Upload
nguyennhan
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI
INFORMASI, BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN KEADILAN
PROSEDURAL TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN
(FRAUD) PADA PEMERINTAH KOTA KENDARI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
WULANDARI APRILLIYANTI
NIM: 1113082000088
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Asimetri Informasi, Budaya
Etis Organisasi Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kecenderungan
Kecurangan (Fraud) Pada Pemerintah Kota Kendari
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Oleh:
Wulandari Aprilliyanti
NIM: 1113082000088
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA
NIP.19760924 200604 2 002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIP
Hari ini Rabu, 04 April 2018 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
Nama : Wulandari Aprilliyanti
NIM • 1113082000088
Jurusan • Akuntansi/Audit
Judul Skripsi
:Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Asimetri
Informasi, Budaya Etis Organisasi,Dan Keadilan Prosedural
Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada
Kota Kendari
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,04 April 2018
1. Fitri Damayanti, SE, M.Si
NIP. 19810731 200604 2 003 ( )
Penguji I
2. Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA
NIP.19720516 200901 1 006 ( )
Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 05 Juni 2018 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
Nama : Wulandari Aprilliyanti
NIM : 1113082000082
Jurusan : Akuntansi/Audit
Judul Skripsi : Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Asimetri
Informasi, Budaya Etis Organisasi, Dan Keadilan
Prosedural Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud)
Pada Pemerintah Kota Kendari (Studi Pada SKPD Kota
Kendari).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 05 Juni 2018
1. Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA ( )
NIP.19720516 200901 1 006 Ketua
2. Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA ( )
NIP.19760924 200604 2 002 Sekretaris
3. Fitri Damayanti, SE, M.Si ( )
NIP. 19810731 200604 2 003 Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wulandari Aprilliyanti
No. Induk Mahasiswa : 1113082000088
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatllah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, agar dipergunakan
sebagaimana mestinya
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Wulandari Aprilliyanti
2. Tempat, Tanggal Lahir : Raha Sultra, 07 April 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jl. Nusa Indah RT 005 RW 08
Perumahan Ciptat Baru, Kel
Sawah Lama Tngsel
5. Telepon : 085394644647
6. Email : [email protected]
II. Pendidikan
1. TK Perwanida III Tahun 1999-2001
2. SDN 13 Katobu Tahun 2001-2007
3. SMPN 1 Pasarwajo Tahun 2007-2010
4. SMAN 1 Pasarwajo Tahun 2010-2013
5. S1 Ekonomi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tahun 2013-2018
III. Latar Belakang Keluarga
1. Ayah : Halimbo Pando
2. Ibu : Asnawati
3. Anak ke- : Keenam dari enam
bersaudara
vi
THE INFLUENCE OF THE EFFECTIVENESS OF INTERNAL
CONTROL, INFORMATION ASYMMETRY, ORGANIZATIONAL
ETHICAL CULTURE, AND PROCEDURAL JUSTICE, AGAINST
THE TENDENCY OF FRAUD IN THE CITY GOVERNMENT
KENDARI
(Study in Kendari City Work Unit)
ABSTRACT
This study aimed to identify and analyze the factors that influence the
occurrence of fraud in the government sector. Respondents in this study are Civil
Servants (PNS) working in the Unit Area Work (SKPD) in Kendari City. Pursuant
to purposive sampling method, total sample in this research is 78 responden from
20 Working Unit Area (SKPD) in Kendari City. Hypothesis in this research use
multiple linear regression analysis.
These results indicate that the effectiveness of internal control and
information asymmetry has no effect on Fraud in the government sector.
Meanwhile, organizational ethical culture and procedural justice influence the
tendency of fraud in the government sector.
Keywords: Fraud trends, government sector, effectiveness of internal
control, information asymmetry, organizational ethical culture, procedural
fairness.
vii
PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL,
ASIMETRI INFORMASI, BUDAYA ETIS ORGANISASI, DAN
KEADILAN PROSEDURAL, TERHADAP KECENDERUNGAN
KECURANGAN (FRAUD) PADA PEMERINTAH KOTA KENDARI
(Studi pada Unit Kerja Wilayah Kota Kendari)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya kecenderungan kecurangan di sektor
pemerintahan. Responden dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang bekerja di Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) di Kota Kendari.
Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel dalam penelitian ini adalah
78 responden dari 20 Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) di Kota Kendari.
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil ini menunjukkan bahwa keefektifan pengendalian internal dan
asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap Fraud di sektor pemerintahan.
Sementara itu. Budaya etis organisasi dan keadilan prosedural berpengaruh
terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) di sektor pemerintah.
Kata kunci: Kecenderungan kecurangan, sektor pemerintah, keefektifan
pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi, keadilan
prosedural.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkah, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal,
Asimetri Informasi, Budaya Etis Organisasi, Dan Keadilan Prosedural Terhadap
Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada Pemerintah Kota Kendari (Studi Pada
SKPD Kota Kendari)“ ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak
khususnya dalam bidang akuntansi. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang tela membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama
kepada:
1. Kedua orang tua yang paling saya cintai dan sayangi yaitu Almarhum
Bapak Halimbo dan Ibu Asnawati yang dengan ikhlas memberikan
dukungan dengan penuh kasih sayang yang tidak pernah putus, selalu
mencurahkan perhatian, cinta, bimbingan, nasihat, serta dukungan moril
maupun materil serta doa tiada henti kepada penulis. Ini untuk kalian
terimakasih.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA Selaku dosen pembimbing saya, yang
telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan
memberikan pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas semua saran
yang telah Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai
terlaksananya sidang skripsi.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Sekertaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
6. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yangtelah banyak memberikan ilmu-ilmu kepada penulis.
7. Seluruh staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bantuan kepada penulis.
8. Terimakasih kepada Ibu Fitri Damayanti selaku dosen penasehat akademik
yang telah baik membantu penulis dari awal semester.
9. Terimakasih untuk Kelima kakak laki-laki saya yang selalu menjadi,
teman, sahabat terbaik penulis, selalu memberikan semangat, dukungan,
canda tawanya dan doa agar segera menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
10. Terimakasih Anhie yang telah menjadi sahabat terbaik, rekan seperjuangan
yang sangat membantu bagi penulis, membantu mengerjakan tugas-tugas
kuliah, dari awal perkuliahan sampai dengan saat ini, pahit manis masa
kuliah telah kita rasakan bersama-sama. Terimakasih Anhieee.
11. Untuk teman seperjuangan sedari Fuziyyah Iswandi dan Kartika Wulansari
yang selalu membantu dan memberikan semangat untuk penulis dalam
penulisan skripsi ini, Terimakasih Pauu dan Kw.
12. Terimakasih Teman-Teman KKN BUKAN 190 yang memberikan
semangat membantu menyelesaikan buku KKN sehingga penulis dapat
mengikuti sidang skripsi.
13. Terimakasih Teman-teman jurusan Akuntansi Angkatan 2013 khususnya
Akuntansi B.
x
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang akuntansi.
Jakarta, 25 Mei 2018
Wulandari Aprilliyanti
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 9
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...................... 9
1. Tujuan Penelitian ................................................... 9
2. Manfaat Penelitian ................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 12
A. Tinjauan Literatur ........................................................... 12
1. Agency Theory ....................................................... 12
2. Teori Atribusi ......................................................... 14
3. Fraud Triangle Theory .......................................... 17
4. Kecurangan (Fraud) ............................................... 21
5. Sistem pengendalian Internal ................................. 24
6. Asimetri Informasi ................................................. 26
7. Budaya Etis Organisasi .......................................... 27
8. Keadilan Prosedural ............................................... 29
9. Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .................... 31
B. Hasil Penelitian Sebelumnya .......................................... 33
xii
C. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan
Hipotesis.......................................................................... 36
1. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal
Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .... 36
2. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap
Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .................... 37
3. Pengaruh Budaya Etis Organisasi Terhadap
Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .................... 39
4. Pengaruh Keadilan Prosedural Terhadap
Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .................... 40
D. Kerangka Pemikiran ........................................................ 42
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................... 43
B. Metode Penentuan Sampel .............................................. 43
C. Metode Pengumpulan Data ............................................. 44
D. Metode Analisis Data ...................................................... 45
1. Analisis Statistik Deskriptif ................................... 45
2. Uji Kualitas Data .................................................... 46
3. Uji Asumsi Klasik .................................................. 47
4. Pengujian Hipotesis ............................................... 49
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .............................. 51
1. Keefektifan Pengendalian Internal (X1)
2. Asimetri Informasi (X2) ........................................ 52
3. Budaya Etis Organisasi (X3) ................................. 53
4. Keadilan prosedural (X4) ....................................... 53
5. Kecendrungan Kecurangan (Fraud) (Y) ................ 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 58
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................... 58
1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................ 58
2. Karakteristik Profil Responden .............................. 60
B. Hail Uji Instrumen Penelitian ......................................... 64
xiii
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................. 64
2. Hasil Uji Kualitas Data ......................................... 65
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................ 69
4. Hasil Uji Hipotesis ................................................. 73
BAB V PENUTUP ................................................................................ 87
A. Kesimpulan .................................................................... 87
B. Saran................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 90
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Kasus Fraud………………………………………………… .... 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 32
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian .......................................... 55
Table 4.1 Data Sampel Penelitian ............................................................... 59
Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian .............................................. 59
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 61
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ..................... 61
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir ....................................................................................... 62
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan
Terakhir ....................................................................................... 62
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja .......... 63
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 64
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Keefektifan Pengendalian Internal ............... 66
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Asimetri Informasi ....................................... 66
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Budaya Etis Organisasi ................................ 66
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Keadilan Prosedural ..................................... 67
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .......... 67
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 68
Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolonieritas ......................................................... 69
Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)Model Summaryb ........... 73
Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik F Variabel Y dan X ....................................... 75
Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik t ...................................................................... 75
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Fraud Triangle .......................................................................... 16
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran ..................................................... 42
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot .................. 70
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram............ 71
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot ..................................................................... 72
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kecurangan atau penyimpangan dewasa ini semakin berkembang pesat,
kegiatan penyimpangan selalu dilakukan secara terus-menerus dan terang-
terangan, semakin berkembangnya teknologi, peluang usaha, kompleksitas,
bisnis membuat peluang kecurangan dan penyimpangan pada perusahaan dan
instansi pemerintahan semakin besar pula. Kecurangan merupakan
kesengajaan yang dilakukan secara sadar untuk menyalahgunakan wewenang
dan mengambil hak orang lain untuk kepentingan pribadi. Kecurangan
(fraud) sering terjadi pada sektor publik maupun swasta, dengan melakukan
penyalahgunaan aset dan manipulasi laporan keuangan yang pelakunya
adalah pegawai atau pihak dalam maupun pihak luar organisasi tersebut.
Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sangat
memberikan dampak terhadap perubahan pada sistem pemerintahan yang
pada mulanya menganut pola sentralisasi beralih menjadi pola desentralisasi,
dimana daerah diberikan kewenangan seluas-luasnya untuk menggali,
mengelola dan memanfaatkan potensi daerah yang dimiliki asal dapat
dipertanggung jawabkan secara nyata. Hal ini sangat berdampak terhadap
akuntabilitas pemerintah daerah dalam pelaksanaan dan pertanggungjawaban
anggaran, karena anggaran merupakan dokumen/kontrak politik antara
pemerintah dengan DPRD (Mardiasmo, 2002).
2
Menurut penelitian Indonesia Corruption Watch (ICW) pada semester
II periode 1 Juli sampai 31 Desember 2010 menunjukkan peningkatan jumlah
kasus korupsi mencapai 272 kasus. Pada semester pertama tahun 2010, BPK
mencatat bahwa korupsi pada sektor keuangan daerah berada di peringkat
paling atas dengan 38%. Secara faktual, Indonesia termasuk negara dengan
peringkat korupsi yang tinggi di dunia, yaitu peringkat 100 dari 183 terkorup
dengan indeks korupsi 3,0 (Transparancy International, 2011). Hasil
penelitian Sheifer dan Vishny (1993) serta Gaviria (2001) dalam Wilopo
(2006) menunjukkan bahwa kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh tingkat
korupsi suatu negara. Kasus kecurangan telah terjadi di hampir semua daerah
di Indonesia berdasarkan. Kecurangan merupakan segala sesuatu yang secara
lihai dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara menutupi
kebenaran, tipu daya, kelicikan atau mengelabui dan cara tidak jujur yang lain
(The Association of Certified Fraud Examines dalam Abdul Halim, 2003).
Pada dasarnya terdapat dua tipe kecurangan, yaitu eksternal dan internal.
Kasus yang terjadi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah tercantum pada
Tabel 1.1
3
Tabel 1.1
Kasus Fraud
No Satuan Kerja Perangkat Daerah Keterangan
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kota Kendari
Penyelewengan dana Surat Perintah
Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif di
lima unit Satu Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah
Provinsi Sultra, Kelima unit SKPD
yang diduga menyelewengan dana
SPPD fiktif tersebut, yakni Dinas
Pariwisata dan Pengembangan
Ekonomi Kreatif, Biro Umum
Sekretariat Pemerintah Provinsi
Sultra, Dinas Pendidikan Nasional,
Dinas Pendapatan Daerah dan
Sekretariat DPRD Sultra dan
mengakibatkan kerugian negara dari
dugaan penyelewengan dana SPPD
fiktif itu diperkirakan mencapai Rp6
miliar. (Sumber : antarasultra.com)
2. Kepala Dinas Pendidikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Buton, telah ditetapkan tersangka
dugaan proyek fiktif pembangunan
kawasan transmigrasi tahun 2015.
Polres Buton menetapkan tersangka
terhadap mantan Kepala Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Buton, Jumat (22/9)
lalu. Tahu aparaturnya tersangkut
perkara hukum, Plt. Bupati Buton,
korupsi dana APBD Buton,
pengawasannya pun tidak dilakukan
secara langsung oleh internal
Pemkab Buton. Pada kasus korupsi
yang ditengarai merugikan negara
sekira Rp 430 juta tersebut. (Buton
Salah Satu Kabupaten Di Kota
Kendari)
(Sumber : Kendaripos.Co.Id)
4
Menurut Amin Widjaja (2013) dalam Ananda (2014) kecurangan
eksternal adalah kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar terhadap suatu
perusahaan/entitas, seperti kecurangan yang dilakukan pelanggan terhadap
usaha, wajib pajak terhadap pemerintah, sedangkan kecurangan internal
adalah tindakan tidak legal yang dilakukan oleh karyawan, manager dan
eksekutif terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Kecurangan tersebut
akan menimbulkan kerugian yang besar bagi organisasi atau lembaga itu
sendiri. Tindakan kecurangan dalam akuntansi dapat terjadi karena beberapa
kondisi seperti yang dijelaskan oleh Cressey (1953) dalam Tuanakotta (2007)
menyebutkan Teori Fraud Triangle, bahwa korupsi disebabkan karena
adanya 3 faktor yaitu tekanan (pressure), peluang (opportunity), dan
rasionalisasi (razionalization).
Tindakan kecurangan dilakukan oleh seseorang dengan dorongan dan
tekanan yang ia hadapi, tekanan yang paling mendasar ketika seseorang
melakukan kecurangan adalah tuntutan ekonomi dimana seseorang akan
berlaku curang demi memenuhi kebutuhan ekonominya tersebut, peluang itu
sendiri yaitu adanya situasi untuk melakukan tindak kecurangan, sedangkan
rasionalisasi adalah sikap seseorang atau sebuah instansi yang merasionalkan
tindakan kecurangan tersebut. Beu dan Buckley (2001) dalam Thoyibatun
(2009) menjelaskan perilaku tidak etis adalah satu sikap atau perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu
di mana tujuan tersebut berbeda dari tujuan utama yang telah disepakati
sebelumnya. Perilaku tidak etis seharusnya tidak bisa diterima secara moral
5
karena mengakibatkan bahaya bagi orang lain dan lingkungan. Menurut Tang
et al., (2003) dalam Wilopo (2006), Perilaku tidak etis dapat berupa
penyalahgunaan kedudukan/posisi (abuse position), penyalahgunaan
kekuasaan (abuse power), penyalahgunaan sumber daya organisasi (abuse
resources) serta perilaku yang tidak berbuat apa-apa (no action).
Penyebab tindakan tidak etis adalah kurangnya pengawasan yang
dilakukan oleh instansi terhadap karyawannya sehingga menimbulkan
peluang bagi karyawan untuk melakukan tindakan tidak etis yang dapat
merugikan pihak instansi maupun lembaga yang menaungi karyawan
tersebut, ketidakpuasaan dan kekecewaan karyawan dengan hasil atau
kompensasi yang diperoleh di dalam suatu perusahaan atas apa yang telah
mereka kerjakan, dan ketidaktaatan pada aturan akuntansi juga dapat memicu
terjadinya perilaku tidak etis. Untuk mengantisipasi dan meminimalkan
terjadinya perilaku tidak etis tersebut sebaiknya perusahaan mendorong
karyawannya untuk menanamkan sikap dan perilaku etis baik di dalam
maupun di luar instansi. Wilopo (2009) meneliti mengenai Analisis Faktor-
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
yaitu Studi Pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik Negara di
Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku tidak etis
memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi pada perusahaan. Semakin rendah perilaku tidak etis
dari manajemen pada perusahaan terbuka dan BUMN di Indonesia, maka
semakin rendah kecenderungan kecurangan akuntansinya.
6
Menurut Halim (2003) struktur pengendalian internal merupakan
rangkaian proses yang dijalankan entitas, yang mana proses tersebut
mencakup berbagai kebijakan dan prosedur sistematis, bervariasi dan
memiliki tujuan utama untuk menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas,
menjaga efektif dan efisiensi operasi yang dijalankan, dan menjaga kepatuhan
hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian internal meliputi lima
elemen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas
pengendalian informasi dan komunikasi, dan pengawasan. Kelima elemen
tersebut membantu suatu instansi untuk mencapai tujuannya (Arens, 2008).
Pengendalian internal harus didukung dengan monitoring untuk memastikan
apakah pengendalian internal tersebut berjalan dengan efektif atau tidak.
Keefektifan pengendalian internal juga merupakan faktor yang berpengaruh
adanya tindak kecurangan akuntansi dan perilaku tidak etis.
Pengendalian internal yang lemah atau longgar dapat memberikan
peluang seseorang untuk melakukan perilaku menyimpang yang merujuk
pada terjadinya kecurangan akuntansi yang dapat merugikan suatu instansi
atau lembaga. Oleh sebab itu, suatu instansi atau lembaga harus memiliki
sistem pengendalian internal yang efektif, dimana setiap aktivitas-aktivitas
yang dilakukan karyawan dalam instansi atau lembaga tersebut mendapatkan
pengawasan yang ketat. Dengan adanya pengendalian internal yang efektif
diharapkan dapat meminimalisasikan perilaku tidak etis yang merujuk pada
tindakan kecurangan (fraud) dalam instansi atau lembaga yang dapat
merugikan instansi atau lembaga itu sendiri. Sehubungan dengan pengaruh
7
kecenderungan kecurangan (fraud) di instansi pemerintahan, beberapa
penelitian telah dilakukan sebelumnya. Di antaranya yaitu dilakukan oleh
Chandra & Ikhsan (2015) mengenai determinan terjadinya kecenderungan
kecurangan akuntansi (fraud) pada Dinas Pemerintah se Kabupaten
Grobogan.
Variabel yang digunakan adalah keefektifan pengendalian internal,
budaya etis, kesesuaian kompensasi, penegakan peraturan, asimetri informasi,
dan komitmen organisasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh
negatif keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan
penegakan peraturan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di sektor
pemerintahan, terdapat pengaruh positif asimetri informasi terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi di sektor pemerintahan, tidak terdapat
pengaruh negatif budaya etis dan komitmen organisasi terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi di sektor pemerintahan. Saran pada
penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan observasi atas objek
penelitian untuk mengetahui kesediaan objek penelitian, dan menambah
faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi.
Penelitian Adi et al (2016) mengenai Faktor-Faktor Penentu Kecurangan
(fraud) pada Sektor Pemerintahan Dinas Pendapatan Kota Pekalongan.
Variabel yang digunakan penegakan hukum, efektifitas pengendalan internal,
asimetri informasi, kesesuaian kompensasi, keadilan prosedural, budaya etis
organisasi terhadap pengaruh komitmen organisasi. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa semua variabel yang diuji berpengaruh secara simultan.
8
Penelitian persepsi pegawai di instansi pemerintahan tentang pengaruh
penegakan peraturan, keefektifan pengendalian internal, asimetri informasi,
keadilan distributif, keadilan prosedural, komitmen organisasi, dan budaya
etis organisasi terhadap fraud di sektor pemerintahan. Hasil penelitian
menunjukkan pengaruh negatif antara penegakan peraturan, keefektifan
pengendalian internal, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan
komitmen organisasi dengan kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan,
tidak terdapat pengaruh antara budaya etis organisasi dengan kecurangan
(fraud) di sektor pemerintahan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui lebih dalam
tentang keefektifan pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis
organisasi dan keadilan prosedural terhadap kecenderungan kecurangan
(fraud) di Pemerintah Kota Kendari. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Keefektifan Pengendalian
Internal, Asimetri Informasi, Budaya Etis Organisasi, dan Keadilan
Prosedural Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada Pemerintah
Kota Kendari” Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Mustika et al (2016) mengenai Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kecenderungan (Fraud) di Dinas Kabupaten Way Kanan Lampung. Variabel
yang digunakan adalah asimetri informasi, penegakan peraturan, keefektifan
pengendalian internal, perilaku tidak etis dan kesesuaian kompensasi. Dengan
sampel 153 pegawai instansi pemerintahan di Kabupaten Batang.
9
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai
berikut :
1. Variabel yang digunakan oleh peneliti terdiri dari empat variabel yang
terkait yaitu keefektifan pengendalian internal, asimetri informasi,
budaya etis organisasi dan keadilan prosedural.
2. Populasi dalam penelitian adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang bekerja di SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pemerintah
Kota Kendari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dalam penelitian ini rumusan
masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh keefektifan pengendalian internal terhadap
kecenderungan kecurangan (fraud) ?
2. Apakah terdapat pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan
kecurangan (fraud) ?
3. Apakah terdapat pengaruh budaya etis organisasi terhadap
kecenderungan kecurangan (fraud) ?
4. Apakah terdapat pengaruh keadilan prosedural terhadap
kecenderungan kecurangan (fraud) ?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
10
a. Pengaruh keefektifan pengendalian internal terhadap kecenderungan
kecurangan (fraud).
b. Pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan
(fraud).
c. Pengaruh budaya etis organisasi terhadap kecenderungan kecurangan
(fraud).
d. Pengaruh keadilan prosedural terhadap kecenderungan kecurangan
(fraud).
2. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti penting dengan harapan
dapat memberikan kegunaan dalam menjawab permasalahan yang ada.
Disamping itu diharapkan mempunyai kegunaan teoritis untuk
mengembangkan ilmu lebih lanjut maupun kegunaan praktis menyangkut
pemecahan-pemecahan permasalahan yang aktual. Manfaat dari penelitian
ini adalah:
a. Secara Teoritis:
1) Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Penelitian ini memberikan
informasi dan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan
terutama penelitian yang berkaitan analisis kecenderungan
kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan.
11
2) Peneliti berikutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
untuk penelitian mendatang mengenai analisis kecenderungn (fraud)
di instansi pemerintahan.
b. Secara Prakatis:
1) Bagi Pemerintah Kota Kendari, hasil penelitian ini menjadi
masukan dalam usaha mencegah terjadinya kecenderungan
kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan, dengan menekan
penyebab terjadinya fraud di sektor pemerintahan seperti yang
disajikan penulis.
2) Bagi Pembaca, dapat memberi tambahan informasi dan mampu
menjadi bahan referensi bagi penelitian lain dalam bidang yang
terkait. Dan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak
terkait yang memerlukan hasil penelitian ini.
3) Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan rujukan bagi penelitian yang terkait dengan
kecenderungan kecurangan (fraud) di Sektor Pemerintahan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Agency Theory
Agency theory adalah teori yang dicetuskan oleh Jensen dan
Meckling pada tahun (1976) yang bertujuan untuk mengatasi masalah
yang timbul dalam hubungan keagenan. Hubungan keagenan menurut
Jensen dan Meckling (1976) merupakan sebuah kontrak antara satu atau
lebih orang (prinsipal) dengan orang lain (agen) untuk melaksanakan suatu
pekerjaan demi kepentingan prinsipal. Dalam hubungan keagenan tersebut,
menurut Eisendhardt (1989) dimungkinkan akan timbul dua jenis
permasalahan. Permasalahan pertama adalah adanya perbedaan tujuan
antara prinsipal dan agen.
Perbedaan tujuan ini terjadi karena baik prinsipal maupun agen
memiliki keinginan untuk memaksimalkan kesejahteraan masing-masing.
Dengan demikian, terdapat potensi bahwa agen tidak selalu bertindak
untuk memaksimalkan kesejahteraan prinsipal. Permasalahan kedua adalah
adanya asimetri informasi. Asimentri informasi ini merupakan perbedaan
jumlah informasi yang dimiliki oleh principal dan agen sehingga prinsipal
tidak dapat memverifikasi tindakan agen. Dengan demikian, prinsipal
tidak dapat memverifikasi bahwa agen telah mengambil tindakan terbaik
untuk memaksimalkan kesejahteraan prinsipal tersebut.
13
Permasalahan-permasalahan dalam hubungan agensi tersebut akan
menimbulkan biaya keagenan (agency cost). Biaya keagenan menurut
Jensen dan Meckling (1976) merupakan jumlah dari pengeluaran
pengawasan (monitoring expenditure) oleh prinsipal, pengeluaran
perikatan (bonding expenditure) oleh agen, dan kerugian residual (residual
loss). Selanjutnya, Jensen (1983) memberikan sebuah definisi yang lebih
luas dari biaya keagenan tersebut. Jensen mendefinisikan biaya keagenan
sebagai jumlah dari biaya untuk menyusun (structuring), mengikat
(bonding), dan mengawasi (monitoring) kontrak di antara prinsipal dan
agen.
Berdasarkan Agency theory, prinsipal dapat mengurangi biaya
keagenan dengan cara melaksanakan pengawasan dan menyusun kontrak
insentif yang tepat. Hal ini adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh
Eisenhardt (1989) dalam dua proposisinya. Proposisi I menyatakan bahwa
ketika kontrak di antara prinsipal dan agen merupakan kontrak yang
berbasis hasil (outcome), agen akan cenderung bertindak untuk
kepentingan prinsipal. Sedangkan proposisi II menyatakan bahwa ketika
prinsipal memiliki informasi untuk memferivikasi tindakan agen, agen
akan cenderung bertindak untuk kepentingan principal.
Alasan digunakannya teori agency dalam penelitian ini adalah
karena ini merupakan penelitian tentang hubungan antara satu atau lebih
orang dengan orang lain yang menimbulkan perbedaan tujuan dan
14
perbedaan jumlah informasi yang diperoleh. Ruang lingkup yang
memengaruhi lebih di fokuskan pada asimetri informasi.
2. Teori Atribusi
Teori atribusi menjelaskan mengenai proses bagaimana kita
menentukan penyebab dan motif tentang perilaku seseorang (Gibson &
Donelly, 1996). Teori ini dikembangkan untuk menjelaskan cara-cara
dalam menilai orang secara berlainan, tergantung makna apa yang
dihubungkan (atribusikan) ke suatu perilaku tertentu. Sedangkan menurut
Robbins & Stephen P (2003), teori atribusi merupakan penjelasan dari
cara-cara manusia menilai orang secara berlainan, tergantung pada makna
apa yang dihubungkan ke suatu perilaku tertentu.
Teori atribusi dikembangkan oleh Fritz Heider yang berargumentasi
bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan
intelektual, yaitu faktor dalam diri sesorang, seperti kemampuan usaha dan
kekuatan eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar, seperti
kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan. Teori ini mengacu tentang
bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau
dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal ataupun
eksternalnya dan bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku individu.
Menurut Chandra dan Ramantha (2013) dalam Setiawan dan Larini
(2016) teori atribusi juga dapat dikatakan teori sikap dan perilaku yang
dikembangkan oleh Triandis (1980), menyatakan bahwa sikap yang terkait
dengan apa yang orang-orang ingin lakukan yang terdiri dari keyakinan
15
mengenai konsekuensi dari melakukan perilaku, aturan-aturan sosial yang
terkait dengan apa yang mereka pikirkan akan mereka, dan kebiasaan yang
terkait dengan apa yang mereka biasa lakukan menentukan perilaku
seseorang. Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman akan reaksi
seseorang terhadap peristiwa di sekitar mereka, dengan mengetahui alasan-
alasan mereka atas kejadian yang dialami.
Dalam hidupnya, seseorang akan membentuk ide tentang orang lain
dan situasi disekitarnya yang menyebabkan perilaku seseorang dalam
persepsi sosial yang disebut dengan dispositional atributions dan
situational attributions (Luthans, (1998) dalam Harini dkk, (2010).
Dispositional attributions atau penyebab internal yang mengacu pada
aspek perilaku individual yang ada dalam diri seseorang seperti sifat,
persepsi diri, kemampuan, motivasi. Sedangkan situational attributions
atau penyebab eksternal yang mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat
mempengaruhi perilaku, seperti kondisi sosial, nilai-nilai sosial, dan
pandangan masyarakat. Dengan kata lain, setiap tindakan atau ide yang
akan dilakukan oleh seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal.
Penyebab apakah individual atau situasi akan dipengaruhi oleh 3
faktor yang akan menyimpulkan atribusi seseorang, Kelly (1972):
a. Consensus – perilaku yang ditunjukkan jika semua orang menghadapi
situasi yang serupa dan merespon dengan cara yang sama dengan kata
lain jika orang lain setuju bahwa perilakunya diatur oleh beberapa
16
karakteristik personal. Dari suatu perspektif atribusi, jika perilaku itu
bersifat unik bagi satu orang maka dikatakan bahwa perilaku tersebut
mempunyai konsensus yang rendah. Jika konsesus itu tinggi, seseorang
akan diharapkan untuk memberikan suatu atribusi eksternal kepada
suatu keadaan, jika konsensus rendah, agaknya hal tersebut akan
dinilai sebagai bersifat internal.
b. Distinctiveness – perilaku yang ditunjukkan individu berlainan dalam
situasi yang berlainan dengan kata lain perilaku dapat dibedakan dari
perilaku orang lain saat menghadapi situasi yang sama. Apa yang ingin
kita ketahui adalah apakah perilaku tersebut luar biasa atau tidak. Jika
luar biasa, kemungkinan besar pengamat akan memberikan atribusi
eksternal kepada perilaku tersebut. Jika tindakan tersebut tidak luar
biasa, agaknya hal tersebut akan dinilai sebagai bersifat internal.
c. Consistency – perilaku yang sama dalam tindakan seseorang dari
waktu ke waktu (konsisten).
Atribusi intenal maupun eksternal telah dinyatakan dapat
mempengaruhi terhadap evauasi kinerja individu, misalnya dalam
menentukan bagaimana cara atasan memperlakukan bawahannya, dan
mempengaruhi sikap dan kepuasanan individu terhadap kerja
(Luthans, 1998 dalam Harini., 2010).
Alasan digunakannya teori atribusi dalam penelitian ini adalah
karena ini merupakan penelitian tentang apa saja yang memengaruhi
kinerja seorang pegawai. Ruang lingkup yang memengaruhi lebih
17
di fokuskan pada keefektifan pengendalian internal dan budaya etis
organisasi.
3. Fraud Triangle Theory
Menurut teori Fraud Triangle Cressey (1953) dalam Tuanakotta
(2007), kecurangan (fraud) disebabkan oleh 3 faktor, yaitu tekanan
(pressure, peluang (opportunity) rasionalisasi (rationalization).
Gambar 2.1
Fraud Triangle
Sumber: Fraud Triangle Theory Tuanakotta (2010)
Gambar segitiga (2.1) “Fraud Triangle” menjelaskan mengapa
manusia melakukan fraud. Cressey (1969) menyimpulkan bahwa
kecenderungan fraud terjadi bila seluruh 3 elemen penting ada secara
bersama-sama yakni motif/tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi. Setiap
3 elemen ini penting dan saling berhubungan dalam diri seseorang dalam
melaksanakan suatu fraud. Setiap eksekutif korporsi perlu memahami
fraud triangle dan mengapa karyawan melakukan bermacam-macam
fraud.
Motif atau tekanan adalah alasan seseorang melakukan fraud.
Motif atau tekanan adalah elemen yang menyebabkan seseorang bertindak
18
atau bereaksi dan sering menyatakan secara tidak langsung suatu emosi
atau nafsu. Motif merupakan kekuatan penggerak di belakang seseorang
yang berubah dari taat hukum menjadi melaksanakan kejahatan. Ada
banyak motif untuk melaksanakan fraud, bagian terbesarnya (kebanyakan)
adalah terkait keserakahan, juga termasuk hidup dibawah garis keinginan
seseorang, adanya kebutuhan keuangan yang segera, hutang, kecanduan
judi dan minum, tekanan keluarga, dan banyak hal lainnya. Keserakahan
merupakan kekuatan yang memotivasi semua jenis fraud, khususnya
corporate fraud pada beberapa tahun belakangan ini. Walaupun
keserakahan adalah motif yang umum, kadang-kadang rasa balas dendam
dan ego juga berperan. Seorang pegawai mungkin merasa marah dan
bermusuhan terhadap perusahaan karena beberapa kesalahan yang
dibebankan padanya dan ia mungkin mencoba membalasnya dengan
melakukan kecurangan.
Walaupun argumennya adalah balas dendam, ketika perilaku
tersebut mengantongi uang dari perusahaan, hal tersebut juga jatuh kepada
keserakahan. Kadang-kadang motifnya adalah nafsu untuk mengalahkan
sistem. Orang mungkin berpikir bahwa ia lebih pintar daripada setiap
orang lain, dan ia yakin tidak akan ada orang yang dapat
menghentikannya. Tekanan juga sering menjadi motif untuk melaksanakan
fraud. Kadang-kadang orang melakukan fraud untuk membantu
meningkatkan hasil keuangan untuk lini bawah (bottom-line).
19
Ketidakstabilan emosi juga menjadi faktor yang memotivasi, tetapi
tampaknya jauh lebih kecil daripada motif fraud yang lain.
Kesempatan adalah lingkungan yang mendukung dalam
melaksanakan suatu fraud. Jumlah kesempatan yang dimiliki oleh
seseorang untuk melaksanakan fraud biasanya ditentukan oleh posisi
otoritasnya dalam perusahaan dan aksesnya terhadap asset dan catatan.
Pengendalian intern yang jelek berkontribusi atas adanya kesempatan dan
fraud. Seorang karyawan yang dapat melakukan kedua-duanya membuka
suatu akun vendor baru dan dapat juga melakukan pembayaran kepada
vendor tersebut, merupakan suatu contoh kelemahan pengendalian intern
dan kesempatan yang baik untuk terjadinya fraud. Persediaan blanko cek
yang tidak disimpan dan dikunci secara layak adalah contoh lain dari
kesempatan. Pemisahan fungsi yang tegas akan mengurangi kesempatan
untuk terjadinya fraud. Dari 3 elemen fraud triangle, kesempatan adalah
suatu area dimana pencegahan fraud dapat menjadi berperan.
Menghilangkan atau mengurangi kesempatan untuk melaksanakan fraud
dan penyalahgunaan adalah penting dalam setiap program pencegahan
fraud.
Para pelaku kecurangan percaya bahwa aktivitas mereka tidak akan
terdeteksi. Peluang dapat terjadi karena pengendalian internal yang lemah,
pengawasan manajemen yang kurang baik atau melalui penggunaan posisi.
Tuanakotta (2007) mengungkapkan dari penelitian Cressey, pelaku
20
kecurangan selalu memiliki pengetahuan dan kesempatan untuk
melakukan tindakan agar tidak terdeteksi.
Rasionalisasi merupakan bagian fraud triangle yang paling sulit
untuk diukur. “Rasionalisasi merupakan sikap karakter atau serangkaian
nilai-nilai etis yang membolehkan manajemen atau pegawai melakukan
tindakan tidak jujur, atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup
menekan yang membuat mereka merasionalisasikan tindakan yang tidak
jujur” (Tunggal, 2011). Dalam hal ini Integritas manajemen merupakan
penentu utama dari kualitas laporan keuangan.
Ketika integritas manajemen dipertanyakan, keandalan laporan
keuangan diragukan, bagi mereka yang umumnya tidak jujur maka akan
lebih mudah merasionalisasi kecurangan. Bagi mereka dengan standar
moral yang lebih tinggi, mungkin tidak begitu mudah. Pelaku kecurangan
selalu mencari pembenaran rasional untuk membenarkan perbuatannya,.
bagaimana pelaku kecurangan menjustifikasi perilaku yang tidak layak
tersebut. Rasionalisasi adalah sebab yang menjelaskan perilaku seseorang
yang berbeda motif antara satu orang dengan orang yang lain.
Ketika elemen kebutuhan dan kesempatan datang bersamaan, pelaku
fraud yakin bahwa apa yang terjadi tidaklah buruk atau salah. Pelaku fraud
sering berpikir bahwa ia adalah jujur dan ia hanya meminjam dan tidak
mencuri dari perusahaan dan tidak berfikir bahwa ia adalah seorang
kriminal yang mencurangi perusahaan. Ia mungkin mengatakan, banyak
para pelaku korupsi yang telah ditangkap, namun tidak satupun dari
21
mereka yang menyangka akan ditangkap. Mereka semua berpikir bahwa
mereka akan lolos dengan kejahatan yang dilakukannya. Mereka
merasionalisasi apa yang mereka lakukan dan percaya bahwa mereka tidak
akan dihukum.
Alasan digunakannya teori teori fraud Triangle dalam penelitian ini
adalah karena ini merupakan penelitian tentang dorongan dan tekanan apa
saja yang memengaruhi kinerja pegawai. Ruang lingkup yang
memengaruhi lebih di fokuskan pada keadilan prosedural.
4. Kecurangan (Fraud)
a. Pengertian Kecurangan (Fraud)
Menurut Boynton (1996) kecurangan atau fraud adalah penipuan
yang direncanakan misalnya salah saji, menyembunyikan, atau tidak
mengungkapkan fakta yang material sehingga merugikan pihak lain.
Statement on Auditing Standards No. 99 mendefinisikan fraud sebagai
“an intentional act that result in a material misstatement in financial
statements tahtare the subject o an audit. Sedangkan menurut Black’s
Law Dictionary dalam Kurniawati (2012), fraud didefinisikan sebagai:
Mencakup semua macam yang dapat dipikirkan manusia, dan
yang dapat diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan
keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau
pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tak
terduga, penuh siasat licik atau tersembunyi, dan setiap cara yang
tidak wajar yang menyebabkan orang lain tertipu.
Menurut IAI (2001) dalam Wilopo (2008) menjelaskan
kecurangan akuntansi sebagai salah saji yang timbul dari kecurangan
22
dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan secara
sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
mengelabuhi pemakai laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari
perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali disebut dengan
penggelapan atau penyalahgunaan) berkaitan dengan pencurian aktiva
entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Definisi fraud juga diungkapkan menurut the Association of
Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam Kurniawati (2012):
Perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan
dengan sengaja untuk tujuan tertentu (manipulasi atau
memberikan laporan keliru terhadap pihak lain) dilakukan orang-
orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan
keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara langsung atau
tidak langsung merugikan pihak lain.
Jadi, kecurangan merupakan suatu hal yang disengaja oleh
pelakunya. Hal tersebutlah yang membedakan antara kecurangan dan
kesalahan. Selain itu, kecurangan dilakukan dengan melanggar
ketentuan yang berlaku untuk mengambil keuntungan demi dirinya
sendiri. Tindakan fraud dapat dikatakan sebagai kriminal apabila niat
atau perbuatan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak jujur
tersebut juga sekaligus melanggar ketentuan hukum, misalnya korupsi
atau penggelapan pajak. Fraud yang bukan kriminal masuk kategori
risiko operasional, sedangkan fraud yang sekaligus tindak kriminal
masuk kategori risiko ilegal.
23
b. Klasifikasi Kecurangan (Fraud)
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau
Asosiasi Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat, merupakan organisasi
profesional yang bergerak di bidang pemeriksaan atas kecurangan
(fraud) yang berkedudukan di Amerika Serikat dan mempunyai tujuan
untuk memberantas kecurangan, mengklasifikasikan kecurangan (fraud)
dalam beberapa klasifikasi, dan dikenal dengan istilah “Fraud Tree”
yaitu:
a. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud)
Kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai
kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji
material Laporan Keuangan yang merugikan investor dan kreditor.
Kecurangan ini dapat bersifat financial atau kecurangan non
financial.
b. Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)
Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke dalam kecurangan kas
dan kecurangan atas persediaan dan aset lainnya, serta
pengeluaran‐pengeluaran biaya secara curang (fraudulent
asoursement)
c. Korupsi (Corruption)
Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut
ACFE, bukannya pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan
TPK di Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam
24
pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery),
pemberian illegal (illegal gratuity), dan pemerasan (economic
extortion).
5. Keefektifan Pengendalian Internal
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia/IAI (2001), pengendalian
internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu
keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, serta
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Keefektifan
pengendalian internal memegang peran penting dalam organisasi untuk
meminimalisir terjadinya kecurangan. Sehingga pengendalian internal
yang efektif akan menutup peluang terjadinya perilaku kecenderungan
untuk melakukan kecurangan.
Zulkarnain (2013) mengatakan bahwa keefektifan sistem
pengendalian internal merupakan suatu sistem yang terdiri dari kebijakan,
prosedur, cara, dan peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan agar
rencana dan tujuan dapat dicapai dengan baik. Dengan adanya
pengendalian internal yang efektif akan menghindarkan terjadinya
tindakan-tindakan penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan.
Sistem pengendalian internal yang efektif juga dapat membantu menjaga
aset, menjamin tersedianya laporan keuangan dan manajerial yang akurat
25
dan dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta dapat mengurangi
terjadinya kerugian, kecurangan dan pelanggaran (Shidqi, 2017).
Dengan adanya pengendalian internal yang efektif dapat membantu
pengurus menjaga aset bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan
dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan terhadap
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran
aspek kehati-hatian. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wilopo (2006),
sistem pengendalian internal bagi sebuah organisasi sangatlah penting,
yaitu untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan
manusia serta untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan
yang tidak sesuai dengan peraturan. Dari pemaparan diatas maka peneliti
berpendapat bahwa keefektifan pengendalian internal merupakan
kebijakan atau prosedur yang dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa
tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai dan untuk mengurangi kerugian
atas kemungkinan terjadinya ancaman keamanan dalam
informasi.Pengendalian internal sebagai suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris manajemen dan personel lain, entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
berikut ini keandalan pelaporan keuangan,efektivitas dan efesiensi operasi
dan kepatuhan terhadap hukum peraturan yang berlaku.
26
6. Asimetri Informasi
Asimetri informasi adalah suatu kondisi di mana ada
ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak pemegang amanah
(pemerintah daerah/eksekutif) sebagai penyedia informasi/agent dengan
pihak pemberi amanah (masyarakat, perwakilan rakyat, dan legislatif)
sebagai pengguna informasi/Principal (Scott, 2009).
Menurut Scott (2000) terdapat dua macam asimetri informasi yaitu :
1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang
dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan
perusahaan dibandingkan pihak luar.
2. Moral hazard, yaitu jenis asimetri informasi dimana ada pihak yang
terkait dengan transaksi perusahaan yang dapat mengamati secara
langsung berjalannya transaksi tersebut, sedangkan pihak lain tidak
dapat melakukan hal yang sama.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005), asimteri informasi
yaitu principal (masyarakat, perwakilan rakyat, dan legislatif) memberikan
wewenang kepada agen (pemerintah daerah/eksekutif) untuk mengatur
instansi yang dijabatnya. Pendelegasian wewenang akan menyebabkan
pemerintah daerah sebagai pengelola instansi akan lebih mengetahui
prospek dan informasi instansi sehingga menimbulkan ketidakseimbangan
informasi antara pemerintah daerah dengan pihak legislatif yang disebut
asimetri informasi.
27
Dari pemaparan diatas maka peneliti berpendapat bahwa asimetri
informasi merupakan merupakan kondisi dimana pihak dalam atau
pengelola perusahaan mengetahui informasi yang lebih baik dibandingkan
dengan pihak luar atau pihak pemakai informasi selain pengelola. Asimetri
informasi merupakan keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan informasi
yang diperoleh pihak principal dan agent. Kondisi tersebut dapat
membuka peluang bagi pegawai untuk menyajikan informasi keuangan
yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Tujuannya semata-
mata karena ingin mendapatkan penilaian yang baik atas kinerjanya.
Karena pihak Dinas Pemerintah merupakan pihak pengelola dana APBN
yang sebagian besar berasal dari masyarakat. Jika kondisi tersebut terjadi,
sehingga akan membuka peluang bagi pihak yang mengelola keuangan
untuk melakukan kecurangan. Pertanggungjawaban SKPD kepada
masyarakat disajikan dalam bentuk laporan realisasi APBD. Jika
masyarakat tidak mengetahui.
7. Budaya Etis Organisasi
Menurut Schein dalam Mustikasari (2013) menjelaskan bahwa
budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk
bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu
beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota
organisasi. Budaya organisasi harus memberikan teladan yang baik untuk
membangun suatu kultur yang kuat dalam organisasi yang dipimpinnya.
28
Menurut Robbin (1996) dalam Ikhsan dan Ishak (2005), budaya
organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-
anggota organisasi itu, sehingga persepsi tersebut menjadi suatu sistem
dan makna bersama di antara para anggotanya. Perilaku etis harus menjadi
budaya dalam organisasi yang berarti harus merupakan perilaku sehari-
hari semua anggota organisasi baik dalam sikap, tingkah laku anggota
maupun dalam keputusan manajemen/organisasi. Menurut Schein (1992)
dalam Zulkarnain (2013) budaya organisasi adalah pola dasar yang
diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah,
membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan
mempersatukan anggota-anggota organisasi.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa budaya etis
organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-
anggota organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk
karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan
mempersatukan anggota-anggota organisasi, sehingga persepsi tersebut
menjadi suatu sistem dan makna bersama di antara para anggotanya.
Kepribadian yang baik dari pimpinan akan mendorong tegaknya etika
perilaku dalam organisasi dan dijadikan dasar teladan yang dapat dicontoh
bagi seluruh pegawainya. Manajemen organisasi juga harus memberikan
bukti yang konkrit akan komitmen budaya organisasi yang baik dengan
memberikan sanksi yang tegas terhadap perbuatan-perbuatan yang
menyimpang atau melanggar aturan-aturan organisasi dan sebaliknya
29
memberikan penghargaan yang sesuai atas prestasi dan kontribusi
pegawainya terhadap organisasi. Dengan demikian akan tercipta suatu
etika perilaku dan struktur organisasi yang kuat.
8. Keadilan Prosedural
Menurut Ivancevich (2006) dalam Najahningrum (2013) Keadilan
prosedural merupakan pertimbangan yang dibuat oleh karyawan mengenai
keadilan yang dipersepsikan mengenai proses yang dan prosedur
organisasi yang digunakan untuk membuat keputusan alokasi dan sumber
daya. Sedangkan menurut Menurut Faturochman (2002) bentuk prosedur
dan proses akan spesifik sesuai dengan substansinya. Di dalam suatu
kelompok, organisasi ataupun lembaga kemasyarakatan bisa ditemukan
berbagai prosedur. Meskipun demikian, ada komponen dalam aturan yang
universal pada prosedur, demikian juga halnya keadilan prosedural.
Pristiyanti (2012) mengidentifikasikan enam aturan pokok dalam
keadilan prosedural. Bila setiap aturan ini dapat dipenuhi, suatu prosedur
dapat dikatakan adil. Enam aturan yang dimaksud antara lain :
a. Konsistensi. Prosedur yang adil harus konsisten baik dari orang satu
kepada orang lain maupun dari waktu ke waktu. Setiap orang
memiliki hak dan diperlakukan sama dalam satu prosedur yang
sama.
b. Meminimalisasi bias. Ada dua sumber bias yang sering muncul,
yaitu kepentingan individu dan doktrin yang memihak. Oleh
30
karenanya, dalam upaya maminimalisasi bias ini, baik kepentingan
individu maupun pemihakan harus dihindarkan.
c. Informasi yang akurat sangat dibutuhkan untuk menentukan agar
penilaian keadilan akurat harus mendasarkan pada fakta. Kalau
opini sebagai dasar, hal itu harus disampaikan oleh orang yang
benar- benar mengetahui permasalahan, dan informasi yang
disampaikan lengkap.
d. Dapat diperbaiki. Upaya untuk memperbaiki kesalahan merupakan
salah satu tujuan penting perlu ditegakkannya keadilan. Oleh karena
itu, prosedur yang adil juga mengandung aturan yang bertujuan
untuk memperbaiki kesalahan yang ada ataupun kesalahan yang
mungkin akan muncul.
e. Representatif. Prosedur dikatakan adil bila sejak awal ada upaya
untuk melibatkan semua pihak yang bersangkutan. Meskipun
keterlibatan yang dimaksudkan dapat disesuaikan dengan sub-sub
kelompoknya yang ada, secara prinsip harus ada penyertaan dari
berbagai pihak sehingga akses untuk melakukan kontrol juga
terbuka.
f. Etis. Prosedur yang adil harus berdasarkan pada standar etika dan
moral. Dengan demikian, meskipun berbagai hal di atas terperinci,
bila subtansinya tidak memenuhi standar etika dan moral tidak bisa
dikatakan adil.
31
Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa keadilan
prosedural merupakan pertimbangan yang dibuat oleh karyawan mengenai
keadilan yang dipersepsikan mengenai proses yang dan prosedur
organisasi yang digunakan untuk membuat keputusan alokasi dan sumber
daya, dan persepsi pegawai mengenai keadilan berdasarkan prosedur yang
digunakan pihak manajemen untuk menentukan alokasi penggajian di
dalam instansi pemerintahan.
9. Kecenderungan Kecurangan (Fraud)
Korupsi merupakan jenis kecurangan (fraud) yang sering terjadi di
sektor pemerintahan. Korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus
dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-
sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-
kekuatan formal untuk memperkaya diri sendiri. Korupsi dapat membuat
pelayanan pemerintah menjadi tidak maksimal dikarenakan adanya
penyaluran anggaran yang kurang sempurna sehingga masyarakat
dirugikan karena tindakan korupsi yang dilakukan oleh aparatur yang
berkaitan. Undang-Undang No. 31 Tahun 1999, Undang-Undang No 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan
bahwa pengertian korupsi mencakup perbuatan melawan hukum,
memperkaya diri, orang/badan lain yang merugikan
keuangan/perekonomian negara (pasal 2), menyalahgunakan kewenangan
karena jabatan/kedudukan yang dapat merugikan keuangan/perekonomian
32
negara (pasal 3), termasuk juga penyuapan, penggelapan dalam jabatan,
pemerasan dalam jabatan, gratifikasi.
Menurut Pristiyanti (2012) semua jenis fraud dapat terjadi pada
sektor pemerintahan, akan tetapi yang paling sering terjadi adalah korupsi.
Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya
busuk, rusak, mengenyahkan, memutarbalik atau menyogok. Secara
harfiah korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politisi ataupun
pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri
atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Sukanto (2007), Dalam hal penindakan terhadap fraud
dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap yakni tindakan preventif, detektif
dan represif. Tindakan preventif antara lain memberi kesejahteraan yang
baik bagi pegawai, menjaga kualitas SDM dengan pembekalan pendidikan
dan pelatihan berkelanjutan, memperkuat pengawasan dari atasan maupun
dari rekan kerja, memperkuat struktur internal control, menerapkan standar
prosedur kerja yang konsisten, memperkuat posisi internal audit,
menerapkan sistem risk management, tidak memberikan pekerjaan dari
awal sampai akhir kepada satu bagian, memperkuat instumen anggaran
sebagai pengendali organisasi, dan memperkuat penerapan kode etik
Tindakan detektif bisa ditempuh dalam mengatasi fraud antara lain
memperbaiki dan menerapkan sistem tindak lanjut dari pengaduan,
melaporkan transaksi-transaksi khusus diluar standar prosedur baku,
33
mendalami fraud auditing bagi anggota internal audit, memantau gejala-
gejala fraud sejak dini, tetapi tidak melanggar aturan moral maupun aturan
kerja, dan berpartisipasi dalam gerakan moral.
Untuk tindakan represif dapat dilakukan dengan cara melakukan
investigatif audit jika diperlukan. Jika bukti mendukung, perlu dilanjutkan
ke proses berikutnya bisa berupa teguran, peringatan, PHK atau diteruskan
ke apparat yang berwenang, dan penyitaan barang bukti, dokumen-
dokumen, bahkan kekayaan jika terbukti kekayaan tersebut hasil korupsi.
B. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil - hasil penelitian terdahulu mengenai topik
yang berkaitan dengan penelitian ini, dapat dilihat dalam
tabel 2.1.
32
B. Hasil Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(terdahulu)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Mustika,
Hastuti,
Heriningsih
(2016)
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Kecenderungan
Kecurangan (Fraud):
Persepsi Pegawai Dinas
Kabupaten Way Kanan
Lampung
Variabel
kesesuaian
kompensasi
menggunakan metode
purposive sampling,
pengukuran variabel
menggunakan skala
Likert.
Tidak terdapat
variabel komitmen
organisasi terhadap
fraud di sektor
pemerintahan
Asimetri informasi, keefektifan
pengendalian internal, kesesuaian
kompensasi tidak berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan (fraud).
Terdapat pengaruh negatif penegakan
peraturan terhadap kecenderungan (fraud).
Terdapat pengaruh positif perilaku tidak
etis terhadap kecenderungan (fraud).
2 Adi,
Ardiyani,
Ardianingsih
(2016)
Analisis Faktor-Faktor
Penentu Kecurangan
(Fraud) Pada Sektor
Pemerintahan (Studi Kasus
Pada Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota
Pekalongan).
Variabel keadilan
prosedural dan
budaya etis
organisasi,
menggunakan metode
purposive sampling,
Menggunakan
variabel efektivitas
pengendalian
internal, asimetri
informasi,
kesesuaian
kompensasi dan
penegakan hukum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh tidak signifikan antara
penegakan hukum, Efektifitas
pengendalian internal, Kesesuaian
kompensasi, keadilan
prosedural dan budaya etis organisasi
terhadap kecurangan(fraud) disektor
pemerintahan.
Bersambung pada halaman berikutnya
33
Tabel 2.1(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(terdahulu)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Devi Ervina
et al (2016)
Analisis pengaruh asimetri
informasi, pengendalian
internal, persepsi
kesesuaian kompensasi,
moralitas individu, dan
ketaatan aturan akuntansi
terhadap kecurangan
akuntansi
Pengujian hipotesis
menggunakan
SPSS. Data yang
digunakan dalam
penelitian ini
adalah data primer,
melalui penyebaran
kuesioner.
Tidak terdapat
variabel keefektifan
pengendalian internal,
keadilan prosedural
dan budaya etis
organisasi terhadap
kecenderungan
kecurangan ( fraud) di
instansi pemerintahan
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
asimetri informasi berpengaruh positif
dan signifikan yang berarti meningkatkan
peluang terjadinya kecurangan.
Pengendalian internal, persepsi
kesesuaian kompensasi, moralitas
individu berpengaruh negatif dan
signifikan, hal ini dapat mengurangi
peluang terjadinya kecurangan akuntansi
secara efektif. Sedangkan ketaatan
aturan akuntansi tidak berpengaruh
terhadap kecurangan akuntansi
4. Ahriati Deni
(2015)
Analisis pengaruh sistem
pengendalian internal,
asimetri informasi,
perilaku tidak etis dan
kesesuaian kompensasi
terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi pada
pemerintah daerah
kabupaten lombok timur
Terdapat variabel
asimetri informasi
Tidak terdapat
variabel keefektifan
pengendalian internal,
keadilan prosedural
dan budaya etis
organisasi terhadap
kecenderungan
kecurangan ( fraud) di
instansi pemerintahan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sistem pengendalian internal tidak
berpengaruh terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi. Asimetri informasi
tidak berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi.
Perilaku tidak etis berpengaruh positif
terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi. Kesesuaian Kompensasi tidak
berpengaruh terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi.
Bersambung pada halaman berikutnya
34
Tabel 2.1(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti (terdahulu)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5. Adinda, Ikhsan
(2015)
Faktor yang mempengaruhi terjadinya
kecurangan (fraud) di
sektor pemerintahan
Kabupaten Klaten
Variabel keefektifan
pengendalian
internal, keadilan
prosedural.
Pengukuran
variabel
menggunakan
skala Likert.
Menggunakan analisis data
dengan analisis full
model Structural
Equation Modeling
(SEM).
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh negatif antara keefektifan pengendalian
internal, kultur organisasi, keadilan
prosedural, dan komitmen organisasi
dengan kecurangan (fraud) di sektor
pemerintahan, terdapat pengaruh positif
antara keadilan distributif dengan
kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan,
tidak terdapat pengaruh antara kesesuaian
kompensasi dan penegakan peraturan
dengan kecurangan (fraud) di sektor
pemerintahan.
6. Pramudita (2013)
Analisis Fraud di Sektor Pemerintahan Kota
Salatiga
Variabel keefektifan
pengendalian
internal, budaya
etis organisasi,
Pengukuran
variabel
menggunakan
skala Likert.
Menggunakan analisis data
dengan analisis full
model Structural
Equation Modeling
(SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara gaya
Kepemimpinan, keefektifan pengendalian
internal, kesesuaian kompensasi, budaya
etis organisasi dengan fraud di sektor
pemerintahan, tidak terdapat pengaruh
antara komitmen organisasi, penegakan
hukum dengan fraud di sektor
pemerintahan.
Bersambung pada halaman berikutnya
35
Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian
No Peneliti
(terdahulu)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7 Najahningrum
(2013)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi fraud:
persepsi pegawai dinas
provinsi DIY
Variabel asimetri
informasi,
keefektifan
pengendalian
internal, keadilan
prosedural, dan
budaya etis
organisasi
Menggunakan
analisis data
dengan analisis full
model Structural
Equation Modeling
(SEM).
Simpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini bahwa terdapat pengaruh
negative antara penegakan peraturan,
keefektifan pengendalian internal, keadilan
distributif, keadilan prosedural dan
komitmen organisasi terhadap fraud di
sektor pemerintahan; terdapat pengaruh
positif antara asimetri informasi terhadap
fraud di sektor pemerintahan; dan tidak
terdapat pengaruh antara budaya etis
organisasi terhadap fraud di sektor
pemerintahan.
8 Mustikasari
(2013)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Fraud di
Sektor Pemerintahan
Kabupaten Batang
Variabel
keefektifan
pengendalian
internal dan budaya
etis organisasi
pengukuran variabel
dengan
menggunakan skala
likert.
Tahap penentuan
sampel dengan
menggunakan
teknik convenience
sampling
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh
negatif antara penegakan hukum/peraturan,
keefektifan pengendalian internal,
kesesuaian kompensasi, budaya etis
manajemen, dan komitmen organisasi
dengan kecurangan (fraud) di sektor
pemerintahan. Terdapat pengaruh positif
antara asimetri informasi dengan
kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan.
Tidak terdapat pengaruh antara keadilan
prosedural dengan kecurangan (fraud) di
sektor pemerintahan.
Sumber : Diolah dari berbagai refrensi.
36
C. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Terhadap
Kecenderungan Kecurangan (Fraud)
Sistem pengendalian intern merupakan salah satu bentuk
pencegahan dini atas kecurangan atau fraud yang mungkin terjadi di suatu
organisasi. Sistem ini akan berguna untuk mengatur jalannya operasi suatu
organisasi sesuai dengan tujuan utama organisasi dan menghindari bentuk-
bentuk penyelewengan ataupun kecurangan yang mungkin terjadi.
Menurut Mulyadi (2008), sistem pengendalian internal adalah suatu proses
yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain,
yang didesain uintuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tiga golongan tujuan yakni keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan
hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi.
Tujuan dari pengendalian internal adalah agar kegiatan operasional
perusahaan berjalan secara efektif dan efisien sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai. Menurut Kusumastuti (2012) sistem pengendalian internal
diharapkan mampu mengurangi adanya tindakan menyimpang yang
dilakukan oleh manajemen. Manajemen cenderung melakukan tindakan
menyimpang untuk memaksimalkan keuntungan pribadi. Salah satu contoh
tindakan menyimpang yaitu kecenderungan melakukan kecurangan.
Penelitian Mustikasari et al (2016) menunjukkan bahwa keefektifan
pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap kecenderungan
kecurangan (fraud) di instansi pemerintahan. Sedangkan menurut
37
penelitian Najahningrum (2013) menyatakan bahwa keefektifan
pengendalian internal berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan
(fraud) di instansi pemerintahan. Dengan demikian sehingga Pengendalian
internal yang efektif dapat melindungi dari pencurian, penggelapan,
penyalahgunaan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Selain itu,
pengendalian internal juga memberikan jaminan yang wajar terhadap
informasi bisnis yang akurat demi keberhasilan perusahaan.Oleh karena
itu, jika pengendalian internal yang telah dirancang dan dilaksanakan
dengan efektif maka pengendalian internal dapat diandalkan untuk
melindungi dari kecurangan termasuk apabila ada karyawan yang berniat
melakukan kecenderungan kecurangan. Jadi, dengan sistem pengendalian
internal yang baik, akan meminimalisir kecurangan yang dilakukan oleh
pegawai. Maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H1: Keefektifan Pengendalian Internal Berpengaruh Terhadap
Kecenderungan Kecurangan (Fraud)
2. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan
(Fraud)
Asimetri informasi merupakan merupakan kondisi dimana pihak
dalam atau pengelola perusahaan mengetahui informasi yang lebih baik
dibandingkan dengan pihak luar atau pihak pemakai informasi selain
pengelola. Karena pihak Dinas Pemerintah merupakan pihak pengelola
dana APBN yang sebagian besar berasal dari masyarakat. Jika kondisi
tersebut terjadi, sehingga akan membuka peluang bagi pihak yang
38
mengelola keuangan untuk melakukan kecurangan. Pertanggungjawaban
SKPD kepada masyarakat disajikan dalam bentuk laporan realisasi APBD.
Jika masyarakat tidak mengetahui transaksi ekonomi apa saja yang
mempengaruhi laporan tersebut secara detail, kemungkinan penyaji
laporan akan memanipulasi laporan tersebut dengan tujuan kepentingan
pribadi, misalnya agar kinerjanya terlihat baik.
Asimteri informasi yaitu principal (masyarakat, perwakilan rakyat,
dan legislatif) memberikan wewenang kepada agen (pemerintah
daerah/eksekutif) untuk mengatur instansi yang dijabatnya. Pendelegasian
wewenang akan menyebabkan pemerintah daerah sebagai pengelola
instansi akan lebih mengetahui prospek dan informasi instansi sehingga
menimbulkan ketidakseimbangan informasi antara pemerintah daerah
dengan pihak legislatif yang disebut asimetri informasi.
Penelitian Chandra dan Ikhsan (2015) menunjukkan bahwa asimetri
informasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (fraud)
di instransi pemerintahan. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan
Adi Kurnia et al (2016) menyatakan bahwa asimetri informasi
berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) di instransi
pemerintahan. Dengan demikian, semakin tinggi asimetri yang terjadi
antara pihak pengelola dan pihak pengguna laporan keuangan,
kecenderungan terjadinya tindak kecurangan (fraud) akan semakin tinggi.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh hipotesis yaitu:
39
H2: Asimetri Informasi Berpengaruh Terhadap Kecenderungan
Kecurangan (Fraud)
3. Pengaruh Budaya Etis Organisasi Terhadap Kecenderungan
Kecurangan (Fraud)
Etika diartikan sebagai refleksi kritis dan penalaran logis tentang
sikap yang etis. Etika membentuk budaya. Budaya etis di lingkungan kerja
menyangkut penerapan etika manajemen secara baik dan konsisten. Etika
manajemen menjadi tolak ukur seorang pegawai dalam melakukan
tindakan, karena individu lebih sering mengikuti tindakan yang dilakukan
oleh sebagian besar orang yang ada dalam suatu organisasi/perusahaan.
Budaya etis organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang
dianut oleh anggota-anggota organisasi untuk bertindak dan memecahkan
masalah, mebentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan
dan mempersatukan anggota-anggota organisasi, sehingga persepsi
tersebut menjadi suatu sistem dan makna bersama di antara para
anggotanya. Kepribadian yang baik dari pimpinan akan mendorong
tegaknya etika perilaku dalam organisasi dan dijadikan dasar teladan yang
dapat dicontoh bagi seluruh pegawainya. Manajemen organisasi juga harus
memberikan bukti yang konkrit akan komitmen budaya organisasi yang
baik dengan memberikan sanksi yang tegas terhadap perbuatan-perbuatan
yang menyimpang atau melanggar aturan-aturan organisasi dan sebaliknya
memberikan penghargaan yang sesuai atas prestasi dan kontribusi
40
pegawainya terhadap organisasi. Dengan demikian akan tercipta suatu
etika perilaku dan struktur organisasi yang kuat.
Penelitian Najahningrum (2013) menunjukkan bahwa budaya etis
organisasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (fraud)
di instansi pemerintahan. Sedangkan menurut penelitian Pristiyanti (2012)
menyatakan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan (fraud) di instansi pemerintahan. Sehingga
Penerapan budaya atau kebiasaan manajemen yang sesuai dengan etika
yang ditetapkan akan menurunkan tingkat tindakan kecurangan (fraud).
Maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H3: Budaya Etis Organisasi berpengaruh Terhadap Kecenderungan
Kecurangan (Fraud)
4. Pengaruh Keadilan Prosedural Terhadap Kecenderungan
Kecurangan (Fraud)
Setiap pegawai pasti menuntut adanya keadilan dari instansi tempat
mereka bekerja. Keadilan prosedural merupakan pertimbangan yang dibuat
oleh pegawai mengenai keadilan yang dipersepsikan mengenai proses
yang dan prosedur organisasi yang digunakan untuk membuat keputusan
alokasi dan sumber daya Apabila prosedur dijalankan dengan baik akan
menciptakan suat keadilan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Hal
itu dapat mengurangi tindakan kecurangan (fraud). Keadilan prosedural
adalah persepsi pegawai mengenai keadilan berdasarkan prosedur yang
41
digunakan pihak manajemen untuk menentukan alokasi penggajian di
dalam instansi pemerintahan.
Penelitian Mustikasari (2013) menunjukkan bahwa keadilan
prosedural tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (fraud)
di instansi pemerintahan. Sedangkan menurut penelitian Adinda dan
Ikhsan (2015) menyatakan bahwa keadilan prosedural berpengaruh
terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) di instansi pemerintahan.
Sehingga Apabila prosedur dijalankan dengan baik akan menciptakan
suatu keadilan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Hal itu dapat
mengurangi tindakan kecurangan (fraud). Maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut.
H4: Keadilan Prosedural Berpengaruh Terhadap Kecenderungan
Kecurangan (Fraud)
42
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar
2.2 :
Gambar 2.2
Skema Kerangka Pemikiran
Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal , Asimetri
Informasi, Budaya Etis Organisasi dan Keadilan Prosedural
terhadap Kecerdrungan Kecurangan (Fraud) pada
Pemerintah Kota Kendari
Tingginya tingkat Kecenderungan Kecurangan (Fraud) di Instansi
Pemerintahan menyebabkan kegiatan korupsi semakin meningkat
Keefektifan Pengendalian
Internal (X₁)
Asimetri Informasi (X₂)
Budaya Etis Organisasi
(X₃)
Keadilan Prosedural (X₄)
Kecenderungan
Kecurangan (Fraud) (Y)
Model: Regresi Linear Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel independen, yaitu keefektifan
pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi dan keadilan
prosedural terhadap variabel dependen yaitu kecendrungan kecurangan (fraud)
di sektor pemerintahan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai
tetap/pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja pada SKPD (Satuan Kerja
Perangkat Daerah) Kota Kendari.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di bagian
keuangan pada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kota Kendari. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Metode purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel dimana
tidak dilakukan generalisasi terhadap sampel yang diambil. Teknik purposive
sampling lebih digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih
mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat populasi dalam menentukan
sampel penelitian. Metode purposive sampling dengan kriteria yaitu pegawai
yang bekerja di bagian keuangan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
Pemerintahan Kota Kendari.
44
Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut :
1) Memiliki Masa Kerja sekurang-kurangnya 1 tahun pada SKPD (Satuan
Kerja Perangkat Daerah) yang bersangkutan.
2) Tidak sedang dipindahkan ke kota lain atau tidak sedang dimutasi dari
bagian keuangan kebagian lain dari 1 bulan terakhir.
3) Pegawai yang bekerja pada bagian keuangan dan/atau pelaporan keuangan
serta laporan pertanggungjawaban.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan tujuan penelitan
maka dibutuhkan suatu teknik pengumpulan data. Metode pengumpulan data
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dua
Penelitian, yaitu:
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat
lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian diperoleh melalui penelitian lapangan,
penelitian memperoleh data langsung dari pihak pertama (primer). Data
primer merupakan sumber penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli, tidak melalui perantara. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan metode survey yaitu dengan cara mengirimkan kuesioner
kepada kantor SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang berada di
45
Kota Kendari secara langsung, agar dapat diterima langsung oleh subjek
penelitian yaitu pegawai subbagian keuangan. Data primer diperoleh
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan
tujuan untuk mengumpulkan informasi dari pegawai yang bekerja di
SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) subbagian keuangan Pemerintah
Daerah Kota Kendari sebagai responden dalam penelitian.
D. Metode Analisis Data
Setelah kuesioner yang dikirimkan kepada responden kembali, maka
langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan metode analisis yang
sesuai untuk digunakan. Dengan memberikan dan menjumlahkan bobot
jawaban pada masing-masing pertanyaan untuk masing-masing variabel.
Metode analisis data ini meggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis, sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data
dengan cara menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam
kondisi sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku
umum dan generalisasi. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varian, maksimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi). Disamping itu juga digunakan untuk
menyimpulkan dan mempresentasikan karakteristik dari data yang
digunakan (Ghozali, 2016).
46
2. Uji Kualitas Data
Kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang valid adalah alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Suatu penelitian akan
menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang valid dan kurag
reliabel. Untuk itu diperlukan uji kualitas data agar data yang akan
digunakan valid dan reliabel. Ada dua konsep untuk mengukur kualitas
data, yaitu:
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016). Pengujian validitas dalam
penelitian ini menggunakan pearson correlation yaitu dengan cara
menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-
pertanyaan. Apabila pearson correlation yang didapat memilki nilai
dibawah 0,05 berarti data yang diperoleh valid.
b. Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
47
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2016).
(Ghozali, 2016), menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a) Reapted Measure atau pengukuran ulang, disini seseorang akan
disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan
kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
b) One Shot atau pengukuran sekali, disini pengukuran hanya
dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain, atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan
pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan andal
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70.
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas, dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam
model penelitian ini, terdapat pengganggu atau residu yang
memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji
48
normalitas ini akan diuji menggunakan grafik P-Plot (Ghozali,
2016).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas (independen). Untuk mengetahui
ada atau tidaknya multikolonieritas didalam regresi dapat dilihat
dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Model
regresi yang bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan
nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2016).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan
ke pengamaan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2016).
Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak
ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
49
4. Pengujian Hipotesis
Pada penelitian ini penulis menggunakan empat variabel
independen dan satu variabel dependen. Metode analisis yang digunakan
adalah metode regresi berganda (multiple regression), yaitu regresi yang
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Yang digunakan untuk menguji H1, H2, H3,
H4 dengan pendekatan interaksi yang bertujuan untuk memenuhi
ekspektasi penelitian mengenai pengaruh keefektifan pengendalian
internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi dan keadilan prosedural
terhadap kecendrungan kecurangan (fraud).
Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Y = Kecendrungan Kecurangan (Fraud)
α = Konstanta
β1, β2, β3, β4 = Koefisien arah regresi
X1 = Keefektifan engendalian Internal
X2 = Asimetri Informasi
X3 = Budaya Etis Organisasi
X4 = Keadilan prosedural
e = Kesalahan Penganggu (error)
Untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis, maka digunakan uji
statistik terhadap output yang dihasilkan, uji statistik ini meliputi :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
50
a. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)
Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada
table model summary dan tertulis Adjusted R Square.
Nilai Adjusted R2 sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen
seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada
faktor lain yang dapat menyebabkan fluktuasi variabel dependen, jika
nilai Adjusted R2 berkisar antara 0 sampai 1 berarti semakin kuat
kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel
dependen (Ghozali , 2016).
b. Uji F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
independen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel
dependen. Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel
ANOVA.
Untuk mengetahui hubungan variabel independen secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen, maka
digunakan tingkat signifikan sebesar 0,05, jika nilai probability F
lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen, dengan kata lain variabel independen
secara bersama berpengaruh terhadap variabel dependent. Sebaliknya
jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat
51
digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata
lain variabel independen secara bersama tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2016)
c. Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel
coefficients. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen, maka digunakan tingkat signifikan 0,05, jika nilai
probability t > 0,05 maka ada pengaruh dari variabel independen
terhadap dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika
nilai probability t < 0,05 maka ada pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen (koefisien regresi signifikan) (Ghozali,
2016).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Keefektifan Pengendalian Internal (X1)
Zulkarnain (2013) mengatakan bahwa keefektifan sistem
pengendalian internal merupakan suatu sistem yang terdiri dari kebijakan,
prosedur, cara, dan peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan agar
rencana dan tujuan dapat dicapai dengan baik. Dengan adanya
52
pengendalian internal yang efektif akan menghindarkan terjadinya
tindakan-tindakan penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh
Najahningrum (2013).
Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala
pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct
yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain.
Dalam variabel ini terdapat 5 (lima) pertanyaan. Berdasarkan skala
interval 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)
sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak
setuju.
2. Asimetri Informasi (X2)
Asimetri informasi adalah suatu kondisi di mana ada
ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak pemegang amanah
(pemerintah daerah/eksekutif) sebagai penyedia informasi/agent dengan
pihak pemberi amanah (masyarakat, perwakilan rakyat, dan legislatif)
sebagai pengguna informasi/Principal (Scott, 2009). Variabel ini diukur
dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Mustika dan Hastuti
(2016).
Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala
pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct
yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain.
Dalam variabel ini terdapat 6 (enam) pertanyaan. Berdasarkan skala
53
interval 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)
sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak
setuju. Namun terdapat pernyataan negatif pada pernyataan no 8 dan no 10
maka skor tersebut dibalik untuk kedua pernyataan tersebut point sangat
tidak setuju (5), tidak setuju (4), netral (3), setuju (2), sangat setuju (1).
3. Budaya Etis Organisasi (X3)
Menurut Schein (1992) dalam Zulkarnain (2013) budaya organisasi
adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan
memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi
dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh
Robbins (2008) dalam Pramudita (2013).
Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala
pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct
yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain.
Dalam variabel ini terdapat 5 (lima) pertanyaan. Berdasarkan skala
interval 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)
sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak
setuju.
4. Keadilan prosedural (X4)
Menurut Faturochman (2002) bentuk prosedur dan proses akan
spesifik sesuai dengan substansinya. Di dalam suatu kelompok, organisasi
ataupun lembaga kemasyarakatan bisa ditemukan berbagai prosedur.
54
Meskipun demikian, ada komponen dalam aturan yang universal pada
prosedur, demikian juga halnya keadilan prosedural. Variabel ini diukur
dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh (Cholquitt, 2001)
dalam (Mustikasari, 2013).
Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala
pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct
yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain.
Dalam variabel ini terdapat 7 (tujuh) pertanyaan. Berdasarkan skala
interval 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)
sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak
setuju.
5. Kecendrungan Kecurangan (Fraud) (Y)
Menurut Pristiyanti (2012) semua jenis fraud dapat terjadi pada
sektor pemerintahan, akan tetapi yang paling sering terjadi adalah korupsi.
Secara harfiah korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politisi ataupun
pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri
atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh
Aranta (2013).
Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala
pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct
yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain.
55
Dalam variabel ini terdapat 15 (lima belas) pertanyaan. Berdasarkan skala
interval 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)
sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak
setuju.
Namun terdapat pernyataan negatif pada pernyataan no 26, 28, 29
dan no 30 maka skor tersebut dibalik untuk kedua pertanyaan tersebut
point sangat tidak setuju (5), tidak setuju (4), netral (3), setuju (2), sangat
setuju (1).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
No Variabel Indikator Butir
Pertanyaan
Interval
1 Keefektifan Pengendalian
Internal (X1)
(Shidqi, 2017)
a. Lingkungan pengendalian b. Penilaian risiko c. Kegiatan pengendalian d. Informasi dan komunikasi e. Pemantauan pengendalian intern
1 2
3
4
5
Interval
2 Asimetri informasi (X2)
(Mustika dan
Hastuti, 2016)
a. Situasi di mana pihak intern instansi memiliki informasi yang lebih baik atas aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya dibanding pihak luar instansi.
b. Situasi di mana pihak intern instansi lebih mengenal hubungan input- output dalam bagian yang menjadi tanggung jawabnya dibanding pihak luar instansi.
c. Situasi di mana pihak intern instansi lebih mengetahui potensi kinerja yang menjadi tanggung jawabnya dibanding pihak luar instansi.
d. Situasi di mana pihak intern instansi lebih mengenal teknis pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dibanding pihak luar instansi.
e. Situasi di mana pihak intern instansi lebih mengetahui pengaruh faktor eksternal dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya disbanding pihak luar instansi.
6
7
8
9
10
Interval
Bersambung pada halaman berikutnya
56
Tabel 3.1
(Lanjutan)
No Variabel Indikator Butir
Pertanyaan
Interval
f. Menggunakan pertimbangan moral dan profesi dalam mengerjakan laporan keuangan
12
Interval
3 4
Budaya Etis Organisasi
(X3)
Robbins (2008) dalam
Pramudita (2013)
Keadilan
Prosedural
(X4)
(Cholquitt,
2001) dalam
(Mustikasari,
2013)
a. Model peran yang visible b. Komunikasi harapan- harapan etis c. Pelatihan etis d. Hukuman bagi tindakan tidak etis e. Mekanisme perlindungan etika a. Prosedur kompensasi mengekspresikan
pandangan dan perasaan b. Penetapan prosedur kompensasi
melibatkan karyawan. c. prosedur kompensasi diaplikasikan
secara konsisten d. Prosedur kompensasi tidak
mengandung kepentingan tertentu e. Prosedur kompensasi didasarkan pada
informasi yang akurat f. Prosedur kompensasi memungkinkan
pemberian masukan dan koreksi g. Prosedur kompensasi sesuai dengan
etika dan moral
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Interval
5 Kecendrungan Kecurangan
(Fraud)
(Aranta, 2013)
a. Pencatatan tanggal transaksi b. Mencatat biaya-biaya fiktif c. Pengadaan barang dan
kelengkapan d. Pengungkapan atas laporan
keuangan e. Pemindahan suatu anggaran f. Pengeluaran yang illegal g. Pengadaan perlengkapan
instansi h. Kemudahan dalam proses
pelayanan i. Praktik penyuapan j. Pemberian hadiah k. Manipulasi kinerja
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Interval
57
Tabel 3.1
(Lanjutan)
No Variabel Indikator Butir
Pertanyaan
Interval
a. Manipulasi pengelolaan dan pencatatan
b. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan prosedur
c. Dapat mengakses aplikasi dan database
36
37
38
Interval
58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap pegawai negeri sipil maupun
honorer yang bekerja di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
berada di wilayah Kota Kendari. Pegawai yang berpartisipasi dalam
penelitian ini meliputi kasubag keuangan, sekretaris, bendahara dan staf.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden serta
secara tidak langsung mealalui perantara kepada responden yang bekerja
pada SKPD Kota Kendari. Penyebaran serta pengambilan kuesioner
dilaksanakan mulai tanggal 22 Januari 2018 hingga 8 Maret 2017.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 20 SKPD dari keseluruhan
SKPD yang berada di Kota Kendari. Kuesioner yang di sebarkan sebanyak
121 buah dan jumlah kuesioner yang kembali 108 atau 89,2%. Kuesioner
yang tidak kembali sebanyak 13 buah atau 10,7%, hal ini mengkin
dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang kurang tepat. Kuesioner
yang dapat diolah berjumlah 78 buah atau 72,2%, sedangkan kuesioner
yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel
dan tidak terisi secara lengkap oleh responden sebanyak 30 buah atau
27,8%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada table 4.1.
59
Table 4.1
Data Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah Presentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 121 100%
2. Jumlah kuesioner yang kembali 108 89,2%
3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 13 10,7%
4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat Diolah 30 27,8%
5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 78 72,2%
Sumber: Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat
dalam table 4.2.
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD
Kuesioner
Yg Disebar
Kuesioner
Yg Kembali
1 Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang 5 5
2 Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian 6 6
3 Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah
4 4
4 Dinas Kesehatan 7 5
5 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah 6 6
6 Dinas Pendidikan Kepemudaan dan
Olahraga 5 4
7 Dinas Perhubungan 9 9
8 Inspektorat 5 4
60
Tabel 4.2 Lanjutan
No Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD
Kuesioner
Yg Disebar Kuesioner
Yg Kembali
9 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 6 5
10 Dinas Pengendalian penduduk dan
keluarga berencana 5 4
11 Dinas Kelautan dan Perikanan 6 6
12 Dinas Pangan 5 5
13 Dinas Kebakaran 7 7
14 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 6 4
15 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 5 4
16 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak 7 7
17 Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah 5 5
18 Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM 7 6
19 Dinas Peneneman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu 8 6
20 Dinas Sosial 7 6
Total 121 108
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Pegawai yang bekerja pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berwenang dan bertanggung
jawab pada penggunaan dana yang dianggarkan, pelaksanaan akuntansi,
yang berkaitan dengan laporan keuangan dan laporan
pertanggumgjawaban, dan telah memiliki pengalaman kerja sekurang-
kurangnya 1 tahun pada SKPD yang bersangkutan. Berikut ini adalah
61
deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis
kelamin, umur, pendidikan terakhir, jabatan, dan masa kerja responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-Laki Perempuan Total
27 51 78
34.6 65.4 100.0
34.6 65.4
100.0
34.6 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 27 orang atau
34,6% responden ber jenis kelamin laki-laki dan sisanya sebesar 51
orang atau 65,4% responden berjenis kelamin perempuan.
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 20 -25 Tahun 4 5.1 5.1 5.1
26 - 30 Tahun 12 15.4 15.4 20.5
31 - 35 Tahun 11 14.1 14.1 34.6
36 - 40 Tahun 22 28.2 28.2 62.8
>40 Tahun 29
78 37.2
100.0 37.2 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
62
Table 4.4 menunjukkan responden yang bekerja pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah sebesar 5,1% berusia 20-25 tahun, 26-30 tahun sebesar
15,4%, 31-35 tahun sebesar 14.1%, 36-40 tahun sebesar 28,2%, dan di
atas 40 tahun sebesar 37,2%.
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.5 menyajikan hasil iji deskripsi responden berdasarkan
pendidikan terakhir.
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid D3 9 11.5 11.5 11.5
S1 57 73.1 73.1 84.6
S2 12 15.4 15.4 100.0
Total 78 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan table 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 57
responden atau 73,1%. Sisanya sebesar 15,4% atau sebanyak 12 orang
berpendidikan terakhir Strata Dua (S2) dan sebesar 11,5% atau sebanyak 9
orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3).
d. Karakteristik responden Berdasarkan Jabatan Terakhir
Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jabatan terakhir
63
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kepala Bagian
Keuangan
Sekretaris
Bendahara
Staf Keuangan
Total
7
9.0 9.0 9.0
9 11.5 11.5 20.5
2 2.6 2.6 23.1 60
78
76.9 100.0
76.9 100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 60 orang atau sebesar 76,9% menduduki
jabatan sebagai staf keuangan, sebanyak 9 orang atau sebesar 11,5%
menduduki jabatan sebagai sekretaris, sebanyak 7 orang atau sebesar 9,0%
menduduki jabatan sebagai kepala bagian keuangan, sebanyak 2 orang
atau sebesar 2,6% menduduki jabatan sebagai bendahara.
e. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja
Tabel 4.7 berikut ini adalah menyajikan hasil uji deskriptif
responden berdasarkan masa kerja.
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-5 Tahun 16 20.5 20.5 20.5
5-10 Tahun 20 25.6 25.6 46.2
> 10 Tahun 42 53.8 53.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
64
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden sebanyak 53.8% atau sekitar 42 pegawai negeri sipil memiliki
masa kerja >10 tahun, sisanya sebanyak 25,6% atau 20 pegawai negeri
sipil memiliki masa kerja 5-10 tahun dan sebanyak 20,5% atau 16 pegawai
negeri sipil memiliki pengalaman kerja 1-5 tahun.
B. Hail Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Varaibel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi keefektifan
pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi, dan
keadilan prosedural, dan kecenderungan kecurangan (fraud) akan diuji
secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8 sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.Devition
Keefektifan Pengendalian Internal 78 13.0 24.0 19.846 2.5639 Asimetri Informasi 78 17.0 29.0 24.026 2.5430 Budaya Etis Organisasi 78 11.0 25.0 19.231 2.9051 Keadilan Prosedural 78 12.0 33.0 26.564 3.5221 Kecenderungan Kecurangan (fraud)
78 26.0 62.0 38.090 6.2837
Valid N (listwise) 78
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel keefektifan
pengendalian internal jawaban minimum responden sebesar 13 dan
maksimum sebesar 24, dengan rata-rata total jawaban 19.846 dan standar
deviasi sebesar 2.5639. Variabel asimetri informasi jawaban minimum
responden sebesar 17 dan maksimum sebesar 29, dengan ratra-rata total
65
jawaban 24.026 dan standar deviasi sebesar 2.5430. Variabel budaya etis
organisasi jawaban minimum responden sebesar 11 dan maksimum
sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 19.231 dan standar deviasi
sebesar 2.9051. Variabel keadilan prosedural jawaban minimum responden
sebesar 12 dan maksimum jawaban responden sebesar 33, dengan rata-rata
total jawaban 26.564 dan standar deviasi sebesar 3.5221. Sedangkan, pada
variabel kecenderungan kecurangan fraud jawaban minimum responden
sebesar 26 dan maksimum sebesar 62, dengan rata-rata total jawaban
38.090 dan standar deviasi sebesar 6.2837. Berdasarkan hasil uji statistik
deskriptif di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, semakin kecil standar
deviasi maka data tersebut lebih bagus dari pada yang memiliki standar
deviasi yang besar, apabila standar deviasi suatu data tersebut kecil maka
hal tersebut menunjukkan data-data tersebut berkumpul disekitar rata-rata
hitungnya. Jika nilai standar deviasi jauh lebih besar dibandingkan nilai
mean, maka nilai mean merupakan representasi yang buruk dari
keseluruhan data. Sedangkan jika nilai standar deviasi sangat kecil
dibandingkan nilai mean, maka nilai mean dapat digunakan sebagai
representasi dari keseluruhan data.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika
66
tingkat signifikansinya dibawah 0,05. Tabel berikut menunjukkan
hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu keefektifan pengendalian internal (KPI), asimetri informasi
(AI), budaya etis organisasi (BEO), keadilan prosedural (KP), dan
kecenderungan kecurangan (fraud) (KK) dengan jumlah responden 78.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas
Keefektifan Pengendalian Internal
Nomor Butir
Pertanyaan
Person
Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (KPI1) 0,763** 0,000 Valid
2 (KPI2) 0,736** 0,000 Valid
3 (KPI3) 0,721** 0,000 Valid
4 (KPI4) 0,635** 0,000 Valid
5 (KPI5) 0,442** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan variabel keefektifan pengendalian
internal mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikan lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Asimetri Informasi
Nomor Butir
Pertanyaan
Person
Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (AI1) 0,533** 0,000 Valid
2 (AI2) 0,711** 0,000 Valid
3 (AI3) 0,728** 0,000 Valid
4 (AI4) 0,694** 0,000 Valid
5 (AI5) 0,518** 0,000 Valid
6 (AI6) 0,684** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan variabel asimetri informasi mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikan
lebih kecil dari 0,05.
67
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Budaya Etis Organisasi
Nomor Butir
Pertanyaan
Person
Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (BEO1) 0,471** 0,000 Valid
2 (BEO2) 0,815** 0,000 Valid
3 (BEO3) 0,759** 0,000 Valid
4 (BEO4) 0,790** 0,000 Valid
5 (BEO5) 0,764** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan variabel budaya etis organisasi
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Keadilan Prosedural
Nomor Butir
Pertanyaan
Person
Corelation
Sig (2-
Tailed)
Keterangan
1 (KP1) 0,723** 0,000 Valid
2 (KP2) 0,772** 0,000 Valid
3 (KP3) 0,638** 0,000 Valid
4 (KP4) 0,766** 0,000 Valid
5 (KP5) 0,673** 0,000 Valid
6 (KP6) 0,590** 0,000 Valid
7 (KP7) 0,691** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan variabel keadilan prosedural
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05.
68
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Kecenderungan Kecurangan (Fraud)
Nomor Butir
Pertanyaan
Person
Corelation
Sig (2-
Tailed)
Keterangan
1 (KK1) 0.399** 0,000 Valid
2 (KK2) 0.445** 0,000 Valid
3 (KK3) 0.583** 0,000 Valid
4 (KK4) 0.423** 0,000 Valid
5 (KK5) 0.335** 0,003 Valid
6 (KK6) 0.460** 0,000 Valid
7 (KK7) 0.337** 0,003 Valid
8 (KK8) 0.365** 0,001 Valid
9 (KK9) 0.657** 0,000 Valid
10 (KK10) 0.704** 0,000 Valid
11 (KK11) 0.766** 0,000 Valid
12 (KK12) 0.728** 0,000 Valid
13 (KK13) 0.566** 0,000 Valid
14 (KK14) 0.556** 0,000 Valid
15 (KK15) 0.596** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukkan variabel kecenderungan kecurangan
(fraud) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikan lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,70. Tabel 4.14
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat (4) variabel penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini.
69
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach’s
Alpha Keterangan
1 Keefektifan Pengendalian Internal 0,764 Reliabel
2 Asimetri Informasi 0,760 Reliabel
3 Budaya Etis Organisasi 0,785 Reliabel
4 Keadilan Prosedural 0,772 Reliabel
5 Kecenderungan Kecurangan
(Fraud)
0,735 Reliabel
Sumber : Data Primer Yang Diolah
Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
keefektifan pengendalian internal sebesar 0,764, asimetri informasi
sebesar 0,760, budaya etis organisasi sebesar 0,785, keadilan
prosedural sebesar 0,772 dan kecenderungan kecurangan (fraud)
sebesar 0,735. Dengan demikian, dabat disimpulkan bahwa pernyataan
dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha
lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item
pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang
konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan
diperoleh jawaban yang relative sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Fcator (VIF) dan
tolerance serta besaran korelasi antar variabel independen.
70
Model Colinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant) KPI
AI
BEO
KP
.578
.587
.817
.954
1.732
1.703
1.224
1.049
Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.15 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
masing-masing variabel bebas yang lebih besar dari 0,1 dan hasil
penghitungan VIF juga menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing
variabel bebas kurang dari 10, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance
untuk keefektifan pengendalian internal 0,578, asimetri informasi
0,587, budaya etis organisasi 0,817 dan keadilan prosedural 0,954
serta VIF 1.732, 1.703, 1,224 dan 1.049.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam
penelitian ini. Artinya tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel
bebas yang di uji dalam penelitian ini.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
71
Gambar 4.1 Hasil
Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan
pada gambar berikut ini.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
72
Pada gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data
yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas.
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa
data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan
tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal
ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
73
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
kecenderungan kecurangan (fraud) berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu keefektifan pengendalian internal, asimetri
informasi, budaya etis organisasi dan keadilan prosedural.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap
variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square yang
digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R
Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variable yang
digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun
apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Berikut
ini disajikan hasil uji koefisien determinasi.
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .566a
.320 .283 5.3213
a. Predictors: (Constant), Keadilan Prosedural, Budaya Etis Organisasi, Asimetri Informasi, Keefektifan Pengendalian Internal
b. Dependent Variable: Kecenderungan Kecurangan (Fraud)
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.15 diatas diketahui bahwa nilai R Square sebesar
32,0% yang diperoleh dari nilai R Square 0,320. Sedangkan tingkat
pengaruh variabel independent yaitu kesesuaian keefektifan
74
pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi, dan
keadilan prosedural, secara bersama-sama terhadap kecenderungan
kecurangan (fraud) ialah sebesar 28,3% dan sisanya 71,7%
dipengaruhi oleh faktor lain di luar keempat variabel independent
dalam penelitian ini yaitu penegakan peraturan, perilaku tidak etis,
serta kesesuaian kompensasi. Angka tersebut dapat dilihat dari tabel
4.15 dimana Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,283
atau 28,3%.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.16, jika nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk
mempredeksi variabel independent atau dengan kata lain variabel
independent secara bersama tidak berpengaruh terhadap variabel
dependent. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka
model regresi tidak dapat digunakan untuk mempredeksi variabel
independent atau dengan kata lain variabel independent secara bersama
berpengaruh terhadap variabel dependent.
Tabel 4.16
Hasil Uji Statistik F Variabel Y dan X ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 973.305 4 243.326 8.593 .000b
Residual 2067.067 73 28.316
Total 3040.372 77
a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud
b. Predictors: (Constant), KeadilanProsedural, BudayaEtisOrganisasi,
AsimetriInformasi, KeefektifanPengendalianInternal
75
Berdasarkan tabel 4.17 mengenai tabel uji signifikasi simultan
(uji statistik F) atau uji ANOVA dapat diketahui bahwa didapat nilai F
hitung sebesar 8.539 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas
0,000 lebih kecil dari 0,05 maka model persamaan regresi ini dapat
disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu keefektifan
pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi, dan
keadilan prosedural berpengaruh secara simultan terhadap
kecenderungan kecurangan (fraud).
c. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variable dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji t
ditunjukkan dalam Tabel 4.17
Tabel 4.17
Hasil Uji Statistik t
Model
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardize d
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 25.265 8.413 3.003 .004
Keefektifan_Pengendali
an_Internal -.238 311 -.097 -.766 .446
Asimetri_Informasi .561 .311 .227 1.803 .075
Budaya_Etis_Organisasi .871 231 .403 3.772 .000
Keadilan_Prosedural -477 .176 -2.707 .008
a. Dependent Variable: Kecenderungan_Kecurangan (Fraud)
Sumber: Data Primer yang diolah
Dari rabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa koefisien model
regresi memiliki nilai konstanta sebesar 25,265 dengan nilai thitung
76
positif sebesar 3,003 dan tingkat signifikansi sebesesar 0,004.
Konstanta sebesar 25,265 menandakan bahwa jika variabel independen
konstan maka rata-rata Kecenderungan Kecurangan (Fraud) adalah
sebesar 25,265.
Variabel keefektifan pengendalian internal memiliki thitung
negative sebesar -0,776 dengan tingkat signifikansi 0,446. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di atas 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa ukuran keefektifan pengendalian internal
independen tidak berpengaruh terhadap pengaruh kecenderungan
kecurangan (Fraud).
Hasil uji t untuk variabel asimetri informasi memiliki thitung
positif sebesar 1,803 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,075. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di atas 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asimetri informasi
berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Penelitian
ini juga menunjukkan arah positif, artinya semakin besar asimetri
informasi suatu instansi pemerintahan maka semakin besar instansi
pemerintahan untuk melakukan pengungkapan kecenderungan
kecurangan (Fraud).
Variabel budaya etis organisasi mempunyai thitung positif
sebesar 3,772 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini
77
Y = 25,265-0,238KPI-0,561AI + 0,871BEO-0,477KP + e
dapat disimpulkan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan (Fraud).
Variabel keadilan prosedural memiliki thitung negative
sebesar -2.707 dengan tingkat signifikansi 0,008. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa ukuran keefektifan keadilan prosedural
independen tidak berpengaruh terhadap pengaruh kecenderungan
kecurangan (Fraud).
Berdasarkan tabel 4.15 maka dapat diperoleh model
persamaan regresi sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Kecendenderungan Kecurangan (Fraud)
α = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien arah regresi
X1 = Keefektifan Pengendalian Internal
X2 = Asimetri Informasi
X3 = Budaya Etis Organisasi
X4 = Keadilan Prosedural
e = Kesalahan Penganggu (error)
1. Keefektifan Pengendalian Internal tidak berpengaruh terhadap
Kecenderungan Kecurangan (Fraud).
Hasil uji hipotesis pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa variabel
keefektifan pengendalian internal memiliki thitung sebesar -0,776 dengan
tingkat signifikansi 0,446 dan juga dapat dilihat nilai unstandardized
78
coefficient beta sebesar -0,238. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya di atas 0,05. Dengan demikian hipotesis pertama (H1)
ditolak, artinya keefektifan pengendalian internal tidak berpengaruh
terhadap kecenderungan kecurangan (fraud). Penelitian ini membuktikan
bahwa keefektifan pengendalian internal tidak dapat menekan terjadinya
kecenderungan kecurangan (fraud).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mustika et al (2016) dan Lailiyan et al (2016). Terjadinya praktik
kolusi disuatu instansi dimana individu yang bertindak bersama-sama
dapat melakukan sekaligus menutupi kecurangan sehingga tidak dapat
dideteksi oleh pengendalian internal.
Hal ini mencerminkan terdapat beberapa hal yang diduga menjadi
alasan mengapa keefektifan pengendalian internal tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Salah satu
penyebab terjadinya fraud atau kecurangan adalah ketidak efektifannya
suatu pelimpahan tanggung jawab dan pemberian tugas oleh seseorang,
pasalnya ketika suatu pemberian tanggung jawab tidak tepat maka
keinginan dan kecenderungan untuk melakukan tidakan kecurangan akan
muncul.
Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Widyasari et al (2017) dan Syahadat et al (2017), yang menyatakan bahwa,
menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) seperti dinyatakan dalam PSA
No. 69 (IAI,2001:319.2), Pengendalian intern adalah suatu proses yang
79
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas
yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)
efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku. Hal ini berarti apabila keefektifan pengendalian
internal semakin meningkat maka mengakibatkan kecenderungan
kecurangan (Fraud) akuntansi semakin menurun.
Namun, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Widyasari et al (2017) dan Syahadat et al (2017), yang menyatakan bahwa,
menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) seperti dinyatakan dalam PSA
No. 69 (IAI,2001:319.2), Pengendalian intern adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas
yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)
efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku. Hal ini berarti apabila keefektifan pengendalian
internal semakin meningkat maka mengakibatkan kecenderungan
kecurangan (Fraud) akuntansi semakin menurun.
Dengan tidak didukungnya hipotesis ini membuktikan bahwa
dengan adanya pengendalian internal yang efektif dan baik tidak menjamin
terjadinya kecurangan (fraud). Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam
sebuah instansi, ketika penerapan pengendalian terjalan sangat baik dan
dapat terlaksana sesuai struktur yang ada dalam suatu instansi, tidak
80
menutup keinginan seseorang untuk berlaku curang. Ketika seseorang
sudah mempunyai niat dan dorongan yang sangan kuat untuk melakukan
tindakan kecurangan sebagaimanapun kuatnya suatu sistem atau struktur
dalam suatu entitas itu dibangun maka akan terlaksana pula keinginan
untuk melakukan tindakan kecurangan, sehingga ketika dorongan dan
keinginan tersebut sudah muncul dalam diri seseorang, maka seseorang
itupun dapat mempengaruhi orang lain yang berada dalam suatu
lingkungan instansi tersebut sehingga terjadilah kecurangan secara
bersama-sama. Dorongan untuk melakukan tindakan kecurangan tersebut
dapat semakin kuat muncul dalam diri seseorang dikarenakan adanya
faktor-faktor kebutuhan yang sangat ingin dipenuhi dan dicukupi,
sehingga seseorang itu menghalalkan berbagai macam cara untuk
melakukan tindakan kecurangan demi memenuhi kebutuhannya.
2. Asimetri Informasi tidak berpengaruh terhadap Kecenderungan
Kecurangan (Fraud).
Hasil uji hipotesis pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa variabel
asimetri informasi memiliki thitung sebesar 1,083 dengan tingkat
signifikansi 0,075 dan juga dapat dilihat niali unstandardized coefficient
beta sebesar 0,561. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya di atas 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua (H2)
ditolak, artinya asimetri informasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud).
81
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Setiawan et al (2015) dan Mustika et al (2016) yang menyatakan bahwa
terdapat perbedaan informasi (asimetri informasi) antara atasan dan
bawahan yang dapat mempengaruhi bawahan mengambil kesempatan
dari partisipasi anggaran. Oleh karena itu, dalam penyusunan anggaran
hanya pihak tertentu saja yang mengetahui angka yang sebenarnya serta
lika- liku penyusunan laporan keuangan agar laporan keuangan dapat
konsisten dan sesuai dengan yang diharapkan dalam instansi tersebut.
Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Adi et al (2016) dan Chandra et al (2015) yang menyatakan
bahwa Asimetri informasi adalah situasi dimana terjadi ketidakselarasan
informasi antara pihak yang memiliki atau menyediakan informasi dengan
pihak yang membutuhkan informasi (Wilopo, 2006:26). Dalam penelitian
ini pegawai instansi yang mengetahui dan memahami isi dan angka
laporan keuangan serta mengetahui seluruh informasi yang berkaitan
dengan transaksi keuangan instansi memiliki kecenderungan untuk tidak
menshare informasi yang ada secara transparan dan akuntabel.
Sehingga dalam penelitian ini menyatakan bahwa ketika tingkat
asimetri dalam suatu instansi rendah maka dapat menekan kegiatan
kecurangan, ketika suatu informasi memiliki sifat transparan dan tidak
ditutup-tutupi maka kegiatan dalam suatu instansi dapat berjalan dengan
baik. Oleh karena itu kegiatan penyusunan laporan keuangan anggaran
instansi dapat diketahui oleh pihak dalam maupun pihak luar instansi
82
sehingga pihak instansi tidak semenah-menah dalam melakukan sesuatu
yang dapat merugikan orang lain atau merugikan instansi tersebut. Ketika
kesenjangan pada suatu informasi terjadi akan mengakinbatkan adanya
peluang dalam melakukan tindakan kecurangan.
3. Budaya etis organisasi berpengaruh terhadap kecenderungan
kecurangan (Fraud)
Hasil uji hipotesis pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa variabel
budaya etis organisasi memiliki thitung sebesar 3,772 dengan tingkat
signifikansi 0,000 dan juga dapat dilihat niali unstandardized coefficient
beta sebesar 0,403. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya di bawah 0,05. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3)
diterima, budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan kecurangan (Fraud). Penelitian ini membuktikan bahwa
budaya etis organisasi dapat menekan terjadinya kecenderungan
kecurangan (Fraud).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Pristiyanti (2012) dan Virmayani et al (2017), yang mengatakan
semakin tinggi budaya etis yang ada di lingkungan pemerintahan maka
akan semakin rendah tingkat terjadinya fraud. Ketika kultur organisasi
disuatu pemerintahan semakin baik maka akan semakin rendah persepsi
aparatur pemerintah mengenai tindak korupsi. Menjaga budaya etis
melibatkan orang - orang jujur, menaati kebijakan dan kode etik,
83
mempertahankan kebijakan yang jelas dan efektif untuk menangani fraud
dan memastikan bahwa manajemen puncak juga melakukannya.
Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Adi et
al (2016) dan Chandra et al (2015) yang menyatakan bahwa budaya etis
organisasi pada penelitian ini lebih cenderung pada konsistensi dan
duplikasi. Karena para pegawai menjadikan perilaku pimpinan sebagai
panutan. Seorang individu lebih sering mengikuti tindakan yang dilakukan
oleh sebagian besar orang yang ada dalam suatu organisasi/perusahaan
apalagi melihat bahwa pimpinan juga melakukan hal yang sama.
Terkadang individu merasa apa yang dilakukan sudah benar karena
sebagian besar rekannya melakukan hal yang sama walaupun yang
dilakukan itu suatu bentuk kecurangan.
Sehingga pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketika suatu
budaya baik atau kebiasaan yang baik melekat pada suatu instansi akan
menjadikan instansi tersebut berada pada kontrol yang baik sehingga
kecenderungan atau keinginan untuk melakukan kecurangan dapat
diminimalisir, ketika suatu instansi menerapkan budaya disiplin dengan
tingkatan kerja yang baik, pelimpahan tanggung jawab yang sesuai, rasa
tanggung jawab yang tinggi serta kejujuran yang menjadi landasan dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu budaya etis organisasi memiliki
peranan penting dalam suatu instansi, ketika budaya dalam suatu instansi
terlihat buruk maka orang-orang yang berada dalam suatu instansi tersebut
memiliki kontol yang lemah dalam mengontrol keinginan untuk
84
melakukan tindakan kecurangan pun sebaliknya ketika budaya etis
membentuk suatu organisasi yang baik, berperan dalam pertanggung
jawaban untuk setiap pelimpahan tugas yang diberikan maka instansi
tersebut dapat mengontrol kegiatan dan keinginan yang akan akan
merugikan instansi, sehingga orang-orang yang berada dalam suatu
instansi tersebut memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap
sekelilingnya.
4. Keadilan prosedural berpengaruh terhadap Kecenderungan
Kecurangan (Fraud).
Hasil uji hipotesis pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa variabel
keadilan prosedural memiliki thitung sebesar 2,707 dengan tingkat
signifikansi 0,008 dan juga dapat dilihat niali unstandardized coefficient
beta sebesar 0,477. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya di atas 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua (H4)
diterima, artinya keadilan prosedural berpengaruh secara signifikan
terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Najahningrum (2014) dan Adinda et al (2015) semakin adil keadilan
prosedural dalam suatu instansi, maka akan semakin rendah
kecenderungan kecurangan (Fraud). Semakin tinggi persepsi pegawai
pemerintahan mengenai keadilan prosedur penggajian dan kompensasi di
suatu organisasi pemerintah, maka hal ini akan memperkecil terjadinya
fraud di sektor pemerintahan. Oleh karena itu ketika sistem penggajian
85
atau kompensasi yang diterima oleh pegawai sudah sesuai dengan standar
penggajian, maka kecenderungan kecurangan sudah dapat di minimalisir.
Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Adi et al (2016), Syahadat et al (2017) dan Fachrunisa
(2017) yang menyatakan para pegawai instansi pemerintah beranggapan
bahwa prosedur penggajian dan pemberian kompensasi di instansi sesuai
dengan yang diinginkan pegawai, serta melibatkan pegawai sehingga
prosedur tersebut dapat diterima dengan baik. Prosedur penggajian dan
pemberian kompensasi tidak berhubungan dengan pihak tertentu serta
didasarkan pada informasi yang akurat.
Sehingga pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketika suatu
instansi memberi upah dan standar penggajian yang sudah sesuai oleh
pegawai maka kecenderungan untuk melakukan kecurangan akan semakin
kecil. Keadilan prosedural merupakan pertimbangan yang dibuat oleh
karyawan mengenai keadilan yang dipersepsikan mengenai proses yang
dan prosedur organisasi yang digunakan untuk membuat keputusan alokasi
dan sumber daya, dan persepsi pegawai mengenai keadilan berdasarkan
prosedur yang digunakan pihak manajemen untuk menentukan alokasi
penggajian di dalam instansi pemerintahan. Kompensasi merupakan
sesuatu yang dipertimbangkan sebagai suatu yang sebanding dengan
kinerja pegawai. Dapat dikatakan keadilan prosedural merupakan sesuatu
imbalan yang didapat seorang karyawan atas pekerjaan yang
dilakukannya. bahwa pemberian kompensasi yang memadai membuat
86
manajemen bertindak sesuai prosedur yang ada, yaitu dengan memberikan
informasi sebenarnya tentang keadaan perusahaan, hal ini membuktikan
bahwa dengan adanya keadilan prosedural yang diberikan kepada
karyawan mendorong karyawan tersebut melakukan pekerjaan dengan
baik, sehingga tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan
termasuk melakukan fraud. Hal ini dapat diasumsikan bahwa semakin
tinggi keadilan prosedural maka semakin rendah terjadinya kecenderungan
kecurangan.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keefektifan
pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi, keadilan
prosedural terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) pada pemerintah Kota
Kendari. Responden dalam penelitian ini berjumlah 78 Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang berada di Kota Kendari. Berdasarkan pada data yang telah
dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap
permasalahan dengan menggunakan model regresi linear berganda, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Keefektifan pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap Fraud di
sektor pemerintahan.
2. Asimetri Informasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan
kecuranngan (fraud).
3. Budaya etis organisasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan
(fraud).
4. Keadilan prosedural berpengaruh berpengaruh terhadap kecenderungan
kecurangan (fraud).
88
B. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian ini masih terbatas pada keefektifan pengendalian internal,
asimetri informasi, budaya etis organisasi, dan keadilan prosedural
terhadap kecenderungan kecurangan (fraud), untuk penelitian selanjutnya
dapat dilakukan perubahan variabel penelitian untuk menemukan
variabel-variabel lain yang berpengaruh lebih kuat terhadap fraud di
sektor pemerintahan.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel
penelitian serta memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya
SKPD di Kota Kendari tetapi juga pada SKPD di Kota-Kota lainnya.
Sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi
lebih tinggi, dan juga hasil penelitian lebih mungkin disimpulkan secara
umum.
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan teori yang lebih baru
dari fraud triangle theory.
Dalam penelitian ini masih terdapat kelemahan yaitu ada beberapa
responden yang mengisi kuesioner penelitian yang tidak sesuai dengan
kondisi yang sesungguhnya sehingga data yang diperoleh belum tentu
mengambarkan keadaan yang sebenarnya, maka untuk penelitian selanjutnya
sebaiknya selain menggunakan kuesioner dilakukan interview/bertanya
89
langsung ke responden secara tegas dan jelas agar bisa mendapatkan data
yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan – pertanyaan kuesioner yang
mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya.
90
DAFTAR PUSTAKA
Adelin, V. dan Fauzihardani, E. 2013. Pengaruh Pengendalian Internal,
Ketaaatan pada Aturan Akuntansi dan Kecenderungan Kecurangan
Terhadap Perilaku Tidak Etis. WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013
Albrecht, W., et.al. 2012. Fraud Examination. Connecticut: Cengage Learning.
Adi, Ardiyani, dan Ardianingsih. “Analisis Faktor-Faktor Penentu Kecurangan
(Fraud) Pada Sektor Pemerintaha”. Jurnal litbang kota pekalongan
vol.10, 2016.
Aranta, P.Z. 2013. Pengaruh Moralitas Aparat Dan Asimetri Informasi Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris Pemerintah Kota
Sawahlunto). (Online), (ejournal.unp.ac.id, diakses 18 Feb 2014).
Adinda Y, Ikhsan. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecurangan
(fraud) di Sektor Pemerintahan Kabupaten Klaten”. Accounting Analysis
Journal AAJ 4 (3), 2015.
Ahriati, Basuki, dan Widiastuty. 2015. “Analisis Pengaruh Sistem Pengendalian
Internal, Asimetri Informasi, Perilaku Tidak Etis Dan Kesesuaian
Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur”. Jurnal InFestasi, Vol.
11, No.1, Juni 2015.
Chandra D, Ikhsan. “Determinan Terjadinya Kecurangan Akuntansi (Fraud)
Pada Dinas Pemerintahan Se- Kabupaten Grombogan”. Accounting
Analysis Journal AAJ 4 (3), 2015.
Faisal, M. “Analisis Fraud Di Sektor Pemerintahan Kabupaten Kudus”.
Accounting Analysis Journal AAJ 2 (1), 2013.
Fachrunisa Aisah, “Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Keadilan
Distributif, Keadilan Prosedural, Dan Budaya Etis Organisasi Terhadap
Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Akuntansi (Studi Empiris Pada Skpd
Kabupaten Kampar)”. Jom Fekon Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 1.
Ghozali, Imam. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 23”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hatmoko, T. “Faktor-Faktor yang Mmempengaruhi Fraud Di Sektor
Perbankan
Berdasarkan Persepsi Pegawai Bank”. Accounting Analysis Jurnall AAJ 2 (1),
2012.
91
Indriastuti, Aguadin, dan Animah. 2016. “Analisis Pengaruh Asimetri Informasi,
Pengendalian Internal, Persepsi Kesesuaian Kompensasi, Moralitas
Individu, Dan Ketaatan Aturan Akuntansi Terhadap Kecurangan
Akuntansi”. Jurnal InFestasi Vol. 12, No.2, Desember 2016.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). “Standar Profesional Akuntan Publik”. Jakarta:
Salemba Empat, 2001.
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. “Akuntansi Keperilakuan”.Terjemahan:
Krista. Jakarta: Salemba Empat, 2005.
Lister, L. A “Practical Approach to Fraud Risk: Comprehensive Risk Assessment
Can Enable Auditors to Focus Anti – Fraud Efforts on Areas Where Their
Organization is Most Vulnerable”. Internal Auditors Vol. 64 No. 6, 2007.
Lailiyah, Wahyuni dan Kurrohman, “Variabel-Variabel Yang Berpengaruh
Terhadap Kecuranngan (Fraud) Di Sektor Pemerintahan : Presepsi
Pegawai Bidang Keuangan Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Situbondo”. E-Journal Akuntansi 2016.
Mangkunegara, P. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2009.
Mustika, Hastuti, dan Hariningsih Sucahyo. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mmempengaruhi Kecenderungan Kecurangan (Fraud): Persepsi
Pegawai Dinas Kabupaten Way Kanan Lampung”. Simposium Nasional
Akuntansi XIX, Lampung, 2016.
Mustikasari Putri. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fraud di Sektor
Pemerintahan Kabupaten Batang”. Accounting Analysis Journal AAJ 2
(1), 2013.
Najahningrum. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan
Kecurangan (Fraud): Persepsi Pegawai Dinas Provinsi DIY”.
Simposium Nasional Akuntansi XVI Menado, 2013.
Pristiyanti, I. “Persepsi Pegawai Pemerintah Faktor-Faktor yang
Mmempengaruhi Terjadinya Fraud di Sektor Pemerintahan”. Accounting
Analysis Journal AJJ 2 (1), 2012.
Pramudita, A. “Analisis Fraud Di Sektor Pemerintahan Kota Salatiga”.
Accounting Analysis Journal AAJ 2 (1), 2013.
Rae, & Subramaniam.”Quality Of Internal Control Procedures Antecedents And
Moderating Effect On Organisational Justice And Employee Fraud”.
Managerial Auditing Journal, 2008.
92
Ramadhana, S. “Persepsi Pegawai Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kecurangan (Fraud)”. Accounting Analysis Journal AAJ 4 (3), 2015.
Robbins, & Stephen P. “Organization Behaviour, Tenth Edition (perilaku
organisasi edisi sepuluh)”. Jakarta: PT Macana Jaya Cemerlang, 2003.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak
Pidana Korupsi.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Suprajadi, Lusy.2009.”Teori Kecurangan, Fraud Awareness dan Metodologi
untuk Mendeteksi Kecurangan Pelaporan Keuangan”. Jurnal Bina
Ekonomi vol. 12, nomor 2, Agustus 2009
Syahadat Dan Damayanti, “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Kecenderungan Fraud”, Ekombis Sains – Vol. 02 No. 02 Desember 2017
Setiawan, Adiputra, dan Yuniarta “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern,
Asimetri Informasi, Dan Keadilan Organisasi Terhadap Kecurangan
(Fraud) (Studi Empiris pada Bank Perkreditan Rakyat Se-Kabupaten
Buleleng”, e-Journal S1 Ak (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
Thoyibatun Siti. 2012. ”Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku
Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta
Akibatnya Terhadap Kinerja Organisasi”. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 245 – 260.
Tunggal, A. “Teori dan Kasus Internal Auditing”. Jakarta: Harvarindo, 2011.
Tuanakotta, Theodorus M. “Akuntansi Forensik & Audit Investigatif”.
Jakarta. Salemba Empat, 2010.
The Institute of Internal Auditors, The American Institute of Certified Public
Accountangs (AICPA), Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)
2007 Managing the Business Risk of Fraud: A Practical Guide.
Virmayani Crysma, Slindawati Erni, dan Tungga Atmadja. “Pengaruh
kesesuaian kompensasi, asimetri informasi, budaya etis organisasi, dan
komitmen organisasi terhadap kecenderungan kecurangan (fraud)
93
akuntansi pada koperasi simpan pinjam se-kecamatan buleleng”. e-
Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi
Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Wexley, & Yuki A. “Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia”. Jakarta:
PT Bhineka Cipta, 2003.
Wilopo. “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi: Studi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha
Milik Negara di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX
Padang, 2006.
95
KUESIONER
PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI
INFORMASI, BUDAYA ETIS ORGANISASI, DAN KEADILAN
PROSEDURAL TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN
(FRAUD)
PADA PEMERINTAH KOTA KENDARI
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
96
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 9 November 2017
Kepada Yth.
Bapak/ Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Studi Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Wulandari Apriliyanti
Nim : 1113082000088
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi/ IX
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “
Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Asimetri Informasi, Budaya
Etis Organisasi, dan Keadilan Prosedural Terhadap Kecenderungan
Kecurangan (Fraud) Pada Pemerintah Kota Kendari” .
Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu kerja Bapak/ Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/ Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga
kerahasiaan akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila
terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap
tidak berlaku
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
Apabila diantara Bapak/ Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian
ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya di telpon 085394644647 atau
email [email protected]. Atas kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i meluangkan
waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam eksperimen ini, saya
ucapkan terimakasih.
Dosen Pembimbing
(Yessi Fitri, SE, M.Si, Ak, CA)
Hormat saya,
Peneliti
(Wulandari Apriliyanti)
97
Nomor:........(diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :......................................................(boleh tidak diisi)
Nama Instansi : .....................................................................
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : .............................tahun
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Jabatan : ……………………………………………..
Masa Kerja : 1-5 tahun 5-10 tahun >10 tahun
1. Variabel Keefektifan Pengendalian Internal (X1)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No Pernyataan
STS TS N S SS
1 Di instansi tempat saya bekerja, sudah ada
pembagian wewenang dan tanggungjawab
yang jelas
2 Di instansi tempat saya bekerja, apabila
laporan keuangan perlu segera diterbitkan,
maka otorisasi transaksi harus dilaksanakan
dan bukti pendukung harus disertakan.
3 Di instansi tempat saya bekerja, telah
ditetapkan peraturan untuk pemeriksaan
fisik atas kekayaan instansi (kas, persediaan,
dan lain-lain)
4 Di instansi tempat saya bekerja, seluruh
informasi kegiatan operasional instansi
harus dicatat dalam sistem akuntansi
5 Di instansi tempat saya bekerja, diterapkan
peraturan untuk dilakukannya pemantauan
dan evaluasi atas aktivitas operasional untuk
menilai pelaksanaan pengendalian internal
(misalnya derajat keamanan kas, persediaan
dsb)
98
2. Variabel Asimetri Informasi (X2)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No Pernyataan
STS TS N S SS
6 Atas pekerjaan di bidang akuntansi, hanya
pihak internal instansi yang mengetahui
seluruh informasi yang berkaitan dengan
transaksi instansi yang mempunyai dampak
keuangan.
7 Hanya penanggung jawab penyusun laporan
keungan instansi yang memahami seluruh
hubungan antara data transaksi keuangan
dan proses penyusunan laporan keuangan.
8 Pihak luar instansi baik langsung atau tidak
langsung, selalu mengetahui dan memahami
isi dan angka laporan keuangan yang selesai
dikerjakan
9 Di instansi ini, hanya penanggung jawab
penyusunan laporan keuangan yang
mengerti lika-liku pembuatan laporan keuangan
10 Pihak luar instansi ini, baik langsung atau
tidak langsung, juga mengetahui faktor yang
mempengaruhi kegiatan pembuatan laporan
keuangan.
11 Di instansi ini, pihak luar instansi,
baik langsung atau tidak langsung, tidak
pernah mengetahui isi dan angka yang
sebenarnya dari laporan keuangan yang
disusun perusahaan
99
3. Variabel Budaya Etis Organisasi (X3)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No Pernyataan
STS TS N S SS
12 Di instansi saya melihat perilaku atasan
sebagai acuan standar untuk menentukan
perilaku yang akan diambil
13 Di instansi saya telah diterapkan kode etik
yang menyatakan nilai-nilai organisasi dan
berbagai aturan etis yang dipatuhi oleh
pegawai
14 Di instansi saya pernah diadakan seminar
dan pelatihan etis mengenai standar tuntutan
organisasi, yang menjelaskan praktik-praktik
yang tidak diperbolehkan dan mengenai
dilema etika yang mungkin muncul
15 Di instansi saya segala perilaku tidak etis
yang dilakukan akan diberi sanksi
16 Di instansi saya ada semacam badan
pengawas yang menangani masalah
perlindungan etika
100
4. Variabel Keadilan Prosedural (X4)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No Pernyataan
STS TS N S SS
17 Prosedur penggajian dan pemberian
kompensasi lain di tempat saya bekerja telah
sesuai dengan kriteria yang saya inginkan
18 Prosedur penggajian dan pemberian
kompensasi lain di tempat saya bekerja telah
melibatkan para karyawan sehingga
prosedur tersebut dapat diterima dengan baik
19 Prosedur penggajian dan pemberian
kompensasi lain di tempat saya bekerja tidak
berhubungan dengan kepentingan pihak
tertentu
20 Prosedur penggajian dan pemberian
kompensasi lain di tempat saya bekerja telah
diterapkan secara konsisten
21 Prosedur penggajian dan pemberian
kompensasi lain di tempat saya bekerja
didasarkan pada informasi yang akurat
22 Prosedur penggajian dan pemberian
kompensasi lain di tempat saya bekerja
memungkinkan saya memberi masukan dan
koreksi
23
Prosedur penggajian dan pemberian
kompensasi lain di tempat saya bekerja telah
sesuai dengan etika dan standar moral yang
berlaku
101
5. Variabel Kecenderungan Kecurangan (Fraud) (Y)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No Pernyataan
STS TS N S SS
24 Instansi mencatat tanggal transaksi yang
tidak sesuai dengan waktu transaksi yang
sebenarnya
25 Instansi tidak pernah mencatat pendapatan
fiktif
26 Instansi melakukan penghapusan atau
penyembunyian kewajiban instansi
27 Instansi melaporkan pengungkapan atas
laporan keuangan yang memedai dan tidak
ada yang di tutup-tutupi
28 Instansi melakukan penilaian kembali atas
aset yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
29 Di instansi tidak pernah terjadi pengeluaran-
pengeluaran yang ilegal atau yang tidak
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
pemerintah
30 Kecurangan terhadap persediaan atau aset
lainnya pernah terjadi
31 Instansi memberikan kemudahan atau
melakukan transaksi hanya pada beberapa
entitas lain saja yang memberikan imbalan/
balas jasa/ hadiah, walaupun tidak sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
32 Karyawan ataupun pimpinan sama-sama
melakukan praktik penyuapan
33 Di instansi pernah ditemukan pemberian
hadiah atau pemberian ilegal lainnya yang
tidak dibenarkan oleh peraturan yang berlaku
34 Pimpinan memanipulasi kinerjanya untuk
mendapatkan penghargaan
35 Pimpinan memanipulasi pengelolan dan
pencatatan atas kekayaan/ aktiva organisasi
102
36 Karyawan dapat mengakses aplikasi tertentu
dan database tanpa persetujuan dari pihak
pimpinan
37 Terdapat unsur/ unit kerja dalam organisasi
yang melaksanakan suatu kegiatan dari awal
sampai akhir tanpa melibatkan unsur/ unit
kerja lain
38 Adanya berbagai rintangan dan hambatan ,
menyebabkan penanggung jawab penyusunan
laporan keuangan di perusahaan ini tidak
harus menggunakan pertimbangan moral dan
profesi dalam mengerjakan laporan keuangan
103
JAWABAN RESPONDEN KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL
NO KPI1 KPI2 KPI3 KPI4 KPI5 KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN
INTERNAL
1 2 4 2 4 3 15
2 5 4 4 4 4 21
3 4 4 5 5 3 21
4 4 5 5 4 5 23
5 4 4 5 4 5 22
6 4 5 5 5 5 24
7 3 4 3 4 4 18
8 5 5 5 5 4 24
9 4 4 2 5 5 20
10 4 4 5 5 5 23
11 4 4 3 4 4 19
12 4 4 3 4 4 19
13 4 4 3 4 4 19
14 4 4 3 4 4 19
15 4 4 3 4 5 20
16 4 5 5 4 4 22
17 4 4 5 5 4 22
18 4 3 4 4 3 18
19 4 5 5 4 4 22
20 3 4 4 4 3 18
21 4 4 5 4 5 22
22 4 3 3 3 4 17
23 3 3 4 4 5 19
24 2 2 3 2 4 13
25 5 4 3 4 5 21
26 4 5 5 5 4 23
27 4 5 2 2 3 16
28 4 4 4 4 5 21
29 5 4 3 4 4 20
30 4 4 5 4 4 21
31 5 3 4 4 3 19
32 5 5 4 4 5 23
33 4 5 5 4 5 23
34 4 4 4 4 5 21
35 3 4 4 3 5 19
36 4 4 4 5 4 21
37 2 3 3 3 3 14
38 4 4 4 4 5 21
104
39 2 4 4 4 2 16
40 4 4 5 4 4 21
41 5 4 4 4 4 20
42 4 4 4 4 5 21
43 4 5 4 4 4 21
44 3 4 3 4 3 17
45 3 4 4 3 5 19
46 4 4 3 5 4 20
47 5 5 3 4 4 21
48 3 3 3 3 4 16
49 2 3 2 3 5 15
50 4 4 5 5 4 22
51 2 4 4 4 4 18
52 4 4 4 4 4 20
53 4 5 5 4 4 22
54 4 5 5 4 5 23
55 2 2 4 5 4 17
56 2 2 2 4 4 14
57 5 5 4 4 4 22
58 4 4 3 4 5 20
59 5 5 4 4 4 22
60 5 4 5 4 4 22
61 5 5 4 5 4 23
62 5 4 5 4 4 22
63 4 4 5 4 4 21
64 4 4 4 4 5 21
65 4 5 4 4 4 21
66 3 4 4 3 4 18
67 4 5 5 4 5 23
68 4 3 4 4 4 19
69 4 4 4 4 4 20
70 3 4 3 3 4 17
71 2 4 4 4 4 18
72 4 4 4 4 5 21
73 5 4 4 4 4 21
74 2 2 3 2 4 13
75 4 4 4 4 4 20
76 2 4 4 4 4 18
77 4 4 4 4 4 20
78 3 4 4 4 4 19
105
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ASIMETRI INFORMASI
NO AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 ASIMETRI INFORMASI
1 3 4 4 2 4 3 20
2 4 3 3 4 4 3 21
3 4 3 2 5 5 4 23
4 4 4 4 3 4 5 24
5 5 4 5 4 4 5 27
6 5 4 4 5 5 5 28
7 4 4 3 4 4 4 23
8 5 5 5 4 4 5 28
9 5 4 4 4 5 5 27
10 4 5 5 5 5 5 29
11 4 3 3 3 4 3 20
12 4 3 3 3 4 3 20
13 4 3 3 3 4 3 20
14 4 4 4 4 4 4 24
15 5 4 3 4 4 4 24
16 4 4 4 5 4 4 25
17 4 4 5 4 5 4 26
18 4 4 4 4 4 5 25
19 4 4 5 5 5 5 28
20 4 3 3 3 4 4 21
21 5 5 4 5 5 5 29
22 4 3 3 4 4 4 22
23 5 4 3 4 5 3 24
24 4 2 2 2 4 3 17
25 5 4 5 5 5 5 29
26 4 4 4 5 4 4 25
27 4 1 1 4 5 3 18
28 5 4 4 4 4 3 24
29 4 3 4 4 3 4 22
30 4 3 4 4 4 4 23
31 4 3 5 4 5 5 26
32 5 3 3 5 4 5 25
33 5 3 4 4 4 4 24
34 5 4 4 4 4 4 25
35 4 4 4 4 4 4 24
36 3 3 4 3 4 4 21
37 3 4 4 3 4 4 22
38 5 4 4 4 4 4 25
39 4 4 2 2 4 4 20
106
40 4 4 4 4 4 4 29
41 5 4 4 4 4 4 25
42 5 2 3 4 4 5 23
43 5 4 4 4 4 4 25
44 4 4 4 4 4 4 24
45 5 3 4 3 4 3 22
46 4 4 3 3 5 5 24
47 4 3 4 4 4 4 23
48 4 3 4 4 4 4 23
49 5 3 3 4 4 4 23
50 5 4 5 4 4 5 27
51 4 2 2 4 4 4 20
52 4 4 4 4 4 5 25
53 5 4 5 4 5 4 27
54 5 5 4 5 5 4 28
55 4 4 5 4 4 4 25
56 4 4 4 4 4 4 24
57 4 4 4 4 4 4 24
58 4 4 3 3 4 4 22
50 4 5 4 5 4 4 26
60 4 4 4 5 4 4 25
61 4 4 4 5 5 5 27
62 5 4 4 4 5 4 26
63 4 4 4 4 4 4 24
64 5 5 4 4 4 4 26
65 5 4 4 5 5 4 27
66 3 3 3 4 3 4 20
67 4 4 4 4 5 4 25
68 4 4 4 4 4 4 24
69 5 4 4 4 5 5 27
70 4 4 3 4 4 4 23
71 4 4 3 4 5 5 25
72 4 4 4 4 5 4 22
73 4 4 3 4 4 4 23
74 4 3 4 4 4 4 23
75 4 3 3 4 4 4 22
76 4 4 4 3 3 4 22
77 4 4 4 4 4 4 24
78 4 4 4 4 4 4 24
107
JAWABAN RESPONDEN BUDAYA ETIS ORGANISASI
NO BEO1 BEO2 BEO3 BEO4 BEO5 BUDAYA ETIS
ORGANISASI
1 2 3 4 3 4 16
2 3 3 2 3 3 14
3 4 3 4 3 3 17
4 4 5 4 5 5 23
5 2 3 2 4 4 15
6 4 5 3 4 4 20
7 4 4 4 4 4 20
8 5 5 3 4 4 21
9 4 5 4 4 5 22
10 4 5 3 4 5 21
11 4 4 4 3 3 18
12 4 4 3 3 3 17
13 4 4 3 3 3 17
14 4 4 4 4 4 20
15 4 5 4 4 5 22
16 5 4 3 3 4 19
17 5 5 4 5 5 24
18 4 5 4 5 5 23
19 4 5 3 4 4 20
20 3 4 4 3 3 17
21 5 5 5 5 5 25
22 4 4 4 4 3 19
23 5 4 4 3 3 19
24 4 4 4 3 4 19
25 4 5 5 5 4 23
26 5 4 5 5 5 24
27 4 2 3 1 1 11
28 4 4 4 4 5 21
29 4 4 4 4 4 20
30 4 4 4 5 4 21
31 3 4 1 2 4 14
32 5 4 4 3 3 19
33 4 3 3 3 4 17
34 4 4 4 4 4 20
35 4 4 4 4 4 20
36 5 4 4 3 4 20
37 5 4 3 3 4 19
38 4 4 4 4 4 20
39 3 4 2 3 4 16
108
40 5 3 4 3 4 19
41 5 4 3 3 3 18
42 4 5 5 3 4 21
43 4 4 4 5 4 21
44 3 3 3 3 3 15
45 5 2 1 2 3 13
46 4 3 2 4 3 16
47 4 4 3 4 4 19
48 4 3 2 3 3 15
49 5 4 5 3 4 21
50 4 5 3 4 4 20
51 4 4 4 4 4 20
52 4 4 5 4 5 22
53 4 5 5 5 4 23
54 4 3 3 3 3 16
55 4 3 2 3 4 16
56 3 4 2 3 4 16
57 5 4 3 3 3 18
58 4 5 3 4 4 20
59 5 5 4 4 4 22
60 5 4 4 4 4 21
61 4 4 4 3 4 19
62 5 5 5 4 4 23
63 5 5 4 4 4 22
64 5 5 3 3 5 21
65 5 5 4 3 5 22
66 4 5 5 4 4 22
67 5 5 5 5 5 25
68 4 4 3 4 4 19
69 4 3 2 2 2 13
70 4 4 4 2 3 17
71 4 5 4 3 4 20
72 4 4 4 3 5 20
73 4 3 2 3 3 15
74 4 4 3 3 4 18
75 5 5 2 4 4 20
76 4 4 3 3 4 18
77 4 4 4 4 4 20
78 4 4 4 4 5 21
109
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEADILAN PROSEDURAL
NO KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KEADILAN PROSEDURAL
1 4 4 3 3 4 3 3 24
2 5 5 5 5 4 4 4 32
3 4 4 4 4 4 4 4 28
4 3 3 4 4 4 4 4 26
5 2 2 4 3 3 3 3 20
6 3 3 4 3 4 4 3 24
7 4 4 4 4 5 4 5 30
8 2 3 4 4 4 4 4 25
9 4 5 5 4 5 4 4 31
10 4 4 4 4 4 4 4 28
11 4 4 4 4 4 3 3 26
12 3 4 4 4 4 3 4 26
13 5 4 3 4 4 3 4 27
14 4 4 3 3 4 4 4 26
15 5 4 3 4 4 3 4 27
16 5 5 3 3 4 4 4 28
17 4 4 4 4 4 4 4 28
18 3 3 4 4 4 4 5 27
19 3 4 4 4 4 4 5 28
20 3 3 4 4 4 4 4 26
21 3 4 4 3 3 3 3 23
22 3 3 4 3 3 3 3 22
23 3 5 3 3 5 3 3 25
24 5 5 5 5 5 4 4 33
25 3 4 4 4 4 3 3 25
26 4 4 4 4 4 3 4 27
27 5 5 5 5 5 4 4 33
28 4 4 4 4 4 4 4 28
29 4 4 2 2 1 4 4 21
30 4 4 2 4 4 4 4 26
31 4 4 4 4 5 4 2 27
32 2 3 3 4 3 4 3 22
33 4 4 4 4 4 4 4 28
34 4 4 4 5 5 3 4 29
35 4 4 4 4 4 4 4 28
36 4 4 4 4 4 3 4 27
37 4 4 4 4 4 4 4 28
38 4 4 4 4 4 4 4 28
39 3 3 3 3 3 4 4 23
110
40 3 4 4 4 2 2 4 23
41 4 3 2 3 3 3 3 21
42 2 1 2 1 2 2 2 12
43 3 3 3 3 4 3 3 22
44 5 4 4 5 4 3 4 29
45 4 4 5 3 2 4 4 26
46 4 3 3 4 3 3 4 24
47 4 4 4 4 4 3 4 27
48 4 3 4 4 3 3 4 25
49 5 5 5 4 5 5 4 33
50 3 2 1 4 5 3 2 20
51 5 4 5 5 5 3 5 32
52 4 4 4 4 4 4 4 28
53 4 4 4 4 4 4 4 28
54 3 4 4 4 3 3 4 25
55 4 4 4 4 4 4 5 29
56 4 4 4 4 4 4 5 29
57 4 4 4 4 4 5 5 30
58 5 5 4 4 4 4 5 31
59 5 4 5 4 5 5 5 33
60 4 3 4 3 4 4 4 26
61 4 4 4 4 4 4 4 28
62 4 4 4 4 4 4 4 28
63 4 4 4 4 4 4 4 28
64 4 4 3 4 4 4 4 27
65 4 4 4 4 4 4 4 28
66 4 3 3 4 4 4 4 26
67 3 4 2 5 4 5 4 27
68 4 4 4 4 4 4 4 28
69 4 4 4 4 4 4 4 28
70 3 3 4 3 3 2 4 22
71 3 4 4 3 3 2 3 22
72 4 4 4 3 3 2 3 23
73 4 4 4 4 4 3 3 26
74 4 4 4 4 4 3 4 27
75 4 4 4 5 5 4 4 30
76 4 4 3 3 5 3 4 26
77 3 3 4 3 3 4 3 23
78 4 5 5 5 4 4 5 32
111
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD)
NO KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KK11 KK12 KK13 KK14 KK15 KECENDERUNGAN
KECURANGAN
1 4 2 2 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 1 2 32
2 3 2 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35
3 2 2 2 3 5 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 26
4 4 4 5 5 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 42
5 2 3 4 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 40
6 5 4 4 5 5 2 1 3 1 1 1 1 2 2 3 40
7 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 31
8 5 5 5 4 5 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 43
9 4 4 5 5 4 2 2 4 5 5 5 5 4 4 4 62
10 4 4 5 5 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 59
11 4 4 3 3 4 3 3 3 1 1 2 2 2 2 2 39
12 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 35
13 3 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 2 3 2 31
14 4 4 4 4 4 2 2 2 1 1 1 1 2 3 3 38
15 4 4 4 4 3 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 34
16 4 3 3 5 4 2 1 2 1 1 1 1 2 3 3 36
17 5 4 4 4 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 41
18 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 42
19 4 5 5 5 5 4 4 1 1 1 1 1 1 1 3 42
20 3 3 3 4 3 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 40
21 5 5 5 5 5 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 43
22 3 4 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37
112
23 3 4 4 4 3 1 2 2 1 4 1 1 1 3 3 37
24 3 4 3 4 3 3 3 2 1 1 1 1 2 2 2 35
25 4 5 4 5 4 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 36
26 4 5 5 5 4 2 2 1 1 1 1 1 4 4 4 44
27 1 1 1 4 4 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 26
28 4 4 4 5 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 33
29 5 4 4 5 5 4 4 2 1 3 3 2 1 2 1 46
30 5 4 4 4 3 4 4 2 1 2 1 2 2 2 4 44
31 4 5 2 3 4 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 36
32 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 41
33 4 4 4 4 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 31
34 4 4 4 4 5 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 39
35 4 3 3 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39
36 4 3 3 5 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
37 3 4 4 4 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 37
38 4 3 3 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
39 4 4 4 3 4 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 33
40 4 3 3 4 5 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 48
41 4 3 3 4 4 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 41
42 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 52
43 4 3 4 4 4 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 34
44 3 2 2 4 3 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 33
45 3 3 3 4 3 2 1 1 1 3 2 2 2 2 1 33
46 4 2 3 3 4 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 31
47 4 3 3 4 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 36
48 4 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 38
113
49 4 4 4 5 4 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 34
50 5 5 4 5 5 2 2 1 1 3 1 1 2 3 2 42
51 4 2 4 4 4 2 2 3 1 1 1 1 2 2 1 34
52 5 5 4 4 5 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 42
53 5 4 5 5 5 2 2 3 1 1 2 2 3 3 3 46
54 4 3 3 3 4 2 2 1 1 1 1 1 1 4 3 34
55 4 5 5 4 5 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 37
56 4 4 4 4 4 2 2 5 1 1 1 1 1 1 1 36
57 4 3 3 3 4 1 2 5 1 1 1 1 1 1 1 32
58 4 3 3 4 4 4 4 2 1 2 2 2 2 4 2 43
59 3 2 3 4 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 27
60 3 4 4 5 3 4 2 3 1 2 2 2 2 2 1 40
61 4 3 4 4 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 38
62 4 4 4 5 4 4 2 2 1 2 2 2 4 3 3 46
63 5 3 4 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41
64 4 4 4 4 5 2 2 3 1 1 1 1 2 3 2 39
65 4 4 4 4 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 39
66 5 5 5 5 5 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 49
67 5 5 4 4 5 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 36
68 4 3 3 4 4 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 33
69 4 3 3 5 4 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 32
70 3 3 3 5 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 36
71 4 4 5 4 4 2 1 2 1 2 2 1 3 2 2 39
72 4 3 3 4 5 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 39
73 4 3 3 4 4 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 37
74 3 3 3 4 3 2 2 4 2 2 2 2 3 3 3 41
114
75 4 3 3 4 4 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 33
76 4 3 4 4 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 34
77 4 4 4 4 5 2 2 2 1 2 1 1 2 3 3 40
78 5 4 3 4 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 34
115
IDENTITAS RESPONDEN
No Jenis Kelamin Umur Jabatan Pendidikan
Terakhir
Masa Kerja
1 Laki-laki 31-35 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
2 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
3 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 >10 Tahun
4 Perempuan 31-35 tahun Staf S2 >10 Tahun
5 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 >10 Tahun
6 Laki-laki >40 Tahun Sekretaris S2 >10 Tahun
7 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
8 Perempuan 20-25 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
9 Perempuan 36-40 Tahun Staf S2 >10 Tahun
10 Perempuan 36-40 Tahun Sekretaris S1 >10 Tahun
11 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
12 Perempuan >40 Tahun Kasubag Keuangan S1 >10 Tahun
13 Perempuan 31-35 tahun Staf S1 5-10 Tahun
14 Laki-laki 26-30 Tahun Sekretaris S1 5-10 Tahun
15 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
16 Laki-laki >40 Tahun Kasubag Keuangan S2 >10 Tahun
17 Perempuan 31-35 tahun Sekretaris S1 1-5 Tahun
18 Laki-laki 36-40 Tahun Staf D3 1-5 Tahun
19 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
20 Laki-laki >40 Tahun Bendahara S1 1-5 Tahun
21 Perempuan 20-25 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
22 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
23 Perempuan >40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
24 Perempuan 36-40 Tahun Kasubag Keuangan S1 >10 Tahun
25 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
26 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
27 Perempuan 31-35 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
28 Perempuan >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
29 Perempuan >40 Tahun Staf D3 >10 Tahun
30 Perempuan 36-40 Tahun Staf D3 5-10 Tahun
31 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
32 Perempuan 36-40 Tahun Sekretaris S1 >10 Tahun
33 Perempuan >40 Tahun Sekretaris S1 >10 Tahun
34 Laki-laki >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
35 Perempuan >40 Tahun Sekretaris S2 >10 Tahun
36 Perempuan >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
37 Perempuan >40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
38 Laki-laki >40 Tahun Sekretaris S2 >10 Tahun
39 Laki-laki >40 Tahun Kasubag Keuangan S2 >10 Tahun
116
40 Laki-laki >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
41 Laki-laki >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
42 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S2 >10 Tahun
43 Perempuan 31-35 tahun Staf S1 5-10 Tahun
44 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
45 Laki-laki >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
46 Laki-laki >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
47 Laki-laki >40 Tahun Staf S2 >10 Tahun
48 Laki-laki >40 Tahun Bendahara S2 >10 Tahun
49 Perempuan >40 Tahun Sekretaris S1 >10 Tahun
50 Laki-laki >40 Tahun Kasubag Keuangan S1 >10 Tahun
51 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
52 Laki-laki >40 Tahun Kasubag Keuangan S2 >10 Tahun
53 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
54 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
55 Perempuan 31-35 tahun Staf S1 5-10 Tahun
56 Perempuan >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
57 Perempuan >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
58 Perempuan 31-35 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
59 Perempuan >40 Tahun Kasubag Keuangan S1 >10 Tahun
60 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
61 Perempuan 31-35 Tahun Staf S1 >10 Tahun
62 Perempuan 31-35 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
63 Perempuan 20-25 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
64 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
65 Perempuan 31-35 Tahun Staf S1 >10 Tahun
66 Perempuan >40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
67 Perempuan >40 Tahun Staf D3 >10 Tahun
68 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
69 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
70 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
71 Laki-laki 26-30 Tahun Staf S1 >10 Tahun
72 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun
73 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
74 Perempuan 20-25 Tahun Staf S1 1-5 Tahun
75 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S2 5-10 Tahun
76 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
77 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
78 Laki-laki >40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun
117
HASIL UJI VALIDITAS KEEFEKTIFAN PENGENDAKIAN INTERNAL
Correlations
KPI1 KPI2 KPI3 KPI4 KPI5
KeefektifanPeng
endalianInternal
KPI1 Pearson Correlation 1 .531** .334
** .366
** .197 .763
**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .001 .085 .000
N 78 78 78 78 78 78
KPI2 Pearson Correlation .531** 1 .408
** .329
** .153 .736
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .182 .000
N 78 78 78 78 78 78
KPI3 Pearson Correlation .334** .408
** 1 .413
** .164 .721
**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .152 .000
N 78 78 78 78 78 78
KPI4 Pearson Correlation .366** .329
** .413
** 1 .072 .635
**
Sig. (2-tailed) .001 .003 .000 .531 .000
N 78 78 78 78 78 78
KPI5 Pearson Correlation .197 .153 .164 .072 1 .442**
Sig. (2-tailed) .085 .182 .152 .531 .000
N 78 78 78 78 78 78
KeefektifanPengendalianInternal Pearson Correlation .763** .736
** .721
** .635
** .442
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
118
HASIL UJI VALIDITAS ASIMETRI INFORMASI
Correlations
AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 AsimetriInformasi
AI1 Pearson Correlation 1 .202 .189 .334** .286
* .218 .533
**
Sig. (2-tailed) .076 .097 .003 .011 .055 .000
N 78 78 78 78 78 78 78
AI2 Pearson Correlation .202 1 .589** .289
* .188 .348
** .711
**
Sig. (2-tailed) .076 .000 .010 .100 .002 .000
N 78 78 78 78 78 78 78
AI3 Pearson Correlation .189 .589** 1 .312
** .116 .414
** .728
**
Sig. (2-tailed) .097 .000 .005 .311 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78
AI4 Pearson Correlation .334** .289
* .312
** 1 .358
** .416
** .694
**
Sig. (2-tailed) .003 .010 .005 .001 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78
AI5 Pearson Correlation .286* .188 .116 .358
** 1 .294
** .518
**
Sig. (2-tailed) .011 .100 .311 .001 .009 .000
N 78 78 78 78 78 78 78
AI6 Pearson Correlation .218 .348** .414
** .416
** .294
** 1 .684
**
Sig. (2-tailed) .055 .002 .000 .000 .009 .000
N 78 78 78 78 78 78 78
AsimetriInformasi Pearson Correlation .533** .711
** .728
** .694
** .518
** .684
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
119
HASIL UJI VALIDITAS BUDAYA ETIS ORGANISASI
Correlations
BEO1 BEO2 BEO3 BEO4 BEO5
BudayaEtisOrga
nisasi
BEO1 Pearson Correlation 1 .306** .277
* .123 .133 .471
**
Sig. (2-tailed) .006 .014 .284 .245 .000
N 78 78 78 78 78 78
BEO2 Pearson Correlation .306** 1 .467
** .577
** .619
** .815
**
Sig. (2-tailed) .006 .000 .000 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78
BEO3 Pearson Correlation .277* .467
** 1 .485
** .391
** .759
**
Sig. (2-tailed) .014 .000 .000 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78
BEO4 Pearson Correlation .123 .577** .485
** 1 .623
** .790
**
Sig. (2-tailed) .284 .000 .000 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78
BEO5 Pearson Correlation .133 .619** .391
** .623
** 1 .764
**
Sig. (2-tailed) .245 .000 .000 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78
BudayaEtisOrganisasi Pearson Correlation .471** .815
** .759
** .790
** .764
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
120
HASIL UJI VALIDITAS KEADILAN PROSEDURAL
Correlations
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KeadilanProsedu
ral
KP1 Pearson Correlation 1 .661** .301
** .428
** .410
** .269
* .430
** .723
**
Sig. (2-tailed) .000 .007 .000 .000 .017 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78
KP2 Pearson Correlation .661** 1 .462
** .481
** .408
** .300
** .428
** .772
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .008 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78
KP3 Pearson Correlation .301** .462
** 1 .426
** .258
* .198 .405
** .638
**
Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .022 .082 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78
KP4 Pearson Correlation .428** .481
** .426
** 1 .587
** .335
** .467
** .766
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78
KP5 Pearson Correlation .410** .408
** .258
* .587
** 1 .351
** .216 .673
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .022 .000 .002 .057 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78
KP6 Pearson Correlation .269* .300
** .198 .335
** .351
** 1 .461
** .590
**
Sig. (2-tailed) .017 .008 .082 .003 .002 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78
KP7 Pearson Correlation .430** .428
** .405
** .467
** .216 .461
** 1 .691
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .057 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78
KeadilanProsedural Pearson Correlation .723** .772
** .638
** .766
** .673
** .590
** .691
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
121
HASIL UJI VALIDITAS KECENDERUNGAN KECURANGAN
Correlations
KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KK11 KK12 KK13 KK14 KK15 KecenderunganKecuranganfraud
KK1 Pearson Correlation 1 .570** .517
** .268
* .559
** .147 .086 .033 -.033 -.024 .047 .103 -.175 -.014 .103 .399
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .018 .000 .200 .454 .775 .772 .837 .680 .370 .125 .903 .372 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK2 Pearson Correlation .570** 1 .699
** .436
** .390
** .148 .066 .013 -.036 .088 .050 -.010 -.118 .034 .116 .445
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .197 .566 .910 .757 .442 .665 .930 .304 .767 .313 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK3 Pearson Correlation .517** .699
** 1 .510
** .338
** .122 -.007 .173 .169 .204 .193 .139 .106 .165 .246
* .583
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .286 .955 .129 .138 .073 .091 .225 .354 .149 .030 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK4 Pearson Correlation .268* .436
** .510
** 1 .221 .139 -.027 -.061 .067 .172 .165 .043 .232
* .164 .155 .423
**
Sig. (2-tailed) .018 .000 .000 .052 .226 .816 .597 .559 .132 .150 .710 .041 .151 .176 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK5 Pearson Correlation .559** .390
** .338
** .221 1 -.065 -.061 .070 .101 .011 .116 .064 -.001 -.007 .018 .335
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .052 .575 .597 .544 .379 .921 .314 .579 .996 .950 .879 .003
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK6 Pearson Correlation .147 .148 .122 .139 -.065 1 .728** .009 .065 .207 .262
* .278
* .156 .141 .220 .460
**
Sig. (2-tailed) .200 .197 .286 .226 .575 .000 .935 .574 .069 .020 .014 .174 .218 .052 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK7 Pearson Correlation .086 .066 -.007 -.027 -.061 .728** 1 .034 .022 .160 .142 .193 .002 .067 .154 .337
**
Sig. (2-tailed) .454 .566 .955 .816 .597 .000 .770 .846 .162 .215 .091 .984 .561 .179 .003
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK8 Pearson Correlation .033 .013 .173 -.061 .070 .009 .034 1 .354** .176 .311
** .292
** .159 .054 .074 .356
**
Sig. (2-tailed) .775 .910 .129 .597 .544 .935 .770 .001 .123 .006 .010 .166 .639 .522 .001
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK9 Pearson Correlation -.033 -.036 .169 .067 .101 .065 .022 .354** 1 .699
** .815
** .812
** .512
** .325
** .400
** .657
**
Sig. (2-tailed) .772 .757 .138 .559 .379 .574 .846 .001 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
122
KK10
Pearson Correlation -.024 .088 .204 .172 .011 .207 .160 .176 .699** 1 .811
** .744
** .456
** .490
** .397
** .704
**
Sig. (2-tailed) .837 .442 .073 .132 .921 .069 .162 .123 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK11
Pearson Correlation .047 .050 .193 .165 .116 .262* .142 .311
** .815
** .811
** 1 .885
** .570
** .441
** .322
** .766
**
Sig. (2-tailed) .680 .665 .091 .150 .314 .020 .215 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK12
Pearson Correlation .103 -.010 .139 .043 .064 .278* .193 .292
** .812
** .744
** .885
** 1 .541
** .360
** .374
** .728
**
Sig. (2-tailed) .370 .930 .225 .710 .579 .014 .091 .010 .000 .000 .000 .000 .001 .001 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK13
Pearson Correlation -.175 -.118 .106 .232* -.001 .156 .002 .159 .512
** .456
** .570
** .541
** 1 .579
** .528
** .566
**
Sig. (2-tailed) .125 .304 .354 .041 .996 .174 .984 .166 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK14
Pearson Correlation -.014 .034 .165 .164 -.007 .141 .067 .054 .325** .490
** .441
** .360
** .579
** 1 .590
** .556
**
Sig. (2-tailed) .903 .767 .149 .151 .950 .218 .561 .639 .004 .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KK15
Pearson Correlation .103 .116 .246* .155 .018 .220 .154 .074 .400
** .397
** .322
** .374
** .528
** .590
** 1 .596
**
Sig. (2-tailed) .372 .313 .030 .176 .879 .052 .179 .522 .000 .000 .004 .001 .000 .000 .000
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
KecenderunganKecuranganfraud
Pearson Correlation .399** .445
** .583
** .423
** .335
** .460
** .337
** .356
** .657
** .704
** .766
** .728
** .566
** .556
** .596
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .000 .003 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N
78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
123
HASIL UJI REALIBILITAS KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTRERNAL
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 78 100.0
Excludeda 0 .0
Total 78 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.764 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KPI1 3.769 .9106 78
KPI2 4.026 .7381 78
KPI3 3.910 .8707 78
KPI4 3.974 .6441 78
KPI5 4.167 .6530 78
KeefektifanPengendalianInternal 19.846 2.5639 78
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KPI1 35.923 19.994 .672 .705
KPI2 35.667 21.264 .659 .721
KPI3 35.782 20.614 .622 .717
KPI4 35.718 22.517 .550 .743
KPI5 35.526 23.759 .331 .770
KeefektifanPengendalianInternal 19.846 6.573 1.000 .685
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
39.692 26.294 5.1277 6
124
HASIL UJI REALIBILITAS ASIMETRI INFORMASI
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 78 100.0
Excludeda 0 .0
Total 78 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.760 7
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
AI1 4.269 .5506 78
AI2 3.705 .7227 78
AI3 3.744 .7967 78
AI4 3.962 .6921 78
AI5 4.231 .5077 78
AI6 4.115 .6026 78
AsimetriInformasi 24.026 2.5430 78
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
AI1 43.782 23.186 .449 .748
AI2 44.346 21.164 .629 .718
AI3 44.308 20.605 .640 .711
AI4 44.090 21.459 .613 .722
AI5 43.821 23.448 .440 .751
AI6 43.936 22.035 .613 .728
AsimetriInformasi 24.026 6.467 1.000 .725
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
48.051 25.867 5.0860 7
125
HASIL UJI REALIBILITAS BUDAYA ETIS ORGANISASI
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 78 100.0
Excludeda 0 .0
Total 78 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.785 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
BEO1 4.154 .6660 78
BEO2 4.090 .7591 78
BEO3 3.526 .9633 78
BEO4 3.564 .8310 78
BEO5 3.897 .7660 78
BudayaEtisOrganisasi 19.231 2.9051 78
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
BEO1 34.308 30.553 .375 .791
BEO2 34.372 27.146 .763 .739
BEO3 34.936 26.191 .673 .738
BEO4 34.897 26.821 .726 .739
BEO5 34.564 27.548 .699 .747
BudayaEtisOrganisasi 19.231 8.440 1.000 .772
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
38.462 33.758 5.8102 6
126
HASIL UJI REALIBILITAS KEADILAN PROSEDURAL
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 78 100.0
Excludeda 0 .0
Total 78 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.772 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KP1 3.795 .7448 78
KP2 3.821 .7161 78
KP3 3.782 .7837 78
KP4 3.821 .6977 78
KP5 3.885 .7726 78
KP6 3.603 .6902 78
KP7 3.859 .6785 78
KeadilanProsedural 26.564 3.5221 78
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KP1 49.333 42.589 .666 .741
KP2 49.308 42.346 .725 .737
KP3 49.346 43.190 .565 .748
KP4 49.308 42.579 .720 .739
KP5 49.244 42.888 .606 .745
KP6 49.526 44.356 .521 .756
KP7 49.269 43.472 .636 .747
KeadilanProsedural 26.564 12.405 1.000 .818
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
53.128 49.620 7.0441 8
127
HASIL UJI REALIBILITAS KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 78 100.0
Excludeda 0 .0
Total 78 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.735 16
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KK1 3.897 .7488 78
KK2 3.538 .9215 78
KK3 3.628 .8391 78
KK4 4.103 .6363 78
KK5 4.026 .7203 78
KK6 2.026 .8524 78
KK7 1.885 .8215 78
KK8 2.218 .9209 78
KK9 1.449 .7323 78
KK10 1.731 .8478 78
KK11 1.628 .7405 78
KK12 1.679 .7472 78
KK13 2.013 .7812 78
KK14 2.167 .8283 78
KK15 2.103 .8153 78
KecenderunganKecuranganfraud 38.090 6.2837 78
128
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KK1 72.282 150.984 .348 .727
KK2 72.641 148.493 .383 .723
KK3 72.551 146.354 .536 .717
KK4 72.077 151.578 .380 .727
KK5 72.154 152.392 .283 .730
KK6 74.154 148.807 .404 .723
KK7 74.295 151.665 .277 .729
KK8 73.962 150.557 .289 .728
KK9 74.731 146.381 .622 .716
KK10 74.449 143.653 .668 .711
KK11 74.551 144.225 .740 .711
KK12 74.500 144.825 .698 .712
KK13 74.167 147.439 .521 .719
KK14 74.013 147.052 .508 .719
KK15 74.077 146.384 .552 .717
KecenderunganKecuranganfraud 38.090 39.485 1.000 .811
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
76.179 157.941 12.5675 16
129
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 25.265 8.413 3.003 .004
KeefektifanPengendalianInternal -.238 .311 -.097 -.766 .446 .578 1.732
AsimetriInformasi .561 .311 .227 1.803 .075 .587 1.703
BudayaEtisOrganisasi .871 .231 .403 3.772 .000 .817 1.224
KeadilanProsedural -.477 .176 -.268 -2.707 .008 .954 1.049
a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud
Coefficient Correlations
a
Model KeadilanProsedu
ral BudayaEtisOrga
nisasi AsimetriInformasi KeefektifanPengendalianInternal
1 Correlations KeadilanProsedural 1.000 -.076 .075 .129
BudayaEtisOrganisasi -.076 1.000 -.196 -.212
AsimetriInformasi .075 -.196 1.000 -.542
KeefektifanPengendalianInternal .129 -.212 -.542 1.000
Covariances KeadilanProsedural .031 -.003 .004 .007
BudayaEtisOrganisasi -.003 .053 -.014 -.015
AsimetriInformasi .004 -.014 .097 -.053
KeefektifanPengendalianInternal .007 -.015 -.053 .097
a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud
131
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .566a .320 .283 5.3213 1.811
a. Predictors: (Constant), KeadilanProsedural, BudayaEtisOrganisasi, AsimetriInformasi,
KeefektifanPengendalianInternal
b. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 973.305 4 243.326 8.593 .000b
Residual 2067.067 73 28.316
Total 3040.372 77
a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud
b. Predictors: (Constant), KeadilanProsedural, BudayaEtisOrganisasi, AsimetriInformasi,
KeefektifanPengendalianInternal
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
132
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KeadilanProsed
ural,
BudayaEtisOrga
nisasi,
AsimetriInforma
si,
KeefektifanPen
gendalianIntern
alb
. Enter
a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .566a .320 .283 5.3213 1.811
a. Predictors: (Constant), KeadilanProsedural, BudayaEtisOrganisasi, AsimetriInformasi,
KeefektifanPengendalianInternal
b. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 973.305 4 243.326 8.593 .000b
Residual 2067.067 73 28.316
Total 3040.372 77
a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud
b. Predictors: (Constant), KeadilanProsedural, BudayaEtisOrganisasi, AsimetriInformasi,
KeefektifanPengendalianInternal
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
133
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 25.265 8.413 3.003 .004
Keefektifan Pengendalian
Internal -.238 .311 -.097 -.766 .446 .578 1.732
Asimetri Informasi .561 .311 .227 1.803 .075 .587 1.703
Budaya Etis Organisasi .871 .231 .403 3.772 .000 .817 1.224
KeadilanProsedural -.477 .176 -.268 -2.707 .008 .954 1.049
a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud