Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI KELAS X
Di SMA INS KAYU TANAM
0leh:
Ripho Delzy Perkasa
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Abstract: The purpose of this study was to determine and analyze the effect of using Mind Mapping on Economic
Learning Outcomes in class X at SMA INS Kayu Tanam. This type of research is a Quasi Experiment research. The
population of this research is all class X in SMA INS Kayu Tanam. The sample was determined through the Total
Sampling Technique, based on this technique, it was obtained Class X1 as the Experiment Class (with Mind
Mapping Model) and Class X2 as the Control Class (with Conventional Learning). The data analyzed in this study
were the learning outcomes of Economics which were collected through multiple choice objective tests. Data
analysis using descriptive statistics and inferential statistics (t test)
The findings of this study indicate that the learning outcomes in Economics class X1 at INS Kayu Tanam High
School in the experimental class that were treated using the Mind Mapping learning model obtained an average
post test score of 87.50 and while in the control class the average post test score was 77.12, 3 ). Based on the results
of the t test with a significance level of 5% obtained thit> ttab. Thus it can be concluded that the use of the Mind
Mapping model has a positive effect on the learning outcomes of class X students at SMA INS Kayu Tanam
Keywords: Learning Outcomes, Mind Mapping, Economics, SMA
Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Penggunaan Mind Mapping
terhadap Hasil Belajar Ekonomi kelas X di SMA INS Kayu Tanam. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi
Experiment. Populasi Penelitian ini adalah seluruh Kelas X di SMA INS Kayu Tanam. Sampel ditentukan melalui
Teknik Total Sampling, berdasarkan teknik tersebut diperoleh Kelas X1 sebagai Kelas Eksperimen (dengan Model
Mind Mapping )dan Kelas X2 sebagai Kelas Kontrol (dengan Pembelajaran Konvensial). Data yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah hasil belajar Ekonomi yang dikumpulkan melalui tes objektif pilihan berganda. Data analisis
dengan menggunakan statistic deskriptif dan statistic inferensial (uji t)
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi kelas X1 di SMA
INS Kayu Tanam pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaranMind Mapping
memperoleh niai rata- rata post test 87.50 dan sementara dikelas kontrol memperoleh nilai rata- rata post test 77.12,
3). Berdasarkan hasil uji t dengan taraf signifikansi 5% diperleh thit > ttab . Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model Mind Mapping berpengaruh positif terhadap hasil belajar Ekonomi sisw kelas X di SMA
INS Kayu Tanam
Kata Kunci: Hasil Belajar, Mind Mapping, Ekonomi, SMA
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai suatu proses mencakup semua bentuk aktivitas yang membantu
peserta didik dalam kehidupan sosial, meneruskan adat istiadat, kebiasaan, peraturan, bahasa dari
suatu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan merupakan suatu proses terhadap peserta didik
berlangsung terus sampai peserta didik mencapai pribadi dewasa susila.1Secara sederhana,
pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap peserta
didik oleh orang dewasa.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang wajib dilaksanakan semua umat
manusia.Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan merupakan keharusan
untuk mendapatkannya.Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan Teknologi Komunikasi (IPTEK). Pendidikan yang merupakan bagian dari
setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri.Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang
diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari dan sebagainya)
dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.2
Menurut UNESCO pendidikan memiliki 4 pilar yaitu (1) learning to know, yang berarti
juga learning to learn; (2) learning to do; (3) learning to be; (4) learning to live together.3
Belajar bukan hanya berorientasi pada produk atau hasil belajar tetapi juga harus memiliki
kesadaran dan kemampuan bagaimana cara mempelajari yang harus dipelajari itu. Dalam
pengertian ini juga terkandung makna kesadaran diri sebagai makhluk yang memiliki tanggung
jawab sebagai khilafah serta menyakini akan kekurangan dan kelemahannya, belajar juga untuk
bekerja sama.4
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
tujuan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.5
1Hasbullah.2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. h.5
2Faturrahman, DKK. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Prestassi Pustaka Publisher. h. 1.
3Istarani dan Intan Pulungan.2015. Ensiklopedia Pendidikan. Medan: Media Persada. h.6.
4Ara Hidayat, DKK. 2012. Pengelolaan Pendidikan. Bandung :Kaukaba. h.28.
5Hasbullah.2003. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindi Persada. h.4.
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
Menurut Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai tuntunan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.6
Pendidikan sebagai proses transformasi budaya sejatinya menjadi wahana bagi perubahan
dan dinamika kebudayaan masyarakat dan bangsa. Karena itu, pendidikan yang diberikan
melalui bimbingan, pengajaran dan latihan harus mampu memenuhi tuntutan pengembangan
potensi peserta didik secara maksimal, baik potensi intelektual, spiritual, sosial, moral,
merupakan estetika sehingga terbentuk kedewasaan atau kepribadian seutuhnya.7
Ekonomi sebagai salah satu mata pelajaran wajib yang harus dikuasai oleh peserta
didik,mengharuskan mereka selain menguasai konsep- konsep yang ada peserta didik juga harus
menguasai atau memiliki kemampuan penguasaan matematika yang baik. Hal ini tentunya
menjadi tantangan tersendiri bagi peserta didik kelas X di SMA INS Kayu Tanam. Kondisi
actual tersebut tentunya akan berdampak pada hasil belajar ekonomi yang diperoleh oleh peserta
didik.
Berdasarkan observasi awal dilakukan di SMA INS Kayu Tanam di peroleh data tentang
hasil belajar siswa kelas X di SMA INS Kayu Tanam diperoleh informasi sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Ulangan Harian 1 Siswa Kelas X SMA INS Kayu Tanam Tahun Pelajaran
2016/ 2017
Sumber: Olahan Data Primer 2016
6Faturrahman, DKK. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Prestassi Pustaka Publisher.h. 2-67.
7Syafaruddin, DKK. 2012. Inovasi Pendidikan. Medan : Perdana Publishing, h. 1.
No Kelas Rerata Hasil Belajar % Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1 X1 62 40 60
2 X2 69 56 44
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
Dari table 1 diperoleh informasi bahwasanya hasil belajar Ekonomi siswa kelas X di
SMA INS Kayu Tanam masih berada pada kategori rendah. Dengan criteria ketuntasan
minimum (KKM) pada mata pelajaran Ekonomi ≥ 75, di kelas X1 sebanyak 12 orang atau
sebesar 40% siswa tuntas pada mata pelajaran Ekonomi sementara siswanya sebanyak 18 orang
siswa atau sebesar 60% siswa tidak tuntas pada mata Ekonomi dengan rerata hasil belajar adalah
sebesar 62. Sementara itu siswa di kelas X2 sebanyak 16 orang siswa atau sebesar 56% siswa
tuntas pada mata pelajaran Ekonomi sementara sisanya 14 orang siswa atau sebesar 44% siswa
tidak tuntas pada mata pelajaran Ekonomi dengan rerata hasil belajar sebesar 69.
Rendahnya hasil belajar Ekonomi siswa kelas X di SMA INS Kayu Tanam diduga model
pembelajaran Ekonomi yang disajikan oleh guru terkesan membosankan dan monoton. Sehingga
dalam hal ini siswa mengalami kejenuhan saat proses belajar mengajar berlangsung. Agar
permasalahan tersebut tidak berlarut- larut sehingga memberikan dampak terhadap pembelajaran
maka sebagai seorang guru harus mampu mengembangkan model- model pembelajaran yang
bervariasi sehingga permasalahan pembelajaran dapat diminimalisir. Perlu dilakukan perubahan
dalam proses pembelajaran dan cara mencatat yang dapat membantu peserta didik
mempermudah mengingat materi sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil
belajar dapat berubah apabila guru mampu membuat pembelajaran yang menyenangkan sehingga
siswa tertarik untuk belajar dan dapat membantu peserta didik memahami materi, dan
mempermudah kegiatan mencatat atau meringkas supaya lebih efektif dan efisien.
Model pembelajaran Mind Mapping sistem mencatat lebih menyenangkan untuk
dilakukan bagi peserta didik,Mind Mapping menggabungkan gambar dan warna, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik.Sebagian besar peserta didik masih menganggap
pelajaran Ekonomi membosankan.Anggapan tersebut menyebabkan peserta didik merasa malas
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
untuk mengikuti pelajaran Ekonomi, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.Perasaan
bosan dapat mengakibatkan hasil belajar Ekonomi peserta didik menjadi kurang maksimal.
Model Mind Mapping dapat membantu peserta didik untuk meringkas materi
pembelajaran menjadi lebih sedikit dan menjadi mudah untuk dipahami. Peserta didik dapat
meringkas dengan memilih konsep yang lain dengan kata penghubung kata kunci dalam Mind
Mapping tidak harus menggunakan kata atau tulisan, melainkan dapat menggunakan gambar,
warna, angka, simbol untuk memperjelasnya. Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X Di
SMA INS KAYU TANAM”
KAJIAN TEORI
1. Hasil Belajar
Hasil belajar dianggap sebagai proses akhir dari pembelajaran di dalamnya ada perubahan
perubahan tingkah laku. Seorang yang belajar akan ada pertambahan dan perubahan, baik yang
berupa keterampilan, pengetahuan atau penguasaan nilai-nilai yang berlaku.Hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang diakibatkan karena proses belajar. Menurut Suprijono hasil belajar
merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian pengertian, sikap-sikap, apreasi dalam
keterampilan.8Perubahan prilaku pada hasil belajar adalah perubahan yang diperoleh dari
pengalaman (interaksi dengan lingkungan), tempat proses mental dan emosional yang terjadi.9
8Agus Suorijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. h.
5. 9Sri Anita. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. h.15.
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
Menurut Hamalik hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap dan
keterampilan.10
Menurut Sudjana “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
seorang siswa setelah ia menerima perlakuan dari pengajar (guru)”.11
Hasil belajar merupakan
hasil yang diperoleh dari aktfitas belajar mengajar. Dalam hal ini yang dimaksud dengan hasil
belajar ialah yang diperoleh setelah diadakan evaluasi atau test pendidikan. Pelaksanaan
pendidikan adalah merubah pandangan atau persepsi setiap individu yang terlibat langsung
dalam pendidikan.Dalam adanya pendidikan tersebut maka setiap individu saling
membantu.Membantu dalam arti saling mengingatkan dan berbagi dalam segala hal pendidikan.
Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku. Karenanya, kegiatan belajar mengajar
seperti mengorganisasikan pengalaman belajar, mengelola kegiatan belajar mengajar, menilai
proses dan hasil belajar, kesemuanya itu merupakan cakupan tanggung jawab guru untuk
perubahan tingkah laku peserta didik. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan
pada peserta didik yang mengikuti proses belajar mengajar.12
Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan peserta
didik dalam mengetahui dan memahami suatu pelajaran.Berdasarkan uaraian di atas dapat
disimpulkan bahwa proses belajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pada aspek kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berfikir,
pada aspek afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan, sedangkan
aspek psikomotorik memberikan hasil berupa keterampilan. Untuk itu, maka segala sesuatu yang
mempengaruhi proses belajar harus dioptimalkan agar mencapai hasil belajar yang lebih baik.
10
Oemar Hamalik. 2006. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
h.155. 11
Nana Sudjana.2008. Metode dan tekhnik Pembelajajaran Partisipasif. Jakarta: Falah Production. h. 65. 12
Purwanto.2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. h.38.
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau
pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Namun demikian berhasil tidaknya dalam
kegiatan belajarnya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Menurut purwanto, faktor-
faktor yang menyababkan perilaku belajar yaitu: a) faktor yang ada pada diri organisme itu
sendiri; b) faktor yang ada di luar individu. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri disebut
dengan faktor individual.Adapaun yang termasuk kedalam faktor individual seperti motivasi,
kamatangan/perubahan, latihan dan faktor pribadi.Faktor yang ada diluar individual yang disebut
sebagai faktor sosial.Dan yang termasuk kedalam faktor sosial yaitu keluarga, sekolah, guru dan
cara mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.13
Menurut Slameto “faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar banyak jenisnya
namun di golongkan menjadi dua bagian yaitu faktor intern dan faktor ekstern.”“faktor intern
meliputi: 1) keadaan jasmani seperti: kesehatan, dan cacat tubuh; 2) faktor psikologis meliputi:
intelegensi, perhatian bakat, minat, motif, kematangan, dan kesiapan dan 3) faktor kelelahan
meliputi: istirahat, tidur penggunaan obat, olahraga secara teratur, konsumsi makanan. Faktor
ekstern meliputi: 1) faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar kebudayaan; 2) faktor sekolah:
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, dan tugas rumah dan 3) faktor kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan masyarakat”.14
3. Prinsip Belajar
13
Ngalim Purwanto. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rienaka Cipta. h.102. 14
Slameto. 2008. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta, h. 54.
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
Belajar merupakan tindakan-tindakan peserta didik yang kompleks.Sebagai tindakan,
maka belajar hanya dialami oleh peserta didik sendiri. Peserta didik adalah penentu terjadinya
atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat peserta didik memperoleh
sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Tindakan belajar tentang sesuatu hal tersebut tampak
sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.
Adapun ciri-ciri belajar menurut Sudirman, sebagai berikut: a) belajar pada hakikatnya
menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya; b) belajar memerlukan proses dan penahapan
serta kematangan diri para siswa; c) bila didorong dengan motivasi, maka belajar akan lebih
mantap dan efektif; d) belajar merupakan proses perubahan dan pembiasaan; e) kemampuan
belajar seseorang harus diperhitungkan dalam menentukan isi pelajaran; f) belajar merupakan
proses pengenalan dan peniruan; g) belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan
lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-lain; h)
perkembangan pengalaman peserta didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar yang
bersangkutan; i) bahan pelajaran yang kurang bermakna; j) informasi tentang, pengetahuan,
kesalahan serta keberhasilan siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah belajar dan k)
belajar sedapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga anak-anak
melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.15
4. Model Pembelajaran Mind Mapping
Model Mind Mapping adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh Tony
Buzan.Mind Mapping adalah model mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak
informasi.Setelah selesai, catatan yang dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling
berkaitan, dengan topik utama ditengah, sementara subtopik dan perincian menjadi cabang-
15
Sudirman.2013. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
cabangnya.16
Tony Buzan mendefenisikan “Mind Mapping adalah cara mudah menggali
informasi dari dalam dan luar otak, cara baru untuk belajar dan berlatih yang cepat dan ampuh,
cara membuat catatan yang tidak membosankan, cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan
merencanakan proyek.”17
Lebih lanjut Tony Buzan mengemukakan beberapa pengertian Mind Mapping di
antaranya adalah sebagai berikut: a) Mind Mapping adalah cara mudah menggali informasi dari
dalam dan luar otakmu; b) Mind Mapping adalah cara baru untuk belajar dan berlatih cepat dan
ampuh; c) Mind Mapping adalah cara membuat catatan yang tidak membosankan; d) Mind
Mapping adalah cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek.
Mind Mapping membantu peserta didik dalam meringkas suatu materi pelajaran sehingga
memudahkan dalam menghafal maupun memahami materi.Mind Mappingitu menyenangkan
untuk dilihat, dibaca, dan direnungkan, karena Mind Mapping berbentuk peta bergambar yang
berwarna dan berisi kata kunci.Kata kunci adalah kata yang mewakili suatu kalimat atau
beberapa kalimat yang memberi kita pengertian untuk mencapai suatu kesimpulan yang jelas.18
METODE PENELITIAN
Disain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berbentuk eksperimen yang
diharapkan mampu mengungkapkan hasil belajar peserta didik yang dipengaruhi oleh model
Mind Mapping. Bentuk quasi experiment yang digunakan dalam penelitian ini adalah
16
Ahmad Munjin Nasih, dkk. 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung:
Aditama.h.110-111. 17
Tony Buzan. 2007. Buku Pintar Mind Mapping Untuk Anak Agar Anak Pintar di Sekolah. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka. h.179. 18
Sugiarto.Iwan, 2004, Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berpikir Holistik dan Kreatif.Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. h. 83.
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
nonequivalent control group design yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen penelitian eksperimen, kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapat
treatment (perlakuan) sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tiadak mendapat
perlakuan (treatment). Kelompok eksperimen diberi perlakuan penerapan Mind Mapping dan
kelompok kontrol menggunakan model yang biasa digunakan guru.
Tabel 2. Desain Penelitian
Model
Pembelajaran
Hasil Belajar
Model
Mind Mapping
(A1)
Model
Konvensional
(A2)
Hasil Belajar Ekonomi
(B)
BA1 BA2
Keterangan :
1) BA1 Hasil belajar Ekonomi siswa yang diajar dengan menggunakan Model
pembelajaran Mind Mapping
2) BA2 Hasil belajar Ekonomi siswa yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Sebelum diberikan perlakuan, siswa terlebih dahulu diberikan pre-test untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebanyak 20 soal. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala 100.
Setelah diketahui kemampuan awal siswa, selanjutnya siswa kelas eksperimen diajarkan dengan
model pembelajaran Mind Mapping Pada pertemuan terakhir, siswa diberikan post-test untuk
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
mengetahui hasil belajar siswa sebanyak 20 soal dengan penilaian menggunakan skala 100. Hasil
pre-test dan post-test pada kelas eksperimen disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3. Ringkasan Nilai Siswa Kelas Eksperimen
Statistik Pre-test Post-test
Jumlah Siswa
Jumlah Soal
Jumlah Nilai
Rata-Rata
Standar Deviasi
Varians
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
30
20
1615
53,83
15,46
239,11
85
20
30
20
2625
87,50
10,23
104,74
100
65
Sumber: Pengolahan Data Primer 2016
Tabel 3. di atas menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen sebelum diberikan
perlakuan, diperoleh nilai rata-rata pre-test 53,83 dengan nilai maksimum hasil belajar yang
diperoleh adalah sebesar 85 dan nilai minimum yang diperoleh pada mata pelajaran Ekonomi
adalah 20. Namun setelah perlakuan dengan menggunakan model Mind Mapping, diperoleh
rata-rata hasil belajar Ekonomi siswa kelas X1 sebesar 87,50 dengan nilai maksimum yang
diperoleh sebesar 100 dan nilai minimum sebesar 65. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X1 dengan
menggunakan model Mind Mapping.
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Untuk kelas kontrol, sebelum diberikan perlakuan, siswa terlebih dahulu diberikan pre-
test untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebanyak 20 soal. Penilaian dilakukan dengan
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
menggunakan skala 100. Setelah diketahui kemampuan awal siswa, selanjutnya siswa kelas
kontrol diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada pertemuan terakhir,
siswa diberikan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa sebanyak 20 soal dengan
penilaian menggunakan skala 100. Hasil pre-test dan post-test pada kelas kontrol disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 4. Ringkasan Nilai Siswa Kelas Kontrol
Statistik Pre-test Post-test
Jumlah Siswa
Jumlah Soal
Jumlah Nilai
Rata-Rata
Standar Deviasi
Varians
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
30
20
1285
42,83
11,35
128,76
70
20
30
20
2315
77,17
8,58
73,59
95
60
Sumber: Olahan Data Primer 2016
Dari Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa siswa kelas kontrol sebelum diberikan
perlakuan, diperoleh nilai rata-rata pre-test 42,83 dengan standar deviasi 11,35 dan setelah
diajarkan dengan model pembelajaran ceramah, diperoleh rata-rata 77,17 dengan standar deviasi
8,58
3. Pengujian Hasil Hipotesis
Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X di SMA INS Kayu Tanam ini melibatkan
dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum diberi perlakuan, kedua kelas
diberikan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Adapun nilai rata-rata untuk kelas
eksperimen adalah 53,83 dan untuk kelas kontrol adalah 42,83. Bersadarkan pengujian
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
homogenitas yang dilakukan diperoleh bahwa kedua kelas memiliki varians yang sama atau
homogen.
Setelah diketahui kemampuan awal kedua kelas, Peserta didik pada kelas eksperimen
diajarkan dengan model pembelajaran Mind Mapping dan peserta didik pada kelas kontrol
diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Setelah diberi perlakuan yang berbeda pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, pada akhir pertemuan setelah materi selesai diajarkan, peserta
didik diberikan post-test untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Adapun nilai rata-rata
post-test pada kelas eksperimen adalah 87,50 sedangkan pada kelas kontrol adalah 77,17. Dari
pengujian yang dilakukan melalui post-test yang diberikan, diperoleh bahwa kedua kelas
memiliki varians yang sama atau homogen.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa H0 ditolak.
Pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2 = 58, berdasarkan tabel distribusi t di dapat
bahwa ttabel = 2,001. Selanjutnya dengan membandingkan harga hitung dengan harga tabel
diperoleh bahwa thitung> ttabel yaitu 4,26 > 2,001. Hal ini berarti Ha diterima atau tolak H0 yang
berarti hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi yang diajar dengan model pembelajaran
Mind Mapping lebih tinggi dibandingkan hasil belajar Ekonomi siswa yang diajar dengan
pembelajaran konvensional di SMA INS Kayu Tanam
Dengan demikian, Hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan hasil belajar Ekonomi
peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping lebih tinggi
dari pada peserta didik yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada taraf signifikan
0,05. Artinya sebelum diterapkan model pembelajaran Mind Mapping kegiatan belajar mengajar
masih terfokus oleh guru. Akan tetapi setelah diterapkan model pembelajaran Mind Mapping
untuk kelas eksperimen proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membosankan
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
dibanding kelas kontrol dengan konvensional. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor, di
antaranya peserta didik lebih semangat dengan adanya model pembelajaran Mind Mapping.
Model pembelajaran Mind Mapping membantu peserta didik untuk lebih rajin mencatat dan juga
melatih bakat peserta didik. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Mind Mapping dapat mempengaruhi hasil belajar Ekonomi siswa kelas X di SMA
INS Kayu Tanam.
KESIMPULAN
Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X di SMA INS
Kayu Tanam antara kelompok eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Mind Mapping
lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional. Dari kegiatan post test yang dilakukan pada akhir pembelajaran, diperoleh nilai
rata-rata post test kelompok eksperimen sebesar 87,50. Sedangkan nilai rata-rata post test
kelompok kontrol yaitu 77,17. Hasil post test menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelompok kontrol
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa H0 ditolak.
Pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2 = 58, berdasarkan tabel distribusi t di dapat
bahwa ttabel = 2,001. Selanjutnya dengan membandingkan harga hitung dengan harga tabel
diperoleh bahwa thitung> ttabel yaitu 4,26 > 2,001. Hal ini berarti Ha diterima atau tolak H0 yang
berarti hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi yang diajar dengan model pembelajaran
Mind Mapping lebih tinggi dibandingkan hasil belajar Ekonomi siswa yang diajar dengan
pembelajaran konvensional di SMA INS Kayu Tanam
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Sri. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajara. Bandung: penerbit Alfabet
Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Mapping Untuk Anak Agar Anak Pintar di Sekolah.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Backhman. 2014. Buzan Mind Mapping: An Efficient Technique For Note-Taking,
https//www.researchchgate.net/publication/260244896
Bachman, Ednand. 2005. Metode Belajar Berpikir Kritis dan Inovatif. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Depag RI
Deporter, Bobbi. 2007. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang
Kelas. Bandung: Mizan Pustaka
Faturrahman, DKK. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Prestassi Pustaka Publisher
Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja grafindo Persada
Hidayat, Ara, DKK. 2012. Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Kaukaba
Hasan, Chadijah. 1994. Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al-Ikhlas
Hamalik, Oemar. 2006, Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan, Jakarta: PT Bumi
Aksara
Istarani dan Intan Pulungan. 2015. Ensiklopedia Pendidikan. Medan: Media Persada
Imran, Ali. 2000. Belajar dan pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Mardianto. 2012. Psikologi Pendidiakan. Medan: Perdana Publishing
Munjin Nasih. Ahmad. dkk. 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bandung: Aditama
Novianti. 2013. Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Peta Konsep.
Jakarta: Perdana Publishing
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Purwanto, Ngalim. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rienaka Cipta
Riduan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta
Syahrum dan Salim. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung : Citapustaka Media. 2013.
Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeth
Soemartono. 2012. Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Rosda Offset
Solahitin, Etin DKK. 2007. Cooperative Learning Analisi Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rieneka Cipta
Sudjana, Nana. 2008. Metode dan tekhnik Pembelajajaran Partisipasif. Jakarta: Falah
Production
Suorijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sudirman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono. 2016. Statistisk untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Shoimin, Aris. 2004. Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-rezz
Media
Syafaruddin DKK. 2012. Inovasi Pendidikan. Medan : Perdana Publishing
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Ijtimaiyah, Vol 4 No. 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN : 2541-660X Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya
Yuasnto, Ismail. dkk. 2004. Menggagas Pendidikan Isalm. Bogor: AL-Azhar press
Yani, Ahmad. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosil. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia