PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/4110/1/8160.pdf · yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan ... tenang dan tidak banyak gangguan pada

  • Upload
    ngodiep

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN

    BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA

    PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII

    SMP N 5 PURWODADI

    SKRIPSI

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

    oleh

    Anis Fitriani 7101406600

    JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

  • ii

    PENGESAHAN KELULUSAN

    Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

    Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :

    Hari :

    Tanggal :

    Penguji Skripsi

    Dra. Nanik Suryani M.Pd NIP 195604211985032001

    Anggota I Anggota II

    Drs. Ade Rustiana M.Si Drs. Partono NIP. 196801021992031002 NIP. 1956042719820310002

    Mengetahui : Dekan Fakultas Ekonomi,

    Drs. S. Martono, M.Si NIP 196603081989011001

  • iii

    PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

    hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik

    sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat

    dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di

    kemudian hari terbukti sekripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang

    lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang

    berlaku.

    Semarang, Februari 2011

    Anis Fitriani NIM 7101406600

  • iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto Keberhasilan bukanlah pada saat kita di atas,

    tapi keberhasilan adalah di mana saat kita jatuh

    dan terpuruk namun bisa bangkit lagi.

    Persembahan Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

    1. Kedua orang tua kandungku (Sutejo dan

    Suntari). Terimakasih untuk doa, kasih sayang

    dan pengorbanan dengan caranya masing-

    masing.

    2. Almamaterku.

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

    telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : Pengaruh Motivasi Dan

    Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada

    Siswa Kelas VIII SMP N 5 Purwodadi, dalam rangka menyelesaikan studi

    Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi

    Universitas Negeri Semarang.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah menerima banyak bimbingan,

    dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Jasa baik

    mereka tentu tidak dapat penulis lupakan begitu saja. Dan pada kesempatan ini

    penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang

    yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntuk ilmu di

    kampus tercinta ini.

    2. Drs. S. Martono M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

    yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

    3. Dr. Partono Thomas, M.S, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas

    Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk

    mengadakan penelitian.

    4. Dra. Nanik Suryani M.Pd, Dosen penguji yang telah memberi masukan-

    masukan kepadaa penulis untuk penyusunan sekripsi ini.

    5. Drs. Ade Rustiana M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu

    dan membimbing penyusunan skripsi ini dengan sabar dan penuh perhatian.

    6. Drs. Partono, Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

    membimbing penyusunan skripsi ini dengan sabar dan penuh perhatian.

    7. Drs. H. Moh Zaenuri, MM, selaku kepala sekolah SMP N 5 Purwodadi yang

    telah bersedia memberikan ijin dan fasilitas selama penulis melakukan

    penelitian.

  • vi

    8. Seluruh murid Kelas VIII SMP N 5 Purwodadi yang telah bersedia menjadi

    responden dalam penelitian ini.

    9. Hendra Destri Wijayanto S.Kom, pasangan penulis saat ini, yang telah

    memberikan suport, cinta dan kasih sayang yang tulus sehingga penulis lebih

    bersemangat dalam mengerjakan sekripsi ini.

    10. Fandi Sulistiya, ade kandung penulis yang selalu membuat masalah dan

    menambah setres penulis, tetapi dari situlah penulis lebih terpacu untuk cepat

    menyelesaikan sekripsi dan lulus untuk kemudian bisa mengurus ade.

    11. Keluarga dari Ayah dan Ibu yang menambah motivasi penulis untuk berhasil

    menyelesaikan sekripsi dan lulus agar penulis bisa membuat mereka bangga

    dan bisa menyatukan mereka dalam keharmonisan keluarga.

    12. Sahabat dan teman, PAP angkatan 06, kos Bento, kos Citra, dan semua teman

    yang telah memberikan suport dan hiburan kepada penulis, sehingga penulis

    tidak merasa kesepian dan terhibur di saat penulis mulai penat dengan sekripsi

    ini.

    13. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

    penulis sebutkan satu persatu.

    Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan

    dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

    berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Amin.

    Semarang, Februari 2011

    Penulis

  • vii

    SARI Anis. 2010. Pengaruh Motivasi Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VIII SMP N 5 Purwodadi. Skripsi. Jurusan Pend. Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Ade Rustiana M.Si, Pembimbing II. Drs. Partono. Kata Kunci : Motivasi, Lingkungan, Prestasi Belajar

    Motivasi bukan saja penting, karena menjadi salah satu faktor penyebab

    belajar, namun juga memperlancar belajar dan prestasi belajar. Dari pengamatan peneliti di lapangan serta observasi langsung di sekolah (SMP N 5 Purwodadi) yang berada di desa, diketahui presentase siswa yang membolos pada saat jam pelajaran relatif banyak. Hampir sebagian besar siswa yang tidak masuk sekolah, tidak menyampaikan surat ijin ke sekolah. Nilai ulangan harian mereka kurang memuaskan, di lihat dari hasil yang di capai rata-rata per kelas yang diperoleh dari catatan guru mata pelajaran ekonomi yaitu, kelas A : seluruh nilai siswa kelas A, di rata-rata di peroleh hasil 37,13; kelas B : 41,07; kelas C : 54,88; kelas D : 45,9; kelas E : 36,17; kelas F : 47,84; dan kelas G : 50,74. Jika di rata-rata keseluruhan kelas dari A-G hasilnya yaitu 44,82. Angka tersebut masih tergolong kurang memuaskan. Lingkungan atau keadaan belajar yang reprensetatif (memadai) akan membuat siswa merasa nyaman, tenang dan tidak banyak gangguan pada saat siswa sedang belajar. Kondisi fisik sekolah, perlengkapan belajar seperti meja, kursi, papan tulis, dan fasilitas olahraga, misal lapangan basket, voli, dan juga fasilitas di saat jam istirahat yaitu perpustakaan dan juga kantin, telah tersedia di SMP N 5 Purwodadi yang terhitung cukup baik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP N 5 Purwodadi.

    Populasi siswa kelas VIII SMP N 5 Purwodadi 259 siswa. Sampel diperoleh 157 siswa, dengan perwakilan tiap-tiap kelas 21, 24, 24, 23, 22, 22, 21, yang di peroleh dengan cara undian. Metode pengumpulan data menggunakan angket. Analisis data menggunakan analisis deskrpitif persentase dan analisis regresi ganda.

    Hasil penelitian diperoleh : hasil uji parsial thitung variabel motivasi belajar 1,484 dengan signifikansi 0,000

  • viii

    1. Ada indikasi sebagian siswa malas untuk mengerjakan tugas, untuk itu hendaknya siswa lebih membiasakan diri untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan tidak mudah putus asa dalam menyelesaikan tugas yang di anggap sulit dengan mencari dari buku-buku yang ada, bertanya kepada guru atau teman yang bisa. 2. Dari hasil penelitian melalui angket, indikator lingkungan keluargan di ketahui kurang baik, untuk itu di harapkan orang tua lebih memperhatikan kebutuhan-kebutuhan putra putrinya dalam hal ini kebutuhan anak sekolah seperti buku-buku, guru privat, dll. Di usahakan orang tua dan seluruh anggota keluarga bisa menjaga ketenangan di dalam rumah. Dengan demikian anak bisa lebih semangat belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus. 3. Hendaknya guru juga memberikan motivasi dan reward misal berbentuk pujian atau sanjungan atau bahkan hadiah kepada siswa yang mengerjakan tugas dengan baik dan untuk siswa yang berprestasi. Dengan demikian siswa akan lebih bersemangat dalam belajar dan merasa diperhatikan oleh orang tua dan guru mereka, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

  • ix

    DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN.................................................................... iii PERNYATAAN ........................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v SARI ............................................................................................................ vi KATA PENGANTAR .................................................................................. vii DAFTAR ISI ................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

    BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................................ 8 2.1 Landasan Teori ............................................................................ 8 2.1.1 Tinjauan Tentang Belajar .......................................................... 8 2.1.2 Motivasi Belajar ....................................................................... 9 2.1.3 Lingkungan Belajar .................................................................. 20 2.1.4 Prestasi Belajar ......................................................................... 25 2.2 Kerangka Berfikir ........................................................................ 32 2.3 Hipotesa ...................................................................................... 34

    BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................. 35 3.1 Penelitian .................................................................................... 35 3.2 Populasi Penelitian ...................................................................... 36 3.3 Sampel ........................................................................................ 37 3.4 Variabel Penelitian ...................................................................... 39

    3.5 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 40 3.6 Validitas dan Reabilitas ............................................................... 42

  • x

    3.7 Metode Analisis Data .................................................................. 48 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 55

    4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 55 4.1.1 Deskriptif Persentase ............................................................. 55 4.1.2 Uji Asumsi Klasik.................................................................. 58 4.1.3 Uji Hipotesis .......................................................................... 63 4.1.4 Koefisien Determinasi ........................................................... 65 4.2 Pembahasan ................................................................................. 66

    BAB 5 PENUTUP ........................................................................................ 73 5.1 Simpulan .................................................................................... 73 5.2 Saran ........................................................................................... 73

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75 LAMPIRAN

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Daftar Populasi Penelitian ............................................................. 36

    Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian ............................................................... 38

    Tabel 3.3 Tabel Hasil Ujicoba Validitas Variabel Motivasi Belajar ............... 45

    Tabel 3.4 Tabel Hasil Ujicoba Validitas Variabel Motivasi Belajar ............... 46

    Tabel 3.5 Tabel Hasil Ujicoba Reliabilitas .................................................... 48

    Tabel 3.6 Kriteria Prestasi Belajar ................................................................. 50

    Tabel 3.7 Kriteria Motivasi Belajar ............................................................... 50

    Tabel 3.8 Kriteria Lingkungan Belajar .......................................................... 50

    Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Deskriptif Presentase Variabel Motivasi Belajar 56

    Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Deskriptif Presentase Variabel Lingkungan

    Belajar .......................................................................................................... 57

    Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rata-Rata Nilai Pelajaran Ekonomi ................... 58

    Tabel 4.4 Rangkuman Nilai Toleran dan VIF ................................................ 59

    Tabel 4.5 Hasil Uji One Sample Kolmogorov-smirnov Test .......................... 61

    Tabel 4.6 Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 62

    Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan (Uji F) ............................................................. 64

    Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial (Uji t) .................................................................. 64

    Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi .......................................................... 65

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..................................................................... 33

    Gambar 4.1 Scaptterplot................................................................................ 60

    Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ............... 61

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kisi-kisi ujicoba instrumen penelitian ....................................... 76

    Lampiran 2. Angket ujicoba penelitian .......................................... 77

    Lampiran 3. Tabulasi data ujicoba penelitian .......................................... 81

    Lampiran 4. Hasil perhitungan validitas dan reabilitas .................................. 83

    Lampiran 5. Kisi-kisi instrumen penelitian .......................................... 85

    Lampiran 6. Angket penelitian .......................................... 85

    Lampiran 7. Tabulasi data penelitian .......................................... 90

    Lampiran 8. Hasil perhitungan analisis regresi linier berganda ...................... 95

    Lampiran 9. Analisis deskriptif presentase .......................................... 101

    Lampiran 10. Foto-foto penelitian .......................................... 105

    Lampiran 11. Daftar nilai dari SMP N 5 Purwodadi.

    Lampiran 12. Surat keterangan telah melakukan observasi dari SMP N 5

    Purwodadi.

    Lampiran 13. Surat keterangan telah melakukan penelitian penelitian dari SMP N

    5 Purwodadi.

  • 1

    BAB 1

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah suatu proses, baik berupa pemindahan maupun

    penyempurnaan.

    Dictionary of Education dalam buku Munib (2006:33) menyatakan bahwa :

    Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Sebagai suatu proses akan melibatkan dan mengikutsertakan bermacam-macam komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

    Pada Negara berkembang, pendidikan menjadi perhatian penting bagi

    masyarakat. Karena dengan adanya pendidikan maka manusia akan bisa

    berkembang baik cara berfikirnya, pandangan hidup dan budayanya. Pendidikan

    bisa dilakukan secara formal (sekolah) dan informal (luar sekolah).

    Pendidikan secara umum diperlukan sebagai upaya untuk meningkatkan

    kualitas manusia. Begitu juga fungsi dan tujuan pendidikan di Indonsia. Seperti

    tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal

    3 tentang fungsi dan tujuan tertulis bahwa pendidikan nasional berfungsi

    mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

    bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

    berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

  • 2

    bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

    kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertaanggung jawab.

    Berdasarkan pada tujuan pendidikan nasional tersebut, maka masing-

    masing sekolah mempunyai tujuan untuk mencapai siswa berkualitas, berwujut

    tamatan sekolah yang mampu melaksanakan bidang pekerjaan tertentu dan pada

    jenjang tertentu pula. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut peran guru dan orang

    tua sangat diperlukan dalam pembelajaran siswa. Karena belajar merupakan

    sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait-mengait

    sehingga menghasilkan perubahan perilaku pada seseorang Gagne (1997 : 4)

    dalam buku Catharina (2006 : 4).

    Catharina (2006 : 2) menarik simpulan sebagai berikut:

    Belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling berhubungan sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan memegang prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses perkembangannya. Sedangkan hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

    seseorang mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku

    yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran,

    perubahan perilaku yang harus dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan

    aktivitas belajar dirumuaskan dalam tujuan pembelajaran.

    Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, guru bertugas sebagai pendidik

    dan siswa adalah peserta didik. Tugas utama dari masing-masing siswa berbeda-

  • 3

    beda. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat

    mempengaruhinya.

    Menurut Ngalim Purwanto (1987 : 106), faktor-faktor yang mempengaruhi

    belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

    Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor individual) dan faktor yang berasal dari luar siswa (faktor sosial). Faktor individual terdiri dari faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumang tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, kondisi dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

    Catharina (2006 : 153) menyatakan bahwa :

    Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak di dalam belajar. Begitu pentingnya peran motivasi tersebut mengakibatkan banyak ahli yang membahas bagaimana motivasi tersebut muncul, bagaimana mengembangkan motivasi, apakah macam-macam motivasi tersebut menentukan prestasi yang di capai anak dan bagaimana guru dalam memberikan penghargaan hingga dapat meningkatkan motivasi tersebut.

    Motivasi merupakan kekuatan atau daya dorong yang menggerakkan

    sekaligus mengarahkan kehendak dan perilaku seseorang dan segala kekuatannya

    untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, yang muncul dari keinginan dalam

    memenuhi kebutuhan belajar yang maksimal. Hal itu dapat di lihat dari bagaimana

    anak tersebut menghadapi tugas yang diberikan oleh guru, keuletan dalam

    menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja sendiri atau minta bantuan teman

    bahkan minta contekan, dan juga apakah anak tersebut menunjukkan minat untuk

    sukses atau biasa saja, dalam artian tidak terlalu peduli kelak dia akan sukses atau

    tidak.

  • 4

    Hal ini dapat diketahui dari pengalaman dan pengamatan sehari-hari. Secara

    sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi belajar,

    maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Motivasi bukan

    saja penting, karena menjadi salah satu faktor penyebab belajar, namun juga

    memperlancar belajar dan prestasi belajar. Dari pengamatan peneliti di lapangan

    serta observasi langsung di sekolah (SMP N 5 Purwodadi) yang berada di desa,

    diketahui presentase siswa yang membolos pada saat jam pelajaran relatif banyak.

    Hampir sebagian besar siswa yang tidak masuk sekolah, tidak menyampaikan surat

    ijin ke sekolah. Nilai ulangan harian mereka kurang memuaskan, di lihat dari hasil

    yang di capai rata-rata per kelas yang diperoleh dari catatan guru mata pelajaran

    ekonomi yaitu, kelas A : seluruh nilai siswa kelas A, di rata-rata di peroleh hasil

    37,13; kelas B : 41,07; kelas C : 54,88; kelas D : 45,9; kelas E : 36,17; kelas F :

    47,84; dan kelas G : 50,74. Jika di rata-rata keseluruhan kelas dari A-G hasilnya

    yaitu 44,82. Angka tersebut masih tergolong kurang memuaskan.

    Selain motivasi salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan siswa

    dalam belajar adalah lingkungan belajar siswa. Dimana siswa yang dalam keadaan

    psikologis baik dan di dukung suasana yang baik pula, maka akan mendapatkan

    hasil yang optimal. Lingkungan ini meliputi lingkungan internal (sekolah) dan

    eksternal (lingkungan tempat tinggal). Lingkungan atau keadaan belajar yang

    reprensetatif (memadai) akan membuat siswa merasa nyaman, tenang dan tidak

    banyak gangguan pada saat siswa sedang belajar. Kondisi fisik sekolah,

    perlengkapan belajar seperti meja, kursi, papan tulis, dan fasilitas olahraga, misal

    lapangan basket, voli, dan juga fasilitas di saat jam istirahat yaitu perpustakaan

  • 5

    dan juga kantin, telah tersedia di SMP N 5 Purwodadi yang terhitung cukup baik.

    Guru-guru yang ada juga sudah memenuhi standar guru yang profesional, dilihat

    dari lama pengapdian guru tersebut. Untuk guru yang mengampu mata pelajaran

    Ekonomi kelas VIII yaitu Rumini W. S.Pd yang sudah mengapdi di SPM N 5

    Purwodadi selama 9 tahun. Letak sekolah yang juga berada di tengah sawah, jauh

    dari keramaian dan kebisingan lalu lalang kendaraan di jalan raya mampu

    menciptakan suasana yang kondusif. Untuk mencapai sekolah, rata-rata siswa

    menempuh jarak 3 km, di tempuh dengan menggunakan sepeda. Dengan

    demikian, siswa sudah benar-benar segar badannya, tidak mengantuk lagi, dan

    siap menerima pelajaran. Akan tetapi jika dilihat dari hasil yang dicapai oleh para

    siswa di SMP N 5 Purwodadi saat ini banyak yang tidak lolos diketahui dr hasil

    nilai ulangan harian siswa yang telah dilampirkan di belakang dan di hitung

    berapa yang tidak lolos dengan KKM 6,3 yaitu sebesar 210 dari 259 siswa kelas

    VII, dari kelas A : 34, B : 33, C : 24, D : 32, E : 35, F : 30, G : 22, total 210 siswa

    tidak lolos. Angka tersebut tidak menunjukkan adanya kontribusi yang signifikan

    antara lingkungan belajar dengan prestasi yang dicapai di sekolah.

    Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang

    Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar

    Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP N 5 Purwodadi.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang di

    angkat dalam penelitian ini adalah :

  • 6

    1. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran

    ekonomi pada siswa kelas VIII SMP N 5 Purwodadi ?

    2. Adakah pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mata

    pelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII SMP N 5 Purwodadi ?

    3. Adakah pengaruh motivasi dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar

    mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII SMP N 5 Purwodadi ?

    4. Bagaimana gambaran tentang deskripsi variabel motivasi dan lingkungan

    belajar?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya

    sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Adapun tujuan penelitian ini

    adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap

    prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII SMP N 5

    Purwodadi.

    2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh iingkungan belajar terhadap

    prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII SMP N 5

    Purwodadi.

    3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi dan lingkungan belajar

    secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi

    pada siswa kelas VIII SMP N 5 Purwodadi.

  • 7

    4. Untuk mengetahui gambaran tentang deskripsi variabel motivasi dan

    lingkungan belajar?

    1.4 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan untuk memberikan manfaat, antara lain :

    1. Manfaat Teoritis

    Sebagai bahan kajian dalam menambah pengetahuan mengenai pendidikan

    dan proses belajar mengajar, khususnya pengaruh motivasi dan lingkungan

    belajar terhadap prestasi belajar.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Peneliti

    Penelitian ini merupakan sarana penelitian untuk menerapkan ilmu

    pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan dengan kondisi yang

    terjadi di lapangan, serta untuk menambah pengalaman dalam melakukan

    penelitian yang terkait dengan judul yang di angkat.

    b. Bagi Sekolah

    - Sebagai bahan masukan pengetahuan praktis di bidang pendidikan

    dan sekolah khususnya permasalahan yang menyangkut

    keberhasilan belajar siswa.

    - Sebagai data masukan dan bahan pertimbangan bagi SMP N 5

    Purwodadi dalam memahami permasalahan yang dihadapi oleh

    siswa terkait prestasi akademiknya.

  • 8

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1. Landasan Teori

    2.1.1 Tinjauan Tentang Belajar

    Para ahli psikologi menetapkan berbagai definisi karena definisi merupakan

    rangkaian kalimat untuk menyatakan suatu konsep. Oleh karena itu, ada banyak

    definisi sebanyak pencetusnya walaupun ada persamaan konsep.

    Berikut beberapa definisi yang dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi

    modern, antara lain :

    1) Hilgard (1962:252) dalam buku Mulyati (2005:4) :

    as the process by which an activity originates or is changed through

    responding to a situation.

    Artinya : a proses oleh kegiatan berasal atau dirubah melalui menjawab ke

    situasi.

    2) Morgan (1961:187) dalam buku Mulyati (2005:4) :

    Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result past

    esperience.

    Artinya : Belajar adalah ganti yang relatif permanen yang mana pun di

    kelakuan yang adalah masa lalu hasil esperience.

  • 9

    Perbedaan kedua definisi adalah Morgan menekankan pada tetapnya

    perubahan tingkah laku (secara relatif) sesudah belajar, sedangkan Hilgard

    menekankan pada mengorganisasikan perubahan dalam merespons suatu situasi.

    Jadi, perbedaan dilihat dari penggunaan langsung belajar untuk merespons.

    Namun, keduanya menunjukkan adanya perubahan sesudah belajar.

    Masih banyak ahli psikologi lain yang menyusun definisi, seperti

    Witheringron, Croncbach, Woodworth dan lainnya, tetapi susunan kalimatnya

    berbeda-beda. Namun, para ahli psikologi modern berpendapat sama bahwa dalam

    belajar, ada proses perubahan ke arah lebih baik, dari tidak dapat menjadi dapat

    dan dari tidak tahu menjadi tahu. Lebih lanjut, perubahan tersebut relatif

    permanen, dalam arti tidak mudah hilang, dan terjadi bukan semata-mata karena

    kematangan atau pertumbuhan.

    Jadi, kesimpulannya adalah belajar merupakan suatu usaha sadar individu

    untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-

    latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena

    peristiwa kebetulan.

    2.1.2 Motivasi Belajar

    Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam rangka seseorang

    menjalankan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan dirinya, termasuk

    alam belajar. Banyak hal yang perlu dilakukan oleh seseorang dalam rangka

    mengembangkan dirinya sendiri, namun bila semua usaha itu tidak akan

    memuaskan sebagaimana diharapkan. Agar motivasi tetap efektif, perlu didukung

  • 10

    oleh disiplin diri tinggi, dengan tetap konsisten menjalankan hal-hal yang sudah

    direncanakan, dalam rangka mencapai apa yang diinginkan, sambil tetap

    menghormati aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku. Motivasi merupakan

    sesuatu pemberian motif, penimbunan sesuatu hal yang menimbulkan dorongan,

    motivasi juga dapat diartikan faktor yang mendorong orang bertindak dengan cara

    tertentu Manullang (1998:146). Selain itu motivasi merupakan kekuatan atau

    daya dorong yang menggerakkan sekaligus mengarahkan kehendak dan perilaku

    seseorang dan segala kekuatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yang

    muncul dari keinginan memenuhi kebutuhannya Anthonius (2002:264).

    Chatarina (2006:154) menyatakan bahwa :

    Kebanyakan pakar psikologi menggunakan kata motivasi deng mengaitkan belajar untuk menggambarkan proses yang dapat : (a) memunculkan dan mendorong perilaku, (b) memberikan arah atau tujuan perilaku, (c) memberikan peluang terhadap perilaku yang sama, dan (d) mengarahkan pada pilihan perilaku tertentu.

    Moivasi merupakan proses internal yang mengkaitkan, memandu dan

    memelihara perilaku seseorang secara terus menerus. Motivasi tidak hanya

    penting untuk membuat siswa melakukan aktivitas belajar, melainkan juga

    menentukan berapa banyak siswa dapat belajar dari aktivitas yang mereka lakukan

    atau informasi yang mereka hadapi. Siswa yang termotivasi akan menunjukkan

    proses kognitif yang tinggi dalam belajar , menyerap dan mengingat apa yang

    telah dipelajari. Dalam proses belajar mengajar seharusnya guru mengerti kapan

    siswa perlu di motivikasi selama proses belajar sehingga aktivitas belajar

    berlangsung lebih mnyenangkan siswa, akan meningkatkan kreativitas dan

    aktivitas belajar siswa.

  • 11

    Hal ini sesuai dengan pendapat dalam jurnal (Jasmine, Green., Genevieve,

    Nelson., Andrew J, Martin., Herb, Marsh. 2006. The causal ordering of self-

    concept and academic motivation and its effect on academic achievement.

    Shannon Research Press.).

    Skaalvik and Valis' (1999) study of Norwegian elementary and middle school students also included a measure of motivation (interest and investment) into their study of reciprocal effects. Interestingly, the results supported the skill development model for all cohorts (the view that achievement affects self-concept). Moreover, in the two oldest cohorts, the results revealed that motivation was also affected directly by achievement. Generally, there was no evidence to suggest that self-concept affected subsequent motivation or achievement.

    Given that these findings are inconsistent it is critically important to integrate self-concept with motivational literature in future studies. To date, few studies endeavour to unify the numerous competing motivational theories available in the literature and a more comprehensive model is needed to explain fully the dynamic interactions and relationships among motivational variables and academic achievement. Terjemah :

    Skaalvik dan Valis (1999) penelitian siswa sekolah dasar dan tengah Norwegia juga memasukkan ukuran motivasi (bunga dan investasi) ke dalam penelitian mereka efek timbal balik. Secara menarik, hasil menyangga model perkembangan ketrampilan bagi semua kelompok (pandangan yang dipengaruhi oleh prestasi self-konsep). Selain itu, di kedua kelompok yang paling tua, hasil mengungkapkan bahwa motivasi juga dipengaruhi secara langsung oleh prestasi. Secara umum, tidak ada bukti untuk menyarankan bahwa self-konsep mempengaruhi motivasi atau prestasi berikut.

    Diberi bahwa kesimpulan ini tidak konsisten secara kritis penting untuk mengintegrasikan self-konsep dengan motivational kesusasteraan di masa depan studi. Sehingga kini, sedikit studi usaha keras untuk mempersatukan yang berbanyak-banyak yang bersaing motivational teori yang ada di kesusasteraan dan model yang lebih menyeluruh diperlukan untuk menerangkan sepenuhnya interaksi dan hubungan dinamik di antara motivational variabel dan prestasi akademis.

  • 12

    Beberapa jenis motivasi belajar menurut Sardiman (2010:89) di bagi

    menjadi dua tipe atau kelompok yaitu intrinsik dan ekstrinsik :

    - Motivasi Intrinsik Motivasi intrinstik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau

    berfungsinya tidak perlu dilarang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya seseorang yang senang membaca tidak usah di suruh atau mendorongnya, ia sudah rajin membaca buku-buku untuk di bacanya.

    - Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan

    berfungsinya karena adanya perangsangan luar. Contohnya seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapatkan hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu.

    Adanya tiga komponen utama dalam motivasi yang dikemukakan oleh

    Dimyati dan Mudjiono (1994:75) yaitu :

    2 Kebutuhan Kebutuhan akan terjadi bila individu merasa ada ketidak

    seimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan. 3 Dorongan.

    Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi tujuan tersebut merupakan inti dari motivasi.

    4 Tujuan Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seseorang individu.

    Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar.

    Dari pendapat dan pengertian tersebut menjadikan motivasi hal yang

    sangat diperlukan dalam setiap melakukan kegiatan. Demikian juga dalam

    kegiatan belajar. Karena dengan adanya motivasi yang kuat akan dapat mencapai

    hasil yang diharapkan.

  • 13

    Pentingnya motivasi bagi siswa menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:79)

    adalah :

    a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir belajar.

    b. Menginformasikan tentang usaha belajar, bila dibandingkan dengan teman sebaya sebagai ilustrasi, terbukti kegiatan usahanya belum memadai, maka ia berusaha setekun mungkin agar berhasil.

    c. Mengarahkan kegiatan belajar, mengetahui perilaku belajarnya. d. Membesarkan semangat belajar. e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.

    1) Ciri-ciri Motivasi Belajar

    Sardiman (2010:83) dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,

    menyatakan bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri

    sebagai berikut :

    a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat untuk sukses d. Lebih senang bekerja sendiri e. Cepat bosan dengan tugas yang rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini h. Senang mencari dan memecahkan masalah

    Jika seseorang memiliki ciri-ciri tersebut, berarti orang tersebut memiliki

    motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi tersebut akan sangat penting dalam

    kegiatan belajar mengajar. Karena kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik,

    bila siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan masalah dan

    hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak

    pada sesuatu yang rutinitas.

  • 14

    2) Fungsi Motivasi

    Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar, karena

    motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa.

    Hawley Yusu (2003:14) menyatakan bahwa :

    Para siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan para siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, siswa yang memiliki motivasi tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara kontinu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar.

    Menurut Sardiman (2010:85) fungsi motivasi adalah :

    4.1 Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

    4.2 Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

    4.3 Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan prbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

    Sedangkan menurut Hamalik (2000:175) fungsi motivasi adalah :

    o Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.

    o Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang dinginkan.

    o Sebagai penggeerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Kuat lemahnya motivasi akan menentukan lambatnya suatu pekerjaan.

    3) Tujuan Motivasi

    Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk

    menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan

    kemauannya untuk melakukan sesuatu, sehingga dapat memperoleh hasil atau

  • 15

    mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini untuk mencapai prestasi belajar yang

    bagus.

    4) Teori Motivasi

    Ngalim Purwanto (2004:78) beberapa teori motivasi yang akan

    dibicarakan dalam pasal ini adalah:

    a. Teori Hedonisme Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan,

    atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Oleh karena itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan daripada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan, penderitaan, dan sebagainya. Inplikasi dari teori ini ialah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung risiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya. Siswa di suatu kelas merasa gembira dan bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala sekolah bahwa guru matematika mereka tidak dapat mengajar karena sakit. Seorang pegawai segan bekerja dengan baik dan malas bekerja, tetapi selalu menuntut gaji atau upah yang tinggi. Dan banyak lagi contoh yang lain, yang menun-jukkan bahwa motivasi itu sangat diperlukan. Menurut teori hedonisme, para siswa dan pegawai tersebut pada contoh di atas harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas dan mau bekerja dengan baik, dengan memenuhi kesenangannya.

    b. Teori Naluri

    Pada dasar-nya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri yaitu: a. dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri, b. dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan c. dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/mempertahankan jenis.

    Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk memotivasi

  • 16

    seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.

    Misalkan, seorang pelajar terdorong untuk berkelahi karena sering merasa dihina dan diejek teman-temannya karena ia dianggap bodoh di kelasnya (naluri mempertahankan diri). Agar pelajar tersebut tidak berkembang menjadi anak nakal yang suka berkelahi, perlu diberi motivasi, misalnya dengan menyediakan situasi yang dapat mendorong anak itu menjadi rajin belajar sehingga dapat menyamai teman-teman sekelasnya (naluri mengembangkan diri).

    c. Teori Reaksi yang Dipelajari

    Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.

    Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita dapat mengetahui pola tingkah lakunya dan dapat memahami pula mengapa ia bereaksi atau bersikap yang mungkin berbeda dengan orang lain dalam menghadapi suatu masalah.

    d. Teori Daya Pendorong

    Teori ini merupakan perpaduan antara "teori naluri" dengan "teori reaksi yang dipelajari". Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. Semua orang dalam semua kebudayaan mempunyai daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. Namun, cara-cara yang digunakan dalam mengejar kepuasan terhadap daya pendorong tersebut berlain-lainan bagi tiap individu menurut latar belakang kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu, menurut teori ini, bila seorang pemimpin ataupun pendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia harus mendasarkannya atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya. Memotivasi anak didik yang sejak kecil dibesarkan di daerah Gunung Kidul misalnya, kemungkinan besar akan berbeda dengan cara memberikan motivasi kepada anak yang dibesarkan di kota Medan meskipun masalah yang dihadapinya sama.

    e. Teori Kebutuhan

    Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik

  • 17

    kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.

    f. Teori A braham Maslow

    Sebagai seorang pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok yang di maksud dapat dilihat pada gambar berikut :

    Aktuali sasi diri (self actuali

    zation)

    Kebutuhan penghar gaan (esteem needs)

    Kebutuhan social (social needs)

    Kebutuhan rasa aman dan perlin dungan (safety and security needs)

    Kebutuhan fisiologis (physiological needs)

    Keterangan :

    1. Kebutuhan fisiologis : Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang

    bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi akan pangan,

    sandang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dsb.

    2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security) seperti terjamin

    keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang,

    kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dsb.

  • 18

    3. Kebutuhan social (social needs) yang meliputiantara lain kebutuhan akan

    dicintai, diperhitungkan ebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa

    setia kawan, kerjasama.

    4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), termasuk kebutuhan dihargai

    karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat, dsb.

    5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain

    kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri

    secara maksimum, kreatifits, dan ekspresi diri.

    5) Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa menurut

    Catharina (2006:159) yaitu :

    a. Sikap Sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi dan emosi yang dihasilkan di dalam perdisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan. b. Kebutuhan Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan. c. Rangsangan Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau pengalaman dengan kondisi yang membuat seseorang bersifat aktif. d. Afeksi Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional kecemasan, kepedulian dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu belajar. e. Kompetensi Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperoleh kompetensi dari kondisinya. Teori kompetensi mengasumsikan bahwa siswa secara alami berusaha keras untuk berinteraksi dengan kondisinya secara aktif. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk menguasai kondisi dan mengerjakan tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas.

  • 19

    f. Penguatan Salah satu hukum psikologis paling fundamental adalah prinsip penguatan (reinorcement). Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon.

    6) Upaya Peningkatan Motivasi

    Motivasi sangat penting untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajar.

    Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk

    melibatkan diri Winkel (2004:186).

    Sardiman (2010:80) menyimpulkan bahwa menurut ahli ilmu jiwa,

    dijelaskan bahwa motivasi itu ada suatu hierarki, maksudnya motivasi itu ada

    tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas. Dalam hal ini ada beberapa

    teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan, yaitu :

    a. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat dan sebagainya.

    b. Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa aman bebas dari rasa takut dan kecemasan.

    c. Kebutuhan akan cinta kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok).

    d. Kebutuhan untuk mewujutkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial dan pembentukan pribadi.

    Dari berbagai macam kebutuhan tersebut, ada cara untuk merangsang

    motivasi belajar siswa yang merupakan dorongan intrinsik.

    Menurut Sardiman (2010:90) beberapa cara menumbuhkan motivasi

    belajar di sekolah adalah dengan :

    Memberikan angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya, hadiah, persaingan / kompetensi baik individu maupun kelompok, ego-invoicement, sebagai tantangan untuk mempertaruhkan harga diri, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui.

  • 20

    2.1.3 Lingkungan Belajar

    Biasanya orang mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah

    lingkungan hanyalah alam sekitar di luar diri manusia/individu. Lingkungan

    itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar

    diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial-kultural.

    Dengan demikian lingkungan dapat diartikan secara fisiologis, secara

    psikologis, dan secara sosio-kultural.

    Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material

    jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem

    saraf, peredaran darah, pernapasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar

    indoktrin, sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan jasmani.

    Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang

    diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya.

    Stimulasi itu misalnya berupa: sifat-sifat "genes", interaksi "genes", selera,

    keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan

    kapasitas intelektual.

    Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi,

    interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya

    orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat,

    latihan, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan, dan penyuluhan, adalah

    termasuk sebagai lingkungan ini.

    Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan

    anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak,

  • 21

    sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain

    sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya.

    Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan

    perkembangannya bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri

    serta jasmani dan rohaninya.

    Kemudian uraian Lingkungan Belajar dari Jurnal John R. Savery and

    Thomas M. Duffy. Also in B. Wilson (Ed). 1995. Constructivist Learning

    Environments: Problem Based Learning:An instructional model and its

    constructivist framework. Indiana University (Bloomington).

    Design the learning environment to support and challenge the learner's thinking. While we advocate giving the learner ownership of the problem and the solution process, it is not the case that any activity or any solution is adequate. Indeed, the critical goal is to support the learner in becoming an effective worker/thinker in the particular domain. The teacher must assume the roles of consultant and coach. The most critical teaching activity is in the questions the teacher asks the learner in that consulting and coaching activity. It is essential that the teacher value as well as challenge the learner's thinking. The teacher must not take over thinking for the learner by telling the learner what to do or how to think, but rather teaching should be done by inquiring at the "leading edge" of the protege's thinking (Fosnot, 1989). This is different from the widely used Socratic method wherein the teacher has the "right" answer and it is the student's task to guess/deduce through logical questioning that correct answer. The concept of a learning scaffold and the zone of proximal development as described by Vygotsky (1978) is a more accurate representation of the learning exchange/interaction between the teacher and the student.

    Terjemah : Pola lingkungan belajar untuk menyokong dan tantangan pembelajar berpikir. Sedangkan kami menganjurkan memberi kemilikan pembelajar masalah dan proses pemecahan, tidak kasus bahwa aktivitas yang mana pun atau pemecahan yang mana pun memadai. Memang, cita-cita kritis akan menyokong pembelajar dalam menjadi seorang karyawan efektif/ahli pikir di lingkup khusus. Guru harus mengambil tugas konsultan dan kereta. Aktivitas mengajar yang paling

  • 22

    kritis di pertanyaan tanya guru pembelajar di aktivitas berunding dan melatih itu. Esensial bahwa nilai guru sebaik sebagai tantangan pembelajar berpikir. Guru tidak boleh mengambil lebih berpikir bagi pembelajar oleh mengatakan pembelajar apa untuk melakukan atau bagaimana caranya untuk berpikir, tetapi lebih sebaiknya dilakukan mengajar dengan bertanya di "pinggir terkemuka" anak didik berpikir (Fosnot, 1989). Ini berbeda dengan metode dipakai secara luas sokratik dalam mana guru.

    1. Macam-Macam Lingkungan

    Menurut Umar Tirtaraharjda, La Sulo (1994:173-183) lingkungan sekolah

    terdiri dari :

    a. Keluarga Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari

    sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Meskipun ibu merupakan anggota keluarga yang mula-mulanya paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, namun pada akhirnya seluruh anggota keluarga itu ikut berinteraksi dengan anak. Di samping factor iklim social itu, factor-faktor lain dalam keluarga itu ikut pula mempengaruhi tumbuh kembangnya anak, seperti kebudayaan, tingkat kemakmuran, keadaan perumahannya, dan sebagainya. Dengan kata lain, tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi keluarga. b. Sekolah

    Di antara tiga pusat pendidikan, sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Seperti telah dikemukakan bahwa karena kemajuan zaman, keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap IPTEK. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam proses pembangunan masyarakatnya itu. c. Masyarakat

    Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni: - Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang

    dilembagakan (jalur sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar sekolah).

    - Lembaga-lembaga kemasyarakatan da/atau kelompok social di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peranan dan fungsi edukatif.

    - Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang di rancang (by desain) maupun yang dimanfaatkan (utility). Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk

  • 23

    meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.

    Sertain dalam buku Dalyono (2007:132) seorang ahli psikologi Amerika

    mengatakan, bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) ialah :

    Meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen yang lain.

    Menurut definisi yang luas ini, ternyata bahwa di dalam lingkungan kita/di

    sekitar kita tidak hanya terdapat sejumlah besar faktor-faktor pada suatu saat,

    tetapi terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak sekali, yang secara potensial

    sanggup/dapat mempengaruhi kita. Akan tetapi lingkungan kita yang aktual (yang

    sebenarnya) hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita yang benar-benar

    mempengaruhi kita.

    Menurut Sertain dalam buku Dalyono (2007:133), lingkungan itu dapat

    dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut:

    1) Lingkungan alam/luar (external or physical environmet).

    2) Lingkungan dalam (internal environment), dan

    3) Lingkungan sosial/masyarakat (social environmet),

    Yang di maksud dengan lingkungan alam/luar ialah segala sesuatu yang

    ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti: rumah, tumbuh-tumbuhan, air,

    iklim, hewan, dan sebagainya.

  • 24

    Lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan

    luar/alam. Akan tetapi makanan yang sudah di dalam perut kita, kita katakan

    berada antara eksternal dan internal environment kita. Karena makanan yang

    sudah dalam perut itu sudah/sedang dalam pencernaan dan peresapan ke dalam

    pembuluh-pembuluh darah. Makanan dan air yang telah berada di dalam

    pembuluh-pembuluh darah atau di dalam cairan limpa, mereka mempengaruhi

    tiap-tiap sel di dalam tubuh, dan benar-benar termasuk ke dalam internal

    environment/lingkungan dalam.

    Jadi, sesungguhnya sangat sukar bagi kita untuk menarik batas yang tegas

    antara "diri kita sendiri" dengan "lingkungan kita".

    Yang dimaksud dengan lingkungan sosial ialah semua orang/manusia lain

    yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang kita terima

    secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara langsung, seperti

    dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, dengan keluarga kita, teman-

    teman kita, kawan sekolah, sepekerjaan, dan sebagainya. Pengaruh yang tidak

    langsung, melalui radio dan televisi, dengan membaca buku-buku, majalah-

    majalah, surat-surat kabar, dan sebagainya, dan dengan berbagai cara yang lain.

    Masing-masing dari kita, terutama dalam hal kepribadian kita adalah hasil

    interaksi antar gen-gen dan lingkungan sosial kita, karena interaksi ini maka tiap-

    tiap orang adalah unik; tiap orang memiliki kepribadian sendiri-sendiri yang

    berbeda-beda satu sama lain. Jika dalam hal individu-individu yang memiliki

    beberapa gen yang sama atau bersamaan lingkungan sosialnya, interaksi itu

    menghasilkan variasi-variasi/perbedaan-perbedaan yang luas dalam personality.

  • 25

    Anak kembar (siblings) yang mempunyai lingkungan sosial yang sama dan

    beberapa gen-gen yang bersamaan, serta anak kembar satu telur (idential twins)

    yang memiliki heredity yang sama dan lingkungan sosial yang berbeda-beda,

    kepribadiannya menunjukkan perbedaan-perbedaan yang nyata.

    Demikianlah jika kita hubungkan kembali antara pembawaan/keturunan

    (heredity) dan lingkungan dalam hal pengaruhnya terhadap perkembangan

    manusia.

    Dapat kita katakan sebagaimana yang di kemukakan oleh Dalyono

    (2007:134) :

    Sifat-sifat dan watak kita adalah hasil interaksi antara pembawaan (heredity) dan lingkungan kita. Dalam hal ini pengertian kita harus ditekankan pada kata interaksi. Interaksi antara keduanya (heredity and environment) itulah yang menentukan bagaimana hasil/keadaan/perkembangan aspek-aspek tertentu dari manusia.

    2.1.4 Prestasi Belajar

    Prestasi belajar adalah suatu usaha atau kegiatan anak untuk menguasai

    bahan-bahan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Prestasi beljaar adalah

    istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung

    serta merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahan,

    ketrampilan, kecerdasan, kecakapan dalam keadaan kondisi serta situasi tertentu

    Nasution (1995:23).

    Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

    dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

    angka nilai yang diberikan oleh guru Tuu (2004:75).

  • 26

    Prestasi belajar adalah sebagai hasil atas kepaduan atau keterampilan yang

    dicapai oleh individu, untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru

    secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan

    kondisi.

    Menurut Hamalik (2003:45), syarat-syarat perubahan tingkah laku sebagai

    hasil belajar adalah sebagai berikut :

    a. Hasil belajar sebagai pencapaian tujuan. b. Hasil belajar sebagai buah dari proses kegiatan yang disadari. c. Hasil belajar sebagai produk latihan. d. Hasil belajar merupakan tindak tanduk yang berungsi efektif dalam

    kurun waktu tertentu. e. Hasi belajar harus berfungsi operasional dan potensional yaitu

    merupakan tindak tanduk yang positif bagi pengembangan tindak tanduk lainnya.

    Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas

    atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari

    kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif

    dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi

    belajar adalah pengguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan

    oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

    diberikan oleh guru.

    Menurut Tuu (2004:75) prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

    2. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.

  • 27

    3. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai dan angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

    Hasil evaluasi tersebut didokumentasikan dalam buku nilai guru dan wali

    kelas serta arsip yang ada di bagian administrasi kurikulum sekolah. Selain itu,

    hasil evaluasi juga disampaikan kepada siswa dan orang tua melalui buku yang

    disampaikan pada waktu pembagian rapor akhir semester atau kenaikan atau

    kelulusan.

    Jadi, prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai

    siswa dalam proses pembelajaran di sekolah Nilai tersebut terutama dilihat dan

    sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat

    penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa. Nana

    Sudjana (1990:23) mengatakan bahwa "di antara ketiga ranah ini, yakni kognitif,

    afektif, psikomotorik, maka ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para

    guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai

    isi bahan pengajaran".

    Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi siswa menurut

    Merson U. dalam buku Kartini Kartono (1990:6), terdiri dari kecerdasan, bakat,

    minat dan perhatian, motif, kesehatan, cara belajar, kondisi keluarga, kondisi

    pergaulan, sekolah dan sarana pendukung belajar.

    Agar hal ini menjadi lebih jelas, diuraikan berikut ini:

    1) Faktor kecerdasan

    Biasanya, kecerdasan hanya dianggap sebagai kemampuan rasional

    matematis. Rumusan di atas menunjukkan kecerdasan menyangkut

  • 28

    kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan rasional memahami, mengerti,

    memecahkan masalah, tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku

    berhadapan dengan kondisi yang berubah dan kemampuan belajar dari

    pengalamannya.

    2) Faktor bakat.

    Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak

    lahir, yang diterima sebagai warisannya dari orang tua. Bagi seorang siswa,

    bakat bisa berbeda dengan siswa lain. Ada siswa, yang "berbakat dalam bidang

    ilmu sosial, ada yang di ilmu pasti. Karena itu, seorang siswa yang berbakat di

    bidang ilmu sosial akan sukar berprestasi tinggi di bidang ilmu pasti, dan

    sebaliknya.

    3) Faktor minat dan perhatian

    Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian

    adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat

    dan perhatian biasanya berkaitan erat. Apabila seorang siswa menaruh minat

    pada satu pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikannya

    dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan

    memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.

    4) Faktor motif

    Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu. Motif

    selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang

    untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar, kalau siswa

    mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan

  • 29

    kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang kehilangan motivasi

    dalam belajar akan memberi dampak kurang baik bagi prestasi belajarnya.

    5) Faktor cara belajar

    Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa. Cara

    belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi

    dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. Cara belajar yang efisien

    sebagai berikut:

    (a) Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar.

    (b) Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima.

    (c) Membaca dengan teliti dan baik bahan yang sedang dipelajari, dan berusaha

    .menguasainya dengan sebaik-baiknya.

    (d) Mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal-soal.

    6) Faktor kondisi keluarga

    Sebagian waktu seorang siswa berada di rumah. Orang tua, dan adik kakak

    siswa adalah orang yang paling dekat dengan dirinya. Oleh karena itu, keluarga

    merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada

    prestasi siswa.

    7) Faktor sekolah

    Selain keluarga, sekolah adalah kondisi kedua yang berperan besar

    memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sekolah

    merupakan kondisi pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan

    organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai moral, mental, spiritual,

    disiplin dan ilmu pengetahuan. Apalagi bila sekolah berhasil menciptakan

  • 30

    suasana kondusif bagi pembelajaran, hubungan dan komunikasi perorang di

    sekolah berjalan baik, metode pembelajaran aktif interaktif, sarana penunjang

    cukup memadai, siswa tertib disiplin. Maka, kondisi kondusif tersebut

    mendorong siswa saling berkompetisi dalam pembelajaran. Keadaan ini

    diharapkan membuat hasil belajar siswa akan lebih tinggi.

    2.2. Indikator Prestasi Belajar

    Pada perinsipnya,pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah

    psikologis yang berubah sebagi akibat pengalaman fan proses belajar

    siswa.Namun demikian ,pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh

    ranah,khususnya ranah rasa murid,sangat sullit karena perubahan hasil belajar itu

    ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba) oleh karena itu,yang dapat

    dilakukan oleh guru dalam hal ini adalah mengambil indikator yaitu cuplikan atau

    gambaran perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat

    mencerminkan perubahn yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang

    berdimensi cipta,rasa,ataupun karsa.Diantara indikator-indikator hasil belajar

    siswa, berdasarkan ketiga dimensi tersebut adalah :

    1. Indikator ranah cipta (kognitif)

    a. Pengamatan : dapat menunjukkan, membandingkan, dan

    menghubungkan.

    b. Ingatan : dapat menyebutkan dan menunjukkan kembali.

    c. Pemahaman : sapat menjelaskan dan mendefinisikan dengan lisan sendiri.

    d. Penerapan : dapat memberikan contoh dan mengungkapakan secara tepat.

  • 31

    e. Sintesis (pemeriksaan dan pemilihan secara teliti) : dapat menguraikan

    dan mengklasifikasikan.

    f. Analisisi (membuat paduan baru dan utuh) : dapat

    menghubungkan,menyimpulkam,dan menggeneralisasikan (membuat

    perinsip baru).

    2. Indikator Ranah Rasa (afektif)

    a. Penerimaan : menunjukkan sikap menerima dan menolak.

    b. Sambutan : kesediaan berpartisipasi/terlibat dan memanfaatkan.

    c. Apresiasi (sikap menghargai) : menganggap penting dan bermanfaat, indah

    dan harmonis, serta mengagumi.

    d. Internalisasi (pendalamtauan) : mengakui dan meyakini atau mengingkari.

    e. Karakterisasi (penghayatan) : melambangkan atau meniadakan dan

    menjelmakan atau berperilaku dalam sehari-hari.

    3. Indikator Ranah Karsa (psikomotorik)

    a. Keterampilan bergerak dan bertindak : mengkoordinasikan gerakan seluruh

    anggota tubuh.

    b. Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal : mengucapkan dan membuat

    mimik serta gerakan jasmani. (http://sutisna.com).

  • 32

    2.3. Kerangka Berfikir

    Keberhasilan prestasi belajar siswa pada dasarnya bukan hanya merupakan

    tanggung jawab siswa itu sendiri tetapi semua pihak juga terlibat didalamnya baik

    keluarga, sekolah, masyarakat bahkan pemerintah-pun juga harus terlibat

    didalamnya.

    Dalam penelitian ini penulis ingin mengkaji permasalahan mengenai

    keterkaitan antara motivasi dan lingkungan belajar siswa yang ada dengan prestasi

    belajar yang dapat diraih oleh siswa tersebut. dalam banyak hal tidak semua

    kondisi yang baik dan normal akan dapat menghasilkan prestasi atau hasil yang

    optimal seandainya tidak didukung dengan keinginan atau motivasi yang kuat dan

    begitu juga sebaliknya, motivasi belajar yang besar sekalipun juga belum tentu

    dapat menghasilkan sebuah prestasi akademik yang optimal jika tidak didukung

    dengan kondisi keluarga, lingkungan sekolah dan kondisi masyarakat yang

    nyaman, tenang dan representatif untuk belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

    pada kerangka berfikir di bawah ini :

  • 33

    Parsial

    Simultan

    MOTIVASI BELAJAR (X1)

    1. Tekun menghadapi tugas

    2. Ulet menghadapi kesulitan

    3. Menunjukkan minat untuk sukses

    4. Lebih senang bekerja sendiri

    5. Cepat bosan dengan tugas yang

    rutin

    6. Dapat mempertahankan

    pendapatnya

    7. Tidak mudah melepaskan hal yang

    diyakini

    8. Senang mencari dan memecahkan

    masalah

    (Sardiman, 2004:83)

    PRESTASI BELAJAR

    (Y)

    a. Hasil ulangan harian

    murni.

    b. Hasil MID semester

    murni.

    LINGKUNGAN BELAJAR

    (X2)

    a. Faktor keluarga

    b. Faktor sekolah

    c. Faktor masyarakat

    (Umar Tirtarahardja, La Sulo,

    1994:167)

  • 34

    2.4. Hipotesa

    Dari arti katanya, hipotesa berasal dari 2 kata, yaitu hypo yang

    artinya dibawah dan thesa yang artinya kebenaran Arikunto (2006:71).

    Hipotesa dalam penelitian ini adalah :

    - Ha1 Ada Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata

    Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP N 5 Purwodadi.

    - Ha2 Ada Pengaruh Lingkungsan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata

    Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP N 5 Purwodadi.

    - Ha3 Ada Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Belajar Secara Bersama-

    sama Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas

    VIII SMP N 5 Purwodadi.

  • 35

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1 Penelitian

    Penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari

    fakta-fakta dan prinsip-prinsip : suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk

    menetapkan sesuatu. Definisi lain menurut Parsons (1946) dalam buku Nazir

    (2005:13) penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis

    dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang

    dapat dipecahkan.

    Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian Kuantitatif,

    yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta

    hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan

    dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang

    berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral

    dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang

    fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

    hubungan kuantitatif.

  • 36

    3.2 Populasi Penelitian

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Arikunto (2006:130).

    Populasi diartikan pula merupakan keseluruhan wilayah, individu, obyek, gejala

    atau peristiwa untuk mana generalisasi suatu kesimpulan dikenakan Sutrisno

    Hadi (1996:115). Definisi lain menyebutkan bahwa populasi merupakan

    kumpulan dari ukuran-ukuran tentang sesuatu yang ingin kita buat inferensi

    Nazir (2005:273).

    Populasi adalah keseluruhan wilayah atau individu dari suatu ukuran

    yang akan dibuat kesimpulan. Berikut ini adalah populasi yang diambil dalam

    penelitian ini :

    Tabel 3.1 Daftar Populasi Penelitian

    No Kelas Jumlah 1. VIII. A 35 2. VIII. B 38 3. VIII. C 39 4. VIII. D 38 5. VIII. E 37 6. VIII. F 37 7. VIII. G 35

    Jumlah 259 Sumber : Arsip SMP N 5 Purwodadi.

    Jadi populasi dalam penelitian ini sebanyak 259 siswa kelas VIII

    SMP N 5 Purwodadi.

  • 37

    3.3 Sampel

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Arikunto

    (2006:131). Sampel juga bisa diartikan sebagai bagian yang di ambil dari

    populasi Sudjana (2001:6). Besarnya ukuran sampel yang akan digunakan dalam

    penelitian dari suatu populasi dapat digunakan rumus Slovin Umar (2004:78)

    sebagai berikut :

    n=12 +Ne

    N

    dimana :

    n : ukuran sampel

    N : ukuran populasi

    e : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

    yang masih dapat ditolelir atau digunakan (ditetapkan sebesar 5%).

    Dengan menggunakan rumus slovin di atas didapatkan jumlah

    sampel sebanyak :

    n=1)05,0(259

    2592 +

    n=1)0025,0(259

    259+

    n=165,0

    259+

    n=65,1

    259

    n= 156,97 di bulatkan menjadi 157 sampel.

  • 38

    Dari ukuran sampel yang telah diketahui, selanjutnya akan ditentukan

    perwakilan dari tiap kelas.

    Prosedur untuk menentukan besarnya sampel dari tiap-tiap sub populasi

    dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

    JSB = xJPBJptJst

    Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian

    No Kelas Jumlah Proporsi Sampel

    Sampel

    1. VIII. A 35 15725935 x

    21

    2. VIII. B 38 15725938 x

    24

    3. VIII. C 39 15725939 x

    24

    4. VIII. D 38 15725938 x

    23

    5. VIII. E 37 15725937 x

    22

    6. VIII. F 37 15725937 x

    22

    7. VIII. G 35 15725935 x

    21

    Jumlah 259 157

    Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 157 siswa kelas VIII SMP N 5

    Purwodadi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    proporsional random sampling, dengan cara undian. Peneliti memberi hak yang

    sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi

    sampel, karena baik buku literatur, guru, dan juga banyaknya jam pelajaran

    mereka semuanya sama.

  • 39

    3.4 Variabel Penelitian

    Variabel merupakan konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai

    Nazir (2005:123). Sedangkan menurut Arikunto (2006:116) variabel adalah

    objek penelitian yang bervariasi.

    Variabel dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang

    akan menjadi objek pengamatan penelitian dan sebagai faktor yang berperan

    dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini ada dua

    variabel bebas dan variabel terikat yang akan dibahas yaitu :

    1. Variabel bebas :

    X1 : Motivasi belajar, dengan indikator :

    a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat untuk sukses d. Lebih senang bekerja sendiri e. Cepat bosan dengan tugas yang rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini h. Senang mencari dan memecahkan masalah Sardiman (2004:84).

    X2 : Lingkungan belajar, dengan indikator :

    a. Faktor keluarga

    b. Faktor sekolah

    c. Faktor masyarakat

    Umar Tirtaraharjda, La Sulo (1994:173-183)

    2. Variabel terikat

    Y : Prestasi belajar, dengan indikator :

  • 40

    Prestasi belajar dapat dioperasionalkan ke dalam bentuk indikator yaitu

    nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru Tuu (2004:75). Prestasi

    belajar dalam penilaian ini diambil dari nilai ulangan harian dan nilai mid smester

    siswa kelas VIII SMP N 5 Purwodadi.

    3.5 Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data yang tepat sangat penting, karena menentukan baik

    buruknya suatu penilaian. Pengumpulan data merupakan usaha untuk memperoleh

    bahan-bahan keterangan serta kenyataan yang benar-benar nyata dan dapat

    dipertanggungjawabkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    1. Kuesioner atau Angket

    Metode kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

    digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

    tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui Arikunto (2006:151). Angket

    disini digunakan untuk mengungkap pengaruh motivasi belajar dan lingkungan

    belajar terhadap prestasi belajar siswa. Data diperoleh dengan menghimpun

    informasi yang di dapat melalui pertanyaan tertulis, di mana dalam pengisian

    responden diminta memilih alternatif jawaban yang disediakan.

    2. Observasi

    Arikunto (2006:156) menarik simpulan sebagai berikut :

    Orang sering kali mengartikan observasi sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni memperhatikan suatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi

  • 41

    dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Apa yang dikatakan ini adalah pengamatan langsung. Observasi di sini digunakan untuk mengamati siswa/siswi sebagai

    objek yang akan di jadikan sumber penelitian dan juga untuk mengamati

    kondisi fisik yang ada di SMP N 5 Purwodadi.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang

    tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

    benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

    peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya Arikunto (2006:158).

    Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sifatnya

    dokumenter dari instasi terkait. Metode dokumentasi dalam penelitian ini

    digunakan untuk mengambil data prestasi siswa kelas VIII SMP N 5

    Purwodadi Tahun 2009.

    3.6 Validitas Dan Reliabilitas

    1. Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan

    kesahihan suatu instrumen Arikunto (2006:168). Untuk menguji kesahihan

    dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis butir dengan

    mengkorelasikan skor-skor yang ada dengan skor-skor total. Skor-skor pada

    butir dianggap sebagai nilai X dan Y, kemudian rumus yang digunakan :

    Rxy=

    22 )()( yx

    xy

  • 42

    Keterangan :

    x = X -

    X

    y =

    YY

    X = skor rata-rata dari X

    Y = skor rata-rata dari Y

    Arikunto (2006:170)

    2. Reliabilitas

    Dalam menghitung reliabilitas dengan teknik ini peneliti harus melalui

    langkah membuat table analisis butir soal atau butir pertanyaan. Dengan

    menggunakan rumus Spearman Brown :

    r 11 = 2/1.2/1

    2/1.2/1

    12

    rrx

    +

    keterangan :

    r 11 = reliabilitas instrumen

    r 2/1.2/1 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan

    instrumen.

    Arikunto (2006:180)

    3.7 Hasil Uji Instrumen Penelitian

    Uji coba instrumen penelitian dilakukan sebelum angket diberikan kepada

    responden. Tujuan dari uji coba instrumen adalah untuk menghindari pertanyaan-

  • 43

    pertanyaan yang kurang jelas, menghilangkan kata-kata yang sulit dipahami,

    mempertimbangkan penambahan atau pengurangan item.

    Instrumen ditentukan oleh tingkat kesahihan dan keterandalan. Uji coba

    instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen

    sehingga dapat diketahui layak tidaknya instrumen tersebut digunakan dalam

    pengambilan data penelitian.

    Instrumen penelitian yang diuji cobakan adalah instrumen motivasi belajar

    (X1), lingkungan belajar (X2) dan prestasi belajar (Y). Untuk data nilai, di ambil

    dari hasil ulangan harian murni dan mid semester.

    1. Validitas

    Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

    diinginkan dan apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

    tepat. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung (pada kolom

    corrected item-Total Correlation) dengan nilai rtabel (pada tabel r product moment)

    sebesar 0,444. Pernyataan dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel dengan

    menggunakan level signifikan 5%. Untuk mengetahui kevalidan butir-butir angket

    dapat diketahui dengan membandingkan rhitung pada hasil perhitungan dengan

    SPSS for windows release 15 dengan rtabel.

    Berdasarkan ujicoba angket kepada 20 responden yang telah di analisis

    dengan berpedoman dari buku Ghozali, Ahmad. 2009. Aplikasi Analisis

    Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan penerbit Universitas

    Diponegoro, diperoleh hasil seperti yang tercantum pada table-tabel berikut ini :

  • 44

    Tabel 3.3 Tabel Hasil Ujicoba Validitas Variabel Motivasi Belajar

    Motivasi Belajar No rhitung rtabel Keterangan 1 0.653 0.444 Valid 2 0.650 0.444 Valid 3 0.751 0.444 Valid 4 0.450 0.444 Valid 5 0.617 0.444 Valid 6 0.693 0.444 Valid 7 0.614 0.444 Valid 8 0.850 0.444 Valid 9 0.682 0.444 Valid

    10 0.692 0.444 Valid 11 0.711 0.444 Valid 12 0.536 0.444 Valid 13 0.640 0.444 Valid 14 0.739 0.444 Valid 15 0.529 0.444 Valid 16 0.716 0.444 Valid 17 0.767 0.444 Valid 18 0.557 0.444 Valid 19 0.624 0.444 Valid

    Sumber : Data primer diolah,2010.

    Berdasarkan hasil uji validitas Motivasi Belajar memperlihatkan, nilai rhitung

    semua indikator lebih besar dari nilai rtabel valid untuk digunakan sebagai alat ukur

    variabel motivasi belajar.

    Tabel 3.4 Tabel Hasil Ujicoba validitas Variabel Lingkungan Belajar

    Lingkungan Belajar No rhitung rtabel Keterangan 20 0.621 0.444 Valid 21 0.682 0.444 Valid 22 0.756 0.444 Valid 23 0.416 0.444 Tida Valid 24 0.710 0.444 Valid 25 0.658 0.444 Valid 26 0.644 0.444 Valid 27 0.772 0.444 Valid 28 0.562 0.444 Valid 29 0.705 0.444 Valid

  • 45

    30 0.549 0.444 Valid 31 0.610 0.444 Valid 32 0.721 0.444 Valid 33 0.486 0.444 Valid 34 0.452 0.444 Valid 35 0.544 0.444 Valid

    Sumber : Data primer diolah,2010

    Berdasarkan hasil uji validitas lingkungan belajar memperlihatkan, hanya

    nilai rhitung indikator 23 yang lebih kecil dari nilai r tabel tidak valid untuk

    digunakan sebagai alat ukur variabel lingkungan belajar, karena sudah terwakili

    oleh pertanyaan yang lain maka pertanyaan yang tidak valid dihilangkan.

    2. Reliabilitas

    Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

    cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

    instrumen tersebut sudah baik Arikunto (2006:174).

    Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 15

    dengan memilih menu analyze, kemudian pilih submenu scale, lalu pilih

    reliability analysis. Hasil analisis tersebut akan diperoleh melalui Cronbach

    Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai

    Crombach Alpha > 0,60 Nunnally dalam Ghozali (2009:46). Berdasarkan

    ujicoba angket kepada 20 responden diperoleh hasil uji reliabilitas seperti yang

    tercantum pada tabel berikut ini:

  • 46

    Tabel 3.5

    Tabel Hasil Uji Coba Reliabilitas

    No Variabel Cronbach Alpha

    Cronbach Alpha yang

    disyaratkan Keterangan

    1 Motivasi Belajar 0.937 > 0.60 Reliabel 2 Lingkungan Belajar 0.907 > 0.60 Reliabel Sumber : Data Primer diolah, 2010

    Hasil cronbach alpha variabel pendidikan sistem ganda, motivasi belajar

    dan lingkungan belajar > 0,60 sehingga semua indikator yang digunakan oleh

    kedua variabel tersebut reliabel atau handal untuk digunakan sebagai alat

    pengumpul data.

    3.7 Teknik Analisis Data

    3.7.1 Teknik Analisis Deskriptif Persentase

    Penelitian ini akan menggunakan tabel statistik yang menunjukkan angka

    kisaran teoritis dan sesungguhnya, rata-rata standart deviasi dengan rumus:

    DP = x 100%

    Ali dalam Lely (2009: 59)

    Keterangan:

    DP = Depkriptif Persentase

    n = Nilai yang diperoleh

    N = Jumlah seluruh nilai

    Metode analisis deskriptif persentase digunakan untuk mengkaji

    variabel motivasi dan lingkungan belajar siswa. Variabel tersebut terdiri dari

  • 47

    beberapa indikator yang sangat mendukung dan kemudian indikator tersebut

    dikembangkan menjadi instrumen (angket).

    Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

    1 Mengumpulkan angket yang telah diisi responden dan memeriksa

    kelengkapan.

    2 Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif

    3 Membuat tabulasi

    4 Memasukkan dalam rumus deskriptif presentase

    5 Membuat tabel rujukan dengan cara sebagai berikut:

    1. Menetapkan persentase tertinggi =

    = x 100% = 100%

    2. Menetapkan persentase terendah = x 100%

    = x 100% = 20%

    3. Menetapkan rentangan persentase = 100% - 20% = 80%

    4. Menetapkan kelas interval = 5

    5. Interval = 80% : 5 = 16%

    Berikut adalah tabel dan kriteria dari perhitungan diatas:

    Tabel 3.6 Kriteria Prestasi Belajar No Interval Kriteria 1 85%< skor 100% Sangat Tinggi 2 69%< skor 84% Tinggi 3 53%< skor 68% Sedang 4 37%< skor 52% Rendah 5 20%< skor 36% Sangat Rendah

    Sumber: Data nilai SMP N 5 Purwodadi.

  • 48

    Tabel 3.7 Kriteria Motivasi Belajar No Interval Kriteria 1 85%< skor 100% Sangat Tinggi 2 69%< skor 84% Tinggi 3 53%< skor 68% Sedang 4 37%< skor 52% Rendah 5 20%< skor 36% Sangat Rendah

    Tabel 3.8 Kriteria Lingkungan Belajar

    No Interval Kriteria 1 85%< skor 100% Sangat Tinggi 2 69%< skor 84% Tinggi 3 53%< skor 68% Sedang 4 37%< skor 52% Rendah 5 20%< skor 36% Sangat Rendah