53
i PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PAHAT INSERT Skripsi Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin oleh Dika Kurnia Al-Fiansyah 5201413059 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

i

PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN

PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN

PERMUKAAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PAHAT INSERT

Skripsi

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

oleh

Dika Kurnia Al-Fiansyah

5201413059

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan

Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja St 60 Menggunakan Pahat Insert” telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik UNNES

pada tanggal 29 Agustus 2017

Oleh:

Nama : Dika Kurnia Alfiansyah

NIM : 5201413059

Prodi : Pendidikan Teknik Mesin S1

Panitia:

Ketua Sekertaris

Rusiyanto, S.Pd., M.T. Rusiyanto, S.Pd., M.T.

NIP. 197403211999031002 NIP. 197403211999031002

Penguji 1 Penguji 2/ Pembimbing 1 Penguji 3/Pembimbing2

Rusiyanto, S.Pd., M.T. Dr. Wirawan Sumbodo, M.T Drs. Pramono, M.Pd.

NIP. 197403211999031002 NIP. 196601051990021002 NIP. 195809101985031002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik UNNES

Dr. Nur Qudus, M.T.

NIP. 196911301994031001

Page 3: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Mahaiswa : Dika Kurnia Al-Fiansyah

NIM : 5201413059

Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S1

Fakuktas : Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Kedalaman Dan

Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja St 60

Menggunakan Pahat Insert” ini merupakan hasil karya saya sendiri dan belum

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

manapun, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, 5 Agustus 2017

Yang Membuat Pernyataan

Dika Kurnia Al-Fiansyah

NIM. 5201413059

Page 4: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

iv

ABSTRAK

Alfiansyah, Dika K, 2017. Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan

Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja ST 60 Menggunakan Pahat Insert. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Dr. Wirawan

Sumbodo, M.T. Drs. Pramono, M.Pd..

Kata kunci: kedalaman pemakanan, kecepatan pemakanan, baja st 60.

Dalam dunia industri nilai kekasaran permukaan menjadi salah satu tolak

ukur karakteristik kualitas suatu komponen hasil permesinan. Ada beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi nilai kekasaran permukaan suatu komponen. Dalam

proses pembubutan memperhatikan cutting parameter untuk menghasilkan

kekasaran permukaan yang diinginkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

pengaruh kedalaman pemakanan dan kecepatan pemakanan terhadap hasil

kekasaran permukaan benda kerja baja st 60.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, dengan tujuan

mengetahui sebab akibat berdasarkan perlakuan yang diberikan. Pada penelitian ini

perlakuan yang diberikan yaitu variasi kedalaman pemakanan dan kecepatan

pemakanan. Variasi kedalaman pemakanan yang digunakan yaitu 0,5 mm, 1 mm

dan 1,5 mm. Variasi kecepatan pemakanan yaitu 0,07 mm/rev, 0,11 mm/rev dan 0,2

mm/rev. Setelah dilakukan pembubutan kemudian dilakukan uji kekasaran dengan

alat surfcorder se300.

Hasil pengujian menunjukkan nilai kekasaran masing-masing spesimen

mempunyai perbedaan yang signifikan. Hal ini dibuktikann dengan nilai kekasaran

paling tinggi dengan variasi, kedalaman pemakanan 1,5 mm dan kecepatan

pemakanan 0,2 mm/rev yaitu 4,101 µm.Sedangkan nilai kekasaran paling rendah

dengan kedalaman pemakanan 0,5 mm dan kecepatan pemakanan 0,07 yaitu 1,465

µm. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecil kedalaman pemakanan dan

semakin kecil kecepatan pemakanan maka menghasilkan nilai kekasaran

permukaan yang optimal.

Page 5: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

v

ABSTRACT

Alfiansyah, Dika K, 2017. The Effect of Depth And speed of Frying Against Steel Surface Level Roughness ST 60 Using Insert Chisel. Department of Mechanical Engineering Faculty of Engineering State University of Semarang. Dr. Wirawan

Sumbodo, M.T. Drs. Pramono, M.Pd ..

Keywords: depth of feed, speed of feed, st 60 steel.

In the industrial world the value of surface roughness becomes one of the benchmarks of the quality characteristics of a machining component. There are several factors that can affect the surface roughness value of a component. In the lathe process consider the cutting parameter to produce the desired surface roughness. The purpose of this research is to know the effect of food depth and the speed of feeding on the result of surface roughness of steel workpiece st 60.

This research uses experimental research method, with the aim of knowing cause effect based on the treatment given. In this study the treatment provided is the variation of depth of food and the speed of food. Variation of feed depth used is 0.5 mm, 1 mm and 1.5 mm. Variations in feed speed are 0.07 mm / rev, 0.11 mm / rev and 0.2 mm / rev. After doing the latter then performed roughness test with surfrolet se300 tool.

The test results showed the roughness value of each specimen has a significant difference. This is evidenced by the highest roughness value with variation, 1.5 mm feed depth and 0.2 mm / rev feed rate of 4.101 μm. While the lowest roughness value with 0,5 mm feed depth and 0.07 feed speed is 1.465 μm. So it can be concluded that the smaller the depth of the feed and the smaller the speed of the feeding results in an optimum surface roughness value.

Page 6: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

vi

MOTTO

“Tuntutlah ilmu tapi jangan melupakan ibadah, dan kerjakanlah ibadah tapi

tidak boleh lupa pada ilmu” (HR. Muslim)

..Never Put Until Tomorrow What You Can Do Today..

..God Never Sleep..

Page 7: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan jiwa sebuah karya kecil ini

kupersembahkan kepada:

Bapak dan Ibu tercinta dengan kasih sayangnya serta dorongan spiritual

Rose team atas motivasinya

Teman-teman seperjuangan PTM 2013

Sahabat-sahabatku

Almamater

Page 8: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

viii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,

nikmat, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi

ini dengan judul “Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap

Tingkat Kekasaran Permukaan Baja St 60 Menggunakan Pahat Insert”. Proposal

skripsi ini ditulis dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Proposal skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, bantuan dan

motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati

penulis menyampaikan ucapan terimakasih atas bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak di antaranya:

1. Kedua Orang tua saya yang selalu mendo’akan dan membimbing saya

sampai saat ini.

2. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

3. Dr. Nur Qudus, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

4. Rusiyanto, S.Pd., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang.

5. Rusiyanto, S.Pd., M.T. selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Mesin

Universitas Negeri Semarang

Page 9: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

ix

6. Dr. Wirawan Sumbodo, M.T. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Drs. Pramono, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan

untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Keluargaku yang selalu mendukung dan mendoakan.

9. Seluruh keluarga besar mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin 2013.

10. Keluarga alumni Pondok Pesantren Darul Izzah yang selalu mendukung dan

mendoakan.

Penulis menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan, baik dari segi

tulisan maupun isi. Oleh karenanya penulis berharap masukan kritik serta saran

yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik bagi

akademisi, pembaca, serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Page 10: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

ABSTRACT ..................................................................................................... v

MOTTO ........................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii

PRAKATA ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 4

D. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian......................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian...................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 7

A. Kajian Teori................................................................................ 7

1. Pengertian Mesin CNC ........................................................ 7

2. Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC TU-2 Axis ...................... 8

3. Bagian Mesin Bubut CNC ................................................... 9

4. Pemograman Mesin CNC. ............................................... ..12

Page 11: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

xi

5. Fungsi Tombol G, M Dan A ............................................. 13

6. Cara Setting Benda Kerja .................................................. 16

7. Parameter Poros Bubut ...................................................... 19

8. Pahat Potong ...................................................................... 22

9. Perhitungan Tirus ............................................................... 23

10. Waktu Pengerjaan .............................................................. 23

11. Kekasaran Permukaan ........................................................ 24

12. Pengukuran Kekasaran Permukaan .................................... 28

13. Baja St 60 ........................................................................... 28

B. Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................... 30

C. Kerangka Pikir Penelitian ......................................................... 33

D. Hipotesis ................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 35

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 35

B. Alat dan Bahan Penelitian ....................................................... 35

C. Prosedur Penelitian ................................................................ 36

1. Diagram Alir ....................................................................... 37

2. Proses penelitian ................................................................. 37

3. Data Penelitian .................................................................... 41

4. Desain Penelitian ................................................................ 42

D. Parameter penelitian ............................................................... 43

1. Variabel Bebas ................................................................... 43

2. Variabel Terikat ................................................................. 43

3. Variabel Kontrol................................................................. 43

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 43

F. Teknik Analisis Data .............................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... ...45

A. Hasil Penelitian ........................................................................ .45

B. Deskripsi Data .......................................................................... .45

1. Pengaruh Kecepatan Pemakanan Terhadap Kekasaran ... .48

Page 12: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

xii

C. Pembahasaan ............................................................................ .51

1. Kategori Nilai Kekasaran .................................................. .52

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................ .53

BAB V PENUTUP ...................................................................................... .54

A. Kesimpulan............................................................................... .54

B. Saran ........................................................................................ .55

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. .56

LAMPIRAN ............................................................................................... .58

Page 13: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Toleransi harga kekasaran rata-rata (Ra) .................................... 27

Tabel 2.2 Data Hasil Uji Komposisi Baja St 60........................................... 29

Tabel 3.1 Data Uji Kekasaran Berdasarkan Kedalaman ............................. 41

Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Kekasaran ................................................. 46

Tabel 4.2 Kategori Nilai Kekasaran Penelitian ............................................ 52

Page 14: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Bubut ............................................................................ 8

Gambar 2.2 Mekanisme Arah Gerakan Mesin Bubut ................................. 9

Gambar 2.3 Ilustrasi Gerakan Eretan .......................................................... 10

Gambar 2.4 Revolver .................................................................................. 12

Gambar 2.5 Skema Metode Incremental ..................................................... 13

Gambar 2.6 Skema Metode Absolut .................................................................. 13

Gambar 2.7 Setting Kedudukan Tool Terhadap Sb. X Benda Kerja ............. 16

Gambar 2.8 Langkah Setting Kedudukan Tool Thdp Sb. Z Benda Kerja .... 17

Gambar 2.9 Setting Kedudukan Tool Terhadap Sb. Z Benda Kerja ............. 17

Gambar 2.10 Setting Akhir Kedudukan Tool Terhadap Sb. Z Benda Kerja 18

Gambar 2.11 Setting Kedudukan Tool Terhadap Sb.X Benda Kerja ............ 19

Gambar 2.12 Proses Bubut ................................................................................. 20

Gambar 2.13 Kekasaran, Gelombang, Dan Kesalahan Bentuk Permukaan . 25

Gambar 2.14 Kedalaman Total Dan Kedalaman Permukaan ......................... 25

Gambar 2.15 Menentukan Kekasaran Rata-Rata Ra ....................................... 26

Gambar 2.16 Simbol Spesifikasi Permukaan ................................................... 27

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian................................................................... 36

Gambar 3.2 Gambar Kerja Spesimen Baja St 60 ............................................. 38

Gambar 3.3 Pembuatan Spesimen ..................................................................... 39

Gambar 3.4 Pengujian Nilai Kekasaran ............................................................ 40

Gambar 4.1 Grafik Nilai Kekasaran Rata – Rata Dengan Kecepatan

Pemakanan Dan Kedalaman Pemakanan .................................. 48

Gambar 4.2 Grafik Kekasaran, Kecepatan Pemakanan 0,07 mm/Rev ........ 48

Gambar 4.3 Grafik Kekasaran, Kecepatan Pemakanan 0,11 mm/Rev ........ 49

Gambar 4.4 Grafik Kekasaran, Kecepatan Pemakanan 0,2 mm/Rev ......... 50

Page 15: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Penetapan Dosen Pembimbing ...................................... 59

Lampiran 2. Surat Tugas Dosen Pembimbing dan Penguji ........................ 60

Lampiran 3. Persetujuan Seminar Proposal ................................................ 61

Lampiran 4. Undangan Seminar Proposal Skripsi ...................................... 62

Lampiran 5. Presensi Seminar Proposal...................................................... 63

Lampiran 6. Lembar Selesai Revisi ............................................................ 64

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian ................................................................ 65

Lampiran 8. Laporan Hasil Penelitian ........................................................ 67

Lampiran 9. Sertifikat Bahan Penelitian ..................................................... 69

Lampiran 10. NC Code ............................................................................... 70

Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian ........................................................ 71

Lampiran 11. Pengujian Laboratorium ....................................................... 72

Page 16: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi industri manufaktur terus meningkat, sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan produksi

harus diimbangi dengan peningkatan kualitas hasil produksi. Ditemukannya mesin-

mesin produksi sangat membantu dalam peningkatan kualitas tersebut terutama

dalam pembuatan komponen - komponen mesin. Salah satu hal penting dalam

pembuatan komponen-komponen mesin adalah pengerjaan logam atau metal work.

Keberadaan mesin perkakas produksi, menjadikan pengerjaan logam akan semakin

efesien serta dengan ketelitian yang tinggi.

Untuk itu diperlukan sebuah mesin yang mampu memenuhi semua

tuntutan – tuntutan dalam industri manufaktur. Salah satunya adalah mesin CNC.

Dalam industri manufaktur, penggunaan mesin CNC mengalami peningkatan yang

cukup besar mengingat produk yang dihasilkan memiliki tingkat kualitas yang jauh

lebih baik bila dibandingkan dengan mesin konvensional. Dengan menggunakan

mesin CNC, tingkat kepresisian atau ketepatan ukuran yang tinggi dapat tercapai.

Kelebihan lain dari mesin CNC adalah dalam memproduksi barang dengan jumlah

besar. Dengan menggunakan program dan setingan yang sama, maka produk yang

dihasilkan akan sama pula meskipun diulang berkali kali.

Page 17: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

2

Mesin bubut CNC berfungsi untuk mengubah bentuk dan ukuran benda

kerja dengan cara menyayat benda kerja menggunakan alat potong (pahat) dengan

sudut tertentu dan kecepatan pemakanan tertentu pula. Posisi benda kerja searah

dengan sumbu mesin bubut untuk melakukan penyayatan. Adapun hasil dari

penyayatan akan menghasilkan beram atau chip (Hadimi, 2008). Mesin bubut CNC

digunakan untuk mengerjakan benda yang berbentuk silindris. Prinsip kerja mesin

bubut CNC itu sendiri adalah terjadinya gerak relatif antara pahat dan benda kerja

yang berbentuk silindris.

Mesin bubut CNC telah dikenal peran dan fungsinya untuk membuat suatu

komponen atau suku cadang. Satu lagi tuntutan yang harus dipenuhi adalah tingkat

kekasaran permukaan hasil proses pemesinan. Tuntutan ini harus juga

diperhatikan karena memiliki pengaruh terhadap fungsi dari produk atau komponen

tersebut.

Banyak faktor yang mempengaruhi agar benda menjadi rata dan halus,

mulai dari kecepatan spindel, kedalaman pemakanan, kecepatan pemakanan, sudut

dan jenis pahat, kemampuan mesin, jenis pendingin, jenis benda, dan operator,

khususnya dalam hal mesin bubut CNC. Menurut Prasetya (2010) ada beberapa

faktor yang berpengaruh terhadap kekasaran permukaan hasil

pembubutan,diantaranya adalah laju pemakanan, media pendingin, kecepatan

spindel, kedalaman pemotongan, bahan dan geometri pahat. Pada proses

pembubutan konvensional beberapa faktor tersebut sangatlah penting, dan perlu

perhatian yang khusus.Pada proses pemesinan konvesional, cara yang digunakan

untuk mendapatkan setingan kekasaran tertentu adalah dengan mencoba-coba, atau

Page 18: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

3

dengan feeling. Biasanya dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil

kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan. Tentunya

hasilnya tidak dapat dipastikan, bergantung dari skill dan pengalaman operator.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka perlu untuk

diadakan penelitian tentang variasi parameter pemotongan dan pengaruhnya

terhadap tingkat kerataan dan kakasaran hasil proses pemesinannya. Oleh sebab itu

penelitian ini mengambil judul :

“PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN

TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60

MENGGUNAKAN PAHAT INSERT “.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasi

permasalahan yang dihadapi untuk mendapatkan optimasi proses pemesinan pada

mesin bubut CNC. Agar kerataan dan kekasaran yang diinginkan dapat dicapai

dalam waktu yang paling singkat dapat diketahui :

1. Faktor – faktor apa saja yang berpengaruh pada proses pemesinan mesin bubut

CNC.

2. Pengaruh masing - masing faktor terhadap kekasaran permukaan hasil proses

pemesinan.

3. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap tingkat kekasaran permukaan

hasil proses pemesinan.

Page 19: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

4

C. Pembatasan Masalah

Begitu kompleksnya pengaruh perlakuan dari luar yang menyebabkan

perbedaan hasil penelitian, oleh karenanya maka penelitian ini membatasi beberapa

permasalahan yang diangkat, antara lain:

1. Proses pemesinan menggunakan mesin bubut CNC.

2. Dalam penelitian ini menggunakan benda kerja Baja ST 60.

3. Pahat yang digunakan adalah insert.

4. Pengujian kekasaran menggunakan Surfcode.

5. Kedalaman pemakanan dalam satuan mm.

6. Kecepatan pemakanan dalam satuan mm/putaran.

D. Rumusan Masalah

Atas dasar permasalahan yang telah disinggung di atas, maka rumusan

permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yakni :

1. Adakah pengaruh kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran

permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 60

menggunakan pahat insert?

2. Adakah pengaruh kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran

permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 60

menggunakan pahat insert?

Page 20: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

5

3. Adakah pengaruh kedalaman pemakanan dan kecepatan pemakanan terhadap

tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada

baja ST 60 menggunakan pahat insert?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dibahas, maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini yakni :

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh variasi kedalaman pemakanan terhadap

tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada

baja ST 60 menggunakan pahat insert.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh variasi kecepatan pemakanan terhadap

tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada

baja ST 60 menggunakan pahat insert.

3. Untuk mengetahui adanya pengaruh variasi kedalaman pemakanan dan

kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil

pemesinan bubut CNC pada baja ST 60 menggunakan pahat insert.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak,

manfaatnya antara lain:

Manfaat Teoritis

1. Membuktikan teori tentang pengaruh kecepatan pemakanan dan kedalaman

Page 21: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

6

pemakanan terhadap kekasaran permukaan hasil proses pemesinan.

2. Sebagai masukan dan pertimbangan bagi perkembangan penelitian sejenis

dimasa yang akan datang.

3. Menjadi bahan pustaka bagi Program Pendidikan Teknik Mesin Fakultas

Teknik Universitas Negeri Semarang.

Manfaat Praktis

1. Dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan setingan kecepatan

pemakanan dan kedalaman pemakanan yang paling optimal untuk

mendapatkan kekasaran yang diinginkan dalam proses pemesinan bubut

CNC pada baja ST 60.

2. Dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan urutan proses

pemesinan dan pemrograman yang paling efisien, terutama dalam

pemilihan kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan, dalam proses

pemesinan bubut CNC pada baja ST 60.

3. Menjadi masukan bagi pengguna mesin bubut CNC dalam peningkatan

kualitas dan kuantitas produk hasil proses pemesinan serta peningkatan Sumber

Daya Manusia.

Page 22: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Proses permesinan dengan menggunakan prinsip pemotongan logam

dibagi menjadi dalam tiga kelompok dasar, yaitu : proses pemotongan dengan

mesin pres, proses pemotongan konvensional dengan mesin perkakas, dan proses

pemotongan non konvensional. Proses pemotongan logam ini biasanya disebut

dengan proses permesinan, yang dilakukan dengan cara membuang bagian benda

kerja yang tidak digunakan menjadi bram (chips), sehingga terbentuk menjadi

benda kerja yang diinginkan operator mesin bubut. Proses permesinan adalah

proses paling banyak dilakukan untuk menghasilkan suatu produk jadi yang

berbahan baku logam. (Widarto, 2008:35)

1. Pengertian Mesin CNC

CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled, merupakan mesin

perkakas yang dilengkapi dengan sistem kontrol berbasis komputer yang mampu

membaca instruksi kode N dan G (Gkode) yang mengatur kerja sistem peralatan

mesinnya, yakni sebuah alat mekanik bertenaga mesin yang digunakan untuk

membuat komponen/benda kerja. Mesin perkakas CNC merupakan mesin perkakas

yang dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapat membuat benda kerja

secara presisi dan dapat melakukan interpolasi/sisipan yang diarahkan secara

numerik (berdasarkan angka). Parameter sistem operasi/sistem kerja CNC dapat

Page 23: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

8

diubah melalui program perangkat lunak (software load program) yang sesuai.

(Wirawan Sumbodo, 2008 : 403).

Menurut Widarto (2008:35) “proses membubut adalah proses permesinan

untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan

dengan menggunakan mesin bubut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses

membubut merupakan proses penyayatan benda kerja yang berbentuk silindris

menggunakan alat potong (pahat) dengan prinsip benda kerja yang berputar dan

dicekam oleh chuck pada mesin bubut. Gambar dari proses membubut bisa dilihat

pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Proses Bubut (rochim 1993 :15)

2. Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC TU-2 Axis

Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti

halnya Mesin Bubut konvensional yaitu gerakan ke arah melintang dan horizontal

dengan sistem koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja Mesin Bubut CNC TU-2A

juga sama dengan Mesin Bubut konvensional yaitu benda kerja yang dipasang pada

cekam bergerak sedangkan alat potong diam. Untuk arah gerakan pada Mesin

Bubut diberi lambang sebagai berikut :

Page 24: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

9

a. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu putar.

b. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.

Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu Mesin Bubut CNC TU-2A dapat

dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini :

Gambar 2.2. Mekanisme Arah Gerakan Mesin Bubut. (Widarto, 2008 : 312)

3. Bagian mesin bubut CNC

1. Motor Penggerak

Motor penggerak adalah motor penggerak utama dari mesin bubut yang

akan menggerakkan spindle (chuck) untuk memutar benda kerja. Motor ini

merupakan motor jenis arus searah (DC) dengan kecepatan putar yang variabel.

(Husein, 2015)

2. Eretan

Eretan (carriage) merupakan bagian yang berfungsi untuk menggerakkan

pahat sehingga pahat melakukan gerakan pemakanan terhadap benda

kerja.(Husain,2015:12).

Untuk mesin bubut CNC TU-2A dibedakan menadi dua bagian, yaitu :

Page 25: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

10

1) Gerakan Memanjang, (sumbu Z) disebut juga dengan gerakan

pemakanan. Bentuk gerakannya apabila arah pemotongannya sejajar

dengan gerakan pemakanan, dengan jarak lintasan 0–300mm.(Widarto,

2008 : 313).

2) Gerakan melintang, (sumbu X) disebut juga dengan pemotongan

permukaan. Bentuk gerakannya apabila arah pemotongan tegak lurus

terhadap sumbu kerja, dengan jarak lintasan 0-50mm. (Widarto, 2008 :

313).

Gambar 2.3. Ilustrasi Gerakan Eretan. (Widarto, 2008 : 313)

3. Kepala Tetap

Kepala tetap terdapat beberapa komponen diantaranya, spindle utama

mesin yang berfungsi sebagai dudukan bebrapa perlengkapan mesin bubut

diantaranya: cekam (chuck), kollet, senter tetap, pelat pembawa rata (face plate)

dan pelat pembawa berekor (driving plate). Alat-alat tersebut dipasang pada spindle

Page 26: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

11

mesin yang berfungsi sebagai pengikat atau penahan benda kerja yang akan

dikerjakan pada mesin bubut. (Wirawan, 2008:238)

4. Kepala Lepas (Tail Stock)

Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung

benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan cekam bor

sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjangalas mesin, porosnya

berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit. Tinggi kepala

lepas sama dengan tinggi senter tetap. (Wirawan, 2008:240)

5. Cekam (Chuck)

Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja.

Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self centering Chuck) dan ada juga yang

berahang tiga dan empat tidak sepusat (Independenc Chuck). Cekam rahang tiga

sepusat, digunakan untuk benda benda silindris, dimana gerakan rahang bersama-

sama pada saat dikencangkan atau dibuka. Sedangkan gerakan untuk rahang tiga

dan empat tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa diikuti oleh

rahang yang lain, maka jenis ini biasanya untuk mencekam benda-benda yang tidak

silindris atau digunakan pada saat pembubutan eksentrik. (Wirawan, 2008:247)

6. Rumah alat potong (revolver/toolturret).

Rumah alat potong berfungsi sebagai penjepit alat potong pada saat proses

pengerjaan benda kerja. Adapun alat yang dipergunakan disebut revolver atau

toolturet, revolver digerakkan oleh step motor sehingga bisa dige-rakkan secara

manual maupun terpogram. Pada revolver bisa dipasang enam alat potong sekaligus

yang terbagi mejadi dua bagian, yaitu :

Page 27: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

12

a) Tiga tempat untuk jenis alat potong luar dengan ukuran 12x12mm.

Misal: pahat kanan luar, pahat potong, pahat ulir, dll.

b) Tiga tempat untuk jenis alat potong dalam dengan maksimum diameter 8 mm.

Misal: pahat kanan dalam, bor, center drill, pahat ulir dalam, dll. (Widarto,

2008:314).

Gambar 2.4. Revolver. (Widarto, 2008 : 313)

7. Kran Pendingin

Kran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant) kepada pahat

yang sedang menyayat benda kerja untuk mendinginkan pahat supaya menjaga

pahat tetap tajam dan panjang umurnya, supaya hasilnya maksimal. (Widarto,

2008:244).

4. Pemrograman Mesin CNC

Pemrograman adalah suatu urutan perintah yang disusun secara rinci tiap

blok per blok untuk memberikan masukan mesin perkakas CNC tentang apa yang

harus dikerjakan. Untuk menyusun pemrograman pada mesin CNC diperlukan :

a. Metode pemrograman

Metode pemrograman dalam mesin CNC ada dua, yaitu :

1) Metode Incremental

Page 28: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

13

Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya selalu

berubah, yaitu titik terakhir yang ditujumenjadi titik referensi baru untuk ukuran

berikutnya.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini :

Gambar 2.5. Skema Metode Incremental. (Widarto, 2008 : 325).

2) Metode Absolut

Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya selalu tetap

yaitu satu titik / tempat dijadikan referensi untuk semua ukuran berikutnya. Untuk

lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.

Gambar 2.6. Skema Metode Absolut. (Widarto, 2008 : 325).

5. Fungsi Tombol G, M, dan A.

G 00 : Gerak lurus cepat ( tidak boleh menyayat)

Page 29: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

14

G 01 : Gerak lurus penyayatan

G 02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW)

G 03 : Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)

G 04 : Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat

G 21 : Baris blok sisipan yang dibuat dengan menektombol ~ dan INP

G 25 : Memanggil program sub routine

G 27 : Perintah meloncat ke nomeor blok yang dituju

G 33 : Pembuatan ulir tunggal

G 64 : Mematikan arus step motor

G 65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)

G 73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal

G 78 : Siklus pembuatan ulir

G 81 : Siklus pengeboran langsung

G 82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat

G 83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal

G 84 : Siklus pembubutan memanjang

G 85 : Siklus pereameran

G 86 : Siklus pembuatan alur

G 88 : Siklus pembubutan melintang

G 89 : Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat

G 90 : Program absolut

G 91 : Program Incremental

G 92 : Penetapan posisi pahat secara absolut

Page 30: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

15

M 00 : Program berhenti

M 03 : Spindle / sumbu utama berputar searah jarum jam (CW)

M 05 : Putaran spindle berhenti

M 06 : Perintah penggantian alat potong (tool)

M 17 : Perintah kembali ke program utama

M 30 : Program berakhir

M 99 : Penentuan parameter I dan K

A 00 : Kesalahan perintah pada fungsi G atau M

A 01 : Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan G03

A 02 : Kesalahan pada nilai X

A 03 : Kesalahan pada nbilai F

A 04 : Kesalahan pada nilai Z

A 05 : Kurang perintah M30

A 06 : Putaran spindle terlalu cepat

A 09 : Program tidak ditemukan pada disket

A 10 : Disket diprotek

A 11 : Salah memuat disket

A 12 : Salah pengecekan

A 13 : Salah satuan mm atau inch dalam pemuatan

A 14 : Salah satuan

A 15 : Nilai H salah

A 17 : Salah sub program

Page 31: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

16

6. Cara Setting Benda Kerja

Untuk melaksanakan eksekusi program-program CNC dengan penyayatan

benda terlebih dahulu dilakukan setting pisau terhadap benda kerja. Setting dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Setting benda kerja dengan metode incremental

1) Pasang benda kerja pada cekam, kunci dengan kuat.

2) Putar cekam dengan kecepatan yang sesuai dan yakinkanputaran sudah senter.

3) Setting terhadap sumbu X :

a) Gerakkan pahat mendekati permukaan benda kerja, dan atur kecepatan

penyayatan pelan-pelan.

b) Sentuhkan ujung pahat pada permukaan benda kerja dan yakinkan ujung

pahat sudah menyentuh permukaan benda kerja, (lihat gambar 12.30.). Lihat harga

X pada monitor, misal X=-520, hapus harga X dengan tombol DEL , sehingga harga

X menjadi nol (00).

c) Setting kedudukan pahat/tool terhadap sumbu X sudah selesai.

Gambar 2.7. Setting Kedudukan Tool Terhadap Sb. X Benda Kerja.

Page 32: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

17

4) Setting terhadap sumbu Z

a) Bebaskan ujung pahat dari permukaan benda kerja, dan gerakkan bebas

pahat ke kanan mendekati permukaan samping kanan benda kerja.

b) Gerakkan ujung pahat mendekati permukaan sisi samping kanan benda

kerja dengan kecepatan sayat pelan-pelan.

Gambar 2.8. Langkah Setting Kedudukan Tool Terhadap Sb. Z Benda Kerja.

c) Sentuhkan pahat pada

permukaan benda kerja dan yakinkan pahat sudah menyentuh permukaan

benda kerja (lihat Gambar 12.32.). Lihat harga Z pada monitor, misal harga Z=250,

hapus harga Z dengan tombol DEL , sehingga harga Z= 00.

Gambar 2.9. Setting Kedudukan Tool Terhadap Sb. Z Benda Kerja.

Page 33: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

18

d) Gerakkan pahat ke kanan sesuai titik awal penyayatan yang

dikehendaki, misal harga Z=100 (1mm), maka pahat digerakkan 1 mm, ke sebelah

kanan titik referensi benda kerja, (lihat Gambar 12. 33.).

Gambar 2.10. Setting Akhir Kedudukan Tool Terhadap Sb. Z Benda Kerja.

e) Setting kedudukan pahat/tool terhadap sumbu Z sudah selesai.

b. Setting benda kerja dengan metode absolut

1) Ukurlah diameter benda kerja dan catat harga diameter, missal : 22 mm.

2) Pasang benda kerja pada cekam, kunci dengan kuat.

3) Putar cekam dengan kecepatan yang sesuai dan yakinkan putaran sudah senter.

4) Setting terhadap sumbu X :

a) Gerakkan pahat mendekati permukaan benda kerja, dan atur kecepatan

penyayatan pelan-pelan.

b) Sentuhkan ujung pahat pada permukaan benda kerja dan yakinkan pahat

sudah menyentuh permukaan benda kerja, (lihat Gambar 12.34). Lihat harga X pada

monitor, misal X=-720, hapus harga X dengan tombol DEL, sehingga harga X

menjadi nol (00).

Page 34: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

19

Gambar 2.11. Setting Kedudukan Tool Terhadap Sb.X Benda Kerja.

c) Tekan tombol INP dan tulis harga diameter benda kerja X= 2200

kemudian tekan INP.

d) Setting kedudukan pahat/tool terhadap sumbu X sudah selesai.

5) Setting terhadap sumbu Z :

Untuk setting kedudukan tool terhadap sumbu Z, metode absolut caranya

sama seperti setting kedudukan tool terhadap sumbu Z pada metode incremental.

7. Parameter Proses Bubut

Proses permesinan merupakan proses pemotongan logam silindris, dalam

mesin bubut terdapat rumus untuk menghitung beberapa parameter pemotongan

benda kerja. Parameter pemotongan tersebut dapat dicari dengan memperhatikan

kondisi pemotongan. Tiga parameter proses membubut yaitu kecepatan putar

(speed), gerak pemakanan (feeding), dan kedalaman potong (depth of cut).

Elemen dasar dari proses bubut dapat diketahui atau dihitung dengan

menggunakan rumus yang dapat diturunkan dengan memperhatikan gambar 2.3.

(Rochim, 1993:14).

Page 35: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

20

Gambar 2.12 Proses Bubut ( Rochim, 1993:15).

a. Kecepatan Putaran Spindle

Proses pemesinan ada beberapa faktor yang mempengaruhi tentang

kekasaran suatu benda kerja, salah satunya adalah kecepatan putaran spindle.

Menurut Widarto (2008:145) “kecepatan putaran n (speed), selalu dihubungkan

dengan sumbu utama (spindle) dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan

sebagai putara per menit (rotation per minute, rpm)”. Jadi kecepatan putaran mesin

bubut dapat disimpulkan sebagai kemampuan kecepatan putar spindle suatu mesin

bubut untuk melakukan pemyayatan menggunakan alat potong terhadap permukaan

benda kerja dalam satuan putaran/menit.

Keterangan:

CS = kecepatan potong (m/menit)

d = diameter benda kerja (mm)

n = putaran benda kerja (putaran/menit)

Page 36: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

21

Jadi dapat disimpulkan bahwa kecepatan putaran spindle (rpm) sebanding

dengan kecepatan potong (m/menit), sehingga semakin tinggi kecepatan putaran

spindle, maka semakin besar juga kecepatan potongnya.

b. Kecepatan Pemakanan (feeding)

Gerak pemakanan adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda

kerja yang dicekam berputar satu kali, sehingga satuannya adalah mm/putaran.

Gerak pemakanan ditentukan berdasarkan kekuatan suatu mesin, material benda

kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan permukaan yang

diinginkan. Gerak pemakanan tersebut sekitar 1/3 sampai 1/20 a, atau sesuai dengan

kehalusan permukaan benda kerja yang dikehendaki. (Widarto, 2008:146)

F = f x n (mm/menit)

Keterangan:

f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)

n = putaran mesin (putaran/menit)

Gerak pemakanan ini terdapat dalam daftar spesifikasi yang dicantumkan

pada mesin bubut. Untuk memperoleh gerak pemakanan yang kita inginkan kita

bisa mengatur tuas pengatur gerak yang terpadat di mesin bubut. Jadi besarnya

kecepatan pemakanan dipengaruhi juga oleh besarnya pemakanan (mm/putaran)

dan besarnya kecepatan putaran mesin bubut.

c. Kedalaman Pemakanan (Depth of cut)

Kedalaman potong, a (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang

dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap

Page 37: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

22

permukaan yang belum terpotong. Ketika pahat memotong sedalam a, maka

diameter benda kerja akan berkurang 2a, karena bagian permukaan benda kerja

yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja yang berputar.(Ruli

Adrianto,2010:9).

Kedalaman pemakanan dapat diartikan dengan dalamnya pahat menusuk

benda kerja saat penyayatan ataupun tebalnya tatal bekas bubutan. Kedalaman

permukaan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana : α : Kedalaman pemakanan (mm)

d0 : Diameter awal (mm)

dm : Diameter akhir (mm)

8. Pahat Potong

Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat/pisau yang digunakan untuk

menyayat produk/benda kerja. Dalam pekerjaan pembubutan salah satu alat potong

yang sering digunakan adalah pahat bubut. Jenis bahan pahat bubut yang banyak

digunakan di industri-industri dan bengkel-bengkel antara lain baja karbon, HSS,

karbida, diamond dan ceramik.(Wirawan, 2008:253).

Dalam penelitian kali ini dikhususkan untuk peneliti pahat bubut yaitu

pahat insert. Fungsi dari pahat bubut sendiri adalah untuk mengurangi dimensi dari

benda kerja dengan cara menyayat benda kerja silindris.dalam proses pembubutan,

pahat bubut berperan sangat penting oleh karena itu dimensi dan geometri pahat

Page 38: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

23

bubut harus sesuai agar benda kerja yang dihasilkan nantinya sesuai dengan

keinginan dengan kekasaran yang minim.

9. Perhitungan Tirus

Pengertian tirus adalah benda kerja yang mempunyai ukuran yang

berbeda dari satu bagian kebagian lainnya secara berurutan serta beraturan. Bisa

juga disebut suatu benda kerja yang memiliki penampang kerucut. Fungsi dari tirus

yaitu sebagai pengikat dan pengunci sementara. Rumus untuk mencari tirus yaitu :

10. Waktu pengerjaan (T)

Yang dimaksud dengan waktu pengerjaan disini adalah durasi waktu

(lamanya waktu) yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan. durasi ini sangat

penting diperhatikan sehubungan dengan efisiensi pengerjaan. Apalagi dikaitkan

dengan sistem bisnis komersial atau kegiatan unit produksi di sekolah, waktu

pengerjaan sangat penting untuk diperhitungkan.

Perhitungan waktu pengerjaan mesin bubut (T) Pada proses pembubutan

perhitungan waktu pengerjaan waktu pengerjaan = (Jarak tempuh pahat x frekwensi

pemakanan ) dibagi (Kecepatan pemakanan kali kecepatan putaran mesin)

Page 39: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

24

Contoh: Diketahui panjang benda kerja yang akan dibubut (l) 142 mm, kebebasan

awal pahat dari permukaan benda kerja (la) 4 mm, putaran mesin (n) 2000 rpm dan

frekwensi pemakanan (i) 4 kali, serta kecepatan pemakanannya 0,2 mm/menit.

Maka waktu pengerjaannya adalah:

T = = = 4,17 menit

11. Kekasaran Permukaan

Pada setiap pengerjaan menggunakan mesin bubut mempunyai

persyaratan kualitas kekasaran permukaan yang berbeda-beda, tergantung dari

fungsi benda kerja yang dikerjakan. Hasil pembubutan yang berkualitas bisa dilihat

dari kekasaran permukaan benda kerja. Semakin halus permukaan benda kerja,

maka semakin baik kualitas benda kerja tersebut. Maka dalam melakukan

pengerjaan menggunakan mesin bubut perlu diperhatikan dengan teliti agar

mendapatkan tingkat kekasaran sekecil mungkin. Menurut Prasetya (2010)

mengatakan bahwa kekasaran permukaan benda kerja logam akan berpengaruh jika

dirangkai dengan komponen yang lain. Dalam hal ini, produk logam yang

mempunyai permukaan kasar akan lebih cepat aus daripada produk logam yang

permukaannya halus.

Bentuk dari sutau permukaan benda kerja dibedakan menjadi dua, yaitu

permukaan yang kasar (roughness) dan permukaan yang bergelombang (waviness).

Berdasarkan dari bentuk permukaan kekasaran dan gelombang ini, maka terdapat

yang namanya kesalahan bentuk (Munaji, dalam paridawati 2015 : 59).

Page 40: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

25

Gambar 2.13. Kekasaran, Gelombang, Dan Kesalahan Bentuk Dari Suatu

Permukaan (Munaji, dalam paridawati 2015 : 59)

Adapun parameter untuk mengukur permukaan sebagai berikut:

a. Kedalaman Total (Rt)

Kedalaman total merupakan besarnya jarak dari profil referensi sampai

profil dasar (µm).

b. Kedalaman Perataan (Rp)

Kedalaman perataan merupakan jarak rata-rata dari profil referensi sampai

dengan profil terukur.

Gambar 2.14. Kedalaman Total Dan Kedalaman Permukaan (Munaji,

dalam paridawati 2015 : 61)

c. Kekasaran Rata-rata aritmatik (Ra)

Page 41: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

26

Kekasaran rata-rata merupakan harga rata-rata secara aritmatis antara

profil terukur dan profil tengah. Adapun cara mencari Ra adalah:

Keterangan:

Ra = Kekasasran rata-rata aritmatik

L = Panjang sampel (mm)

Vv = Perbesaran vertical luas P dan Q (mm)

Gambar 2.15. Menentukan Kekasaran Rata-rata Ra (Munaji, dalam paridawati

2015 : 59)

Pada gambar teknik terdapat lambang untuk memberikan informasi

kekasaran dalam gambar teknik pengerjaan benda kerja. (Munaji, dalam paridawati

2015 : 61) mengatakan “agar diperoleh suatu keseragaman bahasa symbol maka

badan standar internasional ISO merekomendasikan R1302 sebagai cara penulisan

spesifikasi permukaan”. Berikut ini merupakan gambar penjelasan mengenai

symbol spesifikasi permukaan.

Page 42: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

27

Gambar 2.16. Simbol Spesifikasi Permukaan (ISO R1302:5)

Berdasarkan gambar 2.8. Terdapat beberapa informasi yang diberikan

pada symbol tersebut antara lain:

A = nilai kekasaran permukaan (Ra).

B = cara pengerjaan produksi.

C = panjang sampel.

D = arah pengerjaan.

E = Kelebihan ukuran yang dikehendaki.

F = nilai kekasaran lain jika diperlukan.

Harga kekasaran rata-rata (Ra) maksimal yang diijinkan ditulis diatas

simbol segitiga. Satuan yang digunakan harus sesuai dengan satuan panjang yang

digunakan dalam gambar teknik. Menurut Atedi (2005:64) proses permesinan

kualitas kekasaran permukaan yang paling umum adalah harga kekasaran rata-rata

aritmatik (Ra) yaitu, sebagai standar kualitas permukaan dari hasil pemotongan

maksimum yang diinginkan.

Kelas Harga Panjang

N1 0,025 0,08

N2 0,025

N3 0,1 0,25

N4 0,2

N5 0,4

N6 0,8

N7 1,6 0,8

N8 3,2

N9 6,3 2,5

N10 12,5

N11 25,0 8

N12 50,0

Tabel 2.1 Toleransi Harga Kekasaran Rata-Rata (Ra) (Munaji, dalam

Paridawati 2015 : 59)

Page 43: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

28

Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk memeriksa tingkat kekasaran

permukaan pada benda kerja. Cara yang paling sederhana adalah dengan cara

menraba permukaan benda kerja. Bila dilihat dari proses pengukurannya maka cara

pengukuran permukaan benda kerja dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengukuran

secara tidak langsung atau membandingkan dan pengukuran seraca langsung.

12. Pengukuran kekasaran permukaan

Menurut penelitian yang dilakukan (Indra,2013) Setelah pengujian

dilakukan selanjutnya data-data dianalisis. Data yang diperoleh berupa angka

(nilai). Adapun data tersebut meliputi uji kekasaraan permukaan dan uji kekerasan

permukaan.Pengujian kekasaran permukaan menghasilkan data berupa angka

(nilai) kekasaran permukaan. Data tersebut diperoleh dari pengukuran dengan

menggunakan alat ukur kekasaran (surface tester). Sedangkan data pengujian dari

alat ukur kekerasan menghasilkan data berupa angka (nilai) kekerasan permukaan.

Adapun hasil pengujian kekasaran dan kekerasan permukaan menggunakan variasi

jenis pahat, kecepatan putaran spindel dan kedalaman pemakanan dari spesimen

baja St 42.

13. Baja ST 60

Baja St 60 merupakan salah satu jenis baja yang tergolong kedalam bagian

baja karbon sedang yang dimana baja karbon ini cukup sering digunakan dalam

pembuatan bahan material permesinan.

Page 44: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

29

Tabel 2.2. Data Hasil Uji Komposisi Baja St 60

Analisis hasil uji komposisi pada tabel diatas bahwa kandungan karbon

pada baja St 60 adalah 0,564 %, baja ini termasuk baja karbon medium. Pada baja

St 60 ini terdapat kandungan mangan 0,697 % yang mempunyai sifat keras dan

tahan aus. Baja St 60 sangat cocok untuk pembuatan poros, roda gigi, rangka

jembatan serta peralatan permesinan.

Page 45: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

30

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Produk yang berkualitas diperoleh dari adanya proses permesinan yang

baik. Setiap proses permesinan memiliki ciri tertentu atas benda kerja yang

dihasilkan, antara lain adalah kekasaran hasil proses. Peneitian yang telah dilakukan

terkait kekasaran hasil proses diantaranya adalah sebagai berikut:

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Adik Aditia dan Arya

Mahendra Sakti tentang studi Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel,Dan

Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat Kerataan Permukaan Dan Bentuk Geram

Baja St 60 Pada Proses Bubut Konvesional menyimpulkan bahwa Kecepatan

spindel terbaik yang tertinggi adalah 460 rpm, karena menghasilkan kerataan

permukaan paling halus dengan nilai kekerasan (0,44 μm) dan kedalaman

pemakanan terbaik adalah 0,2 mm, karena menghasilkan kerataan permukaan

paling halus dengan kekasaran paling rendah (0,10 μm), dan paling tinggi (0,20

μm).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Deny Fidiawan dan Yunus

tentang studi Kedalaman Potong, Kecepatan Putar Spindle, Sudut Potong Pahat

Terhadap Kekasaran Permukaan Hasil Bubut Konvensional Bahan Komposit

menyimpulkan bahwa nilai kekasraan permukaan rata-rata aritmatik (Ra) terbalik

atau terkecil dalah (5.59 μm) dihasilkan dari parameter kedalaman potong 0.1 mm,

kecepatan spindle 800 Rpm, dan sudut potong 78˚.

Menurut Jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh Indra Lesmono dan

Yunus tentang Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel, Dan Kedalaman

Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Dan Kekerasan Permukaan Baja St. 42

Page 46: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

31

Pada Proses Bubut Konvensional. Dalam Penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa Kekasaran permukaan terbaik atau paling rendah diperoleh dengan

kecepatan spindel 750 rpm, sedangkan kekerasan permukaan terbaik atau paling

tinggi diperoleh dengan kecepatan spindel 300 rpm dan Kedalaman pemakanan

terbaik adalah 0,4 mm, karena menghasilkan kekasaran permukaan paling rendah

(3,28 μm), dan kedalamanan 0,8 mm karena menghasilkan kekerasan permukaan

paling tinggi (51,5 Kg/mm2), kekasaran permukaan terbaik diperoleh dengan jenis

pahat paling keras, kecepatan spindel paling tinggi, dan kedalaman pemakanan

paling rendah. Sedangkan kekerasan permukaan terbaik diperoleh dari jenis pahat

paling keras, kecepatan spindel paling rendah, dan kedalaman pemakanan paling

tingi.

Menurut Rao, Nagerwara, dan Srihari (2013) tentang studi Influe of cutting

parameter on cutting force and surface finish in turning operation. Parameter yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kedalaman pemotongan (depth of cut), laju

pemakanan (feed rate) dan kecepatan pemotongan (cutting speed). Dari penelitian

yang sudah dilakukan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kekasaran

optimum adalah 3,96 µm (Ra) pada feed rate 0,05 mm/rev, kecepatan potong

50m/min, dan kedalaman 0,5 mm. Disimpulkan bahwa feed rate dan kedalaman

pemakanan berpengaruh signifikan dalam kekasaran permukaan benda kerja. Hasil

ini dibuktikan dari semakin kecil feed rate dan kedalaman pemakanan maka

kekasaran permukaan benda kerja semakin optimal.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gusti Arifal Rachman dan Arya

Mahendra Sakti tentang studi Pengaruh Kedalaman Pemakanan, Jenis Pendinginan

Page 47: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

32

dan Kecepatan Spindel Terhadap Kerataan dan Kekasaran Permukaan Baja St 42

Pada Proses Bubut Konvensional menyimpulkan bahwa Kedalaman pemakanan

terbaik adalah 0.1 mm. Karena menghasilkan kerataan dan kekasaran paling baik

dengan nilai kerataan terkecil 66.7 μm dan nilai kekasaran terendah 2.11 μm dan

Kecepatan spindel terbaik untuk kerataan adalah kecepatan spindel 412 Rpm

menghasilkan kerataan terbaik dengan nilai terkecil 66.7 μm dan kekasaran dengan

kecepatan spindle 668 Rpm menghasilkan nilai kakasaran terendah 2.11 μm.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hasrin tentang studi Pengaruh

Tebal Pemakanan dan Kecepatan Potong Pada Pembubutan Kering Menggunakan

Pahat Karbida Terhadap Kekasaran Permukaan Material St-60 menyimpulkan Nilai

kekasaran rata-rata terbesar (kasar) yaitu Ra = 2.163 μm yang terjadi pada

kedalaman potong 1.5 mm dan kecepatan potong 90 m/min. Nilai kekasaran ratarata

terkecil (halus) yaitu Ra = 0.883 μm yang terjadi pada kedalaman potong 0.5 mm

dan kecepatan potong 150 m/min. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan

menggunakan kecepatan pemotongan yang besar dan kedalaman pemotongan yang

kecil menghasilkan nilai kekasaran permukaan yang kecil. Sebaliknya dengan

menggunakan kecepatan pemotongan yang kecil dan kedalaman pemotongan yang

besar menghasilkan nilai kekasaran permukaan yang besar. Pencapaian tingkat

kekasaran permukaan pada proses pembubutan kering material ST60 menggunakan

pahat karbida dengan variasi kedalaman potong (a) = 0.5, 1, 1.5 mm dan kecepatan

potong (V) = 90, 120, 150 m/min adalah berkisar diantara N6 sampai N8, yang

artinya tingkat kekasaran permukaan yang dicapai halus.

Page 48: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

33

C. Kerangka Pikir Penelitian

Dalam proses pemesinan, terutama dengan mesin perkakas, tingkat

kekasaran dan kerataan hasil proses merupakan salah satu faktor yang harus

diperhatikan. Fungsi dari komponen yang dibuat tersebut bukan hanya ditentukan

oleh ketepatan ukuran, tetapi juga oleh tingkat kekasaran yang sesuai dengan

tuntutan. Tingkat kekasaran disini bukan berarti harus serendah mungkin, tetapi

desesuaikan dengan fungsi dari bagian komponen tersebut.

Berdasarkan kajian teori dalam kaitannya dengan penelitian eksperimental

berjudul “Pengaruh Kedalaman dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

Kekasaran Permukaan Baja St 60 Menggunakan Pahat Insert” terdapat beberapa

vaiabel yaitu kedalaman pemakanan dan kecepatan pemakanan sebagai variabel

bebas (independen) dan kekasaran permukaan benda kerja baja St 60 menggunakan

pahat insert sebagai variabel terikat (dependen).

Kedalaman pemakanan mempengaruhi sedikit banyak kekasaran

permuakaan, Dari semua kajian teori yang relevan di atas dapat disimpulkan bahwa

semakain kecil kedalaman pemakanan makan kekasaran permukaan benda kerja

akan semakin optimal. Dan apabila semakin kecil kecepatan pemakanan juga akan

menghasilkan tingkat kekasaran permukaan benda kerja yang optimal. Oleh karena

itu kedalaman pemakanan dan kecepatan pemakanan sangat berpengaruh terhadap

tingkat kekasaran permukaan benda kerja.

Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat hubungan antar variabel, yaitu

Kedalaman dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Hasil Kerataan Permukaan

Benda Kerja Baja St 60 Menggunakan Pahat Insert.

Page 49: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

34

1. Diduga kedalaman pemakanan terdapat pengaruh terhadap kekasaran

permukaan benda kerja.

2. Diduga kecepatan pemakanan terdapat pengaruh terhadap kekasaran

permukaan benda kerja.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini

yaitu:

1. Ada pengaruh kedalaman pemakanan terhadap hasil kekasaran benda

kerja baja St 60 menggunakan pahat insert.

2. Ada pengaruh kecepatan pemakanan terhadap hasil kekasaran benda

kerja baja St 60 menggunakan pahat insert

Page 50: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pengaruh kedalaman

dan kecepatan pemakanan terhadap hasil kekasaran permukaan benda kerja Baja

ST 60, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kedalaman pemakanan mempengaruhi kekasaran permukaan pembubutan

Baja ST 60. Nilai kekasaran dengan kedalaman pemakanan 0,5 mm, 1 mm dan

1,5 mm secara berturut-turut berdasarkan variasi kecepatan pemakanan

mengalami perbedaan yang signifikan berdasarkan data nilai kekasaran (Ra)

semakin kecil kedalaman pemakanan yang digunakan maka nilai kekasaran

yang didapatkan semakin kecil. Dibuktikan dengan hasil nilai kekasaran paling

rendah yaitu 1,465µm dengan menggunakan kedalaman pemakanan 0,5 mm,

kecepatan pemakanan 0,007 mm/rev.

2. Kecepatan pemakanan pada penelitian ini sangat berpengaruh terhadap

kekasaran permukaan pembubutan benda kerja Baja ST 60. Berdasarkan data

nilai kekasaran dengan variasi kecepatan pemakanan yang digunakan, dapat

disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan pemakanan yang digunakan,

maka menghasilkan nilai kekasaran yang tinggi. Semakin kecil kecepatan

pemakanan yang digunakan, maka nilai kekasaran yang dihasilkan semakin

kecil.

Page 51: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

55

3. Kedalaman dan kecepatan pemakanan sangat berpengaruh terhadap tingkat

kekasaran permukaan baja st 60. Berdasarkan data nilai kekasaran dengan

variasi kedalaman dan kecepatan pemakanan yang digunakan, dapat

disimpulkan bahwa semakin besar variasi kedalaman dan kecepatan

pemakanan yang digunakan, maka menghasilkan nilai kekasaran yang tinggi.

Semakin kecil variasi kedalaman dan kecepatan pemakanan yang digunakan,

maka nilai kekasaran yang dihasilkan semakin rendah.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, maka pada saat

pengerjaan sebaiknya memperhatikan beberapa saran berikut ini:

1. Untuk penelitian selanjutnya usahakan memakai 3 pahat atau lebih.

2. Penggunaan collant diusahakan memakai alat bantu supaya bisa mengalir

dengan lancar.

3. Dari hasil penelitian untuk operator mesin bubut CNC sebaiknya menggunakan

kecepatan spindle 2000 rpm, kedalaman 0,5 mm , kecepatan pemakanan 0,07

mm/rev.

4. Untuk penelitian selanjutnya yang sejenis sangat baik kalau dianalisa

faktor- faktor atau variabel-variabel lain yang mempengaruhi tingkat

kekasaran permukaan pada material baja ST 60 hasil proses pemesinan

CNC TURNING.

5. Dalam penelitian ini masih bisa dikembangkan lagi dengan cara menambah

variabel bebasnya seperti variasi media pendingin, variasi geometri pahat,

material pahat dan benda kerja.

Page 52: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

56

DAFTAR PUSTAKA

Aditia, Muhammad Adik dan Arya Mahendra Sakti.2013.Pengaruh Jenis Pahat,

Kecepatan Spindel, Dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat

Kerataan Permukaan Dan Bentuk Geram Baja St. 60 Pada Proses Bubut

Konvensional. Jurnal Teknik Mesin Vol 01, No.02.

Adrianto, Ruli. 2010. Pengaruh Kecepatan Spindel, Kecepatan Pemakanan Dan

Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Benda

Kerja Hasil Pemesinan Bubut Cnc Pada Baja St 40 : Universitas Sebelas

Maret

Asmed, dan Mura, Y. 2008. Pengaruh Parameter Pemotongan terhadap

Kekasaran Permukaan Proses Bubut untuk Material ST 37. Jurnal Teknik

Mesin, Vol. 7, No. 2.

Asmed dan Yusri Mura. 2010. Pengaruh Parameter Pemotongan Terhadap

Kekasaran Permukaan Proses Bubut Untuk Material ST37. Jurnal Teknik

Mesin, 7 (2): 99-105.

Atedi, B. dan Agustono, J. 2005. Standar Kekasaran Permukaan Bidang Pada Yoke

Flange Menurut ISO R.1302 dan DIN 4768 dengan Memperhatikan Nilai

Ketidakpastiannya. Media Mesin Volume 6 No.2

Fidiawan Deny dan Yunus, 2014, Pengaruh Kedalaman Potong, Kecepatan

Putar Spindel, Sudut Potong Pahat TerhadapKekasaran Permukaan Hasil

Bubut Konvensional Bahan Komposit. JTM, Volume 3, UNESA.

Hadimi. 2008. Pengaruh Perubahan Kecepatan Pemakanan Terhadap Kekasaran

Permukaan Pada Proses Pembubutan. 81Jurnal Ilmiah Semesta Teknika,

Vol. 11, No. 1, 2008: 18 – 28.

Husein, Saddam. 2015. Pengaruh Sudut Potong Terhadap Getaran Pahat dan

Kekasaran. Jember : Jurusan Teknik Mesin, Universitas Jember

Lesmono, Indra dan Yunus.2013. Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel, Dan

Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Dan Kekerasan

Page 53: PENGARUH KEDALAMAN DAN KECEPATAN PEMAKANAN …lib.unnes.ac.id/30901/1/5201413059.pdfiv ABSTRAK Alfiansyah, Dika K, 2017.Pengaruh Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat

57

Permukaan Baja St. 42 Pada Proses Bubut Konvensional. Jurnal Teknik

Mesin Vol 01, No.03: 48-55.

Munadi, Sudji. 1988. Dasar-Dasar Metrologi Industri. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Paridawati. 2015. Pengaruh Kecepatan dan Sudut Potong Terhadap Kekasaran

Benda Kerja Mesin Bubut. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Vol. 3, No.1,

2015: 53-67.

Prasetya, T. A. 2010. Pengaruh Gerak Pemakanan dan Media Pendingin Terhadap

Kekasaran Permukaan Logam Hasil Pembubutan Pada Material Baja HQ

760: Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Rachman, Gusti Arifal dan Arya Mahendra Sakti.2014.Pengaruh Kedalaman

Pemakanan, Jenis Pendinginan Dan Kecepatan Spindel Terhadap

Kerataan Dan Kekasaran Permukaan Baja St 42 Pada Proses Bubut

Konvensional. Jurnal Teknik Mesin Vol 02, No.03: 11-20.

Rochim, Taufiq. 1993. Teori dan Teknologi Proses Pemesinan. Bandung.

Bandung : Institut Teknologi Bandung

Rochim, Taufiq. 2007. Teori & Teknologi Proses Pemesinan dan Spesifikasi,

Metrologi dan Kualitas Kontrol, Laboratorium Teknik Produksi

Jurusan Mesin, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknik Bandung.

Santoso, Joko. 2013. Pekerjaan Mesin Perkakas. Jakarta: Kementrian Pendidikan

& Kebudayaan.

Sumbodo, Wirawan.2008.Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 2.Jakarta:

Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan.

Widarto, dkk.2008.Teknik Pemesinan Jilid 1. Jakarta: Direktorat Sekolah

Menengah Kejuruan.