Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, PEMBIAYAAN BERMASALAH,
EFISIENSI OPERASIONAL, DAN TINGKAT LIKUIDITAS TERHADAP
PROFITABILITAS PADA BANK BTPN SYARIAH PERIODE 2014-2019
SKRIPSI
Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih
Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Oleh :
Eka Darmayani
NIM : EES.160359
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
ii
iii
iv
v
Motto
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.” (QS. Ali-Imran: 110)
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulilah, sujud syukur ku sembahkan kepada Mu Ya Allah, Allah yang
Maha Agung dan Maha tinggi. Atas takdir dan Ridho Mu saya bisa menjadi
pribadi yang berfikir, berilmu, beriman, dan bersabar. Semoga keberhasilan ini
menjadi satu langkah awal untuk masa depanku dan meraih cita-citaku. Dengan
penuh rendah hati, ku persembahkan skripsi ini untuk orang tuaku yang sangat ku
sayangi yang selalu mendoakan dan mendukung ku selama ini, Bapak Lanjar
Sriyono dan Ibu Saniyem. Terimasih atas semua limpahan doa yang tak
berkesudahan dan kasih sayang yang selalu melimpah dari mulai saya lahir hingga
saya sebesar ini, apa yang saya dapatkan hari ini belum mampu mambayar semua
yang telah bapak dan ibu berikan, semoga Allah selalu memberikan Mu
kesehatan, umur panjang, kerberkahan dan lindungan-Nya.
Terimakasih kepada suami saya, Galih Adji Saputra, kepada keluarga-keluargaku,
Adikku Ridho Dwi Suranto, nenekku Giyem dan Alm. Kakek Mitro Wiyono,
Alm. Kakek Lasmo Suwarno, Alm. Nenek Lasmini, Pakde Suradi, Bude Tutik,
Om Lasiman, Om Surono yang selalu mendukungku, mendoakan ku dan selalu
memberikan ku semangat untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi ini..
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan yang lebih baik, aamiin.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kecukupan Modal,
Pembiayaan Bermasalah, Efisiensi Opersional, dan Tingkat Likuiditas terhadap
Profitabilitas BTPN Syariah Periode 2014-2019. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan objek
penelitian kecukupan modal diprosi Capital Adequacy Ratio (CAR), pembiayaan
bermasalah diproksi Non Performing Financing (NPF), Efisiensi Opersional
diproksi Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), tingkat likuiditas
diproksi Financing to Deposit Ratio (FDR) dan profitabilitas diproksi Return On
Asset (ROA). Sebagai subjek penelitian adalah laporan keuangan tahunan (Annual
Report) dari triwulan BTPN Syariah periode 2014-2019. Metode analisis data
menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikan CAR sebesar 0,000 <
0,05 berpengaruh signifikan terhadap ROA, nilai signifikan atau NPF sebesar
0,000 < 0,050 berpengaruh signifikan terhadap ROA, nilai signifikan atau BOPO
sebesar 0,010 berpengaruh signifikan terhadap ROA, dan nilai signifikan FDR
sebesar 0,050 sama dengan 0,050 berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil
analisis diketahui CAR dan BOPO berpengaruh positif terhadap ROA, sedangkan
NPF dan FDR berpengaruh negatif terhadap ROA. Dari penelitian ini nilai CAR
merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap ROA.
Kata kunci : Kecukupan Modal, Pembiayaan Bermasalah, Efisiensi Operasional,
Tingkat Likuiditas, dan Profitabilitas.
viii
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of capital adequacy, problem
financing, operational efficiency, and liquidity level on the profitability of BTPN
Syariah for the 2014-2019 period. The research method used in this research is
descriptive quantitative, with the object of research capital adequacy proxied
Capital Adequacy Ratio (CAR), financing problems proxied Non Performing
Financing (NPF), Operational Efficiency proxied Operational Expenses
Operating Income (BOPO), liquidity level proxied Financing to Deposit Ratio
(FDR) and profitability are proxied by Return On Assets (ROA). As the research
subject is the annual financial report (Annual Report) from the BTPN Syariah
quarter 2014-2019. Methods of data analysis using multiple linear regression.
The results showed that the significant value of CAR of 0.000 <0.05 has a
significant effect on ROA, a significant value or NPF of 0.000 <0.050 has a
significant effect on ROA, a significant value or BOPO of 0.010 has a significant
effect on ROA, and a significant value of FDR of 0.050 is equal to 0.050 has a
significant effect on ROA. The results of the analysis show that CAR and BOPO
have a positive effect on ROA, while NPF and FDR have a negative effect on
ROA. From this study, the CAR value is a variable that has a strong influence on
ROA.
Keywords: Capital Adequacy, Problematic Financing, Operational Efficiency,
Liquidity Level, and Profitability.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan ke hadiran Allah SWT yang
mana dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan
kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu,
tidak lupa pula iringkan sholawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan syafaatnya kepada kita semua.
Skripsi ini dengan judul: Pengaruh Kecukupan Modal, Pembiayaan
Bermasalah, Efisiensi Operasional dan Tingkat Likuiditas Terhadap
Profitabilitas pada BTPN Syariah Periode 2014-2019. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Stata Satu (S1) Program
Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Dr. A.A. Miftah, M,Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
2. Dr. Rafidah, S.E.,M.E.I selaku Wakil Dekan I, Titin Agustin N, S.Si., M.Si.,
Ph.D selaku Wakil Dekan II, Dr. Sucipto, S.Ag.,MA selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi,
3. Ambok Pangiuk, S.Ag, M.Si. dan M. Yunus, M.Si selaku Ketua dan
sekertaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
4. Dr Novi Mubyarto, SE.,ME selaku Pembimbing I dan Efni Anita, SE.,ME,Sy
selaku Pembimbing II, Terimakasih atas arahan dan bimbingannya semoga
Allah senantiasa membalas kebaikannya,
x
5. Bapak dan Ibu Dosen serta Asisten Dosen yang telah memberikan materi
pendidikan yang berharga selama proses perkuliahan di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
6. Seluruh karyawan dan karyawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah
memberikan pelayanan dalam masa perkuliahan sampai selesai,
7. Kedua Orangtua yang telah memberikan dorongan, semangat, do’a dan
limpahan kasih sayang sehingga skripsi ini diselesaikan dengan baik,
8. Suami dan keluarga besar Mitro Wiyono dan Lasmo Suwarno yang telah
mendoakan serta memberikan motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir,
9. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat, pengetahuan, dan bantuan dari awal sampai akhir
penyusunan skripsi ini.
Terimakasih yang sebesar-besarnya atas jasa yang telah kalian berikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan semoga
amal kebajikan kalian semua dinilai oleh Allah SWT.
Di samping itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan
kekurangan, sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan
kekurangan milik saya sendiri. sangat diharapkan kritik dan saran yang
membangun agar bisa menjadi catatan perbaikan untuk kedepan yang lebih layak
secara akademisi dan ilmiah. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan penelitian selanjutnya.
Jambi, November 2020
Penulis
Eka Darmayani
EES.160359
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................... ii
NOTA DINAS ........................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 9
C. Tujuan ..................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 9
E. Batasan Masalah ..................................................................... 11
F. Kerangka Teori ....................................................................... 11
1. Profitabilitas ....................................................................... 11
2. Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio)...................... 15
3. Pembiayaan Bermasalah (Non Performancing Financing) .. 18
4. Efisiensi Operasional (Beban Operasional-Pendapatan
Opersional) ....................................................................... 21
5. Tingkat Likuiditas (Financing to Deposit Ratio)................. 23
G. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 25
H. Kerangka Pikir ......................................................................... 31
I. Hipotesis ................................................................................. 33
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................. 35
xii
B. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 35
1. Jenis Data ........................................................................... 35
2. Data Primer ....................................................................... 35
3. Data Sekunder .................................................................... 36
C. Instrumen Pengumpulan data ................................................... 36
D. Populasi dan Sampel ................................................................ 36
1. Populasi ............................................................................. 36
2. Sampel .............................................................................. 37
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 37
1. Variabel Bebas atau X (Independent variabel).................... 37
2. Variabel Terikat atau Y (Dependent Variabel).................... 37
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 38
1. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 38
a. Uji Normalitas .............................................................. 38
b. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 38
c. Uji Multikolinieritas ..................................................... 39
2. Analisis Regresi Linier Berganda ....................................... 39
3. Koefisien Determinasi (R2) ................................................ 40
4. Uji Simultan (Uji F) ........................................................... 40
G. Sistematika Penulisan ................................................................... 41
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil BTPN Sayriah .................................................................... 43
B. Sejarah BTPN Syariah .................................................................. 44
C. Visi, Misi, dan Nilai BTPN Sayriah .............................................. 45
1. Visi......................................................................................... 45
2. Misi ........................................................................................ 45
3. Nilai BTPN Syariah ................................................................ 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 47
1. Uji Normalitas ........................................................................ 47
2. Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 48
xiii
3. Uji Multikolinieritas ............................................................... 49
B. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................. 50
C. Koefisien Determinasi .................................................................. 51
D. Uji Simultan (Uji F) ..................................................................... 53
E. Pembahasan ................................................................................. 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 59
B. Saran ............................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Tahunan BTPN Syariah.................................................... 6
Tabel 4.1 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................ 49
Tabel 4.2 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda .......................... 50
Tabel 4.3 Hasil Uji F ................................................................................ 53
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ............................................................. 47
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................ 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan pada saat ini merupakan inti sistem keuangan setiap negara.
Bank merupakan suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Drs. Mohammad Hatta mengemukakan bahwa bank adalah sendi
kemajuan masyarakat dan sekiranya tidak ada bank maka tidak akan ada
kemajuan seperti saat ini.1
Menurut Howard D. Crosee dan George J. Hemple, bank adalah suatu
organisasi yang menggabungkan usaha manusia dan sumber-sumber keuangan
untuk melaksanakan fungsi bank dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat
dan untuk memperoleh keuntungan bagi pemilik. Sementara itu, menurut F. E.
Perry, bank adalah suatu badan usaha yang transaksinya berkaitan dengan uang,
menerima simpanan (deposit) dari nasabah, menyediakan dana atas setiap
penarikan, melakukan penagihan cek-cek atas perintah nasabah, memberikan
kredit, dan atau menanamkan kelebihan simpanan tersebut sampai dibutuhkan
untuk pembayaran kembali.2
Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankkan yang telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998,
perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
1 Viethzal Rivai, dkk, “Cimmercial Bank Management Manajemen Perbankan dari Teori
ke Praktik”, Raja Grafindo Persada. 2013. Hal. 1
2 Ibid, hal. 1
2
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka mengangkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Sebagai perusahaan jasa, usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu
mengimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan utama,
sedangkan kegiatan lainnya adalah jasa-jasa pendukung yang berfungsi
mendukung kelancaran kegiatan utama.3 Jika dilihat dari cara menentukan harga
jual beli terbagi menjadi dua kelompok, yaitu bank syariah dan bank konvesional.
Perbankkan di Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan
stabilitas nasional ke arah peningkatan rakyat banyak.4
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti
ketentuan-ketantuan syariah Islam. Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan
harga produknya sangat berbeda dengan bank konvesional. Penentuan harga bagi
bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah
penyimpanan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan
menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan.
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berladaskan pada Al-
Qur’an dan Hadist.5
3 Wildan Farhat Pinasti and RR Indah Mustikawati, “Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM
Dan LDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Periode 2011-2015,” Nominal: Barometer Riset
Akuntansi Dan Manajemen 7, no. 1 (April 19, 2018): 127,
4 Malayu Hasibuan. “Dasar-dasar Perbankan”. Bumi Aksara: 2011. Hal. 1
5 Nur Mawaddah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah |
Mawaddah | Etikonomi,” 242, accessed October 28, 2020/.
3
Di Indonesia kesehatan perbankan diukur oleh Bank Indonesia, sebagai
otoritas tertinggi pemegang kebijakan perbankan. Setiap tahun Bank Indonesia
harus melaporkan kinerja semua bank yang ada di Indonesia untuk melihat tingkat
kesehatan perbankan secara nasional. Bank Indonesia mengukur peningkatan
kinerja perbankan syariah malalui berbagai rasio keuangan.6
Profitabilitas secara maksimal dapat tercapai jika mampu menghasilkan
laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas sebagai dasar untuk melihat
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam periode tertentu.
Kemapuan perusahaan untuk memperoleh laba akan menarik investor untuk
investasi di perusahaan tersebut sehingga perusahaan dapat melakukan peluasan
usaha. Sebaliknya jika perusahaan tidak mampu memperoleh laba akan
menyebabkan investor menarik kembali investasinya.7
Profitabilitas dikenal juga sebagai rentabilitas, bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, rasio
ini bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan
operasional perusahaan. Menurut Kasmir profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.8
Menurut Sofyan profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
6 Fany Indriyani, “Komparasi Kinerja Perbankan Syariah Dengan Bank Konvensional:
Suatu Studi Literatur,” Muqtasid: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah 6, no. 2 (December 1,
2015): 3.
7 Wildan Dwi Dermawan and Desiana Desiana, “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Profitabilitas (Studi Pada Bank Umum Konvensional Di Indonesia),” Jurnal
Akuntansi 14, no. 1 (September 29, 2019): 33.
8 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,2012): 196.
4
cabang, dan sebagainya. Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat
untuk mengukur kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah
Return On Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return On Asset
(ROA) pada industri perbankan. Return On Asset (ROA) memfokuskan
kemampuan perusahaan untuk memproleh earning dalam operasi perusahaan,
sedangkan Return On Equity (ROE) hanyak mengukur Return yang diperoleh dari
investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut.9
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs/ Tahun 2007 yang
menjelaskan tentang sistim penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan
prinsip Syariah, sebagaimana dikutip doleh Yuni Elmadwita & Novi Mubyarto,
salah satu rasio yang dapat digunakan oleh bank untuk mengukur tingkat
profitabilitas adalah Return On Asset (ROA). ROA mencerminkan kemampuan
manajemen bank dan seberapa efektif suatu bank dalam mengelola asetnya untuk
menghasilkan suatu keuntungan. Menurut Lukman, Bank Indonesia lebih
cenderung melihat ROA sebagai representasi dari profitabilitas suatu bank karena
Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas yang diukur dengan aset
yang dananya sebagian besar berada dari dana simpanan masyarakat.10
Return on Aset (ROA) atau profitabilitas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur efektifitas manajemen dalam mengelola besaran laba yang
diperoleh bank. ROA digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam
9 Pinasti and Mustikawati, “Pengaruh Car, Bopo, Npl, Nim Dan Ldr Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Periode 2011-2015,” 129.
10 Yoni Elmadwita and Novi Mubyarto, “Kecukupan Modal, Pembiayaan Bermasalah,
Dan Efisiensi Operasional Sebagai Determinan Dari Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia
Periode 2012-2017,” INNOVATIO: Journal for Religious Innovation Studies 19, no. 2 (December
31, 2019): 132.
5
mengelola aset untuk menghasilkan laba secara maksimal. Tingkat ROA setiap
periode dipengaruhi oleh besaran pembiayaan bank syariah. Sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besaran ROA adalah diatas 1,5%.
Semakin besar ROA maka tingkat keuntungan bank semakin baik.11
Tingkat ROA bank menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola pendanaan yang dimiliki untuk disalurkan pada sektor pembiayaan
yang potensial dan aman. Disamping itu, kemampuan bank syariah dalam
meminimalkan beban operasional bank menjadi indikasi bank dapat dicapai maka
kinerja keuangan akan baik sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat
kepada bank syariah.12
Tinggi rendahnya tingkat profitabilitas suatu bank sangat berpengaruh
pada tingkat kepercayaan masyarakat. Bank yang mempunyai tingkat
profitabilitas tinggi mencerminkan bahwa bank mempunyai kinerja yang baik.13
Tujuan menggunakan pendekatan ROA yaitu mengukur kemampuan internal bank
dalam mengelola aset yang ada untuk menghasilkan income. Selain itu, penentuan
kesehatan perusahaan khususnya di industri perbankan.14
Dalam penelitian ini mengambil objek pada BTPN Syariah sebagai sampel
penelitian. Bank BTPN Syariah adalah anak perusahaan Bank BTPN, BTPN
Syariah merupakan bank yang fokus melayani dan memberdayakan segmen mass
11 Heri Sudarsono, “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah Di Indonesia,” Economica: Jurnal Ekonomi Islam 8, no. 2 (October 31, 2017): 176.
12 Nisa Friskana Yundi and Heri Sudarsono, “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Return on Asset (ROA) Bank Syariah Di Indonesia,” Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Dan Perbankan
Syari’ah 10, no. 1 (June 2, 2018): 19.
13 Pinasti and Mustikawati, “Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM DAN LDR Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Periode 2011-2015,” 130.
14 Dermawan and Desiana, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas
(Studi Pada Bank Umum Konvensional Di Indonesia),” 33.
6
market yang terdiri dari pensiun, usaha mikro dan kecil, serta komunitas pra-
sejahtera produktif. Sesuai amanah untuk memberikan kegiatan pemberdayaan
dan literasi keuangan bagi perempuan di segmen ini sehingga BTPN Syariah lebih
banyak nasabah dan pemberdayan perempuan. BTPN Syariah pun memberikan
akses, layanan serta produk perbankan sesuai prinsip syariah sehingga mereka
dapat menatap niat untuk mewujudkan impian meraih kehidupan yang lebih
baik.15
Sebagai satu-satunya bank umum syariah di Indonesia yang fokus
memberikan pelayanan bagi pemberdayaan nasabah prasejahtera produktif dan
mengembangkan keuangan inklisif, BTPN Syariah juga senantiasa berupaya
menambah nilai serta mengubah kehidupan setiap yang dilayaninya, selain dari
menghasilkan kinerja keuangan. BTPN Syariah juga menyediakan akses
keuangan masyarakat serta memberikan pelatihan keuangan sederhana untuk
membantu mata pencarian nasabahnya agar dapat terus berlanjut serta terus
diadakan pembinaan masyarakat dengan program Daya-nya. Oleh karena itu,
produk dan layanan bagi nasabah BTPN Syariah terus ditingkatkan dan
dikembangkan. Dengan demikian, BTPN Syariah dapat terus memberikan
dampak positif bagi jutaan masyarakat di Indonesia.
Bank Indonesia dalam PBI No. 9/1/2007 diperjelas pada Surat Edaran No.
9/24/DPbS/2007 pada tanggal 30 Oktober 2007 mengatur system penilaian
kesehatan bank yang dikenal dengan sistem CAMELS. CAMELS yaitu singkatan
dari Capital, Assets Quality, Management, Earning Likuidity, dan Sensitivity to
15 https://www.btpnsyariah.com/ diakses pada kamis, 1 April 2021 pukul 11.23
7
market risk. Pada penelitian ini rasio-rasio keuangan yang digunakan adalah Rasio
Return On Assets yang selanjutnya disebut ROA sebagai proksi dari profitabilitas,
Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai proksi kecukupan modal, Non
Performancing Financing (NPF) sebagai proksi pembiayaan yang bermasalah,
Biaya Operasional Pendapatan Opersional (BOPO) sebagai proksi efisiensi
operasional, dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai proksi tingkat
likuiditas bank.16
CAR merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal
yang harus dipenuhi oleh bank dengan nilai efisien standar bank sebesar 8%. NPF
merupakan kredit bermasalah berupa kredit berklasifikasi, kredit macet dan
diragukan dengan besaran NPF yang baik adalah di bawah 5%. BOPO merupakan
perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional dengan
besaran BOPO maksimal 50%-75%. Financing to Deposit Ratio (FDR)
merupakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan
dana yang dilakukan deposan dengan besaran FDR dibawah 110%.17
16 Muhammad Yususf Wibisono, 42.
17 https://www.bi.go.id/id/Default.aspx diakses tanggal 3 Agustus 2020
8
Tabel 1.1
Data Tahunan Bank BTPN Syariah Tahun 2014-2019
Rasio
Keuangan
2014 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-
rata
CAR 33,88% 19,9% 23,8% 28,9% 40,9% 44,6% 32,00%
NPF 0,87% 0,17% 0,20% 0,05% 0,02% 0,26% 0.26%
ROA 4,23% 5,2% 9,0% 11,2% 12,4% 13,6% 9.3%
BOPO 85,92% 85,8% 75,1% 68,8% 62,4% 58,1% 72,7%
FDR 93,97% 96,5% 92,7% 92,5% 95,6% 95,3% 94,4%
Sumber: Data Tahunan PT Bank Tabungan Pensiun Syariah
Jika dilihat dari data tahunan bank BTPN Syariah tingkat ROA pada tahun
2014-2019 mengalami peningkatan yang signifikan yang berada diatas angka
ketetapan Bank Indonesia dengan rata-rata sebesar 9,3%. Pada tahun 2014 sebesar
4,23%, selama periode tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2019 sebesar
13,6%.
Pada tingkat CAR pada tahun 2014 sampai 2019 berada diatas angka
ketetapan Bank Indonesia meski tidak mengalami peningkatan yang signifikan
dengan rata-rata 32%. Pada tahun 2014 sebesar 33,88% namun pada tahun 2015
mengalami penurunan sebesar 19,9% hingga pada tahun 2019 mengalami
peningkatan sebesar 44,6%.
. Pada tingkat NPF pada tahun 2014 sampai 2019 berada dibawah angka
tahun ketetapan Bank Indonesia, meski tidak mengalami peningkatan yang
signifikan dengan rata-rata sebesar 0,26%. Pada tahun 2014 sebesar 0,87%
9
mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 0,02% dan pada tahun 2019
mengalami peningkatan sebesar 0,26%.
Pada tingkat BOPO pada tahun 2014 sampai tahun 2016 berada melebihi
angka ketetapan Bank Indonesia sebesar 85,92%, 85,8% dan 75,1% dan dampai
tahun 2019 terus mengalami penurunan dengan nilai ideal yang ditetapkan Bank
Indonesia dengan rata-rata 72,7%.
Pada tingkat FDR mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak stabil,
dalam angka ketetapan Bank Indonesia dengan rata-rata sebesar 94,4%. Tingkat
FDR tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 96,5% dengan tingkat terendah
pada tahun 2017 sebesar 92,7%
Permasalahan yang dihadapi oleh perbankan syariah hingga saat ini adalah
permasalahan kinerja keuangan di dalam perbankan syariah itu sendiri. Dikutip
pada Kontan.co.id pada tahun 2019 oleh Tri Adi, bahwasannya bank syariah perlu
melaksanakan beberapa strategi untuk memperbaiki Finance to Deposit Ratio
(FDR). Yaitu faktor ekternal dan faktor internal. Faktor ekternal adalah
karakteristik penabung, kondisi ekonomi dan moneter serta persaingan antar
lembaga keuangan. Adapun faktor internal yakni manajemen risiko likuiditas,
pengelolaan likuiditas, perencanaan likuiditas serta strategi pengelolaan likuiditas.
Dimana bank kurang mampu untuk dapat memenuhi kebutuhan dana yang harus
dipenuhi oleh bank.18 Banyaknya nasabah yang memilih untuk menyimpan
dananya di bank syariah sebagian besar menyimpan dananya dalam jangka
pendek, sedangkan nasabah yang membutuhkan dana atau pembiayaan umunya
18 Tri Adi, Kontan.co.id pada tahun 2019, dikutip pada senin, 24 Agustus 2020 pukul
14.05
10
dalam jangka panjang. Dalam keadaan ini bank dituntut untuk menyediakan dana
sewaktu-waktu jika nasabah ingin mengambil dananya kembali, jika bank tidak
mampu maka hal terburuk yang akan dihadapi oleh bank adalah kebangkrutan.
Banyak hal yang menjadikan bank syariah menghadapi berbagai masalah,
berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah pengaruh kecukupan modal, pembiayaan
bermasalah, efisiensi operasional dan tingkat likuiditas baik secara simultan dan
parsial terhadap profitabilitas pada Bank BTPN Syariah.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dengan ini penulis
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kecukupan Modal, Pembiayaan
Bermasalah, Efisiensi Operasional, dan Tingkat Likuiditas Terhadap
Profitabilitas pada BTPN Syariah Periode 2014-2019”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengaruh Kecukupan Modal (CAR) terhadap profitabilitas (ROA)
pada Bank BTPN Syariah periode 2014-2019?
2. Apakah pengaruh Pembiayaan Bermasalah (NPF) terhadap profitabilitas
(ROA) pada Bank BTPN Syariah periode 2014-2019?
3. Apakah pengaruh Efisiensi Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas
(ROA) pada Bank BTPN Syariah periode 2014-2019?
4. Apakah pengaruh Tingkat Likuiditas (FDR) terhadap profitabilitas (ROA)
pada Bank BTPN Syariah periode 2014-2019?
5. Variabel mana yang paling berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA)?
C. Tujuan Penelitian
11
1. Untuk mengetahui pengaruh Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh terhadap
Profitabilitas (ROA) pada Bank BTPN Syariah periode 2014-2019.
2. Untuk mengetahui pengaruh Pembiayaan Bermasalah (NPF) berpengaruh
terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank BTPN Syariah periode 2014-2019.
3. Untuk mengetahui pengaruh Efisiensi Operasional (BOPO) berpengaruh
terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank BTPN Syariah periode 2014-2019.
4. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Likuiditas (FDR) berpengaruh terhadap
Profitabilitas (ROA) pada Bank BTPN Syariah periode 2014-2019.
5. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap Profitabilitas
(ROA).
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a. Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta sebagai
salah satu rujukan untuk meneliti lebih lanjut dari sisi dan masalah penelitian yang
sama dalam konteks yang berbeda kedepannya mengenai kecukupan modal,
pembiayaan bermasalah, efisiensi operasional, dan tingkat likuiditas terhadap
profitabilitas pada bank syariah.
b. Manfaat Bagi Akademik
Untuk pihak akademik khususnya jurusan Ekonomi Syariah berguna
sebagai literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian yang
sama. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh mahasiswa
untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa.
12
c. Manfaat Bagi Masyarakat Umum
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan
pengetahuan bagi masyarakat luas mengenai kecukupan modal, pembiayaan
bermasalah, efisiensi operasional, dan tingkat likuiditas terhadap profitabilitas
pada bank syariah.
E. Batasan Masalah
1. Data yang digunakan adalah laporan keuangan triwulan BTPN Syariah tahun
2014-2019.
2. Data didapatkan melalui publikasi di internet pada wibsite PT Bank Tabungan
Pensiun Syariah.
3. Variabel yang digunakan adalah kecukupan modal (CAR), pembiayaan
bermasalah (NPF), efisiensi operasional (BOPO), tingkat likuiditas (FDR),
dan profitabilitas (ROA).
F. Kerangka Teori
1. Profitabilitas (ROA)
Menurut Sartono, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri. Profitabilitas adalah ukuran spesifikasi dari performance sebuah
bank, dimana ia merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan
memaksinalkan nilai dari para pemegang saham, optimalisasi dari berbagai
tingkat return, dan minimalisasi risiko yang ada.19
19 Ana Rachmawati, “Analisis Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia
Menggunakan Pendekatan Frontier Naskah Publikasi Ana Rachmawati B300100,” 8, accessed
October 28, 2020,
13
Menurut Haron menyebutkan bahwa faktor-faktor yang memperngaruhi
profitabilitas bank syariah hampir sama dengan faktor yang mempengaruhi bank
konvensional yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor-faktor yang berasal dari manajemen bank itu sendiri, seperti
penghimpunan dana, manajemen modal, manajemen likuiditas dan manajemen
biaya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar bank
dan tidak dapay dikendalikan oleh bank, seperti persaingan, regulasi, konsentrasi,
pangsa pasar, kepemilikan, kelangkaan modal, jumlah uang yang beredar, inflasi,
skala ekonomi, besaran bank, dan lainnya.20
Menurut Sofyan, profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat
untuk mengukur kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah
Return On Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return On Asset
(ROA) pada industri perbankan. Return On Asset (ROA) memfokuskan
kemampuan perusahaan untuk memproleh earning dalam operasi perusahaan,
sedangkan Return On Equity (ROE) hanyak mengukur Return yang diperoleh dari
investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut.21
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs/ Tahun 2007 yang
menjelaskan tentang sistim penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan
prinsip Syariah, sebagaimana dikutip doleh Yuni Elmadwita & Novi Mubyarto,
salah satu rasio yang dapat digunakan oleh bank untuk mengukur tingkat
profitabilitas adalah Return On Asset (ROA). ROA mencerminkan kemampuan
20 Nur Mawaddah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah |
Mawaddah | ETIKONOMI,” 245.
21 Pinasti and Mustikawati, “Pengaruh Car, Bopo, Npl, Nim Dan Ldr Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Periode 2011-2015,” 129.
14
manajemen bank dan seberapa efektif suatu bank dalam mengelola asetnya untuk
menghasilkan suatu keuntungan. Menurut Lukman, Bank Indonesia lebih
cenderung melihat ROA sebagai representasi dari profitabilitas suatu bank karena
Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas yang diukur dengan aset
yang dananya sebagian besar berada dari dana simpanan masyarakat.22
Menurut Lukman profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk
menghasilkan/ memperoleh laba secara efektif dan efisien. Menurut Brigham dan
Houston, untuk mengukur profitabilitas bank, biasanya menggunakan rasio
profitabilitas karena rasio profitabilitas sudah mencakup rasio utang, rasio
aktivitas maupun rasio likuiditas yang terdiri dari Return On Equity (ROE) yaitu
rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas modal untuk menghasilkan
keuntungan, dan Return On Asset (ROA) yaitu rasio yang menunjukkan
kemampuan dari keseluruhan asset yang ada dan digunakan untuk menghasilkan
keuntungan. Selain itu, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank
Indonesia (BI) telah mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena BI lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang
dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA
lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan. Semakin besar
ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.23
22 Yoni Elmadwita and Novi Mubyarto, “Kecukupan Modal, Pembiayaan Bermasalah,
Dan Efisiensi Operasional Sebagai Determinan Dari Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia
Periode 2012-2017,” INNOVATIO: Journal for Religious Innovation Studies 19, no. 2 (December
31, 2019): 132.
23 Haqiqi Rafsanjani, “Pengaruh Internal Capital Adequency Ratio (CAR),Financing To
Deposit Ratio (FDR),Dan Biaya Operasional Per Pendapatan Operasional (BOPO)Dalam
15
Menurut Kasmir menjelaskan bahwa ROA adalah rasio yang menunjukkan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu,
ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena
menunjukan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan. Sedangkan menurut Margaretha, ROA adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam
memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar nilai ROA suatu
perusahaan, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
perusahaan tersebut dan semakin baik pula perusahaan tersebut dari segi
penggunaan aktiva.24
Menurut Lukman, ROA merupakan pengukuran kemampuan perusahaan
secara keseluruhan menghasilkan keuntungan dengan jumlah aktiva yang tersedia
di dalam perusahaan. Sedangkan Dewi, Cipta dan Kirya menjelaskan bahwa ROA
adalah indikator untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan atau
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
total aset yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk
mendanai asset tersebut. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.25
Return on Aset (ROA) atau profitabilitas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur efektifitas manajemen dalam mengelola besaran laba yang
Peningkatan Profitabilitas Industri Bank Syariah Di Indonesia,” Jurnal Masharif al-Syariah:
Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah 1, no. 1 (May 7, 2016): 6,
24 Azmy, “Analisis Pengaruh Rasio Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia,” 123.
25 Azmy, 123.
16
diperoleh bank. ROA digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam
mengelola aset untuk menghasilkan laba secara maksimal. Tingkat ROA setiap
periode dipengaruhi oleh besaran pembiayaan bank syariah. Sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besaran ROA adalah diatas 1,5%.26
Tingkat ROA bank menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola pendanaan yang dimiliki untuk disalurkan pada sektor pembiayaan
yang potensial dan aman. Optimalisasi laba dapat dicapai apabila bank syariah
mampu memenuhi target pembiayaan sekaligus mampu meminimalir adanya
pembiayaan bermasalah. Disamping itu, kemampuan bank syariah dalam
meminimalkan beban operasional bank menjadi indikasi bank dapat dicapai maka
kinerja keuangan akan baik sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat
kepada bank syariah.27
Rasio profitabilitas tidak hanya berguna bagi perusahaan saja melainkan
bagi pihak luar perusahaan. Dalam praktiknya ada banyak tujuan yang dapat
diperoleh dari profitabilitas, terutama pada pihak yang memiliki hubungan atau
kepentingan dengan perusahaan. Tujuan profitabilitas, yaitu28
:
a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu.
b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
26 Sudarsono, “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Di Indonesia,” 176.
27 Nisa Friskana Yundi and Heri Sudarsono, “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Return on Asset (ROA) Bank Syariah Di Indonesia,” Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Dan Perbankan
Syari’ah 10, no. 1 (June 2, 2018): 19.
28 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,2012): 197-198
17
c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
e. Untuk mengukur produktifitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
Tinggi rendahnya tingkat profitabilitas suatu bank sangat berpengaruh
pada tingkat kepercayaan masyarakat. Bank yang mempunyai tingkat
profitabilitas tinggi mencerminkan bahwa bank mempunyai kinerja yang baik.
Masyarakat cenderung memilih untuk menggunakan jasa bank yang memiliki
profitabilitas tinggi dan kinerja yang baik. Kepercayaan masyarakat yang tinggi
terhadap suatu bank dapat meningkatkan jumlah dana dari investor yang nantinya
dapat berpengaruh pada tingkat kelancaran kegiatan operasional.29
Tujuan menggunakan pendekatan ROA yaitu mengukur kemampuan
internal bank dalam mengelola aset yang ada untuk menghasilkan income. Selain
itu, penentuan kesehatan perusahaan khususnya di industri perbankan, Bank
Indonesia lebih fokus pada penilaian ROA dibandingkan dengan yang lain karena
profitabilitas suatu bank diukur dari aset yang bersumber dananya sebagian besar
dari simpanan masyarakat sehingga ROA lebih efektif dalam mengukur
profitabilitas perbankan. Semakin besar ROA menunjukkan bahwa kinerja
keuangan semakin baik karena tingkat pengembalian semakin besar.30
2. Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio)
29 Pinasti and Mustikawati, “Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM DAN LDR Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Periode 2011-2015,” 130.
30 Dermawan and Desiana, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas
(Studi Pada Bank Umum Konvensional Di Indonesia),” 33.
18
Kecukupan modal dalam penelitian ini diproksi oleh Capital Adequacy
Ratio (CAR). CAR merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan
modal yang dimiliki oleh bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan risiko. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka
pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi
CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko
setiap pinjaman/aktiva yang berisiko.31
Menurut Fernandi Bilian dan Purwanto, yang dikutip oleh Yoni Elmadwita
& Novi Mubyarto, CAR merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukkan
kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan ekspansi usaha serta
menampung kemungkinan rasio kerugian yang diakibatkan dalam operasional
bank. Menurut Tarmizi Achmad & Willyanto Kartiko Kusumo, semakin besar
rasio tersebut maka semakin baik kemampuan bank untuk menanggung risiko dari
setiap pembiayaan macet atau bermasalah. Sementara itu, disisi lain jika CAR
dikelola dengan manajemen yang baik maka bank tersebut tidak saja mampu
membiayai kegiatan operasionalnya dan menutupi penurunan aktiva, akan tetapi
bank juga bisa melakukan pengembangan usaha sehingga memberikan kontribusi
yang cukup besar bagi profitabilitas.32
Menurut Rivai dan Veithzal CAR adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa jauh aktiva bank yang menggunkan risiko ikut dibiayai dari
31 Imam Mukhlis, “KINERJA KEUANGAN BANK DAN STABILITAS
MAKROEKONOMI TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA,”
Jurnal Keuangan Dan Perbankan 16, no. 2 (2012): 275, https://doi.org/10.26905/jkdp.v16i2.1068.
32 Elmadwita and Mubyarto, “Kecukupan Modal, Pembiayaan Bermasalah, Dan Efisiensi
Operasional Sebagai Determinan Dari Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Periode 2012-
2017,” 135.
19
modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank. Modal
merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis
dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat
kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit / aktiva
produktif yang beresiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu
membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi profitabilitas. Sesuai dengan angka
ketetapan Bank Indonesia besaran CAR minimum sebesar 8%.33
CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan untuk menghasilkan laba.
Semakin besar CAR maka semakin besar kesempatan bank dalam menghasilkan
laba karena dengan modal yang besar manajemen bank sangat leluasa dalam
menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan.
Rendahnya CAR dikarenakan peningkatan ekspansi aset beresiko yang tidak
diimbangi dengan penambahan modal menurunkan kesempatan bank untuk
berinvestasi dan dapat penurunkan kepercayaan masyarakat kepada bank sehingga
berpengaruh pada profitabilitas. Pembentukan dan peningkatan peranan aktiva
bank sebagai penghasil keuntungan harus memperhatikan kepentingan pihak-
pihak ketigaketiga sebagai pemasok modal bank. Dengan demikian bank harus
menyediakan modal minimum yang cukup untuk menjamin kepentingan pihak
ketiga.34
33 Muhammad Yusuf, “Dampak Indikator Rasio Keuangan terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah di Indonesia,” Jurnal Keuangan dan Perbankan 13, no. 2 (October 9, 2017): 144.
34 Muhammad Syaichu Edhi Satriyo Wibowo, “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi,
CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah,” Journal Of Accounting, 4, accessed
October 28, 2020.
20
Hasil studi dari beberapa penelitian sebelumnya Muhammad Yusuf
Wibisono dan Salamah Wahyuni, Kuntari Dasih, menunjukkan bahwa kecukupan
modal (CAR) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Namun hasil
ini berbeda dengan hasil penelitian dari Usman Harum, Yoni Elmadwita & Novi
Mubyarto yang menyatakan CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
3. Pembiayaan Bermasalah (Non Perfoming Financing)
Pembiayaan bermasalah dalam penelitian ini diproksi dengan Non
Performing Financing (NPF). NPF adalah merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam mengalola pinjaman bermasalah yang
diberikan oleh bank. Menurut Taswan Non Performing Financing (FDR)
merupakan salah satu pengukuran dari rasio risiko usaha bank yang menunjukkan
besarannya risiko pembiayaan bermasalah yang ada pada bank. NPF adalah suatu
kredit bermasalah yang berupa kredit yang berklasifikasi, kredit macet dan
diragukan. Semakin tinggi NPF pada suatu bank maka risiko bank tersebut pada
pembiayaan bermasalah akan semakin tinggi. Hal tersebut akan mempengaruhi
pendapatan bank sehingga menurunkan laba bank dan ikut menurunkan ROA dari
bank tersebut.35
NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi rasio ini,
menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Pengelolaan
pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai
penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah. Tingkat kesehatan NPF
mempengaruhi pencapaian laba bank. Bertambahnya NPF akan mengakibatkan
35 Yusuf, “Dampak Indikator Rasio Keuangan terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia,” 143.
21
hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang
diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan berpengaruh buruk pada
ROA.36
NPF merupakan situasi dimana persetujuan pengembalian kredit
mengalami risiko kegagalan, bahkan menunjukkan kepada bank akan mengalami
risiko kegagalan. Menurut Rivai, ada beberapa pengertian pembiayaan
bermasalah, yaitu:
1. Pembiayaan yang dalam pelaksaannya belum mencapai/memenuhi target
yang diinginkan oleh pihak bank,
2. Pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko di kemudian
hari bagi bank dalam arti luas,
3. Mengalami kesulitan di dalan menyelesaikan kewajiban-kewajibannya,
baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran
bunga/ denda keterlambatan serta ongkos-ongkos bank yang menjadi
beban nasabah yang bersangkutan,
4. Kredit atau pembiayaan golongan perhatikan khusus, kurang lancar,
diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi menunggak.
Menurut Muhammad kelancaran nasabah membayar angsuran pokok
maupun bagi hasil / profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektabilitas
pembiayaan dikategorikan menjadi 5 macam, yaitu:
1. Lancar atau Kolektabilitas 1,
2. Kurang lancar atau Kolektabilitas 2,
36 Muhammad Syaichu Edhi Satriyo Wibowo, “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi,
CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah,” 3.
22
3. Diragukan atau Kolektabilitas 3,
4. Perhatian khusus atau Kolektabilitas 4,
5. Macet atau Kolektabilitas 5.37
Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besaran
NPF yang baik adalah di bawah 5%. Likuiditas merupakan hal yang berhubungan
dengan masalah utang piutang. Kewajiban adalah memberikan sesuatu yang
menjadi hak milik pemberi pinjaman kepada peminjam dengan pengembalian di
kemudian hari sesuai perjanjian dengan jumlah yang sama. Semakin tinggi
kemampuan bank dalam mengelola pembiayaan maka akan semakin rendah NPF
bank tersebut. Apabila semakin rendah NPF maka bank mampu memaksimalkan
keuntungan dari pembiayaan yang dikeluarkan. Bila keuntungan dapat
dimaksimalkan dari pembiayaan sehingga pembiayaan bermasalah bisa
diminimalisir maka bank akan mendapatkan keuntungan secara maksimal. Bila
keuntungan meningkat dikarenakan pembiayaan bermasalah bisa ditekan maka
tingkat ROA bank akan meningkat.38
Hasil studi dari beberapa penelitian sebelumnya Muhammad Yusuf
Wibowo & Salamah Wahyuni, Kuntari Dasih, Usman Harun, menyatakan bahwa
pembiayaan bermasalah (NPF) tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas (ROA). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Ayu
Anggraini yang menyatakan bahwa pembiayaan bermasalah (NPF) berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
37 Yusuf, “Dampak Indikator Rasio Keuangan terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia,” 143.
38 Sudarsono, “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Di Indonesia,” 181.
23
4. Efisiensi Opersional (Beban Operasional-Pendapatan Operasional)
Dalam penelitian ini efisiensi operasional diproksi dengan Beban
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Menurut Riyadi Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional merupakan rasio yang menunjukan
besaran perbandingan antara beban atau biaya opersional terhadap pendapatan
opersional suatu perusahaan pada periode tertentu. BOPO telah menjadi salah satu
rasio yang perubahan nilainya sangat diperhatikan terutama bagi sektor perbankan
mengingat salah satu kriteria penentuan tingkat kesehatan bank oleh Bank
Indonesia adalah sebesar rasio ini.39
Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan usaha
pokoknya terutama kredit, dimana bunga kredit menjadi pendapatan terbesar
perbankan. Pengelolaan pembiayaan sangat dipengaruhi oleh bank, mengingat
fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah.40
Menurut Yuliani dikutip oleh Yoni Elmadwita & Novi Mubyarto, BOPO
merupakan rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan
operasional. BOPO yang tinggi dan terus meningkat mengindikasikan bahwa bank
tidak efektif dan efisien dalam mengelola sumberdaya (resources) yang
dimilikinya, dan ini dapat memperkecil tingkat profitabilitas. Sementara itu,
semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan
39 Yusuf, “Dampak Indikator Rasio Keuangan terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia,” 144.
40 Muhammad Syaichu Edhi Satriyo Wibowo, “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi,
Car, Bopo, Npf Terhadap Profitabilitas Bank Syariah,” 4.
24
bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.41
Bank yang memiliki rasio BOPO tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut
tidak beroperasi dengan efisien karena tingginya nilai rasio ini memperhatikan
besarnya jumlah biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak bank untuk
memperoleh pendapatan operasional. Disamping itu, jumlah biaya operasional
yang besar akan memperkecil jumlah laba yang akan diperoleh karena biaya atau
beban operasional bertindak sebagai faktor pengurang dalam laporan laba rugi.
Nilai rasio BOPO yang ideal berada antara 50%-75% sesuai ketentuan Bank
Indonesia.42
Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang
dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan, dan setiap peningkatan perdapatan
operasi akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang akhirnya akan
menurunkan laba profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan. BOPO
merupakan alat untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan segala operasinya. Efisiensi operasional sangat penting bagi bank
untuk mengkatkan tingkat keuntungan yang akan dicapai.43
BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan opersionalnya. Mengingat kegiatan utama bank pada
41 Elmadwita and Mubyarto, “Kecukupan Modal, Pembiayaan Bermasalah, Dan Efisiensi
Operasional Sebagai Determinan Dari Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Periode 2012-
2017,” 139.
42 Yusuf, “Dampak Indikator Rasio Keuangan terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia,” 144.
43 Muhammad Yususf Wibisono, “Pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR, Terhadap ROA
Yang Dimediasi Oleh NOM Muhammad Yusuf Wibisono PT Dzakya Tirta Utama e-Mail:
Muhamma,” 43.
25
prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat, maka biaya dana pendapatan operasional bank
dinominasi oleh biaya operasional akan berakibat pada kekurangan laba sebelum
pajak yang pada akhirnya akan menurunkan ROA.44
Hasil studi dari beberapa penelitian sebelumnya Muhammad Yusuf
Wibowo & Salamah Wahyuni, dan Yodi Elmadwita & Novi Mubyarto
menyatakan bahwa efisiensi operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas (ROA).
5. Tingkat Likuiditas (Financing to Deposit Ratio)
Dalam penelitian ini tingkat likuiditas diproksi dengan Financing to
Deposit Ratio (FDR). Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan
antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga (DPK)
yang berhasil dikerahkan oleh bank. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai seumber
likuiditanya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah
kredit dapat menginbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan
deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank
memberikan kredit. Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam
membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana
44 Muhammad Yususf Wibisono, 45.
26
dengan pembaiayaan yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi
rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya.45
Menurut Rivai Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar semua dana
masyarakat serta modal sendiri dengan mengandalkan kredit yang telah
didistribusikan ke masyarakat. Kenaikan dan penurunan FDR dipengaruhi oleh
berbagai faktor diantaranya:
1. Tingkat biaya dana,
2. Margin yang diinginkan,
3. Biaya opersional,
4. Tingkat resiko kredit.
Rasio ini merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu
bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari FDR
suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi antara 85% dan 100%.
Sedangkan berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam surat Edaran Bank
Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, besaran FDR ditetapkan oleh
Bank Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Dengan ketentuan ini bank boleh
memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga asalkan
tidak melebihi 110%.
Menurut Sutan ditetapkannya maksimum pemberian kredit (pembiayaan)
dan FDR yang harus diperhatikan oleh bank syariah, maka bank syariah tidak
dapat begitu saja serampangan melakukan ekspansi pembiayaan yang bertujuan
45 Yusuf, “Dampak Indikator Rasio Keuangan terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia,” 143.
27
untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya atau untuk secepatnya dapat
membesarkan jumlah asetnya. Karena hal ini akan membahayakan kelangsungan
hidup bank tersebut dan akan membahayakan dana simpanan para nasabah
penyimpan dana bank itu.46
FDR adalah rasio pembiayaan yang disalurkan bank dengan dana yang
diterima oleh bank. Apabila FDR meningkat maka akan meningkatkan
kemampuan bank dalam memanfaatkan dana untuk menghasilkan laba untuk
meningkatkan ROA. Namun, apabila bank tidak mampu mengoptimalkan dana
yang dimiliki untuk disalurkan dalam pembiayaan maka ROA bank akan
menurun.47
Hasil studi dari beberapa penelitian sebelumnya Muhammad Yusuf
Wibisono & Salamah Wahyuni, Dian Ayu Anggraini menyatakan bahwa tingkat
likuiditas (FDR) berpengaruh Signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
G. Tinjauan Pustaka
No Nama dan
Judul
Hasil Penelitian Perbedaan
1 Muhammad
Yusuf Wibisono
& Salamah
Wahyuni
Pengaruh CAR,
NPF, BOPO,
FDR Terhadap
ROA yang
Dimediasi NOM
Tahun 2017
Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa:
1. Variabel CAR, NPF,
BOPO, dan FDR
berpengaruh terhadap
NOM, CAR, NPF dan
BOPO berpengaruh
negarif, sedangkan
FDR berpengaruh
positif.
2. Variabel NOM
Perbedaannya pada
penelitian ini penulis tidak
menggunakan variabel
NOM, sedangkan peneliti
tidak menambah variabel
NOM dalam penelitian
ini.
46 Yusuf, 143.
47 Yundi and Sudarsono, “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return on Asset (ROA)
Bank Syariah Di Indonesia,” 20–21.
28
dipengaruhi oleh
variabel CAR, NPF,
BOPO, dan FDR.
3. CAR, NPF, BOPO,
FDR, dan NOM
berpengaruh terhadap
ROA. CAR dan NPF
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
ROA, sedangkan
FDR, BOPO
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap ROA, NOM
berpengaruh positif
terhadap ROA.
4. Pengaruh serempak
CAR, NPF, BOPO,
FDR NOM
berpengaruh terhadap
ROA.
5. NOM memediasi
pengaruh CAR, NPF,
BOPO, dan FDR
terhadap ROA.48
2 Yoni
Elmawadwita &
Novi Mubyarto
Kecukupan
Modal,
Pembiayaan
Bermasalah dan
Efisiensi
Operasional
sebagai
Determinan dari
Profitabilitas
Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa:
1. Kecukupan modal
(CAR) tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
Profitabilitas (ROA)
pada Bank Muamalat.
2. Pembiayaan
bermasalah (NPF)
berpengaruh
signifikan terhadap
Perbedaannya pada
penelitian ini penulis
menambahkan variabel
tingkat likuiditas sebagai
variabelnya, sehingga
peneliti lebih banyak
menggunakan variabel
pada X.
48 Muhammad Yususf Wibisono, “PENGARUH CAR, NPF, BOPO, FDR, TERHADAP
ROA YANG DIMEDIASI OLEH NOM Muhammad Yusuf Wibisono PT Dzakya Tirta Utama e-
Mail: Muhamma.”
29
Bank Muamalat
Indonesia
Periode 2012-
2017
Tahun 2019
Profitabilitas (ROA)
pada Bank Muamalat.
3. Efisiensi Operasional
(BOPO) berpengaruh
signifikan terhadap
Profitabilitas (ROA)
pada Bank
Muamalat.49
3 Dian Ayu
Anggraini
Pengaruh
Kinerja
Keuangan
Terhadap
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah Devisa
Tahun 2016
Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa:
FDR, NPF, APB, PDN,
ROE, PR dan FACR
berpengaruh terhadap
ROA pada Bank Umum
Syariah Devisa.50
Perbedaannya pada
penelitian ini penulis tidak
menggunakan variabel
APB, PDN, ROE, PR, dan
FACR pada variabel X,
penulis hanya
menggunakan CAR, NPF,
BOPO, dan FDR pada
variabel X, sedangkan
peneliti tidak
menggunakan variabel
CAR dan BOPO.
4 Heri Sudarsono
Analisis
Pengaruh
Kinerja
Keuangan
terhadap
Profitabilitas
Bank Syariah di
Indonesia
Tahun 2017
Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa:
Dalam jangka panjang
variabel DPK, TBH,
FDR berpengaruh negatif
terhadap ROA
sedangakan FIN dan
BOPO berpengaruh
positif terhadap ROA.51
Perbedaannya pada
penelitian ini penulis tidak
menggunakan variabel
DPK, TBH, dan FIN,
sedangkan peneliti
menggunakan variabel
tersebut. Penulis
menambahkan variabel
CAR dan NPF pada
penelitiannya.
5 Kuntari Dasih
Pengaruh Rasio
Keuangan
Terhadap Return
Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa:
1. CAR berpengaruh
positif dan signifikan
Perbedaannya pada
penelitian ini penulis tidak
menggunaan variabel
LDR, sedangkan peneliti
49 Elmadwita and Mubyarto, “Kecukupan Modal, Pembiayaan Bermasalah, Dan Efisiensi
Operasional Sebagai Determinan Dari Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Periode 2012-
2017.”
50 Dian Ayu Anggraini, “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah Devisa”. Artikel Ilmiah. 2016
51 Sudarsono, “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Di Indonesia.”
30
On Asset
Perbankan
(Studi Kasus
Bank Umum
yang Terdaftar
di bursa Efek
Indonesia
Periode 2007-
2013)
Tahun 2014
terhadap ROA.
2. LDR berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap ROA.
3. NPL tidak signifikan
terhadap ROA.
4. BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap ROA.
5. CAR, LDR, NPL, dan
BOPO secara
bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap
ROA bank.52
menggunakan variabel
LDR. Namun penulis
menambah variabel FDR
pada penelitiannya.
6 Usman Harum
Pengaruh Ratio-
Ratio Keuangan
CAR, LDR,
NIM, BOPO,
NPL Terhadap
ROA
Tahun 2016
Hasil Penelitian
Menunjukkan bahwa:
1. CAR tidak
berpengaruh terhadap
ROA
2. LDR berpengaruh
signifikan terhadap
ROA.
3. NIM tidak
berpengaruh terhadap
ROA.
4. BOPO berpengaruh
signifikan terhadap
ROA.
5. NPL tidak
berpengaruh terhadap
ROA.53
Perbedaannya pada
penelitian ini penulis tidak
menggunakan variabel
LDR, NIM, dan NPL,
sedangkan peneliti
menggunakan variabel
tersebut. Namun penulis
menggunakan variabel
FDR pada penelitiannya.
52 Kuntari Dasih, Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return On Asset Perbankan (Studi
Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2013), Skripsi Jurusan
Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2014
53 Usman Harun, “Pengaruh Ratio-Ratio Keuangan CAR, LDR, NIM, BOPO, NPL
Terhadap ROA,” Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen 4, no. 1 (April 24, 2016).
31
H. Kerangka Pikir
Kerangka berpikir merupakan alur yang akan peneliti lakukan sebagai
dasar penelitian. Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan
sebagai masalah yang penting.54
Penelitian ini melihat dari sisi profitabilitas atau seberapa besar
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas (ROA) yaitu menganalisis Kecukupan Modal (CAR),
Pembiayaan Bermasalah (NPF), Efisiensi Operasional (BOPO) dan Tingkat
Likuiditas (FDR). Dari kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Dalam penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Yusuf Wibisono & Salamah Wahyuni dengan judul “Pengaruh CAR,
NPF, BOPO, FDR Terhadap ROA yang Dimediasi Oleh NOM” yang
menunjukkan bahwa CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA,
NPF berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA, dan FDR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA.
Dengan demikian kerangka pemikiran pengaruh kecukupan modal (CAR),
pembiayaan bermasalah (NPF), efisiensi operasional (BOPO), dan tingkat
likuiditas (FDR) terhadap profitabilitas (ROA) bank.
54 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Yogyakarta: alfabeta, 20112), hal. 93
32
I. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang
diturunkan dari kerangka pemikir yang telah dubuat. Hipotesis merupakan
pernyataan tentatif tentang hubungan antara beberapa dua variabel atau lebih.
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari jawaban rumusan masalah.55
Adapun yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah:
HO : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara CAR, NPF, BOPO dan FDR
terhadap ROA
55 Wiratna Sujarweni, metode Penelitian Bisnis & Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka Baru
Press, 2015), hal. 68
Profitabilitas /
Return On Asset (Y)
Kecukupan Modal atau
Capital Adequacy Ratio
(X1)
Pembiayaan Bermasalah
atau Non Perfoming
Financing (X2)
Efisiensi Operasional atau
Biaya Opersional
terhadap Pendapatan
Operasional (X3)
Tingkat Likuiditas atau
Financing to Deposit Ratio
(X4)
33
HA : Terdapat pengaruh signifikan anatara CAR, NPF, BOPO, dan FDR terhadap
ROA
34
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
menggunakan jenis deskriptif kuantitatif yaitu penelitian dengan menekankan
analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode
statistika, yaitu data-data kuantitatif yang dikumpulkan melalui pengukuran.
Pendekatan ini guna untuk menjelaskan pengaruh Kinerja Keuangan terhadap
Profitabilitas pada Bank 9 Syariah di Kota Jambi. Penelitian ini bersifat deskriptif,
yaitu mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan kondisi-
kondisi sekarang.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kuantitatif yaitu
data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan atau
scoring. Data kuantitatif dalam penelitian ini dengan menggunakan data
yang diambil dari Bank BTPN Syariah pada laporan tahunan.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari responden melalui
kuesioner, kelompok fakus, dan panel, atau juga data hasil wawancara
peneliti dengan narasumber. Data yang diperoleh dari data primer ini harus
35
diolah lagi. Sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpulan data.56
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat langsung dari catatan,
buku, dan majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah, dan lain sebagainya.
Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber
yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data.57
Dalam data penelitian ini menggunakan data sekunder yang data-
data yang bersumber dari Bank BTPN Syariah pada tahun 2014-2019.
C. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data informasi yang akurat dan mengarah kepada
kebenaran diperlukan pembuktian keperluan penelitian, maka teknik yang
digunakan untuk memperoleh data rasio keuangan bank yang terdaftar di Bank
BTPN Syariah pada tahun 2014-2019. Data bersumber dari laporan publikasi
tahunan Bank BTPN Syariah.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa,
hal maupun orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat
perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semestara
56 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka
Baru Press,2015), hal. 89
57 Ibid.hal. 89
36
penelitian.58 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan triwulan pada rasio keuangan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk penelitian. Sampel dalam penelitian diambil dari
data rasio keuangan pada tahun 2014-2019 yang sudah di sediakan oleh Bank
BTPN Syariah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, NPF,
BOPO, FDR, dan ROA.
E. Opersional Variabel
Operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam
definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam
lingkup objek penelitian/ objek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas (Independendent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang memepengaruhi, yang menyebabkan
timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Kecukupan Modal atau Capital Adequacy Ratio (X1),
Pembiayaan Bermasalah atau Non Perfoming Financing (X2), Efisiensi
Operasional atau Biaya Opersional terhadap Pendapatan Operasional (X3), dan
Tingkat Likuiditas atau Financing to Deposit Ratio (X4).
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
58 Ibid, hal. 81
37
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel
bebas. Variabel terikat yang digunakan penelitian adalah Profitabilitas atau Return
On Asset / ROA (Y).
F. Teknik Analisis Data
Analisa dapat diartikan sebagai uapaya data yang sudah tersedia kemudian
diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah
dalam penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data dapat diartikan sebagai
cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut
untuk menjawab rumusan masalah.
a. Uji Asumsi Dasar Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduannya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan
kesalahan penanggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Model
regresi tidak baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Glejser yaitu
dengan menguji tingkat signifikannya. Pengujian ini dilakukan untuk
merespon variabel x sebagai variabel independen dengan nilai absolud
unstandardized resudial regresi sebagai variabel dependent. Apabila hasil
uji diatas level signifikan (r > 0,05) berarti tidak terjadi heteroskedastisitas
38
dan sebaliknya apabila level dibawah signifikan (r < 0,05) berarti terjadi
heteroskedastisitas.
3) Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti ada hubungan linier yang sempurna atau
pasti diantara beberapa atau semua variabel yang independen dari model
yang ada. Akibat adanya multikolinieritas ini koefisien regrasi tidak
terhingga. Hal ini akan menimbulkan bias dalam spesifikasi. Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan korelasi antar variabel bebas. Pada model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi bebas. Metode untuk menguji adanya
multikolinieritas ini dapat dilihat dari tolerance value atau variane
inflantion factor (VIF). Batas dari tolerance value > 0,1 atau nilai VIF
lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.59
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh antara variabe independen dan
variabel dependen dengan skala pengukuran atau rasio dalam suatu persamaan
linier dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda yang diolah dengan
perangkat lunak SPSS. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Y = a + βX + e
= a + β1 X1 + β2 X2 + e
Keterangan :
59 Ibid, hal. 225-227
39
Y = Variabel Terikat (dependen)
a = Konstanta
β1 = Koefisien Regresi
X1 = Variabel Bebas
e = Error
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (Good of fit), yang dinotariskan dengan R2
merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Determinasi (R2)
mencerminkan kemampuan variabel independen terhadap variabel dependen.
Nilai R2 menunjukkan seberapa besar proporsi dari total variasi veriabel tidak
bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel penjelasnya. Semakin tinggi nilai R2
maka semakin besar proporsi dari total variasi variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen.60
d. Uji Simulasi (Uji F)
Signifikan model regresi secara simultan diuji dengan melihat nilai
signifikan (sig) dimana jika nilai sig di bawah 0,05 maka variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji F statistik digunakan untuk
membuktikan ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen secara simultan.61
Kriteria :
a. Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
b. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
60 Ibid, hal. 228
61 Ibid, hal. 129
40
atau :
a. Jika p < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
b. Jika p > 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
G. Sistematika Penulisan
Untuk kejelasan dan ketetapan arah pembahasan dalam skripsi penulis
menyusun sistematika sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan,
kegunaan, manfaat, batasan masalah, kerangka teori, tinjauan
pustaka, kerangka pikir, dan hipotesis.
BAB II : Metode Penelitian
Menguraikan tentang pendekatan penelitian, sumber data,
instrumen pengumpulan data, populasi dan sampel, operasional
tabel penelitian, dan metode analisis data.
BAB III : Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Menguraikan tentang deskriptif objek penelitian yang
menjelaskan secara umum objek penelitian dan hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian ini, tentang sejarah atau latar
belakang dari tempat penelitian dilakukan.
BAB IV : Hasil dan Analisis
Menguraikan tentang proses penginterpretasian data yang
diperoleh untuk mencari makna dan implikasi dari analisis
BAB V : Penutup
41
Mencakup uraian yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari
hasil penelitian serta saran-saran.
42
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil BTPN Syariah
Bank BTPN Syariah adalah anak perusahaan Bank BTPN, dengan
kepemilikan saham 70%. BTPN Syariah adalah bank umum syariah ke 12 yang
ada di Indonesia, memiliki tekad untuk menumbuhkan jutaan rakyat Indonesia
sehingga memiliki kehidupan yang baik sesuai dengan slogan bank ini yaitu:
“Menjadi Bank Syariah Terbaik, Untuk Keuangan Inklisif, Mengubah Hidup
Berjuta Rakyat Indonesia”.
Bank beroperasi berdasarkan prinsip inklusi keuangan dengan
menyediakan produk dan jasa keuangan kepada masyarakat terpencil yang belum
terjangkau serta segmen masyarakat pra sejahtera. Selain menyedikan akses
layanan keuangan kepada msyarakat tersebut BTPN syariah juga menyediakan
pelatihan keuangan sederhana untuk membantu mata pencarian nasabahnya agar
dapat terus berlanjut serta membina masyarakat yang lebih sehat melalui
programnya.62
Melalui produk dan aktivitasnya, BTPN Syariah senantiasa mengajak dan
melibatkan seluruh stakeholders untuk bersama-sama memberikan kemudahan
akses masyarakat dalam menggunakan atau memanfaatkan produk dan layanan
jasa bank, memberikan informasi, serta kegiatan pembiayaan yang berkelanjutan
dan terukur.
Nama : BTPN Syariah
62 https://www.btpn.com/id/tentang-kami/btpn-syariah Di akses tanggal 20 Juni 2020
43
Alamat Pusat : Menara Cyber 2, lantai 34 Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 No. 13
Jakarta Selatan DKI Jakarta 12950 Indonesia
Call Centre : 1500300
B. Sejarah BTPN Syariah
BTPN Syariah lahir dari perpaduan dua kekuatan yaitu, PT Bank Sahabat
Purbadanarta dan Unit Usaha Syariah BTPN. Bank Sahabat Purbadanarta yang
berdiri sejak maret 1991 di Semarang, merupakan bank umum non devisa yang
70% sahamnya diakusisi oleh PT Bank Tabungan Pensiun Nasional, Tbk (BTPN),
pada 20 Januari 2014, dan kemudia dikonversi menjadi BTPN Syariah
berdasarkan Surat Keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 22 Mei
2014. Unit Usaha Syariah BTPN yang difokuskan melayani dan memberdayakan
keluarga pra sejahtera di seluruh Indonesia adalah salah satu segmen bisnis di PT
Bank Tabungan Nasional, Tbk sejak Maret 2008, kemudia bergabung ke BTPN
Syariah pada 14 Juli 2014.63
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan kegiatan
BTPN Syariah adalah menyelenggarakan usaha perbankan berdasarkan prinsip
syariah, dan BTPN Syariah telah mendapatkan izin dari OJK untuk melakukan
kegiatan usaha menjadi Bank Umum Sayriah berdasarkan Salinan Keputusan
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor Kep-49/D-03/2014 tanggal 22
Mei 2014. Selanjutnya PT Bank Tabungan Pensiun Nasional, Tbk (BTPN), telah
mendapatkan izin untuk melakukan pemisahan UUS BTPN ke BTPN Syariah.
63 https://id.wikipedia.org/wiki/BTPN_Syariah Di akses tanggal 20 Juni 2020
44
Pemisahan UUS BTPN dilakukan dengan peralihan hak dan kewajiban
kepada BTPN Syariah berdasarkan Akta Pemisahan Nomor 8 tangga 4 Juli 2014.
Bank menetapkan tanggal 14 Juli 2014 sebagai tanggal laporan keuangan (neraca)
dan telah mulai beroperasi sejak tanggal tersebut. BTPN Syariah telah melaporkan
tanggal efektif pelaksanaan kegiatan usaha kepada OJK melalui surat Nomor
S.031/DIR/LG/VII/2014 tanggal 17 Juli 2014.
C. Visi, Misi dan Nilai BTPN Syariah
1. Visi
Menjadi Bank Syariah Terbaik, untuk Keuangan Inklusif Mengubah
Hidup Berjuta Rakyat Indonesia.
2. Misi
“Bersama Kita Ciptakan Kesempatan Tumbuh dan Hidup yang Lebih
Berarti”
Bersama artinya dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh pemangku
kepentingan (stakeholder) tanpa terkecuali. Stakeholder adalah seluruh karyawan,
nasabah, pemerintah dan regulator, pemegang saham, serta masyarakat luas secara
umum.
Kita Ciptakan Kesempatan artinya mengupayakan untuk menjadi segala
aktivitas yang dilakukan di BTPN Syariah adalah sebuah kesempatan untuk
tumbuh.
Tumbuh artinya semua kesempatan yang ada harus mampu membawa perubahan
untuk setiap stakeholder ke arah yang lebih baik.
45
Hidup yang Lebih Berarti artinya seluruh stakeholders BTPN Syariah yang
telah tumbuh, diharapkan mampu memberikan manfaat bagi sekitarnya.
3. Nilai-Nilai BTPN Syariah
“PRISMA” artinya Profesional, Integritas, Saling Menghargai dan
Kerjasama
Profesional, diwujudkan dengan cara meningkatkan keahlian sesuai profesi kita.
pelaku yang diharapkan muncul adalah seluruh karyawan berkeinginan kuat untuk
mengembangkan diri ke arah yang lebih baik, mematuhi kode etik perusahaan,
tidak bekerja berdasar imbalan, menyelesaikan tugas dengan baik sesuai target.
Integritas, indektik dengan citra positif seseorang, menyangkut komitmen,
kejujuran, dan keadilan. Pelaku yang diharapkan adalah jujur, bertindak sesuai
norma, dan tidak mengingkari janji.
Saling Menghargai, bersikap hormat, menghargai pendapat, dan kontribusi rekan
kerja yang lain sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan kometensinya. Pelaku
yang diharapkan adalah bisa mendengarkan pendapat dan menghargai hasil karya
orang lain.
Kerjasama, mengutamakan kepentingan dan tujuan bersama serta menjadikan
perbedaan sebagai sumber kekuatan. Pelaku yang diharapkan adalah mampu
bekerja dalam tim dan mempercayai peran yang dilakukan masing-masing orang,
tidak membiarkan anggota tim kerja sendiri, dan memberi bantuan bila ada yang
kesulitan.64
64 https://id.wikipedia.org/wiki/BTPN_Syariah Di akses tanggal 20 Juni 2020
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 16
Menurut Imam Ghozali, model regresi dilakukan berdistribusi normal jika
data ploting (titik-titik) yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis
diagonal65 dari Gambar 1.1 yang ditampilkan menunjukkan bahwa titi-titik
65Imam Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, (Semarang:
Badan penerbit Universitas Diponegoro), hal. 16
47
tersebut mengikuti garis diagonal maka dari itu dapat disimpulkan bahwa model
regresi berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 16
Menurut Imam Ghozali, tidak terjadi heteroskedastisitas, jika tidak ada
pola yang jelas (bergelombang, melebar kemudian menyempit) pada gambat
scatterplots, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu
Y66. Jadi, kesimpulan dari gambar 1.2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar,
66 Imam Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, (Semarang:
Badan penerbit Universitas Diponegoro), hal. 139
48
acak dan tidak menyempit dan berada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala hetoroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.1
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistic
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 34.681 17.212 2.015 .061
CAR .344 .056 .820 6.127 .000 .555 1.802
NPF -18.891 2.981 -.696 -6.338 .000 .825 1.212
BOPO .076 .026 .379 2.934 .010 .596 1.677
FDR -.402 .190 -.244 -2.118 .050 .749 1.336
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 16
Menurut Imam Ghozali, tidak terjadi gejala multikolinieritas, jika nilai
tolerance > 0,100 dan nilai VIF < 10,0067.
Jadi, kesimpulan dari tabel diketahui bahwa:
a. CAR nilai tolerance 0,555 berarti > 0,100, sedangkan nilai VIF 1,802 berarti
< dari 10,00.
67 Imam Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, (Semarang:
Badan penerbit Universitas Diponegoro), hal. 107
49
b. NPF nilai tolerance 0,825 berarti > 0,100, sedangkan nilai VIF 1,212 berarti <
dari 10,00.
c. BOPO nilai tolerance 0,596 berarti > 0,100, sedangkan nilai VIF 1,677 berarti
< dari 10,00.
d. FDR nilai tolerance 0,749 berarti > 0,100, sedangkan nilai VIF 1,336 berarti
< dari 10,00.
B. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh antara variabel independen dan
variabel dependen dengan skala pengukuran atau rasio dalam suatu persamaan
linier, dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda yang diolah
dengan perangkat lunak SPPSS.
Tabel 4.2
Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistic
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 34.681 17.212 2.015 .061
CAR .344 .056 .820 6.127 .000 .555 1.802
NPF -18.891 2.981 -.696 -6.338 .000 .825 1.212
BOPO .076 .026 .379 2.934 .010 .596 1.677
FDR -.402 .190 -.244 -2.118 .050 .749 1.336
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 16
50
Y = ɑ + β1 CAR + β2 NPF + β3 BOPO +β4 FDR + e
Y = 34,681 + 0,344(CAR) + (-18,891)(NPF) + 0,076(BOPO) + (-0,402)(FDR)+ e
Persamaan linier tersebut dapat di interprestasikan sebagai berikut :
a. Nilai konstanta (ɑ) sebesar 34,681 menunjukkan jika variabel CAR, NPF,
BOPO dan FDR dianggap konstan atau sama dengan nol (0) terhadap ROA
adalah 34,681%.
b. Koefisien regresi CAR sebesar 0,344 menyatakan bahwa variabel CAR
terdapat hubungan positif dengan ROA dengan besaran kenaikan CAR
sebesar satu persen akan menyebabkan kenaikan ROA sebesar 0,344%. Hasil
statistik uji t variabel CAR diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 artinya <
0,05 berpengaruh signifikan terhadap ROA BTPN Syariah.
c. Koefisien regresi NPF sebesar -18,891 menyatakan bahwa variabel NPF
terdapat hubungan negatif dengan ROA dengan besaran kenaikan NPF
sebesar satu persen akan menyebabkan kenaikan ROA sebesar -18,891%.
Hasil statistik uji t variabel NPF diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000
artinya < 0,05 berpengaruh signifikan terhadap ROA BTPN Syariah.
d. Koefisien regresi BOPO sebesar 0,076 menyatakan bahwa variabel BOPO
terdapat hubungan positif dengan ROA dengan besaran kenaikan BOPO
sebesar satu persen akan menyebabkan kenaikan ROA sebesar 0,076%. Hasil
statistik uji t variabel BOPO diperoleh nilai signifikan sebesar 0,010 artinya <
0,05 berpengaruh signifikan terhadap ROA BTPN Syariah.
e. Koefisien regresi FDR sebesar -0,402 menyatakan bahwa variabel FDR
terdapat hubungan negatif dengan ROA dengan besaran kenaikan FDR
51
sebesar satu persen akan menyebabkan kenaikan ROA sebesar -0,402%. Hasil
statistik uji t variabel CAR diperoleh nilai signifikan sebesar 0,050 artinya =
0,05 berpengaruh signifikan terhadap ROA BTPN Syariah.
C. Koefisien Determinasi (R2)
Tujuan analisis ini adalah untuk menghitung besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 menunjukkan seberapa besar
proporsi dari total variasi variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel
penjelasnya. Semakin tinggi R2 maka semakin besar proporsi dari total variasi
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Tabel 4.3
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .917a .841 .801 1.53680 1.376
a. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, NPF, CAR
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 16
Untuk melihat berapa persen (%) pengaruh yang diberikan variabel X baik
secara simultan terhadap variabel Y yang dilakukan melalui pengaruh variabel
CAR, NPF, BOPO dan FDR secara simultan terhadap variabel ROA dilihat dari
nilai adjusted R square yaitu 0,801 atau 0,801 × 100 = 80.1%. Sedangkan sisanya
19,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
52
D. Uji Simultan (Uji F)
Signifikan model regresi secara simultan diuji dengan melihat nilai
signifikan (sig) dimana jika nilai sig < 0,05 maka variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji F statistik digunakan untuk
membuktikan ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen secara simultan.68
Tabel 4.4
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 199.663 4 49.916 21.135 .000a
Residual 37.788 16 2.362
Total 237.451 20
a. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, NPF, CAR
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 16
Jika nilai sig < 0,05 maka artinya variabel independen (CAR, NPF, BOPO,
dan FDR) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (ROA). Jadi,
nilai CAR, NPF, BOPO, dan FDR yaitu 0,000 artinya < 0,05 maka secara
simultan berpengaruh terhadap nilai ROA.
E. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat dijelakan pada
pengujian kecukupan modal (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF), efisiensi
68 Ibid, hal. 129
53
operasional (BOPO), dan tingkat likuiditas (FDR) memilik pengaruh secara
simultan terhadap profitabilitas (ROA) sebagai berikut :
1. Pengaruh Kecukupan Modal terhadap Profitabilitas
Jika dilihat dari tabel 1.3 pada uji regresi hasil statistik uji t nilai variabel
kecukupan modal (CAR) sebesar 0,000 artinya < 0,05, maka nilai kecukupan
modal (CAR) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada BTPN
Syariah. Pada koefisien regresi kecukupan modal (CAR) bernilai positif sebesar
0,344% artinya nilai kecukupan modal (CAR) berpengaruh positif terhadap
profitabilitas (ROA).
Pengaruh positif kecukupan modal (CAR) yang berpengaruh signifikan
terhadap Profitabilitas (ROA) menunjukkan bahwa semakin kuatnya bank dalam
menanggung risiko dari setiap pinjaman atau produktif yang berisiko, dengan kata
lain semakin tinggi kecukupan modal maka bank dapat menanggung risiko
pembiayaan yang bermasalah sehingga bank semakin baik dan bank dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat sehingga kinerja keuangan bank akan
semakin baik dalam meningkatkan profitabilitas atau laba yang diperoleh bank.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kuntari Dasih dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return On
Asset Perbankan (Studi Kasus Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2007-2013)” yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA.
2. Pengaruh Pembiayaan Bermasalah (NPF) terhadap Profitabilitas (ROA)
54
Jika dilihat dari tabel 1.3 pada uji regresi hasil statistik uji t nilai variabel
pembiayaan bermasalah (NPF) sebesar 0,000 artinya < 0,05, maka nilai
pembiayaan bermasalah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
pada BTPN Syariah. Pada koefisien regresi pembiayaan bermasalah (NPF)
bernilai negatif sebesar -18,891% artinya nilai pembiayaan bermasalah (NPF)
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA).
Pengaruh negatif pembiayaan bermasalah (NPF) yang berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (ROA) menunjukkan bahwa banyaknya
pembiayaan yang bermasalah sehingga bank banyak menanggung risiko, karena
bank harus menutup kerugian yang dihadapi dalam kegiatan operasionalnya
sehingga menurunkan laba yang diperoleh bank. Banyaknya pengaruh yang
menyebabkan pembiayaan bermasalah, contohnya: tingginya bunga yang
ditetapkan bank sehingga nasabah kesulitan untuk membayar angsuran pokok
maka banyaknya nasabah yang tidak tepat waktu pada tanggal yang telah
ditetapkan. Hal ini akan berdampak pada nilai profitabilitas bank, sehingga akan
menyebabkan terganggunya kelancaran kegiatan operasional bank.
Jika bank dapat menurunkan pendapatan bunga, maka hal ini dapat
mempermudah atau mengurangi beban yang ditanggu oleh nasabah tersebut.
Sehingga nasabah dapat lebih mudah dalam membayar angsuran tepat waktu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Yoni Elmadwita & Novi Mubyarto yang menjelaskan tentang “Kecukupan
Modal, Pembiayaan Bermasalah, dan Efisiensi Operasional Sebagai Determinan
dari Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Periode 2012-2017” yang
55
menunjukkan hasil pembiayaan bermasalah (NPF) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
3. Pengaruh Efisiensi Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas (ROA)
Jika dilihat dari tabel 1.3 pada uji regresi hasil statistik uji t nilai variabel
efisiensi opersional (BOPO) sebesar 0,010 artinya < 0,05, maka nilai efisiensi
opersional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada
BTPN Syariah. Pada koefisien regresi efisiensi opersional (BOPO) bernilai positif
sebesar 0,076% artinya nilai efisiensi opersional (BOPO) berpengaruh positif
terhadap profitabilitas (ROA).
Pengaruh positif efisiensi opersional (BOPO) yang berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas (ROA) menunjukkan bahwa semakin rendahnya
pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank. Semakin kecil BOPO menunjukkan
semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Semakin tinggi
biaya BOPO maka semakin tidak efisien sehingga menunjukkan bank tersebut
tidak sehat. Jika BOPO tinggi maka akan mengurangi pendapatan laba sehingga
bank tidak dapat beroperasi dengan baik, sebaliknya jika BOPO semakin kecil
maka laba yang diperoleh tinggi maka bank dapat menjalankan opersionalnya
dengan baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Heri Sudarsono dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia” yang menyatakan bahwa BOPO
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
4. Pengaruh Tingkat Likuiditas (FDR) Terhadap Profitabilitas (ROA)
56
Jika dilihat dari tabel 1.3 pada uji regresi hasil statistik uji t nilai variabel
tingkat likuiditas (FDR) sebesar 0,050 artinya < 0,05, maka nilai tingkat likuiditas
(FDR) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada BTPN Syariah.
Pada koefisien regresi tingkat likuiditas (FDR) bernilai negatif sebesar -0,402%
artinya nilai tingkat likuiditas (FDR) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas
(ROA).
Pengaruh negatif tingkat likuiditas (FDR) yang berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas (ROA) menunjukkan bahwa peningkatan jumlah pinjaman
yang diberikan tidak selalu sejalan dengan peningkatan laba sebelum pajak,
bahkan ada kecenderungan sebaliknya yaitu peningkatan jumlah pinjaman yang
diberikan diikuti dengan penurunan laba sebelum pajak karena jumlah pinjaman
tersebut lebih banyak dikonversi dalam bentuk asset bank.
Sehingga seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang
diberikan sebagai sumber likuiditas. Semakin besar pembiayaan maka pendapatan
yang diperoleh akan naik. Apabila terjadi peningkatan likuiditas maka hal ini
dianggap sebagai keuntungan bank. Sebaliknya jika terjadi penurunan likuiditas
maka bank memerlukan sarana untuk menutup penurunan tersebut. Peningkatan
dan penurunan likuiditas dipengaruhi oleh tingkat biaya dana, margin yang
diinginkan, biaya opersional, dan tingkat risiko kredit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Muhammad Yusuf Wibisono & Salamah Wahyuni dengan judul “Pengaruh CAR,
57
NPF, BOPO, FDR, Terhadap ROA yang Dimediasi Oleh NOM” yang
menunjukkan bahwa pengaruh negatif dan signifikan FDR terhadap ROA.
5. Variabel yang paling berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA)
Dari hasil penelitian ini variabel yang berpengaruh terhadap profitabilitas
(ROA) adalah variabel kecukupan modal (CAR). Variabel kecukupan modal
(CAR) berpengaruh dominan terhadap profitabilitas (ROA) dilihat dari tabel 4.2
nilai koefisien regresi sebesar 0,344, dibandingkan dengan nilai variabel lain dari
NPF sebesar -18,891%, BOPO sebesar 0,076%, dan FDR sebesar -0,402%. Dari
nilai variabel kecukupan modal (CAR) yang tinggi sehingga dapat menutupi
kredit yang macet dan banyaknya biaya operasional yang harus dipenuhi sehingga
dapat menanggung risiko kerugian pada bank tersebut.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil hasil
kesimpulan sebagai berikut:
a. Capital Adequacyt Ratio (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return On Asset (Y) pada Bank BTPN Syariah tahun 2014-2019.
b. Non Performing Financing (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Return On Asset (Y) pada Bank BTPN Syariah tahun 2014-2019.
c. Beban Operasional Pendapatan Operasional (X3) berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap Return On Asset (Y) pada Bank BTPN Syariah
tahun 2014-2019.
d. Financing to Deposit Ratio (X4) berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Return On Asset (Y) pada Bank BTPN Syariah tahun 2014-2019.
e. Penelitian menunjukkan bahwa variabel kecukupan modal (CAR)
berpengaruh domina terhadap profitabilitas (ROA).
B. Saran
Berdasarkan penelitian diatas, maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi Bank BTPN Syariah:
a. Jika CAR berpengaruh positif terhadap ROA maka bank harus dapat
mestabilkan modal yang didapatkan untuk dapat mencapai keuntungan
yang diperoleh, sedangkan jika CAR berpengaruh negatif terhadap ROA
maka bank
b. Jika NPF berpengaruh positif terhadap ROA maka bank dapat
mempertahankan stategi yang dilakukan sehingga tidak banyaknya
pembiayaan yang bermasalah atau macet, sebaliknya jika NPF
berpengaruh negatif terhadap ROA, maka bank harus lebih meningkatkan
kinerja bank agar pembiayaan bermasalah akan semakin kecil agar
keuntungan yang diperoleh bank semakin baik.
c. Jika BOPO berpengaruh positif terhadap ROA, maka bank harus dapat
meminimalisir pengeluaran untuk biaya operasiaonal sehingga dana dapat
dialihkan untuk biaya yang lain agar keuntungan yang diperoleh akan
semakin baik, sebaliknya jika BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA,
maka bank dapat mengevaluasi kembali pengeluaran agar pengeluaran
yang dikeluarkan dapat terkontrol agar menghindari pengeluaran yang
tidak diperlukan.
d. Jika FDR berpengaruh positif terhadap ROA, dalam kondisi ini bank
mampu memenuhi pembiayaan yang dalam bank tersebut dan mampu
membayar pengeluaran yang ada dideposa sehingga bank tersebut dalam
keadaan baik dengan lebih meningkatkan kinerja bank tersebut, sebaliknya
jika FDR berpengaruh negatif terhadap ROA, sebaiknya bank lebih
meningkatkan kinejra dan perjanjian antar nasabah seperti kesepakatan
bagi hasil serta dapat menarik dana yang berada di masyarakat agar bank
mampu menutupi pembiayaan yang keluar dengan mengandalkan
pendapatan lain diluar pendapat kredit sehingga bank mampu membayar
kembali dana dari deposan.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan pengamatan dan observasi
dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan menggunakan tahun terbaru
dari penelitian ini sehingga memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk
memperoleh kondisi yang sebenarnya dan memberikan data yang lebi akurat.
61
DAFTAR PUSTAKA
Bersumber dari buku:
Ascarya. “Akad dan Produk Bank Sayriah”. Jakarta; Raja Grafindo Persada. 2007.
Ghozali Imam. “Aplikasi Analisis Multivarite dengan Program SPSS”. Semarang;
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2011.
Hasibuan Malayu. “Dasar-dasar Perbankan”. Jakarta; Bumi Aksara. 2011.
Kasmir.” Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,2012.
Rivai Veithzal, dkk. “Commercial Bank Management Manajemen Perbankan dari
Teori ke Praktik”. Jakarta; Raja Grafindo Persada. 2013.
Sujarweni Wiratna. “Metode Penelitian Bisnis & Ekonomi”. Yogyakarta;Pustaka
Baru Press. 2015
Bersumber dari Jurnal:
Ana Rachmawati. “Analisis Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia
Menggunakan Pendekatan Frontier Naskah Publikasi Ana Rachmawati
B300100.” Accessed October 28, 2020.
Azmy, Ahmad. “Analisis Pengaruh Rasio Kinerja Keuangan Terhadap
Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia.” Jurnal
Akuntansi 22, no. 1 (January 16, 2018): 119–37.
Dermawan, Wildan Dwi, and Desiana Desiana. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Profitabilitas (Studi Pada Bank Umum Konvensional Di
Indonesia).” Jurnal Akuntansi 14, no. 1 (September 29, 2019): 32–39.
Elmadwita, Yoni, and Novi Mubyarto. “Kecukupan Modal, Pembiayaan
Bermasalah, Dan Efisiensi Operasional Sebagai Determinan Dari
62
Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Periode 2012-2017.”
INNOVATIO: Journal for Religious Innovation Studies 19, no. 2
(December 31, 2019): 131–48.
Harun, Usman. “Pengaruh Ratio-Ratio Keuangan CAR, LDR, NIM, BOPO, NPL
Terhadap ROA.” Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen 4, no. 1 (April 24,
2016).
Indriyani, Fany. “Komparasi Kinerja Perbankan Syariah Dengan Bank
Konvensional: Suatu Studi Literatur.” Muqtasid: Jurnal Ekonomi Dan
Perbankan Syariah 6, no. 2 (December 1, 2015): 109–24.
Muhammad Syaichu Edhi Satriyo Wibowo. “Analisis Pengaruh Suku Bunga,
Inflasi, Car, Bopo, Npf Terhadap Profitabilitas Bank Syariah.” Journal Of
Accounting. Accessed October 28, 2020.
Muhammad Yususf Wibisono, Salamah Wahyuni. “Pengaruh CAR, NPF, BOPO,
FDR, Terhadap ROA Yang Dimediasi Oleh NOM Muhammad Yusuf
Wibisono PT Dzakya Tirta Utama e-Mail: Muhamma.” Accessed October
28, 2020.
Mukhlis, Imam. “Kinerja Keuangan Bank Dan Stabilitas Makroekonomi
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia.” Jurnal Keuangan
Dan Perbankan 16, no. 2 (2012).
Nur Mawaddah. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah |
Mawaddah | ETIKONOMI.” Accessed October 28, 2020.
Pinasti, Wildan Farhat, and RR Indah Mustikawati. “Pengaruh CAR, BOPO,
NPL, NIM Dan LDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Periode 2011-
63
2015.” Nominal: Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen 7, no. 1
(April 19, 2018): 126–42.
Rafsanjani, Haqiqi. “Pengaruh Internal Capital Adequency Ratio
(CAR),Financing To Deposit Ratio (FDR),Dan Biaya Operasional Per
Pendapatan Operasional (BOPO)Dalam Peningkatan Profitabilitas Industri
Bank Syariah Di Indonesia.” Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi
dan Perbankan Syariah 1, no. 1 (May 7, 2016).
Sudarsono, Heri. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas
Bank Syariah Di Indonesia.” Economica: Jurnal Ekonomi Islam 8, no. 2
(October 31, 2017): 175.
Yundi, Nisa Friskana, and Heri Sudarsono. “Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Return on Asset (ROA) Bank Syariah Di Indonesia.” Al-Amwal :
Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syari’ah 10, no. 1 (June 2, 2018): 18–31.
Yusuf, Muhammad. “Dampak Indikator Rasio Keuangan terhadap Profitabilitas
Bank Umum Syariah di Indonesia.” Jurnal Keuangan dan Perbankan 13,
no. 2 (October 9, 2017): 141–51.
Bersumber dari website:
https://www.bi.go.id/id/Default.aspx Di akses pada tanggal 3 Agustus 2020
https://www.btpn.com/id/tentang-kami/btpn-syariah Di akses pada tanggal 20 Juni
2020
https://id.wikipedia.org/wiki/BTPN_Syariah Di akses pada tanggal 20 Juni 2020
https://www.btpnsyariah.com/ Di akses pada tanggal 1 April 2021
64
CURICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Eka Darmayani
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Sarko, 09 November 1997
NIM : EES.160359
Alamat Asli : Dusun Rantau Mas, RT 02, RW 01, Desa Meranti
Kecamatan Renah Pamenang Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi
Alamat Sekarang : Jalan Kapten Pattimura, Lorong Haji Abdul Gani,
RT 22 RW 06, Kelurahan Rawa Sari Kecamatan
Kota Kota Baru, Kota Jambi
Email : [email protected]
No. Telp/Hp : 0821-7589-1792
Nama Ayah : Lanjar Sriyono
Nama Ibu : Saniyem
65
B. Riwayat Pendidikan
Jenjang
Pendidikan
Tahun Masuk /
Lulus
Nama Sekolah / Perguruan Tinggi
TK / RA 2003 TK Islam Pembina
SD / MI 2004-2010 SDN 191/IV Meranti II
SMP/ MTs 2010-2013 SMPN 33 Merangin
SMA / MA 2013-2016 SMKN 5 Merangin
66
DATA TRIWULAN BTPN SYARIAH TAHUN 2014-2019
NO TAHUN CAR NPF BOPO FDR ROA
1 2014 33,88 0,87 85,92 93,97 4,23
2 2015 31,56 0,51 89,72 93,73 3,12
3 2015 20,57 0,28 88,72 94,69 4,09
4 2015 21,29 0,28 86,83 94,18 4,88
5 2015 19,96 0,17 85,82 96,54 5,24
6 2016 22,03 0,17 81,14 96,38 6,98
7 2016 21,47 0,13 79,17 91,91 7,75
8 2016 23,82 0,13 77,10 97,47 8,40
9 2016 23,80 0,20 75,14 92,75 8,98
10 2017 23,88 0,20 71,98 90,82 9,97
11 2017 24,76 0,01 71,23 96,82 10,38
12 2017 27,26 0,01 70,26 93,31 10,74
13 2017 28,91 0,05 68,81 92,47 11,19
14 2018 27,74 0,02 63,82 93,21 12,49
15 2018 36,90 0,01 82,90 97,89 12,54
16 2018 36,69 0,03 62,61 93,03 12,39
17 2018 40,92 0,02 62,36 95,60 12,37
18 2019 39,34 0,17 61,27 96,03 12,68
19 2019 39,40 0,14 60,40 96,17 12,73
20 2019 41,11 0,00 59,62 98,68 13,05
21 2019 44,57 0,26 58,07 95,25 13,58
67
Uji Normalitas
Uji Heteroskedastisitas
68
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistic
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 34.681 17.212 2.015 .061
CAR .344 .056 .820 6.127 .000 .555 1.802
NPF -18.891 2.981 -.696 -6.338 .000 .825 1.212
BOPO .076 .026 .379 2.934 .010 .596 1.677
FDR -.402 .190 -.244 -2.118 .050 .749 1.336
a. Dependent Variable: ROA
Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistic
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 34.681 17.212 2.015 .061
CAR .344 .056 .820 6.127 .000 .555 1.802
NPF -18.891 2.981 -.696 -6.338 .000 .825 1.212
BOPO .076 .026 .379 2.934 .010 .596 1.677
FDR -.402 .190 -.244 -2.118 .050 .749 1.336
a. Dependent Variable: ROA
69
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .917a .841 .801 1.53680 1.376
a. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, NPF, CAR
b. Dependent Variable: ROA
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 199.663 4 49.916 21.135 .000a
Residual 37.788 16 2.362
Total 237.451 20
a. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, NPF, CAR
b. Dependent Variable: ROA