Upload
duongminh
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP DILEMA ETIKA INTERNAL AUDITOR DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Di Susun Oleh :
106082002661 Rachmat Hidayat Sumawi Budi
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP DILEMA ETIKA INTERNAL AUDITOR DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Di Susun Oleh :
106082002661 Rachmat Hidayat Sumawi Budi
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
IDENTITAS PRIBADI
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
RIWAYAT PENDIDIKAN INFORMAL
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Rachmat Hidayat Sumawi Budi Nama Panggilan : Diki Baik Tempat/Tgl Lahir : Cirebon, 14 Juli 1988 Agama : Islam Alamat : Perumahan Pondok Benda Indah Pamulang Blok B1/12 Rt 02/ Rw 15 No. Hp : 021-95804530 Email : [email protected]
1. TK. Avia Puri Tahun 1994 2. SD N Pondok Benda I Tahun 2000 3. SMP N 2 Pamulang Tahun 2003 4. SMA N 2 Ciputat Tahun 2006 5. D2 Komunikasi + Yayasan Al-Kharim Tahun 2010 6. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Tahun 2010
Kursus Bahasa Inggris IEC Ciputat 2006-2007
i
PENGALAMAN ORGANISASI/BEKERJA
1. ERIODAN Ketua 2005 2. LDK KOMDA Div. Dana usaha 2007 3. Saturday Meeting Club IEC-Ciputat Public Relation 2008 4. BEM Jurusan Akuntansi Ketua. Biro Bisnis dan Usaha 2009 5. Karangtaruna Pondok Benda Indah Sekertaris 2009 6. BNI-life Finance Consultant 2009
ii
EFFECT OF COMMITMENT PROFESSIONAL AND WORK EXPERIENCE TOWARD ETHICAL DILEMMA OF INTERNAL AUDITORS IN ETHICAL
DECISION MAKING
ABSTRACT
Rachmat Hidayat Sumawi Budi, Effect of Commitment professional and Work Experience Toward Ethical Dilemma of Internal Auditors in Ethical Decision Making. Thesis Strata One (S1) of Accounting Department of Economics and business Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2010.
This study aims to test the effect of Commitment Professional and Work Experience toward Dilemmas ethical of internal auditors in the Ethical Decision making with using multiple linear regression. The sample in this study amounted to 82 internal auditor as respondents who work in DKI Jakarta area. Sampling method that used is convenience sampling. The collection of data using the primary data that is taken directly from the respondents with the questionnaire technique.
The results obtained in the partial test is that professional commitment has a significant influence on ethical dilemmas and ethical decision making as well as work experience variables also have significant influence on the variables of ethical dilemmas in ethical decision making. So that the independent variables simultaneously influence the ethical dilemmas in ethical decision making as the dependent variable. Keywords: professional commitment, work experience, ethical dilemmas in ethical decision making.
iii
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP DILEMA ETIKA INTERNAL AUDITOR DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
ABSTRAK
Rachmat Hidayat Sumawi Budi, Pengaruh Komitmen Profesional dan Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis. Skripsi Strata Satu (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Komitmen Profesional dan Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan keputusan Etis dengan menggunakan regresi linear berganda. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 82 responden internal auditor yang bekerja di perusahaan-perusahaan wilayah DKI Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer yaitu diambil langsung dari responden dengan tekhnik kuesioner.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam pengujian secara parsial adalah bahwa komitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis dan begitu juga dengan variabel pengalaman kerja juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dilema etika dalam pengambilan keputusan etis. Sehingga secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis sebagai variabel dependen. Kata Kunci: Komitmen profesional, pengalaman kerja, dilemma etika dalam
pengambilan keputusan etis.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, kepadanya kita memohon
pertolongan dan pengampunan serta kita berlindung dari keburukan dan kejahatan diri kita. Semoga kita selalu mendapat hidayah-Nya, sehingga kita tergolong orang-orang yang berada dalam keridhoaan-Nya. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan ALLAH, sekutu baginya yang maha pengasih lagi maha penyayang dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasulullah. Sholawat dan salam teriring untuknya semoga kita semua akan mendapat syafa’at-Nya.
Skripsi yang telah penulis selesaikan merupakan salah satu dari banyak nikmat yang ALLAH SWT berikan. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang selalu memberikan cahaya terang senantiasa
banyak hangat ruang kasih yang engkau beri dari setiap doa, kepingan rizki dan harapan, serta Annisa Ayu adinda tercinta tetap semangat dalam menjalankan kuliah target lulus di UPN kamu harus 3,5 tahun masa tenggang 4 tahun harus sudah sarjana.
2. Eyang Jhon Disman, terima kasih atas setiap nasihat dan opini yang eyang berikan.
3. Bapak Dr. Yahya Hamja. MM, selaku dosen pembimbing I terima kasih banyak atas kemudahan, bimbingan dan motivasi yang telah banyak diberikan kepada penulis.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M,Si, selaku dosen pembimbing II terima kasih banyak atas bantuan semangat, bimbingan, meminjamkan buku panduan SPSS, tawa canda disela bimbingan yang membuat penulis semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA, selaku dosen dan penguji skripsi terima kasih telah memberikan ilmu objektifitas serta motivasi yang membangun.
6. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak, selaku dosen dan penguji serta teman curhat di waktu senggang yang telah memberikan banyak motivasi, siraman rohani dan ilmu tata kelola dream maping.
v
7. Kak. Taufik Hidayat, selaku asdos dan teman yang telah memberikan motivasi dan cambukan perjuangan untuk tetap semangat ketika penulis dirundung kesulitan.
8. Bapak Firaun Maulana, selaku guru besar Al-Kahfi Al-Khariem terima kasih banyak telah banyak membantu dan mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di perusahaan yang Bapak pimpin.
9. Bapak Tubagus Wahyudi, selaku guru besar yang telah banyak memberikan ilmu komunikasi, terima kasih atas motivasinya.
10. Seluruh mahasiswa ALKAHFI khususnya mahir terima kasih dan tetap kompak. 11. Risthy Prapanca Wisudani Apriliani, Arief Fahruri, Siti Nur Alqiah, Asep Saiful
Bahri dan Yayat Hidayatullah terima kasih atas bantuan yang selama ini penulis rasakan hingga kini.
Terima kasih untuk seluruh pihak-pihak yang namanya tidak tertulis atau tidak mau disebutkan, penulis banyak terima kasih dan mohon maaf lahir batin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan penulis miliki masih terbatas, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan serta tanggapan yang membangun guna terciptanya skripsi yang baik dan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Hormat saya, Penulis
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit ............................................................................................... 9
1. Pengertian Audit ........................................................................ 9
2. Jenis-Jenis Audit ........................................................................ 11
3. Jenis-Jenis Auditor ..................................................................... 13
B. Audit internal ................................................................................... 14
1. Pengertian Audit Inernal ............................................................. 14
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit internal .............................. 19
vii
3. Profesi Audit Internal .................................................................. 25
4. Peranan Audit internal ................................................................ 26
C. Komitmen Profesional ..................................................................... 27
1. Pengertian Komitmen ................................................................ 27
2. Pengertian Profesional ............................................................... 28
3. Auditor internal yang Profesional ............................................. 29
4. Kode Etik Profesional ............................................................... 41
D. Pengalaman Kerja Auditor .............................................................. 44
E. Pengambilan Keputusan etis ........................................................... 45
F. Dilema Etika ..................................................................................... 47
G. Penelitian terdahulu .......................................................................... 49
H. Keterkaitan Setiap Variabel .............................................................. 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 56
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 56
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 57
1. Sumber Data ............................................................................. 57
2. Pengumpulan Data ..................................................................... 57
D. Metode Analisis Data ....................................................................... 57
1. Statistik Deskriptif ...................................................................... 58
2. Uji Kualitas Data ........................................................................ 58
viii
a. Uji Validitas ......................................................................... 58
b. Uji reliabilitas ....................................................................... 58
3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 59
a. Uji Multi Kolinearitas .......................................................... 59
b. Uji Heterokedastisitas ......................................................... 59
c. Uji Normalitas .................................................................... 59
4. Uji Hipotesis .............................................................................. 60
a. Analisis koefisien Determinasi ........................................... 60
b. Uji Hipotesis ........................................................................ 61
1) Uji t ................................................................................. 61
2) Uji F ................................................................................ 61
E. Definisi Operasional variabel dan Pengukurannya ...................... 62
1. Variabel Dependen ...................................................................... 62
2. Variabel Independen ................................................................... 64
a. Komitmen Profesional ......................................................... 64
b. Pengalaman kerja ................................................................. 65
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 69
1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 69
2. Karakteristik Responden ............................................................. 71
B. Hasil Analisis dan Pembahasan ........................................................ 74
ix
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 74
2. Uji Kualitas Data ....................................................................... 75
a. Uji Validitas........................................................................... 75
b. Uji Reliabilitas ....................................................................... 77
3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 79
a. Uji Multikolinearitas ........................................................... 79
b. Uji Heterokedastisitas .......................................................... 79
c. Uji Normalitas ..................................................................... 81
4. Uji Hipotesis ............................................................................ 82
a. Uji Koefisien Determinasi .................................................. 83
b. Uji Hipotesis Dalam Penelitian ........................................... 84
1) Uji t ................................................................................ 84
a) Hasil Uji Hipotesis pertama (Ha1) ............................. 84
b) Menguji Hipotesis kedua (Ha2) ................................. 85
2) Uji F ................................................................................. 85
C. Pembahasan .......................................................................................86
1. Pengaruh komitmen Profesional Terhadap Dilema
Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis ..... 86
2. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika
Dalam Pengambilan Keputusan Etis .......................................... 87
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 89
B. Implikasi .......................................................................................... 89
C. Keterbatasan Penelitian …………………………………………… 90
D. Saran ................................................................................................. . 91
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. .. 92
LAMPIRAN ............................................................................................... ... 97
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu…………………………………….. 50
3.1 Operasional Variabel Penelitian.................................................. 66
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitan............................................... 69
4.2 Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner..................... 71
4.3 Deskripsi Responden................................................................... 71
4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif....................................................... 74
4.5 Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional................................. 75
4.6 Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja........................................ 76
4.7 Hasil Uji Validitas Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis............................................................................ 76
4.8 Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesional........................... 78
4.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja.................................... 78
4.10 Hasil Uji Reliabilitas Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis........................................................................... 78
4.11 Hasil Uji Multikolinearitas........................................................ 79
4.12 Koefisien Determinasi............................................................... 83
4.13 Hasil Uji t.................................................................................... 84
4.14 Hasil Uji F.................................................................................. 86
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran......................................................... 55
4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot........................... 80
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot...................... 82
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I SURAT RISET..................................................................... 97
LAMPIRAN II KUESIONER....................................................................... 108
LAMPIRAN III SKOR JAWABAN............................................................. 116
LAMPIRAN IV HASIL UJI KUALITAS DATA......................................... 129
LAMPIRAN V HASIL UJI ASUMSI KLASIK........................................... 141
LAMPIRAN VI HASIL UJI HIPOTESIS..................................................... 144
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tema tentang independensi dan etika dalam profesi akuntan memiliki
pemahaman yang sangat penting dan mendalam. Sorotan masyarakat terhadap
profesi akuntan sangatlah besar sebagai dampak beberapa skandal perusahaan
besar didunia seperti Enron dan World Com yang melibatkan para akuntan
(Koran Tempo, 2002). Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi
dan independensi (Christiawan, 2002). Kualitas audit didefinisikan sebagai
kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit dapat
menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi maupun sistem
manajemen klien yang diaudit dan melaporkannya, yang dalam melaksanakan
tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik
(Elfarini, 2007). Probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada
kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung
pada independensi auditor. Auditor seringkali dihadapkan pada situasi adanya
dilema yang menyebabkan dan memungkinkan auditor tidak dapat independen.
Auditor diminta untuk tetap independen dari klien, tetapi pada saat yang sama
kebutuhan mereka tergantung kepada klien karena fee yang diterimanya, sehingga
sering kali auditor berada dalam sitausi dilematis. Hal ini akan berlanjut jika hasil
temuan auditor tidak sesuai dengan harapan klien, sehingga menimbulkan konflik
1
audit (Tsui, 1996; Tsui dan Gul, 1996). Konflik audit ini akan berkembang
menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang
bertentangan dengan independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis
yang mungkin terjadi atau tekanan di sisi lainnya (Windsor dan Askhanasy,
1995).
Perspektif dari sudut psikologi mengenai independensi auditor ini
mengemukakan bahwa upaya mencapai independensi adalah mustahil dan
pendekatan-pendekatan profesi auditing yang ada sekarang ini adalah naïf dan
tidak realistis (Bazerman, Loewenstein dan Moore, 2002). Kerangka audit yang
ada mengimplikasikan tujuan independensi adalah mencoba menghilangkan bias
oleh auditor sehingga dapat mencapai obyektifitas, padahal auditor menurut
mereka berdasarkan posisi pekerjaan dalam hubungannya dengan klien tidak
mungkin luput dari bias yang tidak disadari (unconscious bias). Kesimpulan
Bazerman, et al. yang provokatif ini mengundang tanggapan dari beberapa pihak.
Salah satu argument yang menanggapi adalah King (2002) yang menyatakan
kesimpulan Bazerman, et al. itu sebagai terlalu prematur dengan beberapa alasan.
King (2002) mengemukakan ada dua alasan, pertama eksperimen-
eksperimen yang menjadi dasar kesimpulan mereka tidak berkaitan dengan setting
pekerjaan auditor dan kedua, peneliti tidak memperhitungkan ikatan-ikatan
psikologis yang dibentuk dari keanggotaan kelompok yang dapat mengurangi
self-serfing bias. Selain dua hal itu dapat dikemukakan alasan ketiga bahwa
argument Bazerman, et al. tidak memperhitungkan faktor-faktor pengurang
2
(mitiguating factors) yang dapat bertindak mengurangi bias (debiasing) yang ada
pada lingkungan audit.
Auditor secara sosial juga bertanggung jawab kepada masyarakat dan
profesinya dari pada mengutamakan kepentingan dan pertimbangan pragmatis
pribadi atau kepentingan ekonomis semata. Situasi seperti ini sangat sering
dihadapi oleh seorang auditor. Auditor seringkali dihadapkan kepada situasi
dilema etika dalam pengambilan keputusannya (Tsui dan Gul, 1996). Menurut
Nasution (2003) Auditor internal adalah orang atau badan yang melaksanakan
aktivitas internal auditing dan auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian
independen yang dijalankan didalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi
sistem pengendalian internal organisasi. Kualitas auditing internal yang akan
dijalankan berhubungan dengan kompetensi dan obyektivitas dari staf internal
auditor organisasi tersebut. Oleh sebab itu, internal auditor senantiasa berusaha
untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian
langsung atas setiap bentuk kompleks. Dengan demikian internal auditing muncul
sebagai suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas yang
memanfaatkan metode dan tekhnik dasar dari penilaian. Sebagai pekerja, internal
auditor mendapatkan penghasilan dari organisasi dimana dia bekerja, hal ini
berarti internal auditor sangat tergantung kepada organisasinya sebagai pemberi
kerja. Dilain pihak internal auditor dituntut untuk tetap independen sebagai
bentuk tanggung jawabnya kepada publik dan profesinya. Disini konflik audit
muncul ketika auditor internal menjalankan aktivitas auditing internal. Internal
3
auditor sebagai pekerja didalam organisasi yang diauditnya akan menjumpai
masalah ketika harus melaporkan temuan-temuan yang mungkin tidak
menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau obyek audit yang
dilakukannya. Ketika manajemen atau subyek audit menawarkan sebuah imbalan
atau tekanan kepada internal auditor untuk menghasilkan laporan audit yang
diinginkan oleh manajemen maka menjadi dilema etika. Untuk itu auditor
dihadapkan pada pilihan-pilihan keputusan yang terkait dengan hal-hal keputusan
etis dan tidak etis.
Keputusan etis (etichal decision) adalah sebuah keputusan yang baik secara
legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas. Internal auditor sebagai
karyawan mempunyai tanggung jawab kepada organisasi dimana dia bekerja,
tetapi sebagai seorang akuntan profesional dia harus bertanggung jawab kepada
profesinya kepada masyarakat dan dirinya sendiri untuk berkelakuan etis yang
baik. Kemampuan internal auditor untuk membuat keputusan yang akan diambil
ketika menghadapi situasi dilema etika akan sangat bergantung pada berbagai hal,
karena keputusan yang diambil oleh internal auditor juga akan banyak
berpengaruh kepada organisasi dan konsisten dimana dia berada karena auditor
internal merupakan salah satu perwakilan dari profesi berpengetahuan intensif
yang kinerja dan efektivitas sangat bergantung dari prilaku mereka sendiri (Bik,
2010). Internal auditor secara terus menerus dihadapkan pada situasi dilema etika
yang melibatkan pilihan-pilihan antara nilai-nilai yang saling bertentangan.
Manajemen dapat mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh
4
internal auditor. Manajemen dapat menekan internal auditor untuk melanggar
standar pemeriksaan, tetapi internal auditor juga terikat pada etika profesi dan
mempunyai tanggung jawab sosial, maka auditor berada dalam situasi yang
dilematis. Memenuhi tuntutan manajemen berarti melanggar standar dan etika
profesi, namun dilain pihak jika tidak memenuhi tuntutan tersebut kemungkinan
dapat menghasilkan sanksi atas diri internal auditor.
Faktor determinan penting dalam perilaku pengambilan keputusan etis
adalah faktor-faktor yang secara unik berhubungan dengan individu pembuat
keputusan dan variabel-variabel yang merupakan hasil dari proses sosialisasi dan
pengembangan masing-masing individu (paolillo dan Vittel, 2002). Faktor-faktor
individual tersebut meliputi variabel-variabel yang merupakan ciri pembawaan
sejak lahir (gender, umur, kebangsaan dan sebagainya). Sedangkan faktor-faktor
lainnya adalah faktor organisasi, lingkungan kerja, profesi dan sebagainya.
Sebagian besar studi yang pernah dilakukan dalam rangka mengevaluasi kualitas
audit, selalu membuat kesimpulan dari sudut pandang auditor (Widagdo,
Lesmana dan Irwandi, 2002).
Kompetensi dan independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya
akan terkait dengan etika. Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar
perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi
mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai
tanggung jawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas
mereka (Nugrahaningsih, 2005). Auditor internal dalam pengambilan keputusan
5
etis diharapkan obyektif dan tetap independen sehingga komitmen profesionalnya
dapat dibuktikan dan tidak goyah ketika dihadapkan pada hal yang dilematis
terhadap etika.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, Basuki dan
Hendaryatno (2005) dengan Jenny Stewart dan Connor O’Leary (2006) terdapat
perbedaan hasil dalam pengukuran pengalaman kerja. Menurut Budi, et al. (2005)
bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dilema
etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis, lalu menurut Jenny
Stewart dan Connor O’Leary (2006) terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengalaman kerja internal auditor terhadap faktor dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis. Karena perbedaan dari kedua penelitian sebelumnya
ini, penulis tertarik untuk menguji pengaruh komitmen profesional dan
pengalaman kerja terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis
internal auditor. Selain itu untuk mengetahui bagaimana auditor internal
melakukan keputusan etis ketika dihadapkan situasi dilema etika. Karena alasan
ini penulis memilih judul skripsi “Pengaruh Komitmen Profesional dan
Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam
Pengambilan Keputusan Etis”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah ditemukan, maka yang menjadi masalah
pokok dalam penelitian ini adalah:
6
1. Apakah komitmen profesional auditor berpengaruh terhadap dilema etika
auditor dalam pengambilan keputusan etis?
2. Apakah pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap dilema etika auditor
dalam pengambilan keputusan etis?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah memperoleh bukti
empiris sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis tingkat pengaruh komitmen profesional internal
auditor terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.
b. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman kerja auditor terhadap dilema
etika dalam pengambilan keputusan etis.
2. Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan manfaat
antara lain:
a. Bagi perusahaan
Memberikan informasi bahwa auditor internal yang memiliki ruang
lingkup sangat luas memiliki risiko besar sebagai fungsinya ketika
dihadapkan dilema etika dalam pengambilan keputusan etis yang
mempertaruhkan komitmen profesionalnya dan pengalaman kerjanya.
7
b. Bagi auditor
berupa informasi yang dapat digunakan sebagai motivasi bagi para auditor
internal untuk dapat lebih tangguh dalam mengembangkan tugasnya serta
dapat memperbaiki keadaan profesinya ketika dihadapkan pada situasi
dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.
c. Bagi penulis
Sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan khususnya pada topik
yang diteliti mengenai pengaruh komitmen profesional dan pengalaman
kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan
etis. Sehingga dapat memperoleh gambaran antara fakta dilapangan
dengan permasalahan tersebut.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit
1. Pengertian Audit
Audit diterjemahkan sebagai istilah dari pemeriksaan. Pada dasarnya
pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan istilah audit yaitu sebagai suatu
proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan atau kriteria teoritis. Serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan
bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang
sudah digariskan. Hal ini sesuai dengan apa yang tercermin dari pernyataan
Mulyadi (2009:9) yang mendefinisikan auditing adalah suatu proses
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) mendefinisikan auditing
adalah sebagai berikut:
9
“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.
Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independen. Menurut Halim (2008:1), definisi audit
yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Accounting Concepts)
adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-
bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan
kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya
kepada para pemakai yang berkepentingan. Agoes (2004:3) mendefinisikan
auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,
oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun
oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut.
Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses
sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk
menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai informasi
dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
10
informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan
hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Dari definisi tersebut
dapat diambil kesimpulan tentang karakteristik audit sebagai berikut:
a. Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti
atau informasi.
b. Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas keterangan
yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai tingkat kesesuaian
informasi.
c. Adanya tingkat kesesuaian (degree of correspondence) dan kriteria
tertentu (stablish criteria).
d. Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kualifikasi
yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang auditor harus kompeten
dan independen terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperisaksanya.
e. Adanya pelaporan dan mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak yang
berkepentingan.
2. Jenis-Jenis Audit
Ada beberapa jenis audit yang dikemukakan oleh Arens, et al. (2009:14-
15) yaitu: Audit operasional (Operational audits), audit laporan keuangan
(financial statement audits), dan Audit ketaatan (Compliance audit).
a. Audit operasional (Operational audits)
Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan terhadap setiap bagian
prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan
11
efektivitas kegiatan entitas tersebut. Pada akhir pemeriksaan operasional
biasanya diajukan saran-saran rekomendasi pada manajemen untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas operasional perusahaan.
b. Audit laporan keuangan (Financial statement audits)
Pemeriksaan keuangan merupakan pemeriksaan atas laporan keuangan
suatu organisasi atau perusahaan secara keseluruhan merupakan informasi
terukur yang akan diferivikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria
tertentu yang dalam hal ini adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum,
dengan tujuan memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan
keuangan. Asumsi dasar dari suatu laporan keuangan adalah bahwa
laporan keuangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh kelompok yang
berbeda-beda. Oleh karena itu jauh lebih efisien jika mempekerjakan satu
orang auditor independen untuk melaksanakan audit dari pada
membiarkan masing-masing pihak melakukan audit sendiri-sendiri.
c. Audit ketaatan (Compliance audits)
Pemeriksaan ketaatan merupakan proses pemeriksaan yang
mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti atas suatu prosedur atau
peraturan tertulis yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang
memiliki otoritas yang lebih tinggi. Biasanya hasil atau laporan dari
auditor ketaatan ini tidak dilaporkan kepada pihak tertentu dalam
organisasi, biasanya pimpinan dalam organisasi.
12
3. Jenis-Jenis Auditor
Menurut Arens, et al. (2009:15-16). Terdapat empat jenis auditor yang
umum dikenal dalam masyarakat, yaitu: Akuntan publik (Certified accountant
public firms), akuntan pemerintah (General accounting office auditors),
akuntan pajak (Internal revenue agent) dan auditor internal (Internal
auditors).
a. Akuntan publik (Certified accountant public firms)
Akuntan publik disebut juga auditor eksternal atau auditor independen
untuk membedakannya dengan auditor internal. Akuntan ini bertanggung
jawab atas pemeriksaan atau mengaudit laporan keuangan organisasi yang
dipublikasikan. Dan memberikan opini atas informasi yang diauditnya.
b. Akuntan pemerintah (General accounting office auditors)
Dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan pemerintah.
Audit ini mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit
operasional. Dan laporan audit ini diserahkan kepada kongres, dalam hal
ini untuk Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat.
c. Akuntan pajak (Internal revenue agent)
Akuntan pajak mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pada
pembayaran pajak oleh wajib pajak. Lingkup pengerjaannya adalah
memeriksa apakah wajib pajak telah benar memberikan pajaknya sesuai
dengan prosedur dan hukum yang berlaku.
13
d. Auditor internal (Internal auditors)
Auditor internal adalah bertanggung jawab pada manajemen perusahaan.
Tinjauannya adalah audit terhadap setiap berbagai prosedur-prosedur dan
metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitas
kegiatan. Pada akhir kegiatan biasanya diajukan saran-saran rekomendasi
manajemen untuk meningkatkan kualitas operasi perusahaan.
Pada dasarnya layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap cabang
audit tersebut adalah sama, yang membedakannya adalah tanggung jawab dan
tingkat kebebasan yang berbeda. Dari definisi tersebut, kita mengetahui
pengertian audit dalam arti luas, namun lebih menekankan pada audit yang
dilakukan oleh auditor internal.
B. Audit Internal
1. Pengertian Audit Internal
Menurut Moeller and Witt (1999:1) Audit internal didefinisikan sebagai
berikut:
“Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization”.
Dari istilah yang terdapat pada definisi diatas dapat dijabarkan lebih
lanjut sebagai berikut:
a. Independent, mempunyai arti bebas dari pembatasan ruang lingkup dan
efektivitas hasil pemeriksaan yang berupa temuan dan pendapat.
14
b. Appraisal, menyatakan keyakinan penilaian auditor internal dalam
kesimpulan yang dibuatnya.
c. Established, menjelaskan pengakuan perusahaan atas peranan auditor
internal.
d. Examine and evaluate, menyatakan bahwa kegiatan auditor internal
sebagai auditor serta penilai terhadap faktor-faktor yang ditemukan dalam
perusahaan.
e. It’s activities, menyatakan luasnya ruang lingkup pekerjaan auditor
internal yang meliputi seluruh aktivitas perusahaan.
f. Service, menyatakan bahwa pelayanan terhadap manajemen merupakan
hasil akhir dari pekerjaan auditor internal.
g. To the organization, menyatakan bahwa ruang lingkup pelayanan auditor
internal berhubungan dengan seluruh personalia perusahaan, dewan
komisaris termasuk komite audit dan para pemegang saham.
Auditor internal merupakan fungsi penilaian yang independen yang
didirikan dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan
organisasi secara menyeluruh yang bertujuan membantu dan memperbaiki
kinerja semua tingkatan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab
secara efektif. Aktivitas audit internal menjadi pendukung utama untuk
tercapainya tujuan pengendalian internal. Ketika melaksanakan kegiatannya,
auditor internal harus bersifat objektif dan kedudukannya dalam perusahaan
adalah independen. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka
15
penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian audit internal,
yang diantaranya definisi menurut The Institute of Internal Auditors, IIA
(1995:3) adalah:
“Internal audit is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization.”
Yang artinya auditor internal merupakan fungsi penilaian independen
yang dibentuk dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan
sebagai layanan pada organsiasi. Lalu definisi selanjutnya pada bulan Juni
1999, audit internal hanya merefleksikan perubahan yang terjadi dalam
profesi, definisi tersebut juga mengarahkan auditor internal menuju peran
yang lebih luas dan berpengaruh pada masa yang akan datang. Definisi yang
dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors Board of Directors pada
bulan Juni 1999:
“Internal audit is an independent objective assurance and conceling activity design to add value and improve and organization’s operations it help an organization accomplish its objective by bringing a systematic disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management; control and governance process.”
Yang artinya audit internal adalah jaminan tujuan independen dan desain
konseling kegiatan untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi
organisasi yang membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa
pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses governance.
Pengertian audit internal menurut “Profesional Practice Framework”:
16
International standards for the professional practice of internal audit, IIA
(2009) adalah suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan
keyakinan serta konsultasi (consulting) yang dirancang untuk memberikan
suatu nilai tambah (to add value) serta meningkatkan (improve) kegiatan
operasi organisasi. Definisi tersebut menyatakan audit internal adalah kegiatan
assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.
Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu
pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance.
Menurut Hiro Tugiman (2004:6) terdapat lima konsep kunci audit
internal yaitu independen, kegiatan penilaian, diadakan dalam organisasi,
pelayanan terhadap organisasi dan pengawasan yang menguji pengawas lain:
a. Independen
Standar menentukan bahwa para auditor seharunya tidak terikat pada
kegiatan yang mereka periksa, karenannya suatu fungsi audit harus bebas
dari unit-unit yang diperiksanya. Dapat dipastikan bahwa audit internal
bersentuhan dengan fungsi-fungsi lain didalam organisasi. Sebagai
akibatnya ia harus kehilangan kebebasannya meski bagaimana kerasnya
berusaha untuk tidak tersentuh.
17
b. Kegiatan penilaian
Pada hakekatnya kegiatan audit adalah penilaian. Jika para pengelola audit
melakukan penilaian oleh mereka sendiri dan melaporkan hasilnya. Para
auditor dapat dihubungi guna menilai mutu laporan dan menunjukan
keabsahannya, lebih jauh lagi mereka bisa menilai untuk proses penilaian
diri yang diikuti oleh para pengelola unit.
c. Diadakan dalam organisasi
Para auditor internal merupakan karyawan dari organisasi yang mereka
audit. Untuk membedakan mereka dari pada auditor eksternal, mereka
menambahkan kata keterangan sifat “internal”. Para auditor eksternal
melaksanakan tugas auditnya seperti auditor internal namun bekerja untuk
organisasi lain dalam jangka waktu tertentu.
d. Pelayanan terhadap organisasi
Konsep yang keempat adalah konsep yang paling penting bagi
kelangsungan hidup fungsi audit internal. Kunci keberadaan audit internal
adalah layanan untuk para pemakai jasa. Hanya organisasi audit internal
yang menyediakan layanan, yang oleh pemakai jasa dianggap mengalami
pertambahan nilai-nilai, yang akan berlangsung keberadaannya apabila
ikut membantu keberhasilan unit.
e. Pengawasan yang menguji pengawas lain
Konsep terakhir adalah konsep yang berkisar tentang apa yang dilakukan
para auditor internal. Standar mengatakan bahwa audit adalah suatu
18
pengawasan yang berfungsi menguji dan menilai efektivitas dari
pengawasan lainnya, kecuali pada kasus-kasus dimana harus membedakan
antara pengawasan internal terhadap seluruh kegiatan organisasi.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal
a. Tujuan audit internal
Audit internal dalam perusahaan bertujuan untuk membantu manajemen
dalam menjalankan tugas untuk mempertanggung jawabkan seluruh
kegiatan perusahaan. Audit internal membantu manajemen dengan cara
memberikan analisis yang objektif, penilaian, rekomendasi, dan pendapat
mengenai kegiatan perusahaan yang diperiksanya. Tujuan audit internal
yang dinyatakan The Institute of Internal Auditors Florida, USA. IIA
Florida (1995:3) dan The Institute of Internal Auditors United Kingdom,
IIA UK (1999:4) adalah sebagai berikut:
“The objective of internal auditing is to assist member of the organization in the effective discharge of their responsibilities. To this end, internal auditing furnishes them with analiysis, Appraisals, recommendation, counsel, and information concerning the activities reviewed. The audit objectives include promoting effective control at a responsenable cost”.
Yang artinya tujuan dari audit internal adalah membantu anggota
organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif.
Untuk tujuan ini, melengkapi internal audit mereka dengan analisis,
penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi mengenai aktivitas yang
ditinjau. Tujuan audit meliputi mempromosikan kontrol yang efektif
dengan biaya yang sangat memungkinkan. Dari pernyataan tersebut dapat
19
disimpulkan bahwa tujuan audit internal adalah membantu agar anggota
para organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
Untuk mencapai tujuan tersebut audit internal menyajikan hasil analisis,
rekomendasi, petunjuk, penilaian dan informasi yang berkaitan dengan
aktivitas yang dikaji. Tujuan audit juga meliputi usaha untuk
meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar. Hal ini
sesuai dengan pendapat Zarkasy (2006) yang menyatakan bahwa tujuan
pemeriksaan internal adalah memantau dan mengevaluasi efektivitas
organisasi dari risiko manajemen dan sistem control serta membantu para
anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara
efektif. Tujuan ini mencakup pula pengembangan dan pengawasan yang
efektif dengan biaya yang wajar. Konsersium Organisasi Profesi Auditor
Internal dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:2) mengemukakan
tentang tujuan audit internal yaitu sebagai berikut:
1) Memberikan kerangka dasar yang konsisten untuk mengevaluasi
kegiatan dan kinerja satuan audit internal maupun individu auditor
internal;
2) Menjadi sarana bagi pemakai jasa dalam memahami peran, ruang
lingkup, dan tujuan audit internal;
3) Mendorong peningkatan praktik audit internal dalam organisasi;
20
4) Memberikan kerangka untuk melaksanakan dan mengembangkan
kegiatan audit internal yang memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kinerja kegiatan operasional organisasi;
5) Menjadi acuan dalam menyusun program pendidikan dan pelatihan
bagi auditor internal;
6) Menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang
seharusnya (International best practice).
Audit internal berhubungan dengan semua tahap aktivitas perusahaan
sehingga tidak hanya terbatas pada audit terhadap catatan-catatan
akuntansi. Untuk mencapai tujuan tersebut, audit internal harus melakukan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Me-review keadaan dan integritas informasi keuangan dan
mengoprasi dalam mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasikan
dan melaporkan informasi tersebut.
2) Me-review sistem yang ditetapkan untuk menjamin ketaatan terhadap
kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan yang berpengaruh
pada operasi dan pelaporan, dan dapat menentukan apakah organsiasi
tersebut taat atau tidak.
3) Me-review seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan
dan memeriksa eksistensi asset tersebut.
4) Penilaian ekonomis dan efisiensi sumber daya yang dikerjakan.
21
5) Me-review berbagai operasi atau program untuk menilai apakah
hasilnya akan konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dan apakah kegiatan atau program tersebut dilaksanakan
sesuai dengan yang direncanakan.
b. Ruang lingkup audit internal
Ruang lingkup audit internal menurut The Institute of Internal Auditors
Florida, USA IIA Florida (1995:29) dan The Institute of Internal Auditors
United Kingdom, IIA UK (1999:23) adalah sebagai berikut:
“The scope of internal auditing should encompass the examination and evaluation of the adequacy and effectiveness of the organization’s system of internal control and the quality of performance in carrying out assigned responsibilities”.
Maksudnya adalah ruang lingkup audit internal harus mencakup
pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas sistem organisasi
pengendalian internal dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung
jawab yang ditugaskan. Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal
dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:13) mengemukakan tentang
lingkup penugasan bahwa fungsi audit internal melakukan evaluasi dan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko,
pengendalian dan governance dengan menggunakan pendekatan yang
sistematis, teratur dan menyeluruh.
Ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan pengevaluasian
terhadap kememadaian dan efektivitas sistem pengendalian internal
22
pengendalian internal perusahaan dan kualitas kinerja berkaitan dengan
tanggung jawab anggota organisasi yang bersangkutan. Dari pendapat
tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan audit internal mempunyai ruang
lingkup yang sangat luas dan agar tujuan audit internal dapat tercapai,
maka kegiatan auditor internal dapat dikelompokan dalam beberapa jenis.
Jenis-jenis kegiatan ini dikenal dengan nama “Element of the work”. Hal
ini dikemukakan oleh Chasin, Paul dan John (1988:8-11) sebagai berikut:
“The element of audit internal maybe grouped under compliance, verification, and evaluation”.
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Complience (Ketaatan)
Kegiatan compliance berkaitan dengan ditaatinya kebijakan, peraturan,
prosedur dan praktik-praktik usaha yang baik dalam bidang ini dapat
digolongkan menjadi:
a) Ketaatan atas prinsip akuntansi.
b) Ketaatan atas kebijakan dan prosedur-prosedur perusahaan.
c) Ketaatan atas peraturan-peraturan pemerintah.
2) Verification (Verifikasi)
Verifikasi meliputi kegiatan melakukan kecermatan, kebenaran
perhitungan aritmatika, ketelitian alokasi biaya, misalnya: perhitungan
faktur penjualan, perhitunga nilai persediaan, penjumlahan jurnal dan
buku harian serta perhitungan depresiasi. Kemudian auditor
23
menentukan apakah catatan-catatan dan laporan-laporan yang telah
diverifikasi terdapat kekurangan-kekurangan. Kelemahan dalam
prosedur pencatatan dan pelaporan, untuk selanjutnya diajukan saran-
saran perbaikan.
3) Evaluation (Penilaian)
Merupakan tanggung jawab auditor internal yang paling penting dan
paling sulit diukur hasilnya. Kegiatan ini meliputi penilaian terhadap
prosedur, hasil yang diperoleh, analisis perkembangan (trend) saat ini,
analisis dan prediksi dimasa yang akan datang serta perbaikan-
perbaikan yang perlu dilakukan. Oleh sebab itu auditor internal harus
bertanggung jawab terhadap analisis yang dibuat serta rekomendasi
yang diajukan kepada manajemen yang nantinya digunakan sebagai
dasar dan pertimbangan terhadap pengambilan keputusan. Dalam
melakukan penilaian, auditor internal harus menggunakan ukuran yang
dapat dijadikan sebagai dasar penilaian seperti:
a) Prosedur yang telah ditetapkan.
b) Anggaran atau standar yang telah ditetapkan.
c) Undang-undang yang berlaku.
d) Peraturan daerah.
e) Kebijakan yang telah ditetapkan manajemen.
Jadi secara terperinci, ruang lingkup auditor internal adalah melakukan
penilaian atas pengendalian internal, penilaian atas pencatatan laporan
24
perusahaan, serta penilaian atas hasil seluruh kegiatan perusahaan. Auditor
internal juga harus memberikan keyakinan bahwa catatan laporan dan
pelaksanaan kegiatan bagi perusahaan telah dilaksanakan dengan baik.
Tujuan dan ruang lingkup audit internal sangat luas tergantung pada besar
kecilnya organisasi yang besangkutan.
3. Profesi Audit Internal
Teori-teori dan konsep-konsep telah menjawab, bahwa keberadaan atau
alasan diadakan audit dalam organisasi adalah bahwa audit ditujukan untuk
memperbaiki kinerja. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau
pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai
kinerja organisasi, hal ini mengingat pengertian audit internal adalah kegiatan
assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.
Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu
pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Menurut
Sawyer, Mortimer dan James (2003:6) yaitu:
“Internal auditing is a systematic, objectives appraisal by auditor internals of the diverse operations and control within an organization to determine wheter (1) Financial and operating information is accurate and reliable, (2) Risk to the enterprise are identified and minimized, (3) External regulation and acceptable internal polices and procedure are followed, (4) Satisfactory standart are met, (5) The organization’s objective are effectively achieved-all for the purpose of assisting of their responsibilities”.
25
Yang artinya audit internal adalah, sistematis tujuan penilaian oleh
auditor internal dari beragam operasi dan kontrol dalam sebuah organisasi
untuk menentukan keduanya, (1) Informasi keuangan dan operasi yang akurat
dan dapat dipercaya, (2) Risiko untuk perusahaan diidentifikasi dan
diminimalkan, (3) Peraturan eksternal dan kebijakan internal yang dapat
diterima dan prosedur diikuti, (4) standar yang memuaskan terpenuhi, (5)
Tujuan organisasi itu secara efektif semuanya berhasil tercapai untuk tujuan
membantu dari tanggung jawab mereka. Redefinisi audit internal telah
ditetapkan oleh IIA ‘Board of Directors pada bulan Juni 2009 adalah:
“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve and organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and the effectiveness of risk management control and governance processes”.
Yang artinya audit internal adalah kegiatan, independen jaminan objektif
dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan dan
mencapai tujuan organisasi dengan membawa pendekatan yang sistematis dan
disiplin untuk mengevaluasi efektivitas risiko pengendalian manajemen dan
tata kelola proses.
4. Peranan audit internal
Audit internal mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep audit internal
dikarenakan bertambah luasnya ruang lingkup perusahaan. Oleh karena itu
semakin besar suatu perusahaan, maka semakin luas pula rentang
26
pengendalian yang dipikul pimpinan, sehingga manajemen harus meciptakan
suatu pengendalian intern yang efektif untuk mencapai suatu pengelolaan
yang optimal dengan mempertimbangkan manfaat dan biayanya. Karena
keterbatasan manajemen dalam mengendalikan aktivitasnya itu, perusahaan
memerlukan audit internal yang akan membantu manajemen dalam membantu
apakah rencana-rencana operasi, keuangan, kebijakan dan prosedur-prosedur
yang dijalankan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sehingga
audit internal yang dilakukan dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan
penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur, data yang tercatat berdasarkan
atas kebijakan dan rencana perusahaan, sebagai salah satu fungsi dalam upaya
mengawasi aktivitasnya.
Teori-teori dasar dan konsep-konsep audit tersebut telah menjawab
bahwa keberadaan atau peranan audit dalam perusahaan adalah ditujukan
untuk memperbaiki kinerja. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan
kinerja perusahaan maka audit menunjang kearah perbaikan kinerja secara
keseluruhan (Hiro Tugiman, 2004:8).
C. Komitmen Profesional
1. Pengertian komitmen
Komitmen merupakan bukan sekedar janji yang harus ditepati dan
diwujudkan, tetapi didalamnya juga terkandung kesungguhan dan
tanggung jawab (Fatoni, 2005). Komitmen dapat muncul dalam berbagai
27
bentuk, maksudnya arti dari komitmen menjelaskan perbedaan hubungan
antara anggota organisasi dan entitas lainnya (salah satunya organisasi itu
sendiri) serta melibatkan usaha untuk memisahkan diantara berbagai entitas di
mana individu berkembang menjadi memiliki komitmen (Meyer, Allen dan
Gellatly, 1997). Komitmen cendrung mempunyai makna bahwa melakukan
perjanjian dengan diri sendiri. Jika seseorang telah membuat keputusan
yang disertai dengan komitmen, maka tentunya ia akan berupaya dan
berjuang untuk menjalani keputusan itu dengan sebaik-baiknya, dengan
bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Karena itu jika seorang
individu dalam organisasi sudah tidak memiliki komitmen, maka keadaan
tersebut adalah sebuah kerugian bagi organisasi bersangkutan.
2. Pengertian profesional
Pengertian profesionalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002:689) adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri
suatu profesi atau orang yang profesional. Menurut Putranti (2008)
Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan
yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini
juga mempengaruhi terhadap penampilan atau performance seseorang
dalam melakukan pekerjaan di profesinya. Lalu menurut Arifin (2010)
Profesional, profesi dan profesionalisme adalah suatu paham yang
mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam
masyarakat, berbekalan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
28
keterpanggilan serta ikrar (fateri / profiteri) untuk menerima panggilan
tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan
pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesusahan ditengah
gelapnya kehidupan. Sedangkan pengertian profesional menurut Arens, et
al. (2009:78) yaitu:
“Profesional means a responsible for conduct that axtended beyond statisfying individual responsibilities and beyond the requerment of our society law and regulation”.
Dalam pengertian tersebut profesional merupakan tanggung jawab
berperilaku yang lebih dari sekedar tanggung jawab berperilaku yang lebih
dari sekedar tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang memiliki
etos kerja dan keahlian khusus serta pendidikan dan keterampilan khusus
dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan peraturan
masyarakat dalam bekerja. Sebagai seorang yang profesional, auditor
internal mengakui tanggung jawab terhadap klien dan terhadap rekan
seprofesinya termasuk untuk berperilaku sekalipun ini berarti pengorbanan
pribadi.
3. Auditor Internal yang Profesional
Auditor internal yang profesional yaitu orang yang berpengetahuan
dan berketerampilan yang harus dimiliki untuk berpraktek sebagai auditor
internal. Untuk mengetahui apakah seorang auditor internal telah
profesional dalam melakukan tugasnya maka perlu adanya evaluasi
kinerja. Dan evaluasi kinerja auditor internal dapat dilakukan dengan cara,
29
yaitu sudahkah terpenuhinya profesionalisme auditor internal. Kriteria
profesionalisme auditor internal menurut Sawyer, et al. (2003:10-11),
Forum Komunikasi Pengawasan Internal Badan Usaha Milik Negara /
Badan usaha Milik Daerah (FKSPI BUMN / BUMD) dan Yayasan
Pendidikan Internal Audit (YPIA):
a. Pelayanan terhadap masyarakat (Service to the public)
Auditing internal menyediakan pelayanan terhadap masyarakat dalam
hal meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya
baik dalam perusahaan maupun organisasi. Kode etik audit internal
mewajibkan anggota The Institute of Internal Auditors (IIA) untuk
menghindari keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang
dan ilegal. Audit internal dalam memberikan pelayanan terhadap
publik harus bekerja sama dengan komite audit, dewan direksi, dan
staff perusahaan lainnya.
b. Pelatihan jangka panjang (Long specialized training)
Auditor internal yang profesional yaitu orang-orang yang telah
mengikuti pelatihan, lulus dari ujian pendidikan audit internal dan
telah mendapat sertifikasi. Dapat disimpulkan bahwa auditor yang
profesional harus mengikuti pelatihan profesi dalam jangka panjang
agar dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan yang dibutuhkan
dan selalu uptodate terhadap perkembangan audit internal untuk
mengiringi semakin meningkatknya perekonomian di era globalisasi
30
ini serta untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang
auditor internal yang kompeten.
c. Taat pada kode etik (Subscription to a code of ethic)
Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesediaan
menerima tanggung jawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang
dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab yang efektif, auditor
internal perlu memelihara standar prilaku yang tinggi. Kode etik bagi
para auditor internal memuat standar perilaku sebagai pedoman
tingkah laku yang dikhendaki dari anggota profesi secara individual.
Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam
menjalankan praktik audit internal. Para auditor internal wajib
menjalankan tanggung jawab profesinya dengan bijaksana, penuh
martabat dan kehormatan. Pelanggaran terhadap standar perilaku yang
ditetapkan dalam kode etik dapat mengakibatkan dicabutnya
keanggotaan auditor internal dari organisasi profesinya.
d. Anggota dari organisasi profesi (Membership in an association and
attendance at meetings)
The Institute of Internal Auditors (IIA) merupakan asosiasi profesi
auditor internal tingkat internasional yang sudah tidak perlu
dipertanyakan lagi. IIA merupakan wadah bagi para auditor internal
yang mengembangkan bidang ilmu audit internal agar para anggotanya
mampu bertangung jawab dan kompeten dalam menjalankan tugasnya,
31
menjunjung tinggi standar, pedoman praktik audit internal dan etika
supaya anggotanya profesional dalam bidangnya. Auditor Internal di
Indonesia telah terdapat berbagai nama dan sebutan organisasinya
yang muncul sekitar dua-tiga dasawarsa yang lalu, antara lain: (1) The
Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia Chapter; (2) Forum
Komunikasi Satuan Pengawasan Internal Badan Usaha Milik Negara
dan badan Usaha Milik Daerah (FKSPI, BUMN / BUMD); (3)
Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPAI); (4) Dewan Sertifikasi
Qualified Internal Auditors (DS-QIA); (5) Perhimpunan Auditor
Internal Indonesia (PAII)”.
e. Jurnal publikasi (Pubication of jurnal aimed at upgrading practice)
The Institute of Internal Auditors (IIA) mempublikasikan jurnal
tentang tekhnik auditor internal, seperti halnya buku-buku panduan,
studi penelitian, monograf, presentasi audio visual, materi instruksi
lainnya. Kontribusi pengisian jurnal publikasi adalah dengan
menyerahkan kepada praktisi dan para ahli. Di indonesia, majalah
Satuan Pengawasan Internal (SPI) pertama kali terbit pada tahun 1988
dan majalah Auditor Internal (YPIA, DS-QIA, IIA-Indonesia Chapter,
FKSPI BUMN / BUMD dan PAII) terbit pertama kali pada tahun
2002.
32
f. Pengembangan profesi berkelanjutan (Examination to test entrast
knowledge)
Dalam setiap pengawasan, auditor internal haruslah melaksanakan
tugasnya dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan
professional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensinya
yaitu dengan pengembangan profesi yang berkelanjutan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal
(2004; 10) menyatakan bahwa auditor internal harus meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kompetensinya melalui pengembangan
profesional yang berkelanjutan.
g. Ujian sertifikasi (Licence by the state of certification by board)
The Institute of Internal Auditors (IIA) pertama kali mengeluarkan
program sertifikasi pada tahun 1974. Kandidat harus lulus pada ujian
selama dua hari berturut-turut dengan subjek yang mempunyai range
yang luas. Kandidat yang lulus akan menerima Certification of
Internal Auditors (CIA). Materi ujian sertifikasi audit internal dari IIA
terbagi 4 (empat) level, yaitu:
1) Level I, Proses internal audit (Internal audit procces)
Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang profesionalisme,
standar dan kode etik audit internal, dasar auditing, internal
auditing, internal audit (Control System) dan tekhnik internal audit,
manajemen audit, fraud auditing.
33
2) Level II, Keterampilan audit internal (Internal auditing skills)
Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang pemecahan masalah
dan evaluasi bukti audit, audit sampling dokumentasi, tekhnik
pelaporan, komunikasi dan psikologi audit, manajemen audit
internal matematika.
3) Level III, Manajemen control dan tekhnologi (Management control
information technology)
Materi pendidikan dan pengujiannya tentang sistem informasi
manajemen, audit sistem informasi, akuntansi manajemen,
manajemen strategik.
4) Level IV, Lingkungan audit (The audit environment)
Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang akuntansi keuangan,
kebijakan pemerintah, perpajakan, pasar modal, manajemen
peamsaran, ekonomi makro dan mikro, kebijakan pengawasan
pemerintah.
Di Indonesia, organisasi profesi (YPIA) dan (DS-QIA) telah
berusaha menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para
auditor internal di Indonesia dengan mengacu dan menggunakan
model dari IIA yang berpusat di Florida, Amerika Serikat.
h. Standar porfesi audit internal (Standard for professional practice)
Dewasa ini peran auditor internal semakin diandalakan dalam
mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian internal,
34
pengelolaan risiko, dan corporate governance. Agar dapat
mengembangkan kepercayaan yag semakin besar dan menjalankan
peran dengan baik, auditor internal memerlukan Standar Profesi
Auditor Internal (SPAI). SPAI bertujuan memberikan kerangka dasar
yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja auditor
internal, sarana memahami peran, ruang lingkup dan tujuan audit
internal, menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal
yang seharusnya. Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri atas:
1) Standar atribut
a) Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab
Mengenai wewenang dan tanggung jawab internal Konsersium
Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:8)
menyebutkan bahwa tujuan, wewenang dan tanggung jawab
audit internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal
(SPAI), dan mendapat persetujuan dari pimpinan dan dewan
pengawas organisasi. Pernyataan tersebut dimaksudkan agar
tujuan, wewenang dan tanggung jawab audit internal harus
dinyatakan dalam dokumen tertulis secara formal.
b) Independensi dan objektifitas
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam
SPAI (2004:8) menyatakan bahwa fungsi audit internal harus
ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut
35
memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan meningkat
jika fungsi audit internal memiliki akses komunikasi yang
memadai terhadap pimpinan dan dewan pengawas organisasi.
Audit internal harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak
memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya
pertentangan kepentingan (Conflict of interest). Status
organisasi audit internal haruslah memberikan keleluasan untuk
memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan
yang diberikan. Audit internal haruslah memperoleh dukungan
dari manajemen senior dan dewan, sehingga mereka akan
mendapatkan kerja sama dari pihak yang diperiksa dan dapat
menyelesaikan pekerjaannya secara bebas dari campur tangan
pihak lain.
c) Keahlian dan kecermatan profesional
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Internal Audit Internal
dalam SPAI (2004:9) menyatakan bahwa penugasan harus
dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan
profesional.
(1) Keahlian
Auditor internal harus memiliki pengetahuan keterampilan
dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tanggung jawab perorangan. Fungsi audit internal secara
36
kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan
keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tanggung jawabnya.
(2) Kecermatan profesional
Auditor internal harus menerapkan kecermatan dan
keterampilan yang layaknya dilakukan oleh seorang
internal yang prudence dan kompeten.
d) Program jaminan dan peningkatan kualitas fungsi audit internal.
2) Standar Kinerja
a) Pengelolaan fungsi audit internal
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam
SPAI (2004:11) menyatakan bahwa penanggung jawab fungsi
audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara
efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi
tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi.
b) Lingkup penugasan
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam
SPAI (2004:13) menyatakan bahwa fungsi audit internal
melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan
governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis,
teratur dan menyeluruh. Dapat diambil kesimpulan bahwa
37
ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan
pengevaluasian terhadap kememadaian dan efektivitas sistem
pengendalian internal perusahaan dan kualitas kerja berkaitan
dengan tanggung jawab anggota organisasi yang mencakup:
(1) Keandalan informasi.
(2) Kesesuaian dengan kebijakan rencana prosedur, hukum
dan peraturan serta kontrak.
(3) Perlindungan terhadap harta benda.
(4) Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.
(5) Pencapaian tujuan perusahaan.
c) Perencanaan penugasan
Menurut Konsersium Organisasi Audit Internal dalam SPAI
(2004:15) menyatakan bahwa auditor internal harus
mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap
penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan
lokasi sumber daya. Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya
program audit, antara lain:
(1) Memberikan bimbingan prosedural untuk melaksanakan
pemeriksaan.
(2) Memberikan checklist pada saat pemeriksaan berlangsung
tahap demi tahap sehingga tidak ada yang terlewatkan.
38
(3) Merevisi program audit sebelumnya, jika ada perubahan
standar dan prosedur yang digunakan perusahaan.
d) Komunikasi hasil penugasan
Menurut Konsersium Organisasi profesi Audit Internal dalam
SPAI (2004:16) menyatakan bahwa uditor internal harus
mengkomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu.
e) Pemantauan tindak lanjut
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam
SPAI (2004:18) menyatakan penanggung jawab fungsi audit
audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk
memantau tindak lanjut hasil penugasan yang telah
dikomunikasikan kepada manajemen. Bentuk tindak lanjut
manajemen terdiri dari:
(1) Manajemen puncak melakukan konsultasi dengan auditee
untuk memutuskan jika, kapan dan bagaimana
rekomendasi audit dilaksanakan.
(2) Auditee melakukan tindakan atas keputusan tersebut.
(3) Audit internal bersama auditee melakukan pengecekan
kembali untuk melihat apakah perbaikan telah diambil dan
hasil yang diinginkan telah tercapai, atau manajemen dan
komite audit telah menerima tanggung jawab apabila tidak
melakukan tindakan tersebut.
39
Pekerjaan auditor internal hanya mungkin efektif apabila pihak
manajemen memanfaatkan hasil-hasil pekerjaan tersebut serta
memberikan tindak lanjut atas hasil pekerjaan auditor itu sesuai
dengan hasil yang diharapkan.
f) Resolusi penerimaan risiko oleh manajemen
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam
SPAI (2004:18) menyatakan bahwa apabila manajemen senior
telah memutuskan untuk menanggung risiko residual yang
sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi, penanggung
jawab fungsi audit internal harus mendiskusikan masalah ini
dengan manajemen senior. Jika diskusi tersebut tidak
menghasilkan keputusan yang memuaskan, maka penanggung
jawab fungsi audit internal dan manajemen senior harus
melaporkan kepada pimpinan dan dewan pengawas organisasi
untuk mendapat solusi.
3) Standar implementasi
Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar implementasi yang
akan diterbitkan dimasa yang akan datang adalah standar
implementasi untuk kegiatan Assurance (A), Standar implementasi
untuk kegiatan Consulting (C), dan standar implementasi Control
Self Assessment (CSA). Pekerjaan profesional mempunyai
karakteristik berupa adanya:
40
a) Keterampilan yang berdasarkan pengetahuan teoritis.
b) Penyediaan latihan dan pendidikan.
c) Pengujian kemampuan calon anggota.
d) Tertampung dalam organisasi.
e) Kepatuhan kepada aturan profesi.
f) Jasa yang diberikan lebih mengutamakan kepentingan umum
dari pada kepentingan pribadi.
4. Kode Etik Profesional
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang
apa yang baik dan yang buruk tentang hak dan kewajiban moral,
kumpulan asas / nilai yang berkenaan tentang akhlak dan nilai mengenai
yang benar dan salah menurut yang dianut masyarakat. Dari asal usul kata,
Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat istiadat /
kebiasaan yang baik. Perkembangan etika studi tentang kebiasaan manusia
berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.
Etika profesional merupakan prinsip moral yang menunjukan prilaku yang
baik dari yang buruk yang bersangkutan dengan suatu profesi (Enjel,
2006). Etika profesi berkaitan dengan independensi, disiplin pribadi, dan
integritas moral profesional sehingga etika dirancang untuk menjaga
profesional pada tingkat yang bermartabat, untuk membimbing anggota dalam
41
hubungan mereka satu sama lain, dan untuk meyakinkan masyarakat bahwa
profesional akan mempertahankan tingginya tingkat kinerja.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat
harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip
moral dan mengatur tentang prilaku profesional. Alasan yang mendasari
diperlukannya prilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah
kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan
profesi terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Kepercayaan
masyarakat terhadap kualitas jasa profesional akan meningkat jika profesi
mewujudkan standar yang tinggi dan memenuhi semua kebutuhannya.
Menurut Enjel (2006) mendefinisikan kode etik profesional sebagai
pernyataan-pernyataan yang digunakan sebagai haluan perilaku dalam
melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. Dalam Kode Etik Akuntan
Indonesia, kode etik profesional didefinisikan sebagai pedoman bagi para
anggota Ikatan Akuntansi Indonesia untuk bertugas secara bertanggung
jawab dan objektif. Kode etik mempengaruhi profesi ketentuan ini
digunakan oleh organisasi profesi terhadap para anggotanya yang secara
sukarela telah menerimanya lebih keras dari hukum atau undang-undang.
Seseorang yang masuk profesi akuntan harus menerima kewajiban bahwa
ia akan memegang teguh prinsip-prinsip, bekerja dengan selalu berusaha
untuk meningkatkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dan akan
mematuhi kode etik profesi, serta norma-norma auditing.
42
Kode etik akuntan merupakan bagian yang penting dari peraturan
disiplin yang menyeluruh agar semua pihak yang berkepentingan pada
jasa akuntan dapat dilindungi terhadap segala perbuatan akuntan secara
individual yang tercela dan tidak bertanggung jawab. Menurut Teguh
Pudjo Muljono (1991:13) dalam Enjel (2006) tujuan kode etik adalah
dengan adanya kode etik akan mengikat para anggota profesi pada nilai-
nilai sosial mapun kultural, sesuai martabat manusiawi sebagaimana
dituntut perkembangan zamannya dan dengan adanya kode etik akan
mengikat pula para anggota profesi pada suatu bentuk disiplin untuk
mengejar dan berbakti pada nilai-nilai yang diakuinya lebih tinggi, dengan
demikian etika profesional harus diarahkan pada nilai-nilai sosial yang
lebih tinggi dan bukan ditunjukan kepada pembuktian untuk kepentingan
kelompok profesional yang bersangkutan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen profesional itu
merupakan sebuah ikrar dalam diri bahwa dirinya akan berupaya dan berjuang
untuk menjalani profesinya dengan sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan
bertanggung jawab dengan mengaplikasikannya pada pekerjaan terhadap klien
dan terhadap rekan profesi dalam berprilaku. Auditor internal yang
berkomitmen profesional pasti dirinya akan selalu mengevaluasi kinerjanya
guna kepuasan pelayanan terhadap klien, guna mempertajam kemampuan dan
keahliannya setelah melalui pelatihan jangka panjang, lalu agar mengingatkan
dirinya untuk selalu taat pada kode etik, agar dapat mengembangkan
43
pengalamannya terhadap anggota dari organisasi profesi, agar tetap baik
dimata publik mengenai kualitas internal auditor, guna pengembangan
profesinya berkelanjutan agar kompetensinya meningkat dan agar dapat
mempertanggung jawabkan sertifikasinya sebagai auditor dan memiliki
standar profesi audit internal.
D. Pengalaman Kerja Auditor
Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam
memprediksi kinerja auditor (Budi, et al., 2005). Auditor merupakan seseorang
yang dianggap ahli oleh masyarakat untuk melakukan pemeriksaan pada suatu
perusahaan atau instansi. Pengalaman merupakan salah satu elemen penting
dalam tugas audit disamping pengetahuan yang juga harus dimiliki seorang
auditor (Sumardi, 2002). Pengalaman kerja auditor akan semakin berkembang
dengan bertambahnya pengalaman audit, diskusi mengenai audit dengan rekan
kerja, pengawasan dan review oleh akuntan senior, mengikuti program pelatihan
dan penggunaan standar auditing. Prastamawati (2009) membuktikan bukti
empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang
tidak umum (atypical) dibanding auditor yang kurang berpengalaman, tetapi
antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak
berbeda dalam menemukan item-item yang umum (typical). Kidwell, Steven dan
Bethke (1987) melakukan penelitian tentang prilaku manajer dalam menghadapi
situasi dilema etika, hasil penelitiannya adalah bahwa manajer dengan
44
pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan
pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian
Larkin (2000) dan Glover (2002) yang melakukan penelitian yang melibatkan
internal auditor dilembaga keuangan dan menyatakan bahwa internal auditor yang
berpengalaman cendrung lebih konservatif dalam menghadapi situasi dilema
etika. Glover (2002) melakukan penelitian pada beberapa mahasiswa program
bisnis dan menyatakan bahwa mahasiswa yang senior lebih berprilaku etis
dibandingkan dengan yang lebih junior.
Kalber dan Fogarty (1995) dalam penelitiannya tentang internal auditor
menyatakan ada hubungan antara pengalaman kerja dengan profesionalisme dan
afiliasi terhadap komunitasnya (Community Afiliation). Meskipun hasil penelitian
tersebut hanya menunjukan bukti yang terbatas, alasan ini dimungkinkan karena
untuk menguatkan komitmen profesional seorang auditor perlu waktu dalam
keterlibatannya untuk menjadi bagian dan menerima manfaat sebagai bagian dari
sebuah komunitas profesinya.
E. Pengambilan Keputusan Etis
Keputusan etis (Ethical Decision) adalah sebuah keputusan yang baik secara
legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas (Jones, 1991). Setiap
pengambilan keputusan etis akan lengkap dan sempurna jika melibatkan dengan
pertimbangan etis, sebab pertimbangan etis merupakan suatu kriteria yang penting
dalam pengambilan keputusan organisasional (Hidayat dan Sari, 2010).
45
Penelitian tentang keputusan etis telah banyak dilakukan dengan berbagai
pendekatan mulai dari psikologi sosial dan ekonomi. Beranjak dari hasil berbagai
penelitian tersebut kemudian dikembangkan dalam paradigma ilmu akuntansi.
Louwers, Ponemon dan Ratke, (1997) menyatakan pentingnya penelitian tentang
pengambilan keputusan etis dari pemikiran dan perkembangan moral (moral
reasoning and development) untuk profesi akuntan dengan tiga alasan, yaitu yang
pertama penelitian dengan topik ini dapat digunakan untuk memahami tingkat
kesadaran dan perkembangan moral auditor dan akan menambah pemahaman
tentang bagaimana prilaku auditor dalam menghadapi konflik etika. Kedua
penelitian dalam wilayah ini akan lebih menjelaskan problematika proses yang
terjadi dalam menghadapi berbagai pengambilan keputusan etis auditor yang
berbeda-beda dalam situasi dilema etika. Ketiga, hasil penelitian ini akan dapat
membawa dan menjadi arahan dalam tema etika dan dampaknya pada profesi
akuntan.
Pengambilan keputusan etis dengan pertimbangan etisnya dilakukan auditor
agar auditor tetap menjaga integritas, kompetensi dan independensi dalam setiap
konflik kepentingan yang dihadapi (Hidayat dan Sari, 2010). Rest (dalam
Zeigenfuss dan Martison, 2002) menyatakan bahwa model pengambilan
keputusan etis terdiri dari empat tahapan, yaitu pertama pemahaman tentang
adanya isu moral dalam sebuah dilema etika (recognizing that moral issue exist).
Dalam tahapan ini menggambarkan bagaimana tanggapan seseorang terhadap isu
moral dalam sebuah dilema etika. Kedua adalah pengambilan keputusan etis
46
(make a moral judgment), yaitu bagaimana seseorang membuat keputusan etis.
Ketiga adalah moral intention yaitu bagaimana seseorang bertujuan untuk
bermaksud untuk berkelakuan etis atau tidak etis, sedangkan ke empat adalah
moral behavior, yaitu bagaimana seseorang bertindak atau berprilaku etis atau
tidak etis.
Jones (1991) menyatakan ada tiga unsur utama dalam mengambil keputusan
etis. Yaitu yang pertama moral issue, menyatakan seberapa jauh ketika seseorang
melakukan tindakan, jika dia secara bebas melakukan tindakan itu, maka akan
mengakibatkan kerugian (harm) atau keuntungan (benefit) bagi orang lain. Dalam
bahasa yang lain adalah bahwa suatu tindakan atau keputusan yang diambil akan
mempunyai konsekuensi kepada orang lain. Kedua adalah moral agent, yaitu
seseorang yang membuat keputusan moral (moral decision). Ketiga adalah
keputusan etis (ethical decision) itu sendiri, yaitu sebuah keputusan yang secara
legal dan moral dapat diterima oleh masyarakat luas.
F. Dilema Etika
Banyak pihak yang berkepentingan didalam sebuah organisasi bisnis.
Investor yang menanamkan dananya kedalam perusahaan atau kreditur yang
meminjamkan dananya, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan perusahaan tidak terbatas kepada manajemen saja, tetapi
meluas kepada investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur. Para
pihak tersebut melakukan informasi mengenai perusahaan, sehingga sering kali
47
ada dua pihak yang berlawanan dalam situasi ini. Disatu pihak, manajemen
perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggung jawaban
pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar. Dilain pihak, pihak eksternal ingin
memperoleh informasi yang handal dari manajemen perusahaan. Profesi akuntan
timbul untuk memberikan informasi yang terpercaya bagi kedua belah pihak.
Dalam situasi seperti ini kode etik yang digunakan oleh para profesional beranjak
dari bentuk pertanggungjawaban profesi kepada masyarakat. Akuntan sebagai
sebuah profesi juga tidak lepas dari pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Damman (2003) menyatakan bahwa sebenarnya akuntan didalam aktivitas
auditnya banyak hal yang harus dipertimbangkan, karena dalam diri auditor
mewakili banyak kepentingan yang melekat dalam proses audit (built-in conflict
of interest). Sering kali dalam pelaksanaan aktivitas auditing, seorang auditor
berada dalam konflik audit (Tsui dan Gul, 1996).
Kode etik profesi akuntan disusun dengan tujuan dapat menjadi panduan
bagi profesi akuntan untuk menempatkan obyektivitas nilai-nilai dalam profesi
akuntansi untuk menjaga profesionalisme anggotanya. Dalam rerangka kode etik
akuntan salah satu prinsip etika yang mendasari etika seorang auditor adalah
independensi. Konflik dalam sebuah audit akan berkembang pada saat auditor
mengungkapkan informasi tetapi informasi tersebut oleh klien tidak ingin di
publikasikan kepada umum. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika ketika
auditor diharuskan membuat keputusan yang menyangkut independensi dan
integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi disisi lainnya
48
(Windsor dan Askhanasy, 1995). Karena auditor seharusnya secara sosial juga
bertanggung jawab kepada masyarakat dan profesinya dari pada mengutamakan
kepentingan dan pertimbangan pragmatis pribadi atau kepentingan ekonomis
semata, sehingga sering kali auditor dihadapkan kepada masalah dilema etika
dalam pengambilan keputusannya. Situasi dilema menurut Gunz, Gunz dan
McCutcheon (2002) adalah
“Situation in which professional must choose between two or more relevant, but contradictory, ethical directives, or when every alternative results in an undesirable outcome for one or more persons.”
Artinya bahwa situasi di mana profesional harus memilih antara dua atau
lebih relevan, tetapi bertentangan, arahan, etika, atau ketika setiap hasil alternatif
dalam hasil yang tak menyenangkan untuk satu orang atau lebih. Dilema etika
muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi
pengambilan keputusan yang terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak
etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan kepada
keputusan etis dan tidak etis.
G. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian berkenaan dengan konflik etika telah banyak dilakukan.
Sebagai referensi peneliti, beberapa penelitian terdahulu diantaranya:
49
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu
No
Peneliti (Tahun)
Judul
Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil
Penelitian Persamaan
Perbedaan
1. Sasongko Budi, Basuki
dan Hendaryatno
Internal Auditor dan
Dilema Etika.
Variabel penelitian: Komitmen profesional (X3), pengalaman kerja (X4) dan pengambilan keputusan etis (Y).
Sampel auditor internal bank
yang tergabung dalam
Perhimpunan Bank Swasta Nasional (PERBANAS) wilayah Jawa Timur. Variabel penelitian nilai etika organisasi (X1), orientasi etika (X2). Metode analisis data menggunakan: Standard Estimates koefisien regresi yang dibandingkan dengan Critical Rationya pada Regression Weight dalam aplikasi AMOS.
Nilai etika organisasi (X1), orientasi etika (X2) dan komitmen profesional (X3) secara individu mapun simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan etis internal auditor (Y) dalam situasi dilema etika. Nilai etika organisasi (X1) sebagai faktor situasional individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap orientasi etika (X2) internal auditor.
Bersambung pada halaman berikutnya.
50
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti (Tahun)
Judul
Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil
Penelitian Persamaan
Perbedaan
Orientasi etika auditor (X2) mempunyai pengaruh yang positif terhadap komitmen profesi (X3) dan kemudian secara bersama-sama Keduanya mempunyai hubungan positif dengan pengambilan keputusan etis internal auditor (Y) dalam situasi dilema etika. Dalam penelitian ini tidak ditemukan pengaruh pengalaman kerja (X4) dalam hubungannya dengan komitnen profesional (X3) maupun pengambilan keputusan etis (Y).
Bersambung pada halaman berikutnya.
51
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti (Tahun)
Judul
Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil
Penelitian Persamaan
Perbedaan
2. Stewart dan Connor (2006)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etis Internal Auditor: Mekanisme Pemerintah, Perusahaan Lainnya dan Tahun Pengalaman.
Variabel penelitian berupa Pengalaman auditor internal (variabel independen: X2) dan pengambilan keputusan etis (variabel dependen: Y).
Sampel auditor internal yang menghadiri konferensi Di Australia yang diselenggarakan Oleh IIA. Variabel independen berupa mekanisme lain tata kelola perusahaan (X1). Metode analisis data: Research instrument random issued Analysis of variance dengan perangkat lunak SPSS.
Mekanisme lain tata kelola perusahaan (X1) tidak ditemukannya dampak siginifikan terhadap pengambilan keputusan etis (Y). Dengan lebih berpengalaman internal auditor mengadopsi sikap yang lebih etis dari auditor kurang berpengalaman. Sehingga pengalaman audit internal (X2) berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan etis (Y).
Bersambung pada halaman berikutnya.
52
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti (Tahun)
Judul
Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil
Penelitian Persamaan
Perbedaan
3. Citra Monica (2007)
Hubungan Persepsi Auditor Internal atas Kode Etik Dengan Efektifitas Pelaksanaan Audit.
Variabel independen berupa: Persepsi internal auditor atas kode etik (X). Yang persamaan dalam penelitian ini menitik beratkan pada komitmen profesional internal auditor pada kode etik.
Efektivitas pelaksanaan audit (variabel dependen: Y). Sampel: Studi survey internal auditor pada beberapa bank di Bandung. Metode analisis data dengan: korelasi product moment dan spearman brown.
Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi auditor internal atas kode etik (X) dengan efektivitas pelaksanaan audit (Y).
4. Malia (2010) Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Akuntan terhadap Persepsi Etis tentang Praktik Manajemen Laba.
Variabel independen: Pengalaman kerja (X2). Metode analisis data: regresi berganda dengan perangkat lunak SPSS
Sampel: Studi pada akuntan Di Jakarta. Orientasi etika (variable independen: X1) dan persepsi etis tentang praktik manajemen laba (variable dependen: Y).
Orientasi etika (X1) berpengaruh signifikan pada persepsi etis tentang praktik manajemen laba (Y) dan Pengalaman kerja akuntan (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi etis tentang praktik manajemen laba (Y).
53
H. Keterkaitan Setiap Variabel
Komitmen profesional merupakan suatu ikrar pada diri auditor internal
dalam menjalankan tugas dengan kualitas keahliannya yang profesional sesuai
Standar Profesi Auditor Internal (SPAI). Buah hasil dari komitmen profesional
internal auditor adalah independensi dan objektivitasnya yang merupakan sikap
bebas dari pengaruh-pengaruh pihak lain dan jujur kepada semua pihak yang
berkepentingan serta bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya. Dengan penerapan komitmen profesional pada internal
auditor diharapkan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan etis.
Pengalaman merupakan faktor yang penting dalam memprediksi kinerja
auditor karena pengalaman merupakan suatu elemen penting dalam tugas audit
disamping pengetahuan yang harus dimiliki seorang auditor. Pengalaman auditor
akan meningkatkan kompetensi mereka dalam menjalankan penugasan.
Penggunaan pengalaman kerja didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang
dilakukan berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukan
profesinya dengan baik. Dalam hal ini menunjukan bagaimana pengalaman dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Sehingga
pengalaman kerja diharapkan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan
etis internal auditor.
54
Kerangka Penelitian
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Perumusan Hipotesis
Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
Ha1 = Komitmen profesional internal auditor berpengaruh secara signifikan
terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.
Ha2 = Pengalaman kerja internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap
dilema etika dalam pengambilan keputusan etis internal auditor.
Komitmen Profesional (X1)
Pengalaman Kerja (X2)
Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis (Y)
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan
penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini akan
membahas mengenai bagaimana pengaruh komitmen profesional dan pengalaman
kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di
perusahaan-perusahaan swasta yang ada di daerah Jakarta dan sekitarnya. Dari
populasi ini peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan metode
convenience sampling. Sesuai dengan namanya metode ini memilih sampel dari
elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti.
Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak terbatas
sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat
dan murah (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002).
56
C. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer,
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer ini secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Nur
Indrianto dan Supomo, 2002).
2. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan
instrumen berupa kuesioner yang akan diberikan kepada para auditor internal
yang bekerja di perusahaan-perusahaan di Wilayah DKI Jakarta.
Pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik personally administered
Questionnaires, yaitu peneliti berhubungan langsung dengan responden dan
memberikan penjelasan seperlunya (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002).
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis. Peneliti akan menggunakan SPSS 16.00 untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y) dengan bentuk pengujian sebagai berikut:
57
1. Statistik Deskriptif
Statistik diskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan
informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar
demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2006:19).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan
cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-
pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di
bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2006:49).
b. Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu pengukuran yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika pertanyaan seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk
mengukur bahwa variabel yang digunakan bebas dari kesalahan sehingga
58
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun dilakukan pengujian
berkali-kali. Jika hasil dari Cronbach’s Alpha > 0,60 maka data tersebut
mempunyai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2006:41).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multi Kolinearitas
Uji multi kolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
yang ditemukan adanya korelasi antara variabel model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebasnya. Model regresi
bebas dari problem multico adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka
1 dan angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2004:114).
b. Uji Heterokedastisitas
Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians dari
model regresi dari suatu pengamatan kepengamatan lain. Pedoman suatu
model regresi bebas dari heterodastisitas adalah tidak ada pola yang jelas
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y
(Santoso, 2004:116).
c. Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Santoso, 2001:118).
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
59
yang membandingkan distribusi komulatif dan distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting
data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali,
2006:110).
4. Uji Hipotesis
Model statistik yang digunakan adalah model regresi linear berganda
yaitu hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1,
X2…Xn) dengan variabel dependen (Y) (Dwi Priyatno, 2009:73). Rumus
regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan:
Y : Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis
α : Konstanta
β1 dan β2 : Koefisien Regresi
X1 : Komitmen Profesional
X2 : Pengalaman Kerja
e : error terms
a. Analisis Koefisien Determinan
Untuk menegtahui besarnya atau kecilnya persentase pengaruh variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien
determinan dengan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
60
Dimana:
KD : Koefisien Determinasi
r : Koefisien Korelasi
b. Uji Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan:
1) Uji t
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel
independent secara individual. Untuk dapat mengetahui apakah ada
pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen
terhadap variabel dependen, maka nilai signifikannya dibandingkan
dengan derajat kepercayaannya. Apabila tingkat signifikannya lebih
kecil dari 0, 05 maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika
tingkat signifikansi lebih besar dari 0, 05 maka Ha ditolak. Bila Ha
diterima dan H0 ditolak berarti ada hubungan signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2006:131).
2) Uji F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukan kedalam variabel model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:84).
Kriteria yang dipakai untuk membuat keputusan terhadap hasil uji
hipotesis yang diuji adalah berdasarkan tingkat signifikansi sebesar 0,
61
05 yang merupakan probabilitas kesalahan sebesar 5%. Dasar
pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a) Jika probabilitas > 0, 05 maka Ha ditolak.
b) Jika probabilitas < 0, 05 maka Ha diterima.
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dilema etika sebagai
variabel dependen sedangkan komitmen profesional, pengalaman kerja, dan
pengambilan keputusan etis sebagai variabel independen. Dalam bagian ini,
penelitian menguraikan definisi operasional dan pengukuran masing-masing
variabel sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dilema
etika dalam pengambilan keputusan etis. Menurut Gunz, Gunz dan
McCutcheon (2002) dilema etika merupakan situasi di mana profesional
harus memilih antara dua atau lebih relevan, tetapi bertentangan, arahan,
etika, atau ketika setiap hasil alternatif dalam hasil yang tak menyenangkan
untuk satu orang atau lebih. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi
konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan
62
yang terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak etis. Situasi tersebut
terbentuk karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan kepada keputusan
etis dan tidak etis. Pengambilan keputusan etis merupakan keputusan yang
secara legal maupun moral dapat diterima untuk masyarakat luas (Trevino,
1986; Jones 1991). Dilema etika dalam pengambilan keputusan etis yang
dimensinya adalah pemahaman ada tidaknya muatan etika, pengambilan
keputusan etis itu sendiri dan situasi dilema etika:
a. Pemahaman ada tidaknya muatan etika, dengan indikator recognizing
that moral issue exist. Yaitu mengenai tanggapan seseorang terhadap isu
moral dalam sebuah dilema etika.
b. Pengambilan keputusan etis itu sendiri, dengan indikator make a moral
judgement (bagaimana seseorang membuat keputusan etis), moral
intention (bagaimana seseorang bertujuan atau bermaksud untuk
berkelakuan etis atau tidak etis) dan moral behavior (bagaimana
seseorang bertindak atau berperilaku etis atau tidak etis).
c. Kemampuan menghadapi situasi dilema etika, dengan indikator tingkat
kemampuan individu dalam mengatasi atau mengidentivikasi masalah
etika.
Instument variabel ini terdiri dari 5 skenario dan 5 pernyataan yang
menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Budi, et
al. (2005) dan Pratiwi (2008). Instrument tersebut berupa 5 skenario situasi
63
dilema etika masing-masing dengan rincian 1 sekenario 2 pernyataan dengan
rincian yang berurutan yang dikembangkan oleh Budi, et al. (2005) dan 5
pernyataan yang diadopsi oleh Pratiwi (2008) dan dikembangkan oleh penulis
sendiri. Responden diminta untuk memilih salah satu dari lima skala Likert
jawaban alternatif (yaitu mulai dari 1=Sangat Tidak Setuju hingga 5=Sangat
Setuju) kemudian responden juga dimintai tanggapan mereka mengenai
apakah mereka menyetujui dalam setiap skenario tersebut ada intensitas
muatan etika. Jawaban tanggapan tersebut dirancang dengan skala Likert
mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju (1=Sangat Tidak
Setuju hingga 5=Sangat Setuju).
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah komitmen
profesional, pengalaman kerja dan pengambilan keputusan etis:
a. Komitmen Profesional
Pada intinya komitmen profesional adalah sebuah ikrar dalam diri bahwa
dirinya akan berupaya dan berjuang untuk menjalani profesinya dengan
sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dengan
mengaplikasikannya pada pekerjaan terhadap klien dan terhadap rekan
profesi dalam berprilaku. Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel
komitmen professional yaitu identifikasi, keterlibatan dan loyalitas:
1) Identifikasi, indikatornya adalah penerimaan tujuan dan kesamaan
nilai-nilai pribadi, serta kebanggaan menjadi bagian dari profesinya.
64
2) Keterlibatan, indikatornya adalah kesediaan untuk bekerja dan
keterlibatan dalam pengambilan keputusan.
3) Loyalitas, indikatornya adalah ikatan emosi terhadap profesi dan
kesediaan untuk menampilkan usaha setia.
Instrument variabel ini menggunakan instrument pengukuran variabel
yang digunakan oleh Fatoni (2005) dan Budi, et al. (2005). Variabel ini
diukur dengan menggunakan 16 item pernyataan yang diadopsi dari
Budi, et al. (2005) dan dikembangkan oleh penulis sendiri. Responden
diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan
menjawab pada 5 (lima) skala Likert (1= Sangat Tidak Setuju sampai
5=Sangat Setuju).
b. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja merupakan akumulasi dari gabungan semua yang
diperoleh melalui interaksi secara berulang-ulang. Instrument variabel ini
menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh
Malia (2010). Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel pengalaman
kerja sebagai auditor internal yaitu: kemampuan dalam bekerja, rentang
waktu bekerja dan pengetahuan.
1) Kemampuan dalam bekerja, indikatornya adalah kemampuan
prediksi dan deteksi, kemampuan dalam mengatasi masalah,
kemampuan dalam pengambilan keputusan etis, kemampuan dalam
65
menilai masalah dan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan
dengan baik.
2) Rentang waktu bekerja, indikatornya adalah lamanya bekerja dan
pandai menentukan sikap dalam pekerjaan.
3) Pengetahuan, indikatornya adalah pengetahuan terhadap etika auditor
internal, pelatihan teknis dan pertimbangan etika.
Variabel ini diukur dengan menggunakan 10 item pernyataan yang
diadopsi dari Malia (2010) dan dikembangkan oleh penulis sendiri.
Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan
dengan menjawab pada 5 (lima) skala Likert (1=Sangat Tidak Setuju
sampai 5=Sangat Setuju).
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Dimensi Indikator Nomor Pernyataan
Skala Pengukuran
1.
Komitmen Profesional (X1) Fatoni (2005) Budi, et al. (2005)
Identifikasi
Penerimaan tujuan dan kesamaan nilai-nilai pribadi
1. 2. 3. 4. 5.
Skala Likert
Kebanggaan menjadi bagian dari profesinya
6. 7. 8.
Skala Likert
Bersambung pada halaman berikutnya.
66
Tabel 3.1 (Lanjutan)
No Variabel Dimensi Indikator Nomor Pernyataan
Skala Pengukuran
Keterlibatan
Kesediaan untuk bekerja
9.
Skala Likert
Keterlibatan dalam pengambilan keputusan
10. Skala Likert
Loyalitas
Ikatan emosi terhadap profesi
11. 12. 13.
Skala Likert
Kesediaan untuk menampilkan usaha setia
14. 15. 16.
Skala Likert
2.
Pengalaman Kerja (X2) Malia (2010)
Kemampuan dalam bekerja
Kemampuan prediksi dan deteksi
1.
Skala Likert
Kemampuan dalam mengatasi masalah
2.
Skala Likert
Kemampuan dalam pengambilan keputusan etis.
3. Skala Likert
Kemampuan dalam menilai masalah.
4.
Skala Likert
Kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan baik
5. Skala Likert
Bersambung pada halaman berikutnya.
67
Tabel 3.1 (Lanjutan)
No Variabel Dimensi Indikator Nomor Pernyataan
Skala Pengukuran
Rentang waktu bekerja
Lamanya bekerja
6. Skala Likert
Pandai menentukan sikap dalam pekerjaan
7. Skala Likert
Pengetahuan
Pengetahuan terhadap etika auditor internal
8 Skala Likert
Pelatihan teknis
9. Skala Likert
Pertimbangan etika
10. Skala Likert
3.
Dilema etika dalam pengambilan keputusan etis (Y) Budi, et al. (2005) Pratiwi (2008)
Pemahaman ada tidaknya muatan etika
Recognizing that moral issue exist
1. 2. 3. 4.
Pengambilan keputusan etis itu sendiri
Make a moral judgement
5. 6.
Moral intention 7. 8.
Skala Likert
Moral behavior 9. 10.
Skala Likert
Kemampuan menghadapi situasi dilema etika.
Tingkat kemampuan individu dalam mengatasi atau mengidentivikasi masalah etika.
11. 12. 13. 14. 15.
Skala Likert
68
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap auditor internal yang bekerja di
perusahaan-perusahaan di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang berpartisipasi
dalam penelitian ini meliputi ketua tim, supervisor dan anggota.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian
secara langsung ke perusahaan-perusahaan yang memiliki auditor internal
atau Divisi Satuan Pemeriksaan Internal (SPI). Penyebaran serta
pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober 2010 sampai
30 November 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 perusahaan
yang berada di wilayah Jakarta yang terlihat dalam tabel 4.1.
Table 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kuesioner Dikirim
Kuesioner Dikembalikan
1. PT. Pandu Mukti 10 5 2. PT. Astra International. Tbk 5 5 3. PT. Bhaktimulyo Adilanggeng 10 7 4. PT. Graha Nusa Trada 24 24 5. PT. Gajah Muda Persada 10 10 6. PT. Century Health Care 3 0 Bersambung pada halaman berikutnya.
69
Tabel 4.1 (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Kuesioner Dikirim
Kuesioner Dikembalikan
7. PT.Konavi 5 5 8. PT. Cipta Busana Jaya 2 0 9. PT. Pharos 5 5 10. PT. Marga Permata Bumi 10 8 11. PT. Masterina Paint 2 1 12. PT.Aneka Gas Industri 5 5 13. PT. Ronggolawe Perkasa 5 3 14. PT. Emekon 4 4
Total 100 82 Sumber: Data primer.
Kuesioner yang disebarkan sejumlah 100 kuesioner. Peneliti
menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner secara langsung kepada
Perusahaan yang berada di wilayah DKI Jakarta. Untuk waktu pengembalian
kuesioner (saat penyerahan kuesioner dari responden kepada peneliti)
dilakukan secara berbeda dengan waktu penyebarannya. Peneliti
memperbolehkan kuesioner tersebut dibawa oleh responden untuk tidak
langsung di isi dengan perjanjian pada waktu tertentu peneliti akan
mengambil kuesioner tersebut apabila telah selesai diisi. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah dan tidak mengganggu aktivitas pekerjaan responden
karena proses penyebaran kuesioner ini bersamaan dengan bulan audit
dimana para auditor internal yang berada di Satuan Pemeriksaan Internal
(SPI) setiap masing-masing perusahaan yang berbeda sedang melakukan
audit atau pemeriksaan, sehingga sebagian besar dari responden tersebut
sangat sibuk. Pengumpulan kuesioner dari masing-masing sampel perusahaan
70
itu juga berkat kerjasama antara beberapa Pimpinan Perusahaan dan pihak
terkait sehingga peneliti dipermudah dan dibantu untuk mengumpulkan data
dari para responden yaitu auditor internal yang bekerja di perusahaan-
perusahaan terkait. Ringkasan pembagian dan pengumpulan kuesioner dalam
penelitian ini ditunjukan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner
Keterangan Jumlah Pembagian kuesioner 100
Kuesioner yang tidak terkumpul 18 Kuesioner yang terkumpul 82
Kuesioner yang tidak dapat diolah 0 Kuesioner yang dapat diolah 82
Tingkat pengembalian (respon rate)
82 = 82% 100
2. Karakteristik Responden
Subyek penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di
perusahaan-perusahaan di Wilayah DKI Jakarta. Demografi responden
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Deskripsi Responden
Deskripsi Keterangan Jumlah Persentasi
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
62 20
75,60% 24,40%
Jumlah 82 100% Bersambung pada halaman berikutnya.
71
Tabel 4.3 (Lanjutan)
Deskripsi Keterangan Jumlah Persentasi Status Pernikahan
Belum Menikah Sudah Menikah
44 38
53,65% 46,35%
Jumlah 82 100% Lamanya Bekerja
< 1 Tahun 1-3 Tahun 3-10 tahun > 10 Tahun
22 20 19 21
26,82% 24,40% 23,17% 25,61%
Jumlah 82 100% Kedudukan atau jabatan dalam
penugasan audit
Ketua Tim Supervisor Anggota
7 16 59
8,54% 19,51% 71,95%
Jumlah 82 100% Pendidikan Terakhir
S3 S2 S1 D3
SMA/SMEA
1 5 60 12 4
1,21% 6,10% 73,17% 14,64% 4,88%
Jumlah 82 100% Bidang Pendidikan Akuntansi
Non Akuntansi 59 23
71,95% 28,05%
Jumlah 82 100% Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan pada tabel 4.3 menunjukan bahwa sekitar 62 orang atau
75,60% responden didominasi oleh jenis laki-laki dan sisanya sekitar 24
orang atau 24,40% responden perempuan. Status pernikahan dari setiap
auditor internal yang bersedia menjadi responden menyatakan bahwa sekitar
44 orang atau 53,65% responden menyatakan bahwa belum menikah dan
72
sisanya sekitar 38 responden atau 46,35% responden menyatakan sudah
menikah.
Lamanya bekerja responden sebagai auditor internal bervariasi yang
menyatakan bahwa dirinya baru bekerja kurang dari 1 tahun sebesar 22 orang
atau 26,82% sedangkan yang bekerja selama 1-3 tahun kurang lebih sebesar
24,40% atau sebanyak 20 orang. Responden yang bekerja selama 3-10 tahun
berjumlah sekitar 19 orang atau sekitar 23,17% dan sisanya terdiri dari
responden yang bekerja lebih dari 10 tahun yang berjumlah 21 atau sekitar
25,61%.
Kedudukan atau jabatan responden dalam penugasan audit yaitu dari
total 82 responden bahwa 7 responden atau sebesar 8,54% menyatakan
dirinya sebagai ketua tim dalam penugasan audit, sejumlah 16 responden atau
19,51% menyatakan sebagai supervisor ketika berada dalam tim Satuan
Pemeriksaan Internal (SPI) dan sisanya sebesar 59 orang atau sebesar 71,95%
adalah anggota dalam penugasan audit internal.
Pendidikan terakhir dari 82 responden diantaranya 1,21% atau 1 orang
mengemban pendidikan terakhir S3. Sejumlah 5 orang atau 6,10%
mengemban pendidikan terakhir S2. Sejumlah 60 orang atau 73,17%
responden itu mengemban pendidikan terakhir S1 dan 4,88% atau sebanyak 4
orang internal auditor mengemban pendidikan sebatas SMA/SMEA yang
dilengkapi pelatihan-pelatihan dan sertifikasi. Bidang pendidikan yang di
geluti dari responden sebagai internal auditor bahwa 71,95% bidang
73
pendidikannya akuntansi sekitar 59 orang dan sisanya 23 orang atau 28,05%
latar belakang pendidikannya adalah non akuntansi.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi komitmen
profesional, pengalaman kerja dan dilemma etika internal auditor dalam
pengambilan keputusan etis akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang
terlihat dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KP 82 50 77 63.56 6.515 PK 82 34 49 41.15 3.608 DEDPKE 82 45 69 59.01 5.634 Valid N (listwise)
82
Sumber: Data primer yang diolah
Table 4.4 menjelaskan bahwa pada variabel komitmen profesional
jawaban minimum responden sebesar 50 dan maksimum sebesar 77, dengan
rata-rata total jawaban 63,56 dan standar deviasi sebesar 6,515. Variabel
pengalaman kerja dari jawaban minimum responden sebesar 34 dan
maksimum sebesar 49, dengan rata-rata jawaban sebesar 41,15 dan standar
74
deviasi sebesar 3,608. Variabel dilema etika dapat dijelaskan bahwa jawaban
minimum sebesar 45 dan maksimum sebesar 49, dengan rata-rata total
jawaban 59,01 dan standar deviasi sebesar 5,634.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan dengan Pearson Corelation. Pedoman suatu
model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir
pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel-tabel dibawah ini akan
menunjukan hasil uji validitas.
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional
Pertanyaan/Pernyataan Pearson
Corelation Sig
(2-Tailed) Keterangan
KP1 0,506** 0,000 Valid KP2 0,521** 0,000 Valid KP3 0,606** 0,000 Valid KP4 0,467** 0,000 Valid KP5 0,676** 0,000 Valid KP6 0,634** 0,000 Valid KP7 0,622** 0,000 Valid KP8 0,777** 0,000 Valid KP9 0,517** 0,000 Valid KP10 0,777** 0,000 Valid KP11 0,563** 0,000 Valid KP12 0,476** 0,000 Valid KP13 0,567** 0,000 Valid KP14 0,690** 0,000 Valid KP15 0,437** 0,000 Valid KP16 0,382** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah.
75
Tabel 4.5 menunjukan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-
pernyataan pada variabel komitmen dapat dikatakan valid karena seluruh
pertanyaan memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05.
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja
Pertanyaan/Pernyataan Pearson
Corelation Sig
(2-Tailed) Keterangan
PK1 0,507** 0,000 Valid PK2 0,770** 0,000 Valid PK3 0,556** 0,000 Valid PK4 0,674** 0,000 Valid PK5 0,674** 0,000 Valid PK6 0,298** 0,007 Valid PK7 0,451** 0,000 Valid PK8 0,580** 0,000 Valid PK9 0,408** 0,000 Valid PK10 0,540** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah.
Tabel 4.6 menunjukan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-
pernyataan pada variabel pengalaman kerja auditor internal dikatakan
valid karena seluruh pertanyaan memilliki nilai signifikansi dibawah
0,05.
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan
Etis
Pertanyaan/Pernyataan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
Keterangan
DEDPKE1 0,447** 0,000 Valid DEDPKE2 0,693** 0,000 Valid DEDPKE3 0,345** 0,000 Valid
Bersambung pada halaman berikutnya.
76
Tabel 4.7 (Lanjutan)
Pertanyaan/Pernyataan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
Keterangan
DEDPKE4 0,586** 0,000 Valid DEDPKE5 0,272* 0,013 Valid DEDPKE6 0,416** 0,000 Valid DEDPKE7 0,665** 0,000 Valid DEDPKE8 0,334** 0,000 Valid DEDPKE9 0,504** 0,000 Valid DEDPKE10 0,451** 0,000 Valid DEDPKE11 0,364** 0,000 Valid DEDPKE12 0,390** 0,000 Valid DEDPKE13 0,387** 0,000 Valid DEDPKE14 0,262* 0,018 Valid DEDPKE15 0,527** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah.
Tabel 4.7 menunjukan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-
pernyataan pada variabel dilema etika dalam pengambilan keputusan etis
dapat diketahui valid karena seluruh pertanyaan atau pernyataan
memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Menurut Nunnaly (1976) dalam Ghozali (2005), suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha >
0,60. Hasil uji reliabilitas untuk variabel komitmen profesional dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
77
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesional
Cronbach's Alpha N of Items
.862 16 Sumber: Data primer yang diolah.
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,862 dan
dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,862 > 0,60).
Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel pengalaman kerja dapat dilihat
pada tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja
Cronbach's Alpha N of Items
.707 10 Sumber: Data primer yang diolah.
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,707 dan
dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,707 > 0,60).
Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
Cronbach's Alpha N of Items
.692 15 Sumber: Data primer yang diolah.
78
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,692 dan
dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,692 > 0,60).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multi Kolinearitas
Uji multi kolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya
hubungan antara beberapa variabel independen atau semua variabel
independen dalam model regresi. Tabel 4.11 berikut ini merupakan hasil
uji multi kolinearitas.
Tabel 4.11 Hasil Uji Multi Kolinearitas
Variabel Tolerance VIF
Komitmen Profesional .961 1.040 Pengalaman Kerja .961 1.040
Sumber: Data primer yang diolah. Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji dapat dilihat melalui Variance Inflation
Factor (VIF) masing-masing variabel independen memiliki VIF disekitar
angka 1 sebesar 1,040 dengan nilai tolerance dari kedua variabel
independen tersebut sebesar 0,961 yang berarti mendekati angka 1.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel independen dalam model
regresi ini tidak terdapat problem multi kolinearitas.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu
79
pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan
pada gambar 4.1.
Sumber: Data primer yang diolah.
Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas
Grafik Scatterplot
Gambar 4.1 menunjukan tidak terjadi heterokedastisitas karena
menunjukkan data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada
sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data
80
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk
menganalisis pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja
terhadap dilema etika interal auditor dalam pengambilan keputusan etis.
c. Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas data dilakukan
dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal atau grafik, jika
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka data tersebut memenuhi asumsi normalitas. Dan jika data tidak
menyebar dan tidak mengikuti garis diagonal, maka data tersebut tidak
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006:112).
81
Sumber: Data primer yang diolah.
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Dari gambar diatas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal
serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi
ini dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas.
4. Uji Hipotesis
Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F, dimana dasar
pengambilan keputusan adalah apabila signifikan lebih kecil dari 0,05 maka
Ha diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak (Santoso,
82
2001:123). Berikut ini hasil dari output yang diberikan responden tentang
penilaian atas komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema
etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.
a. Uji Koefisien Determinasi
Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel
independen yaitu: komitmen profesional, dan pengalaman kerja dalam
menjalankan variasi variabel dependen, yaitu: dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis. Hasil uji koefisien determinasi disajikan
dalam tabel 4.12.
Tabel 4.12
Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .641a .411 .396 4.379 a. Predictors: (Constant), KP, PK b. Dependent Variable: DEDPKE Sumber: Data primer yang diolah. Tabel 4.12 menunjukan bahwa nilai Adjusted R Square yang dihasilkan
oleh variabel-variabel independen sebesar 0,396 yang artinya 39,6%
variabel dependen dilemma etika dalam pengambilan keputusan etis
dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu komitmen profesional,
dan pengalaman kerja. Sedangkan sisanya sebesar 60,4% dapat
83
dijelaskan oleh faktor lainnya. Angka koefisien (R) sebesar 0,641
menunjukan bahwa hubungan antar variabel independen dengan variabel
dependen adalah kuat. Karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas
0,5.
b. Uji Hipotesis dalam Penelitian
1) Uji t
Uji t bertujuan menguji apakah ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pada tabel 4.13
sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.603 6.704 1.582 .118
KP .410 .076 .474 5.385 .000
PK .543 .138 .348 3.946 .000 a. Dependent Variable: DEDPKE
Sumber: Data primer yang diolah.
a) Hasil Uji Hipotesis pertama (Ha1)
Hipotesis 1 menyatakan bahwa komitmen prfesional berpengaruh
secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan
keputusan etis. Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel
84
bebas komitmen profesional memperlihatkan bahwa nilai
signifikannya sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai Alpha 0,05
(0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
komitmen profesional secara parsial memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan
etis. Dengan demikian menerima Ha1 dan menolak H0.
b) Menguji Hipotesis kedua (Ha2)
Hipotesis kedua menyatakan pengalaman kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan
keputusan etis. Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel
bebas pengalaman kerja memperlihatkan bahwa nilai
signifikansinya 0,000 lebih kecil dari Alpha 0,05 (0,000 < 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas pengalaman kerja
secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas audit, dengan demikian menerima Ha2 dan menolak H0.
2) Uji F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukan kedalam variabel model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:149).
Untuk melihat hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.14.
85
Tabel 4.14 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1055.847 2 527.924 27.526 .000a
Residual 1515.141 79 19.179
Total 2570.988 81
a. Predictors: (Constant), KP, PK
b. Dependent Variable: DEDPKE Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa nilai F hitung adalah 27,526
dengan tingkat signifikansi 0,000 karena nilai probabilitas lebih kecil
dari 0,05 (0,000 < 0,05) ini berarti Ha3 diterima, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel komitmen profesional dan pengalaman
kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan
terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Dilema Etika Internal
Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi komitmen
profesional 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen
profesional berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam
86
pengambilan keputusan etis. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Budi, et al. (2005) bahwa komitmen profesional internal
auditor secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema
etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Dalam hal ini
komitmen profesional individu khususnya auditor internal akan lebih
dimengerti dalam bertindak khususnya dalam pengambilan keputusan etis
ketika dihadapkan dilema etika antara baik dan buruk besar kecil risiko dari
setiap penugasan audit ditempat ia bekerja dalam pengambilan keputusan
etis.
2. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Dalam
Pengambilan Keputusan Etis
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel
pengalaman kerja 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis. Penelitian ini tidak mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, et al. (2005) bahwa pengalaman kerja
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis internal auditor namun mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Stewart dan O’Leary (2006) bahwa
pengalaman kerja internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap
dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Sehingga
dapat diulas bahwa pengalaman auditor internal menjadi suatu pengaruh yang
87
signifikan terhadap pengambilan keputusan etis bahkan ketika dihadapkan
suatu kasus yang membuat auditor internal tersebut mengalami dilema etika.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Atas dasar data penelitian yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan
tekhnik regresi linear berganda, dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian ini:
1. Komitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema
etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Budi, et al. (2005)
2. Pengalaman kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika
internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan Stewart dan Connor (2006).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukan bahwa komitmen profesional
dan pengalaman kerja secara signifikan berpengaruh terhadap dilema etika
internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Auditor internal yang
memiliki ruang lingkup yang sangat luas memiliki risiko besar sebagai fungsinya
yang melibatkan komitmen profesional dan pengalaman kerja ketika dihadapkan
situasi dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis yang bisa
saja terjadi ketika terdapat konflik kepentingan.
89
Pengambilan keputusan etis dengan pertimbangan etisnya dilakukan auditor
agar auditor tetap menjaga integritas, kompetensi dan independensi dalam setiap
konflik kepentingan yang dihadapi (Hidayat dan Sari, 2010). Sudah bersifat
otomatis jika terdapat auditor internal yang tidak independen maka pastinya
perusahaan tidak menggunakan atau langsung memecat auditor internal tersebut.
Sehingga pembekalan berupa pelatihan dan banyaknya penugasan serta wawasan
yang diperoleh dari info dan peraturan lembaga-lembaga terkait internal auditor
tersebut yang harus ditingkatkan agar menambah pengalaman kerja dan
memantabkan komitmen profesionalnya ketika dihadapkan situasi dilema etika
dalam pengambilan keputusan etis.
C. Keterbatasan penelitian
Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, yang diantaranya adalah:
1. Perusahaan tempat responden bekerja yang lebih banyak atau di dominasi
pada perusahaan yang berada di wilayah Jakarta Selatan.
2. Responden dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki sebanyak 62 dan
sisanya responden wanita sebanyak 20 responden.
3. Ringannya pembahasan permasalahan yang diangkat dari topik independensi
auditor khususnya mengenai permasalahan auditor internal.
90
D. Saran
Saran dari penelitian yang dilakukan ini untuk penelitian selanjutnya adalah
perlu ditambahnya variabel lain khususnya dari faktor individu ataupun faktor
eksternal. Jika ingin melanjutkan penelitian ini atau penelitian sebelumnya
disarankan untuk mencari isu atau permasalahan yang dibahas dengan topik yang
lebih baik. Dalam penyebaran kuesioner hendaklah enam bulan atau kurang dari
enam bulan, karena pengalaman yang dialami oleh peneliti bahwa jika tidak
memiliki koneksi yang kuat dari pihak perusahaan maka akan sulit untuk
mendapatkan data dari responden jika mengikuti birokrasi perusahaan.
91
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2004.
Arens, Alvin A., Randal K. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi jusuf. “Auditing
and Assurance Services An Integrated Approach: An Indonesian Adaptation”. 13th edition, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Arifin, Popon Sjarif. “Etika Profesi”, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari
http://www.erwadi.polinpdg.ac.id.
Bazerman, M.H., G. Loewenstein dan D. Moore. “Why Good Accountant do Bad Audit”, Harvard Business Review (November): 87-102, 2002.
Bik, O. P. Godefridus. “The Behavior Assurance Professionals A Cross-Cultural
Perspective”, Penerbit: Eburon, Amsterdam 2010. Budi, Sasongko, Basuki dan Hendaryatno. “Internal Auditor dan Dilema Etika”,
artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari www.theakuntan.com, 2005. Chasin, James A., Paul D Neuwirth., and John F Leuy. "Chasin HeadBook
For Auditors ", 2th edition, Singapore: The Grow Hill Book Company, 1988.
Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi
Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. 2, hal. 79-91, 2002.
Damman, T.E. “Audit: A Build-in Conflict of Interest”, Corporate Board, Vol 24
Issue 128, hal. 16-22, 2003. Elfarini, Eunike Christina. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)”, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2007.
Enjel, Bony. “Hubungan Antara Penerapan Aturan Etika dengan Peningkatan
Profesionalisme Auditor Internal”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung, 2006.
92
Fatoni, Rizky Akbar. “Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung, 2005.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivarians Dengan Program SPSS”. Penerbit:
Universitas Diponegoro, Semarang, 2006. Glover, S.H. “Gender differences in ethical decision making”, Woman in
Management Review, Vol. 17 No. 5, hal. 217-227, 2002. Gunz, H.P., S.P. Gunz dan J.C. McCutcheon. “Organizational Influences on
Approaches to Ethical Decisions by Professionals: The Case of Public Accountants”, Canadian Journal of Administrative Sciences, Vol. 19 No. 1, hal. 76-91, 2002.
Halim, Abdul. “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”, Edisi 4, Unit
Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta, 2008. Hamid, Abdul. “Buku panduan penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Hidayat, Widi dan Sari Handayani. “Peran Faktor-Faktor Individual dan
Pertimbangan Etis Terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit pada Lingkungan Inspektorat Sulawesi Tenggara”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 1, hal. 83-112, 2010.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”, Yogyakarta: BPFE, 2002. Jones, T.M. “Ethical Decision Making by Individuals in Organizations: An Issue-
Contingent Model”, Academy of Management Review, Vol. 16 No. 2, hal. 366-395, 1991.
Kalbers, L.P. dan T.J. Fogarty . “Professionalism and Its Consequences: A Study of
Internal Auditors”, Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol. 14 No. 1, hal. 64-86, 1995.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Kidwell, J.M., R.E. Stevens dan A.L. Bethke. “Differences in Ethical Perceptions
Between Male and Female Managers: Myth or Reality?”, Journal of Business Ethics, 6 (6), hal. 489-494, 1987.
93
Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal. “Standar Profesi Audit internal”, Jakarta, 2004.
King, R.R. “Experimental Investigation of Self Serving-biases in Auditing Trust
Game: The Effect of Group Affiliation”, The Accounting Review, 77 (2), 2002.
Koran Tempo. “Etika Bisnis: Belajar dari Skandal Enron”, artikel diakses tanggal 9
Agustus 2010, dari http://www.kpk.go.id, 2009. Larkin, J.M. “The Ability of Internal Auditors to Identify Ethical Dilemmas”, Journal
of Business Ethics: 23, hal. 401- 409, 2000. Louwers, T.J., L.A. Ponemon dan R.R. Radtke. “Examining Accountants’ Ethical
Behavior: A Review and Implications for Future Research”, Behavioral Accounting Research: Foundation and Frontiers, hal. 188-221, 1997.
Malia. “Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Akuntan Terhadap Persepsi Etis
Tentang Praktik Manajemen Laba (Studi Pada Akuntan Di Jakarta)”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.
Meyer, John P., Natalie J. Allen., dan Ian R. Gellatly. “Affective and Continuance
Commitment to the Organization: Evaluation of Measures and Analysis of Concurrent and Time-Lagged Relations.” Journal of Applied Psychology Vol. 75 No. 6, hal. 710-720, 1997.
Moeller, Robert dan Witt, Herbert. “Brink’s Modern Internal Auditing”, New Jersey:
John Wiley & Sons, 1999. Mulyadi. “Auditing”. Edisi Keenam. Salemba Empat, Jakarta, 2009. Nasution, Manahan. “Sekilas Tentang Internal Auditor”, Universitas Sumatera Utara
Digital Library, 2003. Nugrahaningsih, P. “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika
Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-Faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity)”, SNA VIII Solo. hal. 617-630, 2005.
Paolillo, J.G.P dan S.J. Vitell. “An Empirical Investigation of the Influence of
Selected Personal, Organizational and Moral Intensity Factors on Ethical Decision Making”, Journal of Business Ethics 35, hal. 65-74, 2002.
94
Prastamawati, Dian. “Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Independensi dan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Kualitas Audit”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.
Pratiwi, Indah. “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap
Sensitivitas Etika pada Auditor Pemerintah (Studi Kasus : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan DKI Jakarta)”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.
Putranti, Nurita. “Profesi, Profesional, Profesionalisme, Profesinalisasi
dan Profesionalitas”, 2008, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari http://nuritaputranti.wordpress.com.
Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS”, Edisi Kedua. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo, 2004. Sawyer, B. Lawrence, Mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner. “Internal
Auditing”, 5th editon, The Institute of Internal Auditor, Florida, 2003. Stewart, Jenny dan O’Leary, Connor, “Factors Affecting Internal Auditors Ethical
Decision Making: Other Corporate Governance Mechanisms and years of Experience”, In Proceeding Accountability, Governance and Performance Symposium, Brisbane, Australia, 2006.
Sumardi, Hardiningsih, P. “Pengaruh Pengalaman terhadap Profesionalisme serta
Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja: Studi Kasus Auditor BPKP.”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 9, No. 1, Maret 2002.
The Institute of Internal Auditors (IIA). “Standards for the Professional of Internal
Auditing”, Florida: The Institute of Internal Auditors USA, 1995. -------------------. “Standards and Guidelines for the Professional Practice of Internal
Auditing”, London: The Institute of Internal Auditors United Kingdom, 1999.
--------------------. “The Professional Practices Framework”, Florida: The Institute of
Internal Auditors research foundation USA, 2009. Trevino, L.K. “Ethical Decision Making in Organizations: A Person-Situation
Interactionist Model”, Academy of Management Review, Vol. 11. No. 3, hal. 601-617, 1986.
95
Tugiman, Hiro. “Pandangan Baru Internal Auditing”, Yogyakarta: Kanisius, 2004. Tsui, J.S.L. dan F.A. Gul. “Auditors’ Behavior in an Audit Conflict Situation: A
Research Note on the Role of Locus of Control and Ethical Reasoning”, Accounting, Organizations and Society, Vol 21 No. 1, hal. 41-51, 1996.
Widagdo, R, S. Lesmana, dan S.A. Irwandi. “Analisis Pengaruh Atribut-atribut
Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, SNA 5 Semarang, hal. 560-574, 2002.
Windsor, C.A. dan N.M. Ashkanasy. “The Effect Of Client Management Bargaining
Power, Moral Reasoning Development, and Belief in a Just World on Auditor Independence”, Accounting, Organizations and Society, Vol 20. No. 7/8, hal 701-720, 1995.
Zarkasyi, Srihadi W. “Internal Audit Techniques Traditional Versus Progressive
Approach”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Vol. 2 No. 1, hal. 1-10, 2006.
Ziegenfuss, D.E. dan O.B. Martinson. “The IMA Code of Ethics and IMA Members’
Ethical Perception and Judgment”, Managerial Auditing Journal, Vol. 17 No. 4. Hal. 165-173, 2002.
96
LAMPIRAN I SURAT RISET
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
LAMPIRAN II KUESIONER
108
Universitas Islam Negeri Jakarta
Tanggal, ……
Kuesioner Responden Yth,
Saya adalah mahasiswa program strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Jurusan Akuntansi yang sedang menyusun skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi.
Nama : Rachmat Hidayat Sumawi Budi NIM : 106082002661 Email : [email protected] No. Tlp : 021-95804530
Dalam rangka penyusunan skripsi ini saya berharap Bapak/Ibu, Saudara/i berkenan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini, dan saya mohon maaf apabila telah mengganggu waktu luangnya.
Pertanyaan di bawah ini adalah suatu survey yang mengukur pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.
Data yang di peroleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian (riset) dan tidak digunakan untuk kepentingan lain di luar riset, sehingga akan saya jaga kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian. Responden diharapkan membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap
karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku Tidak ada jawaban salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang
sesuai dengan pendapat anda. Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan
dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih. Dosen Pembimbing Hormat Saya, Peneliti
Dr. Yahya Hamja, MM Rachmat Hidayat S B NIP. 19490602 197803 1 001 NIM. 106082002661
109
Universitas Islam Negeri Jakarta
Kuesioner
Kuesioner ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: 1. Bagian A berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai data dan keterangan
Bapak/Ibu/Saudara/i 2. Bagian B berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan penjabaran dari kisi-kisi
penelitian, yang berupa pertanyaan atas pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i atas faktor-faktor yang mempengaruhi Dilema Etika Internal Auditor.
Bagian A: Data dan Keterangan Responden
Butir pertanyaan diisi dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi
Bapak/Ibu/Saudara/i didalam kotak jawaban yang telah disediakan.
1. Nama/inisial : ………….
2. Umur : …... Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Status Pernikahan : Belum Menikah Sudah Menikah
5. Perusahaan Tempat Bekerja : ……………………………
6. Berapa lama Bapak/Ibu/Saudara/i telah bekerja di perusahaan ini?
< 1 Tahun 1-3 Tahun 3-10 Tahun > 10 Tahun
7. Dalam penugasan audit, bapak/Ibu/Saudara/i mempunyai kedudukan sebagai:
Ketua Tim Supervisor Anggota
8. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu/Saudara/i diperoleh di:
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S1)
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S2)
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S3)
Akedemik dan Lembaga Pendidikan lain, yang diselengarakan oleh pemerintah
maupun swasta, yang setara dengan DIPLOMA III.
SMA/SMEA
Lain-lain
9. Bidang Pendidikan: Akuntansi Non Ak
*Akhir dari bagian A*
110
Universitas Islam Negeri Jakarta
Kuesioner
Pada bagian ini berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala
dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) atau centang (√) pada kotak yang telah
disediakan. Dan kotak itu berisi jawaban yang diantaranya sebagai berikut:
Bagian B: Pertanyaan-Pertanyaan Yang Mewakili Kisi-Kisi Penelitian
Keterangan Kondisi/Nilai STS: Sangat Tidak Setuju 1 TS: Tidak Setuju 2 R: Ragu-ragu 3 S: Setuju 4 SS: Sangat Setuju 5
No
B1. Komitmen Profesional
Pernyataan STS TS R S SS 1. Memutuskan bekerja dalam profesi internal auditor
sebenarnya adalah suatu kesalahan.
2. Saya selalu berusaha agar profesi internal auditor dihormati. 3. Saya merasa bahwa nilai-nilai yang saya miliki tidak cocok
dengan nilai-nilai yang ada pada profesi internal auditor.
4. Saya sangat peduli dengan perkembangan profesi internal auditor.
5. Bagi saya, profesi internal auditor adalah profesi yang sangat cocok dibandingkan profesi lainnya.
6. Saya sangat mencintai profesi saya sebagai internal auditor. 7. Saya bangga mengatakan kepada orang lain bahwa saya
adalah bagian dari profesi internal auditor.
8. Saya sangat senang saat memutuskan bahwa karir saya adalah berprofesi sebagai internal auditor
9. Profesi saya sebagai internal auditor membuat kinerja saya sangat optimal.
10. Saya akan menerima penugasan apapun ketika bekerja sebagai profesi internal auditor.
11. Ketika terdapat pelanggaran dalam sebuah kebijakan saya akan bertindak sesuai kewajiban saya sebagai seorang auditor internal.
Lanjutan dari bagian B1 dihalaman berikutnya.
111
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lanjutan bagian B1 No Pernyataan STS TS R S SS 12. Sangat sulit bagi saya untuk menyepakati aturan-aturan
yang ada didalam profesi internal auditor.
13. Sebenarnya tidak ada manfaat yang menyertai saya diprofesi internal auditor selama ini.
14. Saya menyatakan kepada orang lain bahwa profesi internal auditor adalah pekerjaan yang sangat penting.
15. Menurut saya sangat sedikit sekali keinginan untuk saya berganti profesi selain internal auditor.
16. Dalam bekerja sebagai auditor internal, saya berusaha patuh terhadap kode etik.
No
B2. Pengalaman Kerja Internal Auditor
Pernyataan STS TS R S SS 1. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi mengenai masalah-masalah etika termasuk dalam masalah etika internal auditor.
2. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki semakin besar kemampuan seorang auditor internal dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada.
3. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang auditor internal akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan etisnya.
4. Dengan bertambahnya pengalaman kerja, pengetahuan saya mengenai masalah-masalah etika auditor internal akan semakin berkembang.
5. Auditor internal yang berpengalaman adalah auditor internal yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik dan mampu memberikan kontribusi bagi tempat kerja dan lingkungan sekitarnya.
6. Auditor internal berpengalaman adalah auditor internal yang telah bekerja selama 3 tahun.
7. Auditor internal yang kurang berpengalaman cendrung sulit untuk menentukan sikapnya dan menilai sesuatu masalah etika atas kode etik internal auditor dalam efektivitas pelaksanaan audit
Lanjutan dari bagian B2 dihalaman berikutnya.
112
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lanjutan bagian B2 No Pernyataan STS TS R S SS 8. Auditor internal yang berpengalaman akan selalu
menggunakan pertimbangan etikanya dalam setiap keputusan yang diambilnya.
9. Auditor internal berpengalaman adalah auditor internal yang setidaknya pernah mendapatkan pelatihan teknis dari tempat ia bekerja.
10. Auditor internal yang berpengalaman dapat mempertimbangkan etika dan konsekuensinya dalam pengambilan keputusan etis, bila dihadapkan situasi dilematis.
Pada bagian ini anda diminta memberikan tanggapan tentang pangambilan keputusan yang terkait dalam setiap kasus tersebut di bawah ini.
B3. Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis
Berikan tanggapan anda atas setiap pernyataan dalam kasus berikut ini sejujurnya. Tidak ada jawaban benar atau salah untuk setiap jawaban anda. berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) atau centang (√) pada kotak yang telah disediakan.
Keterangan Kondisi/Nilai STS : Sangat Tidak Setuju 1 TS : Tidak Setuju 2 R : Ragu-ragu 3 S : Setuju 4 SS : Sangat Setuju 5
1. Kasus A
Pada saat seorang internal auditor memeriksa sebuah departemen, diketemukan bahwa manajer departemen tersebut melanggar kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pelanggaran ini sangat serius dan berakibat sangat jelek terhadap kinerja departemen itu jika diketahui. Manajer departemen tersebut lebih senior dibandingkan dengan internal auditor dan merupakan orang yang sangat dihormati. Internal auditor tersebut tidak yakin apakah perbuatannya ilegal, tapi yakin hal itu tidak dapat dibenarkan.
113
Universitas Islam Negeri Jakarta
Tindakan: Internal auditor tersebut berupaya mengehentikan perbuatan tersebut apapun hasil dan konsekuensinya. No Pertanyaan STS TS R S SS 1. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 2. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut
2. Kasus B Seorang auditor internal ditugaskan untuk mereview pelaksanaan tender untuk sebuah kegiatan perusahaan. Dari hasil pemeriksaan awal tender, belum ada peserta tender yang memenuhi syarat sebagai pelaksana kegiatan tersebut dan internal auditor tersebut merekomendasikan untuk dilakukan tender ulang. Kemudian perusahaan melakukan tender ulang. Dari beberapa peserta tender, ada seorang peserta yang dikenal baik dan memiliki hubungan pribadi dengan internal auditor. Tindakan: Internal auditor tersebut menginformasikan beberapa peluang untuk memenangkan tender kepada kenalannya. No Pertanyaan STS TS R S SS 3. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 4. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut
3. Kasus C Dalam proses pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, seorang internal auditor menemukan bahwa laba operasi dicatat terlalu tinggi. Beberapa catatan penyesuaian jika akan dilakukan akan berdampak kepada bonus yang diberikan akan berkurang. Auditor tersebut diberitahu oleh bagian akuntansi bahwa mereka disuruh untuk melakukan hal itu oleh atasannya. Tindakan: Auditor tersebut tidak melakukan hal apa-apa atas kejadian tersebut. No Pertanyaan STS TS R S SS 5. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 6. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut
4. Kasus D Dalam proses pemeriksaan penyaluran kredit, internal auditor menemukan bahwa beberapa kredit yang disalurkan tidak sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan oleh bank. Beberapa catatan atas penyaluran kredit tersebut menunjukkan banyak yang bermasalah. Jika hal ini diungkapkan maka akan mempengaruhi kondite Manajer Kredit. Manajer Kredit yang bertanggungjawab atas kredit itu meminta internal auditor untuk tidak mengungkap masalah tersebut.
114
Universitas Islam Negeri Jakarta
Tindakan: Internal auditor tersebut tetap mengungkap kasus penyaluran kredit tersebut. No Pertanyaan STS TS R S SS 7. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 8. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut
5. Kasus E Dalam pemeriksaan draft laporan audit seorang internal auditor menemukan beberapa hal yang belum pernah diungkapkan oleh internal auditor lain sebelumnya. Semua catatan tentang hal tersebut mengarah kepada adanya pelanggaran terhadap peraturan perbankan yang ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun hal ini belum lama terjadi dan tidak berdampak untuk saat ini, tetapi dalam jangka panjang akan berdampak serius terhadap perusahaan. Tindakan: Internal auditor tidak melakukan apapun atas hasil temuannya. No Pertanyaan STS TS R S SS 9. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 10. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut Pernyataan No
Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis Pernyataan STS TS R S SS
11. Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk membuat keputusan yang memiliki konsekuensi bagi diri sendiri maupun orang lain.
12. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesional, saya harus mewujudkan nilai atau standar profesional saya dalam semua aktivitas.
13. Seorang auditor bertanggung jawab mematuhi peraturan bagi setiap orang yang berada dalam naungan supervise anggotanya untuk bertindak atas namanya.
14. Seorang auditor tidak diperkenankan bertindak diskriminatif dalam mempekerjakan para asistennya.
15. Auditor internal harus bersikap independen dan objektif ditempat ia bekerja karena internal auditor dituntut untuk tetap independen sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada publik dan profesinya.
115
LAMPIRAN III
SKOR JAWABAN RESPONDEN
116
Tabel KP Variabel Komitmen Profesional
Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total
1 2 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 54
2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 68
3 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 66
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 67
5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 68
6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 68
7 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 61
8 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 5 64
9 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 62
10 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 52
11 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 63
12 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 76
13 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 51
14 2 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 67
15 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 61
16 4 4 5 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 1 62
17 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 59
18 4 4 3 3 3 3 4 2 4 2 3 4 4 3 3 4 53
19 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 61
20 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 62
21 4 4 5 1 3 5 4 1 4 1 4 3 5 3 2 5 54
22 4 3 2 1 3 5 4 1 4 1 4 3 5 3 2 5 50
23 4 4 5 5 3 3 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4 69
Bersambung pada halaman berikutnya.
117
Tabel KP (Lanjutan) Variabel Komitmen Profesional
Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total
24 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 72
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
27 4 4 3 5 3 4 4 3 2 3 4 2 1 4 5 5 56
28 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 5 63
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 66
30 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 71
31 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 66
32 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 69
33 3 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 5 59
34 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
35 4 4 2 5 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 55
36 4 4 2 5 3 3 2 3 4 3 4 1 5 3 3 4 53
37 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 61
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77
39 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 75
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77
41 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
42 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 67
43 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 67
44 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 69
45 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 70
46 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 58
Bersambung pada halaman berikutnya.
118
Tabel KP (Lanjutan) Variabel Komitmen Profesional
Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total
47 4 4 3 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 62
48 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 61
49 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 3 3 2 4 3 56
50 5 5 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 5 3 4 60
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 64
52 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 62
53 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 69
54 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 67
55 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 76
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77
57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77
58 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 3 4 4 2 4 55
59 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 60
60 4 3 4 4 5 4 3 3 4 3 3 4 3 4 5 5 61
61 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 57
62 2 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 54
63 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 68
64 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 66
65 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 67
66 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 68
67 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 68
68 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 61
69 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 5 64
Bersambung pada halaman berikutnya.
119
Tabel KP (Lanjutan) Variabel Komitmen Profesional
Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total
70 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 62
71 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 52
72 5 5 3 5 3 4 5 4 3 4 5 5 5 5 3 4 68
73 5 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 5 4 1 5 63
74 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 67
75 3 4 3 5 3 3 4 3 4 3 4 5 5 4 3 4 60
76 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 69
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
78 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 67
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 66
80 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59
81 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 58
82 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 56
120
Tabel PK Variabel Pengalaman Kerja
Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total
1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
2 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 46
3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42
4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 44
5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 48
6 5 4 5 4 2 4 2 2 2 5 35
7 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43
8 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 45
9 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 42
10 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
11 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
12 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49
13 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
14 5 5 5 5 5 5 3 4 2 4 43
15 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38
16 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 43
17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
18 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 37
19 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 42
20 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 37
21 5 4 5 4 3 1 4 4 5 4 39
22 4 4 5 4 4 1 1 4 5 4 36
23 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 46
Bersambung pada halaman berikutnya.
121
Tabel PK (Lanjutan) Variabel Pengalaman Kerja
Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total
24 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 45
25 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
27 5 4 4 4 3 3 2 3 3 4 35
28 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 47
29 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 39
30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 46
31 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
32 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 42
33 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 41
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
35 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 46
36 4 5 5 5 3 3 5 5 4 5 44
37 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 46
38 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37
39 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37
40 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
42 5 5 5 4 5 4 2 4 4 4 42
43 5 5 5 4 5 4 2 4 4 4 42
44 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 46
45 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 45
46 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49
Bersambung pada halaman berikutnya.
122
Tabel PK (Lanjutan) Variabel Pengalaman Kerja
Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total
47 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41
48 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
49 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 34
50 5 4 4 4 4 4 3 3 2 4 37
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
52 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41
53 5 5 5 5 5 4 2 4 4 5 44
54 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 43
55 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37
56 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37
57 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37
58 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 37
59 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 38
60 4 3 3 4 5 3 4 5 4 3 38
61 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
62 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
63 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 46
64 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42
65 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 44
66 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 48
67 5 4 5 4 2 4 2 2 2 5 35
68 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43
69 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 45
Bersambung pada halaman berikutnya.
123
Tabel PK (Lanjutan) Variabel Pengalaman Kerja
Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total
70 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 42
71 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
72 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 42
73 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
75 4 4 4 4 2 3 2 5 5 5 38
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
77 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 46
78 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 43
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
80 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 44
81 3 4 4 4 4 3 4 4 5 3 38
82 3 5 5 4 4 3 4 4 5 4 41
124
Tabel DEDPKE Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
Responden DED
PKE
1
DED
PKE
2
DED
PKE
3
DED
PKE
4
DED
PKE
5
DED
PKE
6
DED
PKE
7
DED
PKE
8
DED
PKE
9
DED
PKE
10
DED
PKE
11
DED
PKE
12
DED
PKE
13
DED
PKE
14
DED
PKE
15
Total
1 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56
2 5 5 2 5 2 1 4 4 4 5 4 4 4 4 5 58
3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 67
4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 68
5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 69
6 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 69
7 5 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 2 2 5 62
8 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 2 5 63
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 59
10 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 52
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 56
12 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 60
13 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 55
14 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 61
15 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 55
16 3 4 4 4 3 4 1 4 5 4 2 4 3 3 4 52
17 4 4 4 2 4 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 56
18 4 3 4 5 4 3 2 4 4 4 4 4 1 2 4 52
19 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 2 1 4 60
20 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 3 5 2 2 4 61
21 5 2 3 2 5 1 2 4 5 2 4 4 3 3 5 50
Bersambung pada halaman berikutnya.
125
Tabel DEDPKE (Lanjutan) Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
Responden DED
PKE
1
DED
PKE
2
DED
PKE
3
DED
PKE
4
DED
PKE
5
DED
PKE
6
DED
PKE
7
DED
PKE
8
DED
PKE
9
DED
PKE
10
DED
PKE
11
DED
PKE
12
DED
PKE
13
DED
PKE
14
DED
PKE
15
Total
22 5 2 3 2 4 1 2 4 5 2 4 4 3 3 5 49
23 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 3 3 4 5 67
24 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 2 2 4 62
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 56
26 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 2 4 63
27 4 4 2 4 4 5 5 5 4 3 3 5 1 2 1 52
28 5 2 2 5 5 5 5 1 5 5 5 4 5 3 5 62
29 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 64
30 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 3 2 5 63
31 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 3 2 5 63
32 5 5 2 5 1 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 61
33 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 2 3 4 65
34 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 64
35 4 4 3 4 4 5 2 5 4 5 2 5 2 2 5 56
36 4 3 3 4 1 5 5 5 4 5 3 5 1 2 4 54
37 2 2 4 2 4 5 4 5 4 4 5 4 2 2 5 54
38 4 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 59
39 4 4 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 58
40 4 4 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 58
41 4 4 4 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 53
42 5 4 1 5 1 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 59
43 5 4 1 5 1 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 59
Bersambung pada halaman berikutnya.
126
Tabel DEDPKE (Lanjutan) Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
Responden DED
PKE
1
DED
PKE
2
DED
PKE
3
DED
PKE
4
DED
PKE
5
DED
PKE
6
DED
PKE
7
DED
PKE
8
DED
PKE
9
DED
PKE
10
DED
PKE
11
DED
PKE
12
DED
PKE
13
DED
PKE
14
DED
PKE
15
Total
44 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 67
45 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 67
46 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 1 5 5 2 5 62
47 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 54
48 1 4 4 5 2 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 56
49 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 1 3 50
50 5 5 5 5 4 4 5 2 4 4 4 5 2 2 5 61
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
52 4 5 4 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 59
53 5 5 1 5 2 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 62
54 5 5 1 1 2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 57
55 4 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 59
56 4 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 59
57 4 5 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 58
58 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 53
59 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 50
60 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 50
61 5 2 4 2 4 3 2 4 3 3 4 4 2 2 3 47
62 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56
63 5 5 2 5 2 1 4 4 4 5 4 4 4 4 5 58
64 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 67
65 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 68
Bersambung pada halaman berikutnya.
127
Tabel DEDPKE (Lanjutan) Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan Etis
Responden DED
PKE
1
DED
PKE
2
DED
PKE
3
DED
PKE
4
DED
PKE
5
DED
PKE
6
DED
PKE
7
DED
PKE
8
DED
PKE
9
DED
PKE
10
DED
PKE
11
DED
PKE
12
DED
PKE
13
DED
PKE
14
DED
PKE
15
Total
66 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 69
67 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 69
68 5 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 2 2 5 62
69 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 2 5 63
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 59
71 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 52
72 5 5 4 3 3 5 4 5 5 4 4 4 3 4 5 63
73 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 63
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
75 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 59
76 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 62
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 62
78 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 60
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 58
80 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 63
81 2 4 4 3 3 4 2 2 4 2 2 4 2 3 4 45
82 4 3 4 3 3 4 2 4 4 2 2 4 2 3 4 48
Bersambung pada halaman berikutnya.
128
LAMPIRAN IV
HASIL UJI KUALITAS DATA
129
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional
Correlations
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total KP1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1
82
.254*
.021
82
.277*
.012 82
.081
.470 82
.266*
.016 82
.442**
.000 82
.385**
.000 82
.250*
.024 82
.000
1.000 82
.250*
.024 82
.219*
.049 82
.265*
.016 82
.326**
.003 82
.373**
.001 82
.079
.479 82
.187
.092 82
.506**
.000 82
KP2 Pearson Correlation Sig. (2-taled) N
.254*
.021 82
1
82
.244*
.027 82
.360**
.001 82
.277*
.012 82
.220*
.047 82
.194
.081 82
.329**
.003 82
.133
.232 82
.329**
.003 82
.438**
.000 82
.235*
.034 82
.203
.068 82
.507**
.000 82
.088
.429 82
.189
.089 82
.521**
.000 82
KP3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.277*
.012 82
.244*
.027
82
1
82
.110
.324 82
.465**
.000 82
.415**
.000 82
.297**
.007 82
.410**
.000 82
.443**
.000 82
.410**
.000 82
.262*
.017 82
.189
.089 82
.398**
.000 82
.333**
.002 82
.265*
.016 82
.072
.520 82
.606**
.000 82
KP4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.081
.470 82
.360**
.001 82
.110
.324 82
1
82
.228*
.040 82
-.008
.945 82
.200
.072 82
.515**
.000 82
.144
.197 82
.515**
.000 82
.381**
.000 82
.055
.623 82
-.022
.842 82
.327**
.003 82
.253*
.022 82
.132
.238 82
.467**
.000 82
KP5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.266*
.016 82
.277*
.012 82
.465**
.000 82
.228*
.040 82
1
82
.522**
.000 82
.344**
.002 82
.551**
.000 82
.272*
.013 82
.551**
.000 82
.260*
.018 82
.123
.271 82
.224*
.043
82
.414**
.000
82
.561**
.000
82
.174
.118 82
.676**
.000 82
KP6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.442**
.000 82
.220*
.047
82
.415**
.000 82
-.008
.945 82
.522**
.000
82
1
82
.590**
.000
82
.297**
.007
82
.335**
.002 82
.297**
.007 82
.289**
.008 82
.204
.067 82
.412**
.000 82
.451**
.000 82
.195
.079 82
.345**
.002 82
.634**
.000 82
KP7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.385**
.000 82
.194
.081 82
.297**
.007 82
.200
.072 82
.344**
.002 82
.590**
.000 82
1
82
.458**
.000 82
.274*
.013 82
.458**
.000 82
.251*
.023 82
.315**
.004 82
.311**
.004 82
.457**
.000 82
.136
.222 82
.121
.281 82
.622**
.000 82
KP8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.250*
.024 82
.329**
.003 82
.410**
.000 82
.515**
.000 82
.551**
.000 82
.297**
.007 82
.458**
.000 82
1
82
.377**
.000 82
1.000**
.000 82
.371**
.001 82
.350**
.001 82
.241*
.029 82
452**
.000 82
.395**
.000 82
.039
.730 82
.777**
000 82
KP9 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000
1.000 82
.133
.232 82
.443**
.000 82
.144
.197 82
.272*
.013 82
.335**
.002 82
.274*
.013 82
.377**
.000 82
1
82
.377**
.000 82
.194
.081 82
.136
.222 82
.551**
.000 82
.244*
.027 82
.128
.252 82
.148
.185 82
.517**
.000 82
KP10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.250*
.024 82
.329**
.003 82
.410**
.000 82
.515**
.000 82
.551**
.000 82
.297**
.000 82
.458**
.000 82
1.000**
.000 82
.377**
.000 82
1
82
.371**
.001 82
.350**
.001 82
.241*
.029 82
.452**
.000 82
.395**
.000 82
.039
.730 82
.777**
.000 82
KP11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.219*
.049 82
.438**
.000 82
.262*
.017 82
.381**
.000 82
.260*
.018 82
.289**
.008 82
.251*
023 82
.371**
.001 82
.194
.081 82
.371**
.001 82
1
82
.193
.082 82
.250*
.023 82
.387**
.000 82
.129
.247 82
.365**
.001 82
.563**
.000 82
Bersambung pada halaman berikutnya.
130
Correlations (Lanjutan)
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total KP12 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.265*
.016 82
.235*
.034 82
.189
.089 82
.055
.623 82
.123
.271 82
.204
.067 82
.315**
.004 82
.350**
.001 82
.136
.222 82
.350**
.001 82
.193
.082 82
1
82
.334**
.002 82
.257*
.020 82
.085
..449 82
.146
.190 82
.476**
.000 82
KP13 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.326**
.003 82
.203
.068 82
.398**
.000 82
-.022
.842 82
.224*
.043 82
.412**
.000 82
.311**
.004 82
.241*
.029 82
.551**
/.000 82
.241*
.029 82
.250*
..023 82
.334**
.002 82
1
82
.378**
.000 82
-.014
.898 82
.322**
.003 82
.567**
000 82
KP14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.373**
.001 82
.507**
.000 82
.333**
.002 82
.327**
.003 82
.414**
.000 82
.451**
.000 82
.457**
.000 82
.452**
.000 82
.244*
.027 82
.452**
.000 82
.387**
.000 82
.257*
.020 82
.378**
.000 82
1
82
.229*
.038 82
.236*
.032 82
.690**
.000 82
KP15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.079
.479 82
.088
.429 82
.265*
.016 82
.253*
.022 82
.561**
000 .82
.195
.079 82
.136
.222 82
.395**
.000 82
.128
.252 82
.395**
.000 82
.129
.247 82
.085
.449 82
-.014
.898 82
.229*
.038 82
1
82
.044
.693 82
.437**
.000 82
KP16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.187
.092 82
.189
.089 82
.072
.520 82
.132
.238 82
.174
.118 82
.345**
.002 82
.121
.281 82
.039
.730 82
.148
.185 82
.039
.730 82
.365**
.001 82
.146
.190 82
.322**
.003 82
.236*
.032 82
.044
.693 82
1
82
.382**
.000 82
Total Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.506**
.000 82
.521**
.000 82
.606**
.000 82
.467**
.000 82
.676**
.000 82
.634**
.000 82
.622**
.000 82
.777**
.000 82
.517**
.000 82
.777**
.000 82
.563**
.000 82
.476**
.000 82
.567**
.000 82
.690**
.000 82
.437**
.000 82
.382**
.000 82
1
82
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah.
131
Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja
Correlations
PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total
PK1 Pearson Correlation 1 .520** .530** .338** .344** .208 -.103 .058 -.159 .331** .507**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .002 .061 .356 .604 .153 .002 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK2 Pearson Correlation .520** 1 .631** .557** .531** .238* .143 .263* .173 .378** .770**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .031 .199 .017 .119 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK3 Pearson Correlation .530** .631** 1 .618** .252* .038 -.119 .042 .086 .403** .556**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .022 .734 .289 .705 .444 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK4 Pearson Correlation .338** .557** .618** 1 .414** .196 .212 .240* .099 .300** .674**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .077 .056 .030 .374 .006 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK5 Pearson Correlation .344** .531** .252* .414** 1 .283** .270* .306** .210 .045 .674**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .022 .000 .010 .014 .005 .058 .689 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK6 Pearson Correlation .208 .238* .038 .196 .283** 1 .179 -.225* -.152 -.188 .298**
Sig. (2-tailed) .061 .031 .734 .077 .010 .108 .042 .172 .091 .007
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK7 Pearson Correlation -.103 .143 -.119 .212 .270* .179 1 .259* .301** -.018 .451**
Sig. (2-tailed) .356 .199 .289 .056 .014 .108 .019 .006 .869 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.
132
Correlations (Lanjutan) PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total
PK8 Pearson Correlation .058 .263* .042 .240* .306** -.225* .259* 1 .370** .586** .580**
Sig. (2-tailed) .604 .017 .705 .030 .005 .042 .019 .001 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK9 Pearson Correlation -.159 .173 .086 .099 .210 -.152 .301** .370** 1 .110 .408**
Sig. (2-tailed) .153 .119 .444 .374 .058 .172 .006 .001 .324 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK10 Pearson Correlation .331** .378** .403** .300** .045 -.188 -.018 .586** .110 1 .540**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .006 .689 .091 .869 .000 .324 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Total Pearson Correlation .507** .770** .556** .674** .674** .298** .451** .580** .408** .540** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah.
133
Hasil Uji Validitas Dilema Etika internal auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis
Correlations
DED PKE1
DED PKE2
DED PKE3
DED PKE4
DED PKE5
DED PKE6
DED PKE7
DED PKE8
DED PKE9
DED PKE10
DED PKE11
DED PKE12
DED PKE1
Pearson Correlation 1 .291** -.115 .312** .053 -.074 .197 .247* .278* .179 .210 .306**
Sig. (2-tailed) .008 .305 .004 .639 .508 .076 .025 .011 .107 .059 .005
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED PKE2
Pearson Correlation .291** 1 .221* .408** -.009 .281* .506** .264* .265* .215 .120 .200
Sig. (2-tailed) .008 .046 .000 .933 .010 .000 .017 .016 .053 .285 .071
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED PKE3
Pearson Correlation -.115 .221* 1 .124 .542** .149 .203 .162 .127 -.055 .006 -.085
Sig. (2-tailed) .305 .046 .267 .000 .181 .068 .145 .255 .625 .956 .447
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED PKE4
Pearson Correlation .312** .408** .124 1 .030 .246* .305** .093 .288** .617** .096 .229*
Sig. (2-tailed) .004 .000 .267 .792 .026 .005 .407 .009 .000 .390 .039
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED PKE5
Pearson Correlation .053 -.009 .542** .030 1 -.035 .092 .038 .228* -.110 .123 -.210
Sig. (2-tailed) .639 .933 .000 .792 .756 .413 .735 .039 .325 .270 .059
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED PKE6
Pearson Correlation -.074 .281* .149 .246* -.035 1 .476** .137 .005 .264* .000 .301**
Sig. (2-tailed) .508 .010 .181 .026 .756 .000 .220 .961 .016 .997 .006
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED PKE7
Pearson Correlation .197 .506** .203 .305** .092 .476** 1 .122 .163 .219* .335** .168
Sig. (2-tailed) .076 .000 .068 .005 .413 .000 .273 .143 .048 .002 .131
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.
134
Correlations (Lanjutan)
DED PKE1
DED PKE2
DED PKE3
DED PKE4
DED PKE5
DED PKE6
DED PKE7
DED PKE8
DED PKE9
DED PKE10
DED PKE11
DED PKE12
DED PKE8
Pearson Correlation .247* .264* .162 .093 .038 .137 .122 1 .222* .169 -.067 .201
Sig. (2-tailed) .025 .017 .145 .407 .735 .220 .273 .045 .129 .550 .070
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED PKE9
Pearson Correlation .278* .265* .127 .288** .228* .005 .163 .222* 1 .190 .037 .228*
Sig. (2-tailed) .011 .016 .255 .009 .039 .961 .143 .045 .087 .739 .039
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED PKE10
Pearson Correlation .179 .215 -.055 .617** -.110 .264* .219* .169 .190 1 .124 .234*
Sig. (2-tailed) .107 .053 .625 .000 .325 .016 .048 .129 .087 .266 .035
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED PKE11
Pearson Correlation .210 .120 .006 .096 .123 .000 .335** -.067 .037 .124 1 -.048
Sig. (2-tailed) .059 .285 .956 .390 .270 .997 .002 .550 .739 .266 .667
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED PKE12
Pearson Correlation .306** .200 -.085 .229* -.210 .301** .168 .201 .228* .234* -.048 1
Sig. (2-tailed) .005 .071 .447 .039 .059 .006 .131 .070 .039 .035 .667
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED PKE13
Pearson Correlation .025 .229* -.149 .005 -.019 -.042 .193 -.148 .164 .046 .171 .066
Sig. (2-tailed) .822 .038 .181 .961 .866 .711 .082 .184 .141 .681 .125 .554
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED PKE14
Pearson Correlation .048 .217* -.210 -.156 -.129 -.069 .074 -.056 .102 -.138 .158 .140
Sig. (2-tailed) .669 .050 .058 .163 .247 .539 .506 .616 .361 .216 .156 .209
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 Bersambung pada halaman berikutnya.
135
Correlations (Lanjutan)
DED PKE1
DED PKE2
DED PKE3
DED PKE4
DED PKE5
DED PKE6
DED PKE7
DED PKE8
DED PKE9
DED PKE10
DED PKE11
DED PKE12
DED PKE15
Pearson Correlation .292** .348** .070 .142 -.028 -.010 .216 .089 .409** .081 .241* .209
Sig. (2-tailed) .008 .001 .533 .204 .803 .928 .052 .425 .000 .471 .029 .060
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Total Pearson Correlation .447** .693** .345** .586** .272* .416** .665** .334** .504** .451** .364** .390**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .013 .000 .000 .002 .000 .000 .001 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 Bersambung pada halaman berikutnya.
136
Correlations (Lanjutan) DED
PKE13 DED PKE14
DED PKE15 Total
DED PKE1
Pearson Correlation .025 .048 .292** .447**
Sig. (2-tailed) .822 .669 .008 .000
N 82 82 82 82
DED PKE2
Pearson Correlation .229* .217* .348** .693**
Sig. (2-tailed) .038 .050 .001 .000
N 82 82 82 82
DED PKE3
Pearson Correlation -.149 -.210 .070 .345**
Sig. (2-tailed) .181 .058 .533 .001
N 82 82 82 82
DED PKE4
Pearson Correlation .005 -.156 .142 .586**
Sig. (2-tailed) .961 .163 .204 .000
N 82 82 82 82
DED PKE5
Pearson Correlation -.019 -.129 -.028 .272*
Sig. (2-tailed) .866 .247 .803 .013
N 82 82 82 82 Bersambung pada halaman berikutnya.
137
Correlations (Lanjutan) DED
PKE13 DED PKE14
DED PKE15 Total
DED PKE6
Pearson Correlation -.042 -.069 -.010 .416**
Sig. (2-tailed) .711 .539 .928 .000
N 82 82 82 82
DED PKE7
Pearson Correlation .193 .074 .216 .665**
Sig. (2-tailed) .082 .506 .052 .000
N 82 82 82 82
DED PKE8
Pearson Correlation -.148 -.056 .089 .334**
Sig. (2-tailed) .184 .616 .425 .002
N 82 82 82 82
DED PKE9
Pearson Correlation .164 .102 .409** .504**
Sig. (2-tailed) .141 .361 .000 .000
N 82 82 82 82
DED PKE10
Pearson Correlation .046 -.138 .081 .451**
Sig. (2-tailed) .681 .216 .471 .000
N 82 82 82 82
DED PKE11
Pearson Correlation .171 .158 .241* .364**
Sig. (2-tailed) .125 .156 .029 .001
N 82 82 82 82
DED PKE12
Pearson Correlation .066 .140 .209 .390**
Sig. (2-tailed) .554 .209 .060 .000
N 82 82 82 82
DED PKE13
Pearson Correlation 1 .515** .460** .387**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 82 82 82 82 Bersambung pada halaman berikutnya.
138
Correlations (Lanjutan)
DED PKE13
DED PKE14
DED PKE15 Total
DED PKE14
Pearson Correlation .515** 1 .273* .262*
Sig. (2-tailed) .000 .013 .018
N 82 82 82 82
DED PKE15
Pearson Correlation .460** .273* 1 .527**
Sig. (2-tailed) .000 .013 .000
N 82 82 82 82
Total Pearson Correlation .387** .262* .527** 1
Sig. (2-tailed) .000 .018 .000
N 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data Primer yang diolah.
139
Uji Reliabilitas Variabel Komitmen Profesional
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 82 100.0
Excludeda 0 .0
Total 82 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.862 16
Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Kerja
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 82 100.0
Excludeda 0 .0
Total 82 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.707 10
Uji Reliabilitas Variabel Dilema Etika internal auditor Dalam Pengambilan
Keputusan Etis
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 82 100.0
Excludeda 0 .0
Total 82 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.692 15
140
LAMPIRAN V
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
141
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10.603 6.704 1.582 .118
KP .410 .076 .474 5.385 .000 .961 1.040
PK .543 .138 .348 3.946 .000 .961 1.040
a. Dependent Variable: DEDPKE
Uji Heterokedastisitas
142
Uji Normalitas
143
LAMPIRAN VI
HASIL UJI HIPOTESIS
144
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .641a .411 .396 4.379
a. Predictors: (Constant), PK, KP
b. Dependent Variable: DEDPKE
Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 10.603 6.704 1.582 .118
KP .410 .076 .474 5.385 .000 .543 .518 .465 .961 1.040
PK .543 .138 .348 3.946 .000 .441 .406 .341 .961 1.040
a. Dependent Variable: DEDPKE
145
Uji F Statistik
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1055.847 2 527.924 27.526 .000a
Residual 1515.141 79 19.179
Total 2570.988 81
a. Predictors: (Constant), PK, KP
b. Dependent Variable: DEDPKE
146
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tema tentang independensi dan etika dalam profesi akuntan memiliki
pemahaman yang sangat penting dan mendalam. Sorotan masyarakat terhadap
profesi akuntan sangatlah besar sebagai dampak beberapa skandal perusahaan
besar didunia seperti Enron dan World Com yang melibatkan para akuntan
(Koran Tempo, 2002). Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi
dan independensi (Christiawan, 2002). Kualitas audit didefinisikan sebagai
kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit dapat
menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi maupun sistem
manajemen klien yang diaudit dan melaporkannya, yang dalam melaksanakan
tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik
(Elfarini, 2007). Probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada
kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung
pada independensi auditor. Auditor seringkali dihadapkan pada situasi adanya
dilema yang menyebabkan dan memungkinkan auditor tidak dapat independen.
Auditor diminta untuk tetap independen dari klien, tetapi pada saat yang sama
kebutuhan mereka tergantung kepada klien karena fee yang diterimanya, sehingga
sering kali auditor berada dalam sitausi dilematis. Hal ini akan berlanjut jika hasil
temuan auditor tidak sesuai dengan harapan klien, sehingga menimbulkan konflik
1
audit (Tsui, 1996; Tsui dan Gul, 1996). Konflik audit ini akan berkembang
menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang
bertentangan dengan independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis
yang mungkin terjadi atau tekanan di sisi lainnya (Windsor dan Askhanasy,
1995).
Perspektif dari sudut psikologi mengenai independensi auditor ini
mengemukakan bahwa upaya mencapai independensi adalah mustahil dan
pendekatan-pendekatan profesi auditing yang ada sekarang ini adalah naïf dan
tidak realistis (Bazerman, Loewenstein dan Moore, 2002). Kerangka audit yang
ada mengimplikasikan tujuan independensi adalah mencoba menghilangkan bias
oleh auditor sehingga dapat mencapai obyektifitas, padahal auditor menurut
mereka berdasarkan posisi pekerjaan dalam hubungannya dengan klien tidak
mungkin luput dari bias yang tidak disadari (unconscious bias). Kesimpulan
Bazerman, et al. yang provokatif ini mengundang tanggapan dari beberapa pihak.
Salah satu argument yang menanggapi adalah King (2002) yang menyatakan
kesimpulan Bazerman, et al. itu sebagai terlalu prematur dengan beberapa alasan.
King (2002) mengemukakan ada dua alasan, pertama eksperimen-
eksperimen yang menjadi dasar kesimpulan mereka tidak berkaitan dengan setting
pekerjaan auditor dan kedua, peneliti tidak memperhitungkan ikatan-ikatan
psikologis yang dibentuk dari keanggotaan kelompok yang dapat mengurangi
self-serfing bias. Selain dua hal itu dapat dikemukakan alasan ketiga bahwa
argument Bazerman, et al. tidak memperhitungkan faktor-faktor pengurang
2
(mitiguating factors) yang dapat bertindak mengurangi bias (debiasing) yang ada
pada lingkungan audit.
Auditor secara sosial juga bertanggung jawab kepada masyarakat dan
profesinya dari pada mengutamakan kepentingan dan pertimbangan pragmatis
pribadi atau kepentingan ekonomis semata. Situasi seperti ini sangat sering
dihadapi oleh seorang auditor. Auditor seringkali dihadapkan kepada situasi
dilema etika dalam pengambilan keputusannya (Tsui dan Gul, 1996). Menurut
Nasution (2003) Auditor internal adalah orang atau badan yang melaksanakan
aktivitas internal auditing dan auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian
independen yang dijalankan didalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi
sistem pengendalian internal organisasi. Kualitas auditing internal yang akan
dijalankan berhubungan dengan kompetensi dan obyektivitas dari staf internal
auditor organisasi tersebut. Oleh sebab itu, internal auditor senantiasa berusaha
untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian
langsung atas setiap bentuk kompleks. Dengan demikian internal auditing muncul
sebagai suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas yang
memanfaatkan metode dan tekhnik dasar dari penilaian. Sebagai pekerja, internal
auditor mendapatkan penghasilan dari organisasi dimana dia bekerja, hal ini
berarti internal auditor sangat tergantung kepada organisasinya sebagai pemberi
kerja. Dilain pihak internal auditor dituntut untuk tetap independen sebagai
bentuk tanggung jawabnya kepada publik dan profesinya. Disini konflik audit
muncul ketika auditor internal menjalankan aktivitas auditing internal. Internal
3
auditor sebagai pekerja didalam organisasi yang diauditnya akan menjumpai
masalah ketika harus melaporkan temuan-temuan yang mungkin tidak
menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau obyek audit yang
dilakukannya. Ketika manajemen atau subyek audit menawarkan sebuah imbalan
atau tekanan kepada internal auditor untuk menghasilkan laporan audit yang
diinginkan oleh manajemen maka menjadi dilema etika. Untuk itu auditor
dihadapkan pada pilihan-pilihan keputusan yang terkait dengan hal-hal keputusan
etis dan tidak etis.
Keputusan etis (etichal decision) adalah sebuah keputusan yang baik secara
legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas. Internal auditor sebagai
karyawan mempunyai tanggung jawab kepada organisasi dimana dia bekerja,
tetapi sebagai seorang akuntan profesional dia harus bertanggung jawab kepada
profesinya kepada masyarakat dan dirinya sendiri untuk berkelakuan etis yang
baik. Kemampuan internal auditor untuk membuat keputusan yang akan diambil
ketika menghadapi situasi dilema etika akan sangat bergantung pada berbagai hal,
karena keputusan yang diambil oleh internal auditor juga akan banyak
berpengaruh kepada organisasi dan konsisten dimana dia berada karena auditor
internal merupakan salah satu perwakilan dari profesi berpengetahuan intensif
yang kinerja dan efektivitas sangat bergantung dari prilaku mereka sendiri (Bik,
2010). Internal auditor secara terus menerus dihadapkan pada situasi dilema etika
yang melibatkan pilihan-pilihan antara nilai-nilai yang saling bertentangan.
Manajemen dapat mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh
4
internal auditor. Manajemen dapat menekan internal auditor untuk melanggar
standar pemeriksaan, tetapi internal auditor juga terikat pada etika profesi dan
mempunyai tanggung jawab sosial, maka auditor berada dalam situasi yang
dilematis. Memenuhi tuntutan manajemen berarti melanggar standar dan etika
profesi, namun dilain pihak jika tidak memenuhi tuntutan tersebut kemungkinan
dapat menghasilkan sanksi atas diri internal auditor.
Faktor determinan penting dalam perilaku pengambilan keputusan etis
adalah faktor-faktor yang secara unik berhubungan dengan individu pembuat
keputusan dan variabel-variabel yang merupakan hasil dari proses sosialisasi dan
pengembangan masing-masing individu (paolillo dan Vittel, 2002). Faktor-faktor
individual tersebut meliputi variabel-variabel yang merupakan ciri pembawaan
sejak lahir (gender, umur, kebangsaan dan sebagainya). Sedangkan faktor-faktor
lainnya adalah faktor organisasi, lingkungan kerja, profesi dan sebagainya.
Sebagian besar studi yang pernah dilakukan dalam rangka mengevaluasi kualitas
audit, selalu membuat kesimpulan dari sudut pandang auditor (Widagdo,
Lesmana dan Irwandi, 2002).
Kompetensi dan independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya
akan terkait dengan etika. Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar
perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi
mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai
tanggung jawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas
mereka (Nugrahaningsih, 2005). Auditor internal dalam pengambilan keputusan
5
etis diharapkan obyektif dan tetap independen sehingga komitmen profesionalnya
dapat dibuktikan dan tidak goyah ketika dihadapkan pada hal yang dilematis
terhadap etika.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, Basuki dan
Hendaryatno (2005) dengan Jenny Stewart dan Connor O’Leary (2006) terdapat
perbedaan hasil dalam pengukuran pengalaman kerja. Menurut Budi, et al. (2005)
bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dilema
etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis, lalu menurut Jenny
Stewart dan Connor O’Leary (2006) terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengalaman kerja internal auditor terhadap faktor dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis. Karena perbedaan dari kedua penelitian sebelumnya
ini, penulis tertarik untuk menguji pengaruh komitmen profesional dan
pengalaman kerja terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis
internal auditor. Selain itu untuk mengetahui bagaimana auditor internal
melakukan keputusan etis ketika dihadapkan situasi dilema etika. Karena alasan
ini penulis memilih judul skripsi “Pengaruh Komitmen Profesional dan
Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam
Pengambilan Keputusan Etis”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah ditemukan, maka yang menjadi masalah
pokok dalam penelitian ini adalah:
6
1. Apakah komitmen profesional auditor berpengaruh terhadap dilema etika
auditor dalam pengambilan keputusan etis?
2. Apakah pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap dilema etika auditor
dalam pengambilan keputusan etis?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah memperoleh bukti
empiris sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis tingkat pengaruh komitmen profesional internal
auditor terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.
b. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman kerja auditor terhadap dilema
etika dalam pengambilan keputusan etis.
2. Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan manfaat
antara lain:
a. Bagi perusahaan
Memberikan informasi bahwa auditor internal yang memiliki ruang
lingkup sangat luas memiliki risiko besar sebagai fungsinya ketika
dihadapkan dilema etika dalam pengambilan keputusan etis yang
mempertaruhkan komitmen profesionalnya dan pengalaman kerjanya.
7
b. Bagi auditor
berupa informasi yang dapat digunakan sebagai motivasi bagi para auditor
internal untuk dapat lebih tangguh dalam mengembangkan tugasnya serta
dapat memperbaiki keadaan profesinya ketika dihadapkan pada situasi
dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.
c. Bagi penulis
Sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan khususnya pada topik
yang diteliti mengenai pengaruh komitmen profesional dan pengalaman
kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan
etis. Sehingga dapat memperoleh gambaran antara fakta dilapangan
dengan permasalahan tersebut.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit
1. Pengertian Audit
Audit diterjemahkan sebagai istilah dari pemeriksaan. Pada dasarnya
pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan istilah audit yaitu sebagai suatu
proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan atau kriteria teoritis. Serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan
bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang
sudah digariskan. Hal ini sesuai dengan apa yang tercermin dari pernyataan
Mulyadi (2009:9) yang mendefinisikan auditing adalah suatu proses
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) mendefinisikan auditing
adalah sebagai berikut:
9
“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to
determine and report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by a competent,
independent person”.
Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independen. Menurut Halim (2008:1), definisi audit
yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Accounting Concepts)
adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-
bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan
kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya
kepada para pemakai yang berkepentingan. Agoes (2004:3) mendefinisikan
auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,
oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun
oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut.
Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses
sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk
menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai informasi
dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
10
informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan
hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Dari definisi tersebut
dapat diambil kesimpulan tentang karakteristik audit sebagai berikut:
a. Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti
atau informasi.
b. Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas keterangan
yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai tingkat kesesuaian
informasi.
c. Adanya tingkat kesesuaian (degree of correspondence) dan kriteria
tertentu (stablish criteria).
d. Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kualifikasi
yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang auditor harus kompeten
dan independen terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperisaksanya.
e. Adanya pelaporan dan mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak yang
berkepentingan.
2. Jenis-Jenis Audit
Ada beberapa jenis audit yang dikemukakan oleh Arens, et al. (2009:14-
15) yaitu: Audit operasional (Operational audits), audit laporan keuangan
(financial statement audits), dan Audit ketaatan (Compliance audit).
a. Audit operasional (Operational audits)
Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan terhadap setiap bagian
prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan
11
efektivitas kegiatan entitas tersebut. Pada akhir pemeriksaan operasional
biasanya diajukan saran-saran rekomendasi pada manajemen untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas operasional perusahaan.
b. Audit laporan keuangan (Financial statement audits)
Pemeriksaan keuangan merupakan pemeriksaan atas laporan keuangan
suatu organisasi atau perusahaan secara keseluruhan merupakan informasi
terukur yang akan diferivikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria
tertentu yang dalam hal ini adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum,
dengan tujuan memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan
keuangan. Asumsi dasar dari suatu laporan keuangan adalah bahwa
laporan keuangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh kelompok yang
berbeda-beda. Oleh karena itu jauh lebih efisien jika mempekerjakan satu
orang auditor independen untuk melaksanakan audit dari pada
membiarkan masing-masing pihak melakukan audit sendiri-sendiri.
c. Audit ketaatan (Compliance audits)
Pemeriksaan ketaatan merupakan proses pemeriksaan yang
mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti atas suatu prosedur atau
peraturan tertulis yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang
memiliki otoritas yang lebih tinggi. Biasanya hasil atau laporan dari
auditor ketaatan ini tidak dilaporkan kepada pihak tertentu dalam
organisasi, biasanya pimpinan dalam organisasi.
12
3. Jenis-Jenis Auditor
Menurut Arens, et al. (2009:15-16). Terdapat empat jenis auditor yang
umum dikenal dalam masyarakat, yaitu: Akuntan publik (Certified accountant
public firms), akuntan pemerintah (General accounting office auditors),
akuntan pajak (Internal revenue agent) dan auditor internal (Internal
auditors).
a. Akuntan publik (Certified accountant public firms)
Akuntan publik disebut juga auditor eksternal atau auditor independen
untuk membedakannya dengan auditor internal. Akuntan ini bertanggung
jawab atas pemeriksaan atau mengaudit laporan keuangan organisasi yang
dipublikasikan. Dan memberikan opini atas informasi yang diauditnya.
b. Akuntan pemerintah (General accounting office auditors)
Dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan pemerintah.
Audit ini mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit
operasional. Dan laporan audit ini diserahkan kepada kongres, dalam hal
ini untuk Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat.
c. Akuntan pajak (Internal revenue agent)
Akuntan pajak mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pada
pembayaran pajak oleh wajib pajak. Lingkup pengerjaannya adalah
memeriksa apakah wajib pajak telah benar memberikan pajaknya sesuai
dengan prosedur dan hukum yang berlaku.
13
d. Auditor internal (Internal auditors)
Auditor internal adalah bertanggung jawab pada manajemen perusahaan.
Tinjauannya adalah audit terhadap setiap berbagai prosedur-prosedur dan
metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitas
kegiatan. Pada akhir kegiatan biasanya diajukan saran-saran rekomendasi
manajemen untuk meningkatkan kualitas operasi perusahaan.
Pada dasarnya layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap cabang
audit tersebut adalah sama, yang membedakannya adalah tanggung jawab dan
tingkat kebebasan yang berbeda. Dari definisi tersebut, kita mengetahui
pengertian audit dalam arti luas, namun lebih menekankan pada audit yang
dilakukan oleh auditor internal.
B. Audit Internal
1. Pengertian Audit Internal
Menurut Moeller and Witt (1999:1) Audit internal didefinisikan sebagai
berikut:
“Internal auditing is an independent appraisal function established within an
organization to examine and evaluate its activities as a service to the
organization”.
Dari istilah yang terdapat pada definisi diatas dapat dijabarkan lebih
lanjut sebagai berikut:
a. Independent, mempunyai arti bebas dari pembatasan ruang lingkup dan
efektivitas hasil pemeriksaan yang berupa temuan dan pendapat.
14
b. Appraisal, menyatakan keyakinan penilaian auditor internal dalam
kesimpulan yang dibuatnya.
c. Established, menjelaskan pengakuan perusahaan atas peranan auditor
internal.
d. Examine and evaluate, menyatakan bahwa kegiatan auditor internal
sebagai auditor serta penilai terhadap faktor-faktor yang ditemukan dalam
perusahaan.
e. It’s activities, menyatakan luasnya ruang lingkup pekerjaan auditor
internal yang meliputi seluruh aktivitas perusahaan.
f. Service, menyatakan bahwa pelayanan terhadap manajemen merupakan
hasil akhir dari pekerjaan auditor internal.
g. To the organization, menyatakan bahwa ruang lingkup pelayanan auditor
internal berhubungan dengan seluruh personalia perusahaan, dewan
komisaris termasuk komite audit dan para pemegang saham.
Auditor internal merupakan fungsi penilaian yang independen yang
didirikan dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan
organisasi secara menyeluruh yang bertujuan membantu dan memperbaiki
kinerja semua tingkatan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab
secara efektif. Aktivitas audit internal menjadi pendukung utama untuk
tercapainya tujuan pengendalian internal. Ketika melaksanakan kegiatannya,
auditor internal harus bersifat objektif dan kedudukannya dalam perusahaan
adalah independen. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka
15
penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian audit internal,
yang diantaranya definisi menurut The Institute of Internal Auditors, IIA
(1995:3) adalah:
“Internal audit is an independent appraisal function established within an
organization to examine and evaluate its activities as a service to the
organization.”
Yang artinya auditor internal merupakan fungsi penilaian independen
yang dibentuk dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan
sebagai layanan pada organsiasi. Lalu definisi selanjutnya pada bulan Juni
1999, audit internal hanya merefleksikan perubahan yang terjadi dalam
profesi, definisi tersebut juga mengarahkan auditor internal menuju peran
yang lebih luas dan berpengaruh pada masa yang akan datang. Definisi yang
dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors Board of Directors pada
bulan Juni 1999:
“Internal audit is an independent objective assurance and conceling activity
design to add value and improve and organization’s operations it help an
organization accomplish its objective by bringing a systematic disciplined
approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management;
control and governance process.”
Yang artinya audit internal adalah jaminan tujuan independen dan desain
konseling kegiatan untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi
organisasi yang membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa
pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses governance.
Pengertian audit internal menurut “Profesional Practice Framework”:
16
International standards for the professional practice of internal audit, IIA
(2009) adalah suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan
keyakinan serta konsultasi (consulting) yang dirancang untuk memberikan
suatu nilai tambah (to add value) serta meningkatkan (improve) kegiatan
operasi organisasi. Definisi tersebut menyatakan audit internal adalah kegiatan
assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.
Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu
pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance.
Menurut Hiro Tugiman (2004:6) terdapat lima konsep kunci audit
internal yaitu independen, kegiatan penilaian, diadakan dalam organisasi,
pelayanan terhadap organisasi dan pengawasan yang menguji pengawas lain:
a. Independen
Standar menentukan bahwa para auditor seharunya tidak terikat pada
kegiatan yang mereka periksa, karenannya suatu fungsi audit harus bebas
dari unit-unit yang diperiksanya. Dapat dipastikan bahwa audit internal
bersentuhan dengan fungsi-fungsi lain didalam organisasi. Sebagai
akibatnya ia harus kehilangan kebebasannya meski bagaimana kerasnya
berusaha untuk tidak tersentuh.
17
b. Kegiatan penilaian
Pada hakekatnya kegiatan audit adalah penilaian. Jika para pengelola audit
melakukan penilaian oleh mereka sendiri dan melaporkan hasilnya. Para
auditor dapat dihubungi guna menilai mutu laporan dan menunjukan
keabsahannya, lebih jauh lagi mereka bisa menilai untuk proses penilaian
diri yang diikuti oleh para pengelola unit.
c. Diadakan dalam organisasi
Para auditor internal merupakan karyawan dari organisasi yang mereka
audit. Untuk membedakan mereka dari pada auditor eksternal, mereka
menambahkan kata keterangan sifat “internal”. Para auditor eksternal
melaksanakan tugas auditnya seperti auditor internal namun bekerja untuk
organisasi lain dalam jangka waktu tertentu.
d. Pelayanan terhadap organisasi
Konsep yang keempat adalah konsep yang paling penting bagi
kelangsungan hidup fungsi audit internal. Kunci keberadaan audit internal
adalah layanan untuk para pemakai jasa. Hanya organisasi audit internal
yang menyediakan layanan, yang oleh pemakai jasa dianggap mengalami
pertambahan nilai-nilai, yang akan berlangsung keberadaannya apabila
ikut membantu keberhasilan unit.
e. Pengawasan yang menguji pengawas lain
Konsep terakhir adalah konsep yang berkisar tentang apa yang dilakukan
para auditor internal. Standar mengatakan bahwa audit adalah suatu
18
pengawasan yang berfungsi menguji dan menilai efektivitas dari
pengawasan lainnya, kecuali pada kasus-kasus dimana harus membedakan
antara pengawasan internal terhadap seluruh kegiatan organisasi.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal
a. Tujuan audit internal
Audit internal dalam perusahaan bertujuan untuk membantu manajemen
dalam menjalankan tugas untuk mempertanggung jawabkan seluruh
kegiatan perusahaan. Audit internal membantu manajemen dengan cara
memberikan analisis yang objektif, penilaian, rekomendasi, dan pendapat
mengenai kegiatan perusahaan yang diperiksanya. Tujuan audit internal
yang dinyatakan The Institute of Internal Auditors Florida, USA. IIA
Florida (1995:3) dan The Institute of Internal Auditors United Kingdom,
IIA UK (1999:4) adalah sebagai berikut:
“The objective of internal auditing is to assist member of the organization
in the effective discharge of their responsibilities. To this end, internal
auditing furnishes them with analiysis, Appraisals, recommendation,
counsel, and information concerning the activities reviewed. The audit
objectives include promoting effective control at a responsenable cost”.
Yang artinya tujuan dari audit internal adalah membantu anggota
organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif.
Untuk tujuan ini, melengkapi internal audit mereka dengan analisis,
penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi mengenai aktivitas yang
ditinjau. Tujuan audit meliputi mempromosikan kontrol yang efektif
dengan biaya yang sangat memungkinkan. Dari pernyataan tersebut dapat
19
disimpulkan bahwa tujuan audit internal adalah membantu agar anggota
para organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
Untuk mencapai tujuan tersebut audit internal menyajikan hasil analisis,
rekomendasi, petunjuk, penilaian dan informasi yang berkaitan dengan
aktivitas yang dikaji. Tujuan audit juga meliputi usaha untuk
meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar. Hal ini
sesuai dengan pendapat Zarkasy (2006) yang menyatakan bahwa tujuan
pemeriksaan internal adalah memantau dan mengevaluasi efektivitas
organisasi dari risiko manajemen dan sistem control serta membantu para
anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara
efektif. Tujuan ini mencakup pula pengembangan dan pengawasan yang
efektif dengan biaya yang wajar. Konsersium Organisasi Profesi Auditor
Internal dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:2) mengemukakan
tentang tujuan audit internal yaitu sebagai berikut:
1) Memberikan kerangka dasar yang konsisten untuk mengevaluasi
kegiatan dan kinerja satuan audit internal maupun individu auditor
internal;
2) Menjadi sarana bagi pemakai jasa dalam memahami peran, ruang
lingkup, dan tujuan audit internal;
3) Mendorong peningkatan praktik audit internal dalam organisasi;
20
4) Memberikan kerangka untuk melaksanakan dan mengembangkan
kegiatan audit internal yang memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kinerja kegiatan operasional organisasi;
5) Menjadi acuan dalam menyusun program pendidikan dan pelatihan
bagi auditor internal;
6) Menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang
seharusnya (International best practice).
Audit internal berhubungan dengan semua tahap aktivitas perusahaan
sehingga tidak hanya terbatas pada audit terhadap catatan-catatan
akuntansi. Untuk mencapai tujuan tersebut, audit internal harus melakukan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Me-review keadaan dan integritas informasi keuangan dan
mengoprasi dalam mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasikan
dan melaporkan informasi tersebut.
2) Me-review sistem yang ditetapkan untuk menjamin ketaatan terhadap
kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan yang berpengaruh
pada operasi dan pelaporan, dan dapat menentukan apakah organsiasi
tersebut taat atau tidak.
3) Me-review seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan
dan memeriksa eksistensi asset tersebut.
4) Penilaian ekonomis dan efisiensi sumber daya yang dikerjakan.
21
5) Me-review berbagai operasi atau program untuk menilai apakah
hasilnya akan konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dan apakah kegiatan atau program tersebut dilaksanakan
sesuai dengan yang direncanakan.
b. Ruang lingkup audit internal
Ruang lingkup audit internal menurut The Institute of Internal Auditors
Florida, USA IIA Florida (1995:29) dan The Institute of Internal Auditors
United Kingdom, IIA UK (1999:23) adalah sebagai berikut:
“The scope of internal auditing should encompass the examination and
evaluation of the adequacy and effectiveness of the organization’s system
of internal control and the quality of performance in carrying out assigned
responsibilities”.
Maksudnya adalah ruang lingkup audit internal harus mencakup
pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas sistem organisasi
pengendalian internal dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung
jawab yang ditugaskan. Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal
dalam Standar Profesi Audit Internal (2004:13) mengemukakan tentang
lingkup penugasan bahwa fungsi audit internal melakukan evaluasi dan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko,
pengendalian dan governance dengan menggunakan pendekatan yang
sistematis, teratur dan menyeluruh.
Ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan pengevaluasian
terhadap kememadaian dan efektivitas sistem pengendalian internal
22
pengendalian internal perusahaan dan kualitas kinerja berkaitan dengan
tanggung jawab anggota organisasi yang bersangkutan. Dari pendapat
tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan audit internal mempunyai ruang
lingkup yang sangat luas dan agar tujuan audit internal dapat tercapai,
maka kegiatan auditor internal dapat dikelompokan dalam beberapa jenis.
Jenis-jenis kegiatan ini dikenal dengan nama “Element of the work”. Hal
ini dikemukakan oleh Chasin, Paul dan John (1988:8-11) sebagai berikut:
“The element of audit internal maybe grouped under compliance,
verification, and evaluation”.
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Complience (Ketaatan)
Kegiatan compliance berkaitan dengan ditaatinya kebijakan, peraturan,
prosedur dan praktik-praktik usaha yang baik dalam bidang ini dapat
digolongkan menjadi:
a) Ketaatan atas prinsip akuntansi.
b) Ketaatan atas kebijakan dan prosedur-prosedur perusahaan.
c) Ketaatan atas peraturan-peraturan pemerintah.
2) Verification (Verifikasi)
Verifikasi meliputi kegiatan melakukan kecermatan, kebenaran
perhitungan aritmatika, ketelitian alokasi biaya, misalnya: perhitungan
faktur penjualan, perhitunga nilai persediaan, penjumlahan jurnal dan
buku harian serta perhitungan depresiasi. Kemudian auditor
23
menentukan apakah catatan-catatan dan laporan-laporan yang telah
diverifikasi terdapat kekurangan-kekurangan. Kelemahan dalam
prosedur pencatatan dan pelaporan, untuk selanjutnya diajukan saran-
saran perbaikan.
3) Evaluation (Penilaian)
Merupakan tanggung jawab auditor internal yang paling penting dan
paling sulit diukur hasilnya. Kegiatan ini meliputi penilaian terhadap
prosedur, hasil yang diperoleh, analisis perkembangan (trend) saat ini,
analisis dan prediksi dimasa yang akan datang serta perbaikan-
perbaikan yang perlu dilakukan. Oleh sebab itu auditor internal harus
bertanggung jawab terhadap analisis yang dibuat serta rekomendasi
yang diajukan kepada manajemen yang nantinya digunakan sebagai
dasar dan pertimbangan terhadap pengambilan keputusan. Dalam
melakukan penilaian, auditor internal harus menggunakan ukuran yang
dapat dijadikan sebagai dasar penilaian seperti:
a) Prosedur yang telah ditetapkan.
b) Anggaran atau standar yang telah ditetapkan.
c) Undang-undang yang berlaku.
d) Peraturan daerah.
e) Kebijakan yang telah ditetapkan manajemen.
Jadi secara terperinci, ruang lingkup auditor internal adalah melakukan
penilaian atas pengendalian internal, penilaian atas pencatatan laporan
24
perusahaan, serta penilaian atas hasil seluruh kegiatan perusahaan. Auditor
internal juga harus memberikan keyakinan bahwa catatan laporan dan
pelaksanaan kegiatan bagi perusahaan telah dilaksanakan dengan baik.
Tujuan dan ruang lingkup audit internal sangat luas tergantung pada besar
kecilnya organisasi yang besangkutan.
3. Profesi Audit Internal
Teori-teori dan konsep-konsep telah menjawab, bahwa keberadaan atau
alasan diadakan audit dalam organisasi adalah bahwa audit ditujukan untuk
memperbaiki kinerja. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau
pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai
kinerja organisasi, hal ini mengingat pengertian audit internal adalah kegiatan
assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.
Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu
pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Menurut
Sawyer, Mortimer dan James (2003:6) yaitu:
“Internal auditing is a systematic, objectives appraisal by auditor internals of
the diverse operations and control within an organization to determine wheter
(1) Financial and operating information is accurate and reliable, (2) Risk to
the enterprise are identified and minimized, (3) External regulation and
acceptable internal polices and procedure are followed, (4) Satisfactory
standart are met, (5) The organization’s objective are effectively achieved-all
for the purpose of assisting of their responsibilities”.
25
Yang artinya audit internal adalah, sistematis tujuan penilaian oleh
auditor internal dari beragam operasi dan kontrol dalam sebuah organisasi
untuk menentukan keduanya, (1) Informasi keuangan dan operasi yang akurat
dan dapat dipercaya, (2) Risiko untuk perusahaan diidentifikasi dan
diminimalkan, (3) Peraturan eksternal dan kebijakan internal yang dapat
diterima dan prosedur diikuti, (4) standar yang memuaskan terpenuhi, (5)
Tujuan organisasi itu secara efektif semuanya berhasil tercapai untuk tujuan
membantu dari tanggung jawab mereka. Redefinisi audit internal telah
ditetapkan oleh IIA ‘Board of Directors pada bulan Juni 2009 adalah:
“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting
activity designed to add value and improve and organization accomplish its
objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and the
effectiveness of risk management control and governance processes”.
Yang artinya audit internal adalah kegiatan, independen jaminan objektif
dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan dan
mencapai tujuan organisasi dengan membawa pendekatan yang sistematis dan
disiplin untuk mengevaluasi efektivitas risiko pengendalian manajemen dan
tata kelola proses.
4. Peranan audit internal
Audit internal mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep audit internal
dikarenakan bertambah luasnya ruang lingkup perusahaan. Oleh karena itu
semakin besar suatu perusahaan, maka semakin luas pula rentang
26
pengendalian yang dipikul pimpinan, sehingga manajemen harus meciptakan
suatu pengendalian intern yang efektif untuk mencapai suatu pengelolaan
yang optimal dengan mempertimbangkan manfaat dan biayanya. Karena
keterbatasan manajemen dalam mengendalikan aktivitasnya itu, perusahaan
memerlukan audit internal yang akan membantu manajemen dalam membantu
apakah rencana-rencana operasi, keuangan, kebijakan dan prosedur-prosedur
yang dijalankan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sehingga
audit internal yang dilakukan dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan
penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur, data yang tercatat berdasarkan
atas kebijakan dan rencana perusahaan, sebagai salah satu fungsi dalam upaya
mengawasi aktivitasnya.
Teori-teori dasar dan konsep-konsep audit tersebut telah menjawab
bahwa keberadaan atau peranan audit dalam perusahaan adalah ditujukan
untuk memperbaiki kinerja. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan
kinerja perusahaan maka audit menunjang kearah perbaikan kinerja secara
keseluruhan (Hiro Tugiman, 2004:8).
C. Komitmen Profesional
1. Pengertian komitmen
Komitmen merupakan bukan sekedar janji yang harus ditepati dan
diwujudkan, tetapi didalamnya juga terkandung kesungguhan dan
tanggung jawab (Fatoni, 2005). Komitmen dapat muncul dalam berbagai
27
bentuk, maksudnya arti dari komitmen menjelaskan perbedaan hubungan
antara anggota organisasi dan entitas lainnya (salah satunya organisasi itu
sendiri) serta melibatkan usaha untuk memisahkan diantara berbagai entitas di
mana individu berkembang menjadi memiliki komitmen (Meyer, Allen dan
Gellatly, 1997). Komitmen cendrung mempunyai makna bahwa melakukan
perjanjian dengan diri sendiri. Jika seseorang telah membuat keputusan
yang disertai dengan komitmen, maka tentunya ia akan berupaya dan
berjuang untuk menjalani keputusan itu dengan sebaik-baiknya, dengan
bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Karena itu jika seorang
individu dalam organisasi sudah tidak memiliki komitmen, maka keadaan
tersebut adalah sebuah kerugian bagi organisasi bersangkutan.
2. Pengertian profesional
Pengertian profesionalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002:689) adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri
suatu profesi atau orang yang profesional. Menurut Putranti (2008)
Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan
yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini
juga mempengaruhi terhadap penampilan atau performance seseorang
dalam melakukan pekerjaan di profesinya. Lalu menurut Arifin (2010)
Profesional, profesi dan profesionalisme adalah suatu paham yang
mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam
masyarakat, berbekalan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
28
keterpanggilan serta ikrar (fateri / profiteri) untuk menerima panggilan
tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan
pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesusahan ditengah
gelapnya kehidupan. Sedangkan pengertian profesional menurut Arens, et
al. (2009:78) yaitu:
“Profesional means a responsible for conduct that axtended beyond
statisfying individual responsibilities and beyond the requerment of our
society law and regulation”.
Dalam pengertian tersebut profesional merupakan tanggung jawab
berperilaku yang lebih dari sekedar tanggung jawab berperilaku yang lebih
dari sekedar tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang memiliki
etos kerja dan keahlian khusus serta pendidikan dan keterampilan khusus
dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan peraturan
masyarakat dalam bekerja. Sebagai seorang yang profesional, auditor
internal mengakui tanggung jawab terhadap klien dan terhadap rekan
seprofesinya termasuk untuk berperilaku sekalipun ini berarti pengorbanan
pribadi.
3. Auditor Internal yang Profesional
Auditor internal yang profesional yaitu orang yang berpengetahuan
dan berketerampilan yang harus dimiliki untuk berpraktek sebagai auditor
internal. Untuk mengetahui apakah seorang auditor internal telah
profesional dalam melakukan tugasnya maka perlu adanya evaluasi
kinerja. Dan evaluasi kinerja auditor internal dapat dilakukan dengan cara,
29
yaitu sudahkah terpenuhinya profesionalisme auditor internal. Kriteria
profesionalisme auditor internal menurut Sawyer, et al. (2003:10-11),
Forum Komunikasi Pengawasan Internal Badan Usaha Milik Negara /
Badan usaha Milik Daerah (FKSPI BUMN / BUMD) dan Yayasan
Pendidikan Internal Audit (YPIA):
a. Pelayanan terhadap masyarakat (Service to the public)
Auditing internal menyediakan pelayanan terhadap masyarakat dalam
hal meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya
baik dalam perusahaan maupun organisasi. Kode etik audit internal
mewajibkan anggota The Institute of Internal Auditors (IIA) untuk
menghindari keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang
dan ilegal. Audit internal dalam memberikan pelayanan terhadap
publik harus bekerja sama dengan komite audit, dewan direksi, dan
staff perusahaan lainnya.
b. Pelatihan jangka panjang (Long specialized training)
Auditor internal yang profesional yaitu orang-orang yang telah
mengikuti pelatihan, lulus dari ujian pendidikan audit internal dan
telah mendapat sertifikasi. Dapat disimpulkan bahwa auditor yang
profesional harus mengikuti pelatihan profesi dalam jangka panjang
agar dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan yang dibutuhkan
dan selalu uptodate terhadap perkembangan audit internal untuk
mengiringi semakin meningkatknya perekonomian di era globalisasi
30
ini serta untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang
auditor internal yang kompeten.
c. Taat pada kode etik (Subscription to a code of ethic)
Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesediaan
menerima tanggung jawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang
dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab yang efektif, auditor
internal perlu memelihara standar prilaku yang tinggi. Kode etik bagi
para auditor internal memuat standar perilaku sebagai pedoman
tingkah laku yang dikhendaki dari anggota profesi secara individual.
Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam
menjalankan praktik audit internal. Para auditor internal wajib
menjalankan tanggung jawab profesinya dengan bijaksana, penuh
martabat dan kehormatan. Pelanggaran terhadap standar perilaku yang
ditetapkan dalam kode etik dapat mengakibatkan dicabutnya
keanggotaan auditor internal dari organisasi profesinya.
d. Anggota dari organisasi profesi (Membership in an association and
attendance at meetings)
The Institute of Internal Auditors (IIA) merupakan asosiasi profesi
auditor internal tingkat internasional yang sudah tidak perlu
dipertanyakan lagi. IIA merupakan wadah bagi para auditor internal
yang mengembangkan bidang ilmu audit internal agar para anggotanya
mampu bertangung jawab dan kompeten dalam menjalankan tugasnya,
31
menjunjung tinggi standar, pedoman praktik audit internal dan etika
supaya anggotanya profesional dalam bidangnya. Auditor Internal di
Indonesia telah terdapat berbagai nama dan sebutan organisasinya
yang muncul sekitar dua-tiga dasawarsa yang lalu, antara lain: (1) The
Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia Chapter; (2) Forum
Komunikasi Satuan Pengawasan Internal Badan Usaha Milik Negara
dan badan Usaha Milik Daerah (FKSPI, BUMN / BUMD); (3)
Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPAI); (4) Dewan Sertifikasi
Qualified Internal Auditors (DS-QIA); (5) Perhimpunan Auditor
Internal Indonesia (PAII)”.
e. Jurnal publikasi (Pubication of jurnal aimed at upgrading practice)
The Institute of Internal Auditors (IIA) mempublikasikan jurnal
tentang tekhnik auditor internal, seperti halnya buku-buku panduan,
studi penelitian, monograf, presentasi audio visual, materi instruksi
lainnya. Kontribusi pengisian jurnal publikasi adalah dengan
menyerahkan kepada praktisi dan para ahli. Di indonesia, majalah
Satuan Pengawasan Internal (SPI) pertama kali terbit pada tahun 1988
dan majalah Auditor Internal (YPIA, DS-QIA, IIA-Indonesia Chapter,
FKSPI BUMN / BUMD dan PAII) terbit pertama kali pada tahun
2002.
32
f. Pengembangan profesi berkelanjutan (Examination to test entrast
knowledge)
Dalam setiap pengawasan, auditor internal haruslah melaksanakan
tugasnya dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan
professional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensinya
yaitu dengan pengembangan profesi yang berkelanjutan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal
(2004; 10) menyatakan bahwa auditor internal harus meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kompetensinya melalui pengembangan
profesional yang berkelanjutan.
g. Ujian sertifikasi (Licence by the state of certification by board)
The Institute of Internal Auditors (IIA) pertama kali mengeluarkan
program sertifikasi pada tahun 1974. Kandidat harus lulus pada ujian
selama dua hari berturut-turut dengan subjek yang mempunyai range
yang luas. Kandidat yang lulus akan menerima Certification of
Internal Auditors (CIA). Materi ujian sertifikasi audit internal dari IIA
terbagi 4 (empat) level, yaitu:
1) Level I, Proses internal audit (Internal audit procces)
Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang profesionalisme,
standar dan kode etik audit internal, dasar auditing, internal
auditing, internal audit (Control System) dan tekhnik internal audit,
manajemen audit, fraud auditing.
33
2) Level II, Keterampilan audit internal (Internal auditing skills)
Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang pemecahan masalah
dan evaluasi bukti audit, audit sampling dokumentasi, tekhnik
pelaporan, komunikasi dan psikologi audit, manajemen audit
internal matematika.
3) Level III, Manajemen control dan tekhnologi (Management control
information technology)
Materi pendidikan dan pengujiannya tentang sistem informasi
manajemen, audit sistem informasi, akuntansi manajemen,
manajemen strategik.
4) Level IV, Lingkungan audit (The audit environment)
Materi pendidikan dan ujiannya yaitu tentang akuntansi keuangan,
kebijakan pemerintah, perpajakan, pasar modal, manajemen
peamsaran, ekonomi makro dan mikro, kebijakan pengawasan
pemerintah.
Di Indonesia, organisasi profesi (YPIA) dan (DS-QIA) telah
berusaha menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para
auditor internal di Indonesia dengan mengacu dan menggunakan
model dari IIA yang berpusat di Florida, Amerika Serikat.
h. Standar porfesi audit internal (Standard for professional practice)
Dewasa ini peran auditor internal semakin diandalakan dalam
mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian internal,
34
pengelolaan risiko, dan corporate governance. Agar dapat
mengembangkan kepercayaan yag semakin besar dan menjalankan
peran dengan baik, auditor internal memerlukan Standar Profesi
Auditor Internal (SPAI). SPAI bertujuan memberikan kerangka dasar
yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja auditor
internal, sarana memahami peran, ruang lingkup dan tujuan audit
internal, menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal
yang seharusnya. Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri atas:
1) Standar atribut
a) Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab
Mengenai wewenang dan tanggung jawab internal Konsersium
Organisasi Profesi Audit Internal dalam SPAI (2004:8)
menyebutkan bahwa tujuan, wewenang dan tanggung jawab
audit internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal
(SPAI), dan mendapat persetujuan dari pimpinan dan dewan
pengawas organisasi. Pernyataan tersebut dimaksudkan agar
tujuan, wewenang dan tanggung jawab audit internal harus
dinyatakan dalam dokumen tertulis secara formal.
b) Independensi dan objektifitas
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam
SPAI (2004:8) menyatakan bahwa fungsi audit internal harus
ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut
35
memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan meningkat
jika fungsi audit internal memiliki akses komunikasi yang
memadai terhadap pimpinan dan dewan pengawas organisasi.
Audit internal harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak
memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya
pertentangan kepentingan (Conflict of interest). Status
organisasi audit internal haruslah memberikan keleluasan untuk
memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan
yang diberikan. Audit internal haruslah memperoleh dukungan
dari manajemen senior dan dewan, sehingga mereka akan
mendapatkan kerja sama dari pihak yang diperiksa dan dapat
menyelesaikan pekerjaannya secara bebas dari campur tangan
pihak lain.
c) Keahlian dan kecermatan profesional
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Internal Audit Internal
dalam SPAI (2004:9) menyatakan bahwa penugasan harus
dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan
profesional.
(1) Keahlian
Auditor internal harus memiliki pengetahuan keterampilan
dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tanggung jawab perorangan. Fungsi audit internal secara
36
kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan
keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tanggung jawabnya.
(2) Kecermatan profesional
Auditor internal harus menerapkan kecermatan dan
keterampilan yang layaknya dilakukan oleh seorang
internal yang prudence dan kompeten.
d) Program jaminan dan peningkatan kualitas fungsi audit internal.
2) Standar Kinerja
a) Pengelolaan fungsi audit internal
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam
SPAI (2004:11) menyatakan bahwa penanggung jawab fungsi
audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara
efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi
tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi.
b) Lingkup penugasan
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam
SPAI (2004:13) menyatakan bahwa fungsi audit internal
melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan
governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis,
teratur dan menyeluruh. Dapat diambil kesimpulan bahwa
37
ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan
pengevaluasian terhadap kememadaian dan efektivitas sistem
pengendalian internal perusahaan dan kualitas kerja berkaitan
dengan tanggung jawab anggota organisasi yang mencakup:
(1) Keandalan informasi.
(2) Kesesuaian dengan kebijakan rencana prosedur, hukum
dan peraturan serta kontrak.
(3) Perlindungan terhadap harta benda.
(4) Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.
(5) Pencapaian tujuan perusahaan.
c) Perencanaan penugasan
Menurut Konsersium Organisasi Audit Internal dalam SPAI
(2004:15) menyatakan bahwa auditor internal harus
mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap
penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan
lokasi sumber daya. Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya
program audit, antara lain:
(1) Memberikan bimbingan prosedural untuk melaksanakan
pemeriksaan.
(2) Memberikan checklist pada saat pemeriksaan berlangsung
tahap demi tahap sehingga tidak ada yang terlewatkan.
38
(3) Merevisi program audit sebelumnya, jika ada perubahan
standar dan prosedur yang digunakan perusahaan.
d) Komunikasi hasil penugasan
Menurut Konsersium Organisasi profesi Audit Internal dalam
SPAI (2004:16) menyatakan bahwa uditor internal harus
mengkomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu.
e) Pemantauan tindak lanjut
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam
SPAI (2004:18) menyatakan penanggung jawab fungsi audit
audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk
memantau tindak lanjut hasil penugasan yang telah
dikomunikasikan kepada manajemen. Bentuk tindak lanjut
manajemen terdiri dari:
(1) Manajemen puncak melakukan konsultasi dengan auditee
untuk memutuskan jika, kapan dan bagaimana
rekomendasi audit dilaksanakan.
(2) Auditee melakukan tindakan atas keputusan tersebut.
(3) Audit internal bersama auditee melakukan pengecekan
kembali untuk melihat apakah perbaikan telah diambil dan
hasil yang diinginkan telah tercapai, atau manajemen dan
komite audit telah menerima tanggung jawab apabila tidak
melakukan tindakan tersebut.
39
Pekerjaan auditor internal hanya mungkin efektif apabila pihak
manajemen memanfaatkan hasil-hasil pekerjaan tersebut serta
memberikan tindak lanjut atas hasil pekerjaan auditor itu sesuai
dengan hasil yang diharapkan.
f) Resolusi penerimaan risiko oleh manajemen
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal dalam
SPAI (2004:18) menyatakan bahwa apabila manajemen senior
telah memutuskan untuk menanggung risiko residual yang
sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi, penanggung
jawab fungsi audit internal harus mendiskusikan masalah ini
dengan manajemen senior. Jika diskusi tersebut tidak
menghasilkan keputusan yang memuaskan, maka penanggung
jawab fungsi audit internal dan manajemen senior harus
melaporkan kepada pimpinan dan dewan pengawas organisasi
untuk mendapat solusi.
3) Standar implementasi
Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar implementasi yang
akan diterbitkan dimasa yang akan datang adalah standar
implementasi untuk kegiatan Assurance (A), Standar implementasi
untuk kegiatan Consulting (C), dan standar implementasi Control
Self Assessment (CSA). Pekerjaan profesional mempunyai
karakteristik berupa adanya:
40
a) Keterampilan yang berdasarkan pengetahuan teoritis.
b) Penyediaan latihan dan pendidikan.
c) Pengujian kemampuan calon anggota.
d) Tertampung dalam organisasi.
e) Kepatuhan kepada aturan profesi.
f) Jasa yang diberikan lebih mengutamakan kepentingan umum
dari pada kepentingan pribadi.
4. Kode Etik Profesional
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang
apa yang baik dan yang buruk tentang hak dan kewajiban moral,
kumpulan asas / nilai yang berkenaan tentang akhlak dan nilai mengenai
yang benar dan salah menurut yang dianut masyarakat. Dari asal usul kata,
Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat istiadat /
kebiasaan yang baik. Perkembangan etika studi tentang kebiasaan manusia
berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.
Etika profesional merupakan prinsip moral yang menunjukan prilaku yang
baik dari yang buruk yang bersangkutan dengan suatu profesi (Enjel,
2006). Etika profesi berkaitan dengan independensi, disiplin pribadi, dan
integritas moral profesional sehingga etika dirancang untuk menjaga
profesional pada tingkat yang bermartabat, untuk membimbing anggota dalam
41
hubungan mereka satu sama lain, dan untuk meyakinkan masyarakat bahwa
profesional akan mempertahankan tingginya tingkat kinerja.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat
harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip
moral dan mengatur tentang prilaku profesional. Alasan yang mendasari
diperlukannya prilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah
kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan
profesi terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Kepercayaan
masyarakat terhadap kualitas jasa profesional akan meningkat jika profesi
mewujudkan standar yang tinggi dan memenuhi semua kebutuhannya.
Menurut Enjel (2006) mendefinisikan kode etik profesional sebagai
pernyataan-pernyataan yang digunakan sebagai haluan perilaku dalam
melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. Dalam Kode Etik Akuntan
Indonesia, kode etik profesional didefinisikan sebagai pedoman bagi para
anggota Ikatan Akuntansi Indonesia untuk bertugas secara bertanggung
jawab dan objektif. Kode etik mempengaruhi profesi ketentuan ini
digunakan oleh organisasi profesi terhadap para anggotanya yang secara
sukarela telah menerimanya lebih keras dari hukum atau undang-undang.
Seseorang yang masuk profesi akuntan harus menerima kewajiban bahwa
ia akan memegang teguh prinsip-prinsip, bekerja dengan selalu berusaha
untuk meningkatkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dan akan
mematuhi kode etik profesi, serta norma-norma auditing.
42
Kode etik akuntan merupakan bagian yang penting dari peraturan
disiplin yang menyeluruh agar semua pihak yang berkepentingan pada
jasa akuntan dapat dilindungi terhadap segala perbuatan akuntan secara
individual yang tercela dan tidak bertanggung jawab. Menurut Teguh
Pudjo Muljono (1991:13) dalam Enjel (2006) tujuan kode etik adalah
dengan adanya kode etik akan mengikat para anggota profesi pada nilai-
nilai sosial mapun kultural, sesuai martabat manusiawi sebagaimana
dituntut perkembangan zamannya dan dengan adanya kode etik akan
mengikat pula para anggota profesi pada suatu bentuk disiplin untuk
mengejar dan berbakti pada nilai-nilai yang diakuinya lebih tinggi, dengan
demikian etika profesional harus diarahkan pada nilai-nilai sosial yang
lebih tinggi dan bukan ditunjukan kepada pembuktian untuk kepentingan
kelompok profesional yang bersangkutan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen profesional itu
merupakan sebuah ikrar dalam diri bahwa dirinya akan berupaya dan berjuang
untuk menjalani profesinya dengan sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan
bertanggung jawab dengan mengaplikasikannya pada pekerjaan terhadap klien
dan terhadap rekan profesi dalam berprilaku. Auditor internal yang
berkomitmen profesional pasti dirinya akan selalu mengevaluasi kinerjanya
guna kepuasan pelayanan terhadap klien, guna mempertajam kemampuan dan
keahliannya setelah melalui pelatihan jangka panjang, lalu agar mengingatkan
dirinya untuk selalu taat pada kode etik, agar dapat mengembangkan
43
pengalamannya terhadap anggota dari organisasi profesi, agar tetap baik
dimata publik mengenai kualitas internal auditor, guna pengembangan
profesinya berkelanjutan agar kompetensinya meningkat dan agar dapat
mempertanggung jawabkan sertifikasinya sebagai auditor dan memiliki
standar profesi audit internal.
D. Pengalaman Kerja Auditor
Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam
memprediksi kinerja auditor (Budi, et al., 2005). Auditor merupakan seseorang
yang dianggap ahli oleh masyarakat untuk melakukan pemeriksaan pada suatu
perusahaan atau instansi. Pengalaman merupakan salah satu elemen penting
dalam tugas audit disamping pengetahuan yang juga harus dimiliki seorang
auditor (Sumardi, 2002). Pengalaman kerja auditor akan semakin berkembang
dengan bertambahnya pengalaman audit, diskusi mengenai audit dengan rekan
kerja, pengawasan dan review oleh akuntan senior, mengikuti program pelatihan
dan penggunaan standar auditing. Prastamawati (2009) membuktikan bukti
empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang
tidak umum (atypical) dibanding auditor yang kurang berpengalaman, tetapi
antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak
berbeda dalam menemukan item-item yang umum (typical). Kidwell, Steven dan
Bethke (1987) melakukan penelitian tentang prilaku manajer dalam menghadapi
situasi dilema etika, hasil penelitiannya adalah bahwa manajer dengan
44
pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan
pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian
Larkin (2000) dan Glover (2002) yang melakukan penelitian yang melibatkan
internal auditor dilembaga keuangan dan menyatakan bahwa internal auditor yang
berpengalaman cendrung lebih konservatif dalam menghadapi situasi dilema
etika. Glover (2002) melakukan penelitian pada beberapa mahasiswa program
bisnis dan menyatakan bahwa mahasiswa yang senior lebih berprilaku etis
dibandingkan dengan yang lebih junior.
Kalber dan Fogarty (1995) dalam penelitiannya tentang internal auditor
menyatakan ada hubungan antara pengalaman kerja dengan profesionalisme dan
afiliasi terhadap komunitasnya (Community Afiliation). Meskipun hasil penelitian
tersebut hanya menunjukan bukti yang terbatas, alasan ini dimungkinkan karena
untuk menguatkan komitmen profesional seorang auditor perlu waktu dalam
keterlibatannya untuk menjadi bagian dan menerima manfaat sebagai bagian dari
sebuah komunitas profesinya.
E. Pengambilan Keputusan Etis
Keputusan etis (Ethical Decision) adalah sebuah keputusan yang baik secara
legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas (Jones, 1991). Setiap
pengambilan keputusan etis akan lengkap dan sempurna jika melibatkan dengan
pertimbangan etis, sebab pertimbangan etis merupakan suatu kriteria yang penting
dalam pengambilan keputusan organisasional (Hidayat dan Sari, 2010).
45
Penelitian tentang keputusan etis telah banyak dilakukan dengan berbagai
pendekatan mulai dari psikologi sosial dan ekonomi. Beranjak dari hasil berbagai
penelitian tersebut kemudian dikembangkan dalam paradigma ilmu akuntansi.
Louwers, Ponemon dan Ratke, (1997) menyatakan pentingnya penelitian tentang
pengambilan keputusan etis dari pemikiran dan perkembangan moral (moral
reasoning and development) untuk profesi akuntan dengan tiga alasan, yaitu yang
pertama penelitian dengan topik ini dapat digunakan untuk memahami tingkat
kesadaran dan perkembangan moral auditor dan akan menambah pemahaman
tentang bagaimana prilaku auditor dalam menghadapi konflik etika. Kedua
penelitian dalam wilayah ini akan lebih menjelaskan problematika proses yang
terjadi dalam menghadapi berbagai pengambilan keputusan etis auditor yang
berbeda-beda dalam situasi dilema etika. Ketiga, hasil penelitian ini akan dapat
membawa dan menjadi arahan dalam tema etika dan dampaknya pada profesi
akuntan.
Pengambilan keputusan etis dengan pertimbangan etisnya dilakukan auditor
agar auditor tetap menjaga integritas, kompetensi dan independensi dalam setiap
konflik kepentingan yang dihadapi (Hidayat dan Sari, 2010). Rest (dalam
Zeigenfuss dan Martison, 2002) menyatakan bahwa model pengambilan
keputusan etis terdiri dari empat tahapan, yaitu pertama pemahaman tentang
adanya isu moral dalam sebuah dilema etika (recognizing that moral issue exist).
Dalam tahapan ini menggambarkan bagaimana tanggapan seseorang terhadap isu
moral dalam sebuah dilema etika. Kedua adalah pengambilan keputusan etis
46
(make a moral judgment), yaitu bagaimana seseorang membuat keputusan etis.
Ketiga adalah moral intention yaitu bagaimana seseorang bertujuan untuk
bermaksud untuk berkelakuan etis atau tidak etis, sedangkan ke empat adalah
moral behavior, yaitu bagaimana seseorang bertindak atau berprilaku etis atau
tidak etis.
Jones (1991) menyatakan ada tiga unsur utama dalam mengambil keputusan
etis. Yaitu yang pertama moral issue, menyatakan seberapa jauh ketika seseorang
melakukan tindakan, jika dia secara bebas melakukan tindakan itu, maka akan
mengakibatkan kerugian (harm) atau keuntungan (benefit) bagi orang lain. Dalam
bahasa yang lain adalah bahwa suatu tindakan atau keputusan yang diambil akan
mempunyai konsekuensi kepada orang lain. Kedua adalah moral agent, yaitu
seseorang yang membuat keputusan moral (moral decision). Ketiga adalah
keputusan etis (ethical decision) itu sendiri, yaitu sebuah keputusan yang secara
legal dan moral dapat diterima oleh masyarakat luas.
F. Dilema Etika
Banyak pihak yang berkepentingan didalam sebuah organisasi bisnis.
Investor yang menanamkan dananya kedalam perusahaan atau kreditur yang
meminjamkan dananya, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan perusahaan tidak terbatas kepada manajemen saja, tetapi
meluas kepada investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur. Para
pihak tersebut melakukan informasi mengenai perusahaan, sehingga sering kali
47
ada dua pihak yang berlawanan dalam situasi ini. Disatu pihak, manajemen
perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggung jawaban
pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar. Dilain pihak, pihak eksternal ingin
memperoleh informasi yang handal dari manajemen perusahaan. Profesi akuntan
timbul untuk memberikan informasi yang terpercaya bagi kedua belah pihak.
Dalam situasi seperti ini kode etik yang digunakan oleh para profesional beranjak
dari bentuk pertanggungjawaban profesi kepada masyarakat. Akuntan sebagai
sebuah profesi juga tidak lepas dari pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Damman (2003) menyatakan bahwa sebenarnya akuntan didalam aktivitas
auditnya banyak hal yang harus dipertimbangkan, karena dalam diri auditor
mewakili banyak kepentingan yang melekat dalam proses audit (built-in conflict
of interest). Sering kali dalam pelaksanaan aktivitas auditing, seorang auditor
berada dalam konflik audit (Tsui dan Gul, 1996).
Kode etik profesi akuntan disusun dengan tujuan dapat menjadi panduan
bagi profesi akuntan untuk menempatkan obyektivitas nilai-nilai dalam profesi
akuntansi untuk menjaga profesionalisme anggotanya. Dalam rerangka kode etik
akuntan salah satu prinsip etika yang mendasari etika seorang auditor adalah
independensi. Konflik dalam sebuah audit akan berkembang pada saat auditor
mengungkapkan informasi tetapi informasi tersebut oleh klien tidak ingin di
publikasikan kepada umum. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika ketika
auditor diharuskan membuat keputusan yang menyangkut independensi dan
integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi disisi lainnya
48
(Windsor dan Askhanasy, 1995). Karena auditor seharusnya secara sosial juga
bertanggung jawab kepada masyarakat dan profesinya dari pada mengutamakan
kepentingan dan pertimbangan pragmatis pribadi atau kepentingan ekonomis
semata, sehingga sering kali auditor dihadapkan kepada masalah dilema etika
dalam pengambilan keputusannya. Situasi dilema menurut Gunz, Gunz dan
McCutcheon (2002) adalah
“Situation in which professional must choose between two or more relevant,
but contradictory, ethical directives, or when every alternative results in an
undesirable outcome for one or more persons.”
Artinya bahwa situasi di mana profesional harus memilih antara dua atau
lebih relevan, tetapi bertentangan, arahan, etika, atau ketika setiap hasil alternatif
dalam hasil yang tak menyenangkan untuk satu orang atau lebih. Dilema etika
muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi
pengambilan keputusan yang terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak
etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan kepada
keputusan etis dan tidak etis.
G. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian berkenaan dengan konflik etika telah banyak dilakukan.
Sebagai referensi peneliti, beberapa penelitian terdahulu diantaranya:
49
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metodologi
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
1. Sasongko
Budi, Basuki
dan
Hendaryatno
Internal
Auditor dan
Dilema Etika.
Variabel
penelitian:
Komitmen
profesional
(X3),
pengalaman
kerja (X4)
dan
pengambilan
keputusan
etis (Y).
Sampel auditor
internal bank
yang tergabung
dalam
Perhimpunan
Bank Swasta
Nasional
(PERBANAS)
wilayah Jawa
Timur.
Variabel
penelitian nilai
etika organisasi
(X1), orientasi
etika (X2).
Metode analisis
data
menggunakan:
Standard
Estimates
koefisien regresi
yang
dibandingkan
dengan Critical
Rationya pada
Regression
Weight dalam
aplikasi AMOS.
Nilai etika
organisasi (X1),
orientasi etika
(X2) dan
komitmen
profesional (X3)
secara individu
mapun simultan
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap
pengambilan
keputusan etis
internal auditor
(Y) dalam
situasi dilema
etika.
Nilai etika
organisasi (X1)
sebagai faktor
situasional
individu
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap
orientasi etika
(X2) internal
auditor.
Bersambung pada halaman berikutnya.
50
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metodologi
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Orientasi etika
auditor (X2)
mempunyai
pengaruh yang
positif terhadap
komitmen
profesi (X3) dan
kemudian secara
bersama-sama
Keduanya
mempunyai
hubungan positif
dengan
pengambilan
keputusan etis
internal auditor
(Y) dalam
situasi dilema
etika.
Dalam
penelitian ini
tidak ditemukan
pengaruh
pengalaman
kerja (X4) dalam
hubungannya
dengan
komitnen
profesional (X3)
maupun
pengambilan
keputusan etis
(Y).
Bersambung pada halaman berikutnya.
51
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metodologi
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
2. Stewart dan
Connor (2006)
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Pengambilan
Keputusan Etis
Internal
Auditor:
Mekanisme
Pemerintah,
Perusahaan
Lainnya dan
Tahun
Pengalaman.
Variabel
penelitian
berupa
Pengalaman
auditor
internal
(variabel
independen:
X2) dan
pengambilan
keputusan
etis (variabel
dependen:
Y).
Sampel auditor
internal yang
menghadiri
konferensi Di
Australia yang
diselenggarakan
Oleh IIA.
Variabel
independen
berupa
mekanisme lain
tata kelola
perusahaan (X1).
Metode analisis
data:
Research
instrument
random issued
Analysis of
variance dengan
perangkat lunak
SPSS.
Mekanisme lain
tata kelola
perusahaan (X1)
tidak
ditemukannya
dampak
siginifikan
terhadap
pengambilan
keputusan etis
(Y).
Dengan lebih
berpengalaman
internal auditor
mengadopsi
sikap yang lebih
etis dari auditor
kurang
berpengalaman.
Sehingga
pengalaman
audit internal
(X2)
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengambilan
keputusan etis
(Y).
Bersambung pada halaman berikutnya.
52
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metodologi
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
3. Citra Monica
(2007)
Hubungan
Persepsi
Auditor
Internal atas
Kode Etik
Dengan
Efektifitas
Pelaksanaan
Audit.
Variabel
independen
berupa:
Persepsi
internal
auditor atas
kode etik (X).
Yang
persamaan
dalam
penelitian ini
menitik
beratkan pada
komitmen
profesional
internal
auditor pada
kode etik.
Efektivitas
pelaksanaan
audit (variabel
dependen: Y).
Sampel:
Studi survey
internal auditor
pada beberapa
bank di
Bandung.
Metode analisis
data dengan:
korelasi product
moment dan
spearman
brown.
Terdapat
hubungan yang
signifikan antara
persepsi auditor
internal atas
kode etik (X)
dengan
efektivitas
pelaksanaan
audit (Y).
4. Malia (2010) Pengaruh
Orientasi Etika
dan
Pengalaman
Akuntan
terhadap
Persepsi Etis
tentang Praktik
Manajemen
Laba.
Variabel
independen:
Pengalaman
kerja (X2).
Metode
analisis data:
regresi
berganda
dengan
perangkat
lunak SPSS
Sampel: Studi
pada akuntan Di
Jakarta.
Orientasi etika
(variable
independen: X1)
dan persepsi etis
tentang praktik
manajemen laba
(variable
dependen: Y).
Orientasi etika
(X1)
berpengaruh
signifikan pada
persepsi etis
tentang praktik
manajemen laba
(Y) dan
Pengalaman
kerja akuntan
(X2)
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
persepsi etis
tentang praktik
manajemen laba
(Y).
53
H. Keterkaitan Setiap Variabel
Komitmen profesional merupakan suatu ikrar pada diri auditor internal
dalam menjalankan tugas dengan kualitas keahliannya yang profesional sesuai
Standar Profesi Auditor Internal (SPAI). Buah hasil dari komitmen profesional
internal auditor adalah independensi dan objektivitasnya yang merupakan sikap
bebas dari pengaruh-pengaruh pihak lain dan jujur kepada semua pihak yang
berkepentingan serta bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya. Dengan penerapan komitmen profesional pada internal
auditor diharapkan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan etis.
Pengalaman merupakan faktor yang penting dalam memprediksi kinerja
auditor karena pengalaman merupakan suatu elemen penting dalam tugas audit
disamping pengetahuan yang harus dimiliki seorang auditor. Pengalaman auditor
akan meningkatkan kompetensi mereka dalam menjalankan penugasan.
Penggunaan pengalaman kerja didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang
dilakukan berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukan
profesinya dengan baik. Dalam hal ini menunjukan bagaimana pengalaman dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Sehingga
pengalaman kerja diharapkan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan
etis internal auditor.
54
Kerangka Penelitian
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Perumusan Hipotesis
Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
Ha1 = Komitmen profesional internal auditor berpengaruh secara signifikan
terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.
Ha2 = Pengalaman kerja internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap
dilema etika dalam pengambilan keputusan etis internal auditor.
Komitmen Profesional
(X1)
Pengalaman Kerja (X2)
Dilema Etika Dalam
Pengambilan Keputusan
Etis (Y)
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan
penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini akan
membahas mengenai bagaimana pengaruh komitmen profesional dan pengalaman
kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di
perusahaan-perusahaan swasta yang ada di daerah Jakarta dan sekitarnya. Dari
populasi ini peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan metode
convenience sampling. Sesuai dengan namanya metode ini memilih sampel dari
elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti.
Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak terbatas
sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat
dan murah (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002).
56
C. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer,
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer ini secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Nur
Indrianto dan Supomo, 2002).
2. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan
instrumen berupa kuesioner yang akan diberikan kepada para auditor internal
yang bekerja di perusahaan-perusahaan di Wilayah DKI Jakarta.
Pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik personally administered
Questionnaires, yaitu peneliti berhubungan langsung dengan responden dan
memberikan penjelasan seperlunya (Nur Indriantoro dan Supomo, 2002).
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis. Peneliti akan menggunakan SPSS 16.00 untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y) dengan bentuk pengujian sebagai berikut:
57
1. Statistik Deskriptif
Statistik diskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan
informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar
demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2006:19).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan
cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-
pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di
bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2006:49).
b. Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu pengukuran yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika pertanyaan seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk
mengukur bahwa variabel yang digunakan bebas dari kesalahan sehingga
58
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun dilakukan pengujian
berkali-kali. Jika hasil dari Cronbach’s Alpha > 0,60 maka data tersebut
mempunyai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2006:41).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multi Kolinearitas
Uji multi kolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
yang ditemukan adanya korelasi antara variabel model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebasnya. Model regresi
bebas dari problem multico adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka
1 dan angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2004:114).
b. Uji Heterokedastisitas
Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians dari
model regresi dari suatu pengamatan kepengamatan lain. Pedoman suatu
model regresi bebas dari heterodastisitas adalah tidak ada pola yang jelas
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y
(Santoso, 2004:116).
c. Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Santoso, 2001:118).
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
59
yang membandingkan distribusi komulatif dan distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting
data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali,
2006:110).
4. Uji Hipotesis
Model statistik yang digunakan adalah model regresi linear berganda
yaitu hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1,
X2…Xn) dengan variabel dependen (Y) (Dwi Priyatno, 2009:73). Rumus
regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan:
Y : Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis
α : Konstanta
β1 dan β2 : Koefisien Regresi
X1 : Komitmen Profesional
X2 : Pengalaman Kerja
e : error terms
a. Analisis Koefisien Determinan
Untuk menegtahui besarnya atau kecilnya persentase pengaruh variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien
determinan dengan rumus sebagai berikut:
KD = r2
x 100%
60
Dimana:
KD : Koefisien Determinasi
r : Koefisien Korelasi
b. Uji Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan:
1) Uji t
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel
independent secara individual. Untuk dapat mengetahui apakah ada
pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen
terhadap variabel dependen, maka nilai signifikannya dibandingkan
dengan derajat kepercayaannya. Apabila tingkat signifikannya lebih
kecil dari 0, 05 maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika
tingkat signifikansi lebih besar dari 0, 05 maka Ha ditolak. Bila Ha
diterima dan H0 ditolak berarti ada hubungan signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2006:131).
2) Uji F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukan kedalam variabel model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:84).
Kriteria yang dipakai untuk membuat keputusan terhadap hasil uji
hipotesis yang diuji adalah berdasarkan tingkat signifikansi sebesar 0,
61
05 yang merupakan probabilitas kesalahan sebesar 5%. Dasar
pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a) Jika probabilitas > 0, 05 maka Ha ditolak.
b) Jika probabilitas < 0, 05 maka Ha diterima.
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dilema etika sebagai
variabel dependen sedangkan komitmen profesional, pengalaman kerja, dan
pengambilan keputusan etis sebagai variabel independen. Dalam bagian ini,
penelitian menguraikan definisi operasional dan pengukuran masing-masing
variabel sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dilema
etika dalam pengambilan keputusan etis. Menurut Gunz, Gunz dan
McCutcheon (2002) dilema etika merupakan situasi di mana profesional
harus memilih antara dua atau lebih relevan, tetapi bertentangan, arahan,
etika, atau ketika setiap hasil alternatif dalam hasil yang tak menyenangkan
untuk satu orang atau lebih. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi
konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan
62
yang terkait dengan keputusannya yang etis atau tidak etis. Situasi tersebut
terbentuk karena dalam konflik audit ada pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap keputusan auditor sehingga auditor dihadapkan kepada keputusan
etis dan tidak etis. Pengambilan keputusan etis merupakan keputusan yang
secara legal maupun moral dapat diterima untuk masyarakat luas (Trevino,
1986; Jones 1991). Dilema etika dalam pengambilan keputusan etis yang
dimensinya adalah pemahaman ada tidaknya muatan etika, pengambilan
keputusan etis itu sendiri dan situasi dilema etika:
a. Pemahaman ada tidaknya muatan etika, dengan indikator recognizing
that moral issue exist. Yaitu mengenai tanggapan seseorang terhadap isu
moral dalam sebuah dilema etika.
b. Pengambilan keputusan etis itu sendiri, dengan indikator make a moral
judgement (bagaimana seseorang membuat keputusan etis), moral
intention (bagaimana seseorang bertujuan atau bermaksud untuk
berkelakuan etis atau tidak etis) dan moral behavior (bagaimana
seseorang bertindak atau berperilaku etis atau tidak etis).
c. Kemampuan menghadapi situasi dilema etika, dengan indikator tingkat
kemampuan individu dalam mengatasi atau mengidentivikasi masalah
etika.
Instument variabel ini terdiri dari 5 skenario dan 5 pernyataan yang
menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Budi, et
al. (2005) dan Pratiwi (2008). Instrument tersebut berupa 5 skenario situasi
63
dilema etika masing-masing dengan rincian 1 sekenario 2 pernyataan dengan
rincian yang berurutan yang dikembangkan oleh Budi, et al. (2005) dan 5
pernyataan yang diadopsi oleh Pratiwi (2008) dan dikembangkan oleh penulis
sendiri. Responden diminta untuk memilih salah satu dari lima skala Likert
jawaban alternatif (yaitu mulai dari 1=Sangat Tidak Setuju hingga 5=Sangat
Setuju) kemudian responden juga dimintai tanggapan mereka mengenai
apakah mereka menyetujui dalam setiap skenario tersebut ada intensitas
muatan etika. Jawaban tanggapan tersebut dirancang dengan skala Likert
mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju (1=Sangat Tidak
Setuju hingga 5=Sangat Setuju).
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah komitmen
profesional, pengalaman kerja dan pengambilan keputusan etis:
a. Komitmen Profesional
Pada intinya komitmen profesional adalah sebuah ikrar dalam diri bahwa
dirinya akan berupaya dan berjuang untuk menjalani profesinya dengan
sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dengan
mengaplikasikannya pada pekerjaan terhadap klien dan terhadap rekan
profesi dalam berprilaku. Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel
komitmen professional yaitu identifikasi, keterlibatan dan loyalitas:
1) Identifikasi, indikatornya adalah penerimaan tujuan dan kesamaan
nilai-nilai pribadi, serta kebanggaan menjadi bagian dari profesinya.
64
2) Keterlibatan, indikatornya adalah kesediaan untuk bekerja dan
keterlibatan dalam pengambilan keputusan.
3) Loyalitas, indikatornya adalah ikatan emosi terhadap profesi dan
kesediaan untuk menampilkan usaha setia.
Instrument variabel ini menggunakan instrument pengukuran variabel
yang digunakan oleh Fatoni (2005) dan Budi, et al. (2005). Variabel ini
diukur dengan menggunakan 16 item pernyataan yang diadopsi dari
Budi, et al. (2005) dan dikembangkan oleh penulis sendiri. Responden
diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan
menjawab pada 5 (lima) skala Likert (1= Sangat Tidak Setuju sampai
5=Sangat Setuju).
b. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja merupakan akumulasi dari gabungan semua yang
diperoleh melalui interaksi secara berulang-ulang. Instrument variabel ini
menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh
Malia (2010). Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel pengalaman
kerja sebagai auditor internal yaitu: kemampuan dalam bekerja, rentang
waktu bekerja dan pengetahuan.
1) Kemampuan dalam bekerja, indikatornya adalah kemampuan
prediksi dan deteksi, kemampuan dalam mengatasi masalah,
kemampuan dalam pengambilan keputusan etis, kemampuan dalam
65
menilai masalah dan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan
dengan baik.
2) Rentang waktu bekerja, indikatornya adalah lamanya bekerja dan
pandai menentukan sikap dalam pekerjaan.
3) Pengetahuan, indikatornya adalah pengetahuan terhadap etika auditor
internal, pelatihan teknis dan pertimbangan etika.
Variabel ini diukur dengan menggunakan 10 item pernyataan yang
diadopsi dari Malia (2010) dan dikembangkan oleh penulis sendiri.
Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan
dengan menjawab pada 5 (lima) skala Likert (1=Sangat Tidak Setuju
sampai 5=Sangat Setuju).
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Dimensi Indikator Nomor
Pernyataan
Skala
Pengukuran
1.
Komitmen
Profesional
(X1)
Fatoni (2005)
Budi, et al.
(2005)
Identifikasi
Penerimaan
tujuan dan
kesamaan nilai-
nilai pribadi
1.
2.
3.
4.
5.
Skala Likert
Kebanggaan
menjadi bagian
dari profesinya
6.
7.
8.
Skala Likert
Bersambung pada halaman berikutnya.
66
Tabel 3.1 (Lanjutan)
No Variabel Dimensi Indikator Nomor
Pernyataan
Skala
Pengukuran
Keterlibatan
Kesediaan untuk
bekerja
9.
Skala Likert
Keterlibatan
dalam
pengambilan
keputusan
10. Skala Likert
Loyalitas
Ikatan emosi
terhadap profesi
11.
12.
13.
Skala Likert
Kesediaan untuk
menampilkan
usaha setia
14.
15.
16.
Skala Likert
2.
Pengalaman
Kerja (X2)
Malia (2010)
Kemampuan
dalam
bekerja
Kemampuan
prediksi dan
deteksi
1.
Skala Likert
Kemampuan
dalam mengatasi
masalah
2.
Skala Likert
Kemampuan
dalam
pengambilan
keputusan etis.
3.
Skala Likert
Kemampuan
dalam menilai
masalah.
4.
Skala Likert
Kemampuan
menyelesaikan
pekerjaan dengan
baik
5.
Skala Likert
Bersambung pada halaman berikutnya.
67
Tabel 3.1 (Lanjutan)
No Variabel Dimensi Indikator Nomor
Pernyataan
Skala
Pengukuran
Rentang
waktu
bekerja
Lamanya bekerja
6. Skala Likert
Pandai
menentukan sikap
dalam pekerjaan
7. Skala Likert
Pengetahuan
Pengetahuan
terhadap etika
auditor internal
8 Skala Likert
Pelatihan teknis
9. Skala Likert
Pertimbangan
etika
10. Skala Likert
3.
Dilema etika
dalam
pengambilan
keputusan
etis (Y)
Budi, et al.
(2005)
Pratiwi
(2008)
Pemahaman
ada tidaknya
muatan etika
Recognizing that
moral issue exist
1.
2.
3.
4.
Pengambilan
keputusan
etis itu
sendiri
Make a moral
judgement
5.
6.
Moral intention 7.
8.
Skala Likert
Moral behavior 9.
10.
Skala Likert
Kemampuan
menghadapi
situasi dilema
etika.
Tingkat
kemampuan
individu dalam
mengatasi atau
mengidentivikasi
masalah etika.
11.
12.
13.
14.
15.
Skala Likert
68
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap auditor internal yang bekerja di
perusahaan-perusahaan di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang berpartisipasi
dalam penelitian ini meliputi ketua tim, supervisor dan anggota.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian
secara langsung ke perusahaan-perusahaan yang memiliki auditor internal
atau Divisi Satuan Pemeriksaan Internal (SPI). Penyebaran serta
pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober 2010 sampai
30 November 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 perusahaan
yang berada di wilayah Jakarta yang terlihat dalam tabel 4.1.
Table 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kuesioner
Dikirim
Kuesioner
Dikembalikan
1. PT. Pandu Mukti 10 5
2. PT. Astra International. Tbk 5 5
3. PT. Bhaktimulyo Adilanggeng 10 7
4. PT. Graha Nusa Trada 24 24
5. PT. Gajah Muda Persada 10 10
6. PT. Century Health Care 3 0
Bersambung pada halaman berikutnya.
69
Tabel 4.1 (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Kuesioner
Dikirim
Kuesioner
Dikembalikan
7. PT.Konavi 5 5
8. PT. Cipta Busana Jaya 2 0
9. PT. Pharos 5 5
10. PT. Marga Permata Bumi 10 8
11. PT. Masterina Paint 2 1
12. PT.Aneka Gas Industri 5 5
13. PT. Ronggolawe Perkasa 5 3
14. PT. Emekon 4 4
Total 100 82
Sumber: Data primer.
Kuesioner yang disebarkan sejumlah 100 kuesioner. Peneliti
menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner secara langsung kepada
Perusahaan yang berada di wilayah DKI Jakarta. Untuk waktu pengembalian
kuesioner (saat penyerahan kuesioner dari responden kepada peneliti)
dilakukan secara berbeda dengan waktu penyebarannya. Peneliti
memperbolehkan kuesioner tersebut dibawa oleh responden untuk tidak
langsung di isi dengan perjanjian pada waktu tertentu peneliti akan
mengambil kuesioner tersebut apabila telah selesai diisi. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah dan tidak mengganggu aktivitas pekerjaan responden
karena proses penyebaran kuesioner ini bersamaan dengan bulan audit
dimana para auditor internal yang berada di Satuan Pemeriksaan Internal
(SPI) setiap masing-masing perusahaan yang berbeda sedang melakukan
audit atau pemeriksaan, sehingga sebagian besar dari responden tersebut
sangat sibuk. Pengumpulan kuesioner dari masing-masing sampel perusahaan
70
itu juga berkat kerjasama antara beberapa Pimpinan Perusahaan dan pihak
terkait sehingga peneliti dipermudah dan dibantu untuk mengumpulkan data
dari para responden yaitu auditor internal yang bekerja di perusahaan-
perusahaan terkait. Ringkasan pembagian dan pengumpulan kuesioner dalam
penelitian ini ditunjukan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner
Keterangan Jumlah
Pembagian kuesioner 100
Kuesioner yang tidak terkumpul 18
Kuesioner yang terkumpul 82
Kuesioner yang tidak dapat diolah 0
Kuesioner yang dapat diolah 82
Tingkat pengembalian (respon rate)
82 = 82%
100
2. Karakteristik Responden
Subyek penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di
perusahaan-perusahaan di Wilayah DKI Jakarta. Demografi responden
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Deskripsi Responden
Deskripsi Keterangan Jumlah Persentasi
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
62
20
75,60%
24,40%
Jumlah 82 100%
Bersambung pada halaman berikutnya.
71
Tabel 4.3 (Lanjutan)
Deskripsi Keterangan Jumlah Persentasi
Status Pernikahan
Belum Menikah
Sudah Menikah
44
38
53,65%
46,35%
Jumlah 82 100%
Lamanya Bekerja
< 1 Tahun
1-3 Tahun
3-10 tahun
> 10 Tahun
22
20
19
21
26,82%
24,40%
23,17%
25,61%
Jumlah 82 100%
Kedudukan atau
jabatan dalam
penugasan audit
Ketua Tim
Supervisor
Anggota
7
16
59
8,54%
19,51%
71,95%
Jumlah 82 100%
Pendidikan Terakhir
S3
S2
S1
D3
SMA/SMEA
1
5
60
12
4
1,21%
6,10%
73,17%
14,64%
4,88%
Jumlah 82 100%
Bidang Pendidikan Akuntansi
Non Akuntansi
59
23
71,95%
28,05%
Jumlah 82 100%
Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan pada tabel 4.3 menunjukan bahwa sekitar 62 orang atau
75,60% responden didominasi oleh jenis laki-laki dan sisanya sekitar 24
orang atau 24,40% responden perempuan. Status pernikahan dari setiap
auditor internal yang bersedia menjadi responden menyatakan bahwa sekitar
44 orang atau 53,65% responden menyatakan bahwa belum menikah dan
72
sisanya sekitar 38 responden atau 46,35% responden menyatakan sudah
menikah.
Lamanya bekerja responden sebagai auditor internal bervariasi yang
menyatakan bahwa dirinya baru bekerja kurang dari 1 tahun sebesar 22 orang
atau 26,82% sedangkan yang bekerja selama 1-3 tahun kurang lebih sebesar
24,40% atau sebanyak 20 orang. Responden yang bekerja selama 3-10 tahun
berjumlah sekitar 19 orang atau sekitar 23,17% dan sisanya terdiri dari
responden yang bekerja lebih dari 10 tahun yang berjumlah 21 atau sekitar
25,61%.
Kedudukan atau jabatan responden dalam penugasan audit yaitu dari
total 82 responden bahwa 7 responden atau sebesar 8,54% menyatakan
dirinya sebagai ketua tim dalam penugasan audit, sejumlah 16 responden atau
19,51% menyatakan sebagai supervisor ketika berada dalam tim Satuan
Pemeriksaan Internal (SPI) dan sisanya sebesar 59 orang atau sebesar 71,95%
adalah anggota dalam penugasan audit internal.
Pendidikan terakhir dari 82 responden diantaranya 1,21% atau 1 orang
mengemban pendidikan terakhir S3. Sejumlah 5 orang atau 6,10%
mengemban pendidikan terakhir S2. Sejumlah 60 orang atau 73,17%
responden itu mengemban pendidikan terakhir S1 dan 4,88% atau sebanyak 4
orang internal auditor mengemban pendidikan sebatas SMA/SMEA yang
dilengkapi pelatihan-pelatihan dan sertifikasi. Bidang pendidikan yang di
geluti dari responden sebagai internal auditor bahwa 71,95% bidang
73
pendidikannya akuntansi sekitar 59 orang dan sisanya 23 orang atau 28,05%
latar belakang pendidikannya adalah non akuntansi.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi komitmen
profesional, pengalaman kerja dan dilemma etika internal auditor dalam
pengambilan keputusan etis akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang
terlihat dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KP 82 50 77 63.56 6.515
PK 82 34 49 41.15 3.608
DEDPKE 82 45 69 59.01 5.634
Valid N
(listwise) 82
Sumber: Data primer yang diolah
Table 4.4 menjelaskan bahwa pada variabel komitmen profesional
jawaban minimum responden sebesar 50 dan maksimum sebesar 77, dengan
rata-rata total jawaban 63,56 dan standar deviasi sebesar 6,515. Variabel
pengalaman kerja dari jawaban minimum responden sebesar 34 dan
maksimum sebesar 49, dengan rata-rata jawaban sebesar 41,15 dan standar
74
deviasi sebesar 3,608. Variabel dilema etika dapat dijelaskan bahwa jawaban
minimum sebesar 45 dan maksimum sebesar 49, dengan rata-rata total
jawaban 59,01 dan standar deviasi sebesar 5,634.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan dengan Pearson Corelation. Pedoman suatu
model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir
pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel-tabel dibawah ini akan
menunjukan hasil uji validitas.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional
Pertanyaan/Pernyataan Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
KP1 0,506** 0,000 Valid
KP2 0,521** 0,000 Valid
KP3 0,606** 0,000 Valid
KP4 0,467** 0,000 Valid
KP5 0,676** 0,000 Valid
KP6 0,634** 0,000 Valid
KP7 0,622** 0,000 Valid
KP8 0,777** 0,000 Valid
KP9 0,517** 0,000 Valid
KP10 0,777** 0,000 Valid
KP11 0,563** 0,000 Valid
KP12 0,476** 0,000 Valid
KP13 0,567** 0,000 Valid
KP14 0,690** 0,000 Valid
KP15 0,437** 0,000 Valid
KP16 0,382** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah.
75
Tabel 4.5 menunjukan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-
pernyataan pada variabel komitmen dapat dikatakan valid karena seluruh
pertanyaan memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05.
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja
Pertanyaan/Pernyataan Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
PK1 0,507** 0,000 Valid
PK2 0,770** 0,000 Valid
PK3 0,556** 0,000 Valid
PK4 0,674** 0,000 Valid
PK5 0,674** 0,000 Valid
PK6 0,298** 0,007 Valid
PK7 0,451** 0,000 Valid
PK8 0,580** 0,000 Valid
PK9 0,408** 0,000 Valid
PK10 0,540** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah.
Tabel 4.6 menunjukan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-
pernyataan pada variabel pengalaman kerja auditor internal dikatakan
valid karena seluruh pertanyaan memilliki nilai signifikansi dibawah
0,05.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan
Etis
Pertanyaan/Pernyataan Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
DEDPKE1 0,447** 0,000 Valid
DEDPKE2 0,693** 0,000 Valid
DEDPKE3 0,345** 0,000 Valid
Bersambung pada halaman berikutnya.
76
Tabel 4.7 (Lanjutan)
Pertanyaan/Pernyataan Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
DEDPKE4 0,586** 0,000 Valid
DEDPKE5 0,272* 0,013 Valid
DEDPKE6 0,416** 0,000 Valid
DEDPKE7 0,665** 0,000 Valid
DEDPKE8 0,334** 0,000 Valid
DEDPKE9 0,504** 0,000 Valid
DEDPKE10 0,451** 0,000 Valid
DEDPKE11 0,364** 0,000 Valid
DEDPKE12 0,390** 0,000 Valid
DEDPKE13 0,387** 0,000 Valid
DEDPKE14 0,262* 0,018 Valid
DEDPKE15 0,527** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah.
Tabel 4.7 menunjukan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-
pernyataan pada variabel dilema etika dalam pengambilan keputusan etis
dapat diketahui valid karena seluruh pertanyaan atau pernyataan
memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Menurut Nunnaly (1976) dalam Ghozali (2005), suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha >
0,60. Hasil uji reliabilitas untuk variabel komitmen profesional dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
77
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesional
Cronbach's Alpha N of Items
.862 16
Sumber: Data primer yang diolah.
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,862 dan
dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,862 > 0,60).
Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel pengalaman kerja dapat dilihat
pada tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja
Cronbach's Alpha N of Items
.707 10
Sumber: Data primer yang diolah.
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,707 dan
dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,707 > 0,60).
Selanjutnya uji reliabilitas untuk variabel dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Dilema Etika Dalam Pengambilan Keputusan
Etis
Cronbach's Alpha N of Items
.692 15
Sumber: Data primer yang diolah.
78
Hasil uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s Alpha sebesar 0,692 dan
dinyatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,60 (0,692 > 0,60).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multi Kolinearitas
Uji multi kolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya
hubungan antara beberapa variabel independen atau semua variabel
independen dalam model regresi. Tabel 4.11 berikut ini merupakan hasil
uji multi kolinearitas.
Tabel 4.11
Hasil Uji Multi Kolinearitas
Variabel Tolerance VIF
Komitmen Profesional .961 1.040
Pengalaman Kerja .961 1.040
Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji dapat dilihat melalui Variance Inflation
Factor (VIF) masing-masing variabel independen memiliki VIF disekitar
angka 1 sebesar 1,040 dengan nilai tolerance dari kedua variabel
independen tersebut sebesar 0,961 yang berarti mendekati angka 1.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel independen dalam model
regresi ini tidak terdapat problem multi kolinearitas.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu
79
pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan
pada gambar 4.1.
Sumber: Data primer yang diolah.
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Grafik Scatterplot
Gambar 4.1 menunjukan tidak terjadi heterokedastisitas karena
menunjukkan data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada
sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data
80
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk
menganalisis pengaruh komitmen profesional dan pengalaman kerja
terhadap dilema etika interal auditor dalam pengambilan keputusan etis.
b. Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas data dilakukan
dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal atau grafik, jika
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka data tersebut memenuhi asumsi normalitas. Dan jika data tidak
menyebar dan tidak mengikuti garis diagonal, maka data tersebut tidak
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006:112).
81
Sumber: Data primer yang diolah.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Dari gambar diatas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal
serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi
ini dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas.
4. Uji Hipotesis
Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F, dimana dasar
pengambilan keputusan adalah apabila signifikan lebih kecil dari 0,05 maka
Ha diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak (Santoso,
82
2001:123). Berikut ini hasil dari output yang diberikan responden tentang
penilaian atas komitmen profesional dan pengalaman kerja terhadap dilema
etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.
a. Uji Koefisien Determinasi
Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel
independen yaitu: komitmen profesional, dan pengalaman kerja dalam
menjalankan variasi variabel dependen, yaitu: dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis. Hasil uji koefisien determinasi disajikan
dalam tabel 4.12.
Tabel 4.12
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .641a .411 .396 4.379
a. Predictors: (Constant), KP, PK
b. Dependent Variable: DEDPKE
Sumber: Data primer yang diolah.
Tabel 4.12 menunjukan bahwa nilai Adjusted R Square yang dihasilkan
oleh variabel-variabel independen sebesar 0,396 yang artinya 39,6%
variabel dependen dilemma etika dalam pengambilan keputusan etis
dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu komitmen profesional,
dan pengalaman kerja. Sedangkan sisanya sebesar 60,4% dapat
83
dijelaskan oleh faktor lainnya. Angka koefisien (R) sebesar 0,641
menunjukan bahwa hubungan antar variabel independen dengan variabel
dependen adalah kuat. Karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas
0,5.
b. Uji Hipotesis dalam Penelitian
1) Uji t
Uji t bertujuan menguji apakah ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pada tabel 4.13
sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1(Constant) 10.603 6.704 1.582 .118
KP .410 .076 .474 5.385 .000
PK .543 .138 .348 3.946 .000
a. Dependent Variable: DEDPKE
Sumber: Data primer yang diolah.
a) Hasil Uji Hipotesis pertama (Ha1)
Hipotesis 1 menyatakan bahwa komitmen prfesional berpengaruh
secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan
keputusan etis. Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel
84
bebas komitmen profesional memperlihatkan bahwa nilai
signifikannya sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai Alpha 0,05
(0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
komitmen profesional secara parsial memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan
etis. Dengan demikian menerima Ha1 dan menolak H0.
b) Menguji Hipotesis kedua (Ha2)
Hipotesis kedua menyatakan pengalaman kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap dilema etika dalam pengambilan
keputusan etis. Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel
bebas pengalaman kerja memperlihatkan bahwa nilai
signifikansinya 0,000 lebih kecil dari Alpha 0,05 (0,000 < 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas pengalaman kerja
secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas audit, dengan demikian menerima Ha2 dan menolak H0.
2) Uji F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukan kedalam variabel model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:149).
Untuk melihat hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.14.
85
Tabel 4.14
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df
Mean
Square F Sig.
1Regression 1055.847 2 527.924 27.526 .000a
Residual 1515.141 79 19.179
Total 2570.988 81
a. Predictors: (Constant), KP, PK
b. Dependent Variable: DEDPKE
Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa nilai F hitung adalah 27,526
dengan tingkat signifikansi 0,000 karena nilai probabilitas lebih kecil
dari 0,05 (0,000 < 0,05) ini berarti Ha3 diterima, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel komitmen profesional dan pengalaman
kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan
terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Dilema Etika Internal
Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi komitmen
profesional 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen
profesional berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam
86
pengambilan keputusan etis. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Budi, et al. (2005) bahwa komitmen profesional internal
auditor secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema
etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Dalam hal ini
komitmen profesional individu khususnya auditor internal akan lebih
dimengerti dalam bertindak khususnya dalam pengambilan keputusan etis
ketika dihadapkan dilema etika antara baik dan buruk besar kecil risiko dari
setiap penugasan audit ditempat ia bekerja dalam pengambilan keputusan
etis.
2. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Dalam
Pengambilan Keputusan Etis
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel
pengalaman kerja 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis. Penelitian ini tidak mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Budi, et al. (2005) bahwa pengalaman kerja
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis internal auditor namun mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Stewart dan O’Leary (2006) bahwa
pengalaman kerja internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap
dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Sehingga
dapat diulas bahwa pengalaman auditor internal menjadi suatu pengaruh yang
87
signifikan terhadap pengambilan keputusan etis bahkan ketika dihadapkan
suatu kasus yang membuat auditor internal tersebut mengalami dilema etika.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Atas dasar data penelitian yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan
tekhnik regresi linear berganda, dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian ini:
1. Komitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema
etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Budi, et al. (2005)
2. Pengalaman kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika
internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan Stewart dan Connor (2006).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukan bahwa komitmen profesional
dan pengalaman kerja secara signifikan berpengaruh terhadap dilema etika
internal auditor dalam pengambilan keputusan etis. Auditor internal yang
memiliki ruang lingkup yang sangat luas memiliki risiko besar sebagai fungsinya
yang melibatkan komitmen profesional dan pengalaman kerja ketika dihadapkan
situasi dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis yang bisa
saja terjadi ketika terdapat konflik kepentingan.
89
Pengambilan keputusan etis dengan pertimbangan etisnya dilakukan auditor
agar auditor tetap menjaga integritas, kompetensi dan independensi dalam setiap
konflik kepentingan yang dihadapi (Hidayat dan Sari, 2010). Sudah bersifat
otomatis jika terdapat auditor internal yang tidak independen maka pastinya
perusahaan tidak menggunakan atau langsung memecat auditor internal tersebut.
Sehingga pembekalan berupa pelatihan dan banyaknya penugasan serta wawasan
yang diperoleh dari info dan peraturan lembaga-lembaga terkait internal auditor
tersebut yang harus ditingkatkan agar menambah pengalaman kerja dan
memantabkan komitmen profesionalnya ketika dihadapkan situasi dilema etika
dalam pengambilan keputusan etis.
C. Keterbatasan penelitian
Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, yang diantaranya adalah:
1. Perusahaan tempat responden bekerja yang lebih banyak atau di dominasi
pada perusahaan yang berada di wilayah Jakarta Selatan.
2. Responden dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki sebanyak 62 dan
sisanya responden wanita sebanyak 20 responden.
3. Ringannya pembahasan permasalahan yang diangkat dari topik independensi
auditor khususnya mengenai permasalahan auditor internal.
90
D. Saran
Saran dari penelitian yang dilakukan ini untuk penelitian selanjutnya adalah
perlu ditambahnya variabel lain khususnya dari faktor individu ataupun faktor
eksternal. Jika ingin melanjutkan penelitian ini atau penelitian sebelumnya
disarankan untuk mencari isu atau permasalahan yang dibahas dengan topik yang
lebih baik. Dalam penyebaran kuesioner hendaklah enam bulan atau kurang dari
enam bulan, karena pengalaman yang dialami oleh peneliti bahwa jika tidak
memiliki koneksi yang kuat dari pihak perusahaan maka akan sulit untuk
mendapatkan data dari responden jika mengikuti birokrasi perusahaan.
91
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Ketiga,
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2004.
Arens, Alvin A., Randal K. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi jusuf. “Auditing
and Assurance Services An Integrated Approach: An Indonesian
Adaptation”. 13th
edition, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Arifin, Popon Sjarif. “Etika Profesi”, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari
http://www.erwadi.polinpdg.ac.id.
Bazerman, M.H., G. Loewenstein dan D. Moore. “Why Good Accountant do Bad
Audit”, Harvard Business Review (November): 87-102, 2002.
Bik, O. P. Godefridus. “The Behavior Assurance Professionals A Cross-Cultural
Perspective”, Penerbit: Eburon, Amsterdam 2010.
Budi, Sasongko, Basuki dan Hendaryatno. “Internal Auditor dan Dilema Etika”,
artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari www.theakuntan.com, 2005.
Chasin, James A., Paul D Neuwirth., and John F Leuy. "Chasin HeadBook
For Auditors ", 2th
edition, Singapore: The Grow Hill Book Company,
1988.
Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi
Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. 2, hal.
79-91, 2002.
Damman, T.E. “Audit: A Build-in Conflict of Interest”, Corporate Board, Vol 24
Issue 128, hal. 16-22, 2003.
Elfarini, Eunike Christina. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di
Jawa Tengah)”, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Semarang,
2007.
Enjel, Bony. “Hubungan Antara Penerapan Aturan Etika dengan Peningkatan
Profesionalisme Auditor Internal”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Widyatama, Bandung, 2006.
92
Fatoni, Rizky Akbar. “Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Kepuasan Kerja
Auditor”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung, 2005.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivarians Dengan Program SPSS”. Penerbit:
Universitas Diponegoro, Semarang, 2006.
Glover, S.H. “Gender differences in ethical decision making”, Woman in
Management Review, Vol. 17 No. 5, hal. 217-227, 2002.
Gunz, H.P., S.P. Gunz dan J.C. McCutcheon. “Organizational Influences on
Approaches to Ethical Decisions by Professionals: The Case of Public
Accountants”, Canadian Journal of Administrative Sciences, Vol. 19 No. 1,
hal. 76-91, 2002.
Halim, Abdul. “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”, Edisi 4, Unit
Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta, 2008.
Hamid, Abdul. “Buku panduan penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Hidayat, Widi dan Sari Handayani. “Peran Faktor-Faktor Individual dan
Pertimbangan Etis Terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit
pada Lingkungan Inspektorat Sulawesi Tenggara”, Jurnal Mitra Ekonomi
dan Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 1, hal. 83-112, 2010.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”, Yogyakarta: BPFE, 2002.
Jones, T.M. “Ethical Decision Making by Individuals in Organizations: An Issue-
Contingent Model”, Academy of Management Review, Vol. 16 No. 2, hal.
366-395, 1991.
Kalbers, L.P. dan T.J. Fogarty . “Professionalism and Its Consequences: A Study of
Internal Auditors”, Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol. 14 No.
1, hal. 64-86, 1995.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Kidwell, J.M., R.E. Stevens dan A.L. Bethke. “Differences in Ethical Perceptions
Between Male and Female Managers: Myth or Reality?”, Journal of
Business Ethics, 6 (6), hal. 489-494, 1987.
93
Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal. “Standar Profesi Audit internal”,
Jakarta, 2004.
King, R.R. “Experimental Investigation of Self Serving-biases in Auditing Trust
Game: The Effect of Group Affiliation”, The Accounting Review, 77 (2),
2002.
Koran Tempo. “Etika Bisnis: Belajar dari Skandal Enron”, artikel diakses tanggal 9
Agustus 2010, dari http://www.kpk.go.id, 2009.
Larkin, J.M. “The Ability of Internal Auditors to Identify Ethical Dilemmas”, Journal
of Business Ethics: 23, hal. 401- 409, 2000.
Louwers, T.J., L.A. Ponemon dan R.R. Radtke. “Examining Accountants’ Ethical
Behavior: A Review and Implications for Future Research”, Behavioral
Accounting Research: Foundation and Frontiers, hal. 188-221, 1997.
Malia. “Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Akuntan Terhadap Persepsi Etis
Tentang Praktik Manajemen Laba (Studi Pada Akuntan Di Jakarta)”,
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2010.
Meyer, John P., Natalie J. Allen., dan Ian R. Gellatly. “Affective and Continuance
Commitment to the Organization: Evaluation of Measures and Analysis of
Concurrent and Time-Lagged Relations.” Journal of Applied Psychology
Vol. 75 No. 6, hal. 710-720, 1997.
Moeller, Robert dan Witt, Herbert. “Brink’s Modern Internal Auditing”, New Jersey:
John Wiley & Sons, 1999.
Mulyadi. “Auditing”. Edisi Keenam. Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Nasution, Manahan. “Sekilas Tentang Internal Auditor”, Universitas Sumatera Utara
Digital Library, 2003.
Nugrahaningsih, P. “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika
Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-Faktor Individual: Locus of Control,
Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity)”, SNA VIII Solo.
hal. 617-630, 2005.
Paolillo, J.G.P dan S.J. Vitell. “An Empirical Investigation of the Influence of
Selected Personal, Organizational and Moral Intensity Factors on Ethical
Decision Making”, Journal of Business Ethics 35, hal. 65-74, 2002.
94
Prastamawati, Dian. “Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Independensi
dan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Kualitas Audit”, Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.
Pratiwi, Indah. “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap
Sensitivitas Etika pada Auditor Pemerintah (Studi Kasus : Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan DKI Jakarta)”, Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.
Putranti, Nurita. “Profesi, Profesional, Profesionalisme, Profesinalisasi
dan Profesionalitas”, 2008, artikel diakses tanggal 9 Agustus 2010, dari
http://nuritaputranti.wordpress.com.
Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS”, Edisi Kedua. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo, 2004.
Sawyer, B. Lawrence, Mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner. “Internal
Auditing”, 5th
editon, The Institute of Internal Auditor, Florida, 2003.
Stewart, Jenny dan O’Leary, Connor, “Factors Affecting Internal Auditors Ethical
Decision Making: Other Corporate Governance Mechanisms and years of
Experience”, In Proceeding Accountability, Governance and Performance
Symposium, Brisbane, Australia, 2006.
Sumardi, Hardiningsih, P. “Pengaruh Pengalaman terhadap Profesionalisme serta
Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja: Studi
Kasus Auditor BPKP.”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 9, No. 1, Maret
2002.
The Institute of Internal Auditors (IIA). “Standards for the Professional of Internal
Auditing”, Florida: The Institute of Internal Auditors USA, 1995.
-------------------. “Standards and Guidelines for the Professional Practice of Internal
Auditing”, London: The Institute of Internal Auditors United Kingdom,
1999.
--------------------. “The Professional Practices Framework”, Florida: The Institute of
Internal Auditors research foundation USA, 2009.
Trevino, L.K. “Ethical Decision Making in Organizations: A Person-Situation
Interactionist Model”, Academy of Management Review, Vol. 11. No. 3,
hal. 601-617, 1986.
95
Tugiman, Hiro. “Pandangan Baru Internal Auditing”, Yogyakarta: Kanisius, 2004.
Tsui, J.S.L. dan F.A. Gul. “Auditors’ Behavior in an Audit Conflict Situation: A
Research Note on the Role of Locus of Control and Ethical Reasoning”,
Accounting, Organizations and Society, Vol 21 No. 1, hal. 41-51, 1996.
Widagdo, R, S. Lesmana, dan S.A. Irwandi. “Analisis Pengaruh Atribut-atribut
Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien (Studi Empiris pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, SNA 5 Semarang, hal. 560-574,
2002.
Windsor, C.A. dan N.M. Ashkanasy. “The Effect Of Client Management Bargaining
Power, Moral Reasoning Development, and Belief in a Just World on
Auditor Independence”, Accounting, Organizations and Society, Vol 20. No.
7/8, hal 701-720, 1995.
Zarkasyi, Srihadi W. “Internal Audit Techniques Traditional Versus Progressive
Approach”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Vol. 2 No. 1, hal. 1-10,
2006.
Ziegenfuss, D.E. dan O.B. Martinson. “The IMA Code of Ethics and IMA Members’
Ethical Perception and Judgment”, Managerial Auditing Journal, Vol. 17
No. 4. Hal. 165-173, 2002.
96
LAMPIRAN I
SURAT RISET
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
LAMPIRAN II
KUESIONER
108
Universitas Islam Negeri Jakarta
Tanggal, ……
Kuesioner
Responden Yth,
Saya adalah mahasiswa program strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Jurusan Akuntansi yang sedang menyusun skripsi sebagai
syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi.
Nama : Rachmat Hidayat Sumawi Budi
NIM : 106082002661
Email : [email protected]
No. Tlp : 021-95804530
Dalam rangka penyusunan skripsi ini saya berharap Bapak/Ibu, Saudara/i berkenan
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini, dan saya mohon
maaf apabila telah mengganggu waktu luangnya.
Pertanyaan di bawah ini adalah suatu survey yang mengukur pengaruh komitmen profesional
dan pengalaman kerja terhadap dilema etika internal auditor dalam pengambilan keputusan etis.
Data yang di peroleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian (riset) dan tidak
digunakan untuk kepentingan lain di luar riset, sehingga akan saya jaga kerahasiaannya sesuai dengan
etika penelitian.
� Responden diharapkan membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap
karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku
� Tidak ada jawaban salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang
sesuai dengan pendapat anda.
Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan
dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing Hormat Saya,
Peneliti
Dr. Yahya Hamja, MM Rachmat Hidayat S B
NIP. 19490602 197803 1 001 NIM. 106082002661
109
Universitas Islam Negeri Jakarta
Kuesioner
Kuesioner ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
1. Bagian A berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai data dan keterangan
Bapak/Ibu/Saudara/i
2. Bagian B berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan penjabaran dari kisi-kisi
penelitian, yang berupa pertanyaan atas pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i atas faktor-faktor
yang mempengaruhi Dilema Etika Internal Auditor.
Bagian A: Data dan Keterangan Responden
Butir pertanyaan diisi dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi
Bapak/Ibu/Saudara/i didalam kotak jawaban yang telah disediakan.
1. Nama/inisial : ………….
2. Umur : …... Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Status Pernikahan : Belum Menikah Sudah Menikah
5. Perusahaan Tempat Bekerja : ……………………………
6. Berapa lama Bapak/Ibu/Saudara/i telah bekerja di perusahaan ini?
< 1 Tahun 1-3 Tahun 3-10 Tahun > 10 Tahun
7. Dalam penugasan audit, bapak/Ibu/Saudara/i mempunyai kedudukan sebagai:
Ketua Tim Supervisor Anggota
8. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu/Saudara/i diperoleh di:
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S1)
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S2)
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S3)
Akedemik dan Lembaga Pendidikan lain, yang diselengarakan oleh pemerintah
maupun swasta, yang setara dengan DIPLOMA III.
SMA/SMEA
Lain-lain
9. Bidang Pendidikan: Akuntansi Non Ak
*Akhir dari bagian A*
110
Universitas Islam Negeri Jakarta
Kuesioner
Bagian B: Pertanyaan-Pertanyaan Yang Mewakili Kisi-Kisi Penelitian
Pada bagian ini berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala
dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) atau centang (√) pada kotak yang telah
disediakan. Dan kotak itu berisi jawaban yang diantaranya sebagai berikut:
Keterangan Kondisi/Nilai
STS: Sangat Tidak Setuju 1
TS: Tidak Setuju 2
R: Ragu-ragu 3
S: Setuju 4
SS: Sangat Setuju 5
B1. Komitmen Profesional
No Pernyataan STS TS R S SS
1. Memutuskan bekerja dalam profesi internal auditor
sebenarnya adalah suatu kesalahan.
2. Saya selalu berusaha agar profesi internal auditor dihormati.
3. Saya merasa bahwa nilai-nilai yang saya miliki tidak cocok
dengan nilai-nilai yang ada pada profesi internal auditor.
4. Saya sangat peduli dengan perkembangan profesi internal
auditor.
5. Bagi saya, profesi internal auditor adalah profesi yang
sangat cocok dibandingkan profesi lainnya.
6. Saya sangat mencintai profesi saya sebagai internal auditor.
7. Saya bangga mengatakan kepada orang lain bahwa saya
adalah bagian dari profesi internal auditor.
8. Saya sangat senang saat memutuskan bahwa karir saya
adalah berprofesi sebagai internal auditor
9. Profesi saya sebagai internal auditor membuat kinerja saya
sangat optimal.
10. Saya akan menerima penugasan apapun ketika bekerja
sebagai profesi internal auditor.
11. Ketika terdapat pelanggaran dalam sebuah kebijakan saya
akan bertindak sesuai kewajiban saya sebagai seorang
auditor internal.
Lanjutan dari bagian B1 dihalaman berikutnya.
111
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lanjutan bagian B1
No Pernyataan STS TS R S SS
12. Sangat sulit bagi saya untuk menyepakati aturan-aturan
yang ada didalam profesi internal auditor.
13. Sebenarnya tidak ada manfaat yang menyertai saya
diprofesi internal auditor selama ini.
14. Saya menyatakan kepada orang lain bahwa profesi
internal auditor adalah pekerjaan yang sangat penting.
15. Menurut saya sangat sedikit sekali keinginan untuk saya
berganti profesi selain internal auditor.
16. Dalam bekerja sebagai auditor internal, saya berusaha
patuh terhadap kode etik.
B2. Pengalaman Kerja Internal Auditor
No Pernyataan STS TS R S SS
1. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi
mengenai masalah-masalah etika termasuk dalam
masalah etika internal auditor.
2. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki semakin
besar kemampuan seorang auditor internal dalam
mengatasi setiap permasalahan yang ada.
3. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang auditor
internal akan sangat membantu dalam pengambilan
keputusan etisnya.
4. Dengan bertambahnya pengalaman kerja, pengetahuan
saya mengenai masalah-masalah etika auditor internal
akan semakin berkembang.
5. Auditor internal yang berpengalaman adalah auditor
internal yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik
dan mampu memberikan kontribusi bagi tempat kerja
dan lingkungan sekitarnya.
6. Auditor internal berpengalaman adalah auditor internal
yang telah bekerja selama 3 tahun.
7. Auditor internal yang kurang berpengalaman cendrung
sulit untuk menentukan sikapnya dan menilai sesuatu
masalah etika atas kode etik internal auditor dalam
efektivitas pelaksanaan audit
Lanjutan dari bagian B2 dihalaman berikutnya.
112
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lanjutan bagian B2
No Pernyataan STS TS R S SS
8. Auditor internal yang berpengalaman akan selalu
menggunakan pertimbangan etikanya dalam setiap
keputusan yang diambilnya.
9. Auditor internal berpengalaman adalah auditor internal
yang setidaknya pernah mendapatkan pelatihan teknis
dari tempat ia bekerja.
10. Auditor internal yang berpengalaman dapat
mempertimbangkan etika dan konsekuensinya dalam
pengambilan keputusan etis, bila dihadapkan situasi
dilematis.
B3. Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis
Pada bagian ini anda diminta memberikan tanggapan tentang pangambilan keputusan yang
terkait dalam setiap kasus tersebut di bawah ini.
Berikan tanggapan anda atas setiap pernyataan dalam kasus berikut ini sejujurnya.
Tidak ada jawaban benar atau salah untuk setiap jawaban anda.
berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala dibawah ini dengan
memberikan tanda silang (x) atau centang (√) pada kotak yang telah disediakan.
Keterangan Kondisi/Nilai
STS : Sangat Tidak Setuju 1
TS : Tidak Setuju 2
R : Ragu-ragu 3
S : Setuju 4
SS : Sangat Setuju 5
1. Kasus A
Pada saat seorang internal auditor memeriksa sebuah departemen, diketemukan bahwa
manajer departemen tersebut melanggar kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Pelanggaran ini sangat serius dan berakibat sangat jelek terhadap kinerja departemen itu jika
diketahui. Manajer departemen tersebut lebih senior dibandingkan dengan internal auditor
dan merupakan orang yang sangat dihormati. Internal auditor tersebut tidak yakin apakah
perbuatannya ilegal, tapi yakin hal itu tidak dapat dibenarkan.
113
Universitas Islam Negeri Jakarta
Tindakan:
Internal auditor tersebut berupaya mengehentikan perbuatan tersebut apapun hasil dan
konsekuensinya.
No Pertanyaan STS TS R S SS 1. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 2. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut
2. Kasus B
Seorang auditor internal ditugaskan untuk mereview pelaksanaan tender untuk sebuah
kegiatan perusahaan. Dari hasil pemeriksaan awal tender, belum ada peserta tender yang
memenuhi syarat sebagai pelaksana kegiatan tersebut dan internal auditor tersebut
merekomendasikan untuk dilakukan tender ulang. Kemudian perusahaan melakukan tender
ulang. Dari beberapa peserta tender, ada seorang peserta yang dikenal baik dan memiliki
hubungan pribadi dengan internal auditor.
Tindakan:
Internal auditor tersebut menginformasikan beberapa peluang untuk memenangkan tender
kepada kenalannya.
No Pertanyaan STS TS R S SS 3. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 4. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut
3. Kasus C
Dalam proses pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, seorang internal auditor
menemukan bahwa laba operasi dicatat terlalu tinggi. Beberapa catatan penyesuaian jika akan
dilakukan akan berdampak kepada bonus yang diberikan akan berkurang. Auditor tersebut
diberitahu oleh bagian akuntansi bahwa mereka disuruh untuk melakukan hal itu oleh
atasannya.
Tindakan:
Auditor tersebut tidak melakukan hal apa-apa atas kejadian tersebut.
No Pertanyaan STS TS R S SS 5. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 6. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut
4. Kasus D
Dalam proses pemeriksaan penyaluran kredit, internal auditor menemukan bahwa beberapa
kredit yang disalurkan tidak sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan oleh bank.
Beberapa catatan atas penyaluran kredit tersebut menunjukkan banyak yang bermasalah. Jika
hal ini diungkapkan maka akan mempengaruhi kondite Manajer Kredit. Manajer Kredit yang
bertanggungjawab atas kredit itu meminta internal auditor untuk tidak mengungkap masalah
tersebut.
114
Universitas Islam Negeri Jakarta
Tindakan:
Internal auditor tersebut tetap mengungkap kasus penyaluran kredit tersebut.
No Pertanyaan STS TS R S SS 7. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 8. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut
5. Kasus E
Dalam pemeriksaan draft laporan audit seorang internal auditor menemukan beberapa hal
yang belum pernah diungkapkan oleh internal auditor lain sebelumnya. Semua catatan
tentang hal tersebut mengarah kepada adanya pelanggaran terhadap peraturan perbankan
yang ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun hal ini belum lama terjadi dan tidak berdampak
untuk saat ini, tetapi dalam jangka panjang akan berdampak serius terhadap perusahaan.
Tindakan:
Internal auditor tidak melakukan apapun atas hasil temuannya.
No Pertanyaan STS TS R S SS 9. Tanggapan anda atas tindakan tersebut. 10. Menurut anda ada persoalan etika terhadap kasus tersebut
Pernyataan Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Etis
No Pernyataan STS TS R S SS
11. Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk
membuat keputusan yang memiliki konsekuensi bagi
diri sendiri maupun orang lain.
12. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesional, saya
harus mewujudkan nilai atau standar profesional saya
dalam semua aktivitas.
13. Seorang auditor bertanggung jawab mematuhi peraturan
bagi setiap orang yang berada dalam naungan supervise
anggotanya untuk bertindak atas namanya.
14. Seorang auditor tidak diperkenankan bertindak
diskriminatif dalam mempekerjakan para asistennya.
15. Auditor internal harus bersikap independen dan objektif
ditempat ia bekerja karena internal auditor dituntut untuk
tetap independen sebagai bentuk tanggung jawabnya
kepada publik dan profesinya.
115
LAMPIRAN III
SKOR JAWABAN
RESPONDEN
116
Tabel KP
Variabel Komitmen Profesional
Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total
1 2 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 54
2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 68
3 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 66
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 67
5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 68
6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 68
7 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 61
8 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 5 64
9 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 62
10 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 52
11 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 63
12 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 76
13 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 51
14 2 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 67
15 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 61
16 4 4 5 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 1 62
17 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 59
18 4 4 3 3 3 3 4 2 4 2 3 4 4 3 3 4 53
19 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 61
20 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 62
21 4 4 5 1 3 5 4 1 4 1 4 3 5 3 2 5 54
22 4 3 2 1 3 5 4 1 4 1 4 3 5 3 2 5 50
23 4 4 5 5 3 3 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4 69
Bersambung pada halaman berikutnya.
117
Tabel KP (Lanjutan)
Variabel Komitmen Profesional
Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total
24 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 72
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
27 4 4 3 5 3 4 4 3 2 3 4 2 1 4 5 5 56
28 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 5 63
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 66
30 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 71
31 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 66
32 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 69
33 3 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 5 59
34 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
35 4 4 2 5 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 55
36 4 4 2 5 3 3 2 3 4 3 4 1 5 3 3 4 53
37 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 61
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77
39 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 75
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77
41 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
42 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 67
43 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 67
44 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 69
45 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 70
46 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 58
Bersambung pada halaman berikutnya.
118
Tabel KP (Lanjutan)
Variabel Komitmen Profesional
Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total
47 4 4 3 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 62
48 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 61
49 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 3 3 2 4 3 56
50 5 5 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 5 3 4 60
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 64
52 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 62
53 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 69
54 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 67
55 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 76
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77
57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 77
58 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 3 4 4 2 4 55
59 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 60
60 4 3 4 4 5 4 3 3 4 3 3 4 3 4 5 5 61
61 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 57
62 2 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 54
63 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 68
64 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 66
65 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 67
66 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 68
67 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 68
68 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 61
69 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 5 64
Bersambung pada halaman berikutnya.
119
Tabel KP (Lanjutan)
Variabel Komitmen Profesional
Responden KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total
70 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 62
71 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 52
72 5 5 3 5 3 4 5 4 3 4 5 5 5 5 3 4 68
73 5 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 5 4 1 5 63
74 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 67
75 3 4 3 5 3 3 4 3 4 3 4 5 5 4 3 4 60
76 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 69
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
78 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 67
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 66
80 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59
81 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 58
82 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 56
120
Tabel PK
Variabel Pengalaman Kerja
Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total
1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
2 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 46
3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42
4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 44
5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 48
6 5 4 5 4 2 4 2 2 2 5 35
7 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43
8 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 45
9 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 42
10 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
11 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
12 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49
13 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
14 5 5 5 5 5 5 3 4 2 4 43
15 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38
16 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 43
17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
18 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 37
19 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 42
20 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 37
21 5 4 5 4 3 1 4 4 5 4 39
22 4 4 5 4 4 1 1 4 5 4 36
23 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 46
Bersambung pada halaman berikutnya.
121
Tabel PK (Lanjutan)
Variabel Pengalaman Kerja
Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total
24 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 45
25 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
27 5 4 4 4 3 3 2 3 3 4 35
28 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 47
29 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 39
30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 46
31 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
32 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 42
33 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 41
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
35 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 46
36 4 5 5 5 3 3 5 5 4 5 44
37 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 46
38 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37
39 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37
40 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
42 5 5 5 4 5 4 2 4 4 4 42
43 5 5 5 4 5 4 2 4 4 4 42
44 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 46
45 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 45
46 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49
Bersambung pada halaman berikutnya.
122
Tabel PK (Lanjutan)
Variabel Pengalaman Kerja
Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total
47 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41
48 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
49 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 34
50 5 4 4 4 4 4 3 3 2 4 37
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
52 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41
53 5 5 5 5 5 4 2 4 4 5 44
54 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 43
55 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37
56 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37
57 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 37
58 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 37
59 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 38
60 4 3 3 4 5 3 4 5 4 3 38
61 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
62 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
63 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 46
64 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42
65 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 44
66 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 48
67 5 4 5 4 2 4 2 2 2 5 35
68 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43
69 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 45
Bersambung pada halaman berikutnya.
123
Tabel PK (Lanjutan)
Variabel Pengalaman Kerja
Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total
70 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 42
71 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
72 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 42
73 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
75 4 4 4 4 2 3 2 5 5 5 38
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
77 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 46
78 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 43
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
80 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 44
81 3 4 4 4 4 3 4 4 5 3 38
82 3 5 5 4 4 3 4 4 5 4 41
124
Tabel DEDPKE
Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis
Responden DED
PKE
1
DED
PKE
2
DED
PKE
3
DED
PKE
4
DED
PKE
5
DED
PKE
6
DED
PKE
7
DED
PKE
8
DED
PKE
9
DED
PKE
10
DED
PKE
11
DED
PKE
12
DED
PKE
13
DED
PKE
14
DED
PKE
15
Total
1 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56
2 5 5 2 5 2 1 4 4 4 5 4 4 4 4 5 58
3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 67
4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 68
5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 69
6 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 69
7 5 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 2 2 5 62
8 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 2 5 63
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 59
10 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 52
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 56
12 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 60
13 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 55
14 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 61
15 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 55
16 3 4 4 4 3 4 1 4 5 4 2 4 3 3 4 52
17 4 4 4 2 4 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 56
18 4 3 4 5 4 3 2 4 4 4 4 4 1 2 4 52
19 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 2 1 4 60
20 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 3 5 2 2 4 61
21 5 2 3 2 5 1 2 4 5 2 4 4 3 3 5 50
Bersambung pada halaman berikutnya.
125
Tabel DEDPKE (Lanjutan)
Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis
Responden DED
PKE
1
DED
PKE
2
DED
PKE
3
DED
PKE
4
DED
PKE
5
DED
PKE
6
DED
PKE
7
DED
PKE
8
DED
PKE
9
DED
PKE
10
DED
PKE
11
DED
PKE
12
DED
PKE
13
DED
PKE
14
DED
PKE
15
Total
22 5 2 3 2 4 1 2 4 5 2 4 4 3 3 5 49
23 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 3 3 4 5 67
24 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 2 2 4 62
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 56
26 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 2 4 63
27 4 4 2 4 4 5 5 5 4 3 3 5 1 2 1 52
28 5 2 2 5 5 5 5 1 5 5 5 4 5 3 5 62
29 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 64
30 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 3 2 5 63
31 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 3 2 5 63
32 5 5 2 5 1 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 61
33 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 2 3 4 65
34 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 64
35 4 4 3 4 4 5 2 5 4 5 2 5 2 2 5 56
36 4 3 3 4 1 5 5 5 4 5 3 5 1 2 4 54
37 2 2 4 2 4 5 4 5 4 4 5 4 2 2 5 54
38 4 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 59
39 4 4 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 58
40 4 4 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 58
41 4 4 4 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 53
42 5 4 1 5 1 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 59
43 5 4 1 5 1 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 59
Bersambung pada halaman berikutnya.
126
Tabel DEDPKE (Lanjutan)
Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis
Responden DED
PKE
1
DED
PKE
2
DED
PKE
3
DED
PKE
4
DED
PKE
5
DED
PKE
6
DED
PKE
7
DED
PKE
8
DED
PKE
9
DED
PKE
10
DED
PKE
11
DED
PKE
12
DED
PKE
13
DED
PKE
14
DED
PKE
15
Total
44 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 67
45 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 67
46 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 1 5 5 2 5 62
47 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 54
48 1 4 4 5 2 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 56
49 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 1 3 50
50 5 5 5 5 4 4 5 2 4 4 4 5 2 2 5 61
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
52 4 5 4 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 59
53 5 5 1 5 2 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 62
54 5 5 1 1 2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 57
55 4 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 59
56 4 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 59
57 4 5 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 58
58 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 53
59 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 50
60 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 50
61 5 2 4 2 4 3 2 4 3 3 4 4 2 2 3 47
62 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56
63 5 5 2 5 2 1 4 4 4 5 4 4 4 4 5 58
64 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 67
65 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 68
Bersambung pada halaman berikutnya.
127
Tabel DEDPKE (Lanjutan)
Variabel Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis
Responden DED
PKE
1
DED
PKE
2
DED
PKE
3
DED
PKE
4
DED
PKE
5
DED
PKE
6
DED
PKE
7
DED
PKE
8
DED
PKE
9
DED
PKE
10
DED
PKE
11
DED
PKE
12
DED
PKE
13
DED
PKE
14
DED
PKE
15
Total
66 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 69
67 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 69
68 5 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 2 2 5 62
69 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 2 5 63
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 59
71 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 52
72 5 5 4 3 3 5 4 5 5 4 4 4 3 4 5 63
73 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 63
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
75 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 59
76 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 62
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 62
78 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 60
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 58
80 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 63
81 2 4 4 3 3 4 2 2 4 2 2 4 2 3 4 45
82 4 3 4 3 3 4 2 4 4 2 2 4 2 3 4 48
Bersambung pada halaman berikutnya.
128
LAMPIRAN IV
HASIL UJI KUALITAS
DATA
129
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional
Correlations
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total KP1
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1
82
.254*
.021
82
.277*
.012
82
.081
.470
82
.266*
.016
82
.442**
.000
82
.385**
.000
82
.250*
.024
82
.000
1.000
82
.250*
.024
82
.219*
.049
82
.265*
.016
82
.326**
.003
82
.373**
.001
82
.079
.479
82
.187
.092
82
.506**
.000
82
KP2 Pearson
Correlation
Sig. (2-taled)
N
.254*
.021
82
1
82
.244*
.027
82
.360**
.001
82
.277*
.012
82
.220*
.047
82
.194
.081
82
.329**
.003
82
.133
.232
82
.329**
.003
82
.438**
.000
82
.235*
.034
82
.203
.068
82
.507**
.000
82
.088
.429
82
.189
.089
82
.521**
.000
82
KP3 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.277*
.012
82
.244*
.027
82
1
82
.110
.324
82
.465**
.000
82
.415**
.000
82
.297**
.007
82
.410**
.000
82
.443**
.000
82
.410**
.000
82
.262*
.017
82
.189
.089
82
.398**
.000
82
.333**
.002
82
.265*
.016
82
.072
.520
82
.606**
.000
82
KP4 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.081
.470
82
.360**
.001
82
.110
.324
82
1
82
.228*
.040
82
-.008
.945
82
.200
.072
82
.515**
.000
82
.144
.197
82
.515**
.000
82
.381**
.000
82
.055
.623
82
-.022
.842
82
.327**
.003
82
.253*
.022
82
.132
.238
82
.467**
.000
82
KP5 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.266*
.016
82
.277*
.012
82
.465**
.000
82
.228*
.040
82
1
82
.522**
.000
82
.344**
.002
82
.551**
.000
82
.272*
.013
82
.551**
.000
82
.260*
.018
82
.123
.271
82
.224*
.043
82
.414**
.000
82
.561**
.000
82
.174
.118
82
.676**
.000
82
KP6 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.442**
.000
82
.220*
.047
82
.415**
.000
82
-.008
.945
82
.522**
.000
82
1
82
.590**
.000
82
.297**
.007
82
.335**
.002
82
.297**
.007
82
.289**
.008
82
.204
.067
82
.412**
.000
82
.451**
.000
82
.195
.079
82
.345**
.002
82
.634**
.000
82
KP7 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.385**
.000
82
.194
.081
82
.297**
.007
82
.200
.072
82
.344**
.002
82
.590**
.000
82
1
82
.458**
.000
82
.274*
.013
82
.458**
.000
82
.251*
.023
82
.315**
.004
82
.311**
.004
82
.457**
.000
82
.136
.222
82
.121
.281
82
.622**
.000
82
KP8 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.250*
.024
82
.329**
.003
82
.410**
.000
82
.515**
.000
82
.551**
.000
82
.297**
.007
82
.458**
.000
82
1
82
.377**
.000
82
1.000**
.000
82
.371**
.001
82
.350**
.001
82
.241*
.029
82
452**
.000
82
.395**
.000
82
.039
.730
82
.777**
000
82
KP9 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.000
1.000
82
.133
.232
82
.443**
.000
82
.144
.197
82
.272*
.013
82
.335**
.002
82
.274*
.013
82
.377**
.000
82
1
82
.377**
.000
82
.194
.081
82
.136
.222
82
.551**
.000
82
.244*
.027
82
.128
.252
82
.148
.185
82
.517**
.000
82
KP10 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.250*
.024
82
.329**
.003
82
.410**
.000
82
.515**
.000
82
.551**
.000
82
.297**
.000
82
.458**
.000
82
1.000**
.000
82
.377**
.000
82
1
82
.371**
.001
82
.350**
.001
82
.241*
.029
82
.452**
.000
82
.395**
.000
82
.039
.730
82
.777**
.000
82
KP11 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.219*
.049
82
.438**
.000
82
.262*
.017
82
.381**
.000
82
.260*
.018
82
.289**
.008
82
.251*
023
82
.371**
.001
82
.194
.081
82
.371**
.001
82
1
82
.193
.082
82
.250*
.023
82
.387**
.000
82
.129
.247
82
.365**
.001
82
.563**
.000
82
Bersambung pada halaman berikutnya.
130
Correlations (Lanjutan)
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16 Total KP12
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.265*
.016
82
.235*
.034
82
.189
.089
82
.055
.623
82
.123
.271
82
.204
.067
82
.315**
.004
82
.350**
.001
82
.136
.222
82
.350**
.001
82
.193
.082
82
1
82
.334**
.002
82
.257*
.020
82
.085
..449
82
.146
.190
82
.476**
.000
82
KP13 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.326**
.003
82
.203
.068
82
.398**
.000
82
-.022
.842
82
.224*
.043
82
.412**
.000
82
.311**
.004
82
.241*
.029
82
.551**
/.000
82
.241*
.029
82
.250*
..023
82
.334**
.002
82
1
82
.378**
.000
82
-.014
.898
82
.322**
.003
82
.567**
000
82
KP14 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.373**
.001
82
.507**
.000
82
.333**
.002
82
.327**
.003
82
.414**
.000
82
.451**
.000
82
.457**
.000
82
.452**
.000
82
.244*
.027
82
.452**
.000
82
.387**
.000
82
.257*
.020
82
.378**
.000
82
1
82
.229*
.038
82
.236*
.032
82
.690**
.000
82
KP15 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.079
.479
82
.088
.429
82
.265*
.016
82
.253*
.022
82
.561**
000.
82
.195
.079
82
.136
.222
82
.395**
.000
82
.128
.252
82
.395**
.000
82
.129
.247
82
.085
.449
82
-.014
.898
82
.229*
.038
82
1
82
.044
.693
82
.437**
.000
82
KP16 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.187
.092
82
.189
.089
82
.072
.520
82
.132
.238
82
.174
.118
82
.345**
.002
82
.121
.281
82
.039
.730
82
.148
.185
82
.039
.730
82
.365**
.001
82
.146
.190
82
.322**
.003
82
.236*
.032
82
.044
.693
82
1
82
.382**
.000
82
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.506**
.000
82
.521**
.000
82
.606**
.000
82
.467**
.000
82
.676**
.000
82
.634**
.000
82
.622**
.000
82
.777**
.000
82
.517**
.000
82
.777**
.000
82
.563**
.000
82
.476**
.000
82
.567**
.000
82
.690**
.000
82
.437**
.000
82
.382**
.000
82
1
82
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah.
131
Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja
Correlations
PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total
PK1 Pearson Correlation 1 .520** .530** .338** .344** .208 -.103 .058 -.159 .331** .507**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .002 .002 .061 .356 .604 .153 .002 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK2 Pearson Correlation .520** 1 .631** .557** .531** .238* .143 .263* .173 .378** .770**
Sig. (2-tailed) .000
.000 .000 .000 .031 .199 .017 .119 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK3 Pearson Correlation .530** .631** 1 .618** .252* .038 -.119 .042 .086 .403** .556**
Sig. (2-tailed) .000 .000
.000 .022 .734 .289 .705 .444 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK4 Pearson Correlation .338** .557** .618** 1 .414** .196 .212 .240* .099 .300** .674**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000
.000 .077 .056 .030 .374 .006 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK5 Pearson Correlation .344** .531** .252* .414** 1 .283** .270* .306** .210 .045 .674**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .022 .000
.010 .014 .005 .058 .689 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK6 Pearson Correlation .208 .238* .038 .196 .283** 1 .179 -.225* -.152 -.188 .298**
Sig. (2-tailed) .061 .031 .734 .077 .010
.108 .042 .172 .091 .007
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK7 Pearson Correlation -.103 .143 -.119 .212 .270* .179 1 .259* .301** -.018 .451**
Sig. (2-tailed) .356 .199 .289 .056 .014 .108
.019 .006 .869 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.
132
Correlations (Lanjutan)
PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 Total
PK8 Pearson Correlation .058 .263* .042 .240* .306** -.225* .259* 1 .370** .586** .580**
Sig. (2-tailed) .604 .017 .705 .030 .005 .042 .019
.001 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK9 Pearson Correlation -.159 .173 .086 .099 .210 -.152 .301** .370** 1 .110 .408**
Sig. (2-tailed) .153 .119 .444 .374 .058 .172 .006 .001
.324 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
PK10 Pearson Correlation .331** .378** .403** .300** .045 -.188 -.018 .586** .110 1 .540**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .006 .689 .091 .869 .000 .324
.000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Total Pearson Correlation .507** .770** .556** .674** .674** .298** .451** .580** .408** .540** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah.
133
Hasil Uji Validitas Dilema Etika internal auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis
Correlations
DED
PKE1
DED
PKE2
DED
PKE3
DED
PKE4
DED
PKE5
DED
PKE6
DED
PKE7
DED
PKE8
DED
PKE9
DED
PKE1
0
DED
PKE1
1
DED
PKE12
DED
PKE1
Pearson Correlation 1 .291**
-.115 .312**
.053 -.074 .197 .247* .278
* .179 .210 .306
**
Sig. (2-tailed)
.008 .305 .004 .639 .508 .076 .025 .011 .107 .059 .005
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED
PKE2
Pearson Correlation .291**
1 .221* .408
** -.009 .281
* .506
** .264
* .265
* .215 .120 .200
Sig. (2-tailed) .008
.046 .000 .933 .010 .000 .017 .016 .053 .285 .071
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED
PKE3
Pearson Correlation -.115 .221* 1 .124 .542
** .149 .203 .162 .127 -.055 .006 -.085
Sig. (2-tailed) .305 .046
.267 .000 .181 .068 .145 .255 .625 .956 .447
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED
PKE4
Pearson Correlation .312**
.408**
.124 1 .030 .246* .305
** .093 .288
** .617
** .096 .229
*
Sig. (2-tailed) .004 .000 .267
.792 .026 .005 .407 .009 .000 .390 .039
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED
PKE5
Pearson Correlation .053 -.009 .542**
.030 1 -.035 .092 .038 .228* -.110 .123 -.210
Sig. (2-tailed) .639 .933 .000 .792
.756 .413 .735 .039 .325 .270 .059
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED
PKE6
Pearson Correlation -.074 .281* .149 .246
* -.035 1 .476
** .137 .005 .264
* .000 .301
**
Sig. (2-tailed) .508 .010 .181 .026 .756
.000 .220 .961 .016 .997 .006
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED
PKE7
Pearson Correlation .197 .506**
.203 .305**
.092 .476**
1 .122 .163 .219* .335
** .168
Sig. (2-tailed) .076 .000 .068 .005 .413 .000
.273 .143 .048 .002 .131
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.
134
Correlations (Lanjutan)
DED
PKE1
DED
PKE2
DED
PKE3
DED
PKE4
DED
PKE5
DED
PKE6
DED
PKE7
DED
PKE8
DED
PKE9
DED
PKE10
DED
PKE11
DED
PKE12
DED
PKE8
Pearson Correlation .247* .264
* .162 .093 .038 .137 .122 1 .222
* .169 -.067 .201
Sig. (2-tailed) .025 .017 .145 .407 .735 .220 .273
.045 .129 .550 .070
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED
PKE9
Pearson Correlation .278* .265
* .127 .288
** .228
* .005 .163 .222
* 1 .190 .037 .228
*
Sig. (2-tailed) .011 .016 .255 .009 .039 .961 .143 .045
.087 .739 .039
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED
PKE10
Pearson Correlation .179 .215 -.055 .617**
-.110 .264* .219
* .169 .190 1 .124 .234
*
Sig. (2-tailed) .107 .053 .625 .000 .325 .016 .048 .129 .087
.266 .035
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED
PKE11
Pearson Correlation .210 .120 .006 .096 .123 .000 .335**
-.067 .037 .124 1 -.048
Sig. (2-tailed) .059 .285 .956 .390 .270 .997 .002 .550 .739 .266
.667
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED
PKE12
Pearson Correlation .306**
.200 -.085 .229* -.210 .301
** .168 .201 .228
* .234
* -.048 1
Sig. (2-tailed) .005 .071 .447 .039 .059 .006 .131 .070 .039 .035 .667
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED
PKE13
Pearson Correlation .025 .229* -.149 .005 -.019 -.042 .193 -.148 .164 .046 .171 .066
Sig. (2-tailed) .822 .038 .181 .961 .866 .711 .082 .184 .141 .681 .125 .554
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
DED
PKE14
Pearson Correlation .048 .217* -.210 -.156 -.129 -.069 .074 -.056 .102 -.138 .158 .140
Sig. (2-tailed) .669 .050 .058 .163 .247 .539 .506 .616 .361 .216 .156 .209
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.
135
Correlations (Lanjutan)
DED
PKE1
DED
PKE2
DED
PKE3
DED
PKE4
DED
PKE5
DED
PKE6
DED
PKE7
DED
PKE8
DED
PKE9
DED
PKE10
DED
PKE11
DED
PKE12
DED
PKE15
Pearson Correlation .292**
.348**
.070 .142 -.028 -.010 .216 .089 .409**
.081 .241* .209
Sig. (2-tailed) .008 .001 .533 .204 .803 .928 .052 .425 .000 .471 .029 .060
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Total Pearson Correlation .447**
.693**
.345**
.586**
.272* .416
** .665
** .334
** .504
** .451
** .364
** .390
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .013 .000 .000 .002 .000 .000 .001 .000
N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.
136
Correlations (Lanjutan)
DED
PKE13
DED
PKE14
DED
PKE15 Total
DED
PKE1
Pearson Correlation .025 .048 .292**
.447**
Sig. (2-tailed) .822 .669 .008 .000
N 82 82 82 82
DED
PKE2
Pearson Correlation .229* .217
* .348
** .693
**
Sig. (2-tailed) .038 .050 .001 .000
N 82 82 82 82
DED
PKE3
Pearson Correlation -.149 -.210 .070 .345**
Sig. (2-tailed) .181 .058 .533 .001
N 82 82 82 82
DED
PKE4
Pearson Correlation .005 -.156 .142 .586**
Sig. (2-tailed) .961 .163 .204 .000
N 82 82 82 82
DED
PKE5
Pearson Correlation -.019 -.129 -.028 .272*
Sig. (2-tailed) .866 .247 .803 .013
N 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.
137
Correlations (Lanjutan)
DED
PKE13
DED
PKE14
DED
PKE15 Total
DED
PKE6
Pearson Correlation -.042 -.069 -.010 .416**
Sig. (2-tailed) .711 .539 .928 .000
N 82 82 82 82
DED
PKE7
Pearson Correlation .193 .074 .216 .665**
Sig. (2-tailed) .082 .506 .052 .000
N 82 82 82 82
DED
PKE8
Pearson Correlation -.148 -.056 .089 .334**
Sig. (2-tailed) .184 .616 .425 .002
N 82 82 82 82
DED
PKE9
Pearson Correlation .164 .102 .409**
.504**
Sig. (2-tailed) .141 .361 .000 .000
N 82 82 82 82
DED
PKE10
Pearson Correlation .046 -.138 .081 .451**
Sig. (2-tailed) .681 .216 .471 .000
N 82 82 82 82
DED
PKE11
Pearson Correlation .171 .158 .241* .364
**
Sig. (2-tailed) .125 .156 .029 .001
N 82 82 82 82
DED
PKE12
Pearson Correlation .066 .140 .209 .390**
Sig. (2-tailed) .554 .209 .060 .000
N 82 82 82 82
DED
PKE13
Pearson Correlation 1 .515**
.460**
.387**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000
N 82 82 82 82
Bersambung pada halaman berikutnya.
138
Correlations (Lanjutan)
DED
PKE13
DED
PKE14
DED
PKE15 Total
DED
PKE14
Pearson Correlation .515**
1 .273* .262
*
Sig. (2-tailed) .000
.013 .018
N 82 82 82 82
DED
PKE15
Pearson Correlation .460**
.273* 1 .527
**
Sig. (2-tailed) .000 .013
.000
N 82 82 82 82
Total Pearson Correlation .387**
.262* .527
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .018 .000
N 82 82 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Primer yang diolah.
139
Uji Reliabilitas Variabel Komitmen Profesional
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 82 100.0
Excludeda 0 .0
Total 82 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.862 16
Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Kerja
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 82 100.0
Excludeda 0 .0
Total 82 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.707 10
Uji Reliabilitas Variabel Dilema Etika internal auditor Dalam Pengambilan
Keputusan Etis
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 82 100.0
Excludeda 0 .0
Total 82 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.692 15
140
LAMPIRAN V
HASIL UJI ASUMSI
KLASIK
141
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10.603 6.704
1.582 .118
KP .410 .076 .474 5.385 .000 .961 1.040
PK .543 .138 .348 3.946 .000 .961 1.040
a. Dependent Variable: DEDPKE
Uji Heterokedastisitas
142
Uji Normalitas
143
LAMPIRAN VI
HASIL UJI HIPOTESIS
144
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .641a .411 .396 4.379
a. Predictors: (Constant), PK, KP
b. Dependent Variable: DEDPKE
Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 10.603 6.704 1.582 .118
KP .410 .076 .474 5.385 .000 .543 .518 .465 .961 1.040
PK .543 .138 .348 3.946 .000 .441 .406 .341 .961 1.040
a. Dependent Variable: DEDPKE
145
Uji F Statistik
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1055.847 2 527.924 27.526 .000a
Residual 1515.141 79 19.179
Total 2570.988 81
a. Predictors: (Constant), PK, KP
b. Dependent Variable: DEDPKE
146
i
IDENTITAS PRIBADI
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
RIWAYAT PENDIDIKAN INFORMAL
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Rachmat Hidayat Sumawi Budi
Nama Panggilan : Diki Baik
Tempat/Tgl Lahir : Cirebon, 14 Juli 1988
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Pondok Benda Indah Pamulang
Blok B1/12 Rt 02/ Rw 15
No. Hp : 021-95804530
Email : [email protected]
1. TK. Avia Puri Tahun 1994
2. SD N Pondok Benda I Tahun 2000
3. SMP N 2 Pamulang Tahun 2003
4. SMA N 2 Ciputat Tahun 2006
5. D2 Komunikasi + Yayasan Al-Kharim Tahun 2010
6. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
Tahun 2010
Kursus Bahasa Inggris IEC Ciputat 2006-2007
ii
PENGALAMAN ORGANISASI/BEKERJA
1. ERIODAN Ketua 2005
2. LDK KOMDA Div. Dana usaha 2007
3. Saturday Meeting Club IEC-Ciputat Public Relation 2008
4. BEM Jurusan Akuntansi Ketua. Biro Bisnis dan Usaha 2009
5. Karangtaruna Pondok Benda Indah Sekertaris 2009
6. BNI-life Finance Consultant 2009
iii
EFFECT OF COMMITMENT PROFESSIONAL AND WORK EXPERIENCE
TOWARD ETHICAL DILEMMA OF INTERNAL AUDITORS IN ETHICAL
DECISION MAKING
ABSTRACT
Rachmat Hidayat Sumawi Budi, Effect of Commitment professional and Work
Experience Toward Ethical Dilemma of Internal Auditors in Ethical Decision
Making. Thesis Strata One (S1) of Accounting Department of Economics and
business Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2010.
This study aims to test the effect of Commitment Professional and Work
Experience toward Dilemmas ethical of internal auditors in the Ethical Decision
making with using multiple linear regression. The sample in this study amounted to
82 internal auditor as respondents who work in DKI Jakarta area. Sampling method
that used is convenience sampling. The collection of data using the primary data that
is taken directly from the respondents with the questionnaire technique.
The results obtained in the partial test is that professional commitment has a
significant influence on ethical dilemmas and ethical decision making as well as work
experience variables also have significant influence on the variables of ethical
dilemmas in ethical decision making. So that the independent variables
simultaneously influence the ethical dilemmas in ethical decision making as the
dependent variable.
Keywords: professional commitment, work experience, ethical dilemmas in ethical
decision making.
iv
PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP DILEMA ETIKA INTERNAL AUDITOR DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
ABSTRAK
Rachmat Hidayat Sumawi Budi, Pengaruh Komitmen Profesional dan
Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan
Keputusan Etis. Skripsi Strata Satu (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Komitmen Profesional dan
Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan
keputusan Etis dengan menggunakan regresi linear berganda. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 82 responden internal auditor yang bekerja di perusahaan-
perusahaan wilayah DKI Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah
convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer yaitu diambil
langsung dari responden dengan tekhnik kuesioner.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam pengujian secara parsial adalah bahwa
komitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dilema etika
dalam pengambilan keputusan etis dan begitu juga dengan variabel pengalaman kerja
juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dilema etika dalam
pengambilan keputusan etis. Sehingga secara simultan variabel independen
berpengaruh terhadap dilema etika dalam pengambilan keputusan etis sebagai
variabel dependen.
Kata Kunci: Komitmen profesional, pengalaman kerja, dilemma etika dalam
pengambilan keputusan etis.
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, kepadanya kita memohon
pertolongan dan pengampunan serta kita berlindung dari keburukan dan kejahatan
diri kita. Semoga kita selalu mendapat hidayah-Nya, sehingga kita tergolong orang-
orang yang berada dalam keridhoaan-Nya. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan
melainkan ALLAH, sekutu baginya yang maha pengasih lagi maha penyayang dan
saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasulullah. Sholawat dan salam
teriring untuknya semoga kita semua akan mendapat syafa’at-Nya.
Skripsi yang telah penulis selesaikan merupakan salah satu dari banyak
nikmat yang ALLAH SWT berikan. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari
bantuan banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang selalu memberikan cahaya terang senantiasa
banyak hangat ruang kasih yang engkau beri dari setiap doa, kepingan rizki dan
harapan, serta Annisa Ayu adinda tercinta tetap semangat dalam menjalankan
kuliah target lulus di UPN kamu harus 3,5 tahun masa tenggang 4 tahun harus
sudah sarjana.
2. Eyang Jhon Disman, terima kasih atas setiap nasihat dan opini yang eyang
berikan.
3. Bapak Dr. Yahya Hamja. MM, selaku dosen pembimbing I terima kasih banyak
atas kemudahan, bimbingan dan motivasi yang telah banyak diberikan kepada
penulis.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M,Si, selaku dosen pembimbing II terima kasih banyak
atas bantuan semangat, bimbingan, meminjamkan buku panduan SPSS, tawa
canda disela bimbingan yang membuat penulis semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA, selaku dosen dan penguji skripsi terima
kasih telah memberikan ilmu objektifitas serta motivasi yang membangun.
6. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak, selaku dosen dan penguji serta teman curhat
di waktu senggang yang telah memberikan banyak motivasi, siraman rohani dan
ilmu tata kelola dream maping.
vi
7. Kak. Taufik Hidayat, selaku asdos dan teman yang telah memberikan motivasi
dan cambukan perjuangan untuk tetap semangat ketika penulis dirundung
kesulitan.
8. Bapak Firaun Maulana, selaku guru besar Al-Kahfi Al-Khariem terima kasih
banyak telah banyak membantu dan mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di perusahaan yang Bapak pimpin.
9. Bapak Tubagus Wahyudi, selaku guru besar yang telah banyak memberikan ilmu
komunikasi, terima kasih atas motivasinya.
10. Seluruh mahasiswa ALKAHFI khususnya mahir terima kasih dan tetap kompak.
11. Risthy Prapanca Wisudani Apriliani, Arief Fahruri, Siti Nur Alqiah, Asep Saiful
Bahri dan Yayat Hidayatullah terima kasih atas bantuan yang selama ini penulis
rasakan hingga kini.
Terima kasih untuk seluruh pihak-pihak yang namanya tidak tertulis atau
tidak mau disebutkan, penulis banyak terima kasih dan mohon maaf lahir batin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
pengetahuan dan kemampuan penulis miliki masih terbatas, oleh sebab itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan serta tanggapan yang membangun guna terciptanya
skripsi yang baik dan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Hormat saya,
Penulis
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit ............................................................................................... 9
1. Pengertian Audit ........................................................................ 9
2. Jenis-Jenis Audit ........................................................................ 11
3. Jenis-Jenis Auditor ..................................................................... 13
B. Audit internal ................................................................................... 14
1. Pengertian Audit Inernal ............................................................. 14
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit internal .............................. 19
viii
3. Profesi Audit Internal .................................................................. 25
4. Peranan Audit internal ................................................................ 26
C. Komitmen Profesional ..................................................................... 27
1. Pengertian Komitmen ................................................................ 27
2. Pengertian Profesional ............................................................... 28
3. Auditor internal yang Profesional ............................................. 29
4. Kode Etik Profesional ............................................................... 41
D. Pengalaman Kerja Auditor .............................................................. 44
E. Pengambilan Keputusan etis ........................................................... 45
F. Dilema Etika ..................................................................................... 47
G. Penelitian terdahulu .......................................................................... 49
H. Keterkaitan Setiap Variabel .............................................................. 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 56
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 56
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 57
1. Sumber Data ............................................................................. 57
2. Pengumpulan Data ..................................................................... 57
D. Metode Analisis Data ....................................................................... 57
1. Statistik Deskriptif ...................................................................... 58
2. Uji Kualitas Data ........................................................................ 58
ix
a. Uji Validitas ......................................................................... 58
b. Uji reliabilitas ....................................................................... 58
3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 59
a. Uji Multi Kolinearitas .......................................................... 59
b. Uji Heterokedastisitas ......................................................... 59
c. Uji Normalitas .................................................................... 59
4. Uji Hipotesis .............................................................................. 60
a. Analisis koefisien Determinasi ........................................... 60
b. Uji Hipotesis ........................................................................ 61
1) Uji t ................................................................................. 61
2) Uji F ................................................................................ 61
E. Definisi Operasional variabel dan Pengukurannya ...................... 62
1. Variabel Dependen ...................................................................... 62
2. Variabel Independen ................................................................... 64
a. Komitmen Profesional ......................................................... 64
b. Pengalaman kerja ................................................................. 65
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 69
1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 69
2. Karakteristik Responden ............................................................. 71
B. Hasil Analisis dan Pembahasan ........................................................ 74
x
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 74
2. Uji Kualitas Data ....................................................................... 75
a. Uji Validitas........................................................................... 75
b. Uji Reliabilitas ....................................................................... 77
3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 79
a. Uji Multikolinearitas ........................................................... 79
b. Uji Heterokedastisitas .......................................................... 79
c. Uji Normalitas ..................................................................... 81
4. Uji Hipotesis ............................................................................ 82
a. Uji Koefisien Determinasi .................................................. 83
b. Uji Hipotesis Dalam Penelitian ........................................... 84
1) Uji t ................................................................................ 84
a) Hasil Uji Hipotesis pertama (Ha1) ............................. 84
b) Menguji Hipotesis kedua (Ha2) ................................. 85
2) Uji F ................................................................................. 85
C. Pembahasan .......................................................................................86
1. Pengaruh komitmen Profesional Terhadap Dilema
Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis ..... 86
2. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika
Dalam Pengambilan Keputusan Etis .......................................... 87
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 89
B. Implikasi .......................................................................................... 89
C. Keterbatasan Penelitian …………………………………………..…… 90
D. Saran ................................................................................................. . 91
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. .. 92
LAMPIRAN ............................................................................................... ... 97
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu…………………………………….. 50
3.1 Operasional Variabel Penelitian.................................................. 66
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitan............................................... 69
4.2 Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner..................... 71
4.3 Deskripsi Responden................................................................... 71
4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif....................................................... 74
4.5 Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional................................. 75
4.6 Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja........................................ 76
4.7 Hasil Uji Validitas Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis............................................................................ 76
4.8 Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Profesional........................... 78
4.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja.................................... 78
4.10 Hasil Uji Reliabilitas Dilema Etika Dalam Pengambilan
Keputusan Etis........................................................................... 78
4.11 Hasil Uji Multikolinearitas........................................................ 79
4.12 Koefisien Determinasi............................................................... 83
4.13 Hasil Uji t.................................................................................... 84
4.14 Hasil Uji F.................................................................................. 86
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran......................................................... 55
4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot........................... 80
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot...................... 82
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I SURAT RISET..................................................................... 97
LAMPIRAN II KUESIONER....................................................................... 108
LAMPIRAN III SKOR JAWABAN............................................................. 116
LAMPIRAN IV HASIL UJI KUALITAS DATA......................................... 129
LAMPIRAN V HASIL UJI ASUMSI KLASIK........................................... 141
LAMPIRAN VI HASIL UJI HIPOTESIS..................................................... 144