menurut Ajzen (2005:117 dan 118) Theory Planned of Behavior ini
didasarkan pada asumsi bahwa manusia biasanya akan berperilaku pantas
(behave in a sensible manner). Pada dasarnya teori ini merupakan fungsi
dari tiga dasar determinan. Pertama, terkait dengan sikap dasar seseorang
(person in nature) disebut dengan attitude toward the behavior (sikap
seorang terhadap perilaku). Contohnya adalah sikap seorang terhadap
intuisi, terhadap orang lain, atau terhadap suatu objek. Dalam hal ini,
sikap auditor terhadap lingkungan dimana ia bekerja (kantor), terhadap
atasannya atau terhadap penjelasan dari kliennya, dan tentunya terhadap
pemberian opininya atas laporan keuangan.
Fungsi dasar determinan yang kedua, menggambarkan pengaruh
sosial (sosial influence) yang disebut norma subjektif (subjective norm).
Persepsi seseorang terhadap perilaku yang bersifat normatif (sesuai
dengan norma yang dapat diterima orang lain) akan membentuk suatu
norma subyektif dalam diri seseorang. Ketiga, yang berkaitan dengan isu
kontrol (issues of control) yang disebut dengan perceived behavioral
control (persepsi mengenai kontrol perilaku). Faktor ini berkaitan dengan
17
pengalaman masa lalu dan persepsi seseorang mengenai seberapa sulit
untuk melakukan suatu perilaku tertentu.
Teori ini digunakan untuk menjelaskan pengalaman auditor dalam
melakukan prosedur audit sampai memberikan opini atas laporan
keuangan. Dengan adanya pengalaman yang dimiliki auditor, auditor
dapat menentukan hal-hal atau sikap yang pantas untuk dilakukan, sesuai
dengan norma dan aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan tempat
ia bekerja. Selain itu, pengalaman auditor juga mampu mengontrol atau
mengendalikan sikapnya karena pada dasarnya sikap adalah kepercayaan
postif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, sehingga
intensi untuk berperilaku ditentukan dari sikap.
Diantara faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah
pengalaman pribadi dimana pembentukan sikap ini penting dan akan
berpengaruh pada prosedur audit yang dijalani auditor sehingga opini
yang diberikan akan tepat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
serta auditor yang berpengalaman mampu menjelaskan hasil audit yang
lebih luas. Oleh karena itu pemilihan landasan teori ini dapat
menjelaskan pengalaman dan perannya dalam memoderasi pengaruh
keahlian dan audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini.
2. Teori Atribusi
Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang
mengintrepestasikan suatu peristiwa, mempelajari proses bagaimana
seseorang mengintrepestasikan alasan atau sebab perilakunya. Teori ini
18
dikembangkan oleh Fritz Haider yang mengargumentasikan bahwa
perilaku seseorang itu ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal
(internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang misalnya kemampuan atau usaha dan kekuatan eksternal, yaitu
faktor-faktor yang berasal dari luar misalnya kesulitan tugas atau
keberuntungan (Suartana, 2010:181).
Teori atribusi menekankan gagasan bahwa seseorang termotivasi
dengan hasil yang menyenangkan untuk dapat merasa lebih baik akan
dirinya sendiri. Atribusi mengacu kepada penyebab suatu kejadian atau
hasil yang diperoleh berdasarkan persepsi individu atau pemikiran dan
pendapat masing-masing individu.
Teori atribusi berkaitan dengan proses di mana individu
menginterpretasikan bahwa peristiwa di sekitar mereka disebabkan oleh
bagian lingkungan mereka yang secara relatif stabil. Secara singkat, teori
atribusi berusaha untuk menjelaskan bagian mengapa dari perilaku.
Secara lebih spesifik, individu akan berusaha menganalisis mengapa
peristiwa tertentu muncul dan hasil dari analisis tersebut akan
mempengaruhi perilaku mereka di masa mendatang (Ivancevich et al.,
2005:123).
Teori ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh dari keahlian dan
audit judgment. Atribusi menyebabkan diri auditor harus menggunakan
keahlian profesionalnya untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya
dengan baik. Auditor harus menggunakan keahliannya dengan cermat
19
untuk merencanakan prosedur audit dan mengevaluasi bukti yang
diperoleh. Dengan demikian, akan dapat memberikan opini yang tepat
akurat.
Auditor juga harus menggunakan kemahirannya untuk membuat
pertimbangan (judgment), sehingga auditor dapat memperoleh dan
mengevaluasi bukti yang memadai untuk ditariknya kesimpulan audit
dan mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, pencapaian hasil
yang diharapkan akan lebih terealisasi. Keberhasilan atau kegagalan
menurut persepsi individu menyebabkan pengharapan untuk terjadinya
tindakan di masa mendatang dan menimbulkan emosional. Dalam hal ini,
auditor yang memiliki pengalaman yang kurang baik menyebabkan
munculnya suatu tindakan untuk lebih baik di akan datang dan akan
mengetahui dengan baik bagaimana pertimbangan yang harus dilakukan,
sehingga dapat memberikan opini yang tepat.
3. Keahlian Audit
Standar umum pertama menyebutkan bahwa audit harus
dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor (SA seksi 210 dalam SPAP).
Standar ini menegaskan bahwa betapa pun tingginya kemampuan
seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan
keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam
standar ini jika tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai
dalam bidang auditing. Pendidikan formal auditor independen dan
20
pengalaman profesionalnya saling melengkapi satu sama lain (Agoes,
2012:32). Dan standar umum ketiga menyebutkan bahwa dalam
pelaksanaan audit akan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama
(SA seksi 230 dalam SPAP).
Menurut Rai (2008:51) menyatakan bahwa dasar pemikiran standar
umum ketiga ini adalah keahlian atau keterampilan serta kebebasan
bertindak dan berpendapat akan mencapai mutu pekerjaan yang baik
apabila audit dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan keseksamaan.
Seorang auditor harus memiliki latar belakang pendidikan yang memadai
dibidang auditing. Dalam melakukan pemeriksaan audit terhadap sistem
keuangan, catatan atas laporan keuangan, maka para auditor wajib
mempunyai suatu keahlian yang mendukungnya, karena dalam
melakukan suatu pemeriksaan, tidak sembarang orang dapat melakukan
teknik audit. Oleh karena itu, setiap auditor wajib memiliki kemahiran
profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai
auditor.
Menurut Hosseinniakani et al. (2014), keahlian audit memainkan
peran penting dalam kualitas audit. Auditor dituntut memiliki kompetensi
dan informasi teknis yang lebih tinggi sehingga auditor mampu
mendeteksi salah saji material yang ada dalam laporan keuangan.
Keahlian audit yang lebih tinggi dapat menyebabkan kualitas audit yang
lebih tinggi.
21
Keahlian adalah keterampilan dari seorang ahli. Dimana ahli
didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan
tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang
diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Seorang yang ahli adalah orang
yang dengan ketrampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah,
cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan
(Sukendra et al., 2015).
Keahlian merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang
auditor independen untuk bekerja sebagai tenaga profesional. Sifat-sifat
professional adalah kondisi-kondisi kesempurnaan teknik yang dimiliki
seseorang melalui latihan dan belajar selama bertahun-tahun yang
berguna untuk mengembangkan teknik tersebut, dan keinginan untuk
mencapai kesempurnaan dan keunggulan dibandingkan rekan
sejawatnya. Jadi, professional sejati harus mempunyai sifat yang jelas
dan pengalaman yang luas. Jasa yang diberikan klien harus diperoleh
dengan cara-cara yang professional yang diperoleh dengan belajar,
latihan, pengalaman dan penyempurnaan keahlian auditing (Adrian,
2013).
Menurut Tan dan Libby (1997) dalam Adrian (2013), keahlian audit
dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: keahlian teknis dan
keahlian non teknis. Keahlian teknis adalah kemampuan mendasar
seorang auditor berupa pengetahuan prosedural dan kemampuan klerikal
lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing secara umum. Sedangkan
22
keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam diri seorang
auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan
pengalaman.
Auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing dan mempunyai
pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya. Kompetensi
berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki
akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Dalam
melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang
yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai
dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui
pengalaman dalam praktik audit. Selain itu, akuntan publik harus
menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis
mapupun pendidikan umum. Asisten junior untuk mencapai
kompetensinya harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan
mendapatkan supervisi memadai dan review atas pekerjaannya dari
atasannya yang lebih berpengalaman. Akuntan publik harus secara terus
menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan
profesinya. Akuntan publik harus mempelajari, memahami dan
menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan
standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi (Christiawan,
2002).
Orang lain akan menilai seseorang yang berkeahlian tinggi pasti
akan berperilaku baik, oleh karena itu setiap individu dengan keahlian
23
tertentu biasanya akan bersikap sesuai dengan bagaimana persepsi orang
lain terhadap dirinya (Sabrina & Januarti, 2012).
Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa
keahlian audit adalah kemampuan auditor dalam melaksanakan pekerjaan
yang diberikan serta jarang terjadinya kesalahan dalam melakukan
pekerjaan yang diberikan. Dengan banyaknya pengetahuan yang didapat
dari belajar baik formal maupun non formal, pelatihan yang memadai,
serta banyaknya pengalaman dalam bidang audit, maka keahlian audit
dapat terus meningkat.
4. Audit Judgment
Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara
pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi
dokumentasi bukti serta pembuatan keputusan pendapat auditor atas
laporan keuangan suatu entitas. Menurut Siregar (2012), audit judgment
adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil
auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau
perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa
lainnya. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi yang
terus menerus, sehingga dapat mempengaruhi pilihan dan cara pilihan
tersebut dibuat. Setiap langkah dalam proses incremental judgment, jika
informasi terus menerus datang akan muncul pertimbangan baru dan
keputusan atau pilihan baru.
24
Judgment sering dibutuhkan oleh auditor dalam melaksanakan audit
atas laporan keuangan suatu entitas. Audit judgment melekat pada setiap
tahap dalam proses audit laporan keuangan, yaitu penerimaan perikatan
audit, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit, dan pelaporan
audit.
Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap
seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit
judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Auditor harus
menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menentukan hal-hal
yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik dalam
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu. Pertimbangan profesional tersebut diantaranya berkaitan
dengan gangguan terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil
pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang
berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan
profesionalnya terhadap prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk
menilai salah saji material dan mempertimbangkan pengendalian intern
dari entitas yang diperiksa (Praditaningrum & Januarti, 2012).
Pertimbangan (judgment) auditor dapat menjadi bias terhadap
perlakuan akuntansi yang dipreferensikan klien tersebut karena auditor
dibayar oleh klien dan ingin memberikan kepuasan kepada kliennya
untuk mempertahankan bisnisnya. Tetapi di lain pihak, auditor
25
dihadapkan pada kemungkinan perkara hukum yangakan timbul di masa
yang akan datang, kehilangan reputasi, dan sangsi dari organisasi profesi
yang dapat menetralkan bias tersebut. Lagi pula auditor harus
mempertahankan objektivitas dan independensinya (Arum, 2008).
Siregar (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa hubungan
judgment didasari oleh dua konsep yaitu konsep materialitas dan resiko
dan dikaitkan dengan laporan keuangan judgment yang ditentukan
dengan mempertimbangkan kedua konsep tersebut akan berpengaruh
pada opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.
Materialitas berhubungan dengan judgment, ketika dikaitkan dengan
evaluasi resiko, pertimbangan inilah yang akan mempengaruhi cara-cara
pencapaian tujuan audit, ruang lingkup dan arah pekerjaan terperinci
serta disposisi kesalahan dan kelalaian. Sedangkan resiko menunjukan
tingkat resiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapat atas laporan
keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material (Arifuddin (2002)
dalam Siregar (2012).
Menurut FASB no. 2 mendefinisikan materialitas adalah jumlah
atau besarnya kekeliruan atau salah saji dalam informasi akuntansi yang
dalam kaitannya dengan kondisi yang bersangkutan, mungkin membuat
pertimbangan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan
berubah atau terpengaruh oleh salah saji tersebut. Materialitas suatu error
sangat sulit diukur dan ditentukan dan sangat tergantung pada
pertimbangan (judgment) dari auditor. Keadaan tersebut
26
mengidentifikasikan bahwa dalam suatu audit dibutuhkan akurasi
prosedur-prosedur audit yang tinggi untuk mengetahui atau bila mungkin,
meminimalkan unsur resiko dalam suatu audit.
Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa audit
judgment adalah pertimbangan audit yang berhubungan dengan
materialitas dan resiko, dimana jika terjadi kekeliruan pertimbangan audit
atas materialitas akan menimbulkan resiko audit sehingga terjadi
kekeliruan dalam menyatakan opini atas laporan keuangan.
5. Pengalaman
Definisi pengalaman adalah pengetahuan atau keahlian yang
diperoleh dari suatu peristiwa melalui pengamatan langsung ataupun
berpartisipasi dalam peristiwa tersebut (Sukendra et al., 2015).
Arens menyebutkan:
Auditor harus menjalani pendidikan formal dibidang
akuntansi, pengalaman praktis yang cukup banyak dalam bidang
kerja yang dilakukannya, serta pendidikan profesi yang
berkelanjutan. Auditor harus memiliki kualifikasi teknis serta
berpengalaman dalam industri-industri yang mereka audit (Arens,
2003).
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi berperilaku baik dari pendidikan formal maupun
non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa
seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi (Adrian,
2013).
27
Pengalaman kerja seseorang akan menunjukan jenis-jenis pekerjaan
yang pernah dilakukannya dan memberikan peluang yang lebih besar
baginya untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Jika seseorang
memasuki karir sebagai akuntan publik, ia harus lebih dahulu mencari
pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih
berpengalaman. Bahkan agar akuntan yang baru (junior) selesai
menempuh pendidikan formalnya dapat segera menjalani latihan teknis
dalam profesinya, pemerintah mengisyaratkan pengalaman kerja di
bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit 1000 (seribu)
jam dalam 5 (lima) tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam
diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum,
yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP bagi akuntan yang
ingin memperoleh izin praktik dalam profesi akuntan publik (Peraturan
Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 Tanggal 05 Februari 2008).
Pengalaman menjadi indikator penting bagi kualifikasi profesional
seorang auditor. Pengalaman audit adalah pengalaman yang diperoleh
auditor selama melakukan proses audit laporan keuangan baik dari segi
lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani.
Auditor yang telah memiliki banyak pengalaman tidak hanya akan
memiliki kemampuan untuk menemukan kekeliruan (error) atau
kecurangan (fraud) yang tidak lazim yang terdapat dalam laporan
keuangan tetapi juga auditor tersebut dapat memberikan penjelasan yang
28
lebih akurat terhadap temuannya tersebut dibandingkan dengan auditor
yang masih dengan sedikit pengalaman (Sukendra et al., 2015).
Cara memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama
melakukan pemeriksaan antara auditor yang berpengalaman dengan yang
kurang berpengalaman akan berbeda, demikian halnya dalam
memberikan kesimpulan audit terhadap obyek yang diperiksa (Wahyudi
et al., 2014).
Butt (1988) dalam Adrian (2013) memperlihatkan dalam
penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat
judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya,
daripada auditor yang kurang berpengalaman. Serta Pengalaman dari
banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit akan memberikan suatu
pengalaman yang lebih bervariasi dan bermanfaat untuk meningkatkan
pengetahuan dan keahlian auditor. Auditor yang memilki banyak
pengalaman dalam melakukan audit akan lebih baik dalam memberikan
opini audit (Sabrina & Januarti, 2012).
Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengalaman adalah suatu hal yang dapat dijadikan pembelajaran bagi
seorang auditor dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga auditor
dapat memiliki kemampuan yang lebih dalam menemukan kekeliruan
(error) atau kecurangan (fraud) yang tidak lazim yang terdapat dalam
laporan keuangan.
29
6. Opini Audit
Opini audit merupakan final report atas audit yang dilakukan.
Dengan pemberian opini oleh auditor sesuai kode etik yang berlaku, tentu
ini akan membawa citra positif bagi masyarakat dan dunia usaha.
Perusahaan yang mendapat opini unqualified secara konsisten atas
laporan keuangan perusahaan akan memberi keyakinan masyarakat untuk
mempercayai pengelola dananya secara pasti (Surfeliya et al., 2014).
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik yang berbasis
International Standard on Audits (ISA) (SA 700 dan SA 705), ada
duabentuk opini audit, yaitu:
a. Opini tanpa modifikasian
Opini yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor menyimpulkan
bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Laporan audit harus menyatakan bahwa audit dilaksanakan
berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (“IAPI”). Laporan auditor juga harus menjelaskan
bahwa standar tersebut mengharuskan auditor untuk mematuhi
ketentuan etika dan bahwa auditor merencanakan dan melaksanakan
audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.
Ketika laporan keuangan disusun berdasarkan suatu kerangka
penyajian wajar, penjelasan tentang audit dalam laporan auditor harus
30
merujuk pada “penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan
entitas.”
Laporan auditor harus menyatakan bahwa auditor meyakini bahwa
bukti audit yang telah diperoleh oleh auditor sudah cukup dan tepat
untuk menyediakan suatu basis bagi opiniauditor.
b. Opini modifikasian
Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika:
1) Auditor menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang
diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari
kesalahan penyajian material; atau
2) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan
bebas dari kesalahan penyajian material.
Ada tiga jenis opini modifikasian, yaitu:
1) Opini wajar dengan pengecualian
Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian
ketika:
(a) Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara
individual maupun secara agregasi, adalah material, tetapi
tidak pervasif, terhadap laporan keuangan; atau
(b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat yang mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan
31
bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak
terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat
material, tetapi tidak pervasif.
Ketika auditor menyatakan suatu opini wajar dengan
pengecualian karena terdapat kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan, auditor harus menyatakan dalam paragraf opini
bahwa, menurut opini auditor, kecuali untuk dampak hal-hal yang
dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan
Pengecualian:
(a) Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka
penyajian wajar; atau
(b) Laporan keuangan telah disusun, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka kepatuhan.
2) Opini tidak wajar
Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor,
setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,
menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual
maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap
laporan keuangan.
Ketika auditor menyatakan suatu opini tidak wajar, auditor harus
32
menyatakan dalam paragraf opini bahwa, menurut opini auditor,
karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis
untuk Opini Tidak Wajar:
(a) Laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika
melaporkan berdasarkan kerangka penyajian wajar; atau
(b) Laporan keuangan tidak disusun, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka kepatuhan.
3) Opini tidak menyatakan pendapat
Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika auditor tidak
dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang
mendasari opini, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan
dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap
laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.
Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika, dalam kondisi
yang sangat jarang yang melibatkan banyak ketidakpastian,
auditor menyimpulkan bahwa, meskipun telah memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut,
auditor tidak dapat merumuskan suatu opini atas laporan
keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian
tersebut dan kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastian
tersebut terhadap laporan keuangan.
33
Ketika auditor tidak menyatakan pendapat karena
ketidakmampuannya untuk memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat, auditor harus menyatakan dalam paragraf opini bahwa:
(a) Karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf
Basis untuk Opini Tidak Menyatakan Pendapat, auditor tidak
dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
menyediakan suatu basis bagi opini audit, danoleh karena itu;
(b) Auditor tidak menyatakan opini atas laporan keuangan.
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1
34
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Putu Sukendra,
Gede Adi
Yuniarta,
Anantawikrama
Tungga Atmadja
(2015)
Pengaruh
Skeptisme
Profesional,
Pengalaman
Auditor, dan
Keahlian Audit
terhadap
Ketepatan
Pemberian Opini
oleh Auditor
Jenis data primer.
Variabel
pengalaman dan
keahlian audit.
Populasi dalam
penelitian ini adalah
semua auditor yang
bekerja pada Inspektorat
Kabupaten Buleleng,
Kabupaten Bangli dan
Kabupaten Karangasem.
Tidak ada variabel audit
judgment dan skeptisme
profesional.
Skeptisme profesional,
pengalaman auditor, keahlian
audit berpengaruh signifikan
positif terhadap ketepatan
pemberian opini olehauditor
secara parsial.
2 Andra Maria
Achim (2014)
Proffesional
Judgment The
Key to A
Succesful Audit
Variabel judgment
dan opini audit.
Metodologi penelitian
kualitatif. Tidak terdapat
variabel keahlian audit
dan pengalaman.
Proffesional judgment
berpengaruh terhadap opini
audit.
3 Dwi Putra
Wahyudi,
Emrinaldi Nur
DP, dan Julita
Saidi (2014)
Hubungan Etika
Profesi, Keahlian,
Pengalaman, dan
Situasi Audit
dengan Ketepatan
Pemberian Opini
Jenis data primer.
Variabel keahlian
dan pengalaman.
Populasi dan sampel:
auditor yang terdaftar
pada Direktori IAPI
tahun 2013 di kota
Batam, Pekanbaru, dan
Palembang, tidak
Etika profesi, keahlian, dan
pengalaman memiliki hubungan
langsung dengan ketepatan
pemberian opini akuntan publik.
Pertimbangan materialitas
menunjukkan bahwa etika
Bersambung pada halaman berikutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
dalam Audit
Laporan
Keuangan melalui
Pertimbangan
Materialitas dan
Skeptisisme
Profesional
Auditor
terdapat variabel etika
profesi, dan situasi audit
serta variabel mediasinya
adalah pertimbangan
materialitas, skeptisisme
profesional auditor dan
audit judgment.
profesi dan skeptisisme
profesional memiliki hubungan
dengan ketepatan opini akuntan
publik dan pengujian dengan
mediasi skeptisisme profesional
auditor menunjukkan bahwa
variabel etika dan situasi audit
yang memiliki hubungan
signifikan terhadap ketepatan
pemberian opini.
4 Fanny Surfeliya,
Andreas, dan
Yusralaini
(2014)
Pengaruh
Skeptisisme
Profesional,
Situasi Audit,
Kompetensi,
Etika Audit,
Pengalaman dan
Keahlian Audit
terhadap
Ketepatan dalam
Pemberian Opini
Jenis data primer.
Variabel keahlian
audit, dan
pengukuran variabel
menggunakan skala
likert.
Populasi: auditor yang
bekerja pada Badan
Pemeriksaan Keuangan
(BPK) dan tidak terdapat
variabel skeptisisme
profesional, situasi audit,
kompetensi, etika audit
dan audit judgment.
Skeptisisme profesional
berpengaruh signifikan terhadap
ketepatan dalam memberikan
pendapat auditor. Dan situasi
audit, kompetensi, etika,
pengalaman dan keahlian audit
mempunyai hubungan yang tidak
signifikan terhadap ketepatan
dalam memberikan pendapat
auditor.
Bersambung pada halaman berikutnya
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
oleh Auditor BPK
5 Arfin Adrian
(2013)
Pengaruh
Skeptisme
Profesional,
Etika,
Pengalaman, dan
Keahlian Audit
terhadap
Ketepatan
Pemberian Opini
oleh Auditor
Jenis data primer.
Variabel
pengalaman dan
keahlian audit.
Populasi dan sampel:
auditor yang bekerja
pada BPK-RI Perwakilan
Provinsi Riau. Tidak ada
variabel audit judgment,
skeptisme profesional
auditor, dan etika.
Skeptisme profesional,etika,
pengalaman, dan keahlian audit
berpengaruh signifikan positif
terhadap ketepatan pemberian
opini oleh auditor BPK
Perwakilan Provinsi Riau.
6 Hamideh
Daneshmandi
Bafqi,
Mahmood
MoeinAddin
and Abbas
AlaviRad (2013)
The Relationship
between Auditor’s
Characteristics
and Audit Quality
Terdapat variabel
keahlian audit.
Jenis data sekunder.
Populasi: Perusahaan
non-keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek
Teheran. Variabel
kualitas audit.
Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara
audit tenure dan kualitas audit.
Selain itu, terdapat hubungan
yang signifikan antara keahlian
audit dan kualitas audit.
7 A. A. Istri Dewi
Rharasati
I. D. G. Dharma
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Jenis data primer.
Variabel
pengalaman.
Populasi: Auditor yang
bekerja di Kantor
Akuntan Publik di Bali
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, etika profesi, komitmen
profesional, pengalaman kerja,
Bersambung pada halaman berikutnya
37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
Suputra (2013) Auditor dalam
Pengambilan
Keputusan untuk
Memberikan
Opini Audit
yang tergabung dalam
Institut Akuntan Publik
Indonesia. Tidak ada
variabel audit judgment,
etika profesi, komitmen
profesional, dan
indepedensi auditor.
dan indepedensi auditor
berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan untuk
memberikan opini audit pada
Kantor Akuntan Publik di Bali.
8 Silky Raditya
Siregar (2012)
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Pertimbangan
Opini Auditor
atas Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah Istimewa
Yogyakarta
Jenis data primer.
Variabel keahlian
audit dan audit
judgment.
Pengukuran variabel
menggunakan skala
likert.
Populasi: auditor yang
bekerja pada Kantor
Badan Pengawasan
Keuangan (BPK)
Perwakilan Provinsi
Daerah Istimewa
Yogyakarta. Tidak ada
variabel independensi
dan lingkup audit.
Independensi, keahlian audit,
lingkup audit, dan audit
judgment secara simultan
mempengaruhi pertimbangan
opini audit. Secara parsial
independensi, keahlian audit,
lingkup audit, audit judgment
berpengaruh terhadap
pertimbangan opini audit.
9 Rr. Sabrina K.
Indira Januarti
(2012)
Pengaruh
Pengalaman,
Keahlian, Situasi
Audit, Etika, dan
Populasi dalam
penelitian ini adalah
para auditor yang
bekerja di Kantor
Tidak terdapat variabel
situasi audit, etika,
gender dan audit
judgment.
Penelitian ini memberikan bukti
bahwa gender dan situasi audit
berpengaruh positif dengan
ketepatan pemberian opini
Bersambung pada halaman berikutnya
38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
Gender terhadap
Ketepatan
Pemberian Opini
Auditor melalui
Skeptisisme
Profesional
Auditor
Akuntan Publik di
Jakarta. Variabel
pengalaman dan
keahlian audit.
auditor melalui skeptisisme
profesional auditor. Sedangkan
faktor lainnya pengalaman,
keahlian, situasi dan etika tidak
berpengaruh langsung terhadap
ketepatan pemberian opini.
10 Burcu Adiloğlu
dan
Bengu Vuran,
(2011)
A Multicriterion
Decision Support
Methodology For
Audit Opinions:
The Case Of
Audit Reports Of
Distressed Firms
In Turkey
Variabel opini audit. Jenis data sekunder.
Menggunakan analisis
regresi logistik untuk
menguji model akan
keputusan opini audit.
Sampel perusahaan yang
mengalami kesulitan
keuangan yang
beroperasi di sektor
manufaktur di Bursa
Efek Istanbul (ISE)
antara periode 1998-
2006.
Opini audit perusahaan yang
bermasalah menunjukkan bahwa
auditor gagal untuk
mengeluarkan opini-opini audit
yang tepat pada laporan audit
satu tahun sebelum kegagalan.
Bersambung pada halaman berikutnya
39
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
11 Ferdinand A.
Gul,
DonghuiWu,
and Zhifeng
Yang (2011)
Do Individual
Auditors Affect
Audit Quality?
Evidence from
Archival Data
Jenis data primer.
Terdapat variabel
pengalaman.
Variabel kualitas audit.
Menggunakan metode
regresi least trimmed
squares (LTS).
Hasil ini menunjukkan bahwa
karakteristik individu auditor
dapat mempengaruhi penilaian
dan keputusan mereka, akhirnya
menerjemahkan ke dalam variasi
dalam kualitas audit pada setiap
individu auditor.
12 Maghfirah Gusti
dan Syahril Ali
(2008)
Hubungan
Skeptisme
Profesional
Auditor dan
Situasi Audit,
Etika,
Pengalaman serta
Keahlian Audit
dengan Ketepatan
Pemberian Opini
oleh Akuntan
Publik
Jenis data primer.
Variabel
pengalaman dan
keahlian audit.
Populasi dan sampel:
partner dan auditor senior
yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik yang ada
di Sumatera. Tidak
terdapat variabel
skeptisme profesional
dan situasi audit, etika
dan audit judgment.
Skeptisme profesional memiliki
hubungan yang signifikan
dengan ketepatan pemberian
opini oleh akuntan publik.
Sementara itu, hanya situasi
audit yang memiliki hubungan
yang signifikan dengan ketepatan
pemberian opini oleh akuntan
publik. Tiga variabel lainnya
(etika, pengalaman dan keahlian
audit) mempunyai hubungan
yang tidak signifikan dengan
ketepatan pemberian opini oleh
akuntan
Bersambung pada halaman berikutnya
40
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
publik.
13 Ida Suraida
(2005)
Pengaruh Etika,
Kompetensi,
Pengalaman
Audit dan Risiko
Audit terhadap
Skeptisisme
Profesional
Auditor dan
Ketepatan
Pemberian Opini
Akuntan Publik
Jenis data primer.
Variabel
pengalaman.
Populasi: para auditor
yang berhak
menandatangani laporan
akuntan. Tidak terdapat
variabel keahlian audit
dan audit judgment.
Etika, kompetensi, pengalaman
audit, risiko audit dan
skeptisisme professional auditor
secara parsial maupun simultan
berpengaruh positif terhadap
ketepatan pemberian opini
akuntan publik.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
41
Keahlian
Audit
(X1)
Audit
Judgment
(X2)
Ketepatan
Pemberian
Opini oleh
Akuntan
Publik
(Y)
Pengalaman
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1
GAP
Pengaruh Keahlian Audit dan Audit Judgment terhadap Ketepatan
Pemberian Opini oleh Akuntan Publikdengan Pengalaman sebagai Variabel
Moderating
Basis Teori : Theory of Planned Behavior dan Teori Atribusi
Variabel Dependen
Teori : Auditor Harus
Mematuhi Standar
Profesional Akuntan
Publik (SPAP)
Praktik : Masih
Terdapat Auditor yang
Tidak Mematuhi
Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP)
Variabel Independen Variabel Moderating
42
Keahlian
Audit
(X1)
Audit
Judgment
(X2)
Ketepatan
Pemberian
Opini oleh
Akuntan
Publik
(Y)
Pengalaman
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Regresi Berganda
Regresi Moderate
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
Metode Analisis :Regresi
Variabel Independen Variabel Dependen Variabel Moderating
43
D. Perumusan Hipotesis
1. Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan
Publik
Keahlian audit adalah kemampuan auditor dalam melaksanakan
pekerjaan yang diberikan serta jarang terjadinya kesalahan dalam
melakukan pekerjaan yang diberikan. Dengan banyaknya pengetahuan
yang didapat dari belajar baik formal maupun non formal, pelatihan yang
memadai, serta banyaknya pengalaman dalam bidang audit, maka
keahlian audit dapat terus meningkat. Dengan keahlian audit yang terus
meningkat, maka kegagalan auditor dalam memberikan dalam laporan
audit dapat diminimalisasi.
Penelitian yang dilakukan oleh DaneshmandiBafqi et al. (2013)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keahlian
audit dan kualitas audit. Dengan keahlian audit, auditor lebih mampu
mengenai dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan perusahaan
serta mampu untuk menemukan dan melaporkan salah saji material dalam
laporan audit atas laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi et al. (2014) menyatakan
bahwa keahlian memiliki hubungan langsung dengan ketepatan
pemberian opini akuntan publik. Hasil penelitian tersebut konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2013) yang
menyatakan bahwa keahlian audit berpengaruh signifikan positif terhadap
ketepatan pemberian opini oleh auditor dan penelitian yang dilakukan
44
oleh Sukendra et al. (2015) menyatakan bahwa keahlian audit
berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh
auditor. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin banyak keahlian yang
dimiliki oleh auditor, maka dalam pemeriksaan dan pemberian opini oleh
auditor semakin handal dan akurat.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Surfeliya et al. (2014)
menyatakan bahwa keahlian audit tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Hasil penelitian tersebut
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Gusti & Ali (2008) yang
menyatakan bahwa keahlian audit mempunyai hubungan yang tidak
signifikan dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik
serta penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2012), Sabrina & Januarti
(2012) yang menyatakan bahwa keahlian audit tidak berpengaruh
terhadap ketepatan pemberian opini.
Berdasarkan ketidakkonsistenan dari penelitian-penelitian tersebut,
maka keterkaitan antara keahlian audit dengan ketepatan pemberian opini
audit dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:
H1: Keahlian audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian
opini oleh akuntan publik.
2. Audit Judgment dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan
Publik
Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap
seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat
45
atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit
judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Auditor harus
menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menentukan hal-hal
yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik dalam pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Pertimbangan profesional tersebut diantaranya berkaitan dengan
gangguan terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil pemeriksaan
sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan dengan
tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan profesionalnya
terhadap prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk menilai salah saji
material dan mempertimbangkan pengendalian intern dari entitas yang
diperiksa (Praditaningrum & Januarti, 2012).
Ríos-figueroa & Cardona (2013)dalam penelitiannya menyatakan
bahwa auditor menggunakan pertimbangan profesional (professional
judgment) dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk
mengeluarkan pendapat atas kewajaran laporan keuangan entitas bisnis
serta Idris (2012) dalam Ariyantini et al. (2014) menyatakan bahwa dalam
setiap proses audit digunakan judgment. Ketepatan judgment auditor akan
mempengaruhi kualitas hasil audit dan opini auditor.
Penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2012) menyatakan bahwa
adanya pengaruh audit judgment terhadap pertimbangan pemberian opini.
Hasil Penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Achim (2014) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh
46
pertimbangan profesional (professional judgment) dalam opini audit.
Menggunakan proffesional juugement dalam melaksanakan tugas audit
merupakan hal wajib bagi auditor. Dengan adanya pertimbangan
profesional (professional judgment), auditor akan terhindar dari kesalahan
dalam mengeluarkan opini atas laporan keuangan. Mengeluarkan
pendapat yang salah pada laporan keuangan dapat mengakibatkan
hilangnya reputasi, litigasi dan kerugian finansial bagi perusahaan audit
(Kantor Akuntan Publik).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka keterkaitan antara audit
judgment dengan ketepatan pemberian opini audit dapat dirumuskan
dalam hipotesis sebagai berikut:
H2: Audit judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian
opini oleh akuntan publik.
3. Pengalaman dalam Memoderasi Keahlian Audit terhadap Ketepatan
Pemberian Opini oleh Akuntan Publik
Pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit akan
memberikan suatu pengalaman yang lebih bervariasi dan bermanfaat
untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian auditor. Auditor yang
memilki banyak pengalaman dalam melakukan audit akan lebih baik
dalam memberikan opini audit (Sabrina & Januarti, 2012).
Ashton (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa keahlian
akan lebih baik jika auditor memiliki pengetahuan dan pengalaman. Dari
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa auditor yang memiliki
47
pengetahuan melalui pengalaman memiliki tingkat kesalahan yang lebih
sedikit dalam melaksanakan tugasnya dibandingkan dengan auditor yang
kurang berpengalaman.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi et al. (2014) menyatakan
bahwa pengalaman dapat mempengaruhi auditor dalam menyatakan
pendapat atas laporan keuangan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
penelitian yang dilakukan Gul et al. (2011) yang menyatakan bahwa
karakteristik individu auditor seperti latar belakang pendidikan dan
pengalaman dapat mempengaruhi penilaian dan keputusan mereka,
akhirnya menerjemahkan ke dalam variasi dalam kualitas audit pada
setiap individu auditor serta penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2013)
yang menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh signifikan positif
terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Pengalaman membuat
seorang auditor menjadi semakin handal dalam melakukan audit sehingga
mereduksi kemungkinan-kemungkinan kesalahan saat proses auditing dan
pada akhirnya menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan ketepatan
opini yang lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, diduga bahwa
pengalaman merupakan variabel moderating antara keahlian audit dan
ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Oleh karena itu, hipotesis
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
H3: Pengalaman dapat memoderasi pengaruh keahlian audit
terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.
48
4. Pengalaman dalam Memoderasi Audit Judgment terhadap Ketepatan
Pemberian Opini oleh Akuntan Publik
Butt (1988) dalam Adrian (2013) memperlihatkan dalam
penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat
judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya,
daripada auditor yang kurang berpengalaman.
Ríos-figueroa & Cardona (2013) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa auditor independen menggunakan professional judgment untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menentukan apakah
laporan keuangan suatu entitas menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan
prinsip akuntansi yang baik yang berlaku umum. Dalam Ríos-figueroa &
Cardona (2013) terdapat beberapa studi yang telah mengaitkan
pengalaman tingkat auditor dengan professional judgment mereka dan
kemampuan untuk membuat keputusan. Auditor yang lebih
berpengalaman memiliki kemudahan dalam menjelaskan judgment
mereka dari auditor yang kurang berpengalaman.
Hamilton dan Wright (1982) dalam Ríos-figueroa & Cardona (2013)
menemukan bahwa meskipun pengalaman memiliki peran penting dalam
pengambilan keputusan, perannya lebih signifikan dalam konteks
keputusan kurang terstruktur. Bedard (1989) meninjau literatur tentang
pengalaman dalam audit dan membandingkan pendekatan kognitif dengan
pendekatan perilaku. Menurut pendekatan kognitif, proses berpikir dan
49
mengetahui yang menentukan perilaku manusia; pendekatan perilaku
menunjukkan bahwa faktor eksternal adalah apa yang menentukan
perilaku. Menggunakan pendekatan kognitif, Bedard (1989) mencatat
bahwa akan ada perbedaan pengetahuan antara auditor yang lebih
berpengalaman dan kurang auditor berpengalaman. Dia juga menyatakan
bahwa perbedaan-perbedaan ini dapat menyebabkan auditor yang lebih
berpengalaman untuk menggunakan proses pengambilan keputusan yang
berbeda dari kurang auditor berpengalaman. Namun, dengan
menggunakan pendekatan perilaku, Bedard (1989) menjelaskan bahwa
auditor yang berpengalaman tidak berperilaku berbeda dari auditor yang
kurang berpengalaman.
Auditor berpengalaman dapat mencapai kesimpulan yang tepat dan
lebih cepat daripada auditor yang kurang berpengalaman. Davis (1996)
menemukan bahwa kemampuan untuk mengenali dan memilih informasi
yang relevan dalam proses judgment yang kompleks berbeda antara
peningkatan kinerja yang dicapai oleh mereka yang membuat keputusan
dan mereka yang memiliki pengalaman. Davis (1996) menyimpulkan
bahwa auditor yang berpengalaman akan lebih selektif terhadap informasi
yang relevan. Selain itu, auditor yang lebih berpengalaman menunjukkan
konsistensi yang lebih besar antara respon mereka terhadap informasi
yang relevan dan tanggapan mereka terhadap judgment awal mereka dari
risiko pengendalian; karena informasi yang kurang relevan dan judgment
dalam waktu kurang berasal dari auditor yang kurang berpengalaman.
50
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukendra et al. (2015)
menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh signifikan positif
terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Seorang auditor
sangatlah penting untuk memiliki pengalaman yang cukup memadai
karena semakin tinggi pengalaman maka hasil pengauditan yang
dilakukan akan semakin akurat juga. Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Rharasati & Suputra (2013) yang
menyatakan bahwa pengalaman kerja auditor berpengaruh positif
terhadap pengambilan keputusan untuk memberikan opini audit. Ini
berarti bahwa, semakin tinggi pengalaman kerja seorang auditor maka
semakin tinggi ketepatan pengambilan keputusan untuk memberikan
opini audit serta Suraida (2005) yang menyatakan bahwa pengalaman
audit berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini akuntan
publik.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, diduga bahwa
pengalaman merupakan variabel moderating antara audit judgment dan
ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Oleh karena itu, hipotesis
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
H4: Pengalaman dapat memoderasi pengaruh audit judgment
terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu keahlian
audit dan audit judgment terhadap variabel dependen, yaitu ketepatan
pemberian opini oleh akuntan publik dengan pengalaman sebagai variabel
moderating. Populasi penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada
kantor akuntan publik yang berada di wilayah DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada
kantor akuntan publik wilayah DKI Jakarta. Metode pemilihan sample dalam
penelitian ini adalah metode convenience sampling yaitu istilah umum yang
mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden dimana unit sampel
yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur
dan bersifat kooperatif (Hamid, 2012:28)
Metode pemilihan sampel yang digunakan dimaksudkan untuk
mengantisipasi adanya kemungkinan tidak didapatkannya jawaban dari para
auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di
wilayah DKI Jakarta. Hal lain yang dianggap penting adalah jumlah data
yang terkumpul, agar tetap dapat memenuhi kriteria pengolahan data.
52
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdapat dua cara yaitu
penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti diperoleh
melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang
berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada
penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor eksternal
yang bekerja pada kantor akuntan publik. Data diperoleh dengan
mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan publik secara langsung
ataupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi dari auditor yang berkerja pada KAP sebagai
responden dalam penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator
variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan
kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai responden.
53
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Berikut ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Keahlian Audit (X1)
Keahlian adalah keterampilan dari seorang ahli, dimana ahli
didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan
tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang
diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Seorang yang ahli adalah orang
yang dengan ketrampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah,
cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan
(Sukendra et al., 2015).
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan
oleh Adrian (2013) dan Sukendra et al. (2015). Pengukuran keahlian
audit dengan menggunakan skala interval (likert) 5 poin dari sangat
setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sampai sangat tidak
setuju (1).
2. Audit Judgment (X2)
Menurut Siregar (2012) audit judgment adalah kebijakan auditor
dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu
pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu
objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. Proses judgment
tergantung pada kedatangan informasi yang terus menerus, sehingga
dapat mempengaruhi pilihan dan cara pilihan tersebut dibuat. Setiap
54
langkah dalam proses incremental judgment, jika informasi terus
menerus datang akan muncul pertimbangan baru dan keputusan atau
pilihan baru.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan
oleh Herliansyah & Ilyas (2006), Jamilah et al. (2007) dan Yustrianthe
(2012). Pengukuran audit judgment dengan menggunakan skala interval
(likert) 5 poin dari sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2),
sampai sangat tidak setuju (1).
3. Pengalaman (X3)
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi berperilaku baik dari pendidikan formal maupun
non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa
seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi (Adrian,
2013).
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan
oleh Adrian (2013) dan Sukendra et al. (2015). Pengukuran pengalaman
dengan menggunakan skala interval (likert) 5 poin dari sangat setuju (5),
setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sampai sangat tidak setuju (1).
4. Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y)
Opini audit merupakan final report atas audit yang dilakukan.
Dengan pemberian opini oleh auditor sesuai kode etik yang berlaku, tentu
ini akan membawa citra positif bagi masyarakat dan dunia usaha.
Perusahaan yang mendapat opini unqualified secara konsisten atas
55
laporan keuangan perusahaan akan memberi keyakinan masyarakat untuk
mempercayai pengelola dananya secara pasti (Surfeliya et al., 2014).
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan
oleh Adrian (2013). Pengukuran ketepatan pemberian opini oleh akuntan
publik dengan menggunakan skala interval (likert) 5 poin dari sangat
setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sampai sangat tidak
setuju (1).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Keahlian
auditor (X1)
(Sumber:
Adrian
(2013) dan
Sukendra et
al. (2015))
1. Pengetahuan tentang standar
pemeriksaan yang berlaku.
1 & 2 Interval
2. Pengetahuan umum tentang
lingkungan entitas.
3
3. Keterampilan berkomunikasi
secara jelas dan efektif. 4
4. Kemampuan yang memadai
untuk pemeriksaan yang
dilaksanakan.
5
5. Kemahiran profesional dalam
melaksanakan tugas. 6
6. Keterampilan dan
pengetahuan. 7
Audit
Judgment
(X2)
(Sumber :
Herliansyah
& Ilyas
(2006),
Jamilah et al.
(2007) dan
Yustrianthe
(2012)
1. Pemahaman terhadap sistem
pengendalian internal. 8
Interval
2. Penentuan strategi audit. 9
3. Kebijakan mengenai
materialitas. 10
4. Penentuan prosedur audit. 11, 12 & 13
5. Kebijakan dalam menentukan
bukti. 14
6. Struktur audit dalam
pelaksanaan prosedur audit. 15
7. Resiko audit. 16
8. Kurangnya informasi dalam
menjalankan tugas. 17
Bersambung pada halaman selanjutnya
56
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
9. Proses konfirmasi. 18
10. Penemuan salah saji material. 19 & 20
Pengalaman
(X3)
(Sumber :
Adrian (2013)
dan Sukendra
et al. (2015))
1. Auditor telah menjalani
pendidikan formal di bidang
auditing dan akuntansi.
21
Interval
2. Memiliki pengetahuan yang
cukup banyak dalam bidang
kerja yang dilakukan.
22
3. Telah menjalani profesi yang
berkelanjutan. 23
4. Memiliki kualifikasi teknis
dalam mengaudit suatu
industri.
24 & 25
5. Mampu mendeteksi dan
mengatasi masalah. 26
6. Mampu memberikan
penjelasan yang lebih akurat. 27
Ketepatan
pemberian
opini oleh
akuntan publik
(Sumber :
Adrian 2013)
1. Seberapa banyak auditor
memberikan respon yang
benar dari setiap pekerjaan
audit.
28
Interval
2. Kualitas keputusan yang
diambil. 29
3. Kompleksitas kerja atau
tingkat kerumitan pekerjaan. 30 & 31
4. Berkordinasi dengan bagian
lain. 32
5. Kepatuhan auditor untuk
melaksanakan standar yang
telah ditetapkan.
33
6. Kepatuhan auditor terhadap
etika profesionalnya. 34
7. Memahami objek audit dan
peraturan terbaru. 35 & 36
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
57
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data,
uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2013:19).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52). Pengujian
validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation
yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh
dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang
didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh
adalah valid (Ghozali, 2013:55).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
58
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2013:47).
Ghozali (2013:48) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang
akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda,
dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan
jawabannya.
2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya
hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan.
Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian
Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach Alpha>0,07 (Ghazali, 2013:48).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan atas data primer ini yaitu uji
multikolonieritas, uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013:105). Deteksi
59
ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat
dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance.
Regresi bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF<10 dan nilai
tolerance>0,10 (Ghozali, 2013:108).
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model
regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal
Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika
gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar
garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis
diagonal (Santoso, 2004:212).
Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data
juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi
dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti
data normal.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
60
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika
tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013:139).
Penelitian ini juga menggunakan uji Glejser untuk menguji
heteroskedastisitas. Uji statistik ini dapat lebih menjamin keakuratan
hasil. Kriteria dari uji Glejser adalah apabila nilai t statistik dari
seluruh variabel masing-masing memiliki nilai p value>0.005,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian variabel tersebut tidak
mengalami masalah heteroskedastisitas dan data tersebut dapat
dikatakan bersifat homoskedastisitas (Ghazali 2013:143).
4. Uji Hipotesis
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda
Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar
variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen
yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:163).
Persamaan regresi ganda dirumuskan:
Y = a+b1X1+b2X2+e
61
Dimana:
Y = Ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Keahlian Audit
X2 = Audit Judgment
e = Error
1) Uji Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghazali,
2013:97). Hasil uji koefisien determinasi (R2) menjelaskan
seberapa besar kemampuan model atau interaksi antara keahlian
audit dan audit judgment (variabel independen) dalam
menjelaskan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
(variabel dependen).
2) Uji Statistik t
Uji statistik t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghazali, 2013:98). Hipotesis
alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut:
Ha: Masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen
62
Ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui
dengan membandingkan nilai signifikannya dengan derajat
kepercayaannya. Apabila tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05
maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika tingkat
signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Bila Ha
diterima dan Ho ditolak berarti ada hubungan signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali,
2013:99).
3) Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghazali, 2013:98).
Dengan membandingkan probabilitas (pada tabel anova tertulis
Sig) dengan taraf nyata (0,005 atau 0,01)
Jika probabilitas>0,05 maka model ditolak
Jika probabilitas<0,05 maka model diterima
b. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate (Moderated
Regression Analysis - MRA)
Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression
Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear
dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi
dengan rumus persamaannya (Ghozali, 2013:229) sebagai berikut:
63
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 (X1X2) + e
Pengalaman (X3) dapat memoderasi pengaruh keahlian audit
(X1) terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
(Y).
Y = a + b1X1 + b2X3 + b3 (X1X3) + e
Dimana:
Y = Ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Keahlian Audit
X3 = Pengalaman
X1X3 = Variabel perkalian antara Keahlian Audit dengan
Pengalaman yang menggambarkan pengaruh variabel
moderating Pengalaman terhadap hubungan Keahlian
Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan
Publik
e = Error
Hasil uji koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali,
2013:97). Acuan yang menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2
menurut Sugiyono (2010:231) adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,199: Sangat Rendah
64
0,20 – 0,399: Rendah
0,40 – 0,599: Sedang
0,60 – 0,799: Kuat
0,80 – 1,000: Sangat Kuat
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98).
Hipotesis alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut:
Ha: Pengalaman (X3) dapat memoderasi pengaruh keahlian audit
(X1) terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
(Y)
Menurut Santoso (2004:168) dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima
atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen
atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
65
Pengalaman (X3) dapat memoderasi pengaruh audit judgment
(X2) terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
(Y).
Y = a + b1X2 + b2X3 + b3 (X2X3) + e
Dimana:
Y = Ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X2 = Audit Judgment
X3 = Pengalaman
X2X3 = Variabel perkalian antara Audit Judgment dengan
Pengalaman yang menggambarkan pengaruh variabel
moderating Pengalaman terhadap hubungan Audit
Judgment dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh
Akuntan Publik
e = Error
Hasil uji koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali,
2013:97). Acuan yang menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2
menurut Sugiyono (2010:231) adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,199: Sangat Rendah
0,20 – 0,399: Rendah
66
0,40 – 0,599: Sedang
0,60 – 0,799: Kuat
0,80 – 1,000: Sangat Kuat
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98).
Hipotesis alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut:
Ha: Pengalaman (X3) dapat memoderasi pengaruh audit judgment
(X2) terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
(Y).
Menurut Santoso (2004:168) dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima
atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen
atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
67
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI
Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner,
manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang
melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden dan
secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja
pada KAP di wilayah DKI Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor
Akuntan Publik 2015 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan
mulai tanggal 02 Desember 2015 hingga 22 Januari 2016.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 17 KAP dari keseluruhan KAP
yang berada di wilayah DKI Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah
115 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 107
kuesioner atau 93,04%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 8 buah
atau 6,96%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 63 buah atau 54,78%,
sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi
68
kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden
sebanyak 44 buah atau 38,26%. Gambaran mengenai data sampel disajikan
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 115 100%
2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 8 6,96%
3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 44 38,26%
4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 63 54,78%
Sumber: Data primer yang diolah
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada
KAP di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2015
yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Berikut ini
adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari
jenis kelamin, usia, posisi terakhir, pendidikan terakhir, dan pengalaman
kerja responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer yang diolah
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 34 54,0 54,0 54,0
Perempuan 29 46,0 46,0 100,0
Total 63 100,0 100,0
69
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sekitar 34 orang atau 54%
responden didominasi oleh jens kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar
29 orang atau 46% responden berjenis kelamin perempuan.
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
S
u
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada kantor
akuntan publik sebanyak 3 responden atau 4,8% berusia 40-44 tahun.
Responden yang berusia 45-49 tahun sebanyak 4 responden atau 6,3%,
yang berusia 30-34 tahun sebanyak 5 responden atau 7,9%, yang
berusia 35-39 tahun sebanyak 6 responden atau 9,5%, yang berusia 20-
24 tahun sebanyak 18 responden atau 28,6%. Mayoritas responden yang
bekerja di kantor akuntan publik berusia 25-29 tahun yaitu sebanyak 27
responden atau 42,9%.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 20-24 18 28,6 28,6 28,6
25-29 27 42,9 42,9 71,4
30-34 5 7,9 7,9 79,4
35-39 6 9,5 9,5 88,9
40-44 3 4,8 4,8 93,7
45-49 4 6,3 6,3 100,0
Total 63 100,0 100,0
70
c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan posisi terakhir
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
S
S
u
b
S
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 31
orang atau sebesar 49,2% menduduki posisi sebagai auditor junior.
Responden yang menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 28
orang atau 44,4%, sedangkan sisanya yaitu supervisor sebanyak 2 orang
atau 3,2%, manajer dan partner masing-masing sebanyak 1 orang atau
1,6%. Hal tersebut mungkin dikarenakan semakin tinggi jabatan auditor
di kantor akuntan publik, semakin tinggi pula tingkat kesibukannya,
sehingga responden dalam penelitian ini didominasi oleh auditor junior.
d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Berdasarkan tabel 4.5 berikut ini, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah
55 responden atau 87,3%. Sisanya sebesar 7,9% atau sebanyak 5 orang
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Partner 1 1,6 1,6 1,6
Manajer 1 1,6 1,6 3,2
Supervisor 2 3,2 3,2 6,3
Auditor Senior 28 44,4 44,4 50,8
Auditor Junior 31 49,2 49,2 100,0
Total 63 100,0 100,0
71
berpendidikan terakhir Diploma III (D3) dan sebesar 4,8% atau
sebanyak 3 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2).
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
S
u
h
Sumber: Data primer yang diolah
e. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden (sebanyak 41,3%) atau sekitar 26 auditor memiliki
pengalaman bekerja diatas 3 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 38,1%
atau sekitar 24 auditor memiliki pengalaman 1 sampai 3 tahun dan
20,6% atau sekitar 13 auditor memiliki pengalaman bekerja kurang dari
1 tahun.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid D3 5 7,9 7,9 7,9
S1 55 87,3 87,3 95,2
S2 3 4,8 4,8 100,0
Total 63 100,0 100,0
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1 tahun 13 20,6 20,6 20,6
1-3 tahun 24 38,1 38,1 58,7
> 3 tahun 26 41,3 41,3 100,0
Total 63 100,0 100,0
72
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi keahlian
audit, audit judgment, pengalaman dan ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat
dalam tabel 4.7
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel keahlian audit jawaban
minimum responden sebesar 21 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-
rata total jawaban 29,24 dan standar deviasi sebesar 2,804. Variabel audit
judgment jawaban minimum responden sebesar 43 dan maksimum sebesar
65, dengan rata-rata total jawaban 50,95 dan standar deviasi sebesar 6,039.
Pada pengalaman minimum jawaban responden sebesar 22 dan maksimum
sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 28,62 dan standar deviasi
sebesar 2,970. Sedangkan pada variabel ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik jawaban minimum responden sebesar 30 dan maksimum
sebesar 45, dengan rata-rata total jawaban 37,06 dan standar deviasi
sebesar 3,491.
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
TKA 63 21 35 29,24 2,804
TAJ 63 43 65 50,95 6,039
TP 63 22 35 28,62 2,970
TKPO 63 30 45 37,06 3,491
Valid N
(listwise) 63
73
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation,
pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya
dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid.
Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu keahlian audit (TKA), audit
judgment (TAJ), pengalaman (TP), dan ketepatan pemberian opini
oleh akuntan publik (TKPO), dengan 63 sampel responden.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Keahlian Audit
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (KA1) 0,698** 0,000 Valid
2 (KA2) 0,812** 0,000 Valid 3 (KA3) 0,766** 0,000 Valid 4 (KA4) 0,869** 0,000 Valid 5 (KA5) 0,801** 0,000 Valid 6 (KA6) 0,773** 0,000 Valid 7 (KA7) 0,766** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menunjukkan variabel keahlian audit mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0.05.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Audit Judgment
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
8 (AJ1) 0,630** 0,000 Valid
9 (AJ2) 0,723** 0,000 Valid Bersambung pada halaman selanjutnya
74
Tabel 4.9 (Lanjutan)
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
10 (AJ3) 0,741** 0,000 Valid 11 (AJ4) 0,274** 0,030 Valid 12 (AJ5) 0,661** 0,000 Valid 13 (AJ6) 0,760** 0,000 Valid 14 (AJ7) 0,654** 0,000 Valid 15 (AJ8) 0,752** 0,000 Valid
16 (AJ9) 0,765** 0,000 Valid
17 (AJ10) 0,786** 0,000 Valid
18 (AJ11) 0,618** 0,000 Valid 19 (AJ12) 0,410** 0,001 Valid 20 (AJ13) 0,641** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan variabel audit judgment mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Pengalaman
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
21 (P1) 0,687** 0,000 Valid
22 (P2) 0,857** 0,000 Valid 23 (P3) 0,825** 0,000 Valid 24 (P4) 0,838** 0,000 Valid 25 (P5) 0,668** 0,000 Valid 26 (P6) 0,890** 0,000 Valid 27 (P7) 0,897** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan variabel pengalaman mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
75
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan
Publik
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
28 (KPO1) 0,857** 0,000 Valid
29 (KPO2) 0,819** 0,000 Valid 30 (KPO3) 0,819** 0,000 Valid 31 (KPO4) 0,775** 0,000 Valid 32 (KPO5) 0,900** 0,000 Valid 33 (KPO6) 0,908** 0,000 Valid 34 (KPO7) 0,840** 0,000 Valid 35 (KPO8) 0,883** 0,000 Valid
36 (KPO9) 0,818** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan variabel ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika
nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,7. Tabel 4.12 menunjukkan hasil
uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini.
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha Keterangan
Keahlian Audit 0,891 Reliabel
Audit Judgment 0,839 Reliabel Pengalaman 0,907 Reliabel Ketepatan Pemberian Opini
oleh Akuntan Publik 0,947 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
76
Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
keahlian audit sebesar 0,891, audit judgment sebesar 0,839,
pengalaman sebesar 0,907, dan ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik sebesar 0,947. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai
nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu
memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu
diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Deteksi ada atau tidaknya problem multiko dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)
serta besaran korelasi antar variabel independen.
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) 1,393 1,241 1,122 ,266
TKA ,871 ,056 ,699 15,590 ,000 ,553 1,808
TAJ ,200 ,026 ,347 7,732 ,000 ,553 1,808
a. Dependent Variable: TKPO
Sumber: Data primer yang diolah
77
Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa nilai tolerance lebih
dari 0,10 dan nilai variance inflation factor (VIF) kurang dari 10
untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk
keahlian audit dan audit judgment sebesar 0,553 serta VIF sebesar
1,808. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam
penelitian ini.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
78
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada
gambar berikut ini
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang berada
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini
menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas.
Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data
juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi
dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data
normal.
79
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
sebesar 0,070; dengan nilai signifikansi di atas 0,05 berarti bahwa
nilai residual terdistribusi secara normal.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 63
Normal
Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,90207101
Most Extreme
Differences
Absolute ,107
Positive ,107
Negative -,093
Test Statistic ,107
Asymp. Sig. (2-tailed) ,070c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data primer yang diolah
80
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa
data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan
tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut.
Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik berdasarkan variabel
yang mempengaruhinya, yaitu keahlian audit dan audit judgment.
Analisis grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh
karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin
sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan grafik
plot. Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang dapat menjamin
keakuratan hasil, salah satunya menggunakan uji glejser.
81
Tabel 4.15
Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,000 ,747 2,676 ,010
TKA ,000 ,034 ,002 ,013 ,989
TAJ -,026 ,016 -,276 -1,654 ,103
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai signifikansi t sebesar 0,989
dan 0,103. Tingkat probabilitas diatas 5% tersebut berarti tidak ada
indikasi heteroskedastisitas dalam model regresi.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel
dependen. Tabel 4.16 menyajikan hasil uji statistik F variabel Y,
X1 dan X2
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X2
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,966a ,933 ,931 ,917
a. Predictors: (Constant), TAJ, TKA
b. Dependent Variable: TKPO
Sumber: Data primer yang diolah
82
Tabel 4.16 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,931. Hal
ini menandakan bahwa variasi variabel Keahlian Audit dan Audit
Judgment dapat menjelaskan 93,1% variasi variabel Ketepatan
Pemberian Opini oleh Akuntan Publik. Sedangkan sisanya, yaitu
6,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan
dalam model penelitian ini, misalnya variabel lingkup audit, etika
profesi dan lowballing.
2) Hasil Uji Statistik t
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.17, jika nilai
probability t lebih kecil dari 0,005 maka Ha diterima dan menolak
H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,005 maka
H0 diterima dan menolak Ha (Ghazali, 2013:99). Tabel 4.17
berikut ini menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel keahlian
audit dan audit judgment
Tabel 4.17
Hasil Uji Statitik t Variabel Y, X1 dan X2
Berdasarkan tabel 4.17, maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 1,393 1,241 1,122 ,266
TKA ,871 ,056 ,699 15,590 ,000
TAJ ,200 ,026 ,347 7,732 ,000
a. Dependent Variable: TKPO
Sumber: Data primer yang diolah
83
Dimana:
Y = Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik
X1 = Variabel Keahlian Audit
X2 = Variabel Audit Judgment
e = Error
Hipotesis 1: Pengaruh Keahlian Audit terhadap Ketepatan
Pemberian Opini oleh Akuntan Publik
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel
keahlian audit mempunya tingkat signifikansi 0,000. Hal ini
berarti menerima H1 sehingga dapat dikatakan bahwa keahlian
audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel
keahlian audit lebih kecil dari 0,05.
Keahlian merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh
seorang auditor independen untuk bekerja sebagai tenaga
profesional. Hal ini sesuai dengan standar umum pertama
menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau
lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor (SA seksi 210 dalam SPAP).
Keahlian audit mencakup seluruh pengetahuan auditor akan
dunia audit itu sendiri, tolak ukurnya adalah tingkat sertifikasi
pendidikan dan jenjang pendidikan sarjana formal (Gusti & Ali,
Y = 1,393 + 0,871X1 + 0,200X2 + 1,241
84
2008). Auditor harus memiliki keahlian audit dalam
melaksanakan tugasnya, keahlian ini antara lain: merencanakan,
menyusun, melaksanakan program kerja pemeriksaan, menyusun
kertas kerja pemeriksaan, menyusun berita pemeriksaan sampai
pada penyusunan laporan hasil pemeriksaan.
Keahlian audit yang dimiliki oleh auditor merupakan hasil
dari pendidikan formal, pelatihan teknis yang cukup dalam
praktik akuntansi dan teknik auditing, ujian profesional maupun
keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium dan lain-lain.
Pelatihan teknis yang cukup dalam praktik akuntansi dan prosedur
audit merupakan syarat menjadi akuntan pubik yang dapat
diperoleh melalui pendidikan formal. Pendidikan formal dan
pendidikan profesi yang berkelanjutan tersebut berguna untuk
membuat para auditor menjadi semakin ahli atau memiliki
keahlian yang tinggi, sehingga auditor memiliki kualifikasi dalam
melakukan pekerjaannya dan menjalankan tugasnya dengan baik
dan tepat.
Auditor harus memiliki keahlian dalam memahami kriteria
yang digunakan serta mengetahui tipe dan banyaknya bukti audit
yang harus dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat
setelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji dan dapat
menghindari adanya kesalahan dalam merumuskan opini audit.
85
Adanya keahlian audit yang dimiliki oleh seorang auditor
menyebabkan auditor akan lebih baik dan lebih tepat dalam
memberikan atau menyatakan pendapat atas laporan keuangan
yang sedang diaudit sehingga opini yang dikeluarkan oleh auditor
akan semakin akurat dan dipercaya oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Wahyudi et al. (2014), Adrian (2013) dan Sukendra et al. (2015)
yang menyatakan bahwa keahlian audit berpengaruh signifikan
positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Sehingga
dapat dikatakan bahwa semakin banyak keahlian yang dimiliki
oleh auditor, maka dalam pemeriksaan dan pemberian opini oleh
auditor semakin handal dan akurat.
Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Surfeliya et al. (2014), Gusti & Ali (2008), Siregar
(2012) dan Sabrina & Januarti (2012) yang menyatakan bahwa
keahlian audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian
opini.
Hipotesis 2: Pengaruh Audit Judgment terhadap Ketepatan
Pemberian Opini oleh Akuntan Publik
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel
audit judgment mempunya tingkat signifikansi 0,000. Hal ini
86
berarti menerima H2 sehingga dapat dikatakan bahwa audit
judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel
audit judgment lebih kecil dari 0,05.
Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya
untuk menentukan hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan yang
dilakukan, baik dalam pemeriksaan keuangan, pemeriksaan
kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Pertimbangan
profesional tersebut diantaranya berkaitan dengan gangguan
terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil pemeriksaan
sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan
dengan tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan
profesionalnya terhadap prosedur pemeriksaan yang dirancang
untuk menilai salah saji material dan mempertimbangkan
pengendalian intern dari entitas yang diperiksa (Praditaningrum &
Januarti, 2012).
Dalam pelaksanaan prosedur audit yang mendetail, auditor
membuat berbagai pertimbangan (judgment) yang mempengaruhi
dokumentasi bukti dan keputusan pendapat auditor (Taylor (2000)
dalam Jamilah et al. (2007).
Kenyataan ini membuat auditor harus mengenali resiko-
resiko dan tingkat materialitas suatu saldo akun yang telah
ditetapkan pada saat perencanaan audit. Judgment dari audit akan
87
dijumpai pada setiap tahap-tahap audit. Pada tahap perencanaan
audit, judgment digunakan untuk menetapkan prosedur-prosedur
yang akan dilaksanakan. Hal ini dikarenakan judgment pada tahap
awal audit ditentukan berdasarkan pertimbangan pada tingkat
materialitas yang diramalkan. Dalam kaitannya dengan laporan
keuangan, judgment yang diputuskan oleh auditor akan
berpengaruh pada opini seorang auditor mengenai kewajaran
laporan keuangan. Tetapi, opini auditor tersebut tidak semata-
mata hanya didasarkan atas materialitas tidaknya bukti audit. Ada
berbagai faktor pembentuk opini dari seorang auditor mengenai
wajar atau tidaknya suatu laporan keuangan kliennya, yaitu
keandalan sistem pengendalian intern klien, kesesuaian
pencatatan transaksi akuntansi dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, ada tidaknya pembatasan audit yang dilakukan
oleh klien dan konsistensi pencataan transaksi akuntansi.
Audit judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit
yaitu opini atas laporan keuangan perusahaan yang diaudit karena
audit tidak dilakukan terhadap seluruh bukti. Bukti-bukti inilah
yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Siregar (2012) dan Achim (2014) yang menyatakan bahwa
adanya pengaruh pertimbangan profesional (professional
88
judgment) dalam opini audit. Menggunakan proffesional
judgment dalam melaksanakan tugas audit merupakan hal wajib
bagi auditor. Dengan adanya pertimbangan profesional
(professional judgment), auditor akan terhindar dari kesalahan
dalam mengeluarkan opini atas laporan keuangan. Mengeluarkan
pendapat yang salah pada laporan keuangan dapat mengakibatkan
hilangnya reputasi, litigasi dan kerugian finansial bagi perusahaan
audit (Kantor Akuntan Publik).
b. Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi
Berikut ini menyajikan hasil interaksi dengan menggunakan
MRA, dengan hasil sebagai berikut:
1) Interaksi Antara Keahlian Audit (X1) dengan Pengalaman (X3)
Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik
(Y)
(a) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk
variabel Y, X1 dan X3
Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan
X3
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,989a ,978 ,977 ,527
a. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP
b. Dependent Variable: TKPO
Sumber: Data primer yang diolah
89
Tabel 4.18 menunjukkan variasi keahlian audit,
pengalaman, dan moderasi TKA dapat menjelaskan 97,7%
variasi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.
Sisanya 2,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model
misalnya variabel audit tenure dan profesionalisme.
(b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.19 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel
Y, X1 dan X3
Tabel 4.19
Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X3
Tabel di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar
886,635 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena
probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi ketepatan
pemberian opini oleh akuntan publik, atau dapat dikatakan
bahwa variabel keahlian audit, pengalaman, dan moderasi
TKA secara secara bersama-sama berpengaruh terhadap
ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 739,346 3 246,449 886,635 ,000b
Residual 16,400 59 ,278
Total 755,746 62
a. Dependent Variable: TKPO
b. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP
Sumber: Data primer yang diolah
90
(c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Tabel 4.20 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel
Y, X1 dan X3
Tabel 4.20
Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X3
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 33,174 5,209 6,369 ,000
TKA -,597 ,172 -,479 -3,469 ,001
TP -,266 ,190 -,226 -1,402 ,166
Moderasi_
TKA ,034 ,006 1,669 5,961 ,000
a. Dependent Variable: TKPO
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.20, maka dapat diperoleh model
persamaan regresi sebagai berikut:
Keterangan:
X1 = Keahlian Audit
X3 = Pengalaman
X1X3 = Variabel perkalian antara keahlian audit dengan
pengalaman yang menggambarkan pengaruh
variabel moderating pengalaman terhadap
hubungan keahlian audit dengan ketepatan
pemberian opini oleh akuntan publik
Y = 33,174 - 0,597X1 - 0,266X3 + 0,034(X1X3) + 5,209
91
Hipotesis 3: Pengaruh Keahlian Audit terhadap
Ketepatan Pemberian Opini oleh
Akuntan Publik dengan Pengalaman
sebagai Variabel Moderating
Hasil uji hipotesis 3 pada tabel 4.20 menunjukkan bahwa
variabel moderasi keahlian audit (moderasi_TKA)
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti
menerima H3 sehingga dapat dikatakan pengalaman dapat
menjadi variabel moderating antara keahlian audit dan
ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel moderasi keahlian audit
(moderasi_TKA) lebih kecil dari 0,05.
Pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan yang telah
diaudit akan memberikan suatu pengalaman yang lebih
bervariasi dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan
dan keahlian auditor. Auditor yang memilki banyak
pengalaman dalam melakukan audit akan lebih baik dalam
memberikan opini audit (Sabrina & Januarti, 2012).
Ashton (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
keahlian akan lebih baik jika auditor memiliki pengetahuan
dan pengalaman. Dari hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa auditor yang memiliki pengetahuan melalui
pengalaman memiliki tingkat kesalahan yang lebih sedikit
92
dalam melaksanakan tugasnya dibandingkan dengan auditor
yang kurang berpengalaman.
Menurut Pemerintah Peraturan Menteri Keuangan
No.17/PMK.01/2008 Tanggal 05 Februari 2008, pemerintah
mengisyaratkan pengalaman kerja di bidang audit umum atas
laporan keuangan paling sedikit 1000 (seribu) jam dalam 5
(lima) tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam
diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit
umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP
bagi akuntan yang ingin memperoleh izin praktik dalam
profesi akuntan publik.
Guntur et al. (2002) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa pengalaman auditor (lebih dari dua tahun) dapat
menentukan profesionalisme, kinerja komitmen terhadap
organisasi, serta kualitas auditor melalui pengetahuan yang
diperolehnya dari pengalaman melakukan audit.
Adrian (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
auditor yang berpengalaman akan memiliki lebih banyak
pengetahuan dan struktur memori lebih baik dibandingkan
auditor yang belum berpengalaman.
Pengalaman dapat diperoleh auditor selama
melaksanakan proses audit atas suatu laporan keuangan
perusahaan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya
93
penugasan yang pernah dilakukan. Auditor yang telah
memiliki banyak pengalaman tidak hanya memiliki
kemampuan yang lebih dalam menemukan kekeliruan atau
kecurangan tidak lazim yang terdapat dalam laporan
keuangan tetapi auditor tersebut juga dapat memberikan
penjelasan yang lebih akurat terhadap temuannya
dibandingkan dengan auditor yang kurang pengalaman.
Pengalaman dapat menunjang kualitas audit yang
dihasilkan. Dengan pengalaman yang dimiliki seorang
auditor maka pengetahuan dan keahlian yang dimiliki akan
semakin luas dan auditor akan terbiasa dalam menghadapi
masalah atau pekerjaan yang serupa atau sejenis.
Banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh auditor akan
lebih meningkatkan keahlian yang dimiliki oleh auditor
sehingga auditor dapat lebih baik dalam melaksanakan
pekerjaannya dan dalam memberikan atau menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang sedang diaudit.
2) Interaksi Antara Audit Judgment (X2) dengan Pengalaman (X3)
Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik
(Y)
(a) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk
variabel Y, X2 dan X3
94
Tabel 4.21
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X2 dan
X3
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,983a ,966 ,964 ,659
a. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ
b. Dependent Variable: TKPO
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.21 menunjukkan variasi audit judgment,
pengalaman, dan moderasi TAJ dapat menjelaskan 96,4%
variasi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.
Sisanya 3,6% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model
misalnya variabel adversity quotient dan pengetahuan
auditor.
(b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.22 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel
Y, X2 dan X3
Tabel 4.22
Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2 dan X3
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 730,153 3 243,384 561,078 ,000b
Residual 25,593 59 ,434
Total 755,746 62
a. Dependent Variable: TKPO
b. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ
Sumber: Data primer yang diolah
95
Tabel di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar
561,078 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena
probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi ketepatan
pemberian opini oleh akuntan publik, atau dapat dikatakan
bahwa variabel audit judgment, pengalaman, dan moderasi
TAJ secara bersama-sama berpengaruh terhadap ketepatan
pemberian opini oleh akuntan publik.
(c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Tabel 4.23 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel
Y, X2 dan X3
Tabel 4.23
Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2 dan X3
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 32,176 8,581 3,750 ,000
TAJ -,430 ,161 -,744 -2,678 ,010
TP ,058 ,282 ,049 ,205 ,838
Moderasi_
TAJ ,017 ,005 1,607 3,340 ,001
a. Dependent Variable: TKPO
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.23, maka dapat diperoleh model
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 32,176 - 0,430X2 + 0,058X3 + 0,017(X2X3) + 8,581
96
Keterangan:
X2 = Audit Judgment
X3 = Pengalaman
X2X3 = Variabel perkalian antara audit judgment dengan
pengalaman yang menggambarkan pengaruh
variabel moderating pengalaman terhadap
hubungan audit judgment dengan ketepatan
pemberian opini oleh akuntan publik
Hipotesis 4: Pengaruh Audit Judgment terhadap
Ketepatan Pemberian Opini oleh
Akuntan Publik dengan Pengalaman
sebagai Variabel Moderating
Hasil uji hipotesis 4 pada tabel 4.23 menunjukkan bahwa
variabel moderasi audit judgment (moderasi_TAJ)
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hal ini berarti
menerima H4 sehingga dapat dikatakan pengalaman dapat
menjadi variabel moderating antara audit judgment dan
ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel moderasi audit judgment
(moderasi_TAJ) lebih kecil dari 0,05.
Butt (1988) dalam Adrian (2013) memperlihatkan dalam
penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan
97
membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas
profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman.
Ada beberapa studi dalam penelitian yang dilakukan oleh
Ríos-figueroa & Cardona (2013) yang telah mengaitkan
pengalaman tingkat auditor dengan professional judgment
mereka dan kemampuan untuk membuat keputusan. Auditor
yang lebih berpengalaman memiliki kemudahan dalam
menjelaskan judgment mereka dari auditor yang kurang
berpengalaman. Ada perbedaan pengetahuan antara auditor
yang lebih berpengalaman dan kurang auditor
berpengalaman. Perbedaan-perbedaan ini dapat menyebabkan
auditor yang lebih berpengalaman untuk menggunakan
proses pengambilan keputusan yang berbeda dari kurang
auditor berpengalaman. Auditor berpengalaman dapat
mencapai kesimpulan yang tepat dan lebih cepat daripada
auditor yang kurang berpengalaman. Kemampuan untuk
mengenali dan memilih informasi yang relevan dalam proses
judgment yang kompleks berbeda antara peningkatan kinerja
yang dicapai oleh mereka yang membuat keputusan dan
mereka yang memiliki pengalaman.
Pengalaman audit yang dimiliki auditor ikut berperan
dalam menentukan pertimbangan yang diambil. Seseorang
dengan banyak pengalaman dalam suatu bidang akan
98
memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya
dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik
mengenai peristiwa-peristiwa. Penggunaan pengalaman
didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara
berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar
melaksanakan tugasnya dengan baik.
Auditor yang berpengalaman akan lebih selektif terhadap
informasi yang relevan dan tidak mudah dipengaruhi oleh
informasi yang tidak relevan. Selain itu, auditor yang
berpengalaman lebih memingat kesalahan-kesalahan yang
pernah terjadi sehingga auditor memperoleh pembelajaran
dan lebih berhati-hati dalam membuat judgment.
Banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh auditor akan
lebih meningkatkan judgment yang dimiliki oleh auditor
sehingga auditor dapat lebih baik dalam melaksanakan
tugasnya dan dalam dalam memberikan atau menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang sedang diaudit.
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keahlian audit dan
audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik
dengan pengalaman sebagai variabel moderating. Responden penelitian ini
berjumlah 63 auditor yang bekerja di 17 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
berada di DKI Jakarta dan berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2015. Berdasarkan pada
data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan
terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda dan
regresi moderate uji interaksi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Keahlian audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik. Hasil penelitan ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Wahyudi et al. (2014), Adrian (2013) dan Sukendra et al. (2015).
Akan tetapi tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Surfeliya
et al. (2014), Gusti & Ali (2008), Siregar (2012) dan Sabrina & Januarti
(2012).
2. Audit judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian. Hasil
penelitan ini mendukung penelitian yang dilakukan Siregar (2012) dan
Achim (2014).
100
3. Interaksi antara keahlian audit dengan pengalaman berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.
4. Interaksi antara audit judgment dengan pengalaman berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas
mengenai ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Serta diharapkan
dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi keputusan auditor dalam menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang sedang diaudit. Dalam penelitian ini faktor yang
mempengaruhi adalah keahlian audit dan audit judgment, serta pengalaman
dapat menjadi variabel moderating untuk faktor-faktor tersebut.
Keahlian audit merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh
seorang auditor. Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya untuk
merencanakan dan melaksanakan auditnya dengan baik serta untuk
merencanakan prosedur audit dan mengevaluasi bukti yang diperoleh.
Auditor yang mempunyai keahlian, mampu mendeteksi salah saji
material yang ada dalam laporan keuangan. Keahlian audit yang lebih tinggi
dapat menyebabkan kualitas audit yang lebih tinggi. Dengan demikian, akan
dapat memberikan opini yang tepat dan akurat sehingga pihak ekternal akan
lebih percaya atas laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit.
101
Audit judgment juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Untuk mencapai hasil yang
diharapkan, auditor juga harus menggunakan kemahirannya untuk membuat
pertimbangan (judgment), sehingga dapat memperoleh dan mengevaluasi
bukti yang memadai untuk ditariknya kesimpulan audit. Oleh karena itu,
pencapaian hasil yang diharapkan akan lebih terealisasi. Keberhasilan atau
kegagalan menurut persepsi individu menyebabkan pengharapan untuk
terjadinya tindakan di masa mendatang dan menimbulkan emosional. Dalam
hal ini, auditor yang memiliki pengalaman yang kurang baik menyebabkan
munculnya suatu tindakan untuk lebih baik di akan datang dan akan
mengetahui dengan baik bagaimana pertimbangan yang harus dilakukan,
sehingga dapat memberikan opini yang tepat.
Keahlian audit dan audit judgment dapat lebih meningkat jika auditor
telah memiliki pengalaman dimana pengalaman tersebut yaitu pengalaman
auditor dalam melakukan prosedur audit sampai memberikan opini atas
laporan keuangan. Dengan adanya pengalaman yang dimiliki auditor, auditor
dapat menentukan hal-hal atau sikap yang pantas untuk dilakukan, sesuai
dengan norma dan aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan tempat ia
bekerja. Selain itu, pengalaman auditor juga mampu mengontrol atau
mengendalikan sikapnya karena pada dasarnya sikap adalah kepercayaan
postif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, sehingga
intensi untuk berperilaku ditentukan dari sikap.
102
Peningkatan yang ada pada keahlian audit dan audit judgment karena
pengalaman menyebabkan auditor lebih mampu dalam memberikan opini atas
laporan keuangan auditan secara lebih baik dan opini yang diberikan oleh
auditor dalam laporan audit semakin akurat dan dipercaya oleh pihak-pihak
yang berkepentingan.
C. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
menimbulkan bias atau ketidakakuratan pada hasil penelitian ini, diantaranya:
1. Penelitian ini hanya mencakup KAP di wilayah DKI Jakarta.
2. Waktu yang digunakan saat penyebaran dan pengumpulan kuesioner yaitu
bulan Desember dan Januari dimana bulan tersebut adalah waktu sibuk
auditor untuk melaksanakan tugasnya.
3. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan
data penelitian, bukan berupa hasil wawancara langsung atau observasi
lapangan bahkan masuk ke dalam penugasan audit sebenarnya sehingga
kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan
secara tertulis sehingga dapat mempengaruhi kualitas data itu sendiri yang
dapat mengakibatkan terjadinya bias dalam hasil penelitian.
103
D. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel
moderating atau mengganti variabel moderating pengalaman dengan
variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap interaksi variabel keahlian
audit dan audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh
akuntan publik.
2. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-variabel
yang berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan
publik seperti pemeriksaan interim, profesionalisme, situasi audit dan
lain sebagainya.
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa
wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar
bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan-
pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mempertimbangkan waktu
penelitian yang tepat, terutama penelitian dengan menggunakan data
primer, sebab auditor yang akan dijadikan sebagai responden memiliki
waktu-waktu dimana mereka sangat sibuk dan tidak bisa diganggu.
104
5. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei,
sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.
105
DAFTAR PUSTAKA
Achim, A.M., 2014. "Professional Judgment The Key to A Successful Audit".
SEA-Practical Application of Science, II(3), pp.217–222.
Adiloğlu, B. & Vuran, B., 2011. "A Multicriterion Decision Support Methodology
For Audit Opinions : The Case Of Audit Reports Of Distressed Firms In
Turkey". International Business & Economics Research Journal, 10(12),
pp.37–49.
Adrian, A., 2013. "Pengaruh Skeptisme Profesional, Etika, Pengalaman, dan
Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor".
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, pp.1–34.
Agoes, Sukrisno, 2012. “Auditing”. Edisi keempat, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Ajzen, Icek, 2005. “Attitudes Personality and Behavior". Penerbit Two Pen Plaza,
New York.
Aliya, Angga.”Skandal Penipuan Korporasi Terbesar Jepang oleh Olympus".
Diakses melalui:
http://finance.detik.com/read/2011/11/08/153440/1763010/4/skandal-
penipuan-korporasi-terbesar-jepang-oleh-olympus, pada tanggal 22
September 2015.
Anonim. “Pembekuan Izin Akuntan Publik Ben Ardi, CPA”. Pusat Pembinaan
Profesi Keuangan. Diakses melalui:
http://pppk.kemenkeu.go.id/Sanksi/GetPdfFile?fileName=Juni%20-
%20sanksi%20pembekuan%20ben%20ardi.pdf, pada tanggal 15 Oktober
2015.
Anonim. “Olympus Corporation, Skandal Terbesar dalam Korporasi Jepang”.
Lambung Mangkurat University. Diakses melalui:
https://www.coursehero.com/file/10470634/OLYMPUS2/, pada tanggal 22
September 2015.
106
Arens & Loebbecke, 2003. “Auditing Pendekatan Terpadu”. Diadaptasi oleh
Amir Abadi Jusuf. Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Ariyantini, K.E., Sujana, E. & Darmawan, N.A.S., 2014. "Pengaruh Pengalaman
Auditor, Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit
Judgment". Jurnal Akuntansi Program S1, 2(1).
Arum, E.D.P., 2008. "Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan Pengalaman
Audit terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit".
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 5(2), pp.156–181.
Ashton, A.H., 1991. "Experience and Error Frequency Knowledge as Potential
Determinants of Audit Expertise". The Accounting Review, 66(2), pp.218–
239.
Burhani, Ruslan. “Menkeu Bekukan Izin Akuntan Publik Petrus Mitra Winata
Jakarta”. Diakses melalui :
http://www.breckenridgewaysideinn.com/05/07/43/menkeu-bekukan-izin-
akuntan-publik-petrus-mitra-winata.htm, pada tanggal 15 Oktober 2015.
Christiawan, Yulius Jogi, 2002. "Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik:
Refleksi Hasil Penelitian Empiris". Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 4(2),
pp. 79-92.
DaneshmandiBafqi, H., MoeinAddin, M. & AlaviRad, A., 2013. "The
Relationship between Auditor’s Characteristics and Audit Quality".
Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 5(3),
pp.639–648.
Dwi, D. & Kalsum, U. “Menkeu Bekukan Izin Dua Akuntan Publik”. Diakses
melalui : http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/23447-
menkeu_bekukan_izin_tiga_akuntan_publik, pada tanggal 15 Oktober
2015.
Ghozali, Imam, 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”.
Salemba Empat, Jakarta.
107
Gul, F.A., Wu, D. & Yang, Z., 2011. "Do Individual Auditors Affect Audit
Quality? Evidence from Archival Data". Accounting Review Forthcoming,
pp.1–50.
Guntur, Y.S., Soepomo, B. & Gitoyo, 2002. "Analisis Pengaruh Pengalaman
terhadap Profesionalisme dan Analisis Pengaruh Profesionalisme
terhadap Hasil Kerja (Outcomes)". Jurnal MAKSI, 1.
Gusti, M. & Ali, S., 2008. "Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan Situasi
Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan
Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik". Simposium Nasional
Akuntansi (SNA) ke XI Pontianak, pp.1–22.
Hamid, Abdul, 2012. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Herliansyah, Y. & Ilyas, M., 2006. "Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap
Penggunaan Bukti Tidak Relevan dalam Auditor Judgment". Simposium
Nasional Akuntansi 9 Padang, pp.1–15.
Hosseinniakani, S.M., Inácio, H. & Mota, R., 2014. "A Review on Audit Quality
Factors". International Journal of Academic Research in Accounting,
Finance and Management Services, 4(2), pp.243–254.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2013. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba
Empat, Jakarta.
Ivancevich, Konopaske, John Robert & Matteson, Michael, 2005. “Perilaku &
Manajemen Organisasi”. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Jamilah, S., Fanani, Z. & Chandrarin, G., 2007. "Pengaruh Gender, Tekanan
Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment". Simposium
Nasional Akuntansi X Makassar, pp.1–30.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 445/KM.1/2015
tentang Sanksi Pembekuan Izin Akuntan Publik Ben Ardi, CPA.
108
Peraturan Menteri Keuangan Nomor:17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan
Publik.
Praditaningrum, A.S. & Januarti, I., 2012. "Analisis Faktor-Faktor yang
Berpengaruh terhadap Audit Judgment". Universitas Diponegoro.
Ray, I Gusti Agung, 2008. “Audit Kinerja pada Sektor Publik”. Salemba Empat,
Jakarta.
Rharasati, A.A.I.D. & Suputra, I.D.G.D., 2013. "Fakor-Faktor yang
Mempengaruhi Auditor dalam Pengambilan Keputusan untuk Memberikan
Opini Audit". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 3, pp.147–162.
Ríos-figueroa, C.B. & Cardona, R.J., 2013. "Does Experience Affect Auditors’
Professional Judgment? Evidence from Puerto Rico". Accounting &
Taxation, 5(2), pp.13–32.
Sabrina & Januarti, I., 2012. "Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit,
Etika dan Gender terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor melalui
Skeptisisme Profesional Auditor". Univeritas Diponegoro, pp.1–34.
Said, Samsuar. “Menkeu Bekukan Izin Akuntan Publik Justinus Aditya”. Diakses
melalui : http://www.antaranews.com/berita/50172/menkeu-bekukan-izin-
akuntan-publik-justinus-aditya, pada tanggal 15 Oktober 2015.
Santoso, Candra Setya. “Izin Tiga Akuntan Publik Ditetapkan Menkeu”. Diakses
melalui : http://economy.okezone.com/read/2009/09/18/20/258720/izin-
tiga-akuntan-publik-ditetapkan-menkeu, pada tanggal 30 September 2015.
Santoso, Singgih, 2004. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”. PT. Alex
Media Komputindo, Jakarta.
Siregar, S.R., 2012. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan Opini
Auditor atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta". Accounting Analysis Journal, 1(2), pp.1–8.
109
Suartana, I Wayan, 2010. “Akuntansi Keprilakuan: Teori dan Implementasi”.
Penerbit CV. Andi Offset.
Sukendra, P., Yuniarta, G.A. & Atmadja, A.T., 2015. "Pengaruh Skeptisme
Profesional, Pengalaman Auditor, dan Keahlian Audit terhadap Ketepatan
Pemberian Opini oleh Auditor". Jurusan Akuntansi Program S1, 3(1).
Suraida, I., 2005. "Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko
Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian
Opini Akuntan Publik". Sosiohumaniora, 7(3), pp.186–202.
Surfeliya, F., Andreas & Yusralaini, 2014. "Pengaruh Skeptisisme Profesional,
Situasi Audit, Kompetensi, Etika Audit, Pengalaman dan Keahlian Audit
terhadap Ketepatan dalam Pemberian Opini oleh Auditor BPK". Jom
Fekon, 1(2), pp.1–15.
Wahyudi, D.P., Nur DP, E. & Saidi, J., 2014. "Hubungan Etika Profesi, Keahlian,
Pengalaman, dan Situasi Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini dalam
Audit Laporan Keuangan melalui Pertimbangan Materialitas dan
Skeptisisme Profesional Auditor". Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Riau, pp.1–15.
Wire. “Menkeu Bekukan Izin AP Dra. Suhartati Suharso, Drs. Amir Hadyi
Nasution dan Drs. Lauddin Purba”. Diakses melalui :
http://www.antaranews.com/berita/112981/menkeu-bekukan-izin-ap-dra-
suhartati-suharso-drs-amir-hadyi-nasution-dan-drs-lauddin-purba, pada
tanggal 15 Oktober 2015.
Wulandari, N., Rasuli, M. & Diyanto, V., 2014. "Pengaruh Pengalaman,
Pengetahuan, Audit Tenure dan Peer Review terhadap Kualitas Audit".
Jom Fekon, 1(2), pp.1–16.
Yustrianthe, R.H., 2012. "Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgment
Auditor Pemerintah". Jurnal Dinamika Akuntansi, 4(2), pp.72–82.
112
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner
Dikirim
Kuesioner
Dikembalikan
1. Drs. Abdulrahman Hasan Salipu 10 10
2. Agus Ubaidillah dan Rekan 5 5
3. Drs. Bernardi & Rekan 5 4
4. Drs. Danny Sughanda 5 5
5. Freddy Budiono 10 10
6. Idris & Sudiharto 10 7
7. Indra, Sumijono & Rekan 5 5
8. Jamaludin, Ardi, Sukimto dan Rekan 5 4
9. Labib Y Wardiman & Rekan 5 5
10. Mulyawati, Rini & Rekan 2 2
11. Noor Salim, Nursehan, Sinarahardja
(Cabang) 5 5
12. Rama Wendra 10 10
13. Riza, Adi, Syahril & Rekan 10 10
14. Drs. Sutopo Insja 5 5
15. Teguh Sentosa 2 2
16. Drs. Thomas, Blasius, Widartoyo &
Rekan 15 13
17. Zeinirwan Zein 6 5
134
IDENTITAS RESPONDEN
No JK Usia PosTer PendTer PengKer
1 1 3 4 2 3
2 2 2 5 2 1
3 2 1 5 2 1
4 1 2 5 2 2
5 2 2 4 2 3
6 2 2 5 2 2
7 1 1 5 2 1
8 1 1 5 2 1
9 1 1 4 2 2
10 2 2 5 2 2
11 1 2 5 2 2
12 2 2 5 2 2
13 1 2 5 2 2
14 2 3 4 2 3
15 1 1 5 2 2
16 2 2 5 2 2
17 2 2 4 2 3
18 1 1 5 2 2
19 1 2 4 2 2
20 1 2 4 2 3
21 1 2 4 2 3
22 1 2 4 2 3
23 1 2 4 2 3
24 1 2 4 2 3
25 2 2 5 2 2
26 2 2 5 2 2
27 1 6 4 2 3
28 2 2 5 2 2
29 2 2 5 2 2
31 1 4 4 2 2
31 2 6 4 2 3
32 1 4 4 2 3
33 1 6 4 2 3
34 2 1 5 2 1
35 1 1 5 2 2
Bersambung pada halaman selanjutnya
135
IDENTITAS RESPONDEN (Lanjutan)
No JK Usia PosTer PendTer PengKer
36 1 1 5 2 2
37 2 3 4 2 3
38 2 2 4 2 3
39 2 3 4 2 3
40 2 5 3 3 3
41 1 4 5 2 2
42 2 2 5 3 3
43 2 2 4 2 3
44 1 1 5 1 1
45 2 1 4 2 2
46 2 2 4 2 2
47 1 2 5 1 1
48 1 1 5 2 1
49 1 3 2 2 3
50 1 4 4 2 3
51 1 6 4 2 3
52 1 4 4 2 3
53 1 4 4 2 3
54 1 5 4 2 3
55 2 2 4 2 2
56 2 1 1 2 1
57 1 5 3 3 3
58 2 1 5 1 2
59 1 2 5 2 1
60 1 1 5 2 1
61 2 1 5 1 1
62 2 1 5 1 2
63 2 1 5 2 1
136
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEAHLIAN AUDIT
No KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 TKA
1 4 4 4 4 4 4 4 28
2 3 3 3 3 3 3 3 21
3 4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 5 4 4 4 29
5 5 5 4 4 4 3 4 29
6 4 4 2 4 5 4 4 27
7 4 4 3 4 5 4 4 28
8 4 4 4 4 4 4 4 28
9 5 4 4 4 4 4 4 29
10 4 4 4 4 4 4 4 28
11 4 4 4 4 4 4 4 28
12 4 4 4 4 4 4 4 28
13 4 4 4 4 4 4 4 28
14 4 4 4 4 4 4 4 28
15 4 4 4 4 4 4 4 28
16 4 4 4 4 4 4 4 28
17 4 4 4 4 4 4 4 28
18 4 4 4 4 4 4 4 28
19 4 4 4 4 4 4 4 28
20 5 4 4 4 4 4 4 29
21 5 4 4 4 4 4 4 29
22 5 4 4 4 4 4 4 29
23 5 4 4 4 4 4 4 29
24 5 4 4 4 4 4 4 29
25 5 5 5 4 4 4 4 31
26 4 4 5 5 4 4 5 31
27 4 4 4 4 4 4 4 28
28 4 4 4 4 4 5 4 29
29 4 5 5 4 4 4 4 30
31 5 5 4 4 5 4 4 31
31 5 4 4 4 5 4 4 30
32 4 4 4 4 4 4 4 28
33 5 4 4 4 4 4 4 29
34 4 4 4 4 4 4 5 29
35 4 4 4 4 4 4 4 28
Bersambung pada halaman selanjutnya
137
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEAHLIAN AUDIT (Lanjutan)
No KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 TKA
36 5 4 5 4 5 4 4 31
37 4 4 4 4 4 4 4 28
38 5 5 4 4 4 5 4 31
39 4 4 4 4 4 5 4 29
40 5 5 4 4 4 4 4 30
41 4 4 4 4 4 4 4 28
42 5 5 5 5 5 5 5 35
43 4 4 4 4 4 4 4 28
44 4 5 4 4 4 4 4 29
45 4 4 4 4 4 4 4 28
46 5 5 5 5 5 5 5 35
47 4 4 4 4 4 4 4 28
48 5 5 4 4 4 4 4 30
49 4 4 4 4 4 4 4 28
50 5 5 5 5 5 5 5 35
51 5 5 5 5 5 5 5 35
52 5 5 5 5 5 5 5 35
53 5 5 5 5 5 5 5 35
54 5 5 5 5 5 5 5 35
55 4 4 4 4 4 4 4 28
56 4 4 3 3 3 4 4 25
57 5 5 5 5 5 5 5 35
58 5 5 4 5 5 5 5 34
59 2 4 4 4 3 4 4 25
60 4 4 4 3 3 3 5 26
61 4 3 3 3 4 4 4 25
62 5 4 4 4 4 3 3 27
63 4 4 4 4 4 4 4 28
138
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGMENT
No AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13 TAJ
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 51
2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 2 4 2 50
3 5 3 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 44
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 49
5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 49
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 5 51
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 5 51
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48
9 3 4 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 51
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48
Bersambung pada halaman selanjutnya
139
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGMENT (Lanjutan)
No AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13 TAJ
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48
20 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 45
21 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 45
22 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 45
23 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 45
24 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 45
25 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 51
26 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 52
27 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 51
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 49
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 50
31 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 51
31 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 1 50
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 50
33 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 50
34 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 51
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48
36 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 3 2 2 53
Bersambung pada halaman selanjutnya
140
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGMENT (Lanjutan)
No AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13 TAJ
37 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 43
38 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 43
39 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 44
40 2 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 44
41 2 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 44
42 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51
43 4 5 5 2 4 5 4 4 4 5 5 4 5 56
44 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 52
45 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 52
46 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 61
47 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 52
48 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 52
49 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 52
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
52 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
Bersambung pada halaman selanjutnya
141
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGMENT (Lanjutan)
No AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13 TAJ
55 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 58
56 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 51
57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
59 2 4 5 4 2 4 4 4 3 4 4 2 2 44
60 4 3 3 3 5 5 4 5 3 5 2 5 4 51
61 4 5 4 4 3 4 5 3 4 4 5 2 5 52
62 5 5 3 2 2 4 4 3 4 4 2 4 4 46
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
142
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGALAMAN
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 TP
1 4 4 3 4 4 4 4 27
2 4 3 3 3 3 3 3 22
3 4 4 3 3 4 3 3 24
4 4 4 4 4 4 4 4 28
5 4 4 4 3 4 4 4 27
6 4 4 4 4 4 4 4 28
7 4 4 4 4 4 4 4 28
8 2 4 3 4 4 3 4 24
9 5 5 4 4 4 4 4 30
10 4 4 4 4 4 4 4 28
11 4 4 4 4 4 4 4 28
12 4 4 4 4 4 4 4 28
13 4 4 4 4 4 4 4 28
14 4 4 4 4 4 4 4 28
15 4 4 4 4 4 4 4 28
16 4 4 4 4 4 4 4 28
17 4 4 4 4 4 4 4 28
18 4 4 4 4 4 4 4 28
19 4 4 4 4 4 4 4 28
20 4 4 4 4 3 4 4 27
21 4 4 4 4 3 4 4 27
22 4 4 4 4 3 4 4 27
23 4 4 4 4 3 4 4 27
24 4 4 4 4 3 4 4 27
25 5 4 4 4 4 4 4 29
26 5 4 4 4 4 4 4 29
27 4 4 5 4 4 4 4 29
28 5 4 4 4 4 4 4 29
29 4 5 4 4 5 4 4 30
31 4 5 4 4 4 4 4 29
31 4 4 4 4 4 4 4 28
32 4 4 4 5 4 4 4 29
33 5 4 4 4 4 4 4 29
34 4 4 2 4 4 4 3 25
35 4 4 4 4 4 4 4 28
Bersambung pada halaman selanjutnya
143
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGALAMAN (Lanjutan)
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 TP
36 4 5 3 5 5 5 4 31
37 4 4 4 4 4 4 4 28
38 4 4 4 4 4 4 4 28
39 4 4 4 4 4 4 4 28
40 4 4 4 4 4 4 5 29
41 4 4 4 4 4 4 4 28
42 5 5 5 4 5 4 5 33
43 4 4 4 4 4 4 4 28
44 4 4 4 4 4 4 4 28
45 4 4 4 4 4 4 4 28
46 5 5 5 5 5 5 5 35
47 4 4 4 4 4 4 4 28
48 4 4 4 4 4 4 4 28
49 4 4 4 4 4 4 4 28
50 5 5 5 5 5 5 5 35
51 5 5 5 5 5 5 5 35
52 5 5 5 5 5 5 5 35
53 5 5 5 5 5 5 5 35
54 5 5 5 5 5 5 5 35
55 4 4 4 4 4 4 4 28
56 4 4 3 3 4 4 3 25
57 5 5 5 5 5 5 5 35
58 5 5 5 5 5 5 5 35
59 4 4 4 4 4 4 4 28
60 4 3 3 4 5 4 3 26
61 5 3 2 3 5 3 3 24
62 3 3 3 4 4 4 3 24
63 4 4 4 4 4 4 4 28
144
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DAN
MODERASI TKA & TAJ
No KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO Moderasi
TKA
Moderasi
TAJ
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 756 1377
2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 30 462 1100
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34 672 1056
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 812 1372
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 783 1323
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 756 1428
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1428
8 4 4 3 4 4 4 3 4 4 34 672 1152
9 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37 870 1530
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344
Bersambung pada halaman selanjutnya
145
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DAN
MODERASI TKA & TAJ (Lanjutan)
No KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO
Moderasi
TKA
Moderasi
TAJ
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344
20 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 783 1215
21 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 783 1215
22 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 783 1215
23 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 783 1215
24 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 783 1215
25 4 5 4 4 4 4 4 4 5 38 899 1479
26 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37 899 1508
27 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37 812 1479
28 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37 841 1421
29 4 4 5 4 4 4 4 4 5 38 900 1500
31 4 4 5 5 4 4 4 4 4 38 899 1479
31 4 5 4 4 4 4 4 4 5 38 840 1400
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 812 1450
Bersambung pada halaman selanjutnya
146
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DAN
MODERASI TKA & TAJ (Lanjutan)
No KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO
Moderasi
TKA
Moderasi
TAJ
33 4 5 5 4 4 4 4 4 4 38 841 1450
34 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35 725 1275
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344
36 5 5 4 4 4 5 4 4 5 40 961 1643
37 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35 784 1204
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 868 1204
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 812 1232
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 870 1276
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1232
42 4 4 5 5 5 5 5 5 5 43 1155 1683
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1568
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 812 1456
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1456
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2135
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1456
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 840 1456
Bersambung pada halaman selanjutnya
147
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DAN
MODERASI TKA & TAJ (Lanjutan)
No KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO
Moderasi
TKA
Moderasi
TAJ
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1456
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2275
51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2275
52 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2275
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2275
54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2275
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1624
56 4 4 3 3 4 4 4 3 4 33 625 1275
57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2275
58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1190 2275
59 4 4 4 4 3 4 4 4 4 35 700 1232
60 3 4 4 4 4 4 5 3 3 34 676 1326
61 3 4 4 4 4 4 4 3 3 33 600 1248
62 4 4 4 3 3 4 4 3 3 32 648 1104
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1456
149
Karakteristik Profil Responden
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 34 54,0 54,0 54,0
Perempuan 29 46,0 46,0 100,0
Total 63 100,0 100,0
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 20-24 18 28,6 28,6 28,6
25-29 27 42,9 42,9 71,4
30-34 5 7,9 7,9 79,4
35-39 6 9,5 9,5 88,9
40-44 3 4,8 4,8 93,7
45-49 4 6,3 6,3 100,0
Total 63 100,0 100,0
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Partner 1 1,6 1,6 1,6
Manajer 1 1,6 1,6 3,2
Supervisor 2 3,2 3,2 6,3
Auditor Senior 28 44,4 44,4 50,8
Auditor Junior 31 49,2 49,2 100,0
Total 63 100,0 100,0
150
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid D3 5 7,9 7,9 7,9
S1 55 87,3 87,3 95,2
S2 3 4,8 4,8 100,0
Total 63 100,0 100,0
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1 tahun 13 20,6 20,6 20,6
1-3 tahun 24 38,1 38,1 58,7
> 3 tahun 26 41,3 41,3 100,0
Total 63 100,0 100,0
151
HASIL UJI VALIDITAS KEAHLIAN AUDIT
Correlations
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 TKA
KA1 Pearson Correlation 1 ,580**
,428**
,424**
,601**
,339**
,331**
,698**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000 ,007 ,008 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
KA2 Pearson Correlation ,580**
1 ,611**
,630**
,542**
,532**
,551**
,812**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
KA3 Pearson Correlation ,428**
,611**
1 ,682**
,395**
,483**
,583**
,766**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
KA4 Pearson Correlation ,424**
,630**
,682**
1 ,713**
,693**
,669**
,869**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
KA5 Pearson Correlation ,601**
,542**
,395**
,713**
1 ,620**
,519**
,801**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
KA6 Pearson Correlation ,339**
,532**
,483**
,693**
,620**
1 ,640**
,773**
Sig. (2-tailed) ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
KA7 Pearson Correlation ,331**
,551**
,583**
,669**
,519**
,640**
1 ,766**
Sig. (2-tailed) ,008 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
TKA Pearson Correlation ,698**
,812**
,766**
,869**
,801**
,773**
,766**
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
152
HASIL UJI VALIDITAS AUDIT JUDGMENT
Correlations
AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13 TAJ
AJ1 Pearson Correlation 1 ,635**
,330**
,128 ,398**
,382**
,412**
,516**
,644**
,365**
,185 ,343**
,266* ,630
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,008 ,317 ,001 ,002 ,001 ,000 ,000 ,003 ,147 ,006 ,035 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
AJ2 Pearson Correlation ,635**
1 ,524**
,140 ,327**
,585**
,422**
,574**
,491**
,591**
,432**
,171 ,334**
,723**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,274 ,009 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,179 ,007 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
AJ3 Pearson Correlation ,330**
,524**
1 ,291* ,330
** ,533
** ,567
** ,541
** ,712
** ,637
** ,495
** ,144 ,384
** ,741
**
Sig. (2-tailed) ,008 ,000 ,021 ,008 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,261 ,002 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
AJ4 Pearson Correlation ,128 ,140 ,291* 1 ,380
** ,354
** ,302
* ,211 ,280
* ,121 -,159 ,042 -,249
* ,274
*
Sig. (2-tailed) ,317 ,274 ,021 ,002 ,004 ,016 ,098 ,026 ,346 ,214 ,743 ,049 ,030
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
AJ5 Pearson Correlation ,398**
,327**
,330**
,380**
1 ,727**
,305* ,583
** ,437
** ,401
** ,191 ,514
** ,213 ,661
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,009 ,008 ,002 ,000 ,015 ,000 ,000 ,001 ,134 ,000 ,093 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
AJ6 Pearson Correlation ,382**
,585**
,533**
,354**
,727**
1 ,438**
,575**
,454**
,615**
,254* ,346
** ,382
** ,760
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,045 ,005 ,002 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
AJ7 Pearson Correlation ,412**
,422**
,567**
,302* ,305
* ,438
** 1 ,425
** ,701
** ,631
** ,314
* ,209 ,263
* ,654
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,000 ,016 ,015 ,000 ,001 ,000 ,000 ,012 ,101 ,037 ,000 N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
153
AJ8 Pearson Correlation ,516
** ,574
** ,541
** ,211 ,583
** ,575
** ,425
** 1 ,535
** ,751
** ,290
* ,353
** ,315
* ,752
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,098 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,021 ,005 ,012 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
AJ9 Pearson Correlation ,644**
,491**
,712**
,280* ,437
** ,454
** ,701
** ,535
** 1 ,601
** ,327
** ,296
* ,381
** ,765
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,026 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,009 ,019 ,002 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
AJ10 Pearson Correlation ,365**
,591**
,637**
,121 ,401**
,615**
,631**
,751**
,601**
1 ,411**
,247 ,484**
,786**
Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,000 ,346 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,051 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
AJ11 Pearson Correlation ,185 ,432**
,495**
-,159 ,191 ,254* ,314
* ,290
* ,327
** ,411
** 1 -,032 ,683
** ,618
**
Sig. (2-tailed) ,147 ,000 ,000 ,214 ,134 ,045 ,012 ,021 ,009 ,001 ,806 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
AJ12 Pearson Correlation ,343**
,171 ,144 ,042 ,514**
,346**
,209 ,353**
,296* ,247 -,032 1 ,079 ,410
**
Sig. (2-tailed) ,006 ,179 ,261 ,743 ,000 ,005 ,101 ,005 ,019 ,051 ,806 ,536 ,001
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
AJ13 Pearson Correlation ,266* ,334
** ,384
** -,249
* ,213 ,382
** ,263
* ,315
* ,381
** ,484
** ,683
** ,079 1 ,641
**
Sig. (2-tailed) ,035 ,007 ,002 ,049 ,093 ,002 ,037 ,012 ,002 ,000 ,000 ,536 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
TAJ Pearson Correlation ,630**
,723**
,741**
,274* ,661
** ,760
** ,654
** ,752
** ,765
** ,786
** ,618
** ,410
** ,641
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,030 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
154
HASIL UJI VALIDITAS PENGALAMAN
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 TP
P1 Pearson Correlation 1 ,497**
,484**
,376**
,482**
,539**
,488**
,687**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
P2 Pearson Correlation ,497**
1 ,658**
,679**
,532**
,731**
,772**
,857**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
P3 Pearson Correlation ,484**
,658**
1 ,625**
,286* ,673
** ,865
** ,825
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,023 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
P4 Pearson Correlation ,376**
,679**
,625**
1 ,518**
,855**
,750**
,838**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
P5 Pearson Correlation ,482**
,532**
,286* ,518
** 1 ,557
** ,437
** ,668
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,023 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
P6 Pearson Correlation ,539**
,731**
,673**
,855**
,557**
1 ,738**
,890**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
P7 Pearson Correlation ,488**
,772**
,865**
,750**
,437**
,738**
1 ,897**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
TP Pearson Correlation ,687**
,857**
,825**
,838**
,668**
,890**
,897**
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
155
HASIL UJI VALIDITAS KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK
Correlations
KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO
KPO1 Pearson Correlation 1 ,816**
,576**
,534**
,710**
,797**
,626**
,765**
,735**
,857**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
KPO2 Pearson Correlation ,816**
1 ,597**
,513**
,676**
,725**
,662**
,617**
,676**
,819**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
KPO3 Pearson Correlation ,576**
,597**
1 ,638**
,676**
,725**
,748**
,688**
,603**
,819**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
KPO4 Pearson Correlation ,534**
,513**
,638**
1 ,686**
,623**
,623**
,653**
,518**
,775**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
KPO5 Pearson Correlation ,710**
,676**
,676**
,686**
1 ,821**
,825**
,801**
,682**
,900**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
KPO6 Pearson Correlation ,797**
,725**
,725**
,623**
,821**
1 ,804**
,750**
,733**
,908**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
KPO7 Pearson Correlation ,626**
,662**
,748**
,623**
,825**
,804**
1 ,661**
,513**
,840**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
156
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
KPO8 Pearson Correlation ,765**
,617**
,688**
,653**
,801**
,750**
,661**
1 ,752**
,883**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
KPO9 Pearson Correlation ,735**
,676**
,603**
,518**
,682**
,733**
,513**
,752**
1 ,818**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
TKPO Pearson Correlation ,857**
,819**
,819**
,775**
,900**
,908**
,840**
,883**
,818**
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
157
HASIL UJI RELIABILITAS KEAHLIAN AUDIT
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 63 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 63 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,891 ,896 7
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
KA1 4,35 ,600 63
KA2 4,24 ,499 63
KA3 4,10 ,560 63
KA4 4,11 ,479 63
KA5 4,16 ,515 63
KA6 4,13 ,492 63
KA7 4,16 ,447 63
Inter-Item Correlation Matrix
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7
KA1 1,000 ,580 ,428 ,424 ,601 ,339 ,331
KA2 ,580 1,000 ,611 ,630 ,542 ,532 ,551
KA3 ,428 ,611 1,000 ,682 ,395 ,483 ,583
KA4 ,424 ,630 ,682 1,000 ,713 ,693 ,669
KA5 ,601 ,542 ,395 ,713 1,000 ,620 ,519
KA6 ,339 ,532 ,483 ,693 ,620 1,000 ,640
KA7 ,331 ,551 ,583 ,669 ,519 ,640 1,000
158
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KA1 24,89 5,875 ,560 ,511 ,894
KA2 25,00 5,839 ,736 ,567 ,869
KA3 25,14 5,770 ,661 ,590 ,879
KA4 25,13 5,758 ,816 ,755 ,861
KA5 25,08 5,816 ,718 ,681 ,871
KA6 25,11 5,971 ,686 ,570 ,875
KA7 25,08 6,139 ,687 ,544 ,876
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation
N of
Items
29,24 7,862 2,804 7
HASIL UJI RELIABILITAS AUDIT JUDGMENT
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 63 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 63 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,839 ,889 13
159
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
AJ1 4,05 ,658 63
AJ2 4,05 ,728 63
AJ3 4,13 ,492 63
AJ4 3,73 ,919 63
AJ5 4,03 ,671 63
AJ6 4,13 ,553 63
AJ7 4,16 ,447 63
AJ8 3,97 ,621 63
AJ9 4,05 ,490 63
AJ10 4,06 ,592 63
AJ11 3,51 1,256 63
AJ12 3,94 ,801 63
AJ13 3,16 1,428 63
Inter-Item Correlation Matrix
AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13
AJ1 1,000 ,635 ,330 ,128 ,398 ,382 ,412 ,516 ,644 ,365 ,185 ,343 ,266
AJ2 ,635 1,000 ,524 ,140 ,327 ,585 ,422 ,574 ,491 ,591 ,432 ,171 ,334
AJ3 ,330 ,524 1,000 ,291 ,330 ,533 ,567 ,541 ,712 ,637 ,495 ,144 ,384
AJ4 ,128 ,140 ,291 1,000 ,380 ,354 ,302 ,211 ,280 ,121 -,159 ,042 -,249
AJ5 ,398 ,327 ,330 ,380 1,000 ,727 ,305 ,583 ,437 ,401 ,191 ,514 ,213
AJ6 ,382 ,585 ,533 ,354 ,727 1,000 ,438 ,575 ,454 ,615 ,254 ,346 ,382
AJ7 ,412 ,422 ,567 ,302 ,305 ,438 1,000 ,425 ,701 ,631 ,314 ,209 ,263
AJ8 ,516 ,574 ,541 ,211 ,583 ,575 ,425 1,000 ,535 ,751 ,290 ,353 ,315
AJ9 ,644 ,491 ,712 ,280 ,437 ,454 ,701 ,535 1,000 ,601 ,327 ,296 ,381
AJ10 ,365 ,591 ,637 ,121 ,401 ,615 ,631 ,751 ,601 1,000 ,411 ,247 ,484
AJ11 ,185 ,432 ,495 -,159 ,191 ,254 ,314 ,290 ,327 ,411 1,000 -,032 ,683
AJ12 ,343 ,171 ,144 ,042 ,514 ,346 ,209 ,353 ,296 ,247 -,032 1,000 ,079
AJ13 ,266 ,334 ,384 -,249 ,213 ,382 ,263 ,315 ,381 ,484 ,683 ,079 1,000
160
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
AJ1 46,90 31,894 ,557 ,714 ,824
AJ2 46,90 30,636 ,658 ,727 ,816
AJ3 46,83 32,308 ,701 ,740 ,821
AJ4 47,22 34,272 ,125 ,465 ,856
AJ5 46,92 31,558 ,591 ,777 ,822
AJ6 46,83 31,695 ,717 ,806 ,818
AJ7 46,79 33,134 ,608 ,635 ,826
AJ8 46,98 31,209 ,701 ,741 ,816
AJ9 46,90 32,184 ,728 ,809 ,820
AJ10 46,89 31,197 ,743 ,799 ,815
AJ11 47,44 28,670 ,462 ,694 ,837
AJ12 47,02 33,145 ,291 ,372 ,841
AJ13 47,79 27,457 ,466 ,674 ,845
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation
N of
Items
50,95 36,465 6,039 13
HASIL UJI RELIABILITAS PENGALAMAN
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 63 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 63 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
161
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,907 ,912 7
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
P1 4,19 ,535 63
P2 4,14 ,503 63
P3 3,97 ,647 63
P4 4,08 ,485 63
P5 4,11 ,542 63
P6 4,08 ,451 63
P7 4,05 ,521 63
Inter-Item Correlation Matrix
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7
P1 1,000 ,497 ,484 ,376 ,482 ,539 ,488
P2 ,497 1,000 ,658 ,679 ,532 ,731 ,772
P3 ,484 ,658 1,000 ,625 ,286 ,673 ,865
P4 ,376 ,679 ,625 1,000 ,518 ,855 ,750
P5 ,482 ,532 ,286 ,518 1,000 ,557 ,437
P6 ,539 ,731 ,673 ,855 ,557 1,000 ,738
P7 ,488 ,772 ,865 ,750 ,437 ,738 1,000
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 24,43 6,926 ,572 ,428 ,910
P2 24,48 6,512 ,800 ,673 ,885
P3 24,65 6,070 ,732 ,782 ,895
P4 24,54 6,640 ,778 ,788 ,888
P5 24,51 6,964 ,546 ,448 ,913
P6 24,54 6,640 ,851 ,812 ,882
P7 24,57 6,313 ,853 ,851 ,879
162
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation
N of
Items
28,62 8,820 2,970 7
HASIL UJI RELIABILITAS KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH
AKUNTAN PUBLIK
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 63 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 63 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,947 ,951 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KPO1 4,08 ,451 63
KPO2 4,16 ,447 63
KPO3 4,16 ,447 63
KPO4 4,08 ,576 63
KPO5 4,10 ,429 63
KPO6 4,16 ,368 63
KPO7 4,13 ,421 63
KPO8 4,03 ,507 63
KPO9 4,17 ,493 63
163
Inter-Item Correlation Matrix
KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9
KPO1 1,000 ,816 ,576 ,534 ,710 ,797 ,626 ,765 ,735
KPO2 ,816 1,000 ,597 ,513 ,676 ,725 ,662 ,617 ,676
KPO3 ,576 ,597 1,000 ,638 ,676 ,725 ,748 ,688 ,603
KPO4 ,534 ,513 ,638 1,000 ,686 ,623 ,623 ,653 ,518
KPO5 ,710 ,676 ,676 ,686 1,000 ,821 ,825 ,801 ,682
KPO6 ,797 ,725 ,725 ,623 ,821 1,000 ,804 ,750 ,733
KPO7 ,626 ,662 ,748 ,623 ,825 ,804 1,000 ,661 ,513
KPO8 ,765 ,617 ,688 ,653 ,801 ,750 ,661 1,000 ,752
KPO9 ,735 ,676 ,603 ,518 ,682 ,733 ,513 ,752 1,000
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KPO1 32,98 9,693 ,817 ,817 ,939
KPO2 32,90 9,829 ,770 ,739 ,941
KPO3 32,90 9,829 ,770 ,684 ,941
KPO4 32,98 9,403 ,694 ,539 ,948
KPO5 32,97 9,676 ,872 ,829 ,936
KPO6 32,90 9,991 ,886 ,831 ,937
KPO7 32,94 9,899 ,798 ,814 ,940
KPO8 33,03 9,322 ,843 ,791 ,937
KPO9 32,89 9,616 ,762 ,713 ,942
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation
N of
Items
37,06 12,189 3,491 9
164
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) 1,393 1,241 1,122 ,266
TKA ,871 ,056 ,699 15,590 ,000 ,553 1,808
TAJ ,200 ,026 ,347 7,732 ,000 ,553 1,808
a. Dependent Variable: TKPO
Coefficient Correlationsa
Model TAJ TKA
1 Correlations TAJ 1,000 -,668
TKA -,668 1,000
Covariances TAJ ,001 -,001
TKA -,001 ,003
a. Dependent Variable: TKPO
2. HASIL UJI NORMALITAS
165
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 63
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation ,90207101
Most Extreme
Differences
Absolute ,107
Positive ,107
Negative -,093
Test Statistic ,107
Asymp. Sig. (2-tailed) ,070c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
166
3. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,000 ,747 2,676 ,010
TKA ,000 ,034 ,002 ,013 ,989
TAJ -,026 ,016 -,276 -1,654 ,103
a. Dependent Variable: ABS_RES
167
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 TAJ, TKAb . Enter
a. Dependent Variable: TKPO
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,966a ,933 ,931 ,917
a. Predictors: (Constant), TAJ, TKA
b. Dependent Variable: TKPO
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 705,295 2 352,647 419,391 ,000b
Residual 50,451 60 ,841
Total 755,746 62
a. Dependent Variable: TKPO
b. Predictors: (Constant), TAJ, TKA
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,393 1,241 1,122 ,266
TKA ,871 ,056 ,699 15,590 ,000
TAJ ,200 ,026 ,347 7,732 ,000
a. Dependent Variable: TKPO
168
HASIL UJI REGRESI MODERATE UJI INTERAKSI
1. Interaksi Antara Keahlian Audit (X1) dengan Pengalaman (X3)
Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y)
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Moderasi_T
KA, TKA,
TPb
. Enter
a. Dependent Variable: TKPO
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,989a ,978 ,977 ,527
a. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP
b. Dependent Variable: TKPO
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 739,346 3 246,449 886,635 ,000b
Residual 16,400 59 ,278
Total 755,746 62
a. Dependent Variable: TKPO
b. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 33,174 5,209 6,369 ,000
TKA -,597 ,172 -,479 -3,469 ,001
TP -,266 ,190 -,226 -1,402 ,166
Moderasi_TKA ,034 ,006 1,669 5,961 ,000
a. Dependent Variable: TKPO
169
2. Interaksi Antara Audit Judgment (X2) dengan Pengalaman (X3)
Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y)
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Moderasi_T
AJ, TP, TAJb
. Enter
a. Dependent Variable: TKPO
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,983a ,966 ,964 ,659
a. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ
b. Dependent Variable: TKPO
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 730,153 3 243,384 561,078 ,000b
Residual 25,593 59 ,434
Total 755,746 62
a. Dependent Variable: TKPO
b. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 32,176 8,581 3,750 ,000
TAJ -,430 ,161 -,744 -2,678 ,010
TP ,058 ,282 ,049 ,205 ,838
Moderasi_TAJ ,017 ,005 1,607 3,340 ,001
a. Dependent Variable: TKPO