Upload
lyanh
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
v
PENGARUH KOMITMENT, KOMPETENSI SUMBERDAYA MANUSIA,
INFRASTRUKTUR, PENGENDALIAN INTERNAL DAN SISTEM
INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDART AKUNTANSI
PEMERINTAH PADA PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
NUR HOR AIN
100462201121
Dosen Pembimbing :
Hj.Asmaul Husna SE.Ak, MM, CA
Asri Eka Ratih, SE, M.Si
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
TAHUN 2017
ABSTRAK
Pengembangan sistem akuntansi dan pengembangan sumber daya manusia
dalam strategi penerapan SAP dibutuhkan komitmen, sumber daya manusia serta
sarana dan prasarana yang mendukung terwujudnya penerapan standar akuntansi
pemerintah berdasarkan aturan yang berlaku, Maka peran pemerintah dituntut
untuk menjalankan dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh komitment,
kompetensi sumberdaya manusia, infrastruktur, pengendalian internal dan system
informasi terhadap sstandart akutnansi pemerintah.Penelitian ini menggunakan
data primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner pada OPD Pemerintahan
Provinsi Kepulauan Riau. Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi
klasik dan selanjutnya pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 97 orang pegawai bagian pengelola
keuangan pada OPD Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial komitment, sumberdaya manusia,
pengendalian internal berpengaruh terhadap penerapan standart akuntansi
pemerintah, dan variable insfrastruktur tidak berpengaruh signifikan terhadap
penerapan standart akuntansi pemerintah.
Kata kunci : Komitment, Kompetensi Sumberdaya Manusia, Infrastruktur,
Pengendalian internal dan sistem informasi terhadap Standart
akutnansi pemerintah.
8
ABSTRACT
Development of accounting system and human resource development in
strategy of SAP implementation needed commitment, human resources and
facilities and infrastructures that support the realization of application of
government accounting standard based on the prevailing rules. So the role of
government is required to run well.
This study aims to determine whether there is influence komitment,
human resource competence, infrastructure, internal control and information
systems to sstandart akutnansi pemerintah.Penelitian this using primary data
obtained from the spreading of questionnaires on OPD Riau Islands Province
Government. Data analysis method used is classical assumption test and then
hypothesis testing. Statistical method used is multiple linear regression analysi
The sample in this study amounted to 97 employees of the financial
management of OPD Riau Islands Province Government. The result of the
research shows that partially commitment, human resources, internal control
influences the application of government accounting standard, and the variable of
insecurity has no significant effect on the application of government accounting
standard.
Keywords : Commitment, Human Resource Competence, Infrastructure, Internal
control and information system on Standart Government accounting
PENDAHULUAN
Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP
berbasis akrual membawa perubahan besar dalam sistem pelaporan keuangan di
Indonesia, yaitu perubahan dari basis kas menuju akrual menjadi basis akrual
penuh dalam pengakuan transaksi keuangan pemerintah. Adanya penetapan PP
No. 71 Tahun 2010 maka penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis
akrual telah mempunyai landasan hukum.
Hal ini berarti bahwa Pemerintah mempunyai kewajiban untuk dapat
segera menerapkan SAP yang baru yaitu SAP berbasis akrual dan harus
dilaksanakan selambat-lambatnya tahun 2015. Hal ini sesuai dengan Pasal 32 UU
No. 17 tahun 2003 yang mengamanatkaan bahwa bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai
dengan SAP (standart akuntansi pemerintah) Perubahan basis tersebut selain telah
diamanatkan oleh paket undang-undang keuangan negara, juga diharapkan
mampu memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan, menyajikan
informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban, dan bermanfaat dalam
mengevaluasi kinerja.
Penerapan basis akuntansi akrual dipandang sebagai bagian reformasi
manajemen keuangan dan birokrasi, reformasi seperti itu telah digalakkan oleh
9
aparat pemerintah, khususnya Departemen Keuangan yang menjadi barisan paling
depan dalam menerapkan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual.
Kementerian-kementerian lain dalam birokrasi penulis yakin akan segera
mengikutinya, sepanjang perubahan tersebut akan menyebabkan ke arah budaya
organisasi yang lebih akuntabel.
Di sisi lain tuntutan transparansi dalam sistem pemerintah semakin
meningkat pada era reformasi saat ini, tidak terkecuali transparansi dalam
pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah Pemerintah diwajibkan menyusun
laporan pertanggungjawaban yang menggunakan sistem akuntansi yang diatur
oleh pemerintah pusat dalam bentuk Undang-undang dan Peraturan Pemerintah
yang bersifat mengikat seluruh Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau harus
menerapkan SAP pada masing-masing OPD yang ada. Terlebih dengan adanya
pengembangan sistem akuntansi dan pengembangan SDM (sumberdaya manusia)
dalam strategi penerapan SAP berbasis akrual secara bertahap yang menyebabkan
perlunya penyesuaian kembali baik sehingga hal itu menarik penulis untuk
mengidentifikasi kesiapan Pemerintah dalam menerapkan SAP. Sehingga
berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Komitment,
Kompetensi Sumber Daya Manusia, Infrastruktur, Pengendalian Internal dan
Sistem Informasi Terhadap Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Pada
Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau”
Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat sesuai dengan apa yang diharapkan, maka dalam
hal ini peneliti membatasi pembahasan masalah yang ditetapkan, yaitu ;
a. Objek penelitian hanya dilakukan pada OPD Pemerintahan Provinsi
Kepulauan Riau.
b. Penelitian ini dibatasi pada masalah ada atau tidaknya pengaruh Kompetensi
Sumber Daya Manusia, Infratruktur, Pengendalian Internal dan Sistem
Informasi Terhadap Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Akuntansi pemerintahan merupakan bidang ilmu akuntansi yang saat ini
sedang berkembang sangat pesat. Tuntutan transparansi dan akuntabilitas publik
atas dana-dana masyarakat yang dikelola pemerintah memunculkan kebutuhan
atas penerapan akuntansi dalam mencatat dan melaporkan kinerja pemerintahan.
Sebagai salah satu bidang dalam ilmu akuntansi, definisi akuntansi pemerintahan
tak akan terlepas dari pemahaman tentang akuntansi itu sendiri, termasuk
perkembangannya di Indonesia. Sedangkan pengertian pemerintahan, meskipun
10
tampaknya konotasi lembaga politik lebih menonjol, aspek ekonominya tidak
dapat dikesampingkan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang standar
akuntansi pemerintah “standar akuntansi pemerintah adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah”. SAP diterapkan dilingkungan pemerintah yaitu pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan satuan organsiasi dilingkungan pemerintah pusat atau
daerah, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organsiasi dimaksud
wajib menyajikan laporan keuangan.
2. Indikator Standar Akuntansi Pemerintah
Adapun yang menjadi indikator standar akuntasi pemerintahan (SAP) menurut
Wijaya (2015) yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
2013 yaitu sebagai berikut :
a. Akuntabilitas
b. Manajemen
c. Transparansi
d. Keseimbangan Antar Generasi
e. Evaluasi Kinerja
3. Pengertian Komitment
Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Republik Indonesia
No.25/KEP/M.PAN/2002 menyatakan pengertian komitment adalah keteguhan
hati, tekad yang mantap, dan janji untuk melakukan atau mewujudkan sesuatu
yang diyakini. Komitment organisasi mencerminkan sejauh mana seorang
induvidu mengidentifikasi organsiasi dan tujuannya. Kreitner dan Kinicki, 2008)
Menurut Robbins (2008:69), komitmen organisasi merupakan dari
perilaku. Komitment organisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang karyawan
memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara
keanggotaannya itu.. Sedangkan Steers dan Porter dalam Supriyono (2006:24)
berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan kondisi dimana karyawan
sangat tertarik terhadap tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasi. Sikap ini
dapat ditandai dengan empat hal, yaitu indikatornya diantaranya:
a. Kepercayaan karyawan terhadap organisasi
b. Partisipasi karyawan dalam aktivitas kerja
c. Loyalitas terhadap organisasi
d. Adanya Perasaan menjadi bagian dari organisasi.
4. Kompetensi Sumber Daya Manusia
Menurut Armstrong dan Baron Wibowo, (2007: 88) kompetensi
merupakan dimensi perilaku yang berada di belakang kinerja kompeten. Sering
dinamakan kompetensi perilaku karena dimaksudkan untuk menjelaskan
11
bagaimana orang berperilaku ketika mereka menjalankan perannya dengan baik.
McAshan dalam Sudarmanto,(2009: 48) kompetensi merupakan pengetahuan,
keahlian, dan kemampuan yang dimiliki seseorang, yang menjadi bagian dari
dirinya, sehingga dia bisa menjalankan penampilan kognisi, afeksi, dan perilaku
psikomotorik tertentu.
Pengertian dan arti kompetensi menurut Lyle Spencer & Signe Spencer
dalam Moeheriono, (2010:3) adalah karakteristik yang mendasari seseorang
berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau
karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab-
akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau
superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu. Spencer dalam Wibowo,
(2007:87) juga mengatakan bahwa kompetensi merupakan landasan dasar
karakteristik orang dan mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir,
menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu yang cukup lama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi sumber daya manusia
adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan dan karakteristik kepribadian yang mempengaruhi
secara langsung terhadap kinerjanya yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Infrastruktur
Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi,
pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial
dan ekonomi. Sistem infrastruktur atau juga sering disebut sarana dan prasarana
merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan
sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatanperalatan, instalasi-
instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial
dan sistem ekonomi masyarakat
Moenir (2006:16) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis
peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama atau
pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang
sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Pengertian yang dikemukakan oleh
Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana dan prasarana adalah merupakan
seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut
adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya
berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai
6. Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan bagian dari manajemen resiko yang
harus dilaksanakan oleh setiap lembaga untuk mencapai tujuan lembaga.
Demikian perlunya pengendalian intern dalam sebuah lembaga sehingga hal ini
12
harus dilaksanakan secara konsisten untuk menjamin kesinambungan dan
kepercayaan pihak masyarakat.
Merurut Arens et al, (2008:412) pengendalian intern adalah:
Pengendalian intern adalah proses yang dirancang untuk memberikan
kepastian yang layak mengenai pencapaian tujuan manajemen tentang
reliabilitas pelaporan keuangan, efektifitas dan efiensi operasi, dan
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:319.2) mendefinisikan pengendalian
intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen
dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan gambaran keyakinan
memadai tentang pencapaian keandalan laporan, efektivitas dan efisiensi operasi,
dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian
intern merupakan proses kebijaksanaan atau prosedur yang dijalankan dewan
direksi manajen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai mengenai keandalan pelaporan keuangan,
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efesiensi
operasi serta untuk menjaga aktifitas perusahaan atau organsiasi
7. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa latin (Sistema) dan bahasa Yunani (Sustema).
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang pengertian sistem, Menurut
Jogiyanto (2005:34), menyatakan bahwa sistem dapat didefinisikan
dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen.
Pendekatan sistem pada prosedur didefinisikan bahwa “sistem adalah
kumpulan dari prosedur- prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”. Sistem
Definisi sistem menurut dari Jogiyanto (2005:2) dalam buku yang berjudul
Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa: “sistem adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan-
tujuan tertentuSistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau
elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi
atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set
entitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori, tujuan penelitian, dan hasil penelitian terdahulu
maka dapat disajikan kerangka pemikiran yang digambarkan dalam model
penelitian. Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
13
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
C. Pengembangan Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014:63), menyatakan hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan fakta-fakta empiris.
1. Pengaruh Komitmen Terhadap Penerapan SAP
Komitmen merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan
sesuatu agar dapat meenunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi. Aldiani,(2010).
Pegawai yang memiliki komitmen yang kuat akan bekerja dengan maksimal agar
organisasi tempat mereka bekerja dapat mencapai keberhasilan. Bekerja dengan
maksimal dalam hal ini antara lain bekerja keras, ikhlas dalam melaksanakan
pekerjaannya, senang dan peduli terhadap organisasi tempatnya bekerja. Jika
pegawai berkeyakinan bahwa visi dan misi pemerintahan akan tercapai dengan
sumbangsih mereka, situasi kerja yang bersinergi akan tercipta dan menyebabkan
peningkatan kinerja.
H1 : Ada pengaruh komitment terhadap penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Komitment (X1)
Kompetensi SDM (X2)
Insfrastruktur (X3)
Sistem Informasi (X5)
Pengendalian Internal (X4)
Standart Akuntansi
Pemerintah (Y)
14
2. Pengaruh Sumber Daya Manusia Terhadap Penerapan SAP
Sumber daya manusia merupakan human capital di dalam organisasi.
Human capital merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan seseorang
yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan profesional dan economic
rent. Human capital merupakan sumber inovasi dan gagasan. Karyawan yang
dengan human capital tinggi lebih memungkinkan untuk memberikan layanan
yang konsisten dan berkualitas tinggi. Sugeng dan Imam, (2000) dalam Sutaryo,
(2011).
Penelitian yang dialakukan oleh Kadek Desiana Wati, 1nyoman Trisna
Herawati, Ni Kadek Sinarwati (2014), hasil penelitian menunjukkan bahwa
kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan daerah, penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah,
sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan daerah.
H2 : Ada pengaruh sumberdaya manusia terhadap penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah
3. Pengaruh Sarana Prasarana Terhadap Perapan SAP
Untuk menerapkan Standar akuntansi pemerintah yang baik dan
akuntabilitas sarana dan prasarana sangat dibutuhkan, mengingat era modern ini
manusia sangat membutuhkan sarana penunjang dalam proses mengidentifikasi
kualitas Informasi Laporan Keuangan yang relevan bagi pihak yang
berkepentingan
Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem
sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur
dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar,
peralatanperalatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk
berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat
H3 : Ada pengaruh sarana prasarana terhadap penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah
4. Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Perapan SAP
Dalam kaitannya dengan penyusunan laporan keuangan, SPI merupakan
suatu sistem yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai atas keandalan
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Pengendalian
intern tersebut meliputi berbagai kebijakan dan prosedur yang: (1) terkait dengan
catatan keuangan; (2) memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan
tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, serta penerimaan
dan pengeluaran telah sesuai dengan otorisasi yang diberikan; (3) memberikan
keyakinan yang memadai atas keamanan aset yang berdampak material pada
laporan keuangan. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro bertanggung jawab untuk
mengatur dan menyelenggarakan pengendalian tersebut
15
H4 : Ada pengaruh sistem informasi terhadap penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah
5. Pengaruh Sistem Informasi Terhadap Penerapan SAP
Pemerintah perlu mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi untuk membangun jaringan sistem informasi manajemen dan proses
kerja yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu dengan
menyederhanakan akses antar unit kerja. Pemanfaatan teknologi informasi
tersebut mencakup adanya (a) pengolahan data, pengolahan informasi, sistem
manajemen dan proses kerja secara elektronik dan (b) pemanfaatan kemajuan
teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah
oleh masyarakat di seluruh wilayah negeri ini. Hamzah, (2009). Dalam hal ini
sejalan dengan penelitian Wiwik Andriani (2010), bawa kapasitas sumber daya
manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap
keterandalan laporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini berarti bahwa nilai
informasi akan andal jika memiliki sumber daya manusia yang mendukung.
kapasitas sumber daya manusia maupun pemanfaatan sistem informasi
mempengaruhi keterandalan terhadap Pemanfaatan Standar Akuntansi
Pemerintah.
H5 : Ada pengaruh pengendalian intern terhadap penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Berdasarkan metodenya, penelitian ini menurut Siregar (2013:4) termasuk
dalam penelitian survei (Survey Research) yaitu penelitian dengan tidak
melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel-variabel
yang diteliti.
Penelitian dilakukan pada OPD Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau
khususnya pada Pembuatan laporan keuangan dilakukan oleh bagian
akuntansi/bagian umum dan keuangan/bagian sekretariat yang nantinya akan
diserahkan kepada kepala OPD sebagai penanggung jawab dari tiap OPD.
Digunakan oleh organisasi sehingga sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan.
Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini berguna untuk
mengumpulkan data primer dan skunder. Maka menurut Siregar, (2013:18),
teknik pengumpulan data dan alat pengumpulan data yang sesuai untuk digunakan
dalam penelitian ini adalah:
16
1. Observasi
Sugiyono (2011:166) mengemukakan bahwa teknik observasi merupakan
suatu proses yang kompleks dan sulit, yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan proses psikologis diantaranya yang terpenting adalah pengamatan dan
ingatan. Observasi yang peneliti gunakan yaitu observasi tidak terstruktur yaitu
observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa
yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan
instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
Karena sebelumnya peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati dan fokus
penelitian belum jelas, peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa
yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan.
2. Kuesioner (angket)
Teknik pengumpulan berupa angket ini bentuk pengumpulan informasi untuk
menganalisis dan mempelajari perilaku dalam organisasi yang bisa terpengaruh
oleh sistem yang diajukan peneliti. Adapun alat yang digunakan adalah kuesioner
(angket) dalam bentuk kuesioner tertutup.
Menurut Siregar (2013:21) kuesioner tertutup adalah pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan kepada responden yang sudah dalam bentuk pilihan.
Jadi kuesioner jenis ini responden tidak memberikan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapat. Jawaban kuesioner disusun untuk mengetahui kecocokan
responden dengan indikator-indikator yang sudah disusun dengan menggunakan
skala likert.
Siregar (2013:21) menjelaskan bahwa skala likert adalah skala yang
digunakan secara luas yang meminta responden menandai derajat persetujuan atau
ketidaksetujuan terhadap masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenai
objek stimulus. Skala ini memiliki lima kategori yang berkisar dari sangat tidak
setuju sampai dengan sangat setuju.
B. Analisis Data
Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah
pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari
data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan
segera diketahui. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui
bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 20.0. Data yang di Peroleh dalam penelitian ini berupa data primer
atau data mentah yang nantinya diolah sehingga menjadi data yang valid.
Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian.
17
1. Uji Kualitas Data
A. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suaatu instrumment alat
ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sekaran (2005:13), Validitas
menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang
seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Koefisien
korelasi item-total dengan Brivate person dengan menggunakan rumus sebagai
berikut, Priyatno, (2010:91)
Dimana :
rix = Koefisien korelasi item-total (bivariate pearson)
i = Skor item
x = Skor total
n = Banyaknya subjek
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk
signifikansi 5 % dari degre of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah
sampel. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan
valid, demikian sebaliknya bila r hitung < r tabel maka pertanyaan atau indikator
tersebut dinyatakan tidak valid Ghozali, (2006).
B. Uji Reliabilitas
Realiabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisiner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dinyatakan dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas
dengan uji stastik Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan
realiabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60, Ghozali, (2006:42)
Crombach’s Alpa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
a2i = Varians masing-masing items
a 2x = Varians skor keseluruhan
k = Jumlah sampel
18
2. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk meyakini bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah
linier dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan, makna akan
dilakukan pengujian asumsi normalitas, heteroskedastitas, dan uji
multikolinieritas.
A. Uji Normalitas
Menurut Ghozali, (2006:110) Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi linier variabel penganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi
normalitas data dapat dilakukan dengan pengujian berikut:
1. Uji Kolmogrov Smirnov
Dalam uji ini, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan
adalah:
Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi normal
Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi tidak normal
Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
2. Histogram
Pengujian dengan model histogram memiliki ketentuan bahwa data normal
berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi
normal. Jika data melenceng ke kanan atau melenceng ke kiri berarti data tidak
terdistribusi secara normal. Sugiyono, (2010:19)
3. Grafik Normality Probability Plot
Dalam uji ini, ketentuan yang digunakan adalah: Jika data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
4. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2006:105), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu
19
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pemgamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homokesdatisitas atau
tidak terjadi Heteroskesdatisitas.
5. Uji Multikoliniearitas
Menurut Ghozali, (2006:91) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel
independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol.
Ghozali (2006:91), mengemukakan bahwa pengujian multikolinieritas
dapat dilakukan dengan melihat varians Inflation Factor (VIF) dan korelasi
diantara variable independen. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0.10,maka
tidak terjadi multikolinieritas. Disamping itu, suatu model dikatakan terdapat
gejala multikolonieritas yaitu jika korelasi diantara variabel indenpenden lebih
besar dari 0.9
B. Analisis Regresi Berganda
Untuk mengetahui model atau bentuk hubungan pengaruh antar variabel
dan untuk mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel bebas Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) (X1), Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2),
Komitmen Organisasi (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
Kualitas Laporan Keuangan (Y).dimana dari sampel yang diperoleh, digunakan
analisis regresi linier berganda dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
b1 Kofisiensi regresi variable X1 (Komitment)
b2 Kofisiensi regresi variable X2 (Kompetensi Sumber Daya Manusia)
b3 Kofisiensi regresi variable X3 (Infrastruktur)
b4 Kofisiensi regresi variable X4 (Pengendalian Internal)
b5 Kofisiensi regresi variable X5 (Sistem Informasi)
X1. = Komitment
X2 = Kompetensi Sumber Daya Manusia
X3 = Infrastruktur
X4 = Pengendalian Internal
X5 = Sistem Informasi
Y = Standar Akuntansi Pemerintah
e = Epsilon/variabel residu
20
C. Uji Hipotesis
1. Uji (Uji t)
Uji-t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
independennya. Priyanto, (2010:68). Tingkat signifikansi yang digunakan adalah
sebesar 5%, dengan level of confidence 95% (α = 0.05) dan degree of freedom (n-
k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
Ho = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen.
Ha = semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ttabel
dengan ketentuan:
- jika thitung < ttabel, atau -thitung > -ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk
α = 5%,
- jika thitung > ttabel, atau -thitung < -ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α
= 5%.
2. Uji (Uji f)
Uji–F digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel
independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Priyanto,
(2010:67). Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5%, dengan level
of confidence 95% (α = 0.05) dan degree of freedom (n-k) dan (k-1), dimana (n)
adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut.
Ho = tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen.
Ha = semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel
dengan ketentuan:
- jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%,
- jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α.= 5%.
21
3. Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependent.Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variable dependen amat
terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen.Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi
terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan kedalam model Ghozali, (2006:102).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Deskripsi Objek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah SKP yang ada di Provinsi Kepulauan Riau,
khususnya pada 39 OPD. Sangadji & Sopiah, (2010:188). yang memberikan
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer. Objek penelitian adalah Pegawai bagian pengelola keuangan pada 39
OPD yaitu Kabag Keuangan, Kasub bag Keuangan, Bendahara yang ada di
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau . Data penelitian dikumpulkan dengan cara
penyebaran kuesioner. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 97 kuesioner dan yang
kembali dari penyebaran tersebut berjumlah 87 kuesioner.
Statistik Deskriptif
Pengujian mengenai statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai
pengujian tahap pertama dengan variabel dependen standart akuntansi pemerintah
dan variabel independen yaitu variabel independen Komitment , Kompetensi
sumber daya manusiaJenis Usaha, informasi yang dapat dilihat dari rata-rata
(mean), standar deviasi (deviation standard), nilai maksimum (maximum), nilai
minimum (minimum).
Tabel 4.5
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Komitment 87 32 50 40.71 3.586 Kompetensi SDM 87 30 54 44.15 4.571 Insfrastruktur 87 17 30 24.15 2.613 Pengendalian Internal 87 13 35 29.07 4.117 Sistem Informasi 87 20 30 25.46 2.671
22
Standart Akuntansi Pemerintah
87 32 50 39.86 4.240
Valid N (listwise) 87
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.4 dapat diketahui
bahwa jumlah data yang dimaksud dalam pengujian ini sebanyak 87 data, dapat
diketahui bahwa:
1. Variabel tingkat komitment memiliki nilai rata-rata sebesar 40.71, hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai yang menjadi sampel
mempunyai nilai pada tingkat standar akuntansi pemerintah yang positif
dengan standart devisi 3.586 dari 87 sampel, variabel standar akuntansi
pemerintah memiliki nilai maksimum 50 dan nilai minimum 32
2. Variabel kompetensi sumber daya manusia memiliki nilai rata-rata sebesar
44.15, , hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai yang menjadi
sampel pada tingkat standar akuntansi pemerintah yang positif dengan
standart devisi 4.571 dari 87 sampel, variabel standar akuntansi
pemerintah memiliki nilai maksimum 54 dan nilai minimum 30.
3. Variabel infrastruktur memiliki nilai rata-rata sebesar 24.15, hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai yang menjadi sampel
mempunyai nilai pada tingkat standar akuntansi pemerintah yang positif
dengan standart devisi 2.613 dari 87 sampel, variabel standar akuntansi
pemerintah memiliki nilai maksimum 30 dan nilai minimum 17.
4. Variabel pengendalian internal memiliki nilai rata-rata sebesar 29.07, hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai yang menjadi sampel
mempunyai nilai pada tingkat standar akuntansi pemerintah yang positif
dengan standart devisi 4.117 dari 87 sampel, variabel standar akuntansi
pemerintah memiliki nilai maksimum 35 dan nilai minimum 13.
5. Variabel sistem informasi memiliki nilai rata-rata sebesar 25.46, hal ini
menunjukkan sebagian pegawai yang menjadi sampel mempunyai nilai
pada tingkat standar akuntansi pemerintah yang positif dengan standart
devisi 2.671 dari 87 sampel, variabel standar akuntansi pemerintah
memiliki nilai maksimum 30 dan nilai minimum 20.
6. Variabel standar akuntansi pemerintah memiliki nilai rata-rata sebesar
39.86, hal ini menunjukkan bahwa pegawai yang menjadi sampel
mempunyai nilai yang positif dengan standart devisi 42.40 dari 87 sampel,
variabel standar akuntansi pemerintah memiliki nilai maksimum 50 dan
nilai minimum 32.
B. Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu istrumen alat ukur
telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sekaran (2007:121) validitas
menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi
23
ukurnya. Untuk mengetahui konsisten dan akurasi data yang dikumpulkan dari
penggunaan isntrument dilakukan uji validitas dengan menggunakan instrument
dilakukan uji validitas dengan menggunakan korelasi product moment pearsons.
Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya
dilakukan dan mengukur apa yang deharusnya diukur.
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r
tabel untuk signifikansi 5 % dari degre of fredom (df) = n-2, dalam hal ini n
adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator
tersebut dinyatakan valid, demikian sebaliknya bila r hitung < r tabel maka
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid.Ghozali, (2006:84).
Tabel 4.6
Pengujian Validitas
Pertanyaan R -
hitung r-tabel Status
Komitment (X1)
Pertanyaan 1 0.361 0.2108 Valid
Pertanyaan 2 0.402 0.2108 Valid
Pertanyaan 3 0.358 0.2108 Valid
Pertanyaan 4 0.291 0.2108 Valid
Pertanyaan 5 0.459 0.2108 Valid
Pertanyaan 6 0.434 0.2108 Valid
Pertanyaan 7 0.209 0.2108 Valid
Pertanyaan 8 0.243 0.2108 Valid
Pertanyaan 9 0.240 0.2108 Valid
Pertanyaan 10 0.215 0.2108 Valid
Pertanyaan 11 0.219 0.2108 Valid
Kompetensi SDM (X2)
Pertanyaan 1 0.288 0.2108 Valid
Pertanyaan 2 0.364 0.2108 Valid
Pertanyaan 3 0.380 0.2108 Valid
Pertanyaan 4 0.427 0.2108 Valid
Pertanyaan 5 0.295 0.2108 Valid
Pertanyaan 6 0.412 0.2108 Valid
Pertanyaan 7 0.423 0.2108 Valid
Pertanyaan 8 0.436 0.2108 Valid
Pertanyaan 9 0.382 0.2108 Valid
Pertanyaan 10 0.539 0.2108 Valid
Pertanyaan 11 0.524 0.2108 Valid
Insfrastruktur(X3)
Pertanyaan 1 0.462 0.2108 Valid
Pertanyaan 2 0.490 0.2108 Valid
Pertanyaan 3 0.442 0.2108 Valid
Pertanyaan 4 0.473 0.2108 Valid
Pertanyaan 5 0.417 0.2108 Valid
24
Sumber : Data Olah SPSS ,(2017)
Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total.
Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r-tabel, dicari pada signifikansi
0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 87 dengan Rumus perhitungan
mencari r-tabel (df = N-2) (df=(87-2=85), maka didapat r tabel sebesar 0.2108
Berdasarkan hasil analisis di dapat sedangkan pada item-item lainnya nilainya
lebih dari 0.2108 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid.
Uji Reliabilitas
Realiabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisiner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dinyatakan
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur realiabilitas dengan uji stastik Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau
Pertanyaan 6 0.218 0.2108 Valid
Pengendalian Internal (X4)
Pertanyaan 1 0.463 0.2108 Valid
Pertanyaan 2 0.588 0.2108 Valid
Pertanyaan 3 0.507 0.2108 Valid
Pertanyaan 4 0.646 0.2108 Valid
Pertanyaan 5 0.623 0.2108 Valid
Pertanyaan 6 0.552 0.2108 Valid
Pertanyaan 7 0.588 0.2108 Valid
Pertanyaan 8 0.445 0.2108 Valid
Pertanyaan 9 0.397 0.2108 Valid
Pertanyaan 10 0.415 0.2108 Valid
Sistem Informasi (X5)
Pertanyaan 1 0.606 0.2108 Valid
Pertanyaan 2 0.568 0.2108 Valid
Pertanyaan 3 0.395 0.2108 Valid
Pertanyaan 4 0.457 0.2108 Valid
Pertanyaan 5 0.545 0.2108 Valid
Pertanyaan 6 0.386 0.2108 Valid
Standart Akuntansi Pemerintah (Y)
Pertanyaan 1 0.237 0.2108 Valid
Pertanyaan 2 0.474 0.2108 Valid
Pertanyaan 3 0.345 0.2108 Valid
Pertanyaan 4 0.539 0.2108 Valid
Pertanyaan 5 0.514 0.2108 Valid
Pertanyaan 6 0.576 0.2108 Valid
Pertanyaan 7 0.440 0.2108 Valid
Pertanyaan 8 0.538 0.2108 Valid
Pertanyaan 9 0.525 0.2108 Valid
Pertanyaan 10 0.361 0.2108 Valid
25
variabel dikatakan realiabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60,
Ghozali (2006:85) dalam Nunally.
Tabel 4.7
Pengujian Realiabilitas
Variabel Alpha
Hitung
Cronbach
’s Alpha Kesimpulan
Komitment (X1) 0.657 0,60 Reliabel
Kompetensi sumber daya manusia(X2) 0.756 0,60 Reliabel
Insfrastruktur(X3) 0.687 0,60 Reliabel
Pengendalian Internal (X4) 0.832 0,60 Reliabel
Sistem Informasi (X5) 0.752 0,60 Reliabel
Standart akuntansi pemerintah (Y) 0.785 0,60 Reliabel
Sumber : Olah Data SPSS (2017)
Berdasarkan tabel 4.7 diatas haasil pengujian reliabilitas tersebut
menunjukkan bahwa variabel komitment mempunyai koefisien Alpha 0,657 >
0,60, variabel kompetensi sumber daya manusia mempunyai koefisien Alpha
0.756 > 0,60 variabel insfrastruktur 0.687 > 0,60, variabel pengendalian internal
0.832 > 0,60 dan variabel sistem informasi 0.752 > 0,60 dan varebel Standart
akuntansi pemerintah 0.785 > 0,60. dapat dikatakan semua konsep pengukuran
masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga layak digunakan
sebagai alat ukur penelitian.
C. Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam
penelitian ini, untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan melihat
grafik histogram dan grafik P-P Plot. Jika garfik histogram berbentuk seperti
lonceng maka data berdistribusi normal, dan analisis P-p Plot dikatakan normal
jika terlihat titik – titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal.
Gambar 4.1
Hasil Pengujian Normalitas
26
Berdasarkan gambar 4.4 dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal. Karena data tersebut membentuk pola seperti lonceng dan tidak
melenceng ke kiri dan ke kanan. Selain grafk histogram, grafik P-P Plot juga
digunakan untuk menguji normalitas data.
Gambar 4.2
Uji Normalitas
Dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Karena terlihat titik-
titik menyebar disekitar garis diagonal. Untuk memastikan data benar-benar
berdistribusi normal maka dilakukan uji statistik Kolmogorov smirnov dengan
melihat nilai signifikansi. Dimana jika signfikansi lebih besar dari 0,05 maka data
berdistribusi normal.
Tabel 4.8
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 87
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 3.07635868
Most Extreme Differences Absolute .074 Positive .074 Negative -.069
Kolmogorov-Smirnov Z .693 Asymp. Sig. (2-tailed) .723
Sumber Data Olah SPSS (2017)
Sumber Data Olah SPSS (2017)
Sumber Data Olah SPSS (2017)
27
Berdasarkan table 4.8 hasil analisis metode One-Sample Kolmogorov-
Smirnov terlihat menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov 0. 693 dan nilai
signifikan 0.723 karena p-value = 0.723 > 0.05, berarti data residual terdistribusi
secara normal. Pada grafik histogram, dapat dilihat bahwa distribusi data tidak
menceng (skewnes) ke kiri atau ke kanan.ini berarti variabel residual berdistribusi
normal.
Uji Heteroskedastisitas
Wijaya (2012:130) menjelaskan bahwa salah satu cara untuk melihat adanya
masalah heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai
prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Cara
menganalisisnya sebagai dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu
yang teratur seperti bergelombang, melebar, kemudian menyempit dan jika tidak
terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 10 pada sumbu Y, indikasinya tidak terjadi heteroskedastisitas. Widjaya,
(2012:130). Adapun hasil grafiknya dapat dilihat pada grafik 4.3 berikut ini:
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedasitas
Uji Glesjer (Glesjer test)
Uji glesjer menurut Misbahuddin dan Hasan (2013:103) yaitu dengan
membuat model regresi yang melibatkan nilai mutlak residu (│e│) sebagai
variabel terikat terhadap semua variabel bebas. Jika semua variabel bebas
signifikan secara statistik maka dalam regresi terdapat heteroskedastisitas. Namun
dalam perhitungan nilai t hitung dengan menggunakan uji koefisisensi korelasi
spearman dengan menentukan nilai (α) dan t tabel. Adapun hasilnya uji glesjer
dihitung dengan SPSS 20 for Windows, serta penentuan (α) dan t tabel dihitung
secara manual berdasarkan olahan data dari SPSS 20 for Windows. Sehingga
hasilnya dalam tabel 4.9. berikut ini:
Sumber Data Olah SPSS (2017)
28
Tabel 4.9
Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1
(Constant) 6.305 4.239 1.487 .141
Komitment -.110 .063 -.201 -1.746 .085
Kompetensi SDM -.019 .049 -.045 -.399 .691
Insfrastruktur -.034 .085 -.045 -.399 .691
Pengendalian Internal .061 .054 .127 1.127 .263
Sistem Informasi .017 .081 .024 .214 .831
Berdasarkan tabel 4.9 terlihat nilai signifikansi untuk variabel Komitment
(X1) sebesar 0.085 > 0.05 ,variabel Kompetensi sumber daya manusia (X2) 0,691
> 0.05, Insfrastruktur (X3) 0.691 > 0.05, variable pengendalian internal (X4)
0.263 > 0.05 dan variable pengendalian internal (X5) 0.831 > 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa pada model ini tidak adanya masalah heteroskedatisitas.
Uji Multikolonieritas
Menurut Sulistyo (2010:56), uji multikolinearitas dengan SPSS dilakukan
dengan uji regresi, dengan nilai patokan VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai
tolerance antarvariabel bebas. Model yang baik adalah model yang tidak terkena
masalah multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance dibawah
0.10 dan nilai VIF di atas 10 Ghozali, (2006:91-92). Hasil pengujian
multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10
Multikolonieritas Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) Komitment .889 1.125
Kompetensi SDM .918 1.089
Insfrastruktur .912 1.097
Pengendalian Internal .921 1.086
Sistem Informasi .971 1.030
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, terlihat bahwa nilai VIF dan tolerance
untuk variabel Tingkat Komitment (X1) dengan nilai Tolerance 0.889 > 0,1
dengan VIF 1.125 < 10. Variabel Kompetensi sumber daya manusia (X2)
mempunyai nilai Tolerance 0.918 > 0,1 dengan VIF 1.089 < 10, dan varibel
Insfrastruktur (X3) dengan nilai Tolerance 0.912 > 0,1 dengan VIF 1.097 < 10
varibel pengendalian internal (X4) dengan nilai Tolerance 0.921 > 0,1 dengan VIF
Sumber Data Olah SPSS (2017)
Sumber Data Olah SPSS (2017)
29
1.086 < 10 , variabel sistem informasi (X5) dengan nilai Tolerance 0.971 > 0,1
dengan VIF 1.030 < 10 Maka dapat disimpulkan bahwa pada model ini tidak
ditemukan adanya masalah multikolonieritas.
Analisis Regresi Berganda
Untuk mengetahui model atau bentuk hubungan pengaruh antar variabel
dan untuk mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel Komitment ( X1)
sebesar ,variabel Kompetensi sumber daya manusia (X2),variable insfratruktur
(X3), variable pengendalain internal (X4), variable sistem informasi (X5), dimana
dari sampel yang diperoleh, digunakan analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Dari tabel diatas dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut :
Tabel 4.11
Analisis Regresi Berganda Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -9.865 6.800 -1.451 .151
Komitment .453 .101 .383 4.485 .000
Kompetensi SDM .272 .078 .293 3.481 .001
Insfrastruktur .147 .137 .091 1.074 .286
Pengendalian Internal .300 .087 .291 3.469 .001
Sistem Informasi .275 .130 .173 2.116 .037
Pengujian Hipotesis Secara Uji Parsial (Uji-t)
Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
independennya. Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
dengan ketentuan sebagai berikut:
- jika thitung < ttabel, atau -thitung > -ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
untuk α = 5%,
- jika thitung > ttabel, atau -thitung < -ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak
untuk α = 5%.
Y= b0 + b1 X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + b5X5 +ε
Sumber Data Olah SPSS (2017)
30
Tabel 4.12
Uji Parsial Uji –t Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -9.865 6.800 -1.451 .151
Komitment .453 .101 .383 4.485 .000
Kompetensi SDM .272 .078 .293 3.481 .001
Insfrastruktur .147 .137 .091 1.074 .286
Pengendalian Internal .300 .087 .291 3.469 .001
Sistem Informasi .275 .130 .173 2.116 .037
Dengan nilai n: 87, α: 5% : 2 = 2,5% k= 2, (uji 2 sisi) dengan derajat
keterbatasan (df) n-k-1 atau 87-5-1= 81. Dengan pengujian 2 sisi hasil untuk nilai
ttabel = 1.98969 .
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji-f)
Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengukur Komitment,, Kompetensi
sumber daya manusiaterhadap Standart akuntansi pemerintah. Yaitu dengan
membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel, dengan level of confidence 95% (α =
0.05) dan degree of freedom (n-k), (k-1) Uji ini dilakukan dengan
membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan:
- jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%,
- jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α.= 5%.
Tabel 4.13
Hasil uji-f ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 732.442 5 146.488 14.579 .000b
Residual 813.903 81 10.048
Total 1546.345 86
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui nilai Fhitung sebesar 14.579 dengan tingkat
signifikansi 0.000 Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Nilai Ftabel
pada tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = (n-k).(k-1) Jumlah
sampel (n) sebanyak , dan jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 5. Jadi df =
(87-5), (5-1) sehingga Ftabel pada Standart akuntansi pemerintah 95% (α = 5%)
adalah 2.48. Jadi Fhitung > Ftabel (14.579 > 2.48) dan tingkat signifikansi sebesar
0.000 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya. Komitment, Kompetensi sumber
daya manusia infrastruktur, pengendalian internal dan sistem informasi
berpengaruh secara simultan terhadap Standart akuntansi pemerintah.
Sumber Data Olah SPSS (2016)
Sumber Data Olah SPSS (2017)
31
Koefisien Determinasi (R²)
Kofesien diterminasi (R²) bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaru
hmasing-masing variabel bebas terhadap variabel dipenden mengetahui persentase
hubungan variabel komitment (X1),variabel kompetensi sumber daya manusia
(X2), variable infrastruktur (X3), pengendalian internal (X4), sistem informasi
(X5) secara bersama-sama terhadap variabel dependen Standart akuntansi
pemerintah (Y).
Tabel. 4.14
Koefisien Determinasi (R²)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .688a .474 .441 3.170
Dari hasil tabel 4.14 besarnya Adjusted R2
berdasarkan hasil analisis
dengan menggunakan SPSS 20.0 diperoleh sebesar 0.441 Dengan demikian
besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Komitment, Kompetensi sumber
daya manusia, infrastruktur, pengendalian internal dan sistem informasi
berpengaruh terhadap Standart akuntansi pemerintah sebesar 44.1 %. Sedangkan
sisanya sebesar 55.9 % adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini yang tidak disebutkan.
D. Pembahasan
1. Pengaruh Komitment terhadap Standart akuntansi pemerintah
Hasil penelitian ini ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sulani
(2009), bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap penerapan SAP. Sama seperti penelitian yang dilakukan Ismi
Febrianti (2014) bahwa komitment organisasi berpengaruh positif terhadap
standart akuntansi pemerintah. Dengan adanya peningkatan komitmen, kemauan
dan integritas pemerintah untuk meningkatkan perhatian dan memberikan
penghargaan (Reward and punishment) da memberikan kesempatan untuk
berprestasi, serta memberikan kesempatan promosi atas prestasi kerja bagi
pemangku pelaksanaan system perangkat yang didukung dengan lingkungan kerja
yang sesuai untuk menyelesaikan segala aktivitas atas pelaksanaan SAP dalam
upaya mendukung optimalisasi bidang tugas pemerintahan Provinsi Kepulauan
Riau.
Sumber Data Olah SPSS (2017)
32
2. Pengaruh Kompetensi sumber daya manusia terhadap Standart
Akuntansi Pemerintah
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sulani (2009), dimana variabel sumber daya manusia berpengaruh positif tetapi
tidak signifikan standar akuntansi pemerintah, Berbeda pada hasil penelitian ini
bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap standar akuntansi
pemerintah. Sumber daya manusia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kesiapan dan efektifitas penerapan SAP dilingkungan pemerintahan Provinsi
Kepulauan Riau.
3. Pengaruh Insfrastruktur terhadap Standart akuntansi pemerintah
Hasil penelitian Ismi Febrianti (2014) bahwa Infrastruktur berpengaruh
terhadap standart akuntansi pemerintah, hasil ini berbeda pada penelitian ini
dengan hasil insfrastruktur tidak berpengaruh terhadap penerapan standart
akuntansi pemerintah. Sarana sarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu
proses upaya yang dilakukan untuk tercapainya visi dan misi, karena apabila
sarana dan prasarana tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak
akan menacapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Ketersediaan
sarana dan prasarana yang tepat akan bisa mendukung terwujudnya penerapan
standar akuntansi pemerintah berjalan dengan efektif.
4. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Standart akuntansi
pemerintah
Pengendalian internal merupakan salah satu faktor yang akan diteliti sebagai
penyebab kecurangan akuntansi dalam penelitian ini. Coram et al. (2008)
menemukan bahwa organisasi yang memiliki fungsi audit internal akan lebih
dapat mendeteksi kecurangan akuntansi dan melaporkannya sendiri Bastian
(2006) pengendalian akuntansi adalah bagian dari sistem pengendalian internal
terdiri atas struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang terkordinasi
terutama untuk menjaga ekuitas organisasi serta mengecek ketelitian dan
keandalan dokumen akuntansi. Apabila pengendalian akuntansi lemah
kemungkinan terdeteksinya kecurangan proses akuntansi dan keakuratan data
transaksi tidak kompeten.
5. Pengaruh Sistem Informasi Terhadap Standart Akuntansi
Pemerintah
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan pemanfaatan sistem informasi
akuntansi keuangan daerah secara parsial maupun secara simultan mempunyai
hubungan yang searah dan signifikan dengan kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah, artinya apabila pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) dan pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah semakin
meningkat maka secara parsial maupun secara simultan akan diikuti oleh
33
peningkatan yang nyata (signifikan) pada kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Susanto, 2007, Sistem Informasi Manajemen, Lingga Jaya, Bandung.
Agoes, Sukrisno. 2012 “Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh
Akuntan Publik”, Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Arens, et al. 2008. Auditing adn Assurance Service: An Integrated Approach Edisi
Dua Belas, Erlangga, Jakarta.
Aldiani, Sulani. 2010. Faktor-kaktor Pendukung Keberhasilan Penerpan
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 pada Pemerintah Kabupaten
Labuhan Batu. Jurnal Akuntansi 12, Depertamen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Dora, 2014, Analisis kesiapan pemerintah dalam menerapkan Standar akuntansi
pemerintah berbasis akrual Universitas HKBP Nommensen Medan
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handayani, Rini. 2007, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Pemanfaatan Sistem Informasi. SNA X. UNHAS Makasar 26-28 Juli.
STIE Atma Bhakti Surakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Standart Akuntansi Keuangan, PSAK No. 1 :
Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Jogiyanto, HM, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis”, Penerbit Andi, Yogyakarta
Kusuma, 2013, Analisis Kesiapan Pemerintah Dalam Menerapkan Standar
Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, Univesitas Jember.
Kharis, Abdul. 2010. Pengaruh Kualitas Sumber Daya manusia Terhadap
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern pada PT. Avia Avian. Skripsi.
UPN Veteran, Jawa Timur.
Kharis, Abdul. 2010. Pengaruh Kualitas Sumber Daya manusia Terhadap
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern pada PT. Avia Avian. Skripsi.
UPN Veteran, Jawa Timur
34
Lawrence Sawyer B dkk, 2005. Sawyer’s Internal Auditing, Buku I, Edisi 5,
Penerjemah Desi Adhariani. Jakarta : Salemba Empat
Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta :PT. Bumi
Aksara
Mahsun, et al. 2013. Akuntansi Sektor Publik. BPFE. Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan
P. Robbins, Stephen.2008. Organizational Behaviaur, Tenth Edition, Perilaku
Organisasi Edisi ke Sepuluh, Alih Bahasa Drs. Benyamin Molan. Jakarta:
Salemba Empat.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi, Andi, Yogyakarta.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dab Produktivitas Kerja. Bandung.
CV. Mandar Maju.
Sugiyono, 2006., Metodologi Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.
Supriyono, R.A. 2006.”pengaruh variabel perantara komitmen organisasi dan
partisipasi penganggaran terhadap hunbungan antara usia dan kinerja
manajer di indonesia. Jurnal Ekonomi dan bisnis.Vol.6, no.1 hlm. 31-35
Jakarta: Universitas katolik indonesia Atma Jaya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negar
Wing Wahyu Winarno 2007, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi ke-dua, UPP
STIM YKPN, Yogyakarta
Winarno, Wing Wahyu.(2006). Sistem Informasi Akuntansi Edisi 2. Yogyakarto:
UPP STIM YKPN