If you can't read please download the document
Upload
hanhan
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SIMULASI PhET
DENGAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP SIKAP ILMIAH
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN DAN SMA NEGERI 2
KLATEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Weni Wenita
NIM: 121424058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SIMULASI PhET
DENGAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP SIKAP ILMIAH
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN DAN SMA NEGERI 2
KLATEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Weni Wenita
NIM: 121424058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Hendaklah kamu selalu mengingat Allah, pasti kamu mendapati-Nya di
hadapanmu. Hendaklah kamu mengingat Allah di waktu lapang (senang),
niscaya Allah akan mengingat kamu di waktu sempit (susah). Ketahuilah
bahwa apa yang semestinya tidak menimpa kamu, tidak akan menimpamu,
dan apa yang semestinya menimpamu tidak akan terhindar darimu.
Ketahuilah sesungguhnya kemenangan menyertai kesabaran dan
sesungguhnya kesenangan menyertai kesusahan dan kesulitan
Karya ini saya persembahkan kepada:
1. Universitas Sanata Dharma
2. Keluarga: kedua orang tua saya yakni Made Riza Subiyanto dan Sri Harwiati,
kedua kakak saya yakni Anam Pramudya Nirbaya dan Ardhi Widatama
3. Teman-teman pendidikan Fisika angkatan 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Wenita, W. 2016. Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Simulasi PhET dengan Metode Problem Solving terhadap Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) sikap ilmiah yang dimiliki siswa pada awal dan akhir pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. 2) apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa secara signifikan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. 3) apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving dapat diterapkan pada sekolah yang berdasarkan KTSP maupun Kurikulum 2013 dalam mengembangkan sikap ilmiah.
Subyek penelitian yakni siswa kelas XI IPA 1 (kontrol), XI IPA 4 (eksperimen) SMA Negeri 1 Prambanan dan siswa kelas XI IPA 6 (kontrol) dan XI IPA 5 (eksperimen) SMA Negeri 2 Klaten. Treatment yang diberikan berupa pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving untuk materi hukum-hukum gas ideal. Instrumen yang digunakan adalah angket sikap ilmiah pada awal dan akhir pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Di SMA Negeri 1 Prambanan awalnya terdapat sebanyak 57,57% siswa kemudian meningkat menjadi 84,84% siswa dengan sikap ilmiah baik dan sangat baik, sedangkan di SMA Negeri 2 Klaten awalnya terdapat sebanyak 12,12% siswa kemudian meningkat menjadi 33,33% siswa yang memiliki sikap ilmiah sangat baik pada pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving. 2) Pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving ini belum optimal dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa, bila dibandingkan dengan kelas kontrolnya tidak didapatkan perbedaan yang signifikan, baik di SMA Negeri 1 Prambanan maupun di SMA Negeri 2 Klaten. 3) Pembelajaran menggunakan simulasi PhET dapat diterapkan pada sekolah yang menerapkan KTSP maupun Kurikulum 2013 dalam mengembangkan sikap ilmiah.
Kata kunci: simulasi PhET, metode problem solving, sikap ilmiah, hukum-hukum gas ideal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Wenita, W. 2016. The Influence of Learning using PhET Simulation with Problem Solving Method to the Scientific Attitudes of Students in XI SMA Negeri 1 Prambanan and SMA Negeri 2 Klaten. Thesis. Yogyakarta: Physics Education. Department of Mathematics and Sciences Education. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta.
This research aimed to know: 1) Scientific attitude owned students at the beginning and the end of learning using PhET simulations with problem solving method in SMA Negeri 1 Prambanan and SMA Negeri 2 Klaten, 2) whether the learning using PhET simulations with problem solving method can improve students' scientific attitude significantly, 3) whether learning using PhET simulations with problem solving method can be applied to both of schools that based on KTSP and Curriculum in 2013 to develop a scientific attitude.
The samples of this research was the students of XI IPA 1 (control), XI IPA 4 (experiment) SMA Negeri 1 Prambanan and the students of XI IPA 6 (control), XI IPA 5 (experiment) SMA Negeri 2 Klaten. Treatment that provided was a learning using PhET simulation with problem solving method in the laws of an ideal gas matter. The instrument used was a questionnaire of scientific attitude at the beginning and the end of the learning.
The result showed that: 1) In SMA Negeri 1 Prambanan initially there are 57.57% of students then increased to 84.84% of students with a good and excellent scientific attitude, and in SMA Negeri 2 Klaten initially there are 12.12% of the students then increased to 33.33% of students who have an excellent scientific attitude at learning using PhET simulations with problem solving method. 2) The learning using PhET simulations with problem solving method was not optimal in improving students' scientific attitude, when compared with the control class does not obtain a significant difference, both in SMA Negeri 1 Prambanan and in SMA Negeri 2 Klaten. 3) The learning using PhET simulations with problem solving method can be applied to both of schools that based on KTSP and Curriculum in 2013 to develop a scientific attitude.
Keywords: PhET simulation, problem solving method, scientific attitude, the laws of an ideal gas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini berjudul PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
SIMULASI PhET DENGAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP
SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN DAN
SMA NEGERI 2 KLATEN.
Penulis menyadari dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang selalu bijaksana
memberikan bimbingan, nasehat, dukungan serta waktunya selama
penyusunan dan penulisan skripsi ini.
2. Dosen penguji yang telah memberikan masukan dan koreksi selama
pendadaran.
3. Kepala sekolah beserta Wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Prambanan
dan SMA Negeri 2 Klaten yang telah memberikan izin dan kesempatan
bagi penulis untuk melaksanakan penelitian skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
4. Guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 1 Prambanan yang telah
memberikan waktu dan tempat sehingga penulis dapat melaksanakan
penelitian skripsi di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4.
5. Guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 2 Klaten yang telah memberikan
waktu dan tempat sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian skripsi
di kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6.
6. Siswa-siswa kelas XI IPA 1, XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan dan
siswa-siswa kelas XI IPA 5, XI IPA 6 SMA Negeri 2 Klaten yang telah
menjadi subyek penelitian dan telah berpartisipasi dengan baik.
7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, semangat, masukan
dan doa yang sangat berarti bagi penulis selama menjalani perkuliahan
hingga dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Kakak-kakak dan keluarga yang telah memberikan dukungan, masukan
dan doanya selama menjalani perkuliahan hingga dalam penyelesaian
skripsi ini.
9. Rekan satu tim dalam skripsi ini: Lusi, Mey, Hana yang telah
memberikan semangat, bantuan, partisipasi dan kerjasama yang baik
selama menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat ku (Ita, Loren, Ria, Ririn, Risa, Helen) dan teman-teman
pendidikan fisika angkatan 2012 yang telah menemani, memberikan
bantuan, semangat dan doa selama menjalani perkuliahan dan dalam
mengerjakan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
11. Teman-teman satu kos (Oliv, Vani, Elsi, kak Agi, Clarisa) yang telah
memberikan semangat dan telah menghibur di masa-masa sulit.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan, bantuan, dan doa baik selama menjalani
perkuliahan hingga dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna baik dari
segi isi maupun penyajian. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dalam penyempurnaan penelitian ini.
Terakhir, penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberi manfaat dan
menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
ABSTRACT ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Simulasi PhET .................................................................................. 7
B. Metode Problem Solving .................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Sikap Ilmiah ...................................................................................... 13
D. Hukum-hukum Gas Ideal
1. Hukum Boyle ................................................................................ 16
2. Hukum Charles-Gay Lussac .......................................................... 16
3. Hukum Gay Lussac ....................................................................... 17
4. Hukum Boyle-Gay Lussac............................................................. 18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 19
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 19
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 19
D. Desain Penelitian ............................................................................... 20
E. Treatment .......................................................................................... 20
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran ................................................................ 21
2. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 23
G. Validitas ............................................................................................ 25
H. Metode Analisis Data ......................................................................... 26
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
1. Persiapan Penelitian ...................................................................... 35
2. Pelaksanaan penelitian .................................................................. 37
B. Data
1. SMA Negeri 1 Prambanan ............................................................. 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. SMA Negeri 2 Klaten .................................................................... 49
C. Analisis Data
1. SMA Negeri 1 Prambanan ............................................................. 50
2. SMA Negeri 2 Klaten .................................................................... 57
3. Kedua Sekolah .............................................................................. 65
D. Pembahasan ....................................................................................... 68
E. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 75
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 76
B. Saran ................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 78
LAMPIRAN ............................................................................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Aspek sikap ilmiah menurut Gegga, Harlen dan AAAS ................ 14
Tabel 2.2. Dimensi dan indikator sikap ilmiah .............................................. 15
Tabel 3.1. Kisi-kisi angket sikap ilmiah ........................................................ 24
Tabel 3.2. Angket sikap ilmiah di awal pembelajaran .................................... 24
Tabel 3.3. Angket sikap ilmiah di akhir pembelajaran ................................... 25
Tabel 3.4. Tabel klasifikasi sikap ilmiah ....................................................... 27
Tabel 3.5. Tabel kelompok siswa .................................................................. 28
Tabel 3.6. Tabel perbandingan skor tiap item pernyataan kelas kontrol
dengan eksperimen ....................................................................... 31
Tabel 3.7 Tabel skor tiap aspek sikap ilmiah awal dan akhir siswa kelas
eksperimen ................................................................................... 32
Tabel 3.8. Tabel perbandingan skor tiap aspek sikap ilmiah kelas kontrol
dengan eksperimen ....................................................................... 32
Tabel 4.1. Jadwal dan kegiatan penelitian di kelas kontrol dan eksperimen
SMA Negeri 1 Prambanan ............................................................ 37
Tabel 4.2. Jadwal dan kegiatan penelitian di kelas kontrol dan eksperimen
SMA Negeri 2 Klaten .................................................................. 43
Tabel 4.3. Data sikap ilmiah siswa kelas kontrol dan eksperimen SMA
Negeri 1 Prambanan ...................................................................... 48
Tabel 4.4. Data sikap ilmiah siswa kelas kontrol dan eksperimen SMA
Negeri 2 Klaten ............................................................................. 49
Tabel 4.5. Tabel jumlah dan persentase siswa kelas eksperimen SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Negeri 1 Prambanan berdasarkan klasifikasi sikap ilmiah ............. 51
Tabel 4.6. Tabel skor tiap item pernyataan sikap ilmiah awal dan akhir kelas
eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan ...................................... 55
Tabel 4.7. Tabel skor tiap aspek sikap ilmiah awal dan akhir kelas
eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan ...................................... 55
Tabel 4.8. Tabel skor tiap item pernyataan kelas kontrol dan eksperimen
di SMA Negeri 1 Prambanan ........................................................ 56
Tabel 4.9. Tabel skor tiap aspek sikap ilmiah kelas kontrol dan eksperimen
di SMA Negeri 1 Prambanan ........................................................ 56
Tabel 4.10. Tabel jumlah dan persentase siswa kelas eksperimen SMA
Negeri 2 Klaten berdasarkan klasifikasi sikap ilmiah .................. 58
Tabel 4.11. Tabel skor tiap item pernyataan sikap ilmiah awal dan akhir
kelas eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten .................................. 62
Tabel 4.12. Tabel skor tiap aspek sikap ilmiah awal dan akhir kelas
eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten........................................... 62
Tabel 4.13. Tabel gain score rata-rata tiap item pernyataan kelas kontrol dan
eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten........................................... 63
Tabel 4.14. Tabel gain score tiap aspek sikap ilmiah kelas kontrol dan eksperimen
di SMA Negeri 2 Klaten ............................................................. 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Grafik hubungan P terhadap V .................................................. 16
Gambar 2.2. Grafik hubungan V terhadap T .................................................. 17
Gambar 2.3. Grafik hubungan P terhadap T .................................................. 18
Gambar 4.1. Grafik skor tiap aspek sikap ilmiah awal dan akhir kelas
eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan ................................. 55
Gambar 4.2. Grafik skor tiap aspek sikap ilmiah kelas kontrol dan
eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan ................................. 57
Gambar 4.3. Grafik skor tiap aspek sikap ilmiah awal dan akhir kelas
eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten ....................................... 63
Gambar 4.4. Grafik gain score tiap aspek sikap ilmiah kelas kontrol dan
eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten ........................................ 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Izin Penelitian dari Kepala BAPEDA Kab.Sleman ........... 81
Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA
Negeri 1 Prambanan ................................................................. 82
Lampiran 3: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA Negeri 2
Klaten ...................................................................................... 83
Lampiran 4: RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) Kelas Kontrol ..... 84
Lampiran 5: RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) Kelas Eksperimen 88
Lampiran 6: LKS (Lembar Kerja Siswa) Coaching ....................................... 93
Lampiran 7: LKS (Lembar Kerja Siswa) Pembelajaran ................................. 96
Lampiran 8: Validitas Angket ....................................................................... 102
Lampiran 9: Angket Sikap Ilmiah di Awal Pembelajaran yang Digunakan .... 108
Lampiran 10: Angket Sikap Ilmiah di Akhir Pembelajaran yang Digunakan 109
Lampiran 11: Data Kasar Sikap Ilmiah Awal Kelas Kontrol SMA Negeri 1
Prambanan ............................................................................. 110
Lampiran 12: Data Kasar Sikap Ilmiah Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri 1
Prambanan ............................................................................. 111
Lampiran 13: Data Kasar Sikap Ilmiah Awal Kelas Eksperimen SMA Negeri
1 Prambanan .......................................................................... 112
Lampiran 14: Data Kasar Sikap Ilmiah Akhir Kelas Eksperimen SMA Negeri
1 Prambanan .......................................................................... 113
Lampiran 15: Data Kasar Sikap Ilmiah Awal Kelas Kontrol SMA Negeri
2 Klaten ................................................................................. 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 16: Data Kasar Sikap Ilmiah Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri
2 Klaten ................................................................................. 115
Lampiran 17: Data Kasar Sikap Ilmiah Awal Kelas Eksperimen SMA
Negeri 2 Klaten ...................................................................... 116
Lampiran 18: Data Kasar Sikap Ilmiah Akhir Kelas Eksperimen SMA
Negeri 2 Klaten ...................................................................... 117
Lampiran 19: Contoh Hasil LKS (Lembar Kerja Siswa) Pembelajaran Milik
Siswa Kelas Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan .............. 118
Lampiran 20. Contoh Hasil LKS (Lembar Kerja Siswa) Pembelajaran Milik
Siswa Kelas Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten ..................... 124
Lampiran 21: Contoh Hasil Angket Sikap Ilmiah di Awal Pembelajaran Milik
Siswa ..................................................................................... 130
Lampiran 22: Contoh Hasil Angket Sikap Ilmiah di Akhir Pembelajaran Milik
Siswa ..................................................................................... 131
Lampiran 23: Tabel Two Tailed .................................................................... 132
Lampiran 24: Daftar Hadir Siswa Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Prambanan . 133
Lampiran 25: Daftar Hadir Siswa Kelas Eksperimen SMA Negeri 1
Prambanan ............................................................................. 134
Lampiran 26: Daftar Hadir Siswa Kelas Kontrol SMA Negeri 2 Klaten ........ 135
Lampiran 27: Daftar Hadir Siswa Kelas Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten .. 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik
Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang dikembangkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), tujuan dalam mempelajari mata
pelajaran fisika salah satunya yakni agar siswa memiliki kemampuan untuk
memupuk sikap ilmiah (seperti jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerjasama dengan orang lain). Hal ini berarti bahwa dalam belajar fisika
diharapkan sikap ilmiah dapat ditumbuhkan dan dilatihkan kepada siswa
selama proses pembelajaran tersebut.
Untuk mengembangkan sikap ilmiah, siswa perlu melakukan praktik dan
melakukan pengamatan sehingga mereka mendapat kesempatan untuk
merasakan dan mengembangkan setiap komponen dari sikap ilmiah (Rao,
2004: 9). Oleh sebab itu, guru perlu menyiapkan pembelajaran yang dapat
membuat siswa melakukan praktik dan pengamatan selama pembelajaran
seperti dengan menerapkan praktikum.
Namun yang sering terjadi adalah guru sangat jarang mengadakan
praktikum selama ia mengajar, dalam satu semester terkadang guru hanya
mengadakan dua kali praktikum. Berdasarkan informasi dari guru fisika SMA
Negeri 1 Prambanan, guru tidak memiliki cukup banyak waktu tatap muka
dalam mengajar karena adanya kegiatan rutin sekolah ataupun kegiatan-
kegiatan dinas dan ujian-ujian sekolah maupun nasional yang mengurangi jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tatap muka guru. Oleh sebab itu, dengan pertimbangan materi pelajaran yang
padat membuat guru cenderung menghindari praktikum yang memerlukan
banyak waktu untuk membahas satu sub bahasan saja, dan akhirnya guru lebih
memilih mengajarkan materi-materi pelajaran tersebut dengan cara yang lebih
praktis untuk dilakukan. Selain itu, guru juga mengeluhkan keterbatasan alat-
alat praktikum yang dapat digunakan sehingga guru jarang mengadakan
pembelajaran dengan praktikum tersebut. Hal-hal tersebut juga dirasakan di
SMA Negeri 2 Klaten sehingga praktikum jarang dilakukan.
Ditengah berkembangnya teknologi saat ini, telah tersedia banyak layanan-
layanan yang dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Seperti
tersedianya laboratorium dan peralatan laboratorium fisika dalam bentuk
digital yang biasa disebut sebagai laboratorium virtual. Salah satu aplikasi yang
dapat dijadikan sebagai laboratorium virtual tersebut yakni aplikasi yang
bernama PhET Simulation. Simulasi PhET (Physics Education Technology) ini
merupakan simulasi virtual yang berisi berbagai animasi alat-alat laboratorium
dan berbagai instrumen pengukuran. Cara penggunaannya sangat mudah dan
praktis, yakni hanya dengan ditekan ataupun digeser. Hal ini tentu akan sangat
membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dimana siswanya dapat
melakukan praktikum dan pengamatan dengan tidak memakan banyak waktu,
karena dengan simulasi ini siswa tidak perlu merangkai alat-alat seperti pada
praktikum langsung di laboratorium fisika.
Berdasarkan hal tersebut maka simulasi PhET ini memang dapat dijadikan
sebagai media belajar yang sangat efektif dan dapat mendukung untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengembangkan sikap ilmiah siswa. Namun sebaik apapun simulasi ini, tidak
akan dapat berjalan sukses secara otomatis. Simulasi ini masih harus menjadi
bagian dari suatu rancangan atau strategi pembelajaran yang disusun oleh guru
(Wiemen dkk, 2010: 225). Agar penggunaan simulasi PhET dapat dijalankan
dengan maksimal dan terorganisasi, maka penggunaan simulasi PhET ini dapat
dipadukan dengan pembelajaran problem solving. Dengan diterapkannya
metode tersebut maka penggunaan simulasi PhET menjadi lebih terarah dengan
adanya suatu kegiatan untuk pemecahan masalah. Selain itu, dengan
diterapkannya metode tersebut akan dapat melatih siswa untuk
mengembangkan sikap ilmiahnya, seperti sikap kritis, teliti, ataupun
bekerjasama.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, diketahui bahwa guru fisika baik
di SMA Negeri 1 Prambanan ataupun di SMA Negeri 2 Klaten belum
mengenal simulasi PhET ini, dengan begitu penelitian ini dilaksanakan di
kedua SMA tersebut guna mengenalkan adanya simulasi PhET dan untuk
mengetahui apakah simulasi PhET yang dipadukan dengan metode problem
solving ini dapat membantu dalam mengembangkan sikap ilmiah siswa. Selain
itu, diketahui pula bahwa ternyata kedua sekolah tersebut menerapkan
kurikulum yang berbeda yakni KTSP dan Kurikulum 2013, dengan begitu
dalam penelitian ini ingin dicari tahu apakah pembelajaran menggunakan
simulasi PhET dengan metode problem solving dapat diterapkan dengan baik
di kedua sekolah dengan kondisi yang berbeda tersebut dalam mengembangkan
sikap ilmiah siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan
sebelumnya, maka beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan yakni:
1. Bagaimana sikap ilmiah yang dimiliki siswa pada awal dan akhir
pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem
solving di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten?
2. Apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode
problem solving dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa secara
signifikan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten?
3. Apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode
problem solving dapat diterapkan pada sekolah yang berdasarkan KTSP
maupun Kurikulum 2013 dalam mengembangkan sikap ilmiah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sikap ilmiah yang dimiliki siswa pada awal dan
akhir pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode
problem solving di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2
Klaten.
2. Untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET
dengan metode problem solving dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa
secara signifikan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2
Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET
dengan metode problem solving dapat diterapkan pada sekolah yang
berdasarkan KTSP maupun Kurikulum 2013 dalam mengembangkan
sikap ilmiah.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
yakni:
1. Bagi Pendidikan
a. Guru
Semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam memilih media dan metode pembelajaran yang
dapat digunakan dalam pembelajaran agar dapat mengembangkan
sikap ilmiah siswa.
b. Siswa
Semoga penelitian ini dapat menciptakan kesempatan baru bagi
para siswa untuk dapat semakin mengembangkan sikap ilmiah yang
dimiliki sehingga dapat memaksimalkan dirinya dalam belajar fisika.
c. Sekolah
Semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi sekolah untuk mengetahui dan membantu
pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung
kegiatan pembelajaran berbantuan media simulasi PhET tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi Peneliti
Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti dapat mengetahui
tingkat sikap ilmiah yang dimiliki siswa saat mengikuti pembelajaran
menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving dalam
pembelajaran fisika, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan ketika peneliti mendapat kesempatan untuk
melaksanakan proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Simulasi PhET
Physics Education Technology atau PhET merupakan sebuah aplikasi yang
berisi berbagai simulasi yang berguna untuk mengajar dan belajar fisika yang
dikembangkan oleh Universitas Colorado (Perkins dkk, 2006: 18).
Simulasi PhET menggunakan gambar bergerak (animasi), bersifat
interaktif dan dibuat layaknya permainan dimana siswa dapat belajar dengan
bereksplorasi. Seluruh pengaturan dalam simulasi ini sederhana dan mudah
digunakan seperti click-drag, menggeser dan terdapat tombol-tombol yang
dapat digunakan. Selain itu, simulasi ini juga memberi respon (feed back) yang
cepat setelah dilakukannya berbagai pengaturan, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam membuat suatu hubungan sebab akibat (Perkins dkk,
2006: 18-19).
Simulasi PhET dibuat dalam Java dan Flash sehingga dapat dijalankan
langsung dari website PhET (http://phet.colorado.edu) menggunakan web
browser standar. Selain itu, PhET juga dapat diunduh secara gratis dan
dipasang pada komputer (perangkat lokal) sehingga dapat digunakan secara
offline (Perkins dkk, 2006: 19).
Tujuan utama dari simulasi PhET ini yakni untuk meningkatkan
keterlibatan siswa dan meningkatkan kualitas belajar (Perkins dkk, 2006: 18).
Selain itu, simulasi ini dibuat agar siswa dapat membangun pemahaman
konsepnya sendiri mengenai fisika melalui eksplorasi. Dengan begitu, simulasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://phet.colorado.edu/
8
ini dapat menjadi media belajar yang berguna dalam kegiatan berkelompok
seperti di laboratorium. Terdapat banyak simulasi PhET yang secara khusus
sesuai dengan tujuan tersebut, misalnya seperti simulasi dengan judul The
Moving Man, Circuit Construction Kit, Masses and Springs, dan Gas
Properties. Misalnya pada simulasi Mases and Spring (massa dan pegas),
siswa seutuhnya dapat melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di
laboratorium, seperti menggantungkan beban pada pegas dan mengukur
perubahan pegasnya atau periode osilasinya (Perkins dkk, 2006: 20-21).
Simulasi PhET ini memang dapat menjadi media belajar yang sangat
efektif, namun sebaik apapun simulasi ini tidak dapat berjalan sukses secara
otomatis. Simulasi ini memang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih
baik dan dapat membantu guru, tetapi simulasi ini tidak dapat
menggantikannya. Simulasi ini masih harus menjadi bagian dari suatu
rancangan atau strategi pembelajaran yang bergantung pada alokasi waktu
yang ditentukan dan petunjuk guru (Wiemen dkk, 2010: 225).
Berikut merupakan beberapa kelebihan dari penggunaan simulasi PhET
(Wiemen dkk, 2010: 226):
1. simulasi PhET dapat digunakan di dalam kelas, dimana peralatan
praktikum sungguhan tidak bisa dan tidak praktis untuk digunakan,
2. simulasi PhET dapat digunakan untuk melakukan eksperimen yang
tidak mungkin untuk dilakukan,
3. simulasi PhET dapat dengan mudah digunakan untuk mengubah
variabel yang sulit dilakukan bila menggunakan peralatan sungguhan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. simulasi PhET dapat digunakan untuk menunjukkan representasi dari
hal-hal yang tidak terlihat,
5. siswa dapat menjalankan simulasi PhET menggunakan komputer
pribadi di rumah untuk mengulang eksperimen yang sudah dilakukan di
kelas sehingga dapat memperkuat pemahaman mereka.
Jika memungkinkan, akan lebih efektif untuk membuat siswa bekerja
dalam kelompok dengan komputernya masing-masing dan memanipulasi
sendiri simulasi tersebut. Simulasi PhET ini dirancang secara hati-hati dan diuji
supaya mudah untuk digunakan dan menarik bagi siswa. Kegiatan di dalam
kelas dengan simulasi ini dapat mencakup berbagai jenis kegiatan, dengan
maksud dari seluruh kegiatan tersebut adalah untuk mengajukan pertanyaan
yang akan mendorong siswa mengeksplorasi simulasi tersebut (Wiemen dkk,
2010: 226).
B. Metode Problem Solving
Problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan persoalan.
Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang mau
diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu. Ini dapat
dilakukan baik dalam kelompok ataupun pribadi (Suparno, 2013: 104).
Sebagai bagian dari metode pengajaran, problem solving atau pemecahan
masalah ini merupakan cara mengajar dengan proses dari perumusan masalah,
pengumpulan data, analisis data, sampai dengan penentuan alternatif
pemecahan masalah (Suyanto & Djihad, 2013: 139). Secara lebih rinci,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pembelajaran dengan problem solving ini dapat diterapkan dengan langkah-
langkah berikut (Ambarjaya, 2012: 107):
1. adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan,
2. mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut,
3. menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut,
4. menguji kebenaran jawaban sementara tersebut,
5. menarik kesimpulan.
Selain itu, Dewey juga mengungkapkan metode problem solving tersebut
dengan langkah-langkah yang serupa (dalam Nugrahanta, 2009: 234):
1. menemukan permasalahan,
2. membatasi permasalahan,
3. mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban,
4. memilih jawaban yang terbaik (sebagai hipotesis),
5. menguji jawaban yang terbaik itu dalam eksperimen,
6. mengadakan evaluasi.
Dewey juga mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar
metode problem solving dapat diterapkan secara efektif (dalam Nugrahanta,
2009: 234):
1. harus ada pengalaman,
2. harus ada data yang tersedia dan bisa dijangkau,
3. harus ada kemungkinan untuk membuat berbagai jawaban (bukan
jawaban tunggal),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4. harus ada kemungkinan untuk menguji jawaban-jawaban itu.
Dalam mengemukakan masalah-masalah yang realistis kepada siswa dapat
memanfaatkan teknologi melalui simulasi-simulasi yang memungkinkan siswa
berpartisipasi secara langsung dalam aktivitas-aktivitas yang benar-benar
membangkitkan semangat. Selaian itu, teknologi melalui simulasi ini dapat
membantu menyediakan data dan informasi yang bisa digunakan siswa dalam
usaha-usaha pemecahan masalah (Jacobsen dkk, 2009: 252 & 255).
Menurut Gagne (dalam Mulyasa, 2005: 111), bila seorang peserta didik
dihadapkan pada suatu masalah, pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar
memecahkan masalah tetapi juga belajar sesuatu yang baru.
Berikut terdapat pula keunggulan-keunggulan lain dari metode ini, dimana
problem solving (Ambarjaya, 2012: 108):
1. merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran,
2. dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan
untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa,
3. dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa,
4. dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata,
5. dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya
dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan,
6. dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran
(matematika, IPA, seajarah dan lain sebagainya) pada dasarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
merupakan proses berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh
siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja,
7. lebih menyenangkan dan disukai siswa,
8. dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru,
9. dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata,
10. dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus
belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Selain memiliki berbagai keunggulan, terdapat pula kelemahan dari
problem solving ini, diantaranya (Ambarjaya, 2012: 109):
1. menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan
tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan
kemampuan dan keterampilan guru,
2. proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode ini sering
memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil
waktu pelajaran,
3. mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan
menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir
memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan
tersendiri bagi siswa.
C. Sikap Ilmiah
Pada Dictionary of Psichology, Riber menyatakan bahwa istilah sikap
berasal dari bahasa Latin yakni aptitudo yang berarti kemampuan, sehingga
sikap dijadikan sebagai acuan apakah seseorang mampu atau tidak mampu
pada pekerjaan tertentu (dalam Anwar, 2009: 103).
Sikap dalam pembelajaran sains dikenal sebagai sikap ilmiah. Harlen
menyatakan bahwa sikap ilmiah mengandung dua makna, yaitu attitude toward
science dan attitude of science. Attitude toward science mengacu pada sikap
terhadap sains seperti rasa suka ataupun tidak suka, senang ataupun tidak
senang terhadap sains. Sedangkan, attitude of science mengacu pada sikap
yang melekat dalam diri siswa setelah mempelajari sains, misalnya seperti
sikap ingin tahu, keterbukaan, objektivitas, jujur dan lain sebagainya (dalam
Harso, 2014).
Sikap ilmiah ini sangat penting dimiliki oleh siswa, siswa dengan sikap
ilmiah yang tinggi akan memiliki kelancaran dalam berpikir sehingga akan
termotivasi untuk selalu berprestasi dan memiliki komitmen yang kuat untuk
mencapai keberhasilan dan keunggulan. Selain berkaitan dengan masalah
akademis, Dasna mengungkapkan bahwa sikap ilmiah sangat penting dalam
kehidupan bermasyarakat karena dapat membentuk pribadi manusia dalam
melakukan pertimbangan yang rasional pada saat pengambilan suatu keputusan
(dalam Harso, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Selain itu, para pengajar/guru sains juga telah menyadari bahwa sikap
ilmiah ini merupakan hasil yang sangat penting dari suatu pengajaran sains.
Oleh sebab itu, sikap ilmiah ini perlu dikembangkan dalam diri siswa. Untuk
mengembangkan sikap ilmiah, guru harus selalu mengingat bahwa tanpa
menanyakan pikiran siswa dan tanpa penyelidikan, pembelajaran sains hanya
akan berarti sebagai penerimaan semata dan tidak akan mampu
mengembangkan sikap ilmiah siswa. Siswa harus dibuat untuk praktik dan
melakukan pengamatan sehingga mereka mendapat kesempatan untuk
merasakan dan mengembangkan setiap komponen dari sikap ilmiah (Rao,
2004: 9).
Dibawah ini terdapat tabel yang berisi pendapat dari Gegga, Harlen, dan
AAAS (American Association for Advancement of Science) mengenai aspek
dari sikap ilmiah (dalam Anwar, 2009: 107):
Tabel 2.1. Aspek sikap ilmiah menurut Gegga, Harlen dan AAAS
Gegga (1977) Harlen (1996) AAAS (1993) Curiosity (Sikap ingin tahu)
Curiosity (Sikap ingin tahu)
Honesty (Sikap jujur)
Inveniveness (Sikap penemuan)
Respect for evidence (Sikap respek terhadap data)
Curiosity (Sikap ingin tahu)
Critical thinking (Sikap berpikir kritis)
Critical reflection (Sikap refleksi kritis)
Open minded ( Sikap berpikiran terbuka)
Persistance (sikap teguh pendirian)
Perseverance (Sikap ketekunan)
Skepticism (Sikap keragu-raguan)
Creativity and inventiveness (Sikap kreatif dan penemuan)
Open mindedness (Sikap berpikiran terbuka)
Co-operation with others (Sikap bekerjasama dengan orang lain)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berikut terdapat indikator yang dikembangkan oleh Harlen terhadap
beberapa dimensi atau aspek dari sikap ilmiah (dalam Anwar, 2009: 108):
Tabel 2.2. Dimensi dan indikator sikap ilmiah
Dimensi Indikator Sikap ingin tahu - Antusias mencari jawaban
- Perhatian terhadap objek yang diamati - Antusias pada proses sains - Menanyakan setiap langkah kegiatan
Sikap respek terhadap data/fakta
- Obyektif/jujur - Tidak memanipulasi data - Tidak purbasangka - Mengambil keputusan sesuai fakta - Tidak mencampur fakta dengan pendapat
Sikap berpikir kritis - Meragukan temuan teman - Menanyakan setiap perubahan/hal baru - Mengulangi kegiatan yang dilakukan - Tidak mengabaikan data meskipun kecil
Sikap penemuan dan kreativitas
- Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi - Menunjukkan laporan berbeda dengan teman
kelas - Merubah pendapat dalam merespon terhadap
fakta - Menggunakan alat tidak seperti biasanya - Menyarankan percobaan-percobaan baru - Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan
Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama
- Menghargai pendapat/temuan orang lain - Mau merubah pendapat jika data kurang - Meneriman saran dari teman - Tidak merasa selalu benar - Menganggap setiap kesimpulan adalah tentatif - Berpartisipasi aktif dalam kelompok
Sikap ketekunan - Melanjutkan meneliti sesudah kebaruannya hilang
- Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan
- Melengkapi satu kegiatan meskipun teman kelasnya selesai lebih awal
Sikap peka terhadap lingkungan sekitar
- Perhatian terhadap peristiwa sekitar - Partisipasi pada kegiatan sosial - Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
D. Hukum-hukum Gas Ideal (Marthen, 2010)
1. Hukum Boyle
Dikemukakan oleh seorang fisikawan Inggris yang bernama Robert
Boyle. Boyle menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan volume (V)
ketika gas berada dalam suhu (T) tetap. Jika suhu gas pada ruang tertutup
dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut berbanding terbalik dengan
volumenya. Hal ini dikenal sebagai hukum Boyle.
Secara umum, hukum Boyle berbentuk:
= (
)
PV = tetap
Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada suhu tetap, persamaannya
menjadi:
P1V1 = P2V2
Gambar 2.1. Grafik hubungan P terhadap V
2. Hukum Charles-Gay Lussac
Dipublikasi pertamakali oleh Joseph Gay Lussac (1802), dimana dalam
publikasinya tersebut Boyle mengutip karya dari Jacques Charles (1787)
V1 V2
P1
P2
P
V
T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang tidak dipublikasikan. Charles menyelidiki hubungan antara volume (V)
dan suhu (T) ketika gas berada dalam tekanan (P) tetap. Jika tekanan suatu
gas pada ruang tertutup dijaga tetap, maka volume gas tersebut sebanding
dengan suhu mutlaknya. Hal ini dikenal sebagai hukum Charles-Gay Lussac
ataupun hukum Charles.
Secara umum, hukum Charles-Gay Lussac berbentuk:
=
=
Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada tekanan tetap, persamaannya
menjadi:
=
Gambar 2.2. Grafik hubungan V terhadap T
3. Hukum Gay Lussac
Dikemukakan oleh seorang kimiawan Prancis yang bernama Joseph
Gay Lussac. Gay Lussac menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan suhu
(T) ketika gas berada dalam volume (V) tetap. Jika volume gas pada ruang
T1 T2 V
V
V
T
P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut sebanding dengan suhunya.
Hal ini dikenal sebagai hukum Gay Lussac.
Secara umum, hukum Gay Lussac berbentuk:
=
=
Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada volume tetap, persamaannya
menjadi:
=
Gambar 2.3. Grafik hubungan P terhadap T
4. Hukum Boyle-Gay Lussac
Secara umum, hukum Gay Lussac berbentuk:
=
Untuk gas pada dua keadaan seimbang, persamaannya menjadi:
=
T1 T2 P1
P2
P
T
V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian model kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah model riset/penelitian yang menggunakan data berupa skor
atau angka, dan menggunakan statistik untuk analisis (Suparno, 2014:119).
Pada penelitian model kuantitatif ini, desain yang digunakan adalah penelitian
eksperimental. Penelitian eksperimental ini merupakan salah satu desain riset
kuantitatif yang sungguh baik.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada 26 Februari 28 Maret 2016.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2
Klaten. Kedua SMA tersebut menggunakan kurikulum yang berbeda, SMA
Negeri 1 Prambanan menggunakan KTSP dan SMA Negeri 2 Klaten
menggunakan Kurikulum 2013.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1
Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini meliputi 2 kelas dari seluruh kelas XI dari
masing-masing sekolah, sehingga dalam penelitian ini digunakan 4 kelas.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Design Randomized Pretest-
Posttest Control Group. Jalannya penelitian dengan desain ini dapat
disimbolkan sebagai berikut (Suparno, 2014:122):
Treatment Group R O X1 O
Control Group R O X2 O
E. Treatment
Pada penelitian ini perlakuan (treatment) yang diberikan kepada siswa
dalam kelas eksperimen yakni pembelajaran dengan menggunakan media
simulasi PhET dengan metode pembelajaran problem solving untuk topik
pembelajaran hukum-hukum gas ideal.
Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas eksperimen sebagai treatment
dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut:
1. Siswa diberikan penjelasan mengenai materi hukum-hukum pada gas
ideal, yakni hukum Boyle, hukum Charles, hukum Gay Lussac dan
hukum Boyle-Gay Lussac. Hal ini dilakukan terlebih dahulu guna
membantu siswa yang susah belajar secara mandiri agar selanjutnya ia
menjadi tertarik untuk lebih memperdalam dan memperluas
pemahamannya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Siswa dipisahkan berdasarkan kelompok yang sudah ditentukan
sebelumnya. Terdapat sebelas kelompok yang masing-masing terdiri
dari tiga orang siswa.
3. Setiap kelompok diberikan LKS sebagai panduan dalam menjalankan
simulasi PhET yang digunakan.
4. Siswa melakukan kegiatan dengan menggunakan simulasi PhET: Gas
Properties untuk mendapatkan penyelesaian dari rumusan masalah
yang diberikan. Dalam kegiatan tersebut siswa diharapkan untuk:
a. merumuskan hipotesis berkaitan dengan masalah yang telah
diberikan
b. melakukan pengambilan data ataupun keterangan yang digunakan
sebagai landasan untuk meyelesaikan masalah
c. melakukan analisis terhadap data yang telah didapatkan sebelumnya
d. membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah didapatkan dan
analisis yang telah dilakukan.
5. Beberapa kelompok menjelaskan hasil yang didapatkan ke depan kelas.
6. Guru memberikan feedback terhadap hasil siswa dan memberikan
klarifikasi.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran ini terdiri dari dua buah instrumen, yakni
Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a. Rencana Pelaksanakan Pembelajaran
Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP) merupakan pegangan
bagi peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 menyatakan Perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajaran, dan penilaian hasil belajar.
Menurut Gora dan Sunarto (2010), komponen dari RPP adalah: (1)
identitas mata pelajaran, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi dasar,
(4) indikator pencapaian kompetensi, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi
ajar (materi pokok), (7) materi/kompetensi prasyarat, (8) alokasi waktu,
(9) metode pembelajaran, (10) kegiatan pembelajaran, (11) penilaian, dan
(12) sumber belajar.
RPP untuk pembelajaran di kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran
(4) dan RPP untuk pembelajaran di kelas eksperimen dapat dilihat pada
lampiran (5).
b. Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan perangkat pembelajaran yang
akan digunakan dalam pembelajaran sebagai petunjuk bagi para siswa
dalam melaksanakan kegiatan. LKS yang disiapkan berupa LKS untuk
kegiatan saat coaching, serta LKS untuk kegiatan pembelajaran saat
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
LKS untuk kegiatan saat coaching dapat dilihat secara lengkap pada
lampiran (6) dan LKS untuk kegiatan saat pembelajaran dapat dilihat
secara lengkap pada lampiran (7).
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
yakni berupa angket untuk mengetahui sikap ilmiah siswa.
Angket sikap ilmiah ini berisi beberapa pernyataan yang dikembangkan
oleh peneliti dan berdasarkan dari indikator yang dibuat oleh Harlen (dalam
Anwar, 2009: 108). Angket ini akan diberikan kepada siswa pada awal dan
akhir pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Angket yang
diberikan di awal pembelajaran bertujuan untuk mengetahui bagaimana
sikap ilmiah awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran, sedangkan angket
yang diberikan di akhir pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
bagaimana sikap ilmiah akhir siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Dalam pembuatan angket sikap ilmiah ini dibutuhkan kisi-kisi untuk
mempermudah dan meyakinkan kelengkapan dari pernyataan pada angket
sikap ilmiah. Aspek-aspek dari sikap ilmiah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sikap ingin tahu, respek terhadap data, berpikir kritis,
berpikiran terbuka, kerjasama, teliti dan skeptis.
Pada angket ini terdapat 10 item pernyataan, dimana untuk setiap
itemnya terdapat pilihan sangat sering, sering, jarang, dan tidak pernah
terhadap aspek sikap ilmiah yang dikembangkan pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Berikut merupakan kisi-kisi dari angket sikap ilmiah yang digunakan:
Tabel 3.1. Kisi-kisi angket sikap ilmiah No Aspek Indikator No Soal
1 Ingin tahu a. Perhatian pada obyek yang diamati 1
b. Antusias mencari jawaban 2
2 Respek
terhadap data
a. Mengambil keputusan sesuai fakta 7 b. Obyektif/jujur 8
3 Berpikir
kritis a. Mengajarkan strategi berpikir 3
4 Berpikiran
terbuka a. Menghargai pendapat/temuan
orang lain 4
5 Kerjasama a. Mampu bekerja bersama teman 9 b. Berdiskusi dengan teman 10
6 Teliti a. Cermat dalam memperhatikan
setiap kegiatan 6
7 Skeptis a. Meragu-ragukan suatu
pernyataan/teori 5
Berikut merupakan contoh angket sikap ilmiah yang akan diberikan
kepada siswa:
Tabel 3.2. Angket sikap ilmiah di awal pembelajaran No Pernyataan SS S J TP 1 Saya bertanya kepada guru ataupun teman
saat pembelajaran fisika.
2 Pembelajaran fisika dapat memfasilitasi saya dalam menemukan penyelesaian dari suatu permasalahan fisika.
3 Pembelajaran fisika mengajarkan saya strategi berpikir dalam menyelesaikan suatu permasalahan fisika.
4 Pembelajaran fisika dapat melatih saya untuk lebih menghargai temuan/pendapat teman.
5 Pembelajaran fisika dapat memfasilitasi saya untuk mencari kebenaran dari suatu pernyataan/teori.
Angket sikap ilmiah di awal pembelajaran secara lengkap dapat dilihat
pada lampiran (9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel 3.3. Angket sikap ilmiah di akhir pembelajaran
No Pernyataan SS S J TP
1 Selama dua pertemuan ini saya bertanya kepada guru ataupun teman.
2 Pembelajaran fisika selama dua pertemuan ini dapat memfasilitasi saya dalam menemukan penyelesaian dari suatu permasalahan fisika.
3 Pembelajaran fisika selama dua pertemuan ini mengajarkan saya strategi berpikir dalam menyelesaikan suatu permasalahan fisika.
4 Pembelajaran fisika selama dua pertemuan ini dapat melatih saya untuk lebih menghargai temuan/pendapat teman.
5 Pembelajaran fisika selama dua pertemuan ini dapat memfasilitasi saya untuk mencari kebenaran dari suatu pernyataan/teori.
Angket sikap ilmiah di akhir pembelajaran secara lengkap dapat dilihat
pada lampiran (10).
G. Validitas
Angket sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini diuji kevalid-
annya dengan menggunakan uji validitas isi. Uji ini dilakukan dengan meminta
penilaian dari ahli dalam bidang pendidikan fisika terhadap instrumen yang
telah dibuat, serta dengan menggunakan kisi-kisi untuk menunjukkan
kelengkapan instrumen.
Penilaian ahli terhadap instrumen sikap ilmiah yang dirancang dapat
dilihat pada lampiran (8).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
H. Metode Analisis Data
1. Mengetahui keadaan sikap ilmiah awal dan akhir siswa kelas eksperimen
Untuk mengetahui keadaan sikap ilmiah awal dan akhir siswa dilakukan
dengan mengelompokkan siswa berdasarkan klasifikasi sikap ilmiahnya.
Pengelompokkan siswa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Mentukan skor untuk setiap pernyataan yang terdapat di dalam
angket
Adapun penskoran dilakukan sebagai berikut:
1) TP (Tidak Pernah) diberi skor 1
2) J (Jarang) diberi skor 2
3) S (Sering) diberi skor 3
4) SS (Sangat Sering) diberi skor 4
b. Menentukan skor untuk setiap siswa, dengan memberikan skor pada
setiap jawaban yang dipilih siswa untuk seluruh pernyataan dalam
angket. Kemudian dihitung jumlah skor yang didapatkan oleh siswa
tersebut.
c. Mengklasifikasi hasil yang diperoleh siswa
Klasifikasi yang dilakukan yakni berdasarkan 4 kriteria: sangat
baik, baik, tidak baik dan sangat tidak baik. Keempat kriteria
tersebut dibedakan oleh interval skor yang diperoleh oleh siswa.
Kriteria tersebut dibuat dengan cara berikut:
1) Menentukan range data
Skor minimal: 1 x 10 = 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Skor maksimal: 4 x 10 = 40
Range: 40 10 = 30
2) Menentukan lebar interval
Range dibagi dalam 4 interval, maka lebar interval 30:4 =
7,5, dibulatkan menjadi 8.
3) Membuat tabel klasifikasi sikap ilmiah siswa
Berikut merupakan tabel klasifikasi sikap ilmiah yang
dimiliki oleh siswa baik saat awal dan akhir pembelajaran.
Tabel 3.4. Tabel klasifikasi sikap ilmiah Interval Klasifikasi 34 41 Sangat baik 26 33 Baik 18 25 Kurang baik 10 17 Tidak baik
d. Membuat kelompok siswa berdasarkan sikap ilmiahnya
Pengelompokan dilakukan dengan melihat berapa banyak siswa
yang memiliki sikap ilmiah sangat baik, baik, kurang baik maupun
tidak baik yang dibuat dalam bentuk persentase. Untuk mengetahui
persentase tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut:
100% = (%)
100% = (%)
100% = (%)
100% = (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Keterangan:
SB: Jumlah siswa yang memiliki sikap ilmiah sangat baik
B: Jumlah siswa yang memiliki sikap ilmiah baik
KB: Jumlah siswa yang memiliki sikap ilmiah kurang baik
TB: Jumlah siswa yang memiliki sikap ilmiah tidak baik
X: Jumlah seluruh siswa
Kemudian hasil pengelompokkan siswa dimasukkan ke dalam
tabel berikut:
Tabel 3.5. Tabel kelompok siswa No Klasifikasi Persentase (%) 1 Sangat baik 2 Baik 3 Kurang baik 4 Tidak baik
2. Mengetahui peningkatan sikap ilmiah siswa kelas eksperimen
Analisis terhadap sikap ilmiah awal dan akhir siswa dilakukan guna
mengetahui apakah terdapat peningkatan sikap ilmiah siswa dalam
pembelajaran hukum-hukum gas ideal menggunakan simulasi PhET dengan
metode problem solving pada kelas eksperimen.
Untuk mengetahui adanya peningkatan sikap ilmiah siswa pada kelas
kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji-t. Uji statistik yang
digunakan adalah T-test untuk dua grup yang dependen. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
Untuk menganalisis hasil yang didapatkan dari perhitungan SPSS
digunakan tabel Two Tailed (terlampir pada lampiran 23) untuk mengetahui
nilai t-kritikal dengan nilai signifikan 0,05 (Suparno, 2011: 201). Bila nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
|t| || maka signifikan secara statistik, artinya ada peningkatan
sikap ilmiah yang signifikan. Sebaliknya, bila nilai |t| || maka
tidak signifikan secara statistik, artinya tidak ada peningkatan sikap ilmiah
yang signifikan.
3. Mengetahui perbedaan sikap ilmiah awal siswa kelas kontrol dengan
eksperimen
Bila sikap ilmiah siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan
saat diberi treatment tersebut, maka perlu dilakukan pengujian kembali
untuk mengetahui apakah peningkatan sikap ilmiah tersebut benar-benar
akibat dari pemberian treatment atau tidak, maka hasil pengukuran tersebut
perlu dibandingkan dengan kelas kontrol.
Analisis terhadap sikap ilmiah awal siswa antara kelas kontrol dengan
eksperimen ini dilakukan guna mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan atau tidak antara sikap ilmiah awal siswa kedua kelas tersebut
sebelum dilakukaan analisis terhadap sikap ilmiah akhirnya.
Untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak antara hasil sikap
ilmiah awal siswa pada kelas kontrol dengan eksperimen dilakukan dengan
melakukan uji-t. Uji statistik yang digunakan adalah T-test untuk dua grup
yang independen. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program
SPSS.
Untuk menganalisis hasil yang didapatkan dari perhitungan SPSS
digunakan tabel Two Tailed untuk mengetahui nilai t-kritikal dengan nilai
signifikan 0,05 (Suparno, 2011: 201). Bila nilai |t| || maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
signifikan secara statistik, artinya terdapat perbedaan antara sikap ilmiah
siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen di awal pembelajaran.
Sebaliknya, bila nilai |t| || maka tidak signifikan secara statistik,
artinya tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah siswa kelas kontrol dengan
kelas eksperimen di awal pembelajaran.
Apabila berdasarkan hasil statistik didapatkan hasil bahwa sikap ilmiah
awal antara dua kelompok (kelas) tidak sama atau berbeda, maka untuk
analisis lebih lanjut mengenai sikap ilmiahnya dibuat sebuah variabel baru
yang disebut sebagai gain score. Gain score ini didapatkan dengan mencari
selisih antara skor sikap ilmiah awal dengan skor sikap ilmiah akhir yang
diperoleh oleh siswa. kemudian gain score ini dapat diuji dengan
menggunakan uji statistik T-test untuk dua grup yang independen.
4. Mengetahui perbedaan sikap ilmiah akhir siswa kelas kontrol dengan
eksperimen
Bila telah diketahui bahwa sikap ilmiah awal siswa pada kedua kelas
tersebut sama atau tidak berbeda maka sikap ilmiah akhir siswa kedua kelas
dapat langsung dibandingkan guna mengetahui apakah terdapat perbedaan
hasil antara kedua kelas tersebut.
Untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak antara hasil sikap
ilmiah akhir siswa pada kelas kontrol dengan ekperimen dilakukan dengan
melakukan uji-t. Uji statistik yang digunakan adalah T-test untuk dua grup
yang independen. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program
SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Untuk menganalisis hasil yang didapatkan dari perhitungan SPSS
digunakan tabel Two Tailed untuk mengetahui nilai t-kritikal dengan nilai
signifikan 0,05 (Suparno, 2011: 201). Bila nilai |t| || maka
signifikan secara statistik, artinya terdapat perbedaan antara sikap ilmiah
siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen di akhir pembelajaran.
Sebaliknya, bila nilai |t| || maka tidak signifikan secara statistik,
artinya tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah siswa kelas kontrol dengan
kelas eksperimen di akhir pembelajaran.
5. Mengetahui skor tiap aspek sikap ilmiah siswa
Untuk dapat mengetahui bagaimana skor tiap aspek sikap ilmiah siswa,
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menghitung skor rata-rata dari seluruh siswa untuk setiap item
pernyataan, kemudian dibuat dalam bentuk tabel seperti berikut:
Tabel 3.6. Tabel skor tiap item pernyataan No. Item
Pernyataan Awal Akhir
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
b. Menghitung rata-rata skor dari setiap aspek penyusun sikap ilmiah
Setiap aspek sikap ilmiah telah disusun ke dalam pernyataan-
pernyataan, dengan susunan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
- Sikap ingin tahu: item no. 1 dan 2
- Sikap respek terhadap data: item no. 7 dan 8
- Sikap berpikir kritis: item no. 3
- Sikap berpikir terbuka: item no. 4
- Sikap kerjasama: item no. 9 dan 10
- Sikap teliti: no. item 6
- Sikap skeptis: item no. 5
Kemudian hasil perhitungan tersebut dapat dibuat dalam tabel
seperti berikut:
Tabel 3.7 Tabel skor tiap aspek sikap ilmiah awal dan akhir siswa kelas eksperimen
Ingintahu Respek thd data
Berpikir kritis
Berpikir terbuka
Kerjasama Teliti Skeptis
Awal Akhir
Tabel 3.8. Tabel skor tiap aspek sikap ilmiah kelas kontrol dengan eksperimen
Ingin Tahu
Respek thd Data
Berpikir Kritis
Berpikir Terbuka
Kerjasama Teliti Skeptis
Kelas Kontrol Kelas
Eksperimen
6. Mengetahui perbedaan sikap ilmiah awal kelas eksperimen SMA Negeri 1
Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten
Untuk dapat mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran
menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving dalam
mengembangkan sikap ilmiah di kedua sekolah, apakah terdapat perbedaan
atau tidak maka perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Analisis terhadap sikap ilmiah awal siswa pada kelas eksperimen SMA
Negeri 1 Prambanan dengan kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten
dilakukan guna mengetahui bagaimana kemampuan awal siswa berkaitan
dengan sikap ilmiah, apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak
sehingga dapat ditentukan analisis yang berikutnya.
Untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak antara hasil sikap
ilmiah awal siswa pada kelas ekperimen kedua sekolah dilakukan dengan
melakukan uji-t. Uji statistik yang digunakan adalah T-test untuk dua grup
yang independen. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program
SPSS.
Untuk menganalisis hasil yang didapatkan dari perhitungan SPSS
digunakan tabel Two Tailed untuk mengetahui nilai t-kritikal dengan nilai
signifikan 0,05 (Suparno, 2011: 201). Bila nilai |t| || maka
signifikan secara statistik, artinya terdapat perbedaan antara sikap ilmiah
awal siswa kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan dengan SMA
Negeri 2 Klaten. Sebaliknya, bila nilai |t| || maka tidak signifikan
secara statistik, artinya tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah awal siswa
kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan dengan SMA Negeri 2 Klaten.
Apabila berdasarkan hasil statistik didapatkan hasil bahwa sikap ilmiah
awal antara dua kelompok (kelas) tidak sama atau berbeda, maka untuk
analisis lebih lanjut mengenai sikap ilmiahnya dibuat sebuah variabel baru
yang disebut sebagai gain score. Gain score ini didapatkan dengan mencari
selisih antara skor sikap ilmiah awal dengan skor sikap ilmiah akhir yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
diperoleh oleh siswa. kemudian gain score ini dapat diuji dengan
menggunakan uji statistik T-test untuk dua grup yang independen.
7. Mengetahui perbedaan sikap ilmiah akhir kelas eksperimen SMA Negeri 1
Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten
Bila telah diketahui bahwa sikap ilmiah awal siswa kelas eksperimen
kedua sekolah tersebut sama atau tidak berbeda maka sikap ilmiah akhir
siswa kelas eksperimen kedua sekolah dapat langsung dibandingkan guna
mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil antara kedua kelas tersebut.
Untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak antara hasil sikap
ilmiah akhir kelas ekperimen kedua sekolah dilakukan dengan melakukan
uji-t. Uji statistik yang digunakan adalah T-test untuk dua grup yang
independen. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
Untuk menganalisis hasil yang didapatkan dari perhitungan SPSS
digunakan tabel Two Tailed untuk mengetahui nilai t-kritikal dengan nilai
signifikan 0,05 (Suparno, 2011: 201). Bila nilai |t| || maka
signifikan secara statistik, artinya terdapat perbedaan antara sikap ilmiah
akhir siswa kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan dengan SMA
Negeri 2 Klaten. Sebaliknya, bila nilai |t| || maka tidak signifikan
secara statistik, artinya tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah akhir siswa
kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan dengan SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri
2 Klaten pada tanggal 26 Februari 28 Maret 2016. Subyek penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa pada kelas XI IPA dengan materi
yang diajarkan yakni mengenai hukum-hukum gas ideal. Pada tahun ajaran
2015/2016, kelas XI yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Prambanan sebanyak 4
kelas dan yang dimiliki oleh SMA Negeri 2 Klaten sebanyak 7 kelas.
Di SMA Negeri 1 Prambanan peneliti menggunakan 2 kelas untuk
penelitian, yakni kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 4
sebagai kelas eksperimen. Di SMA Negeri 2 Klaten peneliti juga menggunakan
2 kelas untuk penelitian, yakni kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen dan
kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol.
Pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Prambanan berlangsung selama 3 JP
dalam seminggu sesuai KTSP. Sedangkan, pelajaran fisika di SMA Negeri 2
Klaten berlangsung selama 4 JP dalam seminggu sesuai Kurikulum 2013.
Rangkain kegiatan yang dilakukan selama penelitian ini diantaranya yakni
melakukan persiapan untuk penelitian dan melaksanakan penelitian.
1. Persiapan penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa
persiapan terlebih dahulu yakni berkaitan dengan masalah perizinan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sekolah dan kelas yang akan digunakan, serta persiapan perangkat-
perangkat yang akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian.
Untuk mendapatkan izin melakukan penelitian di SMA Negeri 1
Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten, peneliti terlebih dahulu harus
mendapatkankan surat pengantar untuk melakukan penelitian dari BAPEDA
dengan menyerahkan proposal penelitian (terlampir pada lampiran 1). Surat
pengantar yang didapatkan kemudian diserahkan kepada SMA Negeri 2
Klaten pada tanggal 26 Februari 2016 dan kepada SMA Negeri 1
Prambanan pada tanggal 29 Februari 2016. Untuk kelas yang digunakan di
SMA Negeri 1 Prambanan dipilih sendiri oleh peneliti dengan
menyesuaikan dengan jadwal perkuliahan, kemudian dipilih secara acak
mana yang menjadi kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Sedangkan di
SMA Negeri 2 Klaten pemilihan kelas yang digunakan untuk penelitian
sebagai kelas kontrol maupun kelas eksperimen dilakukan oleh guru
pengampu pelajaran fisika.
Selain mengurus perizinan sekolah dan pemilihan kelas penelitian,
peneliti juga mempersiapkan instrumen untuk pembelajaran dan untuk
pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Instrumen
pembelajaran yang disiapkan yakni berupa RPP dan LKS, sedangkan untuk
instrumen pengambilan data yang disiapkan yakni berupa angket sikap
ilmiah di awal dan akhir pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Pelaksanaan Penelitian
a. SMA Negeri 1 Prambanan
Tabel 4.1. Jadwal dan kegiatan penelitian di kelas kontrol dan eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan
Kelas Hari, tanggal
Alokasi waktu
Kegiatan
Kontrol Senin, 7 Maret 2016
1 JP - Perkenalan dengan siswa - Menjelaskan maksud penelitian
Kamis, 10 Maret 2016
2 JP
- Pengambilan data sikap ilmiah awal - Melaksanakan pembelajaran dengan
metode ceramah - Pengambilan data sikap ilmiah akhir
Eksperimen Kamis, 3 Maret 2016
1 JP - Perkenalan dengan siswa - Menjelaskan maksud penelitian
Jumat, 4 Maret 2016
2 JP - Menginstal program Java dan
simulasi PhET pada laptop siswa - Membentuk kelompok siswa
Kamis, 10 Maret 2016
1 JP - Melakukan coaching
Jumat, 11 Maret 2016 2 JP
- Pengambilan data sikap ilmiah awal - Melaksanakan pembelajaran dengan
media simulasi PhET dan model problem solving
- Pengambilan data sikap ilmiah akhir
1) Kelas kontrol (XI IPA 1)
Pelaksanaan penelitian di kelas kontrol SMA Negeri 1 Prambanan
dilakukan selama dua pertemuan.
Pertemuan pertama:
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 Maret
2016, berlangsung sekitar 45 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk
memperkenalkan diri serta memberikan informasi kepada para siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kelas XI IPA 1 mengenai adanya penelitian yang akan dilaksanakan di
kelas tersebut.
Saat perkenalan berlangsung, tidak hanya peneliti yang
memperkenalkan diri. Peneliti juga meminta para siswa untuk
memperkenalkan diri mereka satu persatu secara bergantian. Setelah
kegiatan perkenalan selesai, peneliti kemudian melanjutkan dengan
menjelaskan maksud dan tujuan peneliti yang selama beberapa
pertemuan akan mengisi saat pelajaran fisika berlangsung dalam
rangka melaksanakan penelitian. Peneliti menjelaskan bahwa
penelitian yang dilakukan ini mengharuskan terjadinya proses
pembelajaran di kelas XI IPA 1 yang kemudian akan dijadikan
sebagai kelas kontrol.
Pertemuan kedua:
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Maret
2016, berlangsung selama 90 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk
pengambilan data sekaligus dilaksanakannya pembelajaran dengan
materi hukum-hukum gas ideal.
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti melakukan pengambilan
data mengenai sikap ilmiah awal siswa selama 30 menit, dengan
memberitahukan terlebih dahulu bahwa pengisian angket tersebut
didasarkan pada pengalaman siswa selama belajar fisika di kelas XI.
Kemudian peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan
terlebih dahulu memberikan lembar materi kepada siswa sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pegangan. Peneliti mengajarkan materi hukum-hukum gas ideal
dengan metode ceramah, sesekali peneliti memberikan pertanyaan
kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang hukum-
hukum gas ideal dan meminta siswa bersama-sama merumuskan
persamaan dalam hukum-hukum gas ideal tersebut. Peneliti juga
meminta siswa berpartisipasi untuk mengerjakan soal latihan ke depan
kelas sebelum akhirnya peneliti memberikan peneguhan atau feedback
kepada siswa berkaitan dengan materi yang telah mereka pelajari.
Akhirnya peneliti melakukan pengambilan data mengenai sikap
ilmiah akhir siswa selama 30 menit, dengan memberitahukan terlebih
dahulu bahwa pengisian angket tersebut didasarkan pada pengalaman
mereka selama mengikuti pembelajaran tersebut bersama dengan
peneliti.
2) Kelas eksperimen (XI IPA 4)
Pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen SMA Negeri 1
Prambanan dilakukan selama empat pertemuan.
Pertemuan pertama:
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Maret
2016, berlangsung sekitar 45 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk
memperkenalkan diri serta memberikan informasi kepada para siswa
kelas XI IPA 4 mengenai adanya penelitian yang akan dilaksanakan di
kelas tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Kegiatan pada pertemuan ini tidak jauh berbeda dengan kegiatan
saat pertemuan pertama di kelas XI IPA 1. Setelah berkenalan dengan
siswa, peneliti juga memberitahukan maksud dan tujuan peneliti yang
selama beberapa pertemuan akan mengisi saat pelajaran fisika
berlangsung dalam rangka melaksanakan penelitian. Peneliti
menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan ini mengharuskan
terjadinya proses pembelajaran di kelas XI IPA 4 yang kemudian akan
dijadikan sebagai kelas eksperimen yang akan menggunakan simulasi
PhET. Oleh sebab itu, pada pertemuan ini peneliti menanyakan
kepada seluruh siswa, siapakah yang memiliki laptop dan meminta
para siswa tersebut untuk membawa laptopnya saat pertemuan-
pertemuan berikutnya.
Pertemuan kedua:
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4 Maret
2016, selama 90 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk melakukan
instal program Java dan simulasi PhET di setiap laptop siswa, serta
membentuk kelompok siswa.
Pembentukkan kelompok dilakukan dengan membagi siswa
menjadi sebelas kelompok. Seluruh siswa kecuali yang membawa
laptop, diminta untuk berhitung dari satu hingga sebelas dengan siswa
laki-laki terlebih dahulu barulah siswa perempuan. Kemudian siswa
dengan nomor yang sama diminta untuk berkumpul dan membentuk
kelompok. Selanjutnya peneliti memberikan sedikit penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mengenai simulasi PhET tersebut hingga akhir pertemuan dan kembali
memastikan kepada siswa untuk membawa laptopnya pada pertemuan
berikutnya.
Pertemuan ketiga:
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Maret
2016, selama 45 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk melakukan
coaching. Coaching dilakukan guna memperkenalkan simulasi PhET
kepada siswa untuk digunakan secara langsung dalam sebuah proses
pembelajaran.
Coaching yang dilakukan diterapkan pada pembelajaran dengan
materi pergerakan partikel zat gas yang diawali dengan memberikan
penjelasan terlebih dahulu kepada siswa mengenai materi. Kemudian
siswa dipisahkan secara berkelompok dan setiap kelompok diberikan
LKS sebagai panduan menjalankan simulasi gas properties yang akan
digunakan. Sebelum siswa diberikan kesempatan untuk mencoba
menjalankan simulasi sendiri, peneliti menjelaskan mengenai LKS
yang digunakan berkaitan dengan pembuatan hipotesis, langkah kerja,
membuat analisis data dan kesimpulan. Selain itu, peneliti juga
menunjukkan bagaimana cara menjalankan simulasi dan fungsi dari
setiap tools yang tersedia. Barulah kemudian siswa berkegiatan
menggunakan simulasi PhET secara berkelompok dan melengkapi
LKS tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pertemuan keempat:
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 Maret
2016, selama 90 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk pengambilan
data sekaligus dilaksanakannya pembelajaran dengan materi hukum-
hukum gas ideal.
Seperti pada kelas kontrol, peneliti melakukan pengambilan data
terlebih dahulu mengenai sikap ilmiah awal siswa dengan cara yang
sama selama 30 menit. Kemudian peneliti memulai kegiatan
pembelajaran dengan terlebih dahulu memberikan lembar materi
kepada siswa sebagai pegangan. Peneliti mengajarkan materi hukum-
hukum gas ideal menggunakan simulasi PhET dengan metode
problem solving. Terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan
mengenai materi kepada siswa seperti pada kelas kontrol, dengan
melibatkan siswa saat merumuskan persamaan dalam hukum-hukum
gas ideal dan dalam menyelesaikan soal latihan ke depan kelas.
Setelah materi disampaikan, kemudian siswa dipisahkan berdasarkan
kelompoknya yang cukup memakan waktu, kemudian setiap
kelompok diberikan dua buah LKS. Peneliti menyampaikan
permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa dengan
menggunakan simulasi dalam kegiatan berkelompok tersebut, serta
kembali mengingatkan siswa mengenai LKS yang digunakan.
Setelah siswa berkegiatan dalam kelompok untuk mendapatkan
penyelesaian masalah dengan melengkapi LKS yang diberikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kemudian peneliti meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana hasil
yang didapatkan ke depan kelas dan terdapat satu kelompok yang
bersedia maju ke depan kelas, kemudian ditanggapi dengan pendapat
yang sama oleh siswa lainnya. Setelah itu barulah peneliti
memberikan peneguhan atau feedback kepada siswa, baik mengenai
kegiatan menggunakan simulasi PhET ataupun pembelajaran secara
keseluruhan, dan akhirnya meminta siswa untuk mengumpulkan salah
satu LKS dari masing-masing kelompok.
Akhirnya peneliti melakukan pengambilan data mengenai sikap
ilmiah akhir siswa dengan cara yang sama selama 30 menit.
b. SMA Negeri 2 Klaten
Tabel 4.2. Jadwal dan kegiatan penelitian di kelas kontrol dan eksperimen SMA Negeri 2 Klaten
Kelas Hari, tanggal
Alokasi waktu
Kegiatan
Kontrol Senin, 14 Maret 2016
2 JP - Perkenalan dengan siswa - Menjelaskan maksud penelitian
Senin, 28 Maret 2016
2 JP - Pengambilan data sikap ilmiah awal - Melaksanakan pembelajaran dengan
metode ceramah - Pengambilan data sikap ilmiah akhir
Eksperimen Senin, 14 Maret 2016
2 JP - Perkenalan dengan siswa - Menjelaskan maksud penelitian - Menginstal program Java dan
simulasi PhET pada laptop siswa - Membentuk kelompok siswa - Melakukan coaching
Senin, 28 Maret 2016
2 JP - Pengambilan data sikap ilmiah awal - Melaksanakan pembelajaran dengan
media simulasi PhET dan model problem solving
- Pengambilan data sikap ilmiah akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1) Kelas kontrol (XI IPA 6)
Pertemuan pertama:
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Maret
2016, selama 90 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk
memperkenalkan diri serta memberikan informasi kepada para siswa
kelas XI IPA 6 mengenai adanya penelitian yang akan dilaksanakan di
kelas tersebut.
Pada awalnya pertemuan ini tidak begitu lancar, disebabkan
karena seluruh siswa laki-laki tidak berada di kelas. Peneliti meminta
beberapa siswa perempuan untuk memanggil para siswa laki-laki
tersebut tetapi mereka tetap tidak segera datang, hingga akhirnya guru
pengampu pelajaran fisika datang dan kembali meminta kedatangan
mereka. Hal tersebut akhirnya membuat guru fisika tersebut kecewa
dan mengatakan bahwa nilai sikap mereka akan dikurangi.
Setelah masalah tersebut diselesaikan dan telah memakan cukup
banyak waktu, peneliti memulai kegiatan yang juga tidak jauh berbeda
seperti pada SMA Negeri 1 Prambanan. Awalnya peneliti dan siswa
saling memperkenalkan diri. Kemudian peneliti menjelaskan maksud
dan tujuan dari penelitian yang dilaksanakan di kelas XI IPA 6 yang
kemudian akan dijadikan sebagai kelas kontrol.
Untuk menunggu waktu jam pelajaran selesai, peneliti sedikit
memperkenalkan adanya simulasi PhET yang dapat mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
manfaatkan untuk belajar fisika baik di sekolah maupun secara
individual di rumah.
Pertemuan kedua:
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Maret
2016, selama 90 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk pengambilan
data sekaligus dilaksanakannya pembelajaran dengan materi hukum-
hukum gas ideal.
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti melakukan pengambilan
data mengenai sikap ilmiah awal siswa dengan cara yang sama selama
30 menit. Kemudian peneliti memulai kegiatan pembelajaran yang
sama seperti pada kelas kontrol SMA Negeri 1 Prambanan. Peneliti
memberikan lembar materi kepada siswa dan mengajarkan materi
hukum-hukum gas ideal dengan metode ceramah, dimana peneliti juga
melibatkan siswa dalam pembelajaran, hingga akhirnya peneliti
memberikan peneguhan atau feedback kepada siswa berkaitan dengan
materi yang telah mereka pelajari.
Akhirnya peneliti melakukan pengambilan data mengenai sikap
ilmiah akhir siswa dengan cara yang sama s