Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KOMUNIKASI, IKLIM KERJA
DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN TERHADAP KEBUTUHAN
SOSIAL KARYAWAN
(Studi Kasus pada PT.Dan Liris Surakarta)
Disusun OlehNama : Ign. Trisetya WNIM : 032214093
PROGRAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2008
ii
iii
iv
Halaman Persembahan
Dedicated to:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu mendampingi dan menyertai
melalui kuasa roh kudusnya.
Bapak dan Ibu tercinta yang telah membesarkanku dengan penuh kasih, cinta dan
ketulusan, hingga saat ini kasihmu terasa dan hidup dalam jiwaku, cinta dan kasihmu
tak terukur dan terbayarkan.
Kakak-kakakku yang tidak bosan memberikan semangat.
Keponakanku ”ignas” yang lucu.
Some one special in my heart Dewi Kurniawati S.S
Semua orang yang pernah mencintai dan aku cintai, yang pernah membenci dan aku benci.
v
Halaman Motto
Jika engkau makan, atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang
lain, lakukanlah semuanya untuk kemuliaan Allah.
St. Paul
Teguran nyata lebih baik daripada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan
maksud baik; musuh mencium dengan penuh kepalsuan.
King Solomon
There are no shortcuts to any place worth going.
Beverly Sills
vi
vii
ABSTRAK
PENGARUH KOMUNIKASI, IKLIM KERJA DAN FUNGSI KEPEMIMPINANTERHADAP KEBUTUHAN SOSIAL KARYAWAN
Studi Kasus pada PT. Dan LirisBanaran, Sukoharjo Jawa Tengah
Ignatius Tri Setya WibisanaUniversitas Sanata Dharma
Yogyakarta2008
Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi pengaruh komunikasi, iklim kerja dan fungsikepemimpinan secara simultan maupun parsial pada kebutuhan sosial karyawan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara dan observasi yangdilakukan pada bulan Desember 2007.
Populasi berjumlah 130 orang dan sampel penelitian sebesar 100 responden diambil denganteknik proportional non random sampling. Metoda analisis yang digunakan adalah AnalisisRegresi Linier Berganda.
Dari hasil analisis diketahui bahwa komunikasi tidak berpengaruh secara parsial terhadapkebutuhan sosial karyawan, sedangkan iklim kerja dan fungsi kepemimpinan secara parsialberpengaruh dan komunikasi, iklim kerja dan fungsi kepemimpinan secara simultan berpengaruhsecara signifikan terhadap kebutuhan sosial karyawan PT. Dan Liris.
viii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF COMMUNICATION, WORK ENVIRONMENT ANDLEADERSHIP FUNCTION TOWARD SOCIAL NEED EMPLOYEE
Case Study at PT. Dan LirisBanaran, Sukoharjo Jawa Tengah
Ignatius Tri Setya WibisanaUniversitas Sanata Dharma
Yogyakarta2008
This research is trying to identify the influence of communication, work environment, andleadership function partially and simultaneously toward employee’s social need.
The data collection methods are questionnaire, interview and observation that were done inDecember 2007. The research population are 130 employees of PT. Dan Liris 100 respondentshave taken for research sample under proportional non random sampling. Data collected areanalyzed using multiple linier regressions.
The analysis result shows that communication does not partially influence employee’s socialneed. Meanwhile work environment and leadership function partially influence employee’ssocial need. Communication, work environment, leadership function simultaneously andsignificant influence employee’s social need of PT. Dan Liris.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Pengaruh Komunikasi, Iklim kerja, dan Fungsi Kepemimpinan terhadap
Kebutuhan sosial karyawan” studi kasus pada P.T. Dan Liris Surakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah
membantu dan memberikan dorongan sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE., MBA selaku Kaprodi Manajemen.
3. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar telah
berkenan memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan yang sangat bermanfaat bagi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Josephine Wuri S.E, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar telah
berkenan memberikan pengarahan, bimbingan, dan masukan yang sangat bermanfaat
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dian yang telah membantu dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi
penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan ibu yang telah memberikan dorongan dan doa yang tak pernah putus.
7. Kakakku Mas Agus terima kasih atas doa dan bantuannya, Mas Budi terima kasih
perhatiannya
x
8. Dewi cantikku yang selalu ada dalam hatiku.
9. Sahabatku Thomas Aquino Ari .S.E,
10. Pak Didik Maryarsanto pak terima kasih atas bimbingannya.
11. Panitia KKP-13 terima kasih banyak atas perhatian dan kerjaan.
12. Pegawai-pegawai sekretariat Fakultas Ekonomi Mas Frans, Mas Has, Mas Yuli, Mbak
Tutik, dan akhirnya Ibu Atun.
13. Bagi Komunitas Djoyo ( Topeng, Itok, Gabuk, Jampez, Wahyu, Pak Tua, Kentang)
14. Pancong ( Doni, Dodik, Topeng, Itok, Oive, Jampezzz, Pak Tua, Wawan(memek),
Wahyu, Bambang, Gabuk, Ayu).
15. Teman-teman Manajemen ’03
16. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah Bapa yang Maha Baik selalu melimpahkan Kasih-Nya kepada semua
pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skrip ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
penulisan ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Yogyakarta, September 2008
Penulis
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………....................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………............................. iv
HALAMAN MOTTO.......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................................................. vi
ABSTRAK.......................................................................................................................... vii
ABSTRACT.......................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI....................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian................................................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 3
E. Batasan Masalah................................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................. 4
A. Komunikasi.......................................................................................................... 4
B. Iklim Kerja........................................................................................................... 13
C. Fungsi Kepemimpinan...........................................................................................16
D. Kebutuhan Sosial.................................................................................................. 17
E. Penelitian sebelumnya ........................................................................................ 20
F. Kerangka Konseptual.......................................................................................... 22
G. Rumusan Hipotesis.............................................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................... 24
A. Jenis Penelitian.................................................................................................... 24
B. Lokasi Penelitian................................................................................................. 24
xi
xiii
C. Waktu Penelitian................................................................................................. 24
D. Subyek dan Obyek Penelitian............................................................................. 24
E. Populasi, sampel dan teknik sampling................................................................ 24
F. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................. 25
G. Variabel Penelitian.............................................................................................. 26
H. Tekinik Pengujian Instrumen.............................................................................. 26
I. Difinisi Operasional ........................................................................................... 28
J. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 29
K. Uji Asumsi Klasik............................................................................................... 30
L. Pengujian Hipotesis ............................................................................................ 32
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN........................................................................... 35
A. Profil Perusahaan................................................................................................. 35
B. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan.............................................................. 35
C. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan...................................................................... 36
D. Personalia............................................................................................................. 37
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……………………………………… 44
A. Hasil Pengujian Instrumen dengan Analisis Validitas........................................ 44
B. Hasil Pengujian Instrumen dengan Analisis Reliabilitas..................................... 50
C. Asumsi Klasik....................................................................................................... 52
D. Analisis Data......................................................................................................... 55
E. Pembahasan.......................................................................................................... 61
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN.................. 63
A. Kesimpulan......................................................................................................... 63
B. Saran .................................................................................................................. 63
C. Keterbatasan Penelitian....................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 65
LAMPIRAN........................................................................................................................ 67
xii
xiv
DAFTAR GAMBAR
NO JUDUL HALAMAN
Gambar 1.1 Proses Komunikasi..................................................................................... 11
Gambar 1.2 Kerangka Konseptual ................................................................................ 22
Gambar 1.5 Uji Heteroskedastisitas.............................................................................. 53
Gambar 2.5 Uji Normalitas........................................................................................... 54
xiii
xv
DAFTAR TABEL
NO JUDUL HALAMAN
Tabel V.A1 Hasil pengujian validitas variabel komunikasi........................................ 45
Tabel V.A2 Hasil pengujian validitas variabel iklim kerja...........................................46
Tabel V.A3 Hasil pengujian validitas variabel gaya kepemimpinan ..........................48
Tabel V.A4 Hasil pengujian validitas variabel motivasi ............................................49
Tabel V.C1 Coeeficient Correlations ..........................................................................52
Tabel V.C2 Coefficients .............................................................................................52
Tabel V.D2 Hasil Uji t .............................................................................................. 56
Tabel V.D3 Hasil pengujian Uji F.............................................................................. 58
Tabel V.D4 Hasil Perhitungan R2.............................................................................. 59
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi saat ini dituntut mengadakan banyak perubahan dalam mencapai tujuannya.
Perubahan tersebut akan terjadi dengan baik apabila ada komunikasi yang lancar dan lingkungan
atau iklim kerja yang mendukung baik di tingkat atas maupun di tingkat bawah serta
kepemimpinan seorang manajer atau atasan. Dalam menghadapi perubahan tentunya sumber
daya manusia merupakan salah satu faktor yang memberikan andil untuk meningkatkan kinerja
perusahaan. Ada kebutuhan dari tiap individu baik primer (kebutuhan materiil) maupun sekunder
(kebutuhan non materiil) yang mendasari seseorang melakukan tindakan atau berperilaku dan
hal tersebut memiliki hubungan yang erat dengan kondisi lingkungan atau iklim kerjanya serta
kepemimpinan seorang atasan.
Dalam organisasi terdapat berbagai lapisan sumber daya manusia, maka semua pihak
baik atasan (pimpinan) maupun pengikutnya (karyawan) harus mengarah ke kepentingan yang
sama, sehingga usaha untuk menciptakan kinerja organisasi dapat tercapai secara maksimal.
Kemampuan seseorang sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas dengan baik, namun
kemampuan tersebut terwujud karena tiap karyawan memiliki kebutuhan yang harus mereka
penuhi. Bagaimanapun tingginya kemampuan seseorang apabila tidak dilandasi dengan tujuan
yang salah satunya kebutuhan sosial tidak mungkin kemampuan potensial itu dapat dirasakan
manfaatnya.
Dalam suatu organisasi, pekerjaan yang ada bukan pekerjaan individual atau perorangan
tetapi merupakan pekerjaan team, oleh karena itu salah satu faktor yang menjadi kunci sukses
suatu organisasi adalah komunikasi. Dengan adanya komunikasi antara pimpinan dengan
1
2
karyawan, pimpinan dengan pimpinan maupun karyawan dengan karyawan diharapkan dapat
menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan sehingga dapat menciptakan lingkungan
yang kondusif bagi pekerja atau oranglain yang ada disekelilingnya untuk melakukan apa yang
diharapkan oleh organisasi.
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas satu hal yang menarik untuk dicermati
adalah variabel komunikasi, iklim kerja dan fungsi kepemimpinan apakah berpengaruh terhadap
kebutuhan sosial karyawan. Maka penulis memilih judul “Pengaruh Komunikasi, Iklim kerja
dan Fungsi Kepemimpinan terhadap Kebutuhan Sosial Karyawan” Studi Kasus pada PT.Dan
Liris Surakarta.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah komunikasi, iklim kerja dan fungsi kepemimpinan secara simultan berpengaruh
terhadap kebutuhan sosial karyawan?
2. Apakah komunikasi, iklim kerja dan fungsi kepemimpinan secara parsial berpengaruh
terhadap kebutuhan sosial karyawan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi, iklim kerja dan fungsi
kepemimpinan berpengaruh terhadap kebutuhan sosial karyawan.
3
D. Manfaat Penelitian
1. Perusahaan dapat mengetahui pengaruh komunikasi, iklim kerja dan fungsi
kepemimpinan secara parsial dan simultan terhadap kebutuhan sosial karyawan
2. Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan sumber daya
manusia.
E. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi mengenai masalah komunikasi karyawan dengan
karyawan, karyawan dengan pimpinan, iklim kerja, fungsi kepemimpinan dan kebutuhan
sosial karyawan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana informasi ditukar dan
dipahami oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan maksud untuk memotivasi atau
mempengaruhi perilaku dan komunikasi tidak sekedar mengirimkan informasi (Daft,
2006:414).
Menurut Tisnawati dan Saefullah (2005;295) komunikasi adalah proses dimana
seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui
pesan simbolis. Berdasarkan pengertian tersebut, maka komunikasi memiliki beberapa
elemen penting yaitu:
1. Komunikasi melibatkan orang-orang, sehingga komunikasi yang efektif terkait
dengan bagaimana orang-orang dapat berinteraksi satu sama lain secara lebih efektif.
2. Komunikasi berarti terjadinya pemberian informasi maupun pengertian (sharing
meaning), sehingga agar pemberian informasi maupun pengertian ini dapat terjadi,
maka pihak-pihak yang berkomunikasi perlu menyadari dan mengerti berbagai istilah
atau pengertian yang mereka gunakan dalam melakukan komunikasi.
3. Komunikasi melibatkan simbol-simbol, yang berarti komunikasi dapat berupa bahasa
tubuh, suara, huruf, angka, dan lain-lain sebagai bentuk simbolis dari komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau
informasi dari seseorang ke orang lain (Thoha, 2005:167). Dalam proses komunikasi
banyak terdapat sejumlah kemungkinan penghalang (blocks), dana penyaring (filters) di
4
5
dalam saluran komunikasi. Pengirim mencoba untuk mengkodekan berita atau buah
pikirannya ke dalam suatu bentuk yang dianggapnya paling tepat, kemudian pengirim
mengirimkan kode-kode buah pikirannya tadi, dan penerima berusaha memahami kode
tersebut (decoding).
Untuk menjamin adanya kesamaan antara pengirim dan penerima informasi
adalah dengan melakukan umpan balik. Umpan balik adalah suatu cara untuk menguji
seberapa jauh informasi yang dikomunikasikan itu dimengerti (Thoha, 2005:179).
Adapun karakteristik umpan balik dalam berkomunikasi antara pejabat-pejabat atau
pegawai-pegawai alam suatu organisasi tertentu, adalah sebagai berikut (Thoha,
2005:181-184):
1. Intensi
Umpan balik yang efektif jika diarahkan secara langsung untuk menyempurnakan
pelaksanaan pekerjaan dan lebih menjadikan pegawai sebagai harta milik organisasi
yang paling berharga. Umpan balik semacam ini tidak bersifat hal-hal pribadi.
2. Kekhususan (specificity)
Umpan balik yang efektif dirancang untuk membekali penerima dengan informasi yang
khusus sehingga mereka mngetahui apa yang seharusnya dikerjakan untuk situasi yang
benar. Suatu umpan balik yang tidak efektif jikalau bersifat umum dan meninggalkan
tanda tanya bagi penerimanya.
3. Deskriptif
Efektivitas umpan balik dapat pula dilakukan dengan lebih bersifat deskriptif
dibandingkan dengan yang bersifat evaluatif. Ini berarti hendaknya dihindari memberi
6
umpan balik yang bersifat menilai atau mengevaluasi, tetapi lebih ditekankan
memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pekerjaan.
4. Kemanfaatan
Karekteristik ini meminta agar setiap umpan balik mengandung informasi yang dapat
dipergunakan oleh pegawai untuk pejabat untuk memperbaiki dan menyempurnakan
pekerjaannya.
5. Tepat waktu
Umpan balik yang efektif jika terdapat pertimbangan-pertimbangan yang
memperhitungkan faktor waktu yang tepat. Ada semacam aturan, semakin segera
umpan balik diberikan adalah semakin baik.
6. Kesiapan
Agar umpan balik bisa efektif, para penerima hendaknya mempunyai kesiapan untuk
menerima umpan balik tersebut. Dalam hal ini, setiap pemberian umpan balik
hendaknya diperhitungkan apakah penerima yang akan diberi umpan balik sudah siap
atau belum.
7. Kejelasan
Umpan balik bisa efektif jikalau dapat dimengerti secara jelas oleh penerima. Suatu
cara yang baik untuk mengetahui hal ini adalah membuktikan secara langsung dengan
meminta kepada penerima untuk menyatakan secara pokok-pokok apa yang telah
dibicarakan bersama.
8. Validitas
Agar sesuatu umpan balik dapat efektif, maka umpan balik tersebut hendaknya dapat
sipercaya dan sah (reliable and valid).
7
Menurut Griffin (2002:105) komunikasi adalah proses penyampaian informasi
dari satu orang ke orang lain. Komunikasi dikatakan efektif jika proses pengiriman pesan
sedemikian rupa sehingga pesan yang diterima memiliki makna sedekat mungkin dengan
maksud si pengirim.
Terdapat 5 kunci agar komunikasi menjadi lancar (Arep & Tanjung, 2003:82):
1. Terbuka
Terbuka dalam komunikasi bermakna transparan. Transparan dalam pengelolaan
keuangan, dalam visi, misi dan tujuan organisasi dan dihargai keberadaannya dalam
organisasi.
2. Umpan balik
Umpan balik bermakna bahwa komunikasi yang terjadi tidak searah, melainkan dua
arah. Umpan balik dilakukan antara lain dengan bertanya.
3. Saling percaya
Saling percaya sangat dibutuhkan dalam sebuah pekerjaan. Perlu diingat bahwa
memberi informasi terus-menerus kepada pekerja menimbulkan keamanan dan
kepercayaan, jika manajemen perusahaan dapat dipercaya.
4. Saling memperhatikan
Saling memperhatikan antara atasan dan bawahan maupun sebaliknya adalah
aspek aspek penting dalam komunikasi. Hubungan akan sangat harmonis jika sikap
saling memperhatikan tersebut berjalan baik.
5. Saling menghormati
Tanpa saling menghormat, betapa pun baiknya komunikasi, tetap akan tersendat dan
tidak lancar.
8
Manajemen perlu memahami beberapa bentuk komunikasi yang umum
ditemukan dalam organisasi dewasa ini. Terdapat beberapa bentuk komunikasi
(Griffin, 2004:107):
1. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal secara umum memiliki dua bentuk yaitu:
a. Komunnikasi lisan (oral communication)
Komunikasi lisan terjadi dalam percakapan tatap muka, diskusi kelompok,
percakapan telepon, dan dalam situasi-situasi lain ketika ucapan digunakan
untuk mengekspresikan makna. Komunikasi lisan memicu umpan balik dan
pertukaran pemikiran secara langsung dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan atau
persetujuan verbal, ekspresi muka, dan gerak tubuh tetapi komunikasi ini
mingkin tidak akurat jika pembicara memilih kata-kata yang salah untuk
menyampaikan suatu makna atau melupakan detil-detil penting.
b. Komunikasi tulisan (written communication)
Komunikasi tulisan biasanya sangat akurat dan menyediakan catatan
permanen mengenai komunikasi. Pengirim bisa meluangkan waktu untuk
mengumpulkan dan mencerna informasi dan bisa merevisinya sebelum dikirim.
Penerima memililki banyak waktu untuk membacanya secara cermat dan bisa
mengulangi pembacaan berkali-kali, jika diperlukan tetapi dengan komunikasi
tulisan menghambat umpan balik dan pertukaran pikiran secara langsungdan
biasanya lebih sulit dan lebih memakan waktudibanding komunikasi lisan.
2. Komunikasi dalam jaringan dan tim kerja
9
Jaringan komunikasi (communication network) adalah pola komunikasi
antar anggota dari sebuah grup atau tim. Manajer harus memahami dampak dari
jaringan komunikasi yang sesuai untuk situasi terkait.
3. Komunikasi organisasional
Komunikasi organisasional adalah komunikasi yang mengalir antar dan
antara unit-unit dan grup-grup organisasional. Ada beberapa macam komunikasi
organisasional:
a. Komunikasi vertikal (vertical communication)
Komunikasi vertikal (vertical communication) adalah komunikasi yang
mengalir ke atas dan ke bawah dalam hierarki organisasi, biasanya melalui
saluran-saluran pelaporan formal yaitu, komunikasi yang terjadi antara manajer
dengan bawahan mereka.
b. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal communication) yaitu komunikasi yang
mengalir kesamping di dalam organisasi melibatkan kolega dan rekan kerja dari
level organisasi yang sama dan bisa melibatkan individu-individu dari beberapa
unit organisasi yang berbeda.
4. Komunikasi elektronik
Pemakain komunikasi elektronik seraya mengorbankan pertemuan dan
percakapan tatap muka yang menyulitkan pembentukan kultur yang kuat.
Melalui proses komunikasi, anggota organisasi dapat saling bertukar informasi
dengan menggunakan suatu bahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan.
10
Komunikasi mempunyai fungsi penting dalam organisasi (Purwanto Djoko,
1997:20):
1. Komunikasi memungkinkan pertukaran informasi
Beberapa kegiatan keorganisasian yang berkaitan dengan pertukaran informasi:
a. Menetapkan tujuan
Untuk dapat menetapkan suatu tujuan, mereka yang terlibat dalam organisasi
baik staf, manajer puncak, manajemen menengah, manajemen bawah, dan
karyawan perlu melakukan berbagai pembahasan yang matang dan cukup
serius.
b. Membuat dan melaksanakan keputusan
Tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisadi dapat tercapai bila
orang-orang dalam organisasi tersebut membuat keputusan yang mendukung
terlaksananya tujuan serta mematuhi keputusan yang telah disepakati.
c. Mengukur hasil
Saat keputusan telah dilaksanakan, perlu dilakukan pengukuran untuk
mengetahui apakah hasil yang diharapkan telah tercapai.
d. Merekrut dan mengembangkan staf
Jika perusahaan ingin merekrut seseoarang, ia harus mengumumkan secara
terbuka, meniti resume dan melakukan wawancara dengan pelamar sehingga
dapat ditentukan orang benar-benar cocok untuk menduduki jabatan yang
tersedia.
Dalam kaitan ini, komunikasi akan banyak diperlukan dan menjadi penting
artinya.
11
e. Berurusan dengan konsumen
Semua organisasi akan berhubungan dengan konsumen atau pelanggan
dengan menggunakan komunikasi.
f. Berinteraksi dengan peraturan yang ada
Komunikasi bukan saja terjadi di dalam tubuh perusahaan tetapi juga
perusahaan dengan pemerintah, misal peraturan yang berkaitan dengan
perlindungan keselamatan kerja, jaminan hari tua, penentuan upah minimal,
penentuan waktu lama kerja, pencemaran lingkungan, dan penentuan lokasi
usaha. Kegiatan tersebut memerlukan komunikasi pula.
2. Komunikasi membantu menghubungkan sekelompok anggota dalam organisasi
dengan anggota lainnya.
Apabila komunikasi dalam suatu organisasi dengan baik, maka akan terjalin suatu
kerja sama yang baik pula antar anggota organisasi.
Proses Komunikasi
gangguan
Pesan balasan (dienkode) Pesan Balasan (dienkode)
Putaran umpan balik
Gambar 1.1
Proses Komunikasi
Sumber: Daft, 2006:415
PengirimEnkodePesan
Saluran
PenerimaDekodePesan
12
Keterangan Proses Komunikasi
Dua elemen umum dalam setiap situasi umum komuknikasi adalah pengirim dan
penerima.
Pengirim (sender) adalah orang yang ingin menyampaikan ide atau konsep
kepada orang lain, mencari informasi, atau mengungkapkan pemikiran atau informasi.
Penerima (receiver) adalah orang kepada orang tersebut dikirimkan. Pengirim enkode
(encodes) ide dengan memilih simbol-simbol yang digunakan untuk menyusun sebuah
pesan. Pesan (message) adalah perumusan yang nyata dari ide yang dikirimkan untuk
penerima. Pesan tersebut dikirmkan lewat sebuah saluran (channel) yang merupakan
pembawa komuniksi. Saluran tersebut bisa berupa laporan formal, panggilan telepon atau
pesan e-mail, atau pertemuan dengan berhadapan secara langsung. Penerimanya dekode
(decodes) simbol-simbol untuk menginterpretasikan arti pesan tersebut. Enkode dan
decode merupakan sumber berbagai kesalahan komunikasi karena pengetahuan, sikap,
dan latar belakang bertindak sebagai filter dan menciptakan “gangguan” (noise) ketika
menerjemahkan dari simbol-simbol menjadi arti. Akhirnya, umpan balik (feedback)
muncul ketika penerima merespons komunikasi pengirim dengan pesan balasan. Tanpa
umpan balik, komunikasi menjadi satu arah (one-way) tetapi dengan adanya umpan
balik, komunikasi menjadi dua arah (tw-way). Umpan balik merupakan bantuan yang
sangat ampuh untuk mendapatkan efektivitas komunikasi, karena umpan balik
memungkinkan pengirim untuk menentukan apakah penerima menginterpretasikan pesan
dengan benar (Daft, 2006:415-416).
13
B. Iklim kerja
Iklim atau lingkungan kerja akan membawa dampak psikologis kepada semua orang
yang terlibat terhadap motivasi kerja karena dari iklim atau lingkungan kerja yang
kondusif seseorang akan tidak merasakan beban yang berat.
Iklim atau lingkungan kerja adalah suatu kondisi, situasi dan keadaan kerja yangmenimbulkan tenaga kerja mempunyai semangat dan kegairahan kerja yangtinggi, dalam rangka pencapaian produktivitas kerja sesuai dengan target produksiyang diharapkan (Siswanto,1987:7).
Iklim atau lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut keseluruhan sumber yang tersedia,
baik sumber daya manusia (human resources) seperti pengelompokan kerja, wewenang
dan tanggung jawab, maupun sumber non manusia (non human resources) seperti
berbagai fasilitas, dan kondisi-kondisi lingkungan kerja.
Menurut Koontz dan O’Donnel (1985:34) motivasi yang efektif bergantung pada
iklim organisasi. Beberapa hal yang terkait dengan iklim kerja antara lain:
1. Struktur organisasi
Kejelasan struktur organisasi mempermudah dan memperjelas mekanisme interaksi
antara pelaku orgaisasi dalam mencapai tujuan sehingga dapat menghindari adanya
tumpang tindihnya tugas dan memperjelas kemungkinan adanya jenjang karir.
2. Imbalan dan balas jasa
Imbalan dan balas jasa diberikan secara obyektif, hal ini untuk menghindari adanya
perilaku pekerja yang merasa tidak puas, sehingga pemberian imbalan didasarkan
kepada prestasi kerja masing-masing individu yang terlibat dalam organisasi.
3. Tanggung jawab terhadap pekerjaan
Setiap pekerja memiliki tanggung jawab berkaitan dengan nilai imbalan dan sanksi
jika terjadi sesuatu penyimpangan. Tanggung jawab harus dirumuskan secara jelas
14
sehingga tiap individu akan sadar terhadap kewajiban dan karyanya sesuai dengan
standart yang berlaku.
4. Risiko
Risiko terhadap kecelakaan kerja, kehilangan pekerjaan dan terhadap kesehatan
seseorang merupakan hal yang wajar untuk dikaji, karena apabila risiko dapat
diperkecil tidak mustahil seseorang merasa terlindungi kelangsungan hidupnya.
5. Keharmonisan
Hubungan antar individu, pemimpin dengan bawahannya baik secara formal ataupun
non formal perlu dipertahankan dalam suasana saling menghormati dan adanya
pengakuan bahwa individu merupakan bagian dari kehidupan organisasi akan
menambah keeratan moril.
6. Penyelesaian konflik
Mengenai penyelesaian konflik baik individu maupun kelompok dilakukan dengan
mempertimbangkan kepentingan oraganisasi dan saling tidak merugikan semua
pihak, konflik dikelola agar menjadi kekuatan organisasi.
Menurut Griffin (2002:66-80) ada beberapa macam iklim atau lingkungan organisasi
yang dapat mempengaruhi perusahaan antara lain:
1. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu di luar batasan organisasi yang mungkin
mempengaruhinya. Lingkungan eksternal terdiri dari dua bagian yaitu:
a. Lingkungan umum (general environment)
15
Serangkaian dimensi dan kekuatan yang luas yang berada disekitar organisasi
yang menciptakan keseluruhan konteks organisasi, misalnya teknologi, sosial
budaya, politik-hukum, dan internasional.
b. Lingkungan tugas (task environment)
Terdiri dari organisasi atau kelompok eksternal tertentu yang mempengaruhi
suatu organisasi, misalnya: kompetitor, pelanggan, pemasok, pembuat aturan.
2 Lingkungan internal
a. Pemilik (owners)
Adalah orang-orang yang memiliki hak hokum terhadap bisnis atau organisasi
tersebut. Pemilikdapat merupakan seseorang yagn mendirikan dan menjalankan
suatu bisnis kecil, partner yang secara bersama-sama memiliki bisnis, investor
individu yang membeli saham dalam suatu perusahaan atau organisasi lain.
b. Dewan Direksi (board of directors)
Badan pengatur yang dipilih oleh para pemegang saham dan bertanggung jawab
untuk mengawasi manajemen perusahaan secara umum, untuk memastikan
bahwa perusahaantelah dijalankan dengan cara yang paling memuaskan
kepentingan para pemegang saham.
c. Karyawan (employees)
Bagian yang penting dari lingkungan internal orgasnisasi. Yang menjadi
perhatian khusus manajer adalah sifat angkatan kerja yang berubah karena
gender, etnis, umur, dan dimensi lainnyadari karyawan menjadi lebih beraneka
ragam.
16
d. Lingkungan kerja fisik
Adalah lingkungan fisik aktual dari organisasi dan pekerjaan yang dilakukan
orang. Beberapa perusahaan menempatkan fasilitas mereka di gedung-gedung
pusat kota yang biasanya tersebar di beberapa lantai.
C. Fungsi Kepemimpinan
Menurut Griffin (2004:68) kepemimpinan adalah penggunaan pengaruh tanpa
paksaan untuk membentuk tujuan-tujuan grup atau organisasi sebagai atribut.
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang-orang untuk mencapai
tujuan ( Daft Richard, 2006:313).
Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan (leadership) untuk mengarahkan
merupakan factor penting dalam efektifitas manajer. Menurut Stoner (1996:119),
seseorang pemimpin harus memiliki dua fungsi utama:
1. Fungsi yang berkaitan dengan tugas atau fungsi pemecahan permasalahan, yang
meliputi pemberian saran pemecahan, menawarkan informasi dan pendapat.
2. Fungsi pemeliharaan kelompok atau fungsi social, yang meliputi segala hal yang
membantu kelompok beroperasi lebih baik, menyetujui atau memuji anggota lain
dalam kelompok, menengahi ketidak sepahaman kelompok ataubahkan dalam diskusi
kelompok.
Terdapat empat macam gaya kepemimpinan menurut Arep dan Tanjung (2003:94):
1. Democratic Leadership adalah suatu gaya kepemimpinan yang menitik beratkan
kepada “kemampuan untuk menciptakan moral” dan “kemampuan untuk
menciptakan kepercayaan”
17
2. Dictatorial atau Autocratic Leadership, yakni suatu gaya kepemimpinan yang
menitikberatkan kepada “kesanggupan untuk memaksakan”.
3. Paternalistic Leadership, yakni bentuk antara gaya pertama (democratic) dan
kedua (dictatorial). Yang pada dasarnya kehendak pemimpin juga harus berlaku,
namun dengan jalan atau melalui unsur-unsur demokratis.
4. Free rein Leadership, yakni salah satu kepemimpinan yang menyerahkan
sepenuhnya seluruh kebijaksanaan pengoperasian MSDM kepada bawahannya
dengan hanya berpegang kepada ketentuan-ketentuan pokok yang ditetapkan oleh
atasan mereka, pemimpin hanya sekedar mengawasi dari atas dan menerima
laporan kebijaksanaan pengoperasian yang telah dilaksanakan oleh bawahanya.
D. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah (sesuatu) yang
dibutuhkan dalam kehidupan yang berkenaan dengan masyarakat.
Kebutuhan manusia secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang pertama
kebutuhan biologis yang juga biasa disebut kebutuhan primer karena kebutuhan ini
mutlak diperlukan agar manusia dapat hidup seperti: makan, minum, bernafas dan lain-
lain, yang kedua adalah kebutuhan psikologis atau juga disebut kebutuhan sekunder yaitu
kebutuhan yang bila dipenuhi akan menyebabkan orang menjadi lebih bahagia hidupnya
seperti pujian, rasa aman, kebebasan, dan lain-lain.
Menurut Abraham Maslow ( dalam usmara, 2006:19-22) manusia memiliki lima
bentuk kebutuhan yang disusun secara hirarki dengan kebutuhan fisiologis sebagai
dasarnya dan perwujudan pribadi sebagai puncaknya. Hirarki tersebut adalah:
18
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling mendesak dari kebutuhan-
kebutuhan lainnya. Apabila semua kebutuhan kurang dipenuhi, dan individu itu
didominasi oleh kebutuhan-kebutuhan pokok, maka kebutuhan-kebutuhan lainnya
mungkin tidak akan ada sama sekali. Kebutuhan fisiologis meliputi makan,
minum, sex, tidur.
2. Kebutuhan akan rasa aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif terpenuhi, maka akan muncul seperangkat
kebutuhan-kebutuhan baru, yang kurang lebih dapat dikategorisasikan dalam
kebutuhan-kebutuhan akan keselamatan (keamanan, kemantapan, ketergantungan,
perlindungan, kebebasan dari rasa takut).
Seseorang yang sudah merasa aman tidak lagi merasa terancam, jadi
kebutuhan akan rasa aman bisa dalam bentuk preferensi terhadap jenis-jenis
pekerjaan yang mampu memberikan perlindungan, keinginan menebung dan
berbagai bentuk jaminan (misalnya asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan dan
lain-lain).
3. Kebutuhan akan kasih sayang
Jika kebutuhan-kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpenuhi, maka
muncul kebutuhan akan kasih saying dan kebutuhan mengasihi seperti kekasih,
suami isteri, atau anak.
4. Kebutuhan akan penghargaan
Semua individu memiliki kebutuhan atau keinginan akan suatu dasar yang
stabil dalam kaitannya dengan evaluasi atas diri mereka, atas bentuk-bentuk
19
penghargaan diri dan kepercayaan diri serta penghargaan dari orang lain.
Kebutuhan-kebutuhan ini bisa diklasifikasikan ke dalam dua rangkaian kebutuhan
yang lebih kecil yaitu:
a. Kebutuhan akan kekuatan pencapaian, kecukupan, dan kepercayaan dalam
menghadapi dunia, dan juga kebutuhan akan kebebasan dan kemerdekaan.
b. Kebutuhan akan reputasi atau prestice (dengan mendefinisikan sebagai
penghargaan dari orang lain), pengakuan, perhatian, peran, atau apresiasi.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Sekalipun semua kebutuhan di atas dipenuhi, individu mungkin sering
merasakan ketidakpuasan atau kegelisahan yang muncul dan berkembang, kecuali
jika individu yang bersangkutan melakukan apa yang sesuai dengan dirinya.
Menurut Arep dan Tanjung (2003:51-52) ada enam faktor yang menjadi sumber
motivasi:
1. Faktor kebutuhan manusia
Mencakup: kebutuhan dasar (ekonomis), kebutuhan rasa aman (psikologis) dan
kebutuhan sosial.
2. Faktor kompensasi
Mencakup: upah, gaji, imbalan, kebijakan manajemen dan aturan administrasi
pengupahan.
3. Faktor komunikasi
Mencakup: hubungan antara manusia, baik hubungan atasan dengan bawahan,
hubungan sesama atasan dan hubungan sesama bawahan.
4. Faktor kepemimpinan
20
Mencakup: Gaya kepemimpinan dan supervisi.
5. Faktor pelatihan
Mencakup: Pelatihan dan pengembangan serta kebijakan manajemen dalam
mengembangkan karyawan.
6. Faktor prestasi kerja
Mencakup: Prestasi dan kondisi serta lingkungan kerja yang mendorong prestasi
kerja tersebut.
E. Penelitian sebelumnya
1. “Analisa Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Iklim Kerja terhadap Motivasi
Kerja”Studi kasus pada P.T SIWI oleh Koesmono dan teman-teman.
Penelitian ini membahas tentang bagaimana gaya kepemimpinan dan iklim kerja
berpengaruh terhadap motivasi kerja. Permasalahan yang dihadapi adalah dalam
merealisasikan peningkatan hasil produksi atau prestasi kerja dalam suatu pabrik yang
mengolah bahan baku menjadi barang jadi adalah motivasi (dorongan) untuk mencapai
tingkat produksi yang menjadi target perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan dan iklim
kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja pekerja produksi dan selain itu untuk
mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh terhadap motivasi kerja pekerja
produksi.
Sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang pekerja produksi yang diambil
secara random sedangkan data yang digunakan adalah jawaban dari pertanyaan yang
menyangkut ketiga variable tersebut (gaya kepemimpinan, iklim kerja, motivasi kerja).
21
Dari angket 100 orang ternyata yang diterima kembali adalah 97 orang dan diskor
dengan skala likert.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa perusahaan yang bersangkutan memberikan
rangsangan yang berupa nilai uang agar pekerja termotivasi untuk menyelesaikan
tugasnya, namun dalam kenyataannya motivasi kerja karyawan masih menjadi keluhan
bagi para pimpinan perusahaan. Melalui penelitian ini dapat diidentifikasi, bahwa
beberapa faktor yang sangat menentukan terhadap tinggi rendahnya motivasi kerja bukan
semata-mata karena pengaruh besar kecilnya rangsangan yang berupa uang tetapi
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan iklim kerja yang dirasakan oleh pekerja.
2. “ Pengaruh Variabel-Variabel Motivasi Terhadap Produktivitas Tenega Kerja
Karyawan pada Industri Rumah Tangga di Kabupaten Sidoarjo” oleh Sundring Pantja
Djati
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh varabel-variabel motivasi yang
terdiri atas kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja, kebutuhan
sosial, kebutuhan penghargaan serta kebutuhan aktualisasi terhadap produktivitas tenaga
kerja karyawan pada industri rumah tangga di Kabupaten Sidoarjo.
Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui survey terhadap 40
(empat puluh) responden industri rumah tangga yang berlokasi di 4 (empat)kecamatan
yaitu: Kecamatan Tanggulangin, Candi , Buduran dan Waru di wilayah Kabupaten
Sidoarjo. Teknik pengumpulan data dengan Teknik Non Proposional Stratified Random
Sampling.
22
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda
karena dalam penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas.
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel-variabel motivasi yang terdiri
dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja, kebutuhan sosial,
kebutuhan panghargaan serta kebutuhan aktualisasi secara serempak menunjukkan
pengaruh yang bermakna terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri rumah tangga
di Kabupaten Sidoarjo.
F. Kerangka konseptual
Dalam penelitian ini penulis memberikan gambaran tentang kerangka koseptual
penelitian dengan tujuan agar lebih mudah dalam memahami penelitian ini.
Gambar 1.2
Kerangka konseptual
Komunikasi
Iklim kerja
Fungsikepemimpinan
Keb.sosial
23
G. Rumusan Hipotesis
1. Komunikasi, iklim kerja dan fungsi kepemimpinan secara simultan berpengaruh
positif terhadap kebutuhan sosial karyawan?
2. Komunikasi, iklim kerja dan fungsi kepemimpinan secara parsial berpengaruh positif
terhadap kebutuhan sosial karyawan?
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Peneliltian ini menggunakan metode studi kasus meliputi analisis mendalam dan
konstektual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, dimana sifat dan definisi
masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami dalam situasi saat ini (Sekaran,
2006:46), sehingga kesimpulan hanya berlaku untuk subyek dan obyek yang diteliti.
B. Lokasi Penelitian
PT. Dan Liris (Perusahaan tekstil dan garmen) Banaran, Cemani, Grogol Sukoharjo,
Jawa Tengah.
C. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2007 sampai Januari 2008
D. Subyek dan obyek penelitian
1. Subyek penelitian ini adalah karyawan Divisi tekstil golongan IB di PT. Dan Liris
2. Obyek penelitian ini adalah komunikasi, iklim kerja, fungsi kepemimpinan dan
kebutuhan sosial karyawan.
E. Populasi, sampel dan teknik sampling
1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan bagian staff golongan IB Divisi
Tekstil PT. Dan Liris yang berjumlah 130
2. Sampel diambil secara proporsional. Menurut Sugiyono (1999:80) sampel yang
digunakan menggunakan rumus:
S =QPNd
QPN
..)1(
...22
2
dimana: s = jumlah sampel
24
25
2 dengan dk = 1. Taraf kesalahan 1%, 5%, 10% P = Q = 0,5 d = 0,05
3. Teknik sampling
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Propotional non
random sampling yaitu pengambilan sampling secara non random dengan
memperhatikan jumlah populasi dari sub populasi untuk diambil sampel secara
proporsional atau jumlah sampel yang adil.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data akan dilakukan dengan membuat pertanyaan tertulis, yaitu
kuesioner yang akan dibagikan kepada responden. Metode kuesioner menggunakan skala
Likert.
Pemberian bobot atau skor digunakan untuk keperluan analisis kualitatif dengan
skala Likert ini adalah sebagai berikut:
Skor 1 untuk sangat tidak setuju
Skor 2 untuk tidak setuju
Skor 3 untuk netral
Skor 4 untuk setuju
Skor 5 untuk sangat setuju
26
G. Variabel penelitian
7. Variabel bebas
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya atau
timbulnya variabel dependen atau variabel terikat (Sumarni, 2006:22). Variabel bebas
(independent) dalam penelitian ini adalah komunikasi, iklim kerja, dan fungsi
kepemimpinan.
8. Variabel terikat
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh adanya variabel
bebas, jadi variabel dependen merupakan konsekuensi dari variabel independent
(Sumarni, 2006:22).Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kebutuhan sosial
karyawan.
H. Teknik pengujian instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, untuk mengukur
validitas dan reliabilitas perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu. Adapun alat
pengujian tersebut meliputi:
1. Uji validitas
Adalah untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur data
yang dibutuhkan dalam penelitian. Uji validitas dilakukan dengan
mengkorelasikan skor yang diperoleh dari masing-masing item dengan skor total
dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi product moment
(Sutrisno,2002:44) adalah:
rxy =
2222 yyNxxN
yxxyN
27
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor atau nilai dari setiap item
y : Skor atau nilai dari setiap pertanyaan atau item
N : Jumlah sampel (responden)
2. Uji reliabilitas
Adalah membuktikan konsistensi dan stabilitas instrumen pengukuran
(Sekaran, 2006;244), untuk memeriksa reliabilitas suatu kuesioner, menggunakan
rentangan antara beberapa nilai misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3,
1-5 atau 1-7 dan seterusnya menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.
Tabel tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 s.d 0,20
>0,20 s.d 0,40
>0,40 s.d 0,60
>0,80 s.d 1,00
Kurang Reliabel
Agak Reliabel
Cukup Reliabel
Sangat Reliabel
(Umar. 2002:207)
Rumus Cronbach Alpha:
r11 =
2
2
11 t
b
k
k
28
dimana:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2t = varians total
2b = jumlah varians butir
I. Difinisi Operasional
1. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi
dari seseorang ke orang lain.
Hal yang diperhatikan dalam variabel komunikasi adalah:
- kejelasan, saling menghormati dan keterbukaan.
2. Iklim Kerja adalah suatu kondisi, situasi dan keadaan kerja yang menimbulkan tenaga
kerja mempunyai semangat dan kegairahan kerja yang tinggi, dalam rangka
pencapaian produktivitas kerja sesuai dengan target produksi yang diharapkan.
Hal yang diperhatikan dalam variabel iklim kerja adalah:
- keharmonisan, keamanan, fasilitas, jenjang karir, suasana kerja
3. Fungsi kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang-orang untuk
mencapai tujuan.
Hal yang diperhatikan dalam variabel fungsi kepemimpinan adalah:
- fungsi kepemimpinan: Fungsi yang berkaitan dengan tugas atau fungsi pemecahan
permasalahan, yang meliputi pemberian saran pemecahan, menawarkan informasi
dan pendapat.
- Fungsi pemeliharaan kelompok atau fungsi sosial, yang meliputi segala hal yang
membantu kelompok beroperasi lebih baik.
29
4. kebutuhan sosial karyawan.
Hal yang diperhatikan dalam variabel kebutuhan sosial karyawan adalah:
- Faktor kebutuhan manusia
Mencakup: kebutuhan dasar (ekonomis), kebutuhan rasa aman (psikologis) dan
kebutuhan sosial.
- Faktor kompensasi
Mencakup: upah, gaji, imbalan, kebijakan manajemen dan aturan administrasi
pengupahan.
- Faktor syarat : tanggung jawab, potensi pekerja itu sendiri, kemajuan, pengakuan
dan prestasi.
J. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, variabel independen yang diteliti lebih dari satu variabel, maka
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Persamaan regresi linier
berganda adalah sebagai berikut (Wibisono. 2002:18):
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan :
Y = Kebutuhan sosial karyawan
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien regresi
X1 = Komunikasi
X2 = Iklim kerja
X3 = Fungsi kepemimpinan
30
K. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengolahan data lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
klasik sebagai syarat untuk dilakukannya analisis data ( Sunyoto, 2007:89-105 ).
1. Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau
lebih variabel bebas, dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan antar
variabel bebas melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi
multikolinearitas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar dari 0,60
dan jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60,
maka tidak ada hubungan antar variabel bebas.
Dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat digunakan cara lain
yaitu dengan:
a. Nilai tolerance, yaitu besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistic
( ).
b. Nilai variance inflation factor (VIF), yaitu faktor inflasi penyimpangan baku
kuadrat.
Nilai tolerance ( ) dan nilai variance inflation factor (VIF) dapat dicari
dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:
Besar nilai tolerance ( ) :
= 1 / VIF
Besar nilai variance inflation factor (VIF):
VIF = 1 /
31
Variabel bebas mengalami multikolonieritas jika hitung lebih kecil dari
dan VIF hitung lebih besar dari VIF. Variabel bebas tidak mengalani
multikolinieritas jika hitung lebih besar dari dan VIF hitung lebih kecil dari
VIF atau nilai VIF variabel bebas tidak lebih dari 10.
2. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui sama tidaknya varians dari residual
observasi yang satu dengan yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang
sama maka disebut homoskedastisitas dan jika residualnya tidak sama maka disebut
heteroskedastisitas.
Analisis uji ini menggunakan hasil output SPSS melalui grafik scatterplot
antara Z prediction ( ZPRED ) yang merupakan variabel bebas ( sumbu X = Y hasil
prediksi ) dan nilai residualnya ( SRESID ) merupakan variabel terikat ( sumbu Y =
Y prediksi – Y riil ).
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data
antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah maupun diatas titik origin (angka 0)
pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola teratur. Heterosdastisitas terjadi jika pada
scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur, baik menyempit, melebar,
maupun bergelombang.
3. Uji Asumsi Klasik Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel bebas (X) dan data
variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal, maka
analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan.
32
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Dasar pengambilan keputusan:
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
L . Pengujian Hipotesis
1. Untuk menguji apakah komunikasi, iklim kerja dan fungsi kepemimpinan secara
parsial berpengaruh positif terhadap kebutuhan sosial karyawan, dapat dilakukan
langkah sebagai berikut:
a. Perumusan hipotesis
H0 : b1; b2; b3 ≤ 0, artinya komunikasi, secara parsial tidak berpengaruh
positif terhadap kebutuhan sosial karyawan.
Ha : b1; b2; b3 > 0, artinya komunikasi, secara parsial berpengaruh positif
terhadap kebutuhan sosial karyawan.
b. Pengujian hipotesis koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui
tingkat signifikansi adalah menggunakan uji t dengan rumus :
Thitung =Sb
b
Keterangan :
thitung = Nilai t hitung yang dicari
33
b = Koefisien regresi
Sb = Kesalahan standar koefisien regresi
c. Menentukan daerah keputusan
d. Keputusan menerima atau menolak hipotesis
Apabila dalam perhitungan t hitung ≥ t tabel atau pada α = 0,05 atau t
hitung pada p-value ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini dapat
diartikan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara
komunikasi, iklim kerja dan fungsi kepemimpinan terhadap kebutuhan
sosial karyawan.
2. Untuk menguji apakah komunikasi, iklim kerja dan fungsi kepemimpinan secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kebutuhan sosial karyawan, dapat
dilakukan langkah sebagai berikut:
a. Perumusan hipotesis
H0 : b1; b2 ; b3 ; ≤ 0, artinya komunikasi, iklim kerja, dan fungsi
kepemimpinan secara simultan tidak berpengaruh positif terhadap
kebutuhan sosial karyawan.
Ha : b1; b2 ; b3 ; minimal salah satu variabel lebih besar dari 0, artinya
komunikasi, iklim kerja, dan fungsi kepemimpinan secara simultan
berpengaruh positif terhadap kebutuhan sosial karyawan.
34
b. Pengujian hipotesis koefisien regresi secara simultan untuk mengetahui
tingkat signifikansi adalah dengan menggunakan uji F dengan rumus
sebagai berikut:
2
2
( 1)(1 )
R N mF
m R
Keterangan :
F = Nilai F yang dihitung
N = Jumlah sampel
R² = koefisien determinasi
m = Jumlah variabel independen
c. Menentukan daerah keputusan
d. Keputusan menerima atau menolak hipotesis
Apabila dalam perhitungan F hitung ≥ F tabel, maka dapat diartikan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan secara simultan
terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi, iklim kerja, dan fungsi
kepemimpinan terhadap motivasi kerja. Apabila dalam perhitungan F
hitung < F tabel, maka H0 diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa secara
simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi, iklim
kerja, dan fungsi kepemimpinan terhadap kebutuhan sosial karyawan.
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Profil Perusahaan
Nama perusahaan ini PT.Dan Liris Ambassador Group. Perusahaan yang bergerak di
bidang Industri Tekstil ini terletak di Desa Banaran, Kecamatan Grogol Kabupaten
Sukoharjo Jawa Tengah. Perusahaan ini merupakan Industri Tekstil terpadu yang menangani
pemintalan, pertenunan, pencelupan, pewarnaan, penyempurnaan, konfeksi dan pakaian jadi.
Perusahaan ini dimiliki oleh Handiman Tjokrosaputro yang merupakan penduduk asli
dimana perusahaan ini berdiri. Perusahaan ini memiliki luas ± 45 hektar dengan jumlah
tenaga kerja yang cukup banyak ± 13.000 orang.
B. Sejarah dan perkembangan Perusahaan
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1974 khusus untuk pertenunan yang sebagian
digunakan untuk industri batik. Pada tahun 1976 Dan Liris dirubah menjadi suatu industri
terpadu yang menghasilkan berbagai jenis benang dan tekstil. Kemudian, pada tahun 1978,
perusahaan ini memasuki tahap selanjutnya, yaitu memproduksi pakaian jadi.
Setiap tahun PT. Dan Liris menghasilkan sekitar 80.000 bal benang tenun yang sebagian
besar digunakan oleh Dan Liris sendiri, sedangkan sisanya dijual di dalam negeri. Benang
dan tekstil yang dihasilkan dibuat dari serat katun 100%, polyster 100% atau campuran dari
keduanya. Sekitar 100 juta yard tekstil dihasilkan setiap tahun dan dari jumlah ini 65 juta
yard biasanya diekspor. Unit usaha dan kapasitas produksi yang dihasilkan untuk benang
tenun 8.500 ball/bulan, kain grey 7.500.000 meter/bulan, kain jadi dan printing 5.500.000
meter/bulan, pakaian jadi 950.000 potong/bulan.
35
36
Mesin-mesin modern di pabrik Dan Liris ini dilengkapi dengan sistem untuk melindungi
lingkungan hidup dan memiliki peralatan yang diatur dengan komputer untuk mengendalikan
efisiensi dan mutu. Perusahaan ini menerapkan system manajemen mutu ISO 9001:2000,
sertifikasi ISO 9001:2000, sertifikasi LLOYD’S dan SGO. Berkat kecanggihan peralatan dan
mutu yang dihasilkan produk-produk Danliris diterima di pasaran luar negeri.
C. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
1. Visi Perusahaan
Visi dari perusahaan ini adalah : Menjadi perusahaan tekstil yang terintegrasi yang
terkenal sebagai yang terbaik terutama oleh pemegang saham, pelanggan dan karyawan
(Becoming an integrated textile company that is known for its excelence especially to its
shareholders, cuctomers and eployee).
2. Misi
a. Menjadi perusahaan tekstil yang terintegrasi yang dapat memuaskan pemegang
saham melalui profit dan pelanggan melalui baiknya pelayanan pelanggan, kualitas
dan harga (becoming an integrated textile company that able to satisfy to both its
shareholders through its profit and to customer through exelence in costumer
service, quality and price).
b. Menyediakan lingkungan kerja yang menekankan kejujuran, kehati-hatian, keamanan
dan penghargaan berdasarkan hasil (providing a working environment that condones
honesty, prudece, safety and merit-based performance).
3. Obyektif
a. Membeli dan memperbaiki mesin-mesin ( buying and repairing mchineries).
37
b. Menerima dan melatih karyawan yang berarti di pabrik maupun di manajemen (
hiring and training valuable employees both is factories and in management).
c. Membuat program, struktur dan target baru ( developing new programs, structures,
and targets).
D. Personalia
1. Tenaga Kerja
a. Karyawan Tetap
Adalah karyawan yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diterima,
dipekerjakan dan diberi imbalan jasa terkait pada hubungan kerja dengan perusahaan
yang tidak terbatas waktunya.
b. Karyawan Tidak Tetap
1) Karyawan Kontrak
Adalah karyawan yang terikat pada hubungan kerja secara terbatas dengan
perusahaan tertentu atas dasar kontrak / perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu.
2) Karyawan Harian Lepas
Adalah karyawan yang terikat pada hubungan kerja secara terbatas dengan
perusahaan atas dasar pekerjaan harian secara terputus- putus yang sewaktu-waktu
sifatnya dan dengan masa kerja terus menerus kurang dari 3 (tiga) bulan.
2. Hari dan Jam Kerja
Hari Kerja Karyawan di PT Dan Liris dilaksanakan setiap hari, mulai dari hari
Senin sampai hari Sabtu dan dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.30
WIB.
38
3. Jaminan Kerja
a. Hari-hari Libur
Hari Libur yang diakui oleh PT Dan Liris adalah hari-hari libur resmi yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah melalui Menteri Agama setiap Tahunnya. Pada hari libur
tersebut gaji tetap dibayarkan.
b. Istitahat (Cuti) Tahunan
1) Karyawan berhak atas istirahat (Cuti) Tahunan setiap kali setelah karyawan yang
bersangkutan mempunyai masa kerja selama 12 (dua belas) bulan terus menerus,
dengan tetap mendapatkan gaji.
2) Lamanya istirahat (Cuti) Tahunan ditetapkan secara keseluruhan 12 (dua belas)
hari kerja dengan tetap mendapatkan gaji pokok dan tunjangan.
3) Bagi karyawan dengan status hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu yang
lamanya 1 (satu) tahun saja, hak atas istirahat (Cuti) Tahunannya diatur menurut
Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 1954 Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja
No.Kep. 69 / Men / 1980.
c. Istirahat (Cuti) Haid
Karyawan wanita tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan hari kedua
waktu haid dan memberitahukan kepada atasan (Pimpinan Kerja), dengan tetap
mendapatkan gaji.
d. Istirahat (Cuti) Melahirkan
1) Kepada karyawan wanita yang hamil diberikan hak istirahat (Cuti) 1 ½ (satu
setengah) bulan sebelum saatnya memenuhi perhitungan dokter akan melahirkan
39
dan 1 ½ (satu setengah) bulan setelah melahirkan atau gugur kandungan (UU No.
1 Tahun 1951, Pasal 13) dengan tetap mendapatkan gaji.
2) Hari-hari istirahat (cuti) melahirkan karena gugur kandungan hanya dapat diambil
berdasarkan surat keterangan dokter kandungan yang merawatnya.
3) Istirahat (cuti) sebelum melahirkan dan sesudah melahirkan bukan merupakan
suatu paket yang dapat digabungkan sekaligus menjadi 3 (tiga) bulan.
4) Istirahat (cuti) melahirkan ini dapat diperpanjang apabila dokter yang
merawatnya memandang perlu bahwa Karyawan Wanita yang bersangkutan
masihharus istirahat dan berlaku ketentuan tentang gaji selama sakit (Pasal 250).
e. Cuti Ibadah Haji
Karyawan yang hendak menunaikan ibadah haji, berhak mendapatkan cuti
dengan gaji penuh sesuai ketentuan peraturan pemerintah, selama waktu yang
diperlukan maksimum 42 hari untuk 1 (satu) kali saja selama hubungan kerja dengan
perusahaan (Ps. 6 ayat 4 PP No.8 tahun 1981)
f. Ijin Khusus
Ijin khusus adalah izin yang diberikan kepada karyawan untuk meninggalkan
pekerjaan dengan tetap mendapatkan gaji untuk keperluan-keperluan tertentu demi
kepentingan nasional maupun regional.Misalnya : pada waktu karyawan
melaksanakan hak/ kewajiban yang diberikan Pemerintah / Undang-undang antara
lain: hak pilih, sidang, saksi, dan lain-lain, yang pada waktunya setiap kali ditentukan
berdasarkan kebutuhan (PP No.8 Tahun 1981)
40
4. Komponen Penggajian dan Incentive / Premi
a. Penetapan Gaji :
1) Perusahaan memberi gaji sesuai dengan kontribusi yang diberikan kepada
perusahaan oleh karyawan melalui pekerjaan yang mereka lakukan.
2) Besarnya kontribusi ditentukan berdasarkan ketrampilan dan potensi karyawan
3) Atasan mempunyai wewenang untuk mengusulkan gaji karyawan yang berada di
bawah pimpinannya sesuai ketentuan yang berlaku.
4) Gaji dibayarkan setiap tanggal 25 bulan berjalan, kecuali jatuh hari libur.
b. Struktur gaji
1) Dalam struktur gaji terdapat golongan-golongan yang mencakup keseluruhan
pekerjaan yang terdapat di lingkungan perusahaan.
2) Pengesahan berlakunya struktur gaji ditetapkan oleh Direksi.
c. Perubahan gaji dapat terjadi karena prestasi, promosi ataupun penyesuaian yang
ditentukan oleh Direksi.
d. Karyawan dalam status “pejabat” pada suatu jabatan belum mendapat perubahan gaji
dari yang biasa diterimanya setiap bulan.
e. Insentif / Premi adalah imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan /
kelompok karyawan tertentu atas dasar prestasi / pencapaian target yang ditetapkan
perusahaan.
f. Besarnya Insentif/premi setiap waktu ditentukan dalam keputusan Direksi.
5. Pemutusan Hubungan Kerja
a. Dalam hal perusahaan terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja maka
pelaksanaan dilakukan oleh Atasan serendah-rendahnya setingkat Departement
41
Head/Branch manager bersama-sama dengan bagian Personalia (HRD) dan Legal
dengan sepengetahuan Direksi.
b. Pelanggaran yang dikenakan sanksi Penutusan Hubungan Kerja (PHK)
1) Peningkatan sanksi pelanggaran dari Surat peringatan ketiga (SP-III) yang jenis
atau berat pelanggarannya sama atau lebih rendah.
2) Mangkir 5 (lima) hari kerja berturut-turut dan telah dipanggil perusahaan.
3) Penggelapan, pencurian, penipuan, pemalsuan dan lain sejenisnya yang
merugikan perusahaan.
4) Melakukan penganiayaan, penghinaan secara kasar, tindak kekerasan,
mengancam Pengusaha atau pekerja lain beserta keluarganya.
5) Menyuruh, membujuk, atau ikut serta melakukan perbuatan melanggar hukum,
norma kesusilaan terhadap Pengusaha atau Pekerja lainnya beserta keluarganya.
6) Merusak barang perusahaan, baik dengan sengaja maupun karena kecerobohan.
7) Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan pada saat membuat
Perjanjian Kerja sehingga merugikan perusahaan atau kepentingan Negara.
8) Memberikan keterangan yang tidak benar dalam hubungannya dengan tugas dari
jabatannya.
9) Membongkar rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk
kepentingan negara.
10) Mencemarkan nama baik perusahaan beserta keluarganya.
11) Berjudi, minum-minuman keras dan atau mabuk, madat, menyalahgunakan obat-
obatan terlarang di lingkungan perusahaan.
12) Menjadi pengguna atau pencandu narkoba.
42
13) Menerima pemberian imbalan jasa dari siapapun tanpa sepengetahuan Atasan dan
ditujukan untuk melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan.
14) Melakukan perkelahian atau pemukulan di dalam lingkungan perusahaan anatar
sesama karyawan atau karyawan lain yang ditugaskan di perusahaan atau dengan
pelanggaran perusahaan.
15) Mencari keuntungan sendiri atau orang lain dengan menggunakan jabatannya,
sehingga perusahaan langsung atau tidak langsung dirugikan.
16) Dengan sengaja atau lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan sedemikian rupa
sehingga ia tidak dapat menjalankan pekerjaannya.
17) Bekerja pada perusahaan lain atau mempunyai usaha sendiri sehingga
mengganggu pelaksanaan tugasnya di Perusahaan.
6. Jaminan Sosial / Kesejahteraan Karyawan
Jaminan Sosial / Kesejahteraan Karyawan adalah bantuan yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan dalam rangka perlindungan, perawatan dan kesejahteraan
karyawan.
7. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)
Program jamsostek yang ada di dalam perusahaan meliputi : jaminan kecelakaan
kerja, Jaminan hari Tua, Jaminan Kematian.
8. Fasilitas Pemeliharaan Kesehatan
Yang berhak mendapatkan fasilitas pemeliharaan kesehatan adalah karyawan
ataupun karyawati, 1(satu) istri yang sah yang menjadi tanggung jawab karyawan, anak
sah karyawan (sebanyak-banyaknya 3 orang), sampai batas usia 21 tahun yang belum
43
menikah, belum berpenghasilan, dan masih menjadi tanggung jawab karyawan yang
bersangkutan, serta telah terdaftar di Perusahaan.
9. Tunjangan
Karyawan perusahaan mendapatkan tunjangan-tunjangan sebagai berikut :
a. Tunjangan Makan
b. Tunjangan Kedukaan
c. Tunjangan Kelahiran / bersalin.
44
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data dari penelitian, maka selanjutnya dalam bab ini disajikan analisis data dan
pembahasan. Sebelum data dianalisis akan dijabarkan tentang pengujian instrumennya.
A. Hasil Pengujian Instrumen dengan Analisis Validitas
Analisis untuk menguji validitas instrumen penelitian dilakukan dengan mengambil 30
orang responden. Pengujian ini menggunakan program SPSS 11.50 dengan menggunakan
teknik korelasi product moment antara masing-masing item pernyataan dengan skor total.
Untuk menentukan bahwa suatu item dikatakan valid apabila Pvalue < 0,05 dengan taraf
signifikansi 5%.
1. Variabel Komunikasi
Dalam variabel efektivitas komunikasi terdapat 6 item pernyataan yang akan diuji
untuk mengetahui validitasnya. Berikut hasil dari pengujian (Tabel V.A1 Hasil Pengujian
Validitas Variabel Komunikasi):
44
45
Tabel V.A1Hasil Pengujian Validitas Variabel Komunikasi
Permyataan BUTIRTOT KETERANGAN
KOM1 Pearson Correlation .591(**)
Sig. (1-tailed) .000 VALID
KOM2 Pearson Correlation .657(**)
Sig. (1-tailed) .000 VALID
KOM3 Pearson Correlation .581(**)
Sig. (1-tailed) .000 VALID
KOM4 Pearson Correlation .148
Sig. (1-tailed) .217 VALID
KOM5 Pearson Correlation .601(**)
Sig. (1-tailed) .000 VALID
KOM6 Pearson Correlation .760(**)
Sig. (1-tailed) .000 VALID
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel V.1 maka hasil pengujian validitas variabel efektivitas komunikasi
menunjukkan semua pernyataan dinyatakan valid karena nilai p dari semua pernyataan
lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil pengujian validitas tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini layak digunakan karena telah memenuhi persyaratan validitas.
2. Variabel iklim kerja
Variabel iklim kerja terdapat 14 item pernyataan yang akan diuji untuk mengetahui
validitasnya. Berikut hasil pengujian :
46
Tabel V.A2Hasil Pengujian Validitas Variabel Iklim Kerja
BUTIRTOT KETERANGAN
IKLIM1 PearsonCorrelation
.233 TIDAK VALID
Sig. (1-tailed) .108
IKLIM2 PearsonCorrelation
.554(**) VALID
Sig. (1-tailed) .001
IKLIM3 PearsonCorrelation
.328(*) VALID
Sig. (1-tailed) .039
IKLIM4 PearsonCorrelation
.659(**) VALID
Sig. (1-tailed) .000
IKLIM5 PearsonCorrelation
.645(**) VALID
Sig. (1-tailed) .000
IKLIM6 PearsonCorrelation
.634(**) VALID
Sig. (1-tailed) .000
IKLIM7 PearsonCorrelation
.495(**) VALID
Sig. (1-tailed) .003
IKLIM8 PearsonCorrelation
.710(**) VALID
Sig. (1-tailed) .000
IKLIM9 PearsonCorrelation
.678(**) VALID
Sig. (1-tailed) .000
IKLIM10 PearsonCorrelation
.743(**) VALID
Sig. (1-tailed) .000
IKLIM11 PearsonCorrelation
.272 TIDAK VALID
Sig. (1-tailed) .073
IKLIM12 PearsonCorrelation
.328(*) VALID
Sig. (1-tailed) .039
IKLIM13 PearsonCorrelation
.438(**) VALID
Sig. (1-tailed) .008
IKLIM14 PearsonCorrelation
.462(**) VALID
Sig. (1-tailed) .005
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel V.A2 maka hasil pengujian validitas variabel iklim kerja
menunjukkan bahwa terdapat 2 item pernyataan yang dinyatakan gugur karena
47
pernyataan pada variabel iklim kerja tersebut memiliki nilai p lebih besar dari 0,05 yaitu
pernyataan no 1 dan no 11. Berdasarkan hasil pengujian validitas tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini layak digunakan karena telah memenuhi persyaratan validitas.
3. Variabel Fungsi Kepemimpinan
Variabel fungsi kepemimpinan terdapat 8 item pernyataan yang akan diuji untuk
mengetahui validitas tiap item pernyataan. Berikut hasil dari pengujian :
48
Tabel V.A3Hasil Pengujian Validitas Variabel Fungsi Kepemimpinan
Pernyataan BUTIR_TOTAL Keterangan
KEP1 PearsonCorrelation
.302
Sig. (1-tailed) .053 Tidak valid
KEP2 PearsonCorrelation
.276
Sig. (1-tailed) .070 Tidak valid
KEP3 PearsonCorrelation
.438(**)
Sig. (1-tailed) .008 valid
KEP4 PearsonCorrelation
.205
Sig. (1-tailed) .139 Tidak valid
KEP5 PearsonCorrelation
.527(**)
Sig. (1-tailed) .001 valid
KEP6 PearsonCorrelation
.685(**)
Sig. (1-tailed) .000 valid
KEP7 PearsonCorrelation
.545(**)
Sig. (1-tailed) .001 valid
KEP8 PearsonCorrelation
.508(**)
Sig. (1-tailed) .002 valid
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel V.A3 maka hasil pengujian validitas variabel gaya kepemimpinan
menunjukkan bahwa semua pernyataan dikatakan valid karena nilai p < 0,05 kecuali
pernyataan kep1 (pernyataan no 1 pada variabel fungsi kepemimpinan) yang memiliki
nilai p sebesar 0,53 yang lebih besar dari 0,05, pernyataan kep2 (pernyataan no 2 pada
variabel fungsi kepemimpinan) yang memiliki nilai p sebesar 0,070 yang lebih besar dari
0,05 dan pernyataan kep4 (pernyataan no 4 pada variabel fungsi kepemimpinan) yang
memiliki nilai p sebesar 0,139 yang lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil pengujian
validitas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk
49
mengumpulkan data dalam penelitian ini layak digunakan karena telah memenuhi
persyaratan validitas kecuali pernyataan no 2 dan 4 yang dinyatakan tidak valid pada
variabel fungsi kepemimpinan.
4. Variabel Kebutuhan sosial karyawan
Variabel iklim kerja terdapat 3item pernyataan yang akan diuji untuk mengetahui
validitas tiap item pernyataan.
Berikut hasil pengujian (Tabel V.A4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kebutuhan
sosial karyawan):
Tabel V.A4Hasil Pengujian Validitas Variabel Kebutuhan sosial karyawan
Pernyataan BUTIR TOTAL Keterangan
KEB1 PearsonCorrelation
.897(**)
Sig. (1-tailed) .000 valid
KEB2 PearsonCorrelation
.909(**)
Sig. (1-tailed) .000 valid
KEB3 PearsonCorrelation
.916(**)
Sig. (1-tailed) .000 valid
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel V.A4 maka hasil pengujian validitas variabel kebutuhan sosial
karyawan menunjukkan bahwa tidak ada item yang dinyatakan gugur karena semua
pernyataan pada variabel kebutuhan sosial karyawan memiliki nilai p < 0,05.
Berdasarkan hasil pengujian validitas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini layak digunakan karena
telah memenuhi persyaratan validitas.
50
B. Hasil Pengujian Instrumen dengan Analisis Reliabilitas
Analisis untuk menguji validitas instrumen penelitian dilakukan dengan mengambil 30
orang responden. Pengujian ini menggunakan program SPSS 11.50. Pengujian Ini dengan
teknik Cronbach’s Alpha dengan menggunakan rentangan antara beberapa nilai.
1. Variabel Komunikasi
Variabel komunikasi terdapat 6 item pernyataan yang akan diuji untuk mengetahui
reliabel atau tidaknya item pernyataan tersebut.
Berdasarkan kriteria yang digunakan dalam pengujian reliabilitas adalah bila nilai alpha
0,40 sampai dengan 0,60 dinyatakan cukup reliabel dan bila nilai alpha antara 0,60 sampai
dengan 0,80 dinyatakan reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas tersebut diperoleh nilai alpha 0,5178, maka dapat
disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengumpullkan data dalam penelitian
ini layak digunakan kerena telah memenuhi persyaratan reliabilitas.
2. Variabel iklim kerja
Variabel komunikasi terdapat 14 item pernyataan yang akan diuji untuk mengetahui
reliabel atau tidaknya 12 item pernyataan tersebut.
Berdasarkan kriteria yang digunakan dalam pengujian reliabilitas adalah bila nilai alpha
0,60 sampai dengan 0,80 dinyatakan reliabel, maka instrumen dinyatakan reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas tersebut diperoleh nilai alpha 0,7620 maka dapat
disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini layak digunakan kerena telah memenuhi persyaratan reliabilitas.
51
3. Variabel Fungsi kepemimpinan
Variabel fungsi kepemimpinan terdapat 5 item pernyataan yang akan diuji reliabilitasnya.
Berdasarkan kriteria yang digunakan dalam pengujian reliabilitas adalah bila nilai alpha
0,40 sampai dengan 0,60 instrumen dinyatakan cukup reliabel dan bila nilai alpha0,60
sampai dengan 0,80 dinyatakan reliabel, maka variabel yang berada di antara nilai tersebut
dinyatakan agak reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas tersebut diperoleh nilai alpha 0,6043 maka dapat
disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini layak digunakan kerena telah memenuhi persyaratan reliabilitas.
4. Variabel Kebutuhan sosial karyawan
Variabel komunikasi terdapat 3 item pernyataan yang akan diuji untuk mengetahui
reliabel atau tidaknya 3 item pernyataan tersebut.
Berdasarkan kriteria yang digunakan dalam pengujian reliabilitas adalah bila nilai alpha
0,40 sampai dengan 0,60 dinyatakan cukup reliabel maka variabel yang berada nilai alpha
tersebut dinyatakan cukup reliabel sedangkan bila nilai alpha 0,60 sampai dengan 0,80
dinyatakan reliabel, maka variabel yang berada di antara nilai tersebut dinyatakan reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas tersebut diperoleh nilai alpha 0,8872 maka
dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini layak digunakan kerena telah memenuhi persyaratan reliabilitas.
52
C. Asumsi Klasik
1. Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel
bebas, dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan antar variabel bebas melalui
besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinearitas jika koefisien korelasi
antar variabel bebas lebih besar dari 0,60 dan jika koefisien korelasi antar variabel bebas
lebih kecil atau sama dengan 0,60, maka tidak ada hubungan antar variabel bebas.
Berikut hasil pengujian uji Multikolinearitas:
Tabel V.C1Coefficient Correlations(a)
Model KEP KOM IKLIM
1 Correlations KEP 1.000 -.248 -.636
KOM -.248 1.000 -.489
IKLIM -.636 -.489 1.000
Covariances KEP .003 -.001 -.001
KOM -.001 .004 -.001
IKLIM -.001 -.001 .001
Tabel V.C2Coefficients(a)
ModelUnstandardized
CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant)
.048 .635 .076 .939
KOM -.053 .060 -.075 -.879 .382 .235 4.262
IKLIM .195 .033 .645 6.006 .000 .149 6.717
KEP .219 .059 .358 3.706 .000 .184 5.443
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel bebas tampak bahwa hanya variabel Iklim
Kerja yang mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel Fungsi Kepemimpinan
dengan tingkat korelasi sebesar – 0,636 atau sekitar 63,6%. Oleh karena korelasi ini masih
53
dibawah 90%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius. Hasil
perhitungan nilai variance inflation factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada
satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
2. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui sama tidaknya varians dari residual observasi yang
satu dengan yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama maka disebut
homoskedastisitas dan jika residualnya tidak sama maka disebut heteroskedastisitas.
Berikut hasil pengujian:
Scatterplot
Dependent Variable: KEB
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Re
gre
ssio
nS
tud
en
tize
dR
esid
ua
l
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
Gambar 1.5
Scatterplot Uji heteroskedastisitas
54
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada pola-pola tertentu yang
membentuk pola yang teratur, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3. Uji Asumsi Klasik Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat
(Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan apakah data yang diperoleh berdistribusi normal
atau tidak.
Berikut hasil pengujian :
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: KEB
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Exp
ect
ed
Cu
mP
rob
1.00
.75
.50
.25
0.00
Gambar 2.5
Uji Normalitas
Jika data data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
55
D. Analisis Data
Analisis untuk menguji data yang diperoleh dengan analisis regresi berganda, uji t,dan
uji F penelitian ini dilakukan dengan mengambil 100 orang responden. Pengujian ini
menggunakan program SPSS 11.50. Berikut hasil pengujian:
1. Analisis regresi Berganda
Analisis ini digunakan untuk menjawab permasalahan apakah komunikasi, iklim kerja,
dan fungsi kepemimpinan berpengaruh terhadap kebutuhan sosial karyawan.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 11.50,
maka diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut:
Y= 0,048 - 0,053 X1+ 0,195X2 + 0,219X3
Dimana : Y = Kebutuhan sosial X1 = Komunikasi
a = Konstanta X2 = Iklim Kerja
b1 = 0,048 X3 = Fungsi Kepemimpinan
b2 = - 0,053
b3 = 0,219
2. Statistik uji t
Uji t untuk menguji signifikasi variabel komunikasi, iklim kerja, dan fungsi
kepemimpinan secara satu per satu (parsial) terhadap variabel Y (kebutuhan sosial).
56
Tabel V.D2Hasil Uji t
ModelUnstandardized
CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant)
.048 .635 .076 .939
KOM -.053 .060 -.075 -.879 .382
IKLIM .195 .033 .645 6.006 .000
KEP .219 .059 .358 3.706 .000
Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah menguji pengaruh komunikasi, iklim kerja,
dan fungsi kepemimpinan secara parsial terhadap kebutuhan sosial karyawan.
a. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh komunikasi terhadap
kebutuhan sosial karyawan.
H0 : b1; ≤ 0, artinya komunikasi secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap
kebutuhan sosial karyawan.
Ha : b1 > 0, artinya komunikasi secara parsial berpengaruh positif terhadap kebutuhan
sosial karyawan.
Apabila dalam perhitungan t hitung ≥ t tabel atau jika P-value ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan
Ha diterima, hal ini dapat diartikan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan antara komunikasi terhadap kebutuhan sosial karyawan.
Dari penghitungan komputer diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,382 sehingga dapat
diartikan Ho diterima dan Ha ditolak maka komunikasi secara parsial tidak berpengaruh
positif terhadap kebutuhan sosial pada karyawan PT. Dan Liris.
b. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh iklim kerja terhadap
kebutuhan sosial karyawan.
57
H0 : b2 ≤ 0, artinya iklim kerja secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap
kebutuhan sosial karyawan.
Ha : b2 > 0, artinya iklim kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap
kebutuhan sosial karyawan.
Apabila dalam perhitungan t hitung ≥ t tabel atau jika P-value ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan
Ha diterima, hal ini dapat diartikan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan antara iklim kerja terhadap kebutuhan sosial karyawan.
Dari penghitungan komputer diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,000 sehingga dapat
diartikan Ho ditolak dan Ha diterima maka iklim kerja secara parsial berpengaruh
terhadap kebutuhan sosial pada karyawan PT. Dan Liris.
c. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh fungsi kepemimpinan
terhadap kebutuhan sosial karyawan.
H0 : b3 ≤ 0, artinya fungsi kepemimpinan secara parsial tidak berpengaruh positif
terhadap kebutuhan sosial karyawan.
Ha : b3 > 0, artinya fungsi kepemimpinan secara parsial berpengaruh positif terhadap
kebutuhan sosial karyawan.
Apabila dalam perhitungan t hitung ≥ t tabel atau pada α (Alpha)= 0,05 atau bila t hitung
pada p-value ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini dapat diartikan bahwa
secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara fungsi kepemimpinan terhadap
kebutuhan sosial karyawan.
Dari penghitungan komputer diketahui bahwa t hitung pada p-value pada uji t signifikan
sebesar 0,00. P-value < 0,05 sehingga dapat diartikan Ho ditolak dan Ha diterima maka
58
fungsi kepemimpinan secara parsial berpengaruh terhadap kebutuhan sosial pada
karyawan PT. Dan Liris.
3. Statistik Uji F
Uji F untuk melihat pengaruh secara menyeluruh dari semua variabel bebas secara
bersama-sama (simultan) dalam mempengaruhi variabel terikat.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji F adalah sebagai berikut:
Perumusan hipotesis
H0 : b1; b2 ; b3 ≤ 0, artinya komunikasi, iklim kerja, dan fungsi kepemimpinan secara
simultan tidak berpengaruh positif terhadap kebutuhan sosial
karyawan.
Ha : b1; b2 ; b3 minimal salah satu lebih besar dari 0, artinya komunikasi, iklim
kerja, dan fungsi kepemimpinan secara simultan berpengaruh positif
terhadap kebutuhan sosial karyawan.
Apabila dalam perhitungan F hitung ≥ F tabel atau pada α (Alpha)= 0,05 atau bila F
hitung pada p-value ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini dapat diartikan
bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi, iklim kerja
fungsi kepemimpinan terhadap kebutuhan sosial karyawan.
Tabel V.D3Hasil Pengujian Uji F
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 619.111 3 206.370 162.218 .000(a)
Residual 122.129 96 1.272
Total 741.240 99
59
Dari uji ANOVA didapat nilai F hitung sebesar 162,218 taraf signifikansi =
5%,dengan (df) pembilang = 3 serta df penyebut = N-m-1 =100-3-1= 96 maka F tabel =
F5%; df(3)(96) = 2,699. Setelah F hitung dan F tabel diketahui maka langkah selanjutnya
membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Apabila F hitung > F tabel maka ada
pengaruh yang signifikan, sebaliknya apabila F hitung ≤ F tabel maka tidak ada pengaruh
yang signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung = 162,218 sedangkan F tabel =
2,699 artinya F hitung > F tabel. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara komunikasi, iklim kerja, dan fungsi kepemimpinan terhadap kebutuhan
sosial karyawan., maka Ha diterima atau dengan kata lain Ho ditolak, sehingga dapat
disimpulkan komunikasi, iklim kerja, dan fungsi kepemimpinan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kebutuhan sosial karyawan pada PT. Dan Liris.
4. Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui besarnya perubahan variabel terikat yang disebabkan karena
pengaruh variabel bebas dapat diperoleh dengan menggunakan R2. Berikut hasil perhitungan:
Tabel V.D 4Hasil Perhitungan Adjusted R square (R2)
Model R R Square
Adjusted RSquare
Std. Error of theEstimate
1 .914(a) .835 .830 1.128
Dari penghitungan komputer diketahui adjusted R2 sebesar 0,835 yang berarti bahwa
83,5 persen kebutuhan sosial karyawan dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas yaitu
60
komunikasi, iklim kerja, dan fungsi kepemimpinan dan sisanya sebesar 1 – 83,5 % = 16,5%
dipengaruhi oleh sebab-sebab lain.
5. Pembahasan Analisis Regresi
a. Dari persamaan regresi linier berganda tersebut diketahui bahwa koefisien regresi
linier berganda dari ketiga variabel bebas (komunikasi, iklim kerja, dan fungsi
kepemimpinan) bertanda positif yang berarti bahwa variabel-variabel bebasnya
mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel terikat (kebutuhan sosial
karyawan).
b. Secara matematis jika X1, X2, dan X3 = 0 maka nilai Y= - 0,770. Hal ini berarti pada
saat variabel bebas komunikasi, iklim kerja, dan fungsi kepemimpinan sama dengan
0 maka kebutuhan sosial karyawan PT. Dan Liris sebesar -0,770.
c. Koefisien regresi berganda (b1) mengukur besarnya perubahan variabel terikat Y
(kebutuhan sosial), akibat peningkatan variabel bebas X1 (komunikasi) sebesar 1
satuan, dengan asumsi variabel bebas X2 (iklim kerja) dan variabel bebas X3 (fungsi
kepemimpinan) tetap. Dari hasil uji parsial diketahui variabel komunikasi tidak
berpengaruh secara signifikan antara terhadap kebutuhan sosial.
d. Koefisien regresi berganda (b2) mengukur besarnya perubahan variabel terikat Y
(kebutuhan sosial) akibat peningkatan variabel bebas X2 (iklim kerja) sebesar 1
satuan, dengan asumsi variabel bebas X1 (komunikasi) dan X3 (fungsi kepemimpinan)
adalah tetap. Nilai b2 = 0,195, dapat diartikan apabila variabel iklim kerja meningkat
sebesar satu (1) satuan, maka kebutuhan sosial karyawan akan meningkat 0,195,
dengan asumsi variabel komunikasi dan fungsi kepemimpinan adalah tetap.
61
e. Koefisien regresi berganda (b3) mengukur besarnya perubahan variabel terikat Y
(kebutuhan sosial) akibat peningkatan variabel bebas X3 (fungsi kepemimpinan)
sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel bebas X1 (komunikasi) dan X2 (iklim kerja)
adalah tetap. Nilai b3 = 0,219, dapat diartikan apabila variabel fungsi kepemimpinan
meningkat sebesar satu (1) satuan, maka kebutuhan sosial karyawan akan meningkat
0,219 dengan asumsi variabel iklim kerja dan komunikasi adalah tetap.
E. Pembahasan
Analisis regresi berganda pada variabel-variabel bebas menunjukkan secara simultan
berpengaruh terhadap kebutuhan sosial karyawan. Hal ini dapat diketahui bahwa karyawan
cenderung akan meningkatkan kerja mereka yang dimaksudkan disini adalah komunikasi,
iklim kerja dan fungsi kepemimpinan yang terjadi di dalam perusahaan sangat dibutuhkan
karyawan dalam upaya memenuhi kebutuhan sosial.
Komunikasi yang terjadi antara karyawan dengan karyawan maupun karyawan dengan
atasan dalam hal ini kejelasan dan saling menghormati dalam komunikasi menjadi salah satu
variabel pendorong terjadinya pemenuhan kebutuhan sosial karyawan pada PT. Dan Liris.
Selain itu iklim kerja yang terjadi di dalam perusahaan yaitu keharmonisan dalam
perusahaan, keamanan, fasilitas yang menunjang, jenjang karir, dan suasana kerja juga
merupakan salah satu variabel terciptanya kebutuhan sosial karyawan.
Fungsi kepemimpinan yang mencakup cara pemimpin atau atasan dalam memimpin
karyawan seperti cara menegur, cara memberikan tugas tertentu, cara membuat keputusan
mendorong karyawan untuk memotivasi dalam bekerja. Dengan demikian diketahui bahwa
komunikasi, iklim kerja, dan fungsi kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kebutuhan
62
sosial karyawan pada PT.Dan Liris. Apabila komunikasi, iklim kerja, dan fungsi
kepemimpinan ditingkatkan maka akan mendukung terciptanya pemenuhan kebutuhan sosial
karyawan pada PT. Dan Liris, tetapi kenaikan salah satu variabel harus diimbangi dengan
peningkatan variabel-variabel lain. Sehingga PT. Dan Liris tidak akan kehilangan para
karyawannya.
63
BAB VIKESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh komunikasi, iklim
kerja dan fungsi kepemimpinan terhadap kebutuhan sosial karyawan., maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisis data komunikasi tidak
berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kebutuhan sosial tetapi iklim
kerja dan fungsi kepemimpinan secara parsial atau satu persatu berpengaruh signifikan
terhadap kebutuhan sosial karyawan pada karyawan staff golongan IB PT. Dan Liris.
Hal ini dapat dilihat dari nilai P-value dari masing-masing variabel.
2. Komunikasi, iklim kerja, dan fungsi kepemimpinan secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh signifikan terhadap kebutuhan sosial karyawan pada karyawan staff
golongan IB PT. Dan Liris. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F yang menunjukkan nilai
P-value ≤ 0,05 yaitu sebesar 0,000.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini dan melihat hasil pembahasan, penulis mengajukan
saran atau masukan yang kiranya bermanfaat bagi PT. Dan Liris khususnya bagian staff
golongan IB, yaitu:
1. Atasan selalu mendorong karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, pujian yang
diberikan dari atasan adalah perlu dan evaluasi antar atasan dan karyawan sering
dilakukan.
63
64
2. Fasilitas yang mendukung terciptanya suasana kerja yang baik dipertahankan karena
sudah membuat karyawan bekerja dengan maksimal.
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan proses penulisan skripsi ini terdapat
beberapa kelemahan, kekurangan dan juga masih jauh dari kesempurnaan, hal ini terjadi
karena beberapa faktor yaitu:
1. Peneliti
Keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan berpikir disamping terbatasnya
jumlah pertanyaan dalam kuesioner selain itu dari pihak perusahaan yang kurang
memberikan informasi tentang data yang dibutuhkan bagi penulis sehingga tidak dapat
mengungkap data yang ada pada karyawan dengan tepat.
2. Responden
Dalam penelitian ini penulis tidak dapat melacak kebenaran data yang diperoleh dari
responden bila jawaban pernyataan yang diberikan tidak jujur atau tidak benar
sepenuhnya.
3. Studi Kasus
Penelitian ini berupa studi kasus sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku bagi
PT.Dan Liris
DAFTAR PUSTAKA
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. (2003). Manajemen Motivasi. Jakarta: PT GramediaMediasarana Indonesia.
Daft Richard L. (2006).Manajemen (alih bahasa Edward Tanujaya dan Shirly Tiolina).Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Djati ,Sundring Pantja.(1999). ”Pengaruh Variabel- Variabel Terhadap ProduktivitasTenaga Kerja Karyawan pada Industri Rumah Tangga di Kabupaten Sidoarjo”JurnalManajemen dan Kewirausahaan. Vol1 No1, FE Universitas Kristen Petra.
Purwanto, Djoko.(1997). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Griffin,Ricky W. (2004). Manajemen (alih bahasa Gina Gania). Jakarta: Erlangga
Hadi, Sutrisno.(2002).Statistik. Jilid Pertama. Yogyakarta: Andi
Ghozali, Imam.(2001).Analisis Regresi. Semarang: Badan Penerbit UNDIP
Koesmono, dan kawan-kawan.(2001). “Analisa Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan IklimKerja terhadap Motivasi Kerja.” Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi.Vol.1No3,FE.
Robin,Stephen P.(1996). Perilaku Organisasi: Konsep-Kontroversi-Aplikasi.Jakarta:Prenhalindo.
Sekaran, Uma.(2006).Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Siswanto, B.(1987).Manajemen Tenaga Kerja :Ancaman Dalam Pendayagunaan danPengembangan Unsur Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru.
Stoner, James.A.F.(1996).Manajemen.Jakarta: Erlangga.
Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni.(2006). Metodologi penelitian bisnis.Yogyakarta:C.V ANDI OFFSET.
Sunyoto, Danang.(2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat Ringkasan dan Kasus.Yogyakarta: Amara Books.
Tisnawati Ernie, Sule dan Saefullah, Kurniawan.(2005). Pengantar Manajemen. Jakarta :Prenada Media.
Thoha, Miftah.(2005).Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Umar, Husein. (2002). Riset Pemasran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : PT GramediaPustaka Utama.
Wibisono, Dermawan.(2000). Riset Bisnis. Yogyakarta.BPFE.
REGRESI
Variables Entered/Removed(b)
ModelVariablesEntered
VariablesRemoved Method
1 KEP, KOM,IKLIM(a)
. Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: KEB
Model Summary(b)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
1 .914(a) .835 .830 1.128
a Predictors: (Constant), KEP, KOM, IKLIMb Dependent Variable: KEB
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 619.111 3 206.370 162.218 .000(a)
Residual 122.129 96 1.272
Total 741.240 99
a Predictors: (Constant), KEP, KOM, IKLIMb Dependent Variable: KEB
Coefficients(a)
ModelUnstandardized
CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .048 .635 .076 .939
KOM -.053 .060 -.075 -.879 .382 .235 4.262
IKLIM .195 .033 .645 6.006 .000 .149 6.717
KEP .219 .059 .358 3.706 .000 .184 5.443
a Dependent Variable: KEB
Coefficient Correlations(a)
Model KEP KOM IKLIM
1 Correlations
KEP 1.000 -.248 -.636
KOM -.248 1.000 -.489
IKLIM -.636 -.489 1.000
Covariances
KEP .003 -.001 -.001
KOM -.001 .004 -.001
IKLIM -.001 -.001 .001
a Dependent Variable: KEB
Collinearity Diagnostics(a)
ModelDimension Eigenvalue
ConditionIndex
Variance Proportions
(Constant) KOM IKLIM KEP
1 1 3.956 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .033 10.893 .65 .00 .03 .06
3 .007 24.606 .27 .54 .05 .67
4 .005 29.378 .08 .46 .93 .27
a Dependent Variable: KEB
Casewise Diagnostics(a)
Case Number Std. Residual KEB
34 -3.773 4
a Dependent Variable: KEB
Residuals Statistics(a)
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 4.52 13.69 10.74 2.501 100
Std. Predicted Value -2.488 1.181 .000 1.000 100
Standard Error ofPredicted Value .121 .446 .213 .074 100
Adjusted Predicted Value 4.38 13.73 10.75 2.495 100
Residual -4.26 2.78 .00 1.111 100
Std. Residual -3.773 2.468 .000 .985 100
Stud. Residual -3.945 2.491 -.003 1.009 100
Deleted Residual -4.65 2.83 -.01 1.167 100
Stud. Deleted Residual -4.287 2.562 -.006 1.031 100
Mahal. Distance .151 14.516 2.970 2.932 100
Cook's Distance .000 .363 .013 .041 100
Centered Leverage Value .002 .147 .030 .030 100
a Dependent Variable: KEB
Scatterplot
Dependent Variable: KEB
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Re
gre
ssi
on
Stu
de
ntize
dR
esid
ua
l
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: KEB
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Exp
ecte
dC
um
Pro
b
1.00
.75
.50
.25
0.00
DATA GOLONGAN DIVISI GARMENT- PT. DANLIRIS PER 21/02/2006
BAGIANA B C D E IA IB 2A 2B 2C 3A 3B 4 5 JUM LAH
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P TOTAL
Konfeksi 1 6 8 44 914 34 95 6 41 3 9 1 2 5 7 2 1 1 100 1079 1179
Konfeksi 2 5 25 54 729 29 56 6 34 4 6 5 6 7 1 2 1 105 865 970
Konfeksi 3 5 26 25 878 21 87 8 39 15 2 8 6 8 4 1 68 1065 1133
Konfeksi 4 8 15 23 601 22 57 7 21 6 1 4 3 5 1 1 64 711 775
Konfeksi 5 6 5 53 613 20 46 4 15 1 3 2 4 3 4 1 1 89 692 781KonfeksiClmd 13 41 1 117 3 27 5 3 2 3 1 1 1 18 200 218
Exp.Garment 3 1 8 16 2 6 8 1 5 9 15 14 1 5 4 6 1 47 58 105Pembl.Garment 2 5 4 2 1 7 5 2 2 1 2 1 19 15 34
Satpam 11 12 11 12 23
TOTAL 48 12120
0 3852 153 400 33 161 16 43 13 35 45 53 5 18 5 11 2 1 0 1 0 0 1 0 0 1 521 4697 5218
KUESIONER
Berilah tanda check atau centang () pada kolom yang tersedia:
1. Komunikasi antar karyawan maupun karyawan dengan atasan
2. Iklim Kerja yang terjadi dalam perusahaan
Pernyataan sangat tidaksetuju
Tidaksetuju
netral setujuSangatsetuju
1. Bila saya mengalami masalah pribadi atau masalahdalam pekerjaan saya selalu bercerita pada rekankerja saya.
2. Rekan kerja saya memberi teguran bila sayamelakukan kesalahan.
3. Saya menerima informasi dari rekan kerja maupunatasan dengan jelas.
4. Atasan saya selalu memerintah saya tanpa informasiyang jelas.
5. Atasan maupun rekan kerja saya selalu sopandalam menyampaikan informasi atau teguran.
6. Saya mengerti apa yang dimaksud atasan ataurekan kerja saya dalam penyampaian informasi.
Pernyataan sangattidaksetuju
Tidaksetuju
netral setujuSangatsetuju
1. Fasilitas yang ada dalam perusahaan mendukung saya dalamproses bekerja.
2. Saya merasa senang karena sirkulasi udara dalam perusahaansangat membantu dalam bekerja.
3. Saya merasa terganggu bila mendengar suara bising pada saatsaya bekerja.
4. Perusahaan yang saya tempati tidak membedakan ras, agamamaupun gender dalam pekerjaan.
5. Saya melakukan pekerjaan dengan serius karena saya harusbertanggung jawab pada atasan itu atas pekerjaan saya.
6. Jenjang karir yang ditawarkan perusahaan yang saya tempatimenurut saya sudah baik .
7. Imbalan atau balas jasa yang saya terima dari perusahaanberdasarkan prestasi dari perusahaan berdasarkan prestasikerja yang saya lakukan.
8. Saya merasa aman dalam bekerja karena perusahaanmenjamin keselamatan kerja saya.
9. Hubungan kerja baik formal maupun inform antar karyawandengan karyawan maupun karyawan dengan atasan berjalandengan baik.
10. Suasana saling menghormati antar karyawan maupunkaryawan dengan atasan mendukung saya dalam
2. Fungsi Kepemimpinan
Pernyataan sangat tidaksetuju
Tidaksetuju
netral setujuSangatsetuju
1. Atasan saya selau mendorong saya untuk segeramenyelesaikan pekerjaan.
2. Pada waktu bekerja atasan saya sering memeriksaproses pekerjaan.
3. Pujian yang diberikan dari atasan pada karyawanadalah perlu.
4. Atasan saya selalu memberikan penjelasan tentangperintah yang diberikannya.
5. Saya merasa nyaman dengan atasan saya karenabersifat mau terbuka dalam menanggapi pendapat.
6. Saya tidak keberatan atas keputusan atau kebijakanyang diputuskan oleh atasan.
7. Atasan saya menghargai pekerjaan yang sayalakukan.
8. Evaluasi atau diskusi antar karyawan dan atasansudah terjadwal.
3. Kebutuhan sosial
Pernyataan sangattidak setuju
Tidaksetuju
netral setujuSangatsetuju
1. Alasan saya bekerja adalah keinginan ataukebutuhan untuk diterima di lingkunganmasyarakat.
2. Hubungan rekan kerja dan hubungan denganatasan mendukung saya untuk bekerja dengannyaman.
3. Saya merasa dibutuhkan dalam perusahaan ini.
menyelesaikan pekerjaan.11. Saya merasa nyaman bila rekan kerja saya menyapa saya
meskipun sedang sibuk.12. Saya senang bila rekan kerja maupun atasan saya memberikan
saran dan kritik kepada saya.13. Saya senang dengan keterbukaan informasi yang diberikan
atasan saya.14. Saya senang bila atasan saya menegur saya bila saya
melakukan kesalahan.
DATA UNTUK REGRESI
RESPONDEN KOMUNIKASI IKLIM KEPEMIMPINAN KEB. SOSIAL
1 25 46 16 12
2 19 42 17 12
3 22 44 20 11
4 22 41 17 10
5 22 38 19 11
6 21 41 19 12
7 23 44 24 12
8 22 38 20 11
9 23 38 20 10
10 21 34 15 11
11 22 39 21 10
12 21 39 20 9
13 24 45 19 12
14 23 41 16 12
15 21 36 16 9
16 18 32 19 9
17 19 34 15 10
18 19 37 18 13
19 24 47 23 13
20 26 46 25 13
21 25 42 20 11
22 28 44 20 10
23 26 37 16 7
24 22 42 20 12
25 20 33 21 10
26 17 36 18 12
27 20 29 17 9
28 23 49 21 13
29 25 46 21 13
30 22 43 21 12
31 22 46 20 13
32 22 49 21 14
33 19 26 7 5
34 16 34 11 4
35 12 26 9 6
36 18 22 8 5
37 14 18 9 7
38 11 20 10 4
39 11 18 7 6
40 14 18 13 5
41 12 18 10 5
42 13 20 8 5
43 10 17 8 4
44 18 33 14 6
45 19 26 12 7
46 12 25 10 6
47 13 22 8 5
48 13 23 9 7
49 15 21 14 6
50 24 47 21 12
51 24 47 20 12
52 25 49 24 13
53 25 46 20 13
54 23 46 21 12
55 26 47 21 14
56 23 44 20 12
57 23 44 21 13
58 19 40 20 12
59 24 45 20 12
60 22 44 20 12
61 21 48 20 12
62 22 48 21 13
63 24 46 20 12
64 24 46 20 13
65 25 40 19 11
66 21 39 17 11
67 23 39 20 11
68 19 37 15 9
69 23 41 19 10
70 20 39 17 12
71 24 46 20 12
72 22 49 23 14
73 24 49 22 12
74 24 48 23 13
75 21 46 20 13
76 22 48 22 12
77 22 50 23 13
78 24 48 22 12
79 24 40 19 13
80 25 45 22 11
81 22 44 20 12
82 23 42 22 13
83 25 46 23 13
84 21 48 23 13
85 24 43 22 13
86 20 44 20 12
87 23 46 21 14
88 22 47 22 13
89 26 48 22 12
90 23 49 20 12
91 24 48 21 13
92 23 49 21 14
93 24 47 22 13
94 24 44 21 12
95 23 42 20 13
96 23 41 22 12
97 23 46 23 12
98 23 43 21 11
99 23 44 22 10
100 23 42 22 10