99
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN TAX AVOIDANCE (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : AISHA ZUESTY NIM: 1111082000013 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/ 2016 M

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

  • Upload
    votruc

  • View
    251

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,

RISIKO PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP

TINDAKAN TAX AVOIDANCE

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Periode 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

AISHA ZUESTY

NIM: 1111082000013

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437H/ 2016 M

Page 2: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,

RISIKO PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP

TINDAKAN TAX AVOIDANCE

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Periode 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

AISHA ZUESTY

NIM: 1111082000013

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437H/ 2016 M

i

Page 3: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

ii

Page 4: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

iii

Page 5: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

iv

Page 6: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

v

Page 7: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Aisha Zuesty

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 30 April 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Amal Rt. 02 Rw 01 No.59 Kelurahan Serua,

Kecamatan Bojongsari Kota Depok

Telepon : 087774449471

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SDN Pamulang Tengah 1 Tahun 1999-2005

2. SMP Muhammadiyah 44 Pamulang Tahun 2005-2008

3. SMA Muhammadiyah Sawangan Tahun 2008-2011

4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2016

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Kursus Bahasa Inggris IEC, tahun 2006-2007

2. Kursus Bahasa Inggris LPIA, tahun 2010-2011

vi

Page 8: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44 Pamulang 2006-2007

2. Anggota Osis SMA Muhammadiyah Sawangan 2008-2009

3. Bendahara Umum Osis SMA Muhammadiyah Sawangan 2009-2010

4. Anggota Divisi Data dan Informasi HMJ Akuntansi 2011-2012

5. Ketua Umum KOMUS FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014-2016

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Zumron Heryanto

Ibu : Medy Marsia

Anak ke : 2 (dua)

Alamat : Jl. Amal Rt. 02 Rw 01 No.59 Kelurahan Serua,

Kecamatan Bojongsari Kota Depok

vii

Page 9: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

THE INFLUENCE OWNERSHIP INSTITUTION, CORPORATE RISK,

AND LEVERAGE TO TAX AVOIDANCE

(Empirical Study in Manufacture Companies Listed In Indonesia Stock

Exchange (IDX) Period Among 2010-2014)

ABSTRACT

This study is to analyze and obtain empirical evidence about the influence of ownership institution, corporate risk, and leverage to tax avoidance. Sample of this research were manufacture companies which are listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) during 2010-2014 period. The number of manufacture companies that were became in this study were 15 companies with 5 years observation that acquired by purposive sampling method. The method of analysis of this research used Multiple Regression Model.

The result of this research showed that ownership institution, corporate risk, and leverage has a negative effect on tax avoidance.

Keyword: ownership institution, corporate risk, leverage, and tax avoidance

viii

Page 10: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN

TAX AVOIDANCE (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Periode 2010-2014)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan institusional, karakteristik eksekutif, dan leverage terhadap tindakan tax avoidance. Penelitian ini menggunakan sampel data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel adalah 15 perusahaan dengan pengamatan selama 5 tahun dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.

Kata kunci: Kepemilikan institusional, risiko perusahaan, leverage, dan tax

avoidance

ix

Page 11: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat

dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini. Skripsi yang berjudul: “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Risiko

Perusahaan, dan Leverage Terhadap Tindakan Tax Avoidance (Studi Empiris

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2010-

2014)”, ini disusun sebagaimana salah satu pemenuhan syarat kelulusan di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Proses penyusunan skripsi ini disesuaikan dengan teori dan tinjauan

pustaka yang ada, dan penerapannya dilakukan dengan menelaah berbagai

literatur yang berhubungan dengan pengaruh kepemilikan institusional, risiko

perusahaan, dan leverage terhadap tax avoidance. Dan tidak lupa pula penulis

sampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Ayahanda Zumron Heryanto dan Ibunda Medy Marsia tercinta yang selalu

memberikan kasih sayang yang tiada terhingga, yang tiada henti

memberikan dukungan, motivasi, dan doa hingga penulis dapat berada

ditahapan ini. Semoga Allah melimpahkan kasih sayangnya kepada kalian.

2. Kepada kakak dan adik tersayang, Hersy Merdianty dan Latinsa Heriza

yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Yang selalu sabar menghadapi penulis yang kadang menjengkelkan ini.

Semoga Allah melimpahkan berkahnya kepada kalian.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessy Fitri , SE, Msi, Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan

x

Page 12: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk ilmu yang bapak

berikan selama ini.

7. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan segenap waktunya, mencurahkan perhatiannya dan

memberikan banyak sekali ilmu yang sangat berpengaruh dalam

penyusunan skripsi ini. Terima kasih banyak atas semua saran dan masukan

yang ibu berikan hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

8. Ibu Ismawati Haribowo, SE., Msi selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah bersedia mencurahkan perhatiannya, meluangkan waktunya, dan

memberikan pengarahan kepada penulis untuk merencanakan perkuliahan

dalam tiap semesternya. Terima kasih banyak atas semua saran, perhatian,

dan masukan yang ibu berikan kepada penulis selama ini.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.

10. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak bantuan kepada

penulis.

11. Kepada sahabat-sahabat tercinta, Novianti Wulansari, Putri Ayu Ningtias,

Izziyah Fikriyah, Inis Kimal Qisthy, Husnul Khotimah dan Nurfathia

Heryuliani, yang selalu bersedia mendengarkan keluh kesah, memotivasi,

dan memberikan dukungan kepada penulis hingga saat ini. Terima kasih

untuk segala kisah, warna, dan cerita yang telah kita lalui selama ini.

Semoga Allah meridhoi persahabatan kita.

12. Kepada keluarga besar KOMUS FEB UIN Jakarta, Tyas, Izzy, Novi, Kak

Isna, Kak Awa, Kak Mala, Kak Hendi, Kak Yandi, Kak Fadil, Kak Iqbal,

Ida, Galih, Sicay, Zul, Al, Akbar, Kurnia, Meli, dan semua senior komus

yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya disini. Terima kasih karena

telah menerima penulis sebagai bagian dari keluarga besar komus, juga

terima kasih karena telah mempercayai amanah kepada penulis. Banyak

hikmah dan pelajaran yang hanya penulis temukan disini, semoga kita akan

selalu menjadi sebuah keluarga.

xi

Page 13: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

13. Kepada tim melingkar ‘halqoh at-tafkir’ tersayang, Arini, Tyas, Teh Irma,

dan Kak Cut. Terima kasih karena telah sabar menghadapi penulis yang lalai

ini, terima kasih karena tak pernah bosan mengingatkan dan menegur

penulis ketika sedang putus asa, terima kasih juga untuk setiap semangat,

inspirasi, dan motivasi yang kalian bagikan kepada penulis. Semoga Allah

menjadikan kita sebagai salah satu orang yang istiqomah di jalan ini.

14. Kepada Ustadzah Nurul dan Ustadz Habiburrahmanuddin, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk berbagi ilmu di Ponpes Bait

Qur’any At-Tafkir. Semoga Allah memberikan rahmat-Nya untuk kalian.

15. Kepada rekan-rekan guru dan para santri di Bait Qur’any At-Tafkir, terima

kasih karena telah menerima penulis menjadi bagian dari keluarga besar

Bait-Qur’any. Terima kasih karena telah mengajarkan penulis makna dan

nilai dari sebuah cita-cita. Semoga cita-cita kita semua dapat terkabul.

16. Kepada kakak-kakak, adik-adik, dan teman-teman mahaly UIN, terima

kasih karena telah mengajarkan penulis arti dari sebuah pengorbanan dan

ketulusan. Terima kasih selalu ‘memaksa’ penulis untuk bergerak, juga

terima kasih karena telah sabar mengikuti langkah lamban penulis. Semoga

Allah meridhoi setiap kegiatan kita.

17. Kepada sahabat yang tak lekang oleh waktu, Desy Mutiarani Barges. Terima

kasih karena telah membersamai penulis selama 10 tahun ini. Meskipun

waktu telah mengubah kita dari sosok 10 tahun yang lalu, namun ikatan tali

persahabatan kita tidak akan pernah putus. Semoga Allah memberi kita

kesempatan lagi untuk bertemu.

18. Kepada seluruh keluarga besar (alm) H. Mansyur dan (alm) H. Fajari yang

selalu memotivasi dan menasihati penulis untuk segera menyelesaikan

skripsi ini.

19. Kepada rekan-rekan ‘laskar pelangi’ SMA Muhammadiyah Sawangan,

Cucu, Dini, Juliani, Devi, Ayu, Mulya, Rahayu, Baiquni, Slamet, Doni,

Andri, Damar, Rizal, Maskur, Fikri, dll. Terima kasih karena telah

memberikan pengalaman yang luar biasa kepada penulis selama SMA.

xii

Page 14: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

20. Kepada seluruh teman-teman Akuntansi A 2011 yang telah memberikan

penulis inspirasi, pelajaran, dan hikmah yang tak terhingga. Semoga kita

semua mendapatkan apa yang kita cita-citakan selama ini.

21. Kepada seluruh angkatan 2011, senang sekali bisa menjadi bagian dari

kalian. Goodluck !

22. Kepada kelompok KKN AKRAB, Izzy, Novi, Tyas, Rahma, Ocy, Hakim,

Alan, Reza, Nuzul, Edy, Daus, Kak Dendy, Rezi, Kak Chandra, Pak Amat,

dan Pak Agus. Terima kasih karena kalian telah memberikan pengalaman

kepada penulis, dengan kalian perjuangan kita selama sebulan terasa

berbeda.

23. Kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam dalam penelitian ini namun

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis ingin mempersembahkan skripsi ini bagi semua pihak

yang menaruh perhatian bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang

penelitian perpajakan di Indonesia dengan harapan akan bermanfaat bagi kita

semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Jakarta, 29 Februari 2016

Aisha Zuesty

xiii

Page 15: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………...………………………..……...…i

Lembar Pengesahan Skripsi………………..…………………………………...…ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif…………………………………..……iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi………………………………………..………iv

Lembar Pernyataan Bebas Plagiat………...………………………………...…… v

Daftar Riwayat Hidup…………………..…………………………….…....…….vi

Abstract ……………………………………………………………………………..……viii

Abstrak …………………………………………………….……………….........ix

Kata Pengantar……………………………………………...…………….......…...x

Daftar Isi………………………………………………….…………...…….......xiv

Daftar Tabel….…………………………………………………...………….....xvii

Daftar Gambar.………………………………….………..…….……..….........xviii

Daftar Lampiran…..…………………………….………..………………...........xix

BAB I PENDAHULUAN…………………………...……………………1

A. Latar Belakang Penelitian ……...………………………………1

B. Perumusan Masalah……………………………...……………..8

C. Tujuan Penelitian…………………......………………………...9

D. Manfaat Penelitian…………....………………………………..9

xiv

Page 16: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..….…………………………… 11

A. Tinjauan Literatur……………………………………………. 11

1. Pengertian Pajak…………………………………………... 11

2. Perencanaan Pajak (Tax Planning)………………..………. 12

3. Agency Theory………….…………………………..……... 13

4. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)…….………………….. 15

5. Kepemilikan Institusional................,.....................................17

6. Risiko Perusahaan.............................………………………... 19

7. Leverage.............…………………………………………... 21

B. Penelitian Terdahulu…………………………………………. 24

C. Kerangka Berpikir...………………………………………….. 27

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis…..…... 28

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….. 32

A. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………… 32

B. Metode Penentuan Sampel…………………………………... 32

C. Metode Pengumpulan Data………………………………….. 33

D. Metode Analisis Data……………………………………….. 34

1. Uji Statistik Deskriptif…………………………………….. 34

2. Uji Asumsi Klasik…………………………………………. 34

3. Analisis Regresi…………………………………………… 37

4. Uji Hipotesis………………………………………………. 38

xv

Page 17: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian…………………………..40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………………………….. 44

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian …………………44

B. Analisis dan Pembahasan……………………………………...45

1. Statistik Deskriptif………………………………………… 45

2. Uji Asumsi Klasik…………………………………………. 48

3. Hasil Uji Hipotesis …………………………………………52

C. Pembahasan.......………..……………………………………. 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………… 63

A. Kesimpulan………………………………………………….. 63

B. Saran…………………………………………………………..64

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..67

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………...70

xvi

Page 18: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

1.1 Skandal Penghindaran Pajak……………….................…….... 6

2.1 Penelitian Terdahulu………………………………………...... 24

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian………………………..... 43

4.1 Kriteria Penentuan Sampel………………………………….... 45

4.2 Statistik Deskriptif…………………………………………..... 46

4.3 Hasil Uji Normalitas (Kolmorogov-Smirnov test)……….......... 49

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas……………………………...…….. 50

4.5 Hasil Uji Autokorelasi……………………………...….……… 52

4.6 Hasil Uji Statistik F…………………………………………… 55

4.7 Hasil Uji Koefisien Derminasi (R2) ..................................…..... 54

4.8 Hasil Uji Statistik t....................................……………………... 56

xvii

Page 19: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal

2.1 Kerangka Berpikir……………………………………… 27

4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)………………. 51

xviii

Page 20: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hal

1. Lampiran 1: Data Daftar Perusahaan Sampel............................ 71

2. Lampiran 2: Data Sampel Penelitian ………………………… 72

3. Lampiran 3: Output Hasil Pengujian Data di SPSS …………. 75

xix

Page 21: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Penelitian

Bagi negara-negara yang ada di dunia, apalagi negara berkembang seperti

Indonesia pajak merupakan unsur penting dan bahkan paling penting dalam

rangka menopang anggaran penerimaan negara. Terlebih lagi, Indonesia

adalah negara berkembang yang masih banyak membutuhkan perbaikan dan

pembangunan dari berbagai sektor baik dari segi fisik/infrastruktur maupun

dari segi sumber daya manusianya. Oleh karena itu, pemerintah banyak

melaksanakan program pembangunan di berbagai sektor demi meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan

Pasal Umum Perpajakan pasal 1 angka 1, disebutkan bahwa pajak adalah

kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara

dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Sebagai salah satu kontributor terbesar dalam penerimaan Negara, maka

Pemerintah begitu besar menaruh perhatian terhadap sektor pajak. Di

Indonesia usaha-usaha untuk menggenjot atau mengoptimalkan penerimaan

sektor ini untuk dilakukan melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi

penerimaan pajak (Suminarsasi, 2012).

1

Page 22: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Intensifikasi pajak adalah peningkatan intensitas pungutan terhadap suatu

objek dan objek pajak yang potensial namun belum tergarap atau terjaring

pajak serta memperbaiki kinerja pemungutan agar dapat mengurangi

kebocoran-kebocoran yang ada, sedangkan ekstensifikasi pajak adalah upaya

untuk memperluas subjek dan objek serta penyesuaian tarif (Sumitro, 1990).

Dengan adanya program pemerintah itu, diharapkan dapat meningkatkan

kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar pajak. Bila setiap wajib

pajak sadar akan kewajibannya untuk membayar pajak, tentu diharapkan

penerimaan Negara atas pajak akan terus meningkat, sebab jumlah wajib pajak

potensial cenderung bertambah setiap tahun (Nugroho, 2012).

Namun demikian usaha untuk mengoptimalkan penerimaan sektor ini

bukan tanpa kendala. Salah satu kendala dalam rangka optimalisasi

penerimaan pajak adalah adanya penghindaran pajak (tax avoidance), bahkan

tidak sedikit perusahaan yang melakukan penghindaran pajak. Terkait dengan

ini di Indonesia pada tahun 2005 terdapat 750 perusahaan Penanaman Modal

Asing yang ditengarai melakukan penghindaran pajak dengan melaporkan rugi

dalam waktu 5 tahun berturut-turut dan tidak membayar pajak (Bappenas,

2010). Sedangkan di Amerika paling tidak terdapat seperempat dari jumlah

perusahaan telah melakukan penghindaran pajak yakni dengan membayar

pajak kurang dari 20% padahal rata-rata pajak yang dibayarkan perusahaan

mendekati 30% (Dryeng at al., 2008).

Penghindaran pajak merupakan usaha untuk mengurangi hutang pajak

yang bersifat legal (Lawful), sedangkan penggelapan pajak (Tax Evasion)

2

Page 23: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

adalah usaha untuk mengurangi hutang pajak yang bersifat tidak legal

(Unlawful) (Xynas, 2011). Oleh karenanya persoalan penghindaran pajak

merupakan persoalan yang rumit dan unik. Di satu sisi penghindaran pajak

diperbolehkan, tapi di sisi yang lain penghindaran pajak tidak diinginkan.

Dalam konteks pemerintah Indonesia, telah dibuat berbagai aturan guna

mencegah adanya penghindaran pajak. Salah satu aturan tersebut misalnya

terkait transfer pricing, yakni tentang penerapan prinsip kewajaran dan

kelaziman usaha dalam transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang

mempunyai hubungan istimewa (Perdirjen No. PER-43/PJ/2010, 2010).

Praktek tax avoidance yang masih pada grey area, menjadikan suatu

pilihan menarik yang diambil manajemen, ada berbagai motif dalam praktek

tax avoidance, salah satunya adalah dalam rangka meningkatkan profitabilitas

melalui penurunan beban pajak perusahaan. Namun demikian tidak semua

perusahaan berani mengambil strategi tax avoidance, beberapa penyebabnya

adalah risiko terhadap sanksi atau beban biaya yang signifikan, adapula terkait

dengan pencitraan perusahaan yang senantiasa melakukan bisnis dengan

beretika, ataupun selalu menjunjung corporate good governance, maupun

yang masih beranggapan tax avoidance sama dengan penggelapan pajak (tax

evasion). (Rusydi, 2014)

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham yang dimiliki

oleh pemerintah, perusahaan asuransi, investor luar negeri atau bank (Dewi

dan Jati, 2014). Karena adanya tanggung jawab perusahaan kepada pemegang

saham, maka pemilik institusional memiliki insentif untuk memastikan bahwa

3

Page 24: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

manajemen perusahaan membuat keputusan yang akan memaksimalkan

kesejahteraan pemegang saham. Pada pengungkapan suka rela menemukan

bahwa perusahaan dengan kepemilikan institusional yang lebih besar lebih

memungkinkan untuk mengeluarkan, meramalkan dan memperkirakan sesuatu

lebih spesifik, akurat dan optimis (Khurana, 2009).

Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak tentu saja juga melalui

kebijakan yang diambil oleh pemimpin perusahaan itu sendiri karena

keputusan dan kebijakan perusahaan diambil oleh pemimpin perusahan

tersebut. Pemimpin perusahaan biasanya memiliki dua karakter yaitu, risk

taker dan risk averse. Pemimpin perusahaan yang memiliki karakter risk taker

dan risk averse tercermin pada besar kecilnya risiko perusahaan yang ada

(Budiman, 2012). Risiko perusahaan merupakan volatilitas earning

perusahaan, yang bisa diukur dengan rumus deviasi standar. Dengan demikian

dapat dimaknai bahwa risiko perusahaan (corporate risk) merupakan

penyimpangan atau deviasi standar dari earning baik penyimpangan itu

bersifat kurang dari yang direncanakan (downside risk) atau lebih dari yang

direncanakan (upset potensial), semakin besar deviasi standar earning

perusahaan mengindikasikan semakin besar pula risiko perusahaan yang ada.

Tinggi rendahhya risiko perusahaan ini mengindikasikan karakter eksekutif

apakah termasuk risk taker atau risk averse (Paligrova, 2010).

Menurut Coles, Daniel, Naveen D, Naveen dan Lalitha (2004) menyatakan

bahwa risiko perusahaan (corporate risk) merupakan cermin dari policy yang

diambil oleh pemimpin perusahaan. Policy yang diambil pimpinan perusahaan

4

Page 25: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

bisa mengindikasikan apakah mereka memiliki karakter risk taking atau risk

averse. Semakin tinggi corporate risk maka eksekutif akan semakin memiliki

karakter risk taker, demikian juga semakin rendah corporate risk akan

eksekutif akan memiliki karakter risk averse. Terkait dengan karakter

eksekutif, Lawellen (2003) memyebutkan bahwa karakter eksekutif yang risk

taker lebih berani membuat keputusan melakukan pembiayaan hutang, mereka

memiliki informasi yang lengkap tentang biaya dan manfaat hutang tersebut.

Leverage (struktur utang) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya

utang yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai aktivitas operasinya.

Penambahan jumlah utang akan mengakibatkan munculnya beban bunga yang

harus dibayar oleh perusahaan. Komponen beban bunga akan mengurangi laba

sebelum kena pajak perusahaan, sehingga beban pajak yang harus dibayar

perusahaan akan menjadi berkurang (Mulyani, 2013).

Perusahaan besar lebih cenderung memanfaatkan sumber daya yang

dimilikinya daripada menggunakan pembiayaan yang berasal dari utang.

Perusahaan besar akan menjadi sorotan pemerintah, sehingga akan

menimbulkan kecenderungan bagi para manajer perusahaan untuk berlaku

agresif atau patuh (Kurniasih dan Maria, 2013). Semakin besar ukuran

perusahaan, maka perusahaan akan lebih mempertimbangkan risiko dalam hal

mengelola beban pajaknya. Perusahaan yang termasuk dalam perusahaan

besar cenderung memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan

perusahaan yang memiliki skala lebih kecil untuk melakukan pengelolaan

pajak. Sumber daya manusia yang ahli dalam perpajakan diperlukan agar

5

Page 26: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

dalam pengelolaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan dapat maksimal

untuk menekan beban pajak perusahaan. Perusahaan berskala kecil tidak dapat

optimal dalam mengelola beban pajaknya dikarenakan kekurangan ahli dalam

perpajakan. (Nicodeme, 2007 dalam Darmadi 2013).

Kasus-kasus yang menghindari penghindaran pajak yang pernah dilakukan

oleh perusahaan ternama seperti Apple Inc, Starbuck, Amazon, Netflix,

Skype, Facebook dan kasus-kasus lainnya (tabel 1.1) yang membuat

pendapatan negara pada sektor perpajakan berkurang (Merdeka.com).

Tabel 1.1

Skandal Penghindaran Pajak

No Nama Perusahaan Tuduhan Kasus Kecurangan

1 Apple Inc (2012)

Menyembunyikan uang pendapatan senilai US$ 11

miliar di negara-negara yang mendapat keringanan

pajak (tax haven) antara lain Virginia Island, Irlandia

dan Luxemburg. Sehingga pajak yang dibayarkan

kecil.

2. Starbuck (2012) Membuat laporan keuangan seolah rugi yaitu dengan

cara :

1. Membayar royalti atas desain, resep dan logo

ke cabang di Belanda.

2. Membayar utang bunga sangat tinggi, dimana

utang tersebut ternyata digunakan untuk

ekspansi kedai kopi di negara lain

Membeli bahan baku dari cabang di Swiss. Walaupun

pengiriman barang langsung dari produsen dan tidak

masuk ke Swiss

Bersambung ke halaman berikutnya

6

Page 27: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Tabel 1.1 (lanjutan)

No Nama Perusahaan Tuduhan Kasus Kecurangan

3 Perusahaan Search

Engine di Amerika

Serikat (2011)

Perusahaan tersebut membukukan revenue di Inggris

sebesar 398 juta pounds pada tahun 2011, tetapi

hanya membayar pajak 6 juta pounds. Keuntungan

perusahaan cabang Inggris tersebut ternyata di

transfer ke cabang di Irlandia, Belanda, dan Bermuda.

Negara Bermuda adalah tax heaven country yang

tidak memungut PPh badan.

4 Perusahaan

Investment Banking

dari Amerika

Serikat (2012)

Agar pembayaran bonus tidak terdeteksi, karyawan

perusahaan investment banking cabang Inggris

diminta mengajukan permohonan pinjaman lunak ke

investasi banking cabang Amerika Serikat dengan

dalih pinjaman lunak, karyawan investasi banking

cabang Inggris tidak harus membayar pajak

penghasilan. Atas hal tersebut, perusahaan investment

banking cabang Inggris didenda 500 juta pounds (Rp.

7,5 triliun).

5 Perusahaan Air

minum (PAM)

swasta di Inggris

(2012)

Perusahaan air minum tersebut meminjam uang dari

induknya di Hongkong yang mengeluarkan eurobond

melalui tax heaven country di Channel Island dan

Cayman Island. Anak perusahaan di Inggris

meminjam dari induknya lebih dari 1 milyar pounds

(Rp 15 triliun) dengan suku bunga 11 persen atau

sekitar Rp. 1,65 triliun pertahun. Menurut peraturan

di Inggris pembayaran bunga keluar negeri dipotong

pajak 20 persen, karena melalui tax heaven country

maka perusahaan “menghemat” pajak bunga

pinjaman 20 persen Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/penghindaran-pajak-perusahaan-global-di-dunia.html

7

Page 28: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Penelitian ini mengintegrasikan beberapa penelitian sebelumnya serta

menganalisis kembali pengaruh kepemilikan institusional, risiko perusahaan,

dan leverage terhadap tindakan tax avoidance. Berdasarkan uraian diatas,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan, dan Leverage Terhadap

Tindakan Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang

hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap

tindakan tax avoidance?

2. Apakah risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap tindakan tax

avoidance?

3. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap tindakan tax

avoidance?

4. Apakah kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage

secara simultan berpengaruh terhadap tindakan tax avoidance?

8

Page 29: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan sebelumnya,

maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk membuktikan pengaruh kepemilikan institusional terhadap

tindakan tax avoidance

2. Untuk membuktikan pengaruh risiko perusahaan terhadap tindakan tax

avoidance

3. Untuk membuktikan pengaruh leverage terhadap tindakan tax

avoidance

4. Untuk membuktikan pengaruh kepemilikan institusional, risiko

perusahaan, dan leverage secara simultan terhadap tindakan tax

avoidance

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-

pihak yang membutuhkan, antara lain :

1. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan

2. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang aktivitas penghindaran

pajak (tax avoidance) serta menambah pengetahuan akuntansi

khususnya pajak.

9

Page 30: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

3. Perusahaan, memberikan gambaran dampak dilakukannya

penghindaran pajak pada perusahaan, serta memberikan solusi

alternatif untuk mengontrol perilaku penghindaran pajak pada

perusahaan.

4. Direktorat Jenderal Pajak, memberikan gambaran umum mengenai

persepsi masyarakat tentang pajak.

5. Peneliti berikutnya sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang

akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

10

Page 31: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Pengertian Pajak

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU KUP menyebutkan bahwa :

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasrkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”.

Menurut Feldmann, pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak

oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang

ditetapkan secara umum) tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata

digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Resmi, 2009).

Pengertian pajak menurut Mardiasmo (2009:1) :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-Undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk

membayar pengeluaran umum”.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

pengertian pajak adalah iuran wajib dari masyarakat kepada Negara yang

digunakan untuk pembangunan Negara tanpa adanya imbalan langsung.

11

Page 32: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

2. Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Menurut Dr. Chairil Anwar Pohan, M.Si, MBA (2013), Tax Planning

adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak orang pribadi maupun

badan usaha sedemikan rupa dengan memanfaatkan berbagai celah

kemungkinan yang dapat ditempuh perusahaan dalam koridor ketentuan

peraturan perpajakan (loopholes), agar perusahaan dapat membayar pajak

dalam jumlah minimum.

Achmad Tjahyono dan Muhammad F Husein (1997), mengemukakan :

“Perencanaan pajak adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak

atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang pajaknya, baik

pajak penghasilan, maupun pajak-pajak lainnya, berada dalam posisi yang

minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh undang-undang”.

Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan

pajak adalah sebuah proses pengorganisasian usaha wajib pajak sehingga

hutang pajaknya berada di posisi paling minimal, namun tetap berada di

koridor diperbolehkan dalam perturan perundang-undangan.

Dalam tax planning ada 3 macam cara yang dapat dilakukan oleh

wajib pajak untuk menekan jumlah beban pajaknya, yaitu :

a. Tax Saving (Penghematan Pajak)

Tax Saving atau penghematan pajak merupakan suatu tindakan

penghematan pajak yang dilakukan secara legal dan aman karena

tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan.

12

Page 33: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

b. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)

Tax Avoidance atau penghindaran pajak adalah sebuah strategi dan

teknik penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman

karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan. Metode

dan teknik yang digunakan adalah dengan memanfaatkan

kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-undang dan

peraturan perpajakan itu sendiri.

c. Tax Evasion (Penyelundupan Pajak)

Tax Evasion atau penyelundupan pajak adalah kebalikan dari tax

avoidance, sebuah strategi dan teknik penghindaran pajak yang

dilakukan secara illegal dan tidak aman bagi wajib pajak. Cara

penyelundupan pajak ini bertentangan dengan ketentuan

perpajakan, karena metode dan teknik yang digunakan tidak

berada dalam koridor undang-undang dan peraturan perpajakan.

3. Agency Theory

Agency theory menjelaskan bahwa organisasi merupakan jaringan

hubungan kontraktual antara manager (agen) dengan pemilik perusahaan,

kreditur, dan pihak lainnya (principal). Dalam teori ini, agen diasumsikan

sebagai individu yang rasional, memiliki kepentingan pribadi dan berusaha

memaksimalkan kepentingan pribadinya. Manajer sebagai agen

bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik

(prinsipal), namun di sisi lain manajer juga memiliki kepentingan

13

Page 34: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

memaksimalkan kesejahteraan mereka sehingga ada kemungkinan besar

agen tidak selalu bertindak demi kepentingan pribadi prinsipal (Adi dan

Nur, 2013)

Manajemen sebagai pengelola perusahaan lebih banyak

mengetahui informasi internal dan juga going concern perusahaan

dibandingkan pemilik (pemegang saham). Ketidakseimbangan luasnya

informasi akan menimbulkan suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri

informasi (information asymmetry).

Problem keagenan (agency problem) antara pemegang saham

(pemilik perusahaan) dengan manajer potensial terjadi apabila prinsipal

tidak memiliki saham mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu

menginginkan manajemen bekerja dengan tujuan memaksimumkan

kemakmuran sendiri. Terjadilah conflict of interest. Untuk meyakinkan

bahwa manajer bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan pemilik

saham, pemilik saham harus mengeluarkan biaya yang disebut agency cost

(Atmaja, 2008).

Adanya konflik kepentingan dalam kepemilikan dapat menimbulkan

biaya agensi (agency cost), yakni biaya yang dikeluarkan agar pihak yang

diberikan wewenang dapat bertindak sesuai keinginan pemilik (Bezooyen,

2002, dalam Atmaja, 2008). Contoh biaya agensi sebagai berikut :

a. Pengeluaran untuk melakukan pengawasan (monitoring cost),

biaya yang dikeluarkan oleh pemilik untuk mencegah agar

tindakan manajer tetap sesuai dengan kepentingannya.

14

Page 35: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

b. Biaya yang dikeluarkan untuk menjamin agar manajer tidak

mengambil keuntungan dan fasilitas yang diberikan (bonding

cost).

c. Biaya yang dikeluarkan pemilik untuk mengembalikan citra

perusahaan dan kesan yang buruk karena tidak tercapainya dua

tujuan tersebut.

4. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

Penghindaran pajak atau tax avoidance adalah suatu skema transaksi

yang ditujukan untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan

kelemahan-kelemahan (loophole) ketentuan perpajakan suatu Negara

sehingga ahli pajak menyatakan legal, karena tidak melanggar peraturan

perpajakan. Sedangkan penggelapan pajak atau tax evasion adalah suatu

skema memperkecil pajak yang terhutang dengan cara melanggar

ketentuan perpajakan (illegal). (Denny, 2009).

Menurut Masdiasmo (2003), penghindaran pajak (Tax Avoidance)

adalah suatu usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar

undang-undang yang ada. Senada dengan Mardiasmo, Menurut Gunarso

(1997), penghindaran pajak adalah usaha pengurangan pajak, namun tetap

mematuhi ketentuan peraturan perpajakan seperti memanfaatkan

pengecualian dan potongan yang diperkenankan maupun menunda pajak

yang belum diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku. Sedangkan

menurut Xynas (2011) penghindaran pajak merupakan usaha untuk

15

Page 36: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

mengurangi hutang pajak yang bersifat legal (Lawful), sedangkan

penggelapan pajak (Tax Evasion) adalah usaha untuk mengurangi hutang

pajak yang bersifat tidak legal (Unlawful).

Penelitian yang dilakukan oleh Uppal, (2005) tentang kasus

penghindaran pajak di Indonesia, dikemukakan bahwa di Negara-Negara

berkembang banyak terjadi kasus penghindaran pajak. Hal ini dilakukan

dengan cara tidak melaporkan atau melaporkan namun tidak sesuai dengan

keadaan sebenarnya atas pendapatan yang bisa dikenai pajak.

Penghindaran pajak ini telah membuat basis pajak atas pajak pendapatan

menjadi sempit dan mengakibatkan begitu besarnya kehilangan potensi

pendapatan pajak yang dapat digunakan untuk mengurangi beban defisit

anggaran negara.

Dengan demikian dalam konteks perusahaan, penghindaran pajak ini

sengaja dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memperkecil besarnya

tingkat pembayaran pajak yang harus dilakukan dan meningkatkan cash

flow perusahaan. Seperti disebutkan oleh McGuire, (2011), bahwa manfaat

dari adanya tax avoidance adalah untuk memperbesar tax saving yang

berpotensi mengurangi pembayaran pajak sehingga akan menaikkan cash

flow.

Dalam literatur keagenan, tax avoidance dapat memfasilitasi

kesempatan manajerial untuk melakukan manipulasi laba atau penempatan

sumber daya yang tidak sesuai. Tax avoidance menggambarkan sebuah

kelanjutan dari strategi perencanaan perpajakan perusahaan. Aktivitas tax

16

Page 37: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

avoidance memunculkan kesempatan bagi manajemen dalam melakukan

aktivitas yang didesain untuk menutupi berita buruk atau menyesatkan

investor (Desai dan Dharmapala, 2006). Manajer dapat membenarkan

transaksi atas tax avoidance dengan mengklaim bahwa kompleksitas dan

ketidaktahuan menjadi hal yang penting dalam meminimalkan

terdeteksinya aktivitas tax avoidance pemeriksa pajak.

5. Kepemilikan Institusional

Menurut Faisal (2004), kepemilikan institusional merupakan pihak

yang memonitor perusahaan dengan kepemilikan institusi yang besar

(lebih dari 5%) mengidentifikasikan kemampuannya untuk memonitor

manajemen lebih besar. Institusi dapat berupa yayasan, bank, perusahaan

asuransi, perusahaan investasi, dana pensiun, perusahaan berbentuk

perseroan (PT), dan institusi lainnya. Adanya kepemilikan institusional di

suatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih

optimal terhadap kinerja manajemen. Pengawasan yang dilakukan oleh

investor institusional sangat bergantung pada besarnya investasi yang

dilakukan. Pihak institusional yang menguasai saham lebih besar daripada

pemegang saham lainnya dapat melakukan pengawasan terhadap

kebijakan manajemen yang lebih besar juga sehingga manajemen akan

menghindari perilaku yang merugikan para pemegang saham. Semakin

besar kepemilikan institusional maka semakin kuat kendali yang dilakukan

pihak eksternal terhadap perusahaan.

17

Page 38: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Dalam penelitian Annisa dan Lulus (2012) menyatakan bahwa pemilik

institusional memainkan peran yang penting dalam memantau,

mendisiplinkan, dan mempengaruhi manajer. Mereka berpendapat bahwa

seharusnya pemilik institusional berdasarkan besar dan hak suara yang

dimiliki, dapat memaksa manajer untuk berfokus pada kinerja ekonomi

dan menghindari peluang untuk berperilaku mementingkan diri sendiri.

Adanya tanggung jawab perusahaan kepada pemilik, maka pemilik

institusional memiliki insentif untuk memastikan bahwa manajemen

perusahaan membuat keputusan yang akan memaksimalkan kesejahteraan

pemegang saham. Keberadaan investor institusional juga mengindikasikan

adanya tekanan dari pihak investor kepada manajemen perusahaan untuk

melakukan kebijakan penghindaran pajak dalam rangka memperoleh laba

yang maksimal untuk investor institusional (Dewi dan Jati, 2014).

Menurut Fadhilah (2014) besar kecilnya konsentrasi kepemilikan

institusional maka akan mempengaruhi kebijakan pajak agresif, tetapi

semakin besar kepemilikan institusional maka akan semakin mengurangi

tindakan kebijakan pajak agresif.

Penelitian dari Pranata, Puspa, dan Herawati (2013) menyatakan

bahwa besar kecilnya konsentrasi kepemilikan institusional maka akan

mempengaruhi kebijakan pajak agresif oleh perusahaan. Khurana dan

Moser (2009) juga menyatakan bahwa semakin besarnya konsentrasi

short-term shareholder institutional akan meningkatkan kebijakan pajak

agresif, akan tetapi semakin besar konsentrasi kepemilikan long-term

18

Page 39: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

shareholder institutional maka akan semakin mengurangi tindakan

kebijakan pajak yang agresif. Agresif pajak mengarah kepada

penghematan pajak yang menyebabkan perusahaan potensial dikenakan

sanksi oleh IRS (Internal Revenue Service) terkait biaya pelaksanaan dan

biaya agensi. (Chen, et, al, 2008, dalam Annisa dan Lulus, 2012).

Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang lebih besar lebih

memungkinkan untuk mengeluarkan, meramalkan, dan memperkirakan

sesuatu lebih spesifik, akurat, dan optimis (Khurana dan Moser, 2009).

Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin besar

pengawasan yang dilakukan oleh pihak eksternal. Manajemen perusahaan

akan melakukan kebijakan guna mengoptimalkan nilai perusahaan

sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Pemegang saham eksternal

mempunyai insentif untuk memonitor dan mempengaruhi manajemen

secara wajar untuk melindungi investasi mereka dalam perusahaan.

Pemegang saham eksternal mengurangi perilaku manajer yang opportunis,

sehingga mengakibatkan rendahnya konflik agensi langsung antara

manajemen dan pemegang saham. (Wahidawati, 2002).

6. Risiko Perusahaan

Menurut Budiman dan Setiyono (2012) risiko ada kaitannya dengan

return yang diperoleh perusahaan, bahwa risiko merupakan penyimpangan

atau deviasi dari outcome dari yang diterima dengan yang diekspektasi.

Dengan demikian dapat diartikan semakin besar deviasi antara outcome

19

Page 40: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

yang diterima dengan yang diekspektasikan mengindikasikan semakin

besar pula risiko yang ada.

Paligrova (2010) menyatakan bahwa risiko perusahaan merupakan

volatilitas earning perusahaan, yang bisa diukur dengan rumus deviasi

standar. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa risiko perusahaan

merupakan penyimpangan atau deviasi standar earning baik

penyimpangan itu bersifat kurang dari yang direncanakan (downside risk)

atau mungkin lebih dari yang direncanakan (upset potensial), semakin

besar deviasi earning perusahaan mengindikasikan semakin besar pula

risiko perusahaan yang ada. Tinggi rendahnya risiko perusahaan ini

mengindikasikan karakter eksekutif apakah termasuk risk taker atau risk

averse.

Berbeda dengan risk taker, eksekutif yang memiliki karakter risk

averse adalah eksekutif yang cenderung tidak menyukai resiko sehingga

kurang berani dalam mengambil keputusan bisnis. Eksekutif risk averse

jika mendapatkan peluang maka dia akan memilih resiko yang lebih

rendah (Low, 2006). Biasanya eksekutif risk averse memiliki usia yang

lebih tua, sudah lama memegang jabatan, dan memiliki ketergantungan

dengan perusahaan (Maccrimon dan Wehrung, 1990). Dibandingkan

dengan risk taker, eksekutif risk averse lebih menitikberatkan pada

keputusan-keputusan yang tidak mengakibatkan resiko yang lebih besar.

Dengan demikian mereka harus mampu mendatangkan cash flow yang

tinggi pula guna memenuhi tujuan pemilik perusahaan yakni untuk

20

Page 41: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

mendapatkan cash flow dari operasi yang dilakukan oleh perusahan (La

Porta dan Silanez 1999).

Coles et al (2004) menyebutkan bahwa risiko perusahaan (corporate

risk) merupakan cerminan dari policy yang diambil oleh pimpinan

perusahaan. Policy yang diambil pimipinan perusahaan bisa

mengindikasikan apakah mereka memiliki karakter risk taker atau risk

averse. Semakin tinggi corporate risk maka eksekutif semakin memiliki

karakter risk taker, demikian sebaliknya

7. Leverage

Definisi leverage menurut Sartono (dalam Kurniasih:2013) adalah

penggunaan hutang untuk membiayai investasi. Sedangkan Kusumawati

dan Sudento (2005) menggambarkan leverage sebagai kemampuan

perusahaan untuk membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas

yang dimilikinya. Leverage dapat dipahami dengan penaksir resiko yang

melekat pada suatu perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar

menunjukkan risiko investasi yang besar pula.

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun

kewajiban jangka panjang. Tingkat pengelolaan kewajiban (leverage)

berkaitan dengan bagaimana perusahaan didanai, apakah perusahaan

didanai lebih banyak menggunakan kewajiban atau modal yang berasal

dari pemegang saham. Semakin tinggi tingkat leverage suatu perusahaan

21

Page 42: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

maka akan semakin besar pula agency cost. Dalam hal ini perusahaan akan

cenderung mengungkapkan mengapa kondisi kewajiban mereka berada

pada angka tersebut kepada publik sehingga diharapkan investor cukup

jelas mengetahui kondisi kewajiban perusahaan.

Tingkat rasio leverage yang besar menimbulkan keraguan akan

kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya

di masa depan. Hal ini dikarenakan sebagian besar dana yang diperoleh

perusahaan akan digunakan untuk membiayai utang sehingga dana untuk

beroperasi akan semakin berkurang. Kreditor pada umumnya lebih

menyukai debt ratio yang rendah angka rasionya karena jika terjadi

likuidasi, kerugian yang dialami kreditor dapat diminimalisir (Widyantari,

2011).

Menurut Syamsudin (2001) dalam Hardiningsih (2008) leverage dapat

dihitung melalui 3 pendekatan yaitu :

a. Debt Ratio (Rasio Utang)

Utang mencakup kewajiban/utang lancar (jangka pendek)

maupun jangka panjang. Kreditor pada umumnya menyukai rasio

kewajiban yang rendah karena dalam keadaan demikian berarti

tersedia dana penyangga yang besar bagi kreditor apabila terjadi

likuidasi pada suatu perusahaan. Bagi pemilik rasio kewajiban

yang tinggi dapat melipatgandakan laba atau mungkin dapat juga

mengurangi kendali atas perusahaan karena adanya penjualan

saham ke pasar modal.

22

Page 43: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Rasio ini mengukur berapa besar aset perusahaan yang dibiayai

oleh kreditor yang diperoleh dengan membandingkan total

kewajiban (total liabilities) dengan total aset. Rasio ini merupakan

rasio yang paling menyeluruh karena memasukkan proporsi

kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang terhadap aset.

Semakin tinggi rasio ini maka sebagian besar perusahaan tersebut

didanai oleh kreditor.

b. Debt to Equity Ratio

Rasio ini menunjukkan suatu upaya untuk memperlihatkan

proporsi relatif dari klain pemberi pinjaman terhadap hak-hak

kepemilikan dan digunakan sebagai ukuran peranan kewajiban

(utang). Versi ini menganalisis proporsi kewajiban yang

melibatkan rasio total kewajiban, biasanya kewajiban lancar dan

semua jenis kewajiban jangka panjang terhadap total ekuitas

pemiliki. Rasio ini juga menunjukkan hubungan antara pinjaman

jangka panjang yang diberikan oleh kreditor dengan jumlah modal

sendiri yang berasal dari pemegang saham. Rasio ini diperoleh dari

perbandingan rasio total liabilities terhadap stockholders equity.

c. Debt to Total Capitalization Ratio

Rasio ini merupakan versi analisis proporsi kewajiban yang

lebih mendalam yang melibatkan rasio kewajiban jangka panjang

terhadap kapitalisasi. Kapitalisasi didefinisikan sebagai jumlah

klaim jangka panjang terhadap perusahaan baik kewajiban

23

Page 44: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

maupun ekuitas pemilik yang tidak termasuk didalamnya

kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar). Rasio ini mengukur

berapa besar modal jangka panjang perusahaan (total

capitalization) yang dibiayai oleh kreditor. Rasio ini diperoleh dari

perbandingan long term debt dengan total capitalization.

B. Penelitian Terdahulu

Berikut merupakan tabel mengenai data dari penelitian terdahulu yang

telah dilakukan :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1.

Scott D. Dyreng,

Michelle

Hanlon, dan

Edward L.

Maydew (2009)

Long Run

Corporate Tax

Avoidance

Short Run tax avoidance

berpengaruh positif terhadap

long run tax avoidance

2 Judi Budiman

dan Setiyono

(2012)

Pengaruh

Karakteristik

Eksekutif

Terhadap

Penghindaran

Pajak (Tax

Avoidance)

Eksekutif yang memiliki

karakter risk taker memiliki

pengaruh yang positif terhadap

penghindaran pajak (tax

avoidance

Berlanjut ke halaman selanjutnya

24

Page 45: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

3 Scott D. Dyreng,

Michelle Hanlon,

dan Edward L.

Maydew (2010)

The Effect of

Executives on

Corporate Tax

Avoidance

Eksekutif memiliki

peranan signifikan

terhadap adanya

penghindaran pajak (tax

avoidance)

4 Calvin Swingly

dan I Made

Sukartha (2013)

Pengaruh Karakter

Eksekutif, Komite

Audit, Ukuran

Perusahaan,

Leverage, dan Sales

Growth pada Tax

Avoidance

Karakteristik Eksekutif

dan leverage berpengaruh

signifikan terhadap tax

avoidance

5 Inder K Khurana,

William Moser

(2009)

Institutional

Ownership and Tax

Aggressiveness

Short-term institutional

shareholders berpengaruh

terhadap tax agressive

6 Nuraflimida Ayu

Annisa dan Lulus

Kurniasih (2012)

Pengaruh Corporate

Governance

terhadap Tax

Avoidance

Kepemilikan institusional

tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance

7 Febri M. Pranata,

Dwi Fitri Puspa,

dan Herawati

(2014)

Pengaruh Karakter

Eksekutif dan

Corporate

Governance

Terhadap Tax

Avoidance

Kepemilikan institusional

dan komite audit

berpengaruh positif

terhadap tax avoidance.

Karakter eksekutif

berpengaruh negatif

terhadap tax avoidance.

Berlanjut ke halaman berikutnya

25

Page 46: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

8 Grant

Richardson dan

Roman Lanis

(2007)

Determinants of the

variability in

corporate effective

tax rates and tax

reform: Evidence

from Australia”,

Leverage memiliki

pengaruh negatif terhadap

tindakan tax avoidance

9 Ngadiman dan

Christiany

Puspitasari

(2014)

Pengaruh Leverage,

Kepemilikan

Institusional, dan

Ukuran Perusahaan

terhadap

Penghindaran Pajak

Leverage tidak

berpengaruh terhadap

penghindaran pajak,

sedangkan kepemilikan

Institusional berpengaruh.

10 Tommy Kurniasih dan Maria M. Ratna Sari (2013)

Pengaruh ROA, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance

ROA, leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Tax Avoidance

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

26

Page 47: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Basis teori : Agency theory

Belum maksimalnya realisasi pajak dengan target penerimaan pajak

Efek perilaku penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan

Variabel Independen Kepemilikan Institusional (X1)

Risiko Perusahaan (X2)

Leverage (X3)

Tax Avoidance (Y)

Variabel Dependen

Statistik Deskriptif

Metode Analisis Data

Uji Model Regresi

Analisis dan Pembahasan

27

Page 48: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

D. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap tindakan tax avoidance

Dewi dan Jati (2014) menyatakan bahwa keberadaan investor

institusional mengindikasikan adanya tekanan dari pihak investor kepada

manajemen perusahaan untuk melakukan kebijakan penghindaran pajak

dalam rangka memperoleh laba yang maksimal untuk investor

institusional.

Besar kecilnya kepemilikan institusional maka akan mempengaruhi

kebijakan penghindaran pajak melalui tax agresif yang dilakukan oleh

perusahaan, sehingga semakin besarnya konsentrasi short-term

shareholder institutional akan meningkatkan penghindaran pajak, akan

tetapi semakin besar long-term shareholder instotutional akan semakin

mengurangi kebijakan penghindaran pajak (Khurana dan Moser, 2009).

Penelitian dari Pranata, Puspa, dan Herawati (2013) juga menyatakan

bahwa besar kecilnya konsentrasi kepemilikan institusional maka akan

mempengaruhi kebijakan pajak agresif oleh perusahaan.

Hanum dan Zulaikha dalam penelitiannya (2013) menyatakan bahwa

investor institusional pada dasarnya ingin mendapatkan laba setinggi-

tingginya yang menyebabkan pihak manajemen melakukan penghindaran

pajak dengan mengurangi jumlah pajak yang akan dibayarkan oleh

perusahaan.

28

Page 49: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Jadi berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis menyusun hipotesis

sebagai berikut :

H1 : Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap

tindakan tax avoidance.

2. Pengaruh risiko perusahaan terhadap tindakan tax avoidance

Dalam penelitiannya, Paligrova (2010) menjelaskan bahwa ada

keterkaitan antara karakteristik eksekutif dengan risiko perusahaan.

Paligrova (2010) mengartikan risiko perusahaan sebagai penyimpangan

atau deviasi standar dari earning, baik penyimpangan itu bersifat kurang

dari yang direncanakan (downside risk) atau mungkin lebih dari yang

direncanakan (upside potential), semakin besar deviasi earning perusahaan

mengindikasikan semakin besar pula risiko perusahaan yang ada. Tinggi

rendahnya risiko perusahaan ini mengindikasikan karakter eksekutif

apakah termasuk risk taker atau risk averse.

Budiman dan Setiyono (2012) dan Dewi dan Jati (2014) menemukan

adanya pengaruh antara karakteristik eksekutif dengan tax avoidance. Hal

ini menandakan bahwa apabila eksekutif bersifat risk taker maka akan

semakin besar pula tindakan tax avoidance yang dilakukan. Tingkat risiko

yang besar mengindikasikan bahwa pimpinan perusahaan lebih bersifat

risk taker. Sebaliknya tingkat risiko yang kecil mengindikasikan bahwa

pimpinan perusahaan lebih bersifat risk averse yang cenderung untuk

menghindari resiko. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Dyreng et.al

(2010) dilakukan untuk menguji apakah individu Top Executive memiliki

29

Page 50: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

pengaruh terhadap penghindaran pajak perusahaan. Hasil penelitian

tersebut adalah bahwa individu memiliki peran yang signifikan terhadap

tingkat penghindaran pajak perusahaan.

Berdasarkan pemaparan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

H2 : Risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap tindakan

tax avoidance

3. Pengaruh Leverage terhadap tindakan Tax Avoidance

Perusahaan dimungkinkan menggunakan utang untuk memenuhi

kebutuhan operasional dan investasi perusahaan. Akan tetapi, utang akan

menimbulkan beban tetap (fixed rate of return) yang disebut dengan

bunga. Semakin besar utang maka laba kena pajak akan menjadi lebih

kecil karena insentif pajak atas bunga utang semakin besar. Hal tersebut

membawa implikasi meningkatnya penggunaan utang oleh perusahaan.

Secara logika, semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti semakin

tinggi jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang digunakan

perusahaan dan semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari utang

tersebut. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh

berkurangnya beban pajak perusahaan. Semakin tinggi nilai utang

perusahaan maka nilai Cash Effective Tax Rate (CETR) perusahaan akan

semakin rendah (Richardson dan Lanis, 2007).

30

Page 51: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesa yang dibangun adalah :

H3 : Leverage berpengaruh negatif terhadap tindakan tax

avoidance

4. Pengaruh kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage secara

simultan terhadap tindakan tax avoidance

Hipotesis ini menguji secara bersamaan (simultan) variabel

independen yaitu: kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan

leverage berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu tax avoidance .

Dalam menentukan analisis dengan lebih dari dua variable independen,

maka pengujian ini diperlukan untuk mengetahui pengaruh kedua variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Maka,

hipotesis yang diajukan adalah:

H4: Kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage

berpengaruh secara simultan terhadap tax avoidance.

31

Page 52: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu

Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan, dan Leverage terhadap variabel

dependen yaitu Tindakan Tax Avoidance. Objek penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

2010-2014.

B. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan

sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh menggunakan

pertimbangan tertentu umumnya disesuaikan dengan tujuan penelitian

(Indriantoro dan Supomo, 2011). Dengan metode tersebut, sampel dipilih

berdasarkan karakteristik yang akan ditentukan. Adapun kriteria pemilihan

sampel adalah sebagai berikut :

1. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap dan menerbitkan

laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari

2010-2014.

32

Page 53: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

3. Menggunakan periode laporan keuangan 1 Januari sampai 31

Desember.

4. Laporan Keuangan disajikan dalam mata uang rupiah.

5. Perusahaan dengan pretax income selama 5 tahun yang positif.

6. Memiliki nilai Cash Effective Tax Rate kurang dari 1 (CETR<1)

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode

dokumentasi, yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen-dokumen

yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan penelusuran dan

pencatatan informasi yang diperlukan pada data sekunder berupa laporan

keuangan audit perusahaan sampel.

Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara (diperoleh atau dicatat pihak lain). Data

sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan

(Indriantoro dan Supomo, 2011). Data sekunder dari penelitian ini mengambil

dari:

1. Buku-buku yang berhubungan dengan Manajemen Perpajakan

2. Jurnal-jurnal, tesis dan bahan dari internet yang berhubungan dengan

perpajakan.

3. Data yang dipublikasikan di BEI dari tahun 2010-2014 dan annual

report yang dikeluarkan oleh perusahaan.

33

Page 54: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

D. Metode Analisis Data

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, average, range, kurtosis dan skewness (kemencengan

distribusi) (Imam Ghozali, 2011). Uji statistik deskriptif dilakukan untuk

memberikan gambaran atau deskripsi dari sebuah informasi, sehingga

informasi tersebut dapat dipahami dengan lebih mudah.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji

kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Syarat-

syarat yang harus dipenuhi agar sebuah data dapat dikatakan layak adalah

data tersebut harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung

multikolonieritas dan heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model

regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya

mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian

ini, uji normalitas menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Uji

statistik Kolmogorov-Smirnov merupakan uji statistik non parametik

yang dapat pula digunakan untuk menguji apakah data terdistribusi

secara normal atau tidak.

34

Page 55: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Untuk lebih memberikan keyakinan bahwa data terdistribusi secara

sempurna, selain menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov

didalam penelitian ini juga akan menyajikan uji Normal Probability

Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi

dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan

penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Singgih

Santoso, 2010).

b. Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas adalah suatu kondisi yang menunjukkan satu atau

lebih variabel independen terdapat korelasi dengan variabel

independen lainnya. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ada korelasi antar variabel independen (bebas).

Model regresi dikatakan baik apabila tidak terdapat korelasi di antara

variabel independen. Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di

dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation

Factor) dan tolerance value. Batas dari nilai tolerance adalah 0,01 dan

batas VIF adalah 10. Apabila nilai tolerance dibawah 0,01 atau nilai

VIF diatas 10 maka terjadi multikolonieritas (Imam Ghozali, 2011)

c. Uji heteroskedastitas

Heterokedastisitas merupakan suatu varian pengganggu yang

tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi, sehingga

mengakibatkan penaksiran regresi yang tidak efisien. Uji

heterokedastitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

35

Page 56: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika

berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homokedastitas (Imam Ghozali, 2011).

Deteksi ada atau tidaknya heterokedatisitas dapat dilihat adengan

ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu

maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Tetapi jika

tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan

satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal

ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) yang terpilih

yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghazali,

2011).

Run test sebagai bagian dari statistik non-parametik dapat pula

digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang

36

Page 57: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

tinggi. Jika antar residul tidak terdapat hubungan korelasi maka

dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan

untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak

(sistematis).

H0 : residual (res_1) random (acak)

H1 : residual (res_1) tidak random

3. Analisis Regresi

Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara

dua variabel atau lebih, juga menunjukkan hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen. Variabel dependen diasumsikan

random/stokastik, yang berarti mempunyai distribusi probabilistik.

Variabel independen/bebas diasumsikan memiliki nilai tetap (Ghozali,

2011).

Dalam penelitian ini digunakan analisis regeresi linier berganda

untuk mengukur kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.

Adapun model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

CETRi,t = α + β1INSTi,t + β2RISK i,t + β3LEVi,t + ε

Keterangan :

CETR I,t = Cash Effective Tax Rate perusahaan i pada tahun t

α = Konstanta

37

Page 58: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

β1INSTi,t = Proporsi kepemilikan institusional dalam perusahaan i

pada tahun t

β2RISK i,t = Risiko perusahaan dalam perusahaan i pada tahun t

β3LEVi,t = Leverage perusahaan i pada tahun t

ε = Error

4. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-

variavel independen (X) secara simultan (bersamaan) mempunyai

pengaruh terhadap variabel dependen (Y) (Imam Gozali, 2011).

Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan

sebesar 5%. Jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama

seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain

itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas, jika nilai probabilitas

lebih kecil daripada 0,05% (untuk tingkat sinifikansi 5%), maka

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari

0,05% maka variabel independen secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

38

Page 59: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

b. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Imam Ghozali (2011) menyatakan bahwa uji koefisien determinasi

bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas

menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui Adjusted R2. Adjusted

R2 ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini adalah

lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang

diperoleh > 0,5, maka model yang digunakan dianggap cukup handal

dalam membuat estimasi.

Semakin besar angka Adjusted R2 maka semakin baik model yang

digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap

variabel terikatnya. Jika Adjusted R2 semakin kecil berarti semakin

lemah model tersebut untuk menjelaskan variabilitasnya dari variabel

terikatnya.

c. Uji t (Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh suatu variabel individu independen secara individu dalam

menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011).

Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan

sebesar 5%, jika nilai t hitung > t tabel maka secara satu persatu

variabel independedn mempengaruhi variabel dependen. Selain itu,

dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas

39

Page 60: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

lebih kecil daripada 0,05 ( untuk tingkat signifikan 5%), maka variabel

independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel

dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05

maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan definisi dari masing-masing variabel

yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara pengukurannya.

1. Tax Avoidance

Merupakan usaha untuk mengurangi, atau bahkan meniadakan

hutang pajak yang harus dibayar perusahaan dengan tidak melanggar

undang-undang yang ada. Pengukuran Tax Avoidance dalam penelitian ini

menggunakan model Cash Effective Tax Rate (CETR) yaitu yang

diharapkan mampu mengidentifikasi keagresifan perencanaan pajak

perusahaan yang dilakukan menggunakan perbedaan tetap maupun

perbedaan temporer (Chen et al. 2010). Penggunaan pengukuran cash ETR

dalam mengukur tax avoidance menurut Dyreng et, al (2008) baik

digunakan untuk menggambarkan kegiatan penghindaran pajak oleh

perusahaan karena cash ETR tidak terpengaruh dengan adanya perubahan

estimasi seperti penyisihan, penilaian atau perlindungan pajak.

40

Page 61: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Cash ETR diformulasikan dengan rumus sebagai berikut :

CETR = 𝑃𝑃embayaran Pajak

Laba Sebelum Pajak

2. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham yang dimiliki

oleh pemerintah, perusahaan asuransi, investor luar negeri, atau bank,

kecuali kepemilikan invidual investor (Dewi dan Jati, 2014). Dalam

penelitian Shleifer dan Vishney (1986) dalam Annisa dan Lulus (2012)

menyatakan bahwa pemilik institusional memiliki peran yang penting

dalam memantau, mendisiplinkan, atau mempengaruhi manajer. Mereka

berpendapat bahwa seharusnya pemilik institusional berdasarkan besar dan

hak suara yang dimiliki, dapat memaksa manajer untuk berfokus pada

kinerja ekonomi dan menghindari peluang untuk berperilaku

mementingkan diri sendiri. Adanya tanggung jawab perusahaan kepada

fidusia, maka pemilik institusional memiliki insentif untuk memastikan

bahwa manajemen perusahaan membuat keputusan yang akan

memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Kepemilikan

institusional diukur dengan proporsi saham yang dimiliki pada akhir tahun

yang dinyatakan dalam persentase.

3. Risiko Perusahaan

Risiko Perusahaan mencerminkan penyimpangan atau deviasi

standar dari earning baik pertimbangan itu bersifat kurang dari yang

direncanakan atau mungkin lebih dari yang direncanakan, semakin besar

41

Page 62: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

deviasi earning perusahaan mengindikasikan semakin besar pula risiko

perusahaan yang ada. Oleh Paligrova (2010) untuk mengukur resiko

perusahaan ini dihitung melalui deviasi standar dari EBITDA (Earning

Before Income Tax, Depreciation, and Amortization) dibagi dengan total

asset perusahaan. Adapun rumus deviasi standar yang dimaksud adalah

sebagai berikut :

Dimana E adalah EBITDA dibagi dengan total asset yang dimiliki

perusahaan. Besar kecilnya risiko perusahaan mencerminkan apakah

eksekutif perusahaan termasuk dalam kategori risk-taking atau risk-averse,

semakin besar risiko perusahaan menunjukkan eksekutif perusahaan

tersebut adalah risk-taking, sebaliknya semakin kecil risiko perusahaan

menunjukkan eksekutif perusahaan tersebut adalah risk-averse.

4. Leverage

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun

kewajiban jangka panjang. Leverage diukur dengan menjumlahkan utang

jangka panjang dan jangka pendek kemudian dibagi dengan total aset

(Dyreng et al., 2010).

42

Page 63: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Leverage diformulasikan dengan rumus sebagai berikut :

Berikut ini merupakan operasionalisasi variabel yang dijelaskan

melalui tabel 3.1

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala

Tax

Avoidance

(Dyreng et

al, 2008)

Pajak yang dibayar perusahaan secara kas pada

tahun t dibagi dengan laba sebelum pajak pada

tahun t

CETR = 𝑃𝑃embayaran Pajak Laba Sebelum Pajak

Skala

Rasio

Kepemilikan

Institusional

(Annisa dan

Lulus, 2012)

Besarnya proporsi kepemilikan saham yang

dimiliki oleh pemerintah, perusahaan asuransi,

investor luar negeri, dan bank

Skala

Rasio

Risiko

Perusahaan

(Paligrova,

2010)

Deviasi standar dari Earning Before Income Tax,

Depreciation, and Amortization dibagi dengan

total asset perusahaan

Skala

Rasio

Leverage

(Brad

Badertscher

et al, 2010)

Total kewajiban jangka panjang dan jangka

pendek dibagi dengan total asset perusahaan

Skala

Rasio

Sumber: diolah dari berbagai sumber referensi

43

Page 64: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2014. Perusahaan manufaktur

tersebut tidak keluar dari BEI (delisting). Berdasarkan kriteria yang

disebutkan pada bab sebelumnya, maka didapatkan total sebanyak 22

perusahaan yang memenuhi kriteria sampel, namun hanya 15 perusahaan yang

dapat diolah.

Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan untuk menentukan

sampel adalah metode purposive sampling. Penelitian mengambil sampel 4

tahun, yaitu dari tahun 2010-2014. Penelitian secara purposive sampling

mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan dari

penelitian. Data yang digunakan yaitu diambil dari annual report dan laporan

keuangan auditan pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 yang diakses

melalui website www.idx.co.id.

Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

tampak pada tabel 4.1 sebagai berikut :

44

Page 65: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Tabel 4.1

Kriteria Penentuan Sampel

No Kriteria Penentuan Sampel Jumlah

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 150

2 Data tersedia dengan lengkap (106)

3 Periode pelaporan 1 Januari-31 Desember (-)

4 Disajikan dalam mata uang rupiah (14)

5 Memiliki pre-income yang positif selama 5 tahun (7)

6 Memiliki nilai CETR kurang dari 1 (1)

Total Sampel 22

Sumber : Data sekunder yang diolah

B. Analisis dan Pembahasan

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi

berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh

mengenai pengaruh variabel independen (kepemilikan institusional, risiko

perusahaan, leverage) terhadap variabel dependen (tax avoidance).

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat

dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai

minimum. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel dependen (Y) yaitu tax avoidance serta variabel independen (X)

yaitu kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage.

45

Page 66: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Hasil pengujian variabel-variabel tersebut secara deskriptif seperti

yang dilihat dalam tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber : Data yang diolah

Tujuan dari uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat kualitas

data penelitian yang ditujukan dengan angka atau nilai yang terdapat pada

mean dan standar deviasi. Apabila nilai mean lebih besar dari standar

deviasi maka kualitas data lebih baik.

Pada tabel statistik deskriptif diperoleh sebanyak 75 data observasi

yang berasal dari perkalian periode penelitian (5 tahun, yaitu dari tahun

2010 sampai dengan 2014) dengan jumlah sampel sebanyak 15

perusahaan.

Berdasarkan tabel 4.2, hasil analisis dengan menggunakan statistik

deskriptif terhadap variabel kepemilikan institusional (INST)

menunjukkan nilai minimum sebesar 0,5751, nilai maksimum sebesar

0,9808, nilai mean sebesar 0,81778, dan nilai standar deviasi sebesar

0,11772. Hal ini berarti kepemilikan perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

INST 75 ,5751 ,9808 ,81788 ,11772

RISK 75 ,0548 ,5385 ,30139 ,07641

LEV 75 ,3647 ,8379 ,59193 ,13357

CETR 75 -,0360 ,9660 ,27728 ,15185

Valid N (listwise) 75

46

Page 67: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Indonesia (BEI) cenderung dikuasai oleh institusi, baik institusi dalam

negeri maupun institusi asing, hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata

sebesar 0,81778 atau sebesar 81,778%.

Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel risiko

perusahaan (RISK) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,0548, nilai

maksimum sebsar 0,5385, nilai mean sebesar 0,30139, dan nilai standar

deviasi sebesar 0,07641. Hal ini menunjukan bahwa risiko perusahaan di

sektor perusahaan manufaktur memiliki resiko yang cukup tinggi sehingga

eksekutif pada perusahaan tersebut disimpulkan bersifat risk taker karena

rata-rata sebesar 0,30139 atau sebesar 30,139%.

Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel leverage (LEV)

menunjukkan nilai minimum sebesar 0,3647, nilai maksimum sebesar

0,8379, nilai mean sebesar 0,5919, serta standar deviasi sebesar 0,13357.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki tingkat hutang yang tinggi. Hal

tersebut dapat dilihat dari rata-rata sebesar 0,59193 atau sebesar 59,193%.

Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel tax avoidance

(CETR) menunjukkan nilai minimum sebesar -0,360, nilai maksimum

sebesar 0,9660, nilai mean sebesar 0,27728, dan standar deviasi sebesar

0,15185. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sampel penelitian telah

melakukan kewajiban perpajakan badannya sesuai dengan tarif pajak yang

47

Page 68: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

telah ditetapkan pemerintah yaitu dengan rata-rata 0,27728 atau sebesar

27,728%. Namun apabila dilihat dari rentang nilai minimum dan nilai

maksimum yaitu -0,360 dan 0,9660 terlihat bahwa masih ada perusahaan

yang membayar pajak dibawah tarif yang ditetapkan pemerintah.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji

kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun

dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah

kepemilikan institusional (INST), risiko perusahaan (RISK), leverage

(LEV), sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah tax

avoidance (CETR). Berikut ini uji asumsi klasik yang dilakukan dalam

penelitian ini.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam

model regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya

mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011).

Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara

normal dan independen. Model regresi yang baik adalah yang

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk

menguji normalitas data, peneliti menggunakan metode uji non-

parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan

keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas

signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0,05

48

Page 69: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

maka variabel ini tidak terdistribusi secara normal. Sebaliknya,

apabila angka probabilitas lebih dari 0,05 maka Ha ditolak yang

berarti variabel terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011). Adapun

hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dapat

dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation ,13302131

Most Extreme Differences Absolute ,154 Positive ,154 Negative -,087

Kolmogorov-Smirnov Z 1,335 Asymp. Sig. (2-tailed) ,057 Sumber : data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.3, hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dapat

terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,057 dan nilainya diatas α =

0,05. Hal ini berarti Ha ditolak dan data terdistribusi secara normal,

sehingga model penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik

normalitas.

b. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Untuk menguji ada atau tidaknya multikolonieritas

dapat dilihat dari nilai tolerance inflation factor (VIF) dari tiap-tiap

49

Page 70: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

variabel independen. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10

maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari

multikolonieritas.

Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas

Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji multikolonieritas menunjukkan

bahwa variabel kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan

leverage menunjukkan tidak terjadinya multikolonieritas karena

tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 0,10.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika

berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik

adalah homokedastisitas (Ghozali, 2011).

Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan

ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola

Coefficientsa

Model T Sig. Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant) 5,911 ,000

INST -3,435 ,001 ,851 1,175 RISK -3,285 ,002 ,738 1,355 LEV -3,489 ,001 ,642 1,557

Sumber : data yang diolah

50

Page 71: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Tetapi

jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas

(Ghozali, 2011).

Berikut hasil uji heterokedastisitas pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Gambar uji heterokedastisitas

Sumber : Data yang diolah

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak dan tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Hal ini dapat menyimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas

pada model regresi.

d. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

51

Page 72: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji

adanya autokorelasi dapat menggunakan Run Test (Ghozali, 2011).

Tabel 4.5 Hasil uji autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -,03131

Cases < Test Value 37

Cases >= Test Value 38

Total Cases 75

Number of Runs 32

Z -1,510

Asymp. Sig. (2-tailed) ,131

Sumber : data yang diolah

Hasil tabel 4.5 menunjukkan bahwa Nilai Test (Test Value)

adalah -0,03131 dengan probabilitas 0,131 signifikan pada 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai

residual.

3. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hiptesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression

analysis), yaitu dilakukan melalui uji statistik f, uji koefisien determinasi,

dan uji statistik t.

a. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-

variabel independen (X) secara simultan (bersamaan) mempunyai

pengaruh terhadap variabel dependen (Y) (Imam Gozali, 2011).

52

Page 73: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan

sebesar 5%. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas,

jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05% (untuk tingkat

sinifikansi 5%), maka variabel independen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai

probabilitas lebih besar dari 0,05% maka variabel independen secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut

ini disajikan hasil uji statistik F dalam tabel 4.6 :

Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik F

B

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil uji statistik F

memiliki nilai F hitung sebesar 7,176 dengan nilai signifikansinya

sebesar 0,000. Karena tingkat signifikansinya jauh lebih kecil dari

nilai 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel kepemilikan

institusional, risiko perusahaan, dan leverage secara simultan

berpengaruh terhadap variabel tax avoidance.

ANOVAa

Model Sum of Squares

Df Mean Square

F Sig.

1

Regression ,397 3 ,132 7,176 ,000b

Residual 1,309 71 ,018 Total 1,706 74

Sumber : Data yang diolah

53

Page 74: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerapkan model regresi dalam menerangkan variabel

independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini

menggunakan variabel independen yaitu kepemilikan institusional,

risiko perusahaan, dan leverage dengan variabel dependen yaitu tax

avoidance. Adapun hasil uji koefisien determinasi disajikan dalam

tabel 4.7 dibawah ini.

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,482a ,233 ,200 ,1358025

Sumber : data yang diolah

Pada tabel 4.7 memperlihatkan Adjusted R Square adalah

sebesar 0,200. Hal ini berarti sebesar 20% variabel tax avoidance

dapat dijelaskan oleh variabel kepemilikan institusional, risiko

perusahaan, dan leverage. Sedangkan sisanya sebesar 80% dijelaskan

oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam analisa regresi pada

penelitian ini, antara lain ialah ukuran perusahaan, kompensasi rugi

fiskal, pertumbuhan penjualan, insentif pajak, dan sebagainya.

c. Hasil Uji secara parsial (uji t)

54

Page 75: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh suatu variabel individu independen secara individu dalam

menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011).

Apabila t hitung > tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan

sebesar 5%, jika nilai t hitung > t tabel maka secara satu persatu

variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu,

dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas

lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikan 5%), maka variabel

independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel

dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05

maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Berikut ini disajikan hasil uji statistik t pada tabel 4.8 :

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik t

Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji statistik t pada tingkat signifkansi 5%, persamaan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients T Sig.

B Std. Error

1

(Constant) 1,228 ,208 5,911 ,000

INST -,499 ,145 -3,435 ,001

RISK -,790 ,240 -3,285 ,002

LEV -,515 ,147 -3,489 ,001

Sumber : data yang diolah

55

Page 76: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

CETR = 1,228 – 0,499 INST– 0,790 RISK – 0,515 LEV + ε

Keterangan :

CETR = Cash Effective Tax Rate perusahaan i pada tahun t

INST = Proporsi kepemilikan institusional dalam

perusahaan i pada tahun t

RISK = Risiko perusahaan dalam perusahaan i pada tahun

t

LEV = Leverage perusahaan I pada tahun t

ε = Error

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa variabel

kepemilikan institusional memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,001

dengan nilai signifikansi 0,05. Hal ini menandakan bahwa variabel

kepemilikan institusional memiliki pengaruh signifikan terhadap

variabel tax avoidance, hal ini dapat diketahui dari signifikansi

variabel yang lebih rendah dari nilai signifikan 0,05. Adapun nilai beta

yang dihasilkan adalah negatif sebesar -0,499.

Untuk variabel risiko perusahaan, didapatkan tingkat

signifikansi sebesar 0,002. Hal ini menandakan bahwa variabel risiko

perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel tax

avoidance karena tingkat signifikansi variabel yang lebih rendah dari

56

Page 77: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

nilai signifikan 0,05. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah negatif

yaitu sebesar -0,790.

Sedangkan untuk variabel leverage, memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

leverage berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance karena

memiliki tingkat signifikansi yang kurang dari 0,05. Adapun nilai beta

yang dihasilkan adalah negatif yaitu sebesar -0,515.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap tindakan Tax Avoidance

H1 : Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap tindakan tax

avoidance.

Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel kepemilikan institusional

memiliki nilai beta sebesar -0,499, tingkat signifikansi sebesar 0,001.

Dengan demikian dapat dikatakan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif

signifikan terhadap variabel tax avoidance. Hasil ini mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Putranti dan Yulita (2014) dan Fadhilah (2014).

Tetapi tidak mendukung penelitian Pranata dan Herawati (2014).

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham yang

dimiliki oleh institusi seperti pemerintah, perusahaan asuransi, investor

luar negeri, atau Bank. Menurut Fadhilah (2014) besar kecilnya

konsentrasi kepemilikan institusional maka akan mempengaruhi kebijakan

57

Page 78: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

pajak agresif, tetapi semakin besar kepemilikan institusional maka akan

semakin mengurangi tindakan kebijakan pajak agresif.

Dalam penelitiannya, Putranti dan Yulita (2014) menyatakan

bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif terhadap

tindakan tax avoidance. Hal ini disebabkan karena para pemilik saham

intitusional cenderung menghindari resiko deteksi atas kegiatan

penghindaran pajak dan tidak mau mengambil resiko yang dapat

menghancurkan reputasi perusahaan. Menurutnya pula, pemilik saham

institusional telah berfungsi sebagai control yang baik terhadap

manajemen perusahaan sehingga dapat mengurangi tindakan penghindaran

pajak..

2. Pengaruh risiko perusahaan terhadap tindakan tax avoidance

H2 : Risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap tindakan tax

avoidance

Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel risiko perusahaan

memiliki nilai beta sebesar -0,790 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,002. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa H2 ditolak, hal ini

menandakan bahwa variabel risiko perusahaan negatif signifikan terhadap

variabel tax avoidance. Hal ini mendukung penelitian Pranata dan

Herawati (2014) dan Dewi dan Jati (2014). Tetapi tidak mendukung

penelitian Budiman dan Setiyono (2012).

Naik-turunnya risiko perusahaan mencerminkan kecenderungan

dari karakteristik eksekutif. Tingkat risiko perusahaan yang lebih tinggi

58

Page 79: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

mengindikasikan karakter eksekutif lebih memiliki sifat risk taker

dibandingkan dengan tingkat risiko perusahaan yang lebih rendah

mengindikasikan karakter eksekutif lebih memiliki sifat risk averse

(Budiman dan Setiyono, 2012). Ketika pimpinan perusahaan atau

eksekutif memiliki sifat risk taker maka akan mengindikasikan bahwa

eksekutif berani untuk mengambil risiko, risiko disini bisa bermacam-

macam jenisnya antara lain risiko untuk melakukan penghindaran pajak,

risiko untuk melakukan pembiayaan melalui utang, dan jenis-jenis risiko

lainnya.

3. Pengaruh Leverage terhadap tindakan Tax Avoidance

H3 : Leverage berpengaruh negatif terhadap tindakan tax avoidance

Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel leverage memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0,001. Dengan demikian dapat dikatakan H3 diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel leverage memiliki pengaruh

negatif signifikan terhadap variabel tax avoidance. Hasil ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Swingly dan Sukartha (2015), dan

Richardson dan Lanis (2007).

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun

kewajiban jangka panjang. Semakin besar utang maka laba kena pajak

akan menjadi lebih kecil karena insentif pajak atas bunga utang semakin

besar. Hal tersebut membawa implikasi meningkatnya penggunaan utang

oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan

59

Page 80: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

memilih untuk berhutang agar mengurangi pajak. Dengan sengajanya

perusahaan berutang untuk mengurangi beban pajak maka dapat

disebutkan bahwa perusahaan tersebut agresif terhadap pajak. (Penelitian

Ozkan (2001) dalam Prakosa (2014).

Menurut Richardson dan Lanis (2007), semakin tinggi nilai dari rasio

leverage, berarti semakin tinggi jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga

yang digunakan perusahaan dan semakin tinggi pula biaya bunga yang

timbul dari utang tersebut. Biaya bunga yang semakin tinggi akan

memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan. Semakin

tinggi nilai utang perusahaan maka nilai Cash Effective Tax Rate (CETR)

perusahaan akan semakin rendah.

4. Pengaruh kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage secara

simultan terhadap tindakan tax avoidance

H4: Kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage

berpengaruh secara simultan terhadap tax avoidance

Hasil uji statistik F pada Tabel 4.6 menunjukkan nilai F hitung

sebesar 7,176 dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena probabilitas

signifikansinya jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa

variabel kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage secara

bersama-sama berpengaruh terhadap tax avoidance.

Hal ini menandakan bahwa semakin besar kepemilikan

institusional, semakin meningkatnya risiko perusahaan, dan semakin

tingginya jumlah hutang maka akan mempengaruhi tindakan tax

60

Page 81: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

avoidance sebuah perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian

Ngadiman dan Puspasari (2014) yang mendapatkan bahwa semakin tinggi

kepemilikan institusional, maka semakin tinggi pula jumlah beban pajak

yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Pemilik institusional berdasarkan

besar dan hak suara yang dimiliki, dapat memaksa manajer untuk berfokus

pada kinerja ekonomi dan menghindari peluang untuk perilaku

mementingkan diri sendiri.

Naik-turunnya risiko perusahaan mencerminkan kecenderungan

dari karakter eksekutif. Tingkat risiko perusahaan yang lebih tinggi

mengindikasikan karakter eksekutif lebih memiliki sifat risk taker

dibandingkan dengan tingkat risiko perusahaan yang lebih rendah

mengindikasikan karakter eksekutif lebih memiliki sifat risk averse

(Budiman dan Setiyono, 2012). Ketika pimpinan perusahaan atau

eksekutif memiliki sifat risk taker maka akan mengindikasikan bahwa

semakin tinggi tingkat tax avoidance yang dilakukan oleh manajemen

perusahaan sehingga eksekutif memiliki peran yang signifikan dan vital

terhadap tax avoidance. (Dewi dan Jati (2014).

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun

kewajiban jangka panjang. Semakin besar utang maka laba kena pajak

akan menjadi lebih kecil karena insentif pajak atas bunga utang semakin

besar. Hal tersebut membawa implikasi meningkatnya penggunaan utang

oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan

61

Page 82: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

memilih untuk berhutang agar mengurangi pajak. Dengan sengajanya

perusahaan berutang untuk mengurangi beban pajak maka dapat

disebutkan bahwa perusahaan tersebut agresif terhadap pajak. (Penelitian

Ozkan (2001) dalam Prakosa (2014)

62

Page 83: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah

dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda, dan pembahasan pada

bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Variabel kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap

variabel tax avoidance, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi

kepemilikan institusional, maka tindakan tax avoidance akan semakin

rendah. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Putranti

dan Yulita (2014) dan Fadhilah (2014). Tetapi tidak mendukung

penelitian Pranata dan Herawati (2014).

2. Variabel risiko perusahaan berpengaruh negatif terhadap variabel tax

avoidance, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko perusahaan

akan tindakan tax avoidance yang dilakukan oleh eksekutif akan

semakin rendah. Hal ini mendukung penelitian Pranata dan Herawati

(2014) dan Dewi dan Jati (2014). Tetapi tidak mendukung penelitian

Budiman dan Setiyono (2012).

3. Variabel leverage berpengaruh negatif terhadap variabel tax

avoidance, yang menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki

kewajiban pajak tinggi akan memilih untuk berhutang agar

mengurangi pajak. Dengan sengajanya perusahaan berutang untuk

63

Page 84: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

mengurangi beban pajak maka dapat disebutkan bahwa perusahaan

tersebut agresif terhadap pajak. Hasil ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Swingly dan Sukartha (2015), dan Richardson dan

Lanis (2007).

4. Kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage secara

simultan berpengaruh terhadap tindakan tax avoidance.

B. SARAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan ilmu akuntansi yang khususnya berada pada bidang pajak

mengenai dampak dari aktivitas tax avoidance. Penelitian ini dimasa

mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil yang lebih berkualitas lagi

dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya :

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran selain CETR

(Cash Effective Tax Rate) dalam mengukur tax avoidance. Salah satu

contohnya adalah dengan menggunakan pengukuran book tax gap

(BTG).

2. Penelitian selanjutnya bisa mempertimbangan untuk meneliti tax

avoidance untuk jangka panjang (10 tahun), Dyreng et al (2009)

menyatakan bahwa pengukuran tax avoidance yang tepat bagi

perusahaan adalah secara jangka panjang, karena diharapkan mampu

menghapuskan permanent difference sehingga benar-benar

64

Page 85: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

mencerminkan perilaku tax avoidance yang dilakukan oleh

perusahaan.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti perusahaan sektor

industri lain selain sektor industri manufaktur. Dengan demikian dapat

diketahui pengaruh dari kepemilikan institusional, risiko perusahaan,

dan leverage terhadap tax avoidance dari masing-masing sektor

industri yang ada.

4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah atau mengganti

variabel independen lain yang mungkin mempengaruhi tindakan tax

avoidance seperti ukuran perusahaan, kompensasi rugi fiskal,

pertumbuhan penjualan, dan insentif pajak.

65

Page 86: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Anindyarta Wardhana dan Nur Cahyonowati, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat Pengungkapan Risiko”, Diponegoro Journal of Accounting, 2013.

Adi Nugroho, Rahman, dan Zulaikha, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kemauan Untuk Membayar Pajak Dengan Kesadaran Membayar Pajak sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan bebas yang Terdaftar di KPP Pratama Semarang Satu)”, Diponegoro Journal Of Accounting. Vol.1 No 2, 2012.

Annisa, Ayu Nuralifmida dan Lulus Kurniasih, “Pengaruh Corporate Governance

Terhadap Tax Avoidance”, ISSN: 1412-6699, JAA Vol. 8 No. 2, 2012. Anwar Pohan, Chairil, “Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan Pajak

dan Bisnis”, Cetakan pertama, Kompas Gramedia, Jakarta, 2013. Atmaja, Lukas Setia. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax

Avoidance”, Jurnal Akuntansi dan Auditing, 2008. Budiman, Judi dan Setiyono. “Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap

Penghindaran Pajak (Tax Avoidance), Jurnal Universitas Gajah Mada, 2012.

Chen S., Chen X, Chen Q, Shevlin T, “Are Family Firms More Tax Aggressive

Than Non-Family Firms?”, Journal of Financial Economics, 2010. Coles, Jeffrey L, Daniel, Naveen D, Naveen, Lalitha, “Management Incentives

and Risk-Taking”, The Accounting Review, 2004. Darussalam, Denny, “Tax Planning, Tax Avoidance, dan Tax Evasion”.

www.ortax.org. 2009 Desai, M. A. dan D. Dharmapala, “Earnings Management and Corporate Tax

Shelters”. Working Paper. 2007. Desai, Mihir A. and Dhammika Dharmapala. “Corporate Tax Avoidance and

Firm Value”. The Review of Economics and Statistics, 2008. Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan I Ketut Jati, “Pengaruh karakter Eksekutif,

Karakteristik Perusahaan, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia”. ISSN : 2302-8556, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.2 (2014), 2014.

66

Page 87: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Dyreng, Scoot, Michelle Hanlon dan Edwanrd Maydew, “Long Run Corporate Tax avoidance”, The Accounting Review. 83 (1). 61-82, 2009.

Dyreng, Scoot, Michelle Hanlon dan Edward Maydew The Effect of Executives

on Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review. Vol 85, 2010 Fadhilah, Rahmi “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tax

Avoidance” Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Padang, 2014. Faisal, “Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate

Governance” SNA VII Denpasar, 2004. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”, Salemba

Empat: Jakarta, 2013. Hanum, Rodhiana dan Zulaikha Hasemi, “Pengaruh Karakteristik Corporate

Governance Terhadap Efective Tax Rate”, Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2 No.2, 2013.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen” Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta, 2011. Khurana, Inder K, dan William J. Moser, “Institutional ownership and Tax

Aggressiveness”. www.ssrn.com 2009. Kurniasih, Tommy dan Maria M. Ratna Sari, “Pengaruh Return on Assets,

Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax avoidance”, Buletin Studi Ekonomi. ISSN 1410-4628, Vol. 18, No.1, 2013.

Kusumawati, R. Dan Sudento A, “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan, dan Leverage Terhadap Tingkat Underpricing pada Penawaran Perdana (Initial Public offering/IPO)”, Utilitas Vol.13 No.1, 2005.

La Porta, Rafael dan Lopez-De Silanez, “Corporate Ownership and Investor

Protection: An International Comparison”, Journal of Financial economic 69, 1999.

Lewellen, Katharina, “Financing Decisions When Managers Are Risk Averse”

Working Paper, Mit Sloan School of Management. 2003. Low, Angie, “Managerial Risk-Taking Behaviour and Equity-Based

Compensation, Fisher College of Business Working Paper”, 2006.

67

Page 88: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

MacCrimon, Kenneth R dan Wehrung Donald A, “Characteristics of Risk Taking Executives”. Management Services, 1990.

Mardiasmo, “Perpajakan Edisi Revisi 2009”. Yogyakarta, Penerbit Andi, 2009. Mulyani, Sri dan Darminto, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Koneksi Politik

dan Reformasi Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak” Jurnal Ekonomi Universitas Brawijaya, 2012

Ngadiman, dan Christianty Puspitasari, “Pengaruh Leverage, Kepemilikan

Institusional, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi Universitas Tarumanegara, 2014

Paligrova, Teodoram, “Corporate Risk Taking and Ownership Structure”, Bank

Canada Working paper, 2010 Prakosa, Kesit Bambang, “Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan

Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia”, SNA XVII Mataram, 2014.

Pedoman Penulisan Skripsi FEB, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012 Pranata, Febri M, Dwi Fitri Puspa dan Herawati “Pengaruh Karakteristik

Eksekutif dan Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance” Jurnal Akuntansi Universitas Tarumanegara, 2014.

Putranti, Anissa Setiawati dan Yulita Setiawanta, “Pengaruh Kepemilikan

Institusional, Struktur Dewan Komisaris, Kualitas Audit, dan Komite Audit Terhadap Tax Avoidance” Jurnal Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro, 2014.

Republik Indonesia, Perdirjen No. Per-43/PJ/2010 Tentang Penerapan Prinsip

Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi Antara Wajib Pajak dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa. 2010.

Resmi, Siti, “Perpajakan Indonesia”, Graha Pustaka, Yogyakarta, 2009. Rusydi, M. Khoiru dan Dwi Martani, “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap

Aggressive Tax Avoidance”, SNA XVII Mataram 2014 Santoso, Singgih, “Statistik Multivariat”, Gramedia, Jakarta, 2010. Sean McGuire, “Dual Class Ownership and Tax Avoidance” www.ssrn.com. 2011 Soemitro, Rochmat, “Asas dan Dasar Perpajakan”, Bandung: PT. Eresco, 1990.

68

Page 89: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Suminarsasi, Wahyu dan Supriyadi, “Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, dan Dikriminasi Terhadap Persepsi Wajib pajak Mengenai Etika Penggelapan pajak (Tax Evasion).”, Yogyakarta, PPJK 15 Universitas Gajah Mada, 2012.

Swingly, Calvin, dan I Made Sukartha “Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance” ISSN : 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1 (2015), 2015.

Tjahjono, Achmad dan Husain F. Husain. “Perpajakan” Yogyakarta, Penerbit

STIE YKPN, 1997 Uppal J.S. “Kasus Penghindaran Pajak di Indonesia”, Economic Review Journal,

2005. Wahidahwati, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional

pada kebijakan Hutang perusahaan: Sebuah Perspektif Agency Theory”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2002.

Widyantari, A. A. Ayu Putri, “Opini audit Going Concern dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Tesis Universitas Udayana, Denpasar, 2011.

Xynas, Lidia, “Tax Planning, Avoidance, and Evasion in Australia 1997-2010:

The Regulatory Responses and Taxpayer Compliance”, Revenue Law Journal, 2011.

69

Page 90: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

LAMPIRAN-LAMPIRAN

70

Page 91: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Lampiran 1 : Data Daftar Perusahaan Sampel

o. Nama Perusahaan ode Perusahaan

1. PT. Akasha Wira Internastional, Tbk ADES

. PT. Ashimas Flat Glass, Tbk AMFG

3. PT. Arwana Citramulia, Tbk ARNA

. PT. Astra Otoparts, Tbk AUTO

. PT. Astra International, Tbk ASII

. PT. Betonjaya Manunggal, Tbk BTON

. PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk CPIN

.. PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk DVLA

. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF

0. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk INTP

1. PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk JPFA

2. PT. Lion Metal Works, Tbk LION

3. PT. Selamat Sempurna, Tbk SMSM

4. PT. Surya Toto Indonesia, Tbk TOTO

5. PT. Mayora Indah, Tbk MYOR

71

Page 92: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Lampiran 2 : Data Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Tahun INST RISK LEV CETR

1 ADES

2010 0,9194 0,068 0,692 -0,036 2011 0,9194 0,05 0,602 0,029 2012 0,9194 0,109 0,463 0,001 2013 0,9194 0,073 0,4 0,083 2014 0,9194 0,043 0,414 0,241

2 AMFG

2010 0,8466 0,127 0,223 0,19 2011 0,8467 0,116 0,203 0,32 2012 0,847 0,104 0,211 0,246 2013 0,847 0,089 0,22 0,229 2014 0,8473 0,107 0,187 0,27

3 ARNA

2010 0,7427 0,046 0,525 0,28 2011 0,6927 0,067 0,4 0,267 2012 0,641 0,119 0,355 0,176 2013 0,5046 0,145 0,323 0,235 2014 0,5481 0,155 0,276 0,286

4 ASII

2010 0,5011 0,106 0,48 0,229 2011 0,5011 0,095 0,506 0,162 2012 0,5011 0,087 0,507 0,204 2013 0,5011 0,072 0,504 0,232 2014 0,5011 0,065 0,49 0,204

5 AUTO

2010 0,9565 0,137 0,309 0,147 2011 0,9565 0,111 0,322 0,187 2012 0,9565 0,075 0,382 0,165 2013 0,8 0,05 0,245 0,207 2014 0,8 0,038 0,295 0,259

6 BTON

2010 0,7987 0,081 0,197 0,284 2011 0,8154 0,142 0,228 0,132 2012 0,8183 0,153 0,22 0,223 2013 0,8183 0,13 0,212 0,201 2014 0,8183 0,034 0,158 0,539

72

Page 93: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Lampiran 2: Data Sampel Penelitian (Lanjutan)

No Nama Perusahaan Tahun INST RISK LEV CETR

7 CPIN

2010 0,5545 0,29 0,312 0,27 2011 0,5553 0,181 0,3 0,265 2012 0,5553 0,145 0,338 0,225 2013 0,5553 0,14 0,367 0,193 2014 0,5553 0,055 0,475 0,479

8 DVLA

2010 0,9266 0,096 0,25 0,049 2011 0,9266 0,108 0,211 0,273 2012 0,9266 0,115 0,217 0,284 2013 0,9266 0,085 0,231 0,332 2014 0,9266 0,04 0,221 0,464

9 INDF

2010 0,5005 0,06 0,476 0,348 2011 0,5005 0,053 0,41 0,288 2012 0,5005 0,047 0,424 0,356 2013 0,5005 0,018 0,505 0,493 2014 0,5005 0,025 0,52 0,385

10 INTP

2010 0,6403 0,167 0,146 0,523 2011 0,6403 0,14 0,133 0,505 2012 0,6403 0,149 0,147 0,497 2013 0,6403 0,135 0,136 0,314 2014 0,6403 0,128 0,142 0,546

11 JPFA

2010 0,577 0,123 0,501 0,202 2011 0,577 0,055 0,542 0,524 2012 0,577 0,07 0,565 0,251 2013 0,577 0,025 0,648 0,222 2014 0,577 0,003 0,664 0,643

12 LION 2010 0,57 0,109 0,145 0,288

2011 0,57 0,123 0,174 0,219 2012 0,57 0,162 0,142 0,196 2014 0,57 0,062 0,26 0,256

73

Page 94: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Lampiran 2 : Data Sampel Penelitian (Lanjutan)

No Nama Perusahaan Tahun INST RISK LEV CETR

13 MYOR

2010 0,3307 0,078 0,547 0,267 2011 0,3307 0,048 0,633 0,347 2012 0,3307 0,06 0,63 0,139 2013 0,3307 0,072 0,702 0,133 2014 0,3307 0,08 0,602 0,966

14 SMSM

2010 0,5813 0,109 0,513 0,165 2011 0,5813 0,109 0,41 0,181 2012 0,5813 0,109 0,431 0,246 2013 0,5813 0,109 0,406 0,202 2014 0,5813 0,109 0,344 0,251

15 TOTO

2010 0,948 0,109 0,422 0,443 2011 0,9497 0,109 0,432 0,288 2012 0,962 0,109 0,41 0,248 2013 0,962 0,109 0,407 0,284

2014 0,962 0,109 0,393 0,26

74

Page 95: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Lampiran 3 : Output Hasil Pengujian SPSS

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,482a ,233 ,200 ,1358025 1,898 a. Predictors: (Constant), LEV, INST, RISK b. Dependent Variable: CETR

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression ,397 3 ,132 7,176 ,000b

Residual 1,309 71 ,018 Total 1,706 74

a. Dependent Variable: CETR b. Predictors: (Constant), LEV, INST, RISK

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 1,228 ,208 5,911 ,000 INST -,499 ,145 -,387 -3,435 ,001 ,851 1,175 RISK -,790 ,240 -,397 -3,285 ,002 ,738 1,355 LEV -,515 ,147 -,453 -3,489 ,001 ,642 1,557

a. Dependent Variable: CETR

Coefficient Correlationsa

Model LEV INST RISK

1

Correlations LEV 1,000 ,374 ,504

INST ,374 1,000 ,104 RISK ,504 ,104 1,000

Covariances LEV ,022 ,008 ,018 INST ,008 ,021 ,004 RISK ,018 ,004 ,058

a. Dependent Variable: CETR

75

Page 96: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) INST RISK LEV

1

1 3,887 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00

2 ,082 6,903 ,00 ,00 ,25 ,20 3 ,028 11,872 ,00 ,36 ,41 ,17 4 ,004 30,592 1,00 ,64 ,34 ,64

a. Dependent Variable: CETR

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value ,115518 ,426429 ,277280 ,0732494 75

Std. Predicted Value -2,208 2,036 ,000 1,000 75 Standard Error of Predicted Value

,018 ,057 ,030 ,008 75

Adjusted Predicted Value ,116593 ,408882 ,276185 ,0733142 75

Residual -,2002897 ,6474597 0E-7 ,1330213 75

Std. Residual -1,475 4,768 ,000 ,980 75

Stud. Residual -1,537 4,966 ,004 1,017 75

Deleted Residual -,2176349 ,7024215 ,0010952 ,1434262 75

Stud. Deleted Residual -1,553 6,103 ,022 1,102 75

Mahal. Distance ,353 12,110 2,960 2,162 75

Cook's Distance ,000 ,523 ,020 ,064 75

Centered Leverage Value ,005 ,164 ,040 ,029 75

a. Dependent Variable: CETR

76

Page 97: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

77

Page 98: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

Runs Test Unstandardized Residual

Test Valuea -,03131

Cases < Test Value 37

Cases >= Test Value 38

Total Cases 75

Number of Runs 32

Z -1,510

Asymp. Sig. (2-tailed) ,131

a. Median

78

Page 99: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33450/1/AISHA... · IV. PENGALAMAN ORGANISASI. 1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 75

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation ,13302131

Most Extreme Differences

Absolute ,154

Positive ,154

Negative -,087

Kolmogorov-Smirnov Z 1,335

Asymp. Sig. (2-tailed) ,057

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

79