12
1 PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT BAN TERHADAP TEKNIK LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH NEGERI 1 BELIMBING Dika Mardiansyah, Winoto Chandra, Arif Hidayat Dosen Universitas Bina Darma dan Mahasiswa Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 12 Palembang Pos-el: [email protected] , [email protected] , [email protected] Abstract: This study aims to determine how much influence the exercise cardboard jump and tire jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri 1 Belimbig. This type of research is the experiment. Where the sample of students extracurricular SMP Negeri 1 totaling 30 students were divided into 2 groups by means of ordinal pairing, which is 15 in the experimental group were given treatment workout jump jump cardboard and tires and 15 people who were not given the treatment. To determine the sample size can be calculated a minimum of 10-15% of the population. To determine the sample using random sampling techniques and divide the treatment group or control by means of ordinal pairing based on the pretest once held research, it is concluded that There is an effect of exercise jump box and jumped tire on the results of long jump style squat on students' extracurricular SMP Negeri 1 Belimbing , Most important in jump training jump cardboard and tires is a form of movement leap one foot and landing on two feet with the aim of obtaining the jump that far, far away. The data collection technique using the technique of initial test and final test. Statistics used to analyze the data in the study using the test t test. hasi t test showed that the t test while the test table = 1.70 t = 3.49, df = 28 and a = 5%, so that t = 3.49, t table (0.95) (28) = 1.70. Thus reject Ho and accept Ha stating there is the influence of exercise cardboard jump and tire jump on the results of long jump squat style in extracurricular student SMP Negeri 1 Belimbing. Keywords: interest, learning games long jump Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan lompat kardus dan lompat ban terhadap lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Belimbig. Jenis penelitian ini adalah Eksperimen. Dimana sampelnya siswa ekstrakurikuler SMP Negeri 1 yang berjumlah 30 orang siswa yang dibagi 2 kelompok dengan cara ordinal pairing, yaitu 15 orang kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan latihan lompat kardus dan lompat ban dan 15 orang yang tidak diberikan perlakuan. Untuk menentukan besar sampel dapat dihitung minimal 10 – 15% dari populasi yang ada. Untuk menentukan sampel dengan menggunakan teknik random sampling dan membagi kelompok perlakuan maupun kontrol dengan cara ordinal pairing berdasarkan hasil pretest setelah di adakan penelitian maka diambil kesimpulan bahwa Ada pengaruh latihan lompat kardus dan lompat ban terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Belimbing. Yang terpenting dalam latihan lompat kardus dan lompat ban adalah suatu bentuk gerakan lompatan yang menggunakan satu kaki dan mendarat dengan dua kaki dengan tujuan memperoleh lompatan yang sejauh-jauhnya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes awal dan tes akhir. Statistic yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian menggunakan tes uji t. hasi uji t menunjukan bahwa Uji t tabel = 1.70 sedangkan Uji t hitung = 3,49, dk = 28 dan = 5%, sehingga t hitung = 3,49 t tabel (0,95)(28) = 1,70. Dengan demikian tolak Ho dan terima Ha yang menyatakan ada pengaruh latihan lompat kardus dan lompat ban terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Belimbing. Kata kunci: minat, pembelajaran permainan lompat jauh.

PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

  • Upload
    ngonhi

  • View
    260

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

1

PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT BAN TERHADAP TEKNIK LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII

DI SEKOLAH MENENGAH NEGERI 1 BELIMBING

Dika Mardiansyah, Winoto Chandra, Arif Hidayat

Dosen Universitas Bina Darma dan Mahasiswa Universitas Bina Darma

Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 12 Palembang Pos-el: [email protected], [email protected],

[email protected]

Abstract: This study aims to determine how much influence the exercise cardboard jump and tire jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri 1 Belimbig. This type of research is the experiment. Where the sample of students extracurricular SMP Negeri 1 totaling 30 students were divided into 2 groups by means of ordinal pairing, which is 15 in the experimental group were given treatment workout jump jump cardboard and tires and 15 people who were not given the treatment. To determine the sample size can be calculated a minimum of 10-15% of the population. To determine the sample using random sampling techniques and divide the treatment group or control by means of ordinal pairing based on the pretest once held research, it is concluded that There is an effect of exercise jump box and jumped tire on the results of long jump style squat on students' extracurricular SMP Negeri 1 Belimbing , Most important in jump training jump cardboard and tires is a form of movement leap one foot and landing on two feet with the aim of obtaining the jump that far, far away. The data collection technique using the technique of initial test and final test. Statistics used to analyze the data in the study using the test t test. hasi t test showed that the t test while the test table = 1.70 t = 3.49, df = 28 and a = 5%, so that t = 3.49, t table (0.95) (28) = 1.70. Thus reject Ho and accept Ha stating there is the influence of exercise cardboard jump and tire jump on the results of long jump squat style in extracurricular student SMP Negeri 1 Belimbing. Keywords: interest, learning games long jump Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan lompat kardus dan lompat ban terhadap lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Belimbig. Jenis penelitian ini adalah Eksperimen. Dimana sampelnya siswa ekstrakurikuler SMP Negeri 1 yang berjumlah 30 orang siswa yang dibagi 2 kelompok dengan cara ordinal pairing, yaitu 15 orang kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan latihan lompat kardus dan lompat ban dan 15 orang yang tidak diberikan perlakuan. Untuk menentukan besar sampel dapat dihitung minimal 10 – 15% dari populasi yang ada. Untuk menentukan sampel dengan menggunakan teknik random sampling dan membagi kelompok perlakuan maupun kontrol dengan cara ordinal pairing berdasarkan hasil pretest setelah di adakan penelitian maka diambil kesimpulan bahwa Ada pengaruh latihan lompat kardus dan lompat ban terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Belimbing. Yang terpenting dalam latihan lompat kardus dan lompat ban adalah suatu bentuk gerakan lompatan yang menggunakan satu kaki dan mendarat dengan dua kaki dengan tujuan memperoleh lompatan yang sejauh-jauhnya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes awal dan tes akhir. Statistic yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian menggunakan tes uji t. hasi uji t menunjukan bahwa Uji t tabel = 1.70 sedangkan Uji t hitung = 3,49, dk = 28 dan = 5%, sehingga t hitung = 3,49 t tabel (0,95)(28) = 1,70. Dengan demikian tolak Ho dan terima Ha yang menyatakan ada pengaruh latihan lompat kardus dan lompat ban terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Belimbing. Kata kunci: minat, pembelajaran permainan lompat jauh.

Page 2: PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

2

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, hidup yang sehat dan kecerdasan emosional (Suherman, 2008: 18). Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah memiliki peran yang sangat penting yaitu: memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematik. Pembekalan pengalaman belajar itu di arahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan psikis yang lebih baik serta membentuk pola hidup sehat dan bugar. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari pendidikan memiliki sasaran pendidikan yang unik berupa “gerak” sebagai media untuk membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 19 tahun 2005 bagian latar belakang standar kopetensi dan kopetensi dasar, secara khusus dinyatakan bahwa pendidikan jasmani di sekolah bertujuan agar peserta didik mempunyai tujuan kemampuan, yakni mengembangkan keterampilan dan meningkatkan kemampuan melalui olahraga Atletik (Kurniawan, 2013: 1).

Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua yang telah dilakukan oleh manusia sejak zaman purba. Bahkan boleh dikatakan sejak adanya manusia dimuka bumi ini atletik sudah ada, karena gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik, seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar, adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari (Khomsin, 2011: 1).

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat dengan mengangkat kedua kaki kedepan, atas, dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin melayang di udara yang dilakukan dengan cepat melalui tolakan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Lompat jauh bertujuan melakukan lompatan sejauh-jauhnya menuju titik yang telah di tentukan. Lompat jauh terdapat empat komponen utama yaitu lari awalan, tumpukan atau tolakan, sikap diudara atau melayang dan mendarat. Jadi, dalam lompat jauh selain mengandalkan kecepatan berlari, kekuatan kaki juga harus diperhatikaan dalam

melakukan tolakan lompatan (Wiarto, 2013: 2).

Cara yang dapat dilakukan seperti, lompat jauh dengan permainan menggunakan alat kardus dan ban yang sederhana. Metode ini merupakan salah satu metode baru yang lebih menarik guna meningkatkan kemampuan hasil belajar lompat jauh pada siswa. Dengan adanya model pembelajaran yang di modifikasih diharapkan dapat lebih membangkitkan aktivitas praktik. Semua rintangan atau penghalang menjelmah menjadi daya tarik tersendiri bagi anak Sekolah Menengah Pertama, mereka akan tertarik untuk mencoba melakukan lompatan melompati kardus dan ban yang disusun sebagian rintangan dapat menjadi daya tarik siswa untuk melakukan gerakan melompat. Gerakan ini diawali dengan berlari, melompati kerdus dan ban dengan tumpukan satu kaki pada saat melompat, dan mendarat dengan kedua kaki sejajar dengan kedua tangan berada didepan pada saat mendarat. Gerakakan melompati kardus dan ban ini bertujuan dalam langka awalan, menolak, melayang, dan mendarat dalam lompat jauh gaya jongkok. Aspek fisik yang dapat dikembangakan dalam lompat kardus dan ban ini adalah kecepatan, daya tahan, kelincahan, reaksi, kekuatan, daya ledak, keseimbangan, koordianasi, dan kelentukan (Zulyadin, 2015: 3).

Pada peneliti kali ini, peneliti memilih Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing, selain letaknya yang strategis serta mempunyai banyak siswa alasan dilakukannya penelitian ini adalah berdasarkan hasil nilai rata-rata lompat jauh siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing adalah 1,78 cm, tidak maksimalnya siswa dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok. Adapun tema utama dari penelitian ini adalah.“Pengaruh Latihan Lompat Kardus Dan Lompat Ban Terhadap Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing Kecamatan Belimbing”. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. teknik lompat jauh gaya jongkok siswa

tidak baik; 2. pembelajaran menggunakan lompat kardus

belum pernah dilakukan; 3 pembelajaran menggunakan lompat ban

belum pernah dilakukan;

Page 3: PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

3

4. pengaruh latihan lompat kardus dan lompat ban belum pernah diteliti.

1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di

atas, fokus penelitian ini dibatasi pada: 1. teknik lompat jauh gaya jongkok siswa; 2. pembelajaran lompat jauh menggunakan

latihan lompat kardus; 3. pembelajaran lompat jauh menggunakan

latihan lompat ban; 4. pengaruh pembelajaran lompat kardus dan

lompat ban terhadap teknik lompat jauh gaya jongkok siswa;

5. penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing, khususnya siswa kelas VIII.

1.4 Rumusan Masalah Bardasarkan uraian tentang batasan

masalah di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah teknik lompat jauh gaya

jongkok siswa? 2. Bagaimanakah pembelajaran

menggunakan latihan lompat kardus? 3. Bagaimanakah pembelajaran

menggunakan latihan lompat ban gaya? 4. Bagaimanakah Pengaruh pembelajaran

lompat kardus dan lompat ban terhadap teknik lompat jauh gaya jongkok siswa?

1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui: 1. teknik lompat jauh gaya jongkok siswa; 2. pembelajaran lompat jauh menggunakan

latihan lompat kardus; 3. pembelajaran lompat jauh menggunakan

latihan lompat ban; 4. pengaruh pembelajaran lompat kardus dan

lompat ban terhadap teknik lompat jauh gaya jongkok siswa;

5. penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing, khususnya siswa kelas VIII.

1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak berikut ini: 1. Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mitivasi dan keterampiran melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok.

2. Guru Mata Pelajaran Penjasorkes Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan menjadi salah satu alternatif

dalam pembelajaran cabang olahraga atletik, khususnya nomor lompat jauh.

3. Sekolah Hasil penelitian ini dapat diharapkan menjadi bahan masukan bagi perencana peningkatan prestasi Mata Pelajaran Penjasorkes, khususnya cabang olahraga atletik nomor lompat jauh.

4. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan penelitian masalah serupa pada masa yang akan datang.

5. Program Studi Pendidikan Olahraga Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu khususnya pembelajaran cabang olahraga atletik lompat jauh.

II. LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Atletik 2.1.1 Sejarah Atletik

Atletik yang meliputi gerakan jalan, lari, lempar dan lompat adalah cabang olahraga yang paling tua didunia. Hal ini karena umur olahraga atletik sama tuanya dengan mulai adanya manusia-manusia yang pertama didunia. Aktivitas jalan, lari, lempar dan lompat merupakan bentuk-bentuk keterampilan gerak dasar paling asli dan paling wajar dari manusia, serta merupakan gerakan-gerakan yang amat penting dan tidak ternilai artinya bagi kehidupan manusia. Manusia pertama di dunia sudah harus berjalan, lari, melempar, dan melompat untuk mempertahankan dan menjaga kelangsuangan hidupnya (Khomsin, 2011: 1-3).

Lari sebagai olahraga dalam bentuk perlombaan sudah dikenal oleh bangsa mesir purba pada tahun 1500 S.M, selain perlombaan lari sudah mengenal pula perlombaan lempar dan lompat. Lompetisi atletik dimulai sejak 2000 tahun yang lalu di yunani. Orang yunani kuno adalah atlet-atlet dunia pertama. Mereka berlari cepat dan kuat dalam perlombaan ketahan serta mahir dalam lempar cakram dan tolak peluru. Olimpiade diadakan sudah sampai lebih dari seribu tahun, tetapi di bawah pemerintahan penguasa romawi, hal itu menjadi rusak, karena dijadikan semacam karnaval dan sirkus. Akhirnya padan tahun 394 masehi, raja theodesius melarang perlombaan tersebut. Hingga pada tahun 1896 olimpiade lahir

Page 4: PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

4

kembali dan di adakan di Athena, Yunani (Khomsin, 2011: 1-3).

Diselenggarakannya olimpiade ini atas usaha Baron Pierrer de Coubertin, seorang pendidik berkebangsaan perancis. Istilah atletik berasal dari kata (athleliek –Belanda: leicht-athletik- Jerman: trak and field- Inggris dan Amerika) adalah termasuk salah satu cabang olahraga yang terdiri dari nomor jalan, lari, lempar, dan lompat. Pada nomor lari di tinjau dari jarak dapat dibedakan menjadi lari jarak pendek (sprint), lari jarak menengah (midle distance), dan lari jarak jauh (long distance) atau marathon. Untuk nomor lompat terdiri dari lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat galah. Nomor lempar terdiri dari lempar lembing, lempar cakram, tolak peluru, dan lontar martil. Sedangkan untuk nomar jalan cepat, terdiri dari jalan cepat 10 km putri, 20 km putra dan putri serta 50 km khusus putra (Khomsin, 2011: 1-3). 2.1.2 Pengertian Lompat Jauh

Lompat jauh adalah teknik menggantug di atas dan menendang (berjalan di udarah). Teknik berjalan di udarah lebih terkenal, tapi kedua teknik telah digunakan oleh atlit-atlit elit untuk mencapai jarak lebih dari 8,83 meter (29) kaki (Khomsin, 2011: 65). Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan yang merukan rangkai urutan gerakan yang dilakukan untuk mencai jarak sejauh-jauhnya yang merupakan hasil dari kecepan horizontal yang dibuat suatu awalan, dengan daya vertikal yang dihasilakan oleh power. Ke empat unsur gerakan lompat jauh yaitu awalan, tolakan, melayang, dan mendarat merupakan suatu gerakan lompatan yang tidak terputus, lompat jauh merukan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan sasara dan tumpuan, lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah letak pendaratan atau bak lompat. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan yang di hasilkan oleh bagian tubuh (Khomsin, 2011: 65).

Lompat jauh adalah nomor olahraga atletik lompat yang menuntut keterampilan melompat kedepan sejauh mungkin dengan satu kali tolakan. Biasanya, pelompat jauh yang handal juga merupakan pelari jarak pendek yang tangguh. Sebab, penepatan pisik kedua olahraga itu hampir sama, yaitu kaki dan otot perut yang kuat, kecepan lari jarak pendek, dan hentakan kaki. Faktor kelengkapan yang harus dimiliki untuk

meningkatkan prestasi olahraga adalah pengembangan fisik, pengembangan teknik, pengembang mental dan kematangan juara, serta saran dan prasarana olahraga. Hal terpenting dari keempat faktor di atas dalam meningkatkan prestasi olohraga adalah pengembangan fisik. Kondisi fisik adalah salah satu kesatuan utuh dari komponen kesegaran jasmani, kondisi fisik adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam upaya peningkatan prestasi terutama pada siswa. Sebelum melakukan lompatan, pelompat harus belari cepat dahulu dilintasan pendek. Kemudian dengan salah satu kakinya menumpuk pada papan tolakan untuk melompat ke depan sejauh mungkin, melayang diudara, lalu mendarat dilandasan berpasir. Jika atlet melompat tanpa menginjak papan tolakan setelah berlari cepat, maka ia dinyatakan gugur (Winendra dalam Hidayat, 2013: 8).

Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat dari ancang-ancang dangan gerakan vartikal yang dihasilkan dari kaki tumpu, formulasi dari kudua aspek tadi menghasilkan suatu gaya gerak parabola dari titik pusat gravitas. Dari kedua pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik. Dalam lompat jauh supaya polompat mendapatkan jarak lompat sejauh-jauhnya ia harus menguasai teknik lompat jauh. Adapun unsur-unsurnya adalah awalan, tumpuan atau tolakan, melayang, dan mendarat. menurut (Djumidar dalam Hidayat, 2013: 8). 2.1.3 Teknik lompat jauh Teknik lompat jauh sebagai berikut : 1. Awalan

Awalan lari dalam lompat jauh adalah kepentingan yang tertinggi. Tinggi nya kecepatan pada lari yang pelompat dapat digunakan pada saat tolakan tanpa besarnya penurunan dalam momentum, akan menghasilkan lebih baik. Pelompat selalu mengutamakan kecepatannya, bagaimanapun, waktu 100 m tidak dapat di bandingkan langsung dengan hasil pelompat karena untuk pelompat jauh ini adalah kecepatan khusus dalam 20- 30 m yang menentukan (Khomsin, 2011: 66).

Awalan lompat jauh di bagi tiga pase (tahap), yaitu sikap berjalan, start untuk memulai lario sprint dan pase kedua melakukan kecepatan dengan mempokuskan

Page 5: PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

5

pikiran pada papan tumpu dengan gerak kaki untuk menghasilkan kecepatan kaki tolak di atas papan tumpu (Sukirno dalam Oktarina, 2014: 11). 2. Tolakan

Tolakan adalah tahapan yang sangat penting dalam lompat jauh, tapi ini merupakan satu yang sangat sulit, karena dalam 0,12 detik, semua gerakan pada tolakan harus dilengkapi dengan rangkayan yang benar. Gerakan menolak adalah tanggung jawab untuk proyeksi melompat dalam sudut yang sebaik mungkin pada saat berada di udara dan di buat sedikit melewati sepuluh detik. Selama periode singkat, kaki tolak dengan aktip dipantulkan pada papan. Tekanan di serap dengan segerah tekukkan pada pergelangan kaki, lutut dan penggul, dan diikuti dengan segerah pelurusan, pada semua sendi ini (Khomsin, 2011: 68). 3. Melayang

Posisi melayang dengan duduk berdekatan pada saat posisi melayang masa tubuh direndahkan untuk pusat geravitasi dan tidak sanggup untuk menyerap atau banyak peningkatan atraksi ke depan pada saat melakukan tolakan (Khomsin, 2011: 72). 4. Pendaratan di bak pasir. a. Teknik pendaratan (scoop). Dalam pendaratan “scoop” kedua kaki adalah diluruskan dan kedua lutut berjalan ke depan sebagai sekop tubuh tepat pada tempat pendaratan. b. Teknik pendaratan jatuh menyamping (side-fale). Teknik ini adalah metode yang dugunakan mendarat dalam lompat jauh. Teknik ini, atlet mengunci satu sendi lutut dan sendi lutut yang satunya rileks, kemudian saat mendarat lutut kaku digunakan sebagai pengungkit dan ayun kesebelah pada lutut yang di rilekskan, saat istirahat pada jatuhan tubuh tepat kearah sebelah tempat sentuhan mendarat (Khomsin, 2011: 76). 2.1.4 Gaya-gaya Lompat Jauh a. Lompat jauh gaya jongkok (Gaya Ortodoks).

Gaya jongkok merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. Disebut juga jauh karena posisi badan atlet sewaktu berada diudara menyerupai orang yang sedang berjongkok. Karakteristik garak dasar dalam lompat jauh meliputi awalan, tumpukan atau tolakan, melayang diudara dengan sikap

berjongkok dan mendarat di landasan pasir (Winendra dalam Hidayat, 2013: 9).

Lompat jauh gaya jongkok adalah gerakan untuk mengayunkan tungkai kanan ke depan dan diikuti tungkai kiri lalu dirapatkan lurus ke depan seolah-olah melakukan sikap jongkok di udara, lalu diteruskan dengan persiapan untuk mendarat dengan kedua kaki ditekuk dengan posisi sikap badan dalam keadaan jongkok kedua tangan dijulurkan kedepan, agar anggota tubuh tidak jatuh kebelakang. Lompat jauh gaya jongkok adalah gerakan mengayunkan tungkai kanan ke depan dan diikuti tungkai kiri dan dirapatkan lurus ke depan dan mendarat dengan kedua kaki di tekuk dengan posisi sikap badan jongkok (Sukirno dalam Oktarina, 2014: 14). b. Lompat jauh gaya menggantung (Gaya Schepper)

Gaya menggantung merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. Disebut demikian karena gerakan dan posisi badan pelompat diudara menyerupai oaring yang sedang menggantung atau melenting ke belakang (Winendra dalam Hidayat, 2013: 9). c. Lompat jauh gaya berjalan diudara (Walking in the Air)

Gaya berjalan di udara merupakan gaya dalam lompat jauh. Mengapa di sebut begitu di udara? sebab gerak dan sikap bada pelompat di udara menyerupai orang yang sedang berjalan. Gerakan- gerakan yang harus di kuasai atlet dalam lompat jauh gaya berjlan di udra adalah awalan lari, menumpuk pada papan tolak, melayang diudara, dan mendarat. Ketika melayang gerakan kedua kaki seperti mengayun diudara. Pelompat hendaknya berusaha agar mampu melayang diudara selama mungkin untuk menghasilkan lompatan maksimal (Winendra dalam Hidayat, 2013: 9). 2.1.5 Keamanan yang perlu diperhatikan

Pasir dalam bak harus halus, disapu dengan baik rata dan sedikit basah untuk menghindari debu. Bak pasir harus cukup dalam (tidak lebih kerung dari 38 cm atau 15 inci) untuk mencegah pendaratan keras dan ditutup jika tidak digunakan. Bak harus dikelilingi dengan daerah berumput luas atau tidak terhalang lainnya. Bak harus ditempatkan yang baik sehingga atlet tidak mendapat bahaya dari nomor lompat. 2.1.6 Sarana dan Prasarana

Papan tolakan terbuat dari kayu atau bahan yang memiliki kekuatan dari permukaan

Page 6: PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

6

yang serupa dengannya. Lebar papan itu 10 cm dan panjang 1,2 m, adapun tebalnya 1,5 cm yang harus terpasang timbul setinggi 8 mm di atas perm ukaan tanah dan terbenanm sedalam 7 mm. Papan tolakan tersebut diletakan dengan jarak 1 m dari bak pasir, panjang lintasan lari untuk ancang- ancang adalah 40-45 m dan lebar 1,2 m. Panjang minimal bak pasir adalah 9 m dan lebar antara 2,75-3 m (Winendra dalam Riandano, 2013: 16).

Peluit yang digunakan untuk memberi aba-aba. Bendera yang di tancapkan pada saat jatuhnya pelompat dan menetaran yang akan dipakai untuk mengukur lompatan. 2.1.7 Pengertian latihan

Latihan adalah kegiatan sistimmatis yang dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan gerakan otomatis dan meningkatkan kemampuan serta prestasi. Latihan adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis, kontinyu dimana beban dan intensitas latihan setiap hari semakin bertambah yang pada akhirnya memberikan rangsangan secara menyeluru terhadap tubuh. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa latihan merupakan proses kerja yang sistematis dan direncanakan secara matang serta sesuai jadwal menurut pola yang diterapkan disana di evaluasi sesuai dengan alat yang benar (Harsono dalam Hidayat, 2013: 18). 2.1.8 Tujuan latihan

Tujuan latihan adalah merupakan pedoman dan prosedur bagi kita dalam upaya mencapai apa yang diharapkan, adanya perubahan yang akan terjadi dari peserta latihan (Sukadiyanto dalam Hidayat, 2013: 20). Prinsip nya seseorang yang melakukan latihan khususnya pada cabang olahraga atletik nomor lompat jauh tentunya memiliki tujuan diadakannya suatu latihan adalah” untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin untuk mencapai hal itu, ada empat asfek latihan yang perlu di perhatikan yaitu: (a) Latihan fisik (b) Latihan tekhnik (c) Latihan taktik dan (d) Latihan mental. Dengan melakukan kegiatan latihan secara sistematik dan kontinyu, melalui pengulangan yang konstan maka organ mekanis tubuh akan menjadi lebih baik. Namun kenyataan bahwa sering pelatih mengabaikan salah satu faktor tersebut yang berakibat kurang sempurna latihan yang di berikan (Kosasih dalam Hidayat, 2013: 20).

2.1.9 Manfaat Latihan Manfaat dari latihan adalah agar tubuh

mampu menggerakkan tenaga untuk mencapai hasil yang maksimal. Jadi dengan adanya fungsi latihan organ tubuh vital seperti otot, jantung, paru-paru akan mengalami perkembangan yang baik dalam pencapaian kesegaran tubuh dan pencapaian prestasi. Dengan melakukan kegiatan olahraga yang teratur dan terus-menerus akan dapat membantu meningkatkan kemampuan jasmani dan rohani (Harsono dalam Hidayat, 2004: 6). 2.1.10 Prinsip – Prinsip Dasar Latihan

Latihan perlu memperhatikan prinsip-prinsip latihan agar latihan dapat tercapai. Prinsip-prinsip latihan berdasarkan (Bompa dalam Hidayat, 2013: 22). Sebagai berikut: 1. Prinsip Beban Latihan.

Prinsip beban latihan adalah prinsip latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan oleh atlet. Atlet harus selalu berusaha berlatih dengan beban yang lebih berat dari pada yang mempu dilakukan saat itu, artinya berlatih dengan beban yang berada di atas ambang rangsangan, kalau beban latihan terlalu ringan, walaupun latihan sampai lelah, berulang-ulang dengan waktu yang lama, peningkatan prestasi tidak akan mungkin tercapai (Bompa dalam Hidayat, 2013: 22). 2. Prinsip Perkembangan Multilateral.

Prinsip perkembangan menyeluruh atau multilateral sebaiknya diterapkan pada atlet-atelit muda. Pada permulaan belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar dengan demikian mereka memilih dasar-dasar yang kokoh untuk menunjang keterampilan spesialisasinya kelak (Bompa dalam Hidayat, 2013: 22). 3. Prinsip Intensitas Latihan.

Perubahan fisiologi dan fisikologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih atau berlatih melalui satu program latihan yang intensif di mana pelatih secara progresif menambahkan beban kerja, jumlah pengulangan gerakan (repetition), serta kadar intensitas dari repetisi tersebut (Bompa dalam Hidayat, 2013: 22). 2.2 Permainan Modifikasi 2.2.1 Pengertian Permainan Modifikasi

Arti modivikasi secara umum adalah mengubah atau menyesuaikan, mengenai pengertian modivikasi menurut bahagia (2010: 13). Mengemukakan bahwa modivikasi dapat diartikan sebagai upaya melakukan perubahan

Page 7: PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

7

dengan penyesuan-penyesuan baik dalam segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan), maupun dalam tujuan dan cara (metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian). Dari pernyatan di atas mengenai pengertian modivikasi, modivikasi merupakan suatu usaha perubahan yang dilakukan berupa penyesuian-penyesuian baik dalam bentuk fasilitas dan perlengkapan atau dalam metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian. Pelaksanaan modifikasi sangat di perlukan bagi setiap guru sebagai salah satu alternatip atau solusi mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani (Feberiyan, 2014: 3-4) 2.2.2 Permainan Lompat Kardus

Lompat kardus adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam menumbuhkan keberanian untuk melakukan lompatan, guru atau pelatih memberikan halangan/rintangan berupa kardus bekas tempat (air minum mineral) yang diletakkan di depan siswa untuk dilompati (Suharto dalam Prahara, 2013: 16).

Modivikasi dianggap sebagai salah satu hal yang dapat membantu guru selamat proses kegiatan belajar mengajar dengan keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah, Kardus merupakan salah satu barang bekas yang mudah di peroleh dimana-mana padahal kardus merupakan media pembelajaran jasmani yang efektif karena mudah dipindah-pindahkan atau pun secara acak dan banyak juga variasi permainan yang dapat disusun menggunakan kardus (Suepotono, 2000: 2). 1. Cara Melakukan Melompati Ban Adapun cara melakukan latihanya yaitu:

a. Mula-mula berdiri tegak, kedua kaki rapat, dan berdiri dibelakang garis start.

b. Mendengar aba-aba peluit dari guru, lompatilah kardus-kardus yang di gelar berjejer didepan sampai garis akhir.

c. Lakukan gerakan secara berturut-turut dan bergiliran.

d. Lakukan secara berulang-ulang sampai siswa mendapat giliran dan ikut melompati kardus.

2.2.3 Permainan Lompat Ban Permainan melompati ban merupakan

permainan yang sangat mudah dan sangat menarik serta menyenangkan. Gerakan melompati ban seperti gerakan melompati biasa akan tetapi tempat lompatan diganti

dengan ban dengan jarak tertentu. Gerakan melompati ban ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kekuatan dan kecepatan otot tungkai kaki. Gerakan melompat ban diawali dengan meletakan dua baris ban masing-masing baris ban 4 atau 5 ban diatas tanah atau rumput didepan masing-masing tim. Masing-masing anggota melompati dari satu ban ke ban yang lainnya. Pada awalanya ban diletakan pada barisan pertama dengan jarak 1,50 meter, kemudian baris kedua dengan jarak ban lebih jauh lagi 2 meter guna mencapai jarak yang lebih jauh lagi. Ban tidak akan bergerak jika atlet atau siswa mendarat didalamnya (Khomsim, 2011: 79). 1. Alasan Melakukan Permainan Melompati Ban a. Alat mudah di dapat dan tidak perlu

membeli. b. Meningkatkan kekuatan dan

memaksimalkan hasil lompatan (Subarjah dalam Suprianto, 2014: 10).

2. Cara Melakukan Melompati Ban Adapun cara melakukan latihanya yaitu: a. Awalan mulai berlari dari jarak 3 meter

lalu berlari kecil kemudian melompati ban gunakan ayunan tangan ke depan ke atas untuk membantu setiap lompatan.

b. Bergerak ke depan sekuat mungkin. c. Berkonsentrasi untuk mengangkat paha

kaki yang memimpin hingga horizontal pada setiap lompatan.

d. Pada baris ban kedua lompatan lebih dijauhkan lagi karna jarak antar ban lebih jauh dari pada barisan ban pertama.

e. Jangan lemaskan tubuh saat mendarat, cobalah “mencakar” permukaan ke belakang segerah setelah mendarat dengan kaki yang menopang.

f. Memulai serangkaian lompatan dengan kaki kanan dan kemudian kaki kiri, sehingga mengetahui kaki mana yang menghasilkan jarak paling jauh.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka berpikir dapat di jelaskan bahwa sebelum memberikan perlakuan kepada seluruh sampel penelitian yaitu siswa kelas VIII di adakan pretest lompat jauh gaya jongkok kemudian pada kelompok yang diberi perlakuan dengan media latihan lompat kardus dan lompat ban untuk mengetahui ada dan tidak ada pengaruh latihan tersebut pada lompat jauh gaya jongkok ada pun langkah terakhir yang dilakkukan di

Page 8: PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

8

adakan posttest dengan melibatkan kelompok eksperimen dan kelompok tanpa perlakuan untuk mengetahui hasil yang terjadi terhadap lompat jauh gaya jongkok. Karena dengan menggunak media juga dapat memberikan pengalaman bagi seorang anak.

Pemberian media dalam latihan secara terus-menerus seorang anak akan dapat mengolah dan menerima, sementara dalam bentuk memori anak akan lebih berusaha melakukan bentuk gerak sehinga terjadi perubahan sikap. Dengan menggunakan latihan lompat kardus dan ban akan dapat membantu anak untuk meningkatkan hasil lompat jauh gaya jongkok. Hal ini dapat merangsang siswa aktif melakukan gerakan akan mempengarui saat melakukan lompat jauh gaya jongkok. 2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Dikatakan sementara karena yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada pakta-pakta emveris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian.

Dari pengertian tersebut, maka hipotesis dari penelitian ini adalah,“Diduga antara ada dan tidak ada pengaruh yang positif latihan lompat kardus dan ban terhadap lompat jauh gaya jongkok karena belum dilakukan penelitian secara langsung pada siswa kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing Kecamatan Belimbing” (Sugiono dalam Hidayat 2013: 28). Ada dua jenis hopotesis yang digunakan dalam penelitian: Ha : Ada pengaruh latihan lompat kardus dan

ban terhadap lompat jauh gaya jongkok karena belum dilakukan penelitian secara langsung pada siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing Kecamatan Belimbing.

Ho : Tidak ada pengaruh latihan lompat jauh gaya jongkok karena belum dilakukan penelitian secara langsung pada siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing Kecamatan Belimbing.

III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Berikut akan dikemukakan khusus tentang metode eksperimen, karena metode ini sebagai sebagian dari metode kuantitatif mempunya ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok kontrolnya. Bandingkan paradigm penelitian eksperimen ini dengan berbagai paradigma yang telah dikemukakan dalam bidang fisika, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen, karena variable-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain dapat mempengaruhi proses eksprimen itu dapat dikontrol secara ketat (Sugiyono, 2016: 107). 3.1.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan eksperimen semu untuk melihat pengaruh latihan lompat kardus dan lompar ban terhadap teknik lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing “Dengan rancangan random subjek design ini banyak yang menggunakan. Baik subjek kelompok eksperimen maupun subjek kelompok pembanding telah di tentukan secara random” (Arikunto dalam Alga, 2013: 23). 3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono, 2016: 60).

Adapun Menurut pendapat (Suharsami Arikunto dalam Ferdiansyah, 2010: 161). Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas, atau independent variable (X). Sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas variabel tergantung. Variabel terikat atau dependent variable (Y). 3.2.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah lompat kardus dan lompat ban. 3.2.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas adapun variabel

Page 9: PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

9

terikat dalam penelitian ini adalah lompat jauh gaya jongkok. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempuyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di plajari dan ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek /subyek yang di pelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang di miliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono 2016:117)

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan subjek penelitian dan keseluruhan individu itu memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penelliti. Populasi dalam peneliti ini adalah siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing Kecamatan Belimbing Yang berjumlah 198 orang. 3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari itu semua yang ada pada populasi (Sugiono, 2016: 118).

Sampel adalah sebagian dari populasi itu, dalam pengambilan sampel apabila subyeknya kurang dari 100 sebaiknya menggunakan populasi akan tetapi jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % sebagai sampel. Karena populasi Siswa lebih dari 100 yaitu 198 orang siswa, dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan cara sampel random sampling yaitu dengan pengundian dari kelas populasi. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak (Sugiono, 2016: 64).

Cara yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menulis kelas pada kertas kecil lalu dilipat dan dipilih secara acak. Maka yang menjadi sampel penelitian adalah kelas VIII 5 yang siswanya berjumlah 30 orang siswa. Sampel penelitian ini di buat menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi perlakuan (eksperimen) dan kelompok tanpa perlakuan (kontrol). Berdasarkan table, maka kelompok eksperimen, sebanyak 15 orang

siswa dan kelompok kontrol sebanyak 15 orang siswa.

Teknik pembagian sampel menjadi dua kelompok penelitian ini menggunakan teknik Ordinal Peiring yaitu keseluruhan sampel dilakukan pretest lalu hasil dari pretest dilakukan secara Pemeringkatan. 3.4 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4.1 Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan akan dilakukan di lapangan yang terdapat sarana bak pasir untuk lompat jauh di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing Kecamatan Belimbing. 3.4.2 Waktu Penelitian

Dilakukan selama 5 minggu dan pelaksanaan 3 kali pertemuan dalam 1 minggu jadi pelaksanaanya sebanyak 15 kali pertemuan pada hari Selasa, Rabu dan Sabtu, latihan dimulai dari jam 15.30 -17.30 WIB. 3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.5.1 Prosedur Pengumpulan Data

Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan sampel untuk dilakukan tes awal (pretest), setelah mendapatkan hasil barulah dibagi menjadi dua kelompok secara random sampling kemudian diurutkan dengan cara ordinal pairing kelompok pertama yang diberi perlakuan latihan lompat kardus dan ban selama 5 minggu, kemudian kelompok kedua tidak diberi perlakuan, tetapi mereka di wajibkan untuk hadir dan melakukan latihan lompat jauh gaya jongkok secara mandiri tanpa diberikan latihan khusus seperti kelompok eksperimen. Setelah latihan 5 minggu barulah seluruh sampel diberikan tes akhir (posttest).

Sebelum melakukan penelitian ada beberapa hal yang harus di lakukan dan dipersiapkan diantaranya: 1. Menyiapkan sarana dan prasarana yang di

butuhkan dalam pengambilan data. 2. Melakukan test terhadap variabel yang di

teliti melalui lompat jauh gaya jongkok. 3. Sarana dan prasarana a. Pluit. e. Lapangan. h. Subjek. b. Bendera. f. Kardus. c. Meteran. g. Ban. d. Alat tulis untuk mencatat hasil lompatan. 3.5.2 Prosedur Latihan Prosedur latihan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Memberikan perlakuan kepada kelompok exsperimen berupa latihan permainan lompat kardus dan lompat ban selama 5 minggu dalam 1 minggu 3 kali

Page 10: PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

10

pertemuan yaitu hari, Selasa, Rabu, dan Sabtu. Latihan dimulai pukul 15:30 WIB sampai dengan 17.30 WIB dan kepada kelompok kontrol tidak diberi perlakuan latihan. Melaksanakan tes terhadap objek yang diteliti melalui latihan permainan modifikasi lompat kardus dan lompat ban. 3.5.3 Instrumen Penelitan

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2016: 305). Adapun tujuan tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengtahui hasil lompat jauh gaya jongkok setelah diberi perlakuan yaitu permainan lompat kardus dan lompat ban. 3.6 Teknik Anilisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang ditempuh guna memperoleh atau menganalisis terhadap data-data yang diperoleh. Analisis tersebut bertujuan untuk mengetahui normalitas data, homogenitas dan menguji hipotesis yang telah di rumuskan sebagai berikut: 3.6.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan sebagai bahan pertimbangan yang digunakan untuk menguji normalitas data, maka di perlukan daftar distribusi, frikuensi untuk menentukan rata-rata, standar deviasi dan modus dengan langka-langka sebagai berikut: a. Rentang : Data besar -

Data kecil. b. Banyak kelas interval : 1+33

log(n=banyak data). c. Panjang kelas interval : Rentang /

banyak kelas. Untuk menguji apakah data tersebut

berdistribusi normal, maka di gunakan uji kemiringan kurva dengan rumus koefesiensi person, yaitu:

) Keterangan: Km : Kemiringan kurval (Kemiringan person). x ̅ : Rata – Rata. Mₒ : Modus. S : Simpangan.

Data di katakan normal jika nilai km terletak antara -1 sampai +1 (-1 km ≤ 1) (Sudjana, 2005: 109). Langkah-langkah untuk menguji normalitas tersebut menurut: (Sudjana, 2005: 70). a. Mencari rata-rata masing-masing kelompok, dengan rumus

) Keterangan: x̅ : Rata-Rata. xᵢ : Tanda interval kelas. Fᵢ : Frekuensi sesuai interval kelas. b. Mencari modus, dengan rumus menurut: (Sudjana, 2005: 77).

Keterangan: Mₒ : Modus. b : Batas bawah kelas modus, yaitu interval dengan frekuensi terbanyak. p : Panjang kelas. b₁ : Frekuensi kelas modus dikurangi

frekuensi kelas interval dengan kelas yang lebih kecil.

b₂ : Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modus.

c. Mencari simpang baku/standar devinisi menurut: (Sudjana, 2005: 95).

S² = Keterangan: S² :Simpagan baku. x₁ : Tanda kelas. f₁ : frekuensi kelas. n : Banyak data. 3.6.2 Uji Homogenitas

Teknik untuk menguji homogenitas data, menurut (Sudjana, 2005: 236) mengunakan uji Bartlett dengan rumus X² =( 10.ni {B- ∑(n₁ -1) – (log S² } Sampel itu akan homogen jika x² hitung ≤ x² table, dan sampel tidak homogen jika x² hitung ≥ dari x² table a. Cara satuan B dengan rumus: B = (log S²) ∑ (n₁ - 1) b. Cari varians dengan rumus:

Page 11: PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

11

3.6.3 Uji Hipotesis Bila data yang diperoleh berdistribusi

normal dan homogeny, maka digunakan statistik t.

(Sudjana, 2005: 259).

Mᵪ : selisih antara nilai pretest dan posttest kelas ekperimen M : selisi antara nilai pretest dan posttest kelas kontrol Nᵪ : banyaknya subyek X : deviasi setiap x₂ dan x₁ Y : deviasi setiap nilai Y₂ dari mean Y₁ x : kelompok eksperimen y : kelompok kontrol

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan pada 30

siswa ekstrakurikuler Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing. 30 siswa sebagai sampel penelitian menggunakan teknik random sampling. Seluruh sampel melakukan tes awal (pretest), kemudian hasilnya dirangking dari hasil lompatan tertinggi hingga lompatan terendah. Sampel dibagi 2 kelompok dengan menggunakan sistem ordinal pairing berdasarkan hasil rangking pretest yaitu 15 orang sebagai kelompok eksperimen dan 15 orang sebagai kelompok kontrol. Kelompok kontrol tidak di beri perlakuan sedangkan kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa latihan lompat kardus dan lompat ban selama 5 minggu dari tanggal 19 Juli 2016 sampai 20 Agustus 2016 dengan frekuensi latihan 3 kali seminggu. Setelah 5 minggu dilakukan tes akhir (posttest) terhadap 2 kelompok. Dari data hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di peroleh penghitungan rata-rata, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.15 : Hasil Pretest dan Postest lompat

jauh gaya jongkok Kelompok Mean dan

Simpangan Pretest Postest

x̅ 218,4 224,8 KE S 848,4 455,9 x̅ 209,8 208,8 KK S 936,6 810,6

Hasil pretest eksperimen diketahui bahwa siswa ekstrakurikuler Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing jarak lompatan terjauh 265 dan jarak lompatan terdekat 165 serta rata-rata pretest kelompok eksperimen adalah 218,4 sedangkan pada kelompok kontrol jarak lompatan terjauh 255 dan jarak lompatan terdekat 155 serta rata-rata pretest kelompok kontrol yaitu 209,8. Setelah diberi latihan lompat kardus dan lompat ban selama 5 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu di dapat nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen sebesar 224,8 atau mengalami peningkatan 6,4 sedangkan posttest kelompok Kontrol yaitu 208,8 atau mengalami penurunan 1 maka terbukti bahwa latihan lompat kardus dan lompat ban memberikan pengaruh signifikan terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogeny maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian hipotesis menggunakan statistik “uji t”. Kriteria pengujian hipotesis terima Ha jika t hitung t tabel (1-a) dan tolak Ho jika t hitung ≥ t tabel (1-a), dimana t (t-a) adalah t yang didapat dari tabel distribusi t dengan dk = + n - 2 dan peluang (1-a). Di dapat t hitung = 3,49 sedangkan t tabel ( 0,95 (28) = 1,70 karena 3,49 > 1,70 dengan demikian latihan lompat kardus dan lompat ban berpengaruh signifikat terhadap hasil latihan lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang menggunakan teknik atatistik uji-t, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari analisis data terdapat perbedaan

antara rata-rata pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yaitu X pretest = 218,4 X posttest = 224,8 dan analisis data kelompok kontrol X pretes = 209,8 X posttest = 208,8 beda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu nilai beda (Xeksperimen = 6,4 dan Ykontrol = -1). Melalui penguji hipotesis dengan menggunakan uji t di dapatkan harga sebesar thitung = 3,49 sedangkan harga ttabel = 1,70

Page 12: PENGARUH LATIHAN LOMPAT KARDUS DAN LOMPAT …digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/157/123-123-dikamardia-7809-1... · jump to long jump squat force on extracurricular student SMP Negeri

12

2. Berdasarkan hasil analisis data uji t maka Ho ditolak sehingga ada pengaruh latihan lompat kardus dan lompat ban terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belimbing Kec. Belimbing.

5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi guru, pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan agar dapat memilih metode latihan yang tepat untuk anak didik, dan dapat memberikan motivasi dalam latihan dan belajar dalam berolahraga sehingga timbul minat siswa dalam meningkatkan prestasi olahraga.

2. Bagi peserta didik, berlatilah dengan tekun yang sesuai dengan bakat dan kemampuan yang anda miliki untuk mencapai prestasi yang diinginkan.

3. Bagi sekolah, agar dapat memfasilitasi dan memberikan sarana dan prasarana kepada siswanya untuk melakukan aktifitas olahraga.

DAFTAR PUSTAKA

Febriyan, Beni. 2014. Pengaruh Penggunaan

Modifikasi Alat Bermain Terhadap Hasil Pukulan Forehand Tenis Meja Jurnal. Lampung: Universitas Lampung.

Hidayat, Muhammad. 2013. Pengaruh Latihan Lompat Kardus Terhadap Lompat Jauh Gaya Jongkok Dalam Ekstrakurikuler Skripsi. Palembang: Universitas Bina Darma.

Kurniawan, Wahyu. 2013. Upaya Peningkatan Pembelajaran Lompat Jauh Melalui Permainan Lompat Karet, Lompat Kardus dan Meraih Sasaran di Atas Jurnal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Khomsin. 2011. Atletik 1. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press.

Oktariani, Ani. 2014. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Metode Pembelajaran Inklusi Skripsi. Palembang: Universitas Bina Darma.

Prahara, Agung Yudi. 2013. Pengaruh Latihan Lompat KardusTerhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa

Ekstrakurikuler Skripsi. Palembang: Universitas Bina Darma.

Riandono. 2013. Pengaruh Latiha Lompat Kotak Kardus Terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Skripsi. Palembang: Universitas Bina Darma.

Suherman, Wawan, S. 2008. Pengembangan Kurukulum Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Jurnal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Suprianto, Agus. 2014. Pengaruh Permainan Melompat Ban Terhadap Peningkatan Hasil Lompat Jauh Tanpa Awalan Skripsi. Palembang: Universitas Bina Darma.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. 2005. Metoda Penelitian. Bandung: Tarsito.

Wiarto, G. 2013. Atletik Jurnal Skripsi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zulyadin¹, Dewi Septaliza², Noviria Sukmawati³. 2015. Peningkatan Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Permainan Lompat Kardus dan Lompat Ban Jurnal Skripsi. Pelembang: Universitas Bina Darma.

.