Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH MEDIA PUZZLE BERBANTUAN APLIKASI CLASSROOM TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KONSEP SISTEM GERAK
MANUSIA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
ARNIDA ASDIR 105441111916
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Arnida Asdir
NIM : 105441111916
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan Biologi
Judul Skripsi : Pengaruh Media Puzzle Berbantuan Aplikasi Classroom
Terhadap Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Gerak
Manusia Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 8 Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya saya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Pernyataan
Arnida Asdir
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Arnida Asdir
NIM : 105441111916
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan
menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya akan melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1, 2, dan 3, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Pernyataan
Arnida Asdir
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jangan pernah menunggu.
Waktunya tidak akan pernah tepat.
Kupersembahkan karya ini kepada:
Kedua orang tuaku ayah dan ibu, saudaraku, dosen-dosenku,
sahabatku, seluruh mahasiswa biologi D 2016,
atas keikhlasannya dan doanya dalam mendukung penulis
mewujudkan harapan menjadi kenyataan
vii
ABSTRAK
Arnida Asdir. 2020. Pengaruh Media Puzzle Berbantual Aplikasi Google Classroom Terhadap Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Gerak Manusia Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Gowa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hilmi Hambali dan Pembimbing II Muhammad Wajdi.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah;Apakah ada pengaruh penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Gowa.Bagaimana pengaruh penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Gowa.Tujuan penelitian ini adalah;Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerk manusia pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Gowa.Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Gowa.Adapun manfaat pada penelitian ini bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia dan sebagai pengalaman baru dalam belajar.Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain penelitian Pretest Posttest control grup design.Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Insdependent sampel t-test dengan software SPSS 24 mendapatkan nilai signifikan 0,644>0,05.Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia kelas XI SMA Negeri 8 Gowa.
Kata Kunci: media puzzle, google classroom, hasil belajar.
iv
KATA PENGANTAR
Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan berhenti bertahmid atas anugrah
pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu,
Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang
kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan
fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai
pelangi yang terlihat indah dari kejauhan tapi hilang jika didekati. Demikian juga
tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis
terbatas. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini
selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan
ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang
tua penulis yang senantiasa berdoa, mengasuh dan membesarkan, mendidik, dan
membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis
mengucapkan kepada keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi dan selalu
menemaniku dalam canda dan bimbingannya, Hilmi Hambali, S.Pd.,M.Kes., juga
kepada Muhammad Wajdi, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing I dan pembimbing
v
II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal
penyusunan proposal hingga akhir.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak
Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah
Makassar dan juga kepada Irmawanti, S.Si., M.Si. selaku ketua prodi Pendidikan
Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang di mana telah
membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat
bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar besarnya juga penulis ucapkan kepada
Kepala Sekolah, guru, dan staf SMA Negeri 8 Gowa yang di mana telah
memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuangan di kelas Biologi D16 yang
telah berjuang bersama sejak semester I hingga akhir.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan
kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya
membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama
sekali tanpa adanya kritikan. Mudah mudahan dapat memberi manfaat bagi para
pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis Aamiin.
Makassar, Oktober 2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... ii
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... iii
MOTTO DAN PEMBAHASAN ........................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 8
A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 8
1. Sistem Gerak Pada Manusia................................................................ 8
2. Media Puzzle ....................................................................................... 11
3. Google Classroom ............................................................................... 13
4. Hasil Belajar ........................................................................................ 16
vii
5. Profil Sekolah ...................................................................................... 20
6. Penelitian Relevan ............................................................................... 22
B. Kerangka Pikir .......................................................................................... 25
C. Hipotesis .................................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 28
A. Rancangan Penelitian ................................................................................ 28
B. Populasi Dan Sampel ................................................................................ 29
C. Variabel Penelitian .................................................................................... 30
D. Devinisi Operasional Variabel .................................................................. 31
E. Instrumen Penelitian.................................................................................. 32
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 35
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 39
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 39
B. Pembahasan ............................................................................................... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 52
A. Simpulan ................................................................................................... 52
B. Saran .......................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Data Profil Sekolah .................................................................................... 21
2.2 Data Jumlah Siswa ..................................................................................... 22
3.1 Model Desain Penelitian ............................................................................ 29
3.2 Perincian Rombongan Belajar.................................................................... 30
3.3 perincian sampel......................................................................................... 30
3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi ....................................................................... 33
3.5 Kriteria Hasil Belajar ................................................................................. 36
3.6 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)......................................................... 37
4.1 Hasil Statistik Deskriptif Kelas Kontrol .................................................... 40
4.2 Kategori, Frekuensi, dan Persentase Hasil Tes Belajar.............................. 41
4.3 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Hasil Belajar Biologi...................... 42
4.4 Hasil Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen .............................................. 43
4.5 Kategori, Frekuensi, dan Presentase Hasil Tes Belajar.............................. 44
4.6 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Hasil Belajar Biologi...................... 45
4.7 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Biologi ...................................... 46
4.8 Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 48
4.9 Hasil Uji Homogenitas ............................................................................... 48
4.10 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................... 49
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir .............................................................................. 26
4.1 Grafik Pengkategorian Hasil Tes Kelas Kontrol ..................................... 42
4.2 Grafik Pengkategorian Hasil Tes Kelas Eksperimen ............................... 46
4.3 Grafik Perbandingan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ................... 47
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. 1. RPP ................................................................................................... 56
A. 2. Soal Tes ........................................................................................... 68
A. 3 Media Pembelajaran Puzzle .............................................................. 94
A. 4 Hasil Tes Siswa ................................................................................. 96
B. 5 Lembar Kerja Siswa .......................................................................... 133
C. 1 Hasil Analisis Data ............................................................................ 142
D. 1 Dokumentasi ..................................................................................... 146
E. 1 Persuratan .......................................................................................... 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pada tujuan Kurikulum 2013 dalam proses
pembelajaran guru dan peserta didik dituntut untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga guru juga harus aktif memancing kreativitas anak
didiknya. Adapun ciri khas pada Kurikulum 2013 dalam proses
pembelajarannya dengan menggunakan pendekatan saintifik (Scientific
Approach) dengan proses kegiatan awal, kegiatan inti yang terdiri dari
mengamati, menanya, mencoba,mengasosiasikan dan mengkomunikasikan
(5M) dan kegiatan akhir. Pada kurikulum 2013 juga memberikan alokasi
waktu pada kegiatan pengembangan diri siswa yang berkarakter. Peserta
didik tidak hanya dituntut untuk mengenal teori saja, tetapi juga diajak
untuk terlibat pada sebuah proses pengalaman belajarnya dengan harapan
dapat menghasilkan individu yang berkualitas.
Untuk mencapai suatu tujuan pendidikan, maka guru hendaknya
melakukan sistem pengajaran yang salah satunya adalah dengan
menerapkan prinsip kurikulum 2013 yang telah ditetapkan. Pada
kurikulum 2013 disempurnakan dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006.
Keberhasilan pada proses pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan
peserta didik dan kesiapan pengajar guru dalam memberikan informasi
2
atau materi pelajaran. Siswa yang merupakan peserta didik dituntut
mempunyai minat yang tinggi terhadap pelajaran dan pengajar dituntut
menguasai materi yang akan diajarkan serta mampu memilih metode,
pendekatan, model, dan media pembelajaran yang tepat sehingga
menimbulkan sikap peserta didik dengan merespon media sebagai
pendukung untuk belajar sehingga meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Misalnya dalam proses belajar biologi yang bersifat eksplorasi serta
menemukan bukan menghafal semata-mata, untuk proses belajar biologi
jadi diperlukan suatu model, metode, dan media agar peserta didik lebih
aktif dalam belajar ataupun berbuat dalam memahami konsep, prinsip-
prinsip pembelajaran biologi sehingga diharapkan hasil belajar yang lebih
baik.
Pembelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang
dianggap siswa sangat rumit salah satunya biologi yang mempelajari
makhluk hidup dari skala terkecil hingga ke yang besar. Hal ini
dikarenakan pembelajaran biologi memiliki banyak bahasa ilmiah serta
bahasa-bahasa yang sulit untuk di pahami. Pembelajaran biologi sering
kali dihindari oleh siswa karena dianggap mata pelajaran yang sulit dan
membosankan, selain itu biologi memiliki banyak cabang serta bahasa lain
yang sulit dimengerti sehingga banyak siswa memilih bermalas-malasan
dibandingkan belajar salah satunya di SMA Negeri 8 Gowa.
Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara guru mata
pelajaran biologi di kelas XI SMA Negeri 8 Gowa, menyatakan bahwa
3
dibanding dengan mata pelajaran lainnya, mata pelajaran biologi adalah
salah satu mata pelajaran yang sebagian peserta didik menganggapnya
sulit terutama pada materi-materi yang khusus memerlukan pemahaman
yang dalam, dan memerlukan proses pembelajaran dibandingkan dengan
mata pembelajaran lainnya. Sebab terkendala dalam penerapan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Dalam
proses pembelajaran di kelas, peserta didik pada umumnya kurang
bergairah mengikuti pembelajaran, mereka kurang bersemangat
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, kurang aktif mengajukan
pertanyaan, dan kurang mampu bekerja sama dengan temannya dalam
diskusi kelompok karena sudah terbiasa dalam proses pembelajaran guru
yang lebih memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Selain
itu pemanfaatan media pembelajaran dan penyajian materi pengajaran
yang kurang menarik juga menimbulkan kebosanan sehingga membuat
peserta didik tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
Pemanfaatan media sebagai wahana dalam menyalurkan informasi
merupakan faktor pendukung dari kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,
terdapat beberapa nilai peserta didik yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 75, dari data guru
kelas XI MIPA 5 dan XI MIPA 6 yang berjumlah 69 orang peserta didik,
dimana kelas XI MIPA 5 berjumlah 35 orang peserta didik dengan nilai
peserta didik yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 22 orang peserta
didik dengan persentase 63% sedangkan nilai peserta didik yang telah
4
mencapai nilai KKM sebanyak 13 orang peserta didik dengan persentase
37%, sedangkan kelas XI MIPA 6 berjumlah 34 orang peserta didik dengan
nilai peserta didik yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 20 orang
peserta didik dengan persentase 59% sedangkan nilai peserta didik yang
mencapai nilai KKM sebanyak 14 orang peserta didik dengan persentase
41% dan bagi peserta didik yang belum mencapai nilai KKM maka harus
mengikuti remedial atau perbaikan yang dilakukan oleh guru.
Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Namun, tidak semua media pembelajaran dapat diterapkan
dalam pengajaran materi biologi, tentu semuanya harus disesuaikan
dengan kebutuhan yang menyangkut materi biologi yang akan disajikan.
Salah satu media pembelajaran yang bisa diterapkan pada materi sistem
gerak manusia adalah media puzzle.
Media pembelajaran puzzle adalah salah satu media pembelajaran
yang menggunakan gambar dipasangkan menjadi urutan yang sistematis,
seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar,
memberi keterangan gambar dan menjelaskan gambar. Puzzle ini berbeda
dengan media gambar dimana puzzle berupa gambar yang belum disusun
secara berurutan dan yang menggunakannya adalah peserta didik,
sedangkan media gambar berupa gambar utuh yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran. Dengan adanya proses penyusunan gambar
guru lebih mudah mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep
materi maupun melatih berpikir logis dan sistematis, serta dapat melihat
5
kemampuan siswa dalam menyusun gambar secara berurutan,
menunjukkan bagian-bagian yang ada pada gambar serta menjelaskan
gambar, sehingga siswa mampu menemukan konsep materi. Adanya
gambar-gambar yang berkaitan dengan materi belajar peserta didik lebih
aktif dan dapat tercapai tujuan akhir dari proses pembelajaran yaitu hasil
belajar peserta didik dapat meningkat.
Dalam materi sistem gerak yang terdapat pada Kurikulum 2013 di
kelas XI membahas tentang tulang-tulang penyusun kerangka tubuh
manusia. Untuk itu, dalam mengajarkan materi sistem gerak ini dapat
menggunakan media pembelajaran puzzle dapat menyelidiki secara
langsung ke lingkungan sekitar maupun berbagai sumber mengenai sistem
gerak pada manusia.
Oleh karena itu, pemilihan media pembelajaran puzzle adalah
pemilihan yang tepat dalam membahas materi sistem gerak, karena dalam
hal ini tampak adanya keterkaitan antara materi yang akan disajikan dalam
pembelajaran biologi. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui sejauh
mana penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi google classroom
berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Apakah ada pengaruh penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi
google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak
manusia pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Gowa?
6
2. Bagaimana pengaruh media puzzle berbantuan aplikasi google
classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia
pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian ini yaitu:
a. Untuk mengetahu apakah ada pengaruh penggunaan media puzzle
berbantuan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar biologi
konsep sistem gerak manusia pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8
Gowa.
b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh media puzzle berbantuan
aplikasi google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem
gerak manusia pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pada penelitian ini yaitu:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan dan
pengembangan keilmuan tentang hasil belajar biologi konsep sistem
gerak pada manusia dengan menggunakan media puzzle berbantuan
aplikasi google classroom.
7
2. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat yaitu:
a. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar biologi dengan menggunakan media puzzle berbantuan
aplikasi google classroom.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dijadikan sebagai alternatif model
pembelajaran yang dapat mengembangkan hasil belajar .
c. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan atau informasi yang lebih
dalam untuk meningkatkan kualitas pengajaran biologi di sekolah.
d. Bagi peneliti lainnya, diharapkan dapat menjadi referensi maupun
studi pendahuluan bagi peneliti yang ingin mengembangkan tentang
media puzzle berbantuan aplikasi google classroom.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Sistem Gerak
a. Rangka atau Tulang
Menurut Rehan (2013) Selain fungsi utama tulang sebagai
penyusun rangka tubuh, terdapat fungsi-fungsi yang lain, yaitu
1) Merupakan alat gerak pasif
2) Penahan/penegak tubuh
3) Memberi bentuk pada tubuh
4) Melindungi organ-organ tubuh bagian dalam
5) Tempat melekatnya otot
6) Sebagai tempat pembentukan sel darah
7) Sebagai tempat cadangan lemak di sumsum kuning
Menurut Rehan (2013) Tulang berdasarkan sel penyusunannya
terbagi menjadi dua, yaitu tulang rawan (kartilgo), tersusun atas sel-
sel tulsang rawan (kondrosit), banyak mengandung zat kolagen, dan
sedikit mengandung zat kapur sehingga bersifat lentur. Contohnya
pada bagian persendin, daun telinga, cuping hidung, dan ruas tulang
belakang. Tulang sejati (osteon), tersusun atas sel-sel osteosit yang
mengandung kalsiundan fosfor sehingga bersifat keras.
Menurut Rehan (2013) Berdasarkan bentuknya tulang
dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tulang pipa, berbentuk
9
Panjang dan bulat serta pada bagian ujungnya terdapat bonggol, dan di
dalamnya berisi sumsum kuning dan lemak. Tulang pipih yaitu
berbentuk pipih atau tipis, berisi sumsum merah, dan tempat
pembuatan sel darah merah dan sel darah putih. Tulang pendek,
berbentuk pendek serta bulat, dan berisi sumsum merah, dan juga
merupakan tempat pembuatan sel darah merah juga sel darah putih.
Tulang tak beraturan yang tidak memiliki bentuk tertentu.
b. Mekanisme sistem gerak otot
Menurut Hansen dalam Rehan (2013) melakukan penelitian untuk
mengetahui mekanisme gerak otot dengan cara mengamati gerakan
otot menggunakan mikroskop elektron dan difraksi sinar X.
c. Gangguan pada rangka
Menurut Rehan (2013) gangguan atau kelainan pada sistem gerak
manusia adalah:
1) Dislokasi, merupakan gangguan pergeseran sendi dari kedudukan
semula karena tulang ligamennya tertarik atau sobek
2) Ankilosis, persendian tidak dapat digerakkan lagi karena
tulangnya menyatu
3) Artritis, gangguan sendi yang ditandai terjadinya peradangan sendi
yang disertai timbulnya rasa sakit
4) Skoliosis, kelainan dimana tulang yang melengkung ke samping
5) Kifosis, kelainan pada tulang belakang, yaitu terlalu melengkung
ke belakang
10
6) Lordosis, kelainan tulang belakang yang melengkung ke depan
7) Rakitis, gangguan pada tulang kaki yang membengkok seperti
huruf X atau O karena kekurangan vitamin D
8) Mikrosefalus, merupakan penyakit dimana ukuran tengkorak
kepala lebih kecil dibanding dengan ukuran normal
9) Osteoporosis, tulang-tulang kurang keras, rapuh, keropos dan
mudah patah
10) Atrofi, adalah keadaan dimana otot mengecil sehingga
menghilangkan kemampuannya untuk berkontraksi
11) Hipertrofi, yaitu keadaan otot menjadi lebih besar dan kuat karena
sering dilatih secara berlebihan
12) Distrofi otot, merupakan penyakit otot kronis selak anak-anak
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Rudy (2018) kata media berasal dari bahasa latin
“medium” yang artinya perantara, sedangkan dalam bahasa Arab media
berasal dari kata “wasaalla” artinya pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan.
Menurut Gerlach dalam Rudy (2018) mengemukakan bahwa
media belajar dapat diartikan sebagai alat-alat grafik, fotografis atau
elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
11
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Rudy (2018) istilah media yaitu mula-mula dikenal
sebagai alat peraga dan kemudian dikenal dengan istilah audio visual
aids atau alat bantu pandang/dengar. Selanjutnya disebut instructional
materials (materi pembelajaran), namun kini istilah yang sering
digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media
(media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya,
sekarang muncul istilah e-Learning.
Menurut Soelarko dalam Rudy (2018) berdasarkan pengertian-
pengertian di atas media pembelajaran memiliki fungsi yaitu
memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat
sehingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau
meningkatkan persepsi seseorang.
Menurut Rudy (2018) bahwa media mempunyai kegunaan antara
lain:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
2. Mengatasi keterbatasan waktu tenaga, ruang dan daya indra
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama
12
Menurut Levis dan Lentz dalam Rudy (2018) mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1. Fungsi atensi, merupakan inti yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap isi pembelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pembelajaran
2. Fungsi afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenyamanan
siswa ketika belajar teks yang bergambar.
3. Fungsi kognitif, terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa gambar visual mempermudah pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang ada dalam
gambar
4. Fungsi kompensatoris, terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikann konteks untuk memahami teks bantu siswa
yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi
dalam teks dang mengingatnya kembali.
3. Google Classroom
Menurut Muhamad (2018) Google Classroom merupakan
layanan onine gratis untuk sekolah, lembaga non-profit, dan siapa pun
yang memiliki akun google. Google Classroom dapat mempermudah
siswa dan guru agar tetap terhubung baik di dalam maupun di luar
kelas, google classroom merupakan platfrom pembelajaran campuran
yang dikembangkan oleh google untuk sekolah maupun pendidikan
13
lainnya yang bertujuan untuk dapat menyederhanakan pembuatan,
pendistribusian, serta penetapan tugas-tugas dengan cara tanpa kertas.
Classroom bekerja dengan google dokumen, google drive, serta gmail
sehingga pendidik mampu memberikan tugas kepada peserta didik.
Peserta didik dapat melampirkan materi, dokumen, link, gambar, ke
tugas.
Menurut Hironymus (2020) manfaat dari google classroom
yaitu:
1. Proses setting yang cepat dan nyaman. Jika dibandingkan harus
menginstal LMS lokal atau mendaftarkan ke provider LMS.
Pendidik tinggal mengakses aplikasi google classroom sehingga
dapat memulai membagikan tugas-tugas serta bahan ajar. Guru
dapat melakukan dengan menambahkan daftar siswa atau berbagi
kode unik yang memungkinkan akses ke kelas pada google
classroom. Google classroom lebih sederhana dan juga mudah
untuk digunakan, sehingga ideal bagi guru meskipun dengan
tingkat pengalaman e-Learning yang beragam.
2. Hemat waktu. Siswa tidak lagi harus men-download tugas-tugas
yang diberikan oleh guru. Serta guru juga dapat menentukan
peringkan dan memberikan umpan balik untuk semua tugas serta
melakukan penilaian menggunakan aplikasi google classroom.
Dengan demikian, ada potensi untuk menghemat sebagian besar
waktu bagi keduanya, baik peserta didik maupun gurunya.
14
Semuanya dilakukan secara paperless, sehingga tidak ada lagi
waktu yang terbuang untuk mendistribusikan dokumen fisik serta
siswa dapat menyelesaikan tugas mereka dengan tepat waktu
secara online, sehingga lebih memudahkan bagi mereka untuk
memenuhi deadline waktu yang diberikan dan belajar secara
online dapat disesuaikan dengan jadwal sehari-hari mereka.
3. Meningkatkan kerjasama dan komunikasi. Salah satu manfaat
paling penting dari menggunakan google classroom adalah sangat
dimungkinkan untuk melakukan kolaborasi online yang efisien.
Guru dapat mengirimkan pemberitahuan ke peserta didik mereka
untuk memulai diskusi online atau memberitahu mereka tentang
kegiatan pembelajaran online tertentu. Di sisi lain, peserta didik
memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik kepada
rekan-rekan mereka dengan posting langsung ke aliran diskusi di
google classroom. Dengan demikian, jika mereka membutuhkan
bantuan karena kesulitan memahami suatu tugas atau ingin
mempelajari lebih lanjut tentang topik tertentu. Mereka bisa
mendapatkan masukan langsung dari teman sekelas virtual
mereka. Pada dasarnya, google classroom meningkatkan aspek
pembelajaran sosial yang akan membantu lembaga pendidikan
untuk lebih mudah dalam mengajar tanpa materi fisik seperti
kelas, papan tulis dan alat tulis.
15
4. Hasil Belajar
Menurut Soemanto dalam Keke (2008) belajar adalah suatu
proses dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung
secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Khusnul dalam Nurdyansyah (2016) hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka menerima
pengalaman belajar dalam proses pembelajaran. Menurut John
M.Keller dalam Nurdyansyah (2016) belajar adalah sebagai keluaran
dari suatu sistem pemrosesan berbagai masukan yang berupa
informasi. Selanjutnya dikemukakan bahwa hasil belajar adalah
prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak.
Menurut Syamsu (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar kognitif sangatlah kompleks yang menyangkut faktor internal
maupun faktor eksternal, seperti: minat, motivasi, sikap, kecerdasan,
lingkungan belajar, strategi belajar, keadaan fisik dan lain-lain.
Menurut Djamarah dalam Syamsu (2015) mengemukakan bahwa hasil
belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: a) lingkungan, b)
instrumental, c) kondisi fisiologis, d) kondisi psikologis.
Menurut Winkel dalam Syamsu (2015) menyatakan bahwa hasil
belajar dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang
16
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pemahaman, keterampilan,
dan nilai serta sikap.
5. Profil Sekolah SMAN 8 Gowa
a. Visi dan Misi
1. Visi
Menguasai IPTEK; Bermartabat dan menjunjung tinggi budaya
kearifan lokal, serta cinta lingkungan: Aman, Bersih, Indah
dan Rindang pada tahun 2020.
2. Misi
1) Mengembangkan keyakinan semua warga sekolah bahwa
sekolah ini dapat berprestasi dan meraih keunggulan
kompetitif
2) Menciptakan kehidupan sekolah yang religius,
bermartabat berdasarkan nilai-nilai budaya kearifan lokal
3) Memenuhi standar kompetensi lulusan yang sesuai dengan
kebutuhan hidup siswa pada konteks global
4) Mengembangkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan untuk mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal, dan menggunakan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
5) Memberdayakan teknologi informasi dan komunikasi
sebagai pendukung keunggulan pembelajaran
17
6) Mengembangkan kultur sekolah yang menjaga keamanan
fisik, psikologis, sosial yang sehat, dinamis, dan
kompetitif
7) Menciptakan lingkungan kondusif, bersih, indah, nyaman,
rindang sebagai tempat interaksi edukatif bagi guru, siswa,
dan seluruh warga sekolah.
b. Profil sekolah
Tabel 2.1. Data Profil Sekolah SMAN 8 Gowa
No Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah SMA NEGERI 8 GOWA
2 Nomor Statistik/NPSN 301190307001/40301074
3 Propinsi SULAWESI SELATAN
4 Otonomi Daerah SULAWESI SELATAN
5 Kecamatan BONTOMARANNU
6 Desa/Kelurahan ROMANG LOMPOA
7 Jalan Dan Nomor POROS MALINO
8 Kode Pos 92172
9 Telepon
10 Faxcimile/Fax
11 Daerah PERKOTAAN
12 Status Sekolah NEGERI
13 Kelompok Sekolah A
14 Penerbitan SK Ditanda Tangani Oleh KETUA BAP
18
15 Tahun Berdiri TAHUN 2003
16 Tahun Penegerian TAHUN 2003
17 Kegiatan Belajar Mengajar PAGI
18 Bangunan Sekolah MILIK SENDIRI
19 Jarak Ke Pusat Kecamatan 0,05 KM
20 Jarak Ke Pusat Otoda 8 KM
21 Terletak Pada Lintasan PROPINSI
22 Jumlah Keanggotaan Rayon 7 SEKOLAH
c. Jumlah Siswa
Jumlah siswa SMA Negeri 8 Gowa yaitu 932 orang. Kelas
yang diobservasi yaitu X, XI dan XII dengan jumlah siswa dapat
dilihat pada tabel 2.2:
Tabel 2.2. Data Jumlah Siswa SMA Negeri 8 Gowa
KELAS JUMLAH TOTAL
X 384 XI 315 XII 233
JUMLAH TOTAL 932
6. Penelitian Relevan
1. Hasil penelitian dari Yuda Darmawan (2019) dengan judul
“Penggunaan Aplikasi Google Classroom Dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas X SMA
Jurusan IPS”. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan
19
bahwa penggunaan media dengan aplikasi Google Classroom dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Ilmu Pengetahuan Sosial
3 SMA Batik 2 Surakarta.
2. Hasil penelitian Zedha Hammi (2017) dengan judul “Implementasi
Google Classroom Pada Kelas XI IPA MAN 2 Kudus”.
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi
guru dalam implementasi Google Classroom masih kurang efektif
digunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran IPA karena
para guru masih butuh tatap muka langsung untuk menjelaskan
materi pelajaran.
3. Hasil penelitian Ervinna Anggraini (2018) dengan judul “Pengaruh
Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Aplikasi Google
Classroom Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Pada Peserta
Didik Kelas VIII SMPN 9 Bandar Lampung”. Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis dan pembahasan maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang sedikit dikarenakan
faktor pembelajaran yang sama-sama memiliki unsur online,
penggunaan aplikasi yang sama yaitu google classroom, soal uraian
dengan tingkat yang sama serta pemahaman peserta didik dengan
teknologi handphone yang memadai SMPN 9 Bandar Lampung
dapat menggunakan pembelajaran blended learning maupun
pembelajaran e-learning.
20
4. Hasil penelitian Ernawati (2018) dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Aplikasi Google Classroom Terhadap Kualitas
Pembelajaran Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas XI Di MAN 1 Kota Tangerang Selatan”.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 kota
tangerang selatan.
5. Hasil penelitian Ela Latifatul Fajariah (2017) dengan judul
“Penerapan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN 01 Sumberrejo Kotagajah
Tahun Pelajaran 2016/2017”. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
puzzle dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa
kelas V SDN 1 sumberrejo, hal ini dibuktikan dengan presentase
hasil test yang diperoleh berdasarkan tes tertulis pada siswa. Pada
siklus I dengan hasil ketuntasan 70% kemudian peningkatan
sebesar 17% pada siklus II dengan presentase ketuntasan belajar
sebesar 87%.
21
B. Kerangka Pikir
Pada proses pembelajaran satuan Pendidikan yang
diselenggarakan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Salah satu mata pelajaran di
SMA yang sesuai dengan tuntunan kurikulum 2013 tersebut yaitu biologi..
Pembelajaran biologi di SMA Negeri 8 Gowa menuntut peserta didik
untuk mengembangkan hasil belajar. Karakteristik pelajaran biologi sesuai
dengan indikator pengembangan hasil belajar karena mata pelajaran
biologi menuntut peserta didik untuk menganalisis konsep dan
menerapkan konsep yang telah dipahami dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, pada kenyataannya pembelajaran biologi di SMA Negeri 8 Gowa
masih cendrung didominasi oleh guru, sehingga peserta didik tidak terlibat
aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran biologi di SMA Negeri 8 Gowa
cendrung hanya menghafal sehingga dalam mengerjakan soal-soal peserta
didik hanya mengahafal. Pada umumnya peserta didik belum mampu
mengaitkan fenomena-fenomena yang terjadi pada kehidupan sehari-hari
(kontekstual) dengan materi yang dipelajari di sekolah, sehingga hasil
belajar peserta didik rendah. Berdasarkan permasalahan yang ada,
dibutuhkan suatu jenis pembelajaran yang membuat peserta didik berperan
aktif dalam pembelajaran, sehingga membuat peserta didik lebih
termotivasi untuk mempelajari biologi dan memahaminya. Pembelajaran
dengan menggunakan media puzzle merupakan pembelajaran yang
mampu membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran dan mampu
22
mengaitkan materi yang dipelajari peserta didik dengan kehidupan sehari-
hari. Media puzzle mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik,
karena peserta didik mampu memperoleh banyak kesempatan untuk
mengalami sendiri dan dapat mengembangkan pengetahuan yang
diperoleh.
Oleh karena itu, pengguna media puzzle sangat efektif digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kerangka pikir penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:
Pada mata pelajaran biologi hasil belajar peserta didik masih rendah
Perlu mencari alternatif media pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dalam
pembelajaran
Menggunakan media pembelajaran puzzle berbantuan aplikasi google classroom
Peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran dan mampu mengaitkan materi yang dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari
Hasil belajar peserta didik meningkat dan mencapai nilai KKM
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
23
C. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian yaitu:
H0 = Tidak terdapat pengaruh media puzzle berbantuan aplikasi google
classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia
pada siswa kelas XI SMAN 8 Gowa Tahun 2020
H1 = Terdapat pengaruh media puzzle berbantuan aplikasi google classroom
terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia pada siswa
kelas XI SMAN 8 Gowa Tahun 2020
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pendekatan pada penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif
yang mementingkan adanya variable-variabel sebagai objek penelitian.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian quasi eksperimen.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2020/2021 di SMA Negeri 8 Gowa yang berlokasi di Jalan Poros Malino,
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini yaitu Pretset Posttest
control grup design. Desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
random, dan kemudian diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
(Sugiyono, 2019). Desain dapat dilihat pada table sebagai berikut:
26
Tabel 3.1 Model desain penelitian
R Pre-test Treatmen Post-test
R O1 X O2
R O3 C O4 Sumber: Sugiyono (2019)
Keterangan :
O1= pretest pada kelas eksperimen O2= prosttest pada kelas eksperimen O3= pretest pada kelas kontrol O4= posttest pada kelas kontrol X = Perlakuan terhadap kelas eksperimen berupa metode diskusi kelompok
dengan media puzzle C = Perlakuan terhadap kelas kontrol berupa pembelajaran biasa yang
digunakan oleh guru mata pelajaran biologi
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan suatu daerah generalisasi yang terdiri dari
objek/subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan dari
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sudaryono,
2017).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA di SMA
Negeri 8 Gowa pada tahun ajaran 2020/2021 yang terdiri dari 6 kelas,
dengan jumlah siswa sebanyak 208 orang.
27
Tabel 3.2 Perincian Rombongan Belajar (Rombel)
Kelas Jumlah Peserta Didik
XI MIPA 1 35 Orang XI MIPA 2 35 Orang XI MIPA 3 35 Orang XI MIPA 4 34 Orang XI MIPA 5 35 Orang XI MIPA 6 34 Orang
Jumlah keseluruhan peserta didik
208 Orang
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 8 Gowa (2020)
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang memiliki
homogenitas karakteristik siswanya. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik random sampling dikenal juga sebagai sampel acak,
dimana kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen yang menerapkan
media puzzle adalah kelas XI MIPA 5 dan kelas XI MIPA 6 sebagai kelas
kontrol yang diajar tanpa menggunakan media.
Tabel 3.3 Perincian Sampel
Kelas Jumlah peserta didik
XI MIPA 5 35 Orang XI MIPA 6 34 Orang
Jumlah keseluruhan peserta didik
69 orang
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 8 Gowa (2020)
C. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen
(terikat) dan variabel independen (bebas). Variabel penelitian merupakan
suatu sifat atau suatu nilai dari objek yang mempunyai variasi tertentu yang
28
telah ditetapkan dari peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sudaryono, 2017). Variabel independen (bebas) dan variabel
dependen (terikat) pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Variabel independen (variabel bebas) yaitu media puzzle berbantuan
aplikasi google classroom yang dilambangkan dengan (X).
2. Variabel dependen (variabel terikat) yaitu hasil belajar yang dilambangkan
dengan (Y).
D. Definisi Operasional Variabel
a. Media pembelajaran puzzle
Media Puzzle merupakan permainan yang sangat populer terutama
dikalangan anak-anak. Karena sifat dari media puzzle ini membuat rasa
ingin tahu anak-anak menjadi lebih besar, puzzle dapat menjadi media
yang efektif untuk mengenalkan ataupun menguji pengetahuan anak
melalui gambar pada puzzle. Melalui media puzzle ini, anak akan belajar
menganalisis suatu masalah dengan cara mengenali petunjuk dari
potongan-potongan gambar pada media puzzle, misalnya bentuk, warna,
struktur, lalu memperkirakan letak posisi potongan yang tepat. Adapun
media pembelajaran puzzle yang peneliti buat dapat dilihat pada link
https://jigex.com/Chhp dan https://jigex.com/DAU2 .
b. Hasil belajar kognitif
Hasil belajar kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
hasil belajar peserta didik berupa angka atau nilai yang diperoleh dari
hasil pretest ke posttest. Adapun indikator untuk pencapaian ini berupa
29
perubahan nilai sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan media
pembelajaran Puzzle.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menyaring
informasi yang dapat menggambarkan statistic variable penelitian instrument
penelitian dalam suatu penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab data
yang dikumpulkan itu merupakan bahan penguji hipotesis yang telah
direncanakan. Instrumen yang digunakan adalah:
1. Tes Hasil Belajar
Tes yang dilakukan yaitu berupa tes tertulis yang digunakan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik. Adapun teknik
penskoran nantinya menggunakan kisi-kisi soal yang telah disesuaikan
tingkat kesukaran pada tiap item soal. Instrumen yang digunakan yaitu
pilihan ganda yang berjumlah 30 butir soal dengan 5 pilihan jawaban
berupa A, B, C, D dan E. Untuk mengukur ada atau tidaknya kemampuan
objek yang diteliti, maka digunakan tes.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu digunakan untuk memperoleh data secara
langsung dari tempat penelitian Dokumentasi berbentuk tulisan gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berupa
foto, gambar, sketsa dan lain-lain. Teknik pengumpulan data secara
dokumentasi dapat memberi kelengkapan dalam penelitian yang dilakukan
di SMA Negeri 8 Gowa (dapat dilihat pada lampiran D.1).
30
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini salah
satunya yaitu tes. Tes adalah beberapa pernyataan maupun latihan serta
alat lain yang dipergunakan untuk mengukur suatu keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan ataupun bakat yang dimiliki oleh
individu atapun kelompok. Digunakan untuk mengukur ada atau tidak
besarnya suatu kemampuan objek yang diteliti, maka digunakan tes. Tes
yang dilakukan yaitu berupa tes tertulis yang digunakan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik. Adapun teknik
penskoran nantinya menggunakan kisi-kisi soal yang telah disesuaikan
tingkat kesukaran pada tiap item soal. Instrumen yang digunakan yaitu
pilihan ganda yang berjumlah 30 butir soal dengan 5 pilihan jawaban
berupa A, B, C, D dan E.
2. Teknik Non Tes
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan ditujukan untuk memperoleh suatu
data langsung dari tempat penelitian, yang meliputi buku-buku relevan,
foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian. Jadi dengan
menggunakan teknik pengumpulan data secara dokumentasi dapat
memberi kelengkapan dalam penelitian yang dilakukan di SMA Negeri
8 Gowa. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.1.
31
G. Teknik Analisis Data
Pada teknik analisis data penelitian ini, pengolahan data hasil penelitian
menggambarkan dua teknik statistik, yaitu teknik statistik deskriptif dan teknik
statistik inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan
SPSS versi 24.0 for Windows. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk
mengetahui nilai rata-rata hasil belajar peserta didik, interval kelas, standar
deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.
Untuk mengelompokkan tingkat hasil belajar yang diperoleh peserta
didik, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol yaitu pada tabel
3.4:
Tabel 3.5 Kriteria Hasil Belajar
Frekuensi Presentase (%) Hasil Belajar
80-100 Sangat Baik 66-79 Baik 56-65 Cukup 40-55 Kurang 30-39 Gagal
Sumber: Arikunto (2010)
Kriteria hasil belajar peserta didik dikatakan tuntas belajar jika
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 untuk mata
pelajaran biologi. Dapat dilihat pada tabel berikut:
32
Tabel 3.6 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Nilai Hasil Belajar Kategori
<75 Tidak tuntas
≥75 Tuntas
Sumber: SMA Negeri 8 Gowa (2020)
2. Analisis Statistik Inferensial
Pada analisis statistik inferensial dilakukan beberapa pengujian untuk
keperluan suatu pengujian hipotesis. Pertama yang dilakukan pengujian dasar
yaitu uji normalitas, dan uji homogenitas. Setelah itu dilakukan uji t-test
sampel independen untuk keperluan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak berdistribusi
normal. Pengujian normalitas data menggunakan teknik Kolmogorov-
Smirnov dalam SPSS versi 24.0for Windows. Persyaratan data tersebut
berdistribusi normal jika probalitas atau p> taraf signifikansi (α), yang
dimana α adalah 0,05.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan bantuan SPSS versi
24.0for Windows menggunakan uji Homogenity of Variancetest pada One-
way Anova. Taraf signifikannya yaitu α = 0,05. Jika taraf signifikan data
yang diperoleh > α, maka variansi setiap sampel sama atau sama dengan
33
homogen. Jika taraf signifikan data yang diperoleh < α, maka variansi
setiap sampel tidak sama atau sama dengan tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
Pengujian sampel dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS
versi 24.0for Windows dengan statistik uji Independent t-test. Dengan taraf
signifikansi 0,05 (5%). Kriteria perbandingannya yaitu tolak hipotesis jika
thitung< ttabel dan diterima hipotesis jika thitung> ttabel dengan df (n1 + n2-
2)dengan tariff signifikan 𝛼𝛼 = 0,05 sebagai berikut :
H0 diterima jika thit < ttabel
H0 ditolak jika thit > ttabel
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Gowa. Hasil penelitian ini
merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya
dan bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh media puzzle
berbantuan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar Biologi siswa.
Pangambilan data dalam penelitian ini dengan cara memberikan pretest dan
posttest kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar Biologi siswa. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 69 responden yang terbagi menjadi dua kelas,
yaitu kelas XI Mipa 5 dan Kelas XI Mipa 6, yang dipilih dengan
menggunakan teknik simple random sampling.
1. Data Hasil Observasi Tanpa Menggunakan Media Puzzle
a. Deskripsi Data Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol Tanpa
Menggunakan Media Pembelajaran Puzzle
Penelitian ini dilakukan pada kelas kontrol yaitu kelas XI MIPA 6
pada materi sistem gerak manusia. Pada kelas kontrol tanpa
menggunakan media pembelajaran puzzle. Pengambilan data berdasarkan
hasil pre-test dan post-test siswa sebelum dan setelah melaui proses
pembelajaran materi sistem gerak manusia. Data statistik tes hasil belajar
peserta didik kelas kontrol disajikan dalam tabel berikut ini:
35
Tabel 4.1. Pengolahan Data Statistik Deskriptif Skor Hasil Tes Belajar Biologi Konsep Sistem Gerak Manusia Kelas XI MIPA 6 SMA Negeri 8 Gowa
Statistik Pre-Test Kelas Kontrol
Post-Test Kelas Kontrol
Jumlah Sampel 34 34 Skor Maksimum 56 60 Skor Minimum 13 13
Mean 33.47 35.00 Varians 111.166 138.061 Range 43 47
Standar Deviasi 10.544 11.750 Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1, Hal 145)
Berdasarkan data 4.1 dapat dilihat bahwa pada hasil tes hasil
belajar Pre-test dan Post-test di mana memiliki jumlah sampel sebanyak
34 siswa. Adapun skor maksimum pada Pre-test sebesar 56 dan pada
Post-test 60. Kemudian, skor minimum Pre-test sebesar 13 dan Post-test
13. Mean antara kedua test yaitu 33.47 pada Pre-test dan 35.00 pada
Post-test, maka selisih dari nilai mean tersebut adalah 3.40. Varians
antara kedua test yaitu sebesar 111.166 pada Pre-Test dan 138.061 pada
Post-test. Kemudian range antara kedua test yaitu 43 pada Pre-test dan
47 pada Post-test. Terakhir standar deviasi, yang di mana sebesar 10.544
pada Pre-test dan 11.750 pada Post-test.
Hasil pengolahan data deskriptif pada kelas kontrol pada mata
pelajaran sistem gerak manusia dengan media pembelajaran puzzle
kemudian dikategorikan ke empat skala ditinjau dari interval nilai dan
predikat KKM 75 pada tabel 4.2:
36
Tabel 4.2. Kategori, Frekuensi, dan Presentase Hasil Tes Belajar Biologi Siswa Kelas Kontrol
Interval Nilai
Kategori
Pretest Posttest Frekuens
i Persentas
e (%) Frekuens
i Persentas
e (%)
93-100 Sangat Baik 0 0 0 0
84-92 Baik 0 0 0 0 75-83 Cukup 0 0 0 0 < 75 Kurang 34 100 34 100
Jumlah 34 100 34 100 Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1, Hal. 145)
Berdasarkan tabel 4.2. dapat dilihat jumlah peserta didik yang
memiliki kriteria kelulusan pada KKM yang telah ditetapkan yaitu 75.
Pada Pre-test sebelum diadakannya pembelajaran, nilai seluruh peserta
didik berada di bawah KKM atau <75 sehingga tingkat hasil belajar
peserta didik berada pada kategori kurang dengan predikat ‘D’.
Sedangkan pada Post-test, frekuensi hasil belajar peserta didik <75 jatuh
pada kategori ‘kurang’ dengan predikat ‘D’,. Dari data ini membuktikan
bahwa, pada kelas kontrol dengan tanpa menggunakan media
pembelajaran puzzle tidak efektif.
Selanjutnya, data tes hasil belajar peserta didik kelas kontrol
diolah berdasarkan kriteria ketuntasan maksimal (KKM) pre-test dan
post-test, yang dapat dilihat pada tabel 4.3:
37
Tabel 4.3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Gerak Manusia Peserta Didik Kelas Kontrol
Nilai Kategori Pre-Test
Persentase (%)
Post-Test
Persentase (%)
0 – 74 Tidak tuntas 34 100 % 34 100% 75 – 100 Tuntas 0 0 % 0 0%
Jumlah 34 100 34 100 Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1, Hal. 145)
Berdasarkan tabel 4.3. peserta didik dikatakan tuntas apabila
memperoleh nilai ketuntasan maksimal >75. Dilihat dari hasil Post-test
peserta didik setelah melalui pembelajaran sebanyak 0% siswa lulus
KKM. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran puzzle tidak dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
Untuk memudahkan melihat pengkategorian hasil tes hasil belajar
siswa pada kelas kontrol, seluruh data disajikan pada grafik 4.1:
Grafik 4.1. Grafik Pengkategorian Hasil Tes Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Gerak Manusia Kelas Kontrol
0
20
40
Kurang Cukup BaikBaik
Sekali
34
0 0 0
34
0 0 0
FREK
UEN
SI
KATEGORI
Hasil Tes Hasil Belajar Kelas XI MIPA 6(Kelas Kontrol)
Pre-test Post-Test
38
2. Data Hasil Observasi Menggunakan Media Puzzle
a. Deskripsi Data Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen dengan
Media Pembelajaran Puzzle
Tahap penelitian yang dilakukan pada kelas eksperimen yakni
menggunakan media pembelajaran puzzle yang dilaksanakan pada kelas
XI MIPA 5. Data statistik hasil tes belajar kelas eksperimen disajikan
pada tabel 4.4:
Tabel 4.4. Pengolahan Data Statistik Deskriptif Skor Hasil Tes Belajar Biologi Konsep Sistem Gerak Manusia Kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 8 Gowa
Statistik Pre-Test Kelas Eksperimen
Post-Test Kelas Eksperimen
Jumlah Sampel 35 35 Skor Maksimum 76 76 Skor Minimum 16 20
Mean 30.14 33.54 Varians 105.655 108.491 Range 60 56
Standar Deviasi 10.279 10.416 Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1. Hal 145)
Berdasarkan data 4.4 dapat dilihat bahwa pada hasil tes hasil
belajar Pre-test dan Post-test di mana memiliki jumlah sampel sebanyak
35 peserta didik. Adapun skor maksimum pada Pre-test sebesar 76 dan
pada Post-test 76. Kemudian, skor minimum Pre-test sebesar 16 dan
Post-test 20. Mean antara kedua test yaitu 30.14 pada Pre-test dan 33.54
pada Post-test, maka selisih dari nilai mean tersebut adalah 1.53. Varians
antara kedua test yaitu sebesar 105.655 pada Pre-Test dan 108.491 pada
Post-test. Kemudian range antara kedua test yaitu 60 pada Pre-test dan
39
56 pada Post-test. Terakhir standar deviasi, yang di mana sebesar 10.279
pada Pre-test dan 10.416 pada Post-test.
Selanjutnya adalah pengkategorian, frekuensi, dan persentase
hasil tes hasil belajar biologi kelas eksperimen. Berdasarkan tabel 4.5.
dapat dilihat jumlah peserta didik yang memiliki kriteria kelulusan pada
KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Pada Pre-test sebelum diadakannya
pembelajaran, hampir seluruh peserta didik kelas eksperimen berada di
bawah KKM atau <75 sehingga tingkat hasil belajar peserta didik
sebelum diberikannya perlakuan berada pada kategori kurang dengan
predikat ‘D’. Sedangkan pada Post-test, frekuensi tertinggi pada hasil
belajar siswa >75 jatuh pada kategori ‘cukup’ dengan jumlah siswa 1
orang dengan predikat ‘C’. Kategori hasil tes belajar siswa dapat dilihat
pada tabel 4.5:
Tabel 4.5. Kategori, Frekuensi, dan Presentase Hasil Tes Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Eksperimen
Interval Nilai Kategori
Pretest Posttest
Frekuensi Persentase
(%) Frekuensi Persentase
(%)
93-100 Sangat Baik 0 0 0 0
84-92 Baik 0 0 0 0 75-83 Cukup 1 3 1 3 < 75 Kurang 34 97 34 97
Jumlah 35 100 35 100 Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1, Hal. 145)
Hasil pengolahan data deskriptif pada kelas eksperimen pada
mata pelajaran sistem gerak manusia dengan media pembelajaran puzzle
40
dikarenakan siswa kesulitan dalam jaringan, adapula siswa yang belajar
sambil bekerja untuk membantu orang tua oleh karena itu siswa tidak
terfokus pada pembelajaran dimulai. Kemudian dikategorikan ke tuntas
atau tidak tuntas ditinjau dari predikat KKM 75 pada tabel 4.6:
Tabel 4.6. Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Gerak Manusia Kelas Eksperimen
Nilai Kategori Pre-Test
Persentase (%)
Post-Test
Persentase (%)
0 – 74 Tidak tuntas 34 97 % 34 97% 75 – 100 Tuntas 1 3 % 1 3%
Jumlah 35 100 35 100 Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1, Hal. 145)
Berdasarkan tabel 4.6. peserta didik dikatakan tuntas apabila
memperoleh nilai ketuntasan maksimal >75. Dilihat dari hasil Post-test
siswa setelah melalui pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran puzzle sebanyak 3% siswa lulus KKM. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada kelas eksperimen
menggunakan media pembelajaran puzzle tidak efektif, karena siswa
kesulitan dalam jaringan dan kuota internet, adapula siswa yang belajar
sambil bekerja untuk membantu orang tuanya.
Untuk memudahkan melihat pengkategorian hasil tes hasil belajar
biologi siswa pada kelas eksperimen, seluruh data disajikan pada grafik
4.2:
41
Grafik 4.2. Grafik Pengkategorian Hasil Tes Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Gerak Manusia Kelas Eksperimen
b. Perbandingan Hasil Tes Hasil Belajar antara Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Perbandingan data hasil tes hasil belajar antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen setelah melalui proses analisis data analisis statistik
deskriptif. Berikut tabel 4.7 perbandingan peningkatan hasil belajar antar
kedua kelas berdasarkan jumlah peserta didik lulus:
Tabel 4.7. Tabel Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Biologi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Siswa yang Lulus Pre-Test Post-Test
Kelas Kontrol 34 0 0 Kelas Eksperimen 35 1 1
Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1, Hal. 145)
0
20
40
Kurang Cukup BaikBaik Sekali
34
10
0
51
00
FREK
UEN
SI
KATEGORI
Hasil Tes Hasil Belajar Kelas IX MIPA 5(Kelas Eksperimen)
Pre-test Post-Test
42
Selanjutnya, data dari tabel 4.7. diolah masuk ke dalam grafik
perbandingan sebagai berikut:
Grafik 4.3. Grafik Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
3. Analisis Data Inferensial
Analisis data inferensial dilakukan untuk menjawab hipotesis pada
penelitian ini. Untuk keperluan uji hipotesis ini dilakukan uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas yang digunakan menggunakan bantuan SPSS 24
dengan uji Normality Test (Kolmogorov-Smirnov). Data dikatakan
berdistribusi normal, jika nilai siginifikan (Sig)>0,05. Adapun hasil
analisis uji normalitas dilampirkan pada tabel 4.8:
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
KelasKontrol
KelasEksperimen
0 00
1
Frek
uens
i
Perbandingan Jumlah Siswa yang Lulus
Pre-Test Post-Test
43
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas
Kelas Nilai Signifikan Sig a Kesimpulan Pre-Test Kontrol 0,005
>0,05 Tidak
Berdistribusi Normal
Post-Test Kontrol 0,021 Pre-Test Eksperimen 0,014 Post-Test Eksperimen 0,020
Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1, Hal. 145)
Berdasarkan tabel 4.8, menunjukkan bahwa data hasil belajar baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki sig<0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa kelompok data tersebut tidak berdistribusi normal,
karena pada saat proses pembelajaran siswa tidak terfokus pada
pembelajaran karena siswa terkendala pada jaringan internet.
b. Uji Homogenitas
Setelah melakukan uji normalitas tersebut, selanjutnya dilakukan
uji homogenitas yang di mana bertujuan untuk mengetahui tingkat
kesamaan varians antara dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Data dikatakan homogen apabila nilai signifikan
(Sig)>0,05. Uji homogenitas dua buah variabel dapat diperoleh melalui
uji Homogenity of Variance Test dengan bantuan SPSS 24. Adapun hasil
analisis dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.9:
Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas
Kelas Pre-Test Post-Test Sig a Kesimpulan Kelas Eksperimen 0,001 0,488 0,05 Homogen Kelas Kontrol Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1, Hal. 146)
44
Berdasarakan tabel 4.9, distribusi data Pre-test 0.001<0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar biologi yang
signifikan dan Post-test 0,488<0,05, yang dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan hasil belajar biologi yang signifikan.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji Independent T-Test pada SPSS 24. Uji hipotesis
dilakukan untuk menguji apakah ada tidaknya pengaruh penggunaan
media pembelajaran puzzle berbantuan aplikasi google classroom
terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia. Jika nilai
sig>0,05 maka dikatakan tidak ada pengaruh penggunaan media
pembelajaran puzzle. Sedangkan jika nilai sig<0,05 maka dikatakan ada
pengaruh penggunaan media pembelajaran puzzle berbantuan aplikasi
google classroom.
Tabel 4.10. Hasil Uji Hipotesis
Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Sig 0,644
Sig a. < 0,05 Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1, Hal. 146)
Berdasarkan tabel 4.10, menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis
sebesar 0,644>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh penggunaan media pembelajaran puzzle berbantuan aplikasi
google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak
manusia pada siswa kelas XI MIPA 5 dan kelas XI MIPA 6 di SMA Negeri 8
Gowa.
45
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar
peserta didik yang diajarkan menggunakan media puzzle dengan peserta
didik yang diajar tidak menggunakan media puzzle.
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif kelas eksperimen pada
tabel 4.1 dan kelas kontrol pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa, hasil belajar
peserta didik yang menggunakan media puzzle pada kelas eksperimen
terdapat satu peserta didik yang lulus KKM dibandingkan peserta didik pada
kelas kontrol yang tidak menggunakan media puzzle. Selanjutnya dari hasil
analisis data inferensial pada tabel 4.10 pada uji hipotesis hasil belajar
biologi Post-test mendapatkan nilai signifikan sebesar 0.644 yang dimana
nilai signifikan tersebut lebih besar dari nilai signifikan α 0.05, berarti dapat
disimpulkan bahwa H0 (tidak ada pengaruh) diterima dan H1 (ada pengaruh)
ditolak.
Berdasarkan hasil analisis tersebut membuktikan bahwa penggunaan
media pembelajaran puzzle tidak dapat meningkatkan hasil belajar biologi.
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan perbedaan nilai rata-rata antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen penyebab-penyebab tersebut
diantaranya, siswa memiliki keterbatasan kuota internet ini sangat
berdampak bagi kelancaran proses, siswa tidak tertarik menggunakan
pembelajaran daring, siswa juga tidak memperhatikan pembelajaran, dan
siswa memiliki keterbatasan fasilitas teknologi.
46
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Eva
(2013), yang dimana dalam penggunaan media puzzle tidak dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, adapun kendala-kendala yang muncul
pada proses pembelajaran dengan menerapkan media puzzle yaitu guru
belum bisa menguasai kelas, suara guru kurang jelas dan keras dalam
memberikan contoh, guru kurang bisa mengelola waktu pembelajaran. Jadi
dapat disimpulkan, penggunaan media pembelajaran puzzle tidak dapat
meningkatkan hasil belajar biologi dengan diperkuat dengan hasil data
primer dan hasil pengolahan data pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 8
Gowa konsep Sistem Gerak Manusia.
47
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Hasil penelitian membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh
penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi classroom terhadap hasil
belajar biologi konsep sistem gerak manusia pada siswa kelas XI SMA
Negeri 8 Gowa, dengan hasil uji hipotesis yang mendapatkan nilai
signifikan 0.644>0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak dan
H0 diterima.
2. Pengaruh penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi classroom
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik, di mana
terdapat satu orang peserta didik pada kelas eksperimen yang lulus KKM
dibandingkan kelas kontrol yang semua peserta didik tidak lulus KKM.
B. Saran
Adapun saran-saran dari penulis yaitu:
1. Bagi guru bidang studi Biologi, agar menggunakan media pembelajaran
yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga siswa lebih tertarik
48
untuk mempelajari Biologi dan mampu meningkatkan hasil belajar Biologi
siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran
puzzle.
2. Agar siswa lebih aktif pada saat proses belajar daring, guru sebagai
fasilitator mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
3. Bagi penulis (peneliti) sellanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang
sama, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan
mempersiapkan sajian materi lain dan dapat mengoptimalkan waktu guru
meningkatkan hasil belajar Biologi siswa.
49
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Ervinna. 2018. Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Aplikasi Google Classroom Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Pada Peserta Didik Kelas VIII SMPN 9 Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Arikunto, S.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta Ernawati. 2018. Pengaruh Penggunaan Aplikasi Google Classroom Terhadap
Kualitas Pembelajaran Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI Di MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Enha, hikmatun nisa. 2015. Pengembangan media puzzle pada konsep pengukuran
bangun datar terhadap pemahaman siswa kelas IV MI Al mufidah wongsorejo banyuwangi. Malang : pendidikan guru madrasah ibtidaiyah. Universitas islam negeri maulana malik ibrahim
Furoida, Aning Masyufatin. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Puzzle
Pecahan Pada Siswa Kelas IV Di MI Roudlotul Tholibin Malang. Malang :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Hakim, Abdul Barir. 2016. Efektifitas E-Learning Moodle, Google Classroom
Dan Edmodo. Jurnal I-Statement. Vol. 02 No. 1. ISSN: 2473-0280 Hammi, Zedha. 2017. Implementasi Google Classroom Pada Kelas XI IPA MAN
2 Kudus. Universitas negeri semarang Hironymus dan Hantono. 2020. Step by Step Learning Management System
(LMS) Belajar dan Google. PT Penerbit Mitra Grup Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga Jamil, Sya’ban. 2012. Games Untuk Keluarga. Jakarta : Mahaka Publishing Keke T Aritonang. 2008. Minat dan Motivasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur. No.10 Kustandi, Cecep, dan Daddy Darmawan. 2020. Pengembangan Media
Pembelajaran: Konsep dan Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran Bagi Pendidik di Sekolah dan Masyarakat Edisi Pertama. Jakarta: Kencana
50
Muhamad Imaduddin. 2018. Membuat Kelas Online Berbasis Android Dengan Google Classroom; Terobosan Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0. Yogyakarta: Garudhawaca
Muksin. 2014. Koleksi Game Seru Untuk Kegiatan Belajar Anak. Yogyakarta :
Diva Kids Rahayu, sri. 2016. Pengaruh Penggunaan Media Puzzle Gambar Terhadap Minat
Dan Hasil Belajar IPA Biologi SMP. Naskah Publikasi: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Rehan Rahardian dan Azni Ananda. 2013. Top Pocket No I Biologi SMA Kelas
X, XI, dan XII. Jakarta: Wahyu Media Rohwati, M. 2012. Penggunaan Education Game Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Biologi Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia
Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah. 2018. Media Pembelajaran. CV
Pustaka Abadi Sanjaya. 2013. Penelitian pendidikan, jenis, metode dan prosedur. Jakarta :
kencana prenada media group Sari, Elfiana. 2013. Efektifitas Metode Permainan Puzzle Terhadap Kemampuan
Menulis Surat Dinas Oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri Medan. Universitas Negeri Medan
Siti Saptari Qomariah, I Ketut R Sudiarditha. 2016. Kualitas Media Pembelajaran,
Minat Belajar, Dan Hasil Belajar Siswa: Studi Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X IIS SMA Negeri 12 Jakarta. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis. Vol. 4 No. 1. ISSN:2302-2663
Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta
Sundayana, Rostina. 2014. Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran
Matematika. Bandung : Alfabeta Wicaksono, Vicky Dwi dan Putri Rachmadyanti. 2018. Pembelajaran Blended
Learning Melaalui Google Classroom Di Sekolah Dasar. Jurnal Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS dan HDPGSDI : Universitas Negeri Surabaya
51
Yuda, Darmawan. 2019. Penggunaan Aplikasi Google Classroom Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas X SMA Jurusan IPS. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Yulianti. 2013. Penerapan Jigsaw Puzzle Competition Dalam Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia
Zaman, Saeful, Dyan R. Helmi Dan Gibasateam. 2010. Games Kreatif Pilihan Untuk Meningkatkan Potensi Diri Dan Kelompok. Jakarta: Gagas Media
Abstract
Pengaruh Media Puzzle Berbantuan Aplikasi Classroom Terhadap Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Gerak
Manusia Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Gowa Arnida Asdir
Universitas Muhammadiyah Makassar
The Effect of Assisted Puzzle Media with Google Classroom Application on Biology Learning Outcomes of the Concept of Human Motion Systems in Class XI Students of SMA Negeri 8 Gowa. Essay. Biology Education Study Program. Faculty of Teacher Training and Education. Muhammadiyah University of Makassar. Advisor I Hilmi Hambali and Supervisor II Muhammad Wajdi. The formulation of the problem in this study is: Is there an effect of using puzzle media assisted by the google classroom application on the learning outcomes of the biology of the human motion system concept in class XI students at SMA Negeri 8 Gowa. How is the effect of using puzzle media assisted by the google classroom application on learning outcomes of biology system concepts? human motion in class XI students at SMA Negeri 8 Gowa. The purpose of this research is: To find out whether there is an effect of using puzzle media assisted by the google classroom application on the learning outcomes of the biology concept of the human movement system in class XI students at SMA Negeri 8 Gowa. The effect of using puzzle media assisted by the google classroom application on learning outcomes of the concept of human motion systems in class XI students at SMA Negeri 8 Gowa. The benefits of this research for students can improve learning outcomes for biology of the concept of human motion systems and as a new experience in learning. research This is a quasi-experimental research design with pretest posttest control group design. The results of hypothesis testing using the independent sample t-test with SPSS 24 software get a significant value of 0.644> 0.05. So it can be concluded that there is no effect of using puzzle media assisted by google applications. classroom on the learning outcomes of the biology of the human movement system concept for class XI SMA Negeri 8 Gowa.
Keywords: Puzzle Media,Google Classroom, Learning Outcomes
Abstrak
Pengaruh Media Puzzle Berbantual Aplikasi Google Classroom Terhadap Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Gerak Manusia Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Gowa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hilmi Hambali dan Pembimbing II Muhammad Wajdi. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah;Apakah ada pengaruh penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Gowa.Bagaimana pengaruh penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Gowa.Tujuan penelitian ini adalah;Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerk manusia pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Gowa.Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia pada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Gowa.Adapun manfaat pada penelitian ini bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia dan sebagai pengalaman baru dalam belajar.Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain penelitian Pretest Posttest control grup design.Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Insdependent sampel t-test dengan software SPSS 24 mendapatkan nilai signifikan 0,644>0,05.Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem gerak manusia kelas XI SMA Negeri 8 Gowa.
Kata Kunci: Media Puzzle, Google Classroom, Hasil Belajar
Arnida Asdir Pengaruh Media Puzzle Berbantuan Aplikasi Classroom Terhadap Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Gerak
Manusia Pada Siswa Kelas Xi Sma Negeri 8 Gowa 2
PENDAHULUAN Berdasarkan tujuan kurikulum 2013 dalam
proses pembelajaran guru dan pesera didik
dituntut untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga guru juga harus aktif
memancing kreativitas anak didiknya.
Adapun ciri khas pada kurikulum 2013 dalam
proses pembelajarannya dengan
menggunakan pendekatan saintifik (Scientific
Approach) dengan proses kegiatan awal,
kegiatan inti yang terdiri dari mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasikan dan
mengkomunikasikan (5M) dan kegiatan akhir.
Pada kurikulum 2013 juga memberikan
alokasi waktu pada kegiatan pengembangan
diri siswa yang berkarakter. Peserta didik
tidak hanya dapat mengenal teori saja, tetapi
juga diajak untuk terlibat pada sebuah proses
pengalaman belajarnya dengan harapan
dapat menghasilkan individu yang
berkualitas.
Untuk mencapai suatu tujuan pendidikan,
maka guru hendaknya melakukan sistem
pengajaran yang salah satunya adalah
dengan menerapkan prinsip kurikulum 2013
yang telah ditetapkan. Pada kurikulum 2013
disempurnakan dari kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) 2006.
Keberhasilan pada proses pembelajaran
tidak terlepas dari kegiatan peserta didik dan
kesiapan pengajar guru dalam memberikan
informasi atau materi pelajaran. Siswa yang
merupakan peserta didik dituntut
mempunyai minat yang tinggi terhadap
pelajaran dan pengajar dituntut menguasai
materi yang akan diajarkan serta mampu
memilih metode, pendekatan, model dan
media pembelajaran yang tepat sehingga
menimbulkan sikap peserta didik dengan
merespon media sebagai pendukung untuk
belajar sehingga meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Misalnya dalam proses belajar
biologi yang bersifat eksplorasi serta
menemukan bukan menghafal semata-mata,
untuk proses belajar biologi jadi diperlukan
suatu model, metode, dan media agar peserta
didik lebih aktif dalam belajar ataupun
berbuat dalam memahami konsep, prinsip-
prinsip pembelajaran biologi sehingga
diharapkan hasil belajar yang lebih baik.
Pembelajaran IPA merupakan salah satu
mata pelajaran yang dianggap siswa sangat
rumit salah satunya biologi yang mempelajari
makhluk hidup dari skala terkecil hingga ke
yang besar. Hal ini dikarenakan pembelajaran
biologi memiliki banyak bahasa ilmiah serta
bahasa-bahasa yang sulit untuk dipahami.
Pembelajaran biologi sering kali dihindari oleh
siswa karena dianggap mata pelajaran yang
sulit dan membeosankan, selain itu biologi
memiliki baanyak cabang serta bahasa lain
yang sulit dimengerti sehingga banyak siswa
memilih bermalas-malasan dibandingkan
belajar salah satunya di SMA Negeri 8 Gowa.
Berdasarkan hasil observasi awal melalui
wawancara guru mata pelajaran biologi di
kelas XI SMA Negeri 8 Gowa, menyatakan
bahwa dibanding dengan mata pelajaran
lainnya, mata pelajaran biologi adalah salah
3
satu mata pelajaran yang sebagian peserta
didik menganggapnya sulit terutama pada
materi-materi khusus yang memerlukan
pemahaman yang dalam, dan memerlukan
proses pembelajaran dibandingkan dengan
mata pelajaran lainnya. Sebab terkendala
dalam penerapan media pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Dalam proses pembelajaran dikelas, peserta
didik pada umumnya kurang bergairah
mengikuti pembelajaran, mereka kurang
bersemangat menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan kurang aktif mengajukan
pertanyaan, dan kurang mampu bekerja
sama dengan temannya dalam diskusi
kelompok karena sudah terbiasa dalam
proses pembelajaran guru yang lebih
memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran. Selain itu, pemanfaatan
media pembelajaran dan penyajian materi
pengajaran yang kurang menarik juga
menimbulkan kebosanan sehingga membuat
peserta didik tidak termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran. Pemanfaatan
media sebagai wahana dalam menyalurkan
informasi merupakan faktor pendukung dari
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,
terdapat beberapa nilai peserta didik yang
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang telah ditentukan yaitu 75, dari
data guru kelas XI MIPA 5 dan XI MIPA 6
yang berjumlah 69 orang peserta didik,
dimana kelas XI MIPA 5 berjumlah
35 borang peserta didik dengan nilai peserta
didik yang belum mencapai nilai KKM
sebanyak 22 orang peserta didik dengan
persentase 63% sedangkan nilai peserta didik
yang telah mencapai nilai KKM sebanyak 13
orang peserta didik dengan persentase 37%,
sedangkan kelas XI MIPA 6 berjumlah 34
orang peserta didik dengan nilai peserta didik
yang belum mencapai nilai KKMsebanyak 20
orang peserta didik dengan persentase 59%
sedangkan nilai peserta didik yang mencapai
nilai KKM sebanyak 14 orang peserta didik
dengan persentase 41% dan bagi peserta
didik yang belum mencapai nilai KKM maka
harus mengikuti remedial atau perbaikan
yang dilakukan oleh guru.
Banyak media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran.
Namun, tidak semua media pembelajaran
dapat diterapkan dalam pengajaran materi
biologi, tentu semuanya harus disesuaikan
dengan kebutuhan yang menyangkut materi
biologi yang akan disajikan. Salh satu media
pembelajaran yang bisa diterapkan pada
materi sistem gerak manusia adalah media
puzzle.
Media pembelajaran puzzle adalah salah
satu media pembelajaran yang menggunakan
gambar dipasangkan menjadi urutan yang
sistematis, seperti menusun gambar secara
berurutan, menunjukkan gambar, memberi
keterangan gambar, dan menjelaskan gambar.
Puzzle ini berbeda dengan media gambar dimana puzzle
4
berupa gambar yang belum disusun secara
berurutan dan yang menggunakannya
adalah peserta didik, sedangkan media
gambar berupa gambar utuh yang
digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran. Dengan adanya proses
penyusunan gambar guru lebih mudah
mengetahui kemampuan siswa dalam
memahami konsep materi maupun melatih
berpikir logis dan sistematis, serta dapat
melihat kemampuan siswa dalam
menyusun gambar secara berurutan,
menunjukkan bagian-bagian yang ada pada
gambar serta menjelaskan gambar,
sehingga siswa mampu menemukan
konsep materi. Adanya gambar-gambar
yang berkaitan dengan materi belajar
peserta didik lebih aktif dan dapat tercapai
tujuan akhir dari proses pembelajaran yaitu
hasil belajar peserta didik dapat
meningkat.
Dalam materi sistem gerak yang
terdapat pada Kurikulum 2013 di kelas XI
membahas tentang tulang-tulang
penyusun kerangka tubuh manusia. Untuk
itu, dalam mengajarkan materi sistem
gerak ini dapat menggunakan media
pembelajaran puzzle dapat menyelidiki
secara langsung ke lingkungan sekitar
maupun berbagai sumber mengenai sistem
gerak pada manusia.
Oleh karena itu, pemilihan
media pembelajaran puzzle adalah
pemilihan yang tepat dalam
membahas materi sistem gerak, karena
dalam hal ini tampak adanya keterkaitan
antara materi yang akan disajikan dalam
pembelajaran biologi. Sehingga penulis
tertarik untuk mengetahui sejauh mana
penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi
google classroom berpengaruh terhadap hasil
belajar biologi siswa, adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: 1)
Aapakah ada pengaruh penggunaan media
puzzle berbantuan aplikasi google classroom
terhadap hasil belajar biologi konsep sistem
gerak manusia pada siswa kelas XI SMA
Negeri 8 Gowa? 2) Bagaimana pengaruh
media puzzle berbantuan aplikasi google
classroom terhadap hasil belajar biologi
konsep sistem gerak manusia pada siswa
kelas XI SMA Negeri 8 Gowa?.
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh
penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi
google classroom terhadap hasil belajar
biologi konsep sistem gerak manusia pada
siswa kelas XI SMA Negeri 8 Gowa 2) Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh
penggunaan media puzzle berbantuan aplikasi
google classroom terhadap hasil belajar
biologi konsep sistem gerak manusia pada
siswa kelas XI SMA Negeri 8 Gowa.
Penelitian ini bermanfaat untuk
menambah wawasan keilmuan dan
pengembangan keilmuan tentang hasil belajar
biologi konsep sistem gerak manusia dengan
menggunakan media puzzle berbantuan
5
aplikasi google classroom.
METODE PENELITIAN
Pendekatan pada penelitian ini
merupakan pendekatan kuantitatif yang
mementingkan adanya variable-variabel
sebagai objek penelitian. Jenis penelitian
ini adalah penelitian eksperimen semu
atau quasi eksperimen. Penelitian ini akan
dilaksanakan pada semester ganjil tahun
ajaran 2020/2021 di SMA Negeri 8 Gowa
yang berlokasi di Jalan Poros Malino,
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi
Selatan.
Desain yang digunakan pada
penelitian ini yaitu Pretset Posttest control
grup design. Menurut Sugiyono (2019)
desain ini terdapat dua kelompok yang
dipilih secara random, dan kemudian
diberikan pretest untuk mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Desain dapat dilihat pada table
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Model desain penelitian
R re-test Treatmen ost-test
R O1 X O2
R O3 C O4
Sumber: Sugiyono (2019)
Populasi merupakan suatu
daerah generalisasi yang terdiri
dari objek/subjek yang mempunyai
karakteristik tertentu yang
ditetapkan dari peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sudaryono,
2017).Berdasarkan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA di
SMA Negeri 8 Gowa pada tahun ajaran
2020/2021 yang terdiri dari 6 kelas, dengan
jumlah siswa sebanyak 208 orang.
Tabel 3.2 Perincian Rombongan Belajar
(Rombel)
Kelas mlah Peserta Didik
XI MIPA 1 35 Orang
XI MIPA 2 35 Orang
XI MIPA 3 35 Orang
XI MIPA 4 34 Orang
XI MIPA 5 35 Orang
XI MIPA 6 34 Orang
umlah keseluruhan
peserta didik
208 Orang
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 8 Gowa
(2020)
Sampel dalam penelitian ini adalah dua
kelas yang memiliki homogenitas karakteristik
siswanya. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik random sampling dikenal juga
sebagai sampel acak, dimana kelas yang terpilih
sebagai kelas eksperimen yang menerapkan
media puzzle adalah kelas XI MIPA 5 dan kelas
XI MIPA 6 sebagai kelas kontrol yang diajar
tanpa menggunakan media.
6
Tabel 3.3 Perincian Sampel
Kelas Jumlah
peserta didik
XI MIPA 5 35 Orang
XI MIPA 6 34 Orang
Jumlah keseluruhan
peserta didik
69 orang
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 8 Gowa
(2020)
Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu
variabel dependen (terikat) dan variabel
independen (bebas). Variabel penelitian
merupakan suatu sifat atau suatu nilai dari
objek yang mempunyai variasi tertentu yang
telah ditetapkan dari peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sudaryono, 2017). Variabel independen
(bebas) dan variabel dependen (terikat) pada
penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1)
Variabel independen (variabel bebas) yaitu
media puzzle berbantuan aplikasi google
classroom yang dilambangkan dengan (X) 2)
Variabel dependen (variabel terikat) yaitu
hasil belajar yang dilambangkan dengan (Y).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di
SMA Negeri 8 Gowa. Hasil
penelitian ini merupakan jawaban
dari rumusan masalah yang telah
ditetapkan sebelumnya dan bertujuan
untuk mengetahui apakah ada
pengaruh media puzzle berbantuan
aplikasi google classroom terhadap
hasil belajar Biologi siswa. Pangambilan data
dalam penelitian ini dengan cara memberikan
pretest dan posttest kepada siswa untuk
mengetahui hasil belajar Biologi siswa. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 69 responden
yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas XI
Mipa 5 dan Kelas XI Mipa 6, yang dipilih
dengan menggunakan teknik simple random
sampling.
1. Analisis Data Deskriptif
a. Deskripsi Data Hasil Pre-test dan Post-
test Kelas Kontrol Tanpa Menggunakan
Media Pembelajaran Puzzle
Penelitian ini dilakukan pada kelas
kontrol yaitu kelas XI MIPA 6 pada materi
sistem gerak manusia. Pada kelas kontrol
tanpa menggunakan media pembelajaran
puzzle. Pengambilan data berdasarkan hasil
pre-test dan post-test siswa sebelum dan
setelah melaui proses pembelajaran materi
sistem gerak manusia. Data statistik tes hasil
belajar peserta didik kelas kontrol disajikan
dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1.Pengolahan Data Statistik
DeskriptifSkorHasil Tes
Belajar Biologi Konsep Sistem
Gerak Manusia Kelas XI
MIPA 6 SMA Negeri 8 Gowa
7
Statistik
Pre-Test
Kelas
Kontrol
Post-Test
Kelas
Kontrol
mlah Sampel 34 34
Skor
Maksimum
56 60
kor Minimum 13 13
Mean 33.47 35.00
Varians 111.166 138.061
Range 43 47
andar Deviasi 10.544 11.750
Sumber: (Data primer, diolah dari
lampiran B.1, Hal 145)
Berdasarkan data 4.1 dapat dilihat
bahwa pada hasil tes hasil belajar Pre-test dan
Post-test di mana memiliki jumlah sampel
sebanyak 34 siswa. Adapun skor maksimum
pada Pre-test sebesar 56 dan pada Post-test 60.
Kemudian, skor minimum Pre-test sebesar 13
dan Post-test 13. Mean antara kedua test yaitu
33.47 pada Pre-test dan 35.00 pada Post-test,
maka selisih dari nilai mean tersebut adalah
3.40. Varians antara kedua test yaitu sebesar
111.166 pada Pre-Test dan 138.061 pada Post-
test. Kemudian range antara kedua test yaitu 43
pada Pre-test dan 47 pada Post-test. Terakhir
standar deviasi, yang di mana sebesar 10.544
pada Pre-test dan 11.750 pada Post-test.
Hasil pengolahan data deskriptif pada
kelas kontrol pada mata pelajaran sistem gerak
manusia dengan media pembelajaran puzzle
kemudian dikategorikan ke empat skala
ditinjau dari interval nilai dan predikat KKM
75 pada tabel 4.2:
Tabel 4.2. Kategori, Frekuensi, dan
Presentase Hasil Tes Belajar
Biologi Siswa Kelas Kontrol
Interva
l Nilai
Kat
ego
ri
Pretest Posttest
Fre
kue
nsi
Pers
enta
se
(%)
Fre
kue
nsi
Pers
enta
se
(%)
93-100
San
gat
Bai
k
0 0 0 0
84-92 Bai
k 0 0 0 0
75-83 Cuk
up 0 0 0 0
< 75 Kur
ang 34 100 34 100
Jumlah 34 100 34 100
Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran
B.1, Hal. 145)
Berdasarkan tabel 4.2. dapat dilihat
jumlah peserta didik yang memiliki kriteria
kelulusan pada KKM yang telah ditetapkan yaitu
75. Pada Pre-test sebelum diadakannya
pembelajaran, nilai seluruh peserta didik berada
di bawah KKM atau <75 sehingga tingkat hasil
belajar peserta didik berada pada kategori kurang
dengan predikat ‘D’. Sedangkan pada Post-test,
frekuensi hasil belajar peserta didik <75 jatuh
pada kategori ‘kurang’ dengan predikat ‘D’,. Dari
data ini membuktikan bahwa, pada kelas kontrol
8
dengan tanpa menggunakan media
pembelajaran puzzle tidak efektif.
Selanjutnya, data tes hasil belajar peserta
didik kelas kontrol diolah berdasarkan
kriteria ketuntasan maksimal (KKM) pre-test
dan post-test, yang dapat dilihat pada tabel
4.3:
Tabel 4.3. Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) Hasil Belajar Biologi
Konsep Sistem Gerak
Manusia Peserta Didik Kelas
Kontrol
Nila
i
Kateg
ori
Pre-
Test
Perse
ntase
(%)
Post
-
Test
Pers
enta
se
(%)
0 –
74
Tidak
tuntas
34 100 % 34 100
%
75 –
100
Tunta
s
0 0 % 0 0%
Jumlah 34 100 34 100
Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1,
Hal. 145)
Berdasarkan tabel 4.3. peserta didik
dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai
ketuntasan maksimal >75. Dilihat dari hasil
Post-test peserta didik setelah melalui
pembelajaran sebanyak 0% siswa lulus KKM.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran puzzle tidak dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik. Untuk memudahkan
melihat pengkategorian hasil tes hasil belajar
siswa pada kelas kontrol, seluruh data disajikan
pada grafik 4.1:
Grafik 4.1. Grafik Pengkategorian Hasil Tes
Hasil Belajar Biologi Konsep
Sistem Gerak Manusia Kelas
Kontrol
b. Deskripsi Data Hasil Pre-test dan Post-test
Kelas Eksperimen dengan Media
Pembelajaran Puzzle
Tahap penelitian yang dilakukan pada
kelas eksperimen yakni menggunakan media
pembelajaran puzzle yang dilaksanakan pada
kelas XI MIPA 5. Data statistik hasil tes belajar
kelas eksperimen disajikan pada tabel 4.4:
Tabel 4.4. Pengolahan Data Statistik
Deskriptif Skor Hasil Tes
Belajar Biologi Konsep Sistem
Gerak Manusia Kelas XI
MIPA 5 SMA Negeri 8 Gowa
0
50
Kurang Cukup Baik BaikSekali
34
0 0 0
34
0 0 0FREK
UEN
SI
KATEGORI
Hasil Tes Hasil Belajar Kelas XI MIPA 6(Kelas Kontrol)
Pre-test Post-Test
9
Statistik
Pre-Test Kelas
Eksperimen
Post-Test
Kelas
Eksperim
en
Jumlah
Sampel
35 35
Skor
Maksimum
76 76
Skor
Minimum
16 20
Mean 30.14 33.54
Varians 105.655 108.491
Range 60 56
Standar
Deviasi
10.279 10.416
Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran
B.1. Hal 145)
Berdasarkan data 4.4 dapat dilihat
bahwa pada hasil tes hasil belajar Pre-test dan
Post-test di mana memiliki jumlah sampel
sebanyak 35 peserta didik. Adapun skor
maksimum pada Pre-test sebesar 76 dan pada
Post-test 76. Kemudian, skor minimum Pre-
test sebesar 16 dan Post-test 20. Mean antara
kedua test yaitu 30.14 pada Pre-test dan 33.54
pada Post-test, maka selisih dari nilai mean
tersebut adalah 1.53. Varians antara kedua test
yaitu sebesar 105.655 pada Pre-Test dan
108.491 pada Post-test. Kemudian range
antara kedua test yaitu 60 pada Pre-test dan 56
pada Post-test. Terakhir standar deviasi, yang
di mana sebesar 10.279 pada Pre-test dan
10.416 pada Post-test.
Selanjutnya adalah pengkategorian,
frekuensi, dan persentase hasil tes hasil belajar
biologi kelas eksperimen. Berdasarkan tabel 4.5.
dapat dilihat jumlah peserta didik yang memiliki
kriteria kelulusan pada KKM yang telah
ditetapkan yaitu 75. Pada Pre-test sebelum
diadakannya pembelajaran, hampir seluruh
peserta didik kelas eksperimen berada di bawah
KKM atau <75 sehingga tingkat hasil belajar
peserta didik sebelum diberikannya perlakuan
berada pada kategori kurang dengan predikat
‘D’. Sedangkan pada Post-test, frekuensi
tertinggi pada hasil belajar siswa >75 jatuh pada
kategori ‘cukup’ dengan jumlah siswa 1 orang
dengan predikat ‘C’. Hasil pengolahan data
deskriptif pada kelas eksperimen pada mata
pelajaran sistem gerak manusia dengan media
pembelajaran puzzle dikarenakan siswa
kesulitan dalam jaringan, adapula siswa yang
belajar sambil bekerja untuk membantu orang
tua oleh karena itu siswa tidak terfokus pada
pembelajaran dimulai. Kemudian dikategorikan
ke tuntas atau tidak tuntas ditinjau dari predikat
KKM 75.
peserta didik dikatakan tuntas apabila
memperoleh nilai ketuntasan maksimal >75.
Dilihat dari hasil Post-test siswa setelah melalui
pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran puzzle sebanyak 3% siswa lulus
KKM. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pembelajaran pada kelas eksperimen
menggunakan media pembelajaran puzzle tidak
efektif, karena siswa kesulitan dalam jaringan dan
10
kuota internet, adapula siswa yang
belajar sambil bekerja untuk
membantu orang tuanya.
Untuk memudahkan melihat
pengkategorian hasil tes hasil belajar
biologi siswa pada kelas eksperimen,
seluruh data disajikan pada grafik 4.2:
Grafik 4.2. Grafik Pengkategorian
Hasil Tes Hasil Belajar
Biologi Konsep Sistem
Gerak Manusia Kelas
Eksperimen
c. Perbandingan Hasil Tes Hasil
Belajar antara Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Perbandingan data hasil tes
hasil belajar antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen setelah melalui
proses analisis data analisis statistik
deskriptif. Berikut tabel 4.7
perbandingan peningkatan hasil
belajar antar kedua kelas
berdasarkan jumlah peserta didik
lulus:
Tabel 4.5. Tabel Perbandingan Peningkatan
Hasil Belajar Biologi Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas umlah
Siswa
Jumlah Siswa
yang Lulus
e-Test Post-
Test
Kelas Kontrol 34 0 0
Kelas Eksperimen 35 1 1
Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1,
Hal. 145)
Selanjutnya, data dari tabel 4.7. diolah
masuk ke dalam grafik perbandingan sebagai
berikut:
Grafik 4.3. Grafik Perbandingan
Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas
Eksperimen
2. Analisis Data Inferensial
Analisis data inferensial dilakukan untuk
menjawab hipotesis pada penelitian ini. Untuk
keperluan uji hipotesis ini dilakukan uji
normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas yang digunakan
00.20.40.60.8
1
Kelas KontrolKelas Eksperimen
0 00
1
Frek
uens
i
Perbandingan Jumlah Siswa yang LulusPre-Test Post-Test
02040
KurangCukup Baik BaikSekali
34
1 0 05 1 0 0
FREK
UEN
SI
KATEGORI
Hasil Tes Hasil Belajar Kelas IX MIPA 5(Kelas Eksperimen)
Pre-test Post-Test
11
menggunakan bantuan SPSS 24
dengan uji Normality Test
(Kolmogorov-Smirnov). Data
dikatakan berdistribusi normal, jika
nilai siginifikan (Sig)>0,05. Adapun
hasil analisis uji normalitas
dilampirkan pada tabel 4.6:
Kelas
Nilai
Signifi
kan
Sig a Kesimpulan
Pre-Test
Kontrol 0,005
>0,05
Tidak
Berdistribusi
Normal
Post-Test
Kontrol 0,021
Pre-Test
Eksperime
n
0,014
Post-Test
Eksperime
n
0,020
Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1,
Hal. 145)
Berdasarkan tabel 4.8,
menunjukkan bahwa data hasil belajar
baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol memiliki sig<0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa kelompok data
tersebut tidak berdistribusi normal,
karena pada saat proses pembelajaran
siswa tidak terfokus pada pembelajaran
karena siswa terkendala pada jaringan
internet.
b. Uji Homogenitas
Setelah melakukan uji
normalitas tersebut, selanjutnya
dilakukan uji homogenitas yang di mana
bertujuan untuk mengetahui tingkat kesamaan
varians antara dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Data
dikatakan homogen apabila nilai signifikan
(Sig)>0,05. Uji homogenitas dua buah variabel
dapat diperoleh melalui uji Homogenity of
Variance Test dengan bantuan SPSS 24. Adapun
hasil analisis dari uji homogenitas dapat dilihat
pada tabel 4.7:
Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas
Kelas Pre-
Test
Post-
Test
Sig a
Kesimp
u lan
Kelas
Eksperi
men 0,001
0,48
8
0,05
Homoge
n Kelas
Kontrol
Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.1,
Hal. 146)
Berdasarakan tabel 4.9, distribusi data Pre-
test 0.001<0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan hasil belajar biologi yang signifikan
dan Post-test 0,488<0,05, yang dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan hasil belajar biologi yang
signifikan.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan uji Independent T-Test
pada SPSS 24. Uji hipotesis dilakukan untuk menguji
apakah ada tidaknya pengaruh penggunaan media
pembelajaran puzzle berbantuan aplikasi google
classroom terhadap hasil belajar biologi konsep sistem
12
gerak manusia. Jika nilai sig>0,05 maka
dikatakan tidak ada pengaruh penggunaan
media pembelajaran puzzle. Sedangkan jika
nilai sig<0,05 maka dikatakan ada pengaruh
penggunaan media pembelajaran puzzle
berbantuan aplikasi google classroom.
Tabel 4.8. Hasil Uji Hipotesis
Statistik Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Sig 0,644
Sig a. < 0,05
Sumber: (Data primer, diolah dari
lampiran B.1, Hal. 146)
Berdasarkan tabel 4.10, menunjukkan
bahwa hasil uji hipotesis sebesar 0,644>0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh penggunaan media
pembelajaran puzzle berbantuan aplikasi
google classroom terhadap hasil belajar
biologi konsep sistem gerak manusia pada
siswa kelas XI MIPA 5 dan kelas XI MIPA 6 di
SMA Negeri 8 Gowa.
Berdasarkan hasil pengolahan data
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan terhadap
hasil belajar peserta didik yang diajarkan
menggunakan media puzzle dengan peserta
didik yang diajar tidak menggunakan media
puzzle.
Berdasarkan hasil analisis
statistik deskriptif kelas eksperimen
pada tabel 4.1 dan kelas kontrol pada
tabel 4.4 menunjukkan bahwa, hasil
belajar peserta didik yang
menggunakan media puzzle pada kelas
eksperimen terdapat satu peserta didik yang
lulus KKM dibandingkan peserta didik pada
kelas kontrol yang tidak menggunakan media
puzzle. Selanjutnya dari hasil analisis data
inferensial pada tabel 4.10 pada uji hipotesis
hasil belajar biologi Post-test mendapatkan nilai
signifikan sebesar 0.644 yang dimana nilai
signifikan tersebut lebih besar dari nilai
signifikan α 0.05, berarti dapat disimpulkan
bahwa H0 (tidak ada pengaruh) diterima dan H1
(ada pengaruh) ditolak.
Berdasarkan hasil analisis tersebut
membuktikan bahwa penggunaan media
pembelajaran puzzle tidak dapat meningkatkan
hasil belajar biologi. Terdapat beberapa hal
yang menyebabkan perbedaan nilai rata-rata
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
penyebab-penyebab tersebut diantaranya, siswa
memiliki keterbatasan kuota internet ini sangat
berdampak bagi kelancaran proses, siswa tidak
tertarik menggunakan pembelajaran daring,
siswa juga tidak memperhatikan pembelajaran,
dan siswa memiliki keterbatasan fasilitas
teknologi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Eva (2013), yang
dimana dalam penggunaan media puzzle tidak
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, adapun
kendala-kendala yang muncul pada proses
pembelajaran dengan menerapkan media puzzle
yaitu guru belum bisa menguasai kelas, suara
guru kurang jelas dan keras dalam memberikan
contoh, guru kurang bisa mengelola waktu
pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan,
penggunaan media pembelajaran puzzle tidak
13
dapat meningkatkan hasil belajar
biologi dengan diperkuat dengan
hasil data primer dan hasil
pengolahan data pada peserta didik
kelas XI SMA Negeri 8 Gowa
konsep Sistem Gerak Manusia.
SIMPULAN
Adapun kesimpulan dari hasil
penelitian ini yaitu:
1. Hasil penelitian membuktikan bahwa
tidak terdapat pengaruh penggunaan
media puzzle berbantuan aplikasi
classroom terhadap hasil belajar
biologi konsep sistem gerak manusia
pada siswa kelas XI SMA Negeri 8
Gowa, dengan hasil uji hipotesis yang
mendapatkan nilai signifikan
0.644>0.05. Maka dapat dikatakan
bahwa H1 ditolak dan H0 diterima.
2. Pengaruh penggunaan media puzzle
berbantuan aplikasi classroom
menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar peserta didik, di mana terdapat
satu orang peserta didik pada kelas
eksperimen yang lulus KKM
dibandingkan kelas kontrol yang semua
peserta didik tidak lulus KKM.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Ervinna. 2018. Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Aplikasi Google Classroom Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Pada Peserta Didik Kelas VIII SMPN 9 Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Arikunto, S.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Ernawati. 2018. Pengaruh Penggunaan Aplikasi
Google Classroom Terhadap Kualitas Pembelajaran Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI Di MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Enha, hikmatun nisa. 2015. Pengembangan
media puzzle pada konsep pengukuran bangun datar terhadap pemahaman siswa kelas IV MI Al mufidah wongsorejo banyuwangi. Malang : pendidikan guru madrasah ibtidaiyah. Universitas islam negeri maulana malik ibrahim
Furoida, Aning Masyufatin. 2014.
Pengembangan Media Pembelajaran Puzzle Pecahan Pada Siswa Kelas IV Di MI Roudlotul Tholibin Malang. Malang :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Hakim, Abdul Barir. 2016. Efektifitas E-
Learning Moodle, Google Classroom Dan Edmodo. Jurnal I-Statement. Vol. 02 No. 1. ISSN: 2473-0280
Hammi, Zedha. 2017. Implementasi Google
Classroom Pada Kelas XI IPA MAN 2 Kudus. Universitas negeri semarang
Hironymus dan Hantono. 2020. Step by Step
Learning Management System (LMS) Belajar dan Google. PT Penerbit Mitra Grup
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA
Kelas XI. Jakarta : Erlangga Jamil, Sya’ban. 2012. Games Untuk Keluarga.
Jakarta : Mahaka Publishing Keke T Aritonang. 2008. Minat dan Motivasi
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur. No.10
14
Kustandi, Cecep, dan Daddy Darmawan. 2020. Pengembangan Media Pembelajaran: Konsep dan Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran Bagi Pendidik di Sekolah dan Masyarakat Edisi Pertama. Jakarta: Kencana
Muhamad Imaduddin. 2018. Membuat Kelas
Online Berbasis Android Dengan Google Classroom; Terobosan Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0. Yogyakarta: Garudhawaca
Muksin. 2014. Koleksi Game Seru Untuk
Kegiatan Belajar Anak. Yogyakarta : Diva Kids
Rahayu, sri. 2016. Pengaruh Penggunaan
Media Puzzle Gambar Terhadap Minat Dan Hasil Belajar IPA Biologi SMP. Naskah Publikasi: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Rehan Rahardian dan Azni Ananda. 2013.
Top Pocket No I Biologi SMA Kelas X, XI, dan XII. Jakarta: Wahyu Media
Rohwati, M. 2012. Penggunaan Education
Game Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia
Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah.
2018. Media Pembelajaran. CV Pustaka Abadi
Sanjaya. 2013. Penelitian pendidikan, jenis,
metode dan prosedur. Jakarta : kencana prenada media group
Sari, Elfiana. 2013. Efektifitas Metode
Permainan Puzzle Terhadap Kemampuan Menulis Surat Dinas Oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri Medan. Universitas Negeri Medan
Siti Saptari Qomariah, I Ketut R
Sudiarditha. 2016. Kualitas Media Pembelajaran, Minat Belajar, Dan Hasil Belajar
Siswa: Studi Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X IIS SMA Negeri 12 Jakarta. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis. Vol. 4 No. 1. ISSN:2302-2663
Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian.
Jakarta : Rajawali Pers
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta
Sundayana, Rostina. 2014. Media Dan Alat
Peraga Dalam Pembelajaran Matematika. Bandung : Alfabeta
Wicaksono, Vicky Dwi dan Putri
Rachmadyanti. 2018. Pembelajaran Blended Learning Melaalui Google Classroom Di Sekolah Dasar. Jurnal Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS dan HDPGSDI : Universitas Negeri Surabaya
Yuda, Darmawan. 2019. Penggunaan Aplikasi
Google Classroom Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas X SMA Jurusan IPS. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Yulianti. 2013. Penerapan Jigsaw Puzzle
Competition Dalam Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia
Zaman, Saeful, Dyan R. Helmi Dan
Gibasateam. 2010. Games Kreatif Pilihan Untuk Meningkatkan Potensi Diri Dan Kelompok. Jakarta: Gagas Media
51
LAMPIRAN A.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMAN 8 Gowa
Mata pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
KD : 3.5 dan 4.5
Pertemuan : I
Materi : Sistem Gerak Manusia
A. Tujuan • Menganalisis bagian-bagian tulang penyusun rangka berdasarkan kajian literatur dengan tepat\ • Mengklasifikasi macam-macam persendian melalui kajian literatur dengan tepat • Menganalisis jenis-jenis otot sebagai alat gerak aktif berdasarkan kajian literatur dengan tepat • Menyajikan poster tentang kelainan atau gangguan sistem gerak dan teknologi untuk mengatasi kelainan
atau gangguan pada sistem gerak
B. Media, Metode dan Sumber Belajar Media : Game puzzle online Aplikasi classroom Bahan Ajar LKPD
Metode :
Blended Learning
Alat dan Bahan : Smartphone Internet
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
Pembuka : Melakukan pembukaan dengan mengirimkan video pembuka pada grup whatsapp dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik pada grup whatsapp
Apersepsi : Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Motivasi : Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi: Bagian-Bagian Tulang Penyusun Rangka, Macam-Macam Persendian, Jenis-Jenis Otot Sebagai Alat Gerak Aktif, Kelainan Atau Gangguan Sistem Gerak Manusia
Kegiatan inti
Kegiatan literasi Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi bahan bacaan terkait materi Bagian-Bagian
52
Tulang Penyusun Rangka, Macam-Macam Persendian, Jenis-Jenis Otot Sebagai Alat Gerak Aktif, Kelainan Atau Gangguan Sistem Gerak Manusia
Critical Thinking Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin, hal yang belum dipahami, mengajukan pertanyaan pada grup whatsapp. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Bagian-Bagian Tulang Penyusun Rangka, Macam-Macam Persendian, Jenis-Jenis Otot Sebagai Alat Gerak Aktif, Kelainan Atau Gangguan Sistem Gerak Manusia
Collaboration Peserta didik mengumpulkan informasi dan saling bertukar informasi dan memainkan game puzzle online mengenai Bagian-Bagian Tulang Penyusun Rangka, Macam-Macam Persendian, Jenis-Jenis Otot Sebagai Alat Gerak Aktif, Kelainan Atau Gangguan Sistem Gerak Manusia
Communication Peserta didik menyimpulkan, mengemukakan pendapat atas materi yang diperoleh dari berbagai sumber
Creativity • Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Bagian-Bagian Tulang Penyusun Rangka, Macam-Macam Persendian, Jenis-Jenis Otot Sebagai Alat Gerak Aktif, Kelainan Atau Gangguan Sistem Gerak Manusia
• Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan penutup
Peserta didik • Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran dan pelajaran apa yang diperoleh setelah belajar tentang Bagian-Bagian Tulang Penyusun Rangka, Macam-Macam Persendian, Jenis-Jenis Otot Sebagai Alat Gerak Aktif, Kelainan Atau Gangguan Sistem Gerak Manusia
• Membuat kesimpulan terkait materi yang dipelajari dengan bantuan dan arahan dari guru
• Membuat ringkasan dengan bimbingan guru tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru • Melakukan penilaian. • Memberi tugas kepada peserta didik (PR) dan mengingatkan untuk mempelajari
materi yang akan dibahas dipertemuan berikutnya maupun mempersiapkan diri menghadapi tes/ evaluasi akhir dipertemuan berikutnya.
53
• Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa.
D. Penilaian 1. Teknik penilaian
a. Tes tertulis pre-test dan post-test b. Observasi
2. Bentuk instrumen
a. Soal pilihan ganda b. Lembar aktivitas belajar siswa
Gowa, 02 Oktober 2020
Peneliti
ARNIDA ASDIR Nim: 105441111916
54
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMAN 8 Gowa
Mata pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
KD : 3.5 dan 4.5
Pertemuan : II
Materi : Sistem Gerak Manusia
A. Tujuan Mengaitkan fungsi, struktur dan kelainan yang dapat terjadi pada sistem gerak Menganalisis hasil pengamatan gerak otot dengan konsep mekanisme kontraksi otot melalui otot katak
B. Media, Metode dan Sumber Belajar Media : Game puzzle online Aplikasi classroom Bahan Ajar LKPD
Metode :
Blended Learning
Sumber Belajar : Smartphone Internet
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
Pembuka : Melakukan pembukaan dengan mengirimkan video pembuka pada grup whatsapp dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik pada grup whatsapp
Apersepsi : Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Motivasi : Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi: Fungsi, Struktur Dan Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Sistem Gerak
Kegiatan inti
Kegiatan literasi Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi bahan bacaan terkait materi Fungsi, Struktur Dan Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Sistem Gerak
Critical Thinking Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin, hal yang belum dipahami, siswa mengajukan pertanyaan pada grup whatsapp. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Fungsi, Struktur Dan Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Sistem Gerak
55
Collaboration Peserta didik dapat mengumpulkan informasi, saling bertukar informasi dan memainkan game puzzle online mengenai Fungsi, Struktur Dan Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Sistem Gerak
Communication Peserta didik menyimpulkan, mengemukakan pendapat atas materi yang diperoleh dari berbagai sumber
Creativity • Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Fungsi, Struktur Dan Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Sistem Gerak
• Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan penutup
Peserta didik • Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran dan pelajaran apa yang diperoleh setelah belajar tentang Fungsi, Struktur Dan Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Sistem Gerak
• Membuat kesimpulan terkait materi yang dipelajari dengan bantuan dan arahan dari guru
• Membuat ringkasan dengan bimbingan guru tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru • Melakukan penilaian. • Memberi tugas kepada peserta didik (PR) dan mengingatkan untuk mempelajari
materi yang akan dibahas dipertemuan berikutnya maupun mempersiapkan diri menghadapi tes/ evaluasi akhir dipertemuan berikutnya.
• Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa.
D. Penilaian E. Teknik penilaian
c. Tes tertulis pre-test dan post-test d. Observasi
F. Bentuk instrumen c. Soal pilihan ganda d. Lembar aktivitas belajar siswa
Gowa, 02 Oktober 2020 Peneliti
ARNIDA ASDIR Nim: 105441111916
56
ENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Sekolah : SMAN 8 Gowa
Mata pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
KD : 3.5 dan 4.5
Pertemuan : I
Materi : Sistem Gerak Manusia
E. Tujuan • Menganalisis bagian-bagian tulang penyusun rangka berdasarkan kajian literatur dengan tepat\ • Mengklasifikasi macam-macam persendian melalui kajian literatur dengan tepat • Menganalisis jenis-jenis otot sebagai alat gerak aktif berdasarkan kajian literatur dengan tepat • Menyajikan poster tentang kelainan atau gangguan sistem gerak dan teknologi untuk mengatasi kelainan
atau gangguan pada sistem gerak
F. Media, Metode dan Sumber Belajar Media : Bahan Ajar LKPD
Metode :
Blended Learning
Alat dan Bahan : Smartphone Internet
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
Pembuka : Melakukan pembukaan dengan mengirimkana video pembuka pada grup whatsapp dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik pada grup whatsapp
Apersepsi : Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Motivasi : Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi: Bagian-Bagian Tulang Penyusun Rangka, Macam-Macam Persendian, Jenis-Jenis Otot Sebagai Alat Gerak Aktif, Kelainan Atau Gangguan Sistem Gerak Manusia
Kegiatan inti
Kegiatan literasi Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi bahan bacaan terkait materi Bagian-Bagian Tulang Penyusun Rangka, Macam-Macam Persendian, Jenis-Jenis Otot Sebagai Alat Gerak Aktif, Kelainan Atau Gangguan Sistem Gerak Manusia
Critical Thinking Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin, hal yang belum dipahami, siswa mengajukan pertanyaan pada grup whatsaap. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Bagian-Bagian Tulang Penyusun Rangka,
57
Macam-Macam Persendian, Jenis-Jenis Otot Sebagai Alat Gerak Aktif, Kelainan Atau Gangguan Sistem Gerak Manusia
Collaboration Peserta didik mengumpulkan informasi, saling bertukar informasi dan memainkan game puzzle online mengenai Bagian-Bagian Tulang Penyusun Rangka, Macam-Macam Persendian, Jenis-Jenis Otot Sebagai Alat Gerak Aktif, Kelainan Atau Gangguan Sistem Gerak Manusia
Communication Peserta didik menyimpulkan, mengemukakan pendapat atas materi yang diperoleh dari berbagai sumber
Creativity • Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Bagian-Bagian Tulang Penyusun Rangka, Macam-Macam Persendian, Jenis-Jenis Otot Sebagai Alat Gerak Aktif, Kelainan Atau Gangguan Sistem Gerak Manusia
• Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan penutup
Peserta didik • Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran dan pelajaran apa yang diperoleh setelah belajar tentang Bagian-Bagian Tulang Penyusun Rangka, Macam-Macam Persendian, Jenis-Jenis Otot Sebagai Alat Gerak Aktif, Kelainan Atau Gangguan Sistem Gerak Manusia
• Membuat kesimpulan terkait materi yang dipelajari dengan bantuan dan arahan dari guru
• Membuat ringkasan dengan bimbingan guru tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru • Melakukan penilaian. • Memberi tugas kepada peserta didik (PR) dan mengingatkan untuk mempelajari
materi yang akan dibahas dipertemuan berikutnya maupun mempersiapkan diri menghadapi tes/ evaluasi akhir dipertemuan berikutnya.
• Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa.
58
H. Penilaian 3. Teknik penilaian
e. Tes tertulis pre-test dan post-test f. Observasi
4. Bentuk instrumen e. Soal pilihan ganda f. Lembar aktivitas belajar siswa
Gowa, 02 Oktober 2020
Peneliti
ARNIDA ASDIR Nim: 105441111916
59
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTOL
Sekolah : SMAN 8 Gowa
Mata pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
KD : 3.5 dan 4.5
Pertemuan : II
Materi : Sistem Gerak Manusia
G. Tujuan Mengaitkan fungsi, struktur dan kelainan yang dapat terjadi pada sistem gerak Menganalisis hasil pengamatan gerak otot dengan konsep mekanisme kontraksi otot melalui otot katak
H. Media, Metode dan Sumber Belajar Media : Bahan Ajar LKPD
Metode :
Blended learning
Sumber Belajar : Smartphone Internet
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
Pembuka : Melakukan pembukaan dengan mengirimkan video pembuka pada grup whatsaap dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik pada grup whatsapp
Apersepsi : Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Motivasi : Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi: Fungsi, Struktur Dan Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Sistem Gerak
Kegiatan inti
Kegiatan literasi Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi bahan bacaan terkait materi Fungsi, Struktur Dan Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Sistem Gerak
Critical Thinking Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin, hal yang belum dipahami, siswa mengajukan pertanyaan pada grup whatsapp. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Fungsi, Struktur Dan Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Sistem Gerak
Collaboration Peserta didik mengumpulkan informasi, saling bertukar informasi dan memainkan game puzzle online mengenai Fungsi, Struktur Dan Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Sistem Gerak
60
Communication Peserta didik menyimpulkan, mengemukakan pendapat atas materi yang diperoleh dari berbagai sumber
Creativity • Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Fungsi, Struktur Dan Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Sistem Gerak
• Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan penutup
Peserta didik • Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran dan pelajaran apa yang diperoleh setelah belajar tentang Fungsi, Struktur Dan Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Sistem Gerak
• Membuat kesimpulan terkait materi yang dipelajari dengan bantuan dan arahan dari guru
• Membuat ringkasan dengan bimbingan guru tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru • Melakukan penilaian. • Memberi tugas kepada peserta didik (PR) dan mengingatkan untuk mempelajari
materi yang akan dibahas dipertemuan berikutnya maupun mempersiapkan diri menghadapi tes/ evaluasi akhir dipertemuan berikutnya.
• Menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa.
J. Penilaian Teknik penilaian g. Tes tertulis pre-test dan post-test h. Observasi
Bentuk instrumen g. Soal pilihan ganda h. Lembar aktivitas belajar siswa
Gowa, 02 Oktober 2020
Peneliti
ARNIDA ASDIR Nim: 105441111916
61
LAMPIRAN A.2
KISI-KISI SOAL MATERI SISTEM GERAK
No Indikator Soal Kunci
jawaban
Tingkat kognitif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.5.1 Menganalisis bagian-bagian tulang penyusun rangka
1. Bagian rangka yang melindungi jantung
dan paru-paru adalah...
a. Tulang rusuk
b. Tulang selangka
c. Tulang panggul
d. Tulang betis
e. Tulang daun telinga
A √
2. Tulang dibawah ini yang berfungsi untuk
membungkus dan melindungi otak
adalah...
a. Tulang daun telinga
b. Tulang scapula
c. Tulang cranium
d. Tulang tarsal
e. Tulang pipa
C
√
62
3. Perhatikan pernyataan berikut :
1) Penyangga
2) Penghubung
3) Pelindung
4) Gerak pindah
5) Pembentukan otot
6) Sumber nutrisi
Dari pernyataan di atas, yang merupakan
fungsi rangka adalah...
a. 1,2,3
b. 1,3,5
c. 1,3,4
d. 1,5,6
e. 1,2,4
C √
4. Perhatikan gambar rangka manusia di
bawah ini !
A √
63
Berdasarkan gambar di atas, tulang pipah
ditunjukkan oleh nomor...
a. 1,2 dan 3
b. 1,3 dan 4
c. 2,5 dan 6
d. 4,5 dan 6
e. 5,3 dan 1
5. Tulang rusuk manusia terdiri dari...
a. 7 pasang rusuk sejati, 3 pasang rusuk
palsu, 2 pasang rusuk melayang
b. 7 pasang rusuk sejati, 7 pasang rusuk
palsu, 2 pasang rusuk melayang
c. 2 pasang rusuk sejati, 7 pasang rusuk
palsu, 2 pasang rusuk melayang
d. 3 pasang rusuk sejati, 7 pasang rusuk
palsu, 2 pasang rusuk melayang
e. 2 pasang rusuk sejati, 2 pasang rusuk
palsu, 3 rusuk melayang
A √
6. Perhatikan gambar anggota gerak atas di
bawah ini :
D √
64
Berdasarkan gambar di atas, jenis tulang
yang ditunjukkan pada nomor 1, 5, dan 2
merupakan tulang...
a. Humerus, clavicula, ulna
b. Humerus, falanges, scapula
c. Humerus, radius, metacarpal
d. Humerus, radius, ulna
e. Radius, metacarpal, ulna
7. Perhatikan gambar berikut !
Tulang yang ditunjukkan oleh A, F dan E
secara berurutan adalah....
C √
65
a. tulang duduk, tulang kemaluan, dan
tulang panggul.
b. tulang kemaluan, tulang duduk, dan
tulang panggul.
c. tulang panggul, tulang duduk, dan
tulang kemaluan.
d. tulang panggul, tulang kemaluan, dan
tulang duduk.
e. Tulang kemaluan, tulang duduk dan
tulang panggul
8. Salah satu cara untuk menghindari
osteoporosis adalah dengan meminum
susu berkalsium tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa tulang berfungsi...
a. Memberi bentuk tubuh
b. Melindungi otot dan tulang
c. Sebagai penimbun zat-zat mineral
d. Melindungi organ tubuh yang lunak
e. Sebagai tempat pembentukan sel
darah merah
C √
66
9. Tulang-tulang berikut yang merupakan
pembentuk sistem rangka aksial adalah...
a. Tulang belakang, tulang lengan.
Tulang dada, tulang panggul
b. Tulang tengkorak, tulang dada, tulang
rusu, tulang belakang
c. Tulang tengkorak, tulang lengan,
tulang belakang, tulang rusuk
d. Tulang belakang, tulang tengkorak,
tulang dada, tulang lengan
e. Tulang lengan, tulang dada, tulang
rusuk, tulang tengkorak
B √
10. Wanita dalam kondisi tertentuseperti
hamil, menyusui dan saat menstruasi
sangat dianjurkan mengkonsumsi
tambahan kalsium dalam makanannya.
Terutama untuk wanita hamilsangat
dianjurkan. Benarkah hal tersebut dan
mengapa demikian...
a. Benar, karena kalsium digunakan
untuk pertumbuhan bayi
C √
67
b. Salah, karena kalsium tidak terlalu
bergunauntuk nutrisi wanita hamil
c. Benar, karena kalsium digunakan
untuk pertumbuhan tulang bayi
d. Salah, karena kalsium hanya
dibutuhkan oleh bayinya tidak untuk
wanita hamilnya
e. Benar, karena kalsium digunakan
nuntuk wanita hamilnya
11. Struktur tulang rawan pada anak-anak
berbeda dengan tulang pada orang
dewasa, karena tulang rawan anak-anak...
a. Mengandung lebih banyak kondroblas
b. Berasal dari perikondrium
c. Tidak memiliki lakuna
d. Kondroblas bersifat tidak aktif
e. Kondroblas bersifat aktif
B √
12. Bagian dari tulang pipa yang aktif
memanjang adalah...
a. Sumsung tulang
b. Tulang spons
A √
68
c. Epifisis
d. Cakra epifisis
e. Tulang panggul
13. Ketika anak balita meminum susu, banyak
orang tua yang memperhatikan kadar
kalsium susu tersebut. Susu berkalsium
tinggi menjadi pilihan. Hal tersebut
membuat anak sepat tinggi dalam masa
pertumbuhan. Maka sebenarnya yang
terjadi dalam masa tersebut adalah proses
osifikasi (pembentukan tulang) terutama
pada tulang pipa sebagai berikut :
1) Batang-batang tulang rawan yang
diselubungi oleh perikardium
2) Terbentuk diafisis
3) Perikardium berubah menjadi
periosteum
4) Terjadi penimbunan kalsium dalam
matriks
5) Tulang tumbuh melingkar dan
memanjang
C √
69
6) Periosteum mengandung osteoblas
7) Terbentuk tulang sejati
Urutang proses osifiksi (pembentukan
tulang) pada tulang pipa yang benar
adalah...
a. 1-2-3-4-5-6-7
b. 2-4-3-6-5-7-1
c. 1-2-4-3-6-5-7
d. 2-3-4-5-6-7-1
e. 4-6-7-1-2-5-3
70
3.5.2 mengklasifikasi macam-macam persendian
14. Cobalah pegang lengan atas kanan dengan
menggunakan tangan kiri. Lalu coba putar
pergelangan tangan sehingga berputar
sejauh 180 derajat dari posisi semula.
Ternyata benar putaran pergelangan
tangan sejauh 180 derajat dan dapat
kembali ke posisi semula. Hal tersebut
terjadi karena...
a. Sendi peluru
b. Sendi engsel
c. Sendi putar
d. Sendi bahu
e. Sendi gulung
A
√
15. Salah satu contoh bagian organ yang
sendinya bergerak adalah...
a. Sendi pada siku
b. Sendi pada lutut
c. Sendi pergelangan tangan
d. Sendi antar tulang pada tengkorak
e. Sendi pada perbatasan atanr tulang
tengkorak dengan tulang belakang
D √
71
16. Perhatikan gambar di bawah ini !
Humerus dan scapula memiliki
persendian seperti yang ditunjukkan oleh
nomor...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 1 dan
A √
17. Taufik hidayat, seorang pemain bulu
tangkis bertaraf internasional dari
indonesia, pernah mengalami dislokasi
pada persendian kakinya. Yang dimaksud
dengan dislokasi adalah...
C √
72
a. Peradangan pada sendi sehingga
rongga sendi kering karena
kekurangan minyak sendi
b. Gangguan karena gerakan tiba-tiba
sehingga ligamen tertarik tetapi
sendinya tidak bergeser
c. Pergeseran sendi dari kedudukan
semula karena ligamen tertarik atau
sobek
d. Persendian tidak dapat digerakkan
lagi karena tulangnya menyatu
e. Peradangan satu atau beberapa sendi
disertai dengan rasa sakit atau kadang
posisi tulang mengalami perubahan
18. Persendian merupakan salah satu organ
terpenting dalam sistem gerak. Tanpa
adanya sendi tidak ada yang
menghubungkan dua tulang atau lebih.
Tulang-tulang tersebut diikat oleh struktur
yang kuat yang disebut ligamen. Selain
terdapat ligamen, juga terdapat sebuah
D √
73
struktur yang menghubungkan bagian
tulang dengan otot. Struktur tersebut
adalah...
a. Kondrin
b. Osteon
c. Trabekula
d. Tendon
e. Epfisir
19. Perhatikan gambar sendi dibawah ini !
Persendian seperti pada gambar di atas
merupakan sendi...
a. Sendi peluru
b. Sendi pelana
c. Sendi putar
d. Sendi engsel
e. Sendi geser
A √
20. Hubungan antar tulang yang terdapat pada
lengan adalah sendi...
A √
74
a. Putar
b. Peluru
c. Geser
d. Pelana
e. engsel
21. Persendian yang dihubungkan oleh
banyak jaringan ikat dan memiliki
gerakan terbatas adalah...
a. Simfisis
b. Sindesmosis
c. Sinkondrosis
d. Sinfibrosis
e. Sinartrosisi
B √
75
22. Perhatikan gambar rangka manusia dan
persendian berikut ini !
Persendian yang memungkinkan
terjadinya gerakan sangat bebas
ditunjukkan oleh...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
A √
76
3.5.3 Menganalisis jenis-jenis otot sebagai alat gerak aktif
23. Apabila seseorang meluruskan tangannya,
maka mekanisme kerja yang terjadi
adalah...
a. Sinergis yakni otot bisep berkontraksi,
trisep relaksasi
b. Sinergis yakni otot trisep
berkontraksi, bisep relaksasi
c. Antagonis yakni otot trisep
berkontraksi, bisep relaksasi
d. Sinergis yakni otot bisep dan trisep
berkontraksi
e. Antagonis yakni otot bisep
berkontraksi, trisep relaksasi
C √
24. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut
ini !
1. Berbentuk silindris bercabang
2. Memiliki contoh gelap terang
3. Bekerja secara tidak sadar
4. Bereaksi cepat tetapi cepat lelah
5. Inti terletak dipinggir
6. Inti terletak ditengah
C √
77
Pernyataan yang merupakan ciri dari otot
lurik/otot rangka nomor...
a. 1,2,4,5
b. 1,2,4,6
c. 2,4,5
d. 2,4,6
e. 2 dan 1
25. Selama berlangsung kontraksi otot, maka
akan terjadi...
a. Penambahan glikogen
b. Pengurangan glikogen
c. Penambahan oksigen
d. Pengurangan oksigen
e. Pengurangan karbondioksida
C √
26. Apabila otot pronator ters dan
pronatorkuadratif berkontraksi maka akan
terjadi gerakan...
a. Tangan berputar
b. Tangan menelungkup ke bawah
c. Tangan sejajar bahu
d. Tangan lurus ke bawah
B √
78
e. Htangan lurus ke depan
27. Otot merupakan salah satu bagian
terpenting dalam sistem gerak. Tulang
dapat bergerak juga karena adanya
gerakan yang dilakukan oleh otot terhadap
tulang. Sebagai alat gerak aktif otot
memiliki kemampuan yaitu
kontraktibilitas, ekstensibilitas dan
elastisitas. Di bawah ini mekanisme
kontraktibilitas adalah...
a. Memanjangnya ukuran otot akibat
geseran molekul aktin dan miosin
yang memerlukan energi dari
pemecahan ATP
b. Memanjangnya ukuran otot akibat
geseran miofibril yang memerlukan
energi dari metabolisme aerobik
glukosa
c. Mengendurnya ukuran otot akibat
geseran miofibril yang memerlukan
ion kalsium dan fosfat anorganik
A √
79
d. Bergesernya filamen-filamen yang
lebih tebal ke filamen yang lebih tipis
dan diperlukan energi dari pemecahan
asam piruvat
e. Memendeknya ukuran otot akibat
geseran molekul aktin dan miosin
yang memerlukan energi dari
pemecahan ATP
28. Otot di sebut alat gerak aktif karena hal
berikut, kecuali...
a. Mampu berkontraksi dan berelaksasi
b. Mampu memanjang dan memendek
c. Mampu menggerakkan tulang
d. Memiliki cadangan energi berupa
glikogen
e. Mampu melunakkan dan
mengeraskan
D √
29. Perhatikan gambar struktur otot di bawah
ini !
D √
80
Berdasarkan gambar di atas, miofibril
berfungsi untuk mengatur kontraksi dan
relaksasi otot sehingga otot bergerak
ditunjukkan pada nomor...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
30. Orang yang terkena stroke cenderung
akan mengalami pengecilan otot yang
disebut dengan istilah…yang disebabkan
karena…
a. hipertrofi otot jarang digerakkan
b. Atrofi, otot jarang digunakan
c. Atrofi, otak tak mampu mengatur otot
d. Hipertrofi, kekurangan nutrisi otot
e. Atrofi otot sering digunakan
C √
81
31. Keterangan berikut menunjukkan hal-hal
yang terjadi pada mekanisme kontraksi
otot
A : Asetil kolin
B : Rangsang
C : Aktin+miosin
D : Aktomiosin
E : Energi dari ATP
Urutan mekanismeyang benar adalah...
a. E-B-A-D-C
b. A-B-C-E-D
c. B-C-A-E-D
d. B-A-C-E-D
e. C-D-A-E-B
D √
32. Otot binaragawan yang dilatih secara
terus menerus menjadi bagus dan besar.
Otot-otot tersebut mengalami...
a. Hipertropi
b. Atrofi
c. Kontraksi
d. Tetanus
A √
82
e. Osteon
3.5.4 Mengaitkan fungsi, struktur dan kelainan yang dapat terjadi pada sistem gerak
33. Perhatikan gambar gangguan tulang di
bawah ini !
Berdasarkan gambar di atas, gangguan
yang terjadi pada tulang tersebut
merupakan...
a. Lordosis
b. Fraktura
c. Arthritis
d. Osteoporosis
e. Rakitis
B √
34. Perhatikan gambar di bawah ini !
D √
83
Gangguan yang terjadi pada tulang di
gambar merupakan akibat kebiasaan
posisi duduk yang salah, kelainan tersebut
disebut...
a. Kifosis
b. Skoliosis
c. Fraktura
d. Lordosis
e. Nekrosis
35. Melengkungnya tulang punggung ke arah
belakang akibat kesalahan sikap disebut...
a. Lordosis
b. Rakhitis
c. Kifosis
d. Fhaktura
e. Skoliosis
C √
36. Pembentukan tulang merupakan suatu hal
yang penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan. Tulang membutuhkan
berbagai komponen seperti kalsium,
fosform dan vitamin D. Tanpa hal tersebut
B √
84
tulang tidak akan tumbuh dengan baik.
Seperti halnya jika dalam pembentukan
tulang kekurangan vitamin D, yang
menyebabkan tulang menjadi lentur dan
membengkok. Menurut kamu penyakit
apakah itu....
a. Fraktura
b. Rakitis
c. Osteoporosis
d. Nekrosa
e. Kifosis
37. Rasa pegal-pegal yang sering dirasakan
apabila lelah sebenarnya merupakan
penimbunan...yang berlebihan
a. Asam klorida
b. Asam amino
c. Asam laktat
d. Asam asetat
e. Asam sulfat
C √
85
38. Seorang penderita stroke tidak mampu
menggerakkan bisep dan trisepnya, maka
orang tersebut tidak akan mampu...
a. Menggerakkan radius dan ulnanya
b. Menggerakkan femur dan patella
c. Menggerakkan scapula dan klavikula
d. Menggerakkan patela dan karpal
e. Menggerakkan karpal dan metacarpal
A √
39. Riketsia merupakan gangguan pada
tulang yang menyebabkan tulang kaki
berbentuk O dan X oleh karena...
a. Kebiasaan yang salah
b. Benturan yang keras
c. Tulang terlambat mengeras
d. Tulang terlambat mengeras
e. Kekurangan hormon estrogen
D √
40. Kelainan tulang akibat kekurangan
kalsium pada orang dewasa menimbulkan
rapuh tulang disebut...
a. Nekrosa
b. TBC tulang
C √
86
c. Osteoporosis
d. Ostomalasin
e. Ostoarthritis
87
LAMPIRAN A.3 A. Media Game Puzzle Online
88
89
LAMPIRAN A.4
HASIL PRE-TEST KELAS XI MIPA 6 (KELAS KONTROL)
NO NAMA NILAI 1 A 23 2 B 30 3 C 23 4 D 43 5 E 30 6 F 33 7 G 40 8 H 26 9 I 23 10 J 36 11 K 53 12 L 30 13 M 23 14 N 33 15 O 33 16 P 40 17 Q 36 18 R 23 19 S 30 20 T 56 21 U 36 22 V 30 23 W 50 24 X 18 25 Y 30 26 Z 36 27 A1 53 28 B1 30 29 C1 33 30 D1 20 31 E1 13 32 F1 36 33 G1 53 34 H1 36
90
HASIL POST-TEST KELAS XI MIPA 6 (KELAS KONTROL)
NO NAMA NILAI 1 A 20 2 B 30 3 C 50 4 D 40 5 E 30 6 F 36 7 G 46 8 H 23 9 I 30 10 J 60 11 K 56 12 L 30 13 M 20 14 N 36 15 O 30 16 P 40 17 Q 30 18 R 23 19 S 36 20 T 50 21 U 33 22 V 30 23 W 46 24 X 13 25 Y 33 26 Z 30 27 A1 60 28 B1 33 29 C1 40 30 D1 30 31 E1 16 32 F1 30 33 G1 50 34 H1 30
91
HASIL PRE-TEST KELAS XI MIPA 5 (KELAS EKSPERIMEN)
NO NAMA NILAI 1 A 30 2 B 30 3 C 26 4 D 23 5 E 30 6 F 26 7 G 23 8 H 20 9 I 30 10 J 76 11 K 23 12 L 33 13 M 30 14 N 36 15 O 40 16 P 16 17 Q 23 18 R 20 19 S 33 20 T 26 21 U 36 22 V 33 23 W 23 24 X 30 25 Y 20 26 Z 30 27 A2 36 28 B2 26 29 C2 23 30 D2 43 31 E2 26 32 F2 43 33 G2 23 34 H2 26 35 I2 33
92
HASIL POST-TEST KELAS XI MIPA 6 (KELAS EKSPERIMEN)
NO NAMA NILAI
1 A 40 2 B 30 3 C 36 4 D 30 5 E 40 6 F 36 7 G 40 8 H 40 9 I 30 10 J 76 11 K 20 12 L 36 13 M 30 14 N 40 15 O 46 16 P 20 17 Q 26 18 R 20 19 S 36 20 T 30 21 U 36 22 V 43 23 W 23 24 X 33 25 Y 30 26 Z 40 27 A2 40 28 B2 30 29 C2 26 30 D2 46 31 E2 23 32 F2 20 33 G2 26 34 H2 26 35 I2 36
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS0… 109
109
Nama Lengkap *
Faisah Fauwnia Dewi
Kelas *
XI MIPA 5
XI MIPA 6
Token * 0 poin
BIO56
Kerjakan soal-soal berikut!
POST-TEST
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS0… 110
110
Tulang dibawah ini yang berfungsi untuk membungkus dan melindungi otak adalah... 1 poin
a. Tulang daun telinga
b. Tulang scapula
c. Tulang cranium
d. Tulang tarsal
e. Tulang pipa
Perhatikan pernyataan berikut :1)Penyangga 2)Penghubung 3)Pelindung 4)Gerak pindah 5)Pembentukan otot 6)Sumber nutrisi. Dari pernyataan di atas, yang merupakan fungsi rangka adalah...
1 poin
a. 1,2,3
b. 1,3,5
c. 1,3,4
d. 1,5,6
e. 1,2,4
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS0… 111
111
Bagian rangka yang melindungi jantung dan paru-paru adalah... 1 poin
a. Tulang rusuk
b. Tulang selangka
c. Tulang panggul
d. Tulang betis
e. Tulang daun telinga
Perhatikan gambar rangka manusia di bawah ini ! Berdasarkan gambar di atas, tulang 1 poin
pipah ditunjukkan oleh nomor...
a. 1,2 dan 3
b. 1,3 dan 4
c. 2,5 dan 6
d. 4,5 dan 6
e. 5,3 dan 1
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS0… 112
112
Perhatikan gambar berikut ! Tulang yang ditunjukkan oleh A, F dan E secara berurutan 1 poin
adalah....
a. tulang duduk, tulang kemaluan, dan tulang panggul.
b. tulang kemaluan, tulang duduk, dan tulang panggul.
c. tulang panggul, tulang duduk, dan tulang kemaluan.
d. tulang panggul, tulang kemaluan, dan tulang duduk.
e. Tulang kemaluan, tulang duduk dan tulang panggul
Tulang rusuk manusia terdiri dari... 1 poin
a. 7 pasang rusuk sejati, 3 pasang rusuk palsu, 2 pasang rusuk melayang
b. 7 pasang rusuk sejati, 7 pasang rusuk palsu, 2 pasang rusuk melayang
c. 2 pasang rusuk sejati, 7 pasang rusuk palsu, 2 pasang rusuk melayang
d. 3 pasang rusuk sejati, 7 pasang rusuk palsu, 2 pasang rusuk melayang
e. 2 pasang rusuk sejati, 2 pasang rusuk palsu, 3 rusuk melayang
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS0… 113
113
Tulang-tulang berikut yang merupakan pembentuk sistem rangka aksial adalah... 1 poin
a. Tulang belakang, tulang lengan. Tulang dada, tulang panggul
b. Tulang tengkorak, tulang dada, tulang rusu, tulang belakang
c. Tulang tengkorak, tulang lengan, tulang belakang, tulang rusuk
d. Tulang belakang, tulang tengkorak, tulang dada, tulang lengan
e. Tulang lengan, tulang dada, tulang rusuk, tulang tengkorak
Wanita dalam kondisi tertentuseperti hamil, menyusui dan saat menstruasi sangat dianjurkan mengkonsumsi tambahan kalsium dalam makanannya. Terutama untuk wanita hamilsangat dianjurkan. Benarkah hal tersebut dan mengapa demikian...
1 poin
a. Benar, karena kalsium digunakan untuk pertumbuhan bayi
b. Salah, karena kalsium tidak terlalu bergunauntuk nutrisi wanita hamil
c. Benar, karena kalsium digunakan untuk pertumbuhan tulang bayi
d. Salah, karena kalsium hanya dibutuhkan oleh bayinya tidak untuk wanita hamilnya
e. Benar, karena kalsium digunakan nuntuk wanita hamilnya
Salah satu cara untuk menghindari osteoporosis adalah dengan meminum susu berkalsium tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tulang berfungsi...
1 poin
a. Memberi bentuk tubuh
b. Melindungi otot dan tulang
c. Sebagai penimbun zat-zat mineral
d. Melindungi organ tubuh yang lunak
e. Sebagai tempat pembentukan sel darah merah
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS0… 114
114
Bagian dari tulang pipa yang aktif memanjang adalah... 1 poin
a. Sumsung tulang
b. Tulang spons
c. Epifisis
d. Cakra epifisis
e. Tulang panggul
Perhatikan gambar anggota gerak atas di bawah ini : Berdasarkan gambar di atas, jenis tulang yang ditunjukkan pada nomor 1, 5, dan 2 merupakan tulang...
1 poin
a. Humerus, clavicula, ulna
b. Humerus, falanges, scapula
c. Humerus, radius, metacarpal
d. Humerus, radius, ulna
e. Radius, metacarpal, ulna
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS0… 115
115
Ketika anak balita meminum susu, banyak orang tua yang memperhatikan kadar kalsium susu tersebut. Susu berkalsium tinggi menjadi pilihan. Hal tersebut membuat anak sepat tinggi dalam masa pertumbuhan. Maka sebenarnya yang terjadi dalam masa tersebut adalah proses osifikasi (pembentukan tulang) terutama pada tulang pipa sebagai berikut :1) Batang-batang tulang rawan yang diselubungi oleh perikardium 2)Terbentuk diafisis 3)Perikardium berubah menjadi periosteum 4)Terjadi penimbunan kalsium dalam matriks 5)Tulang tumbuh melingkar dan memanjang 6)Periosteum mengandung osteoblas 7)Terbentuk tulang sejati. Urutang proses osifiksi (pembentukan tulang) pada tulang pipa yang benar adalah...
1 poin
a. 1-2-3-4-5-6-7
b. 2-4-3-6-5-7-1
c. 1-2-4-3-6-5-7
d. 2-3-4-5-6-7-1
e. 4-6-7-1-2-5-3
Struktur tulang rawan pada anak-anak berbeda dengan tulang pada orang dewasa, karena tulang rawan anak-anak...
1 poin
a. Mengandung lebih banyak kondroblas
b. Berasal dari perikondrium
c. Tidak memiliki lakuna
d. Kondroblas bersifat tidak aktif
e. Kondroblas bersifat aktif
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS0… 116
116
Salah satu contoh bagian organ yang sendinya bergerak adalah... 1 poin
a. Sendi pada siku
b. Sendi pada lutut
c. Sendi pergelangan tangan
d. Sendi antar tulang pada tengkorak
e. Sendi pada perbatasan atanr tulang tengkorak dengan tulang belakang
Cobalah pegang lengan atas kanan dengan menggunakan tangan kiri. Lalu coba putar 1 poin
pergelangan tangan sehingga berputar sejauh 180 derajat dari posisi semula. Ternyata benar putaran pergelangan tangan sejauh 180 derajat dan dapat kembali ke posisi semula. Hal tersebut terjadi karena...
a. Sendi peluru
b. Sendi engsel
c. Sendi putar
d. Sendi bahu
e. Sendi gulung
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS0… 117
117
Persendian merupakan salah satu organ terpenting dalam sistem gerak. Tanpa adanya 1 poin
sendi tidak ada yang menghubungkan dua tulang atau lebih. Tulang-tulang tersebut diikat oleh struktur yang kuat yang disebut ligamen. Selain terdapat ligamen, juga terdapat sebuah struktur yang menghubungkan bagian tulang dengan otot. Struktur tersebut adalah...
a. Kondrin
b. Osteon
c. Trabekula
d. Tendon
e. Epfisir
Taufik hidayat, seorang pemain bulu tangkis bertaraf internasional dari indonesia, pernah mengalami dislokasi pada persendian kakinya. Yang dimaksud dengan dislokasi adalah...
1 poin
a. Peradangan pada sendi sehingga rongga sendi kering karena kekurangan minyak sendi
b. Gangguan karena gerakan tiba-tiba sehingga ligamen tertarik tetapi sendinya tidak bergeser
c. Pergeseran sendi dari kedudukan semula karena ligamen tertarik atau sobek
d. Persendian tidak dapat digerakkan lagi karena tulangnya menyatu
e. Peradangan satu atau beberapa sendi disertai dengan rasa sakit atau kadang posisi tulang mengalami perubahan
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS… 118/17
118
Perhatikan gambar di bawah ini. Humerus dan scapula memiliki persendian seperti yang ditunjukkan oleh nomor...
1 poin
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 1 dan 4
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS… 119/17
119
Hubungan antar tulang yang terdapat pada lengan adalah sendi... 1 poin
a. Putar
b. Peluru
c. Geser
d. Pelana
e. Engsel
Perhatikan gambar sendi dibawah ini ! Persendian seperti pada gambar di atas merupakan sendi...
1 poin
a. Sendi peluru
b. Sendi pelana
c. Sendi putar
d. Sendi engsel
e. Sendi geser
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS… 120/17
120
Perhatikan gambar rangka manusia dan persendian berikut ini ! Persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan sangat bebas ditunjukkan oleh...
1 poin
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS… 121/17
121
Persendian yang dihubungkan oleh banyak jaringan ikat dan memiliki gerakan terbatas 1 poin
adalah...
a. Simfisis
b. Sindesmosis
c. Sinkondrosis
d. Sinfibrosis
e. Sinartrosisi
Apabila seseorang meluruskan tangannya, maka mekanisme kerja yang terjadi adalah...
1 poin
a. Sinergis yakni otot bisep berkontraksi, trisep relaksasi
b. Sinergis yakni otot trisep berkontraksi, bisep relaksasi
c. Antagonis yakni otot trisep berkontraksi, bisep relaksasi
d. Sinergis yakni otot bisep dan trisep berkontraksi
e. Antagonis yakni otot bisep berkontraksi, trisep relaksasi
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS… 122/17
122
Selama berlangsung kontraksi otot, maka akan terjadi... 1 poin
a. Penambahan glikogen
b. Pengurangan glikogen
c. Penambahan oksigen
d. Pengurangan oksigen
e. Pengurangan karbondioksida
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini ! 1.Berbentuk silindris bercabang 1 poin
2.Memiliki contoh gelap terang 3.Bekerja secara tidak sadar 4.Bereaksi cepat tetapi cepat lelah 5.Inti terletak dipinggir 6.Inti terletak ditengah. Pernyataan yang merupakan ciri dari otot lurik/otot rangka nomor...
a. 1,2,4,5
b. 1,2,4,6
c. 2,4,5
d. 2,4,6
e. 2 dan 1
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS… 123/17
123
Otot di sebut alat gerak aktif karena hal berikut, kecuali... 1 poin
a. Mampu berkontraksi dan berelaksasi
b. Mampu memanjang dan memendek
c. Mampu menggerakkan tulang
d. Memiliki cadangan energi berupa glikogen
e. Mampu melunakkan dan mengeraskan
Otot merupakan salah satu bagian terpenting dalam sistem gerak. Tulang dapat bergerak juga karena adanya gerakan yang dilakukan oleh otot terhadap tulang. Sebagai alat gerak aktif otot memiliki kemampuan yaitu kontraktibilitas, ekstensibilitas dan elastisitas. Di bawah ini mekanisme kontraktibilitas adalah...
1 poin
a. Memanjangnya ukuran otot akibat geseran molekul aktin dan miosin yang memerlukan energi dari pemecahan ATP
b. Memanjangnya ukuran otot akibat geseran miofibril yang memerlukan energi dari metabolisme aerobik glukosa
c. Mengendurnya ukuran otot akibat geseran miofibril yang memerlukan ion kalsium dan fosfat anorganik
d. Bergesernya filamen-filamen yang lebih tebal ke filamen yang lebih tipis dan diperlukan energi dari pemecahan asam piruvat
e. Memendeknya ukuran otot akibat geseran molekul aktin dan miosin yang memerlukan energi dari pemecahan ATP
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS… 124/17
124
Apabila otot pronator ters dan pronatorkuadratif berkontraksi maka akan terjadi gerakan...
1 poin
a. Tangan berputar
b. Tangan menelungkup ke bawah
c. Tangan sejajar bahu
d. Tangan lurus ke bawah
e. Htangan lurus ke depan
Perhatikan gambar struktur otot di bawah ini ! Berdasarkan gambar di atas, miofibril berfungsi untuk mengatur kontraksi dan relaksasi otot sehingga otot bergerak ditunjukkan pada nomor...
1 poin
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
https://docs.google.com/forms/d/1x8WuqK8Oyw-9t2VvdiQIa27z1LBaRGl17wokY4GbHrw/edit#response=ACYDBNjnTcOE8HwaIRT29pLvccwS… 125/17
125
Konten ini tidak dibuat atau didukung oleh Google.
Formulir
Rasa pegal-pegal yang sering dirasakan apabila lelah sebenarnya merupakan penimbunan...yang berlebihan
1 poin
a. Asam klorida
b. Asam amino
c. Asam laktat
d. Asam asetat
e. Asam sulfat
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyqs… 93/16
93
Nama Lengkap *
Arya Prakayudha Kusuma
Kelas *
XI MIPA 5
Token * 0 poin
BIO56
Bagian rangka yang melindungi jantung dan paru-paru adalah... 1 poin
Tulang rusuk
Tulang selangka
Tulang panggul
Tulang betis
Tulang daun telinga
Kerjakan soal-soal berikut!
PRE-TEST
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyqs… 94/16
94
Perhatikan pernyataan berikut :1)Penyangga 2) Penghubung 3) Pelindung 4) Gerak pindah 5) Pembentukan otot 6)Sumber nutrisi. Dari pernyataan di atas, yang merupakan fungsi rangka adalah...
1 poin
1,2,3
1,3,5
1,3,4
1,5,6
1,2,4
Tulang rusuk manusia terdiri dari... 1 poin
7 pasang rusuk sejati, 3 pasang rusuk palsu, 2 pasang rusuk melayang
7 pasang rusuk sejati, 7 pasang rusuk palsu, 2 pasang rusuk melayang
2 pasang rusuk sejati, 7 pasang rusuk palsu, 2 pasang rusuk melayang
3 pasang rusuk sejati, 7 pasang rusuk palsu, 2 pasang rusuk melayang
2 pasang rusuk sejati, 2 pasang rusuk palsu, 3 rusuk melayang
Tulang dibawah ini yang berfungsi untuk membungkus dan melindungi otak adalah... 1 poin
a. Tulang daun telinga
b. Tulang scapula
c. Tulang cranium
d. Tulang tarsal
e. Tulang pipa
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyqs… 95/16
95
Perhatikan gambar rangka manusia di bawah ini ! Berdasarkan gambar di bawah, tulang pipah ditunjukkan oleh nomor...
1 poin
1,2 dan 3
1,3 dan 4
2,5 dan 6
4,5 dan 6
5,3 dan 1
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyqs… 96/16
96
Salah satu cara untuk menghindari osteoporosis adalah dengan meminum susu berkalsium tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tulang berfungsi...
1 poin
Memberi bentuk tubuh
Melindungi otot dan tulang
Sebagai penimbun zat-zat mineral
Melindungi organ tubuh yang lunak
Sebagai tempat pembentukan sel darah merah
Perhatikan gambar berikut ! Tulang yang ditunjukkan oleh A, F dan E secara berurutan 1 poin
adalah....
tulang duduk, tulang kemaluan, dan tulang panggul.
tulang kemaluan, tulang duduk, dan tulang panggul.
tulang panggul, tulang duduk, dan tulang kemaluan.
tulang panggul, tulang kemaluan, dan tulang duduk.
Tulang kemaluan, tulang duduk dan tulang panggul
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyqs…
97
Wanita dalam kondisi tertentuseperti hamil, menyusui dan saat menstruasi sangat dianjurkan mengkonsumsi tambahan kalsium dalam makanannya. Terutama untuk wanita hamilsangat dianjurkan. Benarkah hal tersebut dan mengapa demikian...
1 poin
Benar, karena kalsium digunakan untuk pertumbuhan bayi
Salah, karena kalsium tidak terlalu bergunauntuk nutrisi wanita hamil
Benar, karena kalsium digunakan untuk pertumbuhan tulang bayi
Salah, karena kalsium hanya dibutuhkan oleh bayinya tidak untuk wanita hamilnya
Benar, karena kalsium digunakan nuntuk wanita hamilnya
Struktur tulang rawan pada anak-anak berbeda dengan tulang pada orang dewasa, karena tulang rawan anak-anak...
1 poin
Mengandung lebih banyak kondroblas
Berasal dari perikondrium
Tidak memiliki lakuna
Kondroblas bersifat tidak aktif
Kondroblas bersifat aktif
Tulang-tulang berikut yang merupakan pembentuk sistem rangka aksial adalah... 1 poin
Tulang belakang, tulang lengan. Tulang dada, tulang panggul
Tulang tengkorak, tulang dada, tulang rusu, tulang belakang
Tulang tengkorak, tulang lengan, tulang belakang, tulang rusuk
Tulang belakang, tulang tengkorak, tulang dada, tulang lengan
Tulang lengan, tulang dada, tulang rusuk, tulang tengkorak
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyqs…
98
Cobalah pegang lengan atas kanan dengan menggunakan tangan kiri. Lalu coba putar 1 poin
pergelangan tangan sehingga berputar sejauh 180 derajat dari posisi semula. Ternyata benar putaran pergelangan tangan sejauh 180 derajat dan dapat kembali ke posisi semula. Hal tersebut terjadi karena...
Sendi peluru
Sendi engsel
Sendi putar
Sendi bahu
Sendi gulung
Salah satu contoh bagian organ yang sendinya bergerak adalah... 1 poin
Sendi pada siku
Sendi pada lutut
Sendi pergelangan tangan
Sendi antar tulang pada tengkorak
Sendi pada perbatasan atanr tulang tengkorak dengan tulang belakang
Bagian dari tulang pipa yang aktif memanjang adalah 1 poin
Sumsung tulang
Tulang spons
Epifisis
Cakra epifisis
Tulang panggul
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyqs…
99
Persendian merupakan salah satu organ terpenting dalam sistem gerak. Tanpa adanya 1 poin
sendi tidak ada yang menghubungkan dua tulang atau lebih. Tulang-tulang tersebut diikat oleh struktur yang kuat yang disebut ligamen. Selain terdapat ligamen, juga terdapat sebuah struktur yang menghubungkan bagian tulang dengan otot. Struktur tersebut adalah...
Kondrin
Osteon
Trabekula
Tendon
Epfisir
Taufik hidayat, seorang pemain bulu tangkis bertaraf internasional dari indonesia, pernah mengalami dislokasi pada persendian kakinya. Yang dimaksud dengan dislokasi adalah...
1 poin
Peradangan pada sendi sehingga rongga sendi kering karena kekurangan minyak sendi
Gangguan karena gerakan tiba-tiba sehingga ligamen tertarik tetapi sendinya tidak bergeser
Pergeseran sendi dari kedudukan semula karena ligamen tertarik atau sobek
Persendian tidak dapat digerakkan lagi karena tulangnya menyatu
Peradangan satu atau beberapa sendi disertai dengan rasa sakit atau kadang posisi tulang mengalami perubahan
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyqs…
100
Hubungan antar tulang yang terdapat pada lengan adalah sendi... 1 poin
Putar
Peluru
Geser
Pelana
engsel
Perhatikan gambar sendi dibawah ini ! Persendian seperti pada gambar di atas merupakan sendi...
1 poin
Sendi peluru
Sendi pelana
Sendi putar
Sendi engsel
Sendi geser
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyqs…
101
Persendian yang dihubungkan oleh banyak jaringan ikat dan memiliki gerakan terbatas 1 poin
adalah...
Simfisis
Sindesmosis
Sinkondrosis
Sinfibrosis
Sinartrosisi
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyq… 102/16
102
Perhatikan gambar rangka manusia dan persendian berikut ini ! Persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan sangat bebas ditunjukkan oleh...
1 poin
1
2
3
4
5
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyq… 103/16
103
Selama berlangsung kontraksi otot, maka akan terjadi... 1 poin
Penambahan glikogen
Pengurangan glikogen
Penambahan oksigen
Pengurangan oksigen
Pengurangan karbondioksida
Apabila seseorang meluruskan tangannya, maka mekanisme kerja yang terjadi adalah...
1 poin
Sinergis yakni otot bisep berkontraksi, trisep relaksasi
Sinergis yakni otot trisep berkontraksi, bisep relaksasi
Antagonis yakni otot trisep berkontraksi, bisep relaksasi
Sinergis yakni otot bisep dan trisep berkontraksi
Antagonis yakni otot bisep berkontraksi, trisep relaksasi
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyq… 104/16
104
Orang yang terkena stroke cenderung akan mengalami pengecilan otot yang disebut 1 poin
dengan istilah…yang disebabkan karena…
hipertrofi otot jarang digerakkan
Atrofi, otot jarang digunakan
Atrofi, otak tak mampu mengatur otot
Hipertrofi, kekurangan nutrisi otot
Atrofi otot sering digunakan
Otot merupakan salah satu bagian terpenting dalam sistem gerak. Tulang dapat bergerak juga karena adanya gerakan yang dilakukan oleh otot terhadap tulang. Sebagai alat gerak aktif otot memiliki kemampuan yaitu kontraktibilitas, ekstensibilitas dan elastisitas. Di bawah ini mekanisme kontraktibilitas adalah...
1 poin
Memanjangnya ukuran otot akibat geseran molekul aktin dan miosin yang memerlukan energi dari pemecahan ATP
Memanjangnya ukuran otot akibat geseran miofibril yang memerlukan energi dari metabolisme aerobik glukosa
Mengendurnya ukuran otot akibat geseran miofibril yang memerlukan ion kalsium dan fosfat anorganik
Bergesernya filamen-filamen yang lebih tebal ke filamen yang lebih tipis dan diperlukan energi dari pemecahan asam piruvat
Memendeknya ukuran otot akibat geseran molekul aktin dan miosin yang memerlukan energi dari pemecahan ATP
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyq… 105/16
105
Otot binaragawan yang dilatih secara terus menerus menjadi bagus dan besar. Otot- 1 poin
otot tersebut mengalami...
Hipertropi
Atrofi
Kontraksi
Tetanus
Osteon
Riketsia merupakan gangguan pada tulang yang menyebabkan tulang kaki berbentuk 1 poin
O dan X oleh karena...
Kebiasaan yang salah
Benturan yang keras
Tulang terlambat mengeras
Tulang terlambat mengeras
Kekurangan hormon estrogen
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyq… 106/16
106
Seorang penderita stroke tidak mampu menggerakkan bisep dan trisepnya, maka orang tersebut tidak akan mampu...
1 poin
Menggerakkan radius dan ulnanya
Menggerakkan femur dan patella
Menggerakkan scapula dan klavikula
Menggerakkan patela dan karpal
Menggerakkan karpal dan metacarpal
Perhatikan gambar di bawah ini ! Gangguan yang terjadi pada tulang di gambar merupakan akibat kebiasaan posisi duduk yang salah, kelainan tersebut disebut...
1 poin
Kifosis
Skoliosis
Fraktura
Lordosis
Nekrosis
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyq… 107/16
107
Pembentukan tulang merupakan suatu hal yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan. Tulang membutuhkan berbagai komponen seperti kalsium, fosform dan vitamin D. Tanpa hal tersebut tulang tidak akan tumbuh dengan baik. Seperti halnya jika dalam pembentukan tulang kekurangan vitamin D, yang menyebabkan tulang menjadi lentur dan membengkok. Menurut kamu penyakit apakah itu....
1 poin
Fraktura
Rakitis
Osteoporosis
Nekrosa
Kifosis
Kelainan tulang akibat kekurangan kalsium pada orang dewasa menimbulkan rapuh tulang disebut...
1 poin
Nekrosa
TBC tulang
Osteoporosis
Ostomalasin
Ostoarthritis
https://docs.google.com/forms/d/1CfJYtMbyB8ThQIDp8OLICAcf2DzifWTVFYH_sirMVhQ/edit#response=ACYDBNjAy_8GUI6JlJGDa4lqW6Jyq… 108/16
108
Konten ini tidak dibuat atau didukung oleh Google.
Formulir
Melengkungnya tulang punggung ke arah belakang akibat kesalahan sikap disebut... 1 poin
Lordosis
Rakhitis
Kifosis
Fhaktura
Skoliosis
126
LAMPIRAN A.5
Nama : Putri Cahaya Maharani
Kelas : XI MIPA 5
Pertemuan : 2
Petunjuk :
1. Tulislah nama pada identitas yang sudah disediakan
2. Lakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah kegiatan. Apabila ada yang
kurang jelas mintalah penjelasan dari guru
a. Tujuan kegiatan : Agar siswa dapat mengetahui penyusun sistem rangka
dan sambungan antar tulang (sendi)
b. Alat dan bahan :
1) Alat tulis dan lem
2) Gambar sistem rangka manusia dan sambungan antar tulang (sendi)
c. Langkah-langkah kegiatan :
1) Lakukan kegiatan dibawah ini dan amatilah gambar yang tercantum
dibawah ini
2) Tulislah data yang diperoleh dan jawablah pertanyaan dibawah ini
LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK
127
1. Tulislah keterangan pada gambar dibawah ini !
Struktur tulang tengkorak
Struktur tulang rusuk dan tulang dada
Suture mahkota
Tulang Ubun-ubun
Tulang Dahi
Tulang Pelipis
Tulang Tengkorak
Tulang Telinga
Tulang Air Mata
Tulang Rahang Atas
Tulang Rahang Bawah
Tulang hulu
Tulang badan
Tulang Pedang-pedangan
Tulang rusuk sejati
Tulang Rusuk Melayang
Tulang rusuk palsu
128
Struktur tulang anggota gerak atas
Struktur tulang anggota gerak bawah
Tulang lengan atas
Tulang hasta Tulang Pengumpul
Tulang Pergelangan tangan
Tulang jari tangan
Tulang paha
Tulang kering
Tulang tempurung lutut
Tulang betis
Tulang telapak kaki
Tulang jari kaki
Tulang pergelangan kaki
129
Struktur tulang panggul
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam sendi pada manusia ?
Jawaban :
• Sendi Engsel
Bila dua ujung tulang yang bergerak membentuk lekukan. Gerakan ini
berporos satu, misalnya hubungan tulang pada lutut, siku dan tulang jari-jari.
• Sendi Pelana
Bila kedua ujung tulang membentuk sendi seperti pelana, berporos dua dan
dapat bergerak lebih bebas seperti gerakan orang naik kuda. Contohnya
sendi pada ibu jari, sendi antar metakarpal dan karpal
• Sendi Putar
Bila ujung tulang yang satu bergerak mengitari ujung tulang yang lain.
Hubungan ini memungkinkan adanya gerakan rotasi atau memutar berporos
satu. Misalnya sendi antara tulang tengkorak dengan tulang atlas, antara
tulang lengan atas dengan tulang pengumpil dan hasta, antara ruas-ruas
pergelangan tangan serta ruas-ruas pergelangan kaki.
• Sendi Peluru
Bila ujung yang satu berbentuk bongkol atau kapsul seperti peluru yang
Tulang usus
Tulang duduk Tulang kemaluan
130
masuk ke ujung tulang lainnya yang berbentuk cekungan. Hubungan ini
memungkinkan terjadinya gerak yang lebih bebas. Contohnya adalah sendi
antara tulang lengan atas dengan tulang belikat, tulang paha dengan tulang
pinggul.
• Sendi Luncur
Hubungan antara tulang ini memungkinkan gerakan
menggeliat,membungkuk, dan menengadah. Contohnya adalah hubungan
antara ruas-ruas tulang belakang
3. Perhatikan gambar-gambar dibawah ini !
131
Stimulating #1
Nama : Zalsabila
Kelas : XI MIPA 6
Topik : Sistem Gerak
Tujuan : Menyelidiki aktivitas yang dapat
menyebabkan gangguan pada sistem gerak
Perhatikan gambar di samping!
Aktivitas manusia biasanya berupa gerakan-
gerakan tertentu. Gambar 1 di atas menunjukkan
postur tubuh saat mengangkat beban. Pada
bagian kiri postur tubuh menunduk dan
mengangkat beban pada posisi berdiri, pada
bagian kanan posisi tubuh saat mengangkat
beban dimulai pada posisi jongkok.
Gambar 1 Mengangkat Beban
Buatlah sebuah pertanyaan terkait ilustrasi di atas! (ini merupakan tahap perumusan
masalah. Kalian perlu memahami permasalahan yang ada pada wacana tersebut)
Apakah kesalahan postur tubuh saat mengangkat beban akan menyebabkan
gangguan pada kesehatan sistem gerak?
Kalian telah membuat sebuah pertanyaan, sekarang buatlah hipotesis atau dugaan
sementara atas pertanyaan yang telah kalian buat!
Lembar Kerja Peserta Didik
Problem Statement #2
132
Data Processing #4
Kesalahan postur tubuh saat mengangkat beban akan menyebabkan gangguan
pada kesehatan sistem gerak. Posisi saat mengangkat bebab lebih baik dimulai
dari posisi jongkok agar beban tidak tertumpu pada tulang belakang.
carilah informasi mengenai gangguan yang diakibatkan oleh kesalahan dalam
melakukan suatu gerakan. Tuliskan informasi tersebut ke dalam kolom berikut!
Perhatikan gambar berikut
a b c Gambar 2. Posisi Mengemudi
a b c Gambar 3. Posisi Tangan Saat
Menggunakan Mouse
Manakah posisi yang baik untuk kesehatan:
Gambar 1: kanan
Gambar 2: a
Gambar 3: c
Data Collecting #3
Kifosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang yang berlebihan di bagian dada ke arah belakang. Orang yang mengalami kelainan ini tubuhnya terlihat bungkuk. Kifosis dapat disebabkan karena penyakit (misalnya penyakit TBC dan riketsia) atau akibat kebiasaan yang salah. Lordosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang yang berlebih ke arah depan di bagian pinggang. Orang yang mengalami kelainan ini pinggangnya terlihat lebih menonjol ke depan. Lordosis dapat disebabkan karena perut penderitanya yang terlalu besar (misalnya karena hamil atau kegemukan), riketsia, atau juga karena kebiasaan yang salah. Skoliosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang ke arah samping. Skoliosis dapat disebabkan oleh polio atau juga kebiasaan yang salah.
133
mengangkat beban: posisi yang benar saat mengangkat beban adalah dengan
dimulai posisi jongkok. Hal ini bertujuan agar berat beban bertumpu pada kaki dan
kedua tangan. Posisi mengangkat beban dengan posisi berdiri dan menunduk
sangat berbahaya karena beban akan tertumpu pada tulang belakang
mengemudi: posisi tulang belakang adalah lurus dan bersandar pada kursi
kemudia. Hal ini bertujuan untuk mencegah otot cepat lelah dan posisi tulang
belakang tetap stabil.
menggunakan mouse: posisi pergelangan tangan dan tulang lengan bawah (hasta-
pengumpil) sejajar lurus. Hal ini akan mencegah rasa cepat lelah di daerah tangan.
Generalization #6
Terdapat posisi gerakan tubuh atau kebiasaan yang melibatkan sistem gerak yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem gerak seperti posisi mengangkat beban, posisi mengemudi dan menggunakan mouse yang salah.
Jelaskan alasan atas pilihan kalian mengenai posisi yang baik untuk kesehatan dalam
melakukan aktivitas mengangkat beban, mengemudi, dan menggunakan mouse. Tuliskan pada kolom berikut!
Dari hasil analisa kalian, buatlah sebuah kesimpulan.
Verification #5
134
LAMPIRAN B.1
A. Analisis Data Deskriptif
B. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Belajar Biologi Pre test eksperimen ,181 35 ,005 ,759 35 ,000
post test eksperimen ,162 35 ,021 ,846 35 ,000
pre test kontrol ,170 34 ,014 ,943 34 ,076
post test kontrol ,165 34 ,020 ,940 34 ,063
a. Lilliefors Significance Correction
C. Uji Homogenitas
Ranks N Mean Rank Sum of Ranks
Post Test Eksperimen - Pre
Test Eksperimen
Negative Ranks 5a 10,20 51,00
Positive Ranks 22b 14,86 327,00
Ties 8c Total 35
Post Test Kontrol - Pre Test
Kontrol
Negative Ranks 14d 12,36 173,00
Positive Ranks 14e 16,64 233,00
Ties 6f Total 34
a. Post Test Eksperimen < Pre Test Eksperimen
b. Post Test Eksperimen > Pre Test Eksperimen
c. Post Test Eksperimen = Pre Test Eksperimen
Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Pre Test Eksperimen 35 60 16 76 30,14 10,279 105,655
Post Test Eksperimen 35 56 20 76 33,54 10,416 108,491
Pre Test Kontrol 34 43 13 56 33,47 10,544 111,166
Post Test Kontrol 34 47 13 60 35,00 11,750 138,061
Valid N (listwise) 34
135
d. Post Test Kontrol < Pre Test Kontrol
e. Post Test Kontrol > Pre Test Kontrol
f. Post Test Kontrol = Pre Test Kontrol
Test Statisticsa
Post Test
Eksperimen -
Pre Test
Eksperimen
Post Test
Kontrol - Pre
Test Kontrol
Z -3,351b -,693b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001 ,488
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
D. Uji Hipotesis
Test Statisticsa
Hasil Belajar
Biologi
Mann-Whitney U 557,000
Wilcoxon W 1187,000
Z -,462
Asymp. Sig. (2-tailed) ,644
a. Grouping Variable: Kelas
136
Descriptives
Kelas Statistic
Std.
Error
Hasil Belajar Biologi Pre test eksperimen Mean 29,86 1,747
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 26,31 Upper Bound 33,41
5% Trimmed Mean 28,75 Median 30,00 Variance 106,832 Std. Deviation 10,336 Minimum 16 Maximum 76 Range 60 Interquartile Range 10 Skewness 2,727 ,398
Kurtosis 11,138 ,778
post test eksperimen Mean 33,71 1,787
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 30,08 Upper Bound 37,35
5% Trimmed Mean 32,84 Median 33,00 Variance 111,798 Std. Deviation 10,573 Minimum 20 Maximum 76 Range 56 Interquartile Range 14 Skewness 1,767 ,398
Kurtosis 6,388 ,778
pre test kontrol Mean 33,47 1,808
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 29,79 Upper Bound 37,15
5% Trimmed Mean 33,31 Median 33,00 Variance 111,166 Std. Deviation 10,544 Minimum 13 Maximum 56 Range 43 Interquartile Range 12 Skewness ,512 ,403
137
Kurtosis -,026 ,788
post test kontrol Mean 35,00 2,015
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 30,90 Upper Bound 39,10
5% Trimmed Mean 34,76 Median 31,50 Variance 138,061 Std. Deviation 11,750 Minimum 13 Maximum 60 Range 47 Interquartile Range 12 Skewness ,488 ,403
Kurtosis -,103 ,788
138
LAMPIRAN C.1
139
140
141
Arnida Asdir -105441111916by Tahap Ujian Tutup -
Submission date: 08-Dec-2020 06:51AM (UTC+0700)Submission ID: 1468019129File name: ARNIDA_ASDIR.docx (188.26K)Word count: 7690Character count: 48140
19%SIMILARITY INDEX
19%INTERNET SOURCES
4%PUBLICATIONS
0%STUDENT PAPERS
1 10%
2 3%
3 2%
4 2%
5 2%
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches < 2%
Arnida Asdir -105441111916ORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
digilibadmin.unismuh.ac.idInternet Source
docplayer.infoInternet Source
repository.uinjkt.ac.idInternet Source
www.scribd.comInternet Source
digilib.unila.ac.idInternet Source
149
RIWAYAT HIDUP
Arnida Asdir. Dilahirkan pada 25 April 1998 di
Makassar. Putri dari pasangan Muhammad Asdir dan
Hariani. Penulis memulai jenjang pendidikan di SD
Negeri Katangka I pada tahun 2003 dan tamat pada
tahun 2009. Pada tahun itu juga, penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Somba Opu pada tahun 2009-
2012. Lalu melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri
2 Sungguminasa dan menyelesaiakan pada tahun
2015. Dengan izin Allas SWT, pada tahun 2016
penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan Alhamdulillah
diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi,
Program Strata 1 (S1).