Upload
truongnhu
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MARKETING MIX
TERHADAP KEPUTUSAN WISATAWAN
DOMESTIK MENGUNJUNGI
PULAU PEUCANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh
LIA NURAPRIANI
NIM 6662100047
KONSENTRASI ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT
PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi kehendak-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selaluu berada dalam kebenaran”
(Q.S. Al-Baqarah:186)
“Ada yang mengeluh, ingin gugur dan jatuh lalu dia berkata LELAH. Ada
yang lelah, tubuhnya penat, tapi semangatnya kuat, dan dia berkata LILLAH”
(Khadimul Quran|Wisdom for the Seeker)
Bismillah
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Bapak dan Mama terhebat
Keluargaku tercinta beserta
Orang-orang terkasih yang menantiku wisuda
Luar biasa hebatnya menjadi pelengkap
kebahagiaan, sumber motivasi dan inspirasiku..
v
ABSTRAK
Lia Nurapriani. NIM 6662100047. Skripsi. Pengaruh Marketing Mix
Terhadap Keputusan Wisatawan Domestik Mengunjungi Pulau Peucang.
Pembimbing I: Isti Nursih, S.Ip., M. Ikom dan Pembimbing II: Andin Nesia
S.IK., M. Ikom
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang sangat penting untuk
dikembangkan. Pulau Peucang dengan keragaman potensi wisata alam yang
sangat besar menjadi salah satu prioritas pengembangan wisata alam di Taman
Nasional Ujung Kulon. Kesuksesan perencanaan pemasaran terletak pada
ketepatan penyusunan strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,
tempat dan promosi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Maka, tujuan
penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa besar pengaruh marketing mix
terhadap keputusan wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik survei, dimana
peneliti menyebarkan kuesioner kepada 99 orang wisatawan domestik yang
mengunjungi Pulau Peucang. Data yang diperoleh dianalisis dengan program
SPSS 21. Dari analisis korelasi antara variabel product, price, place dan
promotion (marketing mix) terhadap variabel keputusan wisatawan memiliki
hubungan yang sangat kuat dan positif. Setelah dilakukan uji regresi berganda
dihasilkan persamaan Y = 8,625 + 0,384X1 + 0,146X2 + 0,060 X3 + 0,362 X4
dengan hasil koefisien determinasi menunjukkan bahwa 66,4% variabel
independen (X1,X2,X3,X4) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen (Y) sedangkan sisanya 33,6% keputusan wisatawan dijelaskan
oleh sebab-sebab lain di luar penelitian. Melalui analisis koefisien determinasi
faktor yang paling dominan adalah variabel product (X1) yaitu sebesar 0,528 atau
52,8%.
Kata Kunci : Marketing Mix, Product, Price, Place, Promotion, Keputusan
Pembelian, Wisatawan, Pulau Peucang.
vi
ABSTRACT
Lia Nurapriani. NIM 6662100047. Mini Thesis. The Influence of Marketing
Mix to the Decision of Domestic Tourist to Visit Peucang Island. Guide I: Isti
Nursih, S.Ip., M. Ikom and Guide II: Andin Nesia S.IK., M. Ikom
Tourism industry is one of the service sectors which is very important to be
developed. Peucang Island is a big beautiful of natural tourism potency has
become one of priorities in expanding the natural tourism in Ujung Kulon
National Park. The success of marketing plan is based on the accuracy of
marketing mix strategy composition which consists of product, price, place, and
promotion to get the goal which has been appointed. So, the purpose of this
research is to measure how big the influence of marketing mix to the decision of
domestic tourist to visit Peucang Island. The method of the study which is used is
quantitative method with the technique of survey by giving the questionnaires to
99 domestic tourists who have been visiting Peucang Island. The data which is
gotten has been analyzed by the program SPSS 21. From the correlation analysis
between product, price, place variables and promotion (marketing mix) through
the variabke tourist decision has a very strong and posititive relationship. After it
has been done the double regression test resulted the similarity Y= 8,625+
0,384X1 + 0,146X2 + 0,060 X3 + 0,362 X4with the determination coeffecient
shows that 66,4% independent variabel (X1,X2,X3,X4) is conformity with the
influence to the dependent variable (Y) and the left is 32,6% of tourist decision
explained by the other factors beyond the research. By the analysis of
determination coefficient test, the most dominant factor is product (X1) that is
0,528 or 52,8%.
Keyword: Marketing Mix, Product, Price, Place, Promotion, Buying Decision,
Tourism, Peucang Island.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta karunia yang tidak terhingga sehingga skripsi
berjudul “Pengaruh Marketing Mix terhadap Keputusan Wisatawan Domestik
Mengunjungi Pulau Peucang” bisa tertuntaskan dengan baik. Juga shalawat dan
salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi insiprasi dan
pembuka gerbang cahaya bagi umatnya hingga akhir masa.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana. Dalam penyusunannya, peneliti
banyak menemukan kendala dan kesulitan, namun berkat niat dan usaha yang
sungguh- sungguh serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, maka penyusunan skripsi ini akan jauh lebih sulit
dari yang dijalankan. Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada kedua orang
tua terhebat yang tidak pernah berhenti mencurahkan kasih sayangnya kepada
peneliti hingga detik ini, karena merekalah peneliti selalu memiliki semangat
berjuang dalam hidup. Selain itu, peneliti ingin menyampaikan terimakasih yang
setulusnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas
Sultan AgengTirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
viii
3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi UNTIRTA dan dosen penguji II yang memberi inspirasi, dan
pengajaran, kritik serta saran yang membangun.
4. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos.,M.Ikom., selaku Sekretaris Jurusan Prodi
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA.
5. Ibu Isti Nursih, S.Ip., M. Ikom selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan
penuh kesabaran menghadapi penulis, meluangkan waktu, memberi
masukan, arahan, dan dukungan penuh kepada peneliti sehingga dapat
menyelesaikan tugasakhir ini.
6. Ibu Andin Nesia S.IK., M. Ikom selaku Dosen Pembimbing II yang juga
dengan penuh kesabaran menghadapi penulis, meluangkan waktu,
memberi masukan, arahan, dan dukungan penuh kepada peneliti sehingga
dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Ibu R. Nia Kania K, S.Ip, M.Si selaku ketua penguji yang memberi
inspirasi, dan pengajaran, kritik serta saran yang membangun.
8. Bapak Dipl.Ing (FH) Rangga Galura Gumelar., M.Si., selaku Dosen
Akademik yang selalu membimbing dan memberi motivasi sehingga
peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Ibu Naniek Afrilla Framanik, S.Sos., M.Si, Ibu Dra. Rahmi Winangsih,
Ibu Uliviana Restu J., S.Sos, M.Ikom yang menginspirasi dan memberikan
saran serta bimbingan pada saat peneliti membutuhkan pencerahan.
ix
10. Seluruh staff Program Studi Ilmu Komunikasi dan staff Fakultas Ilmu
Sosial dan Imu Politik yang telah membantu dalam hal kelancaran proses
skripsi.
11. Bapak Dr. Ir. Moh. Haryono, M.Si selaku Kepala Balai Taman Nasional
Ujung Kulon, Bapak Welly selaku Kepala Resort Pulau Peucang, dan
seluruh pegawai Balai Taman Nasional Ujung Kulon beserta PT. Ujung
Kulon Indonesia (UKI) yang telah memberi kesempatan kepada peneliti
untuk melakukan penelitian di Pulau Peucang.
12. Seluruh wisatawan domestik Pulau Peucang yang telah menjadi responden
dengan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner dalam penelitian
ini.
13. Badak Tour and Travel (Banten Adventure) beserta Rhino Adventure
sebagai travel agent yang membantu peneliti dalam penyebaran kuesioner.
14. Bapak Ann Ghibrant selaku pemilik LBI Ghibrant English Course
Pandeglang yang telah membantu peneliti menerjemahkan hasil penelitian
ke dalam bentuk Bahasa Inggris.
15. Kakak-kakakku, Hendra Setia Permana S.E, Deni Yulyadi, Andri
Humaedi S. Kom, adikku Mila Nur Husnul Hotimah beserta teteh-teteh
ipar (Teh Neli, Teh Imas, Teh Anis) dan keponakan-keponakanku tercinta
(Anindya Permana Putri, Aurellia Permana Putri, Abid Aqila Permana,
Afifa Humaira, Khanza Zelda Azkadina) yang selalu menjadi sumber
semangat dan menciptakan keseruan ketika bersama.
x
16. Chiko M.Averoes S.Ikom, sahabatku yang selalu memberikan motivasi,
dengan penuh kesabaran setia mendengarkan keluhkesah peneliti dan juga
telah menemani peneliti selama melakukan penelitian di Pulau Peucang.
17. Sahabat-sahabat terbaik Dona Ningsih S.Kom, Mundiah S.Ikom dan Tatu
Nesri Nurmalia, S.KM, Hilda Agustiani yang selalu memberikan inspirasi,
saran, motivasi dan dukungan penuh arti bagi peneliti.
18. Muhamad Ferdian Wijayadi S.Sit Pelayaran, sahabat terbaikku semenjak
SMP. Semoga persahabatan kita selalu diridhoi oleh Allah SWT sampai
kapanpun. Terimakasih selalu menjadi inspirator bagi peneliti terutama
dalam hal agama.
19. The Real Fams: Asti Sofyani, Rendi Hidayat, Meli Amelia, Reza Okriana,
T.B M. Saefullah, Shendityas Anwar, Amalia Anjani, Husnul Hotimah
S.Pd, Randi Lala S.Kom, Ryan Hardeanto,Ikhfal Wahyudin,yang selalu
menjadi pelengkap kebahagiaan bagi peneliti.
20. Mama Nurlela dan Mama Yayu yang telah memberikan semangat dan
kasih sayangnya kepada peneliti dengan penuh perhatian serta pengertian.
21. Gazebo Pabalatax, Yanti Pitriyani S.Pd, Elis Mayasari S.Pd, Deti Rohayati
S.Pd, Kiki Andriani S.Pd, Nurul Hikmah S.Pd, Ade Febriani, Ninda
Ayuni, Tika Atikah Amd.Keb untuk persahabataannya semenjak SMA
hingga akhir nanti.
22. Herly Fajar H A R S.Sos, Mila Ajeng S.Ikom, yang telah membantu
peneliti sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
xi
23. Okta Zikriani S.Ikom, teh Nisfu Maryana S.Ikom, Yani Pratiwi S.Ikom,
Lulu Fadlina, Ifat Fatmawati, Dede Nurmaya S.Ikom, Arief Rizki, Maya
Lestari Nur Azizah, S.Ikom, dan Adik-adikku, Nurafifah Fauziyyah, Fitri
Choirunnisa, Elistiawati, Riska Dwi Ratna Sartika S.KM, Eka Nur
Oktaviani Amd.Keb, Rini Agustiani S.KM yang memberikan semangat
untuk cepat menyelesaikan tugas akhir ini.
24. Keluarga Besar Kremov Pictures “Komunitas Film dan Production House
Banten” yang selalu memberikan peneliti pengalaman yang luar biasa
serta kebanggaan atas kekeluargaan yang selama ini terjalin membuat
hidup lebih berwarna dan berarti. Terus semangat, berkarya dan berkreasi
tanpa henti.
25. Keluarga besar Ilmu Komunikasi angkatan 2010 terutama konsentrasi
Humas, keluarga besar HIMAKOM (Himpunan Mahasiswa Ilmu
Komunikasi), Jurnalistik UNTIRTA beserta BEM FISIP UNTIRTA,
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu dibutuhkan kritik dan saran yang konstruktif dari
berbagai pihak atas segala kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan dalam
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Serang, 13 Agustus 2015
Penulis
Lia Nurapriani
xii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS. .............................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN. ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN. ............................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN. .................................................................. iv
ABSTRAK. ....................................................................................................... v
ABSTRACT. ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR. ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI. .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL. ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR. ....................................................................................... xxi
DAFTAR DIAGRAM. ...................................................................................... xxii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xxiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah. ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah. ........................................................................................ 10
1.3 Identifikasi Masalah. ..................................................................................... 11
1.4 Tujuan Penelitian. ......................................................................................... 12
1.5 Manfaat Penelitian. ....................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritas. ............................................................................................. 14
xiii
2.1.1 Komunikasi. ......................................................................................... 14
2.1.2 Pemasaran. ........................................................................................... 17
2.1.3 Konsep Pemasaran. .............................................................................. 18
2.1.4 Komunikasi Pemasaran. ....................................................................... 19
2.1.5 Marketing Mix. ..................................................................................... 21
2.1.6 Produk.. ................................................................................................. 23
2.1.7 Harga. .................................................................................................... 27
2.1.8 Tempat (Distribusi). .............................................................................. 29
2.1.9 Promosi. ................................................................................................ 31
2.1.10 Wisatawan. .......................................................................................... 37
2.1.11 Integrated Marketing Communications (IMC) ................................... 38
2.1.12 Teori S – O – R (Stimulus – Organism – Respons). .......................... 41
2.1.13 Faktor-faktor yang Memengaruhi Konsumen. ................................... 43
2.1.13 Proses Keputusan Pembelian. ............................................................ 48
2.2 Kerangka Teoritas. ........................................................................................ 52
2.3 Hipotesis Penelitian. ...................................................................................... 55
2.4 Operasional Variabel. .................................................................................... 56
2.5 Penelitian Terdahulu. .................................................................................... 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian. .............................................................. 63
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian. ................................................................. 64
xiv
3.2.1 Sifat Penelitian. .................................................................................... 64
3.2.2 Paradigma Penelitian. ........................................................................... 65
3.2.3 Teknik Penelitian. ................................................................................ 66
3.3 Instrumen Penelitian...................................................................................... 68
3.3.1 Jenis Data. ............................................................................................ 68
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data. ................................................................... 69
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian/Informan Penelitian. .................................. 70
3.4.1 Populasi. ............................................................................................... 70
3.4.2 Sampel. ................................................................................................. 71
3.4.3 Teknik Sampling. ................................................................................. 73
3.5 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data. ................................................. 73
3.5.1 Teknik Pengolahan Data. ..................................................................... 73
3.5.2 Teknik Analisis Data. ........................................................................... 75
3.5.2.1 Uji Validitas Data. .................................................................... 77
3.5.2.2 Uji Reliabilitas Data. ................................................................ 77
3.5.2.3 Analisis Deskriptif. .................................................................. 78
3.5.2.4 Uji Normalitas Data. ................................................................ 75
3.5.2.5 Uji Koefisiensi Korelasi. .......................................................... 76
3.5.2.6 Analisis Regresi. ...................................................................... 82
3.5.2.7 Koefisien Determinasi. ............................................................. 83
3.5.2.8 Uji Hipotesis. ........................................................................... 84
xv
3.6 Hasil Uji Validitas. ........................................................................................ 81
3.7 Hasil Uji Reliabilitas. .................................................................................... 92
3.8 Lokasi Penelitian. .......................................................................................... 94
3.9 Jadwal Penelitian. .......................................................................................... 95
BAB IVPEMBAHASAN DAN HASIL PENILITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian. .......................................................................... 96
4.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Balai Taman Nasional Ujung Kulon. ........... 96
4.1.2 Visi dan Misi Balai Taman Nasional Ujung Kulon. ............................. 97
4.1.3 Letak dan Luas Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. .................... 98
4.1.4 Kondisi Umum Kawasan Pulau Peucang. ............................................. 99
4.2 Deskripsi Data Penelitian (Data Diri Responden). ....................................... 108
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian. ............................................................................ 114
4.3.1 Tanggapan Responden tentang Product Pulau Peucang (X1). .............. 115
4.3.2 Tanggapan Responden tentang Price Pulau Peucang (X2). .................. 123
4.3.3 Tanggapan Responden tentang Place Pulau Peucang (X3). .................. 131
4.3.4 Tanggapan Responden tentang Promotion Pulau Peucang (X4). .......... 134
4.3.5 Tanggapan Responden tentang Keputusan Wisatawan (Y). ................. 141
4.4 Analisis Deskriptif Data. ............................................................................... 153
4.5 Uji Normalitas Data Multivariate.................................................................. 156
4.6 Uji Koefisien Korelasi. ................................................................................. 157
4.7 Uji Regresi. ................................................................................................... 162
4.8 Uji Koefisien Determinasi............................................................................. 171
xvi
4.9 Uji Hipotesis. ................................................................................................ 176
4.9.1 Uji t. ..................................................................................................... 176
4.9.2 Uji F. .................................................................................................... 179
4.10 Pembahasan Hasil Penelitian. ..................................................................... 185
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan. .................................................................................................. 191
5.2 Saran. ............................................................................................................. 195
DAFTAR PUSTAKA. ....................................................................................... 197
LAMPIRAN. ...................................................................................................... 200
DAFTAR RIWAYAT HIDUP. ........................................................................ 236
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Pengunjung TNUK Tahun 2012-1014. .................................... 10
Tabel 2.1 Alat-alat Promosi. ............................................................................. 34
Tabel 2.2 Operasional Variabel berdasarkan Olahan Peneliti. ......................... 57
Tabel 2.3 PenelitianTerdahulu. ......................................................................... 60
Tabel 3.1 Skala Likert. ...................................................................................... 75
Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha. ................................. 78
Tabel 3.3 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase. ............................................ 79
Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi. .......................... 81
Tabel 3.5 Uji Validitas Product (X1). ............................................................... 86
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Product (X1) . ...................................... 87
Tabel 3.7 Uji Validitas Price (X2). ................................................................... 87
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Price (X2) . .......................................... 88
Tabel 3.9 Uji Validitas Place (X3). ................................................................... 88
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Variabel Place (X3) . .......................................... 89
Tabel 3.11 Uji Validitas Promotion (X4). ........................................................... 89
Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Variabel Promotion (X4) . .................................. 90
Tabel 3.13 Uji Validitas Variabel Keputusan Wisatawan (Y). .......................... 90
Tabel 3.14 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Wisatawan (Y). ................ 91
Tabel 3.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Product (X1).. ................................. 92
Tabel 3.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Price (X2)........................................ 92
xviii
Tabel 3.17 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Place (X3).. ..................................... 93
Tabel 3.18 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promotion (X4).. ............................. 93
Tabel 3.19 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Wisatawan (Y). ............. 94
Tabel 3.11 Jadwal Penelitian. ............................................................................ 95
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden. ............................................................... 109
Tabel 4.2 Usia Responden................................................................................ 111
Tabel 4.3 Profesi Responden............................................................................ 112
Tabel 4.4 Mean dan Median Variabel Product. ............................................... 115
Tabel 4.5 Hasil Jawaban Responden (Q1). ....................................................... 115
Tabel 4.6 Hasil Jawaban Responden (Q2). ....................................................... 117
Tabel 4.7 Hasil Jawaban Responden (Q3). ....................................................... 118
Tabel 4.8 Hasil Jawaban Responden (Q4). ....................................................... 119
Tabel 4.9 Hasil Jawaban Responden (Q5). ....................................................... 120
Tabel 4.10 Hasil Jawaban Responden (Q6). ....................................................... 121
Tabel 4.11 Mean dan Median Variabel Price .................................................... 123
Tabel 4.12 Hasil Jawaban Responden (Q7). ....................................................... 124
Tabel 4.13 Hasil Jawaban Responden (Q8). ....................................................... 125
Tabel 4.14 Hasil Jawaban Responden (Q9). ....................................................... 126
Tabel 4.15 Hasil Jawaban Responden (Q10). ..................................................... 127
Tabel 4.16 Hasil Jawaban Responden (Q11). ..................................................... 129
Tabel 4.17 Hasil Jawaban Responden (Q12). ..................................................... 130
xix
Tabel 4.18 Mean dan Median Variabel Place. ................................................... 131
Tabel 4.19 Hasil Jawaban Responden (Q13). ..................................................... 131
Tabel 4.20 Hasil Jawaban Responden (Q14). ..................................................... 133
Tabel 4.21 Mean dan Median Variabel Promotion. ........................................... 134
Tabel 4.22 Hasil Jawaban Responden (Q15). ..................................................... 135
Tabel 4.23 Hasil Jawaban Responden (Q16). ..................................................... 136
Tabel 4.24 Hasil Jawaban Responden (Q17). ..................................................... 138
Tabel 4.25 Hasil Jawaban Responden (Q18). ..................................................... 139
Tabel 4.26 Mean dan Median Variabel Keputusan Wisatawan (Y). ................. 141
Tabel 4.27 Hasil Jawaban Responden (Q19). ..................................................... 142
Tabel 4.28 Hasil Jawaban Responden (Q20). ...................................................... 143
Tabel 4.29 Hasil Jawaban Responden (Q21). ...................................................... 144
Tabel 4.30 Hasil Jawaban Responden (Q22). ...................................................... 145
Tabel 4.31 Hasil Jawaban Responden (Q23). ...................................................... 146
Tabel 4.32 Hasil Jawaban Responden (Q24). ...................................................... 147
Tabel 4.33 Hasil Jawaban Responden (Q25). ...................................................... 149
Tabel 4.34 Hasil Jawaban Responden (Q26). ...................................................... 150
Tabel 4.35 Hasil Jawaban Responden (Q27). ...................................................... 151
Tabel 4.36 Hasil Jawaban Responden (Q28). ...................................................... 152
Tabel 4.37 Kolmogorov-Smirnov. ...................................................................... 156
Tabel 4.38 Correlation X1 terhadap Y. ............................................................... 158
xx
Tabel 4.39 Correlation X2 terhadap Y. ............................................................... 159
Tabel 4.40 Correlation X3 terhadap Y. ............................................................... 159
Tabel 4.41 Correlation X4 terhadap Y. ............................................................... 160
Tabel 4.42 Korelasi Berganda. ............................................................................ 161
Tabel 4.43 Regresi Linear Sederhana X1 terhadap Y. ........................................ 162
Tabel 4.44 Regresi Linear Sederhana X2 terhadap Y. ........................................ 163
Tabel 4.45 Regresi Linear Sederhana X3 terhadap Y. ........................................ 165
Tabel 4.46 Regresi Linear Sederhana X4 terhadap Y. ........................................ 166
Tabel 4.47 Regresi Linear Berganda (X1, X2, X3, X4 terhadap Y). .................... 168
Tabel 4.48 R Square Product. ............................................................................. 171
Tabel 4.49 R Square Price. ................................................................................. 172
Tabel 4.50 R Square Place. ................................................................................. 173
Tabel 4.51 R Square Promotion .......................................................................... 174
Tabel 4.52 R Square X1, X2, X3, X4. ................................................................................................... 175
Tabel 4.53 Uji F Anova Product. ........................................................................ 180
Tabel 4.54 Uji F Anova Price. ............................................................................ 181
Tabel 4.55 Uji F Anova Place . .......................................................................... 182
Tabel 4.56 Uji F Anova Promotion. ................................................................... 183
Tabel 4.57 Uji F Anova Berganda (X1, X2, X3, X4 terhadap Y). ........................ 184
xxi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Teori S - O - R. .............................................................................. 41
Gambar 2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Konsumen. .............................. 44
Gambar 2.3 Kerangka Teoritas. ........................................................................ 54
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. ............................. 55
Gambar 4.1 Peta Zonasi Taman Nasional Ujung Kulon. .................................. 98
Gambar 4.2 Beberapa Jenis Vegetasi yang ada di Pulau Peucang. ................... 101
Gambar 4.3 Keragaman Jenis Satwa di Pulau Peucang. ................................... 102
Gambar 4.4 Daya Tarik Wisata Unggulan di Pulau Peucang. .......................... 104
Gambar 4.5 Daya Tarik Wisata Karang Copong. ............................................. 105
Gambar 4.6 Salah Satu Lokasi Legon Kobak. .................................................. 106
Gambar 4.7 Salah Satu Lokasi Coral Reef........................................................ 107
Gambar 4.8 Regresi Linear Sederhana X1 terhadap Y. ..................................... 162
Gambar 4.9 Regresi Linear Sederhana X2 terhadap Y. ..................................... 164
Gambar 4.10 Regresi Linear Sederhana X3 terhadap Y. ..................................... 165
Gambar 4.11 Regresi Linear Sederhana X4 terhadap Y. ..................................... 167
Gambar 4.12 Regresi Linear Berganda (X1, X2, X3, X4 terhadap Y). ................. 168
xxii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden. ........................................................... 109
Diagram 4.2 Usia Responden. ........................................................................... 111
Diagram 4.3 Profesi Responden. ....................................................................... 113
Diagram 4.4 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Kualitas Produk. .......... 116
Diagram 4.5 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Keistimewaan Produk. 120
Diagram 4.6 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Pelayanan. ................... 122
Diagram 4.7 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Keterjangkauan Harga 127
Diagram 4.8 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Perbandingan dengan
Merek Lain. .................................................................................. 128
Diagram 4.9 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Kesesuaian Harga
dengan Kualitas. ........................................................................... 130
Diagram 4.10 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Ketersediaan
Alternatif Agen Perjalanan. .......................................................... 132
Diagram 4.11 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Lokasi Terjangkau. ...... 134
Diagram 4.12 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Personal Selling. ......... 136
Diagram 4.13 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Mass Selling. ............... 137
Diagram 4.14 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Promosi Penjualan. ...... 139
Diagram 4.15 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Public Relations. ......... 140
Diagram 4.16 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Pengenalan Masalah. ... 144
xxiii
Diagram 4.17 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Pencarian Informasi. ... 147
Diagram 4.18 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Evaluasi Alternatif. ..... 148
Diagram 4.19 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Keputusan Pembelian. . 150
Diagram 4.20 Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Perilaku Pasca
Pembelian. .................................................................................... 153
Diagram 4.21 Uji Normalitas Data Multivariate................................................. 157
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Dokumentasi. .................................................................................. 200
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian........................................................................ 206
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian. ...................................................................... 209
Lampiran 4 Data dan Jawaban Responden. ........................................................ 214
Lampiran 5 Tabel Nilai t tabel r, Product Moment, , F tabel. ............................ 227
Lampiran 6 Kartu Bimbingan Skripsi. ................................................................ 233
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup. ..................................................................... 236
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi, tidak tertutup kemungkinan bahwa masyarakat
semakin tertarik untuk mengetahui komposisi yang terkandung dalam produk-
produk pariwisata. Pariwisata sebagai industri ini agar dapat menjadi andalan
dalam perekonomian suatu daerah, maka diperlukan perencanaan dan
penggarapan yang matang. Agar perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata dapat
terpuaskan, maka diperlukan pengemasan produk pariwisata yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan wisatawan.
Pengembangan pariwisata seperti layaknya pengembangan usaha lain,
membutuhkan tuntutan untuk mempertimbangkan selera pasar. Oleh karena itu
dalam pengembangan pariwisata sangat penting untuk memperhatikan dan
meningkatkan kualitas. Kecocokan dari tujuan, kualitas dan nilai untuk uang dari
produk atau jasa-jasa yang bersangkutan menjadi tanggungjawab manajemen
dalam membujuk pengunjung.
Mengelola produk atau pasar kunci sebagai bisnis yang terpisah di bawah
organisasi utama untuk memastikan organisasi itu mendapatkan sumber daya dan
perhatian yang dibutuhkan untuk memuaskan pelanggan dan memperoleh laba.
Dalam pemasaran biasanya dihadapkan kepada masalah bauran pemasaran
2
(marketing mix) yang meliputi produk (product), tempat (place), harga (price),
dan promosi (promotion). Menurut Kotler dan Amstrong, bauran pemasaran
merupakan salah satu konsep kunci dalam teori pemasaran modern.1
Product, jasa seperti apa yang ingin ditawarkan. Price, bagaimana strategi
penentuan harga. Promotion, bagaimana promosi yang harus dilakukan. Place,
bagaimana sistem pengantaran (delivery system) yang akan diterapkan.2
Setiap orang yang memutuskan untuk membeli produk pariwisata
mungkin dipengaruhi oleh promosi penyedia produk, menilai produk yang
ditawarkan, mempertimbangkan apakah akan membeli produk pada tingkat harga
yang ditawarkan, dan akhirnya berpikir tentang seberapa mudah produk tersebut
dapat didapat dan dibeli. Setiap aspek tersebut merupakan elemen dasar dari
bauran pemasaran pariwisata.
Dalam pariwisata, komunikasi sangatlah diperlukan dalam penyampaian
promosi kepariwisataan. Salah satu kegiatan komunikasi dalam pariwisata yaitu
dalam hal proses pemasaran dan promosi, yakni komunikator harus bijak dalam
memasarkan produk wisata agar dapat menarik perhatian wisatawan untuk
menggunakan produk wisata tersebut. Dengan mengolah berbagai produk wisata
yang ada semenarik mungkin, hingga mampu menarik minat wisatawan. Produk
pariwisata yang memiliki daya tarik tersebut bisa bermacam-macam entah itu
1 I Gde Pitana & I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata, Yogyakarta: Penerbit
Andi. Hal. 172 2 Mts Arief. 2007. Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan, Malang: Banyumedia Publishing.
Hal. 91
3
alamnya yang eksotik dan indah, kebudayaan masyarakatnya yang unik serta
masih murni dan belum tersentuh oleh globalisasi.
Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon secara administratif terletak di
Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Tahun 1991, Komisi Warisan Dunia UNESCO menetapkan Taman Nasional
Ujung Kulon sebagai Natural World Heritage Site sebagai penghargaan atas
potensi kawasan yang kaya dan luar biasa dalam keanekaragaman hayati. Antara
lain dikarenakan dengan adanya keberadaan jenis Badak Jawa, lanskap hutan,
pantai dan perairan lautnya yang indah dan kaya akan flora dan fauna.3
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan kawasan pelestarian alam dan
keanekaragaman hayati yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai wahana wisata
alam dan gudang pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian serta
pendidikan.Taman Nasional Ujung Kulon merupakan wisata alam yang cukup
berpotensi menarik banyaknya kalangan turis domestik sampai mancanegara.
Taman Nasional Ujung kulon tidak hanya menyediakan wisata panorama
hutan yang dihuni oleh badak bercula satu melainkan memiliki panorama pantai
yang sangat mempesona. Wilayah pengelolaannya meliputi Semenanjung Ujung
Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang, Pulau Handeuleum dan Gunung Honje.
Pulau Peucang dengan keragaman potensi wisata alam yang sangat besar
menjadi salah satu prioritas pengembangan wisata alam di Taman Nasional Ujung
Kulon. Dengan luas ± 450 Ha, Pulau Peucang memiliki beberapa obyek daya tarik
3 Buku Informasi Taman Nasional Ujung Kulon, 2012. Hal. 3
4
wisata antara lain petualangan di jalur tracking Karang Copong, wisata bahari di
perairan sekitar Pulau Peucang, atraksi satwa liar di padang Pengembalaan Cidaon
dan wisata sejarah Tanjung Layar.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam Nomor. SK.100/IV-SET/2011 tentang Zonasi Taman Nasional
Ujung Kulon, wilayah Pulau Peucang dan perairan di sekitarnya terbagi atas zona
rimba, zona pemanfaatan dan zona perlindungan bahari. Di dalam zona
pemanfaatan tersebut dimungkinkan dilakukannya kegiatan usaha pariwisata
alam.
Seperti yang dipaparkan diatas, Taman Nasional Ujung Kulon banyak
memiliki keunggulan produk wisata. Jika wisatawan yang datang ke destinasi
tersebut sangat banyak, mengeluarkan sebegitu banyak uang untuk membeli
berbagai keperluan selama liburannya, tidak dapat dibantah bahwa hal itu akan
berdampak pada kehidupan ekonomi daerah tersebut, baik langsung maupun tidak
langsung.
Gohen (1984) mengemukakan bahwa dampak pariwisata terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan menjadi delapan kelompok
besar, yaitu:4
1. Dampak terhadap penerimaan devisa
2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
3. Dampak terhadap kesempatan kerja
4 I Gde Pitana & I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata, Yogyakarta: Penerbit
Andi. Hal. 185
5
4. Dampak terhadap harga-harga
5. Dampak terhadap distribusu manfaat/keuntungan
6. Dampak terhadap kepemilikan dan control
7. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya, dan
8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah.
Keragaman daya tarik wisata yang dimiliki Taman Nasional Ujung Kulon
merupakan potensi yang perlu dikembangkan untuk memberikan nilai tambah
bagi wisatawan. Nilai tambah dari keragaman tersebut bila dikembangkan secara
benar dan terencana diharapkan dapat memperpanjang lama tinggal wisatawan
dan memberikan manfaat bagi lingkungan fisik, sosial, budaya dan ekonomi
secara berkelanjutan.
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang sangat penting
untuk dikembangkan. Pengembangan ekowisata di Taman Nasional Ujung Kulon
seperti obyek wisata Pulau Peucang diupayakan dapat meningkatkan kegiatan
ekowisata sebagai alat untuk meningkatkan konservasi kawasan. Kegiatan wisata
dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kegiatan konservasi. Perencanaan
detil wisata disusun dengan menyeimbangkan kepentingan perlindungan kawasan
dan kepuasan pengunjung.
Pemahaman masyarakat mengenai Pulau Peucang dirasa masih kurang
dibandingkan dengan obyek wisata lainnya seperti Pulau Umang, Tanjung Lesung
maupun Anyer. Karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai obyek
wisata Pulau Peucang di Taman Nasional Ujung Kulon, hal itu mengakibatkan
6
banyak orang lebih mengenal Ujung Kulon sebagai Kawasan Hutan, tempat
habitatnya Badak Jawa Bercula Satu.
Namun dikarenakan adanya peluang untuk kunjungan wisata, maka dari
itu Balai Taman Nasional Ujung Kulon menggunakan peluang tersebut untuk
merangsang wisatawan berkunjung ke Pulau Peucang dikarenakan dekat dengan
Ibu Kota (Jakarta), Pulau Umang dan juga Tanjung Lesung. Oleh karena itu,
dilakukan beberapa upaya untuk lebih mengenal obyek wisata Pulau Peucang di
Taman Nasional Ujung Kulon.5
Untuk berkunjung ke Pulau Peucang, wisatawan harus mengetahui harga
yang ditawarkan. Harga yang ditawarkan cukup tinggi untuk bisa sampai ke Pulau
Peucang. Karena selain harus menggunakan transportasi darat, wisatawan pun
harus menggunakan transportasi laut dengan jasa sewa kapal dari masyarakat
setempat. Untuk meminimalisir biaya, biasanya wisatawan Pulau Peucang datang
secara berkelompok agar harga yang ditawarkan sesuai dengan daya beli
wisatawan.Meskipun demikian, akses menuju Pulau Peucang masih dapat
terjangkau dengan adanya transportasi yang ada.
Peranan pemerintah setempat pun dibutuhkan dalam hal ini seperti
perbaikan infrastruktur menuju tempat-tempat wisata di Kabupaten Pandeglang.
Selain itu, promosi pariwisata yang intensif dilakukan oleh Balai Taman Nasional
Ujung Kulon untuk memperkenalkan atau memudahkan calon wisatawan
5 Hasil wawancara dengan Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon 10 Februari 2015
7
mendapatkan informasi yang mereka inginkan sebelum melakukan kunjungan
wisata mengenai keragaman daya tarik wisata yang dimiliki.6
Dalam mengembangkan kemampuan produk wisata, Balai Taman
Nasional Ujung Kulon bersinergi atau bekerja sama dengan beberapa pihak
swasta, diantaranya PT. Wana Wisata Alam Hayati (WWAH) dan PT. Ujung
Kulon Indonesia (UKI). Namun saat ini, yang berperan aktif dalam pengelolaan
wisata dari pihak swasta adalah PT. Ujung Kulon Indonesia (UKI) sejak tahun
2013 dikarenakan PT. WWAH sudah tidak berperan aktif sebab sedang
mengalami kesulitan dalam hal finansial pada tahun 2012 sehingga menyebabkan
restoran sempat tutup. Oleh karena itu, Balai Taman Nasional Ujung Kulon
memutuskan untuk bekerjasama dengan PT. UKI sebagai solusi untuk
menghidupkan kembali operasional lapangan dan pengurusan perpanjangan izin
sehingga PT. UKI diberi kewenangan untuk mengelola Pulau Peucang.7
Berbagai upaya dilakukan baik oleh pemerintah maupun perusahaan jasa
di bidang terkait sebagai tempat wisata pilihan bagi wisatawan untuk berkunjung
ke Pulau Peucang atau Peucang Island yang berada di Taman Nasional Ujung
Kulon. Seperti melakukan pengembangan ekowisata yang dimiliki, memberikan
informasi ketika wisatawan berkunjung ke Balai Taman Nasional Ujung Kulon,
membuat website (www.ujungkulon.org), sebagai media informasi dari
pemerintah kepada publik dan berbagai sosial media lainnya.
6 Ibid
7 Ibid
8
Selain itu, Balai Taman Nasional Ujung Kulon ikut terlibat dalam berbagai
event sehingga melalui hal tersebut masyarakat mulai mengenali dan lebih dekat
dengan Taman Nasional Ujung Kulon. Balai Taman Nasional Ujung Kulon ikut
terlibat dalam ajang Pemilihan Kaka Teteh Pandeglang yaitu Duta Pariwisata
Kabupaten Pandeglang sejak tahun 2012. Berbagai obyek wisata di Kabupaten
Pandeglang diperkenalkan, termasuk obyek wisata Pulau Peucang. Kemudian,
karena begitu pentingnya pelestarian Badak Bercula Satu di Taman Nasional
Ujung Kulon, sehingga diresmikanlah Duta Badak Jawa pada tahun 2013 sebagai
brand ambassador untuk memperkenalkan tempat habitat hewan langka tersebut.
Dengan adanya Desi Ratnasari sebagai brand ambassador dan pemilihan Duta
Pariwisata Kabupaten Pandeglang, dapat membantu promosi tentang Kawasan
Taman Nasional Ujung Kulon.8
Public Relations salah satu kegiatan dari bauran promosi yang juga
menjadi bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Public Relations di Balai
Taman Nasional Ujung Kulon yang berada pada divisi Kerjasama dan Humas
secara khusus difokuskan lebih kepada pihak internal, sedangkan kepada pihak
eksternal berupa pelayanan publik dengan pendekatan kepada masyarakat dengan
mensosialisasikan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan konservasi dan
membina hubungan dengan media. Divisi Kerjasama dan Humas berusaha
membina hubungan baik dengan pihak internal dan juga eksternal.9
8 Ibid
9 Hasil wawancara dengan Kepala Bagian Urusan Kerjasama dan Humas, Andri Firmansyah A.Md
tahun 2015
9
Untuk membantu pemasar produk jasa pariwisata dilakukan pula dengan
membuat brosur, booklet, leaflet, video yang biasanya secara rutin tersedia pada
saat mengikuti pameran dagang di tingkat Kabupaten (Ulang Tahun Kota
Pandeglang), Provinsi (Banten EXPO, MTQ se-Banten) maupun Nasional (Indo
Green). Selain itu, berbagai sarana informasi mengenai jenis produk pariwisata
yang ditawarkan guna meningkatkan tangibility yang dimiliki Taman Nasional
Ujung Kulon serta melalui saluran atau media komunikasi seperti surat kabar, foto
dan lain sebagainya.10
Dengan adanya pihak swasta yang terlibat pun dapat membantu promosi
pariwisata yaitu membuat akun instagram (@peucangislandresort). Khalayak
dapat melihat berbagai foto mengenai Pulau Peucang dengan segala macam
aktivitas wisatawan yang telah berkunjung ke Pulau Peucang sehingga menarik
perhatian khalayak yang belum melakukan kunjungan wisata ke Pulau tersebut.
PT. UKI pun memiliki website, yaitu www.peucangislandresort.com. Selain itu,
banyak travel agent yang menawarkan jasa open trip ke Pulau Peucang, seperti
Badak Tour and Travel (Banten Adventure), Rhino Adventure dan lain
sebagainya.
Oleh karena itu, dengan adanya upaya yang dilakukan oleh Balai Taman
Nasional Ujung Kulon yang bersinergi dengan pihak swasta terkait dapat
meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Peucang. Sehingga
dapat dikatakan bahwa keputusan wisatawan dari tahun ke tahun mengalami
10
Ibid
10
kenaikan atau jumlah wisatawannya semakin meningkat. Adapun data pengunjung
Taman Nasional Ujung Kulon adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data Pengunjung TNUK Tahun 2012-2014
No Tahun Dalam Negeri Luar Negeri Jumlah
1. 2012 6.598 835 7.422
2. 2013 7904 1344 9.248
3. 2014 11.223 1.206 12.429
Sumber: Data Evaluasi dan Pelaporan Balai Taman Nasional Ujung Kulon
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan wisatawan domestik mengunjungi salah satu obyek
wisata di Taman Nasional Ujung Kulonyaitu Pulau Peucang, yang meliputi
variabel product, price, place, dan promotion (marketing mix).
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan mengenai pentingnya peranan
bauran pemasaran, maka akan mempengaruhi keputusan wisatawan domestik
dalam melakukan kegiatan wisata. Oleh karena itu judul yang dipilih oleh peneliti
adalah “PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN
WISATAWAN DOMESTIK MENGUNJUNGI PULAU PEUCANG”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Seberapa besar pengaruh
marketing mix terhadap keputusan wisatawan domestik mengunjungi Pulau
Peucang?”
11
1.3 Identifikasi Masalah
Dengan adanya bauran pemasaran (marketing mix) yang dilakukan oleh
Balai Taman Nasional Ujung Kulon, secara tidak langsung mempengaruhi dan
mengundang reaksi dari wisatawan sehingga membentuk sebuah keputusan untuk
mengunjungi Pulau Peucang. Berdasarkan rumusan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka identifikasi penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh product terhadap keputusan wisatawan domestik
mengunjungi Pulau Peucang?
2. Seberapa besar pengaruh price terhadap keputusan wisatawan domestik
mengunjungi Pulau Peucang?
3. Seberapa besar pengaruh place terhadap keputusan wisatawan domestik
mengunjungi Pulau Peucang?
4. Seberapa besar pengaruh promotion terhadap keputusan wisatawan
domestik mengunjungi Pulau Peucang?
5. Seberapa besar pengaruh marketing mix (product, price, place, dan
promotion) terhadap keputusan wisatawan domestik mengunjungi Pulau
Peucang?
6. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi keputusan
wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang dari keempat variabel
yaitu product, price, place, atau promotion?
12
1.4 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dan mengukur besar pengaruh product terhadap keputusan
wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang.
2. Mengetahui dan mengukur besar pengaruh price terhadap keputusan
wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang
3. Mengetahui dan mengukur besar pengaruh place terhadap keputusan
wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang.
4. Mengetahui dan mengukur besar pengaruh promotion terhadap keputusan
wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang.
5. Mengetahui dan mengukur besar pengaruh marketing mix (product, price,
place, dan promotion) terhadap keputusan wisatawan domestik
mengunjungi Pulau Peucang
6. Mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan
wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang dari keempat variabel
independen pada penelitian.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan
bagi ilmu komunikasi, khususnya bidang kehumasan, mengenai marketing mix
atau yang berkenaan dengan kegiatan komunikasi pemasaran. Bagaimana PR atau
13
humas harus mampu mengelola kegiatan pemasaran semenarik mungkin dan
sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan zaman.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi Balai Balai Taman Nasional Ujung Kulon, PT. Wana Wisata Alam
Hayati, PT. Ujung Kulon Indonesia, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Banten, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk terus
mengembangkan pemasaran produk pariwisata.
Selain itu diharapkan juga penelitian ini dapat menjadi bahan referensi
dalam kajian ilmu komunikasi jika ada mahasiswa yang akan melakukan
penelitian lanjutan.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritas
2.1.1 Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-
pesan, gagasan-gagasan atau pengertian-pengertian, dengan menggunakan
lambang yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal maupun non-
verbal dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau
sekelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian
dan/atau kesepakatan bersama.11
Bernard Berelson dan Barry A. mendefinisikan komunikasi adalah
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan
menggunakan bahasa, gambar-gambar, bilangan, grafik dan lain-lain.
Kegiatan atau proses penyampaian itulah yang biasanya dinamakan
komunikasi.12
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari komunikator
pada komunikan. Proses komunikasi tentunya tidak dapat terlepas dari
kehidupan manusia. Karena memang pada dasarnya manusia adalah makhluk
11
Teuku May Rudy. 2005. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional, Bandung: PT
Refika Aditama. Hal 1 12
Ibid
15
sosial yang perlu bersosialisasi dengan sesama untuk memenuhi
kebutuhannya. Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila pihak si pengirim
dan si penerima informasi dapat memahami.
Unsur-unsur (elemen-elemen atau komponen-komponen) yang
berperan dalam proses komunikasi, yaitu:13
1) Komunikator
Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan tempat asal pesan, sumber berita, informasi, atau
pengertian yang disampaikan (dikomunikasikan) atau bisa disebut
sebagai orang atau pihak yang mengirim/menyampaikan berita.
2) Pesan atau berita (Message)
Message(s) adalah pesan atau pesan-pesan, informasi atau
pengertian, dari komunikator yang penyampaiannya disampaikan
kepada komunikan (audiens/khalayak) melalui penggunaan bahasa
atau lambang-lambang
3) Saluran atau media komunikasi
Saluran atau media komunikasi adalah sarana tempat berlalunya
simbol-simbol/lambang-lambang yang mengandung makna berupa
pesan/pengertian.
4) Komunikan
Komunikasi adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai
subjek yang dituju oleh komunikator (pengirim/penyampai pesan),
13
Ibid. Hal. 4
16
yang menerima pesan-pesan (berita, informasi, pengertian) berupa
lambang-lambang yang mengandung arti atau makna.
Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan, tujuan
komunikasi ini dikutip dari Widjaja adalah: 14
a. Pesan yang kita sampaikan itu dapat dimengerti
b. Memahami oranglain
c. Berusaha gagasan kita dapat diterima oleh oranglain dengan
pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak
d. Menggerakan oranglain untuk melakukan sesuatu. Menggerakan
oranglain diantaranya berupa kegiatan. Kegiatan yang
dimaksudkan disini adalah kegiatan yang lebih mendorong, namun
yang harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk
melakukannya.
Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi itu bertujuan
mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Setiap kali kita
bermaksud mengadakan komunikasi, maka kita perlu meneliti apa yang
menjadi tujuannya.
14
H. A. W Widjaja. 2002. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara. Hal 9-
10
17
2.1.2 Pemasaran
Perusahaan akan terus mencari pasar dan tidak akan pernah puas
dengan pasar yang sudah didapat sehingga perusahaan selalu membuat
strategi-strategi untuk mempertahankan perusahaannya. Maka dari itu,
perusahaan harus dapat memahami benar mengenai konsep pemasaran bagi
perusahaannya karena pemasaran memegang peranan penting dalam
menentukan sukses atau tidaknya sebuah strategi yang direncanakan untuk
menarik minat pengunjung. Dibawah ini terdapat pengertian pemasaran
menurut para ahli.
Carl McDaniel dan Roger Gates mendefinisikan pemasaran adalah
proses perencanaan dan pelaksanaan rencana, penetapan harga, promosi, dan
distribusi ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan tujuan/sasaran individu dan organisasi.15
Marketing adalah semua aktivitas yang ditujukan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen, baik untuk jangka pendek maupun
panjang, dengan cara tukar-menukar.16
Definisi marketing oleh Kotler adalah pada kenyataannya marketing
identik dengan “kegiatan mencari, menarik dan memelihara hubungan baik
dengan konsumen”. 17
15
Carl McDaniel & Roger Gates. 2001. Riset Pemasaran Kontemporer, Jakarta: Penerbit Salemba
Empat. Hal. 19 16
Rio Budi Prasadja Tan. 2010. Kunci Sukses Memasarkan Jasa Pariwisata, Jakarta: Penerbit
Erlangga. Hal 49
18
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemasaran merupakan serangkaian aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen dengan menciptakan pertukaran. Pemasaran jauh lebih
luas dari kegiatan promosi produk. Kegiatan promosi salah satu aspek dari
pemasaran.
2.1.3 Konsep Pemasaran
Pemasaran lebih kepada mengutamakan kepuasan pelanggan. Lagipula
perusahaan mengawalinya dengan mencari tahu kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Barulah kemudian dicari tahu produk yang dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan itu. Laba justru diharapkan diperoleh dari kepuasan
konsumen yang nantinya membeli dalam jumlah banyak, terus-terusan dan
mungkin dengan harga yang menguntungkan.18
Untuk mencapai tujuannya secara efisien, perusahaan-perusahaan pada
masa sekarang telah menganut konsep pemasaran, yang mensyaratkan hal-hal
berikut ini:19
1) Orientasi konsumen
Identifikasi dan fokus orang-orang dan perusahaan yang paling mungkin
membeli produk dan produksi barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhannya secara lebih efektif.
17
Ibid 18
Taufiq Amir. 2005. Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal. 21 19
Carl McDaniel & Roger Gates. 2001. Riset Pemasaran Kontemporer, Jakarta: Penerbit Salemba
Empat. Hal 5
19
2) Orientasi tujuan
Perusahaan harus berorientasi pada konsumen hanya sebatas bahwa
orientasi tersebut juga memenuhi tujuan perusahaan. Tujuan-tujuan
perusahaan yang menghasilkan laba biasanya berpusat pada kriteria
keuangan.
3) Orientasi sistem
Penciptaan sistem untuk mengawasi lingkungan eksternal dan
mengirimkan bauran pemasaran ke pasar sasaran. Sistem harus ditetapkan
terlebih dahulu untuk menentukan apa keinginan konsumen dan
mengidentifikasi peluang pasar.
2.1.4 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi yang berhasil itu tidak hanya membutuhkan penyampaian
suatu pesan yang dapat dipahami kepada pemirsa (audience) yang tertarik
kepadanya, tetapi juga membuat mereka melakukan sesuatu mengenainya.
Komunikasi pemasaran itu menyangkut bujukan (persuasion), baik yang
menghasilkan sesuatu tindakan yang dikehendaki seperti membeli suatu
produk atau jasa-jasa tertentu, maupun yang menghasilkan perubahan sikap
atau perilaku yang mungkin pada akhirnya membawa pada tindakan yang
diinginkan.20
Komunikasi pemasaran adalah salah satu dari empat elemen utama
bauran pemasaran perusahaan. Fandi Tjiptono mendefinisikan komunikasi
20
Collin McIver dan Geoffrey Naylor. 1987. Pemasaran Jasa-jasa Keuangan, Jakarta: Bina
Aksara. Hal. 154
20
pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.21
Sedangkan menurut Warren J. Keegan et.al, komunikasi pemasaran
adalah semua elemen dalam pemasaran yang memberi arti dan
mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder sebuah
perusahaan.22
Secara luas komunikasi pemasaran dapat didefinisikan sebagai
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan
merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang
pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara
menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.23
Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi
pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang disampaikan perusahaan kepada
konsumen dengan memberikan informasi, penjelasan-penjelasan yang sifatnya
membujuk sampai tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan.
21
Fandi Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi. Hal. 219 22
Mahmud Machfoedz. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu. Hal. 16 23
Basu Swastha. 2007. Azas-azas Marketing, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Hal. 235
21
2.1.5 Marketing Mix
Perilaku konsumen sudah pasti akan berubah dengan perkembangan
zaman yang terjadi. Perusahaan harus dapat memilih strategi yang tepat dalam
rangka memenangkan persaingan dan merebut hati konsumen secara tepat.
Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memilih strategi yang tepat dalam
rangka menggaet konsumen dengan mengombinasikan berbagai marketing
tools, baik dari segi produk, harga, distribusi, dan promosi. Keempat elemen
tersebut yang sering dinamakan marketing mix, sekaligus istilah pemasaran
yang sangat terkenal.
Adapun menurut Kotler pengertian bauran pemasaran (marketing mix)
adalah kombinasi dari empat variabel / kegiatan yang merupakan inti dari
pemasaran, yakni produk, struktur harga, sistem distribusi dan kegiatan
promosi. Keempat unsur yang terdapat dalam kombinasi tersebut paling
berhubungan dan saling mempengaruhi keseluruhan upaya marketing
dibangun dan dijalankan dengan alat yang dinamakan bauran pemasaran
(marketing mix). Marketing mix adalah perangkat variabel-variabel pemasaran
terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang
diinginkan dalam pasar sasaran (target market). Konsep marketing mix
merupakan segala usaha yang dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi
permintaan akan produknya.24
24
Hermawan Kertajaya. 2010. Perjalanan Pemikiran Konsep Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Hal.
30
22
Sedangkan menurut Carl McDaniel dan Roger Gates mendefinisikan
bauran pemasaran adalah campuran unik dari produk atau jasa, penetapan
harga, promosi, penawaran dan distribusi, yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan kelompok konsumen tertentu.25
Menurut D.W Foster, bauran pemasaran adalah suatu istilah yang
menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang
dikerahkan guna mencapai sasaran perusahaan.26
Komponen-komponen marketing mix terdiri dari 4 (empat) varibel)
yang dikenal dengan 4P, yaitu:27
1) Produk (product) merupakan kombinasi barang dan jasa yang perusahaan
tawarkan pada pasar sasaran.
2) Harga (price) merupakan jumlah uang yang harus konsumen bayarkan
untuk mendapatkan produk.
3) Tempat (place) menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi
konsumen sasaran.
4) Promosi (promotion) merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produk dan untuk
meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya.
25
Carl McDaniel & Roger Gates. 2001. Riset Pemasaran Kontemporer, Jakarta: Penerbit Salemba
Empat. Hal. 5 26
Ahmad Subagyo. 2010. Marketing In Busines, Jakarta: Mitra Wacana Media. Hal. 130 27
Marius P. Angipora. 1999. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal 24-
26
23
Dari beberapa definisi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa bauran
pemasaran (marketing mix) adalah perpaduan pemasaran yang terdiri dari
produk, tempat, harga dan promosi untuk mencapai tujuan pemasaran dalam
memenuhi kebutuhan konsumen.
2.1.6 Produk
Konsumen ingin memiliki barang yang berkualitas, bermutu, tahan
lama. Dalam hal ini, konsumen sudah mulai memilih-milih karena mereka
tidak mau asal membeli dan memiliki. Dengan demikian, perusahaan
mengonsentrasikan perhatiannya pada kemampuan produk. Penelitian dan
pengembangan produk dilakukan untuk meningkatkan kemampuan produk.
Suatu produk diciptakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang yang dapat
diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi
produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau
garansi, jasa reparasi, dan bantuan teknis yang disediakan penjual, serta
hubungan personal yang mungkin terbentuk diantara pembeli dan penjual.
Fandi Tjiptono mendefinisikan produk merupakan segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
24
digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan.28
Sedangkan menurut M. Taufiq Amir, produk adalah apa saja, yang
dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat dibeli, digunakan atau dikonsumsi,
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka.29
Dari beberapa pendapat ahli diatas yang telah mengemukakan
pendapatnya tentang produk, penulis menyimpulkan pendapat bahwa produk
merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan perusahaan kepada pasar
sasaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.1.6.1 Klasifikasi Produk dan Komponen Produk
Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke
dalam dua kelompok utama, yaitu: 30
1) Barang, merupakan produk yang berwujud fisik , sehingga bisa
dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan,
dan perlakuan fisik lainnya.
2) Jasa (service), merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang
ditawarkan untuk dijual.
28
Fandi Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi. Hal. 95 29
Taufiq Amir. 2005. Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal. 8 30
Fandi Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi. Hal. 98
25
Dalam hal ini, peneliti mengklarifikasikan produk pada kelompok
jasa, karena mengunjungi obyek wisata Pulau Peucang di Taman Nasional
Ujung Kulon merupakan aktivitas yang akan memberikan manfaat atau
kepuasan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh wisatawan.
2.1.6.2 Strategi diferensiasi produk
Produk tidak hanya obyek fisik, tetapi merupakan seperangkat
manfaat atau nilai yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan, baik
manfaat secara fungsional, psikologis, maupun sosial. Produk meliputi
kualitas, keistimewaan, desain, gaya, keanekaragaman, bentuk, merek,
kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan dan pengembalian. Adapun
beberapa strategi yang dilakukan, sebagai berikut:31
1) Kualitas
Kualitas merupakan seberapa baik sebuah produk sesuai dengan
kebutuhan spesifik dari pelanggan.Kualitas merupakan kata kunci
dalam industri pariwisata karena kualitas memiliki arti yang sangat
penting dalam bisnis jasa ini.
Hal ini mencakup penentuan standar kualitas dari produk dan
penerapan metode tertentu untuk menjamin performance staff dan
fasilitas dalam level tertentu. Manajemen kualitas sangat krusial
dalam menciptakan reputasi yang baik bagi produk dan pelayanan
31
Suyanto. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia, Yogyakarta: Penerbit Andi. Hal 111-
119
26
yang diberikan. Penyedia produk dan layanan pariwisata akan lebih
berhasil dalam usahanya jika mampu memberikan produk dan
layanan yang memiliki kualitas lebih baik dari kompetitornya.32
2) Keistimewaan
Keistimewaan merupakan karakteristik yang melengkapi fungsi
dasar produk, yang memperkenalkan keistimewaan produk.
3) Pelayanan
Disini beberapa keputusan diambil, seperti keputusan tentang jenis
pelayanan pokok yang ditawarkan, seberapa lengkap setiap
pelayanan akan disajikan, serta bentuk masing-masing pelayanan
tersebut.
Pelayanan adalah serangkaian kegiatan yang dirancang
untuk memenuhi kepuasan wisatawan – perasaan dimana
produk/jasa telah mencapai harapan yang diinginkan. Pelayanan
adalah inti dari kegiatan wisata dan membuat produk wisata
menjadi unik. Setiap wisatawan tentunya menuntut untuk dilayani
dengan baik memang itulah yang dicari dari setiap kegiatan
wisata.33
Pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan sebelum,
selama dan setelah pembelian.
32
Rio Budi Prasadja Tan. 2010. Kunci Sukses Memasarkan Jasa Pariwisata, Jakarta: Penerbit
Erlangga. Hal 132-135 33
Ismayanti. 2009. Pengantar Pariwisata, Jakarta: PT Grasindo. Hal 68
27
2.1.7 Harga
Kebanyakan orang-orang pemasaran akan sepakat bahwa penetapan
harga merupakan salah satu unsur yang menentukan dalam bauran pemasaran.
Manajer pemasaran hendaklah memandang harga itu sebagai suatu variabel
yang akan dijual terhadap kualitas dan promosi produk, dan bukan sebagai
kemutlakan bahwa harga paling rendah itu yang paling disukai. Saat ini tidak
bisa dipungkiri, konsumen akan lebih tertarik dan berani membeli produk
dengan harga yang tinggi jika produknya pun bagus dan berkualitas
dibandingkan dengan produk yang harganya murah namun memiliki kualitas
yang rendah.
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap
perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-
satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau
pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk,
distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). 34
Menurut Kotler, harga adalah jumlah keseluruhan nilai yang
dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang didapatkan dan digunakannya
atas produk dan jasa. 35
Harga merupakan jumlah keseluruhan dari biaya-biaya selama
perjalanan wisata yang mencakup akomodasi, makanan dan minuman, biaya
34
Fandi Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi. Hal. 151 35
M. Taufik Amir. 2005. Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal. 163
28
perjalanan dan partisipasi dalam pelayanan yang dikonsumsi selama berada di
destinasi yang dituju.36
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang dari barang
beserta pelayanannya.37
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh produk tadi. Harga dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari
produk kepada pelanggan.
2.1.7.1 Peranan Harga
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses
pengambilan keputusan para pembeli, yaitu: 38
1) Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu
para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau
utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.
Adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan
cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan
jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang
tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki
2) Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam ‘mendidik’
konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini
36
Pengantar Ilmu Pariwisata, Hal. 131 37
Drs. Basu Swastha. 2007. Azas-azas Marketing, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Hal. 147 38
Fandi Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi.. Hal. 152
29
terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami
kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara
objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang
mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
2.1.8 Tempat (Distribusi)
Distribusi pada jasa pariwisata bukan saja berkaitan dengan
pemindahan fisik barang-barang dagangan, tetapi berkaitan juga dengan
tempat-tempat penjualan, agen pengecer, dan sebagainya, yang di bidang
pariwisata dapat dikenal dengan travel agencies. 39
Fungsi distribusi adalah sebagai berikut:
1) Sebagai sarana penyebaran produk atau alternatif-alternatif
penjualan.
2) Untuk melanjutkan arus informasi
3) Untuk merangsang dan memotivasi penjualan
4) Untuk membuka hubungan baru dan memeliharanya
Dari hal diatas, peneliti menyimpulkan bahwa distribusi adalah
saluran yang dipakai untuk memperoleh akses produk bagi konsumen
sasaran.
39
Rio Budi Prasadja Tan. 2010. Kunci Sukses Memasarkan Jasa Pariwisata, Jakarta: Penerbit
Erlangga. Hal 139
30
Ada beberapa alasan konsumen menggunakan agen perjalanan
untuk mendapatkan produk pariwisata, yaitu:40
1) Kemudahan akses kepada
a. Beragam pilihan brosur
b. Ketersediaan komponen produk penunjang seperti visa, cek
perjalanan, asuransi dan sebagainya
c. Outlet untuk pemesanan (booking) di beberapa kota besar
d. Ketersediaan alternatif agen, produk dan paket wisata yang
diinginkan.
2) Kenyamanan dalam hal:
a. Mendapatkan informasi, nasihat dan saran secara
independen
b. Menyelesaikan pembelian dan pembayaran paket wisata
yang dipilih
c. Melayangkan keluhan jika terjadi suatu masalah.
3) Keamanan/risiko
Konsumen merasa lebih aman ketika berhubungan dengan
agen perjalanan yang mempunyai reputasi baik.
4) Suasana/atmosfer
Agen perjalanan menyediakan suasana/atmosfer yang
merupakan bagian dari pengalaman wisatanya.
40
I Gde Pitana & I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata, Yogyakarta: Penerbit
Andi. Hal. 180-181
31
5) Ekonomi
Agen perjalanan berkompetisi dalam harga dan nilai
tambah produk.
2.1.9 Promosi
Promosi sekuat apapun yang berusaha membangkitkan citra dapat
merugikan dan menimbulkan ejekan dan ketidakpercayaan, jika realitas tidak
sesuai dengan citra yang disampaikan. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi
sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga
sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau
penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
Promosi merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan
produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
2.1.9.1 Communication mix / promotion mix
Mempelajari promosi berarti membicarakan komunikasi, yaitu
“Bagaimana kita menghantarkan pesan yang ingin kita sampaikan.” Jadi
komunikasi adalah penyampaian informasi. Communication mix adalah
elemen marketing mix yang keempat. Berikut ini definisi communication
mix menurut Robert C. Lewis:41
“Keseluruhan komunikasi antara perusahaan dengan target
market untuk meningkatkan perwujudan product atau service
mix, yaitu komunikasi yang menentukan atau memonitor
41
Rio Budi Prasadja Tan2010. Kunci Sukses Memasarkan Jasa Pariwisata, Jakarta: Penerbit
Erlangga.Hal 159
32
harapan-harapan konsumen, atau yang membujuk konsumen
untuk membeli”.
Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi
yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan
tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu atau sering disebut
bauran promosi (promotion mix, promotion blend, communication mix)
adalah: 42
1) Personal Selling
Merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara
penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan
terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan
membelinya.
2) Mass selling, terdiri atas periklanan dan publisitas
Merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu
waktu. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang
didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu
produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa
menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk
melakukan pembelian. Sedangkan publisitas merupakan
pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk
untuk membentuk citra produk yang bersangkutan.
42
Fandi Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi. Hal. 222-232
33
3) Promosi penjualan
Adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai
insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk
dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan. Promosi penjualan meliputi berbagai sarana, misalnya
kontes, pameran dagang dan sebagainya yang semuanya
mempunya ciri-ciri yang berbeda. Ciri-ciri tersebut menarik
perhatian konsumen dan memberikan informasi yang dapat
menjadi alasan pembelian. Perusahaan menggunakan alat promosi
penjualan untuk menciptakan respons yang lebih kuat dan cepat.
4) Public Relations (hubungan masyarakat)
Merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu
perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan
sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Public
Relations menawarkan berbagai ciri yang berbeda yang dapat
dipercaya, seperti laporan, berita, artikel, dan peristiwa (even) yang
dipandang lebih nyata dan dapat dipercaya untuk konsumen
daripada diinformasikan melalui iklan. Pesan disampaikan kepada
konsumen lebih sebagai “berita” daripada sebagai komunikasi yang
mengarah pada penjualan.
Bila personal selling berupaya mendekati pembeli, iklan berupaya
memberitahu dan mempengaruhi pelanggan, promosi penjualan berupaya
34
mendorong pembelian, dan public relations membangun dan memelihara
citra perusahaan.
Tabel 2.1 Alat-alat Promosi
Iklan Promosi
Penjualan
Public Relations Personal
Selling
Direct
Marketing
Iklan cetak
dan siaran
Packaging-
outer
Packaging-
inserts
Film
Brosur dan
buklet
Poster dan
selebaran
Direktori
Cetak
ulang iklan
Billboard
Display
signs
Point-of-
purchase
displays
Bahan
audiovisual
Simbol dan
logo
Kontes,
permainan,
undian, lotre
Premium dan
hadiah
Produk sampel
Pasar malam
dan pameran
dagang
Pameran
Demontrasi
Pemberian
kupon
Potongan rabat/
tawaran
pengembalian
uang
Pendanaan
dengan bunga
rendah
Hiburan
Kelonggaran
tukar tambah
Trading stamps
Tie-ins
Price packs
Free-in-the-
mail-premiums
Hadiah bagi
langganan
Coba gratis
Jaminan produk
Promosi silang
Diskon
Kotak pers
Pidato
Seminar
Laporan tahunan
Donasi/
sumbangan
Sponsor
Publikasi
Hubungan
masyarakat
Lobbying
Media identitas
Majalah
perusahaan
Peringatan
peristiwa tertentu
Berita
Aktivitas layanan
masyarakat
Presentasi
penjualan
Pertemuan
penjualan
Program
intensif
Contoh/
sampel
Pasar malam
dan pameran
dagang
Katalog
Surat
Telemarke
ting
Electronic
Shopping
Kios
shopping
TV direct
response
marketing
Radio,
magazine,
newspape
r direct
response
marketing
Sumber: Fandi Tjiptono, 1997: 223
35
Hubungan internal antara komunikasi dengan elemen marketing
mix yang lain (harga, distribusi dan produk) yaitu: 43
1) Hubungan antara Komunikasi dengan Harga
Dengan dipilihnya strategi penentuan harga tertentu, maka
ditentukan pula karakteristik komunikasi untuk produk yang
bersangkutan. Jika suatu perusahaan memiliki strategi harga tinggi,
maka sudah selayaknya pula elemen-elemen untuk
mengkomunikasikan produk tersebut difokuskan pada prestise,
status dan kualitas.
2) Hubungan antara Komunikasi dengan Distribusi
Karakter komunikasi akan berbeda sesuai dengan bentuk
distribusi yang dipilih. Pada distribusi insentif melalui banyak mata
rantai perantara, komunikasi terutama harus ditujukan pada
konsumen dan pedagang perantara. Penjualan langsung dalam
distribusi insentif memainkan peranan yang sangat kecil. Penjualan
langsung memerlukan full effect yang dapat dibangkitkan melalui
komunikasi langsung dengan konsumen melalui media massa.
Permintaan yang diaktifkan melalui jalan ini diharapkan dapat
merangsang pedagang perantara untuk menyediakan produk atau
jasa, sehingga dapat memenuhi permintaan yang meningkat
melalui pull-strategy.
43
Rio Budi Prasadja Tan. 2010. Kunci Sukses Memasarkan Jasa Pariwisata, Jakarta: Penerbit
Erlangga. Hal 161
36
3) Hubungan antara Komunikasi dengan Produk
Jika sebuah perusahaan memilih politik merek tertentu
(merek-perusahaan-tipe-kolektif atau merek-perusahaan-tipe-
individual), maka pilihan tersebut akan mengarah pada kebijakan
komunikasi tertentu.
2.1.9.2 Tujuan Promosi
Rossiter dan Percy mengklarifikasikan tujuan promosi sebagai
efek dari komunikasi sebagai berikut:44
1) Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan
(category need).
2) Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu
produk kepada konsumen (brand awareness).
3) Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).
4) Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand
purchase intention).
5) Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase
facilitation).
6) Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning)
Promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang
agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah
sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat
dengan produk tersebut.
44
Ibid
37
2.1.10 Wisatawan
Panitia Ahli –ahli Statistik Liga Bangsa-bangsa (League of
Nations) telah memutuskan bahwa mereka yang dianggap sebagai
wisatawan adalah:45
1) Mereka yang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, alasan
kekeluargaan, kesehatan dan sebagainya.
2) Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-
pertemuan, atau sebagai wakil (utusan) untuk sesuatu keperluan tertentu
(ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatik, keagamaan, olahraga dan
sebagainya.
3) Pengunjung yang mengadakan perjalanan untuk keperluan usaha-usaha
bisnisnya.
4) Pengunjung yang tiba dalam pesiar lautnya dengan kapal pesiar,
walaupun ia (mereka) tinggal kurang dari 24 jam lamanya. Yang
belakangan ini hendaknya dianggap sebagai suatu golongan tersendiri,
bila perlu tanpa mengindahkan tempat (negeri) dimana ia biasanya
tinggal. Yang berikut ini hendaknya jangan dianggap “wisatawan”.
a. Mereka yang tiba, dengan atau tanpa kontrak, untuk mencari
pekerjaan atau mengadakan kegiatan usaha-usaha perniagaan (bisnis)
di negara itu.
b. Mereka yang lain yang sedang dengan maksud untuk tinggal
menetap di negara itu.
c. Siswa-siswa dan pemuda-pemuda yang datang dan tinggal di asrama
atau sekolah (universitas).
d. Penduduk di daerah perbatasan dan yang tinggal di suatu negara
tetapi tidak berhenti di negara itu, walaupun perjalanan lewat itu
melebihi waktu 24 jam.
Menurut Andi Mappi Sammeng mendefinisikan wisatawan adalah
orang yang melakukan perjalanan atau kunjungan sementara secara
sukarela ke suatu tempat di luar lingkungan tempat tinggalnya sehari-hari
untuk suatu maksud tertentu dan tidak memperoleh penghasilan tetap di
tempat yang dikunjunginya. Orang yang melakukan perjalanan atau
45
Nyoman S. Pendit. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: Pradnya
Paramita. Hal. 45-46
38
kunjungan di dalam negeri disebut wisatawan domestik atau wisatawan
nusantara.46
2.1.11 Integrated Marketing Communications (IMC)
Tak disangkal lagi, perkembangan teknologi komunikasi dan
internet tidak saja mengubah aturan main bisnis, namun juga pemasaran.
Tidak hanya sekedar mengubah cara pengorganisasian perusahaan, lebih
dari itu sebuah tantangan baru muncul terkait dengan konsumen.
Keberadaan teknologi menyebabkan pelanggan dapat dengan
mudah mengakses secara individu kebutuhan informasi pemasaran akan
suatu produk. Oleh sebab itu, tiap perusahaan diharapkan dapat
memodifikasi dan mengembangkan produk mereka lewat permintaan
pelanggan.47
Bahkan menurut pandangan Shimp bahwa pemasaran di era
informasi ini adalah komunikasi dan komunikasi adalah pemasaran,
dimana keduanya tidak pernah bisa dipisahkan. Dengan demikian sudah
seharusnyalah komunikasi pemasaran juga dipandang sebagai proses
bisnis yang strategis. Dari titik inilah konsep IMC mulai berkembang yang
melakukan revisi kritis terhadap keseluruhan pemikiran dan pendekatan
komunikasi dalam konteks bisnis dan pemasaran modern.
46
Andi Mappi Sammeng. 2001. Cakrawala Pariwisata, Jakarta: Balai Pustaka. Hal.2 47
Ilham Prisgunanto. 2006. Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Hal.76
39
Secara umum definisi formal IMC pertama kali muncul pada tahun
1989. Definisi ini dikeluarkan oleh American Association of Advertising
Agencies (4As). Lalu, pada tahun 1991 muncul lagi definisi IMC yang
digagas oleh Don Schultz dan kawan-kawannya dari Northwestern
University yang bertujuan untuk merevisi definisi 4As. Selanjutnya pada
tahun 1992 Tom Duncan juga mengajukan definisinya IMC-nya yang
pertama, tidak berbeda dari Schultz, Duncan juga merevisi lagi definisinya
tersebut pada tahun 1994 dan 2002.48
Mengutip tulisan Don Schultz yang beerjudul “Integrated
Marketing Communications Maybe Is In The Point of View” definisi IMC
dari 4As pada tahun 1989 dapat dijabarkan sebagai berikut:49
“Sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang menunjukkan
nilai tambah dari suatu rencana yang komprehensif yang mengevaluasi
peran startegis dari berbagai macam disiplin ilmu komunikasi, seperti
general advertising, direct response, sales promotion serta public relations
dan mengombinasikan berbagai disiplin ini guna menciptakan dampak
komunikasi secara jelas, konsisten dan maksimal”.
Menyikapi berbagai kekurangan dalam definisi pertamanya diatas,
dua tahun kemudian Don Schultz kemudian mengajukan lagi definisi yang
telah dibangunnya ditahun 1989 tersebut. Mengutip Duncan dan Caywood
dalam tulisan yang berjudul “The Concept, Process and Evolution of
Integrated Marketing Communications”, menyebutkan bahwa pada tahun
1991, Schultz mendefinisikan IMC sebagai berikut:50
48
Estaswara, 2008. Think IMC! Jakarta, Hal.45 49
Ibid. Hal. 49 50
Ibid. Hal. 54
40
“IMC merupakan proses pengelolaan semua sumber daya informasi
mengenai produk yang di expose kepada pelanggan atau prospek dimana
secara perilaku menggerakan pelanggan untuk membeli dan menjaga
loyalitas pelanggan”.
Harus diakui definisi Schultz diatas memang lebih baik daripada
definisi yang dibangunnya pada tahun 1989. Definisi ini pada dasarnya
telah mengenalkan dimensi lain dari IMC yang belum dinyatakan dalam
definisi IMC sebelumnya. Ada empat dimensi yang terkandung dalam
definisi diatas. Pertama, definisi bahwa pada tahun tersebut sudah
memfokuskan pada pelanggan atau prospek yang merupakan jiwa utama
dari IMC. Kedua, sudah terdapat penekanan, walaupun masih bersifat
implisit terhadap persoalan pembangunan hubungan antara merek dengan
pelanggannya. Ketiga, definisi ini juga menyatakan kebutuhan terhadap
respons perilaku target khalayak atas program IMC secara efektif.
Perhatian yang sama juga ditujukan pada semua sumber daya informasi
mengenai merek, dimana tidak lagi terbatas hanya pada advertising, public
relations, ataupun elemen komunikasi pemasaran tradisional lainnya,
namun melibatkan juga didalamnya semua kemungkinan titik kontak
antara merek dan konsumennya termasuk kreativitas dalam memanfaatkan
media digital yang telah berkembang pesat.51
Pemikiran sederhana IMC adalah menyamakan persepsi pelanggan
dengan produsen, dalam hal ini adalah pemahaman-pemahaman terhadap
produk atau jasa. Konvergensi penyamaan persepsi ini akan menghasilkan
51
Ibid. Hal. 53
41
dialog sehingga memungkinkan produsen mengetahui apa keinginan
konsumen, demikian juga sebaliknya.52
2.1.12 Teori S – O – R (Stimulus – Organism – Respons)
Gambar 2.1 Teori S – O – R
Woodworth (1958) mengubah formula stimulus- respons (S-R) dari
para behavioris awal menjdi stimulus-organism-respons (S-O-R). Teori ini
adalah bagian dari teori perubahan perilaku. Menurut teori S-O-R,
perubahan perilaku bergantung pada kualitas rangsang (stimulus) yang
berkomunikasi dengan organisme. Keberhasilan perubahan perilaku yang
terjadi sangat ditentukan oleh kualitas dari sumber (misalnya gaya bicara,
52
Prisgunanto. Ibid Hal 77
Stimulus Organisme
- Perhatian
- Pengertian
- Penerimaan
Reaksi (kesediaan untuk
bertindak/perubahan sikap)
Reaksi (didukung fasilitas
dan dorongan lingkungan
terjadi perubahan praktik)
42
kredibilitas, dan kepemimpinan). Perilaku dapat berubah bila stimulus
yang diberikan melebihi stimulus semula atau dapat meyakinkan
organism, sehingga peran faktor pendorong (reinforcement) menjadi
sangat penting untuk meyakinkan organisme.53
Objek material teori ini adalah manusia yang jiwanya meliputi
komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.
Menurut model ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada
kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Model S-
O-R pada tingkatan tertentu menerima dalil beberapa keadaan motivasi
internal yang harus digerakkan sehingga persuasi bisa dilangsungkan
(Hovland, Janis dan Kelly, 1953). Model ini untuk keperluan
menghipotesiskan adanya kekuatan-kekuatan yang mengantarai
organisme, secara langsung dapat dihubungkan dengan stimuli dan respon
luar sehingga bisa membantu meramalkan perilaku.54
Para konsumen bertindak atau bereaksi secara psikologikal
terhadap suatu kejadian, objek atau orang tertentu atas mereka dengan cara
tertentu dan yang menyebabkan timbulnya reaksi tertentu pada periode
53
Heri D.J Maulana. 2007. Promosi Kesehatan, Jakarta: EGC. Hal 230-231 54
Naniek Afrilla Framanik. 2011. Komunikasi Persuasi, Serang: Sayuti.com. Hal 42
43
berikutnya. Reaksi mengikuti stimulus. Tindakan-tindakan manusia
hampir selalu merupakan reaksi-reaksi terhadap stimulus.55
Dalam penelitian ini, produsen yakni Balai Taman Nasional Ujung
Kulon berusaha merangsang wisatawan dengan hal positif, diantaranya
dengan kualitas produk wisata yang dimiliki, kesesuaian harga, promosi,
distribusi atau tempat penjualan dan lain-lain, sehingga membentuk sebuah
keputusan untuk mengunjungi Pulau Peucang di Taman Nasional Ujung
Kulon.
2.1.13 Faktor-faktor yang Memengaruhi Konsumen
Pasar konsumen adalah individu-individu yang membeli produk untuk
konsumsinya sendiri. Produk yang dijual untuk kelompok pasar disebut
dengan produk konsumen (consumers good). Pemasar harus mengetahui
bagaimana individu-individu itu berperilaku dalam membeli sebuah
barang.Hal tersebut bertujuan agar strategi dan program pemasaran yang
dijalankan pemasar bisa efektif dan membuat produk diminati dan
memuaskan, memberi harga yang dianggap layak oleh konsumen dan
seterusnya.56
Karakteristik konsumen ditentukan oleh beberapa faktor utama.
Faktor-faktor itu akan dijelaskan pada Gambar 2.2 sebagai berikut:
55
Winardi. 1991. Marketing dan Consumer Behavior, Bandung: Mandar Maju. Hal 108 56
M. Taufiq Amir. 2005. Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal. 46
44
Gambar 2.2
Faktor-faktor yang Memengaruhi Konsumen
Sumber : M. Taufiq Amir,Dinamika Pemasaran, Hal 48 (Diadopsi dari materi pendukung untuk
dosen dari buku Philip Kotler, Gary Amstrong, Principles of Marketing, 10th
edition, Pearson
Education International, 2004)
Dari gambar diatas, pembahasan mengenai karakteristik konsumen
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1) Faktor Kebudayaan
Kelas budaya, subbudaya dan sosial sangat mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen. Budaya (culture) adalah determinan dasar keinginan
dan perilaku seseorang. Subbudaya (subculture) meliputi kebangsaan,
agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.57
Sementara itu, Kotler
merumuskan kelas sosial sebagai pengelompokkan masyarakat yang
mempunyai minat, nilai-nilai serta perilaku yang serupa dan
dikelompokkan secara berjenjang.
57
Philip Kotler & Kevin Lane Keller, 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 1,
Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 166
Kebudayaan
Budaya
Sub-budaya
Kelas Sosial
Psikologis
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Kepercayaan
dan Sikap
Sosial
Kelompok
Rujukan
Keluarga
Peran dan
Status
Personal
Usia dan siklus hidup
Pekerjaan
Keadaan Ekonomi
Gaya Hidup
Kepribadian dan Konsep Diri
Pembeli
45
2) Faktor Sosial
Individu itu memang makhluk sosial, individu pada dasarnya
sangat mendapatkan pengaruh dari orang-orang di sekitar kita saat
membeli satu barang. Ada 3 aspek yang berpengaruh dalam hal ini, yaitu:
a. Kelompok Rujukan (reference group)
Kelompok adalah orang-orang di sekeliling kita, baik
secara langsung maupun tidak langsung, yang memengaruhi sikap
dan perilaku kita. Orang-orang itu bisa teman, bisa teman saudara,
bisa tetangga, artis pujaan, pemimpin agama, atau figur-figur
publik seperti artis dan para pimpinan perusahaan yang terkemuka.
b. Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang
paling penting dalam masyarakat, dam anggota keluarga
merepresentasikan kelompok referensi utama yang paling
berpengaruh.
c. Peran dan status
Kita dapat mendefinisikan posisi seseorang dalam tiap
kelompok dimana ia menjadi anggota berdasarkan peran dan status.
Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan
seseorang. Setiap peran menyandang status.
46
3) Faktor pribadi
a. Usia dan Siklus Hidup
Individu mengalami beberapa tahapan dalam siklus
hidupnya. Saat ini menyandang status sebagai mahasiswa, lalu
kemudian menikah, mempunyai anak dan seterusnya sampai
berada di tahapan menjadi pensiunan. Berbagai tahapan dalam
pribadi seseorang ini membutuhkan produk dan jasa yang berbeda.
Pemasar harus jeli memerhatikannya.
b. Pekerjaan
Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi. Pemasar
berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai
minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka dan bahkan
menghantarkan produk khusus untuk kelompok pekerja tertentu.
c. Keadaan Ekonomi
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi:
penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat, stabilitas, dan pola
waktu), tabungan dan aset (termasuk persentasi likuid), utang,
kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan
tabungan.58
58
Ibid. Hal. 173
47
d. Gaya Hidup
Secara sederhana, seperti yang dikatakan Rhenald Kasali,
gaya hidup adalah bagaimana menghabiskan waktu dan uangnya.
59Artinya, pemasar bisa menganalisis gaya hidup seseorang dari
bagaimana orang itu beraktivitas yaitu menjalankan tuntutan
pekerjaannya, memenuhi hasratnya untuk melakukan berbagai
hobinya, (dan tentu saja) berbelanja, maupun melakukan olahraga
kegemarannya.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian merupakan karakter-karakter khusus yang ada
pada individu dan biasanya tidak mudah untuk berubah.
Kepribadian (personality) adalah sekumpulan sifat psikologis
manusia yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan
tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku
pembelian). Sementara itu, konsep diri adalah bagaimana
seseorang beropini terhadap dirinya. Atau dapat juga kita
mengatakan “persepsi orang atas dirinya sendiri”.
4) Faktor Psikologis
a. Motivasi
Motivasi adalah dorongan untuk memuaskan satu
kebutuhan atau keinginan.
59
Rhenald Kasali. 2001. Segmentasi, Targeting, Positioning. Membujuk Pasar Indonesia, Jakarta:
Gramedia
48
b. Persepsi
Persepsi adalah proses memberikan makna atas
rangsangan-rangsangan yang diterima alat sensor kita (mata, kulit,
lidah, telinga, hidung).
c. Pembelajaran (Learning)
Pembelajaran (learning) mendorong perubahan dalam
perilaku yang timbul dari pengalaman. Konsumen mendapatkan
proses pembelajaran saat ia memiliki pengalaman-pengalaman
tertentu dengan sebuah produk.
d. Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan dan sikap memiliki kaitan dengan selective
distortion. Kepercayaan adalah keyakinan kita bahwa di satu
produk ada atribut tertentu. Sementara itu, sikap sudah termasuk di
dalam kepercayaan karena di dalamnya sudah terdapat afeksi, yaitu
perasaan suka atau tidak.
2.1.14 Proses Keputusan Pembelian
Dalam mengambil sebuah keputusan pembelian, konsumen pasti
terlebih dahulu memilah-milah produk mana yang sesuai dengan
kebutuhannya atau tidak. Tentunya hal ini merupakan sebuah proses dari suatu
pembelian.Tujuan dari kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli
untuk bersedia membeli barang dan jasa pada saat mereka membutuhkannya.
49
Mereka dianggap membeli produk sebagai potensi pemecahan masalah atas
kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi.Sebuah proses pengambilan keputusan
pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu:60
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah
atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Hal
ini merupakan tahapan awal dimana seseorang merasa memiliki kebutuhan
dan keinginannya yang harus dipenuhi.
2. Pencarian Informasi
Ketika seseorang memiliki perasaan membutuhkan, ia akan
mencari informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dibelinya.
Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut pencarian tajam. Pada
tingkat ini seseorang hanya lebih reseptif terhadap informasi tentang
sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki
informasi aktif, mencari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan
kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk
tersebut. Dalam hal ini berarti informasi bisa didapat dari pengalaman
sendiri, tetapi ada pula yang mencarinya lewat jalur komersil, misalnya
melalui iklan-iklan di koran dan majalah.
60
Philip Kotler & Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen PemasaranEdisi Ketiga Belas
Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 184
50
3. Evaluasi Alternatif
Merupakan tahap proses pengambilan keputusan pembeli dimana
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek
alternatif di dalam serangkaian pilihan.Beberapa konsep dasar yang akan
membantu kita memahami proses evaluasi: Pertama, konsumen berusaha
memuaskan sebuah keputusan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu
dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk
sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk
menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.
Adapun hal lain menjelaskan bahwa setelah memiliki informasi
yang cukup lengkap, biasanya konsumen mengevaluasi alternatif yang
ada. Dalam mengevaluasi, konsumen dapat menggunakan kalkulasi yang
ketat dan berpikir tentang barang yang akan dibeli. Akan tetapi,
adakalanya konsumen mengandalkan intuisi saja, dan bersikap impulsif
(belanja tanpa merencanakan). Adakalanya konsumen memutuskan
sendiri, namun adakalanya perlu mendengarkan pendapat orang lain
terlebih dahulu sebelum memutuskan.61
Melalui pengalaman dan pembelajaran, masyarakat mendapatkan
keyakinan dan sikap yang akan mempengaruhi perilaku pembelian. Sikap
menempatkan kita dalam kerangka pikiran: menyukai atau tidak menyukai
sebuah obyek, bergerak menuju atau beralih darinya. Sikap menuntun kita
untuk berperilaku dalam cara yang cukup konsisten terhadap obyek yang
61
M. Taufiq Amir. 2005. Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal.
66
51
sama. Karena sikap menghemat energi dan pikiran, sikap sangat sulit
diubah.
4. Keputusan Pembelian
Tahap proses kebutuhan dimana secara aktual melakukan
pembelian produk. Ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan
pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap
oranglain. Faktor kedua adalah faktor situasi tak terduga. Konsumen
mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasarkan pada
pendapatan yang diharapkan, harga dan manfaat produk yang diharapkan.
Saat memutuskan pun biasanya ada perilaku tertentu dari individu. Situasi
yang terjadi bisa tergantung sikap oranglain.
5. Perilaku Pascapembelian
Komunikasi pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan
evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan membantunya merasa
nyaman tentang merek tersebut. Pemasar harus mengamati:
a. Kepuasan pascapembelian
Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan
kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan,
konsumen kecewa; jika memenuhi harapan, konsumen puas; jika
melebihi harapan, konsumen sangat puas. Perasaan ini sangat
menentukan apakah pelanggan membeli produk kembali dan
52
membicarakan hal-hal yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan tentang produk itu kepada orang lain.
b. Tindakan pascapembelian
Jika konsumen puas, ia mungkin ingin membeli produk itu
kembali. Pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal
yang baik tentang merek kepada oranglain. Sementara konsumen
yang kecewa mungkin saja melayangkan keluhan kepada
perusahaan. Tindakan pribadi mencakup keputusan untuk berhenti
membeli produk (opsi keluar) atau memperingatkan teman (opsi
suara).
c. Penggunaan dan penyingkiran pascapembelian
Pendorong kunci frekuensi penjualan adalah tingkat
konsumsi produk – semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah
produk, semakin cepat mereka kembali ke pasar untuk membelinya
lagi.Aspek pasca pembelian sangat menentukan apakah konsumen
bisa terus menjadi pelanggan kita atau ia akan beralih pada produk
pesaing.
2.2 Kerangka Teoritas
Merupakan sebuah ketentuan umum apabila dalam pemecahan suatu
masalah diperlukan suatu landasan. Adanya suatu landasan dimaksudkan agar
dalam pembahasan masalah nantinya mempunyai arah yang pasti dan acuan yang
jelas dalam penyelesaiannya. Dalam mempelajari, menganalisis dan memahami
53
konsumen diperlukan suatu kerangka penelitian yang diharapkan dapat membantu
dalam penyusunan suatu strategi pemasaran yang aplikatif terhadap kondisi
faktual di lapangan. Penelitian ini mengusulkan bahwa bauran pemasaran
(marketing mix) yang terdiri dari product, price, place dan promotionakan
mempengaruhi keputusan wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang.
Teori Stimulus-Organism-Respons merupakan teori perubahan perilaku
dari ranah psikologi. Stimulus adalah setiap unit masukan yang diterima oleh
setiap indra. Sementara untuk kepekaan atau daya respon terhadap stimuli adalah
berbeda-beda pada setiap orang. Teori stimulus – organism – respons ini
digunakan untuk menggambarkan bagaimana komunikator mengelola pesan
(stimulus) hingga sampai pada komunikan yang kemudian diolah oleh komunikan
sebagai organisme yang akhirnya menimbulkan respon tertentu. Dalam hal ini
Balai Taman Nasional Ujung Kulon sebagai komunikator berusaha memberikan
rangsangan-rangsangan bagi para pengunjungnya agar bisa tertarik, memberi
perhatian, pengertian dan penerimaan sehingga akhirnya berkunjung ke Pulau
Peucang. Keputusan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang
dalam menetapkan keinginannya.
Keputusan untuk menggunakan atau membeli muncul karena penilaian
objektif baik dari sisi harga maupun persepsi konsumen atau karena dorongan
emosi. Keputusan merupakan salah satu elemen penting dari perilaku konsumen.
Konsumen selalu ingin mendapatkan produk dan jasa serta pemuas kebutuhan
yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Keputusan pembelian yang timbul
54
setelah minat konsumen saat mendapat informasi tentang suatu barang atau jasa,
dimana konsumen menganggap harapannya telah terpenuhi.
Kerangka penelitian ini digunakan untuk mempemudah jalan pemikiran
terhadap permasalahan yang dibahas, terkait dengan pengaruh marketing mix
terhadap keputusan wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang. Apakah
hasilnya akan saling mempengaruhi hingga hasilnya signifikan atau tidak ada
pengaruh.
Gambar 2. 3
Kerangka Teoritas
Ilustrasi Gambar; Olahan Peneliti
Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Wisatawan
Domestik Mengunjungi Pulau Peucang
Product (X1)
1. Kualitas
produk
2. Keistimewaan
produk
3. Pelayanan
Keputusan Wisatawan (Y)
Kurangnya pemahaman wisatawan domestik
mengenai obyek wisata Pulau Peucang
Price (X2)
1. Keterjangkauan
harga
2. Perbandingan
dengan merek
lain
3. Kesesuaian
harga dengan
kualitas
Place (X3)
1. Ketersediaan
alternatif agen
perjalanan
2. Lokasi
terjangkau
Promotion (X4)
1. Personal
selling
2. Mass selling
3. Promosi
Penjualan
4. Public
Relations
55
Gambar 2.4
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh dari pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
empirik.62
62
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Hal 64
Marketing Mix
(x1-5)
Product
(x1-1)
Price
(x1-2)
Promotion
(x1-4)
Place
(x1-3)
Keputusan
Wisatawan
(y)
56
Dalam penelitian ini hipotesis penelitiannya adalah:
2.4 Operasional Variabel
Inti penelitian ini mencari hubungan dua variabel, yaitu satu variable bebas
(X) dan satu variabel terikat (Y). Untuk variabel (X) marketing mix dan variabel
(Y) keputusan wisatawan domestik. Sebagai bahan acuan dalam proses
penelusuran data maka penelitian menyusun kerangka operasional sebagai
berikut:
1. H01 = Tidak ada pengaruh product terhadap keputusan wisatawan
domestik mengunjungi Pulau Peucang
Ha1 = Ada pengaruh product terhadap keputusan wisatawan domestik
mengunjungi Pulau Peucang
2. H02 = Tidak ada pengaruh price terhadap keputusan wisatawan
domestik mengunjungi Pulau Peucang
Ha2 = Ada pengaruh price terhadap keputusan wisatawan domestik
mengunjungi Pulau Peucang
3. H03 = Tidak ada pengaruh place terhadap keputusan wisatawan
domestik mengunjungi Pulau Peucang
Ha3= Ada pengaruh place terhadap keputusan wisatawan domestik
mengunjungi Pulau Peucang
4. H04 = Tidak ada pengaruh promotion terhadap keputusan wisatawan
domestik mengunjungi Pulau Peucang
Ha4 = Ada pengaruh promotion terhadap keputusan wisatawan
domestik mengunjungi Pulau Peucang
5. H05 = Tidak ada pengaruh marketing mix terhadap keputusan wisatawan
domestik mengunjungi Pulau Peucang
Ha5 = Ada pengaruh marketing mix terhadap keputusan wisatawan
domestik mengunjungi Pulau Peucang
Ha = Ada pengaruh marketing mix terhadap keputusan wisatawan
domestik mengunjungi Pulau Peucang
57
Tabel 2.2
Operasional Variabel berdasarkan Olahan Peneliti
Variabel Dimensi Indikator Alat Ukur Skala
X1 Product 1. Kualitas
2. Keistimewaan
3. Pelayanan
Kelengkapan fasilitas yang
menunjang kebutuhan wisatawan
Obyek dan daya tarik wisata Pulau
Peucang memberikan nilai manfaat
yang berarti bagi wisatawan
Pasir yang putih dan lautan yang
bersih & biru
Panorama alam yang mempesona dan
keanekaragaman jenis flora & fauna
yang sangat tinggi
Jaringan kerjasama ditawarkan baik
lokal, nasional maupun internasional
Pelayanan telah sesuai, mempunyai
keramahtamahan kepada wisatawan
Likert
X2 Price 1. Keterjangkauan
harga
2. Perbandingan
dengan merek
lain
Keterjangkauan harga tiket masuk
Keterjangkauan harga penginapan
Keterjangkauan harga transportasi
Harga yang ditetapkan sesuai
dibanding objek wisata lain
Likert
58
3. Kesesuaian
harga dengan
kualitas
Kualitas kenyamanan sesuai dengan
tarif yang ditetapkan
Harga yang ditetapkan sesuai dengan
kualitas yang didapat
X3 Place 1. Ketersediaan
alternatif agen
perjalanan
2. Lokasi
terjangkau
Adanya travel agent mempermudah
akses berkunjung
Lokasi Pulau Peucang terjangkau
Likert
X4 Promotion 1. Personal selling
2. Mass selling
3. Promosi
penjualan
4. Public relations
Melakukan pembelian melalui
komunikasi langsung (personal
selling)
Adanya media dan publikasi yang
menarik
Sering melakukan pameran dagang
Mampu membina hubungan baik
Likert
Y Keputusan
Wisatawan
Domestik
Mengunjungi
Pulau
Peucang
1. Pengenalan
Masalah
Tujuan berkunjung untuk melakukan
kegiatan wisata
Tujuan berkunjung untuk
mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan baru mengenai obyek
Likert
59
2. Pencarian
Informasi
3. Evaluasi
alternatif
4. Keputusan
Pembelian
5. Perilaku pasca
pembelian
wisata di Indonesia
Aktif mencari informasi sebelum
melakukan kunjungan
Informasi didapat melalui situs web
dan media sosial
Informasi didapat dari orang lain
Obyek wisata Pulau Peucang lebih
baik dibanding obyek wisata lainnya
di Banten
Merasa yakin berkunjung ke Pulau
Peucang merupakan keputusan yang
tepat
Menginformasikan hal-hal yang
positif kepada orang lain
Merekomendasikan obyek wisata
kepada orang lain
Akan kembali berkunjung
60
2.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
Nama Yulia Endah
Sukma
Purnamasari
Irwinda N. T. Andi
Lolo
Deka I Djakarta
Lia Nurapriani
Judul
Universitas
Tahun
Analisis Pengaruh
Bauran Pemasaran
Terhadap
Keputusan
Wisatawan Asing
Berlibur di Kota
Semarang
(Universitas
Diponegoro
Semarang, 2011)
Pengaruh Marketing
Mix Terhadap
Keputusan
Konsumen yang
Menabung Pada PT.
Bank Mandiri
(Persero) Tbk.,
Cabang Makassar
Kartini
(Universitas
Hasanuddin, 2011)
Pengaruh Marketing
Mix Terhadap
Keputusan
Pembelian (Studi
pada Indonesia
Seller Perusahaan E-
Commerce Ebay)
(Universitas
Diponegoro,2012)
Pengaruh
Marketing Mix
Terhadap
Keputusan
Wisatawan
Domestik
Mengunjungi
Pulau Peucang
(Universitas
Sultan Ageng
Tirtayasa,
2015)
Tujuan
Penelitian
Untuk
menganalisis
faktor-faktor yang
meliputi variabel
produk, tempat,
harga dan promosi
(marketing mix)
Untuk mengetahui
marketing mix yang
terdiri dari (produk,
promosi, tempat,
proses dan bukti
fisik) terhadap
keputusan konsumen
yang menabung pada
PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk.,
cabang
Untuk menganalisis
pengaruh product,
price, place,
promotion terhadap
keputusan pembelian
(studi Indonesia
Seller Perusahaan E-
Commerce Ebay)
Untuk
mengetahui
pengaruh
marketing mix
(product,
price, place,
promotion)
terhadap
keputusan
wisatawan
61
MakassarKartini dan
melihat variabel
mana yang dominan
terhadap keputusan
konsumen yang
menabung
Teori Marketing Mix (4P) Marketing Mix (7P) Marketing Mix (4P) Teori SOR
dengan konsep
Marketing Mix
(4P)
Hasil
Penelitian
Variabel produk,
harga, tempat dan
promosi (marketing
mix) memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap keputusan
wisatawan asing
untuk berlibur ke
Kota Semarang
Menunjukkan bahwa
54,3% variabel
bebas (X1, X2, X3,
X4 dan X5secara
bersama-sama
mempunyai
pengaruh terhadap
variabel terikat (Y),
sedangkan sisanya
45,7% keputusan
konsumen dijelaskan
oleh sebab-sebab
lain di luar
penelitian. Variabel
X berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
konsumen. Yang
paling dominan
adalah proses (X4),
Berdasarkan hasil
analisis data,
menunjukkan
bahwa: variabel
product mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
keputusan
pembelian, variabel
price mempunyai
pengaruh negatif dan
signifikan serta
memiliki pengaruh
terbesar terhadap
keputusan
pembelian, variabel
place mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
keputusan
Menunjukkan
bahwa 66,4%
variabel bebas
(X1, X2, X3,
dan X4) secara
bersama-sama
mempunyai
pengaruh
terhadap
variabel terikat
(Y), sedangkan
sisanya 33,6%
keputusan
wisatawan
dijelaskan oleh
sebab-sebab
lain di luar
penelitian.
Variabel X
berpengaruh
62
yaitu sebesar 0,246
(24,6%)
pembelian, variabel
promotion
mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
keputusan
pembelian.
signifikan dan
positif
terhadap
keputusan
wisatawan.
Yang paling
dominan
adalah produk
(X1), yaitu
sebesar 0, 528
(52,8%)
Persamaan Meneliti marketing
mix dan
menggunakan
metode kuantitatif
Menggunakan
metode kuantitatif
Menggunakan teori
yang sama dan
menggunakan
metode kuantitatif
Metode yang
sama yaitu
kuantitatif dan
meneliti
marketing mix
Perbedaan Teknik yang
digunakan dalam
penelitian ini
adalah
nonprobability
sampling dan
accidental
sampling, populasi
dalam penelitian ini
adalah wisatawan
asing
Menggunakan lima
variabel independen
Teknik pengambilan
sampel
menggunakan
nonprobability
sampling dan
penyebaran
kuesionernya
menggunakan
google docs form
Teknik yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah
probability
sampling dan
simple random
sampling,
populasi dalam
penelitian ini
adalah
wisatawan
domestik
63
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Pengertian metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang artinya cara
atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja untuk memahami suatu subyek atau objek penelitian,
sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawakan
secara ilmiah dan termasuk keabsahannya. Sedangkan penelitian merupakan
kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan
secara metodologis, sistematis dan konsisten.63
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif
adalah suatu pendekatan yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah
yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu
mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek
keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari
seluruh populasi.64
Data yang dihasilkan pada penelitian kuantitatif merupakan
data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring).65
63
Rosady Ruslan. 2008. Metode Penelitian PR dan Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Hal 24 64
Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana. Hal 55 65
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Hal 23
64
Dalam penelitian ini variabel yang diamati adalah Marketing Mix dan keputusan
wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang.
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian
3.2.1 Sifat Penelitian
Penelitian yang digunakan bersifat eksplanatif. Penelitian yang
bersifat eksplanatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi
terjadinya sesuatu. Peneliti ingin menjelaskan hubungan antara dua atau lebih
variabel.66
Dalam penelitian ini sifat penelitian eksplanatif yang digunakan
adalah survei. Dimana peneliti diwajibkan membangun hipotesis penelitian
dan mengujinya di lapangan karen format penilaian ini bertujuan mencari
hubungan sebab-akibat dari variabel-variabel yang diteliti.67
Sesuai dengan
apa yang ingin dijelaskan peneliti yakni “Seberapa besar pengaruh Marketing
Mix (product, price, place dan promotion) terhadap keputusan wisatawan
domestik mengunjungi Pulau Peucang”.
66
Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana.Hal. 60 67
Burhan Bungin. 2009. Metodologi Penlitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Preda Media Group.
Hal.38
65
3.2.2 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian yang digunakan sesuai dengan metode
penelitian kuantitatif, yaitu paradigma positivistik. Paradigma positvistik
dinyatakan sebagai paradigma tradisional, eksperimental, atau paradigma
empirisistis yang dikembangkan oleh para ahli sosiologi seperti Comte,
Durkheim dan Mill. Positivisme menggambarkan pendekatan baru terhadap
pengetahuan. Masyarakat bergerak dalam tiga tahap berdasarkan pola pikir
dari teologis atau fiktif ke metafisik atau abstrak ke penjelasan ilmiah atau
positif. Dalam tahap positif, gejala sosial dapat diungkapkan melalui
observasi empiris atas gejala tersebut. Tidak seperti dalam tahap teologis dan
metafisik yang mengandalkan kekuatan inti tertentu pada terjadinya suatu
gejala. Tahap positif ditandai oleh kepercayaan akan data empiris sebagai
sumber pengetahuan terakhir. Comte mengembangkan pendekatan
positivisme dalam mempelajari masyarakat berpendapat bahwa aplikasi
metodologi ilmu-ilmu alam dan asumsinya untuk mempelajari manusia akan
menghasilkan satu “positive science of society”. Dia percaya bahwa perilaku
orang diatur oleh prinsip sebab akibat.68
Begitu pula dalam penelitian ini, pada paradigma ini, suatu gejala
dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab-akibat),
maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada
beberapa variabel saja. Paradigma positivistik atau empiris berasumsi bahwa
kebenaran objektif dapat dicapai dan bahwa proses meneliti untuk
68
Ulber Silalahi. 2010. Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama. Hal. 68-76
66
menemukan kebenaran dapat dilakukan paling tidak dengan bebas dari
nilai.69
Jadi paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah
paradigma positivistik, hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan
hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian,
teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.70
Positivisme sangat memperhatikan ketepatan dalam pembentukan
teori atau terikat pada ketetpan konstruksi teori. Konsep-konsep atau
variabel-variabel dan batasan mereka yang tepat adalah dasar dari
pembentukan teori. Dalam paradigma positivistik atau kuantitatif, suatu teori
harus dapat diuji secara empiris
.
3.2.3 Teknik Penelitian
Berdasarkan pendekatan kuantitatif, maka dalam penelitian ini
menggunakan teknik survei. Survei adalah teknik penelitian dengan
menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.71
69
Richard West and Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi, Jakarta: Salemba Humanika.
Jakarta. Hal. 75 70
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Hal.42 71
Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana.Hal.59
67
Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat
sangat terstruktur dan mendetail dengan menggunakan kuesioner sebagai
instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang
diasumsikan mewakili populasi secara spesifik.72
Menurut Nazir dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian,
mengemukakan pendapatnya tentang metode survei, yaitu:73
“Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-
fakta secara faktual, baik tentang instuisi, sosial, ekonomi atau politik dari
suatu kelompok maupun daerah. Metode survei membedah dan menguliti
serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap
keadaan keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung”.
Tujuan dari survei adalah untuk melakukan analisis, yang disebut
dengan metode survei analitik. Data dalam survei analitik biasanya
merupakan data kuantitatif dimana analisisnya menggunakan teknik statistik
yang sesuai. Tujuan survei ini adalah untuk menarik kesimpulan guna
mendapat arti yang lebih jauh yang tersembunyi di balik data. Survei analitik
ini berkaitan dengan masalah penaksiran atau pengujian hipotesis dan
statistik yang digunakan adalah statistik inferensial.74
Tujuan survei yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah
untuk menggambarkan bagaimana pengaruh marketing mix (product,
price,place and promotion) terhadap keputusan wisatawan domestik Pulau
Peucang. Dari jawaban-jawaban yang terhimpun dari berbagai responden
72
Ibid 73
Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia 74
Soehartono, Irwan. 2002. Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal 54
68
nanti, maka peneliti akan dapat menarik kesimpulan sehingga akan terjawab
apa dan bagaimana pengaruhnya terhadap keputusan wisatawan.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan perangkat lunak dari seluruh rangkaian
proses pengumpulan data penelitian di lapangan. Instrumen penelitian digunakan
untuk menangkap atau menghimpun data sebanyak dan sevalid mungkin. Oleh
karena itu, instrumen penelitian benar-benar harus reliabilitas dan validitas.75
Instumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner),
wawancara dan dokumentasi.
3.3.1 Jenis Data
Data dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam data primer
dan data sekunder, yaitu:
1) Data primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.76
Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari penyebaran angket yang disebarkan kepada
wisatawan domestik Pulau Peucang.
75
Burhan Bungin. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Preda Media Group. Hal
94 76
Ibid. Hal 122
69
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan
oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya.77
Data
sekunder diperoleh dari berbagai sumber olahan yang dapat menunjang
eksplorasi gejala variabel. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu
wawancara dan dokumentasi yang berhubungan dengan masalah
penelitian.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian
ini adalah:
1) Angket (Kuesioner)
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.78
Angket dalam penelitian ini berupa pernyataan tertulis yang
disebar kepada responden yaitu wisatawan domestik Pulau Peucang.
Angket tersebut merupakan data primer yang akan digunakan untuk
menjawab masalah penelitian.
77
Rosady Ruslan. 2008. Metode Penelitian PR dan Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Hal 138 78
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.Hal 142
70
2) Wawancara
Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.79
Peneliti melakukan
wawancara kepada pihak yang terkait dengan masalah penelitian, yaitu
Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Kepala Resort Pulau
Peucang, juga kepada wisatawan domestik Pulau Peucang. Hasil
wawancara ini sifatnya sebagai data penunjang bagi penelitian.
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
merujuk pada buku-buku atau jurnal dan internet yang berkaitan dengan
masalah-masalah penelitian. Semua itu digunakan sebagai referensi atau
pedoman dan dasar teori bagi pembahasan masalah. Dokumentasi
merupakan data sekunder yang bertujuan untuk melengkapi data tambahan
penelitian.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian/Informan Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan
79
Burhan Bungin. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Preda Media Group. Hal
126
71
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.80
Populasi
juga diartikan sebagai keseluruhan obyek atau fenomena yang diteliti.81
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah berdasarkan data yang
diperoleh peneliti dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon, yaitu wisatawan
dalam negeri yang mengunjungi Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun
2014 berjumah 11.223 orang.
3.4.2 Sampel
Dalam sebuah penelitian, peneliti tidak harus meriset seluruh objek
yang dijadikan pengamatan. Hal tersebut disebabkan keterbatasan yang
dimiliki peneliti baik berupa biaya, waktu maupun tenaga. Dalam penelitian
ini, peneliti tidak mengamati keseluruhan dari populasi penelitian.Karena
keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti maka peneliti menggunakan sampel
dalam penelitiannya.
Sugiyono menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh pupulasi.82
Kriyantono mengatakan sampel
adalah sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang diamati.83
80
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Hal. 61
81 Rachmat Kriyantono.2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana. Hal.
151
82Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatf dan R&D, Bandung: Alfabeta.Hal 81
83Rachmat Kriyantono.2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana. Hal 151
72
Setelah mengetahui jumlah populasi yang akan dijadikan responden,
maka langkah yang selanjutnya adalah mengetahui jumlah sampel yang akan
menjadi responden dalam penelitian ini. Taraf kesalahan dalam penelitian
biasanya adalah 1%, 5% dan 10% . Semakin besar taraf kesalahan, maka
akan semakin kecil ukuran sampel.84
Dalam penelitian ini yang digunaan adalah taraf signifikansi sebesar
10% yang berarti bahwa jumlah sampel kecil, biaya tidak terlalu besar, dan
lebih mudah dalam pengolahan. Peneliti menilai bahwa ini mash relevan
selama anggota sampel benar-benar representatif atau mewakili populasi
yang akan diteliti.Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi yang
diketahui jumlahnya, dapat menggunakan perhitungan Yamane dengan
presisi sebesar 10%. Adapun rumus Yamane sebagai berikut:
Dimana :
n = Besarnya Ukuran Sampel
N = Besarnya Populasi
d = Presisi (Sampling Error) 10%
Adapun :
n = =
84
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatf dan R&D, Bandung: Alfabeta.Hal 69-70
N
Nd2
+1 n =
99,11 11.223 (10%)
2 + 1
11.223
73
Jadi, sampel yang didapatkan adalah 99 responden dari
keseluruhan populasi pengunjung di Taman Nasional Ujung Kulon pada
tahun 2014.
3.4.3 Teknik Sampling
Jumlah sampel wisatawan domestik Pulau Peucang yaitu sebanyak
99 Orang. Dalam peneliti ini digunakan teknik pengambilan Probability
Sampling, yaitu dengan menggunakan undian secara acak dari setiap unsur
dari keseluruhan populasi yang mempunyai kesempatan sama untuk
dipilih dengan menentukan dahulu sampel yang memang menjadi
responden.85
Oleh karena itu, peneliti menggunakan teknik Simple Random
Sampling.Karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.86
3.5 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
3.5.1 Teknik Pengolahan Data
Adapun teknik pengolahan data dilakukan melalui tahap sebagai berikut: 87
85
Husaini Usman dan Purnomo S. Akbar. Metode Penelitian Sosial, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hal. 45-47 86
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Hal. 82 87
Rosady Ruslan. 2006. Metode Penelitian PR dan Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.Hal 166-167
74
1. Pengeditan (editing)
Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang
diperlukan terhadap data penelitian, yaitu untuk memudahkan proses
pemberian kode dan pemrosesan data melalui teknik statistik. Editing
dilakukan dilakukan sebagai upaya menghindari kesalahan, pengecekan
kelengkapan pengisian lembaran atau relevansi jawaban dari tertulis,
keterbacaan tulisan, dan kejelasan makna serta menelaah kesiapan dalam
suatu proses pencatatan yang dilakukan oleh.pengumpul data. Data yang
akan diproses diperoleh dari hasil penyebaran angket oleh peneliti.
2. Pemberian kode (coding)
Pemberian kode adalah proses identifikasi dan klasifikasi data peneliti ke
dalam skor numeric karakter simbol-simbol tertentu. Teknik coding dapat
dilakukan sebelum atau sesudah pengisian angket (kuesioner) dan proses
pemberian kode untuk memudahkan pada saat memasukkan data ke dalam
sistem program komputer.
3. Pemrosesan data (data processing)
Pemrosesan data dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program komputer statistik agar lebih cepat, lebih akurat dan
efisien. Program statistik yang digunakan yaitu SPSS (Statistic Package
for Social Science) versi 21.00.
4. Tabulasi
Tabulasi yaitu proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel-tabel.
Maksud tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan
75
mengatur angka-angka serta menghitungnya. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan skala pengukuran Likert sebagai metode pengukuran. Skala
Likertdigunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.88
Alternatif jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner berupa:
Tabel 3.1
Skala Likert
Alternatif Jawaban Nilai Jawaban
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Rachmat Kriyantono, 2008:137
Pada skala Likert umumnya menggunakan 5 pilihan jawaban.
Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan 4 jawaban. Hal ini
dilakukan untuk menghindari jawaban keragu-raguan dari responden bila
disediakan jawaban di tengah.
3.5.2 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif ini menggunakan
statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data
88
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Hal 93
76
dalam penelitian yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam
penelitian ini menggunakan statistik inferensial (sering disebut juga
statistik induktif atau statistik probabilitas) adalah teknik statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan
untuk populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi
tersebut dilakukan secara random.89
Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik
nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter
populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data
sampel. Penggunaan statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak
asumsi, penggunaan statistik tergantung pada jenis data yang dianalisis,
adapun kebanyakan yang digunakan untuk menganalisis data interval dan
rasio.90
Dalam penelitian sosial yang instrumennya menggunakan Skala
Likert, Guttman, Semantic Differential, Thrustone, data yang diperoleh
adalah data interval. Data interval adalah data yang jaraknya sama , tetapi
tidak mempunyai nilai nol absolut (mutlak).91
Pengujian persyaratan statistik dilakukan setelah peneliti
mengumpulkan seluruh data dan informasi yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Pengujian persyaratan statistik dimaksudkan untuk
menganalisis data dari hasil catatan lapangan atau dari sumber informasi
yang diperoleh.
89
Ibid. Hal 148 90
Ibid. Hal.147-150 91
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Hal. 25
77
3.5.2.1 Uji Validitas Data
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen
(kuesioner) mengukur apa yang ingin diukur. Artinya, alat ukur yang
digunakan benar-benar dapat mengukur sifat objek yang diteliti atau
mengukur sifat lain.92
Peneliti menggunakan SPSS ((Statistic Package
for Social Science) versi 21.00 for windows untuk melakukan uji
validitas data. Uji validitas dilakukan dengan mengitung korelasi antara
masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan
rumus teknik correlation product moment.
3.5.2.2 Uji Reliabilitas Data
Reliabilitas memiliki sifat dipercaya. Dengan kata lain, suatu alat
ukur memiliki reliabilitas bila hasil pengukurannya relatif konsisten
apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali oleh peneliti yang sama
atau oleh peneliti lainnya. Karena itu, pertanyaan dalam kuesioner
hendaknya dibuat sebaik mungkin, sehingga bila diisi responden hasilnya
relatif konsisten93
.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan SPSS (Statistic Package
for Social Science) versi 21.00 untuk melakukan uji reliabilitas. Salah satu
metode pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan metode Alpha
92
Rachmat Kriyantono.2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Hal 141 93
Ibid. Hal 142
78
Cronbach. 94
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel tingkat reliability
statistic, lalu hasil tersebut dibandingkan dengan tingkat reliabilitas
berdasarkan nilai Alpha, jika nilai Alpha hitung lebih besar daripada r tabel
maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel.
Tabel 3.2
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Nilai Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 s/d 0,20
>0,20 s/d 0,40
>0,40 s/d 0,60
>0,60 s/d 0,80
>0,80 s/d 1,00
Kurang Reliabel
Agak Reliabel
Cukup Reliabel
Reliabel
Sangat Reliable
Sumber: Triton, 2006:248
3.5.2.3 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
mendeskripsikan masing – masing variabel, yaitu variabel marketing mix
(X) dan variabel keputusan wisatawan (Y). Dalam analisis deskriptif ini
perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat presentase skor
jawaban dari masing – masing variabel dengan rumus sebagai berikut :
% = X 100%
Keterangan :
n = skor empirik (skor yang diperoleh)
N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal)
94
Triton Prawira Budi. 2006. SPSS 13 Terapan Statistic Parametrik, Yogyakarta: Andi. Hal 248
79
Perhitungan deskriptif presentase ini mempunyai langkah –
langkah sebagai berikut :
1) Menentukan presentase maksimal
X 100%
X 100% = 100%
2) Menentukan angka presentase minimal
X 100%
X 100% = 25%
3) Menentukan interval kelas presentase, diperoleh dari pembagian
kriteria terhadap rentang presentase (100% - 25% = 75%), maka
didapat 75% : 4 = 18, 7%.
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif presentase diperoleh
sebagai berikut :
Tabel 3.3
Kriteria Analisis Deskriptif Presentase
No Rentang Presentasi Kriteria
1. 82% - 100% Sangat Baik
2. 63% - 81% Baik
3. 44% - 62% Tidak baik
4. 25% - 43% Sangat tidak baik
80
3.5.2.4 Uji Normalitas Data
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Karena menurut Sugiyono,
penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel
yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu sebelum
pengujian hipotesis dilakukan maka terlebih dahulu akan dilakukan
pengujian normalitas data.
Peneliti menggunakan SPSS 21 dalam penghitungan dengan One
Sample Kolmogorov Smirnov Test, dasar pengambilan keputusan pada uji
ini adalah sebagai berikut:
a) Jika hasil uji memiliki nilai probabilitas > 0,05 maka data
dinyatakan terdistribusi normal.
b) Jika hasil uji memiliki nilai probabilitas < 0,05 maka data
dinyatakan tidak terdistribusi normal.
3.5.2.5 Uji Koefisiensi Korelasi
Penelitian ini menggunakan analisis korelasi. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel, yakni antara
variabel product (X1), price (X2), place (X3), promotion (X4) dengan
variabel Keputusan Wisatawan (Y). Teknik statistik ini digunakan untuk
mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan
81
membuktikan hipotesis hubungan antara skala interval dengan interval
lainnya.95
Rumusnya:
Sumber: Sugiyono, 2012:183
Keterangan:
r = koefisien korelasi pearson’s product moment
N= jumlah individu dalam sampel
X= angka mentah untuk variabel X
Y= angka mentah untuk variabel Y
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi
yang ditemukan tersebut besar atau kecil, tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,0199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 - 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Sumber: Sugiyono, 2012: 231
95
Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana.Hal
173
82
3.5.2.6 Analisis Regresi
a. Analisis Regresi Sederhana
Setelah menentukan koefisien determinasi selanjutnya adalah
menghitung persamaan regresi dari penelitian. Uji regresi bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidaknya kelinieran antara variabel terikat X1
terhadap variabel dependen (Y), X2 terhadap variabel dependen (Y), X3
terhadap variabel dependen (Y), X4 terhadap variabel dependen (Y).
Pada umumnya persamaan regresi dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = angka atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-)
maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu.96
96
Ibid. Hal. 185
Y = a+ bX
83
b. Regresi Berganda
Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti bertujuan untuk
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen,
bila dua atau lebih variabel independen di naik turunkan nilainya.
Analisis regresi ganda dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal dua.97
Rumus persamaan regresi linear berganda yang
digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4
Keterangan :
Y = Keputusan Wisatawan
X1 = Product
X2 = Price
X3 = Place
X4 = Promotion
b1-b4 = koefisien regresi yang hendak ditafsirkan
a = konstanta
3.5.2.7 Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi digunakan pada penelitian untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel X1, X2, X3, X4 yaitu
product, price, place dan promotionterhadap variabel Y yaitu Keputusan
Wisatawan. Berikut rumusnya:
97
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Hal. 275
Kd = r2 x 100%
84
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
r = Koefisien Korelasi
Dengan batas koefisien determinan 0 < kd < 1
Untuk mempermudah dalam proses perhitungan dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan program SPSS versi 21.00 dengan
menggunakan program tersebut hasilnya dapat dilihat pada tabel model
summary berdasarkan nilai dari tabel yang berjudul r-square.
3.5.2.8 Uji Hipotesis
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi yaitu hubungan
yang ditemukan berlaku untuk keseluruhan populasi maka perlu diuji
signifikansi dengan uji signifikansi korelasi uji t dan uji F, sebagai
berikut:98
1) Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi variabel
bebas dengan variabel terikat. Rumus thitung yaitu:
98
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta. Hal 38
85
Dimana
r2 = koefisien korelasi
n-2 = derajat keabsahan
t = nilai uji t
Sementara untuk mencari ttabelmaka terlebih dahulu tentukan taraf
signifikansi, misalnya (α = 0,05), kemudian dicari ttabel dengan derajat
keabsahan (dk) = n-2. Kemudian mengacu pada ketentuan berikut ini:
a. Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima Ha ditolak artinya tidak
signifikan
b. jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak Ha diterima artinya signifikan.
2) Uji F ditujukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi berganda
seberapa kuat hubungan variabel terikat secara bersama-
sama(simultan). Untuk memperoleh hasilnya, maka nilai Fhitungharus
dibandingkan dengan Ftabel. Rumus dari Fhitung adalah sebagai berikut :
Fhitung = R2- k
(1-R2) / (n-k-1)
Dengan:
R= koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel
86
Harga Fhitung kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel dengan dk
pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang
ditetapkan misalnya 5%.
Dasar pengambilan keputusan adalah :
1) Jika Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima, Ha ditolak artinya tidak
signifikan
2) Jika Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak, Ha diterima artinya signifikan.
3.6 Hasil Uji Validitas
Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner terhadap sampel penelitian, peneliti
terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas instrumen dengan menyebarkan
kuesioner kepada 30 responden yang sudah mengunjungi Pulau Peucang.
Responden diminta untuk menyatakan jawaban pada pilihan jawaban yang telah
disediakan. pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan software
SPSS dengan hasil sebagai berikut:
1. Uji Validitas Variabel X1 (Product)
Tabel 3.5
Uji Validitas Variabel Product (X1)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
87
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Variabel Product (X1)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Q1 18,17 3,454 ,669 ,780 Q2 17,70 4,769 ,523 ,822 Q3 17,87 4,257 ,546 ,807 Q4 17,97 4,171 ,516 ,811 Q5 18,13 3,913 ,617 ,791 Q6 18,33 2,782 ,827 ,741
Analisis:
Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus
dibandingkan dengan r tabel. Dengan taraf kesalahan 5%, dan N=30 maka
harga rtabel sebesar 0,361. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir
tersebut valid. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation di tabel 3.6. Kemudian dapat disimpulkan bahwa semua butir
pertanyaan pada variable X1 atau Product dinyatakan valid karena nilainya
melebihi dari 0,361. Sehingga seluruh pernyataan tersebut dapat
digunakan dalam penelitian.
2. Uji Validitas Variabel X2 (Price)
Tabel 3.7
Uji Validitas Variabel Price (X2)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
88
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Variabel Price (X2)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Q7 16,87 4,947 ,690 ,755 Q8 16,83 5,661 ,536 ,791 Q9 16,63 5,275 ,614 ,774 Q10 16,87 5,637 ,498 ,800 Q11 16,40 5,972 ,618 ,781 Q12 16,73 5,582 ,523 ,794
Analisis:
Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus
dibandingkan dengan rtabel. Dengan taraf kesalahan 5%, dan N=30 maka
harga rtabel sebesar 0,361. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir
tersebut valid. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation di tabel3.8. Kemudian dapat disimpulkan bahwa butir
pertanyaan pada variabel X2 atau price dinyatakan valid karena nilainya
melebihi dari 0,361. Sehingga seluruh pernyataan tersebut dapat
digunakan dalam penelitian.
3. Uji Validitas Variabel X3 (Place)
Tabel 3.9
Uji Validitas Variabel Place (X3)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
89
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Variabel Place (X3)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Q13 3,43 ,392 ,613 .
Q14 3,67 ,230 ,613 .
Analisis:
Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus
dibandingkan dengan r tabel. Dengan taraf kesalahan 5%, dan N=30 maka
harga rtabel sebesar 0,361. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir
tersebut valid. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation di tabel 3.10. Kemudian dapat disimpulkan bahwa butir
pertanyaan pada variabel X3 atau place dinyatakan valid karena nilainya
melebihi dari 0,361. Sehingga seluruh pernyataan tersebut dapat
digunakan dalam penelitian.
4. Uji Validitas Variabel X4 (Promotion)
Tabel 3.11
Uji Validitas Variabel Promotion (X4)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
90
Tabel 3.12
Hasil Uji Validitas Variabel Promotion (X4)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Q15 11,33 1,057 ,430 ,743
Q16 11,00 1,310 ,444 ,705
Q17 11,00 1,172 ,626 ,612
Q18 11,07 1,099 ,624 ,603
Analisis:
Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus
dibandingkan dengan r tabel. Dengan taraf kesalahan 5%, dan N=30 maka
harga rtabel sebesar 0,361. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir
tersebut valid. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation di tabel 3.12. Kemudian dapat disimpulkan bahwa butir
pertanyaan pada variabel X4 atau promotiondinyatakan valid karena
nilainya melebihi dari 0,361. Sehingga seluruh pernyataan tersebut dapat
digunakan dalam penelitian.
5. Uji Validitas Variabel Y (Keputusan Wisatawan)
Tabel 3.13
Uji Validitas Variabel Keputusan Wisatawan (Y)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
91
Tabel 3.14
Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Wisatawan (Y)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Q19 35,57 11,013 ,428 ,806
Q20 35,80 10,579 ,426 ,806
Q21 35,63 10,309 ,635 ,788
Q22 35,73 10,823 ,427 ,806
Q23 35,60 10,179 ,594 ,790
Q24 35,93 9,926 ,565 ,792
Q25 35,57 10,944 ,453 ,804
Q26 36,17 10,971 ,204 ,838
Q27 35,60 10,731 ,506 ,799
Q28 35,57 10,875 ,477 ,802
Q29 35,83 9,316 ,725 ,773
Analisis:
Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus
dibandingkan dengan r tabel. Dengan taraf kesalahan 5%, dan N=30 maka
harga rtabel sebesar 0,361. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir
tersebut valid. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation di tabel 3.14. Kemudian dapat disimpulkan bahwaterdapat
satu butir pertanyaan yang tidak valid karena nilainya kurang dari 0,361,
yakni Q26 (yang diberi warna merah). Sehingga pernyataan tersebut tidak
akan digunakan dalam penelitian.
92
3.7 Hasil Uji Reliabilitas
1. Uji Reliabilitas Variabel X1 (Product)
Tabel 3.15
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Product(X1)
Berdasarkan nilai pada kolom Cronbach’s Alpha di tabel 3.15 dari
variabel product (X1) adalah sebesar 0,824. Berdasarkan kriteria ketentuan
Alpha Cronbach pada tabel 3.2 dapat dikatakan bahwa butir pernyataan
variabel X1 (product) sangat reliabel.
2. Uji Reliabilitas Variabel X2 (Price)
Tabel 3.16
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Price (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,812 6
Berdasarkan nilai pada kolom Cronbach’s Alpha di tabel 3.16 dari
variabel price (X2) adalah sebesar 0,812. Berdasarkan kriteria ketentuan
Alpha Cronbach pada tabel 3.2 dapat dikatakan bahwa butir pernyataan
variabel X2 (price) sangat reliabel.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,824 6
93
3. Uji Reliabilitas Variabel X3 (Place)
Tabel 3.17
Hasil Uji ReliabilitasVariabel Place (X3)
Berdasarkan nilai pada kolom Cronbach’s Alpha di tabel 3.17 dari
variabel place (X3) adalah sebesar 0,743. Berdasarkan kriteria ketentuan
Alpha Cronbach pada tabel 3.2 dapat dikatakan bahwa butir pernyataan
variabel X3 (place) reliabel.
4. Uji Reliabilitas Variabel X4 (Promotion)
Tabel 3.18
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promotion (X4)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,727 4
Berdasarkan nilai pada kolom Cronbach’s Alpha di tabel 3.18 dari
variabel promotion (X4) adalah sebesar 0,727. Berdasarkan kriteria
ketentuan Alpha Cronbach pada tabel 3.2 dapat dikatakan bahwa butir
pernyataan variabel X4 (place) reliabel.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,743 2
94
5. Uji Reliabilitas Variabel Y (Keputusan Wisatawan)
Tabel 3.19
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Wisatawan (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,816 11
Berdasarkan nilai pada kolom Cronbach’s Alpha di tabel 3.19 dari
variabel keputusan wisatawan (Y) adalah sebesar 0,816. Berdasarkan
kriteria ketentuan Alpha Cronbach pada tabel 3.2 dapat dikatakan bahwa
butir pernyataan variabel Y (keputusan wisatawan) sangat reliabel.
3.8 Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengenai “Pengaruh marketing mix terhadap keputusan
wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang”, dilakukan di Pulau Peucang,
yang terletak di sebelah Barat laut Pulau Jawa antara 6°30’- 6°52’ Lintang Selatan
dan 102°2’- 105° 37’ Bujur Timur dengan luas ± 450 Ha merupakan Kawasan
Taman Nasional Ujung Kulon.
Pulau Peucang adalah salah satu bagian kawasan yang dikelola oleh Balai
Taman Nasional Ujung Kulon yang berdomisili di Jln. Perintis Kemerdekaan No.
51 Labuan-Pandeglang-Banten 42264. Telp 0253-801731, Faks. 0253-804651.
95
3.9 Jadwal Penelitian
Penelitian ini berlangsung dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun , yaitu
dimulai dari penyusunan proposal penelitian pada bulan November 2015, hingga
penyempurnaan laporan penelitian pada bulan Juli 2015. Perincian jadwal
penelitian dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:
Tabel 3.11
Jadwal Penelitian
Kegiatan Bulan
Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli
Pra riset
Penyusunan Bab 1 – 3
Kuesioner
Sidang Outline
Riset Lapangan
Pengolahan Data
Penyusunan Bab 4
Penyusunan Bab 5
Sidang Skripsi
96
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Balai Taman Nasional Ujung Kulon
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007
tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Taman Nasional, Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional mempunyai
tugas pokok melaksanakan penyelenggaraan konservasi sumberdaya alam hayati
dan ekosistemnya dan pengelolaan kawasan taman nasional berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya,
Balai Taman Nasional Ujung Kulon menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana, program dan evaluasi pengelolaan Taman Nasional;
2. Pengelolaan Taman Nasional;
3. Pengawetan dan pemanfaatan secara lestari taman nasional;
4. Perlindungan, pengamanan dan penanggulangan kebakaran hutan taman
nasional;
5. Promosi dan informasi, bina wisata dan cinta alam, serta penyuluhan
konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya;
6. Kerjasama pengelolaan Taman Nasional;
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
97
4.1.2 Visi dan Misi Balai Taman Nasional Ujung Kulon
1. Visi
“ Terwujudnya fungsi Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Warisan
Alam Dunia dan Kawasan Strategis Nasional yang bermanfaat bagi
masyarakat, dengan berlandaskan pada asas pelestarian ekosistemnya”.
2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Balai Taman Nasional Ujung Kulon
mempunyai misi sebagai berikut :
a. Memantapkan pengelolaan konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya, khususnya mengembangkan populasi dan habitat badak
jawa yang didukung oleh peran serta masyarakat dan para pihak
sebagai kebanggaan masyarakat Banten.
b. Menyelenggarakan birokrasi yang ideal serta mengembangkan
kemitraan dan pengelolaan secara partisipatif dalam rangka
mewujudkan kawasan yang mantap secara legal formal dan diterima
semua pihak.
c. Meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati,
situs budaya dan sejarah, jasa lingkungan, wisata alam yang
menunjang peningkatan perekonomian masyarakat dan pengembangan
ilmu pengetahuan, pendidikan dan penelitian.
d. Meningkatkan upaya perlindungan hutan dan penegakan hukum yang
didukung masyarakat setempat dalam rangka menekan laju kerusakan
98
hutan serta menjamin fungsi dan daya dukung lingkungan Taman
Nasional Ujung Kulon.
4.1.3 Letak dan Luas Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon
Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon secara administratif terletak di
Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Propinsi BANTEN.
Secara geografis Taman Nasional Ujung Kulon terletak antara 102º02’32” -
105º37’37” BT dan 06º30’43” - 06º52’17” LS.
Luas kawasan Taman Nasional Ujung Kulon adalah 122.956 Ha yang
didasarkan pada SK Menteri Kehutanan No. 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Februari
1992 tentang Perubahan Fungsi Cagar Alam Gunung Honje, Cagar Alam Pulau
Panaitan, Cagar Alam Pulau Peucang, dan Cagar alam Ujung Kulon seluas 78.619
Ha dan Penunjukan perairan laut di sekitarnya seluas 44.337 Ha.
Gambar 4.1
Peta Zonasi Taman Nasional Ujung Kulon
Sumber: Buku Informasi Taman Nasional Ujung Kulon , 2012
99
4.1.4 Kondisi Umum Kawasan Pulau Peucang
1. Kondisi Biofisik Kawasan Pulau Peucang
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam Nomor. SK.100/IV-SET/2011 tentang Zonasi Taman
Nasional Ujung Kulon, wilayah Pulau Peucang dan perairan di sekitarnya
terbagi atas zona rimba, zona pemanfaatan dan zona perlindungan bahari. Di
dalam zona pemanfaatan tersebut dimungkinkan dilakukannya kegiatan usaha
pariwisata alam.
Letak dan Luas
Pulau Peucang yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional
Ujung Kulon terletak di sebelah Barat laut Pulau Jawa antara 6°30’- 6°52’
Lintang Selatan dan 102°2’- 105° 37’ Bujur Timur dengan luas ± 450 Ha.
Kawasan ini secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten
Pandeglang, Propinsi Banten dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah utara : Selat Panaitan
Sebelah timur : Perairan Tanjung alang-alang
Sebelah barat : Perairan Tanjung layar
Sebelah selatan : Selat Peucang
Iklim dan Topografi
Pulau Peucang beriklim basah dengan tipe curah hujan C. Curah hujan
rata-rata 3000 mm dan bulan basah terjadi pada bulan Desember – Januari.
Suhu di perairan antara 25° – 30° C dengan kelembaban 80-90 % RH. Suhu
100
bertambah dingin seiring dengan bertambahnya ketinggian. Suhu panas terjadi
terutama pada tengah hari. Sedangkan pada malam hari suhu tidak terlalu
dingin. Topografi di Pulau Peucang pada umumnya datar dengan kemiringan 0
– 8 % dan sebagian kecil landai dengan kemiringan 8 – 15 % serta
bergelombang dengan ketinggian 0 – 17 m dpl. Di beberapa bagian terlihat
adanya lembah aliran air permukaan.
Tanah dan Geologi
Setelah letusan gunung Krakatau pada tahun 1883, Pulau Peucang
tertutup oleh lapisan tuf (pumicedus tuf). Penyelidikan mineral terhadap lapisan
tuf menunjukan adanya mineral gelas vulkanik, kyperstone, angite, plegioklat,
magnetis, kyonite dan ilemenite dalam jumlah yang kecil serta oposit dalam
jumlah yang besar. Jenis tanah kompleks grumosol, regosol dan mediteran
dengan fisiografi bukit lipatan.
Vegetasi
Terdapat ± 300 jenis species flora di pulau Peucang, 90% diantaranya
berupa pohon. Vegetasi pulau Peucang dapat dibedakan atas vegetasi pantai
dan hutan hujan dataran rendah. Jenis – jenis tumbuhan dari arah pantai
kedalam dapat pula dibedakan atas zona – zona yang kurang lebih konsentris.
Pembagian zona – zona tersebut adalah sebagai berikut :
a. Vegetasi hutan pantai : didominasi tumbuhan pandan (Pandanus sp),
Lampeni (Ardisia humilis), cemara laut.
101
b. Vegetasi hutan hujan dataran rendah : didominasi bungur, beringin,
langkap, bamboo cangkeuteuk, dan rotan.
Gambar 4.2
Beberapa Jenis Vegetasi yang ada di Pulau Peucang
Sumber: Laporan Desain Tapak Pulau Peucang, 2012-2013
Satwa
Jenis satwa darat yang ada di Pulau Peucang cukup beragam antara lain
Rusa timor (Cervus timorensis), Kijang (Muntiacus muntjak), Babi hutan (Sus
crova), Ular sanca (Phyton reticulate), Kera (Macaca fascicularis), Biawak
(Varanus salvator), dan berbagai jenis burung seperti Rangkong (Buceros
rhinoceros), Merak hijau (Pavo munticus), dan Elang ular bido.
Selain jenis satwa yang hidup di daratan terdapat pula berbagai jenis
terumbu karang dan biota laut di perairan sekitar Pulau Peucang antara lain
karang-karang yang eksotis, ikan Moorish Idol, ikan kupu-kupu, ikan badut,
ikan bidadari, dan lumba-lumba yang kadang muncul di musim-musim
tertentu. Bahkan di musim bertelur, beberapa jenis penyu seperti penyu hijau
dan penyu belimbing pun nampak mendarat di pantai Pulau Peucang.
102
Gambar 4.3
Keragaman Jenis Satwa di Pulau Peucang
Sumber: Laporan Desain Tapak Pulau Peucang, 2012-2013
Daya Tarik Wisata
Pulau Peucang merupakan salah satu pulau yang banyak dikunjungi
para pengunjung. Bahkan karena keindahannya, beberapa pengunjung
menjuluki pulau ini sebagai “Dream Island”. Pulau seluas 450 Ha ini memiliki
pantai berpasir putih dan laut dengan gugusan karang dan kehidupan bawah
laut yang indah sehingga sangat sesuai untuk kegiatan snorkelingdan diving.
Disini terdapat pula hutan yang menjadi tempat berlindung beranekaragam
satwa liar dan disana kita dapat bercengkrama dengan rusa (Russa timorensis),
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dan biawak (Varanus salvator)
yang banyak berkeliaran. Fasilitas wisata yang dapat dijumpai di pulau ini
antara lain penginapan dan visitor centre. Beberapa daya tarik wisata yang ada
di Pulau Peucang antara lain:
103
a. Pantai Pulau Peucang
Pantai Pulau Peucang dengan lautnya yang berwarna hijau kebiruan
merupakan tempat yang luar biasa indahnya bagi kegiatan berenang,
snorkeling, dan menyelam (diving). Kegiatan snorkeling lebih nyaman
dilakukan di daerah terumbu karang pada pantai sebelah timur, pada perairan
antara Pulau Peucang dan daratan Semenanjug Ujung Kulon. Tempat istimewa
bagi kegiatan menyelam terdapat di bagian Barat dan beberapa lokasi lainnya
di sekitar perairan laut Pulau Peucanng
b. Jalur Tracking Karang Copong
Jalur tracking Karang Copong berjarak 3 km dari penginapan Pulau
Peucang. Dapat ditempuh dengan 3 jam perjalanan pulang pergi. Di sepnjang
perjalanan, kita akan menjumpai rusa yng berkeliaran, beraneka jenis burung,
vegetasi hutan hujan tropis dan berakhir pada daerah terumbu karang dengan
karang-karangnya yang berlubang (Copong) di Karang Copong. Karang
Copong terdapat di Pulau Peucang bagian utara. Di Karang Copong
pengunjung akan melihat pemandangan sunsetyang fantastis dengan latar
belakang laut yang membentang indah.
c. Padang Penggembalaan Cidaon
Padang Penggembalaan Cidaon terletak di Semenanjung Ujung Kulon,
yang berhadapan dengan Pulau Peucang. Padang penggembalaan ini dilengkapi
dengan menara pengamat untuk mengamati sekelompok banteng, burung
104
merak, dan babi hutan. Luas padang penggembalaan ini sekitar 10 Ha. Waktu
terbaik untuk mengunjungi padang penggembalaan ini adalah pagi hari sekitar
pukul 06.00 s/d 08.00 dan sore hari pada pukul 16.00 s/d 18.00, karena pada
saat ini pada saat ini banteng yang ada sedang merumput di padang
penggembalaan.
Gambar 4.4
Daya Tarik Wisata Unggulan di Pulau Peucang
Sumber: Laporan Desain Tapak Pulau Peucang, 2012-2013
105
Aksesibilitas
Untuk mencapai lokasi ke Pulau Peucang hanya bisa menggunakan
transportasi laut/kapal, dan ada beberapa titik akses keberangkatan kapal yang
sebagian besar dari Desa Tamanjaya, Desa Sumur, dan Labuan/Carita.
2. Zonasi Pulau Peucang
Dari 7 (tujuh) tipe zona yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon yaitu
zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan, zona perlindungan bahari, zona
tradisional, zona khusus dan zona religi, hanya ada 3 (tiga) tipe zona yang ada
di Pulau Peucang (Peta Terlampir). Penjelasan zona-zona tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Zona Rimba
Gambar 4.5
Daya Tarik Wisata Karang Copong di Zona Rimba Pulau Peucang
Sumber: Laporan Desain Tapak Pulau Peucang, 2012-2013
Berdasarkan Permenhut nomor P.56/Menhut-II/2006 tentang pedoman
zonasi taman nasional pada pasal 6 huruf b, disebutkan bahwa zona rimba
106
dimaksudkan untuk kegiatan pengawetan dan pemanfaatan sumber daya alam
dan lingkungan bagi kepentingan penelitian, pendidikan konservasi, wisata
terbatas, habitat satwa migran dan menunjang budidaya serta mendukung zona
inti.
Di Pulau Peucang terdapat zona rimba seluas ± 350 Ha. Mengacu pada
Permenhut nomor P.56/Menhut-II/2006 tersebut, tujuan penetapan zona
pemanfaatan di Pulau Peucang ini adalah untuk pemanfaatan secara terbatas
atas potensi jasa lingkungan berupa kegiatan Tujuan penetapan zona ini adalah
untuk pemanfaatan secara terbatas atas potensi jasa lingkungan berupa kegiatan
wisata alam daratan, wisata budaya, dan kegiatan penelitian, pendidikan
lingkungan, demplot tanaman obat, tanaman keras dan tanaman budidaya.
b. Zona Pemanfaatan
Gambar 4.6
Salah Satu Lokasi Legon Kobak di Zona Pemanfaatan Pulau Peucang
Sumber: Laporan Desain Tapak Pulau Peucang, 2012-2013
107
Berdasarkan Permenhut nomor P.56/Menhut-II/2006 tentang pedoman
zonasi taman nasional pada pasal 6 huruf c, bahwa peruntukan zona
pemanfatan dimaksudkan untuk pengembangan pariwisata alam dan rekreasi,
jasa lingkungan, pendidikan, penelitian, pengembangan dan menunjang
pemanfaatan, kegiatan penunjang budidaya.
Mengacu pada Permenhut nomor P.56/Menhut-II/2006 tersebut, tujuan
penetapan zona pemanfaatan yang terdapat di Pulau Peucang seluas ± 100 Ha
ini adalah untuk pemanfaatan sumberdaya alam dan ekosistem TN. Ujung
Kulon dalam bentuk jasa lingkungan (pariwisata alam, pendidikan konservasi
alam/lingkungan), penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
menunjang kepentingan budidaya. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan di
zona ini adalah pengembangan pariwisata alam dan pusat rekreasi; bumi
perkemahan; pendidikan konservasi alam; pembangunan pusat penelitian dan
pengembangan satwa; pembangunan arboretum tanaman langka dan obat-
obatan; dan menunjang kepentingan budidaya.
c. Zona Perlindungan Bahari
Gambar 4.7
Salah Satu Lokasi Coral Reef di Zona Perlindungan Bahari
Pulau Peucang
Sumber: Laporan Desain Tapak Pulau Peucang, 2012-2013
108
Merujuk pada Permenhut nomor P.56/Menhut-II/2006 tentang pedoman
zonasi taman nasional pada pasal 3 ayat 1 huruf b, bahwa zona rimba untuk
wilayah perairan disebut sebagai zona perlindungan bahari. Sehingga seperti
halnya zona rimba, zona perlindungan bahari dimaksudkan juga untuk kegiatan
pengawetan dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan bagi
kepentingan penelitian, pendidikan konservasi, wisata terbatas, habitat satwa
migran dan menunjang budidaya serta mendukung zona inti.
Zona Perlindungan Bahari berada di sekitar perairan Pulau Peucang
dengan luas 230,81 Ha. Tujuan penetapan zona ini adalah untuk pemanfaatan
secara terbatas atas potensi jasa lingkungan berupa kegiatan wisata bahari,
wisata budaya, kegiatan penelitian, dan pendidikan lingkungan. Pada zona ini
dapat dilakukan pula pembinaan habitat terumbu karang untuk meningkatkan
populasinya
4.2 Deskripsi Data Penelitian (Data Diri Responden)
Kuesioner disebarkan pada 99 responden yang merupakan wisatawan
domestik Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon. Bagian awal kuesioner
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan data diri
wisatawan. Poin-poin tersebut akan dipresentasekan untuk mengukur jumlah
sehingga dapat diketahui karakter wisatawan dalam penelitian ini.
109
Adapun pertanyaan untuk data diri responden meliputi:
1. Jenis Kelamin
2. Usia
3. Profesi (Pekerjaan)
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Pria 65 65,7 65,7 65,7
Wanita 34 34,3 34,3 100,0
Total 99 100,0 100,0
Diagram 4.1
Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan hasil jawaban dari 99 responden, apabila dilihat pada tabel
4.1 dari kolom frequency dan percent, maka dari segi jenis kelamin didapatkan
jumlah responden pria sebanyak 65 orang (65,7%) dan responden wanita
sebanyak 34 orang (34,3%). Hal ini dapat menunjukan bahwa wisatawan
domestik yang berkunjung ke Pulau Peucang dalam penelitian ini lebih di
dominasi oleh pria karena jumlah responden pria lebih banyak dibandingkan
wanita.
110
Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, pria lebih suka
berpetualang dan menyukai hal-hal yang bersifat menantang. Karena untuk
mengunjungi Pulau Peucang, perlu memiliki waktu yang tidak sedikit dan
wisatawan harus mengarungi lautan untuk bisa sampai ke tempat yang dituju.
Pria senang berlama-lama melakukan kegiatan wisata atau bahkan
menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk satu kegiatan. Pria adalah
pengambil keputusan untuk hal-hal yang besar seperti investasi, wisata dan
lainnya sedangkan wanita lebih tertarik untuk berbelanja. 99
Selain itu, wanita lebih perhitungan terhadap pengeluaran sedangkan pria
cenderung kurang memperhatikan pengeluarannya. Wisatawan pria tidak segan-
segan menghabiskan uang untuk sesuatu yang memang dapat memuaskan
kebutuhannya. Pria lebih mentoleransi setiap pelayanan dan fasilitas wisata yang
diluar pengharapannya sedangkan wanita lebih memperhatikan kualitas
kenyamanan fasilitas dan pelayanan serinci mungkin. Kegiatan wisata bagi
wisatawan pria adalah murni untuk bersenang-senang dan santai. Ia tidak ingin
waktu wisatanya disibukkan dengan kegiatan keseharian. Wisatawan pria
cenderung menikmati penuh perjalanan wisata mulai dari berangkat hingga
pulang.100
99
Ismayanti. 2009. Pengantar Pariwisata, Jakarta: PT Grasindo. Hal 61-63 100
Ibid
111
Tabel 4.2
Usia Responden
Diagram 4.2
Usia Responden
Berdasarkan hasil jawaban dari 99 responden, apabila dilihat pada tabel
4.2 dari kolom frequency dan percent, maka dari segi usia didapatkan sebanyak
13 orang (13,1%) untuk usia kurang dari 20 tahun, 69 orang (69,7%) untuk usia
21-30 tahun, 6 orang (6,1%) untuk usia 31-40 tahun, 11 orang (11,1%) untuk
usia lebih dari 41 tahun. Hal ini dapat menunjukkan bahwa wisatawan domestik
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
<20 tahun 13 13,1 13,1 13,1
21-30
tahun
69 69,7 69,7 82,8
31-40
tahun
6 6,1 6,1 88,9
>41 tahun 11 11,1 11,1 100,0
Total 99 100,0 100,0
112
yang mengunjungi Pulau Peucang dalam penelitian ini didominasi oleh usia 21-
30 tahun.
Usia dalam karakter berkaitan dengan jumlah ketersediaan waktu wisata.
Jumlah waktu luang untuk berwisata berubah sesuai dengan perubahan usia, bagi
kelompok wisata berumur muda dan tua canderung memiliki waktu liburan yang
lebih banyak daripada wisatawan dewasa dan setengah baya.101
Kelompok wisata dengan kategori tersebut (anak muda), memiliki
tingkat keingintahuan yang tinggi dan ingin mengenal daerah wisata lebih
mendalam sehingga mengunjungi tempat-tempat baru menjadi alternatif wisata
bagi mereka.
Tabel 4.3
Profesi Responden
Pekerjaan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
mahasiswa/pelajar 24 24,2 24,2 24,2
Pegawai 62 62,6 62,6 86,9
Wiraswasta 11 11,1 11,1 98,0
lain-lain 2 2,0 2,0 100,0
Total 99 100,0 100,0
101
Ibid. Hal 58
113
Diagram 4.3
Profesi
Responden
Berdasarkan hasil jawaban dari 99 responden, apabila dilihat pada tabel
4.3 dari kolom frequency dan percent, dari segi profesinya didapatkan sebanyak
24 orang (24,2%) status responden sebagai mahasiswa atau pelajar di universitas
dan sekolah tertentu, 62 orang (62,6%) sebagai pegawai di perusahaan atau
instansi tertentu, 11 orang (11,1%) sebagai wiraswasta, dan 2 orang (2%)
sebagai responden yang statusnya sebagai ibu rumah tangga atau lainnya. Hal ini
dapat menunjukkan bahwa wisatawan domestik yang mengunjungi Pulau
Peucang dalam penelitian ini didominasi oleh profesi pegawai. Data ini terkait
dengan data tingkat usia. Status pekerjaan seseorang sangat mempengaruhi gaya
hidup mereka.
Wisata merupakan kegiatan yang menggunakan pendapatan sisa
(dispossable income) sehingga dalam penggunaannya perlu dianggarkan.
Penghasilan adalah faktor penting dalam membentuk permintaan wisata. Biaya
yang dikeluarkan tidak hanya untuk perjalanan, namun juga untuk pelayanan
sebelum, saat dan sesudah berwisata. Pendapatan seseorang berkaitan dengan
114
pendidikan, pekerjaan dan usia. Dengan kata lain, ia yang berpenghasilan tinggi
cenderung memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, dengan jenis pekerjaan yang
tetap dan usia tertentu.102
Mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Pulau Peucang adalah
pegawai, karena biaya untuk berkunjung ke Pulau Peucang lumayan tinggi
sehingga yang datang berkunjung mayoritas yang sudah memiliki pekerjaan dan
penghasilan. Oleh karena itu, penghasilan adalah faktor penting dalam
membentuk permintaan wisata.
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi data hasil penelitian
yang diperoleh, data tersebut kemudian dianalisis berdasarkan perhitungan
frekuensi dan persentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh peneliti. Peneliti
melakukan pembahasan berdasarkan indikator pada operasional variabel. Setiap
butir distribusi pertanyaan terdapat jawaban yang bernilai positif dan jawaban
yang bernilai negatif. Jawaban bernilai positif terdiri dari jawaban setuju dan
sangat setuju, sementara jawaban bernilai negatif terdiri dari jawaban tidak setuju
dan sangat tidak setuju.
102
Ibid. Hal 59
115
4.3.1 Tanggapan Responden tentang Product Pulau Peucang (Variabel X1)
Tabel 4.4
Mean dan Median Variabel Product
N Mean Median
Valid Missing
Pulau Peucang memiliki kelengkapan fasilitas
yang menunjang kebutuhan wisatawan
99 0 2,94 3,00
Obyek dan daya tarik wisata Pulau Peucang
TNUK mampu memberikan nilai manfaat
yang berarti bagi wisatawan
99 0 3,53 4,00
Pasir yang putih dan lautan yang bersih & biru
merupakan daya tarik tersendiri bagi
wisatawan
99 0 3,61 4,00
Pulau Peucang memiliki panorama alam yang
mempesona dan keanekaragaman jenis flora
dan fauna yang sangat tinggi
99 0 3,52 4,00
Jaringan kerjasama yang berkaitan dengan
produk wisata TNUK khususnya Pulau
Peucang ditawarkan baik lokal, nasional
maupun internasional
99 0 3,25 3,00
Pelayanan yang diberikan telah sesuai, pihak
pengelola wisata mempunyai keramahtamahan
kepada wisatawan
99 0 3,10 3,00
Tabel 4.4 diatas menjabarkan data mean dan median 99 responden dari
masing-masing sub Variabel Product (X1).
1. Sub Variabel Kualitas
Tabel 4.5
Hasil Jawaban Responden (Q1)
Pulau Peucang memiliki kelengkapan fasilitas yang menunjang
kebutuhan wisatawan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
STS 3 3,0 3,0 3,0
TS 21 21,2 21,2 24,2
S 54 54,5 54,5 78,8
SS 21 21,2 21,2 100,0
Total 99 100,0 100,0
116
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 1 atau Q1 tentang “Pulau Peucang memiliki fasilitas yang menunjang
kebutuhan wisatawan” dari 99 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak
21 orang (21,2%), setuju sebanyak 54 orang (54,5%), tidak setuju sebanyak 21
orang (21,2%), dan untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju sebanyak 3 orang
(3%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dan menganggap
bahwa Pulau Peucang memiliki fasilitas yang menunjang kebutuhan wisatawan.
Sarana umum yang terdapat di Pulau Peucang adalah kamar mandi, mushola,
penginapan, dapur, pusat informasi dan restoran.
Hal tersebut merupakan cakupan standar kualitas dari produk dan fasilitas
dalam level tertentu. Produk yang ditawarkan telah sesuai dengan kebutuhan
spesifik dari wisatawan merupakan salah satu kualitas yang diberikan oleh
pengelola wisata kepada wisatawan yang berkunjung.
Jika sub variabel kualitas produk tersebut dilihat melalui diagram maka
akan terlihat pada diagram 4.4 berikut:
Diagram 4.4
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Kualitas Produk
117
2. Sub Variabel Keistimewaan
Tabel 4.6
Hasil Jawaban Responden (Q2)
Obyek dan daya tarik wisata Pulau Peucang TNUK mampu
memberikan nilai manfaat yang berarti bagi wisatawan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 47 47,5 47,5 47,5
SS 52 52,5 52,5 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 2 atau Q2 tentang “Obyek dan daya tarik wisata Pulau Peucang TNUK
mampu memberikan nilai manfaat yang berarti bagi wisatawan” dari 99
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 52 orang (52,5%) dan setuju
sebanyak 47 orang (54,5%). Hal ini menunjukan bahwa tidak ada responden yang
memberikan jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Mayoritas responden
sangat setuju dan menganggap bahwa obyek dan daya tarik wisata Pulau Peucang
TNUK memang mampu memberikan nilai manfaat yang berarti bagi wisatawan.
Keistimewaan produk memperkenalkan keunggulan-keunggulan yang
dimiliki oleh Pulau Peucang. Keunggulan obyek dan daya tarik wisatanya dapat
dirasakan dan wisatawan puas karena kebutuhan yang diinginkannya terpenuhi.
118
Tabel 4.7
Hasil Jawaban Responden (Q3)
Pasir yang putih dan lautan yang bersih & biru merupakan daya tarik
tersendiri bagi wisatawan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 39 39,4 39,4 39,4
SS 60 60,6 60,6 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 3 atau Q3 tentang “Pasir yang putih dan lautan yang bersih & biru
merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan” dari 99 responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 60 orang (60,6%) dan setuju sebanyak 39 orang
(39,4%). Hal ini menunjukan bahwa tidak ada responden yang memberikan
jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Mayoritas responden menjawab
sangat setuju. Karena Pulau Peucang memang memiliki pantai dengan pasir putih
dan air laut hijau kebiruan yang sangat jernih, saking jernihnya ketika kita tiba di
dermaga Pulau Peucang kita bisa melihat ikan-ikan kecil dari atas kapal yang kita
tumpangi.
Pasir yang putih dan lautan yang bersih dan biru merupakan keistimewaan
produk yang dimiliki oleh Pulau Peucang. Maka dari itu, wisatawan memiliki
ketertarikan untuk mengunjungi Pulau Peucang untuk berwisata.
119
Tabel 4.8
Hasil Jawaban Responden (Q4)
Pulau Peucang memiliki panorama alam yang mempesona dan
keanekaragaman jenis flora dan fauna yang sangat tinggi
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 3 3,0 3,0 3,0
S 42 42,4 42,4 45,5
SS 54 54,5 54,5 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 4 atau Q4 tentang “Pulau Peucang memiliki panorama alam yang
mempesona dan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang sangat tinggi” dari 99
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 54 orang (54,5%), setuju
sebanyak 42 orang (42,4%), tidak setuju sebanyak 3 orang (3%), dan sangat tidak
setuju 0%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden menjawab sangat
setuju.
Dikarenakan Pulau Peucang memiliki panorama alam yang mempesona,
wisatawan dapat menikmati suasana alam sehingga memutuskan untuk
berkunjung dan menginap di Pulau Peucang. Selain itu, disana kita dapat melihat
binatang-binatang secara langsung seperti monyet, babi hutan, rusa, burung
merak, banteng, dan lain-lain. Tidak hanya binatang-binatang, tapi
keanekaragaman jenis flora disana pun sangat tinggi sehingga tidak heran Pulau
Peucang dapat dijadikan tempat untuk penelitian. Biota laut baik hewan maupun
tumbuhan atau karang mempercantik keindahan laut di kawasan Pulau Peucang.
120
Hal diatas menjelaskan bahwa Pulau Peucang memang memiliki
keistimewaan produk yang menjadi daya tarik tarik tersendiri bagi wisatawan
untuk berkunjung ke Pulau Peucang.
Jika sub variabel keistimewaan produk tersebut dilihat melalui diagram
maka akan terlihat pada diagram 4.5 berikut:
Diagram 4.5
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Keistimewaan Produk
3. Pelayanan
Tabel 4.9
Hasil Jawaban Responden (Q5)
Jaringan kerjasama yang berkaitan dengan produk wisata TNUK
khususnya Pulau Peucang ditawarkan baik lokal, nasional maupun
internasional
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 12 12,1 12,1 12,1
S 50 50,5 50,5 62,6
SS 37 37,4 37,4 100,0
Total 99 100,0 100,0
121
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 5 atau Q5 tentang “Jaringan kerjasama yang berkaitan dengan produk
wisata TNUK khususnya Pulau Peucang ditawarkan baik lokal, nasional maupun
internasional” dari 99 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 37 orang
(37,4%), setuju sebanyak 50 orang (50,5%), tidak setuju sebanyak 12 orang
(12,1%), dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas
responden setuju dan menganggap bahwa produk wisata Pulau Peucang
ditawarkan baik lokal, nasional maupun internasional. Hal itu pun bisa terlihat
ketika mengunjungi Pulau Peucang, bukan hanya wisatawan lokal maupun di luar
daerah Provinsi Banten yang datang, tetapi wisatawan asing pun berkunjung ke
Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon.
Dalam pelayanan, ada beberapa keputusan diambil, salah satunya tentang
jenis pelayanan pokok yang ditawarkan. Jaringan kerjasama dilakukan oleh pihak
pengelola wisata baik lokal, nasional maupun internasional merupakan
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memenuhi kepuasan wisatawan untuk
mencapai harapan yang diinginkannya.
Tabel 4.10
Hasil Jawaban Responden (Q6)
Pelayanan yang diberikan telah sesuai, pihak pengelola wisata
mempunyai keramahtamahan kepada wisatawan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 15 15,2 15,2 15,2
S 59 59,6 59,6 74,7
SS 25 25,3 25,3 100,0
Total 99 100,0 100,0
122
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 6 atau Q6 tentang “Pelayanan yang diberikan telah sesuai, pihak pengelola
wisata mempunyai keramahtamahan kepada wisatawan” dari 99 responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 25 orang (25,3%), setuju sebanyak 59 orang
(59,6%), tidak setuju sebanyak 15 orang (15,2), dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dan menganggap bahwa
pelayanan yang diberikan sesuai dan telah mencapai harapan yang diinginkan
wisatawan dan pihak pengelola wisata memiliki sikap ramah kepada setiap
wisatawan yang berkunjung.
Pelayanan adalah inti dari kegiatan wisata dan membuat produk wisata
menjadi unik. Setiap wisatawan tentunya menuntut untuk dilayani dengan baik,
memang itulah yang dicari dari setiap kegiatan wisata. Salah satu melayani
dengan baik yaitu memiliki sikap yang ramah kepada wisatawan yang berkunjung.
Jika sub variabel pelayanan tersebut dilihat melalui diagram maka akan
terlihat pada diagram 4.6 berikut:
Diagram 4.6
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Pelayanan
123
4.3.2 Tanggapan Responden tentang Price Pulau Peucang (Variabel X2)
Tabel 4.11
Mean dan Median Variabel Price
Statistics
N Mean Median
Valid Missing
Keterjangkauan harga tiket masuk
kawasan Pulau Peucang telah sesuai
dengan daya beli wisatawan
99 0 3,06 3,00
Keterjangkauan harga penginapan dan
restoran telah sesuai dengan daya beli
wisatawan
99 0 2,95 3,00
Keterjangkauan harga transportasi ke
Pulau Peucang telah sesuai dengan daya
beli wisatawan
99 0 2,93 3,00
Harga yang ditetapkan telah sesuai
dibanding dengan objek wisata lainnya di
Banten
99 0 2,94 3,00
Kualitas kenyamanan transportasi,
penginapan dan restoran sesuai dengan
tarif yang ditetapkan
99 0 3,03 3,00
Harga yang ditetapkan sesuai dengan
kualitas yang didapat
99 0 2,98 3,00
Tabel 4.11 diatas menjabarkan data mean dan median 99 responden dari
masing-masing sub Variabel Price (X2).
124
1. Sub Variabel Keterjangkauan Harga
Tabel 4.12
Hasil Jawaban Responden (Q7)
Keterjangkauan harga tiket masuk kawasan Pulau Peucang telah sesuai
dengan daya beli wisatawan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 20 20,2 20,2 20,2
S 53 53,5 53,5 73,7
SS 26 26,3 26,3 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 7 atau Q7 tentang “Keterjangkauan harga tiket masuk kawasan Pulau
Peucang telah sesuai dengan daya beli wisatawan” dari 99 responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 26 orang (26,3%), setuju sebanyak 53 orang
(53,5%), tidak setuju sebanyak 20 orang (20,2), dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dan menganggap bahwa harga
tiket masuk kawasan Pulau Peucang sesuai dengan daya beli wisatawan.
Harga tiket masuk tersebut berdasarkan atas peraturan tentang tarif
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Balai Taman Nasional Ujung Kulon.
Selain itu, asuransi pun diberikan oleh pengelola wisata, sebagai jaminan bila
terjadi sesuatu hal yang tidak inginkan. Harga yang ditetapkan juga mengacu
kepada manfaat yang akan diperoleh wisatawan selama berkunjung ke Pulau
Peucang.
125
Tabel 4.13
Hasil Jawaban Responden (Q8)
Keterjangkauan harga penginapan dan restoran telah sesuai dengan daya
beli wisatawan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
STS 1 1,0 1,0 1,0
TS 23 23,2 23,2 24,2
S 55 55,6 55,6 79,8
SS 20 20,2 20,2 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 8 atau Q8 tentang “Keterjangkauan harga penginapan dan restoran telah
sesuai dengan daya beli wisatawan” dari 99 responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 20 orang (20,2%), setuju sebanyak 55 orang (55,6%), tidak setuju
sebanyak 23 orang (23,2), dan sangat tidak setuju 1 (0%). Hal ini menunjukan
bahwa mayoritas responden setuju dan menganggap bahwa harga penginapan dan
restoran terjangkau.
Sebagai salah satu tempat tujuan wisata, penginapan bagi para pengunjung
tentunya merupakan bagian dari fasilitas yang telah disediakan oleh pihak
pengelola wisata. Wisatawan tinggal memilih ingin menginap di cottage atau
barak yang ada di Pulau Peucang. Harga barak lebih murah dibandingkan harga
cottage, namun kualitas yang dimiliki masing-masing pun tentunya berbeda.
Maka dari itu, wisatawan bebas memilih tempat mana yang akan dijadikan tempat
penginapannya. Semua tergantung dengan daya beli wisatawan yang mengunjungi
Pulau Peucang.
126
Selain penginapan, di Pulau Peucang terdapat restoran yang dikelola pihak
swasta. Meskipun mayoritas responden menjawab setuju dengan keterjangkauan
harga restoran, namun wisatawan lebih banyak memanfaatkan fasilitas yang ada
di kapal untuk kebutuhan makan mereka. Hal tersebut dilakukan untuk
meminimalisir biaya pengeluaran.
Adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara
mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa.
Tabel 4.14
Hasil Jawaban Responden (Q9)
Keterjangkauan harga transportasi ke Pulau Peucang telah sesuai dengan
daya beli wisatawan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
STS 4 4,0 4,0 4,0
TS 22 22,2 22,2 26,3
S 50 50,5 50,5 76,8
SS 23 23,2 23,2 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 9 atau Q9 tentang “Keterjangkauan harga transportasi ke Pulau Peucang
telah sesuai dengan daya beli wisatawan” dari 99 responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 23 orang (23,2%), setuju sebanyak 50 orang (50,5%), tidak
setuju sebanyak 22 orang (22,2), dan sangat tidak setuju 4 orang (4%). Hal ini
menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dan menganggap bahwa harga
transportasi ke Pulau Peucang terjangkau dan sesuai dengan daya beli wisatawan.
Untuk bisa sampai ke tempat tujuan, wisatawan menggunakan transportasi darat
dan laut untuk menyebrang ke Pulau Peucang. Meskipun memiliki harga yang
127
lumayan tinggi, namun wisatawan merasa harga tersebut terjangkau dan sesuai
dengan daya beli.
Peranan informasi dari harga berfungsi mendidik konsumen mengenai
faktor-faktor produk, seperti kualitas. Persepsi yang berlaku adalah harga yang
mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.103
Jika sub variabel keterjangkauan harga tersebut dilihat melalui diagram
maka akan terlihat pada diagram 4.7 berikut:
Diagram 4.7
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Keterjangkauan Harga
2. Sub Variabel Perbandingan dengan Merek Lain
Tabel 4.15
Hasil Jawaban Responden (Q10)
Harga yang ditetapkan telah sesuai dibanding dengan obyek wisata lainnya
di Banten
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 24 24,2 24,2 24,2
S 57 57,6 57,6 81,8
SS 18 18,2 18,2 100,0
Total 99 100,0 100,0
103
Fandi Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi. Hal.152
128
Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 10 atau Q10 tentang “Harga yang ditetapkan telah sesuai dibanding dengan
objek wisata lainnya di Banten” dari 99 responden yang menjawab sangat setuju
sebanyak 18 orang (18,2%), setuju sebanyak 57 orang (57,6%), tidak setuju
sebanyak 24 orang (24,2), dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukan bahwa
mayoritas responden setuju dan menganggap bahwa harga yang ditetapkan sesuai
dibanding dengan obyek wisata lainnya di Banten.
Peranan alokasi dari harga yang dapat membantu para pembeli
memperoleh manfaat yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Wisatawan
membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian
memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
Jika sub variabel perbandingan dengan merek lain tersebut dilihat melalui
diagram maka akan terlihat pada diagram 4.8 berikut:
Diagram 4.8
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Perbandingan
dengan Merek Lain
129
3. Sub Variabel Kesesuaian Harga dengan Kualitas
Tabel 4.16
Hasil Jawaban Responden (Q11)
Kualitas kenyamanan transportasi, penginapan dan restoran sesuai
dengan tarif yang ditetapkan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
STS 2 2,0 2,0 2,0
TS 21 21,2 21,2 23,2
S 48 48,5 48,5 71,7
SS 28 28,3 28,3 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 11 atau Q11 tentang “Kualitas kenyamanan transportasi, penginapan dan
restoran sesuai dengan tarif yang ditetapkan” dari 99 responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 28 orang (28,3%), setuju sebanyak 48 orang (48,5%), tidak
setuju sebanyak 21 orang (21,2), dan sangat tidak setuju 2 orang (4%). Hal ini
menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dan menganggap bahwa tarif yang
ditetapkan sesuai dengan kualitas kenyamanan transportasi, penginapan dan
restoran.
Konsumen akan lebih tertarik dan berani membeli produk dengan harga
yang tinggi jika produknya pun bagus dan berkualitas dibandingkan dengan
produk yang harganya murah namun memiliki kualitas yang rendah. Oleh sebab
itu, wisatawan yang berkunjung ke Pulau Peucang berani mengeluarkan biaya
sebegitu banyak karena tarif yang ditetapkan memang sesuai dengan kualitas yang
didapat.
130
Tabel 4.17
Hasil Jawaban Responden (Q12)
Harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas yang didapat
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
STS 3 3,0 3,0 3,0
TS 20 20,2 20,2 23,2
S 52 52,5 52,5 75,8
SS 24 24,2 24,2 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 12 atau Q12 tentang “Harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas yang
didapat” dari 99 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 24 orang
(24,2%), setuju sebanyak 52 orang (52,5%), tidak setuju sebanyak 20 orang
(20,2), dan sangat tidak setuju 3 orang (0%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas
responden setuju dan menganggap bahwa harga yang ditetapkan sesuai dengan
kualitas yang didapat. Kualitas tinggi identik dengan harga yang mahal, begitu
pun sebaliknya.
Jika sub variabel kesesuaian harga dengan kualitas tersebut dilihat melalui
diagram maka akan terlihat pada diagram 4.9 berikut:
Diagram 4.9
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Kesesuaian Harga dengan
Kualitas
131
4.3.3 Tanggapan Responden tentang Place Pulau Peucang (Variabel X3)
Tabel 4.18
Mean dan Median Variabel Place
Statistics
N Mean Median
Valid Missin
g
Dengan adanya travel agent (organisasi
kepariwisataan) mempermudah akses
untuk berkunjung ke Pulau Peucang
99 0 3,36 3,00
Lokasi Pulau Peucang terjangkau dengan
transportasi yang didapat
99 0 3,06 3,00
Tabel 4.18 diatas menjabarkan data mean dan median 99 responden dari
masing-masing sub Variabel Place (X3).
1. Sub Variabel Ketersediaan Agen Perjalanan
Tabel 4.19
Hasil Jawaban Responden (Q13)
Dengan adanya travel agent (organisasi kepariwisataan) mempermudah
akses untuk berkunjung ke Pulau Peucang
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 3 3,0 3,0 3,0
S 57 57,6 57,6 60,6
SS 39 39,4 39,4 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 13 atau Q13 tentang “Dengan adanya travel agent (organisasi
kepariwisataan) mempermudah akses untuk berkunjung ke Pulau Peucang” dari
99 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 39 orang (39,4%), setuju
132
sebanyak 57 orang (52,5%), tidak setuju sebanyak 3 orang (3%), dan sangat tidak
setuju 0%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dan
menganggap bahwa travel agent mempermudah akses untuk berkunjung ke
Pulau Peucang.
Travel agent biasanya membuka open trip dan mulai mempromosikannya
melalui media sosial. Biasanya melalui travel agent, wisatawan membeli produk
wisata dengan harga paket wisata. Sehingga mempermudah wisatawan
berkunjung ke Pulau Peucang karena wisatawan tidak perlu repot-repot
menghabiskan waktunya untuk mencari tahu tentang penginapan,transportasi dan
tempat untuk mereka makan. Karena semua sudah dikelola oleh travel agent.
Dengan adanya travel agent membantu pihak pengelola wisata karena
berfungsi sebagai sarana penyebaran produk, melanjutkan arus informasi,
merangsang dan memotivasi penjualan dan membuka hubungan baru serta
memelihara hubungan tersebut dengan baik.
Jika sub variabel ketersediaan alternatif agen perjalanan tersebut dilihat
melalui diagram maka akan terlihat pada diagram 4.10 berikut:\
Diagram 4.10
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Ketersediaan Alternatif Agen
Perjalanan
133
2. Sub Variabel Lokasi Terjangkau
Tabel 4.20
Hasil Jawaban Responden (Q14)
Lokasi Pulau Peucang terjangkau dengan transportasi yang didapat
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
STS 2 2,0 2,0 2,0
TS 15 15,2 15,2 17,2
S 57 57,6 57,6 74,7
SS 25 25,3 25,3 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.20 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 14 atau Q14 tentang “Lokasi Pulau Peucang terjangkau dengan transportasi
yang didapat” dari 99 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 25 orang
(25,3%), setuju sebanyak 57 orang (57,6%), tidak setuju sebanyak 15 orang
(15,2%), dan sangat tidak setuju 2 orang (2%). Hal ini menunjukan bahwa
mayoritas responden setuju dan menganggap bahwa lokasi Pulau Peucang
terjangkau dengan transportasi yang didapat. Dengan adanya transportasi yang
dapat digunakan wisatawan untuk bisa sampai tempat tujuan, seperti kapal sewaan
yang siap mengantar wisatawan, maka mempermudah akses wisatawan
berkunjung ke Pulau Peucang.
Jika sub variabel lokasi terjangkau tersebut dilihat melalui diagram maka
akan terlihat pada diagram 4.11 berikut:
134
Diagram 4.11
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Lokasi Terjangkau
4.3.4 Tanggapan Responden tentang Promotion Pulau Peucang (Variabel X4)
Tabel 4.21
Mean dan Median Variabel Promotion
Statistics
N Mean Median
Valid Missing
Melakukan pembelian melalui komunikasi
langsung (personal selling) dengan
wisatawan
99 0 3,08 3,00
Tertarik mengunjungi Pulau Peucang karena
adanya media dan publikasi yang menarik
(artikel, buletin, leaflet, booklet, brosur, foto,
website, majalah, koran, media sosial)
99 0 3,38 3,00
Pameran dagang sering dilakukan agar
konsumen mengetahui kelebihan dan
kekurangan produk wisata yang ditawarkan
99 0 3,26 3,00
Pihak pengelola wisata Pulau Peucang
mampu membangun dan membina hubungan
baik dengan pihak internal maupun eksternal
99 0 3,28 3,00
Tabel 4.21 diatas menjabarkan data mean dan median 99 responden dari
masing-masing sub variabel promotion (X4).
135
1. Sub Variabel Personal Selling
Tabel 4.22
Hasil Jawaban Responden (Q15)
Melakukan pembelian melalui komunikasi langsung (personal selling)
dengan wisatawan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 16 16,2 16,2 16,2
S 59 59,6 59,6 75,8
SS 24 24,2 24,2 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.22 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 15 atau Q15 tentang “Melakukan pembelian melalui komunikasi langsung
(personal selling) dengan wisatawan” dari 99 responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 24 orang (24,2%), setuju sebanyak 59 orang (59,6%), tidak setuju
sebanyak 16 orang (16,2%), dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukan
bahwa mayoritas responden setuju dan menganggap bahwa wisatawan melakukan
pembelian melalui personal selling atau komunikasi langsung dengan wisatawan.
Komunikasi langsung untuk mendapatkan informasi mengenai Pulau
Peucang bisa dengan cara mengunjungi Balai Taman Nasional Ujung Kulon atau
melalui agen perjalanan ke Pulau Peucang. Sehingga hal tersebut memudahkan
wisatawan berwisata.
Jika sub variabel personal selling tersebut dilihat melalui diagram maka
akan terlihat pada diagram 4.12 berikut:
136
Diagram 4.12
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Personal Selling
2. Sub Variabel Mass Selling
Tabel 4.23
Hasil Jawaban Responden (Q16)
Tertarik mengunjungi Pulau Peucang karena adanya media dan publikasi
yang menarik (artikel, buletin, leaflet, booklet, brosur, foto, website,
majalah, koran, media sosial)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 7 7,1 7,1 7,1
S 47 47,5 47,5 54,5
SS 45 45,5 45,5 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.23 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 16 atau Q16 tentang “Tertarik mengunjungi Pulau Peucang karena adanya
media dan publikasi yang menarik (artikel, buletin, leaflet, booklet, brosur, foto,
website, majalah, koran, media sosial)” dari 99 responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 45 orang (45,5%), setuju sebanyak 47 orang (47,5%), tidak setuju
sebanyak 7 orang (16,2%), dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukan bahwa
mayoritas responden setuju dan menganggap bahwa dengan adanya media dan
137
publikasi yang menarik seperti artikel, buletin, leaflet, brosur, foto, website,
majalah, koran maupun media sosial menimbulkan ketertarikan bagi wisatawan
untuk mengunjungi Pulau Peucang.
Media komunikasi tersebut digunakan untuk menyampaikan informasi
kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Bentuk komunikasi tidak langsung ini
memberikan informasi tentang keunggulan suatu produk yang disusun sedemikian
rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran
seseorang untuk melakukan pembelian. Selain itu, pemanfaatan nilai-nilai berita
yang terkandung dalam suatu produk dapat membentuk citra produk yang
bersangkutan. Semakin baik nilai berita yang disampaikan, semakin positif juga
citra produk tersebut.
Jika sub variabel mass seling tersebut dilihat melalui diagram maka akan
terlihat pada diagram 4.13 berikut:
Diagram 4.13
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Mass Selling
138
3. Sub Variabel Promosi Penjualan
Tabel 4.24
Hasil Jawaban Responden (Q17)
Pameran dagang sering dilakukan agar konsumen mengetahui kelebihan
dan kekurangan produk wisata yang ditawarkan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 15 15,2 15,2 15,2
S 43 43,4 43,4 58,6
SS 41 41,4 41,4 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.24 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 17 atau Q17 tentang “Pameran dagang sering dilakukan agar konsumen
mengetahui kelebihan dan kekurangan produk wisata yang ditawarkan” dari 99
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 41 orang (41,4%), setuju
sebanyak 43 orang (43,4%), tidak setuju sebanyak 15 orang (15,2%), dan sangat
tidak setuju 0%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dan
menganggap bahwa dengan mengadakan pameran dagang, wisatawan dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan produk wisata yang ditawarkan. Pameran
dagang dilakukan secara rutin oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon,
diantaranya berpartisipasi dalam pameran dagang ketika adanya acara ulang tahun
atau pameran yang diadakan oleh pemerintah Kabupaten Pandeglang, Banten
Expo, MTQ se-Provinsi Banten dan Pameran Lingkungan dan Kehutanan (Indo
Green) di Jakarta Convention Center (JCC).
Hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian konsumen dan
memberikan informasi yang dapat menjadi alasan pembelian. Biasanya Balai
139
Taman Nasional Ujung Kulon menggunakan alat promosi penjualan untuk
menciptakan respon yang lebih kuat dan cepat.
Jika sub variabel promosi penjualan tersebut dilihat melalui diagram maka
akan terlihat pada diagram 4.14 berikut:
Diagram 4.14
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Promosi Penjualan
4. Sub Variabel Public Relations
Tabel 4.25
Hasil Jawaban Responden (Q18)
Pihak pengelola wisata Pulau Peucang mampu membangun dan membina
hubungan baik dengan pihak internal maupun eksternal
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 8 8,1 8,1 8,1
S 55 55,6 55,6 63,6
SS 36 36,4 36,4 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.25 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 18 atau Q18 tentang “Pihak pengelola wisata Pulau Peucang mampu
membangun dan membina hubungan baik dengan pihak internal maupun
eksternal” dari 99 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 36 orang
140
(36,4%), setuju sebanyak 55 orang (55,6%), tidak setuju sebanyak 8 orang (8,1%),
dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden
setuju dan menganggap bahwa pihak pengelola wisata Pulau Peucang mampu
membangun dan membina hubungan baik dengan pihak internal maupun
eksternal.
Public Relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu
perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai
kelompok terhadap perusahaan tersebut.104
Oleh karena itu, Public Relations membangun dan memelihara citra perusahaan
baik dalam lingkup internal maupun eksternal. Public Relations menawarkan berbagai
ciri yang berbeda yang dapat dipercaya misalnya dengan membuat laporan, berita, artikel
serta peristiwa atau event yang dipandang lebih nyata. Pesan yang disampaikan Public
Relations kepada khalayak lebih kepada berita daripada komunikasi yang mengarah
kepada penjualan.
Jika sub variabel Public Relations tersebut dilihat melalui diagram maka
akan terlihat pada diagram 4.15 berikut:
Diagram 4.15
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Public Relations
104
Fandi Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi. Hal-222-232
141
4.3.5 Tanggapan Responden tentang Keputusan Wisatawan (Variabel Y)
Tabel 4.26
Mean dan Median Variabel Keputusan Wisatawan
Statistics
N Mean Median
Valid Missing
Berkunjung ke Pulau Peucang karena
memiliki tujuan untuk melakukan kegiatan
wisata
99 0 3,48 3,00
Berkunjung ke Pulau Peucang untuk
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan
baru mengenai obyek wisata di Indonesia,
khususnya Banten
99 0 3,45 3,00
Wisatawan aktif mencari informasi mengenai
produk wisata sebelum melakukan
kunjungan ke Pulau Peucang
99 0 3,29 3,00
Informasi tentang Pulau Peucang didapat
melalui situs web dan media social
99 0 3,25 3,00
Informasi tentang Pulau Peucang didapat
dari oranglain
99 0 3,18 3,00
Obyek wisata Pulau Peucang lebih baik
dibanding obyek wisata lainnya di Banten
dan dapat dijadikan alternatif pilihan
99 0 3,10 3,00
Yakin bahwa keputusan untuk berkunjung ke
Pulau Peucang merupakan keputusan yang
tepat
99 0 3,36 3,00
Menginformasikan hal-hal yang positif
tentang Pulau Peucang kepada orang lain
99 0 3,53 4,00
Merekomendasikan Pulau Peucang sebagai
tempat yang cocok untuk berpetualang,
rekreasi, snorkling, penelitian dan lain-lain
99 0 3,51 4,00
Untuk melakukan kunjungan wisata, saya
tetap memilih Pulau Peucang dan akan
kembali berkunjung
99 0 3,25 3,00
Tabel 4.26 diatas menjabarkan data mean dan median 99 responden dari
masing-masing Sub Variabel Keputusan Wisatawan (Y).
142
1. Sub Variabel Pengenalan Masalah
Tabel 4.27
Hasil Jawaban Responden (Q19)
Berkunjung ke Pulau Peucang karena memiliki tujuan untuk melakukan
kegiatan wisata
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 1 1,0 1,0 1,0
S 49 49,5 49,5 50,5
SS 49 49,5 49,5 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.27 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 19 atau Q19 tentang “Berkunjung ke Pulau Peucang karena memiliki
tujuan untuk melakukan kegiatan wisata” dari 99 responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 49 orang (49,5%), setuju sebanyak 49 orang (49,5%), tidak
setuju sebanyak 1 orang (1%), dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukan
bahwa mayoritas responden setuju dan menganggap bahwa berkunjung ke Pulau
Peucang karena memiliki tujuan untuk kegiatan wisata. Dengan tujuan tersebut,
dapat dikatakan bahwa seseorang merasa memiliki kebutuhan dan keinginan yang
harus dipenuhi, yaitu berwisata. Kegiatan wisata dapat berupa rekreasi atau
berlibur, penelitian dan lain sebagainya.
143
Tabel 4.28
Hasil Jawaban Responden (Q20)
Berkunjung ke Pulau Peucang untuk mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan baru mengenai obyek wisata di Indonesia, khususnya Banten
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 1 1,0 1,0 1,0
S 52 52,5 52,5 53,5
SS 46 46,5 46,5 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.28 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 20 atau Q20 tentang “Berkunjung ke Pulau Peucang untuk mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan baru mengenai obyek wisata di Indonesia,
khususnya Banten” dari 99 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 46
orang (46,5%), setuju sebanyak 52 orang (52,5%), tidak setuju sebanyak 1 orang
(1%), dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden
setuju menganggap bahwa tujuan wisatawan berkunjung ke Pulau Peucang untuk
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru mengenai obyek wisata di
Indonesia, khususnya Banten. Dalam hal ini, wisatawan memiliki tingkat
keingintahuan yang tinggi sehingga tertarik mengunjungi tempat-tempat baru
sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan mereka mengenai obyek wisata
yang ada di Indonesia.
Jika sub variabel pengenalan masalah tersebut dilihat melalui diagram
maka akan terlihat pada diagram 4.16 berikut:
144
Diagram 4.16
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Pengenalan Masalah
2. Sub Variabel Pencarian Informasi
Tabel 4.29
Hasil Jawaban Responden (Q21)
Wisatawan aktif mencari informasi mengenai produk wisata sebelum
melakukan kunjungan ke Pulau Peucang
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
STS 1 1,0 1,0 1,0
TS 7 7,1 7,1 8,1
S 53 53,5 53,5 61,6
SS 38 38,4 38,4 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.29 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 21 atau Q21 tentang “Wisatawan aktif mencari informasi mengenai produk
wisata sebelum melakukan kunjungan ke Pulau Peucang” dari 99 responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 38 orang (38,4%), setuju sebanyak 53 orang
(53,5%), tidak setuju sebanyak 7 orang (7,1%), dan sangat tidak setuju 1 orang
(1%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju menganggap bahwa
145
aktif mencari tahu tentang Pulau Peucang dilakukan wisatawan sebelum
melakukan kunjungan.
Wisatawan yang telah mendapatkan informasi tertarik datang ke destinasi
ketika segala kebutuhannya bisa terpenuhi oleh fasilitas dan pelayanan yang
ditawarkan. Oleh karena itu, wisatawan aktif mencari tahu tentang daerah tujuan
wisatanya dan mencari tahu juga bagaimana untuk mencapai tempat wisatanya
tersebut.
Tabel 4.30
Hasil Jawaban Responden (Q22)
Informasi tentang Pulau Peucang didapat melalui situs web dan media
sosial
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 8 8,1 8,1 8,1
S 58 58,6 58,6 66,7
SS 33 33,3 33,3 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.30 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 22 atau Q22 tentang “Informasi tentang Pulau Peucang didapat melalui
situs web dan media sosial” dari 99 responden yang menjawab sangat setuju
sebanyak 33 orang (33,3%), setuju sebanyak 58 orang (58,6%), tidak setuju
sebanyak 8 orang (8,1%), dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukan bahwa
mayoritas responden setuju dan menganggap bahwa informasi mengenai Pulau
Peucang didapat melalui situs web dan media sosial seperti facebook, twitter,
instagram dan lain sebagainya.
146
Memang situs web dan media sosial tentunya mempunyai peranan dalam
mengekspose sesuatu yang ingin kita sampaikan kepada orang lain. Saat ini,
hampir semua orang juga mencari informasi-informasi yang diinginkannya
melalui dunia internet dengan gadget yang mereka miliki. Hal itu dilakukan untuk
mempermudah setiap orang mencari maupun menyampaikan banyak hal kepada
orang lain dengan teknologi canggih yang berkembang saat ini.
Tabel 4.31
Hasil Jawaban Responden (Q23)
Informasi tentang Pulau Peucang didapat dari oranglain
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
STS 2 2,0 2,0 2,0
TS 9 9,1 9,1 11,1
S 57 57,6 57,6 68,7
SS 31 31,3 31,3 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.31 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 23 atau Q23 tentang “Informasi tentang Pulau Peucang didapat dari
oranglain” dari 99 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 31 orang
(31,3%), setuju sebanyak 57 orang (57,6%), tidak setuju sebanyak 9 orang (9,1%),
dan sangat tidak setuju 2 orang (2%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas
responden setuju dan menganggap bahwa informasi mengenai Pulau Peucang
didapatkan dari orang lain, bisa jadi didapat dari wisatawan yang mempunyai
pengalaman pernah berkunjung maupun yang baru akan berkunjung ke Pulau
Peucang.
147
Wisatawan yang mendapatkan informasi melalui orang lain sangat
dipengaruhi oleh lingkungan. Pendapat seseorang menjadi hal penting untuk
menentukan pilihan wisata.
Jika sub variabel pencarian informasi tersebut dilihat melalui diagram
maka akan terlihat pada diagram 4.17 berikut:
Diagram 4.17
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Pencarian Informasi
3. Sub Variabel Evaluasi Alternatif
Tabel 4.32
Hasil Jawaban Responden (Q24)
Obyek wisata Pulau Peucang lebih baik dibanding obyek wisata lainnya di
Banten dan dapat dijadikan alternatif pilihan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 17 17,2 17,2 17,2
S 55 55,6 55,6 72,7
SS 27 27,3 27,3 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.32 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 24 atau Q24 tentang “Obyek wisata Pulau Peucang lebih baik dibanding
148
obyek wisata lainnya di Banten dan dapat dijadikan alternatif pilihan” dari 99
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 27 orang (27,3%), setuju
sebanyak 55 orang (55,6%), tidak setuju sebanyak 17 orang (17,2%), dan sangat
tidak setuju 0%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dan
menganggap bahwa obyek wisata Pulau Peucang lebih baik dibanding dengan
obyek wisata lainnya di Banten, sehingga dapat dijadikan alternatif pilihan untuk
berwisata.
Setelah mendapatkan informasi yang cukup lengkap, konsumen biasanya
mengevaluasi alternatif yang ada. Dalam mengevaluasi, konsumen dapat
menggunakan kalkulasi yang ketat dan berpikir tentang barang yang akan dibeli.105
Obyek wisata Pulau Peucang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
wisata lainnya di Banten, karena Pulau Peucang berada di Kawasan Taman
Nasional Ujung Kulon yang ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO karena
memiliki potensi kawasan yang kaya dan luar biasa dalam keanekaragaman
hayati.
Jika sub variabel evaluasi alternatif tersebut dilihat melalui diagram maka akan
terlihat pada diagram 4.18 berikut:
Diagram 4.18
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Evaluasi Alternatif
105
M.Taufiq Amir. 2005. Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal.66
149
4. Sub Variabel Keputusan Pembelian
Tabel 4.33
Hasil Jawaban Responden (Q25)
Yakin bahwa keputusan untuk berkunjung ke Pulau Peucang merupakan
keputusan yang tepat
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 4 4,0 4,0 4,0
S 55 55,6 55,6 59,6
SS 40 40,4 40,4 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.33 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 25 atau Q25 tentang “Yakin bahwa keputusan untuk berkunjung ke Pulau
Peucang merupakan keputusan yang tepat” dari 99 responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 40 orang (40,4%), setuju sebanyak 55 orang (55,6%), tidak
setuju sebanyak 4 orang (4%), dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukan
bahwa mayoritas responden setuju dan menganggap bahwa wisatawan merasa
yakin untuk berkunjung ke Pulau Peucang dan itu merupakan keputusan yang
tepat.
Wisatawan cenderung melakukan pembelian sesuai dengan pendapatan
yang diharapkan, harga dan manfaat produk yang diharapkan. Keputusan
pembelian timbul setelah minat konsumen saat mendapatkan informasi tentang
suatu produk atau jasa, dimana konsumen menganggap harapannya telah
terpenuhi. Jika produk wisata sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dan
keinginan wisatawan, maka terjadilah keputusan untuk mengunjungi Pulau
Peucang. Situasi yang terjadi bisa terjadi karena keinginan besar dari individu
150
tersebut maupun karena sikap atau dorongan orang lain yang meyakinkan bahwa
keputusan tersebut tepat.
Jika sub variabel keputusan pembelian tersebut dilihat melalui diagram
maka akan terlihat pada diagram 4.19 berikut:
Diagram 4.19
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Keputusan Pembelian
5. Sub Variabel Perilaku Pasca Pembelian
Tabel 4.34
Hasil Jawaban Responden (Q26)
Menginformasikan hal-hal yang positif tentang Pulau Peucang kepada
orang lain
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 1 1,0 1,0 1,0
S 45 45,5 45,5 46,5
SS 53 53,5 53,5 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.34 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 26 atau Q26 tentang “Menginformasikan hal-hal yang positif tentang Pulau
Peucang kepada orang lain” dari 99 responden yang menjawab sangat setuju
151
sebanyak 45 orang (45,5%), setuju sebanyak 53 orang (53,6%), tidak setuju
sebanyak 1 orang (1%), dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukan bahwa
mayoritas responden setuju dan akan menginformasikan hal-hal yang positif
tentang Pulau Peucang kepada orang lain.
Ini berarti memperlihatkan bahwa wisatawan merasa puas akan produk
yang ditawarkan dan kinerja pengelola wisata memenuhi harapan wisatawan.
Maka dari itu wisatawan akan membicarakan hal-hal yang menyenangkan tentang
Pulau Peucang kepada orang lain.
Tabel 4.35
Hasil Jawaban Responden (Q27)
Merekomendasikan Pulau Peucang sebagai tempat yang cocok untuk
berpetualang, rekreasi, snorkeling, penelitian dan lain-lain
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 2 2,0 2,0 2,0
S 45 45,5 45,5 47,5
SS 52 52,5 52,5 100,0
Total 99 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.35 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 27 atau Q27 tentang “Merekomendasikan Pulau Peucang sebagai tempat
yang cocok untuk berpetualang, rekreasi, snorkeling, penelitian dan lain-lain” dari
99 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 52 orang (52,5%), setuju
sebanyak 45 orang (45,5%), tidak setuju sebanyak 2 orang (2%), dan sangat tidak
setuju 0%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden sangat setuju dan
akan merekomendasikan Pulau Peucang sebagai tempat yang cocok untuk
berpetualang, rekreasi atau berlibur, snorkeling, penelitian dan lain sebagainya.
152
Wisatawan dapat berpetualang karena perjalanan menuju Pulau Peucang
bisa dikatakan perjalanan yang cukup jauh. Di kawasan Pulau Peucang terdapat
jalur tracking yang menjadi tempat yang menantang bagi wisatawan yang berjiwa
petualang. Di sana kita juga bisa rekreasi atau berlibur, karena Pulau Peucang
merupakan tempat yang nyaman dan cocok untuk bersantai. Keindahan biota laut
berupa formasi karang dan beraneka jenis ikan hias serta panorama taman bawah
laut dapat dinikmati daerah sekitar Pulau Peucang. Kita juga dapat melakukan
penelitian di Pulau Peucang karena keanekaragaman jenis flora dan fauna disana
sangat tinggi.
Hal tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan dengan
mendapatkan manfaat berwisata ke Pulau Peucang yang memiliki berbagai
kegiatan wisata yang menyenangkan. Maka dari itu, wisatawan sangat
merekomendasikan Pulau Peucang sebagai tempat untuk berpetualang, rekreasi
atau berlibur, snorkeling, penelitian dan lain sebagainya.
Tabel 4.36
Hasil Jawaban Responden (Q28)
Untuk melakukan kunjungan wisata, saya tetap memilih Pulau Peucang
dan akan kembali berkunjung
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
STS 1 1,0 1,0 1,0
TS 13 13,1 13,1 14,1
S 45 45,5 45,5 59,6
SS 40 40,4 40,4 100,0
Total 99 100,0 100,0
153
Berdasarkan tabel 4.36 di atas dapat dijabarkan bahwa untuk pernyataan
nomor 28 atau Q28 tentang “Untuk melakukan kunjungan wisata, saya tetap
memilih Pulau Peucang dan akan kembali berkunjung” dari 99 responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 40 orang (40,4%), setuju sebanyak 45 orang
(45,5%), tidak setuju sebanyak 13 orang (13,1%), dan sangat tidak setuju 1 orang
(1%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju dan akan kembali
berkunjung ke Pulau Peucang untuk melakukan kunjungan wisata berikutnya.
Hal ini memperlihatkan bahwa wisatawan merasa puas dan
memungkinkan mereka akan mengunjungi Pulau Peucang kembali dilain waktu.
Itu merupakan tindakan pasca pembelian yang positif dari wisatawan.
Jika sub variabel perilaku pasca pembelian tersebut dilihat melalui
diagram maka akan terlihat pada diagram 4.20 berikut:
Diagram 4.20
Hasil Jawaban Responden Sub Variabel Perilaku Pasca Pembelian
4.4 Analisis Deskriptif Data
Setelah mendeskripsikan masing-masing butir pertanyaan disetiap variabel
X1, X2, X3, X4 dan variabel (Y), maka peneliti mengukur berapa besar presentase
masing-masing variabel, hasilnya yaitu sebagai berikut:
154
1. Analisis deskriptif variabel Product (X1) yaitu:
% = X 100%
% = X 100%
% = 83,08%
Perhitungan diatas menunjukan bahwa persentase variabel X1
(Product) menghasilkan persentase sebesar 83,08%, dan dikategorikan
sangat baik berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria analisis deskriptif
presentase.
2. Analisis deskriptif variabel Price (X2) yaitu:
% = X 100%
% = X 100%
% = 74,53 %
Perhitungan diatas menunjukan bahwa persentase variabel X2
(Price) menghasilkan persentase sebesar 74,53%, dan dikategorikan baik
berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria analisis deskriptif presentase.
3. Analisis deskriptif variabel Place (X3) yaitu:
% = X 100%
% = X 100%
% = 80,30%
155
Perhitungan diatas menunjukan bahwa persentase variabel X3
(Place) menghasilkan persentase sebesar 80,3%, dan dikategorikan baik
berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria analisis deskriptif presentase.
4. Analisis deskriptif variabel Promotion (X4) yaitu:
% = X 100%
% = X 100%
% = 81,31%
Perhitungan diatas menunjukan bahwa persentase variabel X4
(Promotion) menghasilkan persentase sebesar 81,31%, dan dikategorikan
baik berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria analisis deskriptif
presentase.
5. Analisis deskriptif variabel Keputusan Pembelian (Y) yaitu:
% = X 100%
% = X 100%
% = 83,53%
Perhitungan diatas menunjukan bahwa persentase variabel Y
(Keputusan Wisatawan) menghasilkan persentase sebesar 80,3%, dan
dikategorikan sangat baik berdasarkan pada tabel 3.3 tentang kriteria
analisis deskriptif presentase.
156
4.5 Uji Normalitas Data Multivariate
Analisis One-Sample Kolgomorov Smirnov membandingkan fungsi
distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan distribusi tertentu secara
teoritis. Kriteria penentuan uji normalitas data menurut Wahyu Agung antara lain
sebagai berikut :106
a. Jika sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed)< 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.
b. Jika sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed)> 0,05 maka data berdistribusi
normal.
Adapun hasil pengujian data distribusi normal pada variabel Product (X1),
Price (X2), Place (X3), Promotion (X4) dengan variabel Keputusan Wisatawan
(Y) dapat dilihat pada tabel Kolgomorov-Smirnov dibawah ini:
Tabel 4.37
Kolgomorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 99
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,20885631
Most Extreme Differences
Absolute ,081
Positive ,066
Negative -,081
Kolmogorov-Smirnov Z ,803
Asymp. Sig. (2-tailed) ,540
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
106
Nisfu Maryana. 2011. Pengaruh Penyajian Media Internal terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Pegawai Pemerintah Kota Cilegon. Untirta: Serang. Hal.116
157
Diagram 4.21
Uji Normalitas Data Multivariate
Berdasarkan hasil uji normalitas data multivariate di atas terlihat bahwa
grafik pada diagram menunjukkan data normal dan nilai sig pada tabel 4.37 di
kolom Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,540. Hasil uji tersebut melebihi angka 0,05
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data sampel pada variabel X1, X2, X3,
X4, dan Y berdistribusi normal dan dihitung menggunakan statistik parametrik.
4.6 Uji Koefisien Korelasi
Pada pembahasan ini, pengujian koefisien korelasi adalah untuk melihat
ada tidaknya hubungan antara variabel X1 (Product) dengan variabel Y
(Keputusan Wisatawan), hubungan antara variabel X2 (Price) dengan variabel Y
(Keputusan Wisatawan), hubungan antara variabel X3 dengan variabel Y
(Keputusan Wisatawan), hubungan antara variabel X4 dengan variabel Y
(Keputusan Wisatawan) serta hubungan antara variabel X1 (Product), X2 (Price),
X3 (Place), X4 (Promotion) dengan variabel Y (Keputusan Wisatawan).
158
1. Uji Korelasi Variabel X1 terhadap Y (Sederhana)
Berdasarkan perhitungan korelasi sederhana menggunakan SPSS 21.00,
maka ditemukan:
Tabel 4.38
Correlations X1 terhadap Y
Product Keputusan Wisatawan
Product
Pearson
Correlation
1 ,727**
Sig. (2-tailed) ,000
N 99 99
Keputusan
Wisatawan
Pearson
Correlation
,727**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.38 di atas, dapat dilihat bahwa nilai korelasi
Product Moment antar variabel product (X1) terhadap keputusan
wisatawan (Y) menunjukkan angka 0,727. Ini berarti berlandaskan tabel
3.4 tentang pedoman interpretasi koefisien korelasi, didapatkan bahwa
nilai koefisien korelasi atau hubungan antara variabel X1 dengan variabel
Y merupakan hubungan yang kuat dan searah karena nilainya berkisar
antara 0,60 – 0,799.
2. Uji Korelasi Variabel X2 terhadap Y (Sederhana)
Berdasarkan perhitungan korelasi sederhana menggunakan SPSS 21.00,
maka ditemukan:
159
Tabel 4.39
Correlations X2 terhadap Y
Price Keputusan Wisatawan
Price
Pearson
Correlation
1 ,643**
Sig. (2-tailed) ,000
N 99 99
Keputusan
Wisatawan
Pearson
Correlation
,643**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.39 di atas, dapat dilihat bahwa nilai korelasi
Product Moment antar variabel price (X2) terhadap keputusan wisatawan
(Y) menunjukkan angka 0,643. Ini berarti berlandaskan tabel 3.4 tentang
pedoman interpretasi koefisien korelasi, didapatkan bahwa nilai koefisien
korelasi atau hubungan antara variabel X2 dengan variabel Y merupakan
hubungan yang kuat dan searah karena nilainya berkisar antara 0,60 –
0,799.
3. Uji Korelasi Variabel X3 terhadap Y (Sederhana)
Berdasarkan perhitungan korelasi sederhana menggunakan SPSS 21.00,
maka ditemukan:
Tabel 4.40
Correlations X3 terhadap Y
Place Keputusan Wisatawan
Place
Pearson
Correlation
1 ,512**
Sig. (2-tailed) ,000
N 99 99
Keputusan
Wisatawan
Pearson
Correlation
,512**
1
160
Sig. (2-tailed) ,000
N 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.40 di atas, dapat dilihat bahwa nilai korelasi
Product Moment antar variabel place (X3) terhadap keputusan wisatawan
(Y) menunjukkan angka 0,512. Ini berarti berlandaskan tabel 3.4 tentang
pedoman interpretasi koefisien korelasi, didapatkan bahwa nilai koefisien
korelasi atau hubungan antara variabel X3 dengan variabel Y merupakan
hubungan yang sedang karena nilainya berkisar antara 0,40 – 0,599.
4. Uji Korelasi Variabel X4 terhadap Y (Sederhana)
Berdasarkan perhitungan korelasi sederhana menggunakan SPSS 21.00,
maka ditemukan:
Tabel 4.41
Correlations X4 terhadap Y
Promotion Keputusan Wisatawan
Promotion
Pearson
Correlation
1 ,719**
Sig. (2-tailed) ,000
N 99 99
Keputusan
Wisatawan
Pearson
Correlation
,719**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 99 99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.41 di atas, dapat dilihat bahwa nilai korelasi
Product Moment antar variabel promotion (X4) terhadap keputusan
161
wisatawan (Y) menunjukkan angka 0,719. Ini berarti berlandaskan tabel
3.4 tentang pedoman interpretasi koefisien korelasi, didapatkan bahwa
nilai koefisien korelasi atau hubungan antara variabel X4 dengan variabel
Y merupakan hubungan yang kuat dan searah karena nilainya berkisar
antara 0,60 – 0,799.
5. Uji Korelasi Variabel X1,X2, X3, X4 terhadap Y (Ganda)
Hasil perhitungan korelasi ganda dengan SPSS 21 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 42
Korelasi Berganda
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,815a ,664 ,650 2,255 2,080
a. Predictors: (Constant), Promotion, Place, Product, Price
b. Dependent Variable: Keputusan Wisatawan
Dari perhitungan korelasi berganda menggunakan SPSS 21
diperoleh R sebesar 0,815 (lihat pada tabel 4.42). Dari hasil tersebut,
berdasarkan pada tabel 3.4 tentang pedoman interpretasi koefisien
korelasi, tampak bahwa hubungan Product (X1), Price (X2), Place (X3),
Promotion (X4) terhadap variabel Keputusan Wisatawan (Y) adalah
sangat kuat dan searah karena nilainya berkisar antara 0,80 – 1,000.
162
4.7 Uji Regresi
Persamaan regresi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
kelinearan antara variabel independen X1 terhadap variabel dependen (Y), X2
terhadap variabel dependen (Y), X3 terhadap variabel dependen (Y), X4
terhadap variabel dependen (Y). Peneliti menggunakan SPSS 21 sebagai alat
untuk mempermudah perhitungan, dan hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Regresi Linear Sederhana X1 dan Y
Tabel 4.43
Regresi Linear Sederhana X1 dan Y
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 11,003 2,166 5,080 ,000
Product 1,124 ,108 ,727 10,426 ,000
a. Dependent Variable: Keputusan Wisatawan
Gambar 4. 8
Regresi Linier Sederhana X1 dan Y
163
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang
diperoleh sebagai berikut :
Y = a + Bx Y = 11,003 + 1,124 X
Pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai konstantanya adalah
sebesar 11,003, yang artinya bila tidak ada product (X1=0), maka
keputusan wisatawan adalah sebesar 1,124. Nilai koefisien regresi variabel
product (X1) memiliki nilai positif yaitu sebesar 1,124, yang artinya
semakin baik Product maka akan semakin positif dan baik pula keputusan
wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. variabel Product
mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau sebesar 0,000. Maka dalam
penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat pengaruh
antara Product (X1) terhadap Keputusan Wisatawan Domestik
Mengunjungi Pulau Peucang (Y)
2. Regresi Linear Sederhana X2 dan Y
Tabel 4. 44
Regresi Linear Sederhana X2 dan Y
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 20,036 1,646 12,174 ,000
Price ,748 ,091 ,643 8,262 ,000
a. Dependent Variable: Keputusan Wisatawan
164
Gambar 4.9
Regresi Linier Sederhana X2 dan Y
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang
diperoleh sebagai berikut :
Y = a + Bx Y = 20,036 + 0,748 X
Pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai konstantanya adalah
sebesar 20,036, yang artinya bila tidak ada price (X2=0), maka keputusan
wisatawan adalah sebesar 0,748. Nilai koefisien regresi variabel price (X2)
memiliki nilai positif yaitu sebesar 0,748, yang artinya semakin baik price
maka akan semakin positif dan baik pula keputusan wisatawan domestik
mengunjungi Pulau Peucang.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. variabel Price
mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau sebesar 0,000. Maka dalam
penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat pengaruh
165
antara Price (X2) terhadap Keputusan Wisatawan Domestik Mengunjungi
Pulau Peucang (Y).
3. Regresi Linear Sederhana X3 dan Y
Tabel 4.45
Regresi Linear Sederhana X3 dan Y
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 21,790 2,006 10,864 ,000
Place 1,809 ,308 ,512 5,876 ,000
a. Dependent Variable: Keputusan Wisatawan
Gambar 4.10
Regresi Linier Sederhana X3 dan Y
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang
diperoleh sebagai berikut :
Y = a + Bx Y = 21,790 + 1,809 X
166
Pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai konstantanya adalah
sebesar 21,790, yang artinya bila tidak ada price (X3=0), maka keputusan
wisatawan adalah sebesar 1,809. Nilai koefisien regresi variabel place (X3)
memiliki nilai positif yaitu sebesar 1,809, yang artinya semakin baik place
maka akan semakin positif dan baik pula keputusan wisatawan domestik
mengunjungi Pulau Peucang.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. variabel place
mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau sebesar 0,000. Maka dalam
penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat pengaruh
antara place (X3) terhadap keputusan wisatawan domestik mengunjungi
Pulau Peucang (Y).
4. Regresi Linear Sederhana X4 dan Y
Tabel 4.46
Regresi Linear Sederhana X4 dan Y
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 16,450 1,686 9,755 ,000
Promotion 1,304 ,128 ,719 10,189 ,000
a. Dependent Variable: Keputusan Wisatawan
167
Gambar 4.11
Regresi Linier Sederhana X4 dan Y
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang
diperoleh sebagai berikut :
Y = a + Bx Y = 16,540 + 1,304 X
Pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai konstantanya adalah
sebesar 16,540, yang artinya bila tidak ada promotion (X4=0), maka
keputusan wisatawan adalah sebesar 1,304. Nilai koefisien regresi variabel
promotion (X4) memiliki nilai positif yaitu sebesar 1,304, yang artinya
semakin baik promotion maka akan semakin positif dan baik pula
keputusan wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. variabel
promotion mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau sebesar 0,000.
Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat
168
pengaruh antara promotion (X2) terhadap Keputusan Wisatawan Domestik
Mengunjungi Pulau Peucang (Y).
5. Regresi Linear Berganda (X1, X2, X3, X4 terhadap Y)
Tabel 4.47
Regresi Linear Berganda (X1,X2,X3,X4 terhadap Y)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 8,625 1,969 4,379 ,000
Product ,594 ,130 ,384 4,552 ,000
Price ,170 ,101 ,146 1,687 ,095
Place ,213 ,270 ,060 ,789 ,432
Promotion ,656 ,154 ,362 4,249 ,000
a. Dependent Variable: Keputusan Wisatawan
Gambar 4.12
Regresi Linear Berganda (X1,X2,X3,X4 terhadap Y)
169
Analisis Regresi Linear berganda bertujuan untuk meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih
variabel independen di naik turunkan nilainya. Rumus persamaan regresi
linear berganda yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4
Keterangan :
Y = Keputusan Wisatawan
X1 = Product
X2 = Price
X3 = Place
X4 = Promotion
b1-b4 = koefisien regresi yang hendak ditafsirkan
a = konstanta
Berdasarkan tabel 4.47 di atas mengenai hasil regresi linear
berganda dengan program SPSS 21, maka dapat disimpulkan persamaan
regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = 8,625 + 0,384X1 + 0,146X2 + 0,060 X3 + 0,362 X4.
Persamaan regresi di atas memiliki makna :
1. Nilai konstanta a sebesar 8,625 bermakna bahwa jika skor variabel X
(X1, X2, X3, dan X4) dianggap 0, maka skor keputusan pembelian akan
semakin berkurang.
2. Nilai koefisien regresi variabel Product (X1) bernilai positif sebesar
0,384, Price (X2) sebesar 0,146, Place (X3) sebesar 0,060, Promotion
170
(X4) sebesar 0,362, artinya jika masing-masing variabel X mengalami
peningkatan sebesar 1% maka akan menyebabkan peningkatan nilai
keputusan wisatawan sebesar 0,384, 0,146, 0,060, 0,362 satuan,
demikian pula sebaliknya. Nilai koefisien tersebut menunjukan bahwa
nilai product, price, place dan promotion berpengaruh positif terhadap
keputusan wisatawan. Hal ini menggambarkan ketika nilai product,
price, place dan promotion naik, maka keputusan wisatawan akan naik
atau semakin positif.
3. Gambar 4.12 bermakna jika residual berasal dari data yang
berdistribusi normal, maka nilai- nilai sebaran data akan terletak
sekitar garis lurus atau diagonal. Karena pada gambar tersebut titik-
titik telah menyebar mengikuti panjang garis maka nilai residual
tersebut telah normal.
Koefisien standar (Standardized coefficients) pada tabel di atas,
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu: product (X1),
price (X2), place (X3) dan promotion (X4) terhadap Keputusan Wisatawan
(Y). Dari keempat variabel tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa
besarnya koefisien a adalah 8,625, product (X1) sebesar 0,384, price (X2)
sebesar 0,146, place (X3) sebesar 0,060, dan promotion (X4) sebesar 0,362.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Product ternyata memiliki pengaruh
yang paling besar atau dominan terhadap keputusan wisatawan daripada
price, place dan promotion Pulau Peucang.
171
4.7 Uji Koefisien Determinasi
1. Koefisien Determinasi Variabel X1 dan Y
Berikut hasil koefisien determinasi dari SPSS 21:
Tabel 4.48
R Square Product
Model Summary
Mod
el
R R
Square
Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,727a ,528 ,524 2,631
a. Predictors: (Constant), Product
Untuk menghitung besarnya pengaruh product terhadap keputusan
wisatawan, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang
dikuadratkan) pada tabel 4.48. Atau juga bisa dihitung secara manual
dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien determinasi
sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,7272 x 100%
KD = 0,528 x 100%
KD = 52,8 %
Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Product
terhadap keputusan wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang
sebesar 52,8% sementara sisanya sebesar 47,2% (100% - 52,8%)
merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini.
172
2. Koefisien Determinasi Variabel X2 dan Y
Berikut hasil koefisien determinasi dari SPSS 21:
Tabel 4.49
R Square Price
Model Summary
Mod
el
R R
Square
Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,643a ,413 ,407 2,935
a. Predictors: (Constant), Price
Untuk menghitung besarnya pengaruh price terhadap keputusan
wisatawan, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang
dikuadratkan) pada tabel 4.49. Atau juga bisa dihitung secara manual
dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien determinasi
sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,6432 x 100%
KD = 0,413 x 100%
KD = 41,3 %
Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Product
terhadap keputusan wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang
sebesar 41,3% sementara sisanya sebesar 58,7% (100% - 41,3%)
merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini.
173
3. Koefisien Determinasi Variabel X3 dan Y
Berikut hasil koefisien determinasi dari SPSS 21:
Tabel 4.50
R Square Place
Model Summary
Mod
el
R R
Square
Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,512a ,263 ,255 3,290
a. Predictors: (Constant), Place
Untuk menghitung besarnya pengaruh place terhadap keputusan
wisatawan, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang
dikuadratkan) pada tabel 4.50. Atau juga bisa dihitung secara manual
dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien determinasi
sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,5122 x 100%
KD = 0,262 x 100%
KD = 26,2 %
Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari place terhadap
keputusan wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang sebesar
26,2% sementara sisanya sebesar 73,8% (100% - 26,2%) merupakan
pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini.
174
4. Koefisien Determinasi Variabel X4 dan Y
Berikut hasil koefisien determinasi dari SPSS 21:
Tabel 4.51
R Square Promotion
Model Summary
Mod
el
R R
Square
Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,719a ,517 ,512 2,663
a. Predictors: (Constant), Promotion
Untuk menghitung besarnya pengaruh promotion terhadap
keputusan wisatawan, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi
yang dikuadratkan) pada tabel 4.51. Atau juga bisa dihitung secara manual
dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien determinasi
sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,7192 x 100%
KD = 0,5169 x 100%
KD = 51,69 %
Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari promotion
terhadap keputusan wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang
sebesar 51,69% sementara sisanya sebesar 48,31% (100% - 51,69%)
merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini.
175
5. Koefisien Determinasi Variabel X1, X2, X3, X4 dan Y
Tabel 4.52
R Square X1, X2, X3, X4 dan Y
Model Summaryb
Mod
el
R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,815a ,664 ,650 2,255 2,080
a. Predictors: (Constant), Place, Product, Promotion, Price
b. Dependent Variable: Keputusan Wisatawan
Penelitian ini menggunakan rumus Koefisien Determinasi (KD) untuk
mencari besarnya peranan product, price, place dan promotion terhadap
keputusan wisatawan. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel
model summary, besarnya R square atau juga dengan melihat angka R adalah
0,815. Maka perhitungannya adalah:
KD = r2 x 100%
KD = 0,8152 x 100%
KD = 0,664 x 100%
KD = 66,4 %
Hal ini berarti ada sebesar 66,4% variasi keputusan wisatawan yang
baik dan positif (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen
penelitian yaitu product, price , place, dan promotion. Sementara sisanya
33,6% (100% - 58,7% ) dijelaskan oleh sebab dan faktor lain diluar variabel
yang peneliti bahas dalam penelitian ini.
176
4.9 Uji Hipotesis
4.9.1 Uji t
a. Uji Hipotesis H01 (Variabel X1 terhadap Y)
Tahap selanjutnya adalah menguji signifikansi hubungan atau thitung
antar variabel penelitian yaitu Product (X1) dan Keputusan Wisatawan
(Y). Perhitungannya adalah sebagai berikut:
= = = =
= 10,42 (thitung)
Harga thitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel
(lihat pada tabel ditribusi t di buku Sugiyono “Statistika Untuk
Penelitian”). Untuk derajat kesalahan 5% atau 0,05, dan derajat keabsahan
atau dk = n-2 (99-2 = 97), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Ternyata
harga thitung dari perhitungan diatas sebesar 10,42 (hasil ini ternyata sama
dengan hasil thitung di SPSS 21 pada tabel 4.43 sebesar 10,426) yang
artinya lebih besar dari ttabel. Sehingga didapatkan bahwa H01 ditolak dan
Ha1 diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh antara product (X1)
terhadap keputusan wisatawan (Y).
177
b. Uji Hipotesis H02 (Variabel X2 terhadap Y)
Tahap selanjutnya adalah menguji signifikansi hubungan atau thitung
antar variabel penelitian yaitu Price (X2) dan Keputusan Wisatawan (Y).
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
= = = =
= 8,26 (thitung)
Harga thitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel
(lihat pada tabel ditribusi t di buku Sugiyono “Statistika Untuk
Penelitian”). Untuk derajat kesalahan 5% atau 0,05, dan derajat keabsahan
atau dk = n-2 (99-2 = 97), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Ternyata
harga thitung dari perhitungan diatas sebesar 8,26 (hasil ini ternyata sama
dengan hasil thitung di SPSS 21 pada tabel 4.44 sebesar 8,262) yang artinya
lebih besar dari ttabel. Sehingga didapatkan bahwa H02 ditolak dan Ha2
diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh antara price (X2) terhadap
keputusan wisatawan (Y).
178
c. Uji Hipotesis H03 (Variabel X3 terhadap Y)
Tahap selanjutnya adalah menguji signifikansi hubungan atau thitung
antar variabel penelitian yaitu Place (X3) dan keputusan wisatawan (Y).
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
= = = =
= 5,8 (thitung)
Harga thitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel
(lihat pada tabel ditribusi t di buku Sugiyono “Statistika Untuk
Penelitian”). Untuk derajat kesalahan 5% atau 0,05, dan derajat keabsahan
atau dk = n-2 (99-2 = 97), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Ternyata
harga thitung dari perhitungan diatas sebesar 5,8 (hasil ini ternyata sama
dengan hasil thitung di SPSS 21 pada tabel 4.45 sebesar 5,876) yang artinya
lebih besar dari ttabel. Sehingga didapatkan bahwa H03 ditolak dan Ha3
diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh antara price (X3) terhadap
keputusan wisatawan (Y).
d. Uji Hipotesis H04 (Variabel X4 terhadap Y)
Tahap selanjutnya adalah menguji signifikansi hubungan atau thitung
antar variabel penelitian yaitu promotion (X4) dan keputusan wisatawan
(Y). Perhitungannya adalah sebagai berikut:
179
= = = =
= 10,18 (thitung)
Harga thitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel
(lihat pada tabel ditribusi t di buku Sugiyono “Statistika Untuk
Penelitian”). Untuk derajat kesalahan 5% atau 0,05, dan derajat keabsahan
atau dk = n-2 (99-2 = 97), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Ternyata
harga thitung dari perhitungan diatas sebesar 10,18 (hasil ini ternyata sama
dengan hasil thitung di SPSS 21 pada tabel 4.46 sebesar 10,189) yang artinya
lebih besar dari ttabel. Sehingga didapatkan bahwa H04 ditolak dan Ha4
diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh antara promotion (X4) terhadap
keputusan wisatawan (Y).
4.9.2 Uji F
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Ghozali 2006:84).
180
a. Uji F Product (X1) Terhadap Keputusan Wisatawan (Y)
Hasil perhitungan menggunakan SPSS 21 menghasilkan:
Tabel 4.53
Uji F Anova Product
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 752,489 1 752,489 108,694 ,000b
Residual 671,531 97 6,923
Total 1424,020 98
a. Dependent Variable: Keputusan Wisatawan
b. Predictors: (Constant), Product
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.53 di
atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 108,694 dengan tingkat signifikansi
0,000. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan:
df1 = k – 1 5 – 1 = 4
df2 = n – k 99 – 5 = 94
Ftabel dk 5% 2,46
Dimana: k = Jumlah variabel bebas + terikat
n = Jumlah responden
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 <
0,05) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (108,694 > 2,46) maka dapat
dinyatakan bahwa variabel independen product (X1) mempengaruhi
variabel keputusan wisatawan (Y). Ini berarti bahwa H01 ditolak sementara
181
Ha1 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara
product (X1) terhadap keputusan wisatawan (Y).
b. Uji F Price (X2) Terhadap Keputusan Wisatawan (Y)
Hasil perhitungan menggunakan SPSS 21 menghasilkan:
Tabel 4.54
Uji F Anova Price
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 588,213 1 588,213 68,265 ,000b
Residual 835,807 97 8,617
Total 1424,020 98
a. Dependent Variable: Keputusan Wisatawan
b. Predictors: (Constant), Price
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.54 di
atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 68,265 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 < 0,05) dan
Fhitung lebih besar dari Ftabel (68,265 > 2.46) maka dapat dinyatakan bahwa
variabel independen meliputi price (X2) mempengaruhi variabel keputusan
wisatawan (Y). Ini berarti bahwa H02 ditolak sementara Ha2 diterima.
Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara price (X2)
terhadap keputusan wisatawan (Y).
182
c. Uji F Place (X3) Terhadap Keputusan Wisatawan (Y)
Hasil perhitungan menggunakan SPSS 21 menghasilkan:
Tabel 4.55
Uji F Anova Place
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 373,843 1 373,843 34,530 ,000b
Residual 1050,177 97 10,827
Total 1424,020 98
a. Dependent Variable: Keputusan Wisatawan
b. Predictors: (Constant), Place
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.55 di
atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 34,530 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 < 0,05) dan
Fhitung lebih besar dari Ftabel (34,530 > 2.46) maka dapat dinyatakan bahwa
variabel independen meliputi place (X3) mempengaruhi variabel keputusan
wisatawan (Y). Ini berarti bahwa H03 ditolak sementara Ha3 diterima.
Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara place (X3)
terhadap keputusan wisatawan (Y).
183
d. Uji F Promotion (X4) Terhadap Keputusan Wisatawan (Y)
Hasil perhitungan menggunakan SPSS 21 menghasilkan:
Tabel 4.56
Uji F Anova Promotion
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 736,177 1 736,177 103,816 ,000b
Residual 687,843 97 7,091
Total 1424,020 98
a. Dependent Variable: Keputusan Wisatawan
b. Predictors: (Constant), Promotion
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.56 di
atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 103,816 dengan tingkat signifikansi
0,000. Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 < 0,05)
dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (103,816 > 2.46) maka dapat dinyatakan
bahwa variabel independen meliputi promotion (X4) mempengaruhi variabel
keputusan wisatawan (Y). Ini berarti bahwa H04 ditolak sementara Ha4
diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara
promotion (X4) terhadap keputusan wisatawan (Y).
184
e. Uji F Berganda (Variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6 terhadap Y)
Hasil perhitungan menggunakan SPSS 21 menghasilkan:
Tabel 4.57
Uji F Anova Berganda
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 945,874 4 236,468 46,488 ,000b
Residual 478,147 94 5,087
Total 1424,020 98
a. Dependent Variable: Keputusan Wisatawan
b. Predictors: (Constant), Promotion, Place, Product, Price
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.57 di
atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 46,488 dengan tingkat signifikansi
0,000 dan nilai Ftabel 2,46. Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil
daripada 0,05 (0,000 < 0,05) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (46,488 >
2.20) maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen meliputi product
(X1), price (X2), place (X3), dan promotion (X4) secara simultan atau
bersama-sama mempengaruhi variabel keputusan wisatawan (Y). Ini
berarti bahwa H05 ditolak sementara Ha5 diterima. Sehingga dapat
dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara product (X1), price (X2), place
(X3), dan promotion (X4) terhadap keputusan wisatawan (Y).
185
4.10 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada era globalisasi, tidak tertutup kemungkinan bahwa masyarakat
semakin tertarik untuk mengetahui komposisi yang terkandung dalam produk-
produk pariwisata. Pengembangan pariwisata seperti layaknya pengembangan
usaha lain, membutuhkan tuntutan untuk mempertimbangkan selera
pasar.Mengelola produk atau pasar kunci sebagai bisnis yang terpisah di bawah
organisasi utama untuk memastikan organisasi itu mendapatkan sumber daya dan
perhatian yang dibutuhkan untuk memuaskan pelanggan dan memperoleh laba.
Untuk dapat menjalankan sebuah perusahaan jasa dengan sukses yg
berkelanjutanmaka perlu adanya strategi marketing yang baik dan tersusun dengan
matang. Dalam sebuah bisnis pemasaran barang maupun jasa, biasanya
dihadapkan kepada strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi
produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
Variabel-variabel tersebutlah yang kemudian dijadikan ukuran dalam
penelitian ini. Peneliti ingin mengetahui seberapa besar variabel-variabel tersebut
berpengaruh dalam keputusan wisatawan mengunjungi Pulau Peucang. Peneliti
memilih Pulau Peucang berdasarkan pengamatan peneliti memiliki produk wisata
yang menakjubkan dengan segala keunggulan atau keistimewaannya
dibandingkan dengan obyek wisata lainnya di Banten. Taman Nasional Ujung
Kulon bukan hanya tempat habitatnya Badak Jawa Bercula Satu saja, namun
Ujung Kulon memiliki obyek wisata yang indah, seperti Pulau Peucang. Oleh
karena itu, berbagai upaya pengembangan kemampuan produk yang dimiliki terus
186
dilakukan agar Pulau Peucang semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan
domestik maupun mancanegara.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dideskripsikan sebelumnya
tentang “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Wisatawan Mengunjungi
Pulau Peucang”, maka sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu teori Stimulus – Organism –Response, teori ini melihat bahwa adanya proses
perubahan perilaku yang merupakan tanggapan dari seseorang terhadap suatu
rangsang yang dihadapinya. Model Stimulus – Organism –Responsepada intinya
beusaha meramalkan perilaku secara tepat melalui pengetahuan stimuli dan
respons yang diamati. Sama halnya dengan penelitian ini, kita akan melihat
bagaimana wisatawan merespon atas rangsangan atau stimuli yang diberikan oleh
Balai Taman Nasional Ujung Kulon dengan pihak swasta berupa konsep
marketing mix (product, price, place dan promotion), sehingga terbentuklah
keputusan, tindakan atau perasaan pada wisatawan untuk mengunjungi obyek
wisata Pulau Peucang di Taman Nasional Ujung Kulon.
Dalam penelitian ini dapat digambarkan bahwa keputusan wisatawan
Pulau Peucang adalah baik dan positif. Dibuktikan dengan jawaban responden
pada kuesioner yang sebagian besar menjawab setuju atau bahkan sangat setuju.
Kuesioner sendiri memiliki tendensi pernyataan kearah yang positif. Sehingga
peneliti bisa menyimpulkan banyak hal berkaitan dengan keputusan wisatawan.
Berdasarkan perhitungan yang tertera di analisis deskriptif data pada
variabel Product dengan ketiga indikatornya yaitu, kualitas produk, keistimewaan
produk, dan pelayanan menghasilkan nilai persentase sebesar 83,08%, hal ini
187
menunjukkan bahwa Balai Taman Nasional Ujung Kulon yang bersinergi dengan
pihak swasta sudah memberikan pelayanan yang sangat baik pada segi product.
Sedangkan perhitungan yang tertera di analisis deskriptif data pada
variabel price dengan tiga indikator pengukuran yaitu keterjangkauan harga,
perbandingan dengan merek lain, dan kesesuaian harga dengan kualitas
menghasilkan nilai persentase sebesar 74,53%, hal ini menunjukkan bahwa Balai
Taman Nasional Ujung Kulon yang bersinergi dengan pihak swasta sudah
memberikan pelayanan yang baik pada segi Price.
Perhitungan yang tertera di analisis deskriptif data pada variabel place
dengan kedua indikator pengukuran yaitu ketersediaan alternatif agen perjalanan
dan lokasi terjangkau menghasilkan nilai persentase sebesar 80,30%, hal ini
menunjukkan bahwa Balai Taman Nasional Ujung Kulon bersinergi dengan pihak
swasta sudah memberikan pelayanan yang baik pada segi place.
Perhitungan yang tertera di analisis deskriptif data pada variabel
Promotion dengan empat indikator pengukuran yaitu, personal selling,mass
selling, promosi penjualan, dan public relations menghasilkan nilai persentase
sebesar 81,31%, hal ini menunjukkan bahwa Balai Taman Nasional Ujung Kulon
yang bersinergi dengan pihak swasta sudah memberikan pelayanan yang baik
pada segi promotion.
Dan yang terakhir adalah perhitungan yang tertera di analisis deskriptif data pada
keputusan wisatawan menghasilkan nilai persentase sebesar 83,53%, hal ini
menunjukkan bahwa Balai Taman Nasional Ujung Kulon dan pihak swasta sudah
memberikan pelayanan yang baik pada segi product, price, place, dan promotion.
188
Selanjutnya, menurut hasil penelitian berdasarkan uji validitas dan
reliabilitas, baik variabel X1, X2, X3, X4, maupun Y telah memenuhi standar
validitas dan reliabilitas. Ini berarti instrumen yang digunakan bisa mewakili dari
apa yang diteliti dan bisa digunakan berkali- kali dalam penelitian yang sejenis
karena nilai Cronbach Alpha rata- rata di atas 0,720.
Hasil uji koefisien korelasi menunjukkan hubungan antara variabel X1
(Product) dengan variabel Y (Keputusan Wisatawan) terlihat bahwa variabel X1
memiliki hubungan signifikansi positif yang kuat terhadap variabel Y, yaitu
sebesar 0,727. Begitu pula variabel X2 (Price) dengan variabel Y (Keputusan
Wisatawan) terlihat bahwa variabel X2 memiliki hubungan signifikansi positif
yang kuat terhadap variabel Y, yaitu sebesar 0,643. Hasil uji korelasi
menunjukkan hubungan antara variabel X3 (Place) dengan variabel Y (Keputusan
Wisatawan) terlihat bahwa variabel X3 memiliki hubungan signifikansi positif
dengan taraf sedang terhadap variabel Y, yaitu sebesar 0,512. Uji korelasi antara
variabel X4 (Promotion) dengan variabel Y (Keputusan Wisatawan) terlihat
bahwa variabel X4 memiliki hubungan signifikansi positif yang kuat terhadap
variabel Y, yaitu sebesar 0,719. Dan uji korelasi antara variabel X1, X2, X3, dan
X4 dengan variabel Y (Keputusan Wisatawan) terlihat bahwa variabel X memiliki
hubungan signifikansi positif terhadap variabel Y, yaitu sebesar 0,815. Sesuai
dengan pedoman koefisien korelasi maka termasuk kategori hubungan yang
sangat kuat.
Dari hasil perhitungan Regresi Linear Berganda dengan program SPSS
21,00 maka persamaan regresi linear berganda dalam penelitian adalah sebagai
189
berikut Y = 8,625 + 0,384X1 + 0,146X2 + 0,060 X3 + 0,362 X4. Dimana Y adalah
Keputusan Wisatawan, X1 adalah Product, X2 adalahPrice, X3 adalah Place, dan
X4 adalah Promotion. Model tersebut mengartikan bahwa setiap terjadi kenaikan
nilai pada masing-masing variabel X maka akan diikuti kenaikan nilai Keputusan
Wisatawan (Y) yang semakin positif. Berdasarkan garis regresi, maka dapat
dilihat bahwa dari empat variabel independen yang digunakan dalam penelitian
yang memiliki pengaruh lebih besar dalam mempengaruhi Keputusan Wisatawan
adalah Product yaitu sebesar 0,384.
Dari hasil perhitungan uji t, menunjukkan bahwa keempat variabel
independen mempunyai signifikansi yang kurang dari 0,05, karenamasing- masing
variabel nilai signifikansinya 0,000. Begitu pula thitung masing- masing variabel
yang nilainya lebih dari 1,980, yaitu X1 dengan 10,42, X2 sebesar 8,26, X3
sebesar 5,8, dan X4 sebesar 10,18. Dari variabel- variabel independen penelitian
ini, pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen (Y) adalah Product
(X1). Dilihat dari uji koefisien determinasi, variabel X1 memiliki nilai R2 tertinggi
yaitu sebesar 0,528 atau 52,8%. Ini berarti variabel X1 yang paling berpengaruh
dalam menentukan Keputusan Wisatawan untuk memilih Pulau Peucang sebagai
obyek wisata pilihan mereka.
Hasil temuan dalam penelitian ini adalah bahwa memang ramainya
kunjungan wisata ke Pulau Peucang bukan hanya karena tempatnya berada di
Ujung Kulon yang dikenal sebagai tempat habitatnya Badak Bercula Satu juga
bukan hanya dari segi Price, Place dan Promotion, tetapi memang karena Product
yang dimiliki Pulau Peucang mampu menstimuli wisatawan memutuskan untuk
190
mengunjungi obyek wisata tersebut. Pulau Peucang memang memiliki keindahan
alam yang mempesona, lautan yang biru dan bersih, pasir pantainya yang putih,
dan juga keanekaragaman jenis flora dan fauna yang sangat tinggi. Maka tak
heran jika UNESCO menganugerahi pulau ini sebagai salah satu dari situs alam
warisan dunia karena memiliki keberagaman flora dan faunanya. Serta dengan
didukung oleh faktor lainnya yang memberikan manfaat sesuai dengan kebutuhan
wisatawan sehingga menghasilkan nama baik Pulau Peucang sebagai salah satu
obyek wisata yang layak untuk dikunjungi.
Dari hasil uji F memperlihatkan bahwa variabel independen yang
digunakan dalam penelitian, meliputi Product, Price, Place, dan Promotion layak
untuk menguji Keputusan Wisatawan mengunjungi Pulau Peucang. Hal tersebut
ditunjukkan dari Uji F pada variabel X1 terhadap Y yang diperoleh sebesar
108,694, Uji F pada variabel X2 terhadap Y sebesar 68,265, Uji F pada variabel
X3 terhadap Y sebesar 34,530, Uji F pada variabel X4 terhadap Y sebesar 103,816
dan Uji F pada variabel X1, X2,X3, X4 terhadap Y sebesar 46,488. Kelimanya lebih
besar dari Ftabel 2,46 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05). Hal
tersebut menguatkan hasil dari Uji t bahwa dari kelima hipotesis nol pada
penelitian ditolak. Karena pada masing-masing variabel X memiliki pengaruh
terhadap variabel Y, baik dihitung secara sendiri-sendiri maupun simultan. Juga
berdasarkan hasil koefisien determinasi (R2), disimpulkan bahwa jika Product
(X1), Price (X2), Place (X3), dan Promotion (X4) disatukan maka akan
mempengaruhi Y lebih kuat sebesar 66,4% dibandingkan dihitung secara terpisah.
191
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan
pada bab-bab sebelumnya mengenai “Pengaruh Marketing Mix terhadap
Keputusan Wisatawan Mengunjungi Pulau Peucang”. Maka peneliti dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dan pengujian hipotesis
penelitian, disimpulkan bahwa Product dengan tiga indikator pengukuran
yaitu, kualitas produk, keistimewaan produk dan pelayanan memiliki
hubungan signifikan dan positif terhadap Keputusan Wisatawan dengan
nilai korelasi sebesar 0,727. Juga memiliki pengaruh terhadap Keputusan
Wisatawan mengunjungi Pulau Peucang sebesar 52,8%, sementara 47,2%
lainnya dipengaruhi faktor lain yang harus diteliti lebih lanjut. Sehingga
dapat dibuktikan bahwa “Terdapat pengaruh product terhadap keputusan
wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang”. Produk merupakan
elemen penting dalam sebuah program pemasaran karena produk itu
sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan
melakukan pembelian. Konsumen saat ini sudah mulai memilih-milih,
karena mereka tidak mau asal membeli. Dengan demikian, perusahaan
mengonsentrasikan perhatiannya pada kemampuan produk yang hendak
ditawarkan baik dari segi kualitas maupun pelayanannya. Keunggulan
192
kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari
kesuksesan produk, dimana kesuksesan produk tersebut diukur dengan
parameter jumlah penjualan produk. Dapat dikatakan bahwa produk itu
sendiri memberikan akibat penting terhadap keputusan-keputusan
mengenai price, place dan promotion.
2. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dan pengujian hipotesis
penelitian, disimpulkan bahwa Price dengan tiga indikator pengukuran
yaitu keterjangkauan harga, perbandingan dengan merek lain, dan
kesesuaian harga dengan kualitasmemiliki pengaruh terhadap Keputusan
Wisatawan mengunjungi Pulau Peucang sebesar 41,3%, sementara 58,7%
dipengaruhi faktor lain. Pengaruhnya signifikan dan positif dengan nilai
korelasi sebesar 0,643. Sehingga dapat dibuktikan untuk hipotesis 2 bahwa
“Terdapat pengaruh price terhadap keputusan wisatawan domestik
mengunjungi Pulau Peucang”. Harga merupakan satu-satunya unsur
bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur
lainnya menimbulkan biaya. Pada umumnya harga mempunyai pengaruh
yang positif dengan kualitas, semakin tinggi harga maka akan semakin
tinggi kualitas. Konsumen mempunyai anggapan adanya hubungan yang
positif antara harga dan kualitas suatu produk, maka mereka akan
membandingkan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya, dan
barulah konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.
Penetapan harga harus benar-benar melalui proses pertimbangan yang
matang dan rasional serta diikuti dengan komunikasi yang cukup. Maka
193
dari itu, agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa,
setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat sesuai dengan
daya beli konsumen dan kualitas yang akan didapat.
3. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dan pengujian hipotesis
penelitian, disimpulkan bahwa Place dengan kedua indikator pengukuran
yaitu ketersediaan alternatif agen perjalanan dan lokasi terjangkau
memiliki pengaruh terhadap Keputusan Wisatawan mengunjungi Pulau
Peucang sebesar 26,2%, sementara 73,8% dipengaruhi faktor lain.
Pengaruhnya signifikan dan positif dengan nilai korelasi sebesar 0,512.
Sehingga dapat dibuktikan untuk hipotesis 3 bahwa “Terdapat pengaruh
place terhadap keputusan wisatawan domestik mengunjungi Pulau
Peucang”. Kebijakan dalam menentukan tempat dan saluran distribusi ini
dimaksudkan untuk mempermudah konsumen mendapatkan produk yang
ditawarkan.
4. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dan pengujian hipotesis
penelitian, disimpulkan bahwa Promotion dengan empat indikator
pengukuran yaitu, personal selling, mass selling, promosi penjualan, dan
public relations memiliki pengaruh terhadap Keputusan Wisatawan
mengunjungi Pulau Peucang sebesar 51,69%, sementara 48,31%
dipengaruhi faktor lain. Pengaruhnya signifikan dan positif dengan nilai
korelasi sebesar 0,719. Sehingga dapat dibuktikan untuk hipotesis 4 bahwa
“Terdapat pengaruh promotion terhadap keputusan wisatawan domestik
mengunjungi Pulau Peucang”. Promosi merupakan salah satu faktor
194
penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya
suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin
bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak
akan pernah membelinya.
5. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, product, price, place, dan
promotion jika dihitung secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap
keputusan wisatawan mengunjungi Pulau Peucang sebesar 66,4%,
sementara 33,6% lainnya harus diteliti menggunakan variabel atau faktor
lain. Selain itu keempat variabel independen tersebut pengaruhnya
signifikan dan positif terhadap keputusan wisatawan dengan nilai korelasi
sebesar 0,815. Sehingga dapat dibuktikan untuk hipotesis 5 bahwa
“Terdapat pengaruh marketing mix (product, price, place, dan promotion)
terhadap keputusan wisatawan domestik mengunjungi Pulau Peucang”.
Ketika keempat variabel marketing mix tersebut digabungkan menjadi satu
kesatuan utuh yang baik, maka tidak dipungkiri akan semakin menambah
reaksi positif dari wisatawan domestik terhadap keputusan mengunjungi
Pulau Peucang.
6. Variabel Product mendominasi dalam mempengaruhi keputusan
wisatawan mengunjungi Pulau Peucang dibandingkan dengan variabel
yang lainnya, yakni sebesar 0,528 atau 52,8% karena memiliki nilai R2
tertinggi (lihat uji koefisien determinasi) serta thitung paling besar yaitu
10,42. Dengan tiga indikator alat ukur yang terdiri dari kualitas produk,
keistimewaan produk dan pelayanan yang diberikan memberikan manfaat
195
dan penilaian yang positif dari wisatawan. Keunggulan produk wisata
yang dimiliki Pulau Peucang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan
untuk menetapkan pilihan kunjungan wisatanya sehingga karena faktor
itulah menyebabkan wisatawan memutuskan untuk berkunjung ke Pulau
Peucang. Sementara padauji linier berganda didapat persamaan linier Y =
8,625 + 0,384X1 + 0,146X2 + 0,060 X3 + 0,362 X4, artinya jika masing-
masing variabel X mengalami peningkatan sebesar 1% maka akan
menyebabkan peningkatan nilai Keputusan Wisatawan sebesar 0,384,
0,146, 0,060, 0,362 satuan, demikian pula sebaliknya.
5.2 Saran
Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti setidaknya mendapatkan sesuatu
yang bermanfaat dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, instansi atau
lembaga serta berbagai pihak yang terkait dalam penelitian ini. Adapun saran-
saran yang peneliti berikan kepada Balai Taman Nasional Ujung Kulon setelah
meneliti masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Hasil penelitian dapat menjadi masukan untuk mengevaluasi kegiatan
pemasaran demi meningkatkan pengembangan kemampuan produk wisata
yang dimiliki sehingga menghasilkan keuntungan baik materi ataupun non
materi bagi pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat setempat serta
kepuasan dan manfaat bagi wisatawan yang berkunjung.
2. Meskipun Taman Nasional Ujung Kulon berfokus dalam hal Konservasi
Badak, namun pemanfaatan daya tarik wisata yang dimiliki harus harus
196
terus bisa disosialisasikan agar masyarakat mengetahui pengetahuan atau
pemahaman tentang obyek wisata yang berada di Taman Nasional Ujung
Kulon, seperti Pulau Peucang, Pulau Handeuleum dan Pulau Panaitan.
3. Infrastruktur menuju obyek wisata yang berada di Ujung Kulon harus bisa
lebih diperhatikan kembali oleh pemerintah, agar wisatawan yang
berkunjung merasa nyaman ketika melakukan perjalanan wisatanya.
4. Semakin banyak wisatawan yang mengenal Pulau Peucang atau dapat
dikatakan pemahaman wisatawan mengenai keberadaan Pulau Peucang
yang berada di Taman Nasional Ujung Kulon bertambah, maka
pengembangan produk pun harus lebih ditingkatkan. Misalnya seperti
menambah kelengkapan fasilitas yang ada, memberikan pelayanan yang
selalu memberikan dampak positif sehingga menimbulkan kesan yang
berarti bagi wisatawan, dan lain sebagainya.
5. Selalu menjaga hubungan baik dengan publik internal maupun publik
eksternal sehingga tercipta kerjasama yang baik. Dengan menjaga
hubungan baik dengan publik internal, akan menciptakan kondisi yang
dinamis dan ikatan kekeluargaan semakin terjaga. Sedangkan dengan
publik eksternal dapat menciptakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik
yang positif. Citra yang positif di mata publik akan menghasilkan reaksi
yang baik pula bagi perusahaan atau instansi.
197
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Afrilla Framanik, Naniek. 2011. Komunikasi Persuasi, Serang: Sayuti.com.
Amir, Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arief, Mts. 2007. Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan, Malang: Banyumedia
Publishing.
Budi Prasadja Tan, Rio. 2010. Kunci Sukses Memasarkan Jasa Pariwisata,
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Bungin, Burhan. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Preda
Media Group.
D.J Maulana, Heri. 2007. Promosi Kesehatan, Jakarta: EGC.
Estaswara. 2008. Think IMC!, Jakarta.
Gde Pitana, I & I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata,
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Ismayanti. 2009. Pengantar Pariwisata, Jakarta: PT Grasindo.
Kasali, Rhenald. 2001. Segmentasi, Targeting, Positioning. Membujuk Pasar
Indonesia, Jakarta: Gramedia
Kertajaya, Hermawan. 2010. Perjalanan Pemikiran Konsep Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller, 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga
Belas Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana.
Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra
198
Ilmu.
Mappi Sammeng, Andi. 2001. Cakrawala Pariwisata, Jakarta: Balai Pustaka.
May Rudy, Teuku. 2005. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional,
Bandung: PT Refika Aditama.
McDaniel, Carl & Roger Gates. 2001. Riset Pemasaran Kontemporer, Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
McIver, Collin dan Geoffrey Naylor. 1987. Pemasaran Jasa-jasa Keuangan,
Jakarta: Bina Aksara.
P. Angipora, Marius. 1999. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Prawira Budi, Triton. 2006. SPSS 13 Terapan Statistic Parametrik, Yogyakarta:
Andi.
Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran, Jakarta.
Ruslan, Rosady. 2008. Metode Penelitian PR dan Komunikasi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama.
S. Pendit, Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta:
Pradnya Paramita.
Subagyo, Ahmad. 2010. Marketing In Busines, Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.
________. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Bandung:Alfabeta.
________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Bandung:Alfabeta.
199
________. 2012. Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Suyanto. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia, Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Swastha, Basu. 2007. Azas-azas Marketing, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Tjiptono, Fandi. 1997. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi.
Widjaja, H. A. W Widjaja. 2002. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,
Jakarta: Bumi Aksara.
Winardi. 1991. Marketing dan Consumer Behavior, Bandung: Mandar Maju.
Sumber Lain:
Buku Informasi Taman Nasional Ujung Kulon, 2012
Laporan Bidang Evaluasi & Pelaporan Balai Taman Nasional Ujung Kulon, 2014
Laporan Desain Tapak Pulau Peucang, 2012-2013
200
LAMPIRAN 1
(Dokumentasi)
201
DOKUMENTASI PENELITIAN SKRIPSI DI PULAU
PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON
1. Foto bersama Wisatawan
202
203
2. Pulau Peucang
204
205
3. Sticker Pengisian Kuesioner
206
LAMPIRAN 2
(Surat Izin Penelitian)
207
208
209
LAMPIRAN 3
(KUESIONER PENELITIAN)
210
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth,
Wisatawan Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon
Perkenalkan nama saya Lia Nurapriani dari Ilmu Komunikasi Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) yang sedang menyusun SKRIPSI dengan judul "Pengaruh
Marketing Mix Terhadap Keputusan Wisatawan Domestik Mengunjungi Pulau Peucang”.
Oleh karena itu, maka sangat dibutuhkan pendapat dari responden untuk melengkapi
penelitian ini.
Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu, saudara/i dapat mengisi kuesioner yang
telah terlampir. Informasi yang anda berikan sangat berarti bagi penelitian ini dan juga demi
terwujudnya kepuasan wisatawan yang lebih baik di Pulau Peucang Taman Nasional Ujung
Kulon pada masa yang akan datang. Atas bantuannya, saya mengucapkan terimakasih.
I. Identitas Responden
Nama :
Jenis kelamin : Pria Wanita
Usia : <20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun >41 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa/Pelajar Pegawai Wiraswasta
Lain-lain
II. Memberikan Jawaban dari Pernyataan yang Tersedia
Untuk pernyataan-pernyataan berikut ini, Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dipersilahkan
untuk memberikan jawaban dengan mengisi tanda centang (√) pada skala 1 – 4 dalam kolom
jawaban yang sudah tersedia dengan pilihan sebagai berikut :
1. Sangat Tidak Setuju (STS) 3. Setuju (S)
2. Tidak Setuju (TS) 4. Sangat Setuju (SS)
211
Marketing Mix
No. Pernyataan
PilihanJawaban
1 2 3 4
STS TS S SS
a. Produk
1. Pulau Peucang memiliki kelengkapan fasilitas yang
menunjang kebutuhan wisatawan
2.
Obyek dan daya tarik wisata Pulau Peucang TNUK
mampu memberikan nilai manfaat yang berarti bagi
wisatawan
3. Pasir yang putih dan lautan yang bersih & biru
merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan
4.
Pulau Peucang memiliki panorama alam yang
mempesona dan keanekaragaman jenis flora dan fauna
yang sangat tinggi
5.
Jaringan kerjasama yang berkaitan dengan produk
wisata TNUK khususnya Pulau Peucang ditawarkan
baik lokal, nasional maupun internasional
6. Pelayanan yang diberikan telah sesuai, pihak pengelola
wisata mempunyai keramahtamahan kepada wisatawan
b. Harga
7. Keterjangkauan harga tiket masuk kawasan Pulau
Peucang telah sesuai dengan daya beli wisatawan
8. Keterjangkauan harga penginapan dan restoran telah
sesuai dengan daya beli wisatawan
9. Keterjangkauan harga transportasi ke Pulau Peucang
telah sesuai dengan daya beli wisatawan
10. Harga yang ditetapkan telah sesuai dibanding dengan
objek wisata lainnya di Banten
11. Kualitas kenyamanan transportasi, penginapan dan
restoran sesuai dengan tarif yang ditetapkan
12. Harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas yang
didapat
c. Tempat/Distribusi
13.
Dengan adanya travel agent (organisasi
kepariwisataan) mempermudah akses untuk
berkunjung ke Pulau Peucang
14. Lokasi Pulau Peucang terjangkau dengan transportasi
yang didapat
212
d. Promosi
15. Melakukan pembelian melalui komunikasi langsung
(personal selling) dengan wisatawan
16.
Tertarik mengunjungi Pulau Peucang karena adanya
media dan publikasi yang menarik (artikel, buletin,
leaflet, booklet, brosur, foto, website, majalah, koran,
media sosial)
17.
Pameran dagang sering dilakukan agar konsumen
mengetahui kelebihan dan kekurangan produk wisata
yang ditawarkan
18.
Pihak pengelola wisata Pulau Peucang mampu
membangun dan membina hubungan baik dengan
pihak internal maupun eksternal
Keputusan Wisatawan
No. Pernyataan
Pilihan Jawaban
1 2 3 4
STS TS S SS
Pengenalan masalah
19. Berkunjung ke Pulau Peucang karena memiliki tujuan
untuk melakukan kegiatan wisata
20.
Berkunjung ke Pulau Peucang untuk mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan baru mengenai obyek
wisata di Indonesia, khususnya Banten
Pencarian Informasi
21.
Wisatawan aktif mencari informasi mengenai produk
wisata sebelum melakukan kunjungan ke Pulau
Peucang
22. Informasi tentang Pulau Peucang didapat melalui situs
web dan media sosial
23. Informasi tentang Pulau Peucang didapat dari
oranglain
c. Pengevaluasian alternatif
24.
Obyek wisata Pulau Peucang lebih baik dibanding
obyek wisata lainnya di Banten dan dapat dijadikan
alternatif pilihan
213
d. Keputusan Pembelian
25. Yakin bahwa keputusan untuk berkunjung ke Pulau
Peucang merupakan keputusan yang tepat
e. Perilaku Setelah Pembelian
26. Menginformasikan hal-hal yang positif tentang Pulau
Peucang kepada orang lain
27.
Merekomendasikan Pulau Peucang sebagai tempat
yang cocok untuk berpetualang, rekreasi, snorkling,
penelitian dan lain-lain
28. Untuk melakukan kunjungan wisata, saya tetap
memilih Pulau Peucang dan akan kembali berkunjung
Terimakasih
214
LAMPIRAN 4
(DATA DAN JAWABAN RESPONDEN)
215
DATA RESPONDEN PADA VARIABEL X1, X2
No 1 2 3 4 5 6 X1 7 8 9 10 11 12 X2
1 3 4 4 3 4 3 21 3 3 3 3 4 3 19
2 4 4 4 4 4 3 23 4 3 4 4 4 4 23
3 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24
5 4 4 4 3 4 3 22 2 3 4 2 4 4 19
6 2 4 3 3 3 2 17 2 3 2 2 3 3 15
7 3 4 3 4 3 2 19 2 2 4 4 3 3 18
8 3 4 4 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 24
9 3 4 4 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 24
10 4 4 3 4 3 3 21 3 4 4 3 4 3 21
11 4 4 4 4 4 4 24 3 3 4 4 4 4 22
12 4 4 4 4 4 4 24 4 3 4 4 4 4 23
13 2 3 3 3 3 2 16 2 2 2 3 3 3 15
14 3 3 3 3 3 2 17 3 2 2 3 3 3 16
15 4 4 4 4 4 4 24 3 3 3 4 3 4 20
16 4 4 4 4 4 4 24 4 3 3 3 4 3 20
17 3 4 4 4 3 3 21 3 3 4 3 4 2 19
18 4 4 4 4 3 3 22 3 3 4 3 4 2 19
19 4 4 4 3 3 4 22 3 4 4 3 4 3 21
20 4 4 4 4 3 4 23 3 4 4 3 4 3 21
21 3 4 3 4 3 3 20 3 3 3 3 3 3 18
22 4 4 4 4 4 4 24 4 3 3 4 4 4 22
23 3 4 4 3 3 3 20 3 4 3 2 4 3 19
24 3 4 4 3 3 3 20 3 3 3 3 3 4 19
25 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 3 4 4 23
26 3 4 3 4 4 4 22 4 4 4 3 4 4 23
27 3 4 4 4 3 3 21 3 3 3 3 3 3 18
28 3 4 4 3 3 2 19 2 3 3 2 3 2 15
29 4 4 4 4 4 4 24 3 3 3 3 4 3 19
30 4 4 4 3 3 3 21 4 3 3 3 3 3 19
31 3 4 4 3 3 3 20 4 3 3 3 3 3 19
32 2 3 4 3 3 3 18 3 3 2 3 2 3 16
33 3 3 4 4 3 3 20 3 4 3 3 3 4 20
34 2 3 3 3 3 3 17 3 3 1 3 3 3 16
35 2 4 4 4 3 4 21 4 3 2 3 3 4 19
36 3 4 4 4 3 3 21 4 3 2 3 3 3 18
37 2 4 4 4 3 4 21 3 2 3 4 4 4 20
38 2 3 4 3 2 2 16 2 2 2 3 2 3 14
39 3 4 4 4 3 3 21 3 3 3 3 3 4 19
40 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 2 2 2 15
41 3 3 3 3 4 3 19 3 3 3 3 3 3 18
216
42 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 3 3 18
43 3 4 4 4 4 3 22 3 3 2 2 3 3 16
44 4 4 4 4 4 4 24 2 3 3 2 3 2 15
45 4 4 4 4 4 3 23 3 2 4 4 4 2 19
46 2 3 4 4 4 3 20 3 2 3 3 3 2 16
47 2 4 4 4 4 4 22 2 3 3 3 3 3 17
48 3 4 3 2 4 3 19 4 2 2 3 3 3 17
49 3 3 3 3 4 3 19 3 3 3 3 3 3 18
50 3 3 4 4 4 4 22 3 3 3 3 3 4 19
51 4 4 4 4 4 2 22 4 4 4 4 4 4 24
52 3 4 4 4 4 3 22 4 4 3 3 3 3 20
53 2 3 3 3 3 3 17 4 3 3 3 2 3 18
54 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24
55 3 4 3 4 4 3 21 3 3 2 2 2 2 14
56 3 3 4 4 3 3 20 3 2 2 2 2 2 13
57 2 4 4 4 4 3 21 4 4 2 2 2 3 17
58 2 4 3 3 3 3 18 3 3 3 3 2 3 17
59 2 3 3 3 2 3 16 3 2 3 3 2 2 15
60 3 3 3 3 4 3 19 4 3 4 3 3 3 20
61 3 3 3 4 3 3 19 3 3 3 3 3 3 18
62 3 3 3 2 3 3 17 2 3 3 3 3 3 17
63 3 4 4 4 3 3 21 4 3 4 3 4 3 21
64 1 4 4 4 3 4 20 4 3 3 3 2 2 17
65 2 3 3 3 2 2 15 3 2 3 3 2 2 15
66 3 3 3 3 2 3 17 2 3 2 2 2 2 13
67 2 3 4 4 2 4 19 3 2 2 2 2 3 14
68 3 3 4 3 4 3 20 3 2 3 2 2 3 15
69 3 3 4 3 2 3 18 3 3 3 3 3 3 18
70 3 3 4 3 3 3 19 2 2 3 2 2 2 13
71 1 4 4 4 2 2 17 3 2 2 2 1 2 12
72 3 3 3 4 2 3 18 3 3 3 3 3 3 18
73 3 3 4 3 2 2 17 3 3 3 2 3 3 17
74 1 4 4 4 3 3 19 3 1 1 2 1 1 9
75 3 3 3 3 3 3 18 2 2 2 2 2 1 11
76 3 3 3 3 3 4 19 3 4 3 3 3 3 19
77 3 3 4 3 3 3 19 3 4 4 3 3 3 20
78 3 3 3 3 4 3 19 3 3 3 3 3 3 18
79 3 3 4 4 3 3 20 3 2 1 2 2 2 12
80 3 3 4 4 3 3 20 2 3 2 3 3 4 17
81 3 3 3 3 3 3 18 4 3 3 3 3 3 19
82 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 3 3 18
83 3 3 3 4 3 3 19 3 4 4 4 4 4 23
84 2 3 3 3 3 3 17 3 3 3 3 3 1 16
85 2 4 4 3 4 2 19 2 2 3 2 3 2 14
86 3 4 4 4 4 3 22 3 3 3 4 4 3 20
217
87 3 3 3 3 3 3 18 3 4 3 3 3 3 19
88 3 3 3 4 3 3 19 3 3 3 3 3 3 18
89 2 3 4 4 3 3 19 2 2 2 2 2 2 12
90 3 3 4 4 4 3 21 2 3 3 4 4 4 20
91 3 3 4 4 3 3 20 3 2 1 2 3 3 14
92 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 4 3 4 20
93 2 3 3 3 2 2 15 3 2 2 3 2 3 15
94 2 3 3 2 2 2 14 2 2 2 2 2 2 12
95 3 4 3 3 3 2 18 2 3 3 3 3 3 17
96 3 3 3 3 2 3 17 2 3 2 3 3 3 16
97 2 3 3 3 3 2 16 2 2 2 2 2 2 12
98 4 4 4 4 4 4 24 4 3 3 3 3 3 19
99 3 3 3 4 4 4 21 4 4 3 3 3 3 20
Total Score X1 1974 Total Score X2 1771
218
DATA RESPONDEN PADA VARIABEL X3, X4
No 13 14 X3 15 16 17 18 X4
1 3 3 6 3 3 3 3 12
2 4 4 8 4 4 4 4 16
3 3 3 6 4 4 4 4 16
4 3 3 6 3 4 4 4 15
5 4 4 8 3 4 4 3 14
6 3 3 6 3 3 3 3 12
7 4 3 7 3 4 4 3 14
8 4 2 6 3 4 4 4 15
9 4 4 8 3 4 4 4 15
10 4 3 7 3 3 4 4 14
11 4 4 8 4 4 4 4 16
12 4 4 8 4 4 4 4 16
13 4 4 8 4 4 4 4 16
14 3 2 5 2 3 3 3 11
15 4 4 8 4 4 4 4 16
16 3 3 6 4 4 3 3 14
17 4 3 7 4 4 4 4 16
18 4 4 8 4 4 4 4 16
19 4 4 8 4 4 4 4 16
20 4 3 7 4 4 4 4 16
21 3 3 6 3 4 3 3 13
22 3 3 6 3 4 4 4 15
23 3 3 6 3 3 4 4 14
24 3 3 6 4 4 4 4 16
25 4 4 8 4 4 4 4 16
26 4 4 8 3 4 4 4 15
27 4 4 8 4 3 4 4 15
28 4 4 8 3 4 4 4 15
29 4 4 8 4 4 3 3 14
30 4 4 8 3 4 4 4 15
31 3 3 6 3 3 3 3 12
32 4 3 7 3 3 3 3 12
33 4 3 7 3 4 2 3 12
34 4 3 7 3 4 3 3 13
35 3 2 5 2 4 3 3 12
36 2 3 5 2 2 3 3 10
37 3 3 6 3 4 3 4 14
38 3 3 6 3 3 3 3 12
39 3 3 6 3 3 4 3 13
40 3 2 5 3 3 2 3 11
219
41 3 3 6 3 3 4 3 13
42 3 3 6 3 3 3 3 12
43 3 3 6 3 4 4 3 14
44 3 3 6 3 3 4 3 13
45 4 4 8 3 4 4 3 14
46 3 3 6 2 3 3 3 11
47 3 3 6 2 2 2 3 9
48 3 2 5 3 3 2 2 10
49 3 3 6 3 3 3 3 12
50 4 3 7 3 3 3 3 12
51 4 4 8 4 2 2 4 12
52 3 3 6 3 3 3 3 12
53 3 3 6 3 4 2 3 12
54 4 4 8 4 4 4 4 16
55 3 3 6 3 2 2 3 10
56 3 3 6 3 3 3 3 12
57 4 3 7 4 4 4 4 16
58 3 4 7 3 4 2 3 12
59 2 3 5 3 3 3 3 12
60 3 3 6 4 4 4 4 16
61 4 3 7 4 3 3 3 13
62 3 3 6 3 3 3 3 12
63 3 4 7 3 3 4 4 14
64 3 2 5 4 4 4 4 16
65 2 2 4 2 3 3 3 11
66 3 2 5 2 2 2 2 8
67 3 3 6 2 3 3 2 10
68 3 2 5 3 3 3 3 12
69 3 1 4 3 3 3 3 12
70 3 2 5 3 3 3 3 12
71 4 3 7 2 2 2 3 9
72 4 3 7 2 3 3 3 11
73 3 3 6 2 3 3 3 11
74 3 1 4 3 4 3 2 12
75 3 2 5 3 3 3 3 12
76 4 3 7 3 3 2 3 11
77 4 3 7 3 4 4 4 15
78 3 3 6 3 3 3 3 12
79 3 2 5 3 4 3 3 13
80 3 3 6 2 3 3 3 11
81 3 3 6 3 3 3 3 12
82 4 4 8 3 3 3 3 12
83 4 3 7 3 4 3 3 13
84 3 3 6 3 3 2 3 11
85 3 3 6 3 3 3 4 13
220
86 4 4 8 2 4 4 4 14
87 3 3 6 3 3 2 3 11
88 3 3 6 3 3 3 3 12
89 3 3 6 3 3 4 3 13
90 4 4 8 4 4 4 4 16
91 4 2 6 3 3 3 3 12
92 4 4 8 3 4 4 4 15
93 3 3 6 3 3 3 2 11
94 3 2 5 2 2 2 2 8
95 3 3 6 3 3 3 2 11
96 3 3 6 2 3 2 3 10
97 3 2 5 2 3 3 2 10
98 3 3 6 4 4 4 4 16
99 3 4 7 4 4 4 4 16
Total Score X3 636 Total Score X4 1288
221
DATA RESPONDEN PADA VARIABEL Y
No 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Y
1 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 33
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 37
6 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 31
7 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 31
8 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
9 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 34
10 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 35
11 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 36
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
13 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 32
14 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 27
15 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 36
16 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 33
17 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
18 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
21 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 36
22 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
23 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 35
24 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 36
25 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38
26 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
27 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38
28 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 35
29 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 33
30 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 36
31 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 35
32 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 33
33 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
35 4 3 4 3 2 4 4 4 4 2 34
36 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 34
37 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 37
38 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 30
39 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 36
40 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28
222
41 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 31
42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
43 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 30
44 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
45 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
46 3 3 4 2 3 2 3 4 2 2 28
47 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 31
48 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 31
49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
50 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 32
51 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 36
52 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 32
53 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29
54 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 37
55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
56 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 34
57 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 34
58 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 35
59 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 27
60 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 35
61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
62 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
63 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 34
64 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38
65 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 29
66 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 28
67 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 32
68 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 34
69 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31
70 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28
71 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 30
72 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 32
73 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 28
74 4 4 4 3 3 3 4 3 4 1 33
75 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 26
76 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 32
77 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
78 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 32
79 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 36
80 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 34
81 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
82 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 34
83 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 37
84 3 3 3 4 1 2 3 3 4 2 28
85 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 31
223
86 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 35
87 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 33
88 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
89 3 4 3 3 3 2 2 4 4 4 32
90 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 37
91 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 32
92 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 38
93 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 27
94 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28
95 4 3 1 2 3 3 2 3 3 2 26
96 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29
97 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
98 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 36
99 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37
Total Score Variabel Y 3308
224
225
226
227
LAMPIRAN 5
(Tabel Nilai t tabel, r Product Moment, F tabel)
228
229
230
231
232
233
LAMPIRAN 6
(KARTU BIMBINGAN SKRIPSI)
234
235
236
LAMPIRAN 7
(Daftar Riwayat Hidup)
237
CURRICULUM VITAE
Nama : Lia Nurapriani
Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang, 03 April 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ciekek Masjid 2 Rt: 03 Rw: 02 No.42 Kel. Karaton
Kec. Majasari Kab. Pandeglang Prov. Banten
Contact Person : 087773170677
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SDN KARATON 1 PANDEGLANG Tahun 1998-2004
2. SMPN 1 PANDEGLANG Tahun 2004-2007
3. SMAN 2 PANDEGLANG Tahun 2007-2010
4. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), S1 Jurusan Ilmu Komunikasi
Tahun 2010-2015
Pengalaman Organisasi :
1. PRAMUKA SDN Karaton 1 Pandeglang
2. OSIS SMPN 1 Pandeglang – Anggota OSIS Tahun 2005-2006
3. PASKIBRA SMPN 1 Pandeglang – Pengurus Inti dan Pasukan Khusus 2005-2006
4. PRAMUKA SMPN 1 Pandeglang – Pengurus Dewan Perwakilan Tahun 2006-2007
5. Bulutangkis SMPN 1 Pandeglang – Anggota Tahun 2006
6. PASKIBRA SMAN 2 Pandeglang – Anggota Tahun 2007-2008
7. PRAMUKA SMAN 2 Pandeglang – Sekretaris Tahun 2008-2009
8. OSIS SMAN 2 Pandeglang – Seksi Bidang 1 Kerohanian Tahun 2007-2008 dan
Koordinator Humas Tahun 2008-2009
9. Mading SMAN 2 Pandeglang Tahun 2009-2010
10. Futsal SMAN 2 Pandeglang Tahun 2010
11. Jurnalistik Untirta - Anggota
12. HMJ ILMU KOMUNIKASI UNTIRTA, Departement Kesekretariatan Tahun 2011-
2012
13. BEM FISIP UNTIRTA, Departemen Kajian dan Advokasi Tahun 2012-2013
14. KREMOV PICTURES sebagai Sekretaris Tahun 2011-2013
15. Pengarah bahasa “Film Perempuan Lesung” Produksi KREMOV PICTURES Tahun
2014
16. KREMOV PICTURES – Public Relations Tahun 2015