187
PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN AUDIT JUDGMENT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DENGAN PENGALAMAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Dina Mardiana NIM : 1112082000070 PROGRAM STUDIAKUNTASI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN AUDIT JUDGMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32747/1/Dina Mardiana.pdf · Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana

  • Upload
    ledat

  • View
    228

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN AUDIT JUDGMENT TERHADAP

KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DENGAN

PENGALAMAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Dina Mardiana

NIM : 1112082000070

PROGRAM STUDIAKUNTASI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H/2016 M

iii

iv

v

vi

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Dina Mardiana

2. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 28 Desember 1994

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Anak ke- dari : 13 dari 14 bersaudara

6. Alamat : Jl. Mampang Prapatan XIII No. 68c

Kec. Mampang Prapatan, Kel. Tegal

Parang, Jakarta Selatan 12790

7. Telepon : 083875837897

8. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD ( 1999-2006) : MI. Sa’adatuddarain

2. SMP (2006-2009) : MTs. Negeri 1 Jakarta

3. SMA (2009-2012) : SMK Negeri 47 Jakarta

4. S1 ( 2012-2016) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Paskibra MTs. Negeri 1 Jakarta (2006-2007)

2. Ekskul Karya Ilmiah Remaja (KIR) MTs. Negeri 1 Jakarta (2007-2008)

3. Rohis SMK Negeri 47 Jakarta (2009-2011)

4. Bendahara Komunitas Tari Tradisional (KONTRAS) Akuntansi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta ( 2014-2015)

IV. LATAR BELAKANG ORANG TUA

1. Ayah : Romli Abdul Hamid

2. Tempat, tangal lahir : Jakarta, 25 Oktober 1948

3. Pekerjaan : Wiraswasta

viii

4. Ibu : Sunayah

5. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 19 September 1953

6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

7. Alamat : Jl. Mampang Prapatan XIII No. 68c

Kec. Mampang Prapatan, Kel. Tegal

Parang Jakarta Selatan 12790

8. Telepon : 081995943100

ix

INFLUENCE OF AUDIT EXPERTISE AND AUDIT JUDGMENT TO THE

ACCURACY OF AUDIT OPINION BY ACCOUNTANT PUBLIC WITH

EXPERIENCE AS MODERATING VARIABLE

ABSTRACT

This study examines the influence of audit expertise and audit judgment to the

accuracy of audit opinion by accountant public with experience as moderating

variable. The data reached by distribute the quetioner to Public Accounting Firm

in DKI Jakarta. The number of auditor in this study were 63 auditors from 17

Public Accounting Firm. The sample were junior auditor, senior auditor,

supervisor, manager, and partner. The method of determining the sample using by

convenience sampling method. The data processing methods used by researcher

are the multiple regression and moderate regression analysis.

The result shows that audit expertise and audit judgment has significantly

influence for the accuracy of audit opinion by accountant public and experience

can be a moderating variable to audit expertise and audit judgment.

Keyword: Audit expertise, audit judgment, experience and the accuracy of audit

opinion

x

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN AUDIT JUDGMENT TERHADAP

KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DENGAN

PENGALAMAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh keahlian audit dan audit judgment terhadap

ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik dengan pengalaman sebagai

variabel moderating. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada Kantor

Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah 63 auditor dari 17 Kantor Akuntan Publik. Yang

menjadi sampel adalah auditor junior, auditor senior, supervisor, manager, dan

partner. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah

convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan

peneliti adalah analisis regresi berganda dan analisis regresi moderate.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keahlian audit dan audit judgment

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan pemberian opini oleh

akuntan publik dan pengalaman dapat menjadi variabel moderating bagi keahlian

audit dan audit judgment.

Kata kunci: Keahlian audit, audit judgment, pengalaman dan ketepatan pemberian

opini

xi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalammualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:

“Pengaruh Keahlian Audit dan Audit Judgment terhadap Ketepatan

Pemberian Opini oleh Akuntan Publik dengan Pengalaman sebagai Variabel

Moderating” dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. teladan bagi insan di muka bumi.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua (Bapak dan Mama) yang telah menjadi penyemangat

terbesar dan terbaik dalam hidup dan yang telah memberikan dukungan tiada

henti baik berupa doa maupun kasih sayang berlimpah kepada penulis.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen Pembimbing Skripsi yang

telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan

dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

xii

8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas

bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.

9. Seluruh kakak dan adik yang telah memberikan doa, motivasi, inspirasi dan

bantuan yang tiada hentinya kepada penulis.

10. Ari Wibowo yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, serta

meluangkan banyak waktu kepada penulis untuk menemani menyebarkan

kuesioner serta mendengarkan keluh kesah penulis dalam proses penulisan

skripsi dari awal hingga akhir. Terima kasih.

11. Sahabat tercinta dari SMK hingga sekarang alias Ruba (Andyn, Arra, Elis,

Febby, Pramesh dan Sifah) yang senantiasa memberikan semangat, dukungan

dan doa kepada penulis.

12. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang alias

Detoakbocor (Andyn, Aniah, Annisa, Arlia, Hani, Iha, Indah, Tanti dan

Wiwi) yang selalu bersama-sama berjuang dari semester awal hingga saat ini,

memberikan bantuan, doa, dukungan serta meluangkan waktu untuk penulis

terutama Andyn, Annisa dan Indah yang rela mengorbankan waktunya untuk

menemani penulis dalam menyebarkan kuesioner. Terima kasih dan see you

on top!

13. Teman satu bimbingan alias Perempuan Tanggung (Arlia, Desi, Hani, Inayah

dan Indah) yang berjuang bersama, membantu dan memberikan dukungan

kepada penulis.

14. Seluruh teman Akuntansi 2012 (khususnya Akuntansi C dan Kelas

Konsentrasi Audit) yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.

15. KKN Heart (Aidha, Al, Andyn, Arif, Atya, Eufrat, Juan, Nanda, Rama, Reza,

Satrio, Sohiman, Taufik, Tegar dan Zakka) yang telah memberikan dukungan

dan bantuan kepada penulis terutama Taufik dan Tegar yang telah

mengusahakan agar sertifikat KKN dapat dikeluarkan oleh PPM dengan

cepat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

xiii

karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Juni 2016

Dina Mardiana

xiv

DAFTAR ISI

Keterangan Halaman

COVER .......................................................................................................... i

COVER DALAM .......................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... vii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

ABSTRAK ..................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................. 13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 13

1. Tujuan Penelitian .......................................................... 13

2. Manfaat Penelitian ........................................................ 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 16

A. Tinjauan Literatur................................................................. 16

1. Theory of Planned Behavior ......................................... 16

2. Teori Atribusi ................................................................ 17

3. Keahlian Audit .............................................................. 19

4. Audit Judgment ............................................................. 23

5. Pengalaman ................................................................... 26

6. Opini Audit ................................................................... 29

xv

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ......................................... 33

C. Kerangka Pemikiran ............................................................. 41

D. Perumusan Hipotesis ............................................................ 43

1. Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini

oleh Akuntan Publik...................................................... 43

2. Audit Judgment dengan Ketepatan Pemberian Opini

oleh Akuntan Publik...................................................... 44

3. Pengalaman dalam Memoderasi Keahlian Audit

terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh

Akuntan Publik ............................................................. 46

4. Pengalaman dalam Memoderasi Audit Judgment

terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh

Akuntan Publik ............................................................. 48

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 51

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 51

B. Metode Penentuan Sampel ................................................... 51

C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 52

1. Penelitian Pustaka (Library Research) ......................... 52

2. Penelitian Lapangan (Field Research) .......................... 52

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian.................................... 53

1. Keahlian Audit (X1) ...................................................... 53

2. Audit Judgment (X2)...................................................... 53

3. Pengalaman (X3) ........................................................... 54

4. Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y).. 54

E. Metode Analisis Data ........................................................... 57

1. Statistik Deskriptif ........................................................ 57

2. Uji Kualitas Data ........................................................... 57

a. Uji Validitas ........................................................... 57

b. Uji Reliabilitas ....................................................... 57

3. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 58

a. Uji Multikolonieritas .............................................. 58

xvi

b. Uji Normalitas ........................................................ 59

c. Uji Heteroskedastisitas ........................................... 59

4. Uji Hipotesis ................................................................. 60

a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda ....... 60

b. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate

(Moderate Regression Analysis-MRA) .................. 62

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 67

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................... 67

1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 67

2. Karakteristik Profil Responden ..................................... 68

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................. 72

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................... 72

2. Hasil Uji Kualitas Data ................................................. 73

a. Hasil Uji Validitas .................................................. 73

b. Hasil Uji Reliabilitas .............................................. 75

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................... 76

a. Hasil Uji Multikolonieritas .................................... 76

b. Hasil Uji Normalitas .............................................. 77

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................. 79

4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................ 81

a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda .................. 81

b. Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji

Interaksi .................................................................. 88

BAB V PENUTUP .................................................................................. 99

A. Kesimpulan .......................................................................... 99

B. Implikasi ............................................................................... 100

C. Keterbatasan ......................................................................... 102

D. Saran ..................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 105

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 110

xvii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Akuntan Publik yang Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin dalam Satu

Dekade Terakhir ................................................................................... 5

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 34

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................... 55

4.1 Data Sampel Penelitian ......................................................................... 68

4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 68

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................... 69

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir .............. 70

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...... 71

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ......... 71

4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 72

4.8 Hasil Uji Validitas Keahlian Audit ....................................................... 73

4.9 Hasil Uji Validitas Audit Judgment ...................................................... 73

4.10 Hasil Uji Validitas Pengalaman ............................................................ 74

4.11 Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik . 75

4.12 Hasil Uji Reliabilitas............................................................................. 75

4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................... 76

4.14 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov ................ 79

4.15 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ................................................... 81

4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X2 .............. 81

4.17 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X2 ........................................... 82

4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X3 .............. 88

4.19 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X3.......................................... 89

4.20 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X3 ........................................... 90

4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X2 dan X3 .............. 94

4.22 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2 dan X3.......................................... 94

4.23 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2 dan X3 ........................................... 95

xviii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................................. 41

4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............................... 77

4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ........................ 78

4.3 Grafik Scatterplot ................................................................................. 80

xix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data Distribusi Sampel Penelitian ........................................................ 111

2 Surat Penelitian Skripsi......................................................................... 113

3 Surat Keterangan dari KAP .................................................................. 119

4 Kuesioner Penelitian ............................................................................. 125

5 Daftar Jawaban Responden................................................................... 133

6 Output Hasil Pengujian Data ................................................................ 148

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keahlian audit dan audit

judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik dengan

menempatkan pengalaman sebagai variabel moderating. Sebagaimana

diketahui bahwa pihak eksternal selaku pengguna laporan keuangan bisa saja

menganggap bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen

mengandung kemungkinan adanya ketidakjujuran yang dilakukan oleh

manajemen dan menguntungkan bagi pihak mereka. Oleh karena itu,

diperlukanlah jasa auditor sebagai pihak yang netral dan independen dalam

menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan para pengguna informasi

laporan keuangan.

Seorang akuntan publik dalam menjalankan profesinya harus mengacu

pada standar yang telah ditetapkan yaitu Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP) dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Pemenuhan standar

audit oleh auditor dapat berdampak pada peningkatan hasil auditnya, yaitu

dengan memberikan opini audit yang semakin akurat. Begitu pentingnya

opini yang diberikan oleh auditor bagi sebuah perusahaan, maka seorang

auditor harus mempunyai keahlian dan kompetensi yang baik untuk

mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti audit sehingga bisa memberikan

opini yang tepat (Gusti & Ali, 2008).

2

Banyaknya kasus perusahaan mengalami kegagalan dalam bisnis akibat

gagalnya auditor dalam mendeteksi dapat mengancam kredibilitas laporan

keuangan. Ancaman ini mempengaruhi persepsi masyarakat, khususnya

pemakai laporan keuangan atas opini audit yang diberikan. Pentingnya opini

yang diberikan oleh auditor, maka seorang auditor harus mempunyai

kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti audit dengan

baik, sehingga memadai untuk dapat merumuskan sebuah opini yang tepat

(Wahyudi et al., 2014).

Adiloğlu & Vuran (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

setelah terjadinya skandal akuntansi, tanggung jawab auditor untuk menilai

kesesuaian opini-opini audit telah menjadi subyek dari banyak perdebatan

dalam profesi audit dan penelitian oleh para akademisi. Kebanyakan

profesional akuntansi setuju bahwa dalam kebanyakan kasus yang terjadi,

auditor telah gagal dalam mengungkap salah saji material dan salah dalam

mengeluarkan jenis opini audit dikeluarkan.

Salah satu kasus kegagalan auditor adalah kasus Olympus Corporation

yang merupakan sebuah perusahaan Jepang yang bergerak di bidang optik

dan gambar seperti pembuatan kamera, mikroskop, termometer, kartu

memori, dan lensa kamera. Olympus didirikan pada tanggal 12 Oktober 1919

di Tokyo, Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan elit Jepang yang

mampu bertahan dan mampu bersaing dengan para kompetitornya hingga saat

ini dan memiliki banyak cabang di berbagai negara di dunia antara lain di

Amerika Serikat dan Jerman. Olympus memiliki pendapatan fantastis dengan

3

rata-rata penjualan tahunan sebesar USD10 miliar dan mempekerjakan lebih

dari 35.000 orang di seluruh dunia.

Olympus Corporation mengalami goncangan hebat pada tahun 2011

ketika skandal besar yang di lakukan Olympus terkuak ke permukaan.

Skandal yang berhasil di tutupi selama kurang lebih dua dekade akhirnya

terungkap, skandal ini terungkap akibat buntut dari pemecatan CEO Olympus

Michael Woodford pada tanggal 14 Oktober 2011 yang baru saja menduduki

jabatan tersebut tidak lebih dari 2 minggu. Alasan pemecatan Woodford

karena dia mempertanyakan pengambilan keputusan investasi yang di ambil

oleh manajemen Olympus selama kurun waktu 6 tahun dari tahun 2002

hingga tahun 2008. Salah satu keputusan investasi yang dipertanyakan adalah

akuisisi produsen peralatan medis asal Inggris, Gyrus pada tahun 2008 senilai

USD2,2 miliar atau senilai Rp 18,7 triliun. Selain itu juga terdapat biaya

penasihat dalam akuisisi Gyrus tersebut sebesar USD687 juta atau senilai Rp

5,83 triliun dan pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal sebesar

USD773 juta atau senilai Rp 6,57 triliun.

Belakangan terkuak bahwa dana yang dikeluarkan Olympus untuk biaya

penasihat dan pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal merupakan

akal-akalan. Dana itu di gunakan untuk menutupi kerugian investasi yang

dilakukan oleh Olympus di dua dekade lalu. Modus ini pun terlihat terang

benderang ketika pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal Jepang

tersebut di hapus dari pembukuan olympus. Awalnya, seperti lazimnya

skandal yang harus di tutup rapat-rapat, manajemen Olympus menyangkal

4

mati-matian. Namun, lewat jalan berliku, akhirnya produsen kamera asal

Jepang itu mengakui telah menyembunyikan kerugian investasi di perusahaan

sekuritas selama 20 tahun, sejak era 1980-an. Selama dua puluh tahun

terakhir manajemen Olympus berhasil menyembunyikan kerugian investasi

yang di alaminya dari laporan keuangan miliknya bahkan auditor eksternal

Olympus juga tidak mencium aroma kecurangan yang di lakukan oleh

manajemen Olympus. Auditor Olympus pada tahun 1990-an adalah Arthur

Andersen afiliasi Jepang, yang dulu adalah salah satu dari perusahaan akuntan

big five. Setelah Andersen runtuh pada tahun 2002, KPMG mengakuisisi unit

perusahaan ini di Jepang dan berganti nama menjadi Asasi &Co, sejak saat

itu audit olympus diambil alih oleh Asashi & Co hingga tahun 2009.

Olympus kemudian beralih ke Ernest & Young.

Financial Times bulan Oktober 2011 melaporkan ada yang janggal

dengan opini KPMG terkait pembukuan Olympus. Tidak ada perselisihan

antara KPMG dan Olympus yang diungkap ke publik, namun kemudian

terkuak dalam artikel 4 November 2011 di Daily Telegraph. Begitu pula

dengan opini Ernest & Young yang tidak mengungkap terjadi masalah.

Laporan audit terbaru yang ditandatangani pada 28 Juni 2011 menyebutkan

laporan keuangan yang sudah diaudit hanya untuk tahun fiskal 2010 dan

2011. Sementara laporan keuangan 2009 diaudit oleh auditor lain.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat dilihat bahwa tidak hanya Arthur

Andersen, melainkan KPMG dan Ernest & Young juga tidak cukup kompeten

dalam mengaudit Olympus Corp., karena kegagalan dalam mendekteksi

5

maupun mengungkapkan kecurangan laporan keuangan mereka (Aliya,

2011).

Kasus lain yang ada di Indonesia adalah dikenakannya sanksi pembekuan

akuntan publik yang disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran terhadap

Standar Auditing (SA)-Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), yang

nantinya dinilai akan berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap

Laporan Auditor Independen. Daftar akuntan publik tersebut dapat dilihat

dalam tabel 1.1 berikut ini

Tabel 1.1

Akuntan Publik yang Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin

dalam Satu Dekade Terakhir

No Akuntan

Publik Keterangan Alasan

1 Ben Ardi,

CPA

No. sanksi:

445/KM.1/2015

Tanggal sanksi:

29 Mei 2015

Lama Sanksi:

6 bulan

Belum sepenuhnya mematuhi

SA-SPAP dalam pelaksanaan

audit umum atas laporan

keuangan PT. Bumi Citra

Permai, Tbk tahun 2013

2 Drs Hans

Burhanuddin

Makarao

No. sanksi:

1124/KM.1/2009

Tanggal sanksi:

9 September 2009 Lama sanksi:

3 bulan

Belum sepenuhnya mematuhi

SA-SPAP dalam pelaksanaan

audit umum atas laporan

keuangan PTSamcon tahun

buku 2008

3 Drs

Basyiruddin

Nur

No. sanksi:

1093/KM.1/2009

Tanggal sanksi:

2 September 2009

Lama sanksi:

3 bulan

Belum sepenuhnya mematuhi

SA–SPAP dalam pelaksanaan

audit umum atas laporan

keuangan konsolidasian PT

Datascrip dan anak perusahaan

tahun buku 2007

4 Drs

Muhamad

Zen

No. sanksi:

896/KM.1/2008

Tanggal sanksi:

22 Desember 2008

Lama sanksi:

Melakukan pelanggaran

terhadap SA-SPAP dalam

pelaksanaan audit umum atas

laporan keuangan PT Pura

Binaka Mandiri tahun buku

Bersambung pada halaman berikutnya

6

Tabel 1.1 (Lanjutan)

No Akuntan

Publik Keterangan Alasan

3 bulan 2007

5 Drs Ruslan

Hidayat

No. sanksi:

866/KM.1/2008

Tanggal sanksi:

15 Desember 2008

Lama sanksi:

9 bulan

Melakukan pelanggaran

terhadap SA-SPAP dalam

pelaksanaan audit umum atas

laporan keuangan PT Serasi

Tunggal Mandiri untuk tahun

yang berakhir 31 Desember

2006

6 Dra. Suhartati

Suharso

No. sanksi:

481/KM.1/2008

Tanggal sanksi:

21 Juli 2008

Lama sanksi:

3 bulan

Melakukan pelanggaran

terhadap SA-SPAP dalam

pelaksanaan audit atas laporan

keuangan PT Batan Teknologi

(Persero) tahun buku 2004-

2008

7 Drs. Lauddin

Purba

No. sanksi:

484/KM.1/2008

Tanggal sanksi:

21 Juli 2008

Lama sanksi:

3 bulan

Melakukan pelanggaran

terhadap SA-SPAP dalam

pelaksanaan audit atas laporan

keuangan PT Batan Teknologi

(Persero) pada periode yang

berakhir 30 Juni 2007

8 Drs. Amir

Hadyi

Nasution

No. sanksi:

485/UM.1/2008

Tanggal sanksi:

21 Juli 2008

Lama sanksi:

3 bulan

Melakukan pelanggaran

terhadap SA-SPAP dalam

pelaksanaan audit atas laporan

keuangan PT Batan Teknologi

(Persero) tahun buku 2002 dan

2003

9 Drs Petrus

Mitra Winata

Tanggal sanksi:

15 Maret 2007

Lama sanksi:

2 tahun

Melakukan pelanggaran

terhadap SPAP berkaitan

dengan pelaksanaan audit atas

Laporan Keuangan PT

Muzatek Jaya tahun buku

berakhir 31 Desember 2004

10 Justinus

Aditya

Sidharta, SE.,

BAP

No. sanksi:

002/VI/SK-

BPPAP/VI/2006

Tanggal sanksi:

28 Nopember 2006

Lama sanksi:

2 tahun

Melakukan pelanggaran

terhadap SPAP berkaitan

dengan Laporan Audit atas

Laporan Keuangan Konsolidasi

PT Great River International

Tbk Tahun 2003

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

7

Berdasarkan contoh kasus tersebut, dapat dijelaskan bahwa masih adanya

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh auditor dan penyebab

terjadinya hal tersebut adalah kurangnya keahlian yang dimiliki auditor dan

kemampuan auditor dalam memberikan judgment terhadap laporan keuangan

suatu perusahaan yang sedang diaudit oleh auditor, dimana kurangnya kedua

hal tersebut akan berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh

akuntan publik. Akan tetapi, dengan banyaknya pengalaman yang dimiliki

oleh auditor, keahlian dan kemampuan auditor dalam memberikan judgment

akan lebih meningkat, sehingga auditor dapat lebih tepat dalam memberikan

atau menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang sedang diaudit.

Penelitian yang dilakukan oleh Sukendra et al. (2015) menyatakan bahwa

ketepatan pemberian opini oleh auditor dapat dipengaruhi oleh keahlian audit.

Auditor harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam tugasnya, keahlian

ini meliputi keahlian mengenai audit yang mencakup antara lain:

merencanakan program kerja pemeriksaan, menyusun program kerja

pemeriksaan, melaksanakan program kerja pemeriksaan, menyusun kertas

kerja pemeriksaan, menyusun berita pemeriksaan, dan laporan hasil

pemeriksaan.

Wahyudi et al. (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin

auditor memiliki keahlian yang baik, maka opini yang akan diberikan

semakin tepat. Auditor harus menggunakan keahliannya dengan cermat untuk

rencanakan prosedur audit dan mengevaluasi bukti yang diperoleh. Dengan

demikian, auditor akan dapat memberikan opini yang akurat. Adrian (2013)

8

menyatakan bahwa keahlian dapat menjadikan auditor sebagai tenaga

profesional. Sifat-sifat professional adalah kondisi-kondisi kesempurnaan

teknik yang dimiliki seseorang melalui latihan dan belajar selama bertahun-

tahun yang berguna untuk mengembangkan teknik tersebut, dan keinginan

untuk mencapai kesempurnaan serta keunggulan dibandingkan rekan

sejawatnya. Jadi, professional sejati harus mempunyai sifat yang jelas dan

pengalaman yang luas. Jasa yang diberikan klien harus diperoleh dengan

cara-cara yang professional yang diperoleh dengan belajar, latihan,

pengalaman dan penyempurnaan keahlian auditing.

Oleh karena itu, keahlian dapat dijadikan sebagai salah satu faktor utama

yang harus dimiliki seorang auditor, dengan keahlian yang dimilikinya

memungkinkan tugas-tugas pemeriksaan yang dijalankan dapat diselesaikan

secara baik dengan hasil yang maksimal. Keahlian yang dimiliki auditor

dapat diperoleh dari pendidikan formal dan non formal. Salah satu sumber

peningkatan keahlian auditor dapat berasal dari pengalaman-pengalaman

dalam bidang audit dan akuntansi. Pengalaman dapat diperoleh melalui

proses yang bertahap, seperti: pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan ataupun

kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan keahlian auditor

(Wulandari et al., 2014).

Selain keahlian, ketepatan pemberian opini oleh auditor juga dipengaruhi

oleh audit judgment. Menurut Siregar (2012), audit judgment dapat

mempengaruhi pertimbangan opini audit. Audit judgment terkait dengan

pertimbangan auditor atas tingkat materialitas pada saat mengaudit akan

9

mempengaruhi opini audit yang dihasilkan. Semakin besar tingkat

materialitas semakin auditor cenderung memberikan opini tidak menyatakan

pendapat atau disclaimer. Hogarth (1992) dalam Jamilah et al. (2007)

menyatakan bahwa judgment memberikan suatu proses yang terus menerus

dalam perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya),

pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih

lanjut. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu

proses unfolds. Kedatangan informasi bukan hanya mempengaruhi pilihan,

tetapi juga mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah, di

dalam proses incremental judgment jika informasi terus menerus datang, akan

muncul pertimbangan baru dan keputusan/pilihan baru.

Keahlian dan audit judgment berkaitan erat dengan pengalaman.

Keahlian dan pengalaman merupakan suatu komponen penting bagi auditor

dalam melakukan prosedur audit. Auditor yang berpengalaman akan

membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya,

daripada auditor yang kurang berpengalaman (Butt (1988) dalam Adrian

(2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2013) menyatakan bahwa

pengalaman auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan dapat

dilihat baik dari segi lamanya waktu, maupun banyaknya penugasan yang

pernah dilakukan. Auditor dengan jam terbang lebih banyak pasti sudah lebih

berpengalaman bila dibandingkan dengan auditor yang kurang

berpengalaman. Sabrina & Januarti (2012) menyatakan bahwa pengalaman

10

audit ditunjukkan dengan jumlah penugasan audit yang pernah dilakukan.

Pengalaman seorang auditor menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

skeptisisme profesional auditor karena auditor yang lebih berpengalaman

dapat mendeteksi adanya kecurangan-kecurangan pada laporan keuangan.

Menurut Sukendra et al. (2015), pengalaman menjadi indikator penting

bagi kualifikasi profesional seorang auditor. Pengalaman audit ditunjukkan

dengan jumlah penugasan audit yang pernah dilakukan. Auditor yang telah

memiliki banyak pengalaman tidak hanya akan memiliki kemampuan untuk

menemukan kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) yang tidak lazim

yang terdapat dalam laporan keuangan tetapi juga auditor tersebut dapat

memberikan penjelasan yang lebih akurat terhadap temuannya tersebut

dibandingkan dengan auditor yang masih dengan sedikit pengalaman.

Wulandari et al. (2014) menyatakan bahwa pengalaman kerja mempengaruhi

kemampuan kerja, semakin sering seseorang bekerja dan melakukan

pekerjaan yang sama, maka akan semakin terampil orang tersebut dalam

menyelesaikan pekerjaannya.

Banyaknya pengalaman kerja di bidang auditing yang dimiliki oleh

seorang auditor berupa jumlah penugasan yang pernah dilakukan dalam

waktu yang cukup lama, maka keahlian dan kemampuan auditor dalam

memberikan opini yang tepat semakin baik sehingga laporan audit yang

diterbitkan oleh auditor akan lebih dipercaya oleh pihak eksternal.

Berdasarkan uraian di atas, motivasi untuk melakukan penelitian ini

adalah pertama, ketepatan opini merupakan hal yang sangat penting bagi

11

berbagai pihak dan kesalahan auditor dalam menyatakan pendapat pada

laporan audit akan berdampak negatif bagi banyak pihak yang berkepentingan

seperti pihak manajemen, investor, publik yang memerlukan informasi atas

laporan audit tersebut serta kantor akuntan publik dimana auditor itu bekerja.

Kedua, berbagai penelitian sebelumnya mengenai keahlian audit terhadap

ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik masih menunjukkan hasil

yang tidak konsisten yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sukendra et al.

(2015), Wahyudi et al. (2014), dan Adrian (2013) menunjukkan bawa

keahlian audit mempengaruhi ketepatan pemberian opini sementara penelitian

yang dilakukan oleh Surfeliya et al. (2014), Siregar (2012), Sabrina &

Januarti (2012), serta Gusti & Ali (2008) menunjukkan bahwa keahlian audit

tidak mempengaruhi ketepatan pemberian opini. Ketiga, dari penelitian-

penelitian sebelumnya belum ada yang menggunakan variabel pengalaman

sebagai variabel moderasi dalam melakukan penelitian faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh auditor. Oleh karena itu,

penelitian ini mencoba memasukkan variabel pengalaman sebagai variabel

moderasi karena dengan adanya pengalaman diduga akan lebih meningkatkan

keahlian dan audit judgment, sehingga auditor dapat melaksanakan tugasnya

dan tepat dalam menyatakan opini atas laporan keuangan yang telah diaudit.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh

Keahlian Audit dan Audit Judgment terhadap Ketepatan Pemberian

Opini oleh Akuntan Publik dengan Pengalaman sebagai Variabel

Moderating”.

12

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya,

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sukendra et al. (2015). Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:

1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah

skeptisme professional, pengalaman auditor, keahlian audit yang diduga

mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.

Sedangkan, dalam penelitian ini menambahkan satu variabel independen

yaitu variabel audit judgment, mengurangi satu variabel dari penelitian

sebelumnya yaitu variabel skeptisme professional serta menjadikan

variabel pengalaman sebagai variabel moderating karena dengan adanya

pengalaman bagi auditor eksternal akan lebih membantu auditor dalam

melaksanakan prosedur audit. Variabel moderating inilah yang

merupakan ciri khusus dalam penelitian ini karena dalam penelitian-

penelitian sebelumnya belum ada yang menggunakan variabel

pengalaman sebagai variabel moderating.

2. Populasi dalam penelitian ini adalah staf auditor pada Kantor Akuntan

Publik yang ada di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan

Publik 2015 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia

(IAPI). Sedangkan, populasi penelitian sebelumnya adalah semua auditor

yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli

dan Kabupaten Karangasem.

13

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang

hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah keahlian audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini

oleh akuntan publik?

2. Apakah audit judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini

oleh akuntan publik?

3. Apakah pengalaman memoderasi pengaruh keahlian audit terhadap

ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik?

4. Apakah pengalaman memoderasi pengaruh audit judgment terhadap

ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris tentang:

a. Pengaruh keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh

akuntan publik

b. Pengaruh audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh

akuntan publik

c. Peran pengalaman dalam memoderasi pengaruh keahlian audit

terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

14

d. Peran pengalaman dalam memoderasi pengaruh audit judgment

terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,

diantaranya:

a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan.

b. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang profesi akuntan publik

serta menambah pengetahuan akuntansi dan auditing dengan

memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

ketepatan pemberian opini audit.

c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang

akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

d. Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang

diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan ketepatan

pemberian opini auditnya dan auditor diharapkan melakukan

pengambilan keputusan secara profesional sesuai dengan keahlian

yang dimiliki bardasarkan Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP) sehingga auditor dapat menghasilkan kinerja yang baik.

e. Pemakai Jasa Akuntansi, sebagai sumber informasi agar klien

auditor dapat mengerti hal-hal yang berhubungan dengan keahlian

audit, audit judgment dan pengalaman terhadap opini auditor. Selain

15

itu, diharapkan kepada klien auditor dapat terus mempertahankan

keberlangsungan usahanya sesuai dengan aturan dan tidak

melakukan manipulasi bisnis yang dapat merugikan pihak-pihak

lain.

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Theory of Planned Behavior

Menurut Ajzen (2005:117 dan 118) Theory Planned of Behavior ini

didasarkan pada asumsi bahwa manusia biasanya akan berperilaku pantas

(behave in a sensible manner). Pada dasarnya teori ini merupakan fungsi

dari tiga dasar determinan. Pertama, terkait dengan sikap dasar seseorang

(person in nature) disebut dengan attitude toward the behavior (sikap

seorang terhadap perilaku). Contohnya adalah sikap seorang terhadap

intuisi, terhadap orang lain, atau terhadap suatu objek. Dalam hal ini,

sikap auditor terhadap lingkungan dimana ia bekerja (kantor), terhadap

atasannya atau terhadap penjelasan dari kliennya, dan tentunya terhadap

pemberian opininya atas laporan keuangan.

Fungsi dasar determinan yang kedua, menggambarkan pengaruh

sosial (sosial influence) yang disebut norma subjektif (subjective norm).

Persepsi seseorang terhadap perilaku yang bersifat normatif (sesuai

dengan norma yang dapat diterima orang lain) akan membentuk suatu

norma subyektif dalam diri seseorang. Ketiga, yang berkaitan dengan isu

kontrol (issues of control) yang disebut dengan perceived behavioral

control (persepsi mengenai kontrol perilaku). Faktor ini berkaitan dengan

17

pengalaman masa lalu dan persepsi seseorang mengenai seberapa sulit

untuk melakukan suatu perilaku tertentu.

Teori ini digunakan untuk menjelaskan pengalaman auditor dalam

melakukan prosedur audit sampai memberikan opini atas laporan

keuangan. Dengan adanya pengalaman yang dimiliki auditor, auditor

dapat menentukan hal-hal atau sikap yang pantas untuk dilakukan, sesuai

dengan norma dan aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan tempat

ia bekerja. Selain itu, pengalaman auditor juga mampu mengontrol atau

mengendalikan sikapnya karena pada dasarnya sikap adalah kepercayaan

postif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, sehingga

intensi untuk berperilaku ditentukan dari sikap.

Diantara faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah

pengalaman pribadi dimana pembentukan sikap ini penting dan akan

berpengaruh pada prosedur audit yang dijalani auditor sehingga opini

yang diberikan akan tepat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

serta auditor yang berpengalaman mampu menjelaskan hasil audit yang

lebih luas. Oleh karena itu pemilihan landasan teori ini dapat

menjelaskan pengalaman dan perannya dalam memoderasi pengaruh

keahlian dan audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini.

2. Teori Atribusi

Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang

mengintrepestasikan suatu peristiwa, mempelajari proses bagaimana

seseorang mengintrepestasikan alasan atau sebab perilakunya. Teori ini

18

dikembangkan oleh Fritz Haider yang mengargumentasikan bahwa

perilaku seseorang itu ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal

(internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

seseorang misalnya kemampuan atau usaha dan kekuatan eksternal, yaitu

faktor-faktor yang berasal dari luar misalnya kesulitan tugas atau

keberuntungan (Suartana, 2010:181).

Teori atribusi menekankan gagasan bahwa seseorang termotivasi

dengan hasil yang menyenangkan untuk dapat merasa lebih baik akan

dirinya sendiri. Atribusi mengacu kepada penyebab suatu kejadian atau

hasil yang diperoleh berdasarkan persepsi individu atau pemikiran dan

pendapat masing-masing individu.

Teori atribusi berkaitan dengan proses di mana individu

menginterpretasikan bahwa peristiwa di sekitar mereka disebabkan oleh

bagian lingkungan mereka yang secara relatif stabil. Secara singkat, teori

atribusi berusaha untuk menjelaskan bagian mengapa dari perilaku.

Secara lebih spesifik, individu akan berusaha menganalisis mengapa

peristiwa tertentu muncul dan hasil dari analisis tersebut akan

mempengaruhi perilaku mereka di masa mendatang (Ivancevich et al.,

2005:123).

Teori ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh dari keahlian dan

audit judgment. Atribusi menyebabkan diri auditor harus menggunakan

keahlian profesionalnya untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya

dengan baik. Auditor harus menggunakan keahliannya dengan cermat

19

untuk merencanakan prosedur audit dan mengevaluasi bukti yang

diperoleh. Dengan demikian, akan dapat memberikan opini yang tepat

akurat.

Auditor juga harus menggunakan kemahirannya untuk membuat

pertimbangan (judgment), sehingga auditor dapat memperoleh dan

mengevaluasi bukti yang memadai untuk ditariknya kesimpulan audit

dan mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, pencapaian hasil

yang diharapkan akan lebih terealisasi. Keberhasilan atau kegagalan

menurut persepsi individu menyebabkan pengharapan untuk terjadinya

tindakan di masa mendatang dan menimbulkan emosional. Dalam hal ini,

auditor yang memiliki pengalaman yang kurang baik menyebabkan

munculnya suatu tindakan untuk lebih baik di akan datang dan akan

mengetahui dengan baik bagaimana pertimbangan yang harus dilakukan,

sehingga dapat memberikan opini yang tepat.

3. Keahlian Audit

Standar umum pertama menyebutkan bahwa audit harus

dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor (SA seksi 210 dalam SPAP).

Standar ini menegaskan bahwa betapa pun tingginya kemampuan

seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan

keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam

standar ini jika tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai

dalam bidang auditing. Pendidikan formal auditor independen dan

20

pengalaman profesionalnya saling melengkapi satu sama lain (Agoes,

2012:32). Dan standar umum ketiga menyebutkan bahwa dalam

pelaksanaan audit akan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

(SA seksi 230 dalam SPAP).

Menurut Rai (2008:51) menyatakan bahwa dasar pemikiran standar

umum ketiga ini adalah keahlian atau keterampilan serta kebebasan

bertindak dan berpendapat akan mencapai mutu pekerjaan yang baik

apabila audit dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan keseksamaan.

Seorang auditor harus memiliki latar belakang pendidikan yang memadai

dibidang auditing. Dalam melakukan pemeriksaan audit terhadap sistem

keuangan, catatan atas laporan keuangan, maka para auditor wajib

mempunyai suatu keahlian yang mendukungnya, karena dalam

melakukan suatu pemeriksaan, tidak sembarang orang dapat melakukan

teknik audit. Oleh karena itu, setiap auditor wajib memiliki kemahiran

profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai

auditor.

Menurut Hosseinniakani et al. (2014), keahlian audit memainkan

peran penting dalam kualitas audit. Auditor dituntut memiliki kompetensi

dan informasi teknis yang lebih tinggi sehingga auditor mampu

mendeteksi salah saji material yang ada dalam laporan keuangan.

Keahlian audit yang lebih tinggi dapat menyebabkan kualitas audit yang

lebih tinggi.

21

Keahlian adalah keterampilan dari seorang ahli. Dimana ahli

didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan

tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang

diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Seorang yang ahli adalah orang

yang dengan ketrampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah,

cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan

(Sukendra et al., 2015).

Keahlian merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang

auditor independen untuk bekerja sebagai tenaga profesional. Sifat-sifat

professional adalah kondisi-kondisi kesempurnaan teknik yang dimiliki

seseorang melalui latihan dan belajar selama bertahun-tahun yang

berguna untuk mengembangkan teknik tersebut, dan keinginan untuk

mencapai kesempurnaan dan keunggulan dibandingkan rekan

sejawatnya. Jadi, professional sejati harus mempunyai sifat yang jelas

dan pengalaman yang luas. Jasa yang diberikan klien harus diperoleh

dengan cara-cara yang professional yang diperoleh dengan belajar,

latihan, pengalaman dan penyempurnaan keahlian auditing (Adrian,

2013).

Menurut Tan dan Libby (1997) dalam Adrian (2013), keahlian audit

dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: keahlian teknis dan

keahlian non teknis. Keahlian teknis adalah kemampuan mendasar

seorang auditor berupa pengetahuan prosedural dan kemampuan klerikal

lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing secara umum. Sedangkan

22

keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam diri seorang

auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan

pengalaman.

Auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing dan mempunyai

pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya. Kompetensi

berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki

akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Dalam

melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang

yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai

dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui

pengalaman dalam praktik audit. Selain itu, akuntan publik harus

menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis

mapupun pendidikan umum. Asisten junior untuk mencapai

kompetensinya harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan

mendapatkan supervisi memadai dan review atas pekerjaannya dari

atasannya yang lebih berpengalaman. Akuntan publik harus secara terus

menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan

profesinya. Akuntan publik harus mempelajari, memahami dan

menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan

standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi (Christiawan,

2002).

Orang lain akan menilai seseorang yang berkeahlian tinggi pasti

akan berperilaku baik, oleh karena itu setiap individu dengan keahlian

23

tertentu biasanya akan bersikap sesuai dengan bagaimana persepsi orang

lain terhadap dirinya (Sabrina & Januarti, 2012).

Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa

keahlian audit adalah kemampuan auditor dalam melaksanakan pekerjaan

yang diberikan serta jarang terjadinya kesalahan dalam melakukan

pekerjaan yang diberikan. Dengan banyaknya pengetahuan yang didapat

dari belajar baik formal maupun non formal, pelatihan yang memadai,

serta banyaknya pengalaman dalam bidang audit, maka keahlian audit

dapat terus meningkat.

4. Audit Judgment

Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara

pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi

dokumentasi bukti serta pembuatan keputusan pendapat auditor atas

laporan keuangan suatu entitas. Menurut Siregar (2012), audit judgment

adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil

auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau

perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa

lainnya. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi yang

terus menerus, sehingga dapat mempengaruhi pilihan dan cara pilihan

tersebut dibuat. Setiap langkah dalam proses incremental judgment, jika

informasi terus menerus datang akan muncul pertimbangan baru dan

keputusan atau pilihan baru.

24

Judgment sering dibutuhkan oleh auditor dalam melaksanakan audit

atas laporan keuangan suatu entitas. Audit judgment melekat pada setiap

tahap dalam proses audit laporan keuangan, yaitu penerimaan perikatan

audit, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit, dan pelaporan

audit.

Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap

seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat

atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit

judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Auditor harus

menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menentukan hal-hal

yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik dalam

pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan

tujuan tertentu. Pertimbangan profesional tersebut diantaranya berkaitan

dengan gangguan terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil

pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang

berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan

profesionalnya terhadap prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk

menilai salah saji material dan mempertimbangkan pengendalian intern

dari entitas yang diperiksa (Praditaningrum & Januarti, 2012).

Pertimbangan (judgment) auditor dapat menjadi bias terhadap

perlakuan akuntansi yang dipreferensikan klien tersebut karena auditor

dibayar oleh klien dan ingin memberikan kepuasan kepada kliennya

untuk mempertahankan bisnisnya. Tetapi di lain pihak, auditor

25

dihadapkan pada kemungkinan perkara hukum yangakan timbul di masa

yang akan datang, kehilangan reputasi, dan sangsi dari organisasi profesi

yang dapat menetralkan bias tersebut. Lagi pula auditor harus

mempertahankan objektivitas dan independensinya (Arum, 2008).

Siregar (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa hubungan

judgment didasari oleh dua konsep yaitu konsep materialitas dan resiko

dan dikaitkan dengan laporan keuangan judgment yang ditentukan

dengan mempertimbangkan kedua konsep tersebut akan berpengaruh

pada opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.

Materialitas berhubungan dengan judgment, ketika dikaitkan dengan

evaluasi resiko, pertimbangan inilah yang akan mempengaruhi cara-cara

pencapaian tujuan audit, ruang lingkup dan arah pekerjaan terperinci

serta disposisi kesalahan dan kelalaian. Sedangkan resiko menunjukan

tingkat resiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapat atas laporan

keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material (Arifuddin (2002)

dalam Siregar (2012).

Menurut FASB no. 2 mendefinisikan materialitas adalah jumlah

atau besarnya kekeliruan atau salah saji dalam informasi akuntansi yang

dalam kaitannya dengan kondisi yang bersangkutan, mungkin membuat

pertimbangan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan

berubah atau terpengaruh oleh salah saji tersebut. Materialitas suatu error

sangat sulit diukur dan ditentukan dan sangat tergantung pada

pertimbangan (judgment) dari auditor. Keadaan tersebut

26

mengidentifikasikan bahwa dalam suatu audit dibutuhkan akurasi

prosedur-prosedur audit yang tinggi untuk mengetahui atau bila mungkin,

meminimalkan unsur resiko dalam suatu audit.

Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa audit

judgment adalah pertimbangan audit yang berhubungan dengan

materialitas dan resiko, dimana jika terjadi kekeliruan pertimbangan audit

atas materialitas akan menimbulkan resiko audit sehingga terjadi

kekeliruan dalam menyatakan opini atas laporan keuangan.

5. Pengalaman

Definisi pengalaman adalah pengetahuan atau keahlian yang

diperoleh dari suatu peristiwa melalui pengamatan langsung ataupun

berpartisipasi dalam peristiwa tersebut (Sukendra et al., 2015).

Arens menyebutkan:

Auditor harus menjalani pendidikan formal dibidang

akuntansi, pengalaman praktis yang cukup banyak dalam bidang

kerja yang dilakukannya, serta pendidikan profesi yang

berkelanjutan. Auditor harus memiliki kualifikasi teknis serta

berpengalaman dalam industri-industri yang mereka audit (Arens,

2003).

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan

perkembangan potensi berperilaku baik dari pendidikan formal maupun

non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa

seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi (Adrian,

2013).

27

Pengalaman kerja seseorang akan menunjukan jenis-jenis pekerjaan

yang pernah dilakukannya dan memberikan peluang yang lebih besar

baginya untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Jika seseorang

memasuki karir sebagai akuntan publik, ia harus lebih dahulu mencari

pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih

berpengalaman. Bahkan agar akuntan yang baru (junior) selesai

menempuh pendidikan formalnya dapat segera menjalani latihan teknis

dalam profesinya, pemerintah mengisyaratkan pengalaman kerja di

bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit 1000 (seribu)

jam dalam 5 (lima) tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam

diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum,

yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP bagi akuntan yang

ingin memperoleh izin praktik dalam profesi akuntan publik (Peraturan

Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 Tanggal 05 Februari 2008).

Pengalaman menjadi indikator penting bagi kualifikasi profesional

seorang auditor. Pengalaman audit adalah pengalaman yang diperoleh

auditor selama melakukan proses audit laporan keuangan baik dari segi

lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani.

Auditor yang telah memiliki banyak pengalaman tidak hanya akan

memiliki kemampuan untuk menemukan kekeliruan (error) atau

kecurangan (fraud) yang tidak lazim yang terdapat dalam laporan

keuangan tetapi juga auditor tersebut dapat memberikan penjelasan yang

28

lebih akurat terhadap temuannya tersebut dibandingkan dengan auditor

yang masih dengan sedikit pengalaman (Sukendra et al., 2015).

Cara memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama

melakukan pemeriksaan antara auditor yang berpengalaman dengan yang

kurang berpengalaman akan berbeda, demikian halnya dalam

memberikan kesimpulan audit terhadap obyek yang diperiksa (Wahyudi

et al., 2014).

Butt (1988) dalam Adrian (2013) memperlihatkan dalam

penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat

judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya,

daripada auditor yang kurang berpengalaman. Serta Pengalaman dari

banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit akan memberikan suatu

pengalaman yang lebih bervariasi dan bermanfaat untuk meningkatkan

pengetahuan dan keahlian auditor. Auditor yang memilki banyak

pengalaman dalam melakukan audit akan lebih baik dalam memberikan

opini audit (Sabrina & Januarti, 2012).

Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa

pengalaman adalah suatu hal yang dapat dijadikan pembelajaran bagi

seorang auditor dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga auditor

dapat memiliki kemampuan yang lebih dalam menemukan kekeliruan

(error) atau kecurangan (fraud) yang tidak lazim yang terdapat dalam

laporan keuangan.

29

6. Opini Audit

Opini audit merupakan final report atas audit yang dilakukan.

Dengan pemberian opini oleh auditor sesuai kode etik yang berlaku, tentu

ini akan membawa citra positif bagi masyarakat dan dunia usaha.

Perusahaan yang mendapat opini unqualified secara konsisten atas

laporan keuangan perusahaan akan memberi keyakinan masyarakat untuk

mempercayai pengelola dananya secara pasti (Surfeliya et al., 2014).

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik yang berbasis

International Standard on Audits (ISA) (SA 700 dan SA 705), ada

duabentuk opini audit, yaitu:

a. Opini tanpa modifikasian

Opini yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor menyimpulkan

bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material,

sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Laporan audit harus menyatakan bahwa audit dilaksanakan

berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan

Publik Indonesia (“IAPI”). Laporan auditor juga harus menjelaskan

bahwa standar tersebut mengharuskan auditor untuk mematuhi

ketentuan etika dan bahwa auditor merencanakan dan melaksanakan

audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan

keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.

Ketika laporan keuangan disusun berdasarkan suatu kerangka

penyajian wajar, penjelasan tentang audit dalam laporan auditor harus

30

merujuk pada “penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan

entitas.”

Laporan auditor harus menyatakan bahwa auditor meyakini bahwa

bukti audit yang telah diperoleh oleh auditor sudah cukup dan tepat

untuk menyediakan suatu basis bagi opiniauditor.

b. Opini modifikasian

Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika:

1) Auditor menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang

diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari

kesalahan penyajian material; atau

2) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat

untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan

bebas dari kesalahan penyajian material.

Ada tiga jenis opini modifikasian, yaitu:

1) Opini wajar dengan pengecualian

Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian

ketika:

(a) Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan

tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara

individual maupun secara agregasi, adalah material, tetapi

tidak pervasif, terhadap laporan keuangan; atau

(b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan

tepat yang mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan

31

bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak

terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat

material, tetapi tidak pervasif.

Ketika auditor menyatakan suatu opini wajar dengan

pengecualian karena terdapat kesalahan penyajian material dalam

laporan keuangan, auditor harus menyatakan dalam paragraf opini

bahwa, menurut opini auditor, kecuali untuk dampak hal-hal yang

dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan

Pengecualian:

(a) Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal

yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan

yang berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka

penyajian wajar; atau

(b) Laporan keuangan telah disusun, dalam semua hal yang

material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang

berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka kepatuhan.

2) Opini tidak wajar

Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor,

setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,

menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual

maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap

laporan keuangan.

Ketika auditor menyatakan suatu opini tidak wajar, auditor harus

32

menyatakan dalam paragraf opini bahwa, menurut opini auditor,

karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis

untuk Opini Tidak Wajar:

(a) Laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar sesuai

dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika

melaporkan berdasarkan kerangka penyajian wajar; atau

(b) Laporan keuangan tidak disusun, dalam semua hal yang

material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang

berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka kepatuhan.

3) Opini tidak menyatakan pendapat

Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika auditor tidak

dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang

mendasari opini, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan

dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap

laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.

Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika, dalam kondisi

yang sangat jarang yang melibatkan banyak ketidakpastian,

auditor menyimpulkan bahwa, meskipun telah memperoleh bukti

audit yang cukup dan tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut,

auditor tidak dapat merumuskan suatu opini atas laporan

keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian

tersebut dan kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastian

tersebut terhadap laporan keuangan.

33

Ketika auditor tidak menyatakan pendapat karena

ketidakmampuannya untuk memperoleh bukti audit yang cukup

dan tepat, auditor harus menyatakan dalam paragraf opini bahwa:

(a) Karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf

Basis untuk Opini Tidak Menyatakan Pendapat, auditor tidak

dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk

menyediakan suatu basis bagi opini audit, danoleh karena itu;

(b) Auditor tidak menyatakan opini atas laporan keuangan.

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

2.1

34

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Putu Sukendra,

Gede Adi

Yuniarta,

Anantawikrama

Tungga Atmadja

(2015)

Pengaruh

Skeptisme

Profesional,

Pengalaman

Auditor, dan

Keahlian Audit

terhadap

Ketepatan

Pemberian Opini

oleh Auditor

Jenis data primer.

Variabel

pengalaman dan

keahlian audit.

Populasi dalam

penelitian ini adalah

semua auditor yang

bekerja pada Inspektorat

Kabupaten Buleleng,

Kabupaten Bangli dan

Kabupaten Karangasem.

Tidak ada variabel audit

judgment dan skeptisme

profesional.

Skeptisme profesional,

pengalaman auditor, keahlian

audit berpengaruh signifikan

positif terhadap ketepatan

pemberian opini olehauditor

secara parsial.

2 Andra Maria

Achim (2014)

Proffesional

Judgment The

Key to A

Succesful Audit

Variabel judgment

dan opini audit.

Metodologi penelitian

kualitatif. Tidak terdapat

variabel keahlian audit

dan pengalaman.

Proffesional judgment

berpengaruh terhadap opini

audit.

3 Dwi Putra

Wahyudi,

Emrinaldi Nur

DP, dan Julita

Saidi (2014)

Hubungan Etika

Profesi, Keahlian,

Pengalaman, dan

Situasi Audit

dengan Ketepatan

Pemberian Opini

Jenis data primer.

Variabel keahlian

dan pengalaman.

Populasi dan sampel:

auditor yang terdaftar

pada Direktori IAPI

tahun 2013 di kota

Batam, Pekanbaru, dan

Palembang, tidak

Etika profesi, keahlian, dan

pengalaman memiliki hubungan

langsung dengan ketepatan

pemberian opini akuntan publik.

Pertimbangan materialitas

menunjukkan bahwa etika

Bersambung pada halaman berikutnya

35

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

dalam Audit

Laporan

Keuangan melalui

Pertimbangan

Materialitas dan

Skeptisisme

Profesional

Auditor

terdapat variabel etika

profesi, dan situasi audit

serta variabel mediasinya

adalah pertimbangan

materialitas, skeptisisme

profesional auditor dan

audit judgment.

profesi dan skeptisisme

profesional memiliki hubungan

dengan ketepatan opini akuntan

publik dan pengujian dengan

mediasi skeptisisme profesional

auditor menunjukkan bahwa

variabel etika dan situasi audit

yang memiliki hubungan

signifikan terhadap ketepatan

pemberian opini.

4 Fanny Surfeliya,

Andreas, dan

Yusralaini

(2014)

Pengaruh

Skeptisisme

Profesional,

Situasi Audit,

Kompetensi,

Etika Audit,

Pengalaman dan

Keahlian Audit

terhadap

Ketepatan dalam

Pemberian Opini

Jenis data primer.

Variabel keahlian

audit, dan

pengukuran variabel

menggunakan skala

likert.

Populasi: auditor yang

bekerja pada Badan

Pemeriksaan Keuangan

(BPK) dan tidak terdapat

variabel skeptisisme

profesional, situasi audit,

kompetensi, etika audit

dan audit judgment.

Skeptisisme profesional

berpengaruh signifikan terhadap

ketepatan dalam memberikan

pendapat auditor. Dan situasi

audit, kompetensi, etika,

pengalaman dan keahlian audit

mempunyai hubungan yang tidak

signifikan terhadap ketepatan

dalam memberikan pendapat

auditor.

Bersambung pada halaman berikutnya

36

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

oleh Auditor BPK

5 Arfin Adrian

(2013)

Pengaruh

Skeptisme

Profesional,

Etika,

Pengalaman, dan

Keahlian Audit

terhadap

Ketepatan

Pemberian Opini

oleh Auditor

Jenis data primer.

Variabel

pengalaman dan

keahlian audit.

Populasi dan sampel:

auditor yang bekerja

pada BPK-RI Perwakilan

Provinsi Riau. Tidak ada

variabel audit judgment,

skeptisme profesional

auditor, dan etika.

Skeptisme profesional,etika,

pengalaman, dan keahlian audit

berpengaruh signifikan positif

terhadap ketepatan pemberian

opini oleh auditor BPK

Perwakilan Provinsi Riau.

6 Hamideh

Daneshmandi

Bafqi,

Mahmood

MoeinAddin

and Abbas

AlaviRad (2013)

The Relationship

between Auditor’s

Characteristics

and Audit Quality

Terdapat variabel

keahlian audit.

Jenis data sekunder.

Populasi: Perusahaan

non-keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek

Teheran. Variabel

kualitas audit.

Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara

audit tenure dan kualitas audit.

Selain itu, terdapat hubungan

yang signifikan antara keahlian

audit dan kualitas audit.

7 A. A. Istri Dewi

Rharasati

I. D. G. Dharma

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Jenis data primer.

Variabel

pengalaman.

Populasi: Auditor yang

bekerja di Kantor

Akuntan Publik di Bali

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa, etika profesi, komitmen

profesional, pengalaman kerja,

Bersambung pada halaman berikutnya

37

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Suputra (2013) Auditor dalam

Pengambilan

Keputusan untuk

Memberikan

Opini Audit

yang tergabung dalam

Institut Akuntan Publik

Indonesia. Tidak ada

variabel audit judgment,

etika profesi, komitmen

profesional, dan

indepedensi auditor.

dan indepedensi auditor

berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan untuk

memberikan opini audit pada

Kantor Akuntan Publik di Bali.

8 Silky Raditya

Siregar (2012)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Pertimbangan

Opini Auditor

atas Laporan

Keuangan

Pemerintah

Daerah Istimewa

Yogyakarta

Jenis data primer.

Variabel keahlian

audit dan audit

judgment.

Pengukuran variabel

menggunakan skala

likert.

Populasi: auditor yang

bekerja pada Kantor

Badan Pengawasan

Keuangan (BPK)

Perwakilan Provinsi

Daerah Istimewa

Yogyakarta. Tidak ada

variabel independensi

dan lingkup audit.

Independensi, keahlian audit,

lingkup audit, dan audit

judgment secara simultan

mempengaruhi pertimbangan

opini audit. Secara parsial

independensi, keahlian audit,

lingkup audit, audit judgment

berpengaruh terhadap

pertimbangan opini audit.

9 Rr. Sabrina K.

Indira Januarti

(2012)

Pengaruh

Pengalaman,

Keahlian, Situasi

Audit, Etika, dan

Populasi dalam

penelitian ini adalah

para auditor yang

bekerja di Kantor

Tidak terdapat variabel

situasi audit, etika,

gender dan audit

judgment.

Penelitian ini memberikan bukti

bahwa gender dan situasi audit

berpengaruh positif dengan

ketepatan pemberian opini

Bersambung pada halaman berikutnya

38

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Gender terhadap

Ketepatan

Pemberian Opini

Auditor melalui

Skeptisisme

Profesional

Auditor

Akuntan Publik di

Jakarta. Variabel

pengalaman dan

keahlian audit.

auditor melalui skeptisisme

profesional auditor. Sedangkan

faktor lainnya pengalaman,

keahlian, situasi dan etika tidak

berpengaruh langsung terhadap

ketepatan pemberian opini.

10 Burcu Adiloğlu

dan

Bengu Vuran,

(2011)

A Multicriterion

Decision Support

Methodology For

Audit Opinions:

The Case Of

Audit Reports Of

Distressed Firms

In Turkey

Variabel opini audit. Jenis data sekunder.

Menggunakan analisis

regresi logistik untuk

menguji model akan

keputusan opini audit.

Sampel perusahaan yang

mengalami kesulitan

keuangan yang

beroperasi di sektor

manufaktur di Bursa

Efek Istanbul (ISE)

antara periode 1998-

2006.

Opini audit perusahaan yang

bermasalah menunjukkan bahwa

auditor gagal untuk

mengeluarkan opini-opini audit

yang tepat pada laporan audit

satu tahun sebelum kegagalan.

Bersambung pada halaman berikutnya

39

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

11 Ferdinand A.

Gul,

DonghuiWu,

and Zhifeng

Yang (2011)

Do Individual

Auditors Affect

Audit Quality?

Evidence from

Archival Data

Jenis data primer.

Terdapat variabel

pengalaman.

Variabel kualitas audit.

Menggunakan metode

regresi least trimmed

squares (LTS).

Hasil ini menunjukkan bahwa

karakteristik individu auditor

dapat mempengaruhi penilaian

dan keputusan mereka, akhirnya

menerjemahkan ke dalam variasi

dalam kualitas audit pada setiap

individu auditor.

12 Maghfirah Gusti

dan Syahril Ali

(2008)

Hubungan

Skeptisme

Profesional

Auditor dan

Situasi Audit,

Etika,

Pengalaman serta

Keahlian Audit

dengan Ketepatan

Pemberian Opini

oleh Akuntan

Publik

Jenis data primer.

Variabel

pengalaman dan

keahlian audit.

Populasi dan sampel:

partner dan auditor senior

yang bekerja pada Kantor

Akuntan Publik yang ada

di Sumatera. Tidak

terdapat variabel

skeptisme profesional

dan situasi audit, etika

dan audit judgment.

Skeptisme profesional memiliki

hubungan yang signifikan

dengan ketepatan pemberian

opini oleh akuntan publik.

Sementara itu, hanya situasi

audit yang memiliki hubungan

yang signifikan dengan ketepatan

pemberian opini oleh akuntan

publik. Tiga variabel lainnya

(etika, pengalaman dan keahlian

audit) mempunyai hubungan

yang tidak signifikan dengan

ketepatan pemberian opini oleh

akuntan

Bersambung pada halaman berikutnya

40

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

publik.

13 Ida Suraida

(2005)

Pengaruh Etika,

Kompetensi,

Pengalaman

Audit dan Risiko

Audit terhadap

Skeptisisme

Profesional

Auditor dan

Ketepatan

Pemberian Opini

Akuntan Publik

Jenis data primer.

Variabel

pengalaman.

Populasi: para auditor

yang berhak

menandatangani laporan

akuntan. Tidak terdapat

variabel keahlian audit

dan audit judgment.

Etika, kompetensi, pengalaman

audit, risiko audit dan

skeptisisme professional auditor

secara parsial maupun simultan

berpengaruh positif terhadap

ketepatan pemberian opini

akuntan publik.

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

41

Keahlian

Audit

(X1)

Audit

Judgment

(X2)

Ketepatan

Pemberian

Opini oleh

Akuntan

Publik

(Y)

Pengalaman

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.1

GAP

Pengaruh Keahlian Audit dan Audit Judgment terhadap Ketepatan

Pemberian Opini oleh Akuntan Publikdengan Pengalaman sebagai Variabel

Moderating

Basis Teori : Theory of Planned Behavior dan Teori Atribusi

Variabel Dependen

Teori : Auditor Harus

Mematuhi Standar

Profesional Akuntan

Publik (SPAP)

Praktik : Masih

Terdapat Auditor yang

Tidak Mematuhi

Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP)

Variabel Independen Variabel Moderating

42

Keahlian

Audit

(X1)

Audit

Judgment

(X2)

Ketepatan

Pemberian

Opini oleh

Akuntan

Publik

(Y)

Pengalaman

Gambar 2.1 (Lanjutan)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Regresi Berganda

Regresi Moderate

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran

Metode Analisis :Regresi

Variabel Independen Variabel Dependen Variabel Moderating

43

D. Perumusan Hipotesis

1. Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan

Publik

Keahlian audit adalah kemampuan auditor dalam melaksanakan

pekerjaan yang diberikan serta jarang terjadinya kesalahan dalam

melakukan pekerjaan yang diberikan. Dengan banyaknya pengetahuan

yang didapat dari belajar baik formal maupun non formal, pelatihan yang

memadai, serta banyaknya pengalaman dalam bidang audit, maka

keahlian audit dapat terus meningkat. Dengan keahlian audit yang terus

meningkat, maka kegagalan auditor dalam memberikan dalam laporan

audit dapat diminimalisasi.

Penelitian yang dilakukan oleh DaneshmandiBafqi et al. (2013)

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keahlian

audit dan kualitas audit. Dengan keahlian audit, auditor lebih mampu

mengenai dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan perusahaan

serta mampu untuk menemukan dan melaporkan salah saji material dalam

laporan audit atas laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi et al. (2014) menyatakan

bahwa keahlian memiliki hubungan langsung dengan ketepatan

pemberian opini akuntan publik. Hasil penelitian tersebut konsisten

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2013) yang

menyatakan bahwa keahlian audit berpengaruh signifikan positif terhadap

ketepatan pemberian opini oleh auditor dan penelitian yang dilakukan

44

oleh Sukendra et al. (2015) menyatakan bahwa keahlian audit

berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh

auditor. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin banyak keahlian yang

dimiliki oleh auditor, maka dalam pemeriksaan dan pemberian opini oleh

auditor semakin handal dan akurat.

Namun penelitian yang dilakukan oleh Surfeliya et al. (2014)

menyatakan bahwa keahlian audit tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Hasil penelitian tersebut

konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Gusti & Ali (2008) yang

menyatakan bahwa keahlian audit mempunyai hubungan yang tidak

signifikan dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik

serta penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2012), Sabrina & Januarti

(2012) yang menyatakan bahwa keahlian audit tidak berpengaruh

terhadap ketepatan pemberian opini.

Berdasarkan ketidakkonsistenan dari penelitian-penelitian tersebut,

maka keterkaitan antara keahlian audit dengan ketepatan pemberian opini

audit dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:

H1: Keahlian audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian

opini oleh akuntan publik.

2. Audit Judgment dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan

Publik

Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap

seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat

45

atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit

judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Auditor harus

menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menentukan hal-hal

yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik dalam pemeriksaan

keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Pertimbangan profesional tersebut diantaranya berkaitan dengan

gangguan terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil pemeriksaan

sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan dengan

tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan profesionalnya

terhadap prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk menilai salah saji

material dan mempertimbangkan pengendalian intern dari entitas yang

diperiksa (Praditaningrum & Januarti, 2012).

Ríos-figueroa & Cardona (2013)dalam penelitiannya menyatakan

bahwa auditor menggunakan pertimbangan profesional (professional

judgment) dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk

mengeluarkan pendapat atas kewajaran laporan keuangan entitas bisnis

serta Idris (2012) dalam Ariyantini et al. (2014) menyatakan bahwa dalam

setiap proses audit digunakan judgment. Ketepatan judgment auditor akan

mempengaruhi kualitas hasil audit dan opini auditor.

Penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2012) menyatakan bahwa

adanya pengaruh audit judgment terhadap pertimbangan pemberian opini.

Hasil Penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Achim (2014) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh

46

pertimbangan profesional (professional judgment) dalam opini audit.

Menggunakan proffesional juugement dalam melaksanakan tugas audit

merupakan hal wajib bagi auditor. Dengan adanya pertimbangan

profesional (professional judgment), auditor akan terhindar dari kesalahan

dalam mengeluarkan opini atas laporan keuangan. Mengeluarkan

pendapat yang salah pada laporan keuangan dapat mengakibatkan

hilangnya reputasi, litigasi dan kerugian finansial bagi perusahaan audit

(Kantor Akuntan Publik).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka keterkaitan antara audit

judgment dengan ketepatan pemberian opini audit dapat dirumuskan

dalam hipotesis sebagai berikut:

H2: Audit judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian

opini oleh akuntan publik.

3. Pengalaman dalam Memoderasi Keahlian Audit terhadap Ketepatan

Pemberian Opini oleh Akuntan Publik

Pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit akan

memberikan suatu pengalaman yang lebih bervariasi dan bermanfaat

untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian auditor. Auditor yang

memilki banyak pengalaman dalam melakukan audit akan lebih baik

dalam memberikan opini audit (Sabrina & Januarti, 2012).

Ashton (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa keahlian

akan lebih baik jika auditor memiliki pengetahuan dan pengalaman. Dari

hasil penelitiannya menunjukkan bahwa auditor yang memiliki

47

pengetahuan melalui pengalaman memiliki tingkat kesalahan yang lebih

sedikit dalam melaksanakan tugasnya dibandingkan dengan auditor yang

kurang berpengalaman.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi et al. (2014) menyatakan

bahwa pengalaman dapat mempengaruhi auditor dalam menyatakan

pendapat atas laporan keuangan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil

penelitian yang dilakukan Gul et al. (2011) yang menyatakan bahwa

karakteristik individu auditor seperti latar belakang pendidikan dan

pengalaman dapat mempengaruhi penilaian dan keputusan mereka,

akhirnya menerjemahkan ke dalam variasi dalam kualitas audit pada

setiap individu auditor serta penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2013)

yang menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh signifikan positif

terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Pengalaman membuat

seorang auditor menjadi semakin handal dalam melakukan audit sehingga

mereduksi kemungkinan-kemungkinan kesalahan saat proses auditing dan

pada akhirnya menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan ketepatan

opini yang lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, diduga bahwa

pengalaman merupakan variabel moderating antara keahlian audit dan

ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Oleh karena itu, hipotesis

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H3: Pengalaman dapat memoderasi pengaruh keahlian audit

terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.

48

4. Pengalaman dalam Memoderasi Audit Judgment terhadap Ketepatan

Pemberian Opini oleh Akuntan Publik

Butt (1988) dalam Adrian (2013) memperlihatkan dalam

penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat

judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya,

daripada auditor yang kurang berpengalaman.

Ríos-figueroa & Cardona (2013) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa auditor independen menggunakan professional judgment untuk

mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menentukan apakah

laporan keuangan suatu entitas menyajikan secara wajar, dalam semua hal

yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan

prinsip akuntansi yang baik yang berlaku umum. Dalam Ríos-figueroa &

Cardona (2013) terdapat beberapa studi yang telah mengaitkan

pengalaman tingkat auditor dengan professional judgment mereka dan

kemampuan untuk membuat keputusan. Auditor yang lebih

berpengalaman memiliki kemudahan dalam menjelaskan judgment

mereka dari auditor yang kurang berpengalaman.

Hamilton dan Wright (1982) dalam Ríos-figueroa & Cardona (2013)

menemukan bahwa meskipun pengalaman memiliki peran penting dalam

pengambilan keputusan, perannya lebih signifikan dalam konteks

keputusan kurang terstruktur. Bedard (1989) meninjau literatur tentang

pengalaman dalam audit dan membandingkan pendekatan kognitif dengan

pendekatan perilaku. Menurut pendekatan kognitif, proses berpikir dan

49

mengetahui yang menentukan perilaku manusia; pendekatan perilaku

menunjukkan bahwa faktor eksternal adalah apa yang menentukan

perilaku. Menggunakan pendekatan kognitif, Bedard (1989) mencatat

bahwa akan ada perbedaan pengetahuan antara auditor yang lebih

berpengalaman dan kurang auditor berpengalaman. Dia juga menyatakan

bahwa perbedaan-perbedaan ini dapat menyebabkan auditor yang lebih

berpengalaman untuk menggunakan proses pengambilan keputusan yang

berbeda dari kurang auditor berpengalaman. Namun, dengan

menggunakan pendekatan perilaku, Bedard (1989) menjelaskan bahwa

auditor yang berpengalaman tidak berperilaku berbeda dari auditor yang

kurang berpengalaman.

Auditor berpengalaman dapat mencapai kesimpulan yang tepat dan

lebih cepat daripada auditor yang kurang berpengalaman. Davis (1996)

menemukan bahwa kemampuan untuk mengenali dan memilih informasi

yang relevan dalam proses judgment yang kompleks berbeda antara

peningkatan kinerja yang dicapai oleh mereka yang membuat keputusan

dan mereka yang memiliki pengalaman. Davis (1996) menyimpulkan

bahwa auditor yang berpengalaman akan lebih selektif terhadap informasi

yang relevan. Selain itu, auditor yang lebih berpengalaman menunjukkan

konsistensi yang lebih besar antara respon mereka terhadap informasi

yang relevan dan tanggapan mereka terhadap judgment awal mereka dari

risiko pengendalian; karena informasi yang kurang relevan dan judgment

dalam waktu kurang berasal dari auditor yang kurang berpengalaman.

50

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukendra et al. (2015)

menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh signifikan positif

terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Seorang auditor

sangatlah penting untuk memiliki pengalaman yang cukup memadai

karena semakin tinggi pengalaman maka hasil pengauditan yang

dilakukan akan semakin akurat juga. Hasil penelitian ini konsisten dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Rharasati & Suputra (2013) yang

menyatakan bahwa pengalaman kerja auditor berpengaruh positif

terhadap pengambilan keputusan untuk memberikan opini audit. Ini

berarti bahwa, semakin tinggi pengalaman kerja seorang auditor maka

semakin tinggi ketepatan pengambilan keputusan untuk memberikan

opini audit serta Suraida (2005) yang menyatakan bahwa pengalaman

audit berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini akuntan

publik.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, diduga bahwa

pengalaman merupakan variabel moderating antara audit judgment dan

ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Oleh karena itu, hipotesis

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H4: Pengalaman dapat memoderasi pengaruh audit judgment

terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.

51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu keahlian

audit dan audit judgment terhadap variabel dependen, yaitu ketepatan

pemberian opini oleh akuntan publik dengan pengalaman sebagai variabel

moderating. Populasi penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada

kantor akuntan publik yang berada di wilayah DKI Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada

kantor akuntan publik wilayah DKI Jakarta. Metode pemilihan sample dalam

penelitian ini adalah metode convenience sampling yaitu istilah umum yang

mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden dimana unit sampel

yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur

dan bersifat kooperatif (Hamid, 2012:28)

Metode pemilihan sampel yang digunakan dimaksudkan untuk

mengantisipasi adanya kemungkinan tidak didapatkannya jawaban dari para

auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di

wilayah DKI Jakarta. Hal lain yang dianggap penting adalah jumlah data

yang terkumpul, agar tetap dapat memenuhi kriteria pengolahan data.

52

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdapat dua cara yaitu

penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti diperoleh

melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang

berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti

memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada

penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor eksternal

yang bekerja pada kantor akuntan publik. Data diperoleh dengan

mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan publik secara langsung

ataupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan menggunakan

daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk

mengumpulkan informasi dari auditor yang berkerja pada KAP sebagai

responden dalam penelitian.

Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator

variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan

kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai responden.

53

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Berikut ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Keahlian Audit (X1)

Keahlian adalah keterampilan dari seorang ahli, dimana ahli

didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan

tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang

diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Seorang yang ahli adalah orang

yang dengan ketrampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah,

cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan

(Sukendra et al., 2015).

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan

oleh Adrian (2013) dan Sukendra et al. (2015). Pengukuran keahlian

audit dengan menggunakan skala interval (likert) 5 poin dari sangat

setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sampai sangat tidak

setuju (1).

2. Audit Judgment (X2)

Menurut Siregar (2012) audit judgment adalah kebijakan auditor

dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu

pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu

objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. Proses judgment

tergantung pada kedatangan informasi yang terus menerus, sehingga

dapat mempengaruhi pilihan dan cara pilihan tersebut dibuat. Setiap

54

langkah dalam proses incremental judgment, jika informasi terus

menerus datang akan muncul pertimbangan baru dan keputusan atau

pilihan baru.

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan

oleh Herliansyah & Ilyas (2006), Jamilah et al. (2007) dan Yustrianthe

(2012). Pengukuran audit judgment dengan menggunakan skala interval

(likert) 5 poin dari sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2),

sampai sangat tidak setuju (1).

3. Pengalaman (X3)

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan

perkembangan potensi berperilaku baik dari pendidikan formal maupun

non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa

seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi (Adrian,

2013).

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan

oleh Adrian (2013) dan Sukendra et al. (2015). Pengukuran pengalaman

dengan menggunakan skala interval (likert) 5 poin dari sangat setuju (5),

setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sampai sangat tidak setuju (1).

4. Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y)

Opini audit merupakan final report atas audit yang dilakukan.

Dengan pemberian opini oleh auditor sesuai kode etik yang berlaku, tentu

ini akan membawa citra positif bagi masyarakat dan dunia usaha.

Perusahaan yang mendapat opini unqualified secara konsisten atas

55

laporan keuangan perusahaan akan memberi keyakinan masyarakat untuk

mempercayai pengelola dananya secara pasti (Surfeliya et al., 2014).

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan

oleh Adrian (2013). Pengukuran ketepatan pemberian opini oleh akuntan

publik dengan menggunakan skala interval (likert) 5 poin dari sangat

setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sampai sangat tidak

setuju (1).

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Keahlian

auditor (X1)

(Sumber:

Adrian

(2013) dan

Sukendra et

al. (2015))

1. Pengetahuan tentang standar

pemeriksaan yang berlaku.

1 & 2 Interval

2. Pengetahuan umum tentang

lingkungan entitas.

3

3. Keterampilan berkomunikasi

secara jelas dan efektif. 4

4. Kemampuan yang memadai

untuk pemeriksaan yang

dilaksanakan.

5

5. Kemahiran profesional dalam

melaksanakan tugas. 6

6. Keterampilan dan

pengetahuan. 7

Audit

Judgment

(X2)

(Sumber :

Herliansyah

& Ilyas

(2006),

Jamilah et al.

(2007) dan

Yustrianthe

(2012)

1. Pemahaman terhadap sistem

pengendalian internal. 8

Interval

2. Penentuan strategi audit. 9

3. Kebijakan mengenai

materialitas. 10

4. Penentuan prosedur audit. 11, 12 & 13

5. Kebijakan dalam menentukan

bukti. 14

6. Struktur audit dalam

pelaksanaan prosedur audit. 15

7. Resiko audit. 16

8. Kurangnya informasi dalam

menjalankan tugas. 17

Bersambung pada halaman selanjutnya

56

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

9. Proses konfirmasi. 18

10. Penemuan salah saji material. 19 & 20

Pengalaman

(X3)

(Sumber :

Adrian (2013)

dan Sukendra

et al. (2015))

1. Auditor telah menjalani

pendidikan formal di bidang

auditing dan akuntansi.

21

Interval

2. Memiliki pengetahuan yang

cukup banyak dalam bidang

kerja yang dilakukan.

22

3. Telah menjalani profesi yang

berkelanjutan. 23

4. Memiliki kualifikasi teknis

dalam mengaudit suatu

industri.

24 & 25

5. Mampu mendeteksi dan

mengatasi masalah. 26

6. Mampu memberikan

penjelasan yang lebih akurat. 27

Ketepatan

pemberian

opini oleh

akuntan publik

(Sumber :

Adrian 2013)

1. Seberapa banyak auditor

memberikan respon yang

benar dari setiap pekerjaan

audit.

28

Interval

2. Kualitas keputusan yang

diambil. 29

3. Kompleksitas kerja atau

tingkat kerumitan pekerjaan. 30 & 31

4. Berkordinasi dengan bagian

lain. 32

5. Kepatuhan auditor untuk

melaksanakan standar yang

telah ditetapkan.

33

6. Kepatuhan auditor terhadap

etika profesionalnya. 34

7. Memahami objek audit dan

peraturan terbaru. 35 & 36

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

57

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data,

uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2013:19).

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52). Pengujian

validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation

yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh

dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang

didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh

adalah valid (Ghozali, 2013:55).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

58

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu

(Ghozali, 2013:47).

Ghozali (2013:48) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang

akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda,

dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan

jawabannya.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya

hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan.

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian

Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika

memberikan nilai Cronbach Alpha>0,07 (Ghazali, 2013:48).

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan atas data primer ini yaitu uji

multikolonieritas, uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013:105). Deteksi

59

ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat

dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance.

Regresi bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF<10 dan nilai

tolerance>0,10 (Ghozali, 2013:108).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model

regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya

mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi

yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal

Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika

gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar

garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis

diagonal (Santoso, 2004:212).

Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data

juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi

dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti

data normal.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

60

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas (Ghozali, 2013:139).

Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika

tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2013:139).

Penelitian ini juga menggunakan uji Glejser untuk menguji

heteroskedastisitas. Uji statistik ini dapat lebih menjamin keakuratan

hasil. Kriteria dari uji Glejser adalah apabila nilai t statistik dari

seluruh variabel masing-masing memiliki nilai p value>0.005,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian variabel tersebut tidak

mengalami masalah heteroskedastisitas dan data tersebut dapat

dikatakan bersifat homoskedastisitas (Ghazali 2013:143).

4. Uji Hipotesis

a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda

Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar

variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen

yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:163).

Persamaan regresi ganda dirumuskan:

Y = a+b1X1+b2X2+e

61

Dimana:

Y = Ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Keahlian Audit

X2 = Audit Judgment

e = Error

1) Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghazali,

2013:97). Hasil uji koefisien determinasi (R2) menjelaskan

seberapa besar kemampuan model atau interaksi antara keahlian

audit dan audit judgment (variabel independen) dalam

menjelaskan ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

(variabel dependen).

2) Uji Statistik t

Uji statistik t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghazali, 2013:98). Hipotesis

alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut:

Ha: Masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen

62

Ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui

dengan membandingkan nilai signifikannya dengan derajat

kepercayaannya. Apabila tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05

maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika tingkat

signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Bila Ha

diterima dan Ho ditolak berarti ada hubungan signifikan antara

variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali,

2013:99).

3) Uji Statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen

yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghazali, 2013:98).

Dengan membandingkan probabilitas (pada tabel anova tertulis

Sig) dengan taraf nyata (0,005 atau 0,01)

Jika probabilitas>0,05 maka model ditolak

Jika probabilitas<0,05 maka model diterima

b. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate (Moderated

Regression Analysis - MRA)

Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression

Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear

dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi

dengan rumus persamaannya (Ghozali, 2013:229) sebagai berikut:

63

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 (X1X2) + e

Pengalaman (X3) dapat memoderasi pengaruh keahlian audit

(X1) terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

(Y).

Y = a + b1X1 + b2X3 + b3 (X1X3) + e

Dimana:

Y = Ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Keahlian Audit

X3 = Pengalaman

X1X3 = Variabel perkalian antara Keahlian Audit dengan

Pengalaman yang menggambarkan pengaruh variabel

moderating Pengalaman terhadap hubungan Keahlian

Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan

Publik

e = Error

Hasil uji koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali,

2013:97). Acuan yang menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2

menurut Sugiyono (2010:231) adalah sebagai berikut:

0,00 – 0,199: Sangat Rendah

64

0,20 – 0,399: Rendah

0,40 – 0,599: Sedang

0,60 – 0,799: Kuat

0,80 – 1,000: Sangat Kuat

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98).

Hipotesis alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut:

Ha: Pengalaman (X3) dapat memoderasi pengaruh keahlian audit

(X1) terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

(Y)

Menurut Santoso (2004:168) dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima

atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel

independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara

individual terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen

atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap

variabel dependen atau terikat.

65

Pengalaman (X3) dapat memoderasi pengaruh audit judgment

(X2) terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

(Y).

Y = a + b1X2 + b2X3 + b3 (X2X3) + e

Dimana:

Y = Ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X2 = Audit Judgment

X3 = Pengalaman

X2X3 = Variabel perkalian antara Audit Judgment dengan

Pengalaman yang menggambarkan pengaruh variabel

moderating Pengalaman terhadap hubungan Audit

Judgment dengan Ketepatan Pemberian Opini oleh

Akuntan Publik

e = Error

Hasil uji koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali,

2013:97). Acuan yang menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2

menurut Sugiyono (2010:231) adalah sebagai berikut:

0,00 – 0,199: Sangat Rendah

0,20 – 0,399: Rendah

66

0,40 – 0,599: Sedang

0,60 – 0,799: Kuat

0,80 – 1,000: Sangat Kuat

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98).

Hipotesis alternatif yang hendak diuji adalah sebagai berikut:

Ha: Pengalaman (X3) dapat memoderasi pengaruh audit judgment

(X2) terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

(Y).

Menurut Santoso (2004:168) dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima

atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel

independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara

individual terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen

atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap

variabel dependen atau terikat.

67

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang

bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI

Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner,

manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang

melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden dan

secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja

pada KAP di wilayah DKI Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor

Akuntan Publik 2015 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan

mulai tanggal 02 Desember 2015 hingga 22 Januari 2016.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 17 KAP dari keseluruhan KAP

yang berada di wilayah DKI Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah

115 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 107

kuesioner atau 93,04%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 8 buah

atau 6,96%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 63 buah atau 54,78%,

sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi

68

kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden

sebanyak 44 buah atau 38,26%. Gambaran mengenai data sampel disajikan

pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Persentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 115 100%

2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 8 6,96%

3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 44 38,26%

4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 63 54,78%

Sumber: Data primer yang diolah

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada

KAP di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2015

yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Berikut ini

adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari

jenis kelamin, usia, posisi terakhir, pendidikan terakhir, dan pengalaman

kerja responden.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data primer yang diolah

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-Laki 34 54,0 54,0 54,0

Perempuan 29 46,0 46,0 100,0

Total 63 100,0 100,0

69

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sekitar 34 orang atau 54%

responden didominasi oleh jens kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar

29 orang atau 46% responden berjenis kelamin perempuan.

b. Deskripsi responden berdasarkan usia

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan usia

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

S

u

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada kantor

akuntan publik sebanyak 3 responden atau 4,8% berusia 40-44 tahun.

Responden yang berusia 45-49 tahun sebanyak 4 responden atau 6,3%,

yang berusia 30-34 tahun sebanyak 5 responden atau 7,9%, yang

berusia 35-39 tahun sebanyak 6 responden atau 9,5%, yang berusia 20-

24 tahun sebanyak 18 responden atau 28,6%. Mayoritas responden yang

bekerja di kantor akuntan publik berusia 25-29 tahun yaitu sebanyak 27

responden atau 42,9%.

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 20-24 18 28,6 28,6 28,6

25-29 27 42,9 42,9 71,4

30-34 5 7,9 7,9 79,4

35-39 6 9,5 9,5 88,9

40-44 3 4,8 4,8 93,7

45-49 4 6,3 6,3 100,0

Total 63 100,0 100,0

70

c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir

Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan posisi terakhir

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir

S

S

u

b

S

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 31

orang atau sebesar 49,2% menduduki posisi sebagai auditor junior.

Responden yang menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 28

orang atau 44,4%, sedangkan sisanya yaitu supervisor sebanyak 2 orang

atau 3,2%, manajer dan partner masing-masing sebanyak 1 orang atau

1,6%. Hal tersebut mungkin dikarenakan semakin tinggi jabatan auditor

di kantor akuntan publik, semakin tinggi pula tingkat kesibukannya,

sehingga responden dalam penelitian ini didominasi oleh auditor junior.

d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Berdasarkan tabel 4.5 berikut ini, dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah

55 responden atau 87,3%. Sisanya sebesar 7,9% atau sebanyak 5 orang

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Partner 1 1,6 1,6 1,6

Manajer 1 1,6 1,6 3,2

Supervisor 2 3,2 3,2 6,3

Auditor Senior 28 44,4 44,4 50,8

Auditor Junior 31 49,2 49,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

71

berpendidikan terakhir Diploma III (D3) dan sebesar 4,8% atau

sebanyak 3 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2).

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

S

u

h

Sumber: Data primer yang diolah

e. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja

Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan pengalaman kerja

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden (sebanyak 41,3%) atau sekitar 26 auditor memiliki

pengalaman bekerja diatas 3 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 38,1%

atau sekitar 24 auditor memiliki pengalaman 1 sampai 3 tahun dan

20,6% atau sekitar 13 auditor memiliki pengalaman bekerja kurang dari

1 tahun.

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid D3 5 7,9 7,9 7,9

S1 55 87,3 87,3 95,2

S2 3 4,8 4,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid < 1 tahun 13 20,6 20,6 20,6

1-3 tahun 24 38,1 38,1 58,7

> 3 tahun 26 41,3 41,3 100,0

Total 63 100,0 100,0

72

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi keahlian

audit, audit judgment, pengalaman dan ketepatan pemberian opini oleh

akuntan publik akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat

dalam tabel 4.7

Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel keahlian audit jawaban

minimum responden sebesar 21 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-

rata total jawaban 29,24 dan standar deviasi sebesar 2,804. Variabel audit

judgment jawaban minimum responden sebesar 43 dan maksimum sebesar

65, dengan rata-rata total jawaban 50,95 dan standar deviasi sebesar 6,039.

Pada pengalaman minimum jawaban responden sebesar 22 dan maksimum

sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 28,62 dan standar deviasi

sebesar 2,970. Sedangkan pada variabel ketepatan pemberian opini oleh

akuntan publik jawaban minimum responden sebesar 30 dan maksimum

sebesar 45, dengan rata-rata total jawaban 37,06 dan standar deviasi

sebesar 3,491.

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

TKA 63 21 35 29,24 2,804

TAJ 63 43 65 50,95 6,039

TP 63 22 35 28,62 2,970

TKPO 63 30 45 37,06 3,491

Valid N

(listwise) 63

73

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation,

pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya

dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid.

Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu keahlian audit (TKA), audit

judgment (TAJ), pengalaman (TP), dan ketepatan pemberian opini

oleh akuntan publik (TKPO), dengan 63 sampel responden.

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Keahlian Audit

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan

1 (KA1) 0,698** 0,000 Valid

2 (KA2) 0,812** 0,000 Valid 3 (KA3) 0,766** 0,000 Valid 4 (KA4) 0,869** 0,000 Valid 5 (KA5) 0,801** 0,000 Valid 6 (KA6) 0,773** 0,000 Valid 7 (KA7) 0,766** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.8 menunjukkan variabel keahlian audit mempunyai

kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0.05.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Audit Judgment

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan

8 (AJ1) 0,630** 0,000 Valid

9 (AJ2) 0,723** 0,000 Valid Bersambung pada halaman selanjutnya

74

Tabel 4.9 (Lanjutan)

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan

10 (AJ3) 0,741** 0,000 Valid 11 (AJ4) 0,274** 0,030 Valid 12 (AJ5) 0,661** 0,000 Valid 13 (AJ6) 0,760** 0,000 Valid 14 (AJ7) 0,654** 0,000 Valid 15 (AJ8) 0,752** 0,000 Valid

16 (AJ9) 0,765** 0,000 Valid

17 (AJ10) 0,786** 0,000 Valid

18 (AJ11) 0,618** 0,000 Valid 19 (AJ12) 0,410** 0,001 Valid 20 (AJ13) 0,641** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.9 menunjukkan variabel audit judgment mempunyai

kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Pengalaman

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan

21 (P1) 0,687** 0,000 Valid

22 (P2) 0,857** 0,000 Valid 23 (P3) 0,825** 0,000 Valid 24 (P4) 0,838** 0,000 Valid 25 (P5) 0,668** 0,000 Valid 26 (P6) 0,890** 0,000 Valid 27 (P7) 0,897** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.10 menunjukkan variabel pengalaman mempunyai

kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

75

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan

Publik

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan

28 (KPO1) 0,857** 0,000 Valid

29 (KPO2) 0,819** 0,000 Valid 30 (KPO3) 0,819** 0,000 Valid 31 (KPO4) 0,775** 0,000 Valid 32 (KPO5) 0,900** 0,000 Valid 33 (KPO6) 0,908** 0,000 Valid 34 (KPO7) 0,840** 0,000 Valid 35 (KPO8) 0,883** 0,000 Valid

36 (KPO9) 0,818** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.11 menunjukkan variabel ketepatan pemberian opini oleh

akuntan publik mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan

dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen

penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika

nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,7. Tabel 4.12 menunjukkan hasil

uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini.

Tabel 4.12

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha Keterangan

Keahlian Audit 0,891 Reliabel

Audit Judgment 0,839 Reliabel Pengalaman 0,907 Reliabel Ketepatan Pemberian Opini

oleh Akuntan Publik 0,947 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah

76

Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel

keahlian audit sebesar 0,891, audit judgment sebesar 0,839,

pengalaman sebesar 0,907, dan ketepatan pemberian opini oleh

akuntan publik sebesar 0,947. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai

nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7. Hal ini menunjukkan

bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu

memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu

diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan

jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Deteksi ada atau tidaknya problem multiko dapat dilakukan

dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)

serta besaran korelasi antar variabel independen.

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) 1,393 1,241 1,122 ,266

TKA ,871 ,056 ,699 15,590 ,000 ,553 1,808

TAJ ,200 ,026 ,347 7,732 ,000 ,553 1,808

a. Dependent Variable: TKPO

Sumber: Data primer yang diolah

77

Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa nilai tolerance lebih

dari 0,10 dan nilai variance inflation factor (VIF) kurang dari 10

untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk

keahlian audit dan audit judgment sebesar 0,553 serta VIF sebesar

1,808. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan

regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam

penelitian ini.

b. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

78

Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada

gambar berikut ini

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang berada

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini

menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi

normalitas.

Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data

juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi

dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data

normal.

79

Tabel 4.14

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov

sebesar 0,070; dengan nilai signifikansi di atas 0,05 berarti bahwa

nilai residual terdistribusi secara normal.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians

dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 63

Normal

Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,90207101

Most Extreme

Differences

Absolute ,107

Positive ,107

Negative -,093

Test Statistic ,107

Asymp. Sig. (2-tailed) ,070c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Data primer yang diolah

80

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.3

Grafik Scatterplot

Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa

data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan

tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut.

Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan

regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi

ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik berdasarkan variabel

yang mempengaruhinya, yaitu keahlian audit dan audit judgment.

Analisis grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh

karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin

sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan grafik

plot. Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang dapat menjamin

keakuratan hasil, salah satunya menggunakan uji glejser.

81

Tabel 4.15

Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,000 ,747 2,676 ,010

TKA ,000 ,034 ,002 ,013 ,989

TAJ -,026 ,016 -,276 -1,654 ,103

a. Dependent Variable: ABS_RES

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai signifikansi t sebesar 0,989

dan 0,103. Tingkat probabilitas diatas 5% tersebut berarti tidak ada

indikasi heteroskedastisitas dalam model regresi.

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda

1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisisien determinasi (R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel

dependen. Tabel 4.16 menyajikan hasil uji statistik F variabel Y,

X1 dan X2

Tabel 4.16

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,966a ,933 ,931 ,917

a. Predictors: (Constant), TAJ, TKA

b. Dependent Variable: TKPO

Sumber: Data primer yang diolah

82

Tabel 4.16 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,931. Hal

ini menandakan bahwa variasi variabel Keahlian Audit dan Audit

Judgment dapat menjelaskan 93,1% variasi variabel Ketepatan

Pemberian Opini oleh Akuntan Publik. Sedangkan sisanya, yaitu

6,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan

dalam model penelitian ini, misalnya variabel lingkup audit, etika

profesi dan lowballing.

2) Hasil Uji Statistik t

Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.17, jika nilai

probability t lebih kecil dari 0,005 maka Ha diterima dan menolak

H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,005 maka

H0 diterima dan menolak Ha (Ghazali, 2013:99). Tabel 4.17

berikut ini menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel keahlian

audit dan audit judgment

Tabel 4.17

Hasil Uji Statitik t Variabel Y, X1 dan X2

Berdasarkan tabel 4.17, maka diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut:

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 1,393 1,241 1,122 ,266

TKA ,871 ,056 ,699 15,590 ,000

TAJ ,200 ,026 ,347 7,732 ,000

a. Dependent Variable: TKPO

Sumber: Data primer yang diolah

83

Dimana:

Y = Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik

X1 = Variabel Keahlian Audit

X2 = Variabel Audit Judgment

e = Error

Hipotesis 1: Pengaruh Keahlian Audit terhadap Ketepatan

Pemberian Opini oleh Akuntan Publik

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel

keahlian audit mempunya tingkat signifikansi 0,000. Hal ini

berarti menerima H1 sehingga dapat dikatakan bahwa keahlian

audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh

akuntan publik karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel

keahlian audit lebih kecil dari 0,05.

Keahlian merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh

seorang auditor independen untuk bekerja sebagai tenaga

profesional. Hal ini sesuai dengan standar umum pertama

menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau

lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup

sebagai auditor (SA seksi 210 dalam SPAP).

Keahlian audit mencakup seluruh pengetahuan auditor akan

dunia audit itu sendiri, tolak ukurnya adalah tingkat sertifikasi

pendidikan dan jenjang pendidikan sarjana formal (Gusti & Ali,

Y = 1,393 + 0,871X1 + 0,200X2 + 1,241

84

2008). Auditor harus memiliki keahlian audit dalam

melaksanakan tugasnya, keahlian ini antara lain: merencanakan,

menyusun, melaksanakan program kerja pemeriksaan, menyusun

kertas kerja pemeriksaan, menyusun berita pemeriksaan sampai

pada penyusunan laporan hasil pemeriksaan.

Keahlian audit yang dimiliki oleh auditor merupakan hasil

dari pendidikan formal, pelatihan teknis yang cukup dalam

praktik akuntansi dan teknik auditing, ujian profesional maupun

keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium dan lain-lain.

Pelatihan teknis yang cukup dalam praktik akuntansi dan prosedur

audit merupakan syarat menjadi akuntan pubik yang dapat

diperoleh melalui pendidikan formal. Pendidikan formal dan

pendidikan profesi yang berkelanjutan tersebut berguna untuk

membuat para auditor menjadi semakin ahli atau memiliki

keahlian yang tinggi, sehingga auditor memiliki kualifikasi dalam

melakukan pekerjaannya dan menjalankan tugasnya dengan baik

dan tepat.

Auditor harus memiliki keahlian dalam memahami kriteria

yang digunakan serta mengetahui tipe dan banyaknya bukti audit

yang harus dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat

setelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji dan dapat

menghindari adanya kesalahan dalam merumuskan opini audit.

85

Adanya keahlian audit yang dimiliki oleh seorang auditor

menyebabkan auditor akan lebih baik dan lebih tepat dalam

memberikan atau menyatakan pendapat atas laporan keuangan

yang sedang diaudit sehingga opini yang dikeluarkan oleh auditor

akan semakin akurat dan dipercaya oleh pihak-pihak yang

berkepentingan.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Wahyudi et al. (2014), Adrian (2013) dan Sukendra et al. (2015)

yang menyatakan bahwa keahlian audit berpengaruh signifikan

positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Sehingga

dapat dikatakan bahwa semakin banyak keahlian yang dimiliki

oleh auditor, maka dalam pemeriksaan dan pemberian opini oleh

auditor semakin handal dan akurat.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Surfeliya et al. (2014), Gusti & Ali (2008), Siregar

(2012) dan Sabrina & Januarti (2012) yang menyatakan bahwa

keahlian audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian

opini.

Hipotesis 2: Pengaruh Audit Judgment terhadap Ketepatan

Pemberian Opini oleh Akuntan Publik

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel

audit judgment mempunya tingkat signifikansi 0,000. Hal ini

86

berarti menerima H2 sehingga dapat dikatakan bahwa audit

judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh

akuntan publik karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel

audit judgment lebih kecil dari 0,05.

Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya

untuk menentukan hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan yang

dilakukan, baik dalam pemeriksaan keuangan, pemeriksaan

kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Pertimbangan

profesional tersebut diantaranya berkaitan dengan gangguan

terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil pemeriksaan

sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan

dengan tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan

profesionalnya terhadap prosedur pemeriksaan yang dirancang

untuk menilai salah saji material dan mempertimbangkan

pengendalian intern dari entitas yang diperiksa (Praditaningrum &

Januarti, 2012).

Dalam pelaksanaan prosedur audit yang mendetail, auditor

membuat berbagai pertimbangan (judgment) yang mempengaruhi

dokumentasi bukti dan keputusan pendapat auditor (Taylor (2000)

dalam Jamilah et al. (2007).

Kenyataan ini membuat auditor harus mengenali resiko-

resiko dan tingkat materialitas suatu saldo akun yang telah

ditetapkan pada saat perencanaan audit. Judgment dari audit akan

87

dijumpai pada setiap tahap-tahap audit. Pada tahap perencanaan

audit, judgment digunakan untuk menetapkan prosedur-prosedur

yang akan dilaksanakan. Hal ini dikarenakan judgment pada tahap

awal audit ditentukan berdasarkan pertimbangan pada tingkat

materialitas yang diramalkan. Dalam kaitannya dengan laporan

keuangan, judgment yang diputuskan oleh auditor akan

berpengaruh pada opini seorang auditor mengenai kewajaran

laporan keuangan. Tetapi, opini auditor tersebut tidak semata-

mata hanya didasarkan atas materialitas tidaknya bukti audit. Ada

berbagai faktor pembentuk opini dari seorang auditor mengenai

wajar atau tidaknya suatu laporan keuangan kliennya, yaitu

keandalan sistem pengendalian intern klien, kesesuaian

pencatatan transaksi akuntansi dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum, ada tidaknya pembatasan audit yang dilakukan

oleh klien dan konsistensi pencataan transaksi akuntansi.

Audit judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit

yaitu opini atas laporan keuangan perusahaan yang diaudit karena

audit tidak dilakukan terhadap seluruh bukti. Bukti-bukti inilah

yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan auditan.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Siregar (2012) dan Achim (2014) yang menyatakan bahwa

adanya pengaruh pertimbangan profesional (professional

88

judgment) dalam opini audit. Menggunakan proffesional

judgment dalam melaksanakan tugas audit merupakan hal wajib

bagi auditor. Dengan adanya pertimbangan profesional

(professional judgment), auditor akan terhindar dari kesalahan

dalam mengeluarkan opini atas laporan keuangan. Mengeluarkan

pendapat yang salah pada laporan keuangan dapat mengakibatkan

hilangnya reputasi, litigasi dan kerugian finansial bagi perusahaan

audit (Kantor Akuntan Publik).

b. Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi

Berikut ini menyajikan hasil interaksi dengan menggunakan

MRA, dengan hasil sebagai berikut:

1) Interaksi Antara Keahlian Audit (X1) dengan Pengalaman (X3)

Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik

(Y)

(a) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk

variabel Y, X1 dan X3

Tabel 4.18

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan

X3

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,989a ,978 ,977 ,527

a. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP

b. Dependent Variable: TKPO

Sumber: Data primer yang diolah

89

Tabel 4.18 menunjukkan variasi keahlian audit,

pengalaman, dan moderasi TKA dapat menjelaskan 97,7%

variasi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.

Sisanya 2,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model

misalnya variabel audit tenure dan profesionalisme.

(b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.19 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel

Y, X1 dan X3

Tabel 4.19

Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X3

Tabel di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar

886,635 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena

probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model

regresi dapat digunakan untuk memprediksi ketepatan

pemberian opini oleh akuntan publik, atau dapat dikatakan

bahwa variabel keahlian audit, pengalaman, dan moderasi

TKA secara secara bersama-sama berpengaruh terhadap

ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 739,346 3 246,449 886,635 ,000b

Residual 16,400 59 ,278

Total 755,746 62

a. Dependent Variable: TKPO

b. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP

Sumber: Data primer yang diolah

90

(c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 4.20 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel

Y, X1 dan X3

Tabel 4.20

Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X3

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 33,174 5,209 6,369 ,000

TKA -,597 ,172 -,479 -3,469 ,001

TP -,266 ,190 -,226 -1,402 ,166

Moderasi_

TKA ,034 ,006 1,669 5,961 ,000

a. Dependent Variable: TKPO

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.20, maka dapat diperoleh model

persamaan regresi sebagai berikut:

Keterangan:

X1 = Keahlian Audit

X3 = Pengalaman

X1X3 = Variabel perkalian antara keahlian audit dengan

pengalaman yang menggambarkan pengaruh

variabel moderating pengalaman terhadap

hubungan keahlian audit dengan ketepatan

pemberian opini oleh akuntan publik

Y = 33,174 - 0,597X1 - 0,266X3 + 0,034(X1X3) + 5,209

91

Hipotesis 3: Pengaruh Keahlian Audit terhadap

Ketepatan Pemberian Opini oleh

Akuntan Publik dengan Pengalaman

sebagai Variabel Moderating

Hasil uji hipotesis 3 pada tabel 4.20 menunjukkan bahwa

variabel moderasi keahlian audit (moderasi_TKA)

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti

menerima H3 sehingga dapat dikatakan pengalaman dapat

menjadi variabel moderating antara keahlian audit dan

ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik karena tingkat

signifikansi yang dimiliki variabel moderasi keahlian audit

(moderasi_TKA) lebih kecil dari 0,05.

Pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan yang telah

diaudit akan memberikan suatu pengalaman yang lebih

bervariasi dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan

dan keahlian auditor. Auditor yang memilki banyak

pengalaman dalam melakukan audit akan lebih baik dalam

memberikan opini audit (Sabrina & Januarti, 2012).

Ashton (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

keahlian akan lebih baik jika auditor memiliki pengetahuan

dan pengalaman. Dari hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa auditor yang memiliki pengetahuan melalui

pengalaman memiliki tingkat kesalahan yang lebih sedikit

92

dalam melaksanakan tugasnya dibandingkan dengan auditor

yang kurang berpengalaman.

Menurut Pemerintah Peraturan Menteri Keuangan

No.17/PMK.01/2008 Tanggal 05 Februari 2008, pemerintah

mengisyaratkan pengalaman kerja di bidang audit umum atas

laporan keuangan paling sedikit 1000 (seribu) jam dalam 5

(lima) tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam

diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit

umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP

bagi akuntan yang ingin memperoleh izin praktik dalam

profesi akuntan publik.

Guntur et al. (2002) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa pengalaman auditor (lebih dari dua tahun) dapat

menentukan profesionalisme, kinerja komitmen terhadap

organisasi, serta kualitas auditor melalui pengetahuan yang

diperolehnya dari pengalaman melakukan audit.

Adrian (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

auditor yang berpengalaman akan memiliki lebih banyak

pengetahuan dan struktur memori lebih baik dibandingkan

auditor yang belum berpengalaman.

Pengalaman dapat diperoleh auditor selama

melaksanakan proses audit atas suatu laporan keuangan

perusahaan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya

93

penugasan yang pernah dilakukan. Auditor yang telah

memiliki banyak pengalaman tidak hanya memiliki

kemampuan yang lebih dalam menemukan kekeliruan atau

kecurangan tidak lazim yang terdapat dalam laporan

keuangan tetapi auditor tersebut juga dapat memberikan

penjelasan yang lebih akurat terhadap temuannya

dibandingkan dengan auditor yang kurang pengalaman.

Pengalaman dapat menunjang kualitas audit yang

dihasilkan. Dengan pengalaman yang dimiliki seorang

auditor maka pengetahuan dan keahlian yang dimiliki akan

semakin luas dan auditor akan terbiasa dalam menghadapi

masalah atau pekerjaan yang serupa atau sejenis.

Banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh auditor akan

lebih meningkatkan keahlian yang dimiliki oleh auditor

sehingga auditor dapat lebih baik dalam melaksanakan

pekerjaannya dan dalam memberikan atau menyatakan

pendapat atas laporan keuangan yang sedang diaudit.

2) Interaksi Antara Audit Judgment (X2) dengan Pengalaman (X3)

Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik

(Y)

(a) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untuk

variabel Y, X2 dan X3

94

Tabel 4.21

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X2 dan

X3

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,983a ,966 ,964 ,659

a. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ

b. Dependent Variable: TKPO

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.21 menunjukkan variasi audit judgment,

pengalaman, dan moderasi TAJ dapat menjelaskan 96,4%

variasi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.

Sisanya 3,6% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model

misalnya variabel adversity quotient dan pengetahuan

auditor.

(b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.22 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel

Y, X2 dan X3

Tabel 4.22

Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2 dan X3

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 730,153 3 243,384 561,078 ,000b

Residual 25,593 59 ,434

Total 755,746 62

a. Dependent Variable: TKPO

b. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ

Sumber: Data primer yang diolah

95

Tabel di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar

561,078 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena

probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model

regresi dapat digunakan untuk memprediksi ketepatan

pemberian opini oleh akuntan publik, atau dapat dikatakan

bahwa variabel audit judgment, pengalaman, dan moderasi

TAJ secara bersama-sama berpengaruh terhadap ketepatan

pemberian opini oleh akuntan publik.

(c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 4.23 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel

Y, X2 dan X3

Tabel 4.23

Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2 dan X3

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 32,176 8,581 3,750 ,000

TAJ -,430 ,161 -,744 -2,678 ,010

TP ,058 ,282 ,049 ,205 ,838

Moderasi_

TAJ ,017 ,005 1,607 3,340 ,001

a. Dependent Variable: TKPO

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.23, maka dapat diperoleh model

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 32,176 - 0,430X2 + 0,058X3 + 0,017(X2X3) + 8,581

96

Keterangan:

X2 = Audit Judgment

X3 = Pengalaman

X2X3 = Variabel perkalian antara audit judgment dengan

pengalaman yang menggambarkan pengaruh

variabel moderating pengalaman terhadap

hubungan audit judgment dengan ketepatan

pemberian opini oleh akuntan publik

Hipotesis 4: Pengaruh Audit Judgment terhadap

Ketepatan Pemberian Opini oleh

Akuntan Publik dengan Pengalaman

sebagai Variabel Moderating

Hasil uji hipotesis 4 pada tabel 4.23 menunjukkan bahwa

variabel moderasi audit judgment (moderasi_TAJ)

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hal ini berarti

menerima H4 sehingga dapat dikatakan pengalaman dapat

menjadi variabel moderating antara audit judgment dan

ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik karena tingkat

signifikansi yang dimiliki variabel moderasi audit judgment

(moderasi_TAJ) lebih kecil dari 0,05.

Butt (1988) dalam Adrian (2013) memperlihatkan dalam

penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan

97

membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas

profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman.

Ada beberapa studi dalam penelitian yang dilakukan oleh

Ríos-figueroa & Cardona (2013) yang telah mengaitkan

pengalaman tingkat auditor dengan professional judgment

mereka dan kemampuan untuk membuat keputusan. Auditor

yang lebih berpengalaman memiliki kemudahan dalam

menjelaskan judgment mereka dari auditor yang kurang

berpengalaman. Ada perbedaan pengetahuan antara auditor

yang lebih berpengalaman dan kurang auditor

berpengalaman. Perbedaan-perbedaan ini dapat menyebabkan

auditor yang lebih berpengalaman untuk menggunakan

proses pengambilan keputusan yang berbeda dari kurang

auditor berpengalaman. Auditor berpengalaman dapat

mencapai kesimpulan yang tepat dan lebih cepat daripada

auditor yang kurang berpengalaman. Kemampuan untuk

mengenali dan memilih informasi yang relevan dalam proses

judgment yang kompleks berbeda antara peningkatan kinerja

yang dicapai oleh mereka yang membuat keputusan dan

mereka yang memiliki pengalaman.

Pengalaman audit yang dimiliki auditor ikut berperan

dalam menentukan pertimbangan yang diambil. Seseorang

dengan banyak pengalaman dalam suatu bidang akan

98

memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya

dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik

mengenai peristiwa-peristiwa. Penggunaan pengalaman

didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara

berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar

melaksanakan tugasnya dengan baik.

Auditor yang berpengalaman akan lebih selektif terhadap

informasi yang relevan dan tidak mudah dipengaruhi oleh

informasi yang tidak relevan. Selain itu, auditor yang

berpengalaman lebih memingat kesalahan-kesalahan yang

pernah terjadi sehingga auditor memperoleh pembelajaran

dan lebih berhati-hati dalam membuat judgment.

Banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh auditor akan

lebih meningkatkan judgment yang dimiliki oleh auditor

sehingga auditor dapat lebih baik dalam melaksanakan

tugasnya dan dalam dalam memberikan atau menyatakan

pendapat atas laporan keuangan yang sedang diaudit.

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keahlian audit dan

audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik

dengan pengalaman sebagai variabel moderating. Responden penelitian ini

berjumlah 63 auditor yang bekerja di 17 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

berada di DKI Jakarta dan berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2015. Berdasarkan pada

data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan

terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda dan

regresi moderate uji interaksi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Keahlian audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh

akuntan publik. Hasil penelitan ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Wahyudi et al. (2014), Adrian (2013) dan Sukendra et al. (2015).

Akan tetapi tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Surfeliya

et al. (2014), Gusti & Ali (2008), Siregar (2012) dan Sabrina & Januarti

(2012).

2. Audit judgment berpengaruh terhadap ketepatan pemberian. Hasil

penelitan ini mendukung penelitian yang dilakukan Siregar (2012) dan

Achim (2014).

100

3. Interaksi antara keahlian audit dengan pengalaman berpengaruh

signifikan terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.

4. Interaksi antara audit judgment dengan pengalaman berpengaruh

signifikan terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas

mengenai ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Serta diharapkan

dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang

dapat mempengaruhi keputusan auditor dalam menyatakan pendapat atas

laporan keuangan yang sedang diaudit. Dalam penelitian ini faktor yang

mempengaruhi adalah keahlian audit dan audit judgment, serta pengalaman

dapat menjadi variabel moderating untuk faktor-faktor tersebut.

Keahlian audit merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh

seorang auditor. Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya untuk

merencanakan dan melaksanakan auditnya dengan baik serta untuk

merencanakan prosedur audit dan mengevaluasi bukti yang diperoleh.

Auditor yang mempunyai keahlian, mampu mendeteksi salah saji

material yang ada dalam laporan keuangan. Keahlian audit yang lebih tinggi

dapat menyebabkan kualitas audit yang lebih tinggi. Dengan demikian, akan

dapat memberikan opini yang tepat dan akurat sehingga pihak ekternal akan

lebih percaya atas laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit.

101

Audit judgment juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Untuk mencapai hasil yang

diharapkan, auditor juga harus menggunakan kemahirannya untuk membuat

pertimbangan (judgment), sehingga dapat memperoleh dan mengevaluasi

bukti yang memadai untuk ditariknya kesimpulan audit. Oleh karena itu,

pencapaian hasil yang diharapkan akan lebih terealisasi. Keberhasilan atau

kegagalan menurut persepsi individu menyebabkan pengharapan untuk

terjadinya tindakan di masa mendatang dan menimbulkan emosional. Dalam

hal ini, auditor yang memiliki pengalaman yang kurang baik menyebabkan

munculnya suatu tindakan untuk lebih baik di akan datang dan akan

mengetahui dengan baik bagaimana pertimbangan yang harus dilakukan,

sehingga dapat memberikan opini yang tepat.

Keahlian audit dan audit judgment dapat lebih meningkat jika auditor

telah memiliki pengalaman dimana pengalaman tersebut yaitu pengalaman

auditor dalam melakukan prosedur audit sampai memberikan opini atas

laporan keuangan. Dengan adanya pengalaman yang dimiliki auditor, auditor

dapat menentukan hal-hal atau sikap yang pantas untuk dilakukan, sesuai

dengan norma dan aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan tempat ia

bekerja. Selain itu, pengalaman auditor juga mampu mengontrol atau

mengendalikan sikapnya karena pada dasarnya sikap adalah kepercayaan

postif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, sehingga

intensi untuk berperilaku ditentukan dari sikap.

102

Peningkatan yang ada pada keahlian audit dan audit judgment karena

pengalaman menyebabkan auditor lebih mampu dalam memberikan opini atas

laporan keuangan auditan secara lebih baik dan opini yang diberikan oleh

auditor dalam laporan audit semakin akurat dan dipercaya oleh pihak-pihak

yang berkepentingan.

C. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat

menimbulkan bias atau ketidakakuratan pada hasil penelitian ini, diantaranya:

1. Penelitian ini hanya mencakup KAP di wilayah DKI Jakarta.

2. Waktu yang digunakan saat penyebaran dan pengumpulan kuesioner yaitu

bulan Desember dan Januari dimana bulan tersebut adalah waktu sibuk

auditor untuk melaksanakan tugasnya.

3. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan

data penelitian, bukan berupa hasil wawancara langsung atau observasi

lapangan bahkan masuk ke dalam penugasan audit sebenarnya sehingga

kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan

secara tertulis sehingga dapat mempengaruhi kualitas data itu sendiri yang

dapat mengakibatkan terjadinya bias dalam hasil penelitian.

103

D. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel

moderating atau mengganti variabel moderating pengalaman dengan

variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap interaksi variabel keahlian

audit dan audit judgment terhadap ketepatan pemberian opini oleh

akuntan publik.

2. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-variabel

yang berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan

publik seperti pemeriksaan interim, profesionalisme, situasi audit dan

lain sebagainya.

3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa

wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar

bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan-

pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mempertimbangkan waktu

penelitian yang tepat, terutama penelitian dengan menggunakan data

primer, sebab auditor yang akan dijadikan sebagai responden memiliki

waktu-waktu dimana mereka sangat sibuk dan tidak bisa diganggu.

104

5. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei,

sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.

105

DAFTAR PUSTAKA

Achim, A.M., 2014. "Professional Judgment The Key to A Successful Audit".

SEA-Practical Application of Science, II(3), pp.217–222.

Adiloğlu, B. & Vuran, B., 2011. "A Multicriterion Decision Support Methodology

For Audit Opinions : The Case Of Audit Reports Of Distressed Firms In

Turkey". International Business & Economics Research Journal, 10(12),

pp.37–49.

Adrian, A., 2013. "Pengaruh Skeptisme Profesional, Etika, Pengalaman, dan

Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor".

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, pp.1–34.

Agoes, Sukrisno, 2012. “Auditing”. Edisi keempat, Penerbit Salemba Empat,

Jakarta.

Ajzen, Icek, 2005. “Attitudes Personality and Behavior". Penerbit Two Pen Plaza,

New York.

Aliya, Angga.”Skandal Penipuan Korporasi Terbesar Jepang oleh Olympus".

Diakses melalui:

http://finance.detik.com/read/2011/11/08/153440/1763010/4/skandal-

penipuan-korporasi-terbesar-jepang-oleh-olympus, pada tanggal 22

September 2015.

Anonim. “Pembekuan Izin Akuntan Publik Ben Ardi, CPA”. Pusat Pembinaan

Profesi Keuangan. Diakses melalui:

http://pppk.kemenkeu.go.id/Sanksi/GetPdfFile?fileName=Juni%20-

%20sanksi%20pembekuan%20ben%20ardi.pdf, pada tanggal 15 Oktober

2015.

Anonim. “Olympus Corporation, Skandal Terbesar dalam Korporasi Jepang”.

Lambung Mangkurat University. Diakses melalui:

https://www.coursehero.com/file/10470634/OLYMPUS2/, pada tanggal 22

September 2015.

106

Arens & Loebbecke, 2003. “Auditing Pendekatan Terpadu”. Diadaptasi oleh

Amir Abadi Jusuf. Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ariyantini, K.E., Sujana, E. & Darmawan, N.A.S., 2014. "Pengaruh Pengalaman

Auditor, Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit

Judgment". Jurnal Akuntansi Program S1, 2(1).

Arum, E.D.P., 2008. "Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan Pengalaman

Audit terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit".

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 5(2), pp.156–181.

Ashton, A.H., 1991. "Experience and Error Frequency Knowledge as Potential

Determinants of Audit Expertise". The Accounting Review, 66(2), pp.218–

239.

Burhani, Ruslan. “Menkeu Bekukan Izin Akuntan Publik Petrus Mitra Winata

Jakarta”. Diakses melalui :

http://www.breckenridgewaysideinn.com/05/07/43/menkeu-bekukan-izin-

akuntan-publik-petrus-mitra-winata.htm, pada tanggal 15 Oktober 2015.

Christiawan, Yulius Jogi, 2002. "Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik:

Refleksi Hasil Penelitian Empiris". Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 4(2),

pp. 79-92.

DaneshmandiBafqi, H., MoeinAddin, M. & AlaviRad, A., 2013. "The

Relationship between Auditor’s Characteristics and Audit Quality".

Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 5(3),

pp.639–648.

Dwi, D. & Kalsum, U. “Menkeu Bekukan Izin Dua Akuntan Publik”. Diakses

melalui : http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/23447-

menkeu_bekukan_izin_tiga_akuntan_publik, pada tanggal 15 Oktober

2015.

Ghozali, Imam, 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”.

Salemba Empat, Jakarta.

107

Gul, F.A., Wu, D. & Yang, Z., 2011. "Do Individual Auditors Affect Audit

Quality? Evidence from Archival Data". Accounting Review Forthcoming,

pp.1–50.

Guntur, Y.S., Soepomo, B. & Gitoyo, 2002. "Analisis Pengaruh Pengalaman

terhadap Profesionalisme dan Analisis Pengaruh Profesionalisme

terhadap Hasil Kerja (Outcomes)". Jurnal MAKSI, 1.

Gusti, M. & Ali, S., 2008. "Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan Situasi

Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan

Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik". Simposium Nasional

Akuntansi (SNA) ke XI Pontianak, pp.1–22.

Hamid, Abdul, 2012. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Herliansyah, Y. & Ilyas, M., 2006. "Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap

Penggunaan Bukti Tidak Relevan dalam Auditor Judgment". Simposium

Nasional Akuntansi 9 Padang, pp.1–15.

Hosseinniakani, S.M., Inácio, H. & Mota, R., 2014. "A Review on Audit Quality

Factors". International Journal of Academic Research in Accounting,

Finance and Management Services, 4(2), pp.243–254.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2013. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba

Empat, Jakarta.

Ivancevich, Konopaske, John Robert & Matteson, Michael, 2005. “Perilaku &

Manajemen Organisasi”. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Jamilah, S., Fanani, Z. & Chandrarin, G., 2007. "Pengaruh Gender, Tekanan

Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment". Simposium

Nasional Akuntansi X Makassar, pp.1–30.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 445/KM.1/2015

tentang Sanksi Pembekuan Izin Akuntan Publik Ben Ardi, CPA.

108

Peraturan Menteri Keuangan Nomor:17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan

Publik.

Praditaningrum, A.S. & Januarti, I., 2012. "Analisis Faktor-Faktor yang

Berpengaruh terhadap Audit Judgment". Universitas Diponegoro.

Ray, I Gusti Agung, 2008. “Audit Kinerja pada Sektor Publik”. Salemba Empat,

Jakarta.

Rharasati, A.A.I.D. & Suputra, I.D.G.D., 2013. "Fakor-Faktor yang

Mempengaruhi Auditor dalam Pengambilan Keputusan untuk Memberikan

Opini Audit". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 3, pp.147–162.

Ríos-figueroa, C.B. & Cardona, R.J., 2013. "Does Experience Affect Auditors’

Professional Judgment? Evidence from Puerto Rico". Accounting &

Taxation, 5(2), pp.13–32.

Sabrina & Januarti, I., 2012. "Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit,

Etika dan Gender terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor melalui

Skeptisisme Profesional Auditor". Univeritas Diponegoro, pp.1–34.

Said, Samsuar. “Menkeu Bekukan Izin Akuntan Publik Justinus Aditya”. Diakses

melalui : http://www.antaranews.com/berita/50172/menkeu-bekukan-izin-

akuntan-publik-justinus-aditya, pada tanggal 15 Oktober 2015.

Santoso, Candra Setya. “Izin Tiga Akuntan Publik Ditetapkan Menkeu”. Diakses

melalui : http://economy.okezone.com/read/2009/09/18/20/258720/izin-

tiga-akuntan-publik-ditetapkan-menkeu, pada tanggal 30 September 2015.

Santoso, Singgih, 2004. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”. PT. Alex

Media Komputindo, Jakarta.

Siregar, S.R., 2012. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan Opini

Auditor atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Istimewa

Yogyakarta". Accounting Analysis Journal, 1(2), pp.1–8.

109

Suartana, I Wayan, 2010. “Akuntansi Keprilakuan: Teori dan Implementasi”.

Penerbit CV. Andi Offset.

Sukendra, P., Yuniarta, G.A. & Atmadja, A.T., 2015. "Pengaruh Skeptisme

Profesional, Pengalaman Auditor, dan Keahlian Audit terhadap Ketepatan

Pemberian Opini oleh Auditor". Jurusan Akuntansi Program S1, 3(1).

Suraida, I., 2005. "Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko

Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian

Opini Akuntan Publik". Sosiohumaniora, 7(3), pp.186–202.

Surfeliya, F., Andreas & Yusralaini, 2014. "Pengaruh Skeptisisme Profesional,

Situasi Audit, Kompetensi, Etika Audit, Pengalaman dan Keahlian Audit

terhadap Ketepatan dalam Pemberian Opini oleh Auditor BPK". Jom

Fekon, 1(2), pp.1–15.

Wahyudi, D.P., Nur DP, E. & Saidi, J., 2014. "Hubungan Etika Profesi, Keahlian,

Pengalaman, dan Situasi Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini dalam

Audit Laporan Keuangan melalui Pertimbangan Materialitas dan

Skeptisisme Profesional Auditor". Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Riau, pp.1–15.

Wire. “Menkeu Bekukan Izin AP Dra. Suhartati Suharso, Drs. Amir Hadyi

Nasution dan Drs. Lauddin Purba”. Diakses melalui :

http://www.antaranews.com/berita/112981/menkeu-bekukan-izin-ap-dra-

suhartati-suharso-drs-amir-hadyi-nasution-dan-drs-lauddin-purba, pada

tanggal 15 Oktober 2015.

Wulandari, N., Rasuli, M. & Diyanto, V., 2014. "Pengaruh Pengalaman,

Pengetahuan, Audit Tenure dan Peer Review terhadap Kualitas Audit".

Jom Fekon, 1(2), pp.1–16.

Yustrianthe, R.H., 2012. "Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgment

Auditor Pemerintah". Jurnal Dinamika Akuntansi, 4(2), pp.72–82.

110

LAMPIRAN-

LAMPIRAN

111

LAMPIRAN 1

Data Distribusi

Sampel Penelitian

112

Data Distribusi Sampel Penelitian

No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner

Dikirim

Kuesioner

Dikembalikan

1. Drs. Abdulrahman Hasan Salipu 10 10

2. Agus Ubaidillah dan Rekan 5 5

3. Drs. Bernardi & Rekan 5 4

4. Drs. Danny Sughanda 5 5

5. Freddy Budiono 10 10

6. Idris & Sudiharto 10 7

7. Indra, Sumijono & Rekan 5 5

8. Jamaludin, Ardi, Sukimto dan Rekan 5 4

9. Labib Y Wardiman & Rekan 5 5

10. Mulyawati, Rini & Rekan 2 2

11. Noor Salim, Nursehan, Sinarahardja

(Cabang) 5 5

12. Rama Wendra 10 10

13. Riza, Adi, Syahril & Rekan 10 10

14. Drs. Sutopo Insja 5 5

15. Teguh Sentosa 2 2

16. Drs. Thomas, Blasius, Widartoyo &

Rekan 15 13

17. Zeinirwan Zein 6 5

113

LAMPIRAN 2

Surat Penelitian

Skripsi

114

115

116

117

118

119

LAMPIRAN 3

Surat Keterangan

dari KAP

120

121

122

123

124

125

LAMPIRAN 4

Kuesioner Penelitian

126

127

128

129

130

131

132

133

LAMPIRAN 5

Daftar Jawaban

Responden

134

IDENTITAS RESPONDEN

No JK Usia PosTer PendTer PengKer

1 1 3 4 2 3

2 2 2 5 2 1

3 2 1 5 2 1

4 1 2 5 2 2

5 2 2 4 2 3

6 2 2 5 2 2

7 1 1 5 2 1

8 1 1 5 2 1

9 1 1 4 2 2

10 2 2 5 2 2

11 1 2 5 2 2

12 2 2 5 2 2

13 1 2 5 2 2

14 2 3 4 2 3

15 1 1 5 2 2

16 2 2 5 2 2

17 2 2 4 2 3

18 1 1 5 2 2

19 1 2 4 2 2

20 1 2 4 2 3

21 1 2 4 2 3

22 1 2 4 2 3

23 1 2 4 2 3

24 1 2 4 2 3

25 2 2 5 2 2

26 2 2 5 2 2

27 1 6 4 2 3

28 2 2 5 2 2

29 2 2 5 2 2

31 1 4 4 2 2

31 2 6 4 2 3

32 1 4 4 2 3

33 1 6 4 2 3

34 2 1 5 2 1

35 1 1 5 2 2

Bersambung pada halaman selanjutnya

135

IDENTITAS RESPONDEN (Lanjutan)

No JK Usia PosTer PendTer PengKer

36 1 1 5 2 2

37 2 3 4 2 3

38 2 2 4 2 3

39 2 3 4 2 3

40 2 5 3 3 3

41 1 4 5 2 2

42 2 2 5 3 3

43 2 2 4 2 3

44 1 1 5 1 1

45 2 1 4 2 2

46 2 2 4 2 2

47 1 2 5 1 1

48 1 1 5 2 1

49 1 3 2 2 3

50 1 4 4 2 3

51 1 6 4 2 3

52 1 4 4 2 3

53 1 4 4 2 3

54 1 5 4 2 3

55 2 2 4 2 2

56 2 1 1 2 1

57 1 5 3 3 3

58 2 1 5 1 2

59 1 2 5 2 1

60 1 1 5 2 1

61 2 1 5 1 1

62 2 1 5 1 2

63 2 1 5 2 1

136

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEAHLIAN AUDIT

No KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 TKA

1 4 4 4 4 4 4 4 28

2 3 3 3 3 3 3 3 21

3 4 4 4 4 4 4 4 28

4 4 4 4 5 4 4 4 29

5 5 5 4 4 4 3 4 29

6 4 4 2 4 5 4 4 27

7 4 4 3 4 5 4 4 28

8 4 4 4 4 4 4 4 28

9 5 4 4 4 4 4 4 29

10 4 4 4 4 4 4 4 28

11 4 4 4 4 4 4 4 28

12 4 4 4 4 4 4 4 28

13 4 4 4 4 4 4 4 28

14 4 4 4 4 4 4 4 28

15 4 4 4 4 4 4 4 28

16 4 4 4 4 4 4 4 28

17 4 4 4 4 4 4 4 28

18 4 4 4 4 4 4 4 28

19 4 4 4 4 4 4 4 28

20 5 4 4 4 4 4 4 29

21 5 4 4 4 4 4 4 29

22 5 4 4 4 4 4 4 29

23 5 4 4 4 4 4 4 29

24 5 4 4 4 4 4 4 29

25 5 5 5 4 4 4 4 31

26 4 4 5 5 4 4 5 31

27 4 4 4 4 4 4 4 28

28 4 4 4 4 4 5 4 29

29 4 5 5 4 4 4 4 30

31 5 5 4 4 5 4 4 31

31 5 4 4 4 5 4 4 30

32 4 4 4 4 4 4 4 28

33 5 4 4 4 4 4 4 29

34 4 4 4 4 4 4 5 29

35 4 4 4 4 4 4 4 28

Bersambung pada halaman selanjutnya

137

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEAHLIAN AUDIT (Lanjutan)

No KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 TKA

36 5 4 5 4 5 4 4 31

37 4 4 4 4 4 4 4 28

38 5 5 4 4 4 5 4 31

39 4 4 4 4 4 5 4 29

40 5 5 4 4 4 4 4 30

41 4 4 4 4 4 4 4 28

42 5 5 5 5 5 5 5 35

43 4 4 4 4 4 4 4 28

44 4 5 4 4 4 4 4 29

45 4 4 4 4 4 4 4 28

46 5 5 5 5 5 5 5 35

47 4 4 4 4 4 4 4 28

48 5 5 4 4 4 4 4 30

49 4 4 4 4 4 4 4 28

50 5 5 5 5 5 5 5 35

51 5 5 5 5 5 5 5 35

52 5 5 5 5 5 5 5 35

53 5 5 5 5 5 5 5 35

54 5 5 5 5 5 5 5 35

55 4 4 4 4 4 4 4 28

56 4 4 3 3 3 4 4 25

57 5 5 5 5 5 5 5 35

58 5 5 4 5 5 5 5 34

59 2 4 4 4 3 4 4 25

60 4 4 4 3 3 3 5 26

61 4 3 3 3 4 4 4 25

62 5 4 4 4 4 3 3 27

63 4 4 4 4 4 4 4 28

138

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGMENT

No AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13 TAJ

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 51

2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 2 4 2 50

3 5 3 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 44

4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 49

5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 49

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 5 51

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 5 51

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48

9 3 4 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 51

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48

Bersambung pada halaman selanjutnya

139

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGMENT (Lanjutan)

No AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13 TAJ

19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48

20 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 45

21 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 45

22 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 45

23 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 45

24 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 45

25 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 51

26 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 52

27 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 51

28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 49

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 50

31 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 51

31 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 1 50

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 50

33 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 50

34 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 51

35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 48

36 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 3 2 2 53

Bersambung pada halaman selanjutnya

140

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGMENT (Lanjutan)

No AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13 TAJ

37 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 43

38 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 43

39 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 44

40 2 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 44

41 2 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 44

42 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51

43 4 5 5 2 4 5 4 4 4 5 5 4 5 56

44 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 52

45 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 52

46 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 61

47 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 52

48 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 52

49 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 52

50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

52 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

Bersambung pada halaman selanjutnya

141

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGMENT (Lanjutan)

No AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13 TAJ

55 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 58

56 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 51

57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

59 2 4 5 4 2 4 4 4 3 4 4 2 2 44

60 4 3 3 3 5 5 4 5 3 5 2 5 4 51

61 4 5 4 4 3 4 5 3 4 4 5 2 5 52

62 5 5 3 2 2 4 4 3 4 4 2 4 4 46

63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

142

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGALAMAN

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 TP

1 4 4 3 4 4 4 4 27

2 4 3 3 3 3 3 3 22

3 4 4 3 3 4 3 3 24

4 4 4 4 4 4 4 4 28

5 4 4 4 3 4 4 4 27

6 4 4 4 4 4 4 4 28

7 4 4 4 4 4 4 4 28

8 2 4 3 4 4 3 4 24

9 5 5 4 4 4 4 4 30

10 4 4 4 4 4 4 4 28

11 4 4 4 4 4 4 4 28

12 4 4 4 4 4 4 4 28

13 4 4 4 4 4 4 4 28

14 4 4 4 4 4 4 4 28

15 4 4 4 4 4 4 4 28

16 4 4 4 4 4 4 4 28

17 4 4 4 4 4 4 4 28

18 4 4 4 4 4 4 4 28

19 4 4 4 4 4 4 4 28

20 4 4 4 4 3 4 4 27

21 4 4 4 4 3 4 4 27

22 4 4 4 4 3 4 4 27

23 4 4 4 4 3 4 4 27

24 4 4 4 4 3 4 4 27

25 5 4 4 4 4 4 4 29

26 5 4 4 4 4 4 4 29

27 4 4 5 4 4 4 4 29

28 5 4 4 4 4 4 4 29

29 4 5 4 4 5 4 4 30

31 4 5 4 4 4 4 4 29

31 4 4 4 4 4 4 4 28

32 4 4 4 5 4 4 4 29

33 5 4 4 4 4 4 4 29

34 4 4 2 4 4 4 3 25

35 4 4 4 4 4 4 4 28

Bersambung pada halaman selanjutnya

143

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGALAMAN (Lanjutan)

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 TP

36 4 5 3 5 5 5 4 31

37 4 4 4 4 4 4 4 28

38 4 4 4 4 4 4 4 28

39 4 4 4 4 4 4 4 28

40 4 4 4 4 4 4 5 29

41 4 4 4 4 4 4 4 28

42 5 5 5 4 5 4 5 33

43 4 4 4 4 4 4 4 28

44 4 4 4 4 4 4 4 28

45 4 4 4 4 4 4 4 28

46 5 5 5 5 5 5 5 35

47 4 4 4 4 4 4 4 28

48 4 4 4 4 4 4 4 28

49 4 4 4 4 4 4 4 28

50 5 5 5 5 5 5 5 35

51 5 5 5 5 5 5 5 35

52 5 5 5 5 5 5 5 35

53 5 5 5 5 5 5 5 35

54 5 5 5 5 5 5 5 35

55 4 4 4 4 4 4 4 28

56 4 4 3 3 4 4 3 25

57 5 5 5 5 5 5 5 35

58 5 5 5 5 5 5 5 35

59 4 4 4 4 4 4 4 28

60 4 3 3 4 5 4 3 26

61 5 3 2 3 5 3 3 24

62 3 3 3 4 4 4 3 24

63 4 4 4 4 4 4 4 28

144

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DAN

MODERASI TKA & TAJ

No KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO Moderasi

TKA

Moderasi

TAJ

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 756 1377

2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 30 462 1100

3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34 672 1056

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 812 1372

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 783 1323

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 756 1428

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1428

8 4 4 3 4 4 4 3 4 4 34 672 1152

9 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37 870 1530

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344

Bersambung pada halaman selanjutnya

145

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DAN

MODERASI TKA & TAJ (Lanjutan)

No KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO

Moderasi

TKA

Moderasi

TAJ

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344

19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344

20 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 783 1215

21 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 783 1215

22 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 783 1215

23 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 783 1215

24 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 783 1215

25 4 5 4 4 4 4 4 4 5 38 899 1479

26 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37 899 1508

27 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37 812 1479

28 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37 841 1421

29 4 4 5 4 4 4 4 4 5 38 900 1500

31 4 4 5 5 4 4 4 4 4 38 899 1479

31 4 5 4 4 4 4 4 4 5 38 840 1400

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 812 1450

Bersambung pada halaman selanjutnya

146

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DAN

MODERASI TKA & TAJ (Lanjutan)

No KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO

Moderasi

TKA

Moderasi

TAJ

33 4 5 5 4 4 4 4 4 4 38 841 1450

34 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35 725 1275

35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1344

36 5 5 4 4 4 5 4 4 5 40 961 1643

37 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35 784 1204

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 868 1204

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 812 1232

40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 870 1276

41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1232

42 4 4 5 5 5 5 5 5 5 43 1155 1683

43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1568

44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 812 1456

45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1456

46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2135

47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1456

48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 840 1456

Bersambung pada halaman selanjutnya

147

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK DAN

MODERASI TKA & TAJ (Lanjutan)

No KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO

Moderasi

TKA

Moderasi

TAJ

49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1456

50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2275

51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2275

52 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2275

53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2275

54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2275

55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1624

56 4 4 3 3 4 4 4 3 4 33 625 1275

57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1225 2275

58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 1190 2275

59 4 4 4 4 3 4 4 4 4 35 700 1232

60 3 4 4 4 4 4 5 3 3 34 676 1326

61 3 4 4 4 4 4 4 3 3 33 600 1248

62 4 4 4 3 3 4 4 3 3 32 648 1104

63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 784 1456

148

LAMPIRAN 6

Output Hasil

Pengujian Data

149

Karakteristik Profil Responden

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-Laki 34 54,0 54,0 54,0

Perempuan 29 46,0 46,0 100,0

Total 63 100,0 100,0

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 20-24 18 28,6 28,6 28,6

25-29 27 42,9 42,9 71,4

30-34 5 7,9 7,9 79,4

35-39 6 9,5 9,5 88,9

40-44 3 4,8 4,8 93,7

45-49 4 6,3 6,3 100,0

Total 63 100,0 100,0

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Partner 1 1,6 1,6 1,6

Manajer 1 1,6 1,6 3,2

Supervisor 2 3,2 3,2 6,3

Auditor Senior 28 44,4 44,4 50,8

Auditor Junior 31 49,2 49,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

150

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid D3 5 7,9 7,9 7,9

S1 55 87,3 87,3 95,2

S2 3 4,8 4,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid < 1 tahun 13 20,6 20,6 20,6

1-3 tahun 24 38,1 38,1 58,7

> 3 tahun 26 41,3 41,3 100,0

Total 63 100,0 100,0

151

HASIL UJI VALIDITAS KEAHLIAN AUDIT

Correlations

KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 TKA

KA1 Pearson Correlation 1 ,580**

,428**

,424**

,601**

,339**

,331**

,698**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000 ,007 ,008 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

KA2 Pearson Correlation ,580**

1 ,611**

,630**

,542**

,532**

,551**

,812**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

KA3 Pearson Correlation ,428**

,611**

1 ,682**

,395**

,483**

,583**

,766**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

KA4 Pearson Correlation ,424**

,630**

,682**

1 ,713**

,693**

,669**

,869**

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

KA5 Pearson Correlation ,601**

,542**

,395**

,713**

1 ,620**

,519**

,801**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

KA6 Pearson Correlation ,339**

,532**

,483**

,693**

,620**

1 ,640**

,773**

Sig. (2-tailed) ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

KA7 Pearson Correlation ,331**

,551**

,583**

,669**

,519**

,640**

1 ,766**

Sig. (2-tailed) ,008 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

TKA Pearson Correlation ,698**

,812**

,766**

,869**

,801**

,773**

,766**

1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

152

HASIL UJI VALIDITAS AUDIT JUDGMENT

Correlations

AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13 TAJ

AJ1 Pearson Correlation 1 ,635**

,330**

,128 ,398**

,382**

,412**

,516**

,644**

,365**

,185 ,343**

,266* ,630

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,008 ,317 ,001 ,002 ,001 ,000 ,000 ,003 ,147 ,006 ,035 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

AJ2 Pearson Correlation ,635**

1 ,524**

,140 ,327**

,585**

,422**

,574**

,491**

,591**

,432**

,171 ,334**

,723**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,274 ,009 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,179 ,007 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

AJ3 Pearson Correlation ,330**

,524**

1 ,291* ,330

** ,533

** ,567

** ,541

** ,712

** ,637

** ,495

** ,144 ,384

** ,741

**

Sig. (2-tailed) ,008 ,000 ,021 ,008 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,261 ,002 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

AJ4 Pearson Correlation ,128 ,140 ,291* 1 ,380

** ,354

** ,302

* ,211 ,280

* ,121 -,159 ,042 -,249

* ,274

*

Sig. (2-tailed) ,317 ,274 ,021 ,002 ,004 ,016 ,098 ,026 ,346 ,214 ,743 ,049 ,030

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

AJ5 Pearson Correlation ,398**

,327**

,330**

,380**

1 ,727**

,305* ,583

** ,437

** ,401

** ,191 ,514

** ,213 ,661

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,009 ,008 ,002 ,000 ,015 ,000 ,000 ,001 ,134 ,000 ,093 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

AJ6 Pearson Correlation ,382**

,585**

,533**

,354**

,727**

1 ,438**

,575**

,454**

,615**

,254* ,346

** ,382

** ,760

**

Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,045 ,005 ,002 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

AJ7 Pearson Correlation ,412**

,422**

,567**

,302* ,305

* ,438

** 1 ,425

** ,701

** ,631

** ,314

* ,209 ,263

* ,654

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,000 ,016 ,015 ,000 ,001 ,000 ,000 ,012 ,101 ,037 ,000 N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

153

AJ8 Pearson Correlation ,516

** ,574

** ,541

** ,211 ,583

** ,575

** ,425

** 1 ,535

** ,751

** ,290

* ,353

** ,315

* ,752

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,098 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,021 ,005 ,012 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

AJ9 Pearson Correlation ,644**

,491**

,712**

,280* ,437

** ,454

** ,701

** ,535

** 1 ,601

** ,327

** ,296

* ,381

** ,765

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,026 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,009 ,019 ,002 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

AJ10 Pearson Correlation ,365**

,591**

,637**

,121 ,401**

,615**

,631**

,751**

,601**

1 ,411**

,247 ,484**

,786**

Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,000 ,346 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,051 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

AJ11 Pearson Correlation ,185 ,432**

,495**

-,159 ,191 ,254* ,314

* ,290

* ,327

** ,411

** 1 -,032 ,683

** ,618

**

Sig. (2-tailed) ,147 ,000 ,000 ,214 ,134 ,045 ,012 ,021 ,009 ,001 ,806 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

AJ12 Pearson Correlation ,343**

,171 ,144 ,042 ,514**

,346**

,209 ,353**

,296* ,247 -,032 1 ,079 ,410

**

Sig. (2-tailed) ,006 ,179 ,261 ,743 ,000 ,005 ,101 ,005 ,019 ,051 ,806 ,536 ,001

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

AJ13 Pearson Correlation ,266* ,334

** ,384

** -,249

* ,213 ,382

** ,263

* ,315

* ,381

** ,484

** ,683

** ,079 1 ,641

**

Sig. (2-tailed) ,035 ,007 ,002 ,049 ,093 ,002 ,037 ,012 ,002 ,000 ,000 ,536 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

TAJ Pearson Correlation ,630**

,723**

,741**

,274* ,661

** ,760

** ,654

** ,752

** ,765

** ,786

** ,618

** ,410

** ,641

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,030 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

154

HASIL UJI VALIDITAS PENGALAMAN

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 TP

P1 Pearson Correlation 1 ,497**

,484**

,376**

,482**

,539**

,488**

,687**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

P2 Pearson Correlation ,497**

1 ,658**

,679**

,532**

,731**

,772**

,857**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

P3 Pearson Correlation ,484**

,658**

1 ,625**

,286* ,673

** ,865

** ,825

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,023 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

P4 Pearson Correlation ,376**

,679**

,625**

1 ,518**

,855**

,750**

,838**

Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

P5 Pearson Correlation ,482**

,532**

,286* ,518

** 1 ,557

** ,437

** ,668

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,023 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

P6 Pearson Correlation ,539**

,731**

,673**

,855**

,557**

1 ,738**

,890**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

P7 Pearson Correlation ,488**

,772**

,865**

,750**

,437**

,738**

1 ,897**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

TP Pearson Correlation ,687**

,857**

,825**

,838**

,668**

,890**

,897**

1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

155

HASIL UJI VALIDITAS KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH AKUNTAN PUBLIK

Correlations

KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9 TKPO

KPO1 Pearson Correlation 1 ,816**

,576**

,534**

,710**

,797**

,626**

,765**

,735**

,857**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

KPO2 Pearson Correlation ,816**

1 ,597**

,513**

,676**

,725**

,662**

,617**

,676**

,819**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

KPO3 Pearson Correlation ,576**

,597**

1 ,638**

,676**

,725**

,748**

,688**

,603**

,819**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

KPO4 Pearson Correlation ,534**

,513**

,638**

1 ,686**

,623**

,623**

,653**

,518**

,775**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

KPO5 Pearson Correlation ,710**

,676**

,676**

,686**

1 ,821**

,825**

,801**

,682**

,900**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

KPO6 Pearson Correlation ,797**

,725**

,725**

,623**

,821**

1 ,804**

,750**

,733**

,908**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

KPO7 Pearson Correlation ,626**

,662**

,748**

,623**

,825**

,804**

1 ,661**

,513**

,840**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

156

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

KPO8 Pearson Correlation ,765**

,617**

,688**

,653**

,801**

,750**

,661**

1 ,752**

,883**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

KPO9 Pearson Correlation ,735**

,676**

,603**

,518**

,682**

,733**

,513**

,752**

1 ,818**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

TKPO Pearson Correlation ,857**

,819**

,819**

,775**

,900**

,908**

,840**

,883**

,818**

1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

157

HASIL UJI RELIABILITAS KEAHLIAN AUDIT

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 63 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 63 100,0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items

N of

Items

,891 ,896 7

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation N

KA1 4,35 ,600 63

KA2 4,24 ,499 63

KA3 4,10 ,560 63

KA4 4,11 ,479 63

KA5 4,16 ,515 63

KA6 4,13 ,492 63

KA7 4,16 ,447 63

Inter-Item Correlation Matrix

KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7

KA1 1,000 ,580 ,428 ,424 ,601 ,339 ,331

KA2 ,580 1,000 ,611 ,630 ,542 ,532 ,551

KA3 ,428 ,611 1,000 ,682 ,395 ,483 ,583

KA4 ,424 ,630 ,682 1,000 ,713 ,693 ,669

KA5 ,601 ,542 ,395 ,713 1,000 ,620 ,519

KA6 ,339 ,532 ,483 ,693 ,620 1,000 ,640

KA7 ,331 ,551 ,583 ,669 ,519 ,640 1,000

158

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KA1 24,89 5,875 ,560 ,511 ,894

KA2 25,00 5,839 ,736 ,567 ,869

KA3 25,14 5,770 ,661 ,590 ,879

KA4 25,13 5,758 ,816 ,755 ,861

KA5 25,08 5,816 ,718 ,681 ,871

KA6 25,11 5,971 ,686 ,570 ,875

KA7 25,08 6,139 ,687 ,544 ,876

Scale Statistics

Mean Variance

Std.

Deviation

N of

Items

29,24 7,862 2,804 7

HASIL UJI RELIABILITAS AUDIT JUDGMENT

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 63 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 63 100,0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items

N of

Items

,839 ,889 13

159

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation N

AJ1 4,05 ,658 63

AJ2 4,05 ,728 63

AJ3 4,13 ,492 63

AJ4 3,73 ,919 63

AJ5 4,03 ,671 63

AJ6 4,13 ,553 63

AJ7 4,16 ,447 63

AJ8 3,97 ,621 63

AJ9 4,05 ,490 63

AJ10 4,06 ,592 63

AJ11 3,51 1,256 63

AJ12 3,94 ,801 63

AJ13 3,16 1,428 63

Inter-Item Correlation Matrix

AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 AJ9 AJ10 AJ11 AJ12 AJ13

AJ1 1,000 ,635 ,330 ,128 ,398 ,382 ,412 ,516 ,644 ,365 ,185 ,343 ,266

AJ2 ,635 1,000 ,524 ,140 ,327 ,585 ,422 ,574 ,491 ,591 ,432 ,171 ,334

AJ3 ,330 ,524 1,000 ,291 ,330 ,533 ,567 ,541 ,712 ,637 ,495 ,144 ,384

AJ4 ,128 ,140 ,291 1,000 ,380 ,354 ,302 ,211 ,280 ,121 -,159 ,042 -,249

AJ5 ,398 ,327 ,330 ,380 1,000 ,727 ,305 ,583 ,437 ,401 ,191 ,514 ,213

AJ6 ,382 ,585 ,533 ,354 ,727 1,000 ,438 ,575 ,454 ,615 ,254 ,346 ,382

AJ7 ,412 ,422 ,567 ,302 ,305 ,438 1,000 ,425 ,701 ,631 ,314 ,209 ,263

AJ8 ,516 ,574 ,541 ,211 ,583 ,575 ,425 1,000 ,535 ,751 ,290 ,353 ,315

AJ9 ,644 ,491 ,712 ,280 ,437 ,454 ,701 ,535 1,000 ,601 ,327 ,296 ,381

AJ10 ,365 ,591 ,637 ,121 ,401 ,615 ,631 ,751 ,601 1,000 ,411 ,247 ,484

AJ11 ,185 ,432 ,495 -,159 ,191 ,254 ,314 ,290 ,327 ,411 1,000 -,032 ,683

AJ12 ,343 ,171 ,144 ,042 ,514 ,346 ,209 ,353 ,296 ,247 -,032 1,000 ,079

AJ13 ,266 ,334 ,384 -,249 ,213 ,382 ,263 ,315 ,381 ,484 ,683 ,079 1,000

160

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

AJ1 46,90 31,894 ,557 ,714 ,824

AJ2 46,90 30,636 ,658 ,727 ,816

AJ3 46,83 32,308 ,701 ,740 ,821

AJ4 47,22 34,272 ,125 ,465 ,856

AJ5 46,92 31,558 ,591 ,777 ,822

AJ6 46,83 31,695 ,717 ,806 ,818

AJ7 46,79 33,134 ,608 ,635 ,826

AJ8 46,98 31,209 ,701 ,741 ,816

AJ9 46,90 32,184 ,728 ,809 ,820

AJ10 46,89 31,197 ,743 ,799 ,815

AJ11 47,44 28,670 ,462 ,694 ,837

AJ12 47,02 33,145 ,291 ,372 ,841

AJ13 47,79 27,457 ,466 ,674 ,845

Scale Statistics

Mean Variance

Std.

Deviation

N of

Items

50,95 36,465 6,039 13

HASIL UJI RELIABILITAS PENGALAMAN

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 63 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 63 100,0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

161

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items

N of

Items

,907 ,912 7

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation N

P1 4,19 ,535 63

P2 4,14 ,503 63

P3 3,97 ,647 63

P4 4,08 ,485 63

P5 4,11 ,542 63

P6 4,08 ,451 63

P7 4,05 ,521 63

Inter-Item Correlation Matrix

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

P1 1,000 ,497 ,484 ,376 ,482 ,539 ,488

P2 ,497 1,000 ,658 ,679 ,532 ,731 ,772

P3 ,484 ,658 1,000 ,625 ,286 ,673 ,865

P4 ,376 ,679 ,625 1,000 ,518 ,855 ,750

P5 ,482 ,532 ,286 ,518 1,000 ,557 ,437

P6 ,539 ,731 ,673 ,855 ,557 1,000 ,738

P7 ,488 ,772 ,865 ,750 ,437 ,738 1,000

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1 24,43 6,926 ,572 ,428 ,910

P2 24,48 6,512 ,800 ,673 ,885

P3 24,65 6,070 ,732 ,782 ,895

P4 24,54 6,640 ,778 ,788 ,888

P5 24,51 6,964 ,546 ,448 ,913

P6 24,54 6,640 ,851 ,812 ,882

P7 24,57 6,313 ,853 ,851 ,879

162

Scale Statistics

Mean Variance

Std.

Deviation

N of

Items

28,62 8,820 2,970 7

HASIL UJI RELIABILITAS KETEPATAN PEMBERIAN OPINI OLEH

AKUNTAN PUBLIK

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 63 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 63 100,0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items

N of

Items

,947 ,951 9

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KPO1 4,08 ,451 63

KPO2 4,16 ,447 63

KPO3 4,16 ,447 63

KPO4 4,08 ,576 63

KPO5 4,10 ,429 63

KPO6 4,16 ,368 63

KPO7 4,13 ,421 63

KPO8 4,03 ,507 63

KPO9 4,17 ,493 63

163

Inter-Item Correlation Matrix

KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 KPO8 KPO9

KPO1 1,000 ,816 ,576 ,534 ,710 ,797 ,626 ,765 ,735

KPO2 ,816 1,000 ,597 ,513 ,676 ,725 ,662 ,617 ,676

KPO3 ,576 ,597 1,000 ,638 ,676 ,725 ,748 ,688 ,603

KPO4 ,534 ,513 ,638 1,000 ,686 ,623 ,623 ,653 ,518

KPO5 ,710 ,676 ,676 ,686 1,000 ,821 ,825 ,801 ,682

KPO6 ,797 ,725 ,725 ,623 ,821 1,000 ,804 ,750 ,733

KPO7 ,626 ,662 ,748 ,623 ,825 ,804 1,000 ,661 ,513

KPO8 ,765 ,617 ,688 ,653 ,801 ,750 ,661 1,000 ,752

KPO9 ,735 ,676 ,603 ,518 ,682 ,733 ,513 ,752 1,000

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KPO1 32,98 9,693 ,817 ,817 ,939

KPO2 32,90 9,829 ,770 ,739 ,941

KPO3 32,90 9,829 ,770 ,684 ,941

KPO4 32,98 9,403 ,694 ,539 ,948

KPO5 32,97 9,676 ,872 ,829 ,936

KPO6 32,90 9,991 ,886 ,831 ,937

KPO7 32,94 9,899 ,798 ,814 ,940

KPO8 33,03 9,322 ,843 ,791 ,937

KPO9 32,89 9,616 ,762 ,713 ,942

Scale Statistics

Mean Variance

Std.

Deviation

N of

Items

37,06 12,189 3,491 9

164

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) 1,393 1,241 1,122 ,266

TKA ,871 ,056 ,699 15,590 ,000 ,553 1,808

TAJ ,200 ,026 ,347 7,732 ,000 ,553 1,808

a. Dependent Variable: TKPO

Coefficient Correlationsa

Model TAJ TKA

1 Correlations TAJ 1,000 -,668

TKA -,668 1,000

Covariances TAJ ,001 -,001

TKA -,001 ,003

a. Dependent Variable: TKPO

2. HASIL UJI NORMALITAS

165

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 63

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std.

Deviation ,90207101

Most Extreme

Differences

Absolute ,107

Positive ,107

Negative -,093

Test Statistic ,107

Asymp. Sig. (2-tailed) ,070c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

166

3. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,000 ,747 2,676 ,010

TKA ,000 ,034 ,002 ,013 ,989

TAJ -,026 ,016 -,276 -1,654 ,103

a. Dependent Variable: ABS_RES

167

HASIL UJI REGRESI BERGANDA

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 TAJ, TKAb . Enter

a. Dependent Variable: TKPO

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,966a ,933 ,931 ,917

a. Predictors: (Constant), TAJ, TKA

b. Dependent Variable: TKPO

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 705,295 2 352,647 419,391 ,000b

Residual 50,451 60 ,841

Total 755,746 62

a. Dependent Variable: TKPO

b. Predictors: (Constant), TAJ, TKA

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,393 1,241 1,122 ,266

TKA ,871 ,056 ,699 15,590 ,000

TAJ ,200 ,026 ,347 7,732 ,000

a. Dependent Variable: TKPO

168

HASIL UJI REGRESI MODERATE UJI INTERAKSI

1. Interaksi Antara Keahlian Audit (X1) dengan Pengalaman (X3)

Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y)

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Moderasi_T

KA, TKA,

TPb

. Enter

a. Dependent Variable: TKPO

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,989a ,978 ,977 ,527

a. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP

b. Dependent Variable: TKPO

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 739,346 3 246,449 886,635 ,000b

Residual 16,400 59 ,278

Total 755,746 62

a. Dependent Variable: TKPO

b. Predictors: (Constant), Moderasi_TKA, TKA, TP

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 33,174 5,209 6,369 ,000

TKA -,597 ,172 -,479 -3,469 ,001

TP -,266 ,190 -,226 -1,402 ,166

Moderasi_TKA ,034 ,006 1,669 5,961 ,000

a. Dependent Variable: TKPO

169

2. Interaksi Antara Audit Judgment (X2) dengan Pengalaman (X3)

Mempengaruhi Ketepatan Pemberian Opini oleh Akuntan Publik (Y)

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Moderasi_T

AJ, TP, TAJb

. Enter

a. Dependent Variable: TKPO

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,983a ,966 ,964 ,659

a. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ

b. Dependent Variable: TKPO

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 730,153 3 243,384 561,078 ,000b

Residual 25,593 59 ,434

Total 755,746 62

a. Dependent Variable: TKPO

b. Predictors: (Constant), Moderasi_TAJ, TP, TAJ

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 32,176 8,581 3,750 ,000

TAJ -,430 ,161 -,744 -2,678 ,010

TP ,058 ,282 ,049 ,205 ,838

Moderasi_TAJ ,017 ,005 1,607 3,340 ,001

a. Dependent Variable: TKPO