14
PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SD DI GUGUS 1 AMPENAN JURNAL Diajukan Kepada Tim Penguji Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh INDAH KUSUMA WARDANI NIM. E1E 215065 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2019

PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR

BAHASA INDONESIA SISWA SD DI GUGUS 1 AMPENAN

JURNAL

Diajukan Kepada Tim Penguji Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sebagai Salah

Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

INDAH KUSUMA WARDANI

NIM. E1E 215065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019

Page 2: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan
Page 3: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA

INDONESIA SISWA SD DI GUGUS 1 AMPENAN

Indah Kusuma Wardani

(1), Sudirman

(2), dan Husniati

(3)

FKIP Universitas Mataram

e-mail: [email protected]

Abstract :This study aims to determine the effect of roleplaying methods on Indonesian language

learning outcomes for Class III elementary school students in Ampenan 1 group. This type of research

is the Ex Post Facto type Causal Comparative Research, the population in the study were all students

of class III in Cluster 1 Ampenan. The sample used was 60 students with purposive sampling

technique. Data collection methods use questionnaires and multiple choice tests. As for the data

analysis techniques used are descriptive statistics and inferential statistics. The results showed that

students' answers related to the application of the role playing method used by the teacher by 43% of

them applied the role playing method well, 42% applied the role playing method very well, and 15%

applied the role playing method quite well. From the data obtained it is known that 40% of grade III

elementary school students have high learning outcomes, 48% of them have moderate learning

outcomes, and 12% have low learning outcomes. Based on data analysis shows that t count 3.86> t

table 1.671 with an error level of 0.05 and N = 60. While the influence of the role playing method on

the results of learning Indonesian students by 15%. The results achieved indicate that there is a

significant influence that the higher the application of the role playing method, the higher the

learning outcomes of Indonesian students in third grade elementary school in Ampenan 1 Cluster.

Keyword: Role playing method, Indonesian learning outcomes.

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode roleplaying terhadap hasil

belajar bahasa indonesia Siswa Kelas III SD di gugus 1 Ampenan. Jenis penelitian yang digunakan

adalah Ex Post Facto tipe Causal Comparative Research, Populasi dalam penelitian adalah seluruh

siswa kelas III di Gugus 1 Ampenan. Sampel yang digunakan sebanyak 60 siswa dengan teknik

purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan tes pilihan ganda.Adapun

teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa jawaban siswa yang terkait dengan penerapan metode role playing yang di

gunakan guru sebesar 43% diantaranya menerapkan metode role playing dengan baik, 42% lainnya

menerapkan metode role playing dengan sangat baik, dan 15% menerapkan metode role playing

dengan cukup baik. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa 40% siswa kelas III SD mempunyai

hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya

memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa t hitung 3,86> t

tabel 1,671 dengan taraf kesalahan sebesar 0,05 dan N = 60. Sedangkan besar pengaruh metode role

playing Terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa sebesar 15%. Hasil yang dicapai menunjukkan

adanya pengaruh signifikan bahwa semakin tinggi penerapan metode role playing maka semakin

tinggi pula hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas III SD di Gugus 1 Ampenan.

Kata kunci: Metode role playing, hasil belajar bahasa Indonesia.

Page 4: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

PENDAHULUAN Pendidikan berlangsung dalam

bentuk belajar mengajar yang

melibatkan dua pihak yaitu guru dan

siswa, dimana dalam proses belajar

mengajar keduanya saling berinteraksi

dan diusahakan saling mempengaruhi,

sehingga dapat tercapainya tujuan

pendidikan. Sehubungan dengan itu,

peran guru sebagai pembimbing harus

mampu menciptakan situasi yang dapat

memberi pengaruh yang optimal bagi

siswa untuk dapat belajar dengan baik

dan memperoleh keterampilan dan

pengetahuan yang dapat dimanfaatkan

untuk kehidupannya.

Setiap proses belajar

mempengaruhi perubahan perilaku.

Tergantung pada tujuan pendidikannya,

perubahan perilaku yang merupakan hasil

belajar dapat berupa aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik.Perubahan

dalam setiap aspek tidaklah

tunggal.Setiap aspek terdiri dari beberapa

jenjang hasil belajar mulai yang paling

rendah dan sederhana sampai yang paling

tinggi dan kompleks.Tingkatan disusun

dalam sebuah taksonomi yang

mencerminkan tingkat kompleksitas

jenjang. Dalam proses belajar bahasa

Indonesia di sekolah diharapkan dapat

membantu siswa mengenal dirinya,

budayanya dan budaya orang lain,

mengemukakan gagasan dan perasaan,

berpartisipasi dalam masyarakat serta

menggunakan kemampuan analitis dan

imajinatif yang ada dalam dirinya.

Adapun tujuan pembelajran bahasa

Indonesia untuk melatih keterampilan

berbahasa peseta didik.

Dalam pengajaran bahasa

Indonesia, ada empat keterampilan

berbahasa yang harus dimiliki oleh

peserta didik, keterampilan ini antara lain,

menyimak, berbicara, membaca dan

menulis.Keempat aspek berbahasa ini

saling terkait antara satu dengan yang

lainnya. Bagaimana seorang anak bisa

menulis setalah ia membaca maupun

menyimak. Begitupun dengan berbicara,

berbicara tidak lepas dari kemampuan

menyimak, menulis, dan membaca anak

sehingga keempat aspek ini senantiasa

diperhatikan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didk.Bahasa adalah

salah satu alat komunikasi, melalui

bahasa manusia dapat saling

berkomunikasi, saling berbagi

pengalaman, saling belajar dari yang lain,

dan meningkatkan kemampuan

intelektual. Oleh karena itu belajar bahasa

Indonesia pada hakikatnya adalah belajar

komunikasi. Pembelajaran bahasa

Indonesia dapat diartikan sebagai sebuah

pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam komunikasi

dengan bahasa lisan maupun tulisan.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan siswa.

Bahasa Indonesia merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua

mata pelajaran. Siswa diharapkan mampu

menggunakan Bahasa Indonesia yang

baik untuk mengemukakan gagasan atau

perasaan dan berpartisipasi dalam

masyarakat.

Pembelajaran Bahasa Indonesia

di SD bertujuan untuk mengembangkan

keterampilan berbahasa, oleh karena itu

guru harus mampu untuk

mengembangkan keterampilan berbahasa

siswa dengan menerapkan berbagai

strategi pembelajarann sesuai

karakteristik siswa. Guru harus mampu

membuat siswa belajar dan

mengembangkan keterampilan berbahasa

agar tujuan dari pembelajaran Bahasa

Indonesia dapat tercapai. Keterampilan

berbahasa dimiliki oleh masing-masing

siswa sejak lahir. Guru bertugas untuk

melatih dan mengembangkan

keterampilan tersebut agar siswa dapat

mencapai hasil belajar Bahasa Indonesia

yang optimal. Ada beberapa metode yang

bisa membangkitkan semangat siswa dan

mengembangkan keterampilan berbahasa

siswa dalam belajar bahasa Indonesia,

seperti metode role playing.Metode role

playing adalah metode yang dilakukan

dua orang siswa atau lebih dengan cara

mengarahkan siswa untuk memainkan

suatu peran sesuai dengan peran yang

sudah diberikan. Keuntungan

menggunakan metode role playing adalah

dapat meningkatkan kesan pembelajaran

yang kuat dan tahan lama dalam ingatan

siswa.

Berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan dengan guru wali kelas 3

di SDN 13 Ampenan dan SDN 7

Page 5: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

Ampenan. Beliau menyatakan bahwa

sekolah ini telah menerapkan metode role

playing, bukti telah dilaksanakannya

metode role playing dapat dilihat melalui

rencana pelaksanaan pembelajaran,

silabus, tugas-tugas, dan nilai ulangan

siswa. Metode role playingini diterapkan

pada materi-materi tertentu, salah satu

contoh yaitu pada materi yang berisi

cerita rakyat. Model role playing telah

meningkatkan hasil belajar bahasa

Indonesia siswa, hal ini dapat dilihat dari

peningkatan hasil belajar yang telah

dicapai setelah menggunakan metode role

playing. Keberhasilan dalam belajar dapat

tercapai karena dalam diri siswa ada

keinginan untuk belajar.

Dari pembahasan diatas

memberikan gambaran bahwa secara

teoritik metode role playing berpengaruh

terhadap hasil belajar bahasa Indonesia,

dengan demikian penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Metode Role PlayingTerhadap

Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SD

Di Gugus 1 Ampenan.”

Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut

maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah ada “ Pengaruh Metode Role

Playing Terhadap Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Siswa SD Di Gugus 1 Ampenan

?”

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di

atas maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh metode role

playing terhadap hasil belajar Bahasa

Indnesia siswa SD di gugus 1 Ampenan.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai referensi untuk

melaksanakan pembelajaran bahasa

indonesia dan membuat inovasi baru

dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi Siswa

a.Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat

memberikan kesempatan kepada siswa

untuk lebih berperan aktif dalam

proses pembelajaran sehingga mereka

mampu mengembangkan kemampuan

mereka, dan kreatifitas siswa sehingga

bisa memperoleh hasil belajar yang

lebih baik seperti yang diharapkan.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam memperbaiki dan memperbaharui

kegiatan belajar mengajar yang

dilaksanakan di sekolah.

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori yang Relevan

1. Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Winkel mengatakan hasil belajar, ialah

perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya (dalam Purwanto,

2016:45).Perubahan tersebut mengacu

pada tiga aspek, yaitu aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik (Winkel dalam

Purwanto, 2016:45).

Hasil belajar erat kaitannya dengan

tujuan pembelajaran.menurut Purwanto

(2016: 45) hasil belajar merupakan

perolehan dari proses belajar siswa

sesuai dengan tujuan pengajaran (ends

are being attained). Tujuan

pembelajaran merupakan hasil belajar

yang akan dicapai oleh siswa. Oleh

karenanya, hasil belajar biasanya di ukur

menggunakan tes hasil belajar. Zainul

dkk, mengatakan Tes hasil belajar

digunakan sebgai alat ukur proses

belajar mengajar sesuai dengan tujuan

instruksional yang tercantum dalam

kurikulum yang berlaku (dalam

Purwanto, 2016: 45). Gronlund (dalam

Purwanto, 2016: 45) menyatakan bahwa

hasil belajar yang diukur dapat

menggambarkan keberhasilan tujuan

pembelajaran.Hasil belajar dan tujuan

pengajaran saling berkaitan karena

tujuan pengajaran, ialah kemampuan

yang dimiliki oleh siswa setelah

mendapatkan pengalaman belajar

(Sudjana, dalam Purwanto, 2016: 45).

Gagne (dalam Dahar, 2011:

118) mengemukakan lima macam hasil belajar, yaitu keterampilan

intelektual, strategi kognitif, informasi

verbal, sikap dan keterampilan motoric.

Page 6: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

Sedangkan, Susanto (2016:6)

mengemukakan tiga macam hasil

belajar, yaitu pemahaman konsep

(aspek kognitif), keterampilan proses

(aspek psikomotorik) dan sikap siswa

(aspek afektif). Purwanto (2016: 48)

juga mengemukakan hal yang sama

bahwa hasil belajar meliputi hasil

belajar kognitif, afektif dan

psikomotorik. Dalam penelitian ini

yang akan dikaji, ialah hasil belajar

kognitif.

Hasil belajar kognitif, ialah

perubahan perilaku yang terjadi dalam

kawasan kognisi (Purwanto, 2016: 50).

Bloom (dalam Susanto, 2016: 60) hasil

belajar kognitif (pemahaman konsep)

diartikan sebagai kemampuan untuk

menerima dan memahami materi

pembelajaran. Pemahaman memiliki

arti yang lebih luas daripada sekedar

mengetahui (Susanto, 2016: 7).Hasil

belajar kognitif memiliki tingkatan dari

yang terendah sampai yang

tertinggi.Semakin tinggi tingkatannya

maka semakin kompleks tingkat

penguasaanya. Menurut Bloom (dalam

Purwanto, 2016: 50) kemampuan

kognitif terdiri dari enam tingkatan,

yaitu; hafalan (C1), pemahaman (C2),

penerapan (C3), analisis (C4), sintesis

(C5), dan evaluasi (C6).

Faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar

dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu

Susanto (2016: 14), Ruseffendi (dalam

Susanto, 2016: 14), dan Sudjana (dalam

Susanto, 2016: 15).Susanto (2016: 14)

mengemukakan bahwa hasil belajar

siswa tergantung pada faktor yang

berasal dari dalam dan luar diri

siswa.Faktor yang berasal dari diri

siswa, ialah kecerdasan, kesiapan dan

bakat siswa itu sendiri.Sedangkan

faktor yang berasal dari luar diri siswa,

ialah kemampuan guru, suasana belajar

dan kepribadian guru. Susanto juga

menjelaskan secara terperinci mengenai

faktor yang mempengaruhi hasil

belajar, yaitu;

a. Faktor internal; faktor internal

merupakan faktor yang

bersumber dari dalam diri

peserta didik, yang

memengaruhi kemampuan

belajarnya. Faktor internal ini

meliputi: kecerdasan, minat dan

perhatian, motivasi belajar,

ketekunan, sikap, kebiasaan

belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan.

b. Faktor eksternal; faktor yang

berasal dari luar diri peserta

didik yang memengaruhi hasil

belajar, yaitu keluarga, sekolah

dan masyarakat.

Ruseffendi (dalam Susanto,

2016: 14) mengidentifikasi sepuluh

macam faktor yang mempengaruhi hasil

belajar, yaitu kecerdasan, kesiapan anak,

bakat anak, kemauan belajar, minat anak,

model penyajian materi, pribadi dan

sikap guru, suasana belajar, kompetensi

gruu, dan kondisi masyarakat. Sudjana

(dalam Susanto, 2016: 15) mengatakan

bahwa hasil belajar dicapai oleh dua

faktor utama, yaitu faktor internal

(berasal dari dalam diri siswa) dan faktor

eksternal atau lingkungan (berasal dari

luar diri peserta didik). Ketiga pendapat

ahli tersebut mengindikasikan bahwa

hasil belajar dipengaruhi oleh bagaimana

peserta didik belajar dan bagaimana ia

diajar serta kondisi lingkungan tempat ia

belajar.

Untuk mengetahui apakah

hasil belajar yang dicapai telah sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki dapat

diketahui melalui evaluasi (Susanto,

2016: 5). Evaluasi menurut Sunal

(dalam Susanto, 2016: 5) merupakan

proses penggunaan informasi untuk

membuat pertimbangan seberapa

efektif suatu program telah memenuhi

kebutuhan siswa.

Djamarah dkk, (dalam

Susanto, 2016: 3) menetapkan bahwa

hasil belajar telah tercapai apabila

memenuhi dua indikator, yaitu: 1) daya

serap terhadap bahan pengajaran yang

diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik

secara individual maupun kelompok, 2)

perilaku digariskan dalam tujuan

pengajaran/ instruksional khusus telah

dicapai oleh siswa baik secara individu

maupun kelompok.

Hasil belajar yang dikaji

dalam penelitian ini, ialah hasil belajar

Bahasa Indonesia. Berdasarkan teori di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Page 7: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

hasil belajar Bahasa Indonesia ialah

perubahan tingkah laku yang diperoleh

oleh siswa setelah melalui pengalaman

belajar Bahasa Indonesia yang

mencakup aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

2. Metode Role Playing

1. Pengertian Metode Role Playing

Metodepembelajaran merupakan suatu

cara atau strategi yang dilakukan oleh

seorang guru agar terjadi proses

belajar pada diri siswa sesuai dengan

rencana yang telah disusun untuk

mencapai tujuan. Menurut Mulyono

(2012:81) metode pembelajaran dapat

diartikan sebagai cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana

yang sudah disusun dalam bentuk

kegiatan nyata dan praktis untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Sedangkan menurut Sudjana

(2010:76) metode mengajar ialah cara

yang digunakan dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pengajaran.

Salah satu metode pembelajaran

adalah metode Role Playing atau

metode bermain peran.Role playing

merupakan salah satu bentuk

permainan pendidikan yang yang di

dalamnya terdapat simulasi atau

perilaku berpura-pura siswa yang

dipakai untuk menjelaskan peranan,

sikap, tingkah laku, nilai dan

tujuannya, menghayati perasaan, sudut

pandang dan cara berfikir orang lain.

Sehingga dengan metode ini

diharapkan siswa mampu menguasai

bahan-bahan pelajaran melalui

pengembangan imajinasi dan

penghayatan siswa.

Frog (Huda, 2014:209) menyatakan

bahwa Role Playing atau bermain

peran adalah sejenis permainan gerak

yang didalamnya ada tujuan, aturan.

Sedangkan menurut Huda (2014:209)

Role Playing adalah cara penguasaan

bahan-bahan pelajaran melalui

pengembangan imajinasi dan

penghayatan siswa.Selanjutnya

menurut Mulyono (2012:45) Role

Playing adalah metode pembelajaran

yang didalamnya menampakkan

adanya perilaku pura-pura dari siswa

yang terlihat atau peniruan dari tokoh

tokoh sejarah sedemikian rupa.Sejalan

dengan itu, menurut Sudjana

(2010:90) Role Playing yakni bermain

peran yang ditujukan untuk

mengkreasi kembali peristiwa masa

lampau, mengkreasi kemungkinan

masa depan, mengekspose kejadian

masa kini, dan sebagainya.Dari

pendapat para ahli diatas dapat

disimpulakan bahwa metode Role

Playing adalah metode pembelajaran

yang menyajikan pengalaman belajar

dengan menggunakan situasi tiruan

untuk memahami konsep, prinsip, atau

keterampilan tertentu.

Metode Role Playing memiliki

karakteristik seperti kegiatan belajar

secara berkelompok, mempunyai topik

permasalahan, kegiatan belajar bukan

pada objek sebenarnya, siswa

memiliki peran yang harus dimainkan,

dan guru berperan sebagai

pembimbing.Adapun karakteristik dari

metode Role Playing menurut

Winataputra (Hathob, 2010:25) yaitu :

a) Kegiatan belajar bukan pada objek

sebenarnya, b) Kegiatan secara

kelompok, c) aktivitas komunikasi , d)

Peran guru sebagai pembimbing, e)

Ada topik permasalahan, f) Ada peran

yang harus dimainkan siswa.

2. Tujuan Metode Role Playing

Tujuan metode Role Playing adalah

untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan interaktif atau

keterapilan-keterampilan reaktif, dan

mampu mengembangkan prosedur-

prosedur kognitif dan prinsip-prinsip

yang mendasari perilaku keterampilan

yang telah didramatisasikan.

Tujuan dari metode

pembelajaran Role Playing menurut

Hamalik (2011:198) disesuaikan

dengan jenis belajar, diantaranya

sebagai berikut:

1. Belajar dengan berbuat. Para siswa

melakukan peranan tertentu sesuai

dengan kenyataan yang

sesungguhnya. Tujuannya adalah

untuk mengembangkan

keterampilan-keterampilan

interaktif atau keterampilan-

keterampilan reaktif.

2. Belajar melalui peniruan (imitasi).

Para siswa pengamat drama

Page 8: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

menyamakan diri dengan pelaku

(aktor) dan tingkah laku mereka.

3. Belajar melalui balikan. Para

mengamat menanggapi perilaku

para pemain atau pemegang peran

yang telah ditampilkan. Tujuannya

adalah untuk mengembangkan

prosedur-prosedur kognitif dan

prinsip-prinsip yang mendasari

perilaku keterampilan yang telah

didramatisasikan.

4. Belajar melalui pengkajian, penilai,

dan pengulangan. Para peserta

dapat memperbaiki keterampilan-

keterampilan mereka dengan

mengulanginya dalam penampilan

berikutnya.

3. Langkah-langkah Metode Role

Playing

Menurut Shaftel (Mulyono, 2012:48)

mengemukakan tahap Role Playing

dapat dijadikan pedoman dalam

pembelajaran, yaitu menghangatkan

suasana dan motivasi peserta didik,

memilih partisipan atau peran,

menyusun tahapan-tahapan peran,

menyiapkan pengamat, diskusi, dan

evaluasi, pemeranan ulang, diskusi,

dan evaluasi tahap kedua, membagi

pengalaman dan mengambil

kesimpulan.

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan langkah pembelajaran

Role Playing menurut Huda. Adapun

sintaks metode Role Playing menurut

Huda (2014:209) sebagai berikut:

a. Guru menyusun/menyiapkan

skenario yang akan disampaikan.

b. Guru menunjuk beberapa siswa

untuk mempelajari skenario dalam

waktu beberapa hari sebelum

pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar.

c. Guru membentuk kelompok siswa

yang beranggotakan 5 orang.

d. Guru meberikan penjelasan tentang

kompetensi yang ingin dicapai.

e. Guru memanggil para siswa yang

sudah ditunjuk untuk melakonkan

skenario yang sudah dipersiapkan.

f. Masing-masing siswa berada

dikelompoknya sambil mengmati

skenario yang sedang diperagakan.

g. Setelah selesai ditampilkan,

masing-masing siswa diberikan

lembar kerja untuk

membahas/memberi penilaian atas

penampilan masing-masing

kelompok.

h. Masing-masing kelompok

menyampaikan hasil simpulannya.

i. Guru memberikan kesimpulan dan

evaluasi secara umum.

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode

Role Playing

Setiap metode pembelajaran tidak ada

yang sempurna, karena masing-

masing memiliki kelemahan dan

keunggulan tersendiri.Oleh karena itu

peran pendidik penting dalam

menyesuaikan metode mana yang

sesuai untuk diterapkan dalam

menyampaikan materi tertentu.

Adapun keunggulan Role Playing

adalah membuat situasi kelas menjadi

lebih dinamis dan antusias, bisa

menjadi pengalaman belajar

menyenangkan yang sulit untuk

dilupakan, membangkitkan gairah dan

semangat optimisme dalam diri siswa

serta membutuhkan rasa kebersamaan,

dan dan dapat memberi kesan

pembelajran yang kuat dan tahan lama

dalam ingatan siswa. Sedangkan

kelemahan dari metode Role Playing

adalah membutuhkan persiapan yang

akan menghabiskan waktu yang

dibutuhkan, tidak semua materi

pelajaran dapat disajikan melalui

strategi ini, dan kesulitan menugaskan

peran tertentu kepada siswa jika tidak

dilatih dengan baik.

Keunggulan dan kelemahan

dari metode Role Playing menurut

Huda (2014:210) sebagai berikut:

1. Keunggulan Metode Role

Playing

a. Dapat memberikan kesan

pembelajaran yang kuat dan

tahan lama dalam ingatan

siswa.

b. Bila menjadi pengalaman

belajar menyenangkan yang

sulit untuk dilupakan.

c. Memberi sitruasi kelas

menjadi lebih dinamis, dan

antusias.

d. Membangkitkan gairah dan

semangat optimism dalam diri

Page 9: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

siswa serta menumbuhkan rasa

kebersamaan.

e. Memungkinkan siswa terjun

langsung memerankan sesuatu

yang akan dibahas dalam

proses belajar.

2. Kelemahan metode Role Playing

:

a. Banyak waktu yang

dibutuhkan.

b. Kesulitan menugaskan peran

tertentu pada siswa jika tidak

dilatih dengan baik.

c. Ketidakmungkinan

menerapkan rencana

pembelajaran jika suasana

kelas tidak kondusif.

d. Membutuhkan persiapan yang

benar-benar matang yang akan

menghabiskan waktu dan

tenaga.

e. Tidak semua materi pelajaran

dapat disajikan melalui

strategi ini.

Ada beberapa cara untuk

mengatasi kelemahan-kelemahan

tersebut adalah guru harus memiliki

kreativitas yang tinggi dalam

menyusun skenario pembelajaran,

drama disesuaikan dengan waktu yang

tersedia, serta guru harus mampu

memilih materi yang cocok dengan

metode ini. Metode Role Playing

memiliki karakteristik tertentu dalam

mengembangkan kepribadian siswa

seperti kegiatan belajar bukan pada

objek sebenarnya, kegiatan secara

kelompok, adanya aktivitas

komunikasi, ada topik permasalahan,

ada peran yang harus dimainkan

siswa, serta siswa memperoleh

berbagai pengalaman belajar yang

bermanfaat dalam kehidupannya.

Dari uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa metode Role

Playing adalah metode pembelajaran

yang menyajikan pengalaman belajar

dengan menggunakan situasi tiruan

untuk memahami konsep, prinsip, atau

keterampilan tertentu dengan langkah-

langkah sebagai berikut (a)

Menyiapkan skenario, (b) Menunjuk

beberapa siswa untuk mempelajari

skenario, (c) Membagi kelompok, (d)

Menjelaskan Kompetensi yang akan di

capai, (e) Memerankan skenario, (f)

Membagikan lembar kerja, (g)

Menyimpulkan dan evaluasi.

Penelitian yang Relevan 1. Penelitian oleh Ernani (2016)

yang berjudul “Pengaruh Metode

RolePlayingTerhadapKeterampilan

Berbicara Siswa Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas

V di Madrasah Ibtidaiyah

Wathoniyah Palembang “ hasil

penelitian menunjukkan ada

peningkatan terhadap keterampilan

berbicara siswa dari nilai rata-rata

70 kemudian siklus I menjadi 70,84

dan siklus II menjadi 85,5. Yang

membedakan penelitian ini dengan

penelitian yang dilaksanakan yaitu

penelitian ini meneliti pengaruh

metode role playing terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas

V di Madrasah Ibtidaiyah

Wathoniyah Palembang sedangkan

penelitian yang dilaksanakan,

meneliti pengaruh metode role

playing terhadap hasil belajar

bahasa Indonesia siswa SD di

gugus 1 Ampenan.

2. Penelitian Dewi handayani (2011)

dengan judul “ Upaya

meningkatkan keterampilan

menulis cerita dengan metode

roleplaying pada siswa kelas V

SDN Banten seleman”. Hasil

penilitian menunjukkan ada

peningkatan terhadap keterampilan

menuis setelah menggunakan

metode role playing. Yang

membedakan penelitian ini dengan

penelitian yang dilaksanakan yaitu

penelitian ini meneliti upaya

meningkatkan keterampilan

menulis cerita dengan metode role

playing pada siswa kelas V SDN

Banten seleman,sedangkan

penelitian yang dilaksanakan,

meneliti pengaruh metode role

playing terhadap hasil belajar

bahasa Indonesia siswa SD di

gugus 1 Ampenan.

3. Penelitian Laeli kurniati (2011)

dengan judul “Peningkatan

Page 10: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

keterampilan berbicara melalui

penerapan metode roleplaying

siswa kelas IV SDN Candinegara 1

Banyumas”. Hasil penelitian

menunjukkan ada peningkatan

keterampilan berbicara siswa kelas

IV SDN Candinegara 1 Banyumas

melalui penerapan metode role

playing. Yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian

yang dilaksanakan yaitu penelitian

ini meneliti peningkatan

keterampilan berbicara melalui

penerapan metode role playing

siswa kelas IV SDN Candinegara 1

Banyumas, sedangkan penelitian

yang dilaksanakan, meneliti

pengaruh metode role playing

terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia siswa SD di gugus 1

Ampenan.

Kerangka Berpikir

Hasil belajar ialah perubahan

yang mengakibatkan manusia berubah

dalam sikap dan tingkah lakunya .Hasil

belajar erat kaitannya dengan tujuan

pembelajaran. Hasil belajar merupakan

perolehan dari proses belajar siswa

sesuai dengan tujuan pengajaran (ends

are being attained). Tujuan

pembelajaran merupakan hasil belajar

yang akan dicapai oleh siswa. Oleh

karenanya, hasil belajar biasanya di ukur

menggunakan tes hasil belajar. Tes hasil

belajar digunakan sebagai alat ukur

proses belajar mengajar sesuai dengan

tujuan instruksional yang tercantum

dalam kurikulum yang berlaku. Hasil

belajar yang diukur dapat

menggambarkan keberhasilan tujuan

pembelajaran.Hasil belajar dan tujuan

pengajaran saling berkaitan karena

tujuan pengajaran, ialah kemampuan

yang dimiliki oleh siswa setelah

mendapatkan pengalaman belajar.

Sehubungan dengan ini guru

harus menciptakan pembelajaran yang

dapat menarik perhatian, minat,

membangkitkan rasa percaya diri dan

keberanian peserta didik dalam proses

pembelajaran. Selain itu diperlukan

metode pembelajaran yang menarik

untuk mebangkitkan semangat

siswa.Salah satunya adalah dengan

menggunakan metode Role Playing.

Penerapan metode role playing dapat

membuat proses pembelajaran

berlangsung secara lebih efektif.

Metode role playing adalah suatu

metode yang digunakan untuk

membangkitkan keberanian siswa dalam

berbicara dengan sistem berkelompok

yang masing masing siswa berperan

sesuai dengan peran yang telah

diberikan oleh guru. Adapun kelebihan

dari metode role playing yaitu: (a) Dapat

memberikan kesan pembelajaran yang

kuat dan tahan lama dalam ingatan

siswa, (b) Menjadi pengalaman belajar

yang sulit dilupakan, (c) Membuat

situasi kelas menjadi lebih dinamis dan

antusias, (d) Membangkitkan semangat

dan menumbuhkan rasa kebersamaan

siswa, (e) Memungkinkan siswa terjun

langsung memerankan suatu peran .

Dari beberapa hal yang

dijelaskan di atas, dapat disimpulkan

bahwa metode role playing dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia. Maka

dari itu, perlu diadakan penelitian ini

untuk mengetahui metode role playing

di gugus I Ampenan, dan untuk melihat

seberapa besar pengaruhnya terhadap

hasil belajar Bahasa Indonesia.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka

berfikir yang telah dipaparkan, maka

dalam penelitian ini hipotesis yang

diajukan adalah “Metode role playing

berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia siswa SD di gugus 1 Ampenan”.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Lokasi dan WaktuPenelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian diakukan di SDN gugus 1

Ampenan.

2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada

semester gasal .

Subjek dan Observer Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subyek penelitian seluruh siswa

kelas III di gugus 1 Ampenan yang

berjumlah 150 orang siswa. 2. Sampel Penelitian

Page 11: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

Adapun sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kelas III SDN 13

Ampenan dan kelas III SDN 7 Ampenan .

Teknik pengambilan sampel yang

dilakukan oleh penulis pada penelitian ini

adalah menggunakan teknik

nonprobability sampling.

Definisi Operasional Variabel

1. Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Hasil belajar bahasa Indonesia adalah

perubahan yang terjadi pada diri siswa

setelah kegiatan belajar yang meliputi

aspek kognitif . Beberapa hal yang

menjadi indikator untuk mengetahui

hasil belajar bahasa Indonesia siswa

yaitu : pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis dan evaluasi.

2. Metode Role Playing

Metode role playing adalah metode

pembelajaran yang menyajikan pengalaman

belajar dengan menggunakan situasi tiruan

untuk memahami konsep, prinsip, atau

keterampilan tertentu dengan langkah-

langkah sebagai berikut (a) Menyiapkan

skenario, (b) Menunjuk beberapa siswa

untuk mempelajari skenario, (c) Membagi

kelompok, (d) Menjelaskan Kompetensi

yang akan di capai, (e) Memerankan

skenario, (f) Membagikan lembar kerja, (g)

Menyimpulkan dan evaluasi.

Rancangan dan Langkah-langkah

Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian

kuantitatif, sedangkan jenis penelitian yang

digunakan yaitu Ex post facto dengan tipe

penelitian Causal Comporative

Reseach.Menurut Sugiyono (2009:7)

Causal Comparative Research adalah

pendekatan dasar kausal komporatif

melibatkan kegiatan peneliti yang diawali

dengan mengidentifikasi pengaruh variabel

satu terhadap variabel lainnya, kemudian

berusaha mencari kemungkinan variabel

penyebabnya. Dari penjelasan tersebut

dapat disimpulkan bahwa penelitian expost

facto tipe causal comparative

researchadalah penelitian yang melihat

fenomena dan menguji variabel sebab

akibat yang melatarbelakangi kejadian

tersebut.Adapun variabel dalam penelitian

ini yang kejadiannya sudah terjadi adalah

penerapan metode roleplaying.Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui informasi

mengenai pengaruh metoderole playing

terhadap hasil belajar bahasa indonesia

siswa kelas III Gugus I Ampenan.

Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data-data

penelitian diambil dengan menggunakan

lembar tes dan angket.

Metode Analisis Data

a. Menentukan nilai rata-rata

Analisis untuk mengetahui rata-rata hasil

evaluasi, dirumuskan sebagai berikut:

M = ∑

Keterangan:

M = Nilai rata-rata hasil belajar siswa

∑ X = Nilai yang diperoleh masing-

masing siswa

N = Jumlah siswa yang mengikuti tes

(Sumber: Sudjana, 2012: 125)

b. Menilai hasil belajar Bahasa Indonesia

1) Untuk menganalisis hasil belajar

bahasa Indonesia:

rumus:

x100

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh metode role playing

terhadap hasil belajar bahasa indonesia siswa

SD di Gugus 1 Ampenan. Data penelitian ini

berupa data tes bahasa Indonesia dalam

bentuk pilihan ganda dari guru. Selain itu,

data dalam penelitian ini berupa angket

tentang metode role playing yang diberikan

kepada siswa kelas III di SDN Gugus 1

Ampenan. Sebelum instrumen digunakan

dalam penelitian ini, terlebih dahulu diuji

cobakan.Uji coba instrumen dilakukan di SDN

35Ampenan dengan jumlah 10 item angket

yang harus di jawab oleh siswa. Setelah

dilakukan analisis terhadap jawaban siswa

terbukti bahwa semua item angket tersebut

valid. Sedangkan uji reliabilitas terhadap 10

item angket yang valid tersebut, diperoleh

koefisien reliabilitas sebesar 0,943.

Berdasarkan tabel kriteria reliabilitas butir

item, rentang nilai koefisien reliabilitas antara

0,61 – 0,80 termasuk dalam kategori tinggi.

Penelitian ini diawali dengan

membagikan soal tes kepada siswa.

Pengambilan data hasil belajar bahasa

Page 12: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

indonesia ini menunjuk hasil belajar siswa SD

kelas III di Gugus 1 Ampenan adalah 69,33

dari skala nilai 0-100. Didapat pula median

(Me) sebesar 70,00, modus (Mo) sebesar 70,

range sebesar 40, nilai minimum sebesar 50,

dan nilai maksimum sebesar 90. Sedangkan

hasil analisis data, hasilnya mununjukkan

bahwa dari 60 siswa yaitu distribusi frekuensi

data hasil belajar bahasa indonesia sebagian

besar berada pada kategori baik dengan

frekuensi 60 siswa (88%). Adapun 29 siswa

(48%) berada pada kategori sangat baik, dan

24 siswa (40%) berada pada kategori

tinggi.Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata

siswa SD kelas III di Gugus 1 Ampenan

meraih nilai lebih dari cukup untuk mata

pelajaran bahasa Indonesia.

Pengambilan data penerapan

metode role playing dilakukan dengan cara

memberikan angket metode role playing

kepada peserta didik kelas III dengan jumlah

10 item angket. Hasil dari pengambilan data

melalui angket metode role playing tersebut

menunjukkan bahwa rata-rata responden yang

dijadikan sampel terhadap penerapan metode

role playing sebesar 85,00 dari skala 0-100

dengan median (Me) sebesar 70,00, modus

(Mo) sebesar 80, range sebesar 40, nilai

minimum sebesar 40, dan nilai maksimum

sebesar 90. Sedangkan analisis data setelah

dilakukan penaksiran data angket dengan

menggunakan klasifikasi presentase, maka

diperoleh distribusi frekuensi data hasil

penerapan metode role playing sebagian besar

pada kategori baik dengan frekuensi 51 peserta

didik (85%). Adapun 25 peserta didik (42%)

berada pada kategori cukup, dan 26 peserta

didik (43%) berada pada kategori yang sangat

baik. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata

peserta didik SD kelas III di Gugus 1

Ampenan cukup baik dalam menerapkan

metode role playing.

Dari uraian diatas, dapat dijelaskan

bahwa metode role playing berpengaruh

signifikan terhadap hasil belajar bahasa

indonesia siswa SD kelas III di Gugus 1

Ampenan. Pengaruh signifikan

mengindikasikan bahwa apabila penerapan

metode role playing meningkat maka akan

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Metode role playing atau

bermain peran adalah sejenis permainan gerak

yang didalamnya ada tujuan dan aturan.

Sejalan dengan itu, ada beberapa pendapat

yang menjelaskan tentang metode role

playing. Menurut Huda (2014:209) Role

Playing adalah cara penguasaan bahan-bahan

pelajaran melalui pengembangan imajinasi

dan penghayatan siswa. Menurut Mulyono

(2012:45) Role playing merupakan salah satu

bentuk permainan pendidikan yang di

dalamnya terdapat simulasi atau perilaku

berpura-pura siswa yang dipakai untuk

menjelaskan peranan, sikap, tingkah laku, nilai

dan tujuannya, menghayati perasaan, sudut

pandang dan cara berfikir orang lain. Metode

Role Playing memiliki karakteristik seperti

kegiatan belajar secara berkelompok,

mempunyai topik permasalahan, kegiatan

belajar bukan pada objek sebenarnya, siswa

memiliki peran yang harus dimainkan, dan

guru berperan sebagai pembimbing. Seperti

pada kajian teori yang dibahas pada bab II,

metode role playing dikaitkan dengan hasil

belajar bahasa Indonesia . Dalam hal ini

peneliti menentukan beberapa indikator dari

metode role playing seperti guru menyiapkan

skenario, menunjuk beberapa siswa untuk

mempelajari skenario, membagi kelompok,

menjelaskan kompetensi yang akan dicapai,

memerankan skenario, membagikan lembar

kerja, menyimpulkan dan evaluasi.

Dari hasil penghitunganuji t, di

peroleh nilai signifikansi (Sig) sebesar 0,001

maka nilai signifikansi yang diperoleh

dikonsultasikan dengan 5% dengan N = 60,

nilai taraf sigifikansi 0,001 < 0,05. Selain itu,

dari hasil tes tersebut diketahui nilai t hitung

variabel hasil belajar adalah sebesar 3,86,

makathitungyang diperoleh dikonsultasikan pada

taraf 5% dengan N = 60 (ttabel). Karena nilai t

hitung 3,86> t tabel 1,671, maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis diterima.Artinya

Metode role playing berpengaruh terhadap

hasil belajar bahasa Indonesia siwa kelas III

SD Gugus 1 Ampenan.

Sedangkan dari hasil konsultasi

diketahui bahwa rhitung (0,112) >rtabel (4,01),

yang berarti ada hubungan yang signifikan

antara metode role playing terhadap hasil

belajar bahasa Indonesia dengan nilai korelasi

sebesar 0,112. Sedangkan koefisiensi

determinasi nilai pengaruh metode role

playing terhadap hasil belajar bahasa indonesia

adalah sebesar 0,015. Nilai R square 0,015 ini

berasal dari pengkuadratan nilai koefesien

korelasi atau “R”, yaitu 0,125 x 0,125 =

0,150. Besarnya angka koefesien determinasi

(R Square) adalah 0,15 atau sama dengan

15%.Angka tersebut mengandung arti bahwa

Page 13: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

metode role playing (X) berpengaruh terhadap

hasil belajar bahasa Indonesia (Y) sebesar

15%. Sedangkan sisanya (100% - 15% = 85%)

dipengaruhi oleh variabel lain di luar

persamaan regresi ini atau variabel yang tidak

di teliti.Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar terutama dalam

hasil belajar bahasa Indonesia siswa yaitu

faktor internal dan faktor eksternal.Faktor

internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi

kemampuan belajarnya. Faktor internal ini

meliputi: kecerdasan anak, kesiapan atau

kematangan anak, bakat anak, kemauan belajar

anak, dan dan minat anak.Sedangkan faktor

eksternal merupakan faktor yang berasal dari

luar diri peserta didik yang mempengaruhi

hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan

masyarakat.

Besarnya pengaruh variabel lain

disebut juga sebagi error (e). Untuk

menghitung nilai error tersebut kita dapat

menggunakan rumus e = 1- R². Besarnya nilai

koefesien determinasi atau R Square bernilai

minus atau negative (-), maka dapat dikatakan

bahwa tidak terdapat pengaruh variabel X

terhadap variabel Y. Selanjutnya, semakin

kecil nilai koefesien determinasi (R Square),

maka ini artinya pengaruh variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.

Sebaiknya, jika nilai R Square semakin

mendekati angka 1, maka pengaruh tersebut

akan semakin kuat. Pada hasil penelitian ini,

bahwa pengaruh metode role playing terhadap

hasil belajar bahasa Indonesia di kategorikan

berpengaruh lemah. Berdasarkan hasil analisis

data, faktor-faktor yang melatar belakangi

lemahnya pengaruh metode role playing yaitu

dikarenakan rata-rata siswa dalam menerapkan

metode pembelajaran masih dikategorikan

cukup baik dan rata-rata hasil belajar bahasa

indonesia masih dikategorikan cukup tinggi,

ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi

penerapan metode role playing, maka

semakin tinggi pula hasil belajar bahasa

indonesia siswa kelas III SD Gugus 1

Ampenan.

PENUTUP

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil analisis data dan

pembahasan yang telah dipaparkan, maka

dapat disimpulkan adanya pengaruh

metode role playing terhadap hasil belajar

bahasa Indonesia siswa kelas III di gugus

1 Ampenan, hasil analisis data

menunjukkan thitung (3,86) >ttabel (1,671),

dengan taraf signifikan sebesar 0,05 dan

jumlah N=60. Sedangkan interpretasi

tingkat koefisiensi determinasi atau nilai

pengaruh kedua variabel tersebut

menunjukkan tingkat pengaruh sebesar

15% sedangkan sisanya (85%) di

pengaruhi oleh variabel lain.

Saran :

Adapun saran-saran yang

dikemukakan oleh peneliti dari hasil penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Diharapkan dukungan dari

pihak sekolah kepada guru dan

peserta didik untuk meningkatkan

mutu pembelajaran serta

memperbanyak fasilitas pembelajaran

yang dapat menentukan

keberhasilan proses pembelajaran di

sekolah.

2. Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai bahan

refleksi untuk mengevaluasi proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan

dan diharapkan guru dapat

melanjutkan penerapan metode role

playing dalam proses pembelajaran

khusunya bahasa Indonesia untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Peserta Didik

Dengan penerapan metode role

playing diharapkan peserta didik

dapat berperan aktif dalam

pembelajaran, sehingga materi yang

dipelajari dapat dipahami dengan baik

dan pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan.

4. Bagi Peneliti

Bagi mahasiswa atau pihak lain

yang ingin meneliti lebih lanjut

tentang metode role playing,

disarankan untuk mencoba penelitian

ini sebagai bahan perbaikan agar hasil

yang diperoleh lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta. Rinika Cipta

Page 14: PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP …...hasil belajar yang tinggi, 48% diantaranya memiliki hasil belajar yang sedang, dan 12% lainnya memiliki hasil belajar yang rendah. Berdasarkan

Hamalik, oemar. 2011. Perencanaan

Pengajaran Berdasarkan

Pendekatan Sistem. Bandung :

Bumi Aksara.

Huda, Miftahul.2014. Model Model

Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyono.2012. Strategi Pembelajaran.

Malang: UIN-Maliki Press

Sudjana.2010. Belajar dan faktor-faktor yang

Mempengaruhi. Jakarta:Rineka Cipta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfa Beta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfa Beta

Sugiyono. 2015. Metode Statistika. Bandung.

Tarsito

Sugiyono.2017. Metode Statistika untuk

Penelitian. Bandung: Alfa Beta.

Winataputra.2010. Belajar dan Pembelajaran.

Jakarta:Universitas Terbuka.

Purwanto.2016. Evaluasi Hasil Belajar.

Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Sudjana,Nana.2016. Peniliain Hasil Proses

Belajar Mengajar.Bandung:PT

REMAJA ROSDAKARYA.

Dahar.2011. Teori-Teori Belajar &

Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Susanto.2016. Teori Belajar Dan

Pembelajaran. Jakarta:Prenada

Media Group.

Sudjana.2010. Dasar-Dasar Proses Belajar.

Bandung:Sinar Baru.

Arikunto.2010. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka

Cipta.

Burhan.2016. Metode Penelitian Kuantitatif

Dan Kualitatif. Jakarta:Kencana

Renada Media Group.