Upload
lylien
View
217
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 1
PENGARUH METODE SNOWBALL THROWING DAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Sub. Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas X Di SMA N 1 Sumber Kabupaten
Cirebon)
Ajeng Perdani, Epon Ningrum, Ahmad Yani
Departemen Pendidikan Geografi, FPIPS UPI
[email protected] , [email protected] , [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh metode Snowball Throwing dan metode
pemberian tugas terhadap motivasi belajar pada kelas X SMA N 1 Sumber Kab. Cirebon
pada mata pelajaran geografi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
desain yang digunakan Posttest Only Design. Terdapat dua kelompok eksperimen, yakni
kelompok eksperimen 1 mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode Snowball
Throwing sedangkan kelompok eksperimen 2 mendapatkan pembelajaran dengan
menggunakan metode pemberian tugas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta
didik SMA N 1 Sumber Kab. Cirebon tahun pelajaran 2012/2013. Dari populasi tersebut
dipilih dua kelas sebagai sampel penelitian, yakni kelas X.1 dan kelas X.2. Kelas X.1 sebagai
kelas eksperimen 1 dengan 28 peserta didik dan kelas X.2 sebagai kelas eksperimen 2 dengan
28 peserta didik. Pemilihan kelas sampel ini tidak dilakukan secara acak, melainkan
berdasarkan data yang ditawarkan pihak sekolah serta pertimbangan terhadap kelas-kelas
yang memiliki karakteristik atau gaya belajar yang hampir sama. Aspek motivasi belajar
peserta didik yang dinilai adalah durasi, frekuensi, presistensi dan tes kualifikasi prestasi.
Instrumen yang digunakan adalah tes dan lembar observasi. Hasil penelitian yang diperoleh
adalah (1) Terdapat pengaruh metode Snowball Throwing terhadap motivasi belajar peserta
didik, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh t hitung
sebesar -3,984 dengan (t-sig) yang didapat adalah 0,000 yang kurang dari taraf signifikansi
yang ditetapkan yakni 0,05, ini menunjukkan H1 diterima. (2) Terdapat pengaruh metode
pemberian tugasterhadap motivasi belajar peserta didik, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji
hipotesis yang telah dilakukan diperoleh t hitung sebesar -6,580 dengan (t-sig) yang didapat
adalah 0,000 yang kurang dari taraf signifikansi yang ditetapkan yakni 0,05, ini menunjukkan
H1 diterima. (3) Terdapat perbedaan motivasi belajar peserta didik antara metode Snowball
Throwing dengan metode pemberian tugas. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata yang
diperoleh untuk masing-masing kelompok eksperimen, untuk kelompok eksperimen 1
memperoleh rata-rata sebesar 86,64 serta kelompok eksperimen 2 menunjukkan rata-rata
sebesar 85,75, hal ini pula diperkuat dengan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh
t hitung sebesar 3,029 dengan (t-sig) yang didapat adalah 0,004 yang kurang dari taraf
signifikansi yang ditetapkan yakni 0,05, ini menunjukkan H1 diterima.
2 | Ajeng Perdani, dkk.
Pengaruh Metode Snowball Throwing dan Metode Permberian Tugas...
PENDAHULUAN
Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang mampu meletakkan posisi guru
dengan tepat sehingga guru mampu memainkan perannya dengan tepat sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik. Salah satu peran guru adalah sebagai motivator, dimana guru
akan mendorong peserta didik untuk belajar. Peran guru sebagai motivator sangat penting
dalam proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi dan pengembangan
kegiatan belajar peserta didik. Disini guru harus dapat menstimulus dan memberikan
dorongan untuk mendinamisasikan potensi peserta didik, menumbuhkan swadaya dan daya
cipta sehingga akan terjadi dinamika didalam proses belajar mengajar.
Menurunnya gairah belajar peserta didik pada umumnya disebabkan oleh ketidaktepatan
metodologis yang digunakan guru dalam mengajar, juga berakar pada paradigma pendidikan
konvensional yang selalu menggunakan metode pembelajaran klasikal atau ceramah, tanpa
pernah diselingi oleh metode yang menantang untuk berusaha. Menurut hasil observasi yang
telah dilakukan oleh peneliti, peristiwa seperti ini masih dirasakan di SMAN 1 Sumber
Kabupaten Cirebon, dilihat peserta didik kelas X masih kurang berpartisipasi, kurang terlibat,
dan kurang inisiatif serta kontribusi yang baik secara intelektual maupun emosional pada
mata pelajaran geografi. Kurangnya partisipasi dalam mata pelajaran geografi ditunjukan
antara lain peserta didik kurang bersemangat saat mengkuti proses pembelajaran, terlihat
dengan peserta didik yang mengantuk dan mengobrol sehingga peserta didik kurang aktif
dalam proses pembelajaran, penggunaan metode yang konvensional mengakibatkan peserta
didik merasa jenuh dan kurang bergairah. Selain itu, masih rendahnya prestasi yang dicapai
peserta didik, hanya beberapa persen peserta didik yang mencapai KKM, KKM yang
ditetapkan adalah sebesar 80.
Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi belajar berperan penting dalam menentukan
keberhasilan peserta didik. Seperti yang diungkapkan Uno (2011:3), “motivasi adalah
dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah
laku yang lebih baikdalam memenuhi kebutuhannya”.
Djamarah (2006:3) mengemukakan bahwa “kemampuan yang dapat dimiliki peserta
didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan
tujuan”. Itu berarti tujuan dalam pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode
yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri dalam satu tujuan. Dengan
materi yang banyak tentunya peserta didik akan lebih mudah menghafal jika diperoleh dari
pengalaman sendiri. Hal ini lah yang menuntut guru agar lebih variatif dalam menggunakan
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 3
metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang lebih variatif tersebutlah yang akan
mengaktifkan peserta didik, memotivasi peserta didik untuk belajar sehingga kegiatan belajar
mengajarpun akan lebih efektif.
Melihat pemaparan di atas, salah satu metode pembelajaran yang dianggap mampu
menciptakan situasi pembelajaran yang aktif, produktif, kreatif dan menyenangkan adalah
menggunakan metode Snowball Throwing. Kisworo, (dalam Mukhtari, 2010:6)
mengemukakan bahwa “metode pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu metode
pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok
untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing peserta didik membuat pertanyaan
yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke peserta didik lain yang
masing-masing peserta didik menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh”. Sedangkan
Sanjaya (2008:120) mengungkapkan:
”dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan berguna untuk
menggali informasi peserta didik dalam penguasaan materi pelajaran, membangkitkan
motivasi peserta didik untuk belajar, merangsang keingintahuan peserta didik terhadap
sesuatu, memfokuskan peserta didik pada sesuatu yang diinginkan, dan memimbing
peserta didik untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu”.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Suprijono (2009:XI) yang mengemukakan bahwa:
”pembelajaran harus menyenangkan, dalam artian peserta didik merasakan bahwa proses
belajar yang didalamnya bukan sebuah derita yang mendera dirinya, melainkan berkah
yang harus disyukurinya. Belajar bukanlah tekanan bagi jiwanya, namun merupakan
panggilan jiwa yang harus ditunaikannya. Dengan pembelajaran yang menyenangkan
menjadikan peserta didik ikhlas menjalaninya”.
Adapun Tunggal (2011:17) mengemukakan tentang kelebihan dari metode Snowball
Trhowing adalah sebagai berikut:
1) Melatih kesiapan peserta didik dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber
pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.
2) Peserta didik lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi
pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena peserta didik mendapat
penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta
mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang
didiskusikan dalam kelompok.
3) Dapat membangkitkan keberanian peserta didik dalam mengemukakan pertanyaan
kepada teman lain maupun guru.
4) Melatih peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan
baik.
5) Merangsang peserta didik mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang
sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.
6) Dapat mengurangi rasa takut peserta didik dalam bertanya kepada teman maupun
guru.
7) Peserta didik akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan
suatu masalah.
4 | Ajeng Perdani, dkk.
Pengaruh Metode Snowball Throwing dan Metode Permberian Tugas...
8) Peserta didik akan memahami makna tanggung jawab.
9) Peserta didik akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial,
budaya, bakat dan intelegensia.
10) Peserta didik akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya
Selain metode Snowball Throwing, metode pemberian tugas pula memiliki kelebihan-
kelebihan, seperti yang diungkapkan Sagala (2003:219), adapun kelebihan-kelebihannya
adalah sebagai berikut:
1) Membuat peserta didik aktif dalam belajar
2) Merangsang peserta didik dalam belajar di dalam sekplah maupun diluar sekolah
3) Mengembangkan kemandirian peserta didik
4) Lebih menyakinkan tentang apa yang dipelajari lebih memperdalam dan
memperluas materi yang ditugaskan
5) Motivasi belajar peserta didik meningkat karena adanya variasi dalam pembelajaran
yang diberikan oleh guru
6) Membina tanggungjawab dan disiplin peserta didik
7) Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan berfikir peserta didik
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : (1)
Bagaimanakah pengaruh metode Snowball Throwing terhadap motivasi belajar peserta didik
pada mata pelajaran geografi SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon? (2) Bagaimanakah
pengaruh metode pemberian tugas terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran geografi SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon? (3) Apakah terdapat perbedaan
motivasi belajar peserta didik antara metode Snowball Throwing dengan metode pemberian
tugas kelas X pada mata pelajaran geografi SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon?
METODE PENELITIAN
Metode penelitian secara umum diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan
sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Dalam
penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen.
Menurut Nazir (2005:84) mengatakan bahwa “desain penelitian adalah semua proses
yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Posttest Only Design. Dalam desain ini tidak terdapat adanya
pretest, akan tetapi pada akhir pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kontrol
akan diberikan posttest untuk mengetahui hasil pembelajaran yang dilakukan, kemudian
membandingkan keduanya. Desain Posttest Only Design adalah sebagai berikut:
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 5
Tabel 3.1
Desain Penelitian Posttest Only Design
Sampel Perlakuan Posttest
A1 X1 O1
A2 X2 O2
Keterangan:
X1 : Pembelajaran dengan menggunakan Metode Snowball Throwing
X2 : Pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas
O1 : Motivasi belajar peserta didik
O2 : Motivasi belajar peserta didik
Lokasi penelitian ini adalah di SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon yang beralamat di
Jalan Sunan Malik Ibrahim No.4 Sumber Kabupaten Cirebon. Subjek eksperimen adalah
sumber data yang memiliki data atau informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian.
Sumber data dapat berupa benda, orang atau instansi. Subjek dalam penelitian ini adalah
peserta didik SMA N 1 Sumber tahun ajaran 2012/2013.
Arikunto (2002:104) mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau memwakili
sebagian populasi yang diteliti”. Sampel merupakan bagian dari populasi yang memilik
karakteristik yang relatif sama dan dianggap dapat mewakili populasi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes dan lembar observasi.
Untuk lembar tes akan digunakan setelah pembelajaran selesai, lembar tes harus diuji dengan
menggunakan uji validitas, uji tingkat kesukaran, uji relibilitas dan daya pembeda agar
diperoleh instrumen yang layak.
Data yang dianalisis adalah hasil tes kemampuan awal geografi, serta motivasi belajar
peserta didik. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 20.
a. Pengolahan Data Nilai Awal Peserta Didik
Nilai peserta didik diperoleh dari hasil ujian tengah semester 2 kelas X.1 dan kelas X.2
SMAN 1 Sumber Kab. Cirebon Tahun Ajaran 2012/2013. Nilai awal peserta didik diperlukan
untuk melihat kesetaraan dua kelompok sampel yang akan diteliti.
b. Pengolahan Maotivasi Belajar Peserta Didik
Pengolahan terhadap motivasi belajar peserta didik hal yang pertama dilihat adalah
analisiis deskriptif yaitu dari nilai rata-rata dan simpangan baku kedua kelompok tersebut.
Data hasil olahan tersebut yang bertujuan untuk melihat gambaran umum pencapaian peserta
didik. Kemudian dilakukan uji statistik dan analisis inferensial untuk melihat apakah kedua
6 | Ajeng Perdani, dkk.
Pengaruh Metode Snowball Throwing dan Metode Permberian Tugas...
kelompok tersebut berdistribusi normal, maupun bervarian homogen serta untuk melihat
kesamaan dua rata-rata.
Sebelum data hasil penelitian diolah, terlebih dahulu dipersiapkan beberapa hal, antara
lain:
1. Melakukan Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang telah
diperoleh seta untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam analisis selanjutnya
Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Uji Normalitas ini menggunakan uji kecocokan Shapiro-Wilkdengan taraf signifikansi 5
% atau 0,05 dengan kriteia sebagai berikut:
1. Terima H0 jika sig ≥ 0,05
2. Tolak H0 jika sig < 0,05
2. Uji Homogenitas Varians
Uji statistiknya menggunakan Uji Leneve dengan taraf signifikansi yaitu 5% atau 0,05.
Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : data homogen
H1 : data tidak homogen
Dengan kriteia sebagai berikut:
1. Terima H0 jika sig ≥ 0,05
2. Tolak H0 jika sig < 0,05
3. Uji Hipotesis
Melakukan Uji Hipotesis tergantung daripada hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Varians data. Jika data tersebut berdistribusi normal serta homogen, maka uji hipotesis
menggunakan Uji Statistik Parametrikyaitu Uji Independent Samples T Test. Sedangkan jika
data tersebut tidak berdistribusi normal, maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas dan uji
hipotesisi dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik Non-Parametrik berupa Uji Mann –
Whiteney U. Alasan pemilihan Uji Mann – Whiteney U yaitu dikarenakan kedua sampel diuji
saling bebas (independent) (Ruseffendi, 1993).
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik metode Snowball Throwing adalah peserta didik akan mengajukan
pertanyaan yang telah dibuat sendiri kemudian pertanyaan tersebut akan dilemparkan pada
kelompok lain yang nantinya akan bertugas menjawab pertanyaan tersebut. Sehingga peserta
didik akan lebih dapat menggali pengetahuannya yang mungkin tidak ada dalam buku paket
yang digunakan, (Kisworo, 2008).
Hal ini akan membiasakan peserta didik untuk mampu berkomunikasi dengan baik
dengan sesama anggota kelompok maupun dengan anggota keompok lain baik secara tulisan
maupun lisan, serta mampu berfikir kreatif dengan mengeksplorasi dan menemukan ide-ide
baru, serta mengidentifikasi strategi-strategi dalam memecahkan suatu masalah sehingga
peserta didik mampu memecahakan masalah yang disajikan (Sanjaya, 2008).
Terdapat banyak keuntungan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
kooperative, yakni peserta didik bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung
tinggi norma kelompok, ini dapat ditunjukkan dengan tercapainya masing-masing aspek yang
dinilai dalam motivasi belajar itu sendiri. Contohnya, peserta didik mengerjakan tugas secara
tepat waktu yang termasuka kedalam aspek durasi, atau bahkan peserta didik aktif selama
proses pembelajaran berlangsung yang termasuk kedalam aspek presistensi (Slavin, 1995).
Sedangkan metode pemberian tugas sendiri pada prinsipnya akan meningkatkan motivasi
belajar peserta didik jika divariasikan secara interaktif. Karena dengan menerapkan metode
pemberian tugas, peserta didik akan melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas,
sehingga pengalaman peserta didik akan terus bertambah dari waktu kewaktu (Sagala, 2003).
Dalam penelitian ini, peneliti memadukan metode pemberian tugas dengan model
pembelajaran kooperative, sehingga peserta didik tidak merasa kejenuhan dalam
penegrjaannya.
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Snowball Throwing pada mata
pelajaran Geografi dengan sub pokok materi atmosfer dan sub pokok materi hidrosfer SMAN
1 Sumber Kab. Cirebon merupakan hal yang baru bagi kelompok eksperimen 1, karena
peserta didik sebelumnya lebih banyak mendapatkan pembelajaran yang cenderung teacher
oriented bukan student oriented. Peserta didik menjadi lebih produktif dan aktif sehingga
peserta didik mampu menggali pengetahuannya terhadap materi yang tengah dipelajari
(Suprijono,2009).
Hal inilah yang menyebabkan peserta didik lebih mudah menangkap pelajaran yang
mereka pelajari. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa peserta didik akan lebih mudah
8 | Ajeng Perdani, dkk.
Pengaruh Metode Snowball Throwing dan Metode Permberian Tugas...
mengingat sesuatu yang mereka alami sendiri dibandingkan dengan sesuatu yang hanya
mereka lihat saja. Oleh karena itu, penerapan metode Snowball Throwing sangat membantu
dalam proses penyerapan pengetahuan sehingga berdampak pada peningkatan motivasi
belajar peserta didik (Slameto, 2010).
Tidak terlalu berbeda dengan kelompok yang menggunakan metode Snowball Throwing,
kelompok yang mendapatkan metode pemberian tugas pula terlihat antusias dalam mengikuti
proses pembelajaran. Guru membagi peserta didik kedalam kelompok kecil yang masing-
masing kelompok berisikan 4-5 orang. Kemudian peserta didik akan diberikan tugas berupa
menjawab pertanyaan yang telah disediakan yang jumlah pertanyaannya disesuaikan dengan
jumlah anggota kelompok tersebut. Setelah peserta didik selesai mengerjakan tugas,
kemudian kelompok tersebut mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, walaupun
tidak semua kelompok dapat mempresentasikannya di depan kelas dikarenakan alokasi waktu
yang kurang, namun peserta didik tetap memperhatikan dan menyimak kelompok yang
sedang mempresentasikan hasil kerjanya (Djamarah 2006).
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan melalui uji statistik, menunjukkan
adanya peningkatan setelah diberi perlakuan menggunakan metode Snowball Throwingdan
metode pemberian tugas. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata yang diperoleh peserta didik pada
setiap treatment, untuk kelas eksperimen 1 terjadi peningkatan sebesar 2,81, yang tadinya
85,39 meningkat menjadi 88,21. Sedangkan untuk kelas eksperimen 2 terjadi peningkatan
sebesar 7,27, yang tadinya 80,17 menjadi 88,44.
Peningkatan motivasi ditunjukkan oleh kelompok eksperimen 1 serta kelompok
eksperimen 2, hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor, baik itu faktor internal maupun
faktor eksternal dari suatu proses pembelajaran. Salah satu dari beberapa faktor tersebut
adalah kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien. Untuk
itu, seorang guruharus mengenal berbagai startegi pembelajaran agar proses pembelajaran
lebih menarik sehingga perserta didik akan terus termotivasi untuk belajar lebih giat lagi
(Prayitno, 1989).
Ada banyak fungsi motivasi belajar, salah satunya adalah peningakatan hasil belajar. Hal
ini ditunjukkan dengan meningkatanya motivasi belajar peserta didik dari treatment 1 ke
treatment 2. Sejalan dengan itu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi, dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan menghasilkan prestasi yang baik, hal ini
pula ditunjukkan dengan peserta didik yang bersemangat pada saat proses pembelajaran
berlangsung (Syamsudin, 2003).
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 9
Munculnya rasa puas atau bangga pada diri peserta didik pada saat melakukan sesuatu,
akan mendorong peserta didik untuk terus menerus melakukan hal tersebut. Hal ini tentunya
berdampak positif terhadap motivasi belajar peserta didik tersebut, terutama pada saat
pesereta didik terdorong untuk terus aktif dalam setiap kali proses pembelajaran berlangsung.
Hal ini dikarenakan pada saat proses presentasi, peserta didik dibiasakan untuk memaparkan
hasil tugasnya di depan kelas, melakukan diskusi, serta tanya jawab. Peserta didik juga
terbiasa berargumen serta menyampaikan pengetahuannya secara bebas melalui kegitan
presentasi (Slameto, 2010).
Adanya proses pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk berkelompok,
melakukan presentasi, serta mengerjakan tugas dapat memberikan sumbangan dalam
mengembangkan motivasi peserta didik selama proses pembelajaran. Hal ini dapat diketahui
dari jawaban peserta didik yang menyatakan lebih menyenangi dan lebih bersungguh-
sungguh dengan cara belajar berkelompok, adanya diskusi, dan tanya jawab seperti pada
metode Snowball Throwingdan metode pemberian tugas yang divariasikan dengan model
kooperative (Sagala, 2003).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan metode Snowball
Throwing serta metode pemberian tugas yang dilakukan di kelas X.1 dan X.2 SMA N 1
Sumber Kab. Cirebon pada Sub. pokok materi Atmosfer dan Sub. pokok materi Hidrosfer,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Peserta didik yang mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan metode Snowball Throwingmemiliki motivasi belajar
secara signifikan. Didalamnya terdapat aspek yang terlihat yaitu durasi, frekuensi, presistensi
serta tes kualifikasi prestasi. Hal ini pula dapat diperkuat dengan hasil uji hipotesis yang telah
dilakukan, yaitu t hitung sebesar -3,984 dengan (t-sig) 0,000 yang kurang dari taraf
signifikansi yang telah ditentukan yakni 0,05, hal ini menandakan H1 diterima atau metode
Snowball Throwing memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar. (2) Peserta didik yang
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugasmemiliki motivasi
belajar secara signifikan. Didalamnya terdapat aspek yang terlihat yaitu durasi, frekuensi,
presistensi serta tes kualifikasi prestasi. Hal ini pula dapat diperkuat dengan hasil uji hipotesis
yang telah dilakukan, yaitu t hitung sebesar -6,680 dengan (t-sig) 0,000 yang kurang dari
taraf signifikansi yang telah ditentukan yakni 0,05, hal ini menandakan H1 diterima atau
10 | Ajeng Perdani, dkk.
Pengaruh Metode Snowball Throwing dan Metode Permberian Tugas...
metode pemberian tugasmemberikan pengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik. (3)
Terdapat perbedaan motivasi belajar peserta didik yang menggunakan metode Snowball
Throwing dengan yang menggunakan metode pemberian tugas. Hal tersebut dapat dilihat dari
hasil rata-rata pada setiap aspek motivasi belajar yakni aspek durasi, frekuensi, presistensi
serta tes kualifikasi prestasi pada treatment 1 dan treatment 2 pada masing-masing kelompok
eksperimen. Kelompok eksperimen 1 yang menggunakan metode Snowball Throwing
memiliki rata-rata 86,64 dan kelompok eksperimen 2 yang menggunakan metode pemberian
tugas memiliki rata-rata 83,75. Hal ini pula diperkuat oleh hasil uji hipotesis yang telah
dilakukan, yaitu t hitung sebesar 3,029 dengan (t-sig) 0,004 yang kurang dari taraf
signifikansi yang telah ditentukan yakni 0,05, ini menandakan H1 diterima atau terdapat
perbedaan motivasi belajar peserta didik yang mendapatkan metode Snowball Throwing
dengan peserta didik yang mendapatkan metode pemberian tugas. Adapun saran yang akan
diberikan adalah sebagai berikut: (1) Guru sebagai tenaga pendidik harus dapat merancang
kegiatan pembelajaran dengan sebaik mungkin agar tidak adanya waktu yang terbuang sia-sia
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. (2) Pada proses pembelajaran,
guru harus menyampaikan terlebih dahulu kepada peserta didik mengenai Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) serta tujuan yang hendak dicapai dalam proses
pembelajaran sehingga peserta didik akan lebih terarah mengikuti proses pembelajaran
tersebut. (3) Guru memiliki peran sebagai motivator harus mampu mengadakan pendekatan
individual dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan karena setiap peserta didik memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, seperti tingkah laku, tingkat kecerdasan serta wawasan yang
berbeda-beda. Dengan melakukan pendekatan individual, diharapkan lebih dapat memotivasi
peserta didik dalam belajar. (4) Guru harus lebih transparan terhadap nilai yang dicapai oleh
peserta didik, dalam artian guru akan menyampaikan dengan jelas mengenai penilaian apa
sajakah yang akan dinalai selama proses pembelajaran berlangsung sehingga peserta didik
tidak akan merasa apa yang telah dilakukan merupakan suatu hal yang sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Buku
________. (2007). Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 11
Abin, Syamsudin Makmun. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT.
Rineka Cipta
Bahri, Djamarah S dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Barnawi . (2012). Be A Great Teacher : 46 Rahasia Sukses Menjadi Guru Hebat. Jakarta: Ar-
Ruzz Medi
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Ibrahim, M. dan Nur, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa.
Isjoni. Cooperative Learning, EfektivitasPembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta
M. Nazir. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Muhibbin, Syah. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Muhibin, Syah. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Permana. J dan Sumantri, M. (1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Ditjen Dikti,
Depdikbud
Prayitno, Elida. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: FKIP IKIP Padang
Ruseffendi, E.T. (1993). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: Tarsito.
Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sanjaya, Wina (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Grup
Sardiman, A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
12 | Ajeng Perdani, dkk.
Pengaruh Metode Snowball Throwing dan Metode Permberian Tugas...
Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Second Edition.
Massachusetts: Allyn and Bacon.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: CV Wacana Prima
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI Bandung.
Sukmadinata ,Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sumaatmadja, Nursid. (1996). Metodologi Pengajaran Geografi. Bandung:Bumi Aksara
Sumiati & Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Suprijono, Agus (2009). Cooperative Learning dan Aplikasi PIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Tabrani R. (1996). Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Amanah Duta
To, K. (1996). Mengenal Analisis Tes, Pengantar kepada Program Komputer ANATES.
Bandung: FIP IKIP Bandung
Uno Hamzah, 2011. Teori motivasi dan pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan,
Bandung: Bumi Aksara
Sumber Internet
Mukhtari. 2010. Metode Pembelajaran Snowball Throwing Dengan Penilaian Portofolio
dalam Upaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Segitiga Siswa Kelas VII A Smp
Islam 02 Pujon Tahun Pelajaran 2007/2008 . [ONLINE] Tersedia di
http://mukhtaribenk.blogspot.com/2010/10/bab-ii-penerapan-metode-pembelajaran.html.
Diunduh Selasa, 7 Januari 2013.
Tunggal, Diyan Safitri (2011). Metode Pembelajaran Snowball Throwing Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika [ONLINE] tersedia di
http://web.sdikotablitar.sch.id/index.php?option=com_content&view=article&id=77:met
ode-pembelajaran-snowball-throwing-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-matematika-
7catid=1:latest-news&Itemid=50. Diunduh Selasa, 7 Januari 2013
Widodo, Rachmad. 2009. Model Pembelajaran Snowball Throwing. Tersedia di
http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-snowball-throwing/.
Diunduh pada Selasa, 7 Januari 2013.