69
PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN SELF-EFFICACY TERHADAP KINERJA KARYAWAN WANITA PADA PT NUSANTARA TROPICAL FARM LAMPUNG TIMUR Skripsi Oleh: Annisa Dinda Destirasari FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2018

PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN SELF-EFFICACY …digilib.unila.ac.id/32862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pengertian konflik peran ganda ..... 12 3. Dampak konflik peran ganda

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN SELF-EFFICACYTERHADAP KINERJA KARYAWAN WANITA PADA

PT NUSANTARA TROPICAL FARMLAMPUNG TIMUR

Skripsi

Oleh:Annisa Dinda Destirasari

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2018

ABSTRAK

PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN SELF-EFFICACYTERHADAP KINERJA KARYAWAN WANITA PADA

PT NUSANTARA TROPICAL FARMLAMPUNG TIMUR

Oleh:Annisa Dinda Destirasari

Era globalisasi telah berkembang dan persaingan antar perusahaan-perusahaansemakin tajam baik antar perusahaan nasional dan perusahaan berbasisinternasional. Perkembangan ekonomi tersebut terjadi juga di Indonesia sehinggaberdampak pada kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya yaitu membuatkebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Harga-harga kebutuhan pokok yangsemakin tinggi membuat sebagian besar wanita ikut bekerja sehingga menghadapikonflik peran ganda. Permasalahan yang ada dalam penelitian adalah apakah adapengaruh dari konflik peran ganda dan self-efficacy terhadap kinerja karyawanwanita pada PT Nusantara Tropical Farm Lampung Timur. Tujuan penelitianadalah untuk mengetahui pengaruh variabel konflik peran ganda dan self-efficacyterhadap kinerja karyawan wanita pada PT Nusantara Tropical Farm LampungTimur.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan wanita yang sudahmenikah pada PT Nusantara Tropical Farm bagian packing house 03 bananasebanyak 81 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yangtelah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakanadalah regresi linier berganda, untuk menguji hipotesis setiap variabel bebasdigunakan uji t dan untuk menguji hipotesis variabel secara simultan digunakanuji F. Hasil penelitian adalah variabel konflik peran ganda dan self-efficacyberpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Saran dalam penelitian iniadalah karyawan wanita PT Nusantara Tropical Farm bagian packing house 03banana harus lebih menyadari jika karyawan tidak seharusnya memikirkan urusankeluarga di tempat kerja, meningkatkan self-efficacy dan harus bisa mengaturrencana kerja agar dapat selesai tepat waktu sehingga akan meningkatkan kinerja.

Kata kunci: konflik peran ganda, self-efficacy, kinerja karyawan.

ABSTRACT

THE EFFECT OF DUAL ROLE CONFLICT AND SELF-EFFICACY ONPERFORMANCE FEMALE EMPLOYEES AT

PT NUSANTARA TROPICAL FARMEAST LAMPUNG

By:Annisa Dinda Destirasari

The era of globalization has evolved and the competition between companies hassharpened both beetwen national companies and international companies.Economic development is aslo happening in Indonesia so that the impact on dailylife, one example is making household needs increasing. Higher prices of basicnecessities make the majority of women work to face multiple role conflicts. Theproblems that exist in this research are whether there is any influence of dual roleconflict and self-efficacy on the performance of female employees at PTNusantara Tropical Farm East Lampung. The purpose of this research is to knowthe influence of variable of dual role conflict and self-efficacy to womanemployee performance at PT Nusantara Tropical Farm East Lampung.

This research type is survey research with quantitative approach. The populationin this study were all female employees who are married at PT Nusantara TropicalFarm 03 Banana packing house part of 81 respondents. Data collection techniquesusing questionnaires that have been tested for validity and reliability. Dataanalysis technique used is multiple linear regression, to test the hypothesis ofevery independent variable used t test and to test the variable hyphothesissimultaneously used F test. The result of research is variable of dual role conflictand self-efficacy have significant effect to employee performance. Suggestions inthis research are female employees of PT Nusantara Tropical Farm of packinghouse 03 banana should be more aware if emloyees should not think of familyaffairs in the workplace, increase self-efficacy and must be able to arrange workplan to be completed on time so that will improve performance.

Keywords: dual role conflict, self-efficacy, employee performance.

PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN SELF-EFFICACYTERHADAP KINERJA KARYAWAN WANITA PADA

PT NUSANTARA TROPICAL FARMLAMPUNG TIMUR

Oleh

ANNISA DINDA DESTIRASARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Labuhan Ratu I, Way Jepara, Lampung Timur pada tanggal

16 Desember 1995, sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari Bapak Andrika

Misnandar dan Ibu Nur Hayati Saputri. Sebelum terdaftar sebagai mahasiswi di

Universitas Lampung, peneliti menyelesaikan pendidikan di SDIT Baitul Muslim

Lampung Timur pada tahun 2007, SMP Negeri I Way Jepara Lampung Timur

pada tahun 2010, dan SMA Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur pada tahun

2013.

Tahun 2013, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan mengambil konsentrasi Manajemen

Sumber Daya Manusia. Peneliti telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada

tahun 2016 selama 40 hari di Desa Sangga Buana Kecamatan Way Seputih,

Kabupaten Lampung Tengah.

Pada akhir kuliahnya, peneliti melakukan penelitian dengan judul skripsi

“Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Self-efficacy terhadap Kinerja Karyawan

pada PT Nusantara Tropical Farm Lampung Timur” yang dibimbing langsung

oleh Ibu Dr. Nova Mardiana, S.E., M.M. sebagai dosen pembimbing utama, dan

Ibu Lis Andriani, S.E., M.Si. sebagai pembimbing pendamping.

Motto:

“Bersyukur tidak harus selalu mengenai hal-hal baik yang datang.Bersyukur yang sesungguhnya adalah ketika kita mampu

mensyukuri ujian-ujian yang menghampiri kehidupan kita, ketikakita bisa menganggap sebuah ujian adalah sebuah pengalaman

berharga dan menjalaninya dengan keikhlasan”

[Annisa Dinda Destirasari]

“Everyday is an opportunity to transform yourself into a betterperson”

[Megan Roxanne]

“Happiness can be found in the darkest of times, if one onlyremembers to turn on the light”

[Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore – Harry Potter and thePrisoner of Azkaban]

Persembahan :

Dengan menyebut nama Allah

Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Kupersembahkan buah karya yang diiringi rasa penuh syukur

ini kepada orang tuaku, Ayahanda Andrika Misnandar, Ibunda

Nur Hayati Saputri dan Abi Nurjiono sebagai ungkapan rasa

kasih sayang, hormat dan baktiku kepadamu.

Terimakasih atas doa, dukungan, pengorbanan serta cinta dan

kasih sayang yang tulus tak terhingga selama ini untukku,

tanpa kalian aku bukanlah apa-apa dan tak akan pernah

sampai pada titik ini.

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:

“Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Self-efficacy terhadap Kinerja

Karyawan Wanita pada PT Nusantara Tropical Farm Lampung Timur”

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang

telah memberikan arahan, bimbingan, serta dukungan selama proses penyelesaian

skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Hj. Rr. Erlina, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan selaku Dosen Penguji

Utama yang telah memberikan saran dan masukan untuk kelengkapan

skripsi ini.

4. Ibu Dr. Nova Mardiana, S.E., M.M selaku Dosen Pembimbing Utama

yang telah memberikan arahan, bimbingan, masukan, dan nasihat selama

proses penyelesaian skripsi.

5. Ibu Lis Andriani, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang

telah memberikan arahan, bimbingan, masukan, dan nasihat selama proses

penyelesaian skripsi.

6. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang

telah memberikan arahan selama peneliti masih menjalani perkuliahan

sebagai mahasiswi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

yang telah memberikan ilmunya selama masa perkuliahan.

8. Mas Tri selaku penjaga gedung A Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung serta seluruh pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung lainnya.

9. Mamahku tercinta yang tiada duanya, Mamah yang selalu mencintaiku,

mendoakanku, memberikan dukungan, memberikan nasihat, memberikan

motivasi demi keberhasilan dan kesuksesanku. Mamah yang selalu sabar

membimbingku, mendengarkan segala segala keluh kesahku dan Mamah

yang tidak pernah lupa mengingatkanku akan kebaikan dunia juga akhirat.

Untuk Ayahku dan Abiku tercinta yang juga selalu mencintaiku,

mendoakanku, memberikan dukungan, memberikan nasihat dan

memberikan motivasi.

10. Kakakku Niki Anggun Novita Laras serta seluruh keluarga besar yang

selalu sayang padaku dan selalu memberikan dukungan.

11. Sahabat tersayangku Berta Nur Rizki dan Kardyta Magda yang selalu

menemaniku dalam suka maupun duka.

12. Partner kulineran dari status masih mahasiswa baru, Novita Supardi,

Ghanes Vita, Revita Romadhoni dan Nabila Femiliana serta Siska Rosita.

13. Teman-teman tersayangku Sheila, April, Desvita, Ipang, Aska, Ikhu,

Furqon, Dika, Fajar, Bahrul, Johny, Gusti, Agas, Aji, Baai, dan Andhi

yang telah memperindah dan membuat masa perkuliahan sangat

menyenangkan.

14. Seluruh mahasiswa seperjuangan Manajemen 2013 dan mahasiswa

konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia 2013 atas segalanya

selama masa perkuliahan hingga akhir.

15. Noviani, Fitri, Amel, Ofia, Kelvin, Rizki Raga dan yang lainnya yang

tidak pernah lelah memberikan semangat.

16. Teman kost tersayang Zulfa, Vera, Dian dan Oci, Citin, Kak Ani, dan

Adek Resti karena selalu sabar menghadapiku yang bawel.

17. Teman-teman travelingku Kiky, Vincy dan Iga yang selalu memberikan

semangat dan sabar menunggu aku lulus untuk traveling lagi.

18. Teman-teman kelompok KKN Anang, Alsion, Della, Mirna, April dan

Khalimah serta seluruh warga desa yang telah memberikan kenangan

mengasyikkan selama 40 hari di Desa Sangga Buana, Kecamatan Way

Seputih, Kabupaten Lampung Tengah.

19. Semua orang yang hadir di kehidupanku yang tidak mungkin disebutkan

satu per satu yang telah memberikan kesan yang berbeda-beda, baik

maupun buruk.

Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan segala anugerahnya serta membalas

kebaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, 29 Maret 2018

Penulis,

Annisa Dinda Destirasari

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR ISI ............................................................................................. i

DAFTAR TABEL .................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1B. Rumusan Masalah ........................................................................ 9C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 10

1. Tujuan penelitian ..................................................................... 102. Manfaat penelitian ................................................................... 10

II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS ....................................................................................... 11

A. Konflik Peran Ganda .................................................................... 111. Pengertian konflik ................................................................... 112. Pengertian konflik peran ganda ............................................... 123. Dampak konflik peran ganda .................................................. 134. Indikator konflik peran ganda ................................................. 14

B. Self-efficacy .................................................................................. 181. Pengertian self-efficacy ........................................................... 182. Indikator self-efficacy .............................................................. 19

C. Kinerja Karyawan ........................................................................ 211. Pengertian kinerja karyawan ................................................... 212. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja .............................. 223. Dimensi kinerja ....................................................................... 24

D. Penelitian Terdahulu .................................................................... 25E. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 27F. Hipotesis ...................................................................................... 28

III. METODE PENELITIAN ................................................................. 29

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 29B. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 29

ii

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................... 30D. Populasi Penelitian ....................................................................... 33E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33

1. Survei ...................................................................................... 342. Observasi ................................................................................. 343. Dokumentasi ............................................................................ 35

F. Uji Instrumen Penelitian .............................................................. 361. Uji validitas ............................................................................. 362. Uji reliabilitas .......................................................................... 363. Uji normalitas .......................................................................... 37

G. Sumber Data ................................................................................. 38H. Teknik Analisis Data .................................................................... 38

1. Analisis data kualitatif ............................................................. 392. Analisis data kuantitatif ........................................................... 39

I. Uji Hipotesis ................................................................................ 401. Uji signifikan berbasis nilai t hitung ....................................... 402. Uji signifikan berbasis nilai F hitung ...................................... 413. Nilai koefisien determinasi (R2) .............................................. 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 43

A. Karakteristik Responden .............................................................. 431. Usia ......................................................................................... 432. Tingkat pendidikan ................................................................. 443. Masa kerja ............................................................................... 44

B. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas .................................. 441. Uji validitas ............................................................................. 442. Uji reliabilitas .......................................................................... 483. Uji normalitas .......................................................................... 51

C. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 521. Deskripsi pernyataan responden variabel konflik peran

ganda (X1) ............................................................................... 522. Deskripsi pernyataan responden variabel self-efficacy (X2) ... 583. Deskripsi pernyataan responden variabel kinerja

Karyawan (Y) .......................................................................... 59D. Analisis Kuantitatif ...................................................................... 65E. Uji Hipotesis ................................................................................. 66

1. Uji signifikan berbasis nilai t hitung (Parsial) ......................... 662. Uji signifikan berbasis nilai f hitung (Simultan) ..................... 683. Nilai koefisien determinasi (R2) .............................................. 70

F. Pembahasan .................................................................................. 711. Pengaruh konflik peran ganda terhadap kinerja karyawan

PT Nusantara Tropical Farm bagian packing house 03banana ...................................................................................... 71

2. Pengaruh self-efficacy terhadap kinerja karyawan PT NusantaraTropical Farm bagian packing house 03 banana .................... 72

iii

V. SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 73

A. Simpulan ....................................................................................... 73B. Saran ............................................................................................ 74C. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 1.1 Jumlah Karyawan PT Nusantara Tropical Farm Bagian

Packing House 03 Banana Tahun 2017 .................................. 6Tabel 1.2 Rata-rata Target dan Realisasi antara Karyawan Wanita

yang Sudah Menikah dan Single pada PT Nusantara TropicalFarm bagian Packing House 03 Banana Tahun 2017 ............. 7

Tabel 1.3 Aktivitas Karyawan PT Nusantara Tropical Farm bagianPacking House 03 Banana Tahun 2017 .................................. 8

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 26Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ..... 31Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................. 43Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan..... 44Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja.................. 45Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas KMO MSA Untuk Vaiabel Konflik

Peran Ganda, Self-efficacy dan Kinerja Karyawan .................. 46Tabel 4.5 Koefisien Nilai R Cronbach’s Alpha ....................................... 48Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Untuk Variabel Konflik Peran Ganda,

Self-efficacy dan Kinerja Karyawan......................................... 49Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas................................................................. 51Tabel 4.8 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Time Base

(Work-Family Conflict) ........................................................... 52Tabel 4.9 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Time Base

(Family-Work Conflict) ........................................................... 53Tabel 4.10 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Strain Base

(Work-Family Conflict) ........................................................... 54Tabel 4.11 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Strain Base

(FamilWork Conflict) .............................................................. 55Tabel 4.12 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Behavior Base

(Work-Family Conflict) ............................................................ 56Tabel 4.13 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Behavio Base

(Family-Work Conflict) ............................................................ 57Tabel 4.14 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Self-efficacy............... 58Tabel 4.15 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Kinerja Tugas............ 59Tabel 4.16 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Kinerja Kontekstual .. 60Tabel 4.17 Rata-rata Jawaban Responden Tentang Perilaku Kerja

Kontraproduktif ........................................................................ 62

v

Tabel 4.18 Item Pertanyaan Responden Tertinggi dan TerendahVariabel Konflik Peran Ganda ................................................. 63

Tabel 4.19 Item Pertanyaan Responden Tertinggi dan TerendahVariabel Self-efficacy ............................................................... 64

Tabel 4.20 Item Pertanyaan Responden Tertinggi dan TerendahVariabel Kinerja Karyawan...................................................... 65

Tabel 4.21 Nilai T Hitung untuk Hipotesis I.............................................. 67Tabel 4.22 Nilai T Hitung untuk Hipotesis II ............................................ 68Tabel 4.23 Nilai F Hitung........................................................................... 69Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Nilai R2 ...................................................... 70

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Konflik Peran Ganda dan

Self-efficacy terhadap Kinerja Karyawan ........................... 27

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman1. Kuesioner Penelitian ............................................................................ L-12. Karakteristik Responden ...................................................................... L-23. Distribusi Karakteristik Responden ..................................................... L-34. Hasil Kuesioner Konflik Peran Ganda (X1) ......................................... L-45. Hasil Kuesioner Self-efficacy (X2) ....................................................... L-56. Hasil Kuesioner Kinerja (Y) ................................................................ L-67. Tabel Frekuensi Konflik Peran Ganda (X1) ......................................... L-78. Tabel Frekuensi Self-efficacy (X2) ....................................................... L-89. Tabel Frekuensi Kinerja (Y) ................................................................ L-910. Hasil Uji Validitas (X1) ........................................................................ L-1011. Hasil Uji Validitas (X2) ........................................................................ L-1112. Hasil Uji Validitas (Y) ......................................................................... L-1213. Hasil Uji Reliabilitas (X1) .................................................................... L-1314. Hasil Uji Reliabilitas (X2) .................................................................... L-1415. Hasil Uji Reliabilitas (Y) ..................................................................... L-1516. Hasil Uji Normalitas ........................................................................... . L-1617. Hasil Uji Regresi Linier (X1) ............................................................... L-1718. Hasil Uji Regresi Linier (X2) ............................................................... L-1819. Hasil Uji Regresi Linier (Y) ................................................................ L-1920. Tabel t .................................................................................................. L-2021. Tabel F ................................................................................................. L-21

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi yang terjadi di Indonesia menimbulkan dampak pada

kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya yaitu membuat kebutuhan rumah

tangga semakin meningkat. Kebutuhan rumah tangga yang meningkat tidak akan

terlalu menjadi sebuah masalah di keluarga berstatus menengah ke atas akan tetapi

tentu saja ekonomi setiap keluarga berbeda-beda keadaannya. Tidak semua

keluarga memiliki kondisi ekonomi yang baik, banyak keluarga yang kondisi

ekonominya buruk atau bahkan sangat buruk.

Pada kondisi keluarga yang berstatus menengah ke bawah, harga-harga

kebutuhan pokok yang semakin tinggi membuat sebagian besar wanita ikut

bekerja. Jika harusnya wanita hanya berperan sebagai seorang istri dan ibu yang

bekerja mengurus rumah tangga saja, kini banyak wanita memiliki peran

tambahan karena ikut bekerja mencari pendapatan demi untuk memperbaiki

kondisi ekonomi keluarganya. Tidak semua wanita yang bekerja disebabkan oleh

kurangnya pendapatan, namun apapun faktornya tetap saja hal itu membuat

wanita yang telah menikah memiliki peran ganda.

2

Ihromi (1990) dalam Indriyani (2009: 4) menyatakan bahwa jumlah wanita

pencari kerja akan semakin meningkat di sebagian wilayah dunia. Keputusan

untuk mengambil dua peran yang berbeda tentu diikuti dengan tuntutan dari dalam

diri sendiri dan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tuntutan-tuntutan

tersebut tentu bertujuan sama yaitu berhasil dalam menjalankan dua peranan.

Sejumlah wanita berperan ganda banyak dijumpai bekerja menjadi buruh pabrik,

asisten rumah tangga, dan lain-lain karena hanya memiliki latar belakang

pendidikan yang rendah.

Greenhaus dan Beutell (1985) dalam Wirakristama dan Suharnomo (2011: 4)

menyatakan bahwa konflik peran ganda adalah sebuah konflik yang timbul akibat

tekanan-tekanan yang berasal dari pekerjaan dan keluarga. Peran ganda

memberikan suatu konsekuensi yang berat. Wanita meraih kesuksesan di dua

peran memiliki kemungkinan yang sangat kecil. Ketika seorang wanita sukses

dalam dunia kerjanya, dia harus mengorbankan lebih banyak waktu dan tenaga

pada pekerjaannya sehingga tidak maksimum dalam menjadi seorang ibu rumah

tangga dan apabila dia menggunakan waktunya lebih banyak dalam urusan rumah

tangga dan kurang dalam menjalani perannya di tempat kerja, maka dia tidak

dapat sukses dalam pekerjaannya.

Wirakristama dan Suharnomo (2011: 3) menyatakan bahwa sesuai kodratnya

sebagai seorang ibu dan istri, perubahan demografi tenaga kerja wanita

menimbulkan sebuah konflik peran ganda pada sebagian wanita yang bekerja.

Pergeseran kodrat wanita dari seorang ibu rumah tangga dan seorang istri menjadi

wanita bekerja menjadikan banyak keluarga dewasa ini mempunyai dua peran.

Bertemunya dua peran sekaligus yang terjadi pada karyawan wanita akan

3

berdampak pada fisiologis karyawan wanita tersebut, apabila tekanan-tekanan

tersebut terjadi secara terus menerus dalam sebuah perusahaan.

Menurut Greenhaus dan Beutell (1985) dalam Triaryati (2003: 86), konflik

peran ganda dibagi dalam tiga jenis yaitu konflik berdasarkan waktu, konflik

berdasarkan tekanan dan konflik berdasarkan perilaku. Konflik peran ganda pasti

akan terjadi dalam suatu perusahaan yang memiliki banyak karyawan wanita

berstatus telah menikah dan juga perusahaan yang lokasi jangkauannya

membutuhkan waktu perjalanan cukup panjang sehingga dapat menimbulkan rasa

malas dan juga rasa lelah yang tentu akan membuat kinerjanya tidak optimal.

Kinerja karyawan merupakan salah satu aset penting dalam sebuah perusahaan.

Berkembang atau tidaknya suatu perusahaan dapat dinilai dari kinerja

karyawannya. Kinerja karyawan yang buruk tentu akan memberikan dampak

buruk terhadap perusahaan dan kinerja karyawan yang baik tentu akan

memberikan dampak baik terhadap suatu perusahaan. Sebuah perusahaan harus

berusaha meningkatkan kinerja karyawannya dengan cara memperhatikan kualitas

sumber daya manusianya dan menemukan masalah-masalah yang dapat

berdampak buruk terhadap kualitas sumber daya manusia adalah salah satu cara

untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerja karyawan.

Koopmans, et al., (2014: 331) berpendapat bahwa kinerja karyawan adalah

hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu

organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka

mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan. Sumber daya manusia dituntut

untuk terus meningkatkan kualitas diri karena pada dasarnya sumber daya

manusia adalah sumber daya yang paling penting dalam suatu organisasi. Sumber

4

daya manusia harus menjadi pribadi yang banyak belajar dan tidak merasa cukup

dengan ilmu yang telah didapat agar berkembang secara maksimal.

Menurut Koopmans, et al., (2014: 161) ada tiga faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam penilaian kinerja yaitu kinerja tugas, kinerja kontekstual

dan perilaku kerja kontraproduktif. Kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan

dapat menurun karena dipengaruhi oleh masalah yang timbul akibat konflik peran

ganda. Seorang karyawan wanita yang sudah menikah bisa mengalami kesulitan

dalam menjalankan tugas, misalnya sulit membagi waktu dipagi hari antara

mengurus suami yang akan berangkat kerja dan anak yang akan berangkat

sekolah, sehingga dapat menyebabkan keterlambatan dirinya sendiri untuk datang

ke tempat kerjanya yang pada akhirnya membuat kinerjanya menurun saat

bekerja.

Kinerja seorang karyawan dapat juga dipengaruhi oleh rasa percaya diri dalam

melaksanakan tugas. Keyakinan diri untuk mampu mengemban tugas dan

menyelesaikan tugas secara baik akan meningkatkan semangat kerja. Pikiran

positif dibutuhkan seseorang dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Seorang

karyawan yang yakin dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik akan mampu

melawan rasa lelah dan malas.

Bandura (1977) dalam Tims, et al., (2014: 491) mendefinisikan self-efficacy

sebagai harapan yang dimiliki orang tentang kemampuan mereka mengeksekusi

perilaku yang diinginkan dan untuk mempengaruhi lingkungan mereka dengan

sukses. Keyakinan dan kepercayaan diri individu dalam melakukan tugas dan

mencapai tujuan diharap dapat menjaga atau bahkan meningkatkan kinerja

5

seseorang yang memiliki peran ganda. Self-efficacy sangat penting bagi

peningkatan kinerja para pegawai.

Menurut Bandura dalam Lunenburg (2011: 1) self-efficacy dibedakan dalam

tiga dimensi yaitu tingkat, keluasan dan kekuatan. Dalam menjalankan tugas,

seseorang yang memiliki self-efficacy tinggi akan mampu mengerjakan suatu hal

dengan tingkat kesulitan dengan berusaha semaksimal mungkin meskipun tidak

begitu menguasai tugas dengan baik. Seseorang yang memiliki self-efficacy

rendah tidak akan mampu mengerjakan suatu hal dengan baik karena tidak yakin

dengan kemampuannya meskipun tugasnya mudah.

Penelitian ini dilakukan pada PT Nusantara Tropical Farm yang beralamatkan

di Jalan Taman Nasional Way Kambas, Labuhan Ratu Lampung Timur. PT

Nusantara Tropical Farm ini merupakan perusahaan agribisnis di Lampung yang

berdiri tahun 1992 dengan komoditas fresh fruit. Keunggulan buah-buahan PT

Nusantara Tropical Farm terletak pada citarasa sehingga mudah diterima pasar

domestik dan mancanegara. Produk PT Nusantara Tropical Farm diekspor ke

Saudi Arabia, China, Malaysia, Korea dan Jepang. Lokasi PT Nusantara Tropical

Farm terletak pada koordinat Garis Lintang 5.07º dan Garis Bujur 105.69º dengan

ketinggian ±50mdpl, dan curah hujan 2.237 mm/tahun. PT Nusantara Tropical

Farm memiliki luas lahan 3.757,28 ha, topografi relatif rata. Wilayah utara dan

timur berbatasan dengan Hutan Suaka Taman Nasional Way Kambas. Sedangkan

wilayah selatan dan barat berbatasan dengan pedesaan di Kecamatan Labuhan

Ratu dan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.

Konflik peran ganda dan self-efficacy dapat mempengaruhi kinerja karyawaan

di PT Nusantara Tropical Farm. Saat ini PT Nusantara Tropical Farm memiliki

6

lebih banyak karyawan wanita yang sudah menjadi ibu rumah tangga daripada

karyawan wanita single yang terdapat di departemen produksi pisang bagian

packing house 03. Para karyawan wanita harus menempuh perjalanan yang cukup

jauh dari perkampungan dan harus melewati kebun-kebun pisang, nanas, jambu,

dan lain-lain juga melewati packing house lainnya yang akan memakan waktu

cukup banyak hingga akhirnya sampai di packing house tempat dia bekerja.

TABEL 1.1 JUMLAH KARYAWAN PT NUSANTARA TROPICAL FARMBAGIAN PACKING HOUSE 03 BANANA TAHUN 2017

No PosisiLaki-laki Perempuan

Menikah Single Menikah Single1. Ka.sie 1 - - -2. Mandor 3 3 - -3. Pelaksana 45 10 81 21

Jumlah 49 13 81 21Sumber: PT Nusantara Tropical Farm, 2018 (data diolah)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa PT. Nusantara Tropical Farm bagian packing

house 03 banana memiliki jumlah karyawan wanita yang lebih banyak daripada

jumlah karyawan laki-laki. Jumlah karyawan wanita yang memiliki status telah

menikah lebih banyak daripada karyawan wanita yang single.

Para karyawan laki-laki bagian pelaksana bertugas untuk membawa hasil

panen dari dalam blok perkebunan ke packing house. Hasil panen dibawa dari

dalam blok perkebunan ke packing house dengan cara digantung per tandan pada

kereta gantung yang tingginya sekitar 2 meter dan ditarik manual oleh para

pekerja dengan tali tambang. Buah pisang yang telah sampai di packing house

akan melewati beberapa proses sebelum packing, yaitu dicuci bersih dan

dilakukan proses penyortiran. Setelah buah pisang melewati proses pencucian dan

7

penyortiran, karyawan wanita akan memulai proses labeling dan packing. Selama

bekerja, karyawan wanita diharuskan memakai perlengkapan, yaitu penutup

kepala dan masker mulut.

TABEL 1.2 RATA-RATA TARGET DAN REALISASI ANTARAKARYAWAN WANITA YANG SUDAH MENIKAH DANSINGLE PADA PT NUSANTARA TROPICAL FARMBAGIAN PACKING HOUSE 03 BANANA TAHUN 2017

Bulan

Targetperhari(box)

Rata-rata Realisasi(box)

Persentase

Menikah Single Menikah SingleJanuari 22 17 20 77,2% 90,9%Februari 22 18 20 81,8% 90,9%Maret 22 16 21 72,7% 95,4%April 22 17 19 77,2% 86,3%Mei 22 19 20 86,3% 90,9%Juni 22 20 22 90,9% 100%Juli 22 17 20 77,2% 90,9%Agustus 22 17 21 77,2% 95,4%September 22 18 21 81,8% 95,4%Oktober 22 19 22 86,3% 100%November 22 19 19 86,3% 86,3%Desember 22 17 20 77,2% 90,9%

81,01% 92,78%Sumber: PT Nusantara Tropical Farm, 2018 (data diolah)

Perusahaan menargetkan setiap karyawan bagian packing dapat menghasilkan

22 box per harinya. Namun pada kenyataannya, para karyawan wanita jarang

mencapai target. Karyawan wanita yang telah menikah hampir tidak pernah

mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan, sedangkan karyawan

wanita single memiliki pencapaian target meskipun tidak selalu terjadi. Hal itu

menunjukkan bahwa kinerja wanita single lebih baik daripada kinerja wanita yang

telah menikah.

8

TABEL 1.3 AKTIVITAS KARYAWAN PT NUSANTARA TROPICALFARM BAGIAN PACKING HOUSE 03 BANANA TAHUN2017

Shift Waktu Keterangan

A

07.30 WIB-11.30WIB Masuk kerja11.30 WIB-12.30 WIB Istirahat12.30 WIB-15.30 WIB Masuk kerja15.30 WIB-18.00 WIB Lembur18.00 WIB-19.30 WIB Over Shift

B

19.30 WIB-23.30 WIB Masuk kerja23.30 WIB-00.30 WIB Istirahat00.30 WIB-03.30 WIB Masuk kerja03.30 WIB-06.00 WIB Lembur06.00 WIB-07.30 WIB Over Shift

Sumber: PT. Nusantara Tropical Farm, 2018

Tabel 1.3 menjelaskan mengenai aktivitas karyawan pada PT Nusantara

Tropical Farm. Jam kerja karyawan terbagi dalam dua shift, yaitu shift A dan shift

B dengan masing-masing tujuh jam kerja dan satu jam istirahat tiap shift dan dua

setengah jam tambahan kerja bagi karyawan yang lembur.

Menurut Hestya (2012: 2) shift kerja dapat berperan penting terhadap

permasalahan pada manusia yang dapat meluas menjadi gangguan tidur (60-80%),

gangguan kesehatan fisik dan psikologi serta gangguan gangguan sosial maupun

kehidupan keluarga.

Berdasarkan hasil wawancara, jam kerja tambahan atau biasa disebut sebagai

kerja lembur hampir selalu terjadi setiap harinya. Target packing yang tidak

terselesaikan pada jam kerja normal membuat seluruh karyawan harus lembur

agar target produksi tercapai. Pada shift A, terkadang seluruh karyawan termasuk

karyawan wanita baru bisa pulang pukul 21.00 WIB sedangkan pukul 19.30 sudah

mulai memasuki jam kerja karyawan shift B. Waktu kerja lembur biasa terjadi

melebihi jam kerja yang telah ditentukan, yaitu lima jam, dua kali lipat dari jam

9

kerja tambahan yang ada pada jadwal. Hal ini tentu akan membuat karyawan

memiliki masalah kurangnya istirahat atau kurang tidur.

Kurangnya waktu tidur tentu akan menimbulkan rasa lelah pada karyawan

perusahaan. Selain dapat menimbulkan rasa lelah, kekurangan waktu tidur dapat

mengganggu kesehatan fisik dan psikologi yang akan berdampak pada self-

efficacy seseorang. Semua dampak yang ditimbulkan akibat kurangnya waktu

tidur karena lembur kerja secara terus menerus akan berdampak buruk terhadap

kinerja karyawan.

Berdasarkan dari latar belakang di atas dapat dilihat antara konflik peran

ganda, self-efficacy, dan kinerja memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

Sehingga membuat penulis memiliki ketertarikan untuk melakukan sebuah

penelitian dengan judul “Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Self-efficacy

terhadap Kinerja Karyawan Wanita pada PT Nusantara Tropical Farm

Lampung Timur”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas beberapa permasalahan yang dapat

diambil adalah:

1. Apakah konflik peran ganda berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT

Nusantara Tropical Farm Lampung Timur?

2. Apakah self-efficacy berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT Nusantara

Tropical Farm Lampung Timur?

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh konflik peran ganda terhadap kinerja karyawan PT

Nusantara Tropical Farm Lampung Timur.

2. Mengetahui pengaruh self-efficacy terhadap kinerja karyawan PT Nusantara

Tropical Farm Lampung Timur.

2. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

memiliki kepentingan mengenai pokok pembahasan yang telah diteliti oleh

peneliti. Adapun harapan penelitian ini dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Untuk membuktikan secara ilmiah pengaruh konflik peran ganda dan self-

efficacy terhadap kinerja karyawan pada PT Nusantara Tropical Farm

Lampung Timur.

2. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya yang juga

meneliti mengenai besarnya pengaruh konflik peran ganda dan self-efficacy

terhadap kinerja karyawan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi

atau kajian bagi peneliti-peneliti selanjutnya serta penelitian ini diharapkan

dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan, khususnya bidang

sumber daya manusia dalam kaitannya dengan konflik peran ganda, self-

efficacy dan kinerja karyawan.

II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Konflik Peran Ganda

Konflik merupakan suatu hal yang sering terjadi di dalam kehidupan sehari-

hari baik di dalam diri sendiri, orang lain, maupun kelompok. Normalnya manusia

cenderung tidak menyukai konflik karena konflik dapat menimbulkan rasa tidak

nyaman.

1. Pengertian konflik

Menurut Robbin (1996) dalam Wirakristama dan Suharmono (2011: 3) konflik

adalah suatu proses di mana terjadi pertentangan dari suatu pemikiran yang dirasa

akan membawa suatu pengaruh yang negatif. Konflik secara umum adalah

bertemunya dua kepentingan berbeda dalam waktu yang bersamaan yang dapat

menimbulkan efek negatif.

Menurut Winardi (2007) dalam Meidah (2013: 10), konflik dirumuskan

sebagai suatu situasi di mana terdapat tujuan-tujuan, kognisi-kognisi, atau emosi-

emosi yang tidak sesuai satu sama lain pada diri individu atau antara individu

yang kemudian menyebabkan timbulnya pertentangan atau interaksi yang bersifat

antagonistik. Sedangkan menurut Indriyani (2009: 23), konflik adalah persaingan

yang kurang sehat berdasarkan ambisi dan sikap emosional dalam memperoleh

12

kemenangan yang dapat menimbulkan ketegangan, konfrontasi, pertengkaran,

stres, dan frustasi apabila masalah mereka tidak dapat diselesaikan.

Hal-hal yang terjadi akibat dari konflik tersebut tentu akan merugikan

perusahaan yaitu bisa berupa turunnya kinerja yang diakibatkan adanya konflik

dalam lingkungan kerja. Sebuah perusahaan tentunya mengharapkan

perkembangan yang lebih baik dari kinerja para karyawannya. Penyebab-

penyebab konflik perlu diteliti agar perusaahan dapat melakukan pencegahan

sebelum dampak dari suatu konflik memberikan kerugian.

2. Pengertian konflik peran ganda

Konflik yang bisa terjadi pada kaum wanita terutama wanita yang telah

menikah dan menjadi seorang ibu rumah tangga disebut sebagai konflik peran

ganda. Konflik ini dapat muncul akibat kondisi di mana seorang ibu rumah tangga

harus membagi waktu dan pikiran pada dua kewajiban yaitu kewajiban di rumah

sebagai ibu rumah tangga dan kewajiban di tempat kerja sebagai karyawan sebuah

perusahaan.

Menurut Greenhaus dan Beutell (1985) dalam Wirakristama dan Suharmono

(2011: 4) konflik peran ganda adalah sebuah konflik yang timbul akibat tekanan-

tekanan yang berasal dari pekerjaan dan keluarga. Menurut Lewis dan Cooper

(1987) dalam Ochsner (2012: 10), Ibu yang sudah menikah dalam karir

profesional umumnya mengalami tingkat tekanan kerja yang lebih tinggi daripada

para ayah.

Kalliath et al., (2011) dalam Ochsner (2012: 10) berpendapat bahwa jika

seorang wanita pekerja dan ibu menjadi ambisius dan terdorong untuk mencapai

13

tujuannya, maka dia menanggung risiko disalahkan karena mengabaikan tanggung

jawab peran utamanya untuk merawat keluarga.

Menjalani dua kewajiban sekaligus tentu akan memberikan tekanan yang berat

pada seorang wanita. Tekanan-tekanan ini yang akhirnya menjadi penyebab

munculnya konflik pada diri seorang wanita yang telah menikah. Konflik peran

ganda termasuk dalam konflik yang terjadi pada diri sendiri namun dapat

menimbulkan konflik antar individu lainnya karena berpengaruh terhadap

kinerjanya di perusahaan ia bekerja.

3. Dampak konflik peran ganda

Konflik peran ganda dapat memberikan dampak-dampak buruk bagi

perusahaan. Berikut dampak dari konflik peran ganda menurut para ahli:

Menurut Kalliath et al,. (2011) dalam Ochsner (2012: 12), konflik peran ganda

dapat mengakibatkan ketegangan psikologis, mengurangi kepuasan kerja,

menurunkan kepuasan keluarga dan menurunkan kepuasan perkawinan. Bukti

empiris mendukung anggapan bahwa meningkatnya tingkat konflik peran ganda

menyebabkan ketegangan psikologis yang lebih besar.

Bedeian et al,. (2011) dalam Ochsner (2012: 14) mengatakan bahwa konflik

antara peran keluarga dan pekerjaan yang telah terjadi dapat mengurangi kinerja

peran, menurunkan komunikasi verbal, buruknya penyesuaian perkawinan, dan

dampak negatif lainnya bagi ibu dan ayah dalam karir.

Dampak dari konflik peran ganda tidak jauh berbeda dari dampak konflik yang

telah disebutkan sebelumnya. Namun dampak dari konflik peran ganda tidak

hanya berpengaruh terhadap kinerja sebagai karyawan suatu perusahaan tetapi

14

juga berdampak pada kehidupan sehari-hari dalam rumah tangga karena konflik

peran ganda tentu terjadi pada seorang wanita yang telah menikah bahkan

memiliki anak. Seseorang yang berperan ganda memiliki lebih dari satu peran

yaitu sebagai karyawan, istri dan juga sebagai seorang ibu.

4. Indikator konflik peran ganda

Konflik peran ganda memiliki indikator yang dapat dijadikan sebagai ukuran

untuk mengukur perubahan yang terjadi pada kinerja karyawan di suatu

perusahaan. Ada banyak indikator konflik peran ganda yang telah ditemukan.

Berikut beberapa indikator konflik peran ganda menurut para ahli:

Frone et al., (1992) dalam Indriyani (2009: 21), indikator konflik keluarga-

pekerjaan adalah:

a. Tekanan sebagai orang tua

Tekanan sebagai orang tua merupakan beban kerja sebagai orang tua di dalam

keluarga. Beban yang ditanggung bisa berupa beban pekerjaan rumah tangga

karena anak tidak dapat membantu dan kenakalan anak.

b. Tekanan perkawinan

Tekanan perkawinan merupakan beban sebagai istri di dalam keluarga. Beban

yang ditanggung bisa berupa pekerjaan rumah tangga karena suami tidak dapat

atau tidak bisa membantu, tidak adanya dukungan suami dan sikap suami yang

mengambil keputusan tidak secara bersama-sama.

c. Kurangnya keterlibatan sebagai istri

Kurangnya keterlibatan sebagai istri mengukur tingkat seseorang dalam

memihak secara psikologis pada perannya sebagai pasangan (istri).

15

Keterlibatan sebagai istri ini bisa berupa kesediaan sebagai istri untuk

menemani suami dan sewaktu dibutuhkan suami.

d. Kurangnya keterlibatan sebagai orang tua

Kurangnya keterlibatan sebagai orang tua mengukur tingkat seseorang dalam

memihak perannya sebagai orang tua. Keterlibatan sebagai orang tua untuk

menemani anak dan sewaktu dibutuhkan anak.

e. Campur tangan pekerjaan

Campur tangan pekerjaan menilai derajat di mana pekerjaan seseorang

mencampuri kehidupan keluarganya. Campur tangan pekerjaan bisa berupa

persoalan-persoalan pekerjaan yang mengganggu hubungan di dalam keluarga

yang tersita.

Seorang wanita yang mengalami konflik peran ganda akan mendapatkan

beberapa masalah yaitu bisa berupa tekanan sebagai orang tua, tekanan

perkawinan, kurangnya keterlibatan sebagai istri, dan kurangnya keterlibatan

sebagai orang tua, serta campur tangan pekerjaan. Hal-hal tersebut akan menjadi

beban yang jika tidak teratasi akan semakin meningkatkan konflik peran ganda.

Menurut Indriyani (2009: 15), secara umum bila disesuaikan dengan keadaan

sosial budaya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia selama ini dapat

disimpulkan bahwa ada tiga tugas utama wanita dalam rumah tangga yaitu:

1. Sebagai istri, supaya dapat mendampingi suami sebagai kekasih dan sahabat

untuk bersama membimbing keluarga yang bahagia.

2. Sebagai pendidik, untuk pembina generasi muda supaya anak-anak dibekali

kekuatan rohani maupun jasmani yang berguna bagi nusa dan bangsa.

16

3. Sebagai ibu rumah tangga, supaya mempunyai tempat aman dan teratur bagi

seluruh anggota keluarga.

Penelitian ini tidak menggunakan indikator-indikator pengukuran menurut

banyak ahli. Dalam penelitian ini, pengukuran menggunakan indikator konflik

peran ganda menurut Greehaus dan Beutell karena dirasa sebagai ukuran yang

paling tepat.

Greenhaus dan Beutell (1985) dalam Triaryati (2003: 86) mengidentifikasikan

tiga jenis Konflik Peran Ganda (Work Family Conflict) yaitu:

a. Konflik Berdasarkan Waktu (Time-Based Conflict)

Waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan salah satu tuntutan (keluarga atau

pekerjaan) dapat mengurangi waktu untuk menjalankan tuntutan yang lainnya

(pekerjaan atau keluarga).

Bentuk konflik ini secara positif berkaitan dengan:

1. Jumlah jam kerja

2. Lembur

3. Tingkat kehadiran

4. Ketidakteraturan shift

5. Kontrol jadwal kerja

b. Konflik Berdasarkan Tekanan (Strain-Based Conflict)

Terjadi tekanan dari salah satu peran mempengaruhi kinerja peran lainnya, di

mana gejala tekanan, seperti:

1. Ketegangan

2. Kecemasan

3. Kelelahan

17

4. Karakter peran kerja

5. Kehadiran anak baru

6. Ketersediaan dukungan sosial dari anggota keluarga

c. Konflik Berdasarkan Perilaku (Behavior-Based Conflict)

Bentuk terakhir dari konflik pekerjaan-keluarga adalah Behavior-Based

Conflict, di mana pola-pola tertentu dalam peran-perilaku yang tidak sesuai

dengan harapan mengenai perilaku dalam peran lainnya, misalnya, stereotip

manajerial menekankan agresivitas, kepercayaan diri, kestabilan emosi, dan

objektivitas. Hal ini kontras dengan harapan citra dan perilaku seorang istri

dalam keluarga, yang seharusnya menjadi pemberi perhatian, simpatik,

nurturant, dan emosional, dengan demikian seseorang dapat mengharapkan

bahwa para eksekutif perempuan lebih mungkin untuk mengalami bentuk

konflik daripada eksekutif laki-laki, sebagai perempuan harus berusaha keras

untuk memenuhi harapan peran yang berbeda di tempat kerja maupun dalam

keluarga.

Indikator konflik peran ganda menurut Greenhaus dan Beutell dipilih sebagai

ukuran dalam penelitian karena konflik peran ganda dapat timbul akibat dari

konflik berdasarkan waktu, konflik berdasarkan tekanan dan konflik berdasarkan

perilaku. Konflik berdasarkan waktu dapat menimbulkan konflik peran ganda

karena wanita yang memiliki peran ganda memiliki tuntutan untuk dapat membagi

waktunya dalam menjalani peran sebagai karyawan di tempat kerja juga sebagai

ibu rumah tangga. Konflik berdasarkan tekanan dapat digunakan sebagai ukuran

karena tekanan yang terjadi dari salah satu peran mempengaruhi kinerja peran

18

lainnya. Konflik berdasarkan perilaku menjadi salah satu indikator pengukuran

karena perilaku seorang wanita yang berperan sebagai seorang istri tidak dapat

memenuhi harapan sehingga dapat menimbulkan konflik.

B. Self-efficacy

Keyakinan diri seseorang ketika akan melakukan suatu hal sangat berperan

penting dalam kehidupan sehari-hari. Besarnya rasa yakin atau optimis dapat

menyelesaikan tugas akan menentukan hasil atau biasa disebut sebagai kinerja

dalam suatu perusahaan.

1. Pengertian self-efficacy

Menurut Bandura (2000) dalam Noviawati (2016: 3) mendefinisikan self-

efficacy adalah rasa kepercayaan seseorang bahwa ia dapat menunjukkan perilaku

yang dituntut dalam suatu situasi yang spesifik. Self-efficacy lebih mengarah pada

penilaian individu akan kemampuannya. Pentingnya self-efficacy akan

berpengaruh pada usaha yang diperlukan dan pada akhirnya terlihat dari

performance kerja, sedangkan menurut Lunenburg (2011: 1) self-efficacy adalah

keyakinan individu untuk melakukan kegiatan yang spesifik sesuai

kemampuannya.

Lee dan Bobko (1994) dalam Noviawati (2016: 2), menyatakan bahwa individu

yang memiliki self-efficacy tinggi akan mencurahkan seluruh usaha dan perhatian

untuk mencapai tujuan dan kegagalan yang terjadi serta membuatnya berusaha

lebih giat lagi. Seseorang yang memiliki self-efficacy yang tinggi mereka mampu

19

melakukan sesuatu untuk mengubah kejadian-kejadian di sekitarnya, sedangkan

seseorang dengan self-efficacy yang rendah menganggap dirinya pada dasarnya

tidak mampu mengerjakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Dalam situasi

sulit, orang yang memiliki self-efficacy yang rendah cenderung mudah menyerah,

sementara orang yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan berusaha lebih keras

lagi untuk mengatasi tantangan yang ada.

Menurut Harjono, et al., (2015: 1041) self-efficacy merupakan keyakinan

seorang individu terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam mengatur dan

melaksanakan tindakan atau tugas untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan

menurut Zulkosky (2009) dalam Handayani, et al. (2015: 2) self-efficacy adalah

keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan dapat menghasilkan

sesuatu yang positif. Self-efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan

individu mengenai kemampuan dirinya untuk untuk menghasilkan sesuatu dan

mengimplementasi tindakan tersebut pada masa yang akan datang.

Kesimpulan dari banyaknya definisi self-efficacy menurut para ahli adalah

keyakinan seseorang dapat melaksanakan segala sesuatu dengan baik, optimisme

sangat berperan penting dalam self-efficacy.

2. Indikator self-efficacy

Ukuran dalam penelitian pada variabel self-efficacy menggunakan dimensi

menurut Bandura. Bandura dalam Lunenburg (2011: 1) menyatakan bahwa self-

efficacy dibedakan atas tiga dimensi, dimensi tersebut adalah:

20

a. Level (Tingkat)

Dimensi ini mengacu pada tingkat kesulitan tugas yang dipersepsikan berbeda

oleh masing-masing individu. Sebagian menganggap masalah itu sulit, namun

sebagian lain menganggap masalah itu mudah untuk dilakukan. Jika individu

dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut tingkat kesulitannya, maka

keyakinan individu akan terbatas pada tugas-tugas yang mudah, sedang, hingga

tugas-tugas yang paling sulit.

b. Generality (Keluasan)

Dimensi ini berkaitan dengan penguasaan individu terhadap bidang atau tugas

pekerjaan. Beberapa pengalaman berangsur-angsur menimbulkan penguasaan

terhadap pengharapan pada bidang tugas atau tingkah laku yang khusus

sedangkan pengalaman lain membangkitkan keyakinan yang meliputi berbagai

tugas.

c. Strength (Kekuatan)

Aspek ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan seseorang

terhadap keyakinannya. Tingkat self-efficacy yang lebih rendah mudah

digoyangkan oleh pengalaman-pengalaman yang memperlemahnya, sedangkan

seseorang yang memiliki self-efficacy yang kuat dalam meningkatkan usahanya

meskipun dihadapi dengan pengalaman yang memperlemahnya.

Tiga dimensi menurut Bandura digunakan sebagai indikator pengukuran dalam

penelitian ini karena tingkat, keluasan dan kekuatan dapat dijadikan sebagai

ukuran. Level atau tingkat dapat dijadikan sebagai suatu ukuran karena suatu tugas

yang sama akan memberikan tingkat kesulitan yang berbeda terhadap masing-

masing individu. Generality atau keluasan dapat menjadi ukuran selain level

21

karena tiap individu tidak memiliki penguasaan dalam segala tugas. Dimensi yang

terakhir, strength atau kekuatan dapat menjadi ukuran karena optimisme tentu

memiliki kekuatan yaitu seberapa besar keyakinan seseorang dalam melaksanakan

tugas-tugasnya tersebut.

C. Kinerja Karyawan

Kinerja memiliki pengertian menurut banyak ahli meskipun dari banyak

pengertian memiliki inti yang sama yaitu hasil kerja.

1. Pengertian kinerja karyawan

Menurut Koopmans, et al., (2014: 331), kinerja karyawan adalah hasil kerja

yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi

sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai

tujuan organisasi yang bersangkutan. Sedangkan menurut Mangkunegara (2001:

67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab

yang diberikan kepadanya.

Menurut Mangkunegara (2001: 68) bahwa karakteristik orang yang

mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut:

a. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

b. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.

c. Memiliki tujuan yang realistis.

d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi

tujuannya.

22

e. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang

dilakukannya.

f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dari hasil kinerja karyawan. Suatu

perusahaan perlu tahu kinerja setiap karyawan untuk mengetahui baik atau

tidaknya kinerja karyawan perusahaan. Jika kinerja karyawan menunjukkan hasil

yang tidak memuaskan, maka perusahaan dapat mengambil langkah agar kinerja

karyawan perusaahan bisa lebih baik.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Suatu hal dapat dipengaruhi oleh suatu hal lainnya. Dalam hal ini, kinerja dapat

dipengaruhi oleh hal-hal dalam proses mencapai hasil. Faktor yang mempengaruhi

pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi

(motivation) yang dikemukakan oleh Keith Davis (1964) dalam Mangkunegara

(2007: 13) dengan rumus:

a. Performance (kinerja) = Ability (kemampuan) + Motivation (motivasi)

b. Ability (kemampuan) = Knowledge (pengetahuan) + Skill (keterampilan)

c. Motivation (motivasi) = Attitude (sikap) + Situation (situasi)

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ)

dan kemampuan reality (knowledge + skill). Pegawai yang memiliki IQ rata-

rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan

terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia akan lebih

23

mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan, sehingga pegawai perlu

ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man on

the right place, the right man on the right job).

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja

dan merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk

mencapai tujuan perusahaan (tujuan kerja). Sikap merupakan kondisi mental

yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara

maksimal. Seorang pegawai harus memiliki sikap yang siap secara psikofisik

(sikap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi), sehingga seorang pegawai

harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama, dan target

kerja yang akan dicapai serta mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi

kerja.

Menurut Robbins (2006: 260) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

pegawai adalah sebagai berikut:

a. Kualitas

Kualitas diukur dari persepsi karyawan terhadap pekerjaan yang dihasilkan

serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan pegawai.

b. Kuantitas

Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti

jumlah unit dan jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

c. Ketepatan waktu

Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu

yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

24

d. Efektivitas

Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga,

uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil

dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

e. Kemandirian

Kemandirian merupakan suatu tingkat di mana pegawai mempunyai komitmen

kerja dan tanggung jawab terhadap perusahaan.

f. Komitmen

Komitmen merupakan sebagai suatu keadaan di mana seorang individu

memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk

mempertahankan keangotaannya dalam organisasi.

Dalam proses pencapaian hasil kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

harus dikelola secara baik agar pengaruh yang timbul bersifat baik. Pengaruh dari

faktor-faktor kinerja yang menghasilkan hasil kerja yang bagus akan memberikan

dampak yang bagus pada perusahaan secara keseluruhan.

3. Dimensi kinerja

Kinerja memiliki dimensi yang dapat digunakan sebagai ukuran yang dapat

digunakan dalam penelitian. Menurut Koopmans, et al,. (2014: 161) terdapat 3

dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja, yaitu:

1. Kinerja tugas, mengacu pada kemampuan seorang karyawan melakukan tugas-

tugas pekerjaan yang utama, yaitu mencakup kualitas kerja, perencanaan dan

pengorganisasian tugas, berorientasi pada hasil, membuat skala prioritas, dan

bekerja secara efisien.

25

2. Kinerja kontekstual, mengacu pada perilaku karyawan yang mendukung

organisasi, sosial, dan lingkungan di mana tugas-tugas pekerjaan sentral

dilakukan, misalnya bertanggung jawab terhadap pekerjaan, kreatif, memiliki

inisiatif, senang mengambil pekerjaan yang menantang, berkomunikasi secara

efektif, mampu bekerja sama, menerima dan belajar dari orang lain.

3. Perilaku kerja kontraproduktif, mengacu pada perilaku yang berbahaya bagi

kelangsungan organisasi, misalnya melakukan hal-hal yang merugikan

organisasi, melakukan hal-hal yang merugikan rekan kerja dan atasan, dan

sengaja membuat kesalahan.

Kinerja tugas, kinerja kontekstual dan perilaku kerja kontraproduktif menjadi

ukuran suatu kinerja karena dengan mengetahui kemampuan dan perilaku-

perilaku karyawan baik perilaku yang mendukung atau perilaku yang berbahaya

akan memebantu perusahaan dalam mencegah turunnya kualitas kerja karyawan

dan dapat mencari solusi untuk memperbaiki kinerja karyawan yang buruk.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian dilakukan dalam usaha menambah pengetahuan. Dalam

melaksanakan penelitian perlu adanya penelitian terdahulu sebagai acuan karena

penelitian harus dilakukan secara sistematis, berencana dan mengikuti konsep

ilmiah. Tujuan utama dari penelitian terdahulu adalah untuk menghimpun

berbagai informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian

26

terdahulu juga perlu dilakukan, karena informasi yang relevan dapat menunjang

keberhasilan penelitian.

TABEL 2.1 PENELITIAN TERDAHULU

No. Peneliti Judul Hasil Penelitian

1. Azazah

Indriyani, S.E.

(2009)

Pengaruh Konflik

Peran Ganda dan

Stress Kerja terhadap

Kinerja Perawat

Wanita Rumah Sakit

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa konflik peran ganda

berpengaruh secara negatif dan

signifikan terhadap kinerja

karyawan.

2. Tims, et al.,

(2014)

Daily job crafting and

the self-Efficacy –performance

relationship

Penelitian ini menunjukkan

bahwa self-efficacy sehari-hari

memiliki hubungan positif

signifikan terhadap kinerja

sehari-hari dengan nilai

signifikan (γ = 0.21, p < 0.01).

3. Koopmans, et

al.,

(2014)

Improving the

Individual Work

Performance

Questionnaire using

Rasch Analysis

Studi ini menyajikan IWPQ

versi 1.0. Secara umum, skala

yang digunakan menunjukan

kecocokan dengan model

Rasch dan ukuran kepuasan.

Dibandingkan dengan versi

sebelumnya, IWPQ 1.0

menunjukan peningkatan.

Hasil yang didapatkan dapat

lebih dipercaya untuk

mengukur pekerja disemua

tingkat kemampuan.

Sumber: Data diolah peneliti, 2018

27

E. Kerangka Pemikiran

Peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa saja yang

diteliti dan dari teori apa variabel-variabel diturunkan dan juga mengapa variabel-

variabel itu saja yang diteliti dari uraian kerangka pemikiran.

GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN PENGARUH KONFLIK PERANGANDA DAN SELF-EFFICACY TERHADAP KINERJAKARYAWAN

Konflik Peran Ganda (X1)

1. Konflik BerdasarkanWaktu(Time-Based Conflict)

2. Konflik BerdasarkanTekanan(Strain-Based Conflict)

3. Konflik BerdasarkanPerilaku(Behavior-BasedConflict)

Greenhaus dan Beutell (1985)dalam Triaryati (2003)

Self Efficacy (X2)

1. Tingkat.(Level)2. Keluasan (Generality)3. Kekuatan (Strength)

Bandura (1977) dalamLunenburg (2011)

Kinerja Karyawan (Y)

1. Kinerja Tugas(Task PerformanceScale)

2. Kinerja kontekstual(ContextualPerformance Scale)

3. Perilaku kerjakontraproduktif(CounterproductiveWork Behavior)

Koopmans, et al., (2014)

28

F. Hipotesis

Menurut Sanusi (2016: 44) hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti ragu

dan tesis yang berarti benar. Jadi, hipotesis adalah kebenaran yang masih

diragukan. Hipotesis merupakan hasil pemikiran rasional yang dilandasi oleh

teori, dalil, hukum dan sebagainya yang sudah ada sebelumnya. Hipotesis yang

menyatakan hubungan sebab-akibat merupakan hipotesis yang mengandung

pernyataan bahwa variabel yang satu memengaruhi variabel yang lain. Dalam

hubungan ini terdeteksi dengan jelas bahwa variabel bebas menyebabkan

terjadinya variabel terikat.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Konflik peran ganda berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan pada PT

Nusantara Tropical Farm.

2. Self-efficacy berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada PT Nusantara

Tropical Farm.

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Sanusi (2013: 14) penelitian kuantitatif atau penelitian kausalitas

adalah penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan

sebab-akibat antar variabel. Dalam penelitian kausalitas, umumnya hubungan

sebab-akibat sudah dapat diprediksi oleh peneliti, sehingga peneliti dapat

menyatakan klasifikasi variabel penyebab, variabel antara, dan variabel terikat

(tergantung).

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan desain penelitian

kausal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara konfllik peran ganda dan

self-efficacy terhadap kinerja karyawan pada PT Nusantara Tropical Farm bagian

packing house 03 banana.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Nusantara Tropical Farm bagian packing

house banana 03 di Jalan Taman Nasional Way Kambas, Kecamatan Labuhan

Ratu, Kabupaten Lampung Timur. Responden penelitian adalah karyawan wanita

PT Nusantara Tropical Farm bagian packing house 03 banana.

30

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2013: 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Sugiyono (2013: 39) definisi operasional dalam penelitian kuantitatif

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel ini sering disebut sebagai output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa

Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

bebas.

Berikut merupakan variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini :

1. Konflik Peran Ganda (X1)

2. Self-efficacy (X2)

3. Kinerja Karyawan (Y)

31

TABEL 3.1 DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABELPENELITIAN

Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel SkalaKonflik PeranGanda (X1)

Konflik peran gandaadalah sebuah konflikyang timbul akibattekanan-tekanan yangberasal dari pekerjaandan keluarga.

Greenhaus dan Beutell(1985) dalamWirakristama danSuharmono (2011)

1. Konflik BerdasarkanWaktu(Time-Based Conflict)

2. Konflik BerdasarkanTekanan(Strain-Based Conflict)

3. Konflik BerdasarkanPerilaku(Behavior-BasedConflict)

Greenhaus dan Beutell(1985) dalam Triaryati(2003)

Likert

Self-efficacy(X2)

Self efficacy adalahrasa kepercayaanseseorang bahwa iadapat menunjukkanperilaku yang dituntutdalam suatu situasiyang spesifik.

Bandura (2000) dalamNoviawati (2016)

1. Tingkat.(Level)2. Keluasan

(Generality)3. Kekuatan (Strength)

Bandura (1977) dalamLunenburg (2011)

KinerjaKaryawan(Y)

Kinerja karyawanadalah sebagai hasilkerja yang dapatdicapai oleh seseorangatau kelompok orangdalam suatu organisasisesuai wewenang dantanggung jawabmasing-masing, dalamrangka mencapaitujuan organisasi yangbersangkutan.

Koopmans, et al.,(2014)

1. Kinerja Tugas(Task PerformanceScale)

2. Kinerja kontekstual(ContextualPerformance Scale)

3. Perilaku kerjakontraproduktif(CounterproductiveWork Behavior)

Koopmans, et al.,(2014)

Sumber: Data diolah peneliti, 2018

32

Menurut Hermawan (2005: 93) pengukuran adalah proses menentukan jumlah

atau intensitas informasi mengenai orang, peristiwa, gagasan, dan/atau objek

tertentu, serta hubungannya dengan masalah yang diteliti. Pengukuran tersebut

dilakukan dengan angka-angka atau atribut tertentu. Perlu dipahami dengan baik

tentang alat ukur yang digunakan dalam pengukuran serta bagaimana

merancangnya agar dapat menghasilkan kesimpulan (temuan) yang baik. Salah

satu alat pengukuran yang umum digunakan dalam penilitian adalah skala. Pada

dasarnya terdapat empat jenis skala pengukuran: skala nominal, skala ordinal,

skala interval, dan skala rasio. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian

ini adalah skala likert.

Skala likert adalah skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan

seseorang terhadap serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan keyakinan atau

perilaku mengenai suatu objek tertentu (Hermawan, 2005: 134). Skala likert

umumnya menggunakan lima tingkatan penilaian dengan susunan sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS): diberi bobot atau skor 1

2. Tidak Setuju (TS) : diberi bobot atau skor 2

3. Netral (N) : diberi bobot atau skor 3

4. Setuju (S) : diberi bobot atau skor 4

5. Sangat Setuju (SS) : diberi bobot atau skor 5

Semakin besar jumlah nilai yang diberikan oleh responden untuk tiap variabel,

menunjukkan bahwa variabel tersebut semakin berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.

33

D. Populasi Penelitian

Menurut Sanusi (2016: 87) populasi merupakan seluruh kumpulan elemen

yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat

kesimpulan. Kumpulan elemen yang dimaksud menunjukkan besarnya jumlah,

sedangkan ciri-ciri tertentu menunjukkan karakteristik dari kumpulan itu sendiri.

Margono (2004: 118) menyatakan bahwa populasi adalah seluruh data yang

menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.

Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia

memberikan suatu data maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan

banyaknya manusia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan wanita yang sudah

menikah pada PT Nusantara Tropical Farm bagian packing house 03 banana.

Adapun sesuai ciri-ciri tersebut yaitu responden atau dalam hal ini adalah

karyawan wanita yang sudah menikah di PT Nusantara Tropical Farm bagian

packing house 03 banana berjumlah 81 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sanusi (2013: 105) pengumpulan data dapat dilakukan dengan

beberapa cara, seperti cara survei, cara observasi, dan cara dokumentasi. Cara

survei merupakan cara pengumpulan data di mana peneliti atau pengumpul data

mengajukan pertanyaan atau pernyataan kepada responden baik dalam bentuk

lisan maupun tertulis. Jika pernyataan diajukan dalam bentuk lisan maka namanya

34

wawancara, kalau diajukan secara tertulis disebut kuesioner. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Survei

Survei merupakan metode pengumpulan data di mana peneliti atau pengumpul

data mengajukan pertanyaan atau pernyataan kepada responden baik dalam bentuk

lisan maupun tertulis (Sanusi, 2016: 105). Berkaitan dengan itu, metode survei

terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Wawancara

Menurut Sanusi (2016: 105) wawancara merupakan teknik pengumpulan data

yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian.pada saat

mengajukan pertanyaan, peneliti dapat berbicara berhadapan langsung dengan

responden atau bila hal itu tidak mungkin dilakukan, juga bisa melalui alat

komunikasi, misalnya pesawat telepon.

b. Kuesioner

Menurut Sanusi (2016: 109) pengumpulan data sering tidak memerlukan

kehadiran peneliti, namun cukup diwakili oleh daftar pertanyaan (kuesioner)

yang sudah disusun secara cermat terlebih dahulu.

2. Observasi

Sanusi (2016: 111) menyatakan bahwa observasi merupakan cara pengumpulan

data melalui proses pencatatan perilaku subjek (orang), objek (benda) atau

35

kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan

individu-individu yang diteliti. Observasi meliputi segala hal yang menyangkut

pengamatan aktivitas atau kondisi perilaku maupun nonperilaku. Observasi

nonperilaku meliputi catatan (record), kondisi fisik (physical condition), dan

proses fisik (physical process). Observasi perilaku terdiri atas nonverbal, bahasa

(linguistic), dan ekstra bahasa (extralinguistic).

3. Dokumentasi

Menurut Sanusi (2016: 114) cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk

mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun

kelembagaan. Data dokumentasi dapat berbentuk laporan keuangan, rekapitulasi

personalia, struktur organisasi, peraturan-peraturan, data produksi, surat wasiat,

riwayat hidup, riwayat perusahaan, dan sebagainya, biasanya telah tersedia di

lokasi penelitian. Peneliti tinggal menyalin sesuai dengan kebutuhan. pada

umunya, data yang diperoleh dengan cara dokumentasi masih mentah karena

antara informasi yang satu dengan lainnya tercerai berai, bahkan kadangkala sulit

untuk dipahami apa maksud yang terkandung pada data tersebut. Untuk itu,

peneliti harus mengatur sistematika data tersebut sedemikian rupa dan meminta

informasi lebih lanjut kepada pengumpul data pertama.

36

F. Uji Instrumen Penelitian

Menurut Sanusi (2016: 67), instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan oleh peneliti untuk mengukur fenomena alam atau sosial.

1. Uji validitas

Menurut Ghozali (2013: 153), uji validitas digunakan untuk mengukur valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Teknik uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis faktor dengan bantuan software SPSS. Validitas suatu butir kuesioner

dapat diketahui jika nilai factor loading ≥ 0,5. Nilai yang dianggap layak untuk

dilanjutkan pada proses selanjutnya adalah 0,5. Bila terdapat nilai factor loading

terkecil harus dikeluarkan dan begitu seterusnya sampai tidak ada lagi nilai factor

loading yang kurang dari 0,5.

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu alat ukur untuk mengetahui sejauh mana alat ukur

dapat diandalkan secara konsisten. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila alat

ukur memberikan hasil yang sama atau tidak berubah-ubah sekalipun pengukuran

dilakukan berulang-ulang. Penghitungan reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan program statistik SPSS dan uji reliabilitas menggunakan teknik

37

pengukuran Chronbach Alpha, hasil pengujian dapat dikatakan reliabel apabila

Chronbach Alpha > 0,6 yaitu:

= − − ∑Keterangan:

R : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan∑ σ b : Jumlah varian butirσt : Varian total

3. Uji normalitas

Menurut Ghozali (2013: 160) bahwa uji normalitas adalah uji untuk

mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Uji statistik

sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari

residual.

38

G. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Menurut Sanusi (2016: 104), data primer adalah data yang pertama kali dicatat

dan dikumpulkan oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Menurut Sanusi (2016: 104), data sekunder merupakan data yang sudah

tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Data ini didapat dari hasil penelitian

atau hasil data dari orang lain atau lembaga tertentu yang dipublikasikan untuk

umum yang diperoleh melalui jurnal penelitian, majalah, koran, internet dan

literatur-literatur lain sebagai referensi yang berkaitan dengan objek yang

diteliti. Data sekunder yang tersedia di lokasi penelitian disebut dengan data

sekunder internal, sedangkan data sekunder yang tersedia di luar lokasi

penelitian disebut dengan data sekunder eksternal.

H. Teknik Analisis Data

Sanusi (2016: 115) menyatakan bahwa teknik analisis data mendeskripsikan

teknik analisis apa yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang

telah dikumpulkan, termasuk mengujinya. Data harus diolah dan dianalisis

terlebih dahulu agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Pada hakikatnya, terdapat dua teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu:

39

1. Analisis data kualitatif

Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dengan

menguraikan data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar seperti

literatur serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

2. Analisis data kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis yang dilakukan dengan menggunakan

pendekatan atau rumus statistik. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi

linear berganda adalah analisis yang mengukur pengaruh dua variabel bebas atau

lebih terhadap variabel terikat.

a. Model Matematis = + +Keterangan:

Y : Kinerja

α : Konstanta

X1 : Konflik peran ganda

X2 : Self-efficacy

β1, β2 : Koefisien regresi

40

b. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Sanusi (2016: 135) regresi linear berganda harus memenuhi asumsi-

asumsi yang ditetapkan agar menghasilkan nilai-nilai koefisien sebagai penduga

yang tidak bias. Adapun asumsi-asumsi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Variabel tak bebas dan variabel bebas memiliki hubungan linear atau hubungan

berupa garis lurus.

2. Variabel tak bebas haruslah bersifat kontinu atau setidaknya berskala interval.

3. Keragaman dari selisih nilai pengamatan dan pendugaan harus sama untuk

semua nilai pendugaan Y. Jadi, (Y-Y’) kira-kira harus sama untuk semua nilai

Y’.

4. Pengamatan-pengamatan variabel tak bebas berikutnya harus tidak berkorelasi.

5. Tidak adanya korelasi yang sempurna antara variabel bebas yang satu dengan

variabel bebas yang lain.

I. Uji Hipotesis

Uji hipotesis sama artinya dengan menguji signifikan koefisien regresi linear

berganda secara parsial yang sekait dengan pernyataan hipotesis penelitian

(Sanusi, 2016: 144).

1. Uji signifikan berbasis nilai t hitung

Uji signifikansi terhadap masing-masing koefisien regresi diperlukan untuk

mengetahui signifikan tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel bebas (Xi)

41

terhadap variabel terikat (Y). Nilai yang digunakan untuk melakukan pengujian

adalah nilai t hitung. Langkah-langkah dalam melakukan uji signifikansi koefisien

regresi secara parsial adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

H0 : bi = 0

H1 : b1 ≠ 0

2. Menghitung nilai t dengan menggunakan rumus = .

3. Membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel yang tersedia pada taraf nyata

tertentu.

4. Mengambil keputusan dengan kriteria tertentu.

2. Uji signifikan berbasis nilai F hitung

Uji seluruh koefisien regresi secara simultan sering disebut dengan uji model.

Nilai yang digunakan untuk melakukan uji simultan adalah Fhitung. Nilai Fhitung

berhubungan erat dengan nilai koefisien determinasi (R2). Nilai F yang signifikan

menunjukkan bahwa variasi variabel terikat dijelaskan sekian persen oleh variabel

bebas secara bersama-sama adalah benar-benar nyata dan bukan terjadi karena

kebetulan. Berapa persen variabel terikat dijelaskan oleh seluruh variabel bebas

secara simultan (bersama-sama) telah dijawab oleh koefisien determinasi (R2),

sedangkan signifikan atau tidak yang sekian persen dijawab oleh nilai F.

Berdasarkan asumsi ini, nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai F menentukan

baik tidaknya model yang digunakan.

42

Uji keseluruhan koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

2. Menghitung nilai F.

3. Membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel yang tersedia pada tertentu.

Mengambil keputusan apakah model regresi linear berganda dapat digunakan

atau tidak sebagai model analisis. Menggunakan kriteria jika H0 ditolak maka

model dapat digunakan karena, baik besaran maupun (+/-) koefisien regresi

dapat digunakan untuk memprediksi perubahan variabel terikat akibat

perubahan variabel bebas.

3. Nilai koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) sering pula disebut dengan koefisien determinasi

majemuk (multiple coefficient of determination). R adalah koefisian korelasi

majemuk yang mengukur tingkat hubungan antara variabel terikat (Y) dengan

semua variabel bebas yang menjelaskan secara bersama-sama dan nilainya selalu

positif. R2 menjelaskan proporsi variasi dalam variabel terikat (Y) yang dijelaskan

oleh variabel bebas (lebih dari satu variabel: Xi, i = 1, 2, 3, 4 ...., k) secara

bersama-sama (Sanusi, 2016: 136).

V. SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai

pengaruh variabel konflik peran ganda dan self-efficacy terhadap kinerja karyawan

wanita PT Nusantara Tropical Farm packing house 03 banana, maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan yaitu:

1. Konflik peran ganda berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan wanita PT Nusantara Tropical Farm bagian packing house 03

banana, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konflik peran ganda

yang dimiliki karyawan akan semakin menurun kinerja karyawan wanita yang

sudah menikah di PT Nusantara Tropical Farm bagian packing house 03

banana.

2. Self-efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

wanita yang sudah menikah pada PT Nusantara Tropical Farm bagian packing

house 03 banana, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi self-efficacy

yang dimiliki karyawan makan akan semakin tinggi kinerja karyawan tersebut.

74

B. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian serta telah menarik kesimpulan, maka

peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Karyawan wanita PT Nusantara Tropical Farm bagian packing house 03

banana yang sudah menikah sebaiknya lebih mengefektifkan waktu dalam

penyelesaian tugas di perusahaan sehingga dapat melaksanakan tugasnya

sebagai ibu rumah tangga tanpa memikirkan pekerjaan ketika sudah pulang

dari tempat kerjanya.

2. Karyawan wanita PT Nusantara Tropical Farm bagian packing house 03

banana sebaiknya lebih mengontrol diri dalam menghadapi permasalahan baik

di perusahaan maupun dalam rumah tangganya sehingga dapat menyelesaikan

permasalahan tersebut dengan tepat.

3. Sebaiknya karyawan wanita PT Nusantara Tropical Farm bagian packing house

03 banana dapat lebih terbuka dan terus mencoba untuk mengolaborasikan ide

atau gagasannya kepada rekan kerja di dalam perusahaan untuk mencapai

tujuan bersama.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu

terkadang jawaban yang diberikan oleh responden tidak menunjukkan keadaan

yang sesungguhnya.

75

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang dipakai dalam

penelitian ini hanya terdiri dari variabel konflik peran ganda dan self-efficacy,

sedangkan masih banyak faktor lain yang dapat memengaruhi kinerja

karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Negeri Malang Press.

Bahri, Samsul. 2014. Pengaruh Konflik Peran Ganda terhadap Kinerja Karyawanbagiab Keperawatan Rumah Sakit Prof. Dr. Tabrani Pekanbaru. SkripsiJurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.Pekanbaru.

Edwards, J.R., & Rothbard, N.P. 2000. Meccanisms Lingking Work and Family:Clarifying the Relationship between Work and Family Construct.Academy of Management Review. 25 (1). 178-199.

Fitriantoro, Arhiza Rizki. 2009. Hubungan antara Usia dan Masa Kerja denganKinerja Dosen (Studi Kasus pada Fakultas Ekonomi Universitas SanataDharma). Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UniversitasSanata Dharma. Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Badan Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Handayani, et al. 2015. Hubungan antara self-efficacy dengan kinerja perawatdalam melaksanakan asuhan keperawatan di IGR dan ICU RSUD Dr.Soehadi Prijonegoro. Tesis.

Harjono, G.J., et al. 2015. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Self-efficacy Terhadap Kinerja Pegawai PT. AIR MANDO.Vol.3. ISSN 2303-11.

Hermawan, Asep. 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta.Grasindo.

Hestya, Inta dan Trimawan Heru Wijono, Santi Setiorini. 2012. Hubungan KerjaShift Terhadap Kelelahan Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD dr.Sayidiman Magetan.

Indriyani, Azazah. 2009. Konflik Peran Ganda dan Stress Kerja terhadap KinerjaPerawat Wanita Rumah Sakit (Studi Kasus pada Rumah Sakit RoemaniMuhammadiyah). Tesis. Magister Manajemen Program PascasarjanaUniversitas Diponegoro. Semarang.

Judge, T. A. dan J. E. Bono. 2001. “ Relationship of Core Self Evaluation Traits-Self Esteem, Generalized Self Efficacy, Locus of Control, and EmotionalStability- eith Job Satisfaction and Job Performance : a meta analysis”,Journal of applied psychology. Vol. 86 No. 1. Hlm 80-92.

Jyoti, Jeevan dan Sumeet, Kour, and Sonia, Bhau. 2015. “Assesing the Impact ofCultural Intelligence on Job Performance: Role of Cross-CulturalAdaptability”. Cross Cultural Management. Vol. 12 No.1. Pp 23-33.

Kappagoda, S. et al. 2014. “The Impact of Psikological Capital on JobPerformance in the Baking Sector in Sri Lanka”. International Journal ofArt Commerce. Vol. 3. No. 5. Pp198-208.

Koopmans, et.al., 2014. Construct Validity of the Individual Work PerformanceQuestionnaire. Vol.56.

Koopmans, et.al., 2014. Improving the Individual Work PerformanceQuestionnaire using Rasch Analysis. Vol. 15.

Lunenburg, Fred C. 2011. Self Efficacy in the Workplace : Implications forMotivation and Performance. International Journal of Management,Business, and Administration.Vol. 14, No. 1, 2011, Hlm.1-6

Luthans, F. Dan Suzanne, J Peterson. 2002. “Employee Engagement and ManagerSelf-Efficacy Implications for Managerial Effectiveness andDevelopment”. Journal of Management Development. Vol. 21. No. 5. Pp376-387.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Meidah, Endah. 2013. Pengaruh Konflik Peran Ganda, Kecerdasan Emosional,dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Perawat Wanita (Studi Kasuspada Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi). Skripsi JurusanManajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah. Jakarta.

Munisamy, S. 2013. Identifying Factors That Influences Job PerformanceAmongst Employees in Oil Palm Plantation. Malaysia. UniversityMalaysia.

Nasution, Idris Sardi. 2016. Pengaruh Konflik Peran Ganda (Work-FamilyConflict) dan Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada RS PKUMuhammadiyah Yogyakarta).

Noviawati, Dian Rizki. 2016. Pengaruh Self Efficacy terhadap Kinerja Karyawandengan Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi pada KaryawanDivisi Finance dan Divisi Human Resource PT. Coca Cola DistributionIndonesia, Surabaya). Vol. 4.

Ochsner, Tyler J. 2012. The Impact of Dual-Career Marriage on Role Conflictand Marital Satisfaction.

Penney, Lisa M dan Paul, E Spector. 2005. “Job Stress, Incivility, andCounterproductive Work Behavior (CWB): The Moderating Role ofNegative Affectivity”. Journal of Organization Behavior. Vol. 26. Pp 777-796.

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi Jilid 1. Edisi 12. Jakarta. SalembaEmpat.

Sanusi, Anwar. 2016. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta. Salemba Empat.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.Alfabeta CV.

Sunyoto, Danang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung. PT RefikaAditama Anggota Ikapi.

Tims, et.al., 2014. Daily job crafting and the self-efficacy – performancerelationship. Vol. 29.

Triaryati, Nyoman. 2003. Pengaruh Adaptasi Kebijakan Mengenai Work FamilyIssue terhadap Absen dan Turnover. Vol. 5.

Wharton, A.S., & M. Blair-Loy. 2006. Long Work Hour and Family Life; ACross-National Study of Employee Concerns. Journal of Family Issues.Vol. 27 No. 3, Hlm 415-436.

Wirakristama, Richardus Chandra dan Suharnomo. 2011. Analisis Konflik PeranGanda terhadap Kinerja Karyawan Wanita PT. Nyonya Meneer Semarangdengan Stress Kerja sebagai Variabel Intervening.