Upload
ferdina-maria-ginting
View
17
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Autisme yang dikenal sebagai autism spectrum disorder (ASD) atau pervasive developmental disorder merupakan gangguan yang perlu mendapat perhatian khusus dari para klinisi ahli kesehatan anak. Dalam kurun waktu 1991 hingga 1997 dijumpai adanya peningkatan prevalensi autisme hingga 556%.
Citation preview
PENGARUH LOGAM BERAT PADA KESEHATAN PEKERJA PABRIK
Oleh :
Leni Anggraeni, Angela Yosephine Theodora, Sylvia Wijaya, Ahmed Haykal Hilman,
Ferdina Maria Ginting
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida wacana
Jakarta, November 2014
Abstrak
Logam berat adalah sebuah elemen yang stabil, dimana mereka tidak bisa dimetabolisme
didalam tubuh. Logam berat seperti merkuri,timah,arsen dan seng bila masuk kedalam tubuh
akan sangat berbahaya. Paparan logam berat, terutama bagi pekerja pabrik meningkat drastis
dalam beberapa dekade terakhir, seiring bertambah banyaknya pemanfaatan logam berat dalam
industri.
Kata kunci :
Logam berat, pekerja.
Abstrak
Heavy metal is a stable element that can not be metabolized in the body. If heavy
metals, such as mercury , lead, arsenic and zinc enter the body, it will be very dangerous. Heavy
metals exposure, especially factory workers increased drastically in the last decade, as heavy
metals are used more often in the industry
Keyword:
Heavy metal, worker
A. Pendahuluan
Latar belakang
Sehubungan dengan berkembangnya dunia industri di negara ini, dengan
demikian semakin tinggi pula pengaruh logam berat terhadap kesehatan para pekerja
industri. Berbagai logam berat seperti timbal hitam, arsen, mangan, admium, mercury
memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Selain itu, pencemaran lingkungan oleh logam
berat dapat terjadi jika industri yang menggunakan logam tersebut tidak memperhatikan
keselamatan lingkungan, terutama saat membuang limbahnya. Logam-logam tertentu
dalam konsentrasi tinggi akan sangat berbahaya bila di temukan didalam lingkungan.
Tingginya faktor resiko terhadap para pekerja pabrik.
Standar Perlindungan Pekerja
Dibutuhkan analisis bahaya yang resmi dan pengembangan rencana
tertentu untuk perlindungan pekerja.
Dibutuhkan instruktur untuk menyediakan pelatihan rutin untuk pekerja
sebelum mereka dibolehkan untuk diikutsertakan dalam pekerjaan yang
melibatkan limbah berbahaya.
Dibutuhkan program pemeriksaan medis, pemantauan dan pengawasan
untuk pekerja yang banyak berinteraksi dengan limbah berbahaya.
Dibutuhkan peralatan keamanan pribadi yang tepat, pakaian, masker untuk
para pekerja yang banyak berinteraksi dengan limbah berbahaya.
Dibutuhkan pengawasan mesin tentang penggunaan dan pajanan pada
pekerja yang berinteraksi dengan limbah berbahaya.
Dibutuhkan batas maksimal pajanan untuk pekerja yang berinteraksi
dengan limbah berbahaya.
Dibutuhkan program untuk menginformasikan pekerja yang berinteraksi
dengan limbah berbahaya tentang derajat bahaya pajanan limbah tersebut.
Dibutuhkan penanganan, transpotasi, penamaan dan pembuangan limbah
berbahaya.
Dibutuhkan program yang memperkenalkan peralatan dan teknologi baru
yang akan mempertahankan keselamatan pekerja.
Dibutuhkan respon darurat dan perlindungan pekerja yang berinteraksi
langsung dengan limbah berbahaya.
B. Jenis-jenis logam yang sering menyebabkan penyakit pada pekerja
1. Timah hitam (timbal, Pb)
Timah hitam adalah logam berat yang berwarna kelabu yang meleleh pada suhu
327oc. timah hitam menguap pada suhu diatas 500°C dan bereaksi dengan udara
membentuk senyawa oksida timah hitam. Keracunan oleh timah hitam dalam perusahaan
terjadi dalam dua bentuk yang mudah sekali dibedakan:
a. Oleh karena timah hitam dan persenyawaan anorganisnya seperti putih
timah hitam (loowit, leadwhite)
b. Oleh karena pengolahan persenyawaan organis timah hitam,
khususnya tetra-etil-timah hitam (TEL).
Keracunan oleh timah hitam dan persenyawaan anorganisnya bersifat kronis
dengan gejala-gejala kolik usus, kelumpuhan saraf lengan-tangan dengan gejala wrist
drop, noktah-noktah (stippling) basofil dalam sel darah merah, dan anemia. Keracunan
TEL biasanya bersifat akut dengan gejala insomnia, kerancuan pikiran, delirium, dan
mania.Jenis keracunan oleh timah hitam dan persenyawaan anorganisnya biasanya terjadi
di pabrik aki, percetakan yang menggunakan timah hitam, di pabrik keramik, pada
pekerjaan mengecat dengan bahan cat persenyawaan timah hitam.Pada pekerjaan
vulkanisasi karet, pada pekerjaan mengglazur gelas, menyolder, serta pada pembuatan
kawat listrik, mainan anak-anak dan alliage logam.
Untuk diagnosis keracunan timah hitam diterapkan cara menegakkan diagnosis
penyakit akibat kerja pada umumnya, tetapi terutama perlu mendapat perhatian ialah
gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium serta evaluasi pekerjaan dan tempat kerja.
Pemeriksaan laboratorium yang paling dapat dipercaya adalah terhadap kadar timah
hitam dalam darah, normal kadar tersebut adalah 100-250 mikrogram timah hitam per
liter darah lengkap. Pada kadar<400 mikrogram timah hitam per liter darah lengkap tidak
ada gejala dan tanda keracunan. Antara 400 dan 800 mikrogram timah hitam per liter
darah lengkap terdapat gejala dan tanda keracunan ringan.Gejala dan tanda keracunan
berat tampak pada kadar timah hitam darah >800 mikrogram per liter darah lengkap.
Ensefalopati terjadi pada kadar timah darah >1000 mikrogram.
Pengobatan keracunan timah hitam adalah menghentikan bertambahnya timah
hitam yang memasuki tubuh pekerja yang pada umumnya melewati jalan pernafasan
atau pencernaan, serta mengobatinya dengan natrium-etilen-diamine-tetrasetat (Na-
EDTA) intravenous.Pencegahan pada garis besarnya adalah dilakukan dengan
memelihara kebersihan tempat kerja dan kebersihan perorangan, pemeriksaan kesehatan
pekerja, pendidikan kesehatan pada pekerja dan lain-lainnya.Perlu mendapat perhatian
bahwa timah hitam dan persenyawaan anorganisnya adalah karsinogen pada binatang
percobaan dan timah hitam kromat merupakan zat yang diperkirakan karsinogen
terhadap manusia. Timah hitam juga memiliki efek terhadap fungsi reproduksi misalnya
abortus spontan terjadi oleh karena pemaparan berat uap logam timah hitam pada proses
peleburan logam tersebut.1
2. Arsen (As)
Arsen (As) adalah metaloid bewarna perak yang jika dipanaskan menyublim
tanpa meleleh.Persenyawaan arsen adalah oksidasi,asam dan garam-garamnya serta juga
arsen organis. Manusia dapat terpajan arsen melalui beberapa cara yaitu termakan,
terinhalasi debu dan terinhalasi gas. Batas konsentrasi arsenic diudara tempat kerja yang
ditetapkan OSHA adalah 0,01 mg/m3.Pajanan konsentrasi cukup tinggi, periode lama
biasanya terjadi pada beberapa tempat kerja. Pajanan arsenic di tempat kerja terjadi pada
industri pengolahan kayu yang menggunakan pengawet kayu, industri peleburan
tembaga dan timah, industri pengemasan dan pendistribusian pestisida arsenik, pabrik
gelas dan pabrik semikonduktor. Persenyawaan arsen anorganis bersifat merangsang
setempat pada kulit dan selaput lender, mungkin bersifat karsinogen. Persenyawaan
arsen dan zat air berefek hemolitis terhadap darah, sehingga mengakibatkan
hemoglobinuria, anemia, dan ikterus. Persenyawaan arsen organis dapat bekerja sebagai
perangsang lokal, namun dapat juga sistemik. Arsen dan banyak persenyawaannya
adalah karsinogen bagi manusia.
Pencegahan keracunan arsen dan persenyawaannya terutama ditujukan kepada tata
cara memperlakukan bahan kimia berbahaya dengan kriteria racun dan upaya menekan
kadar debu arsen di udara tempat kerja, di samping penerapan cara-cara pencegahan
lainnya yang wajib dipatuhi oleh pekerja. Nilai ambang batas arsen dan persenyawaan
anorganisnya adalah 0.01 mg/m3 udara. Nilai ambang batas arsen (AsH3) adalah 0,16
mg/m3 udara atau 0,05 bds. Bds adalah singkatan dari ‘bagian dalam sejuta’ atau bahasa
asingnya parts per million, yaitu perbandingan volume gas yang bersangkutan dengan
volume udara ruang kerja. Untuk merubah bds menjadi mg per meter kubik udara
ditempuh cara perhitungan.1
3. Mangan (Mn)
Mangan adalah logam bewarna kelabu keputihan yang rapuh. Terdapat delapan
oksida mangan dan MnO2 adalah senyawa yang paling stabil.Mangan-2-
metilsiklopentadienil-trikarbonil dan mangan-siklopentadienil-triakarbonil adalah
persenyawaan organis mangan.Keracunan mangan biasanya terjadi oleh karena
menghirup debu dengan kandungan Mn, yang biasanya terdapat di dalam tambang, pada
pekerjaan menghaluskan bijih, memilih bijih, menampi dan mengayak bijih.Gejala
keracunan ialah tak dapat tidur siang dan insomnia malam hari, nyeri pada otot-otot,
juga kejang-kejang, sempoyongan apabila berjalan, kelemahan atau kaku anggota badan,
terjadi gerakan di luar kesadaran yang bervariasi dari tremor Parkinson yang halus
hingga gerakan kuat.
Upaya pencegahan keracunan di pertambangan dilakukan dengan
menyelenggarakan ventilasi yang memadai dan kebersihan perseorangan menjadi
sangat diutamakan. Di perusahaan yang menggunakan mangan ventilasi keluar
setempat sangat perlu diadakan dan merupakan cara pencegahan yang efektif. Kadar
normal mangan tidak melebihi 20 mikrogram liter darah dan 2 mikrogram per liter
urin.Kadar mangan 60 mg per kilogram feses dapat digunakan sebgai indikasi
terjadinya pemaparan kerja terhadap mangan. Nilai ambang batas mangan dan senyawa
anorganisnya adalah 0,2 mg/m3 udara. Nilai ambang batas mangan-pentadienil-
triakarbonil adalah 0,1 mg/m3 udara.1
4. Cadmium
Cadmium adalah logam yang biasanya ada bersama Zinc dan Pb. Logam
cadmium pertama kali diisolasi pada tahun 1817 oleh metalurgi Jerman. Pada awalnya
cadmium tidak terlalu berguna dalam kebutuhan sehari-hari namun efek sampingnya
yang sangat merugikan di sadari lebih cepat seperti menyebabkan kerusakan
pernapasan, ginjal dan tulang.
Cadmium biasanya terabsorbsi masuk melewati system pernapasan bisa
mencapai angka 50% tetapi tergantung jenis cadmium,dan berat jenis partikel. Uap dari
cadmium, biasanya cadmium oxide, apabila terhirup dalam konsentrasi besar sangat
toksik terhadap epitel dan endotel alveoli dan bisa menyebabkan edem paru. Efek dari
menghirup uap dari cadmium sendiri baru bisa terdeteksi setelah 4-10 jam dan gejala
yang timbul tidak terlalu khas, hanya seperti: napas pendek,dada sesak,dan batuk yang
bisa diasosiasikan dengan gejala flu biasa.
Sekarang ini, cadmium digunakan sebagai bahan pembuatan baterai, keramik
plastik dan kaca. Hal ini berakibat buruk pada pekerja pabrik, dibuktikan melalui
penelitian yang dilakukan terhadap pekerja pabrik cadmium di Inggris dimana
ditemukan bahwa pekerja yang terekspos cadmium menaikkan angka kematian akibat
bronchitis. Dalam studi lanjutan ditemukan juga efek samping cadmium pada tulang,
pada studi yang dilakukan pada binatang ditemukan bahwa cadmium menimbulkan
efek pada metabolism tulang yang akhirnya menyebabkan osteomalacia dan
osteoporosis. Pada system pernapasan efek samping ditemukan bahwa pekerja pabrik
cadmium memunyai limitasi angka FEV1 dan Total Lung Capacity.
Bahaya cadmium akhirnya disadari pada tahun 1960 karena kasus pekerja di
Inggris yang meninggal karena kanker prostat.Studi lanjutan yang dilakukan pada tikus
didapatkan hasil bahwa menghirup cadmium dalam jangka panjang meningkatkan
resiko kanker paru. Akhirnya, American Conference of Govermental Industrial
Hygienist merekomendasi batas aman menghirup cadmium adalah 8 jam per 0,01 mg
per m³. 1
5. Mercury
Merkuri adalah kelompok logam cair yang biasanya ditemukan didalam dalam
banyak industri tambang, bahan bakar,limbah dan lainnya. Apabila merkuri masuk
dan mencemari air,maka bisa menganggu rantai makanan, dan bila mencemari udara
maka akan menyebar sangat jauh dari tempas awalnya, maka dari itu merkuri
dikondisikan sebagai salah satu isu global sekarang ini.
Merkuri elemental bisa menguap di suhu kamar, apabila terhirup uapan dari
merkuri bisa melewati membrane alveolar pulmonary dan darah, dimana di
distribusikan ke sel darah merah,ke system saraf pusat dan ginjal. Sebagian besar dari
merkuri mudah termakan,terhirup dan melewati barrier kulit. Sedangkan kelompok
organic merkuri bisa melewati sawar darah otak dan plasenta.
Menghirup merkuri dalam konsentrasi tinggi bisa menyebabkan bronchitis
nekrosis dan pneumonitis yang akhirnya bisa menyebabkan kematian akibat
kegagalan pernapasan. Hal fatal yang sering terjadi adalah dari pemanasan element
merkuri dalam ruangan yang tidak mempunyai ventilasi udara.Menelan garam
merkuri juga berakibat fatal, beberapa hal yang terjadi akibat menelan garam merkuri
adalah seperti ulkus pencernaan, perforasi dan perdarahan.
Merkuri digunakan dalam pembuatan soda, pemutih, klorin, dan batu bara.
Bahaya yang ditimbulkan oleh merkuri sangat merugikan bagi para pekerja pabrik.
Pada sistem saraf, tanda keracunan merkuri awal adalah insomnia,mudah
lupa,kehilangan selera makan dan tremor halus. Tahap lanjutnya adalah menganggu
stabilitas emosi dan menunjukkan gejala otonom seperti hipersalivasi, dan keringat
berlebih. Efek samping merkuri juga berbahaya bagi jantung,dimana didapatkan
peningkatan morbiditas dan mortalitas serangan jantung. Bahaya merkuri juga
menimbulkan gangguan pada sistem reproduksi .Dikatakan bahwa istri pekerja pabrik
mempunyai risiko tinggi mengalami aborsi spontan.Sedangkan pekerja pabrik wanita
yang mengalami ekposure dari merkuri mempunyai resiko infertilitas.
Merkuri eksposure bisa di deteksi melalui pemeriksaan urin 24 jam, apabila
didapatkan hasil lebih dari 10 sampai 20µg per L maka artinya keracunan berat.Selain
dari urin, merkuri bisa dideteksi melalui rambut, walaupun pemeriksaan melalui
rambut tidak menunjukkan hasil yang pasti.
Beberapa badan kesehatan dan pengawasan makanan di dunia menetapkan
angka-angka merkuri terendah yang masih diperbolehkan untuk dikonsumsi. WHO
menetapkan angka 1µg per L. Sedangkan angka merkuri di udara perumahan
penduduk tidak boleh melebihi 0,5 µg per m³.
Pada lingkungan kerja harus diperlengkapi dengan perlengkapan keselamatan
personal dan seorang petugas keamanan yang bisa menangani kejadian keracunan di
lingkungan kerja.1
Hubungan Pajanan dengan Penyakit
Timah hitam adalah logam berat yang berwarna kelabu yang meleleh pada
suhu 327 C. Timah hitam menguap pada suhu diatas 500 C dan bereaksi dengan⁰ ⁰
udara membentuk senyawa oksida timah hitam. Persenyawaan organometalik timbal
yang paling penting adalah tetra-etil timah hitam (TEL), tetra-metil timah hitam
(TML), dan timah hitam stearat. Keracunan oleh timah hitam dalam perusahaan
terjadi dalam dua bentuk yang dapat dibedakan seperti berikut4
- Oleh karena timah hitam dan persenyawaan anorganisnya seperti timah hitam (loodwit,
leadwhite)
- Oleh karena pengolahan persenyawaan organis timah hitam, khususnya tetra-etil timah
hitam (TEL).
Dua jenis keracunan tersebut berbeda sifat dan gejalanya. Keracunana oleh
timah hitam dan persenyawaan anorganisnya bersifat kronis dengan gejala-gejala
kolik usus, kelumpuhan saraf lengan-tangan dengan gejala wrist drop, noktah-noktah
(stippling) basofil dalam sel darah merah, dan anemia. Keracunan TEL biasanya
bersifat akut dengan gejala insomnia (susah tidur), kerancuan pikiran, delirium, dan
mania.2
Jenis keracunan oleh timah hitam dan persenyawaan anorganisnya biasanya
terjadi di pabrik aki, percetakan yang menggunakan timah hitam, di pabrik keramik,
pada pekerjaan mengecat dengan bahan cat persenyawaan timah hitam, pada
pekerjaan vulkanisasi karet, pada pekerjaan mengglazur gelas, menyolder, serta pada
pembuatan kawat listrik, mainan kanak-kanak dan aliage logam.
Terdapat dua hal mengenai masuknya dan beradanya timah dalam tubuh
manusia, yaitu absorpsi dan keracunan timah hitam. Absorpsi timah hitam berarti
bahwa tubuh telah kemasukan timah hitam dari pekerjaan dan tempat kerja, sehingga
kadarnya didalam tubuh melebihi kadar normal, tetapi pada absorpsi ini tidak tampak
gejala klinis. Apabila terlihat gejala klinis, peristiwa absorpsi itu meningkat menjadi
peristiwa keracunan.2
Jumlah Pajanan
Normal kadar timbal dalam darah adalah 100-250 µg per liter darah
lengkap. Pada kadar <400 µg timah hitam per liter darah lengkap, tidak ada gejala
dan tanda keracunan. Antara 400-800 µg timah hitam per liter darah lengkap terdapat
gejala dan tanda keracunan ringan. Gejala dan tanda keracunan berat tampak pada
kadar timah hitam darah >800 µg per liter darah lengkap. Ensefalopati terjadi pada
kadar timah darah >1000 µg per liter darah lengkap.3
Faktor Individu
Untuk melengkapi gambaran penyakit yang berhubungan dengan bahaya
tertentu, penyelidikan harus dilakukan apakah pasien memiliki pekerjaan lain maupun
kemungkinan pajanan di rumah tangga, seperti kebiasaan merokok. Faktor individu
yang juga perlu diselidiki adalah status kesehatan fisik (atopi/ alergi, riwayat penyakit
dalam keluarga, kebiasaan berolahraga), status kesehatan mental, dan higiene
perorangan.
Dalam kasus ini disebutkan bahwa pasien tidak memiliki kebiasaan
merokok, makanan yang dikonsumsi untuk sehari-hari pun disediakan oleh katering
perusahaan. Namun pada anamnesis didapati bahwa pasien sering tidak memakai alat
pelindung diri (baik berupa masker ataupun sarung tangan khusus) saat terkena
pajanan di dalam pabrik.4
Faktor Lain diluar Pekerjaan
Biasanya pasien hanya menyampaikan faktor pajanan utama keluhan yang ia
duga kuat sebagai faktor penyebab penyakitnya dan jarang memberikan informasi
kepada dokter tentang pajanan yang lain. Dalam hal ini kita dapat mengetahui melalui
anamnesis yang hampir sama dengan faktor individu, seperti hobi yang sering
dilakukan pasien, kebiasaan merokok, maupun pajanan dalam rumah tangga.5
Kesimpulan
Berdasarkan dari studi dan temuan dari penelitian-penelitian bisa disimpulkan
bahwa semakin sering seorang pekerja pabrik terpapar oleh logam berat akan
meningkatkan resiko dan angka kesakitan penyakit tertentu. Dibutuhkan perlindungan
yang memadai bagi pekerja pabrik yang beresiko tinggi agar terhindar dari penyakit
akibat logam berat tersebut.
Daftar pustaka
1. Ikhsan Mukhtar, Sudiarni Ni Wayan, Nawas Arifin. Karsinogen paru di
tempat kerja. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009. h. 144-
156
2. Friend Mark A, Kohn James P. Fundamentals of occupational safety and
health. Plymouth, UK, 2010. h. 27-46
3. Lewis Lewis, Thornbory greta. Employment law and occupational health.
Chennai, India, 2010. h. 55-91
4. Suma’mur PK. Racun Logam dan Metaloid beserta Persenyawaannya:
Timah Hitam (Timbal, Pb). Dalam: Higiene Perusahaan dan Kesehatan
Kerja (Hiperkes). Jakarta: Penerbit Sagung Seto; 2014.h.333-5.
5. Harrianto R. Bahaya Kerja Kimiawi: Intoksikasi Timbal. Dalam: Buku
Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.3-
10; 72-5