94
PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP PEMAHAMAN DAN SIKAP TOLERAN MAHASISWA IAT (Studi Kasus di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (IPTIQ) Jakarta, dan Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) Al -Hikam Depok) Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Nur Mahbubah NIM. 15210683 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1440 H/2019 M

PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP

PEMAHAMAN DAN SIKAP TOLERAN MAHASISWA IAT

(Studi Kasus di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Institut Perguruan

Tinggi Ilmu Al-Qur’an (IPTIQ) Jakarta, dan Sekolah Tinggi Kulliyatul

Qur’an (STKQ) Al-Hikam Depok)

Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Agama (S.Ag)

Oleh:

Nur Mahbubah

NIM. 15210683

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP

PEMAHAMAN DAN SIKAP TOLERAN MAHASISWA IAT

(Studi Kasus di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Institut Perguruan

Tinggi Ilmu Al-Qur’an (IPTIQ) Jakarta, dan Sekolah Tinggi Kulliyatul

Qur’an (STKQ) Al-Hikam Depok)

Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Agama (S.Ag)

Oleh:

Nur Mahbubah

NIM. 15210683

Pembimbing

Ali Mursyid, M.Ag

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 3: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …
Page 4: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …
Page 5: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …
Page 6: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

iv

MOTTO

ALL IS WELL

“Tak ada masalah yang cocok untuk seorang hamba yang dipenuhi dengan

CINTA”

“Lakukanlah hal GILA, maka SUKSES-mu pun akan meng-GILA”

Page 7: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan untuk kedua orang tua tercinta;

Saiful Jinan dan Siti Nur Halimah

Dan kepada sidang pembaca sekalian.

Page 8: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah sang Maha Pencipta yang telah

memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga kita masih bisa hidup dalam

keadaan yang penuh berkah.

Shalawat serta salam senantiasa penulis ucapkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman

yang berilmu pengetahuan seprti halnya sekarang ini.

Selanjutnya penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena

atas pertolongan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan judul “Pengaruh Mata Kuliah Madzâhib at-Tafsîr

Terhadap Pemahaman dan Sikap Toleran Mahasiswa IAT”. Selain itu

penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh

pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih yang

terdalam kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, Rektor Instiitut Ilmu Al-

Qur‟an (IIQ) Jakarta beserta seluruh jajarannya yang telah berjasa

dalam kemajuan perguruan tinggi ini.

2. Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA sebagai dekan Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah yang telah memberikan kemudahan dan

semangat untuk mahasiswinya.

3. Ali Mursyid, MA. dosen pembimbing yang luar biasa sabar dan

perhatian, yang memberikan banyak waktu, pikiran, tenaga dan

semangat untuk penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

vii

4. Bapak dan Ibu dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang

telah mendidik dan membimbing penulis serta mengajarkan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat.

5. Staf Fakultas Ushuluddin terima kasih atas semua waktu, semangat

dorongan dan motivasinya. Dan juga kepada Staf perpustakaan IIQ

Jakarta.

6. Ucapan terimakasih kepada Instruktur Tahfidz Ibu Hj.Muthmainnah,

Ibu Arbiyah, dan Ibu Istiqomah terimakasih atas waktu dan motivasi

luar biasa kepada penulis untuk lebih dekat dengan Al-Qur‟an.

7. Terimkasih kepada kedua orang tua yang tercinta Bapak Saiful Jinan

dan Ibu Siti Nur Halimah, beliaulah cahaya kehidupan yang tak

pernah lupa melafadzkan nama penulis di dalam do‟a-do‟anya.

Terima kasih atas setiap tetesan peluh dan keringat yang tak akan

bisa terbalas dengan hal apapun. Dari keduanya penulis belajar kuat-

dan sabar dalam keadaan apapun. Semoga Allah memberikan

kesehatan, kebahagiaan, perlindungan dan keselamatan dunia dan

akhirat kepada kedua cahaya kehidupan penulis. Aamiin.

8. Terimakasih kepada kakak kelas tercinta, mbak Isyroqotun

Nashoiha, sebagai inspirator penulis dalam menemukan ide

penelitian ini, semoga Allah membalas kebaikannya dengan sebaik-

baiknya balasan.

9. Terimakasih kepada Achmad Chasani, sahabat rantau yang sudah

membantu penulis hingga mempermudah jalannya wawancara dan

observasi dalam penelitian ini.

10. Terimakasih kepada Aisyah Zuhdi, Ni‟matillah Arifin, Yasirotul

Umuri, Siti Khalidah, dan Fatimatuzzahro yang tetap setia dan

menemani penulis hingga pada titik ujung yakni tugas akhir

perkuliahan ini.

Page 10: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

viii

11. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan kebaiakan

yang berlipat ganda. Aamiin.

Jakarta, 04 Agustus 2019

Penyusun

Nur Mahbubah

Page 11: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

ix

DAFTAR ISI

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. i

SURAT PENGESAHAN .............................................................. ii

PERNYATAAN PENULIS .......................................................... iii

MOTTO ........................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ......................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................. ix

ABSTRAK .................................................................................... xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................... xiv

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Permasalahan .................................................................... 7

1. Identifikasi Masalah ..................................................... 7

2. Pembatasan Masalah .................................................... 8

3. Rumusan Masalah ........................................................ 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................... 9

D. Tinjauan Pustaka ............................................................... 9

E. Metodologi Penelitian ....................................................... 12

1. Jenis Penelitian ............................................................. 12

2. Sumber Data ................................................................. 13

3. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 13

F. Metode Analisis Data ........................................................ 16

G. Teknik dan Sistematika Penulisan .................................... 17

Page 12: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

x

BAB II: MADZÂHIB AT-TAFSÎR DAN TOLERANSI

A. Madzâhib at-Tafsîr

1. Pengertian Madzâhib at-Tafsîr .....................................

2. Katagorisasi Madzhab at-Tafsîr ..................................

3. Signifikiansi Kajian Madzâhib at-Tafsîr ......................

4. Faktor-faktor Munculnya madzhab-madzhab tafsir ....

B. Toleransi

1. Pengertian Toleransi....................................................

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Toleransi ............

3. Toleransi Sepanjang Sejarah Islam .............................

4. Toleransi di Indonesia .................................................

5. Ayat-Ayat tentang Toleransi .......................................

6. Hadis-Hadis tentang Toleransi ....................................

7. Indikator Toleransi ......................................................

BAB III: PROFIL MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR DI IIQ

JAKARTA, PTIQ JAKARTA, DAN STKQ AL-HIKAM

A. Profil IIQ Jakarta ............................................................

1. Mata Kuliah Madzâhib at-Tafsîr .............................

2. Sejarah Berdirinya IIQ Jakarta ................................

3. Visi, Misi, dan Tujuan .............................................

4. Susunan Pembina dan Pengurus Yayasan

IIQ Jakarta periode 2018-2023 ................................

5. Sarana dan Prasarana ...............................................

B. Profil PTIQ Jakarta .........................................................

1. Mata Kuliah Madzâhib at-Tafsîr .....................................

2. Sejarah berdirinya PTIQ Jakarta ..............................

3. Nilai dasar, visi, misi, dan tujuan ...........................

Page 13: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

xi

institut PTIQ Jakarta ................................................

4. Struktur organisasi pimpinan institut

PTIQ jakarta ............................................................

5. Profil fakultas Ushuluddin .......................................

C. Profil STKQ al-Hikam Depok ........................................

1. Mata Kuliah Madzâhib at-Tafsîr .............................

2. Sejarah berdirinya STKQ Al-Hikam .......................

3. Visi, misi, dan Tujuan STKQ Al-Hikam .................

4. Struktur Kurikulum STKQ Al-Hikam .....................

BAB IV: ANALISIS HASIL WAWANCARA DI IIQ JAKARTA, PTIQ

JAKARTA, DAN STKQ AL-HIKAM DEPOK

A. Mata Kuliah Madzâhib at-Tafsîr di IIQ Jakarta ...............

B. Mata Kuliah Madzâhib at-Tafsîr di PTIQ Jakarta ............

C. Mata Kuliah Madzâhib at-Tafsîr di STKQ

al-Hikam Depok ...............................................................

D. Analisis Perbandingan

1. Perbedaan ....................................................................

2. Persamaan ...................................................................

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................

B. Saran .................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................

LAMPIRAN.................................................................................

Page 14: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

xii

ABSTRAK

Nur Mahbubah, NIM 15210683, Pengaruh Mata Kuliah Madzâhib

at-Tafsîr Terhadap Pemahaman dan Sikap Toleran Mahasiswa IAT (Studi

Kasus di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, Institut Perguruan Tinggi

Ilmu Al-Qur‟an (IPTIQ) Jakarta, dan Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur‟an

(STKQ) Al-Hikam Depok)

Al-Qur‟an adalah tunggal, namun penafsiran Al-Qur‟an tidak

tunggal, sebab metode yang digunakan oleh para ulama berbeda-beda dalam

memahami Al-Qur‟an. Sekarang ini di media umum dan media sosial,

muncul perkembangan sikap beragama yang kurang toleran, dimana banyak

tokoh atau pihak yag dituduh kurang benar hanya karena melakukan hal-hal

diluar apa yang pada umumnya dilakukan banyak orang. Ini di antaranya

karena bahwa dalam Islam banyak madzhab fiqih dan banyak madzhab

tafsir, madzhab akidah, madzhab tasawuf yang kurang dipahami masyarakat

luas, sehingga orang yang berbeda dianggap dengan mudah sebagai pihak

yang salah. Sikap membenarkan satu madzhab saja lalu menafikkan

madzhab-madzhab fiqih dan tafsir yang lain adalah contoh orang yang

memahami bahwa tafsir Al-Qur‟an itu tunggal, hal ini menimbulkan dampak

negatif terhadap lingkungan dan kehidupan bermasyarakat.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dan kualitatif,

penelitian lapangan (field research) yaitu Suatu penelitian yang dilakukan

secara sistematis dengan mengangkat data yang ada di lapangan. penelitian

kualitatif. Dimana menurut Bodgan dan Taylor, metodologi kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dapat diamati. Pendekatan

kualitatif ini dipilih oleh penulis berdasarkan tujuan penelitian yang ingin

mengetahui pengaruh mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr terhadap pemahaman

dan sikap toleran mahasiswa IAT di IIQ Jakarta, PTIQ Jakarta, dan (STKQ)

Al-Hikam Depok.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis, dapat

disimpulkan bahwa mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr sangat mempengaruhi

pemahaman dan sikap toleran mahasiswa IAT di IIQ Jakarta dan PTIQ

Jakarta, namun untuk mahasiswa dengan latar belakang keluarga dan

lingkungan yang kurang toleran, tidak sepenuhnya menjadi toleran.

Sedangkan di STKQ al-Hikam untuk mahasiswa yang tidak menyelesaikan

mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr hingga akhir ternyata juga berpengaruh

terhadap pemahaman dan sikap toleran mahasiswa.

Page 15: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi ini berpedoman pada buku penulisan skripsi, tesis, dan disertasi

Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2017. Transliterasi Arab-Latin

mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

No. Arab Latin No. Arab Latin

Th ط .A 16 ا .1

Zh ظ .B 17 ب .2

„ ع .T 18 ت .3

Gh غ .Ts 19 ث .4

F ؼ .J 20 ج .5

Q ؽ .H 21 ح .6

K ؾ .Kh 22 خ .7

L ؿ .D 23 د .8

M ـ .Dz 24 ذ .9

N ف .R 25 ر .10

W ك .Z 26 ز .11

Page 16: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

xiv

H ق .S 27 س .12

, ء .Sy 28 ش .13

Y م .Sh 29 ص .14

Dh ض .15

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal panjang Vokal Rangkap

Fathah : a آ : ȃ م ى .. : ai

Kasrah : i م : ȋ ك au: .. ى

Dhammah : u ك : ȗ

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (اؿ) qamariyah.

Kata sandang yang diikuti alif lam (اؿ) qamariyah di

transliterasikan sesuai dengan bunyinya.Contoh :

al-Madȋnah :المدينة al-Baqarah : البقرة

b. Kata Sandang yang diikuti oleh (اؿ) syamsiah

Page 17: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

xv

Kata sandang yang diikuti alif lam (اؿ) syamsiah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

الرجل : ar-rajul السيدة :as-Sayyidah

ad-Dȃrimȋ: الدارمي asy-syams :الشمش

c. Syaddah (Tasydȋd)

Syaddah (Tasydȋd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ن و ه ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan cara menggandengkan huruf yang bertanda

tasydȋd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydȋd yang

berada di tengah kata ataupun yang terletak setelah kata sandang

yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiah. Contoh:

wa ar-rukka’i : كىالركع Ȃmannȃ billȃhi :ءىمىنآباالله

ء امىنى السفىهآءيى : Ȃmannȃas-Sufahȃ’u إف Innaal ladzȋna:الذينى

d. Ta Marbȗthah (ة)

Ta Marbȗthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (na’at),maka huruf tersebut diaksarakan menjadi huruf

“h”. Contoh:

ة al-Af’idah : اىلىفئدى

Page 18: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

xvi

ميىةي al-Jȃmi’ah al-Islȃmiyyah : اىلىامعىةيالإسلى

Sedangkan ta marbuthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi

huruf ”t”. Contoh:

.Ȃmilatun Nȃshibah„ : عىاملىةهالنىاصبىة

يىةىالكيبػرىلاىلى : al-Ȃyat al-Kubra

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf capital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan

awal kalimat,huruf awal, nama tempat, nama bulan, nama diri dan

lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih

aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan

ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata

sandang, maka huruf yang ditulis capital adalah awal nama diri,

bukan kata sandangnya. Contoh: „Ali Hasan al-„Ȃridh, al-Ȃsqallȃnȋ,

al-Farmawȋ dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an

dan nama-nama surahnya menggunakan huruf capital. Contoh: Al-

Qur‟an, Al-Baqarah, Al-Fȃtihah dan seterusnya.

Page 19: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Madzhab, ternyata tidak hanya ada dalam sejarah fiqih, tetapi

juga dalam sejarah perkembangan tafsir, bahkan dalam setiap disiplin

ilmu pengetahuan. Mempelajari Madzâhib at-Tafsîr, sesungguhnya

menelusuri sejarah dinamika perkembangan tafsir, dimana objek

formal atau hal yang menjadi fokus kajian adalah mengenai epistem

(cara berpikir), aliran, corak, kecenderungan, dan bahkan paradigma

yang ada dalam produk-produk tafsir. Asumsinya adalah bahwa

masing-masing produk tafsir dalam setiap kurun waktu tertentu,

memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda satu dengan

lainnya.

Munculnya berbagai Madzhab dalam penafsiran Al-Qur’an

yang dikenal dengan istilah Madzâhib at-Tafsîr adalah dilatar

belakangi oleh aneka ragam keahlian yang dimiliki para mufassir

disamping setting sosial yang mmpengaruhinya, sehingga dapat

menimbulkan pula berbagai macam corak tafsir yang berkembang

dalam beberapa referensi kitab tafsir, baik tafsir klasik, maupun tafsir

kontemporer. Madzâhib at-Tafsîr yang merupakan salah satu pokok

bahasan dalam Studi Al-Qur’an sangat urgen untuk dikaji, karena

dapat memberikan peluang dan wawasan yang luas bagi para pakar

tafsir, disamping akan memiliki sikap toleransi terhadap sikap dan

perndapat yang berbeda.1

1 Sja’roni, “Madzahibut Tafsir Dalam Perspektif Studi Al-Qur’an”,

http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/pwahana/article/download/1816/1343/,

diakses tanggal 22 Juni 2019

Page 20: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

2

Istilah Madzâhib at-Tafsîr merupakan susunan idlâfah, terdiri

dari kata madzâhib dan at-Tafsîr . Kata madzâhib adalah bentuk

jamak dari kata madzhab, dalam bahasa Arab berarti jalan yang

dilalui atau yang dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang,

baik konkrit maupun abstrak.2

Sesuatu dikatakan madzhab bagi seseorang, jika cara atau

jalan tersebut menjadi ciri khasnya. Menurut para ulama, yang

dinamakan madzhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah

melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang

menjalaninya, menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-

batasannya, bagian-bagiannya, dibangun diatas prinsip-prinsip dan

kaidah-kaidah. Dengan kata lain, madzhab adalah aliran pemikiran

(school of thought) atau madrasah fikriyyah, berisi tentang hasil-hasil

ijtihad, berupa penafsiran atau pemikiran para ulama dengan metode

dan pendekatan tertentu, yang kemudian dikumpulkan dan biasanya

diikuti oleh orang-orang berikutnya.

Sementara itu, kata tafsîr secara bahasa merupakan bentuk

isim mashdar dari fassara-yufassir-tafsîran yang berarti menjelaskan

sesuatu (bayan al-syai’ wa idlâhuhu). Kata tafsir dapat pula berarti

al-ibânah (menjelaskan makna yang masih samar), al-kasyf

(menyingkapkan makna yang masih tersembunyi), dan al-izh-hâr

(menampakkan makna yang belum jelas). Dari tinjauan makna

bahasa tersebut, maka tafsir secara istilah dapat diartikan sebagai

suatu hasil pemahaman atau penjelasan seorang penafsir, terhadap

2 Abdul Mustaqim, Aliran-Aliran Tafsir, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005), Cet.

Ke-1, h. 1

Page 21: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

3

Al-Qur’an yang dilakukan dengan menggunakan metode atau

pendekatan tertentu.3

Sejauh pembacaan penulis, istilah Madzâhib at-Tafsîr tersebut

digunakan pertama kali oleh Ignaz Goldziher dalam bukunya, Die

Richtungen der Islamischen Koranauslegung, yang diterjemahkan

oleh Dr. Ali Hasan Abdul Qadir, menjadi Madzâhib at-Tafsîr Al-

Islâmî (1955).

Tentang istilah Madzâhib at-Tafsîr, Ignaz Goldziher sendiri

tidak mendefinisakan secara eksplisit, namun dengan melihat tema-

tema pembahasan yang ada didalamnya, tampak bahwa dengan kitab

yang diberi judul Madzâhib at-Tafsîr, ia sebenarnya ingin

menjelaskan bagaimana dinamika sejarah tafsir Al-Qur’an sejak era

Nabi Saw hingga era moderen, yang di dalamnya termuat juga aliran-

aliran, madzhab-madzhab, kecenderungan-kecenderungan yang

dipilih seorang mufassir ketika mentafsirkan Al-Qur’an.4

Pembelajaran Madzâhib at-Tafsîr sudah mulai dikenalkan di

berbagai madrasah atau perguruan tinggi di Indonesia, seperti di

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, PTIQ Jakarta dan Sekolah

Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) Al-Hikam Depok. Tiga lembaga

tersebut adalah objek dalam penelitian pada skripsi ini, dengan

pembatasan yang sudah penulis tentukan yakni penelitian ini akan

dilakukan terhadap mahasiswa IAT.

Munculnya berbagai aliran dalam penafsiran Al-Qur’an atau

Madzâhib at-Tafsîr adalah dilatar belakangi oleh aneka ragam

3 Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an Studi Aliran-aliran Tafsir

dari Periode Klasik, Pertengahan hingga Modern-Kontemporer (Yogyakarta: Idea Press,

2016) cet. 2, hal: 1-3 4 Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an Studi Aliran-aliran Tafsir

dari Periode Klasik, Pertengahan hingga Modern-Kontemporer, cet. 2, hal. 5

Page 22: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

4

keahlian yang dimiliki para mufassir disamping setting sosial yang

mempengaruhinya, sehingga dapat menimbulkan pula berbagai

macam corak tafsir yang berkembang dalam beberapa referensi kitab

tafsir, baik tafsir klasik, maupun tafsir kontemporer. Madzâhib at-

Tafsîr yang merupakan salah satu pokok bahasan dalam studi Al-

Qur’an sangat urgent untuk dikaji, karena dapat memberikan peluang

dan wawasan yang luas bagi para pakar tafsir, disamping akan

memiliki sikap toleransi terhadap sikap dan pendapat yang berbeda.

Al-Qur’an adalah tunggal, namun penafsiran al-Qur’an tidak

tunggal, sebab metode yang digunakan oleh para ulama berbeda-beda

dalam memahami Al-Qur’an. Pendekatan yang dipakai juga tidak

sama, pendekatan bahasa, filsafat, sejarah, logika, sufistik atau

pendekatan fiqih, hasil penafsiran dengan beda pendekatan dapat

dipastikan hasilnya juga akan berbeda.

Karena tentang tafsir yang beragam madzhab, tentang fiqih

yang nyatanya ada beragam madzhab, masyarakat luas belum tahu

seluruhnya, maka muncul pro kontra tentang wudhu Sandiaga Uno

yang mencelupkan tangan beberapa kali ke dalam gayung berisi air.

Vidio wudhu Sandiaga Uno itu direkam saat berziarah ke makam

KH. Muhammad Thoha Imam Lapeo, Desa Lapeo, Kecamatan

Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Cara

wudhu demikian memicu perdebatan publik karena ada sebagian

muslim Indonesia yang merasa cara tersebut tak lazim. Namun di sisi

lain bukan hanya mantan Mahkamah Konstitusi Mahfud MD,

rupanya tokoh NU Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir juga sependapat

soal cara wudhu Sandiaga Uno. Sama seperti penjelasan Mahfud MD,

menurut Gus Nadir, air bekas wudhu tidak lagi suci mensucikan

menurut pendapat yang utama dalam madzhab Syafi’i dan Hanafi,

Page 23: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

5

sementara ada madzhab yang membolehkan yakni Maliki, dan satu

riwayat dari Imam Ahmad. Rupanya, tidak semua setuju dengan

pernyataan Gus Nadir, ada netizen yang membandingkan dengan

pernyataan Ustad Yusuf Mansur soal wudhu Sandiaga Uno tersebut.

Menurut cerita Ustad Yusuf Mansur hal ini seperti orang yang

tayamum, dan kalau itu tayamum, justru tidak memerlukan air.

Tayamum adalah pengganti wudhu ketika hendak sholat saat dalam

kondisi perjalanan.5

Pandangan perbandingan madzhab fiqih mengenai wudhu

menggunakan air musta’mal berbeda, Imam madzhab Hanafi

berpandangan bahwa air musta’mal adalah air yang membasahi

anggota wajib bersuci saja dan bukan air yang tersisa di dalam

wadah, air tersebut langsung memiliki status hukum musta’mal saat

menetes dari gota wajib bersuci sebagai sisa wudhu atau mandi besar.

Kemudian air yang masih dalam penampungan tidak menjadi air

musta’mal, status hukumnya suci tapi tidak bisa mensucikan

maksudnya air tersebut tetap suci tidak najis tapi tidak bisa digunakan

lagi untuk wudhu atau mandi besar. Iman Madzhab Maliki senada

dengan pendapat Imam Madzhab Hanafi dalam pengertian air

musta’mal. Namun ada titik perbedaan dalam penggunaan air

musta’mal kembali untuk berwudhu dan mandi besar. Air musta’mal

menurut Imam Maliki tetap suci dan mensucikan maksudnya air

tersebut bisa dan sah digunakan lagi untuk berwudhu atau mandi

besar selama air tidak berubah zatnya. Dalam pandangan Imam

madzhab Syafi’i sebagaimana diikuti mayoritas muslim Indonesia

5 https://bogor.tribunnews.com/amp/2018/12/31/niat-meluruskan-video-cara-

wudhu-sandiaga-uno-gus-nadir-disindir-soal-kesaksian-ustaz-yusuf-mansur?page=all,

diakses tanggal 8 Agustus 2019

Page 24: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

6

bahwa air musta’mal adalah air sedikit yang telah digunakan untuk

mengangkat hadats dalam berwudhu dan mandi besar. Termasuk juga

dalam air musta’mal dalam pandangan Imam Syafi’i air mandinya

orang muallaf, mandinya mayit dan mandinya orang yang sembuh

dari gila, air tersebut baru digolongkan dikatakan musta’mal jika

sudah terlepas dan menetes dari tubuh manusia6.

Kemudian kasus mengenai tuduhan terhadap Quraish Shihab

yang dituduh sebagai orang yang bermadzhab Syiah hanya karena

mengutip Tafsîr al-Mîzân karya Muhammad Hussein Thabathaba’i

dalam tafsirnya, misal Jonru Ginting menuding Quraish Shihab orang

syi’ah dan sesat lantaran mengomentari pernyataan mantan menteri

agama tersebut dalam tayangan Tafsîr al-Misbâh yang disiarkan

metro TV pada edisi Sabtu tanggal 12 Juli 2019. Jonru berani

menggugat pendapat mufassir terkemuka ini karena menyebut bahwa

Nabi Muhammad saw. tidak mendapat jaminan tempat di surga. Dan

Jonru pun menyatakan bahwa dia bukanlah orang pertama yang

menyatakan bahwa Quraish Shihab adalah orang Syi’ah dan sesat.7

Sedangkan Nadirsyah Hosen sangat membantah tudingan

Jonru Ginting, menurutnya kekaguman Quraish Shihab terhadap

karya Thabathaba’i itu sudah sejak dulu. Itu sebabnya kitab Tafsîr al-

Misbâh banyak mengutip Tafsîr al-Mîzân, alasan kedua Quraish

Shihab pun tidak hanya merujuk pada Tafsîr al-Mîzân, tetapi juga

merujuk pada tafsir lain semisal Tafsîr al-Wasith karya Sayid

Thantawi dan juga kitab tafsir klasik semisal Tafsîr al-Qurtubi.

6https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/harislana/5c2ad85867

7ffb2d4e58d6b9/sandiaga-uno-air-musta-mal-dan-wudhu, diakses tanggal 9 Agustus 2019

7 https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/n8sjii, diakses tanggal 8

Agustus 2019

Page 25: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

7

Adapun alasan lainnya adalah meskipun beliau mengutip Tafsîr al-

Mîzân, namun dalam beberapa pembahasan Quraish Shihab terang-

terangan menunjukkan perbedaan pandangan beliau dengan

Thabathaba’i. Dari alasan-alasan tersebut tudingan Quraish Shihab

sebagai orang Syi’ah terbantahkan.8

Sikap membenarkan satu madzhab saja lalu menafikkan

madzhab-madzhab fiqih dan tafsir yang lain adalah contoh orang

yang memahami bahwa tafsir Al-Qur’an itu tunggal, hal ini

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan

bermasyarakat. Maka dari itu penulis sangat antusias untuk

menjadikan rasa penasaran ini menjadi sebuah karya ilmiah yaitu

skripsi untuk menganalisis semua permasalahan yang tersebut di atas.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari judul yang telah dipaparkan oleh penulis dapat

ditemukan beberapa masalah yang patut untuk dibahas. Diantara

masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

Pertama, dari data yang menyebutkan bahwa terjadi

banyak perpecahan dikarenakan adanya perbedaan memahami

tafsir Al-Qur’an, sehingga banyak yang saling mengkafirkan jika

tidak mempunyai pendapat atau pemikiran yang sama.

Kedua, Sekarang ini di media umum dan media sosial,

muncul perkembangan sikap beragama yang kurang toleran,

dimana banyak tokoh atau pihak yag dituduh kurang benar hanya

8 https://www.nu.or.id/post/read/74905/habib-prof-quraish-shihab-dan-tafsir-al-

mizan-syiah, diakses tanggal 8 Agustus 2019

Page 26: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

8

karena melakukan hal-hal diluar apa yang pada umumnya

dilakukan banyak orang. Ini di antaranya karena bahwa dalam

Islam banyak madzhab fiqih dan banyak madzhab tafsir,

madzhab akidah, madzhab tasawuf yang kurang dipahami

masyarakat luas, sehingga orang yang berbeda dianggap dengan

mudah sebagai pihak yang salah.

Ketiga, tersebarnya kampus-kampus Islam yang

mempelajari tentang berbagai macam madzhab, apakah hal

tersebut tidak mempengaruhi terhadap pemahaman dan sikap

tolerannya?

Keempat, apakah adanya mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr

yang diajarkan pada mahasiswa IAT berpengaruh terhadap

pemahaman dan sikap tolerannya?

2. Pembatasan Masalah

Dari permasalahan-permasalahan yang tercantum dalam

identifikasi masalah, penulis melihat perlu melakukan

pembatasan masalah. Hal ini dilakukan agar permasalahan

penelitian tidak minimbulkan kerancuan, maka permasalahan

penelitian ini adalah tentang “Pengaruh Mata Kuliah Madzâhib

at-Tafsîr terhadap Pemahaman dan Sikap Toleran Mahasiswa

IAT di tiga perguruan tinggi Islam, yaitu Institut Ilmu Al-Qur’an

(IIQ) Jakarta, PTIQ Jakarta dan Sekolah Tinggi Kulliyatul

Qur’an (STKQ) Al-Hikam Depok”.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di dalam latar belakang masalah di

atas, permasalahan-permasalahan yang akan diangkat dalam

Page 27: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

9

penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh mata kuliah

Madzâhib at-Tafsîr terhadap pemahaman dan sikap toleran

mahasiswa IAT di IIQ Jakarta, PTIQ Jakarta dan Sekolah Tinggi

Kulliyatul Qur’an Al-Hikam Depok?”.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh mata

kuliah Madzâhib at-Tafsîr terhadap pemahaman dan sikap

toleran mahasiswa IAT di IIQ Jakarta, PTIQ Jakarta dan Sekolah

Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) Al-Hikam Depok.

2. Kegunaan penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini sebagai media sumbangsih dari peneliti

untuk memperkaya khazanah keilmuan dan pemikiran

keislaman dalam bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir,

khususnya dalam ranah studi kasus dan untuk dijadikan

bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini ditujukan untuk menambah wawasan,

pemikiran dan motivasi kepada peneliti dan para pelajar

pada khususnya, tentang pentingnya mempelajari mata

kuliah Madzâhib at-Tafsîr dalam hidup untuk saling

bertoleransi terhadap siapapun.

Page 28: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

10

D. Tinjauan pustaka

Tinjauan kepustakaan adalah suatu tinjauan yang

menjelaskan dan mengkaji buku-buku, karya-karya, pemikiran-

pemikiran dan penelitian-penelitian terdahulu terkait dengan

pembahasan skripsi. Tema mengenai Madzâhib at-Tafsîr bukanlah

bahasan yang baru dalam dunia pengetahuan, tema ini sering

menjadi bahan penelitian di dunia akademik, akan tetapi untuk

membahas mengenai pengaruh mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr

terhadap pemahaman dan sikap toleran mahasiswa IAT di IIQ

Jakarta, PTIQ Jakarta dan Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an

(STKQ) Al-Hikam Depok, penulis tidak menemukan penelitian

yang sama. Baik penelitian di perguruan tinggi lain, maupun di IIQ

(Institut Ilmu Al-Qur’an) Jakarta sendiri. Terlihat ada beberapa

skripsi yang hampir sama mengenai tema ini. Misalnya skripsi milik

Muamar Maulana yang berjudul “Konsep Toleransi Antar-Madzhab

dalam Risalah Amman” tahun 2006, skripsi ini membahas

bagaimana sejarah terbentuknya risalah Amman dan esensi dari

risalah tersebut serta konsep toleransi antar madzhab dalam risalah

tersebut, sehingga persamaan dengan skripsi ini adalah mengenai

tentang hubungan toleransi dengan adanya berbagai madzhab.

Juga skripsi milik Dadang Syarif al-Huda yang berjudul

“Madzhab-Madzhab Tafsir” yang merupakan skripsi di UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta tahun 2017. Skripsi ini fokus membahas

tentang beragamnya Madzâhib at-Tafsîr. Perbedaan dengan skripsi

ini adalah penulis lebih meneliti pada pengaruh mata kuliah

Madzâhib at-Tafsîr terhadap pemahaman dan sikap toleran,

sedangkan skripsi milik Dadang hanya menjelaskan aneka ragam

madzhab yang ada.

Page 29: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

11

Adapun skripsi milik Siti Ana Mariyam fakultas Uhuludin di

UIN Jakarta dengan judul “Studi Pemikiran Ignaz Goldziher

Tentang Perkembangan Tafsir bi Al-Matsur” tahun 2016, skripsi ini

fokus membahas tentang pemahaman Ignaz Goldziher tentang tafsir

bi al-Ma’tsur yang juga ada kaitannya dengan penelitian yang

sedang penulis teliti dalam skripsi ini, namun sangat beda dengan

fokus penelitian yang penulis ambil.

Saat ini jurnal yang memiliki kesinambungan dengan

permasalahan skripsi ini adalah jurnal karya Sja’roni, dosen sekolah

tinggi agama Islam Pencawahan Bangil, dengan judul “Madzâhib

at-Tafsîr Dalam Perspektif Studi Al-Qur’an” tesisnya berisi tentang

pengenalan Madzâhib at-Tafsîr, dari pengertian hingga aliran dan

corak tafsir, ia menjelaskan faktor-faktor munculnya aneka ragam

corak dan aliran tafsir itu sendiri. Pada bagian abstrak jurnal ini juga

dikatakan bahwa Madzâhib at-Tafsîr memiliki pengaruh terhadap

sikap toleran. Dan ini sejalan dengan asumsi dasar penelitiian yang

akan digarap dalam rangka penyusunan skripsi kali ini.

Sedangkan pembahasan Madzâhib at-Tafsîr tersendiri,

penulis sangat terbantu dengan karya Dr. H . Abdul Mustaqim

dalam bukunya “Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an”, dalam buku

tersebut diuraikan pengertian Madzâhib at-Tafsîr, menjelaskan

secara jelas dan lengkap studi aliran-aliran tafsir dari periode klasik,

pertengahan hingga moderen-kontemporer.

Dari beberapa karya dan buku di atas, memang beberapa

membahas tentang madzhab, namun untuk membahas pengaruh

mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr terhadap pemahaman dan sikap

toleran, penulis tidak menemukan satu pun pembahasan seperti

penelitian yang akan penulis teliti ini.

Page 30: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

12

Penelitian ini adalah kelanjutan dari semua penelitian-

penelitian sebelumnya, karena dengan kata pemahaman maka akan

mencakup sudut pandang yang luas. Dengan harapan, hasil

penelitian ini akan menjadi sebuah dasar agar lebih dalam dan

semangat lagi dalam mempelajari ilmu Madzâhib at-Tafsîr, dan

harapan besar akan adanya mata kuliah ini di seluruh perguruan

tinggi keagamaan islam.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field

research) yaitu Suatu penelitian yang dilakukan secara

sistematis dengan mengangkat data yang ada di lapangan9.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan metode penelitian kualitatif. Dimana menurut

Bodgan dan Taylor, metodologi kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dapat diamati.

Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara

utuh.10

Sedangkan menurut Nawawi pendekatan kualitatif dapat

diartikan sebagai rangkaian atau proses menjaring informasi,

dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu obyek,

dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah, baik dari sudut

pandang teoritis maupun praktis. Penelitian kualitatif dimulai

9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Research, (Tarsoto: Bandung, 1995), Hal. 58

10 Sri Mamindi dan Hang Rahardjo, Teknik Menyusun Karya Ilmiah, (Jakarta,

1995), hal. 23

Page 31: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

13

dengan mengumpulkan informasi-informasi dalam situasi

sewajarnya, untuk dirumuskan menjadi suatu generelasi yang

dapat diterima oleh akal sehat manusia.11

Oleh karena itu, pendekatan kualitatif ini dipilih oleh

penulis berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mengetahui

pengaruh mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr terhadap pemahaman

dan sikap toleran mahasiswa IAT di IIQ Jakarta, PTIQ Jakarta,

dan Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) Al-Hikam

Depok.

2. Sumber data

Untuk mendapatkan data dalam penulisan skripsi ini,

maka penulis menggunakan sumber data yang relevan dengan

skripsi ini. Adapun sumber primer dari penelitian ini adalah data

yang diperoleh dari hasil di lapangan melalui observasi di IIQ

Jakarta, PTIQ Jakarta dan Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an

(STKQ) Al-Hikam Depok, dan wawancara langsung kepada

mahasiswa IAT di tiga perguruan tinggi Islam tersebut, juga

dosen IAT yang mengampu Madzâhib at-Tafsîr untuk

mendapatkan informasi yang lebih komprehensif.

Sedangkan sumber sekunder seperti dalam majalah,

jurnal, internet yang berkaitan dengan masalah skripsi ini. Data-

data yang telah didapatkan selanjutnya akan ditelaah secara

mendalam yang kemudian akan dikelompokkan sesuai dengan

bab dan sub bab dari urutan skripsi ini.

11

Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1992), hal. 209

Page 32: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

14

3. Teknik pengumpulan data

a. Observasi

Pengumpulan data dalam penelitian Pengaruh Mata

Kuliah Madzâhib at-Tafsîr Studi Kasus Mahasiswa IAT di

IIQ Jakarta, PTIQ Jakarta dan Sekolah Tinggi Kulliyatul

Qur’an (STKQ) Al-Hikam Depok, peneliti menggunakan

teknik observasi, yakni observasi tidak terlibat (not

participant observation) peneliti tidak terlibat langsung

dengan kegiatan sehari-hari orang yang diamati dan hanya

sebagai pengamat independen12

keterbatasan waktu yang

dimiliki peneliti dalam penelitian ini.

Dalam metode observasi tidak terlibat ini

dilaksanakan dengan cara peneliti berada di lokasi

penelitian, dan hanya pada saat melaksanakan penelitian,

dan tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Observasi yang dilakukan

selain untuk menjadi data secara umum, juga untuk

memperoleh informasi tentang siapa saja narasumber yang

layak diwawancarai pada perguruan tinggi yang menjadi

objek dalam penelitian ini.

b. Wawancara

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan

wawancara dengan teknik “semi structured”, dalam hal ini

maka mula-mula interviwer menanyakan serentetan

pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu-persatu

diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan

12

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Alfabeta:

Bandung, 2012), hal. 145

Page 33: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

15

demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua

variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.13

Adapun narasumber dalam wawancara ini adalah mahasiswa

IAT IIQ Jakarta, PTIQ Jakarta dan Sekolah Tinggi

Kulliyatul Qur’an (STKQ) Al-Hikam Depok. Penulis akan

melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai mata

kuliah Madzâhib at-Tafsîr dan pengaruhnya dalam

mempelajari ilmu Madzâhib at-Tafsîr. Karena ini adalah

penelitian kualitatif, maka untuk menentukan narasumber

yang layak diwawancarai yakni melalui observasi di

lapangan.

c. Dokumentasi

Selain kedua teknik pengumpulan data diatas, terdapat

pula teknik pengumpulan data yang berkaitan dengan

sumber data yang digunakan dalam penelitian ini,

dokumentasi dalam penelitian merupakan alat bukti tentang

sesuatu baik berupa catatan, foto, rekaman, atau vidio yang

dialkukan peneliti.14

peneliti melakukan pengumpulan data

yang relevan dengan penelitian, data-data tersebut meliputi

arsip-arsip dan dokumen dari setiap perguruan tinggi yang

menjadi objek penelitian skripsi ini, buku-buku yang

digunakan sebagai refrensi penelitian pengaruh mata kuliah

Madzâhib at-Tafsîr, transkrip hasil wawancara, juga

dilengkapi dengan foto kegiatan saat penelitian berlangsung

13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1998) cet. 11, Hal.232 14

Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), cet. 1, hal

96

Page 34: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

16

seperti foto saat wawancara. Hal ini dilakukan untuk

menambah informasi dan melengkapi data-data yang

diperoleh dari teknik pengumpulan data sebelumnya.

F. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data penelitian dipergunakan metode

kajian secara kualitatif dari berbagai data yang telah terkumpul.

Metode yang digunakan adalah analisa deskritif, komparatif, dan

triangulasi data.

1) Metode Deskritif dalam penelitian ini hanya ingin

menggambarkan pengaruh pembelajaran Madzâhib at-

Tafsîr terhadap pemahaman dan sikap toleran mahasiswa

IAT di IIQ Jakarta, PTIQ Jakarta dan Sekolah Tinggi

Kulliyatul Qur’an Al-Hikam (STKQ) Depok, dari beberapa

data yang telah dikumpulkan, yaitu data yang diperoleh

dari kuesioner dan wawancara.

2) Metode Komparatif dalam penelitian ini berbentuk

persamaan dan perbandingan. Yakni untuk melihat

persamaan dan perbandingan pengaruh adanya mata kuliah

Madzâhib at-Tafsîr terhadap pemahaman dan sikap toleran

mahasiswa IAT di tiga perguruan tinggi Islam yang

menjadi objek khusus pada skripsi ini.

3) Metode Triangulasi data yaitu membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui sumber yang berbeda dalam metode

kulaitatif melalui wawancara terhadap mahasiswa IAT di

Page 35: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

17

tiga perguruan tinggi Islam yang menjadi objek khusus

pada skripsi ini.

G. Teknik dan sistematika penelitian

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada pembuatan

skripsi yang berjudul: Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta (edisi revisi) yang

diterbitkan oleh IIQ Press, cetakan ke-2 tahun 2011.

Untuk mempermudah penulisan, maka pembahasan skripsi

dibagi dalam beberapa bab dengan rincian sebagai berikut: Bab

pertama, bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian serta

sistematika penelitian.

Bab kedua, penulis akan menjelaskan secara lengkap

pengertian Madzâhib at-Tafsîr dan tokoh-tokoh yang berpengaruh

besar terhadap pembelajaran Madzâhib at-Tafsîr, serta pembagian

Madzâhib at-Tafsîr, Penulis juga menjelaskan secara rinci mengenai

toleransi dan indikator toleransi.

Bab ketiga, pada bab ini penulis akan mendeskripsikan profil

mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr serta objek yang penulis teliti yaitu,

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, PTIQ Jakarta dan Sekolah

Tinggi Kulliyatul Qur’an Al-Hikam Depok.

Bab keempat, berisi hasil analisis penulis tentang pengaruh

pembelajaran Madzâhib at-Tafsîr tehadap pemahaman dan sikap

toleran mahasiswa IAT sertapersamaan dan perbedaan pengaruhnya

Page 36: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

18

di tiga perguruan Islam yaitu IIQ Jakarta, PTIQ Jakarta dan Sekolah

Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) Al-Hikam Depok.

Bab kelima, pada bab ini berisi penutup, mencakup

kesimpulan dan saran-saran, diakhiri dengan lampiran-lampiran hasil

observasi penelitian.

Page 37: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

121

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis, dapat

disimpulkan bahwa mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr mempengaruhi

pemahaman dan sikap toleran mahasiswa IAT di IIQ Jakarta, PTIQ

Jakarta, dan STKQ al-Hikam. Hal ini diperkuat oleh pengakuan

semua narasumber yang mengatakan merasa lebih terbuka dan

toleran setelah mempelajari mata kuliah ini. Namun penulis juga

menyimpulkan bahwa latar belakang awal narasumber juga sangat

mempengaruhi pemahaman dan sikap toleran, jika mahasiswa

berangkat dari keluarga yang kurang toleran atau pemahaman yang

sempit, maka setelah mempelajari mata kuliah ini pemahamannya

mulai terbuka dan mulai menerima pemahaman dan banyaknya

perbedaan terkhusus dalam madzhab tafsir meskipun tidak bisa

berpengaruh 100% langsung, sedangkan mahasiswa yang berangkat

dari keluarga dengan pemahaman luas dan sikap toleran yang tinggi,

setelah mempelajari mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr sikap tolerannya

lebih baik lagi dan pemahaman lebih luas lagi karena menambah

khazanah pengetahuannya.

Tidak menyelesaikan mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr hingga

akhir ternyata juga sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan

sikap toleran mahasiswa, mahasiswa yang mempelajari Madzâhib at-

Tafsîr setengah-setengah memiliki pemahaman yang sempit dan

sikap yang tidak toleran.

Perbedaan yang penulis dapat dari hasil wawancara adalah

bahwa mahasiswa IIQ dan PTIQ cenderung lebih toleran dibanding

Page 38: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

122

mahasiswa STKQ al-Hikam, dan hal ini sangat terlihat dari

pandangan mahasiswa STKQ al-Hikam yang kaku mengenai

perbedaan madzhab fiqih maupun madzhab tafsir. Namun

pemahaman mereka yang tertutup ini pun bukan tanpa sebab,

melainkan karena belum menyelesaikan mata kuliah Madzâhib at-

Tafsîr hingga akhir. Sedangkan untuk persamaannya yaitu seluruh

narasumber merasakan pengaruh positif yang didapatkan dalam

pembelajaran mata kuliah ini, pengaruh positif ini termasuk pada

sikap toleran dan pemahaman yang mulai terbuka dengan perbedaan,

namun meski 100% narasumber merasa lebih terbuka setelah

mempelajari Madzâhib at-Tafsîr, pengaplikasian di masyarakat

belum sepenuhnya toleran dan terbuka.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan di atas,

maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Saran bagi Pembaca dan Peneliti Selanjutnya.

a. Bagi pembaca yang sedang melakukan penelitian dengan tema

atau objek yang serupa, hendaknya agar melakukan riset

berdasarkan data yang ada, jika memang sudah tersedia. Akan

lebih baik apabila dilakukan bersamaan dengan data angket,

jika memungkinkan.

b. Hendaknya bagi pembaca yang menelaah penelitian ini

menyadari bahwa ilmu Madzâhib at-Tafsîr sangat penting dan

berpengaruh pada pemahaman dan sikap toleran. Ada baiknya

untuk merujuk kepada penelitian ini, jika sedang mencari latar

belakang mahasiswa memiliki sikap toleran.

Page 39: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

123

2. Saran bagi Mahasiswa

a. Hendaknya mahasiswa memiliki kesadaran yang tinggi akan

pentingnya belajar madzhab tafsir dengan sungguh-sungguh.

Karena selepas selesainya pendidikan dengan gelar S.Ag,

yang paling dibutuhkan oleh masyarakat adalah individu yang

mumpuni di bidang keagamaan serta penafsiran al-Qur’an

yang benar dengan keilmuan yang mumpuni.

b. Hendaknya mahasiswa meningkatkan kesadaran akan

pentingnya pemahaman luas dan sikap toleran yang tinggi

saat berada di tengah-tengah masyarakat, sehingga tidak ada

perpecahan yang ditimbulkan dari dalam islam sendiri

disebabkan pemahaman yang sangat kaku dalam menafsirkan

al-Qur’an dan keyakinan bermadzhab.

3. Saran bagi kampus yang memiliki prodi IAT

a. Hendaknya seluruh prodi IAT menjadikan Madzâhib at-Tafsîr

sebagai mata kuliah wajib di kampus, setelah melihat begitu

penting dan memiliki pengaruh besar dalam pemahaman dan

sikap toleran mahasiswa.

b. Hendaknya tema Madzâhib at-Tafsîr yang akan diberikan

pada mahasiswa strata S1 adalah mengenai pengertian dan

historitas Madzâhib at-Tafsîr berikut dengan

memperkenalkan macam-macam madzhab tafsir dengan

pemikiran dan arah alirannya secara jelas dan mendalam, agar

pemahaman mahasiswa sangat mumpuni dan tidak mudah

menafikkan madzhab lain.

Page 40: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

125

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: PT Rineka Cipta, cet. 11, 1998.

Al-Dzahabi, Muhammad Husain, al-Tafsir wa al-Mufassirun, Cairo: Daar al-

Kutub al-Haditsah, 1962.

Apriansyah, Rizqi, http://www.klikberita.co.id/opini/diskriminasi-dalam-

masyarakat-ini-tips-menghindarinya.html, diakses pada 23 Juni 2019.

Djalal, Abdul, H.A, Urgensi Tafsir Nawdhu’i pada masa kini, Jakarta:

Kalam Mulia, 1990.

Echols, John M. dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta:

Gramedia, 1999.

Fitriani, Dini, http://diarytoleransidini.blogspot.com/?m=1, diakses pada 23

Juni 2019.

Federspial, Howard M, Kajian Al-Qur’an di Indonesia dari Mahmud Yunus

hingga Quraish Shihab, Bandung: Penerbit Mizan, cet. 1, 1996.

Ghazali, Abd Moqsith, Argumen Pluralisme Agama: Membangun Toleransi

Berbasis Al-Qur`an.

Hanafi, Ahmad, Pengantar Teologi Islam, Jakarta: Djajamurni, 1967

http://www.markijar.com/2015/11/toleransi-antar-umat-

beragamalengkap.html diakes pada 23 Juni 2019.

https://ptiq.ac.id/ , diakses tanggal 1 Agustus 2019.

https://walisongoonline.com/stkq-alhikam/ diakses pada tanggal 1 Agustus

2019

https://walisongoonline.com/pmb-stkq-alhikam-2019/, diakses pada tanggal

1 Agustus 2019.

Izzan, Ahmad, Metodologi Ilmu Tafsir, Bandung: Tafakur, 2007.

Page 41: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

126

Izad, Rohmatul, http://www.nu.or.id/post/read/87806/toleransi-dalam-

masyarakat-indonesia, diakses pada 23 Juni 2019.

Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, cet. 1, 2015.

Khaeruman, Badri, Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an, Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2004.

Misrawi, Zuhairi, Al-Qur`an Kitab Toleransi; Inklusivisme, Pluralisme dan

Multikulturalisme, Jakarta: Fitrah, 2007.

Mansur, Sufaat, Toleransi Dalam Agama Islam, Yogyakarta: Harapan Kita,

2012.

Maraghi, Muhammad Musthofa, Tafsir al-Maraghi, Mesir: Musthofa al-Babi

al-Halabi, vol. 2, 1962.

Mustaqim, Abdul, Aliran-Aliran Tafsir, Yogyakarta: Kreasi Wacana, Cet.

Ke-1, 2005.

Mamindi, Sri dan Hang Rahardjo, Teknik Menyusun Karya Ilmiah, Jakarta,

1995

Misrawi, Zuhairi, Pandangan Muslim Moderat: Toleransi, Terorisme, dan

Oase Perdamaian, Jakarta; Penerbit Buku Kompas, 2010.

Mursyid, Ali, https://iiq.ac.id/index.php?a=artikel&d=2&id=86, diakses pada

22 Juni 2019.

Mufidah, Laila, “Tingkat Self Efficacy Mahasantri Terhadap Kemampuan

Tahfidz Al-Qur’an”, Skripsi, Jakarta: Perpustakaan IIQ Jakarta, 2018.

Musa, Ali Masykur, Membumikan Islam Nusantara: Respons Islam terhadap

Isu-Isu Aktual, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2014.

Muslim, Imam, Shahih Muslim, vol.1, Mesir: Isa al-Babi al-Halabi,t.t.

Nasution, Harun, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan

Bintang, 1978.

Page 42: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

127

Pohan, Rahmad Asri, Toleransi Inklusif, Yogyakarta: Kaukaba Dipantara,

2014

Rohan, Abujamin, Ensiklopedi Lintas Agama, Jakarta: Emerland, 2009.

Sja’roni, “Madzahibut Tafsir Dalam Perspektif Studi Al-Qur’an”,

http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/pwahana/article/

download/1816/1343/, diakses tanggal 22 Juni 2019

Syukur, M. Asywadie, Perbandingan Madzhab, Surabaya: Pt. Bina Ilmu,

1982.

Sudarno, Jaja, https://bengkulu.kemenag.go.id/artikel/42737-tri-kerukunan-

umat-beragama, diakses pada 23 Juni 2019.

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1995.

Soekanto, Soerjono, Kamus Sosiologi, Jakarta: Royandi, 1985.

Thoha, Anis Malik, Tren Pluralisme Agama; Tinjauan Kritis, Depok: Gema

Insani, 2006

Ulfa, AM, http://eprints.walisongo.ac.id/6995/3/BAB%20ll.pdf, diakses pada

23 Juni 2019.

Wawancara dengan dosen pengampuh madzahibut tafsir IIQ Jakarta,

Muhammad Ulinnuha, Ciputat, 4 Juli 2015.

Wawancara dengan Mahasiswi IIQ Jakarta, Latifatur Rohimah, Kampung

Utan, 9 Juli 2019.

Wawancara dengan pasca sarjana IIQ Jakarta, Isyroqotun Nashoiha, Wates,

11 Juli 2019.

Wawancara dengan mahasiswi IIQ Jakarta, Ulya, Legoso, 9 Juli 2019.

Wawancara dengan dosen pengampuh madzahibut tafsir PTIQ Jakarta,

Abdul Kholiq, 9 Juli 2019.

Wawancara dengan mahasiswa PTIQ Jakarta, Ahmad Muntaha, Cirendeu, 24

Juli 2019.

Page 43: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

128

Wawancara dengan mahasiswa PTIQ Jakarta, Achmad Chasani, Ciputat, 11

Juli 2019.

Wawancara dengan mahasiswa PTIQ Jakarta, Muhammad Ade Sevtian,

Gaplek, 11 Juli 2019.

Wawancara dengan dosen pengampuh madzahibut tafsir STKQ al-Hikam,

Yusni, Depok, 12 Juli 2019.

Wawancara dengan mahasiswa STKQ al-Hikam, Reza, Depok, 13 Juli 2019.

Wawancara dengan mahasiswa STKQ al-Hikam, Reva, Depok, 13 Juli 2019.

Wawancara dengan pasca sarjana STKQ al-Hikam, Nasril, Depok, 13 Juli

2019.

Zen, Muhaimin, Mengenang Gagasan DR. K.H. ACHMAD HASYIM

MUZADI, Depok:Fazaprinting, 2017.

Page 44: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Transkrip Wawancara

Narasumber : Dr. M. Ulinnuha Khusnan, MA

Tempat : Kampus IIQ Jakarta

Waktu : 4 Juli 2019

Pertanyaan : Mulai kapan madzahib tafsir dijadikan sebuah mata kuliah di

kampus ini? Dan sejak kapan bapak mengampuh mata kuliah

madzahib tafsir?

Jawaban : Madzahibut tafsir dijadikan mata kuliah di kampus IIQ

sudah lama, sejak adanya Ushuluddin berdiri pertama kali,

namun untuk nama mata kuliahnya tidak pure madzahib tafsir

tapi manahibut tafsir dan madzahibuhu, dan akhirnya

dijadikan madzahibut tafsir.

Saya agak lupa tahun kapan mulai mengampu madzahib tafsir,

perkiraan 2014 atau 2016, dan mata kuliah ini untuk semester

7, namun dari tahun kemarin sudah dimulai dari semester 6

Pertanyaan : Tujuan perkuliahan ini apa? Apakah tujuan tersebut sudah

terlaksana?

Jawaban : Pertama karena ada di silabus, intinya untuk mengenalkan

mahasiswa tentang keragaman madzhab-madzhab tafsir al-

Qur’an, setelah mereka paham, selanjutnya diharapkan

mereka mempunyai cakrawala pengetahuan mengenai

keberbagaian dan kewarna-warnian itu, sehingga terakhir

harapannya mereka bisa hidup saling menghargai dan

bertoleransi, tidak mengklaim dia benar dan yang lain salah.

Secara Kognitif sepertinya sudah terlaksana, selama

kehidupan di kampus sepengetahuan saya mereka sudah

toleran, namun untuk diluar kampus saya tidak mengetahui.

Pertanyaan : Apa latar belakang adanya mata kuliah ini?

Jawaban : Indikasinya adalah selain karena alasan akademik, bahwa ini

adalah bagian yang penting untuk diberitahu dan diajarkan

kepada mahasiswa, alasan yang kedua adalah untuk

menanggulangi fenomena banyaknya klaim kebenaran yang

dilakukan banyak orang, ada sih beberapa mahasiswa yang

mengklaim bahwa pandangannya benar dan yang lain salah,

tapi hal ini tidak mayoritas.

Pertanyaan : Apakah anda merasa mahasiswa IAT setelah mempelajari

mata kuliah madzahib tafsir lebih bertoleran ketika berdiskusi

Page 45: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

atau bermusyawarah bahkan berdebat karena adanya sebuah

perbedaan?

Jawaban : Yang saya rasakan lebih bertoleran, diskusi sewajarnya,

namun jika untuk mahasiswi yang pernah mempunyai kasus

fanatik sebelumnya hanya diam saat di kelas, jadi memang

agak susah untuk menentukan dia sudah toleran atau belum.

Memang butuh untuk langsung di wawancarai saja.

Pertanyaan : Apakah ada mahasiswa bapak yang telah mempelajari mata

kuliah madzahib tafsir, namun masih sempit pemahamannya

sehingga mudah untuk menyalahkan orang yang berbeda

pendapat dengannya?

Jawaban : Jika memang ada, itu pun mahasiswi yang sama sekali belum

mempelajari mata kuliah ini, sejauh ini untuk mahasiswi yang

sudah mempelajari madzahibut tafsir tidak ada yang

pemahamannya justru lebih sempit, setelah belajar sepertinya

terbuka, tentu terbukanya wawasan itu tidak langsung 100%,

karena pembelajarannya hanya satu semester, dari yang

misalnya tertutup sama sekali akhirnya sudah mulai bisa angin

masuk, dan yang sudah bertoleran atau terbuka maka lebih

sangat terbuka dengan toleran dan wawasan yang lebih luas

lagi.

Pertanyaan : Apa keistimewaan atau kelebihan mata kuliah madzahib

tafsir di IIQ dibanding dengan mata kuliah tersebut di kampus

lain?

Jawaban : Kalau madzahib di iiq itu saya mengkombinasi dari berbagai

aspek, madzahib tafsir kan ada macam-macam, ada madzhab

berdasarkan tipologi geografik per daerah, misalnya tafsir

hijazi, tafsir madani, tafsir indonesi dan seterusnya itu satu

madzhab, ada madzhab tafsir lain yang tidak berdasarkan

geografik tapi berdasarkan madzhab pemikiran dalam ilmu

kalam, tafsir jabari, tafsir qodari, tafsir asyari, taafsir maturidi.

Lalu ada tafsir-tafsir alaa madzhab fuqoha, tafsir hanafi, tafsir

hambali, tafsir syafii dan seterusnya. Nah di IIQ saya coba

untuk mix, dalam 16 kali pertemuan disitu kita mencoba

mempelajari dari aspek madzhab kalam, madzhab kaidah lalu

madzhab fiqih, dan aspek yang tidak masuk dalam kaidah atau

fiqih, tapi issue pergerakan, misalnya madzhab tafsir wahabi

atau madzhab tafsir ikhwan muslimin. Jadi keistimewaan

silabus di mata kuliah ini yaitu kombinasi beberapa

kecenderungan yang berbeda-beda lalu kemudian kita mix

dalam satu mata kuliah.

Page 46: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Pertanyaan : Sejauh ini apakah ada konflik atau permasalahan yang

ditimbulkan karena adanya perbedaan madzhab di kampus

ini?

Jawaban : Sependek pengetahuan saya tidak ada.

Pertanyaan :Setelah saya observasi di kampus-kampus lain terkhusus

prodi IAT, ternyata tidak semua mahasiswa mempelajari ilmu

ini, menurut bapak apakah ilmu madzahib tafsir ini harus

dijadikan sebuah mata kuliah yang wajib di prodi IAT? Apa

alasannya?

Jawaban : Iya, apalagi dilihat konteks kehidupan masyarakat dengan

issue yang berkembang adalah tentang politik identitas,

gerakan klaim kebenaran, semangat untuk berislam secara

formalitas tanpa mempelajari alquran mendalam, jadi islam

hanya di pelajari pada aspek simbol-simbol, berjilbab

contohnya, tapi apakah hatinya fikirannya sudah berjilbab

jarang disentuh. Contoh lagi pakai simbol laa ila ha illallah,

seakan-akan yang memakai jubah atau simbol tulisan laa ila

ha illallah adalah yang paling islam, sedangkan yang lain

tidak.

Nah ditengah wacana keagamaan yang sangat dangkal ini

saya kira mata kuliah madzahibut tafsir menjadi sangat

penting, karena ini membicarakan tentang keragaman

mujtahid dari kalangan mufassirin untuk memahami isi al-

Qur’an.

Page 47: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Narasumber : Yusni, MA

Tempat : Masjid Al-Hidayah (Limo, Kota Depok)

Waktu : 12 Juli 2019

Pertanyaan : Mulai kapan madzahib tafsir dijadikan sebuah mata kuliah di

kampus ini? Dan sejak kapan bapak mengampuh mata kuliah

madzahib tafsir?

Jawaban : Saya kurang tau masalah sejak kapan, dan saya masih baru

di STKQ kemudian langsung mengampuh mata kuliah

madzahibut tafsir ini, memang di alhikam sendiri tidak sama

dengan kampus lain, alhikam hanya mempunyai satu prodi

yaitu IAT, dan setiap angkatan hanya ada satu kelas saja,

berjumlah 30an mahasiswa.

Pertanyaan : Tujuan perkuliahan ini apa? Apakah tujuan tersebut sudah

terlaksana?

Jawaban : Saya ingin dengan madzahibut tafsir yang saya ampuh ini,

temen-temen STKQ mendapat wawasan metodologis dari

peneliti barat dalam upaya mereka membaca perkembangan

ulama-ulama atau para mufassir dari masa ke masa dengan

berbagai macam kelas atau strata, intelektualnya sehingga itu

menambah pengetahuan mahasiswa menjadi komrehensif,

tafsir ini dari abad ke abad kan mempunyai semacam

perkembangan yang berjalan secara periodik, kalau Husen ad-

Dhahabi kita paham sekali pembagiannya, tafsir pada masa

sahabat, tafsir pada masa thabiin, pengaruhnya dan hanya

seputar israilliyat, qira’at, i’rab. Nah pembagian Husen Ad-

Dhahabi ini kan sangat populer untuk kalangan IAT, mudah

masuk dan mudah untuk dipahami, kalau tafsir orientalis ini

kan agak rumit, sebagian berdasarkan periode sebagian lagi

berdasarkan corak misalnya, ini yang terkadang sulit. tapi

semakin kesini akhirnya bisa kebaca arah pemikiran Ignaz

Goldziher.

Jadi dengan mengetahui itu, mereka dapat membaca kitab

tafsir sebagai prodak budaya, dialognya seperti apa, dialognya

dengan keadaan teksnya, misal saat disebutkan tafsir Ibn

Katsir mereka langsung terbayang tafsirannya ini tafsir abad

keberapa, sehingga sudut pandang mereka terhadap kitab

tafsir itu mapan, mapan disini maksudnya tidak hanya

berkutat dengan teks didalamnya, akhirnya mereka benar-

benar paham bahwa tafsir itu pun berdialog mengenai budaya.

Dengan begitu semakin luas sudut pandangnya sehingga

Page 48: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

membantu mereka menafsirkan nantinya, contohnya dia sadar

sekarang dia hidup di abad 14H corak pemikiran penafsir

seperti apa, sadar pula bahwa dia berada di nusantara dan lain

sebagainya, itu berangkat dari mereka belajar mata kuliah

madzahibut tafsir. Dan dalam setengah tahun ini saya melihat

antusias belajar mereka. Tujuan khususnya membantu mereka

mudah menafsirkan Al-Qur’an dan melahirkan tafsir yang

kontekstual. Tafsir ini kan diharapkan adanya perubahan,

perubahan dalam pemahaman masyarakat, perubahan umat

islam khususnya yang membaca tafsir tersebut. Perubahan

disini masyarakat lebih toleran. Sehingga al-Qur’an ini

menjadi hidup didalam kehidupan masyarakat.

Pertanyaan : Apa latar belakang adanya mata kuliah ini?

Jawaban : Yang saya lihat mereka ini awalnya masih terkungkung

dalam tafsir model klasik yang kecenderungannya tekstual,

cara pandang tafsir klasik ini memang tidak bisa lepas dalam

penafsiran namun untuk menghidupkan al-Qur’an untuk

seluruh zaman yaa harus ikut dengan adanya culture atau

budaya. Jadi nilai tafsir itu menjadi tidak liberal,

kecenderungannya akhirnya moderat, klasiknya di pakai,

metode barat, dialognya dengan budaya setempat muncul.

Akhirnya mereka sadar dengan madzhabnya, bahwa mereka

ada di madzhab kontemporer dan di nusantara, karena seorang

mufassir harus sadar banget dengan zamannya.

Pertanyaan : Apakah anda merasa mahasiswa IAT setelah mempelajari

mata kuliah madzahib tafsir lebih bertoleran ketika berdiskusi

atau bermusyawarah bahkan berdebat karena adanya sebuah

perbedaan?

Jawaban : Saya yakin mata kuliah yang mereka dapatkan selain saya itu

banyak, dan memang teman-teman ini sangat terbuka, tidak

antipati dengan hal baru yang mungkin baru mereka dengar,

malah justru mereka sangat senang dengan pemahaman-

pemahaman madzhab yang baru mereka ketahui, antusias

sekali dan menerima pengetahuan di mata kuliah madzahibut

tafsir, saya rasa 80% mahasiswa STKQ ini toleran, mereka

seolah-olah dari sorot matanya mengatakan, saya akan

berusaha menggunakan metodologi ini, saya ingin

menafsirkan al-Qur’an dengan sangat sadar zaman dan

culturenya.

Pertanyaan : Apakah ada mahasiswa bapak yang telah mempelajari mata

kuliah madzahib tafsir, namun masih sempit pemahamannya

Page 49: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

sehingga mudah untuk menyalahkan orang yang berbeda

pendapat dengannya?

Jawaban : Saya tadi mengatakan 80% mahasiswa STKQ toleran, untuk

yang 20% ini bukan tidak terbuka atau toleran melainkan

tidak aktif dalam kelas, atau malah tidak masuk saat mata

kuliah ini. Atau juga karena adanya teman-teman yang merasa

terlalu banyak kegiatan di pesantren alhikamnya sehingga

dalam kampus beberapa mahasiswa merasa mata kuliah ini

lumayan berat karena adanya banyak istilah asing, sehingga

ketinggalan dalam penjelasan saya.

Pertanyaan : Apa keistimewaan atau kelebihan mata kuliah madzahib

tafsir di IIQ dibanding dengan mata kuliah tersebut di kampus

lain?

Jawaban : Saya kurang tahu madzahibut tafsir di kampus lain, hanya

saja saya pribadi ingin madzahibut tafsir di STKQ ini

mengajak teman-teman untuk sadar mereka berada di

madzhab apa setelah belajar beberapa macam klasifikasi

madzhab yang disampaikan oleh timur barat, timur tengah,

indonesia. Jadi saya sengaja menggabungkan pemikiran dari

barat, timur dan indonesia sendiri. Keistimewaanya lebih

komprehensif, jadi lebih mencakup.

Pertanyaan : Sejauh ini apakah ada konflik atau permasalahan yang

ditimbulkan karena adanya perbedaan madzhab di kampus

ini?

Jawaban : Tidak ada, saya tidak pernah menemukan hal tersebut.

Pertanyaan : Setelah saya observasi di kampus-kampus lain terkhusus

prodi IAT, ternyata tidak semua mahasiswa mempelajari ilmu

ini, menurut bapak apakah ilmu madzahib tafsir ini harus

dijadikan sebuah mata kuliah yang wajib di prodi IAT? Apa

alasannya?

Jawaban : Jadi seperti yang saya ucapkan tadi, STKQ ini mempunyai

visi misi untuk menjadi sekolah tinggi tafsir terdepan dan

melahirkan mufassir, karena itu untuk masuk STKQ harus

hafal Al-Qur’an, kemudian mereka dicekokin dengan ilmu-

ilmu lain agar dapat menjadi kader mufassir kedepan. Jadi

saya sangat mengharuskan mata kuliah madzahibut tafsir di

prodi IAT, karena ilmu ini adalah ilmu wajib juga untuk

seorang kader mufassir.

Page 50: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Narasumber : Abdul Kholiq, MA.

Tempat : Kediaman pengampuh (Pondok Cabe)

Waktu : 9 Juli 2019

Pertanyaan : Mulai kapan madzahib tafsir dijadikan sebuah mata kuliah di

kampus ini? Dan sejak kapan bapak mengampuh mata kuliah

madzahib tafsir?

Jawaban : Saya alumni PTIQ, saya masuk tahun 2007, ketika saya di

PTIQ sudah ada mata kuliah ini, kalau sejarahnya sudah mulai

dari awal ushuluddin berdiri, Cuma memang diajarkan di

semester atas, semester 6 dan kemarin sempet di semster 8.

dan dari awal saya mendapat mata kuliah ini memang

namanya madzahibut tafsir.

Saya sendiri mengampuh madzahibut tafsir masih dua tahun

ini, sebelumnya mengampuh mata kuliah fiqih, ushul fiqih,

tafsir klasik dll.

Pertanyaan : Tujuan perkuliahan ini apa? Apakah tujuan tersebut sudah

terlaksana?

Jawaban : Madzhab kan diambil dari kata dzahaba berarti kita berjalan,

atau bisa diartikan sebagai at-thoriqoh atau jalan yang

digunakan seseorang untuk memahami al-Qur’an, dan

madzahibut tafsir itu mulai ada ketika orientalis Ignaz

Goldziher memperkenalkannya. ketika saya lihat seperti yang

di almufassirun, disitu dijelaskan ada banyak madzhab-

madzhab tafsir, tetapi kecondongan ali yazid ini tidak pada

teologi, melainkan madzhab tafsir pemahaman terkait

penafsiran yang berbeda-beda.

Tafsir bil ma’tsur seperti yang kita tahu tafsir yang diambil

dari perkataan nabi, sahabat dan tabi’in, walaupun

kebanyakan orang salah pemahaman juga, mereka mengira

tafsir bil ma’tsur ini tidak pakai akal, padahal tafsir bil ra’yi

maupun bil ma’tsur dua-duanya juga memakai ijtihad atau

akal.

Saya lebih menangkap ternyata saya lebih suka untuk

memberikan definisi terkait bil ma’tsur dan bi ra’yi ini

mengenai masa, pada waktu. Jadi tafsir bil ra’yi adalah karya

tafsir setelah masa Nabi, sahabat, dan tabi’in.

Tujuan mata kuliah ini selama ini yang saya gunakan di PTIQ

yang pertama untuk mencegah, karena beberapa hari ini

banyak aliran-aliran yang kurang toleran atau radikal,

sedangkan di PTIQ kan moderat, dan beberapa mahasiswa

Page 51: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

yang menunjukkan gerakan kesitu, makanya ushuluddin

sebagai yang berkecimpung pada aliran-aliran itu, saya juga

andil, maka dari itu untuk madzahibut tafsir saya tidak

membahas tafsir tentang tafsir madzhab sunni, syi’i, atau

mu’tazili, tetapi saya lebih membahas tentang isyari, fiqih

ataupun ijtima’i dan sebagainya. Karena kalau saya

membahas tentang teologi lagi, semester pertama sudah ada

ilmu kalam, takutnya ada pengulangan pelajaran disini.

Karena di PTIQ ada mata kuliah tafsir klasik dan tafsir

kontemporer, nah di tafsir klasik ini nanti akan ada penjelasan

teologi itu tadi.

Dan yang pasti tujuan lain untuk memperkuat pemahaman

keislaman kemudian yang kita kuatkan sikap-sikap

moderatnya. Dan tujuan khususnya untuk menambah

khazanah terkait penafsiran mulai awal penafsiran hingga

sekarang. Dan yang saya rasakan semua tujuan ini sudah

terlaksana.

Pertanyaan : Apa latar belakang adanya mata kuliah ini?

Jawaban : kalau untuk alumninya secara garis besar berada di tengah

ahlus sunnah wal jama’ah, karena beberapa ada mahasiswa

saya dulu meninggal karena menjadi relawan ISIS sekitar

tahun 2015, dan mahasiswa ini belum mengikuti mata kuliah

madzahibut tafsir.

Pertanyaan : Apakah anda merasa mahasiswa IAT setelah mempelajari

mata kuliah madzahib tafsir lebih bertoleran ketika berdiskusi

atau bermusyawarah bahkan berdebat karena adanya sebuah

perbedaan?

Jawaban : kita tidak merundingkan pada teologi, jadi ketika di ruang

belajar, semuanya bertoleransi.

Pertanyaan : Apakah ada mahasiswa bapak yang telah mempelajari mata

kuliah madzahib tafsir, namun masih sempit pemahamannya

sehingga mudah untuk menyalahkan orang yang berbeda

pendapat dengannya?

Jawaban : Ketika kita membuka wawasan, otomatis wawasan mereka

bertambah, dan semakin wawasan bertambah maka mereka

akan lebih bertoleran atau moderat, kecuali kalau dari awal

ada yang mengajar dengan niatan mempersempit

pemahamannya sendiri, jadi yang seharusnya islam menjadi

agama yang rahmatan lil alamin, jadi rahmatan lil madzhab.

Pertanyaan : Apa keistimewaan atau kelebihan mata kuliah madzahib

tafsir di PTIQ dibanding dengan mata kuliah tersebut di

kampus lain?

Page 52: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Jawaban : Diawal keinginannya itu bagaimana mahasiswa tidak awam

dari karya-karya tafsir yang mana disitu banyak juga

madzhab-madzhab apapun, dari situ kemudian semua mata

kuliah yang saya ampuh yang terkategori tafsir atau

penafsiran lebih pada contohnya, misal kita membahas tafsir

fiqih, kemudian yang diambil al-badhawi diambil dari

arabnya, kemudian mereka disuruh membaca dan

menerjemahkan, jadi sambil memahami madzahibut tafsir

mereka juga belajar penafsiran dari mufassir.

Pertanyaan : Sejauh ini apakah ada konflik atau permasalahan yang

ditimbulkan karena adanya perbedaan madzhab di kampus

ini?

Jawaban : Sepengetahuan saya tidak pernah.

Pertanyaan :Setelah saya observasi di kampus-kampus lain terkhusus

prodi IAT, ternyata tidak semua mahasiswa mempelajari ilmu

ini, menurut bapak apakah ilmu madzahib tafsir ini harus

dijadikan sebuah mata kuliah yang wajib di prodi IAT? Apa

alasannya?

Jawaban : Kalau konsennya di IAT ya madzahibut tafsir menjadi mata

kuliah yang wajib, bukan hanya institut tertentu tetapi itu

menjadi program yang harus.

Karena munculnya tafsir-tafsir yang berbeda itu dengan latar

belakang yang berbeda pula, dari sana muncul penafsiran dan

pemahaman yang berbeda-beda, saya kira harus diajarkan

karena menjadi pengetahuan yang wajib diketahui.

Page 53: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Narasumber : Latifatur Rohimah

Tempat : Pesantren Takhassus IIQ Jakarta

Waktu : 9 Juli 2019

Hasil Wawancara

Pertanyaan : Apakah anda sudah mempelajari mata kuliah madzahibut

tafsir?

Jawaban : iya

Pertanyaan : Apa saja sub dari mata kuliah ini?

Jawaban : Pengertian dan historisitas Madzahib at-Tafsir, tafsir sunni,

tafsir Syi’ah, Tafsir Khawarij, tafsir Muktazilah, tafsir Sufi,

Tafsir Bathiniyah, Tafsir Qodyaniyah dan Baha’iyah/Babiyah,

Tafsir Hanafiyah, Tafsir Malikiyah, Tafsir Syafi’iyah, Tafsir

Hanabilah, Tafsir Zhahiriyah.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab fiqih?

Jawaban : Simple saja, adanya perbedaan madzhab fiqih itu

menimbulkan keberkahan. Kenapa membawa keberkahan

karena dengan adanya madzhab fiqih kita bisa memilih salah

satu madzhab yang akan kita ikuti sesuai dengan keadaan dan

kondisi yang ada. Maka dari itu saya menyimpulkan pula

bahwa adanya perbedaan madzhab fiqih sangat memberikan

kemudahan.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab tafsir?

Jawaban : Saya pribadi sangat bersyukur, karena madzhab satu dengan

madzhab yang lain dapat saling melengkapi, pastinya satu

madzhab tafsir tidak mampu mencakup aspek-aspek diluar

madzhab itu tadi, jadi saya sangat bersyukur dengan adanya

perbedaan-perbedaan tersebut. Sikap saya terhadap perbedaan

tersebut berusaha untuk lebih terbuka, dengan cara tidak

menyalahkan madzhab tafsir yang tidak sesuai dengan

keinginan atau pemikiran kita, karena setiap madzhab

memiliki idiologi atau tuntunan masing-masing. Selama hasil

Page 54: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

penafsiran tidak keluar dan menyalahkan syariat, al-Quran

dan hadits maka perbedaan dalam penafsirannya aman saja.

Pertanyaan : Madzhab yang begitu banyak, menimbulkan banyak

perbedaan pandangan yang tidak sedikit menimbulkan banyak

permasalahan, contohnya kasus mantan gubernur DKI Jakarta

(Bpk. Ahok) yang melibatkan penafsiran surat al-Maidah ayat

51, apakah itu termasuk penistaan? Bagaimana sikap anda

menghadapi orang yang fanatik dalam menafsirkan ayat

tersebut?

Jawaban : Menurut saya ayat tersebut lebih fokus pada pengertian

pemimpin, namun tidak ada salahnya jika sebagian lain

mengartikan teman, yang di permasalahkan adalah pah ahok

ini mengatakan tentang sesuatu yang bukan pada ranahnya.

dan menurut saya itu adalah sebuah penistaan.

Pertanyaan : Apakah setelah mempelajari mata kuliah madzahib tafsir

anda lebih terbuka dalam menerima saran dan perbedaan

dalam bermadzhab?

Jawaban : Saya sangat suka berdiskusi dan membagi pemahaman

kepada yang lain, jadi saya sangat menerima saran dan

perbedaan terkhusus dalam bermadzhab.

Pertanyaan : Jika anda menemukan permasalahan dalam penafsiran atau

madzhab tafsir sendiri, bagaimana sikap anda? apakah anda

akan mengungkapkan kegalauan pemikiran anda? Atau

memilih diam?

Jawaban : Saya akan mengungkapkan apa yang butuh saya ungkapkan,

dan tidak akan mengungkapkan yang tidak seharusnya

diungkapkan.

Pertanyaan : Apakah teman-teman anda adalah orang-orang yang satu

madzhab dengan anda?

Jawaban : Tidak ada. Karena memang tidak menemukan, bukan berarti

tidak mau untuk berteman dengan orang yang bermadzhab

lain. Namun saudara saya ada yang LDII (Lembaga Dakwah

Islam Indonesia) satu aliran yang dapat dikatakan fanatik, dan

hubungan saya dengannya baik-baik saja.

Pertanyaan : Bagaimana sikap anda jika kepercayaan madzhab teman

anda tidak sama dengan anda?

Page 55: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Jawaban : Karena saya tumbuh dalam keluarga yang notabene ibu saya

NU tulen dan ayah saya Muhmmadiyah tulen, sehingga saya

terbiasa hidup dalam toleransi yang tinggi, maka dari itu saya

tidak pernah mempermasalahkan pertemanan yang berbeda

madzhab.

Pertanyaan : Quraish Shihab adalah salah satu mufassir Indonesia yang

begitu terkenal dengan tafsir al-Misbahnya, namun

penafsirannya menegenai hijab sangat ditentang oleh oknum

tertentu. Bahkan ada yang menyebutnya syiah. Bagaimana

sikap anda mengenai hal ini? Apakah anda tetap akan

memberikan apresiasi atas karya beliau? Atau justru menolak

penafsirannya?

Jawaban : kalau menurut saya pribadi beliau bukan syiah, dilihat dari

penafsirannya malah cenderung kepada sunni, hanya satu hal

tentang hijab ini memang beliau syiah banget, dan hal ini

wajar karena dalam doktornya beliau mengkaji tentang kitab

syiah, jadi sedikit banyak mempengaruhi pola pikiran beliau.

Dan saya menerima dengan seluruh penafsirannya, terkhusus

untuk hijab saya menerima namun tidak mengaplikasikan

tafsiran tersebut.

Pertanyaan : Jika teman anda berbeda pemahaman dengan anda dalam

bermadzhab, apakah anda akan memaksa teman anda untuk

satu pemahaman madzhab dengan anda?

Jawaban : Lebih banyak berdiskusi, ajak obrol dan tetap tidak

memaksa argumen saya.

Pertanyaan : Setiap kepala memiliki pemikiran yang berbeda, mempunyai

argumen tersendiri dalam memilih atau mempercayai sebuah

madzhab, bagaimana perasaan anda dengan banyaknya

perbedaan disekitar anda? Senang atau justru lebih khawatir?

Jawaban : Khawatir, apalagi dewasa ini kabar ini masih sangat hangat

tentang sekte-sekte di indonesia, sebut saja BANSER yang

melarang ustad hannan attaki untuk ceramah, bukan menolak

penceramahnya, namun isi dari ceramahnya membawa atau

seakan-akan mengajak pada islam yang keras, hal ini

melampaui batas BANSER, seharusnya ini urusan POLRI.

Hal-hal seperti ini akan mengakibatkan pemecahan umat. Itu

sangat membuat saya khawatir.

Page 56: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Pertanyaan : Menurut anda madzhab mana yang paling toleran?

Alasannya?

Jawaban : Kalau menurut saya beberapa aliran mempunyai kadar

toleransi tersendiri. Namun jika harus disuruh memilih, saya

merasa yang paling toleran adalah sunni alasannya mungkin

karena belum mendalami aliran yang lainnya.

Pertanyaan : Dari semua pertanyaan saya, apakah semua itu adalah efek

setelah mempelajari mata kuliah madzahibut tafsir?

Jawaban : Sedikit banyak iya, namun selebihnya karena lingkungan

keluarga saya sudah mengajarkan saya toleran sejak kecil.

Page 57: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Narasumber : Isyroqotun Nashoiha

Tempat : Pesantren Takhassus IIQ Jakarta

Waktu : 11 Juli 2019

Hasil Wawancara

Pertanyaan : Apakah anda sudah mempelajari mata kuliah madzahibut

tafsir?

Jawaban : Yes dong

Pertanyaan : Apa saja sub dari mata kuliah ini?

Jawaban : Pengertian dan historisitas Madzahib at-Tafsir, tafsir sunni,

tafsir Syi’ah, Tafsir Khawarij, tafsir Muktazilah, tafsir Sufi,

Tafsir Bathiniyah, Tafsir Qodyaniyah dan Baha’iyah/Babiyah,

Tafsir Hanafiyah, Tafsir Malikiyah, Tafsir Syafi’iyah, Tafsir

Hanabilah, Tafsir Zhahiriyah.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab fiqih?

Jawaban : Sebenarnya perbedaan itu semua dari segi fur’i, misalkan

madzhab syafii dalam segi wudhu, yang dibasuh tangannya

adalah pergelangan tangan sampai siku-siku, tapi yang pokok

dari wudhu di tangan itu adalah tangan itu sendiri bukan

batasannya, nah perbedaan dari madzhab fiqih dari segi fur’i

itu adalah pembahasan batasannya. Jadi bukanlah sebuah

permasalahan adanya perbedaan madzhab fiqih, tergantung

dimana kita berada dan dimana kita menerapkannya, jika kita

menerapkannya di tempat yang awam dalam bermadzhab

fiqih maka akan menjadi sebuah permasalahan, yakni kesalah

pahaman di masyarakat tersebut. Selebihnya saya sangat tidak

mempermasalahkan perbedaan-perbedaan yang berada di

madzhab fiqih itu sendiri.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab tafsir?

Jawaban : Bagus dan dengan banyaknya perbedaan itu justru

menimbulkan hal-hal yang positif.

Page 58: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Pertanyaan : Madzhab yang begitu banyak, menimbulkan banyak

perbedaan pandangan yang tidak sedikit menimbulkan banyak

permasalahan, contohnya kasus mantan gubernur DKI Jakarta

(Bpk. Ahok) yang melibatkan penafsiran surat al-Maidah ayat

51, apakah itu termasuk penistaan? Bagaimana sikap anda

menghadapi orang yang fanatik dalam menafsirkan ayat

tersebut?

Jawaban : Bukan penistaan, itu hanya kesalahan pemahaman

kontekstual mereka yang kurang mengetahui asbabun nuzul

dari ayat tersebut. Karena ayat itu masih berkaitan dengan

ayat sebelumnya. Dan jika dipenggal hanya satu ayat tersebut

maka berakibat fatal bagi yang memahaminya.

Pertanyaan : Apakah setelah mempelajari mata kuliah madzahib tafsir

anda lebih terbuka dalam menerima saran dan perbedaan

dalam bermadzhab?

Jawaban : kalau dulu saya syafi’iyah banget dan menolak yang lain,

tapi semenjak mempelajari madzahibut tafsir saya sangat

terbuka dan tidak menafikkan madzhab yang lain.

Pertanyaan : Jika anda menemukan permasalahan dalam penafsiran atau

madzhab tafsir sendiri, bagaimana sikap anda? apakah anda

akan mengungkapkan kegalauan pemikiran anda? Atau

memilih diam?

Jawaban : Saya akan mengungkapkannya namun tidak ngotot dalam

pendapat saya.

Pertanyaan : Apakah teman-teman anda adalah orang-orang yang satu

madzhab dengan anda?

Jawaban : Tidak, teman-teman pasca saya malah lebih bisa bikin kita

moderat karena berbeda madzhab, tapi jangan terlalu moderat

itu tidak baik juga.

Pertanyaan : Bagaimana sikap anda jika kepercayaan madzhab teman

anda tidak sama dengan anda?

Jawaban : Mendengarkan argumennya dan tetap butuh filter untuk

mengantongi yang dipahami sehingga tidak menafikkan

kepercayaan madzhab yang lain.

Pertanyaan : Quraish Shihab adalah salah satu mufassir Indonesia yang

begitu terkenal dengan tafsir al-Misbahnya, namun

Page 59: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

penafsirannya menegenai hijab sangat ditentang oleh oknum

tertentu. Bahkan ada yang menyebutnya syiah. Bagaimana

sikap anda mengenai hal ini? Apakah anda tetap akan

memberikan apresiasi atas karya beliau? Atau justru menolak

penafsirannya?

Jawaban : Tidak, saya tidak setuju jika beliau dinobatkan menjadi

aliran syiah. Memang yang saya baca penafsiran beliau ada

yang merujuk pada thaba thaba’i, namun bukan berarti beliau

iu penganut syiah. Dan mengenai penafsiran hijab, saya

pernah mendengarkan dari guru saya yang sanadnya jelas

sampai pada pak Quraish, bahwa beliau pernah menyuruh

anak-anaknya untuk berhijab, namun karena sekarang

anaknya sudah bersuami maka lepas-lah tanggung jawab

untuk menyuruhnya dan diserahkan pada suaminya, jadi salah

jika ramai orang berbicara bahwa beliau tidak pernah

menyuruh anak-anaknya untuk berhijab.

Pertanyaan : Jika teman anda berbeda pemahaman dengan anda dalam

bermadzhab, apakah anda akan memaksa teman anda untuk

satu pemahaman madzhab dengan anda?

Jawaban : Saya ajak diskusi, jika memang sudah tidak bisa

sepemahaman setelah diskusi tersebut maka saya akan

membiarkan pemahamannya dengan dirinya, dan pemahaman

saya dengan diri saya, karena semua yg bernama pemaksaan

itu tidak enak.

Pertanyaan : Setiap kepala memiliki pemikiran yang berbeda, mempunyai

argumen tersendiri dalam memilih atau mempercayai sebuah

madzhab, bagaimana perasaan anda dengan banyaknya

perbedaan disekitar anda? Senang atau justru lebih khawatir?

Jawaban : khawatir karena takut menyesatkan satu sama lain, biasanya

kan orang kalau sudah kekeuh dengan pemahamannya akan

menyalahkan pemahaman yang lain, namun untuk selebihnya

semua perbedaan itu bagus dan sangat positif.

Pertanyaan : Menurut anda madzhab mana yang paling toleran?

Alasannya?

Jawaban : Menurut saya madzhab syafi’i adalah yang paling toleran,

namun sebenarnya semua madzhab sesuai dengan buku atau

kitab atau pedoman yang dianut oleh mereka, misalnya

madzhab hanafi pasti ada kitabnya sendiri, jadi semua

Page 60: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

madzhab itu benar, disesuaikan dengan tempat yang

ditempati.

Pertanyaan : Dari semua pertanyaan saya, apakah semua itu adalah efek

setelah mempelajari mata kuliah madzahibut tafsir?

Jawaban : Sangat iya.

Page 61: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Narasumber : Ulya

Tempat : Pesantren Takhassus IIQ Jakarta

Waktu : 9 Juli 2019

Hasil Wawancara

Pertanyaan : Apakah anda sudah mempelajari mata kuliah madzahibut

tafsir?

Jawaban : Sudah

Pertanyaan : Apa saja sub dari mata kuliah ini?

Jawaban : Pengertian dan historisitas Madzahib at-Tafsir, tafsir sunni,

tafsir Syi’ah, Tafsir Khawarij, tafsir Muktazilah, tafsir Sufi,

Tafsir Bathiniyah, Tafsir Qodyaniyah dan Baha’iyah/Babiyah,

Tafsir Hanafiyah, Tafsir Malikiyah, Tafsir Syafi’iyah, Tafsir

Hanabilah, Tafsir Zhahiriyah. Tafsir wahhabiyah, Tafsir

Ikhwanul Muslimin

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab fiqih?

Jawaban : Sebagai muslim kita hidup seharusnya dengan kehidupan

yang syari’ah, ketika kita mentaati syariah berarti kita harus

terpaut pada al-Qur’an dan as-Sunnah, al-Qur’an sendiri

sudah banyak yang menafsirkan dan untuk as-Sunnah itu dari

perilaku atau ucapan Rasulullah, bahkan satu hadits pun bisa

diartikan dengan banyak pengertian oleh para mufassir dan

hal ini nanti akan turun menjadi fiqih, misalnya tentang sholat

itu kan nanti banyak perbedaan pendapat, jika mengikuti

syafi’i, ya harus istiqomah dengan syafi’i, berpegang teguh

dengan syafi’i namun tidak menafikkan yang lain. Karena

madzhab hanafi juga punya dalil, hambali dan maliki pun

demikian.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab tafsir?

Jawaban : -

Pertanyaan : Madzhab yang begitu banyak, menimbulkan banyak

perbedaan pandangan yang tidak sedikit menimbulkan banyak

Page 62: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

permasalahan, contohnya kasus mantan gubernur DKI Jakarta

(Bpk. Ahok) yang melibatkan penafsiran surat al-Maidah ayat

51, apakah itu termasuk penistaan? Bagaimana sikap anda

menghadapi orang yang fanatik dalam menafsirkan ayat

tersebut?

Jawaban : Lafadz auliya’ itu musytaroq kan, bisa diartikan pemimpin

atau teman setia, mau diartikan pemimpin atau teman tetap

saja intinya tidak boleh, khawatirnya apabila yang memimpin

ibu kota bukan muslim pasti mempengaruhi daerah-daerah

sekitarnya, misalnya ketika ada undang-undang dilegalkan

miras, efeknya daerah-daerah pun mengikuti. Diakibatkan

pemimpin yang bukan muslim sedangkan mayoritas

rakyatnya muslim malah dikhawatirkan tidak ada pengertian

tentang muslim itu sendiri, yang boleh apa atau sebaliknya.

Dan Terbukti pula ketika Rasulullah memimpin di zamannya

sangat bisa menaungi nasrani, majusi dan lainnya.

Pertanyaan : Apakah setelah mempelajari mata kuliah madzahib tafsir

anda lebih terbuka dalam menerima saran dan perbedaan

dalam bermadzhab?

Jawaban : Kalau dulu, pengetahuan saya kan masih berhenti di bacaan

buku dan lain-lain, kalau ternyata ada madzhab dhohiri dan

sebagainya, masih belum pernah ketemu, masih kebayang aja

bukan prakteknya. Nah setelah mempelajari mata kuliah ini

dan melihat sekeliling masyarakat memang ada, jadi lebih

menambah khazanah pengetahuan dan menerima semua hal

yang ada tersebut.

Pertanyaan : Jika anda menemukan permasalahan dalam penafsiran atau

madzhab tafsir sendiri, bagaimana sikap anda? apakah anda

akan mengungkapkan kegalauan pemikiran anda? Atau

memilih diam?

Jawaban : Saya pribadi masih pemalu, jadi lebih kayak diem saja. Tapi

kalau hanya sedang berdua atau bertiga saya akan

mengungkapkan.

Pertanyaan : Apakah teman-teman anda adalah orang-orang yang satu

madzhab dengan anda?

Jawaban : Ada, dia sunni tapi yang salafi jadi agak fanatik.

Page 63: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Pertanyaan : Bagaimana sikap anda jika kepercayaan madzhab teman

anda tidak sama dengan anda?

Jawaban : Rasa ego atau fitrah manusia ya pinginnya orang ikut sama

kita, tapi kalau sudah mulai terbuka Saya akan lebih ngobrol

biasa, tapi kalau masuk dalam pemikiran, aku tetap dengan

pemikiranku dan dia dengan pemikirannya.

Pertanyaan : Quraish Shihab adalah salah satu mufassir Indonesia yang

begitu terkenal dengan tafsir al-Misbahnya, namun

penafsirannya menegenai hijab sangat ditentang oleh oknum

tertentu. Bahkan ada yang menyebutnya syiah. Bagaimana

sikap anda mengenai hal ini? Apakah anda tetap akan

memberikan apresiasi atas karya beliau? Atau justru menolak

penafsirannya?

Jawaban : Itu saat menafsirkan al-ahzab ayat 59, ada kata ذلك أدن أن sepemahan dan sepengetahuan ulya, itu kan ي عرفن فل ي ؤذين

beliau menafsirkan bahwa ketika hijab itu fungsinya agar

perempuan itu dikenal dan tidak diganggu itu bisa di ganti

dengan konteks Indonesia yang beragam ini, kemanannya

bisa terjamin, terus untuk bisa dikenal jadi kita bisa dengan

KTP atau identitas lain.

Melihat mufassir-mufassir lain yang mewajibkan jilbab, di

tambah lagi dengan hadits-hadits Nabi, pun juga sudah

menjadi identitas muslimah, jadi menurut saya penafsirannya

kurang tepat mengenai jilbab ini. Namun untuk penafsiran

yang lain tidak ada masalah dalam pandangan saya, jadi saya

sangat setuju beliau adalah mufassir dengan keilmuan yang

mumpuni.

Pertanyaan : Jika teman anda berbeda pemahaman dengan anda dalam

bermadzhab, apakah anda akan memaksa teman anda untuk

satu pemahaman madzhab dengan anda?

Jawaban : Selama dia masih membuka, ya saya coba untuk bertukar

pemahaman, tapi kalau sudah dari merekanya menutup, ya

sudah jalan sendiri-sendiri tapi tetap dengan kemanusiaan,

saling sapa dan ngobrol biasa.

Pertanyaan : Setiap kepala memiliki pemikiran yang berbeda, mempunyai

argumen tersendiri dalam memilih atau mempercayai sebuah

Page 64: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

madzhab, bagaimana perasaan anda dengan banyaknya

perbedaan disekitar anda? Senang atau justru lebih khawatir?

Jawaban : Khawatirnya begini, mungkin jika dia benar-benar orang

muslim, belajar di keilmuan muslim, lahir dari keluarga yang

benar-benar muslim, dan benar-benar mempelajari agama

dengan baik dan benar, kemudian dia menafsirkan ya kita bisa

lihat tafsiranya akan baik, kekhawatirannya ada orang-orang

yang menyamar. Misalnya tafsir bathiniyah, dhohiriyah itu

kan dari agama yang menyembah dewa, menyembah selain

Allah terus dia pura-pura masuk islam atau benar-benar

masuk islam tapi masih membawa agamanya dan dia

menafsirkan al-Quran dengan pemahamannya dia yang sangat

kurang akan ilmu penafsiran. Jadi akhirnya perilakunya bukan

islam tapi yang tercoreng islamnya.

Pertanyaan : Menurut anda madzhab mana yang paling toleran?

Alasannya?

Jawaban : Menurut ulya yang paling toleran adalah sunni karena

memang kita berada di lingkungan yang sangat sunni. Kalau

lihat syiah atau khawarij itu kayaknya ekstrem banget, dan

dari tafsir-tafsir atau dalil-dalil yang diambil tidak

memperhatikan keketatan jadi terlihat seperti asal gitu.

Pertanyaan : Dari semua pertanyaan saya, apakah semua itu adalah efek

setelah mempelajari mata kuliah madzahibut tafsir?

Jawaban : Iya ada pengaruh karena kita bisa lihat bagaimana tafsir

syi’ah, tafsir bathiniyah dan tafsir-tafsir lainnya, jadi lebih

membuka khazanah pengetahuan dan lebih menerima adanya

mereka.

Page 65: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Narasumber : Achmad Chasani

Tempat : Rumah Makan (Hosen)

Waktu : 11 Juli 2019

Hasil Wawancara

Pertanyaan : Apakah anda sudah mempelajari mata kuliah madzahibut

tafsir?

Jawaban : Pernah, Alhamdulillah

Pertanyaan : Apa saja sub dari mata kuliah ini?

Jawaban : Definisi madzhab tafsir, perbedaan antara madzhab, manhaj,

thariqoh, ittijah dan laun, perbedaan karakteristik tafsir dan

takwil, sejarah munculnya madzhab tafsir, tokoh di bidang

madzhab tafsir, urgensi dan out put mempelajari madzhab

tafsir, pengertian tafsir nabi dan sahabat, karakteristik tafsir-

tafsir nabi dan sahabat, sumber penafsiran sahabat, tokoh-

tokoh tafsir pada masa sahabat, karya tafsir pada masa tabi’in,

contoh penafsiran tabi’in, pengertian tafsir tabi’in, sumber-

sumber penafsiran tabi’in, karakteristik tafsir tabi’in, kualitas

tafsir tabi’in, tokoh-tokoh tafsir tabi’in, karya tafsir pada masa

tabi’in, contoh penafsiran tabi’in, pengertian tafsir bil

ma’tsur, pengertian tafsir bil ra’yi, tafsir sufi, tafsir Fiqh,

tafsir Isyari, Tafsir Ilmi, tafsir Lughawi.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab fiqih?

Jawaban : Perbedaan itu rahmat, meskipun ucapan tersebut ada yang

mengatakan itu bersumber dari hadis kemudian ada yang

men-dhoif-kan hadis tersebut, tapi saya setuju dengan

perkataan itu, karena memang yang saya rasakan perbedaan

itu rahmat, karena dengan perbedaan itu kita dapat mengambil

islam yang rahmatan lil alamin, punya banyak sudut pandang

dalam menanggapi suatu hal, misal wudhu, madzhab mailiki,

hanafi, hambali, dan syafi’i punya syarat wajib, syarat sah,

dan berbagai macam komponen dalam wudhu yang berbeda-

beda. Nah kenapa saya bilang menjadi rahmat, misal ketika

kita berada di tempat yang minim air, kita bisa menggunakan

cara wudhu dengan mengikuti madzhab hambali atau maliki,

Page 66: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

tidak bisa memaksakan mengikuti syafi’i yang dalam tanda

kutip boros air. Jadi saya sangat menerima dan bersyukur

dengan adanya perbedaan ini.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab tafsir?

Jawaban : Selama orang yang mengemukakannya capable otomatis

saya dapat mendengar perkataan tersebut, bahkan bukan

hanya mendengar melainkan menjadikan sebuah refrensi

tersendiri bagi saya.

Pertanyaan : Madzhab yang begitu banyak, menimbulkan banyak

perbedaan pandangan yang tidak sedikit menimbulkan banyak

permasalahan, contohnya kasus mantan gubernur DKI Jakarta

(Bpk. Ahok) yang melibatkan penafsiran surat al-Maidah ayat

51, apakah itu termasuk penistaan? Bagaimana sikap anda

menghadapi orang yang fanatik dalam menafsirkan ayat

tersebut?

Jawaban : Orang yang fanatik dalam bermadzhab menurut saya adalah

orang yang kurang ngopi, kurang main dan kurang baca, jadi

sikap saya kepada mereka adalah diajak main, diajak ngopi,

diajak diskusi.

Ada buku yang menarik yang dapat dibahas tentang tafsir al-

Maidah ayat 51, yaitu buku Quraish Shihab yang baru-baru

ini di terbitkan, nah dari penjelasan penafsirannya saya

beranggapan bahwa yang dilakukan Ahok ini bukan penistaan

melainkan hanya pada titik politik saja.

Pertanyaan : Apakah setelah mempelajari mata kuliah madzahib tafsir

anda lebih terbuka dalam menerima saran dan perbedaan

dalam bermadzhab?

Jawaban : Sangat, saya itu tipe orang yang sangat suka perbedaan, jadi

jika ada perbedaan didepan saya, justru saya sangat semangat

untuk mempelajari dan menuntaskan perbedaan itu,

menuntaskan disini bukan untuk memaksa salah satu diantara

kami harus mengikuti keinginan yang satunya, melainkan

lebih seperti saling memberikan argumen, berdiskusi, dan

pastinya lebih menambah wawasan.

Pertanyaan : Jika anda menemukan permasalahan dalam penafsiran atau

madzhab tafsir sendiri, bagaimana sikap anda? apakah anda

Page 67: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

akan mengungkapkan kegalauan pemikiran anda? Atau

memilih diam?

Jawaban : Ya saya akan omongin, itu ruang musyawarah ya harus

bicara apapun yang ada di kepala.

Pertanyaan : Apakah teman-teman anda adalah orang-orang yang satu

madzhab dengan anda?

Jawaban : Sampai saat ini belum ada

Pertanyaan : Bagaimana sikap anda jika kepercayaan madzhab teman

anda tidak sama dengan anda?

Jawaban : Saya dari SMA pingin banget ketemu orang-orang yang

berbeda madzhab bahkan yang sampai fanatik gitu, tapi ya

nggak ketemu-ketemu, jadi masih hanya sekedar denger

cerita-cerita. Kalau sikap ya enjoy saja.

Pertanyaan : Quraish Shihab adalah salah satu mufassir Indonesia yang

begitu terkenal dengan tafsir al-Misbahnya, namun

penafsirannya menegenai hijab sangat ditentang oleh oknum

tertentu. Bahkan ada yang menyebutnya syiah. Bagaimana

sikap anda mengenai hal ini? Apakah anda tetap akan

memberikan apresiasi atas karya beliau? Atau justru menolak

penafsirannya?

Jawaban : Bukan syi’ah, kita itu tidak boleh menghukumi 100% orang

tersebut syiah, atau khawarij, atau sunni hanya dengan dari

pandangan satu tafsirannya tersebut, contohnya pak Quraish

kalau mengutip tafsiran pak Quraish sendiri kita bisa lihat

beliau mengakomodir banyak sekali madzahib tafsir, tidak

hanya sunni atau syi’ah. Jadi saya sangat tidak setuju dengan

orang yang beranggapan bahwa beliau adalah syi’ah, karena

banyak hal ketika kita melihat rekamannya beliau di youtube,

kita bisa menggaris bawahi bahwa gak mungkin beliau syi’ah

namun pandangannya tidak fanatik hanya dengan syiah.

Pertanyaan : Jika teman anda berbeda pemahaman dengan anda dalam

bermadzhab, apakah anda akan memaksa teman anda untuk

satu pemahaman madzhab dengan anda?

Jawaban : Tetap diskusi, dan menerima semua perbedaan.

Pertanyaan : Setiap kepala memiliki pemikiran yang berbeda, mempunyai

argumen tersendiri dalam memilih atau mempercayai sebuah

Page 68: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

madzhab, bagaimana perasaan anda dengan banyaknya

perbedaan disekitar anda? Senang atau justru lebih khawatir?

Jawaban : Enjoy, ada perkataan yang menarik dari Sabrang, vokalisnya

Letto anaknya cak Nun, dalam suatu sesi diskusi, dia

menerangkan bahwa permasalahan diisyaratkan misal

kambing, perbedaan ini diibaratkan orang yang motret

kambing tersebut dari berbagai sisi, mereka yang motret

kambing dari sisi matanya, ya akan terlihat matanya saja,

mereka yang motret dari sisi kakinya maka yang terlihat

kakinya saja, bahkan mohon maaf yang motret kotorannya

pun akan terlihat kotorannya saja. Tapi di foto-foto tersebut

mereka tidak melihat secara utuh kambing tersebut sehingga

menghasilkan foto yang berbeda-beda, seperti itulah

perbedaan, mereka memang tidak sama namun secara hakikat

secara kesejatian merekaitu sebenarnya satu bagian yang utuh,

hanya saja dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda,

semakin banyak perbedaan semakin kita melihat kesejatian.

Pertanyaan : Menurut anda madzhab mana yang paling toleran?

Alasannya?

Jawaban : Mohon maaf mereka yang membawa nama islam secara

mayoritas itu malah yang paling kurang toleran menurut saya,

jadi saya lebih condong pada yang paling minoritas adalah

yang paling toleran.

Pertanyaan : Dari semua pertanyaan saya, apakah semua itu adalah efek

setelah mempelajari mata kuliah madzahibut tafsir?

Jawaban : Iya.

Page 69: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Narasumber : Ahmad Munthaha

Tempat : Cirendeu

Waktu : 24 Juli 2019

Hasil Wawancara

Pertanyaan : Apakah anda sudah mempelajari mata kuliah madzahibut

tafsir?

Jawaban : Iya

Pertanyaan : Apa saja sub dari mata kuliah ini?

Jawaban : Definisi madzhab tafsir, perbedaan antara madzhab, manhaj,

thariqoh, ittijah dan laun, perbedaan karakteristik tafsir dan

takwil, sejarah munculnya madzhab tafsir, tokoh di bidang

madzhab tafsir, urgensi dan out put mempelajari madzhab

tafsir, pengertian tafsir nabi dan sahabat, karakteristik tafsir-

tafsir nabi dan sahabat, sumber penafsiran sahabat, tokoh-

tokoh tafsir pada masa sahabat, karya tafsir pada masa tabi’in,

contoh penafsiran tabi’in, pengertian tafsir tabi’in, sumber-

sumber penafsiran tabi’in, karakteristik tafsir tabi’in, kualitas

tafsir tabi’in, tokoh-tokoh tafsir tabi’in, karya tafsir pada masa

tabi’in, contoh penafsiran tabi’in, pengertian tafsir bil

ma’tsur, pengertian tafsir bil ra’yi, tafsir sufi, tafsir Fiqh,

tafsir Isyari, Tafsir Ilmi, tafsir Lughawi.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab fiqih?

Jawaban : Perbedaan dalam madzhab fiqih yang saya pahami dilatar

belakangi adanya nalar yang berbeda, saya berikan contoh,

Ada satu kebenaran yang bisa dijadikan objek, misal kita

ibaratkan objek tersebut adalah bunga, bunga dipotret dari

kanan bunga, dari kiri juga hasilnya bunga, atas atau bawah

tetap bunga, namun tetap terlihat dari sisi yang berbeda, itu

masih dari sisi belum tentang perbedaan dalam revolusi

kameranya, nah dari contoh tersebut sering sekali saya

jadikan contoh buat orang yang menjustifikasi kebenarannya

sendiri. Dari situ kita bisa menarik pada perbedaan fiqih, yang

pertama dari segi cara penarikan hukumnya, suatu contoh

famsahu bi ru’u sikum itu juga banyak perbedaan, ada yang

Page 70: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

mengatakan bahwa itu cuma sebagian saja yang dibasuh, ada

juga yang mengatakan keseluruhan kepala. Selanjutnya dari

segi geografis, ada sebagian dari negara panas yang menganut

madzhab membasuh keseluruhan kepala agar mendapatkan

kesejukan tersendiri, ada pula negara yang dingin banget

mereka mengambil sebagian kepalanya saja. Pada intinya

perbedaan itu adalah sebuah kewajaran.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab tafsir?

Jawaban : Menurut saya adanya perbedaan madzhab tafsir karena

dilatar belakangi satu kalam yang mereka pegang, kemudian

akan melahirkan syiah, sunni dan lain-lainnya. Yang kedua

karena pandangan fiqih yang berbeda juga yang dijadikan

rujukan mereka, sehingga akan menghasilkan karya tafsir

yang berbeda. Dan menurut saya perbedaan madzhab itu

sangat wajar ya.. tidak mungkin kita bisa menyatukan

pemahaman satu dunia ini.

Pertanyaan : Madzhab yang begitu banyak, menimbulkan banyak

perbedaan pandangan yang tidak sedikit menimbulkan banyak

permasalahan, contohnya kasus mantan gubernur DKI Jakarta

(Bpk. Ahok) yang melibatkan penafsiran surat al-Maidah ayat

51, apakah itu termasuk penistaan? Bagaimana sikap anda

menghadapi orang yang fanatik dalam menafsirkan ayat

tersebut?

Jawaban : Baik, Madzhab yang begitu banyak akan menimbulkan

banyak perbedaan, sampai situ saya setuju, namun jika

kalimatnya diteruskan dengan menimbulkan permasalahan,

maka saya rasa perlu dikaji ulang, karena menurut saya

perpecahan atau pemasalahan itu bukan diakibatkan karena

adanya banyaknya madzhab tafsir namun karena kurangnya

pemahaman orang, kurangnya minat baca masyarakat justru

disitu yang akan mengakibatkan permasalahan.

Saya tidak menganggap itu penistaan, justru saya melihat dari

sisi pandang yang lain, yang awalnya banyak orang tidak

mengetahui surat al-Maidah ayat 51, bahkan saya sendiri yang

awalnya masih asing dengan ayat ini, lantas dengan adanya

kasus ini malah membuat kita mengenal dengan ayat tersebut,

itu cara Allah menyentil kita. Penistaan itu kalau yang

Page 71: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

ngomong orang islam terus omongannya tidak mengindahkan

al-Qur’an.

Sedangkan jika ditanya tentang sikap saya terhadap orang

yang fanatik terhadap penafsiran ayat tersebut, maka saya

akan katakan kepada mereka untuk membaca dan lebih

banyak membaca tentang penafsiran ayat tersebut di banyak

refrensi.

Pertanyaan : Apakah setelah mempelajari mata kuliah madzahib tafsir

anda lebih terbuka dalam menerima saran dan perbedaan

dalam bermadzhab?

Jawaban : Jadi sebelum saya masuk ke PTIQ ini, saya masih

mengembara selama 6 tahun pasca lulus dari SMA, dengan

perjalanan itu membuat saya sebelum mempelajari mata

kuliah madzahibut tafsir saya sudah melihat banyak

perbedaan, saya juga sudah membaca beberapa buku, itu

membuat saya berkesimpulan “oh ternyata seperti ini toh”,

pernah ngaji tafsir juga, saya juga punya pengalaman menarik

bahwa dulu saat saya belajar tafsir di menara kudus itu

neranginnya simple banget, ternyata setelah perjalanan yang

saya lalui saya sadar bahwa beliau menjelaskan sebuah tafsir

dengan kata yang simple itu karena beliau melihat murid-

muridnya yang kebanyakan awam, nah dari sini akhirnya saya

juga punya pemikiran, pasti akan ada perbedaan dalam

penafsiran nantinya, entah satu kata, satu kalimat bahkan satu

ayat. Saya juga sebelum masuk PTIQ sudah membaca ulumul

qur’an karya santri Lirboyo, dan disana saya sudah

mengetahui tentang aliran syi’ah yang ta’wilnya jauh banget.

Nah setelah itu dari semester 6 akhirnya saya mendapatkan

mata kuliah madzahibut tafsir yang lebih menambah hasil

mengembara saya ini. Jadi saya sudah terbuka dan menerima

saran atau perbedaan sudah sejak sebelum mengenal mata

kuliah ini.

Pertanyaan : Jika anda menemukan permasalahan dalam penafsiran atau

madzhab tafsir sendiri, bagaimana sikap anda? apakah anda

akan mengungkapkan kegalauan pemikiran anda? Atau

memilih diam?

Jawaban : Saya tetap akan kekeuh untuk adu argument dengan apa

yang saya yakini, karena saya paham betul bisa jadi argumen

saya salah dan argumen teman yang lain ada kemungkinan

Page 72: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

benar, atau sebaliknya. Jadi saya akan ungkapkan, karena

kalau saya pendam sendiri maka saya akan merasa itu benar

selamanya, dan saya akan rugi karena belum tentu yang saya

rasa benar itu benar.

Pertanyaan : Apakah teman-teman anda adalah orang-orang yang satu

madzhab dengan anda?

Jawaban : Ada

Pertanyaan : Bagaimana sikap anda jika kepercayaan madzhab teman

anda tidak sama dengan anda?

Jawaban : Saya tetap berinteraksi dengan baik dengan mereka yang

jelas syi’ah atau wahabi, dan saya tidak mempermasalahkan

hal itu sama sekali.

Pertanyaan : Quraish Shihab adalah salah satu mufassir Indonesia yang

begitu terkenal dengan tafsir al-Misbahnya, namun

penafsirannya menegenai hijab sangat ditentang oleh oknum

tertentu. Bahkan ada yang menyebutnya syiah. Bagaimana

sikap anda mengenai hal ini? Apakah anda tetap akan

memberikan apresiasi atas karya beliau? Atau justru menolak

penafsirannya?

Jawaban : Kurang baca aja sih mereka.

Pertanyaan : Jika teman anda berbeda pemahaman dengan anda dalam

bermadzhab, apakah anda akan memaksa teman anda untuk

satu pemahaman madzhab dengan anda?

Jawaban : Tidak juga, kita mempunya bacaan buku sendiri-sendiri,

mempunyai kapasitas pemahaman sendiri, punya kapasitas

daya nalar sendiri-sendiri, dan justru jika saya memaksakan

untuk sama itu bukan saya. Bahwa saya kekeuh dengan

argumen saya itu bukan untuk memaksa mereka mengikuti

pemahaman atau argumen saya.

Pertanyaan : Setiap kepala memiliki pemikiran yang berbeda, mempunyai

argumen tersendiri dalam memilih atau mempercayai sebuah

madzhab, bagaimana perasaan anda dengan banyaknya

perbedaan disekitar anda? Senang atau justru lebih khawatir?

Jawaban : Santai, dengan adanya perbedaan itu adalah untuk

memperkaya kita dalam menghadapi orang, menghadapi diri

sendiri, mengajarkan pada orang lain, dan itu sangat asik

Page 73: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

sekali kalau kita sudah menguasai perbedaan itu. Dengan

perbedaan itu kita lebih arif dalam menghadapi orang.

Pertanyaan : Menurut anda madzhab tafsir mana yang paling toleran?

Alasannya?

Jawaban : Untuk saat ini saya belum membaca banyak tentang

madzhab-madzhab tafsir, tapi secara subjektif yang saya

anggap paling toleran itu sunni.

Pertanyaan : Dari semua pertanyaan saya, apakah semua itu adalah efek

setelah mempelajari mata kuliah madzahibut tafsir?

Jawaban : Pasti, tapi tidak sebesar pengaruh ketika saya mengembara 6

tahun sebelum masuk PTIQ.

Page 74: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Narasumber : Muhammad Ade Sevtian

Tempat : KFC Gaplek

Waktu : 11 Juli 2019

Hasil Wawancara

Pertanyaan : Apakah anda sudah mempelajari mata kuliah madzahibut

tafsir?

Jawaban : Pernah

Pertanyaan : Apa saja sub dari mata kuliah ini?

Jawaban : Definisi madzhab tafsir, perbedaan antara madzhab, manhaj,

thariqoh, ittijah dan laun, perbedaan karakteristik tafsir dan

takwil, sejarah munculnya madzhab tafsir, tokoh di bidang

madzhab tafsir, urgensi dan out put mempelajari madzhab

tafsir, pengertian tafsir nabi dan sahabat, karakteristik tafsir-

tafsir nabi dan sahabat, sumber penafsiran sahabat, tokoh-

tokoh tafsir pada masa sahabat, karya tafsir pada masa tabi’in,

contoh penafsiran tabi’in, pengertian tafsir tabi’in, sumber-

sumber penafsiran tabi’in, karakteristik tafsir tabi’in, kualitas

tafsir tabi’in, tokoh-tokoh tafsir tabi’in, karya tafsir pada masa

tabi’in, contoh penafsiran tabi’in, pengertian tafsir bil

ma’tsur, pengertian tafsir bil ra’yi, tafsir sufi, tafsir Fiqh,

tafsir Isyari, Tafsir Ilmi, tafsir Lughawi.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab fiqih?

Jawaban : Semuanya benar, mereka untuk menemukan sebuah masalah

telah melewati proses yang panjaaaang, ijtihad yang sungguh-

sungguh, jadi semuanya tidak ada masalah, hanya saja kita

tidak boleh memakai 4 madzhab langsung, jadi harus bisa

menggunakan satu madzhab dengan istiqomah, kecuali dalam

keadaan atau situasi darurat sehingga menyebabkan harus

menggunakan madzhab yang lain.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab tafsir?

Jawaban : Perbedaan adalah rahmat, bahkan bagi saya sih malah kalau

tidak ada perbedaan itu al-Qur’an seakan-akan baku.

Page 75: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Pertanyaan : Madzhab yang begitu banyak, menimbulkan banyak

perbedaan pandangan yang tidak sedikit menimbulkan banyak

permasalahan, contohnya kasus mantan gubernur DKI Jakarta

(Bpk. Ahok) yang melibatkan penafsiran surat al-Maidah ayat

51, Bagaimana sikap anda menghadapi orang yang fanatik

dalam menafsirkan ayat tersebut?

Jawaban : Auliya’ itu berdampingan, sejalan. Menurut saya kasus ahok

ini termasuk penistaan, tapi lebih ke etika sih. Seakan-akan

beliau tidak mengindahkan ayat tersebut dan juga pastinya

karena kekurangan pemahaman Ahok sendiri.

Untuk sikap saya, ya tetap sama dengan yang lainnya, selama

yang fanatik tidak mengganggu kehidupan saya, ya semua

sikap saya akan biasa saja, tidak ada yang harus di takutkan

atau di spesialkan. Gak ada yang salah jika kefanatikannya

tidak mengganggu. Yang salah itu kalau kita merasa paling

benar.

Pertanyaan : Apakah setelah mempelajari mata kuliah madzahib tafsir

anda lebih terbuka dalam menerima saran dan perbedaan

dalam bermadzhab?

Jawaban : Iya, dari dulu sebenarnya sudah enjoy dan nyaman aja sama

semua perbedaan-perbedaan, ditambah belajar madzahibut

tafsir kan menambah khazanah, jadi semakin santai aja

melihat perbedaan yang beredar.

Pertanyaan : Jika anda menemukan permasalahan dalam penafsiran atau

madzhab tafsir sendiri, bagaimana sikap anda? apakah anda

akan mengungkapkan kegalauan pemikiran anda? Atau

memilih diam?

Jawaban : ya harus di ungkapkan, diajukan bahkan dimusyawarahkan.

Pertanyaan : Apakah teman-teman anda adalah orang-orang yang satu

madzhab dengan anda?

Jawaban : Banyak, saya pernah di Lipia dan disana juga banyak yang

berbeda madzhab, dan saya tetap berteman akrab dengan

mereka.

Pertanyaan : Bagaimana sikap anda jika kepercayaan madzhab teman

anda tidak sama dengan anda?

Page 76: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Jawaban : Bagaimana ya.. begini SD saya dulu itu gabung sama orang-

orang china, islamnya minoritas, nah disanalah kita belajar

bagaimana hidup rukun dalam beragama, dan ketika lebaran

idul fitri mereka ke rumah kita, dan kita juga ke rumah

mereka. Makanya saya sangat enjoy dengan semua perbedaan

apalagi Cuma perbedaan madzhab yang pada intinya sama,

satu islam.

Pertanyaan : Quraish Shihab adalah salah satu mufassir Indonesia yang

begitu terkenal dengan tafsir al-Misbahnya, namun

penafsirannya menegenai hijab sangat ditentang oleh oknum

tertentu. Bagaimana sikap anda mengenai hal ini? Apakah

anda tetap akan memberikan apresiasi atas karya beliau? Atau

justru menolak penafsirannya?

Jawaban : Saya tidak setuju kalau beliau dituduh syi’ah, kan itu hanya

penafsiran satu hal, bukan berarti dengan satu tafsirannya

yang menurut orang kurang tepatlah anggap saja begitu lantas

kita harus menafikkan penafsiran yang lain. Kan tidak bisa

begitu, misal tafsir sya’rawi itu kan dikenal tarbawi karena

disitu dominannya menampilkan dari segi tarbawi sendiri,

misal lagi Wahbah Zuhaili itu kan dikenal dengan tafsir

adabul ijtima’i karena memang kondisi ayat-ayat yang

ditelusuir orang-orang menyatakan penafsirannya lebih pada

adabul ijtima’i. Jadi saya sangat menerima dan sangat ta’dim

pada mufassir indonesia yaitu pak Quraish.

Pertanyaan : Jika teman anda berbeda pemahaman dengan anda dalam

bermadzhab, apakah anda akan memaksa teman anda untuk

satu pemahaman madzhab dengan anda?

Jawaban : Saya bukan tipe orang yang kekeuh bikin orang ikut sama

pemahaman saya. Tujuan hidup saya itu hanya ada dua,

pertama mengharap ridha Allah, dan yang kedua bermanfaat

dengan orang lain.

Pertanyaan : Setiap kepala memiliki pemikiran yang berbeda, mempunyai

argumen tersendiri dalam memilih atau mempercayai sebuah

madzhab, bagaimana perasaan anda dengan banyaknya

perbedaan disekitar anda? Senang atau justru lebih khawatir?

Jawaban : Enjoy dan Khawatir, saya enjoy karena perbedaan itu

rahmat, kata pak Ahsin Sakho al-Qur’an itu adalah berlian,

Page 77: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

bisa dipandang di segala sudut, dan dari sudut manapun akan

terpancar cahaya yang indah, itulah mengapa saya enjoy.

Khawatirnya adalah takut adanya orang-orang yang

menafsirkan al-Quran namun ilmunya belum mumpuni,

sehingga banyak penafsiran salah tersebar.

Pertanyaan : Menurut anda madzhab mana yang paling toleran?

Alasannya?

Jawaban : Sunni, dan saya tidak menyalahkan yang lain. Alasannya

karena saya masih belum punya banyak ilmu terhadap

madzhab yang lain.

Pertanyaan : Dari semua pertanyaan saya, apakah semua itu adalah efek

setelah mempelajari mata kuliah madzahibut tafsir?

Jawaban : iya, karena disitu kita mengetahui banyaknya perbedaan, jadi

lebih membuka mata kita untuk melihat bahwa dunia ini

begitu banyak yang perlu dipandang lagi, tidak hanya satu

sudut yang kita percaya saja. Nah hal ini akhirnya

menimbulkan toleran dalam diri kita.

Page 78: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Narasumber : Reza

Tempat : Masjid STKQ Al-Hikam

Waktu : 13 Juli 2019

Hasil Wawancara

Pertanyaan : Apakah anda sudah mempelajari mata kuliah madzahibut

tafsir?

Jawaban : Iya pernah di semester 6, tapi masih belum kelar, masih

kurang 7 SKS.

Pertanyaan : Apa saja sub dari mata kuliah ini?

Jawaban : Madzhab Tafsir Kategori Ignaz Goldziher, Madzhab Tafsir

kategori J.J.G Jansen, Madzhab Tafsir Kategori Hussein Adz-

Dzahabi, Madzhab Tafsir kategori Amina Wadud, Madzhab

Tafsir kategori Abdul Mustaqiem, madzhab tafsir kategori

Masdar F. Mas’udi

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab fiqih?

Jawaban : Madzhab Fiqih itu dalam tafsir berarti mereka mencari ayat

yang berkaitan dengan fiqih, kemudian mereka menjelaskan

ayat tersebut sehingga sesuai dengan fiqih yang mereka

amalkan atau yakini.

Untuk perbedaan saya rasa sangat wajar, Karena terkadang

alasan yang diungkapkan madzhab syafi’i itu lebih rasional,

kadang madzhab yang alin yang lebih rasional di waktu atau

situasi yang berbeda.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab tafsir?

Jawaban : kalau menurut saya tidak masalah, karena nanti tujuan

masing-masing biasanya positif, sehingga dengan

keberagaman tersebut akan di sesuaikan dengan kondisi

masing-masing

Pertanyaan : Madzhab yang begitu banyak, menimbulkan banyak

perbedaan pandangan yang tidak sedikit menimbulkan banyak

permasalahan, contohnya kasus mantan gubernur DKI Jakarta

Page 79: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

(Bpk. Ahok) yang melibatkan penafsiran surat al-Maidah ayat

51, apakah itu termasuk penistaan? Bagaimana sikap anda

menghadapi orang yang fanatik dalam menafsirkan ayat

tersebut?

Jawaban : Auliya’ disini penafsirannya sangat umum, termasuk

pemimpin, teman menyimpan rahasia, termasuk juga teman

setia atau dekat, dan menurut saya kasus ini adalah penistaan,

karena dia mengatakan bahwa orang-orang di bohongi dengan

surat al-Maidah ayat 51, sementara dia tidak pantas untuk

mengatakan hal itu.

Pertanyaan : Apakah setelah mempelajari mata kuliah madzahib tafsir

anda lebih terbuka dalam menerima saran dan perbedaan

dalam bermadzhab?

Jawaban : Masih menerima dan tetap diskusi, tapi keinginan untuk

membuat dia sepemahaman dengan pemahaman saya tetap

ada.

Pertanyaan : Jika anda menemukan permasalahan dalam penafsiran atau

madzhab tafsir sendiri, bagaimana sikap anda? apakah anda

akan mengungkapkan kegalauan pemikiran anda? Atau

memilih diam?

Jawaban : Mengutarakan, alasannya agar ilmu yang ada itu biar mereka

tahu dan kita punya amanah untuk menyampaikan itu.

Pertanyaan : Apakah teman-teman anda adalah orang-orang yang satu

madzhab dengan anda?

Jawaban : Ada

Pertanyaan : Bagaimana sikap anda jika kepercayaan madzhab teman

anda tidak sama dengan anda?

Jawaban : Kalau saya pribadi untuk pergaulan tidak perlu ada

pembatasan Cuma untuk kita menerima semua yang dia

sampaikan harus dibatasi, kemudian kalau bisa kita jelaskan

supaya dia bisa paham apa yang kita pahami itu.

Pertanyaan : Quraish Shihab adalah salah satu mufassir Indonesia yang

begitu terkenal dengan tafsir al-Misbahnya, namun

penafsirannya menegenai hijab sangat ditentang oleh oknum

tertentu. Bahkan ada yang menyebutnya syiah. Bagaimana

sikap anda mengenai hal ini? Apakah anda tetap akan

Page 80: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

memberikan apresiasi atas karya beliau? Atau justru menolak

penafsirannya?

Jawaban : Yang saya tahu mengenai penafsiran pak Quraish tentang

hijab ini, beliau Cuma mengutarakan ukuran jilbab itu ulama

berbeda pendapat, yang mana intinya adalah pakaiannya harus

sopan dan rapi, tapi beliau tidak ada bicara bahwa jilbab itu

tidak wajib. Jadi tidak bisa dikatakan bahwa pak Qurais ini

syi’ah.

Pertanyaan : Jika teman anda berbeda pemahaman dengan anda dalam

bermadzhab, apakah anda akan memaksa teman anda untuk

satu pemahaman madzhab dengan anda?

Jawaban : Saya biarkan pemahaman dia setelah saya mencoba untuk

menyampaikan pemahaman yang menurut saya benar

pastinya. Dan juga harus mengayomi pemahaman dia juga,

tidak menerang terus, jadi diskusinya lebih terbuka.

Pertanyaan : Setiap kepala memiliki pemikiran yang berbeda, mempunyai

argumen tersendiri dalam memilih atau mempercayai sebuah

madzhab, bagaimana perasaan anda dengan banyaknya

perbedaan disekitar anda? Senang atau justru lebih khawatir?

Jawaban : Sangat lebih khawatir, seperti tadi jadinya ada konflik

akhirnya menjadikan masing-masing merasa paling benar,

seharusnya semuanya itu merucut pada satu titik yang sama

atau pemahaman yang sama sehingga tidak ada konflik yang

menyebabkan merasa paling benar, maksudnya disini merucut

pada satu madzhab yaitu sunni.

Pertanyaan : Menurut anda madzhab tafsir mana yang paling toleran?

Alasannya?

Jawaban : Menurut saya Sunni, kalau aliran yang lain kurang benar jadi

kurang mengayomi. Aliran yang sangat salah itu adalah

qodariyah, jabariyah dan mu’tazilah. Syi’ah pun sangat

menyimpang karena ketika mereka menafsirkan suatu ayat

pendekatannya itu tidak tepat.

Pertanyaan : Dari semua pertanyaan saya, apakah semua itu adalah efek

setelah mempelajari mata kuliah madzahibut tafsir?

Jawaban : Merasa lebih luas wawasannya, lebih terbuka dan lebih

paham kenapa masih ada orang yang sempit pemikirannya,

jadi semakin saya mempelajari madzahibut tafsir, saya

Page 81: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

semakin memahami dan mempunyai keterbukaan dalam

pemikiran maupun sikap.

Page 82: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Narasumber : Reva

Tempat : Masjid STKQ Al-Hikam

Waktu : 13 Juli 2019

Hasil Wawancara

Pertanyaan : Apakah anda sudah mempelajari mata kuliah madzahibut

tafsir?

Jawaban : Iya, saya sudah masuk 5x pertemuan dalam mata kuliah ini.

Pertanyaan : Apa saja sub dari mata kuliah ini?

Jawaban : Madzhab Tafsir Kategori Ignaz Goldziher, Madzhab Tafsir

kategori J.J.G Jansen, Madzhab Tafsir Kategori Hussein Adz-

Dzahabi, Madzhab Tafsir kategori Amina Wadud, Madzhab

Tafsir kategori Abdul Mustaqiem, madzhab tafsir kategori

Masdar F. Mas’udi

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab fiqih?

Jawaban : Kalau kita ahlus sunnah wal jama’ah berarti kita wajib NU,

madzhabnya syafi’i, mempercampurkan madzhab itu gak

boleh, kecuali dalam keadaan darurat.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab tafsir?

Jawaban : Sebenarnya setiap orang meneliti sesuatu pasti ada latar

belakangnya, madzhab-madzhab itu kan diawali dengan

ketidakpuasan suatu putusan, misalnya politik aja itu kan pasti

ada tujuannya, karena munculnya perbedaan berawal dari

ketidakpuasan apalagi kalau masuk dalam penafsiran, bisa

jadi penafsirannya malah ada asbab tujuan tertentu secara

pribadi. Itu garis besar negatif dari sebuah perbedaan, namun

tidak semua aliran madzhab seperti itu. Jika saya ditanya

tentnag NU atau Muhammadiyah maka saya akan jawab jika

bukan NU maka saya Muhammadiyah, karena madzhab selain

dua madzhab itu sangat keras.

Pertanyaan : Madzhab yang begitu banyak, menimbulkan banyak

perbedaan pandangan yang tidak sedikit menimbulkan banyak

Page 83: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

permasalahan, contohnya kasus mantan gubernur DKI Jakarta

(Bpk. Ahok) yang melibatkan penafsiran surat al-Maidah ayat

51, apakah itu termasuk penistaan? Bagaimana sikap anda

menghadapi orang yang fanatik dalam menafsirkan ayat

tersebut?

Jawaban : Secara garis besar yang saya pahami auliya’ itu adalah

pemimpin, tapi kebanyakan orang kurang memahami

pemimpin ini bukan hanya sekedar presiden, gubernur atau

pangkat negara yang lain, melainkan setiap orang itu adalah

pemimpin bagi dirinya sendiri, dalam Q.S Yasin ayat 65, dan

pada hari itu semuanya akan berbicara, semuanya akan

memberikan kesaksian apa-apa yang telah dikerjakan, nah

dari kasus Ahok seharusnya umat mulim lebih sibuk dengan

intropeksi diri.

Untuk kasus Ahok ini, menurut saya setiap orang berbeda

sikap jika dalam keadaan marah atau dalam keadaan santai,

dan saya melihat ketika pak ahok mengatakan hal tersebut

dalam keadaan marah dan ada unsur ketidaksengajaan, jadi

bukan penistaan.

Pertanyaan : Apakah setelah mempelajari mata kuliah madzahib tafsir

anda lebih terbuka dalam menerima saran dan perbedaan

dalam bermadzhab?

Jawaban : Jadi saya masuk sini itu bukan untuk dibilang alim atau

dipandang alim, namun saya ingin menjadi salah satu saksi

tentang keluasan ilmu Allah, maka dari itu tidak wajar jika

sombong apalagi hanya untuk dipandang karena sebuah gelar.

Justru setelah saya mempelajari matkul ini saya semakin

bahagia, lebih menambah wawasan dan terbuka.

Pertanyaan : Jika anda menemukan permasalahan dalam penafsiran atau

madzhab tafsir sendiri, bagaimana sikap anda? apakah anda

akan mengungkapkan kegalauan pemikiran anda? Atau

memilih diam?

Jawaban : Dalam konsep diskusi itu saya lebih mengambil jalan

tengah, saya tidak mengutarakan pemahaman saya. Tapi

dalam diskusi saya mengiyakan namun tidak membenarkan

hasil atau apa-apa yang berada dalam diskusi tersebut.

Page 84: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Pertanyaan : Apakah teman-teman anda adalah orang-orang yang satu

madzhab dengan anda?

Jawaban : Tidak, ada PERSIS

Pertanyaan : Bagaimana sikap anda jika kepercayaan madzhab teman

anda tidak sama dengan anda?

Jawaban : Jangankan yang sesama islam, yang non muslim pun masih

saya temani, jadi konsep saya itu begini “dalam hal yang

sama, mari kita kerjasama, dalam hal yang beda, mari kita

sama-sama kerja”

Pertanyaan : Quraish Shihab adalah salah satu mufassir Indonesia yang

begitu terkenal dengan tafsir al-Misbahnya, namun

penafsirannya menegenai hijab sangat ditentang oleh oknum

tertentu. Bahkan ada yang menyebutnya syiah. Bagaimana

sikap anda mengenai hal ini? Apakah anda tetap akan

memberikan apresiasi atas karya beliau? Atau justru menolak

penafsirannya?

Jawaban : Kita lihat dulu latar belakang beliau, seorang mufassir

dengan karya hebatnya al-Misbah, seorang profesor pernah

belajar di berbagai universitas ternama, sedangkan saya itu

apa hingga berani mengkritik beliau, kan gitu ya.. jadi dalam

konsep penafsiran pak Quraish itu pada dasarnya orang-orang

kurang paham, dalam urusan jilbab memang sedikitnya tafsir

almisbah mengutip thaba thab’i yang syiah itu, malah

menurut saya pak Quraish ini sangat moderat, makanya

mengambil dan belajar berbagai macam kitab tafsir, jadi gak

semena-mena mengambil sebuah refrensi untuk

penafsirannya.

Pertanyaan : Jika teman anda berbeda pemahaman dengan anda dalam

bermadzhab, apakah anda akan memaksa teman anda untuk

satu pemahaman madzhab dengan anda?

Jawaban : Dalam sebuah hadits bahwa islam itu seperti bangunan,

apabila yang satu disakiti maka yang lainnya ikut sakit, jadi

selama tidak mengusik ya tidak ada masalah, dan tidak harus

menyamakan pemahaman.

Pertanyaan : Setiap kepala memiliki pemikiran yang berbeda, mempunyai

argumen tersendiri dalam memilih atau mempercayai sebuah

Page 85: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

madzhab, bagaimana perasaan anda dengan banyaknya

perbedaan disekitar anda? Senang atau justru lebih khawatir?

Jawaban : Ada dua pandangan, pertama saya enjoy karena saya bukan

orang pertama yang mempelajari tafsir, jadi banyak yang

sebelum saya mempelajari tafsir dan mereka aman-aman saja,

saya bisa menyaksikan perbedaan itu bentuk rahmat Allah.

Kedua khawatir, sekarang ini sudah zaman modern adanya hp

ini artinya dunia sudah ada di genggaman, takutnya

banyaknya orang-orang yang baru hijrah lantas dengan mudah

menyebarkan hadits atau dalil tanpa memeriksa kembali

kebenaran atau sanadnya, sehingga akan banyak korban hoax

dan ini menjadi sebuah problem yang besar untuk

kesejahteraan islam tersendiri.

Pertanyaan : Menurut anda madzhab tafsir mana yang paling toleran?

Alasannya?

Jawaban : Sunni

Pertanyaan : Dari semua pertanyaan saya, apakah semua itu adalah efek

setelah mempelajari mata kuliah madzahibut tafsir?

Jawaban : Banyak, tambah wawasan dalam kajian tafsir membuat saya

tidak mudah menyalahkan pemahaman orang lain, jadi saya

semakin ada ghirah untuk lebih belajar mengenai madzahibut

tafsir. Dan lebih objektif dalam menilai sesuatu.

Page 86: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Narasumber : Nasril

Tempat : Perpustakaan STKQ Al-Hikam

Waktu : 13 Juli 2019

Hasil Wawancara

Pertanyaan : Apakah anda sudah mempelajari mata kuliah madzahibut

tafsir?

Jawaban : Sudah

Pertanyaan : Apa saja sub dari mata kuliah ini?

Jawaban : Madzhab Tafsir Kategori Ignaz Goldziher, Madzhab Tafsir

kategori J.J.G Jansen, Madzhab Tafsir Kategori Hussein Adz-

Dzahabi, Madzhab Tafsir kategori Amina Wadud, Madzhab

Tafsir kategori Abdul Mustaqiem, madzhab tafsir kategori

Masdar F. Mas’udi

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab fiqih?

Jawaban : Perbedaan dalam madzhab fiqih ini menjadi rahmat dan

menjadi solusi, jadi sifatnya ini akan bermanfaat sekali

terhadap konteks-konteks yang mungkin pada madzhab

syafi’i tidak bisa dilaksanakan tetapi pada madzhab lain bisa

dilaksanakan. Kenapa dikatakan menjadi solusi, karena

madzhab yang 4 ini sekalipun berbeda mereka mempunyai

landasan yang diakui. Mereka mempunyai kerangka teori,

landasan yang bisa dikatakan benar, makanya dari itu

perbedaan-perbedaan madzhab yang 4 ini bisa dijadikan

solusi. Contoh yang paling dekat adalah misalkan ketika di

madzhab syafi’i itu bersentuhan dengan perempuan tidak

boleh, berarti ketika kita umroh yang bersentuhan pun tidak

boleh, kita akan terasa rigit dan kaku agama itu, tapi ketika

kita lari ke madzhab maliki disana boleh, disitulah rahmat itu

ada.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan anda mengenai perbedaan dalam

madzhab tafsir?

Jawaban : Iya kalau perbedaan-perbedaan dalam madzhab tafsir itu ada

yang bisa dimasukkan sebagai pendapat yang boleh diterima

Page 87: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

ada juga pendapat yang perlu di selektif, kenapa? Karena lagi-

lagi datanya kurang kuat, tidak bersumber dari data yang

otoritatif, nah itu yang kemudian perbedaan justru tidak

menjadi solusi, malah menjadi fitnah.

Pertanyaan : Madzhab yang begitu banyak, menimbulkan banyak

perbedaan pandangan yang tidak sedikit menimbulkan banyak

permasalahan, contohnya kasus mantan gubernur DKI Jakarta

(Bpk. Ahok) yang melibatkan penafsiran surat al-Maidah ayat

51, apakah itu termasuk penistaan? Bagaimana sikap anda

menghadapi orang yang fanatik dalam menafsirkan ayat

tersebut?

Jawaban : Kalau kita lihat di vidio itu secara verbal bisa masuk dalam

penistaan agama, karena ukurannya itu dikembalikan pada si

pemilik agama itu sendiri, ketika suatu ucapan kemudian

diarahkan pada orang lain, dan orang lain itu tersinggung

tentu ada ukurannya, dan itu masuk dalam kasus penistaan

Pertanyaan : Apakah setelah mempelajari mata kuliah madzahib tafsir

anda lebih terbuka dalam menerima saran dan perbedaan

dalam bermadzhab?

Jawaban : Sangat, setelah saya dikirim ke Riau, disana saya melihat

perbedaan madzhab yang saya pelajari di kampus, lebih lagi

pada teologinya, nah dari sana akhirnya saya lebih bisa

membuka mata dan pemikiran saya, bahwa perbedaan ini

nyata, perbedaan itu adalah keniscayaan.

Pertanyaan : Jika anda menemukan permasalahan dalam penafsiran atau

madzhab tafsir sendiri, bagaimana sikap anda? apakah anda

akan mengungkapkan kegalauan pemikiran anda? Atau

memilih diam?

Jawaban : Saya sering berbeda di kelas berdasarkan argumen saya

sendiri, dan saya tetap mengungkapn yang saya fikirkan.

Pertanyaan : Apakah teman-teman anda adalah orang-orang yang satu

madzhab dengan anda?

Jawaban : Tidak ada, tapi saya pernah berhadapan dengan orang yang

sedemikian fanatik akan madzhab, waktu itu saya pernah

dikirim ke Natuna kepulauan Riau, saya mendapatkan banyak

pemikiran-pemikiran seperti itu, misalnya wahabi.

Page 88: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

Pertanyaan : Bagaimana sikap anda jika kepercayaan madzhab teman

anda tidak sama dengan anda?

Jawaban : Saya termasuk karakter yang memilih pendekatan dengan

bertukar pikiran, jadi untuk sikap sama saja tidak ada yang

harus dikhawatirkan.

Pertanyaan : Quraish Shihab adalah salah satu mufassir Indonesia yang

begitu terkenal dengan tafsir al-Misbahnya, namun

penafsirannya menegenai hijab sangat ditentang oleh oknum

tertentu. Bahkan ada yang menyebutnya syiah. Bagaimana

sikap anda mengenai hal ini? Apakah anda tetap akan

memberikan apresiasi atas karya beliau? Atau justru menolak

penafsirannya?

Jawaban : Kembali lagi, bagaimana seharusnya kita melebarkan

pemikiran dan memperluas khazanah, sehingga tidak melihat

atau menilai sesuatu hanya dalam satu sisi yang mungkin

bahkan kita tidak tau ilmunya. Jadi oknum-oknum seperti ini

harus lebih diwaspadai bukan malah didukung atau ikut men-

judge seorang mufassir yang sudah jelas mumpuni dalam

bidangnya.

Pertanyaan : Jika teman anda berbeda pemahaman dengan anda dalam

bermadzhab, apakah anda akan memaksa teman anda untuk

satu pemahaman madzhab dengan anda?

Jawaban : Saya lebih suka diajak dialog, selama dia masih bisa diajak

dialog maka saya akan ajak berdialog, namun ketika dia sudah

melangkah pada sikap yang mengganggi orang lain, maka

saya pun juga harus ambil sikap, seperti kita ajak, lalu kita

dudukkan, namun jika masih dalam pemikiran lebih sampai

pada dialog saja.

Pertanyaan : Setiap kepala memiliki pemikiran yang berbeda, mempunyai

argumen tersendiri dalam memilih atau mempercayai sebuah

madzhab, bagaimana perasaan anda dengan banyaknya

perbedaan disekitar anda? Senang atau justru lebih khawatir?

Jawaban : Dalam bidang akademik itu adalah suatu kajian ya, suatu

kajian yang cukup membantu untuk berfikir, karena memang

kita tidak bisa membendung mereka yang ingin berbeda tetapi

dari situlah kemudian kita berfikir dan menilai adanya

perbedaan itu, mana sih ukurannya yang bisa diterima dan

mana ukurannya yang masuk dalam agama kita sesuai dasar-

Page 89: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

dasar yang benar, karena kita tidak bisa mengatakan kepada

orang lain “kenapa kamu begini” karena mereka berbeda pun

mempunyai landasan pikiran sendiri. Jadi saya lebih tenang,

karena kita itu harus menciba tidak antipati dengan

perbedaan.

Pertanyaan : Menurut anda madzhab tafsir mana yang paling toleran?

Alasannya?

Jawaban : Jadi madzhab itu memiliki porsi masing-masing, kalau

ditanya yang paling toleran maka itu relatif, tergantung

permasalahan dan konteksnya, kita bisa mengatakan yang

lebih pada sosial adabi ijtima’i, mungkin iya, hal itu bisa

menjawab permasalahan yang ada pada saat ini. Jadi madzhab

tafsir yang paling toleran itu relatif.

Pertanyaan : Dari semua pertanyaan saya, apakah semua itu adalah efek

setelah mempelajari mata kuliah madzahibut tafsir?

Jawaban : Salah satunya bisa dikatakan seperti itu, dulu dalam konteks

fiqih saya syafi’i sekali dan tidak mau melihat mereka, nah

ketika saya mencoba mendapatkan mata kuliah yang beragam,

bahkan sesuatu yang unik yang saya dapat adalah “jangan

membaca madzhab lain dengan kacamata kita”, misal

mu’tazilah itu kan selalu kita salahkan, tetapi coba baca

mu’tazilah dari kacamata orang-orang mu’tazilah itu sendiri.

Nah berangkat dai mata kuliah seperti madzahibut tafsir ini

membuat saya lebih tidak kaku dalam melihat perbedaan

madzhab yang lain.

Page 90: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 91: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …
Page 92: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …
Page 93: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …
Page 94: PENGARUH MATA KULIAH MADZÂHIB AT-TAFSÎR TERHADAP …

BIODATA PENULIS

Nama : Nur Mahbubah

Tempat tgl lahir : Lumajang, 22 Desember 1994

Alamat Asal : Griya Djatiroto Permai Blok C no 1 Perumnas

Djatiroto Lumajang

Alamat Domisili : Pisangan Timur

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 24 Tahun

Agama : Islam

Status : Single / Belum Menikah

Hp : 0812-3399-6994

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : TK Dharmawanita Lumajang (1999-2000)

SDN KALOR 04 Jatiroto Lumajang (2001-2006)

SMPN 01 Jatiroto Lumajang (2007-2010)

SMA AL-Amien Prenduan Sumenep Madura (2010-

2015)

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta (2015-2019)