Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH PADA PT UNILEVER TBK YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh
ZULFIKRI
NIM 105731128916
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
i
HALAMAN JUDUL
PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH PADA PT UNILEVER TBK YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh ZULFIKRI
105731128916
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan Studi
Pada Program Studi Sastra 1 Akuntansi
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
ii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah sederhana penulisan ini saya persembahkan kepada:
1. Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda serta kakak dan adik yang
telah memberikan semangat serta dukungan dan tak henti-hentinya
memberi doa.
2. Para sahabat-sahabat yang selalu men support dan memberikan
motivasi
3. Serta semua orang yang terlibat dalam pembuatan skripsi saya
MOTTO HIDUP
“Dalam Hidup Kita Harus Belajar Menerima Perbedaan. Karena Tidak
Semua Yang Kita Suka Akan Dipertahankan Dan Tidak Semua Argumen
Kita Harus Dimenangkan”
“Hiduplah Dengan Nikmat Allah SWT Banyak Hal Yang Harus Disyukuri
Dalam Hidup Sekecil Apapun"
Zulfikri
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayat yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakalah penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kurs Rupiah
Terhadap Return Saham Syuariah Pada PT. Unilever TBk yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Jamurad dan Ibu Hasliah yang
senantiasa memberi semangat dan dukungan, perhatian, kasih sayang dan doa
untuk anakmu. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung
dan memberi semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas
segala pengorbanan, dukungan dan doa restu apa yang telah diberikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada:
vii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP, selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Ansyarif Khalid, SE., M. Si.Ak.CA, selaku Pembimbing I yang
senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga Skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Saida Said, SE.,M.AK, selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuan dan dorongannya dalam aktivitas studi penulis.
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberi semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
viii
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, 23 Desember 2020
Penulis
ix
ABSTRAK
Zulfikri, 2020. Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Return Saham Syariah Pada PT.
Unilever TBk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2017 –
Desember 2020.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap
Return Saham Syariah Pada PT. Unilever Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini eksplanatori. Penelitian ini juga menggunakan
data sekunder. Populasi dari penelitian ini adalah Bank Indonessia (BI) pada kurs
rupiah atas dolar dan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada PT. Unilever Tbk. Sampel
pada penelitian ini adalah kurs rupiah atas dolar dan return saham pada PT.
Unilever Tbk periode Januari 2017-Desember 2020. Semua data yang digunakan
dalam analisis ini adalah data sekunder deret waktu (time series) priode tahun
Januari 2017 - Desember 2020. Pengambilan data perubahan kurs rupiah
melalui website www.bi.go.id dalam kalkulator BI yang kemudian data akan
diolah, perubahan kurs rupiah periode tahun Januari 2017 - Desember 2020.
Berdasarkan variabel yang ada dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan
regresi linier berganda dilakukan dengan menggunakan metode enter dimana
semua variabel dimasukan untuk mencari pengaruh antara variabel independen
dan variabel dependen. Hasil analisis regresi berganda ini menggunakan
program SPSS.
Hasil temuan kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat
pengaruh atas variabel Kurs (X) terhadap Retum Saham (Y). Pernyataan ini
dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.4 dimana tingkat signifikansi 0,000 <
0,05. Artinya bahwa semakin besar Kurs maka semakin tinggi Retum Saham
Perusahaan. Sebaliknya jika Kurs rendah maka Retum Saham perusahaan juga
menurun. Hasil tersebut senada dengan hasil penelitian sejenis terdahulu oleh
Akbar Faoriko (2010) dengan judul “Pengaruh inflasi, suku bunga dan nilai tukar
rupiah terhadap return saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dalam
penelitianya menyatakan bahwa Dari persamaan itu bisa diartikan return saham
akan naik bila nilai tukar rupiah diturunkan. Hasil penelitian ini bertolak belakang
dengan denga penelitian sejenis terdahulu oleh Zachari Abdallah (2011) yang
berjudul “Pengaruh nilai tukar rupiah terhadap returnsaham dengan return on
asset” dalam penelitiannya menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap return saham.
Kata kunci : Kurs Rupiah dan return saham Syariah
x
ABSTRACT
Zulfikri, 2020. Rupiah Exchange Rate of Sharia Shares Returns at PT. Unilever
TBk which is listed on the Eek Indonesia Exchange from January 2017 to
December 2020.
This research was conducted to determine the Effect of Rupiah
Exchange Rate on Sharia Stock Returns at PT. Unilever Tbk which is listed on
the Indonesia Stock Exchange. This type of research is quantitative. The
approach used in this research is explanatory. This study also uses secondary
data. The population of this research is Bank Indonesia (BI) at the rupiah
exchange rate against the dollar and the Indonesia Stock Exchange (BEI) at PT.
Unilever Tbk. The sample in this study is the rupiah exchange rate against the
dollar and returnsaham at PT. Unilever Tbk for the period January 2017-
December 2020. All data used in this analysis are secondary time series data for
the period January 2017 - December 2020. Data collection on changes in rupiah
exchange rates is through the website www.bi.go.id in the BI calculator which
then the data will be processed, changes in the rupiah exchange rate for the
period January 2017 - December 2020. Based on the variables in the study. This
study uses multiple linear regression conducted using the enter method where all
variables are entered to find the effect between the independent variable and the
dependent variable. The results of this multiple regression analysis use the SPSS
program.
The second finding in this study states that there is an influence on the
Exchange Rate variable (X) on Stock Return (Y). This statement can be proven
by looking at table 4.4 where the significance level is 0.000 <0.05. This means
that the greater the Exchange Rate, the higher the Company's Share Return.
Conversely, if the exchange rate is low, the company's stock returns will also
decline. These results are in line with the results of previous similar studies by
Akbar Faoriko (2010) with the title "The effect of inflation, interest rates and the
rupiah exchange rate on stock returns listed on the Indonesia Stock Exchange" in
his research states that from this equation it can be interpreted that stock returns
will increase if the rupiah exchange rate was lowered. The results of this study
contradict previous similar studies by Zachari Abdallah (2011) entitled "The effect
of the rupiah exchange rate on stock returns with return on assets" in his
research showing that there is no significant effect between the rupiah exchange
rate on stock returns.
Keywords : Rupiah Exchage Rate end Islamic Returns
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
ABSTRACT ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal Syariah .......................................................................... 8
B. Saham Syariah ................................................................................... 17
C. Return Saham..................................................................................... 20
D. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Return Saham ........................... 21
E. Penelitian Terdahulu........................................................................... 23
F. Kerangka pikir ..................................................................................... 25
xii
G. Hipotesis ............................................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 27
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ................................. 27
D. Populasi dan Sampel.......................................................................... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 29
F. Metode Analisis .................................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 32
B. Pengujian Analisis data ...................................................................... 49
C. Pembahasan ....................................................................................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 59
B. Saran .................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 60
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pasar modal di Indonesia yang menerbitkan
saham, obligasi, dan sekuritas, jelas membuka kesempatan lebih
mengoptimalkan perolehan dari dana yang dimilikinya. Investasi di pasar
modal juga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
investasi pada sektor perbankan maupun sektor lainnya bagi investor
Dalam melakukan investasi di pasar modal, calon investor dapat memilih
berbagai jenis efek yang diinginkan, apakah dalam bentuk saham,
obligasi, maupun sekuritas kredit.
Pasar modal dalam undang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang
penanaman modal (UUPM) dikemukakan bahwa penanaman modal
adalah segala bentuk kegiatan penanaman modal, baik oleh penanaman
modal dalam negeri maupun penanaman modal asing, untuk melakukan
usaha di wilayah Negara Republik Indonesia. Dari pengertian ini dapat
diketahui bahwa investasi dan penanaman modal adalah kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang atau badan hukum, menyisihkan sebagian
pendapatannya agar dapat digunakan untuk melakukan suatu usaha
dengan harapan pada suatu waktu tertentu akan mendapat hasil.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar
menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak
yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan
dana (issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena
pasar modal memberikan kemungkinan dari kesempatan memperoleh
2
imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi
yang dipilih. Sedangkan pasar modal syariah merupakan pasar modal
yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi
ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti; Riba, perjudian,
spekulasi, dan lain-lain.Pasar modal syariah.secara resmi diluncurkan
pada tanggal 14 Maret 2003 dengan penandatanganan MOU antara
Bapepam dengan Dewan Syariah Nasional.Prinsip instrumen pasar
modal syariah berbeda dengan pasar modal konvensional.Sejumlah
instrumen syariah di pasar modal sudah diperkenalkan kepada
masyarakat, misalnya saham syariah.
Saham syariah merupakan surat berharga bukti penyertaan modal
kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang
saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan
tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini
merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan
musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka secara
konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh
Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah.
Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham
tersebut diterbitkan oleh:
1. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan
Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
3
2. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan
Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun
memenuhi kriteria sebagai berikut:1.kegiatan usaha tidak bertentangan
dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13,
yaitu tidak melakukan kegiatan usaha seperti perjudian dan permainan
yang tergolong judi; perdagangan yang tidak disertai dengan
penyerahan barang/jasa perdagangan dengan penawaran/permintaan
palsu, bank berbasis bunga, perusahaan pembiayaan berbasis bunga,
jual beli risiko yang mengandung unsure ketidakpastian(gharar)
dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional,
memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau
menyediakanbarang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang
atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang
ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak
moral dan bersifat mudarat; melakukan transaksi yang mengandung
unsur suap (risywah); a. rasio total hutang berbasis bunga
dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%, dan b. rasio total
pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya
tidak lebih dari 10%.
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu
investasi” Return dapat berupa return realisasi (realized return. dan
Return Ekpektasi (expected return). Return realisasi merupakan
merupakan return yang yang telah terjadi. Return ini dihitung berdasarkan
4
data historis. Return realisasi ini penting karena digunakan sebagai salah
satu pengukur kinerja perusahaan dan juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi dan resiko dimasa mendatang. Return
ekpektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa
mendatang. Berbeda return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return
ekspektasi sifatnya belum terjadi Jogiyanto (2010:205)
Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya
dan return saham merupakan laba investasi. Salah satu factor makro
ekonomi yang dapat mempengaruhi return saham adalah kurs valuta
asing dan kurs memiliki pengaruh terhadap kegiatan perekonomian.
Nilai tukar rupiah (kurs) atas dolar AS adalah jumlah mata uang
rupiah yang telah melakukan kesepakatan antar Negara yaitu nilai tukar
rupiah dengan mata uang asing seperti dengan dolar. Sedangkan nilai
tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Kurs
merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar
saham. Menurunnya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya
dolar AS memiliki pengaruh negatif terhadap perekonomian dan pasar
modal di Indonesia. Nilai tukar rill atau kurs adalah harga relatif dari
barang-barang kedua negara yang menyatakan tingkat di mana kita dapat
memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk
barang-barang dari negara lain. Melemahnya rupiah berdampak buruk
terhadap kegiatan konsumsi dan investasi, kenaikan inflasi secara tajam
akan memaksa Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga secara tajam.
Selain itu juga akan memukul konsumsi masyarakat dan kegiatan
5
investasi. Melemahnya kegiatan Konsumsi dan investasi menghambat
pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Adapun factor ekonomi makro
yang dapat mempengaruhi nilai return saham pada pasar modal syariah
salah satunya PT Unilever, Tbk.
PT. Unilever, Tbk merupakan salah satu sektor industri consumer
goods industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan salah
satu saham yang mampu bertahan di Jakarta Islamic Index (JII) di tahun
2016-2018. Perkembangan industri consumer goods industri berkembang
begitu pesat setiap tahunnya. Industri consumer goods industri adalah
perusahaan Property yang bergerak dibidang pengolahan yang
mengubah bahan dasar/setengah jadi menjadi barang jadi yang
umumnya dapat dikonsumsi pribadi/rumah tangga, adapun produk
yang dihasilkan seperti pepsodent, close up pasta gigi, clears hampo,
molto pewangi pakaian, rinso deterjen, vaseline lotion healty white, axe
deodorant body spray, sabun kecantikan lux white impress, citra body
lotion, citra sabun mandi, blue band serbaguna, kecap bango, buavita,
royco, wall’s ice cream. Adapun produk tersebut merupakan salah satu
produk yang dikonsumsi masyarakat setiap harinya untuk kebutuhan
sehari-hari.
Melalui pasar modal para investor dapat menginvestasikan
dananya tersebut ke dalam perusahaan yang dipilihnya yang bertujuan
untuk mendapatkan Return yang nantinya akan diterima. Perubahan
kurs rupiah juga sangat berpengaruh dalam perekonomian Indonesia.
Perubahan kurs rupiah memberi andil dalam pergerakan harga saham
6
dalam pasar modal, harga saham tersebut akan berdampak pada tingkat
return saham yang didapatkan para investor.
Penelitian sebelumnya Akbar Faoriko, bahwa nilai tukar rupiah
terbukti tidak berpengaruh erhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI).analisis yang
telah dihitung bahwa nilai tukar tidak mempunyai pengaruh terhadap
return saham, karena hal ini disebabkan faktor permintaan dan
penawaran valuta asing khususnya Dolar Amerika oleh Zachari
Abdallah berdasarkan analisis yang membuktikan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap
returnsaham.
Berdasarkan uraian diatas, pada saat ini perubahan kurs
rupiah atas dolar sedang mengalami fluktuasi kemudian harga saham
syariah PT. Unilever Tbk saat ini sedang mengalami fluktuasi peneliti
tertarik untuk membuktikan apakah kurs rupiah berpengaruh terhadap
return saham syariah pada PT. Unilever,Tbk. Sehingga peneliti
mengambil Judul “PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP RETURN
SAHAM SYARIAH PADA PT. UNILEVER, TBK YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA”.
B. Rumusan Masalah
Apakah kurs rupiah berpengaruh terhadap resturn saham syariah pada
PT. Unilever TBk, yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian yang
ingin di capai yaitu untuk mengetahui apakah kurs rupiah berpengaruh
7
terhadap return saham syariah pada PT. Unilever TBk. yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para
investor yang yang nangtinya akan berinvestasi pada perusahan yang
listing di BEI khususnya pada sector Unilever dengan memperhatikan
factor-faktor yang mempengaruhi pengembalian yang di harapkan.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat memper dalam pengetahuan mengenai
factor-faktor yang dapat mempengaruhi kurs rupiah terhadap return
saham, juga sebagai bahan referensi tambahan untuk pihak berikutnya
yang akan meneliti kasus yang sama.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal Syariah
1. Pengertian Pasar Modal Syariah
Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
Berdasarkan definisi tersebut, terminologi pasar modal syariah
dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang
diatur dalam UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.Oleh
karena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari
sistem pasar modal secara keseluruhan.Secara umum kegiatan Pasar
Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal
konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar
Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan
pada Al-Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi
Muhammad SAW.Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para
ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih.Salah satu
pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah,
yaitu hubungan diantara sesama manusia terkait perniagaan.Berdasarkan
itulah kegiatan pasar modal syariah dikembangkan dengan basis fiqih
9
muamalah.Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan bahwa
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar
modal syariah di Indonesia.
Beberapa larangan dalam kegiatan pembiayaan dan investasi oleh
syariah antara lain adalah transaksi yang mengandung riba, larangan
transaksi yang di dalamnya terdapat spekulasi dan mengandung gharar
atau ketidak jelasan, yaitu transaksi yang di dalamnya dimungkinkan
terjadinya penipuan (khida’). Termasuk dalam pengertian ini adalah
melakukan penawaran palsu (najsy), transaksi atas barang yang belum
dimiliki, menjual sesuatu yang belum jelas, pembelian untuk penimbunan
efek, menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai
informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang
dilarang (insider trading).
Sebagai bagian dari sistem pasar modal Indonesia, kegiatan di
Pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu
kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
berikut peraturan pelaksananaannya (Peraturan Bapepam-LK, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Bursa dan lain-lain). Bapepam-LK selaku regulator
pasar modal di Indonesia, memiliki beberapa peraturan khusus terkait
pasar modal syariah, sebagai berikut:
a. Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efeek
Syariah
b. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
10
c. Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam
Penerbitan Efek Syariah
2. Prinsip Instrumen Pasar Modal Syariah
Prinsip-prinsip instrument di pasar modal syariah berbeda dengan
prinsip-prinsip di pasar modal konvensional adapun prinsip-prinsip
instrument di pasar modal merupakan sesuai dengan ketentuan ajaran
islam dan prinsip-prinsip instrument pasar modal syariah adalah sebagai
berikut:
a. Investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan usaha yang
tidak bertentangan dengan prisip syariah, dan kegiatan usaha
tersebut adalah spesifik dan bermanfaat, sehingga atas manfaat yang
timbul dapat dilakukan bagi hasil.
b. Akad yang terjadi antara pemilik harta (investor) dan pemilik usaha
(emiten), dan tindakan ataupun informasi yang diberikan pemilik
organization lainnya) tidak boleh menimbulkan kondisi keraguan yang
dapat menyebabkan ketidakpastian (gharar). c. Pemilik harta
(investor) dan pemilik usaha (emiten) tidak boleh mengambil risiko
yang melebihi kemampuan (maysir) yang dapat menimbulkan
kerugian yang sebenarnya dapat dihindari. d. Pemilik harta (investor),
pemilik usaha (emiten) ataupun bursa dan; e. Self regulating
organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal yang
menyebabkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar, baik
dari segi penawaran (supply) maupun dari segi permintaan (demand)
11
3. Pengenalan Produk Syariah di Pasar Modal
Produk syariah di pasar modal antara lain berupa surat berharga
atau efek. Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal (UUPM), Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan
utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit
Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan
setiap derivatif dari Efek.
Sejalan dengan definisi tersebut, maka produk syariah yang berupa
efek harus tidak bertentangan dengan prinsip syariah, Oleh karena itu
efek tersebut dikatakan sebagai Efek Syariah. Dalam peraturan bapepam
dan LK Nomor IX.A.13 tentang penerbitan efek syariah disebutkan bahwa
efek syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan
peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang
menjadi landasan pelaksanaannya tidak bertentangan dengan prinsip -
prinsip syariah di pasar modal. Sampai dengan saat ini, Efek Syariah
yang telah diterbitkan di pasar modal Indonesia meliputi Saham Syariah,
Sukuk dan Unit Penyertaan dari Reksa Dana Syariah.
4. Saham Syariah
Saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada
perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham
berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut.
Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha, ini merupakan
konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah prinsip syariah
mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah.
12
Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep, saham
merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun
demikian tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan
Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham
dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut
diterbitkan oleh:
a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan
Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan
Publik tidak bertentangan dengan prinsip prinsip syariah, namun
memiliki kriteria kegiatan nusaha yang btidak bertentanga prinsip
syariah sebagaimana diatur dalam peraturan IX. A. 13, yaitu tidak
melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
1 ) Perjudian dan permainan yang tergolong judi.
2 ) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang atau
jasa.
3 ) Perdagangan dengan pewaran palsu.
4 ) Bank berbasis bunga.
5 ) Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar)
atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional.
6 ) Memproduksi, memndistribusikan, memperdagangkan serta
menyediakan barang atau jasa yang haram zatnya, barang atau
jasa haram buakan karena zatnya.
13
5. Sukuk
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti
dari istilah obligasi syariah (islamic bonds). Sukuk secara terminologi
merupakan bentuk jamak dari kata "sakk" dalam bahasa Arab yang
berarti sertifikat atau bukti kepemilikan. Sementara itu, Peraturan
Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 memberikan definisi Sukuk sebagai
berikut "Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang
bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan
atau tidak terbagi (syuyu'/undivided share) atas
a. Aset berwujud tertentu (ayyan maujuda).
b. Nilai manfaat atas asset berwujut (manafiul ayyan) tertentu baik yang
sudah ada maupun yang akan ada.
c. Jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan adaAset
proyek tertentu (maujudat masyru' muayyan).
d. Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin
khashah).
6. Reksadana Syariah
Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada umumnya
merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu
dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana
dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk
melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan
yang terbatas. Sebagai salah satu instrumen investasi, Reksa Dana
14
Syariah memiliki kriteria yang berbeda dengan reksa dana konvensional
pada umumnya. Perbedaan ini terletak pada pemilihan instrumen
investasi dan mekanisme investasi yang tidak boleh bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah. Perbedaan lainnya adalah keseluruhan proses
manajemen portofolio, screeninng (penyaringan), dan cleansing
(pembersihan). Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping
mendatangkan berbagai peluang keuntungan, Reksa Dana pun
mengandung berbagai peluang risiko, antara lain:
a. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh
turunnya harga dari Efek (saham, sukuk, dan surat berharga syariah
lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut. Ini
berkaitan dengan kemampuan manajer investasi reksadana dalam
mengelola dananya.
b. RisikoLikuiditasRisiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh
Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan
penjualan kembali (redemption) atas sebagian besar unit penyertaan
yang dipegangnya kepada Manajer Investasi secara bersamaan.
dapatmenyulitkan manajemen perusahaan dalam menyediakan dana
tunai. Risiko ini hanya terjadi pada perusahaan reksadana yang
sifatnya terbuka (open-end funds). Risiko ini dikenal juga sebagai
redemption effect.
c. Risiko wanprestasi merupankan resiko terburuk dimana pada
umumnya kekayaan reksadana di asuransikan kepada perusahaan
asuransi. Resiko ini dapat timbul ketika ketika perusahaan asuransi
yang mengasuransikan kekayaan tersebut tidak segera membayar
15
ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertangguangan saat
terjadi hal hal yang tidak di inginkan. Selain itu, wanprestasi
dimjungkinkan akibat dari pihak pihak yang terkait dengan reksa
dana, pialang, bank kostodian, agen pembayaran, atau bencana
alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih)
reksa dana.
d. Risiko politik dan ekonomi, risiko yang berasal dari perubahan
kebijakan ekonomi dan politik yang berpengaruh pada kinerja
bursa dan perusahaan sekaligus, sehingga akhirnya mebawa
efek pada portfolio yang dimiliki suatu reksadan.
7. Faktor Faktor yang Mempengaruhi dan Membentuk Instrumen Serta
Pelaku di Pasar Modal
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
pasar modal menurut Indah Yuliana, yaitu:
a. Supply sekuritas, banyaknya perusahaan yang bersedia menerbitkan
sekuritas di pasar modal.
b. Demad sejuritas, terdapat anggota masyarakan yang memiliki dana
yang cukup besar untuk digunakan membeli sekuritas yang di
tawarkan.
c. Komdisi politik dan ekonomi, dimana dengan kondisi politik yang
satabil akan membantu pertubuhan ekonomi yang secara tiudak
lansung akan mempengaruhi supply dan demad sekuritas.
d. Masalah hokum dan peraturan, yang melindungi pemodal cdari
investasi yang tidak benar mutlak di perlukan.
16
Peran lembaga lembaga pendukung pasar modal, seperti
BAPEPAM, bursa efek, akuntan publik, underwriter, wali amanat, notaris,
konsultan hukum, lembaga clearing dan lain lain, yang sangat perlu
dibutuhkan bekerja dengan proporsional dan bisa diandalkan, sehingga
kegiatan emisi dan transaksi dibursa efek bisa berlangsung dengan
cepat, efisien dan bisa dipercaya.
8. Strategi Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia
Startegi merupakan suatu perencanaan yang dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan suatu hal yang akan di tujunya. Adapun
strategi yang diperlukan untuk mengembangkan pasar modal syariah,
antaralain:
a. Keluarnya undang undang pasar modal syariah diperlukan untuk
mendukung pembentukan pasar modal syariah sesegeramungkin.
Walaupun ini tidak terlepas dari konteks permasalahan yang akan di
hadapi pasar yang berhubungan dengan pasar modal sebagaimana
maraknya bank syariah setelah terjadinya krisis pada tahun 1997.
Namun perlu dipikirkan cara untuk mendorong keluarnya legitiminasi
dfari BAPEPAM dan pemerintah.
b. Perlu keaktifan dari pelaku busnis atau pengusaha muslim untuk
membentuk kehidupan ekonomi yang islami. Hal ini guna memotivasi
meningkatkan image pelaku pasar terhadap keberadaan instrument
pasar modal sesuai dengan syariah.
c. Diperlukan rencana jangka pendek maupun jangka panjang oleh
BAPEPAM untuk mengakomodir perkembangan instrument instrumen
17
syariah dalam pasar modal. Sekaligus merencanakan keberadaan
pasar modal syariah di tanah air.
d. Perlu kajian kajian ilmiah mengenai pasar modal syariah. Oleh karena
itu, dukungan akademisi sangat diperlukan guna memaham kan
perlunya keberadaan pasar modal syariah.
B. Saham Syariah
1. Pengertian Saham Syariah
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan
dan akiva perusahaan. Saham didefinisikan sebagai bukti atau sertifikat
kepemilikan seseorang atau suatu badan terhadap perusahaan yang
menerbitkan sekuritas tersebut, yang dapat pula diartikan sebagai keikut
sertaan investor sebagai pemodal pada suatu perusahaan, sehingga
memiliki klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan tersebut.
Saham syariah menurut Indah Yuliana, merupakan salah satu
bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus yang berupa
kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha.
Menurut Dewan Syariah Nasional (DSN), saham syariah merupakan
suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria
syariah dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa.
Saham syariah menurut Muhammad Nafik, adalah saham saham
yang lebih dikenal dengan compliant, yang merupakan intrumen atau
surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek syariah berbentuk
penyertaan modal (kepemilikan atau saham) dan sukuk. Dimana
penyertaan modal atau saham merupakan salah satu bentuk penanaman
18
modal dalam satu entitas (badan usaha) yang dilakukan dengan
menyetorkan sejumlah dana dengan tujuan untuk menguasai sebagian
kepemilikan atas perusahaan. Prinsip dasar saham syariah meliputi:
a. Bersifat musyarakah jika ditawarkan secara terbatas.
b. Bersifat mudharabah jika ditawarkan secara publik.
c. Tidak ada pembeda jenis saham, karena risiko harus ditanggung oleh
semua pihak.
d. Prinsip bagi hasil laba-rugi.
e. Tidak dapat dicairkan kecuali dilikuidasi.
Kepemilikan saham dalam suatu perusahaan secara syariah islam
di lakukan dengan al-Musyarakah, yaitu akad kerjasama antar dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana (amal/ expertis) dengan kesepakatan
mengenai keuntungan dan risiko ditanggung secara bersama-sama.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT. Q.S Shaad: 24 berikut ini:
Artinya: Dia (Dawud) berkata, “Sesungguhnya, dia telah dibuat zalim kepadamu dengan mencintai kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya. Memang banyak di antara orang-orang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu”. Dan Dawud menduga bahwa kami mengujinya; maka dia memohon ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat.
19
Ketentuan penerbitan efek syariah berupa saham oleh emiten atau
perusahaan publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usaha dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syariah di pasar
modal, yaitu sebagai berikut:
a. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara
pengelolaan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) atau
perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah tidak boleh
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, emiten atau perusahaan
publik yang menerbitkan saham syariah wajib untuk menanda tangani
dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah atas
saham syariah yang dikeluarkan.
b. Emiten atau perusahaan yang menerbitkan saham syariah wajib
menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip syariah dan
memiliki shariah compliance officer.
c. Emiten tersebut juga harus memenuhi rasio-rasio keuangan antara
lain.
d. Total uang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas
tidak lebih dari 82% (delapan puluh dua per seratus).
e. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan
pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus).
Harga saham syariah adalah sebuah harga yang dibentuk dari
interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi
oleh harapan terhadap keuntungan perusahaan, yang dijalankan dengan
prinsip syariah islam. Kriteria saham-saham yang masuk dalam indeks
20
syariah berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20 dalam
Indah Yuliana adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan
dengan syariah seperti:
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang dilarang.
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan
dan asuransi konvensional.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan
barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat
mudarat
Selain itu terdapat kriteria emiten yang dilihat dari rasio keuangan
yang termasuk dalam investasi islami berdasarkan fatwa DSN adalah
sebagai berikut :
1 ) Perusahaan yang mendapatkan dana pembiayaan atas dana dari
utang tidak lebih dari 30% dari rasio modalnya, sebagaimana firman
Allah SWT., dalam QS. Al-Baqarah: 280 sebagai berikut:
نظرة ف عسرة ذو ن كا وإن ل كم خي ا قو تصد وأن ,ميسرة إل إن ,ر
علمون ت كنتم
Artinya: Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. dan jika kamu menyedekahkan. itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahu.
21
2 ) Pendapatan bunga yang diperoleh perusahan tidak boleh lebih dari
15%. Dimana dalam syariah islam barang haram dan haram tidak
dapat dicampur adukkan.
C. Return Saham
Menurut Jogiyanto (2010:205) “Return Sahamm merupakan hasil
yang diperoleh dari suatu investasi” sedangkan menurum fahmi dan yovi
(2009:151) bahwa “Return adalah Keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang
dilakukanya”.
Reurn dapat berupa return Realisasi (realized return) dan Return
Ekspektasi (realized return) dan return ekspektasi (expect return). Return
realisasi ini merupakan return yang telah terjadi. Return ini dihitung
berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting karena digunakan
sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga berguna sebagai
dasar penentuan return ekspektasi dan resiko dimasa mendatang. Return
ekspektasi adalah. Return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor
dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah
terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Jogiyanto 2010:205).
Tingkat keuntungan investasi dalam saham dipasar modal sangant
ditentukan oleh harga saham yang bersangkutan. Apabila harga saham
sekarang lebih tinggi dari harga saham sebelumnya maka hal ini berarti
terjadi suatu keuntungan modal (capital Goin) dan return yang diterima
bersifat positif, begitu pula sebaliknya apabila harga saham sekarang lebih
rendah dari harga saham sebelumnya maka hal ini berarti terjadi kerugian
(capital loss) dan return yang diterima bernilai negatif.
22
D. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
pendapatan return saham yang investor dapatkan diantaranya:
1. Faktor Ekonomi Makro
Faktor ekonomi makro merupakan berasal dari permasalahan ekonomi
secara luas diantaranya:
a. Kebijakan ekonomi.
b. Inflasi.
c. Tingkat suku bunga.
d. Nilai tukar mata uang.
e. Pendapatan masyarakat.
2. Faktor Funda Mental
Faktor fundamental adalah faktor yang berasal dari dalam
perusahaan yang mengeluarkan saham itu sendiri (emiten). Apabila
perusahaan yang mengeluarkan saham dalam kondisi yang baik
kinerjanya, harga saham akan cenderung meningkat dan apabila harga
saham meningkat maka return yang diterima juga meningkat. Hal ini
disebabkan kepercayaan investor kepada emiten semakin baik, investor
mempunyai harapan akan memperoleh bagian keuntungan atau deviden
yang besar. Faktor fundamental tersebut diantaranya:
a. Laporan keuangan.
b. Tingakat kinerja keuangan.
c. Kemampuan menghasilkan keuntungan (Profitabilitas).
d. Kemampuan membayar hutang (Solvabilitas).
23
e. Tingkat efesiensi dan efektifitas dalam mengelola kekayaan
(Aktivitas).
E. Penelitian Terdahulu
Berikut adalah tabel penelitian terdahulu:
No Nama Penlis Judul Hasil
1 Zachari
Abdallah,
2011-2015
Pengaruh
nilai tukar
rupiah
terhadap
returnsaham
dengan
return on
asset
Berdasarkan analisis yang telah
dihitung secara partial diketahui thitung
<-ttabel (-0.178 <3,18245) dan
signifikansi <0,05 (0.302<0,05), maka
H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak
ada pengaruh yang signifikan antara
nilai tukar rupiah terhadap return
saham.
2 Vidyarini
Dwita,
Rose
Rahmidani,
2015-2015
Pengaruh
inflasi, suku
bunga, dan
nilai tukar
terhadap
return saham
sektor
restoran
hotel dan
pariwisata
Berdasarkan analisis yang telah
dihitung bahwa nilai tukar tidak
mempunyai pengaruh terhadap return
saham karena nilai t hitung <t tabel
(0,6621<2,003). Hal ini disebabkan
karena faktor permintaan dan
penawaran valuta asing khususnya
dollar Amerika. Krisis ekonomi yang
terjadi di AS diawali pada priode
pertengahan tahun 2007 yang
menyebabkan nilai tukar dolar Amerika
terhadap mata uang asing termasuk
rupiah mengalami depresiasi yang
berarti rupiah menguat terhadap dolar.
24
3 Akbar
Faoriko,
2008-2010
Pengaruh
inflasi, suku
bunga dan
nilai tukar
rupiah
terhadap
return saham
yang
terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia.
Berdasarkan analisis yang telah
dihitung bahwa nilai tukar rupiah
terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2008-2010, persamaan Y = 10,707-
2,614X menunjukan bahwa nilai
konstanta sebesar 10,707 yang berarti
jika nilai tukar rupiah pada perusahaan
bernilai nol. Maka diprediksikan
besarnya return saham perusahaan
akan sebesar 107,707. Dari
persamaan itu bisa diartikan return
saham akan naik bila nilai tukar rupiah
diturunkan. Jadi pengaruh nilai tukar
rupiah terhadap return saham
perusahaan dibuktikan dengan t hitung
sebesar -1,347, lebih kecil dari t tabel
sebesar 1,9656 pada taraf signifikansi
5%. Selain variabel bebas nilai tukar,
masih terdapat beberapa variabel lain
yang dapat mempengaruhi return
saham perusahaan. Hal ini ditunjukan
dengan hasil koefisien determinan (R2)
sebesar 0,004 yang berarti bahwa
0,4% return saham dipengaruhi nilai
tukar, sedangkan 99,6% dipengaruhui
oleh faktor lain. Dengan demikian suku
bunga dan nilai tukar rupiah terbukti
berpengaruh positif dan signifikan pada
level 5% terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI).
25
F. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran adalah beberapa teori yang ada dalam tinjauan
pustaka, yang berupa gambaran umum dari teori untuk memberikan solusi
atau alternatif serangkaian masalah yang ditetapkan karena pemikiran dapat
berupa bagan, deskriptif kualitatif, atau bahkan gambar keduanya.
Kurs rupiah atau pada saat kurs rupiah terdepresiasi maka biaya
bahan baku impor atau produk yang memiliki kaitan dengan produk impor
akan mengalami kenaikan. Kejadian ini menyebabkan biaya produksi
meningkat dan laba perusahaan menjadi turun sehingga tingkat deviden yang
dapat dibagikan dan returnyang ditawarkan akan menurun pula.
Terdapat beberapa faktor signifikan yang mempengaruhi return
saham syariah pada PT. Unilever Tbk dalam kurs rupiah. kurs rupiah akan
mempengaruhi penentuan harga saham, kemudian penentuan harga saham
tersebut akan mempengaruhi pendapatan besar kecilnya suatu return saham
PT. Unilever Tbk. Adapun kurs merupakan salah satu faktor makroekonomi
yang dapat mempengaruhi tingkat return saham yang didapatkan.
Dengan demikian tingkat perubahan kurs di Indonesia yang
cenderung mengalami fluktuasi tidak menutup kemungkinan dapat
mempengaruhi tingkat nilai return saham syariah pada PT. Unilever Tbk yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari uraian diatas, kerangka pemikiran
dapat digambarkan sebagai berikut:
26
GAMBAR 1.1
KERANGKA PIKIR
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa penulis akan melakukan
penelitian Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Return Saham Syariah Pada PT.
Unilever Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Alasan penulis memilih
variabel kurs rupiah karena variable tersebut merupakan variable
makroekonomi yang memiliki keterkaitan dengan return saham syarah pada
PT. Unilever Tbk.
G. Hipotesis
Menurut Sugiono (2007:82) bahwa: “ Hipotesis mwrupakan jawaban
sementara terhadap rumusan penelitian”.
Ho: Diduga tingkat kurs rupiah tidak berpengaruh terhadap return saham
syariah pada PT. Unilever, Tbk periode tahun Januari 2017 - Desember
2019.
Ha: Diduga terdapat pengaruh antara perubahan kurs rupiah terhadap return
saham syariah pada PT. Unilever, Tbk periode Januari 2017 - Desember
2019.
PT. UNILEVER
TBk
KURS RUPIAH
(X)
RETURN SAHAM SYARIAH PT. UNILEVER TBk
(y)
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah penelitian
eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif, bertujuan untuk menganalisis
pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu
variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang dilakukan dengan memperoleh data berupa angka atau data
kuantitatif yang diangkakan.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada lembaga yang berkaitan lansung dengan
kegiatan pasar modal yaitu Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) meIaIui
GaIeri Investasi Lt.2 menara Iqra Universitas Muhammadiyah Makassar yang
beraIamat di JI. SuItan AIauddin No.259 Makassar.
C. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran
Penelitian menggunakan beberapa variable diantaranya sebagai berikut:
1. Variabel Independen
a. Pengaruh Kurs Rupiah
Variabel independen pada penelitian ini adalah Pengaruh Kurs
rupiah terhadap retrun saham syariah dengan mengambil data melalui
website Bank Indonesia (BI) pada kalkulator Bank Indonesia (BI),
penelitian ini dilakukan pada periode januari 2017 - Desember 2020
dengan mengambil data perbulan dalam tiga tahun.
27
28
2. Variabel Dependen
a. Return Saham Syariah
Variabel dependen pada penelitian ini adalah return saham
syariah PT Unilever Indonesia Tbk yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Jakarta Islamic Index (JII). Pengukuran return saham
syariah pada PT Unilever Indonesia Tbk dengan menggunakan rumus
capital gain (los) yaitu selisih antara harga saham periode saat ini
dengan harga saham pada periode sebelumnya yaitu dengan rumus.
Pt- Pt-1
Pt-1
Keterangan:
P1 : Harga saham saat ini
Pt-1 : Harga Saham tahun sebelumnya
D. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dari penelitian ini adalah Bank Indonessia (BI) pada kurs
rupiah atas dolar dan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada PT. Unilever Tbk.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti ini tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi ini. Sampel pada penelitian ini adalah kurs rupiah atas dolar dan
returnsaham pada PT. Unilever Tbk periode Januari 2017-Desember 2020.
29
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer
dan skunder, dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah
yang amat penting, karena yang dikumpulkan akan digunakan untuk
pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan. Menurut Sugiyono pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan cara:
1. Studi Pustaka
Penelitian ini diperoleh melalui sember data referensi buku, skripsi
dan jurnal yang ada dengan mempelajari dan mengkaji teori pembahasan
pada objek penelitian yang akan diteliti yang bertujuan agar mendapatkan
pokok pembahasan teori secara teknik analisa yang dibutuhkan
penelitian.
2. Studi Dokumentasi
Data return saham PT. Unilever, Tbk diperoleh melalui website Bursa
Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id yang kemudian akan diolah dilihat
dari tingkat pengembalian saham berdasarkan harga penutupan saham
PT. Unilever, Tbk.
3. Studi website
Data perubahan kurs rupiah diperoleh melalui Website Bank Indonesia
(BI) yang kemudian akan diolah.
F. Metode Analisis
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan
sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam skripsi. Teknik analisis yang
30
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif
merupakan analisis yang menggunakan data-data yang berwujud angka-
angka dan cara pembahasannya dengan menggunakan uji statistik. Teknik
analisis pengolahan data untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan
prosedur yang diantaranya sebagai berikut:
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi sederhana adalah dapat dianalisis karena didasari
oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Analisis regresi linier sederhana
yang digunakan pada penelitian ini adalah bertujuan menguji pengaruh
antara perubahan kurs rupiah terhadap return saham syariah pada PT.
Unilever Tbk. Seberapa besar variabel independen mempengaruhi
variabel dependen dihitung dengan menggunakan persamaan garis
regresi berganda sebagai berikut:
Y = a + bx + e
Keterangan:
Y = Return saham PT. Unilever Indonesia Tbk
a = Konstanta
b = Koefisien garis regresi
x = Perubahan kurs rupiah atas dolar
e = Eror
31
2. Statistik Deskriptif
Pada penelitian ini statistik deskriptif diperlukan untuk mengetahui
gambaran dari data yang akan digunakan. Analisa statistik deskriptif yang
digunakan yaitu:
a. Mean (nilai rata-rata) yakni nilai rata-rata dari data yang diamati.
b. Modus (nilai tertinggi) yakni mengetahui nilai data yang tertinggi.
c. Median (nilai terendah) yakni mengetahui nilai yang terendah dari
data.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Menurut Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) Secara historis,
pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar
modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan
oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun
1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan
seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan
pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik
Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa
efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah
Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun
1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan
pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
33
1) Desember 1912. Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda.
2) 1914-1918. Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.
3) 1925-1942. Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama
dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
4) Awal tahun 1939. Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek
di Semarang dan Surabaya ditutup.
5) 1942-1952. Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang
Dunia II.
6) 1956. Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif.
7) 1956-1977. Perdagangan di Bursa Efek vakum.
8) 10 Agustus 1977. Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto.
9) 1977-1987. Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah
emiten hingga 1987 baru mencapai 24.
10) 1987. Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987
(PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan
untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing
menanamkan modal di Indonesia.
11) 1988-1990. Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar
Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing.
12) 2 Juni 1988. Bursa Pararel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE).
34
13) Desember 1988. Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk
go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi
pertumbuhan pasar modal.
14) 16 Juni 1989. Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta.
15) 13 Juli 1992. Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai
HUT BEJ.
16) 22 Mei 1995. Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading
System).
17) 10 November 1995. Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang
No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
18) 1995. Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya.
19) 2000. Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scripless trading)
mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
20) 2002. BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(Remote Trading).
21) 2007. Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI).
22) 02 Maret 2009. Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru
PT. Bursa Efek Indonesia.
35
b. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Struktur oragnisasi merupakan elemen penting untuk
menjalankan aktivitas perusahaan yang menggambarkan hubungan
wewenang dan tanggung jawab bagi setiap sumber daya manusia
yang ada dalam perusahaan.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Direktur
Pengembang
an
Direktur
Pengawasan
Transakasi dan
Kepatuhan
Anggota Bursa
Direktur
penilaian
perusahaan
Direktur
Teknologi dan
Manajemen
Risiko
Direktur
perdagangan
dan
Pengaturan
Anggota Bursa
Direktur
Keuangan dan
Sumber Daya
Manusia
Divisi
Pengawasan
Transaksi
Divisi
Kepatuhan
Anggota Bursa
Sekertaris
Perusahaan
Rapat Umum
Pemegang saham
(RUPS)
Divisi Hukum Dewan Komisaris
Direktur Utama
Satuan Pemeriksa
Internal
Divisi Penilaian
Perusahaan-
Sektor Rill
Divisi Penilaian
Perusahaan-
Sektor Jasa
Divisi Penilaian
Perusahaan-Surat
Hutang
Divisi
Perdaganga
n Saham
Divisi
Perdaganga
n Surat
Utang
Divisi
Pengemban
gan Solusi
Bisnis
Teknologi
Informasi
Divisi
Operasi
Teknologi
Informasi
Divisis
Pengemb
angan
Usaha
Divisi
Riset
Divisis
Pemasaran
Divisi
Umum
Divisi
SDM
Divisi
Keuangan
Divisi
Keanggotaan
36
c. Uraian Tugas Bursa Efek Indonesia (BEI)
Berdasarkan struktur organisasi maka diperlukan suatu sistem
pembagian tugas/kerja (Job Description) yaitu sebagai berikut:
1) Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) merupakan
orang yang memiliki kewenangan khusus yang tidakdiberikan
kepada Dewan Komisaris atau Direlsi terkait penetapan
keputusan-keputusan penting yang berhubungan dengan
kebijakan Bursa. RUPST dilaksanakan sekali dalam setahun,
sedangkan RUPSLB dapat dilaksanakan sewaktu-waktu bila
diperlukan.
2) Peran Dewan Komisaris
Sesuai hasil keputusan RUPST tanggal 5 Juni 2008 dan
RUPSLB 27 Agustus 2008, BEI memiliki 5 (lima) anggota Dewan
Komisaris (Dekom) dengan masa bakti 2008-2011. Berdasarkan
ketentuan anggaran Dasar, Dekom bertanggung jawab atas
pengawasan dan pengarahn Direksi dalam mengelola Bursa
sehari-hari. Dekom bertugas mengarahkan pengelolaan tersebut
sesuai dengan visi dan misi Bursa yang telah digariskan, serta
kebijakan dan panduan tata kelola perusahaan yang berlaku,
dalam rangka mengupayakan pertumbuhan nilai jangka panjang
yang berkesinambungan bagi para segenap pemangku
kepentingan.
37
3) Direktur Utama
Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para Direktur serta
kegiatan-kegiatan Satuan Pemeriksa Internal, Sekretaris
Perusahaan (termasuk hubungan masyarakat), dan Divisi Hukum.
a. Divisi Hukum
1) Bertanggung jawab untuk memastikan produk hukum yang
akan dikeluarkan oleh perseroan sesuai dengan kaidah-
kaidah hukum yang berlaku dan kepentingan perseroan
terlindungi dalam hubungan kerjasama satau kontraktual
antara perseroan dengan pihak lain dan telah sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
2) Memastikan pemberian pendapat hukum sebagai legal
advisor atas permasalahan hukum berkenaan dengan
produk hukum yang telah diberlakukan oleh perseroan,
kajian hukum dan penyelesaian dalam sengketa hukum
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Satuan Pemeriksa Internal
1) Bertanggung jawab sebagai quality assurance terhadap
pelaksanaan pencapaian sasaran perusahaan dengan
mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi melalui
pemeriksa berkala maupun insidentil terhadap kegiatan
internal organisasi, serta melakukan pelaporan dan
pemberian rekomendasi perbaikan yang diperlukan atas
38
hasil pemeriksaan kepada Direksi, Dewan Komisaris dan
Ketua Bapepam.
2) Bertanggung jawab atas pemantauan kegiatan tindak
lanjut dari rekomendasi yang dibangun berdasarkan hasil
pemeriksaan internal yang dilakukan.
c. Sekertaris Perusahaan
Bertanggung jawab atas tersedianya rencana kerja
perusahaan dan terciptanya kerjasama serta komunikasi
yang harmonis dan efektif antara direksi dengan stakeholder
laiinya dalam rangka mencapai tujuan serta meningkatkan
citra pperusahaan.
4) Direktur Penilaian Perusahaan
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait
dengan:
a. Penilaian pendahuluan perusahaan.
b. Pencatatan perusahaan.
c. Penilaian keterbukaan perusahaan.
d. Penelaahan aksi korporasi perusahaan.
e. Pembinaan emiten (termasuk edukasi perusahaan).
Direktur Penilaian Perusahaan terdiri dari berbagai macam divisi
diantaranya:
a. Divisi Penilaian Perusahaan – Sektor Rill
Bertanggung jawab untuk mengkordinasikan dan
melaksanakan:
39
1) Evaluasi pendahuluan calon emiten sampai dengan
pencatatan saham di Bursa.
2) Evaluasi atas rencana pencatatan saham tambahan
sampai dengan pencatatan saham di Bursa.
3) Pemantauan kepatuhan perusahaan tercatat terhadap
paraturan yang berlaku.
4) Penyebaran informasi perusahaan tercatat kepada publik.
5) Pembinaan perusahaan tercatat (termasuk pemberian
sanksi).
6) Proses delisting (baik yang bersifat voluntarymaupun force
delisting).
7) Pelaksanaan suspensi dan unsuspensi.
8) Pengelolaan dan pemutakhiran database emiten termasuk
corporate action.
9) Pembuatan dan penyempurnaan prosedur dan pearturan
pencatatan sesuai dengan perkembangan pasar modal
untuk meningkatkan kualitas dan integritas perusahaan
sektor rill yang mencatatkan saham.
b. Divisi Pencatatan Perusahaan – Sektor Jasa
Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan
melaksanakan:
1) Evaluasi pendahuluan calon emiten sampai dengan
pencatatan saham di Bursa termasuk ETF.
2) Evaluasi atas rencana pencatatan saham tambahan
sampai dengan pencatatan saham di Bursa.
40
3) Pemantauan kepatuhan perusahaan tercatat terhadap
peraturan berlaku.
4) Penyebaran informasi perusahaan tercatat kepada publik.
5) Pembinaan perusahaan tercatat (termasuk pemberian
sanksi).
6) Proses delisting (baik yang bersifat voluntary maupun
forcedelisting).
7) Pengelolaan dan pemutalhiran database emiten termasuk
corporate action.
8) Pembuatan dan penyempurnaan prosedur dan peraturan
pencatatan sesuai dengan perkembangan pasar modal
untuk meningkatkan kualitas dan integritas perusahaan
sektor rill yang mencatatkan saham.
c. Divisi Penilaian Perusahaan – Sektor Utang
Bertanggung jawab untuk mengkordinasikan dan
melaksanakan:
1) Proses Evaluasi pendahuluan calon emiten penerbit surat
utang sampai dengan pencatatan di Bursa, baik efek surat
utang, sukuk maupun EBA.
2) Pemantauan kepatuhan perusahaan tercatat terhadap
peraturan yang berlaku.
3) Penyebaran informasi perusahaan tercatat kepada publik.
4) Pembinaan perusahaan tercatat (termasuk pemberian
sanksi)
5) Pelaksanaan suspensi dan unsuspensi
41
6) Proses penghapusan pencatatan (baik karena jatuh tempo,
pelunasan awal, konversi maupun force delisting).
7) Pengelolaan dan pemutakhiran database emiten, efek yang
dicatatkan serta corporate action yang dilakukan.
8) Penyempurnaan prosedur dan peraturan pencatatan
sesuai dengan perkembangan pasar modal untuk
meningkatkan kualitas dan integritas perusahaan sektor rill
dan jasa yang mencatatkan surat utang.
5) Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional perdagangan
saham, perdagangan informasi pasar (data feed), perdagangan
surat utang dan derivatif serta pelaporan transaksi surat utang.
Dan juga bertanggung jawab atas pengelolaan aktivitas-aktivitas
yang terkait dengan anggota bursa dan pasrtisipan sebagai
berikut:
a. Pengkajian terhadap persyaratan keanggotaan.
b. Kewajiban pelaporan.
c. Pelatihan dan pendidikan serta
d. Pengawasan (khusus terhadap anggota bursa)
Direktur Penilaian Perusahaan terdiri dari berbagai macam devisi
diantaranya:
a. Divisi Perdagangan Saham
1) Bertanggung jawab untuk menyelenggarakan perdagangan
saham setiap hari bursa dengan melakukan koordinasi
kegiatan pengembangan dan operasional perdagangan
42
saham sehingga terlaksana perdagangan saham yang
wajar, teratur dan efisien.
2) Bertanggung jawab atas kegiatan dan pengembangan dan
operasional penyebarab data dan informasi, sehingga
penyebaran data perdagangan dapat mendukung informasi
yang dibutuhkan oleh investor untuk pengambilan keputusan
investasi dan meningkatkan pendapatan penjualan
perdagangan informasi pasar.
b. Divisi Perdagangan Surat Utang
Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan operasional
perdagangan surat utang dan derivatif, penyempurnaan,
pengembangan sistem dan sarana pasar perdagangan surat
utang dan derivatif sehiingga tercipta pasar surat utang.
c. Divisi Keanggotaan
Bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi calon anggota
Bursa dan partisipan, pemantauan, pembinaan,
pengembangan, penegakan disiplin anggota bursa serta
membantu anggota bursa dan partisipan untuk membentuk,
memiliki dan menjaga kredibilitas serta integritas di pasar
modal.
6) Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan
Bertanggung jawab untuk memastikan dan mengkoordinasikan
kegiatan pengawasan dan analisis terhadap aktivitas
perdagangan efek di bursa untuk mewujudkan perdagangan efek
43
yang teratur dan wajar, sehingga dapat menjaga integritas dan
kredibilitas bursa efek dan pasar modal.
a. Divisi Pengawasan Transaksi
Bertanggung jawab untuk memastikan dan mengkoordinasikan
kegiatan pemgawasan dan analisis terhadap aktivitas
perdagangan efek di bursa untuk mewujudkan perdagangan
efek yang teratur dan wajar, sehingga dapat menjaga integritas
dan kredibilitas bursa efek dan pasar modal.
b. Divisi Kepatuhan Anggota Bursa
Bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan anggota
bursa terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
dibidang pasar modal termasuk pengendalian internal melalui
kegiatan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan sewaktu-waktu
guna meminimalisasi risiko yang mungkin timbul terhadap
nasabah, anggota bursa, dan industri pasar modal
7) Direktur Pengembangan
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait
dengan:
a. Pengelolaan riset pasar modal dan ekonomi.
b. Pengembangan produk dan usaha.
c. Kegiatan pemasaran.
d. Kegiatan edukasi dan sosialisasi.
Direktur pengembangan terdiri dari berbagai divisi diantaranya:
1) Divisi Riset
44
a. Bertanggung jawab untuk mengelola dan menyajikan data
statistik perdagangan, emiten dan anggota bursa,
melakukan analisis pasar untuk mencapai efisiensi dan
pengembangan bursa serta mengelola data historis
perdagangan dan piblikasi rutin laiinya sebagai bahan
referensi dan dasar untuk membuat keputusan yang dapat
diandalkan.
b. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pengelolaan
Pusat Referensi Pasar Modal.
2) Divisi Pengembangan Usaha
Bertanggung jawab atas pengembangan produk-produk bursa
dan kegiatan pengembangan pasar untuk meningkatkan
likuiditas pasar dan daya saing.
3) Divisi Pemasaran
Bertanggung jawab dalam merencanakan, mengembangkan
dan mengimplementasikan strategi pemasaran, edukasi dan
sosialisasi kepada masyarakat luas dalam rangka mencari dan
menambah investor dalam emiten.
8) Direktur Teknologi Informasi dan Resiko
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait
dengan:
a) Pengembangan solusi bisnis teknologi informasi
b) Operasional teknologi informasi
c) Manajemen risiko
d) Pengelolaan data (database management)
45
Direktur teknologi informasi dan risiko terdiri dari berbagai divisi
diantaranya:
a) Divisi Operasional Teknologi Informasi
Bertanggung jawab atas perencanaan, implementasi, operasi,
kepatuhan kebijakan, pengawasan/pemantauan, evaluasi dan
pemeliharaan kinerja infrastruktur berbasis teknologi secara
efektif dan efisien sesuai dengan visi, misi dan strategi Bursa
Efek Indonesia.
b) Divisi Pengembangan Solusi Bisnis Teknologi Informasi
Bertanggung jawab untuk memastikan berjalannya kegiatan
perencanaan, evaluasi, pengembangan dan pemutakhiran
sistem aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi sesuai
dengan kebutuhan bisnis perusahaan dan selaras dengan
perkembangan teknologi terkini, serta memastikan adanya
peningkatan kualitas yang berkelanjutan terhadap aplikasi dan
infrastruktur teknologi informasi.
c) Divisi Manajemen Risiko
1) Memastikan perencanaa, pengukuran, monitoring
pengelolaan dan pengendalian risiko di dalam organisasi
secara sistematis dan terintegrasi. Melakukan monitoring
risiko operasional pasar modal, memberikan rekomendasi
dan implementasi untuk memperbaiki proses, reporting dan
pengendalian untuk menentukan tingkat risiko yang masih
dapat diterima dalam pengelolaan perusahaan dan
pelaksanaan kegiatan utama pasar modal.
46
2) Bertanggung jawab dalam membangun strategi dan
implementasi penerapan good corporate governance
(GCG) di dalam organisasi.
9) Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia
Bertangggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait
dengan:
a. Pengelolaan keuangan perusahaan.
b. Pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
c. Pengelolaan administrasi dan kegiatan umum lainnya.
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia terdiri dari
berbagai divisi umum, diantaranya:
a. Divisi keuangan
Bertanggung jawab atas keseluruhan fungsi akuntansi dan
perpajakan, dan anggaran serta pengelolaan keuangan untuk
memperoleh hasil yang optimal sehingga dapat menghasilkan
informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mendukung
aktifitas operasional perusahaan.
b. Divisi Sumber Daya Manusia
Memastikan terpenuhinya pengadaan, penempatan, pendidikan
dan pengembangan karyawan secara terencana, efektif dan
efisien di setiap unit kerja, serta mengadministrasikan strategi
yang berkaitan dengan kompensasi dan jasa, dan hubungan
industrial sehingga kartawan Bursa Efek Indonesia berkualitas
dan mampu memberikan kontribusi yang signifikan untuk
mendukung rencana strategis perusahaan.
47
c. Divisi Umum
Bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan dan
kelancaran pemenuhan kebutuhan atas fasilitas, seperti:
sarana perkantoran, infrastruktur serta jasa.
2. Sejarah singkat PT. Unilever Indonesia Tbk
PT. Unilever didirikan Pada tahun 1933 dengan nama Lever’s
Zeepfabrieken N.V di Angke, Presiden Direktur PT. Unilever Indonesia
Tbk Jakarta adalah Hemant Bakshi. PT. Unilever Tbk termasuk dalam
kategori Consumer goods industry yang merupakan usaha pengolahan
mengubah bahan dasar atau setengah jadi menjadi barang jadi yang
umumnya dapat dikonsumsi pribadi atau rumah tangga, PT. Unilever juga
merupakan salah satu saham yang mampu bertahan di Jakarta Islamic
Index selama tahun 2016-2018. Pada tahun 1992 membuka pabrik ice
cream Wall’s di Cikarang serta meluncurkan Conello dan Paddle Pop.
Sebagai entitas bisnis, Unilever Indonesia tetap optimis dalam
mengembangkan bisnis secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Pada akhir Desember 2018, perusahaan mencatat laba bersih sebesar
Rp 9,1 triliun dengan demikian pertumbuhan laba meningkat sebesar
30,1% dibandingkan periode yang sama ditahun sebelumnya.
Unilever mampu mempertahankan pertumbuhan positif dengan
berbagai inisiatif transformasi yang terus dilakukan oleh Perusahaan, baik
melalui peluncuran berbagai inovasi, maupun digitalisasi dalam beberapa
aspek operasi bisnis yang dimiliki. Dalam hal inovasi, pada tahun 2018,
Perusahaan memasuki kategori bisnis baru melalui peluncuran saus
cabai jawara, meluncurkan merek baru pada kategori Skin Cleansing,
48
serta berbagai produk dalam format baru. Mengenai operasi bisnis,
perusahaan telah melakukan digitalisasi dalam sistem distribusi yang
disebut Digital Logistik. Dengan strategi yang kuat sepanjang tahun,
Unilever Indonesia telah beradaptasi untuk memahami kebutuhan
konsumen dan berfokus pada eksekusi dan efisiensi disemua lini operasi.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan komitmennya
untuk memberikan nilai lebih dan tumbuh secara kompetitif.
Unilever memiliki beberapa anak perusahaan di Indonesia, yakni:
1. PT Anugrah Lever - didirikan pada tahun 2000 dan bergerak di bidang
pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus
cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango.
2. PT Technopia Lever - didirikan pada tahun 2002 dari hasil patungan
dengan Technopia Singapore Pte. Ltd. Techopia bergerak di bidang
distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan
merk dagang Domestos Nomos.
3. PT Knorr Indonesia - diakuisisi pada 21 Januari 2004.
4. PT Sara Lee
3. Produk-produk Unilever
PT. Unilever Tbk termasuk dalam kategori Consumer goods
industry yang merupakan usaha pengolahan mengubah bahan dasar atau
setengah jadi menjadi barang jadi, PT. Unilever Tbk merupakan salah
satu dari bagian penyedia berbagai jenis kebutuhan harian, adapun PT.
Unilever Tbk juga merupakan brand yang unggul dan terkemuka yang
menghasilkan produk kebutuhan pokok masyarakat mulai dari alat cuci,
kosmetik hingga bahan makanan. Berikut merupakan beberapa produk-
49
produk yang dihasilkan PT. Unilever Tbk Indonesia yang pada umumnya
dikonsumsi masyarakat diantaranya : Bango, Lifebuoy, Paddle pop,
Wipol, Domestos, Vixal, Rexona, Pepsodent, Dove, Fair & lovely,
Sunlight, Ponds, Sariwangi, royco, shampoo clear, shampoo sunslik.
B. Hasil Penelitian
1. Statistik Deskriptif Data
Populasi dari penelitian ini adalah Bank Indonessia (BI) pada kurs
rupiah atas dolar dan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada PT. Unilever Tbk.
Sampel pada penelitian ini adalah kurs rupiah atas dolar dan return
saham pada PT. Unilever Tbk periode Januari 2017-Desember 2020.
Semua data yang digunakan dalam analisis ini adalah data skunder deret
waktu (time series) priode tahun Januari 2017 - Desember 2020.
Pengambilan data perubahan kurs rupiah melelui website www.bi.go.id
dalam kalkulator BI yang kemudian data akan diolah, perubahan kurs
rupiah priode tahun Januari 2017 - Desember 2020. Berdasarkan variabel
yang ada dalam penelitian, maka deskriptif statistik sebagai berikut.
Statistics
KURS
Retum Saham
N Valid 48 48
Missing 0 0
Mean 1.411024 .0225
Median 1.405424 .0050
Mode 1.3424a -.12a
Std. Deviation 6.5715822 .16220
Variance 4.31925 .026
Minimum 1.3324 -.29
Maximum 1.5924 .53
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
50
a. Deskripsi Data Kurs (X)
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji data diketahui bahwa data Kurs (X)
diperoleh nilai tertinggi sebesar 15924 , nilai terendah diperoleh
sebesar 13324, rata-rata sebesar 1411024, median sebesar 1405424,
modus sebesar 13424 dan standar deviasi sebesar 65715822 serta
varian sebesar 431925.
b. Deskripsi Data Rasio Retum Saham (Y)
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji data diketahui bahwa data Retum
Saham (Y) diperoleh nilai tertinggi sebesar 0,53, nilai terendah
sebesar -0.29, rata-rata sebesar 0.0225, median sebesar 0.0050,
modus sebesar -0.12 dan standar deviasi sebesar 0.16220 serta
varian sebesar 0.026.
2. Uj Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik diperlukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi berganda yang
digunakan. Tujuan analisis asumsi klasik adalah untuk memastikan
bahwa hasil penelitian adalah valid. Uji asumsi klasik dalam penelitian
terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolineritas
a. Hasil Uji Autokorelasi
AutokoreIasi digunakan untuk mengetahui apakah daIam suatu
modeI regresi Iinear terdapat koreIasi antar kesaIahan pengganggu
dengan periode t dengan kesaIahan periode t-1 yang berarti kondisi
saat ini dipengaruhi oIeh kondisi sebeIumnya dengan kata Iain
autokoreIasi sering terjadi pada data time series. ModeI regresi yang
baik merupakan regresi yang bebas dari autokoreIasi. Untuk
51
mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan melihat angka
Durbin-Watson, terlihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
HASIL UJI AUTOKORELAS
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .575a .331 .316 .13411 .686
a. Predictors: (Constant), KURS
b. Dependent Variable: Retum Saham
Sumber : Data Olahan (2020)
Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji data di atas menunjukan bahwa
nilai r > 0 dan < 1, maka korelasi antara kedua variabel dapat
dikatakan positif dan searah, dengan kata lain kenaikan atau
penurunan nilai-nilai variabel independen yang terjadi bersama-sama
dengan kenaikan atau penurunan variabel dependen maka dapat
dikatakan bahwa dalam model regresi linier tersebut tidak terdapat
autokorelasi atau tidak terjadi korelasi diantara kesalahan
pengganggu.
b. Hasil Uji Normalitas
Pada penelitian ini untuk menguji normalitas menggunakan normal
probability plot, kriteria yang digunakan adalah jika masing-masing
variabel menghasilkan nilai p > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
masing-masing data pada variabel probability plot yang diteliti
52
terdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas disajikan sebagai
berikut terlihat pada gambar 4.2 dibawah ini:
Sumber data: Hasil Data Olahan (2020)
Gambar 4.2
UJI NORMALITAS
Dari nomal probability plot di atas dapat dilihat secara seksama
bahwa data menyebar sekitar garis diagonal atau mengukuti dan
mendekati garis diagonalnya sehingga dapat disimpulkan bahwa
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan menguji nilai residual
dengan Kolmogorov-Smirnov. Untuk menguji distribusi residual
normal atau kah tidak, maka dapa dilakukan metode iju Kolmogorov-
Smirnov. Hasil uji normalitas disajikan sebagai berikut terlihat pada
tabel 4.3 dibawah ini:
53
Tabal 4.3
HASIL UJI NORMALITAS (K-S TEST)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 48
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .13267292
Most Extreme Differences Absolute .091
Positive .077
Negative -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .628
Asymp. Sig. (2-tailed) .826
a. Test distribution is Normal.
Sumber data : Hasil Data Olahan (2020)
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan Nilai K-S sebesar 0,628 (sig
0,826) untuk semua variabel tersebut diatas 0,05 maka dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel Kurs (X1), dan Retum Saham (Y)
dinyatakan bahwa data dari masing-masing variabeI peneIitian
tersebut secara statistik telah terdistribusi secara normal dan layak
digunakan sebagai data penelitian.
c. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah daIam
modeI regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residuaI satu
pengamatan kepengamatan Iain, jika variabeI residuaI satu
pengamatan kepengamatan Iain berbeda maka disebut
hetroskedastisist. Untuk mendeteksi heterokedastisitas dapat melalui
grafik scatterplot deteksinya dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik dimana sumbu X dan Y menyebar di atas dan
54
bawah angka 0 pada sumbu Y. Seperti terlihat pada gambar 4.3
dibawah ini:
Gambar 4.3
DIAGRAM SCATTERPLOT HETEROKEDASTISITAS
Sumber : Hasil Data Olahan (2020)
Pada gambar 4.3 jelas bahwa tidak ada pola tertentu karena titik
menyebar tidak beraturan di atas dan di bawah sumbu 0 pada sumbu
Y. Maka dapat di simpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastistas
atau HO di terima yang berarti modal regresi ini layak untuk
memprediksikan variabel dependen berdasarkan masukan variabel
independen.
c. Hasil Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dilakukan
dengan menggunakan metode enter dimana semua variabel
dimasukan untuk mencari pengaruh antara variabel independen dan
55
variabel dependen. Hasil analisis regresi berganda ini menggunakan
program SPSS yabg sudah tercamtum pada tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients t Sig. KET
B Std. Error
1 (Constant) 2.026 .420 4.818 .000
KURS .000 .000 -4.770 .000 Ha Terbukti
R .575a
a. Dependent Variable: Retum Saham
Sumber data: Hasil Olahan 2020
Dari hasil analisis data di atas, maka hasil persamaan regresi
adalah sebagai berikut:
1. AnaIisis Data lnferensiaI
Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian terlebih
dahulu dilakukan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil
analisis diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 2,026 + 0,000X
Adapun interpretasi dari persamaan regresi linear berganda
tersebutadalah:
a. Konstanta (a).
Ini berarti bahwa jika variabel Kurs (X), (tidak mengalami
perubahan) maka nilai Retum Saham (Y) sebesar 2,026
b. Kurs (X1) terhadap Retum Saham (Y).
Nilai koefisien leverage untuk variabel X bertanda positive
sebesar 0,000. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan
56
sebesar 1, maka variabel dependen juga mengalami peningkatan
sebear 0,000.
2. Hasil Uji Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji ini mengetahui dari masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi a < 0,05, maka
dapat di katakana bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen secara individu. Sebalik jika
signifikansi a> 0,05 maka tidak terjadi pengaruh yang signifikan.
Berikut hasil uji regresi (uji t) dicamtumkan dalam tabel 4.4 yang telah
di bahas pada uji analisis regresi berganda:
a. Variabel Rasio Beban Pajak (X) menunjukan Coefficients Beta
bertanda positive sebesar 0,000 pada tingkat signifikansi 0,000,
karena tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti variabel
Kurs (X) terhadap Rasio Profitabilitas (Y) dengan demikian
hepotesis HO ditolak dan Ha terbukti.
3. Koefisien Determinasi
Tabel 4.7
HASIL KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .575a .331 .316 .13411 .686
a. Predictors: (Constant), KURS b. Dependent Variable: Retum Saham
Sumber Data: Olahan (2020)
Berdasarkan tabel 4.7 di atas terlihat diperoleh nilai kofisien
determinasi (R2) sebesar 0,331. Arti dari koefisien ini adalah bahwa
pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel variabel Kurs (X),
57
terhadap Retum Saham (Y) adalah sebesar 33,1%, sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain sebesar 67,9%.
C. Pembahasan
1. Hasil temuan hipotesis Ha Kurs
Perubahan kurs rupiah merupakan variabel makro yang digunakan
sebagai variabel independen dan Return Saham Syariah pada PT.
Unilever Tbk sebagai variabel dependen. Adapun dari data yang
diperoleh kemudian dilakukan pengolahan data untuk mengetahui
Pengaruh Perubahan Kurs Rupiah terhadap Return Saham Syariah pada
PT. Unilever Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia priode Januari
2017 Desember 2020. Dibawah ini adalah pembahasan hasil penelitian
yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Hasil temuan kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat pengaruh atas variabel Kurs (X) terhadap Retum Saham (Y).
Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.4 dimana tingkat
signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya bahwa semakin besar Kurs maka
semakin tinggi Retum Saham Perusahaan. Sebaliknya jika Kurs rendah
maka Retum Saham perusahaan juga menurun. Oleh sebab itu hepotesis
Ha dalam penelitian ini diterima.
Dengan demikian, peneliti ini tidak cukup membuktikan teori tentang
faktor penentu return. Penulis menduga faktor makro salah satunya
perubahan kurs rupiah periode Januari 2017 – Desember 2020 tidak
dijadikan perhitungan dalam memprediksi return saham pada PT.
Unilever Tbk, dimungkinkan manajemen PT. Unlilever Tbk mampu
membuat keputusan investasi yang tepat sehingga kinerja perusahaan
58
tetap baik meskipun rupiah terjadi depresiasi atas dolar dan
dimungkinkan naik atau turunnya kurs rupiah tidak mempengaruhi para
investor dalam negeri untuk bisa menanamkan sahamnya.
Hasil tersebut senada dengan hasil penelitian sejenis terdahulu oleh
Akbar Faoriko (2010) dengan judul “Pengaruh inflasi, suku bunga dan
nilai tukar rupiah terhadap return saham yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia” dalam penelitianya menyatakan bahwa Dari persamaan itu
bisa diartikan return saham akan naik bila nilai tukar rupiah diturunkan.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan denga penelitian
sejenis terdahulu oleh Zachari Abdallah (2011) yang berjudul “Pengaruh
nilai tukar rupiah terhadap returnsaham dengan return on asset” dalam
penelitiannya menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
antara nilai tukar rupiah terhadap return saham.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perubahan kurs rupiah berpengaruh signifikan terhadap returnsaham
syariah pada PT.Unilever,Tbk. Ini berarti bahwa semakin besar Kurs
maka semakin tinggi Retum Saham Perusahaan. Sebaliknya jika Kurs
rendah maka Retum Saham perusahaan juga menurun.
2. Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,724 menunjukkan bahwa
besarnya pengaruh yang diberikan oleh kombinasi bahwa pengaruh yang
diberikan oleh kombinasi variabel variabel Kurs (X), terhadap Retum
Saham (Y) adalah sebesar 33,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain sebesar 67,9%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, adapun saran sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian ini disumpulkan bahwa perubahan
kurs rupiah memiliki pengaruh terhadap tingkat return saham
syariah pada PT. Unilever Tbk. Bagi investor hendaknya
mempertimbangkan dan membandingkan dengan penelitian yang
lain untuk mengambil keputusan berinvestasi.
2. Penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk
menggunakan objek penelitian seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI
termasuk dari perusahaan keuangan dengan menggunakan metode
60
pengukuran yang telah disesuaikan dengan sektor industri dari setiap
perusahaan. Dengan demikian dapat diperoleh hasil yang lebih valid
3. Penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan beberapa variabel
lain baik yang berupa data keuangan maupun non-keuangan yang
mungkin menjadi pengaruh terhadap nilai perusahaan.
4. Periode penelitian selanjutnya sebaiknya lebih dari tiga tahun karena
periode yang lebih panjang diharapkan dapat memungkinkan tingkat
kebenaran yang mendekati 100% sehingga mencerminkan kondisi
perusahaan yang sebenarnya
61
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah 28, (Jakarta; Sinar Grafika, 2011)
Akbar Paoriko, Skripsi Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Dan Nilai Tukar Rupiah
Terhadap Reterun Saham Di Bursa Efek Indonesoa (Universitas Negeri
Yogyakarta. 2013).
Bamang sudarsono, jurnal faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada
perusahaan property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, Vol. 23, No. 1. (Maret, 2016).
Dyah, Ana Rokhmatussa dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2011)
Hartono, Jogiyanto. Teori Portofolio dan anlisis investasi. Edisi ketujuh.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Imamudin Yuliadi, Perekonomian Indonesia Masalah dan Iplementasi Kebijakan,
Irham Fahmi, Pengantar Perbankan Teori dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta,
2014), hlm. 298-299
Khaerul Umam, Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2013).
Kementerian Agama RI, Al-Fattah Al-Qur’an 20 Terjemah. Sutedi, Adrian, Pasar Modal Syariah, (Jakarta; Sinar Grafika, 2011)
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama RI, Al-Qur’anulkarim Spesial For Woman (Bogor: 2007).
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan,
Sosial,Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2011).
Sutedi, Adrian, Pasar Modal Syariah, (Jakarta; Sinar Grafika, 2011
Sukirno Sadono, MAKROEKNOMI (edisi ke-3), (Jakarta; Rajawali Press, 2011)
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung:Alfabeta, 2010), hlm. 426.
Vidyarini Dwita, Rose Rahmidani, Jurnal Peengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai
Tukar Terhadap Return Saham Sektor Restoran Hotel dan Pariwisata,
Vol. 1, No. 1, (Maret, 2012)
Willy Abdillah dan Jugiyanto, Partial Least Square (PLS) (Yogyakarta:CV Andi
Offset, 2015).
61
62
Yuliana, Indah, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang: UIN- MALIKI
PRESS, 2010)
Zachari Abdallah, Jurnal Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Return Saham
dengan Return On Asset Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan
Rokok, (Juli, 28).
LAMPIRAN
HARGA SAHAM
No Bulan 2017 2018 2019 2020
1 1 13358.71 13380.36 13380.36 13732.23
2 2 13340.84 13590.05 13590.05 13776.15
3 3 13345.5 13758.29 13758.29 15194.57
4 4 13306.82 13802.95 13802.95 15867.43
5 5 13323.35 14059.7 14059.7 14906.19
6 6 13296.87 14049 14049 14195.95
7 7 13342.1 14414.5 14414.5 14582.41
8 8 13341.82 14559.86 14559.86 14724.5
9 9 13303.47 14868.74 14868.74 14847.95
10 10 13526 15178.87 15178.87 14758.47
11 11 13527.36 14696.86 14696.86 14236.81
12 12 13556.67 14496.95 14496.95 14171
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KURSa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Retum Saham
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .575a .331 .316 .13411 .686
a. Predictors: (Constant), KURS
b. Dependent Variable: Retum Saham
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .409 1 .409 22.753 .000a
Residual .827 46 .018
Total 1.237 47
a. Predictors: (Constant), KURS
b. Dependent Variable: Retum Saham
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Retum Saham .0225 .16220 48
KURS 1.4110E4 657.15791 48
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.026 .420 4.818 .000
KURS .000 .000 -.575 -4.770 .000
a. Dependent Variable: Retum Saham
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .13267292
Most Extreme Differences Absolute .091
Positive .077
Negative -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .628
Asymp. Sig. (2-tailed) .826
Statistics
KURS Retum Saham
N Valid 48 48
Missing 0 0
Mean 1.411024 .0225
Median 1.405424 .0050
Mode 1.3424a -.12
a
Std. Deviation 6.5715822 .16220
Variance 4.31925 .026
Minimum 1.3324 -.29
Maximum 1.5924 .53
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
BIOGRAFI PENULIS
Zulfikri panggilan Fikri lahir di Pl. Kalukalukuang
kabupaten pangkep pada tanggal 25 Mei 1997 dari
pasangan suami istri Bapak Jamurad dan Ibu
Haslia. Peneliti adalah anak ke empat dari empat
bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di
Pl. kalukalukuang Kab. Pangkep.
Pendidkan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SDN I8 Kalukalukuang
lulus tahun 2009, MTS,DDI Kalukalukuang lulus tahun 2012, MAN
pangkep lulus tahun 2015. Penulis melanjutkan pendidikan pada tahun
2016 di Perguruan Tinggi Swasta yaitu Universitas Muhammadiyah
Makassar, program studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.