Upload
dinhkhue
View
247
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
KOMPUTER DENGAN PROGRAM FLASH TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP HIDROKARBON
(ALKANA, ALKENA DAN ALKUNA) (Kuasi Eksperimen di SMA Islam YASPIA)
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mempeoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh :
NESIH SUSILAWATI
NIM. 109016200006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul: "Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer DenganProgram Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon(Alkana, Alkena Dan Alkuna)" disusun oleh Nesih Susilawati, NIM.109016200006, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujianmunaqasah pada tanggal 16 September 2014 dihadapan dewan penguji. Karenaitu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana SI (S.Pd) dalam bidang PendidikanKimia.
Ketua Program StudiPendidikan KimiaDedi Irwandi. M. Si
NrP. 1 971 0 528200003 t 002
Penguji 1
Tonih Feronika. M. PdNIP. 1 9760 t07200504 2 00t
Penguji II
Nanda Saridewi. M. SiNIP. 1 9841 0212A0912 2 004
Jakarta,
Tanggal
16 September2014
LL/g _?,614 Agan
Lr"fr-.b tq
"f ,^^
Mengetahui;
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
NIP.19s9t 020198603 2 001
ffI
I
i
II
II
i
LEMBAR PENGESAIIAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi dengan judul Pengarulr Medla PembelaJaran Berbasis Komputer
Dengan Ftgsh Card lerhadap HAsiI Belajan- Siswa Pa{a Konsep
Ilidrokarbon (Alkana, Alkena Dan Alkuna) disusun oleh Nesih Susilawati,
NIM.10901 6200006, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu
Penegtahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islarn
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, lL fuir$-t, 2Ol4
Yang mengesahkan:
Pembimbing I Pembimbing II
Burhanudin Milama. M.Pd
NrP. 19770201 200801 l 001
Salamah Azuns Ph.D
NrP. I 9790624 20A604 2 002
1il
SURAT PER}TYATAAI\ KARYA SENDIRI
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nesih Susilawati
Bekasi, 16 Maret l99l
109016200006
Pendidikan IPAiPendidikan Kimia
Kp. Tonjong Rt/Rw 08/04, Desa Sukaragam, Kecamatan
Serang Baru, Kabupaten Bekasi
MENYATAKAII DENGAN SEST]NGGUHI\TYAi
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis
Komputei. I)engan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena l)an Alkuna) adalah benar hasil karya
sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama
Tempat Tgl Lahir
NIM
Jurusan/Prodi
AIamat
Nama Pembimbing I
NIP
Jurusan/Program Studi
Nama Pembimbing II
NIP
JurusanlProgram Studi
Burhanudin Milama M.Pd
19770201 200801 I 0llPendidikan IPA/Pendidikan Kimia
Salamah Agung Ph.D
19790624 200604 2 002
Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
meneriman segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
lV
Jakart4 Oktober 2014
I\IIM 109016200006
Vi
ABSTRACT
Nesih Susilawati (109016200006), "The Influence of Computer-Based
Learning Media With Program Flash Against Student Results In Concept
hydrocarbons (alkanes, alkenes and alkynes)". Thesis, Chemistry Education
Studies Program, Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiyah
and Teaching Science, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
This study aims to determine the effect of the use of computer-based instructional
media with Program Flash on student learning result in the concept of
hydrocarbons (alkanes, alkenes and alkynes). This research was conducted at
SMA Islam YASPIA Bekasi, on the class X which totaled 60 people, divided into
two classes. X.1 class (experimental class) and class X.2 (control class). The
instrument used in this research is a type of achievement test of 20 multiple-
choice items with five choices. Test data were analyzed by a statistical analysis of
the similarity test of the average pretest and posttest values both classes.
The study concluded that computer-based instructional media with Program flash
affect the chemistry students' learning result. It is based on the results of a
calculated t-test, t-test values obtained at 2.0319 and 2.0017 value ttabel
meaningful alternative hypothesis (Ha) is accepted and the null hypothesis (H0) is
rejected. This can be seen from the average results of studying chemistry student
using a computer-based instructional media with program flash at 83.10, while
the average chemistry student learning result of computer-based instructional
media mark with program flash for 77.37. based on the cognitive level (C1, C2,
C3) the percentage of items on chemistry learning result of students who use
computer-based instructional media with program flash for 84.34 higher than the
percentage of students studying chemistry with conventional methods of 78.73. it
can be concluded that the use of computer-based instructional media with
program flash on the concept of hydrocarbons potentially influence student
learning result chemistry.
Keywords: computer-based media with program flash, student learning result.
v
ABSTRAK
Nesih Susilawati (109016200006), “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis
Komputer Dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena Dan Alkuna)”. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
pembelajaran berbasis komputer dengan program flash terhadap hasil belajar
siswa pada konsep hidrokarbon (alkana, alkena dan alkuna). Penelitian ini
dilakukan di SMA Islam YASPIA Bekasi, pada kelas X yang berjumlah 60 orang
yang terbagi menjadi dua kelas. Kelas X.1 (kelas eksperimen) dan kelas X.2
(kelas kontrol). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil
belajar tipe pilihan ganda sebanyak 20 butir dengan lima pilihan. Data hasil tes
dianalisis dengan uji analisis statistik berupa uji kesamaan rata-rata nilai pretest
dan posttest kedua kelas.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis
komputer dengan program flash berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa.
Hal ini didasarkan pada hasil perhitugan uji-t, diperoleh nilai thitung sebesar 2.0319
dan nilai ttabel sebesar 2.0017 yang berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan
hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar kimia siswa
yang menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash
sebesar 83.10, sedangkan rata-rata hasil belajar kimia siswa tanpa media
pembelajaran berbasis komputer dengan program flash sebesar 77.37. berdasarkan
jenjang kognitif (C1, C2, C3) persentase butir soal pada hasil belajar kimia siswa
yang menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash
sebesar 84.34 lebih tinggi dari pada persentase hasil belajar kimia siswa dengan
metode konvensional sebesar 78.73. dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
pembelajaran berbasis komputer dengan program flash pada konsep hidrokarbon
dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa.
Kata kunci: media berbasis komputer dengan program flash, hasil belajar siswa.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat
Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan
tugas akhir dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, pembawa syariah-Nya yang
universal bagi semua manusia dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir
zaman.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer
dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon
(Alkana, Alkena dan Alkuna). Skripsi ini menggambarkan bagaimana
peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media interaktif. Peneliti
menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun sehingga dapat
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini,
semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang
lebih baik. Secara khusus apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Kimia yang
telah meluangkan banyak waktu dan tenaga dengan penuh ikhlas.
4. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang
telah meluangkan banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing
penulis dengan penuh keikhlasan.
5. Ibu Salamah Agung M.A.Ph.D selaku dosen pembimbing II yang
penuh kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama
ini.
viii
6. Bapak Adi Riyadi. M.Si selaku validator yang telah memberikan
koreksi dan masukan kepada penulis.
7. Seluruh Bapak dan ibu dosen, atas ilmu dan pengalaman yang telah
diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan.
8. Bapak M.Nurdin Sholeh S.Pd selaku Kepala SMA Islam YASPIA
9. Ibu Elfi Siagian S.Pd selaku guru bidang studi kimia dan guru-guru
yang telah banyak membantu selama penelitian. Siswa-siswa yang
telah bersedia memberikan sedikit waktunya untuk menjadi sampel.
10. Teristimewa untuk ayahanda H.Murnan dan Ibunda Hj.Nami tercinta
dan tersayang yang telah melimpahkan segenap kasih sayang, tenaga
serta nasihat yang tak terhingga, semoga Allah selalu memberi
kesehatan dan panjang umur.
11. Teruntuk kakakku tersayang (Nenda dan istri, Nemih dan suami) yang
tak henti selalu mendoakan dan memberikan semangat. Hanya allah
yang dapat membalasnya, dan semoga penulis dapat memberikan yang
terbaik untuk kalian.
12. Teruntuk orang yang dicinta calon imam dunia dan akhirat, (Ahmad
Yani), terima kasih atas segala doa, cinta, motivasi dan semangat yang
diberikan.
13. Teman-teman seperjuangan Kimia Angkatan 2009, khususnya buat my
best friend ( Fitria Takhlisi, Nur Fitri Novianti, Indriyani, Adi Azhar)
thanks for all sampai jumpa dalam kesuksesan.
“Tak ada gading yang tak retak”. Penulis sangat menyadari penyusunan
ini masih terdapat kekurangan dan belum sempurna karena keterbatasan yang
penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan penulisan ini. Semoga ini dapat bermanfaat untuk
kepentingan ilmu dan pengetahuan bagi semua pembacanya.
Jakarta, Oktober 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI....................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teoritis ......................................................................................... 8
1. Konsep Dasar Media Pembelajaran .................................................. 8
a. Pengertian Media Pembelajaran .................................................. 8
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran .................................................. 9
c. Fungsi Media Pembelajaran ........................................................ 10
d. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media ........................................ 12
x
2. Media Berbasis Komputer ................................................................ 13
a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Komputer ............................ 13
b. Model Pembelajaran Berbasis Komputer.................................... 15
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Komputer ...................... 16
d. Tahapan Proses Program Pembelajaran Berbasis Komputer....... 17
e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Komputer ... 18
f. Program Flash ............................................................................. 19
3. Belajar dan Hasil Belajar .................................................................. 20
a. Pengertian Belajar ..................................................................... 20
b. Faktor-faktor yang Mempengeruhi Belajar ................................ 21
c. Hasil Belajar ............................................................................... 22
4. Senyawa Hidrokarbon ...................................................................... 25
B. Penelitian Relevan ................................................................................... 32
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 33
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 36
B. Metodelogi Penelitian ........................................................................... 36
C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 37
D. Variabel Penelitian ............................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 38
F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 39
G. Analisis Instrumen Penelitian ............................................................... 41
1. Uji Validitas ................................................................................... 41
2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 42
3. Uji Tingkat Kesukaran .................................................................. 43
4. Uji Daya Beda ............................................................................... 44
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 45
1. Pemberian Skor .............................................................................. 45
2. Uji Prasyarat .................................................................................. 46
xi
a. Uji Normalitas.................................................................... 46
b. Uji Homogenitas................................................................. 48
3. Uji Hipotesis .................................................................................. 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................................ 51
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperiemen dan Kontrol........................... 51
2. Hasil Posttest Kelompok Eksperiemen dan Kontrol.......................... 52
B. Hasil Analisis Data Tes............................................................................ 55
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data..................................................... 55
a. Uji Normalitas pretest dan posttest........................................ 55
b. Uji Homogenitas pretest dan posttest..................................... 56
2. Pengujian Hipotesis............................................................................ 57
a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest................................... 57
b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest.................................. 59
C. Pembahasan ............................................................................................. 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 66
B. Saran ..................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67
LAMPIRAN ...................................................................................................... 70
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Deret Homolog Alkana ......................................................................... 26
Tabel 2.2 Deret Homolog Alkena ......................................................................... 28
Tabel 2.3 Deret Homolog Alkuna ......................................................................... 31
Tabel 3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 37
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ............................................................ 39
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal ............................................................... 42
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Butir Soal ........................................................... 43
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran ................................................................ 44
Tabel 3.6 Kriteria Daya Beda ............................................................................. 45
Tabel 3.7 Tabel Bantu Perhitungan Distribusi Frekuensi................................... 46
Tabel 3.8 Tabel Bantu Perhitungan Chi-Kuadrat (X2) ...................................... 47
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol . 51
Tabel 4.2 Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol . 52
Tabel 4.3 Perbandingan Persentase Hasil Belajar tiap Indikator pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................................................................... 54
Tabel 4.4 Perbandingan Persentase Nilai Ranah Kognitif pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol................................................................... 55
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol . ........................................................................................... 56
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ............................................................................................ 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................................................................... 58
Tabel 4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................................................................... 59
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................................ 35
Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretest Dan Posttest Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.................................................................... 53
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ....................................................................................... 70
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................... 72
Lampiran 3 Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar ................................................. 97
Lampiran 4 RPP Kelompok Eksperimen ....................................................... 105
Lampiran 5 RPP Kelompok Kontrol .............................................................. 114
Lampiran 6 Analisis Soal dengan ANATES .................................................. 127
Lampiran 7 Soal Pretest dan Posttest..............................................................133
Lampiran 8 Form Validasi Multimedia ......................................................... 135
Lampiran 9 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen .......... 137
Lampiran 10 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ................. 138
Lampiran 11 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen ..................139
Lampiran 12 Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen ................ 143
Lampiran 13 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol ........................ 147
Lampiran 14 Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol ....................... 151
Lampiran 15 Uji Homogenitas Pretest ............................................................ 155
Lampiran 16 Uji Homogenitas Posttest............................................................ 158
Lampiran 17 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest.........................................162
Lampiran 18 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest ....................................... 161
Lampiran 19 Tabel Standar Normal Z ............................................................. 164
Lampiran 20 Tabel Distribusi t......................................................................... 165
Lampiran 21 Print Screen Media .................................................................... 170
Lampiran 22 Uji Referensi .............................................................................. 172
Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................. 178
Lampiran 24 Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................. 179
Lampiran 25 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 180
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu wahana yang paling strategis untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi diberbagai bidang.
Disamping itu, pendidikan juga dapat digunakan untuk menyetarakan
kemampuan bangsa terhadap kemanjuan IPTEK yang telah dicapai negara
maju.
Perkembangan IPTEK sering dikaitkan dengan majunya teknologi
pendidikan. Dengan perkembangannya teknologi dapat membantu untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Maka teknologi
pendidikan juga dapat ditafsirkan sebagai media yang lahir dari
perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan.
Salah satu kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan misalnya pemanfaatan teknologi komputer.
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan
sengaja diciptakan. Dalam proses belajar mengajar, guru menyampaikan
suatu materi pelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang
dikehendaki. Sementara peserta didik berkewajiban mempelajari materi
pelajaran tersebut dengan maksud agar terjadi transfer pengetahuan dalam
proses belajar. Kemampuan seorang guru dalam menyampaikan materi
pelajaran, ditentukan oleh kemampuan teoritis dan kemampuan pemilihan
pendekatan, metode ataupun media. Kemampuan teoritis adalah
kemampuan seorang guru dalam menguasai materi pelajaran disiplin
ilmunya. Kemampuan menyampaikan materi pelajaran meliputi gaya
dalam berbicara atau berdiri di depan kelas.
Sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan
sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai
komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka
terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah (two way traffic
2
communication) bahkan komunikasi banyak arah (multi way traffic
communication), dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat
dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan keefektifan pencapaian
tujuan/kompetensi.1
Profesionalisme guru sebagai titik awal terwujudnya pendidikan
yang berkualitas mendorong peneliti untuk berusaha mengembangkan
pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi khususnya pembelajaran kimia,
yakni dengan mengimplementasikan suatu media dalam proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai alternatif dalam dunia pendidikan
khususnya di sekolah menengah atas guna meningkatkan hasil belajar
siswa.
Bidang studi kimia seharusnya merupakan pelajaran yang
menyenangkan dan menarik minat siswa karena aplikasinya berhubungan
langsung dengan kehidupan sehari-hari, tetapi yang diharapkan umumnya
berbeda dengan kenyataan yang ada, karena ada umumnya siswa kurang
berminat dengan kimia sehingga hasil pembelajaran kimia di sekolah
kurang maksimal. Salah satu upaya untuk menarik minat siswa terhadap
pembelajaran kimia adalah guru mempunyai kreativitas dalam
menggunakan metode pembelajaan yang bervariasi hingga menimbulkan
makna bagi siswa dan salah satunya dengan menggunakan media
pendidikan, karena media pendidikan dapat digunakan guru untuk
meningkatkan kualitas komunikasi dalam proses belajar mengajar.
Menurut hamalik dengan menggunakan media pendidikan dapat
membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar. Media
pendidikan memberikan pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.2
Dengan adanya motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan
aktifitas belajar dengan sungguh-sungguh. Sehingga, diharapkan hasil
belajarnya akan optimal.
1 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, Dan Penilaian), (Bandung: Wacana Prima, 2009), h. 4
2 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung:Citra Aditya Bakti,1994),h.18
3
Motivasi siswa berkaitan dengan minatnya. Oleh karena itu, peran
seorang guru sangat penting dalam meningkatkan motivasi siswa agar
berminat terhadap pelajaran kimia. Selain meningkatkan minat dan
motivasi, penggunaan media pada proses pembelajaran juga dapat menarik
perhatian siswa, karena adanya media siswa akan merasakan suasana
belajar yang menyenangkan.
Hidrokarbon merupakan salah satu konsep dalam ilmu kimia di
SMA. Menurut kurikulum, konsep hidrokarbon dicantumkan dalam
pelajaran kimia SMA kelas X semester II. Kompetensi dasar yang diambil
yaitu menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan
hubungannya dengan sifat senyawa. Konsep hidrokarbon meliputi istilah-
istilah berupa sejumlah nama-nama yang termasuk ke dalam golongan
alkana, alkena dan alkuna. Masing-masing golongan senyawa tersebut
mempunyai variasi struktur dan nama yang berbeda. Hidrokarbon
merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelajaran senyawa
karbon karena bahasan tersebut merupakan landasan bagi pembelajar
kimia karbon selanjutnya.
Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran kimia, khususnya
yang berkaitan langsung dengan siswa sebagai pembelajar di lingkungan
pendidikan, diperlukan pengembangan dalam sistem pendekatan, model,
maupun media pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
Namun demikian, dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan
pembahasannya mengenai media pembelajaran. Meskipun hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain media pembelajaran, dari
sudut pandang peneliti penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran
kimia dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep kimia
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti
yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan
atau materi yang disampaikandapat dibantu dengan menghadirkan media
sebagai pelantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada
peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat
4
mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau
kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan atau materi dapat
dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, peserta didik
lebih mudah mencerna bahan atau materi daripada tanpa bantuan media.
Namun perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat bila
penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai
pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka
media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat
dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.3
Pemakaian media dalam pembelajaran bukan sesuatu yang baru
dalam bidang pendidikan sejak lama. Manfaat media sebagai penghubung
untuk menyampaikan pesan arif pembelajaran antara guru dengan siswa
tidak diragukan lagi. Mengantisipasi kenyataan masyrakat media masa
kini, yang dimaksud media disini adalah teknologi seperti komputer
dengan berbagai kecanggihannya (multimedia). Penggunaan media
sebagai salah satu keharusan profesional, demi mewujudkan pembelajaran
yang mampu menjangkau strategi pembangunan pendidikan nasional
tetapi juga menciptakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisi
aktif, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologi peserta didik. Komputer yang bertindak sebagai alat untuk
membantu proses pengajaran dan pembelajarankan memudahkan proses
pembelajaran isi kandungan, perkembangan pemikiran beraras tinggi dan
menyelesaikan masalah.4
Salah satu media yang digunakan untuk masalah tersebut yaitu
mengunakan teknologi komputer. Perkembangan teknologi komputer saat
3Syaiful Bahri Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1997),
h. 136 4Yusri Panggabean, Dkk, Strategi, Model & Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Bina
Media Informasi, 2007), h. 66
5
ini banyak diminati dan digunakan dalam berbagai bidang, salah satunya
adalah bidang pendidikan. Teknologi pendidikan adalah proses yang
kompleks dan terpadu (terintegrasi) yang melibatkan manusia, prosedur,
ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan
pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola masalah yang
menyangkut semua aspek belajar manusia.
Dalam meningkatkan mutu pembelajaran secara garis besar
komputer dimanfaatkan dalam dua macam penerapan, yaitu bentuk
pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted Instruction-
CAI) dan pembelajaran berbasis komputer (Computer Based Instruction-
CBI). Pada CAI, Perangkat lunak yang digunakan berfungsi membantu
guru dalam proses pembelajaran, sementara dalam pembelajaran berbasis
komputer atau CBI, komputer digunakan sebagai perangkat sistem
pembelajaran bahkan sistem pembelajaraan dilaksanakan secara individu
(Individual learning) dan menerapkan prinsip belajar tuntas (Mastery
Learning).5
Media komputer merupakan media yang menarik, atraktif, dan
interaktif. Pembelajaran melalui media komputer memberikan bekal
kepada peserta didik berbagai karakter yang menjadi kekuatan dan
kelemahan suatu media. Komputer merupakan alat atau sarana yang
membantu pendidik dalam proses pembelajaran, sehingga bukan diarahkan
untuk menggeser perannya sebagai pendidik, melainkan membantu guru
dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan
program flash ini sebagai salah satu sumber belajar. Dengan adanya media
ini guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar optimal. Perhatian dan
bimbingan secara individual dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik
sementara informasi dapat pula disajikan secara jelas, menarik, teliti oleh
5 Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta, 2013),
h.97
6
media pendidikan. Dengan ini diharapkan proses pembelajaran menjadi
berkualitas, efektif dan pada akhirnya hasil belajar siswa optimal.
Media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash yang
digunakan dalam penelitian ini berbentuk sebuah program yang dirancang
dan dibuat berdasarkan silabus dan tujuan pembelajaran. Media ini dapat
disimpan (copy) oleh siswa untuk dipelajari lagi di rumah. Selain itu
sistem pembelajaran yang digunakan secara individual melalui komputer
memberikan kesempata kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman
yang sama dan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk
memahami materi pelajaran dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah uraikan maka
peneliti akan mengangkat penelitian yang berjudul Pengaruh Media
Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Program Flash Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan
Alkuna).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1) Kebanyakan media Pembelajaran kimia masih berpusat pada guru,
sehingga kreativitas dan kemampuan belajar mandiri siswa kurang
terlatih dan kurangnya minat siswa dalam proses pembelajaran.
2) Sedikitnya penggunaan media pembelajaran berbasis komputer
dengan program flash dalam proses pembelajaran di sekolah
C. Pembatasan Masalah
1. Variabel bebas (x) adalah Penggunaan media pembelajaran
berbasis komputer dengan proram flash, dan variabel terikatnya
(y) yaitu hasil belajar kimia.
7
2. Hasil belajar kimia adalah kemampuan siswa pada aspek
kognitif yang meliputi: aspek mengingat (C1) sampai
menerapkan (C3) berdasarkan taksonomi Bloom.
3. Materi yang diteliti adalah konsep hidrokarbon dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan
program flash.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan
sebagai berikut: “Bagaimana Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis
Komputer dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna)?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media
pembelajaran berbasis komputer dengan Pogram flash terhadap hasil
belajar siswa pada konsep hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna).
F. Manfaat Penelitian
1) Bagi siswa, diharapkan dengan menggunakan media pembelajaran ini
proses pembelajaran akan lebih menarik, interaktif, dan
menyenangkan. Agar melatih dan memacu siswa agar lebih aktif,
kreatif dan termotivasi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan
siap positif siswa untuk berpikir runtut, kritis, dan sistematis dalam
usaha memahami materi pelajaran kimia dan memecahkan masalah
yang berkaitan dengan disiplin ilmu kimia.
2) Bagi sekolah, diharapkan dapat memperkaya media yang digunakan
dalam proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA)
8
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teoritis
1. Konsep Dasar Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsan pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.1
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”
yang berarti pelantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk
berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian
pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik.
Istilah media digunakan dalam bidang pengajaran atau pendidikan
sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media
pembelajaran.2
Media pendidikan secara pedagogis dan psikologis dapat
memenuhi harapan peserta didik untuk aktif mengikuti dari awal
sampai akhir gerak, latar belakang pokok bahasan yang disampaikan
dan memberikan kesan tersendiri karena dapat makin menambah
bobot sajian yang disampaikan.3
Media pendidikan memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang
dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras)
1Arif S.Sadiman, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,1996) h. 6 2Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011), Cet Ke-8, h. 163 3Aminuddin Rasyad, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), Cet
Ke-4, h. 120
9
yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau
diraba dengan panca indra.
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang
dikenal sebagai software (perangkat lunak) yaitu
kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras
yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada
peserta didik.
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan
audio.
4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada
proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi
dan interaksi guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
b. Jenis Media Pembelajaran
Ada bermacam-macam media pembelajaran yang
menggunakannya sudah tidak asing lagi penggunaannya dalam
aktivitas pembelajaran. Misalnya, papan tulis sebagai salah satu
media pembelajaran yang sudah sangat populer bagi pendidikan di
Indonesia. Namun, sejalan dengan berbagai perubahan dan
kompleksitas perkembangan kehidupan teknologi modern, semakin
dirasakan media pembelajaran itu menjadi sangat terbatas
kemampuannya. Di sisi lain, ternyata ada sejumlah produk teknologi
yang sangat potensial dimanfaatkan sebagai media pembelajaran
karena memiliki daya tarik tersendiri.
Menurut Heinich, Molenda dan Russel, ada beberapa jenis
media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara lain: 4
4Yusri Panggabean, dkk, Strategi, Model & Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Bina Media
Informasi, 2007), h. 61
10
1) Media yang tidak dapat diproyeksikan, seperti benda
nyata, replika dan model, kit multimedia, simulator,
bahan cetakan, foto-foto, gambar, chart, poster.
2) Media yang diproyeksikan, seperti OHP, film slide,
gambar proyeksi komputer.
3) Media audio, seperti kaset audio, disk audio.
4) Media video dan film, seperti VCD dan DVD.
5) Komputer
6) Multimedia berbasis komputer.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media
pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan
teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut
maka media diklasifikasikan atas empat kelompok yaitu:
1) Media hasil teknologi cetak
2) Media hasil teknologi audio-visual
3) Media hasil teknologi berbasis komputer
4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
c. Fungsi Media Pembelajaran
Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang
terdapat dalam media itu harus melibatkan peserta didik baik dalam
benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas dirancang secara
lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip
belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping
menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan
pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan
perorangan peserta didik.5
Fungsi media pembelajaran didasarkan pada medianya dan
didasarkan pada penggunaannya adalah sebagai berikut:6
a) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar
5Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), h. 40
6 Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press,2008), h. 37
11
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber
belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna
keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung,
dan lain-lain.
b) Fungsi semantik
Kemampuan media dalam menambahkan pembendaharaan
kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar
dipahami oleh anak didik (tidak verbalistik)
c) Fungsi manipulatif
Berdasarkan karakteristiknya, media memiliki dua
kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan
mengatasi keterbatasan duniawi.
Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan
dalam proses belajar mengajar, maka terlihat peranannya sebagai
berikut:
1) Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari
keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan
2) Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih
lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses
pembelajaran. Paling tidak guru dapat memperoleh media
sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.
3) Media sebagai sumber belajar bagi siswa, media sebagai
bahan konkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari
para siswa , baik individual maupun kelompok, kekonkretan
sifat media akan banyak membantu tugas guru dalam
kegiatan belajar mengajar. 7
7Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Strategi Mewujudkan
Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: Refika
Aditama, 2007), h. 65
12
d. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat, disamping
memenuhi prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor
dan kriteria yang perlu diperhatikan sebagaimana diuraikan sebagai
beikut:
1) Objektivitas, guru tidak boleh memilih suatu media
pengajaran atas dasar kesenangan pribadi, alangkah
baiknya apabila dalam memilih media pengajaran itu guru
meminta pandangan atau saran dari teman sejawat,
dan/atau melibatkan siswa.
2) Program pengajaran, program pengajaran yang akan
disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun
kedalamannya.
3) Sasaran program, yang dimaksud adalah anak didik yang
akan menerima informasi pengajaran melalui media
pengajaran.
4) Situasi dan kondisi, juga perlu mendapat perhatian dalam
menentukan pilihan media pengajaran baik situasi dan
kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan
digunakan serta situasi dan kondisi anak didiknya.
5) Kualitas teknik, segi teknik media pengajaran yang akan
digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi
syarat atau belum.
6) Keefektifan dan efesiensi penggunaan, keefektifan
berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efesiensi
dengan proses pencapaian hasil tersebut.8
Ketepatan dalam penggunaan media berkaitan dengan
pertanyaan, apakah dalam penggunaan media tersebut informasi
8Syaiful Bahri Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997),
h. 145
13
pengajaran dapat diserap oleh anak didik secara optimal dengan
memperhitungkan risiko biaya dan tenaga seefisien mungkin. Boleh
jadi ada media yang dipandang sangat efektif untuk mencapai suatu
tujuan, namun proses pencapaiannya tidak efisien, baik dalam
pengadaannya maupun dengan penggunaanya atau sebaliknya. Guru
memiliki fungsi untuk mempertemukan media yang efektif sekaligus
efisien atau sekurang-kurangnya menekan jarak diantara keduanya.9
2. Pembelajaran Berbasis Komputer
a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Komputer
Kemajuan teknologi komputer sejak muncul pada tahun 1950-an
hingga tahun 1960-an sangat lamban. Ruangan besar dan jumlah orang
yang cukup banyak diperlukan untuk menjalankan komputer pada masa
itu. Namun sejak tahun 1975 berubah secara dramatis. Di samping
digunakan untuk keperluan adminstrasi dan pengembangan usaha pada
perusahaan besar maupun kecil, komputer pun mendapat tempat di
sekolah-sekolah.
Salah satu pemanfaatan teknologi canggih saat ini adalah komputer.
Dalam meningkatkan mutu secara garis besar komputer dimanfaatkan
dalam dua macam penerapan, yaitu bentuk pembelajaran dengan bantuan
komputer (Computer Assisted Instruction-CAI) dan pembelajaran berbasis
komputer (Computer Based Instruction-CBI). Pada CAI, Perangkat lunak
yang digunakan berfungsi membantu guru dalam proses pembelajaran,
sementara dalam pembelajaran berbasis komputer atau CBI, komputer
digunakan sebagai perangkat sistem pembelajaran bahkan sistem
pembelajaraan dilaksanakan secara individu (Individual learning) dan
menerapkan prinsip belajar tuntas (Mastery Learning).10
Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang
menggunakan komputer sebagai alat bantu. Melalui pembelajaran ini
9 Pupuh fathurrohman,.. h. 70
10 Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta,
2013), h.97
14
bahan ajar disajikan melalui media komputer sehingga proses belajar
mengajar menjadi lebih menarik dan menantang bagi siswa. Dengan
rancangan pembelajaran komputer yang bersifat interaktif, akan mampu
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.11
Pembelajaran berbasis
komputer menurut Hick & Hyde adalah a teaching process directly
involving a computer in the presentation of instructional matenals in an
interactive mode to provide and control the individualized learning
environment for each individual student. Dalam definisi tersebut, dengan
pembelajaran berbasis komputer siswa akan berinteraksi dan berhadapan
secara langsung dengan komputer secara individual sehingga apa yang
dialami oleh seorang siswa akan berbeda dengan apa yang dialami oleh
siswa lain. Salah satu ciri yang paling menarik dari pembelajaran berbasis
komputer terletak pada kemampuan berinteraksi secara langsung dengan
siswa.12
Media pembelajaran berbasis komputer penekanannya terletak pada
upaya yang berkesinambungan untuk memaksimalkan aktivitas belajar dan
mengajar sebagai interaksi kognitif antara siswa, materi pelajaran, dan
instruktur dalam hal ini komputer yang telah diprogram. Sistem-sistem
komputer yang dapat menyampaikan pembelajaran secara langsung
kepada siswa melalui cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang
diprogramkan kepada sistem, dan inilah yang disebut pengajaran dengan
bantuan komputer.13
Pembelajaran berbasis komputer merupakan program pembelajaran
dengan menggunakan software berupa program komputer yang berisi
bahan-bahan pembelajaran meliputi judul, tujuan, materi pembelajaran,
evaluasi pembelajaran dan lain-lain sehingga mudah dipelajari dan
dipahami siswa. Dalam pembelajaran berbasis komputer, secara utuh sejak
11
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjanuan Operasional,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 203 12
Ibid, h. 204 13
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran,(Jogjakarta: DIVA Press,2011),
h.99
15
awal hingga akhir, siswa berinteraksi langsung dengan sistem komputer
yang sengaja dirancang oleh guru, sehingga kontrol pembelajaran
sepenuhnya ada di tangan siswa.14
b. Model Pembelajaran Berbasis Komputer
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, penggunaan komputer
sebagai media pengajaran dikenal dengan nama pengajaran dengan
bantuan komputer (Computer-Assisted Instruction- CAI, atau Computer
Assisted Learning-CAL). Dilihat dari situasi belajar dimana komputer
digunakan untuk tujuan penyajikan isi pelajaran, CAI bisa berbentuk
tutorial, drills and practice, simulasi, dan permainan.15
1) Tutorial, program pengajaran tutorial dengan bantuan komputer
meniru sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur.
Informasi atau pesan berupa suatu konsep yang disajikan di
layar komputer dengan teks, gambar atau grafik.
2) Drill and practice (latihan), latihan untuk mempermahir
keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep, komputer
menyiapkan serangkaian soal atau pertanyaan yang serupa
dengan yang biasa ditemukan dalam buku/ lembaran kerja
workbook.16
3) Simulasi, program simulasi dengan bantuan komputer mencoba
untuk menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata,
misalnya siswa menggunakan komputer untuk mensimulasikan
menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau
memanipulasi pengendalian pembangkitan listrik tenaga
nuklir.17
4) Permainan instruksional, program permainan yang dirancang
dengan baik dapat memotivasi siswa dan meningkatkan
14
Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta,
2013), h.98 15
Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta:Raja Grafindo, 1997), h.157 16
Ibid, h.159 17
Ibid, h.160
16
pengetahuan dan keterampilanya. Permaianan instruksional
yang berhasil menggabungkan aksi-aksi permainan video dan
keterampilan penggunaan papan ketik pada komputer.18
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Komputer
Pembelajaran Berbasis Komputer Mempunyai prinsip-prinsip
sebagai berikut:19
1) Berorientasi pada Tujuan Pembelajaran
Dalam pengembangan model pembelajaran berbasis
komputer baik itu drill, tutorial, simulasi, maupun games harus
berorientasi pada tujuan pembelajaran meliputi standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator yang harus dicapai pada setiap
kegiatan pembelajaran.
2) Berorientasi pada Pembelajaran Individual.
Dalam pelaksanaanya bembelajaran berbasis komputer
dilakukan secara individual oleh masing-masing siswa
dilabolatorium komputer. Hal ini sangat memberikan keleluasan
pada siswa untu mengguanakan waktu sesuai kebutuhan dan
kemampuannya. Bagi siswa yang memiliki kemampuan akan cepat
selesai dalam mempelajari materi pelajaran, begitupula bagi siswa
yang kurang memiliki kemampuan akan lambat dalam memahami
materi pelajaran, namun semua itu difasilitasi oleh pembelajaran
berbasis komputer karena bersifat individual.
3) Berorientasi pada Pembelajaran Mandiri
Pembelajaran berbasis komputer bersifat individual sehingga
menuntut pembelajaran secara mandiri. Dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis komputer dilakukan secara mandiri, dimana
guru hanya berperan sebagai fasilitator, semua pengalaman belajar
dikemas dalam program pembelajaran bebasis komputer dan siswa
18
Ibid, h.161 19
Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta,
2013), h.154
17
mengerjakannya secara mandiri di laboratorium komputer, atau
bahkan di rumah sekalipun bila merasa belum puas di sekolah.
4) Berorientasi pada Pembelajaran Tuntas
Keunggulan pembelajaran berbasis komputer adalah
penerapan prinsip belajar tuntas atau mastery learning. Dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer semua siswa harus
dapat menyelesaikan semua pengalaman belajar yang dikemas dalam
program pembelajaran berbasis komputer. Bila siswa salah dalam
mengerjakan soal-soal latihan, maka komputer akan memberikan
feedback, bahwa jawaban salah, sehingga siswa harus kembali pada
uraian materi yang belum dipahaminya, setelah itu siswa dapat
kembali ke soal latihan tadi untuk dikerjakan dengan benar.
d. Tahapan Proses Program Pembelajaran Berbasis Komputer
Pembuatan program pembelajaran berbasis komputer terlebih
dahulu harus memperhatikan beberapa hal yaitu membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran dan pembuatan garis besar isi media
pembelajaran berbasis komputer yang meliputi: pendahuluan, tujuan (SK-
KD-Indikator), pengalaman belajar/materi, dan treatment.20
Proses produksi program pembelajaran berbasis komputer harus
memerhatikan tahapan-tahapan sebagai berikut:21
1) Pendahuluan (introduction), meliputi: judul program, tujuan
penelitian, petunjuk, simulasi prioritas pengetahuan, dan inisial
control siswa.
2) Penyajian informasi (presentation of information), meliputi:
model penyajian atau presentasi, panjang teks penyajian, grafik
dan animasi, warna dan penggunaannya.
3) Pertanyaan dan jawaban (question of resposes)
4) Penilaian respon (judging of response)
20
Ibid, h.125 21
Ibid, h.149
18
5) Pemberian balikan respon (providing, feedback about
responses)
6) Pengulangan (remediation)
7) Segmen pengaturan pelajaran (sequencing lesson segmen)
8) Penutup (closing)
e. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Komputer
Pembelajaran berbasis komputer mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan jenis perangkat lunak lain untuk pembelajaran yang
mengakomodasikan keragaman karakteristik siswa. Keuntungan yang
diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer, yaitu sebagai berikut: 22
1) Memberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah
secara individual.
2) Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi.
3) Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan
beragam.
4) Mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
5) Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar
dengan baik.
6) Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap
materi yang disajikan.
7) Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi
yang disajikan mudah dipahami oleh siswa.
8) Siswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret, retensi
siswa meningkat.
9) Memberi umpan balik secara langsung.
10) Siswa dapat menentukan sendiri laju pembelajaran.
11) Siswa dapat melakukan evaluasi diri.
Disamping memiliki sejumlah kelebihan, komputer sebagai sarana
komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan
22
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjanuan Operasional,
(Jakarta:Bumi Aksara, 2009), h. 204
19
pertama adalah tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program
komputer dan memerlukan waktu banyak dan juga para ahli, terutama
yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. Disamping itu,
pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan
biaya yang relatif tinggi. Oleh karena itu, pertimbangan biaya dan manfaat
(cost benefit analysis) perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk
menggunakan komputer untuk keperluan pendidikan. 23
f. Program Flash
Media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash
dibuat dengan menggunakan Adobe Flash CS3. Adobe Flash CS3 adalah
sebuah program/software yang ditujukan kepada para desainer maupun
programmer yang bermaksud merancang animasi guna ditujukan pada
pembuatan halaman web, presentasi untuk tujuan bisnis maupun proses
pembelajaran hingga pembuatan games yang interaktif serta tujuan-tujuan
lain yang lebih spesifik.24
Untuk maksud tersebut Flash dilengkapi dengan
tool-tool (alat-alat) untuk membuat gambar yang kemudian akan dibuat
animasinya. Flash merupakan software yang memiliki kemampuan
menggambar sekaligus menganimasikannya, serta mudah dipelajari. Flash
tidak hanya digunakan dalam pembuatan animasi, tetapi pada zaman
sekarang ini flash juga banyak digunakan untuk keperluan lainnya seperti
dalam pembuatan game, presentasi, membangun web, animasi
pembelajaran, bahkan juga dalam pembuatan film.
Animasi yang dihasilkan flash adalah animasi berupa file movie.
Movie yang dihasilkan dapat berupa grafik atau teks. Grafik yang
dimaksud disini adalah grafik yang berbasis vektor, sehingga saat diakses
melalui internet, animasi akan ditampilkan lebih cepat dan terlihat halus.
23
Rusman,op cit..h.191 24
Rizky Dhanta, Penuntun Lengkap Memakai Adobe Flash Professional CS3, (Surabaya:
Indah,2007),h.10
20
Selain itu flash juga memiliki kemampuan untuk mengimpor file suara,
video maupun file gambar dari aplikasi lain.25
Flash adalah program grafis yang diproduksi oleh Macromedia
corp, yaitu sebuah vendor software yang bergerak dibidang animasi web.
Macromedia Flash pertama kali diproduksi pada tahun 1996. Macromedia
flash telah diproduksi dalam beberapa versi. Versi terakhir dari
Macromedia Flash adalah Macromedia flash 8.26
3. Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat
dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengungkapkan: ”learning is the
process by wich an activity originates or changed through training
procedurs (wether in the laboratory or in the natural environment) as
distinguished from changes by factors not atributable to training.” Bagi
Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau
prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam
lingkungan alamiah.27
Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar
terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian
belajar. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-
perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.28
Menurut Gadne dalam Ratna, Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
25
Ibid, h. 11 26
Ibid, h. 14 27
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), h.15 28
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h.2
21
proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman.29
Menurut pandangan tradisional, belajar adalah usaha memperoleh
sejumlah ilmu pengerahuan.30
Sedangkan belajar menurut pandangan
modern yang dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat interaksi dengan lingkungan.31
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara
psikologis maupun fisiologis. Aktivitas psikologis yaitu aktivitas yang
merupakan proses mental, misalnya seperti aktivitas berfikir, memahami,
menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan,
mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktivitas
fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik,
misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik,
membuat karya (produk), apresiasi dan sebagainya.32
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi
dapat menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar
sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.33
1) Faktor-faktor Intern
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri siswa
meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis.
Aspek fisiologis mencakup kondisi umum jasmani dan tonus
(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan untuk aspek
29
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011) h.2 30
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), h.27 31
Ibid. h. 28 32
Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta,
2013), h.85 33
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h.54
22
psikologis siswa merupakan faktor rohani yang didalamnya
mencakup intelgensi, sikap, minat, dan motivasi yang dapat
mempengaruhi belajar siswa.
2) Faktor-faktor Ekstern
Faktor eksternal merupakan faktor dari luar siswa. Adapun
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar siswa terdiri dari
dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan
nonsosial. Dimana yang termasuk kedalam lingkungan sosial siswa
adalah guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekolah.
Selain itu masyarakat dan tetangga juga teman-teman bermain
siswa di sekitar perkampungsn siswa tersebut. Adapun lingkungan
sosial yang sangat mempengaruhi kegiatan belajar adalah orangtua
dan keluarga siswa itu sendiri.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh
siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Gagne
mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusiadapat
dibagi menjadi 5 kategori yang disebut ”the domains of learning”
yaitu: keterampilan motoris (motor skill), informasi verbal,
kemampuan intelektual, strategi kognitif, dan sikap.34
Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan konsep memiliki
tujuan dalam mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar
keilmuan (content objectives). Konsep dasar keilmuan (content
objectives) ini dapat berupa materi-materi esensial sebagai konsep
kunci dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan
tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas.35
Perumusan aspek-aspek kemampuan yang menggambarkan
output peserta didik yang dihasilkan dari proses pembelajaran dapat
digolongkan ke dalam tiga klasifikasi berdasarkan taksonomi Bloom.
34
Ibid, h.14 35
Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Press, 2007), h. 14.
23
Bloom menamakan cara mengklasifikasi itu dengan “the taxonomy of
education objectives”. Menurut Bloom tujuan pembelajaran dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:36
1) Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-
perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2) Affective Domain (Ranah Afektif,) berisi perilaku-perilaku
yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat,
sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3) Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi perilaku-
perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti
menulis, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Menurut Bloom ranah kognitif menggolongkan dan
mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang
diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahapkemampuan
yang harus siswa kuasai, sehingga dapat menunjukan kemampuan
mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke
dalam perbuatan.37
Salah satu aspek penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar
adalah pada ranah kognitif. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang
labih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif
terdapat enam jenjang proses berpikir yang disebut dengan Taksonomi
Bloom yang direvisi oleh oleh Rin W. Anderson dan David R.
Krathwohl. Adapun taksonomi bloom ini antara lain:
1) Mengingat (Remember)
Jenjang hafalan (ingatan) meliputi kemampuan menyatakan
kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya.38
36
Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta,
2013), h.124 37
Ibid, h.126 38
Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Press, 2007), h. 15
24
2) Memahaman (Understand)
Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti
informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan,
diagram, atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal
kedalam rumusan matematis atau sebaliknya, meramalkan
berdasarkan kecenderungan tertentu (ekstrapolasi interpolasi), serta
mengungkapkan suatu konse atau prinsip dengan kata-kata sendiri.
3) Menerapan (application)
Yang termasuk jenjang penerapan ialah kemampuan
menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajariya pada
situasi baru atau pada situasi konkrit.39
4) Menganalisis (analysis)
Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu
informasi yang dihadapi menjadi komonen-komponennya sehingga
struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi
tersebut menjadi jalas.
5) Mengevaluasi (evaluation)
Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan,
berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.40
6) Menciptakan (Create)
Satu tingkat di atas evaluasi, seseorang di tingkat Create
akan mampu membuat struktur atau pola dari sebuah skenario yang
sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau
informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang
dibutuhkan.
39
Ibid, h.16 40
Ibid, h.17
25
4. Senyawa Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan senyawa yang terbentuk dari atom
hidrogen dan karbon. Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbon,
maka senyawa hidrokarbon dapat dibedakan menjadi hidrokarbon
jenuh dan hidrokarbon tak jenuh.
Pada senyawa hidrokarbon jenuh, seluruh iaktan antara atom-
atom karbon merupakan ikatan kovalen tunggal. Senyawa dengan
jenis ikatan seperti ini disebut juga senyawa alkana. Senyawa
hidrokarbon tak jenuh dapat berupa senyawa dengan satu iakta
rangkap (senyawa alkena), dua ikatan rangkap (senyawa alkadiena)
atau berupa senyawa iaktan ragkap tiga (senyawa alkuna).41
1) Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu
hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya
merupakan ikatan tunggal. Alkana memiliki ruus umum: CnH2n+2.
Alkana memiliki deret homolog (sepancaran) yaitu deret
senyawa yang mempunyai rumus umum sama, gugus sama, sifat
kimia yang sama, sifat fisika meningkat, dan setiap suku berselisih
CH2.42
41
Priscilla Retnowati, seribu ena kimia untuk SMA/MA Kelas X. (Jakarta:
Erlangga.2008) h.90 42
Susi Hasibuan, pelita penuntun belajar kreatif kimia.(Bogor: Arya duta.2010).h..39
26
T
a
b
e
l
1
A
alkil (CnH2n+1 = R) cabang adalah gugus yang terjadi jika
alkana kehilangan satu atom H. Nama alkil sama dengan nama alkana
dengan mengganti akhiran –ana dengan –il.43
a) Tata nama alkana
Tata nama alkana menurut IUPAC (international Union of Pure
and Applied Chemistry) sebagai berikut: 44
1. Rantai terpanjang adalah rantai induk dan beri nama sesuai
dengan panjang rantai (jumlah atom C pada rantai induk)
2. Cabangnya diberi nama alkil
3. Beri Penomoran pada rantai induk, penomoran dimulai dari
atom C yang paling dekat dengan alkil.
4. Jika tedapat dua atau lebih cabang yan sejenis maka
ditambahkan 2=di, 3=tri, 4=tetra, dst.
5. cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan uruta
abjad dari huruf awal cabang tersebut.
43
Susi Hasibuan, pelita penuntun belajar kreatif kimia.(Bogor: Arya duta.2010).h..39 44
Muchtaridi, dkk. Kimia 1 SMA Kelas X, (Jakarta: Ghalia, 2009), h. 191
SUKU KE- RUMUS MOLEKUL NAMA ALKANA
1 CH4 METANA
2 C2H
6 ETANA
3 C3H
8 PROPANA
4 C4H
10 BUTANA
5 C5H
12 PENTANA
6 C6H
14 HEKSANA
7 C7H
16 HEPTANA
8 C8H
18 OKTANA
9 C9H
20 NONANA
10 C10
H22
DEKANA
Tabel 2.1: Deret Homolog Alkana.
27
6. Urutan nama alkana = nomor cabang- nama cabang – rantai
induk.
Contoh :
Nama alkana : 3 – metil – heksana
b) Keisomeran pada alkana.
Isomer ialah peristiwa di mana senyawa-senyawa karbon
mempunyai molekul (jumlah atom C) sama, tetapi berbeda
rumus struktur. Alkana hanya mepunyai isomer kerangka. Isomer
kerangka adalah kelompok senyawa yang memiliki Mr sama
tetapi berbeda kerangka karbonnya.45
Contoh:
C5H12 (Pentana) mempunyai tiga isomer.
45
Susi Hasibuan, op cit h..40
n- pentana
2- metil- butana
2,2- dimetil-propana
28
2) Alkena
Alkena merupakan hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang
berikatan rangkap dua ( -C = C- ). Senyawa dengan dua ikatan
rangkap disebut alkadiena, sedangkan senyawa dengan tiga ikatan
rangkap disebut alkatriena dan seterusnya. Rumus umum alkena
yaitu CnH2n.46
Alkena mengikat lebih sedikit atom H jika dibandingkan
dengan alkana. Kekurangan atom H ini disebabkan pembentuan
ikatan rangkap atom karbon memerlukan dua elektron yang lebih
banyak dari pada pembentukan ikatan tunggal.
Tabel 2.2: Deret Homolog Alkena
SUKU KE-
RUMUS MOLEKUL NAMA ALKENA
1 C2H
4 ETENA
2 C3H
6 PROPENA
3 C4H
8 BUTENA
4 C5H
10 PENTENA
5 C6H
12 HEKSENA
6 C7H
14 HEPTENA
7 C8H
16 OKTENA
8 C9H
18 NONENA
9 C10
H20
DEKENA
a. Tata nama alkena
Tata nama alkena menurut IUPAC (international Union of
Pure and Applied Chemistry) sebagai berikut:47
46
Ibid, h. 41 47
Muchtaridi, dkk. Kimia 1 SMA Kelas X, (Jakarta: Ghalia, 2009), h. 193
29
1) Rantai terpanjang adalah rantai induk yang mengandung
ikatan rangkap.
2) Rantai induk diberi nama alkena sesuai jumlai atom C
dengan diberi akhiran -ENA
3) Beri Penomoran pada rantai induk, penomoran dimulai dari
atom C yang paling dekat dengan IKATAN RANGKAP.
4) Posisi ikatan rangkap ditunjukan dengan awalan angka di
depan rantai induk.
5) Penulisan cabang sama seperti pada alkana.
6) Urutan nama alkena = nomor cabang - nama cabang –
nomor ikatan rangkap – rantai induk.
Contoh:
Nama Alkena : 4 – metil – 2 – heksena
b. Keisomeran alkena
Seperti halnya pada alkana, alkena juga memiliki isomer
kerangka. Selain itu, isomer kerangka pada alkena harus
memiliki nomor ikatan rangkap yang sama.48
Contoh: isomer pada C5H10
Selain isomer kerangka alkena juga dapat membentuk
isomer posisi dan isomer geometri. Isomer posisi adalah
48
Ibid, h. 204
30
kelompok senyawa isomer yang disebabkan oleh perbedaan
posisi ikatan rangkap pada rantai karbon.
Contoh:
Isomer geometri pada alkena adalah kelompok senyawa
isomer yang disebabkan oleh perbedaan letak geometris dari
gugus yang terikat pada atom C yang berikatan rangkap.
Contoh:
3) Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh
yang memiliki satu ikatan rangkap tiga. Alkuna lebih tidak jenuh
dibandingkan dengan alkena. Kekurangan pada alkuna disebabkan
adanya empat elktron yang digunakan pada alkana untuk mengikat
hidrogen, tetapi pada alkuna digunakan untuk membentuk ikatan
rangkap tiga. alkuna mempunyai rumus CnH2n-2. 49
49
Susi Hasibuan, pelita penuntun belajar kreatif kimia.(Bogor: Arya duta.2010).h..43
31
Tabel 2.3: deret homolog alkuna
SUKU KE-
RUMUS MOLEKUL NAMA ALKENA
1 C2H
2 ETUNA
2 C3H
4 PROPUNA
3 C4H
6 BUTUNA
4 C5H
8 PENTUNA
5 C6H
10 HEKSUNA
6 C7H
12 HEPTUNA
7 C8H
14 OKTUNA
8 C9H
16 NONUNA
9 C10
H18
DEKUNA
a. Tata nama alkuna
Tata nama alkuna menurut IUPAC (international Union of
Pure and Applied Chemistry) sebagai berikut:50
1) Rantai terpanjang adalah rantai induk yang mengandung ikatan
rangkap.
2) Rantai induk diberi nama alkena sesuai jumlai atom C dengan
diberi akhiran -UNA
3) Beri Penomoran pada rantai induk, penomoran dimulai dari
atom C yang paling dekat dengan IKATAN RANGKAP.
4) Posisi ikatan rangkap ditunjukan dengan awalan angka di depan
rantai induk.
5) Penulisan cabang sama seperti pada alkana.
6) Urutan nama alkena = nomor cabang - nama cabang – nomor
ikatan rangkap – rantai induk.
50
Muchtaridi, dkk. Kimia 1 SMA Kelas X, (Jakarta: Ghalia, 2009), h. 196
32
Contoh:
Nama Alkuna : 4 – metil – 2 – heksuna
b. Keisomeran alkuna
Keisomeran pada alkuna tergolong keisomeran kerangka
dan keisomeran posisi. Pada alkuna tidak terdapat keisomeran
geometris. 51
B. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Agung Tri Prasetya,dkk. Dengan
judul penelitian “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran
Berbasis Komputer Dengan Pendekatan Chemo-Edutainment
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa”, menyimpulkan bahwa
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan media
pembelajaran berbasis komputer dengan pendekatan Chemo-
Edutainment (CET) berpengaruh positif terhadap hasil belajar
kimia pokok materi termokimia. Besarnya pengaruh positif
penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan
pendekatan Chemo-Edutainment terhadap hasil belajar kimia siswa
adalah sebesar 45.70%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lilis Eka Siswanti dengan judul
skripsi “Pengaruh Strategi Pembelajaran Matematika Berbasis
Komputer Menggunakan Video Compact Dist (VCD) Interaktif
Terhadap Pemahaman Konsep Luas Dan Volume Bangun Ruang
Sisi Datar”, menyimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep
luas dan volume bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan
51
Susi Hasibuan, pelita penuntun belajar kreatif kimia.(Bogor: Arya duta.2010).h..43
33
menggunakan media vcd berbasis komputer interaktif lebih tinggi
secara signifikan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Fuadi Aziz dengan judul skripsi
“Penggunaan Multimedia Berbasis Komputer Sebagai Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas IX di SMPN 2
Temon Kulon Progo”, menyimpulkan bahwa dengan menggunakan
multimedia berbentuk flash dapat meningkatkan motivasi siswa
yang ditandai dengan keaktifan dan perhatian siswa terhadap
penjelasan guru.
4. Penelitian yang dilakukan oleh I Gde Wawan Sudathadengan judul
“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Untuk
Optimalisasi Hasil Belajar”. menyimpulkan bahwa Media
pembelajaran berbasis komputer pada mata pelajaran IPS kelas VII
dikembangkan melalui tahap-tahap: 1)analisis; 2)desain;
3)pengembangan produk; 4)implementasi; dan 5)evaluasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata
skor pre-testsebesar 34,40 dari 25 siswa pada uji coba lapangan,
dengan 19 siswa (76%) telah mencapaiketuntasan belajar. Dengan
demikian media pembelajaran yang dikembangkan
mampumeningkatkan hasil belajar.
C. Kerangka Berpikir.
Kimia sebagai ilmu yang terdiri konsep-konsep dan teori-teori
yang membutuhkan pemahaman mendalam. Maka penggunaan media
sangat bermanfaat untuk memudahkan siswa memahami pelajaran.
Namun pada prakteknya masih banyak sekolah atau guru yang tidak
memanfaatken secara maksimal peran media dalam proses pembelajaran.
Penguasaan kimia sejak dini sangat diperlukan, karena mempunyai
banyak manfaat. Selain untuk pemakaian praktis dalam kehidupan sehari-
34
hari, kimia berguna sebagai pembentuk pola pikir, maupun sebagai
landasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam belajar kimia siswa akan menjumpai ide-ide atau konsep-
konsep yang tersusun hirarki dan saling berhubungan. Namun, konsep-
konsep kimia tersebut bukanlah tidak ada dalam kehidupan sehari-hari.
Keterbatasan guru dalam menggunakan media adalah salah satu
penyebab sulitnya siswa dalam memahami konsep-konsep kimia. Salah
satunya pada bab Hidrokarbon dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis komputer dengan program flash dapat membantu
siswa memahami konsep-konsep hidrokarbon dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Media pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan
silabus dan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran ini berupa paket
program yang dapat digunakan secara individual melalui komputer dan
dapat disimpan (copy) oleh siswa untuk dipelajari lagi dirumah. Media
ini juga bersifat interaktif selain itu juga memberikan umpan balik
dengan segera. Dengan kelebihan-kelebihan media pembelajaran flash
interaktif ini, diharapkan proses pembelajaran menjadi berkualitas,
efektif dan efisien yang akhirnya bermuara pada hasil belajar siswa yang
optimal.
Walaupun media berperan cukup penting dalam proses belajar,
tetapi bukan berarti media adalah penentu satu-satunya keberhasilan
belajar siswa. Masih banyak faktor lain yang menentukan keberhasilan
proses belajar siswa, diantaranya faktor motivasi dan kondisi pribadi-
sosial siswa tersebut saat proses pembelajaran berlangsung, akan tetapi
tidak menjadi subjek penelitian penulis dalam tulisan ini.
35
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: ”Terdapat Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Dengan Program
Flash Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa”.
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Keterangan :
H0 : tidak terdapat pengaruh media pembelajaran berbasis komputer
dengan program flash terhadap hasil belajar kimia siswa.
Ha : terdapat pengaruh media pembelajaran berbasis komputer dengan
program flash terhadap hasil belajar kimia siswa.
Hasil Belajar Kimia Siswa
Rendah
Media pembelajaran
berbasis komputer
dengan flash card
tidak banyak
digunakan dalam
pembelajaran kimia.
Kebanyakan media
pembelajaran yang
digunakan tidak
interaktif, dan
memberikan umpan
balik terlalu lama.
Kebanyakan media
pembelajaran bersifat
klasikal dan
dikendalikan oleh
guru, sehingga kurang
memenuhi kebutuhan
siswa secara individu.
Pelaksanaan pembelajaran dengan Media Pembelajaran
Berbasis Komputer dengan program flash
Hasil belajar kimia siswa meningkat Tes
Gambar 2.1: Kerangka Berpikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam YASPIA Cibarusah pada kelas
X semester genap tahun pelajaran 2013/2014, yaitu pada bulan 7 April s.d 5 Mei
2014.
B. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.1 Jenis penelitian
yang peneliti gunakan adalah penelitian quasi eksperimen. Eksperimen ini
biasa juga disebut eksperimen semu. Karena berbagai hal, terutama berkenaan
dengan pengontrolan variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan
eksperimen murni.2
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group design.3 Desain ini akan menggunakan dua
kelas subjek yaitu kelas kontrol (tidak berikan perlakuan) dan kelas
eksperimen (diberikan perlakuan, yaitu pembelajaran dengan media yang
telah dibuat). Kedua kelas dianggap sama dalam semua aspek yang relevan
dan perbedaan hanya terdapat pada ada atau tidaknya perlakuan. Desain
penelitian ini sebagai berikut :
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2013) h.7 2 Nana, Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2005), h.207 3 Sugiyono, op cit. h.79
36
37
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Prates Perlakuan Pascates
A(kel. Eksperimen) O1 XE O2
B (kel. Kontrol) O1 XK O2
Keterangan :
A : kelompok eksperimen
B : kelompok kontrol
O1 : test awal yang sama pada kedua kelompok (pretest)
XE :Perlakuan dengan penggunaan media pembelajaran
berbasis komputer dengan program flash.
XK : perlakuan dengan slide powerpoint
O2 : tes akhir yang sama pada kedua kelompok (posttest)
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Sampel
adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.5
Teknik sampling penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.6misalnya karena
keterbatasan waktu, tanaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel
dalam jumlah besar.
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan populasi dan sampel
sebagai berikut:
4 Ibid. h. 80
5 Ibid. h. 81
6 Ibid. h. 85
38
1) Populasi target
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa sekolah SMAI
YASPIA Bekasi yang terdaftar dalam semester genap tahun pelajaran
2013-2014.
2) Populasi terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini yaitu siswa SMAI YASPIA
Bekasi kelas X semester genap tahun pelajaran 2013-2014.
3) Sampel
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah kelas X.1 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X.2 sebagai kelas kontrol.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-
karakteristik yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan, dikontrol atau
diobservasi.7 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas
dan variabel terikat yaitu sebagai berikut:
Variabel bebas (X) : media pembelajaran berbasis komputer
dengan program flash.
Variabel terikat (Y) : hasil belajar kimia siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik tes. Teknik tes yang digunakan adalah tes hasil belajar, Tes hasil
belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu.8 Tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes berupa soal pilihan ganda yang dikerjakan oleh
siswa. Berdasarkan data yang diperlukan sesuai dengan desain penelitian
maka tes dilakukan dua kali, yakni sebelum pembelajaran (pretest) dan
7 Sanapiah, Metodologi Penelitian Dan Pndidikan, (Surabaya, Usaha Nasional, 1982),
h.82 8 Nana, Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2005), h.223
39
setelah pembelajaran (posttest). Soal-soal yang digunakan pada pretest dan
posttest merupakan soal yang sama, hal ini dimaksudkan agar tidak ada
pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap perubahan pengetahuan dan
pemahaman.
F. Instrumen Penelitian
Jenis alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa tes hasil belajar kimia. Tes yang akan diujicobakan
merupakan tes objektif berjumlah 30 soal berbentuk pilihan ganda dengan lima
pilihan, hal ini dimaksudkan agar dapat mencakup materi yang luas. Skor yang
digunakan pada yang digunakan pada pilihan ganda adalah benilai satu (1)
untuk jawaban yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah. Semua tes
yang diberikan mengukur ranah kognitif yang meliputi aspek hafalan (C1)
pemahaman (C2), dan penerapan (C3).
Hasil analsis uji coba instrumen tedapat 20 soal yang sesuai kriteria
dari 30 soal uji coba instrumen, dengan kisi-kisi soal sebagai beikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instumen Penelitian
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Aspek kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3
Memahami
Sifat-Sifat
Senyawa
Organik Atas
Dasar Gugus
Fungsi Dan
Senyawa
Makromolek
ul
Menggolongkan
senyawa
hidroalkkarbon
berdasarkan
strukturnya dan
hubungannya
dengan sifat
senyawa
• Mengelompokan
senyawa
hidrokarbon
berdasarkan
kejenuhan ikatan
1*,
2*,
3,4,
5*,
6*
7,8
8 buah
• Memberi nama
senyawa alkana,
14*
,18
9*,
10*,
12 buah
40
alkena, alkuna. 11*,
12*,
13*,
15,
16*,
17*,
19*,
20*
• Menentukan
isomer struktur
dan isomer
geometri.
21,
22
*,
23
*,
24
4 buah
• Menuliskan
reaksi sederhana
pada senyawa
hidrokarbon.
26 25*,
27,
28*,
29*,
30*
6 buah
Jumlah soal 6 20 4 30
Keterangan : * = soal yang sudah valid
Dari tabel di atas menunjukan terdapat 30 soal pilihan ganda yang
diajukan untuk dilakukan validasi, setelah dilakukan validasi dan dihitung
menggunakan program ANATES, dari 30 soal pilihan ganda yang diujikan
terdapat 20 soal yang layak sebagai instrumen tes dengan realibilitas 0.82, dari
20 soal tersebut mewakili semua indikator yang akan dicapai dan dapat
digunakan sebagai instrumen.
41
G. Analisis Instrumen Penelitian
Sebelum pengumpulan data, instrumen tes harus dilakukan uji coba. Uji
coba ini dilakukan pada populasi siswa diluar sampel penelitian yaitu pada siswa
kelas XI IPA SMAI YASPIA Bekasi sebanyak 27 siswa. Uji coba instrumen
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang
akan digunakan dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan
daya pembedanya. Adapun uji instrumen yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau keshahihan sesuatu instrumen. Suatu instruemn ysng valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang
valid berarti memilki validitas rendah 9 Untuk menentukan validasi soal
digunakan rumus sebagai berikut:10
rit = ∑
√ ∑ ∑
Keterangan :
rit = Koefisien Korelasi antar skor butir dengan skor total
∑Xi2 = Jumlah Kuadrat deviasi Skor dari Xi
2
∑Xt2 = Jumlah Kuadrat deviasi skor dari Xt
2
∑Xi Xt = Jumlah Deviasi Skor Xi Xt
Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisien
(r). Kriteria korelasi koefisien terhadap nilai r dapat dilihat pada tabel
nilai r seperti di bawah ini:
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,( Jakarta:
PT.Rineka cipta,2010), h. 211 10
Sofyan,dkk,.. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press,
2007)h.106
42
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal.
Koefisien korelasi Interpretasi
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan
hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang
memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang
diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. 11
Suatu instrumen
penelitian dikatakan memiliki nilai realibilitas yang tinggi, apabila tes
yang dibuat memiliki hasil yang ajeg/konsisten dalam pengukuran.
Pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus K-R 20 (kuder richardson
20) karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda.
Rumusnya sebagai berikut:12
r11 = (
) (
∑
):
Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Vt = varians total
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab soal salah (q = 1-p)
11
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Rosda Karya, 2010), Cet. 6,
h. 229. 12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,( Jakarta:
PT.Rineka cipta,2010), h. 231
43
untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan
uji-t. Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang
diperoleh maka digunakan tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Butir Soal
Koefisien korelasi Kriteria reliabilitas
0,91 - 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Sedang
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Kecil
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, didapat nilai reliabilitas
internal seluruh item sebesar 0,82. Jika dilihat dari tabel diatas maka
kriteria reliabilitasnya termasu tinggi.
3. Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau
kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru
sebagai pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan
analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria
soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.13
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu
sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar
13
Nana sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar, (jakarta: PT.remaja rosdakarya,
2010), h. 135
44
jangkauannya.14
Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal
digunakan rumus berikut ini :15
Keterangan :
P = proporsi (Indeks Kesukaran)
B = Banyaknya Siswa yang menjawab soal yang benar
N = Jumlah Seluruh siswa peserta tes.
Kriteria tingkat kesukaran butir soal diklasifikasikan
sebagai berikut :
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran, dari 30 soal yang
diujikan 20% soal termasuk kategori sukar, 70% soal termasuk
kategori sedang dan 10% soal termasuk kategori mudah.
4. Uji Daya Beda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir
dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang
14 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
h.207
15 Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Press, 2007), h. 103
Indeks tingkat kesukaran Kriteria tingkat kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
45
pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai. Cara
perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :16
Keterangan:
D : indeks daya beda
BA : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
BB : jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N :jumlah peserta tes
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda
Nilai (D) Kategori
0,00 0,20 Jelek
0,21 0,40 Cukup
0,41 0,70 Baik
0,71 1,00 Baik sekali
Berdasarkan dari uji daya pembeda, dari 30 soal yang diujikan
10% soal termasuk termasuk kategori sangat buruk, 6,7% termasuk
kategoro jelek, dan 10% soal termasuk kategori cukup, 50% soal
termasuk kategori baik, dan 23,3% soal termasuk kategori baik sekali.
H. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan
penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan
penelitian dan menguji hipotesis. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis statistik dengan jenis analisis inferensial.
Adapun langkah-langkah statistik adalah sebagai berikut:
16
Ibid..104
46
1. Pemberian Skor
Pemberian skor menggunakan metode rights only, yaitu setiap
jawaban yang betul diberi niai 1 dan setiap jawaban yang salah atau tidak
ada jawaban diberi nilai 0. Nilai dengan rentang 0 sampai dengan 100
diberikan dengan rumus
N =
2. Uji Prasyarat
Sebelum dianalisis lebih lanjut, semua data yang telah
dikumpulkan akan dilakukan uji persyaratan analisis data dengan
menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dengan (X2) dilakukan dengan cara
membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah
berkumpul dengan kurva normal.17
Adapun langkah-langkah uji
normalitas adalah sebagai berikut:
1) Mencari skor terbesar dan terkecil
2) Mencari nilai rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil
3) Mencari banyaknya kelas(K) = 1 + 3.3 log n
4) Mencari nilai panjang kelas (i) = R/K
5) Menentukan proporsi
6) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel.
Tabel 3.7 Tabel Bantu Perhitungan Distribusi Frekuensi
No Interval Fo Xi P Xi2 f.Xi f. Xi
2
1
2
Jumlah ∑fo - - - ∑ f.Xi ∑ f.Xi2
7) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara:
X = ∑
17
Wiratna,dkk. Statistik Untuk Penelitian,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.49
47
8) Menentukan simpangan baku (s) dengan cara:
s = √ ∑
– ∑
9) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0,5 pada kelas
bawah interval dan menambah 0,5 pada kelas atas interval.
b) Mencari nilai Z-score dengan bantuan rumus:
Z =
c) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas.
d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan
angka-angka 0-Z, untuk angka baris pertama dicari dengan
mengurangkan baris pertama dengan baris kedua, untuk angka
kedua, dicari dengan mengurangkan angka baris kedua dengan
baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang
berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka
pada baris berikutnya.
e) Mencari frekuensi yng diharapkan (fe) dengan cara mengalikan
luas tiap interval dengan jumlah responden.
10) Membuat tabel bantu chi-kuadrat (X2
htung) dalam bentuk:
Tabel 3.8 Tabel Bantu Perhitungan Chi-Kuadrat (X2)
No Batas kelas Z Luas
0-Z
Luas
Interval fh f0 (f0-fh)
2
Mencari chi-kuadrat dengan rumus:
X2
hitung =
Membandingkan X2
hitung dengan X2
tabel untuk α = 0.05 dan derajat
kebebasan (dk) = k-1, dengan kriteria:
Jika X2hitung ≥ X
2tabel, artinya distribusi data tidak normal
48
Jika X2hitung ≤ X
2tabel, artinya distribusi data normal
Langkah terakhir dari uji normalitas adalah penarikan kesimpulan.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan melihat kehomogenan
populasi. Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian
adalah uji Fisher, dengan rumus sebagai berikut :18
F =
Kriteria pengujiannya yaitu :
1) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti varians
kedua populasi homogen.
2) Jika Fhitung Ftabel, maka Ho ditolak, yang berarti varians
kedua populasi tidak homogen
Langkah – langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji
fisher adalah:
1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:
H0 : =
H0 : ≠
2) Membagi data menjadi dua kelompok
3) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok.
4) Menentukan Fhitung dengan rumus:
F =
=
5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk:
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima, kedua kelompok
berasal dari populasi yang homogen.
18
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung:Tarsito, 2005), h.250
49
Jika Fhitung Ftabel, maka Ho ditolak, yang berarti
varians kedua populasi tidak homogen
6) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut
(varians terkecil), dengan rumus:
dk1 = n-1
dk2 = n-2
7) Menghitung Fhitung dan Ftabel kemudian membandingkan hasil
Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah dilakukan uji prasyarat dan jika data
dinyatakan berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan
uji t. Rumus untuk uji t yaitu :19
√
Dengan:
√ ( )
( )
Keterangan :
= rata-rata skor kelompok eksperimen
= rata-rata skor kelompok kontrol
= varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol)
= varians kelompok eksperimen
= varians kelompok kontrol
19
Ibid,h. 239
50
= jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
= jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1) Mengajukan hipotesis, yaitu:
a) Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor
pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Ha : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
b) Uji kesamaan dua rata-rata hasil posttest
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Ha : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
2) Menghitung nilai thitung dengan rumus uji t
3) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus:
dk = ( ) + ( )
4) Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0.05
5) Menguji hipotesis
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima pada tingkat kepercayaan 0.95. dan
jika thitung ≤ ttabel atau ttabel ≤ thitung maka Ha diterima pada tingkat
kepercyaan 0.95.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam YASPIA Cibarusah, pada kelas
X-A (sebagai kelas eksperimen) dan X-B (sebagai kelas kontrol) semester II pada
materi hidrokarbon. Data hasil belajar kimia siswa disajikan berdasarkan pada
tujuan yang telah dirumuskan meliputi data nilai pretest dan posttest dari dua
kelompok yang berbeda. Kelompok eksperimen dalam pembelajaran
menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash
sebanyak 30 siswa dan kelompok kontrol dalam pembelajaran menggunakan slide
powerpoint sebanyak 30 siswa.
Instrumen yang digunakan pada pretest dan posttest dalam penelitian ini
adalah tes kognitif sebanyak 20 soal pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar
siswa yang sudah dilakukan uji validasi, reliabilitas, daya beda dan tingkat
kesukaran pada siswa yang sudah belajar materi hidrokarbon (lampiran 7).
Berikut ini disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dari hasil pretest dan posttest.
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
diperoleh perbandingan data sebagai berikut (lampiran 9):
Tabel 4.1. Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol.
Deskripsi Kelompok
Eksperimen Kelompok Kontrol
N 30 30
Minimum 10 10
Maksimum 50 50
Rata-rata 23.73 30,50
Standar deviasi 8.76 12.43
52
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, menunjukan hasil pretest dari
kedua kelompok. Terlihat bahwa nilai minimum yang diperoleh siswa
kelompok eksperimen adalah 10 dan nilai maksimum yang diperoleh
kelompok eksperimen adalah 50. Selain itu, nilai rata-rata yang
diperoleh kelompok eksperimen adalah 23,73 sedangkan yang lebih
tinggi adalah nilai rata-rata kelompok kontrol yaitu 30,50. Namun
nilai rata-rata perolehan kedua kelompok masih tergolong sangat
rendah.
2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil posttest kedua kelompok terdapat perubahan
nilai menjadi lebih baik, namun nilai yang paling tinggi banyak
diperoleh kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok
kontrol (lampiran 10) .
Berikut ini disajikan Tabel hasil posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Tabel 4.2 Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol.
Deskripsi Kelompok
Eksperimen Kelompok Kontrol
N 30 30
Minimum 60 55
Maksimum 95 95
Rata-rata 83.10 77,37
Standar deviasi 9.39 12.42
Tabel 4.2 di atas menunjukan hasil posttest kelompok penelitian.
Nilai maksimum posttest yang diperoleh kelompok eksperimen lebih
tinggi dari njlai maksimum kelompok kontrol yaitu 95. Selain itu, nilai
rata-rata kedua kelompok juga menunjukan perbedaan yaitu 83.10
untuk nilai rata-rata kelompok eksperimen dan 77.37 untuk nilai rata-
53
rata kelompok kontrol dan selisih nilai rata-rata kedua kelompok ialah
sebesar 5.73. Hasil ini menunjukan bahwa perolehan nilai posttest
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hasil
selengkapnya dapat dilihat pada diagram berikut:
Diagram 4.1 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretest Dan Posttest
Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.
Berdasarkan Diagram 4.1 tersebut apabila dilihat dari
pencapaian nilai posttest hasil belajar siswa kelompok eksperimen
yang menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan
program flash lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol
yang menggunakan metode konvensional. Hal tersebut juga dapat
dilihat dari tabel presentase hasil belajar tiap indikator pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut:
23.73
83.1
30.5
77.37
Rata-rata Pretest Rata-rata Posttest
Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest Dan Posttest
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
54
Tabel 4.3 Perbandingan Persentase Hasil Belajar tiap Indikator pada
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No. Indikator Jumlah
Soal
Hasil Belajar
(%) Kelompok
Eksperimen
Hasil
Belajar
(%)
Kelompok
Kontrol
1. Mengelompokan
senyawa hidrokarbon
berdasarkan
kejenuhan ikatan.
4 99.17 94.16
2. Memberikan nama
senyawa dan
menentukan rumus
struktur dari senyawa
alkana, alkena dan
alkuna.
10 88.67 85.66
3. Menentukan isomer
struktur dan isomer
geometri.
2 70 61.67
4. Menuliskan reaksi
sederhana pada
senyawa kimia. 4 76.67 70.83
Rata-rata 83.62 78.08
Perolehan nilai ranah kognitif, Ranah Kognitif adalah hal-hal yang
menyangkut dengan daya pikir, pengetahuan dan penalaran.1 Berikut ini
adalah tabel perbandingan nilai kognitif dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, yaitu sebagai berikut:
1 Zulfiani,Dkk. Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN
Jakarta,2009), h.64
55
Tabel 4.4 Perbandingan Persentase Nilai Ranah Kognitif pada
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No. Aspek Ranah
Kognitif
Jumlah
Soal
Nilai Kognitif
(%) Kelompok
Eksperimen
Nilai Kognitif
(%) Kelompok
Kontrol
1. C1: Mengingat
(knowledge) 5 98.67 94
2. C2: Pemahaman
(understanding) 13 84.36 80.51
3. C3: Penerapan
(application) 2 70 61.67
Rata-rata 84.34 78.73
B. Hasil Analisis Data Tes
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Setelah data hasil penelitian di dapat, maka data akan diolah melalui uji
hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas gua
mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan mempunyai
ragam yang homogen atau tidak. Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan
pengujian prasyarat analisis data adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Dalam penelitian ini, uji normalitas di dapat dengan menggunakan
uji chi-kuadrat, uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi
normal bila memenuhi kriteria X2
hitung ≤ X2
tabel diukur pada taraf
signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.
Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian
dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini, untuk lebih jelasnya
perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 11.
56
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Statistik Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 30 30 30 30
X 23.73 83.10 30.5 77.37
S 8.76 9.39 12.43 12.42
X2
hitung 4.88 10.73 10.57 11.30
X2
tabel 12.59 11.07 12.59 12.59
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Dari Tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest
kedua kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal karena
memenuhi X2
hitung ≤ X2
tabel.
b. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi
normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Uji homogen ini dilakukan
untuk mengetahui apakah kedua kelas bersifat homogen atau tidak. Dalam
penelitian ini homogenitas didapat dengan menggunakan uji-fisher.
Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok dinyatakan
homogen apabila Fhitung ≤ Ftabel diukur pada taraf signifikan α = 0.05. hasil
uji homogenitas kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat seperti
pada tabel 4.4 di bawah ini, sedangkan perhitungan lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 15.
57
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 30 30 30 30
S2 85.68 154.60 88.31 154.37
Fhitung 1.80 1.74
Ftabel 1.85 1.85
Kesimpulan Homogen Homogen
Pengujian dlakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05) dengan
derajat kebebasan (dk1) = 29 dan (dk2) = 29. Dari tabel 4.4 dapat
disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kedua kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol berasal dari populasi yang homogen karena
memenuhi kriteria Fhitung ≤ Ftabel.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, ternyata data yang
diperoleh memenuhi persyaratan, yaitu datanya berdistribusi normal baik
pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Emudian
homogenitasnya juga terpenuhi karena kedua sampel tersebut berdasarkan
perhitungan ternyata termasuk pada kriteria sampel homogen. Dengan
demikian maka pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus yang
diterapkan yaitu uji-t.
a) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest
Pengujian dilakukan untu mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan skor
pretest kelompok kontrol. Untuk pengujian tersebut terdapat ketentuan
sebagai berikut:
Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 diterima pada tingkat kepercayaan
0.95 dan
58
jika thitung ≤ ttabel atau thitung ≥ ttabel maka Ha diterima pada tingkat
kepercayaan 0.95.
Adapun hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t
terhadap hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Kelompok Eksperimen Dan Kontrol
Statistik Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
N 30 30
X 23.73 30.50
S2 154.60
Sgabungan 13.73
Thitung 1.8964
Ttabel 2.0017
Perbandingan 1.8964 < 2.0017
Hasil thitung < ttabel = H0 diterima dan Ha ditolak
Tabel 4.5 menunjukan bahwa berdasarkan perhitungan uji-t
sebagaimana terlampir pada lampiran 17. Diperoleh nilai thitung pretest
adalah sebesar 1.8964. Bila dibandingkan denga ttabel pada taraf
kepercayaan 95% yang menunjukan angka 2.0017, maka dapat dilihat
bahwa hasil ttabel pretest lebih besar dibandingkan dengan thitung.
Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan yaitu thitung ≤ ttabel
maka H0 diterima dan dan dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara rata-rata skor pretest kelompok ekspermen dan skor
pretest kelompok kontrol.
59
b) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest.
Pengujian dilakukan untu mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dengan skor
posttest kelompok kontrol. Untuk pengujian tersebut terdapat ketentuan
sebagai berikut:
Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 diterima pada tingkat kepercayaan 0.95
dan jika thitung ≤ ttabel atau thitung ≥ ttabel maka Ha diterima pada tingkat
kepercayaan 0.95.
Adapun hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t
terhadap hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.6 dibawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Kelompok Eksperimen Dan Kontrol
Statistik Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
N 30 30
X 83.10 77.37
S2
Sgabungan 10.86
Thitung 2.0319
Ttabel 2.0017
Perbandingan 2.0319 > 2.0017
Hasil thitung > ttabel = H0 ditolak dan Ha diterima
Tabel 4.6 menunjukan bahwa berdasarkan perhitungan uji-t
sebagaimana terlampir pada lampiran 18. Diperoleh nilai thitung posttest
adalah sebesar 2.0319. Bila dibandingkan denga ttabel pada taraf
kepercayaan 95% yang menunjukan angka 2.0017, maka dapat dilihat
bahwa hasil thitung posttest lebih besar dibandingkan dengan ttabel.
Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan yaitu thitung ≥ ttabel
maka H0 ditolak dan Ha diterima, dan dapat dinyatakan bahwa terdapat
60
perbedaan antara rata-rata skor posttest kelompok ekspermen dan skor
posttest kelompok kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara nilai rata-rata siswa yang diajarkan dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash dengan
siswa yang diajarkan dengan bantuan slide powerpoint.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar kimia dilihat dari hasil posttest pada
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
memiliki rata-rata sebesar 83.10 sedangkan kelompok kontrol memiliki
rata-rata sebesar 77,37.
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ini keduanya berada
pada distribusi normal, baik hasil uji pretest dan posttestnya, hal tersebut
terbukti pada hasil uji prasyarat analisis yang menyatakan bahwa X2
hitung ≤
X2
tabel. Selain itu kedua kelompok ini juga bersifat homogen, terbukti
berdasarkan hasil uji pretest dan posttestnya yang menyatakan bahwa
Fhitung ≤ Ftabel dimana Ftabel pada taraf kepercayaan 95% sebesar 1.85.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t pada
taraf kepercayaan 95%. Hasil uji kesamaan dua rata-rata pretest dilakukan
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest
kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen. Data hasil
perhitungan, diperoleh nilai thitung = 1.8964 dan nilai ttabel = 2.0017. Hasil
pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa thitung < ttabel atau 1.8964 <
2.0017 dengan dmikian H0 diterima dan Ha ditolak, hal ini menunjukan
bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dan raa-rata skor pretest kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest dilakukan
untuk mengetahui apakah skor posttest kelompok eksperimen yang
menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program
flash lebih besar dibandingkan dengan skor posttest yang menggunakan
61
pembelajaran dengan bantuan slide powerpoint, diperoleh thitung = 2.0319
dan nilai ttabel = 2.0017. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan
bahwa thitung > ttabel atau 2.0319 > 2.0017. Dengan demikian H0 ditolak dan
Ha diterima pada taraf kepercayaan 95% hal ini menunjukan bahwa
terdapat perbedaan nilai rata-rata skor posttest kelompok eksperimen
dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji-t terhadap hasil posttest kedua kelompok
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis
komputer dengan program flash berpengaruh terhadap hasil belajar kimia
siswa pada konsep hidrokarbon. Hal ini dikarenakan multimedia mampu
mengirim informasi melalui kapasitasnya untuk membuat hidup,
menjadikan pembelajaran lebih efektif, menarik, lebih efisien dan
menyenangkan sehingga membantu siswa memecahkan masalah dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.2
Pada Tabel 4.7 dapat dilihat persentase pencapaian hasil belajar
tiap indikator dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis komputer dengan program flash diperoleh
persentase hasil belajar lebih tinggi dibandingan dengan persentase hasil
belajar kelompok kontrol yang tidak menggunakan media pembelajaran
berbasis komputer dengan program flash. Persentase hasil belajar yang
paling tinggi pada kelompok eksperimen yaitu pada indikator ke-1 sebesar
99.17% dan persentase indikator hasil belajar yang paling rendah yaitu
pada indikator ke-3 sebesar 70%. Hal tersebut disebabkan beberapa siswa
yang masih merasa bingung dalam memahami materi pada indikator ke-3
tersebut dan membutuhkan pengarahan atau penjelasan dari guru. Namun
demikian, siswa yang mampu menjawab soal dengan benar lebih banyak
2 Rusman, Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2013),
h. 123
62
daripada siswa yang menjawab salah dari soal pada indikator tersebut.
Secara keseluruhan siswa merespon positif dari pembelajaran yang
menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program
flash ini karena kurangnya sumber belajar yang digunakan selama
pembelajaran dan mereka merasa tertarik dengan media pembelajaran
berbasis komputer dengan program flash yang digunakan ini.
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa perolehan nilai kognitif
kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol, dengan perbadingan rata-rata untuk kelompok eksperimen sebesar
84.34% dan rata-rata untuk kelompok kontrol sebesar 78.73%. Aspek
kognitif pada kelompok eksperimen yang paling tinggi ialah pada aspek C1
(mengingat) yaitu yang berhubungan dengan ingatan dan segala sesuatu
yang terekam dalam otak, dengan perolehan nilai sebesar 98.67%, hal
tersebut dikarenakan siswa dapat dengan mudah mengingat materi
pelajaran dengan mudah karena banyaknya indera yang terlibat pada
proses pembelajaran. Sedangkan aspek kognitif yang paling rendah ialah
pada aspek C3 (penerapan) yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk
menerapkan gagasan, metode, prosedur dan lain-lain, dengan perolehan
nilai sebesar 70%, hal tersebut mungkin disebabkan ada beberapa siswa
yang kurang memahami materi sehingga tidak dapat mengerjakan soal
dengan benar, namun demikian nilai yang diperoleh dari keseluruhan
siswa temasuk baik.
Suatu pembelajaran akan bermakna bila siswa mengalami aktivitas
positif selama pembelajaran tersebut. Aktivitas siswa ini dapat terlihat
pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan selama
proses pembelajaran terlihat bahwa suasana belajar menjadi lebih hidup
sebab siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Mereka mencari dan
menemukan konsep-konsep penting dari materi pelajaran dengan
membuka langsung materi pada media pembelajaran berbasis kompter
dengan program flash. Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator dan
mediator yang merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang dapat
63
merancang keingintahuan siswa sehingga dalam pembelajaran lebih
mengutamakan membangun pengetahuan siswa.
Selama proses pembelajaran menggunaan media pembelajaran
berbasis komputer dengan program flash siswa dapat menghubungkan
pengetahuan yang dimilikinya dengan informasi yang baru diterimanya,
sehingga siswa dapat dengan mudah mempelajari informasi yang
diberikan guru. Selain itu dengan digunakannya media pembelajaran
berbasis komputer dengan program flash pembelajaran menjadi lebih
menarik dan lebih bermakna menjadikan mereka menguasai konsep dan
lebih memahami dalam menjawab soal-soal. Berbeda dengan kelompok
kontrol yang selama proses pembelajaran hanya berjalan seperti biasa dan
dibantu dengan tampilan slide powerpoint, dan dilihat dari data yang
diperoleh terlihat perbedaannya. Hal ini disebabkan karena mereka merasa
bosan dengan model pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa
untuk mencari informasi yang lebih lagi, sehingga pemahaman siswa
kurang dalam menguasai konsep dan dalam menjawab soal-soal evaluasi
belajar.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agung Tri
Prasetya dengan judul pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis
komputer dengan pendekatan chemo-edutainment terhadap hasil belajar
kimia siswa. Pembelajaran kimia dengan menggunakan media berbasis
komputer memberikan kesan yang tidak membosankan, sedangkan pada
kelompok yang menggunakan pembelajaran konvensional membuat
pembelajaran kurang menarik sehingga pada akhirnya hasil belajar yang
diperoleh siswa lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar yang
menggunakan media pembelajaran berbasis komuputer. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
64
pembelajaran berbasis komputer berpengaruh positif terhadap hasil
belajar kimia yang meningkat sebesar 45,70%.3
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Oky Primajaya.
Berdasarkan hasil penelitiannya terdapat perbedaan hasil belajar siswa
yang menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan siswa
yang tidak menggunakan media pembelajaran berbasis komuputer. Hasil
analisis perhitungan angket respon siswa memberikan respon positif
terhadap penggunaan media flash dan dapat dikategorikan baik dengan
rata-rata 81,11%. Karena hasil respon siswa dikategorikan baik maka
penggunaan media flash layak digunakan dalam proses pembelajaran di
SMK Negeri 7 Surabaya pada mata pelajaran teknik elektronika dasar.4
Dengan demikian di dalam diri siswa telah terjadi belajar bermakna.
Proses pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis komputer
membutuhkan pemahaman yang baik dari siswa terhadap materi pelajaran
yang sedang dipelajari dan bisa membangun pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya.
Dilihat dari proses dan aplikasi di lapangan menggunakan media
berbasis komputer akan lebih membutuhkan tenaga dan waktu ekstra
untuk melakukan persiapan dalam proses pembelajaran, harus ada
sinkronisasi dengan jadwal penggunaan laboratorium komputer. Disisi lain
siswa akan mendapat pengalaman belajar yang baru dengan dilakukan
inovasi-inovasi media pembelajaran yang lebih menarik dan
menyenangkan.
Beberapa keuntungan yang telah disebutkan, jadi dapat dikatakan
bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan
program flash dapat memberikan nuansa baru untuk membuat
3 Agung Tri Prasetya, dkk. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis
Komputer Dengan Pendekatan Chemo-Edutainmen Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa. Jurusan
Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
4 Oky Primajaya, pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Menggunakan Macromedia Flash Pada Mata Pelajaran Teknik Elektronika Dasar. Program Studi
S1 Pend. Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.
65
pembelajaran menjadi lebih interaktif, efektif, efisien dan menarik, serta
dapat digunakan untuk pembelajaran mandiri. Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran
berbasis komputer dengan program flash mampu meningkatkan hasil
belajar kimia siswa pada konsep hidrokarbon.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash terhadap hasil
belajar siswa pada konsep hidrokarbon (alkana, alkena dan alkuna).
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer
dengan pogram flash berpengaruh positif terhadap hasil belajar kimia siswa.
Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa thitung > ttabel atau 2.0319 >
2.0017. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan
95% hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata skor
posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok
kontrol. berdasarkan jenjang kognitif (C1, C2, C3) persentase butir soal pada
hasil belajar kimia siswa yang menggunakan media pembelajaran berbasis
komputer dengan program flash sebesar 84.34 lebih tinggi dari pada
persentase hasil belajar kimia siswa dengan metode konvensional sebesar
78.73 disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis
komputer dengan program flash pada konsep hidrokarbon dapat memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran dalam penelitian ini adalah:
1. Media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash
hendaknya dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran alternatif
yang dapat diterapkan oleh guru untuk memfasilitasi siswa dalam
memahami konsep hidrokarbon.
2. Sebaiknya dalam melakukan pengenalan program dilakukan secara
tuntas karena di dalam pengenalan inilah awal dari keberhasilan
pencapaian suatu hasil belajar dengan menggunakan media berbasis
teknologi komputer
67
DAFTAR PUSTAKA
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, Dan Penilaian). Bandung: Wacana Prima, 2009
Hamalik, Oemar. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti. 1994
Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
1997
Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar, Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum
& Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama. 2007
Panggabean, Yusri Dkk. Strategi, Model & Evaluasi Pembelajaran, Bandung:
Bina Media Informasi. 2007
Ayu Madasari, Citra & Asto Buditjahjanto, Pengembangan Media Pembelajaran
Flash Card Berbasis Komputer Pada Standar Kompetensi Menjelaskan
Dasar-Dasar Sinyal Video Di Smk Negeri 1 Sidoarjo, Jurnal Pendidikan
Teknik Elektro, Vol. 1 No. 2 Tahun 2012
S.Sadiman, Arif. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.1996
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana Prenada Media. 2011
Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.
2003
Panggabean, Yusri dkk. Strategi, Model & Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
Bina Media Informasi. 2007
Sukiman. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. 2012
Munadhi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. 2008
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjanuan
Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. 2009
Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta:DIVA Press.
2011
68
Arsyad, Azhar. Media Pengajaran. Jakarta:Raja Grafindo. 1997
Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer. Bandung : Alfabeta.
2013.
Sasan Baleghizadeh, et.al. The Impact of Two Instructional Techniques on EFL
Learners’ Vocabulary Knowledge: Flash Cards versus Word Lists, Tehran,
Iran, Mextesol Journal, Volume 35, Number 2, 2011
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
2010.
Wilis Dahar, Ratna. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
2011.
Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:
UIN Press. 2007
Retnowati, Priscilla. seribu ena kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
2008
Hasibuan, Susi . pelita penuntun belajar kreatif kimia. Bogor: Arya duta.2010
Agung Tri Prasetya, dkk. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis
Komputer Dengan Pendekatan Chemo-Edutainmen Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus
Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D. Bandung:Alfabeta, 2013.
Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2005
Sanapiah. Metodologi Penelitian Dan Pndidikan. Surabaya: Usaha Nasional. 1982
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT.Rineka cipta. 2010
Sudjana, Nana. penilaian hasil proses belajar mengajar. Jakarta: PT.remaja
rosdakarya, 2010
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2006
69
Wiratna,dkk. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.
Sudjana. Metode Statistik. Bandung:Tarsito. 2005.
Zulfiani,Dkk. Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN
Jakarta,2009.