Upload
dominh
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MODAL DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP
PEMBIAYAAN SERTA IMPLIKASINYA PADA PROFITABILITAS BANK
SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh :
ALBERT STEPHEN A.S
1112046100047
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA
2017/2018
v
ABSTRACT
Albert Stephen A.S. NIM 1112046100047 Effect of Capital and Operational
Efficiency on Financing and Its Implication on Syariah Bank in Indonesia, thesis of
Islamic Banking Concentration, Faculty of Economics and Business, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aims to determine and analyze the Effect of Capital and Operational
Efficiency on Financing and Its Implication on Profitability of Sharia Bank in
Indonesia (Period January 2012 - December 2016). Sample selection in this study
using purposive sampling and data collection through secondary data. The research
data is obtained from the website of the Financial Services Authority. The method used
in this research is Path Analysis with the help of statistical program software AMOS
version 22.0 for windows.
The results of this study indicate that the substructure I CAR variable has a positive
and significant influence on FDR, while the BOPO variable has a negative and
significant influence on FDR. Then in substructure II variable of FDR and CAR have
positive and significant influence to ROA, while BOPO variable have negative and
significant effect to ROA.
Keyword : Influence Capital, Operational Efficiency, Financing, Profitability
and Path Analysis .
vi
ABSTRAK
Albert Stephen A.S. NIM 1112046100047 Pengaruh Modal dan Efisiensi
Operasional terhadap Pembiayaan serta Implikasinya pada Bank Syariah di Indonesia,
skripsi Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Modal
dan Efisiensi operasional terhadap Pembiayaan serta Implikasinya pada Profitabilitas
Bank Syariah di Indonesia (Periode Januari 2012 – Desember 2016). Pemilihan sampel
dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan pengumpulan data melalui
data sekunder. Data penelitian didapatkan dari website Otoritas Jasa Keuangan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Jalur dengan bantuan
software program statistik AMOS version 22.0 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada substruktur I variabel CAR memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap FDR, sedangkan variable BOPO
memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap FDR. Kemudian pada
substruktur II variabel FDR dan CAR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap ROA, sedangkan variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA.
Kata Kunci : Pengaruh Modal, Efisiensi operasional, Pembiayaan, Profitabilitas
dan Analisis Jalur (Path Anaysis).
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan
tanpa banyak pihak yang memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih
atas segala kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik,
saran, masukan, dorongan semangat, doa maupun pemikiran dalam penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu, perkenankan penulis secara khusus mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak A.M Hasan Ali, MA., Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Pembimbing Skripsi penulis yang spesial karena selalu sabar mengingatkan dan
mengarahkan penulis untuk selalu fokus dalam mengerjakan skripsi.
viii
4. Ibu Cut Erika Ananda F, MBA., Selaku Ketua Program Studi Perbankan
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Fitri Damayanti, M.Si. Selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Abdurrauf, MA., Selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan sabar memberikan bekal ilmu yang
tak terhingga nilainya.
8. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum,
Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Perpustakaan Umum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
fasilitas untuk melakukan studi kepustakaan.
9. Orang tua penulis, Bapak Agus Janto dan Ibu Radiastuty Danik yang senantiasa
memberikan doa dan dorongan semangat kepada penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini, semoga karya ini dapat memberikan kebanggaan.
10. Terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik penulis, Fadhil Aji Setiawan,
Taufiq Dwi Hananto, Irfan Qowiyyul Haq, Pradipta Rahmadji Dwigana, Marah
Alfa Dhiabaskara, Chairul Annas, Abdul Mugni dan Fasshan yang senantiasa
mengisi hari-hari penulis selama masa kuliah. Khususnya penulis ucapkan
terima kasih kepada Ika Puspasari dan Rahma Julianti, yang telah membantu
ix
penulis dalam mengolah data skripsi dan memberikan semangat untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
11. Kawan-kawan seperjuangan di keluarga besar Perbankan Syariah 2012 yang
telah memberikan banyak ilmu pengetahuan di luar bangku kuliah. Terima
kasih untuk ilmu dan pengalaman yang diberikan kepada penulis.
12. Terima kasih kepada sahabat-sahabat perjuangan, mahasiswa bimbingan Pak
Hasan Ali, yang senantiasa membantu, memberikan motivasi, dan mendoakan
yang terbaik kepada penulis. Terima kasih untuk semua kenangan yang tak
terlupakan. Semoga silaturahmi kita tetap dapat terjalin.
Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi
ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT
mencatatnya sebagai amal baik dan membalasnya lebih baik lagi. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan.
Jakarta, Mei 2018
Albert Stephen A.S
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xiii
BAB I ......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 11
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................................... 11
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 13
E. Sistematika Penulisan.................................................................................... 14
BAB II ...................................................................................................................................16
A. Bank Syariah .................................................................................................. 16
B. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah ....................................... 19
C. Capital Adequacy Ratio (CAR) ...................................................................... 22
D. Rasio Profitabilitas ........................................................................................ 25
E. Rasio Penyaluran Pembiayaan ..................................................................... 27
F. Rasio Efisiensi Operasional .......................................................................... 29
G. Keterkaitan Antar Variabel ......................................................................... 32
H. Review Studi Terdahulu ................................................................................ 37
I. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 42
J. Paradigma Penelitian .................................................................................... 43
K. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 44
BAB III .................................................................................................................................45
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 45
B. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................................ 45
xi
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 46
D. Metode Analisis .............................................................................................. 46
E. Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 52
BAB IV ..................................................................................................................................56
A. Analisis Deskriptif Statistik .......................................................................... 56
B. Pergerakan Variabel Penelitian ................................................................... 56
C. Penjelasan Hasil dan Pembahasan ............................................................... 62
BAB V ...................................................................................................................................77
A. Kesimpulan..................................................................................................... 77
B. Saran ............................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................80
LAMPIRAN .........................................................................................................................85
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Rasio Keuangan Perbankan Syariah .................................... 9
Tabel 2.1 Review Studi Terdahulu ............................................................................. 37
Tabel 4.1 Hasil Korelasi CAR dan BOPO ................................................................. 63
Tabel 4.2 Tingkat Korelasi Antar Variabel ................................................................ 63
Tabel 4.3 Pengaruh antara CAR dan BOPO terhadap FDR ....................................... 65
Tabel 4.4 Pengaruh antara CAR,FDR dan BOPO terhadap ROA ............................. 67
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Pengujian Pengaruh Antara .......................................... 69
Tabel 4.6 Uji Normalitas Persamaan Substruktur I .................................................... 69
Tabel 4.7 Uji Normalitas Persamaan Substruktur II .................................................. 69
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi Persamaan Substruktur I ................................................. 70
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi Persamaan Substruktur II ............................................... 70
Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas Persamaan Substruktur I ........................................ 71
Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas Persamaan Substruktur II ....................................... 71
Tabel 4.12 Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung
Dan Tidak Langsung, dan Pengaruh Total Tentang Pengaruh CAR dan BOPO
Terhadap FDR dan Implikasinya Terhadap ROA ...................................................... 72
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan ROA Perbankan Syariah di Indonesia .............................. 6
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 42
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ............................................................................ 43
Gambar 4.1 Grafik Pergerakan Variabel CAR ......................................................... 57
Gambar 4.2 Grafik Pergerakan Variabel FDR ......................................................... 58
Gambar 4.3 Grafik Pergerakan Variabel BOPO ...................................................... 60
Gambar 4.4 Grafik Pergerakan Variabel ROA ......................................................... 61
Gambar 4.5 Analisis Jalur CAR dan BOPO terhadap FDR serta implikasinya pada
ROA ........................................................................................................................... 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan
persaingan bank yang semakin ketat. Persaingan ini mengakibatkan pasar
perbankan semakin dinamis sehingga menuntut bank-bank untuk berusaha
lebih efektif dan efisien. Kelangsungan hidup suatu perusahaan atau bank
sangat dipengaruhi oleh corporate governance atau tata kelola perusahaan
tersebut.
Good corporate governance menurut Tim Badan Pengawas Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) merupakan sistem pengendalian dan pengaturan
perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai
pihak yang mengurus perusahaan (hard definition), maupun ditinjau dari nilai-
nilai yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri. Berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/12/PBI/2006 tentang Perubahan atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum yang menjadi dasar hukum good
corporate governance dalam sektor perbankan, mendefinisikan good
corporate governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan
prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
2
pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan
kewajaran (fairness).
Corporate governanace merupakan salah satu elemen kunci dalam
meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara
manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan
stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur
yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan
sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja1
Penerapan GCG di bank syariah dan konvensional menggunakan
prinsip-prinsip yang sama, yaitu transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, profesional dan kewajaran.2 Penerapan GCG di bank
syariah harus memenuhi kepatuhan pada prinsip syariah (sharia compliance).3
Implementasi GCG di bank syariah tidak bisa dipisahkan dari kewajibannya
untuk menjalankan kegiatan usaha yang berdasarkan prinsip syariah. Hal
inilah yang membedakannya dengan penerapan GCG di bank konvensional.
Karenanya, peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam implementasi GCG
menjadi sangat penting yaitu sebagai pihak yang mengawasi dan memastikan
1 Darmawati, Deni dkk 2004, “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan,”
Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, 2-3 Desember 2004 2 Peraturan Bank Indonesia (PB) No. 11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah Pasal 1 ayat 10. 3 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaud. Islamic Banking. Burhan Subrata et al (terj.), Perbankan
Syariah (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta), 2007. hal. 214.
3
bahwa suatu bank syariah dalam operasionalnya telah sesuai dengan prinsip
syariah.
DPS merupakan badan independen yang ditempatkan pada suatu bank
syariah yang berperan mengawasi penerapan prinsip syariah dalam kegiatan
usaha bank. Anggotanya terdiri dari pakar di bidang fiqh muamalah yang
mengetahui pengetahuan umum di bidang perbankan dan kemampuan lain
yang relevan dengan tugas kesehariannya.4 DPS dalam mengawasi
operasional bank syariah wajib mengacu kepada fatwa DSN untuk
memastikan kesesuaian produk dan jasa bank dengan ketentuan ketentuan
dalam fatwa tersebut.
Salah satu pilar penting dalam pencapaian Good Corporate Governance
di perbankan Indonesia adalah aspek transparansi kondisi keuangan Bank
kepada publik. Dengan adanya transparansi, diharapkan dapat lebih
meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga perbankan nasional. Di
sisi lain peningkatan transparansi dari kondisi keuangan Bank akan
mengurangi kesenjangan informasi (asymmetric information) sehingga para
pelaku pasar dapat memberikan penilaian yang wajar dan dapat mendorong
terciptanya disiplin pasar (market discipline). oleh karena itu, Bank wajib
menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia yang terdiri dari
4 Muhammad. Audit Dan Pengawasan Syariah Pada Bank Syariah Catatan Pengalaman, (Yogyakarta:
UII Press), 2011. hal. 18.
4
Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan dan
laporan keuangan konsolidasi. Dalam Laporan keuangan, khususnya laporan
keuangan Publikasi Triwulan disajikan mencakup diantara nya beberapa rasio
keuangan bank5.
Rasio keuangan bank ini dapat dianalisis yang setidaknya ada tiga
manfaat bagi tiga pihak yang berbeda. Bagi manajer analisis rasio keuangan
berfungsi sebagai peralatan analisis perencanaan dan pengendalian keuangan.
Bagi analisis kredit (pembiayaan) perbankan berguna untuk menilai
kemampuan pemohon pembiayaan dalam membayar utangnya. Dan bagi
analis sekuritas berguna untuk menilai kewajaran dan prospek harga sekuritas,
termasuk untuk menentukan peringkat utang jangka panjang6.
Rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan publikasi
triwulan bank umum syariah mencakup aspek permodalan, Aktiva produktif,
Rentabilitas, Likuiditas dan kepatuhan (Compliance). Rasio yang digunakan
terhadap penilaian permodalan seperti Capital Adequacy Ratio yang
selanjutnya disebut CAR dengan memperhitungkan risiko kredit/penyaluran
dana maupun dengan memperhitungkan risiko pasar dan Aktiva tetap terhadap
modal. Untuk penilaian kepada rentabilitas, rasio yang digunakan yaitu
Return On Assets yang selanjutnya disebut ROA dan Biaya Operasional
5 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 Tentang Transparansi kondisi keuangan bank. 6 J.Fred Weston dan Eugene F.Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, terjemahan Alfonso Sirait,
Jilid I (Jakarta, 1998), h. 312-314.
5
terhadap beban operasional yang selanjutnya disebut BOPO. Sedangkan
Financing to Deposit Ratio yang selanjutnya disebut FDR digunakan sebagai
penilaian likuiditas bank7.
Return on Asset (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan
perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini
menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank
yang bersangkutan.
Return on Asset (ROA) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan. Rasio profitabilitas ini sekaligus menggambarkan
efisiensi kinerja bank yang bersangkutan. Return on Asset (ROA) sangat
penting, karena rasio ini mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang
diukur dengan aset produktif yang dananya sebagian besar berasal dari Dana
Pihak Ketiga (DPK). Semakin besar Return on Asset (ROA) suatu bank maka
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.
7 Lampiran 11 surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbs tanggal 9 desember 2005
6
Gambar 1.1 Pertumbuhan ROA Perbankan Syariah di Indonesia
Dari grafik 1 bisa dilihat, laba bersih BUS-UUS di tahun 2015 tercatat
sebesar Rp1,789 triliun atau meningkat sebesar 3,05% dibandingkan tahun
sebelumnya. Sementara itu, nilai ROA di tahun laporan sedikit mengalami
peningkatan dari 0,79% pada tahun 2014 menjadi 0,84% pada tahun laporan
2015, dibandingkan dengan perbankan nasional yang mengalami penurunan
ROA dari 2,85% di 2014 menjadi 2,32% di 2015.
Dari grafik 2 bisa di lihat, laba bersih BUS-UUS di tahun 2016 tercatat
sebesar Rp2,09 triliun atau meningkat sebesar 17,33% dibandingkan tahun
sebelumnya. Sementara itu, nilai Return On Assets (ROA) di tahun laporan
mengalami peningkatan dari 0,84% pada tahun 2015 menjadi 0,94% pada tahun
laporan 2016, lebih baik dibandingkan dengan perbankan nasional yang
mengalami penurunan ROA dari 2,32% di 2015 menjadi 2,23% di 2016.
7
Di lihat dari 2 grafik diatas, terjadi fluktuasi nilai laba pada bank syariah
dalam kurun 5 tahun terakhir. Hal ini menunjukan adanya ketidakstabilan dalam
pengelolaan manajamen di perbankan syariah.
Menurut jurnal economica tahun 2012.8 Secara teoritis, ada banyak
faktor yang mempengaruhi profitabilitas. Rasio likuiditas yang diproksikan
dengan Financing to Deposit Ratio (FDR) dijadikan variabel yang
mempengaruhi Return on Asset (ROA) berkaitan dengan adanya pertentangan
kepentingan (conflict of interest) antara likuiditas dengan profitabilitas. Jika
ingin mempertahankan posisi ikuiditas dengan memperbesar cadangan kas,
maka bank tidak akan memakai seluruh loanable funds yang ada karena
sebagian dikembalikan lagi dalam bentuk cadangan tunai (cash reserve), ini
berarti usaha pencapaian profitabilitas akan berkurang. Sebaliknya jika bank
ingin mempertinggi profitabilitas, maka dengan cash reserve untuk likuiditas
terpakai oleh bisnis bank, sehingga posisi likuiditas akan turun.
Beberapa faktor yang bepengaruh terhadap ROA bank adalah CAR,
BOPO dan FDR. CAR adalah rasio keuangan yang berkaitan dengan
permodalan perbankan dimana besarnya modal suatu bank akan berpengaruh
pada mampu atau tidaknya suatu bank secara efisien menjalankan
kegiatannya. Jika modal yang dimiliki oleh bank tersebut mampu menyerap
kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, maka bank dapat mengelola
8 Jurnal Economica Volume II / Edisi 2/ Nopember 2012
8
seluruh kegiatannya secara efisien, sehingga kekayaan bank (kekayaan
pemegang saham) diharapkan akan semakin meningkat demikian juga
sebaliknya9. Dengan demikian CAR mempunyai pengaruh terhadap kinerja
bank.
Menurut ketentuan Bank Indonesia, BOPO merupakan perbandingan
antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi. BOPO bertujuan
mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah10. Semakin tinggi
BOPO maka kegiatan operasional menjadi tidak efisien. Jika kegiatan
dilakukan efisien maka laba akan semakin besar dan pada akhirnya
meningkatkan kinerja keuangan11. Dengan demikian efisiensi operasi suatu
bank yang dapat dilihat dengan rasio BOPO akan mempengaruhi ROA bank
tersebut.
Sementara FDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank
untuk memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi. Sehingga semakin tinggi
FDR maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut
mampu menyalurkan pembiayaan dengan efektif), dengan meningkatnya laba
bank, maka kinerja bank juga meningkat. Dengan demikian besar kecilnya
rasio FDR suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut.
9 Teguh Pudjo Muljono, Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktik Perbankan, Edisi 3,
(Yogyakarta: BPFE, 1999), h. 74 10 Surat Edaran No. 9/24/DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan
Prinsip Syariah, Lampiran 1c 11 Pandu Maharddian, “Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR Terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan: Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002 – Juni
2007,” Tesis, (Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, 2008), h. 94-95.
9
Tabel 1.1 Perkembangan Rasio Keuangan Perbankan Syariah
Rasio 2012 2013 2014 2015 2016
CAR 17,43% 18,13% 19,57% 21,39% 22,93%
ROA 3,11% 3,08% 2,85% 2,32% 2,23%
FDR 100% 100,32% 91,50% 92,14% 85,99%
BOPO 74,97% 78,21% 94,16% 94,38% 82,85%
Sumber : Laporan Perkembangan Keuangan Syariah, OJK 2012-2016
Dari Tabel 1.1 dapat kita lihat bahwa dari tahun 2012 hingga tahun 2016
nilai rasio CAR bank syariah terus naik tahun ke tahun. Pada tahun 2012 CAR
berada pada nilai 17,43% namun nilai itu terus melonjak hingga akhir 2016
dimana nilai CAR mencapai 22,93%. Nilai ini menunjukan semakin tinggi
CAR maka semakin baik kemampuan bank syariah untuk menanggung risiko
dari setiap aktiva produktif yang berisiko. Dengan nilai yang CAR tinggi maka
bank syariah mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.
Sedangkan Rasio ROA dapat kita lihat bahwa dari tahun 2012 hingga
2016 nilai rasio ROA bank syariah Indonesia terus menurun Pada tahun 2012
ROA berada pada nilai 3,11% namun nilai ini terus menurun hingga akhir
2016 dimana nilai ROA mencapai 2,23%. nilai ini menunjukan buruknya
efesiensi kerja yang dilakukan oleh bank syariah.
Rasio FDR sama-sama mengalami fluktuasi dari tahun 2012 hingga
2016. Pada tahun 2015 rasio FDR bernilai sebesar 92,14%, sedangkan di
10
tahun 2016 FDR bernilai sebesar 85,99% turun dari tahun sebelumnya. Rasio
BOPO juga turun pada tahun 2016 sebesar 11,53% dari tahun sebelumnya.
Menurut laporan yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terlihat
bahwa total aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga (DPK) bank syariah
mengalami penurunan pada awal tahun 2014 dibandingkan pertengahan tahun
2013. OJK mencatat, total aset perbankan syariah Rp239,98 triliun atau turun
3,3% dari Rp244 triliun. Begitu pula dengan pembiayaan yang disalurkan
turun 2,9% menjadi Rp186,21 triliun. Sementara DPK hanya mencapai
Rp181,82 triliun atau mengalami penurunan 1,2% dari periode sebelumnya.12
Pada tahun selanjutnya kinerja perbankan syariah juga tidak
menunjukan kenaikan, hingga Februari 2016, total laba perbankan syariah di
Indonesia mencapai Rp 293 miliar. Jumlah tersebut turun 44% dibandingkan
periode yang sama di Februari 201513. Dari data Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), pendapatan perbankan syariah di Indonesia per Februari 2016 turun
menjadi Rp 4,325 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 5,305 triliun.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
hubungan variabel tersebut dengan mengangkat judul skripsi yaitu
“PENGARUH MODAL DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP
PEMBIAYAAN SERTA IMPLIKASINYA PADA PROFITABILITAS
12 “Performa Bank Syariah Melemah”, artikel diakses pada 10 Oktober 2017 dari
http://www.goldbank.co.id/channel/laput/perbankan/yah-performa.html 13 “Laba Bank Syariah Turun 44% di tahun 2016”, artikel diakses pada 10 Oktober 2017
http://finance.detik.com/read/2016/04/27/134953/2899188/5/laba-bank-syariah-turun-44
11
BANK SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE JANUARI 2012-
DESEMBER 2016)”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah yang ada, di antaranya:
1. Adanya faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pendapatan
bank syariah sehingga sulit berekspansi dan bersaing.
2. Data Statistik Perbankan Syariah menunjukkan rendahnya kemampuan
komponen bank syariah dalam menghasilkan laba yang nilainya berada
dibawah tingkat pengembalian simpanan deposito bank.
3. Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan lambatnya kenaikan laba bank
syariah.
4. Terdapat berbagai macam metode yang dapat digunakan untuk menghitung
pengaruh faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank.
5. Penerapan Good Governance bank syariah yang belum optimal
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan maka penulis
memutuskan untuk membatasi penelitian sebagai berikut:
12
1. Variabel yang digunakan untuk mengukur rasio kecukupan modal diwakilkan
dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).
2. Variabel yang digunakan untuk mengukur penyaluran pembiayaan diwakilkan
dengan Financing to Deposit Ratio (FDR).
3. Variabel yang digunakan untuk mengukur profitabilitas diwakilkan dengan
Return On Asset (ROA).
4. Variabel yang digunakan untuk mengukur efisiensi operasional diwakilkan
dengan BOPO.
5. Objek dan data yang digunakan dalam penelitian ini seluruh Bank Syariah di
Indonesia yang datanya tergabung dalam laporan bulanan Statistik Perbankan
Syariah yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan periode Januari
2012 sampai Desember 2016.
6. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis jalur (path
analysis).
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh modal dan efisiensi operasional terhadap penyaluran
pembiayaan Bank Syariah?
2. Bagaimana pengaruh modal, efisiensi operasional dan penyaluran
pembiayaan terhadap profitabilitas Bank Syariah secara langsung?
3. Bagaimana pengaruh modal, efisiensi operasional dan penyaluran
pembiayaan terhadap profitabilitas Bank Syariah secara tidak langsung?
13
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka penelitian ini terutama
bertujuan untuk:
1. Menganalisis pengaruh modal, efisiensi operasional terhadap penyaluran
pembiayaan Bank Syariah.
2. Menganalisis pengaruh modal, efisiensi operasional terhadap profitabilitas
Bank Syariah secara langsung.
3. Menganalisis pengaruh modal, efisiensi operasional terhadap profitabilitas
Bank Syariah secara tidak langsung.
Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi Akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya serta menambah wawasan tentang Pengaruh Modal dan Efisiensi
Operasional terhadap Penyaluran Pembiayaan Bank Syariah.
2. Bagi Praktisi, penelitian ini berguna sebagai referensi bagi industri terkait
dalam merumuskan strategi dan memutuskan kebijakan yang tepat sehingga
diperoleh kinerja Perbankan Syariah yang lebih baik di masa yang akan
datang.
3. Bagi Masyarakat, Penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan bagi
investor dan masyarakat yang berkepentingan untuk menginvestasikan
dananya di perbankan.
14
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan
Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi
dan Bisnis tahun 2012. Untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan isi penulisan
dalam penelitian ini, penyusun menguraikan secara singkat sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah-masalah yang akan diteliti,
yakni mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan tentang teori-teori yang terkait dengan penelitian yang
akan dilakukan. Bab ini terdiri dari teori permodalan, penyaluran pembiayaan, efisiensi
operasional dan profitabilitas bank syariah; review studi terdahulu, kerangka
pemikiran, serta hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang data penelitian dan metode penelitian yang
akan digunakan dalam penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang analisis data yang membahas analisis bagaimana
pengaruh modal dan efisiensi operasional terhadap penyaluran pembiayaan serta
15
implikasinya pada profitabilitas bank syariah melalui metode analisis jalur, kemudian
dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian sekaligus
menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Selain itu, juga berisi saran-saran
yang ditunjukkan untuk berbagai pihak dan rekomendasi yang muncul berkaitan
dengan skripsi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-
undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan. Bank Syariah adalah bank umum
yang melaksanakan tugasnya berdasarkan prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan syariat
islam.14
Menurut Sudarsono, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip prinsip
Syariah.15
Bank Syariah merupakan lembaga perantara (intermediary) antara satu-
satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami
14 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005),
hal. 1 15 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia FE UII, 2008),
hal. 22
17
kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit yang mengalami kekurangan
dana (deficit unit) melalui bank kelebihan dana tersebut dapat disalurkan
kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada
kedua belah pihak.
Dilihat dari sistem operasionalnya, bank Syariah memiliki perbedaan
yang mendasar dengan perbankan konvensional. Bank Syariah memberikan
layanan bebas bunga kepada para nasabahnya. Bank Syariah prinsip dasarnya
menggunakan prinsip bagi hasil.
Dalam sistem operasional bank Syariah, pembayaran dan penarikan
bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi. Bank Syariah tidak mengenal
sistem bunga yang dibayar kepada penyimpan dana di bank Syariah.16
2. Tujuan Bank Syariah
Dalam Undang-undang No.21 tahun 2008 pasal 3, disebutkan bahwa
perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat. Sedangkan tujuan bank Syariah menurut Sudarsono
adalah sebagai berikut:17
16 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 31 17 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia FE UII, 2008),
hal. 43
18
a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara Islam,
khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan, agar
terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan
lain yang mengandung unsur gharar (tipuan), di mana jenis- jenis usaha
tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak
negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat.
b. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang
membutuhkan dana.
c. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka
peluang usaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang
diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya
kemandirian usaha.
d. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya
merupakan program utama dari Negara-negara yang sedang
berkembang.
e. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas Bank
Syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan
adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antar lembaga
keuangan.
19
f. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank
nonsyariah.
B. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah
Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara
keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang
sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga
menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode.
Keuntungan dengan membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki
kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya. Laporan
keuangan di samping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga menilai
kinerja manajemen bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan
menjadi patokan apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan
yang telah digariskan oleh perusahaan.18
Dalam praktiknya, jenis-jenis laporan keuangan bank yang dimaksud adalah
sebagai berikut:19
1. Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada
tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi aktiva
18 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012-Ed.Rev), hal. 280-281. 19 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012-Ed.Rev), hal. 284.
20
(harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen di
dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.
2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi, Laporan komitmen merupakan suatu
ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara
sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama
dipenuhi. Sedangkan laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban
bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya
satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.
3. Laporan laba rugi, merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan
hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar
jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan
jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
4. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak
langsung terhadap kas.
5. Catatan atas Laporan Keuangan, merupakan laporan yang berisi catatan
tersendiri mengenai Posisi Devisa Neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas
lainnya.
6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi, Laporan Gabungan merupakan
laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan, baik yang ada di
dalam negeri maupun di luar negeri, sedangkan laporan konsolidasi merupakan
laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.
21
Sedangkan dalam perbankan syariah, komponen-komponen Laporan Keuangan
yang dipaparkan dalam PAPSI 2013, yaitu:
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil
6. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat
7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, dan
8. Catatan Atas Laporan Keuangan.
Tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada
para pemakai laporan keuangan dengan berbagai tektik dan metode yang berguna untuk
menilai kinerja, keputusan investasi dan memprediksi keadaan perusahaan di masa
yang akan datang.20
Menurut Harahap terdapat beberapa teknik laporan keuangan sebagai berikut:21
1. Perbandingan Laporan Keuangan
2. Seri Trend atau Angka Indeks
3. Laporan Keuangan Common Size (Bentuk Awam)
20 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2013), hal. 56. 21 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010),
hal 215.
22
4. Analisis Rasio
5. Analisis Khusus; berupa Ramalan Kas, Analisis Perubahan Posisi Keuangan,
Laporan Variasi Gross Margin, Analisis Break Even, Analisis Dupont.
Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu teknik analisis laporan
keuangan yaitu dengan Analisis Rasio. Rasio laporan keuangan adalah perbandingan
antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti).
Analisis rasio pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara:22
1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu.
2. Membandingkan rasio-rasio ini dengan perusahaan yang sejenis.
Dari dasar inilah, variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan beberapa
rasio yang ada di dalam laporan keuangan bank umum syariah sebagai proxy dari
beberapa faktor kinerja bank untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis.
C. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio adalah modal berbanding
aktiva atau rasio kecukupan modal minimum. Modal merupakan aspek penting bagi
suatu unit bisnis bank. Hal itu dikarenakan beroperasi atau tidaknya dan dipercaya atau
tidaknya suatu bank salah satunya dipengaruhi oleh kondisi kecukupan modal. Dalam
22 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2013), hal. 65.
23
kaitannya dengan fungsi dari modal bank, Brenton C. Leavitt menekankan ada 4 hal,
yaitu23 :
1. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat bank likuidasi.
2. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga kepercayaan
masyarakat bahwa bank dapat terus beroperasi.
3. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang diperlukan
untuk menawarkan pelayanan bank.
4. Sebagai alat pelaksanaan peraturan pengendalian ekspansi aktiva yang tidak
tepat.
Kecukupan modal berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang diperlukan
untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari pergerakan aktiva bank yang
pada dasarnya sebagian besar dana berasal dari dana pihak ketiga atau masyarakat.
Tingginya rasio modal dapat melindungi deposan, dan memberikan dampak
meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada bank, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan ROA.
Pembentukan dan peningkatan peranan aktiva bank sebagai penghasil
keuntungan harus memperhatikan kepentingan pihak-pihak ketiga sebagai pemasok
modal bank. Dengan demikian bank harus menyediakan modal minimum yang cukup
untuk menjamin kepentingan pihak ketiga.24
23 Muhammad, Bank Syariah Problem dan Proses Perkembangan di Indonesia (Yogyakarta:Graha
Ilmu, 2005), h. 245. 24 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h. 162.
24
CAR dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank dan total Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Pengertian modal disini meliputi modal inti dan
modal pelengkap. Komponen modal inti bank terdiri atas modal disetor, cadangan
umum, laba tahun lalu dan laba tahun berjalan.25 Perhitungan CAR dapat dirumuskan
sebagai berikut26:
CAR = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 (𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑡𝑖+𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝)
𝐴𝑇𝑀𝑅 X 100
Rasio ini memisahkan kelompok modal menjadi modal inti dan modal
pelengkap. Modal inti terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal.
Cadangan tambahan modal terdiri dari agio (disagio), modal sumbangan, cadangan
umum modal, cadangan tujuan modal, laba (rugi) tahun-tahun lalu setelah
diperhitungkan pajak, laba (rugi) tahun berjalan setelah diperhitungkan taksiran pajak
(50%), selisih lebih (kurang) penjabaran laporan keuangan kantor cabang luar negeri,
dana setoran modal dan penurunan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk
dijual.
Sedangkan modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap,
cadangan umum PPAP (maksimal 1,25% dari ATMR), modal pinjaman, pinjaman
subordinasi (maksimal 50% dari modal inti) dan peningkatan nilai penyertaan pada
portofolio yang tersedia untuk dijual setinggi-tingginya sebesar 45%.27
25 Moh. Ramli Faud dan M. Rustan D.M, Akuntansi Perbankan (Petunjuk Praktis Operasional Bank)
(Yogyakarta:Graha Ilmu, 2005), h. 37 26 Taswan, Manajemen Perbankan (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2006), h. 164. 27 2Ibid., h. 78.
25
D. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas dapat diartikan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh
laba yang berhubungan dengan penjualan, total aktiva, maupun hutang jangka
panjang.28
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal bagi investor jangka
panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas.29
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
melalui semua kemapuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.30
31Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu dengan total aktiva atau modal yang dimilikinya. Tingkat Asset
Keseluruhan/Return on Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang penting bagi
bank karena digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan untuk menghasilkan
laba dengan memanfaatkan total aktivanya.
Penggunaan ROA pada penelitian ini karena dapat dilihat dari bagaimana
kemampuan bank dalam memperoleh laba dengan asset yang dimilikinya. Rasio ROA
28 Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), hal. 55. 29 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty, 2000), hal. 89. 30 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010),
hal 304. 31Munawir, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta:Liberty, 2007), h. 240.
26
akan menunjukan baik tidaknya pengelolaan kredit/pembiayaan yang dilakukan oleh
bank, dilihat dari laba yang diperoleh pada akhir periode.
Bank Indonesia menilai kondisi profitabilitas perbankan di Indonesia didasarkan
pada dua indikator yaitu ROA atau tingkat pengembalian asset dan Rasio Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Suatu bank dapat dimasukkan
ke dalam klasifikasi sehat apabila:
1. Rasio tingkat pengembalian atau ROA mencapai sekurang-
kurangnya 1,2%.
2 .Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional
tidak melebihi 93,5%.
ROA adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. ROA
sangat penting, karena rasio ini mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang
diukur dengan aset produktif yang dananya sebagian besar berasal dari Dana Pihak
Ketiga (DPK).
Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut, dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan aset. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP
tanggal 31 Maret 2010 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
27
Berdasarkan prinsip Syariah, rumus yang digunakan untuk mencari ROA adalah
sebagai berikut32 :
ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐿𝑆𝑃)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑇𝐴) X 100
Keterangan :
ROA = Return on Asset
LSP = Laba Sebelum Pajak
TA = Total Aset
Tujuan analisis profitabilitas sebuah bank adalah untuk mengukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Semakin
tinggi return semakin baik, berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan kembali
sebagai retained earning juga semakin besar.
E. Rasio Penyaluran Pembiayaan
Perbankan syariah yang dalam aktifitasnya menggunakan prinsip-prinsip islami
tidak mengenal kredit (loan) dalam fungsinya sebagai penyalur dana yang
dihimpunnya. Oleh karena itu, aktifitas penyaluran dana yang dilakukan bank syariah
lebih mengarah kepada pembiayaan (financing).
Menurut Muhammad, penyaluran pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang direncanakan. Variabel ini diwakili oleh
Financing to Deposit Ratio (FDR). FDR merupakan perbandingan antara pembiayaan
32 Taswan, Manajemen Perbankan (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2006), h. 165.
28
yang diberikan dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun perbankan syariah.
FDR menggambarkan sejauh mana simpanan digunakan untuk pemberian pinjaman.33
Financing to Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh
bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).34
Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio Financing to Deposit Ratio
(FDR) adalah 80% hingga 110%. Jika angka rasio Financing to Deposit Ratio (FDR)
suatu bank berada pada angka di bawah 80% (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan
bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar 60% dari seluruh dana yang
berhasil dihimpun.
Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara
pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio
Financing to Deposit Ratio (FDR) 60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun
tidak tersalurkan dalam bentuk pembaiyaan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank
tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik.
Kemudian jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank mencapai lebih dari
110% berarti total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang
33 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005),
hal. 17. 34 Dwi Nur’aini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2015), hal.
295.
29
dihimpun., maka bank dalam hal ini juga dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya
sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik. Karena semakin tinggi Financing
to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank,
sebaliknya apabila Financing to Deposit Ratio (FDR) bernilai terlalu rendah hal ini
menunjukkan kurangnya efisiensi operasional bank dalam menyalurkan pembiayaan.
Jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank berada pada standar yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh bank tersebut akan
meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan pembiayaannya dengan
efektif). 35
Secara sistematis, FDR dapat dirumuskan sebagai berikut:
FDR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑏𝑎𝑛𝑘 X 100%
F. Rasio Efisiensi Operasional
Agar mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat, tuntutan konsumen
yang meningkat dan pesatnya kemajuan teknologi informasi, maka pengelolaan bank
secara efisien merupakan faktor penting untuk dapat terus bertahan. Efisiensi
didefinisikan sebagai hubungan antara input dan output yang dihasilkan dengan sumber
35 Suryani, Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas
Perbankan Syariah Di Indonesia, (Jurnal STAIN Malikussaleh Lhokseumawe, 2012), Vol. 19, hal. 59.
30
daya yang dipakai untuk melakukan aktivitas operasional. Bank dikategorikan efisien
tergantung dari cara manajemen memproses input menjadi output.36
Efisiensi yang harus dilakukan perbankan adalah mengoptimalkan input yang
ada agar menghasilkan output yang maksimal. Input pada perbankan syariah terdiri dari
tiga pihak. Dana pihak pertama berasal dari dana para pemodal dan pemegang saham.
Dana pihak kedua berasal dari pinjaman lembaga keuangan (bank dan bukan bank) dan
pinjaman dari Bank Indonesia.
Dana pihak ketiga berasal dari dana simpanan, tabungan, dan deposito. Setelah
input terkumpul di bank, selanjutnya bank syariah dapat menghasilkan output berupa
penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan dan jasa. Jika terdapat dana yang tidak
digunakan pada bank maka bank tetap harus memberikan bagi hasil kepada nasabah
dan akhirnya akan mengurangi tingkat laba yang dihasilkan bank.
Bank yang dalam kegiatan usahanya tidak efisien akan mengakibatkan
ketidakmampuan bersaing dalam mengerahkan dana masyarakat maupun dalam
menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai modal
usaha. Efisiensi pada perbankan terutama efisiensi biaya akan menghasilkan tingkat
keuntungan yang optimal, penambahan jumlah dana yang disalurkan, biaya lebih
kompetitif, peningkatan pelayanan kepada nasabah, keamanan dan kesehatan
perbankan yang meningkat. Salah sa tu alat yang dapat digunakan untuk mengukur
efisiensi perbankan adalah rasio BOPO.
36 Benyamin Molan, Glosarium Prentice Hall untuk Manajemen dan Pemasaran, (Jakarta: PT.
Prenhallindo, 2002), hal. 44.
31
Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan
operasional. BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasinya.37
Yang termasuk beban operasional adalah semua jenis biaya yang berkaitan
langsung dengan kegiatan usaha bank. Beban operasional terdapat dalam laporan laba
rugi yang diperoleh dengan menjumlahkan biaya bagi hasil, biaya tenaga kerja, biaya
umum administrasi, biaya Penyusutan dan Penyisihan Aktiva Produktif, biaya sewa
gedung dan inventaris, dan sebagainya.38
Sedangkan yang termasuk pendapatan operasional adalah semua pendapatan
yang merupakan bagi hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah
diterima. Pendapatan operasional didapat dalam laporan laba rugi yang diperoleh
dengan menjumlahkan pendapatan jual-beli, pendapatan sewa, pendapatan bagi hasil,
pendapatan administrasi, dan pendapatan operasional lainnya yang terdiri dari provisi
dan komisi serta dividen yang diterima dari saham yang dimiliki.
Selain sebagai indikator kinerja dan kesehatan bank, efisiensi yang diwakili oleh
rasio BOPO juga memberikan gambaran mengenai39:
1. Kemampuan manajemen perbankan dalam mengelola sumber daya (aktiva)
yang ada untuk menghasilkan keuntungan optimal. Semakin rendah BOPO
37 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 119. 38 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta Ghalia Indonesia, 2010), hal. 111. 39 Daris Purba, Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas, Dan Efisiensi Operasional Terhadap
Profitabilitas Pada Pt Bank Muamalat Indonesia, (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), hal.
50.
32
maka semakin tinggi efisiensi operasional bank dalam menggunakan aktiva
untuk menghasilkan laba.
2. Kemampuan bank dalam hal pengendalian biaya. Semakin rendah BOPO
berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya
operasionalnya. Sebaliknya, tingginya BOPO mengindikasikan
ketidakmampuan bank dalam mengatur dan mengendalikan biaya.
3. Kemampuan bank dalam menghasilkan profitabilitas. BOPO yang rendah
mencerminkan tingginya kemampuan bank dalam menekan biaya
operasional sehingga mampu mendorong naiknya profitabilitas. Sebaliknya,
tingginya BOPO berarti tinggi pula beban yang ditanggung bank dan
berimbas negatif terhadap laba yang didapat.
Secara sistematis, BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut:
BOPO = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 X 100
G. Keterkaitan Antar Variabel
1. Variabel CAR (X1) dengan FDR (Y)
CAR atau tingkat kecakupan modal merupakan rasio yang
menunjukkan seberapa besar bank dapat menyediakan dana untuk mengatasi
masalah yang ditimbulkan oleh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko.
Tingkat kecakupan modal sangat penting bagi bank untuk menyalurkan
kreditnya. Apabila tingkat kecakupan modal yang dimiliki suatu bank baik,
33
maka masyarakat akan tertarik untuk mengambil kredit di bank tersebut, dan
pihak bank akan mempunyai dana cadangan apabila sewaktu-waktu terjadi
kredit macet. Bank dengan rasio CAR yang tinggi maka kreditnya juga baik,
sehingga apabila CAR meningkat maka akan meningkatkan Financing
Deposit Ratio (FDR). Penelitian yang dilakukan Hersugondo dan Tamtomo
(2012) memperoleh hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap LDR/FDR.
H1: CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap FDR
2. Variabel BOPO (X2) dengan FDR (Y)
Tingkat bunga yang tinggi akan mendorong bank untuk meningkatkan
imbal hasil atas dana simpanan yang dipercayakan oleh masyarakat. BOPO
merupakan perbandingan antara total biaya operasi dengan total pendapatan
operasi. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya
(Dendawijaya:2009). Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnyaadalah
bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat, maka biaya dan pendapatakn operasional bank didiminasi oleh
biaya bunga dan hasil bunga (Dendawijaya, 2003).
variabel BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap FDR. Hal
ini di sebabkan karena bank umum syariah tetap melakukan pembiayaan
untuk menutup beban operasial yang tinggi. Hal ini di dukung dengan modal
34
sendiri yang dimiliki bank umum syariah yang cukup kuat untuk mengatasi
apabila terjadi resiko.40
H2: BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap FDR
3. Variabel CAR (X1) dengan ROA (Z)
CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2009:121). Berdasarkan
ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang
sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8% (Dendawijaya,
2009:144).
Besarnya modal suatu bank akan berpengaruh pada mampu tidaknya
suatu bank secara efisien menjalankan kegiatannya. Jika modal yang dimiliki
oleh bank tersebut mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat
dihindarkan, maka bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien,
sehingga kekayaan bank (kekayaan pemegang saham) diharapkan akan
semakin meningkat demikian juga sebaliknya (Margaretha dan Zai, 2013).
Semakin tinggi CAR, maka semakin kuat kemampuan bank tersebut
untuk menanggung risiko dari setiap pinjaman atau aktiva produktif yang
berisiko. Atau dengan kata lain, maka semakin tinggi kecukupan modalnya
40 Jurnal Ekonomi & Keuangan Islam, Vol. 2 No. 2, Juli 2016: 10-20 (http://journal.uii.ac.id/index.php/)
35
untuk menanggung risiko pinjaman macetnya, sehingga kinerja bank semakin
baik, dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank yang
bersangkutan yang berujung pada meningkatnya laba (ROA). Dan menurut
Septiani (2016), Syamsurizal (2016) dan Astohar (2016), CAR berpengaruh
secara positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada bank.
H3: CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
4. Variabel BOPO (X2) dengan ROA (Z)
Tingkat bunga yang tinggi akan mendorong bank untuk meningkatkan
imbal hasil atas dana simpanan yang dipercayakan oleh masyarakat. BOPO
merupakan perbandingan antara total biaya operasi dengan total pendapatan
operasi. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya
(Dendawijaya:2009). Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnyaadalah
bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat, maka biaya dan pendapatakn operasional bank didiminasi oleh
biaya bunga dan hasil bunga (Dendawijaya, 2003).
Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya
laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan ROA
(Wibisono,2017). Semakin tinggi rasio BOPO, kinerja bank akan semakin
menurun. Hal ini didukung oleh penelitian Wibisono (2017) dan Harianto
36
(2017) yang menyatakan rasio BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap
profitabilitas (ROA) pada bank
H4: BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA
5. Variabel FDR (Y) dengan ROA (Z)
Rasio FDR digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dengan
cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak
ketiga. Semakin tinggi FDR maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke
dana pihak ketiga. Dengan penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka
pendapatan bank (ROA) akan semakin meningkat, sehingga FDR
berpengaruh positif terhadap ROA (Ahmad Buyung,2009). Hal ini sesuai
penelitian yang dilakukan Maria (2012), Rangga (2013), Dhian (2012)
menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa FDR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA.
H5: FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
37
H. Review Studi Terdahulu
Tabel 2.1 Review Studi Terdahulu
No Peneliti/ Judul/
Sumber Hasil Perbedaan
1. Daris Purba/
Pengaruh
Kecukupan Modal,
Likuiditas, Dan
Efisiensi
Operasional
Terhadap
Profitabilitas Pada
Pt Bank Muamalat
Indonesia/ Skripsi S1
Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Jakarta,
2012
Metode yang digunakan
adalah analisis regresi
berganda. Hasil dari
penelitian ini menunjukan
CAR, FDR dan BOPO
berpengaruh signifikan
terhadap ROE.
Perbedaan penelitian
ini dengan yang akan
penulis lakukan adalah
penulis menggunakan
analisis jalur dimana
menggunakan 4 variabel
yaitu ROA,CAR,FDR
dan BOPO. penulis juga
memakai data dari
seluruh bank umum
syariah di Indonesia.
Bukan satu bank saja.
2. Esther Novelina
Hutagalung,
Djumahir, dan
Kusuma Ratnawati/
Analisa Rasio
Keuangan terhadap
Kinerja Bank Umum
di Indonesia/ Jurnal
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis,
Universitas
Brawijaya Malang,
SK DIRJEN DIKTI
NO.66b/DIKTI/KEP
/2012
(ISSN: 1693-5241)
Metode yang digunakan
adalah analisis regresi
berganda. Hasil dari
penelitian ini menunjukan
NPL, NIM dan BOPO
berpengaruh signifikan
terhadap ROE. Sedangkan
variabel CAR dan LDR
berpengaruh tidak
signifikan terhadap ROE
Perbedaan penelitian
ini dengan yang akan
penulis lakukan adalah
penulis menggunakan
variabel CAR dan
BOPO. Variabel NIM
dan NPL tidak penulis
gunakan. Selain itu,
penulis menggunakan
FDR sebagai variabel
intervening. Selain itu,
metode yang digunakan
adalah analisis jalur.
3. DHIAN
DAYINTA
PRATIWI/PENGAR
UH CAR, BOPO,
NPF DAN FDR
TERHADAP
RETURN ON ASSET
(ROA) BANK
Metode yang digunakan
adalah analisis regresi
berganda, Hasil yang dari
penelitian ini
menunjukkan bahwa CAR
berpengaruh negatif
terhadap ROA, tetapi tidak
signifikan. Variabel BOPO
Perbedaan penelitian
ini dengan yang akan
penulis lakukan adalah
penulis menggunakan
analisis jalur. Tahun
yang di teliti penulis
periode 2010-2016.
Penulis tidak
38
UMUM SYARIAH
(2005-2010)/Skripsi
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis
Universitas
Diponegoro 2012
dan NPF berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap ROA Bank
Umum Syariah. Sedangkan
variabel FDR berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap ROA Bank
Umum Syariah.
menggunakan variabel
NPF dalam penelitian
ini.
4. Kumaedi, Sigit R.
Prabowo, dan Emi
Maslikha/ Analisis
Likuiditas dan
Rentabilitas
Keuangan Bank
Dalam Menilai
Kinerja Bank
Syariah Mandiri
(Studi Kasus Pada
PT Bank Syariah
Mandiri Tahun 2003-
2009)/ Jurnal STAR
– Study &
Accounting Research
Vol. XI, No. 2,
Universitas
Pendididkan
Indonesia, Bandung,
2014
(ISSN: 1693-4482)
Penelitian ini
menggunakan metode studi
dokumentasi yaitu dengan
membuat salinan atau
mengumpulkan arsip-arsip
dan catatan-catatan
perusahaan yang ada
mengenai neraca, laporan
rugi- laba, jumlah
produksi, dan yang lainnya.
Hasil dari penelitian ini
adalah STM masuk ke
dalam peringkat 1 kategori
sangat baik, sedangkan
ROE mengalami fluktuasi
dari tahun ke tahun.
Dalam penelitian
yang penulis lakukan,
penulis menggunakan
variabel CAR dan
BOPO sebagai variabel
endogen serta variabel
FDR sebagai variabel
antara. Sedangkan,
variabel ROA sebagai
variabel eksogen dalam
metode analisis jalur.
5. Usnan, Ade
Setiawan dan Budi
Sukardi/ Analisis
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Return On Assets
Pada Bank Umum
Syariah Dan Unit
Usaha Syariah
(Periode 2010-
2013)/ Jurnal
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis IAIN
Metode yang digunakan
yaitu regresi linier
berganda. Hasil dari
penelitian ini adalah FDR
dan BI rate berpengaruh
positif terhadap ROE.
Sedangkan NPF, BOPO
dan Inflasi berpengaruh
negatif terhadap ROE.
Dalam penelitian
yang penulis lakukan,
penulis tidak
menggunakan variabel
BI rate dan Inflasi
sebagai variabel
endogen. Selain itu,
penulis juga
menggunakan variabel
FDR untuk variabel
intervening dan variabel
ROA sebagai variabel
eksogen.
39
Surakarta, JRKA
Volume 2 Isue 1,
Februari 2016.
6. Rahma Julianti/
Pengaruh BI Rate,
Inflasi, Dan IHSG
Terhadap Dana
Pihak Ketiga (DPK)
Serta Implikasinya
Terhadap
Pembiayaan Pada
Bank Syariah /
Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
UIN Jakarta, 2016
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
analisis jalur dengan
Amos.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pada
substruktur I BI Rate dan
IHSG memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan
terhadap DPK, sedangkan
Inflasi memiliki pengaruh
yang negatif dan signifikan
terhadap DPK. Kemudian
pada substruktur II Inflasi,
IHSG, dan DPK memiliki
pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap PYD,
sedangkan BI Rate
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap PYD.
Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian
penulis yaitu variabel-
variabel yang digunakan
serta periode yang
digunakan dalam
penelitian. BI rate,
IHSG dan Inflasi tidak
digunakan. Penulis
menggunakan variabel
menggunakan variabel
CAR dan BOPO sebagai
variabel endogen serta
variabel FDR sebagai
variabel antara.
Sedangkan, variabel
ROA sebagai variabel
eksogen. Selain itu,
objek yang digunakan
penulis tidak terfokus
pada satu bank Syariah
melainkan pada bank
Syariah secara
keseluruhan.
7 Muhammad
Yusuf Wibisono dan
Salamah Wahyuni
/Pengaruh
CAR,NPF,BOPOTer
hadap ROA Yang
Dimediasi Oleh
NOM/Jurnal Bisnis
& Manajemen
Vol.17 No 1, 2017
hal 41-42 Universitas
Sebelas Maret
Metode yang di
gunakan dalam penelitian
ini adalah pooling data dan
observasi.Hasil penelitian
adalah Variabel CAR, NPF
, BOPO, FDR, dan NOM
berpengaruh terhadap
ROA secara parsial.
Variabel CAR dan NPF
tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA,
sedangkan variabel FDR,
BOPO berpengaruh
signifikan negatif terhadap
ROA, demikian juga NOM
Dalam penelitian
yang penulis lakukan,
penulis tidak
menggunakan Variabel
NPF dan NOM. Selain
itu penulis
menggunakan analisis
jalur bukan pooling data
atau observasi. Data
yang di gunakan juga
seluruh bank umum
syariah yang ada di
Indonesia periode 2010-
2016.
40
berpengaruh signfikan
positif terhadap ROA.
Variabel NOM memediasi
pengaruh antara
CAR,NPF, BOPO dan
FDR terhadap ROA.
8 Vanny Lutfiana
Dewi/ ANALISIS
PENGARUH CAR,
NPF, BOPO, NOM,
FDR TERHADAP
ROA PADA BANK
UMUM SYARIAH DI
INDONESIA
PERIODE 2011-
2015/ Skripsi S1
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
purposive sampling dan
analisis regresi berganda.
Hasil analisis menunjukan
bahwa secara simultan
Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing
Financing (NPF), Biaya
Operasional dan
Pendapatan Operasional
(BOPO), Net Operating
Margin (NOM), Financing
to Deposite Ratio (FDR)
berpengaruh terhadap
Return On Assets (ROA)
sedangkan secara parsial
CAR negatif signifikan
terhadap ROA, sementara
NPF positif tidak
signifikan terhadap ROA
dengan, kemudian BOPO
berpengaruh negative
signifikan terhadap ROA,
sementara NOM positif
signifikan terhadap ROA,
dan FDR berpengaruh
positif signifikan terhadap
ROA
Dalam penelitian yang
penulis lakukan, penulis
tidak menggunakan
variabel NPF dan NOM.
Metode yang di gunakan
penulis adalah analisis
jalur. Periodenya yang
dipakai juga berbeda
yaitu tahun 2010-2016.
9 Lemiyana dan Erdah
Litriani/ Pengaruh
NPF, FDR,BOPO
terhadap
Profitabilitas (ROA)
pada Bank Umum
Syariah Periode
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
asosiatif kausal .Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa Non Performing
Financing (NPF) dan
Financing to Deposit Ratio
Dalam penelitian yang
penulis lakukan tidak
menggunakan metode
41
2011-2015/ I-
Economic Vol. 2.
No.1 Juli 2016
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis
Universitas Islam
Negeri Raden Fatah
Palembang
(FDR), tidak memiliki
pengaruh terhadap Return
On Asset (ROA).
Sedangkan variabel Biaya
Operasi terhadap
Pendapatan Operasional
(BOPO) memiliki
pengaruh negatif untuk
mengembalikan Aset
(ROA). Capital Adequacy
Ratio (CAR) tidak
memiliki pengaruh negatif
secara signifikan antara
CAR ke ROA. Inflasi dan
variabel Nilai Tukar tidak
memiliki pengaruh ke
ROA. NPF, FDR, BOPO,
CAR, Inflasi, dan variabel
nilai tukar tidak memiliki
berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Kontribusi
semua variabel independen
(NPF, FDR,BOPO, CAR,
Inflasi, dan Nilai Tukar) ke
ROA adalah 71,9% dan
sisanya sebesar 28,1%
dapat dijelaskan oleh
variabel lain di luar model
penelitian ini.
asosiatif kausal, variabel
yang penulis gunakan
hanya CAR BOPO dan
FDR. Tidak termasuk
NPF. Periode yang
penulis pakai adalah
tahun 2010-2016.
(Sumber diolah dari berbagai referensi)
42
I. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Otoritas Jasa Keuangan
Statistik Perbankan Syariah
CAR (X1) BOPO
(X2) FDR (Y) ROA (Z)
Analisis Jalur
Hubungan Langsung dan Tidak
Langsung
Interpretasi Hasil
Uji Asumsi Klasik
43
J. Paradigma Penelitian
Jika dilihat dari judul penelitian ini, maka dapat digambarkan sebuah
konstruksi dari variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Persamaan model matematis dirumuskan sebagai berikut :
Substruktur I : Y = ρYX1 + ρYX2 + ε1
Substruktur II : Z = ρZX1 + ρZX2 + ρYZ + ε2
Keterangan :
Z = Return On Asset (ROA) ε1 = Residual Error substruktur 1
Y = Financing to Deposit Ratio (FDR) ε2 = Residual Error sub struktur 2
X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR) r = Koefisien korelasi antar variabel
X2 = BOPO ρ = koefisien jalur antar variabel
X1
e
1 e
2
Z rX1
X Y pYZ
X2
44
K. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
1. CAR , BOPO Terhadap FDR
a. H0: CAR tidak memiliki pengaruh langsung terhadap FDR
Ha: CAR memiliki pengaruh langsung terhadap FDR
b. H0: BOPO tidak memiliki pengaruh langsung terhadap FDR
Ha: BOPO memiliki pengaruh langsung terhadap FDR
2. CAR, BOPO dan FDR terhadap ROA
a. H0 : CAR tidak memiliki pengaruh langsung terhadap ROA
Ha: CAR memiliki pengaruh langsung terhadap ROA
b. H0: BOPO tidak memiliki pengaruh langsung terhadap ROA
Ha: BOPO memiliki pengaruh langsung terhadap ROA
c. H0: CAR tidak memiliki pengaruh terhadap ROA melalui FDR
Ha: CAR memiliki pengaruh terhadap ROA melalui FDR
d. H0: BOPO tidak memiliki pengaruh terhadap ROA melalui FDR
Ha: BOPO memiliki pengaruh terhadap ROA melalui FDR
e. H0: FDR tidak memiliki pengaruh terhadap ROA
Ha: FDR memiliki pengaruh terhadap ROA
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini menggunakan perusahaan Bank Syariah yang
ada di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Pada
penelitian kuantitatif kegiatan analisis datanya meliputi pengolahan data dan penyajian
data, melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data dan melakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji statistik.41
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio
dan BOPO terhadap Pembiayaan serta implikasinya pada Return On Asset bank syariah
Indonesia.
B. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk pemilihan sampel yaitu
berdasarkan pertimbangan (judgment sampling). Metode judgment sampling atau
purposive sampling merupakan pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau
pertimbangan pribadi semata.
41 Ir. Syofian Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & Spss, (Jakarta: KENCANA, 2013), hal. 86.
46
Sampel dalam penelitian ini adalah data rasio-rasio keuangan yang tersaji
dalam Statistik Perbankan Syariah Indonesia periode bulan Januari 2012 sampai bulan
Desember 2016.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh
dengan cara sebagai berikut:
1. Studi Lapangan (Field Research)
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia)
atau biasa disebut dengan data sekunder. Data sekunder ini didapat dari
laporan Statistik Perbankan Syariah yang sudah dipublikasikan oleh Otoritas
Jasa Keuangan Indonesia.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan
memahami data atau bahan yang diperoleh dari berbagai literatur, seperti:
majalah, surat kabar, buku-buku cetak, artikel, website/ internet yang
berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.
D. Metode Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Pada penelitian
kuantiatif kegiatan analisis datanya meliputi pengolahan data dan penyajian data,
melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data dan melakukan pengujian
47
hipotesis dengan menggunakan uji statistik.42 Metode analisis yang digunakan adalah
analisis jalur (path analyze) dengan menggunakan bantuan software pengolah data
statistik, AMOS 22.0.
Analisis jalur adalah sebuah metode untuk mempelajari efek langsung (direct
effect) maupun efek tidak langsung (indirect effect) dari variabel.43 Analisis jalur (path
analyze) sebenarnya merupakan pengembangan korelasi yang diurai menjadi beberapa
interpretasi akibat yang ditimbulkan. Lebih lanjut, analisis jalur mempunyai kedekatan
dengan regresi berganda. Dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk khusus
analisis jalur.
Analisis jalur merupakan keterkaitan antara variabel exogeneous melalui
variabel mediating dengan variabel endogeneous yang biasanya digambarkan dalam
bentuk diagram.44 Analisis jalur ingin menguji persamaan regresi yang melibatkan
beberapa variabel eksogen dan endogen sekaligus sehingga memungkinkan pengujian
terhadap variabel mediating/intervening atau variabel antara. Selain itu, analisis jalur
juga dapat mengukur hubungan langsung antar variabel dalam model maupun
hubungan tidak langsung antar variabel dalam model.
Hubungan langsung antara variabel eksogen terhadap variabel endogen dapat
dilihat pada koefisien beta. Hubungan tidak langsung adalah seberapa besar pengaruh
42 Ir. Syofian Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & Spss, (Jakarta: KENCANA, 2013), hal. 86. 43 Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN,
2010), hal. 264 44 Edy Supriyadi, SPSS + AMOS Statistical Data Analysis, (Jakarta: IN MEDIA, 2014), hal. 165
48
variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel intervening. Pengaruh
total dapat diperoleh dengan menjumlahkan hubungan langsung dan tidak langsung.45
Sebelum menghitung data analisis jalur, terlebih dahulu dilakukan Uji Asumsi
Klasik, yang terdiri dari uji normalitas, autokorelasi, multikolinieritas, dan
heteroskedastisitas. Dalam penelitian yang menggunakan metode analisis jalur (path
analysis) asumsi dasar yang harus dipenuhi adalah normalitas. Selain itu, variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu dan merupakan data time
series, maka perlu dilakukan uji multikolinieritas dan autokorelasi. Oleh karena itu,
penelitian ini akan menggunakan uji asumsi klasik sebagai berikut :
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk menentukan suatu model berdistribusi
normal atau tidak. Cara yang sering digunakan adalah dengan
menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis.
Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error
skewness. Sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan
standard error kurtosis. Bila rasio skewness dan rassio kurtosis berada
di antara -2 hingga +2. maka distribusi data adalah normal.
45 Imam Ghozali, Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro 2008, hal. 93
49
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji korelasi antara anggota
observasi yang disusun menurut urutan waktu (time series) dan urutan
tempat, atau korelasi yang muncul pada dirinya sendiri.
Ada beberapa cara digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi. Salah satunya Uji Durbin-Watson (DW Test), yaitu
membandingkan nilai Durbin Watson dengan tabel Durbin Watson.
Ketentuan yang digunakan sebagai berikut:
1) Jika DW > dU, maka tidak ada gejala autokorelasi.
2) Jika DW < dL, maka ada gejala autokorelasi.
3) Jika dL < DW < dU, maka tidak dapat dijelaskan ada atau tidak gejala
autokorelasi.
4) Atau jika nilai DW mendekati 2, maka tidak ada gejala otokorelasi
dan jika nilai DW mendekati 0, maka terdapat gejala autokorelasi.
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah kondisi dimana antara variabel bebas yang
satu memiliki hubungan linear dengan variabel bebas yang lain. Hal
tersebut akan menyebabkan terjadinya varian koefisien korelasi menjadi
lebih besar, sehingga akan sulit menentukan estimasi yang tepat. Akibat
lain yang mungkin terjadi adalah banyaknya variabel yang tidak
signifikan tetapi koefisien determinasi (R2/R square) tetap tinggi.
50
Ada berbagai cara untuk menentukan apakah model memiliki gejala
multikolinearitas. Salah satunya dengan Uji VIF (Variance Inflation
Factor). Jika VIF kurang dari 5 (<5) atau kurang dari sepuluh (<10) dan
Tolerance mendekati 1, maka tidak terjadi multikolinearitas antar
variabel bebas.
2. Analisis Korelasi
Pengujian ini dilakukan untuk melihat korelasi atau hubungan antara
variabel eksogen yang satu dengan variabel eksogen yang lainnya. Pengujian
ini dilakukan jika variabel eksogen yang digunakan lebih dari satu. Pengujian
korelasi ini menggunakan kriteria sebagai berikut :
a. Nilai 0 – 0,25 = korelasi sangat lemah
b. Nilai > 0,25 – 0,50 = korelasi cukup kuat
c. Nilai > 0,50 – 0,75 = korelasi kuat
d. Nilai > 0,75 – 1 = korelasi sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut dilakukan maka diajukan hipotesis sebagai
berikut :
H0 = Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara kedua variabel
Ha = Ada hubungan korelasi yang signifikan antara kedua variabel
Pengujian berdasarkan signifikansi :
a. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
b. Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
51
3. Analisis Jalur Antara Variabel Eksogen dan Variabel Endogen
Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh variabel
eksogen terhadap variabel endogen. Jika variabel eksogen yang digunakan
hanya satu maka langsung dapat melihat koefisien jalurnya. Namun, jika
variabel eksogen yang digunakan lebih dari satu, maka diperlukan pengujian
secara simultan dan parsial. Pengujian secara simultan dapat dilakukan
dengan cara melihat nilai R Square (R2) dan menghitung koefisien determinasi
(KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
KD = R2 x 100%
Sedangkan pengujian secara parsial dengan melihat koefisien beta atau
nilai estimasi pada hasil output olah data. Pengujian parsial menggunakan
kriteria sebagai berikut :
a. Jika nilai estimasi menunjukkan nilai positif, maka variabel eksogen
memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel endogen
b. Jika nilai estimasi menunjukkan nilai negatif, maka variabel eksogen
memiliki pengaruh yang negatif terhadap variabel endogen
Selain itu, dilakukan pula pengujian signifikansi dengan kriteria sebagai
berikut :
a. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
b. Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
52
4. Pengujian Hubungan Langsung dan Tidak Langsung
Uji ini dilakukan untuk melihat hubungan langsung dan tidak langsung
antar variabel. Hubungan langsung untuk melihat pengaruh langsung antara
variabel eksogen dengan variabel endogen yang dapat dilihat pada koefisien
beta atau nilai estimasi.
Sedangkan, hubungan tidak langsung untuk melihat pengaruh tidak
langsung antara variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel
intervening (X terhadap Z melalui Y). Besarnya pengaruh tidak langsung
didapat dengan cara mengalikan pengaruh X terhadap Y dengan pengaruh Y
terhadap Z. Selain itu, dilihat pula pengaruh total antara variabel eksogen
dengan variabel endogen dengan cara menjumlahkan pengaruh langsung
dengan pengaruh tidak langsung.
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti
dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan pada dimensi-
dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang diperoleh melalui
pengamatan dan penelitian terdahulu. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Endogen
a. Finance Deposit Ratio (FDR) (Y)
Financing to Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu bank dalam membayar kembali penarikan
53
dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi
jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak
Ketiga (DPK).46
Data yang digunakan berasal dari perkembangan Financing Deposit
Ratio pada laporan keuangan bank syariah di Indonesia periode Januari
2012 – Desember 2016. Data tersebut diperoleh dari Statistik Perbankan
Syariah (SPS) di situs www.ojk.go.id.
b. Retun On Asset (ROA) (Z)
ROA adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. ROA sangat penting, karena rasio ini mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset produktif yang dananya
sebagian besar berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) 47
Data ROA yang digunakan adalah jumlah laba sebelum pajak dibagi
dengan jumlah total aset bank syariah yang tertera dalam laporan
keuangan bank syariah di Indonesia periode Januari 2012 – Desember
46 Dwi Nur’aini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2015), hal.
295. 47 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 118.
54
2016. Data tersebut diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah (SPS) di
situs www.ojk.go.id.
2. Variabel Eksogen
a. Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1)
Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio adalah modal
berbanding aktiva atau rasio kecukupan modal minimum. Modal
merupakan aspek penting bagi suatu unit bisnis bank. Hal itu
dikarenakan beroperasi atau tidaknya dan dipercaya atau tidaknya suatu
bank salah satunya dipengaruhi oleh kondisi kecukupan modal48.
Data Capital Adequcy Ratio digunakan adalah perkembangan CAR
periode Januari 2012 – Desember 2016. Data tersebut diperoleh dari
Statistik Perbankan Syariah (SPS) di situs www.ojk.go.id.
b. BOPO (X2)
Bank yang dalam kegiatan usahanya tidak efisien akan mengakibatkan
ketidakmampuan bersaing dalam mengerahkan dana masyarakat maupun
dalam menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan
sebagai modal usaha. Efisiensi pada perbankan terutama efisiensi biaya akan
menghasilkan tingkat keuntungan yang optimal, penambahan jumlah dana
48 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h. 162.
55
yang disalurkan, biaya lebih kompetitif, peningkatan pelayanan kepada
nasabah, keamanan dan kesehatan perbankan yang meningkat. Salah sa tu alat
yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi perbankan adalah rasio
BOPO49
Data BOPO yang digunakan adalah perkembangan rasio BOPO
periode bulan Januari 2012 – bulan Desember 2016. Data tersebut diperoleh
dari Statistik Perbankan Syariah (SPS) di situs www.ojk.go.id.
49 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 119.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Analisis Deskriptif Statistik
Bab ini penulis menganalisis data yang digunakan. Pengolahan data pada
penelitian ini dilakukan menggunakan software AMOS 22.0 dengan bantuan Microsoft
Excel 2016 dan SPSS 20.0 untuk dapat mengolah data dan memperoleh hasil dari
variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari variabel eksogen ; Return On Asset
(ROA), variabel interverning/penghubung: Financing Deposit Ratio (FDR), dan
variabel endogen : Capital Adequacy Ratio (CAR) dan BOPO. Objek penelitian ini
adalah Bank Umum Syariah50 di Indonesia yang datanya tergabung dalam Statistik
Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2012-2016.
B. Pergerakan Variabel Penelitian
Penulis akan mendeskripsikan pergerakan dari variabel-variabel penelitian
yang digunakan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR),Financing to Deposit
Ratio (FDR), BOPO, dan Return On Asset (ROA). Penjelasan lebih lanjut adalah
sebagai berikut:
50http://www.ojk.go.id/kanal/syariah/datadanstatistik/statistikperbakansyariah/
57
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio adalah modal berbanding aktiva atau rasio
kecukupan modal minimum. Modal merupakan aspek penting bagi suatu unit
bisnis bank. Hal itu dikarenakan beroperasi atau tidaknya dan dipercaya atau
tidaknya suatu bank salah satunya dipengaruhi oleh kondisi kecukupan modal.
Pembentukan dan peningkatan peranan aktiva bank sebagai penghasil
keuntungan harus memperhatikan kepentingan pihak-pihak ketiga sebagai
pemasok modal bank. Dengan demikian bank harus menyediakan modal
minimum yang cukup untuk menjamin kepentingan pihak ketiga.51
Gambar 4.1 Grafik Pergerakan Variabel CAR
(Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah OJK tahun 2012-2016)
51 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h. 162.
58
Grafik di atas merupakan perkembangan CAR Bank Syariah di
Indonesia selama periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2016.
Jumlah CAR paling tinggi terjadi pada bulan Januari 2014,
2. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Dalam kamus Bank Indonesia, FDR merupakan rasio pembiayaan
terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang diterima oleh bank. FDR sering di
analogikan dengan LDR (Loan to Deposit Ratio), yaitu rasio yang sering
digunakan Bank Konvensional.52 Begitu juga FDR sebagai rasio pembiayaan
bank syariah dapat mengukur komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan
dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga dan modal sendiri yang
digunakan.
Gambar 4.2 Grafik Pergerakan Variabel FDR
52 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012-Ed Rev), hal. 319
59
(Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah OJK 2012-2016)
Grafik di atas merupakan perkembangan FDR Bank Syariah di
Indonesia selama periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2016.
Jumlah FDR paling tinggi terjadi pada bulan Juli 2013, sedangkan jumlah
paling rendah terjadi pada bulan Desember 2016.
.
3. BOPO
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya.53 Bank Indonesia menganjurkan nilai BOPO
perbankan agar tidak lebih dari 90%, karena semakin rendah tingkat rasio
53 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hal. 119.
0
20
40
60
80
100
120
Jan
-11
Mar
-11
May
-11
Jul-
11
Sep
-11
No
v-1
1Ja
n-1
2M
ar-1
2M
ay-1
2Ju
l-1
2Se
p-1
2N
ov-
12
Jan
-13
Mar
-13
May
-13
Jul-
13
Sep
-13
No
v-1
3Ja
n-1
4M
ar-1
4M
ay-1
4Ju
l-1
4Se
p-1
4N
ov-
14
Jan
-15
Mar
-15
May
-15
Jul-
15
Sep
-15
No
v-1
5Ja
n-1
6M
ar-1
6M
ay-1
6Ju
l-1
6Se
p-1
6N
ov-
16
Financing to Deposit Ratio
60
BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih
efisien dalam menggunakan sumber daya yang telah dimiliki.
Gambar 4.3 Grafik Pergerakan Variabel BOPO
(Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah OJK 2012-2016)
Grafik di atas merupakan perkembangan BOPO Bank Syariah di
Indonesia selama periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2016.
Jumlah BOPO paling tinggi terjadi pada bulan Agustus 2015, sedangkan
jumlah paling rendah terjadi pada bulan Juli 2014.
4. Return On Asset (ROA)
Return On Asset adalah salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan. ROA sangat penting, karena rasio ini
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset
0
20
40
60
80
100
120
Jan
-11
Mar
-11
May
-11
Jul-
11
Sep
-11
No
v-1
1
Jan
-12
Mar
-12
May
-12
Jul-
12
Sep
-12
No
v-1
2
Jan
-13
Mar
-13
May
-13
Jul-
13
Sep
-13
No
v-1
3
Jan
-14
Mar
-14
May
-14
Jul-
14
Sep
-14
No
v-1
4
Jan
-15
Mar
-15
May
-15
Jul-
15
Sep
-15
No
v-1
5
Jan
-16
Mar
-16
May
-16
Jul-
16
Sep
-16
No
v-1
6
BOPO
61
produktif yang dananya sebagian besar berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin
baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.54
Gambar 4.4 Grafik Pergerakan Variabel ROA
(Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah OJK)
(Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah OJK 2012-2016)
Grafik di atas merupakan perkembangan ROA Bank Syariah di
Indonesia selama periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2016.
Jumlah ROA paling tinggi terjadi pada bulan Maret 2014, sedangkan jumlah
paling rendah terjadi pada bulan Mei 2016.
54 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 118.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
jan
20
12
ma
r 2
01
2
me
i 2
01
2
jul 2
01
2
sep
20
12
no
v 2
01
2
jan
20
13
ma
r 2
01
3
me
i 2
01
3
jul 2
01
3
sep
20
13
no
v 2
01
3
jan
20
14
ma
r 2
01
4
me
i 2
01
4
jul 2
01
4
sep
20
14
no
v 2
01
4
jan
20
15
ma
r 2
01
5
me
i 2
01
5
jul 2
01
5
sep
20
15
no
v 2
01
5
jan
20
16
ma
r 2
01
6
me
i 2
01
6
jul 2
01
6
sep
20
16
no
v 2
01
6
ROA
62
C. Penjelasan Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Jalur Pengaruh Capital Adequacy Ratio dan BOPO terhadap
Financing Deposit Ratio serta Implikasiya pada Return On Asset.
Analisis jalur ini dibagi menjadi dua substruktur. Substruktur yang
pertama menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio dan BOPO sebagai
variabel eksogen terhadap Financing Deposit Ratio sebagai variabel endogen.
Substruktur kedua menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio,Financing
Deposit Ratio, dan BOPO sebagai variabel eksogen terhadap Return On Asset
sebagai variabel endogen. Hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS
22.0 dapat digambarkan path diagram sebagai berikut :
Gambar 4.5 Analisis Jalur CAR dan BOPO terhadap FDR serta implikasinya pada
ROA
a. Analisis Korelasi
Korelasi antara CAR dan BOPO dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
63
Tabel 4.1 Hasil Korelasi CAR dan BOPO
Korelasi Antar Variabel Estimasi Probabilitas
CAR → BOPO 0,106 0,419
Sumber: (Data diolah)
Korelasi antara variabel di atas dapat ditafsirkan menggunakan
kriteria sebagai berikut55 :
Tabel 4.2 Tingkat Korelasi Antar Variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
r = 0 – 0,199 Hubungan sangat lemah
r = 0,2 – 0,399 Hubungan lemah
r = 0,4 – 0,599 Hubungan cukup kuat
r = 0,6 – 0,799 Hubungan kuat
r = > 0,8 Hubungan sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:
Ho : Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua
variabel.
Ha : Ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel.
Pengujian berdasarkan nilai signifikansi:
• Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
55 Ratlan Paredede dan Renhard Manurung, Analisis Jalur (Path Analysis): Teori dan Aplikasi
dalam Riset Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), hal. 53.
64
• Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
1) Korelasi antara CAR dengan BOPO
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh angka korelasi antara CAR
dengan BOPO sebesar 0,106. Korelasi sebesar 0,106 mempunyai
maksud hubungan antara CAR dengan BOPO sangat lemah dan
searah. Sangat lemah dan searah artinya jika terjadi kenaikan nilai
CAR, maka FDR akan mengalami kenaikan begitu juga sebaliknya.
Korelasi dua variabel tersebut memiliki probabilitas sebesar 0,419 >
0,050 maka telah cukup bukti untuk menolak Ha dan menerima Ho,
sehingga korelasi tidak signifikan.
b. Analisis Jalur I: Pengaruh Capital Adequacy Ratio dan BOPO
terhadap Financing to Deposit Ratio
Analisis jalur substruktur pertama menganalisis pengaruh Capital
Adequacy Ratio dan BOPO terhadap Financing to Deposit Ratio baik
secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya
pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel
Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara
individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel
Standardized Regression Weight. Sedangkan, untuk melihat signifikansi
pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression
65
Weight kolom Probability. Adapun hasil perhitungan dengan
menggunakan AMOS 22.0 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Pengaruh antara CAR dan BOPO terhadap FDR
Pengaruh Antar Variabel Estimasi Probabilitas R Square
CAR → FDR 0,881 0,000 0,833
BOPO → FDR -0,349 0,000
(Sumber: Data diolah)
Berdasarkan tabel di atas, besarnya nilai R Square adalah 0,833. Nilai
tersebut menunjukkan besarnya pengaruh variabel CAR dan BOPO
terhadap FDR secara bersama-sama adalah 83,3%, sedangkan sisanya
sebesar 16,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model ini.
1) Pengaruh antara variabel CAR terhadap FDR
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan menunjukkan nilai
0,881 dengan probabilitas 0,000 < 0,050. Nilai 0,881 memiliki arti
bahwa hubungan antara kedua variabel kuat dan searah (karena
bernilai positif). Artinya, terdapat hubungan linier antara variabel
CAR dan FDR sebesar 0,881.
CAR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
FDR. Artinya, apabila terjadi kenaikan CAR, maka rasio FDR akan
mengalami kenaikan, begitu pula sebaliknya.
2) Pengaruh antara variabel BOPO terhadap FDR
66
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan menunjukkan nilai
-0,349 dengan probabilitas 0,000 < 0,050. Nilai -0,349 memiliki arti
bahwa hubungan antara kedua variabel cukup kuat dan tidak searah
(karena bernilai negatif). Artinya, terdapat hubungan linier antara
variabel BOPO dan FDR sebesar -0,349.
BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
FDR. Artinya, apabila terjadi kenaikan BOPO, maka rasio FDR akan
mengalami penurunan nilai, begitu pula sebaliknya.
c. Analisis Jalur II: Pengaruh CAR, BOPO dan FDR Terhadap ROA
Analisis jalur substruktur yang kedua adalah menganalisis pengaruh
CAR, BOPO dan FDR terhadap Return On Asset baik secara simultan
maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara
simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple
Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat
terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized
Regression Weight. Sedangkan, untuk melihat signifikansi pengaruh
antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight
kolom Probability. Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan
AMOS 22.0 adalah sebagai berikut :
67
Tabel 4.4 Pengaruh antara CAR,FDR dan BOPO terhadap
ROA
Pengaruh Antar Variabel Estimasi Probabilitas R
Square
CAR → ROA 0,371 0,000
0,972 BOPO → ROA -0,713 0,000
FDR → ROA 0,296 0,000
(Sumber: Data diolah)
Berdasarkan tabel di atas, besarnya nilai R Square adalah 0,972. Nilai
tersebut menunjukkan besarnya pengaruh variabel CAR,BOPO dan
FDR terhadap Return On Asset secara bersama-sama adalah 97,2%,
sedangkan sisanya sebesar 2,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar
model ini.
1) Pengaruh antara variabel CAR terhadap ROA
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan menunjukkan nilai
0,371 dengan probabilitas 0,000 < 0,050. Nilai 0,371 memiliki arti
bahwa hubungan antara kedua variabel lemah dan searah (karena
bernilai positif). Dari hasil tersebut maka telah cukup bukti untuk
menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, terdapat hubungan linier
antara variabel CAR dan ROA sebesar 0,371.
CAR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan rasio CAR, maka rasio ROA
akan mengalami kenaikan nilai, begitu pula sebaliknya.
2) Pengaruh antara variabel BOPO terhadap ROA
68
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan menunjukkan nilai
-0,713 dengan probabilitas 0,000 > 0,050 maka telah cukup bukti
untuk menolak Ha dan menerima Ho. Artinya, terdapat hubungan
linier antara variabel BOPO dengan ROA. Besarnya pengaruh BOPO
terhadap Pembiayaan sebesar -0,713.
BOPO memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan BOPO, maka ROA akan
mengalami kenaikan nilai, begitu pula sebaliknya.
3) Pengaruh antara variabel FDR terhadap ROA.
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan menunjukkan nilai
0,296 dengan probabilitas 0,000 < 0,050. Nilai 0,296 memiliki arti
bahwa hubungan antara kedua variabel lemah dan searah. Artinya,
terdapat hubungan linier antara variabel FDR dengan ROA sebesar
0,296.
FDR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan FDR, maka rasio ROA akan
mengalami penurunan nilai, begitu pula sebaliknya.
Rangkuman seluruh pengujian pengaruh antara variabel eksogen
dan variabel endogen dapat dilihat pada tabel berikut :
69
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Pengujian Pengaruh Antara
Variabel Eksogen dan Variabel Endogen
Pengaruh Antar
Variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan
CAR → FDR 0,881 0,000 Signifikan
BOPO → FDR -0,349 0,000 Signifikan
CAR → ROA 0,371 0,000 Signifikan
BOPO → ROA -0,713 0,000 Signifikan
FDR → ROA 0,296 0,000 Signifikan
d. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Tabel 4.6 Uji Normalitas Persamaan Substruktur I
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 60 ,140 ,272 -,407 ,538
Valid N (listwise) 60
Rasio Skewness → 0,140 : 0,272 = 0,515
Rasio Kurtosis → -0,407 : 0,538 = -0,756
Uji normalitas untuk persamaan pertama dengan variabel endogen
DPK didapat hasil kedua rasio berada diantara -2 dan 2. Ini
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.
Tabel 4.7 Uji Normalitas Persamaan Substruktur II
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 60 -,245 ,272 -,364 ,538
Valid N (listwise) 60
70
Rasio Skewness → -0,245 : 0,272 = -0,900
Rasio Kurtosis → -0,364 : 0,538 = -0,676
Uji normalitas untuk persamaan kedua dengan variabel endogen
Pembiayaan yang disalurkan didapat hasil kedua rasio berada
diantara -2 dan 2. Ini menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.
2) Uji Autokorelasi
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi Persamaan Substruktur I
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .913a .833 .827 6.24550 1.535
a. Predictors: (Constant), BOPO , CAR
b. Dependent Variable: FDR
Uji autokorelasi untuk persamaan pertama dengan variabel
endogen FDR didapat nilai Durbin Watson sebesar 1,535. Hal ini
mengindikasikan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi Persamaan Substruktur II
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .986a .972 .971 .14063 1.303
a. Predictors: (Constant), BOPO , CAR , FDR
b. Dependent Variable: ROA
71
Uji autokorelasi untuk persamaan kedua dengan variabel endogen
Pembiayaan yang disalurkan didapat nilai Durbin Watson sebesar
1,303. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.
3) Uji Multikolinearitas
Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas Persamaan Substruktur I
Variabel Eksogen Collinearity Statistics
Tolerance VIF
CAR .989 1.011
BOPO .989 1.011
Uji multikolinearitas untuk persamaan pertama dengan variabel
eksogen CAR dan BOPO. Ketiga variabel memiliki nilai VIF kurang
dari 10 (VIF < 10). Ini menunjukkan tidak terindikasi gejala
multikolinearitas.
Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas Persamaan Substruktur II
Variabel Eksogen Collinearity Statistics
Tolerance VIF
CAR .176 5.668
BOPO .574 1.743
FDR .167 5.998
Uji multikolinearitas untuk persamaan kedua dengan variabel
eksogen CAR, BOPO, dan FDR. Keempat variabel memiliki nilai
VIF kurang dari 10 (VIF < 10). Ini menunjukkan tidak terindikasi
gejala multikolinearitas.
72
e. Hubungan Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total
Berikut merupakan tabel pengaruh langsung, tidak langsung, dan
pengaruh total antara CAR dan BOPO terhadap FDR serta implikasinya
terhadap ROA :
Tabel 4.12 Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur, Pengaruh
Langsung dan Tidak Langsung, dan Pengaruh Total Tentang
Pengaruh CAR (X1) dan BOPO (X2) Terhadap FDR (Y) dan
Implikasinya Terhadap ROA (Z)
Pengaruh Antar
Variabel
Pengaruh Kausal
Langsung Tidak Langsung
Melalui Y Total
X1 → Y 0,881 - 0,881
X2 → Y -0,349 - -0,349
X1 → Z 0,371 0,261 0,632
X2 → Z -0,713 -0,103 -0,816
Y → Z 0,296 - 0,296
• Pengaruh Langsung
1) Pengaruh antara variabel CAR terhadap FDR
X1 → Y = 0,881
2) Pengaruh antara variabel BOPO terhadap FDR
X2 → Y = -0,349
3) Pengaruh antara variabel CAR terhadap ROA
X1 → Z = 0,371
4) Pengaruh antara variabel BOPO terhadap ROA
X2 → Z = -0,713
73
5) Pengaruh antara variabel FDR terhadap ROA
Y → Z = 0,296
• Pengaruh Tidak Langsung
1) Pengaruh variabel CAR terhadap ROA melalui FDR
X1 → Y → Z = (0,881 x 0,296) = 0,261
2) Pengaruh variabel BOPO terhadap ROA melalui FDR
X2 → Y → Z = (0,349 x 0,296) = -0,103
• Pengaruh Total
1) Pengaruh CAR terhadap ROA melalui FDR
X1 → Y → Z = (0,371 + 0,261) = 0,632
2) Pengaruh BOPO terhadap ROA melalui FDR
X2→ Y → Z = (-0,713 + -0,103) = -0,816
2. Interpretasi Hasil
a. Persamaan Substruktur I
Financing Deposit Ratio = 0,881 CAR + -0,349 BOPO + 0,167 ε1 ; R
Square = 0,833
Hasil pengujian secara simultan, diketahui variabel CAR dan BOPO
berpengaruh signifikan terhadap FDR pada Perbankan Syariah yang ada
di Indonesia.
74
Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel CAR mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap FDR pada perbankan Syariah
di Indonesia. Artinya, apabila terjadi kenaikan CAR maka FDR akan
mengalami kenaikan nilai juga. Fenomena ini menunjukkan bahwa
apabila jumlah modal meningkat maka hal tersebut akan menjaga
likuiditas bank syariah. Hal ini dapat terjadi karena FDR mengandalkan
pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin
tinggi CAR maka semakin tinggi pula dana yang disalurkan kepada
pihak ketiga, begitu juga sebaliknya.56 Hasil ini sesuai dengan penelitian
Hersugondo dan Tamtomo (2012) yang menjelaskan CAR mempunyai
pengaruh psoitif signifikan terhadap FDR.
Variabel BOPO memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap
FDR. Artinya BOPO mempunyai pengaruh linier terhadap FDR,
sehingga dapat dikatakan efisiensi operasional bank mempengaruhi
likuiditas bank secara langsung. Hasil Penelitian ini di dukung oleh
dengan penelitian Astuti Fitri (2016) yang menyatakan BOPO punya
pengaruh signifikan terhadap FDR.
56 Dwi Nur’aini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2015),
hal. 295.
75
b. Persamaan Substruktur II
Return On Asset = 0,371 CAR + (-0,713) BOPO + 0,296 FDR + 0,197
ε2 ; R Square = 0,972
Hasil pengujian secara simultan, diketahui variabel CAR, BOPO dan
FDR berpengaruh signifikan terhadap ROA pada perbankan Syariah
yang ada di Indonesia.
Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel CAR memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap ROA bank syariah. Artinya apabila
terjadi kenaikan CAR maka nilai ROA bank syariah juga akan
mengalami kenaikan.. Hal ini disebabkan karena CAR merupakan salah
satu proxy dari likuiditas bank syariah, maka apabila CAR naik maka
dana bank syariah likuid yang mana dapat menambah nilai laba bank
syariah apabila dana tersebut dikelola dengan manajemen yang baik.
Variabel BOPO mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA perbankan Syariah di Indonesia. Artinya apabila terjadi
kenaikan pada BOPO maka nilai ROA bank syariah akan mengalami
penurunan. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian
Lemiyana (2016) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap ROA. Namun hasil penelitian ini didukung
oleh Hery (2010), dan Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa BOPO
memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Hal ini
disebabkan karena BOPO merupakan cerminan bagaimana manajemen
76
bank syariah dalam mengelola efektifitas kegiatan operasionalnya. Jika
BOPO tinggi itu berarti manajemen bank dalam mengelola kegiatan
operasionalnya buruk, sehingga hal ini dapat berdampak pada laba bank
syariah dan berpotensi menimbulkan kerugian. Variabel FDR memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap ROA bank syariah. Artinya apabila
FDR naik maka bank syariah akan mengalami kenaikan laba juga.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian pada substruktur I tentang Pengaruh CAR dan BOPO terhadap
FDR, diketahui secara simultan variabel CAR dan BOPO berpengaruh terhadap
FDR. Secara parsial diketahui variabel CAR memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap FDR., sedangkan variabel BOPO memiliki pengaruh
yang negatif dan signifikan terhadap FDR pada Perbankan Syariah di
Indonesia.
2. Hasil pengujian pada substruktur II tentang Pengaruh CAR, BOPO, dan FDR
terhadap ROA, diketahui secara simultan variabel CAR, BOPO, dan FDR
berpengaruh terhadap ROA. Secara parsial diketahui variabel CAR dan FDR
memiliki pengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap ROA,
sedangkan variabel BOPO memiliki pengaruh langsung negatif dan signifikan
terhadap ROA pada Perbankan Syariah di Indonesia.
3. Hasil pengujian pada substruktur I dan II diketahui variabel CAR memiliki
pengaruh tidak langsung yang positif terhadap ROA dan pengaruh total sebesar
0,632. Variabel BOPO memiliki pengaruh tidak langsung yang negatif terhadap
ROA dan pengaruh total sebesar -0,816.
78
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah :
1. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah rentan waktu penelitian.
Karena dengan rentan waktu 5 tahun yaitu 2012-2016. Masa mendatang
masih banyak data yang bisa berubah.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan metode dan alat uji yang digunakan
bisa diganti atau dikembangkan.
c. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel lain dalam
penelitiannya.
2. Saran Untuk Perbankan Syariah
Perbankan syariah diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
sebagai pijakan untuk meningkatkan kinerja keuangannya serta memprediksi
faktor eksternal yang berpengaruh pada penghimpunan dana dan penyaluran
dana masyarakat sehingga bisa memutuskan kebijakan dan strategi yang tepat.
3. Saran Untuk Masyarakat
Bagi pengguna jasa keuangan perbankan khususnya perbankan syariah
seharusnya dapat mempertimbangkan kinerja perbankan sebelum
memutuskan pilihan pada salah satu perbankan syariah di Indonesia dengan
79
memperhatikan rasio-rasio keuangan perbankan baik berupa variabel dalam
penelitian ini maupun yang tidak termasuk dalam penelitian.
4. Saran Untuk Investor
Dalam menanamkan dana atau berinvestasi pada suatu bank, sebaiknya
investor jangan melihat hanya dari sisi laba yang diperoleh bank. Efektivitas
pengelolaan dana pihak ketiga juga harus diperhatikan oleh investor.
Penyaluran dana pihak ketiga dalam bentuk kredit dapat mencerminkan
kebijakan dan kinerja manajemen.
80
DAFTAR PUSTAKA
Astohar, 2016. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Financing to Deposit Ratio
Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia dengan Inflasi Sebagai
Variabel Pemoderasi”. Jurnal STIE Totalwin Semarang Vol.9 No.18 Hlm.38.
Asiyah, Binti Nur, 2015, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Penerbit Kalimedia,
Yogyakarta.
Bank Indonesia. 2012. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank. Jakarta: Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral.
Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/BpbS/2007. Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
Dendawijaya, Lukman. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Darmawati, Deni dkk 2004, “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja
Perusahaan,” Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, 2-3 Desember
2004
Fitri Astuti, 2016. Pengaruh Efisiensi Usaha, Risiko Keuangan dan Kepercayaan
Masyarakat terhadap Kemampuan Penyaluran Pembiayaan pada Bank Umum
Syariah di indonesia Tahun 2011-2014. Jurnal STEBI Global Mulia Jakarta.
Ghozali, Imam. 2008. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan
Program Amos 16.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Press.
Hersugondo dan Handy Setyo Tamtomo. 2012. Pengaruh CAR, NPL, DPK dan ROA
terhadap LDR Perbankan Indonesia. Dharma Ekonomi, No. 36, Th. XIX
Fakultas Ekonomi Univeritas Stikubank Semarang.
81
Hutagalung, Esther Novelina, Djumahir, dkk. 2012. Analisa Rasio Keuangan terhadap
Kinerja Bank Umum di Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang. No. 66b/DIKTI/KEP/2012
Ihsan, Dwi Nur’aini. 2013. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta:
UIN Jakarta Press.
Ihsan, Dwi Nur’aini. 2016. Manajemen Treasury Bank Syariah. Jakarta: UIN Jakarta
Press.
Ismail. 2012. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana.
Julianti, Rahma. 2016. Pengaruh BI Rate, Inflasi, Dan IHSG Terhadap Dana Pihak
Ketiga (DPK) Serta Implikasinya Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah.
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta.
Kasmir. 2012. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kumaedi, Sigit R. Prabowo, dan Emi Maslikha. 2014. Analisis Likuiditas dan
Rentabilitas Keuangan Bank Dalam Menilai Kinerja Bank Syariah Mandiri
(Studi Kasus Pada PT Bank Syariah Mandiri Tahun 2003-2009). Jurnal STAR –
Study & Accounting Research Universitas Pendididkan Indonesia Vol. XI, No.
2.
Kuncoro, Mudrajat dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaud. 2007. Islamic Banking. Burhan Subrata et al
(terj.), Perbankan Syariah Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Muchdarsyah Sinungan. 2000. Manajemen Dana Bank Jakarta : Bumi Aksara
Mandala dan Prathama Rahardja. 2008. Teori Ekonomi Mikro: Suatu Pengantar.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Molan, Benyamin. 2002. Glosarium Prentice Hall untuk Manajemen dan Pemasaran.
Jakarta: PT. Prenhallindo.
82
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Munawir. 2000. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
N., Indo Yama dan Hemmy Fauzan. 2006. Pengantar Bisnis dan Manajemen. Jakarta:
UIN Jakarta Press.
Otoritas Jasa Keuangan. Laporan Perkembangan Keuangan Syariah 2015.
Peraturan Bank Indonesia (PB) No. 11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah Pasal
1 ayat 10.
Paredede, Ratlan dan Renhard Manurung. 2014. Analisis Jalur (Path Analysis): Teori
dan Aplikasi dalam Riset Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.
Purba, Daris. 2012. Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas, dan Efisiensi Operasional
Terhadap Profitabilitas Pada Pt Bank Muamalat Indonesia. Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Rivai, Veithzal. 2007. Bank and Financial Institution Management (Conventional and
Sharia System). Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Romdayanah, R. 2014. Pengaruh Faktor Modal, Kualitas Aset, dan Likuiditas
Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah. Jurnal Ekonomi Islam Fakultas
Syariah, Institut Agama Islam Negeri Wali Songo Semarang (ISSN: 2303-0178).
Santoso, Singgih. 2012. Statistik Parametrik : Konsep dan Aplikasi dengan SPSS,
Jakarta: Alex Media Komputindo.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & Spss. Jakarta: Kencana.
Sudarsono, Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonosia
FE UII.
Supriyadi, Edy. 2014. SPSS + AMOS Statistical Data Analysis. Jakarta: IN MEDIA.
83
Supriyatna, Iqbal. 2012. Analisis Pengaruh Modal, NPF dan Inflasi Terhadap
Pembiayaan yang Disalurkan seta Implikasinya terhadap ROE pada Perbankan
Syariah (Studi pada Bank Muamalat Indonesia). Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Jakarta.
Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS tahun 2007. Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
Suryani. 2012. Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia. Jurnal STAIN Malikussaleh
Lhokseumawe Vol. 19.
Syamsuddin, Lukman. 2000. Manajemen Keuangan Perbankan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Syamsurizal. 2016. “Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing
Financing) dan BOPO (Biaya Operasional Perpendapatan Operasional
Terhadap ROA (Return On Asset) Pada BUS (Bank Umum Syariah) yang
Terdaftar di BI (Bank Indonesia)”. Jurnal Penelitian sosil Keagamaan, Vol.19
No.2 Hlm. 151
Pudjo Teguh. 2009. Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktik Perbankan, Edisi
3, Yogyakarta: BPFE.
Usnan, Ade Setiawan dan Budi Sukardi. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Return On Assets Pada Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha
Syariah (Periode 2010-2013). Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN
Surakarta JRKA Volume 2 Isue 1.
Wibisono, Muhammad Yusuf dan Wahyuni, Salamah. 2017. “Pengaruh CAR, NPF,
BOPO,FDR Terhadap ROA yang dimediasi Ole NOM”. Jurnal Bisnis dan
Manajemen. Vol.17 No.1 Hlm.41.
84
Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Widyaningrum, Linda dan Septiarini, Dina Fitrisia. 2015. “Pengaruh CAR, NPF, FDR,
dan OER Terhadap ROA Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia
Periode Januari 2009 Hingga Mei 2014”. JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
http://www.bi.go.id/ Laporan Publikasi Keuangan Bank.
http://finance.detik.com/read/2016/04/27/134953/2899188/5/laba-bank-syariah-turun-
44
http://www.goldbank.co.id/channel/laput/perbankan/yah-performa.html
Jurnal Ekonomi & Keuangan Islam, Vol. 2 No. 2, Juli 2016: 10-20
(http://journal.uii.ac.id/index.php/)
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/publikasi/perbankan-syariah/
http://www.ojk.go.id/kanal/syariah/datadanstatistik/statistikperbakansyariah/
85
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Variabel FDR, BOPO,CAR dan ROA Bank Umum Syariah
Periode Januari 2012 – Desember 2016
Financing to Deposit Rasio (dalam bentuk presentase)
(Sumber : www.ojk.go.id)
BOPO (dalam bentuk presentase)
Bulan FDR
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 87,27 100,63 100,07 88,85 87,86
Februari 90,49 102,17 102,03 89,37 87,30
Maret 87,13 102,62 102,22 89,15 87,52
April 95,39 103,08 95,50 89,57 88,11
Mei 97,95 102,08 99,43 90,05 89,31
Juni 98,59 104,43 100,80 92,56 89,32
Juli 99,91 104,83 99,89 90,13 87,58
Agustus 101,03 102,53 98,99 90,72 87,53
September 102,10 103,27 99,71 90,82 86,43
Oktober 100,84 103,03 98,99 90,67 86,88
November 101,19 102,58 94,62 90,26 86,27
Desember 100,00 100,32 91,50 88,03 85,99
Bulan BOPO
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 86,22 70,43 80,05 94,80 81,78
Februari 78,39 72,06 83,77 94,23 77,05
Maret 77,77 72,95 91,90 95,96 78,32
April 77,77 73,95 84,5 96,69 81,93
Mei 76,24 76,87 76,49 96,51 80,14
Juni 75,74 76,18 71,76 96,98 79,53
Juli 75,87 76,13 79,80 97,08 79,29
Agustus 75,89 77,87 81,20 97,30 79,01
September 75,44 77,98 82,39 96,94 78,50
Oktober 75,04 79,06 75,61 96,71 77,27
November 75,29 78,59 93,50 96,75 77,18
Desember 74,75 78,21 79,27 97,01 82,85
86
(Sumber : www.ojk.go.id)
Capital Adequacy Ratio (dalam bentuk presentase)
(Sumber : www.ojk.go.id)
Return On Asset (dalam bentuk presentase)
(Sumber : www.ojk.go.id)
Bulan CAR
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 16.27 15.29 24.62 14.16 15.11
Februari 15.91 15.2 23.78 14.38 15.44
Maret 15.33 14.3 23.08 14.43 14.9
April 14.97 14.72 22.78 14.5 15.43
Mei 13.4 14.28 22.5 14.37 14.78
Juni 16.12 14.3 22.21 14.09 14.72
Juli 16.12 15.28 21.86 14.47 14.86
Agustus 15.63 14.71 21.78 15.05 14.87
September 14.98 14.19 21.8 15.15 15.43
Oktober 14.54 14.19 22.22 14.96 15.27
November 14.82 12.23 22.34 15.31 15.78
Desember 14.13 14.42 22.77 15.02 15.95
Bulan ROA
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 1,36 2,52 0,08 0,88 1,01
Februari 1,79 2,29 0,13 0,78 0,81
Maret 1,83 2,39 1,16 0,69 0,88
April 1,79 2,29 1,09 0,62 0,80
Mei 1,99 2,07 1,13 0,63 0,16
Juni 2,05 2,10 1,12 0,50 0,73
Juli 2,05 2,02 1,05 0,50 0,63
Agustus 2,04 2,01 0,93 0,46 0,48
September 2,07 2,04 0,97 0,49 0,59
Oktober 2,11 1,94 0,92 0,51 0,46
November 2,09 1,96 0,87 0,52 0,67
Desember 2,14 2,00 0,80 0,49 0,63
87
Lampiran 2: Hasil Output Perhitungan Analisis Jalur dengan AMOS 22.0
Estimates (Group number 1 - Default model)
Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
FDR <--- CAR 4.109 .249 16.482 *** par_3
FDR <--- BOPO -.572 .088 -6.535 *** par_4
ROA <--- CAR .094 .013 7.162 *** par_1
ROA <--- BOPO -.064 .003 -24.840 *** par_2
ROA <--- FDR .016 .003 5.562 *** par_5
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
FDR <--- CAR .881
FDR <--- BOPO -.349
ROA <--- CAR .371
ROA <--- BOPO -.713
ROA <--- FDR .296
Estimate korelasi = table estimate
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
CAR <--> BOPO 30807.700 38117.950 .808 .419 par_6
Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
CAR <--> BOPO .106
Variances: (Group number 1 - Default model)
88
Estimate S.E. C.R. P Label
CAR 102219.717 18820.175 5.431 *** par_7
BOPO 829356.567 152696.921 5.431 *** par_8
e1 370559.519 68225.537 5.431 *** par_9
e2 184.578 33.984 5.431 *** par_10
Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
FDR .833
ROA .972
Matrices (Group number 1 - Default model)
Implied (for all variables) Covariances (Group number 1 - Default model)
BOPO CAR FDR ROA
BOPO 829356.567
CAR 30807.700 102219.717
FDR -347735.317 402357.400 2222541.760
ROA -55543.083 14182.442 96023.330 6612.294
Implied (for all variables) Correlations (Group number 1 - Default model)
BOPO CAR FDR ROA
BOPO 1.000
CAR .106 1.000
FDR -.256 .844 1.000
ROA -.750 .546 .792 1.000
Implied Covariances (Group number 1 - Default model)
BOPO CAR FDR ROA
BOPO 829356.567
CAR 30807.700 102219.717
FDR -347735.317 402357.400 2222541.760
ROA -55543.083 14182.442 96023.330 6612.294
Implied Correlations (Group number 1 - Default model)
89
BOPO CAR FDR ROA
BOPO 1.000
CAR .106 1.000
FDR -.256 .844 1.000
ROA -.750 .546 .792 1.000
Residual Covariances (Group number 1 - Default model)
BOPO CAR FDR ROA
BOPO .000
CAR .000 .000
FDR .000 .000 .000
ROA .000 .000 .000 .000
Standardized Residual Covariances (Group number 1 - Default model)
BOPO CAR FDR ROA
BOPO .000
CAR .000 .000
FDR .000 .000 .000
ROA .000 .000 .000 .000
Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)
Total Effects (Group number 1 - Default model)
BOPO CAR FDR
FDR -.572 4.109 .000
ROA -.073 .161 .016
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)
BOPO CAR FDR
FDR -.349 .881 .000
ROA -.817 .632 .296
Direct Effects (Group number 1 - Default model)
90
BOPO CAR FDR
FDR -.572 4.109 .000
ROA -.064 .094 .016
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)
BOPO CAR FDR
FDR -.349 .881 .000
ROA -.713 .371 .296
Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
BOPO CAR FDR
FDR .000 .000 .000
ROA -.009 .066 .000
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
Lampiran 3: Hasil Uji Normalitas Persamaan Substruktur I
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 60 ,140 ,272 -,407 ,538
Valid N (listwise) 60
BOPO CAR FDR
FDR .000 .000 .000
ROA -.104 .261 .000
91
Lampiran 4: Hasil Uji Normalitas Persamaan Substruktur II
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 60 -,245 ,272 -,364 ,538
Valid N (listwise) 60
Lampiran 5: Hasil Uji Autokorelasi Persamaan Substruktur I
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .913a .833 .827 6.24550 1.535
a. Predictors: (Constant), BOPO , CAR
b. Dependent Variable: FDR
Lampiran 6: Hasil Uji Autokorelasi Persamaan Substruktur II
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .986a .972 .971 .14063 1.303
a. Predictors: (Constant), BOPO , CAR , FDR
b. Dependent Variable: ROA
Lampiran 7: Hasil Uji Multikolinearitas Persamaan Substruktur I
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 83.146 8.417 9.879 .000
CAR 4.109 .254 .881 16.200 .000 .989 1.011
BOPO -.572 .089 -.349 -6.423 .000 .989 1.011
a. Dependent Variable: FDR
92
Lampiran 8: Hasil Uji Multikolinearitas Persamaan Substruktur II
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3.907 .312 12.518 .000
CAR .094 .014 .371 6.978 .000 .176 5.668
BOPO -.064 .003 -.713 -24.200 .000 .574 1.743
FDR .016 .003 .296 5.419 .000 .167 5.998
a. Dependent Variable: ROA
93